You are on page 1of 6
Dew ¥. Dkk. Perbedaan Kekuatan Fleksural Fiber ISSN 2086-0218 PERBEDAAN KEKUATAN FLEKSURAL FIBER REINFORCED COMPOSITE DENGAN STRUKTUR LENO WEAVE DAN LONG LONGITUDINAL POLYETHYLENE PADA GIGI TIRUAN CEKAT ADHESIF Dewi Yanti*; Heriyanti Amalia K.**; Erwan Sugiatno M.S.** * Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Program Studi Prostodonsia ABSTRAK Fiber reinforced composite (FRC) adalah bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan gigi tian ceket ‘adhesi,bahan ini merupakan bahan dasar resin yang diperkuat oleh substruktr fiber yang bertujuan untuk menin= ‘katkan sifet mekaniknye. Fiber reinforced dari FRC terdir dari bermacar-macam struktur serat, perbedaan struk- {ur serat dapat mempengaruhi Kekuatan mekanis, Tujuan dar peneliian ini untuk mengetahui perbedaan kekuatan fleksuralantara fiber reinforced composite dengan sruktur leno weave polyethylene dan fiber reinforced composite dengan strukturfong longitudinal polyethylene. Penelian menggunakan 20 subjek penelian plat FRC dengan ukuran 2 x2x 25 cm yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok |, ber leno weave polyethylene. Kelompok I, fiber fang longitudinal polyethylene. Kedvanya dilapisi resin komposit flowable pada bagian dasor dan atas fiber dengan tinggi mosing-masing 0,5 mm kemudian sisinar 40 detik. Bagian atas resin komposit flowable kemucian diber resin komposit konvensional sammpai setinggi ‘mold dan disinar 40 detix. Kemudian subjek peneitan ciiakukan uji Kekuatan fleksural dengan universal testing ‘machine Dari hasil peneltian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara Kekuatan fleksural FRC dengan sruktur leno weave polyethylene dan FRC dengan struktur lng longitudinal polyethylene (P <0.05) dan kekatan leksural pada kelompok FRC dengan sruktur leno weave polyethylene lebih tinggi dari FRC dengan strukturfong fongitudinal polyethylene. Kesimpulan: kekuatan fleksural FRC dengan struktur leno weave polyethyi- ‘ene lebin tinggi dan berbeda secara bermakna. Kata kunci: gigitruan cekat adhesit, Mber reinforced composite, ano weave polyethylene, long longitudinal polyethylene, Kekuatan fleksural ABSTRACT Fiber reinforced composite (FRC) isa material that can be used for fxed pata bridge, this materialise resin ‘base materi! reinforced by ber substructure which aims to mprove ts mechanical properties. Fiber reinforced rom FRC consists ofa varely of fiber structure, differences in fiber structure can affect the mechanical strength. The ‘purpose of tis research was to evaluate the difference between the flexural strength of fiber reinforced composite ‘with eno weave polyethylene and fiber reinforced composi with fong longitudinal structure polyethylene. “The study used 20 subjects FRC plate witha size of 2 x 2 x 25 cm which is divided into 2 groups. Group I, Jeno weave polyethylene fiber. Group Il long longitudinal polyethylene fiber. Both ate coated with flowable com- posite resin onthe bottom and top layer fber wit a high 0.5 mm each and then cured 40 seconds. The top ofthe ‘owable composite resin is then given a corwentional composite resin to mold and then cured 40 seconds. Then the subjects was treated the test lexural strength witha universal testing machine. From the results showed that there are significant differences between the lexural strength of FRC with leno weave polyethylene and FRC wit ong longitudinal polyethylene (P <0.05) and flexural strength of FRC inthe group ‘with Ione weave polyethylene structure is higher than FRC with long longitudinal polyethylene structure, Conc sion: