You are on page 1of 560

NSPM KIMPRASWIL

METODE, SPESIFIKASI
DAN TATA CARA
Edisi Pertama, Desember 2002

BIGliN: 8
BENDUNG, BENDUNGAN,
SUNGAI, IRIGASI, PANATAI
NSPM KIMPRASWil

METODE, SPESIFIKASI
DAN TATA CARA
Edisi Pertama, Desember 2002

BAGIAN: 8
BEN DUNG, BEN DUNGAN,
SUNGAI. IRIGASI. PANATAI

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jalan Raden Palah I No. 1 Kebayoran Baru -Jakarta 12110, Telp. (021) 7245083, 7399741. 7251043. Fax (021l 7395062
PENGANTAR
KEPALA BALITBANG DEPARTEMEN KIMPRASWIL

Buku NSPM Kimpraswil() edisi Mei 2003 ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok
Standar Nasional Indonesia (SNI) sebanyak 13 bagian dan kelompok Pedoman/ Petunjuk/
Manual Teknis sebanyak enarn bagian yang keseluruhannya rnerupakan standar atau bagian
dari Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) dalam penyelenggaraan bidang
Pennukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) atau dulu bidang Pekerjaan Umum
(PU). SNI disyahkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sedang Pedoman/Petunjuk/
Manual Teknis ditetapkan oleh Menteri Kirnpraswil. Standar-standar tersebut disusun
melalui mekanisme Standardisasi oleh Panitia Teknik (Pantek) Bidang Konstruksi dan
Bangunan yang anggota-anggotanya terdiri dari wakil-wakil unit Eselon I di lingkungan
Departemen Kimpraswil, instansi, asosiasi profesi terkait dan para pakar dari perguruan
tinggi. Sejak tahun 1970-an, Departemen PU/ Kimpraswil melalui Pantek tersebut telah
menyusun sejumlah standar.
Pantek Bidang Konstruksi dan Bangunan adalah Iembaga non struktural di bawah instansi teknis yaitu dalam hal
ini Departemen Ki:mpraswil, dibentuk sesuai dengan Pedoman BSN No. 11-1999, tentang Pedoman Pembentukan
Panitia Teknik Perumusan SNI. Pantek Bidang Konstruksi dan Bangunan ditetapkan oleh BSN dengan Sural Keputusan
(SK) No. 1637/BSN-1/HK/10/99. Pantek ini diketuai oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang),
sesuai dengan SK Menteri Kimpraswil No. 372/KPTS/M/2001, tangal 13 Juli 2001.
Undang-undang R.I. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa salah satu kewenangan
Pemerintah (Pusat) adalah menyusun standar-standar yang untuk Departemen Kimpraswil hasilnya adalah yang tertuang
da1am buku NSPM ini. Diharapkan NSPM ini dapat digunakan oleh setiap penyelenggara bidang Kimpraswil dalam
rangka mencapai mutu pekerjaan yang diharapkan melayani masyarakat. Standar-standar ini akan diperbaiki dari waktu
ke waktu terutama karena penemuan dan perkembangan teknologi dan ditambahi dengan standar-standar baru. Karena
itu usul-usul perbaikan dari semua pihak sangat diharapkan. Usul-usul perbaikan dapat dikirimkan kepada:

Sekretariat Balitbang Kimpraswil,


Jalan Raden Patah I No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (1211 0),
Tilpon (021) 7399741, 7226302;
Fax: (021) 7395062.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Menteri Kimpraswil yang mendorong pembuatan dan
penggunaan standar-standar/ NSPM ini dan semua pihak khususnya staf Balitbang Departemen Kimpraswil dan anggota-
anggota Pantek yang rnemungkinkan diterbitkannya buku NSPM itu.

Kepala Badan Pcnelitian dan Pengem'"''-tngan


Dcpartcmcn Kimpraswil

~--
~ """1'
DR. Ir. Patana Rantetoding, MSc.
NIP: II 0015630 ,1;(;

<DDipublikasikan oleh Balitbang Departemen Kimpraswil.


Hak Clpta oleh Balltbang Klmpraswll. (DIIarang menggandakan sebaglan atau seluruhnya tanpa lzln darl Balltbang Klmpraswll)
DAFTARISI
L Metode
Halaman
SNI I 9- I 746-2002 Metode Penentuan Posisi Titik Perum Menggunakan Dua Buah Sextant ........ .. ........ .... ....... ..... 1
SNI 03-24 I 4-1991 Metode Pengukuran Debit Sungai dan Sa1uran Terbuka ............................................................ 9
SNI 03-2415- I 99 I Metode Perhitungan Debit Banjir ............................................................................................... 16
SNI 03-2526- I 991 Metode Pemilihan Lokasi Pos Duga Air di Sungai ..................................................................... 32
SNI 03-2819- I 992 MetodePengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan
Alat Ukur Arus Tipe Baling-baling. ............................................................................................ 38
SNI 03-2820-1992 Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Pelampung Permukaan .......... 48
SNI 03-2822- I 992 Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai/Saluran
Terbuka dengan Analisa Grafis .... ....... ............ ........... .. .... .. .............. .. ...... ............ ... ... ... .......... .. .. 59
SNI 03-2829-1992 Metode Perhitungan Tiang Pancang Beton pada Krib di Sungai ................................................ 67
SNI 03-2830-1992 Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai dengan Cara Pi as
Berdasarkan Rumus Manning..................................................................................................... 74
SNI 03-3404-1994 Metode Pemasangan lnklinometer ........ ... ...... .. ........... ..... .. .... ............... ... ..... .................. ...... ...... 79
SNI 03-3408-1994 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran pada Model Fisik dengan
Alat Ukur Arus Tipe Baling-baling ............................................................................................. 85
SNI 03-3409-1994 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran pada Model Fisik dengan Tabung Pitot...................... ... 92
SNI 03-3410-1994 Metode Pengukuran Pol a Ali ran pada Model Fisik ............. ....................................................... 97
SNI 03-34 I I -1994 Metode Penukuran Tinggi Muka Air pada Model Fisik ...................................... ........... ............. 102
SNI 03-3412-1994 Metode Perhitungan Debit Sungai Harian ............ .:.. .... .. .... .. .............................................. .... .. .. 107
SNI 03-3413-1994 Metode Pengukuran Debit Puncak Sungai dengan Cara tidak Langsung ................................... 116
SNI 03-3417-1994 Metode Penentuan Posisi Titik Perum Menggunakan AI at Penyipat Ruang ............ .................. 125
SNI 03-3965-1995 Metode Pembuatan Model Fisik Sungai dengan Dasar Tetap ..................................................... 130
SNI 03-6455.1-2000 Metode Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka dengan
Bangunan Ukur Parshall Flum dan Saniiri Flum ........................................................................ 136
SNI 03-6455.2-2000 Metode Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka
Bangunan Ukur Ambang V-rata .................................................................................................. 147
SNI 03-6455.3-2000 Metode Pengujian Aliran pada Saluran Terbuka dengan
Bangunan Ukur Em pat Persegi .......... .................................................... ........... .......................... 162
SNI 03-6455.4-2000 Metode Pengukuran Debit Saluran Terbuka dengan
Am bang Tajam Segi Tiga ........ ............ ............................................... ...... ..... ..... ........................ 172
SNI 03-6455.5-2000 Metode Pegukuran Debit pada Saluran Terbuka dengan
Am bang Tajam Persegi Panjang ........ .................................................... .. ................................... 177
SNI 03-6456.1-2000 Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan Kontruksi Bendungan
Bagian 1 : Pengendalian Sungai selama Pelaksanaan Konstruksi Bangunan ............................. 181
SNI 03-6456.2-2000 Metode Pengontrolan Sungai selama Pelaksanaan Konstruksi Bendungan
Bagian 2 : Penutupan Alir Sungai dan Bendungan Pengelak .......................... ... ................... ..... 191
SNI 03-6337-2002 Metode Perhitingan Awal Laju Sedimentasi pada Waduk ....................... .............. ... .................. 207
SNI 03-6738-2002 Metode Perhitungan Debit Andal Air Sungai dengan
Analisis Lengkung Kerapan ........................................................................................................ 212
SNI 19-6745-2002 Metode Penentuan Posisi Titik PerumMenggunaka n Trisponder ............................................... 218
SK SNI M 38-1993-03 Metode Pengukuran Bathimetri Menggunakan AI at Perum Gem a............................ ................. 226

Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai, lrigasi. Pantai.


II. Spesifikasi
SNI 03-ti3R 1-2000 Spesitikasi Bangunan Ukur Debit Cippoletti .............................................................................. 237
SNI 05-6395-2000 Spesitikasi Alat Ukur Debit Orifice............................................................................................ 239
SNI 03-6416.1-2000 Spesitikasi Bahan Sambungan pada Bendung Beton
Bagian I : Pemilihan Bahan Penahan Air .......... ............................... ........................ ... .. ............. 254
SNI 03-6416.2-2000 Spesitikasi Bahan Sambungan pada Bendung Beton
Bagian 2 : Pelaksanaan, Pemasangan Penahan Air untuk Sambungan .. ........................ .. ........... 259

III. Tata Cara


SNI 03- I 724-1989 Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk
Bangunan di Sungai .............. ......... ............... ...... ........... ........... .............. .................................... 265
SNI 03-1731-1989 Tata Cara Kemnanan Bendungan .......................... ...... ................. ... ... .................. .... ................... 280
SNI 03-2400-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai ........................................................................... 298
SNI 03-2402-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Irigasi Tambak Udang ............................................................... 309
SNI 03-2851-1991 Tata Cara Perencanaaan Teknis Bendung Penahan Sedimen ...................................................... 314
SNI 03-3432-1994 Tata Cara Penetapan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah untuk Bendung ............................ 324
SNI 03-3441-1994 Tata Cara Perencanaan Teknik Pelindung Tebing Sungai dari Pasangan Batu ........................... 330
SNI 03-3444-1994 Tata Cara Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Tam pang Ganda dengan
Cara Pi as Berdasarkan Rumus Manining. ..... .. ...... ........... .... .............. ..... ....... ............. .. ...... ........ 334
SNI 19-6459-2000 Tata Cara Pemgontrolan Sedimentasi pada Waduk ..................................................................... 340
SNI 03-6460.1-2000 Tata Cara Keamanan Penerowongan untuk Konstruksi Sipil
Bagian I : Perencanaan dan Organisasi ..... ......... ............ ............... ....... .................... ..... ............. 366
SNI 03-6460.2-2000 Tata Cara Keamanan penerowongan
Bagian 2 : Bahaya Darurat dan Lingkungan kerja ................... ............. ... ........................... .. ...... 389
SNI 03-6460.3-2000 Tata Cara Keamanan Penerowongan
Bagian 3 : Komunikasi, Kebisingan dan Transportasi .. ..... ... ....................................... ...... ...... ... 402
SNI 03-6465-2000 Tata Cara Pengendalian Mutu Bendungan Urugan ..................................................................... 4I9
SNI 03-6467.1-2000 Tata Cara Pemgukur AI iran Benda Cair pada Saluran Terbuka dengan
Bangunan Ukur Ambang Lebar Horizontal dan Ujung Hulu Bulat............................................ 427
SNI 03-6467.2-2000 Tata Cara Pengukuran AI iran Air pada Saluran Terbuka Secara tidak ·
Langsung dengan Metode Kemiringan Luas ........ ..................... ............. .............. ........ .... .......... 439
SNI 19-64 71.I-2000 Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan Pantai
Bag ian I : Survei Lokasi dan Investigasi ........................ .......... .......... ... ............ ... ..... ......... .... .... 455
SNI 19-6471.2-2000 Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan Pantai
Bagian 2 : Pertimbangan-pertimbangan yang Mempengaruhi Pekerjaan ...... ...... ...... ....... .......... 480
SNI 19-6471.3-2000 Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan Pantai
Bagian 3: Pemilihan Peralatan .................................................................................................... 491
SNI I9-6471.4-2000 Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan Pantai
Bagian 4 : Pelaksanaan dan Pengawasan .. ......... . .... ............ ....... ..... .... .. .. ...... .... .. .... ... ......... . ... .. .. 520
SNI 03-6720.1-2002 Tata Cara Pemasangan Geotekstil sebagai
Filter dan Transisi dalam Bendungan Urugan .......................... ............ .......... ....... ...................... 537
SNI 03-6720.2-2002 Tata Cara Pengukuran Diameter Lubang dan Permeabilitas Geotekstil sebagai
Filter dan Transisi dalam Bendungan Urugan .......................................... .. .... ... ............ .......... 541
SNI 03-6720.3-2002 Tata Cara Desain Geotekstil sebagai
Filter dan Transisi dalam Bendungan Urugan ............................................................................. 544

ii Bagian 8: Bendung, Bendwzgan, Sungai, lrigasi, Pantai.


Daftar Berdasarkan Bagian dan Volume

METODA, TATA CARA DAN SPESIFIKASI:


Bagjan I Tanah; Longsoran.
Bagian 2 Batuan; Sedimen; Agregat.
Bagian 3 Beton; Semen; Perkerasan Beton Semen.
Bagian 4 Aspai; Aspai Batu Buton (Asbuton); Perkerasan Jaian Beraspal.
Bagian 5 Air; Air Tanah.
Bagian 6 Air Bersih.
Bagian 7 Struktur Bangunan.
Bagian 8 Bendung; Bendungan; Sungai; Irigasi; Pantai.
Bagian 9 Keseiamatan Bangunan.
Bagian 10 Rumah dan Gedung; Perumahan.
Bagian I I Laiu Lintas; Lingkungan Jalan; Sanitasi dan Persampahan
Bagian 12 Jembatan
Bagian 13 Kayu; Bahan Lain; Lain-lain

PEDOMAN/ PETUNJUK TEKNIK, DAN MANUAL:

Bagian 1: TANAH (Panduan Geoteknik)


Buku I : Proses Pembentukan dan Sifat-sifat Dasar Tanah Lunak.
Buku 2 : Penyelidikan Tanah Lunak: Desain dan Pekerjaan Lapangan.
Buku 3 : Pengujian Tanah Lunak : Pengujian Laboratorium.
Buku 4 : Pengujian Tanah Lunak: Disain dan Konstruksi

Bagian 2: IRIGASI (Standar Perencanaan Irigasi)


I : Bagian Kriteria Perencanaan.
2 : Bagian Perencanaan Teknis.

Bagian 3 : RUMAH, GEDUNG DAN PERUMAHAN


I : Rumah dan Gedung; (Rumah Sederhana, Rumah Knock down dll).
2 : Perumahan (Harga Satuan)

Bagian 4: LAIN-LAIN
Tata Cara (Jalan, Permukiman, Pengairan, Jembatan, Lingkungan)

Bagian 5: AIR MINUM PERDESAAN (Sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan)


Volume I:

Perencanaan Pengelolaan Pengawasan


AB-D/RE AB-D/OP AB-D/LW
Spesifikasi Teknis (ST) 001 s/d 008 001 001 s/d 007
Tata Cara (TC) 001 s/d 026 001 s/d016 001 s/d 016
Metode Uji (MU) 001 001 s/d 003 001 s/d 006

Bagian 6 : AIR MINUM PERKOTAAN (Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan)

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai. Iii


Bagian 6: AIR MINUM PERKOTAAN (Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan)

Volume I
Studi Kelayakan Perencanaan Pengelolaan Pengawasan
AB-KIRE-SK AB-KIRE-RI AB-K/OP AB-KILW

Spsesifikasi Teknis (ST) 001 s/d 006 001 s/d 005 001 SID 023
Tata Cara (TC) 001 s/d 010

Volume II
Studi Kelayakan Perencanaan Pengelolaan Pengawasan
AB-KIRE-SK AB-KIRE-RI AB-K/OP AB-KILW
Tata Cara (TC) 001 SID 010 001 s/d 010 001 s/d 030 001 s/d 018

Volume III
Studi Kelayakan Perencanaan Pengelolaan Pengawasan
AB-KIRE-RT AB-K/OP AB-KILW
Spsesifikasi Teknis (ST) 001 s/d 010
Tata Cara (TC) 031 s/d 051
Metode Uji (MU) 006 s/d 010

Volume IV
Studi Kelayakan Perencanaan Pengelolaan Pengawasan
AB-KIRE-RT AB-K/OP
Tata Cara (TC) 001 s/d 025
Metode Uji (MU) 001 s/d 017

VolumeV
Studi Kelayakan Perencanaan Pengelolaan Pengawasan
AB-KIRE-RT
Tata Cara (TC) 026 s/d 035

Volume VI
Studi Kelayakan Perencanaan Pengelolaan Pengawasan
AB-KIRE-RT
Tata Cara (TC) 036 sld 052

iv Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, /rigasi, Pantai.


SNI19-1746-2002
SK SNI M-11·1994-03
METODE PENENTUAN POSISI TITIK PERUM
MENGGUNAKANDUABUAHSEXTANT

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian


1.1.1 Maksud Beberapa pengertian yang berkaitan dengan ini adalah:
Metode Penentuan Titik Perum Menggunakan Dua Sextant I) Sextant adalah alat pengukur sudut dari dua titik bidik
dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengukuran terhadap posisi alat tersebut;
penentuan posisi titik-titik perum di perairan pantai, sungai, 2) Posisi titik ukur perum adalah titik-titik yang rnempunyai
danau, dan muara. koordinat berdasarkan basil pengukuran;
3) Titik tetap adalah titik di darat yang mempunyai harga
1.1.2 Tujuan koordinat dalam suatu sistim koordinat nasional atau suatu
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh titik-titik secara sistim koordinat lokal;
benar dan teliti bagi semua pihak yang lingkup tugasnya 4) Rambu bidik adalah suatu objek hidikan yang berupa
penelitian dan pengukuran di perairan pantai, sungai, danau, rambu terletak di atas titik tetap bantu yang direncanakan
dan muara. untuk memudahkan penglihatan dalam pemhacaan sudut
sextant.
1.2 Ruang Lingkup 5) Titik perum adalah titik yang telah di ukur posisinya pada
Metode penentuan ini membahas ketentuan-ketentuan dan titik tersebut diplotkan kedalamannya;
tabapan pelaksanaan pengukuran. 6) Peta kerja adalah peta dasar pengukuran yang herskala;
7) Titik tetap bantu adalah titik-titik yang diukur berdasarkan
titik tetap untuk mempermudah dalam pelaksanaan
pemeruman.

BABll
KETENTUAN-KETENTUAN

2.1 U mum 3) Formulir isian untuk mencatat data basil pengukunm;


2.1.1 Cuaca 4) Mesin hitung (komputer);
Kondisi cuaca pada saat pengukuran dalam keadaan baik. 5) Kompas;
6) Jaket pelampung.
2.1.2 Petugas d;m Penanggung Jawab
Nama, tanda tangan petugas dan penanggung jawah 2.2.4 Penempatcm Peralatan
pengukuran serta tcmggal pengukuran barns ditulis dengan jelas 2.2.4.1 Alat sextant
pada formulir kerja. Penempatan alat sextant di alas kapal survci harus mcmenuhi
ketentuan sebagai berikut:
2.2 Teknis 1) Keadaan kapal survci c.:ukup memadai untuk petugas dan
2.2.1 Peralatan dan perlengkapan alat sextant;
Peralatan dan perlengkapan harus dalmn kcadaan laik pakai 2) Jarak pandangan dari posisi kapal survei tcrhadap rmnhu
dan lengkap. ukurjehL".

2.2.4.2 Ramhu Target


2.2.2 Peralatcm Utama
Penempatan nunhu target harus memcnuhi kch:ntuan sehagai
Peralatan utama yang digunakan harus dalmn keadaan laik
berikut:
pakai sebagai hcrikut:
1) Ditcmpalk:m pada satu sumhu vcnikal dcng;m titik-titik
1) Dua buah sextant;
tctap h:mtu yang dircm·anakan. <lihat G;unhar I l.
2) Kapal survci.
2) Mudah d;m jci;L'> tcrlihat dari posisi titik pcmcrurmm yang
tcrjauh dari !aut.
2.2.3 Peralatan Pcnunjang
Peralatcm pcnunjang yang digunakan harus dalcun kcada;m laik 2.2.4 Pclaksanaan Pcngukur;ul
pakai, sehagai berikut: lhwal yang harus dipcnuhi dalam pclaksanaan ~ngukunm
1) Rambu-ramhu hidik, minimal 3 huah; schagai hcrikut:
2) Peta kerja untuk mcmplot posisi titik pcmcruman, dcng;m I) Pcrintah pcngukuran untuk alai sextant dan pcmcnunm1.
skala 1: 1000, 1: 2000 atau 1: 5000 tcrgantung pada lajur dilakuk;m scrcntak;
pemeru rumah; 2) Data pengukur:u1, tlisusun tlalam nomor unllli<mllipt·riksa
scliap kclipatan scpuluh.
SNI 19-1746-2002
.
2.2.5 Pemhacaan SuJut titik R : Xr = Xa + (Yb - Ya Cotg a ....................... ~
Pemhaca:m suJut harus memenuhi ketentuan scbagai berikut: Yr = Ya- (Xb- Xa) Cotg a ....................... (
I) PaLla sudut pemhiJikan, posisi kedua pcmbaca sextant
herdckat:m
2) Pemhacaan sudut dari sext:mtl d:m II ke rmnhu-rmnhu y;mg titik S : Xr = Xa + (Yb - Ya Cotg l3 ........................ (
dihidik hams dilakuk;m pada waktu sercntak; Yr = Ya- (Xh- Xa) Cotg l3 ....................... (
3) Baca:m sudut dari kedua pcmhaca;m sextmll, <mtara 15°-
l)()o dengan tolcrcmsi hacaan dalcun per 10 men it; 2) Menghitung Azimuth RS, dengan rumus:
4) Scl;mg waktu pemhacaan sudut, diusahak;m dalam interval
waktu y<mg s:una untuk mcngontroljalur pcngukuran.
tg as RS = (Xs- Xr): (Ys- Yr) n ...................................... (
2.2.6 Rumus-Rumus Pcrhitungan
Rumus-rumus perhitung:m y<mg digunak:m dalam metode ini 3) Menghitung koordinat posisi, dengan rumus:
(lihat Gmnhar 2):
Xp = (n Xh + 1/n Xr- Yr) : (n + 1/n) ............................... (
1) Menghitung koordinat titik-titik bantu Cassini, dengan Yp=(l/nYb+nYr+Xr): (n+lln) ................................ (
rum us:

BABIII
TAHAPAN PELAKSANAAN PENGUKURAN

Pckerjaan penentuan posisi titik perum menggunakan dua buah arah laut atau sebaliknya dengan kecepatan konst
sextant dilakuk<m dcng;m tahapan sebagai berikut: dan arahnya sesuai yang ditetapkan; '
1) Persiapan di kantor, sehagai berikut: (4) Beri perintah bahwa titik fix pertama pada h
( 1) B uat jadwal rcncana dan peta ker:ja; pertama mulai diukur dengan mcmberi aba-aba a
pembacaan sudut sextant I dan sextant II dilakul
(2) Siapkan dan periksa kondisi alat ukur utama; serentak;
(3) Siapkan alat-alat ukur bantu lainnya. (5) Laporkan bacaan sudut sextant I dan II ke petu
2) Pekerjaan persiapan di lapangan, sebagai berikut: pengeplot;
(1) Siapkan perahu survei; (6) Catat bacaan sudut pertama dclfi sext:mt 1 dan 11 p.
lembar fonnulir;
(2) Pasang rambu-rambu target di darat sebagai objek titik
hidik, dimana jarak an tara rambu-rambu disesuaikan
(7) Masukkan data dalam kalkulator program un'
mendapalkan koordinat titik pcrum;
dengan kemampuan pembidikan alat sextant;
(8) Plotkan koordinat titik perum tersebut pada Iem bart
(3) Siapkan pela ker:ja; pengeplotan;
(4) Siapkan dan periksa alat-alat ukur utama; (9) Perintahkan juru mudi kapal untuk mengara]
(5) Siapkan fonnulir pengukuran dan alat-alat 1 antu kapalaya keposisi yang direncanakan dan dibantu .
lainnya; kompas apabila titik pcrum tidak sesuai pada lajur
ditetapkan; tidak sesuai ada Iajur yang ditetapk
3) Peket:jaan pengukuran, sebagai berikut: (10) Perintahkan kembali untuk pengukuran posisij
berikutnya bahwa penentuan posisi dapat dimtJ
( 1) S iapkan alat sextant, alat pemeruman dan alat lainnya
kembali;
berada di dalam perahu survei;
(2) Siapkan petugas, untuk:
(11) Lakukan pekerjaan selanjutnya sepcrti urutan »
butir (5) sampai butir (8) sehingga pengukuran b
(a) memplot posisi perahu di alas pela kerja; pertama selesai; '
(b) membaca alat sextant di dalam perahu survei; (12) Perintahkan pada juru mudi untuk menggerJ.
(3) Tempalkan kapal survei pada posisi awal pada lajur kapalnya pada laju berikutnya; -1
pertama akan diukur, perahu bergerak dari pantai ke (13) Ulangi pekerjaan seperti pada butir (4) hingga (
sampai semua peker:jaan selcsai.

2 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI19-1746-2002

BABIV
LAPORAN

l..apoall penentuan posisi titik. pennn dengan mengg.makan survei. nama pantai. waltre pengukuran. dan nama petugas
Ja ._,.sextant disajikan daiam bentuk sebagai berikut. dan hambatan yang dit.emui selama pengukuran;
1) Bulru ukur yang memuat data koordinat dan nomor titik- 2) Gambar posisi fixperum yang memuat koordinat. nomor
titik perum dilengkapi dengan nama proyek, nama lokasi titik-titik dan lajur pemennnan (lihat Gambar 3).

LAMPffiANA
DAFfAR ISTILAH

Nomor urut posisi perum atau


perintah pengukuran : fu
Titik tetap : bench mark
Alat ukur sudut dari dua titik : sextant
Bacaan sudut yang diubah menjadi
koordinat jarak : titik bantu Cassini

Bagian 8 : Bendunx. Bendungan, Sunxai, Jrigasi, P'mtai. 3


SNI 19-1746-2002

LAMPIRAN B

CONTOH ISIAN FORMULIR


PENGUKURAN POSISI TITIK PERUM
Proyek Studi Masalah Sedimentasi Muara
Lokasi Pantai Gabus, Indramayu
Diukur Suhana Cs
Pengawas : Endang Saeful, BE
Penanggung jawab Sobirin, BE
Tanggal : 30-9-1991 Hal 2

No. WAKTU No POSISI HORIZONTAL KOORDINA't (M)


FIX RAMBU KETERANGAN
J M D a B X y

20 08 25 00 R1,R2,R3 31°22,8' 29°05,7' 1330,06 1400,18


p
21 35°25,4' 31°37,8' 1292,19 l348,61
R1
~ ~
22 x=1142,494 38°16,4' 37°38,3' 1250,61 1327,41
-y-=8~9,971
'\
23 42°23,7' 38°32,8' 1206,21 1296,81
R2 \ \
24 x=921,540 50°00,1' 43°50,1' 1156,17 1246,84 --~Ill
p., ~I
y=1063,75 R. 1-
25 08 30 00 !j!_)OJ7,2' 49°27,!.)' 1114,10 1219,10
R3
26 x=731,221 63°15,6' 55°35,0' 1074,30 1185,60
y=1290,511
27 74°53,4' 59°00,0' 1043,20 1146,57

~B 30°16,0' 26°36,9' 1380,08 1392,26
. -·
29 35°26,8' 29°07,3' 1333,00 1322,57

30 08 35 00 41°45,5' 32°00,3' 1280,08 1267,22

31 43°51,2' 34°24,3' 1236,20 1221,40

32 54°32,5' 35°31,7' 1210,50 1191,62

33 63°03,5' 37°31,2' 1172,80 1161,19

4 Bogian 8: Bendung, Bendungan. 5)ung(li, Irigasi, Pantai.


SNI19-1746-2002

CONTOH PERHITUNGAN Xs = Xc + (Yc- Yb) Cotg 13 ...................................... (3)


.
Tabapan pcrhitungan seperti urutan berikut: = 731,221 + (1290,511- 1063,75) Cotg 29° 05,7'
= 1138,714
[)iketahui: koordinat titik rambu
Ys = Yc + (Xc- Xb) Cotg l3 ...................................... (4)
A = (] 142, 494, 859, 971) = 1290,511- (731,221- 921,540) Cotg 29° 05,7'
B = (921, 540, 1063, 750) = 1632,517
c = (731, 221. 1290, 511)
menghitung azimuth
Diukur sudut : a = 31 22,8'
o lihat no fix pada contoh ini
~ = 29° 05, 7' pada contoh isian formulir Tg az rs = (Xs- Xr): (Ys- Yr) misalk.an = n ............... (5)
Melalui titik A tegak lurus AB dibuat garis lurus memotong = (1138,714- 1476,600): (1632,517- 1222,221)
lingkaran di titik R (segitiga dalaM lingkaran), m.elalui titik C = -0,8235
tegak luna..-; BsC dibuat garis memotong lingkaran di titik S, lin = -1,2143
maka BR adalah garis tengah lingkaran. akibatnya PR tegak
Iurus PB, demikian juga PS tegak lurus PB. Jadi dan P dan S menghitung koordinat titik P
adalah terletak pada satu garis. Lihat gambar 2.
Xp = (n Xb + 1/n Xr + Yb- Yr) : (n + 1/n) .......... (6)
menghitung koordinat titik bantu Ca...;sini (R)
= (-0,8235 . 921,5410- 1.2143 . 1476,600 +
Xr = Xa + (Yb - Ya) Cotg a. ...................................... (1) 1063,750- 1222,221 :
(-0,8235- 1,2143)
= 1142,494 + (1063,750- 859, 971) Cotg 31° 22,8'
= 1476,600 Yp = (1/n Yb + n Yr + Xb - Xr) : (n + 1/n) .......... (7)
Yr = Ya- (Xb- Xa) Cotg a. ....................................... (2) = (-1,2143. 1063,750- 0,8235. 1222,221 +
921,540- 1476,600):
= 859,971 - (921,540- 1142,494) Cotg 31°22,8' (-0,8235- 1,2143)
= 1222,221 = 1400,172

menghitung koordinat titik bantu Cassini (S)

Bagian 8 : Bendung, Bendungon, .\"u11gC1i, lr(t:tui, Pantoi. 5


SNI19-1746-2002

TITIK TETA, BANTU.

GAMBAR 1
CONTOH POSISI RAMBU TARGET DI ATAS TITIK TETAP BANTU

6 Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai. Irigasi. Pantai.


SNI19-1746-2002

I
A(Xo;YaJ JB(Xti;YbJ (;(XqYcJ
~----

. .... :.;..
. /
"·. ·x /
/ '

I
P(Xp,Ypl
I
I
I
LAJUR PERUM

Cototon ,

A I B. c POSISI- P~SISI RAM9U

A s I T ITIK 9AN TU CASSIN!

p POSISI' TITIK KEOALAMAN

GAMBAR 2
SKEMA PENENTUAN POSISI FIX PERUM
OENGAN 2 BUAH SEXTANT

1/o,s:ion 8: /lend1111g. /lemiiiii,L;ilfl, Swz,~;w. ln,t.:t~.l'i. l'mlfili. 1


SNI19-1746·2002

0 0
V\
0
..... 0

Y.J2 ~0

Y.IOOO

u
t
0 10 co no a.;,r.•
• I ,
~'

_I_ Y. '7 ~0
I

K ET E RANG AU

' ·-
· 2 · -l· - LA.JUR FIX PERUM.

A AAMBU TARGET

GAMBAR 3
CONTOH POSISI TITIK-TITIK PERUM

8 Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai, lrigasi. Pantai.


SNI 03-2414-1991
SK SNI M- 17- 1989- F

l\1ETODE PENGUKURAN DEBIT SUNGAI DAN SALURAN TERBUKA

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian


1.1.1 Maksud Bebcrapa pengerti<m yang bcrkait<m dengan mctodc ini:
Metode pclaksanaan ini dimaksudkan sebagai peg;mg<m 1) Pengukuran debit ada.lah proses pengukunm d<m
dalam pengukunm dehit sungai dan saluran tcrhuka, pcrhitungan keccpatan, kcdalmnan dan !char alinm
y;mg tidak terpcngaruh arus halik atau aliran lahar pada serta penghitung<m luas pcnrunp<mg hasah, untuk
saat muka air rcndah sampai tinggi, yang masih menghitung debit di sungai dan saluran terhuka;
tcrtampung di dalmn alur sungai atau salunm terhuka. 2) Debit sungailsaluran terbuka adalah volume air
y;mg mengalir mela.lui suatu pcmunp;mg melint<mg
1.1.2 Tujuan sungai/ salunm tcrhuka pcrsatuan waktu;
Tujuan metode pclaksana.an ini untuk memperoleh data 3) Tinggi maka air sungailsaluran terbuka adalah
debit yang ben.ar d<m tcrpcrcaya. clcvasi muka air pada suatu pemunpang melint<mg
sungai/saluran tcrhuka tcrhadap suatu titik elevw;i
1.2 Ruan~ Lin~kup tertentu;
Mctodc pelaksanaan ini meliputi c.ara pengukuran, 4) Aliran air ad.alal1 pcrgerakan air di alur sungai/
peralatan dan sarana pcnunjang serta pcrsyaratan teknis salunm terhuka.
dan nonteknis dalcun pclaksanaan yang telah lazim
digunakan di Indonesia.

BAB II
PEUALATAN DAN SARAN PENUN.JANG

2.1 Perala tan Kcccpatan aliran dapat dihitung d<:rri j.arak lintasan
Peralatan yang digunak<m untuk mcngukur debit adalah pclampung dihagi waktu yang dipcrlukan untak
alat ukur untuk keccpatan alinm, kedalmnan, Iebar d<m menempuh lintm;an tcrsehut.
pcnmnp<mg basah.
2.2.3 Jenis Peralatan Lain
2.2 Alat Ukur Uecepatan Aliran Hal ini akan clihahas pada huku Mctode Peralatan
2.2.1 Alat Ukur Arus Pengukuran Debit.
Alat ukur arus y;mg digunak.an dalmn metode ini terdiri
dari duajenis Oihat Gmnbar lampinm D): 2.3 Alat Ukur Penampang Basah
1) Baling-baling dengm1 sumbu horizontal; 2) c;mting 2.3.1 Alat Ukur Lebar
dengan sumbc vertikal. Alat ukur Iebar yang d.apat digunak<m antcrra lain:
Huhungan ant<rra kecepatm1 aliran dan hanyak 1) Kabel b<~ja dengan ukuran dimneter 3 - 5 mm dan
put.arm1 baling-baling per satuan waktu, dinyatak<m pm~jang tertentu antcrra lain clcnge:mjarak t<mda satu
dengan rumus keccpat<m sebagai hcrikut: meter, clua meter;
2) Alat pctunjuk leh;rr yang dipasang pada kahcl
v = p N + q .............................................. (1) mclintang sungai:
3) Meterml.
kcterangan:
v = kcccpat<m aliran (m/clct) 2.3.2 Alat Ukur Kedalaman
N = hanyak put<mm baling-haling sctiap dctik Alat ukur kcdal<unan y;mg dapat cligunak<m ;mt<tra lain:
p = koelisicn dimneter gerak maju haling-haling I) Bat;mg pcngukur tcrhuat lhrri kayu al.au logmn ye:mg
lJ = koelisicn kecepat<m awal dilcngkapi dcngan skala kcdalaman:
2) Kabel dengan pemhcrat, yang dilakukan d<tri alas
p dan q adalah konstanta hasil kalihrasi di pcrahu, jcmhat<Ul alau kcrcla ganlung;
lahoratorium hidrologi clcngan mcnggunak<m alat 3) Alai duga kcdal<unan yang dapat hckcrja see<tra
tent. clcktronik.

2 2.2 Pelampung 2.4 Sanma Penunjang


Pclmnpung y;mg digunakan adalal1: 2.4.1 Alat Duga Air
1) Bahan y<mg clapatterapung di permuka<m air, atau; Alat ini digunakan untuk mcngctahui dcvasi muka air
2) Bahan yang scbagian tcnggclam di hawah pada sa.at pcngukuran debit, schingga dapat dipcrokll
pennukaan air. huhungan antara kctinggian muka air dan debit. Ala!
duga air y<mg lazirn digunakanlcrdiri lhlfi 2 (dua) macun

Ragian H: Jkndung. Hemltmgan. Sungai. Jrigasi. J>amal 9


SNI 03-2414-1991

yaitu: alat duga air bia.•;a d<m otomatik. Jenis-jenis alat 2) Alat duga air otomatik (PDAO), yang lazim
duga air yang digunak<m: digunakan adalah:
I) Alat duga air biasa (PDAO), harus dibuat dan (1) AI at dug a air dengan silinder (drum) tegak;
dipasang deng<m mempertimbangkan ketentuan (2) Alat duga air dengan silinder mendatar;
herikut:
(I) Harus dihual dari bahan y::mg tahan air dan 3) Alat duga air jenis lain, diantaranya jenis
awet (kayu, enamel), dilengkapi dengan gelembung gas dan jenis kerta.'\ berlubang atau
pcmhagi<m skala d::m dicat deng::m wama yang pendugaan dengan sinar.
jclas agar mudah dihaca;
(2) Harus dipasang pada konstruksi ti<mg yang 2.4.2. Perlengkapan Pengukuran Debit
dipancang di tepi sungai atau salw::m terhuka; Perlengkapan pengukuran debit yang biasa digunakan :
pemasangannya tegak lurus atau miring 1) Perahu;
deng::m membentuk sudut 30°, 45° atau 60° 2) Motor tempe!;
tcrhadap bidang horizontal; dan harus 3) Kabel melintang sungai;
dipasang dengan knat dan terlindung dari 4) Kereta gantung;
henturan hcnda kera." yang terhawa oleh aliran 5) Stop watch;
air: 6) Baju pelampung;
(3) Kedudukan datum metenm harus herada pada 7) Papan duga khusus;
kedalcunan 0,5 meter di hawah muka air 8) Formulir isian perhitungan debit dan alat-alat tulis
terendah pada musim kemarau dan harus lainnya;
diikatkan terhadap titik tetap, yang sebaiknya 9). Pemberat;
telah diikatkan dengan triangulasi; 10) Tam bang plastik;
11) Alat penyipat ruang;
12) Alat penyipat datar.

1 0 Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai. /rigasi, Pamai.



SNJ 03·2414-1991

BABlll
PERSYARATAN PENGUKURAN DEBIT

3.1 Persyaratan Teknis (2) Pada saat banjir pengukuran debit


3.1.1 Pemilihan Lokasi Pengukuran Debit dilaksanakan satu kali dalrun periode waktu
Dalam pemilihan lokasi ini perlu diperhatikan faktor- pengukuran;
faktor sebagai berikut:
1) Sesuai dengan perencanaan; 2) Periode pelaksanaan pengakuran tergantung dari
2) Mudah dicapai dalarn segala situasi dan kondisi; musim:
3) Marnpu melewatk.an banjir; (1) Pada musim kemarau pengukuran debit
4) Geometri dan badan sungai harus stabil; dilaks<makan cukup sekali dalam satu bulan;
5) Adanya penarnpang kendali; (2) Pada musim penghujan pengakuran
6) Harus dipilih pada bagian alur sungai atau saluran dilaks<makan berul<mg kali, paling sedikit 3
terbuka yang lurus. kali setiap bulannya.

3.1.2 Pertimbangan Hidraulik 3.1.4 Keandalan Peralatan dan Sarana Penunjang


Kondisi hidraulik yang harus diperhatikan di lokasi Peralatan d<m sarana penunjang harus dipelihara agar
pengukuran debit: dapat berfungsi sebagaimana mestinya, antara lain alat
1) Mempunyai pola aliran yang seragam dan ukur arus harus dikalibrasi secara berkala, dibersihkan
mendekati jenis aliraii sub-kritik. dan dirawat dengan ba.ik.
2) 1idak terkena pengaruh arus balik (pengempangan)
dan aliran lahar. 3.2 Persyaratan Non Teknis
Persyaraum non teknis yang harus diperhatikan adalah
3.1.3 Lama dan Periode Pelaksanaan kcrmunpmm tim pcngukumya. Tim pcngukur minimal
Ketentmm y;mg pcrlu diperhatikan: terdiri dari tiga orang, yang mempunyai kemarnpuan
1) Lmna pengukunm debit terg<mtung dari kcadaan sebagai berikut:
aliran pada saat pengukunm dilaks<mak<m: 1) Pemal1 mendapatk.an pendidikan dan pelatihan
(I) Pada saat ali ran rcndah pengukuran debit pengukuran debit di instansi yang berwenang,
dilaksanakan dua kali dahun sckali pcriodc 2) Bertanggung jawah d;m disiplin
waktu pengukunu1 (bolak-ba.lik di penarnpang 3) Keschat<m cukup baik.
basah yang sama);

Jlt1giun X : Jlc•mlllfl,l(. llendufl.'~tm. Stm,t:ai. Jrigcui. Pcmwi. 11


SNI 03-2414-1991

BABIV
PENGUKURAN DEBIT

4.1 Prinsip Pengukuran Dehit pencunpang basab diperolch dari basil pengukuran
Prinsip pclaksm1aan pcngukur;m debit adalab mcngukur koccpatcm rata-rata dari heberapa vertikal. Kecepatcm
luas pcmunpang hasab, keccpat<m aliran d<m tinggi muka aliran rata-rata di suatu vcrtikal diperoleb dari basil
air. Debit dapat dihitung dcngan rumus: pengukuran kecepatan aliran satu titik, dua titik, tiga
titik atau banyak titik, yang pelaksanaannya tergantung
Q = L (ax v) ............................................................. (2) pada kedalaman aliran, Iebar aliran dan sarana yang
tersedia. Jenis cara pengukuran tersebut adalah:
kctcrangan: 1) pengukuran kecepatan aliran satu titik,
Q = debit (m3/dct) dilaksanakan pada 0,6 kedalcunan (d) atau 0,2 d
a = luas bagian pcmunpang hasab (m2) dari pcrmukaan air, dengan ketentuan:
v = kcccpatan aliran rata-rata pada luas bagian (1) Pada 0,6 d, dilakukan apabila kedalcunan air
penmnpang hasab (m/det) kurang dari 0, 7 5 m;
(2) Pada 0,2 d, biasanya dilakukan untuk
4.2 Pemhacaan Tinggi Muka Air mengukur debit banjir apabila pada 0,2 d dan
Pcmhacaan tinggi muka air dilaksanakan dengan 0,8 d tidak dapat dilaksanakan;
memhaca tinggi muka air pacta alat duga air. Apabila
perhedacm tluktuasi muka air pacta waktu mulai dan akhir 2) Pengukuran kecepatan aliran dua titik,
pengukunm lehih hcsar daripada 3 em, maka diperlukan dilaksanakan pada 0,2 d dan 0,8 d dari permukaan
koreksi terhadap tinggi muka air. air, apabila kedalaman air lebih dari 0, 75 m, dan
kecepatan rata-ratanya dinyatakan dengan rumus:
4.3 Pengukuran Penampang Basah
v02+ v08
4.3.1 Pengukuran Lehar v = ______ :,________ t_____ ............................................. (3)
Pengukur<m Iebar dilakuk<m dengm1 menggunakan alat 2
ukur Iebar. Jenis alat ukur Iebar hams disesuaikan dengan keterangan:
Iebar penampang basal1 dan sarana penunjang yang v = Kecepatcm aliran rata-rata pada suatu vertikal
tersedia. (rnldet)
v 0 ,2 = Kecepatcm aliran pada titik 0,2 ct· (m/det)
4.3.2 Pergukuran Kedalaman v0 , 8 = Kecepatcm aliran pacta titik 0,8 d (m/det)
Pengukuran kedalaman dilaksanakan dengan
menggunakan alat ukur kedalmnan di setiap vertikal 3) Pengukuran kocepatan aliran tiga titik,
yang telah diukur jaraknya. Jarak setiap vertikal barus dilaksanakan pada titik 0,2 d, 0,6 d dan 0,8 d dari
diusahakm1 serapat mungkin agar debit tiap sub bagian permukaan air, dan kecepatcm aliran rata-ratcmya
pen am pang tidak lcbih dari 1/5 bagian dari debit seluruh dinyatakan dengan rumus:
pcnampang basah. Pengukuran kedalaman dengan
menggunak<m kabel dan pemberat diperlukan koreksi v02+ v08
kedalmmm, apahila posisi kabel membuat sudut lebih V = [ ( ----:.1---z----t----- ) +0,6 ] X 1/2 ......... (4)
hesar daripada so terhadap garis vertikal.
keterangan:
4.4 Pengukuran Kecepatan v = Kecepatcm aliran rata-rata pada suatu vertikal
4.4.1 Cara Mengukur Kecepatan Aliran (m/det)
Kecepatan aliran sungai/saluran terbuka dapat v 0 2 = Kecepatcm aliran pada titik 0,2 d (m/det)
ilitentukan dengan cara mengukur langsung dan atau v 0 '6 = Kecepatcm aliran pada titik 0,6 d (m/det)
dengan cara menghitung. Kecepal<Ul aliran dapat diukur v 0 :8 = Kecepatcm aliran pada titik 0,8 d (m/det)
dengan berbagai alat, antara lain: alat ukur arus dan
pelampung, atau dapat dihitung berda"arkan berbagai 4) Pengukuran keccpatan aliran hanyak titik,
faktor, antara lain: faktor kekasaran, dan tinggi muka dilaksanakan pada ban yak titik dengan jarak an tara
air pada penampang kendali buatan. 1110 bagian dari kedalaman mulai dari titik 0,1 d
sampai 0,9 d, dan kocepatan rata-ratcmya dapat
4.4.2 Kalihrasi Hasil Pengukuran Kecepatan Aliran dihitung secara gratis.
Semua basil pengukuran kocepatan aliran harus
dikalibrasi dengan pengukuran debit menggunakan alat 4.5.2 Kecepatan Aliran Diukur dengan Pelampung
ukur arus, oleh karena keteliti<m alat ukur arus dapar Pengukuran kecepatcm aliran dengan pelampung hanya
dikalibrasi di laboratorium. disarankan, apahila pengukuran kecepal<Ul dengan alat
ukur arus tidak dapat dilaksanakan. Kctentuan
4.5' Kecepatan Aliran Diukur pelaksanaannya adalah:
4.5.1 Kecepatan Aliran Diukur dengan Alat Ukur Arus. 1) Menggunakan jenis pelampung permukaan atau
Kecepatan aliran ini dapat dilaksanakan dengan pelampung yang sebagian tenggelam di dalam
merawa". peralm, kabel gantung melintang, jembatan aliran, yang tergantung pacta hahan yang tersedia
dan perahu bergerak. Kecepatcm aliran rata-rata di suatu dan kondisi aliran;

12 Bagi(lJt 8: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi, Pantai.


SNI 03-2414-1991

2) Linta!'>an pel<unpung harus mudah dicunati. kalau 2) Kecepatan y<mg dihitung::


pcrlu dihcri Landa khusu~ tcrutama untuk 3) Tinggi muka air pada b<mgun;m ukur.
pcngukuran dehit pada malam hari:
3) Pcngukur<rn kcccpatan aliran harus dipilih pada 4.8 Perhitungan Debit Herdasarkan Kecepatan Diukur
hagian alur yang lurus. dan mcmcnuhi salah satu 4.8.1 Perhitungan Dehit Berdasarkan Pengukuran
~yarat hcri.kut: Kecepatan Aliran dengan Alat Ukur Arus
( 1) Bagian aJur yang lurus paling sedikit tiga kali Perhitungan debit dapat dilaksanakan secara langsung,
Iebar aliran. atau berscunaan dengan saat pengukuran luas penampang
(2) Lintasan pcl<unpung pada hagian alur y<mg basah dan kecepatan aliran. Pada saat pengukuran,
lurus paling scdikit mcmcrlukan waktu 40 seluruh lucL'> pemunp:mg basah dibagi menjadi bcbcrapa
detik: bagian Oihat Gmnb<:tr I).
4) Ad<mya fasilitas untuk mclcmparkan pcli:Unpung,
(misalnyajcmhatan);
5) Lintasan pclcunpung paling sedikit mcncakup tiga
titik dan di setiap titik Iintasan paling sedikit
dilakukan dua kali pengukuran;
6) Kccepatan alinm dapal dihitung deng<m rumus:
v = c X L/t .....................•.......................... ,, ..... (S)
ketcrangan:
v keccpat<m aliran (m/det)
L = panjang lintasan pelampung (m)
vv<lktu lintasan pelampung: (del)
c = kocfisien kecepatan 1----------·-·-·- --·--,.-,::-o..----~
7) Keccpat<m rata-rata y<mg diperoleh h<uus dikalik<m 1---------- -. ---- --'---.:-~----1

dengan suatu kocfisien yang besamya berkisar GAMBARl


antara 0,50- 0,98; PENAMPANG PENGUKURAN DEBIT
8) Bcs<u· koefisien tersebut dilcntukan dari hasil
perhandingan kecepatan pelampung dengan Debit pada sub bagian penampang hasah dihitung
kecepat<m alir<:m yang diukur deng<m menggumlkan dengan rumus:

c~~-~~~{~_-_lL;~~(~_:i:J)_~~~~-]
alat ukur arus.
qx =V X dx .................... (7)
4.6 Kecepatan Aliran Dihitung
Kecepatan alircm yang dihitung dapat ditentukan <mtara
lain berdasarkan faktor kekasarcm. lkhwal y<mg perlu qx = vx [ --~~(~:Jl_~~~{~.±J)_ ___ ] dx ......................... (8)
diperhatik<m adalal1:
I) kccepatan ali ran dapat dihitung an tara lain dengan Ketcrangan:
perscunaan Manning: qx Debit pada bagi<m pemunp<mg x (m /det)
. 1 2/3,1/2
VX Kecepatan alir<:m rata-rata pada kedalmnan
v = -----r.------ R S ..................................... 6) vertikalx(m/det)
bx = Jarak vertikal x d<:tri titik tctap (m)
Ketercmg<m: b(x-I) = J<trak vertikal sebclum titik x dmi titik tetap
v = Kccepatan alircm (m/del) (m)
R = Jari-jari hidraulik (m) b(x+ I) = Jarak vertikal sesudah titik x dari titik tctap
S Kemiring<m garis energi (m/m) (m)
n Faklor kekasar<m m<:mning dx = Kcdalmnan pada vertikal x (m)
2) Pelaksanaannya paling sedikil memerlukan dua Jumlah debit dctri scluruh bagian pemunp;mg basah
bual1 pencunp<mg melintang pada jarak tertentu adalah debit y<:mg melalui pen<trnp<mg b<L<;ah sungai atau
dengan kemiring<:m minimal 15 em per I 00 meter; saluran tcrbuka pada saat peng:ukuran dilaks<makan.
3) Faktor kekw;ctrcul dapat dicunbil d.ctri hw;il peneliti<m
yang Lelah ada; 4.8.2 Perhitungan Dehit Berdasarkan Pengukuran
4) Kemiringan garis energi harus ditentukan Kecepatan
berdas<trkan beda tinggi muka air dan beda tinggi Alinm deng<:m Pelampung Debit dapat dihitung dcng;m
kecepatcul, serta kehilangan encrgi; rum us:
5) Perhitungan kecepatan dcngan cara ini hanya X
disarankan apabila pengukuran dcngan Q = L av .............................................................. (9)
menggunakan alat ukur arus tidak dapat 1
dilaksanak<m. Ketcran!.!an:
Q = Debit (m3Jdet)
4.7 Perhitungan Dehit a = Luas hagian pcncunp<mg basah (m 2 )
Pcrhitungan debit dapat dibedak<m mcnjadi tiga bagian v = Kecepatcul rata-rata pada tiap bag ian pcn;unp;mg
yaitu berda.-;<:trk;m: hasah ( m/dct)
I) Keccpatan yang diukur; x = Jumlah bagi<m pemunpang b<L<;ah.

Bagian 8: Bendung. lkndungan. Sungai. lrigusi. Panwi. 13


SNI 03-2414-1991

4.1) Pt•rhitunJ!an Dl'l1it 1\erdmmrkan Kecepatan Aliran 3) Ambang tajmn yang dilcngkapi dcngan bagian
llihitUilJ! pcngcndali bcrbcntuk scgi cmpat dan persamaan
Debit vanl! ditcntukan hcnlasarkan kcccpatan aliran dcbiUlya adalal1:
vm\1! tiihit~llll! hanya mcrupakan hcsaran pcndckatan
;tta~ pcrkir;;:lll. Hasil pcrhitungannya sebaiknya Q = 2/3 Cv(2g) 1/2 hh3/2 ................................. (1 5)
dipcriksa dcngan pengukuran debit me~1ggunakan alat
ukur ;u·us atau alai ukur debit. Debit dtlutung dengan 4) Ambang tajam yang dilcngkapi dengan bagian
mcnggunak;m pcrsamaan: pcngendali bcrbcntuk trapcsium dan pcrsamaan
dcbiU1ya adalah:
Q = K SIll ............................................•..•...•.• (I 0)
Q = 2/3 Cv(2g) 1/2 hh3/2 ................................. (16)
K= -----~------
ll
A R 21-'. ..............•........................ ( 11)
5) Ambang tajam yang dilengkapi dengan bagian
Kctcr;m!!an: pcngcndali bcrbcntuk segiliga dan persamaan
Q = Debit (m 1 /dct) dcbitnya adalah:
S = Kemirill!!<lll !!aris cncrl!i (m/m)
Q = cd u2 (2gh)ll2 ..................................... (17)
R
A = Luas pct~am(~angtm 2 ) = jari-jari hidraulik (m)
untuk menentukan koefisien Cd dan Cv sangat
n = Faktor kckasanm
dipcrlukan kalibrm;i di lap;mgan, antara lain dengan
K = Hantaran (m~/dct)
pengukuran debit menggunakan alat ukur arus;
Pcrhitun!!an dehit ini paling sedikit hams menggunakan
6) Alat ukur P:trshall atau salunm Venturi yang terdiri
data di at~tara ' · · ·· '·••np;m!! ha.:·•h. sehingga rumusnya
d<tri:
mcnjadi:
(I) Sebuah bagian peralih<m penyompitan dengan
Q = ., <K 1 x 1..: _ . - x ...,a,~ ..................................
(12)
lantai datar;
K..:lCJ'<Ul!!<Ul:
~ ~ (2) Leher dengan l;mtai miring ke bawah;
K 1 = H:mtman pada penmnp;mg hulu (m· /del)
(3) Pcralihan peleb:tran dengan lantai miring ke
K 2 = Hmll<tran pada penmnpang hilir (m 3 /det)
ala'\.

4.10 Perhitungan Dehit Berdasarkan Tinggi Muka Air


4.1 0.2 Perhitungan De hit Berdasarkan Penampang Kendali
4.10.1 Perhitungan Debit Berdasarkan Penampang Kendali
Buatan yang Dapat Mengatur Tinggi Muka Air
Buatan yanJ! Hanya Menentukan Tingbri Muka Air
Persy&atan pcrhitungan debit yang h:trus d~p~rhatik~
Pcrsy&atan perhitung<m debit y;mg h:trus d!.p~rhatika~l
yaitu jenis alirannya sempurna, dan koeftsten ~e.btt
vaitu jcnis alirannya scmpuma, dan koehstcn dcbtt
maupun koetisicn kecepatannya diketahui. Koeftsten
;naup~n kocfisien kecepatannya diketahui. Tabcl debit
tersebut harus dikalibrasi di lapangm1 dengan mengukur
hanya dipcrolch dengan c&a pcnguj ian di laboratoriu~,
debit menggunakan alat ukur arus.
dan kalibrasi di lapang;m dcngan pengakuran debtt
Penampang kendali ini dapat mengatur tinggi muka ~r,
mcnggunak<m a.lat ukur &us. Jenis penamp.ang ini yang
sehingga dapat berfungsi sebagai alat pengatur debt~ ..
. dapat bcrbcntuk amhang Iebar, ambang laJam dan alat
Jenis penampang yang dapat digunakan antara lam
ukur, adalah:
berbentuk:
I) Am hang Jeh& yang dilengkapi dengan bag ian
1) Balok sckat, terbuat dari balok-balok profil segi
pengendali berhcntuk segi empat dan persamaan
empat, yang ditempatkan tegak lurus terhadap
dehitnya adalah:
potongan segi empat saluran, dan persamaan
Q = 2/3Cd Cv (2/3 g)1/2 b h3/2 ..................... (13) debitnya adalah:
Keterangan: Q = 2/3 Cd Cv (2/3 g)tt2 bh312 ...................... (18)
Q =Debit (m3 /det)
keterangan:
Cd = Koefisien debit
Q = Debit (m 3/det)
Cv = Koefisien kecepatat1
Cd = Koetisien debit Cv = koetisien kecepatan
g = Perccpatan gravitasi (m 2/det)
g = Percepatan gravitasi (m 2 /det)
b = Leh:tr mercu (m)
b = Leb:tr normal (m)
h = Kedalaman air di hulu terhadap ambang
h = Kedalaman air di atas balok sekat (m)
bangunan ukur (m)
2) Amhang Iebar yang dilengkapi dengan bagian 2) Pintu sorong dan pintu radial, yang dapat berfungsi
pengendali berbentuk trapesium dan persamaan untuk mengukur sekaligus mengatur debit aliran
debitoya adalah: bawah, dan persamaan debitnya adalah:
Q = Cd {by+ m}2 {2g(H-y)} ........................... (14) Q = kCd a b (2gh) 112 ....................................... (19)
Keterangan: Keterangan:
H = Tinggi energi hulu (m) Q = Debit (m3/det)
y = Kedalaman air pada bagian pengendali (m) k = Faktor aliran tenggelam
m = Kemiringan samping pada bag ian pengendali Cd = Koetisien debit
(1: m) a = Tinggi bukaan pintu (m)

14 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, Jrigasi, Pantai.


SNI 03-2414-1991

h = Lebar bukaan pintu (m) g = Percepatan grantasi (m2fdet)


g = Pcrccpatan gmvita-;i (m2/det) b = Lebar meja (m)
h = Kcdalaman air di depan pintu di atas h = Tinggi energi hulu di atas meja (m)
ambang (m)
4) Alat ukur Crump de Gruyter, yaitu alat ukur leher
3) Alat ukur Romijn, yaitu bangunan pengendali panjang yang dipasang pintu gerak vertikal dan
bcrbentuk ambang Iebar dengan mercu terbuat dari searah aliran, dan persamaan debitnya adalah:
pclat bHja y~mg dapat digerakkan untuk mengatur Q = cd bw (2g)l/2 (h-w)112 ...................•..•... (21)
dan mengukur debit, dan persamaan debitnya
adalah: Keterangan:
Q = Debit (m3 /del)
Q = 213 cd cv (2/3 g)lt2 hh3t2 .................. (20)
Cd = Koetisien debit
Kelerang~m: b =Lebar bukaan pintu (m)
Q = Debit (m3/det) w = Bukaan pintu (m)
Cd = Koetisien debit h = Tinggi air di atas ambang (m)
Cv = Koetisien kecepatan

BABV
LAIN- LAIN
5.1 Buku Metode Pengujian I) Team pcngukur w~jib melaporkan kepada instansi
lkhwal yang ada kaitannya dengan pengukuran debit, yang terkait untuk mendapatkan izin tentang
tetapi belum dijelaskan dalam metode ini akan diuraikan pelaksanaan pengukuran debit;
pada buku metode pengujian yang dilengkapi dengan 2) Setiap instansi yang melaksanakan pengukuran
gmn bar, foto. formulir dan kcterangm1 lain seperti: debit di sungai dan saluran terbuka dengan
1) Metode peralatan pengukuran debit; menggunakan peralatan, sarana penunjang atau
2) Metode pengukuran debit dengm1 alat ukur arus; cara yang baru, harus dikonsulta-;ikan kepada dan
3) Melode pengukuran debit dengan pelampung; disetujui instansi yang berwemmg;
4) Metode pengukunm debit berdasarbm linggi muka 3) Segera setelah peker:jaan pengukuran debit selesai,
air pada penmnpang kendali buatan; dapat dilanjutkan dengan pengukuran angkutan
5) Metode kalibm-;i alat ukur arus; sedimen;
6) Metode penempatan loka"i pos duga air; 4) Segera setelah pengukuran debit selesai, basil
7) Metode pengukuran debit deng<m motor bcljalan. perhitungan harus segera diperiksa.

5.2 Koordinasi 53 Laporan


Bebcrapa hal yang perlu diperhatikan: Setiap instansi yang melaksanakan pengukuran debit
harus menyampaikm1 fotokopi hasilnya dan dilengkapi
dengan foto-foto Iapangan kepada instansi yang
berwenang dan bertanggung jawab.

LAMPIRANB
DAFTAR ISTILAH

alat ukur arus current meter, alat ymtg digunakm1 merawas pcng ukuran debit menggunakan
untuk mengukur kecepatml arus air alat ukur arus ymtg dilakukan oleh
alat duga air stream gauge, alat untuk mengukur lecun pcngukur dengan cara 1urun
ketinggian muka air langsung mcnyebebcrangi
alat duga air biasa staff gauge, alai duga air yang pcnmnpang basah
pengukurannya secara manual pelmnpung jlo(//, alai y<mg dibuat dari bcunhu
alai duga air otomalik automatic water level recorder, alat alau bahan Iainnya yang dapat
duga air yang pengakurmmya secara mcngapung di pcnnukacm air dan
otomatik digunakan untuk mcngukur
alinm seragmn un(f"orm pow, aliran air yang kcccpat;m aliran
kecepatan rata-ratanya sama di PDAB pos duga air biasa
seliap pcnamp<mg basah PDAO pos duga air otomatik
arus balik : arus air yang berlawanan arah dmi tinggi muka air water level. kclinggian muka air
arah alinm sehingga mengakibatkm1 dari pcnnukaan laut atau dari titik
peninggi<m muka air datum tcrtcntu yang Ielah
h~mtaran conveyance, kapw;ii<L" tmnpung alur ditcntukan kctinggiannya
sungai vertikal g;u·is kcdahunan pcngukuran debit
· kecepatan alirm1 pow velocity, lc~ju aliran air unluk untuk mcncntukml titik pcngukuran
menempuh linlasan air pada waklu kcl·cpalan aliran di suatu
tertcntu pcnmnpang hasah

llaxian H: /kmlung. Hc·ndungcm. Sungai. /rigasi. l'cmtai. 15


SNI 03-2415-1991

METODE PERHITUNGAN DEBIT BANJIR

UABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan tujuan 11) Daerah Pengaliran Sungai (DPS) adalah suatu
1.1.1 Maksud kcsatum1 wilayah tata air ym1g terbentuk secara
Mctodc pcrhitungan Dchit Banjir ini dimaksudkan alamiah terutama dihatasi oleh punggung-
schagai pcgangan pokok dalam mcrcncanakan/ punggung bukit, di mana air mercsap dan atau
mcndcsain h;mgmum air. mcngalir dalam suatu sistem pcngalinm melalui
lctlum, anak sungai, dm1 sungai induknya;
1.1.2 '1\ajuan 12) Tekstur tanah adalah hubungm1 tisik m1tar butir<Ul
Tujmm mctodc ini adala.h untuk mcncntuk<m dchit hanjir pemhentuk tcmal1 ym1g terdiri dari lempung (d <
rcncana yang m1dal dan tcrpcrcaya. 0,002 mm), lanau (0,002 mm < d < 0,06 mm), pasir
(0,06 mm < d < 0,2 mm), dan kerikil (d < 2 mm);
1.2 Ruang Lingkup 13) Struktur tanah adalct11 kcadaan susunan tcmal1
Met ode pcrhitung<m dchit h;mjir ini mcncakup hcrbagai yang mcnghasilk<m suatu bemuk ikatm1 tertentu
data. pcrsyarat;m, metodc tcrutmna untuk aliran yang secara alami;
tidak dipcngaruhi arus halik. 14) Hidrograf satuan adalah hidrograf ym1g terbentuk
dari satu satum1 hujan efektif, dengm1 waktu curah
1.3 flengertian hujan tertentu;
Bcherapa pcngcrtian yang tcrkait dalam mctode 15) Hujan efektif adalal1 cural1 hujan dikurm1gi inftrasi
pcrhitungan dchit hanjir ini: d<m evaporasi;
l) Uanjir adalah alinm y<mg rclatif tinggi, dan tidak 16) Koef'isien aliran adalal1 hesaran tertentu untuk
tertampung lagi oleh alur sungai atau salur<m; mcnghitung debit. yang bcsamya tergm1tung pada
2) Debit han,jir maksimum tabunan adalah dchit kcadaan DPS setempat;
alir;m scsaat dcngan puncak hidrograf tcrtinggi 17) Koef'isien limpasan adalah nilai perhandingan
selama satu tahun pcncatatan; <mtarajumlah limpasm1 pennukaan dcng<mjumlah
3) Rangkaian debit ban,jir tahunan adalah urutan hujan ym1g jatuh;
dchit bat~jir maksimum tahunan; 18) Daerah sulit adalah daerah yang mempunyai
4) Banjir rata-rata tahunan adalah bcsar dehit b<mjir lercng, penduduk, fasilitas komunikasi tidak
dari jumlah rangkaian h;mjir maksimum tahunan mcmadai, dan faktor lainnya yang tidak
dihagi t;;tlnm kcjadicm; menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis;
5) Kala ulang adalah schmg waktu pengul<mgan suatu 19) Tingbri curah hujan adalah tinggi genangan air
kcjadian pada kurun waktu tcrtentu <n; dalam mm yang diukur dengan alat penakar hujan;
6) Prnhabilitas kejadian debit hanjir adalah 20) Intensitas hujan adalah tinggi curah hujan dalam
kcmungkinan tcr:jadinya banjir pada sembarang peri ode tertentu, dinyatak<m dalcun satum1 mlll(jmn,
l<tlmn (p); 21) .J aringan stasiun hujan adalal1 susumm kerapatan
7) Debit banjir rencana adalah dehit maksimum dari lokasi stctsiun hujan;
suatu sungai, atau saluran yang besarnyadidasarkcm 22) Debit aliran adalah volume air yang mengalir
kala ulcmg tcrtentu; melalui penampang melint<mg sungai atau salunm
8) Debit desain adalah besarnya debit hanjir dalam satuan waktu tcrtcntu, dinyatakan dalam
maksimum yang ditentukan herdasarkan kala satuan 1/det atau m /dctik;
uhmg, faktor kcmnanan, ckonomi d;m sosial; 23) Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukm1
9) Debit aliran permukaan adal<tll air y<mg masuk air untuk mcngalir dari suatu ltitik terjauh pada
kc dalmn sungai melalui pcrmukaan tanall dan suatu DPS hingga titik yang diti~jau.
hawah pennukaan;
10) Debit aliran dasar terdiri dari aliran bawah
pcnnukaan ditamb<tll aliran yang berasal dari air
tanah;

16 Baxian 8: Bendunx. Bendtmgan. Sun,~ai, lrigasi. Pamai.


SNI 03-2415-1991

BAB 11
DATA DAN PERSYARATAN

2.1 Data TABEL1


2.1.1 Data Karakteri'>tik DPS RESIKO TER.JADINYA BANJIR (%), DIKAITKAN
Kardktcristik DPS yang dibutuhkan dalarn perhitungan DENGAN KEJADIAN KALA ULANG BANJIR DAN
debit banjir: UMUR LAYAN BANGUNAN
1) Karaktcristik topograti DPS yaitu bcntuk dan ukumn
DPS, kcmiringan lercng, umumnya ditcntukan dari r =resiko ter:jadinya banjir (%)
pcta topograJi skala 1:250.000 atau daJarn hal khusus
digunak<m pcta berukuran skala hcsar; Jumlal1 TERJADINYA BANJIR DENGAN KALA ULANG
2) Karaktcristik geologi dan tanah DPS mcliputi: tahun (T)
(1) Jcnis batuan; tertentu 5 10 20 50 100 200 500 1000
(2) Pcnycbaran jenis batuan dan lu<L'> batuan; (Ly)
(3) S ifat lisik batuan; 1 20 10 5 2 1 0,5 0,2 0,1
(4) Kcscragarnan dari jcnis batmm; 2 33 19 10 4 2 1 0,4 0,2
(5) Tckstur dan strliktur t~mah; 3 45 27 14 6 3 1,5 0,6 0,3
3) karaktcristik tala guna Jah;m. yaitu luas dan jcnis 5 63 41 22 10 5 2,5 1 0,5
lata guna tanah yang sangat bcrpcngaruh terhadap 10 87 65 40 18 9 5 2 1
koetisien aliran, kapa-;itas inliltrasi. 20 98 88 64 33 17 10 4 2
30 99,8 96 78 45 24 14 6 3
2.1.2 Data Hujan 60 - 99,8 95 70 43 26 11 6
Datahujan y<mg dipcrlukan dalam perhitungan ini, yaitu 100 - - 99,4 87 60 39 18 9
tinggi cural1 hujan, intcnsitas huj<m, jaringan stasinn 200 - - - 98,2 74 63 33 18
hujan d<m pcriode pencatatan curah hujan. 500 - - - - l)9,6 92 63 39
1000 - - - - - 99,3 96 63
2.1.3 Data Dehit Sungai
Debit sungai y;mg diperlukan dal;un pcrhitungan ini ialah 2.2.3 Penentuan Metode Perhitungan
data debit banjir tahumm dari hcrbagai tahun kejadian. Berdasarkan data yang tersedia, maka perhitungan debit
banjir rencana dapat di klasifikasikan dalam enam
2.1.4 Data Morfologi Sungai metode:
Data morfologi sungai yang berkailan dengan 1) Metode ;mal isis probabilitas frekuensi debit banjir,
perhitung;m banjir yaitu: apabila data aliran sungai yang tersedia cukup
1) Gcomctri sungai, meliputi panjang, Iebar, panjang ( > 20 tahun), sehingga analisisnya dapat
kcmiringan, kctinggian dan kekasaran alur dan langsung dilakukan dengan metode Gumbel, Log
palung sungai; Pearson, a tau Log Normal, baik dengan cara gratis
2) B<mgunan air y<mg dapatdigunakan sebagai sarana maupun cara analitis;
pcrhitungan debit banjir, seperti bendung dan cek 2) Metode analisis regional, apabila data debit kurang
darn. dari 20 tahun dan lebih besar dari 10 tahun, maka
dapat digunakan analisis regional y;mg merupak<m
Z.2 Persyaratan gabungan data dari berbagai DPS yang ada;
2.2.1 Data. 3) Metode puncak banjir di atas arnbang, apabila data
Pcrsyaratan data dalam perhitungan ini mcliputi debit yang tersedia cultara 3-10 ta11un, metode ini
kctcrsediaan dan kualitas datanya, untuk analisis berdasarkan pengmnbilan puncak banjir dalmn
probabilitas agar diperiksa periodc pencatatan data selang satu tahun di ata-; am bang tertentu dan h;mya
scbaiknya lebih dari 20 tahun yang berurutan. cocok untuk data y;mg didapat dari Pas Duga. Air
Otomatik (PDAO);
~.2.2 Penentuan Debit Banjir Rencana 4) Metodc empiris apabila perkiraan bcsamya banjir
Hubungan an tara probabilitas dan resiko dari suatu debit bcriliL-;ark<m panunctcr hujan -d;m karatcristik DPS
banjir rencana, yang berkaitan dengan umur Jayan ;mtara lain:
bangunan yang didasark<m pada distribusi binomial, (1) Metode T<L'>ional;
seperti rumus: (2) Ocr Weduwen, Melchior d<m H<L'>pcrs;
(3) Mctodc hidrograf satuan;
r=l-(1-p)Ly ....................................................... (]) (4) Mctodc US - Soil Conservation Service;
5) Anal isis regrcsi adala.h pcrsmnacm-pcrsmna:m y<mg
1 dihasilk<mlnstitutc of Hydro logy, (loH) dan Pusat
p= ""i"" ..................................................... (2)
Penclitian dan Pcngcmbangan Pengairan, yaitu
Keterang;m: didapat dari data hujan dan karakteristik DPS,
T = Kala ulang sehmjutnya untuk b;mjir dcng<m kala ulang tertcntu
Ly = Umur layan bangunan digunakan lcngkung analisis regional;
r = Resiko terjadinya banjir 6) M<xlel matcmatik digunakan apabila sclang waktu
p = Probabilitas (lihat Tabel 1) pcngmnatan data hujan lchih panjang daripaJa

Bagian 8: Bendung, Bendtmglm. Sungai. lrigosi, Plmllli. 17


SNI 03-2415-1991

pengamatan data debit selanjutnya untuk 2.2.5 Ikhwal Khusus


mcmpcrpanjang data aliran yang ada digunakan Ikhwal khusus y<mg harus diperhatikan yaitu:
model matcmatik kcmudian hcsar debit hanjir I) Perhitungan bat~jir untuk daerah tepi pantai yar
rcncana dihiltmg deng;m menggunakan analisis dipengaruhi pas<mg surut dan beberapa DPS yar
frckucnsi. antara lain: saling berhubungan diperlukan perhitung~
(I) Met ode Gumbel; tersendiri; ·
(2) Mcl<xlc Nilai Ekstrim Tipc I; 2) Perhitung<m h;mjir dapat juga dilakukan deng~
0) M etode Log Pearson dan Nonnal. mengukur penamp<mg sungai dan memperkiraJG:J
h:mjir alur penuh atau deng<m menggunakan tand;
2.2.4 Kalihrasi tanda yang tercatat di lokasi daerah studi. ·
Utlluk mcmpcrtinggi tingkat ketelitim1 data atau metode
pcrlu dilakukan kalihrasi. baik terhadap alai ukur dan
model matcmatik. di samping membandingkannya
dengan metode lain.
BAB Ill
PERHITUNGAN DEBIT BAN.JIR
3.1 Analisis Curah Hujan 4) Rumus ishiguro :
Data curah huj;m s;mgat dipcrlukcm dahun setiap ;mal isis
hidrologi, terutcuna untuk menghitung debit hanjir I = ------~------ ..................... (1(]
rencana baik secant empiris maupun model matematik. vt + h
HaJ tersehut disehahkan karena data dehit untuk selang 2 2
[I.vt]fi l- [I .vt][I]
waklu peng:unalan yang cukup panjang helum dapat a =----------------------------------
2
........................ (11
dipcrolch. N [0 1 - [ I ][ I ]

3.1.1 Intensitas Hujan 2


[IJ[I.vt]- M [I .vt]
Untuk mcndapatk<m intcnsitas huj<m dapat digunakan
rumus-rumus, antara lain Menonohe, Talbot, Shennan,
IJ =----------------------------------
N [1 2 ]- [I][I]
...................... (12

lshiguro dcm mclode lainnya, dijeJw;k;m sehagai herikut:


ketenmgan :
1) Rum us Mononobc: I = Intensitas hujan (mtnZimn)
Waktu curah huj<m (menit)
I= [ -~~-'! --~-~~- ]213 ...............................................(3) a,b,n = Konstanta
24 24 N = Jumlah data
Kctcrangan:
I lntcnsitas hujan (mmzjam) Hasil perhitungm1 dera.." curah deng:m rumus Talbot, Shemm
t = Waktu cural1 hujan (jrun) dan ishiguro dapat dilihat pada Gambar 1.
R24 Cural1 hujm1 maksimum dalam 24 jmn (mm)

2) Rumus Talbot : ~~-·~· ..:= ::::::: ~...,_ ~


• '-t•.
1 .....""""'-;-.-o--4 - --:- ' f'""';"""'T; : '·I I
I = ------------ .......................................... (4)
_,. w.
t+h :-..~
••••,.,.
[ I.t ] [ I 2 ] - [ I 2.t ] [ I ] -·-·- 71- ...
- ~··•!
a =-----------------------------
N [ 12 l - [ I ] [ I ]
.......................................... (5) 4 ................ -·· • ., ' •••

[ I ] [ I.t ] - N [ I 2 .t ]
ll =----------------------------
N I 12 1- l I J [ I I
.......................................... (6)

3) Rumus Sherm;m :
1
I = ------------
tn
..........................................(7) :t• . . . . •• •. . . . . . .
, ............. '•tta I ·-•_.11
Dcngm1 penjelasan :
GAMBAR 1
[log Ill log t] 2 l-[log t.log I][log t] LENGKUNG INTENSITAS HUJAN
log a = ---------------- 2----------------------- ........................ (8)
N [(log t) ]-[log t][log t] 5) Metode lain untuk mendapatkan intcnsita.." hujan, anta
lain mctodc ARRO, dijelaskan sebagai berikul :
[log i][log t] - N [log t.log I]
n =----------------------------------
2
N [log t) ] - [log t][log t]
........................ (9) ( 1) Waktu curah hujan 12 jam dan 72 jam, dan kaJa ulaJ
hingga 50 tahun, dihitung dengan rumus :

18 Baxian 8: Bendunx. Bendungan. Sunxai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-2415-1991

24 3.1.2 Inten-.itas hujan, Frekuensi dan Waktu Curah Hujan


= Antilog A ; ...................... (13) Lengkung hubungan anurra frekuensi, intensitas hujan
•z da11 waktu curah hujan digunaka11 untuk mendapatkan
24 besar intcnsitas curah hujan sesuai dengan waktu
= Antilog {A + 2,0S37 SDA); ...................... (14) konsentra'\i (lihat Gambar 2).
1.50
............. _.... ...... ,__... .... _:_ ..
~

72 ~--.. . ·~-~
'z =Antilog B ; ...................... (1S) $·. ·--~
· / . : / / / ..
. ./'/.,.
// : • ·- -J.
~
:·~
.••

72 ~, _,··... .
. ·--~
·--~
1so =Antilog (B + 2,0S37 SDB) ; ...................... (16) .•<. . · ·,, . . _~
.• /I • ... --=._
•';(. 70oT.ii
~
I • A• ._.
12 24 72 /
•• a.-~

12 = 3,04 ( 12) - 3,12 ( 12) ; ...................... (17)

12 24 72
1so = 3,04 ( Iso) - 3,12 ( lso) ; ...................... (18)

0 JKeterang<m:
......... --........ ·-
L.,..,....,. cw.at t..;..• r C..-AI)
A = Rata-rata logariuna Ai (Aj = dcrctan data curah hujan GAMBAR2
maksimum 24 jam setiap tahun) LENGKUNG INTENSITAS HUJAN FREKUENSI DAN WAKTU
I 1)B = Rata-rata logariuna Bi (Bj = dercum data curah hujan CURAHHUJAN
maksimum 72 jam setiap tahun)
=
SDA Simpangan baku dari logariuna Ai Metode perhitungan pcndekatan yang lazim digunakan
SOB= Simpangan baku dari logariuna Bi untuk mendapatkm1 hubungan anutra intensita.'\ hujan, frckuensi,
12) Iy · = lntcnsitas huj<:m dengan waklu curah hujan tjmn dan dan waktu cural1 huj<m Oihat Gmnb<tr 2) adaJah mctode empiris
kala uhmg y tahun dinyatakan daJcun mm/jam dari Bell dan aim-isis frckuensi dari EJ. Gumbel, dijelaska11
sebagai berikut:
(2) Intensiuts huj;;m dengan waktu curah hujan 1 - 12 jam dan
berdasarkan daut curah hujan 12 jam dapat dihitung dcng<m 1) Metode Bell digunakan untuk menentukan tingkat curah
rum us: hujan dengail herbagai waktu curah hujan dari 5 sarnpai
120 men it, d<m kala ulang d<tri 2 sampai 100 l<lhun, apahila
Rt = Ct R12; ...................... (19) diketahui bcs<tr curah hujan dengan waktu curah hujan 60
men it d<m kala ulang 10 tahun, dapat digunakan persamaan
1,798 berikut:
= A ( ------------- - 0, 143) + 1 ;
~t t+O,S76
.............•......•. (20)
P~ = (0,21 1n T + O,S2)(0,S4 t0,2S.o,SO) P~:: ..... (23)

(eterail!!<m: Keterangan:
{t ; Dents curah h~jan untuk durasi huj<m t jcun (mrru]am) P = Curah hujan [mm]
{ 12 = Intensiuts hujan deng<m waktu curah hujail 12 jam, T =Kala ulang [tahun]
dinyatak<Ul dalam mm/jam 1 = Waktu curah hujan [mcnitl In
= Variabel regional ya11g tergantung pada waktu curah In T = Logariuna naturalis d<tri kala uhmg T (tahun)
hujaii dalllokasi
= Konstanta regional berkisar an tara 2,1 - 6,0 2) Mctodc Gumbel dapat digunak<m untuk analisis statistik
= Waktu curah hujail Gain]. curah hujan maupun debit.
3) Curc1h hujan dcngan sclang waktu 6 smnpai dcngan 60 3.1.3 Rata-Rata Curah Hujan
menit dihitung dengan rumus:
Mctodc y<mg digunak<Ul untuk mcrata-rata curah huj;m suatu
DPS adalah mctodc rata-rata hitung. mctodc Thiessen dan
:M = Kmy6o; ...................... (21)
mctodc isohict, dijclaskan scbagai bcrikut:
49,S86 1) Met ode rata-rata hi tung ditcntukan dcngan cara
<m = 0,309 + ---------------,
t + 11,767
...................... (22)
mcnjumlahkantinggi hujan dari scmua tcmpat pcngukuran
sclama kala tcrtcntu. dibagi dcngan jumlah pos
f(eterangan :
pcngukuran, mctodc ini scbaikuya dipakai pada dacrah
'm = Intensitas hujan mlluk waktu curah hujan t menit
y<mg dat<tr, pos hujan banyak dan sifat huj;umya maata,
[mm/jcunl
digunakan rumus:
'60 = Intensitw; huj<m untuk waktu curah hujan 60 mcnit
[mm/jmnl Pt + P2 + .. + P0
p = ----------------------- ...................... (24)
Cm = Variabcl y<mg bcrgantung pada waktu curah hujan n
= Waktu curah hujan[menitl.

JJaxia11 8: Ueml1111g. Uewltt11ga11. S1111gui. /rigusi. l'cmtui. 19


SNI 03-2415-1991

Ketcrangan: Ketercmgcm :
P = Tinggi hujan rata-rata (mm) P = Tinggi hujan rata-rata (mm)
Pl.. ... Pn = Tinggi hujan pacta setiap pos hujan yang diamati Pl...Pn = Tinggi hujan ycmg sarna pada setiap garis is<
(mm) (mm)
n B<myaknya pos hujan A l.. .. An = Luas yang dibatasi garis isohiet (km2)
At = Luas total DPS (Al + A2 + .. An)(km.2)

GAMBAR3
HUJAN RATA-RATA UNTUK METODE RATA-RATA HITUNG

2) Metode Thiessen ditentukan dengan cara membuat polygon GAMBAR5


cmtar pos huj<m pacta suatu wilayah DPS kemudian tinggi HUJAN RATA-RATA UNTUK METODE ISOHIET
hujcm rata-rata daerah dihitung dari jumlah perkalian an tara
tiap-tiap lua" polygon dan tinggi hujannya dibagi dengan 3.1.4 Pengisian Data Hujan yang Hilang
luas seluruh DPS; metode ini cocok untuk menentukan Sta'\iun hujcm kadang-kadang tidak dapat heketja den
tinggi hujan rata-rata. apabila pos hujannya tidak banyak haik, sehingga data cural1 hujan kurang lengkap. Pengi:
dan tinggi hujannya tidak merata, di gunakan rumus: kekosongan data hujan tersebut dilakukan dengan met
pendekatan sebagai berikut:
At Pt + A2P2 + ....... + AnPn 1) Menentuk<m hujcm rata-rata pada stasion terdekat den
P= ----------------x--------------------
total
...................... (25) stasiun huj<m y<mg tidak mempunyai data;
2) Faktor bohot didasarkan pada suatu nilai ratio ht:
Keterangan: tahunan; ditentukan deng<m rumus:
P = Tinggi hujcm mta-rata (mm)
Pl..Pn Tinggi hujan pacta setiap pos (mm) Keterang<m:
A 1.. .. An = Lum; y<mg dihatasi garis polygon (km2)

Px = Tinggi hujan pada sta'\iun y<mg dai<Ulya tidak len


(mm)
P,a,h,c = Tinggi huj;:m dari stw;iun di a, h dan~ (mm)
Anx = Tinggi hu)mi tahun;m dari stasiun huj<m y;mg dat
tidak lengkap (mm)
Ana,h,c = Tinggi huj<m tahunan dari stasiun huj<m di a, b 1
GAMBAR4 (mm)
HUJAN RATA-RATA UNTUK METODE THIESSEN
3) Mclakukan mwlisis regrcsi pada stasiun huj<m terdckl
3) Metode Isohiet ditentukan dengan cara menggunakan peta
gmis kontur tinggi h<~i<m suatu daerah dan tinggi huj<m 3.1.5 Distrihusi Waktu Tinggi Hujan 1\
rata-rata DPS dihitung dari jumlah perkalian tinggi hujan Distrihusi waktu tinggi hujan sangat hc-..ar pcngar
rata-rata di antara garis-isohiet dengan luas mltara kcdua tcrhadap hidrograf h<mjir, dan untuk distrihu-..i tcrtcntu
garis isohiet tcrsebut, dibagi lua" seluruh DPS; mctode mcmherik;m bcs;.mm yang herhcda.
ini ~ocok untuk dacrah pcgunung<m dan yang bcrhukit-
hukit, digunak;m rumus: 3.1.6 Penentuan Pos Hujan
Ana.Iisis kcrapatan stasiun hujan y<Ul!! ada palu dila..ll
(Pl + P2) A2 (P2 + P3) An (Pn + Pn+l) karcna kcada.an tinggi huj;m dan kara.kteri-..tik DPS hia
-----r---- + -.:\i---------r· +Iut+A;··-----2·------ herhcda-hcda. scrtajaringcm pos hujan hclurn nu.:madw. Sc
kctcntuan yang dianJurkan olch WMO dapat dllthaf
....................................... (26) tahel 2:

20 Ragian 8: Rendung. Rcndtmgan ..\"uno:ai. /rio:asi. Panrui.


SNI 03-2415-1991

TABEL2 N+1
KERAPATAN MINIMUM .JARINGAN STASIUN HUJAN T = ----------- ••••••..••••••.•••••.• (28)
m
DI DAERAH TROPIK
Keterangan:
N = J umlal1 data
LUAS (km2) UNTUK I STASIUN HUJAN m = Nomor urut
TIPEDAERAH T = Kala ulang
DAERAH NORMAL DAERAH SULIT
3.2.2 Cara Analisis
Daerah datar 600- YOO 900- 3000 Apabila hasil dari cara gratis tidak mengikuti garis lurus
Daerah herhukit/ maka pcrhitungan perlu dilakukan dengan cara analisis
hergunung 100-250 250- 1000 matematik yaitu menggunakan perscunmm scbagai bcrikut:

3.2 Analisis Prohahilitas Frekuensi 1) Perswnaan Gumbel untuk kala ulang Tr


Analisis huhungan kala ulang dan perhitungan probabilitas
dinyatakan dengan p = 1/T. Untuk perhitung<m probabilitas XTr = X + Sx (0, 78y - 0,45), .....................• (29)
dapat ditentukan dcng<m distrihusi data yang ada (herhagai
rumus yang digunakan dapat dilihat pada Tabcl 3). l:(Xi- X) 2
Sx = ------------------ . ..................... (30)
(n- 1 )
TABEL3
RUMUS PENENTUAN KALA ULANG T T-1
Y =-In (-In ( --------)) ...................... (31)
RUM US T DISTRIBUSI TUNTUK 'I'
N=50, M=l Keterangan:
X = x rata-rata uthunan
N Sx = simpangm1 haku
• California (1929) ------- 50 Y = perub;thml reduksi
m N = jumlah data
bentuk lain dari Persmnmm Gumbel :
2N
-Hazen (1930) ------- Nonnal 100 Xt =X+ K.Sx ...................... (32)
2m- I
Keterangan:
N +I Xt = x yang terjadi dalcun kala ulang t
- Weihull (1939) -------- Nonnal & 51 X = ratct-rata dari seri data Xi
m Pearson III Xj = seri data maksimum tiap tahun
Sx = simpang;m haku
N+0.25 Normal K = konst<mta yang dapat dihaca dari label 3
-BJorn (1958) ---------- 80.4 n = jumlah data
m-0.375 a tau
_ yt- yn
N+0.4 Pearson II Xt = X + ---------. Sx ...................... (33)
-Beard (1962) --------- 72 Sn
m-0.3 Keterangan:
Xt = x y<mg terjadi dengan kala ulang
N+0.12 Exponential, TX = rata-rata x maksimum dari scri data Xj
- Gringorten (1963) ---------- Extreme value I 89,5 sirnp;mgan haku
m-0.44 hesaran yang mcrupakan rungsi dari jurnlah
pcngamatan ( n)
Apahila data diperkirak<m mengikurj normal distrihusi maka rcduksi schagai rungsi dari prohahilitas; hcsaran
besar kejadian banjir dan prohabiliws (I /T) yang dig;unbark<m K, S 11 , Y 11 ' yt (lihat Tahcl 4 sampai dcngan
pada kertas prohahilitas nonnal akan menghasilk<m suatu garis Tahcl X)
lurus. Metode ini dapat dilakukan dengan cara grafis dan
analisis. TABEL4
HAR<;A Y SEBA<;AJ FUN<;St T
3.2.1 Cara Gratis
Cara ini menggcunharkan data dehil tahunan yang sudah T y T y
tersusun dari hcsar ke kocil deng<m kala uhmgnya pada kcrtas 1,01 -1,53 20 2,lJ7
gumbel atau kcrt<L'i prohahilita-; normal, apahila lm-;ilnya herupa 1,5X 0,0 50 3, l)()
garis lurus maka ekstrapolasi dapat dilakuk<m, sed<mgk<m kala 2,00 0,37 J()() 4,()(1
ulang atau prohahilitctsnya antara lain dapat dihitung deng<m 5,00 1,50 200 5,30
mempcrgunakm1 rumus Weihull: 10,00 2,25

Bagia11 H: Jkmlu11g. Bt•llcltmgan .•\"wtgui. lrigasi. l'alltui. 21


SNI 03-2415-1991

TAHELS 2) Distrihusi Log Pearson Tipc III, schagai bcrikut:


I'AKTOR FREKllENSillNTllK NILAI EKSTIUM (k)
log XTr = log X + KTr (Siogx) ...................... ~

KALA ULANG
II Kctcr;mgan
10 20 25 50 75 )()() 1000
2.()32 N
l.:'i I. 703 2.-J Ill J.J21 J.721 4.005 6,265
20 l.(l25 J.5()J J.XJ() (l,006 l:log Xi
2.302 2.517 J. 179
i - I
25 1.575 2.235 2A44 J.OXX 3.463 J. 72lJ 5.X42 logx = ------------; ......................(
30 1.541 2.1XX 2 ..W3 3.026 3.:N3 3,653 5,727 N
40 IAlJ5 2.12() 2.326 2.lJ43 J.30 I 3.554 5,476
N
50 I A66 2.0Xh 2.2XJ 2.XX9 3.241 3.49 I 5.47X
(l() Nl:(lug Xj - log X)3
IA4C) 2.05l) 2.253 2.X52 J.200 J.446
i -1
70 1.430 2.!UX
2.{)2l)
2.230 2.X24 J.l(ll) 3.413 5,35l) Stogx = ----------N:r·--------; ......................(
75 IA2J 2.220 2.X 12 3.155 J.4()()
0() I AOI I .lJlJX 2.1X7 2. 770 3.1 ()l) J.34l) 5.26 I
N
Nl:(log Xi - log X)3
TAHEL6 i -1
Sll\1PAN<;AN HAKll TEREDUKSI, Sn glogx = ------------------------; ......................(
(N-1 )(N -2)(Siogx)3
() I --, J 4 5 6 7 X 9
J() ()_l)4
0.96 O.lJX I -00
() _l)l) 1.02 1.03 1.04 1.04 1.05
20 I_( )(l I. !l7
1.06 I.OX I.OX I .09 1.09 I. 10 1.10 1.10 Kr = faktor pcnyimpangan K untuk suatu kala ulang tertcr
J() 1.11 1.11
1.11 1.12 1.12 1.12 1.13 1.13 1.13 1.13 dcng;m mcmakai g IDg x tcrtentu (lihat Tabcl 9).
40 1.14
1.14 1.14 1.14 1.14 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15
50 I . I 6 1.1 (l
1.16 I. I (l
1.16 1.16 1.16 1.17 1.17 1.17 TABEL9 i
60 I. 17 1.17
1.17 1.17 I. I X LIX l.IX I.IX l.IX 1.18 FAKTOR PENYIMPANGANKrYANG DIGUNAKANUN11I
70 I.IX 1.1 X 1.1 X 1.1 X 1.1 X 1.1 X l.llJ 1.1l} 1.19 1.19 DISTRIRUSI LOG PEARSON TYPE Ill
xo 1.19 1.19 1.19 J.ll) 1.19 I. 19 J.ll) I. ]lJ l_]l} 1.20
90 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 q logx Ka1a ulang I"I:r I
koef. 2 5 10 25 50 100 200 1000
100 1.20 pen
pangan Kemungkinan Terjadinya Banjir (%)
TABEL 7 50 20 10 4 2 1 0.5 0.1
RATA-RATA TEREDUKSI, Yn 3.0 -0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.051 4.970 7.250
2.5 -0.360 0.518 1.250 2.262 3.048 3.845 4.652 6.600
0 I 2 3 4 5 () 7 8 9· -n 2.2 -0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705 4.444 6.200
2.0 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.9U 3.605 4.298 5.910
.495 . .4lJlJ .503 .507 .510 .512 .515 .518 .520 .522 10 1.8 -0.282 0.643 1318 2.193 2.848 3.499 4.147 5.660
1.6 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.990 5.390
.523 .525 .526 .52 X .52lJ .530 .532 .533 .534 .535 20 1.4 -0.225 0.705 1337 2.128 2.706 3.271 3.828 5.110
.536 .537 .53 X .53 X .53lJ .540 .541 .541 .542 .543 30 1.2 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661 4.820
.543 .544 .544 .545 .545 .546 .546 .547 .547 .54X 40 1.0 -0.164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489 4.540
.9 -0.148 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401 4.395
.54 X .54lJ .54lJ .549 .550 .550 .550 .551 .551 .551 50 .8 -0.132 0.780 1.336 1.998 2.453 2.891 3.3U 4.250
.552 .552 .552 .553 .553 .553 .553 .554 .554 .554 60 .7 -0.116 0.790 1333 1.967 2.407 2.824 3.223 4.105
.554 .555 .555 .555 .555 .555 .556 .556 .556 .556 70 .6 -0.099 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755 3.132 3.960
.556 .557 .557 .558 .558 .5 -0.083 0.808 1323 1.910 2.311 2.686 3.041 3.815
.557 .557 .558 .558 .55 X 80 .4 -0.066 0.816 1317 1.880 2.261 2.615 2.949 3.670
.55 X .558 .558 .55lJ .559 .559 .559 .559 .559 .559 90 .3 -0.050 0.824 1.309 1.849 2.211 2.544 2.856 3.525
.560 100 .2 -0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763 3.380
.1 -0.017 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400 2.670 3.235
0 0 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576 3.090
TABEL8 -.1 0.017 0.836 1.270 1.716 2.000 2.252 2.482 2.950
-.2 o:o33 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178 2.388 2.810
HUBUNGAN ANTARA KALA ULANG ·3 0.050 0.853 1.245 1.643 1.890 2.104 2.294 2.675
DENGAN FAKTOR REDUKSI -.4 11.066 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029 2.201 2.540
(Yt) -.5 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.108 2.400
·.6 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880 2.016 2.275
-.7 0.116 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926 2.150
KALA ULANG r TAHUN j FAKTOR REDUKSI (yt) -.8 0.132 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733 1.837 2.035
-.9 0.148 0.854 1.147 1.407 1.549 1.660 1.749 1.910
2 0.3665 -1.0 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588 1.664 1.800
-1.2 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449 1.501 1.625
5 1.4991} -1.4 0.225 0.832 1.041 1.198 1.270 1.3HI 1.351 1.465
10 2.2502 -1.6 0.254 0.817 0.994 1.116 1.166 1.197 1.216 1.280
25 -1.8 1.()97 1.130
3.1985 0.282 0.799 0.945 1.035 1.069 1.087
-2.0 0.307 0.777 0.895 0.959 0.980 0.990 0.995 1.000
50 3.9019 -22 0.330 0.752 0.844 0.888 0.900 0.905 0.907 0.910
100 4.6001 -2.5 0.360 0.711 0.771 0.793 0.7\18 0.799 0.800 0.802
-3.0 0.396 0.636 0.660 0.666 0.666 0.667 0.667 0.668

22 Bagian 8: Bendung. Bendungan .•\"ungai. /rigasi. Panwi.


SNI 03-2415-1991"

.\.3 Anali-.is ReJ{innal 4 I


I
Oa~;t dehJt yang kurang dari 20 tahun tidak boleh langsung I
cligunakan untuk analisis frekuensi. Lengkung frekuensi banjir
1 Jibentak oleh huhungan hcsarnya herhagai banjir tahunan
dengan kala ulangnya. Apabila lengkung frekuensi hanjir
rersehut dihagi dengan hcsamya hanjir rata-rata tahunan, maka
.Japal menghasilkan lengkung frckuensi hanjir tanpa dimensi.
Dcngan menggahungkan seluruh data dan sta.;iun duga air ~
daJam satu regional yang tclah dihagi oleh indeks banjir mta- 0 2
rata tahunan (Q) tadi, maka didapat lcngkung frekucnsi banjir
regional haru. Untuk mcndapatk;m hcsar;m probabilita.; yang
,JiJampaui puncak h;mjir yang tcrjadi setiap tahunnya, Q/Q dari
r
"' tahun data harus disusun dari harga tcrcndah (Ql) sampai
• tcrtinggi (Qn) kcmudian m ditcntukan dari urutan Q1 dan harga Tafluft kale WIGftt
z a 10 10 ao 100 :roo soo 1000
tcrbcsar adalah Qn. Posisi pcnggamharan p yang herda<;arkan
urutan m dirumuskan oleh Gringorten scbagai berikut: _, o 2 ~ 4 o e 7
PI:NOUIOA'IOA'I OUMIIL VAIOIASI Y

m- 0,44
GAMBAR6
LENGKUNG FREKUENSI BANJIR REGIONAL
~ •• = ------------------------ •.•.•••••••.•.•••..••• (38)
N + 0,12
FAKTOR KURVA (T,Luas)
Apabila kcrtcLs Gumhcltidak tcrsedia, schingga harga Q/Q tidak
langsung tergcunhark;m, maka harus dihitung dulu faktor reduksi Kala Faktor
Ydari harga p. ulang reduksi Luas DPS dalam Km2
T y 180 300 600 900 1200 1500
Ym =In 1(-ln (p)] ...................... (39) a tau atau
kurang lebih
Sedangkan harga faktor reduksi Y, dihitung dari faktor kala
ulang: 5 1,50 1,28 1,27 1,24 1,22 1,19 1,17
T- 1 10 2,25 1,56 1,54 1,48 1,44 1,41 1,37
Y = -In - In ( --------), ...................... ( 40) 20 2,97 1,88 1,84 1,75 1,70 1,54 1,59
T 50 3,90 2,35 2,30 2,18 2,10 2,03 1,95
Keterang<m : 100 4,60 2,7H 2,72 2,57 2,47 2,07 2,27
T = kala ulang (lhn) 200 5,30 3,27 3,20 3,01 2,89 2,78 2,66
(lihat Tabcl 7) 500 6,21 4,01 3,92 3,70 3,56 3,81 3,27
1000 6,91 4,68 4,58 4,32 4,16 4,01 3,85
Dengan menggunakan proses persamaan di atas didapat
persamaan untuk Pulau Sumatera dan Jaw a didapat persamaan 3.4 Metode Puncak Banjir di atas Ambang
lengkung frekucnsi b;mjir sebagai.berikut: Metode ini digunakan untuk memperkirakan debit banjir
QT 1-e-kY rata-rata ta.hunan (Q) pada suatu pos duga air dengan data
------- u + a ( ----------) ....•.•••.•.••.•.••••• ( 41) pencatatan yang pendek 3 sampai 10 talmil. Dalmn penentuan
Q k
batas ambang (Ho) harus memperhatikan syarat puncak banjir
Ketcnmg;m: dalam satu tahun 2- 5 kali kejadian. Pengambilan puncak banjir
u = O,H4X yang berdekaL:'ln harus memperhatian ikhwal: (1) Ts > 3 Tr dan
a 0,219 (2) qt < 2/3 ql (lihat Gam bar 7
k = -0,2148
Y = htktor reduksi
QT = debit b;mjir untuk kala ul;mg T tahun
Q = debit banjir rata-rata tahunan.

Untuk mempermuda.h pemakaiannya disajikan dalmn bentuk


gratik lcngkung gabung;m frekuensi banjir, yang dikumpulkan .,! r-----------~--~----~----~~~~
dari lJ2 pos duga air Jawa d;m Sumatera ym1g jumlahnya 1001
tahun datc1. Gratik tersebut dapatt dilihat pada Gambar 6
..
..J

r
,_... WAI(1U

GAMBAR 7
PENENTUAN BATAS AMUANG PADA HIDROGRAF
ALIRAN

Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pantai. 23


SNI 03-2415-1991

.I ika ;ur hanjir mclampaui amh<U1,1! Ho atau Qo, puncak h;mjir TABEL11
dapat digunakan scha_l!ai data untuk mcn_1!hittmg hanjir rata- NILAI KOEFISIEN LIMPASAN
rata tahunan <Q). dcn_l!an mcnggunakan rumus:
Karak tcris tik Tala guna lahan Koefisien
Q= (JH + 1~(0,5772 +In L) m-1/det; ...................... (42) l<Ulah limpa'><m

Kctcran_l!an: Ccunpuran pa'>ir pertani<m 0,20


I M d;m/atau cam- padang rumpul 0,15
11 = --------- L( (lj·Qn) ...................... (43) punm kerikil. hut<m 0,10
1\1 i= I
Gcluh dan pertanian 0,40
L=I\IIN; ........... (44) scjcnisnya. padang rumput 0,35 i
hutan 0,30
Kctcrangan:
M Kcjadi;m hanjir di alas amhang Lcmpung dan pcrtani<m 0,50
N = J umlah tahun pcncatatan data scjcnisnya. pad;mg rumput 0,45
qo = Dchit hatas ;unhang (m /del) hutan 0,40

3.5 Metode Rasinnal


3.5.2 Metode Melchior, der Weduwen dan Haspers
3.5.1 Metnde Rasional Praktis Mctodc mo.;ional pacta umumnya berlaku untuk DPS yru;
luasnya smnpai dengan 5.000 hektar, <mggapan-anggapan yru1
Mctodc ini dapal mcnggmnhark<m huhungan <mlara dehit
digunakan dalmn penerapan metode nto.;ional pada DPS yru1
Jimp;Lo.;;m dcngan hcsar curah huj;m sccara praktis berlaku untuk
luasnya Iehih darri 5.000 hektar, adalah : intensitas huj<m yan
luas DPS hill!.!!.!a 5.000 hcktar. Dua komponcnutcuna digunakan
merata di seluruh DPS untuk waktu curah hujan tertentu, wakl
ialah waktu k<;nscntrasi <tc) d;m intensitas curah hujan Otc)
hujan s;una dengan waktu konsentrasi dari DPS, puncak banj
dan intcnsitas hujan mempunyai kala ulang yang sam~
Pcrs<:una;m yang digunakan
digunakan rum us : ,i
Qp = 0,00278 C.I.A. ...................... (45) I

Qmax =a.~.q.f ...................... (41


I

Keteran!.!an :
Ketenmgan :
Op = Debit puncak hanjir (m3/dct)
C = Kocfisien limpasan Omax = Debit maksimum (m 3 /detl)
I lntensitas huj<:m sclmna waktu konsentrasi (mrnljam) a = Kocfisien alinm
A = Luas dacrah pcngalinm (ha) ~ = Kocfisien reduksi
f = Luas daerah pengaliran (km2)
Ketcran!.!an : q = Huj<m maksimum (m3/lan2/ctet)
I) Salah~satu cara menghitung lc, Kirpich (1940)

tc =0,019510,77 s-0,385 ...................... (46)


deng<m penjelasan sebagai hcrikut:
1) Metode Melchior, dengan ketentmm schagai berikut: .
(1) Koefisien aliran ( ) berkisarr an tara 0,42 - 0,62 d
Keterangan : disarankan memakai = 0,52 ;
tc = Waktu dalam menit (2) Koefisien reduksi digunakan rumus :
I = Panjang lereng dalam m
S = Kemiripan lereng m/m
f = __!?2~-- 3960 + 1720 ~ ...................... (4
2) Kocfisien limpasan (C), dapat diperkirakan dengan ~-0,12
mcninjau Lata guna lahan (lihat Tahel 11)
(3) Waktu konsentrasi ditentukan '. erlehih dai1Uiu un~
mempercepat curah huj<m maksimum deng~m rumt

1.000 L
tk =i6oov ...................... (~
Keterangm1 :
tk = Waktu konsentrasi (jam)
L = Panjang sungai (km)
V = Kecepatan air rata-rata (m/det)

Keteran<>an
v = 1,3t5 ~.q.f.i-2; ...................... (:

24 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2415-1991

H (2) Koefisien reduksi (B) dihitung dengan rumus


i =O.CJL
•....••......•.....•.. (51)
1 t + (3,7 x 1oo,4t) rJt4
---- = 1 + --------------------- X ------ •••••••••••••••••••••• {58)
Kctcrang;UJ : f3 (t2 + 15) 12
H = Bcda tinggi ant.ara da.'-<tf sungai di mulut DPS dengan
da.'-<lfT sungai di titik O,lJ~_ kc arall hilir (3) Waktu konsentrasi dihitung dcngan rumus :

.•...............•..•. {59)
Dlaka T = 0,186 L . Q-0 •2 . i-0,4 ...••••••••••••..••••. (52)

(41 Hu1an maksimum (q) dihitung dari grafik hubungan (4) Hujan maksimummenurut Haspers dihitung dengan
pcrcnlase curdh hujan dengan t tcrhadap curdh hujan harian rum us:
dengan luas DPS dan waktu Oihat Gambar 8) Rt
q = -------- ...................... (60)
3,6 t
Rt= R + Sx U ...................... (61)

Keterangan:
t = Waktu curdh hujan (jam)
·:'j .. q = Hujan maksimum (m3/krn2/detik)
R = Curah hujan maksimum rata-rata (mm)
•• Sx = Simpangan baku
U = Variabel simpangan untuk kala ulang T tahun
..• R 1 = Curah hujan dengan kala ulang T tahun (nun) .

,. ... Berdasarkan Haspers ditentukan:

f' . untuk t-< 2 jam,

t. R24
R t = ------------------------------------ ...................... (62)
t + 1-0,0008 (260-R 24 ) (2-t)2
GAMBARX
DISTRIBUSI HUJAN DALAM 24 JAM
(MENURUT MELCHIOR) Keterangan :
t = Wak:tu curah hujan (jam)
R24 = Curah hujan dalam 24 jam (mm)
2) Metode der Weduwen, dengan ketentuan Rt = Cura.h hujan dengan waktu t jam (mm)
(1) Koctisicn alinm (::i) dihitung dengan rum us :
Untuk.2 jam < t < 19 jam,
4,1
a = 1 -------- ...................... (53) t. R24
~-ll +7 Rt = --------- ...................... (63)
t+ 1
(2) Koctisicn rcduksi (B) dihitung deng::m rumus
untuk 19 jam< t < 30 hari,
t+1
120 + ------ f Rt = 0,707. R24 t + 1 ...................... (64)
f3 = ________t_-t-_2._
...................... (54)
120 + f Keterangan :
(3) Waktu kosentrasi (tk) dihitung dengan rumus
t = Waktu curah hujan (hari)
R 24 = Curah hajan dalam 24 jam (mm)
tk =o, 125L . Q-0, 125 . i-0,25 .......•.•••.••.•..... (55) Rt = Curah hujan dalam t jam (mm)

(4) Hujan maksimum (q) dihitung dengan rumus: 3.6 Metode Empiris
67,65 Debit banjir dapat dihitung deng<m metode empiris apabila
l( = ------------ ...................... (56) data debit tidak tcrscdia. Panuneter yang didapat buk<m secant
t + 1,45 analitis, tetapi berdasarkan korclasi antara hujan dan
Ketcr;mg<m : karakteristik 1nPS terhadap b::mjir, dalcun hal ini metode empiris
t 1/6 smnpai dengan 12jcun yang dipakai ::mtara lain :
f = < 100km2
3.6.1 Metode Hidrograf Satuan
3) Metodc H<L"pers, dengm1 kctentuan :
Yang perlu diperhatikan dahun metode hidrograf satucu1
( 1) kocfisien alinm ( ) dihitung dcngan rumus adalah huj<m cfcktif, alinm dcL"ar d;m hidrograf limp<L"::m. Dahun
1 + 0 012ti'l,7 menentukan besarnya b::mjir deng::m hidrograf satmm diperlukan
a = ______:_________ ...................... (57)
data hujcu1jcun-jmnan.
1 + 0,075 f

Bagian 8: Bendtmg, Bendungan. Sungai. /ri;;asi. Pontai. 25


SNI 03-2415-1991

1) Hujm1 cfcktif dapat dihitung dcng<m mcnggunak<m mctodc 2) Hidrograf limpasan, terdiri dari dua komponen pokok
0 indcks d;m mctodc Horton: yaitu: debit aliran permukaan dan aliran dasar. Cam praktis,
( 1) Mctodc 0 indcks, mcngasumsikan bahwa hesarnya untuk mcndapatkan besarnya aliran pennukaan adalah
kchilangan hujan dari jmn kc jmn adalah smna, sebagai berikut:
schingga kclchihan dari curah hujan akan sama (1) Debit ali ran dasar merata dari permulaan hujan
dcngan volume dari hidrograf aliran scpcrti Oihat sampai akhir dari hidrograf aliran {lihat Gam bar 11 );
G;unhar lJ) (2) Debit aliran dasar ditarik dari titik pennulaan hujan
sampai titik bclok di akhir hidrograf aliran (lihat
Gamhar 12);
(3) Debit alinm dasar terbagi menjadi dua bagian, yaitu.
hagian pertama mengikuti pendekatan cara ke-1
sampai titik belok bagian atas (awal dari aliran
antara), hagian ke-2 mengikuti pendeka~ cara ke-
2, (lihat Gambar 13);

GAMUAR9
METODE INDEKS 0

(2) Scdangkan mctodc Horton mengasumsik<m bahwa GAMBAR II GAMBAR 12


kchilangan dchit aliran akan hcrupa lcngkung DEBIT ALI RAN DASAR MERATA DEBIT ALIRAN DASAR
eksponcnsial. sc.hingga makin hcsar jumlah hujan DARI PERMULAAN HUJAN DITARIK DARI TITIK
yang mcrcsap ak<m mengakibatkan tanah menjadi SAMPAI AKHIR DARI PERMULAAN HUJAN SAMPAI
ccpatjcnuh akihaU1ya bcsar rcsap<m akan bcrkurang HIDROGRAF ALIRAN TITIK BELOK DI AKHIR
d<m akan mcngikuti rumus Horton schagai bcrikut: HIDROGRAF ALIRAN

f.p= •.c+ ( f'o· f'c ) e -kt ...................... (65)

Kctcrangan:
fp = Kapasitas infiltra-;i pada waktu t (mm)
fc = Harga akhir dari inliltrasi
fo = Kapasitas inliltrasi pcrmulaan yang tergantung dari
hujan scbelumnya, dapat diperkirakan 50-80% dari
curah hujan total
k = Konstanta y~mg tcrgantung dari tekstur tanah
GAMBAR 13
t = Waktu sejak huj<m mulai DEBIT ALIRAN DASAR
TERBAGI MENJADI DUA BAGIAN
Contoh Mctode Horton (Iihat Gcunbar 10)

-,._
.,c
i
3) Besm11ya hidrograf bm1jir dihitung dengan mengalik<m
besmnya huj<m efekif dcngan kala ulang tcrtcnntu dengm1
::> '
u-
f hidrograf satuan yang didapat selanjutya ditmnbah alirm1
;:; dasar.


! 3.6.2 Motode "Soil conservation Service" (SCS) - USA
.:.•"!!!:.~..1~
I. C<lfa ini dikcmbmlgk<m dari berhagai data pcrtanian d<m
- • I
hujan, dengan umus :

Q = !!.:_~!~-~!:. . ...••••..•••.•..•..•• (66)


I+ 0,8 S
0 2 :S 4 II
ketenmgan:
f ~'"' I Q = debit aliran pemukaan (mm)
GAMBAR 10 I = besamya hujan (mm)
METODE HORTON S = jumlah maksimum perbcdaan mlt<lfa huj<m dan dchil
alinm (mm)

26 Bagian 8: Bet1dung. Bendungan .•\'ungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2415-1991

ne~arnya s tiicvalua~i bcrdasarkan kclembaban tanah TABEL 13


-..ebclumny<L jcnis lata guna lahan, dan didefinisikan sebagai TINGKAT INFILTRASI
rumus:
KELOMPOK
<1 = ____25400
c_N______ - 254 ...................... ( 67)
TIN KAT
JENIS URAIAN INFILTRASI
TANAH (mm/jam)
}:eterangan :
CN = Harga nomor Icngkung hcrvariasi dari 0 sampai 100. A Potcnsi aliran pcrmukaan rendah, 8 - 12
untuk CN = 100, m~-~ S = 0 dan I= Q tcrmasuk tanah jenis pasir. dengan
·•'i--:-"'----'"''"'~· _ __2.!.,,.~-r -~--,~
scdikit dcbu dan tanah lial.
B Potcnsi aliran permukaan sedang. 4-8
umumnya tanah berpasir. tctapi ku-
rang dari jenis A.
c Antara tinggi dan scdang potcnsi I -4
! dari aliran permukaan. Merupakan
lapisan tanah atas tidak hegitu dalarn
dan tanahnya tcrdiri dari tanah lial.
D Mcmpunyai potensi yang tinggi untuk 0- I
mengalirkan aliran permukaan.
I • \ ( I 1

GAMBAR 14 TABEL14
GRA:FIK HUBUNGAN
FAKTOR PERUBAHAN KELOMPOK TANAH
ANTARA CURAH HU.JAN DAN LIMPASAN
Faktor perubahan koefisien aliran C tanah kelompok B
Dari Gamhar 14, Q dapat dicarri dcngan mudah apabila curah
menjadi:
hujan I dikctahui dan nomor lengkung (CN) (lihat Tabel 12,
13, 14 dan 15)
TABEL 12 GROUP
LAHANPENUTUP KONDISI
NOMOR LENGKUNG UNTUK KEL0\1POK TANAH DENGAN
HIDROLOGI
KONDISI HU.JAN SEBELUMNYA TYPE III DAN 13 0,2S = A c D

KELOMPOKJENIS TANAH * Tanaman berj~jar jelek 0.8lJ 1.09 1.12


LAHAN PENUI1JP PERLAKUAN TER- KOND!Sl Tanaman berj~jar bag us 0.86 l.OY 1.14
c
IIADAP TANAMAN HIDROLOGl A 8 D
* T<maman berbutir jelek 0.86 1.11 1.16
• Bclum ditananli berjajar lurvs n 86 91 94 T<mmnan hcrbutir bag us 0.84 1.11 1.16
• TaniiJUIP berjajar berjajar lurll$ jelek 72 81 88 91
* Tmuunan rumput, putaran hagus 0.81 1.13 1.18
berjaju lurus bagus 67 78 as 89 * Padang rumput bag us 0.64 1.21 1.31
dengan kontut jelek 70 79 84 88 * Pohon kera.<> bag us 0.45 1.27 1.40
denpn kontur ba&u' 65 15 82 86
dcnpn lens jelck 66 74 80 82
dcop.D tcn5 bagus 62 71 71< HI
TABEL15
• Taoam.an bcrbutir bcrjajar Jvi\IS jelc:k 65 76 84 88 KONDISI HUJAN SEBELUMNYA DAN NOMOR
{JaP~ni. gandum bcrjajar luru& bagus 63 15 83 87 LENGKUNG
dan lain-lain) dcnpn kontur jelck 63 15 83 87
denpn kontur bagus 63 74 81 as UNTUK Ia = 0.2S.
dcnpn tens jelck 61 72 79 82
dcngan teras bagu& 59 70 78 81

• Tanaman lcgunnc bcrjaj~r lunas jelck 66 n as 89


NOMOR LENGKUNG (CN) FAKTOR PENGUBAH CN UNThK
(pct•i cina,luri) bcrjaju lurus bagus 58 72 81 85
UNTUK KONDISIII :vtENJADI
dcnpn kontur jelek 64 15 83 as
denpn lcontur bagu.s 55 69 78 83
dcnpn ler.LS jelek. 63 73 80 83
KONDISI KONDISI I KONDISI II
dengan teras bagus Si 67 76 80

• Padana rumpul jelek 79 86 89


uncuk acmbal~ 5edang
68
49 69 79 84
10 0.40 2.22
baguo 39 61 74 80 20 0.45 1.85
dengan kontur jelek 47 67 81 88
30 0.50 1.67
dengan kontur sedang 25 59 15 83
dengan kontur baik 6 35 7IJ 79
40 0.55 1.50
50 0.62 1.40
• Tuaman rumpul bagus 30 58 71 78
60 0.67 1.30
• Pcpohonan jclck 45 66 n 83 70 0.73 1.21
Kdang 3660 73 79 80 0.7lJ 1.14
baik 25 55 70 79
l)() 0.87 1.07
"" PertanU.n La~n 59 74 82 86 100 1.00 1.00
Kcrinc

• hlan R.aya 74 114 90 92

JJaxian 8: /Jendtmg. Hendungcm. Stmgoi. lrigasi. /'alllai. 27


SNI 03-2415-1991

5 HARI SESUDAH HUJAN MENDAHULUI (nun) pm1gkat dari lmL'-' A, ialah V merupa.IGm fungsi Iuas DPS d<1
KO:\DISI dihitung dcngan rumus:
URAIAN UML1M MLISIM KERING MUSIMTANAM
I Hujan rcndah < 13 < 36 V = 1,02 - 0,0275 lo~ A •••••••••••••••••••••• (6CJ

II Rata-rata d;ui 13- 2X 36-53 (lihat Tahel I 7)


kcdalaman hanjir
tahunan. TABEL17
HARGAVUNTUKBERBAGAILUASDPS
Ill Hujan tinggi. > 2X >53
LUAS (km2) v
.'\. 7 Met ode Statistik
.\. 7.1 l\ 1etode Institute of Hydrolo~y Wallingford (IOH) 1 1,020
1\tetodc ini mcrupakan salah satu persama.an statistik yang 5 1,000
tdah dikcmhanckan olch IOH dan Pusat Lithanc Air 10 0,993
hcnla.sarkan data l~uj;Ul d;m karakteristik fisik DPS di Ja;a dan 50 0,973
Sumatcra. Karaktcristik fisik DPS y;mg digunak<Ul iala.h: 100 0,965
I) Lua.s DPS (A) mcrupaiGUl karakteristik ym1g penting da.lmn 500 0,946
mcnentukan hesar puncak banjir dan diukur dalam 1000 0,938 i
kilometer persegi. pcngukunm luas DPS hcrdasarkan peta 5000 0,918
topografi yang umumnya berskala I :50.000 atau 10000 0,910 ;
'
I .100.000:
2) Indeks kemiring<Ul sungai )m/km) merupakan perbedaan 3.7.2 CaraGAMAI
Linggi titik y<mg ditinjau dengm1titik yang tcrtinggi di hulu 1) Satuan hidrograf sintetik Gmna I dibentuk oleh tig
sungai dari DPS. dan dibagi oleh panjang sungai utama, komponen dasar yaitu waktu n~k (TR), d_ebit ~uncak (Qpi
dinyatakan dalmn meter per kilometer; w,tktu dasar (TB) dengan uratan sebagm
r ' ' benkut:
3) Indeks danau (Lu) yaitu tmnpungan dari suatu dm1au atau ( 1) Waktu naik (TR) dinyat!tkan dengm1 rum us: II
~I
reservoir dapat secant nyata mengunmgi Linggi puncak
hm1jir. hcsarnya pengunmg<m banjir terg<mtung dari letak TR = 0,43 (-----!-:_-----)3 + 1,0665 SIM + 1,2775 ........... (7 (11
danau terhadap DPS, indeks danau dihitung dengan - 100 SF
rumus: Keterm1gan:
TR = Waktu naik UamJ
indeks danau =~~~~-~~~~-~~-~~-~~~~-~-~?._~~-~~~? L = Panjang sungai [km]
luas DPS (km2) SF = Faktor sumber yaitu perbandingan antara jumb
Harga indeks danau yang digunakan dalam persamaan panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah panjai
regresi tidak boleh melebihi 0,25, apabila Iuas permukaan sungai semua tingkat
dmum lebih kecil daripada 1%, maka indeks danau dapat SIM = Faktor simetri ditetapkan sebagai ha<;il ka.li ant.aJ
diabaikm1; faktor Iebar (WF) dengan Iuas relatif DAS sebeh
hulu (RUA)
4) Rata-rata curah hujan terbesar sehuna 24 jam dalam WF = Faktor Iebar adalah perbanding<m antara Iebar DP
setahun (P), yaitu harga rata-rata curah hujan terbesar yang diukur dari titik di sungai yang ber:jarak 3/4·
selmna 24 jmn da.lam setahun didapat dari peta isohietnya dan Iebar DPS yang diukur dari tilik yang berar~ 11
Oihat lampiran untuk Pulau Jawa dan Sumatera) dan L dari tempat pengukunm Oihat Gambar 15)
dikalikm1 dengm1 faktor pengurang (ARF), selanjutnya
faktor penga.li (ARF) didapat dari lua.., DPS, yaitu: (2) Debit-puncak (QP) dinyatakan dengan rumus: .

TABEL16 QP = 0,1836 A0,5886 JN0,2381 TR-0.4008 ........................... (?


LUAS DAS DENGAN ARF
Keterangan:
QP = Debit puncak [m3/det)
. ARF JN = Jumlah pertemuan sungai (lihat Gambar 15)
LUAS DPS : A(km2
TR = Waktu naik (am)
1 - 10 0,99
(3) waktu-dasar (TB) dinyatakan dcngan rumus:
10-30 0,97
30-30.000 1,152-0,1233 log A TB = 27 ,4132 TRO,l457 s-0,0956 SN0.7344

dari keempat kamkteristik DPS dengan cara regresi didapat RUA0.2574 ...................... (7
rumus:
Keterangan:
Q = 8.0 X 10-6 X A V X p2.445 X s0.117 TB = Waktu da<;ar (jam]
TR = Waktu naik (jam]
x (1 + L)"0.85 [m3/det] ........•............. (68)

28 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sunl:ai. /rigasi. Pantai.


SNI 03-2415-1991

S Lmllai sungai rata-rata 3.8. Model Matematik


SN = Frckucnsi
sumhcr ya"itu perhandingan antara jumlah Adalah satu cara pcndckat<m terhadap sistem hidrologi
scgmcn sungai-sungai tingkat 1 dcngan jumlah sungai adalah sistcm model, Secara umum model diklasifikasikan
sernua tingkat schagai berikut :model Fisika, Model Analog, model Konscpsi
RUA = Luas DPS sehelah hulu (km). (Jihat Gamhar 16), dan model Matematik, Model matematik yang tclah umum
sedangkan hcntuk gratis dari hidrogra1· satuan Oihat dipakai di Indonesia antara lain : tangki model, sacromcnto
Garnhar 17). model, st<mford model (lihat Gamba 19). pada pcrhitungan debit
banjir ini yang digunakan dalmn model matematik yang
pcndekatmmya sebagai berikut :
1) Metode deterministik yaitu metode yang menyatakan
hubungan anllira masukan dan luaran d<tri satu sistem
tertentu ym1g tidak berubah ;
2) Mctode statistik yaitu metodc y<mg mcnyat<tkan huhung<m
masukan dan lmtran ilitri suattu sistcm yang mcmpunyai
karakteristik statistik :
3) Metode optimisasi, yaitu metode yang menggunakan
teknik sistcm anal isis sepcrti prngrmn linicr dan prognun
GAMBAR 15 GAMBAR 16 dimunik untuk mendapatkan h<L'>il y::mg optimal ; bagan
SKETSA PENETAPAN WF SKETSA PENETAPAN RUA proses hujan a.liran (lihatt Gmnbar 18)
KWA~

tlion>J

GAMBAR 17
HIDROGRAF SATUAN

2) Hujan cfcktif didapat dengan cant rnctode 0 indcks yang


dipcngaruhi fungsi lmL'> DPS dan frckuensi sumber SN,
dirurnuskan sebagai herikut:

0 = 10,4903- 3,859.10· 6 A2 + 1,6985.J0·13 (A/SN)4


................................ (73) .U.I~AII SUIIGAf

~.(~th~it 18
Ketercmg<m : PROSES HU.JAN-ALIRAN
0 = lndcks 0 dalmn mm(jmn
A = Luas DPS, dalmn km2
Empiris:
SN = Frekuensi sumher, tidak hcrdimcnsi
·Model API

3) Aliran dasar dapal didekati schagai fungsi luas DPS d<m ·Model APIC
kerapat<mjaring::m sungai y<mg dirurnusk<m scbagai hcrikut:

QB = 0,4751 A0,6+t4 A Q0.94~0 ...................... (74)

~
Dclcrmini.llik Kotu Hitam : Contoh

Kctcrangan : Ma1rm.a1ilr. Slali."•lik . Mudc.l Cl-~

QB= Alinm dasar (rn3 I dct) ~hxh~lic . Model Tongu


A = Luas DPS (km2) Optimiusi
D = Kcrapat<mjaring<m sungai (km/km2)
Simul;1.,j : Conloh

4) Bcsamya hidrograf hanjir dihitung dcng<m mcngalihk<m · MoJcl SSARR

huhm cfcktif dcn<><m kala ulcmg tcrtentu dcngan hidrograf . M"'1cl SACRAMENTO
satuan yang diilitpat dari ru~rnus (70), ell) dan {72)
selcmjutnya ditmnhah dcngan alinm dasar. (;AMHAR 19
SKEMA KLASII'IKASI MOI>EL

Raxian X: Rendunx. Rendungon. Sunglli. lrigllsi. PCintai. 29


SNI 03-2415-1991

3.9 Resume Uan~an Alir Perhitungan Dehit Uan,jir


Dalam pcmilih<m met ode pcncntuan debit hanjir rencana y<mg
didasark<Ul pada kclcrscdia..m data, tcrgmllung kcpada keputus<m
pm·a pcndcsai. Sccara garris hcsar pcrhitung<m hanjir rcncana
ditmmgk<Ul pada hagian alir (lihat Gmnhar 20)

•••~o.•11•r r•t•uc••• r•OIJilt\.lr&a


f 1\l•lll. LD. for:•••o•. lD• •a-WAl,

GAMBAR20
HAGAN ALIR PERIDTUNGAN DEBIT UAN.JIR
RENCANA

BABIV
LAIN-LAIN

4.1 Laporan 3) Laporan agar dikirim kepada Pusat Litbang - Pengairan


sehagai instansi referensi atau -Clearing House" dalam
IkhwaJ yang perlu diperhatikan. disiplin ilmu hidrologi untuk disimpan dalcun bank data
pengairan. '
I) Bentuk laponm agar dibuat sesuai dengan sumdar yang
bcrlaku, d<m isinya agar mencakup sumher data, metode 4.2 Pemakaian R umus yang Bel urn Lazim
dm1 asumsi perhitung<m, analisis serta hasil perhitungan Perhitungan debit b<mjir rencm1a dengan mcnggunak<m rum us
yang disarankcm; y<mg belum lazim agar dikonsultasikan dengm1 instansi y<mg:
berwenang. 1

2) Seluruh peker:jaan perhitungan agar dilaksanak<m dibawah


umggungjawab seorang akhli hidrologi, dibantu oleh tim
akhli terpadu, karena latihan dan pengalamannya
herpengetahuan luas dan akhli daJam pekerjaan yang
tcrkait;

30 Bagian 8 : Bendung, Bendungan.•'iungai. Iri.~asi, Pantai.


SNI 03-2415-1991

LAMPIRANB
DAFJAR ISTILAH

ARRO Australian Rainfall and Runoff


ambang batas Qo thresshold
aliran pennukaan surface runoff
al inm an tara interjlow
DPS Daerah Pengaliran Sungai
hujan precipitation
hujan diatas sungai Channel precipitation
in terse psi interception
infiltmsi infi It ration
kala ulang return period
kehilangan losses
keba-.ahan tanah soil moisture
lengkung intensitas frekuensi lama hujan Intensity duration frequency
PDAO Pos Duga Air Otomatik
pengurangan gumbel variasy-y gumbel reduced yariety
penguapan evapotranspiration
perkola-.i percolation
peruhahan reduksi reduced variete
selang waktu interval
S SARR Streamflow Synthesis and Reservoir
Regulation

tampungan dengan tekanan depression storage


tampungan air tanah growdwater storage
umur lay<m the useful life o.fthe project
WMO World Meteorologicol Organzation

Baxian 8: Bendung. /Jendtmgan. ,\'tmgai. lrigasi. Pantai. 31


SNI 03 • 2526 • 1991
SK SNI M-101-1990-03

METODE PEMILIHAN LOKASI POS DUGA AIR Dl SUNGAI

BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan '1\ajuan 5) Penampang kendali alam adalah suatu penampang
1.1.1 Maksud mclintcu1g yang mempunyai geometri alur sungai yang
Mctodc ini dimaksudk<m schagai acuan dan pegangan daJcun rclatif tidak berubah dan bcrfungsi sebagai pengendali
pcmilih:m lokasi pos duga air di sungai yang tidak terpengaruhi aliran sungai;
aliran yang dapal mcmpcngaruhi kcccnnatan hubungan cullara 6) Penampang kendali huatan adalah suatu penampang
tinggi muka air dan dchit. melintang buatan yang herfungsi sebagai pengendali aliran
sungai,
1.1.2 '1\ajuan 7) Alur sungai adalah alur tern pat mcngalimya aliran sungai;
X) Kendali alur adalah alur sungai yang relatif lurus dan
Tujucm mctodc ini adalah untuk mcmilih lokasi pos duga
tidak mcnunjukkan peruhall<Ul kemiringan da-.m sungai,
air di sungai dcngan mcmpcrhatikan jcnis, tipc dan ukuran
dan y;mg berfungsi sebagai pcngendali aliran sungai;
hangunan pos duga air y<mg ak:m dipakai. 9) Aliran sungai adalah gerakan air yang dinyatakan dengan
g~jala dan parameter dengan ukurannya;
1.2 RuanJ.! Lingkup 10) Aliran nol adalah aliran pada saat elevasi permukaan air
Mctodc ini mcliputi: berada tcpat pada dasar penampang melintang terdalam
I) Pcrsyarat:m: dari pcnmnpang kendali;
2) Kct~ntmm-kctcntu:m: 11) Geometri sungai adalah ukuran denah dan penmnpang
sungai yang terdiri dari alur, palung, bantcrrcu1, tebing dan
3) Cerra pcmilihan; lembah sungai;
4) Laporan. 12) Survei adalah semua kegiatan pengmnatcu1, pengumpulan,
pemeriksa;m dan penelitian data/informasi berdasmkan
1.3 Pengertian pcnyelidikan gejala fisis dan sosial dengan tujuan
Bcbcrapa pcngcrti;m yang hcrkaitcu1 dcngan mctodc ini: menentukan kondisi, situasi, nilai, hentuk, lua-. posisi atau
1 ) Pos duga air adalah h;mgunan di sungai y;mg dipilih untuk ketercu1gcu1-keterangan lain mengenai suatu masalah;
mcngamati tinggi muka air sec;rra sistcmatik agar dapat 13) Palung sungai adalah protil basah sungai yang terdiri atas
hcrfungsi untuk mcncntukan dchit: alur sungai dan hantaran, dibatasi kiri dan kcu1an oleh
2) Sungai adalah torehan di pcrmukaan humi yang tching, lemhah tanggul atau pemhatas yang lain; serta,
mcrupak<m wadah dan penyaJur aJircm air dari hulu yang mcrupakcu1 tcmpat bcrpindahnya alur sungai dan dapat.,
lebih tinggi ke hagian hilir yang lchlh rendah, dan dapat mclebar karcna proses longsoran tebing atau mecu1der; . !
hermuara kc sungai lain, ke danau atau ke Iaut; 14) Bantaran sungai adalah bagian sungai yang terendami
3) Tinggi muka air adalah elevasi pcnnukaan air pada suatu aliran pada keadaan debit- su;gai yang melebihi kapa<>itasi
penampang mclintang sungai terhadap suatu titik elcvasi alur sungai.
tertentu,
4) Dehit adalah volume air yang mengalir melalui suatu
penmnpcu1g sungai persatuan waktu;

BAB II
PERSYARATAN

2.1 Survei 2.2. Petugas/pelaksana


Pcmilihan lokasi pos duga air harus didalmlui deng;m survei Ikhwal yang perlu diperhatik;m meliputi:
yang dilaksanakan pada musim kemarau agar dipcroleh 1 ) Petugas yang melakscu1a- survei adalah orcu1g y;mg pemaJ
gamh;rran karakteristik pencunpang sungai dan tinggi muka air mendapatk;m pendidik;m dcu1 pelatihcu1 hidcmg hidromctri
setempat y<mg jelas. 2) Penanggung jawab pekerjaan adalah ahli di hidanJ
hidrologi.

32 Bagim1 R: Bendung. Bendungan. Sungai, lrigasi. Pamai.


SNI 03 • 2526 • 1991

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Peralatan dan Perlengkapan 7) Lokasi pcngakuran debit dari muka air rendah smnpai
3.1.1 Peralatan tinggi tersedia;
Ikhwal yang harus diperhatikan, meliputi: 8) Lokasi sedapat mungkin dekat dengan tempat tinggal
1) Jenis peralatan yang dipergunakan harus memenuhi penduduk;
ketentuan teknis yang berlaku, antara lain: 9) Lokasi untuk pemasangan sarana pengukuran debit
(1) Meteran ; tersedia seperti kereta gantung atau kabel gantung
(2) Alat penyipat datar atau alat penyipat ruang; melint<mg;,
(3) Kompa"; 10) Kemungkinan pcmasang<m telcmetring;,
(4) Altimeter; 1I) Kesepakatan dengan pemilik tanah yang akan digunakan
(5) Kamera; sebagai lokasi pos duga air;
(6) Kalkulator; 12) Pertimhang<m tentang kondisi geoteknik rencana lokasi
pos duga air;
(7) Kabel baja.
13) Apabila lokasi tidak memcnuhi ketentuan butir I) smnpai.
2) Semua alat ukur harus dikalihrasi tergantung pada dengan hutir 1) secant lengkap, pilih lok<L"i yang terbaik
ketentuan jenis alablya dan a tau pada saat diperlukan. dari lokasi-lokasi yang tclal1 ditemukm1 dengan syarat
minimal butir 1) smnpai dengm1 7) dapat tcrpcnuhi.
3.1.2 Perlengkapan
3.4.Jenis Pos Duga Air
Perlengkapan yang diperlukan harus memperhatikan
ketentuan berikut: Penentuan jenis pos duga air dengan mempcrhatikan tujuan
penyclidikan hidrologi dan ketelitian data yang diinginkan,
1) Peta topografi dcngan skala minimal I : 250.000 atau foto sehagai hcrikut:
udara; 1) Pos duga air hiasa, dipasang sementara sebelum
2) Kartu survci (lihat Lmnpiran B); ditingkatk<m mer~jadi pos duga air otomatik;
3) Alat tulis yang tidak luntur; 2) Pos duga air otomatik, dipasm1g apahila diingink<m data
4) Alat gmnbar. ym1g tcliti.

