Professional Documents
Culture Documents
3414 9884 1 SM PDF
3414 9884 1 SM PDF
3414 9884 1 SM PDF
(Medan)
Medan Yumas
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Jl. Prof. Dr. Abdurahman Basalamah No. 28 Makassar
Pos-el: medan.yumas@yahoo.com
(Artikel diterima 6 Oktober 2016; direvisi 28 November 2016; disetujui 9 Desember 2016)
Abstract. Facial cream preparation contains active fotoprotector, antioxidant, and moisturizer derived from
natural sources. Cocoa beans and honey bee are ones of anti-oxidant and moisturizer natural sources
containing polyphenol/phenolic and other flavonoid compounds. Flavonoid contains anti-oxidant agent as
free radical scavenger. The aim of this study was to obtain formula combination of non-fermented cocoa
beans methanol extract and honey bee as active agents in effecting face skin moisturizing. Phases of the
research consists of process of producing non-fermented cocoa beans methanol extract, producing face
cream from non-fermented cocoa beans methanol extract and honey bee, and analysis on the characteristics
of the products. The result showed that face cream formulated from 1.56% of non-fermented cocoa beans
methanol extract and 2.34% of honey bee having 73.8% moisturizing effect in 60 minutes exposure does
not irritate face skin and eyes. It has viscosity value 2.72 x 105 cps, has pH value 5.26 which is suitable with
the range of normal pH for skin (4.5-7.5), does not contain residues of nipasol and nipagin, has scoring
average 1 – 2.9 by panelists on the attributes (aroma, consistency, texture, stickiness, homogeneous
sensation, color, appearance, itchiness, erythema, easiness on cleaning, response on washing), and has
total bacteria, khamir, and molod 5.0 x 102 which does not meet the requirements for skin moisturizer (SNI
16-4339-1996) i.e. 102 colonies/gram.
Keywords: non-fermented cocoa beans, honey bees, the active component, facial cream
ABSTRAK :Sediaan krim muka mengandung bahan aktif fotoprotektor, antioksidan, dan pelembab yang
bersumber dari bahan alami. Biji kakao dan madu lebah merupakan salah satu sumber antioksidan alami
dan bahan pelembab, mengandung senyawa-senyawa polifenol/fenolik dan flavonoid-flavonoid lainnya.
Senyawa dari golongan flavonoid memiliki sifat antioksidan sebagai penangkap radikal bebas.Tujuan
penelitian ini adalah mendapatkan kombinasi formula ekstrak metanol biji kakao non fermentasi dan madu
lebah sebagai bahan aktif yang memberi efek melembabkan kulit muka. Tahapan penelitian terdiri dari
proses pembuatan ekstrak metanol biji kakao non fermentasi, proses pembuatan krim muka berbahan aktif
ekstrak metanol biji kakao non fermentasi dan madu lebah, serta analisis terhadap sifat-sifat produk yang
dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwaformula krim muka dengan bahan aktif ekstrak metanol biji
kakao non fermentasi 1,56% dan madu lebah 2,34% memberikan efek melembabkan kulit muka dengan
daya lembab 73,8% dengan waktu pemaparan 60 menit, tidak memberikan iritasi pada kulit muka, dan
tidak memberikan iritasi pada mata. Memiliki nilai viskositas 2,72 x 105cps, pH 5,26 sesuaikisaran pH
normal kulit (4,5-7,5),tidak mengandung residu nipagin dan nipasol, rata-rata penilaian panelis terhadap
atribut(aroma, konsistensi, tekstur, lengket, sensasi homogen, warna, penampilan, rasa gatal, eritema,
mudah dicuci, respon setelah mencuci) diterima baik oleh panelis dengan skor 1 –2,9dantotal bakteridan
kamir-kapang 5,0 x 102belummemenuhi syarat mutu pelembab kulit (SNI 16-4399-1996) yaitu maksimum
102 koloni/gram.
