You are on page 1of 8
TELUK AMBON I Biologi, Perikanan, Oseanografi dan Geologi Penyunting Subagjo Soemodihardjo Sujatno Birowo Kasijan Romimohiarto Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Pusat Penelitian dan Pengernbangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ambon, 1989 ISBN: 979 — 8093 — 04-6 STUDE SEBARAN KEPTEENG MARGA Cost (DECAPODA: OCYPODIDAL) DI NUTAN MANGROVE PASSO, TELUK AMBON DALAM lets Susetione 1 ABSIRAK femapat jenis Kepiting deri marsa Cex eels dikunpork an dari herbaga fbitat di pantal hutam mansrone Teluk Ambon Tati. Karakieristi substrat ait akira butine dar bmianya swoon pasine vat an ; Faktor ys mempeneatute euvetsaani, zomast is Keypstat a hep ities sane Mice AwSTR ACT ON TIP DISTRIBUTION OF FIDDEER CkABS, COI, GN CAPODA OCS PODIDAL) ON A MAN ROVE SHORE AY PASSO, INNER AMBON Hay mangrove hebitors at Posse, hiner Ambon Bay. Subsirare characteristics, namely grain size ant ih Lnnonedevion seomed to be tis nisin fac tens afoot i PENDANULUAN Kepiting marea twa (Decapoda : Ocypodidae) me Fupakan salah sate dari sekiam banyak fauna yang hidup di pantai pasang surut di dacral tropis, Khususnya di se. kkiter hutan mangrove (CRANE 1975). Penyebarannya di perairan hutan mangrove cukup Inas yaita meliputi daerah di antara pasang notk dan pasang turun (MACINTOSH 1984), Menusut CRANE (1975) di perairan Indonesia dijumpai 12 jenis kepiting dari marga Uea yaitu: Uea (Delauca} demani demani ORTMANN 1897; U. (D} fact ‘aj rosea (TWEEDIE 1937); U. (Dj facutal acuta rhizo- phorae TWEEDIE 1950), U. (DJ duswomieri dtessumicri (MILNE ~ EDWARDS 1852); U, (D) feoarctata] evare- tata coarctata (MILNE~-EDWARDS 1852); U. (D) feoare- fata] forcipata (ADAMS & WHITE 1948); U. (Thatassieca tetragonon (MERBST 1790); U. (7) vocans (LINNEAEUS 1758); U, (Cetuca) triangularis rriangularis (A. MILNE. EDWARDS 1873); U/C) lactes (DE HAAN 1835); U (Ausiralica) bellator bellaior (ADAMS & WAITFE 1848) U. (Amphiuca) chlorophthalmas crassipes (ADAMS. & WHITE 1848). Namun penclitian mengenai ekologt dan zonasi Uca di perairan hnutan mangeove Passo, Teluk Ani bon belunt pernal difakukan Ascal hutan mangrove Passo mempakan yang ter luas dan kondisinya selatif baik bila dibandingkan dengan hutan mangrove lainny: di Teluk Ambon. Vegotasi mang. }) Yatitbang Sumberdaya Laut, Pustitbany Oxcanologi: HPL, Ambon Pom spevios of fader ¢ bs were collerteit 31 Sonmeradia mevapakoas yang dorsinan dae nee (PRA, MUDSE 1987). Ketika sir laut pasang selurul areal huran cinihiki Keraparan maupun frekuensi vay mangrove terendan air lat tetapi ketika sumut hampir selunutinys menjadi Kering. Di lantai bhutan ini hidup bes herapa jemis kepiting, terutama marga Ua. Mengingat be 8 Cea lati Teluk Ambon, maka penelitian ini dilaksanaken dengan men; ambil tustan mangrove Passo sebagai texnpat penelitian Hasiinya diharap lum adanya informasi mengenai jeniser dapat membanty mengisi rumpang- fuenpang informs: mengenai ckologi dan sehyran Kepiting waiga Lea di dacral ini BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan div areal mangrove Passo yang dibagi menjadi 7 tokasi Gambar 1}, yaitu satu loka si berupa bietop past fumpuran pantah dan ena bokysi biotop mangrove. Lokasi 1: merypakan wakil dari biotop paste lumpuran