3.2 Sarana Penunjang 3.5 Ukuran dan Tahanan Uangunan Pos Duga Air
Sarana penunjm1g yang dipcrlukan terganlung pada kondisi Penentucm ukuran dmttahmt<Ul hangun;m pos duga air harus
alur sungal setempat dan topograti daerah survci, m1tara lain: memperhatikan ikhwal herikut:
1) Peralm; I) Elcv<L"i rnuka air tertinggi d<mterend<th y;mg pcmah terjadi
herdasarkan pengamatan Iapangan dan ketcrangan
2) Motor tempcl; penduduk setcmpat;
3) Kendaraan roda empat; 2) Geornetri sungai dari muka air tcrcndah s;unpai 2 meter
4) Kendaraan roda dua; di ai<L" muka air tcrtinggi atau tergantung pmla kcperlumt;
5) Alat transport lain; 3) Tahan tcrhadap gaya geser;
6) B~ju pelmnpung;, 4) Tahan tcrhadap gaya guling;.
7) Sepatu lapangan; 5) Elevasi titik pum:ak rcrll"ana papan Juga air dcngan
8) Peralatan pemotong kayu; ketentuan harus lchih tinggi I m dari muka air tcrtinggi
9) Topi lapangan yang tidak tcmhus air; dan clevasi titik not papan duga air harus lchih rcndah 25
em dari muka air tcrcndah y;mg p~rnah tcrjadi. clcvasi
10) Lmnpu scntcr titik not pap;m duga air hams diikatkan tcrhadap suatu
titik tctap.
3.3 Lokasi
Penentuan lokasi harus mcmperhatik<m kclenlucm herikut: 3.6 Tipe Uangumm t•us Uuga Air
1) Penmnpang kendali almn tersedia atau pcnmnpang kendaJi Pemilihm1 tipc h;mgumm pos duga air hcnlasark<u1 kctcntuan
tmatan yang mcmungkink<m dipas;mg; sehal,!ai hcrikut:
2) Sungai lurus scjauh lchih dari 4 kali Iebar sungai rata-rata I) Tipc konsot dipilih apahila tching sungai mmlah dil·apai.
pada saat hanjir; cur;un dan stahil yang tcnliri dari hatu;m kl·r;L';
.3) Pada waktu hanjir air sungai Lidak mclimpah; 2) Tipc pcmhilas dipitih apahita tching sungai tidak tcrdiri
4) Mudah dicapai tcrutmna pada. saat h<mjir; dari hatu;m kcr;L' d;m air sungai tidak hcrkadar scdimcn
5) Penycharan aliran di pcmunp<mg haik pada saat air kecil, tinggi;
sedang maupun hmtjir merata dan mcngumpul; 3) Tipe kcr;mgka haja hanya dipilih untuk sungai yang tidak
6) Tidak tcrkena pcngaruh pcngcmp<mg<m atau aJiran lahar; memhawa sampah, scrta harus dipcrhatikan faktor
pcmcliharammya.

Raxilm X: Rnultm.~. Rt'ml""·~""· S11flg11i. lri.~"·'·i. Pafll11i. 33


SNI 03- 2526- 1991

."\. 7 A lur Sungai lh•rh•hing Landai J.H Alur Sungai Kecil


lkhwal yang hams dipcrhatikan schagai hcrikut: Bangunan pos duga air pada alur sungai yang lebamya
I) Bangunan pos duga air yan,!! dipasang agak jauh dari kunmg dari 2 meter harus memenuhi ketentuan herikut
lching. pada saal hanjir masih mudah dijangkau dan I) Tidak mcngganggu ;tliran;
konslmksinya hams lmat:
2) Konstmksi hangumm dihnat sederhana.
2) Apahila hulir I) di alas lidak mcmtmgkinkan. pos duga
air agardihangun di luarjangkauan hanjirdcngan lipc alat
duga air yang mcnggunakan sislcm gckmhung alau sensor
dcktronik.
UAUIV
CARA PEMILIHAN

Tahap;m y:mg h;u-w; dilakukan dal;un pclaksana;m peke~jacut 5) Tcntukan jenis pos dug a air yang ses-,ai dengan tujuan
ini. schagai hcrikul : data ymtg diinginkan;
I l Lakukan pckcrjaan pcrsiapan schclum pekcrj;t<mlap;mg;m 6) Pilih tipc hangunan pos duga air yang memenuhi
dilaks;makan. anlara lain: ketcntmmketentuan dalmn Sub Bah 3.6;
1 I) Pclajari jaring;m pos hidrologi unluk mendapatkan
7) Tentukan ukuran bangumm pos duga air sesuai kondisi
gmnhanm distrihusi pos duga air y;mg tcl:tll terpas;mg
sctempat;
dan yang dircncanakan:
<2) H indari adanya pengganda;m lokasi pos dug a air: X) Lakukan pekerjaan lapangan Iainnya, meliputi:
13) lntcrpretasi pcta topografi atau folo udara untuk ( 1) Buat sketsa situasi Iapangan dari hagian hulu rencana
mcncnlukan rcncana pos duga air secant lenlatif; pos duga air smnpai hag ian hilir penampang kendali
<4) Tcnlukan arah perjalanan supaya dapal al;un atau penmnp<mg kendali huatan;
mcmpcrkirakan: jenis peralatan. jcnis sarana (2) Amhil foto ke ant11 tehing kiri, tebing kanan, hilir
pcnunjang. juml;tlt tim dan rcnccuta anggarcm hiaya. dan hulu yang mencakup rencana Iokasi pos dan
pemunpang kendali almn;
2) Dapatkan masukan yang herkaitan dcrtgan rencana (3) Beri t:mda pada Iokm;i rencana bangunan pos duga
penempat;m pos duga air di lapmtg;m: air;
(4) Cari ketermtg<m tentm1g kemungkinan mendapatkan
3) Pilih lokasi pos dug a air yang memcnuhi kctentuan-
caJon pengcunat;
kclcntuan d<tlmn Sub Bah 3.3;
(5) Cari infonnasi untuk mendapatkan b<tllan bm1gunm1
4) B uat gcometri sungai dari muka air tcrend;tlt s;unpai 2 antara lain: semen, batu, pa~ir, kayu.
meter di alas muka air tertinggi alau lcrgantung pada
keperluan: 9) lsi kartu survei (Iihat Imnpiran B).

BABV
LAPORAN

Buat Japoran y<mg dilengkapi dengan foto-foto kondisi 3) Gambar ukuran penampang melintang sungai;
lokasi d<m hasil kegiatan survei yang memual rincian data yang 4) Gambar ukuran bangunan pos duga air;
_iclas dan hcnar, schagai herikut:
5) Saran teknis pelaksanean pembm1gunan pos duga air dan
1) Isian kartu survci tcnnwmk pcmmggung jawabnya; jenis alat duga air yang akan digunakan.
2) Gamhar sket.sa situw.;i alur, palung dan lcmbah sungai;

34 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03- 2526- 1991

LAMPIRANA
DAYfAR ISTILAH

alat duga air stream gauge


alat duga air biasa staff gauge
alat duga air otomatik automatic water level recorder
alat duga air sistem bubble gauge
alat duga air sistem electronic water level recorder
sensor clcktronik
alat penyipat ruang theodolit
alat penyipat datar waterpass
arus balik back water
alat pemutar cable winch
kercta gantung cable car
PDAB pos duga air biasa
PDAO pos duga air otomatik
penampang kendali control section
kendali alur channel control
tipe konsol hanging pipe type
tipe pembilas flushing type

Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai, lrigasi. Pcmtai. 35


SNI 03- 2526- 1991

LAMPIRAN B
LAIN-LAIN

KARTU SURVEI
RENCANA LOKASI POS DUGA AIR

Sungai X. Pcnentuan muka air


ckstrim
Kahupatcn - air terendah pengamatan/perkiraan/lap1
Propinsi penduduk
- air tertinggi pengamatan/perkiraan/lap1
A. U M lJ M penduduk
I. Tanggal 9. Renc<Ula Pengamat Nama
2. P c t u g a s : I. _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ No.KTP

2. -----------------------------
Kampung

3. ----------------------------- Des a

4. ----------------------------- Kecamatan:

3. Pcta yang digunakan : Skala C. RENCANA TIPE BANGUNAN


Lcmbar 1. lipe konsol
4. Koordinat Lokasi LUlLS 2. Tipe pembilas
____________________ BT 3. Lain ............................. .
5. Ketinggian dari muka air laut D. KEADAAN DAERAH PENGALIRAN SUN(
SECARAUMUM
B. DETAIL LOKASI
1. Keadaan vegetasi lebat/sedang/gundul
1. Penampang Kendali : ada/tidak ada
2. Jenis vegctasi tanaman kera'\/perkebunan/tanru
2. Jarak <mtara pcmunp<mg kcndali dcngan rcncana
pangan/ladang/lain-lain
PDAB/PDAO
3. Topografi
3. Material dasar sungai
4. Cuaca : banyak hujanzjarang
4. Material tehing sungai :
5. Distrihusi kcccpatan E. TEMPAT PENGUKURAN RENCANAPEMASANG
CABLE DI HULUIHILIR RENCANA PDPOIPDAB :
6. J arak lurus sungai di hulu rencana PDAO/PDAB:
_______________ m F. URAIAN PERJALANAN MENUJU LOKASI :
di hulu rencana PDAOJPDAB: G.KESIMPULAN/SARAN
_______________ m
7. Keada:m aliran pada Calatan:
1. Apakal1 ada Pos Duga Air eli sekitar lokasi
Air Rendall Jika ada Nama Instansi Pengelola
Dib<Ulgun tahun
Air Sedang Periode pencalatan
Air Tinggi melimpah I tidak kalau melimpah Keadaan haik/sedang
jelaskan secara mcndetail pada rusak
calatan, lengkap dengan periode
ulang 2. Apakah ada Pos Penakar hujan eli sekitar lokasi
Jika ada Nama lnstansi Pcngelola
Dib<Ulgun tahun
Periode pencatatan
Kcadaan baik/scdang
·rusak

Catalan tambahan hutir B.7. (Keadaan aliran pada air till!!

36 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, /rigasi, Pantai.


SNI 03 - 2526 • 1991

,;:.:.=------_,
._.,__...=.,_,....
__/fl . L : \
L_.='_l

GAMBARl
SKETSA PENAMPANG POS DUGA AIR BIASA
Sket P<>Mmp.>n~ memanjan~/Sltuasl

--
::~


GAMBAR2
SKETSA PENAMPANG POS DUGA AIR TIPE KONSOL

Survei dilakukan olch :

Nama Tanda Tangan Tang gal

!. _ _ _ _ _ _ __

---
GAMBARJ
SKETSAPENAMPANG POS DUGAAIR TIPE PEMBILAS
)ipcriksa oleh :

Nama Tanda Tangm1 Tang gal

lengetahui I Setuju :

lama Tanda Tang<m Tang gal GAMBAR4


SKETSA PENAMPANG POS I>UGA AIR TIPE KERANGKA BAJA

.ampiran Foto :

__) GAMBAR 5
SKETSA PENA PANG POS DUGA AIR SISTEM GELEMBUNG

Bagian 8: Bendunx. Bendungan, Sungai, Jrixasi. Panllli. 37


SNI 03-2819-1992

METODE PENGlJKURAN DEBIT SUNGAI DAN SALURAN TERBUKA


DENGAN ALAT UKUR ARUS TIPE BALING-BALING

HAn I
I>ESKRIPSI
4) Dehit sungai I saluran terhuka adaiah volume airy<
1.1 l\1uksud dun Tu,juun
mcngalir melalui suatu pcnmnpang melintang sung::
1.1.1 l\tuksud
salunm tcrbuka per satucm waktu;
Mctodc ini dimaksud schagai acuan dan pcg;m_!.!an dalmn
5) Distrihusi kecepatan normal adalah distribusi kecep;
pcngukuran dchit sungai I saluran tcrhuka pada lokasi yang
alinm pada saluran yang merata dan lurus;
tidak tcrpcng;u·uh arus halik dan aliran lahar.
6) .Jalur vertikal adaiah jalur ke aral1 vertikai pada st
1. 1.2 'l\1juun pcnmnp;mg mclinumg;
Tujuan mctodc ini adalah untuk mcmpcrolch data dchit 7) Kedalaman arutlah jarak y<mg diukur kc arah vertikal'
sungai d;m saluran tcrhuka. muka air kc clw.;ar sungai I salunm tcrbuka;
X) Penampang hasah aclalah penampang mclintang sun
1.2 Ruanj! Lingknt> salunm tcrbuka yang dibatasi olch dasar sungai d<m rn
Mctodc pcngukur;m dchit ini mencakup: air;
I) Pcrsyaratan: lJ) Pengakuran dehit adalah proses pengukuran
penghitungan kecepatan, ke dalmn dan lehar aliran sc
2) Kctcntu;m-kctcntu;m;
pcrhitungan luas penampang basah untuk menghil
3) Cara pcngukuran: clehit di sungai I salunm terbuka;
4) Lapor;m: 10) Pos duga air adaiah h£mgunan pada sungai y£mg dip
untuk mengmnati tinggi muka air secara sistematik den
1.3 Penj!ertian fungsi untuk mcncntukan debit;
Bchcrapa pcngcrtian yang hcrkaitan dcngan metode II) Rai adaiah jarak antara suatu titik di tcpi sungai den
pcngukunm clchit ini m1tara lain : jalur vcrtikaJ pada suatu penamp<mg melintang sungai 1

I) Alat ukur arus tipe haling-halinj! adalah alat yang salunm terbuka;
dilcngkapi haling - haling untuk mcngukur kcccpal<m arus 12) Sungai adalal1 wadah atau penampung dan pcny.·
sungai I salurm1 tcrbuka pada suatu titik; ahuniah dari aliran air dengan segala yang terbawa
2) Aliran sungai adalah gerakm1 air yang dinyatak;m dengan DPS ke tempat yang lebih rendah dan herakhir di lat1
gcjala dan ukuran panunctcrnya; 13) Tinggi maka air sungai I saluran terhuka adalah el~
3) Alur sunj!ai adalah alur tempat mcngalirnya alinm sungai; pennukmm air pada suatu pcnamp;mg melintm1g sun
saiuran terbuka terhadap suatu titik elevasi tertentu;
14) Titik vertikal adalah suatu titik kedalmnan dari pennul
air pada suatu jalur vertikal.

38 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-2819-1992

BABII
PERSYARATAN

2.1 Lukasi Pengukuran


Lokasi pcngukuran harus dapat dicapai dalam scgala situasi 2.3 Petugas dan Penanggung .Jawah Pengukuran
(ian kondisi scrta mcmcnuhi kctcntuan tcknis. Ihwal yang perlu dipcrhatikan dalam pelaksanaan
pcngukuran adalah:
2.2 Peralatan dan l'erlengkapan Pengukuran. 1) Nama dan kemampuan petugas pengukuran harus jelcL-;;
Per.tlatan dan pcrlcngkapan harus dalarn kcadaan siap pakai, 2) Nama penanggung jawab pengukuran harus jelas
lcngkap dan scsuai dcngan kcadaan Iapangan.

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Lokasi Pengukuran Debit 4) Sepatu lapangan y<mg tallan tcrhadap air;
Lokasi pcngukuran debit dipilih dcngan memperhatikan 5) Map Iapangan yang talum terhadap air;
1bwal schagai hcrikut:
6) Alattulis;
l) Tepa! pada pos duga air atau di sekitar pos duga air
7) Kalkulator;
sep<mjang tidak ada pcruhah<m hentuk panampang yang
mcnyolok dan penamhahan atau pengurangan debit; 8) hL'\ hujan;

Alur sungai I saluran terbuka harus lurus sepanjang


3.3Bahan
minimal 3 kali Iebar pada saat hanjir;
Bah<m yang dipcrluk<:m dalam pengukuran aliran an tara lain:
Distrihusi garis aliran diperkirak<m mcrala dan tidak ada
alir<m y;mg mcmutar; 1) batu baterai besar dan kecil 1,5 volt;
Aliran tidak tcrganggu adanya tumhuhan air dan sampah; 2) kartu pengukuran debit;
Tidak tcrpcngaruh peninggian muka air sehagai akibat
3.4 Cara Pelaksanaan Pengukuran
adanya pasang surut air !aut, pertcmuan sungai dan
h<mgun<m pengairan;
3.4.1 Merawas
6) Tidak tcrpcngaruh aliran lal1ar;
Pcngukuran debit dengan cara merawas perlu
7) Pcnampang melintang pengukuran harus tcgak lurus memperhatikan ihwal sebagai berikut:
terhadap alur sungai;
1) Dilakuk<m pada loka-;i sehatcL" pengukur mampu merawa-;;
:i) Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling
2) Posisi berdiri pengukur harus herada di hilir alat ukur arus
- baling alat ukur atus yang digunakan;
dan tidak boleh menyebabkcm berubahnya garis aliran pada
jalur vertikal yang diukur;
3.2 Perala tan dan Perlengkapan
3) Posisi alat ukur harus berada di depan perahu;
3.2.1 Peralatan 4) Apabila posisi kabel penggantung tidak tegak lurus muka
Peralat<m pengukurcm yang digunakan antara lain: air, kedalaman harus dikoreksi.
1) Alat ukur arus dengan baling -baling hersumbu horizontal
yang sesuai dengan spesitikasi alat dan keadaan lapangan; 3.4.2 Menggunakan Perahu
2) Alat hi tung putaran baling-haling; Pengukuran debit menggunak<m perahu perlu memperhati-
kan ihwal sebagai berikut:
3) Alat ukur kedalmnan herupa tongkat hcya atau kabel h<~ja
yang dilengkapi dengan pemherat dan penunjuk 1) Apabila tidak memungkinkan dilakukan pcngukuran
kedalcunan dengan ketelitian 1 em; dengan meraw<L<>;
4) Alat ukur Iebar yang tidak ela.stis dengan ketelitian 1 em; 2) Alat ukur arus dilengkapi dengan alat pcnggulung kahel
dan pcmberat y<mg discsuaikan dengan kondisi keccpatcm
5) Alat ukur waktu dengan keteliti:m 1 detik;
aliran;
6) Semua alat ukur harus dikalihrcL-;i sesuai dengan ketentmm
3) Posisi alat ukur arus harus herada di dcp<m pcrahu;
y<mg berlaku dan pada saat diperlukan;
4 Apabila posisi kabcl menggantung tidak tcgak lurus muka
3.2.2 Perlengkapan air, kedalam<m hams dikorcksi.
Perlengkapan pengukuran debit disesuaikan dengan kondisi
-lapangan, antara lain terdiri dari: 3.4.3 Menggunakan Jemhatan
I) Peralm dcngan kapasita<> minimal 3 omng; Pengakuran debit dari atcts jcmbat<m pcrlu mcmperhatikan
ihwal sebagai herikut:
2) B~ju pelampung y<mg tidak mudah robek;
1) Jembatan yang digunakan tidak tcrdapat pilar di tcngah
3) Tali tcunhang yang tidak elm;tis;
sungai I saluran terbuka;

Baxian 8: Bendunx. Bendunxan, Sungai. lrixasi, Pontai. 39


SNI 03-2819-1992

2) Posisi alai hcrada di hilirjcmhal<m: 3) Cant tiga titik (0,2 ; 0,6; 0,8 kedalaman)
J) Apahila posisi kahcl pcngg<mlung alai ukur arus tidak Pengukunm dengan cara ini perlu mcmperhatikan :
lcgak ltmts muka air. kcdalaman harus dikoreksi. (I) Sub bah 3.5, 2), (1 ), (2);

."\.4.4 Ml'nggunakan Kl'rl'ta ( ;~mtung (2) Apahila distrihusi kecepatan ke arah vertikal
dipcrkinlk<m tid<lk nonnal ;
Pcngukuran dchil dcngan mcnggunakan kcrcla gantung
pcrlu mcmpcrhalikan ihwal sehagai hcrikul: 4) Cara hanyak titik dilakukan pada setiap titik - titik
1) Posisi kahciJ1CIIgganltlllg alalukur ams apahila tidak legak kcdalmnan dengan jant.k 1/10 bagian kedalaman jalur
lurus muka air. kcdalaman hams dikoreksi: vcrt.ikal atau minimal s<una dcng<m I ,5 diameter baling -.
2) Pcngukuran lchar arus mcnggunakan alai ukur Iebar. baling y<mg digunak<m;

3.5 Pengukuran Penamp~mg Basah 5) Pengukuran kecepatan pada tiap titik kedalaman
minimal sclcuna 40 detik.
lhwal yang pcrlu dipcrhalikan dalam pengukuran
pcnampang hasah atllara lain:
3. 7 Pemhacaan TingJ.,ri M uka Air
I) Posisi alai ukur Iebar h:mts legak lums terhadap alur sungai Tinggi muka air pada saat pcngukuran debit didapat dari:
I saluran tcrhuka: I) Pembacaan papa.n duga air;
2) Kcadaan alai ukur Iebar sclama pcngukurcm harus lcgang; 2) Mengikatkan ketinggian muka air terhadap suatu
3) Pcngukuran kcdalaman harus tegak lurus terhadap b;mgumm pcnnancn di dekat lokw;i pcngukuran.
pcnnukaan air;
3.8 Rumus-Rumus
4) Apabila hulir 3) lcrpenuhi, maka kedalaman harus
dikorcksi mcnggunakan tahel I d;m tahel 2 l:unpinm B;
3.8.1 Kecepatan Aliran Tiap Titik
5) .I arak maksimal an tara duajalur vertikal adalah: Kcccpatan aliran tiap titik dihitung dengan rumus:
( 1) 1I IS Iebar sungai I saluran terhuka apahila dasamya
teratur; N < "i• V = p N + q .•......•.•....•...•.• ( 1)
( 2) I 120 Iebar sungai I saluran terbuka apahila dasamya
tidak teratur; N> "i• V =r N + s ..........•.••..•••••• (2)
fi) Jarak minimal antara dua jalur vertikal 2 ka.li dimneter
haling-haling y;mg digumt.k;m; Kctcnmg<m:
7) Jar;t.k ;mtara dua jalur vertikal lidak harus smna, dapat N = Jumlah putaran baling-baling;
disesuaikan dengan distribusi kecepatm1 aliran. ni = Balas jumlal1 putaran baling-baling;
V = Kecepatan aliran;
3.6 Pengukuran Kecepatan Aliran p, q, r, s = Koefisien berda'\ark<m kalihrao;;i alat akur arus.
lhwal yang perlu diperhatikan dalam pengukunm alira.n
antara lain : 3.8.2 Kecepatan Aliran Rata-Rata Pada Jalur Vertikal
Keccpatan rata-rata dihitung dengan mcnggunakcm rum us-
1) Cara satu titik (0,6 kedalaman )
rum us <U1tara lain:
Pengukuran mcnggunakan cara ini pcrlu memperhatik<m:
(1) Apabila pengukuran menggumt.kan tongkat b~ja, 1) apabila menggunakan cara satu titik:
kedalmnan pada jalur vertikal kurang dari a tau smna
deng<m6 kali dimneter haling-baling yang digumt.kcm; V = Vo,6 ...................... (3)
(2) Apahila pengukuran menggunakan kahel
pengg;mtung dan pemberat kedalmnan pada jalur 2) apabila menggunakan cara dua titik:
vertikal kura.ng dcui a tau smna deng<m 6 kali diameter
baling-haling ditmnbah jarak <mtara sumbu alat ukur V = Vo,2 + Vo,a ...................... (4)
arus dasar pem herat. 2

2) Cara dua titik (0,2 ; O,G kcdalaman) 3) apabila menggunakan cara 3 titik;
Pengukuran menggunakan cara ini perlu memperhatikcm:
(1) Apabila pcngukuran menggunakan tongkat baja,
V = Vo,2 + Vo,6 + Vo,8
4
kedalamcm padajalur vertikaJ minimal6 kaJi diameter
baling-baling yang digunakan; Kcterangan:
(2) Apabila pengukuran menggunakan kabel V = Kecepatan rata- rata aliran;
penggantung dan pemberat kedalaman pada jalur V0,2 = Kecepatan aliran pad a ti tik kedalaman 0,2 dari
vcrtikal minimal 6 kali diameter balingbaling yang permukaan air;
digunakcm ditamhah jarak <mtara sumbu baling-baling Vo,6 = Kecepatan aliran pada titik kedalaman 0,6 dari
d<m dctsar pemberat; permukaan air;
(3) Distribusi kecepatan ke arah vertikal yang Vo,8 = Kecepatan aliran pada titik kedalaman 0,8 dari
diperkint.kan normal ; permukaan air.

40 Bag ian 8: Bendung. Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-2819-1992

J.8.3 J)~hit . 1) Bila perhedaan tinggi muka air pada saat permulaan dan
Pcrhitungan dchit dcngan titik tcngah dengan rumus: akhir pengukuran kunmg dari I 0 em, rata-rat:t tinggi muka
air dihitung dengan rumus :
h,x + IJ- h (x-1)
Y1 =v X------- ...................... (6)
Ha +Hz
2 H = ...................... (8)
11 2
Q =L llx ...................... (7) 2) Bila perhedaan tinggi muka air pada saat permulaan dan
I akhir pengukuran lebih dari 10 em, rata-rata tinggi muka
air dihitung dengan rumus:
Ketcrangan:
qx = Dehit pada hagian ke x; q,h, + q2h + ................ q nh n
H= 2 ...................... (9)
vx = Kecepatm aliran rata - rata pada bag ian penampang Q
ke x;
= Jarak titik vertikal sesudah titik vertikal ke x dari Keterangan:
titik tetap; H = rat:1-rata tinggi muka air pengukuran (m);
= Jarak titik vertikal sehelum titik vertikal ke x dari H. = tinggi muka air pada saat mulai pengukuran (m);
titik tet:tp;
= Kedalaman pada titik vertikal ke x; Hz = tinggi muka air pada saat akhir pengukuran (m);
= Debit seluruh penampang (m31det);
q 1. q2 .. CJn = debit pada interval waktu 1,2, .... n (m31detik);
= Banyaknya penampang bagian. h 1 h 2 •• h tinggi muka air rat:t-rat:t pada interval waktu
n
· " 1,2, ... n(m)
3.8.4 Tinggi Muka Air Rata- Rata
Tinggi muka air rat:t-rata pada saat pengukuran dihitung
dengan:

BABIV
CARA PENGUKURAN

Lakukan pengukuran dengan tahap sehagai herikut: 11) Hitung luas hagian penmnp;mg melinlling untuk setiap
1) Pilih penampang melint<mg sungai I saluran terhuka di jalur vertikal;
lokasi yang ditentuk<:m; 12) Hitung dchit hagian untuk sctiap jalur vertikal dengan
2) Bentangkan t:tli tambang pada penampang melintang rumus 6;
sungai I saluran di lokasi y<mg telah ditentukan; 13) Ulangi kegiat:m hutir 8) smnpai dengan hutir 12) untuk
3) Ukur Iebar penmnp<:mg basah; setiap jalur vertikal pada scluruh pencunp<mg melint<mg;
t) Tentukanjumlah titikjalur vertikal pengukuran danjarak I4) Catat tinggi mukaair tiap- tiap 10 men it apahila peruhahan
antara dua titik vertikal disesuaikan deng<m keada<:m; muka air cukup menyolok selmna pengukunm;
5) Periksa d<m rakit alat ukur; 15) Jumlahkan debit hagicm d<tri scluruhja.lur vertikal;
6) Hitung lama put:tran haling - haling sehelum pengukunm I6) J umlahkan seluruh lua.s pencunpang hag ian:
pada pada tempat y<mg beh£LI\ dari pengaruh angin; I7) Tentukan kecepat;m rata- rata seluruh pcnmnpang dengan
7) Siapkan k<trlu pengukuran; C<tra memhagi debit seluruh pemunpang dengan luas
pemunpang;
~) Ukur kedalaman jalur vertikal y<mg ak<m diukur kecepat:m
alirannyakemudian tentukan titikkedalmncm pengukur<m: 1 X) Tentukan tinggi muka air rata- rata deng<m c;tra membagi
jumlah pembacaan muka air dengan banyaknya
I) Catat pada kartu pengukuran jumlah putanm haling- haling
pemhaca;m;
pada setiap titik pengukunm;
19) Hitung lamanya putaran haling - haling sesudah
0) Hitung kecepat:m aliran pada titik- titik pengukurcm da.lmn
pengukuran aliran di tempat ye:mg hehas d<tri pcngmuh
satujalur vertikal dengan rum us I d<:m 2, dan ratt-ratakan;
angin;
20) Periksa kemhali semua peralat<m d<m pcrlcngkap<m setclah
selesai pcngukuran.

/Jagian X: /Jendung. Uendungan. Sungai. lrigasi. J'cmtai. 41


SNI 03-2819-1992

BAHV
LA PO RAN

Laporan pcn~ukuran hcrupa kartu pcngukuran yang sudah diisi 2) Hasil kcccpatan rata - rata seluruh pcnmnpang;
meliputi: 3) Hasil lmL" pcmunp<mg hasah;
1) Nama sungai I salurantcrhuka. lokasi. tanggal pcngukuran.
4) Hasil debit pengukunm;
nama pcngukur, jcnis alat. nomor alat, rumus alat, lmna
putaran halin~-haling schclum d<m scsudah pcngukuran, 5) Paraf pcngukur;
waktumulai dan akhir pcngukuran, tinggi muka air mulai
dan akhir pcngukuran. kcadaan cuaca, kcadaan dasar
sungai. ketcrangan lain - lain:

LAMPIRAN A
BAFTAR ISTILAH

alar ukur arus current master


alai duga air stream gauge
kcccpat<m aliran flow velocity
tinggi muka air water level
alat ukur putaran haling-haling counter
haling - haling propeler
kahcl mclint<mg sungai ca/Jleway
karct gantung cable car
pcninggian mukaair bacbvate r
alat pcnggulung kabel sounding rell

LAMPIRANB
DAFTAR NOTASI
v = kecepatan alirm1 rata- rata padajalur vcrtikal (rn/detik);
N = jumlah putaran baling- baling;
= bat.as jumlah putaran baling;
p, q, r, s = koefisien berdasarkan hasil kalibrasi alat ukur arus di
lahoratorium;
= debit pada bagian ke x;

X
= keccpatan aliran rata - rata pada bagian penampang ke x;
h
X
= jarak lilik vertikal dari titik tetap;
b
(x-1)
= jarak lilik vertikal sebelum titik vertikal ke x dari titik tetap;
b
(X+ I)
= jarak titik vcrtikal sesuctal1 titik vertikal ke x dari titik tetap;
d
X
= kedalaman pada titik vertikal ke x;
= debit pada bagian penampang ke x;
= rata - rata tinggi muka air pengukuran (m);

a
= tinggi muka air pacta saat nmlai pengukuran (m);
Hz = tinggi muka air pada saat akhir pengukuran (m);
<.J 1,q 2 .. qn = ctebitpada interval waktu 1,2, n (m3/detik);
h 1,h2 .. lm tinggi muka air rata- rata pacta interval waktu 1,2, n (m).
Q = debit seluruh penampang (m3/detik).

42 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-2819-1992

Tabell
KOREKSI PAN.JANG KABEL DI ATAS MUKA AIR

JAAAJ[

VDT1ICAL
(NE'TP) 4" ,. •• 10" ll"
--------..--
14" le u· ::JIO" :zl" ~·

""'
~- )0" n· )<." )6"

J.O 0.1107 0.017 lo.cm9 0.0001 O.CIII7 O.llf2 0.121 ._,,. O.ln O.n6 O.Jio' o..na
·-~
0 ..... o.na 0 ...19 O."Jae
,_, c.:n
..•
0 ,., 0~1 D.~ O.O'Zl
O.CIIIt o.cnt O.CIW 0.~ ocnc 0141 II. lEI
. C:::l CLlJI D.Jfo& 0.460 O.QI

O.C!IO O.G:zl O.CDf O.OQ 0.- 0.122 0 .... 0.:1111 0-D? 0.714 I..J79 0.4,. a..no O."t o.n7 o.m o....
o.:zn 0.- 0.922
... .,
G.CM 0.,.., 0-"1 D.- I.OC
·-~
4., 0.011 O.a:z:J 0.1144 O.OIIt 0.101 O.ISI 0.111 0.289
jO C. Oil O.IZZI 0.- 0.077 0.112 o.1n O.lDI 0.2:17 o.n1 0_, li.C'J] 0-'C 0.665 0.774 0."' UBI

~-013 0.123 0.1. .0.2%2 O.l&:J ll.ln o.cn G. DO ll."t 0.-nt 0.131 0.,., t.I:W 1.22!
'·' 0.011 O.CDO o.~·

o.on 0.~ 0.~ 0.471 0-'61 0.676 0., 0.922 1.177, 1.237 I.CI6
·~
6.0 O.DU o.CIXI O.Clff 0.1:14 0.114

..,. ...., ...,.,


0.011 O.CD6 0.064 O.ltiO 0.14:5 0.1, O.lG (U)4 0.417 O.SIO G.6U D.Tn 0.1€! I.Gl6 1.1" 1.)40 1.1].4
6.'
7.0 G.OI7 O.O)f O.O!t 0.101 0.1" 0..214 o.:za O.:MD 0-"0 O.Ml O.TA 0.~ 1.013 1.234 1.+<-4 1.632

...,_,.
0.111 0.18 o.no o.•a 0.710 G.ICS D.tM l.llll 1.:144 I.)C7 1.71'0
'·'
1.0
0.011
O.IDO
0.0.1
0.0"
0.1774
0.1779 O.Ln 0.17'f 0.~
O..JID
O.l%2 0.412 O.SIJ O..GI II.Tn 0.901 I.OU 1.23& 1.431 1.~ I.A'J
0_,.. o.m un 1.31$ t.m 1.711 2.007
'·'
t.O
O.G21
O.G22
O.Don
o.aso
0.014
0.-
O.IJ!
0.1)9
O.ltO
0..2111
0.2111
0..2'H
O.:MJ
O.liO
0.07
0.48 0.$711 0.7V7
O..:M
0.132 I.OU l.lfJ I.Jif'l t.dl3 1.1.16 l.I:U
o.an o.on o..sa uno
'·' 0.023 0.147 0.211
o..m
0.~1 0.- e.6JO
,_.,., G.., 1.2'1
,_,.,
1.4'10 1.101
1.792
l.~t

:.oa:
1.243
1.)6l
10.0 Ci.Of O.as:J O.ON 0.1,. 0.301 0.4125 o.su 0.6C2
'·"' l.l:lll l.l::lll

. .,. ..... .__


10., O.G26 0.115& II.ICIS O.IQ 0.%33 O.Jll O.CZJ G.J«) O.t74 O.IZS G.* 1.1C. l.)n I.CM 1.111 2.161 1.479
11.0 o.cn 0.061 0.101 0.1711 0.2-46 0.!11 0.44J o..w ~.'llllf 1.041 I.Dt 1.4:51 1.1112 l.t71 2.::11511 1-"TT

.......
II., o.a:n 0.1115! 0.111 0.177 0.237 0-"2 0.415 0-"1 1.918 0~ l..n:l I.TI't 1.061 1.n1 1.71S
12.0 0.11:2'9 o.w 0.117 O.II:S O.:MI O.Yr 0.~ 0.611 1.no 0.~ J.l" l..s31 0.391 I.IS6 l.UII 1.471 2.13]
J:U C.C!SI O.OIIt 0.123 o.1n 0.2'7t G.JO 0-'04 O.MS G.!ICZ 1.10 1.401 lM1 1.9)4 D.:MO l.fll l.CI
0-"0 1.%W 1 ..... 1.723 2.011 1..Jl' 1..1 ).069
1!.0 I!.COl 0.0'72 0.012 0.211 O.l'tC
..,..
0~ O.Mf 1.04 Ulll

...,... ..... ,...,


ll., a. em 0.0'74 o.tn 0.201 O.)IJZ 0.4U e.es 1.- 1..%71 1-'lO 1.?110 1.01& 1.•19 2.n4 ).lf7
14.0 0.11:14 0.077 O.ISI 0.216 0..3U 1.429 0-'64 0.7.111 J..m I.$M 1.1" 2.1'6 :uo. l.ln J.JQ:!
I4.S 0.1133 o.am O.IC:Z G.:zlA 0..32A 0.444 0.~ o..nt 1.1, 1.m 1.81 l.t'll 1.2C 2J9C ,_,. S.CZJ
u.o o.o:n 0.013 0.147 0.231 0.3U O.Uf O.Coe 0.772 t.Ml 1.1'71 1.0!1 I .at 1.- 1..S:IO 2. . . ).09:1 ).J41
«lin
"·'
··-
G. <!51 11.013 0.2:!9 O.S46 0.471 O.QJ O.?te 0., 1..217 1.4157 1.'1<1 2.12U 1.'" 1. TTl 3.1M UM
16.0 D.l&f O.Ln 0~ O..!n a. ...a 0.6o&:l o.m I.G27 1.2n -1-'14 uaz l.Ul 2.4n 2.1157 J.:zft S.T77
1~,

17.0
G.INO
G.OCl

··-
O.CIP1 G.1G
0.1117
I..ZSS
o.xs
a. no
o.•
0.)10
'-'CI:I
O..DI
O.MS
1.61:1
0..140
o.m
1.~

t.G91
J..lN
I.DS
1-"1
I...,

.. 1.:1'111
l.I:SI
1.~14

urn
2.1117
1.%W
l.ln
1.. . 1.1*
..
2.936 J.41D
S-'01
,_
S.I9S
4.013

.... ··- ....


17.S 0.1)(3 0.1111 G.172. 0.,1 CU'M 0. '70:S 0.901 1.1%1 1.!74 l.fl 1.D:I l."lVf S.l)6 •.Ill

·-=
I<
11.0
IU
0.044
o.ou o.aaz
..
0.-
O..IG
I.~TT

&liS
1.271
G.4U
O..UI 0.'72S
0.746
0.9»
o.m
I.UJ
J.Jf7 ......, L7Sl
1.414

.
..,,. .
2.1D7
~em
~

1.4»
2.7tl
ua uu J.ru
1.711

.....
4..)o9
4.S67
lt.O

"·'
O.M O.JO:J 0."117 •.
t.OCI G.107
...
0..11'2 O.J01
••-44
G.a&
~

&.397 ...,..
O.M e.m
J.aa.
1.21t
1..2:51
1.4f'J

,_,.. ,..., ,.,.


1.331 Ud
l.Ut 1-'lf 2 . ,
l.IM 1..KS J.oll
. ·-
0.-
0. ..... '-CI21
4.:lll5
4.-

,,.,.. ··"' .....


e.M 0.110

···"
liDO 0."7 •.• 12 O.IQ!f I.CIB J.$'71 USI JAN 0 . . . 4.1:W • '711
20.J
::u.o
0.111111
0.051
O..IIJ
0.11, .... ....-
IL1DI O..Jit
0-"'
li.CJI O.CI
1.6-U .....
O.at I.IIU
1.011
I.J16 1.1.10

..... %..eJ 1-"'


1 . - 1.711
2.J6S 2.714
,_,.,
J.ITJ

,_,.
O.t71
O.lO
4.:z%7 ·4.D9
._,,
....,.. '·'"' 4 ..,.,
21.S
22.0
22.s
.o.on
0.1114
t.QSS
0.111
0.121
0.124
Ull
0.216
CL221
G.2:M •
e.m
O..DI

..
G.)41

....
u.ss
...
'
0.410
0.411

... .
~
O.*IC
l.t71
G.IICt
..
O.IM
0.117

J""',
o.m
1.106

...., ·-'·"'
un
J.JtO
1.412
1.444
,_...,.
I.T.B
Ul'7
. ..
111E2
2.121
l.CU
1477
'"-"4
2.'='0
2..917

.. ,_,.
l.ta
,....,
J.41D
1.411
..
0.132
0.1<1
o.m
.;..'•.
C.:Jn

..
4.640
J.lt1
J.!l:l

··-....
23.D 0.056 0.1%7 O.JI4 0.'704 1.104 1.a 1117 ~ 4.121 4.7.0 S.4JO
,_.,
:z:J.S
:14.0 ...,
o.an Cl!3
1.1!2
ILZJI
Cl.23f o.no
G.ft!
O.:S;W
e.nt
" '
.
o..ns
a.M7
0.11'7
I~
,,
1..235
1-'111
1-'4
I.M
1.11:1'
1%M
2..2f1
1~

1.'JIII2
uu
s.1a ,_71, ,4.211
....
.C.JOD ,_
s.m
s...s

.... ,_,.. ,__


24-' O.Dm 0.13:1 CUAI O.nl o.sn ~
..
1.:261 un 1Jit 1 . , ,_714
._.,, 0.91'7 1.92A
1M 2.,..
1.:141 J.190 4.Jt0
. .. '-CB2
2S.O 0~
..,.
..."'·,...,...'"' ,_.,
1.011
n.,- I.OIZ .. 1.0 0..2:51
1.,.
o.m
0-'" 0.765
o..no G.'l'll
I.Oin

..
1.217
J.Gl 2..0US
2.11J
2.171 '·"' S.to:l
l.IDD
211.0 O.OID O.I<J 0..25f 1 ..01 O.stl O.?M
J.Cd:l
l.INI
U12
I.JSI lAIIt 10CI
l.41J
14fl 2.nl
U&l
J.447
li.HS
4.11Z2
,.~

,_,., C. 1M
:26., O.lllli5 0.1411 1.21111 0.40t 0.!9% 0.111 I.CISI 1.)64 a:'JOI 1.011 2-'111 2.M4 ,_,,, 4.1CIO ~$
%7.0 0.<* O.lo19 O..liU 0.417 O.IID 0.127 I.Da I-"' 1.m. 2.1l0 2..3JJ J.CNO ,_,.., 4.177 4.01 ,_,. ~n•
,_..,I
n.s
21.0 .....
e. an 0.1"
O.I.SC
o.no
CU7S
0.04
....u
0.114 O.M2 1.101
'·'" I ..,., 1.lC 1.C2 Ult7 J.~ 4~ 4.n7 ~..,

··- ...
0.1:26 D.IS7 1.121 1.441 I. 7'IJ7 2.1" 1bl l.ISS ,.712 4.)Jl 5.017 S.TJ4 6.610
,_117 6.m
li.S
Jt.O
~.s
O.OJO
O.Cnl
o.crn
....,
0..1.!7 G.Ul
0.21:5
0.440
0.447
0.07
0.1141
0.172
0.111
1.141
1.1•
1..-r
J.4t2
l.at

...,
I.MI
l.:z:JI
1..271
2....,
1..,....
J.lOt
J.~
).771

'·"' ..,... ,,.,. ...,


4.4816
,,107
S.l . . ,_ ,_IX
O..IG 0.~ 0,4:5, O.et
,_,.,. '·"'
0-'18 1.1. I.SII 1S17 1.792 l.JZ2 6.M4
:JO.O o.cm O.lf5 0.2H 0.463 0.1570 O.tll l.lllt 1.544 1.m 1Ut 1Dt ,_m ..
s.m 4.641 6.1t7 ~.012

'
496

/Jagian 8: /Jendung, Bendungan. Sungai. lriga.l"i, Pcmwi. 43


SNI 03-2819·1992

Tahel2
KOREKSI PAN.IANG KAUEL DIUAWAH MUKA AIR

No. Panjang Kabel Sudut vettik.al anlara kabcl duga dcugaa protactor
~nrt dibawah MA
(M) 14" 16" 18" 20" 22 24" 26" 28" 30" 32" 34" 36"
I
'I 2 3 4 .s 6 7 8 9 10 II 12 13 14
L-
II I 0.01 0.01 0.02 0.02 0,02 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05 0.06 0.07
2 2 0.02 0.03 0.03 0.04 0.05 0.06 0,07 0.08 0.09 0.11 0.12 0.14
3 3 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.09 0.11 0.10 0.14 0.16 IJ.I9 0.21
4 4 0.04 0.05 0.07 0.08 .0.10 0.12 0.14 0.16 0.19 0.22 0.2.5 0.28
~ 5 0.05 0.06 0.08 0.10 0.12 0.15 0.18 0.20 0.24 0.27 (•.31 0.35
6 6 0.06 0.08 0.10 0.12 0.15 0.18 0.21 0.24 0.28 0.33 0.37 0.42
7 7 0.07 0.09 0.11 0.14 0.17 0.21 0.2.5 0.29 0.33 0.38 0 43 0.49
~ 8 0.08 0.10 0.13 0.16 0.20 0.24 0.28 0.33 0.35 0.44 0.50 0 . .56
9 9 0.09 0.12 0.15 0.18 0.22 0.27 0.32 0.37 0.42 0.49 0.56 0.63
10 10 0.10 0.13 0.16 0.20 0.25 0.60 0.35 0.41 0.47 0.54 0.62 0.70
II II 0.11 0.14 0.18 0.22 0.27 0.33 0.39 0.4.5 0.52 0.60 0.68 0.77
12 12 0.12 0.1.5 0.20 0.24 0.30 0.36 O.:C2 0.49 0.57 0.65 0.74 0.84
IJ 13 0.13 0.17 0.21 0.27 0.32 0.38 0.46 0 ..53 0.61 0.71 0.81 0.91
:4 14 0.14 0.18 0.23 0.29 0.35 0.41 0.49 0.57 0.66 0.76 0.87 0.98
GAMBAR2
15 15 0.1.5 0.19 0.2.5 0.31 0.37 0.44 0.53 0.61 0.71 0.82 0.93 1.05 CONTOH ALAT UKUR ARUS
16 16 o.16 0.21 0.21 0.33 0.40 0.48 0.57 o.66 o.n 0.88 1.01 1.26 BERPOROS HORISONTAL
17 18 0.18 0.23 0.29 0.37 0.45 0.53 0.63 0.74 0.85 0.98 1.12 1.43
18 20 0.20 0.26 0.34 0.42 0.51 0.60 0.71 0.!3 0.96 1.11 1.27 1.55
19 22 0.22 0.29 0.36 0.4.5 0.55 0.66 0.73 0.91 1.05 1.21 1.38 1.67
20 24 0.23 0.31 0.39 0.49 0.59 0.71 0.84 0.98 1.13 1.31 1.49 1.84
121 26 0.26 0.34 0.43 0.54 0.65 0.78 0:'92 1.08 1.2.5 1.44 1.64 1.97
22 28 0.28 0.36 0.46 0 ..58 0.70 0.83 0.99 1.1.5 1.33 1.53 1.7.5 1.07
l2) 30 0.29 0. 38 0.49 0.61 0.74 0.89 1.05 1.22 1.42 1.63 1.86 2.07

b ( n -0

GAMBAR 1
PENAMPANG MELINTANG PENGUKURAN ALIRAN

GAMBAR 3
CONTOH ALAT UKUR ARUS l\11!'11

44 Baxian 8: Bendung. /Jendunxan. Sunxai. /rigasi. Pcmtai.


SNI 03-2819-1992

I
~L
(

I
I
I
o.8 Gf----•o.B
T 1

A B

I
i
-r--" o.6

/ / / / ////"
c .D

GAMBAR4
TITIK KEDALAMAN PENGUKURAN

Bagian 8: Bendung, Bendun;.:an, Sunxai. lri;.:asi, Pantai. 45


10 .JO ., as
.j:lo.
0')
0 10
" .:I 1'0 10 CIJ
~
KECEPA Ti-.~ 0
::;::
::::
-.
Jc ~~ ~
j:O:.,
1\ao Lull .l O.bll
i:
!;"
N
CD
_.
§ cp
:>: ,fNCUKUitAN All!tAN
....
CD
~·- ~ CD
N

~-~- .< -4-


:::;; Ot,gan Cl~l JH111
~
~
- f< scR.AYu T sRowor___ _
·- .,
lllj

§
~;
jC~) I ( "() ::_~io (Y1A,g€"r: .. ~ ,.88 :::,..;,i8;~y9_yf>_j_-f5..0.ft~~
:::;;
~
::
::.s ··-
(/) I

! I ~
N ln.. J 4 7} 8 u- 320. o.z. .___ (, :21.

CM• OJ. /t>8


l h ~.J .17- o- ~
v.., ,l..L ·"- ..... _0, 07- .-.- --~9.. __
.;.,ro
o'
--·-A orr ... - 1~101 __ ... -· _.a.-._.:?..{]~ . - ·-·-··-

--r-'
Jc

~ ""' . . "·-·- ~. o_? o .v • .o.,-t-,0.3__ , • o.J o 19 _


.... o}30 .. :v- .O.~ . S!-9..... ~ .......0 _______ ...._

___
:,..
;::'
~ .,.d.,.,_... _,_ 1977 ·-··-""----··--0 (-0l-:- ~8..
~.
::::-
---............-
.. __ I . ; -~ .....,.,.. .!~_0. · -
.... . ...... _ _ .....,.
:,~· "t:loi&ACA.ON WUII.l /flfll 1_~0_-- !'")
:::: w..:~ ; Gt,. . ::11..-.. I s., ... ,_. 0
;.
--·· +-· ~,....,.ua.-
__ ..., _ -~-~-­

~:r::
-- I ----- r ! '--a _.
~
:::: ·- _+'-. . I
.. -...
d~i I~
~ ·- 'YI ,..._., ~ ·~ ~
~. -
·- "it
T !!:!:!' .LO "' TOIJ ..... ~" ~­ A
. i'
.... ~-· - · • n : S o t - < - . >o
~>
··---- ·r--·· "'
I --· _=:±=L.. ----f
~·cr..~ .... ~
c:3:
---~--

___ L'
---··
I " .::::t-~-J . I -. I b.
-oco
m>
z:::o
~- ... __._ ~----· .. llf...u ..... 1-- -~-- 0
..... _, ___
• ,..,._p~

----·"""-. --~· -. · · -' - - I '"1·-~-·-.....__


. __ c:
·o :-o oo , ; I A
:10 !10 '!Q ':l r.J ~

....... 0 c:
.-
7l
.::, :;o
..
.. ..,. ,. ..2. t1S
I
0
l11~Pot
>
z
._,. & i1.a!A ,,.,.
-~TT
.,.,-.a.., SA6r "•'"-)\lb.lf
:~•• Ceo xl'f H S., • v Y4et I
28 "': .......... a~

~ M-ll'.t' ..... C e..rJ06" ...... , I I:.M"\,,In "'M•IIIill~

'"'G~· ~ ., .. "'" ~-t -. d t>&U '


"~+l:.M•

.& A'~ !!:::.:.: ~~-.,.."' O+'lQ,I.I,. fl,k' . . ....,

.............. 1~ ...... ... ~oe.-_..~ ri<A f'lF.JIUH


... ~··'-'·.:~ PArtR.. .._., '""""' TAN 41-1 .
C ::;..c I ')t" (Oo"f'l')l I (.J\af\'"'-' (()I'U'tJI +- :<,o m ..... h ............,.,_ ~ ......... C'O""·
.,. CAtJAS
"' - 'N" ..... ,. ""k)' OJ2~ ~ .,...,.. "'•.,...'*' oeoA ....
:: ..... ~

·:.-.vnq ... ~ yoyo ·~ t0/.3/BN.•.- .... "'.,. SP ~· 11/.3/83


SNI 03-2819-1992

I I 1 • a I ~ I

I I • I ~ I I • II
• •
~ ~ ~ ~~ ~ ~ a. ~· s It)

4 I~ ~ Ill :.1
~~
'~ !~ .....
r
t j ..... I~
~- ..... ~ l...,
C"(
IC-i ~
W\
~ ~ ....
~
... ~. ~

~ Q." . -~ ~
eoc () ~
I
J ~ ~. .....'
·~ ..... ~ ~~
~

"" ~
~~ .....
• ~ I! I~......
,.
~
~

Q
~
....:
I~
..... I~ ~
.......:
"""
~
....::- I C"(
_.., •
~
• ..... ~~
~ ~
~
-..: ! ~ ~ :~ ·~ ~ ~.... ~ r~ i
~ ~
~
~
~
~'

~
ell 1\
~
I I~ • • ••
- • ·I~ .....
• • • lilt
.U'.
~
·~t) ~
Ull,..,_, .... .... ·f.;' ~ ~.
I~ ()
..
-... - ~
II\
~
~
- ..... ~ ~' ~ !
0
~
I .)-.
<l
~ Q
....... ~ ~
.. '
~
:. ~ ~ ~ ~
.......
=r ~ :t' ~ ;: L~ J!. ~ Cj
'
' ~
()

.... "
'\.,)
• .... .....
• J ~"" ~ ~ ~
;:;: ~ 0:: ~ a
~ f'C)

•• 11

IG"
~-
col ~

I
J
1ft\
,... "" h. ...,.
I~ ~ ~
""" "'" "'" '""'" - -
'
• ~.;
• ~ ~ ~
'0
~ "''
~ ~
~
I~
.......
~
~ •

I
• I I I I ; I t 8 I I ; I J I I I I

·-··-~~~~~·~~~~~~ru~~~~-~~~l~~~~~~~~~s~ r
r
~ .~ ~
~~~·t~l~~~~~~~~~~~~~
......
~~~~~~~~~~
I~ ~
,~
a.
~ ~
It"\
,,., ~
R () ~ ~._, ~... ~.
~
~

' .... ~~~ ~


...... ~ ~ ~
....._ ~ ~.., .~ -~ ~ '~ ~ ~

. I ~
~

~~ I~
~~

,, - ~
I
;
.j
.......
~ I~
~. j~ ~ - t-'J- ·~ j~ --]- ·a. ~~ ~
I~ I! I~
...
-

z ".11 ~.i :if:~ ~ ~~ ~ ~
I
:;; ,_ ........'I '"'i_ ~... , ...
....,
<('
2
-
~
~1-t ii.L~ ~~
~·, ...... ~~
'-=''
.......
()
......
f'f\
.....
........
.....
~
~ .....~.....: ~~ ~ ~ .......~ ~'
~
-~ ~ ......... , . .:._.. ......
"" ~
1...:0 ........ .....:. _(l"
olio ~
5t ;.-.

I - 1t 0 1 "'"" J
:1~
.. , . I
• • • • ... • " • .
.•
\f" ~ ~ • • I ! \
~ -~e-l~ -~ .
Iii 41
~· "'toil
-
8 _,..,.. :-; h\ l
<)'Co Q rr:;:
-
..,_
t• ......,... 1- ~I,
·~ 'oi-...; ~I C) ()·~

~i~ ~\c~
·~
~;~

.
() ~
<hi._, ~~ C"( c_, ~
...... ~ ""' ~
~ -..Q ......
~'0~~·~ ~ ~
.....

...... QQ
)
'1 ......~ ...- ·~~ ~~ ·~ ~ ~ -~·~ l~I~ -l.i t~~ ~~ ~ ~ ~ w .A ~ ~ Jt ~ -~
;:;;
"' •
-
('I

_... ~
)
....
j -
1-
.... 0
'""':I
Pfl
C'1
Pf\'
~-
~....
~
~
~
fit\

~
1-)..
~
I~ ~~
,-..
~
'
~ ~ ~ ~ c; ~' ~ ~ H\
'
- -"
) \!) t.... h ,.. k. ~~~ ~~ . I~ ~ - I~ I("'.. ,.......
" I"
')

I I I
...-=;.
0
--
C\1
-
~
- I~ -
ttl
-- __ ....._ - - -
(b
M\
- ~- tt

~
·- --
--
- -
~
~
-
~~
--
00
-· -· -

()
--
"'~
GO
- -
I~- f--
- - -
......
~ t--

lb
Q
........
~


- -'--· ..__ _,__ - ' - -'- _.___ - ··-

Bagian 8: Bendung. /Jendungan. ,\'ungai. lrigasi. PcmTai. 47


SNI 03-2820-1992

METODE PENGlJKURAN DEBIT SUNGAI DAN SALURAN TERBUKA


DENGANPELAMPUNGPERMUKAAN
UAU I
DESKRfiJSI

1.1 Maksud dan ·1\1juan 3) Debit sungailsaluran terbuka adalah volwne


1.1.1 Maksud yang mcngalir mclalui suatu pcnamp<mg melint
Mctodc pcngukuran dchit ini dimaksudkmt schagai salah sungai/salunm tcrhuka per satuan waktu;
satu anmn dan pcngangan dal<un pclaksanaan tidak 4) PenbJUkuran debit adalah proses pengukuran
tcrpcngaruh arus halik atau aliran lahar. yang masih pcrhitungan kceepatan, kedalaman dan Iebar ali
tcrt:unpung dalam alur sungai atau saluran tcrhuka. scrta perhitungan luas penampang basah un
dcngan cara mcngukur kcccpat:m alinm mcnggunakan menghitung debit di sungai/salunm terbuka;
pclampung pcnnukaan. 5) Pengukuran debit dcngan metode pelampt
pcrmukaan adalah proses pengukuran debit den
1.1.2 ·1\1juan eara mengukur kcecpatan aliran menggunal
Tujuan mctodc pcngukuran ini adalah untuk pelampung pennukmm;
mcndapatkan data kasar dchit sungai d:m salunm tcrhuka. 6) Pelampung permukaan adalah bahan yang w
terapung di permukaan air, tidak berubah sifat1

1.2 RuanJ! Lin~kup bentuknya, dcngan ukuran an tara 10 em sam


Mctodc ini mcncakup : dengan 30 em, hagian yang tenggelam maksim
1) Pcrsyaratan, kctcntmm-kctcntmm, cara pengukumn 25% dari kedalaman aliran dan bagian yang til
dm1 laporan: tcnggelam berkisar antara 3 em sampai dengru~
2) Mctodc ini h:mya hcrlaku untuk pcngukunm debit em;
sungai dan saluran tcrhuka dcngan pclampung 7) Sungai adalah torehan di permukaan bumi ~
penn ukamt. merupakan wadah dan penyalur aliran air dari I
ke bagian hilir dan dapat bermuara ke sungai I
1.3 PenJ!ertian kc danau atau ke laut;
Bchcrapa pengcrti<m y<mg hcrkait~m dcngan metode ini: 8) Tinggi muka air sungai/saluran terbuka aw
I) Alur sunJ!ai adalah hagian pcnampang sungai eleva.o;i muka air pada suatu pemunpang melinl
tcmpat pcngalimya aliran sungai: sungai/saluran terbuka terhadap suatu titik ele
2) Aliran sun~ai adalah gcrakan air sungai yang tertcntu.
dinyatakan dengan gcjala dmt parmnetemya;

BABII
PERSYARATAN

2.1. Lokasi Pengukuran 2.3 Petugas dan Penanggung J awab Pengukuran


Lokasi pengukuran harus mampu melewatkan banjir, Ikhwal yang harus diperhatikan dalam pelaks;
deometri alur dan badan sungai harus stabil, alur sungai pengukuran adalah :
lurus, di lokasi pos duga air yang tidak kena pengaruh 1) · Kemampucm petugas dan pengawas pengu:
arus balik atau aliran lahar. harus jelas;
2) Nama-nama petugas pengukur, pengawa:
2.2 Peralatan dan Perlengkapan penanggung jawab hasil pengukuran harus t(
Peralatan dan perlengkapan harus dalrun keadaan siap dengan jelas dan dibubuhi paraf atau 1
pakaidanlengkap. tangannya, beserta tanggalnya yang jelas.

48 Baxian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03-2820..1992

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 l)rinsip Pengukuran masing-masing di titik awal dan akhir lintasan


Prinsip pelaksanaan metode ini adalah mengukur luas pelampung;
pcnampang basah, kecepatan aliran permukaan dan tinggi 2) Pengukuran penampang basal1 dapat dilakukan
muka air. sebelum atau sesudah pengukuran kecepatan aliran
dengan merawas atau dengan perahu.
3.2 Waktu Pelaksanaan
Metode ini dilaksanakan apabila : 3. 7 Pengukuran Kecepatan Aliran
1) Kecepatm1 aliran tidak dapat atau bel urn dapat diukur Ketentuan pelaksanannya adalah :
dengan menggunakan alat ukur arus, antara lain 1) Lintasan pelampung harus mudah dimnati, kalau
karena: perlu diberi tanda khusus terutama untuk pengukuran
( 1) Keadaan darurat (misalnya alat ukur arus rusak); debit pada malam hari :
(2) Keadaan aliran membahayakan keselamatan 2) Pengukuran keceptan aliran harus dipilih hagian alur
petugas dan atau peralatannya (misalnya pada yang lurus, dan memenuhi salah satu syarat berikut:
keadaan banjir) (1) Bag ian alur ym1g lurus paling sedikit tiga kali
2) Kecepatan aliran melebihi kemampuan spesifik.:'lsi Iebar alirm1, atau
alat menurutjenis alat ukur arus yang digunakan; (2) LintciSan peluampung pada bagian yang lurus
3) Diperlukan untuk mendapatkan debit sesaat paling sedikit memerluk<m waktu 40 detik
(misalnya pada waktu survei pendahuluan). 3) Adanya fasilitas unttuk melempar pelampung
(misalnyajembatcm atcm peralm):
3.3 Peralatan Pengukuran
Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan 4) Linrnsan pelampung paling sedikit mcncakup tiga
sebagai berikut : titik dan disctiap, ti tik lintasan paling sediki t
1) Alat ukur penampang basal1 yang digunakan harus dilakuk:m dua kali pengukurm1.
sesuai dengan yang telah ditentukan pada SK SNI 5) Kecepatan aliran dihitung dari jarak lintasan
M-17-1989-F(Metode Pengukuran Debit Sungai dan pelampung dihagi waktu y<mg diperlukan untuk
Saluran Terbuka); menempuh lintasan terschut :
2) Alat ukur kecepatan aliran permukaan harus 6) Kecepatan rata-rata yang diperolch harus dikalikan
menggunakan pelampung permukaan; dengan suajtu kocfisien keceptcm yang hesarnya
3) Alat ukur tinggi muka air yang digunakan harus herkisar :mtctra 0,40 - 0, lJX :
sesuai dengan yang telah ditentukan pada SK SNI 7) Nilai kocrisicn tcrsehut untuk setiap alur hcrbcda-
M -17 -1989-F (Metode Pengukuran Debit Sungai dan heda, tcrganung dari pada kckas<tran alur :
Saluran Terbuka). 8) Nilai kocfisicn tcrschut ditcntukan dari hasil
pcrhandingan kcccpatan aliran yang diukur
3.4 Peralatan Tamhahan menggunakan alat ukur arus dcngan kccepatan
Peralatan tamhahan harus dalam keadaan laik pakai, pclctrnpung pada tinggi muka air y<mg mct'\ih m:unpu
peralatan tmnbahan yang dimaksud antara lain : dilaks:makan :
1) Alat pencatat waktu, yang dapatdihaca smnpai detik;
9) Apabila butir 8 belum dapat dilaks:mak:m maka untuk
2) Alat pemberi aba-aha (misal : peluit harus masih
taksiran sementara dapal digunakm1 nilai koefisicn
dapat didengar, bendera harus dapat dengan mudah
kccepatan d<tri alur lain yang kek:t'\:trmmya scrupa
dilihat dari jarak yang ditentukan);
3) Alat penyipat ruang yang masih dapat digunakan 10) Keccpatan pclampung dianggap sama dengan
sesuai dengcu1 standar; kcccpatan alinm di pcnnuka:m air:
4) Perahu yang paling sedikit mmnpu mcmuat 3 onmg II) Apabila pcl<unpung tidak mclintas dcngan scm puma.
atau discsuaikan dcngan kcbutuhan (apahila maka harus diul:mgi lagi. misalnya k:trcna pcngaruh
diperlukan). :mgin atau hcnda padat lainnya
12) Pel:unp:mg dilepw;kan kira-kira I 0 m dari schclah
3.5 Perlengkapan Pengukuran hulu pcnampang hagi:m hulu.
Perlengkapan pcngukuran harus masih dahun kcadaan laik
pakai, perlcngkapan yang dimaksud <mtara lain : 3.8 Pengukunm Tinggi Muka Air
1) Formulir isian pengukuran pcnampang hasah, Pcngukur:m tingi muka air harus mcmpcrhatiak:m ikhwal
pengukurcu1 kecepatcm aliran d<m pcrhitung:m debit; schagai hcrikut :
2) Ramhu-ramhu, y<mg dapat dengan jclct" dilihat; l) Pcmhacaan tinggi muka air dilaksanakan dcngan
3) Kamera; mcmhaca tinggi muka air pada papan duga air :
4) Kerta" milimeter dan alat gamhar;
5) Tali. 2) Paling scdikit dilakukan pcmhacaan muka air
hcrakhirnya pcngukur:m kcccpatan :
3.6 Pengukuran Penampang Basah 3) Apahila pcrhcdaan muka air pada waktu mulai dan
lkhwal yang harus diperhatik<m : akhir pcngukuran lehih hcsar dari J em, maka
1) Paling sedikit diperluk<m 2 (dua) penampang hct'\ah dipcrluk:m korcksi tcrhadap tinggi muka air.

llllxitm X: JJendunx. llem/ungcm. Stmgoi. /rigc1.~i. l'cmllli. 49


SNI 03-2820-1992

4) Apahila di lokasi pengukuran debit belum dipa. . .ang 3.9.2 Perhitungan Tinggi Muka Air
pap<m duga air maka pemhaca.m1 tinggi muka air harus lkhwal ycmg harus diperhatikan
dihittmg herdasark<mlitik elevasi tertentu y<mg tidak
1) Apabila perbedaan an tara tinggi muka air pada saa
mullah hcruha.h tcrhadap pennukaan air (misalnya :
mulai dan akhir pengukuran kunmg dari 3cm maka rata-ra~
pilar jembatan). tinggi muka air dihitung dengan rumus :
3.9 Rum us
3.9.1 PerhitunJ.!an Dehit H = Ha+Hz .................................. (5)
Rumus untuk menghitung debit adalah sebagai berikut:
2
m
Q = I: ttl ......•.•.......•.•....•...••.•... (1)
Ketenmg<m :
i =I H = Tinggi muka air rata-rata (m)
Ha = Tinggi muka air pada saat mulai pengukunm (m) :
Q t = Vi ( A 1 i + A2i ) •...•.•..•.•....•••..•.••.••.•.•.. (2)
Hz = Tinggi muka air pada saat akhir pengukunm (m)
2
•.•...•.•..•.••.•.•..•.••.•.••.••. ( 3)
2) Apabilla pcrhedaan antara tinggi muka air pada saat mulc1
d<m akhir pengukuran lebih darri 3cm maka rata-rata tinggi a~
.................................. ( 4)
dihitung dengan rumus:

H = lJtl hi + qt2 h2 + ................. lJtn hn ..................... ((i


Keterangan : Q
Ketercmg<m :
A Debit scluruh penmnpang (m 2/detik) qtl x I qt+2 ......... Qtn = debit pada interval waktu
q = Debit di setiap bagi<m penmnp;mg baah ke i (m2fdetik): 1,2, ......... n (m 3 /detik);
Vi = Kecepatan rata-rata pada bagian luas pemunpang tinggi muka air rata-rata pad
basal1 ke i (m/detik) : interval waktu 1,2 ...... n (m)
m = Banyaknya hagian pcmunp;mg basah Q = debit seluruh penmnpang (m~
Vpi Kecepat<m pclmnpung di lintasan kc i (m/dctik) detik);
1i P<mj<mg lint<L..,<:Ul pcl;unpung di linasan ke i
ti Luna lintasan pelcunpung ke i (detik) H = tinggi rnuka air rata-rata (m).
k Koefisicn kecepatan
A 1i = Luas bagi<m penmnpang basah ke i bagicm hulu
A2i Luas hagi<m pen;unpang h<L..,ah ke i hagian hilir

BABIV
CARAPENGUKURAN

Laksanakan persiapan pengukuran, tal1apan pengukuran, (10) Siapkan alat tulis y<mg digunakan;
penggambaran dan pcrhitung<m debit sehagai berikut: (11) Siapkan kertas milimeter dan alat gmnhar y~
I) Kerjakan persiapan pengukuran dengan urutan sebagai digunak<m sesuai dengan kebutuh<m;
herikut: (12) Siapkcm fonnulir perhitung<m debit (fonnulir DPJ
(I) Pilih lokasi pcngukunm sesuai dengan ketcntucm ; (13) Perintahkan kepada setiap petug<L" pengukuran unn
segera mclaksanakan tugasnya masing-masing.
(2) Siap pclllinpung pcnnukaan;
(3) Siapkan peralatan dan perlengkapannya, untuk 2) Kcrjakan tahapan pcngukuran pemunpang h<Lo.;ah (cat
mengukur pencunpang basah: pada formulir DP. I, seperti contoh terlampir) sebag
(4) Siapkan pcralatan dan pcrlcngkapnnya untuk berikut:
mcngukur jarak diem tara dua pcnmnpang mclinl<mg; ( 1) Lakukcm pemhacaan tinggi muka air pada pap<m du;
(5) Siapkan peralatan dan pcrlcngkapannya untuk air saat mulai pcngukur<m;
menentukan posisi lintasan pclampung; (2) Lakuk<m pengukuran kedal<unan dllil Iebar alinm
(6) S iapkcm peralatcm pcmheri aha-aha dlli1 ramhu-rcunbu; pemunpang bagi<m hulu d<m bagillil hilir;
(7) Siapkcu1 alat pcncatat waktu; (3) Lakukcm pembacaan tinggi muka air pada pap<m du
(X) Siapk<m fonnulir isian datct pengukuran pemunpang air saat herakhimya pengukur<m;
ha.o.;ah (fonnulir DP. I);
3) Ket:iakan tahapan pengukurcm keccpatcul aliran permuU
(9) Siapk<m fonnulir datct pengukuran kecepatan aliran (catat pada formulir DP. 2. sepcrti contoh tcrlamp
(fonnulir DP. 2);
scbagai hcrikut :

50 Bagian X: Bendung. Bendungan. .<o;tmgai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2820-1992

( 1) Lakukan pembacaan tinggi muka air pada papan duga b) Tentukan skala Iebar aliran pada sumbut atar;
air saAt mulai pengukuran; c) Tentukan skaJa jarak diantara dua penampang
(2) Lctakan aJat penyipat ruang kurang lebih ditengah- bagian hulu dan bagian hilir;
tcngah diantara dua penampang hulu dan hilir (lihat (2) Gam bar posisi linta.o;;ru1 pelampung (Iihat Gam bar 3);
Gambar 2); (3) Hitung panjang setiap lintasan pelampung;
(3) Ukur jarak antara penampang hulu dengan alat (4) Hitung kecepatm1 aJiran permubtcm setiap lintasan
penyipat ruang dan alat penyipat ruang dengan pelampung dengan menggunakan rumus (4);
penampang hilir; (5) Gambarkan basil perhitungan butir (4) dengan posisi
(4) Lepa~kan pelampung dari jembatan atau sarana gambarnya ditengah-tengah diantara dua gambar
pelepas pcnampung lainnya kira-kira 10m di sebelaJ1 penampang, keccpatan aliran permukaan
hulu dari pemunpang bagian hulu; digambarkan pada skala tegak dan Iebar aliran
(5) Laksanakm1 pengukuran sudut azimut posisi lintao;;an digmnbarkan pada skala mendatar;
pelampung pada penampang hulu dan hilir dengm1 (6) Tentukan bagian-bagim1 pemunpang basah;
alat penyipat ruang (lihat Gam bar 2); (7) Tentukan nilai kecepatan aJiran permukaan disetiap
(6) Catat lama waktu lintasan pelampung dari bagian batas bagian penmnpang basah;
penampang hulu smnpai hilir; (8) Hitung kecepatan aJiran pennubtllil rata-rata untuk
(7) Ulm1gi pekcljaan pada tahap 4 sampai deng~m tahapan setiap bagian penmnp<:mg basah;
6 hingga scmua titik lintasan pelampung yang telall
ditentukan selcsai diukur; 5) Kerjakan tahapan perhitungan debit (perhitungannya pada
(8) Lakubm pembacaan tinggi muka air pada papan duga fonnulir DP. 3, seperti contoh tcrlmnpir) scbagai berikut:
air scgera setelah pengukuran kecepatan aliran (1) Hi tung luao;; setiap bagian pemunp<:mg basaJ1;
selesai; (2) Hitung kecepatan rata-rata setiap bagian penampang
(9) Catat kejadian penting yang dapat mempengaruhi basall dengan menggunak<:m rumus (3);
ketelitian pengukuran kecepatan aliran (misalnya (3) Hitung debit untuk setiap bagi<m pemunpang basah
kecepalllil angin); menggunabm rumus (2);
(4) Hitung debit total dengan rumus (1);
4). Grunbarkan data pengukuran dari formulir DP. 1 dan (5) Hitung tinggi muka air rata-rata dengan rumus (5)
formulir DP. 2 pada kertm; gmnbar atau kertas milimeter atau rumus (6);
(contoh gmnbar seperti ditunjukke:m pada Gmnbar 3) untuk (6) Korcksi scmua tahapan pcrhitung<m;
menghitung kecepatan aliran pennukaan dengan tahapm1 (7) Betulkan scmua kcsalaJ1<m pcrhitungan;
sebagai berikut : (X) Laporkan semua hasil pcrhitungan kcpada yang
(1) Gmnbarlah penampang basah bagian hulu de:m bagim1 bert<mggung jawab
hilir dengan memperhatik<m hal-hal scbagai bcrikut:
a) Tentukan skala kedalmmm alinm pada sumbu
tcgak;

BABV
LAPORAN PENGUKURAN

Hasil pengukuran dis<~jikan daJam formulir dan gam bar, scpcrti 3) Formulir DP. 2, formulir ini hcrisi data pcngukuran
iapat dilihat dalmn Lampirm1 B, yang an tara lain mcmuat : kecepatan aliran permukrum;
l) Tanggal dan waktu pcngukuran, nama pcngukur, 4) Gmnbar yang mcnunjukkan pcn;unpang hasah. posisi
pemeriksa dm1 penm1ggungjawab ha-;il pcngukuran ditulis lintasan pclampung dan pcnampang kcccpatan aliran
dengm1 jclas, dm1 discrtai tanda t<mgan. pcnnukaan pada skala tcrtcntu scsuai dcngan kchutuh;m;
-
Z) Formulir DP. 1, formulir ini bcrisi data pcn!.!ukuran
penamp<mg basah;
)
5) Fonnulir DP. 3, fonnulir ini bcrisi data pcrhitungan debit.

Baxicm R: IJt•rtdtmg. llertdungcm. Surt.!~Cii. /ngcHi. l'mllai. 51


SNI 03-2820-1992

LAMPIRAN A
J>AI<'TAR ISTILAH

alat ukur arus currelll meter


alat pcnyipat rmmg theodolit
de hit discharge
kcccpatan aliran .f7ow velocity
kocfisicn kcccpatan velocity coefficient
pap;m duga air stqU"gauge
pclmnpung .f7oat
pclmnpung pcnnukacm surface float
pcralat<Ul equipment
pcralat;m tmnbahan addithmal equipment
pcnampang hasah wetted area
saluran tcrhuka open channel
sungai river
tinggi muka air water level

LAMPIRAN B
LAIN-LAIN DAFTAR NOTASI

Q = debit (m3/dctik); A2i = Jua'\ bagian pcnampang hasa.h scbclah


ke i;
= dehit di sctiap hagian pcmunpang basah ke i
(m3/dctik); H = tinggi muka air rata-rata (m);

y.I = kcccpatan rata-rata pada hagian luas Ha = tinggi muka air pada s;utl mulai pengu•
pemunp;mg hasa.h ke i (m/dctik); (m);

m = h;myaknya bagicm penmnpang basah; Hz = Linggi muka air pada saat akhir pengu~
(m); .
= kccepatan pelmnpung di lintasan ke i (m/
dctik); 'It I, qt2.. CJtn = debit pada interval waklu 1, 2, ... n ( m3j

].
I
= panjang IintcL'\<Ul pelmnpung Iintas;m ke i (m); hl. h2 .... hll = .
tmggt . mu k a au .
. ram-rata pad a mterv· l
aJ \\
1, 2 .... n (m);
t·I = Imna lintcL.'\<Ul pelmnpung lintcL'\<Ul ke i (detik);

k = koetisien kecepalan;

= luas bagicm penmnpang basah sebelah hulu


y;mg ke i;

52 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-2820-1992

KARTU PEHGUKURAN PENAMPJ\HG BASA~

Pt:NGUY.URAN OEBIT OENGAN PEl.Afo.IPUNG

Suncai CIJJN/UI< 2 PE~CJAILI 19.81


Tan~~: A l

Tcmp:at rouo '\\'osk~u mul:~l IO.IS H.A. 1.!:0 r.

niuJ.:ur olch 1. :svT.tt.cro '(;~kcu sc:lcsa1 II. JO H.A.. I ~0 I:\

'1. /UJIS svrtA..PNo _Olhltung o lch

..
Pen:l.lllp:sng tiulu
.
Pen~111pang Hillr

J:1r.ak da.r1 Kcdalaman Jarak dari Kcdala.man


tc:pl {Ill) (m) tcpl {m) -. (m)
--
0 0 0 0

.s
. .s l.zP. .
1.33

0.90 10 t.so
-
10

IS 1.10 IS
I I. 61..

2.0 <J.8S 20 1.60

1S C.8.Z. 1.$ . 1.7s

.30 0.70 JO /.65


·-
~0 1.~1.
'0 1.80
·-
{.5 2..0<- '-5 2.05

ss :.SJ 2.1C
I
·-
60 2 . .36 2 ..38

'70 2.. Bo

/S 1.4g

I__ /7 (.)
--~-J
Dipcl'iks.1 olc.:ll Ot'J . If. Tl:. e NOG()tVO

Baxian R: Bendunx. Bendungan. ,\'ungai. /riga.1·i. Pantai. 53


SNI 03-2820-1992

KARTU PENGCKURAtl KECEPATAN AltRJ\~1

rENGU~URAN OEBIT DENGAN PELAMPUh~

s.un!: a i CIUANUI:: Tang~al 2 ,.~(jRU~ILt 198!

Tcrnp:ll TOMO \\'~ktu mul:2i tO, IS ~I." . t.So 1;'1

Olukur olch 1. ~urJIPTO Waktu sele$al 1/• .30 H.A. t.so r.:

2. ADt.S .SUr!APNO J11rok entnra 2 pena.mpane b:asah •··

.
Sudut Atimuth J~ar·ck · CJar1 tcp1 kA-n
clirnn aun~ci f'~nJ :aoc i~al:tu ~CI.:t.'l':.l t ;r11
l'clampun~;
llntasan t pc I :1.-'r.punr.
hulu hi 11r hulu (m) h111r (m) L (m) {dcti~) {1:'1/G C{)

I 1:19• '61
. IJ7 • .16' 6.1 12.5 201.7 l37. 0.85

2. l1S 0 1J' .!¥o. s'' ld.l tg.(. 2o~.o "20(.. J.oo

.
J. 22.3• ~s· J3a·vJ' 2Z.S 14 •.9 20(,.,6 2.6 7.
0·77
iJ. ll' • os' Jlis•-Gs' .3-S'. ~ Zf.ft 2.10.,3
1
:to. j '·'l
s. 1./J. /,1
. J~6 • oo' (IS.o l.$.6 :.11.S 177.
l /.J_q l
6. zu• 27' J(o6. "~' l, 7-' .11.1 2/.Z,J 17J.. I . .I 3

I .. /60,
7. l.z..og • OJ' ;J~' • zs' S5.l. Y&.1 1.1~.' /.j$
I

8. :zo&• 16' J:S"~ • .Jo' S6.6 (IS• .3 2.16.! IS&. I. J9

9. 107• c~' 3$¥• ss· G9.6S (1"6.0 2.17.0 /6y. I. J :'..

IO, 'o6. 17 1 35~· s'' b0.6 SJ.I 2f8.(J IS.S,


'· '"'
.
. -I
l - f--·- ------1
______ , I
I

I
---·--··.
,.

---·
I
I I
--- ·-·- .. 1

o:pcri:-s:J. olch

54 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pamai.


Ci':r: ~,I ,,. . •''
'_)I'"'·' rc-:n1~ '~ ~:-. 3.
K,"d~TU f'f:Rii!Tt;!IG,".~i DEBIT
rr ICl'~v"-.1..'4 ro IT :JE:C-4:-f rE LA.•1rv~

( Ol,v./UI(. r,~lCll P(~~u\urJ~ 1 I'!MVMI f94t


:;"".t~i

-;"ot>-3t TOhO Tln~tl "·A· r~t•·rstJ 1.$() ..


l
I t
Di~itu": ol(~ : !.UT.IIPT_, 0 f b
"'·' • /drt.

~ . l.uH ~:iu ~~nu~~! (a 1) (tct;~tJft allrJn (•/dct) di batal • rcccpata~ •llraA (•/drt)
~bit
• lpHI l.alltn 1'cn.ul""n:
l
ltata•r•u J:anu Uri tCnN\UII hU•UU (• /drt)
.;~lu IIlli r
~---
o.~ 0.3] O,JI~ r,.a-"
I I 1$.1. 15.& IS', .. 0

., '17S .U.l 11.o 0,1\ Cl.$5 o. t~s 0.721 /l, 9!&

J :z.o.). ll.S 2/,f ".t.!. . 1,1.\ '·'5 ~· 91,1 lo. 7J'


/.14 I./to '· 3:,. /,IJJ Jlr.9'7
H.SS 16.1 J47

t:::
'
s . -'S.1 H.l ·12.1 /.1,(;

0 .. I. 70 t.t,r,S H.J8S

-.
:r.
§
::.::
t:::
't
:::
~ :
. •
~
~
t::: Eocris;c~ te<crltall : o.H
J .... IJl'l 119.9
I
~
~ 0r1. ,.,, rttlw-~ ''"""'"''~locwM~o
~ :'if'<'r;ln ole\

~
§
:r.
~
::-·
~
~· en
z
~- 0
.... w
i.J
~ co
N
-.
~
'?
....
ID
Ul ID
Ul N
SNI 03-2820-1992

.t<pnan Aliran Kiri Aliran


u 10 20 30 40
1.0 ~ ., hao
70
• + . ' • ' 7t 90
E '
~~
"'(
I
~ I
0

~
.
t I
3 1
't
I
P(r-c:r."'fxv.9
I
I
J£ I
I I '-Ctlin~..., hufu
I I I
I J
l I
1
I I
I
I I
I I
I I
l I
I I
I I
I
-
~
E I I
I
I
I
c
Cl
B
....
0
c
a
&. I
I I
I I I
l r I
I I I
I J I
.I I I
I I I
I I I ...
I .r I 2
I I ~
I II ( ~mrot\g
E Mclinta~hilir
"'( 0
Cl
E
a
c;
I
...
"0

..::

30 40 50 60 70
Lebar Penmpang Melintang

Digan:~bar oleh Saclan


Tang-gal Y/ .;_ f>l
Diperiksa oieh Drs. Trcrggono
I

Tang gal
I"7~u.
.D I Tan<:! a tangan

Penanggung javab Des. Soc~.Jarno


I
T<lnggal 6(z... 8 I Tand.1cang<1n

GAMBAR J

CONTOH SKETSA f'ENANPAf~G PENGUKURAN KECEPA TAN AURAl.;


OENGAN PELANPUNG

56 Bagian R: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03-2820-1992

~-------------===J
J...
w
c:_
Ll===========~=-7fl
b2i

Ll L2
hutu X

.Kc t:erangan

= lecak alat penyipat ruang


- sudu~ azimut posi~i pelampun' di penampang hulu
~ suduc azimuc posisi pelampung di penampang hilir
• panjang lintasan pelampung ke i
- ja~ak penyipat ~uang dengan penampang hulu
a

jarak ancara posisi


.
jarak penyipac ~uang dengan penampang hilir
pelampun~
yang ke i dari suatu-
t:itik pada garis perpanjangan penampang hulu.
b 21-· .. jarak antara posisi pelampung yang ke i dari suatu-
titik pada garis perpanjangan penampang hilir.
Digambar oleh Saelan
Tanggal '1/.rfil Tandatang<'n
Dipcriksa olch Drs.Tr-enggono
Tanggal S/ 1 " 8 I Tanda tang an
Pcn~nggung jawab Drs. Soewarno
Tanggal ¥'L ~/ Tandatangan
GAMBAR 2
CONTOH SKETSA LINTASAN PELANPUNG

Bo;:ion 8: /Jendunx. Jlcmlungmt. Swtgai. lrigasi. l'ontai. 57


SNI 03-2820-1992

-----------------------.

GAMBARI
SKETSAPELAMPANGPERMUKAAN

KETERANGAN:
1. d = KEDALAMAN ALIRAN (m)
2. h = KEDALAMAN PELAMPUNG (m)
3. x,y = UKURAN PELAMPUNG (berkisar 10-30 Cm)
4. l = BAGIAN PELAMPUNG DIATAS PERMUKAAN
AIR (herkisar 5- 10 em)

58 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2822-1992
SK SNI M-07-1991-03

1\-IETODE PEMBUATAN LENGKUNG DEBIT DAN TABEL SUNGAI I


SALURAN TERBUKA DENGAN ANALISA GRAFIS

BAB I
DESKRIPSI

Maksud dan Tujuan hubung<m <mtara ordinal d<m absis pada kerta'\ gratlk
.1 Maksud aritmatik atau kertao,; gratlk logarit
Mctodc ini dimaksudk<m scbagai salah satu acuan d<m 2) Dehit pengukuran adalah debit yang langsung
pcgangan dalcun pembuatan lengkung debit sungai/ diukur di sungai/salurmi terbuka;
salunm tcrbuka dengan analisa gratis. 3) Debit sungailsaluran terhuka adalal1 volume air
yang mengalir melalui suatu penampcu1g melintang
.2 Tujuan sungai/ saluran Lerbuka pcrsatucm waktu;
Tujuan metode ini adalah untuk mcndapatkan g;;unbanm 4) Lengkung debit adalah suatu kurva yang
huhung<m cu1tara tinggi muka air dengan debit sungai/ menggambarkan hubungan antara tinggi muka air
salunm terbuka. dan debit sungai/saluran terbuka;
5) Penampang kendali adalah pencunp<mg melintcmg
Ruang Lingkup sungai/ salurcu1 terbuka yang berada di sebelah hilir
Metodc ini meliputi: lokasi pengukurcm debit/pos duga air y<mg berfungsi
l) Persyaratan, ketentucm-ketentuan, cara pembuatan scbagai alat pengendali tinggi muka air;
Icngkung debit dan Japomn; 6) Penbrukuran dehit adalah proses pengukuran d<m
2) pcrpanjangan lengkung debit pada metode ini perhitungan kecepatan, kcdalmnan dan Iebar aliran
menggunakan cara perhitungcu1 luas-kcccpatcm; serta perhitungan luas penampang basah, untuk
3) Analisa gratis dalam metode ini menggunak<m cara menghitung debit di sungai/salunm terbuka;
aritmalik; 7) Tahel de hit adctlah tc1bel ycu1g meny~jik<m delta Linggi
4) Pcmbuatan lengkung debit pada sungai/saluran muka air d<m debit hasil pembaca;;mlengkung debit;
terbuka y;;mg mempunyai penmnp;;mg kendali relatif 8) Tinggi muka air sungailsaluran terhuka ad;;tlah
stabil d<m aliran tidak melimpah; elevasi muka air pada suatu penampang melintcmg
5) Pembuatan lengkung debit pada sungai/saluran sungai/saluran tcrbuka tcrhadap suatu tilik elevasi
terbuka yang tidak terpengaruh oleh peninggian tertcntu;
muka air atc1u alircu1 lahar; 9) Tinggi muka air debit nol adc1lah elcvasi muka air
6) Pembuatan tabet aliran berda"arkan lengkung debit. pada penampang kendctli apabila debit sama dengan
not;
f»engertian. 10) Tinggi muka air pengamatan adalah tinggi muka
Beberapa pengertian yang berkaitcm dengan mctode ini: air y;;mg tcrcatat pada pos duga air;
1) Analisa grafis adalah analisa berdasarkan 11) Tinggi muka air pengukuran ad<tlah tinggi muka
air pada saat pengukuran debit.

BAUII
flERSYARATAN PEMBUATAN

Data dan Informasi 4) Harus ada gmnbar pcnmnpang melintcmg;


Data untuk pembuatan lengkung debit sungai/saluran 5) H<U1JS ada informao,;i penggerusan dan pengendapan
terbuka, perlu memperhatikan ihwal, sebagai berikut: d<L-;ar sunga.i/salunm terbuka di lokasi pengukuran
1) Tinggi muka air pengukuran harus sam a atau debit.
mendekati sama dengan tinggi muka air pengamatcm
dari pos duga air; 2.2 Petugas dan Penanggung .Ia wah Pemhuatan Lengkung
Debit
2) Harus ada data tinggi muka air tertinggi rum tcrendall Nmna-nama petugas pembuat, pengaw<L" dm1 pemmggung
yang pemah tet:iadi sclama pengmnatcm; jawab basil pembuatan lengkung debit harus tertulis
3) Harus ada infonnasi Linggi muka air pada debit nol; dengm1 jclas, dan dibubuhi paraf atcm tcmda tangannya,
beserta tcutgg<tlnya yang jclas.

Ba~:ian 8: /Jendun~:. Bendungtm, .'iiiTI.f(ai. Jriga.l"i, Ptmtai. 59


SNI 03-2822-1992

HAJJ Ill
KETENTUAN-KETENTUAN

.\.1 Pl•r:tlatan 6) Skala gmnbar lcngkung debit untuk muka air


Pcralatan yang digtmakan hams mcmcnuhi kctcntuan muka air scd:mg dan muka air tinggi haru
tdmis yang hcrlaku mcliputi: digamhar pada satu hlanko lengkung debit;
I) Kcrtas hlanko lcnl!kiiiH! dchit Ckcrtas milimitcr) 7) Kemiringan lengkung debit antara 30° samp~
dcngan ukuran 45 x~ 56 c;n2:
3.4 Perpanjangan Lengkung Debit
2) Mistar kngkung jcnis K 3X. K 46. K 40 dan K 4X:
Perpanjangan lcngkung debit harus memenuhi ke1
3) M is tar dcngan panjang minimal 30 em a tau
ketentuan berikut:
discsuaikan dcngan kchutuhan.
1) Perp<mjang<m lengkung debit untuk muka ai1
.\.2 Data dilakukan hila pengukuran debit telah me
minimum 70 l'k, dari muka air tertinggi;
Data yang harus tcrscdia dahun pcmhuat:mlcngkung dchit
adalah: 2) Perpa~jang<:mlengkung debit pada butir 1) dil:
dengan cara perhitungan luas kecepau
I) Data tinggi muka air harus hcnar dcu1 scsuai dcngan
memperhatikan ihwal berikut:
kctcntucul pada SK SNI M - 17- 1lJX9- F, tcntang
Mctodc Pcngukuran Debit Sungai dan Saluran (1) Debit tidak melimpah;
Tcrhuka: (2) Lebar alircm sungailsaluran terbuka, relat
2) Data dchit pcngukuran yang mcmcnuhi ketentmm, bertambah secara drastis;
schagai hcrikut: 3) Perpanjangan lcngkung debit untuk mukaaid
(I) Data dchit pcngukur:m harus bcnar d:m sesuai hanya dapat dilakuk<:m apabila telah diketahui
tlcngan kctentu:m pada SK SNI M-17-1989 F; muka air debit nol.
(2) Minimal Lcrscdia 10 (scpuluh) buah data debit
3.5 Rumus-rumus Perhitungan Koreksi
pcngukuran yang melipuli keadmm debit rendah
scunpai tinggi. Rumus-rumus yang digunakan dalmn metode ini
3) Gamhar pcnampang melintang sungai/saluran 1) Besarnya koreks_i debit dihitung c.
terbuka yang menunjukkan: menggunakan rumus :
( 1) Tinggi muka air tertinggi y<:mg pemah terjadi;
(2) Tinggi muka air Lerendah yang pemah teljadi;
(3) Tinggi muka air mclimpah (apabila terjadi DQ = Qc - Qm X 100%
Jimpahan debit). Qc
4) Apahila kecepat<:m aliran pada tinggi muka air tertinggi
bclum atau tidak dapal diukur dengan alat ukur arus ketemngan:
atau pelcunpung maim dapat dihitung dengan rumus DQ = besarnya koreksi debit(%);
hidrolika Oihal pada SK SNI M-17-1989-F). Qc = debit dari pembacaan lengkung debit (m3/
Qm = debit dari basil pengukuran (m 3/detik).
3.3 Penggamharan
Penggcunbaran lengkung dehil hams memenuhi ketentuan 2) besarnya koreksi tinggi muka air dihitung c
ketentuan herikut: menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Minimum menggunak<m satu mistar lengkung debit
sesual dengan arah lengkung debit; DH=Hc=Hm
2) Arab Jengkung debit ditentukan berdasarkan
keterangan:
keseimbangan sebaran dan urutan kronologis dari
DH = besamya koreksi tinggi muka air (m);
data pengukumn debit dengan memperhatikan proses
He = tinggi muka air yang ditunjukkan pada ler
pengendapan dan penggerusan yang tei:iadi;
debit (m);
3) Lengkung debit ditentukan mulai dari skala gambar Hm = tinggi muka air pada saut pengukuran det
lengkung debit untuk muka air rendah, muka air
sed<:mg dan muka air tinggi;
4) Lengkung debit pada skala gambar lengkung debit
untuk muka air yang Jebih tinggi .harus
memperhatikan lengkung debit pada skala gambar
lengkung debit untuk muka air yang lebih rendah;
5) Apabila telah tersedia lengkung debit dari suatu pas
duga air yang sama. maka lengkung debit tersebut
harus digunakan sebagai da•mr dalam menentukan
lengkung debit berikutnya;

60 Bagian 8 : Bendung, Bendungan. Sungai. Irigasi, Pantai.


SNI 03-2822-1992

BABIV
CARA PEMBUATAN LENGKUNG DEBIT

J.akukan pcrsiapan dan tahapan pembuatan lengkung debit. (3) Gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka
!-l!bagai hcrikut: air dan luas penampang basah;
1) Kcrjakan persiapan pembuatan gambar lengkung debit (4) Gambarkan data kecepatan rata-rata sebagai absis dan
dcngan urutan sebagai berikut: tinggi muka air sebagai ordinal;
( 1) Lakukcm pemeriksaan rum us yang sesuai dengan alat (5) Gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka
ukur arus y<mg digunakan; air dengan kecepatan rata-rata;
(2) Lakukan pemcriksaan perhitungan kccepalan aliran; (6) Perpanjang gambar lengkung pada sub butir (5)
(3) Lakuk<m pcmeriksaan pcrhitungan luas penamp<mg sampai dengan har<Ja kecepatan rata-rata terlinggi
basah; yang telah ditenlukan;
(4) Lakukan pcmcriksaan perhitungan debit; (7) Tentukan debit perkiraan berdasarkan ha.'\il perkalian
(5) Lakukan pemeriksaan perhilungan tinggi muka air an tara luas penampang bm;ah deng<m kecepatan mla-
pcngukuran; rata pada tinggi muka air yang pcmah terjadi;
(6) B uattahcl ringkasan data pengukuran debit, tabel data (8) Gambarkan hasil debit perkiraan tersebut pada
lmL" pencunpang ba.'\ah untuk muk.:'l air rendah sampai gambar lengkung debit yang telal1 dibuat (Lampiran
linggi Oihal Lampiran B, Tabel I dan Tabel 4); B, Gambar I);
(7) Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk (9) Perpanjang lengkung debit sampai muka air lertinggi
membuat lengkung debit. yang pemah ter:jadi;

2) Ker:jakan tahapan pembuatan Iengkung debit dengan 4) Lakukan perpanjangan gam bar lengkung debit untuk muka
urutan berikut: air rendah dengm1 urutan berikut:
(I) Isilah hlanko lengkung debit m1lara lain: nmna sungai, (1) Gambarkan tinggi muka air aliran nol pada ordinat
tern pat, nom or PDA, tahun, nomor pengukunm, muka lengkung debit yang telah dibuat (Lampiran B,
air tertinggi, muka air terendah, dibuat oleh, diperiksa Gambar 1);
oleh (Lmnpiran B, Gambar I ); (2) Perpanjang lengkung debit yang telah dibuat sampai
(2) Tentukan skala gamhar lengkung untuk muka air dengan tinggi muka air debit nol;
rcndah, muka air sedang dan muka air tinggi;
(3) Tentuk<m tinggi muka air untuk debit nol pada skala 5) Lakukan pembuatan tabel debit dengan urutan berikut:
tegak (ordinat); (1) Baea debit pada lengkung debit setiap tinggl muka
(4) Tentukm1 batas muka air tertinggi atau tinggi muka air IO em, dimulai darl muka air lerendah sampai
air melimpah; dengan muka air tertinggi (Lcunpiran B, Tabel 2);
(5) Gmnbarkcm data tinggi muka air sehagai ordinat dan (2) Tentukan harga perbedaan debit setiap tinggi muka
debit schaga.i ahsis, dan ditulis nom or datanya sesuai air 10 em;
dengan nomor urut pada label ringkasan data ( (3) Koreksi ha~il pembaeaan debit pada sub butir (1) dan
Lmnpiran B, Gmnbar I ); sesuaikan dengan harga perbedaan debit pada sub
(6) Gmnbarkan lengkung debit sesuai dengan ketentuan butir (2); ·
(Iihat 3.3); (4) Hitung debit seliap perbedaan tinggi muka air 1 em
(7) Tentukan nomor gambar lengkung debit sesuai (Lampiran B, Tabel 3);
dengan t<mggal, bulan dan tahun pemhuatan;
(8) Tentukm1 ma"a berlakunya gam bar lengkung debit; 6) Lakukan perhitungan koreksi debit dan tinggi muka air
dengan urutan herikut:
3) Lakuk<m perpanj<mgan gambar lengkung debit untuk muka (1) Hi tung besarnya koreksi debit dengan rum us ( 1),
air tinggi dengan urutan sebagai berikut: hila hasilnya lebih kecil dari 10 % maka tidak perlu
(1) Isilah blanko lengkung debit <mtam lain: nama sungai, dilakukan koreksi tinggi muka aimya (Lampiran B,
tcmpat, tinggi muka air, V, A dcm Q (Lampinm B, Tabell);
Gmnhar2); (2) Hitung besarnya koreksi tinggi muka air dengan
(2) Gmnbarkan tinggi muka air sebagai ordinal dan luas rumus (2), (Lampinm B, Tabel 1).
penampang basah sebagai absis (Lampiran B,
Gambar 2);

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. /rigasi. Plmtai. 61


SNI 03-2822-1992

BABV
LAPORAN

Hasil pcmbuaum gmnbar lengkung debit sungai atau saluran 2) Nama sungai, lokasi dan nomor stasiun;
terbuka dis<~jikan dalam hentuk gambar dan tabel debit seperti 3) Nomor lengkung debit dan masa berlakunya;
dapat dilihat dalmn Lampiran B, antara lain memuat: 4) Hasil perbitungan debit perkiraan.
I) Tanggal pcmbuatan dan pcmeriksaan, nama petugas,
pengawa.o;; akli dan penanggung jawab basil ditulis dcngan
jelas, dan disertai tm1da umg<mnya;

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

alat duga air bia-;a staff gauge


aliran seragmn un(formflow
analisa gratis graphical analysis
cara luas kecepatan area velocity method
kecepatan alircm flow velocity
lengkung debit discharge rating curve
penampang kendali control section
tabel debit discharge rating table
tinggi aliran nol zero flow
tinggi muka air water level

LAMPIRANB
LAIN-LAIN

DAFTAR NOTASI

DQ besamya koreksi debit (% );

Qc = debit dari pembacaan lengkung debit (m3/detik);

Qm = debit dari basil pengukuran (m3/detik);

DH = besarnya koreksi tinggi muka air (m);

He tinggi muka air yang ditunjukkan pada lengkung debit


(m);

Hm = tinggi muka air pada saat pengukuran debit (m).

62 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03-2822-1992

CO:\"TOH ISI.I\N FORMULIR

TABEL 1
CONTOH TABEL RINGKASAN HASIL PENGUKURAN DEBIT

2
a t-

~ J I ~

.. ..
...
•. .
.. . .
...
... . .... ""
-
!1! - ..."" - -... -... -- ""
"- -
- :J: g
.,j
~
0
Oft
"'!
oO

0
~

Q
:~
--
~
i- ... .,. .
-
.. -
M

- ..
"" ... --:
- .. 0 0 0 0 Q
t
..,
..i .,••....
-
~ 0
~ ~ ~ ~

J! al ... - ... ... • • ~ 0 0 §0

-.
If

~..(
... :.-8 ....
0
a. . ~

...• i:.
Cl
~ • • I I I
0
I I
;:.5- Q
Cf •
'
~ ;; .,... .... ....... ..... ...... ... .., ..."" -
-
0
9• N

.
N
i
M
t
-.
-. . -.... -

0
... .., ....-• ~
!

~
1 ~
.........
I
u
::1 .... ,..
0 G
..:0 ~ "
0
8 ~
N ...
~ ,..

.. - . -...
0 0 Cl 0

.- .....
0 0
0

.!~ ~
on ~ 0
R
.f ~ i i i
0
• 0
~

.f --
j
] .....
&!
w
..
0 0 0 0 0

.....'. .... ........,.


i
D
":
tS
0 0
~

0 -a
i
•• Ir
3
.
--• . ...."" ... .."" .." ... --. ..
.; ... ~
·~ ": t •
0
0 ~
0 ~
J
•- ...... ~ ... '.... -..... "" -.... -"". -
~ B
~ ..... 0
"":.
0
~
§0

~
:X N

..J -.. ...... -• ...... a -•. "". ...... = -


-- .... - .... .... -. . .
0
• ~ ::!!. 0 0• 0• 0• 0 0 0 • 0
I
ta
..... •... ...... .- ...... "" ;s; -... -..,
'1
.: ! !
0 0 0
~

-I
!:

,
1:

~
j
.3
-! .. - ::. -"""". ......
... ....
... .... ""

...
~
00
~ ~
... ..."' ... .
~ ..,...~
, ..
~

j5!~~
.. ..
. ....... .........
M
"' ...•
7
9 ,..•t. -!+ ...!-
r

0
+ +
'E-
.:l
--. ""• ..• I ~
• ~
+
!• !• !• . .. ' .. .. !..
et
.=I
:J
~
+ + l
..• .• ..:s ..:r
+ +
- -
.. •• ,••
+
• s :a :.


:a

a l A .. .. :! ." a
;II
:1
t
"it • -c -...••
..... ....•
...... -........ ....... ...--• --• --...... ......... ....."" -...- ---
3
l ... -• -
: ..-
0 0 ... i
s ..•
••
'loi "f I I I
t- ;.., N

.... ....... ... ..: -. ... ...


1--

:i.
- - - -
...
..; ..; .; 0

llaxian X: Jlendung. lkmlu11gcm. Stmgai. Jrigasi. Pcmrai. 63


SNI 03-2822-1992

CONTOH ISIAN FORMULIR

TABEL2
CONTOH TABEL DEBff

TAb£l DIESI\R 1\llnAN ...,. ~ ...,.,,... , 1-Lt.-u-~

iur1•1.,1 ·.llil' .... ,; .S\III;Jill ..• , ·- ... ............ _.......... .......... t. •'~!~"•.r ......,_~!Htr.~.~·. 1•• 1\
··~~ ~ ....
.. ····-····· l~ll.'t.:
\II • ol!J1.7. :; ... r,••
ol~" ..... Juri I .. ...... r. ..., •.,, I. ... .. ...
-
..........
....
...11
11.1\ 111 ,, ·"' J"•••·h.

..
K.fl flllo.oon 1111 r-••• , .. ,.It, H.fl 1111 r ,,,,

...
l'f'rh.

ll, 0 )11 ,.., -


...,. f.---
.)

... 'I ~:t


..~
f--·-
,,)0
_!!t...n_ f - - ' - ,.
l.U
;n_1_____- -·-
II,UU
1-
11,00
-··,. ---
r--
-.
,. f--·
-- ·" -·-
su:, .,)II II,IHI ··-
.. ... -·---· ---- ---
J4l

...... -
.M

... '"
.
112
7,00
f- ---
.1~
a ~;-
--··· -·-
II,OU

-- ..
.J•

... ---- --- ~

... .. 126 r-~·~


..·" --- ...
....... ---
.
----
..
_,..

----
-
,_
---
..
_

... ----
I))
141
~ ...«!!.
r.ao
.J.C)Q
-....~----
--
--
~--·-
f-----
f---

..•• ---- -- --
.too 111
2 149
1.011 f--?~.!!..... l,(oO
1,20
_..:,__
4 ...,. P~- 8,00
t-I,QQ
f-·--
---

. ---
:. • 'JIJ 1- 16:1 1-
••• ~~ ••
_,. ''• 1111 ,,. 17J
II,IMI
---- .:..
_,. 'J,OO ~ _,. 181 ~
,. _,.
...... .,, ..... r - - - ---- ....... -
--.. ---- --
II 4 2~0- 189 ~~
2,110
--
......
~....'!!.
... "
14,0 :t ,,.,
i-
. 197
211) f-.1.<'11.
..oo . -- .....
..·"
'J,UU

-- ..
zu -
·" 19.8
~ :z:u
f-_,--"'"
1.00
.." - - - -- -
-...-.. -·-
21.0
•.oo
~---

,.....
],(.0
:Zl,
,. ~-'- a,oo ....
4,110
-·-~~~
·- -
•••
)U,6
)4,6
J?,O
..!,.!.~!!.._

.i..~l!.
. .
2)7
:Z4)
:rn ~
-- -
110

.10
f.---

·" ),lXI
,.
..JII .JO

...
..JII

... W-1.LL...
lo4,0
o\9,0
1-
),00
1---
5,00
.. .
l61
2M
~
~I!.~
1,00 .... --- --- .....
.M
1-
1-
.H

••• ~2..1._
1-

~-
),~II

...
.

.....
'1.77
2115
·~00
---
1,00
.
..,.. --- ...... ~
1--
,JO

......
·~. s
72,0
711,5
..!~
11,)0
;;-;'50
.
.too
2'1)
JOI
)0'1
1-
a,no
a.oo
8,00
... --- --- ...
-- ... ---- --
r---
·-
r--

13 .o 1- Jl7 ---- r--


T.obd lnl ltaroJn•nr•"" ..._.r rcm&ulo:urftn I - • .aJialo:ulkan ••·I m•·" ll'lllcun l\117 - l')tl4

1.. -n,~L.u•ta~ .... •.Jt h,,.nl••knn ltUlUt"ft •uk:t nlr l,lll ..,h,.r .Jan •• .J ·• . ol r ·,. ·.u tat.·l ,. r.
,.... ,
.lholook
··""" o!r ldlih
.. b•••r d•orl '·~0 .. t.cr., ltaaer •llran olll'crklrll'lo·'" ~nr."n ~

u.•• -
l .. t.:~r.rratnn

Tnucl.1 t.,~~,~-111 I
~~ .. ·-.:.1"--+'-1'1
- lUL.u.,t uld1 : lira .SrJ ltulat - - - ·~ •-
ut 1.•rl"'•" c•lC"h
' Ura. St.~~.:~rno ,........ ~···''11· ..
l.lnJ:-111 ; ,.,. .... -·-
_.;;,. ~~~
·

r~••.a••c.r.unr. jaw.1b1 Dr•. So~varnu T:~u·l·• t:anr.,.•n 1 ,,;::/'?" -!....... I •t'.


.'

64 Bagian 8 : B£·ndun,,;:. Rendunxan..'iungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2822-1992

:oNTOH ISlA~ FORMULIR

TABEL3
CONTOH TABEL DEBIT

Taf,cl b•ny;~ .. ny• •II•••• dorl ; Bt •. S......nJ .- kn.laf".. r.«.t~.a"- Ha. t..A. l'I.,-;J-.1'1 t&o. St. I:::U±L
ll•rl .. 1'?1.1 !'i•rr•l"""l I_,_M O.ri Sam1•M .1.. ............•
Uul ... s~rnr•l ... .. ... ........... ....... O.rl ····-··. Samra! ... -······

,..,,... ..,,..... ...


- ·..o.
MA .00 ,G.J
....
.01 .Ol ,04 .01 .07 ..ot .ot ~

~,. p,,,Jf,j··· ..,,,._._


-'~··
.,;J, ... _
-'-"••· ~~-- ...l.Met . ~~--
_

.0 2. :let
.I
--- ·--- --- ---
l
--- --- ----
.l
-~
---
---
-- ·-
.a ---
.e -~-- --- --- ---
.7 ------ --- --- --- ---
---
.0
~
. ------
2 .ll -~
r - - - --·-- - - - - - -
;r,,6 2.eo ---
.v --- ·--- --- ---
2,68
~-
"1,04
~·!.!'..__ )_..!.!__ 1.2
1. .o ) • 411
5,110
:1, .,,,
j,l8
) 72
~.}c.
),88
:5o,:i4
4 Cl4
5, 72
4 20
~.~
4 1 Jlr
lr,Oll
~ ~tl

(, ,lC.
• f>ll
,.,44
4
6,62"" 1.6
·' 7,foH
---- --- ---- ---- 11,711
J,l
.2 ~ -'I1.111 ~._!_~- ----
7 ,foil ~ II,H ~~~- ----· ll.~b
~
·---·- _.!..!_._!__
'I, ... K 'J,?Ioo 10,2 10,4 Ill, 7 IU,<)
.3 --~·""
• "'}I,
"' 12 - . . .. :Z,4
...
... " :z.•
ll • 4 I I. 1 11,9 11,2 12,4 11,7 I ),0 I J ,2 IJ,:i I l. 1
14 .o
-----
I", 1 14,11 I~ ,I 1),4
---
1),7 16,0 IL, 2 I C.,)
.s 2,1
18,0 lS,l l4,C. 18,., 19.2 19 ,)
.e
_,
If>, 8

-..!!....!.. ---2CI·--
,I
I 1 ,I
''·"
:ro,4
_..:..__..
l 7. 7
20,8
---·
21 ,I 21,4
-21,7
-- ---
22,0 22,4 22,7
l,O
) 2
2],7 24,1 24~4- :r•,e 2),2 2~,9 26,2
•• ZJO 21,4
27,0 27,4 Z1,8 28,1" 21.6 :29,0
:zs ''
19,4 29.1 J0,2
)
'
2.
.v
.0
26 6
);1,4 11,0 )1.4 11,8 )2,1 l:Z,6 )),0
..
--.O
ll • )),II )4. z 4 .0
~.2._
,I )4." ----
"J';,O
---
]).5
--- 15,9
-----
l',4 n,e
--- ---- J1,:Z l1,1
---·
l 11,1 J II, II

.2 )9,0

)"!.' •o.o 40,,
--- 41,0 •U ,S u.o
4 7,0
41,,
4 7.s
41.0
, •• o
4 ), "
... II,)
"'·"
.l....!L-
4'·,-~ 4S,O 4S,S 46,0 46,S
.3 "4.0
4'1,0 1,')., }0,0 ~.~ ,. ,0 SI,S s:z.o s:z,s SJ,O SJ,S ~
.4 s_._o
.& ~.o ~., .o S5,1 )~' 7 )6,2 ~r..e )1,1 H,9 :u.' S9,0
60,7 C. I'] 61,9 62,S 6l,l 6),7 64 ,) ..... 9 ~
.e
.7
.....1!...~
-~'.L
.........
'·"· I
2
..
·----- TJ:;-
61.,1 ·c.•:• -,s:e- if:r-· 70~.--- W,l-
..
llr:r- ~
12,0 12, 1 -1l.T·· -74-,u
- - '74,6 7,-l- -f)~- ](;',-- 7i~2- 11:-.;-- ~

.e
.a f--·--
70,) 7'J. 2
·--
79,1 110.5
-II-,I- ---
81,8 ~- lll,l 8),7 84,4
fo,)

....--:1 11,"il" ~~:-6- n-;-r- '1Jrr,r-


J. .o a~.n
u~ .. 7 - 111,9 119,1> "JU,:Z
"'
~
.I
_'!! ·'-
'1/,l
-~ _.!I!~-- -ioi- '",I 94 ••
IOl. '"·"10:2.
':16, I
I OJ.
9C.. 1
104.
91.'
lUI.
"·'
911,0
----
'HI, 7
''·'
100.

....
.2 7,0
IO:lo IIIIo lO(o. 107 loa. 109 109. llO. 111. Ill.
.3 - --- ...... ---- ' 0
... 112
II'J
I I).
I Jit-.-
ll.l.
. ...-ro.- -rn-:- 112.
I U. I 16.
UJ ..
II •.
nr.-- nr.--
117.
1n.
I til .
nr.- ~
.5 7.._0
llb an. 127 1211. 129. llO • 1)0. l ll. 112. I Jl.
•• -I JJ-. - I Jl> •
---
IJ::i. IJS. I Jb. I )7. llll. ll9. ll'L 140,
7 .o
.7 ----
141 •
-
IU, UJ. 143:-· au. 14), 146. U7. I 4 7. 1411. ~
.e IT.9:-- 1~;}.- -r:sr:-- u.:··-- -r5r.- Trr:-- 151i--- n:r:- 1-sr.--- 1~ ~

4.
•• IJ1
·- -· -- - - - - - - - - - - --- ---· ~
.o
lllhlluur, c..._, u.,,.,. Ulporlk•• 1 llra. Srt Hulftt
'Ool._)------7 /.),_:._, __ , . , . ,
~~--;;_,_,, T•n.J• t•"R""' r~ '•·rr

/lagian li: Jlelllilmg. Unuhtn,t:an, S11ngai. /rigasi, l'anwi. 65


03-2822-1992

CONTOH ISIAN FORMULIR


BT. SUMANI - BANDAR PADUNG

TAHEL4 7o
CONTOII DATA TIN<;<; I MUKA AIR DAN PENAMI,ANG BASAH
SUN<;AI ATAU SA LURAN TERHUKA 00

NAMASUNGAI Bt. Sum<mi


LOKASJ Bandar Pasung
NOMOR POS DUGA AIR 0 I -66-00-05
"
TANGGAL PEMBUATAN : IS Scplcmhcr 10X5
Tinggi Muka Air Luas Pcnampang Basah
(meier) (mclcr 2 ) lO

1,() 25,2 !
'.1
-~
2,0 51,5 :w
J,O X3,X l
4.0 126 f
.:
5,0 170
5.5 1X0 ilO
6,0 211
6.5 234 D 18UAT 0 t.£H Dr• SAl MIA.AT ~IH TAHOA TANCAN 1

Dt ~[ .. IKSA 01.£H Ort. $UPRIHAOI fANOA TANGAH


PINANGGUNG JAWAB 1 Ora. SOEWAANO JANDA TAHGAN
Dihual olch Oma Wanna Paraf:

Dipcriksa olch Dra. Sri Mulal Yuningsih GAMBAR 2


Tanggal dipcriksa 1X - Y - I 0X5 Paraf: CONTOH GAMBAR HUBUNGAN TINGGI MUKA ~
DENGAN LUAS DAN KECEPATAN
Pcnanggung Jawah : Drs. Socwamo Paraf:

sr. SUMANI - BAKWIIWU«;

IA~OA~ ~
DIGAM•A• OLeH 1 IAELAN
TANGIA\. : '"aJ·IIft IUDA ,

DIPI.IKSA OLI.H _.MI.AI'~

~
1 ...

TANGGA l : II•J•fllf JANDA TANGAN 1

,..IMANGGUNG JAWA. : th.R:IfWMI'MI TANOA TANGAN , ~ '

GAMBAR3
CONTOH GAMBAR PENAMPANG MELINTANQ
SUNGAI

GAMBAR1
CONTOH GAMBAR LENGKUNG DEBIT
(GAM BAR DIPERKECIL)

66 Baxia11 X: Bendtmx. Bendunxan.•\"unxai. lrixasi, Pantai.


SNI 03-2829-1992
SK SNI M-14-1991-03

METODE PERHITUNGAN TIANG PANCANG BETON PADA KRIB DI SUNGAI

BABI
DESKRIPSI

1.1 Mak.o;ud dan Tujuan 3) Geometri sungai adalall ukuran dari alur, palung dm1
1.1.1 Maksud lembah sungai secara vertikal dan horizontal dengan
parameternya: panjang, Iebar, kemiringan,
Metode ini dimaksudlam sebagai acuan dan pegangan ketinggian, dan kekasaran;
untuk merenc-anakan Liang pancang beton pada krib dl
4) Krih adalah bangunan menyilang atau sejajar arab
sungai.
aliran yang ditujukan guna menguball pola dan sifat
aliran untuk suatu tuJuan tertentu, dalam pedoman
1.1.2 Tu.juan ini yang dimaksud krih adalah krib tiang pancang
Tujuan metode ini untok mendapatkan struktur tiang beton; (lihat SK SNI-T-01-I990-F, Tata Cara
pancang beton bangunan krib di sungai yang aman. Perencanaan Umum Krib di Sungai);
5) Panjang efektif krib adalah panjang krih mulai dari
1.2 Ruang Lingkup ujung krib smnpai pertengahan tebing baru yang
Ruang lingkup metode ini: direncanakan akan tcrbentuk;
I) Melipul.i data, persyaratan, ketentuan-ketentmm, dm1 6) Pangkal krih adalah bagian krib yang mao;;uk ke
cara perhitungan; tebing sungai;
2) Mencakup desain struktural dan hidraulik khusus 7) Pelat penghuhung adalah pelat yang menghubung-
tim1g p<mcmlg be ton baris Lung gal pada krib di sungai; kan tiang-tiang krih, yang hcrfungsi untuk pengaku;
3) Berupa krih tcgak, lulus air, pcrm;men dan mercunya 8) Tiang antara adalal1 tiang-tiang yang terletak di
setinggl batas bm1tarm1; bagi<m tcngah krih berfungsi untuk mcngendapkan,
4) Krih scbagal pelindung tebing sungai Lidak langsung, Oihat lmnpiran B, Gamh<lf 5);
sehagai pengarah arus atau berfungsi untuk 9) Tiang luar adalah tiang-Liang y<mg tcrletak pada
memperhaiki alinyemen sungai; hagian panjang efektif krih hcrfungsi untuk
5) Pada sungal yang mempunyal karakteristik an tara lain mcmperlmnhat <lfUS, (Iihat lampiran B, Gmnbar 5);
sebagai berikut: I 0) Tiang penahan adalah ti<mg-Liang yang terletak di
(I) Tebing sungai yang raw an terhadap serangan pangkal krih, tertamun scpcnuhnya pada hant<lfan
£UlJS; atau tehing, Oihat lampiran B, Gmnh<lf 5);
(2) Bahan dasar sungai yang mudah untuk I 1) Tiang stahilitas adalah ti<mg. y<mg dilctakk<m bcljajar
pemancangan tiang krih; dcngan dcrelan tiang paling ujung. bcrfungsi
(3) Bentuk alur sungai yang jelas; mcnambah kestahilan;
6) Hanya meninjau satu deret krib sqja dari suatu serial 12) Ujung krib adalah bagian krib yang bcrada di alur
krih. sungai;
13) Gerusan lokal akihat penyempitan alur adalah
1.3 Pengertian gcrusan yang terjadi pada dasar sungai akihat
Beberapa pengertian yang berk:aitm1 dengan metodc inl: penycmpitan alur olch suatu h;mgun<ul di dalmn hal
1) Dehit desain tanggul adalal1 hcsamya debit ym1g ini adalah krih;
digunakan untuk mercncanak<m tm1ggul tctapi juga 14) Gerusan lokal akihat perletakan tiang adalah
untuk me rencanakan krih, hiasanya ditetapkan gcrusan yang tcrjadi pada dasar sungai akihal
berdasar kala ulang terlentu; pcrlctakan h<mgun;m di dalmn hal ini Li;mg krih:
2) Debit alur penuh adalah debit sungai yang mcngalir 15) Baris tunggal adalah harisan/dcrctan liang
sehatas penampang hasall dcngan hal<L'> at<ts pada mcmhcntuk satu g<lfis lurus hcrh;mjar satu.
sebagian besar sungai mcrupakar. hant<lfan yang
hanya dilimpasi hanjir dcngan kala ulang cukup
panjang;

Haghm X: Hendung. /lemlrmgan. Sun,t.:ai. /rigasi. l'cmtoi. 67


SNI 03-2829-1992

BAB II
PERSYAI{ATAN- PERHITUNGAN

2.1 nata (I) Krih deng<m hagian-hagiannya harus mamJ


Data yan_!! hams tcrsedia dan andaltmluk perhitungan ini, menaJum beh<m atau gaya y<mg ditimhulkan ol1
mel ipul i: tek<man air slatik d<m dinamik;
I) Data _!!eomctri sun_!!ai. de_!!radasi dan agradasi sungai; (2) Mereu d<m ti<mg-ti<mg krih harus diperhitungkl
.2) Data de hit dcsaintang_!!ul. dehil alur penuh, hldrograf aman terhadap hahaya abrasi dan bentun
aliran. tlng_!!l muka air. kecepalan dan an,!.!kutan angkutan sedimen serta material sedime
sed i 111 en: lalnnya;
J) Data geoteknik yang mcliputi:
(3) Tiang-tiang krih harus diperhitungkan mnc
( I) .Ienis iapisan lanah pada lokasi pern;mcangan
yang discrtai uji pcnetrasi misal SPT, sondir, d;m tcrhadap hahaya gerusan sctempat dm1 degrada
lain-lain: sungai;
(.2) Dat1 tekstur dan struktur tanah;
2) Ditinjau dari segi struktur; krib denga
(3) Parameter sifatlisik herupa heratjenis, hera! isi,
kclengkapannya harus memenuhi persyarata
kcpadai<Ul serla sifalleknis herupa suduttah;man kcstahil<m dan kekuat<m, baik secara bagim1 perbagl~
gcser. kohesi. komprcsihillitas dari malerial maupun keseluruhan terhadap gaya statik da
s ungai. dinamik yang herupa guling, geser, patah da
penurunan.
2.2. Ke<lmanan
lkhwal lcntang kcaman;m yang perlu dipcrhatikan: 2.3 Penanggung .Jawah Hasil Perhitungan
I) Dirinjau dari segi hidraulik; Nama penanggung jawah pclaksanaan dan hasi
perhitung<m harus ditulis dan dibubuhi tanda Langan sert
t<mggaJ y<mg

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Dimensi Krih 3) P<mj<mg tiang ditentuka.n berdasarkan elevas.i metl


IkhwaJ y;mg perlu ditentukan mllara lain: kri h dan kedalaman pemancangan, den g.
1) Elevasi mcrcu krih ditctapkan smna tinggi dengm1 mempertimba.ngkan gerusan yang tetjadi serl<l ikh~
clcvasi muka air pada debit alur penuh dan atau yang perlu diperhatikan:
clcvasi hmllaran; (1) Gerusan maksimal pada ujung krib berdasark
2) Panjang krih untuk mendapatkan pola aliran baru gerusan lokal akibat penyempit<m alur d;
sesuai dcngan dcsa.in serial krih; gerusan loka.l akibat perlctakan tim1g;
3) Jarak antar Liang untuk mcndapatkan terjadinya (2) Gerusan maksimal pada bagian tiang lu
endapan antara lain: pcrtama berdasarkan gerusan lokal akib
(1) Susumm Liang pancang krih dihuat satu baris; pelct<tkan tiang;
dit<unbah liang sl<lbilirns di ujung krih; (3) Gerusan maksimal pacta bagian tiang lu
(2) Jarak anllir ti<mg herdasarkan desain serial krib, pertama sampai ujung krib adala.h linier;
pada pangkal krih susunan tiang dibuat lebih (4) Gerusan pacta bagian tiang Iuar pertama I
rapat, mak.in jarang ke arah ujung; bag ian liang an tara membentuk kemiringc:m 1:
4) Ukunm pelat penghuhung menurut kebutuhm1; (5) Gerusan-gerusan . tersebut di ata
5) Panjang tim1g bcrdasarkan clcvasi mercu krib dan diperhitungkan terhadap degradasi sungai;
kedalaman pcmancangan menurut persyaratan (6) Panjang efektif tiang penahan disesuaikl
keamanan dan stabilitas; dengan kondisi tm1ah dan harus seluruhn:
6) Kedalmnan pcrmmcangan sampa.i kedalaman tertentu terpc:mcang, (lihat lampiran B, Gambar 5);
menurut kondisi t<mah dan syarat kestabilan diukur 4) Gaya-gaya yang mempengaruhi stabilitas kr
dari: sebagai berikut:
(1) Pennukaan gerusan untuk tiang yang bcrada di (1) Tekanan arus sejqjar arah a.lirm1 dia.nggap mera
dacral1 gerusan; pada liang dengan keceparun arus maksi~
(2) Permukaan tanah longsor untuk tiang yang pacta debit desain tm1ggul arnu debit alur pcm
berada di daera.h endapan. apabila rnnpa t<mggul sungai; ·
(2) Tekana.n rumbaha.n akibat penumpuk<UJ sampl
3.2 Parameter Perhltungan Stabilitas Krib setebal 1.00 meter; •
lkhwal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: (3) Beba.n lateral sejqjar krib yang bekerja pel:
1) De hit desain tanggul diambil berdasarkan kala ulang tiang-tiang akibat endapan diperkiralq
tertentu sesuai dengan rencana l<lnggul sungai; membentuk lereng dengm1 kemiringan 1: 1; i
2) Debit alur penuh diambil berdasarkan kala ula.ng 2 (4) Tekana.n l<lnah pasif efektif padla tiang y~
ruhunan dan aruu bentuk a.lur sungai ym1g relatif terpm1cang, Oihat lampiran B. Gamhar 3);
teratur dan jelas;

68 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, Jrigasi, Pantai.


SNI 03-2829-1992

5) Stahilita" krih dapat ditentukan herdasarkan ikhwal Vm = kecepatan rata-rata aliran pada kondisi sebclum ada
scha!!ai hcrikut: tiang (m/det)
( 1) Pcrhitungan kestahilan krib harus ditinjau -y
sehagai tiang tunggal maupun secara kesatuan; =
kekentalan kinematik air (m2/det)
(2) Didukung bchas pada puncak dan jepit pada = 1o- 6 m2/det pada suhu 20° c
da"ar scdalam faktor kestahilan liang; Fe = __V_c__ = angka batas Froude
6) Bcherapa parameter perhitungan di atas dapat -vg<k,
dipcrolch dengan uji model hidraulik berupa model Vc = kecepatan awal gerak butiran (m/dt) Oihat lampiran B,
tisik dan atau matematik; Garnbar9);
7) kekuatan tiang pancang harus diperhitungkan juga = percepatan gravitasi (m/dt2) (lihat Lampiran B, Gambar
terhadap: "
~

1 dan 2)0
(1) Behan saat pemancangan, ditetapkan berdasar-
kan satu lilik pengangkatan pada jarak 0,3 Lt 2) Gaya-gaya yang beker:ja pacta krib dihitung berdasarkan
dan faktor heban kejut sebesar 50%, Oihat ikhwal, schagai berikut: ( 1 ) beban akibat tekanan arus pada
lampiran B, Gamhar 4); tim1g dihitung dengan rumus:
(2) Behan pmlc<mg dapat berupa tumbuk<m, getaran,
atau pcnetrasio PI = k • V2 • b • h 0000000000000000000000000000000000 (4)
1.30 Bahan keterangan:
Bahan yang digunakan herupa heton bertulang atau PI = bcban arus (kN)
prategang dengan kuat Lekan beton fc = 18 MPa, kuat k = koefisien bentuk liang 0, 70 untuk tiang persegi dan 0,65
leleh haja fy = 123 MPa Oihat SK SN1 T-15-1991-03, untuk tiang bulat
Tata Cerra Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan V = kecepatcm air permukaan pada debit desain tanggul atau
Gedung) dan tahan terhadap peng<truh salinasi air laut. debit alur penuh apabila tmlpa tanggul sungai(m/det)
b = Iebar tiang y<mg menghadap arus (m)
3.4 Rumus yang Digunakan h = panjang liang yang terserang arus (m)
Rumus ym1g digunakan adalah sebagai herikut:
1) Pcrhitungan gerusan yang terjadi untuk menetapkan (2) Behan tmnbahan aklbat pcnumpukan smnpah dihitung
kcdalmn<m pcmanc<mgan dihitung dengan rumus: dengan rumus:
Jtot = d I + d2 + d3 oOOOoOOOOOoooooo 000000000000000000 ( 1) P2 = k • V2 • bts • ht oooooooooooooooooooooooooooooooooo (5)
J2=d-do oooooooooooooooooooooooooooooooooo (2) ketcrang<m:
d B P2 bcb<m akihat pcnumpuk<m smnpah (kN)
=[--]
do B., k = koetisien = 0,52
00619 V = kecepatan air pcnnuknan pada debit desain tanggul atau
3 =0,00022 [ b • Vm ] Oooooooooooooooooooooooooooooooo (3a) debit alur penuh apabila tcmpa tm1ggul sungai(m/dct)
v bts = j<trak tiang (m)
[3 = 1,4 b oooooooooooooooooooooooooooooooo (3b)
ht = tebal penumpukan smnpah = 1000 m
13 = 1,84b (do/b) 003 (Fc) 0o25 oooooooooooooooooooooooooooooooo (3c)
(3) Tekanan tanah pasif pada tiang dU1itung bcrdas<trkan
:etcrangan: dukungan tm1ah tleksihel dengm1 rumus:
ltot = gerusan rencm1a (m) Pr = Pp2 + Pp2 + Pp3 + Pp4 0000000000000000000000000000000000 (6)
II = degradasi sungal berdasarkan data sungai (m) Kp = tg2 (45° + 'f /2)
'2 = gerusan lokal akibat penyempitm1 alur (m) Tu = Kp 1 •sat • 114 Ld • h
3 = gerusan lokal akibat perletakan tiang (m) Rs = K p 1 •sat • I /2 Ld • b
PQ = Kp 1 •sat • 3/4 Ld • h
0 = dalam air mula-mula (m) OK = Kp 1 •sat • Ld h
= dalarn air pada gerusan (m) Ppl = 1/2 • l/4Ld • 3/4 Tu
tl = lebcrr alur mula-mula (m) Pp2 = 112 • 1/4Ld • (3/4 Tu + 1/2 Rs)
Pp3 = 1/2 • 114Ld • ( 1/2 Rs + 1/4 PQ)
Is = Iebar aJur pada pcnyempitm1 (m) Pp4 = 1/2 • 1/4Ld • 1/4 PQ
'tc 0 , 73
= 1ungst~=
0 0

c = tcgang<m dgescr kritik untuk suatu hutinm das<tr sungai kctcnmg<m :


Kp = koetisicn tck<mml tanah pasif
0 =
(kN/m2)
tegm1gan gescr pada das<u sungai (kNim2) n
r = sudul gcscr tanah ( 0 )
sat = hcrat isi jcnuh l<mah (kN/m 3)
= lch<tr ti<mg yang menghadap arus (m)o Ld = panjang li<mg jcpil<m (m)
h = Iebar liang y<mg menghadap <trus (m)

Bagian 8: Bendung, Bendungan, ,\'ungai, lriga.fi, Pamaio 69


SNI 03·2829·1992

TU. RS, PQ. OK =


tckanan trumh pasif sctiap scgmcn 1sal = bcrat isi jenuh endapan (kN/m3)
(kN/m) 1 = herat isi t::mah endapan di dalam air (kN/m3)
Ppl.Pp2.Pp~. dan Pp-1 = gaya lck:m;ml;mah pasifpada sctiap = sudut gescr tanah ( 0 )
scgmcn (kN) } = sudut antara tanah cndap::m dcngan tiang (0 )
Pp = rcsultanlc gaya lckanan lanah pasif (kN) (lihat h = Iebar tiang yang menghadap arus (m)
L:unpiran B. Grunhar 3); hl = Iebar tiang sejajar krih (m)
htn = tiggi tanah endapan pada tiang diperkirakan (
(4) Bch;m lanah lateral pada liang akibat endapan dihitung 3/5) hp (m)
dcngan mcmpcrhalikan ikhwal. schagai hcrikut: Lu = kedalrunan longsoran pada teblng sungai tergar
kondisl tanah dan gerusan rencana
- Endapan l:mah y;mg ak;m longsor hclum hcrgcrclk karcna (t+h) panjang lintasan (m)
lcrtahan liang schingga mcnimhulkm1 lckanan aktif dcngan
rum us; 3) Gaya horisontal ijin sement::rra dihltung dengan rumu
sin 2 (l)()O -
Ka = - - - - - - - - - -
r) Pp • Lz
H = (Ld + Lz)
sin sinf( r-;n ] kctcrangan :
sin (lJ0° + jJ ) H = gaya horisont::uljin scment::rra (kN)
Pp = resultante tekanan tanah efektlf (kN)
Ka =a sal . (htn + Lu) . Ka Lz = lcngan result::mte (m)
L1 = panj::mg jepitan (m)
Pc = 2 c''VT<:l (Jihat Lrunpiran B, Gmnhar 3);

q = (Pa - . hi
Pc) .................................. (7) 4) Kontrol terhadap pembebanan y::mg tetjadi dihltung dt
(htn + Lu) . (P<'~ - Pc)
rum us:
X = Pa
.................................. (8)
G =PI + P2
dengan f::lktor kerunanan H/G > 1,3
(Jihat Lampinm B. G::unbar 6);
kcterangan:
- Endap;m tanah mcnggelincir di kcdua sisl thmg sehlagga G = bcban yang bekerja pada ti::mg (kN)
menimbulk<m gaya lekatan dan gesckan pada tiang dengan
rum us:
H = gaya horisont::ll ijin sementara (kN)
P1 be ban arus (kN)
Pa' =0 (htn + Lu) • Ka P2 = beban akibat penumpukan sampah (kN)

Pc = 2 c' Ka 5 ) Rumus-rumus tersebut di atas merupakan contol


dipcrgunakan dalam kondisi daerah tertentu sehingga t
qJ = (Pa'-Pc) • 2 (t+h)l<mf'O .................................. (8) tentu cocok untuk daerah yang lain. Oleh k<rrena itu perhitt
(htn + Lu) • (Ps' - Pc) dapat digunakan rum us rum us y<mg lain, yru1g lebih cocok 1

X = Pa'
daerah tersebut.

q2 = 2 • (t+h) • c' .................................. (8)

(Jihat Lmnplnm B, Gam bar 7);

keterangan:
Pa = tek::man t::mah ::lktif (kPa)
Pc = tek::man pelekatan (kPa)
q = tekanan t::mah efektif (kN/m')
Pa' = tekanan tm1ah aktif (kPa)
q1 = tekanan t::mah aklbat gesekan (kN/m')
q2 = tekanan tanah akibat lekatan (kN/m')
c' = kohesi tmmh dalmn air (kPa)
Ka = koefisien tekanan t::mah aktlf

70 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-2829-1992

BABIV
CARA PERHITUNGAN

Tallapan perhitungan tiang pancang beton pada krib adalah (3) Gerusan total yang terjadi dengan rumus (1 );
sebagal herikut: (4) Gerusan maksimal pada ujung krib berdasarkan
]) Hitung dan tctapkan dimensi krib dengan cara sebagai geruscu1 total yang terjadi;
herikut: (5) Gerusan maksimal tiang luar pertama berdasarkan
(1) Tetapkan panjang efcktif dan panjang total krib degradasi sungai d<m gerus<m lokal akibat perletakan
dcngan susunan dan tata letak liang berdasarkan tiang, gerusan an tara tiang luar pertarna dengan uj ung
dcsain serial krih; krib dianggap tinier;
(2) Hitung paniang tiang berdasark<m elev<L<;i mercu krib (6) Gerusan pada tebing sungai dengan kemiringan 1:
dan kcdalaman pemancangan di hawah gerusan 1;
rcncana; (7) Gerusan rencana yang terjadi pada krib, (lihat
(3) Tetapkan ukuran penampang liang sesuai dengan Lampiran B, Gamhar 5);
kehuluhan;
(4) Tctapkan jarak ant.ar ti<mg sesuai dengan ketentucm; 3) Hitung dan tetapkan kedalcunan pemancangan tiang,
(5) Tetapk<m bentuk dan ukuran pelat penghuhung sesuai sebagai berikut:
dengan kehutuhan; (1) Kedalaman pemancangan untuk tiang antara dan
tiang luar di hawah bidang longsor dan gerusan
n Hitung peruhahan geometri alur sungai akibat bangunan renc<ma sampai kedalmnan tcrtentu menurut kondisi
krib mcliputi: tanah dan syarat kestabilan;
(l) Gerus<m lokal akibat penyempitan alur dengan rum us (2) Kedalaman pemancangan untuk tiang pcnahan
(2), (lihal Lcunpiran B, Gambar 1); berdasarkcm kondisi tanah dan seluruhnya lerpancang,
(2) Gerusan lokal akibat perletakcu1 tiang diambil rata-
rata dari h<L-;il hitungan deng<m rumus: 3a, 3h, dan
3c, (Jihat Lmnpiran B, Gamhar 2);

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

alinyemcn river alignment


garis aliran stream line
degradasi degradation
dukung<m tanah llcksihel flexible earth support
gerus<m lok<ll local scouring
kala ulang return period
stabilitas stability
letak krih groyne situation
pelat penghuhung capping beam
pmlj<mg efcktif krih groyne effective length
pelindung tehing bank protection

/Jagian 8: Bendung. Hendungan. Sungai. lrigosi. l'aflloi. 71


SNI 03-2829-1992

LAMPIRAN R
LAIN- LAIN

- r
]r•~ r ~
:J- 1 Jd ---r-----
r ,... or t' ;< T T '*f T' "t t
Ll

1
POTONGAN I - I
,
GAMBAR4
4 DIAGRAM MOMEN AKIBAT PENGANGKATAN
DENGAN 1 TITIK PEGANG

B
p,,.,..., ''-..;.'..:.••c___:.•.;_;·i~·--------+­
L• : PllniO"'J •leUil krill

T;,M '"'''• Tl1111 ' " ' '

OENAH

GAMBARI
GERUSAN DASAR AKIBAT PENYEMPITAN ALUR
~~ort....J..J.-I.....If-- ~

- - - _ _ _ _..,___ __ ~&.----
PHIIIfOO" tftdo,on
Mlll'lblntw• •f'mirt" Oft I, I ....
---:

GAMBAR5
PENAMPANG LONGSORAN
PADA TIANG ANTARA
POTONGAN ][- ][

ff''CCCf(((C'(((('''((Cf(''Cdff«t'f4((f4

I J[
4- --.------'l
- •:t> .