Kata kunci: biji kakao non fermentasi, madu lebah, komponen aktif, krim muka.
iritasi pada kulit, uji iritasi pada mata, dan uji 2. Kegiatan pemisahan komponen aktif ini
organoleptik. diulang sebanyak 3 kali. Larutan metanol
yang mengandung senyawa aktif dari biji
1. Biji Kakao Non Fermentasi kakao non fermentasi di rotary evaporator
Buah kakao yang diperoleh dari untuk membebaskan sisa bahan pelarut
Kabupaten Luwu Utara dibelah dengan metanol sehingga diperoleh komponen aktif
menggunakan balok kayu untuk memisahkan (senyawa aktif) yang masih bersifat gel atau
biji kakao dari kulit buahnya. Biji kakao yang kental.
terpisah dari kulit buah dan pulp dikeringkan
dibawah sinar matahari selama 5 hari 3. Pembuatan Krim Wajah
dengan suhu ± 50oC sampai mencapai kadar Proses pembuatan krim wajah
air 7%. Dilakukan proses pengecilan ukuran diawali dengan melakukan penimbangan
biji kakao dengan alat winowing diperoleh biji bahan-bahan yang akan digunakan pada
kakao dengan ukuran kecil-kecil. Biji kakao pembuatan krim wajah. Pada proses
kering dengan ukuran yang kecil dijadikan pembuatan krim wajah, formula dasar yang
bahan untuk diekstrak bahan aktifnya. digunakan adalah modifikasi dari formula
dan proses pembuatan produk krim Sartini
2. Bahan Aktif (Komponen Aktif) (2013) dan Hasni Hasan (2008), dibagi ke
Ekstraksi komponen aktif dari biji dalam dua fase yaitu fase minyak dan fase
kakao non fermentasi dilakukan dengan air dengan tipe fase minyak yang dituang ke
cara maserasi. Ekstraksi diawali dengan dalam fase air (m/a).Formulasi krim wajah
pemisahan lemak kakao yang terdapat pada disajikan pada Tabel 1.
biji kakao non fermentasi menggunakan
larutan n-heksan. Tujuannya adalah untuk Tabel 1. Formulasi krim wajah
menghilangkan lemak, wax, dan komponen
Bahan Krim Wajah A Krim Wajah B
lain yang tidak dibutuhkan yang terdapat di
(%) (%)
dalam biji kakao non fermentasi.Sebanyak 1
kg biji kakao non fermentasi dengan ukuran Gliserin 1,95 1,95
kecil-kecil direndam dengan n-heksan teknis Lemak Kakao 2,925 2,925
sebanyak 1,5 liter (1:1,5) dan dibiarkan Minyak zaitun 0,585 0,585
selama 24 jam pada suhu kamar. Biji Asam stearat 1,95 1,95
kakao non fermentasi yang telah direndam, Cetil alkohol 0,977 0,977
disaringmenggunakan kertas Whatman Propil paraben 0,02 0,02
no 41 ke dalam wadah bersih sehingga Aquadest 82,41 82,41
diperoleh filtrat dan residu. Residu dalam Propilen glikol 4,875 4,875
bentuk biji kakao non fermentasi dengan Metil paraben 0,176 0,176
ukuran kecil diangin-anginkan selama 5 hari Ekstrak 2,34 1,56
pada suhu kamar untuk menghilangkan bau methanol biji
pelarut n-heksan. Kegiatan pemisahan lemak kakao non
kakao dari biji kakao non fermentasi dengan fermentasi
ukuran kecil-kecil diulang sebanyak 3 kali. Madu lebah 1,56 2,34
Sebanyak 1 kg biji kakao non fermentasi
yang telah bebas dari bau pelarut n-heksan Fase minyak terdiri dari gliserin 1,95%;
direndam kembali dengan 1,5 liter metanol lemak kakao 2,925%; minyak zaitun 0,585%;