di pantai hutan mangrove Passo, Lokasi 2: meupakan batas depan vevetss! mangrove, penyusun ssinya di dominssi mara Sonneratia, Lokasi 3. merupakan tengal-lengah areal dominasi Sonnerasia, ant duaiinast Sennera Lokasi 4 > merupakan peralihan tia ke vegetasi campuran yang sebagian besar terdivi dari marga Sonneratia, Bruguiera, Rh zhopora dan Avicennia, LokasiS : merupakan pestengahan vegetasi_ campuran, Lokasi6 © merupakan batas akhir vegetasi campuran yang, letaknya berbatasan dengan aliran Su gai Wai Tonahitu dan areal vegetasi Vypa merupakan dacrah vegetasi Nypa yang ber dekatan dengan kana! pasang suru. Pads setiap lokasi dilakukan pengukuran-pengukut Lokasi 7 sn fisik yang melipati kandungan air substrat, ukuran utivan substrat, pl dan selinitas air galian. Dari masing- masing lokasi diambil contoh tanah sekitar 100 gram. Di Jaborarorium, contch tanah tersehust dikeringkan dakim oven pada sulu 105°C selama 24 jam, kemudian ditin bang guna menentukan banyaknya air yang divapkan Sclanjutnya 50 gram davi setiap contoh tanah yang telah ering tersehut diayak dengan mengeunakan mesin pe: 1. Penggolongan ukuran rikuti skala WENTWORTH (ca hyaring otomatis yang bertin burian tinal a Legenaa O totes pre BR Endsoan pat EB Vem: Somertia TD veges ompurn BA veges poe MORGANS 1956). Air geaangan didapat dengan jalan menggati substiat pada kedalaman sekitar 40 continteter kemudian ditentukan pH—nya dengan menggunakan kevtas pl dan salinitasnys dengan “hand ref Profil tanah ditentukan dari permukaan tinggi air rta-rata yang umurinya meninggalkan bekas yang nyata pada po- hon-pohon mangrove. Permuka mini dianggap sehagai titik tolak pengukuran tinggi tanah rengambilan contoh kepiting Uca dilakukan secara acak pada setiap lokasi dengan menggunakan petak-petak (Frames) yang berukuran SO X 50 centimeter. Seviap lo- ka empat kali schingga jumlah individu yang terdapat pada keempat petak tersebut mewakili jumlah individu dalam satu meter persegi. Pekerjaaa ini dilakukan ket laut surut rendah, dengan jalan menggati lang: liang Uca yang ada di dalam petak dan menangkap yang tdi permakaan, Uca yang terkumpul ditdentitikasi ditentukan jeniskelaminnya berdasackan cara CRANE (1975), Peneitian ini dilakukan pada balan Ok tober 1987. i diulang terday Gambar 1, Lokasi penetitian sebarsa kepiting Ura di fmatan mangrove Passo, Teluk Ambon Dalam HASH Ratasata prosentase berat setiap ukuran butisan substrat dari setiap lokasi disajikan dalam Gambar 2 Komposisi substeat pacls lokasi L dan 2 sama yaitu sebagian besar didominasi oleh pasir halus dan pasir medium (75,78% untuk lokasi 1 dan 72.25% untuk lokasi 2), Substrat pada tengal-tengah vegetasi mangrove yang didominasi oleh marga Sonneratia (lokasi 3) bers: fat lebih halus bila dibanstingkar dengan Jokast sebelum: nya karena mempunyai lumpur 4.62%, pasir sangat halus DAN PEMBAHASAN mapak: hampin 15.72%, pasie Wealus 24.62% dan pasir medium 4.34% Leeast 4 debby banyak menyanduny lumpur dan grasir sa neat haluy (23.24%) diboudsugkan dengan tokasi 5 G94) sedangkan battisan substiat yang law mempu: Hyak peoseatase Vang. tidak gale berbodks, Prosertase pasa halus pada Jokasi 6 tampak paling besar (52.03% dibandingkan dengan lokasiclokasi lainny dengan lokasi 7, pasir’ medium (65.50%) lebih doniinan baik pada lokasi tersebs pun terhadap lokastlokasi fainya Kandungan air di setiap lokasi tampak bervariasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Lokasi yang mempunyal substat lebih halus Gokasi 2) lebih banyak menganciing air dibandingkan dengan yang kasar, Lokast Lain hatnya Ui mana. prosent mau 7 mermpakan yang mempinyal substeat paling kasar dan mengandung air paling sedikit, Menurut FRITH dan BRUNENMEISTER (1980) substiat yang halus biasanya Febih banyak mengandang ansesunsur organik diban, dingkan dengan substrat kasar me ‘ 0 o— 04 7 rokast 3. Rata-rata dan simpangan baku kandung, pada substrat di setiap fokasi 1 ar , 3 [J As Sesto TTT] 0.8 - 1 om (UD set tas N 0.25 0,5 wm Gambur 2 4 D6 tekass 0,125 - 0,25 ma pasir halos 9,003 - 0,125 am baste Sanat hstus 0,006 - Vispur 0,083 am Rotaro1a prosentase ukuran bittron substrat pada setiap loka, Tabel 1. Kepadatan relatif kepiting Uea pada tiap lokasi, dinyatakan dalam persentase dari jumiah totalnya. LOK AS4 2 5 5 6 7 Jmi. total kepiting 18 ul 1B 7 6 5 9 U.(T) vocans 100 1000S 143 100 U. (C) triangularis iriangutaris 46.2 83,7 100100 0. (C) lactea 23.0 U. {A} chlorophihabrus crassipes 35, 30 2 10 10 10 ool 1 2 304 5 6 7 Iekast Gambar 4. Jumlah ind lu kepiting per meter dan sebarannya di setiap lokasi penelitian, Keterangan : A. pl¥ air genangan E, U. (C) triangalaris eriangularis B. Kadar garam air genangan (ha). F.U.(T) vocans, €. U. (A) chlorophthainius crassipes. G. Ketinggian tanah (meter). D.U. (CH actea 4 eee to er ens govt co Kemisinean pantat sedikit demi sedikit naik. yaitit Jvutab dani tokust 2 dais mneiicupa wksituan pada fokast 4 dan 5, Tinggi pantai pada kedua lokasi tersebut adalah sekitar 1,5 meter terhadap tinggt permukaan air laut ke tika surut rendah, Melewati fokasi 5 permukaan tanah turen,-karena adanya aliran sungai Wai Tonahitu, Kenn dian naik lagt pada lokasi 6 dam turn lagi pada lokasi 7. Pada waktu air laut pasang, semua fokasi terendam aie Sebaliknya, sewaktu air surut seluruhaya menjadi kering Dari semua lokasi diperoleh empat jenis. kepiting inarga Ucar yaitu U. (Thatassuca) vocans (LINNAEUS 1758), U, (Cetuca) triansedaris triangutaris (A. MILNE. EDWARDS 1873), U. (C} lactea (DE. HAAN 1835) dan U. fAmphiuca) chlorophihatus erassipes (ADAMS. & WHITE 1848) dengan kepadatan relati€ yang bervariasi (Tabet 1), Penyehasamnya berikut jumlsh individu per meter persegi, juga saliwitas dan pH air genangan diltkis. kan dalam Gambar 4, Jenisjenis dari marge Gea yan didapat tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang didapat oleh CRANE (1975). Perhedaan ini dikare pakan areal penelitian di hutan mangrove Passo lebih sem: an dengan yang dilekukan CRANE (1975) yong, meliputy sebagian besar wiktyah per pit dibsnding! ran Indonesia Penyebaran Gar spp. di hutin- mangrove Passe. tanipak inempunyai vomasi dan kepadatan yang bevlainan bagi se tersebut, Kejadian serapa juga dijum- penyebaran moluska dan krustasea kainnys yang, Hasilpenelitian. MACNAL (1968) seperti yang diterangkan oleh SABAR et at (1979), balwa terjadinya zonasi di dalam hutan mangrove dipengaruhi oleh KeterJapatan tumbuhan atau tingkat ka dar gnom, yang, semuanya berkaitan erat dengan pengaruh Di samping itu komposisi subst. kelembaban, ka evangan, intensitas dan lamnya in tiatahari, Kompetisi interspesifik dan intra uruhii penycharan, zosiasi, kepada an dun stinpatri Kepiting marga Uca (CRANE 1975; FRITH & PRITH 1978; PRITH & BRUNENMEISTER 1980), Di anture keemmpat jenis kepiting tersebut, jenis, ¥.