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,
DENAH
.. ... ,,,,,,
GAMBAR2
GERUSAN DASAR AKIBAT PERLETAKAN TIANG
.,._ I
"'"

KETEII:ANeAM :

Lp • Po11)o11e ,.,.,MHI••
L. • P••J••I i•fU••
_.
......,.....~-
.............
..... -
__,....... . -~­ ~-~

........ ..
..."=:!:::::::!~!::~~~=:::::!:li~MaL!=- " .••,....,,....... •J•·
,, • •••• u ..... ........
GAMBAR6
MUATAN TEKANAN TANAH AKTIF LATERAl
····· ......,.
w P1 • Tok•••• •r••
Pz • Toll•Roa ••••••
L 1•

.............
.... ,........
LOIIIIIR r•o•tteflltl

" .,............ ,...

GAMBAR3
DIAGRAM PEMBEBANAN

72 Bagian 8 : Bendung, Bendunf?an, Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-2829-199.l

q,
,._ .,
0 0
i
0
....0
',
!
.·-----
.... .... ....... ........
, ,
. m-
.......,....
.
0
....
E
~
- ----·.·r
E

~~ ... «
=:~ c
I , i , i 5; c •
0
...J
GAMBAR7 c
MUATAN GAYA GESEK DAN LEKATAN TANAH
...
..
K
LATERAL ~

s
..•
z

t-
;:)


1tlTlllAII8AII : ...t-
It

...
•.
PL • 8aya Latarat.
"" • "•••tt••• •• , ••• ,_.
te118lll afalltlf. a
Tl•• •••••• Ld • Pa•J•"• Japltaa.
I I
La • La11eea raaalt8ata.
~p • Paataae ••-•••••-
~ ••
c
Lt s Pa•l••e tte111 • 1
GAMBAR8
.
I

~

DIAGRAM GAYA PADA TIANG PENAHAN

GAMBAR9
KECEPATAN RATA-RATA AWAL GERAKAN BUTIRAN
BERDASARKAN DIAMETER BUTIRAN DAN
KEDALAMAN ALIRAN

Baxian X: Bendtmx. lletulunxan ..\·,nxoi. lrigo.l"i. /'(mfoi. 73


SNI 03-2830-1992
SK SNI M-15-1991-03

!VIETOOE PERHITlJNGAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI DENGAN CARA


PIAS RERDASARKAN RUMUS MANNING

1\AB I
DK"'KIUPSI

1.1 l\ I aksud dan Tujuan nclombanl!~ schingga pcrubahan di hulu akar•


<='
1.1.1 l\laksud mcmpcngaruhi keada;m di hilir, atau alinm yang nila
f\ktodc ini dimaksudkan schagai acu;m dan pcgang;uJ bilang<m Froudenya lebih besar dari satu ;
dalam mcnghillmg tinggi muka air sungai dcngan cara 4) Aliran tetap tidak seragam herubah lamhat laur
pias lx'rdasarkan rumus Manning adalah suatu pengaliran dengan debit tetap pad;
pen;unp.;mg basa.h ym1g heruhah sep<:mj.;mg arah alira~
1.1.2 Tujuan secara bcrangsur-angsur;
5) Perhitungan cara pias adalah suatu sistet
TuJuan mctodc ini untuk mcndapatk;m tinggi muka air
perhitungan matcmatik untuk menghitung suat
scpanpng dacrah hitungan tcrlcntu hcrdasarkan debit
fungsi dahun potongan-potongan vertikal denga
yang Ielah ditcntukan
jarak tcrtcntu, sesuai dengan kctclitian yan
diin••inkaw
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup mctodc ini mcliputi
o) Rua~ sung~i adalah p<mj<mg sungai tertentu di man
tidak ada bangunan mclintang sungai yan
I) Pcrsvarat;m:
mcngakibalk<m perubahan tinggi muka air, sepert
2) Car;l pcndckatan dalam pcrhitungan, dcngan
hendung, bendung penahan sedimen. dm1 b<mgun~
anggapan:
terjunan, scrta dianggap tidak ada peruhahan deb
( I) Ali ran tctap tidak scragmn:
seimna waktu penelusur;:m;
( 2) Ali ran hcruhah lam hat laun;
7) Daerah hitungan adalah ruas atau ruas-ruas sun9;
(3) Aliran suh-ktitik
tertentuy<:mg akm1 dihitung tinggi muka aimya denga
mcmperhitungkan adanya bangunan di sungai;
1.3 Pengertian
X) .Jari-jari hidraulik adalali perbandingm1 antara lw
Bchcrapa pcngcrti;m yang bcrkait<UI dcngan mctodc ini
penmnpang ba~al1 dan keliling basah;
antara lain : l)) Keliling hasah adalah panjang sisi tampan
I) Aliran suh-kritik adalah ali ran yang kcccpatan melint<:mg sungai y<mg bersinggungan deng<:m air;
alirannya Ichih kcci I dari kcccpatan ram bat 10) Koefisien kekasaran adalah kocfisicn yat
!!Ciomban!!. schingga pcrubahan di hilir akan
menggmnbarkan kekasanm alur a~au palung yat
;ncmpcnga;uhi kcada.;m di hulu, atau alircm yang nilai
besarnya terg<:mtung pada heberapa taktor, mllara I~
hil<Ul!!<lll Fromlcnya Jcbih kccil dari satu; konfigurw;i dasar sungai, material dasar d~m tebu
2) Alira~n kritik adaJah aliran yang kecepatan alirannya
sungai, vegetasi, bentuk alur dan debit; .
s;una dengan kcccpatan rmnbat gelombang, maka II) Lengkung debit adaJah kurva y<mg mcngg<:unbarlq
pcrubahan di hulu maupun di h~lir tidak hubungm1 m1tara tinggi muka air d<:m debit sungai at
mempcngaruhi kcad<um di hilir maupun dt hulu, atau
saluran terbuka;
alinm yang nilai bilang<m Froudenya smna dengan 12) Penampang hasah adalah pemunpang melintaJ
satu;, aliran air;
3) Aliran super-kritik adalah aliran yang kecepatan 13) Tinggi muka air sungai adalah elevasi muka air p~~
alirannya lchih bcsar dari kccepatan rambat suatu penmnp<:mg melintang sungai terhadap sul
datum tcrtentu

BAll II
PERSYARATAN

2.1 Data 2.2 Penanggung .Jawah


Data yang harus tersedia dahUll perhitungan tinggi muka Ikhwal yang perlu diperhatik<m: .
air sunl!ai ini meliputi: 1) N<:Ulla dan fungsi petugas/pela.ks<ma h<:uus_.Jela<;_;
I) D~ta penmnpang mclintang sungai; 2) Kemampuan petugas harus sesuai dengan lm~gsm
2) Data pemunp<:mg memm1jang sungai; 3) Nama penanggung jawab pelaksana pcrhitun~
3) Data dehit; harus Jelas.
4) Data daerah hitungan.

7 4 Baxian 8: Bendung. Bend11ngan. S11ngai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2830-1992

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

J.I Data 3.2 Titik Awal Hitungan


Data yang dipcrlukan dalam perhitungan tinggi muka air Perhitungan tinggi muka air sungai ini dimulai dari hilir
ini meliputi: ke bulu dengan menetapkan suatu titik tertentu sebagai
I) Tabcl atau grafik penampang melintang sungai yang titik awal hitungan yang berupa
mcnunjukke:m: 1) Badan air, seperti Iaut, danau dan waduk;
(1) Hubungan antara tinggimukaair sungai dengan
2) Bangunan di sungai, seperti bendung atau bendungan
luas pcnampang ba"ah; penahan sedimen, penetapan tinggi muka air dihitung
(2) . Hubungan an tara tinggi muka air sungai dengan
dengan rumus peluapan yang berlaku;
keliling ba->ah;
3) Pos duga air yang mempunyai lengkung debit dan
2) Data bcda jarak penampang melintang sungai dari berada di hilir daerah hitungan;
data pcnampang memanjang sungai, dengan 4) Titik awal sebarang, jika tidak ada titik acuan seperti
mcmpcrhatikan: pada butir 1, 2), dan 3) di atas dengan memperhatikan
( 1) Kctelitian ye:mg diinginkan pada perenca.naan; ( 1) Tinggi muka air awal sebarang tidak boleh lebih
(2) Ketelitian yang diinginkan di dekat titik awal rendah daripada tinggi muka air kritik;
hitungan;
(2) Jarak antara titik awal sebarang dengan daerah
hitungan harus cukup jauh
3) Data debit yang die:mggap tetap terhadap waktu;
3.3 Rumus Yang Digunakan
4) Data daerah hitunga.n yang memuat an tara lain (lihat
Rumus-rumus perhitungan yang digunakan untuk
Gmnbar 1):
menghitung tinggi muka air sungai, meliputi:
(1) Ruas atau ruas-rua-> sungai;
(2) Pertemuan rum percabangan sungai; 1) Rumus untuk menghitung koefisien kekasaran
(3) Be:mgunan di sungai seperti: bendung, bendung Manning ekivalen dengan rumus Einstein yang
penahan sedimen, sudetan, pilar jembatan; merupakan salah satu cara perhitungan, adalah
sebagai berikut

'111!--

I
Auo• 3 R~o~oa.2 I Auo1.1
-·-+
, ·::.t--- ---------'0'-=A'-"f-"-I'I"'AH.:......!.H:..:.;IT~U..:..:N.z::GAH=---- ---+ GAMUAR3
GAMBARl CONTOH PENAMPANG MELINTANG SUNGAI
CONTOH DAERAH HITUNGAN DAERAH n YANG BERBEDA- BEDA
k
5) Data pemunpang melintang tambahan, apabila teljadi L (n?'2 . Pi)213
penyempitan alur karena bangunan di sungai seperti: i-1
pangkal jembatan, pilar jembatan, krib, atau nek = ························································ (1)
penyempitcm tebing setempat (lihat Gam bar 2).
k
pek =L p.I
i-1
Keterangan:
nek = koefisien kekasaran Manning ekivalen
pt'k = keliling basah ekivalen (m)
n·I = koefisien kckasaran Manning pada bidang ke-i
p. = keliling b<L"ah pada bidang kc-i (m)
I
GAMBAR2 k = jumlall bidang singgung; dilmma sebagai perkiraan
CONTOH LETAK PENAMPANG MELINTANG awal nilai kocfisien kekw;are:m Mcuming pada setiap
TAMUAHAN bidang singgung dapat dimnbil scpcrti pada label
(lihat lmnpiran B);

Bagian 8: Bendtmg, Bendtmgan. Stmgai. lrigasi. Pantai. 75


SNI 03-2830-1992

2) Rumus untuk mcnghittmg tinggi air kritik, scpcrti hcrikut: Kcterang;m :


Q = debit (m 3 /det)
v zi•l tinggi muka air pada penampcmg xi+ (m)
Fr = -~- = I ........................................................... (2)
zi•l = tinggi muka air pada pemmlp<mg Xi (m)
~ AJ+l = luas pemunpang basahXi+ 1 (m2)
hkr = ~Vaq 2 fg................................................................. 0 (3) A-I = luas penamp;mg hasah xi (m2)
~X = bedajarak (m).
Kctcrangan: s = kemiringm1 garis energi rata-rata
f-'r = hi Iangan Froude g = percepat<m gravitasi (m/det2);
a kocfisien cncrgi, untuk kepcrluan praktis dapat
digunakan nilai I. I 5< a< 1,50 . 4) Kemiring<m garis energi rata-rata antara pemunp<mg Xi
q = debit satuan debit dihagi Iebar muka air sungai (m~/ dan Xi dihitung deng<m mmus Manning sehagai herikut:
det/m)
h~,;, tinggi air kritik (m) J TJI+I2. Q2 ni2. Q2
v = kccepatan alinm rata-rata (m/Jet) s =- - ( /3 + 2 4/3 ) ........................ (~
g = pen:epatan gravitasi (m/Jet2): 2 Ai+I2.Ri+l 4 · Ai . Ri

3) Rum us alir;mtetap tiJak scragmn hem bah lmnbat faun yang ~etenmg<m :
diturunkan dari pcrsmnaan energi dan mmus Manning seperti S = kemiringan garis energi rata-rata X.
bcrikut: ni+ 1 = koefisien kekasaran Manning pad a penmnpm1g Xi+ 1
, ... ~Hi ni = koetisien kekasaran Manning pada penmnp<mg X i
Ri+ 1 = jari-jari hidraulik penmnpang Xi+ 1 (m)
·--f.. -~0· Ri = jari-jari hidraulik penampang Xi (m) .
.. .. --1.... 2a

3.4 Kalihrasi Hasil Perhitungan


Z.l., Xl•l Kalibrasi hasil-hasil perhitungan Linggi muka air sungai dal
Z.i
dilakuk<m dengan membandingkan pembacaan tinggi mukai
untuk debit yang sama, pada lengkung debit di pos duga:
0 t--
y<mg terletak di daerah hitungan, deng<m cara menyesuaik
-i- ... -!-. --
~~-- -··
.... nilai koel'isien kekasaran Manning. lkhwal yang per
GAMBAR4 diperhatik<m antara lain:
GAlUS ENIW.GI ANTARA Xi+ 1 DAN Xi I) Pos Juga air dan penampang sungai terikat pada datu
yang smna;
Q2 1 1 2) Pada debit-debit besar yang tidak terbaca pada graJ
zi+l = zi- - 2- - ( - -2 - - -2-) + s. ~ x ................. (4) lcngkung debit., pcnyesuaim1 nilai kocfisien Mmming daJ
!! Ai+l Ai dilakuk<m pada debit kecil y<mg terukur.

BABIV
CARA PERHITUNGAN

Lakukan tahap<m perhitungan Linggi muka air sungai sebagai sebagai nilai (Zi+l) pada butir 3) smnpai didapat seli~
hcrikut: ( ) dengan kete.litian sesuai kebutuhan; 1

I) Tentuk<m Linggi muka air (Zi) sebagai titik awa.l hitungm1 9) Lakukan langkah-langkah perhitungan di atas un1
pada pcmunpang melintm1g Xi, sepeni pada pasa.l 3.3; pcnampang-pencunpang melintang berikutnya den~
2) Hitm1g luas pemunpang basah (A) keliling basa.l1 (Pi) dari menggunakan nilai (Zi+ 1) pada butir 7) yang sudah bel
grafik atau tabcl pada buLir 1) pasal 3.1 kemudian hi tung menjadi tinggi muka air awal sepeni paJa butir I);
jari jari hidrauliknya (Ri) dan taksir nilai koefisien 10) Lakukan kalibnL<>i hasil-hasil perhitungan tinggi muka
kek<Lsaran Manning (ni); sungai ycu1g didapat dari pcrhitungan di atas apabila p~
3) TentuK<m seharang Linggi muka air (Zi+ 1) pada pcnmnpang daerah hitungan tcrdapat pos duga air yang dilengkJ
melint<mg Xi+l ym1g berjarak X terhadap Xi+l; lengkung debit sebagai herikut:
4) Hi tung besarnya (Ai+ 1) (Pi+l) (Ri+l) rum (ni+ 1) sepeni buLir (1) bandingk<m hasil perhitungan tinggi muka air sun;
2) pada penmnp<mg melint<mgXi+l ; pada lokasi pos duga air dengm1 y<mg terhaca p<i
5) Hitm1g kcmiringan garis energi rata-rata (S) antara lengkung debit untuk debit y<mg smna;
penamp<mg Xi+l dan Xi, dengan menggunakan rumus (5); (2) sesuaikan nilai koetisien kekasaran M<mning sehin
6) Hitung tinggi muka air (Zi+l) dengan memasukk<m nilai- diperoleh selisih tinggi muka air deng<m kctelitl
nilai y<mg didapat ke dalmn persmnaan (4); sesuai kebutuhan.
7) Bandingk:m nilai (Zi+ 1) yang didapat dari hitungan pada
butir 6) dengm1 (Zi+ 1) awal pada buLir 3);
X) Ulangi langkah pada butir 3) smnpai butir 7) dengan
menggunakan nilai (Zi+ 1) yang didapat pada butir 7)

76 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2830-1992

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

aJiran berubah lambat laun gradually varied flow


aJiran kritik critical flow
aJiran sub kritik sub critical flow
aJiran super kritik super critical flow
aJiran tetap seragam steady un({ormflow
aJiran tetap tidak seragam steady non uniform flow
badan air water body
bilanganFroude Froude Number
cara coba-coba trial and error
debit discharge
garisencrgi energy Line
jari-jari hidraulik hydraulic radius
keccpatan aliran flow velocity
kccepatan ram bat gelombang celerity
kekasaran ekivaJen composite roughness
kelilingbasah wetted perimeter
koefisicn kckasaran roughness coefficient
luas penarnpang basah wetted area
lengkung debit rating curve
penarnp<mgmclinumg cross-section
penarnpang mcmanjang long-section
tinggi air kritik critical depth
tinggi muka air water level
titik awal hitungan initial point

LAMPIRANB
LAIN -LAIN

1) DAFTAR NOTASI
A luas penarnp<mg basah
Fr bilangan Froude
g perccpatan graviuL-;i
h tinggi air rata-raut
hkr tinggi air kritik
H tinggi muka air
~H tinggi tcnaga yang hilang
L panjang ruas sungai
n koefisien kekasarcm Mmming
nek kocfisien kekasarm1 Mcuming ckivalcn
P keliling bcL-;aJ1
Pek keliling basah ekivalen
Q debit
q debit SC}tuan
R jari-jari hidraulik
S kcmiring:m garis encrgi
V kecepat<m aJiran rata-rata
ZL tinggi muka air dihitung dari datum pada pcmunp<mg kc i
dX bedajarak
a koefisien energi

Ba;:ian 8: Bendtmx. Bendtmxcm. Swl,~?ai. lrigasi. Pcmrai. 77


SNI 03-2830-1992

2) Contoh Tabd Pcrbitungan

PERIIITUNGAN TINGGI MUKA AIR SUNGAI


DENGAN CARA PIAS BERDASARKAN RUMUS MANNING

Nama Sungai : Bcngawan Solo


Dacrah Hitungan : Krn 48.~0- Km ~0.000
T a n g g a I : 16 Januari 1989 Q• 2~00 mJ/det

Jarak Tinggi Luas Jari-jari Kocf. Kemiringan ~miring an Bed a Tinui Seliaib
Kumulatif mule a .Pen am pang Hidraulik Manning Garis Encrgi Garis Encrgi Jarak. mule a
air basah rata-rata air IH,. 1-HJ
H I " R n s s X II,,,
(km) (m) (mz) (m) (• 10""') (• 10""') (m) (m) (m)

48.480 ~Cl 1110 5,867 0,030 4,314

48.7CX> 94.150 992 6.230 0.030 4,986 4,650 220 94,1~7 0,007
48,700 ~ 991 6.229 0.030 4,998 4,656 220 94,1~7 0,000

49.110 94.600 750 .5.450 O,OJO 10,426 7,712 470 94,277 0.323
49.110 94,277 700 4,650 O,O.'W 14,790 9.894 470 94,296 0,019
49.170 94.296 710 4,700 O.OJO 14.173 9.586 470 94.300 0.004
49,170 ~ 715 4.720 0,030 13,897 9,448 470 94,302 0,002

49,500 94,500 725 5,250 0,030 11,728 12,813 330 94,740 0,240
49,500 94.740 740 ~.300 0,030 11,116 12.506 330 94.7~4 0.014
49,500 94,754 745 5,310 0,030 10.940 12.418 :no 94.759 0,005
49,500 2.4.15.2 746 5.320 0,030 10,883 12.390 330 94,760 0,001

50,000 95.900 710 5,100 0,030 12.711 11.797 soo 95,289 0,389
50.000 95,289 72~ 5,220 0,030 11.818 11.351 .500 95.293 0.004
50,000 ru2J 727 5,240 0,030 11,694 11.288 .500 95,293 0,000

Dihituna o1cb : Sarjono, BE.


Diperiksa olc:b : lr. Rahardjanto, CES.
Penanagunajawab: lr. Dyah Rabayu Panac•ti, Dipl.HE.

78 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-3404-1994

METODE PEMASANGAN INKLINOMETER


BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian
1.1.1 M aksud Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode ini
Metode Pernasangan Inklinometer dimaksudkan sebagai adalah:
pegangan dan acuan dalarn melaksanakan pema<>angan 1) lnklinometer adalah alat untuk mengukur
inklinorneter di Iapangan. pergerakan horisontal;
2) Torpedo adalah suatu alat yang terbuat dari bahan
1.1.2 Tujuan baja yang be bas karat, di dalarn alat ini terdapat suatu
sensor pengimbang yang beketja seperti pendulum
Tujuan rnetode ini adalah untuk menjarnin pemasangan sedemikian rupa sehingga dapat mengukur suatu
inklinometer yang henar agar dapat diperoleh data
penyimpangan horisontal yang berarti dapat
pergerakan horizontal tanah atau hatuan yang cukup teliti mengukur pergerakan horisontal;
dari daerah yang ditinjau. 3) Unit alat baca adalah suatu alat baca yang
dihubungkan dengan terpedo melalui kabel untuk
1.2. Ruang Lingkup
mengukur penyimpangan sudut yang mencerminkan
Metode pemasangan pipa inklinorneter ini: pergerakan horisontal yang terjadi
1) Memhahas persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara
4) Pipa inklinometer adalah pipa yang terbuat dari
pemasangan dan laporan;
aluminium atau PCV atau bahan lain yang anti karat
2) Melalui luhang bor, dilakukan pada tanah asli yang
mempunyai 4 alur saling berhadapan;
diduga sedang atau akan mcngalarni pergerakan, 5) Pesta semen adalah campuran semen bentonit dan
rnisalnya pada lereng-lcreng di atas saluran, jalan
air dengan perbandingan berat 1 :5 sarnpai 1:10
raya, tepi sungai dan lain-lain;
3) Dilakukan bersamaan dengan penimbunan yang
scdang berlangsung, misalnya pada pembuatan
bendungan atau tanggul, badan jal<m, dan lain-lain.

BABII
PERSYARATAN

2.1 Peralatan dan perlengkapan 7) Pita pcnyekat kedap air harus terbuat dari balmn yang
Beberapa persyaratan y<mg harus dipenuhi adalah: cukup elastis dan dilapisi oleh bah<m anti bocor untuk
1) Pipa inklinometer dan pipa penyarnbungnya harus rnencegah masuknya kotorcu1 atau pasta semen ke
mempunyai 4 alur yang saling herhadapan sebagai dalarn pipa inklinometer;
jalan roda torpedo, alur tersebutharus lurus sepanjang 8) Alat-alat pembantu lain. misalnya semen. waterpas,
pipa sedemikian rupa sehingga gerak roda torpedo d<m lain-lain
tidak terganggu;
2) Pipa inklinometer dan pipa pcnycunbungnya harus 2.2 Kalibrasi
terbuat dari bahan yang hebas karat; Torpedo beserta kabel dan alat haca secara satu kesatuan
3) Torpedo harus diletakkan pada suatu tempat yang harus dikalihrasi pada waktu tertcntu tcrgantung dari
bebas dari getaran, torpedo ini sangat peka sekali keperluan
terhadap getaran dan turnhukan sehingga harus
diperlakukan sedemikian rupa hati-hati terhadap 2.3 Luhang Bor
getaran dari luar baik pada waktu penyimpanan Lubang bor baik yang vertikal maupun mmng untuk
maupun pengangkutannya. pcnernpatan pipa inklinorncter harus lurus dan hagian
4) Kabel torpedo d<m alat penycunbung terminal harus terbawah harus mencapai lapism1 yang relatif stabil dan
dijagajangan scunpai putus atau terganggu, dan kabcl dinggap tidak bergcrclk agar pipa inklinomtcr dapat terjcpit.
tidak boleh digulung lehih kecil dari diameter tempat
penggulungannya; 2.4 Penanggung .Jawah
5) Alat baca, terutcuna yang elcktris harus disirnp<m di Hal yang pcrlu dipcrhatikan dalmn pcmasangan pipa
ternpat yang kering; inklinomtcr ini adalah
6) Palm keling harus terbuat dari bahan anti karat deng<m 1) Nmna petugas, pengawas, dan pcmasangan pipa
ukurcu1 yang sesuai dengan tebal pipa inklinornctcr inklinomtcr ini adalah
dan penycunbungnya, 2) lnstansi ycu1g mchlkanclkcul pcmasangan harus jelas

/Jagian 8: /Jendtmg. Bendw1gmt, Stmgai. lrigasi. P(mtai. 79


SNI 03-3404-1994

nAn 111
KETENTlJ A N-KETENTUAN

.\.1 l't•ralal:m 6) Bcrdasark<m pcmakaiannyajcnis torpedo yang ad~


Pcralatan yang dipcrlukan dalamtx•masangan inklinomctcr dipasanm adalah:
mi ham:-. mcmcnuhi kctcntuan schagai hcrikut: (I) torpedo sisi tunggal, hias;mya dipakai sampai
I l 1\ksin hor putar yang dapat mcmhuat luh;mg dcngan kcdalcunan pcngukuran maksimum 25 m,
diallll'tcr antm·a 100 mm - 150 nun; (2) torpedo sisi ganda, hiasanya dipakai untuk
~l Diameter luar p1pa inklinomctcr :Uitara 60 nun - X6 kedalcunan pcngukuran Jchih dari25m;
111111 dcngan pantang minimum 3000 mm; 7) Kahcl torpedo y;mg dihcri t<mda pengcnal pada setiap
3) Di;.unctcr luar pipa pcny:unhung cu1tara (15 mm - lJ I interval 0,50 m -1,0 m panjang;
111111 t..lcngan p;mj;ulg 300 mm; X) Kapasilas alat haca yang dapat mcngukur sudul
4) Diameter dalam pcnutup pipa an tara fiO mm -X6 mm penyimpangan maksimum IJ0°
dcngan panjang X5 mm;
5) Pclindung tcrhuatdari hcsi yang dilint..lungi hahan anti ].2 LuhanJ! nor
karat hl•rukuran ( 200 x .200) llllll: dantchalminimum Luhang untuk penempatan pipa inklinometer terseht
3 mm. atau plat pcnutup hcton hcrtul;.mg hcrukuran mcmpunyai dicunctcr <mtara 100-150 mm terg<mtung da
(JOO x 30()) mm: tchal minimum 6 em; pipa yang dipakai.

BAUIV
CARA PENGER.JAAN

4.1 l'ersiapan dan kclcngkapan alat hor y<mg dipakai;


Lakukan pcrsiapan schagai hcrikut: 5) Lakuk<m pema'\ukan d<m pcnymnhung<m pipa denga
I) Buat luhang t..lcngan hantuan mcsin hor putar, cara yang sama sedemikian rupa schingga pill
t..liamctcr luhang scsuaikan dcngan dimnctcr pipa tcrlctak di dasar lubang hor; l
inklinomctcry:u1g ak;m dipasang: 6) Atur d;m potong pipa hagicm alas sedemikian flll,)
2) Posisi mcsin hor d;m putaran mala hor harus dihuat untuk mcmudahk<m pemu:ikan pipa pclindung daJ
scdcmikian rupa schingga dinding luh<mg lurus dan luhang hor dan memudahkan pcmasangan pti
rata: pclindung pipa; .
3) Pas;mg pipa pclindung scunpai pada kcdalmnan yang 7) Tcntuk<m posisi dan arah keempat alur sedemikia
dipcrkirakan dinding luh;mg mcngahuni kcruntuhan; rupa sehingga memudahkan di dalcun melakukc
4) Pcrkirakan kcdalmmm luhang hor, sehingga hagian cvaluasi misalnya 2 alur yang saling herhadapl
hawah pipa hctul-hetul tcrjepit pada lapisan ycutg dipascmg searah dan mclintang sumhu bangunan yru
relatif cukup stahil; dimnati atau disesuaik<m deng<m arah mata <mgin;:
5) Pastik<m hahwa luhang tclah memenuhi kemiringan 8) Angkat pipa pelindung tahap demi tahap dan i
y;mg dircnccmakcm (pemm;<mgmt miring) atau vertikal rmmg<m mtt<lfa pipa d<:m dinding Juh<mg dcngan h<~
(pcmasangan vcrtikal); yang mempunyai sif~tl yang smna dengan jcnis tan
6) Tutup hagian hawah pipa inklinomcter dcng;m alat sekit<rr pipa, yaitu:
pcnutup y<mg: tclah discdiakan supaya baghm bawah ( 1) Lapiscu1 batu, diisi dcng<m peL'\ Ia semen hen to
pipa tidak terisi oleh hutinm tcmah halus; (2) Lapisan tanah, diisi dengan Jempung ya,.
dipadatkcm;
4.2 Pemasangan (3) Lapisru1 batu bongkclh, diisi dengan pasir cmnp1
4.2.1 Pada Luhang: Bor kerikil yang dipadatkan;
Lakukcm pcmas<mgmt schagai herikut: I)) Apabila muka air tanah di da.l<un Jubmtg cukup ling:
1) Masukkan pipa yang haghm hawahnya telah ditutup sehingga mcnyulitkm1 pcma-;angan, masukkan air}
dcng<m hati-hali ke dalmn luhang; dalcun pipa sccukupnya untuk melaw;m gaya angk:
2) Smnhung dcngan pipa hcrikutnya yang salah satu air tcmah tersehut;
ujungnya Lelah dipersiapkan uengan pipa 10) Pada pemasangan pipa melalui Jubang hor y~u
pcnymnhung sedemikian rupa schingga scunhungan sangal dalmn (lebih dari 25m) perlu dipcrhatik<m hl
pipa memcnuhi syaral yaitu 2 pipa y<mg dismnbung hal sebagai hcrikut
tidal< holeh hertcmu d<m mempunyai jarak 100 mm; (1) Selama pcmasukkan pipa diperlukan al
3) Bagicu1 pipa yang dis<:unhung harus ditutup dengan penjepil pada hagi<m atas pipa;
pita penycunhung y<mg keuap air untuk mencegah (2) Posisi keempat alur pada pipa Jurrus dijaga tel<
masuknya t<mah halus atau pasta semen ke dalmn pada posisi yang dikehendaki, terlalu seril
pipa, cara penymnhungan dapat dilihat seperti pada memul<lf pipa untuk menjaga posisi alur ak~
lmnpinmB; dapat membuat alur antar pipa-pipa y
4) Apahila memungkinkan, Jakukan penycunhungan dis<unbung lidak menjadi lurus; 1

pipa sehelum memasukkcumya kedalmn lub<mg, hal (3) Pengisim1 rmmgan antcrra uinding Iuh<:mg d
ini tcrg<mtung dari p<mjcutgnya pipa yang uipa-;ang pipa Jurrus dilakuk<m ta.hap dcmi tahap.

80 /Jagian 8: /Jendung, /lendunxan. Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-3404-1994

(4) ~anas yang timhul sehagai akibathidrasi semen ke dalam pipa secukupnya untuk melawan gaya
dapat meruhah bcntuk pipa jika terbuat dari angkat air tanah tersebut;
PVC, hal tersehut dapat dicegah dengan mengisi 4) Periksa kemiring<m pipa dan terltukan keempat alur
pipa PVC penuh dengan air; pada pipa pada posisi yang dikehendaki;
(5) Selama pengisian ruangan tersebut posisi alur 5) lsi ruangan antara pipa d<m dinding luhang dengan
pipa mungkin berubah, pipa harus segera diputar pasta semen bentonit dan tunggu sampai semen
dcngan hati-hati dan posisi alur ditempatkan mengeras + 48 jam;
pada posisi yang dikehendaki; 6) Tutup bagian atas pipa selama menunggu peker:jaan
(6) Apahila ruangan an tara pipa dan dinding lubang penimbunan dan pemadatan tanah yang sedang
diisi dcngan pao.;ta semen bcntonittunggu sampai berlangsung, jaga keaman<m pipa tcrhadap benturan
semen mcngerao.; + 48 jam; dari alat berat yang sedang beker:ja;
11) Pcriksa dan ukur posisi pipa sesuai yang dikehendaki 7) Apabila telah memungkinkan, sambung pipa yang
(miring atau vcrtikal), tetapkan lctak dan posisi telah tertanmn dengan pipa herikutnya dengan pipa
kecmpat alur pipa pada posisi yang dikehendaki; penyambung dan catat elevasi pipa pen yam bung;
12) Ukur cleva.o.;i hagi<m atas dan bawah pipadengan alat 8) Apabila temyata pipa inklinomctcr rusak akibat
ukur sifat di alas; benturm1 atau tertabrak alat herat yang sedang bekeija,
13) Lakukan pemhacaan awal, data ini sangat penting potong dan sambung deng<m pipa yang baru/baik
schagai pemhanding di dalam melakukan analisis dan dengan segera dan catat elevasi penyambungan
evaJucLo.;i data; terse hut;
14) Tutup pipa atas deng<m penutup yang telah disediakan 9) Apabila perlu, lakuk<m pembaca;;m dan pengukuran
dan lindungi dcngan plat pelindung yang dapat dengan memakai torpedo pada beherapa elevasi
dikunci untuk menghidari ganguan dari luar. kemaju<m penimbunan untuk mcm<mtau pergerakan
timbunan selama pelaksanaan;
4.2.2 flada Timhunan Tanah 10) La.kukanlangkah butiran 4) dan 5) sampai timbunan
Lakukan pemasangan sehagai bcrikut: mencapai elevasi yang dikchendaki;
1) Buat luhang smnpai pada tanah dasar y<mg cukup 11) Potong bagian atas pipa sedemiki<m rupa sehingga
stahil; ujung pipa atas terletak 3-5 em di hawah muka tanah
2) Masukkan pipa yang bagian hawahnya telah ditutup dan ukur eleva.o.;i ata.o.; pipa;
sccara hati-hati ke dalam luhm1g smnpai ujung bawall 12) Lakukan pengukuran atau pembacaan dengan
pipa terletak di dasar lubang d<m ukur elevasi ujung memakai torpedo dan alat bacanya;
hawall pipa; 13) Tutup bagian atas pipa dengan penutup yang telah
3) Apabila muka air tanah di dahun pipa cukup tinggi disediakan dan tutup seluruhnya dengan plat
sehingga menyulitk<m pcmasangan pipa, isikan air pelindung untuk menghindari kerusakan atau
gangguan dari luar.

BABV
LAPORAN PEMASANGAN

Pemas<mgan pipa inklinometer tersebut dilaporkan hentuk 5) Tanggal dan kejadian tertahrak atau rusak dan clevasi pipa .~
catatan yang berisikan antara lain : penymnbung;
6) Posisi keempat alur pada pipa;
1) Nomor d<m kode pipa; 7) Hasil pembacaan atau pengukuran awal;
2) Loka.o.;i, t<mggal pemao.;;;mgan, nama petugao.;, pengawas dan 8) Muka air tanah di dalmn lub<mg hor;
penanggung jawab; 9) Dan lain-lain hal yang perlu.
3) Jenis tana.h sckeliling pipa;
4) Eleva<;i-elevasi ujung pipa atas, pipa penyamhung dan
ujung pipa hawah;

Baxian 8: Bendung, /Jendungm1, Sungai. Jrigasi. l'cmrai. 81


SNI 03-3404-1994

LAMPIRANA
DAfi'TAR ISTILAH

pipa pclindung casing


penyimpangan horisontal horizontal deviation
pipa inklinomelcr inclinometer access tuhe
pipa pcny:unhung coupling
alur groove
roda torpedo torpedo wheel
kahel torpedo torpedo cable
alai pcnycunhung terminal jack
alat pcnggulung kahcl cable reel
alal hal:a read out unit
hor t<mgan hand auger
hor mcsin drilling machine
haja hehas karat stainless steel
dicuneter luar outer diameter
penutup pipa end cap
pelindung protective cover
torpedo sisi lunggal uniaxial torpedo
torpedo sisi g<mda biaxial torpedo
pasta semen cement grout
gaya angkal air upl({l
Limbunan .fi/1/emhankment
pita penyekal kcdap air sealing tape
panjang ukur gauge lentil.

LAMPIRAN n

Luber.g bor
~ - 0., ~ 100-"0 ...

pettye:ftl)ur.g _

GAM8AR
PEMASANCAN PlPA lNKLlNOMElE~

82 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-3404-1994

Cn~ATAN PEMASANGAN

Proyck Bendung "X" Tanggal pemasangan 2-6 Jan l98J


Lokasi Tanggul Penutup Petugas u.1de A Cs.
No. Lubang TI.2 Penanggung Jawab Ir. DS 'Raharjo

Tanggal Uraian Keterangan


2 - 4 Jan 1983 Pemboman dengan mesin bor Karo elevasi pipa
sampai kedalaman 20 ~ + 47.95 m
Tutup/pel indun,.
5 Januari 1983 Pembersihan dasar dan dinding
lubang serta check kedalaman/
elevasi dasar lubang bor
- Pemasangan pipa inklinometer
Elevasi pipa penyambung adalah
pada elevasi : + Jl.OO m,
+ 34.00 m, + 37.00 m, + 40.00 m T ~r.ah t i "llbur..,r
+ 43.00 m, dan + 46.00 m

- Pasta semen yang dipakai berban


ding berat PC : Air = 1 : 10
- Alur pada pipa penya~oung ele-
vasi + 40.00 m kurang baik (?)
6 Januari 1983 Pembacaan dan pengukuran awal

lepl-n keres
(botu pestr)

Site, 6 Januari 1983

Ir. D. s. Rahario.

Baxian 8: Bendtmx. Bendunxmt, Stmgai. Jrig(lsi. Pcmtai. 83


SNI 03-3404-1994

'
<D ~CCIAII'I o .... cal
' @ } pc.-~"'""' \)cr;ku.t"yq
'
Q) fd· if\ ..... vol -kr~~ .. t'-4
t;,..llwroa ..j '
~~.,~ala-. '

~----..:...._ ... ______


----......__
(O.pttA ... ~(~

--~·l

~:- -A?/i>
:®/~ ~
1'1!..... :
ItS- - - - ~
<D

84 Bagian 8 : Be11dung. Bendungan. Stmgai. lriga.ri. Pantai.


SNI 03-3408-1994
SK SNI M-06-1992-03

ME-TODE PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN PADA MODEL FISIK


DENGAN ALAT UKURARUS TIPE BALING-BALING

BABI
DESKRIPSI

\1aksud dan Tujuan 2) Titik pengamatan kecepatan adalah suatu titik y<mg
.1 Maksud mempunyai jarak. terhadap pennukaan air pad a suatu
Mctode Pcngukuran Kccepatan Aliran Pada Model Fisik jalur tegak;
dimaksudkan sehagai acuan dan pcgangan dalam 3) Tipe baling-baling adalah suatu alat untuk mengukur
pengukuran kccepaum aliran dengan alat ukur arus tipc kecepatan aliran berd<L<;ark<mjumlall putaran baling-
haling-haling. baling tiap satuan waktu;
.2. Tujuan 4) Alat duga tinggi adalah alat untuk mengukur
Tujuan mctodc ini adalah untuk mendapatkan data ketinggian di model;
kecepat<m ahran pada model fisik. 5) Counter recorder adalah alat untuk menctat putarm1
Ruang Lingkup baling-baling;
Metode pcngukunm ini : 6) Model tisik adalah suatu bcntuk tiruan dari keadaan
sebenamya berdasarkan skala yang ditentukan;
l) Mcmhahas persyaratan, ketcntuan dan cara
pcngukur<m; 7) De hit prototipe adalah jumlah a tau volume air yang
mengalir melewati suatu pcnampang melintang
2) Untuk model fisik dengan dasar tctap.
saluran, sungai atau jalur air yang lain persatuan
waktu;
Pengertian
8) Dehit model adalah jumlah atau volume air yang
Beberapa pcngerti<m yang herkait;-m dcngan mctode ini :
mengalir di model persatuan waktu;
I) Kecepatan aliran adalah Iaju aliran air untuk
9) Aliran suh kritik adalah aliran yang nilai bihmgan
mcnempuh Iintal\an air pada waktu tcrtentu;
Froude lebih kecil dari satu.

BARil
PEH.SYARATAN PENGUKURAN

Data 2.2 Petugas dan Penanggung .Jawah


Data yang harus tcrsedia : Nama, Landa Langan pctugas dan pcnanggung jawab
1) Debit; pcngukuran serta tanggal pcngukuran harus ditulis pada
formulir kcrja dcng<mjelas.
2) Tinggi muka air;
3) Gamhar situasi;
4) Penamp<mg melinumg.

BAH III
KETENTUAN-KETENTUAN

Data
Data untuk pcngukuran ini harus mcmenuhi kctcntuan : 2) Alai tinggi duga dilcngkapi dcng;m :
I) Debit ali ran tctap; (1) Batang duga yang mcmpunyai skala milimctcr
dcngan jarum yang mullah dipasang atau
2) Tinggi muka air tctap
di lcpw;;
(2) Nonius untuk kctclitian pcmhacaan s;unpai 0. I
Perala tan milimctcr;
Pcralatan yang dipcrgunakan harus mcmcnuhi kctcntuan: (3) Dua huah nivo tahung yang dilcngkapi dcngan
sckrup-sckrup pcngatur kcdudukan alat;
1) Alat ukur arus Lipc haling-haling dilcngkapi dcngan: (4) Pcmhcrat untuk mcngatur kcscimhang;m hatang
(1) Alat pcncatat putaran haling-haling untuk
duga;
mcngctahui jumjlah putanm tiap satu;m waktu;
(2) Pcrlcngkapan scpcrli : travo, kahcl-kahcl 3) Mctcran yang dipcrgunakan mcmpunyai skala
pcnghuhung, batcry; milimctcr laik pakai.

/Jagian 8: Hemhtng. Uemhmgm1. Sungai. lriga.1·i. l'alllai. 85


SNI 03-3408-1994

3.3 Knndisi 3.4 Rumus Yang DiperbJllllakan


Ihwal yang harus dipcrhalikan : Rumus yang dipergunakan dalam pengukuran kecev
1) Kcdalcunan air harus cukup, agar putaran haling- aliran ini :
haling hisa scmpuma; V=aN+b ····························!
2) Air harus hcrsih agar putaran haling-haling dapat
Keterangan :
ditcrima olch alat pcncatat;
V = Kecepaum aliran (m/detik)
3) Cuaca haik, kcccpaw.n angin tidak mcnimhulkan N = jumlah putaran baling-baling per detik
gclomhang. a = koefisien
h = tetapan kecepatan awal
a dan h sesuai dengan alat yang digunak.an

BABIV
CARA PENGUKURAN

Taltap<m pcngukuran keccpat<m aliran, schagai berikut : (1 0) Tentukan jarak-jarak. pengukuran ke arab mel1
1) Lakukan pcrsiap<m pcngukunm: (lihat Lampiran B Gambar 3); J
(I) Siapkan dan nmgkahm alat pcncatat putaran baling-
2) Lakukan pengukuran kecepatan dengan cara s~
baling, bcserta perlcngkapannya (Iihat Lampiran B
berikut:
Gmnhar I);
( 1) Ukur kedalam<m air d<m tentukan titik-titik ke
(2) Pasang alat ukur kecepatan alinm pada batang duga
ymtg ak.an diukur keccpatannya;
d<m kunci deng<m sekerup yang telah terscida;
(2) Masukkan alat ukur kecepaum aliran pada k.e
(3) lkatkan hcnang hal us pada ujung alat ukur k.ecepatan
yang diingikan;
aliran untuk mengetahui aral1 aliran;
(3) Arahkan baling-baling melawan aliran d
(4) H uhungkan dengan kabel, alat uk.ur kecepaum dengan
melihat henang yang dipasang;
alat pencatat putaran haling-baling;
(4) Ukur dan catat pada fonnulir, sudut yang di 1
(5) Apahila dipergunakan alat ukur kecepaumlebih dari
oleh aliran terhadap penmnpang melintang 1
satu, gunak<m kotak pemindah arus listrik;
formulir yang tersedia;
(6) Siapkan jemhatan bantu untuk melakukan
(5) Amati dan carnt jumlah putaran baling-hahn
pcngukuran;
tertera pada alat pencaL:'lt;
(7) Siapkan formulir pengmnaum, alat-alat tulis dan
(6) Ulangi hutir (5) minimum tiga kali peng
pcrlcngkapan lain yang diperlukan;
sehingga diperoleh jumlah putar<m y<mg men
(8) Tcntukan penampmtg melinumg yang ak.an diukur
(7) Hi tung besarnya keceparnn aliran dengan rum
kecepatannya;
(9) Rentangk.an meteran pada penampang melintang (8) Lak.ukan pengukuran kecepaum aliran deng
yang sama dari butir (1) sampai dengan bu
yang akan diukur dan titik nol pada patok kiri;
sesuai yang diperlukan;
3) Didapat data hasil pengukuran kecepatan aliran.

BABV
LAPORAN

Hasil pengukuran kecepatan aliran dengan alat ukur kecepatan 2) Nomor penampang, tepi air kiri atau kmtan, pem
aliran tipe baling-baling dilaporkan dalam bentuk gambar dan kecepaum, sudut aliran, hesamya kecepatan;
formulir seperti contoh dalam Lampiran B, memuat : 3) Nama petugas dan penanggungjawab disertai tanda
yangjelas.
1) Nama model, skala model, seri percobaan, debit prototipe,
debit model, tanggal, cuaca;

86 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai, Jrigasi. Panlai.


SNI 03-3408-1994

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

Alai ukur keccpatan aliran current meter


Alat pcncalal pulamn counter recorder
Alai pcmindah arus Iistrik sn·itch box
A liran s uh kri tik sub critical jlmv
Alat duga tinggi point gauge
Satang duga measuiring rod
Baling-baling propeler
Busur derajad protraktor
Dehit discharge
Kcccpatan aliran flow velocity
Model tisik physical model
Nivo niveau
Penampang melintang cross section
Salumn terbuka open channel

Bagian 8: Bendung, Bendungan, .S'ungai, /rigasi. Pantai. 87


SNI 03-3408-1994

LAHPXRAN B
LAIN - LAIN

CONTOH FORMULl:R ISIAN

TABEL
PENGAMATAN KECEPATAN
NAMA MODEL Bengawan Solo - BojoneQaro
SICALA MOD£L H • 1 : 100. V • 1 : SO
SEitl 1 (Sat~)
DEIIT PROTOTIPE
MARl
1450 • /det
Sentn
DEBIT MOD£l
TANCCAL
29.40 t/dt
7 · 1 · 1990
.
ICEAOAAN C\JACA Cereh Y • 1.472 N • 1,7

PEMIACAAN KECP.OI JARAK TEPI Alit


NO. h RAJA• HOOEL SUDUT NO.
PROFIL I II Ill RAfA <c•/dt> (Ill) Kill KANAN CUIIREtrT

P.4 o.z , 16 115 117 116 18.77 2.80 90• 1.00 '-~ 114
0.4 131 131 1]1 131 20.98 90"
0.6 140 140 141 140 2l.30 90"

o.e 139 118 140 139 22.16 90"

0.2 169 170 168 169 26.58 4.40 95"


0.4 195 198 195 195 30.41 95•
0.6 210 209 211 210 32.62 95"
O.B 205 205 205 205 31.88 95"

o.z 220 220 223 221 34.23 4.00 .100"


0.4 250 251 249 250 38.50 100"
0.6 270 270 270 270 41.45 too·
0.8 260 261 259 260 39.98 100"

0.2 237 237 237 237 36.59 4. 7S 95"


0.4 248 247 249 248 38.21 95"
0.6 264 264 268 265 40.71 95"
0.8 265 268 268 267 ,, • 71 95"

Juru Ultur

( S04!fftllnto )

(1(1(1

88 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pantai.


BATANG WGA
,/ ALAT PENCAT AT MARAN

ALAT DUGA TINGG1


[g J Q
• •• • Q •

AMPLIFIER

t:::
I:)

-.
()e
I:)
;::!
0::

t:::
~
ALAT ~RARUS
;::!
TIPE BALIN G- BALINO
~
;::!
~
ALAT P£MINDAH
t::: ARUS LISTRUC
~
;::!

~
;::! GAMBAR 1 ~g>
tr.
I:) ./ I '
;::!
f!lJ ~ t!i;J <':)
f
~
CONTOH SEPERANGKAT
tr.
~ ALAT UKUR KEC&PATAN
~
.-. Cll
J;
::: z
~- 0
wI
"t' w
:::;::!
t
~- liD
....
00
co ..."'"'
SNI 03·3408-1994

-- ~
6

---------8
K ET E RAN 0 AN

I. Botong BalhQ- bol~

2. At Roda

3. 9oltnq- bollnt

4. L ampu
~.Bout

6. M ur
7. Penghubunq
8.Kobel

7
.. _ 3
2

GAMBAR 2

CONTOH ALAT Ut<UR ARUS TIPE BALtNG- BALING

90 Bagian X: Hcndung. Bcndungan. Sunxai. /rigasi. Panrai.


I
0
I 0 Ae
0
7~ \)~ I

0 0
\)_\ TANGGUL I<RI
I

0
q
~.&
0
'
P.2 ()'~
4 ~-
·~

TANGGUL KANAN
'::::
::;,
:.-;

Q
::.c \ METER AN

~
::
p . 4 1<1 -
.. ALAT

2
UKUR ARUS
13 i4 ;a
~----

6
P. 4Ko
~
:.-; TANGGUL ~AHAN
'::::
~
::
~

~
~

§ LAJUR TEGAK
:.-; Tlllk P!NUMATAN

::::-
...;_
C/J
r.
8AMBAR 3 z
--· CONTOH PENGUKURAN KECEPATAN 0
w
'
w
~ 8
flO
.....
co
....
U)
co

SNI 03-3409-1994
SK SNI M-07-1992-03

METODE PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN PADA MODEL FISIK


DENGAN TABUNG PITOT

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 2) Titik pengamatan kecepatan adalah suatu titils
1.1.1 Maksud mempunyaijarak terhadap perrnukaan airpada
jalur tegak;
Mctodc Pcngukuran Kcccpat:m Aliran Pada Model Fisik
Dcngan Tahung Pilot dimaksudkan sebagai acuan dan 3) Tabung pitot adalah suatu alat untuk men~
pcgangan dal:un pengukwm kccepat:m aliran air. kecepatan aliran berda<;ark<m selisih tinggi tel
dinamik dan tinggi tekanan statik pada ta
1.1.2. Tujuan
m:mometer;
Tujuan mctode ini adalah untuk mendapatkan data
4) Alat duga tinggi adalah suatu alat untuk men.\
kccepatan alir:m pada model fisik
ketinggi di model;
1.2 Ruang Lingkup
5) Manometer adalal1 alat untuk mengukur ti
Mctode pcngukuran ini : tekanan air;
1) Membahas nrn;varatan, I 'tcntuan dan cara 6) Debit prototipe adalahjumlall atau volume airl
pcngukuran; mengalir melewati suatu penampang meli~
2) Untuk model fisik dengan dasar tetap. saluran, sungai atau jalur air yang lain persJ
1.3 Pengertian waktu; l
Bebcrapa pcngcrtian yang berkaitan dengan metode ini: 7) Debit model adalah jumlah atau volume air
mengalir di model persatuan waktu.
1) Kecepatan aliran adalah laju aliran air untuk
mcnempuh lintasan air pada waktu tertentu;

BABll
PERSYARATAN PENGUKURAN

2.1 D~ta 2.2 Kualitas Air


Data yang harus tersedia : Air yang dipergunakan dalam pen gal iran harus je~
1) Debit; bersih.
2) Tinggi muka air;
3) Gam bar situasi; 2.3 Petugas dan Penanggung Jawah
4) Penampang melintang. Nama, tanda tang an petugas dan penanggung
pengukuran serta tanggal pengukuran harus ditul~
formulir kerja dengan jelas.

BABlll
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Data (2) Tangkai menghubung antara tabung Piu


Data untuk pengukuran ini harus memenuhi ketentuan: batang duga yang mudall dipa-;ang atau dil
1) Debit aliran tetap;
2) Tinggi muka air tetap. 2) Alat tinggi duga dilengkapi dengan :
(1) Batang duga yang mempunyai skala milu
dengan jarum yang mudall dipasang atau dileJ1
3.2 Peralatan
(2) Nonius dengan ketelitian pembacaan sam~
Peralatan yang dipergunakan harus memenuhi ketentuan; milimeter;
1) Tabung Pi tot dilengkapi dengan : (3) Dua buah nivo tabung yang dilcngkapi ~
( 1) B usur derajat bersakal 0- 360 untuk mengetalmi sekrup-sekrup pengatur kedudukan alat;
sudut antara arab aliran dengan penampang
melintang; (4) Pemberat untuk mengatur keseimhangan ~
dug a;

92 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, /rigasi, Pantai.


SNI 03·3409·1994

3) Manometer dilengkapi dengan: g = percepatan gravitasi (m/det2)


- h selisih tinggi tekanan dinarnik dan statik (m)
(]) Dua huah nivo tabung dengan sekrup-sekrup pengatur
kedudukan arah datar;
2) Persamaan koreksi tinggi tekanan karena kemiringan
(2) Busur derajat berskala 8 - 90;
tabung manometer :
(3) Tahung manometer yang mempunyai skala milimeter h = ho sin ~ ............................................. (2)
serta dapat diatur kedudukannya sehingga
membcntuk sudut dari posisi tcgak sarnpai posisi keterangan :
datar; h0 = pembacaan pada tabung manometer miring
-t) Pipa plastik yang dipergunakan tembus pandang dengan (m)
ukuran sesuai kebutuhan; 0 = sudut antara tabung manometer dengan
5) Meteran yang dipergunakan mempunyai skala milimeter bidang datar
dan harus memenuhi standar.
3) Persmnaan koreksi tinggi tekanan karena penggunaan
3.3. Rumus Yang Diperbrunakan
cairan berbeda:
Rumus yang dipergunak;m dalarn pengukuran kecepatan
aliran ini: w
v = h1 ( 1 - -) ........................................ (3)
1) rum us kecepatan ali ran : Wo
keterangan :
v =v 2 g h ........................................................(1) h1 = pembacaan pada tabung manometer (m)
W0 = beratjenis air (ton/m3)
keterangan :
W = beratjenis cairan (ton/m3)
v = kecepatan aliran (m/det)
Uenis cairan yang dipergunakan adalah
gasolin, kerosin, methyl benzene).
BABIV
CARAPENGUKURAN
Tahapan pengukuran kecepatan alinm, sebagai berikut : kemudian bukalah kran;
1) Lakukan persiapan pengukuran : (4) Ukur dan catat sudut yang dihentuk oleh aliran
(1) Letakkan manometer dalam keadaan tabung terhadap penampang melintang pada fonnulir yang
mm1omcter posisi tegak di sam ping model pengalimn; tersedia;
(2) Atur garis nol tabung manometer sehingga dapat (5) Amati dan catal tinggi muka air pada tabung
dibaca; manometer yang disebabkan karena tek<man dinamik
(3) Pasang tabung Pitot pada batang duga dan kunci dm1 tekmum statik;
dengan sekrup yang telah tersedia; (6) Hitm1g selisih tinggi muka air (h) yang ter:jadi pada
(4) lkatkan benang halus pada ujung tabung Pitot untuk butir (5);
mengetahui arah aliran; (7) Apabila beda tinggi muka air pada tahung mcnometer
(5) Huhungkan dengan pipa plastik tembus pandang sulit diamati atau dihaca, miringkan tabung
antara tabung Pitot dan tabung manometer, manometer dengan memhentuk sudut 0 tertentu,
sambungan harus rapat; sehingga akan terjadi perhedacm tinggi muka air ym1g
(6) Masukkan air lewat pipa suplai Oihat Larnpiran B lebih jelas;
Gambar 2) smnpai gelembung-gelembung udara (8) Amati dan catat tinggi muka air pada tahung
dalmn pipa plastik terse but hilang, kemudian tutuplah manometer, kemudian hitung selisih tinggi muak air
kran; (ho) yang disehahkan olch tckanan dinmnik dan
(7) Siapkan jcmbatan bantu untuk melakukan tek;man statik;
pengukurm1; (9) Masukkan h0 dari hutir (8) ke dalmn persmnaan (2),
(8) Siapkan formulir pengarnatan, alat-alat tulis dan sehingga h dapaL dihitung;
perlengkapan lain yang diperlukm1; (I 0) Apahila dcnge:m cara butir (7) tidak dilakukan maka
(9) Tentukan penarnpang melintang yang akan diukur dapaL digunake:m cant lain deng;m mcmbcrikcm cair;m
kecepatann ya; yang mempunyai bcrat jenis kunmg dari satu;
(10) Rentangkm1 metcran pada penampang melintang (11) Amati d;m catat selisih tinggi muka air ( h 1) pada
tersehul dengan titik nol pada patok kiri; Lahung manometer kemudian hitung h dengan
(11) tentukan jarak-jarak pengukuran kc arah mclint<mg persmnam1 (3 );
Oihat Lmnpirm1 B Gmnbar 3); (12) Apahila dcngan cara hutir (7) atau (I 0) pemhacaan
mmwmcter m<:L-;ih hacaan manometer masih sulit,
2) Lakukm1 pcngukunm kecepatan deng<m cara, sebagai bcrikut maka gahungan cara butir (7) dengan butir ( 10);
(I) Ukur kedalarnan air d<m tentukcm titik-titik kedalmnm1 (13) Hi tung hesamya kecepat;m aliran dengan rumus ( l );
yang akan diukur kecepatannya; ( 14) Lakukcm pcngukunm kecepatan aliran deng;m cara
(2) Mm;ukkan ujung tabung Pitot pada kedalmnan ym1g ye:mg smna dari hutir ( l) s;unpai hutir ( 13) scsuai y;mg
diingik;m; dipcrluk;m:
(3) Arahkcmluh<mg dari tabung Pilot mclaw<m arah ali rem 3) Didapat data hasil pcngukurm1 kecepat;m aliran.
dengan melihat benang yang telah dipasang,

Baxian X: Hendtmx. Uendunxan. ,\"ungai. /rigasi. Pcmrcti. 93


SNI 03·3409·1994

BABV
I..APORAN

Hasil pengukuran kecepatan aliran dengan tabun Pilot 2) Nomor profil, tepi air kiri atau kanan, pembagia&
dilaporkan dalmn hcntuk gmnhar dan fonnulir seperti contoh kecepatna, sudut aliran, besamya kecepatan;
dalam Lmnpiran B, memuat: 3) Nama petugas dan penanggungjawab disertai tanda tangm
1) Ncuna model, skala model, scri percohmm, debit prototipe, yang jelas.
dchit model, mtggal, cuaca;

LAMPIRANA
DAFTAR ISTII..AH

Alattinggi duga point gauge


Berat jcnis specific gravity
Batang duga measuring rod
Busur den~jat protractor
Cairan liquid
Debit discharge
Keadrum sehenamya prototype
Keccpatan aliran flow velocity
Model l1sik physical model
Nivo niveau
Non ius nonius
Penampang melintang cross section
Saluran terbuka open channel
Tabung manometer manometer tube
Tabung Pitot Pitot tube
Tekanan statik static pressure
Tekanan dinamik dynamic pressure
Tinggi muka air water level

94 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, Jrigasi, Pantai.


SNI 03-3409-1994

L1Jf PI: RAN B

LAIN - LAIN

CQNTQH FORMQLIR ISIAN


TABEL 1
PENGAMATAN KECEPATAN
11- M~l I~ Hak- Haji
Shla Model , : ~0
sert Ia
Oeblt Pro tot ipe 20 flt]/det Drbi t Hodel 1. 976 1/det
l(~.ciaan Cuaca Tlnggal 24 Maret 1985 .
TMA t:: E C E P A T A N
SU>UT
El.dasar Bacaan h h u h v
PROFIL " Din~~~~it
Stat ik
0
8
T J
All RAN

<O~r•·
(Ill} (Ill) (Ill) <•> (Ill) 10n/lft3 (Ill) (111/deO jat)

+100. 100 0.1703


p 0.025 - . . 0.067 1.150 90"
2 •100.075 0.1033

+100.050 0.1007
p 0.050 0.0032 30" - - 0.0016 0.177 105"
ZO.l +100.000 0.0975

+100.050 0. 1007
p 0.025 . . 0.0015 0.80 0.0003 0.077 100"
20.1 +100.025 0.0992

+100.050 0.1016
p 0.026 0,0025 30" 0.00125 0.80 0.00025 0.070 95•
20.5 +100.02~ 0.0991

1 2 3 4
"'T~I 5
I
(~
: I I
,~,

~ ~/
~
..../ ...... ~Jj.'_!ft/
Po p1 p~ V2o
p~

Surakarta, 24 Har~t 19e5

Penanggung Jawab Juru Ullur

~ f· -.
lr. I M&d~ Sukadi Sudarta

Baxian H: /Jendtmg. 1/t-wlungmt. Sungai. /rigasi. l'antai. 95


SNI 03-3409-1994

. .
;
I
z. Te1111111 """'
E

-- ·-
'"'" .,.,. .. o•- ..,. 0
.oa:
"· ....... Ou..

.. ...., .....
4. Sekrv" P'ene-1
II. Tenekel ,....,......,.
~ ,.,.. ..._. !
•.
Tek-
7. Lull.,l T - - l .. lll
Lullent ' h u - D.,•••
2 -
-of z
•.... ~

.,
:) Cl
11.
Ill
• u
~
7
'()' Ill

I! i
! I
il
J ' ~~ C!)
:

I"' 106 .t"' z


Ill
CL.

.,. . 1-"
an
I
\0
~
~
Lz I. Lullene Teunen ~ u
2. LOI-ITek.,., D.._
A
DETAIL A UJUN8 TABUNI PITOT ..
__ ..Q ..
..
:;;;

GAMBAR I
.
;;
c
~
TABUNG PI TOT
..

GAMBAR3
CONTOH PENGUKURAN KECEPATAN

I ........
2.. 8Mour Oora)Dt
3. Ta......,. . . ...,....,
--.
.4. Kran
S. SallrUO Pef'IIIUftCI
8. AlGI p.,...)* AnQka
7. ra.,. Suplal
8. Nho
. . . . . ., 11*1 , ......
10. Sellrup Ptlngat• Kooelm . .,.on
ll. Mur
12. ~ ••• ,.....
13 • • •, ............. .
t4. To._. Pe~lbun1
l=s. Tempat ....._ ......._,.,.

GAMBAR 2
MANOME:TER

96 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, Jrigasi, Pantai.


SNI 03-3410.1994
SK SNI M-08-1992-03

METODE PENGUKURAN POLAALIRAN PADA MODEL FISIK

BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 2) Zat pewarna adalah zat y<mg dipergunakan untuk
1.1.1 M ak.o;ud memheri wama pada air;
Metode Pengukuran Pola Aliran Pada Model Fisik 3) Benda apung adaJah alat yru1g terhuat dari bahan
dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam tertentu dru1 dapat terapung di pennukaan air;
pengukuran pola alinm dengan zat pewama dan benda 4) Model fisik adalal1 suatu hentuk tiruan dari keada<m
apung pada model fisik. sehcnamya berda..<;arkan skala yang ditentuk<m;
1.1.2. Tujuan 5) Aliran mati adalal1 aliran y<mg terhenti;
Tujucm metode ini adalah untuk mendapatkan data pola 6) Aliran putar adalal1 aliran yang mengalir secara
aliran pada model fisik. berputar;
7) Aliran utama adalal1 alirru1 domimm;
1.2 Ruang Lingkup 8) Debit prototipe adalahjumlah atau volume air yang
Metode pengukuran ini : mengalir melewati suatu penampang melintang
I) Membahas persyaratan, ketentuan dan cara saluran, sungai atau jalur air yang lain persatuan
pengukur<m: waktu;
2) Untuk model fisik dengan dasar tetap. 9) Debit model adalah jumlal1 atau volume air yang
mcngalir di model persatuan waktu.
1.3 Pengertian
Beherapa pengerti<m yang hcrkaitan dalam metodc ini :
I) Pola aliran adalal1 arab, bcntuk dan macrun ali ran
yang ter:jadi;

BAB II
PERSYARATAN PENGUKURAN

2.1 Data 1) Kcdalmnan air cukup, bersih dm1 tidak mengm1dung


Data yang harus tersedia : zat kunia yang membahayak<m;
1) Debit aliran; 2) Cuaca baik, kecepatan angin tidak mempcngaruhi
benda apung.
2) Tinggi muka air;
3) Pcnmnpang melint<mg;
2.3 Petugas dan Penanggung .Jawah
4) Gambar situasi.
Nama, tanda Iangan pctugas dan penanggung jawah
pengukuran sert<t t<mggal pengukuran harus ditulis pada
2.2 Kondisi fonnulir kerja dengm1 jelas.
Kondisi yang harus dipcrhatikan dalam pengukuran,
sebagai herikut :

Bagia11 ~: Bendu11g. lll'lulungan. S1111gai. Jrigasi. }'anwi. 97


SNI 03-3410-1994

BAH Ill
KETENTlJAN- KETENTUAN

J.l nata 4) Alai hiltmg data;


Data tmluk pcngukuran harus mcmcnuhi kclcnlwtn : 5) Alai gamhar.
I l Dchll aliran IL'Iap;
2) Tin~gi muka air !clap. 3.3 Bahan
lhwal yang hams diperhalik;m :
J.2 Peralatan I) Air harus hcrsih dan jernih;
Pcralalan yan~ dii1L'Q!Unabn h;u·us laik pakai. lcrdiri dari: 2) Zal pewarna harus mudah larul dalmn air sccara
I) Benda apung lkngan + 1/3 hagian hcrada di alas homogen deng<m wama konlras, contoh : lhodaminc,
pcnnukaan air. hiasanya hcnluk hundar. untuk cal temhok;
mcngimhan!-!i aliran 1lihal Gamhar I); 3) Benda apung tidak mudah mcnyerap air dan tidak
2) :vtctcran dcngan panjang minimum selchar mudah rusak;
penarnpang mclintang; 4) Pcmhcral bcnda apung sesuai dengan kebutulum.
3) Alai untuk mcnuangkan tal pcwarna:

BABIV
CARAPENGUKURAN
I
Tahap<m pcngukur;m pola a.liran. sehagai hcrikul : 3) Lakukm1 pengukuran alir<m utmna, dengan zat pewama.
l) Lakukan pcrsiap<Ul pcngukuran : sebagai bcrikul :
(I) Lctakkan papan hantu alau jemhatan kecil untuk (I) Tmmgkan zat pewama selcbar penmnp<mg melintang
me lepm;k<m hcnda apung a tau zal pcw;mw pad a setjap dengan waktu y<mg smna, dan tidak menimbu.lkan
pcn<unp;mg melintang yang akan di;unati; gclomhang y<mg mempengaruhi aliran;.
(2) Tcntukan semua pcnmnp<mg mclintang yang akan (2) Baca dan catat posisi warna tercepal pada setiap
diukur; pemunpang melintang;
(3) Rentangkan metcran pada liap-liap penampang (3) Ul<mgi penmmg;m zal pew<mla pada tempal yang
melintang schingga angka-angka pada meleran sudah tidak dapat dimnati;
rnudah dibaca. deng<m Litik nol meteran pada palok (4) Ulangi hulir (1) scunpai butir (3) deng;m cara y;mg
pcn;unpang mclinl<mg sebelah kiri arah alinm; smna hingga batas-bat<L" y<mg ditentukm1 padamodcl;
(4) Larulkan zal pewarna dengan air pada ember atau
scjcnisnya;
4) Lakuk<m pengukuran alinm pular d<m sejenisnya dengan
zat pcwama, sebagai berikut:
2) Lakukan pengukuran aliran pennukaan dengan benda (1) Lihat Lempat-tempat y<mg Lerdapal alinm pular dm1
apung, sebagai herikut : sejcnisnya;
(I) Tentuk<mlitik-Litik pada pcnampang melintang awal, (2) U<mgk;m zal pewama pada awal terjadinya arus;
minimum 3 Lilik (iihal Lmnpiran B Gcunhar 2);
(3) Ukur p;mj;mg alinm pular, searah dcng<m aliran, mu.lai
(2) Lepaskm1 benda apung pcrlalum-lah<m pada tilik y<mg awal herputamya hingga akhir putaran;
Lelah ditcntukan pada butir (I);
(4) Ukur Iebar aliran put<tr, searah dengan penmnp<mg
(3) Baca d<m catatjarak bend a apung dari patok kiri pada melintang, dari tepi air hingga batar terjadinya
pcmunp<mg melintang herikutnya; putaran;
(4) Tmnbahan Litik-Litik pengukuran pada penmnpang (5) Ulangi butir (1) sampai butir (4) dengm1 cara y<mg
melintang y<mg tcrjadi pengumpulcm arab aJiran; sama pada tempat-tempat yang Lerdapat arus yang
(5) Ulcmgi hmgkah scpcrli pada bulir (1) smnpai butir dimaksud;
(4), dengan penmnpang mclintang butir (4) sebagai
penrnnp;mg melinl<mg awal hingga batas akhir model;
5) Didapat data basil pengukuran pola aliran.

98 Bagia11 8: Be11dwtg. Bendunxan. Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-3410.1994

BABV
LA PO RAN

Ha.,il pcngukuran pola aJiran pada model fisik dengan zat 2} Nomor penampang, tepi air kiri, aJiran balik kiri, aliran
pcwama dan hcnda apung dilaporkan daJam bentuk gambar mali kiri, tepi air kanan, aliran baJik kanan, aliran mali
dan formulir scperti contoh daJam Lampiran B, yang memuat : kanan, aliran utama;
3} Nama petugas dan penanggungjawab disertai tanda tangan
1) Nama model, skaJa model, scri percobaan, debit protolipe, yangjelas
debit model, tanggaJ, cuaca;

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

Aliran mali dead flow


Aliran putar eddies flow
Aliran utama main flow
Debit desain design discharge
Keadaan sebenarnya prototype
Penampang melintang cross section
Penampang memanjang longitudinal section
Pola aJiran flow pattern

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sur~gai. lrigasi. Pcmtai. 99


SNI 03·3410-1994

LAKPI:RAN B

LAIN - LAIN

g)NTQJI FORMQLIR !SIAN

TABEL
PENGAKATAN ALIRAN

1. N~A MODEL SUDE TAN K • IUD I UN 0 I DE SA POJOK


2. SKALA ..OOEL H ' V • 1 : 50
3. SEll 1 <SATU)
4. OEIIT PROTOTIPE 550 ~/dt, DEBIT HODEL • 31,11 l/dt
5. HARI SENIN TANCCAL • 13 MEl 1991
6. CUACA IAIK

PEMIACAAN JARAIC PAOA :


NO.
P. Tepi Alt r1n Alfr., Al iran AI iren Tepl AllrWII
(T .l) elr baltic N t ( 1 2 3 4 5 Nti bali It etr ut-
klrl lcirl kf rl kanan kenen kanen

1. 0.98 1.18 1.38 1.58 1. 78 1.98 2.18 1.60


2. 0.95 1.15 1.35 1.55 1.15 1.95 2.18 1.6S
3. 0.96 1.16 1.36 1.56 1.76 1.96 2.16 1.63

4. 0.97 1.17 1.37 1.57 1.77 1.97 2.17 1.64

5. 0.98 1. '9 1.39 1.59 1.79 1.99 2.19 1.63

6. 0.99 1.18 1.38 1. 58 1.78 1.98 Z. HI 1.65

7. 1.00 1.05 1.20 1.40 t .60 1.80 2.00 2.05 2.20 1.70
8. 1.05 1.07 1.25 1.45 1.65 1.85 2.05 2.07 2.25 1. 70
9. 1.10 t.OIS 1.30 1.50 1. 70 1.90 2. '0 2.08 2.30 1.n

10. \.00 1.18 1.28 1.48 1.68 1.88 2.08 2.10 2.28 1.75
11. 1.08 1.08 1.27 1.47 1.67 1.87 2.07 2. t5 2.27 1. T5

J
··~···
Juru Ukur

-----
( Y U \J 0 N 0 ) ( SUPARYANTO )

100 Bag ian 8: Bt•ndtmg. /Jendunxcm ..\"ungai. /rigasi. Pcmtai.


SNI 03-3410-1994

TAMPAK ATAS

4c~ --~
I

PERMUKAAN Al'l

L-MUR BAUD, PAKU

T AMPAK SAMPING

GAMBAR I
CONTOH BENTUK BENDA APUNG

; P.l
'i'
----r 'i'
p 2
--
P.3
PAPAN BANTU

- j_ I
z:
c
. I !!:
:! I

~
_J
c
. I
I ~i
-
0 .!. 0 ·; ~$
...____. z
30t,., •
Ill: ~~
POSISI PELEPASAN BENDA APUNG Cj5
I TAMPAK ATAS )
i
Cl
~Ill
Clz
zc
I&ICI
-e ILZ

....
..J:!I
iii
c
:1:

r-
PATOK IC~
gz
('
0
u

JARAK BENDA APUNG

GAMBAR 2

CONTOH POS1SI PELEPASAN DAN JARAK BENDA APUNG

/Jag ian X: 1/endung. Uellllllllgan. Sungai. /rigusi. l'w1Wi. 101


SNI 03-3411-1994
SK SNI M-09-1992-03

METODE PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR PADA MODEL FISIK


BAH I
OESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1) Alat duga tinggi adalah alat untuk me1
1.1.1 Maksud kclinggian di model ;
l\1ctodc Pcngukuran Tinggi Muka Air Pada Model Fisik 2) Model fisik adalah suatu hcntuk tiruan dari k
dimaksudkan schagai acuan dan pegangan dalam sehcnamya, herdw;ark<m skala yang ditentuk
mcngukur tinggi muka air pada model fisik. 3) Alat ukur sipat datar adalah alat untuk me
tinggi rcndahnya suatu tcmpat terhadap
1.1.2 Tujuan tertentu;
Tujuan mctodc ini untuk mcndapatkan data tinggi muka 4) Tinggi muka air adalah clevw;i muka air pad
air pada model lisik pcnmnpang terhadap datum tcrtentu;
5) Tinggi muka air hilir adalah clevasi muka ;:
1.2. Ruang Lingkup yang ditentukan untuk keperlucm penyelidik<J
Mctodc pcngukuran ini 6) Titik tetap model adalah suatu Litik yang mem
I) Mcmhahas pcrsyaratan, kctcllluan dan cara eleva"i tertentu untuk keperlucm model;
pcngukuran; 7) Debit prototipe adalahjumlah atau volume cu
2) Untuk mollcl lisik dcng;m dasar tctap dan atau dasar mengalir mclcwati suatu penampang met
hergcrak. saluran, sungai atau jalur air yang lain pe~
waktu;
H) Oehit model adalah jumlah atau volume a~
1.3 Pengertian mengalir di model persatuan waktu.
Bchcrapa pcngcrtian y;mg herkaitan dcng;m mctodc ini :

BAB II
PERSYARATAN PENGUKURAN

2.1 Data 2.3 Peralatan


Data y<mg harus tcrsedia : Ihwal ym1g perlu diperhatikan :
I) Data petuunpang mclintang; I) Semua alat dalmn keadaan laik pakai;
2) Data pcmunpang mcm;mj<mg; 2) Alat ukur sipat datar harus dilindungi dari teri
3) Debit; matal1ari.
4) Tinggi muka air hilir.
2.4 Lokasi
2.2 Titik Tetap Lokasi alat ukur harus ditempatkan terletak di ant<
tetap d<m penmnpang yang diukur.
Ihwal y<mg perlu dipcrhatikan dalmn pcnentuan Lilik tetap:
1) Tilik tetap y<mg digunak<m dimnbil dari titik tetap
pada saat pemhuatm1 model fisik; 2.5 Petugas dan Penanggung .Jawah
2) Kedudukan tilik tetap stabil, dan mudah dimnali. Nama, Landa tangan petugas dan penanggung
pengukunm serta umggaJ pengukuan ha.rus dituli
formulir kerja dengan jela".

1 02 Bag ian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-3411-1994

BARlll
KETENTUAN-KETENTUAN

J)ata (2) Satang duga lurus dcngan angka dan garis skaJa
Data untl'k pengukuran ini harus memenuhi ketentuan : yang jelm;;
l) Debit aJiran tet.:'lp; (3) Sekrup penyetel maupun pengunci dalam
keadaan baik:;
1) Tinggi muka air hilir tetap.
(4) Nivo penyetel kedudukan alat duga tinggi muka
air masih normal;
Perala tan
Pcralatan yang dipergunakan harus memenuhi ketcntuan:
3) Alat bantu seperti bangku-bangku, besi kanal C, kelas
1) Alat ukur sipat datar dalmn keadaan laik: pakai dan kayu, jembatan bantu dan meteran harus dalmn
sudah dikalibrasi; kcadaan baik.
2) alat duga tinggi yang digunake:m :
( 1) Ujung jarum pada batang duga harus runcing;

BAR IV
CARAPENGUKURAN

tJpan pengukuran tinggi muka air, sebagai berikut: (3) Masukan batang duga dan tcmpatkan ujungjarum di
Lakuk<m pcrsiapan pengukuran : tempat yang telah ditentukan ;
, (1) Atur alat ukur sipat datar di tengah-tengah ru1tara titik (4) Turunkan batang duga sehingga ujung jarum
tetap dan penmnpang melintang ye:mg akan diukur ; menyentuh muka air, arahkcm alat ukur sipat datar
tepat pada batang duga;
(2) Rentangkan metcran pada penampang melintang
yang diukur dengan garis skala 0 (Nol) tepat pada (5) Apahila permukaan air bergelombang + 1 mm,
titik patok kiri; letakk<m ujung jarum pada keadaan terendah dan
tertinggi sehingga dapat diamhil rata-ratanya
(3) Pasang jembatan bantu di sebelah hilir atau hulu
pcmUllp<mg melint<mg ym1g diukur, sesuai kehutuhm1; (6) Baca dan cat<lt hasil pemhacaan beserta jarak
penempatan jarum duga kc dalmn formulir yang
(4) Pasang hangku-hm1gku serta besi ke:mal C di kiri d~m
tersedia;
kanm1 penmnpang melintang di luar aliran ;
(7) Untuk mendapatkan tinggi muka air rata-rata, lakuk<m
(5) Atur alat duga tinggi pada besi kanal C diatas
pengukuran minimum tiga tcmpat, kemudicu1 dirata-
penmnpang mclintang yang diukur ;
ratakan;
(8) Apabila diperlukan pcngmnbilcm data bcntuk muka
Lakukan pengukurm1tinggi muka air dengan cara sebagai air sclebar penampang mclinte:mg, lakuk<mlah dengan
berik:ut : cara ye:mg sama dari hutir (3) scunpai butir (7) pada
(1) Dirikan hatang duga beserta jarumnya di atas titik: setiap ketinggian y<mg dipcrlukan ;
tetap dalmn posisi tegak lurus ; (9) Lakukan pengukuran tinggi muka air dcngan cara
(2) Arallkan alat ukur sipat datar tepat pada batang dug a, yang sarna seperti dari butir (3) sampai butir (7) sesuai
kemudian baca garis skala yang tepat pada benang penampang yang diperluk<m ;
si1m1g tengah di dalam ata ukur sipat datar d<m catat 3) Di dapat data hasil pcngukuran tinggi muka air.
kc dalmn fonnulir yang telah disiapkm1 ;

Baxian 8: Bend1mg. Hendungan. S11ngai. /rigasi. Pantai. 103


SNI 03-3411-1994

BABV
LAPORAN

Hasil pengukuran tinggi muka air pada model fisik dilaporkan 2) Nomor penampang, jardk tepi air kiri, tepi air kanan, t
dalam bentuk gambar dan formulir daftar isian seperti contoh muka air model ;
dalam lampiran B, yang memuat : 3) Nama petugas dan penanggungjawab disertai tanda t.a
1) Nama model, skala model, seri percobaan, debit prototipe, yangjelas.
debit model, tanggal, cuaca ;

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

alat duga tinggi muka air : water level point gauge


debit discharge
keadaan sebenamya prototype
nivo niveau
alat ukur sipat datar waterpass instrument
tinggi muka air water level
tinggi muka air hilir tail water level
titik tetap bench mark

1 04 Bagian 8 : Bendung, Bendungan. Sungai. Jrigasi, Pa111ai.


SNI 03-3411-1994

LAMPIRANB
LAIN- LAIN

CONTOH FORMULIR JSIAN

TABEL
PENGUKURAN TINGGI MUKAAIR

NAMA MODEL Bcngawan Solo - Rabat


SKALA MODEL M = 1 : 100. Y = I : 50
SERI I (Satu)
DEBIT PROTIPE 1450 t-.13/Det Debit Model 29.40 1/dt
ELEVASI TITIK TETAP + 20.000 M PEMB. TITIK TATAP : 35. 3R CM (A)
HARI SENIN TANGGAL R - I - 1990
KEADAAN BAlK

P£H8ACAAN <c•l JAAAIC TEPI AIR


(Ctll) TMA
wo. HCJ)(L
PROFil JARAIC TKA JAR AI: TKA JAR AI( TMA RATA• KIA I KANAN (c.)
(b) (e I b)

8H.82 148 6.02 187 6.02 226 6.01 6.02 109 265 29.36

82/1 116 6.00 147 6.20 176 6.22 6.14 65 210 29.24

82/2 174 6.49 209 6.49 244 6.49 6.49 139 278 28.89

82/l 139 6.53 186 6.62 233 6.68 6.61 92 261 zs.n

82/4 118 6.50 149 6.56 180 6. SJ 6.5J 87 212 28.54

811.83 124 6.75 tSS 6.81 186 6.96 6.84 9l 218 28.54

63{1 84 6.91 121 6.88 159 6.aa 6.89 47 197 28.49


.
83/2 139 7.00 17l 6.91 209 6.87 6.93 99 246 28.45

Penanggung Jawab Juru Ukur/P~ng~t

C Kasri, BE. Budiman

Ba~ian 8: Bendung. /Jend11n~an. Sungai. /rigasi. l'antai. 105


SNI 03-3411-1994

lote"g lllute

3 S-olo riOrlhlt

l". NI y •
I
•.
~
S•rup ______ ___!
(

e. Sllr " ' e•rell lllalue


PENAMPANG MEMANJANG

.
~

10. llllr•p ••"IU"CI ....ft hehlll

II. S~rup ......"Ct Mia.. 4ufe


-----,1 lt. Ta .. ~al po . ._ ,_ 100

P.e
--2

GAMBAR. I
40 10
ALAT OUGA TINGGI
~
_____
lll_
PENAMPANG MELINTANG
ALAT OUCJA
TtNGOI

GAMBAR 3
CONTOH GAMBAR HASIL PENGUKURAM TJNGGI MUt<A AI

GAMBAR 2

CARA PEMASANGAN ALAT DUGA TINGGI

1 06 Bag ian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03-3412-1994
SK-SNI-M-12-1992-03

METODE PERHITUNGAN DEBIT SUNGAI HARlAN

BAB I
DESKRIPSI

1 (.1 Maksud dan Tu_juan 5) Debit spesifik adalah debit pcrsatuan luas ;
1.1.1. Maksud 6) Dehit spesifik harian rata-rata sehulan adalah
Mctmlc pcrhilung<m ini dimasksudkan sebagai acuan rum debit spesitik rata-rata hmian yang te~jadi selmna satu
pcgang<m dalam perhitungan debit sungai hari<m pada bulan:
lokasi yang Lidak tcrpcngaruh olch pcninggian muka air
7) De hit spesifik harian rata-rata setahun adalah debit
atau alinm lahar.
spesifik rata-rata harian yang tcrjadi sclmna satu
"1.1.2 Tu_juan tahun;
Tujuan metode ini adalah untuk mcndapatkan debit
8) Debit sungai adalah volume air yang mcngalir
sungai hari<UI
mclalui suatu penamp<mg melint<mg sungai pcrsatmm
waktu;
1.2 Ruang lingkup
Mctodc pcrhitungan ini mcmba.has: 9) Lengkung debit adalah suatu kurva yang
mengmnbarkan huhungan an tara tinggi muka air dan
I) Pcrsyaratan , kctcntuan-keLCntuan dan cara
debit sunga.i atau salunm terbuka;
pcrhitungan;
10) Pengendapan adalah proses penaikan da"ar sungai;
2) Pcrhitungan debit sungai hari:m berdasarkan Linggi
muka air d<m lengkung debit y<mg dihuat dengan cara 11) J>engerukan adalah proses penurunan dasar sungai;
analisa grafis ; 12) Tahel de hit adalah label yang menyajik:m dat<t tinggi
3) Perhitungan debit sugai harian yang memperhatikan muka air dan debit hasil pcmbacaan lcngkung debit;
korcksi tinggi muka air scbagai akibat adanya 13) Tinggi aliran adalah tebal aJiran pada suatu daerah
pcngendap<m atau pcngerusan. pengalinm sungai;
14) Tinggi aliran hulanan adalah tinggi aliran rata-rata
9.3 Pengertian y:mg terjadi selama satu bulan ;
Bcbcrapa pcngerli<m yang berkait<m dengan metodc ini : 15) Ting~ri muka air sungai adalah clevasi muka air pada
1) Analisa graf"is adalah analisa bcrdasmk<m huhungan sungai terhailitp suatu titik elcvasi tertentu ;
an tara ordinal d<m absis pada kcrtas grafik aritmatik 17) Volume aliran hulanan adalah volume air sungai
atau kertas grafik logaritma; selmna satu hul<m ;
2) Dehit harian adalah debit rat-rata y<:mg terjadi selama 18) Volume aliran tahunan adalal1 volume air sungai
satu hari ; sclmna satu t<thun ;
3) Debit harian rata-rata sehulan adalah debit rata- 19) Potong dan isi ailitlall cara mcnghitung tinggi muka
rata hmian yang tcrjadi sclama satu bulan ; air bcrdasarkan kcseimbangan luas bagian grafik
4) Dehit harian rata-rata setahun adaJah debit rata- hidrograp tinggi muka air.
rata harian yang te~jadi selmna satu bulan ;

BAB II
PERSYAU.ATAN PERHITUNGAN

2.1 Petugas dan Penanggung .Jawah 1) Tinggi muka air sungai : lengkap, bcnar dan
Nmna, tanda Langan petugas dan pcnanggung jawab berkcsimunbungan ;
peritungan serta t<mggal perhitung<m harus ditulis pada 2) Tabel debit dihitung bcrdasark<mlcngkung debit y<mg
formulir kcrja dengan jel<L" dihuat deng<m cara analisa gratis :
3) Pencatatan tinggi muka air hcm"al dmi pos duga air
2.2. Data y<mg juga digunakan unutk loksi mengukur tinggi
Data y<mg harus tersedia dalmn perhitungan debit sungai muka air pada saat pengukuran debit.
harian adalah :

/Jag ian X: /Jendung. /Jendungan. Sungai. lrigasi. l'antai. 107


SNI 03-3412·1994

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

3. 1. Perala tan 14) Tinggi aliran tahunan dihitung apabila debit bulm1
Pera.latml yang digunakan untuk menghitung debit sungai dalam satu tahun lengkap;
adalah mesin hitung, sesuai dengan kebutuhan 15) Volume aliran bulanan dihitung apabila debit har1
dalam satu bulan lengkap ;
3.2. Data I6) Volume aliran tahunan dihitung apabila volu:
Data untuk menghitung debit sungai harian harus hulanan dalmn satu tahun lengkap ;
memenuhi ketentmm. sebagai berikut : 17) Debit maksimum dalmn setahun dapat ditentul
I) Tinggi muka air sungai rata-rata dihitung dengan cara apabila data tinggi muka air pada musim penghu.
rata-rata hitung apabila data muka air dicatat secara tahun bersangkutan lengkap ;
manual; 18) Debit minimum dalam setahun dapat ditentu!
2) Tinggi muka air sungai rata-rata dihitung dengan cara apahila data Linggi muka air pada musim kema1
"potong dan isi"' atau dibaca per jmn apabila data tahun hersangkutan lengkap.
muka air dicatat dalmn bentuk hidrograp ;
3) Nilai penyimpangan debit d<m koreksi Linggi muka 3.4 Rumus-Rumus Perhitungan
air dihitung berdasarkan lengkung debil yang dibuat Rumus-rumus yang digunakan dalam metode perhitungan i1
dengm1 cara mmlisa grafis; 1) Distribusi koreksi tinggi muka air :
4) Tinggi muka air sungai maksimum pada lengkung (1) Distribusi fungsi waktu dihitung dengan rumus 1
debit harus sama atim lebih Linggi dari tinggi muka contoh perhitungan pada lmnpinm B
air maksimum yang pcrnah ter:jadi.
DHt = DH1 + R (t-tl)
3.3 Perhitungan dehit
Ihwal yang harus dipcrhatikan dalam menghitung diebit DH2- DHI
R =-----
sungai harian adalah sebagai berikut:
1) Tinggi muka air peri ode mttara dua pengukurm1 harus
dikoreksi terlehih dahlu apabila penyimpangan debit
lebih hesar dari 10% ; keterangan :
2) Koreksi tinggi muka air dianggap nol apabila DHt = hesm koreksi tinggi muka air pada waktu t (m) l
penyimpangan debit lebih kecil dari 10% DHl = besm koreksi tinggi muka air pada waktul = t 1 (J
3) Distrihusi penyimpangan tinggi muka air karena DH2 = besar koreksi Linggi muka air pada waklu t = t2
adanya pengendap<m dihitung sclmna tinggi muka air R = konstanL:1.
sedmtg menurun ;
4) Distribusi penyimpangan tinggi mka air karena
adanya pengerukan dihitung selama tinggi muka air 2) Distribusi fungsi tinggi muka air karcna pengen
dihitung dengan rumus (2) contoh perhitungan p
sed<mg menaik ;
5) Distribusi koreksi pengendapan dilakukan apabila lampinm B.
nilai koreksi tinggi muka air pada saat pengukuran
debit sebelumnya lebih besar ;
DHx(i) = DHI + _ _H_X_(i.:....)_-_H_m_ir_t__ x <DHrDHt
6) Distribusi koreksi pengerusan dilakukan apabila nilai Hmax- H min
koreksi tinggi muka air pada saat pengukuran debit
sebelumnya lcbih kecil ; Keterangan :
7) Debit ditentukan berdasarkan Linggi muka air yang Hmin = tinggi muka air terendah selama peri ode <:mtara
sudah dikoreksi ; scutt pengukuran debit (m)
8) Pada periode banjir debit ditentukan berdasarkan Hmax = tinggi muka air tertinggi sclmn peri ode <Ultara
tinggi muka air tiap jmn ; saat pengukuran debit (m) :
9) Debit hari<m rata-rata sebul<m dihitung apabila debit = tcrjadinya hanjir ke I, kc 2 dan sctcrusnya ;
hari<m dahun satu bulm1 lengkap ; HX (i) = tinggi muka air hanjir pada waktu t yang I
10) Debit harim1 rata-rata setahun dihitung apahila debit (m);
harim1 mta-rata bulanan dalmn satu tahun lengkap ;
II) Debit spesifik harian rata-rata sebulan dihitung DHx (i) = bcsar korcksi penyimpmtgmt tinggi muka air p
apabila debit hari<m sebulan lengkap dan luas daerah waktu t yang kc i (m)
pengalinm sungai diketahui ;
12) Debit spesifik harim1 rata-rata setahun dihitung (3) distribusi- fungsi Linggi muka air karcna pcli,!!CildaJ
apabila debit spesifikasi harian rata-rata bulanan dihitung dcngan rumus :
dalmn satu tahun lengkap :
13) Tinggi alimn bulamm dihitung apabila debit h;;man HXIiJ- Hmin
dahun satu buhmlengkap ilim luas daerah pengaliran Hmalt - Hmin
sungai dikctahui : •••••••••••••••••••••••••••••••••••• 1

1 08 Bc1gian 8 : Bendung. Bendungan. Stmgai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-3412-1994

2, De hit harian ra~t-rala schul<m. dihitung dengan rumus : keterang<m :


Qsy =debit spesifik harian rata-rata setahun (1/dctik/km2)
.................................... (4)
6) tinggi alircu1 buhman, dihitung deng<m rumus :

I< etcran!.!an :
OM =- dchit harian rata-ra~t scbulan (m 3/detik) ; .................................... (8)
A
()HT = jumlah debit harian sclarna satu bulan (m 3/detik)
keterangan :
HM = jumlah hari dalarn satu bulan ; DM = tinggi aliran hulanan (mm)
3) De hit harian rata-rata selahun, dihitung dengan rum us : 7) Tinggi aliran talmnan, dihitung dengan rumus - rumus :
12
2 DM
Dy= _~:
~
QM
Qy =---'1,____ .................................... (5) __ _ __ .................................... (9)
12
12
Ketcrcmg<m : ketenmgan
Qy = debit harian rata-rata sctahun (m3/detik) DY = tinggi aliran tahunan (mm)

4) debit spesitik harian rata-rata schulan, dihitung dcng<m 8) Volume aliran bulcu1an, dihitung dcngan rumus :
tumus:

Q = QM X 1000 v M = 0,0864 X QHT .................................. (10)


.................................... (6)
SM A
keterangru1 =
Ketercmg<m :
QsM = debit. spesitik harian rata-rata scbulan (l/detik/km2) VM = volume alinm bulanan (m3) ;
A = luas daerah pengaliran sungai (km2) ; 9) Volume aliran tahunru1, dihitung dengan rumus :
5) Debit spcsilik hari<m rata-rata sctalmn, dihitung deng<m
rumus:
vy = .................................. (11)
12
.................................... (?) keterculg<m :
Vy =volume aliran talmnan (m3);

Ba~:ian 8: Bendun.~. Bendunxan .•\'un.~ai. /rigasi. Pantai. 109


SNI 03-3412-1994

HABIV
CARA I•ERHITUNGAN

Cara pcrhitungan dchil sungai harian dilakukan dcngan umtan. 6) Hitung dchit spesitik harim1 rata-rata schulan den1
schagai hcrikul : mcnggunak<UI nnnu.s (60
I) Siapkan data. schagai hcrikut : 7) H itung tinggi ali ran bulcman dengan menggunaJ
(I) Tinggi muka air : rumus on;
( 2) Luas dacrah pcn_l!aliran sungai : X) H itung volume a.liran bulanan dengan menggunal
<J) Luas dacrah pcngaliran sungai ; loka.si, lahun rumus (10)'
pcndirian. jcnis alai ;
9) Hitung dchit harian rata-rata setahun deng
(4) Kclcrangan pos dug a air yang mcliputi nomor.
mcnggunak<m rumus (5) :
lokasi. lahun pcndirian, jcnis alai;
(5) Nilai hcsamya pcnyimp;mgan linggi muka air I 0) Hi tung de hit spcsitik hari<m rata-rata sctahun den.!'
paJa scliap pcngukuran Jchil ; mcnggunakm1 rumus (7)
2) Tcnlukan dislrihusi pcnyimp;mgan tinggi muka air II) Hitung tinggi aliran tahunan dengan menggunaJ.;
dcngan mcnggunakan salah satu rumus pasal 3.4 rumus (9);
hutir I) 12) Hitung volume tabunan dcngan menggunai
3) Tcnlukan linggi muka air hasil korcksi Jcngan rumus (11); ·
mcn:un hahk:m a tau mcngurangkan data linggi muka 13) H itung debit maksimum dm1 minimum scsaat dal;
air Jcngan nilai korcksi ; satu tahun berdasarkan tinggi muka air maksimt
4) Tcnlukan dchil hari;m hcrd:L-;ark<m data tinggi muka dan minimum yang telah dikoreksi ;
air yang Ielah dikorcksi d;m tahcl dchit : 14) Perhitungan debit sungai harian selesai.
5) Hitung dchil harian rata-rata schulan dengan
mcnggunakan rumus (4) ;

BABV
LA PO RAN

Hasil perhitungan dchit disajikan dalam hcntuk tahcl dan


formulir seperti terlihat pada Imnpiran B, y<mg mcmuat :
1) Tabel 1, bcrisi daftar ringka"an pengukuran debit;
2) Tabcl 2, hcrisi daftar hanyaknya aliran (debit) ;
3) Tabel 3, bcrisi daftar perhitungan debit harian;
4) Fonnulir basil pcrhitungan debit sungai hari<m.

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

daerah pengaliran sungai catchment area


debit discharge
dehit spcsitik spec~fic discharge
pengcndapm1 sedimentation
pengerusan scouring
potong dan isi cut and fill
rata-rata hitung arithmatic mean
tahel debit discharge rating table
tinggi muka air water level

11 0 Bag ian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


CONTOH DATA HARGA PENYIHPANGAN MUKA AIR

TABEL 1
DAFTAR RINGKASAN PENGUKURAN DEBIT

Pe1gtkara1 Alira~ S•a,al : BRAifAS · liDlil a n st. :: t·U-1]·1


Jotor 9 s d 1980

L.A. UITO
Lebar Lus h u. Q Juhl ,e,•·
l ll
RO. TGL. 01 OlUR om : •etode Yefti· ~.,. ,,ltj srte•ti lehm(u
I•I 1•1) 1•/detl (•} 13/det
[mhi
rw· h JU JU
1m
I
l 11 . s Yuto - Galot !. 1I llO [. 0! I.H m + 13 IJ 02.08 29 002 Sl 1%.07-ll.ZB
l II • 8 Varteto · Rahaat 1~0 149 us 0.90 !17 0 1.69 02.0U8 2J 0 81 6.%5- 8.00
t-
] t8 - 9 Vamto • hate m I!I 0.78 0.18 HJ 0 6.88 02.06.08 u 0 60 1!.30-ILJO >
J::
l 19 - 11 halo - Rabut lH m 0.71 0.89 108 0 1.87 02.06.0~ Zl 0 80 IUH!.05 "0
1-4
s 2] . 12 hrseto - Catot HO m I. 00 1.48 m 0 0 02.08 Zl 0 85 8.15-9.40 ~
z
c:1
1980
:::::
~
:;::,
-. .: 9 s IS - I Xmelo · Edr H8 2H I. Ol I. 61 m 0 3.08 01.08 21 0 76 ll.IHUO
.: ~
§
-...c
~ r !] - 2 halo • ldy 153 m U9 1.61 27l 0 1.10 02.08 21 0 80 ILIH6.JO
....
Oc

:::::
; i
... ~ 8 • 7 hnto - £dy tH 18 .I 0.55 uo lJ.Z - 07 15 ; 1
,J
", a" 0" I 26
·~· ~. ~~ 0 0 8.45· uo
~ -I:
• ..•
~
) ~ • 8 Adis • Kmetro 116 114 o.n Ul 82.1 0 ~.6 ouu~ 1 ~~ o. 02 8~ 11. SO·IUO!
~
..
t :.
~
7 •
1G 17 . 9 hmtyG - Edr m 101 o. S9 Ul su 0 8.01 ouus 21 0 n H.IH1.30
::::: ~ ~
~ ....
-
..
~
II ~ • I0 [dJ - Ga.tot HI 59.8 u~ 0. 4i JU - oa 19.2 ouua 21 0 10 IUHJ.IS

~
~ ..d'
&. ..
12 lt · II Ra.ch1ah • Salarl&3 ISO 101 0.55 us 6:.0 1 • OT IJ, 9 ouu~ H I 0.01 &5 1.1~- 8.20
~ I} Il 20 . 12 iachl&t · Solar1a1 117 150 I 0.7! I 0.81 I 117 I '.II IU ouus 25 0.01 SJ U8· Ul
§ , ~
Dlperiksa Olea : Cn. Srin!&l haiag9ik
:;: c ·:
I
Disalin Oleb : OJ& War11
-.
:;::,
:- t
:::-
~· :t
1~
:;::, (/)

-g
.~.

:;::,
~
8
,.,...lJ
-a. ...
N
I

-a.
-a. ,.,
CD
CD
SNI 03-3412-1994

TABEL 2
TABEL DEBIT

Tabel Banyaknya Aliran dari K. BRANTAS - KEDIRI


No. L.A 13-6-1984
No. St. 2-57-11-1

Dari Mei 1979 Sampai Januari 1981

M.A. 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Perb.
I 1 3/det 1 3/det 1 3/det 1 3/det a3/det 1 3/det 1 3/det 1 3/det a3/det a3/det llJ/det
.o 11.0 11. 7 12.3 13.0 13' 6 14.3 14.9 15.6 16. a 16.9
6. 5
•1 11.5 18.2 18.8 19. 5 21.0 20.8 21.4 22' 1 22.7 23. (
E. 5
•2 14 .o 24. 7 H., 26.1 26.8 27.5 28.2 ZB.! 29. 6 30.3
7.0
.3 31.0 31.9 32.8 33.7 34.6 35.5 36.4 37.3 38.2 39. I
9. 0
•4 40.0 4!.I U.2 (3. 3 44.4 45.5 46.6 47.7 48.8 49.9
II. 0
.s 51.0 52.2 53.4 54.6 55.8 5T. 0 58.2 59.( 60.6 61.8
12.0
.6 63.~ 64.3 65.6 66.9 &8.2 69.5 70.8 72. I 73.4 74.7
13.0
•7 76.0 17. s 79.0 BO.S 82.0 83.5 85.0 86.5 88.0 89.5
15.0
.8 9!.0 92.7 94.4 96 .I 97.8 99.5 I 0I 103 ! 05 106
17.0
.9 108.0 110 112 113 115 117 119 121 122 124
! 9. 0
1.0 126 128 130 132 134 136 13 7 139 HI 143
19.0
.1 145 147 149 151 153 156 158 160 162' 164
21.0
•2 166 168 170 172 174 177 179 181 183 185
21.0
.3 187 . 189 192 194 196 199 201 203 205 208
ZJ.O
'( 210 212 215 211 219 222 224 226 228 231
ZLO
.s Z33 236 238 241 24 3 246 H8 251 253 256
25.0
'6 25 8 261 263 266 268 271 273 276 278 231
25.0
.7 283 286 288 291 Z93 296 299 301 304 )06
26.0
.8 309 312 314 317 320 323 325 328 l31 l33
27.0
•9 336 33! 341 344 347 350 3H 355 358 ~60
27.0
2.0 363 366 369 372 37.5 378 380 383 3S6 389
29.0
.I 392 395 398 401 404 UB 411 4H 417 HO
31.0
.2 H3 426 ng 433 436 439 442 HS 449 HZ
32.0
.3 455 458 461 (65 (68 471 474 477 481 484
32.0
•4 487 HO 493 491 500 503 506 509 513 516
32.0
.s 519 521 S!S 5~9 sn 535 538 541 545 548
n.c
.6 551 544 557 561 564 567 570 5?3 577 580
32.0
.7 583 586 590 593 596 600 603 606 609 613
33.0
.8 616 619 623 626 624 63l 636 639 642 646
ll. 0
.9 649 j

DIKITU~GOLBH : Vardi DllONTIO~ O~EH : Ora. ~ri Kul&t Yun1nCs1h


TANGGAL : 13 - 6 - 1984 TAHGGAL : t j - 5 - 19 84

D•l•ra .. a ....,•u•nd•ll•w Nb•c••• a1a11 wl•rwh•J• d•niiUI ~'•


ap•p•" canpe lcin .... dart ll•del'l LM••"I F U 4an P'cMrWl

112 Bc1gian 8: Bc•ndung. Bendun.~an. Sungai. Jrigasi. Panwi.


SNI 03-3412-1994

COITCI BASIL PlliiTUICAI


DIBIT SUIGil IAIIAI
I. BlliT!S - lrDIII

·~au~OS DUGA AIR ~ fsJi7·1l·Ol


INOVI SUNGAI : IA~I 81ARTAS
DATA GEOGRAFI : 1 49 00 ~S 112 30 00 BT
LOIASl

LUAS DARRAH PENGALIRAR : 7102.0 IM 1 ; ELEVASI PDA : + .•••••


lANGAH IIKNGENAI PI S _DI.I_G :1
!bt~~~NCATATAN
. A~AT
; fAH~~~: 1 l''ll~UU ~~~~A9PUNGAH 31/11/1980
: ESAVA M roi MINGG6A~ '
RINGUSAN DAtA _ALUAH £XTRil 3
~tiU~ H~U~U ~ tt ~ ~Jil ~ J~~~ ~i ~ ~ U~~~~ ~ 3 HUl t~t H:~!iU~ 0
TABKL DEBIT HARlAN (K 3/DETI
TAJIGGAL IAN. PBS. MRT. APL. KEI JUIII JULI AGST. SEPT. OTl. NOP. DES.

l II!: Ill~ !!!~ Ill~ IIi~ 11~1 11~1 II:! 11~1 !1:1 II:! !l!~
I Ill: 1!1: II: II: II: 11:1 11:1 11:1 11:1 ll:!· ~!l:l !11·
I II!: Ill: 11: 111: II: 11:1 11:1 1!:1 11:1 1:1 ~!!: 1 lll:

II 1!1: Ill: Ill: Ill: ll:l 11:1 11:1 !1~1 11:1 ll:l 1!!:~ 111:

II II!: Ill: II: !II: 1!:1 11:1 11:1 11:1 11:1 11:1 Ill: !II:
!I !II: Ill: ll: Ill: 11:1 11:1 11:1 11:1 11:1 l!:l Ill: Ill:
us.
H B!: Ul: U:~ 40.0
B:1 UJ 55.8
BJ 224'
lH:
RATA-RATA 202. 204. 155. 200. ll1' 53.S 60.3 66.4 59. I 40.7 120. 200.
AH'~~t fH' 26.3 26.5 ~0.2 26.0 14.5 6.99 7.83 8.62 7.61 6.06 15 '6 2S.9
n~i~~(KM, 70.4 66.5 54.0 61.7 Z0.3 18 .1 21.0 23 '1 19.S 16. 2 40' 5 69.5
542. 512. H6. 519. 299. 140. 16 I. 178. 1S3. 115. 31 z. 535.
'Uf'•&)
DATA TAHUN All ·
RATA-RATA : 123. ALIRAN U 1 (L/DET] : 16.0 TlllGCI ALIRAN (UI : 505. METER IUBII (10H6) : 3892

Oll•r•t lhrnu••u••••" w'-•1&.." •••• Nl~tn~1rl.nr• 4«"1•1111 un


.,.,. .. '""'" , ..... h ....., a..s ... Utt>Ma r
u ~ ... ,....... bf<

Bagian 8: /Jendung. /Jendungan. Sungai. lrigasi. Panf(ti. 115


SNI 03-3413-1994
SK SNI M-13-1992-03

METODE PENGlJKlJRAN DEBIT PUNCAK SUNGAI DENGAN CARA TIDAK


LANGSUNG

BABI
I>ESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 5) Dehit sungai adalah volume air yang meng<1
1. 1. 1. Maksud mclalui suatu pcncunpang melintang sungai persatt
Mctodc pcngukuran ini dimaksudkan schagai acuan dan waktu
pcgangan dalam pcngukuran dchit puncak sungai pda 6) De hit puncak sungai adalah debit sungai y<mg terj;
lokasi yang tidak tcrpcngaruh pcninggian muka air atau pada saat tinggi muka air mencapai titik maksimt
aliran lahar. dari suatu hidrograf tinggi muka air ;
7) Hidrograf tinggi muka air adalah grafik ya
1.1.2 Tujuan
menggambarkan hubungan antara tinggi muka
Tujuan mctodc pcngukuran ini adalah untuk
dengan waktu;
mcndapatk;m data dchit puncak sungai.
8) Kemiringan aliran adalah perbcda<m elevasi mtJ
1.2 Ruang Lingkup ari dari dua penarnp:mg melint<mg sungai padajax
Mctodc pcngukuran ini mcmhahas : tertentu;
I) Pcrsyaratan. kctcntu;m-kctcntmm, cara pengukuran I)) Pengukuran debit adalah proses pengukunm tl
dan laporan : pcrhitungan kccepatan , k.edalaman dan Iebar ali1
serta perhitungan luas penampang hasah unt
2) Pcrhitungan debit pum.:ak hcrdw;arkan pcngukuran
menghitung debit sungai;
pcn;unp<mg hasah d<m kcmiring<m muka air.
10) Pengukuran debit puncak sungai dengan ca
tidak langsung adalah pengukur<m debit dengan c
1.3. Pengertian
melaksanalQm pengukurcm lua.s pcnmnpang b<t<;ah 4
Bchcrapa pcngcrtian y<mg herkaitan dcng<m metodc ini :
kcmiringan aliran puncak;
l) Alat duga air aliran puncak adalah alat duga air
11) Penampang hasah adalah penmnapang mclinu
y<mg digunakan khusus untuk mengukur tinggi ali ran
sungai y<mg dihattsi oleh d<tsar sungai tcbing <
mak.simum:
muka air;
2) Alur sungai adalah bagi<m pcnampang sungai tcmpat
12) Sungai adalal1 torchan di pcrmukaan bumi yll
mcngalimya aliran sungai;
mcrupakan wadah dan pcnyalur aliran air dari "hi
3) Aliran sungai adalah gcrakan air sungai yang kc bagian hilir dan dapat hennuara ke sungai lainJ
dinyatakan dcnga gejala Jan parametcmya; danau atau ke !aut;
4) AI iran puncak adalal1 aliran sungai yang terjadi pada 13) TingJ,.,ri muka air sungai adalal1 elcva-;i muka air~
tinggi muka air maksimum; suatu penampang melintang sungai tcrhadap sd~
titik elevasi tertentu.

BABII
PERSYARATAN PENGUKURAN

2.1 Petugas dan Penanggung .Jawah


Nama, tanda Iangan petugas dan pcnanggung jawab 2.3 Bahan
pcngukum scrta l<mggal pengukuran harus ditulis pada Bah<m yang dipcrlukan harus terscdia dcngan lcngl
fonnulir kerja dengan jelct'\. sesuai dengan kehutuban;
1) Fonnulir isi<m untuk pengukurm1 penmnmp<mg b~
2.2. Data dan Informasi penguukuran tanda-tanda hekas aliran pun~
Data d<m infonnasi yang diperlukan dalam pcngukuran perhitungan debit;
debit puncak, harus memperhatikan data di lokasi 2) Kcrtas milimetcr dm1 alat gmnhar;
pcngukur<m, schagai herikut :
3) Kert<t<; tulis dan alat tulis.
l) Data tinggi muka air alinm maksimum ;
2) Data koefisien kekasaran (Tabel 1 Iarnpiran h) ; 2.4 Peralatan
3) Gcunbar penarnpang melintang dan memanjm1g alur Semuaalat ukur harus dikalibra<;i scsuai dcngan kctcnQ
sungai; spcsitikasnya.
4) lnl"onnw;i tinggi muka air maksimum yang pemal1
tc~jadi 2.5 Lokasi Pengukuran
Loka<;i pcngukuran harus jela-;,nama sungai tcmpat (
t<mggal kcjadi<m aliran puncaknya.

116 Bagian 8: Bendwzg. Bendungan. Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03·3413-1994

BABDI
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Waktu pelaksanaan 3.6 Perlengkapan Pengukuran


Mctode pengukuran ini dilaksanakan apahila: Perlengkapan pengukuran harus masih dalam keadaan laik
1) Kcccpatan aliran belum dapat diukur dengan pakai, yang terdiri dari :
mcnggunakan alat ukur arus, karena : 1) Baju pelampung yang tidak mudall robek ;
(1) Waktu kejadian debit puncak umumnya san gat
2) Tali tarnbang yang tidak muudah becubah panjang;
cepat;
(2) Keadaan aliran debit puncak membahayakan 3) Sepatu lapangan yang tahan terhadap air;
keselamatan petuga-; dan atau peralatannya; 5) Kalkulator ;
2) Kecepatan aliran melebihi kemampuan spesifikasi 6) Map lapangan yang tahan terhadap air;
alat menucut jenis alat ukur yang digunakan. 7) Kamera

3.2. Lokasi Pengukuran 3. 7. Pengukuran Penampang Basah


Lokasi pengukuran debit puncak dipilih dcngan Ihwal yang harus diperhatikan dalam pengukuran
mcmperhatikan i11wal, sebagai berikut : penampang basah adalall :
I) Tepat pada lokasi pengukuran debit puncak yang
1) Minimal diperlukan 3 (tiga) penampang basah pada
memenuhi persayaratan teknis ;
keadaan debit puncak, masing-masing di bagian hulu
2) Alur sungai Iucus sepanjang mimumum 3 kali Iebar
dan bagian hilir alur sungai di lokasi pengukuran ;
pada saat aliran puncak atau 7 5 kali kedalaman alirlill
puncak rata -rata ; 2) Pengukuran penarnpang basah dapat dilakukan
3) Mempunyai kemiringan muka air sebesar minimum sebelum atau sesudall tcrjadinya aliran puncak dengan
0, I5 m di sepanjang 100m bagian ylillg Iucus ; merawas atau perallu
4) Tidak terpengaruh peninggian muka air sebagai
akihat adanya pasang sucut air laut, pertemuan sungai 3.8 Pengukuran kemiringan Aliran Puncak
dan bangunan pengairan; lhwal yang harus diperhatikan dalarn pcngukuran
5) Tidak terpengaruh aliran lallar ; kemiringan alirlill puncak adalah :
6) Penampang alur sungai tidak mudalllongsor. I) Segera setelah aliran puncak terjadi, tanda-tanda
bekas alirlill puncak pada tebing kanan dan kiri serta
3.3. Pertimbangan Hidraulik ylillg telal1 tercatat pada alat duga air aliran puncak
Kondisi hidraulik yang harus diperhatikan di lokasi harus diukur elevasiya dari datum yang sama ;
pengukurlill debit puncak adalall : 2) Minimal diperluklill6 (enam) bual1 alat duga air aliran
puncak yang dipasang di kanan dlill kiri alur sungai.
1) Bilangan Froude kurang dari 1 ;
2) Tidak ter:jadi J)ecuhalllill jenis aliran ; 3.9 Pengukuran Tinggi Muka Air
3) Beda tinggi muka air harus lebih besar dari tinggi Tinggi muka air maksimum diperoleh dari :
kecepatan; 1) Pembacaan alat dug a air otomatik d<m alat duga air
4) Perbl:Uldingan antara hlilltaran hulu di bagi denglill aliran puncak ;
hantaran hilir an tara 0, 70 sampai dengan 1,4 2) Hasil pengikatan tinggi muka air aliran puncak
terhadap suatu bangunlill permancn di dekat lokasi
3.4 Peralatan Pengukuran pengukuran
Peralatan ylillg digunakan hacus laik pakai serta memenuhi
ketentuan sebagai berikut : 3.10 Rum us • Rum us Perhitungan
1) Alat ukur penampang basah yang digunaklill harus Rumus-Rumus yang digunakan adala.h schagai bcrikut :
disesuaikan dengan Iebar aliran, kedalaman alirlill dan 1) Persamaan encrgi :
sarana penunjang yang tersedia ;
2) Alat ukur tinggi muka air aliran maksimum h 1 + hv 1 = h 2 + hv 2 + hr+ (k hv) ............................... (1)
menggunaklill alat duga air aliran punc<:tk yang harus
dapat memberikan tanda-tanda yangjelas dari bekas y2
elevasi aliran puncak ; hv =a 2g .................................... (!)

3.5 Peralatan Tambahan Keterangan :


Peralatan tambahan harus dalam keadaaan fisik pakai : h = eleva.-;i muka air (m)
Peralatan tambahan harus dalam keadaan laik pakai : hf = kehilangan cncrgi karen a gcsck<m (m)
1) Alat penyipat ruang yang masih dapat digunakan hv = tinggi kcccpatan (m)
sesuai dengan standar ; Hv=hv J·hv2 = perhcdaan tinggi kcccpatan (m)
2) Perahu yang paling sedikit mampu memuat 3 onmg k hv = kchilangan engergi karcna pcn:cpatan atau
atau disesuaikan dengan kebutuhan. pcrlmnhat.<m (m)
k = kocfisicn kchilangan cncrgi,

Baxian 8: Bendtmx. Bt•ndunxan. Stmxai. Jrigasi. l'anwi. 117


SNI 03-3413-1994

k =
0.5 apahila lcrjadi pcrlamhalan aliran. alau 6) Mcnghilung koclisicn tinggi kcccpatan :
apahila aim sungai mclchar dan hv positive k
= () apahila lcrjdai pcrccpalan aliran alau alur
sungai lllcnycmpil dan hv ncgalif
,. = kcccpalan aliran rala-rala pcn:unpang (m/dcl) a= ________ .................................... c
a = kocfisicn ling,!!i kcccpalan
g = pcn:cpalan gravilasi
( lJ J\(l m/dct2)
Suhkrip I dan 2 mcnunjukan pcnampang hilir d:m hulu kctcrangan :
Gamhar I. mcnunjukan skclsa pcnampang pcngukur:m debit i = indck yang menunjukan hagian pcnampang ym
puncak. hcrsangkutml
KT = indck y<mg mcnunjukan h;mtaran kc seluruh penampa1
2) Mcnghitung kcmiringan garis cngcrgi : y<mg bcrsangkutan
h + hy - k . hv Ay indck yan gmcnujukan luas scluruh pcnarnpang yar
S= _hr
__ = .................................... (3) hcrsangkut<m
L L a = luas bagian pcnarnpang
L=hJ-h2 .................................... (4)
n = jumlah hagia11 penampang
Kctcrangan :
7) Mcnghitung bihmga11 Froude:
S kcmiring:m garis cncrgi (m/m)
hf = kchil:mg<Ul cncrgi karcna gcsckan (m)
F= _ _ _v ____ .................................... (l
L = jarak pcn:unpang hulu dan hilir (m)
( g d ) 0,5
3) Mcnghitung h:mtaran:
Ketcrm1gm1 :
Lc = 1/n AR2 13 .................................... (5)
F = hilangan Froudc
V = kecepatan aliran rata-rata pada suatu penampang (r
deL)
Kctcran!!an :
K = ~h<mtaran (m3/det) d = kcdalcunan alira11 rata-rata pada suatu penampang (11
n = koelisicn kckasanm (t.anpa dimcnsi) g =
A = luas pcmunpang hasah (m 2) 8) Mcnghitung hantaran rata-rata :
R = j::ui - jari hidrolis (m)
4) Mcnghitung debit puncak : Kw = <Kt x Kz) 0,5 .................................... (~
ketcrangan :
Q=<K 1 x Kz x S) 112 .................................... (6)
Kw = hantaran rata-rata (m3fdet)
Keterangan : Kt haJllaran penampang hulu (m3/det)
Q = debit puncak (m3/del) Kz = hantaran penampang hilir (m3/det)
K 1 = hantanm penmnpang hulu (m3/det)
Kz = hantanm penmnpang hilir (m3/det)
S kcmiringm1 garis cnergi

5) Rumus akhir pcrhitungan debit puncak pada Label 1 :

Tabell
PERSAMAAN UNTUK MENGHITUNG DEBIT PUNCAK

Jumlah
pengukura11 2

(n)

B- A~:;g[-a,(~;)' (1-k,.!)+"' (~:)' (k,.,-k,.,)+aa (~)' (k.,.-k,.,)+ ...


+a1, . 11 ( • A. )' (k 1 ,_.,~-k,._.,., •. 11 )+a,(l-/c,,_,~)J·
.n.c•-11

118 Baxian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai. Irigasi. Pantai.


SNI 03-3413-1994

BABIV
CARA PENGUKURAN DEBIT PUNCAK SUNG AI

;!fa pengukuran debit puncak sungai dilakukan dengan 4) Tahap perhitungan debit puncak (catclt pada formulir SL.3
l:berapa Lahapan sebagai berikut: seperti contoh terlarnpir) sebagai berikut :
Tahap persiapan, sebagai berikut ( 1) Tentukan dan hi tung jarak setiap dua penarnpang ;
(1) Pilih lokasi pengukuran sesuai dengan ketentuan (2) Tentukan dan hitung beda tinggi muka air aliran
segera setelah debit puncak terjadi ; puncak setiap dua pcnamp<mg ;
(2) Siapkan peralatan dan perlengkapannya untuk (3) Tentukan koetisien kekasaran setiap pcnarnpang dan
mengukur kemiringan muka air aliran puncak isi pada kolom 2 ;
(3) Siapkan peralatan dan perlengkapannya untuk (4) Hitung lin dm1 isikan dalmn kolom 3 ;
mengukur jarak diatara dua penarnpang melintang ; (5) Tentukan dan hitung luas pcmunpang hasah debit
(4) Siapkan fonnulir isian untuk pengukuran penampang puncak dm1 isikm1 datanya pada kolom 4 ;
basah aliran puncak (formulir SL.1 )' (6) Tentukan dan hitung jari-jari hidrolis pcnarnp<mg
(5) Siapk<m fonnulir untuk mengukur kemiring<m muka ba-;al1 debit puncak dan isikan datanya pada kolom 5
air aliran puncak (formulir SL.2)' (7) Data jari-jari hidrolis butir 6 dipangkatkan 2/3 dan
(6) Siapkan Jonnulir untuk perhitungan debit (fonnulir isikan datanya pada kolom 6;
SL.3) (8) Hitung hantaran setiap penrunpang dengan rumus
(7) Siapkan alat tulis yang digunakan sesuai dengan (5) dan isikan datcmy pada kolom 7
kehutuhan ; ~ (9) Hitung hantcrran dipangkatkan 3 dan isikan datcmya
(8) S iapkan kcrtas milimeter dan alat garnhar yang pada kolom 8 ;
digunakan sesuai dengan kebutuhan ; (10) Hitung luas dikuadratkan dan isik<m datanya pada
(!)) Perintahkan pada setiap petugas pengukuran untuk kolom 9;
melaks<:makan tugasnya ma-;ing-masing ' (11) Hi tung koetisien tinggi keccpatm1 dan isik<m datcmya
pada kolom 10;
Tahap pengukuran pamunpang basal1 (catat pada fonnulir (12) Hi tung hantar<m rata -rata setiap dua penmnpang dan
SL. I seperti pada contoh terlmnpir) sehagai hcrikut : isikan dat<mya pada lajur (kw)
(1) Lakuk<:m pembacaan tinggi muka air pada alat Juga (13) Hitung debit setiap dua pcn<unpang hcrdasarkan
air saat mulai pngukuran pmuunpang basah ; rumus pada tahcl I ;
(2) Lakuk<:m pcngukuran Iebar dan kedalmnan alinm di (14) Hasil perhitung<m hutir 13 merupakan harga debit
setiap pemunpang pengukunm ; perkira<m d;m isik<m datanya pada kolom (13)
(3) Lakuk<m pcmbacaan tinggi muka air pada alat duga (15) Gunakan data debit perk iraan kolom (13) untuk
air saat herakhimya pengukuran pmlcunp<mg h<L<iall ; menghitung tinggi kcccpatan herdasmkan rumus (2)
(4) Lakukan pcngukuran elcvasi aliran puncak di setiap setiap pcmunpang dan isikan datanya pada kolom
penampang ha-;ah; (14);
(5) Tentukcu1 dm1 hitung luas setiap penmnp<:mg basal1 (16) Hitung hecla tinggi kecepat<m sctiap 2 pemunp;mg d<m
debit puncak ; isikan dat<mya pada kolom ( 15)
(6) Tcntukan d<:m hitung keliling penarnp<mg hasah debit (17) Lakukan perhitungan kemiringan garis cncrgi
puncak; berdas;rrk<m rumus (I) setiap 2 pemunp<mg dan isik<m
(7) Hitung jari-jari hidrolis penarnpang hasah debit dat<mya pada kolom ( 17);
puncak; (18) Lakukan pcrhitungan kcmirin!.!an !.!aris cnergi
herd<L'i<lfk<m rumus (3) setiap 2 pcn~unp<~lg dan isik<~l
Tahap pcngukuran elcv<L'ii tmHJa-tanda hcka-; debit puncak dat;mya pada kolom ( 17) ;
(catat pada fonnulir SL2 seperti pada contoh terlampir ) (19) Lakukan perhitungan tlchit puncak hcnlasarkan
sebagai hcrikut : rumus (6) setiap dua pcn:unp:mg tl;m isik;m dat;mya
(1) Lakukcu1 pemhacaan tinggi muka air pada alat duga pad a kolom (I X)
air sasat mulai pengukuran ; (20) B:mdingkan data tlehit puncak kolom ( 13) Jcn!.!an
(2) Leta.kkan alat penyipat ruang kunmg Jehih di tengah data dehit puncak kolom (I X) apahila pcrh~tlaan;1ya
-tengah diantara pemunpang hulu dan penamp;mg kurang dari 5'/t maka tlchit puncak sctiap 2
hilir setiap dua pcmunp<:mg pcngukuran pen:unpang telah dipcrolch. apahila pcrhctlaannya
(3) Ukur jarak antara pcnampang hulu dengan alat lehih hes:u· 5'i; maka data de hit kolom ( 13) pcrlu
penyipat ruang dan alat pcnyipat ruang dengan diuhah lagi. dan ulangi nuJiai tahapan kc 15 s;unpai
pcnmnp<:mg hilir, setiap dua pewunp<mg pengukuran; 20;
(4) La.kukan pengukuran elevasi tanda -tanda hckas (2 I) Lakukan tahapan kc I~ sampai 20 untuk dua
puncak de hit pada tching kanan d<m kiri ali ran sungai pcnampang pcngukuran yan,!.! lain ;
antara pemunpang hulu d<m hilir ;
(5) Lakuk<m pcmhacaan tinggi muka air pada alat duga
air saat hcrakhirnya pengukunm ;
(6) Ulangi pckerjmm hutir (I) smnpai (5) untuk sctiap
dua pcn<unp<:mg pcngukur<m y<mg Jain ;

/Ja~ion X: /Jendung. Unulungon. Sungoi. lrigasi. l'onwi. 119


SNI 03-3413-1994

(22) Hilung dchil punn1k scluruh penampang (24) Lakukan perhitung<m besarnya bilcmgcm Froude 01
rncnggunakan rum us pad a tabel (1) dan isikan menentukcm jenis aliran yang telah dihitung r
dat::u1ya pada lajur yang tclah disediakan pada tabel tahap (23);
S.3; (25) Perhitungan debit puncak telah selesai dan d
(23) Gunakan data debit. puncak hasil perhitungan pada puncak pada tinggi muka air tertentu telah didar
lahap (22) untuk mcnghitung kecepatan aliran di
setiap pemunp<mg d::m isik::m data pada kolom (12);

BABV
LAPORANPENGUKURAN

Laponm pcngukunm disajikan dalmn fonnulir scpert terlihat


pada hunpiran B, y<mg memuat :
1) Fonnulir SL.l, fonnulir ini bcrisi data, pengukuran
pemunpang ba,.ah;
2) Formulir SL.2, fonnulir ini berisi data pengukuran
clcva"i Ianda-Ianda bckas debit puncak;
3) Fonnulir SL.3, fonnulir ini bcrisi data perhitungcm debit
puncak.

LAMPIRANA
DAFfAR ISTILAH

alat duga air alinm puncak special staff gauge


alat duga air biasa staff gauge
alat duga air otomatik automatic water level recorder
cara luas-kemiringan slope-area method
debit puncak peak discharga
elevasi muka air elevation of the water surface
hcmtarcm conveyance
kemiringan garis energi energy gradient
kehilangan energi karena gesekan energy loss due to boundary friction in the reach
persamaan energi energy equation
tinggi kecepatcm velocity head

120 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03·3413·1994

LAMPIRAN 8 Nilai n
No. Alur alam dan Diskripnya
Minimum Nonnal Maksimum

,,,
D. Pohon-pohon
1. Tanah tdah dibersihkan. tunggul
Nilain kayu tanpa tunas 0.030 0.040 0,050
Alur alam dan Diskripnya
Minimum Nonnal Maksinmm 2. Tanah tdah dibersihkan. tunggul
:· kayu tanpa tunas, dengan tunas-
I. Alur kccil (!char muka air pada tunas lehat 0.050 0.060 0.080
saat hanjir kurang dari 30m) 3. Banyak batang kayu. bcbcrapa
tumbang. ranting-ranting, taraf
A. Alur di dataran banjir di bawah cabang puhon 0.080 0.100 0,120
J. Bt:rsih Jurus. tcrisi penuh, tanpa 0.025 0.030 0,033 4. Banyak batang kayu. beberapa
rckahan tumbang, ranting-ranting. taraf
2. Bcrsih Jurus. tcrisi pt:nuh. tanpa 0.030 0,035 0.040 banjir di bawah cabang pohon.
rekahan. hanyak batu-batuan. tar~f banjir mencapai cabang
tanaman pt:ngganggu pohon 0,100 0.120 0,160
3. Bt:rsih bcrkclok-kdok. ht:rceruk, 0,033 0.040 0,045
bcrtching III. Alur besar (lembar muka air
4. Bcrsih bcrkcluk-kdok. berceruk. 0.035 0.045 0.050 banjir lebih dari 30m)
hcrtcbing. dengan tanaman Nilai n lebih kecil dari alur kecil
pengganggu, hatu-batu dengan perincian yang sama,
5. Bcrsih berkclok-kdok. bcrceruk, 0,040 0,048. 0,055 sebab tebing membcrikan
bertching. dengan tanaman tahanan efcktif yang lebih kecil.
pcngganggu. hatu-hatu. tidak
terisi penuh. hanyak kemiringan A. Penrunpang beraturan tanpa batu
dan pcnampang yang kurang besar atau belukar 0,025 0.060
cfektif
6. Bersih berkelok-kclok. berceruk. 0.045 0.050 0,060 B. Penampang tidak beraturan dan
hertebing. dengan tanaman kasar 0.035 0.100
pcngganggu. bcrhatu lehih
ban yak
7. Tenang pada bagian Jurus. 0.050 0.070 0.080
tanaman pengganggu, ceruk
ban yak
8. Banyak tanaman penggnaggu, 0.075 1.100 0.150
ccruk dalam a tau jalan air pt:nuh
kayu dan ranting
.......
I
B. Alur di pegunungan. tanpa I
tertumhuhan di saluran, tebing
umumnya terjal. pohon dan
~~ ~ ~--------
~:
. _::::;,
I
I
Aroll Allron
,
scmak-scmak sepanjang tcbing

j 1. Dasar : kerikil. kcrakal dan 0.033 0.040 0.050


~I • k (II hv)
scdikit hatu besar
2. Dasar: kerakal dengan batu 0.040 0.050 0.070
hesar

II. Bantru·an banjir

A. Padang rumput tanpa bdukar Garlo Pembonding


l. Rumput pendck 0.025 0.030 0,035 L

2. Rumput tinggi 0.030 0.035 0.050

B. Daerah pertanian GAMHARI


l. Tanpa tana.rnan 0,020 0.030 0.040 SKETSA PENAMPANG MEMAN.IANG PEN(;tJKURAN
2. Tanaman dibariskan 0.025 0.035 0.045
PUNCAK
3. Tanaman tidak diba.r·iskan 0.030 0.040 0.050

c. Helukar
I.Hclukar lt!rpcncar. han yak 0.035 0.050 0.070
tanaman pengganggu
2. Bclukar jarang dan pohon-pohon 0.040 0.06<) ().()80
3. Bcluka.r· scdang sampai rapal 0.070 0.100 0.160

IJaJ:icm X: JlemhiiiJ:, llnldwlxcm. Sunxc1i. lrixasi, J>cmtai. 121


SNI 03-3413-1994

CONTOH ISIAN FORMULIR

KARTU PENGUKURAN PENAMPANG BASAH

METODE PENGUKURAN DEBIT I1 UNCAK

Penampang 1 Tanggal Debit Puncnk 2 - 10 - 1984


Sungai Yeh Empas Jam 08.00
Tempat Celagi - Bali Tanggnl Pengukuran 2 - 10 - 1984
Diukur Oleh 1. Oma Warma Waktu Mulai 15.00 M.A 2,52 Dl
2. Sucipto Waktu Selesai 16.00 MA : 2,52 m

E L E VAS I KELILING
VERTIKAL LEBAR LUAS ..
MA DALAM
RA¥~~a~TA (A) Bf81H
0 0,252 0
0,50 0,18 0,09 0,90
0,50 2,25 0,36 0,84 1,89 2,20
2,75 1,32
2,69 1,59 4,28 2,70
5,44 0,50 1,85 2,06 1,03 0,90
5,94 2,27
1,00 2,40 2,40 0,70
6,94 0,90 2,53 2,57 2,31 1,00
7,81 2,61
1,00 2,65 2,65 1,00
8,84 0,90 2,69 2,71 2,13 0,90
9,74 2,72
1,00 2,7n 2,78 1' 10 '

10,74 •1 ,00 2,83 2,77 2,77 1,10 ;

11,74 2,70 i
1 ,00 2,73 2,73 1,00
12,74. 1.00 2,76 2,65 2,65 1,20
13,74 2,54
1 ,oo 2,37 2 t :J7 1,10
14,74 0,45 2,19 1,90 1,90 0,80
15,19 1,79
1,00 1 '57 1,57 1,60
16,69 0,45 1,35 1,01 0, II 5 1,50
17,14 0,66
1,00 0,33 0,33 1,60 I

18,14
Jumlah 34,63 21,30
R =A I 0 = 1,63
Diperiksa Oleh Penanggung Jawab

Dra. Henny Maria Drs. Soewarno

122 Bagian R : Bendung. 8£•ndungan ..'l"ungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-3413-1994

CONTOH ISIAN f-ORMULIR

KARTU I'ENGUKURAN TANDA BEKAS BAN.JIR

METODE PENGUKURAN DEBIT PUNCAK

Pena•p•ns 1-2 Tang sal Debit Puncak 2 Oktober 1984


Sungai Yeh E•pa9 Jara 08.00
Te•pat Selag1 - Bali Tan!lsal Pengu'kuran 2 O'ktober 1984
Diukur oleh l. O•a Wanna Walctu Mulai JS,OO,HA 2.52 II\

2. sueipto Waktu Selesai 16,00 MA 2.52 ID

TEDIHC KANAN TEOINC KIRl


NO.
TITIK PEMDACA.AN ELEVASI ( ) .. TITlK P!:118ACAAH ELF.\' ASI (ID)

1 1.103 1 1.101

2 1. 052 2 1. 050

3 1.023 3 1. 021

4 0.935 4 0.933

5 0. 743 5 o. 741

6 s.szo G 0.948

Oiper1k.sa Oleh Penanssuns Jawab

(Dra. Kenny Haria) (Dr.s. Soewarno)

Bagian 8: Bendung, JJendungan, Sungai. lrigasi. l'anwi. 123


SNI 03-3413-1994

CONTOH ISIAN FORMULIR

KARTU PENGUKURAN DEIHT PUNCAK

PENGUKURAN DEBIT PUNCAK

Pena•pang 1-3 Tanggol Debit Puncnk 2 Oktober 1984


Sung"i Yeh E•plla Ja,. 08.00
Te11pat Celagi - &ali Tanggal Pengukuran 2 Oktober 1984
Diukur Oleh 1, Ollla Warma Waktu Mulai 15.00 MA :2.52 m
2. sucipto Waktu Selesai 16.00 MA :2.52 m

Btgian Alur Sungai 1• 2 2. 3 3• ( Ting[i Kuka Air 2.JJ 0


Panjug/L
Beda MA {11
\'l H.5
0.513
39. 5
0.55Z
.
.
Deb1
Luas DPS
319 nJ/det
30.85 ko 1

PENAHPAIIG n 1/n A R R2/3 k kJ a.l I


q v

1 ~ 3 4 5 6 7 8 9 10 II ! I2
I 0.09 I l.l 3. 51 0.61 0.719 28.05 1791,37 1.10 I j, 60 o.so
o.oa 12.5 18.72 1. jg 1. 2( 5 291.(5 706H I 85 29.1 1. 55
Ir
0.08 12.5 16.17 I. 26 1.167 237,25 504(7.96 1. 08 26.3 ). 62
0.09 11.1 5.42 0.76 0.833 50.15 H93.95 5.57 1. Oj !
Ill
0.09 11.1 20.13 0.90 0.935 208.~ ).0 3I. 9 !. ~ 8

i
I I
lw 1·2 3~3.0 2.·3 2H .8 3-4 I I

Perhitungan Debit

ter ~-
11 tung
Bag ian Perkirn.an hv hv hf s kw s!
=
13 14 15 16 17 18
0.130
1 - 2 33.8 . 0.134
- 0.004 0.556 0.01249 33.8

0.105
2 - 3 30.0 - 0.008 0.592 0.01499 30.0
0.113

3 - 4 - - - -
-
Debit Dihitung Dengan Rumus Tabel 1 31.9

Diperiksa Oleh Penanggung Jawab

Ora. Henny Maria Drs. Soewa.rno

124 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI-03-3417-1994

METODE PENENTUAN POSISI TITIK PERUM


MENGGUNAKAN ALAT PENYIPAT RUANG.