p.a pada suhu kamar selama 48 jam sambil
asam stearate 1,95%; cetil alcohol 0,977%;
diaduk-aduk. Biji kakao non fermentasi yang
dan propil paraben 0,02%. Fase air terdiri
telah direndam metanol, disaring kembali
dari metil paraben 0,176%; propilen glikol
ke dalam wadah bersih menjadi filtrat 1,
residu kembali dimasukkan ke dalam wadah 4,875%; aquadest 82,41%.Fase minyak dan
dan ditambahkan lagi metanol, diaduk dan fase air merupakan variable tetap (konstan),
disimpan selama 48 jam pada suhu kamar. sedangkan komponen aktif yang terdiri
Hasilnya kembali disaring menjadi filtrat dari dari ekstrak methanol biji kakao non
Penentuan kekentalan dan penentuan biji kakao non fermentasi dan madulebah
viskositas pada sediaan krim adalah yang. Hasil analisa viskositas krim wajah
bahan-bahan yang digolongkan ke dalam menunjukkan bahwa nilai krim A sebesar 4.12
fase minyak terutama lemak kakao, asam x 105 cps dankrim B sebesar 2.72 x 105 cps
stearate, dan cetil alcohol.Bahan-bahan ini (Tabel 2). Krim B memiliki nilai viskositas lebih
memiliki karakteristik padat pada suhu ruang rendah dibandingkan dengan nilai viskositas
(Rahmanto, 2011).Perubahan viskositas krim A. Hal ini disebabkan karena pada krim
suatu produk sangat dipengaruhi perubahan B terdapat penambahan madu lebah dengan
fase dispers, medium dispers, emulgator, kosentrasi yang lebih tinggi dibandingkan
bahan tambahan lain, dan lingkungan. pada krim A. Diduga salah satu sifat bahan
Kedua macam krim wajah yang dibuat pada yang dimiliki oleh madu lebah adalah
penelitian ini mempunyai komposisi yang memiliki kadar air yang tinggi, dimana bahan
sama kecuali kosentrasi ekstrak methanol penyusun madu lebah adalah nectar. Dengan
kondisi yang demikian,terjadi kenaikan kadar pH yang terlalu basah dapat menyebabkan
air di dalam madu lebah. Pada saat madu kulit bersisik, sedangkan pH yang terlalu
lebah digunakan sebagai bahan aditif pada asam dapat menyebabkan iritasi kulit.
krim wajah B dengan konsentrasi yang Dengan melihat nilai pH pada kedua krim
tinggi menyebabkan terjadi kenaikan kadar wajah eksperimen, pada dasarnya tidak
air pada produk krim B. Dengan demikian, menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
diduga volume air di dalam sampel krim B diantara kedua nilai pH tersebut.Pemberian
bertambah maka terjadi penurunan tegangan perlakuan konsentrasi bahan akti ekstrak
permukaan pada krim B akibatnya tidak methanol biji kakao non fermentasi dan
ada lagi keseimbangan antara fase minyak madu lebahpada kedua krim wajah tidak
dengan fase air yang terjadi di dalam krim B. berpengaruh nyata pada nilai pH kedua krim
Menurut Schmitt (1996), emulsifier memiliki wajah tersebut.
gugus polar maupun non polar dalam satu
molekul sehingga dapat mengikat minyak C. Uji Mikrobiologi Krim Wajah
yang non polar dan disisi lain dapat mengikat Hasil uji mikrobiologi kedua krim wajah
air yang polar. Dengan kata lain terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.
