You are on page 1of 4

Tahapan Pengembangan Sistem Informasi

Proses pengembangan sistem informasi kesehatan sangatlah terkait dengan proses


manajemen, yang lebih khusus lagi dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan system
informasi kesehatan perlu memperhatikan dan menerapkan fungsi – fungsi manajemen agar
dapat terlaksana secara lebih sistematis dan komprehensif serta berkesinambungan.

1. Perencanaan

Perencanaan system memberikan pandangan sekilas kepada manajer, pemakai dan


personalia system informasi tentang bermacam – macam proyek system yang
memerlukan sumber daya untuk waktu yang lama. Menetapkan apa yang harus
dikerjakan dan menetapkan anggaran biaya keseluruhan untuk semua proyek system
informasi kesehatan yang direncanakan. Selain biaya pengembangan, anggaran ini
juga mencakup biaya sumber daya lain, seperti computer, telekomunikasi, sambungan
baru, lokasi baru dan sebagainya.

Dalam tahap ini sudah harus diperhitungkan seberapa besar perubahan yang harus
dibuat dari sistem awal, infrastruktur apa saja yang dibutuhkan, berapa besar cost
pengembangan dan benefit yang nantinya akan dihasilkan. Hasil akhir tahap ini harus
terdokumentasi, sehingga tersusun proposal proyek atau dokumen perencanaan
proyek. Dalam perencanaan ini juga dapat ditetapkan perancangan system informasi
kesehatan yang akan dikembangkan.

2. Pengorganisasian

Agar perencanaan pengembangan sistem informasi kesehatan yang telah disusun


dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu dilakukan pengorganisasian
terhadap aktor – aktor yang berperan dalam proses tersebut dengan tepat. Pembagian
tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang jelas sangat diperlukan agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan. McLeod dan Schell
(2007) mengatakan untuk melakukan pengembangan sistem, metode yang digunakan
adalah SDLC (System Development Life Cycle).
a. SDLC (System Development Life Cycle).

Proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem yang berbasis komputer.
System Development Life Cycle (SDLC) ini diterapkan karena beberapa alasan,
diantaranya adalah :

1) Metode ini menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman


mengembangkan sistem.

2) Metode ini akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem dianalisis dan
dirancang secara keseluruhan sebalum diimplementasikan.

SDLC indentik dengan teknik pengembangan sistem waterfall, karena tahapannya


menurun dari atas ke bawah. Berikut tahapan dari SDLC:

1. Planning

2. Analysis

3. Design

4. Implementation

5. Use

b. Prototyping

Prototyping merupakan teknik pengembangan sistem untuk menggambarkan


sistem, sehingga pengguna atau pemilik sostem mempunyai gambaran.

c. Rapid Application Development (RAD)

Sistem yang semakin komplek dan waktu pengembangan yang dibutuhkan


semakin cepat, membuat para pengembang sistem berfikir keras dan berusaha
untuk mencari solusi teknik pengembangan yang cepat tanpa mengurangi kualitas
sistem yang dihasilkan.

d. Joint Application Development (JAD)

Suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan
ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai,
teknik yang dibuthkan dan unsur rancangan eksternal. Tujuan JAD adalah
memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas
dalam siklus pengembangan sistem informasi.

e. Unfied Modelling Language (UML)

UML adalah bahasa untuk menspesifikasi,memvisualisasi, membangun dan


mendokumentasikanartifacts (bagian dari informasi yang digunakan untuk
dihasilkan oleh proses pembuatan perangkat lunak, artifacttersebut dapat berupa
model, deskripsi atau perangkat lunak) dari sistem perangkat lunak,seperti pada
pemodelan bisnis dan sistem non perangkat lunak lainnya. Selain itu UML adalah
bahasa pemodelan yang menggunakan konsep orientasi object.

3. Pelaksanaan

Pada pelaksanaannya, sistem baru yang telah dibangun kemudian diimplementasikan


dalam organisasi/lembaga/perusahaan. Tahapan ini merupakan proses mengganti atau
meninggalkan sistem yang lama dengan sistem yang baru, sehingga sangat
dimungkinkan pada tahap ini akan muncul permasalahan yaitu penolakan atas sistem
baru. Tahap ini juga merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan
dan terdiri dari beberapa kegiatan seperti :

1) Mempersiapkan rencana implementasi

2) Melakukan kegiatan implementasi:

a). Memilih dan melatih personil

b). Memilih dan mempersiapkan tempat dan lokasi sistem

c). Mengetes sistem

4. Pengawasan

Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu harus


dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan diupayakan agar penyimpangan dapat dideteksi sedini mungkin,
dicegah, dikendalikan dan dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan
efektifitas tugas – tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.

DAPUS

McLeod, R. dan Schell, G.P. 2007, Management Information System (edisi ke10),
Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Mulyani, S. 2016. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit: Analisis dan


Perancangan. Abdi Sistematika: Bandung.

You might also like