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 3) Titik referensi adalah titik acuan yang mempunyai
koordinat dan elevasi yang tetap;
1.1.1 Maksud
v1ctode pencntuan ini dimaksu.d~a.n. sebagai a~uan ?an Pemeruman adalah proses pengukuran kedalaman suatu
:>egangan dalam pengukuran posiSI t1t1k peru~ d1. permran 4)
perairan dengan menggunakan alat ukur kedalaman;
1antai sungai danau, muara dan saluran nav1gas1 dengan
ncnggunakan dua buah alat penyipat ruang.
5) Titik perum adalah titik yang telab diukur posisinya, pada
titik tersebut di plotkan kedalamannya;
1.1.2 Tujuan
fujuan metodc ini adalah untuk memperoleh posisi titik-titik
6) Azimuth adalab sudutjurusan terhadap utara;
perum.
7) Koordinat adalab sistim salib sumbu x,y;
1.2 Ruang Lingkup
Metode ini membahas persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara
pengukuran dan analisis perhitungan, batas kemampuan 8) Peta kerja adalah peta dasar pengakuran yang berskala;
theodolit adalah 2 km.
9) Titik bidik adalah titik sasaran yang dibidik oleh alat
penyipat ruang;
1.3 Pengertian
Bebempa pengertian yang berkaitan dengan metode ini: . 10) Lajur adalah lintasan titik-titik posisi;
1) Posisi titik ukur perum adalah titik-titik yang mempunyat
koordinat berdasarkan hasil pengukuran; 11) Kompas adalah alat penunjuk arab terhadap utara
magnetis.
2) Titik tetap adalah titik pengukuran di darat yang
mempunyai koordinat dan elevasi

BABII
PERYSAYARATAN

2.1 Peralatan dan Perlengkapan Nama-nama petugas, pengawas dan penanggung jawab hams
ditulis dan dibubuhi tanda tangan serta tang gal yang jelas dalam
PerdlaL:"ln dan perlengkapan yang digunakan dalam pengukuran fonnulir pengukuran.
harus sudah di kalibrasi.
2.3Cuaca
2.2Petugas dan Penanggung Jawab Pengukuran
Cuaca pada saat pengukuran dalam keadaan baik.

Baxian X: Bendung. Bendungan, SungC~i. JrigC~si. Panwi. 125


SNI-03-3417-1994

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Peralatan 3.4 Pembacaan Sudut


Pembacaan sudut harus memenuhi ketentucm sebagai berik
3.1.1 Peralatan Utama 1) Pembacaan sudut dari posisi alat penyipat ruang Ike po:
Pcralatan utcuna yang digunakan untuk pengukuran posisi titik alat penyipat ruang II dan sebaliknya sama dengan nol
pcrum adalah: 2) Pembacaan sudut dari posisi alat penyipat ruang I dar
I) Alat penyipat ruang, dengan kcteliticu1: ke titik bidik dilakukan atas pcrintah dari posisi titik bid
( 1) Pcmhacacm sudut dalcun detik; 3) Besar sudut pada titik bidik terhadap alat penyipat ruan
dan ruang II lebih besar dari 20°.
(2) Pcmhaca:m waktu dalcun menit;
2) Pcrahu motor yang memenuhi syarat, I buah.
3.5- Rumus-Rumus Perhitungan
Rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalam metode i
3.1.2 Perlen~kapan Penunjang
(lihar Gam bar 1)
Peralatan penunj<mg yang digunak<m sesuai keperluan, sebagai
bcrikut:
1) Menghitung sudut y:
l) Radio komunikasi 3 bual1;
2) Mesin hitung, 1 bnah;
Y= 180°- (a+ 13) .............................................................. (I
3) Peta keija untuk memplot posisi titik perum, dengan skala
I: I 000. I :2000
keterangan:
dan 1:5000;
a = pembacaan alat penyipat ruang I terhadap titik bidik;
4) Forrnulir isian untuk mencatat data hasil pengukurcu1;
l3 = pembacaan alat penyipat rucu1g II terhadap titik bidik.
5) Pelindung alat dari pcu1a.o; d<m hujan;
6) Jaket pelampung;
2) menghitung jarak:
7) Kompas;
(1) jarak AB:
8) Pencatat waktu atau jam.
AB = v<xb - xy + (Y h- Y a>2 ............................................................. (
3.2 Penempatan Peralatan
3.2.1 Alat Penyipat Ruang
(2) jarak AP:
Penempatan alat penyipat ru<mg harus memenuhi ketentuan _ _ sina
sebagai berikut: AP = BP * --~·ifii_y_ ........................................................... (
1) Ditempatkan pada titik-titik tetap yang telah diketahui
koordinaU1ya; (3) jarak BP:
2) Posisinya harus strategis, terbadap pandangan ke arah
perahu survei maupun alat penyipat ruang lainnya; sin l3
AP = BP * ----:----- ........................................................... (
Slll "(
3.2.2 Titik Bidik
Titik hidik kedua alat penyipat ruang berupa Liang transducer keterangan:
yang ditempatkan pada perahu survei AB= jarak dari titik A ke titik B;
AP= jarak dari titik A ke titik P;
BP = jarak dari titik B ke titik P;
3.2.3 Radio Komunikasi
Xa = absis titik A;
Radio komunikasi harus ditempatkan pada alat penyipat ruang Xb = absis titik B;
I, alat penyipat ruang II dan perahu survei. Y" = ordinal titik A;
Yb =ordinal titik B.
3.3 Koordinasi
Koordinasi dalcun pelaks::ma:.m pengukuran harus memenuhi 3) Menghitung azimuth:
ketentuan sebagai berikut:
I ) Adanya komunikasi mltara ketiga komponen pengukuran; ( 1) azimuth AB:

2) Perintah pengukurm1 dilakukan oleh petugas yang berada


di pcrahu survei;
Az AB = arc tg -~':-~-~.!'__ ................................................. (:
b a
3) Pembacam1 sudul dari alat penyipat rum1g I dan II dilakukan (2) azimuth BA:
pada waktu bersama:m;
Xb-Xa
4) Data pengukuran disusun dalmn nom or urut; Az AB = arc tg -y--~-y--- ... ....... .. ... ..... .. .. ... .. ... .. .. ... .. .. ... .. . (~
5) Nomor-nomor urut diperiksa minimum tiap kelipatan h .t

sepuluh.

126 Bagian 8 : Bendung. Bendwzgan .•\"unxai. Jrigasi. Panwi.


SNI-03-3417-1994
CONTOB PEIUIJTUNGAN

koordiut posisi teodolit I, A (731.248 ; 1290,589)


LAJUR PERUI.I
koordinat posisi teodolit n, B (1142,439: 860,03)

diukur sudut teodolit I (a)~ 303'18'30"


owlut teodolit n (II)- 60'50'08"

Perbinmgan :

1) Hitung. sudut: y ~ lBO'- (62"50'08" + 303'18'39")


~ 60'28"30"

2) Hitung,jaral<: AB =V(ll42,439 • 731,248)' + (860.03 · 1290.589)'


~ 595,3647 m

sin ll
3) Hirungjank: AP ~ AB •
siny

sin 62'50'08"
= 595,3647. -·---·-·-·
sin 60'28'30"

~ 608,74736 m

sin 360' ·a
4) Hitung jarak : BP ~ AB * ---·----------
siny

sin 56'41'22"
= 595,3647 • ----·---------
sin 60"28'30"

-571,804 m
GAMBARI
SKEMA PENENTUAN POSISI FIX PERUM 5) PerhitUDgan azimuth

XB·XA
Az AB =arc tg ---------·-
YB-YA

1142,439. 731,248 411,191


= arc tg ........................
L a u r 860,03- 1290,589 -430,559

= 136'19' 5,1"
~.FIX
Lojur ptr\lm ·34
120 .)3


• 19 XA-XB

I .21 I I Az BA = arc tg ...........

r
YA-YB
·3~

. r !Z2
132
I 731,248- 1142,439 • 411,191

/' \' ·or I ·31 rG


= arc tg ---------------------·
1290,589- 860,03 430,556

i•

,.
I ·•o
I.I \". . ··I
ro \31
~

6) Posisi titik perum


316'19' 5,1"

I •JS I24 . 29
I
•39

I Dihitung dari titik A

r !"
I... I·2~ I
.28

r X'P = XA + AP • sin (Az AB + a· 360')

~..-;-7/
I
'12
I
"ll
·ZB L •4Q
= 608,7474
= 731,248 + sin 79- 37' 43",1
= 1330,05 m

Y'P = YA + AP * cos (Az AD + .. - 360')


b.----· ·---8 ~ 1290,589 + 608, 7474 • COS 70• 37' 43 I"
1 EOOOLIT I. TEODOLIT 2. = 1400,18 m '

Dihitung dari titik B


GAMBAR2
X"P = XB + BP sin (Az + Ba • 13)
POSISI TITIK PERUM DAN = 1142,439 + 571,804 • sin 19" 9' 13,1"
KEDUDUKAN PENYIPAT RUANG = 1330,05 m

y•p .... XII-+- UPcos(AzBA t f\)


:- &60,03- ~71,1\04. cos l'J- 9' 13.1"
""1400,18 m

7) Posisi titik pcrum rata-ral•

X'P t- X"P 1))0,0~ t 1330,05

XP - ··-············---·-··--- ~ IJJ0.05 Rl

Y'P • y•p 1400,18. 1400.18


yp .... ------------------ .. ----------···-······-····· - 1-100.11'1 m

Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai. 129


SNI-03-3417-1994

LAMPIRAN 8

CONTOH FORMULIR ISIAN


PENGUKURAN POSISI TITIK PERUM DENGAN 2 TEODOLIT

Lokasi Pengukuran Marunda No. Alat


Tanggal Pengukuran : Agustus 1988 Type alat
Diukur oleh Suhanalgud
Pengawas : Endang. BE

POSISI ALAT DAN PEMBACAAN


No. WAKTU SUDUT TEODOLlT TERHADAP KOORDINAT
FIX JAM!MEN/DET
Titik A Titik B
a p X y

I 08.25.00 303''18'38" 62°50'08" 1330.05 1400.18

2 307"46'33" 60°43'17" 1292.19 1348.61

3 309°37'30" 56°42'43" 1250.61 1327.41

4 312"55'44" 51°59'14" 1206.21 1296.81

5 319"32'59" 45°42'48" 1156.17 1246.89

6 08.30.00 J24YI4'57" 39°1 0'19" 1114.10 1219.10

7 330"41'57" 31°51'22" 1074.30 1185.60

8 338°27'24" 24°34'48" 1043.20 1146.57

9 304°48'13" 67°55'18" 1380.08 1392.26

10 310"38'~ 1II 66°04'18" 1333.00 1322.57

II 3J6n07'07" 62°21'22" 1280.08 1267.22

12 321°28'55" 58°13'25" 1236.20 1221.40

Mengetahui
Pengawas Penanggung Jawab

(Endang S. BE) {lr. Kardaml,. M.SC.)

128 &gian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, Jr(t~asi, Pantai.


SNI 03-3965-1995

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

.J Data 5) Untuk hal khusus, contoh : muara, sungai untuk.lalu-


Data untuk pcmhuatan model fisik sungai harus memenuhi linta.<> air, diperluk.an skala tersendiri;
kctcntwm scbagai bcrikut: 6) Kekasaran di lapangan baik untuk dasar,tebing
]) Gambar situasi dengan skala 1:1000, 1 : 2000, maupun bantaran sungai
dilcngkapi lctak penampang melintang, titik elevasi,
garis kontur; 3.2 Peralatan
2) Gamhar pcnampang memanjang dengan skala tegak Peralatan yang dipergunak.an harus mcmenuhi k.etentuan:
: I: I 00, 1:200, skala datar I: 2000, dilengkapi ukuran 1) Meteran yang digunak.an baik, mampunyai ukuran
jarak, nom or pro til, clevasi dasar, tebing, tanggul dan sampai dengan milimeter;
clcvasi bangunan lainnya; 2) Alat sipat datar dalam k.eadaan laik. pak.ai dan sudah
3) ·G;unhar pcnampang melintang dengan skala tegak dikalibrasi;
I: I 00, 1 :200, mcndatar 1:200, 1:400 dilengkapi 3) Alat sipat ruang dalcun keadaan laik pakai dan sudah
ukuran jarak, titik duga dan bangunannya lainnya, dikalibrasi;
4) Jarak. an tar penamp<mg melintang untuk. sungai lurus 4) Bak. ukur dalam kondisi baik, mempunyai ukuran
5o meter, sedang pada belokan dan atau lokasi sampai dengan milimetcr.
rcncana hangunan jarak an tar penmnpang 25 meter;

BABIV
CARA PEMBUATAN
fahapan pembuatan model fisik, scbagai herikut : (2) Pa.;;ang tusuk. bambu atau sejenisnya guna menirukan
,) Lakukan persia pan pembuatm1 model : titik-titik elevasi penampcmg melintm1g;
(1) Tentuk.an sumhu absis dan ordinaL pada gambar (3) Tentukan elevasi tusuk sesuai ketinggi<m penampang
situa<>i, jarak persilangan tidak melebihi 20 meter melintang;
ukunm model;
(4) Buat penmnp<mg k.a.;;ar dari pa<>cmg<m hatu merah atau
(2) Tentukan patok model pada tiap penampang
sejenisnya;
mclintang pda gmnhar situa<>i, kemudian pindahkan
ke gmnhar penampang melintang; (5) Buat pagar model dari pasangan batu merah atau
(3) Uk.ur jarak. absis dm1 ordinat titik-titik patok model sejenisnya
pad.a gam bar situa<;i, k.emudian pindahkan k.e gambar (6) Lakuk.an penggalian atau pengurugan antara
penampang melintang; penampang melintang sesuai kebutuhan,serta
(4) Ukur jarak. d.ari patok. k.e patok. d.alam satu penampang padatk.an;
mclintang pada gambar situasi dan kontrol pada (7) Buat penampang melintang halus dengan cara
gambar penampang melintang, selanjutnya ubah mengulangi pengukuran jarak pada profil kasar
menjadi ukunm model; dengan pak:u, kemudim1 ukur eleva<;inya dengan alat
(5) Tentukan titik tetap model sebagai acuan elevasi; sipat datar;
(6) Ukur dan hitungjarak kumulatifbeserta eleva<;i untuk
setiap penamp<mg melintm1g kcmudian ubah menjadi (8) Tentukan elevasi paku scsuai dengan kctinggian
model; pcnmnp<mg melintcmg;
(9) Buat pencunpang melintcmg halus deng<m spesi;
~) Pasang patok. pemunpang melintcmg model d.engan cara,
sebagai berikut : 4) Apabila butir 3) tidak dilak.ukan, mak.a d.apat diker:iak.an
(1) Tentukan letak model pada lapangan penyelidikcm
sebagai herikut :
(1) Gmnbar pcncunpang melintang pada papm1 tripleks
dan bersihk<m;
atau sejenisnya, sesuai data jarak. dan elcvasinya
(2) Pasang sumbu koordinat dengan alat sipat ruang atcm
menurut skala model yang Lelah d.itetapkan;
alat sipat datar;
(2) Beri nomor sctiap penmnpang mclint<mg sesuai data
(3) Pa<>ang patok.-patok model;
(4) Kontrol jarak. patok ke patok tiap-tiap penamp<mg d<m tanda hagi<m kmum atau kiri sesuai arah alircm;
(3) Potong pap<m pcnmnp<mg mclint<mg, sehingga sesuai
melintang;
d.eng<m hentuknya;
(4) Lak.ukan pem<L<>ang<m papan pcnmnpang melintang
Buat pencunpang melintcmg model sungai secara ka<;ar atau sesuai nomor pada patok model yang tcla.h d.iukur
halus, scbagai berikut : elevasinya;
(1) Rentangkan meteran an tara patok kiri dan kanan (5) Tm1mn pap<m pen;unp<mg melint<mg deng<m p<L<;<mg<m
dalam satu penampang melintang ; batu merah atau sejenisnya;

Bagian 8: Bendunx. Bendungan, Stmgai. lrigasi. Pantai. 131


SNI 03-3965-1995
SK SNI M-05-1992-03

METODE PEMBUATAN MODEL FISIK SUNGAI DENGAN DASAR TETAP

BAB I
DE.~KRIPSI

1.1 Maksud dan tujuan 1) Skala tegak adalah perbandingan an tara proto I
1.1.1. Maksud dengan model dalam arab tegak;
Metode pcmhuatan Model Fisik Sungai dengan dasar 2) Skala datar adalah perbandingan antara proto!
Tetap dimaskudkan sehagai acuan dan pegangan dalam dengan model dalarn arab datar;
pcmhuatan model fisik sungai. 3) Titik tetap model adalah suatu titik yang mempur.
elevasi tertentu untuk keperluan model;
1.1.2 Thjuan
4) Model fisik sungai adalah suatu bentuk tiruan sun
Tujmm mctodc ini adalal1 untuk mcnirukan hentuk sungai
berdasarkan skala yang ditentukan;
herdasarkan data dan skala yang ditentukan, guna
menufl:i~mg perencana.an 5) Bak ukur adalah rambu yang dilengkapi uk1
milimeter;
1.2 Ruang Lingkup 6) Model dasar tetap adalah model dengan dasar ti
Metode pembuatan ini mcmbahas : berubah;
1) Persayaratan, ketentuan dan cara pembuatan; 7) Gambar detail adalah gambar yang menjel~
2) Model fisik sungai dengan dasar tetap. secara rinci;
1.3 Pengertian 8) Prototipe adalah keadaan sebenamya
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode ini :

BABII
PERSYARATAN PEMBUATAN

2.1 Data 2.3 Bahan


Data yang harus tersedia untuk membuat model fisik Bahan untuk membuat model harus mudah didapal
sungai. meliputi : berkualitas baik.
1) Gam bar situasi;
2) Penampang memanjang; 2.4 Titik Tetap
3) Penampang melintang; Ikhwal yang diperhatikan dalam pembuat.an titik teta
4) Gambar detail. 1) Keadaan stabil;
2) Mudah diamati.
2.2 Fasilitas
Fasilitas model harus mencukupi, sesuai dengan skala 2.5 Batasan Model
yang ditentukan meliputi : Ikhwal yang hams diperhatikan dalam menentukan balf
1) Lapangan penyelidikan ; model: I
2) Kolam t.ando air: 1) Untuk daerah penyelidikan yang relatif lUI
ditetapkan 1 km ke arab hulu dan 1 km ke arab I
3) Kapasitas pompa air;
dari lokasi penyelidikan;
4) Saluran pembagi;
2) Untuk daerah penyelidikan yang berhclok,J.
5) Pinto pengatur debit; pergerakan aliran haik air maupun sedimen llj
6) Alat ukur dehit; dapat direproduksi ke dalam model.
7) Bak penenang;
8) Saluran penghantar; 2.6 Petugas dan Penanggung Jawab
9) Saluran pemhuang; Nama, tanda tangan petugas dan penanggung j~
pembuatan serta t.anggal pembuatan harus ditulis
formulir kerja dengan jelas.

130 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


CONTOH FORMOLIR !SIAN

TABEL 1
KOORDINAT PATOK-PATOK MODEL
Nama Model K. Grindulu
Skala Model H = 1 : 40, V = 1 40
I
PPROTOT I PE (Ill) MOOEL (Cill)

NC'f'10R PATOK 1::11!1 PATOK KANAN PATOK K!Rl PATOK ONAN


JARAK JAIItAK
PATOK Ki Yi Xi Yi PAT()I( l:E Xi Ti Xi Yl PATIX II:E
PAT()t( PAT()I(
• - • . • . • . • . • • • . ~1-4
1 26.5 7.5 . 21.5 24.25 17 .1)0 66.25 18.~ 53.75 60.63 42.50 I z i
~
....
2 18.5 3.5 7.5 11!.5 1!.60 46.25 a. rs 16.7'5 1.6.25 46.50

3 13.25 2. 50 2.5 9.5 19.60 33.13 6.25 6.25 23. 7'5 49.00
....~
~
t:t ' 10.0 6. 75 6.5 2.25 16.25 25.0 21.661 16.25 5.63 45.63 z =
~
tl
t:;·
;:::
5 9.3 21.5 9. 75 12.0 17.00 1).25 53. 7'5 24.30 30.0 I 42.50

Oo 6 0. 7S 30.5 11.0 12.0 18.50 1.88 76.25 27.5 30.0 46.25


t:t
~
., 1..50 34.5 , . 75 16.75 19.50 11.25 e1.o I 29.38 41.88 46. 7'!">
~
;::: 8 11.25 36.6 12.9 17.50 19.25 25.13 91.5 32.25 43. 7') 48.13
~
t:t 9 24.75 32.5 15.5 17.0 16.00 61.99 81.25 38. T5 42.5 49.0
"'
:::
ft- . - . . . . . . .
~
;:::
tl
'
I
_;:::

~-
::,-
;::" Penanggl.f'g Jaw11b
;:::
~

~
~-
.-::;-.
.1"0
C/1
tl
( Muj I ono ) ( S. P•rjo )
~- ~
.....
~~
0
wI
::;. w
~- :i
.... ....Y'
w
w
:8
(II
SNI 03-3965-1995

5) Lakukan plcstcran pcmunpang mclintang, sebagai bcrikut: (3) Amati tinggi muka air pada penarnpang-penarnp<
( 1) Plcstcran hams kcdap air; yang telah ditetapkan;
(2) Tiru!Gm kctinggian antar pcnmnp<mg melintang scsuai (4) Bandingkan basil pengamatan tinggi muka
kontur pada gambar situasi; tersebut dengan tinggi muka air yang telah ditetapk
(5) Beri kekasaran pada permukaan model dengan sen
6) Lakukan pcmbcrsihan model dan bcri nomor pemunpang dicampur pasir atau sejenisnya, apabila hil
melint;mg yang jclas pada tcmpat yang dianggap perlu ; pengarnatan tinggi muka air lebih rendah dari p~
tinggi muka air yang telah ditetapkan;
(6) Haluskan permukaan model apbaila basil peng~
7) Sesuai kcka'\at<Ul model, sebagai bcrikut :
tinggi muka air lebih tinggi dari pada tinggi mu'9
(1) Aliran debit yang telah ditctapkan sebagai dasar yang telah ditetapk~m;
similarita'\ :
(2) Atur tinggi muka air bilir sesuai data yang ditetapkan 8) Ha'\il berupa model tisik sungai.
dengan pintu. voster atau jenisnya;
BABY
LAPORAN

Hasil perbitungan -atau pengcrjaan pembuatn model fisik satu penampang melintang, jarak dan ketinggian titik'
seungai dengan da'\ctr tetap dilaporkan dalcun bentuk formulir model;
daftar isian, foto bangunan tisik seperti contoh dalarn lampiran 2) Foto bangunan fisik;
B, memuat; 3) Nama petugas dan penanggungjawab disertai tanda tan
1) Narna model, skala model, nomor pcnarnpang melintang, yangjelas.
koordinat patok-patok model, jarak patok ke patok dalarn

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

dasar tetap fixed bed


gam bar penjelasan detail
keadaan sebenarnya prototype
kekasaran roghness

132 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


yl Ya

zo,. u•• ,... "'''I I


'"1-·---oT·-$ IIOD(l
~""~"!.
-&fUll Hl~t~

..
i
•a
(• 3 ... I I ,UK I'I,_N&NO
!~~~.._~ ""l!N....!!~
z
I oC

-~
Il - - - - - - : - t - · - - - -..
~ >>a.cu 1 a ~
j ._I~~!!!"AIG- ! ft!CIIL. ~--~L~ .
XI KOUM TANDO ATAS
10,01 POT M!MANJANG MODEL
KET!RANQAN ,
0 Tl!lll,..lall-·1 POMPA~_!!
I - I
BM m TWill Tatap Moftl
I : lotloo Kirl Ar• .VIrwn
••• 1... - ..... _
.,
\
r : JtNII: Pltto•
Mlllm•t
w:....- lfthft Mf\1 f'larlampol'lg
KOL&M 'laNDO &Ill GAMIAR I
GAMBAR 2 CONTOH FASILITAS PEMIUATAN MODEL FIIIK
CONTOH GAMBAR SITUASI PEMIUATAN MOCIEL

~
~
10
t:;·
::s
:lc MltiNI\
.r-
..
,., ,.,.
::tl -~--.----
(\ A.... ~'" ...."''"
::::! 1 Uftti..-Untl .. J unu..- u.,1,..
~
...::::! : ............ ~-- : PtftiGfllrol J••ll

:c
::tl
"\
::::!
...::::!==-
'Q
:::l
::s
~
-.:3:::l
~ I'

...
........
.. \,.,
·,_ ... __ _ ~
.
' - .• ~:

\.!!'.!'__
. 1
l..;!.._...L-.1
•• · · - ·
. ~.---.--
·:r····trtt=
\,, .
) '
,

··~·~~-~
...... -

!""·

-.:::l~ rn
~- GAMBAit 3
~
GANBAit 3 0
~ CONTOH PEM8UATAN PIIOP:II. KASAR/ HALUS
CONTOH PEMBUATAN PROFII. KASAR/ HALUS ~
w
~
~. I
Y'
....

w :s
Cll Cll
SNI 03-3965-1995

---------· -·------- --------- -------.

CONTQII FORMUI~IR !SIAN

TADEL 2
JARAK DAN KETINGGIAN PADA MODEL

Nama Model K. Grindulu


Skala Model V =- 1 : 40, H 1 40
Nomor Penampang Melint<lnq
Titik Tetap Model
- - --=-:...~=~:...~.:·::::.. ..:.··- -

NO. JAHAK MEl-<EHtiS I-: I .1-: V ,\ S I PEMBACAAN DI MODEL


TITIK . (Cm}
---~ ---
( Cm) (Cm)
Patok Kiri 0 '). 00 60 - 5 = 55
---·-- -----
1 6.2~ 10.00 60 - 10 = 50
----
2 12.!::10 12.00 60 - 12 = 48
-- -- - -·
...,
~ 2S.OO ~2.!::10 60 - 12.5 = 47.5
--- . ----. ---·
4 50.00 :i~.50 60 - 12.5 = 47.5
---·
5 GU.75 18.75 60 - 18.75 = 41.25
- -·
6 87.50 37.~0 60 - 37.50 = 22.5
· - ---
7 150.00 17.50 60 - 37.50 = 22.5
- -- --
8 187.50 1H.75 '60 - 18.75 = 41.25

9 206.25 L'. 50 60 - 12.50 = 47.5

10 225.00 1 ~~ . s0 60 - 12.50 = 47.5


--·- --.
11 237.50
·-----
]0.00 60 - 10 = 50

12 245.00 10.00 60 - 10 = 50
---
Patok Kanan 260.00 G.OO 60 - 6 = 54
-- --·

-- --
-- -----
Penanggung Jawab Juru Ukur

( Mudjiono ) ( s. Pardj o )

......__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ J

134 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03-6455.1-2000

Kondl"l Jan ket1ga komponen ter ...ehut mcmpcngaruhi h) Pada devia<>i titik permukaan datar transisi keluar
kctchuaJi pcngukurdll secard menyeluruh. Di ...arnping Ieber saluran: 0.3lk dari 1;
iw hcnluk pcrmukaan akhir llum. hcntuk pcn:unp:mg i) Pada deviasi hidang Jatar atau kurva permukacm
mclintant! ,aJuraJl, dan keka ...aran ...,tJuraJl juga pcrlu vertikal atau naik lain: 1'fi:
lhpcrhatikan. j) Pada devi<L'i hidang Jatar da'\<lf salumn pengruah
yang dilapisi: O.I% d<lfi I:
5.2.2. Saluran pengarah Setelah bangunan sclesai diukur kembali dan
5.l.2. I Salura11 pcngaral1 harus memenuhi pcrsyaratan hcrikut: diharapkan mcmpunyai nilai kehenarcu1 95%.
a) Salura11 hams lurus dan aliran hcrsifat seragaJn Jan
mempunyai kemiringa11 konstan sepa11jang 5 sampai 2.4 Bagian hilir hangunan
10 kali Iebar muka air pada alira11 maksimum. Kondisi ;tliran di hilir bangun;m s:mgat penting k;lfcna akan
h) Kemiringa11 da-;ar harus memungkinkLmteijaJi aliran mcmpcngaruhi muka air lihir yang dapat mcmpcngaruhi
suh-kritis dengan bilaJlgaJl Froude (Fr) kuran!.! dari pengoperasian 1lum. Flum akan didesain sedemikian rupa
0,5 (atau 0, 7) dimana: ~ sehingga ak akan tidak sempurna dalcun kondisi pengopera'\ian
Q,,ar normal kecuali untuk jangka waktu batas, misalnya selama
f r = ---;=::=== banjir. Kontruksi tlum dalcun sungai dapat menguhah kondisi
AVt;II max iran di bagian hilir d;m hulu bangun:m. Keadaan ini dapat
. keterangan: Mengh<L'\ilkcul akumulasi bah<m dasar sungai di bagi<:m hilir y<:mg
( 'max adalah debit maksimum, (m3/s) lruna kelamaan dapat menyebabkan muka air normal naik
hingga mcnenggelcunk;m tlum, khususnya pada tingkat aliran
A ad:tlah luas penampang ha'\;tll saluran (m2)
rendal1. Akumulasi ballllil h<lfUS dihilcmgkcu1.
hrnax adalah kcdaJcunaJl air maksimum, (m)
~.2.2.2 Kondisi ;tliran dan simctri distribusi kecepatan pada Pemeliharaan - Persyaratan Umum
salur:m pengar:t11 harus diperiksa melctlui pengukunm 6.1. Pemeliharacu1 rutin b;.mgunan ukur d;m saluran pcngma.h
dengan menggunakan current meter, pelampung, pcnting untuk mcndapatk;.m pcngukurm1 yang tepal.
kecepatan rods atau hahan cclup. S:tluran pengarctl1 pada Hum harus dijaga dalmn keaclaan
Catalan 1: Taksiran mcnyeluruh dan distrihusi hersih dan tidak tertutup oleh lumpur dcu1 hcbas dari gulma
kccepatan dapat dilakukan dcngan mcnggunakan air padaj<lfak minimum scpcrti ditentukan dalam 5.2.2.1.
current meter. 6.2. Tabung pengukur, pipa penghubung dan pintu masuk
5.2.3 Hangunan flum saluran pcngarah harus tetap bcrsih d;m tidak tertutup oleh
5.2.3.1 Ba~1guncm ham;-; kaku dan kedap air d;m hams mcunpu endapan. Bag ian lchcr dan jalan masuk tlum harus bersih
mcnahan kondisi ;tliran hanjir t;mpa tcijadi kcrusak;m d<m bcbas dari tumbuhan air.
oleh crosi sckcliling atau dari hagian hilir. Sumhu hams
s~jajar dcngan arah a! iran dalcun saluran di hagicm hulu, 7. Pengukuran Tinggi Tekan Air
dan geomctri harus scsuai dcngan ukuran yang Metodc umum dan alat untuk pcngukuran tinggi tek;.m air, dcu1
dihcrikan dalcun bagian dan bagian Y. rincicu1 dcsain dan persy:lfatan fungsi tabung pcngukur d;m
5.2.3.2 Pcnnukaan tlum khususnya pada pemasukan dan leher rinci;m titik no! pada <tlat ukur rr.uka air tcrdapal dalcun ISO
salunmluuus licin. Flum dapat dibuat dari be ton deng;m 4373. Pcrsyaratan mengenai pengukuran tinggi tck;m air untuk
lapisan akhir semen y;mg lie in atau dapat dibcri lapisan tipc tlum khusus dibahas dahun bagian X dan lJ.
dcngan bahan non-korosif yang licin. Untuk
penggunaan laboratorium, tingkat kelicinan lapisan 8. Parshall Flum
akhir harus smna dengan lembaran logmn atau kayu 8.1. Deskripsi
yang tclctl1 diserut, dicunpela-; d<m dicat. Lapisan akhir Parshall Flum berpemunpang me lin tang -em pat persegi terdiri
pennukaan sangat pcnting untuk bagian berbentuk d<ui pema'\ukLm ycu1g menycmpit, lchcr salunm d<Ul pcngcluman
prisma dari Ieber sctluran tetapi persyaratru1 tidak pcrlu yang mclebar Oihat Gmnbar 1 ). Lcu1tai pemasukan harus benm-
terlalu ketal dan boleh bcrkisar ;mtara prolil 0 35hmax di bemlf rata secma mcm;.mj<:mg maupun arah smnping. Tembok
bagi<m udik d<m hilir leher saluran. sisi harus vertikal dcu1 diatur pada sudut tctap 11 o 1Y' a tau hmus
5.2.3.3 Untuk mengurangi penyimpangan dalmn penguluran mempunyai penyempitcm 1: 5 tcrhaili1p sumbu flum.
debit, maka toleransi bcu1guncu1 dapat dilakuk;m sebagai Dalam dcnct11 pcrencanaan, temhok sisi lchcr saluran h:lfus
berikut: sej;~j<lf. Lantai cendcrung Lurun dengan kcmiring;m 3: X; ini
a) Pada Iebar d<L'><lf b leher salunm: 0,2% dari b dengcu1 bcrlaku untuk scmua ukuran flum. Titik potong lantai
maksimum absolut 0,0 I m; pemasuk;m deng;m lcmtai lcher saluran dikenal sebagai puncak
b) Pada dcviasi titik ililfi pennukLtan dat<lf lcher s;tlunm: tlum. Eleva-;i puncak di atcts lantai das:lf lcher s;tlunm dikelahui
0,1 1k· d;lfi 1; sebagai tinggi puncak llum hppl.
c) Pada leh<lf antma permukaan vertikal lehcr salunm: Tembok dinding bagi;m kcluar h:uus vcrtik;tl d;.m sudut tctap lJ 0
0,2 ('k ililfi Iebar ini deng<m maksimum 0,01 m; 2X' atau scsuai dcnal1 sumhu llum yaitu melebar I: 6. Lcmtai d<L<;<If
d) Pada lcreng rata-rata kcmiringan melintang dan kemiri.ng;m tcrb;tlik 1: 6; ini hcrlaku untuk scnwa ukunm llum.
mcmanjang dasar lehcr salunm: 0,1 1k; Ag<:lf debit masuk Iancm dan tidak tcrjadi h;unbatan pada
c) Pada kemiring;m pcnnukaan ycu1g naik pada Iehcr pcrmukaan bagian imlf rium, pcnmnpang mclint;mg pCIIl<L<;Ukan
salunm: 0,1 %; dan pengclmmm h<lfUS disambungk;m dcng;m tm1ggul salunm
t) Pada panjang leher saluran: 1% dari 1; almni atau lereng s;tluran bnatan olch tcmbok sayap vcrtikal
g) Pada deviasi titik pennuk:tan datar tr;msisi masuk ycu1g terbcntuk pada 45° tcrhadap sumhu tcngah flum atau
leher salunm: 0,1% dari 1; dahun pcrcnc;ma;m ak:;m mclcngkung dcngan radius R > 2h,,.,x

Baxicm 8: Bendtmg, Uendtmgwt. Stmgai. lrigasi. l'anrai. 137


SNI 03-6455.1-2000
S K-SNI- T -36-2000-03

METODE PENGUKURAN DEBIT PADA SALURAN TERBUKA DENGAN


BANGlJNAN UKUR PARSHALL FLUM DAN SANIIRI FLUM

I. RuanJ! LinJ!kup salur<m <mtara ± 3 meter smnpai + 15 meter, dengan


Standar ini mcliputi pcn~crtian pcmilihan tipc flum, ym1g bcrbcda tcrgantung pada ukuran llum, yang tepa1
pcmasan~an. pcrncliharaan. pcrsyaratan mnum d<m kctcntuan digunakan pada pcngukunm debit dari 0,75 m3 /detik ~
dati Parshallllum dan SANIIRIIlurn scrta pcnyimpangan pada Y3 m/dctik. (lihat Tabcl 4). Salal1 satu kincrja bentuk 1
pcn~ukuran dchit untuk mcncntukan cara pcngukuran dchit dari Parshall tlum bila tlum terscbut akm1 bcroperasi l
pada saluran tcrhuka <khususnya saluran irigasi) pada kondisi baik mcskipun rasio dalam keadacm a.lirm1 tidak sempum
aliran hcruhah lamhat laun atau aliran langgcng/tuna, dcngan dcngan kehilcmgm1 encrgi rcndah, ini sehingga llum tepa1
men~gunakan Parshalllhnn dan SANIIRI tlum. pcngukunm debitdalam salunm deng<m kemiringan dm;a:
.Ienis lhnn tcrschut dillesain untuk llapat bcropcrasi dalcun Akan tetapi dcsain flum ini. rumit dismnping kcuntl
kcada;m aliran sempuma maupun tidak scmpuma. kcuntungan yang dimilikinya (lihat Gam bar I).

2. Acuan 4.3. SANIIRI Flum bcrpcnmnp<mg melintang empat


2.1. ISO: p<mjang, mempunyai lantai datar dm1 Iebar penampan~
- ISO 772: llJXX. Liquid llow measurement in open channels- an tara 0,3 m sampai 1,0 m. Flum tcrsebut coco~
Vocabulary and symhols. pengukuran debit antara 0,03 m3 /detik sampai 2,0 m~
2.2 Standar Nasional Indonesia: Oihat Tabcl 5) Des<lin dan pembuatm1 SANIIRI tlum
I) SNI 03-1724-IYXY: Tata Cara Percm.:<mmm Hidrologi d<m scdcrhana, terkecuali perlu ditmnbal1kan sedikit peri
Hidraulik Untuk B<mgunan di Sungai. energi kecil pada ujung lantai bagian hilir (lihat Gambl
2) SNI 03-2401-199 I: Tata Cara Pcrcncanaan Umum
Bcndung. 5. Pemasangan
3) SNI 03-2414-IYY I: Met ode PcnguLunm De hit Sungai dan 5.1. l 1 emilihan lokasi
Salurcm Terbuka. 5.1.1 Flum harus diletakan pada hagi<m saluran yaJ
4) SNI 03-3411-1994: Metode Pcngukumn Tinggi MukaAir dan dihindari adanya hmnbatcm setempat, dank(
pada Model Fisik. atau ketidak rata<m dasar saluran.
5) SNI 03-3412-19 1)4: Mctodc Pcrhitungan Debit Sungai 5.1.2 Pcrlu dilakukan studi awal tentang bentuk fi
Harian. hidraulik dari lokasi yang direncanakan,
menganalisa apakah bentuk tersebut sesuai (au
3. Pengertian dibangun atau perlu dimoditikasi agar sesuai)
3.1. Parshall flum adalah merupak<m flum untuk pengulurcm persyaratan yang diperlukan untuk pengukun
debit y<mg pcmunp<mg pemwmkcm mcnycmpit dcng<ml<mtai dengan tlum. Untuk memilih lok<Lo;i harus di
rata, bagi<m lchcr saluran deng<m lantai yang menurun pada perhatim1 khusus kcpada bentuk -bcntuk berikt
kcmiringan 3: X, d<m pengcluaran y<mg melcbar dengan a) Mcmadai dari panjang saluran, pcna
hmtai naik pada gradien I: 6 (Iihat Gdlllbar 1). melintang yang tetap atcm teratur dan ken
3.2. SANIIRI flum adalah merupakan tlum untuk penguluran dasar salurm1 yang tersedia;
debit yang berpenmnpang pada pemasukan menyempit b) Keseragmnan distribusi kccepatcm y<mg ten
dcngm1 lantai rata dan turun pada bagian hilir dan dinding c) Keadaan pada bagian hilir ( termasuk pengarul
tegak lurus yang menyatu dengan saluran dibagian hilir pasm1g surut. bangumm kontrol dan scbagair
(lihat Gmnbar 3). d) Impenneabilitas tanah untuk fondasi bm1gu1
4. Pemilihan Tipe Flum perlunya tiang pancang, grouting atau benl
untuk mengontro1 rembesm1;
4.1. Pilih<m apakah akm1 digunakan Parshall atau SANIIRI
e) Stabilitas sisi atau talud saluran dan pc
tlum tcrgantung pada beberapa faktor seperti rentang debit yang
akm1 diukur, tinggi tek<m air y<mg tersedia, batas modular dan dilakukan perataan atau dibangun tembok pt
t) Tanggul banjir untuk membatasi debit mal
rasio dalam keadaan tidak sempuma maksimum, karakteristik
saluran, besamya kchihmgan tinggi tekan air yang diizinkan dalam salunm dan aliran balik yang ter:jadi
instalasi tlum;
melalui tlum, kcmungkinan pcndalaman dasar sehingga
g) Pengaruh angin terhadap aliran di ata
terbentuk cnergi, ketelitian pcngukuran yang diinginkan,
khususnya apabila flum tcrscbut lchl
kemungkinan aliran mengangkut sedimcn, keadaan
pengoperasian yang mengharuskan penggunaan tlum yang ketinggiannya rendah dan jika arah an gin hcrll
dapat diangkctt atau yang tctap, dan pertimbangan ekonomis. dengcm arab aliran;
h) Pertumbuhan gulma air;
4.2. Parshall Flum bcrpcnampang melintang empat persegi i) Sedimen terangkut aliran.
panjang dan bcberapa Iebar leher saluran y<mg bervariasi dari 5.1.3 Jika lokasi tidak memiliki karakteristik yang coco
(0, 152m s<unpai 1.5 m atau lcbih). Lihat Tabel 1 dan Tabel 2. mendapatkcm pengukuran debit yang mcmuao;kan
Parshall Flum berukuran medium dengan Iebar Ieber saluran tersehut tidak dapat dipakai terkccuali jika
antara + 0,15 m dan + 2.5 m yang tepat untuk pengukuran dilakukan perbaikan.
debit antara 0,0015 m3/detik smnpai 4.0 m3 /detik merupakan
ukuran yang Iazim digunakan untuk pengukuran debit; jadi 5.2. Kondisi instalasi
ukur<m terscbut disarankan untuk digunakan sebagai bentuk 5.2.1 Instalao;i bangunan ukur yang lengkap tcrdiri dari:
standar. (lihat Tabel 3) Parshall Flum besar dengan Iebar Ieber pengarah, bangunan tlum dan sebuah saluraJ

136 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-6455.1·20u0

(UJjurkan 'ur.aya tinggi tcmhok sisi ditambah dcng;m 1 m Tahel3


e;pr tidak tcrjadi pelirnpa.-.an .iika debit daJ;un tlum melcbihi K.arakteristik Dehit Parshall Flum Standar
Jebit
4 dc~am mabimum. Panjang /:>- dan /~ temhok sayap
t-e~t~hah -.c~uaidcngcm Iebar saluran aJami atau buat.an (Jihat
(.iafnhar I). Tcmbok sayap harus heiJarak sekurang-kurangnya
(',4 m - 0.5 m dalam tanggul saluran supaya terjadi
!Ia.
l'lrDII
Fl,.n
Ldo.:r
S>D
PaDRI:LII'
O.:bd ,,

Q•CI1."
Ul:ur.u~lu'cg.

h,
t:L~:~"'d.:bil

Q
o.a...
modul:>r

I
I
R:.\io
4-ll.!m
~ca.Nn
! atirill>liobk
renyamhungan y;mg haik pada t.anggul saluran atau lereng sisi b
n1 • IO"'m'ls (hordaw·ls<lT'(IOifol
~alur.tn hualan. •• M1/s b.1 per·
I
~.2.2. Parshall Flum besar Berheda dengan Parshall tlum
:-undar. dimensi Parshall tlum besar harus ditentukcm unLuk I 2
I
J
I'Jill.

4
R'.aJ:.

s
nun.

6 l
l max

7
C4boL1)

I
(di>nj...
bl)
9
I
~ap desain y;mg merupakan fungsi Iebar Ieber salumn. Tidak I o.m 0)!111 ..... O.Ol 0,45 u 100 0.55 0.6
tersedia pcrs<unacm analitis untuk menentukan dimcnsi-dimensi 2 0.25 0.)61 t,'·"' O,OJ 0.66 l.C 250 0.6

urama Parshall tlum hesar: nilai-nilai yang terdapat dalam Tabel


3
4
O,lO
0,45
0,67'Jh,"''
I,OJSI:,Ul'
1,40) h,'-"'
O.Cl
O.OJ
0,05
0,75
0,15
3.5
4,5
12,5
I
i
400
630
850
0,62
0,64
0.6
0.6
;:! dapal digunakcm. Nilai-nilai ini tidak bolch bcrbeda atau ~ 0,6Q 0.75 0.65 0,6

dibulatkcm ranpa dilakukan kalihra.-;i llum tambahan. Tabel 2


6
7
0,75
0,90
1,772 t.. IJJ'
2,14711,'-"'
0.06
0,06
0,75
0,75
2~.0
)0,0
I I 100
I 250
0,67
0.68
0.6
0.6
JDenggamharkml dimensi Parshall tlum hcsar deng<m Iebar leher I 8
9
1,00
1,20
2,397 ~~,.. ~.
2.9GI h,JJ"
O,M
ro.06
0,&0
o.~o
;o.t
J5.0 I I 500
<COO 0,70
0.7
0.7
~uran anlara 3,05 m dcm 15,24 m unLuk mengukur debit an tara 10 1,50 ),66st, .... O,n6 O,RO 45,0 2 5()") 0,72 0.7
II 1,10 4 440 h '·"' 0,08 0,&0 &0.0 j 000 0,74 0.7
f),16m3/detik sampai Y3 m 3/detik. Terlihatdalam Tabel2 bahwa 12 2,10 s:mt~u" o.o~ c.so 9S,O j 600 0,75 0,7
i, X. Y. hpl dan hP 2 tetap konstan untuk serangkaian tlum. I) 2,40 6,004h1UO) o.os 0,80 100.~ 4000 0,78 0,7

Demikian juga, kcmiringan 3: 8 dan 1: 6 masing-mao;;ing bmtai


Ieber salurar; dan lantai pengeluanm, dan sudut temu (II o 19') KciCillllg>n:
I) C •Cob•l,279
dan perbcdaan (19° 28') temhok sisi pemasukan dan Di>n:>na Co odalah ko.:fisi:u &hit
11 adalah cispoacn )-:lllg tcr~·l•l\lng (\ld., b
pengeluaran juga tctap konstml untok semua Parshall tlum. 2) Dil>otlalkan poda nilai ICdccil
Satu-satunya dimcnsi yang dapat ditentukan secara analitis
adalah panjang dinding antara puncak dan penampang
melintang pcmasuk;m pipa tahung pengukur yang digunakan Jika diperlukan ketelitian yang Iehih tinggi atau jika digunakan
untuk pcngukurm1 h0 • alat pencatat kontinyu atau alat duga ketinggian maka pcrlu
Panjang, daJam meter, dengan persammm: disediakan tabung pengukur. Untuk menghubungkan tabung
pengukur dengan debit dalam tlum digunakatl pipa. Lubmtg
........................ (7) masuk berada pada posisi yang dianjurkan untuk pengukuran
ketinggian dekat lantai pemasukcm.
Jika Parshall flum beroperasi dalam keadaan aliran tidak
Dianjurkan supa Iebar Ieber saluran b sama dengan scperti sempurna diperlukan pengukuran ketinggiatl ha dan htr Bagian
sampai setengah kali Iebar dasar be dari salurcm alami atau pengukuran hb terletak dalam Ieber salunm pada jarak X dari
buatan (liha Gamharr 1) lantai dasar Ieber saluran. Karena aliran dalatn leher saluran
cukup turbulen yahg menyebabkan tluktuasi muka air maka
8.3 Pengukuran tinggi· tekan air dan batas pemakaian Debit tidak dianjurkan untuk menggunakan papan duga untuk
melalui Parshall tlwn ditentukan oleh pengukuran tingggi tekan pengukuran hh. Oleh sebab itu diperlukan tabung pengukur.
airpada pcmasukan (tinggi dibagian hulu, h0 ) dan bagi<m Ieber Tabel 1 dan 2 menggambarkan nilai X dan Y, yang merupakan
saluran (tinggi di hagian hilir, hh) Pengukrmm satu atau kedua koordinat pemunpang melintang mao;;uk pipa penghubung untuk
tinggi ergantung pada keadaan aliran dalmn Hum. Untuk kondisi beberapa ukuran flum. Papan duga, alat duga ketinggi<m atau
alrian sempurna, hanya perlu diukur tinggi h 0 • Bagian pencatat kontinyu yang berada pada titik nol terhadap ketinggian
pengukuran tinggi lz0 akan dilakukan padajarak Ia yang diukur puncak. flum harus ditempatkan dalam tabung pengukur.
sepcmjang dinding miring di baggian hulu puncak tlum [13 dapat Desain tabung pengukur d~m pipa penghubung harus sesuai
dibitung dengan menggunakan rumus (4 dan 7)]. Tinggi yang dengan persyaratan pada bagian 7. Tahung pengukur untuk
dianjurkan ha ditentuk;m dalam Tabel 3 dan 4. pengukuran h 3 dan hh sebaiknya dipasang herdekatan satu sama
lain sehingga seluruh instalasi berada dalam satu tempat
Jika ketelitian tidak begitu penting maka akan digunakan papan (didal~un ataupun diluar).
duga yang dipao;;ang secara vertikal di bag ian pengukunm tinggi
bagian dalam pertemuan dinding masuk dan alat ini dapat Tahe14
digunakan untuk menentukan ha. Papan duga tersebut berada Karakteristik Debit untuk Parshall Flum Besar
pada elevasi 0 pada puncak tlum yang merupakan elevao;;i lantai
tlum horizontal ujung bagian hilir pemao;;ukan.
-· --
No.

Fl....
._
b
r__,..,
clcbil .,.,..Ilk
kondisi

..........
e&iraft

o-a..·
UkunntinDi

n\ill
...
min.
tA:ur- .w.il

xi0 11 na11,.
·-··-...
Rallo
do lam

-pu-
.u....
(dlanjw•
-.........,
k•li ....
...... t.idak

(r.klor

c.
6 7 I

,. ...
IS
16
17
II
..,
l.OS
3,66

6,10
7,62
'7,46) ......
l,lst ......
10,96h....
...... s .......
17,9411. 1..
0.09
0,09
0/)9
0/)9
0.09
1,07
1,)7
1,67
I,IJ
1,1)
O,a6
0,19
0.1>
o.:u
o,n
8.21
14,61
zs.oo
J1,97
47,16
0,10
0,10
0,10
0,10
0,10
1,0

'·'
2.0
2.5
•• 9,14 21.44 h.' .. 0,09 l,ll 0,46 M.lJ 0,10 3,0
20
21
ll,l9
IS,.24
21,0h. 1_.
lS,41 .._,_.
0.00
0,09
l,U
l,ll
0,60
0,75
74,"JJ
tJ.OC .....
0,10 4.0
s.o

K.:w • .,....:
I) C • Cob di~ c,. .dat.h kCMfisien dehd

Baxian 8: Bendwtx. Bendtmxan . .'<itmxai. Jrigasi. Pcmtai. 139


SNI 03-6455.1-2000

(lihat Gamhar I). Untuk ukuran llum lchih kecil dengan Iebar Tahell
salunmlchcr kunmg dari . 0,5 temhok sayap harus ditcmpatkan Dimensi Parshall Flum Standar
pada sudut yang lurus dengan sumbu llum.
- .... ···-·- ... - ···--·- - .. - .. -···
Parshal tlum dapat dihuat dari kayu, hatu, beton, beton No. l
Por!NII 541111311 P.:snasul:an Peu,eluuan T
hcrluh:mg, atau hah<m lain tcrgantung pada kondisi setcmpat. FhKU
Parshall tlum kccil dapat dihuat dari lembaran log<un dan b I X r "h II I I I b, I, ~
I 2 3 4 l 6 7 8 9 10 II 12 13
digunakan schagai hangunan yang dapat berpindah. Flum yang
dihuat dari hcton hcrtulang dapat dihuat di pahrik dan dipasangg I o.m O,lOl O,Ol 0,07l O,lll 0,40 0,610 0.622 0,41S 0)9 0,61 0,012
2 0,2l0 G,600 O,Ol 0,07l 0,230 0,78 1,32l l,ll2 0,900 O,Sl 0,92 0,072
di lapangan. J 0,300 0,600 Q,Oi 0,07l 0,230 0,14 I,JlO I,Jn 0,920 0,60 0,92 0,072
4 0,4l0 0,000 O,Ol 0,07l 0,230 1,02 I,m 1,4l4 0,967 0,7S 0,92 0,072
l 0,600 0,600 O,Ol 0,07l 0,230 1,20 l,lOO l,llO 1,020 0,90 0,92 0,072
6 0,7l0 0,600 O,Ol 0,07l 0,230 l.ll l,S7l 1,607 1,074 !,OS 0,92 0,072
1 0,900 0,600 O,Ol 0,07! 0,230 l,l6 1,6l0 1,681 1,121 1,20 0,92 0,072
8 1.000 0,600 O,Ol 0,07l O,llO 1,68 1,"100 1,734 1,161 1,30 0,92 0,072
9 1.200 0,600 O,Ol 0,07S 0,230 1,92 I,SOO 1,836 1,227 I,SO 0,92 0,072
10 l,lOO 0,000 O,Ol 0,07S O,llO 2,28 1,9l0 1,989 1,329 1,80 0,92 0,072
II 1,100 0,000 O,Ol 0,07l 0,230 2,64 2,100 2,142 1,427 2,10 0,92 0,072
12 2,100 o.ooo O,Ol 0,07l 0,230 3,00 2,2SO 2,29l I,SJ4 2,40 0,92 0,072
ll 2,400 0,600 O,Ol 0,07l 0,230 3,36 2,400 2,448 I.m 2,70 0,92 0,072

Tabtl2
Dimtnsi P1mhall Flum Btsnr
'
No. Tiacgi
ronhall S.hr.on r<nwukruo r<ngeh•u•n Tcmbot
Fl11n

"I
b I X r , b I I n. I, h.,
sisi
h
2 ) 4 l 6 7 I 9 10 II 12 1)

14 3,0S 0,91 O,JOS 0,23 0,343 4,76 4,27 I,U 3,66 1,13 O,IS2 1,22
IS 3,66 0,91 0,30S 0,2) 0,343 S,61 4,1& 2,03 4,47 2,44 O,IS2 l,l2
16 4,l7 1,22 O,JOS 0,23 0,451 7,62 7,62 2,:14 l,S9 J,OS 0,203 1,83
17 6,10 1,13 0,30S 0,2) 0,616 9,14 7,62 2,1~ 7,32 3,66 O,JOS 2,13 '
II 7,62 1,13 0,30S 0,23 0,616 10,67 7,62 3,3l 8,94 3,96 O,.lOS 2,1)
19 9,14 I,Rl O,)Ol 0,23 0,686 12,31 1,9) 3,16 IO,l7 4,27 O)OS 2,ll .
20 12,19 1,13 0,305 0,23 0,616 IS,41 8,2) 4,88 13.12 4,18 O,JOS l,ll
ll 15,24 .. 1,83 0)05 0.23 0,686 11..53 8,23 l,l9 17,27 6,10 O,JOS 2,13 •

Arah aliran

Dimensi lain dari tlum-tlum ini (nomor 2- 13) dihitung me1


b) Potongan memanjang persamaan berik.ut:
a) Lebar dari penampang melintang jalan masuk f
dalamm;
Gambar 1
Parshall Flum bl = 1,2b + 0,48 0 ••• 0 •• 0. 0 •• 0. 0. 0. 0 0. ~

8.2 Dimensi b) Panjang sumbu dari pemasukan, dalam m;


Parshall Flum mempunyai bentuk tertentu yang secara
geomterik. an tara satu dengan lainnya tidak sama. Panjang Ieber /1 = 1,5b + 1,2
saluran, tinggi puncak dan panjang bagian luar tetap konstan
untuk beberapa Hum sementara dimensi lain berkisar sebagai c) Panjang dinding pertemuan, dalam m;
fungsi Iebar Ieber saluran; dimensi lain dapat ditentukan secara
analitis. Oleh sebab itu, perlu untuk menggunakan tlum yang
dikalibrasi dan yang dibangun sesuai dengan dimensi-dimensi
yang ditentukan dalam tabel I dan 2 untuk masing-masing
Parshall t1um standar dan Parshall tlum besar. d) Panjang dinding antara bagian pengukuran puncal
tinggi ha, dalam m;
8.2.1. Parshall Flum standar
Ukuran Parshall tlum standar khusus ditentukan oleh Iebar Ieber
saluran b (lihat Tabel 1 kolom 2). Untuk serangkaian Parshall
tlum standar dengan Iebar Ieber saluran b dari 0,250 m sampai e) Lebar penampang melintang pengeluaran tlum; dalaJ
2.400 m (lihat Tabel/ kolom 1, nomor 2 sampai ] 3) dimensi
yang menentukan adalah panjang Ieber saluran I (kolom 3),
tinggi puncak hp 1 (kolom 6), koordinatX dan Y dari penampang
melintang Ieber saluran pada pipa tabung pengukur yang f) Tinggi dinding sisi dari pemasukan, dalam m;
digunakan untuk pengukuran tinggi hb (kolom 4 dan 5), panjang
sumbu pengeluaran 12 (kolom 12), tinggi hp2 (kolom 13), he= lza max+ (0,15 a 0,20)
kemiringan lantai Ieber saluran (3: 8) dan kemiringan terbalik.
J:. .. tai pcngeluaran (1: 6).

138 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-6455.1-20UO

· nilai QE yang telah dihitung dalam runms 02) untuk


dlJ}can nilai debit aliran tidak sempuma Qdr

:\NDRI Flum
eskripsi
IRI Flum mempunyai penampang melintang cmpat
p. panjang dan terdiri dari pcma-.ukan dengan Jantai rata
mempunyai cnergi pada bagian hilir. Kemudian terdapat
an mcndadak (pada denah) penampang mclintang tlum
JPenyatu dcngan saluran bagian hilir (lihat Gambar 3).
,terdapat Ieber saluran dan pengeluaran yang melebar
a SANIIRl Flum lebih sederhana dalam desain dari pada
alltlum.
pk sisi vertikal dan harus bcrtemu (pada denah) pada sudut
Pi berlaku untuk semua ukuran tlum. a) Denah
'· yaitu tinggi Jantai tlum di atas dasar saluran hilir, disebut
g tlum hp Jika dibangun tlum dengan ambang dalam
alami maka perlu bahwa dasar dan tanggul di bagian
;pnbang diberi lapisan sepanjang 15.
·. "perlukm1, lantai tlum dapat ditinggikan sebanding dengan
.ijr· saluran di bag ian hulu, dengan demikian menghasilkan
btJtb amhang dengan tinggi hp, .
ian masuk dan keluar tlum harus dihubungkan dengan tanggul :&~'·~----'-·----~-----'~·____ J
loran dengan dinding vertikal yang diatur (dalam b) Potongan memanjang
rencanam1) pada sudut tegak lurus dengan sumbu tlum (Iibat
pbar 3).
'1\NHRI Flum dapat dibentuk dari be ton, he ton hertulang atau
~beton, atau bentuk lembaran logam yang berlubang dengan Keterangan :
}.dot yang kaku dan diisi dengan adukan semen. 1. Papan duga
2. Pipa masuk ke dalam tabung pengukur 3
oZ. Dimensi 3. Tabung pengukur untuk pengukuran ha
:esain SANIIRI Flum merupakan model yang geometris satu 4. Alat ukur tinggi tekan air
;anulain, dengan dimensi yang merupakan fungsi Iebar b jalan 5. Alat ukur tinggi tekan air
.1)Ioar penampang melintang tlum. Dimensi-dimensi lain dari 6. Tabung pengukur untuk pengukurm1 hh
lium dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: 7. Pipa masuk kc dalmn tabung pcngukur 6
8. Papan duga
r Lebar dari penmnpang melintang jalan masuk, dalam m;
Gamhar 2
/, :: 1.7b ...................... (15) SANIIRIFium

) Panjang dari tlum; dalam m; Tabel5 menggambarkan ringka'\<Ul dimcnsi rum kap<t.'\il<L" semua
SANIIRI tlum standar. Lebar mta-rata h~.: saluran alami atau
...................... (16) buatan harus lebib besar dari atau s<una dcng<m 1.4hi yaitu:

) Tmggi dari ambang, dalam m; ······················ (21)

p > 0,5 ha.max ...................... ( 17) Hal tcrsehut harus dipcrhatikan jika mcmilih pcran tlum yang
ak<m dipakai untuk sctiap salur<m.
) Panjang dari saluran di bagian hilir yang dibcri lapisan,
alamm; Tahel5
Dimensi dan kapasitas SANIIRI flum standar
"' 3 ha.max ...................... (18) No.
Parftll b 1,•1, b, h, II, I, TIDgi ln]WU Dcbilaliaa
J Tinggi dari temhok sisi, dalam m; FIIIID
I IEIIIjlmll

m m m m m m II 1\ldl
= ha.max + (0, 15 a 0,20) ...................... (I Y) mill lllab IUD llllb
I l J 4 s 6 7 I 9 10 II
I
I Jara.k Iebar dari penampang mclintang jalan kcluar, I O,J 0,6 O.SI 0,40 0,7 1,1 ' 0,14
I
o.ss 0,03 0,15
lalam m; 2 0,4 0,1 0,61 O,SO 0,1 1,1 0,14 0,6(1 0,04 0,40
l o,s 1,0 O,&S 0,65 0,9 l,O O,IS 0,70 0,06 0,63
4 0,60 1.2 1,02 0,10 1,0 l.S 0,20 0,15 0,10 1,00
1,2<b< 1,0 ...................... (20) s 0,75 I,S l.l7S 1,00 1.2 ),0 o,u l,O 0,16 1,6(1
6 1.0 2,0 1.70 1,20 l,l l,O 0,24 1.1 0,25 l,SO

IJllgianli: /Jeruhmg. Jle!ldungcm. SungCii. /rigCisi, l'amai. 141


SNI 03-6455.1-2000

Kctinggian yang dianjurk;m ymtg dapat diukur olch bcbcrapa Debit melalui Parshall Jlum standar nomor 2 - 13, y:
ukurcm Parshallllum hcrkisar mttara 0,03 m- 0,8 m untuk llum beroperasi dalam kondisi aliran sempuma, diperoleh (
stmtdar dan dmi ().()l) m - 1,83 m untuk llum bcsar (lihat mm;ing- persamaan berikut :
masing Tabcl 3 d;m 4).
I 569h 0.026
8.4. Kondisi nliran sempurna dan tiduk sempurna Q = 0372b(~)
'
. ...................... (
Debit dalam Parshall llum dianggap scbagai alinm scmpuma 0,305
jika tidak tcrgmuung pada kctinggi<m air hilir. Jika Parshall llum
bcropcrasi dalam kondisi aliran bcbas, maka aliran pada (yaitu Co = 0.372 dan n = 1,569b0,026; untuk Parshall tl
pcmasukan bcraLia Llal;un kcadaan sub kritjs dimana kcLialmnan standar nom or lj C0 = 0,384 dan n mempunylli nilai yang ~
bcrkurang pada arah aliran smnpai kcLialmmm kritis tcrcapai seperti di atas) ·
dckat puncak llum. Di atas puncak, pada bagicm lcher salunm,
kcLialmmm adalah sub kritis (lihat Gambar 1). Kondisi aliran Persamaan debit untuk setiap Parshall tlum standar ditentu
scm puma tctap bct1ahan s:unpai kctinggi<m di bag ian hilir naik dalam tabel 3 kolom 3 dimana
s<unpai suatu litik dimana rasio dalmn kcadaan tidak sempuma C=Cdb(3.279)n.
!cr = h1/h 01 ) s;una Llcngan hatas modular cr"'. yailu:
Debit melalui Parshall flmn besar (lihat Tabel4, kolom 1, noJ
························ (8) 14 - 21) y<mg bcropcrasi dalmn kondisi alirm1 sempuma (y:
cr < cr"' ) dipcroleh dari pcrsama:1.n berikut:
J ika kcada<m y<mg di atm; tc~jadi, maka a.linm dalam pcngcluanm 1.6
dan di bagi<m tcrbcsar dari lchcr salunm, tidak scm puma (lihat Q = (2.292b + 0,48)ha
Gmnhar 1). 1.6
Dcng;m tinggi tckcul air hagi;m hilir yang lebih besar, keadaan = (2.3b + 0,48)/za ...................... (
alinm tidak scm puma mcluas kc bagi<m hulu di pemasukan dan
dcng<m dcmiki<m mengurangi debit melalui llmn. Dalmn sebuah (yaitu C0 = 2.3 + 0,48/b dan n = 1.6)
tlum yang beroper<L'\i dalam kondisi aliran tidak sempuma debit Persamaan debit untuk setiap Parshall tlmn besar ditentu
yang akan diukur tergantung pada rasio aliran tidak dalam Tabel 4, kolom 3 dimana ~
sempuma cr. C 1 = C0 b. I
Tes kalibra"i menunjukkan batas modular untuk Parshall flum Tabel 3 dan 4 juga memberi nilai debit sempuma [dihitung 1
standar adalal1 0,55- 0,78 Oihat Tabel 3 kolom 8). Nilai rata- rum us (1 0) dan (ll) ] yang dapat diterapkan pada semua ukt
rata yang diarakan untuk rasio alimn tidak sempuma adalah flum.
0,6 - 0, 7 (lihat Tabel 3 kolom 9) dan 0,8 (Iihat Tabel4 kolom 8)
untuk masing-mao;;ing 8.5.2 Penentuan debit pada kondisi aliran tidak sempu]·
Debit melalui Parshall tlum yang beroperasi pada kondisi
Penentuan debit dalam kondisi aliran tidak sempurna tidak sempuma dipengaruhi oleh tinggi tekan air hilir
dimungkinkan asalkan rasio aliran tidak sempuma tidak dengan demikian dapat diperoleh dengan cara penyesu .
melebihi 0,95. - terhadap debit aliran sempurna:
Dengan rasio aliran tidak sempuma lebih tinggi, flum berhenti
beroperasi sebagai bangunan pengukur debit.
Perlu dicatat bahwa tlum yang beroperasi di bawah kondisi
aliran tidak sempuma memberi keuntungan kehilangan tinggi keterangan:
tekan air yang terendah. Akan tetapi kondisi aliran tidak Qdr adalah debit aliran tidak sempuma
scmpuma membuat pengukuran debit kurang tepat dari pada Q adalah debit aliran sempuma yang diperoleh dari r
yang dilaksanakan dalam kondisi aliran sempuma Oleh sebab (10) atau (11)
itu dianjurkan untuk memilih dimensi flum supaya flum tersebut QE adalah pengurangan debit sebagai basil keadaan ~
dapat beroperasi dalam keadaan aliran tidak sempurna hanya tidak sempuma.
untuk waktu terbatas misalnya selama tetjadi banjir. Untuk mengevaluasi QE untuk Parshall tlum standar (
nomor 1 - 13) persamaan empirik berikut harus digunala
8.5. Penentuan Debit
8.5.1. Penentuan debit dalam kondisi aliran sempuma Untuk Parshall flum besar prosedur penentuan QE a<
Debit yang mengalir melalui Parshall tlum yang beroperasi sebagai berikut:

~~46JO,llls }'" :~~·:~~'..... ·· ······· ····


dalam kondisi aliran sempurna diperoleh dari persamaan umum
berikut: QE = om({10 $1)"
........................ (9) Dari gambar 2 Lampiran B pilih nilai QE3 (untuk Iebar:
saluran b = 3.05 m) yang sama dengan rasio aliran I
keterangan: sempuma c, dan tinggi tekan air udik ha tlum.
Q adalah debit, dalam (m3 /s) Untuk Iebar Ieber saluran b selain 3.05 m, kalikan nilai
b adalah Iebar Ieber saluran, (m) yang diperoleh dari Gambar 2 dengan koetisien aliran I
ha adalah tinggi tekan air pada pemasukan, (m) sempuma Cs yang sama dengan Iebar Ieber saluran J
sebenamya (lihat Tabel 4, kolom 9) yaitu:
C0 adalah koefisien debit
n adalah eksponen yang tergantung pada b QE = QE.3CS

140 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03-6455.1·2000

penyirnpangan diperkirakan oleh pemakai. Sehagai contoh pertimbangan


tJ;:- Jenis
PenyimJ?angan dapat diklasinkasi secara acak atau
sistemauk, cara acak mempengarubi ketelitian
akan
metode pengukuran Iebar tlum dapat memheri kclonggaran
kepada pemakai untuk menentukan penyimpm1gan.
~ ,pengukuran sedangkan cara sistematik mempengaruhi
:·: ketelitian yang sebenarnya. 10.5.3.Penyimpangan nilai tinggi papan duga hMus ditentukan
J. Deviasi standar serangkaian ukuran dari jumlah y pada
1 ,kondisi tetap dapat diperkirakan dari persamaan:
dari perkiraan sumber individual kesalahan misalnya
penyimpangan dalam penentuan nilai 0 pap<m duga, kebebasan
112
penentuan pengaruh dan kemampuan pengulangan alat ukur
f(·. i: (yi- y) (dimana reaksi mekanik alat sangat penting), tluktuasi dasM
yang akan diukur dll. Penyimpm1gan pada tinggi papan duga
i=l ...................... (27) adalah akar jumlah kuadrat bilangan penyimpangan individual.
, ' n -1
Penyimpangan ini kecil jika menggunakan micrometer atau
vernier dengan penentum1 titik 0 pada ketelitian handing.
gan:
Jlah angka perhitungan ukuran n 10.5.4.Penyimpangan ukuran dimensi tlum (khususnya Iebar
basil ukuran tunggal b) tergantung pada ketelitian ukur alat yang telal1 dikonstruksi.
"
l Dalam praktek penyimpangan ini terbukti Lidak cocok jika
,.,lsi standar angka ditentukan oleb : dibanding dengan penyimpangan lain.
Sy
...................... (28) 10.6.1.Penyimpangan acak atau sistcmatik total adalah basil
beberapa penyimpangan penunjang ycu1g merupakan gabung<m
")lpcnyimpangan angka (faktor 2 dapat digunakan jika" besar. beberapa penyimpangan. Penyimpangan ini dapat digabung
ltutn =6 faktor adalah 2.6; untuk 11 = 8, faktor = 2.4; untuk untuk menghasilkan penyimpangan acak (atcm sistematik)
: 10, faktor = 2.3; untuk n 15, faktor = 2.1) adalah 2s (pada secara keseluruhan sebesar 95% pada tingkat kcyakinan a'\alkan
• tingkat keyakinan). Penyimpangan ini adal~ basil penyimpangan yang menunjang berdiri sendiri.
lliim.pangm1 dari pengmnatan terbadap penyimpang<m Iokal.
10.6.2.Semua sumber penyimpangan y<mg mcnunjang akan
· Sebual1 pengukuran juga dapat mengalami kesalah<m mempunyai komponen acak dan sistematik. Akm1 tetctpi pada

.g tik; angka dari nilai yang sering diukur dengm1 demikim1


tetap berbeda dari nilai sebenamya dari jumlal1 yang
diukur. Sebagai contob sebuah kesalahan adalah jika
tintukan angka 0 pada papan duga air terbadap ketinggian
ii6J masuk ym1g akan mengba'\ilkan perbedmm sistematik
beberapa kasus, komponen acak atau komponen sistematik lehih
menonjol dan sebagai pemhanding komponen yang lain dapal
diabaikan.

10.6.3.Penyimpangan acak dan sistcmatik mcmpunyai sifat


-langka sebenamya dari ketinggian yang diukur dan nilai yang berbeda oleb scbab itu biascu1ya penyimpangan tcrsehut
"aktual. K<ITena pengulangan pengukuran tidak akan tidak dapat digabung satu sama lain. Ak<m tempi jika syarat
lengbapus kesalahan sistematik maka nilai aktual hanya dapat yang tercantum dalmn 10,6.1. diperhatikan penyimp<mgan acak
letokan oleh ukuran beba5 yang lebih tepat.; dari sumber-sumber yang berbeda dapat digahung dengan
peraturan kuadrat jumlah akar dcu1 pcnyimpcu1gan sistematik
~ Penyimpangan nilai koefisien dari sumber-sumber yang berbeda dapat digabung dengm1 cara
l4J.Nilai yang dikutip dalam standar ini untuk berbagai yang sama.
loefisien persamam1 debit untuk Parshall tlum dan SANIIRI
~leb secara empirik atas dasar percobaan, yaog telah 10.6.4.Persentase penyimpangan m:al: XQ pada dehit dapat
~sanakan sccara hati-bati, dengan pengulangan bacaan dihitung dari persamaan berikut:
~lbingga menjmnin ketelitian. Akan tetapi jika pengukuran
:ilakukan pada pemasangan yang serupa kej<mggalm~ sistematik XQ = + j Xt + .vx/, + nX1,'~ ...................... (2lJ)
otara koefisien debit dapat terjadi karena variasi pada
'ennukaan alat, pemasangan, kondisi alirm1 pcngar;:th, peng<ITuh ketenmg<m :
:tala antara bentuk di lapangan d<m model dll. Xc adalah persentctsc penyimpangcu1 acak pada C;
t.4.2.Penyimpangan koefisien debit yang d.~kutip stand<IT Xh adalah persentase pcnyimpang<m acak pada b;
Jtemasional ini dihitung atas dasar deviasi d<.ta eksperimen Xha adalah persentctse pcnyimpangcu1 acak pada ha;
dari berbagai sumber) dari persamam1 teori yaug dibcrikan d<m y dan n pangkat dMi masingmasing b d;m h dan tcrgcultung
arakeseluruhan adalah sistematik. PersentiD.e penyimpangcu1 pada tipe dm1 dimensi llum.
istematik dalam C untuk Parshall tlum X c :tualali cultcl1"a 2%
lll4% dan untuk SANIIRI FlurnXc = 3%. 10.6.5.Persentase pcnyimpangan sistcmatik XQ pmla dchit
dapat dihitung ilil1"i pcrsmnmm hcrikut:
18.5. Penyimpangan pengukuran yang dihuat oleh
"makai X"Q = -+yX"~C + YX"~I> + 11 X" lw' ...................... (30)
1.5.1. Kesalahan acak d<m sistematik dapal dilakukan olch
Jelllakai kctcnmgm1 :
X"c adalah perscntw;c pcnyimp;Uigan sistcmatik pada C;
·I0.5.2.Dalam kategori ini tidak dapat diberikan nil!!Lnumerik X"h adalah pcrscntasc pcnyimpangan sistcmatik pada b;
Jenyimpangan karena metoda pengukuran maupun cant X"ha adalah pcrscntm;c pcnyimpangan sistcmatik pmla h,,;
Jilakukan pengukuran tidak dispesitika'\ikan: semua ini h<nJs

Bagian 8: Hendung. llt•fldtmgtm. Stm,~;ai. /riga.1·i. Pcmllli. 143


SNI 03-6455.1-2000

9.3. Pen~ukuran tinggi tekan air dan hatas pemakaian


Debit pada SANIIRI Flum ditentuk<m dengan mengukur tinggi Cs = 1,085 [1 - 1 ]
tek<m air (kedal<umm air) pada bagi<mjahm masuk (tinggi tekan 11,7 (1 - 0")+ 1
air hulu, ha) d<m pengcluaran (tinggi tekan air hilir hb) (lihat Nilai Cs untuk deretcm rasio aliran tidak sempuma o d
Gcunbar 3). - 0,90 ditentukan dalmn Tabel 6.
Apakah satu atau kedua tinggi tek<m air harus diukur terg<mlung
pada kondisi aliran dahun tlum. Tahel6
Untuk kondisi alinm scm puma, hanya perlu diukur tinggi tek<m Koefisien aliran tidak sempurna (faktor korek
air ha Lokasi bagian pengukunm yang mencakup jal<m masuk SANIIRI flum.
pipa penghubung (2 pada Gmnbar 3) ke tabung pengukur (3
pada Gambar 3) untuk pengukuran ha bertepatan dengan (J Cs a Cs a Cs a
pcmunpang melintang jahm masuk tlum.
J ika tidak tersedia tabung pengukur perlu dipas<mg papan duga 0,20 0,98 0,50 0,92 0,72 0,83 0,81
dekatjalan masuk tlum (I pada Gmnbar 3) yang dipas<mg pada 0,26 0,97 0,55 0,91 0,74 0,82 0,82
angka not sesuai elevasi lantai tlum. 0.32 0,% 0,58 0,90 0,75 0,81 0,83
'
Untuk alirm1 tidak sempuma kedua tinggi hn (](m hb perlu diukur. 0.60 0,89 0,76 0,80 0,85
Lokasi bagi<:m pengukunm yang mencakup jal<m masuk pipa 0,38 0,95 I
I
0,62 0,88 0,77 0,79 0,86
0,/8 0,78 0,87
penghubung (7 pada Gcunbar 3) ke tabung pengukur (6 pada
0,42 0,9~ 0,65 0,87 0,79 0,77 0,88
Gcunbar 3) untuk penguluran hh bcrtepatan dengan pcnmnp<mg
0,67 ' 0,86 0,80 0,76 0,89
melint<mg jalan keluar tlum. Jalan masuk pipa penghubung
0,47 0,93 0,70 0.8~ 0,90
luUl.ls terletak pacta elevasi hmtai flum. Jika tidak tersedia tabung
pengukur dapat cligunak<m papcu1 duga (8 pada Gam bar 3) yang
dip<L'>ang vertikal terhadap dincling keluar. 10. Penyimpangan pada Pengukuran debit
Desain tabung pengukur d<m pipa penghubung hm11s sesuai 1 0.1. Umum
dcngan persyaratan pada bagi<m 7. linggi tek<m air yang dapat 10.1.1. Secara umum komponen penyimp<mg<m y<m
diukur oleh beberapa ukuran SANIIRI Flum adalah dari 0,1 m dari beberapa somber kesalah<m dapat dipe
scun pai 1.1 m (lihat Tabel 5). Oihat 10.4 dan 10.5) atau digahung (lihal 10.
mendapatkan perkiraan penyimpangan tol
9.4. Kondisi aliran sempurna dan aliran tidak sempurna pengukuran debit. Penyimpangan total ii
Debit pada SANIIRI Flum dianggap sebagai aliran scmpuma dipertimbangkan atau debit dapat diukur
jika batas modular crc = 0,2. Jika rasio aliran tidak sempuma keteliti<m yang memadai untuk tuju;m yang dip
(cr = 111/ha) lebih besar dari batas modular debit dal<un tlum Bagi<m 10 hermaksud untuk memheri infonn
akan hilang. Tinggi ambang dapat ditambahkan untuk cukup bagi pemakai standar intemasional il
memperluas jarak alinm sempuma. memperkirakan penyimpangan pengukunm de
Penentuan debit pada kondisi aliran tidak sempuma dapat juga ISO 5168 Measurement o.ffluid.flow- t-·.~
dilakukan asalkan rasio aliran tidak sempurna tidak of uncertainly of a .flow-rate measurement)
mclcbihi O,Y. 10.1.2. Penyimpangan total dapat ditcntukcm sebaga.i r
antara debit yang sebcnamya d;m debit yang
9.5. Penentuan dehit sesuai dengan persamaan yang digunak;
9.5.1 Pcnentwm debit pada kondisi alircm sempuma kalibrasi tlum yang dibangun dan dipasm
Debit pada SANITARI Flum y<mg beroperasi pada kondisi deng<m standar intcmasional ini.
alinm sempuma (yaitu cr < 0,2) dapat diperoleh dari pers<unaan Istilah dalam"penyimpangan" digunak<1
berikut : menyatakan deretcm nilai-nilai, mengenai n
dimana debit y<mg sebenamya diharapkan L
Q = Cob ~flal.5
,., ······················ (22) kali dari 20 kali (yaitu 95°A, dari bata-; kebem

dimana C 0 adalal1 koefisien debit y<mg cliperoleh dari - 1 0.2. Sumher penyimpangan
0.109 10.2.1. Somber penyimpangan pada pcngukuran de
CD = 0,5- ...................... (23) diidentifikasi dengan mcmperhalikan hcntu
6,26ha+l pers<unaan debit untuk tlum:
9.5.2 Penentuan dehit pada kondi"i aliran tidak sempurna
Debit pada SANIIRI Flum ym1g beroperasi pada kondisi aliran Q = C 0 C0 b vg
11 11
tidak sempuma (yaitu a> crc=0,2) diperroleh dari pers<unaan keterangan :
empirik. C0 adalah numerik konstcm yang ticlak clapal me
penyimp<mg<m
...................... (24) g adalall percepal<m gravit<tsi (m/clt2)

ketenmg<m : I 0.2.2. Sumber-sumber penyimpangan y;mg pcrlu dip


Qdr adalah debit a.Iiran tidak sempuma adalah:
Cs adalah kocrisien aliran tidak sempuma atau faktor a) kocfisien debit. C n:
koreksi ym1g dipcroleh dari h) ukuran dimcnsi flum, sebaga1 contoh lch
salur;m. b:
c) tinggi tckan air ycmg Lelah diukur. It

142 Bagian 8: Bl·ndung. Bendungnn. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI 03-6455.1·2000

Pen.cnta-.c total peoyimpangan sislematik pada debit adalah XQ =±~+XQ) 112


A"o =:±(X,+ y2 xb + 111 ~"->'n =± (1,862+3,342) 112
=± (3 2 + J,05 1 +J,569 2 +0,65 2 ) 1f2 =± 3,82%
= ± 3,34'if OJeb sebab itu debit Q adalab 1,075 m3/detik ± 3.82% atau
(1,034 < Q <1,12) m 3/detik. Persenta.<;e penyimpangan acak
J 1.9. Untuk memudahkan penyajian, penyimpangan acak dan adalab ± 1,86%.
f\JI,e:Dl.atik dapat digabung dengan rumus sehagai herikut

LampiranA
Daftar lstilah

Bangunan Structure
Penyimpangan uncertainties
Flum flume
Elevasi muka air water level
Alat ukur elevasi muka air water level recorder
Tinggi tekan head
Leber throat
Alat ukur tinggi tekan air head measuring device
Tabung pengukur stilling wells

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi. Pantai. 145


SNI 03·6455.1·2000
'
10. 7. Pen.iaharan 11.6. Penyimp<mgan yang berhubungcm dengan tipe
Mcmhuat dartar penyimpang<m acak total dan sistematik total peng<unaum muka air yang berbeda dapat ditentuk:
scc;u·a tcrpisah diingink:m dm1 scring kali di<mggap perlu, akan pcnguji:m seksmna dalam kondisi ymtg terkontrol. I<
lchih haik bahwa dihuat penjaharan hasil-hasil yang lcbih penyimpangan acak dapat ditentukan dengan rn
scdcrhana. Untuk mendapatk:m haltersehut penyimp<mgan acak senmgkai<m baca.<m pada tinggi muka air tertentu. A
dan sistcmatik dapat digahung schagaimana dijclask<m dal<un untuk membedakan penyimpangan ini dari sumb
ISO 51 oX ( llJ7X - Mcasuremenr r!(.fluid .flmv-Hsrinwrion nf penyimpangan lain, pcrlu bahwa bacaan-bacaan
uncerrainlv r!f.flow-rare mea.wremenf) dengan memakai dilaks<makan dcng<m tinggi mulct air yang selalu naik (a1
pcrs;un:wn sehagai herikut : Untuk peralaum y<mg digunak:m dalcun contoh ini devia
<mgka diwmmsik<m sama dcng<m Sb = 0,003 m. PcnYi
sistematik dalcun pcngukuran tinggi muka air tet:ia
...................... (31) ad<mya reaksi, pemuaicm pita dll. Jika mungkin, perlu 1
koreksi tctapi penguji<m untuk rnengontrol tipe-tipe
11. Contoh tertentu akan menyal<tk<m hesar<m pcnyimp<mg<m s
11.1. Berikut ini akan diherik<m contoh perhitung:m debit dan residual. Dalmn hal ini, jika digunakan pcncatat tinggi
penyimpangan yang bersangkutan untuk pengukuran debit maka nilai adalah kira-kira ± 0,0025 m.
tunggal dengan menggunakan ParshaJI llum yang beroperasi Dengan demikian,
dal:un kondisi alinm sempuma. Lebar lchcr salunm h = 1.0 m
dan tinggi papan duga ha = O,o m. Dimensi lain dari Parshall STi 0,003 m
rtum dinyatakan dalcun Tahel I untuk num nomor X.
2STi = 0,006 m
11.2. Dehit dihitung dengan memakai pcrsmnaan untuk tlum 2sli
nomor X pada Tahcl 3. X'tz = ±--- x100
h
11.3. Karena penyimpangan acak dapal diahaikan, 0,006
pcnyimpangan nilai Q h<mya tergantung pada penyimpangm1 = ±--xiOO
sistematik: 0,6
= ±1%
Q = 2,397h"I. 56 ~ = 2,3Y7 x 0,6I.sm = 1,075 m 3/detik 0,0025
misal X'll = ± X 100
0,6

Oihat 10.4.2).
11.7. Perpaduan penyirnpangan individm
11.4. Jika diasumsikan bahwa bcbcrapa ukunm Iebar yang rnendapatkan penyimpangan tinggi tckan air m<:
digunak<m, maka komponen penyimp<mg<m acak dalam ukuran dilakukan sebagai berikut: Buatlah asumsik<m hahwa
Iebar mungkin dapat diabaik<m. Dalam ka-;us ini, penyimp<mgan diabaikcu1, maka pcnyimp<mg<m pada pengukuran ti1
sistematik dahun ukunm Iebar diasumsikan sebesar 0,01 m. air adalah:
Deng<m dcmikian

X'b =0
X"b = ± 0,0 1 x 100
1,0 =±1%
=±1% d<m
+(x·2
X "iln =- hn +
x'21112
},I -
11.5. Besarcm penyimpcmgm1 yang menycmgkut alat uku tinggi
tekan air berhuhungan dengm1 alat klmsus yang digunakan.
Telah diperagakcm bal1wa angka not pada papan duga pencatatml
tinggi tekm1 air dapat diatur pada ketelitian ± 0,003 m. Ini =±0,65%
merupakan pcnyimpangan sistematik. Tidak terdapat
penyimpangan acak yang berhubungan dengan angka nol 11.8. Perpaduan penyimpangan individua
karena scunpai nol di atur kembali, cmgka nol yang sebenarnya mendapatk:m penyimpcmgcm debit secara menyeluruh
mempunyai besaran dan tanda yang s<una. olch sehab itu sebagai berikut:

X'ho = 0 Persentase total penyirnpangan acak pada pcngukt


0,003 adalah
X"ho =± X 1()()
ha X'Q =±(X~2 + y2 X~+ 11 2 x;,2Y 12
0,003
=± X 100 =±(12 + 0+1,5692+J2)112
0,6
=±0,5'k. =±1,86%

144 Bagian R: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi, Pantai.


SNI 03-6455.2-2000

METODE PENGUKURAN DEBIT PADA SALURAN TERBUKA BANGUNAN


UKURAMBANG V-RATA
Ruang Lingkup 2) Aliran tidak sempurna adalah kenaikan tinggi muka air
J Standar ini mcncakup pengukuran debit di sungai atau hilir ambang mempengaruhi tinggi muka air udik.
ti•Jran bualan pada kondisi aliran katup atau berobah perlahan 3) Aliran sempurna adalah kenaikan tinggi muka air hilir
fllgan menggunakan Arnbang V - rata. ambang tidak mempengaruhi tinggi muka air udik.
f[andar am hang V - rata adalah hangunan pengontrol, am bang 4) Amhang V-rata adalah protil segitiga deng<m kemiringan
-rbentuk V dangkal apabila dilihat dari arab aliran. di udik 1:2 dan di hilir 1:5.
Kemiringan penCUllpang melintang lliltara 0 s.d 1:10 dcngan
jAm bang ini dapat digunakan untuk aliran tidak sempuma batasan, bila kemiringan melintang = 0, mnb<mg menjadi
t8u scm puma. Pada ali ran sempuma, debit hampir tergantung profil segitiga dua dimensi, lihat'.ISO 4360.
pJa
taraf air di udik dan pengukuran cukup dilakukan di udik
if! bang. Pada aliran tidak sempuma, de hit tergantung pada taraf 4. Pemhuatan
1r di udik dan di hilir sena diperlukan dua pengukuran tinggi 4.1 Pemilihan Lokasi
p air sccara sendiri-sendiri. 4.1.1 Arnbang harus diletakkan pada bagian alur y<mg lurus,
fda am bang V- rata yang standar terdapat: a) Tinggi tekan di hindari rintangan setempat, kekasaran ketidakrataan
lJik; h) Tinggi tekm1 dalam zone pemisah yang terbenluk tepat dasar.
• bilir am bang. 4.1.2 Survei pendahuluan harus dilakukan terhadap kondisi

t
fisik dm1 hidraulik pada lokasi yang diusulkan apakah
! Amhllilg V - rata digunakan untuk pengukuran debit dengan sesuai (atau dapat disesuaikan) untuk keperluan
aran yang hesar dan mempunyai keuntungan dimana pengukuran dengan CUllbang. Pemilihan lokasi mnhang
pckaannya sangat tinggi pada aliran tidak sempuma. harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
;,e.ngoperasian dalam aliran tidak scmpurna dapat a) Tersedia panjang dan Iebar saluran dengan
Jeminimumk<m hcda muka air pada alir<m dengllil debit besar. penCUllpang yang teratur d<m cukup untuk digunakan;
tnbang V - rata tidak boleh digunakan pada sungai curam b) Distribusi kccepatllil yang ada;
rut.ama yang mempunyai llilgkutan sedirnen sangat tinggi. c) Sedapat mungkin menghindari ad<mya tet:junan;
d) Pengaruh pertambahan muka air di udik akibat

., ~
t
·~

tinggi Ambang Kemiringan


Tabell
Kisaran Debit untuk Tiga Tipe Ambang V - Rata

Leba Kisaran Debit


adanya alat ukur, keada<m alirllil di hilir, termasuk
pengaruh gelombang, pertemuan dcngan aliran lain,
pintu geser, CUllbang gerak dan pengaturan lainnya
yang mengak:ibatkan penggenangan; Kckedapan
tanah tcmpat bangunllil, kcbutuhan mcmbuat ti<mg,
~~in Dasar (m) melintang mercu r (m3/det)
grouting dan lain-lain yang dipcrlukan untuk
{mj mcncegah rembesan;
e) Tanggul banjir yang diperlukan mencegah debit
i 0,2 1:10 4 0,015 s.d 5. maksimum dalCUll saluran;
I
r
0,5 I:20 20 0,03 s.d ISO (dengan tinggi
t) Stabilitas tanggul, penycsuaim1 atau tembok penguat
yang diperlukan pada salunm almn;
tekan maksimum 3 m). g) Pembersihan dasar salurm1 pengarah berupa batu-
batuan atau bongkahan-bongkal1m1;
h) Pengaruh angin dan pcngaruh lainnya ym1g dapat
1,0 1:40 80 0,055 s.d 630 herpengaruh tcrhadap alinm di sungai atau alirml
(dengan tinggi tekan yang melintasi amb<mg.
maksimum 3 m). 4.1.3 Bila lokasi tidak mcmiliki karaktcristik y<mg dipcrlukan
untuk pcngukuran yang mcmuaskan, atau pemcriksaan
alinm mcnunjukk<m bahwa distrihusi kcccpat<m dal~un
2. Acuan saluran pcngarah mcnyimpang tlari contoh yang
I) ISO 4377, Liquid Flow Mem;urcmcnt in Open Clumncls- diuraikan tlalam lampiran B, lokasi ini tidak holch
Flat V - Weirs digunakan kccuali pcrbaikan lokasi tlilakukan sccara
2) ISO 722: 19X8, Liquid Flow Measurement in Open mcmadai. Cara lain k i ncrj an ya pcm huatan harus
Channels- Vocabulary and Symbols. dipcriksa dcngan mclakukan pcngukuran aliran yang
3) ISO 5168: 1978, Measurement of Fluid Flow- Estimation tidak bcrkai tan.
of Uncertainty of a Flow-Rate Mc<L-;urcmcnt.
4.2 Syarat-Syarat Pemhuatan
3. Pengertian 4.2.1. Syarat-Syarat Umum
B~berapa pengcrtian yllilg berkailllil dcng<m mctodc ini, scbagai 4.2.1.1 Pcmbuatan bangunan ulur yang lcngkap tcnliri d~u·i 3
bcrikut: komponcn yaitu salur~u1 pcngarah. h;mgunanukur dan
1) Amhang ; adalah bangunan yang bcrfungsi untuk salurcm hilir. Kondisi lll<L-;ing-masing komponcn sccara
meninggikan taraf muka air di udik schingga dapat kcscluruhan bcrpcng:aruh sccara mcnycluruh tcrhmlap
menirnbulkm1 tinggi muka air pcmbcndung<m di udik d<m akunL-;i pcngukuran. Syarat-syarat pcmhuat;m tcrmasuk
terjunan di hilir. dal;un ;unbang bcntuk pcncunpang mclintang salur;m,

/Jagion X: Bnulung. Ht•ndtmgon. Sungoi. /rigasi. Pamai. 147


SNI 03·64 55.1·2 000

Lam pira n B

,....
c;;

\ 1'\ \ \ I\ '1\'\ l'\"'\ ~\


\ \ ' \ I\ '\. \ f\ \ [\\.\
I' \1\~ \1' \r\ \ \r\\ l'-.\\

v.
a
1\ \" ' \ '

" ,, '
~
" \ ~\\ ' : '"' ' ' '"'
\ !\ \1\ 1\
"
1\ 1\ 1\r\ . \ ' \ ~\\' '"
o.
a

I .I I -
(W} ''I
-
. a·

0

Gam bar 3
Diag ram pene ntuan korek si debit untuk Parsh all flum
besar

146 Bagicm 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai


.
SNI 03-6455.2-2000

Penempatan alat baca

L, ::10h'(> 3Hmax l
Pedomao evaluasi bulu
>Hmax
Sumur pencoanp.

pedoman evaluasi ambang

Ti1ik pus.at ambang

Gamhar 1
Amhan~
V-rata

/lagian 8: /kndung. llellliungun. Sungui. /ri,~:usi. l'wllui. 149


SNI 03·6455.2·2000

kekasaran saluran dan pengaruh alat pengendalian 4.2.2.5 Pada saluran yang bebas dari sampah dan benda
kcadaan pennukaan di udik atau di hilir bangunan ukur. melayang dapat dicapai dengan menempatkan d
4.2.1.2 Distrihusi dan arah kccepatan sangat bcrpengaruh peredam terbuat dari balok vertikal, tetapi jarak c
terhadap kinerja ambang (lihat butir 4.2.2 dan peredam dengan titik pengukuran tinggi tekan mi1
lampiran B). 10 Hmax·
4.2.1.3 Setclah ambang dihuat, setiap perubahan tisik pada
waktu pemhuatan akan merubah karakteristik debit, 4.2.2.6 Pada kondisi tertentu loncatan air dapat terjadi i
sehingga perlu dikalibrasi. bangunan pengukur sebagai contoh jika si
pengarah curam. Kejadian gelombang teijadi pad
4.2.2 Saluran Pengarah tidak kurang dari 30 Hmax ke udik, pengukurari
4.2.2.1 Jika aliran pada saluran pengarah terganggu oleh dasar dapat dilakukan untuk memastikan bahwa d
atau tebing ymtg tidak teratur, sebagai contoh batu-batu distribusi kecepatan teratur pada sta~iun pengu~
besar atau batu-batu lcpas, atau belokan, pinto air atau
hal-hal lain yang menyebabkan debit yang melimpah 4.2.2.7 Kondisi pada saluran pengarah dapat diuji d
pada satu penampang dapat sangat berpengaruh pada pemeriksaan atau pengukuran dengan menggu
ketclitian pengukuran. Debit pada saluran pengarah beberapa metode yang ada seperti alat ukur
harus mempunyai distribusi kecepatan yang simetris. pelampung, tongkat kecepatan dan zat warn~
(lihat lampiran B). Hal ini dapat dicapai dengan saluran terakhir berguna untuk memeriksa kondisil
pengarah ymtg p~jang, lurus dan penampang melintang saluran. Taksiran kuantitatif dan lengkap tet
seragam. distribusi kecepatan dapat dilakukan d(
menggunakan alat ukur arus. Infonnasi lehih
4.2.2.2 Panjang saluran pengarah biasanyalimakali Iebar muka tentang alat ukur arus pada ISO 748. Dist
air pada debit maksimum, pada saat aliran tidak masuk kecepatan dapat diperkirakan dengan menggn
ke saluran pengarah dengan kecepatan tinggi melalui acuan pada lampiran B.
belokan tajam atau pintu air bersudut. Akan tetapi
saluran pengarah seragam yang lebih panjang lebih baik 4.3 Bangunan Ambang
jika dapat dipenuhi. 4.3.1 Bangunan harus kaku, kedap air dan cukup kul
kondisi aliran banjir tanpa tetjadi kerusakan
4.2.2.3 Panjang saluran pengarah seragam yang disarankan pengelupasan atau gerusan di hilir. Dilihat da
pada hutir 4.2.2.2 mengacu pada jiD'ak pengukuran denah mercu ambang harus lurus dan tegal
tinggi tekan di udik. Tetapi, membuat lapisan beton pada terhadap arah aliran di tidik dan geometri harus
dasar dan tebing saluran alam bisa menjadi tidak dengan ukuran yang ditentukan. Ambang harus.
ekonomis, dan untuk itu perlu bangunan penyempitan diantara tembok pangkal dan Iebar mercui
jika Iebar an tara dinding vertikal saluran pengarah yang maksimum sama dengan Iebar saluran pengaral
dilakukan pada ambang lebih kecil dari Iebar saluran Gambar I). Blok ambang dapat berupa pot~
alaminya. Pada saluran yang dilapis di udik harus potongan tetapi tidak boleh kurang dari ~
memenuhi persyamtan butir 4.2.2.1 dan butir 4:2.2.2. horisontal pada arab aliran, minimum sama ~
Hmax di udik dan 2 Hmax di hilir dari garis •
4.2.2.4 Dinding vertikal samping dibangun untuk penyempitan ambang.
saluran alami harus simetris terhadap garis sumbu
saluran dan sebaikuya dibuat lengkung dengan jarijari 4.3.2 Ambang dan saluran pengarahnya (bagian sis~t
R2 2 Hmax seperti terlihat pada Gambar 1. Titik singgung tegak) dapat dibuat dari beton dengan permuk
lengkungan paling dekat ke ambang harus paling sedikit diplester halus atau dilapisi dengan bahan an
sama dengan Hmax pengukuran tinggi tekan di udik. halus. Permukaan yang dihaluskan diutam
Tinggi dinding samping harus dipilih sedemikian rupa sekitarmercu tetapi lebih baik hila padajarak i/zj
sehingga mampu mengalirkan debit maksimum di udik dan hilir garis mercu.
rencana.

148 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03-6455.2-2000

OPID pcmbuatap di laboratorium, permukaannya harus setara ambang didesain untuk operasi pada kisaran aliran tidak
dtogan Jcmharan Jogam yang digilas atau diratakan, kayu yang sempurna, pemisahan sumur duga muka air diperlukan untuk
di:unpelas dan dicat. mencatat tinggi tekan pisometer dalam zone pemisah yang
terbentuk tepat di hilir mercu ambang.
43.3 Untuk memperkecil penyimpangan debit, toleransi
berikut harus dicapai selama pelaksanaan: 6.2.2 Tabung duga muka air harus vertikal dan tinggi serta
I) Pada Iebar mercu, 0,2% dari Iebar mercu dan maksimwn dalamnya cukup memadai untuk mencakup selurnh tarat· muka
0,01m; air. Pemasangan di lapangan tinggi minimumnya 0,3 m di atas
b) Pada kemiringan di udik dan di hilir 0,5%; tinggi muka air maksimwn yang dihar'ctpkan. Tabung duga muka
c) Pada kemiringan melintang mercu 0,1 %; d) pada titik air harus dihubungkan ke posisi pengukuran tinggi tekan yang
deviasi dari garis mercu rata-rata 0,05% dari Iebar mercu. cocok dengan menggunakan pipa-pipa.
Di Jaboratorium, pemasangan-pemasangan umumnya
mernerlukan ketelitian ukuran yang lebih tinggi 6.2.3 Tabung duga muka air dan pipa penghubungnya harus
kedap air dan dilengkapi untuk mengakomodasi alat pencatat
4.3.4 Bangunan harus diukur setelah pelaksanaan selesai dan jenis pelampung maka ukuran dan bila kedalamm1 cukup untuk
niJai rata-rata dari ukurcmnya dan penyimpangan standar berada memberikan kelengkapan di sekeliling dan di bawah pelampung
pada bata.o; kepercayaan 95% harus dihitung. Nilai rata-rata harus berjarak sedikitnya 0,075 m dari pada seluruh tingginya
d1gunakan untuk menghitung debit dan standar deviasi dinding tabung duga muka air.
digunakan untuk mendapatkan penyimpangan total dalam
pcnentuan debit tunggal (lihat 9".6). 6.2.4 Ujung pipa paling bawah tidak boleh kurang dari 0,06
m di bawah taraf muka air terendah yang akan diukur.
4.4 Hilir Bangunan
Kondisi hilir hanguncm penting untuk mengendalikan taraf 6.2.5 Sambungan pipa ke posisi pengukur tinggi tekan di udik
muka air hilir. Tarat· muka air ini adalah salah satu faktor yang harus berakhir pada saluran pengarah dan tegak Iucus. Batas
menentukan apakah akan tet:iadi kondisi aliran tidak sempurna saluran pengarah harus rata dan halus (sama dengan be ton) pada
arau sempuma pada ambang. Oleh karena itu penting untuk jarak 10 kali diameter pipa dari garis pusat pipa penghubung.
menghitung atau mengamati taraf muka air hilir pada seluruh Pipa boleh miring terhadap dinding hanya jika dipasang dengan
kisaran debit pada ukuran debit penuh dan membuatkeputusan plat atau ditutup yang mudah dipindahkan, dihuat rata dengan
tentang tipe am bang dan geometri yang diperlukan dilihat dari dinding melalui lubang-lubang yar1g dibor. Ujung lubar1g tidak
kenyataannya dan untuk menentukanjenis/tipe ambang. Harus boleh dibulatkan atau ditimbun. Plat penutup berluhang tidak
dipertimbangkml mengenai cara I sararm dengan dapat meredam disarankan bila terdapat twnbuhail atau sedimen.
energi ruang olahan di hilir lengkap dengan peketjaan pelindung
untuk mencegah gerusan dan atau yang kemungkinan tetjadi 6.2.6 Pipa penghubung ke posisi pengukuran untuk zone
di bawah bangunan. pemisah tinggi tekan harus berakhir pada mercu am bang. Untuk
pembuatan di lapangan yang luas, pengeluaran dari pipa-pipa
S. Ketentuan Umum dan Pemeliharnan ini harus terdiri dari 10 lubang 10 mm dengar1 jarak 2m pada
Pemeliharaan bangunan ukur saluran pengarah dan saluran di 50 mm antara panjang garis paralel dan 20 mm di hilir garis
hilir penting untuk menjamin pengukurcm yang teliti. Hal yang mercu, untuk pembuatan di laboratorium a tau di daerah sempit
penting untuk salunm pengarah bahwa hams bersih dan bebas (b < 2,5 m) ukuran-ukuran ini harus dihagi dua.
dari sedimen dan twnbuh-tumbuhan padajarak minimum yang Posisi pusat 10 puncak lubang pengeluaran harus seimbang
ditentukan pada hutir 5.2.2.2. Tabung pengukur arus dan alur dengan sisi dari puncak terendah pada jarak. 0, I kali Iebar total
masuk saluran pengarah harus juga bersih dan bebas dari puncak (lihat Gambar 1). Luhang harus serasi dengan
endapan. Tubuh am bang harus bersih dan bebas lekatan kotoran permukaan balok ambang di hilir, lcbih disukai plat baja yang
dan pembersihan dilakukan secara hati-hati agar tidak terJadi dapat digerakkan untuk pemeliharaan sistem. Plat pcnutup ini
kerusakan mercu ambang. perlu diberi seal disekclilingnya. Lokasi posisi pengukurm1 bcda
tinggi dijelaskan dalam hutir 6.4.
6. Pengukuran Tinggi Tekan
6.1 Ketentuan Umum 6.2.7 Perlu disediakan tamhalmn kedalmnan di dalam tabung
6.1.1 Bila diperlukan pengukuran sesaat, tingi tekan dapat untuk mencegah kandasnya pclmnpung di dwmr tahung atau
diukur dengan menggunakan pengukuran vertikal, sudut, titik, karena endapan jika pcrlu, discdiakan sarana pcmbmmgan
tali atau pita ukur. Bila pencatatml kontinu diperlukan, pencatat endapan.
muka air harus digunakan. Lokasi dimana harus digunakan Penataan tabung duga dapat mcliputi ruang antara dengan
pengukuran dijelaskan pada butir 6.4. 6.1.2 Dcngan ukuran yang sama dan saluran pengarah untuk mcmungkinkan
berkurangnya ukuran am bang dan tinggi tekan, penyimpangan lumpur dan sampah lain mcngcndap di luar schingga mudah
kecil dalam pelaksmman konstruksi dan penentuan titik no I scrta dilihat dan dibcrsihkan.
pembacaan alat ukur tinggi tekan rclatif menjadi lcbih pcnting
6.2.8 Dimnetcr pipa pcnghubung atau khar luh<mg-luhang
6.2 Tabung Duga Muka Air harus cukup untuk mcmungkinkan muka air di tabung
6.2.1 Pengukurcm tinggi tckan di udik lchih disukai dcngm1 mcngikuti naik turunnya tinggi tck;m lanpa pcnunda;m yang
menggunakan tabung duga muka air untuk pcngukuran bcrarti, mcskipun lubang-luhang tcrschut sckccil mungkin,
mengurangi pcngaruh ketidakteraturan muka air. Bila ini pcmeliharaan mudah, mcrckam oksilasi karcna gdomt'lang
dilak.ukan juga scbaiknya mengukur tinggi muka air di salurm1 pcriodc pcndck.
pengarah sehingga pengecekan dari waktu kc waktu. Bila

Utt}:ian 8: Bem/tm.~. Jlemltmgcm. ,\'tmge~i. Jrige~si. l'cmte~i. 151


(/J
~
U'l I;

..
0 0

l:!:l ~
:::.
:;e Ul
::;· Tabung pengukur hulu Ul
;::: ~abung pengukur ambang ~
I

Clo
..
l:!:l
§
"'
~
6
;:::
~
l:!:l
"' =~· ..
- - ----===== '

~::s •
~
:;e
:::.
~
.: l
_;:!

~
,-

0I4 b co
~

_( I
'I I
'• co
~. b .:-.=::.::.-..
:'L 0t1 b A
c
~C)
..~.
~
Arah aliran ~~ :5
_jJ r.:1
G'l
c
....0
~
~- I 0
Q.

Tampak Atas
G~mbar 1~ . Ambang V-Rnta

hl"bung pcngukur hulu [Tabun g Pengukur ambang

1
I I I
I : I
~ i- I hf ..._---!.'
I
't
.
j
li -

Pnt-nnn:::an ll_ll.
SNI 03-6455.2-2000

di~'1Jnakan utuk mengoreksi tinggi tekan terukur, yaitu : Keterangan :


HI 512 . hpe adalah beda tinggi tekan zona pemisah efektif dengan taraf
C,· =(-h-) ...................................................................... (3) mercu terendah = hp- km;
HP adalah beda tinggi tekan zona pemisah terukur dengan taraf
J{eterangan : H 1 adalah tinggi tekan total di udik yang terkait mercu terendah;
dari taraf mcrcu terendah. He adalah beda tinggi tekan total efektif dengan taraf mercu
terendah
p,,-nggunaan pcrsamaan ( 1) y2
He= h + - -km
2g

Nilai Cdr dihitung dengan menggunakan rum us (8) nilai hPjhe


dan Y 2 dapat dilihat pada tabel 5, dimana:
=_I_ [ 0,4 - Cv Cs Cdr mh512 ] 2
b 2 b (PI +h)
CD Cs m h2
Keterangan : Y 1 adalah kecepatan rata-rata pada saluran [b (P 1 +h)]
pengarah;
P 1 adalah beda tinggi antara taraf mercu Untuk h 11 e/he < 0,9; Cdr dapat dihitung dengan pendekatan
terendah dan taraf rata-rata dasarr saluran menggunakan prosedur dua langkah (kesalahan relatip 1%)
pengarah; sebagai berikut
b adalah Iebar mercu a) Perkiraan Cdro berdasarrkan pacta nilai hpe/he menggunakan
hubungan sebagai berikut :
Sehingga:
'JJ3 1 2
cdro = 1 ------> jika hp./hc < 0,55 )
Cv =1 + 2 Y ICv ·················································································· (4) C dro= 0 ' Y ------> .J.ika 0 ' 55<- ·-pe
h /h e < 0 ' 7 ...................... (9)
C dro= 0 ' 8 ------> .J.ika 0 ' 7 -< h e_e'.,h e < 0 ' 85
Ketenmgan : cdro = 0,7 ------> jika 0,85 ~ •..,/he< 0,9

Y1 = [ 0,4 ~~~: ~~~)mh2r ············································· (5) b) Hitung besaran-besaran berikut:

= b(P 1 +h)
Persamaan (4) dapat diselesaikan dengan itera'\i; nilai Cv didapat
dari persamaan Y 1 dan dapat dilihat pada Tabel 4 = 0,16 Cc~r}/Y l
Untuk Y 1<0,08; Cv memberi pendekatan yang baik dengan:
1,25 Y 1
Cv = 1 + I - 2,5 Y I ..................................................... (6) =
Kesalahan relatip karena pendekatan ini kurang dari 0,7% h 3/2 ll.IlO

Cdr = I,on[ 0,909 ~~c) ]


7.4 Faktor Bentuk "
Faktor bentuk dimasukkan ke dalam persamaan debit untuk
ambang Y-rata karena sebab geometri aliran berubah bila debit Bila 1\>/hc > O,Y dipcrlukan lebih banyak langkah itcm'\i dan
melampau kondisi penuh Y-rata sehingga perlu mcngacu pada Tabcl 5

C5 =I- (1- hi I he) 512 jika he> hi ......................................... (7) 7.6 Batasan Penggunaan
7.6.1 Balas bawah tinggi tckan udik dalam praktck
Keterangan hI = b/2m adalah perbedmm ::mtara taraf mercu bcrhubung:m dcngan bcsaran pcngaruh sifat tluida dan
terendah dan tertinggi. batas kckasarannya. Untuk ambang dcngan mcrcu
bcrpcncunp;mg hal us dan dipclihara dcng;m baik. tinggi
7.5 Faktor Reduksi Aliran Tidak Sempurna tckan minimum disanmk;m 0,03m. Bila mcrcu dibuat
Bila ::unbangg tidak sempurna, yaitu hp._,>0,4 He. dcbitnya dari bcton hal us atau bah;m bcrtckstur scrupa. disar:mk;m
herkurang. Faktor reduksi digunakan untuk menghitung debit batas bawahnya 0,06m.
tidak sempuma : 7.6.2 Nilai pcrbm1ding:m h · /P 1 juga dibat;L-;i pada 2.5 tl;m bata-;
untuk h'/P 2 , dimana P 2 adalah tarar mcrcu tcrcndah
relatif tcrhadap tinggi dasar hilir, scpcrti tcrlihat pada
Tahcl 3. Hal-hal tcrscbut diatur dcngan lingkup
pcrcobaan pcmcriksaan dan bcrvariasi dcngan
hpe)] 0,183.Jikahpe/H-c>0,4
Cdr=I,078 [ O,YOY- ( H .. ......... (8) kcmiring:m mclintangnya.
e

Baxia11 X: Uetulu11g. llt•fldllllgall. Su11gai. lrigasi. l'a11Wi. 153


SNI 03·6455.2·2000

6.2.9 Tidak ada aturan tcpal yang digunakan untuk 3 Hmax di udik mercu untuk menghindari pengaruh !
mencatumkan ukuran pipa penymnhung karena ini tergantung penurunan (lihat Gam bar 1).
pada lingkungan pcmasangan khusus, misalnya lokasinya
tcrhuka dan mcnychahkan terjadinya gelombang, dan bila 6.4.2 Jika diperlukan pertirnbangan lain dalam pcmasaJ
dipcrlukan tahung dcng<m dimncter hcsar untuk mcnempatkan tabung duga yang lebih dekat dengan tabung perlu dilakt
pelmnpung alat duga air. Lehih haik membuat peny<unbung koreksi koefisien debit jika H/P, > 1. Dalam segala'
yang terlalu hcsar daripada y<mg terlalu kccil karena pemhatasan pert<unbahan koefisien dapat dilakukan dan pertcunba
dapat deng<m mudah ditmnbahk<m kemudian jika gelombang persentase akan tergantung pada loka<>i tabung duga L 1,j
periodc pcndck tidak dapat diredam secant cukup. Pipa nilai H,/P' seperti ditunjukkan pada tabel 2, dirnana: 1
hcrdicunetcr 100 mm hias<mya cocok untuk pengukuran tinggi H 1 adalah total tinggi tekan relatif di udik dari tarat· J
tckan yang tcpal dcngan aliran tetap di lahoratorium. terendah;
P 1, adalah tinggi mercu terendah dari taraf da<;ar udik;
6.2.10 Katup pemisah dcng<m kclas yang diperpanjang lcbih L 1, adalah jarak lokasi pengukur<m tinggi tekan di udik
haik dipascmg untuk mcnghubungkcm pipadi d:'ll<un tabung duga garis mercu
schingga tahung-tahung dapal dikcringkan atau dipas<mg dan
dihcrsihkan. Jika mungkin. amhang harus dihubungkan ke Tahe12.
sistcm drainasc melalui katup pcnyumbat lumpur dan pipa. Koreksi terhadap koefisien dehit

6.3 Pemasangan Titik Nol L, Kenaikan(%) dalam C0 untuk nilai HdP 1


6.3.1 Ketcpatan pcmasangan aw<ll titik not dari alat I 2 3
pcngukunm tinggi tekan dcng<m mengacu pada mercu <unbang,
kemudian dilanjutkan dcngan pengecekan secara teratur, 10 h' 0 0 0
diperlukan untuk mcndapatkan ketcliti<m menyeluruh. 8 h' 0 0,3 0,6
6 h' 0 0,6 0,9
6.3.2 Alat pemcriksa<m titik nol pada interval pendek yang 4 h' 0 0,8 1,2
akurat harus disediak<m. Titik tetap dalmn bentuk plat baja
horisontal, harus dipasang dipuncak dinding vertikctl samping 6.4.3 Am bang V-rata dapat digunakan untuk pengukuran 1
dan pada <unb<mg duga muka air. Titik tetap ini harus disifat renlmlg aliran tidak sempurna jika pemasang<m tabung c
datar dcngan teliti sehingga tarat· rclatif terhadap mercu yang dikombinasikan dengan yang berada pada mercu. (I
diketahui. Perlengkap<m titik nol dapat diperiksa terhadap titik- butir 6.2.6)
titik tetap ini tanpa melakukan survei ul<mg tarat" mercu setiap
saat. Penurumm struktur dapat mempengaruhi huhung<m antara 7. Hal-hal yang Berkaitan Dengan De hit
taraf mercu dan titik tetap, sehingga pemeriksaan sewaktu- 7.1 Persamaan Debit
waktu terhadap huhungan ini harus dilakukan. Persamaan debit didasarkan pada penggunaan tinggi t
terukur:
6.3.3 Pemeriksru:<n titik nol berdasarkan pada tarat" muka air 5/2 1/2
(pada saat aliran bcrakhir atau baru mulai) menimbulkan Q = (.i)(~)
55
CD
CVCSCd rmol/2
c h512
kesalahan fatal karena pengaruh tegangan permukaan dan tidak
boleh dilakukan. Keterang<m : Q adalah debit total ;
C 0 adalah koefisien debit;
6.3.4. Nilai untuk kemiringm1 melintmlg mercu m d<m titik nol Cv adalah faktor kecepatan datang;
dapal diperoleh dcngan pengukunm taraf mercu pada interval Cs adalah faktor bentuk;
teratur sepanjang garis mercu. Garis lurus terbaik dipasang Cdr adalah faktor reduksi alir<m tidak sempurna;
melalui titik-titik pcnguluran pada setiap sisi cunbang dan m adalah kemiringan melinlmlg mercu;
perpotongan garis ini merupakan taraf titik nol. Rata-rata g adalah percepatan gravitasi;
kcmiringan di kedua sisi digunakcm sebagai nilai m dalam rum us h adalah tinggi tekm1 terukur di udik rclaif terhadap
dchil. Untuk pem<L<>mlgan di lapangan disar<mk<m penggunaan mercu terendal1.
teknik sifal datar, tetapi alat ukur meteran mikro atau j<mgka
sorong harus digunakan untuk pcmas<mgan di laboratorium. 7.2 Koef'L'>ien Dehit aliran
Koefisien debit dirumuskan dengan :
6.4 Lokasi Penampang Pengukuran Tinggi Tekan
6.4.1. Am.h aliran menuju amhang V - rata adalah 3 dimensi.
h
Co= CoM ( ~
)3/2 = C 0 ~ (1 - k 111 I h)512
Penurunan muka air dari pengarah taraf mercu terendah Iebih
besar dari pada pengarah ke posisi lain selebar pemunpang Keterangan : Cum adalah koefisien dchit modul ;
salunm pengarah ilim ini mcnghasilkcm penurunan tekanan pada he adalah tinggi tekan terukur, smna dengan I
pennukam1 air lepal di udik mercu terendah, lebih jauh ke udik, km adalah faktorr koreksi tinggi tckan
penurunan tekanan ini herkurang dan padajarak 10 kali tinggi cdm dan km tergantung pada kemiringan melintang ami
V, 10 h', taraf muka air me lin tang saluran mendekati konstan. lihat Tabel 3 untuk pengukuran lapangan, km diahaik~m Ia
Dengan demikian untuk mecapai perkiraan beda tinggi tekan kurang dari 1 mm.
yang akurat, pemasangan alat ukur harus 10 h' di udik garis
mercu. H' = b/2 m adalah perbedaan antara mercu terendah 7.3 Faktor Kecepatan Pengarah
dan tertinggi dalmn meter ak<m tctapi jika jarak terse but kurang Karena persamaan debit diturunkan dari rumus l
dari 3 Hmax• pcmas<mgml alat ukur harus diletakkan padajarak menggunakan tinggi tekan total. faktor kccepatan dataJII

152 Bagian X: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI 03-6455.2-2000

Tahel4
Kecepatan faktor pendekatan dalam pengertian Y 1•

C, untuk masing-masing nilai Y 1


y, 0.000 0.002 0.004 0.006 0.008

0.00 1.000 1.002 1.005 1.008 1.010


0.01 1.013 1.016 1.018 1.021 1.024
0.02 1.027 1.030 1.032 1.035 1.038
0.03 1.041 1.044 1.047 1.050 1.054
0.04 1.057 1.060 1.063 1.067 1.070
0.05 1.074 1.077 1.080 1.084 1.088
0.06 1.092 1.096 1.100 1.104 1.108
0.07 l.ll2 1.116 1.120 1.124 1.129
0.08 1.133 1.138 1.143 1.148 1.153
0.09 1.158 1.163 1.168 1.174 1.180
0.10 1.1 &5 1.191 1.197 1.203 1.210
0.11 1.216 1.223 1.230 1.237 1.244
0.12 1.252 1.260 1.268 1.277 1.286
0.13 1.295 1.305 1.316 1.326 1.338
0.14 1.350 1.363 1.377 1.392 1.408
0.15 1.426 1.446 1.468 1.492 1.523
Catatan : Tahel 4 dibaca sebaga.i berikut : Kolom pada tanda Y 1 menunjukkan nilai Y 1 dalmn dua
dcsimal : baris pada tanda Y 1 menunjukkan nilai Y 1 untuk desimal ketiga. Contoh, nilai Cv
untk Y 1 = 0,069 adalah 1,100

Baxicm 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Panrai. 155


SNI 03-6455.2-2000

Tahel3
Ringkasan koefisien yang disarankan, pembatasan dan penyimpanga n

Nilai yang disarankan menurut nilai


Tipe ambang V - rata . kemirin~ an melintani' mercu
:s; 1 : 40 1 : 20 1 : 10

H1/h 1 ~I
- Koefisien debit modular C0m I) 1,23 1,22 l ,21
- FaJ...-tor koreksi tinggi tekan k.n. 0,0004 m 0,0005 m 0,0008 m
- Penyimpanga n acak pada debit X 1 C0m. ±0,5% ±0,5% ±0,5%
- Penyimpanga n menurut sistem pada
penyesuaian koefisien debit modular X 11 Cr::m. ±3% ±3,2% 9± 2,3%
- Batas modular. 65%-75% 65%-75% 65%-75%
- Pembatasan Jain :
"" h1/P 1 s 2,5 :s; 2,5 s 2,5
= h'!Pl s 2,5 ~ 2,5 .S2,5
- Celah pengukuran 10 h' 10 h' 10 h'

Hdh 1 > l
- Koefisien debit modular C0m •>. 1,24 1,23 1,22
- Faktor koreksi tinggi tekan km. 0,0004 m 0,0005 ~ 0,0008 m
- Penyimpanga n acak pada debit X' C0m. ±0,5% ±0,5% ±0,5%
- Penyimpanga n menurut sistem pad a
penyesuai<~n koefisien debit modular X 11 ± 2,5% ±2,8% ±2,3%
C0m.
- Batas modular. 65%-75% 65%-75% 65%-75%
- Pembatasan lain :
= h'!P, :s; 2,5 $ 2,5 $ 2,5
= h'!Pl $8,2 :S 8,2 s 8,2
- Celah pengukuran 10 h' 10 h' 10 h'

1) Perhitungan pada kondisi bukan modular harus didasarkan pada C0m = 1,25; 1,24; 1,22 untuk
nilai ken1iringan melintang mercu masing-masin g 1:40, atau lebih kecil 1:20 dan 1: 10.

154 BCigitm 8 : Bendung. Be11dungC111. SungCii. lrigasi. Panlai.


SNI 03-6455.2-2000

s. Perhitungan Debit 4 1
x.l {.angkah-Langkah Perhitungan
persamaan (I) digunakan untuk menghitung debit dari besaran
Q= 5 (-J (-J
2
5/2
C
1/2

DCV C
SdCr m eolf2 h5f2

ylf!g diket.ahui: P 1, m, h', b, h dan~- Perhitungannya adalah


sef>;tga.t bcnkut Konstanta (415) 5!2 (112)1/2 tidak menimbulkan kesalahan dan
a) Hitung h., = h - krn dan C 0 menggunakan persamaan (2) kesalahan terhadap g dapat diabaikan
dan nilai Cn dan km yang sesuai dari Tabel 3;
b) Hitung C 0 menggunakan persarnaan (7); 9.2.2. Oleb karena itu sumber kesalahan yang perlu
c) Hitung Cdr. Bila ada kondisi aliran modular, Cdr = 1. Bila dipertimbanggkan adalah sebagai berikut :
Jwndisi aliran tidak sempuma. hitung hpe = hp - km dengan a) Koefi.sien debit C 0 ; perkiraan numerik penyirnpangan, yang
menggunakan nilai k 111 dari Tabcl 3; lutung perbandingan intinya sama dengan nilai penyimpangan seperti pada Com
hp!he; hitung Y 2 =Co, C.~ m h 2 / [ b (PI +h)]; cari nilai Cdr dalam tabel 3 ;
d3ri Tahel5 atau hi tung Cdr dengan persarnaan (9) dan (10); b) Faktor kecepatan pengarah Cv yang pada umumnya
d) Hitung Y 1 menggunakan persamaan (5); tentukan nilai Cv penyimpangan acak dalam faktor ini begitu kecil, sehingga
dengan menggunakan persamaan 6) atau Tabel 4; dapat diabaikan :
e) Tentukan nilai Q dengan mengganti besaran yang telah
diket.ahui kedalarn persamaan (1). contoh diberikan pada X"Cv = 0 ........................................................................... (11)
butir 11.
Penyimpangan yang terjadi faktor ini dapat diturunkan dari
8.2 Akurasi persamaan (4) Dalam praktek penyirnpangan sistematik (dalam
8.2.1 Secara keseluruhan ketepatan pengukuran akan persen) dapat didekati dengan persamaan :
tergantung pada: 2
a) Akurasi konstruksi dan bentuk akhir ambang; X"Cv=±6 h ........................................... ;....... (12)
b) Akurasi pengukuran tinggi energi; b (P 1 +h)
c) Akurasi pengukuran dimensi;
d) Akurasi nilai-nilai koefisien; c) Faktor bentuk Cs : bila aliran dibatasi oleh V, nilai faktor
e) Akurasi rumus persamaan debit. ini adalal1 satu dan tidak ada nilai penyimpangan. Bila aliran
diatas kondisi V penuh, nilai tak:tor ini tergantung pada h'
Mctode untuk memperkirakan parameter penyirnpangan dapat dan he (Iihat persamaan 7). Kedua besaran ini akan
digabungkan untuk memperoleb menyimpangan secara merupakan besanm yang cukup berarti rum kesalahan dalam
keseluruhan dalam perhitungan debit seperti diberikan pada tinggi tekan tidak akan besar pada tingkat ini. Jadi ada lagi
butir 9. penyimpangan y<mg diabaikan dalam faktor ini :

8.2.2 Penyimpangan (tingkat kepercayaan 95%) dalam X'Cs = X"C 5 ..............................•.•.....•............................................... (13)
koefisien debit modular dapat dilihat pada tabel 3. Hal ini
mcngakibatkan kesalahan acak dan kesalahan sistematik yang d) Faktor reduksi aliran tiak scmpurna Cdr : umumnya
terjadi pada scutt percobaan kalibrasi dan juga pada kondisi penyimpangan secarra acak dalam faktor ini dapat
sebenamya tetapi sedikit mengubah nilai koefisien yang terjadi diabaikan, sehingga :
dengan variasi debit.
X'Cdr=O .......................................................................... (14)
9. Kesalahan dalam Pengukuran Debit
9.1 Umum Bila aliran sempuma nilai faktor ini adalal1 satu dan tidak ada
9.l.l Penyimpangan total dalam pengukuran aliran dapat nilai penyimpangan. Bila alirannya tidak sempuma ada tiga
diperkirakan jika penyimpangan dari berbagai sumber faktor yang mempengaruhi nilai penyirnpangan:
digabung. Pada umumnya. kontribusi pada penyirnpangan total 1) Penyimpanan dalrun penentuan hubungan antarra Cdr
dapat diperkirakan dan akan menunjukkan apakal1 debit aliran dengan hp/He di laboratorium;
dapat diukur dengan ketelitian yang cukup terhadap masalah 2) Penyirnpangan dalam pengukuran tinggi tekan cfektip di
yllllg ditangani. udik, he;
Butir 9.2. sampai butir 9.7 akan memberikan keterangan yang 3) Penyimpang<m dalam pengukunm tinggi cfektip dalmn zona
lengkap kepada pemakai Standar untuk mcmperkirakan pemisah hpe· Peny<~jian untuk penyimp<mgml sistematik
penyimpangan dalarn pcngukuran debit. (dalam perscn) adalal1 :

9.1.2 Kesalahan dapat diketahui jika perbedaan antara debit X"Cdr = ± 5 ( 1 -Cdr) J1 +X"~ +X"~ ......................... ( 15)
aliran sebenarnya dan yang dihitung sesuai dengan persamaan
yang digunakan untuk kalibrasi bangunan ukur yang e) Kemiringan melintang men.:u m : nilainya akan terg<mtung
diperkirakan dibangun dan dipasang menurut standar ini. pad£1 kcakurat<m konstruksi d<m pcngukunm herikuu1ya pada
Pengertian "Penyimpangan" digunakan untuk menentukan struktur.
kisaran nilai pengukuran sebenamya diharapkan berada antara t) Tinggi tekan terukur di udik : penyimp<mgan acak (dalmn
19 sampai 20 kali dengan tingkat kepercayaan 95°k)). persen) dalcun h diberikan dcng<m :

9.2 Sumber-S umber Kesalahan X'h = ± 100 ~ ........................................................... ( 16)


9.2.1. Somber kesalahan dalam pengukuran debit dapat h
diidentitika.-;i dcngan menggunakan persamaan ( 1) :

Baxian 8: Bendtmx. Refldtmxcm. Stmgai, lrigasi. Pcmtai. 157


SNI 03-6455.2-2000

Tabel5
Faktor rcduksi AllrAn tidak sempurnst C~trl fungsi h,./h. d:ln Yz

I 1 -~ 1 I 0 ~~ 0.9% 1 o 9% 0.9~" 0.997 0.9981 O.!l'J8 i 0.999


0.9!l~~ O.!nG
0.999 0999 I 000 I OOJ 1.000 1.000 1.000
I ' o.~~J 0.9!!) 0.99) 0,9!>1 o. 9"J5 0.997 0.~8 o.~~e 1.000
I
~ ~2 0.99\ 0.99G 0999 1,000 I
i
0,1)
o.~A

0.4~
0.~
0,987
0.~
0.990
O,!UI7
0.984
0 ~~1
0 9f>..3
O.~S
0.991
0,'089
(1 'DS'.:i
0.992
O.!l~
0.:)£~
I 0.99:1 0.993 : 0.993
0,9A9 I 0.990 ~ 0,99(\
0.0871 0. ~IJ7 I 0. 988
0.!)9"
0.!1~1
O.!l~
o.g~
0.992
O.!IG9
0.9!J!j
0.992
0.9~
o.~·G
0. gc;]
o.m
0.9%
0.!9-4
0.,1
0.997
0.!)~5
0.~2
0.998
0.,95
0.993
I
c
(
1
I o.989
O."G
O.H
0. 48
0.~81

0.9771
0.!>7S
0.901
0.978
0.97S
0.?112
097!1
0.97G
O.!lBJ
0.900
0.9"
O.!>aJ I o.9a.t 1
0.980
0.977
0.98.
0.978
I 0.934
0.981
0.93~
O.!J.92
0.978 • 0,979
O.!JD5 1 0.986
0.'382 I 0_!)63
0.979 I o.~ao
0.!)37
0.9S1
0.981
0.%8
1).98!j
0.!132
o.~
·o.9aG
o.98J
I
I
o.!:IS7
o.934
0.991

o:gasl c
(
0 988 '• (

1'1,4~ 0.972 O.!J72 0 '17J 0.17) 0.974 o.!)75 1 o. !1'6 0. 976 0. ~71 0,!)78 0.979 0.900 0.951
0,:10 0.%3 o.~9 o.~'l 0.970 I
0 9741
o !)7 1 0.971 0.971 1 0.97.'. 0,973 0.~74 0,!)75 0.97G 0,!)77 0.~70

0.~1
0.~2
0.!)G5
O.DGI
O.~GS
0.9Gl
0 !)(i(j
0. "M;J
0. !)(j7
U.IJ1'11
n. !JG'
u.!llrt I
II. !)(jl)
1)~.~
I 0.9G!J
O.Dh::i
IO.~C.!)
0.01~
cuno 1
O.f'WJI I 0,!107
0.~11 0.!)72
O.tMIU
0.973
U.!JG:.i
0.974
0 !)11
0.~7~
0.912
:.::: 1 lc
O.!UJ
0.~1
O,'J.1
O,t\:!.8
0.~~
0.0~
0.9~
0. :1~')
0.~5'i
ll. Ol;tl
0.9!JG
11.!1r.u
0.957
I U.fl(,l
o.9s7
j o 111,~
I 0.9~
j n.!lr.'
0.9~9
! U.P4U! 0.%-t
0.9C.O I 0.%1
O.I.IG~
0.962
o.!lr.r,
O.!l5J
O.OG1
0. !)(',1
o.~G~
O.~GS
0.970
0,9()7
0,'.'5 0.950 O.!l~l 0.!/51 I O.!l::.J O.~!J.) I 0. !)'J;t 0,9:.,.1 ' 0.9S~ 0 955 I 0.957
. I 0.!158 0 !)~9 0.961 0.9G2 0.963 0
0.~~
C'.~7
O.!>otfi ~ 0.~"'
0.941 0,!>4J
0.~19
0.9M
0.?-1!)
0.9-l::i
0.9191 0. 9!1.)
0.94~
0.9471 0.910
0.946
0.951 ! 0.9~2 0.9521 O.!JSJ
0,!)4') 0.950
0 951
0.951
0
I 0.95::
9~

I 0.9~7 0.958

II
0,953 ' 0.!>5!j
0.9GO
0.95G
0.~-s
0 ~!)
0.(..:1
0.938
0.9)"
0.92~
I 0,9)9
I' o O.!ll4
~:c
0,9-iO I 0.9<11
0_9)'!> I 0 !)17
0.9JI j
0,932
0,941 I 0.942. 0,,.3

0.9JJ
0.9t4
c.:;J; : 0.9)81 0.939 I 0.940
0.93-1 I 0.9~5 . 0.936
I 0,945' 0_946
o.9-"1 I 0.942
o.9J7 1 0.938
0.9"7
0.9 .. 3
0.939
I 0.948
0.944
I
0. !)4~
I
!],950 0.951
0.!>4G 0.947
.J. 942 0 943I
0.9~3
0.94!)
0.945
0,61
(I (j 1
0,!);51 0.92G
0 921
0.921
0 921
0. 918 J 0. 9:!9
O.!J2J 0.9~4
I
0.929 1 0,9)1) i o 931
o.ns 1 0.97.6 ~ 0.927
Io 9J2 I
'
O.SJ<I 0.935
0 9.)1
0.93G l .J.9J8 0 9)') 0.941

(j (,)
0.910
0.916 I 0.91G 0.917 0!)19 0.920 o.?2o I
0.9.:11 I o 922
0.91G 1 o.917 1 o.91a
I
0.!128
I O.CJ:ZJ:
0.!)19 ~
0.929
ons 0 92G
0.932
0 928
0 !)2)
!
f 1.934
0.919
0.925
O.SJS
c 9)1
0.9J7
O.CJJJ
1
I
0,£.4 0.911 0.911 0.912 0.9U 0 !)15 O.!l~ 0.9:?2 ,. 0 9]? 0.979
0.6~ 0 .90'·~ I 0,90G 0_!?'01 i o.!>O!J
I
o:!JIO 0_9 11 I
0,912 • ('1_913 0.911 I O.!P~ 0.917 0,918 I 0.920 I 0.9U 0.92.,

0.66 0.900 0.901 0.!1021 O.!l().l 0.905 I 0.900 0 !lQ? I 0.90R 0.!109 O.!JIO 0.?12 i 0.914 : 0.915 ! 0,!)17 0.920
(1,67 0,8,5 0.895 O."l'l 0.8'J8 O.f~9!l O,'lOO 0 001 i
0.903 0.90-'\ o.m 0.907 0.9C91
0.911 0.913 0.91!1
(:, !'6
(' 5!J
0, 71}
0.01!9
0,883
o.en
('1,8!)()
0.684
O.!P8
C'.8'l I
0.~~
0.8~9
O.ti'lJ
0.087
0.881
O.B~
0.888
0.982
0.8!J5
O.eB:J
0.883
0.1196 • 0.8!17
0 890. 0,8')2
0.885. 0.6SG
0.899
0,!193
0.887
0.000
0.~5
o.ea9
0.902
0.8%
0,8')1
O.o/.13

0.99.)
:;_905
o.~ 0.900
0 89!)
I 0.900
O.!J02
0.997
0.910
0.905
o.e~

~·. J 1
0.77
C.071
0.66-1
O.Bn
0.865
c.e7J
0.867
0,815
O.CG9
0.876 o.en 0.878 ~ 0.680
0.670 0.871 .' o.sn O.BH
I
I
I o.e.s:
I
0.87~
1 o.aa.J
0.877
I o.ees
0.819
o.8!l7
o.sa1
I o.se9
I o.683
0.851
O.ea6
0 89-~
0.8B8
0.73 o.8!)7 I o.o~ O.BGO I O.OC.2 0.8C.l! 0. BG--1 1 0.8GG 0.867 0.86'3 0.871 0.873 0.875 I o.an 0.880 0.881
0_76 0 8~ 0.8SI o.e~J 1 0.85!'1 0.8SG 0.857 1 0.85!1 0.8GJ O.AG~ 0.115-1 O.BGG O.BGS 0.671 0.873 0.07G
0 75 0.8"3 0,844 o.e~ts I
0.81\8 0.5-19 0.850 0.85:" 0.8~.3 0.055 0.857 0.859 0.861 0.8Uo4 0.6Ci7 0.870

c. 7:i o.o~~ 1 o.aJ6 o.s:n o.e.-:o 0 641 . 0.8-13 O.&M O.fY-6 o.o.-:a 0.8!10 0.8~2 0 8!>-\ 0,8:>7 O.li~ O.CGJ
(I
J 711
77 CUl2G
0018
i 0.827
0.819
0 8~9
0.821
1
0.8J2
O.R13
o:oJJ 0.835
0.8251 0.82G
I 0,836
0.828
0.8J8
0.8.30
0.840
0.832
0.&-12
0.834
0.841
0.836
0 84'1 0.8t9
0.839 ' 0 (!-1]
0 6S2
0.84S
0 8~
o.eca
IP!l 0.008 0,810 O.B12 O,IJI4 0.816 I 0.817 0.819 0.821 0.623 0.825 0.828 0.8l1 0.1134 0,8J7 O.C40
000 0.7'3~ 0.800 0.802 0.905 0.806 0.008 0.810 0.812 0.814 0.816 0.819 0.022 0.82S 0.528 0.832

o.ro1 o. 71\0 0.709 0.792 0.7!J'j 0.7~6 0,7!)8 0.000 0 802 O,D:)-1 0.007 0.010 0,813 0.1116 0.81i O.D:ll
~-~~~ 0.777 0.778 0.781 o.'B<I 1 0.70G o. 1oa 1 o.1oo 0.792 0 7!1-1 o.797 1 0.800 0.803 OIOG 0.110 0.814
O.EIJ.
) ~
I 0 7G':i
0.757.
0.7GG
0. 7!)4
0.769
(1_75G
0.772 1 0.77-\
0.760 0.762
0.776
0. ?c;.t
0.7711
0. 76G
0.781
0.768
0.78.3
0.771
0786
o:n4!
0.789
0.777
0.79]
0.781
0796
0 7S4
0.799
0.788
0 8-'\.t
0.793
., t!~· 1 o. 7l8 0.73~ 0 742 0.71() 0. 7-18 0. 7So0 0. 75.3 0.7'>':> 0. 7~8 0. 761 0.7G~ 0. 7(.0 0 77'2 0.716 0,/81
' ,.,1
! 0.722 0.724 0.727 0.7]1 0.7JJ 0.7J6 0.736 0 0. 7-1.11 • 0. 747 0. 7:; I 0, 755 0. 759 0. 7()) 0_7~'3
(' 70~. 0. 707 {l 710 0. 715 0,717 o.:ng 0.722 0.725 I o 7.28 • 0.73:0 0.73C. 07-10 07"4 OH9 0.75oo'
:1 ,._ ... -J
•• • 0 ;.{)7 0 &'91 0.6% O.C.99 0 701 0.70-l 0 707 I 0.711 1 0.714 . 0.719 0.72J 0 ),;'9 0_7)] 0.139
-~.f-"2 1 ,.... lj"~s o £.63 o.67c o.677 I 0.680 0.683 0 ('.871 o_c,~ I 0.~95 0.699 0_701 : 0 709 0.71~ 0.1]1
,,_,.... .,~ o ~-1r. o 642 o.u--1~ c r.~.:z 1 o 6~S 0.6~9 ( C.6? I 0 (,G7 0 (,71 I) (,1(• O.G02 0 .88 or.'J1 0.700

,. ~:); I ~. (}~ 1 c I
I !'
0 (.13 O.G-19 O.C.'!JS
I ._..__ __ ._ _
1
1)_1'\&2 0 C.C.9 O.lj76
0 0.00

__
•. (-10 0,6171 O.G2·JJ {\,!:71 (I,G20 O.C.JJ
. :..·~~
·
0 ~-60 0 :>e.G O.S7S
..~. ~~~: -_·-:>_'....~_o__·~_•o
0 '!>79
r.. 5 •<:
0 ~
o ::.1.2 _
o. ~'J
____
0 r,;n __.__
Xtil95 o r.oo O.G07
,__0. :;,:j7 0 ~':;_.. C ~r,J_. ____ ._______
0.614
0 !>5.1
0 6J.1
0 !>72
0 629
C'l ~'12
0 6:'17
0 ';'11
06A6
(\GO~ __.~

156 Bagian 8 : Bendung. Bendungcm. Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6455.2-2000

:S Persenta.-.c penyimpangan sistematik X'o dalam batasan


bcrikul: a) he = h - km = 0.6205
h

r:: ±Jlx ..c;, +X"~ +C.!, X~~+ 6,25X:.r. )'':................ (21)

lpemyataan di ala'\ x· m juga diahaikan


Harus dicatat hahwa penyimpangan pada debit aliran
t konstan untuk alat ukur tertentu tetapi bervariasi dengan b) c.= 1
·laliran. Schab itu perlu mempertimbangkan penyimpangan
* bcrhagai de hi L alirdll yang mencakup kisaran pengukuran
g diperlukan. c) Cdr= 1

Penyajian Hasil
d). y, = [0,4 Co Cs Cc~r m h 2 ]
ikipun daflar penyimpangan acak dan sistemattik secara 2
"sah lehih disukai dan sering diperlukan, namun perlu (p, +h) b
= ± JX"c} + X"Q 2 penyajian ha'\il yang lebih sederhana.
· k kepcrluan ini, penyimpangan acak dan sistematik dapat
ungk<m. Dalam hal ini, penyimpangan acak dan sistematik = 0,0055
at digahung untuk mengha'\ilkan penyimpangan total XQ.

