You are on page 1of 7

Majalah Kedokteran FK UKI 2012 Vol XXVIII No.

3
-XOL6HSWHPEHU
7LQMDXDQ3XVWDND

'LDJQRVLV6HURORJLV,QIHNVL+XPDQ,PPXQRGH¿FLHQF\9LUXV

Edyana Durman

Departemen Patologi Klinik


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

$EVWUDN
Jumlah penderita AIDS setiap tahun terus bertambah. Penyebabnya adalah KXPDQLPPXQRGH¿FLHQF\YLUXV (HIV),
termasuk golongan retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan mampu merangsang pembentukan
antibodi. Protein yang diproduksi oleh virus tersebut berupa glikoprotein (gp) 120/126, (gp) 41 & p 24, (gp) 34,
(gp) 140 dan p 26. Diagnosis infeksi HIV dapat dilakukan dengan mendeteksi antibodi atau antigen. Pemeriksaan
VHURORJL\DQJGLSDNDLXQWXNPHQHJDNNDQGLDJQRVLV+,9GLKDUDSNDQPHPSXQ\DLVHQVLWL¿WDVGDQVSHVL¿VLWDV\DQJ
WLQJJL3HPHULNVDDQ\DQJPHPSXQ\DLVHQVLWL¿WDVWLQJJLDNDQPHPEHULNDQKDVLOSRVLWLISDGDRUDQJ\DQJWHULQIHNVL
+,9GDQPHPEHULNDQKDVLOQHJDWLISDOVX\DQJNHFLO3HPHULNVDDQ\DQJPHPSXQ\DLVSHVL¿VLWDV\DQJWLQJJLDNDQ
memberikan hasil yang negatif pada orang yang tidak terinfeksi HIV dan memberikan hasil positif palsu yang
rendah. Metode pemeriksaan antibodi HIV terdiri atas pemeriksaan memakai metode ELISA/EIA yang harus
dipastikan dengan metode western blot atau deteksi asam nukleat.

.DWDNXQFLHIV antibodi, ELISA, UDSLGWHVW

6HURORJLFDO'LDJQRVLVIRU+XPDQ,PPXQRGHILFLHQF\9LUXV

$EVWUDFW
The number of people living with HIV and AIDS increasing every year. The causative agent is human
LPPXQQRGH¿FLHQF\YLUXVHV +,9 FODVVL¿HGDVUHWURYLUXVJURXSZKLFKDWWDFNVWKHLPPXQHV\VWHPDQGVWLPXODWHV
the formation of antibody. A group of proteins produced by HIV are glycoprotein (gp) 120/126, (gp) 41 & p 24,
(gp) 34, (gp) 140, and p 26. Diagnosis of HIV infection can be done by detecting and measuring the antibody or
DQWLJHQ 6HURORJLFDO GLDJQRVWLF VKRXOG KDYH KLJK VHQVLWLYLW\ DQG KLJK VSHFL¿FLW\ +LJK VHQVLWLYLW\ WHVW ZLOO JLYH
SRVLWLYHUHVXOWVLQ+,9LQIHFWHGSHRSOHZLWKDYHU\ORZIDOVHQHJDWLYHUHVXOWV:KHUHDVKLJKVSHFL¿FLW\H[DPLQDWLRQ
would give negative results in people who are not infected with HIV and a very low false positive results. ELISA/
EIA, immunobloting methods (western blot) and rapid methodare the common available methods being used.