keseimbangan antara komponen yang larut
di dalam air dan yang larut di dalam minyak. Tabel 4.Hasil uji mikrobiologi krim wajah
Hal inilah yang menyebabkan senyawa sebesar 75,1 dan setelah itu mengalami
bioaktif yang terdapat pada kedua krim yang penurunan. Sedangkan pada krim wajah B
bersumber dari ekstrak methanol biji kakao terjadi peningkatan nilai kelembaban pada
non fermentasi dan madu lebah tidak dapat pemaparan selama 1 jam sebesar 73,8
menembus membrane sel sehingga tidak dan selanjutnya pada waktu pemaparan
terjadi penghambatan pertumbuhan bakteri berikutnya mengalami penurunan nilai
gram negatif.Medan dkk (2015), Justus, dkk kelembaban namun tidak signifikan. Jika
(2014), dan Mulyatni, dkk (2012), bahwa membandingkan antara nilai melembabkan
ekstrak komponen bioaktif kulit dari buah krim wajah A dengan krim wajah B
kakao dan bubuk kakao non fermentasi berdasarkan lama waktu pemaparan, maka
paling efektif menghambat pertumbuhan krim wajah B memiliki daya lembab yang lebih
bakteri gram positif dibandingkan bakteri baik dan memiliki waktu daya lembab lama
gram negatif. dibandingkan dengan krim wajah A. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian bahan aktif
D. Uji Efek Krim Wajah Terhadap Kulit ekstrak methanol biji kakao non fermentasi
Hasil uji kedua krim wajaheksperimen dan madu lebah memberikan efek terhadap
terhadapefek melembabkan kulit wajah kulit wajah manusia. Lamanya waktu krim B
disajikan pada Tabel 5. memberi efek melembabkan kulit dibanding
dengan krim wajahA karena penambahan
Tabel 5. Hasil uji efek krim wajah madu lebah dengan konsentrasi tinggi pada
krim wajah B. Salah satu fungsi dari madu
Waktu Rata-Rata Daya Lembab lebah selain memperbaiki luka adalah
Pemaparan Krim Wajah Krim melembabkan kulit karena mengandung
A Wajah B
beberapa vitamin dan mineral lainnya yang
0 Jam 50,0 49,1
berfungsi sebagai antioksidan. Salah satu
0.5 Jam 75,1 43,9
fungsi antioksidan adalah memberi efek
1 Jam 56,3 73,8
melembutkan dan melembabkan kulit serta
1.5 Jam 53,9 68,9
memperbaiki struktur kulit.
2 Jam 52,5 64,9
Kesan lembab merupakan salah satu E. Uji Iritasi Kulit Dan Mata
parameter penting dalam memilih krim Hasil uji kedua krim wajah terhadap
wajah.Hasil pengukuran tingkat kelembaban kulit disajikan pada Tabel 6, iritasi terhadap
krim wajah terhadap kulit ditunjukkan pada mata disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8,
Tabel 5. serta Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3 dan
Nilai kelembaban krim wajah A Gambar 4.
meningkat pada pemaparan 0,5 jam
Tabel 9. Hasil uji panelis terhadap krim wajahA dan krim wajah B
Parameter penilaian Skor Kesimpulan
A B A B
1. Tidak harum
Aroma 2. Harum/ 1,9 1,9 Harum Harum
menyenangkan menyenangkan menyenangkan
3. Sangat harum
1. Sangat lembek
Konsistensi 2. Lembek 1,9 1,6 Lembek Lembak
3. Keras
1. Tidak berasa
Sensasi 2. Sejuk-dingin 1,5 1,7 Sejuk-dingin Sejuk-dingin
3. Sensasi panas
1. Kasar
Tekstur 2. Halus 1,8 2 Halus Halus
3. Sangat halus
1. Tidak berasa
Rasa gatal gatal 1 1 Tidak gatal Tidak gatal
2. Ada rasa gatal
3. Sangat gatal
1. Sangat lengket
Lengket 2. Lengket 2,8 2,5 Tidak lengket Tidak lengket
3. Tidak lengket
1. Tidak suka
Warna 2. Suka 1,5 1,5 Disukai Disukai
3. Sangat suka
1. Sulit
Mudah 2. Mudah 2,5 2,5 Mudah dicuci Mudah dicuci
dicuci 3. Sangat mudah
1. Terasa kering
Respon 2. Biasa 2,6 2,9 Memiliki daya Memiliki daya
setelah 3. Lembab/ melembabkan melembabkan
mencuci lengket
1. Tidak merah
Eritema 2. Merah 1 1 Tidak bersifat Tidak bersifat
3. Sangat merah mengiritasi mengiritasi
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa atau panelis dengan formulasi krim wajah B
keseluruhan parameter uji yang diberikan berbahan aktif ekstrak methanol biji kakao
penilaian oleh panelis, semuanya masuk non fermentasi dan madu lebah dengan kata
kategori penerimaan disukai oleh panelis (8 lain bahwa konsumen atau panelis memiliki
wanita dan 2 pria, dengan usia 19-40 tahun). kesukaan yang sama dan konsistensi
Ini menunjukkan bahwa kedua krim muka terhadap keseluruhan parameter uji yang
tersebut, penggunaannya diterima oleh diberikan.