Contoh
Aliran Modular Pada Debit Rendah 1 25
1.1 Data Dasar Cv = 1 + • y, = 1,0070
w bendung V rata dengan kemiringan melintang mercu 1-2,5y,
0,3 Lebar mercu dan Iebar saluran pengarah 36m dan
mukaan d<L'\ar di hulu rata-rata 0,882 m dibawah elevasi
rcu tcrcndah. hitung debit bila pcngukuran Linggi energi di
u 0,61 m. Pembacaan tinggi energi 10 kali berturut-turut
mberikan stcmdar deviasi rata-rata 0,5 mm dan perkiraan
•yimpang<m pada pemhacaan pengukuran titik nol adalah 1
. Pcngukuran dasar bersama dengan perrkiraan
p~nyimp<mgmt acak dan sistematik diberikan dalam Tabel 6.

Tabel6
J>enyimpangan acak dan sistematik Jadi debit yang dihitung adalah 9,59 m3/det.
i
Pengukuran Dasar Estimasi Penyimpangan 1) 10.1.3.Penyimpangan acak pada debit yang dihitung
Sembarang Sistematik Contoh berikut merupakan perhitungan penyimpangan pada
i debit yang dihitung (lihat butir 9.2)
m = 20,3 ±0% ±0,2% a) Dari Tabel3, X' co=± 0,5%
b = 36m ±0,002m ±0,005 m b) X'm=O
PI = 0,82m ±0,001 m ±0,001 m
h = 0,621 m ±2shm ±0,003 m
'
h' = 0,887 m ± 0,001 m ±0,001 m c). X'b = ±100 2 Sh_
h
=±100x 0•0001 =±0 2%
0,621 ,
1) eho = ± 0,001 m (penyimpangan sistematik)
2 sh = ± 0,001 (penyimpangan acak) d) Dari persamaan (20) :

Koefisien dan nilai koreksi tinggi energi yang sesuai didapat


dari tabel 3 seperti di bawah ini :

Cnm adalal1 1,22 (penyimpangan acak ±0,5% dan


penyimpangan sistematik 3,2% 10.1.4 Penyimpangan sistematik pada debit yang dihitung
~~ adalal1 0,0005 m (penyimpangan dan diabaikmt). Contoh perhitungan penyimpmtgan sistematik pada debit
yang dihitung adalah sebagai berikut :
10.1.2 Perhitungan Debit a) Dari Tabel 3 : X' en = ± 3,2%
butir b) Dari persamam1 (12):
Bcrikut ini merupakan contoh perhitungan debit (lihat
8.1)

X" = +[ 6 X 0, 6212 ] =0
CV - 36(0,82+0,62))

Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pcmtai. 159


SNI 03·6455.2·2000

Kctcrangan : 2 S 11 adalah pcnyimpangan rata-rata dari n lJ.4.2 Ak:m tctclpi, hila pengukurm1 dilakukan pada in:
pcmhal·aan linggi tckan di udik (lihat hulir lJ.3); Faktor ini lain y<mg scrupa, pcrbcdacm sistemalik antcrra kocfisien
dihuhungakan dcng:mlluktuasi acak dari suatu scri pcngukuran. dapat tcrjadi mcnurut variasi permukaan akhir alat
.lika hanya dilakukan satu kali pcmhacaan tinggi tckan pCJnm;ang<mnya, kondisi aliran pcngarah dan lain-lain .
pcnyimpangan ini harrus dipcrkirakan olch pengguna.
Pcnyimpangan sistcmatik dalam h tcrgantung pada 9.4.3 Pcnyimpangan kocfisien yang dikutip dalam Stem~
pcnyimpangan pcngukuran tinggi tckan dan pcmas:mgan titik dihitung berdasarkan pcnyimpangan data pcrcohaan
nol pada alai ukur. Fakta ini dihcrikan (dalam pcrsen) dcngan: hcrhagai sumhcr) dari persmnmm teori yang tclah dibei
Penyimpangan yang disarankan menunjukkan kum!

= 1oov' c ~ + c ~ .......................................................... (17)


kejadhm dan percobaan y<mg telah dilakukan. i
..
X 11
h 9.5 Kesalahan pada hesaran-hesaran yang diukur
Kctcrangan : pengguna
e 11 adalah Pcnyimpangan sistcmatik dalmn pcngukuran tinggi Y.5.1 Kesalahan acak dan sistematik akan terjadi (
tck:m di udik <scmua pcnyimpangan tidak mcruhah sccaraacak pcngukuran yang dilakukan oleh pengguna.
sclama satu scri pcngukur:m hams dimasukk:m scpcrli : p<mtul<m
halik dan gcscnm ). 9.5.2 Apabila metodc pengukuran atau cara-cma pengll
e 110 adalah pcnyimp:mg:m dal:un pcncntu;m titik nol alat ukur Lidak dispcsifika.o.;ikml, nilai pcnyimp<mg<m Lidak dapat dib
Penyimp:mg::m c 11 d::m c 11 ., harus dipcrkirak:m olch pcngguna nilai-nilai tcrsebut harus diperkirakan olch pcmakai. s~
g) Tinggi tckan zone pcmisah h" : pcnyimpang:m dal:un hP contoh, pcrtimb<mg<:m mctode pengukunm lebm bcndung
harus dipcrlakukan dcngan cara s:una scperti pada mcmungkinkan pengguna memperkirakan hes:
pcnyimpangan h. penyimp<mg<m.

9.3 Tipe-Tipe Kesalahan 9.5.3 Pcnyimpangan pada nilai tinggi energi terukm
Y.3.1 Kcsalalum dapal diklasilikasi schagai kesalahan acak ditcntuk<m dari taksiran dari sumher-sumber penyimJ
atau kcsalah::m sistemalik, kcsalah::m acak dipengaruhi oleh h:L-.il yang herheda, seperti penyimpangan penetapan titi
pengukuran dan kcsalahan sistematik dipengaruhi oleh karaktcristik arab angin dominan, kepekaan alat uk1
keakurat::m schcnarmya. pantulan yang ditimhulkan oleh alat (jika
lJ.3.2 Dcvisi st:mdardari n pcngukur:m hesaran y kead.:'ll:mletap dipertimbangkan) d<m sisa penyimpangan rata-rata da
dapat diperkirakan dcngan menggunakan persmnaan herikut : pengukuran (jika dapal dipertimhangk<m)

L" (Y.- Y)"~ ] ll'- 9.6 Kombinasi Penyimpangan


- i=l
SY- n-1
I
........................................................... (18) 9.6.1 Total penyimpangan sistematik atau acak men
penjumlah<m ilirri masing-masing penyimpang<m yang
merupak<m gahungan d~rri penyimpm1gan. Asalkan kon
Ketcrangan Y adalah rata-rata aritmalika dari n pengukuran. penyimp<mgan tidak saling herg<mtung, kccil-kccil dan t
Dcviasi standar dari rata-rata adalah : penyimp<mg<m ini dapat digabungkan bersruna untuk m~
penyimp<mgan acak (atau sistematik) pada tingkat kepen
Sv
: - - ....................................................................... (19) 95%.
v;::-
dan penyimpm1gan pada rata-rata adalah 2 Sy (pada Lingkat 9.6.2 Semua sumber yang memheri pcnyimpanga11
kepercayaan 95 % ). Penyimpangan ini memiliki dua komponen sembar<mg dan sistcmatik. Ak<m-
adalah kontrihusi dari pengamatan y terhadap total dalam dahun ka..o.;us tertentu salah satu komponen semi
pen yimpangan. atau sistematik mungkin lebih domimm ilim komponcrl
lain dapat diabaikan.
9.3.3 Suatu pengukurm1 dapat juga mendapatkan kesalahan
sistematik. Nilai rata-rata dari sm1gat han yak nilai pengukuran 9.6.3 Karena perbcdaan sifat penyimpangan ac~
ak<m telap berhcda dari nilai sehcmm1ya yang sedang diukur. sistcmatik, penyimpangan tcrsehut sebaiknya
Sehagai contoh, kcsalahan dalmn pemao.;<mg<m titik nol pada digabungk<m satu dengan lainnya. Akanjika tetapi pcrsJ
alat ukur tinggi muka air pada elevasi halik menghasilkan pada butir 9.6.1, dipertimhangkan penyimpangan ac~
perhedaan sistematik an tara rata-rata pengukurcm tinggi energi sumber yang berbeda dapat digahungk<m herscuna-smnac
sehenarnya dcngan nilai-nilai sesungguhnya. Pengulangan cara akar jumlah kuadrat, penyimpangan sistemalik dari ~
pengukuran tidak akan menghilangkan kcsalalmn sistematik. y<mg berbeda dapat digabungkan dengan c<rra yang san
Nilai sehemm1ya h<mya dapat ditentuk<m deng<m pengukuran
tersendiri yang diketahui lchih akurat. 9.6.4 Persemtase penyimpangan acak X'q dalam
diberikan seperti :
9.4 Kesalahan pada Besaran-Besaran dalam Standar ini
9 .4.1 Semua kesalah:m dal::un kategori ini adalah kesalahan X'Q = ±JX'C~ + X'm2 + 6,252 X'h2 ......................................
sistematik. Nilai koetisicn debit d<m sebagainya yang dikutip
dal<:un Stcmdar ini didasarkan pada taksinm pcrcobaan, yang Pada pernyata<m di ata.o.;, X' m umumnya diahaikan.
dilakukan dcngm1 seksmna dan dengm1 pcngul<mgan pembaca<m
yang cukup untuk menjmnin kctepatml y<mg memadai.

158 Bagicm X : Bendung. Bendungan. Stmgai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-6455.2-2000

,_.,iran H
tltar Simhul

Simbol Keterangan Satuan


b Lebar mercu. m
B Lebar saluran pengarah. m
Co Koefisien debit tidak berdimensi
c.. Koefisien debit modular. tidak berdimcnsi
c. F aktoc reduksi aJiran tidak scmpuma. tidak bcrdimcnsi
c. Faktor beoluk. tidak berdimensi
Cv Faktor kccepatan dalam saluran pcngarah. tidak bcrdimensi
Cf\ Pcnyimpangan pada pengukuran tinggi tckan. m
cttO Penyimpmgan pada pembacaan titik nol. m
g Perccpatan gravitasi. rnldt2
h Tinggi tekan di atas taraf mercu terendah. m
H, Total tinggi tekan di atas taraf mercu ten:ndah. mm
HMax Total tinggi tekan di udik di atas tarafmercu terendah. m

~
Tinggi air pada zone pemisah. m
Perbedaan taraf antara mercu tertinggi dan terendah. m
K... Fal1or koreksi tinggi tekan. m
m, Jarak pengul"llfan tinggi tckan di udik dari garis mcrcu. m
m Kcmiringan melintang mercu tidak berdimensi (Vcrtikal : Horizontal = 1 Tidak berdimensi.
:m).
n
p,
Jwnlah pengukuran.
Beda tinggi rata-rata dasar dan mercu tcrcndah.
-
m
Q Debit total. m 3/dt
R Jari-jari lengk'Uilg. m
s~~,· Deviasi standar dari rata-rata beberapa pembacaan tinggi tekan. mldt
v Kecepatan rata-rata pada penampang melintang. Tidak berdimensi
X'J Persentase penyimpangan acak pada parameter y. Tidak berdimensi
Xy Pesentase penyimpangan sistematik pada parameter y. Tidak berdimensi
~ Perse.,_tase penyimpangan pada pengukuran debit. Tidak berdi.mensi
y, Parameter yang digunakan dalam perhitungan C,. Tidak berdimensi
y2 Parameter yang digunakan dalam perhitungan c•. Tidak berdimensi
a~er Koefisicn tekan Coriolis untulc lebing kanan. Tidak berdimensi
a ~en Koefisien tckan Coriolis untuk tebing lciri dan kanan. Tidak berdimensi

INDEKS:
1 Nilai di udik.
2 Nilai di hilir.
e efektip; menvatakan bahwa koreksi terhadap efek cairan sudah diperbitungkan pada parametemya.

Ba;:itm H: Bend11ng. Bendtmgan. ,\'tmgai. lrigasi. Pmlfai. 161


SNI 03-6455.2-2000

I) Dari pcrsamaan <21) : 10.2. Aliran Tidak Sempurna pad a llehit Tingb~
I 0.2.1. Dau1 Dasar
Ambang Y-rata mcmpunyai kemiringan mclinumg r
I : 10, 1. Lebar cun hang dan sa luran pcngarah adalah
pcnnuka<m dasar di hulu rau1-rata 0,56m di hawah taraf 1
tcrcndah. Hitung debit hila aJat pcncatal muka air di hul
= ± 3,4°/o
muka air di alt:L'\ alat pencau1t di mcrcu mcL'\ing-m<L'\ing
10.1.5.Total pcnyimpangan pada dchit m dm1 2,211 m Pcmhaca~m berturut-turuttcrhadap tinggi t
Bcrdasarkan pcrsamaan (22) total pcnyimp;mg<m pada debit pada zona pemisaJ1 menghasilk<m stan dar deviasi 2,1 m,
adalah: pcrkiramt penyimp<mgan pda titik nol 2mm.
XQ = + Ia 7 2 + 3 • 41 =
-" •
± 3,5%
Tahel7
flerrkiraan penyimpangan ac<ak dan penyimpangan sitematik

Perkiraan penyimpangan l) I

Pengukuran Dasar
Acak Sistematik

m = 10,1 ±0% ±0,2% '


I

b =25m :1::0,002 m ±0.004m !

P1 =0,56m :1:0,002 m ··: 0,002 m


h = 2,6)4 Ill ±2Shm :!: 0,003 m
hp ... 2,211 m · ::!::: 2 Shp m :l: 0,003 m
h 1= 1,238 m ·:1: 0.001 m ::!::: 0,001 m
'
'

1} e..o = :!: 0,002 m (penyimpangan sistematik)


2 sh = ± 0,003 m (penyimpangan acak)
s shp = :1: 0,0042 m (penvimpangan acak)
Nilai koclisicn dan koreksi tinggi energi yang sesuai di dapat dari Tabel 3 sehagai berikut:

cdm adaJah 1,22 (penyimpangan acak ± 05% ); X" =± 100 .Jo.ooi+O,oo22 =±o 1%
.., 2,211 •
(penyimpangan sistematik ± 2,3%)
k 111 adaJah 0,0008 (pcnyimpangan diahaikan) Dari persamaan (15) ;

10.2.2 Pcrhitungan Debit X" C.=± S (1- 0,788 .J1 +0,1 2 0,1 2 =± 1,1%
Bcrikut ini contoh perhitungan debit (lihat 8.1)
a) he= h • km = 2,6132 m, atau 2,613 m d) X"111 = ± 0,2%
e) X"h = ± 0,1%
i
Co = C0n1 (he I h 12 = 1,219 t) Dari pcrsamaan (21 );
b) c.= 1 • (1 - h 11he)'12
= 0, 7991 X"Q = ±.J2,3 2 +0,S2 +l,I 2 +0,2 2 +6,2Sx0,1 2 =±2,6~

c) Hpc = h,- km = 2,2102 m, atau 2,210 m 10.2.5 Total penyimpangan dalam debit
Menurut persamaan (22) total pcnyimp<mgml daJcun c
Hpo/hc=0,8458 daJah:
XQ = ±.J0,62 + 2,6 2 = ± 2,7%
Co Cs m h2
LampiranA
Y2=---- Daftar Istilah
b (Pa +h) Aliran tidak sempurna Undrowned
Aliran sempurna Drowned
Akurasi Accuracy
= 0,847 Udik Upstream
Hilir Downstream
Pengelupasan Outfflanks
Alat ukur arus Current - meter
Tarat· Elevation

1 ~0 Bag ian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6455.3-2000

Bila ~aluran pcnganth melalui belokan, atau debit melalui ini kerapatan dianggap sama.
hangunan pcngaturan atau penampang mengecil atau Akan tetapi untuk menjamin pengukuran yang tidak bemda
IJer~udut dipcrlukan saluran pengarah lehih panjang untuk dalam tabung penguLur, harus diukur dengan pcngukur tinggi
penyc~uaian distrihusi keccpatan; tekan.
I:Jema~ang:m hlok-hlok pengarah aliran tidak diholchkan
pada jarak I 0 kali tinggi tekan maksimum; 6.2 Tabung Pengukur
J)alam kondisi tcrtcntu, gelomhang tetap dapat tcriadi di Tabung pengukur harus vertikal dan diperpanjang minimal 0,6
udik alai duga air, misalnya hila saluran pcngarah curam. m di atas perkirdall muka air maksimum untuk pencatatan dalmn
Pengukuran aliran dapat dilakukan, padajarak gelombang tabung pcngukur.
Udak kurang dari 30 kaJi tinggi tckan maksimum di udik, Tabung harus dihuhungkan ke saluran pcngarah dengan pipa
pengukuran dapat dilakukan untuk tujuan mengetahui masuk atau parit, yang cukup besar untuk mcma,.ukkan air ke
l)ahwa pcnycbaran keccpatan teratur di loka"i pengukuran dalam tabung mengikuti naik-turunnya tinggi tekan tanpa
Jan angka Floudc di lokasi kurang dari 0,3. penundaan yang berarti.
1.fika gclornhang tcrjadi pada salumn pengarah, maka panjang Taraf dalam pipa masuk harus minimal dari 0,1 m di bawah
Jan atau alat duga air harus dimodit1ka-;i. tamf ~unbang. Pipa penghubung harus sekcdl mungkin untuk
memud:lhkan pemeliharaan. Altematif pipa penghubung harus
3 Uangunan Ukur dipasang dengan tepat untuk meredmn 11 uktuasi muka air yang

~
gunan harus kokoh dan kedap air scrta mampu mcmillan ditimbulkan oleh gelombang.
garuh hanjir tanpa tcrjadi -distorsi atau rusak. Harus Tabung dan pipa pcnghubung harus kcdap air. Bila
takkan dcngan arah yang henar dan harus scsuai dengan menggunakm1 alat pcncatat apung, tabung harus dengan dia
ran ukur:m yang ditctapkan dalam pasal-pasal terkait. meter dan kcdalmnan yang cukup. Sumur juga harus cnkup
dalmn untuk menampung sedimen yang mungkin masuk tanpa
4 Aliran di Hilir Uangunan pengapung mengenai dasar sumur. Persiapan sumur apung
a saat air melimpas am bang, tidak boleh ada kantong udara termasuk ruang peralihan antara tahung pcngukur dengan
wah air. khususnya untuk nilai h1/L yang tinggi. Kondisi saluran pengarah, smna halnya dcngan endapan harus dapat
~pat kita jumpai jika saluran hilir berbentuk empat persegi dikeluarkan dari dalam tabung pengukur. Untuk mcmudahkan
sama lchamya dengan am bang untuk jarak setara dcng;:m pemeliharaan, pipa kerja disamhung dengan katub. Penjelasan
kali tinggi tekan maksimum di hilir amb:mg. lebih rinci tentang tabung pengukur dapat di lihat pada ISO
an di hilir bias:mya tidak memerlukan bangunan tmnbah:m 1100-1. 6.3 Penetapan Titik Not.
• a am bang telah di desain me~jamin pengatur:m alinm pada Penetapan titik nol pcngukuran tinggi tek:m harus dilakukan
disi pcngopcrasian. Akan tetapi muka air mungkin untuk penentuan tarat· terhadap mnbang. Penentuan titik not
ggemmgi amb:mg akibat pcndangkalan oleh puing-puing didasarkan pada taraf muka air, malca kesalal1an-kcsalahan kecil
pekcrjaan pembersihan sungai tcrlambat. Sebah itu, akibat pengaruh tegangan permukaan air dapat diabaikan.
pukan smnpah di hilir ambang harus disingkirkan. Dengan pengurangan ukuran ambang dan tinggi tekan,
kesalahan kecil dalam pembangunan dan dalmn pcnentuan titik
Pemeliharan Persyaratan Umum nol dm1 pembacaan pengukunm tinggi tckan yang diperlukan
teliharaan bangunan ukur dan saluran pengar:lh penting makin penting.
k menjamin akura-;i pengukuran yang berkesinambungan.
gat penting menjaga kebersihan saluran pengarah dan 7. Ambang Lebar- Empat Persegi
ang agar bebas dari lumpur dan tumbuh-tumbuhan 7.1 Spesifikasi Standar Ambang
. jang y:mg disyaratkan pada butir 4.2.2.Sumur duga air Mereu ambang standar harus licin, horizontal, pcnnukaan rata
·pintu masuk dari salunm pengar:lh juga harus beb:L" dari em pat persegi (dalam spesifikasi "Licin" artinya rata hal us seperti
pukan smnpah. plat baja yang digulung). Lebar mercu tcgak lurus dcng:m arah
bang harus tetap bersih dan be bas dari lekatan kotoran dan aliran sama dengan Iebar saluran tempat ~llllbang. Ujung udik
a waktu pembersihmt tidak terjadi kerusakan pada am bang. dan hilir harus licir1, permukaan rata dan harus tegak lurus sisi
dengan dasar salunm lokasi mnbang.
Pengukuran Tinggi Tekan Pada bagian udik, khususnya akan berbentuk taj~un bagim1
Syarat Umum kanan mcnyudut pada pcrpotong:m deng<m mcrcu. Jika sudut
fggi tekan di udik Bangunan Ukur, dapat diukur deng:m alat bagian udik ambang sedikit dibulatkan, koefisien debit
- a air tipe kait, meteran taraf a tau papan duga muka air atau bertambah besar. Tipe Amb:mg, lihat Gmnbar I .
duga automatik untuk pencatatan sccara kontinu. Dalam
yak hal, lebih disukai pengukuran tinggi tekcm dalmn tabung
gukur terpisal1 untuk menghil:mgkan pengaruh pennukaan
g tidak teratur.
~hitun!!an debit menggunakan persamaan yang
:ngga~barkan volume, dan rap at massa cairan tidak
,.npengaruhi volume debit untuk suatu tinggi tekan yang

!
jeiukur pada operasi adalah penggunaan pengukuran cairan
lllg tinggi tckan terukur tersebut adalah diukur menggunakan
airan dcngan rapat massanya sama. Bila pengukuran
ihlksanakan dalam sumur terpisah, perlu dilakukan koreksi
'lerhedaml kerapatan jika perbedaan temperatur cairan dalmn
'umur sangat bcrarti dari aliran berikutnya. Tetapi dalam hal Gambar 1. Dcnah Ambm1g Lchar Empal Pcrscgi.

Bagian 8: Bendun;:, Bendungan, ,\"un;:tli, /ri;:a.ri. Panwi. 163


SNI 03-6455.3·2000
SK SNI-M.29·200D-03
METODE PENGUJIAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA DENGAN
BANGUNAN UKUR EMPAT PERSEGI

1. Rmm~ Lin~kup dan Pen~~unmm j) Pengaruh angin dan pcngaruh lainnya yang
Standar ini adalah metode pengukur;m alir:m sempurna pada bcrpcngaruh tcrhadap aliran di sungai atau alirru
saluran terhuka dengan h:mgunan ukur amhmtg Iebar empat melintasi amb<mg.
persegi. Lmnpiran A. B. dan C merupak:m hagiantidak terpisah Jika kondisi lapangan tidak: mcmenuhi pcrsyarata11
dengan standar ini. dipcrluk<m untuk pcngukurcm yru1g memuaskan, haru1
2. Acuan dipilih atcm setidak:-Lidaknya dilak:uk<m perhaikan ycmg)
I) ISO 3X46. Liquid flow measurement in open channels by Jika pemcriksaan alinm menunjukkan hahwa kecepatan
weirs and tlumc-Rectangul;u· broad crested weirs. distrihusi keccpatan aliran teratur, hal itu dianggap ·
2) ISO 74X. Liquid flow measurement in open channels - distrihusi kcccpamn akan tctc1p setclah pembangunan a11
Velocity-area methods. Jika distribusi keccpatcm tidak: teratur dan tidak ada tcmr
3) ISO 772. Liquid flow measurement in open ch<mncls- Vo- untuk mcngukur, pertimbru1gcm harus dilakuk<m tcrhada
cabulary and symbols. pcmeriksaan sctelah pemasangan <unhang dan hila
4) ISO II 00-1, Liquid flow measurement in open chmmels - mclak:ukcm perbaikcm untuk penyesuian. Ada hebcrapa tJ
Part I: Establishment and operation of agauging station. y<mg dapat digunak:<m untuk mendapatkan indikasi di§
5) ISO 516X, Measurement of fluid flow Estimation of uncer- kcccpatan tidak: tcratur. Dalcun hal ini tennasuk ke~1
tainty of a flow-rate measurement. tongkat, benda-hcnda terapung atau konsentrasi wam$
6) ISO X36X, Liquid flow measurement in open channels - dapat digunak<m pada salunm kccil, tcnlkhir adalah pen~
Guidelines for the selection of now gauging structures. mctodc pcmcriksa<m kondisi d<L'><lf salunm. Pcnilaicm Y~l
lcngkap secara kmmtitas tentang distribusi keccpata•l
3. Pen~ertian dilakuk<m dengan menggunak:oo alat ukur arus (curren~l
Untuk pcnggunamt Standar ini, detinisi dapat dilihat dalmn ISO Penjelasan lehih rinci ten tang current-meter dapat dilihal
772. Simbol-simbol dalam standar ini dapat dilihat pada ISO 748.
lcunpiran A.
4.2. Syarat-syarat Pemhuatan
4. Pemasangan 4.2.1. Syarat-syarat Umum
Syarat-syarat survei pcndahuluan, pemilihan lokasi, Pemas<mg<m b<mguncm ukur yang lcngkap terdiri d<lfi
pemasangan. saluran pengarah, pcmeliharaan, pengukuran peng<rrah, bangumm ukur dcm salurcm hilir. Kondisi dari:
tinggi tekan dan tabung pengukur sccara umum diperluk<m masing ketiga komponcn tersebut ak:m1 mcmpcng<rruhi
untuk pcngukuran alircm, diuraikan pada butir 4.1, 4.2 pasal 5 atau ketcliti<m pcngukunm.
dan pasal 6. Hal-hal pcnting yang diperluk<m untuk banguncm Pcrsyaratan pembuamn bcmgunan ukur terma'>uk pcng
ukur amhang Iebar empat pcrsegi diuraikan secara tcrsendiri pennukaan ambang, bentuk pemunpang mclintang l
pada pasa I 7. kekasaran dinding salurcm d<m pcngaruh dari hangumm
udik dan di hilir. Distrihusi dan arah kccepatan
4.1. Pemilihan Lokasi berpengaruh terhadap pembuatan mnbang, faktor il
Survci pcndahulmm harus dilakuk<m terhadap kondisi fisik d<m termasuk dalmn perencooaan seperti diuraik<m di atas.
hidraulik pada lokm;i y<mg diusulkcm, apak:ah sesuai (atau dapal Bila banguncm ukur ambcmg Iebar telah dibuat, permtki
discsuaikan) untuk kepcrluan pengukuran dcngan ambang. mencegah perob<than ycmg dapat efck terhadap k<rrakte
Pemilih<mlokasi mnh<mg harus memperhatik<m hal-hal sebagai
berikut: 4.2.2. Saluran Pengarah
a) Tersedia p<mj:mg d<m Iebar saluran dengan pcnampcmg yang Pada semua pembuat<m, alircm h<rrus ratct, he has dc:rri g:
teratur dcm cukup untuk digunak:an; dan sedapat mungkin distrihusi kecepatan norm
h) Distribusi kccepat<m yang ada; melcwati pemunpang mclintang saluran. Hal ini ur
c) Scdapat mungkin mcnghindari adanya te~junan (lihat butir diket<thui melalui pemerik:saan atau pengukunm. Del
4.2.2); saluran alami atau di sungai, hal ini dihuat dcng<m
d) Pcngaruh pcrtcunbah<m muka air di udik: ak:ibat adcmya alat pengaruh yang panjang berupa aliran scmpuma. Kc
ukur; umum yoog diperlukan harus mcmenuhi hal-hal hcrik
e) Keadaan aliran di hilir, tennasuk pengaruh gelombang, a) Penccgahan peruhahan kondisi aliran ym1g disebahl
pertemuan dcng:m alinm lain, pintu geser, bendung gcrak bcmguncm, mungkin dapat disehahk<m olch smnpall
d<m pcngatunmlainnya ycmg mengakibatkcm penggemmg<m; bcmguncm ukur y<mg sewaktu-waktu dapat hcrpcngal
0 Kckedap<m t<m<th tcmpat hangunan, kehutuhcm membuat kondisi aliran. Oleh kcrrena itu penccgcthan pcrubahl
Liang, grouting dan lain-lain yang diperlukan untuk air telah diperhitungkmt pada s<tal dcsain;
mencegah rembesan; b) Pada saluran huatan penampang mclintangny
g) Tanggul b<mjir yang diperlukcm mcncegah alircm maksimum seragcun dmt lurus, panjangnya h<rrus 10 kaJi leb
ke dalmn salunm; air;
h) Smhilita'> tanggul. pcnyesuaian atau tembok penguat yang c) Padasalurm1 aJmni amu sungai, pcnmnp<mg melinta
dipcrlukcm pada saluran ahun; teratur dan serag<lffi dan saluran harus lurus dcng<Ul
i) Pembersihan dasar salunm pcngarah berupa batu-batuan yang secukupnya untuk menjamin kctcratur<m d
atau hongkahmt-hongkahan; kecepamn;

162 Ba,~icm 8 : Bendung. Bendunxan, Sun,~ai, lrixasi, Panzai.


SNI 03-6455.3-20 00

1, I

1,6

I,S

1,1.

i.3

1.2

1,1

1.0

0,9
~
-......
.c:
0.6

0,7

c.~

0,5

0,4

0.3 QBb

0,2

0,1

ci 1,1. 1,5 1,6 ,.7


0 0,1 0,2 0.3 0,4 0,5 0,6 0,7 1,0 1,1 1,2 1,3

C for the following values r:>f h 1 1L


' li,lp
0, I 0,2 0,3 0,4 0,5 l
0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1, I 1.2 1.3 1,4 1.5 1,6 1,7 I 1,8
0,1
0.2
0,850
0.855
0,850 0,650
0,855 0,855
0,861
6.80-1
0,870 v,S<;S 'J.e93 I o.925
0,874 0,6S8 0,9071 0.930
I
0.948 l'.9i'1
0,954 0.977
0.~3

I
1 016 I 1 OJ9 ! 1.002
I
I 1.0SS I 1.1vo I 1,13:) 1, 1<.8

I 1.vJ1 1,0261 1,050 1,074 1,0% 1,120 1,112 1.159


0,3 0,864 0,854 O,SY. O.SG3 0,679 0,69-1 0,913 0,936 o.951 o.sa6 1,011 1,037 1,051 1,085 1, 110 1,132 1,152 1, I ()9
0,4 0 873 0,873 0.873 0.874 0,885 0.~:11 0.920 o.•.:s 0,959 0.995 1,021 1.0~7 1,072 1,0<J7 1,122 1, 1(..4 1,163 1.180
0,5 0,802 0,632 0.882 0,633 0,59·1 0,909 0,929 0,954 0,978 1.005 1.032! 1.057 I 1.053 1.109 1.133 1. 15-1 1.173 1,12S
0.6 0,692 0.~2 0,892 .0.~ 0.904 0,920 0,941 0,954 0.990 1,016 1 ~3 I 1.0G7 1,09.: 1.120 1.143 1,164 I. 182 1,1!!5
:0,7 0,9:>1 0,901 0,901 0.906 0,916 0,932 0,952 0,975 1,000 1,026 1:052 I 1,077 1,10<: 1,129 1,152 1, 171 1,183 1,203
·o.e
0,9
0,911
0.921
0911 0,912
0.921 0.922
0,916
0.926
0,9~6 0,942 o.9G21 o.9as
0,936 0,952 0,972 0,996
1,010 1,036
1,021 1.~6
1,0621 1,086 1, 112
1,072 1,096 1,120
1,136
1,143
1,153 1,176
1,163 1,181
1.194
1,199
I 1,409
1,214
1,0 0,929 0,929 0.931 0,936 0,9,6 0,962 0,982 1,006 1,031 1.056 1,031 . 1,106 1.125 1.150 I. 169 1,187 1,204 I 1.220
I, 1 0.935 0,937 0.9·10 o.~~ 0.956 0,972 0,993 1,017 1,0-Q I.OGG 1,0'J2 I. 115 1,138 1. 1S9 1,177 I. 195 1.212 1.2~
1.2 0.941 0.944 0 949 0,956 0.966 0,9!12 1.001 1,029 1.053 ,1.077 1,103 I, 126 1,148 i,1GS 1.186 1,20-' 1.222 1,237
1,3 0,946 o.es1 0.957 0,9!;6 0,977 o. 9!:>3 1,016 ~.0.,0 1,063 1,tl59. 1,114 1,136,1,1~ 1,178 1. 191) 1.214 1,232 1,251)
1,4 0.953 0.959 0,967 0.975 0,936 1.005 1,028 1,05-'J 1,075 1, 10i 1.12·~ 11,147 I, 1GS
1,5
1,6
0.!161
0.972
0.9C..S 0,975
0,9?5 0,9:35
0.9~
0 S~1
0.!197 1.010 1,040 I,CGI
1.010 I 030 1 O!JO 1 073
1.036 ~. Ill
I 0:15 1 119
1.134 1.1~
i I'
176.
1. 1·12 I 1()-1 I . 10·1
'· 107
1,196
1 7.0-1
1.20G 1.224
1.215 1.235
I 224 1 24!j
1,2·14
1.25.5
1.26..'1
1.2~5
1.277
i.2C9

Gmnhar 2. Gmnhar kocrisicn dchit C ditcntukan dcngan h 1/P dcngan h 1/L

/J(tMian X: Bendung. lkndungwt. Sungai. lrigasi. l'antai. 165


SNI 03-6455.3-2000

s-e

.rn>1n5uad 6unqe1
e~eq ~e1e ue5uesewad

(j'l
c
cc
......,
.--- ·-- · - ·-- ·- c
ro
a.
·rl
0'1
Q)

,...
(/)

CJ
a.
~

~
~ co ~
cc ~ co
~
c
c= .._)
CJ c
0
N 0
0'1 N
·rl c ·.-i
k C'J k
0 .D
£ 0
E .r:.
\ ro
0'1
c ..c c:(
co co
.D c co I
E Q)
u c:(
c:( 0
co
.D c
~ -' .J,..J k
_j co
0'1
--- -- co
. --.
,
--· ~
co ::J c

~ ~ 0
co k
co ::J .._)
0'1 0
co c c a.
_o co Q) I
0'1 E
.c -1- co ro 0'1 .:l.
c
Q)
0...

0'1
c
u
UJ

X
X
cc
{..:l
ro
(/)
ro
E
0'1
c
::J
.D
~
.r:. 0..
"
::J cc ::E Q) co
.D ::E a. I-
co - ~

I-

4J==~ -
.r:. .r:.
I"'\ ~ c
L
~~
.c
co
.H

!"
897

164 Bagian R : Bendung. Bendungan .•\"ungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03·6455.3-2000

9.!. Sumher-Sumher Kesalahan nilai rata-rata sehenamya pengukuran tinggi tek~:m dan nilai
f.Z.l. Sumher kesalaban dalaril pengukuran d~bit dapat aktual. Pengulangan pengukuran tidak mcnghilangkan
tliidenlifika..;i dcngan menggunakan pcrsamaan debJL: kesalahan sistematik; nilai aktual hanya dapat ditentukan
dcngan pcngukur<m yang bcrdiri sendiri yang diperkirakan akcm
li ( 2 .)3'2 hCI
t.= 3 g
112
11
312
lebih teliti.

l:r.erangan: (2/3 )3/2 adaJah konst<mta nurnc~ik .. 9.4. t•enyimpangan Nilai Koefisien
·. g adaJah percepatan gravrtas1. 9 .4.1. Ada dua kesalalum dalcun katcgori ini yaitu acak dan
sistematik.
f.2.2. Satu-satunya sumher kesalahan yang harus
Jipertimbangk<m lchih lanjut schagai herikut: 9.4.2. Nilai koefisien debit "C" dikutip dalam standar ini
j, Kocfisicn dchil C (pcrkiraan angka penyimpang<m tenumg didasarkan pcnilaian pada pengalmnan, y::mg dianggap Lelah
f C scpcrti disehut pada hutir 8.4). dilaksanakcm dengan benar, dengan pengulcmgan pembacaan
~~ yang cukup untuk menjamin ketcpatcm. Tetapi, hila pcngukuran
til Pcngukur<m dimensi hangunan, antara lain Iebar h amhang. dihuat pada instalasi lain yang scrupa, perhcdaan sistem
Cl Ukuran h 1. mungkin terjadi m1tara kocfisicn debit yang sifatnya hervariasi
dalmn perencanaan permukacm akhir, instala'>i sendiri, kondisi
9.2.3. Pcnyimpangan b dan It harus diperkirak<m oleh pemakai. pendekatcm, pengaruh skala model dan struktur dm1 sebagainya
penyimp<mg<m dimensi tcrg<mtung pada ketcli tian renc~:ma dan
pelaksanaan yang dapat diukur dalmn praktck penyimpangm1 9.4.3. Penyimp<mgan dalmn koctisien debit seperti pada butir
ini dapat dihuktikm1 dalam pcrh<mding<m dcngan penyimpang<m X.4, dihitung herdasarkm1 dacviasi dari data percobaan (dari
tang Jain lain. Pcnyimpangan tinggi tekan akan tergantung herhagai sumbcr) dari rumus teoritis. Scbah itu diusulkan nilai
dalam ketelitian rencana pcngukuran, penentmm Litik nol alat penyimpangan yang menggmnbarkan akumulasi hukti dan
ukur dan teknik penggunaan penyimp<mgan mungkin kecil jika berdasarkan hasil percohaan.
~nggunakan jangka sorong atau mikrometer, dengan
~~nentuan nol yang tepat. 9.5 J>enyimpangan dalam Penguluran yang dibuat oleh
Pemakai
9.3. Tipe-Tipe Kesalahan
9.3.1. Kcsalahan dapat diklasifikasikan sccara acak atau 9.5.1. Kcsalal1ar1 ac::tk dan sistcmatik tcrjadi da.lmn pcngukunm
sistematik, pcrtmna mengenai hasil pcngukuran y<mg yang dibuat olch pcm::tkai.
teliti dan terakhir mempcngaruhi ketelitian yang
sehenarnya. 9.5.2. Semenjak. tidak ada metode pengukuran maupun yang
ak;m dibuat spesitikasi, tidak ada angka pcnyimpar1gan
Y.3.2. Dcvi::Lo.;i standar untuk "pengukunm dari sejumla.h Y pada yang ditentuk<m dalarn katcgori ini, m<tka angka yang
kondisi tetap dapat diperkirakan dcngan persmnaan dihasilkan harus diperkirak.an olch pemc.tkai. Sebagai
herikut: contoh pcrtimhangan mctode pengukuran dari Iebar
arnbang, pcmakai harus mcndapat pcrsctujuan dalarn
mcnentukan pcnyimpangan pcngukuran. lJ.5.3. Dari
suatu pcngk<~jiarl penyimpangm1 nilai pemhaca<m tinggi
Sy= tekan harus ditentukan dari pcrkiraan schagian
penyimpangan yang ada, scpcrti pcnyimpangan
penyetelan titik nol, mcnccgah pcngaruh angin,
Dengan Y adalah hitungan rata-rata dari n pengukuran. kepekacm pcngulurcm alat pcmhacaan dan Jatar hchtk;mg
Kemudian dcviao.;i standar diperolc.h dari: peralatan (dari mana di dapat dan rata-rata basil
pengukunm (apahila mcncukup).
Sy
Sy= _\J,..;;n_ 9.6 Komhinasi PenyimpanJ,!an
9.6.1. Kcscluruhan pcnyimpang<m sistcmatik. atau acak adalah
IHL'>il kontrihusi dari hcrhagai pcnyimp;mgan. Pcnctapan
Dan penyimpangan rata-rata adalah 2 Sy (pada tingkat kontrihusi pcnyimp;mgan adalah indcpcndcn. kccil dan
kepercayaan 95%). Penyimpangan ini adalah basil dari hcrhcntuk angka, mungk.in di,!!ahung hcrsama untuk.
kesalahan secara acak dari suatu seri pcrcohaan pcngukunm mcmhcri sccara ac<tk (atau sistcmatik) pcnyimp;mgan
terhadap penyimpang<m scluruhnya. pada IJ5<"k tingk.at kchcnaran.

Catalan: F::tktor 2 di<L<;Umsikan hahwa n h<my<tk. Untuk n = n, Y.n.2. Scmua f<tktor yang mcmpcngaruhi pcnyimpangm1 yang
f<tktor harus 2,n; n = X dipcrlukan fctktor 2,4; n = I 0 ada mcmpunyai unsur acak. dc.m sistcmatik, tctapi dahun
dipcrluk::m faktor 2,3 dan n= 15 dipcrluk<m f::tktor 2, I. hal salah satu komponcn scmharang atau sistcm
mungkin lchih h;myak. dan unsur lain dapat dihilangkan
9.3.3. Pcngukuran mungkin juga merupakan kcsalahan dcngan tingk.at pcrhandingan.
sistematik, rata-rata nilai yang sangat h<my::tk diukur masih
berbeda dari nilai sehenarnya jumlah pcngukuran. Sehagai lJ.n.3. Karcna pcrhcdaan pcnyimpangan acak. dan
contoh, kesala.han menyetcl titik not taraf pcrmukaan air pcnyimp;mgml sistcmatik. mcnychahkan pcnggahungan
terhadap taraf mercu mengh<Lo.;ilkan perhcdaan sistcmatik an tara tid;tk harus normal dcngan masing-masing lainnya.

Haxian H: 1Jendu11g. Ht•mlungan. Stmgai. lriga.\'i, J>cmwi. 167


SNI 03-6455.3-2000

7.2 Lokasi Alat Du~a Tin~gi Tekan a) Alinm di ala" am hang Iebar, 0,1 < h1/L < 0,4; ali ran mel
Pisomctcr atau a.lat duga titik untuk mcngukur tinggi tck<m di ambang adalah paralel terhadap sebagi<m mercu amb:
ambang. harus ditcmpatkan pada jarak yang cukup di udik h) Aliran amhang pendek; 0,4 < h11L < 1,6; aliran seluru
ambang untuk mcnccgah pcnurunan pennukaan. Alat duga lengkung.
harus cukup dckat dari amb<mg untuk pcngukuran kchihmg<m
tinggi tckan dan pcngcndalian di amb<mg tidak diperluk<m. Hal Catatan: Pcrbedaan antara koefisicn pcngukuran debit
itu dirckomcndasi bahwa pcngukuran tinggi tek<m ditcmpatkan koerisien debit total, dijelaskan pada Lmnpiran C.
pada jarak sctara dcngan tiga atau cmpat kali tinggi tekan
Maksimum (contoh 3 h; 11"'" s.d 4 himax) dari udik permukaan 8.3 Batasan
am bang. Batasan-bata,.<m yang perlu diperhatikan sebagai bcrikut
Menghindari tegangan permukaan dan pengaruh kekent
7.3 Persyaratan Aliran Moduler hi >2 0,06 m, b 2 0,30 m d:cm p 2 0,15 m.
Alir;m di alas ;unb;mg Iebar em pat perscgi tidak efektif dengan Tidak ada kalibrasi data yang digunakm1 diluar hat<L"an: I
tarafmuka air tcrcndahjika tarafmnb<mg bcruhah harus dipakai Lip < 4,0 dan 0, 1 < h,/L < 1,6; Mcnghindari ketidaksta
pcrb;mding;m aliran tidak scmpuma tidak mclchihi dari batas muka air: h1/p < 1,6;
aliran modulcr. Batas alinm moduler lihat lmnpiran B. Batasan-bata<;an ini ditunjukkan pada Garnbar 2 dengan
putus-putus.
8. Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Dehit
8.1 Persamaan Dehit Pcrsamaan debit didasarkan pada 8.4 Ketelitian
penggunaan pengukunm tinggi tck<m: 8.4.1. AkunL"i relatif dari pcngukuran aliran dihuat mei
..,,, keteliti<m pcngukuran tinggi tekan dan pengukuran din
2)·-112
Q= (3 g B c HI 312 ••••••••••••••••.••••.•••••.••••••••••••••••••••••• (1)
runbang, dan ketelitian koefisen sesuai dengru1 y::mg digun
pada ambang.

8.4.2. Pclaksanaan yang pantas dengan keahlian


Keterangan : konstruksi dan pemasangan amhang, menurut penyimp~
Q adalah debit (m3/det); si-stcmatik (dalam persen) dalam koefisicn debit <
g adalah pen:epatan gravitasi (m/det2); disimpulkan dari:
h adalah Iebar ambang empat pcrscgi tegak lurus arah
aliran (m);
C adalah koefisien pcngukuran debit;
h 1 adalah tinggi tekan di udik terhadap eleva"i arnbang (m). Penyimpangan acak, diperoleh dari penelitian yang digur
untuk mencntukan koefisien aliran mungkin dirunhil s€
8.2 Koefisien De hit Xc" =± 1 %.
Koefisien pengukuran debit C dapat dilihat pada Gam bar 2 dan
tabel hubungm1 ;mtara hlL dan h1/p; dimana L adalah panjang 8.4.3. Metode menurut penyirnpangan dalarn koefisien I
;unharig menurut aral1 aliran dan p adalah tinggi ambang dari digabungk<m dengan fclktor kesalahan lain scperti diur:
dasar sa.Iunm pengarah. pada butir 9.
Nilai tcngah-tengah C didapat dengan interpolasi linier.
Koefisien debit C ak<m tetap nilainya 0,85 untuk 0,1 < h1/L < 9. Penyimpangan dalam Pengukuran Aliran
0,3 dan h 1/p < 0,15. 9.1. Umum
9.1.1. Referensi harus mengacu pada ISO 5168
Dasar variasi C dengan h1/L, perhedaan dapat dibuat menurut
tipe-tipe aliran sehagai berikut (lihat Gambar 3). 9.1.2. Jumlah penyimpangan dari suatu pengukuran a
dapat diperkirak<m kalau penyimp<mgan dari berhagai v~
yang ada disatukrul. Umumnya, kontribusi terhadap .illl
penyimpangan dapat diperkirakan dan akan menandi
apakah debit dapat diukur dengan cukup tcliti untuk digun~

9.1.3. Kesalahan mungkin dibatasi seperti pcrbcdaan a


angka aktual alinm dan perhitungan sesuai dengan persru
untuk hendung, dimana diasumsikan memhangun
memasang sesuai dengan Standar Intcma"ional.
a) ali ran di atas ambang Iebar . b) AI iran di atas am bang pendek
empat persegi empat persegi Pengertian "Penyirnpangan" akan digunakan mcncn~
0,1 :5: haiL< 0,4 0,4 < haiL <1,6 penyimpangan dari angka sebenarnya darri aliran 1
Gamhar 3. pengukurannya dianggap 19 kali kesalahan dari 201
Contoh aliran di atas ambang Iebar dan ambang pendek. mengukur, (Kebenaran 95%).

166 Baxian 8 : Bendunx. Bendungan. Stmgai. Jrigasi. Panwi.


SNI 03-6455.3-2000

J0.7. Pcnyimp<:~Jigan dalarn hubungan dcngan pcrbcdaan tipe JumJah penyimpangan acak dalam pengukuran debit adalah:
alal pcngarnatan elevasi alat dapat ditentukan dengan
lllellggunakan pcngujian yang hati-hati dengan pengawa'\an X'o = ±((x•:)+(X'~)+(I,5 2 X'~,)J 12
yillg haik. Unsur pcnyirnpangan acak dapat ditentukan dengan
s~ri pcmhacaan taraf muka air, tetapi membedakan
p:oyimpang:m ini dari penyimpangan lain yang ada diperlukan
tahwa pcngujian umumnya dilakukan dcngan taraf muka air
= ± (t 1 +0+2,25 x o.2s2 r%
uik (atau turun). Untuk alat yang digunakan dalam contoh ini, = :!: 1,07%
unsur pcnyimp<mgan acak dalam pengukuran taraf muka air
~dalah kira-kira 1 mm. Jumlah penyimpangan sistematik dalam pengukuran debit
adalah:
f'enyimpangan sistematik dalam pengukuran taraf muka air
disebabkan olch ter_jadinya fluktua"i muka air, pemuaian pita
ukur dan sehagainya. Bila mungkin, dilakukan koreksi, tetapi
X'o = ± (Cx":) + (X"~) + {1, 52 X"~.) r
~ngawa-;an pcngujian untuk bcrhagai jenis alat ukur akan
10enujukkan hesarnya resiko penyimpangan sistematik. Dalam
hal ini, hila digunakan alat pita pencatat digital, nilai
penyimpangan adalah 2,5 mm.
= :!: 3,60%
Dengan demikian:
Penyederhanaan persentase, penyimpangan acak dan sistem
dapat digabung dengan jumlah akar kuadrat sebagai berikut:
0003
~x·
.. > = ± - ' - x 100
0,4 = ±o•75%
10.8. Kombinasi penyimpangan individu untuk memilih
penyimpangan keseluruhan dalam perhitungan debit dapat =± (l,07 2 +3,6 2 r%
dilakukan sebagai berikul :
=± 3,76%
Asumsi bal1wa X'm, adalah penyimpangan yang diabaikan .Besarnya debit Q adalah 4,50 m3/dt + 3,8%.
dalam penguluran taraf muka air adalah:
Penyimpangan acak adalah + 1,07%
x·"' = ± (c.x·hr> + ~x·hr>r =±co+ o,2S2)112 %

=±0,98%

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. lrigasi. Pamai. 169


SNI 03-6455.3-2000

Tctapi dcngan syarat hutir 9.6.1, salah satu 10. Contoh


pcnyimpangan acak dari pcrhcdaan yang ada mungkin Berikut ini adalah contoh menghitung debit dan hubull
digahung hcrsama dcngan atunm jumlah akar kuadrat, pcnyimpangan dalcun pengukuran aliran tunggal mengguru
pcnyimpangan sistcmatik dari pcrhcdaan yang ada hangumm ukur cunh<mg Iebar em pat persegi untuk kondisi aJ
mungkin komhinasi y;mg s;una. yang diatur. Tinggi amhang p di atas dasar saluran pen~
0,3 m dan pcmbacaan tinggi tekan h 1 adalah 0,4 m. L
l) .6.4. Pcrscntasc pcnyimp<mg<m acak X'Q dalmn ukunm aliran puncak ambang b dan Iebar saluran pengarah sama denga
holch dihitung dari pcrsmnacm hcrikut: m. Pcrhitungan ini diasumsikan dengan menggunakan
interval I mm.

10.1. Pcrhitung<m debit menggunakan persamaan 8.1. (1)

Kctcrangan: X'd adalah pcrscntasc pcnyimpang<m semhanmg 10.2. Nilai koefisicn debit C dengan hubungannilai h'/L =
dalcun C; X'h adalah perscntase pcnyimpangan h/p = 1,333 dan Lip = 1,667 ditentukan dari Gamb~
scmharang dalcun h; menjadikan C = 1,043.
X' 111 adalah pcrscntasc penyimp<mgan scmharang
daJmn h 1 10.3. Penggunaan pcrscunaan (1)
Dalmn hal terschut di alas :
Q = ( ~ )'~1/2 b c 11,3/2
x·l
)
= 100 ~
b
dcUl
= 1,705 X 10 X 1,043 X 0,4 312
x·"' = (,x·hl2 + 2x·hl2 + ..... + X'lll2)112
= 4,50 m 3/det.
Kctcrangan:
c" adalah penyimpang<m luasnya pengukuran. 10.4. Menghitung penyimpangan da.lam nilai Q, penyimr
(IX'hl ), (2X'hl) adalah pcrsentase penyimpangan acak (d<tl<un persen) dalam nihti koefisien ditentukan sebagai be
dalmn pengukunm tinggi tekan (lihat butir
Y.5.3). X'c + 1% (dari butir)
adalah persentase penyimpangan acak rata-
rata jika satu scri pcmbacmm pengukuran
tinggi cncrgi dicunbil pada taraJ air tetap. X"c = ± [ 1,5 + ( ; )2 ] ••••••••••• (daributir8.4)

IstilaJ1 X 1111 dengan mudah diperkirakan jika titik pembacaan


digunakan untuk pengukuran taraf air. Untuk alat pencatat = + 3,28%.
herkesincunhungan atau angka, penyimpangan acak dalam
pemhacaan taraf air yang ditentukan dapat ditaksir dengan 10.5. Bila diasumsikan bal1wa pengukuran dilakuk;m teT)
menggunak;m pengujian laboratorium pada alat tersebut. unsur penyimpangan acak dalam pengukuran Iebar ~
diabaikan. Penyimpangan sistematik dalmn pengukur<m :
9.6.5. Persentase penyimp<mgan sistemX"Q dalam debit, dapat dalam hal ini 0,01 m. - Sebab itu:
dihitung dari persama<m herikut:

Ketcrangan: X"cl adala.h persentase penyimpangan dalam C; X, b =+


_
0,01
10 X
100 =± 0,01%
X" h adalah persent<L"e penyimpangan dalam h;
X" hi adalah persentase penyimpangan dalam 10.6. Besarnya penyimpangan sehubungan dengan re1
hi. pengukuran tinggi tekan tergantung pada pemilihan alat
Dalam hal di atas: digunakan. Hal itu telaJ1 dilakukm1 b<tllwa <mgka nol pad
pencatat dapat distel pada ketcpatan 3.00 mm. lni a1
penyimpangan sistematik. Tidak ada penyimpangan
sehuhungan dengan kesalahan penyetelan nol, schah pcny~
( 1X" 111 ), ( 2 X"' 111 ) adalah persenta.--e penyimpangan sistem dalam ulang ke nol, nol yang sebenarnya adalah sama hesamya
pengukuran tinggi tekan (lihat butir 9.5.3).
Sebab itu:
9.7. Penyajian Hasil
Walaupun hasil tersebut layak, dengan frekuensi yang 0 004
dibutuhkan, membuat tabel penyimp<mgan acak dan sistematik ~x'h,) =±~ x 100 = ±0,25%
dengan terpisa.h, hal itu diperkenankan bahwa penyeder.hanaan
persentasi dari hasil mungkin diperlukan. Untuk penggunaan (2 x\) =± 0 ·-004 x 100 = ±0,63%
I 0,4 .
ini, penyimpangan acak dan sistematik boleh digabung seperti
dalam ISO 5168

XQ = +Y X'Q2 +X"Q2

168 Bagian 8: Bendung. Bendungan .•\"ungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6455.3-2000

t.,ampiran R Koefisien Debit dan Koefsien Debit Total


.4Jiran Tidak Sempurna (Lampiran ini merupakan bagian dari standar)
(Lampiran ini merupakan bagian dari Standar)
Pembatasan harus dibuat antara koetisien debit dan koetisien
JJata yang cukup tidak dapat digunakan untuk memperkirakan debit total. a) Koetisicn debit ditentukan dcngan:
~inm tidak scmpuma.

c- Q
3)3/l gln b hF
Aliran lidak sempurna tidak akan terjadi asalkan tidak Rum us : (2
lllelampaui batas penyesuaian. Batas penyesuaian S 1 didapat
dari perbandingan terendah S = h2/h' untuk penyimpangan
~tara pcrhitungan aliran tidak sempuma dengan persamaan b) Koetisien debit total ditentukan dengan:
debit aliran sempuma (1) dan aliran nyata adalah I%. Sebagai
contoh:
c -
Rumus : o - ( 2 )ll'l Q
Jika S < S 1 aliran adalah alimn sempuma 3 81/Z Cv h:n

lika S > S 1 aliran adalah aliran tidak sempuma. Dengan Cv adalah faktor kecepatan mengoreksi pengukuran
tingi tekan yang hilang yang didapat dari:
b2 ditandai scbagai kehilangan tinggi tekan di hilir bendung
seperti di atas ambang.

Gam bar 4 menunjukan batas penyesuaian tergantung dari hl/p.


Rumus : Cv "" ( ~J13
Sebab itu nilai untuk S 1 yang didapat dari gambar 4 harus
dipertimbangkan seminimum mungkin Dengan HI adalah tinggi tekan di atas taraf am bang sebagai
contoh:

y;
y-
2. 0
.
I
Rumus: h 1 +

I. , \ Dengan VI adalah kecepatan rata-rata dalam saluran pengarah.


Tinggi tekan hilang hi dapatdiukurdalmn setiap bentuksaluran

\
pengarah. Hubungan antara koetisien C dan CD adalah
Sub.-ne:geci 1!0".·1

~ 1.0 f\.
.c Sedangkan koetisien pcnguluran debit C dapat dilihat pacta
~ Gambar2.

0.5
free llo-ov

~ /-
~
0.2 0.4 0.6 0.8

Gambar4
Batas penyesuaian SI sebagai fungsi hilL.

Lampiran C

Bagian 8: Bendunx. Bendunxan, Sunxai. lrigcJsi, Pantai. 171


SNI oa-6455.3-2000

LampiranA
()aftar Simhol
(Lmnpiran ini mcrupakan hagi:m dari standar)

Simbol Ketcranean Satuan

A Luas penampang saluran pengarah. m2


B Lebar saluran pengarah. m
b Lebar ambang tegak lurus arah aliran. m
c Koefisien debit (pembacaan energi). .. tidak berdimensi.
Co Koefisien debit (total energi). tidak berdimensi.
Cv Faktor kecepatan dalam saluran. tidak berdimensi.
Cb Penyimpangan sembarang pada pengukuran Iebar. m
g Percepatan gravitasi. m/det 2
H1 Tinggi energi total diatas taraf ambang m
hl Pembacaan tinggi tekan hilang di udik ambang. m.
h2 Pembacaan taraf hi lang di hilir ambang. m.
L Lebar ambang searah aliran. m.
n Jumlah pengukuran satu set. tidak berdimensi.
p Tinggi ambang (bed a taraf dasar dan ambang). m.
3
Q Debit total. m /det.
s Perbandingan h2/hi· tidak berdimensi.
s1 Batas penyesuaian. tidak berdimensi.
Sy Deviasi standar 1).
sy - Deviasi standar dari y· rata-rata 1).
VI Kecepatan rata-rata dalam saluran pengarah. m/det.
X Penyimpangan keseluruhan. %.
xb Penyimpangan dalam b. %.
Xc Penyimpangan dalam C. %.
X111 Penyimpangan dalam h1 %.
Xm Penyimpangan dalam rata-rata satu sen pembacaan %.
pengukuran.
Penyimpangan dalam Q. %.
Unsur penyimpangan sembarang.
II
Unsur penyimpangan sistem.

1) Satuan adalah sama sesuai jumlah Y.

170 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6455.4-2000

Kontraksi . 7. Balas Pemakaian dan Persyaratan

t
kondisi untuk kotrak.si penuh ambang tajam segitiga yaitu; Batas pemakaian ambang tajam segitiga untuk tekukan bersudut
<0.4 90° dengan rumus yang disebut pada butir 6 berlaku untuk
< 0,2 kontraksi sebagian dengan kondisi seperti pada butir 5.2.
0,45 m dan
0,90m dan 8. Rongga Udara
'i m :5 H :5 0,38 m Untuk mencegah aliran melekat pada dinding ambang dan agar
udara dapat diusahakan terus berada di bawah tekukan pelat
•. Kondisi untuk kontraksi sebagai (hanya untuk 0 = 90°) am bang maka elevasi muka air hilir (m.a.h.) harus lebih rendah
w: setidaknya 0,05 m di bawah sudut segitiga.Selanjutnya
p :5 1,2 perhatikan contoh gambar Lampiran B.
B :5 0,4
0,1 m 9. Saluran Masuk Pengarah
0,6m dan 9.1 Ambang tajam segitiga ini sangat peka terhadap keadaan
S m :5 H :5 0,6 m air masuk, oleh sebab itu aliran harus tenang dan terbagi
secara merata dalam penampang saluran supaya kondisi
tlumus Debit aliran mendekati hubungan debit yang diperoleh
bit yang melimpah di atas ambang tajam segitiga dapat berdasarkan percobaan-percobaan. Untuk tujuan tersebut
itung dcngan rumus: distribusi kecepatan aliran harus merata. saluran harus
cukup panjang, lurus dan permukaan cukup licin.
Sayangnya tidak tersedia panduan kuantitatif secara
menyeluruh untuk melaksanakan anjurm1-anjuran tersebut.
Salah satu standar menyarankan panjang saluran masuk
erangan: yang lurus sebesar 10 kali Iebar saluran (libat Gambar
= debit (m3/s) contob pada Lampiran B) jika pa~jang am bang lebili besar
~; = koetisien debit dari setengah Iebar saluran Oihat Gambar contoh pada
t
= tinggi energi efektif (m) Lampiran B). Akan tetapi kelokan saluran di bagian udik
= perccpatan gravitasi (m/s2) atau pelebaran tiba-tiba dengan jelas akan memperp~jang
persyaratan salurm1 masuk ini. Oleh sebab itu ketepatan
aliran masuk biasanya harus diperliliatkan berdasarkan
diberikan dengan percepatan persamaan; kasus per kasus dengan menggunakan kecepatan balik
t= H + B Ht dalam situasi yang serupa atau perkiraan analisis.
erangan:
' 9.2 Pada beberapa keadaan dapat digunakan pelat-pelat untuk
'4t· pengaruh efek kombinasi dari viskositas dan tegangan melm1carkan penyebaran kecepatan. Pclat-pelat tersebut
harus ditempatkan lebih dari 10 H kearah udik loka."i
,D4Jlllukaan pada temperatur air 4°C sampai 30°C, untuk
Drlbagai sudut (Gambar 3). pengukuran tinggi muka air.
9.3 Jika aliran dalam saluran super kritis instalasi harus di
3 desain sedemikian rupa schingga loncatan hidraulik
:::
\. terbentuk sekurang-kurm1gnya 30 H di bagi<m udik dan
2-
E
" ~ keseragaman penyebaran kecepatan harus diperiksa.

·0
-
I'-.
- 9.4 Bentuk saluran; lebili diutamakan salurm1 masuk berbentuk
empat persegi sekitar ambang. Akan tetapi bentuk yang
lain dapat diterima asalkan kondisi kontraksi penuh
20 -40 60 80 100 \20 Lerpenuhi dan luas pcnampang saluran sekurang-
Sudut tel.:uk:m e
kurangnya sama hesar dengan bagian empal persegi
Gambar 3. Koreksi tinggi energi, SH, untuk ambang ta,jam panjang ym1g terkccil y<mg tc~jadi pada kontraksi pcnuh.
segitiga dengan berbagai keadaan, sudut tekukan 0 Saluran empat persegi panjang dipcrlukm1 pada amhang
persegi panjm1g bcrtck<m.

J(oefisien debit, eel untuk keadaan kontraksi penuh pada 10. Amhang Pada Aliran Tidak Sempurna
lUDbang tajmn segitiga, dan ditentukan seperti ditunjukkan pada Bagian ini memhcri infonnasi tcrbatas mengcnai kinc~ja
ambang pada alinm tidak sempuma akan tclapi s<mgat

-:~~:~f~l IH~lll
dianjurkan hahwa instala."i mnbang tc~jam segi tiga didisain
untuk alirm1 sempuma. Ini karena datct dasar pcrcohaan
untuk kondisi alinm tidak scm puma, tidak cukup mcmadai
fB.___.__.___.___E untuk sehuah mctodc ~ji stcmdar. Sclm~juh1ya kondisi alir<m
0 20 o40 60 80 100 120
tidak sempuma memcrlukan tinggi muka air tamhahan
Suclul'tcl..·ukan 8 (relatif terhadap mcrcu atcm ~jung sudut) diukur di hag ian
Gambar 4. Koetisien debit, Cet untuk ambang ta,jam segitiga hilir ambang sehingga tingkat rcndmnan (ratio tinggi muka
dcngan berbagai keadaan sudut tekukan 0 dan hanya untuk air bagian hilir tcrhadap tinggi muka air udik) dapat
keadaan kontraksi penuh ditentukan; pcngukuran tcrsehul harus dilakukan

Bagicm 8: Bendung, Bendungcm ..\'ungai. lrig,u·i. Pcmlai. 173


SNI 03-6455.4-2000
SK-SNI-M-21-2000-03

METODE PENGUKURAN DEBIT PADA SALURAN TERBUKA DENGAN


AMBANG TAJAM SEGI TIGA
1. Ruang Lingkup 4. Bentuk dan Ukuran
Mctodc pcngukuran de hit pada salur<m terhuka dengcm mnb<mg 4.1. Bentuk Penampang
tajmn scgitiga (tipc Thompson), hiasanya digunakan untuk Bentuk pcnampcmg pclimpah aliran dari ambcmg t<1jcun seg
mcngukur dchit dan air limhah. yaitu penampang herhentuk segitiga sama kaki sepcrti hur
Ruang lingkup yang dihahas dalcun mctode pengukunm ini yang puncak sudut mnhang mengarah ke hilir.
mcliputi: Selanjutnya bentuk penampang dapat diperhatikan 1
- Bentuk dan ukur;m; (gambar 1) .::-.._
- Kontraksi:
- Amhang tajcun segitiga; Pcnamp;111g amt..ng tajam scguiga
- Dehit:
- Balas pemakaian:
- Rongga udara;
- Salurcm mw;uklpengarah;
- Amhang pada alinm tidak scmpuma; (lataul mm) -~~

- Tabung pengukur muka air dan penghuhung;


- Kalihrasi.
Aiah olirou - [ll_J
- Prosedur. ~w Pcnampang punc.ak tckW.on amb.,

2. Acuan Gambar 1. Bentuk penampang amhm1g tajam segitig.


ASTM D 5242-92, Standard Test Methods for Open-Channel
Flow Measurement of Water with Thin-Plate Weirs. 4.2. Ukuran Celah
Ukuran sudut tekukan, 0, dari mnbang segitiga dari
3. Pengertian percobaan pengalicm berkisar cmtara
Beherapa pengerticm yang herkaitml den gem metode pengukunm 20°-100°, tet:'lpi ycmg umum digunakan dengcm sudut tek
debit ini yaitu: 90° (tg 0/2 = 1), 53,13° (tg 0/2
1) Amhang adalah bagi<m dasar pelimpal1 ycmg berfungsi = 0,5) dan 28,07° = 0,25. Selcmjutnya sudut tckukan <
sebagai pengukur alinm. diperhatikcm pada Gmnbar 2.
2) Ambang segitiga adalah pelat ambcmg tajam scmgat tipis
berbentuk segitiga seperti huruf V untuk pengukur debit.
3) Celah ali ran adalah bag ian bawah pelim pah pelat ambcmg
segitiga dengan kontraksi samping.
4) Debit adalah volume aliran air ycmg mengalir per satuan
waktu tertentu.
5) Kontraksi adalah kondisi penyempitan aliran pada
ambcmg 11l:iam segitiga.
6) Aerasi adalah pengisicm udara dcngan cara tertentu ke
hagi<m hawah ambang untuk mencegah alircm melekat tg 012 = 0.5 tg 012 = 0.25
pada ambang.
e = 5J.u· e = 2s.or
7) Loncatan air adalah perubahan mendadak dari alircm
super kritis ke alircm suh kritis. Gambar 2. Sudut celah ambang t<tjmn scgitiga
8) Aliran kritis adalah aliran dengcm kecepatm1 kritis dimana
energi spesifiknya minimum atau hilcmgan Froude = 1. 4.3. Pelat Ambang
9) Aliran super kritis adalah aliran dengcm kecepatmllebih Tebal pelat ambm1g dilihat dari arah alir<m bcrkisar <mtal
besar dari keccpatcm kritis atcm hilcmg<m Froude > 1. mm. Pelat terbuat dari metal licin anti karat at<tu materia
ycmg sejenis secara fabrika-;i. Puncak pelat pclimpah :
10) Aliran sub kritis adalah alircm dengan kecepatml lebih harus tajam, licin datar dan tegak lurus terhadap muka
kecil dari pada kecepatan kritis atau hilangcm Froude < 1. ambang. Jika pelat ambcmg lebih tehal dari pada 2 mm, b:
11) Aliran tenggelam adalah alircm melalui ambang dimcma hilir kelebihannnya pada celah dimiringk<m den gem sudut p
tinggi muka air udik dipengaruhi oleh tinggi muka air hilir. sedikit 60° (Gmnbar 1)
12) Muka air hilir adalah ketinggicm muka air hilir tepat di
bagicm hilir ambang.
13) Instrumen sekunder atau kelengkapan pendukung
adalah alat untuk mengukur ketinggicm muka air tipe
manual dan otomatis ycmg ditempatkan di udik ambcmg.

172 Bagian 8 : Bendung. Bendungan ..'!ungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03-6455.4-2000

lalihrasi sistem secara keseluruban LampiranA


1 Mctodc: cara untuk mengkalibrasi ambang tajam Daftar lstilah
tjari pada mctcxle uji D 3858).
Ambang Weir
2 1idak tcrdapat metoda kalibrasi tunggal yang dapat Ambang tajam segi tiga Triangular weir
tlllkan untuk semua situasi lapangan, dan sering metode
Kontraksi Contractions
tercantum pada butir 12.3.1 dapat dipertimbangkan.
lnya tahung dan pipa pengbubung yang tepat untuk Pelat ambang Weir plate
rasi volume secara langsung untuk aliran besar jarang Debit Discharge
(fia. maupun misalnya alat ukur debit acuan, alat ukur Koefisien debit Discharge coefficient
Jri atau orifice, hanya dapat digunakan jika tersedia jarak
Pengudaraan Aeration
Jk yang tcpat. Penentuan metoda yang dapat digunakan
~IDtukan kalibrasi aliran dengan pengulangan untuk Tabung gelembung Ruble tube
tukan huhungan tinggi mukaair-debit Pengukuran tinggi Dinding ukur Diaphragm gage
:a air selama uj i coba dilakukan dengan menggunakan alat Tabanan Resistance
skala. Lakukan kalibrasi pada kelengkapan pendukung
Kapa<;;itas pengisian Capacitiance
.m terpisah sehingga dikemudian hari pemeriksaan kineija
:a perlu dilakukan pada kelengkapan pendukung a<;;alkan Deteksi oksilasi Oscilatng probe
,lisi yang mencakup kelengkapan utama tidak berubab.

Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrig,lsi. Pantai. 175


SNI 03-6455.4-2000

scdcmikian rupa schingga tidak tcrpcngaruh olch Carat an: Walaupun ambang tajamtidak akan digunakan dala1
).!angguan-gangguan yang tc~jadi di hagi<m hilir limpasmt. dengan behan partikel padat fetapi terdapat kemungkinan
Pcrkiraan ratio tingkat aliran tidak scmpurna smnpai penumpukan endapan jika dilakukan pengo/ahem air limbal
scmpuma. Qs/Q. dimana Q adalah dchit hitungan kcadaan itu hams ditamhah den~-:an alar pemhilas.
ali ran scmpurna dari tinggi muka air udik, dapat dipcrolch
dari Tahd I. Tahcl mcnyatak;m hahwa akihat pcngaruh 11.4 Bukamt pada tcmhok sisi saluran scbagai pengl
kctidak scmpurnaan aliran pada :unhang tajmn scgi tiga hmgsung dcng<m tabung pengukur mukct air atau melal
lchih kcdl dari pada yang tcrjadi pada :unhang cmpat harus sckurang-kunmgnya herada 0,06 m di bawah m1
pcrscgi panjang. minimum dan mempunyai smnbungan tcgak lurus '
10. I Ditckankan hahwa Tahcl I hcnlasarkan pada pcrcohaan dinding. Dinding tidak boleh kasar (sekunmg-kurangn:
tcrhatas. Untuk amhang cmpal pcrscgi panjang kctcpatan dcng<m pcnnukaan bcton ymtg halus) dan bcrada padl
mtmgkin tidak lchih haik dari 5':1 ratio tcrcndam, di alas sckurang-kunmgnya 10 kali dimneter lub<mg sckelilin
atau kira kira 0.50 dan kcdl dari harga HIP. Kctcpatan luhang. Lub<mg atau pipa harus cukup kecil untuk met
tmtuk amhang scgitiga 900 lidak dapal diukur tctapi pcnnukamt sccara etektif tetapi jangan terlalu kecil sc
diharapkan hahwa kctcpatan tcrschut lchih haik dari pada mcnychabkcm harnbatan pada alir<m atau s<mgat sulit untJ
yang tcrdapal pada amhang cmpat pcrscgi pmtjmtg. tcrbukct. Untuk aliran air bersih yang eukup tetap dip
dicunctcr schcsar 1,3 em. Jika aliran dcrcts maka ukur:
11. Tahun~ Pen~ukur dan l,en~huhun~ pcnghubung y<mg dipcrlukcm untuk mcmbata-;i air dal<un
11.1 Tahung pcngukur muka air dicmjurkan untuk pcngukuran pcngukur mukct air dapat ditentukcm bcrdasarkcm prinsip
tinggi muka air yang tcpat; itu dipcrolch jika digunakan hidraulik.
pclmnpung hcrhcntuk sclindcr y<mg ditopang tiang atau
jika pcrmukaan air dalmn saluran hcrgclomhang atau 11.5 Kelengkapan Pendukung
hcriak. 11.5.1 Sistem kclengkapan pendukung untuk meb
11.2 Lahan sisi tahung pengcndap ditentukan olch pcrsyaratan pcmantauan ketinggian muka air secant tcrus-rri
pada instrumcn sckundcr. Tahcl 1. Korcksi kcadaan sekurang-kunmgnya memerlukan alat ukur kedalmnati'
terendmn muka air) dan sebuah pencatat yang memungkinkan p~
untuk menentukan debit dari huhungan tinggi muka a
Rasio Qs/Q Cara lain adalah bahwa sistem kelengkapan penduku11
Tcrcndmn 90° Tekukan scgi tiga mengubah tinggi muka air terukur mcnjadi debit yang 1
atau kedua-duanya dan menjumlahkan alircm untuk se~
0 1,000 mclanjutkan informasi ke lokasi pusat.
0.1 0,999 11.5.2 Pengukuran tinggi muka air secara terus mcncn
0,2 0,993 dilakukan dengan menggunak<m bcherapa tipc alat uku
0,3 0,981 tidak terbata" pada alat-alat tersebut yaitu:
0,4 0,960 1) Pelarnpung, misalnyajenis bcrbentuk silinder atl
0,5 0,928 2) Alat ukur sensor bertekcm, misalnya buble tuhe, dil
0,6 0,882 gage dan
0,7 0,816 3) Alat ukur sensor elektrik, misalnya resistance, capl
0,8 0,721 oscillating probe.
0,9 0,569
12. Kalihrasi
Sehagai contoh ruang hcrsih antara pelmnpung dan tembok 12.1 Diperlukan kalibrasi di tcmpat untuk selurull
tabung pengukur muka air harus sekurang-kurangnya 3 ambang (4jam segi tiga supaya diperolch kctepat<m ji
em dan harus ditingkatkmt sampai 7,6 em jika tabung terdapat standar tertentu. KalibrcLI\i kclcngkapan pcll
pcngukur muka air terbuat dari beton atau hahan kasar sudah cukup asalkan ambang memenuhi semua pen
lain, diameter pclampung sendiri sehagian ditentukan oleh pcmbuatan.
log error yang diizinkan. Alat sensor lain juga dapat
menentuk<m persyaratan ukunm tahung pengukur dan luas 12.2 Kalibrasi kelengkapan pendukun~
maksimum harus dibaL:'lsi. linggi tabung pengukur muka 1) Buat pengukuran tinggi muka air acuan yang ind
air harus mencukupi, untuk mengantisipasi perbedaan berskala atau pointgage untuk memeriksa kele
tek<man ymtg tclah diketahui. pendukung. Pengukuran-pengukuran ini pali1
dilakukan dalam tabung pengukur tinggi muka
11.3 Tabung pengukur muka air d<m pipa penghubung harus tabung tambahanjika diperlukan. Titik 0 pada sl
anti bocor. Juga harus dilakukan pembersihan dan pointgagc harus mengacu terhadap ketinggian m€
pengge1ontoran tahung pengukur muka air maupun pipa ujung sudut.
pcnghubung untuk membuang bahan padat yang 2) Bandingkan tinggi muka air acuan den gmt tinggi 1
tertumpuk. Dianjurkcmjuga untuk menambahkan air bersih yang terlihat pada kelengkapan pcndukung. Jila
da1am jumlah keeil untuk menjaga supaya tabung pada alat ini adalah dalarn debit bandingk<m debit
pengukur, pipa penghuhung, dan bagian lain tetap bersih. dengan debit yang diperoleh dari tinggi muka air aCl
Aliran air terse hut harus dijaga tetap rendah sehingga tidak persamaan 1. Pengulangan proses untuk hchcr3
menimhulk<m pcningkatmt dalam tabung pengukur muka muka air akan menyatakan apakcth diperlukan pen
air. titik 0 atau pengatunmjardk. Pengulang<m titik-ti ·
akan membcri informa<;i ketepatan sistem.

174 Bagian 8: Bendunx. Bendungan, Sungai, Jrigasi, Panwi.


SNI-o3-6455.5-2000
SK-5NI·M-22·2ooo-03

1\IETODE PENGUKURAN DEBIT SALURAN TERBUKA


DENGAN Al\-IBANG AJAMPERSEGI PANJANG
1- Ruan~ LinJ!kup 11) Aliran super kritis adalah alinm deng;;m kecepat<m lehih
.letodc pcngukuran de hit pada salurcm tcrhuka dcngan aJat ukur bcsar dari kccepatan kritis atau biiiDJgan Froude > 1.
tllhang tajam pcrscgi panjang dimaksudkan untuk mcngukur
.. ebit ;ur dan air limhah. 12) Aliran suh kriti.o;; adalah aliran dengan kecepaLan lcbih
~ang lingkup yang dihaha." dalam mctodc pcngukuran ini kccil dari pada kecepat<m kritis at<m hilcmg<m Froudce-1.
~liputJ:
• Pengguna<m gangguan dan peraJatan; 13) Aliran tidak sempurna adalah aliran mclalui mnh<mg
.. Bent uk dan ukuran dimcma tinggi muka air udik dipengaruhi oleh tinggi muka
• Kontraksi mnh<mg air hilir.
• Lokasi pcngukuranm tinggi muka air:
• Debit dan hata.'i<Ul penerapan; 14) Muka air hilir adalah kctinggian muka air hilir di lok<Lo;i
• Rongga udara; tertentu hilir ambang .
• Saluran masuk/pengraraJ1;
~ Aliran tidak scm puma 4. Penggunaan, Gangguan dan Peralatan
• Tahung pengukur dm1 pcnghubung; 4.1 Penbwunaan
- Kalihrasi. I) Am bang tajam merupakan alat sederhana dengan potensi
untuk pengukuran debit yang sangat tepat. Dengan
l.Acuan penentuan hentuk bagian limpasan yang tepat, dapat
ASTM D 5242-Y2 Americm1, Standard Test Methods for open- ditentukan jumlah debit; rekomendasi metoda uji ini
Chmmcl Flow Mea.'iuremenl of water with Thin-plate weirs. berdasar pada percobaan dengan renumg debit dari 0,23
Lis s<Ullpai dengan 1400 Lis.
l. Pen~ertian 2) Ambang t~jmn khususnya tepat digunakan untuk air dan
Behcrapa pcngcrtian ym1g herkait<m dcng<m metodc pcngukumn aum air limbah, pada lokasi dimana dipcroleh perbedacm
dehit ini yailu: tinggi muka air y<mg cukup (aliran scmpurna).
I) Mereu amhang ukur adalah bagian sisi puncak mnh<mg
l<ljmn hcrhcntuk scgi empat; 4.2 Gangguan
1) Kemungkinan tet:iadinya endapan di bagian udik ambang
2) Tin~~i muka air adalah ketinggian muka air di atas tilik dapat berpengaruh terhadap debit ym1g diukur.
tcrtcntu misalnya mercu mnbang; 2) Amb<mg tajmn hanya dapat diterapkan untuk alinm pada
saluran terbuka .
3) Loncatan air adalah pcruhaJmn mendadak dari aliran
super kritis kc sub kritis atau aliran tenang; 4.3 Peralatan
Kelengkapcm bangunan ukur mnbm1g t~jmn terdiri dari dinding
4) Nappe adalah garis arus bawah dari ambang. saluran, tubuh am bang, pelat am bang, dm1 alat ukur tinggi muka
air.
5) Celah aliran adalah hagi<m limpasan mnbang tajam Instrumen kelengkapan pendukung terdiri dari pengukur tinggi
persegi panjang deng<m kontraksi smnping; muka air manual dan otomatis untuk mendapatkan debit sesaat
dan hidrograf.
6) Kelengkapan pokok hangunan ukur adalah mnbang
hendung dimltaranya celah; 5. Bentuk dan Ukuran Ambang Tajam 5.1.
Bentuk Ambang
7) Pelampung dugan air adalah sebuah pclrunpung dalmn Bentuk pemunp<mg pelimpah aliran dari amb<mg ta,jmn yaitu
air untuk mengukur kedalaman yang biasanya penampang pelimpah herbentuk empat pcrsegi panjang.
dig<mtungkml pada konsol; Selanjutnya bcntuk penampang dapat dipcrhatikan pada
Gmnbar 1. (I nun 2nun) S31111l31
8) Kelengkapan pendukung adalaJ1 aJat untuk mengukur
ketinggian muka air tipe normal dan otomatis yang
dirapatkan di udik mnbang;

9) Tahung pengukur muka air adalah sehuah tabung


pcnampung air dengan permukaan hehas kcdl yang
dihuhungkan dengan salurm1 masuk di bagian udik <Ullb<mg
sehingga dapat dilakuk<m pengukuran kedahUllan (tinggi
muka air) dahUll keadaan dimn;
Pcnampan& punc.ak amban& (A-A)

10) Aliran kriti.-. adalah alimn dengan kecepat<m kritis dimana


energi spesitiknya minimum atau bilangan Froude - 1 p~ 1 \amp:m& p::lunpah omNu11DJG11l tmpa' 111:r541 pa•lja.ng

Gmnbar 1.
Amb<mg t<1jam persegi pm~j<mg

Bagitm 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi. Ptmlai. 177


SNI 03-6455.4-2000

Lampiran n
Contoh Gamhar

Gam bar contoh bentuk potongan saluran


dan mercu pelat ambang

\UOARA

M.A.\1.
),.. 5 CM OIBA\VAH
AM BANG

M.A.H.

T
•.

Gambar contoh rongga udara di bawah pelat ambang

176 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI-03-6455.5-2000

l Batasan Penerapan kondisi aliran tidak sempuma, tidak cukup memadai untuk

f
{ubungan dehit sebagaimana ·disebut di butir 8.I dapat sebuall metode uji standar. Selanjutnya kondisi alirm1 tidak
ilerapkan untuk kondisi-kondisi: sempuma memerlukan tinggi muka air Ulmhahan (relatif
-/P5.2 terhadap mercu aUlu ujung sudut) diukur di hagiru1 hilir run hang
2: O,fJ3 m sehingga tingkat rendaman (ratio tinggi muka air bagicm hilir
2: O,I5 m terhadap tinggi muka air udik) dapat ditentukan; pengukuran
.2: O,I m tersebut harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
terpengaruh oleh gangguan-gangguan yang tcr:jadi di bagian
lfalaupun secant prinsip persamaan I dapat diterapkan pada hilir lirnpasan. Perkiraan ratio tingkat alirru1 tidak sempuma
Jltndung hesar, persamaan ini y~mg menjadi dasar pcrcoha<m- sampai sempurna, Qs/Q, dimana Q adalah debit hitungan
tercoha<m mencakup juga panjang ben tang mercu smnpai I ,2 keadaan aliran sempurna dari tinggi muka air udik, dapat
pt dan rnencapai ting<>i di ata" rnercu kira-kira 0 6 m· dianjurkan diperoleh dari Tahel 1. Tabel mcnyatakan hahwa akibat
1opaya nilai-nilai ir'lttidak terlampau jauh dil~np;ui. · pengaruh ketidak sempumaan alirm1 pada runhm1g Uljmn segi
tiga lebih kecil dari pada yang tcr:jadi pada mnhang empat
9• Rongga Udara persegi panjang.
Untuk rncnccgah tcrjadinya aliran melekat pada dinding run bang
(Nappe clinging) dan agar pengudaraan yang tepat dan tetap I1.1 Ditekankan hahwa Tahel I herdasarkan pada percohaan
dapat dipertalumk<m maka tinggi air hilir harus selalu herada terbata". Untuk am hang empat pcrsegi panjang ketepatan
~ekurang-kunmgnya 0,06 m di hawah mercu <unhang. mungkin tidak lehih haik dari 5% ratio terendmn, di atas
at<tu kira kira 0,50 dan kecil dari harga HIP. Ketcpaum
10. Saluran Masuk/Pengarah untuk ambang segitiga 90° tidak dapat diukur tetapi
JO.I Am hang tajam persegi panjang ini sMgat peka terhadap diharapkan hahwa ketepat<m tersehut lehih haik dari pada
kcadaan air masuk, oleh schah itu alinm harus tenang d<m y<mg terdapat pada mnh<mg empat pcrsegi panjang.
terhagi secara merata dalmn pemunpang saluran supaya
kondisi aliran mendekati hubung<m dehit ym1g diperoleh 12. Tahung Pengukur dan Penghuhung
berdm;arkan percoba<m-percohaan. Untuk tujuan tersebut 12.1 Tabung pcngukur muka air dim1jurk£m untuk pengukunm
distrihusi kecepaum alirm1 harus mcrata, saluran harus tinggi muka air ym1g tepat; itu diperolch jik<t digunakan
cukup panjang, lurus dan permukaan cukup licin. pelmnpung bcrhentuk selinder ym1g ditop<mg ti<mg atau jika
Sayangnya tidak terscdia panduan kuantitatif secant pennukacm air dalmn salunm hergelomh<mg atau heriak.
mcnyeluruh untuk rnclaks<makml <mjurmHmjunm tersehut. I2.2 Laban sisi tahung pcngcndap ditentukan oleh persyaratan
Salah satu sumdar rnenyarank<m pat~j<mg saluran rnasuk pada instrumen sekunder. Tahel I. Korcksi keadaan
yang lurus sebesar 10 kali Iebar saluran (lihal Gmnbar tercndmn
contoh pada Lmnpiran B) jika pm1jm1g mnh<mg lehih hesar
dari setengah Iebar saluran (lihat Gambar contoh pada Ra"io Qs/Q
Larnpiran B). Akan teUtpi kelokan saluran di hagian udik Tercndmn Pcrsegi panjang
atau pelebaran tiha-.tiha denganjelas akm1 rnempcrpanjang
persyaraum saluran masuk ini. Oleh sehah itu kctepatan 0 1,000
alinm masuk bias~mya harus diperlihatkan berdasarkan 0, I 1.007
k<L"us per kasus dengan menggunakan kecepatan halik 0,2 0, LJ7X
dalmn situa"i yang serupa alliu perkiraan ;malisis. 0,3 0,93LJ
0,4 O,XlJ5
10.2 Pada heherapa keadmm dapal digunakcm pclal-pclat untuk
0,5 O,X42
melancark<m penyeharm1 kecepaum. Pclat-pclal terschut
0,6 O.X42
harus diternpalkan lehih dari 10 H kc arah udik lok<L"i
0,6 0.77X
pengukuran tinggi muka air.
0,7 0.6LJX
10.3 Jika aliran dalam saluran super kritis instalw;i harus di O,X 0.5XlJ
desain sedemikian rupa sehingga loncatan hidraulik 0,9 0,435
terhentuk sekurang-kurangnya 30 H di hagian udik d;m
keseragmnan penyebarm1 kcccpal<m harus dipcriksa. Schagai contoh ru;mg hcrsih antara pclmnpung <.l;mtcmhok
10.4 Bentuk salunm; lehih diuUtmakan salunm masuk bcrhcntuk tabung pengukur muka air harus sckurang-kur;mgnya 3
empal persegi sekitar arnhang. Akm1 tctapi hcntuk y<mg em dan harus ditingkalk<m s;unpai 7.6 ern j ika tahung
lain dapat diterima asalkan kondisi kontraksi pcnuh pcngukur terhuat dari hcton atau hahm1 k<L'i<tr lain. <.limnctcr
terpenuhi dan luas pcnampang saluran sekurang- pelmnpung scndiri schagi;m ditcntuk;m olch log error y;mg
kurangnya sama hesar dengan hagian cmpal pcrscgi diizinkan. Ala! sensor lain juga dapal mcncntukan
p<mjmtg yang tcrkecil yang tcrjadi pada kontraksi penuh. pcrsymat;m ukuran tahung pcngukur d;m luas maksimum
Salur<U1 empat persegi pmlj<mg dipcrlukan pada mnh;mg h<trus dihatasi. Tinggi tahung pcngukur muka air h;mts
persegi pm1jang hertekan. mencukupi, untuk mengantisipasi pcrhcdaan tckanan yang
tclah diketahui.
11. Amhang Pada Aliran Tidak Sempurna 12.3 Tahung pengukur muka air d:m pipa pcnghuhung hams
Bagian ini memheri informasi tcrhatas mengenai kincrja anti hocor. Juga harus dilakukan pcmhcrsihan dan
amhang pada aliran tidak sempurna akan tetapi sangat penggelontor;m tahun!! pcngukur muka air maupun pipa
dianjurkan hahwa instalasi mnh<mg tajmn segi tiga didisain pcnghuhung untuk mcmhuang hahan padal yang
untuk aliran scmpuma. Ini karena data dasar percohacm untuk tertumpuk. Dianjurkanju!!a untuk mcnamhahkan air tx·rsih

Bagian N : lkndung. Unulungmt. Swtgai. lrigasi. l'alllai. 179


SNI-03-6455.5-2000

5.l.llkuran dan Pt•rs~·arahm Pclat Amhung 4) Kontlisi kontr<tksi sebagian yang dijaharkan oleh meta
I) Kctchalan pclat puncak pada arah ali ran harus hcrukuran uji ini dapat dilihat pada butir 8.2.
kira-kira I sampai 2 mm: hatas hawah y<mg dipcrlukan
untuk mcn~urangi kcmsakan hcrpotcnsi. dan hatas alas 7. Lokasi Pengukuran Tingbri Muka Air Lokasi pcngukm
dipcrlukan untuk mcnghindari kcsalahan hasil tinggi muka air H, diukur scbagai kedalmnan di atas elevl
pcrhittmgan. Untuk petal dcngan kctchalan lchih dari 2 mcrcu. Pengukuran tcrschut harus dilakukan pada jarakl
mm. pclat hams dihuat dari hahan logam hal us atau hahan bagimtud!k mnb<mg yang smna deng<m.4Hn~ax sampai.den~
lain dcngan kekuatan dan pcnnukaan rata yang sama. 5 H max dun ana H max merupakan tmgg1 muka alf ud
Sudut di hagian udik limpasan hams tajam dan hams rata. tn<tksimum.
tidak kasar. dan tcgak Iun1s tcrhadap pcnnuka.an amhang.

2) Ridan~ pl'lat amhang tapnn hams vcrtikal dan tcgak Imus


tcrhadap dindin~ saluran.
<!
..J
3
2 - f.- r..
\
-o
-I
3) Am han!! tajam scha~ai hcndung hams terpasang dcngan -2
kuat dalam saluran schin~~a tidak tcrjadi kehocoran di
0 0.20 0.-40 0.60 0.80 1.00
sckdilin~nya. dan dapat dihuatmang di lokasi di hilir. l/8
Gmnbar 2. Penycsuai<m panjang mercu, AL
4) .I ika pclat lchih tchal dari 2 nun. maka kclchihan hid;mg
di ha~ian hilir sisi limpasan harus diukm pada sudut R. l>ehit dan Batasan Penerapan
sckuran~-km;m~nya 45'' scpcrti tcrlihat pada Gmnhar I . R.t Rumus Dehit
.lika ditcmukan kontraksi sisi. scmua pcrsyaratan sisi Debit, q, yang mclimpah di atas mercu mnbang tajmn em
metoda uji ini hcrlaku untuk sisi maupun mcrcu. Sisi-sisi pcrscgi panjang yang memenuhi persyarat<m yang terccmt
harus tc~ak Iun1s tcrhadap puncak d<m puncak harus rata, pada butir 5 dan maupun kondisi alinm masuk seperti dise
schaiknya dalam kcmiringan 0.00 I. Bagianudik. pel at udik pada butir 10 ditentukan dari pcrsrunaan Kindsvatcr-CarteJ
hams rata dan tegak. Rumus debit yaitu:

6. Kontraksi Amhang Q -- ( }2 ) ( 2••e) It2 C c L c ( Hc )312 ......................... ( 1)


6. I Konstraksi patla ;unh;mg adalah jika temhok sisi d;m dasar
dari saluran pcngarah cukup jauh tlari sisi hagian puncak, Kctcrcmg<m:
schingga kontraksi nappe tid<tk tcrpcngaruhi oleh hatasan g = pcrcepatan gravitasi (m/dt2)
hatasan ini maka amhang dapat diistilahkan schagai He = tinggi muka air (m)
herkontraksi pcnuh. Dcngan jar;tk lchih pcndck tcrhadap dasar Lc = p<mjang bcntang mcrcu ambang efektif (m)
atau tlintling sisi. atau kcdua-duanya. mnh<mg tcrschul hanya Ce = koetisien debit
hcrkontraksi schagian. Pcrsyaratan kontraksi lihal pada
hutir 6.2. Tinggi muka air efektif He, dihubungkan dengan muka
terukur, H, olch:
6.2 Persyaratan kontraksi He= H + 8 H
1) Bag ian limpas;m em pal pcrscgi p;mjang dapat mcmpunyai
kontr;tksi pcnuh atau sehagian atau kontraksi samping. Keterangan:
oH penyesuaian yang ditentukan berdasarkan percobaan sebaj
2) Amh;mg hcrtekan; jika tid<lk terdapat kontraksi pada sisi akibat yang disebabkan oleh kekentalan dan tegangan pemzukaan y~
d;m mcrcu ambang mclchihi Iebar saluran m;lk.a ambang berlaku untuk air pad£1 suhu normal (ki ra -kira 4-30 °C}; nilainya ic
konstcm pada 0. 001 m.
tliscbut schagai "herlehar penuh alau hertekan". Dalam
hal ini saluran masuk harus cmpat persegi panjang dan
Panjang ben tang mercu efektif Le, dihubungkru1 dengan panj:
dinding saluran harus harus menc<tkup sekurang-kuranya
terukur, L, oleh:
0,3 H bagian hilir pelat amb<mg
Le=L + 8L
3) Am bang em pat persegi panjang bcrkontraksi; kondisi Keterangan:
kontraksi pcnuh adalah scbagai bcrikut: oL = merupakanfungsi pcmjang bentang mercu terhadap ratio le
saluran, VB.
HIP~ 0,5 Nilai-nilai yang ditentukan berdasarkan percobaan oL untuk airp1
H /L ~0.5 suhu biasa terli~at pada Gambar -.~
0,08m < H < 0,6m ,
I II I 1 c.::::__,_
L ~20,3 m
P~0.3m ·"
e_..o.~on••.m....,._

v ...
(B- L)/2 ~ 2H
..
... ..

Ketcrangan:
/
"' •.• H""'"
'J.':' '

:. ~ ~--
::..-:.....-
H adalah tinggi muka air yang terukur ~.;_... f- ·-~~~-
•. , •. it
P adalah tinggi mercu di atas dasar saluran
L adalah panjang mercu
... I

B adalah Iebar saluran Gambar 3. Koefisien debit. Ce ulituk ambang tajam empat persegi panj1

178 Bagian 8 : Bendung, Bendungan. Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-6456.1-2000

\-IETODE PENGONTROLAN Sl1!\"GAI SELAMA PELAKSANAAN KONSTRUKSI


BENDUNGAN BAGIAl\ I : PENGENDALIAN SUNGAI SELAl\1A
PELAKSANAA' KONSTRUKSI BENDUNGAN

RuanJ..( LinJ..(kup mendesain kapasitas debit yang lchih kccil dan mcmhiarkan
StamLtr 1111 mcmhaha.' tcnt.ang mctodc pcngcndali;m sun,gai terjadi limpasan diatas hendungan pcngelak pada kcadaan
scLuua pdak-.anaan konstruk-.J hcnuungan untuk tcrtcntu. Pemccahan yang ckstrim ada.lah dcngan mcniadakan
rncmh~nkan ru;mg<UJ kcrja yang hcha-. uari air dan ;un;m hanguncm pcngclak d<m mcmhiark;m alir;mmelalui hcndung;m.
tcrii:Hbp h:uqir. scperti dal£llll hal konstruksi hcndungan dcngan pcntahap<:m.
tanpa adanya hendungan pcngclak.
~uan Topografi dan geologi lapangan mcrupakan faktor dalmn
SNI OJ-1731-I<JXY Tata cara Kc;un;man hcndungan pcmilihan hangumm pengclak. Hal lcrscbut tidak akan s<una
SNI 03-2515-Jl)l)J Mctodc pcrhituga.Il Debit banjir pada !em bah ym1g scm pit d<mtehing miring deng<m sungai y;mg
SNI 03- J432-Jl)l)4 Tala cara Pcncfalan h;mjir Dcsain Iebar dm1 datar. Kcadaan gcologi harus juga dipcrtimhangkan
t
dn Kapa-.ilas pclimpah untuk dal£llll desain. Penyelidik<m geologi s;mgat pcnting, terutmna
Bcndungan. untuk tcrowong pcngclak dcngan tujuan untuk mcngctahui
SNI m-34I2-Jl)l)4 Mctodc Pcrhitungan Debit Sungai kondisi tm1ah al;uni dan mcncegah tertund<:mya pelaks;ma<m.
Harian. Kctcrsediaan hahan sctempal yang sesuai (kayu, hatuan,
lcmpung, dan lain-lain) dapat mcmpcngaruhi pemilihan
Pengertian perencanaan yang optimum; misal kisi-kisi kayu yang diisi hatu
~Jerapa pcngcrtian ya.Ilg hcrkailan dcngan mctodc ini : seringkali paling efektif utuk mcmhuat bendung;m pcngclak.
~i Bendungan adalah sctiap pcnahan buat<m, jcnis urugan
1
atau JCilis lainnya, yang mcnampung air atau dapat 4.2 Pengaruh Pengoperasian Awal Terhadap Desain
· rncnampung air haik sccara ahuniah maupun buantan, Bangunan Pengelak
tcnnasuk fondasi, hukit tching tumpua11 scrta, ba11gunan Pcngisian waduk secara hertahap kad<mg-kadang diperluk;m
pclcngkap d;m pcralat<mnya(SNI 03-1731-1989) sehclum selcsainya konstruksi bendungan dan dcngan
2) Bendungan pengelak adalah bangunan pcnah;m huat<m, pertimbangan semanccun ini mungkin mcmpcng;uuhi pcnctap<m
jcnis urug;m atau jcnis lainnya untuk mcngalihkan aliran tipe hendungan dengm1 pengclak aliran.
scl;una pclaks;maan konstruksi bcndungml. 4.3 Pcngaruh Desain Bangunan Pengelak TerJ1adap tipc, Posisi
3) Pintu air pelayaran adalah hangunan pintu yang tcrletak dan B<:mgunm1 Pelengkap hendung<m.
· di suatu hagi;m sungai d;m digunak;m untukjalur lalu lintas Pemilihan tipe bendungan akan tergantung dari metode
air; pcngendalian sungai sclama pclaksanaan, misal suatu
~) Lapisan pelindung adalah lapis<m yang diguna.kan untuk bendungan urugan t.anah tidak Ia yak hila h<mgumm pcngelaknya
mclindungi salura.n agar tidak tcrcrosi a.tau tergcrus. tidak dapat menghindari lirnpasan sebelum pekerjaan sclesai.
Kadm1g-kadang lokw;i bendungan perlu dipindahkan kc lembah
4. Desain Terpadu untuk Bangunan Pengelak dan yang lebih Iebar untuk memberi fm;ilitas dal;un pelaksanaan
Bangunan Permanen bangunan pengelak, meskipun terdapat tmnhah.an volume pada
8anguncm pcngclak harus merupakan bag ian dari perencanaan bendung<m ut£lllla. Hal ini pen ling khususnya pada sungai yang
proyek, untuk itu maka besar, tidak hanya pada pembangunm1 tinggi tek;m yang rendah
!) Hmus didasarkan pada kondisi hidrologi, topograti dan tetapi juga pada tinggi tekan yang tinggi, dimana pada bagian
geologi y;mg sama dari lokasi seperti pada bendungan lembah yang lebih. sempit tidak selalu merupakan lokasi yang
utmna. terbaik, jika pembuatan bangunan pengelak terJalu sulit dan
II) Scbagian dapat ditentukan oleh kebutuhan awal mahal.
pengopcrasian hangunm1 ut<una pada tinggi tekan yang Pemilih.an dari rencm1a pengelak dapat juga didasarkan pada
berbcda. bagianlain dari bangunan pennanen disamping hendungannya
(Ill) Dapat mcmpengaruhi posisi bendungan utama. tipe dm1 sendiri. Meskipun bangunan pengelak mcrupakan bangunan
atau h;mgunml pelengkap. sementara, dal£llll heberapa hal dapat direnc<makan secara
(IV) Dapat menimbulkan pennasalahm1 terhadap keseluruhm1 keseluhuran hanya atau sebagian merupakan bangunan
konstruksi yang mungkin berpengaruh besar terhadap permanen seperti pelirnpah, bangunan pengeluaran, saluran
waktu d;m biaya pelaksanaan. pembawa air stasiun tenaga, irigasi atau hanguncm pengeluaran
V) Ha.IUs mcmpertimbangkan faktor-faktor lingkungan. lainnya.
VI) Sedapat mungkin menjadi satu kesatuan dengan bangunan Tata letak umum dan tahap pelaksanaan sering harus
permm1en di akhir pekerjaan. direncanakan pada awal pengering<m air untuk bm1gunan yang
pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama (misalnya
4.1 Pengaruh Sungai dan Kondisi Lokasi Terhadap stasiun tenaga listrik)
Pemilihan Bangunan Pengelak
Biaya dan waktu pelaksanaan konstruksi terowong pengelak, 4.4 Pengaruh Waktu dan Biaya Konstruksi terhadap
salumn dan gorong-gorong akan lcbih besar untuk sungai yang Bangunan Pengelak dan Penutupnya.
lehih besar, juga ditentukan oleh debit rencana,dimensi Selain dari pengaruh hiaya bangunan pengelak, mctodc yang
terowong dan elevasi muka air sesuai alirm1 yang dielakan. digunakan berdampak terhadap program pelaksanaan
Penghematan yang besar kadang-kadang dapat dicapai dengan keseluruhan dan biaya dari pekerjaan perm<:men.

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. lrigasi, Pantai. 181


SNI-03-6455.5-2000

dalam jumlah kc~:il untuk mcnjaga supaya tahung 13.2 K;llihrasi kelengkapan pendukun~
pcngukur. pipa pcnghuhun!!. dcu1 hagian lain tctap hcrsih. I) Boat pengukuran tinggi muka air acucm yang indiper
Aliran air tcrschut hams dijaga tctap rcndah schingga Lidak herskala atau pointgage untuk memeriksa kelengh
mcnimhulkan pcningkatan dalam tahung pcngukur muka pendukung. Pengukuran-pengukuran ini paling tc
air. dilakukan dalmn tatmng pengukur tinggi muka air ;
tahung tmnhahan jika diperluk<m. Titik 0 pada skala.
(_ 'ururun: \\iilllllf'"" amhang tajam ridak akan digwwkcm dalam a/iran pointgage harus mcngacu terhadap ketinggian mcrcu:
dt·ngcm hchcm ,·crrikal f'Odar Tc'lllf'i rcnlapaf kc'lllllllgkimm te1jadi ujung sudul.
f'CIIWIIf'llkcm nulaf'clll jika dilakuka11 f'C'IIgolahcm air limhah 1111T11k
it11 har11s ditamhah alai t•cml>ila.,·. 2) B<mdingkan tinggi muka air acucm dengan tinggi m
air ym1g tcrlihat pada kelengkap<m pendukung. Jika ba<
12.4 Bukaan pada tcmhok sisi saluran schagai pcnghuhung pada alat sekunder adalal1 dalmn debit b<mdingkan d
langsung dcngan tahung pcngukur muka air atau mclalui pipa tcrsehut dcngan debit yang diperoleh dari tinggi muk;
hams sckur<mg-kurangnya hcrada 0,06 m di hawah muka air acuan pada pcrsmnaan 1. Pcngulangan proses ur
minimum dan mcmpunyai sam hungan tcgak lurus dcngan hcherapa tinggi muka air akan menyatakan apa
dinding. Dindin_!! tidak holch kasar Csckurang-kurangnya smna diperlukan pcnyesuaian titik 0 atau pengaturan ja
dcngan pcnnukaan hcton yang ha.Jus) U<Ul hcrada pada radius Pcngulangan titik-titik terpisah akan mcmberi infofll
sckur<mg-kurangnya I 0 ka.li dimnctcr luhang sckcliling pusat kctcpal<Ul sistem.
luhang. Luhang atau pipa hm·us cukup kccil untuk mcmhasahi
pcnnuka<:m sccara cfcktif tctapi jang<m tcrlalu kecil schingga 13.3 Kalihrasi sistcm secara kcseluruhm1
mcnychahk<Ul hmnhatan pada a.liran atau s<mgat sulit untuk tclap 13.3.1 Mctode; cara untuk mengkalibrasi amhang t
tcrhuka. Untuk aliran air hcrsih y<mg cukup tetap dipcrlukan dipelajari pada metode uji D 3858).
di;unctcr schcsar 1.3 em. Jika alinm deras mal<a ukuran pipa
pcnghuhung y;mg dipcrluk<Ul untuk mcmhatw;i air dalcun tahung 13.3.2 Tidak terdapat metoda kalihrasi tunggal yang <
pcngukur muka air dapal ditcntukan hcrdasark<:m prinsip-prinsip digunakan untuk scmua situasi lapangan, dan sering mf
hidraulik. yang tercantum pada butir 12.3.1 dapat dipertimban~
Misalnya tabung dan pipa penghubung yang tepat u
12.5 Kelen~kapan Pendukung kalibrasi volume secara langsung untuk aliran besar ja
12.5.1 Sistcm kclcngkapan pendukung untuk melakukan tersedia, maupun misalnya alat ukur dehit acuan, alat
pcmantauan kctinggian muka air secant terus-mcnerus venturi atau orifice, hanya dapat digunakan jika terscdia:
sckunmg-kurangnya memcrlukan alat ukur kedalmnan (tinggi masuk yang tepal. Penentuan metoda yang dapat digun
muka air) dan schuah pencatat ym1g memungkinkan pengguna .menentukan kalihrasi aliran dengan pengulangan u
untuk menentuk<m debit dari hubung<m tinggi muka air-debit. menentukan hubungan tinggi mukaair-debil. Pengukunm ~
Cara lain adaJah bahwa sistem kelcngk<:tp<Ul pendukung dapat muka air selmna uji coba dilakukan dengan menggunakar
mcnguhah tinggi muka air terukur mcnjadi debit yang lercatat, ukur skala. Lakukan kalibrasi pada kelengkapan pendul
atau kcdua-duanya d;m mcnjumlahkm1 aliran untuk seterusnya secara terpisah sehingga dikemudian hari pemeriksaan ki1
mclcmjulkan infonnasi kc lokasi pusal. hanya perlu dilakukan pada kelengkapan pendukung asll
kondisi ym1g mencakup kelengkapan utama tidak berubal
12.5.2 Pcngukunm tinggi muka air secara terus menerus dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa tipe alat ukur, tetapi LampiranA
tidak terhatas pada alat-alat terschut yaitu: Daftar Istilah
1) Pelmnpung, misalnya jenis bcrbentuk silinder a tau scow.
2) Alat ukur sensor bertekan, misalnya buble tube, diaphragm Ambang Weir
gage d<m Ambang tajam segi tiga : Triangular weir
3) Alat ukur sensor elektrik, misaln ya resistcmce, capacil<Ulce,
Kontraksi contractions
oscillating probe.
Pelat am bang Weir plate
13. Kalihrasi Debit Discharge
13.1 Diperlukan kalibrasi di tempal untuk seluruh sistem Koetisien debit Discharge coefficient
a.mbang ta,jam segi tiga supaya diperoleh ketepatan jika tidak
Pengudaracm Aeration
terdapat standar tertentu. Kalibrasi kelengkapan pendukung
sudah cukup asalkan mnbang memenuhi se.mua persyaratan Tabung gelembung Buble gage
pembual<Ul Dinding ukur Diaphragm gage
Tahanan Resitance
Kapasitas pengisian Capacitance
Deteksi oksilasi Oscilating probe

180 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03-6456.1-2000

Melak:-.anakaiJ pcmbangunan pek.erjaan pennanen h) Pelaksanaan bangunan pennanen di alur sungai ini
Mcnutup alur pengelak.. mulai penggenangan (penutupan dilakukan pada bagian yang kering diantara kedua
sunga~ ,cJc:-.ai) bendungan pengelak hulu dcu1 hilir. bag ian sayapnya dibuat
catihan aJiran sngai k.e alur sementara dan ak.himya menuUlp pada tebing sungai. Ujung tebing kiri dari stasiun temmga
.gelak untuk mulai penggenangan, hiasanya merupakan listrik, dengan ruangan untuk tiga set generator,
,iaJan ya~1g kritis. dan perlu adanya stmJi sccara cennaL Harus ditempatkan dibclakang bangunan pengendali saluran
&.'itikan hal1wa alur pengelak. sudah siap setclah tanggul pengelak dan pelaksanaanya harus menunggu penutupan
utup :-.ementara dibangun, bila tidak aliran sungai ak.an saluran.
ajadi terhcndung dan aliran tidak dapat dialihkan.
5.2 Pengelakan Tahapan Ganda
J,. Banuunan Pengelak 5.2.1. Urutan Pekerjaan
•mponcn ut.-una untuk hangunan pengelak dengan metode Pada kebanyakan pengelak pada sungai-sungai yang Iebar,
apan lUng gal dapal dilihat pada gam bar I. Terowong, saluran pcngelak<m harus dilakukan dalcun beberapa tahapan dan haJ
u gorong-gorong pcngelak mengclilingi daerah pelaksanaan ini merupakan cara pelaksanaan yang paling umum dilakukan
truksi yang dilindungi oleh hangunan pengelak hulu dan pada wak.tu ini.
ir. Satu alur atau lchih mungkin dipcrlukan, sehingga sering Untuk metode pengelak dengan dua tahap, urutannya sebagai
· kedua tebing sungai digunakan. berikut:
da lcmhah hatuan yang sempit diplih terowong, sedangkan a) Laksanakan pembangunan bendungan pengclak yang
ron-gorong atau saJuran digunak<m pada sungai yang Iebar biasanya diperpanjang sampai di alur sungai untuk
datar atau hila batucm terlalu lemal1 dan tidak etiseien untuk menyediakan ruangcu1 kerja yang kering agar konstruksi
fllbuat<lll tcrowong. bangunan pengeluaran permanen dan sebagian dari
bagai contoh pengelak sungai tahap tunggal adalah bendungan utama dapat dikerjakan, penggalian dapat
bdungan Serre Poncon pada sungai Durence di Perancis, dilakukan pada tebing lainnya untuk memperbcsar
pdung<m terse but dibuat pada peri ode 1955-1960 berupa tipe penampang sungai dan menaikkan kapasitas pengaliran.
•gao aluvial dengan inti tanah vertikal, tinggi 120m, panjang b) Bangumm pengeluaran dan sebagian bendungan dibangun
cak oOO m. volume urugan 14xl06m3, dengan kapasitas pada lok<L<;;i y<mg kering di belak<mg bendungm1 pengelak.
OOm 3/dt masuk terowong miring di tebing kiri. Stasiun c) Bendungan pengelak diperbesar dm1 diperpanj<mg ke alur
taga listrik bawal1 tanah (4x80MW) juga tcrletak pada tebing sungai untuk mempcrbesar lokasi ker:ja yang kering
ri. Dua tcrowong pengelak deng<m diameter 9,30 m panjang sebelum aJiran sungai dielakan ke bangunan pengeluaran
lOrn dibuat di dalcun inti vertikaJ d<m selimut kedap air di pennanen, tetapi jika memungkinkan hal ini lebih baik
ian hulunya, mcunpu mengendaJikan aliran sungai dengcu1 dihindari.
it 1.800 m3 /dt. Kcnyatammya tidak ada bendungan pengelak. d) Sebagian atau seluruh bendungan pengclak dibongkar
lir, mclainkan hcu1ya bendungan yang lehih rendal1, yang sehingga aliran sungai dapat melalui bangunan
IJi~Imngkinkan untuk mengeringkcu1 daerah pondasi bangunan. pengeluar<m pennanen.
Athimya kedua terowong digunakan sebagai pelimpah dan e) Dibangun bendung<m pengelak tahap kedua .
.prmbucmg bawal1, dengan kapasitas maksimum 1.800m3 .dt, t) Bangunan pennanen yang belum dilaksanakan dibangun
kcmudian tcrowong bercabcu1g ke stasiun pembangkit listrik. di belakang bendungan pengelak tahap kedua ini
Contoh lain dari pengelak tahap tuggaJ adalah Bendungan ltaipu g) Penutupan sungai hanya berupa penghentian alir<m melalui
isungai parcu1a, ncunun perencaaan yang lebih rumit. Sebagian bangunan pengeluaran
dlri Sungai Par<ma membentuk batas internasionaJ an tar Brazil
d:m Paraguay. Dilihat dari tebing kancu1 ke tebing kiri, terdapat 5.2.2 Tahap Pengelakan
bagian bendungan urugan sepanjang 872 m, sebuah pelimpah Tahap utama dari pelaksanaan pcnutup<m sungai pada lembah
dcgan kapasitas 62.200 m 3 /dt spanjang 483 m, bagian dari Iebar dapat dilihat pada gambar 2 (mewakili sebuah rencana
bcndungan penahan sepanjcu1g 986 m, bendungan utama, (tipe pengelak dua tahap) Perencanaan pengelakan dengan lebih dari
bcndungan graviti berongga dengan pcu1jang 1.064 m dan tinggi dua tallap diuraikan pada butir 6.
llJ6 m) dengan sebuah stasiun pembangkit tenaga listrik Ujung bendung<m pengelak yang berhubungan dcngan alinm
kapasita...., 18 x 700 MW, dan bangunan pengendali untuk saluran air harus dilindungi dengan urug<m batu-batu besar yang berat.
poogelak 70 m dan akhimya bagian timbunan 4.278 m. Adapun bronjong, atau turap panc<mg berongga atau penuh. kccepatan
pelaksanaanya adalah sebagai berikut : aliran harus dijaga pada kecepat<m y<mg memungkinkan untuk
a) Saluran pengelak terletak antara penahan batuan hulu dan menghindari ter:jadinya erosi, perbedaan tinggi tekan antara
bilir, panjang 2.000 m. Iebar 150 m dan dalam 90 m digali di ujung hulu dan hilir mulut alinm harus selalu kunmg dari 5 m.
tebing kiri pada titik paling dalcun. Kecepatan ycu1g lebih tinggi diizinkcu1 pada tahap kedua, tetapi
bl Bangumm pengendali yang terdiri dari dua betas pintu untuk tinggi tekan biasanya lebih rendah dari pcrencanaan tcrowongan
debit total 35.000 m3/dt yang harus dibuat sebelum terjadi tahap tunggal.
limpasan pada bendungan pengelak. Ruang kerja di belakang bendungcu1 pengelak barns cukup untuk
c) Kemudian dimulai tahap pertama dari pelaksanaan penempatan alat-alat konstruksi d<m jalan masuk.
bendungan pengelak urugan batu di alur sungai. Sebagian besarbanguncu1 pennanen yang rumit, scperti sl<L<;iun
d) Bendungan pengelak lengkung hulu dan hilir dibuat pada tenaga listrik dan pelimpah, lehih haik ditempatk<m pada alur
saluran pengelak, sungai yang paling dcmgkal, dilokcL<;i tahap pertcuna. Bila kondisi
e) Penalum Batuan pada kedua ujung saluran dibongkar, topogratinya sesuai dan lembahnya Iebar, bangunan tersebut
f! Bendungan pengelak lengkung dibongkar, dan aliran dapat dihangun pada tebing diatas muka air sungai.
sungai dielakan melalui saluran, Salah satu contoh dcui pengelak dua ta11apan adaJah Bendungan
gl Bendungan pengelak urugan hulu dan hilir diselesaikan Iron Gate di sungai Danube yang merupakan rencana

Bagian 8: Bendung, Bendungcm, .\"ungai, lrigc1si, Pcmtai. 183


SNI 03-6456.1-2000

Apahila renc<ma pengendali<m sungai ycmg dimaksudkan untuk dari rintmlgcm padajalan masuk bagicm hulu (tidak ada pe1
mcmhuat hanguncm pennanen secarcl tidak beraturan, maka dan seluruh mungkin, dengan lengkungan hesar. BaloJ.
hiaya akm1 mcningkat karena memerlukcm jumlah peralatan yang dipasang di hulu mulut terowong akan menahan bel
lchih hanyak d<m pcnggunaan tenaga manusia yang kurcmg s<unpah terapung, terutama kayu yang kemudi<m dapat di;
efisicn. Pcnundaan pelaksanaan pckerjaan pengclak dapat ke hilir lcwat darat (kadang-kadang dibuatjalm1 khusus
mcnimhulkm1 tcrtundanya pcnyelcsaian proyek sampai satu keperluan tersebut.
tahun pada sungai y<mg alirmmya dipengaruhi oleh musim.
Olch karcna itu dalam pcmilih<m penat<tml pekerjacm pengelakan 4.5.4 Areal Waduk
sungai, pcrlu mcnitikhcralkan pcrhatian pada pelaks;.mam1ya Pemindahan penduduk, kegiatan penambanga
scperti waktu y<mg diperlukan dalmn mohilisasi di lokasi kerja, pengambilcm bahan diareal waduk dapat mcnunda pe~
pcnycdiaan hahan dan peralatm1 terutama untuk pengelakan pengelakan sungai, dan membatasi h~ju kcnaikan muk<
sungai melalui alur scmcntara. pcrmasalahan pada s<ml
konstruksi lehih banyak dijumpai daripada pada saat desain. 4.5.5 Kualitas air di hilir
Pelaksanaan pekerjaan dapat berpcngaruh scrius ter
4.5 l<'aktor Lingkungan kualitcL<; air sungai secanl tiski maupun biologis. Pada
4.5.1 Lalu lintas Sungai perencanaan bangunan pengelak, pennasalah<m terseb
Pada hchcrapa daeral1 lalu lintas sungai mcmpunyai permmn diperhatikan dan dapat diadakan langkah-langkal
pcnting dalam hidang ekonomi, karena itu pcrlu diatur agar diperlukan untuk mengurangi hingga mencapai tingkal
lalu lintas ini tidak terganggu selama pelaksanaan pekerjaan. ycmg dapat diterima oleh pengguna air di bagi<m hilir.
Cara yang paling umum dalcun penyelesaicm permasalahan
adalah dengm1 membuat h<mgumm perm<men di alur sungai pada 4.5.6 Sistem Peringatan Dini
Lahapcm yang tcrpisah, dikclilingi dengan bendungan pengelak Diawal pelaksanaan harus diadakan perencanaan
yang diperlukan. Dalcun suatu proyck dua tahap dari tipe peringatml dini sehingga baik man usia maupun peralau
ini,pada tahap pertama dibm1gun hendungan pengelak semi dievakuasi pada waktu yang tepat bila terjadi baj
lingkarcm pada setiap tebing dcngan membiarkcm tengah alur terlampaunya kapasitas bangunan pengelak. Tanda per
bebas untuk lalu linut-., dm1 menyediakan loka-.i ketja yang harus dipascmg di hilir bila dikhawatirkan bcndungan p
ny<un<m untuk haig<m-bagicm dari banguncm permcmen terutmna akan hcmyut. Sistem peringaum dini harus dilcngkapi
pintu air pelayaran. Pada tahap kedua bcndungcm pengelak peta genangan d~m rencana evakusi.
dihilcmgk<m agar pintu air pelayanm dapat dimasuki lalu linms,
dan hendungan pengelak haru dihuat ditengah sungai utuk 4.6 Penyatuan dalam Bangunan Permanen
menyelasaik<m peket:iaan. Terowong pengelak, gorong-_gorong dan lain lain
Metode altematif untuk menghindari terhentinya lalu lintas keseluruhm1 atau sebagian scring menjadi satu kcsatucm
sungai yaitu dcngcm memhuat hcmgunan beton seperti pintu air bcmgunan pennanen, sering kali digunakan schagai ha;
pelayaran pada daeral1 kering pada bagian tepi dari saluran pembuang da-.a. pipa pesat, atau pelimpah.
dengan elevasi muka air rcndah, dengcm mnggul kecil untuk
melindungi hila tct:iadi hat~jir. Dengan demikian perahu dapat 5. Tahapan Pengelakan
mclalui pintu air pelayaran, salumn dengan elevasi muka air Pelaksanaan bangunan penncmen pda alur sungai dap<
rcndah dapat ditutup dengcm hendungan permanen. atas 3 cara:
- Pengelakan sungai dan pelaksanaan h<mgunan pc
4.5.2 .J alan Ikan dilakukan dalmn satu tahap. Dua bendungm1 pcngf
Pada hangumm pengelak sering diperlukan adanya saran untuk lebih dapat dibangun dengan mcngclakan alirar
jalcm ik<m. Salah satu pilihan adalah deng<m membuat pipa amu melalui beberapa alur yang berbeda pada I
saluran khusus denganjalan ikan, tempi pilih<m tersebut cukup pelakscmaan yang berbeda.
mahal. Altematif yang murah adalal1 dengan membuat tmlgga - Bagian dari bangunan permancn diatcL-; muka air sunj
ikcm pendek d<m suatu kohun pada bagicm hilir, menyediakan dibangun secara tcrpisah dari hagian h<mgumm yan1
jalcm masuk ke terowong pengelak uuuna atau salurcm. Aliran pada alur sungai.
harus tidak terlalu cepat, dcm bila alircm scmgat ccpat, digunakcm
tanki angkut tuntuk mcmgcmkut ikan ke hulu yaitu ke sumur di 5.1 Pengelak Tahapan Tunggal
atas lapang<m ket:ja. Schagai pilihan lain umgki angkut tersebut Mctodc tahapan tunggal tcruuuna digunak<m pada lcmt
digunakan sehuna pclaksmmm1, ini merupakcm pilihcm yang sempit.
sering digunakan
5.1.1 Urutan Jlekerjaan
4.5.3 Sampah Terapung Pekerjaan pengelakan hiasanya dilakukan dcngad
Kadang kadang perlu diatur agar hatcl kayu atclu sampah berikut:
lainnya dapat lewat bangunan pengelak tanpa teerjadinya a) Melaksanakan pembangunan hcndungan r•
penyumhat<m atau pengunmgan kapasitcls pengelak. smnpah schagian tuntuk memungkinkan pclaksana<m ~
tersehut mungkin dialirk<m mclalui tcrowong pengelak, tetclpi pengclak,gorong-gorong, saluran dau h~
bil dipcrkimk<m terdapat tumh<mg<m pohon tertentu, perenccma pengcndali,
harus menjamin hahwa tcrowong mempunyai dimensi yang b) MelaksaruOOm pemhangumm tcrowong pcngclak,
longgar dcng<mjagaan yang cukup an tara pennukaan air heh<L" gorong, salurcm dan bangumm pcngcndaJi.
dan puncak terowongan,hcton dengcm lapisan pelindung hila c) Mengalihkml aliran ke alur tersehul.
·· tererosi. he has dan puncak terowongcm. hcton d) Melaksanakan pemhangunan hcndungau pc
_ ... 1. ,,,ts;ul pelindung hila hatuan mudah tererosi. bet-a' scutuhnya

182 Bagian X: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI 03-6456.1-2000

,A Jalan Masuk 6. 1.9 Hidraulik


cd; 1 sungai hc!-.ar. kadang-kadang cukup sulit untuk Terowong dan gorong-gorong dapal dircncculak.cul sehagai alircm
:~~z!buhungk;m antara sungai dan hangunan pengelak dalrun tertekan atau aliran terbuka. pada aliran terhuka. terowong dan
~u yang tcrscdia. sehingga mungkin timhul ma.,alah dalam gorong-gorong tidak holeh dialiri lehih dari 70 lk luas
~.am dan pclaksanaan kontruksi hangunan utama. penrunpang untuk. dehit hcmjir rencana. atau 80~ hila hanjir
rencana ter:jadi pada waktu yang s<mgat singkal. Akan tetapi
J.!; Waktu l'elaksanaan dimensinya akan jauh herheda dari ukuran optimum secara
18k:saanaan tcrowong pada hatuan jelek akan merupakan teoritis hila digunakan penutup standar atau pintu. Dimensi
yang lamhat hila dipcrlukan pcnopang dan lapisan
;t~·.!s dapatjuga dipcngaruhi oleh petimhangan lain, misal pepohonan
iudung. yang mengrunbcmg, sampah, alau ikan. Ruangan beh~L" diatas
aliran dan lubcmg angin harus disediak~m.
•.h Ternwnn~
Kemhar Terowong dan gorong-gorong dapat juga direncanakan untuk.
~uali pada sungai yang lehih kecil, terowong kemhar (misal. aliran super kritis tetapi kedalmmmnya tidak boleh mendekati
r1U pada sctiap tching) sering digunakan untuk alasan kedalaman kritis untuk mcncegah terjadinya pukulan
unanan dan kcmudahan. Pelaksanaan pemhuatan terowong gelombang pada langit-langit dan menimhulk<m gelombang
1 pintu mm;uk di udik sering mcrupakan langkah yang kritis. tekanan. Loncatan air harus direncanakm1 agar ter:jadi di hilir
Jruna ukuran tcrowong ditentukan tcrutama oleh debit hanjir mulut terowong atau gorong-gorong.
1iuna maksimum dan tidak herdasarkan debit yang ter:jadi Perma.,alahan tluktuasi tek.anan karena adm1ya alir<m semen tara
~:t sm1t itu. maka aliran sungai dapat dipindahkan segera harus dicermati. Perenc~ma harus yakin hahwa peruhal1an dari
1elah tcrowong pcrtama selcsai. Terowong lain yang hanya aliran terhuka ke aliran tertekan ber:jalcm deng<m transisi yang
K:rluk<m untuk mcmindahk<m debit yang lebih besar, dapat mulus. Dua buah terowong tcmpa lapisan pelindung di Fos Do
rf)uat sedikit lehih tinggi agar pelaksanaanya tidak Areia dan Saito Santiago di sungai lguacu Brazil merupakan
,mggunakan pintu di hulu yang cukup mahal dan tidak contoh yang bagus d<m menunjukcm keuntungm1 c.Iari terowong
1lmhutuhkan pcnundaan waktu yang lama. Program yang didesain dengan aliran pcnuh.
~~tk.sanaan terowong dapat juga dipcrhaiki dengan membuat Bentuk pusaran pada terowong atau mulut gorong-gorong harus
bgumm penutup di udik pada saat debit kecil setelah terowong diperhatikan dan dikendalikan bila perlu. Hal ini biasm1ya tidak
ifperasi k<m. begitu masalah pada b<mguncm pengelak sementara.
Sejenis k.olam olakan bia.,nya diperluk.an du ujung hilir. Saluran
1·.1. Gorong-goron~ melehar kadang-kac.lang diperlukan untuk memulihkan tinggi
rowong sesuai diterapkan pada batmm yang hagus, sed<mg tekan kecepatan dan meningkatk~m efisiensi aliran seperti pada
tong-gorong hcton pada pondcL'\i hendungan lehih seseuai Bendungm1 Serre Poncon.
.hapk<m jika hatuannya jclek dan pada Iem bah yang cukup Model Hidraulik mungkin s<mgat bcrguna dal<un pengujian
tar. Ak;m tetapi biaya konstruksinya ak<m tinggi. Gorong- masalah ini.
1tong sepanjang kin1-kira 200 m diperkirakan untuk setiap
bit 1 m:l/dct diperluk<m heton hertulang minimum 20m3. 6.2 Saluran
laks<macm galian ponda"i ~apat terganggu, dan mungkin juga Salumn pengelak kebanyakm1 digunakan pada lembah Iebar,
a masalah pada hidang kontak dengan ini urugan. Gorong- karena dengan kecepatan aliran yang tinggi menyebabkan
.-ong dihangun pada daerah kcring di belak<mg bendungan terowong- atau gorong-gorong menjadi tidak. ekonomis.
11gelak dm1 bila sudah siap, alinm sungai diahlihkan melalui Grunhar 4 mempcrlihatkan tipikal penataanya.
jJ·ong-gorong dan gorong-gorong dapat ditutupi sepcrti Saluran alami a tau alur dasar kadang-kadang c.ligunakan, tetapi
tlUtupan pada terowong. pada kenyataanya kasus diperlukan penggali<m. Bila saluran
tersebut cuk.up dalam perhalian khusus diherikan pada
f.8 Penyatuan dengan Bangunan Permanen kemungkinan diperluk<mnya lapisan pclindung pada scluruh
ic:ara sebagian atau kcseluruh<m tcrowong pengelak biasanya atau sehagian dari sa.lunm, dan kemungk.imm adanya resiko
flat digunakm1 menjadi bangunm1 penmmen misalnya sebagai longsomn atau runtuhnya lehing, walaupun pac.Ia batmm yang
,Jilgumm pcngeluanm, tcrowong pemh<mgkit tenaga listrik atau hagus. Oleh karcna kecepat<m rata-rata umumnya kunmg dari
:ihmpa.h, Hal ini k.hususnya pada bendungm1 urugm1 tcmah 10 rn/dt d<m kehanyak.m1 volume gal ian bcrada diatas muk.a air
!llmhar 3) ym1g dcsainnya lcbih sulit dari pada bendungan saluran, sering diperlukan galian sebanyak 200 m3/setiap m3/
~on. del a.liran. Kek.edap<m air pada dinding saluran dan lapisan
:tnghematan biaya yang berasal dari hal diatas mungkin lindung dapat dicapai deng<m menggunakan be ton, tetapi dapat
:lmbang dengm1 tcunball<m harga satuan akibal bentuk yang jugadigunakan bah<mlain (lurap, Urug<m batu. pasang~m hatu)
:bih rumit atau adanya penambahan waktu pelaksanaan. Saluran bcrpenampang bcsar pernah dibuat dari kayu
.pabila diperk.irakan penghematan yang dipcroleh hanya (Bendung<m Canyon Ferry. USA)
:rhatas, maka lehih baik. pekerjaan-pckerjaan tersebut Apabila bebcrapa tipe aliran tidak mcmungk.inkan untuk
ilaksanakan sendiri-sendiri. dihitung model hidraulik pcrlu dibuat. Kcadmm alircm d<m resiko
:~rowong k.cmbar ak<m lebih mudah dialih fungsikm1 scbagai gerus<m okal adalah pcnting, dan dalam bcbcrapa hal pcrlu
111gmm perm<men, k.arcna satu lerowong dapat difungsikan perlindung<m terhadap erosi. Kcada<m ali rem pada hag ian masuk
.'hagai h<mgumm permanen sed<mg lainnya letc1p digunak<m dan bagian k.eluar dengan bagian yang mcruncing
,atuk mengelak<m alinm pada SCUll debit rendah. Gorong-gorong menggmnbark:m belok.~m tajmn dcng<m rcsiko gcrus<m lok:ll
~ton dapatjuga digunak<m sebagai bangumm penmmen unluk yang sangat linggi, bias<mya memerlukan pcnclilian k.husus.
·~limpah. pengeluaran, dan lain-lain. Gambar 3 Model fisik dapal juga mempcrlihatk.an jcnis dan Ictak
:·f'mperlihatkan pengaturan tipikal untuk gorong-gorong pengendapan, letapi infonnasi yang dipcroleh kebanyakan
'hawal1 bendungan urugan. bersin1t kua.Iitatif bukan kuanlilatif.