(F) vecans dijumpai hampix di setiap tokasi terkecuali lokasi 5 dan G. Hal ini berarti kepiting tessebut mempu nyai habitat yang, hesvasiasi, yaity bak pada lokasi yang berwegetasi man Lisp jenis kepir pai p: hidup di hutan mangrove posang surut air faut ada tidakny diay garam reledit, fa prove spesifik akan memper ove manpun pa vegotasi mangrove. Keadaan serupa juga dijumpai oleh FRITH & FRITH (1978) pada beberapa tempat di Pulow Phuket, Thailand, Namun kepadatan velanf U. (7) vocans verbesar (10078) dijumpai di lokasi 1. 2 dan 7 yang merupakan pesisir pantai yang velatif terbuka dan berada dekat batas suet zendah, Sedangkan di lokast 3 dan 4 prosentasenya re- Intif keeil (15.4% daw 14.3%). Ketign fokasi yang lisebut terdahulu mempanysi substrat pasir lumpuran dengan Kandungan air relatif lebih sedikit bila dibandingkan de- nyan Tokosi lainnya, Dilthat dari kepadatan relatifnya, tampak gambaran bahwa U. (T} vocans cenderung me- nyenangi substrat yang dekat dengan batas air surut rendah dan tersusun dari pasir humpuran. Kecenderungan ini oleh CRANE (1975) dinyatakan sebagai ciri khas submarga Thalaswwca yang di dalamnya termasuk U. (7) rocans, Di samping itu lassuca menyenangi suibstrat lumpur sampai himpar pasitan (CRANE 1975; SAKAL 1976; FRITH & FRITH 1978) balkan juga dijumpai pada substrat pasir lumpuran (FRITH & BRUNENMEIS— TER 1980) seperti hainya U, (T) vocans dati Teluk Am: bon Dalam, Dipilihnya substrat yang dekat den: sunt rendah baik yang terdapat di perairan Telsk Ansbon Dalim maupun di tempattempat tain (CRANE. 1975; SAKAI 1976; PRITH & PREUL 597%: PRITIL & BRU NENMEISTER 1980) diduga berkaitan erat dengan 10. loranst U (7) vocans terhadap shu, Soperti telah dike: tahiti, pada Jokasi 4 yang mempunyai ketinggian sckitar 15 meter terhadap air surut rendal mevupakan lokast yang paling sedikit dijumpai ( (PF) roeans. Sodangkan batas kisaran pasane surut di Feluk Ambon adalah sekitar (ANONIMOUS 1987), Menurut BARNES (1980) matga ea membuat fiangnya tidak lebih dalam dari 36 centimeter, Oleh Karena itu kepiting di lokasi 1, 2 dan 7 akan lebih tama terendam yang tentunya tidak hi kekeringan. Korslisi sevupa juga datar yang bersubstrat lumpur pa sian maupun pasie lumpuran di Pulau Phuket, Thailand WRITIL&® BRUNENMEISTER 1980). Anggota submargy Celula yang termi (C) trian gutaris triangutaris dan U, (C) tactea ase Jali tebih bersifat terestrial dan lebih maju di antara sub: marga dari Ocypodidae (CRANE 1975). Ha ini menunjukkan bahwa junah individu submarga Cé pada lokastlokasi yang lebih tinggi lebih banyak dacipada submarga yang Jain, Penyebaran U. (C) eriaeutaris ari cngilaris lebity luas dibandingkan U, laciea yaitu metipeti Jokasi 3 sampai dengan fokasi 6, Namun kepadatan re latit terbesar (100%) ierdapat pada lokasi 5 dan 6 yang Komposisi substratnya lebits kasar dan terletak lebil ti ki dibandingkan lokasi 3 dan 4. Sebinges diduga U. /C) iriangularis triangularis cendevung, menyenangi fempat-tempat