.H\ZRUGHIV antibody, ELISA, Rapid test

126
3HQGDKXOXDQ Pemeriksaan serologi untuk diagnosis
+,9GLKDUDSNDQPHPSXQ\DLVHQVL¿VLWDVGDQ
Di seluruh dunia, sejak tahun 1981 VSHVL¿VLWDV WLQJJL5 Pemeriksaan serologi
pasien terinfeksi HIV yang meninggal yang digunakan untuk diagnosis HIV adalah
karena mencapai stadium AIDS berjumlah deteksi antibodi. Pemeriksaan tersebut
sekitar 25 000 000 orang. Di Indonesia, pada terdiri atas pemeriksaan penyaring dengan
triwulan I tahun 2012 tercatat 5 991 kasus metode ELISA dan UDSLG, sedangkan
baru terinfeksi HIVdan 551 orang penderita metode ZHVWHUQEORW (WB) digunakan untuk
AIDS.1 Infeksi HIV ditularkan melalui memastikan hasil pemeriksaan penyaring.
kontak seksual, transfusi darah, secara Untuk diagnosis infeksi HIV, :RUG
transplasental dari ibu ke anak, penggunaan +HDOWK 2UJDQL]DWLRQ (WHO) menetapkan
narkotika intra vena dan QHHGOHVWLFNLQMXU\ tiga strategi.6
+XPDQ LPPXQRGH¿FLHQF\ YLUXV termasuk
golongan retrovirus yang dapat menyerang 6WUDWHJL ,, bahan klinik yang diperiksa
sistem kekebalan, dan mampu merangsang menggunakan satu jenis pemeriksaan yang
pembentukan antibodi sehingga dalam KDUXV PHPLOLNL VHQVLWL¿WDV \DQJ WLQJJL
tubuh penderita HIV selain ada antigen Bahan klinik yang reaktif dinyatakan positif
yang merupakan bagian virus juga terbentuk sedangkan yang tidak reaktif dinyatakan
antibodi terhadap virus HIV.2 negatif. Hasil pemeriksaan strategi I tidak
Sebagai reaksi terhadap infeksi, tubuh boleh dipakai untuk menegakkan diagnosis
membentuk antibodi yang dapat ditemukan HIV akibat transfusi atau transplantasi.
dalam cairan tubuh seperti darah. Hal
tersebut dapat dipergunakan untuk diagnosis 6WUDWHJL ,,, semua bahan klinik diperiksa
penyakit infeksi. Diagnosis infeksi HIV menggunakan dua jenis pemeriksaan.
dapat dilakukan dengan deteksi antibodi. Pemeriksaaan pertama harus lebih sensitif
Antibodi yang paling banyak ditemukan dibandingkan pemeriksaan kedua, memakai
adalah antibodi anti HIV-1. Antibodi akan antigen atau prinsip reaksi berbeda dari
WHUEHQWXN±EXODQVHVXGDKLQIHNVL+,9 pemeriksaan pertama. Bila pada pemeriksaan
Sebelum periode itu antibodi belum dapat pertama hasilnya tidak reaktif dinyatakan
dideteksi, namun pasien dapat menularkan hasilnya negatif, tetapi jika pemeriksaan
virus ke orang lain. Periode tanpa antibodi pertama reaktif dan pemeriksaan kedua
tersebut dinamakan periode jendela. Dengan juga reaktif maka dinyatakan hasil
menggunakan uji HQ]\PH LPPXQH DVVD\ pemeriksaan positif HIV. Sebaliknya bila
(EIA) generasi ketiga periode jendela dapat pemeriksaan pertama reaktif sedangkan
dipersingkat menjadi tiga minggu. pemeriksaan kedua tidak reaktif, harus
Hasil pemeriksaan serologi pada HIV diperiksa ulang. Bila hasilnya tetap sama
VDQJDW GLSHQJDUXKL ROHK VHQVLWL¿WDV GDQ dinyatakan LQGHWHUPLQDWH Tetapi bila pada
VSHVL¿VLWDVSHUDQJNDW\DQJGLJXQDNDQ&DUD pemeriksaan ulang, didapatkan pemeriksan
SHPHULNVDDQ \DQJ PHPSXQ\DL VHQVL¿VLWDV pertama tidak reaktif dan pemeriksaan kedua
yang tinggi akan memberikan hasil positif juga tidak reaktif maka hasilnya dinyatakan
pada orang terinfeksi HIV namun dapat HIV negatif.
memberikan hasil positif palsu, sedangkan
SHPHULNVDDQ \DQJ PHPSXQ\DL VSHVL¿VLWDV 6WUDWHJL ,,,, semua bahan klinik diperiksa
tinggi akan memberikan hasil negatif pada menggunakan tiga jenis metode pemeriksaan.
orang yang tidak terinfeksi HIV dan hanya Pemeriksaan pertama harus lebih sensitif,
sedikit memberikan hasil positif palsu.3,4 dan pemeriksaan kedua harus menggunakan

