Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Namiroh (3335160046)
Saepul Laeli (3335160044)
Andre Martua Parlaungan Pakpahan (3335190106)
Proses lumpur aktif adalah salah satu proses yang paling banyak dipakai untuk
pengolahan air limbah secara biologis. Di dalam sistem ini bakteri disuspensikan untuk
terus bergerak dan tidak mengendap melalui adukan, arus resirkulasi, atau gerakan lain
yang ditimbulkan oleh aerator. Dengan demikian lumpur aktif merupakan bahan yang
mengandung populasi bakteri aktif yang digunakan dalam pengolahan air limbah. Pada
proses kontinyu, lumpur aktif yang dan sebagian lumpur aktifnya disirkulasikan kembali
ke tangki aerasi, sedangkan bagian lainnya diambil sebagai hasil pekatan. Beningan
yang dihasilkan proses lumpur aktif relatif jernih dan memenuhi syarat untuk dibuang.
2.5 Biochemical Oxygen Demand (BOD)
COD ditentukan dengan mengukur ekuivalen oksigen dari zat-zat organik dalam
sampel dengan oksidator kimia yang kuat. COD merupakan parameter yang sangat
penting, yakni parameter pengukuran cepat yang digunakan sebagai parameter untuk
stream dan limbah industri serta mengontrol unit pengolah air limbah. Pengukuran
COD hanya membutuhkan waktu yang singkat dengan peralatan yang lebih murah
apabila dibandingkan dengan BOD. Nilai COD tidak sama dengan BOD karena
metode pengukurannya juga berbeda. Disamping itu nilai COD juga termasuk ion-ion
logam, asam sulfat, dan ion-ion lain.
Parameter yang umum digunakan dalam lumpur aktif (Davis dan Cornwell, 1985;
Verstraete dan van Vaerenbergh, 1986) adalah sebagai berikut:
1. Mixed-liqour suspended solids (MLSS).
Isi tangki aerasi dalam sistem lumpur aktif disebut sebagai mixed liqour yang
diterjemahkan sebagai lumpur campuran. MLSS adalah jumlah total dari padatan
tersuspensi yang berupa material organik dan mineral, termasuk didalamnya adalah
mikroorganisma. MLSS ditentukan dengan cara menyaring lumpur campuran dengan
kertas saring (filter), kemudian filter dikeringkan pada temperatur 1050C, dan berat
padatan dalam contoh ditimbang.
Porsi material organik pada MLSS diwakili oleh MLVSS, yang berisi material
organik bukan mikroba, mikroba hidup dan mati, dan hancuran sel (Nelson dan
Lawrence, 1980). MLVSS diukur dengan memanaskan terus sampel filter yang telah
kering pada 600 – 6500C, dan nilainya mendekati 65-75% dari MLSS.
3. Food - to - microorganism ratio (F/M Ratio).
Parameter ini merupakan indikasi beban organik yang masuk kedalam sistem
lumpur aktif dan diwakili nilainya dalam kilogram BOD per kilogram MLSS per hari
(Curds dan Hawkes, 1983; Nathanson, 1986). Adapun formulasinya sebagai berikut :
F/M = Q X BOD
MLSS x V
dimana :
Lebih tinggi laju sirkulasi lumpur aktif lebih tinggi pula rasio F/M-nya. Untuk
tangki aerasi konvensional rasio F/M adalah 0,2 - 0,5 lb BOD5/hari/lb MLSS, tetapi
dapat lebih tinggi hingga 1,5 jika digunakan oksigen murni (Hammer, 1986). Rasio F/M
yang rendah mencerminkan bahwa mikroorganisme dalam tangki aerasi dalam kondisi
lapar, semakin rendah rasio F/M pengolah limbah semakin efisien.
5. Hidraulic retention time (HRT).
Waktu tinggal hidraulik (HRT) adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh larutan
influent masuk dalam tangki aerasi untuk proses lumpur aktif; nilainya berbanding
terbalik dengan laju pengenceran (D) (Sterritt dan Lester, 1988).
HRT = 1/D = V/ Q
dimana :
D = Laju pengenceran.
5. Umur lumpur (Sludge age).
Umur lumpur adalah waktu tinggal rata-rata mikroorganisme dalam sistem. Jika
HRT memerlukan waktu dalam jam, maka waktu tinggal sel mikroba dalam tangki
aerasi dapat dalam hari lamanya. Parameter ini berbanding terbalik dengan laju
pertumbuhan mikroba. Umur lumpur dihitung dengan formula sebagai berikut (Hammer,
1986; Curds dan Hawkes, 1983) :
Umur Lumpur (Hari) = MLSS x V
SSe x Qe + SSw X Qw
dimana :
6. Umur lumpur
Pada proses ini P-110 A/B memompakan effluent dari BB-2 menuju T-
5002 A/B (Jet Mixer) berfungsi mencampurkan antara effluent dari BB-2 dan
over flow dari T-5004 A/B (AHR) dengan pompa P-5001 A/B/C sebagai
sirkulasinya.
5. Proses Anaerob
1. Proses pengolahan air limbah di PT. Indorama Petrechemicals adalah suatu proses
pengolahan biologis dengan bantuan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan
kandungan-kandungan yang ada dalam air limbah. Dalam proses pengolahannya air
limbah akan melalui beberapa tahapan, seperti pencampuran, pengendapan,
netralisasi, penguraian (baik secara aerobik maupun aerobik), dan filtrasi. Dalam setiap
tahapan tersebut air limbah akan selalu dipantau keadaannya dan dilakukan analisa
untuk mengetahui kondisi dan kandungan yang ada disetiap tahapan pengolahan air
limbah. Kemudian hasil analisa akan dibandingkan dengan standar baku mutu air
limbah PT. Indorama Petrochemicals telah memenuhi standar baku mutu air limbah
baik yang berasal dari PT. Indorama Petrochemicals dan dari pemerintah, sehingga
air limbah layak untuk dibuang ke alam.
2. Analisa yang dilakukan terhadap sampel air limbah meliputi uji COD, uji BOD,
uji TDS, uji TSS, uji MLSS, dan pH
3.2 Saran
1. Dapat selalu memonitor kualitas air buangan pada tiap tahapan proses pengolahan
air limbah agar diperoleh air buangan yang ramah lingkungan.
2. Dapat mengkaji lebih lanjut kinerja bakteri pada proses pengolahan air limbah guna
memonitor kualitas air buangan dengan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi metabolisme bakteri.
DAFTAR PUSTAKA