Flexural strength of FRC with leno weave polyethylene were higher and significantly diferent. Key words: Fixed partial bridge , Mer reinforced composite, leno weave polyethylene, long longitudinal polyethylene, flexural strength 230 7 Ked Gi, Vol. 2, No. 4, Oktober 2011: 230-296 PENDAHULUAN Pembuatan gigi tiruan cekat konvensio- nal dengan preparasi seluruh permukaan gigi secara luas telah digunakan untuk merestora- si gigi yang rusak. Salah satu kerugian yang signifikan dari gigi tirwan cekat konvensional berbahan ceramic adalah banyaknya gigi pe- nyangga yang dipreparasi *. Gigi tian cekat adhesif telah menunjukkan sebagai salah satu Perawatan dengan preparasi gigi yang minimal Untuk menggantikan satu gigi yang hilang, de- gan atau gigi Penyangga sebelahnya masih sehat’ Pada tiga dekade terakhir, ketertarikan ‘igi tian cekat adhesif dengan partial cover- age retainer seperti mahkota sebagian, inlay dan onlay meningkat oleh Karena protesa ini ‘merupakan pilihan yang lebih konservatit apa- bila membutuhkan pengurangan gigi yang min ‘mal, mempertahankan gigi yang sehat dan in- tregitas jaringan periodontal, Protesa. ini juga ‘dapat dipilin untuk pasien muda dengan ja- ringan pulpa yang besar, sebagai alasan kese- hatan pulpa dan periodontal serta struktur gigi ketika dilakukan pengurangan struktur gigi da- lam jumiah banyak memberikan masalah. Gigi tian cekat adhesif tipe inlay-retained secara umum dapat menggunakan porcelain fused to ‘metel, all porcelain, dan fiber reinforced com- posite (FRC) * Gigi tiuan cekat FRC menggunakan teknik etsa asam dengan ikatan resin yang d- sementasi pada email gigit. FRC merupakan salah satu jenis bahan yang menggunakan fiber Untuk memperkuat resin komposit. Resin kom- Posi tidak mempunyai sifat sik yang memadai Untuk digunakan sebagai jembatan gigi tiruan cekat tanpa beberapa penguat substruktur Resin yang mengandung anyaman fiber dapat digunakan untuk struktur dengan jarak antar enyangga yang pendek’ Etektvitas FRC tergantung dari bebe- rapa variabel, termasuk tesin yang digunakan, kandungan resin dalam fiber, perlekatan fbor dengan matriks, kuantitas fiber dalam matnks resin, panjang fiber, bentuk fiber, dan orientasi (arah) fiber. Produk fiber reinforced menurut penggu- naannya dapat dikiasifikasikan menjadi anya- man fiber yang mengandung resin dari pabrik ‘atau anyaman fiber yang perlu ciberi resin oleh Gokter gig’. Klasifikasi Fiber reinforced menurut ISSN 2086-0218 tipe terdini dari: fiber glass, fiber karbon, fiber kevar, fiver vectran, fiber polyethylene’. FRC ‘mempunyai berbagal struktur serat yaity uni- directional, braided dan woven (bidirectional). Fiber fong longitudinal polyethylene merupakan salah satu jenis fiber unidirectional yang ini ber- wama putih, tinggi kristalisasi, member! sifat ‘mekanik yang tinggi. Fiber /eno weave polyet- hylene merupakan salah satu fiber biderectional ‘yang mempunyai pola mata rantai silang yang istimewa, benang jahitan yang mengunei yang mana meningkatkan ketahanan, stabilsasi, dan kekuatan geser antar serat™®, Perbedaan struktur serat fiber lebih mempengaruhi kekuatan fleksural_dibanding- kan pada perbedaan tipe fiber". Uji kekuatan fieksural secara menyeluruh masih metapor- kan sifat mekanis dan hasil tesnya berguna da- lam pengembangan dan pernilinan bahan baru untuk penggunaan kKlinis dan perbandingan produk-produk’. Berdasarkan latar belakang, dapat diru- muskan sualu permasalahan apakah ada per- bedaan kekuatan fleksural pada FRC struktur Jono weave dengan fong longitudinal polyethy- Jene pada gigi tiruan cekat