127
antigen atau prinsip pemeriksaan yang (pencucian yang salah, suhu yang tidak
berbeda dari yang pertama. Pemeriksaaan tepat atau sampel terkontaminasi), sampel
yang ketiga harus menggunakan antigen mengalami hemolisis atau lipemik atau
atau prinsip pemeriksaan yang berbeda terjadi reaksi silang dengan retrovirus
dari pertama dan kedua. Jika pemeriksaan lain. Setiap hasil pemeriksaan EIA harus
pertama tidak reaktif hasil dinyatakan GLNRQ¿UPDVLNDQ GHQJDQ SHPHULNVDDQ :%
negatif. Tetapi bila pemeriksaan pertama, NDUHQDOHELKVSHVL¿N
kedua dan ketiga reaktif hasil dinyatakan
positif. Sebaliknya jika pada pemeriksaan
pertama reaktif, pemeriksaan kedua reaktif
dan pemeriksaan ke tiga tidak reaktif, atau
pemeriksaan pertama reaktif, pemeriksaan
ke dua tidak reaktif dan pemeriksaan ketiga
reaktif maka dinyatakan LQGHWHUPLQDWH.

3HPHULNVDDQ  GHQJDQ 6LVWHP (Q]\PH
,PPXQR$VVD\

Pemeriksaan HQ]\PHLPPXQRDVVD\ (EIA) *DPEDU. Lempeng mikro untuk uji EIA (diunduh
adalah jenis pemeriksaan penyaring yang dari virology-online.com/viruses/HIV.htm)

3HPHULNVDDQ:HVWHUQ%ORW
efektif dan banyak dipakai untuk mendeteksi
antibodi anti HIV karena mempunyai
VHQVLWL¿WDV \DQJ WLQJJL8 Sebagai bahan
pemeriksaan dipakai darah, cairan rongga Pemeriksaan WB merupakan metode
mulut, atau urin. Umumnya metode EIA NRQ¿UPDVL \DQJ SDOLQJ EDQ\DN GLSDNDL
mendeteksi antibodi terhadap protein p6 dan setelah dilakukan pemeriksaan penyaring
gp 41 yang merupakan bagian virus HIV.9,10 misalnya dengan EIA. Prinsip pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan nya adalah reaksi antara antibodi anti HIV
nilai FXWRII yang didapat saat pemeriksaan dengan antigen HIV.
ELISA dilakukan. Protein yang berasal dari virus HIV
Bila nilai sampel lebih kecil dari nilai didenaturasi dan selanjutnya dipisahkan
FXW RII dianggap non reaktif, tetapi bila dengan metode elektroforesis dengan
nilai sampel lebih besar dari nilai FXW RII menggunakan VRGLXP GRGHF\O VXOIDWH
pemeriksaan diulang kembali (induplikat) SRO\DFU\ODPLGH JHO (SDS-PAGE). Protein
dengan memakai sampel yang baru. Jika hasil dengan berat molekul besar akan bermigrasi
pemeriksaan ulangan tersebut lebih besar lambat, sedangkan protein dengan berat
dari nilai FXW RII berarti hasil pemeriksaan molekul ringan akan bermigrasi lebih cepat.
reaktif terhadap HIV. Bila nilai sampel Selanjutnya dari gel, protein ditransfer ke
mendekati nilai FXW RII pemeriksaan ulang membran nitroselulose dan direaksikan
dilakukan 2-4 minggu kemudian, karena dengan serum pasien. Selanjutnya dilakukan
diharapkan dalam periode tersebut antibodi dilakukan visualisasi hingga hasil WB
yang terbentuk sudah dapat dideteksi.11 terlihat sebagai pita.12,13,14
Hasil negatif palsu dapat terjadi karena Hasil dinyatakan positif bila terdapat
rendahnya titer antibodi atau akibat terapi pita sekurang-kurangnya dua dari antigen
immunosupresi. Hasil positif palsu dapat berikut ini yaitu, inti (Gag) protein (p24),
terjadi karena kesalahan teknik pemeriksaan (env) glikoprotein (gp41) atau gp 120/160,

