Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Community behaviour in everyday make caused hipertension. Hipertension
influenced by can’t controlled risk factor dan can controlled risk factor. Risk factors that
cant’t controlled such as genetic, age, gender and ethnic. Then risk factors can controlled is
obesity, consumed salty food, consumed alcohol, consumed cafein, smoke, physical activity,
stress, and time of work. Healthy behaviour needed for controlled risk factor of hypertension.
The purpose of this research to determine the relationship of community behavior
related about risk factors for hypertension with degree of hypertension in the community.This
type of quantitative research with the design is correlation using a cross sectional approach.
The population is 107 people that live in Pelem Gurih, Jenangan Village. The sample of
research is 52 people. The sampling technique is Probability Sampling with random sampling
using Simple Random Sampling. The instrument data use a questionnaire and measurements
blood pressure using a tensimeter and a stethoscope. The statistical test used Chi Square Test.
From 52 respondents, it was found that 30 respondents (57.7%) have negative
behavior and 22 respondents (42.3%) have positive behavior. While the results of the
incidence of hypertension found 25 respondents (48.1%) have hypertension stage 2, and 13
respondents (25%) have hypertension stage 1.
The results of the analysis showed p values 0.417 with alpha 0.05. It can be concluded
that there is any relationship between community behavior related in hypertension risk factors
with the incidence of hypertension in Pelem Gurih, Jenang Village, Jenang District, Ponorogo
Regency.
Based on the results of the research it can be concluded that modification of lifestyle
and living with healthy behavior is very important to preventing high blood pressure,
especially to controlling risk factors of hypertension
How to Cite:Dedy Ekva Mustopa (2019). Hubungan perilaku masyarakat terkait faktor resiko hipertensi
dengan derajat hipertensi di masyarakat. Penerbitan Artikel llmiah Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Ponorogo,Vol (No) : Halaman doi: ........................
PENDAHULUAN
Hipertensi ialah suatu penyakit Dampak dari zaman yang modern
dengan kondisi medis yang bermacam- berdampak pada kultur penduduk. Lebih
macam., melainkan karena berbagai mengarah penduduk bergaya berkultur
penyebab yang berkaitan. Salah satu dinamis, memakan makanan yang instan,
penyebab yang paling mungkin berkaitan memakan makanan yang berlemak,
akan terjadinya hipertensi instrinsik yakni merokok, dan kurang aktivitas fisik terlalu
faktor genetik sebab selalu turun temurun berakibat akan kesehatan. hipertensi
pada satu keluarga. Hipertensi yakni dipengaruhi oleh beberapa penyebab antara
nampak akibat hubungan berbagai faktor lain: usia, jenis kelamin, riwayat keluarga,
resiko. Resiko relative hipertensi bergantung obesitas, diet dan gaya hidup (Martuti,
dengan total dan tingkat keparah dari 2009).
penyebab yang dapat diubah seperti stress, Perilaku dominan sebagai penyebab
obesitas nutrisi serta gaya hidup, semua resiko tekanan darah yaitu : Obesitas
penyebab resiko yang tidak dapat ubah merupakan meningkatnya berat badan
seperti genetik, usia, jenis kelamin dan etnis dampak berawal menumpuknya lemak
(Rohendi, 2008). berlebihan atau status yang akan menjadi
Menurut WHO (World Health gemuk. Obesitas yaitu salah satu penyebab
Organization) tahun 2013, prevalensi yang timbulnya beragam tipe penyakit, salah
hipertensi tertinggi berada di Afrika yaitu satunya adalah tekanan darah. Penelitian
sebesar 46% pada wanita. Sedangkan di epidemiologi menyebutkan adanya ikatan
Inggris pada tahun 2013, 34% pada pria dan antara berat badan dengan hipertensi
30% wanita menderita hipertensi. maupun normotensi (Susilo, 2011). Kopi
Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar merupakan fakta minuman yang banyak
Tahun 2018, prevalensi hipertensi di tercantum kafein. Kandungan kafein selain
Indonesia sekitar 34,1%. Hasil data Provinsi buruk pada hipertensi ketika waktu panjang,
Jawa Timur 2018 dari 25,8% menjadi menurut orang yang mengkonsumsi kafein
34,1%. Sedangkan untuk wilayah Ponorogo akan menimbulkan efek yang tidak baik
derajat hipertensi tertinggi sesuai data dari seperti susah tidur, dan walau bagi mantan
dinas kesehatan ponorogo tahun 2018 perokok meskipun perokok aktif terjadi
terdapat di desa jenangan 445 orang. Dan peningkatan jumlah protein C-reaktif dan
terletak di dukuh pelem gurih diperoleh 107 agen-agen inflamasi alami yang akan
orang yang menderita hiperternsi. menimnbulkan gejala disfungsi endotelium,
merusak pembuluh darah, pembentukan plak
2
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol(No)(2019):
pada pembuluh darah, dan kekakuan dinding dapat berupa kuisoner (daftar pertanyaan),
arteri yang berujung pada menaiknya formulir observasi, formulir-formulir lain
tekanan darah (Syukraini, 2009). Nadi yang berkaitan dengan pencatatan data dan
kencang, jantung berdebar-debar, sesak alat pengukuran tekanan darah yaitu
nafas dan lain-lain (Susilo, 2011). Garam tensimeter dan stetoskop.