adhesit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta- hui perbedaan kekuatan fleksural antara FRC dengan struktur leno weave dan long longitudi- ‘nal polyethylene pada gigi truan cekat adhesif. Hasil penelitian diharapkan dapat mem- berikan informasi mengenai perbedaan ke- kuatan fleksural antara FRC dengan struktur Jeno weave polyetinylene dan long longitudinal polyethylene, sehingga dapat dipertimbangkan penggunaan FRC dalam gigi tiruan cekat adhe- sif dan untuk menambah pengetahuan tentang FRC sebagai bahian alternatif yang mempunyal kekuatan yang cukup pada pembvatan GTC, METODE PENELITIAN Subjek penelitian berupa batang FRC dengan diberi fiber reinforced yang berbentuk ‘empat persegi panjang dengan ukuran 2 X 2 X 25 mm. Subjek penelitian yang digunakan ber- jumiah 20 buah yang dibagi menjadi 2 kelom- ok. Kelompok | dengan pemberian fiber leno weave polyethylene sedangkan kelompok It dengan pemberian fiber fong longitudinal po- Iyethylene. Sebelum dibuat Subjek penelitian berupa batang FRC dilakukan perbuatan 23 Dew ¥. Dkk. Perbedaan Kekuatan Fleksural Fiber cetaken batang uli FRC (2 x 2 x 25) mm. Pertama, model cetakan dibuat dengan menggunakan malam merah berbentuk empat persegi panjang dengan panjang 25 mm, lebar 2 mm, dan tebal 2 mm kemudian model malam diletakkan memanjang pada gfass slide lalu dicetak dengan polysiioxane mold yang ‘menutupi semua sisi, Setelah polysiloxane ‘mold keras, model malam dikeluarkan. Setelah cetakan untuk membuat batang Uji FRC jadi, dilakukan pembuatan batang uj FRC dengan ditambahkan fiber reinforced bentuk leno weave dan long longitudinal polyethylene. Pertama pada dasar cetakan polysiloxane mold diberi selapis resin komposit flowable + 0,5 mm kemudian fiber yang telah dipotong sesualukurandibasahidengan bonding agent menggunakan microbrush dengan tiga kali ulasan tiap sisi. Fiber yang telah dibasahi kemudian dlletakkan diatas resin komposit tersebut. Setelah itu iberikan kemball resin komposit flowable diatas fiber sampai menutupi seluruh fiber dengan tinggi + 0,5 mm, kemudian disinar selama 40 det dengan jarak 20 mm Bagian atasnya kemudian diaplikas! dengan resin Komposit konvensional dan sampai setinggi mold kemudian ditutup dengan glass ‘slide dan dikat dengan rubber band alu di sinar selama 40 detik dengan jarak 20 mm. Setelah itu plat FRC diukur dengan jangka sorong kemudian dipoles dengan polishing disc. ‘Subjek penelitian ciberi perlakuan ui kekuatan flexural dengan three-point bending test dan dikerjakan dengan alat universal testing ‘machine. Uji ini dilakukan dengan meletakkan subjek penelitian pada papan penyangga dengan jarak tumpuan 2 tik sejaun 20 mm (), kemudian sampel dibebani tepat ditengahnya sampai fraktur. Setelah dilakukan perusakan, pada layar monitor akan menunjukkan suatu fangka (P) yang merupakan beban maksimal yang dapat diterima oleh FRC sebelum fraktur Selanjutnya data pengukuran yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus (6) yang digunakan untuk menghitung nilai_kekuatan flexural setiap sampel FRC sehingga diperoleh kekuatan fleksural dalam Mpa 232 ISSN 2086-0218 3PI 2bd? Keterangan 9. kekuatan flexural (Mpa/ Megapascal); | = jarak antar-tumpuan (mm): b = lebar contoh bahan (mm); d = keda- Jaman atau ketebalan contoh bahan (mm); P beban maksimal saat kurva defleksi berada di titk tertinggi(N). Hasil penelitian yang diperoleh dari pen- ‘guiian kekuatan fieksural kemudian dilakukan ‘analisis statisk. Analisis yang digunaken untuk ‘mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kekuatan fleksural FRC dengan struktur eno weave dan long longitudinal