128
sedangkan hasilnya negatif bila tidak US )RRG DQG 'UXJ $GPLQLVWUDWLRQ
ditemukan pita.15,16 Hasil pemeriksaan (FDA) menyetujui empat jenis pemeriksaan
meragukan bila ditemukan ada pita UDSLG WHVW yaitu 2UD4XLFNŠ $GYDQFH
tetapi tidak memenuhi kriteria untuk 5DSLG5HYHDOŒ*5DSLG+,9$QWLERG\
disebut positif. Menurut WHO bila hasil WHVW8QL*ROG 5HFRPELJHQ 0XOWLVSRW +,9
meragukan, dilakukan pemeriksaan ulang +,9
setelah dua minggu. Bila hasil tetap negatif
selama satu bulan berarti infeksi HIV dapat
disingkirkan.

*DPEDU. Interpretasi hasil pemeriksaan WB untuk deteksi antibodi HIV. 1). kontrol positif (kuat), 2). kontrol
positif (lemah), 3). Kontrol negatif, 4). LQGHWHUPLQDWHSUR¿OH, 5. LQGHWHUPLQDWHSUR¿OH(KLJKO\VXJJHVWLYH)
GLPRGL¿NDVLGDULYLURORJ\RQOLQHFRPYLUXVHV+,9KWP

Rapid Test 2UD4XLFN5DSLG+,9$QWLERG\7HVW

5DSLG WHVW untuk deteksi antibodi Spesimen klinik berupa darah vena, atau
anti HIV telah banyak digunakan selama ujung jari dan cairan rongga mulut. Darah
dekade terakhir.18 Dasar UDSLG WHVW adalah dimasukan ke dalam tabung pengencer
LPPXQRNURPDWRJUD¿XQWXNGHWHNVLDQWLERGL yang mengandung 1 ml larutan buffer
HIV-1 dan antibodi HIV-2 secara kualitatif. lalu dikocok hingga merata, kemudian
Pemeriksaan di atas mudah dilakukan, tidak dimasukkan alat penguji (strip/carik celup)
memerlukan peralatan khusus serta tidak ke dalam tabung pengencer tersebut. Cairan
memerlukan tenaga terlatih. Hasilnya dapat oral diperoleh dengan usapan pada gusi luar
dibaca dalam waktu kurang dari 30 menit. atas dan bawah, yang langsung dimasukan
Karena itu UDSLG WHVWsangat berguna untuk ke dalam tabung pengencer. Antibodi anti
membantu menetapkan status medis pada HIV pada sampel akan mengikat reagen
orang yang diduga terinfeksi HIV sehingga protein A koloid emas. Kompleks antibodi
dapat mengurangi penularan infeksi karena HIV-protein koloid emas akan bereaksi
hasil pemeriksaan diperoleh dalam waktu dengan antigen di membran nitroselulosa
yang singkat dan pasien dapat segera yang mengandung peptida sintetik gp 41
ditangani. (HIV-1) dan gp 36 (HIV-2) yang sesuai

129
7DEOH.LWXQWXNSHPHULNVDDQDQWLERGL+,9\DQJGLVHWXMXL86)RRGDQG'UXJ
$GPLQLVWUDWLRQ )'$
5DSLG+,9WHVW -HQLVVSHVLPHQ 6HQVLWLYLWDV 6SHVLILVLWV
OraQuick® Advance Rapid 2UDOÀXLG  ± 
:KROHEORRG ¿QJHUVWLFNRU  ±
 ± 
venipucture)
Plasma  ±  ±
Reveal™ G-2 Rapid HIV-  ±
Serum  ± 
1Antibody test
Plasma  ±   ±
Uni-Gold Recombigen® or
 ±
venipucture :KROHEORRG ¿QJHUVWLFN  ± 
HIV test
Multispot HIV-1/HIV-2
Serum  ±   ±
Rapid test Plasma  ±  ±
'LNXWLSGDULGreenwald HWDO