yang berada di dekat pasang tertinggi de: gin komposisi subshat pase hunpusan. Seringnya ch jumpai di areal huian mangrove yang berada di dekat ba: tas tertinggt, dapat disimputkan bahwa Kepiting tersebut ening (SASEKUMAR RITH ef a 1976: FRITH & telale fama mega dijumpai pada panta Jk di datam nya l lula lebity telah beradaptast dengan konslisi ks 1974, CRANE 1975, DICE 1908, EIRIEE So SRONENMEAS LEC 1980). Dis ngan Komposisi substrat yong hervariasi yaitu mulat dari Jump sampat ke pasir hnpusan (SASEKUMAR 1974: CRANE 1975, SAKAL 1976; PRITEL & BRITE [7% FRITH & BRUNENMEISTER 1980). Habitat U. (C) facsea sernpa denyan U, (C) erlangularis triangudaris, te tapi pada penetitian ini hanya dijumpai di tokesi 3 de nga prosentase yang kecil (Tabel 1.). Keaduan demikian memberikan indikasi bahwa lokasi tersebut bukan mer pakan habitat yang henar-benar sesuai untuk kehidupan U. (C) lactea, Kepiting U. (C) lactea lebih conderane ee: substrat yang tinggi disertai vegetasi: mangrove ven tidak terlakt teduh Karena sangat erat dengan kegiatan sosiainya (CRANE $975), Padahal mala dari lokasi tersehut sampai lokasi 6 vegetasi mang. rovenya cukup tebal, PRITH & FRITH (1978) juga ber- akan oleh CRANE (1975), andung nyenang yang. ja ig seh pendap; yaitw pada hutan mangrove pasir, U. (C) lacica Nanya dijumpai pada tempat-temspat seperti yong, di aang subsirainya men ferbuka atm pinguir kanal-kanal lebar yang meme Peunititas habitac y hasta mangrove berikan gam toleran aan bahwa kepiting tersebut_ mempunyai yang haik techadap suhu tinggi dengan faju transpuast yang ends (HDNEY 1962, dalam FREE BRUNENMEISTER 1980). Habitat submarga Amphivea yong termasuk di da lamnya U. (A) chlorophthalmus crassipes adalah serupa Gengan submarga Celula yaitu juga menyenangi tempat. tempat di dekat batas air pasang tertingyi (CRANE 1975) Di lokasi 3 yang mempunyai substrat pasir lampuran di jumpai (A) chlorophihataus erassipes dengan prosen tase yang rendah (15.4%). Keadaan seperti ini didoga ka rena habitat di huta mangrove Passo kutang eocok bagi kehidupan kepiting tersebut Karena pohonnya rapat, se danekan menurut CRANE (1975) dan GEOGRE & JONES (1982) jenis tersebut febili menyukai tempat ting ie dan juga yang vegetasinya tidak terlalu rapat, bal kan sampai terburke. Di dalam suata areal bili kondisi lingkungannya, covok hagi dua jenis kepiting Vea atan lebih maka disebut Fabel 2. Frekuensi jantin dave betina kepiting Ua di hatan mangrove Passo, Teluk Ambon Dalam “ bok asi tenis Total 1 2 8 4 5 o 7 U.(Thrvocans Tal. jantan BI 7 2 i 6 38 Jaat betine 6 4 x RR % betina 3330 304 - - 433 37 UL (C) wriangularis wrigngularis . iol. jantan § 4 4 4 " Jun. betina 2 1 - 8 % betina 25 20 32 U.(C}lactea Jon}, jantan 2 - ~ 2 Jini, betina 1 1 Sh bering 333 B33 U, (A) chiorophihatins erassipes J, jan tate 2 > Il. betina % betina 6 torjadi simpatti, Pada tokasi penctitian ini imputed teefadl ei Jokasi 3 dan 4, Pada fokasi 3, texjadi simpatri (7) vucans dengan U, (C) trlanuturts sriangtarts, U. (C) lac. tea dan U, (A) chlorophihatmus crassipes. Menurat CRANE (1975) simpatri yang unum terjadi adalah antara Us{C) lactea dengan U. (T} vocans dan U, urvitled FRITH & FRITH (1978) menjumpai adanya simpatri antara U. uniille’ dengan U, forcipata dan U, (Chtriangutaris triang laris. Begitu juga FRITH & BRUNENMEISTER (1980) menjumpai jurilah jantan febih banyak 2. 