Bagian X: 11£-ndung. llt'lllhlllgan. Sungai. lrigmi. Pantai. 185


SNI 03-6456.1-2000

pcmhan~unan Iistrik tcvaga air dan navigasi sungai yan? Scring pcnyclcsaian ini mcnghasilkan waktu pclakscmaa
dihaJH!IIn oleh Romania dan Yugoslavia. Ada pemhangktt sangat singkat.
tcna!!<~ Iisttik. 1.025 MW dan tcrdapat pintu air pclayaran 310
m x J4 m pada sctiap tching. dc!!an pclimpah y<mg hcrkapasitas 6. Alur Pengelak
15.400 m3/dt pada tcn~ah sun~ai. Panjang total dri hangunan Schclum mcmpcrLimhangkan hcherapa variasi ti~
ini sckitar 1.000 m. Rcncana pcngclak didcsain khusus untuk pcngelak pcrlu adanya pertimhangan untuk kasus ~
sungai yang rclatif scmpit dcngan tching hatuan curmn, dan mcngcnai perlu tidaknya alur tersehut. Hal ini terjal
debit sun!!ai rata-rata adalah 5.500 m 1 /dt, dcng;m hanjir 1.000 bendungm1 dihuat pada b<:mgmuu1 pengcluar<m dari dm1~
tahunan llJ .~60 m 'hit. Lalu lintas stlll!!ai intcrnasional harus ym1g d~llmn, yang digunakan sebagai waduk. Dengcm m~
sclaht tcria!!a tanpa !!angguan. gorong-gorong pengamhilan lehih dulu, maka air1
- Pada tahap pcrtama. hcndungan pcngclak dihangun dari diturunk<m untuk pcmhuat<m hendungan, d<m untuk pen1
tiap tchin!! untuk pclaksanaan pcmhangkit tcnaga listrik air selama pcriode pelaksanaan.
dan pintu air pclayaran. dcngan at iran cs dan lalu lintas air Pada sitmL'>i yru1g agak khusus. alur pengelak dihagi rr
mclalui tcngah sungai dcngan mcnyisakan ruang antara tiga tipe :
(l·clah) sckhar 276 m. Kcccpatan pcrmukaan air yang Terowong dru1 gorong-gorong
masuk mclalui ruang antara tidak lchih dari 5 m/dt, yaitu Salunm Terbuka
mcrupakan kcccpatan maksimum yang dapat ditcrima Pintu air atu hangumm pelimp<lll pada bangunan pe
untuk lalu lintas air di sungai dengan kapal motor. Tiga Secara hidraulik terowong dcm gorong gorong adahl1
hukaan untuk pclimpa.h dihuat di helakang hendungan perbedacmya gorong-gorong dipa'>ang dengan metode ~
pcngclak kanan. digunakan untuk pcngclak tahap kcdua. urug sedangkan Terowong digali di dalmn tebing sung
Terowong dan gorong-gorong mcmpunyai pennru
Ta.hap kcuua tcn.liri dari pcmhuatan hendungan pengclak di
hidraulik bia-.a dalam mengendalikan kcdalamcm air kriti
tenga.h alur untuk hangunan pclimpah, hendung<m pengelak
cllircm, scrta kehilangm1 tinggi tekan. Model Fisik mer
tahap pcrt;una dihongkar untuk memungkink<m aliran sungai
sar<ma y<:mg hermanfaat, terutama untuk proyek yan~
mcnga.lir mclalui hukaan pclimpah d<m dua pintu turhin di
tidak h<mya untuk mengoptimumkan kondisi hidraulil
tching kamm tcmpat stasiun pemhangkittenaga listrik yang
juga untuk mengk~ji ulang tahapan pengelakan tel
dihuat schclumnya. Pintu air pelayaran digunakan untuk lalu
bcmguncm urugcm batu di dalmn air dan operasi penutu]
lint<L'> air pada tahap ini.
6.1 Terowongan dan Gorong-Gorong
5.3 Konstruksi di Atas Muka Air Sungai 6.1.1. Penerapan
Salah satu metodc untuk mcnghindari tcrganggunya lalu lintas air Pada umumnya penggunam1 terowong dihatasi pada I
yaitu dcngan mcmhuat hangunan-bangunan pcrmanenpad tcbing baturu1 dengan tebing curam. Keuntung<mnya adalah
sungai diatas alur sungai utamanya. (Butir 4.5.1) sehingga alur terowong tidak mengganggu galirm1 ponda'>i dan pelak
sungai hchas untuk pclayaran. Mctouc ini sesuai untuk bangunan pembuatan bendungan. Untuk lembah datar dcm pada
bendung atau pelimpah dengan tinggi tekan yang rendah. (dengan y<mg terlalu lemah untuk perkuatcm terowong etisiensi g
atau tanpa pemhangkit listrik di dekatnya) dengan paling sedikit gorong di bawah bendungru1 urugcm lehih menguntungkai
ada hagian hendungan urugan pada satu tebing sungai. pada umumnya terowong paling sering digunakan.
Metode ini hanya sesuai untuk sungai yang Iebar, tetapi bia-.cmya
lehih murah daripada pcngelak dcngan b<myak tahapcm, a'>alkan 6.1.2 Ukuran Terowong 1
hiaya pengalian pada tebing lehih rendah dari penghematan Kapasitas terowong pengelak biasanya tidak lebih dar!
dalam hangunan sementara dan dalam harga satuan pada m 3 /det untuk batucm baik dcm batuan tcrsingkap 1.000
hanguncm permancn yang jauh lehih murah. Hal ini merupakan untuk batuan medium sampai jelek dengcm lapisan pe
kasus pada sungai Iebar dengcm cmgkutan sedimen dasar dan dari beton. Nrunun demikian untuk diruneter srunpai de
lalu-lintas air yang sibuk, sebab ruang an tara harus cukup Iebar m dcm kapasitas sekitar 2.500 m 3/det bcmyak diterapkan
untuk menghindari gerusan besar selruna hanjir, dan untuk beberapa penerbitan. Terowong yang tidak diheri
menghindari arus y<mg deras dcm pembentukcm endapan yang pelindung dari batuan vulkanis (basalt) pada bendun
akan mengganggu pelayaran pcrsyaratan tersebut dapat Areia di Brazil didesain dengan kecepatan aliran 20
dipenuhi dengan memhuat hangunan permcmen pada tebing dapat mengalirkan air dengan baik pada kecepatan 15
tetapi sungai tetapi konstruksi di dalam bendungan pengelak
ak<:m lebih rumil. 6.1.3 Biaya
Metode ini telah digunakan di Penmcis pada Sungai Rhine dan Pembuatan terowong mendjadi mahal, terutruna hila di
Rhone, di Rusia pada sungai Volga dan di Austria pada sungai lapisan pelindung untuk mengatasi hatucm ycmg huruk, m
Drave. Di Gamhshein pada sungai Rhein, pintu bcndung erosi akibat angkutan benda padat, mengurangi kchil<mg·
dengan tinggi tekcm rendah telah dibuat diatas muka air sungai tekan dcm lain-lain.
pada tebing kanan. Untuk mengendalikan rembesan hanya Untuk setiap 1 m3fdt aliran yang dielakcm melalui
digunakcm dinding diapragma dalam tanah <:lluvial dan tanggul sepcmjcmg 200-300 m, paling sedikit perlu 50 m 3 gali·
kecil di puncak sebagai perlindungan terhadap bcmjir. Stasiun t<mah dan 5m3 heton hila tidak menggunak<m Iapis<m pe
pembangkit listrik tenaga air dan dua pintu air pelayarcm untuk sedangkan hila dengm1 larism1 pelindung diperlukan 20m
kapal dibuat dengan cara yang sama pada tebing kiri. Setelal1 pada kenyatacmnya kadcmg-kadang jauh lehih hesar
pintu air pelayarm1 tersehut selcsai, alur sungai diperlebar agar <mgak tersebut, misal untuk bendungcm urugcm y<mg sang
bendung dapat herhuhungcm dengcm sungai, dan bcndung<:m akcm memerlukcm terowong pengelak ycmg pcmjcmg.
urugm1 sepanjang 250 m, tinggi 15 m telah dibuat dari ujung
bendung yang melintcmg sungai.

184 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6456.1-2000

; frekucn-.inya. puncak b~jir yMg berbeda di nyatak<m scbagai biaya tahunan


1vekatan lain yaitu dengan menggunakan konsep dalam pengeplotan kurva biaya pelakscmaan. Biaya dari seluruh
1u.JOgkman h;mjir maksimum atau harga ckstrim Jainnya. kerusakru1 sebagai akibat dari kap<L"itas hangunan pengelak
1!klnya dimungkingk<m untuk membuat tingkat akurasi y<mg yang tidak cukup untuk sctiap ukuran ycmg berbed hams di
;op, huhungan <mtara harga chtrim, debit bcmjir I 00 tahunan estima...;;ikarJ, dikalikcm dengcm probabilitas kejadi<m pada tahun
rdehit hanjir rada periode ul<mg lainnya, misal hm~jir scpuluh mana s~ja, dan di plot terhadap debit hanjir y<mg sesuai untuk
tuan. menggambar kurva kerugian.
Biaya pelaksanaan dan kerugian dijumlahkan untuk
Kapasitas Pengelak menunjukan memperoleh kurva biaya total. Titik yang tcrendah
·aodc ulang h<miir untuk mcndesain hangumm pengclak atau pada kurva biaya total kapasitm; ekonomis y<mg optimum pada
ar rcsiko y<mg dapat ditoleransi misal, banjir 10 tahunan, bangunan pengelak yang herhuhungan dengan kincrya tertentu.
,~hunan dan lain-lain dapat ditctapkan hcrdasrkcm analisis Proses ini merupakan dasar estimasi demensi dari hangumm
;'rologi. Tctapi dalcun mcmilih pcriode ulang pcrlu diingat pengclak, tetapi resiko kehidupan manusia d<m tipe kerusakan
f1\Va prohahilitas suatu kejadian dengan satu periode ul<mg lain merupakM hal yru1g sui it. EstitruL-;i ye:mg realistis dari puncak
;mn. Terjadi paling scdikit sckali dalam T tahun adalah he:mjir yang menyehabkcm kerusakcm juga sulit dilakukcm. Bahk<m
)Jdekati 0.64 scpcrti tcrlihat pada g<unhar 5. hiaya pelaks<macm h<mgumm y<mg diperluk<m untuk mengenali
eiko R dari hanjir pcriodc ulang T tahun, ak<m terlmnpaui b<mjir mungkin juga sulit untuk dicvaluasi. Nmnun demikian
'llg scdikit sckali dal<un L tahun, sclmna h<mgumm beroperasi dimungkinkru1 untuk menentukcm hat<L" atas dan hawah dari
beberapa kurva deng<mtingkat akum"i y<mg dapat diterima. Lajur
1 L kepercaya<m tclal1 diplot pada gmnhar 6 pada garis frekuensi
:1-[ 1~] h<mjir pda puncak gratik dcm pada hiaya pclaksanacm, kerugian
dan kurva biaya toll pada hagi<m hawah. Meskipun tingkat
l -LIT
=1-e ............................................................ !) ketidak tentuan y<mg tinggi dala.m hidrologi dan harga dari
beherapajenis peke~jacm, tidak ada perhedacm kapasitas optitnum
dapat didckati dcngan huhungm1 (herlaku untuk T> 10 d<m
t.LI ycmg mcnyolok tcrhaca dari titik terendah dm·i kurva rata-rata
50%): dru1 kurva hatas atas d<m hawah. schagai contoh dapat dilihat
pada gamhar 6, bangunan pengelak harus dihuat untuk
__L_ _ ......................................................................... 2) mengendalikcm alinm sehcsar 1.700 m 3/dct, yaitu puncak hcmjir
T+O,SL dengcm periode ulcmg 15 tahumm.
Padakurva biaya teryadi lonjakan hesar hila harus mcngadakan
~Jagai contoh, apabila bangunan pengclak didesain agar peruhahan yang besar pada desain akihat mcningkatnya
·operasi lebih dari periotic pelaksanaan 3 tahun dan kapa.."ii<Lo.;. Hal yang scuna tcryadi pada kurva kerugian, sejalan
.tdungan pengelak dihuat untuk mcnah<m bcmjir 10 tahumm dengan adanya hchcrapa tingkat kerusakan. Dalmn suatu
h-;entase resiko dari kcgagalan selruna pcriode pelakscmaan kejadiru1, Lipe studi optimisasi mempunyai heherapa tingkat
;tlah: ketidaktentuan dalmn lc~jur kepercayacm. y<mg clipcrhuruk olch
3 kurva hiaya total yru1g mendatar dibagi<m hawah.
-----= 0,26 atau 26% Biaya pengcluaran mungkin dipcrtimhangkan pada hangunan
10+0,5 X 3 pcngclak dahun hcntuk scjenis a..-;unmsinya y<mg prcminya harus
ngan dcrnikian rnaka rcsiko kcgagalan diperholchkan 5% scsuai tcrhadap resiko nyata. Tipe hendungan tcntunya
Hudi<m alur pengelak harus didesain untuk h<mjir dengan merupakan salah satu taktor.
·1ode uhmg 60 tahun .. Dengan hendungan beton, banjir pada dacrah kcrja tidak
~~iko suatu kcjadi<m pada periode ulcmg yang melrunpaui mcnycbabke:m pekerjaan tcrschut hrus ditinggalkan sehingga
·,ode ulang sehuna pelaks<macm (secan1 altcmatif, tingkat terowong pcngclak dapat didesain untuk hanjir dengan pcriode
•)babilitas ha.hwa kejadian tidak akan terlarnpaui) dapat uhmg yang tinggi misal hanjir 10 tahunan.
~ihatkan pada grunhar 5 Hasil dari dua contoh diatas dapat di Untuk hendungan umgan tanah sangat herheda sckali. karena
(. dapat hancur total hila terjacli pclimpasan. untuk h<mguncm hcsar
~reucanaan kapasitas desain dari b<mgumm pengclak dapat y<mg dih<mgun dahun hehcrapa tahun. pcriode uhmg 50 tahunan
.'lkirkan tentang perhitungan optimasi hertujuan dalrun atau lchih mungkin digunakan dalam dcsain hangunan
:~minimumkm1: pcngelak. Keccndemngmmya jclas hahwa hcndung<m hams
Biaya pclaksana<m dari b<mgumm pengelak hmus dihuat lchih ccpat. daripada harus rncmhayar asuransi
Kerugi<m y<mg dihasilk<m dari dcsain y<mg tcrlalu rcndah, yang lehih tinggi. karcna saal ini dimungkinkan untuk
tidak hanya pada lapangan pcrkerja<m itu sendiri, tctapi melakuk<m urug<m khih ccpat. Kcwaspadaan dilakukan paJa
juga untuk kepemilikan dihilir hila terjadi kcgagalan waktu awal pclaksanaan dimusim kcrnarau atau h;mgunan
mendadak, atau di hulu karcna adanya rintangan olch pengclak hulu marnpu mcnahan gcnangan hanjir hingga
peke~jaan pengclak. pclaks<ma<m hendung;mut;una mcncapai ketinggi;m scdcrnikian
rl~agai dw;ardari pcnelitian ini adalah distrihusi frckucnsi dari sehingga mampu rncngendalikan air sungainya dcngan
·:ncak hanjir (tahunan, atau hulanan tertcntu dari sctiar kccendcrung<mmcmhuat hcndungan pcngclak y;mg lchih tinggi
nun)atau volume h<mjir, sepcrti terlihat dihagian alas grafik hila secant ckonomis masih mcmungkinkan.
da grunhar 6. Alircm puncak di plot pada garis alas dan Bendung;m urugan hatu mcnjadi katcgori mcncngah dal;un hal
lobahilitas kcjadiannya (atau periode ulang) pada sehclah kcm;unpu;m dilimpasi air selarna pclaksanaan hingga mcncapai
i'!n, untuk analisis hidro cconomi pada hagian hawah dihuat debit per satuan Iebar tcrtcntu. Apahila hcndungan urugan
!1agnun dcng<m ahsis yang scuna. didesain dan diheri hangunan pclindung scmcntara scc;u·a
aya hangunan pcngclak y<mg didesain untuk mcngendalik<m ccrmat dan hati-hati

Ba~;ian H: lkndung. Ut'IUittngan ..\·ungai. /rigasi. l'antai. 187


SNI 03-6456.1-2000

(l ••'\ flen~elak:m Mclalui atau Melimpasi han~unan hcndung;m. Cara ini h, ·rlaku 'lllluk debit besar, hin~
Pcrrmmen Pcrhcdaan tekanan mcncapai I 0 m dan de hit I 0
Keccndcrungan utama dal:un pcrcncanaan pengelak pada per meter p;mj;mg mcrcu P'" Ia pcrhcdaan tckan~
hcndun!!an llCton, yang juga ditcrapkan untuk hcndugan urug<m Iehih hcsar.
tahah d;m hatu. yaitu pcngunmgm1usuhm pcmhuatan hangunan c) Lapisan pelindung yang tcrerHi<un schclum pe
pcngclak agar scminimum mungkin dengan mclewatk<m aliran sclcsai dapat mcngalcuni gaya tekan ke alas dm1 ak
sungai mclalui atau mclimpasi hendungan, sclmna hcndungan diterima walau hal tersebut kelihatannya memun~
tcrschut scdang dih:mgun. Bchcrapa contoh khususnya untuk dengan perhcdacm Linggi tenaga rendah hingga me1
hcndungan husur. hangunan pcngclak dihual dari tcrowong kccil Penggunaan heton gilas tehal ak;m memberi kciTU
untuk alinm sungai nonnal. scdang air hanjir dialirkan mclalui untuk menahan gaya ke atas.
cclah scmcntara pada hcndungannya scndiri. Hal ini Penerap;m secara Lipikal untuk masing-tn<L-.ing i
mcngakihatk;m limpasan pada hcndungan pengclak, sehingga diuraikan pada hagian 2.
scring dihual dari he ton, mcskipun ada juga yang dari urug<m. Untuk bendungan tinggi bangunan pengelak m
Kcccndcrung:m diai<L" mungkin dimnhil dari kcsimpulcmlogis akan ekonomis jika terdiri dari satu at<m lehih tel
untuk tidak mcnggunak;m h;mgun;m pengclak, karcna scluruh pendek, yang hanya memotong daerah hendungaJl
aliran sungai dilcwatkan melalui atau melimpasi hendung<m, di atcL'\ elevasi bendungan pengelak dcm hanya dig
kcnyatam1ya hanjir yang tcljadi mungkin cukup hcsar schingga pada waktu teljadi hm1jir hesar y;mg merugikan daJi
dari segi ekonomis maupun praklis, tidak mcnguntungkan untuk pclaksanaan bendungan mencapai eleva-.i tersebul
memhuat h;mgun;m pcngclak mcskipun untuk debit har~jir rata-
rata. Altcmatif yang memungkinkan yaitu melcwatk<Ul aliran 6.4 Perhitungan Kapasitas
melalui atau mclimpasi hendungan, walaupun hal ini 6.4.1. Hidrologi Kapasitas
keh;myakan hanya sesuai untuk hcndungan hcton. Banjir yang Perlu adanya informasi pcriode ulang ha~jir untuki
kecil dit;mggulangi deng;m hangunan pengcluaran permanen bangumm pengelak, .demikicmjuga untuk dcsain pclim~
atau hangunan pengeluaran semenlara elevasi rcndah, sedang bagi<m lain darri h<mgunan permanen, mcskipun tidaJj
hanjir yang lchih hcsar melimpas pada hlok bendungan tertentu teliti pada tcthap ini.
dengan tuju;m untuk memperhunhat alinm. Untuk bendungan Banjir pada periode ulang yang berbeda dapat dit
tipc busur tertentu, lapisan grauting mungkin diperlukan dengan hehempa cara, menurut SNI 03-2415-1991-,
sehclum pelimp;L-.an diijinkm1. 3412-1994 at<m pedoman-pedom;m lainnya.
Alur pcngelak kecil diperluk;m smnhil memhuat hangunan Apahila daerah pengaliran sungainya mempunyai pol
pengeluaran clevasi rcndah atau hangunan beton, terutama hujm1 dan pola alirm1 sungai yang sejenis, eslimasi punc
dengan perencanacm khusus untuk penutup;m pennanen pada dari pengukuran satu stao;iun sering dapat digunalc
akhir pclaksm1am1. mengestimasi ali ran pada Litik lain, dcngan akurasi yang,
Air y;mg dihiark;m melimpas hendungan urugan tanah atau Koetisien korelasi antarct puncak aliran QA pada ti ·
hatuan ketika elevasi naik smnpai diat<L" bendungan pengelak puncak aliran Q8 pada titik B dengan kcdua titik
hilir menimhulkm1 rmL-.alah ym1g lehih nun it, umumnya dapat terletak pada daerah pengalinm sungai (DPS) y;mg sejen·
ditanggulangi dengan perencanaan yang hati-hati dan digunakan perbandingan dari luas daenth alirm1 sungai
pelaksanam1 urugan y;mg cepat untuk menyediakan kapasitas berurutan:
yang cukup, tempat genang<m banjir. Dahun beberapa kao;us,
Iimpasan pada bendungan urug<m terjadi denga sindirinya,
kerena penundaan pelaksanacm atau adanya banjir besar yang
tidak diharapk<m, pengaruhnya ak<m dapat menjadi bencana bila
bendungannya sangat Linggi.
Bendung;m tipe scrupa telah dibuat di bawah muka air atau dengan:
telah didesain untuk ter:jadi pelimpasan selarna pelaksanrum. Sa adalah luas DPS untuk tilik A
Untuk hal yang kedua diperlukan perlindungan dengan urugan Sh : adalah luas DPS untuk titik B
hatu. Tanah dengan perkuat;m juga cukup menarik untuk n : adalah konst<mta yang tergantung dari DPS dane
diterapkan. diarnbil n = 0.5
Tiga prinsip yang harus diperlimhangkan di dalmn mendesain Mm;ih ban yak rum us lain mengenai hubungan <Ull<lfa ar
bendungan urugan hatu yang dapat dilimpasi adalah : DPS dan pemilihan distribusi Pemilihan distrihusi fr
a) Puncak dan permukaan lereng hilir dapat dilindungi pada akhimya didasarkan pada pengalarnan pcndug
dengan urugan batu pilih;m apabila total perbedaan tinggi hidrologi.
tekamm dari air kurang dari 3 m atau dengan blok beton Banjir biasanya berkaitan dengan musim dan be
hesar (20 ton) apahila perhedaan tinggi tekanan kurang kerusakan akibat hanjir tergantung dari tingkat pen
dari 6 m. Untuk alinm klmsus kurang dari 10 m3/det/m pekerjaan tersebut dan ke dua faktor tersehut
(dari limpa-.an) hata-. maksimum perbedaan tinggi tekan dipertimbangkan. Ketika daerah kerja dilingun
dapat ditingkatkan beherapa meter apabila puncak pcnggenangan dan/atau pengelakan h;mjir, hentuk hi
bendungan sementara dihuat mendatar dan rata, dengan banjir dan volume air mao;uk merupakan f<lktor ycmg
lereng ke hilir yang hmdai (kunmg dari 5%) Metodc perhitungan dan penggarnbaran hidrograf
h) Penataan y<mg lebih baik adalal1 menggunakan urugan batu penetapan distribusi frekuensi hcmjir dan penentuan
dengan perkuatan beherapa saran untuk menghindari rcncana diuraikan dabun heberapa buku pm1ducm. De
rusaknya perkuat<m oleh pCJXlhonan y;mg mengapung at<tu umum digunakcm hidrograf stcmdar ycmg dapat men '
jatuhnya urugan hatu dari puncak dan dengan suatu bata-. satu sethidrografuntuk suatu periode ulang tertentu p·
pengaman yang cukup pada keseluruhan lereng kelja. Metode ini mcnghao;ilkan hubungcm m1tara h;mjir, 'll
~

186 Ba;:ian 8 : Be11dung. Be11dun;:an, Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-6456.1-2000

arch dam

I I
I I
I I
,__;.
Gambar3
Bagian utama dari pengelakan sungai dengan gorong-gorong
(contoh dari sebuah bendungan urugan)
Gamhar 1
l'engelakan dengan satu tahap
A. Gorong-gorong
. Beton gilas rollc·rete B. Alur pengelak sungai (disumbat pada saat pcnutupan)
C. "Moming glory·· pelimpah atau menara pegamhil<m
·Lampiran B D. Bendungan pengelak hulu disatukm1 deng<m bendungan
(;amhar- Gamhar utmna
P~ngclak<Ul dcngan satu tahap
E. Bendungm1utama
A. Tcrowong pengclak (salunm, pipa,gorong-goromg) F. Lorong bagian alas sebagai jalan keluar
B. Terowong. Pipa, Saluran atau gorong-gorong G. Bendungan pengelak hilir disatukan deng<m bendungan
C. Bendungan pengelak hulu utanla
D. Bendungan utama yang sedang dihangun H. Kolam olakm1
E Dasar sungai

, , "·.
,,
" I
,';@
I I
I I
I

. ?'
D ' \
Tahap Satu ' ,.,..'
Tahap pertcuna Tahap kedua

Gamhar2
Pengelakan sungai dengan dua tahap

A. Bendungan pengclak pada tahap pertmna


B. Bendungan dan alur pengelak y<mg sedang dikeijakan
C. Bendungan dan pengelak yang sudah selesai
D. Bendungan pengelak tahap kedua
E. Peke~jacm Perm<men yang sed<mg dilaks<makan.
Tahap dua

Gamhar4
Pengelakan sungai dengan saluran
A. Aliran
B. Bendung<m pcngelak lateral
C. Bendung<m utmna
E. Saluran (selesai schagian)
F. Salumn yang tcla.h selesai
G. Bendung<m pcngelak hulu
H. Bendungm1 pcngclak hilir

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. lrigasi. Pantai. 189


SNI 03-6456.1-2000

7. Penutupan SunJ!ai dan Uendungan Pengelak


Mctodc-mctodc y;mg mcncakup pcnutupan sungai dan tipa-
tipc hcndungan pcngclak scrta kritcria pclimpas;m aliran mclalui
hcndung;m pcngclak dihahas pada hagian 2 dari standar ini

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

B;mgun;m Pcngclak Diversion work


Pcnutup;m closure
Tahapan pcngclakan Diversion stage
Jalur-jalur pc1igelak Diversion passages
Tcrowong Tunnel
Gorong-gorong Culvert
Saluran Terhuka Open Chane[
Probabilitas banjir maksimum probable mcaimumflood)
Biaya Kontruksi Construction cost
Kerugi;m Damage cost
Prcmi premium
Bcndungan Beton:Concrcte Dam
Bcndungan urugan tanah Earth fill dam
Bendungan urugan Batu Rokfilldam
Bcndungan Pcngelak cofferdam
Pintu Air Pelayaran the Lock
Lapisan Pelindung lining
Tahapan Ganda Multi Stages

188 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai. Irigasi. Pantai.


SNI 03-6456.2-2000
SK SNI. T-32-2000-03

METODE PENGONTROLAN SUNGAI SELAMA PELAKSANAN KONTRUKSI


BENDUNGAN BAGIAN 2 : PENUTUPAN ALIR SUNGAI DAN BENDUNGAN PENGELAK

:Huang lingkUiJ Tabel 1. merupakan dafwr dat<t mctode penutup<m d<m beda
andar ini mcmhahas tentang metodc pengontrolan sungai tek<man maksimum pada proyck-proyek yang ada (Periksa
:bliTI pclaksamum hendungan untuk memherikan ruangan kerja lampiran)
11"1g bchas dari air dan aman terhadap hanjir mctodc ini Kajian berikut tid<tk langsung mengarah kepada bangunan
~ncakup pcnutupan alur sungai dan tipc-tipe hendungan pcngelak (terowong<m atau saluran) tetctpi sccara tidak l<mgsung
:ngclak yang hcrkaitan dengan pelaksanaan kontruksi dan memperhitungkannya sepcrti elevasi, keccpat<m d<m perhedaan
mgoperasiannya. Standar ini juga menguraikan metode te!Gman air pada setiap tahap penutupan yang terkait dengan
,r,utupan hangunan pengelak pada saat hcndungan akan karakteristik bangunan pengelak bcsarnya aliran yang dielakan
Jpcrasi!Gm scrta kccenderungan y<mg mungkin terjadi selmna diperoleh dari elevasi di hilir dan di hulu yang di cck dengan
•T1goperasian pcngcndalian aliran sungai. uji model. Apabila aliran y<mg melewati timhunan penutup
relatifkecil dan tidak diperhitung!Gm maka sisa aliran di dalmn
Acuan alur atcm diarns timbunan penutup perlu di L<tksir pada setiap
SNI 03 - 1731 - 1989 : Tatacara Kemnanan Bcndung<m l<thap<m.
SNI 03 - 3432 - 1994 : Tatacara Penutupan Banjir Desa.in Hrunpir seluruh penutup<m, penting dil<tksanakan dengan :
dan Kap<L<;itas Pclimpah untuk Bendungan. • Metode penutupan sungai sccara vertikaJ kctika penimbunan
tanggul dengan elevasi di atcls air dilajukan dari salah satu
Pengertian tebing atctu dari keduanya smnpai seluruh alur tertutup
Penutupan sungai secara vertikal adalah pcnutupan • Metodf:. penutupan sungai sccara horisontal, ketika material
dengan membuat semacam tanggul, hergentk secara pcnutup ditempalk<m secanl merat<t dan serent<tk diseluruh
bertahap dari satu tepi atau dari kcducmya smnpai ben tang bentctng horisont<LI, ketika material penutup ditempatkan
sungai tertutup seluruhnya. secant merata dan serentak diseluruh hcntang sungai
Penutupan sungai secara horisontal adalah penutupan (biasanya memerlukan hangunan khusus sepcrti jemhatcm,
sungai dcngan mcnempatkan material pcnutup secant derek kabel untuk pemindahan material).
mcrata d<m serentak di seluruh bcntang sungai. Kecuali kasus penutupan yang khusus seperti penutupan
langsung dengan pelcdakan pada lemhah yang curam dan
Penutupan Alur Sungai pcngisicm pasir secara hidrolis pada datanm y<mg rarn akan
~1mtupml sungai akan bermasalah apabila dilaksanakan pada disajikan kemudian. sebelum tahun 1950 kebanyakan
Jtgai y<mg cukup besar alirannya, walaupun sclruna musim penutupan diadak<m dcngm1 metode penutupan horisontal Oebih
:marau. Apahila bcndungan dalam satu tal1ap maka penutupan sesuai dengan pcralatan pada pada s<illt itu tcrutama tnmsportasi
keijakan pada awal pelaksanaan dan airan sunga.i dielakkan kerern api diatas jemhat<m) Antara tahun 1Y50 s<unpai 1960
elalui terowong semcntara atau saluran; sedangkan apabila penutup<m sungai menggunakan keduajcnis metodc penutupan
mdung<m dih<mgun dalam 2 tahap karena terletak pada lemhah tersehut; dahun pcnutupan vertikal dim<mpaatkan peralatan
111g lehih Iebar, maka melaksanakannya pada <tkhir tahap angkut dump truk dan bulsoder, tahun 1960 penutupan
~tama dan sungai dielakan melalui proses terhuka permanen kebanyakan dilaksmm!Gm deng<m mctodc vertikal. C<tra tersehut
.au semcntara y<mg terlctak pada bangunan tahap pertama. diker:iak<m pada a! iran bcs<tr, tinggi tek<m<m air maksimum untuk
,ralaupun harga pcnutupan merup<tk<m persenl<L<;i yang kecil tanggul tunggal hmnpir selalu dihawah 5 m scj<tk 1970 untuk
~rhadap hiaya pembuatcm bendungan, namun IG~ji<m y<mg tcliti penutupan vertikal yang hes<tr scpcrti (Zmnhcsi. Tocantios,
:o·us dilakukan mengingat banyak hal y<mg <tk<m dipengaruhi Parana, Yellow river, M<micouagan) deng<m tek<man air total
:eh pckerjaan penutupan. Sehagai contoh kegagalan arnu lchih d<tri 3 m, dapat dihagi mcnjadi dua atau bahkan tiga
·~terlambatan pcnutupan akan mcnycbahkan kerugian proyek tanggul (m<L"ing-m<L<;ing dihatasi s:unpai 3 m) sehingga total
~.,eluruhan : tekanan air maksimum penutupan akan tinggi tekan dapat mencapai 5 smnpai l) m.
{·nentukan dcsain pengclctk semcnwra; pcnctapan kondisi Metode pelctks<macm dan teori analisis sangat herheda untuk
mg runan dan realistis serta perkiraan harga terkait untuk kcdua solusi tcrsehut, sehingga pcrlu dilakuk:m kaji<m secara
,cmperoleh optimasi proyek kcscluruhan; atau untuk tcrpisah. Kajian herikutnya mengacu pada aliran sedang atau
·tendapatkan prognun yang lchih tleksiblc jika pelaks<macm besar ( lehih dctri lOOm'/dt) atau tckmum air yang lchih tinggi,
·~nutupan melmnpaui satu musim kering. aliran-alircm y<mg lehih rcndah dipcrkcnankm1 dcngm1 solusi
malisis pcnutupan sungai dilakukan dengan sejumlah yang lchih mudah.
·~nde!Gttan teoritis dm1 uji model yang mcngg<unharkan kondisi
:iclrolika (elevasi air dan kecepatru1 rata-rata) tetapi dimcnsi 4.1 l'enutupan Sungai secara Vertikal
ian karaktcristik matcrialtid<tk dapat ditctapk<m dcngan tcpat. 4.1.1 M etode dan hahan penutup
·~eh karcna itu perlu mcmhuat perhandingan dan Konstruksi tanggul h:uus cukup Iebar untuk jalan masuk d<m
engelompok<m s~jumlah penutup<m yang tclah dihuat pada ruang gentle alat angkut (hiasanya sekitar 15 m) d:m ctevasi
:Jngai sungai y<mg sangat besar; untuk mcng<malisis kcsulitan punc<tk minimal satu meter diatas clcvasi muka air hulu setelah
ang dihadapi dan menernpkan peraturan- peraturan sedcrhana penimhunan sclesa.i. Lehctr jalan masuk dapat dikunmgi pada
-ang dapat digunakan sehaga.i pcdoman scmentara hagi k~jicm bentang sungai y:mg pcndck.
1endahuluan proyek yang akan dat<mg Keccpat:m penutupan dapat mcncapai I000 ton~jmn. terg<mtung

Baxian R: Bemlunx. Bl'lulungcm, ,\"w1gai. Jrigasi. l'm11ai. 191


SNI 03-6456.1-2000

®@ A SOl) ~()00 L Soo , ... I

... ···· .··;_..--


AOO 0,01

fo o,ol
40 o.OH ....- ....
lO
10

~r
o,oB
0.0'5'
- -- - -- - -... :-=·· ~-
.. .. c.--
--(:!)
-
~D 0.10
.. ·
..... ~- - I
o.lo
-
5"
... O,t'S'
) o,u
"f ..... ::J. ®

I ~'
' I Mj ,
j

''
I
,.
/_- ....L_ ~·.
0<' ~
(,O
----
~
.·.. - ,__.... ,. ·.. : .. ·
'~ - - -
' ...
4o ' .·- I ..,_;_., i
I

··- .. ."-- ' .


~~---· ®
rcriodc "'""l: pcngcnd;llian
J0 J o I 0 S'O ~oc
··.
.., ~- .
....
.
1

I
I

2.0
g.-··· .......
~ ---®
. I

.··
~ ..:..:----·
I ·· ....
Ketcrangan : I
0
A. Rcsiko tcrlmnpaui (<'k) 0 soo A 0~0 A 'S"vo4 tOO 1 OliO l 5DO 'loo
B. Jmninan tidak tcrlcunpaui (5)

GamharS GAMBAR 6
Resikn sehagai fungsi umur pemakaian pengelak dan Analisis hidro-ekonomik
perinde ulang hanjir rencana untuk pengendalian
A. Interval kcjadi~m ulang(tahun)
B. Probabilitas tahunan terlarnpau ·
C. Biaya tahunan
D. Kapasitas fengclak (cm 3 /dt)
E. Debit puncak hanjir (m/dt)
F. Kurva biaya
G. Biaya konstruksi
H. Kerugian disarakan pada taksiran kcrugi~m jika kapas
terlmnpau
I. Biaya total
1. Distribusi frekuensi debit puncak b<mjir
K. Lajur keparcayaa ditentuk<m dari hatas atm; d<m bawal
debit puncak banjir pada probabilitas tertcntu b) taksi
biaya

190 Bagian 8 : Bendung. Bendungan ..\'tmgai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6456.2-2000

,_.super knt1:-.. l<c<.:cpatan aliran yang hcr~entuhan dengan


,.!rial hcrtamhah dari XO'k menjadi 120'k kcccpat.an rata- Kesimpulan
au dan kct1ka aliran menjadi turhulen atau super kritis Sebagai ringkasan analisis d<tri scjumlah penutupan sungai
~~eraerlukan suatu hcrat hadan satuan. (] 20/g0) 6 at.au 10 kali dengan cara vertikal. dapat diperiksa Tahcl 2 dan 3.
ltbih hesar. Hal ini secara efektif akan mcruhah kondisi
Tahel2
:~ Juruhan dan dipcrluk<m analisa lapomn rin<.:i at.au dari uji
Berat satuan material pada metode penutupnya vertikal
~lei. Pcrh<mdin~<Ul kedalaman dengan hcda tinggi air dim<ma
(rapat massa =2,4)
jalai terjadi peruhahan kondisi hidraulik biasanya antara dua
• tiga. Tinggi tekanan Tahap pertama Tahap tcrakhir
(IIJIIdisi-kondisi yang lehih sulit ini mun<.:ul selama tahap air yang air dalam (lebih air dangkal (ku diperkenankan tidak diperkenan
liltkhir pcnutupan. tetapi dalam beberapa ka.o.;us dapat juga

e.
berlaku dari 3x tinggi rang Jari kehihmgan kan kehilangan
tflltcul lchih awal. misalnya pada kao.;us pcnutup sungai Jupia tekanan air) 2x ti.nggi. banyak material material
gan heda ting~i schesar 1,5 m ketehalan air turun s<unpa.i teka.nan air dan air dalam
b ke<.:il dari 5 m dan timhul kesulitan kesulitan. Ukunm Ill

k yang diperlukan meningkat dari 500 kg mer~jadi lebih 0.5 2 . Ill kg 10 kg 100 kg
'. .1 10 ton untuk sedikit penmnbahan pada tekanan tinggi air I 60 kg 0,5 - I ton 120 kg 0,5 - I ton
~ encrgi/metcr tctnpi dengan pcnurunan angka perbandingan 2 500 kg 5- 10 ton I ton 5 · 10 ton
1~alrunan dengan tckancm air yang cukup besar . Pengaruh 3 2 ton 4 ton 20ton
itJangkahm ini sudah ditcgaskan dalam ~ji model pada sungai 4 8 ton 50 ton

.aril;pu. Kondisi tcrsebut akan menjadi lebih sulit jika batuan


dalcun kcadacm rata dan blok-blok mudah bergeser.
jda tahap terakhir penutupan kondisi kritis tidak dapat
TABEL3
Berat satuan pada periode metode penutupan vertikal
P,indarkan hiasanya Lerj<tdi pada saal ujung timbunan (rapat massa 2,4 dan 2,7)
'ndekati penycunhungan. Untuk mcmperlahankan tampang (I) (2) (3) (4) (5)
jelintang yang tctap dcngan menggunakan material y<mgjauh
{t>ih hesar at<tu tetap menggunakan material kecil dengan Tinggi tekanan Tahap pcrtama Talmp terak.hir
temperkencmk<m hanyak butiran yang hilang. air yang air dalam (lehih air dangkal (ku Jipcrkemmkan ti.dak diperkcnan
lka hanya sedikit atau tidak ada kehilangan material; berlaku dari 3x tinggi rang Jari kchilang<m kan kehilangan
jtrsyaratan dimnetermaterial menjadi penting d<m diperkirakcm (Ill) tckanan air) 2x tinggi lnmyak material material
tekanan air dan air dalam
;na dengan XO% tinggi tek<man air y<mg herlaku bagi beton
~tUtu kira-kira 40 ton untuk 4 m). Ketika tinggi tekamm air 0.5 I- 5 kg 3- 10 kg 70kg
tnjadi dua kali maka herat satuan material dikalikan 8 dan I 41lkg !lJ - 0.7 ton 80 kg 0.5 ton
2 350 kg 5- 10 ton 70IIkg 4 ton
"jJumc material y<mg dismnpaikan untuk kondisi kritis juga
3 1.5 ton 3 ton 20 ton bet on
~alik<m X; dari sini dapat dijelaskan bahwa penutupan 4 m
4 bet on !\ton 50 ton beton
~gat sulit jika dih<mdingkan dengan pcnutupan 2 m. Pada he ton
fhmtup<m kccil (1,5 m smnpai 2m) dapat dihemat banyak
t\Jterialjika material penutupm1 (y<mg dibata<>i sampai beberapa Apabila be ton (rapat massa 2,4) dipergunakan untuk blok-hlok
'atns m 3 ) ditempatk<m dengc:m buiJdoser dalam beberapa menit. yang lcbih bcrat d<tri 5 ton dan material kuctri dcngan rapat
~-~na energi yang diperluk<m untuk memindahkan blok-blok mas sa lebih bes<tr (2, 7) untuk y<mg di bawal1 5 Lon, makct bentt
~mnjang pcnutupan selama waktu tersehut merupakan satmm tersebut dapat dikurangi scsuai deng<m Tahel 3.
jshagian hesar d<tri encrgi air yang tersedia. Penutupan dcngan Berat yang tertera pada kedua Taheltcrschut mer~juk kepada
J<.anan yang tinggi sulit dilaksanakan, karena volume y<mg ukuran DSO seperti pada butir 4.1.1, d<m bagi<m material yang
J,Perluk<m s<unpai mencapai ribuan m3. lebih kecil d<tri DSO akan h<myut
~lruna tahap terakhir atau ketika aliran kritis terjadi dalam - Ukunm material dipengaruhi olch tinggi tekanan air sesaat
:lhap pertama, perilaku material akan serupa dengan d<m buk<m olch tekanm1 air tcrakhir. Sehingga ukur<m seluruh
ljpergunakan sehagai pelindung pemecah gclomhang. material tcrscbut lcbih kecil dari yang didas<trkan pada
~rsimpulan serupa juga dapat diperolch dal<un perbanding<m tekanan air terakhir.
tntuk-hentuk material. - Material y;mg tcrlcpas deng<m mudah ditcrima untuk material
lka pcnutup h<mya dari material berukuran hesar scdangkan kmtri maka Tabcl 3 kolom 4 dapat dipergunakan untuk
'ling herukur<m kecil dikeluark<m detri material kuari. tckancm smnpai 3 m dimana tidak diperlukan heton. Pada
ika diperkenankan adanya material tcrlcpas maka dimensi tckamm tckamm y;mg lehih tinggi umumnya memcrlukcu1
1lok-blok yang diperlukan dapat lebih kecil dan selanjutnya pemhetonm1 dan ak<mlcbih murah jika dihindctri kehilcmgan
:emiring<m lercng tm1ggul hilir yang tercndmn dapat dikurru1gi. material terlepas dan dipergunak;m nilai pada kolom 5.
1l~nurut tcori, untuk tanggul tcrcndam dan menurut Tck<mml air pada saat y;mg paling sulit di tahap terakhir hi<Lo.;anya
1engamatan pcnutupan, diameter material untuk aliran/m dimnbil sekitctr l 0°k di hawah tek<man air terakhir. Walaupun
.ertentu sehanding dcngan i 213 . Jika airnya dalam dan demikian pada tekamm air tertinggi, keccpatan alinm di dahun
~perkenank;m h;myak material terlepas, ukurcm blok diperkccil alur pada pcriodc sulit tersehut cukup hes;u·, jika total alinm
ieng<m raktor 2 dan herat satuan deng;m faktor X. Sungai akan sungai tidak hegitu hesar maka tinggi tekanan air y;mg herlaku
tl~!ndistrihusi ulang hagian material tcrschut membcntuk dalam kondisi kritis tersehut hanya 70 1k atau X0 1!t dari tek;man
.elimpah almn sesuai dengan tekanan air, ukuran material d;m air tcrakhir, dcm hcrat satuan y;mg dipcrlukan h;mya ;mt;u·a 50 1;;
;fdalcunan air. Kchilcmg<m material smna dcngan satu atau dua untuk tek<man air terakhir yang smna.
•:ali pencunp<mg minimum tanggul di dacrah penutupan tahap Batuan dasar sungai yang tcrtutup lapis;m lunak al<lu hutiran
~rakhir. N<ununjika air di daerah sekitar penutupmmya d<mgkal halus pcrlu dihuat perlindungan lok<tl tcrhadap crosi y;mg tidak
ikan sulit dihind;rri pcnggunaan material y<mg agak hesar.

Baxian 8: Bendung. Hcndungan. Sungai. /rigasi. 1'1111/ai. 193


SNI 03-6456.2-2000

kapasitas alai an~kut serta fasilitas jalan masuk. Perkiraan perh;mdingan h;rrga per m3 sehagai herikut :
Hanyutnya material kuari lcpas atau urugan hatu, dapat Kerakalalau kmtri materiallcbih hcrat
dikurangi Llcn~an pcngguna;m hulldoscr kapasitas hcsar yang (I smnpai 20 kg) I
dapat llll'lllloron~ dalam jumlah yan~ sangat hcsar dalam satu Urug;m hatuan tcrselcksi (500 kg) 2
\\'aktu dihandingkan dcn~an pcngan~kutan truk yan,!! hcrul;mg- Urug;m hatuan tersclcksi (1 sa.mpai 10 ton) 5-10
ul;mg. hlok hcton (5 sampai 30 ton) 20-50
Pcnycks;uan pcnutupan yang tmg~i. digunakan hchcrapa hlok Uraian diatas mcnjclaskan mcngapa dala.m desain penutu
yang san~al hcsar tsatu diantaranya dilctakkan kc hulu untuk deng;m material kerakal atau kumi lcpas dipcrkcmtkan ada
mcncnan~kan ;url y;mg dirangkai dcn,!!an kahcl schingga akan h;my;tk material terlcpas sed;mgk<m penutupan dengm1 hCI
s;mgat mcmhantu dalam tahap yang sulit. hcton hias<mya didesain dengan pemunp;mg lintang minim
l'vlatcrial yan~ paling han yak digunakan untuk pcnutup;m sungai
adalah material kuari. haik schagai kuari lcpas y;mg hcratnya 4.1.2. Pengamatan Penutupan yang ada
500 kg sampai I ton maupun schagai hatwm urug tcrsclcksi Stahilitas material sccctra tcoritis kadang-kadang ditcntt
yan_!.! tli~unakan h;mya d;u·i hon~kah hcsar y;mg hcratnya an tara deng;m rum us D (p -1) = K y2 dimmum D ditentukan se
I s;unpai 5 ton. Tidak scnl\la kuari dapat mcnycLiiak;mmatcrial konvesion;tl, V;rriasi K tcrgantung d;rri hentuk materi;tl
hcrukuran hcsar. dan h;mya hchcrapa yang dapat menyediakan kemiringan lereng tanggul. Kcccpatan aliran (V) y
hatuan hcmkuran hcsar s;ullpai dcng;m I 5 atau 20 ton dalmn menyinggung matcri;tl pcnutup ;tk;m sangat hcrheda der
pcnetrasi yang hcsar. Kaji;m tent;mg kcterscdia;m kuari s;mgat kecepatan rata-rata, sehingga herat teoritis material y
dpcrlukan guna mcncntuk;m pcnutupan. Batuan urug tersclcksi diperlukcm tidctk tepat, d;m kajim1 tcrhadap proyek-proyck y
dapat Jitcntukan dcngan he rat (a tau diameter ekui valcn) batuan ada merup;tk;m hal y;mg sm1gat perlu dipcrhatikan.
tcrschut y;mg s;una dcn~an l/2jumlah total (0 50 ) Kuari lepas Suatu perbanding;m yang disederh;makml antctra penutm
ditcntuk;m dcngan 0 50 dari hag ian pokoknya Jimana hia-;anya penulup;m yang ada menunjukan bm1ye:tk ketidaksesuain ai
sama Llcngan D 75 dari ku;u·i Icpas. Material y;mg lehih halus solusi-solusi dan juga mcngenai penggunaan material 1
sepcrti kerakal atu kuari lehih herat dapat digunak;m untuk kasus-kasus yang berheda, Kebanyakan kctidakscsu.
penutupan renJah atau penutupan yang tinggi paJa tahap terscbut terjadi karena perbcdaan penyajian hasil
per~.<una. kctraktcristik penutupan atau beberapa alasan sebagai heril
Material lain y;mg digunakan untuk penutupan-penutup;m y;mg - Scjumlah desain pcnutupan memperkenankan adCI
tinggi pada tahap pcrtwna. kehilcmgm1 b;myak material
Material lain yang di.- rn;tkan mlluk penutupan-penutupan - Dcfinisi km;tkteristik material yang herheda (dim
renting adalah dengar heton. haik yang herhentuk kubus materi;tl kuari Icpas) '
maupun slnr~tur y;mg 'l:hih kompleks. Bcrat satucmnya bias;mya - Dcngan alasan ckonomi,kemnamm, kctersediacm mat
antara 5 sampai 30 1011. besar, maka material ym1g lebih bcs;rr d;tri batas uk
Beharapa hal perlu Jitekankan patla penggunaan material- yang dipcrlukan kadang-kadang dapat dipcrgunak;m(s(
material yang herheda untuk penutup;m adalah : karena alinm dan tekanan air pada saat penutupan lehih I
- Rapat massa halum p, aJala.h penting karena pada setiap dari rmnalm1 maksimum d;tla.m desain)
konsisi liidraulik yang ditetapk;m, maka basil D x ( p - 1 ) - Sehagai referensi sering dipakai hetla tinggi tckanaJ
atlalah konstan y;mg hcrarti herat volume yang diperhikan ter;tkhir, yang mana jauh lebih tinggi d;tri tek;man pad: 1
untuk material kapur (p = 2,1) ;tk;m 3 kali lehih besar dari yang pe:tling sulit dalcun penutupan tersehut.(Tcrut;una
material basalt (p =2,9) atau hlok beton (p = 2,4) ak;m penutup;m aliran rendal1)
memerluk;m 60 1:1- lehih herat dari blok granit (p = 2,7) - Sebagai refcrensi dipakai juga kecepat;m air rata-rata
Bentuk material juga pcnting d;m kelebihannya berbeda - alur sedangkan kecepatan yang akan ditctapkan a<
heda tcrgantung pada kondisi hidrauliknya. Bentuk kubus kecepatan air v y;mg menyinggung material. (herat Sl
akan lehih baik dalmn airm1 turbulen dan superkritis dan material adalah sepadan dengan V6)
bentuk bentuk kentkal ;tk;mlchih baik untuk kondisi-kondisi Penutupan sungai mempunyai dua tahap;m y;mg s;mgat bet
lainnya. yaitu :
- Harga material kucui rendah jika hcrupa material kuari lep;L<; T;tl1ap pertmna, apahila perbandingan antar kedalmnan
seda.ngkcm y<:mg bcnL-;;tl d;ui basil g;tliml b<:mgunan penmmen tekanan air cukup besar, ali ran bel um mencapai kl
harganya no!. kecepatcmnya y;mg menyinggung meterial penutup lehih re
Harga menjadi jauh lehih tinggi jika herupa batuan jika d;rri kccepal<m rata-rata eli d;tlmn alur sungai. Kepadat;m
berupa hatuan urug terselcksi hcrukuran besar dan leb;tr tanggul biasa memerlukan dimneter material D
merupakm1 gamharm1 prenstasi y;mg tinggi d;tri keseluruh;m secara y;mg secara kas;rr sepadan dengan 1/3 tinggi tekam
material kumi yang tliperluk;m. Apahila berat satuan dm1 dan dapat dikurangi menjadi 1/4 jika material yang c
jumlctl1 hatmm urug terseleksi tid;tk terl;tlu besm m<:tka agar diterima hanya sedikit atau untuk beda tekanan y;mg kec
lehih ekonomis dilakukm1 seleksi material material terhesar Dalcun kcadam1 tersehut, materi;tl yang mcng;mdung b~
pada waktu pemuatan material kuari !epa-;. hal us atau ukuran seda.ng dengan susumm y;m proporsionali
Hmga heton konstan per m 3 jika berat satuannya berada sa.ma baiknya dcngan material yang mengandung hanya 1
dalmn hal<ts hatas tertentu (misal <:mtr 5 dan 30 ton) dan besar (dengan satu ukuran s;~ja) Bcntuk material sepcrti •
hentuknya tidak tcrl;tlu kompleks. Dengm1 dcmikian da.pat mengandung hanya unsur hesar (dengan satu ukuran
dijelaskan mengapa hlik yang lehih hesar dari yang Bentuk material seperti kentkal smna haiknya deng;m b
diperluk;m katl;mg kctd;mg dipergunak;m karena lchih a.man material kuari lepas dan lcbih haik dari materi;tl hcntuk k
dan lebih mur;tll (dengan mcngurangi luas penampang Kondisi yang menguntungkan tersehut akan heruhall
timhunan maka volume tot<:tl <:tk<m hcrkurang) perhandingan ketebalan dcng;m heda tinggi air terl;tlu
- Perhedaan h;rrga t;mggul per m 3 pada mat~ri;tl timhumm. sihingga terjadi ;tliran kritis atcm sehingga terjadi aliran

192 Bagian R: Hendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pamai.


SNI 03-6456.2-2000

•k
J1J~I
penutup<m Win dimensi matetial untuk masing-ma<;ing
_jauh lchih hcsar dari pada setengah ukuran material
penutup harus memperkirakan tetjadinya masala.h tersebut
dan bendungan pengelak dibuat dengan material berukurcm
All~ satu tanggul ). kecil yang mudah hanyut oleh aliran air sesuai dengan
~,l!gahungan pcnutup hilir horisontal dan penutup hulu kemajuan peker_jaan penutup<m
,~kal dan perhitungan atau uji model dapat dikemhangkan - Terut.ama pada sungai Iebar atau dalam. tanggul penutup
_,ai dcnga 1 hal terschut. Penyelcsaian ini telah berhasil dapat digabungk<m menjadi bagian dari protil bendungan
,akai pada:) t.ahun y;mg lalu di Rosaires (Sudan) untuk tinggi pengelak. Hal ini tidak selalu merupakan penyelesaim1 paling
_laJ1an air 3 m. baik karena daerah bendungan pengelak mungkin tidak
I'
sesuai untuk penutupan (misalnya air terlalu dangkal) dan
~~ Persyaratan atau Metode Khusus menimhulk<m kesulitan terhadap sifat kekedapan air pada
Jll!ltupan sungai pada jurang yang curam kadang-kadang penggunaan material berukuran besar. Selanjutnya
lfiJkukan dengan peledakan tunggal, dengan keuntungan alinyemen terbaik untuk penutupan tidak selalu tegak lurus
Jupalkan tekanan air y<mg besar, penghematan waktu,jumlah pada aliran sungai
lterial sangat hanyak dan pcmbagiim tinggi geometri yang - Laju penumpukan material yang tinggi akan sangat
11Jl:rlukan hetul hctul baik. Perlu diperiksa bahwa tidak tetjadi bermanfaat dan sebaiknya dilengkapi dengan jalan masuk
,fimpa.,.an yang cukup bcsar yang dapat merusak t.:wggul. ycmg mudah. Kebcradaan penutup dalmn waktu yang lama
11utupan scpcrti tersehut di atas sudah dilaksanakan dengan akan berbahaya pada tcthap-tahap tertentu untuk penutup<m
fha<;il haik pad a tcthun 1Y60 di sungai Dex di Iran (peledak<m horisontal atau pada waktu mendekati penyelesa.im1 untuk
:.,000 m 3 ), tclapi beherapa kesulilan di Mantoro, Peru pada penutupcm vertikal.
•un 1Y67 (pcngalihan aliran 125 m 3/dt dan dcngan beda tinggi Uji model harus dibuat deng<m mempertimb<mgkan panuneter-
tman akhir I g m ). parameter berikut: geometri sungai, rapat massa, ukuran dan
tledakan yang berhasil dan memuaskan di Rusia yang bentuk material, kecepatan penutupan, pembongkaran
r:nghasilkan penutupan sungai dan terutama hendungan bendungan pengelak, kemungkinan tidak ratanya penyebaran
.•manen pada wak:tu yang bersamaan, ha<;il pemadatan'lya mater211 (terutama pada pcnutupan horisont.:"11). Kemungkinan
,jk, permcahilitas rendah. Tinggi tekanan air yang dapat kerusakan blok-blok besar tidak munpak dalmn uji model. Bagi
~>rima sesudal1 penutupan jauh lebih bisa dari cara lainnya penutupan besar akm1 lehih membmltu jika menggunakan uji
tupi pada tempat lain yang sesuai yang agak luar biasa haik model yang menggmnharkan penutup selama pelaksanaan
.tlla tempat ini, solusi ini tidak huk:an yang paling munth. dengan memperhatikan pengukuran dan pengamatan terakhir.
,imungkinkm1 juga bendungan urugan batu atau hcndungan Perlu diperhatikan dalam k:enyatc1a11 bahwa penguji<m umumnya
cngelak dilaksm1akcm deRgan laju penimhunm1 dari satu tebing untuk aliran maksimum yang dikehendaki. Adapun suatu
.tngan curalum material melalui puncak tampang lintcmg penutupan kadang-kadang menemui kesulitan jika tcrjadi
Jakhir. Cara ini merupakan keuntungan hahwa penutup penurunm1 aliran, baik karena berkurangnya tebal air schingga
rsebut merupak<m gahungan hesar penutup urugan. Material timbul aliran kritis lchih awal maupun pada suatu keadaan
.!n\)unan merupakan material berukuran terbesar pada elevasi dimcma tekanan air maksimum menjadi lehih besar pada aliran-
1. Cara terse hut mungkin biaym1ya murah dan dapat diperoleh aliran rendah (pada hangunan pengelak dengan <unbmlg tinggi)
•enutup dengm1 perbedacUl tekanan air yang tinggi, namun Uji model dengan menggunakan air yang relatip bersih akan
:'\ulitan yang dihadapi adalah bagaimana membuat struktur memberikan keleluasaan untuk pengawasan bagi penutupan
~dap air dan perkiram1 besamya penurunan yang ak.an tetjadi. horisontal mungkin lebih sulit dilakukan pada prototipe.
~ri'utup<m sungai pada sungai landai berpasir atau berkerakal Jik:a telah dipilih suatu cara penyelcsai<m, kecunammnya lehih
,apat dilakuk<m dengan alat k:eruk kapasitas besar. Penutupan ditekankan berda<;arkan padakepekacu1 pcrubahan sifat (tinggi
:engan kerakal sehagian dapat dipelajari sehagai penutupm1 tekanan, energi, aliran/m) dari pada dcngan batas ukuran
,;?nna.l, tetapi penutup<m dengan pengisian pasir akcm herbeda. material. Misalnya: suatu penambahan untuk aliran atau tekcm<m
.;,arena pertimbangan pengcmgkutan benda padat oleh aliran air, mungkin beberapa kasus hanya memerlukcu1 pcnmnbahan
,·mgai terhadap pao;okan material dari luar dapat menjadi faktor sejumlah material ycmg smna atcm s~jumlah kccil halok-halok
4enentu d<m kapasitas pengeruk yang dibandingk<m dengan besar yang dipergunakan sehagai tindakan pencegahan,
;nergi sungai total dapat untuk menentukan tinggi tekanan air sedangk:an pada kclsus yang lain akan menyehahkan kerusak<m
:enutupan maksimum. tanggul. Berdasar m1alisis kepekaan terse hut (yang dapat juga
~talam pengembm1gan pembangkit tenaga pasang surut yang dipelajari dengan uji model) dapat ditentukml pilihan diantara
.~sar, masa.lah penutupan yang terjadi pada daerah tangkap<m beberapa cara teknis penyelesaim1 .
,1dalah herhubungan dengan aliran yang sangat besar (sampai Perlu dibuat perhitungan kasar tentang biaya dan waktu
,jengcm 1.000.000 m 3/dt). Meskipun demikian, perbedam1 tinggi pelaks<maml bagi bcrbagai allematif rencana h<mguncm pcngelak
1;ekanan air tidak akm1 .lebih dari 5 m dan bias<mya jauh lebih untuk berhagai besaran aliran guna mendapatkan optimisasi
J'CCil tergantung pada luas pena.mpang pintu yang sedang yang menyeluruh. Untuk mcndapatkan perkiraan metode
:.ioperasikan. Perubahan arab aliran dapat diharapk:an penutupan serta kcrrateristiknya pcrlu dipclajari sccara rinci dan
;Jemperoleh timbunan batu dalam jumlah besar untuk diuji dengan model. Optimisasi harus mcmpcrhatikan
•t..'nutupml horisontal, sedangkcm penutup vertikal dengan 1 atau keterkaitan program keseluruh<m sckiranya periode pcnutupan
: i:anggul diharapk<m dapat lurus asalkm1 kondisi dasar lautnya diperp<mjang hingga mehunpaui musim kcring.
nenguntungkan.
4.5 Ringkasan Metode Penutupun Sungui
J.4. Komentar Umum Penutupan Sungai Laju pekcrjaan pcnutupan vertikal mcmcrlukan material
Sejumlah penutupan ternyata lebih sulit dari yang berukuran agak kecil (dimnetcr ckivalen = 1/3 tinggi tck<man
diperkirakan ak.ibat ketidak sempurnaan pemhongkaran air) asal sungai cukup dalmn d<m kondisi hidrauliknyajauh dcrri
bendungan pengelak. Desain bendungan pengclak dan aliran kritis atcm super kritisjika tetjadi alinm kritis, hcrat satuan

Bagian 8: Bendung. Bendtmgmt, .\'ungcti, Jrigasi. Pctntai. 195


SNI 03-6456.2-2000

diingink:m schclum pcnutupan. Dimcnsi material pclindung (kecuali pada awa.l pekerjaan) dan sebagian hesar rna~
sama scpcrti material pcnutup sungai tetapi dapatjuga dengan adal<lh urugan hatu yang diklasitik<L"i at<tu hlok beton. Sej
ukuran lchih kcdl untuk hagian yang tidak pada lereng halnya pada penutup<m vertika.l, scjuml<lh besar material (J
(misalnya SO,Yt dari hcrat satuan material penutup). Jika lapisan lcreng hilir y~mg landai) lehih scsuai untuk material kuari
hmak tidak hcgitu tehal. maka dihiark:m hm1yut olch aliran pada untuk bcton y<mg mana lehih ekonomis jika digun:
sungai. hlok hcton yang besar.
Dari gamhar:m di alas mcmmjukkan hahwa pada sungai yang
cukup dalam dan matctial ku:u·i tcrsedia s:unpai dcng;m ton 4.2.2. Pengamatan dan Pendekatan Teoritis
atau 5 ton: maka pcnutup:m dcngan tckmtan air smnpai 3 m Jenis penutup<m ini h<mya ada heherapa yang haru. Dari s1
akan mUllah dan ekonomis serta dapat diperkenankan p<md<mg ekonomis penggunaan blok-hlok beton untuk de
kchil:mg:m material lcpas di akhir penutupml. Untuk tek;man penutupan sungai cukup aman. Walaupun sccara teoritis d
di atas 3m. tcrutmna pada sungai deng<m debit hcsar diperlukan dipakcli material kecil, rupanya ukuran maksimum material~
hlnk hcton (kccualijika material kumi s<mgat mudah dipcrolch). akcm kunmg dari 40% tekanan air terakhir pada saat penggm
Secara ekonnmis lchih haik digunakan hlok-hlok sehesar h<lhan heton dan 20% pada saat penggunaan hatuan till
mungkin (:mtara 20 smnpai 30 ton) untuk memhatasi kcrugi;m. dcngan lereng hilir lcmdai; material y<mg relatipjauh lebih
Pcnutupan dcngan tinggi tekanan 4m memerlukan hlok heton digunakan pada penutupan deng<m material pengeruk<m
sampai 30 ton, scd;mgk<m pcnutupan deng;mtek;m;m 2m dapat tek<man air tcrakhir I m ukuran, material kurang dari 0,1
dicapai dengan mcnggunakan material kuari kurang dari 1 ton. tct<lpi lereng hilir s;mgat lcmdai.
Pcrhandingan tersehut menjelaskan adanya kecenderungan Pada tahap peruuna pcnutupan, ukuran material ditentukan
pcnutupan sungai dcngan tinggi tekanan air yang hesar tinggi tekanan air; scd<mgkan selama t<lhap terakhir oleh 1
dilakukan dcngan memhagi menjadi dua atau tiga tanggul. alinm per meter pada lereng downstream; dan selama t
perteng<lh<m (yang hia<;anya paling sulit) ditentukcm o.leh k
4. 13 TanJ.!J.!UI Penutup Ganda parameter tersehut dan oleh produk yang dihasilka1
Pcngguna;m dua t<mggul mengakihalkan tek<man air hampir misalnya energi per meter. Rum us untuk menentukan berat
sclalu terhagi dua pada masing-masing tanggul. Perhitungan tergantung pada spcsifik energi, walaupun rumus ters
menunjukk:m ketika alinm total sungai tidak terlalu besar tinggi herdasar pada t;unp<mg lint<mg minimum, tetclpi masih ku
pcngurangan tckanan air saat kritis untuk masing masing diyakini tcrutmna jika digunak<m material urugan batu
tanggul kira-kira 60~"k tinggi kritis air saat l<mggul tunggal. jumlah yang hesar pada Iereng yang land;li.
Penutupan ganda lehih mudah dilaksanakan dibanding Dari semua pertimbangan teoritis dan uji model, pada
penutupan tunggal dan kclehihmmya pada air dangkal dapat tekanan akhir yang sama ukunm maksimum material pc
dihindari kondisi kritis schelum tahap akhir. horisont<tl lebih kecil dari material penutup vertikal. 1
Mengingat penutup ganda tidak hegitu menguntungkan pada material ukunm paling hesar harus digunakan pada seb
tekan;m total di hawah 2 atau 3 m, mal<.a umumnya digunakan besar penutup horisontal mengingat hanya sebagian
untuk tckamm y<mg lehih tinggi dcngan alas;m kcamanan dan penutup vertikal menggunakannya.
hiasa. Ukuran material yang diperlukan dapat diperkecil d(
Jalan masuk menjadi lehih sulit, kecualijika ada tanggul yang membuat penutupan alur sebesar mungkin agar c
sangat panj;mg, tetapi dapat di atasi dengan membagi tanggul mengurangi debit aliran per meter sehingga energi maksi
pada tahap terakhir penutup;m s;~ja. Jarak antara tanggul harus dapat berkurang. Secara teoritis dapat digunakan rna
sedemikian sehingga dipcroleh penurunan kecepatan aliran ukuran kecil pada sungai yang sangat Iebar ~L'\alkan alira
yang cukup hcsar pada gencmgan di an tara dua tanggul. J arak meter sangat kecil pada awal pcnutupan. Tctapi jika l
100m cukup haik munun demikian terbukti terlalu kecil dal<un terse but tidak seragam sepanjang t<mggul pada akhir penu
uji model untuk alinm khusus dengan tekan<m air yang tinggi. dimana tekanan air terakhir cukup hesar akan mer~jadi
Jarak tersehut dapat diperkecil jika kedua tanggul tidak hencana karena adanya konsentra..,i aliran pada suatu titik
dih;mgun dari tehing y:mg sama. rendah. Pemilihan material yang diperlukcm berdasarkan el
terendah dan tidak sama dengan elevasi rata-rata (kerm
4.2. Penutupan Sungai Secara Horisontal hendungan pengelak urugan batu olch aliran rata-rata
4.2.1. Metode Penutupan dan Penggunaan Material relatif kecil yang terjadi karena konsentrasi aliran
Penutupan sungai dilakukcm dengan membangun L:'lllggul secarcl mengakibalkan suatu alircm per meter jauh lebih hcsar).
merata dan sercntak melintang sungai. Metode ini tidak Karena pertirnh<mgan tersehut di at<ls teori yang rumi
memerlukcm pemhuatan pelindung da"ar sungai karena sudah sedikitnya jumlah penutupan sungai yang dihuat de
langsung dilindungi oleh material penutup tersehut. material urugan batu, penetapan aturan sementara 1
Untuk meletakk<m material secara serentak di seluruh hentang penutupan horisontallebih sulit dibanding dcng;m penu1
alur sungai diperlukan peralatan khusus, umumnya terdiri dari vertikal, maka uji model harus dipergunak;m dcngan hal
jemhat<m, jemhat<m lay;mg, derek kabel (untuk blok sampai 10 (perhatian yang sungguh-sungguh diherikan untuk kcsta
ton atau lchih), atau ban het:ialan atau kapal kapal keruk (untuk t~mggul di akhir penutupan dan kepekaan penutupan ted
material ukuran kecil). Keuntungan penggunaanjembaum dapat perubahan kecil dari aliran total atau aliran yang mas•
mengangkut materiallebih herat dan tidak ada resiko kemaceum bangunan pengelak) ·
karena kerusak~m mesin peralat<m khusus.
Material penutupan horisontal terdiri dari batuan atau beton 4.2.3. Tanggul Penutup Ganda
seperti halnya pada penutupan vertikctl, tetctpi persyarat<mnya Penutupan horisontal helum pernah dilaksanakan de
smna dengan penutup~m vertikal di t<lhap terakhir dan material t<mggul penutup g<mda. Analisis secara tcoritis menunj1
yang sangat kecil dari kuari lepas akan hanyut dalam jumlah hahwa penghematan oleh penutup ganda .lehih kecil diha
hesar. Persyaratan lebih ketat pada sebagian besar penutup dengan penutup vertikal (energi maksimum hanya dit

194 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pcmtai.


SNI 03·6456.2·2000

30 m antara eleva-.i muka air maksimum di hulu dan hilir kesulitan jika harus dikerjak:an dalmn waktu yang singkat.
yang scring terjadi selama pelaksanaan bendungan. Dcmikianjuga penempaum dcngan laju yang tinggi danjumlal1
')udall tcqadi limpasan pada semua jcnis bendungan yang besar untuk material filter yang canggih mcmerlukan
pengclak. dcngan atau tanpa kerusakan, dan pengalaman persiapan tempat pengolahan yang tidak selalu tersedia di awal
,Jalam hal-hal yang tcrkait dengan pckcrjaan tcrsebut pekerjaan.
•Jlcrupakan hal yang menarik. Berdasarkan alasan terse but di atas, untuk mcncapai kekedapan
4JjJOran scmae<un ini untuk menghindari kajian yang mendalam pacta bendungan pengelak: urugan sedang sampai tinggi
~i semuajcnis bcndungan pcngclak, dan hanya untuk merujuk dilakukan sebagai berikut:
~pada dcsain serta pcrsyaratan konstruksi bendungan pengelak - apak:ah dengan inti lempung dipasang di bawah air
pggi dan untuk limpasan pacta bcndungan pengelak:. scbagaimana kcbanyakan material-material transisi dan
~ngamaum utamanya ditujukan pada hendungan pcngelak urugan (Iebar inti berada pada kisaran tinggi bendungan
agian hulu yang paling tinggi tetapi umumnyajuga dikenak:an pengelak). Ada sejumlah contoh di Brasil dengan inti miring
tda bendungan pcngelak bagian hilir (perlu dicatat bahwa di hulu (Tucurui) atau inti sentral (ltaipu), dan yang terakhir
ehan pada bendung<m pengelak tersebut berbeda-beda pacta ini merupakan solusi yang lebih baik apabila diperlukan
~tdaan opcra-;i nonnal dan ketika ter:jadi limpasan). pcmhersihan ckstcnsif dan perlakuan menyeluruh pada
pondasi bawah air.
:2. Tipe Hendungan pengelak - atau deng<m diaphragma sentral yang dibangun di tempat
I
2.1. Hendungan pengelak beton atau Pasangan Batu. kering atau di bawall air selmna atau setelah pengurugan,
1endungan pengelak berskala kecil sering menggunakan scpcrti diaphragma beton (pondasinya dapat dibuat di air
J>nstruksi tipe gravitasi, yang mempunyai keuntungan sanggup dangkal), contohnya di Cina yaitu bendungan Loyangxia
·<:nerima limpas<m. Bagi yang berskala menengah dan tinggi, dengan tinggi 55 m. Inti tipis dari semen umah plastik sudah
)C konstruksi ini tidak menguntungkan dari segi biaya dan dipakai pada bendungan perm<:mcn di Jerman (Foermity dan
.aktu. Frau) dan India (Mula) juga sangat menarik dipakai sebagai
,;~nggunaan bendungan pengelak tipe busur telah berha<;il baik bendungan pengelak. Inti dari bahan beraspal (kerapkali
!ngan suatu desain yang sangat mirip bendungan busur digunak:an untuk bendungan perm<:men dcngan tinggi yang
,~nnanen ketika dipergunakan pada bangunan berpola tunggal sama) rupanya tidak digunakan untuk bangunan bendungcu1
~tu merupakan bagian besar dari keseluruhan pengaman pengelak.
J!lingkar untuk satu tahap dari yang berpola b<:myak. Dinding turap pancang dapat dihuhungk<m deng<m batuan da"ar
~·ngalaman di Kariba sangat menarik dengan bendungan di tempat kering atau scbagian altcrnatif di dalam air
!ngelak y<mg tingginya mencapai 40 m. (kemungkinan dilengkapi dcngan grauting). Bendungan
ntuk mempercepat pelaksanaan, desainnya lebih sederhana pengelak dengan tinggi 45 m dapat menggunakcu1 cam tersebut
:'banding konstruksi permanen baik mengenai geometrinya seperti yang diker:jakan di Cahont Bassa.
1;ering digunakan busur berlingkar vertikal) maupun Diaphragma parium yang awalnya digunctkan tcrutama pada
~nanganan sambungannya. Sebagian dari pondasi dib<mgun bagian pondasi, kemudim1 digunakan untuk bagi<m atas dari
11 bawah air (misal dengan colcrete atau pembetonan di bawah sejumlah bcndungcu1 dan bendung;m pengchtk.
.r antara dua dinding tinii dan diperbaiki dengan grauting), Injeksi tirai dapat digunakan pada urug<:m hatu yang mula-mula
:1111un yang sangat perlu diperhatikan bahwa pondasi yang dipasang dua injeksi tirai pada tekanan rendah, injcksi
.·t\!nerima gaya busur utama hams dipasang dengan baik, karena selanjutnya di anutra keduanya dengan tekanan tinggi. Cara ini
:msakan hcndungan pengelak tipe busur dapat lebih cepat diterapkan untuk hendungan pengclak (hcndungan) yang
:!Tipada tipe urugan dan tentunya menimbulk<m resiko y<mg dibangun hanya dcngan massa urugan hatu d;m injeksi tirai.
~:bib besar bagi kehidupan m<:musia. Pilihan ini baik untuk dipertimbangk:m dalcun bchcrapa hal
terutama untuk alasan progrmn.
..2.2. Bendungan pengelak urugan hatu a tau urugan tanah Apabila hendung<m pengelak dib;mgun di atas lapism1 material
.olusi yang hiasanya digunakan untuk bendung<m pennanen halus yang cukup tcbal, dinding tirai kcdap air kad<mg-kadang
1dak mungkin langsung diterapkan pacta bendungan pengelak ditcunballkan dengan mcmasang sumur-sumur pcmhucmg yang
:arena kurangnya waktu dan kadang-kad<:mg mustahil untuk dalam di hagian hilir.
ilakuk<m pematusan. Ada keuntungan dengan menggunak<m
1taterial yang h<mya memerluk<:m sedikit persiap<m d;m atau 5.2.3. Hendungan pengelak tipe lain
ersyaratan-persyaratan longgar dan desain bangunan yang Solusi dengan turap p<:mjang bcntuk sci tanah deng<m pcrkuatan
temperkencmk;m penurunan lebih hesar serta memungkink<m tanah dapat digunctkan sehagai pilihan pcngguna.an gabungan
:lanya remhesan. Dengan demikian dapat dihindari persiap<:m konstruksi hcton deng<m urug<m t<mah atau umg<m hatu. Kadcmg
~mg lama dan hiaya yang mahal pada pckerjaan pondasi. kadang konsep dcsain tcrlalu dibatasi oleh klasifikasi y;mg
Lunun, bukan merupakan peraturan mutlak jika bendungan discdcrhanakan antara konstruksi heton menyatu dengan
cngelak dihangun pada saat kering (selmna musim debit kccil tanggul urugan.
<Ul dcngan pcrlindungm1 dari bendung;m pengelak pendahulucm Gabung<m pasangan hatu kosong deng:m urugan halll tclah
;mg kccil) menurut desain hendungan kecil. herhasil diterapkan di Cina dimana diperlukan limpasan
lendungan urugan batu deng<m membran di hulu hampir utk dipunc;tk bendungan deng;m debit ked!. Untuk alas<m yang
•.cmah digunakcm karcna pcmas<mgannya memakcm waktu y<:mg s;.una hcndung;.m pcngelctk rollcretc y;.mg hclum diklasilikcL-;ikan
<:mgat lcuna dan kcsulium dalcun pelaks<:macm kaki pondasi hulu schagai bendung;m hcton, ak<m mcnjadi salah satu pilih;m yang
ntuk memhran. baik dimasa mendat<mg. Meskipun pcrilakunya mirip dcngan
\~nempatan inti lempung atau urugan dengan spesifikasi d<:m ciri-ciri hcndungan hcton, metodc konstruksinya lehih
•Lmeriksaan kadar air yang tepat (tcrutama jika perscdiacm mendekati bcndung<m urugan dan struktumya harus di dcsain
tahan timhun terletak di dacrah basah) akan mengalami sesuai deng<m hiaya. Kaji;m tentang material ini sedang diikuti

Jlagian li: !ll:'luillng. /le/1{//lngon. S11ngai. /rigusi. l'ontui. 197


SNI 03-6456.2-2000

material yang dipcrlukan dikalikan mung kin kclipatan 10. - Kesula<m atau ketidak mungkinan dilakuk<m pcng1
Pada pcnutupan horisontal atau pada tahap akhir penutupan pond<L<>i.
vcrtikal. material y;mg dipcrgunak;m dap;1t herukunm hesar - Kadang-kadang dibangun di tempat yang scmJ
dal;unjumlah minimum atau hcrukuranjauh lehih kecil dengan kcsulit;m untuk jalan masuk.
jumlah yang jauh lehih hesar (lcrcng landai). - Konstruksi atau pcngopera->immya pada suatu alinm
.I ika material kuari mudah dipcrolch, maka harga kuari lepas - Desain limpasm1 atau hercsikonya lcbih tinggi; jik.
rendah untuk ukunm sampai 500 a tau I OOOkg. Batu tim hun bendung;m pcngelak 1% atau 2% dari umur bend
tersclcksi lchih mahal d;m sulit didapat untuk heral satmm di hanjir rencm1anya smnpai pada kisarm1 20 tahun da
alas 2 atau 5 ton. terlehih jika hanya material hesar yang kira-kira 10.000 talmn untuk sebuah bendungan pen
diperlukan. Harga heton per m3 hampir smna untuk hlok-hlok - Tidak mungkin melakukan pengonlrolan pada
hcsar (20 smnpai 30 ton) atau untuk hlok-hlok kecil. Hal ini pengisian reservoir.
menjelaskan mengapa ketika menggunakan material kuari, Beberapa persyaratan yang lebih menguntungkan
tcrutama material kuari lepas. diperkenankan penggunaan bendungm1 pengclak tetapi tidak dapat diterima pada hen1
material dahun jumlah hesar, sedangkan jika mengguna.kan permanen:
heton perlu pemhatasanjumlah volume dcng;m penggahungan - Pengamatan, pemeliharaan. dan penguatan bene
herat satuan y;mg hesar. pengelak lchih mudal1 karena ketersediaan fasil
Pcrlimhang::m ekonomis ini dapat mcnjclaskan perkemh::mgan lapang::m.
penutup::m selmna 25 tahun tcra.khir (periksa Tahel I.) Gera.kan gerak;m yang lebih hesar dan laju remhcsa
Pcnutup dengan tck::man air tcra.khir di hawah 3 m sehagi::m lehih tinggi sampai behcrapa m 3 /dt dapat dilcrim
hesar dicapai dcngan tanggul tunggal cara vertikal bcndungan pengelak, mcskipun mahal untuk ben<
mcnggunak::m material kuari, kecua.li untuk penutupan dengan permanen rembcsan sekitar 0,1 m 3/dt sudah tcrlalu
tinggi tek::m;m air kecil (kunmg d::ui 1 m) dihuat dengan material sekalipun hal ini tidak selalu dibuktik::m.
Iunak d::m juga deng::m material pcngerukan. Jikajumlah besar Dalmn diskusi dengcu1 para kontraktor atau pcrusahaa
material dapat diterima, seluruh penutup smnpai 2 m a.kan ditunjuk untuk pelaksanaan pekerjaan ter
dicapai dcngan kuari lepas dihatasi smnpai 0,5 aL:'lu I ton. Jika penyelesaiannya selalu menitik heratk::m pada fa.kto
tek;m::m mclcunpaui 1,5 a tau 2m lebih haik a tau pcrlu digunakan lebih ekonomis baik dalmn perencanacmnya maupun
blok-hlok hesar smnpai 5 ton pada a.khir penutupan sungai. pelaks::maannya deng::m memanfaatk;m peralat<m pe
Untuk penutupan lchih d::ui 3 m, dapal dilakukan salah satu yang tersedia dm1 persyaratan-persyaratan y;mg tere1
dari tiga jenis penye' sai<m di hawah ini: Umur y::mg pendek pada hendung::m pengelak memhe
1. Penutupan C<t ct vertikal dengan tanggul tunggal dengan penggunaan material seperti h~ja buk;m tahar
meP_sguna.krn' ,)lok-hlok sangat hesar dan umumnya blok lembaran plastik kedap air atim tilter, d::m lain-lai1
he.on pada t1hap akhir. Rupanya tekanan air pada biasanya tida.k diperkenankan untuk hcndungm1 perr
penutupan se: ,erti tersebut di atas pada ali ran hesar tidak Pada umumnya kerusakmmya kecil ym1g ditimbulka
pemah lehih besar dari 5 m, ukunm ma.ksimum blok adalah kegagalan letapi untuk hendungan pcngcla.k yang
30 ton t:ntuk beton (kadang-kadang 2 atau 3 dihubungkan dengan t;;mdon air bcsar kegagahmnya dapat hcrakibl
den6an kabel) dan untuk batuan 15- 20 ton. bagi lembah di bagian hilir. Ada hanyak variasi '
2. Penutup horisontal menggunakan batuan urug terseleksi bendung;;m pengela.k tcrutama untuk yang bcrtckar
atau hlok heton. Meskipun secara teori dimungkinkan rendah karena disesuaikan deng::m material sctemp
untuk dilmnpaui, tinggi tekanan air maksimum dalam : peralatan yang tersedia (kunmgnya pcralatcm).
penyelesaian ini harus di hawah 4 m dengan batu urug Perencanaan bcndungan pengela.k lehih disesuaik<m d
dan kira-kira 5 m deng::m blok beton. Penutup semacam pengalaman serta fasilitas bangunan sctcmpat khm
itu sudah tidak dibuat sejak 10 tahun yang lalu. ketersediaan material pada lokasi herdasarkan
3. Penutup vertikal ganda mcmbagi tekamm air atas 2 atau 3 pendekatan teori stabilitas ; misalnya, dalmn pennas<
tanggul d::m membat<L->i tekamm air untuk masing-masing yang sama dapal di atcL->i deng<m memh<mgun krih,
tanggul sampai 3m. Penyelesaian ini akan menjadi yang bentuk sci, ikatmljerami d::m hronjong kayu, tergmltun.
paling haik untuk waktu yang a.kan datang, mengingat daerah tersehut, atau bcndungan pengclak urugm
material yang diperluk::m umumnya murah, penutupan dcngan lapis;m kedap air di hagian hulu dari lcmpun~
smnpai deng::m S m s::mgat mudah dila.ksanakcu1 dengan 2 ditcmpatkan di hawah air.
t;mggul, d;m penutup jauh lehih Linggi (sampai 10m) akan Konclisi tersehutdi ala<> lchih mcmherikcm kcscmpatan
aman dilakukan deng;m 2 sampai 3 tanggul didcp::mnya. perencm1aan yang imajinalif serta pcngemhang<m s
solusi baru y<mg kemudi<Ul dapat digunak;muntuk h<Ul
5. Bendungan pengelak permancn. Pcrsyaratan tcrsebut tidak sclalu dapat <.liter
5.1 Tinjauan umum apabila bendungan pengclak dijadikan hagiall
Meskipun pada d<L->amya kegunaan bendungan pengela.k atau bendungan ulama, akan tctapi untuk mcnghi
hendungan itu smna, akan tetapi persyaratan pelaksanaan, penundaan-penunda.an yang tidak pcrlu, pcrcncamum1
pengoperasian dan pendeknya umur bendungan pengela.k harus sering memasukk::m spesifikw.;i yang tidak mel
memiliki h::myak perhedaan dari kedua tipc bangunan tcrscbut. pada henclungan pcngclak.
Beberapa persyaratan yang lehih bcrat bagi bendung;:m pcngelak Sejarah bendung;m pcngclak sel;una dua puluh talmn te
adalah: digolongkctn :-.ehagai hcrikut:
- Waktu pcmhangunan lebih pendek meskipun untuk Tinggt hcndungan pcngelak semakin hcrtamhal
hcndungan pengela.k yang tinggi dan kerap kali berada pada sejumlah proyck sckarang mcnggunakan tingg1 50 m ~
musim yang telah ditetapkan apabila kondisi cuaca tidak dcngan pcrtamhahcm kcdalam<m akihat kcru:-.akcm ..,ung
menguntungkan untuk pckerjaan tcrtcntu. atau scsuai dcng<m hcda tinggi tcnaga ... ;unp;u 20 a1au Ill

196 Bagicm 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI 03-6456.2·2000

~.2. Urugan hatu yang herkualitas baik atau hlok heton tekanan air, lebih kecil dari kecepaum maksimum yang dapat
~;i~tak diterima oleh blok-blok. Karena pengadaru1 lereng landai
1•yak teon dan uji model Lelah digunakan dalam desain dengan tekanan air rendah tidak mahal, setiap aliran spesitk
iDdung urugan hatu yang berkualitas baik dan telah diusulkan dapat diterima oleh pelapisan blok, dimana dimneter ekivalen
IIJ:IIah rumus. blok- blok tersebut kira-kira 50% dari tinggi tekanan air untuk
.;hila bcda ·nggi tekanannya besar, rumus atau pengujian lereng dianmra 2 :1 atau 3: I. Hal ini berarti bahwa 2- 3 ton
tebut menu.1jukkan bahwa kebanyakan blok-blok dengan batuan urugan berkualitas baik dapat menerima tekanan air toutl
:JIIeterckivalen "d" dan mpatmassa "p" dapatmenalmngaya 3 m dan 20 ton blok heton untuk sekitar 5-6 m tinggi tekanan
·f~f akihat kcccpat1m air yang tinggi sepanjang jarak "L". air tom!. Pelindung semacam ini mmpak memiliki stabilita<;
·~·ginya ckivalen dcngan aliran spesitk "q" dengan tinggi jangka panjang dan secam tepat dapat ditentukan melalui uji
l:anan total '"H" yang berarti heraliran spesitik yang dapat model. Pengalaman pada pemecah gelombang di laut dapat
·~t~ima akan hertambah apabila kemiringan lereng hilir "i" menyediakan data yang berguna untuk desain-desain serupa.
II.) bcrkumng dan ketika diameter serUt rapat massa blok Pelindung urugan batu sebesar 3 - 5 ton pada hendungan
:aamhall. pengelak hulu di Cabora Bassa telah menyangga aliran spesifik
,urn ada rumus yang secara tepat dapat menggambarkan 50 m3/det dengan tinggi tekanan air di bawal1 3-4m, meskipun
.masalahan yang sangat kompleks akibat dari pengaruh uji model menunjukk::m kerusakcu1 pclindung~m tersebut pada
~olensi lokal, pencampuran udara, pengepakan blok dll. tinggi tekanan melehihi 4 m. sis tern serupajuga diterapkan di
:ah satu rum us yang paling sederhana (memherikan perkiraan Bendungan Laroux di Afrika Selatan dengan material serta
~tr) adalah sehagai berikut: tekanan air lebih kecil. Pada kedua ka'ius tersebut bendungan
=k&~/2 (p - 1) yang dapat tererosi dengm1 ketinggian heberapa meter di atas
Iiana k konstm1 dan bervaria-.i sesuai dengm1 pengepakan bendungan pengelak hulu menambah heda tinggi muka air
lk-blok d<m kckasaran lereng hilir (kekasaran lereng dapat sebelum terjadi limpasan (pemecahan masalah ini dapat
musalkan aliran yang memhahayakml dan meningkatkan diperti;nhangkan pada beberapa kasus).
bulensi) Meskipun tinggi telom<m yang dapat diterima cukup rendall
Jlgan asumsi nilai k dari 0,1 sampai 0,25 (masih Ia yak) namun dengan memisahkan bendungan pengelak hulu qan hilir
-1adatan urugan batu sekitar 3 ton dapat menahan aliran desain yang ekonomis dapat dicapai untuk jumlah tahapan
~:>ifik maksimum bcrkisar dari 0,5 hingga I m /dt untuk pekerjaan 2 tahap.
miringan lereng hilir 3:1. Berdasar stabilitas t1mah pada
Lllmnya, kemiring<m lereng tanggul urugan dengan limpasan 5.3.2.3. Urugan batu diperkuat
1g besar tidak boleh Iebih dari 1,5:1 atau 2:1 dan nampak Urugan batu diperkuat digunak<m untuk mcnccgah kerusakan
nwa pelindung urugan batu mempunyai nilai terbaUis, karena erosi atau remhcsan yang terpusat ketika dipergunakan
tingga penghematan biaya tidak seimbang dengan biaya anker panjang dalmn penempaum pelindung luctr dan guna
-.indungan terse but dan ditempkannya lereng hilir ym1g lcbih menjamin kestabilan lereng hilir tanggul terhadap longsoran.
fltdai. Desain stabilitas urugm1 hatu diperkuat serupa dengan urugan
11dungan Laughing Jack di Australian (lereng hilir 1,3: 1) telah batu tanpa perkuaum pada bcndungan ym1g dapat dilimpasi air.
:nerima aliran 1 m3/dt perm, heda tinggi tekanan 12m dan Kestabilan pelindung yang terbuka d<m dapat dilepa-. karena
'agian hcsar debit lewat urugan bendungan. Sebaliknya di kecepaum tinggi merupakan yang sulit ditetapkan dengan teori
.odungan Qros di Brasillimpasan aliran spesiftk kurang dari atau percobaan-percobaan, karena kerusakannya sering
r'3 fat perm telah menghancurkan timbunan, sebagaimana juga disebabkan oleh perpindahan material halus dan gctaran
:ngan bendungan Hell Hole dimana tinggi tekanannya sampai tulangan baja yang sebagian besar tergantung pada desain rinci
\ m dan erosi yang terus-menerus mengurangi penmnpang dan pelaksanaan yang baik. Pembatasan kecepatan untuk
,tang dan menyebahkan limpasan (hal demikian tclah pclindung ini (anurra 10 dan 15 m/dct) tidak dapat ditcntukan
·1i1engerti teUipi hcndungan ini tidak didcsain untuk mencri.ma dcngan tepat dan sangat hervariasi sepcrti yang diterangkan di
·ilpasan). ala'\.
(enurut teori, dengan beton pracetak 20 ton akan Pcng<tlmnml pckc~jaan pada h<mguncm yang sudah dilimpasi
-~mungkinkan aliran yang diijinkan 2 at1m 3 kali lebih besar mcrupakan hal pcnting dan laporan Australia mcrupakan
1Lanun biayanya akan meningkat tajam, sehingga sccara laporan ym1g bcrhmga k<trena meliputi sehagian hcsar contoh-
~c,nomis dipilih desain alternatif. contoh dan gmnh<tr<m pcrkembangan dcsain rind dan besamya
·-esimpulannya, tidak disarankan pengguncum hlok pelindung aliran yang dapat ditcrima. Scjumlah hm1gunan terse hut sudal1
ftuk hendungan pengelak yang menerima beda tinggi tekmum dilaksanak<m dimana konsekucnsi tcrjadinya kcrusak<m sec<:tra
t:!ug besar maupun debit aliran yang hesar. Namun bila umum Lelah dihcnahi. Pcrhm1dingan ant<tra ym1g herhm;il dan
lmmngkinkan, dengan biaya rendah, pcrlu memilih batuan yang rusak mcrupakan kunci d<tlmn dcsain mendatcmg.
1• i)esar scwaktu penamhangan dan mcnerr.!Jatkmmya di lercng Dari sekit<tr 20 h<mgumm yang sudah dilimp<:L'\i, lO hmtl1 lli
tlir. Dengan demikian ada U1mbal1an pada batas kemampuan mllamnya dengm1 alinm spesitik ym1g scm gat hcsctr, 5 buah sudah
raruk bagi gelombang dan untuk membalasi limpasan. lumcur atau rusak hcrat tctapi mcmpunyai ;tlas;muntuk dihindctri
tcibatnya penggenangan air naik satu atau dua meter, dcng<m pada ITI<L"<l mcndatm1g (smnhung<m dcngm1 tehing. hagi:mlcrcng
·emberikan kenaikan kapasita-. tampungan bc..njirdcullotpasit1L" yang tidak dilindungi, urugan hatuan yang mchnu.:ur pmla
~hit aliran melalui bangunan pengelak. Unu.ak pclimpahan anymnan dan mcrusakkannya). Pcngaruh hcnlla tcrapung
mg tinggi, aliran spesitik maksimum yang o:tentukan oleh terutama olch pohon-pohon hcsar mcrupakan rcsiko ym1g tidak
~cepatan maksimum y<mg diijinlom pada lapisan hlok y<mg dapat dihindari. Bcrdasar pcngalaman pclaksanaan dan
..~~rsangkut1m. pengopenL-.i<m di atas kchanyak<m dcsainmcmilih lcrcng yang
:Jmasalalum jadi jauh herhcda pada tckm1an air pclimpah<m agak cunun ( 1,3: I atau 1,5: l) dcngm1 50 kg h;~ja per m2 dim cum
111dah, kctika kecepaum maksimumnya ditcntukan olch tinggi + 25t~, hcrupa <mymnan. 259~. mcrupakm1 hatang mcmanjang

Hagian X: lll'lulung, ltendunga11, .\'ungai. /riga.\·i. l'muai. 199


SNI 03-6456.2-2000

pcrkcmhangannya olch commitee tckhnical untuk material d;m solusi yang berkaitan akan sangat herbeda. Aliran sp
hcndung<m hcton. a tau a! iran per meter pada arnh<mg agak rendah (an tara 5 s~
Rolkrctc mcmpunyai karaktcristik y;mg mirip dengan beton. 20 m3/dt per meter) tctctpi untuk sungai-sungai bcs<tr .
Kadar scmcnnya agak rendah (kerap kali kurcmg dari 100 kg/ mencapai 50 sampai 100 m3/dt per meter.
m ') dan met ode konstruksinya mirip dengan L<mggul urugan.
Secant keseluruhan hiaya satuan konstruksi ini akan hcrkisar 5.3.1. Limpasan pada hendungan pengelak heton
antara 50% dari hiaya bendung;m heton dan kira-kira 5 kali hendungan pengelak rollcrete
dari keseluruh;m hiaya satuan t<mggul urug<m. Tipe bendungan pengelak ini, seperti bangunan pem
Bchcrapa keuntung<m dengan rollcretc mllara lain; sedikitnya sejenis, umumnya sesuai untuk dapat menerima limp
pengolahan material. pcncucian material, pcnyaring<:m yang Untukjenis rollcretc, kurang penerapan dcngan prototipe
rum it dan pendingincm roll crete y<mg hias<mya tidak diperlukcm, mempunyai aliran bcrkeeepatan tinggi. Hasil uji m
pcmh;mgunannya lehih singkat d<:m marnpu mcnerima limpasan memuaskcm dan dalarn perencanaan untuk debit deng<m pe
sclmna d;m sctclah pclaks<:ma<m. Bagian dari pondasi mungkin panjang harus ekonomis untuk bagi<m pelimpah yang p
dilaks;mak<m di hawah air deng<m hcton bawah air atau colcrete terbuka yang dilapis dengan beton konvcnsional (u
dimana jumlahnya dihatasi. Suatu dcsain gravitasi harus kccepatan mencapai 20 m/dt)
menggunak<m material almni y<mg tcrscdia scperti pada tanggul Sebagaimana pada pclimpaJ1 permanen, h<trus juga die
urugan. Schagai contoh; akan lchih hemal mcmakai rolkretc te~jadinya crosi di hilir, terutmna pada tebing, dan pada 2
lehih d<:ui 2Ql.k jika dapat digunakan agregat alarni y<:mg tak spcsifik yang tinggi. erosi di hawah muka air di hilir, mes~
diolah, daripada deng<m material yang mungkin lehih mahal. pada batuan akan mendekati suatu kcdalarn<m h<:unpir i
Dcsain dan konstruksi sistcm draincL'\i dapat lchih dekat tcmggul dengan heda tinggi tck<man. Erosi akihat debit yang meh
urug<m dari pada untuk hendungan beton gravitas. Meskipun hulu bendungan pengelak untuk kondisi tertcntu d
dcsain struktur gravit<L" mcrupakan salal1 satu pilihan menarik merusakk;m bendungan ym1g sed<:mg dib<mgun.
untuk rollcrcte di sep;mj<mg lapis<m daripada y<mg dipakai untuk
hangunan heton. dcsain lainnya dapat dipertimbangk<m dan 5.3.2. Limpasan pada bendungan pengelak urugan I
material y<mg rclatil' masih haru ini akcm mcmherikcm hasil y<mg 5.3.2.1. U mum
baik dalam solusi-solusi haru yang mematuhi desain dan Masalal1 s<unbungan dcngan tebing menjadi masalah s:
kontruksinya. penting dalarn setiap desain seperti masalal1 hidraulika
Meninggikan hendungan tanpa mengosongkan reservoir, timbul karena meningkctUlya kecepatcm dm1 turbulensi dem
sehingga tidak mengganggu pcmhangkitan tenaga listrik jugamasalal1 mek<mis. Untuk itu lehih baik memhatasi lim]
mcmerlukan suatu penanganan yang sangat khusus untuk di bagi<m tcngal1 bcndungan pcngelak.
mcnjarnin agar sungai bctul-hctulterkcndali sclarna pcke~jaan Desain kctki hilir bcndung<m juga ag~tk rumit kctrena pclindu
herlcmgsung. Sckat terapung merupak<m solusi y;mg digunak<m permukaan berbeda dengan pclindungan lcreng Uj
dcngan hcrhasil pada peninggian hendungan Guri di Venezuela meskipun keduanya berhuhungan. Akibat lain yang I
dan bendung<m Chic!' Joseph (USA) mendapat perhatian adalah adanya benda-henda tcraJ
(pohon, hambu dll.), y<:mg tidak boleh diremchkan.
5.3. Limpasan pada hendungan pengelak Uji model mungkin sangat berguna tetapi h<trus dilak
Kemungkinan tcrjadinya Iimp<:L'\an pacta bendungan pengelak dengan pembangumm dan harus digunakan deng<m hat
harus dipcrtimh<mgkan karena bendungan pengelak tersebut karena:
mungkin lehih murah holeh terjadi daripada menyediakan - sulit mcnirukan urugan batu karena granulometri ·
b<mguncm pcngelak berlehih dcmjuga karena banjir desain untuk bentuk, pengepakan dan juga pcnneahilitasnya. Ka
bendungan pcngelak harnpir selalu rendah (periode ulang I 0 hidraulika yang anisotrop pada ptototip urugm1 hatu
sampai 100 tahun) di scunping itu perlumenghindarikerusakan dipadatkan juga sulit untuk ditirukan dalcun hentuk n
berlebihan pada kejadi<m banjir yang lebih dahsyat. begitu juga alur remhesan pada bagian dalmn dan
Untuk proyek yang sangat bcsar seperti Tucurui - Brasil atcm pengujian akan menyimp<mg jauh.
Longyangma (sungai Yellow River China) memerlukan - kemiringan-kemiring<m di protolipc Lid<tk sctcpal scp
h<mgunan pelengkap darurat untuk dapat mengatcL'\i adanya model.
banjir hcsar y<mg tcrjadi selmna pelaks<ma<m. Meskipun telal1 - pengaruh-pengaruh mekanik yang berhubungan de
hanyak kajian-kaji<m tcori, teruji model dm1 prototipe sudaJ1 pondasi, ayakan dan penulangan baja biasanya
dilaksanak<:m atau dihangun pada 15 tahun tcrakhir ini, akan dimunculkan di dalarn model dan sejumlah kcgagalar
tctapi hanyak kegagalcm - kegagalcm pada bcndung<m akibat di prototipc helum pemah dimnati di model.
kurang cukupnya pengalmnan atau perencanaan yang tidak Apabila tinggi bangumm pengclak terbatcl'\, dcsain
memadai. Analisis pcnychah kegagalcm ini sepcrtijuga halnya dilimpahi dengan mcnggunakan sel turap pancang,
tentang keherhasilan pckerjaan dan penggunaan aturan vertikal dengan anker atcm tanah dipcrkual. Ak<m tetapi a
pengamanan yang tepat, bagaimanapun harus terarah pada hendungan pengelak semacam itu tidak hanyak dik
pemilihan solusi-solusi ym1g ekonomis dan dapat diculdalk<m mungkin k<trena perlimb;mgan biaya atctu sulitnya mcnj
untuk masa mcndatang. Bcndungan pcngelak yang dapat kc<unamm pondasi atau perlindungan da'\£lf sungai di b
dilimpw;i biasanya clipcruntukkan pada debit y;mg lehih rendah hilir.
dari limpasan pada hendung<m pennanen sclarna perbedaan Desain lereng hilir hendungcu1 pengelak ycu1g dapat dilili
tekanan cur di<mtara 10 dan 30m untuk terowong pengelak atau biasanya scuna atau lehih landai dmi lercng hilir hcndu
konduit dan kunmg dctri 10 m untuk tinggi salunm pengelak pengelak ycu1g tidak dilimpa'\i. Tiga solusi untuk pcltndu
atau pengelak<m dua tahap. Suatu kcuntungcu1 membagi tinggi lcreng hilir yaitu: urugan batu yang bcrkualitcLs baik atctu I
tckanan antara hendungan pengelak hulu dan hilir selama blok beton pra cctak, urug<m tanah yang dipcrkual, d;m Ia!
pelimpas<m. Tinggi tekamm hcrvaria"i d<tri 30 m scunpai 2 m be ton.

198 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6456.2-2000

b)J: draina~i d1 hawah pelapisan hcton. erosi pacta depannya urugan batu dapat dicurahkan agar tidak hanyut dan
f)ongan antara tanah atau urugai1 tanah transisi dengan disusul material yang semakin lama semakin halus. Metode ini
I<IJI hatu. -.cna ~amhungan di puncak hendung antara telah dilaksanakan pacta hendungan Guri dan Kariba.
'.f'L~ dcng;m inti. Jika urugan hatu tidak tersedia. pclindung Karena biasanya penutupan dilakukan pada air yang

.h
.ran hronjong dapat dipertimhangkan untuk tekanan air
(di hawah 5 rn) scdangkan untuk tekanan lehih tinggi
',gan pclapisan hcton. Susunan drainasi transisi yang
mengalir, balok-balok stoplog atau jenis- jenis lainnya harus
di desain dengan memperhitungkan adanya gaya angkat
hidrodinamis. Untuk proyek -proyek besar disarankan
~;viai harus didcsain dcngan hati-hati, dan kemiringan lereng melakukan pengujian dengan model.
I! diijinkan lchih datar daripada untuk hendungan pengelak Setelah penutupan, eleva"i muka air akan naik dengan cepat,
gan hatu. sehingga balok stoplog dan lain-lainnya harus didesain agar
;a bchcrapa pcngalaman dengan pelapisan beton di Rusia dapat menahan tinggi tekanan air pad a elevasi waduk saat penuh
~ pcngcrnhangannya hanyak dianjurkan. Kegagalan satu sebelum pekerjaan penutupan perm;men selesai dikerjakan.
-'ungan pcngclak dari tanah sudah terjadi di Australia, Kebutuhan air di hilir juga harus diperhitungkan sehingga
1aungkinan dikarcnakan lapisan beton terlalu tipis dan tidak selama pekerjaan pcnutupan dilakukan, pengaturan pelepasan
'cukupi untuk smnhungan samhungannya. aliran sampai saatnya bangunan permanen mampu menerirna
debit aliran.
-t!nutupan Bangunan Pengelak.
•utupan akhir hangunan pengelak merupakan tahapan 7. Kecenderungan Fasilitas Pengendalian Sungai .
tmg di dalam program konstruksi dan harus direncanakan - Pacta sungai besar, lokasi dan pengaturan bangunan
1ra hati-hati. Sehelum semua pendapaL:w lahan reservoir, permanen harus mempertimbangkan masalah-masalal1
.tuk dihehaskan penduduk, dirnungkinkan kembali instalasi pengendalian sungai selama pelaksanaan pekerjaan,
tstruksi dan hangunan sementara dibongkar, pekerjaan konstruksi bendungan beton lehih sesuai dibandingkan
utupan ini hclum dapat dimulai. urugan batu danjauh lebih sesuai dibanding dengan urugan
tulupan sungai harus dilakukan dalam syarat-syarat tanah. Penempatan hangunan yang kompleks (pembangkit
:!'ifikasi dehil sungai, setelah mendapat kepastian dari ha'\il tenaga listrik, pelimpah) pada lokasi yang pengeringannya
ian hidrologi yang menyatakan periode air rendah yang mudah atau berada pacta tebing sungai dapat menghasilk;m
ing menguntungkan. pilihan lokasi pada lembah yang lebih luas daripada yang
agoperasian akan menjadi rumit dan sulit karena masalah- sempit. Melonjaknya biaya untuk bangumm permanen yang
~alah jalan masuk. Perencana harus dapat menetapkan lebih penting akan diimbangi dengan pengurangan harga
ulit;m-kesulitan yang akan timbul misalnya: balok-balok satuan dan suatu pengurangan program jumlah dan waktu
ru yang terapung, benda-benda lain yang menghambat pelaksanaan yang lebih pendek.
aksanaan pekerja;m. Bangunan permanen biasanya dilaks;makan dalam dua atau
1goperasian akan lehih mudah jika ada dua terowong satu tallap, dimana sungai sebelumnya sungai dielakkan
agelak, karcnajika salah satu tetap dibuka sementara lainnya melalui terowong bawah tanal1 (kecuali untuk aliran sangat
ut ditutup. besar atau kondisi batuan sangatjelek) atau dengan saluran
;:mtupan saluran pengelak dengan metode-metode fisik untuk aliran yang besar. Biaya d;m waktu y;mg diperlukan
'liputi dinding baja d;m heton, balok-balok kayu besar atau untuk konstruksi bangunan pengelak scring di luar dugaan,
:a-hola hcton, dua deret stoplog beton dengan beton curah apabila harus selesai selruna periode mobilisasi ketika
danya, stoplog heton setengah lingkaran yang dijatuhkan fasilitasnya terbatas. Ada kecenderungan untuk mengurangi
depan pintu di hulu, dan panel saringan di hagian dep!:'n aliran maksimum yang dielakkan dan memperkenankan
!lgan batu yang dituangkan, kemudian diikuti penempatan limpasan pada bangunan beton selama pelaksanaan, d;m
·u-batu y;mg lebih kecil, pa..--ir dan lempung. kadang-kadang pada bendungru1 urug;m hatu atau hendung<m
gem setelah material terse but berada ditempatnya, isian be ton pengelak.
•manen dapat dicurahkan dan kadang-kadang pintu kontrol Lebih dari 25 tahun kehanyakan penutupan sungai
ltlmgkar untuk digunakan di tempat lain. menggunakan penutup cant vcrtikal. Penutupan dengan
~rerti yang sudah diterangkan, beberapa konduit pengelak tinggi tekanan di bawah 1 m menggunakan material
,1pat diuhah menjadi saluran permanen sesudal1 penutupan. berukuran kecil; penutupan sampai dengan 3 m sering
·:tlam hal ini, konduit harus memiliki pintu yang dapal dengan material kuari lepas atau urugan hatu yang
~unakan untuk penutup;m akhir, sehingga dapat mengurangi diklasifikasi. Penutupan dengan tinggi telaman dilakuk;m
mbiayaan d;m mempermudah pekerjaan. dari 3 sampai 5 m dengan penutupan vertikal yang
~:herapa hal klmsus yang hams diperhatikan adalah: jika suatu menggunakan urugan batu y;mg sangat herat jika tersedia
~·ap baja atau be ton dipasang untuk menutup bag ian bangunan atau dengan hlok beton pra cetak (hiasanya + 20 ton untuk
~ngelak, harus hetul-betul aman terhadap kemungkinan mengurangi volume total) atau dilakukan dcng;m deng;m dua
~·;mgkat sebelum sumhat permanen dicurahkan. Kerusakan tanggul sej<~jar, masing-masing hanya menah;m sehagi;m
'Tena kavitasi yang terjadi di Tarbela bcrkaitan dengan perkuatan tinggi tekarum dan digunak;m material kumi lcp;L-;.
nnasalah;m tersehut. Biaya rendah dan kehcrhasilan desain yang haik
~rikutnya, hagian-bagian tetap pada pintu d;m lain-lainnya, dimungkinkar1 pada pcnggunaan tinggi Lckan<Ul yang bcsm·
Jlg tertamun dalam beton biasanya terbuka karena aliran selama penutup<m dcngan konsckucnsi pcnghcmat;m waktu
1rbulen scl;una beherapa tahun dm1 dapat mengalarni kerusalam pcmhangunan dan hiaya hangunan pcngclak (dcngan
1"helum penutup;m. Lobang-lobang tersehut dapat terhlokir pcngurcu1g;m tmnp<mg litll<mg atau mcninggik;m pcnnuka.m1)
:ngan potongar1 sisa heton atau baja atau reruntuhar1 y;mg dan atau mengijinkan pcngopcrasian penutupan Ji luar
myut di sungai. Untuk alasan tersebut, dengan hati-hati musim kering.
it"1erikan altcmatif darurat seperti saringan logam yang di Ketinggicm bcndungan pcngclak dapal mcncapai 50 m atau

Bagian 8: Bendtmg, Bendungan. Stmgai. lrigasi. Pantai. 201


SNI 03-6456.2-2000

(hiasanya 3 atau 5 x 20 mm hat<mg per meter) dan 50% herupa ymtg he .. df, getaran dan s<unhungan yang tidak baik padCI
panjang ankcr yang jumlahnya semakin meningkal. kaki lereng hilir. Tendensinya adalah memperkuaL pel
Cukup hcra.Iasan d;m sangat memungkinkan untuk menerima ke araJ1 memm1jang d<m menghindari atau me~jaga s<unhl
aliran spcsilik da.ri 10 smnpai 15 mj/det per meter bagi tinggi smnbungan melintang.
jatuh yang hesm· (pada hendungan Goog<mg mempunyai tinggi K<trena behcrapa alas<m (geL<tran, pcngunmgan gaya a
jatuh 20m). dan aliran spesifik yang jauh lehih besar jika pengaruh air dalam retakan atau samhungan), ket<
kcl:cpal<Ul yang diijinkmt ditelapkan oleh tinggi tekamm bukan pclapism1 tersebut seharusnya tidak dikurcmgi sec<tra berl1
olch debit alinm (kemungkimm di bawah 10 m). Sepertinya pad a debi L besar a tau kecepatan tinggi dan diper
tidak ada hangunan y<mg m;unpu menahan kecepat.an lebih dari penulm1gan mcmbujur yang kuat.
15 m/dct atau mcunpu menahan pdimpasan deng<m kecepatan Meskipun bclum ada pcngaJmmm, penggunaan lapis<m ro
di alas 10 m/det pada waktu yang lmna. unt.uk masa mendatang merupakan pilihan yang baik, .
Peningkatan kemsak<m pad a strukLur jenis ini lchih h<myak dari Lid<tk unt.uk tckmmn air yang rendal1 dan menengah. As~
pada hendungan pengclak urugan baLu tanpa perkuaLan; ketehalan pelapisannya cukup, diharapkan dapat me
kcmsak<m ini akan mengunmgi debit pum:ak aJinm bagian hilir kecepatan air yang tinggi dan ali ran spesifik, juga
(hal ini tclah diperhitungkan dalmn proyek RevelsLock di membat.asi reLakan, tidak peka t.crhadap pennasalahan g
Canada). dan tekanan ke atas yang t.idak terduga. Bahk<m mung
Pengguna;mjcnis h;_mgun;m dcmiki<Ul dengan biaya y<mg muraJt masa mendat.ang dapat di adopsi desain untuk bend1
dan mudah dilaksanakan harus diLingkaLkan unLuk masa pengelakjenis ini untuk tekanan air yang tinggi.
mendatang (khususnya pada lokasi Lerpencil). Desain rinci dan
pclaks<ma<m yang haik pcrlu dijmnin, dan juga unLuk membata"i 5.3.2.5. Kesimpulan
aliran spcsifik pada tinggi tckanan air yang besar dan Limpasan pada bendungoo pengelak dapat diLerima denga
menghindari smnpah Lerapung yang h<myak. untuk aliran spesifik yang tinggi asalkan dcsain rio
Penggantian puncak dengan lapisan rollcret.e akan didasarkan pada pengalmnan t.erdahulu; pcmilihan d
mengunLungkan secant konstruksi maupun operasional. tergantung pada pcrbedaan tinggi tckamm total yaitu:
Percncmtmm blok be Lon pracclak klmsus untuk pelindung luar - Urug<m batu y<mg berkualitas smnpai ± 3m
dan penjangkarannya ak<Ul merupak<m suaLu solusi yang baik - Blok beton pracetak (20 Lon) ±5-6m
untuk kccepatan-kcccpatan tinggi, asal s<~ia ;_mtisipasi rembesan - Urugan batu diperkuat ± 10 m
mclalui blok-hlok hcton ini smna dcngmt rembesmt mclaJui - Pelapism1 beton bertulllilg ± 30 m
urugan batu. Selain itu, umgan batu diperkuat dapat digunctkan unt.u~
tekmtan yang lebih tinggi dengan alinm spesifik di bm
5.3.2.4. Pelapisa•. Beton sampai 15 m 3/det per meter. Pelapisan rollcrete LebaJ jul
Kuran~nya pcng:tlmnan pelapisan beton dikarenakan oleb digunakan namun harus dicoba lebih dahulu untuk
hanyaknya pelap; -'<Ul lain yang lebih murah Lelah digunakan tekanan kurang dari 10m.
(mungkin agak opLimis) at.au karena dianggap penempatan Pada kebanyakm1 kasus, karena biaya tid<tk tcrg<mLun,
hmtgunan k~tku di ala" Limbummlllitggul untuk waktu lama tidak aliroo spesifik, kadang-kadang lebih menarik meng~
dapat <::iLerima (yang juga sudah menghmnbat pelaksanaan trasikan limpasan pada bag ian tengah bcndungan pen gel
lapisan lereng hulu den goo bet.on bert.ulang kedap air). Adapun inijuga unt.uk menghindarkan adanya kesulit<m pcnyamt
keuntung<m pclapisan ini dapat. menahan aliran spesitik: yang dengm1 Lebing. Pada keseluruhan kasus, pemasm1gan peli
s<mgat bcsar waJaupun dengan tekanan yang tinggi, sehingga pada pondasi lereng hilir harus di sLudi dengan hati-hat
biaya pelimpahan air per m3/det masih dapat diterima. Karena banyaknya pilihoo desain dengan biaya rcndah
Sedikitnya 4 (empat) proyek yang telah berhasil dan menjadi tinggi tekanan rendah dan panjoog pclapis<m, biaya peli
acuan: per m3/det per meter meningkat tajmn dengan mcningl
- Bendungan Meak's Canyon, USA (tinggi 46m) tinggi tekanan; sehingga dalmn banyak hal akmt lchih
- Bendung<m Riley's Creek, Australia (tinggi 15m), tebal be ton jika memisahkan beda tinggi tekanan antara hend
0,15 m; aJiran spesifik = 5 m3/s/m pengelak hilir dan hulu meskipun diperlukan trunhah<m v
- Lereng hilir pada bendungan pengelak Cabora Bassa (tinggi urugan di hilir.
45 m telapi hm1ya dioperal\ikan dengan beda tinggi tekanan Perbandingan biaya yang tepat antara pelindung hcnd
kurang dari 4 m pada 70 m 3/dt. per meter unt.uk beberapa pengelak dan bangunan pengelak khusus hams dilakukall
bulan; tebaJ beton 2,5 m) setiap kasus, tetapi dari sejumlah perbandingan, tcrlihat1
- Bendungan pengelak Zhexi di China yang di desain untuk biaya pelapism1 untuk pelimpasan satu m3/dct hiasanya
25 m3/det per meter dengan perbedaan tinggi tekanan 20m 10 dm1 50 % dari biaya ym1g sudah termasuk Lmnhahm
dan kenyataannya efekt.if untuk banjir ekivalen dengan 10 bangunan pengelak khusus.
m3/det per meter.
Pada keempat contoh tersebut di at.as tidak ditemui adanya 5.3.3. Limpasan Bendungan pengelak Urugan Tanal
permasalahan. Tersingkapnya tanah lunak secara langsung berhub
Tcori bendungan pengelak tersebut berbeda dengan blok-blok langsung dengm1 aliran air pada kccepatan sedang atau
pelindung atau pelindung dari urugan batu diperkuat, tidak diperkenankan, tetapi masalah limpasan ail
sebagaim<ma pelapisan diasumsikan kedap air dan rembesan bendungan pengelak urugan tanah pada prinsipnya tida
melalui sambungan at.au retakan dikumpulkan melalui drainasi berbeda deng<m hendungan pengelak urug<m hatu. Punc
di bawah urugm1 baLu. Dengan demikian stabilit.as bangunan bagian bilir bangunan yang dipengaruhi olch limpasan·~
lebih mudah tercapai dan peng-ankeran di bagian dalam tidak identik dengan bendungan pengelak urugan hatu dall
diperluk<m. dasarnya penanggulangannya serupa. Namun dem
Keadaan kritis dari pclapisan yaitu timbulnya akibat retakan bebcrapa masalah yang perlu mcndapat pcrhatian II

200 Bagian 8 : Bendung. Bendun<t:lm . .';ungai. Jrigasi, Pamai.


SNI 03-6456.2-2000

LampiranA
Daftar lstilah

Bangunan pcngclak diversion work


Penurupan cluosure
Tahapan pengelakan diversion stage
Jalur- jalur pengelak. diversion passages
Terowongan tunnel
Konduit culvert
Saluran terbuka open channel
Probabilita" banjir maksimurn probable maximumjlood
Biaya konstruksi construction cost
Kerugian damage cost
Premi premium
Bendungan beton concrete dam
Bendungan urugan tanah earthfill dam
Bendungan urugan batu rockfill dam
Bendungan pengelak cofferdam
Kuari lepas quarry run

Bag ian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai. 203


SNI 03-6456.2-2000

lchih. Rcndungan pcngclak tipc husur kadang-kadang utama dan pelindung hendungan yang sedang «..
digunakan scdangkan hcndungan pcngclak gravita.'i heton konstruksi) hams dipcrtimhangk;m untuk mcnetapkan,
tcrlah1 mahal untuk hcndungan pcngclak tinggi, tctapi maksimum y<mg mclewati h<:mguncm pengelak. Secant u
pcnggunaan "rol/connctc" mcrupakan pilihan yang haik. dapat disimpulkan hahwa untuk aliran rendah
Scmua hangunan tcrschut dapatmcncrima limpasan dengan hendungan urugan yang Linggi lehih haik mengclake:m I
;unan dan murah pada saal lcrjadinya hanjir hcsar. mak.simum melalui terowong<:m, tetapi untuk a.liran S(
Dcsain hcndungan pcngclak unJg<UI hiasan ya hcrhcda dcng;m dan tinggi hams dipclajari pcnggunaan hendung<:m pen
1ksain hcndungan pcrmancn. Spcsirikasi dan pemilihan Jengan limpas<:m yang arnan. Sehagai contoh untuk
material scring discdcrhanakan. dipcrkcnankan adanya y;mg smna ak<:mlehih haik memperkenankcm lcrjadi lim]
pcngurang;ul pcrs1ap;m alau pcmhcrsihan pondasi, hiasanya hanjir dcngan peri ode ulang 5 smnpai I 0 Lahun d<:rri
tidak mcnggunakan alur pcngcringan, dan kadang-kad;mg menanggulcmgi resiko b<:mjir dengrn1 periode ulang 2C
mcmcrlukan volumL~ material y;mg lchih hanyak. Apahila 50 tahun. Apahila hanjir hes<:rr dapat diperkirakan lJ
mcnggunakan inti kcdap air. lch;u· inti hias;mya jauh lehih sehentar dalam satu tahun, dan alirannya rendah
hcsar dari yang digunakan pada hcnuungan penn;mcn n;unun schagian besar waktu terschut, maka akan I
spcsifikasinya kurang ketal Jan hchcrapa di ant;u·anya mcnguntungk;m dengan mcngijinkan lirnp<:L'i<Ul scka.li d
dilaksanakan dcngan dcngan inti schagian Ji hawah air. setahun (mungkin pada hcndungan yang d;
Bchcrapa dcsain yang mcngandalk;m mcmhran kcdap air pemhangunan) sehingga hanya memerlukan bang
<dihangun Ji tcmpal kcring a tau di hawah air) sepcrti dinding pengclak<:m kccil saja.
hcton. dinding pancang. Jinuing JiaJragma plastik. injeksi - Pcnutup<m akhir d<rri h;mgunrn1 pengclak (terowong, kor
tirai dan lain-lainnya. Dinuing diaJragma u<UJ injeksi Lirai salurrn1) kcrap ka.li merupakan tahap yang sulit, dankest
<dihangun sccara tcrpisah alau scrcmpak) lehih lanjul terschut dapat mcnimbulkan hiaya yang sangat mahal.
dikcmhangkan untuk digunakan pada galian pondasi (cut perenc<:ma harus mempelajari deng<m hati-hati kcmungk
orn dan inti hcndungan pengclak. kcmungkinan yang terjadi termasuk persiapan se
Pcngalaman lchih dari I 0 tahun tcrhauap scjumlah pennasa.lahan y;mg diduga ak<m tirnhul.
hcndungan pcngclak urugan hatu yang dapal mcncrima - Uji model sangat bergunadalarn menganalisis pennasala
limpasan tclah mcncatat kehcrhasilan dan kcgagalan. pcrmasalahan yang herkaitan deng<:m pengendalian su1
Pcnychah kcgagalan tcrsehut dapat diidentirikasi dan tcrutmna hangunan pcngelak tenn<L'iUk interaksinya de1
hiasanya dihinuari pada saat hcrikutnya penghematan y;mg sistem sungai dan penutup<:m dasar sungai. Nmnun :
hcsarjik.a limpas;m dipcrkcnankcm (mcmpcrhatik£m perlunya terpenting, parameter y<:mg tepat tennasuk kondisi b
pcrhaikan dan pcngamhilan koefisicn keamanan yang rapat massa dan bentuk material, hubung<:m anima eh
mcmadai) dalam han yak kasus akan memhcnarkan air rum alirm1 sungai disajikan. dengan hcmrr. Yang 1
pcndckal<UJ ini. Desain Jcng;m pelapisan yang dapat Lcmhus diperhatikan juga, dalam uji model, ada bebe1
air ( urug;m hatu a tau hlok he ton, urug;m hatu dipcrkuat, dll) pennasalahan yang sulit untuk disimulasikan (remb
harus mcnah;m erosi ckstcma.l hcgitu juga akihat rcmhcsan mclalui urug<m, getaran baja atau plat hcton Lipis, tcg£11
material y;mg Lidak teratur. Analisis stahilitas kescluruhan intemal da.lmn material, pertemmm dengan tehing, re~
harus mcmpcrhitungkan kchcradaan dan gerakan dari air di ultimit dari hlok-blok besar, dan lain-lain). Deng;m aJi
da.l;un had;m urugan. Pclapisan kcdap air (beton bertulang, tersebut uji model tidak dapat mcnyajikan sec<:rra ~
kemungkinan rollconcrete) dapat menghindari kedua kcmungkimm kerusakan terutama pada limpasan henduj
masalah tersehut tetapi sistem drainasi intemal harus dapat pengclak urug<m batu atau urugan L<mah.
mengcndalikan remhcsan yang melalui smnbungan atau - Kegagalan pengendalian sungai sedang maupun
rctak<:m pelapisan dan menghindari tekamm ke ata'i yang selama pelaks;maan sering menimbulke:mma'i;t.lah y;mg
bcrlehilum dan pelapisan dihawahnya. Bata'iaJl penggunaan dan secara teknis sulitdipecahk<m. Untuk itu disajikcm
terutmna yang herhuhungan dengan Linggi Lekanan air mempertegas beberapa peraturan yang disederh;mak·
maksimum total dapal dipcrkirakan untuk masing-masing menetapkan data desain sementara tcrutama her
pclapisan. Dcsain atau pcngaturan lainnya dapat pengalmnan dengan tujuan untuk mempermudah
dipcrtimhangk<:m nmnun smnpai sckanmg Lidak ada yang pendahuluan, keseluruhan optimisasi untuk ren
mcnghasilkan perkemb<:mg<:m yang bcrarti. mendatang serta agar dapal menghindari permasal
Karena pembatasan penggunarn1 pelapis<m, harga pengelak Metode baru atau pengembangan lebih lanjut d;rri y<m
dcngan limpas<:m 1m3/deL, meningkat paling tidak sebanding dapat mengarah kepada peningkatan kiner:ja, terut<una
dengan heda tinggi tekanan dan mungkin lebih murah bendungm1 pengelak yang dapat terkena limpasan. T
dilakukan dcngan pcmisahan tinggi tekanan antara penulisan ini akan tercapai jika aspek-aspck prakti
hcndungan pcngelak hulu dan bcndunge:m pcngelak hilir. ekonomis untuk herbagai persoalan yang muncul
Dalam ban yak hal, biaya l<mgsung pelindung lirnpa-;<:m antara pcngendalian sungai diperhatikan dcmiki;m juga d
I 0 srnnpai 50% dari hiaya b<:mgunan pengclak untuk aliran luasnya publika'ii yang muncul dan hanyaknya solusi p·
yang sama. Namun demikian biaya tak langsung dari untuk renccma y<mg akan dat<mg.
limpasan (hilangnya waktu untuk pelaksanacm bendungan

202 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


~
rn
e ~
~ C)
Lampiran B Co)
I
Q)
t:l:l a.
::)
~ Ul
Q)
~:;·
::!
j.,
:lc
Tabel ~
8

i
~
1:1::
Penutupan pada Dasar Sungai
-
1 ipc
Pcnutupan I
:
'\
Tgl. Debit Tinggi HT: Cara Horisontal
~
:
:
::!
'~
~
Pcnu Proyek Sungai sclama Tekanan Air PT: Cara Vcrtikal Material yang digunakan
?I
~
tupan penutupan Maksimum SM: Cara Khusus (Observasi)
§ (m3/det)
~

~· HT SM PT
:;-
r;c· (I) (2) (3) (4) (5) ({,) (7)
~

~· 1933 Lower-Svir Svir 680. 850 1.97 HT


..~
::s
1934 Bonneville Columbia (USA) - 2.4 HT Urugan Batu 5.~ - 27 ton
Q 1939 Genissial Rhone (France) 400 4.3 HT SM Urugan batu 30 - 400 kg (2 bendungan pcngclak)
:""·

500 tetrahedron baja tinggi 2,3 m dcngan bcrat


130 kg ditahan dcngan kabd
1948 Davis Colorado (USA) 710 . liT SM Urugan batu I ton dcngan mcnggunakan struktur i
~a -~ I
1951 Me Nary Columbia (USA) 4 .310 >5 liT 2 000 tetrahedron II ton lintas knbcl
1952 Fort Randall Missouri 795 1.0 HT Timbunan hidraulik batu kapur diameter 75 mm
1952 Donzcre Rl1one (France) I 200 0.80 PT 0- 50 kg
1953 Kamsk Kama 1100-1-400 1.35 HT Batu: 40 em Kubus : 4.2 ton
1954 Chief Joseph Columbia 280 . PT Ditahan 18 ton batu
1954 Albeni Falls Pend Oriele (USA) 475 1.2 PT Urugan batu : 5 ton ( rata-rata 2 ton)
1954 Paulo Alfonso San Fransisco I 000 HT(2) SM Menempatkan urugan batu di depan ayakan baja
(Brazil) .
1955 Kakhov Dnicpr 1500- 1700 0.9~ l-IT Kuari kapur : IOcm
Kubus 2,4 ton = tctracds :51
1955 Gorkov Volga 1200- 1300 0.88 HT Batu : 25 - 40 em
Kubus bcton bcnulang : 2,5 dan 5 ton
1955 Volga (Lenin) Volga 3 800 1.96 liT Batu dan tctracds- 10 ton
--
SNI 03-6737-2002
SK SNI M-37-1993-03
METODE PERHITV~GAN A WAL LAJU SEDIMENTASI WADUK

BABI
DESKRIPSI

Maksud dan Tujuan 1) Efisiensi tangkapan sedimen ada.la.h pcrsent;L-;e dari

.l .JMaksud
t.fctodc Pcrhitungan Awal Laju Scdimentasi Waduk
•sudk;m -..chagai acuan d;m pegang;m dalarn perhitung;m
scdnncnla"l waduk herdasarkan data volume waduk,
me aliran dan volume scdirnen sungai yang masuk ke
sedirnen yang mengendap di da.la.m waduk ;
2) Endapan sedimen di dalam waduk adalah volume
sedimen yang mengendap di dala.m waduk ;
3) Laju sedimentasi waduk adalah kecepatan dari vol-
ume pengendapan sedimen sungai di dalam waduk
-Ilk. pertahun;
4) Volume waduk adala.h volume air yang diukur pada
t.l Tu.;uan sa.at perencanaan :
Tujuan metodc ini adalah untuk menghitung laju 5) Volume hagian waduk adalah hagi;m volume waduk
sedimentasi waduk hagi kcperluan perencana dan arah vertikal ;
pengelola waduk. 6) Volume sedimen sungai adalah total volume
sedimen da.lmn satu ta.hun ;
j Ruang Lingkup 7) Volume sedimen rata-rata adala.h rata-rata volume
Mctode ini mcmhaha-; sedirnen sungai minimum 10 tahun data ;
1) Persyaral<m, ketcntmm-ketentuan, cara perhitungan 8) Volume aliran sungai adala.h total volume aliran
dan laporan ; sungai dalam satu tahun ;
2) Pcrhilungan awal lctju sedimentasi waduk khusus 9) Volume aliran rata-rata adalah rata-rata volume
hcrd;L-;arkan data volume aliran dan volume sedimen a.lira.n sungai minimun I 0 tahun data :
sungai yang masuk ke waduk. 10) Waduk adalah tempat penampungan air yang dibuat
dengan cara membendung sungai;
..3 Pengertian 11) Sedimen adalah endapan yang terrjadi di dasar
Bebcrapa pengertian yang herkaitan dengan metode ini : sungai, salura.n, kolom, waduk dan tepi pantai.

BABD
PERSYARATAN

.1 Petugas dan Penanggung jawah adalah:


-lama, tanda Langan petugas dan pcnanggung jawab serta 1) Volume aliran dari seluruh sungai y;mg masuk ke waduk:
~ggal pcrhitungan harus dicantumkan dengan jela<> dala.m 2) Volume sedimen dari seluruh sungai y;mg masuk ke
llf}el perhitungan. waduk;
3) Volume waduk.
~.z·: Data
!)atay<mg diperlukan untuk menghitung laju sedirnentasi waduk

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN
j3,J,Data
I -1
Data untuk menghitung htju sedimenttasi dalam waduk harus VBi = Vw - - - Vw ........................................................ (1)
mcmenuhi ketentum1 sebagai berikut : 5
1) Volume aliran sungai yang masuk ke waduk dengan Keterangan:
peri ode minimum 10 tahun data ; VBi = volume bagian waduk ke i (m3)
2) Volume sedimen sungai yang masuk ke waduk dengan Vw =volume waduk (m3)
peri ode minimun 10 tahun data ;
3) Volume waduk yang diukur berdasarkan pemetaan 2) Rumus perbanding;m volume hagim1 waduk denga.n volume
topografi waduk pacta saat perenca.nnaan. aliran rata-rata

3.2 Rumus-Rumus Perhitungan Xi= VBiNA ....................................................................... (2)


Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah
sebagai berikut : Keterangan :
1) Rumus volume hagian waduk : Xi= perbandingan volume bagian waduk ke i denggan volume
(Lihat Gmnbar pada La.miran B) aliran

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai. 207


Ul
N
0 ~
en 0

tl:l
I:)
,.en~
~. 1968 Wloclawek Wisla (Polognc) PT I Urugan batu kemudian blok 5- lO ton en
§ 850 0.65 ;.,
Ikar.an matras
:>:

tl:l
1969 Ust-IIim Angara 3 000 3.82 PT I 600-650 m3/jam; 300/o lempung; 70% argilitc dan §
~
:: batu pasir; Untaian batuan sampai dengan 15 ton
::...
§ pada kabel 25 mm
~ 1969 Pones de Fer Danube 6 700 3.70 l-IT Urugan balu kemudian blok bcton 25 ton
tl:l
~
:: 1970 Chocon Limay 1 000 4 PT Urugan : 15 ton
~ 1971 Cabora Bassa Zambeze 1 600 7 PTJ Quarry run 0-400 kg - 3 digues
::
:>e
I:) 1971 Cabora (test) Zambcze 2 000 9 PT3 Quany run 7% hilang- 3 d1gues
~
~
1971 Cabora (test) Zambcze 2 000 9 PT2 Quany run 20% hilang- 2 digues
s
:>e 1971 Manicouagan Manicouagan 280- 560 3.70 PT2 Quany run dan urugan batu sampai 2 ton
F=. 1972 llha Solteira Parana (Brazil) 4 230 i.90 PTI Urugan baru. Penutupan alchir menggunakan dua
~
:>e
(pcnutupan bcndungan pengelak scjajar; diakhiri dengan
I:)


akhir) curahan urugan batu sampai 3 ton (ukuran rata·
"'tl
I:) rata maks. 500 kg)( ht- 1.20 m· • h2- 0,70
::
:s m di kcdua bendungan pcngelak tcrsebut

mcngal:uni kchilangan tinggi cncrgi)
1974 Saito Grande I Uruguay 6 000 s PT I Urugan batu : 6 ton
(taha.p kcsatu)
1976 Saito Grande I Uruguay 3 500 PT I Urugan batu : 20 ton
(tahap kedua)
19'17 Pcage du I Rhone 1 000 0.51 PT I Kerikil 0·10 em~ 20% hilang
roussilion
1977 Peage du I Rhone 2 000 0.85 PT I Kerikil 0·10 em~ 40% hilang
Roussillon
(test)
1978 Tucurui I Tocantins (Brazil) 3800 1.40 PT2 I Penutupan dengan dua bendunga.n pengelalc
(fase 2) dengan curahan dibagian ujung; Batuan sampai
dengan llton
1978
1979
Itaipu
LongYang
Parana
Yellowruver
8 100
200. 800
3.86 I
PT2 Dua tanggul urugan batu sampai dcngan 2 ton
PT2 Urugan batu
Xia
Sanshenggong Yellow River 500-1 350 liT Kumpulan ikatan ranting jalan masuk dengan
kapal
1980
1981
Damua
Ciezhouba
Hunshui (China)
Yangtze
1 400
4400
2.33
3.23
PT
PT
IUrugan batu
Urugan batu- Bronjong
__(_akiUr) tetrahedron beton sam_p~j den~an 25 ton
SNI 03-6737-2002

BABV
LAPORAN

Laporan perhitungan awal laju sedimentasi dalam waduk


disajikan dalam tabel perhitungan, yang memuat :

I ) Nama waduk ;

2) Volume waduk;

3) Volume aliran rata-mta;

4) Volume sedimen rata-rata;

5) Perhitungan awallaju sedimentasi waduk;

6) Nama petugas dan pemeriksa.