dengan JRDW DQWLKXPDQ IgG dan akan tidak seakurat bahan dari pemeriksaan darah.
membentuk warna merah. Garis merah yang Pada laporan kasus didapatkan bayi berusia
muncul di area kontrol menandakan hasil di bawah 18 bulan yang diperiksa dengan
yang reaktif. Hasil dibaca dalam waktu 20 rapid tes memberikan hasil negatif palsu.
sampai 40 menit. Bila pembacaan kurang Hal itu mungkin disebabkan tertekannya
dari 20 menit (terhitung mulai carik celup pembentukan antibodi bayi oleh antibodi
dimasukan ke dalam tabung pengencer) IgG ibu dan akibat imunosupressi.21
kemungkinan akan menghasilkan negatif
palsu. Sebaliknya bila pembacaan hasil 3RO\PHUDVH&KDLQ5HDFWLRQ
lebih dari 40 menit akan memberikan hasil
positif palsu. Bila tidak timbul warna merah Untuk diagnosis infeksi HIV selain
maka dapat disebut hasil non reaktif. deteksi antibodi juga dikembangkan deteksi
Antibodi HIV-1 dan antibodi HIV-2 antigen diantaranya dengan mengukur YLUDO
tidak dapat dibedakan dengan pemeriksaan ORDG memakai metode SRO\PHUDVH FKDLQ
ini.20,21 Hasil pemeriksaan yang positif lemah UHDFWLRQ (PCR) untuk mendeteksi asam
pada UDSLGWHVW harus dipastikan dengan tes nukleat virus HIV. Dilakukan biasanya pada
EIA atau Western Blot.9,20,22 Biasanya bahan bayi di bawah usia 18 bulan karena pada usia
pemeriksaan yang berasal dari cairan oral kurang 18 bulan antibodi belum terbentuk.

7DEHO3HUEHGDDQWHVVHURORJL+,9
Elisa WB Rapid
Deteksi Antibodi anti HIV IgG/ Antigen inti( Gag ) Antibodi HIV secara
IgM protein ( p 24),envelope kualitatif
glikoprotein ( gp 41)atau
gp 120/160
Kemudahan pekerjaan Mudah dilakukan Sulit Mudah
Biaya Relatif murah Mahal Relatif murah
Hasil < 24 jam > 24 jam < 30 menit
'LDGDSWDVLGDUL Kleinman HWDO15 Guan,16 Branson 18

130
Dengan pengukuran HIV RNA di dalam HWK\OHQHGLDPLQHWHWUDDFHWDWH(EDTA) dan
darah, dapat dinilai besarnya replikasi DFLGFLWUDWHGH[WURVH (ACD).
virus. Tiap virus HIV membawa dua kopi Pemeriksaan kuantitatif virus HIV juga
RNA. Jika hasil pemeriksaan didapatkan dapat dilakukan dengan metode hibridisasi
jumlah HIV RNA sebesar 20 000 kopi per E'1$ \DQJ GLGDVDUNDQ SDGD DPSOL¿NDVL
ml maka berarti di dalam tiap mililiter darah sinyal EUDQFKHG DNA. Pemeriksaan itu
terdapat 10 000 partikel RNA virus dalam VHQVLWL¿VLWDVQ\DWLQJJLGDQGDSDWPHQGHWHNVL
plasma yang dapat diukur secara kuantitatif hingga 50 kopi RNA/ml plasma.
melalui beberapa cara misalnya SRO\PHUDVH
FKDLQUHDFWLRQ(PCR), EUDQFKHGFKDLQ'1$ 3HQJXNXUDQ +,9 51$ GHQJDQ Nucleic
(b-DNA), dan QXFOHLFDFLGVHTXHQFHEDVHG $FLG 6HTXHQFHEDVHG $PSOL¿FDWLRQ
DPSOL¿FDWLRQ(NASBA). 1$6%$