konsumen dari umur usia muda hingga umur Krim wajah A dan krim wajah B
usia menengah baik pria maupun wanita. keduanya tidak terdapat perbedaan yang
Dari dua krim wajah yang ditawarkan kepada bermakna, namun krim wajah B yang paling
konsumen atau panelis, krim wajah B yang disukai olehkonsumen atau panelis karena
paling disukai oleh konsumen atau panelis. memiliki daya pelembab yang tinggi (Tabel 5)
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan dan tidak menimbulkan efek iritasi pada kulit
yang bermakna antara kesukaan konsumen maupun pada mata (Tabel 6, Tabel 7, dan
Tabel 8).Hal ini disebabkan karena seluruh 6. Fatmawati, A., Ermina P., dan Michrun,
konsentrasi bahan-bahan yang digunakan N. 2012. Sains dan Teknologi Kosmetik.
pada formulasi krim wajah B masih dibawah Makassar.
nilai ambang batas atau masih diperbolehkan. 7. Faradiba, Faisal, A., dan Ruhama, M.
2013. Formulasi Krim Wajah Dari Sari
SIMPULAN Buah Jeruk Lemon (Vitis vinifera L.)
Dengan Variasi Konsentrasi Elmugator.
Formula krim wajah ekstrak methanol Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol.
biji kakao non fermentasi dan madu lebah 17 No. 1; hal : 17-20.
terbaik dan disukai oleh panelis atau 8. Hasni Hasan, N., 2008. Pembuatan
konsumen adalah formula krim wajah B Alas Bedak Rose (Tidak Dipublikasikan).
yang terdiri dari gliserin 1,95%; lemak kakao Laboratorium Terpadu Program Profesi
2,925%; minyak zaitun o,585%; asam Apoteker. Fakultas Farmasi Unhas,
stearate 1,95%; cetil alcohol 0,977%; propil Makassar.
paraben 0,02%; aquadest 82,41%; propilen 9. ISO 10993-10-1995. Biological
glikol 4,875%; metil paraben 0,176%; Evaluation of Medical Devices-Part
ekstrak methanol biji kakao non fermentasi 10; test for irritation and sensitization,
1,56%; dan madu lebah 2,34%. Krim wajah Genewa, 1995, 2-5.
B tersebut memiliki nilai viskositas 2,72x105 10. Justus, E.L., dan Medan, Y. 2014.
cps, memiliki pH 5,26 sesuai SNI16-4399- Ekstraksi Komponen Aktif Kulit Buah
1996 danpH kulit 4,5-7,5 , angka lempeng Kakao Dan Pemanfaatannya Sebagai
total dan angka khamir-kapang 5x102. Bahan Pengawet Alami Pada Produk
Pemberian krim wajah B memberikan Makanan. Jurnal Industri Hasil
efek melembabkan dengan daya lembab Perkebunan Vol. 9 No. 1 Juni 2014; 59-
67
73,8 selama 1 jam, tidak menimbulkan
11. Medan, Y., Sitti, R., dan Mamang. 2015.
iritasi kulit, tidak menimbulkan iritasi
Formulasi Lulur Krim Dari Bubuk Kakao
mata, tidak menimbulkan rasa gatal, dan
Non Fermentasi Dan Efek Terhadap
tidak menimbulkan eritema serta panelis Kulit. Jurnal Biopropal Industri, Vol 6 No.
memberikan penilaian suka. 2; 63-72.