polyethylene pada gigi tiruan cekat adhesive adalah metode t- test HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan penefitian terhadap kekuatan flekural dari plat fiber reinforced com- posite dengan universal testing machine, dida- patkan hasil rerata kekuatan fleksural. Dari Tila rerata Kekuatan fleksural subjek penelitian menunjukkan rerata FRC dengan struktur leno weave polyethylene adalah 226.014 MPa, se- dangkan pada plat fiber reinforced composite dengan struktur fong Jongitudinal polyethylene adalah 178.613 Mpa. Hal ini menunjukkan ke- kuatan fleksural kelompok fiber reinforced com- posite dengan struktur leno weave polyethylene lebin tinggi dibandingkan dengan kelompok Fi- ber-Reinforced Composite dengan struktur long Tongitudinal polyethylene. Hasil rerata kekuatan fieksural dapat dihat pada tabel 1 Tabel 1. Rerata dan Standart deviasi kekua- tan fleksural (Mpa) plat FRC dengan struktur fong longitudinal polyethylene dan leno weave polyethylene ‘Saat Keb N fea i Oasis tb 2 1 mao 18907 Keterangan Kelompok 1= FRC_ dengan sistr tng ong! ‘Sopaumfore Kelompek 2 PRC dengan suru lao weave Po- Jelyone N= dorian ae penethan: Porta = Reratarenuaian Aersral MPs). 17 Kod Gi, Vol. 2, No. 4, Oktober 2011: 230-235 ‘Sebelum dilakukan uj t, dilakukan ujinor- malitas dengan menggunakan uji Saphiro-Wik untuk menguji distribusi data. Hasil ui normali- tas kekuatan fleksural pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah p 0,348 dan p 0,844 atau p>0,05, menunjukkan data terdistribusi normal, dapat dilinat pada tabel 2. ‘Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Kekuatan flek- sural plat FRC dengan struktur Jong ongitudinal polyethylene dan leno weave polyethylene Uy Saphire Wik Kelompok Poe ‘atnave, N=luohsubekpareuen p= Nonihans, Selanjutnya dilakukan independent ‘subjek penelitian test untuk mengetahulke- maknaan perbedaan kekuatan fleksural antara kedua kelompok dengan tingkat signifikansi p <0,05. Hasil statistic untuk kekuatan fleksural dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna pada kekuatan fieksural antara plat FRC dengan struktur leno weave polyethylene dengan FRC dengan struktur fong longitudinal polyethylene (p <0,05). Perbedaan yang ber- ‘makna dapat dilat juga dengan nial t hitung yang lebih besar dari ttabel, yaitu t hitung 5.937 > t tabel 2.1009. Tabel 3. Hasil Statistik Uji T Kekuatan flek- sural plat FRC dengan struktur Jong longitudinal polyethylene dan leno weave polyethylene “Tara nyata a= 0,05 Klompck DE P hing tae i 1 SI a oD z ; ee Keterangan :Kelampok 1= FRO dengan stung longa! Dovethyane: Kalompor 2 = FR gengan kt fe weave ISSN 2086-0218 PEMBAHASAN Hasil peneltian pada kekuatan fleksu- ral menunjukkan kekuatan fleksural kelompok FRC dengan struktur leno weave polyethylene lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok FRC dengan struktur /ong longitudinal polyet- hnylene. Hal ini dapat terjadi karena fiber eno weave polyethylene mempunyai pola mata rantai silang yang istimewa dan benang jahitan yang mengunci sehingga dapat meningkatkan ketahanan, stabilisasi, dan kekuatan geser an- tar serat untuk menghindar dari keretakan. De- sain jahitan yang mengunci tersebut juga efektif menghantarkan tekanan sepanjang anyaman fiber tanpa tekanan dihantar Kembali menuju resin. Hasil peneliian ini sesuai dengan penda~ pat yang dikemukakan bahwa penggunaan f- ber bidirectional dapat_memperkuat struktur FRC untuk menahan gaya yang tegak lurus dibandingkan kerangka fiber unidirectional"? Penguat fider dapat berbentuk unidirectional (ovings), bidirectional (woven) dan continuous