3HQJXNXUDQ+,951$GHQJDQ3RO\PHUDVH Pada pemeriksaan NASBA, dilakukan


Chain Reaction 3&5 isolasi asam nukleat dengan cara lisis,
sehingga terjadi ikatan RNA virus dengan
Saat ini pemeriksaan yang memiliki mikropartikel VLOLFRQGLR[LGH(silica), diikuti
VHQVLWL¿WDV WLQJJL DGDODK DPSOL¿NDVL DVDP DPSOL¿NDVL LVRWHUPDO WDUJHW DPSOL¿FDWLRQ)
nukleat RNA HIV dalam plasma dengan memakai UHYHUVH WUDQVFULSWDVH, 51$DVH
cara PCR. Pemeriksaan tersebut didasarkan H, dan 7 51$ SRO\PHUDVH. Sensitivitas
SDGDDPSOL¿NDVLWDUJHWPHQJJXQDNDQHQ]LP pemeriksaan itu sekitar 40 RNA kopi/ml.
UHYHUVH WUDQVFULSWDVHSRO\PHUDVH FKDLQ Antikoagulan yang dipakai adalah EDTA,
UHDFWLRQ (RT-PCR) yang merubah RNA ACD, dan heparin. Hasil pemeriksaan YLUDO
menjadi DNA. Dengan metode ultrasensitif ORDG dikatakan bermakna bila didapatkan
tersebut dapat di deteksi RNA HIV antara hasil tiga kali lebih tinggi atau lebih rendah
 ±  NRSLPO $QWLNRDJXODQ \DQJ dari hasil pemeriksaan sebelumnya.24
dipakai untuk pemeriksan tersebut adalah

Cockerill FR III. Arch Pathol Lab Med. 2003;127:1112 (www)

*DPEDU Pengukuran HIV RNA dengan EUDQFKHGFKDLQGHR[\ULERQXFOHLFDFLG(b-DNA Dengan cara tersebut


EHEDQYLUXVGDSDWGLWHWDSNDQGDQGLDJQRVLVLQIHNVL+,9GDSDWGLWHJDNNDQ 6XPEHUGLPRGL¿NDVLGDUL&RFNHULOO23)

