Professional Documents
Culture Documents
MANUSKRIP
MANUSKRIP
DISUSUN OLEH
GITA BELAVIA MUSTIKA
2013-32-208
ABSTRACT
The purpose of this study was to processes goroho bananas originating from North
Sulawesi with yellow sweet potatoes into snacks, which utilize local food products into
ready-to-eat foods that have low energy value. This research was conducted with a
completely randomized design (CRD) method with 3 formulations of making chips
simulation with a comparison between flour, goroho banana flour, yellow sweet potato
flour which are 40:30:30, 40:40:20, 40:20:40. Data that has been collected will be
statistically tested with the Anova Test if there are significant differences (p-values <0.05),
then followed by Duncan's test from the analysis of nutritional values and organoleptic
tests of the three simulated chip formulations. The results of the selected simulation chip
product was F1 formulation with 40 g flour composition: 30 g goroho banana flour: 30 g
yellow sweet potato flour. And the nutrient content of F1 value per 100 grams as follows
Energy 390.58 Cal; Carbohydrates 86.77%; 6.72% protein; 1.85% fat; Fiber 0.17%,
Water Content 1.83%; and Ash content 2.66%. When compared to commercial simulation
chips, the simulation chips made from banana goroho and yellow sweet potato have a
smaller energy value.
Keyword : Chips, nutrient content. organoleptic assessment, Goroho banana flour, sweet
potato flour, snacks.
ABSTRAK
Penelitian ini mengolah buah pisang goroho yang berasal dari Sulawesi Utara
dengan ubi jalar kuning menjadi makanan ringan, yang memanfaatkan produk pangan lokal
menjadi makanan yang siap santap memiliki nilai energi yang rendah. Penelitian ini
dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga faktorial
pembuatan keripik simulasi dengan perbandingan antara tepung terigu, tepung pisang
goroho, tepung ubi jalar kuning yaitu 40:30:30, 40:40:20, 40:20:40. Data yang sudah
terkumpul akan diuji secara statistik dengan Uji Anova jika terdapat perbedaan yang
signifikan (p-values < 0.05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan dari hasil analisis nilai
gizi dan uji organoleptik dari ketiga formulasi keripik simulasi. Produk keripik simulasi
terpilih adalah formulasi F1 dengan komposisi tepung terigu 40 g: tepung pisang goroho
30 g: tepung ubi jalar kuning 30 g. serta memiliki nilai gizi per 100 gram sebagai berikut
Energi 390,58 Kal; Karbohidrat 86,77%; Protein 6,72%; Lemak 1,85%; Serat 0,17%,
Kadar Air 1,83%; dan Kadar Abu 2,66%. Jika dibandingkan dengan keripik simulasi
komersial maka keripik simulasi berbahan pisang goroho dan ubi jalar kuning memiliki
nilai energi yang lebih kecil.
Kata Kunci : Keripik, kandungan gizi, uji organoleptik, tepung pisang goroho, tepung
ubi jalar, camilan.
Pendahuluan sehat. Camilan sehat adalah camilan yang
Pola konsumsi masyarakat mengandung komponen gizi makro yang
Indonesia saat ini lebih menyukai cukup dan juga mengandung senyawa lain
makanan siap saji yang dikenal dengan seperti bioaktif. Selain itu salah satu
junk food dan menyukai camilan dengan indikasi cemilan sehat adalah memiliki
kandungan lemak dan gula tinggi tanpa kandungan indeks glikemik (IG) rendah
memperhatikan kandungan gizi dari (Gebrina, 2016).
makanan tersebut (Trisnawati, 2017). Penelitian ini memilih untuk
Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi mengolah buah pisang goroho yang
pangan masyarakat telah berdampak pada banyak tumbuh di Sulawesi Utara dengan
peningkatan penyakit degeneratif seperti ubi jalar kuning menjadi makanan ringan
diabetes melitus (DM), jumlah penderita yang memanfaatkan produk pangan lokal
DM meningkat dengan cepat di seluruh menjadi makanan yang siap santap
dunia dan penyakit ini sudah menjadi memiliki nilai indeks glikemik yang
penyakit epidemi global (Evi & Yekti, rendah.
2012). Kelebihan dari keripik simulasi
Indonesia memiliki prevalensi adalah dapat dicetak sesuai selera
diabetes sebanyak 154.062 penderita sehingga bentuk dapat seragam dan
posisi ini berada di urutan keempat dari rendemen hasil yang tinggi. Selain dari
data internasional (IDF. International mutunya yang dapat dikontrol, kelebihan
Diabetes Federation, 2013). Jika dari keripik simulasi adalah dapat
dibandingkan dengan tahun 2013, ditambahkan bahan-bahan pembantu
prevalensi DM berdasarkan diagnosis untuk menunjanng cita rasa dan gizinya
dokter pada penduduk umur =15 tahun (Karebet, 1998 dalam (Munandar, 2015).
hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi
2% (Kementrian Kesehatan RI, 2019). Metode Penelitian
Resiko terjadinya penyakit DM Jenis penelitian yang dilakukan
sangat erat kaitannya dengan pola makan adalah penelitian eksperimental.
dan dapat meningkat pada orang yang Rancangan Acak Lengkap (RAL)
memiliki kebiasaan mengkonsumsi menggunakan 3 faktor, 3 taraf perlakuan.