LAMPIRANA
DAFfAR ISTILAH

waduk reservoir
efisiensi tangkapan
sedimen sediment trap efficiency

Bagian 8 : Bendung, Bendungan, .\'ungai, lrixasi. Pantai. 209


SNI 03-6737-2002
V Bj = volume hag ian waduk kc i (m3) keterangan .
VA = volume aliran rata-rata yang masuk waduk (m3) VEi =
vs =
J) Rumus clisicnsi tangkapan scdimcn Ymi = cfisicnsi Langkapan sedimcn ralct-ralct waduk b
kc i (%)
Yi =ton< 1 - - - - >11 •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• (3)
I+ AXj 6) Rumus selisih volume waduk setiap habrian waduk
Vdi = VBi
Keteran~an : v i+l ...................................................... (6)
Yi = cfisicnsi t;mgkapan scdimcn hag ian waduk kc i (l;f,)
Xi = pcrhandingan volume hagian waduk d;m volume aliran keteran~an:
y:mg masuk waduk Vdj = sclisih volume sctiap bag ian waduk ke i (m3)
a.n = konstanta VBj = volume waduk bagian ke i (m3)
Yi. minimum apahhila n = 2.0 dan a = 65 VBi+ 1= volume waduk bagian ke i+ 1 (m3)
Yi. rata-rata apahila n = 1.5 dan a= 100
Yi. maksimum apahila n = 1,0 dan a = 130 7) n.umus lama pengisian endapan sedimen :
'fLi = ·v djNEj .........................................................
4) Rumus efisiensi tan~kapan sedimen rata-rata tiap
ha~ian waduk keterangan :
TLj = lmna pengisian endap<m sedimen bagicm wad~
Yrni = 1/2 (Yi+l + Yj) ..................................................... (4) (lahun)
Vdj = selisih volume setiap bagian waduk ke i (m3) ·
Keteran~an : VEi = volume sedimcn ram-rata yang rnengcndap di b
Y mi = cfisiennsi tangkap:m sedimcn rata-rata waduk hagian waduk ke i (m3/l.clhun)
ke i (t'ft)
Yi + 1 = eficsicnsi Langkap:m sedimcn waduk bag ian ke i-1% 8) Rumus laju sedimentasi waduk :
Yi = cfisicnsi Lcmgkapa sedimcn waduk bagi;m ke i (%) LS = VWffL ............................................................
keterangan :
5) Rumus volume sedirten rata-rata yangmengendap pada LS = laju sedimenlcl.o.;i dalarn waduk (m3/lclJmn)
tiap ha~ian waduk: TL = jumlah waktu lmna pengisian endap<m sedimen did
waduk (lahun)
VEj =Ymi x Vs ................................................................... (5) VW = volwne waduk total pada rnuka air opcrasi pcnuh C

BABIV
CARA PERHITUNGAN

Perhitungan laju sedirnenlclsi waduk dilakukan pada tabel 5) Hitung efisiensi tangkapan sedimen rata-rat~
pcrhitungan ccontoh perhitungan pada Lampiran B) dengan bagian waduk dengan rnenggunakan rumus (4) pad
lahapan sebagai herikut : III dan tuliskan hasilnya pada kolorn 5 Lctbel perhit
1) Siapkan data, meliputi : (Larnpiran B);
(1) Volume alinm ram-rata tahunan yang rnasuk waduk; 6) Hitung volume sedimen rata-rata yang rnengem
(2) Volume scdimen ralcl-rata tahunan yang masuk ke setiap bagian waduk dengan rnenggunakan rum us (5
waduk; Bab III dan tuliskan hasilnya pada kolom 6
(3) Volume waduk: perhitungan (Lampiran B);
(4) lsikan data (1), (2). (3) tersebut pada tabel perhitungan 7) Hitung selisih volume setiap bagian waduk de
(Lmnpiran B); menggunak<m rum us (6) pada Bab III dcmtuliskan ha
2) Hitung volume bagian waduk dengan menggunakan pada kolom 7 lclbel perhitungan (Larnpiran B);
rum us X) H itun~ lama pengisian endapan sedimen setiap t
(1) Pada Bah III d<m tuliskm1 hasilnya pada kolorn 2 tahel . ...:ngan menggunakan rumus (7) pada Bab I
perhitungan (Lampiran B); tuhskan hasilnya pada kolom 8 tabel perhitll
3) Hitung perbandingan volume hagian waduk dengan (Larnpiran B);
volume aliran rata-rata tahunan dengan menggunakan 9) Hitung awal laju sedimentasi dalam waduk de
rumus (2) pada Bab III hasilnya pada kolom 3 tabel rnenggunakan rum us (8) pada Bab III dcm tuliskan hw
pcrhitungan (Lampiran B); pada tabel perhitungan (Larnpimn B);
4) Hitung efisiensi tangkapan sedimen tiap bagian waduk 10) Periksa dan betulkan konsep perhitungan.
dengan menggunakan rum us (3) pada Bab III dmltuliskan
hasilnya pada kolorn 4 tabel perhitungan (Larnpiran B):

208 Bagian 8 : Bendrmg. Bendungan. Sunxai. lrigasi. Panrai.


SNI 03-6737-2002

ELEV~.SI (m)

..,.
>
~-

...
....I
...I
~

..... I
In
.... I
,.:
f'l
I
'VI""
)" ...• I
I
< ~
0 I
b... I
f.i I
~ ,.. I
...
Cl
)"
l1'
I
2: Cl
~
I
~

g !:!:0
)" I
,.: L. I
~
~ I
t"'
;!
~
OJ
-a
......
I
I
I
I
VI
c I
...
0
I
~2: 1
I
I
I
I
I
I

I
I

,
I
I
I

-·-
1

Bagian 8: Bendtmg. Bendungan, Sungai. lrigasi. l'anwi. 211


SNI 03-6737-2002

LAMPIRAN B

CONTOH ISIAN FORMULIR

TABEL
PERHITUNGAN AWAL LAJU SEDIMENTASI WADUK

Nau Vaduk PLTA-PB-SUDIRHAN (KRICA)


Voluae vaduk (VV) 140 juta a3
Voluae aliran rata-rata yan~ aasuk ke vaduk (VAl 2.501 juta a3/tabuo
Voluae sediaen rata-rata yan~ aasut te vadut (VS) 3,886 juta a3/tahun

MOKOR VOLUHR PRRBANDIKGAN EFISIRNSI TANGtAPAN VOLUHR SEDIKEN SRLISIH LAllA


URUT BAG IAN VOLUIIE YANG KENGENDAP BAG IAN pg)(GISIAM
VADUI. VADU~ DRNGAN P ADA VOLUME ENDAPAN
VOLUKB ALIRAN lAP AS IT AS UTA-RATA (VEil VADUl SEDIKEN
( VBi I TOTAL TANG DI- (TLil
I Xi I TUNJUt(Yil I Yai I (Vdi!
JUn H3 I X I JUTA K3 JUTA N TAHUN

i
1 2 3: 2/VA 4 5 6: 5 1 vs 7 8= 7 I 6
I
I HO 5,6 78,2
76 I
I 2,96 28 914 6
2 liZ (.5 14,0
70,9 2,76 28 10,14
3 84 .3 ,4 67,9
63,0 2,45 28 11,43
4 56 2,3 58,i
48,0 1,87 28 14 ,97
5 28 1, 1 31,9

TOTAL LAMA PBNGISIAN RNDAPAN SRDIKRN : 46,0

Laju sediaenlasi vaduk rata-rata (LSI : VW/TL : 140/46 : 3,034 juta a3/tahun

Peaeritsa

(Ora ~Sri Kulat Yunin~sihl (Drs. Soevarno I

21 0 Bag ian R : Bendung. Bendungan. 5iungai. lrigasi. Pamai.


SNI 19-6738-2002

model simula'i yang mclahirkan data debit 1


... unula'i dengan menggunahan parameter dari Tr = - - - ................................................................... (1)
DPS sckitamya yang mempunyai karakteristik 1-Pr
hasin yang sama. (data kondisi topograti. keterangan:
!!Cologi. tanaman pcnutup) sesuai dengan Tr = kala ulang;
ketentuan yang herlaku. Pr = peluang;

l Pen,.,.jian Data 2) Menghitung besamya peluang atau frekuensi kala


Data dchit dan hujan barns diuji keandalannya dengan ulang dari suatu seri urutan kejadian debit tertentu
uji kcscragaman dan uji konsistcnsi. yang tidak dilampaui dapat dihitung berdasarkan dari
urutan bcsar ke kecil dengan menggunakan rum us :
lf.J Rumus Rumus Perhitungan m
Rumus yang digunakan dalam mctode ini adalah : pr = - - -.................................................................... (2)
1) Mcnghitung hcsamya kala ulang tcrhadap besamya N+l
pcluang dari suatu seri kcjadian terhadap debit keterangan :
tcrtcntu yang tidak dilampaui, dihitung dengan m = nomor urut dari besar ke kecil;
rum us: N = jumlah data;
Pr = peluang, hubungannya dengan kala ulang dapat dilihat
pada rum us (1 ), apabila dinyatakan dalam % kalikan
dengan 100 %.

BABIII
CARA PERHITUNGAN

·1113 perhitungan debit andal air sungai dengan lengkung dengan menggunakan Model Hidrologi;
1 dcerapan, dilakukan scbagai bcrikut :
3) Lakukan perhitungan kekerapan dengan menyusun data
q Periksa data debit, apabila data lebih dari 10 tahun, debit dari setiap selang waktu, misal bulan Januari,
perhitungan besarnya potensi debit dapat langsung Februari dan seterusnya, dari besar ke kecil.
dilakulGm dengan analisis kekerapan; 4) Tentukan nomor urut data (m);
Apabila data debit kurang dari 10 tahun maka perlu 5) Hitung besarnya peluang atau kala ulang untuk
dilakukan upaya-upaya seperti : mendapatk<m urutan tertentu, dengan rum us (1) dan rum us
(1) Data debit kurang lengkap maksimum 10 %, dapat (2) seperti pada tabel 2;
dilakuk<m pengisian data dengan cara interpolasi atau
6) Cari data andal dengan pasangan urutan tertentu;
pcmindahan data dari stasiun terdekat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; 7) Carikan dengan cara interpolasi bila urutan tersebut tidak
(2) Membangkitkan data debit simulasi atau sintetik merupakan angka bulat.

BABIV
LA PO RAN

-lasil perhitungan debit andal air sungai dengan lengkung


~el:erapan dibuat dalam laporan yang memuat:
I) Lokasi pengamatan;
2) Gambar daerah pengaliran sungai;
3) Lokasi pos duga air;
4) Hasil analisis perhitungan;
5) Nama petugas yang menghitung dan penangung jawab.

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Stm;,:t~i, Jriga.ri. Pantai. 213


SNI 19·6738·2002
SK SNI M-39·1993·03
METODE PERHITUNGAN DEBIT ANDALAIR SUNGAI DENGAN
ANALISIS LENGKUNG KEKERAPAN.

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan najuan 1) Daerah Pengaliran Sungai (DPS) adalah
1.1.1 Maksud kesatuan wilayah tata air yang terbentuk ~
Metode Perhitungan Debit Andal Air Sungai dengan alamiah terutama dibatasi oleh punggung I
Analisis Lengkung Kekerapan dimaksudkan sebagai dimana air meresap atau mengalir ke dalam
acuan dan pegangan dalmn menghitung besarnya potensi sistem pengaliran melalui laban, anak sung~
debit air di sunga.i. sungai induknya;
2) Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-v
1.1.2 Thjuan serta jaringan pengal.iran air mulai dari rna
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan debit sampai muara dengan dibatasi pada kanru
rencana yang dapat dipergunakan untuk pengembangan k.irinya serta sepanjang pengal.irannya oleh
sumber daya air bagi perencana. sempadan;
3) Debit adalah jumlah volume air yang me1
1.2 Ruang lingkup
melewati suatu penampang melintang saluran
Metode ini : sungai per satuan waktu;
1) Memhahas ketentuan-ketentuan dan cara 4) Kala Ulang adalah peluang terjadinya ken
perhitungm1; suatu peristiwa yang sama dalmn kurun v
2) Tidak mencakup potensi ketersediaan air tanah, tertentu;
sum her mata air dan waduk; 5) Debit Andal Air Sungai adalah besarnya
3) Hanya menggunakan metode lengkung kekerapan; yang kejadiannya dihubungkan dengan pel
4) Hanya berkaitan dengan kala ulang tertentu, tetapi atau kala ulang tertentu;
dengan pr •sedur yang sama dapat dipergunakan 6) Lengkung Kekerapan adalah lengkung
untuk kala Jlang lain. menunjukkan hubungan an tara kumulatif frek
atau persen waktu dan debit.
1.3 Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode ini:

BABll
KETENTUAN-KETENTUAN

2.1 Data 2.2 T e k n is


2.1.1 Data 2.2.1 Data
Data yang harus tersedia untuk perhitungan debit andal Data untuk menghitung debit andal di sunga
air sungai adalah: memenuhi ketentuan
1) Uraian umum daerah pengal.iran sungai yang akan 1) Sesuai dengan jenis kebutuhan dan tahap
dihitung, seperti : konstruksi, operasi dan pemeliharaan, data
(1) topograti; rata-rata harian, mingguan, 10 harian, per 2m
(2) luas daerah pengaliran sungai; atau bulanan;
(3) hal-hal khusus yang berkaitan dengan DPS yang 2) Data debit yang tersedia lebih dari 10 tal
ditinjau; berurutan maka dapat langsung diperg
lengkung kekerapan;
2) Lokasi yang akan ditinjau dan lokasi pas duga air 3) Apabila data debit yang tercatat kurang I~
yang ada didekatnya digambar pada peta daerah karena hilang atau rusak, maksimum 10 ~
pengaliran sungai tersebut; dilakukan pengisian dengan cara pemindahaJ
dengan ketentuan yang berlaku;
3) Tanggal pendirian pas duga air dan panjangnya data 4) Data debit yang tersedia kurang dari 10 tahm
debit yang ada; memperpanjang data dapat memakai ModelS
Hidrologi Hujan - Al.iran sesuai dengan ke
4) Sumber data debit yang dipakai dari instansi yang yang berlaku;
berwenang. 5) Apabila data debit dan data hajan tidak ad!
perhitungan debit andal dapat dilakukan den
2.1.2 Petugas dan Penanggung Jawab (1) caraAnalisis Wilayah dari ha-;il peneliw
sudah ada atau sesuai dengan ketentw
Nama, tanda tangan petugas dan penanggung jawab berlaku;
perhitungan serta tanggal perhitungan harus ditulis denganjelas
pada formul.ir kerja.

212 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. Jrigasi, Pantai.


JP-6738-2002

LAMPIRANB

CONTOH PERHITUNGAN
DEBIT ANDAL DENGAN LENGKUNG KEKERAPAN

Sd ·•gai contoh diamhil suatu DPS :X, sebagian data dehitnya didapat mensimula'\ikan data hujan deng<m
me l_!.!gunakan Model Hidrologi.
Data debit tcrsebut tersusun dalam hulanan dari tahun 1967- 1985 dalam (nun) dengan luas DPS : 3.6 Km2
seperti terlihat pada tahel di bawah ini :

TABEL 1
DATA DEBIT BULANAN DPS : X

TABEL 1
DATA DEBIT BULANAN DPS X

TARUli JAN FEB HAR


APL '!lEI JU!l JUL AGS SEP 1I OKT NOP DE:S II
1967 95o9 - 81. ~ 104.7 53o9 29. 1 16 s 9 8 6.0 o/ow
1 g
0 2 4 13 4 110.71
0 0 0

1968 56o5 98.3 111.2 89o3 112.9 79o8 77o3 4]. 9 23.9 ! 4. 3 35o6 135.!!
1969 101.9 52.6 138.2 82.5 Ho6 27.7 !7' 8 11.6 7. 7 5 1 3o4! L 3 0
I
1970 15 J 20 130.~ 98.4 59.2 51.4 30.7 19' 0 12 2
0 7.9 5o2 54.9! 68.41
I 971 116 '6 13 4'9 67.0 34.8 51.0 30.5 19.0 12 1
0 7. 9 I5. 1 62o6 Z~o.E~
191Z 67.6 60. 6 88.6 Ho9 26 1
0 15.2 9.2 ~08 3. 7 2.3 9.2 67.s!
19 7l 124. z 62.3 106.3 54.6 29.4 16.7 9.9 17.1 15.8 26.~ H .6 ! 75 6l'0

1914 164 . 7 79.9 130.0 6L9 60o3 39.7 25,g 16.8 j!. 21 7.5 100o0 5!. aII
1975 85.0 139.2 160.3 78.0 96.8 50o4 27.6 15.9 130.8 109. 3 s5' 91
...... ,. ... s~ . ~I j
UIO &7.4 46.3 ~,.,
t4. 0 i 6. 5 11.0 i '4 5.0 J •~ ii 0 j Zi. i 1 •
, I ' ~
"

1977 0.4 123.3 61.0 32.6 18.1 10.5 6.3 3.9 2. ( 1.5 Oo9 0' rJ
1978 81.7 82.1 93.6 49.0 27o0 78.9 7(.8 ~Do 9 2j.5 ! 4.1 8 91 49.6
0

1979 42.8 27.0 54.2 31.9 19 6


0 12 4
0 8.0 5o2 3. 4 2.2 1. 41 22 . ~
1980 gg oO 92.6 51.0 30.5 19o0 1L I 7.9 5.2 3.( 2.2 1.4 27' 7!
1981 8(.1 71.8 39.6 22.9 13 8
0 8.6 6.( 11.1 1~o6 8.5 ssoe 85.5
1982 115.0 67o4 37.6 22. I l3. 5 8.5 5.4 3:5 2'3 1. 4 Oo9 '0
• 0 '
~
• '

198l 34.2 28' 1 20.6 lL 1 l 0. 3 1. 1 C8 3.3 2.] 1.4 740 n. i


1984 17' 1 111. 7 95.0 55.7 32.6 19.9 12 5
0 8.I 5'31 3. 4 H. e
71 '.
1985 28.7 60.0 H.? 40' 8 23o5 I 4.1 8.1 5. 6 3o6 2 3l 0 1.4 0.9

naxian 8: lletulung. Ucmlungm1. Stmgoi. lrigasi. l'anrai. 215


SNI19-673!

LAMPIRANA
DAFfAR ISTILAH

analisis wilayah regional analysis


andal potensi
debit andal dependable flow/reliable discharge/de-
sign discharge
daerah pengaliran sungai catchment
debit discharge
kala ulang return period
kekerapan frequency
lengkung kekerapan frequency curve/duration curve
model hujan aliran rainfall - run off model
peluang probability
selang waktu interval
simulasi simulation
tampungan storage
pemindaban transpose

214 Baxian X: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Panrai.


• 19-6738-2002

owk dchll andal dcngan kala ulang (Tr) = 5 tahun. mak.a TABEL3
:~amya·pcluang tcrjadi dehit tertcntu (Pr) dihitung dari KONVERSI DEBIT DARI KETEBALAN ("\1) NEN.JADI DEBIT
lfllU" (J): DALAM (LITERIDET)
JA.~ FER MARAPR MEl Jl~ JUL AGS SEP OKT 1\0P DES
r ==
I- Pr
Q80 (mm) 43..4 52.6 39.6 24.8 16.5 10.5 6.-l 5.0 3.3 2.2 1.4 10.2
r'= O.X atau Pr = XO'k Q80 (1/det) 58.3 78.3 53.2 34.4 22.1 14.5 8.6 6.7 4.6 3.0 2.0 13.8
bk.a hc~amya dchit andal (tertcntu) dcngah peluang 80% Jumlah hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Jdapat dari data y;mg disusun dari hcsar ke kecil pada label 2
!lia urutan kc m dari rumus (2) : Catatan:
m Untuk mengkonversi dari ketebalan debit Q80 dalan1 bulan
N +I
Januari setebal43.4 mm, ialah dengan menghitung :
:all m = Pr (N+ I) alau m = 0.8 OY+ I)= 16, urutan (m) = 16
volume tebal (43.4 mm) x luas DPS (3.6 kffi2)
debit = - - - - = --------:::-:-:---:-------
rebit andal untuk kala ulang 5 tal1un, alau probabilitas 80 % waktu 31 he:rri
J~O), didapat dari label 2 pada urutan ke-16, dalan1 satuan
:A ebalan ( mm). (0.0434m)(3.6x 1000000m2) 156240 m3
= = --::----::-...,....,-----
31 X 2 X 60 X 60 detik 2678400 detik
156240000
= liter/del
2678400

= 58.3 liter/detik
90 ~--------------------------------------------------~

80

10

60

....
::w
-.......
....
........
~
50

-- C»

40

·I U L 1 I

CONTOH GRAFIK DEBIT ANDAL AIR SUNG AI


DALAM (LITERJDETIK) DENGAN KALA ULANG 5 TAHUN

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai. lrigasi. Pmuai. 217


SNI19-6731

TAIJEL2
I>ATA DEIHT BULANAN I>ISUSUN DARI IJESAR KE KECIL

UIUTAJI JAI FEB MAl APL IrE I JUI JUL AGS SEP OIT t:OP DES
(•I
1 164. T 139.1 1&0.3 95.0 11Z.9 11.8 77.3 41.9 53.7 130.8 109.3 175.6
2 153.2 134.9 138.2 89.3 96.8 78.9 74 8 40.9
I 23.9 Z&. 3 100.0 135.1
3 1!4.2 130.4 130.0 82.5 60.3 50.4 U.& 17 ,J 23.5 15.1 88.8 110.?
4 116' 6 123.3 111.7 78.0 55.7 39.7 25.6 16.8 15.8 14.3 62.6 85.6
5 115.0 98.3 111.2 64.9 51.4 31.6 19.9 15.9 11.2 ... 14.1 5C.9 68.4
& 101.9 92.6 106.3 59.2 51.0 30.7 19.0 12.5 10.6 8.5 44.6 67.8
91.0 IZ.l 104.7 54.6 H.6 30.5 19.0 lZ.Z 8.1 7.5 35.6 55.9
'8 95.9 81.6 98.4 53.9 2!.4 27. T 17.8 12.1 7.9 6.3 U.T 51.8
9 IT .4 19.9 93.6 49.0 Z9.1 1&.7 9.9 11.6 ?.9 5.3 13.4 49 '6
10 85.0 71.8 88.6 ce. t 27 .o 1& .5 9.8 11.1 7.7 5.2 !.2 46. B
11 84.1 TJ.4 74. T 40.8 2&. 1 15.1 9.Z 6.0 3.8 5.1 8.9 41.8
1' 81.7 &T .4 n.o 34.8 23.5 l4 .1 8.7 5.8 3.7 2.4 7.4 35.6
,, n.t 62.3 62.0 32.6 1!.6 12.4 8.0 5.6 3.& 2.3 3.4 2?.1
14 67.6 60.6 5C.2 31.9 19.0 12.1 7.9 5.2 3.4 2.3 3.4 22.3
1.5 56.5 60.0 51.0 30.5 18.1 11.0 7.4 5.1 3.4 z.z 1.4 22.1
"16 43.4 52.6 39.6 24.8 . 1&.5 10.5 6.4 5.0 3.3 2.2 1.4 10.2
17 42.8 4&.3 37.7 2%.9 13.8 8.6 fi.3 3·. 9 2.4 1.5 1.4 L3
18 34.2 %8.1 37.6 22.i 13.5 8.5 5.4 3.~ 2.3 L4 0.9 o.s
19 U.T 27.0 20.6 14. T to.l 7.1 4.1 3.3 Z.l 1.4 0.9 0.5

216 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI19-6745-2002

J>·ata pengukuran disusun dalam nomor urut; (2) Jika titik B di kwadran II, maka :
,-,omor-nomor urut dicek minimum setiap kelipatan sepuluh.
oZAB = 180°- ATN {(Xb- Xa) I (Yb- Ya)} ....................... (5)

t Rumus - Rumus Perhitungan


111s-rumus yang diperguoakan dalam penentuan posisi titik
:fJil, dapa1 diprograrn dengan menggunakan komputer,
(3) Jika titik B di kwadran III :

.,s-rumus tersebut (lihat Garnbar 1): oZAB = 180° + ATN {(Xb- Xa) I (Yb- Ya)} ...................... (6)
P(Xp, Yp)
(4) Jika titik B di kwadran IV :

OZAB = 360° - ATN {(Xb - Xa) I (Yb - Ya)} ....................... (7)

4) Menghitung azimuth AP, dengan rumus :

OZAB = OZAB -Ct. ••.•.•••••••••.•.•••••••••••••••.•••••••••••.•.•••••••••••••••••••• (8)

5) Menghitung koordinat posisi master/kapal survei, dengan


rumus:

Xp = Xa + dAP . Sin oZAP .............................................................. (9)

Gambar 1 Yp = Xa + dAP. Cos aZAP ........................................................... (10)

Skema Penentuan Posisi Titik Ferum Keterangan :


P(Xp, Yp) = posisi titik kedalarnan, dimana master unit
Menghitung jarak dari remote-1 ke remote-2, dengan pada perahu survei.
•ms: A(Xa, Ya) = posisi remote-1, dim ana titik tetap di darat
B (Xb, Yb) = posisi remote-2, dimana titik tetap di darat
ll = {(Xb- Xa) 2 + (Yb- Ya)2} 112 .................................................... (1) aZAP = azimuth titik A ke titik B
aZ.AB = azimuth titik A ke titik B
Menghitung sudut, dengan rumus

f2 = DAB2 + dAr2 - 2 dAP dAB cos Ct. ••••••.••••••.••••••••.••••.••••• (2)

ACS (dAB 2 + dAr2-ds?)


= (2.dAP.dAB) .............................................. (3)

ltfenghitung azimuth AB, dengan rumus :


(1) jika titik B di kwadran I :
(Xb- Xa)
AB =ATN ...................................................... (4)
(Yb- Ya)}

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sung(li, JrigClsi, Pantai. 219


SNI 19-6745-2002
Pd M 12·1994-03
METODE PENENTUAN POSISI TITIK PERUM
MENGGUNAKANTR~PONDER

DAB 1
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Thjmm 1.3 Pengertian


1.1.1 Maksud Beherapa pengertian y<mg herkaitan dengm1 metode ini:_
Mctodc Pcncntuan Posisi Titik Pcmm Mcnggunakm1 Trispondcr I) Master unit adalah hagian dari trisponder yang he~
dimaksudkan schagai acucm d;m pcg;mgan dalmn mencntukan sehagai pemancar dan penerima sinyal dari rema
posisi titik-titik pcrum di pcrair;m lcpas panuti d<m muara. remote unit;
2) Dmu atau distance measuring unit adalah hagiru
1.1.2 Tujuan sistem opcnL"i trisponder yang herperan sehagai pro4
se.hingga menghasilk;mjarak hacaan di monitor;
Tujmm mctodc ini adalah untuk memperolch posisi titik perum
di lcpas pantai dan muara. Mctodc ini ditujuk<m hagi scmua 3) Remote unit ada.lah hagian dari trisponder y;mg he1
pihak yang lingkup tugasnya meliputi penelitian dan sehagai penerima sinyal dari master dan kern
pengukunm di perairan panuti, d<m muara. memancarkan kemhali ke master, ditempatkan pad
tetap;
4) Pemeruman adalah proses pengukunm kedalmnan
1.2 Ruang lingkup
perairan deng;m menggunakan a.lat perum gema;
Metodc pengukuran ini memha.has ketentmm-ketentuan dan
5) Transducer adalah hagian dari alat perum gema
cara pcnentuan.
herfungsi menguhah suatu hesaran fisis ke hesanu
lainnya;
6) Peta kerja ada.lah peta dasar pengukuran y;mg hers•
DAB II
KETENTUAN-KETENTUAN

2.1 Umum 5) Formulir isi<m untuk mencatat data hasil pcngukuraJ1


2. 1.1 Petugas d;m Penanggung Jawah 6) Jaket pclmnpung;
Nmna, t<mda Iangan petugas d<m pemmggungjawah pengukuran
7) Kompas.
serta tanggal pengukuran harus ditulis dengan jei<L" dalam
formulir kerja.
2.2.2 Penempatan Peralatan
2.2.2.I Alat Trisponder
2.1.2 Cuaca
Kondisi cuaca pada saat pengukuran tidak memhahayakan Pencmpatan aiat trisponder herikut master unit dan
kesehunatan petugas dan peralatcm. remote harus memenuhi ketentuan sebagai herikut:
1) Remotc-1 dan remote-2 dipasang pada titik-titik te
2.2 Teknis darat yang mudah dijangkau dengan ketinggian
2.2.1 Pera.lat<Ul dan Perlengkapan memadai, sehingga bisa diterima oleh master unit;
Pcralatcm d;m perlcngkapan .harus dalmn keadaan Iaik pakai 2) Posisi master terhadap remote- I dan remote-2 1
dan lengkap. keadaan bekerja minimum hcrjarak 50 m;
3) Master unit dipa"ang tepat di a teL" posisi tim1g tranl
2.2.1.1 Pera.lat<m Uuuna y<mg ditcmpatkan di kapa.l survei.
Peralatcm ut<una yang digunakan, .harus da.lmn keadaan laik
paka.i, sehagai herikul: 2.2.2.2 Alat Komunikasi
I) Unit Trisponder; Alat komunikasi harus ditempatkan masing-masing pa
2) Kapai survei. mote-l, remote-2, dan master dan ketiganya harus 1
bcrhubungan.
2.2.1.2 Pera.latm1 Penunjang
Pera.latan penunjang yang digunakan harus dalam keadaan Iaik 2.2.3 Pelaksanaan Pengukuran
paka.i, sehagai herikut: Peiaksanacm pengukurm1 harus memenuhi ketentuan ~
1) Accu.l2 volt, 6 huah; herikut:
2) Alat komunikasi handy tctlky, 3 hua.l1;
3) Mesin hitung (computer); 1) Perinlclh pengukuran, dilakukan oleh petugas yang I
di kapa.l survei deng<m aha-aha; ·
4) Peta kerja untuk memplot posisi titik pemerum<m dengan
ska.la I : 1 000, I .2000, atau 15000 tergantung pada l<~jur 2) Pemhacaan jarak dari posisi remote-! den remoU!
pemerum;m; Master Unit atctu kapal survei, dilakuk<m hers;un~
dengan perinlclh;

218 Baxian 8: Bendunx. Bendungan. StmJ.:ai. lrigasi, Panlai.


SNI19-6745-2002

LAMPIRAN B

CONTOH ISIAN FORMULIR


PENGUKURAN POSISI TITIK PERUM

Proyek Study Masalah Sedimentasi


Muara Gabus
Lokasi Pantai Gabus, Indramayu
Diukur Suhana Cs
Pengawas Endang Saeful, Bt
Tanggal 30 - 9 -1991
Penanggung Jawab Sobirin, BE

Hal 2

r- I I I
I
I
1
TANGGAL JAM
No. FIX
·PAOA
ECHOSOUHER
r PEHCATATAH
JARAK OARI MASTER KE
I
KOOROIHAT KETERANGAI~ \
I

I
I l J
I I R1 (A) I R2 (B)
'
1 X
I y
.I
'I

I I I I I
I I
\30-9-19911 08.2sj 20 608.79 571.84 1330.05 1400.16
21 583.97 511.05 1292.19 1348.61
I I
I
l I I
.
..
22
23 I
520.70
475.03 1
479.78
441.46
1250.61
1206.21
'
I 1327.41
1296.81
Remote A :
I
I I I
:!4 <427 .19 387.11 1156.17 1248.84
K • 131.221
y = 1290,511
1 1219.10 Re111ote II :
08.30 25 381.48 380.25 1114.10
26 358.7& 332.69 10H.30 1185.60 )( = 1142,494
27 34!. 58 303.31 1380.08 1392.26 y = 859,971
0!8 oso.n 582.90 1333.00 1322.57
29 802.83 !500.29 1280.08 1287.22

08.35 30 !549.35 426.88 1238.20 1221.40


31 509.57 373.38 1210.50 1111.82
32 . <489.37 338.55

Tanda tangan

/Jagia11 X: /Jerulullg, /Jt'lldullgmt, Sungoi. lrigosi. l'cmtai. 221


SNI 19-6745-2002

B.\8111
PELAKSANAANPENGUKURAN

Pckctjaan pcncmmm posisi titik pcrum mcnggunalum trisponder (4) Putar saklar kanan pada "DISPLAY ON1
dilakukan dcngan tahapan: mendapatkan bacaan jarak, bacaan dari mode
I) Pcrsiapan. sehagai hcrikut: dikctahui dengan menekan "MANUAL RAN(
(I) Buat pcta kcr:ja; untuk menghapusnya dengan menekan 1
(2) Siapkan alat-alat pcngukuran; "CLEAR";
(3) Pcriksa kondisi alat-alat: (5) Periksa apakah DMU suda.h memunpakk<m
(4) Siapkan alat-alat h<mtu di k<mtor; jarak di monitor;
(5) Lakuk<m peninjauan lap<mgan; (6) Beri perintah kepada operator DMU d;m alai
(6) Tentuk<m posisi Remote di Iap<mg<m; gema untuk siap-siap melakuk<m fix no. 1:
(7) Siapkan kapal survei. (7) Catat data pembacaan jarak untuk fix no. l;
(8) Masukkan data bacacm jarak ke dalam' ka
2) Pengukuran, sehagai herikut: untuk mendapatkan koordinat posisi tix no. 1 (
( 1) Hidupk<m DMU deng<m cara menaruh saklar pada detail perhitungan dapat dilihat pada i
"AUTO RANGE" (sistem menurut Gamhar 2); per.hitungan; i
(2) Putar posisi saklar "CHANNEL 1" dcm "CHANNEL (9) Plotkar data posisi perhitungan dalam peta ~
2" pada posisi "TEST" sehingga layar monitor (10) Perintahkan kembali untuk posisi tix heriku
menunjukkan angka 8 semua, jika tidak ditekan penentuan posisi dapat dimulai kemhali;
tomhol "CLEAR"; (11) Lakukan pekerjaan seperti urutan pada b•
(3) Lihat posisi saklar di sebelah kiri "SUM 100", yang hingga (9); I
herarti harga jarak yang ditampilkan di monitor (12) Lakukan untuk seterusnya sehingga satl
adala.h rata-rata dari 100 kali pengukurcm; penentuan posisi selesai diketjakan; J

(13) Uhmgi peker:iacm seperti pada butir (6) hingga


semua pekerjaan selesai.

BABIV
LAPORAN

Hasil penentuan posisi titik perum disajikan dalam bentuk ncuna pantai, waktu pengukuran, nruna petug~
sebagai bcrikut: hcunbatan yang ditemui selama pengukurcm;
1) Buku ukur yang memuat data koordinat dan nomor titik- 2) Gambar posisi tix perum yang memuat koordinat,,
titik perum, dilengkapi nama proyek, nama lokasi survei, titik-titik dan lajur pemeruman (li.hat Gambar 3). :

LAMPIRANA
DAFfAR ISTILAH

nomor urut posisi perum atau perintah


pengukuran fit:
titik tetap bench mark
unit pengukur jarak distance measuring unit
alat ukur posisi elektronik trisponder

220 Baxian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI19-6745-2002

1&•'-UI en•'-a•

ltAl.,lt .. &• I _ __.,_..,.....-t-'• •Cl.. •oo~


ll\.C•II

'"' OISTANC£ MEASVRINO Ur41T

8AT(II(

n =2
REMOT( I
MASTER

r:=J c:J
0 0 0
0 0 REMOTE 2
n: 2 _
OISTANCt ME"ASVRINO UNit

GAMBAR2
CONTOH SKEMA HUBUNGAN ANTARA MASTER DAN REMOTE

Bagian X: Bendung. Hendungan. Stmgai. lrigasi. Pantai. 223


SNI19·6745·2002

CONTOH PERHITUNGAN 3) hitung azimuth AB, dengan rumus (4):


Tahapan perhitungan seperti urutan berikut:
diketahui : koordinat posisi remotel A=(731 ,221: 1290,511) aZAB = 180°- AlN [(Xb-Xa)/(Yb-Ya)]
koordinat posisi remote 2 B =(I 142,494: 859,971)
diukur jarak dari master (P) terhadap Remote 1, aZAB = AlN [(1142,49 -731,221)/(859,971-1290
dAP = 608,79 m
jarak dari master (P) terhadap Remote 2 aZAB = 180° - 43,6889° = 136,3111°
d0 P = 571,84 m
Perhitungan:
1) Hitung jarak dari remote 1 (titik A) ke remote 2 (titik B), 4) hitung azimuth AM, dengan rumus (7):
dengan rum us (1 ):
aZAP = aAB- a
dAB = {(Xb-Xa)2 + (Yb-Ya)2} 112
aZAP = 163,3111°- 56,6888°
dAB = {(1142,494-731,221)2 + (859,971-1290,511)2}112
= 79,6223°
= 595,41

2) hitung sudut a, dengan rumus (2): 5) hitung posisi titik perum, dengan rumus (8), (9):

dAB 2 + dAr2 - 2dAP . dAB Cos a Xp = Xa + dAP . sin aZAP


Xp = Xa + dAP Sin aZAP
Cos a= = 731,221 + 608,79 (79,6223)
= 1330,05
Cos a= (595,41)2+(608,79)2- (571,84)
Yp = Ya + dAP . cos aZAP
2 (608,79) (595,41)
= 1400.16
= 0,5492
a = 56,68880°

222 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI19-6745-2002

.,0,.. 0
.... 0
0
N
!!

Y.IOOO

u
t
0 10 00 ISO lOO•

_I_ - ' - ' IIC A\. a.


I I

K E T E R AHO AH

!-~-~- LAJUR rue P[RVM

@ REMOTE

GAMBAR4
CONTOH POSISI TITIK-TITIK PERUM DAN KEDUDUKAN REMOTE

Bagian 8: Bendung, Bendung(m, .'iung(li, Jrigasi, P(mWi. 225


SNI 19·6745-2002

GAMBAR3
SKEMA PENENTUAN POSISI TITIK PERUM DENGAN TRISPONDER

224 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SK SNI M 38-1993-03

BABII
PERSYARATAN

' Peralatan dan Perlengkapan 2.2 Petugas dan Penanggung Jawah


J:ilalan dan pcrlcngkapan harus dalarn kondisi laik pakai dan Nama, tanda tangan petugas dm1 penanggung jawab . basil
-·kap. pengakuran serta tanggal pengukunm harus -ditulis dengan jelas
dalam formulir pengukunm;
2.3 Cuaca
Cuaca pada saat pengukuran dalam keadaan baik.

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN

.I Peralatan (3) Bebas terhadap gelembung udara atau gangguan


1.1 l'eralatan utama akustik lainnya yang ditimbulkan oleh baling-
:ralallm yang digunakan adalah scoagai berikut : baling dan poros baling-baling kapal saat melakukan
Alat perum gema; manuver;
Alat pcnentu posisi; (4) Jarakkabel transducer terhadap kabel penyalaan busi
Alat ukur waktu dengan ketelitian detik. minimum 50 em;
(5) Kelebihan panjang kabel transducer tidak boleh
1.2 Perlengkapan flenunjang dipotong;
erlengkapan penunjm1g yang digunakan : (6) Harus tegak agar didapat penerimaan sinyal akustik
Perahu motor, kapasitas disesuaikan dengan kebutahan; yang baik (lihat Gambar 6).
Pcta kerja;
Kalkulator program; 3.5 Interpretasi Hasil Rekaman
Kompas; Ihwal yang harus diperhatikan dalam menginterpretasi hao;;il
Alat komunikasi; rekaman adalah :
Alat tulis; 1) Dasar yang keras akan memantulk<m gema lebih kuat;
Map Japang<m yang kedap air; 2) Dasar yang lunak (lumpur) menghasilkan goresan yang
Jas hujan; Iebar dengan intensitas rendah (lihat Garnbar 8);
Jakct pelampung pengaman dengan warna menyolok. 3) Pant ulan sinyal akustik yang terkuat didapat dari peralihan
air dan udara;
.2 Bahan: 4) Kekuatan pantul berkurang menurut urutan karang, pasir,
allan yang diperlukan dalam pengukuran kedalaman : logam, kayu, ikan dan plankton.
~ Catu daya arus searah (accu) sesuai dengan kebutuhan, 5) Bila tersusun dari karang, pasir atau lapisan padat lainnya,
· dengan memperhatikan polaritas kutub-kutubnya; akan menghasilkan goresan tipis dan 1.4iam pada kertas
1 Kertas rekarnan; rekaman (lihat Gambar 7);
t Pena stilus. 6) Akan menghasilkan pantulan ganda di air dangkal,
•.().
disebabkan oleh pantulan bolak-balik antara dasar dan
1.3 Pemeriksaan Alat dan Kalihrasi permukaan air, kedalaman sebenarnya dari rekaman ganda
:~neriksaan alat dan kalibrasi meliputi : adalah rekaman yang terdangkal (lihat Gambar 7) .
.~; Di kantor : rangkaian elektronik dan komponen yang
mudah rusak; 3.6 Koreksi Data
.; Di kantor dan di lapangan : pemeriksaan kalibrasi. Hasil pengukuran harus dikoreksi terhadap :
1) Penyimpangan alat;
'.4 Pemasangan Transducer 2) Kedudukan transducer terhadap permukaan air;
:~masm1gan transducer hams memenuhi ketentuan : 3) Kedalaman karena perubah<m kecepalan gelombang suara
I) Pemasangan tetap pada lunas kapal, pada jarak sepertiga dalam air;
sampai dengan setengah panjang kapal terhadap ujung 4) Perputaran motor penggerak stilus;
haluan (lihat Gambar 4); 5) Fluktuasi muka air.
;.) Pemasangan tidak tetap di samping atau diburitan (lihat
Gambar 5): 3.7 Pengikatan Terhadap Bidang Persamaan
(1) Aman terhadap gangguan yang timbul; Pekerjaan pengakuran kedalaman dan pckcrjaan topograti,
(2) Terletak di dalam air; hams diikatkan ke bidang persmnaan y<mg smna.

Bag ian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrixasi. Pantai. 227


SK SNI M 38-1993-03

METODEPENGUKURANBATHIMETRIMENGGUNAKAN
ALAT PERUM GEMA

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tu.juan 8) Pola pancaran adalah hentak pancaran pulsa
1.1.1 Maksud dipancarkan oleh transducer dan tergantung dari frel
Mctodc Pcngakuran Bathimctcri Mcnggunak<m Alat Pcrum dan panjang pulsa;
Gcma dimaksudkan schagai acuan dan pcgangan dalam 9) Sahuk pemutar adalah sabuk yang digunakan
mclaks<makan pcngukuran dasar pcraircm. memutar pena kontak dan pena stilus;
10) Sinyal akustik adalah sinyal y<mg herasal dari penirr
1.1.2 Tujuan suara;
Metodc Pcngukuran Batl1imctcri Mcnggunakan Alat Pcrum
11) Sinyal elektronik adalah sinyal yang herasa
Gcma hcrtujuan untuk mcmperolch data kedalaman dan
penimbulan gejala listrik;
infonnasi tcntang konfigurasi dasar pcraircm, hagi pcrencana.
12) Transducer adalah suatu alat yang mempunyai J
mengubah suatu besaran tisis ke suatu besar<:m tisi~
1.2 Ruang Lingkup
lainnya;
Metode Pengukuran Batl1imeteri Menggunakan Alat Perum
Gema ini: 13) Transducer pengirim adalah suatu alat yang men,
I) Mcmhahas pcrsyaratan, kctcntuan-ketcntuan, dan cara sinyal elektronik yang dibangkitkm1 oleh alat perum
pengukuran; menjadi sinyal akustik yang diarahkan ke dasar;
2) Untuk perairan dcngan kcdalam<m sampai 120m. 14) Transducer penerima adalal1 suatu alat yang men
gema suara setelah terpantul, mengubah sinyal aJ
1.3 Pengertian terscbut ke dalmn sinyalelektronik;
Beberapa pengcrtian yang hcrkaitan dcngan Mctodc 15) Peta hathimetri adalah peta kontur kedalmnm1 lau1
Pengukuran Batl1imctcri Menggunak<m Alat Perum Gema ini : diikatkan pada bidang persamaan;
1) Pemeruman adalah proses pcngukuran kedalmnan suatu 16) Peta kerja adalah peta yang memuat h~jur pemer
perairan deng<m menggunakan alat perum gema; yang digunakan untuk mengarallk<m posisi perahu s1
2) Alat perum gema adalah suatu alat untuk melakukan sesuai dengan lajur perum; .
pekerjaan pemcruman, deng<m menghitung interval waktu 17) Palem adalah papan berskala untuk mengmnati tlul
yang dibutuhkan oleh gelomb<mg suara untuk mermnbat muka air;.
dari scbuah titik y<mg diketahui ke suatu bidang pantul
18) Koreksi indeks adalah koreksi alat terhadap
dan kemhali ke titik tersehut;
kedalmnan yang besamya ditetapkan oleh pabrik pet
3) .Jarak aman adalah jarak jaga<m antara lunas kapal dan alat perum gema;
dasar laut
19) Lajur perum adalah lintasan titik-titik posisi perm
4) Konpensator kecepatan suara adalah rangkaian
elektronik yang digunakan untuk mengatur 20) Spasi perum adalah jarak antardua h~jur perum
berdekatan;
ketidaksesuaian kccepatan rambat suara terhadap
kecepatan standar; 21) Besi coba adalah plat besi berlubang dimnctcr 5 mm, 1
mengkalibrasi kedalaman;
5) Pena stilus adalah kawat tungsten yang dipasang pada
sabuk pemutar, hila dialiri arus listrik, pada kertas akan 22) Buku perum adalah buku yang memuat catatan meq
terbentuk gorcsan hittmn; pemeruman;
6) Pena kontak adalal1 kawattungsten yang dipasang pacta 23) Nomor fix adalah penomoran pada huku pcrum dan •
sabuk pemutar, yang memberikan sumber catu daya ke rekmnan pada saat penentuan posisi perum.
pena stilus; -
7) Pantulan ganda adalah berkas sinyal yang tidak
tertm1gkap oleh tr<msducer, memantul ke permukaan air,
memantul ke dasar dan diterima lagi oleh transducer
penerima;

226 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai, lrigasi. Pantai.


SK SNI M 38-1993.00

BABV
LAPORAN

pengakuran kedalaman taut dengan alat perum gema


•. ji LAMPIRANA
rorkan dalam. bentuk gambar, tabel maupun keterangan DAFTAR ISTILAH
'memuat:
Peta hathimctri, dilengkapi dcngan : pemeruman :sounding
(I) Nama proyek; alat perum gema : eclzosounder
(2) Nama loka.;i pengukuran; transducer pemancar : transmitting transducer
(3) Nama pantai; pena stilus :stylus pen
(4) Waktu pengukuran; penakontak : contact pen
(5) Elcva.;i patok-patok pcngukuran; sabuk pemutar : driving belt
pantulan ganda : multiple echo
Sketsa lokasi pengakuran, penjelasan jenis alat dan sinyal elektrik : electric signal
perlengkapan, hasil interpretasi, kesimpulan dan saran; sinyal akustik : acustic signal
kecepatan nunbat : propagation speed
Personil, mcmuat : lajur :trace
(1) Daflar nama-nama pengakur, pengawas dan kertas rekaman : recording paper
pcnanggung jawab pekerjaan disertai tanda sudut pancaran :beam width
tangannya; pulsa :pulse
(2) Pembagian tugas dan tanggung jawab an tar personil; lengan stilus :stylus arm
(3) Daftar petuga<; lokal; kompensator kocepatan
suara speed of sound
Lain-lain, mencakup: compopensator
(1) Hambatan-hambatan yang terjadi baik pada alat polaritas :polarity
maupun personil dan cara penanggulangannya; catu daya : power supply
(2) Hambatan-hambatan yang disebabkan oleh pengaruh rangkaian elektronik : electronic circuit
alam; impedansi : impedence
(3) Rincian kejanggalan yang tetjadi; reflektor :reflector
(4) Foto-foto kegiatan. media penyimpan data : data logger
sarat :draft
penentuan posisi :fix positioning
jarak aman :clearance
besi coba :test bar

Bagian 8 : Bendung, Bendu11gcm, ,\'ungai. /rixasi, Pcmwi. 229


SK SNI M 38-1993-03

BABIV
CARAPENGUKURAN

Lakukan pcrsiapan, pcngujian d;m pcngukunm schagai hcrikuL: (5) Diadakan pcrb<rik<m pada alat pcrum gcma;
I) Pcrsiap;m di kant or :
(I) Pilih alat pcrum gcma scsuai dcng<m kchutuh<m; 6) Tempatkan perahu survei pada titik awall~jur pe11
(2) Pilih peralatcul posisi y<mg dipcrlukan; 7) Siapkan pcralatan pcnentuan posisi dan hidupk:
pcrum gcma;
2) Pcngnjian alai di kantor: X) Pclaks<macm pemeruman:
(I) Pcriksa hcntuk pulsa. tcgangan dan rrckucnsi ( 1) Lakuk<m pekerjaan pemeruman segera setelah
rangkaian clektronik scsuaikan dengan spesifikasi anggota temn di atas perahu survei;
tcknis; (2) Jalankan perahu survei dengan kecepatan k01
(2) Pcriksa rungsi dari sahuk pcmutar stilus, pena stilus,
pcna kontak. lcng<m stilus. gcscr pcnggerak rol kertm;, 9) Catat pada buku perum keterangan-keterangar
sckcring dan lain-lain; diperluk:m antara lain : lokasi pengakuran, waktu
dan akhir pengakuran nomor fix, mulai dan
3) Pcrsiap<m di lapangan : pengakuran, dan lain-lain;
(I) Siapkan pcrahu motor yang mcmadai; 10) Ceri tanda awal pengakuran pada kertas rekarnan daJ
(2) Pas;mg alai pcrum gcma pada kapal; cocok dengan nomor fix;'. 1
(3) Pasang tr;msduccr sesuai deng;m kctentuan; 11) Kendalikan arab perahu survei dengan berpedom~
(4) Siapk:m pcralatm1 y<mg diperluk<m dalam pengujian peta kerja dan pengarah di darat atau kompas;
lap<mgan; 12) Berikan aba-aba "SIAAAP FIX" untukk pengamb1
No. 1 dan seterusnya :
4) Pcngujian alat di Iapang;m : 13 Ambit posisi tix dengan interval waktu yang tctap
(1) Huhungkan kahel transducer dan kabel catu daya 14) Beri tanda akhir pengukuran pada kertas rekaman~
pada alai pcrum gcma; akhir satu l~jur; ·
(2) Gantik;m sisa rol kcrtas rekmnan dengan rol yang 15) Pada setiap akhir lejur:
haru; (1) Periksa kebenaran d:m kesamaan dari setiap
(3) Hidupk<m alal perum gema dengan mengatur saklar posisi-fix dan waktunya dari lajur yan,
ON-OFF pada kedudukan STANDBY selama 10 diselesaikan, an tara buku perum, kertas rekam
men it sebagai pemanasan alat, kemudian geser saklar peta kerja;
pada kedudukan ON;. (2) Lengkapi catatan di buku perum mengenai k
(4) Operasikan alat pcrum gema sarnp;ri narnpak basil atau kejadian selama pemeruman di lajur ten
rekaman;. (3) Rencanakan untuk pemeruman J~jur beri
(5) Mulai pengujian dengan jarak besi coba 1 meter dengan memperbatikan haluan perahu
terbadap transducer; pengarah arus sepanjang Jajur yang barn disele
(6) Turunkan hesi coba dengan interval 1 meter sampai dan cara pendekatan kapal pada titik awal da
kcdalaman maksimum y<mg dapat dicapai, pada baru;
setiap interval penurunan besi-coba barus di tunggu 16) Pada akhir pemeruman harian :
sampai nampak basil rekaman; (1) Periksa selurah isi buku perum, cocokk<m nom
(7) Setelah kedalaman maksimum tercapai, mrikkan besi- posisi fix dengan nomor urut di peta ker:ja dat1
coba ke atas dengan prosedur yang sama seperti saat rekaman;
penurunan; (2) Periksa semua keterangan yang barus dicant
(8) Perhatikan hasil rekaman, evaluasi dengan skala yang pada akhir dan awal setiap kertas rekmnan
digunakan; perum, dan peta kerja;
(9) Minimalkan simpangan an tara pembacaan pada alat (3) Periksa apabila ada perbedaan antara besi-cot
perekarn dan kedalarnan sebetulaya dari besi coba dan besi-coba akhir;
dengan kompensator kocepatan suara; (4) Pindahkan angka kedalarnan pada posisi fix bet
(10) Lakukcm pengujian saat kapal membuang sauh dan dari kertas rekaman ke dalam buku perum;
arus tenang; (5) Periksa kelengkapan pengisian data posisi <U
kedalaman di dalam buku perum;
5) Lakukan pengulangan kalibrasi hila: (6) Periksa semua peralatan survei dan simpan
(1) Kertas rekaman diganti dengan yang baru; keadaan kering;
(2) Terjadi penurunan catu daya, yang dapat diketahui (7) Masukkan data basil pengukunm pada map-~
dari kedudukan dan bentak ZERO-LINE; telah disediakan dan simpan ditempat yang aJ
(3) Terjadi perubahan kedudukan tombol CAL ZERO,
SPEED OF SOUND, dan TIDE & DRAFT;
(4) Tetjadi perubahan kedudukan vertikal atau borisontal
dari transducer;

228 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai, Jrigasi, Pantai.


SK SNI M 38-1993-03

Rental
Ranta I

GAMBAR 2
UJI COBA TRANSDUCER PADA LUNAS KAPAL

Pcncaf'cn _1 -ftcnra I
Sfnrc I olcu:s t~k.l
. . I
I·· Pfor vtl

GAMBAR 3
UJI COBA PAOA SIS! KAPAL

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungc1i, Jrigasi, Pantai. 231


SK SNI M 38-1993-03

LAMPIRAN B
LAIN-LAIN

CONTOH PERHITUNGAN KEDALAMAN

Dari hasil pengukuran sifat datar (lihat gambar 1) dida-


pat nol papan duga = - 0.622, terhadap patok P.1 = +
1.196.
Untuk itu perhitungan·elevasi titik-titik perum (z)
z = Nol palem + tinggi muka air kedalaman (d)
koreksi alat.
Contoh : (fix no. 20)
Diketahui
Nol Palem = - 0.622
Tinggi muka air = 0.72
Kedalaman (d) = 3.30
Koreksi alat = 0
z =- 0.622 + 0.72 3.3 - 0 = - 3.20 m
Elevasi dasar (z) = - 3.20 m

PAl€M
_j,Rotnbu """'

·1.196 __ _
.·.: .·. ·...·
I
I P. I

·~
'
I
. . . . . . . : , :. ·- ..... - .. •. .. . . :- .· ... : .: : . ·, ..... 0

GAMBAR 1
PENGIKATAN TITIK NOL PALEM

230 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai, lrigasi, Pantai.


SK SM ll3&-1gga.os

Kl«tn kaOct

KaC.•I

I• blh 4a.rl :s •

GAt48AR 6
KEMIRINGAN MAKS'liMUM PEMASANGAN TRANSDUCER

GAMBAR 7
CONTOH HASIL REKAMAN OASAR YANG KERAS

&gitlll 8 .- Bendlulg, &llllwag1111. s ...gai. lngiiSi. PUIIIIIi. 233


SK SNI M 38-1993-03

~-----1/l-----~

GAHBAR 4
LOKASI PEMASANGAN TRANSDUCER

GAMBAR 5
PEMASANGAN TRANSDUCER TIDAK TETAP

232 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI19-6745-2002

0 0 0

..
0
-
0
0
411
..

--~w~·--------------------~M~·--------------~~--_,Mr---------------------,M~IIOO
0
!!

...
/'•
/2 /00
./'/s
./-4
/;
/6

T.IZ60

T.IOOO
.
••
u

o co
4
100 1ao aoo

-'- 1
T.1'60

KETE RANGAN

GAMBAR9
CONTOH LAJUR PERUM

Bagian 8: Bendung. Bendungcm. ,\'ungai, lrigasi. Pcmtai. 235


SKSNJ·M 38-1993-03

GAMBAR 8
CONTOH HASIL REKAMAN OASAR YANG LUNAK

~2-34 Belgian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai, /rigasi, Panrai.


SNI 03-6381·2000
Pd 5-21·2000-03

SPESIFIKASI BANGUNAN UKUR DEBIT CIPPOLETTI

l. Roan~ Ungkup
;pesifika."i ini memhahao; tcntang: bentuk dan ukuran, fungsi,
• .truktur dan persyaratan, kinerja dan dehit persatuan Iebar dari
2)

3)
linggi ambang miring dari sudut celah dasar ambang ke
dasar talud udik bangunan ukur (P) 2:: 30cm atau P2::2h 1.
Tebal pelat ujung ambang dilihat dari arab aliran berkisar
lJangunan ukur dehit Cipoletti. antara 1-2 mm.
4) Jika pelat ambang lebih tebal dari 2 mm, bagian hilir
c,?.. Acuan kelebihannya, dimiringkan dengan sudut 2::45°.
~ KP - 04: Standar Perencanaan lriga'>i, Kriteria Perencanaan 5) J arak tabung pengukur/papan dug a muka air ke am ban£
Bagian Bangunan. dilihat dari arab aliran 2-4 hl maksimum.
- SNI 03-1724-1989: Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Bentuk dan dimensi bangunan ukur Cipoletti seperti pada
Hidraulik Untuk Bangunan Sungai. Gambar 1.
- SNI 03-2414-1991: Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Salunm Terbuka.

J. PenJ,tertian :
· Beberapa pengcrtian y<mg berkaitan dengan spesifikasi ini,
·sebagai bcrikut:
I) Ban~,JUnan ukur aliran sempurna adalah bangunan ukur
dehit dengan aliran di atas ambang dengan aliran
sempuma. lampolc hulu
2) Aliran sempurna adalah aliran tanpa tekanan. Gambar 1. Bentuk dan dimensi alat ukur Cipoletti.
3) Aliran tidak sempurna adalah aliran melalui suatu
am hang, di mana muka air udik dipengaruhi oleh muka 5. Fungsi dan Persyaratan
air hilir. 5.1. Fungsi
4) Amhang tajam teaerasi adalah ambang ~jam dengan Bangunan ukur Cipoletti berfungsi untuk mengukur besamya
tekanan di bawah pclimpahan sebesar 1 atm, dengan debit. Persamaan debit bangunan ukur tersebut sebagai
menghubungkannya dengan udara luar. berikut:
5) Kecepatan datang adalah kecepatan air sebelum
mema'>uki suatu konstruksi, seperti bendung, pintu air dan
scbagainya.
6) Saluran primer adalah saluran pembawa air irigasi dari
pintu pengambilan ke saluran sekunder dan ke petak-petak Keterangan :
tersier yang diairi. · Q = debit, m3/s
7) Saluran sekunder adalah saluran pembawa air irigasi dari Cd = koefisien debit(= 0,63)
saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani. Cv = koefisien kecepatan datang (lihat Gambar 2)
8) Saluran tersier adalah saluran pembawa air irigasi dari g = percepatan gravita-.i, m/s2 (= 9,8)
bangunan sadap tersier ke dalam petak tersier lalu ke b = Iebar mercu, m (lihat gam bar I)
saluran kuarter. hl = tinggi tekan air diudik, mercu, m Oihat gambar 1).
9) Saluran kuarter adalah saluran pembawa air irigasi dari Besamya debit bangunan ukur Cipoletti (m 3/s/m) diberikan
boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier ke sawah- seperti pada Tabel Lampiran B.
sawah.
10) Tinggi muka air hilir adalah tinggi muka air sebelah hilir
konstruksi, dimana ter:jadi kecepatan aliran subkritis.
11) Koefisien kekasaran adalah koefisien yang menyatakan l,lO,r--...------:------.----n
pengaruh kekasaran dasar tebing saluran/sungai terhadap - - - p•nvonlrol porobolik /
kecepatan aliran. a'au lrap•sium u • 2/J
I
I

4. Bentuk dan Dimensi


4.1. Bentuk
Bentuk bangunan ukur Cipoletti memiliki potongan pengontrol
trapesium, mercunya horisontal dan sisi-sisi miring ke samping
dengan kemiringan 4 vertikal banding I horisontal. Bentuk
bangunan ukur ini merupakan penyempumaan yang dikontraksi
sepenuhnya.

4.2. Dimen'ii
Dimensi bangunan ukur Cipoletti sebagai berikut:
1) linggi ambang dari permukaan ambang ke dasar saluran
udik bangunan ukur (p) 2:: 30 em. Gam bar 2. Cv sehagai fungsi pcrhanding<m Cd. A* I A 1

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai. /rigasi, Pamai. 237


SNI 19-6745-2002

0 0
n 0
N
~

Y.IZOO

- ( -4y

_,_., Y.(OOO

u
T. I 1~
0 .• 00

-,-
I
Y. T~O

GAMBAR 10
CONTOH PETA BATHIMETRI

236 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI.05-6395-2000

SPESIFIKASI ALAT UKUR DEBIT ORIFICE


lf{uanJ,! LinJ,!kup
&~~odar Jill
rncrnuat spesifikasi dimcnsi pemasangan 3.3 Aliran
t~yaratan umum dan ketentuan dari pelat orifice serta I) Debit Aliran cairan yang melalui alat utama q: ma.ssa
tyimpan~;m pcngukuran de hit daJ~ pipa dengan dimneter atau volume cairan yang melalui orifice per satuan waktu;
Ji 50 mm sampa1 1.200 mm dan h1langan Reynolds untuk dalmn hal tertentu perlu dijelaskan secara eksplisit bahwa
f~ kunm.c dari 3.150. aliran massa q, dinyatakan dalcun massa per satuan waktu
atau aliran volume qm yang dinyatakan ada dalam volume
;J)aftar Acuan per satuan waktu.
ISO 46X -I YX2 : surface roughness - Pardffieter there values 2) Bilangan Reynolds, Re: Parmneter tak berdimensi yang
and general rules for specifying requirements. menyatakan perhandingan antara gaya inersia dcu1 gaya
ISO 516X: Measurement oiTiuid flow-Evaluation of kekentalan.
uncertainties.
Bilangcu1 Reynolds yang digunakan pada stcmdar ini mengacu
)JenJ..eertian pad a:
.J Alat-alat Utama - Kondisi cairan di bagian udik dan diameter pipa bagian udik
sebagai berikut:
Orifice adaJah hukaan luhang dari suatu alat utama dengan
,.s penampang melintang minimum. UI.D 4 qm
J;llldar orifit:e alat utama adalab lingkaran dan koaksial Re0 = - - = - -
,wlladap pipa. VI 7t1J.,D
dengan:
• )Jelat orifice adalah pelat tipis berlubang berbentuk U I adaJah kecepatcm rata-rata aliran pada pipa bag ian udik
~gkar;m. (m/det)
tlat orilke standar digambarkan sehagai "pelat tipis" dan D adalah diameter pipa-pipa bagian udik (m)
·~jungnya herhentuk segi empat tajam" karena tebal pelat tipis n 1 adalah kekentalan kinematik <.:air<m
thandingkan dengan diameter penampang yang diukur ujung qm adalal1 aliran massa <.:airm1
ilik tajcun dan herbentuk segi empat. 1-1 adalab kekentalan dinamik cairan.
D Perbandingan diameter dari alat utama yang digunakan -Diameter orifice atau diameter tenggorok dari alat utama yaitu:
da suatu pipa ~ : pcrbandingan antara diameter orifice
Re 0
ri alat utcuna dengan dimneter dalam dari pipa yang diukur Red=-~--
sebclah udik alat utmna.
hila alat utama bag ian udik mempunyai bentuk tabung yang 3) Eksponen isentropik, K: perbandingan antara variasi
~mpunyai dimnetcr yang smna dengan pipa (seperti pada pipa relatif pada tekanan terbadap variasi relatif dalam
nturi ki<Lsik) maka perbandingan diameter adalab basil bagi kerapatcm massa bersangkutcm pada kondisi transfonnasi
tara diameter tenggorok dengan diameter bagian yang adiabatik bolak balik elementer.
t'bentuk tabung pada bidang bagian alur celab udik. Eksponen isotropik K muncul dalan1 rum us yang berbeda
untuk perluasan muai £ bervariasi sesuai dengcu1 sifat gas
12 Pen~rukuran Tekanan beserta suhu dan tekanannya.
Tekanan celah alur dinding adalab Lubang berbentuk Terdapat ban yak gas dan' uap yang harga K - nya belum
bulat atau melingkar yang di bor pada dinding pipa diketahui.
sedemikian rupa sehingga sisi lubang rata dengan Dalam hal ini, untuk keperluan bagian dari stcmdar ini,
pennukaan pipa bagian dalam. perbandingan dari kapasitas panas spesifik dari gas-gas
Lubang biasanya berbentuk bulat akan tetapi dapat juga ideal dapat digunakan sebagai pengganti eksponen
melingkar. isentropik.
' Tekanan statis cairan yang mengalir melalui pipa lurus, 4) Koeflsien debit C: Koetisien y~mg didefinisi sebagai aliran
p adalab Tekanan yang dapat diukur dengan yang cairan tidak dapat dimampatkan yang
menghubungkan suatu alat lulur tekanan ke alur celab tebal menggambarkan hubungan antara laju alinm aktual
dinding. terhadap laju aliran teoritis yang melalui alat ukur C
') Perhedaan tekanan, .:1p adalab perbedaan an tara tekanan dinyatakan dalam rumus berikut:
(statis) yang diukur pada alur celah tekanan dinding satu
berada pada bagian udik dan yang lain pada bagian hilir C= q"'Jl7
dari aJat utama disisipkan pada pipa lurus yang dilalui
1r d 1 ~2.:1pp.
a! iran di mana ada perbedaan tinggi an tara alur celah udik 4
dan alur celah hilir tidak diperhitungkan. Kalibrasi dari alat utmna standar pada peralatan caircm tidak
Istilah "perbedaan tekanan" digunakan apabila pengukur termmnpatkan menunjukkan bahwa koefisien debit hanya
tekanan berada pada posisi yang dinyatakan dalam setiap tergantung pada bilangan Reynolds. Nilai numerik C adalah
standar alat utama. smna untuk instalasi y;mg berbeda apabila instalasi tersebut
4) Perhandingan tekanan t adalah perbandingan antara secara geometriknya serupa dan alirannya dicirikan oleh
tekanan mutlak (statis) di pengukur tekanan hilir dengan bilangan Reynolds ycu1g sama. Persmnaan untuk nilai numerik
tekanan mutlak di pengukur tekanan udik.

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. Jrigasi. Pcmtai. 239


SNI 03·6381·2000

5.2. Persyarabm Lampiran n


Pcrsy<mii<UJ hangun<m ukur Cipolclti schagai hcrikul:
I) Papan duga dihcri skala liter, para pcmakai air dapat
Tabcl
mengecek persediaan airnya.
2) Sedimentasi di hulu hangumm harus sclalu dihcrsihk<m,
yang dapat mengganggu fungsi hm1gunan ukur, hcnda-
hcnilit yang hanyut tidak hisa lewat dcng<m mudah, ini 0,06 0,0273 0,36 0,402
dapat mcnyehahkan kcrusakan d<m mcnggm1ggu kctclithm 0,07 0,0344 0,37 0,418
0,08 0,0421 0,38
pengukur<m dehit. 0,09 0,0502 0,39
0,435
0,453
3) Perhedam1 tinggi dari muka mnh<mg hangumm ukur kc 0,10 0,4088 0,40 0,470
pennukaan air di hilir hangunan ukur ~ 5 em, pcngukuran 0,11 0,0678 0,41 0,488
de hit tidak mung kin dilakukan jika muka air hilir naik di 0,12 0,077J 0,42 0,506
0,13 0,0871
atas elcvasi mnhang hangunan ukur tcrschut. 0,14 0,0974
0,43 0,52.C
0,44 0,543
4) Kehibmg<m tinggi tek<m air hcsar ilim khususnya di dacrah- 0,15 0,108 0,4S O,S61
daerah datar. dimana kchilcmgm1 tinggi tckan air yang 0,16 0,119 0,46 0,580
tersedia kecil sekali, alat ukur tipe ini tidak dapat 0,17 0,130 0,47 0,599
digunakan. 0,18 0,142 0,48 0,618
0,19 0,154 0,49
5) Alir<m harus sempurna. 0,20 0,166 0,50
0,638
0,657
6) Dapat dihuat rmmg olakan.
0,21 0,179
7) Pclat mnb<mg harus dihuat dari bah<m logam atau metal 0,22 0,192
0,51 0,677
0,52 0,697
licin atau halus atau bahan lain yang sejenis dengan 0,23 0,205 0,53 0,717
0,24 0.219
pcrmukaan rata. 0,25 0.232
0,54 0,738
0,55 0,758
X) Bidang pclat amhang harus vertikal dan tegak lurus
terhadap dinding saluran. 0,26 0,2-17 0,56 0,779
0,27 0,261 0,57
lJ) Bidm1g pclat mnhang harus terpasang dengan kuat dalam 0,800
0,28 0,275 0,58 0,821
saluran schingga tidak terjadi kehocoran di sekelilingnya. 0,29 0,290 0,59 0,843
0,30 0.306 0,60 0,864
6. Kinerja 0,31 0,321
0,32 0,337
Bangunan ukur Cipoletti sering digunakan di salumn tersier, 0,33 0,352
yang dikomhinasikm1 dengan pintu sorong sebagai bangunan 0,34 0,369
sadap tersier. Karenajarak m1tara pintu dan hcmguncm ukur jauh, 0,3S 0,385
eksploitasi pintu mcnjadi lcuna. Bangunan ukur ini juga dapat
digunakcm di saluran sekunder dan di lingkungcmlaboratorium.

LampiranA
Daftar Istilah

Debit discharge
Tinggi energi head
Elevm;i muka air water level
Saluran pengarah approach channel
Tinggi tekan air energi

238 Bagicm 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI-05-6395-2000

{I Perhitun~an t>ehit Aliran . Pada batas-batas penerapcm standar ini, sccara umum dapat
•JCI A. I ~ampai A.l6 dibcrikan untuk mempennudah: Tahel diasumsikan bahwa suhu cairan pada kran beda tekanan, di udik
ttl sampai A.I3 memberikan nilai C sebagai fungsi dari 0, dan di hilir adalah sama.
;•J dan 0 untuk alat orifice, sedangkan Tahcl A.l4 dan A.l5, Jika fluidanya ga..,, maka suhu di bagian udik dapat dihitung
;enunjukkan faktor muai untuk orifice £ 1• Tahel-Tahel terse but d£tri Suhu yang diukur di hilir alat utama (padajarak 5 D sampai
jak diperlukan untuk ekstrc:tpora-;i yang akural. Pengembangan 15 D).
1Jrt-.trapola-;i tidak diijinkan.

oerbitungan debit aliran merupakan proses aritmatik mumi, 5.4.3 Metode apapun untuk mencntukml harga kehandalm1 dari
f>engaruhi oleh pcnggantian istilah yang berbeda pada ruas kerapatan, tckmum statik, suhu d~m kekentalan cainm, dapat
anan-dari rum us da-;ar (1) atau (2) dengan nilai numeriknya. diterima apabila Lidak mengganggu distrihusi aliran pada
penampcmg melinumg yang diukur.
Jatatan:
Diameter d dan D dalam rumus, adalah harga diameter 5.4.4 Suhu alat utama dan suhu cairan di udik alat utmna
dahun keadaan hekerja. Pengukuran y~mg dilaks~makan smna.
di~t..,umsikan
pada kondisi lain. harus dikoreksi terhadap kemungkinan
pelehar~m atau konlraksi alat utama dan pipa sehagai akibat 6. Syarat-Syarat Umum Pengukuran
dari tingginya suhu dan tekanan cairan selama 6.1 Alat utama
pcngukunm. 6.1.1 Alat utama harus dihuat, dipa..,mtg dan digunakan sesuai
C mungkin tergantung pada Rc dan Rc tergantung pada dengan sumdar ini.
qm. Pada kasus ini nilai akhir dari C dan juga qm harus Apabila karakteristik pcmbuatan dan syarat-sy<tral
dihitung dengan iterasi. Lilhat lampiran 0 untuk pada penggunaan alat utama di luctr hatas-bauts ketentuan
pcdmmm y~mg hcrkaitru1 dengan pemilihan prosedur itera"i yang digunak~m oleh stru1dar ini maka alat uuuna pcrlu
d~m estim~L'ii awal. dikalihrasi pada kondisi penggunaan y~mg sehenamya .
!lp adalah heda tekanan, seperti yang didefinisikan pada
3.2 6.1.2 Kondisi alat utmna harus dipcriksa setiap kali setelall
perlu diketahui hcsamya kerapatan ma..;sa dan kekentaJan pengukuran atau scsudah serangkaian pengukurm1, atau
cairan pada keadaan sedang bekct:ia. pada interval yang cukup dekat satu smna lain sehingga
kescsuaim1 dengan sumd<tr ini dapat dipcruthankm1.
A Penentuan Kerapatan Massa Perlu dicatat bahwa cainm yang netral sekalipun dapal
~i!rapaum masa cairan perlu dikelahui pada suatu bidang di membentuk endapan pada alat utama. Hal ini
!llik atau di hilir pengukur tekanan; dapat diukur secm·a mengakibatk<Ul beruhahnya kocfisien debit yang dapat
!f:~ngsung atau dihitung setelah mengetaJmi tek~man suttis, suhu tcrjadi selama satu periode tertcntu, sehingga
ian .karakteristik cairan pada bidang yang sesuai. Perlu mcnghasilk<m nilai-nilai di lmtr pcnyimpang<m wtri yang
lipertimbangkan bahwa pengukur tckanan di udik akan dibcrikm1 olch standar ini.
«Jemberikml ha-;il yang lebih konsisten.
i..4.1 Tckanan statik cairan harus diukur pada pengukur tekaJ1m1 6.1.3 Alat uuuna h<trus dibuat dm·i halum dcngan koefisien
.&i sehelah udik atau hilir pengukur tekanan dengan pemuaian yang diketahui, kecuali hila pemakai
~enggunakan tekm1 dinding pipa (dijelaskan, pada butir 8.2.1) memutuskan dimensi yang herheda-bcda karena
ftau dcngan mcngunakan kran cincin pembawa (lihat peruhah<m suhu dapat diabaikm1.
g:tmbar 6).
·5.4.1.1 Pengukur tekanan statis sebaiknya terpisah dari 6.2 Sifat Cairan
pengukur tekanan yang diperuntukkan mengukur 6.2.1 Flu ida h~trus dapat dimcunpatk~m (gas) a tau tidak dapat
komponen tekanm1 hcda kecuali dimaksudkan untuk dimmnpatk~m (cairan).

mengukur tekanan di udik dan hilir secara Lerpisah.


6.2.2 Fluiwt harus sedemikian rupa schingga wtpal di<mggap
Namun demikian diperholehkm1 menyamhung secara scc~tra fisik dan thermal homogcn dan herfase tunggal.
simultan satu pengukur tekanan dengan alat ukur Lctrut<m koloid dengan tingkat dispcrsi tinggi (scpcrti
tekamm heda dan alat pengukur tck<m<m statik, perlu susu), di~mggap sehagai fluida herfct-;c tunggal.
diverifikasi apakah sambungan ganda ini tidak
menimbulkan pcnyimpangan pengukuran tekanan Untuk melaksanakan pcngukuran, pcrlu dikctahui
6.2.3
bed a. kerapatan m:.t-;sa dm1 kekcntalan d<ui tluida pada kondisi
'5 .4.1.2 Harga tekamm statis yang digunakan pada pcrhitung~m kc~ja.
bcrikutnya, berada pada titik pusat tekanan mclint<mg
pcngukunm yang dapat berheda dcngan tckanan yang
6.3. Kondisi Aliran
terukur di dinding pcnampm1g. Debit aliran hmus konst~m atau dalmn praktck, h:mya
6.3.1
bervariasi sedikit dan lamhat. Standar ini tidak
5.4.2 Suhu cairan lebih baik hila diukur sedckat mungkin di dimaksudkan untuk pcngukuran aliran yang
bilir alat utama dengan tennomcter air raksa atau tennometcr berlluktuasi.
suhu lainnya. Jarak anllira tennometer dengm1 alat uuuna paling
~edikit 5 D (paling hesar 1 5 D apabila tluidanya adalah g~t-;), 6.3.2 Pcnyimp<mgan yang ditentukan pada standar ini hanya
~pabila alal ukur ditempalkan di hilir, dan sesuai dcngan lutrga- herlaku hila tidak ada pcruhahan fasc alai ut:una.
harga yang diberikan pada Tabel 1, kolom 10 apabila alat ukur Pcnambahan lohang dari clcmen utama akan
~uhu ditempalkm1 di udik gunak~m kolom II. mengunmgi tckamm bcda, dapat mcncc!!ah pcruhahan

/Jagian H: /Jendung. Jkmhmgcm, Stmgai, Jrigasi. l'cmtai. 241


SNI-05·6395-2000

C' dihcrikan pada hagian standar ini bcrdasarkan data ym1g Debit aliran dapat ditentukan dari nilai perbedaan nilai tc
dipcrolch d;u·i pcrcohaan. yang di ukur dan dari karakteristik cairan yang me
Dimensi alat tersebut diasumsikcm serupa dengan alat yan
C'atatan I: dikalibrasi dan dengan kondisi yang sama.
Aliran massa dapat ditentukan karena berkaitan ~
Harga rumus J1- /)
4
1 dischut faktor kcccpal<m dan
pcrkalian Rumus (' r M dischut kocfisicn aliran.
pcrhcdmm tckmum y<mg pada batas batas penyimpangan:
ym1g dinyatakan pada standar ini, dcngan menggunakat
-v•- fJ satu rumus berikut:

5) Faktor muai r: kocfisicn yang digunak;muntuk mcnghitung


koprcsihita:- cairan dcngan rumu~ : qm = h&J: dl ~2/lpp, ........................... ...

a tau
.J2l!.ppl ............................. .

J<m ~ mengacu pada kondisi hilir. Perlu 1

....... ~ngan cara yang sama. besarnya volume debit dapat di


.• dengan:
Jang
111 faktor Qv = qm I p ................................. (3)
aie
·lllla denga. .1ampatkan di mana p adalah kerapatan massa cairan pada suhu dan re
.....u1 lebih kecil dm. dimampatkan. saat volume ditentukan.
Metoda ini dapat dilaks.... .:tan menunjukkan
bahwa praktis tidak terga11... .mgan Reynolds dan 5.2 Metode penentuan perbandingan diameter alat
untuk perhandingan diameter t.. .ill. alat ukur tertentu, e standar terpilih. Dalam praktek pada saat mene
hanya tergantung pada beda tekanan, tekanan statis dan perbandingan diameter elemen utama yang dipasang pa
eksponen isentropik. tertentu, C dan e yang digunakan dalam rumus dasar 1
(2) biasanya tidak diketahui. Oleh karena itu hal-hal
6) Penyimpangan rata-rata aritmatik kekasaran harus dipilih menurut prioritas:
penampang, Ra : - tipe alat utama yang digunakan;
Penyimpangan rata-rata aritmatik dari garis rata-rata pemunpang - debit aliran dan nilai terkait dari tekanan beda.
yang diukur. Garis tengah adalah jumlah kuadrat dari jarak Hubungan nilai qm, dan llp dimasukkan dalam rumu:
an tara permukaan effektif dan garis rata-rata minimum pangkat sehingga menjadi:
dua. Dalam praktek Ra dapat diukur dengan peralatan standar
untuk permukaan yang dihaluskan tetapi hanya dapat 4:.P 2 _ 4qm
diperkirakan untuk permukaan pipa yang lebih kasar.
Untuk pipa. digunakan kekasaran ekivalen seragam k. Harga
~Rcp 4 - n D 2 J2!!. pp
ini dapat ditentukan secara eksperimen (lihat 7.3 .1.) atau diambil
dari Tabel (lihat lampiran B). p dan e dapat dimasukkan pada kondisi udik atau hilir (
e1 atau P2 dan ~) dan perbandingan diameter alat utam
4. Batasan dipilih dapat ditentukan dengan cara iterasi (lihat l<llllpil
Bangunan ukur ini digunakan untuk aliran cairan satu fase
dengan kecepatan aliran subsonik, debit konstan atau dengan Catatan:
perubahan.
Subskripsi Arti
5. Prinsip Metode Pengukuran dan Perhitungan 1 Udik
5.1 Prinsip Metode Pengukuran
Prinsip metode pengukuran didasarkan pada pemasangan alat 2 Hilir
utama (dalam hal ini pelat orifice) ke dalam pipa pada aliran
yang bertekanan. Pemasangan alat utama mengakibatkan
teijadinya perbedaan tekanan statis antara bagian udik dan
bagian hilir alat tersebut.

240 Bagian 8 : Bendung, Bendungan. Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI-05-6395-2000

tunggal disarankan untuk mcncmpatkan sumhu- sarna deng<m 22 D. Bagian ini di ukur d<tri pennukaan udik
sumhunya tcgak lurus pada hidang hclokan terschul. dan hilir masing-ma-;ing alat.
Bila alat perata alircm y;mg benar-bcnar baik digunakan dengan
J; Harga yang tcn:antum pada Tahcl I yang dipcroleh ruui kombina"i panjang pipa seperti diuraikan di alas, alat peraikan
pcn:oha<m dcngan hagian Jurus yang sangat panjang di aliran tersehut dapat digunakm1 berkaitan dcngan sebarang
udik dari samhungan khusus yang dimaksud. Oleh profit kecepatcm aliran masuk.
karcna itu dapat diartikan hahwa alirdn di udik gangguan
pada kcnyataannya hcrkcmhang pcnuh dan hchas 7.3.2 Tipe Alat Pcratct aliran
pusaran. Karcna dalrnn praktek kondisi tersehut sukar Kelima tipe alat perata aliran ycmg telah dibakuk<m dapat dilihat
dicapai. lnformasi bcrikut dapat digunakan sebagai pada Grunbar I- 3.
pcdoman untuk melakukan pcmasangan bia.;;a. Pemilih<m alat terutmna rum distribusi sifat dari kecepatml ym1g
a) Jika alat utama dipasang pada pipa-pipa mulai dari hams dikoreksi dan
ruang tcrhuka di udik atau hejana besar, apakah tergantung dari kehilmlg<m tekmum yang mendekati:
langsung atau mclalui sarnbungan, panjang total pipa TipeA 5P1U12/2
antara ruang tcrhuka dan alat utama tidak boleh Tipc B (dengan pemasuk<m siku-siku 1 1 P1U12/2
kur;mg dari 30 D. Jika sarnhungan tclah terpa.;;ang Tipc C (tanpa pemasuk<m siku-siku) 14pl U12/2
kemudian hagian yang lurus dis~jikan pada Tabcl1, Tipe C (l.cwpa pemasuk<m siku-siku) 14pl Ul/2/2
harus juga ditcrapkan di antara sarnhungan dan alat Tipe D 0,25p 1U12/2
utcuna. Tipe E 0,25pl/U12/2
h) Jika bcbcrapa samhungan selain belokan 90° Untuk tipe A, B, dan C, kchilangan tekcman illtpat bervariasi
ditcmpatk<m secant seri di udik dari alat utama maka sebagai fungsi dari perbm1dingan luas lubang-lubang dengru1
atunm herikut harus diterapkan: antara sambungan luas totalnya.
(1) yang paling dekat dari alat utama dan alat
utamanya itu sendiri, harus mempunyai bagian 7.3.2.1 Ttpe A: Alat "Zanker"
minimum yang lurus seperti halnya yang ditentukan Alat Zanker tcrdiri dari pelat berlob<mg dengan lubang tertentu
untuk samhungan (1) yang dimaksud dan untuk diikuti deng<m sejumlah saluran
harga ,0 sehenamya paillt Tabel I. Tctapi sebagai yang dibentuk dcngan perpotong<m pelat-pelat (lihat G;unbar
tmnhalwn, an tara smnbung<m (1) dan samhungan 1). Pelat-pclat terse but harus setipis mungkin tctapi cukup kuat.
terdaudik (2) harus ada bagian lurus sama dengan
setengal1 dari harga yang tercantum pada Tabel 1 7.3.2.2 Tipe B: Alat "Sprinkle"
untuk sambungan 2, yaitu alat utama dcngan Alat Sprinkle terdiri dari tiga pel at bcrlobang yang disusun seri
pcrbandingan garis tengah 5 = 0,7, berapapun harga dengan panjangnya sama dcngan satu diruneter pipa <mtara pclat
sebcnamya dari p. Ketentuan ini tidak diterapkan yang berurutan lctctknya. Lubang-lubm1g pipa scbaiknya di
apabila sambungm1 (2) mengurangi luas pemunpang miringkan simctris (chmnfercd) di sisi udik, dan luas total
secara simetrik dalam hal ini tercakup pada butir a) lubang-lubang tiap pclat harus lebih bcsar d<tri 40% luas
di alas. penmnpang pipa. Perbandingan tebal pipa dengan dimneter
lubang paling scdikit harus 1 dan diruncter lubang harus lebih
Jika salah satu dari bagian panjang minimum digunakan kecil atau sama dengru1 0.05 D (lihat Gcunb~tr 2).
ym1g bcrada di dalam tmlda kurung, maka penyimpang<m Ketiga pelat harus diikat menjadi satu dcngan batcmg atau tiang
0,5% harus ditcunbahkan secaraaritmatik pad:1.koefisien yang dipas.wg di sekcliling lingkanmluctr lub<mg pip<t. Dimneter
debit yang tidak menentu. batang atau liang tersebut harus sckecil mungkin tetapi cukup
kuat.
.~ Alat Perata aliran
i~arankan penggunaan berbagai tipe alat perata aliran yang 7 .3.2.3 Tipe C: Alat Tabung lkat
:1cbutkan pada butir 7.3.2 dan ditunjukkcm pada Gambar 1-3 Alat tipe ini terdiri alas seikat tabung y<mg dilctakkan scjajar
:or alat utcuna dapat dipa-;ang di hilir smnhungan yang tidak dan bersinggungan (tangential) satu s<una lain, diikat menjadi
ttnasuk dalmn Tabel I atau 2. Bila digunakm1 alat utcuna satu yang disatuk<m dan mcnyatu deng<m pipa (lihat Grnnh<tr
J'1gan perbanding<m diameter yang besar pemakaian alat 2). Tabung-tabung hctrus dipastikan scjaj<tr satu s;una lain dan
:;~ebut kad<mg-kadang memungkinkan dipakainya instalasi sej<~i<tr sumbu pipa, k;trenajika pcrsy<tratan ini tid;tk dipcnuhi
•a yang lebih pendek di udik alat utama daripada scpcrti y<mg alat itu sendiri dapat mcnimbulk<m gangguan alinm.
.b~rikan dalmn Tabel 1. Paling sedikit h::trus ada ll) t<tbung di dalam pipa. Panjangnya
~a dipas<mg dengan cara sepcrti ym1g diuraikan illtlam 7.3.1, harus lcbih bcsar atau scuna deng;m I 0 D. Tahung-tahung hams
taka penggunaan alat pcrata aliran Lidak menambah diikat jadi satu dan mcncmpcl pada pipa.
i!Jiyimpangml dalam koefi.sicn dcbitnya.
7.3.2.4 Tipc D: AMCA Pclurus
.3.1 Pcm;L-;:mgml AMCA pclurus tcrdiri d::tri suatu s<trang lchah dcng;m luhang
itl"ilip alat pcrata aliran harus dipa-;;mg di udik pada bagi<m yang bcrhcntuk bujur sangkar y;mg ukunumya dapat dilihat
I"US an tara alat utama drn1 gangguan sambung<m yang tcrdapat pada dalcun G;unh<tr 3. Dinding sarang lchah harus setipis
engan alat utcuna. Kccuali jika dapat dip<L<;tik<m bahwa kondisi mungkin tctapi cukup kuat.
iiran pada bagian ma<;uk alat utmna mcmcnuhi pcrsyaratan
'1.3, maka bagian lurus antara smnbung<m ini dan alat pcrata 7.3.2.5 Tipc E: pclurus "Etoillc"
lilan sendiri harus scuna dcngan 20.D. Dari bagian yang lurus Tipc ini tcrdiri atas dclapan baling-baling radial dcngan sudut
Jltara alat perata aliran dcng;m alat utmna paling sedikit harus yang scuna satu s:una lain dan panjangnya sama dcng;m dua

llaxian 8: lle11dung. flt!lldung(lll ..\"ungai. Jrigasi, l'amai. 243


SNI-05-6395-2000

fasc. Untuk mcncntukan apakah ada pcruhahan fasc tcrlalu dekat dcngan alat utama kccuali apabila b
pcrhitungan aliran harus dilakukan dcngan asumsi tidak tcrhindarkan. Dalam kcadaan seperti ini, diaJ
hahwa pcmuaian adalah isotcrmal untuk cairan atau luhang harus lebih kecil dari 0,08 D dan loka'\inya
iscntropik untuk gas. sedcmikicu1 rupa schingga jarak yang diukur me
garis lurus dari salah satu luhang terschut ke penj
6.3.3 Apahi Ia lluida hcrupa gas, pcrh;mding;m tck;m;m scperti tekanan dari alat utama, sclalu lehih hesar dari C
y;mg dcrinisik;m pada hutir 3.1.4 harus lchih hcsar atau Bid;mg-bidang aksial pipa memuat garis pusatl
smna dcng:m 0,75. m<:L'\ing-masing terdiri dari pipa tekanan dan garis1
lub;mg penguras atau lubcu1g ;mgin harus memb
7. Syarat-Syarat Pemasangan sudut paling kecil
7.1 Umum
7.1.1 Mctodc pcngukur;m hanya ditcrapkan pada cairan y;mg 7.1.9 Pipa d<m pinggiran "flange" harus diberi lapisl:UlJ
mcngalir melalui pipa dcngan pcnmnpang melintang tidak pcrlu diberi lapisan apahila suhu cairan a
hcrhcntuk lingkaran tcmpat m<L'\uk pada pipa lurus di bagian udik de
pl:Uljl:lllg minimum dan tempat keluarpipa lurus di 1)1
7.1.2 Pipa harus hcraliran penuh pada pcnmnp;mg ukur. hilir dengan panj<mg minimum, tidak melebihi'
harga untuk ketelitian pengukurl:Ul yang diperluk~
7 .1.3 Alat utama harus dipasang pada pipa dengan posisi
scdcmikian rupa schingga kondisi aliran tepat di 7.2 Panjang pipa yang lurus minimum hagian hilil:~
udiknya, he has dari pusanm (Iihat 7.4). Kondisi terse hut hagian udik yang diperlukan untuk pemasangan a~
diharapk<m dapat tcrcapai jika memcnuhi persyaratan herbagai sambungan dan alat utama. ·
yang diherikan pada standar ini.
7.2.1 Panjang pipa yang lurus minimum disajikan
7. 1.4 AI at utmna harus ditcmpatkan dian tara dua pcmunpang Tabel 1.
dari pipa lurus yang herhentuk tahung dengan luas
pcmunp<mg mclintang konst;m, di mana tidak tcrdapat 7.2.2 Panjang pipa yang lurus seperti y<mg disajikoo
g;mggwm atau smnhungan cah<:mg pipa (ada atau Lidak Tahel 1 adalah harga minimum, dan disar<:mkaiJ
adanya a.liran y<:mg masuk pada s;unbung<:m sepcrti ini) lurus lehih p<mj<mg dari yang dinyatakan pada 11
kccuali y;mg tclal1 ditentukan pada hagian standar ini. dan Tahel 2. Terutama untuk pekerjaan penel
Pipa dinyatakan lurus hcnJasarkan pemcriksaan sccara disarankm1 pm1jang lurus di udik paling sedikit du
visual. Panjang minimum pipa lurus yoog diperluk<m, harga dari y<mg dis<:~jik<m pada Tabel 1.
yang memcnuhi ketentuan di atas, beragmn scsuai
dcngan sifat pemasangan, tipe alat utama dan 7.2.3 Apabila panjang lurus adalah smna atau lcbih pa:
pcrhandingan dimnetcr spesifikasi pada Tabel 1 d<:m 2. dari harga-harga yang disajikan pada Tahel I 1
"tcunbah<:m penyimpang;mnoln .. 1, maka tidak diper:
7 .1.5 Luhang pipa harus berhentuk lingkaran pada sepanjang tambahan simpangan pada k.oefisien 1
pipa lurus minimum yang disyaratkan. Penampang penyimpangan untuk memperhitungkan dmnp~
melintcmg dianggap bulatjika herdasarkan pemeriksaan persyaratan pemasangan tersebut.
visual terbukti. Bentuk lingkaran dari pipa hagian luar
dapat dipakai sehagai pedoman, tetapi tepat disekitar 7.2.4 Apabila panjang lurus di udik atau di hilir lcbih pe
alat utmna syarat-syarat klmsus dapat diterapkan sesuai dari pada hanya "tcunhahan penyimpangan" no;
deng<m tipe alat utmna yang digunakan (lihat 7 .5.1 dan sama atau lebih besar daripada harga-harga 0,5 ~
7.6.1). tcunbahan penyimpangcu1 seperti dis<~,jikan pada'
1, di mana tcunballl:Ul penyimp<mg;m sehesar 0,5 % l
Pipa herlapis dapat digunakan di bagian dalmn yang ditamhahkan secant aritmatik. pada penyimpa
sejajar dcngan sumhu pipa pada seluruh pipa dan koefisicn debit.
memenuhi syarat-syarat khusus untuk tipe elemen
utmna. Situasi lapis;m tidak herada pada sektor + 30° 7.2.5 Jika panj<:mg lurus lebih pcndek daripada harga "~
pada pcngukur tekanan manapun. dari ada untt>k tamhahan penyirnpang;m y;mg di~
pada Tabel 1, bag ian dari stan dar ini tidak memhel
7 .1.6 Dimneter dalcun D dari pipa ukur harus mengikuti harga- infonnw;i untuk memperkirakan harga penyimp~
harga yang ditcntukan untuk tiap tipc alat utama. t<unbaha11; smna halnya apabila pm1j<:mg lurus di
dan hi!ir lehih pcndek dari harga "penyimpal
7.1.7 Pcnnukmm dalmn dari pipa ukur harus bersih dan bchas tmnba~1an not ".
dari kerak, noda dan endapmL dan harus sesuai dengan
kriteria kekcm'\an, paling tidak untuk sepanj<:mg I 0 D 7 .2.6 Kaup-katup yang disehutkan pada Tabel I h;uus dj
ke udik dan 4 D ke hilir dari alat utama. pe•mh. Disamnk<:m pengendali<m debit rcndah dilakl
d·;ng<m menggunakan katup y;mg dipasang di hilil
7 .l.H Pipa dapat dilcngkapi denganluh<:mg pcnguras dan atau utama. Keran utama yang terletak di udik haru:-. ~
lubang angin untuk membmmg limhah padat dan cairan pcnuh dan harus herfungsi scperti keran utcuna "1
cairan selain y<:mg diukur. Tetapi, tidak holeh ada at iran
melalui luh<:mg pengur<L" sclmna pengukurcm aliran. 7.2.7 Sesudah suatu peruhahan arab tunggal (mis~
Lokasi lub<:mg penguras dan lubang angin tidak boleh belokan) a tau cahang, jika digunakan kcran-·

242 Bagian /\ : Bendung. Bendungan .•\"ungai. lrigasi. Panrai.


SNI-05-6395-2000

fll:C yang hakl!. dJCinkan dengan susunan pengukur 8.1.4.3 Ketehalan E dMi pelat hctrus cuwtra e d<m 0.05D.
ynann) a. Tetapi jika 50 mm ~ D ~ 64 mm. ketehalan E smnpai 3.2 mm
, J diguuakan. ~mua llpc pclat orifice harus ~suai dcngru1 dapat digunakan.
,1< til hcnk u 1. 8.1.4.4. Beda <Ull<tra nilai-nilai E pengulur<m pada titik mana pun
pada pelat tid<Lk holeh lehih hcsm d<tri O.OOID.
1lJraian
.;mpang mclintru1g hidang aksial suatu pclat orifice y<mg 8.1.5 Sudut heYel F
.11 dipcrlihatkan dalam Gamhar 4. Huruf-huruf yang X.1.5.1 Jika tebal E pelat mclehihi tebal e orifice, m<Lka pclat
.:rikan dal<un uraian hcrikut mcngacu kcpada huruf-huruf tersebut h<trus dimiringkan di sisi hilir. Permukaan yang
l' dihcrikan di daJmn gmnbar 4. dimiringk<m hmus dihalusk<m (lihat hutir 8.1.2.2).
X.l.5.2 Sudut hevcl F h<trus 45° ± 15°.
J Uentuk umum
1.1 Bag ian pclat yang hcrada di dalmn pipa harus bulat dru1 8.1.6 Sisi G, H, dan I
;~-.entiis dcng<m sumhu pipa. Muka pelat harus se1alu rata 8.1.6.1 Sisi udik G h<trus bersih, tid<Lk holch kasar, tonjolan-
. ~~JaJ<tr. tonjolan seperti duri, atau kej;mggalan apapun y<mg terlihat mata
telanjang .
. 1.2 Kccuali ditentukan lain, persyaratan berikut hanya
;lku bagi hagian pclat yang berada di dalarn pipa. 8.1.6.2 Sisi udik G hams tajam. Sisi tersebut dapat di<mggap
l<Jjarn jika radius sisi tid<lk lcbih bes;tr dmi 0.0004d.
1.3 Pelat h<trus didesain deng<m hati-hati, demiki<m juga Persyaratan ini tid;tk dapat dipenuhi kecuali jika sisi G
hasangannya. Han1s dijaga agar lcndutan plastis dan memenuhi persy<tratm~ X.1.6.1.
'Jnnasi clastis pel at y<mg terjadi <lkihat besaran hecla tekrul<Ul Jika d ~ 25 mm m<lka persyaratan ini pada umumnya dapat
'• tegm1gan lainnya tid<Lk menyehahk<m kemiringan garis di;mggap memuask<m dengan pemeriksa.an
a..; melehihi I(~ pada saat bekerja seperti ditcntukan dalarn visual s::~ja, deng<m memeriksa bahwa sisi G
.:· X.l.2.1. tid<lk tmnpak memantulkan berkas cahaya
jika dilihat mata tel<mj::mg.
2 Muka Udik A jika d < 25 mm maka pengmnatan visual s;~ja tida.k cukup
2. I M uka udik A d<tri pel at h::trus rata ketika pel at dipas<mg jika ada keraguan mengenai telah/belum
<Llmn pipa deng<m tek<m<m beda 0 di pennukaannya. Asalk<m terpenuhinya persymatan ini,maka j;tri-jari
;at dibuktikan bahwa cara pemasang::m tidak menyehabkm1 sisi khusus diukur.
at terganggu, kerataannya dapat diukur dengan X.l.6.3 sisi hilir H da I herada dalmn dacrah ali ran yang herheda
1geluark::umya dari dalrun pipa. Dalmn kondisi seperti itu, dm1 k<trcna itu persy<tratan kualitasnya tid<Lk seketat G. Karena
•tt dapat dianggap rata jika sudut an tetra sehual1 g::tris lurus itu catal kecil dapal diterima.
1;g menghubungkan dua titik manapun dipennukaannya
g<m hidang y<mg teg<lk lurus lubru1g pelat orifice kurang 8.1.7. Diameter orifce d
i 0,50L Kriteria ini mengahaikan cacat lok<tl di pennukaan 8.1.7.1 Dimneter d harus selalu bcsar atau smna dengan 12,5
l.iit yang tid<lk terlihat oleh mata telanjang. mm. Perbandingan dimneter f3 =diD harus selalu lehih hesar
U.2 Muka udik pelat orifice lutrus mempunyai krileria atau sarna dengan 12,5 mm. Pcrhanding<m diameter B=d///D
·41S<tran Ra < l Q- 4 D di dalam lingkaran berdiarneter tid<Lk harus selalu lchih besm a tau sama dengan 0.20 d<m kurang alma
ting dari D dan konsentiis deng<mlubang orifice. Jik<t dalmn sama deng<m 0,75. dalam bata<;-batas tcrschut, nilai B datal
((aan kerja pclat tersehut tidak memenuhi persyaratan, mak<t dipilih sendiri olch pemakai .
.tiS dibersihkan sarnpai dimnetemya paling sedikit sama
8.1.7.2Nilai d d<tri dimncter orifice harus di;unhil schagai rata-
'~<m D.
:;z.3. M eskipun pel at orifice tclal1 terp<L"ang, dapat di hcrik<Ul rata pengukuran yang dihtkukan paling scdikit 4 tempat pada
1lu tanda y<mg jelas untuk menm~jukkan hal1wa muk<t udik atau didekat masing-masing sudut.
ke tclal1 dip<L"ang dengan hemtr sesuai aral1 alircm. X.l.7.30ririce harus hcrhcntuk silinder. dan tcgak lurus
pennukaan udik perheda<m di<uneter manapun tidak holeh lchih
..3 M uka hilir n hesm dmi 0,05 % d<tri nilai di;.uncter rata-rata. pcrsyaratan ini
.3.1 Muka hilir B harus rata d<m sejaj<tr deng<m muka udik dianggap terpenuhi jika perhedaan panjang pada setiap
~Lt X.1.4.4). pengukuran dimneter memenuhi persyaratan ini dianggap
\J.2 Meskipun lehih mudah memhuat pelat orifice deng<m terpcnuhi jika perhedmm panjang pada setiap pengukuran di-
tl:nukaml udik dan hilir yang s<una, tetapi kualil<L<; muka hilir ameter rata-rata persyaratan ini dianggap terpcnuhi jika
;ak perlu s;una haiknya deng;m muka udik (tetapi lihat X.l.9). perhedaan prulj<mg pada setiap pengukurm1 diameter memcnuhi
.3.3 Kerataan muka hilir d<m kondisi pennuk<tmmya cukup persymat;m ilitri nilai rata-rata dimnctcr tcrukur. Da.lmn keada;m
:ilai melalui pengmnatan apapun, kekasman penmnpang silinder lubang orifice tidak
;ual. holeh mempengmuhi ketajcun;m pengukuran.

1.4 Ketehalan E dan e 8.1.8 Pelat simetris


i :4.1 Ketehalan e dari orifice h<trus ;mtara 0,0050 dan 0,02D. X.l.X.l.lika pelat orifice dimaksudkan untuk mcngukur aliran
.4.2 Perhedaan antara nilai-nilai pcngukuran pada titik halik maka persyarat;u1 hcrikut harus dipcnuhi :
:JJapun pada orifice tiilitk holch lebih besar dari 0,001 D. a) Pelat tersehut tid:lk holch dimiringkan.
h) Kedua mukanya harus memenuhi pcrsyaratan untuk
permukaan udik seperti y:mg disehutk;m dalam X.l.2;

JJagian R: /Jerulung. /lendungan, Sungoi. lrigasi. J'alllai. 245


SNI-05-6395-2000

kali diameter pipa (lihat Gamhar 3). Baling-haling tersehul hams di m<ma s adalah perbedacm jarak dari pengukur tcka
set ipis mungkin tetapi cukup kuat. d<m dndn pemhawa.

7.4 t•ersyaratan Umum Kondisi Aliran Pmla Alat lJhtma 7.5.1.5 Jika perhcdaan jarak lcbih bcsar dari ha1
.lika pcrsyaratan instalasi yang diherikan dalmn Tahel I dan 2 diherikan, maim pemasang;:mnya tidak sesuai dcngar
atau dalam hutir 7.3 tidak sesuai standar ini tetap herlaku jika ini.
kondisi aliran di udik yang tcnlckat dcngan alai utmna scsuai
dcngan hutir 7.1.3. 7.5.1.6 Tidak ada pcrbcda<m jarak dicuneter pipa lurm
Kondisi hehas-pusaran dapat dianggap ada apahila sudut pada jarak paling scdikit 2 D dari pcnnukaan udik ali
pusaran di sckcliling pipa kurang dari 2°. haflls herbeda dari dicunetcr rata-rata pipa lurus di udi
Kondisi profit keccpalan yang dapal ditcrima dianggap ada
apahila. pada sctiap titik mcncmhus pcnmnpang mclintang pipa, 7.5.2 Lokasi alat utmna dan cincin pemhawa
pcrh;ulllingan kecepatan <tksial lokal dcng<m kecepatan <tksial
maksimum di penampang mcmpunyai kesamaan sekitar 5l'if,- 7.5.2.1 Alat utmna harus diletakkan di dalam pipa sed
dcngan pcrhandingan yang akan dipcroleh di dalmn aliran sehingga cainm (air) mcngalir
hchas-pusaran pada posisi radial yang sama di schuah dari muka udik ke muka hilir.
pcnampang mclintang yang tcrletak di ujung pipa scrupa yang 7.5.2.2 Alat utruna harus tegak lurus sumhu pipa
s;mgat panjang (Jehih dari 100 D) Caliran herkemhang penuh). tolcransi 1°.

7.5 Persyaratan Tamhalum Khusus l'emasangan Pehtt 7.5.2.3.1 Alat utama harus diletakkan di pusat pipa a
( )rifice ada, di pusat cincin pembawa. Jarak ex <mtara sumb1
7.5.1 Lingkaran pipa dru1 sumhu pipa di sisi udik dan hilir harus kurcmg '
Tepat di dckat alat utama hcrlaku syarat-syarat herikut: sama dengan:

7 .5.1.1 Pmlj<mg ruas pipa di udik y<mg herdekatan dengan alat 0,002.5 D I (0, 1 + 2,ir )
ut;una (a tau dcngan ring pemhawa hila ada) paling sedikit harus jika
2 D d<m hcrhentuk tahung. Pipa tersehut dapat disehut herbentuk 0,002,5 D 0,005 D
tahung hila tid;tk ada dimneter di dalmn hidang datar manapun 4 <ex< 4
(plane) yang herheda lchih dari 0,3ck dmi nilai rata-rata D, 0,1 + 2,3 p 0,1 + 2,3 p
sesuai deng;m disehutk<m dalmn hutir 7. 5.1.2. Kocfisicn debit C harus ditcunbah 0.3% secan1 aritm:

7.5.1.2 Besarnya dimnetcr pipa D harus mempakan rata-rata Dalcun hal ex> 0,005 D I (0, 1 + 2,3, {34). dari st;:mdru
dari diameter dalam pipa scpcmj<mg 0,5 D pengukur tekanan di membcrikan informasi untuk mcmperkirak<
udik. Di<uneter rata-rata pipa adalah jarak rata-rata arimetik penyimp<mg<m tambalmn yang harus dipcrhitungkan.
y<mg diperoleh dari pcngukur<m paling sedikit 12 diameter, yaitu
4 diameter diletakk<m pada posisi dengan sudut ycmg hampir 7.5.2.4 Bila digunakan cincin pemhawa, maka cine
smna satu smna lain, didistrihusikan pada tiap-tiap penampang tersebut harus diletakkan di pusat sedcmikim1 rupa
(paling scdikit tiga penampcmg) yang tersebar merata pada tidak menembus pipa di bagian mcmapun.
panjang 0,50. Dua dari pcmunpcmg tersebut beljarak 0 dan O,S
D dari alur celah tek<man d<m satu dalam bidang pengelasan 7.5.3 Metodc Pemm>angan dan Penymnbungan
jika dihuat konstruksi pcngelasan leher. Jika ada ring pembawa
Oihat Gmnhar 6a), maka nilai 0,5 D ini harus diukur ujung udik 7.5.3.1 Metode pemasangan dan penguat<m harus sec
cincin pemhawa pcmhawa tersehut sehingga begitu alat utama telah terpas<mg di tcmJ
seharusnya, alat tersebut tidak akan bergeser.
7.5.1.3 Diluarjantk 20 dari alat utama, pipa udik ycmg terletak
antara alat utcuna dan s;unbungan udik pertcuna sambungan Bila mcletctkkan alat utarna di antara dua "flange:
dapat dihuat dari satu potongan pipa atau lebih. diberikan rucmg ym1g cukup agar jika tcrjadi pcmuaia
Penyimpang<m tcunhahan dalmn koefisien debit tidak akan ada, pcmas alat tidak akan melengkung ataupun mengal<uni
asalkan heda dicunetcr antara dua potongan pipa tidak lebih
dari 0,3°k dari. nilai rata-rata D yang diperoleh d.:'lri pengukuran 7.5.3.2 Gasket (cincin perapal) harus dihuat dan dim
yang diuraikm1 dalmn 7.5.1.2. dengm1 cara sedemikian ke dalarn pipa agar tidak meJ
bagian manapun atau mengcnai pennukaan pengukur
7.5.1.4 Pcnyimpangan tambahan sebesar 0,2 % karena ataupun"pa"<lk" pada saat kran sudut digumtkan. Ga
ditmnhahkan kepada pcnyimpangan untuk kooefisicn debit cincin tersehut harus setipis mungkin, leta(
secan1 aritmctik jika pcrhcdaan diameter dO antara dua mempertimbcmgkcm hubungan ycmg diuraikan dalmn I
potongan pipa melehihi hata" yang disebutkan dalarn butir
7.5.1.3 tetapi memenuhi huhung~m herikut: 7 .5.3.3 Gao;;ket yang dipa"ang di antara alat utmna dcng
herbentuk cincin tidak boleh menonjol di dahun rmmg b
-+04 cincin.
fl.D <0 002 s
D , ]
D - ' ( 0,1 + 2,3 p ~
8. l'elat Orifice
dan Berbagai tipe pelat orifice yang baku serupa ...atu sam~
AD/0~0.05 sehinggahanyadiperlukan satu uraian saja. Ti<tp-tiap I

244 Ha~ian 8: Rend1mg. Bendungan. Sungai. lriga.fi. Panrai.


SNI-05-6395-2000

.2.5 Jika digun~ alur cclah masing-masing seperti pada d;;:: 12,5mm
gamhar 6.b sumbu-sumbunya harus hertemu dengan 50mmSDS 1000mm
surnhu pipa dengan sudut sedapat mungkin 90°. 0,2 s ~ s 0,75
Re 0 ~ 1260 ~ 2 0
;a ada hcherapa alur cclah tekanan ma-;ing-ma<;ing bidang
'Ida pada di udik atau di hilir yang sama, maka sumbu- D dinyatakan dalam mm.
thunya harus membentuk sudut yang sama satu sama lain. Kekasaran relatifnya harus sesuai dengan nilai-nilai yang
~eter alur cclah tckanan masing-masing disebutkan dalam tercantum dalam Tabel3.
~:-.3.
111 celah tekanan harus melingkar dan berbentuk silinder Tabel3
~an panjang paling sedikit 2,5 kali diameter dalamnya, Batas atas kekasaran relatif jaringan pipa udik untuk
Jtur dari dinding dalam pipa. pelat orifice

1,2.6 Diameter dalam ring geser f.harus lebih besar dari atau
;a;1dengan diameter pipa D agar tidak menonjol ke dalam
·8,tetapi harus kurang dari atau sama dengan 1,04 D. Selain Nilai kekasaran seragam ekivalen, k, dinyatakru1 dalam saturu1
(!Crsyaratan bcrikut juga harus dipenuhi: panjang, tergantung dari beberapa faktor seperti tinggi,
penyebaran, bentuk, dan aspek-aspek geometri lainnya dari
D
·'-- X -
c
X I 00 $ O,I
_ _...;...___""':"" elemen kekasarc:lll dinding pipa.
') D 0, I + 2,3 p 4 Untuk menentukan nilai k, hams dilakukan suatu pengujian
kehilangan tekanan pada skala penuh terhadap sebuah contoh
P.iang ring udik dan ring hilir c dan c' = (lihat Gambar 6) pipa dengan panjang tertentu.
u bolch lcbih dari 0,5 D. Namun, perkiraan nilai-nilai k untuk berbagai material dapat
''al slotf harus lebih besar dari atau sama dengan dua kali diperoleh di huku-buku literatur, d<m Tabel E.1 memberikan
1ar slot melingkar a. Luas penampang melintang ruang nilai k untuk beragam material, seperti yang diperoleh dari
liJingkar gil, harus Iebih besar dari atau sama ke setengah rumus Colebrook.
:~ luas total hukaan yang menghubungkan ruang ini ke bagian Sebagian besar percobaan yang nilai C nya terdapat dalam
~liD pipa. standar ini dila!c,pkan dalam pipa dengan kekasaran relatif
kiD S 3,8 x 10
't2. 7 Seluruh permukaan yang merupakan bidang kontak untuk alur eel~ sudut, atau
.bgan cairan y::mg diukur harus bersih dan halos. kiDS lOx 10
I untuk alur celal1 sa yap smnbungan atau alur celah tekanan pada
t.2.8 Alur celah tekanan yang menghubungkan ruang D dan D/2.
tlingkar dengan alat sekunder adalah alur celah pipa, Pipa dengan kekasaran relatif yang lebih tinggi dapat digunakan
:slingkar pada titik temu dan mempunyai diameter j an tara 4 jika kekasaran relatifnya masih di dalam batas-balas yang
fl. dan 10 mm (lihat 8.2.1 :5). diberikan di atas, paling; sedikit 1OD di udik pelat orifce.
J
Z.2.9 Cincin geser udik dan hilir tidak perlu simetris satu sama
8.3.2 Koef"L<tien-koefisien
Jaya, tetapi keduanya hams memenuhi persyaratan yang telah
braikan sebelwnnya. 8.3.2.1 Koefisien debit, C
Koetisien debit, C, dihasilkan dari persmnaan Stolz:

1 .2.1 0 Diameter pipa harus diukur seperti disyaratkan dalam


.1.2, ring geser dianggap sebagai bagian dari alat utama.
ini juga berlaku bagi persyar.:ttan jarak yang diherikan dalam
6)O.ll
c= O,S9S9 + 0,0312 P1". 0,1840 pI+ 0,0029 pll (~~ 0 + 0,00900 L.p·
f.1.4 sehingga s harus diukur dari sisi udik yang dibentuk (I- p•)'1-0.0337 L1
1 pl
jb cincin pembawa.
dengan:
' Koetisien dan Penyimpangan ~ = d/B adalah perbanding<m dimncter;
f.t Batas penggunaan Re 0 adalah bilangan Reynolds yang hcrhuhungan
'~at orifice stan dar hanya digupakan sesuai dengan k1~tentuan
•ug disehutkru1 dalrun standar ini, di dalam kondis~ sebagai dengan D;
p,rikut: L1 = l 1D 1 adalah kotcmgcnjarak alur celah udik dari muka
~at oritice dengan alur celah sudut: udik pelat dan dimncter pipa;
~: 12,5 mm L 12 = 11:fD adalah bilangan kot<mgcn jarak alur cclah hi9r
dari muka pclat hilir dcngm1 dimneter pipa L ,
t nun S D S 1000 mm mcnunjukk<~ acuan jarak. hilir dari muka hilif.
s ~ s 0,75 sedangkm1 L 2 mcnunjukkan acmm jarak hilir
f: 0 ;;:: 5000 untuk 0,2 S ~ S 0,45
0 ;;:: 10000 untuk ~ > 0,45 Catalan 6:
dari muka udik).

lnwk pelat Orifice dengru1 alur celah sayap atau dcngan alur JikaL 1 ~ 0,0390/0,0900 ( = 0,4333), <mlbil 0,039 sebagai nilai
IJah tekamm D dru1 D/2: koefisicn ~ 4 (I - ~ 4 )· 1
*

Bagian 8: Bendung, Bendungan ..\'ungai, /riga.1·i. Pcmwi. 247


SNI-05-6395-2000

l') Tchal pdat E hams sam a dcngan tchaJ c lhu·i orifice dcng;m hii<mgnya duri-duri atau serat kawat di sisi dal:
alur D dan D/2 (lihat lJ.2). harus dipasang dua pasang tersehut dapat dihulatk<m tetapi harus dijaga
pcngukur tckanan. satu di udik dan sat.u di hilir, dan mungkin, dan di hagian yang dapat diukur jari-
digunakan scsuai arah aliran. harus kurang dari 1I I 0 dimneter alur celah U
Bagian dalmn luhang smnhungan, pinggiran
H.l.9 Hah:m dan pl'mhuatan ( )rificl' y<mg dihor di dinding pipa, atau dinding pipa yan
Pclat orifin· dapat dihuat dari hahan dan dcng;m cara apapun, a.lur cclah tek<m<m harus rata.
asalkan pclat orilkl' hcrada dan tctap scsuai dcnga uraian
sclanjutnya sduna aliran. Tcrutama pclat harus hcrsih ketika 8.2.l.o Kesesuaicm alurcelah tckm1an deng<m pcrsyaratl
pcngukuran di lakukan. disehulkan dalmn 8.2.1.4 d<m 8.2.1.5 dapat dire
deng;m pcng<unat<m visuaL
H.2 Jlt·n~ukur tin~~i h•kanan 8.2.1.7 Dimncter alur cclah tekmum harus kurang dari
llntuk set iap alai utama. minimal hmus dipas;mg satu alur cclah d;m kurang dari 13 mm.
tckanan udik dan satu di hilir. Tidak ada pcmhatas<m mengenai dimncter milj
Da.lcun praktek, diameter minimum terse hut ditd
Pdat orilicc tunggal dapat digunak;m dcng;m hcherapa pas<mg
agar tidak Lerjadi penyumhatan dan mengh~
alur cdah tckanan vane scsuai untuk hcrhagai tipe pclat orifcce
kinc~ja dinmnik secara memua.•.;k<m. Alur celah ~
standar. ti.'tapi ag;u.-tid:~ saling mcnggangu. hcherapa alur cclah
di udik dan di hilir harus mempunyai diametd
tckan:m y;mg hcrada disisi yang scuna pada pclat orilice lidak
smna. .
holch hcrada pada hidang aksial yang scuna.
8.2.1.8 Alur celah tekmum harus hulat dan herbcntuk ~
Tipc plat orifil"c standard yang ditrcntuk:m olch lokasi alur celah dcng<m p<mjang paling sedikit2,5 kali dimneter,j
tckanmmya. dari dinding dal~un pipa.
8.2.1.9 Sumhu-sumhu alur celah tekanan dapat dit
X.:!. I Pcngukur tinggi tck;m<m rind pada D dan D/2, a.lur celah di scmharang hidang ~lksial pipa (lihat juga
pclat orifice dan alur l'clah sayap smnhungm1 pclat orilke. 7.2.7).
X.2.1.1 Pcngukur tinggi tck;m;m rind pada D da D/2, alur celah 8.2.10 Sumhu alur celah tekmum di udik dan di hil'
plat orifice dan alur cclah sa yap smnhungm1 pclat orifice. ditempalk<m pada bidang <lksial yang herheda (,
kctiak mcmas;mg pcngukur linggi tekcm;m d<m kctcha.lcm dml 7.2.7). ·
pcnyamhungan dan atau material pemhungkus harus
hcnar-hcnar dipcrhitungk<m. 8.2.2 Pelat Orifice dengan alur celah sudut
Gamhar 6)
8.2.1. 1Jarak antara sumbu-sutnhu alur cclah dati
X.2.1.2 Untuk pclat orifice deng<m pcngukur linggi tekcm<m D pelatnya masing-masing sama dcngan se
dan D/2 (lihat Gcunhar 5), jarak nominal 1 alur celah diameter atau setengah Iebar alur celah tc
tek<man udik smna dcng<m D, tctapi dapat juga di an tara sehingga lubang-luhang alur celah hertemu
O,LJ D dan 1.1 D l<lllpa menguhah koefisien debitnya. dinding d<m rata dengan muka pelat Oihat 7 .2.;
Jarak nominal 12 alur cclah tekanan hilir sama dengan 8.2.2.2 Alur celall tekanan dapat herupa alur celah
0,5 D tctapi dapat di <mtara nilai-nilai berikut tanpa ataupun lub<mg berbentuk cincin Kedua tipe a1
mencubah koefisicn dehitnya: tersehut dapat ditempatkan di dalmn pipa ata
ant<;a 0,48 D dan 0,52 D jika 13 ~ 0,6 smnhungan ring geser scperti ym1g diperlihatka
antan1 0,49 D dan 0,51 D jika 13 > 0,6 Gambar6.
Jarak f' 1 d<m 12 diukur dari muka udik pelat orifice. 8.2.2.3 Diameter a dari sebuah alur celah tunggal d~
dari slot melingkar ditentukml di hawah. Dalam j
8.2.1.3 Untuk pelat orifice dengm1 pengukur tinggi tek<man diameter minimum ditentukan untuk dapat m~
sayap smnhungan Oihat Gambar 5), jarak nominal e1 terjadinya penyumbatan dan untuk mengb
dari pengukur tinggi tekanan udik 25,4 mm d<m diukur kinerja baik yang memua..,kan.
dari muka udik pelat orifice. Untuk cairan hersih dan uap:
Jarak pengukur linggi tckcman hilir nominal f 12 yaitu untuk 13 ~ 0,65: 0,005 D <a < 0,030
25,4 mm d<m di ukur dari muka hilir pelat orifice. untuk 13 > 0,65: 0,01 D ~ a ~ 0,020
J arak udik d<m hilir e1 dan r2 dapat herada dalam kisaran untuk nilai 13 sembarm1g:
di bawah tanpa mengubah koetisien untuk cairan bersih: 1 mm ~ a ~ 10 mm
dehitnya: untuk uap (jika mcnggunakan rmmgan melil
25,4 mm + 0,5 mm jika 13 > 0,6 dan D < 150 mm mm~a~ 10mm.
25,4 mm I mm untuk semua kmms lain, yaitu 13 < 0,6 Untuk uap dan gas cair (jika digumlkan alt
a tau tunggal): 4 mm ~ a ~ 10 mm.
j3 > 0,6 tetapi 150 mm< D < 1000 mm
8.2.2.4 Slot mclingkar biasanya menemhus pipa pada
8.2.1.4 S umhu pengukur tekmlml harus bertemu deng<m sumbu kelilingnya, tanpa terputus. Jika lidak demiJc!
pipa dengm1 sudut 90°. ruang melingkar harus dihuhungkan dcngall
dalmn pipa paling sedikit oleh empat bukaan,1
8.2.1.5 Pada titik temhus lubm1g harus berbentuk bulat. Sisi- sumbunya harus membentuk sudut yang sama !II
sisinya harus rata deng<m permukcum da.lmn dinding pipa lain dan luas masing-masing buka<m paling se
dan harus setajam mungkin. Untuk memastikan mm2.

246 Hagian 8 : Hendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


SNI-Gs-6395-2000

tmakan dalam statistik dan diperoleh dengan Di dalam rumus di atas beberapa penyimpangan, seperti
t~gahungkan pcnyimpangan partial pada masing-ma<;ing koefisien debit dan faktor pemuaian, diberikan dalam butir
tJtita-. yang digunakan dalam perhitungan debit. dan 9.2.2.1 dan 9.2.2.2) sedangkan yang lainnya harus ditentukan
t~a.,urn-.ikan hahwa penyimpangan itu kecil. hanyak dan oleh pemakai Oihat 9.2.2.3 dan 9.2.2.4).
t sahng terg<mtung satu sama lainnya.
.5 Untuk kemudahan, dibuat perbedaan antara 9 .2.2.1 Dalam rumus di atas, nilai oC/C dan 0£ 1/£ 1 harus dicunbil
~ impangan y<mg menyangkut pcngukuran yang dilakukan dari ketentuan yang tcpat seperti yang diherikan dalam standar
: pemakai dengan kuantita-; yang dibcrikan dalam standar ini.
i>enyirnpangan dalam standar ini adalah hcrkenaan dengan
Jisien dehit dan f"aktor pcmuaian; kcdmmya mcmhcrikan 9.2.2.2 Jika bagian pipa yang lurus sedemikian sehingga harus
yimpangan minimum sehingga pcngukurannya menjadi diperhitungkan ketidak-pastian tambahan sebesar 5%, maka
ik sempuma karena pernakai tidak dapat menguhah nilai- penyimpangan tambahan ini harus ditambahkan sesuai
li terschut Hal tcrsebut tct:jadi karena adanya varia-;i kecil persyaratan yang diberikan dalam 7 .2.4 dan tidak secant kuadrat
am gcornctri alai yang diijinkan dan pcnyclidikan yang seperti penyimpangan lain seperti di dalam rumus di atas.
f!dasari nilai-nilai tcrschut tidak dapat dilakukan dalam Penyimpangan tambahan lain (lihat7.5.1.4 dan 7.5.2.3) harus
lttlisi ideal, ataupun tanpa pcnyimpang<m smna sekali. ditambahkan dengan cara yang sama.

Perhitungan praktis penyimpangan 9.2.2.3 Di dalam rumus di atas nilai maksimum o D/ D dan
.I Rumus dasar untuk menghitung debit massa aliran qm ()d/d, yang dapat diturunkan dari yang diherikan dalcun sub-
Jah: bah 7 dan dalmn 8.1.7, dapat diambil, atau sebagai altematif
nilai aktual yang lebih kecil dapat dihitung oleh pemakai. (Nilai
- c t:,
-
J[ d 2 Jfipp, maksimum o D/ D dapat diambil 0,4 % sedangkan nilai
maksimum o d/d adalah 0,07 % ).
4 J1- jJ~ 9.2.2.4Nilai o ~p/~p dan op, /p 1 harus ditentukan oleh pemakai
l:un kcnyata<mnya, berhagai kuantitas yang tampak di ruas
karena standar ini tidak memberikan metode pengukuran
t;m rumus ini tidak independen, sehingga tidak betul untuk
besamn ~p dan p 1, secara rinci.
11ghitung penyimpang<m qm langsung dari penyimpangan
·i besaran ini.
salnya, C adalah suatu fungsi dari d, D, KU) V 1 dan p 1, dan LampiranA
t~dalall suatu fungsi dari d, D, ~p. p1 dank. Daftar Istilah

.. 1.1 Namun untuk tujuan praktis cukup dengan membuat Alat utama primary device
ggapan bahwa penyimpangan C, £ 1, d, ~p d<m P 1 tidak saling
Pengukurtekanan pressure tapping
~antung satu sama lainnya.
Koaksial coaxial
!.1.2 Rum us praktis untuk menghitung &tm dapat diturunkan, Bukaan opening.
egan mcmperhitungkan interdependensi C pada d dan D yang Kebulatan circularity
a.o.;uk ke dalam perhitungan sebagai akibat ketergantungan C
da, ~· Harus diperhatikan bahwa C dapat juga bergantung Cincin pembawa carrier ring
,~a bilangan Reynolds Red Namun, deviasi C akibat pengaruh-
pgaruh merupakan orde kedua ini dan termasuk dalam Cincin perapat gasket
llyimpangan C. Clur celah siku cornes.\· tapping
llna halnya devia..;;i £ 1 sebagai akibat penyimpangan dalcun Penyimpangan uncertainties
llli,ll, pcrhandingan tekanan dari eksponen isentropik juga
tl11pakan orde ke dua dan termasuk ke dalam penyimpangan
9.2.1.3 Karena itu penyimpangan yang harus dimasukkan
l:un rumus praktis untuk oqm adalah hesaran-besar<m C, £ 1
l>, ~p. d<m P 1 ,.

2.2 Rumus praktis untuk penyimpangan debit ma.o.;sa aliran,


'Dl, adalah sebagai herikut

Bagian 8 : Bendung, Bendungan, .')'unxai. lrigasi. Pcmll1i. 249


SNI-05-6395-2000

Nilai-nil;u 1. 1:' dan 1. 1:' yang digunakan dal;un pcrsamaan ini.


Jika jaralqaraknya scsuai pcrsyarat;m yang diura.ikan dalam
X.2.1.1. X.2.l.3. adalah schagai hcrikul:
- untuk alur rclah sudut: L' = L'2= 0
- unluk alur l·l'lah D dan D/2: X.4 Kehilangan tekanan, ~rn
L~ =I X.4.1 Kchilangan tekanan,~rn. untuk pelat orifice
/. ,= 0.47 diuraikan dalam standar ini kurang lehih hubungan d
I Karcna L 1 sclah1 lchih hcsar dari atau sama dcngan 0,4333. lck<man hcda ap deng<m persamaan:
maka nilai 0.03lJ harus digunakan unluk kocfisicn 13 4 (I -13"')· 1I
- lllllllk aim rclah sayap:
L 1 = L'l: = 25.4/D di mana D dinyatakan dalam milimctcr.
Untuk pipa dcngan D < 5X.(12 mm. L ~ 0.4333 dannilai 0,0390
akan digunakan unluk kocfisicn 11-1 (I- ~-1)· 1 Kchilang<m lck<m<m ini adal.ah pcrbcilium tek<man statik
Pnsamaan Slol; hanya hcrlaku unluk susu1wn pcngukur lckanan y:mg diukur pada dinding di sisi udik alat utama
tckanan scpcni y:mg diuraikan dalam X.2.1 alau X.2.2. Pas:mgan pada pemunp:mg di mana pcngaruh tckanan pada pengJ
nilai L 1 dan L~ yang tidak cocok dcngan saJah satu dari t.iga y:mg hcrdckatan dcngan pelat masih dapat diabaikan (k
susunan pcngukur tckanan yang haku tidak holch digunak:m lcbih D kc arah udik alat utama) dan tekamm y<mg diu
dalam pcrsamaan ini. sisi udik alat ulmna di mana pemulih:m tekanan statis i
pcmuaian olch pancar:m dapat dim1ggap tclah scm puma (k
Formula ini. hcgilu juga pcnyimpangan y:mg dihcrikan dalmn
lchih 6D di hilir alat ulmna).
X.3.3. h:mya hcrlakuunluk ukuran-ukunm y:mg sesuai ketcntu:m
dal:un halasan pcnggunaan (X.3 .1) dan persyaratan umum
inslaJa.-;i yang diuraik:m dal:un Suh-hah 7. 8.4.2 Untuk pclat-pclat orifice, nilai pendckatan lainny
~m/~p adalah:
Nilai-nilai C sehagai fungsi dari .~. Ren, dan D untuk
kemudahannya dihcrikan daJ:un Tahcl A. I smnpai A.ll untuk ~rn/~p = 1 -13t.<J
kemudahannya. Nilai-nilai lcrschul lidak tepal untuk
diinlerpol:L-;ikan. Exu·apolasi tidak diperholchk:m.
9 Peyimpangan pada Pcagukuran Dehit
8.3.2.2 Faktnr Pemuaian, £ 1 9.1 Definisi penyimpangan
9.1.1 Y<mg dimaksud dengan penyimp:mgan di dalam st
Untuk kctiga lipe susunan alur celah. rumus empiris untuk
ini adalah suatu nilai kisaran; y<mg di dalmnnya terdapa1
menghitung faklor pemuai:m. E 1• adaJah sehagai herikut:
sebcnamya basil pcngukuran y<:mg diperkirak<m berada
E 1 =I- ((),41 + 0.35 ~ 4 ) ~pI KPI tingkat kebenaran 95%.
Rumus ini hanya herlaku di dalmn hal<L' kisanm seperti yang Dalam hcbcrapa hal, tingkat kebenaran yang dihubur
disehutk:m dal:un X.3.1. dengan nilai kisaran akan lebih besar dari 95%, tetaj
Ha-;il pengujian untuk menentukan E 1 hanya diketahui untuk tersehutjuga hanya herlaku di mmm nilai suatu kmmtitas
udara, uap air, dan gas almn. Nmnun, tidak ada kendala untuk digunakan di dalmn perhitungan debit diketaJmi memp1
menggunak:m rumus yang smna untuk uap dan gas lain yang tingkat kebenaran y<mg lebih dari 95 %. ;
exponen iscnlropiknya diketahui.
Sementara itu, rumus di alas hanya herlakujika P:/p' ~ 0,75. 9 .1.2 Pcnyimp:mg<m dalam pcngukuran de hit harus dili
Nila1 faktor pemunai:m sehagai suatu fungsi exponent dari dan diberikan tanda berkaitan dengan metode yang digu~
isentropic, pcrhandingan tekanm1, dan pcrbandingan diameter 9 .1.3 Penyimpangan dapat dinyatakan secara absolut atau1
untuk kemudahan diherikan dalmn Tabel A. 14. Nilai-nilai d:m hasil pengukuran aliran dapat diberikan dala.m sal~
lcrsehut tidak tepat untuk di interpolasi. Extrapolasi tidak bcntuk di bawah ini: ·
di perbolchk:m. laj u ali ran = q ± 8q
l;.~jualiran = q (1 ±e)
Perhatikan hahwa:
laju aliran = q di dahun (IOOe)%
Jika penyimpangan Dq harus mcmpunyai dimensi yang
deng<m q, sedangk<m eq = Dqlq
8.3.3 Penyimpangan tidak berdi.mensi.
X.3.3.1 Penyimp:mg:m untuk koefisien debit C 9 .1.4 Meskipun untuk satu alat ukur tunggaJ rum untuk bet
Untuk ketiga tipc alur celah, jika ~. D, Rep dan kiD diketahui koefisicn yang digunak:m daJ:un satu pengujian, sebagia
dan tanpa kesaJahan, maka pcnyimpangan relatif dari nilai C penyimp<mgan partial ini dal<un kenyatammya dapat meiU]
adalah : hasil dari kesalahan sistematik (kesalahan terschut I
0,6%untuk 13 ::; 0,6 perkiraan nilai absolut maksimumnya saja yang 1
13 o/r. untuk 0,6 < 13 :::: 0, 7 5 diketahui ), kombinasinya diijinkan scakan-a.km1 kesa
tersebut mcrupak:m kesalahan acak yang mcmpunyai ·
distribusi sesuai dengan hukum normal Laplace-Gauss.
8.3.3.2 Penyimpan~an faktor pemuaian £1
Jika 13, ~p/p 1 , dan K diketahui dan t<mpa kesalahan, maka Pcnyimpangan penguluran aliran yang didefinisikan sepei
penyimpangan rclat.if (daJmn pcrsen) dari £1 adalah: dahun praktek, s;una dengan dua kali stmldar dcviasiJ

248 Bagian R: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI-05-6395-2000

&\fi'IRAN C
111nhar-C;amhar

Gambar 1.

D D
r--------~------~

Ardh aliran
Catalan : Kurnngi scsuai dcngnn kctcntunn kchilangan tck<lnan p.1d<l lubang-lub:mg yang mcmbcntuk sudut 4 S"

Alat pcrata aliran tipc B "Sprenkle"


A-A

Aiat pcrata alir.t~ tipc C "ikatan tabung"

Gambnr 2.
Alnt pcrata aluiran tipe B dan C

Bagia11 8: Be11dung. Jlerulungan. ,\'tmgai. lrigasi, J>cmwi. 251


SNI-05-6395·2000

Lampiran n
Tahel

Simbol Uruiun Dimcnsi Satuan

c Koefisien debit tak berdimensi -


d Diameter orifice pada alat utama pada kondisi L m
kerja
0 Diameter pipa bagian dalam di udik pada kondisi L m
kerja
e Penyimpangan relatif tak berdimensi -
k Kekasaran ekivalen seragam tak berdimensi -
k Jarak pengukur tekanan L m
t Jarak pengukur tekanan relatif L m

L L = 1.1 D tak berdimensi -


p ML-1 r 2 pa
Tekanan statis mutlak
qm Massa dari cair an Mr 1 k!fdt
qv L3r1 m /dt
Volume cairan
R Jari-jari L m
Ra Oevisiasi rata-rata, aritmatik (kekasaran) L m
penampang
Re Bilangan Renolds tak berdimensi -
ReO Bilan~an Renulds yang berhubungan dengan 0
tak berdimensi -
Red Bilangan Renolds yang mengacu pada d tak berdimensi -
T Suhu cairan - oc
u Kecepatan rata-rata aksial pada aliran dalam Lr1 m/dt
pipa
13 Pe· >andingan diameter Tak berdimensi -

p = d/ 0
y perbandingan dari kapasitas panas spesifik 2) T ak berdimensi
penyimpangan mutlak 3) 3)
8
t.p Tekanan beda ML - 1 r 2 pa
t.oo Kehilangan tekanan - ML -1 r 2 pa
E
Faktor perluasan muai ' tak berdimensi -
k Eksponen isentropik
Kekentalan dinamis cairan
ta k berdimensi
ML-1 T 2
-
ll pa/dt
Kekentalan kinematik cairan L2r, m 2/dt
v
v= IJ.Ie

!; Kehilangan tekanan relatif


Kerapatan massa cairan tak berdimensi -
p
ML-3 kg/m3
Perbandingan tekanan
't
tak berdimensi -
't = P21 p,

<p Besarnya Sudut dari bagian membesar. tak berdimensi rad

1) M = massa, L = panjang, T =time, ~ = temperatur


2) y adalah perbandingan antara kapasitas panas spesifik pada tekanan tetap dengan terhadap panas
spesifik pada volume konstant untuk· gas ideal, perbandingan antara kapasitas panas spesifik dan
eksponen isentropik adalah sama (lihat 3.3.3). Harga ini tergantung dari sifat gas.
3) Oimensi dan satuan berhubungan dengan uraian.

250 Bagian 8 : Bendun,~. Bendungan. Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI-05-6395-2000

D dan D/2 kcran bcrlckanan

Arah aliran
Q
• -----------·---·---·---·---·

*) L 1 =D=O,ID
0,50 ± 0,02 0 untuk fJ S0,6
**)L
2
= { 0,50 ±O,OIDuntukfJ >~.6
, {(25.4 ± 0,5) mmuntuk p > 0.6 dan D < 150 mm
• ••) L 1 = L 2 (25.4 ± 1) mm untuk fJ S 0,6
(25,4 ± I) mmuntuk p > 0,6 dan 150 mm s D S 1.000 mm

Gambar 5.
Jarak keran bertekanan untuk plat orifice dengan D dan D/2
l<eran bertekanan atau flange tapping

Keran bertckanan
Carrier ring

a) carrier ring dengan slot

f = ketebnlan slot
c pnnjang ring b;1gian udik
!I
c' panjang ring bagii'IO hilir
b = diameter dari carrier ring
a = Iebar slot atau diameter kcrnn wnggal
s - jarnk dari bagian udik kc c;Jrrier ri1lg

b) kcran tunggal

Gambar 6.
Alur celah sudut

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sunglli, Jr(~a.1·i, Pmllai. 253


SNI-05·6395-2000

- f------.