131
3HQXWXS 10. Elisa test for HIV. Diunduh dari http://www
buzzle.com.article/elisa-test-for hiv.html tanggal
30 Maret 2012
Pemeriksaan utama untuk menegakkan
11. Yeom JS, Lee JB, Ryu SH, Kang HJ, Kim S, Kim
diagnosis infeksi HIV adalah pemeriksaan YA, HW DO. Evaluation of a new third generation
serologi untuk deteksi antibodi. Pada ELISA for the detection of HIV infection. Ann
perkembangannya juga dapat dilakukan &OLQ/DE6FL
deteksi antigenPemeriksaan serologi terdiri 12. Western blotting: sample preparation to detection.
Diunduh dari: http://www.pubmedcentral.nih.gov/
atas pemeriksaan penyaring dan pemeriksaan
DUWLFOHUHQGHUIFJL"WRRO SPFHQWUH] DUWLG 
NRQ¿UPDVL\DQJPDVLQJPDVLQJPHPSXQ\DL pada 30 Maret 2012
VHQVLWL¿WDV GDQ VSHVL¿VLWDV \DQJ WLQJJL 13. Western Blot. Diunduh dari ttp://www.piercenet.
Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan FRPEURZVHFIP"IOG,' $%'$
metode ELISA dan UDSLG WHVW sedangkan 41CF-9D55- AA6C14F31193 pada tanggal 30
Maret 2012.
metode W% GLJXQDNDQ XQWXN NRQ¿UPDVL
14. Western blot test for HIV. Diunduh dari http://
Pemeriksaan antigen atau partikel virus westernblot.org/western-blot-test/ tanggal 30
dilakukan untuk menetapkan YLUDO ORDG Maret 2012.
dengan memakai metode PCR. 15. Kleinman S, Busch MP, Hall L, Thomson R, Glynn
S, Gallahan D, HW DO. False- Positive HIV-1 test
'DIWDU3XVWDND results in a low-risk screening setting of voluntary
EORRGGRQDWLRQ-$0$
*XDQ0)UHTXHQF\FDXVHVDQGQHZFKDOOHQJHV
1. Komisi Penanggulangan AIDS. Diunduh dari of indeterminate results in western blot
http://www.aidsindonesia.or.id pada tanggal 29 FRQ¿UPDWRU\WHVWLQJIRUDQWLERGLHVWR+,9&OLQ
Maret 2012 9DFF,PPXQ
2. Serological test for HIV. Diunduh dari http://www. $QGHUVRQ*-0&LSROOD&.HQQHG\57:HVWHUQ
wellness.com/reference/allergies/serological- blotting using capillary electrophoresis Ann
tests-for-hiv pada tanggal 29 Maret 2012 &KHP
3. HIV test. Diunduh dari KWWSZZZOXPUL[QHW 18. Branson BM. Point-of-care rapid test for HIV
medical/serology/hiv_test.html pada tanggal 29 antibodies. Diunduh dari http://www.cdc.gov/hiv
Maret 2012 pada tanggal 30 Maret 2012
4. Tes HIV-AIDS. Diunduh dari http://zubairidjoerban. 19. Greenwald J L, Burstein G R, Pincus J, Branson
ZRUGSUHVVFRPWHVWKLYDLds. tanggal B. A Rapid review of rapid HIV antibody tests.
29 Maret 2012 &XUU,QIHFW'LV5HSRUW±
5. ConstantineN.HIVAntibody assay .Diunduh dari 20. Pesce MA, Chow KF, Hod E, Spitalnik SL .
http://hivinsite.ucsf.edu/InSite?page=kb- 02-02- 5DSLG+,9DQWLERG\WHVWLQJ&OLQ3DWKRO
01 pada 30 Maret 2012 
6. Yoveline A,Wahyuningsih R, Kumalawati Y, 21. Zhang Y, Wang J, Wilson GJ, Tang YW, Zoulu H.
Sungkar S. Peran rapid oral HIV tes dalam Negative results of a rapid antibody test for HIV
GLDJQRVLVLQIHNVL+,90DM.HGRNW,QGRQ in 16 month-old infant with AIDS. Ann Clin Lab
58: 525±30 6FL
  6DWR 3$ 0DVNLOO :- 7DPDVKLUR + +H\PDQQ 22. Geenwald JL, Burstein GR. A rapid review of rapid
DL. Strategies for laboratory HIV testing: an HIV antiboby test. Diunduh dari: http://www.cdc.
([DPLQDWLRQ RI DOWHUQDWLYH DSSURDFKHV QRW gov/hiv/topics/testing/resources/journal_article/
UHTXLULQJ ZHVWHUQ EORW Bull World Health pdf/rapid_review.pdf pada tanggal 20 Maret 2012
Organ.(1)± 23. Cockerill FR III. Application of rapid-cycle real-
8. Fletcher M, Burbano MJ, Posner G, Lopez time polymerase chain reaction for diagnostic
V, Lai H,Baum MK. Diagnosis of human testing in the clinical microbiology laboratory.
,PPXQRGH¿FLHQF\ YLUXV  LQIHFWLRQ XVLQJ  DQ $UFK3DWKRO/DE0HG
24. Ciccaglione AR, Miceli M, Pisani G, Bruni R,
immunoglobin E-based assay. Clin Diag Lab Iudicone P, Costantino A, HWDO. Improving HIV-
,PPXQRO 2 detection by a combination of serelogical
9. Khurana S, Norris PJ, Haynes BT, Park S, DQG QXFOHLF DFLG DPSOL¿FDWLRQ WHVW DVVD\ - &OLQ
Sasono P, Milsana K, HWDO. HIV-selectest enzyme 0LFURELRO  
immunoassay and rapid test. J Clin Microbiol.


132

You might also like