makanan dengan indeks glikemik tinggi Taraf perlakuan ditentukan dari hasil trial
(Enhas, 2014). Konsep Indeks Glikemik error lalu didapatkan formulasi bahan
(IG) mengelompokkan karbohidrat dengan perbandingan tepung terigu,
berdasarkan efeknya terhadap gula darah tepung pisang goroho dan tepung ubi jalar
setelah pangan dikonsumsi. kuning F1 40g : 3g : 30g, F2 40g : 40g :
Pengaruh konsumsi pangan 20g, F3 40g : 20g : 40g. Bahan diberi
terhadap kadar glukosa darah selama bumbu gula dan garam secukupnya
periode tertentu disebut respons glikemik. setelah itu dimasak dengan oven 100°C
Pemahaman yang baik terhadap respons selama 60 menit. Analisis penelitian yang
glikemik sangat diperlukan, baik bagi akan dilakukan adalah uji organoleptik
orang sehat untuk menghindari DM, dan uji proximat. Penilaian organoleptik
maupun penderita DM. Hal tersebut yaitu uji hedonik dan uji mutu hedonik
diperlukan untuk memilih jenis, bentuk meliputi keseluruhan, warna, aroma, rasa
asupan, dan jumlah karbohidrat/bahan dan tekstur. Data yang diperoleh akan di
pangan yang dikonsumsi (Arif, analisis menggunakann one way anova
Budiyanto, & Hoerudin, 2013). dan dilanjutkan dengan uji duncan.
Seiring dengan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya Hasil dan Pembahasan
kesehatan dan harga obat-obatan yang Uji Organoleptik
kini relatif mahal, maka tindakan Pada penilaian uji hedonik dan
pencegahan terhadap penyakit menjadi mutu hedonik panelis memberikan
hal yang sangat penting. Salah satunya tanggapan pribadinya sangat tidak suka
dengan cara mengkonsumsi camilan hingga sangat suka akan keseluruhan,
warna, aroma, rasa dan tekstur keripik formulir uji organoleptik yang
simulasi yang telah dihidangkan. Penelis menggunakan skala VAS (Visual
diberi kesempatan untuk menilai setelah Analogue Scale) yang diberikan.
mencicipi produk dengan mengisi
Uji Hedonik
Aroma 46,93 ± 25,02 54,47 ± 24,54 48,43 ± 23,65 49,63 ± 21,23 0,636
Rasa 55,87 ± 18,88ͣ 65,50 ± 17,57ᵇ 52,63 ± 21,09ͣ 58,70 ± 21,68ͣ 0,083
Tekstur 55,77 ± 22,87ᵇ 55,67 ± 23,77ᵇ 40,57 ± 24,44ͣ 50,23 ± 23,59ᵇ 0,047*
Keterangan :
Data disajikan dalam rata-rata standar deviasi
Nilai yang diikuti dengan huruf superscript yang sama adalah tidak berbeda signifikan secara statistik
Nilai yang diikuti dengan huruf superscript yang beda adalah berbeda signifikan secara statistik
Nilai yang tidak diikuti huruf superscript menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan
F0 : Tepung Terigu 100 gr
F1 : Tepung Terigu 40 gr : Tepung Pisang 30 gr : Tepung Ubi 30 gr
F2 : Tepung Terigu 40 gr : Tepung Pisang 40 gr : Tepung Ubi 20 gr
F3 : Tepung Terigu 40 gr : Tepung Pisang 20 gr : Tepung Ubi 40 gr
Uji Proximat
Formulasi
Parameter Sig
F0 F1 F2 F3
Karbohidrat 89,45 ± 0,08ᶜ 86,77 ± 0,42ͣ 87,80 ± 0,19ᵇ 89,63 ± 0,39ᶜ 0,001*
Lemak 0,92 ± 0,02ͣ 1,85 ± 0,00ᵈ 1,73 ± 0,02ᶜ 1,34 ± 0,04ᵇ 0,000*
Protein 1,47 ± 0,00ͣ 6,73 ± 0,00ᵈ 5,69 ± 0,00ᶜ 4,02 ± 0,00ᵇ 0,000*
Serat 0,03 ± 0,01ͣ 0,17 ± 0,02ᶜ 0,10 ± 0,00ᵇ 0,11 ± 0,02ᵇ 0,006*
Air 1,46 ± 0,01ᵇ 1,83 ± 0,04ᶜ 1,91 ± 0,00ᶜ 1,25 ± 0,56ᵇ 0,000*
Abu 6,67 ± 0,02ᶜ 2,66 ± 0,04ͣ 2,77 ± 0,21ͣ 3,64 ± 0,49ᵇ 0,000*
Kalori 371,89 ± 0,12ͣ 390,58 ± 0,07ᶜ 389,68 ± 1,87ᵇ 384,65 ± 1,87ᵇ 0,000*
Keterangan :
Data disajikan dalam rata-rata standar deviasi
Nilai yang diikuti dengan huruf superscript yang sama adalah tidak berbeda signifikan secara statistik
Nilai yang diikuti dengan huruf superscript yang beda adalah berbeda signifikan secara statistik
Nilai yang tidak diikuti huruf superscript menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan
F0 : Tepung Terigu 100 gr
F1 : Tepung Terigu 40 gr : Tepung Pisang 30 gr : Tepung Ubi 30 gr
F2 : Tepung Terigu 40 gr : Tepung Pisang 40 gr : Tepung Ubi 20 gr
F3 : Tepung Terigu 40 gr : Tepung Pisang 20 gr : Tepung Ubi 40 gr