bisa meningkatnya morbiditas bagi penyakit Pada saat melakukan pengumpulan
kardiovaskular (Sartika,2008). data ini pada penelitian pertama melakukan
METODE PENELITIAN pengukuran tekanan darah menggunakan
Berdasarkan tujuan dalam penelitian tensimeter untuk melihat tekanan darah
ini, jenis desain penelitian yang digunakan responden. kemudian variabel independen.
ialah korelasi dengan melalui cross memberikan lembar kuisoner yang berpusat
sectional, dimana pendekatan yang pada perilaku masyarakat terkait faktor
digunakan untuk mempelajari dinamika resiko hipertensi. Kuisoner tentang perilaku
korelasi antara penyebab-penyebab resiko terdapat 13 pertayaan dengan skor positif :
karena efek, melalui cara pendekatan selalu (4), sering (3), jarang (2), tidak
observasi atau pengumpulan data sekaligus pernah (1) dan negatife : selalu (1), sering
pada suatu saat (point time approach) (2), jarang (3), tidak pernah (4). Sedangkan
(Notoatmodjo, 2010). Populasi adalah untuk tekanan darah normal <120 mmHg
setiap subyek (misalnya manusia, pasien) <80 mmHg, prehipertensi >140 mmHg >90
yang memenuhi kriteria (Nursalam, 2009). mmHg, stadium 1 >140->159 mmHg,
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh stadium 2 >160 mmHg
masyarakat yang menderita hipertensi Analisis dalam penelitian ini
Dukuh Pelem Gurih Desa Jenangan menggunakan aplikasi SPSS 16.0 dalam
Kabupaten Ponorogo Sejumlah 107 orang. menganalisis data sampel, dan hasilnya
Penelitian ini dilakukan di Dukuh akan menggeneralisasikan dalam populasi.
Pelem Gurih Desa Jenangan Kabupaten Analisis antar variable dengan melihat
Ponorogo. Dalam penelitian ini sampel hubungan antara variable bebas dan
yang digunakan adalah orang yang variable terikat. Analisis dengan uji Chi-
menderita hipertensi Di Dukuh Pelem Square dengan interpretasi apabila p ≤
Gurih Desa Jenangan Kabupaten Ponorogo. 0,05=Ho ditolak, ada hubungan yang
Teknik pengambilan sampel menggunakan bermakna antara variabel independen
kuota sampling. Besar sampel sebanyak 52 dengan variable dependen. Apabila p >
responden, pengumpulan data 0,05=Ho diterima, tidak ada hubungan yang
menggunakan Instrument penelitian ini bermakna antara variabel independen.
3
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol(No)(2019):
diketahui bahwa dari 52 responden hampir masyarakat dengan perilaku yang negatif
Masyarakat Terkait Faktor Resiko 0,05. Kesimpulan pada penelitian ini adalah
Hipertensi Dengan Derajat Hipertensi p value (0,417) > α (0,05) yang berarti H0
diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak
5
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol(No)(2019):
penalaran analogis, berfikir kreatif serta dengan skor 155. Kafein merangsang
belum terjadi penurunan daya ingat. adrenalin sehingga bisa meningkatkan
Semakin bertambahnya umur seorang maka tekanan darah dan merangsang kelenjar
tingkat pengetahuan/persepsi seorang adrenal untuk melepaskan kortisol. Jika
bertambah pula. Notoatmojo (2005) semakin seseorang mengkomsumsi kafein 2-3
bertambahnya umur seseorang maka akan cangkir kopi ternyata bisa meningkatkan
bertambah matang dalam berfikir dan tekanan darah sistolik sebesar 3-14 mmHg
bekerja). Peneliti berpendapat mayoritas dan pada orang yang tidak mengalami
masyarakat yang berusia 41 – 50 tahun hipertensi tekanan darah sistolik sebesar 4-
dapat berpikir secara matang sehingga 13 mmHg (Sheps, 2005 dalam Erviana,
memiliki perilaku yang positif terkait faktor 2015). Peneliti berpendapat meminum kopi
risiko hipertensi. lebih dari 3 gelas/hari dapat merangsang
Pekerjaan juga mempengaruhi hormon adrenalin yang bisa meningkatkan
perilaku masyarakat terkait faktor risiko tekanan darah sebesar 3-14 mmHg.