rendom-oriented (mat)”. FRC dengan struktut _unidirection- al menunjukkan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan FRC yang menggunakan struktur bidirectional pada uji kekuatan fleksural tiga ti- tik. Hal ini dikarenakan serat fbr unidirectional ‘mengarah hanya pada satu arah maka disebut juga krechel factor 1 atau kekuatannya mak simal, sedangkan fiber bidirectional seratnya ‘mengarah pada dua arah, disebut krechel factor 0,8 atau kekuatan berkurang 50% karena tap masing-masing arah serat mempunyai kekua- tan 50%". Fiber unidirectional akan memberi- kan kekuatan secara efektif pada Komposit apa- bila diberitekanan sejajar atau paralel terhadap sumbu sefat, tetapi jka serat ber unidirection- ‘al diberi tekanan tegak lurus terhadap sumbu serat, Kekuatan yang dijabarkan oleh Krenchel tidak beriaku' Kekuatan fleksural fiber reinforced com- posite dengan struktur Jono weave polyethy!- ‘one lebih tinggi juga dapat terjadi oleh karena proses wetting fiber leno weave polyethylene dengan bonding lebin balk divandingkan den- gan fiber long longitudinal polyethylene. Pada Saat fiber leno weave polyethylene dibasahi ‘oleh bonding agent, fiber leno woave polyeth- 233 Dewi ¥, Dkk. Perbedaan Kekuatan Fleksural Fiber ‘ylene menjadi lebih keku dan terjadi perubahan wama sedangkan pada fiber long longitudinal polyethylene tidak tampak adanya perbedaan, Hal ini terjadi oleh Karena pada fiber leno weave polyethylene dilakukan proses glass plasma yang dapat membantw meningkatkan proses wetting. Proses wetting dengan bonding membantu member! ikatan antara fiber dengan resin Komposit'®. Proses perlekatan resin yang, baik akan menghesilkan distribusi tekanan dani rmatriks resin ke fiber, apabila distribusi tekanan, baik maka sifat mekanis meningkat™. Hal ini se~ suai dengan pendapat yang dikatakan bahwa perlekatan fiber dengan matriks resin mempe- ngaruhi sifat mekanik”, Pada saat membasahi penguat fiber dianjurkan menggunakan bonding generasi empat atau enam dikarenakan sistem bonding ini mengandung komponen seperti asam untuk mengetsa dentin dan solvent yang merusak ikatan antara resin dan fiber’® Hasil statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna pada kekuatan fleksural antara kelompok FRC dengan struktur Jeno weave polyethylene dan kelompok FRC dengan sttuk- tur long longitudinal polyethylene. Hal ini da- pat terjadi oleh Karena distribusi tekanan pada FRC dengan struktur feno weave polyethylene lebih merata dibandingkan dengan struktur ong longitudinal polyethylene, Apabila distribusi te- kanan lebih merata maka fraktur tidak mudah terjadi, sehingga distribusi tekanan memberi engaruh yang signifikan tethadap kekuatan fieksural FRC. Hal ini sesuai dengan penda- pat bahwa struktur serat fiber secara signifikan mempengaruhi stress value (besar tekanan) dan distribusi tekanan dan harus menjadi per- timbangan ketika menempatkan fiber reinforced sebagai bahan restorasi. Distribusi tekanan pada fiber dengan struktur unidirectional lebih tidak merata. Fiber dengan struktur leno weave, daerah tekanan yang tinggi berkurang dan daerah tekanan yang rendah meningkat ketika dibandingkan dengan fiber dengan struktur uni- directional, hal ini terjadi karena pendistribusian tekanan lebih merata’’ KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat di- ‘ambit kesimpulan: 1. Terdapat perbedaan kekuatan fleksural antara fiber reinforced composite dengan struktur fong longitudinal polyethyiene deng- 234 Issn 2088-0218 an fiber reinforced composite dengan struk- tur leno weave polyethylene. 