12. Mokodompit, N.A, Edy, J.H, dan Wiyono,
DAFTAR PUSTAKA W. 2013. Penentuan Nilai Sun Protective
1. Ade, N.M., Hosea, J.E., dan Weny, W., Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir
2013. Penentuan Nilai Sun Protective Surya Ekstrak Etanol Kulit Alpukat.
Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSTRAT Vol. 2.
Surya Ekstrak Etanol Kulit Alpukat. No.03. ISSN 2302-2493.
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi- 13. Mulyatni, S.A., Budiani, A., dan
Unstrat Vol. 2 No. 3. Taniwiryono, D. 2012. Aktivitas
2. Alissya, S., Murfod, dan Purwanto. Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kakao
2013. Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak (Theobroma cacao L.) Terhadap
Sari Tomat (Solanum lycopersicum L.). Escherichia coli, Basilus subtilis, dan
Traditional Medicine Journal, vol 18(3); Staphylococcus aureus. Jureus. Jurnal
hal : 132-140. Menara Perkebunan. 80(2), 77-84.
3. Badan Standardisasi Nasional. 1996. 14. Nela, S., Syariful. A., dan Yuliet,. 2013.
Sediaan Tabir Surya. SNI 16-4399-1996, Formulasi Krim antioksidan Bawang
Jakarta. Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr).
4. Badan POM RI. 2006. Kosmetik Yang Online Jurnal of Natural Science, Vol 2
Mengandung Bahan dan Zat Warna (3) : 111-112.
Berbahaya. 15. Rizky, A.W., Latifa., dan Winarni, P.
5. Fauzi, Aceng R, Nurmalina, dan Rina. 2013. Formulasi Krim Ekstrak Lidah
(2012). Merawat Kulit dan Wajah. Buaya (Aloe vera) Sebagai Alternatif
Jakarta: Gramedia. Penyembuhan Luka Bakar. Indonesian
Journal of Chemical Science.
16. Raga, Y.P. 2012. Respons Pertumbuhan editor. Chemistry and Tecnology of The
Dan Hasil Bawang Sabrang (Eleutherine Cosmetics and Toiletriesindustry. 2nd
americana Merr) Pada Beberapa Ed. London : Blackie Academe and
Jarak Tanam Dan Berbagai Tingkat Profesional.
Pemotongan Umbi Bibit. Jurnal Online 21. Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Agroteknologi. Surabaya : Putra Media Nusantara.
17. Sabir, A. 2005. Aktivitas Antibakteri 22. Swastika, A., Mufrod dan Purwanto.
Flavonoid Propolis Trigona sp Terhadap 2013. Aktifitas Antioksidan Krim Ekstrak
Bakteri Streptococcus mutans Secara In Sari Tomat. Ttradisional Medicine Journal
Vitro. Majalah Kedokteran Gigi. 18(3), 132-140.
18. Sartini dan Gemini, A. 2007. Ekstraksi 23. Titta H.S., Ahmad N., Resi A., (2013).
Komponen Bioaktif Dari Limbah Kulit Formulasi Sediaan Masker Gel Dari
Buah Kakao Dan Pengaruhnya terhadap Ekstrak Metanol Daun Teh Hijau
Aktivitas Antioksidan Dan Antimikroba. (Camellia sinensis L.) Dan Madu Hitam
Jurnal Fakultas Farmasi Unhas; hal 1-6. (Apidorsata) Sebagai Antioksidan.
19. Sartini. 2013. Pemanfaatan Kakao Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi : 1(17-23).
Sebagai Sumber Bahan Aktif Pembantu 24. Windarwati, S. 2011. Pemanfaatan
Sediaan Farmasi (Obat dan Kosmetika) Fraksi Aktif Ekstrak Tanaman Jarak
dan Suplemen Makanan. Prosiding Pagar Sebagai Zat Antimikroba dan
Seminar Nasional Teknologi Industri antioksidan Dalam Sediaan Kosmetik.
Kakao dan Hasil Perkebunan Lainnya. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Pertanian Bogor. Bogor.
Kementerian Perindustrian.
20. Schmitt, W.H. 1996. Skin Care Products.
Di dalam Williams DF and Schmitt WH,