hipertensi. Berdasarkan hasil tabulasi silang Selain itu faktor resiko terendah
terdapat 16 responden (30,8%) yang bekerja berdasarkan hasil perhitungan skor
wiraswasta/lainnya memiliki perilaku yang kuesioner didapatkan resiko terendah yang
positif terkait faktor risiko hipertensi. menyebabkan hipertensi adalah konsumsi
Perekonomian yang mapan berpengaruh alkohol. Menurut teori konsumsi alkohol
pada pola makan dan konsumsi makan yang harus diwaspadai karena dapat menjadi
disediakan. Semakin tinggi tingkat penyebab sekitar 20-50% dari derajat
penghasilan maka akan semakin baik materi hipertensi. Hal ini diduga karena kadar
yang akan didapatkan, seperti makanan, kolesterol meningkatkan dan volume sel
pelayanan yang berdampak pada kesehatan darah merah meningkatkan serta kekentalan
(Oakes tahun 2005 dalam Ningsih, 2017). darah berpengaruh didalam peningkatan
Peneliti berpendapat perilaku positif tekanan darah mengkomsumsi tiga gelas
berhubungan dengan pekerjaan, dimana atau lebih minuman beralkohol perhari dapat
semakin mapan maka fasilitas yang meningkatkan resiko hipertensi dua kali
didapatkan semakin baik untuk kesehatan. lebih tinggi (Sheps, 2005 dalam Erviana,
Berdasarkan hasil perhitungan skor 2015). Peneliti berpendapat bahwa minum
kuesioner didapatkan faktor resiko tertinggi alkohol menyebabkan hipertensi pada
yang menyebabkan hipertensi pada seseorang karena meningkatkan volume sel
masyarakat di Dukuh Pelem Gurih adalah darah dan kekentalan darah.
meminum kopi lebih dari 3 gelas/hari
7
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol(No)(2019):
value 0,417 dengan alpha 0,05. Kesimpulan tekanan darah. Pada anggota kasus diketahui
pada penelitian ini adalah p value (0,417) > mempunyai kebiasaan yang besar dalam
α (0,05) yang berarti H0 diterima dan H1 mengelola ikan asin, makanan awetan,mie
ditolak yang berarti tidak ada hubungan instan, pengunaan penyedap rasa dan jarang
perilaku masyarakat terkait faktor resiko membaca kandungan gizi pada makanan
hipertensi dengan derajat hipertensi. kemasan. Sedangakan pada anggota kontrol
Dalam penelitian ini perilaku hipertens mempunyai kebiasaan yang tinggi dalam
responden dilihat dengan faktor pencetus mengkonsumsi sayur - sayuran dan
antara lain mengkonsumsi garam, merokok, mengkonsumsi buah pisang.
kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, Melihat faktor pencetus lain
mengkonsumsi kopi, stress. Sehinggga yang telah diteliti sebelumnya yakni
didapatkan hasil tidak ada hubungan antara konsumsi natrium, konsumsi garam
perilaku masyarakat terkait faktor resiko memiliki hubungan dengan kejadian tekanan
hipertensi dengan derajat hipertensi, karena darah, semakin banyak jumlah garam dalam
peneliti hanya berfokus pada faktor tubuh, maka akan terjadi penumpukan
pencentus diatas. Penelitian ini tidak sejalan volume plasma, curah jantung, dan tekanan
dengan penelitian Adi Prasetyo Donny darah. Namun respon seseorang terhadap
(2015) yang didapatkan hasil bahwa ada kadar garam di saat tubuh beraneka ragam.
hubungan anatara pola makan dengan (Kartikasari,2012). Menurut peneliti
kejadian hipertensi pada usia dewasa di konsumsi natrium mempengaruhi derajat
wilayah Puskesmas Sibela Surakarta nilai p tekanan darah dan mempengaruhi
= 0,028<0,05. Hal tersebut mungkin pada natriuretic dan kemungkinan efek diuretik.
makanan yang normal pada responden Dalam penelitian ini tidak ada hubungan
golongan kontrol makin berlebihan antara perilaku masyarakat terkait faktor
dibandingkan karena kelompok kontrol, resiko hipertensi dengan derajat hipertensi
sedangkan responden pada cara makan yang karena ada faktor lain yang mempengaruhi
negatif makin melimpah diperoleh cukup derajat hipertensi yaitu aktivitas fisik.
anggota kasus. Nilai estimasi penyebab Tingkat aktivitas fisik yang tinggi dapat
resiko cara makan cukup penurunan mencegah atau memperlambat onset tekanan
hipertensi diperoleh OR sebesar 2,667(95% darah tinggi dan menurunkan tekanan darah
CI = 1,099-6,468) sehingga dapat berhasil pada pasien hipertensi (Gibney, 2009).
bahwa orang yang memili cara makan buruk Menurut peneliti orang sering aktivitas fisik
berisiko sebesar 3 kali untuk mengalami seperti melakukan olahraga seperti
bersepeda, jogging dan oerobik secara
11
Artikel Ilmiah Mahasiswa Vol(No)(2019):