3 kali dari pada lactea, dan U. (T}vocans dengan U. (C} lactea. Kenyataan tetsebut memunjukkan bahwa lokasi 3 dan 4, khususnya lokasi 3, mempunyai kondisi ekologis yang sesual untuk kehidupan dua jenis atau lebih kepiting marga Vea Frekuensi jenis kelamin jantan dan betina U. (7) vo- cans, U. (C) srtangutarts rriangutaris, U. (C} lactea dan U. (A) chlorophehatnius crassipes pacts smasing-masing tokasi berikut jumlah totalnya disajikan dalam Tabel 2. Di hutan mangrove Passo jurnlsh individu jantan tampak sekitar cua kali lebih banyak daripada individu betina, FRITH & BRUNENMEISTER (1980) di Pulau Phuket Thailand menjumpai jumlah jantan lebih banyak 23 kali dari pada jumflah betina. Begitu juga GENONI (1985) mengutarskan baliwa rasio Kelamin antara jantan dan betina pada Uca umumnya lebih besar dari satu, Tetapi CRANE (1975) menjumpai junilah individu jantan lebih sedikit daripada betina. Menurus WENNER (1972, dalam PRITH & BRU NENMEISTER 1980) apabila casio kelamin antara jantan dan betina kiustasea faut menyimpang dari 1 hal ini me- rupakan Kejadian yang. tidak a um, DAFTAR PUSTAKA ANONIMUS 1987. Aaftar posang suret kepulanian Indonesia, Di- nas Hideo Oseanogiati TNE-AL. Jakarta; 384390. WARNES. ICD. 1980 fivertedvate somloge Holt Saunders, do pan. Toby, pp. 662-799, CHANE, 1 1915. Fuliter crabs of the world. Oevpodidee. Genus Uca. New Jersey. Princenton University Press. 736 pp. FRITH, DW. and CB. ERITH 1978, Notes on the ecology of Fier crabs (Dey podidae: Genus ew) on Phuket, Sw: rin Nua and Yao Yai island, Western peninsular Thai land. Pinker Mer Biok Center Res Bull, 28: 1-13 VRITH, DAV, RL TANTANASIRIWONG and O. BHATIA 1976. Zonation and abundance of maerolauna on a mangrove shore, Phuket Island, Phuket Mar. Biol, Center Res, Bull. 10: 4-37, FRITH, D.W., and S, BRUNENMEISTER 1980, Ecological and population studies of fiddler erabs (Oeypadidae: Genus Veg} on mangrove shore at Phuket Isler, Westetn pe insular ud. Crustaceana, 39 (2): 187-184 NONI. G.P. 1985, Food limitation on salt marsh fiddler erabs Lea rapa (Smith) (Decapotla: Ocypodidue). J. Exp, Mar. Biol Ecol, 87: 97-110. GEOGRE, RW. and B.S, JONES 1982. A revision of the fiddler crabs of Australis (cypodidae: Vea}. Ree, West, Aust. Mus, Suppl. No. 14: 99 pp, MACINTOSH, D.S. 1984. Ecology and psoductivity of Malaysian mangrove crab population (Decapoda: Brachyara). Proc, As. Svonp, Mang. Env.-Res & Manag, 347-377. MORGANS, LP.C. 1986, Notes on the analysis of shallow -wa soft substrata, J. Anis, Evol, 25: 367-387. PRAMUDIT 1987, Konudisi hutan mangrove di daerah Pantai Te luk Ambon. Dalam “Teluk Ambon: biologi, perikanan, ‘oseanograti dan geoloei". (Soemodihardjo, Birowo dan Romimohtarto Fas), UPgSL-PyO~LIM: 34-40, SAMAR, F.. M. DIAIASASMITA dan A, BUDIMAN 1979. Su sunan dan penyebaran moluska dan krustases pada be berapa hutan awa payau: Suata studi pendalnatuan Prosiding Seminar Ekosiswem Muten Mangrove: 120 1s. SAKAI T. 1976 Crabs of Japan and the adjacent seas, Ketan sha Lid. Tokyo, Japan, pp. 1-773. PKUMAR, A. 1974, Distribution of mactofauns on a Malayan mangrove shore. L Anim, Fool, 43: 1-68. SAS

You might also like