2, Kekuatan fleksural kelompok fiber reinforced composite dengan struktur leno weave po- ‘ethylene lebin tinggi dibandingkan dengan kelompok fiber reinforced composite dengan struktur long longitudinal polyethylene. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih tanjut mengenai perbedaan kekuatan tekan, tarik dan geser pada kedua struktur fiber reinforced composite yang diaplikasi pada gigi. DAFTAR PUSTAKA 1. Xie QF, Lassila LV, & Vallitu PK: Comparison of Losd-Bearing Capacty of Direct Resin-Bon- ded Fiber Reinforced Composite Fpds with Four Framework Designs, Joural of Dentistry, 2007; 35(7): 578-582. 2, Moschen |, Borger P, Falk M, Hort R, Horle M, ‘& Gausch K: Comparsioan of Resin-Bonded Prosthesis Groove Parallelism With The Use ‘of Four Tooth, Preparation Methods, J Prosthet Dent, 1999; 82:308-409. 3. Kilicarslan MA, Kedici PS, Kucukesman HC, & Uludag BC: In Vitro Fracture Resistance of Posterior Metal-Ceramic and AllCeramic Inay- Retained Resin-Sonded Fixed Partial Dentures, J Prosthet Dent, 2004; 92(4)'365-70. 4. Volitu PK: Resin Bonded , Glass Fibre Reinforced Composite Fixed Partial Denture, EurJ Prosthodontic Rest Dent, 2000; ©: 35-38. ‘5. Van Noort R: Introduction to Dental Meterals, Mosby, St, Louis. 2007: 89-121, 6. Garoushi S, Valittu PK, Watts DC, & Lassila LVJ: Polymerization shrinkage of experimental Short Glass Fiber Reinforced Composite with Semi = Inter Penetrating Polymer Network Matriks, Dental Material, 2008; 24: 211-216. 7. Frelich MA, ‘Meiers JC, Duncan JP, & Goldberg AJ: Fiber — Reinforced Composites, Quintessence Publishing Co, Iinois, 2000: 421, 8. Tuloglu N, Bayrak S, & Tunc ES: Diflerent Clinical Applications of Bondable Reinforcement Ribbond in Pediatric Dentistry, European Joumal of Dentistry. 2009; 3: 329-304. 8. Freedman G: Infiora Ribbon System Global Dental Products, Dentistry Today, 2009; 28(2) 84, Karbhari VM, & Strassler Hi Effect of Fiber Architecture | on Flexural Characteristics land Fracture of Fiber — Reinforced Dental Composites, Dents! Material, 2007; 23: 960- 10. 17 Kod Gi, Vol. 2, No. 4, Oktober 2011: 230-235 968, 11, Van Heumena CCM, Kreulena CM, Bronkhorstlo EM, Lesatirec E, & Creugersa’ NHJ: Fiber Reinforced Dental Composites in Beam Testing, Dental Material, 2008; 24(11): 1435-1443, 12. ShiL, & Fok ASL: Structural Optimization of The Fibre-Reinforced Composite Substructre in ‘Three-Unit Dental Bridge, Dental Material, 2009; 25(6): 791-801 13, Shuman IE: Replacement of a Tooth with a Fiber-Reinforced Direct Bonded Restoration, ‘Gon. Dont, 2000; 48(3): 314-318. 14, Dyer SR, Lassila LVJ, Jokinen M, & Vallttu PK: Effect of Fiter Position and Orientation on Fracture Load of Fiber-Reinforced Composite, Donita! Material, 2004; 20(10): 947-955, 16. Curis RV, & Watson TF: Fiber-Reinforced for Dental Applications, Dental Biomaterial imaging, Testing dan Modelling, Woodhead Publishing Limited, Cambridge England, 2008; 9: 239-256. 16, 1", 18, 19. ISSN 2086-0218 Miettinen VM, & Valittu PK: Water Sorption ana Solubilty of Glass Fiber-Reinforced Denture PolymethylMethacylate Resin, — Joumal Prosthetic Dentistry, 1997; 77: 531-534. Al-Darwish M, Hurley RK, & Drummond JL: Flexure Strength Evaluaton of @ Laboratory- Processed Fibar-Reinforced Composite Resin, Joumal of Prosthetic Denstisty, 2007; 97(2) 266-270. Ganesh M, & Tandon $: Versallity of Ribbond in Contemporary Dental Practice, Trends Biomater. Arti, Organs, 2006; 20(1): 53-58, ssciogluG: “Biomechanical Propertios and Clinical Use of a Polyethylene Fibre Post-Core Material, Infomational Dentistry ‘South Africa, 2006, 8(3}: 20-26. 235

You might also like