~
t----
/.....-
,/
L
I
I
L f---·
'
\
'\.

~ ,.._,.._
0,075 0
F \
L__

0.45 0
,_..__
'---

Tipe D : Pelurus AMCA

.
Tipe E : Pelurus Etoile stmightcner

Gambar 3.
Pclurus tipe D dan F

Ketcbal<~n plat E

Mukaudik A Muka hilir 8

Kctcl>alnn c dnn orilicc

Tilik pusat nmh axit1l

Arah aliran

Sisi H & I bagian hilir

Sisi G bagian udik

Gam bar 4.
Pelat Orifice Standar

252 Bagian 8 : Bendung. Bendunxan. Sungai, /rigasi, Pantai.


SNI 03-6416.1-2000
"Penahan air" adalah struktur tamhahan s<unhungan jawab terhadap hatas<m yang masih hi sa ditcrima. Bukm1 h<mya
untuk mcnghindari atau memhatasi hocoran scpanjang persyaratan penahan air sclama opcrasi yang harus
samhungan agar tidak tcrjadi aliran air. Penahan air ini dipertimbangk<m, tetapi juga kcmungkin;m kcrusakan schuna
barth cukup kuat sclama konstruksi, awct selama umur pemasangan dan konstruksi. Kctcntuan untuk sctiap situasi
Jay<m hangunan. dan tlexihel tcrhadap pergerakan relatif harus mempertimhangkan kondisi setcmpal.
yang tcqadi <mtara hangunan-hangunan monolit. Jenisnya 5.1. Sifat-Sifat Penahan Air
terdiri dari pcnalum air dan penahan graut. Rincian sifat-sifat d<ui pcnah<m air y<mg haik adalah schagai
Bahan penahan air adalah hah<m yang digunakan dalam bcrikut:
pemhuatan pcnah<m air untuk smnhung<m, agar herfungsi - Penahan air harus cukup kuat (tarik dan gescr) untuk
dcngan haik. :mtara lain polivinil klorida, karet al:un, karet mempertahankan pengaruh tckanan-ckanan akibat
sintctik. tcmhaga. haja tal1an karat dan campur:m bitumen. pcrgerakan rclatif mclewati sarnhungan dmt tinggi tck<Ulllil
air maksimum yang dapat tcrjadi pada w<tktu pcmasangan .
.Jenis-.Jenis Samhungan - Penahan air harus cukup Icntur untuk mcnycsuaikan
• Samhungan Lapisan Horisontal pergcntkan rclatif melewati smnhung:m t:mpa mcnimhulkan
f\.bungan pcnnukaan yang dihentuk antara dua pcngecoran keruntuhml at:m pembongkar<m t;unhat:mnya dan cukup awct
ion yang herurutan. Pada samhungan permukaan ilu sclmna umur lay;m hangunan.
Jtrapk<m dapat mcningkatk:m ikatan antara dua lapisan cor, - Logam harus diberi pclindung cukup tchal untuk mcnccgah
ringga penulangm1 y<mg mungkin ada tidak akan terpotong. korosi.
Ja hcndungan hcton, samhungan lapisan horisontal tidak - Bahan non logam harus t<t.h<m cuaca, mltara Jain harus tidak
tlggunakan hahan penah<m air. rus<tk herat schuna umur Jayan hcndungan.
Samhungan Konstruksi - Bahan non logarn yang tmnp<tk (hagi<m luar), scpcrti plastik
mhungan miring atau tcgak untuk mempermudah atau karet yang hiasanya ccpat rusak hila tcrkcna sinar
eksanaan konstruksi. Bila digunakan pcnulangan harus matahari dan kondisi udara, scl<una pcnggunaan atau
lverus melalui s:unhungan tanpa pemotongan tulangm1. konstr•tksi harus dihcri pcrlindungan khusus.
J. Samhungan Kontraksi atau Samhungan Monolitik - Bahan harus tid<tk langsung bcrcaksi kimia dcng<m hcton.
nbungan yang dihcntuk dcngan atau tanpa tulangan dalmn misalnya hcrcctksi dcng<m procluk-produk scng dan semen
!lstruksi hcton yang sengct,ja dihuat agar tcrbcntuk bid<mg yang dapat mcmperlcmah heton.
1ah sehingga retak:m akihat perubahan ukuran d:m kontraksi - Bahan harus hersifat mcngikat hcton hila tcrjadi kontak
1i bagi:m-hagi:m konstruksi beton y:mg bcrdekat:m dihatasi langsung atau tcrtanam,agar dapal mcnccgah aliran air
esinya. Jika ada pcnulm1gan harus dipotong. sekcliling ujung pcnalum air.
1: Samhungan Ekspansi - Penah:m air untuk smnhungan harus didcsain scclcmikian
rdsah s<unhungan antara bagian-hagian konstruksi heton rupa, agar dapat mcmungkinkan tctjaclinya konsolidasi hcton
.g berdcunping;m y:mg tidctk disambung dengan lapisan lentur di sckit:tmya.
~r dapat men:unpung pcruhahan volume pada struktur he ton - Bahan penahan air harus clapat mcnah;m /.at-zat kimia yang
11-lentuk monolit atau hlok karena pcrhedaan suhu dan terkandung dalmn air.
~entkan lainnya pada l:mdasan yang teratur dan temp. - Bahan juga harus dapat mcnaJum g;mgguan organismc yang
Samhungan Isolasi ada di lok:L-;i.
~isah smnhungan antara hagian-bagian konstruksi beton - Bahan-bahan penahan air yang digunak:m pacta pcnnukaan
f:fberd<unpingml, umumnya pada bidang teg:tk dan lokasi dinding y<mg rawan tcrhadap pcruhahan suhu. harus dapat
tg Jumya hcrpcngaruh scdikit tcrhadap kinetja hangunan agar dipertahankan sifat-sifatnya dan tidak mcnjadi rapuh pada
:•at memhatasi pcrgerakm1 yang tet:jadi pada pcmunpang suhu lebih rendah atau menjadi lunak pada suhu tinggi.
IJSUS misalnya pada hagicm fondasi yang lcmah. Perubahan paneL-; secant periodik dapat tcrjadi cukup hcsar
i~ Samhungan Kontrol d;m mcningkatkan tcg:mg<m y:mg hcsar pula schingga tcrjadi
u:unpang tegak yang lcmah untuk keperluan penentuan awal ret<tkan: tcrutmna pada hcndung;m-hcndungan yang tcrlctak
:asi retakan tcrhadap ret:tkan yang dipcrkemmkan secant eli dacrah y;mg pcrhcda;m suhunya s:mgal tinggi s;unpai 500('
,Jdom (acak). Penmnp<mg Jemah ini dilengkapi penulang:m clan suint rcndah -25°C'.
tlgllil pcmotongan 50% terpa-;ang melalui s<unhung<m. Alur Pcnahan graul digunakan sccara tcrpisah pada dcsain
~thah:m dapat diga.li pada pennukwm luar dinding dan plat- hcndung:m y;mg mcmhutuhkan injcksi graut dcngan tckanan
It logmn dapat dit<m<un di bagi<m tengah untuk mengh<L-;ilk;m pcngecoran kc dalam hidang kontak :mtara hlok-hlok untuk
l~ng Jemah. Bila retak;m meningkat, m<tka kekasanm agrcgat mcmhcntuk hangunan monolit. schingga mampu
.p::mjang ret:tk<m tersehut <tkan cukup kuat untuk mcnah;m mcmindahkan hchan air dcngan arah lcngkung kc dinding
~~ran. Sckar:mg cara ini lid<tk umum digun<tk:m. sayap fonclasi. Sclain itu digtmakan juga di sckcliling
7~ Samhungan Tak Terduga tcrowong<m untuk mcnccgah hocoran tanah dasar.
JJlbungan y<mg lid<tk dircncanak<m (tid:tk tcrduga) schagai 5.2. Evaluasi Bahan Penahan Air
1mat d<ui kctcrl:unhatan pcngeconm he ton. Tidak scmua hahan dapat mcmcnuhi atau schag1an hcsar
kctcntuan di alas. Rchcrapa silat ini dapat dcngan lllllllah
Pemilihan .Jenis dan Bahan ditclllukan dcngan pcngamat;m atau pcngujian. tctapi dal:t.m
:trena pcnahan air umumnya tcrtutup olch konstruksi hal-hal tcrtcntu hams ditentuk:m dari kincrja praktis di lapangan.
rikutnya, maka yang tcrpenting adalah mcmilih jcnis dan Untuk pcrtimhangan ckonomis dan prakt is. digunakan pcnahan
Jtan untuk mcmastikan ap<tkah hcndungan <tkan tclap kcdap air dari tcmhaga dan haja tahan karat. Baja tahan karat khih
I "elama umur layannya. Dalam hal ini kckcdapan air diminati karena kckakuannya sl'lama konsolidasi hcton
t!laksudkan untuk mcmhatasi jumlah d:m Iokasi rcmhcsan hcrlangsung. Baja tahan k;u·at dan karet. dapat juga digunakan
Lag ditctapkan olch pcmilik/pcrcncana yang hcrtanggung sehah karct tidak ccpat rusak sclama pclaksanaan konstruksi.


/lagian H: Hcndlllll!. /lnulllll'-!1111. Sllnt•oi /rit'1Hi l'mrlni 2~~
SNI 03-6416.1-2000
Pd S-14-2000-03
SPESIFIKASI BAHAN SAMBUNGAN PADA BENDUNGAN BETON BAGIAN
1. PEMILIHAN BAHAN PENAHAN AIR

I. Ruan~ Lin~kup 2.4. SABS (SA Bureau of Standards) Afrika Sclatan:


Spcsilikasi ini mcncakup pcnjclasrul umum tent<mg sifat-sifat, SABS 404/405-1971: Phosphorous de-oxidized non-arse
jcnis jenis samhung:m.pemilih:mjcnis rum hah<m, serta spesilika<;i <md arsenical copper.
hahan penah:m air untuk smnhung<m pada hendungrul hcton. 2.5. A lSI (American Iron and Steel Institute):
Spcsifikasi ini digunakan untuk mcmhantu para teknisi dalrun AlSI tipe 304: stctinless steel
hidang desain. perhaikan d<m pcmeliharaan serta pemas<mgan 2.6. US Federal Specifications .
penah:m air untuk smnhung<m pada hendungan heton. SS-S-164: Sealer: hot-poured type, forjoinL'> in concrete. M
2. Acuan 1966 Oihat literatur)
2.1. ASTM: 2.7. DIN .Jerman:
a) ASTM B 152 Copper sheet. strip, plate <md rolled bar a) DIN 53455: Tensile strength <md elongation.
spcdfication. h) DIN 53476: Resistcmce againL-. chemical attacks.
h) ASTM D 63X-X2 Test for tensile properties of plastics c) DIN 1693X: Bursting test alongjoinL-..
c) ASTM D 746-7Y Standard test method for brittleness 2.8. SIA Switzerland:
temperature of plastics and elastomers hy impact. SIA 280: Mechanicaiperforalion resistance.
d) ASTM D 74 7-70 Test for stiffness of plastics by me<ms of 2.9. Standar Nasional Indonesia:
a nmtilever he:un. a) SNI 03-4142-1996: Metode Pengujicm Jumlah
e) ASTM D 1203-67 ( 1YX 1) Volatile loss from plastics using Bahan Dalrun Agregat Yang Lolos Saringan Nol
activated carbon method. (0,075 mm).
I) ASTM D 412-6X Tension testing of vulcanized rubber. b) SNI 03-6820-2002: Spesitikasi Agregat Halus l
g) ASTM D 2240 Indentation hardness of rubber <md plcL-.tics Pekerjaan Aduk<m dan Plesteran Deng<m Bahan J
hy means of a durometer. Semen.
h) ASTM D 753 General purpose polychlorophene jacket c) SNI 06-2456-1991: Metode Pengujian Penetrasi B
for wire <Uld cable. Bahan Bitumen.
i) ASTM D 395-6<) Compression set of vulc<mized rubber. d) SNI 15-2530-1991: Metode Penguji<m Kehalus<m S
j) ASTM D 114Y-64 Accelerated Ozone cracking of Portland.
vulcanized rubber. e) SNI 15-2531-1991: Metode Pengujian BeratJcnis S
k) ASTM D 11 <J0-74 (1YXO) Concrete joint sealer, hot-poured Portland.
clcL-.tic type scaler. Specilication for. f) SNI 03-6825-2002: Metode Pengujian Kekuatan 1
Mortar Semen Portland Untuk Peke~jaan Sipil.
2.2. BS (British Standards Institution), UK: g) SK SNI M-112-1990-03: Metode Pengujian Kons~
a) BS 903-1971 :Methods oftesting vulcanized rubber. Normal Semen Portland Dengan Alat Vicat l
- Part A 2 : Determination of tensile stress-strain Pekerja<m Sipil.
properties. h) SNI 03-6827-2002: Metode Pengujhm Waktu lkal1
- Part A 26 : Determination of hardness. Semen Portland Dengan Menggunakan Alat Vi cat I
- PartA IX :Water absorption. Peke~jaru1 Sipil.
- Part A 39 : Determination of compression set by con- 3. Pengertian
stant deflection. Beherapa pengertian yang berkctitcm deng<m spesirikasi
- Part A 19 : Accelerated ageing test. a) Samhungan adalah bagian penting dari struktur
- PartA 13 :Determination of resistcmce to low tern- yang biasanya mengalami peruhahan ukuran ti<Ul.
peraturcs. pada bendungan beton sebagcti akibat alrun rum sifat
b) BS 2571-1963 : Flexsihle PVC compounds. bangunannya, terutama di daera.h y<mg perherul<Ul su
c) BS 460X-1970 :Copper for electrical purpose, rolled, sangat tinggi.
sheet. strip and 1(1il. b) Retakan adalah terpecahnya hagian hangunan l
d) BS 2370 :Specification for r6lled copper and cop- peningkatcm kekuatcm yru1g herlchih dahun tieton I
per alloys: sheet, strip and foil. hidrasi, kontraksi dan prosedur/urut<m konstruksi.
e) BS 2499-1973 : Hot applied joint sealants for concrete c) Hidrasi adalah proses yang te~jadi da.lmn semen dan
pavements. reaksi pusolan da.lrun campuran, penyerapan tlelerall
2.3. US CEWES (US Corps of Engineers, Waterways polimer yang menimtlulkan pana-. ym1g tinggi kem
Experiment Station), USA: diikuti dengan pendingincm dan pengeringan tlahaJI
a) CRD-C 572: Specifications for polyvinylchloride (PVC) d) Kontraksi adala.h proses penyusutan tieton
water-stop. menimbulk<m pcningkat<m tegangan Peningkat;ul teg;
h) CRD-C513: Specification for rubber watcrstops. ini akan semakin tinggi deng<m pcningkatcm massai
c) CRD-C 573: Tensile strength test. yang dicor secara monolit. ~
d) CRD-C 56Y: Hardness test: shore durometer. e) Prosedur/tahap konstraksi adalah tahap:m ko
e) CRD-C 577: Oxygen bomb method of ageing. pada pengecoran hlok-hlok heton-antara pada
t) CRD-C 575: Water absorption test. berikutnya yang dapal mcmicu pcningkatan te
g) CRD-C 576: Test for compression set. tinggi pada kmllilevcr dalam hlok-hlok awal.
h) CRD-C 536: Test for ozone resistance.

254 Bagian 8 : Bendung. Bendungan ..\"ungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6416.1-2000

• Polh·inil Klprida (PVC) LampiranA


~than air dari PVC harus dibuat dari polivinil klorida asli Daftar Istilah
t~~an tamhahan hahan penyehab proses stahilisasi dan
.s<tisasi (peruhahan bentuk) yang memadai, tetapi tidak S<lfi1bungan : Joint
Jlgandung nahan pengisi atau yang tidak terpakai. Uji kualitas Sarnhungan ekspansi : E-x:pansion joint
i(' harus dilakuk<m untuk mema<>tikan hahwa formulasinya
a;tr. PVC ak;m rusak hila berhubungan lang sung dengan udara S<lfi1bung<m kontraksi : Contractionjoint
otama sinar matalutri. Tabel I merckomendasikan spesifika-;i
S<lfi1bungan konstruksi : Construction joint
J)<tll untuk pcnahan air.
). Karet Alam Samhungm1 lapisan horizontal : Horizontal life joint
nahan air dari karct alam harus mengandung karet alam Iehih
Samhungan isola-;i : lsolationjoirzt
rj 70~ volume. Sarna scpcrti PVC, kmet alam pun akan rusak
;.. berhuhungan l;mgsung dcngan ud<tra terutmna sinm ultra Smnbungan kontrol : Control section
tieL Olch k;rrcna itu, hila pcnal1;m air akan berhubungan
Samhungan.tak terduga : Cold joint
'tgsung dengan udara atau disimpan lmna, malca penahan air
nts dilindungi. (Spesifikasi tercantum pada tabel 2). Pcnahan air untuk smnhungan : ,\'eal.\lwater stops
15. Karet Sintetik
Lentur : Flexible
'•esifikasi pcnahan air dmi karet sin tctik sedikit sekali
o:ctalmi. Spcsifika-;i karct sintetik terutama digunakm1 hukan Pelindung :Mantel
tuk pcnah;m air. Oleh k;rrena itu penggunaannya didasmkm1
.da spesifikasi sifat-sifat fisik hahan untuk penahm1 air d<tri PVC : Polyvinyl chloride
·rc dan karet ahlfl1. Bentuk baji : Wed,{,'e
I. Temhaga.
uahan air harus dihuat dari lembaran tembaga yang Proses polimerisasi : Polvmerisation
~ngandung fosfor deoxid nonarsenical. Di Inggris hah<m ini Pengela-;an : H'elding
rus memcnuhi spesifikasi BS 4608-1970 dan BS 2870-1980,
na di USA penahm1 air dari tcmbaga harus memenuhi ASTM Absorpsi (pcnyerapm1) :Absorption
:152 Tipc OF atau DHP. Selain itu hah<m ini hmus didingink;m B~ja galvanis : Galvmzized steel
cma perlahan seperti dijelaskan dalam SABS 404/405-1971
J'rika Sclat<m), d<mjika mungkin pendingimm secara pcrlah;m Lapangan : Construction site
takuk;m setelah penalmn air terbentuk. Terowongan : Galleri
5. Baja Tahan Karat
:nah;m air ini hias;mya dihuat dengan tebal I mm dm1 Iebar Gelembung : Butt
~5-375 mm dari baja Ial1an korosi. Di USA baja ini biasanya Peruhahan bcntuk (plastisasi) : Plasti::ation
"rinci sepcrti 18% Ca, 8% Ni, 0,10 C, dan didinginkan
:rlahan, setelah itu digilas dal<lfl1 keadaan panas atau dingin Terak : Slag
enurut AISI type 304. Buri : h1ilrace
(1. Baja Galvanis
f(hubung hahan ini hanya digunakan untuk penahan air Kenya! : Resilient
angunan scmentara, maka tidak ada spcsifikasi
enggunacmnya.
i. Campuran Bitumen
~USA hahan ini dihahas dal<lfi1 ASTM D 1190 dcng<mjudul
.~pecijications for Concrete Joint Sealer, Hot-Poured Elastic
:ppe", atau Federal Specification SS-S-164: "Sealer: Hot Poured
;ype, for Joints in Concrete", scdangkan di UK dalmn BS 2499:
'Bitumen Joint Sealer" yang digunakan dengm1 sifat-sifat
,.ehagai hcrikut:

~epadatan 1015-1065 kg/m 1


:~netrasi pada 25°C = 200-3()()
'l&tik leleh (uji ring dan bola) = 80°-lJ0°C
.fji kerapuh<:m pada bcnda uji
:ersegi 22 mm dengan suhu 5°C
!Dcrgi yang tcrscrap O,lJ7 kg m

na~illll 8: /lt-ndllll,t;. lkmlllllgull. Sungui. higU.\l, l'ulllul. 257


SNI 03-6416.1-2000
Sclmna hchcrapa tahun terakhir polivinil klorida (PVC) serta terutmna di ru:mg tcrtutup/scmpit. Hal ini scu1gat hcrpe1
karct alam dan karet sintetis paling hanyak digunakan atau hcrdmnpak. sclcuna pcngecoran hcton. Ncunun hal t(
dih:mdingk:m hahan lain. PVC kad:mg-kad:mg digunakcm untuk dapat digunakcu1 untuk bcndung;m yang cukup tinggi.
pcnahan air schagai pcngg:mti karet al:un, sehah karel al;un 5.7. Ua.ja Tahan Karat
tidak mcmcnuhi pcrsy;u·at:m ozon y:mg ditcntuk:m. Penelilian Baja tahan karat dapat digunakcu1 dcngan mcmadai s
lchih lanJut tcntan_!! hal ini tcntu dipcrlukan untuk mcnentukan hahan penahan air yang tahan korosi dcngan lctll
hahan yang palin_!! cocok d:m hentuk-hentuk penahan air dalmn herukuran Jchar (225-375) mm dllil tchallnun. Baja tahaJ
aplikasi pada hcndungan hcsar yang herheda. lchih kaku d<lfi pada tcmbaga, schingga selmna pcncu1cuna
tetap pada posisinya. Karena baja ta.han kmat lcbih
5.3. Polivinil Klorida (PVC) dismnhung, d;m h<lfg:mya cukup linggi. mal<a h;mya digt
PVC adalah nama/istilah gcncrik untuk sejumlah rumus untuk penah:m air pennukaan yang lchih berfungsi s1
( fonnula) yang herheda-hcda kualitasnya. Ketalum:m/keawet<tn pelckal daripada scbagai pcnahan bocoran.
<umur layan) hcrheda-heda, tergantung padajumlah d<m jenis 5.8. Uaja Galvanis
kcplastisan yang digunakan. Akhir-akhir ini kemajuan Baja galvanis kunmg begitu baik untuk digunakan Sl
pcmhuat:m d:m spcsifikasi PVC Ielah mcmhcrik;m kepercayaan penahan air pada bcndungan beton, nmnun dapal digu
pada para percncana dalam penggunaan hahan ini sehagai untuk scunhungan semcntara scpcrti cotlcrd;un heton
penahan air pada hcndung:m-hendungan hesar. Tetapi heherapa pcmbcntuka.n d;m pemas;mgllilnya smna scperti penah;m ~
perenc;ma masih memhe1ik:m cadangan untuk tinggi tek;man tcmhaga penahan air Jari b<~ja galv;mis harus ditutup
yang ;unal hcscu· misalnya melehihi 200 m. tahan korosi yang memadai, scperti tcr batu mang
Pcrtimhang;m-pcrtimhangan kualitas yang tak tcrpisahkan. sebclum pcngecorm1 hcton untuk mencegah reaksi kimi<
scpcrti kcawctan. clastisitas, kemudahan penggunaan, dan tidak diingink;m. B;~ja yang tidak dilapisi pelindung bi~
ckonomik h:m1s dipcrhitungk;m dal;un penggunammya secma digunak.an untuk pcnallllil graut.
luas. Bahan inijuga. tidak mudah rusak dib;mdingkan tembaga 5.9. Campuran Bitumen
atau logmn lainnya. PVC kurang elastis Jmi pada kmet alcun, Cmnpuran bitumen digunakan sebagai bahan penah
tct.api Japat mcnyesua.ikcm scjumlah pergerakcm supaya penah<m sekunder bcrsama-sama dengan penahan air u
air mempunyai bentuk yang semeslinya, misalnya hcrbcntuk Pcmelihmaannya tarus dilakukan agar bitumen seb~
gclemhung tengah. lkatan antara beton dan PVC hiasanya deng;m bah;m pcnall<lll air lain, misalnya kmct. Perlu q
kurang hcgitu ha.ik J:m proses penyumhatan dilakukan Jcngcu1 bahwa bitumen adalah hah;m ken tal y;mg jika digunakat1
memhuat hahan kcrw bcrhentuk baji ke dalam cctakan bahan lain, dapat mengalir keluar ak.ibat tek:mcu1 air.
konstruksi hcton. Ken •i;m hesar dapat tetjadi karena bahcu1 Dalcun beberapa hal ball<lll penahan air sekunder deli
ini Japat menjadi <ur .tl rapuh d<m cenderung rctak dcngan tennasuk perlcngkap;m untuk pemcumsan kembali hitume
reg<mgcul pada suhu rcndah (6°C). ini untuk menjmnin pcmclihmmm y;mg k.ontinyu dan per~
penalmn air ililfi bitumen sepanjang umur layan bcnduni
5.4. Karet A lam Bitumen ini juga digunakan untuk mcngisi lipatani
Kmct alcun scuna scperti PVC mempunyai keuntungan tidak terbentuk pada lembarllil tembaga, seperti pada hag ian p~
mudah rusak selama konstruksi. Karcna bersifat elastis, maka lembm<m. '
karet alcun cocok schagai bah<m penahan air, di mana besarnya Catatan: Apabila graur digunakan untak perlakuan mcng,
pergerakcm relatif kur;mg dari 50 mm dapat ditolenmsi, m.isaloya bocoran sambungan. maka tidak boleh dianggap sehagai ba,
pada pcnnukaan heton di udik hendungan urugan. Ak;m telapi penahan ail: Selama kotruksi, semen graut senrig digunakc11
hal1cu1 ini lchih sukar discunhung dan kunmg tallllil terhadap mengisi .wmbunxan-sambungan dalam penyatuan (mono/it) J
ozon. secw·a menyeluruh. dan dimaksudkan untuk; mengurangi ali
melewati sambungan, yang berfimxsi sebagai peran sekunde1
5.5. Karet Sintetik
Kmcna faktor-faktor sifat elastis dan kenyal, maka sejak dulu 6. Spesitikasi Bahan Penahan Air
penggunaan karet sintctik untuk pembualllil pcnahan air pada Dalmn bagillil referensi terdahulu telall diball<L" sifat-sifat
bcndung;m beton tidak scluas karet alcun. Nmnun sekarcu1g beberapa jcnis bal1an, tctapi sifat-sifat hal1an dalmn
pcnggunaannya di hcberapa tcmpatlcbih Juas d;ui pada PVC, kelompok dapat berbeda-beda tergcullung pada k.ompos
sebab ballllil ini lcbih awct dcu1 talmn lcuna scrta tidak dapat mctode pembuatan dan perlakuan berikutnya, mil
menjadi rapuh pada suhu rendal1. Selain itu karakteristik mendinginkan logcun secma perlah:m, vulkanisasi, dll
tegllilgllil dan rcgang;m tariknya smna seperti PVC. Akan tetapi, karena itu, dipcrlukan spcsifikasi bahan untuk pem1
kerugian karet sintetik adalah sulit dalam pembuatan pcnahan air, atau penahan air harus dihuat bcrda~
smnbungan di lapangan karena memerlukllil proses polirnerisa"i spcsifika."i sifat dan kinerja.
pada suhu tinggi dengan tek:man, dan waktu yang lcuna. Perlu diingat hahwa dasar bahan harus dilcngkapi ~
Pcrcohaan pcnggunaan komhinasi PVC dan karet sintctik spesifika."i kinerja d;m metode uji yllilg diinginkcu1, se~
sedang dilakuk;m oleh pabrik penahcu1 air untuk smnbungcu:. diperoleh perbedacu1 dicu1tara nilai-nilai spcsifikasi y;mg •
Hal tersebut tidak hcrkailllil dengan pcrbedaan kualitas 1
5.6. Tembaga tetapi pada perbeda:m metode uji
Pada umumnya lembarllil tembaga dcngllil teballliltara 2 smnpai Dengan dcmikian dalcun sebuah laporcu1 tidak mungkin
3 mm digunakan sebagai bahan pembuatan penahan air. spesifikasi dijelaskan secara rinci, tetapi Jchih cen(
Harganya lebih mahal daripada PVC dan memerlukan memberikllil dalmn spcsifikasi yang dikenal; penjcl~
pemeliharacm yang lehih tinggi baik dalam penggunaan, hal yllilg mudah terlihat, serta sebuall da."ar spcsifika.si
penycunbungan maupun pemasangannya. Prosedur pengelasan sifat ballan yllilg diperlukllil untuk mcnjcla...,kan kualitas I
selcuna konstruksi cokup rumit dan sukar dilaksanakan,

256 Baxian 8: Bendunx. Bendungan. Sungai. Jrigasi, Pantai.


SNI 03-6416.2.2000
SPESIFIKASI BAHAN SAMBUNGAN PADA BENDUNGAN BETON Pd s-15-2000-03
BAGIAN 2 : PELAKSANAAN, PEMASANGAN PENAHAN AIR UNTUK
SAMBUNGAN
Ruan~ Lin~kup 1) CRD-C 575: Water absorptioni test.
!fSifikasi ini mencakup penjelasan umum, jenis-jenis g) CRD-C 576: Test for compression set.
jtbungan, pcrsiapan dan pemasangan penahan air dari PVC h) CRD-C 536: Test for oone resistance.
k.aret, logam, serta pcrtirnbangan mnum campunm bitumen, 2.4. SABS (SA Bureau of Standards) Afrika Selatan:
J 1 jenis penahan air pcrmukaan; serta pengujian praktis
ahan air untuk sambungan.
SABS 404/405-1971: Phoshhorous de-oxidized non-arsenical
and arsencalcopper:
fsifikasi ini digunak<m unt.uk membantu teknisi dalam 2.5. AISI (American Iron and Steel Institute):
~aksanaan konstruksi (pemasangan) dengan baik, AISI tipe 304: Stainless steel
tnggunakan jenis bahan dan bentuk pcnahan air untuk 2.6. US Federal Specifications:
J.l'bungan yang memadai pada bendungan beton. Konstruksi SS-S-164: Sealer: lwt-poured typefor joints in concrete
irus dilaksanak<m oJeh tenaga ahJi agar tidak teljadi kerusakan, Merritt 1966 (lihat literatur)
~ingga pcrbaikan dan pemelihamannya cukup ringan. 2.7. DIN Jerman:
a) DIN 53455: Tensile strength and elongation
Acuan b) DIN 53476: Resistance againts chemical attacks.
1. Standar ASTM: c) DIN 16938: Bursting test along joints.
ASTM B 152: Copper sheet, strip, plate and rolled bar 2.8. SIA Switzerland:
specification SIA 280: Mechanical perforation resistance.
ASTM D 63 8-82: Test for tensile properties of plastics 2.9. Standar Nasional Indonesia:
ASTM D 746-79: Standard test method for brittleness a) SNI 03-4142-1996: Metodc Pengujian Jumlah Bahan
tenperature ofplasties and elastomers by impact. Dalam Agregat Yang Lotos Saring<m No.200 (0,075 mm).
ASTM D 747-70: Tes({or stiffness ofplastics by means of b) SNI 03-6827-2002: Spesifikasi Agregat Halus Untuk
a cantilever beam. Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar
ASTM D 1 203-67 (1 98 I ): Volatile loss from plastics Semen. c) SNI 06-2456-1991 : Metode Peng~jian PenetrdSi
using activated carbon method Bahan-Bah<m Bitumen.
ASTM D 412-68: Tension testing ofvulcanized rubber. d) SNI 15-2530-19Y1: Metode Pengujian Kehalusm1 Semen
ASTM D 2240: Indentation hardness of rubber and Portland.
plastics by means of adurometer e) SNI 15-2531-19Y1: Metode Pengujian BercttJenis Semen
ASTM D 753: General purpose polychlorophene jacket Portland.
for wire and cable. 0 SNI 03-6825-2002: Metode Pengujian Kekuatan Tekan
ASTM I:) 395-69: Compression set r~(vulcanized rubber. Mortar Semen fortland Untuk Pekerjaan Sipil.
ASTM D I149-64: Accelerated Ozone cracking of g) SK SNI M-112-19Y0-03: Metode Penguji<m Konsistensi
vulcanized rubber. Normal Semen Portland Dengan Alat Vicat Untuk
ASTM D 1190-74 (1980) : Concrete joint sealer, hot- Pekerja.an Sipil.
poured clastic type sealer, Specification for. h) SNI 03-6820-2002: Metode Pengujian Waktu lkat Awal
l. BS (British Standards Institution), UK: Semen Portland Dengan Menggunakan Alat Vicat Untuk
BS 903-1971: Metlwds of testing vulcanized rubber. Pekeljaan Sipil.
Part A 2: Determination of tensile stress-strain properties
Part A 26: Determination of hardness. 3. Pengertian
Part A 18: Water absorption. Bebempa pengertian yang bcrkait.an dengan spcsifikm;i ini:
Part A 39: Determination of compression set by constant a) Sambun~an adalah bagian penting dari struktur hcsar
deflection yang hiasanya mengalami peruhahan ukurcm b<mgumm
Part A I9: Accelerated a~:eing test. pada hendung<:m be ton schagai akihat almn d<m sifat halt<m
Part A I 3: Determination of resistance to low bangummnya, tcrutcunadi daera.h yang pcrbcda<m suhunya
temperatures. sangat Linggi.
•) BS 257I-1963: Flexsible PVC compounds. h) Retakan adalah tcrpccahnya hagian hangunan akihat
~ BS 4608-1970: Copperfor electrical purpose, rolled, sheet, peningkat<m kekuat<m y<mg bcrlehih dalmn hcton karcna
strip arulfoil. hidra-;i, kontraksi dan proscdur/urutan konstruksi.
f) BS 2370: Specificat ionfor rolled copper Ond copper alloys: c) Hidrasi adalah proses y<mg tcrjadi daJmn semen d<m tcnlk,
sheet, strip andfoil. rc<lksi pusolan dalam cmnpur<m, pcnycrap<m hclcnmg dan
~) BS 2499-I973: Hot appliedjoint sealants for concrete polimcr yang mcnimbulk<m pawts yang tinggi kcmudian
pavements. diikuti dcng<m pcndinginan d<m pcngcringan hah<m.
;u. US CEWES (US Corps of En~ineers, Waterways d) Knntraksi adalah proses pcnyusulan hcton yang
l~xperiment Station), USA: mcnimhulkan pcningkatan tcgangan. Pcningkatan
.a> CRD-C 572: .\jJecijicationsfor polyvinylchloride (PVC) tcg<mgan ini <lkan scm<lkin tinggi dcngan pcningkatan
'· water-stol' ma-;sa bcton y<mg dicor sccara monolit.
bl CRD-C 513: Specijicationforrubber water stops. c) Prosetlur/tahaJ) konstraksi adalah tahapan konstruksi
(;) CRD-C 573: 1ensile strength test. pada pcngccoran hlok-hlok hcton-antara pada tahap
dJ CRD-C 56Y: Hardness test: shore durometer. hcrikutnya yang dapat mcmicu pcningkatan tcgangan
eJ CRD-C 577: Oxyge', bomb method ofageing tinggi pada kantilcvcr dalam blok-hlok awal.

llliXilln X: Jlendung. Jlemlungllll. Sungai. lrigasi. l'lmtai. 259


SNI 03-6416.1-2000
I ,mnpiran B
Tahel-·n,lwl

Tabell
Spcslftkasl Penahan Air dari PVC

Slrnt-•lrnt l\lrtode ujl Suhnl!I"C 1>1 kutub Utnra


Kuat tarik (min) BS 903-1971 13,1 Mpa 10,4 l\lpa
Bagian A 2
Elonpai min. pada tckllnan pecah DS903-1971
Bn2ian A2 211.5% 400%
Kchalusan BS DS2.S71-19H 42-.52~~ I.SO/o
Absorpai .air DS 903-1971
Ba~tinn A 18
-- 0.6 .
Suhu retak rcndoh 88903
Bagian A 13 -2S"C -60"C
• Uji cxtrakai dipercepat > 10'
---
a) kuattarik - CRD-C.S72-74 .
b) clon_&aai botaa (Sp.esilika.,i) >211•
Stabilitaa akibat uji alkali : -0,10 +l
a) porubahan bent sctelah 7 hari CRD-C.S72-74 tid.,.k '~ .
b) pcrubahan pcngukuran keawctan pcn_yangga JSpcaifikui) ±.S~
I Pcnl!\tiian diaaiikan olch" US Corps En2ineen dAn Hydro-Electric Power Commision of Ontario I
Tabell
Spcslfikasl Karet Scbagal Bahan Pcnahan Air

Mrrrit (19(,6) USIIll US CnrJts or Jo:n2lnrrn


Slrar-alrat Speslnknsl
UJI
Nllal ye
dlperluknn
Sprstnkllsl
UJI "''"' Yc
dlpt'rluknn
peslnkasl
UJI
Nlhdye
dlnrrlukal
Spesifikui unman - . D-C.Sl3- June 1974
74
Tepngan tarik n1in. DS903, A2 22,4 Mpa ASTM 0412 24,21\1!'13 O-C.S73 13,1 Mpa

Elonpi min. pada tekanan pecah DS903 A2 .500% ASTM 0411 SOO'I-• >-C.S73 360%
Kckakuan lcntur (min) . . ASTM 0747 4.4S 1\lp:t - -
KekUAran ns 903, A7 . 60"-6.5 OS
derajnt
ASTM 2240 60-70 l'hor.:
durom.:tcr -~69
60-10 shoro
duromctcr
Tegangan tarik n1in. scteloh lama BS 903, 19 7.5% dari ASTl\.1 0.573
dalam oxigen t~gangan 80% 511 80%
awal
Elonpsi min. actclah lnn1a dala.n 7.S%dari -
oxigen DS903, 19 elongasi awal
saatpecah
ASTMD.S73 BOO!~ - ;

Absorpsi air max. BS 903, All J,.S%setelah ~%sctalah:


l·hari - . hari
CR0-....:".5
Puanpn tck~nan max. (dcfleksi BS903 A39 20%dari
mctodc 039~
tctap} defl~ksi awal
D 30~· CRO-C.S76 30% i
Kctahanan rctak terhadap ozon - -ASTM
Dll49
Tak ada
r.:takan
CRO·C~36 Tid:tlt ida•
rclakan j
Catalan : USBR mmsyaratlcan tcpnpn tartk k.arct stntct1k hmgga ll,4 Mpa dAn elong:ISI saat p.:cah 11111pa1 4.50%, dan untuk, 1
polychlorophcne umpai 14,9 Mpa dan clongnsi saat pccah 3.50%.

258 Bagian f1 : lkndung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


SNI 03-6416.2-2000
11bun~an pcnahan air yang dipasang di hangunan 6. Pengujian Praktis Penahan Air
,gamhilan atau pintu pcngatur· pcrlu dilanjutkan dan Alat pcngujian praktis digunakan untuk mendapatkan sifat-sifat
:mpclkan pada hagian-hagian pintu untuk menjamin sumbatan dari penahan air diperlihatkan dalam gcunbar 14.
ahatan yan_!! mcncrus. Hal ini harus ditunjukkan dcngan Panjang penahan air mempunyai ujung-ujung yang
ahar rinci. disambungkan bersama-sama membentuk cincin berdicunetcr
,~<than air dari logam yang dipasang tanpa menggunakan 500 mm. pada pengecoran beton pertama bagian bawah dari
:~!dur cctakan ~crpisah harus ditekuk kc posisi akhir sehelum penahan air ditcmmnkcul pada hlok heton bcrukuran (I x 1) m
tgecoran hctnn herikutnya. Pclaksannannya harus dan tebalnya paling sedikit dua kali panjang pcnahan air yang
·rrhatikan agar hagian dalam lipatan bchas dari beton tertanam.
'ingga sctclah pcngecoran hlok yang berdampingan ma,.ih Lapisan pa,.ir atcm hahan porus lainnya deng<m tehal maksimum
':;t·dia rmmg yang cukup untuk pergerak<m relatif selcmjutnya. 30 mm ditempatk<m di atas heton sehagai s<unhungan untuk
~. Campuran Bitumen menalmn Iapisan beton berikutnya. Sebuah pipa ulur tcgak
!l:th<m air dari bitumen dibuat dcngan membentuk sumuran dipasang untuk menghubungkan samhung<m porus di dalmn
~1enampan. scgicmpat atau lingkaran yang mclintang cincin pemthan air deng<m permukacm bagicu1 ata". Kemudian
nbungan kontraksi dan mengisi hukaan (ruang) y<mg ter:iadi blok bcton herikutnya dituang dengan memastikan bahwa
,t.~an cmnpuran <L"pal atau bitumcn .. Acuan pada gmnbar 10 semen tidak dapat masuk kc dalmn sarnhungan porus dan
1 I I. Pada waktu pcnuangan bitumen atau aspal harus dijaga menyumbatnya. pclaksanaan ini dilakukan dengm1 memasang
tr tidak timhul gelemhung-gelemhung udara dengan hingkai logmn untuk membcrikan tctl1anan pada blok-blok
:.Jakukan pcngadukan yang scmcstinya. Sumuran dapat beton. Tekancu1 air sehesar tekanan desain ym1g bekcrja dcllmn
·~LSmlg schclumnya dcngan pipa uap atau konduktor Iistrik bendungan dapat dipantau mehtlui pipa ukur tegak. dan dijaga
';uk mcncairkcm kemhali bitumen bila diperlukan dan perlu selmna 2 bulan. Hal itu untuk menghindari setiap kerusakan
tcrsiapkan sarana untuk penggantian kabel-kabel listrik fisik y~mg tei:jadi dalmn sistcm penyumhat.
·•gan mudah hila diperlukan. Dal<un beberapa hal inti bitumen
tlat dimasukkan kedalam sumuran dan dicairkan setelah LampiranA
1;na,.angmL Hal ini dimaksudkan agar penalmn air dari log;.un Daftar htilah
ing melintang smnbungan pada setiap sisi penahan air dari
1umen dapat mcnjaga teljadinya kebocoran di sepanjang Sarnbung<m : Joint
11hungan. Bentuk sambungan ini sering dischut sehagai Sambungcu1 ekspansi : Expansionjoint
rtahanan kedua tetapi hila dipa,.ang dengan semestinya akm1 Samhung<m kontraksi : Coni raction joint
:mpermudah perbaikan dikemudian hari untuk menjmnin Sambungan konstruksi : Construction joint
kedap<:m air. Sarnbungan lapisan horizont<tl : Horiwntall!fi joilll
·;. .Ienis Penahan Air Permukaan Sarnhungm1 isolasi : Isolation joint
nis penahan air permukaan hiasanya digunakan untuk Samhung<m kontrol : Control section
tbaikan setelah hendungan dioperasikan. Pema'\angannya Samhungan tclk. terduga : Cold joint
rus dilaksanak<m pada waktu waduk kosong. Penal1an air untuk s<unhungan :Seals/water stops
'imhar 12 menunjukkan secara rinci jenis penahan air Lentur :Flexible
rmukacm tipikal rum digunakan dctlam konstruksi awal. Untuk Pelindung :Mantel
juan perbaikan penalum air ini lebih baik; dipasang di PVC : Polyvinyl choloride
1"01Ukaan dengan cara pengangkeran mur karena lebih mudah Bentuk b<~ii :Wedge
perti diperlihatkan dalam gambar 13. Untuk menjaminjenis Proses polimcrisasi : Polwnerisation
:nahan air ini bcrhasil yang terpenting mur harus tetap Pengelasan :Welding
\rangkcr pada tempatnya dan karet penahan dapat Ahsorpsi : Absorption
IJ:mpertah<mk<m elw;tisi ta'\ kerusakan pencthan air dapat terjadi Baja galvanis : Galvainzed steel
~:ibat tekanan hidrostatik yang terperangkap dibelakang Lapangan : Construction site
:lltallan air bila elevasi air waduk turun.

Baxian 8: Bendunx. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pwuai. 261


· '8Nl 83'-6416.2-2000
n Pcnah:m air adalah struktur tamhahan samhungan wlluk sctclah proses pengeconm hcton. Penahan air yang rus
mcnglundari atau mcmhatasi jalannya air scpanjang diditcksi dan sulit sckali untuk memperbaikinya sctcl
samhung:m agar tidak tcrjadi aliran air. Pcnahan air ini die or.
harus cukup kuat sclama konstruksi awet. selama tllllur 5.1. PVC dan Karet
layan hangunan. dan flcxihel terhadap pergerakan relatif Penah<m air dari PVC dan karet dihuat di pahrik sesua
yang tcrjadi antara hangunan-hangunan mono! it. .lcnisnya persyaratannya dan dikcluarkan dalam hentuk asli g
tcrdin d:u·i pcnahan air dan penahan graut. atau lcmharmt. Tind<tk£m pencegahan kerus<tkmt hwus d
gl Hahan penahan air adalah hahan yang digunakan dalam untuk mengh indari kcrusakan dalam pcnangar
pemhuatan pcnahan air untuk samhungan. agar herltmgs• pengangkutan. Di lapangan hahan ini hams disim
dcng;m .haik. antara lain polivinil klorida. karct almn. karet ditutup s;unpai saat <tk:m digumtkan untuk pemasangaJ
sintctik. temhaga. haja tahan karat dan campur;m bitumen. kedua hah<m itu mudah rusak akihat sinar ultra violet d
dihindari herhuhung<m hmgsung yang cukup hun a den~
~- .Jenis-.Jenis Samhungan matahmi. Penah<m air dari karet d<m he ton hm·us diJ
4.1. Samhungan Lapisan Horisontal deng<m hati-hati di sckitar penah<m air. Pemeliharaar
Samhungan pcnnuka:m yang dihcntuk antara dua pcngecoran harus dilakuk<m mlluk memastikan hahwa konsolida
hcton yang hcrurutan. Pada samhungan permukaan itu herlangsung scmpurna disekcliling pcnahan air dan 1
diharapkan dapal meningkatkan ikatan antara dua lapisan cor air tidak hocor atau rusak. Agregat kasar yang her
schingga pcnul;mgan yang mungkin ada tidak akan tcrpotong. deng<UJ penahan air harus dipindahkan atau cmnpurar
Pada hcndungan heton samhung;m lapisan horisontal tida.k yang mcngguwtk<UJ Agregat lehih halus harus dirinc
mcnggunakan hahan pcnahan air. penggunaan di tcmpat yang sempit. Di amara alat rx
~.2. Samhungan Knnstruksi dm1 pcnah<m air tid<tk holch ada kontak langsung. P
Samhungan miring atau tcgak untuk mempermudah khusus diperlukmt untuk memastik;m hahwa pemadat
pelaksanaan konstruksi. hila digunakan penulangan harus di hawah pcnahan air horisontal he~jaJan dcngan haik.
mcncrus mclaJui samhungmt tanpa pemotongan tulangan. Lapis<m yang terlihat dari pcnah<m air hahan karet d.
4.3. Samhungan Kontraksi atau Samhungan Monolitik yang ditanam pada satu sisi samhungan tida~
Smnhnngan yang dihcntuk dengmt atau tanpa tul<mg<m dal;un berhuhungan l<mgsung deng<Ul udara temtmna sinar 11
konstruksi heton yang sct1gaja dihuat agar terhentuk hidang untuk waktu lmna t<mpa perlindungan y<mg memadai.
lemah schingga rctakan akihat pcruhah;m ukuran dan kmtU"<tksi Swnhungan-smnhungan pada penah<m air dari temha~
dari hagian-hagian kPtJstruksJ i'~"m yang hcrdekatan dihatasi tumpang tindih tid;tk kurang dari 225 mm dan haru:
lokasinya. Jika ada r nulangan luuus dipotong. dcngan menggunak<m pateri padat seperli Iogam Br
4.4. Samhungan ,kspansi scjcnisnya sep<mj<mg sisi-sisinya d<Ul jika mung kin disi
Pcmisah s;unhung \II <mtara hagian-hagi;m konstmksi heton Penggunaan dengan timah putih hasilnya tidak memu:
yang herd;unpingan yang tidak dis;unhung dengan lapisan Penahan air d<u·i haja tahan karat d<tpat dis:unhung
lent ur.ag<u· dapat menampung peruhahan volume pada struktur pcngelasan potong<m sep<mj<mg sisi-sisinya dengmt t1
heton herhcntuk mono! it atau hlok karena perhedmm suhu dan timlih tidak kunmg dari 225 mm. Pcnah<UJ air dari log<m
pcrgcrakm lainnya pada landas;m yang teratur dan tetap. yang herhccla tid<tk holeh sahng dis<unhung langsung.
~.5. Samhungan lsolasi Penymnbung;m d<m penjalinan pcnah<m air dari karet d
Pcmisah s<unhungan cuJtara hagian-bagim1 konstruksi beton harus dilakukan di lapangan hcrdasarkan pada met(
yatig hcrdamping<m umumnya pada hidang teg~tk dan lokasi spesifikasi yang hmus mengacu pada instrusi pahrik pe
y<mg h:mya herpengw·uh scdikit tcrhadap kincrja h<mgunan agar Pcnahan air dari karct harus disamhungkan dengan
dapat mcmhatasi pcrgentkan yang te~jadi pada pen<unpang menggumtk<UJ proses Vulk<misasi panas. Alat-alat peny<
khusus misalnya pada hagian rondasi yang lcmah. d<m semen karct dapat digumtkanuntuk penjaJinan.hal i1
4.6. Samhungan Kontrol diselesaikan baik dcngan menggunakan aJat-alat standa
Penmnpang tegak ymtg lemah untuk kcperlmm pcnentuan awal atau dengan alat kJmsus yang disiapkan di lapangan te
lokasi retakan terhadap rct<tkan yang diperkcnankan secant penjepit logam (klem). Bahan perekat untuk pen
random (acak). Pcmunpang lcmah ini dilengkapi penul<mgan sehaiknya tid<tk digunakan karena hahan ini umumnya
dengan pcmotongan 5<JlK terpas~mg melalui smnhungan. Alur awct dihanding pcnahan airnya sendiri dan hahkai
twnhahan dapat digali pada permukaan luar dinding dan plat- menjadi k;tku d<m rapuh seiring dengan waktu.
' pfatlogmn dapat dit<man di hagian tengah untuk menghasilkan Kckuatan jalinan hcrheda-heda misalnya tidak kunm~
' hi dang Jemah. B ila retakan meningkat m;tka kekasanm agregat XlJ 1\1 pa d<m tid<tk kurang dari 50'/r kekuatan tarik pem
sepanj<mg rct<tkan tcrsehut ~tk<m cukup kuat untuk menahan yang.tidak dismnbung. J ahmm harus dapat dihengkokk:
~eseran. Sekaran!! cant ini tid;tk umun di!!UIJ<tk<UJ. mengclilingi hatang haja hcrdiametcr 50 mm tanpa ad~
'411. Samhung~m Tak Terdu~a - t;mda pemisahan.
' Sarnhungmt yang tid;tk dircncan;tkan (tidak tcrduga) sehagai Deng<m cara yang s<una hilacliperluk<m untuk mcmhentu
akihat· dari keterlmnhatan pengccoran heton. persil<mgmt dan lain-lain m;tka hams digun;tk;m produk
'!I ; Penahan air tegak y;mg dit;mmn pada hagi;m hatu han1s d
5. ·Persia pan dan Pemasan~an pada luhang-luhang yan~ di~ali dalam fondasi. Luhang·
Pc11~\h:m air hams crektifuntuk mcnccgah hocoran ymtg terjadi ini kedaJmnmmya tidak kurang dari :100 nun dcngan
melalut s::unhungan samhungan pada hendungan heton hes;u· dascu· kira-kira ( 500 x 250) mm d;m mcmpunyai sJsi-sJs:
•makit diperlukan pcl<tks<ma ~UJ konstruksi y;mg haik dengan Alternatif lain sehuah ;tlur sempit dapat lhgali £
hcntuk clan hahan yang memaclai. Selain itu yang terpenting menggun;tk;m hor tumhuk kenng. lrjung pcna.han ail
· adahth cara pengerja<m yang haik t!<UJ pcrlindungan secukupnya digraut kc dalcun alur ini untuk memhcntuk ;mgkt:r yanJ
untuk mencegah kerusakan temt<una sehelum selama dan t<mpa mems;tk hatuan sekelilingnya.

'~ Bagian 8: flendung. /kndungan. Sungai. lrigasi. [>amai.


SNI 03-6416.2-2000

[
0 '

I
(

I Gambar 10. Pcnahan air eLm tcmbaga dcngrm


penahan air dari bitmnen

Gambar 5. Sambungan-sambung.,n vertikal


mcnggunakan cctakan-cctakan tcrpis.,h.

~ . ' .......... .
··...... .

I
Gambar 6. Sambungan-sambungan vcrtikal Gambar 11. Penahan air dari bitumen di antara
mcnggunakan cctakan-cctakan tcrpisah. penahan air dari tcmbaga

Gambar 12. Penahan air pcnnukaan yang f1cksibcl

Keterangan Gamb<rr 10 s/d 12


A ...,B.c..ton pertama
B. Beton kcdua
Gambar 7. Sambungan-sambungan vcrtikal C. Muka air
menggunakan cetakan-cetakan terpisah. D. Sambung<m vcrtikal
I. Pcnahan air dari tcmhaga yang didinginkan pcrla.han
J. Bantalan pcnah<m air dmi karct atau PVC
M. Cat bitumen
N. Pcnahan air d<rri bitumen
P. Pipa pem<mas
U. J <rrak ;m t;rra 14
--------- ·- -----------
W. Kunci l.!escr
® X. Cmnpu~ml tcmhaga dan timah y:mg mcncmpd pada han
.,
( E
kulit dan mur mcsin dan haul
Y. Cmnpur:m tcmhaga dan tirnah yang sudutnya tidak s:una
[ di<mgkcr dal;un hcton
Z. Batang-hatang :mgkcr
a. Dilas ditcmpat pada smlut-sudutnya
Gambar 8. Sambungan horizontal. h. Las
Catalan :
.2X-l Ukuran-ukuran tipikal

Bagian H : /lend11ng. /kndltngan. S11ngui. /rigusi. l'ullfui. 263


SNI 03-6416.2-2000
LAMI'IRAN 0
(;amhar-(;amhar

®
c
l .Cb>- - c - -
Garnbar Jb. Paku pacla pcnahan air yana&idak dilip11t
pada penaecoran bcrikutnya
Gambar la. Rencana pemasangan sambungan vcrtik~l
dengan penahan air gelembung tengah

I

I Ga

Garnbar 4. Penahan air denpn bclaiWt gelcrnbung tcngl\~


Gambar 1b. Renr 1na pemasangan sambungan vcrtikal dati karet atau PVC
den .n penahan air gelembung tengah

Keterangan Gambar 1 ,s/d 4


A. BcL(Hl pcrl<una
B. Beton kcdua
C. Muka air
D. Smnhungan vertikal
F. Pcnah<m air gelembung tengah
G. Penahan air yang tetap
H. Palm pada penahan air
K. Cetakan terpisah dan blok-hlok pada hcton pcrtcun;
Gambar 2. Rencana pemasangan sambungan venikal L. Cctakan hcton pcrtmna tidak tcrpisah.
dengan penahan air yang tetap Q. Pcmakuan pada cetak<m
R. Pcngmnanan pencuci d<m hatll-haut untuk pcnaha
sclmna pencctakan heton pcrtcuna
S. Jarum untuk pcnymnhung<m hclah pcnahan air s'
pcngeconm hcton hcrikuUlya.

Catatan : ( 1) Merode 3 ridak disarankan: (2) /Jila p


samhungwz lwrus di.wmhung ber.wma-sama tl 1 kare1
divulkanis dirempar: b) PVC IJarus dilas dirempat (J)
ukuran tipikal, lilw!JHI.wl 5.1 dan 5.3.

Gambar 3a. Paku pada pcnahan air yang dilipat


pada cctakan bcton pcrtatn:.

262 Bagian 8: Bend11ng. lkndllngan. S11ngai. /rigasi. Panwi.


SNI 03-1724-1989

TATA CARA PERENCANAAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIK UNTUK


. BANGUNAN DI SUNGAI
BAB 1
Pasall
Maksud dan Tujuan

Pcdoman ini dimaksudkan schagai pcgangan dalam pelindung tehi11g ~angsung, sudctan. hanjir kana!,
mcndcsai n hangunan di sungai agar mcmcnuhi persyaratan pengara.h arus (krih), tanggul hanjir; dan pelimpah
llidrologi dan hidraulik; schingga dapat mengarnankan, banjir, b<mguncm pengatur sedimen, pemhagi banjir,
·mclcstarik<UJ. dan mcningkatk<m kcanda.lan bangunan di tanggul penutup, dan bangunan retensi banjir serta
,mngai dan sungainya scndiri. bangunan pengendali pas<mg dan air asin.
5.3 Bangunan silang tcrdiri atas (i) h<mgunan lintas alas
Pasal2 sungai: jembat.:'Ul, tabmg, pipa hisap, d<m h<mgumm pipa
Ruang Lingkup lainnya, dan (ii). hangumm lintas bawah sungai: sifon,
gorong-gorong, dan banguncu1 pipa lainnya.
Rmmg lingkup pcdom<m ini hanya mencakup ketentuan
dasar tentang persyaratan hidrologi dan hidraulik untuk Penjelasan dan latar belakang lebih tcknis dari pedoman
mendcsain tnmgunan di sungai. ini akan diuraikan lebih Lerinci dalmn beherapa Buku
Petunjuk yang akan diterbitkan scsudah pedoman ini.
Schuhungan dcngan ayat (I) pasal ini, pcdoman ini
menguraik<m hcherapa ketentuan yang mencakup: (6) Bangunan pemanfaatan sungai seperti: bendungan,
2.1 Sifat Daerah Penga.Iiran Sungai (DPS), prasarana pampa, hangunan navigasi dm1 alur pengerukcm
2.2 Eva.lua'ii data cura.h hujan, (normalisa<;i), dan hangunan konserv~L"i sungai seperti:
2.3 Pcngukuran dan ;ma.lisis debit sungai, pelimpah b<mjir, hangumm pengatur sedimen, pemhagi
2.4 Data hidraulik yang diperluk<m dalmn desain, b<mjir, t<mggul pcnutup dan h<mgumm retensi ha~jir scrta
2.5 Persyarat;m dan pcmilihan tempat b<mgunan, b<mgunaan pcngenda.li pas<mg dan air <L'iin, akan diatur
2.6 Persyarat<m desain hidraulik, da.larn stand<tr tcrsendiri.
2.7 Metoda dan pcngujicm model hidraulik, dan
2.8 Kordinasi dalam penge.Iolaan bangunan dan sungai. Pasal3
Pengertian
Pelaporan dan Penanggungjawah
3.1 Setiap konsultan dcsain atau badan lainnya yang (1) Aliran adalah gerak air yang dinyatak<m dcngan g~ja.la
melaksanakan pekcrjaan survci, penyelidikan, dan dcu1, p<trmnetcr.
desain h<mgunan di sungai harus menyerahkan satu set (2) Bangunan di sungai adalah hangunan sungai dan
laporan-pckerjaannya kcpada instansi yang bm1gunan silang, Bangunan sungai adala.h hcu1gunm1 yang
mcmpunyai wewcnag dan tangung, jawab pembinaan berfungsi untuk perlindungan, pcngcmlalian, pcnggunacm,
alas sungai; baik secant bcrta.hap maupun secara dan pengembangan lainnya.
menycluruh setcla.h selesainya seluruh pckcr:iaan. Untuk schmjutnya bangunan di sungai dal<un pedoman
3.2 Seluruh pekcr:iaan desain harus dilaksanakan di bawah ini dischut bcu1gunan.
tanggung jawab scorcmg ahli teknik sipil yang karena (3) Bentuk hangunan adalah tipc dan ukuran bangunan
latihan dan pengalmnannya berpengetahuan luas dan bagian atau komponen bangunan.
a.hli dalmn pcker:jaan desain hangunan di sungai (4) Daerah Pengaliran Sungai (disingkat DPS) ada.lah suatu
kesatuan wilayah tata-air yang tcrbcntuk sec<tra almniah
Pemakaian Pcdoman di mana air meresap d<m atau mengalir (dalmn suatu sistcm
4.1 Pcdoman ini dapat dipakai berscuna-scuna dcngan pcngaliran) mclalui laban, anak sungai dan sungai
standar lain yang herlaku. induknya; d<m DPS dibatasi tidak tcnmL'iUk daerah !aut.
4.2 Pcmakaian standar dari ncgara lain harus disertai (5) Dehit adalah jumlah/volume air yang mcnga.lir mclewati
dcngan per~jclasan dan alasan yang kuat, dan disctujui suatu pcncunpcu1g me lin tang sa.Iuran. sungai atau jalur air
oleh instansi yang mcmpunyai wcwenang dan ym1g lain per satuan waktu.
tanggung jawab pcmbinaan atas sungai. (6) Desain adalah perencana;m tcknik.
(7) Hidraulik ada.lah segala sifat yang hcrhuhungan dengan
alinm.
it Bangunan di sungai yang dimaksud dalam pedom<m ini,
(8) Hidraulika adalah ilmu yang mempclajari aliran dan
meliputi:
5.1 Bangunan pemanfaatan (penggunaan dan material y<mg dihawanya, scrta sifal air yang diam.
(lJ) Hidrogr~af dehit adalah gamhar:m pcruhahan dchil sungai
pengemhangan) sungai, antara lain: bcndung (tctap
dalmn kaitmmya dctri waktu kc waktu di sualu tl'mpat.
dan gerak), bcu1gunan sadap bcbas, dan bendung<m,
( 10) Hidrograf muka air adalah gamharan pcmhahan muka
prasarana pompa, hangunan pcmbangkitan tenaga,
air sungai dalmn kait;umya dari waktu ke waktu di suatu
hanguncm navigasi d<m alur pengcrukan (nonna.Iisasi).
5.2 nangunan konsentrasi (perlindungan dan tempat.
(11) Hidrologi adalah ilmu yang mcmpclajari sistcm kcjadi:m
pengendalian) sungai, antara lain: dcun pcnahan
airdi alas, pada permuka;m, d:m di dalcun tanah. Hidrologi
sedimen. pcngendali dan pclindung dasar sungai,
dalcun pcdom;m ini tcrhatas pada hidrologi rckayasa.

Bagian H: Bendun.~. !lt•ndungcm. ,\"tmgcli. /rigasi. Pcmtai. 265


SNI 03-6416.2-2000
--- -,.--- --- -- - a - ., '"' "' o •
0 ••

I ®

Gambar 9. Sambungan vcrtikal mcnggunakan


cetakan-cetakan tcrpisah
F
Kctcrangan Gamhar 5 s/d lJ
A. Beton pcrtama
B. Beton kcdua
C. Muka air
D. S<unhungan vcrtikal
E. Smnbun!!<Ul horizontal }ambar 14. Pengujian praktis penahan air
I. PcnahanL air dari tcmbaga yang didinginkan pcrlahan
K. Cctakan tcrpisah untuk bcton pertcuna Ketenmg<m :
M. Cat bitumen A. Beton pertmna
N. Pcnahan air lhu·i bitumen B. Beton kcdua
T. Tcmbaga ukuran hcsar bcrada pada 250 mm ditcngah-tcngah C. Celah horizontal tidak lehih dari 30 mm untuk me,
angkcr yang dipcrbaiki smnbungan. Diisi deng<m hah<m porus untuk mcnyl
U. Lcmbaran bc~jarak <Ultara 14 hlok hagian alas sclmna pencetakan.
V. Logam hcrj<u·ak <mlara 16 W. Pcnahan air dengan sisi-sisinya dilas hcrsama 1
memhentuk lingkaran berdiameter 500 mm.
Carman : d. Kcdalaman penanam<m panalum air.
1J) Pm!iang samhungan dipa.wmg dcngan halum hrox atau/ogam/ain T. Tehal blok hcton- harus lebih besar dari 2 d
YOilg \"CI"IIJ10 c. Pipa air tenga.h smnpai ke titik sambungan E
( 2) Ukuran tipikal F. Rannka untuk mencega.h blok-blok
P. Tek:nan air yang hekerja sama dcngan tekana
maksimum yang diperkirakan heket:ja pada smnbl
-(- (dijaga selama 2 bulml).

® @
0

::Jambar 13 Penallall air pcnnukaan pelat tipikal

264 Bagian 8: Bendung. Bendungan. 5iungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-1724-1989

Pasal 10 BAB4
Evaluasi DEBIT SUNGAI

Intt'nsitas Hujan dan Curah Hu_jan Rata-rata Pasal 11


1.1 Untuk mendapalkan intcnsita." curah hujan dipcrluk<m Penentuan Debit Sungai
data curah huj<m harian, dan dapat dihitung dengan
herhagai rumus, antara lain: (1) Penentuan debit dapat dilaksanakan dengan cara
liJ TaJhoL pengukuran d.<m cara .<malisis.
liiJ Shennan,
Iii i J Islugiro, (2) Cant pengukuran tcrsebut dapat dibagi dua, secara
( i \') M ononohe.atau langsung d<m tidak lMgsung.
( v) Analisis Iangsung dari data curaJ1 huj<m jmn-
i<unmL (3) Sctiap cara pencntmm yang dipilih hmus sesuai dengan
kondisi fisik d<m hidraulik sungai.
1.2 Curah Hujan Rata-rata
Curah hujan rata-rata di suatu DPS dahun suatu kurun Pasal12
waktu tertentu dapat ditentukan dengan tiga metoda Pengukuran Dehit Secara Langsung
yang umum digunakan, yaitu:
(i) Metoda aritmatik, (1) Pengukuran debit secant langsung yang paling lazim
(ii) Metoda Thiessen, adalah menggunak<m alat ukur arus.
(iii) Metoda lsohyt.
(2) Pengukurru1 debit sungai tidak mungkin dilaksanakan
1.3 Pengguna.cm metoda sclain y;mg disehutk.<m daJ<UTI sub setiap saat secara terns menerus. Oleh karcna itu agar dapat
ayat I. I dan atau suh ayat 1.2 ayat (1) pasal ini harus diperoleh gambar<m perubaJum y;mg menerus, maka hams
disetujui bcrsruna antara pihak pemilik dan inst.<msi dilakukan:
yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab 2.1 pem.cmt<man berlanjut tcntang perubahan muka air
pemhinacm at<L" sungai. sungai deng<m memas<mg alat duga otomatis atau yru1g
biasa; tct<tpi yang bekerja otomatis lebih disanmk<m.
Pengisian Data yang Hilang 2.2 pembuat<m lengkung debit sungai yang harus:
Kondisi penakar hujan di suatu pos hujan kad;mg-kad<mg (i) mencakup kearutml debit kecil hingga debit besar.
tidak dapat beke~ja baik. rusak, atau karena sebab lain sehingga perlu mcmpertimb;mgk<m geometri dill1
schingga data curah hujan dari pos bersru1gkut<m tidak pola arus sungai, d;m
dapat dipcroleh d.cm atau tidak dapat diandalkan. (ii) sclalu dimutakhirkan untuk menyesuaikan
Apabila te~jadi kekosongru1 dat<t curaJ1 hujan dari suatu deng<m pcrubahan gcomctri dan pola arus sungai.
pos maka pengisian data dapal dilakukan dengan 2.3 pembuatan hidrograf debit sungai yang dapat
perhit ungan yru1g menggunakru1 cara ra'iional berdasarkan ditentuk~m berdasark<m basil pekegaan tersebut pada
faktor bobot terhad'ap curah hujan tahunan, atau sub ayat 2.1 rum 2.2 ayat (2) pasal ini.
menggunak;m metoda lain yru1g Lelah umum dipakai.
(3) Agar pcngukuran seperti tersebut pada ayal (I) pasal ini
J ~ Distrihusi Curah Hujan membcri hasil y.cmg m<mtap d<m dapat di<mdalk<m, maka
Distrihusi curah hujan harus dipelajari karcna sangat ualam melaksanakan pengukuran hendaknya
mempengaru'hi hidrograL Pola distribusi ini kemudian mempcrhatik~m f<tktor, antara lain :
harus diklasifikasikan. Klc.L'iifikasi tipe distribusi curah 3.1 Tempal pengukuran,
huj<m. terbagi alas: 3.2 Alat y.<mg dipergumtkan,
3 .I Ti pc awal: distribusi puncak pada awal curaJ1 hujan. 3.3 Cara pengukur;m,
3.2 Tipc tengahan: distribusi puncak di <mtara awal dan 3.4 Tenaga pengukur. dan
akhir curah huj<m. 3.5 Lcuna pengukuran.
3.3 Tipe akhir: dis.tribusi puncak pada akhir curah hujan.
(4) Metoda lain:
•i) Pemilihan Pos Hujan Selain menggunakan alat ukur arus, pcngukuran debit
Pemilih;m pos hujan, yang clatanya akan dipergunakan secant langsung dapat juga dilaksanakan dengan
clalcun analisis, perlu diadakan dalcun suatu OPS yang menggun.ctkan :
jaringan hujannya bclum merata karakteristik lahannya 4.1 Pelmnpung,
bervariasi, dan curaJ1 hujannya berbeda. Pemilih<m pos 4.2 Zat wama,
huj<m tersebut dapat dilakuk<m deng<m analisis korclasi 4.3 Cara volumetrik,
antarpos hujan, kemudian hasilnya dikorelasikan Iagi 4.4 Teknik ultra sonik, dan lain-lain.
dcngan debit sungainya.
Korelasi seperti y;mg dimaksud di ata.'\ harus dikc~jak.cm
dalam analisis prakiraan limpasan permukaan supaya
memudahkcm pencntUilll koefisien rum par<uneter hiclrologi
yang diperluk<m.

Ba~ian X: /Jemlung. /Jendungan. Sungai. lrigasi. l'anrai. 267


SNI 03-1724-1989

( 12) Muatan adalah scdimcn y;mg lcrangkul alinm, mcliputi (4) Dalmn mcnctapkan nilai pcngaruh penutup lahaJI
muatan layan_!! dan mualan dasar. mcndesain hangunan tcrtcntu pcrlu mcmpclajari dil
(I J) Pemilik hangunan adalah instansi Pcmcrintah. had an dan luas masing-masing satuan vcgctasi da
hukum. hadan usaha. org;misasi, atau pcrorangan yan_!! mcmpclcjari pcta pcngolah<m lah<m.
mcmpunyai hak milik yang sah rncnurut pcraluran
pcrundan_!!-undan_!!an alas hangunan. Pasal 7
( 14) Perencanaan adalah kcgialan yang mcncakup survci. Sifat Fisik Tanah
pcnyclidik;m. dan dcsain.
( 15) Sungai adalah: (I) Pengertian
15.1 Wadah atau pcnampun_!! d;m pcnyalur al;uniah dari 1.1 Tekstur tanah adalah keada<m huhun!.!<Ul lis~
aliran air dcngan scgala yang lcrhawa dmi DPS kc hutir l<mah. Butir tanah terschut dapat hc~rukurat
tcmpat y;m_!! Ichih rcndah dan hcrakhir di lmll; atau lain : lcmpung (< 0,02 mm). lanau (0,02- 0,0
15.2 Sistcm pcngaliran air mulai dari mala air sampai d<m pasir (0,05 - 2 mm).
muara dcng;m dihatas1 kanan kirinya scrla p;mjang 1.2 Struktur tanah ada1all keadaan susunan hutiJ
pcn_!!alirannya olch dacrah scmpadan. yang mcnghasiliG:m suatu hcntuk ikatan tcrtcntu
alcuniah.
BAB2 1.3 Sifat struktur tanah harus diuraikan hcrda
SIFAT DAER.AH PEN<;AUR.AN SUN<;AI hcntuk dan ukuran butir t;mah, dan dcrajat ikal
1.4 Sifat fisik tanah sangat ditentukan olch gal
Pasal4 <mtara kcada;m tckstur d;m struktur l<mah. anUJ
Pengertian sifat infiltrasi, pcrkolasi, d;m erodihilitas.
1.5 Sifat fisik tanah harus ditcntukan hcrdru
(I) Yang dimaksud dcngan DPS adalah scsuai dcngan ayat (4) pcnguji;m di laboratorium dan atau di lap<mga
pasal 3; tctapi DPS dalam kaitannya dcngan studi dan atau 1.6 Sifat fisik tanah dikla"ifikasikan dcngan ata~
anal isis hidrologi untuk mcndcsain scsuatu hangunan dihatasi dianalisis.
muhu dari tcmpat halli-!Uilan yang hcrsangkutan kc hulu.
(2) Dal<un mcndcsain hangunan. karaktcristik DPS harus Pasal R
dipclajari scsuai dcn_!!;lll kctcntuan yang diatur dal;un bah Koefisien Aliran
mi.
(3) Karaktcristik DF scpcrti yang dimaksud pada ayat (2) ( 1)Koefisien aliran y<mg dimaksud da1mn pcdom;-m in
pasal ini mclir ..ti kcadaan topograri, vcgctasi dan pcrh<mding<m antara volumc-aliran pennuka.Lm dm1
pcng.1lah;m lalun. dan karaktcristik gcotcknik d<m fisik cural1 huj;m yang tcr:jadi untuk kurun waktu terte1
l<mah. (2) Nilai kocfisicn aliran dipcngaruhi oleh lcarakterisl
(ayat (3) pw;al4), dan tungsi lal1an (mltara lain: per
Pasal 5 pedesacm).
Keadaan Topografi (3) Untuk mcndesain b;mgunan, koetisien alir<mtcrseb
ditcntak<m berdasarkan penguji;-m di daerah hcrsm
II ) Kcadaan topograti ak<m mcmpengaruhi bentuk dan ukuran dan a tau bcrdasarkm1 perhitungan hidrologi.
(luas) suatu DPS; d<m schmjutnya bentuk d;m luas DPS (4) Dalmn hal tertentu, untuk mcndesain h<cmgunan
akan mcmhcri gcunharanjcnis/ hentak hidrograf debit dan resiko rendah, koefisicn aliran dapat diperl<
muka air sungai hersangkulan. berdasark<m data terscdia y;-mg dapat diandalbm It
(2) Dal;un mendcsain hcngunan, batas DPS digarnbarkan disetujui oleh inst<msi yang mempunyai wcwena
hcrdasark;m pcla topografi atau pcta ortofoto deng;m skala t:<mgung jawab pemhinaan atas sungai.
minimal I : 100.000.
BAB3
Pasal 6 CURAHHUJAN
Penutup Iahan
Pasal 9
( 1)Kcadaan pcnutup lah<m lazimnya ditinjau dari kcadaan Pengertian
vcgctasi dan pcng olah<m lah;m (antma lain tcrasering)
y<mg mcmpunyai pcngaruh dominan tcrhadap h~ju crosi (1) Curah hujan adalah tinggi gemmg;m air total y<m~
d;m scdimcntasi. dalmn suatu kurun waktu tcrtcntu pada suatu hid;Ul
(2) T<mah y<mg hcrvcgctasi haik mempunyai potcnsi: dcngan <mggapan bahwa limpasm1 pcnnuka;m, in
2.1 Mengurangi keccpat<m aliran pcnnuka;m, dan cvaporasi tidak tcrjadi.
2.2 Meningkatk<m daya intiltrasi, (2) Intensitas curah hujan adalah tinggi curah h;~ja
2.3 Melindungi tanah, nienycrap dan mcnahan air, scrta ter:jadi pada suatu kurun waktu di mana air tj
mcngcndapkan partikel tanah yang tcnmgkut, d<m hcrkonscntrasi.
2.4 Mcmpcrkcdl crosi.
(3) Vcgetasi dan pcngo1ahan laban merupakan salah satu
faktor crosi. Nilainya dapat diperkirak<m berdasarkan data
dan harus disctujui o1eh instansi yang mcmpunyai
wcwcn;mg dan tanggung jawah pcmbina.an at<L" sungai.

266 Bagian 8: Bendunx. Bendungan. Sungai. Irigasi. Pantai.


SNI 03-1724-1989

Geometri Suugai 4.6 Meander, yaitu gejala berliku-likunya sungai di


1.1 Geornetri sungai: alur, palung, dan lembah sungai daentll yang memanjang. Parametcmya: panjang,
secara vertikal dan horizonLal/denah. di mana tebaJ, dalam, dan denah.
parameter yang diperlukan adaJah: 4.7 Berjalin, yaitu kombinasi gejala meander dan
(i) Panjcmg, pengendapan setempat yang banyak jumlahnya.
(ii) Lebar. Panunetemya: panjang. Iebar, dalcun, dan denah:
(iii) Kc.niringan. besarannya umumnya lehih panjang dari pada
(iv) Ketinggian (elevasi), dan me:-mder.
(v) Kek<L"aran. 4.8 Benturan dan abrasi oleh material kents yang
1.2 Parameter ini dapat diperoleh dengan cant tenmgkut alinm terhadap struktur bangunan, tehing,
pengukunm. dml d<L"ar sungai. Parameter y:-mg diperluk:-m tercakup
1.3 Pengukuran dapat dilakukan deng:-m cara antara lain: dalmn ayat (5) p<L"al ini.
(i) Langsung di lap:-mgan 4.9 Penghanyut:-m material oleh rcmhesan (gejala erosi
(ii) Topografi untuk membuat peta situasi, buluh) pada tehing kiri dan k:-man sungai di m<:ma
penmnp:-mg mem:-mjm1g dan melintangaya, parameter y:-mg diperluk<m tcrcakup dalam ayat (5)
(iii) Pengindera<m jarak jauh. pasal ini.
1.4 Koetisien hambatan ahran/kekasarm1 sungai dapat 4.1 0 Angkutan material lain herupa hi otis, abiotis, dan
ditetapk:-m berd<L"arkan hasil pengukunm, dan atau hctllan kunia.
dengan membandingkan/mengambil dari pustaka
yang umum dipakai; juga dengan mcmperhatikan (5) Geoteknik, yang memherikcm infonn<L"i tent:-mg keadaan
pengarah sampah dan pemanfaatan laban pacta batmm dalmn kaitannya deng<m potensi m1gkut:-m muatcm.
bantanm sungai. d:-m gcrakm1 t:-mah di alur, palung, tehing sungai, d:-m di
DPS. Par<uneter y;mg penting adaJah jenis, gradasi hutir,
.Hidrograf, yang merupak:-m luaran hidrologi di dalam kekera"an, kepadatm1, homogenitas, perlapis<:m d:-m atau
DPS dengan gejalanya yaitu aliran kecil dan besar, struktur material pemhentuk sungai, serta sifat
mempunyai panuneter untuk kehutuhan desain seperLi reka y<L"an ya.
berikut:
2.1 Panuneter aJiran besar/hanjir yang meliputi:
(6) Faktur lain
(i) Debit puncak,
(ii) J;mgka waktu tercapainya puncak alinm,
6.1 Tempat d:-mjenis/tipe semua h:-mgunan dan hanguncm
umum lain y:-mg mcmpengaruhi morfologi sungai.
(iii) Kecepatan naik dan turunnya aliran, volume
6.2 Pengaruh lingkung<m ym1g dapat menguhah morf()Jogi
alinm banjir, d:-m
sungai, antara lain: penamhangan hahan galian
(iv) Tinggi muka air. .
golongan C, pekerjaan pengeruk:-m pcrhaikan alur
2.2 Alir<m kecil atau sedang pedu dipertimb:-mgkan dalmn
sungai, dan lr<msportasi sungai.
hal pengaruhnya terhadap geometri sungai, serta
6.3 Pengaruh kelaut<:m <mtara lain kegarcun:-m. scdiment<L"i
ketersediaan air untuk rencana pemanfaatan dan
d:-m crosi akihat gelombang, arus, dan pas:-mg surut.
openL"inya.

Hidraulika y<mg berkait<m dengan perubahan morfologi BAB6


sungai (Hidraulika Sungai, periksa pasal 19). HIDRAULIKA SUNGAI BAN HIIJRAULIKA
BANG UN AN
Angkutan muatan rum hal lain yang terkait dengan gejaJa
dan panunetemya dalam dimensi ruang d:-m waktu. Gejala Jlasal 11)
angkutml muat<m yang biw;a dijumpai :-mtara lain: Hidraulika Sun~ai
4.1 Angkutan muatan berupa muat<m dasar, d:-m muatan
layang, dengan parmneter : jenis material, dicuneter Air di sungai dapat menunjukkan gcjala di;un dan mcngalir
butir, dan volume atau berat per satmm waktu. (turhulen dan lamincr, menjcr;un, air loncat. pusaran dan
Rumus angkutan muatan yang ada dan biasa sehagainya). Panunetcmya dalam dimcnsi ruang dan waktu.
digunakan antara lain : Meyer - Peter dan Muller, ant<tra lain:
Engelund - Hansen, Einstein, Einstein - Brown, (I) Dehit, tinggi air, dan kecepatan aliran. yang ditcntukan
merupakan rum us empiris. Karena itti disanmk<m agar hcrdasark;m kctcntuan dalam pasal 11.12.13.14. dan l 5 :
dilakukcm kctlibra"i terlebih dahulu sebclun digunakcm. serta
4.2 Degradasi/penurunan dasar alur dan/atau palung (2) Tekan:-m, gaya scret. d;m ;u·ah alir;m. scpcrti ditcntukan
sungai, dengan parameter: panjang, Iebar, d<m dalcun; herd;,sark<m ketcntuan dalam pasal l X.
4.3 Agradasi/sedimentasi dengan parameter: panjang,
Iebar, dan tinggi/tcb:-tl. Pasal 20
4.4 Penggerusan lok:-tl sehagai akihat g<mggmm terhadap Hidnmlika Ban~umm
aliran sungai oleh struktur alam/huatan dcngan
panuneter: panj:-mg, Iebar, dan daJmn, serta ternpatnya. (l) Dalam pencntuan hcntuk hidraulik yang aman hagi
4.5 Penggerowongan tebing akihat aJiran hclikoid:-tl atau hangunan dan atau hagian-hagiannya. harus mcmpcr-
spiral d:-m atau pusar:-m air, y<mg dapat mengakihatkan hitungkan peruhahan morfologi sungai dan sifat
longsoran tehing. Parmnetemya mcliputi: panj:-mg, hidrauliknya (pasal IX).
Iebar. dan dalmn.

JJaMian H: Hemltmg. IJt'rulungan. Sungai. /rigasi. l'anwi. 269


SNI 03-1724-1989

l'asal U herulang di mcuw dehit/curah huj:m yang terjadi dil:


l't•nJ.!ukuran Dehit Secara Tidak lanJ_!sung atau dis:una.i oleh dehit hanjir/cura.h hujan desain.

Pcll!!llkuran debit sccara tidak langs11ng scring kali (2) Cara Perhitungan StatistiK
dipc;·l11kan. dan h:mya holch dilaksanakan apahila ditcm11i 2.1 Huhungan antara kala ulang atau frekuensi'
salah sa111 atall hchcrapa masalah/ kondisi hcrikut: suatu hesaran kejadian dalmn hal ini dchit ata1
1.1 Pcn!!ukuran dchit sccara langsung herhahaya ha~!i hujan pada umttmnya dapal dihitung dcng~
kcs~lamatan pctugas dan pcralat:m yang digunakan. st:itistik y<mg sesua.i deng:m sihtt spcsifik data tl
1.2 Sifat pcruhahan dl'hit hanjir rclatif singkat waktunya 2.2 Apahila analisis frekuensi dehit atau curab
dan saat kejadiannya sulit dir:unalkan. mcnggunakan metoda:
I.J Sd:una suatu pcli)!Ukuran dilakukan. kadang-kadang (i) distrihusi cumhcl, atau
hanjir tidak tcrjadi schin)!ga dipcrlukancara lain mlluk (ii) distrihusi log Pearson tipe III,
mempcrkirak:m dehit hanjir tcrsehul. maka paling sedikit harus rnenggunaka
1.4 Kadang-kadang pcngukuran dehit hanjir untuk scp;mjang I 0 tahun y:mg herurut<m.
hchcrapa tcmpat sulit dilaksanakan pada saat yang
h1..·rs:unaan. pada hal datanya sangat diperlukan. UAUS
DATATENTANG MORFOLOGI SUNGAl
(.2) Pcn!!ukuran dchit sccara tidak lan)!sung scpcrti yang
dim;tksud pada ayat (I) pasal ini dapat dil<tkukan dengan l'asal 16
men!! !!unakan: Pen~ertian
2.1 C~tra luas kcmiring:m mcmcrlukan kegiat:m:
(i) pengukuran Ianda hekas hanjir untuk (1) Data tentang morfologi sungai (pasal 17 <
mcncntukan kcmiring:m muka air hanjir, merupakan salah satu dari beherapa _jenis data h
(ii) pengukuran penampang melintang dan y:mg diperluk<m untukmendesain h:mgumm ~atah
memanjang sungai. dan . lain yang diperlukan dalmn dcsain herkattan
(iii) mempcrkirak:m kekasar:m hidraulik sungcu. hidraulik sunga.i (pasal19, dan hidraulik<t h:mguna
20).
2.2 Cara :unhang
(i) mnh:mg huatan (<Ullara lain: hendung, pengendali (2) Morfolngi sungai adalah ilmu pengetahua
d:m pclindung dasar sunga.i), mempclajm·i tentang geometri, jenis, sil~tl, dan 1
(ii) :unh:mg alcun y:mg tctap. sungai dengan segala a<;pek perubalumnya dalcun ~
ruan!.! dan waktu; dcngan demikian menyangk
Bila data Lelah tersedia selanjutnya debit dapat dimu'nik sungai dan lingkungannya yang saling be
dihitung dcng<Ul nunus hidraulik.
Pasall7
Pasal14 Unsur Morfologi Sungai dan Data Pemantau~
Penentuan Dehit Secara Analisis
(I) Unsur morfologi sungai yang harus diketahui
(J) Penentmm dehit sunga.i secara <malisis dari data hujan di mendcsain b:mgunan yaitu gejala atau perilaku
DPS dapat dilakukan dcngan menggunakan meto_da parcuneter gejala sungai, dan ukurcm/ dimensi.
statistik dan atau matcmatik. Metoda yang lazun
dipergunak:m adalah: (2) Geometri atau bentuk sunga.i dapat heruhah da.lam
1.1 metoda rasional, ruan!.! (vertikal. horizontal) dan w:tktu sehagai ak
1.2 metoda empiris, dan perubahcu1 morfologi sungai (periksa pasal I X).
1.3 model matematik.
(3) Kcada:m mortologi sunga.i y:mg cendcrung selalu 1
Metoda ini h:mya holch dipergunak:m apahila data yan~ perlu dipeh~jari dan dipanLau secant rutin, scrl
dipcroleh dcngan pengukuran secant langsung scpertt dipertimbangkan sehagai data masukan
tersehut pada pasal 12 t.idak cukup menandai, baik secara perenc<maan dan konstruksi sesuatu hangunm1, .
kualitatif maupun kuantitatif. dalrun eksploitasi dan pemeliharaannya.
(2) Pemilihan metoda tersehut pada ayat (1) pasal ini harus (4) Pem<mtawm morfologi sunga.i luuus dil:tks:makanl
scsua.i dcn!.!<Ul kantktcristik DPS yang dit.injau, data yang ketentuan dahun pasal 39.
terscdia, d;m harus disetujui hersmna oleh pihak pemilik,
pcndesa.in. dan inst:msi y<mg mempunyai wewenang d:m
tanggung jawah pcmhinmm atas sungai. Pasall8
Perubahan MorfoloJ,!i Sungai
PasallS
Dalam mencari data masukan tent:mg morfologi sunj
Kala Ulang dan Dehit Uanjir Desain
dipclajari kcmungkinan perubahan morfologi sunJ!
meny:mgkut hehcrapa f<lkLor: ( 1) geometri sunga.i. (2) hi
(1) PenJ_!ertian
(3) hidraulika. (4) angkut:m muatan, (5) geoLeknik,
Kala ulang dehit/curah hujan adalah suatu kurun w:tktu
f;lktor lain.

268 Bagian 8: Bendung. Bendungan.•\'ungai. lrigasi. Pamai.


SNI 03·1724-1989

Pasal24 (iii) Kemnanan terhadap agradasi dasar sungai :


Ben dung Agar bangunan mncu1 terhadap agradasi dasar sungai,
maka perlu diusahakan pengendaliannya dengan
Fungsi: antara lain kantong lumpur, saluran pembilas, dan
Bangunan ini dapat didesain dan dibangun sebagai pengaral1 arus.
bendung tetap, bendung gerak, atau kombina-;inya, dan (iv) Keamamm terhadap henturm1 d<m ahnL-;i oleh muat<m
harus dapat berfungsi untuk mengendalikan aliran dan dan henda padat lain :
angkut<m muatan di sungai sedemikian sehingga dengan Apahila sungai memhawa muatcm dan atau benda
menaikk<m muka aimya, air dapat dimanfaatkan secara padat lainnya yang dapat merus<lk, maka hagian-
' ettsien sesuai dengan kebutuhan (<mtara lain: irigasi, air bagian bangunan dapat didesain sebagai berikut :
minum, pembangkit energi. pembagi/pengendali bm1jir, - Dipilih tipe danjenis bangumm yang cocok dengan
pembilas), pada herhagai keadmm debit sungai. keadaan sungai Lersebut di atas, dan
- Diberi lapisan pclindung ym1g talum hcnturan, dan
) Tempat Bendung : atcm ahrasi, misalaya: hatu candi, besi protil.
Tempat bendung harus ditentukan berdasarkan ketentucm (v) Ke<unamm terhadap rembcs<m (erosi buluh) :
dalmn pasal 21 dan 22; d<m dapat dipilih haik di palung Bendung atcm bagian-bagiannya harus didcsain mmm
sungai atau di sudetan. terhadap crosi huluh karena remhesan y~mg mungkin
dapal tc~jadi melalui rond<L-;i maupun tebing tumpuan
f) Syarat Keamanan: bangunan Keamanan bangunan dapal dipcrbesar
3.1 Agar dapat bcrfungsi sesuai ketentuan ayat (I) pasal dengan pembuatan, antara lain: l<mtcli udik, dinding/
ini. hendung luU1Js didcsain mnan seccu·a : tirai di hawah hangun:m, sistem drainase di bawah
(i) Hidraulik, t.cnnasuk rembes<m, h:mgumm, atau kombinasinya. d<m pcrbaikan lainnya
(ii) Struktural. d<m tcrhadap rembesan di tanah/hatu.
(iii) Fungsional, yaitu mmm dari g<mgguan muatm1 (vi) Kemnamm terhadap gejala meander dan herjalinnya
atau bcnda padat lainnya yang tenmgkut aliran. sung<li:
Kcmnanan bangunan terhadap masalah ini harus
3.2 Keamanan Hidraulik (termasuk remhesan): dipcrtimbangkan dal<un desain mengingat: dapat
Keam<man b<mguncm dan atau bagicm bangunan secma berpindahnya alur utarna sungai. dan dapat
hidraulik, seperti yang tersebut pada butir (i) sub ayat 3.1 beruhahnya arah aliran sungai tcrutmna pada debit
ayat (3) pasal ini meliputi: hcsar (hanjir). Masalah ini dapat dipcrkccil dcng:m
(i) Kecumman terhadap luap<m mengusahak.an pcmhuatan hangun:m pcngarah arus
Bagian bangunan hendung selain pclimpah bcndung d:m atau sudetan.
harus didesain aman terhadap luapan. schingga (vii) Kcmnamm tcrhadap tck.anan air statik dan din:unik:
pclimpah bcndung mcunpu melcwatk<m debit desain Bagian hangunan dan atau kompon~nnya harus
dcngan tinggi jagaan sccukupnya. Bes<mlya debit dides<lin cukup stahilterhadap t~kanan air d:mtck;m;m
desain d<m Linggi jagaan terse but harus dicunbil sesuai sedimcnnya. scrta tcrhadap gctar:m akihat g~rak air
dcngan stcmdar y<mg herlaku dm1 ketentuan dalmn ayat <Ultara lain di pintu, tcrjunan yang tinggi. Dalmn hal
(2) p<L-;al 23; d<m hesanumya berbeda-heda menurut ini kcam;m:m hagi<m h~mgunan dan atau kornponcrmya
hagian bangunannya. antara lain: tubuh hcndung, dapat dicapai dengan rncmpl'rhcsar dirncnsi (tchall-
tanggul pcnutup, tm1ggul banjir. nya.
(ii) Kc<unancm tcrhadap gcrusan lokal. degradasi dasar
sungai d<m penggcrowong<m tebing: 3.3 Keamanan Struktural, yaitu k.camanan yang h~rkaitan
Agar bangunan mnan dari gejala di alas. maka deng;m kckuatan dan k.cstahilan struktural Sl'Gira parsial
bangunan harus didesain sebagai berikut : maupun mcnyclumh. untuk hangunan hawah ( lluHI<Isi I lLUJ
- Bcntuk arah bangunan dan bagian hangunan hangunan alas.
(temhok pm1gkal. temhok sayap. pilarjcmhatm1. d<UI
tcrutcuna mercu hendung d<m peredmn cncrginya) 3A Kcamanan hmJ,!sinnal. yaitu kcamanan krhadap
harus didesain sedemiki;m sehingga pola aliran pada g:mgguan angkutan muatan dan hcmla padat lain:
debit hm1jir desain dan akibaL cksploitasinya. li<lpat Bila sung:u mcmhawa llllratan dan atau hcnd:t padat
mengurangi semaksimal mungkin kcrusakan lainnya. mak.a hangun:u1 ham' didn.ain agar hohas d:1n
hidraulik y<mg ditimbulkannya. gangguannya. sching).!a tctap dapat hl·rlungsi haik..
- Fond<L<;i hagian bm1gunan hilir lurus dilctakkan di Masalah ini dapalthpcrkcl·illkngan llll'ngusahakau :
hawah dasar terdalam dari gcrusan lokal atau ( i) Mcn).!crlllalikan pol a ams sdungga muatau dan at au
dcgradasi dasar sungai yang mungkin akan tcrjadi. hcnda padat lainnya yang ll'ran).!klll aliran lldak
- Apahila degradasi dasar sungai yan]:! llllln:!kin llll'll,!!gan).!gll rungsi han).!llllall.
terjadi cukup hcsar, sehingga dcsain tcrlalu mahal/ (ii) Pcncmpatan yang tepa! hagi hangunan pl'ngamh•lan
Lid<lk ekonomis d<UI atau sulit dilaksanak:m, maka dan hangunan pckngkapoya: hangunan hila,,
pcrlu dipertimb<mgkan allcmatif pcngaman lainya, hangunan pl·nga-mhilan hawah. k.antong lumpur.
<mtara lain: b;mgunan pcngendali, pclindung dasar saringan.
d<mtching sungai, atau konstruksinya dilaksanakan (iii) Mcngalik:u1 dan alallllll'lllhagi an.!!kutanmuatan dan
hertahap sesuai dengan kcadacm d:m rcsiko. hcmla padat lamnya.
Untuk sdaujutuya ayat t4> dalarn pasal iru, dan pa.,al

/lagitt/1 8: /ll'lulullg. llt•Jitlullgwt. Su11-.:ai. h 1 ~·nl. /'11111<11. 271


SNI 03-1724-1989

(2\ Sifal hidraulik han~unan tcn:cnnin dalam rumus-nJIIIIJs 2.6 F·,ktor Iingkungan pcrlu mcmpcrhati.kan
yan~ mcnyatakan huhungan antara gcjala dan param, schagai hcrikut:
ali ran. (i) Pcnggunaan lahan di tcmpat hangun
sckit;m1ya, di dacrah hulu, d<m hilir banJ
(J) Rumus yang dimaksudkan scpcrti tcrschutdalam ayat (2) (ii) Kcmungkinan kcmudahan dalmn pcla
pasal ini. antara lain rumus tcntan~ kapasitas pcluapai1. konstruksi antara lain: transport hahat
pcrcndamancncrsi. pcn~cmsan lokal. pcrkolasi, lcngkun~ masuk, pcncmpatan pcralatan d;m ha.han
hidrograr pcngcndalian muatan. JK'nialaran gelomhang. (iii) Kcmungkinan pengcmhangan daerah: di
kavitasi. Rumus tcrschut di alas dapal ditenlukan scc:1ra han~unan, di hulu dan atau hilir h;mgunl
tconlis d;m cmpiris. ( iv) Kcada;m sosiaJ, hudaya. d<m e.konomi pel
di tcmpat d;m kcpadalannya, scrla di daer
1--l) Kocfisicn dalam rtlllllls dcsain hidraulik. hams ditctapkan dan hilir b;mgunan.
scsuai dcn~an hcntuk han~unan dan unsur morfologi (v) Faktor lain yang mcmpengaruhi pen
sun~ai. Kocfisicn ini dapal dipcrnlch dari hasil analisis morfologi sunga.i (suh ayat 6.Y ayat (6) pa
model matcmatik. Jan atau pcnyclillikan/pcn~ujian di
lahoratorium dan atau di lapan~an. dan atau dcngan Pasal22
mcmhandin~kan/mcn~amhil dari pustaka yang umum Tempat Yang Perlu Dihindari
dipakai.
Suatu lcmpat pcrlu dihindari apahila hcrdasm·kan studi d
HAH7 penyclidik<m lcmyata mcmhcrikan kesimpul;m hahwa
TEMPAT HAN<;UNAN (I) B;mgumm tida.k mung.kin herhmgsi haik waJaupUI
pcrha.ikan a.k;m dila.ks;mak;m optimal, dan atau
Pasal 21
Tempat Hangunan Yang Haik (2) Mcmhcri dampa.k hcrupa masalah lcknik yar
schingga memherat.kan e.ksploitasi dan pemeli
I I ) Tcmpal h;mgunan yang haik adalah yang mcnguntungkan rchabililasi, dan at<:tu
ditinjau dari sc~i tcknik dan non tcknik (antara lain:
ckonomi dan lin~kung;m ). (3) Mcmhcri damp<tk ncgatif yang sulil diatasi.

12) Tcmpal h;mguna. ·;tzimnya harus Llipi lih hcrLI;L-;mk;m stulli UAB8
pc rha nLI i ngan a las he he rap a lem pal Lie ngan DESAIN HIDRAULIK
meJr.pertimhal&!,!K<UI fungsi bangunan. sifal pcruha.han
morfologi sung;u, deng;ml~tktor-fa.ktornya sehagai herikut: Pasal23.
2.1 Faktor gcometri sungai dan topografi harus Persyaratan Desain Hidraulik
dipertimhangk;m dal;un memperkirak;m:
( i) Tala lelak h;mgumm dengan pclcngkapaya, (1) Untuk mcndcsain hidraulik hangunan dipe
(ii) Tipe jenis hangunan, pcrsyaratan poko.k yang mcny;:mgkul :
(iii) Dimensi h<mgunan, yaitu menyangkul panjang, 1.1 debit dcsain, d;m
Iebar. dan tinggi. d<m 1.2 pengaruh morfologi sungai
(i v) Penangulangan masalah aliran dan angkulan
muatan, dan untuk jenis hangunan lcrtcntu (2) Debit Dcsain .
(hendungan) perlu mempertimhangkan 2.1 Semua bangumm harus didesain mnan terhadl
kemampuan menmnpung air. dengan he;aran tertenlu; dan biasanya din~
2.2 Fa.ktor hidrograf debit harus mcliputi pertimbangan dengan kala ulangnya. '
sesuai ayal (2) pasal 1X, dan debit desain yang dipilih. 2.2 Bcs;mtya kala uhmg untuk hcrhagai jcnis d
2.3 Faklor hidraulik (alinm air) harus meliputi hal-hal h;mgumm hcrbcda hcda, d<m harus ditctapka(
sesuai pas<tl 1Y d;m pasal 20. deng<m st;mdar yang bcrlaku. .
2.4 Fa.ktor ;;mgkul<m muat<m harus mcliputi hal-hal sesuai 2.3 Apabila st;mdar di alas (sub ayat 2.2 ayat (~
ayal (4) pasal IX. ini) tidak mcmuat .ketcntucm untuk scsuatu b3!
2.5 Faktor geotcknik adalah kondisi gcologi (t;mah dan yang henda.k didcsain, maka pcncntuan ka~
hatu) tempat hangunan clan sckitarnya dalam untuk hangunan itu harus mcmpcrtimhang~
kaitannya dcngan: .keamamm. resi.ko dan konsc.kucnsi, serta e~
(i) Potcnsi terhadap kcslahilcm dan kekuat;m batuan, juga harus dikonsultasikan pada instan~
haik aJmniah maupun karcna pcngamh bangumm mcmpunyai wewcnang dan tanggung;
(antara lain: longsoran lereng/tching, daya pcmhinaan alas sungai.
dukung, dcformasi, remhcs<m, liquif;tksi),
(ii) Terscdhmya bah;m hangunan di tempal d;m di (3) Pengaruh Morti.>logi Sungai:
sckitar tempat hangunan. Pengaruh morfologi sungm dcngan scgaJa pcrub~
(iii) Polensi hocoran dinding d;m dasar tarnpungan akihat kcgialan pcmhangunan dan produkny;
air, dipertirnhangkan dalw'l dcsain hangunan pada
(iv) Polcnsi kcgcmpmm (termusuk Iiquifaksi), .kcarn;man d;m rt:.,tko tcrtcntu.
(v) Potcnsi angkut:m muatan ayat (4) pasal 18).

270 Bagian X: Bendung. Bendunxan. Sunxai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-1724-1989

angkutan muatan dan atau benda padat lainnya ke 4.3 Temhok sayap hilir
bangunan, serta ma•mknya air banjir. Bentuk bangunan ini harus ditentukan dengan
memperhatikan bentuk bangunan peredarn encrgi,
IJ Tempat Bangunan geometri saluran, dalamnya gerusan lokal, stabilit<L"
2.1 Tempat bangunan sadap hehas harus ditenukan tebing, dan tinggi muka air di hilir pada debit
berda-.;arkan keLCntuanan pasal 21 dan 22. Sehaiknya maksimum salunm.
bangunan ditempatkan di likungan luar aliran sungai,
sedemikian sehingga ID<L"uknya aliran lancar. 4.4 Temhok pangkal
2.2 Bilamana keadaan tempat bangumm secm·a almniah Tinggi tembok pangkal bangunan sadap behas harus
tidctk dapat menjmnin ketentmm seperti terse but pad a ditentuk<m deng<m memperhatikan debit dcsain sesuai
sub ayat2.1 ayat (2) pa-.;al ini karena satu atau beberapa dengan bulir (ii) sub ayat3.1 ayat (3) pa"al ini. Bentuk
sebab, maka harus diusahakan pemecahannya y<mg tembok dapat didesain tegak, miring, atau
paling haik. Cara pemecahan ym1g dipilih harus sesuai kombinasinya.
dengan ma.-.;alahnya, anlara lain dapat berupa salah
satu atau komhinasi d<rri beberapa teknik sebagai Pasal26
berikut: Dam Penahan Sedimen
(i) Pengaraban arus (krih, dinding pengarah,
deflector) (1) Fungsi
(ii) Perlindungan tehing, !em bah, dan palung sungai Dam penahan sedimen dapat didesain seperli bendung
(krih, pelindung tehing, dan sebagainya). tetap sehingga dapat berfungsi menmnpung dan atau
(iii) Pengendali<m dasar sungai. menahan sedirnen d<tlmn jangka waktu sementara atau
tetap, dan harus tetap dapat melewatkan ctliran air baik
I) Syarat Keamanan melalui mercu maupun tubuh h<mgumm
3 .I Kemncman Hidraulik ( termasuk rembesan)
(i) Keamanan bangunan sadap bebas harus (2) Tempat Bangunan
ditentukan berdasarkan ketentuan dalmn butir Tempat h<mguncm harus ditentukan berdcL"arkcm kelentmm
(ii), (iii), (iv), (v), (vi), dm1 (vii), sub ayat 3.2 d<tlam pas<tl 21 d<m pasal 22, juga harus tersedia tempat
ayat (3) pa"al 24. penampungan sedimen, baik ahuniah maupun buatmL
(ii) Keamanan terhadap luapan
Bangunan h<rrus didesain aman terhadap debit (3) Syarat Keamanan
desain tertentu. Dengru1 demikian puncak tembok 3.1 Keamanan dan penahan sedimen hmus ditentukcm
dan atau bagian bangunan yang berfungsi seperli syarat y<mg disebutk<Ul dalam sub ayat 3. I ayat
melindungi bagian bangunan lainnya harus (3) pw><tl 24.
mempunyai linggi jaga<m y<mg cukup pad a debit 3.2 Keamanan Hidraulik
desain tersebut di atas. Keamanan hidraulik dan penahan scdimcn harus
3.2 Kemnanan terhadap gangguan angkutan muatan dan ditenlukan sepcrti syarat yang disebutkm1 dctlmn butir
henda padat lainnya. (iii, (ii), (iv) di<m (v), suh ayat 3 ayal (3) p<L-.;al24, dcm
Kemncman terhadap gangguan angkutan muatan dcm mcmperlimbangk an pula raktor kavitasi yang
benda padat lainnya harus dipertimbangk<m dalmn mungkin lerjadi di tubuh bcndung bagian hilir.
mendesain bangunan ini sesuai ketentmm dalam sub
ayat 3.4. ayat (3) p<L"<tl 24. (4) Dimensi Hidraulik
4.1 Panjang mercu
f) Dimensi Hidraulik Panjang mercu pclimpahan dcun penah:m sedimen
Dalam menentukan dimensi hidraulik bangunan sadap harus dipcrhitungk<m scpcrti pcrsyaratan d<tlam butir
lebas, harus mempertimbangk an kemampuan dan (i) dan (iii) sub ayaL41 ayat (4) pasal24. Juga harus
fungsinya seperti disebutk<m d<tlam ayat (1) p<L-.;al ini. diperhitungkan tcrhadap kemampuan mcn<unpung
4.1 Penampang aliran masuk sedimcn (tinggi tcunpung<m scdimcn).
Dirnensi bm1gunan (Iebar dan tinggi pcmunp<mg basah
<tliran masuk) harus ditcntuk<m sedemiki<m sehingga: 4.2 Tinggi mercu
(i) Bangunan masih dapat bcrfungsi untuk linggi mercu pclimpahan dam pcnahan sc<limcn harus
memcnuhi kcbutuhan debit pada keada<m muka diperhitungk:m dcngan mcm pcrtirnbangkan:
air sungai terendah, d<m (i) Kebutuhantmnpung an scdimcn di udik b;mgun;m
(ii) Bangunan dapat membatasi kecepatan aliran dcngan mcmpcrhatikan jumlah bangunan:
masuk agar dapat mengendalikan angkutan tunggal atau serial;
muatan dan atau benda padat lainnya yang (ii) Tinggi muka air gcnang:m yang akantcrjadi pada
ter<mgkut <tliran. debit dcsain.

4.2 Peredam Energi 4.3 Hentuk mercu


Peredmn energi hi<L'\<Illya dipilih deng<m bentuk lantai Bcntuk mcrcu pclimpahan b;u1gumu1 ini pada umumnya
dengan/tanpa pelengkapnya. Dimensi bagian didcsain bcrbcntuk amhang !char dcngan mcmpcrhattkan
bangunan ini h:rrus diperhitungkan terhadap bcda benturan dan ahrasi olch muatan yang tcrangkut aliran.
tinggi tekanan, gcrus<m lok<tl, d<m rembcs:m.

Bagim1 X: /Jl'lulung. /JcnclilllXCIIl. Sungw. lrigosi. l'wlfai. 273


SNI 03-1724-1989

25 hingga pasal 34 hanya mcmuat kctcntuan rcmhesan, dan debit desain untuk bagian han~
kcamanan y<mg menyangkut suh ayat 3.2 d<m sub ayat peredcun cnergi.
3.4 ayat 13). scdmtgk~m kctcntuan yang menyangkut
suh ayat J.J (ke;unanan struktural) akan diatur tlalmn 4.6 Temhok sayap hilir
standar tersendiri. Bentuk tcmbok sayap harus ditentukan d(
memperhatikan: bentuk bangunan peredam e1
(-') Dimensi Hidraulik gcometri sungai di hilir dan sekitamya, dalamnya g<
4.1 Panj&m~ mercu dan huk&um pintu lokal d<m dcgradasi da."ar sungai (butir (ii) sub ay
Panjang mcrcu hcntlung pada hendung tetap atau ayat (3) pa,.al ini), stabilitas tcbing, dan tinggi mu
panjang hukaan pintu pada hcndung gerak harus hilir padct debit dcsain pcredam cnergi dcng<m tinggij
diperhitungkan tcrhadap: secukupnya:
li) Kem;unpuan mclcwatkan dehit hanjir desain
dcngan tinggi jagaan cukup, sehingga sctiap 4.7 nanuunan pengamhilan dan hangunan penl
hagi;m h;mgun~m am<m terhatlap kcrusak;m herat, angkutan, muatan.
scpcrti yang dischutkan dalmn hutir DimcJt~' hangunan pcngambil<m (lubang pcngam
(i) suh ayat 3.2 ayat (3) pasal ini. harus ditentukan atas dasar kebutuhan air maksi
(ii) Batasan tinggi muka air gcnangan pada debit den~a11 memhatasi kecepatan aliran masuk 1
h;mjir dcsain mcngingat pcngaruhnya terhadap: pengcndalian angkut<m muatan dan benda padat lai
kcamanan lingkungan. dan dimensi hagian B:mguncm ini seharusnya dilengkapi dcng;m perlen~
h~mgunan lain seperti: t:mggul hanjir, pcrcdcun pcngatur muatcm (butir (ii) sub ayat 3.4 ayat (3) p~
encrgi.
4.8 Ran~unan pengarah arus
4.2 Tin~~i mercu dan tin~gi empangan
Bcntuk hangumm, pengarah arus di udik bendung
Tinggi mercu hendung tetap atau tinggi muka air normal dipilih d:m disesuaikan dl'ng<m: keadaan morfologi ~
atau tinggi cmpang;m pada hcndung gerak harus ditctapkan di udik hendung d<m p;u.jang mercu hendung, seb
dcng:m mempertimh;mgk:m: arus herarah tcgak lurus terhadap sumhu bent
(i) Kcbutuh:m pcnyadapan, Tingginya ditentuk<m sctinggi muka air pada debit G
(ii) Kehutuh<m pemhilas:m, baik di hangunan pemhilas
untuk kapasitas pelimpalmn (hutir (i) sub ayat 3.~
dan atau k;mtong lumpur (hila ada), (3) pasal ini). dan dengan mempcrtimbangkmt perul
(iii) Tinggi muka air gcncmgan y:mg ak;m terjadi di udik morfologi sungai.
hangunan pada debit h:mjir desain (pcriksajuga hutir
(ii) sub ayat4.1 ayat (4) pasal ini). 4.9 Tanggul penutup dan tanggul hanjir
(iv) Kesempummm alinm lcwat mcrcu bcndung. Bila diperlukan tanggul penutup, maka tinginy~
dipertimhangkan terhadap till!! ·~i muka air emp<mg~
4.3 Bentuk mercu hendung tetap dan hentuk amhang debit dcsain pclimpahan (hull · (i) sub ayat 3.2. a
hendun~ gerak
pasal ini) dengan tinggi ja~ tan secukupnya m
Mereu atau amhang dapat hcrbentuk bulat (dengan satu ketentuan y<mg herlaku.
atau dua radius) atau amb:mg Iebar, d£m harus ditcntukan
dengan mempertimhangkan faktor-faktor: macmn dan 4.10 Temhok pangkal hendung
parameter aliran (lihal pasal 19), debit desain untuk Tinggi temhok pmtgkal bendung harus ditentukan 1
kapasitas pclimpahan (butir (i) sub ayat3.2 ayat (3) pa."al mempcrhatikan debit desain untuk kapasitas pclin
ini), d<m kemungkincm kavitw;i. (butir (i) sub ayat 3.2 ayat (3) pas;tl ini). Panjang ~
pangkal ditentukan oleh dimensi tubuh bendur
parameter hidraulik (pasal llJ). Bentuk tembok p
4.4 Tuhuh hendun~ dapat dibuat tcgak atau miring.
Tuhuh bcndung d£tpat didesain tegak atau miring, dcngan
memperhatikan faktor: parameter aliran (pasal 19),
koctisien pengalircm mercu pada de hit desain (butir (i) sub 4.11 Panjang hendung
ayat 3.2 ayat (3) pas<ll ini). henturan olch muatan dan batu. Panjang bendung adalah jarak an tara dua tcmbok p;
kemungkinan kavitasi. tipc pcredmn cnergi, rembesan, dan yang ditcntuk<m olch :
stahilitas stmktural. (i) Panjang mercu (sub ayat 4. I ayat (4) pasa
ditcunhah dengan Iebar pemhilas, dan atau p
4.5 Peredam ener~i b<mjir, dan atau Iebar pilar pada bendung tetap
(i) Pcrcdcun cncrgi dapat dipilih dengan bentuk: lantai (ii) Panjang bukaan pintu gerak, ditcunhah dengar
dengan/tanpa pclcngkapnya (an tara lain: blok luncur, pembilas dcm atau pelep:t' tnmjir scrta Iebar pil
blok lantai, cunh:mg hilir), kolmn cekung (<mtara lain: atau Iebar lintas pcrahu dan !char lintas ikan.
solid, slotted. tcnggelmn/roller bucket, ski jump),
hertangga, herganda, dan lulus air. Pasal25
(ii) Dimensi peredam energi harus diperhitungkan Bangunan Sadap Behas
terhadap: tinggi tet:iumm, gerus;mlokal dan degrad<L"i (1) l<'ungsi
dasar sungai (hutir (ii) sub ayat 3.2 ayat (3) pa."al ini). Banguncm sadap hcba" harus didesain agar dapat he
henturan dan ahrasi oleh muatan dan benda padat mengatur de hit ycutg m<t,.uk disadctp sesuai kchuturu
lainnya (hutir (iv) sub ayat 3.2 ayat (3) pasal ini), juga harus dapat dicegah semaksimalmun_1.!kin ma

272 Bagian 8: Bendunx. Bendun.~an. Sungai, lrigasi. Pamai.


SNI 03-1724-1989

haru.s memperhatikan koefisien pengaliran pada Pasal30


debit desain, angkutan muatan, dan stabilita.,nya. Banjir Kanal
( v) Peredam energi
Dimensi peredam energi bangunan ini harus (1) Fungsi
ditentukan berdasarkan persyarat.an seperti yang B<mjir kan<tl ada.llli1 salurcm buatm1 t.erhuka ym1g, berfungsi
disehut da.lam sub ayat 4.5 ayat (4) pasal 24. untuk memhagi aliran sungai agar dapat mengenda.likan
(vi) T mhok sayap hilir amhang banjir.
Dimensi tembok sayap hilir hangumm ini harus
ditentukan berda<;arkan persyaratan seperti ym1g (2) Syarat Keamanan dan Dimensi
disehut dalam sub ayat 4.6 ayat (4) pasal 24. Syarat keamanan, dan dimensi hidraulik hanjir kanal
(vii) Bangunan pengarah arus amhang ditentukan seperti persyarat.an yang tersehut dalmn ayat
Dimensi bangunan pengarah arus dari bangunm1 (2) d<m (3) pas<tl 2Y.
ini harus ditent.ukan herdasarkan persyaratan
sepert.i yang disehut. dalam sub ayat 4.8 ayat. (4) Pasal31
pa<;<tl 24. fleng-drah Arus (Krih) atau Pelindung
Tebing Tidak Langsung
~ flanjang
Panjang bangunan harus ditentukm1 sekurang-kurm1gnya (1) Fungsi
sepanjm1g tching ym1g perlu dilindungi, dan tergantung Bangunan ini (krih) harus didesain agar dapat.:
kondisi lingkungmmya. 1.1 Melindungi tebing sungai secant Lidak lcmgsung dari
bahaya gerusan lokal karena arus d<m atau h<tlmya
l\ Bentuk gejala meander, d<m atau
Bentuk bm1gunan dapat didesain tegak atau miring 1.2 Memindahkan/mengarahkan arus sungai sesuai
Lujmnmya
Pasal29 1.3 Mempcrdalmn <tlur sungai dcng<m cara mempersempil
Sudetan <tlur, yaitu dengan memas<mg serial krih.

1) Fungsi dan Tempat Bangunan (2) Tempat Bangunan


Sudet<m adalah saluran buatan terhuka yang harus dapat Tempat hangunan krih harm; ditentukan herdasarkan
herfungsi untuk memindal1kan dan atau mcmhagi a.lircm ketentmm d<tlam pm;al21 dan 22. Dan harus dipilih sesuai
sungai. Pada umumnya sudct<m dih<mgun pada sungai y<mg deng<m Lungsinya:
herhelok-helok agar alirmmya dapat dilurusk<m. 2.1 Di tikung<m luar sungai untuk mclindungi tehing,
2.2 Di t.empal longsoran atau gerusan tehing unLuk
%) Syarat Keamanan menonmtlk<m kcmhali alinm. atau
Agar tujuan pemhuat<m sudet<m dapat dicapai dcngan haik 2.3 Di <tlur sungai pada debit kecil untuk memitHhtl1kan
sesuai fungsi dan ·tempat bangunan, maka dalam aliran, umpamanya agar aliran dapat masuk kc
mendesain sudet<m harus dipertimbm1gk<m hal-hal sebagai h<mguncm pengmnbilan.
herikut:
2.1 Tcrg<mggunyakeseimh<:mgan unsur morfologi sungai, (3) Syarat Keamamm
2.2 Pengaruhnya terhadap hangunan lain di sungai karena Krib harus didesain mnan terhadap:
perubahan dasar dan muka air sungai akihat 3.1 Gerusan 1okal dan degradasi dasar sungai yang
penggali<m, dm1 mungkin tcrjadi,
2.3 Harus mampu melewatkan debit desain dcngan 3.2 Bcnturan dan atau abrasi olch muatan lhUl atau henda
hesaran tertentu yang disesuaikru1 dengan kapasitas padat yang tcr;mgkut aliran.
pengaliran <tlur sungai di hulu dan hilimya. 3.3 Tck;man air (gaya dorong dan atau scrct tlari m·us),
semua pada debit dcsain. dan
(3) Dimensi Hidraulik 3.4 Bahaya longsoran tching dan tckanan scdimcn yang
3.1 Pcnmnpang ba<;ah dan kemiring<m dasar sudetan hams mungkin tcrjadi.
ditentukan dengan mempcrhatikan faktor-faktor:
(i) Debit desain (4) I>imensi Hidraulik
(ii) Kccepat<m <tliran, sedemiki<Ul sehingga sudct;m 4.1 Arab krih
stahil (tidak ada gerus<m dan pen_gendapan). Arah krih hams ditcntuk;m hcnlasarkan rx·rtimhangan:
(iii) Jenis dan keadaan material dasar dan tchin_g unsur morfologi sungai lpasal 17), d;m fungsinya yang
g<tli<m. hetH.Iak di~.:apai scpcrti terse hut pada ayat 1 I) pasal
3.2 Trase sudct.an harus ditetapkan dcngan ccnnat, dan ini, dan dapat llihuat tcgak lurus atau mcnyudut
sedapat. mungkin disesuaikm1 deng;m kondisi sungai tcrhadap arah ams.
di hulu dan hilimya. 4.2 Tin~gi krih
Tinggi krih harus dill'lltukan hl'rdasarkan l'k\'asi
hantaran sungai yang ada. a tau k ira-kira Sl'l ingg i
clcvasi muka air untuk dchit dominan dcsain.
Dalamnya fondasi hangunan harus diktakkan di
hawah clcvasi kcmungkinan gnusan lokal dan

Jlagit111 X: lklldllllg, lklldllllgcm. Su11gui. Jrigasi. Pcmtai. 275


SNI 03-1724-1989

4.-1 Tuhuh han~umm pelimpah (ix) Temhak pangkal mnh;mg


Dimcns1 tuhuh hagian hangunan ini harus ditcntukan Tinggi, panjang, dan hcntuk temhok pa
dcngan mcmpcrhatikan faktor-faktor : hangunan ini harus ditcntukan hcrllas<
1i) hahaya hen luran dan ahrasi olch mualan dan a tau persyaratan seperti ym1g disehut dalmn sul
hcnda padal lainnya. 4.10 ayat (4) pasal 24.
Iii) slahilitas slruktural dan rcmhcsan.
4.2 n~mgumm hertipe lantai:
4.5 l'l•rcdam l'llca·gi Untuk hangunan pengendali dan pclindung dasar s
ti) Dam pcnahan scdimcn tidak dilcngkapi dcngan yang hcrtipe hmtai, maka ketinggim1 lantai didesaioi
hangunan pcrcdam cncrgi mcngingat hcnturan dan dengan dasar sungai desain.
ahrasi okh muatan dan hcnda padatlainnya.
1ii) Bila hangunan tidak hcnliri di atas dasar yang kuat. l~asal 28
maka pcrlu dipcrlimhangkan pcmhuatan hangunan l'elindung Tehing Langsung
pcrcd;un cncrgi dcngan:
- Tipc lantai yang harus tahan aus dan tahan hcnturan. (1) Fun~si
a tau Bm1gumm ini harus dillesain agar terletak hmgsun:
- Tipc hcrtangga (cascade). tehing sungai dan hcrfungsi untuk melindungi ·
Dimcnsi h:mgunan pcrcd;un cncrgi ini hm11s llitcntukan terhadap gejcla meander dm1 gerusan IokaJ karena
dcngan mcmpcrtimhangk<m pcrsy:u·at<Ul scpcrti terschut
dalam hutir (ii). suh ayat 4.5 ayat (4) pasal 24.
(2) Temput Uangunan
B;mgumm ini dihangun pada tempat yang mungki1
4.6 Temlmk pangkal dan temhak sayap a tau telah mcngalmni <Ultara lain gems;m. longsoran
(i) Untuk tuhuh dam pcnahan scdimcn yang monolit, yang mengganggu lingkungannya (pcmukiman,
maka hangun:m hmus llimasukk;m kc dalam tehing hangunan d<m sehagainya).
sungai yang Sllthil.
(ii) Untuk h<mguncm yang mcmcrluk;m tcmhok pangkal, (3) Syarat Keamanan
maka tinggi. panjang. dan hcntuk tcmhok harus Kemnanan hidraulik h<mgunan ini harus lliperhitu
llitcntukml dcngan mcmpcrhatik;m pcrsyaratan scpcrti terhallap pcrsyaratml tersehut dalmn butir (ii). (iv
yang dischutllal;un suh ayat 4. 10, ayat (4) pasal 24. (vi), dan (vii) suh ayat 3.2 ayat (3) pasal 24.
<iii) Untuk mclindungi tching di ullik dan hilir hangunan
dipcrluk<mtcmhok sayap, y;mg dimcnsinya ditcntuk<m
(4) Dimensi Hidraulik
olch faktor-faktor gcrusan lokal, agradasi, dcgrallasi,
4.1 Tinggi
dan sifal material lching.
Tinggi hangunan harus ditcntukan seku
kunmgnya terhadap muka air h<mjir tahunan d
l'asal27 tinggi jagaan secukupnya. Fondasi hangunan
Ban~unan l~en~endali dan Pelindung Oasar Sungai diletakkan di hawah gerusan lokal atau degJ
terdahun yang dipcrkirak;m akm1 ter:jadi. Di sal
(1) Fungsi ilu pengamanan fondasi dapat dilakukan d1
Bangunan ini llapat didcsa.in berupa cunhang (hcnllung pcmasang<m lantai di depan h;mgumm.
tctap) atau lantai dan hcrfungsi untuk mcngcndalik<m (i) Panjang mercu umhang
kctinggian dan kcmiringan dasar sungai. agar dapat Panjang mercu hangunan pcngendai
mcngurangi atau mcnghcntikan degradasi da.sar sungai. pelindung dasar sungai harus ditentukan ~
(2) Tempat Hangaman persyaratan scperti yang disehutkan llal~
2.1 Tempat bangunan harus ditcntukan hcrdasarkan ayat 4.1 ayat (4) pasal 24. ·
(ii) Tin~~i mercu umhang
kctcntuan dahun pasal 21 dan 22.
2.2 .I umlah serial h;mgumm harus dipcrhi tungk<m tcrhadap Tinggi men:u hangumm ini hm·us dipcrhitl
fungsinya dm1 kcadaan kemiringan dasar sungai scrta llengan mcmpcrtimhangkan:
volume d<m ukunm <mgkutan mnatan. - Kcbutuhan pengcndalian dCL-.ar sungai d
dengan memper. hatikan jumlah hanj
(3) Sy~arut Keamamm tunggal atau serial.
Kecunanan hangunan ini didcsain dengar persyaratan - Tinggi gcnang<m yang mungkin terjad
seperli yang disehut dalcun suh ayal 3.1 ll<m suh ayat 3.2 debit desain.
ayat (3) pw;al 24. (iii) Uentuk mercu amhang
(4) Dimensi Hidruulik Bentuk mercu mnhang dapatllipilih sepcr1
4. 1 Bangunan deng<m lipe mnhang : dischut dalam suh ayat 4.3 ayat (4) p<L-.al 2
(viii )T;u1ggul pcnutupan tanggul hanjir ;unh;mg dal;un suh ayat4.3 ayat(4) pasal 26.
Tinggi tanggul penutup dan tanggul banjir (iv) Tuhuh umhan~
hangunan im harus ditentukan herdasarkan Dimcnsi tuhuh amhang haru:--. dilco
pcrsyaratan seperli yang disehut dalmn suh ayat herdasarkan persyaratan seperti yang d
4.1J ayat (4) pasal 24. dalmn sub ayat 4.4 ayat (4) pa:--.al24. Seda
untuk dimensi tuhuh <unhang yang tcrdil
tumpukan hlok-hlok batu alamlhuatan (I

27 4 Bag ian 8: /Jendun.~. Uendtmgan. Sungai. /rigasi. Pamai.


SNI 03-1724-1989

an_!!kut.<m muatan dan hcnda padatlainnya. harus dipilih hcrdasarkan pertimbangan herikut ini:
3.3 Bagtan hangunan tidak holeh menyehahkan 2.1 Metoda yang sudah lazim dipakai sccara nasional
penycmpitan penampang aliran sungai. Bagian menurut ketentmm yang berlaku:
hanguuau semacam ini antara lain: 2.2 Bilamana metoda ye:mg dimaksud dalC:Un suh ayat 2.1
(i) Temhok pangkal yang menjorok masuk ke ayat (2) pasal ini helum ada. maka diijinkan
sungai. menggunakan metoda yang herlaku secant
(ii) Jarak pilar yang rclatir terlalu dekat/rapal, internasional dengan pcrsetujuan bersC:Una antara
(iii) Sisa hangunan lama dan sisa hangunan pihak: pcndcsain, pemilik. dan instansi yang
penunjang pelaksanaan y<mg tid.ak terpakai. mempunyai wcwenang dan tanggung jawah
pcmhinaan alas sungai;
Dimensi Bangunan Bagian llawah 2.3 Scsuai deng<m rcsiko dan konsekuensi ye:mg mungkin
4.1 Arah dan hentuk dari temhok pangkal dan pilar harus dapat terjadi akihat didirikannya hangunan
diatur sedemikian sehihgga searah dengan aliran. bersangkut.<m:
Bihunana kctentucm ini sulit terpenuhi karena satu atau 2.4 Scsuai deng<m jenis d<m kclas hungunan. serta tipe
heherapa sehah, maka perlu diusalullwn perbaikan tiap bagie:m bangunan ym1g hendak dide.sain:
arah aliran. antara lain dengan pengarah arus, 2.5 Sesuai denge:m perkemh;mg;m tcknologi yang ada;
perhaikan arah alur sungai. d<m sudet.<ul. 2.6 Sesuai dengan kcandalan parcunetcr dcsain yang dapat
4.2 Dasar pilar jemhatan disarankan terte:mam di hawal1 dipcroleh mcnurut kctentuan hah 2, 3. 4, 5, d<m 6.
elevasi terendah gerusan lokal atau degradasi dasar
sungai ye:mg mungkin terjadi. Pasal36
Penyederhanaan Dasar i aidraulika
Pasal34
Bangunan Lintas llawah Sungai (1) Aliran sungai lazimnya sclalu heruhah dalam dimcnsi
(Sifnn, (;ornng-gorong, dan Bangunan Pipa : rmmg dan waktu. Masalah aliran sungai untuk mendesain
gas, minyak, angkutan pasir, dan kahel) b<mgumm dapat discderlumakan, tctapi harus telap scsuai
dcnge:m pengunammya. Pcnycderlumaan sitfal aJinm sungai
Fungsi menjadi a.liran hcrdimensi satu atau dna ymtg lazim dipakai
Bangunan ini herrungsi untuk mengalirkm1 benda cair, gw;, dalmn desain ant.<tra lain:
dan padat. serta melindungi kahcl mclcwati hawah dw;ar 1.1 Aliran scragam (steady uniform now)
sungai. 1.2 Aliran tidak. scragam (steady non-uniforn !low)
1.3 Aliran tidak langgcng (non-steady flow)
Tempat Bangunan
Tempat hangunan lintas hawah sungai harus ditentukan (2) Pennuka<m dasar sungai aluvial terhentuk olch endapan
berdasarkan kctcntmm dalmn ayat (2) pasal 33. ym1g hcrgerak k<trena alinm (periksa ayat (2) pasal 17 dan
ayat (4) pe:L'i<tl 1X). Dale:un perhitungan hidraulika sungai
Syarat Keamanan untuk mcndcsain hangunan, permukae:m das:tr sungai dapat
Dalmn mcndcsain banguncm ini harus mempertimbangkan dianggap tctap/kaku deng<m kocfisicn h;unhatan aliran
ketentuan scbagai herikut: (kekasaran) tertentu. Koefistcn ini dapat ditetapkan
3.1 Kedalaman dasar be:mgunan ditentukan sedcmikian menurut ketcntmm dalmn suh ayat 1.4 ayat (I) pasal I X.
schingga mnan terhadap pengaruh degradasi dasar
sungai dan gerusan lokal yang mungkin tcrjadi; (3) Apabila di suatu sistem sungai Ielah d;m a tau akan terdapat
scluruh hagian hangunan ini harus berada di hawah hcherapa he:mgumm, maka perhitungan hidraulik untuk
dasar sungai. mendcsain h<mgun;m h<trus mcmpcrtimhangkan kcsatu<m
3.2 Tching de:m dasar sungai di sekitar hangumm harus sistcm yang terpadu dan tidak holeh dilakukan sccara
dilindungi terhadap kerusake:m apahila materia Itching individual. Untuk ini pendcsain harus mengikuti kctentuan
dan d<L'iar sungai mudal1 tergerus. kordinm;i sepcrti y;utg discbut dalam pasal 3X.

BAH 9 Pasal 37
I•EMILIHAN METODA DAN PENGU.JIAN DENGAN Uji Mndl•l llidraulik
MODEL
(I) Uji Model Hidraulik (UMH) adalah suatu pcnyclidikan/
Pasal35 pengujian hidraulik untuk dapal mcmantapkau suatu
Ketentuan U mum dcsain atau gagasan, di mana rumus-rumus hidraulik
dcng;m koefisienuya tidak. dapatmemhcri garnharau yaug
]1 Dalam mcndesain hangunan dipcrlukan metoda jclas mengcnai masalah hidraulikaya. lll'vtH dapal
pcrhitungan yang tepat d<m andaJ untuk dapatmenentukan: dilakuk;m dcugau model risik dan atau rnodl'l rnatcmatik
dimensi. kapasilas hangun;m, hentuk hidraulik hangunan. terg;mtung dari masalahnya.
tipe tiap hagian hangunan, cara opcrasi, dan cara
konstruksi. schingga kc;unan;m h;mgumm d;m sungai dapat (2) UMH Fisik adalah suatu pcuyclidikau/pl~llgtqian di
terjmmn haik. laboratortum hidraulika dcngan modd lisik untuk.
mcmpclajari hcrhagai masalah hidraulik yaug muugkiu
121 Metoda scpcrti yang dimaksud dalam ayal (I) pasal ini timhul karcna didirikannya suatu hangunan di sungai dan

Uagian 8: /krulllng. /kmlllngon. S11ngai. /rigu.1i. /'anlai. 277


SNI 03-1724·1989

dc_!!radasi tcnlalam ymtg ak<m tcrjadi. Untuk mcngatasi 3.1 Ttnggi


masalah _!!Crusan lokal dan dcgradasi dasar sung Tinggi tanggul harus ditentukan agar mem1
dapat dipasang lantai atau pclindung dasarsungai. persyaral<m yang terse hut da1mn sub ayat2.1, 2.
4 .."\ Panjang kl"ih 2.3 ayat (2) pasal ini.
Panjang krih ditcntuk;m hcrdasarkan pcrlimh:mgan/ 3.2 Lebcu· pun<.:ak
faktor-faktor hcrikut: Lebar puncak tanggul pada umumnya dilentukaJ
<i) Kcadaan dan posisi lching sungai ym1g ada dan pcm<mfaatmmya (misalnya untuk lalu lintas Ul
tching yang dikchcndaki. julcm inspeksi).
<ii) Lchar sungai. dan (iii) jarak antar krib 3.3 Lcreng
4.4 .larak krih Lcrcng tanggul harus ditcntukan de
Jarak krih harus ditctapkmt hcrdasarkan pcrtimbangan mempcrtimhru1gkru1 f<lktor gcotcknik (balmn t
faktor hcrikut: dru1 fondasi).
( i) Lchar sungai.
(ii) Panjang krih, Pasal33
(iii) Kcadaan arus dan bclokan sungai, dan
(iv) Tcmpat krih. Hangunan Lintas A tas Sungai
-I.S .lumlah krih (.Jemhatan, Talang, Pipa Hisap dan Bangunan
Di suatu tcmpat di sungai krih harus dib;mgun da.lcun Pipa : gas, minyak, dan kahel)
suatu sistcm d;m tidak hnlch dib;mgun tunggal, karcna
krih tunggal tidak pcmah dapat hcrfungsi haik.
(1) Ban~unan Hawah
Bangunan bawah dari hangunan lintas alas s
Pasal32 hcrfungsi untuk mcndukung h;mgumm bagian atasn)
Tanggul 8anjir umumnya tcrdiri dari pilar, tcmhak pangkal
( 1) Fungsi fondm;inya.
Bangunan ini umumnya didcsain schagai bangumm tipe
urug;m tanah. dan bcrfungsi mclindungi dacrah rcndah (2) Tempat Bangunan
yang tinggi nilai cknnomisnya terhadap bahaya banjir. Tcmpal bangunan ini harus ditcntukan berdas,
Tanggul hiasanya ditcmpatkan, di kiri d;m alau kanan kctcntuan da.lcun pasal 21 d;m 22, hi<L"<mya dipi.l~
sungai. Di dacraJ pcmukiman padal tanggul kadang- ruas sungai yang rclatif lurus.
kadang. dibangu. schagai dinding pas;mgan batu atau
be ton. (3) Syarat Keamanan
3.1 (i) Bagian bawah bangunan linteL'\ alas sung<
(2) Syarat Keamanan boleh memperkecil penampang basah :
2.1 Mcngingat fungsinya scperti terscbul dalrun ayat (1) Pcnampang basah sungai harus lctap r
pas;tl ini. maka tanggul harus aman terhadap melewatkan debit sebcsar debit banjir
kcmungkinru1 luapan alirru1 pada debit banjir desain. dengan am<m, baik bagi bangunan bcrsan
2.2 Mcngingat ketentuan tersebut dalarn sub ayat 2.1; ayat dan lingkungan, di sekitamya, maupu
(2) pw;al ini, mal<a pun<.:ak tanggul harus mempunyai daerah di udik bangunan .
tinggi jagacm yang <.:ukup di atas muka air sungai pada (ii) Debit banjir desah sepcrti yang dim:lksu
dehit banjir desain setclah adanya tanggul. butir (i) sub ayat 3.1. ayat (3) pasal ini
2.3 Dalmn protil mem<U}jang, dari hulu ke hilir, ketingghm diambil sesuai dengru1 sistcm pcngclolacm
pun<.:ak tanggul scperti tersebut dalam sub ayat 2.2 d;m jenis bangunru1 yang didcsain serta m1
ayat (2) p<L'\al ini harus disesuaikru1 dengan muka air ketentuan yang ber.laku.
di scp;mjang sungai. 3.2 Agar supaya ketentuan seperti yru1g dirmlksu
2.4 Dchit bm1jir dcsain scperti terscbut dalarn sub ayat sub ayat 3.1 ayat (3) pasa.l ini dapat di<.:apai,
2.1 ayal (2) pasal ini d;m tinggijagaan sepcrti terscbut bangunan harus didesain agar mcmcnuhi
dalmn sub ayat 2.2 ayat (2) pasal ini harus diarnbil ketcntuan sebagai berikut:
menurut ketcntucm y;mg berlaku. (i) Bangunan tidak boleh mcnimhulkal
2.5 Lereng dalarn tanggul harus ditutupi pclindutlg pcmbendungan yang dapat mengakit
terhadap kerusakan karena erosi atau gerusan lokal banjir/genangan di daeral1 hulu b;mguna
oleh arus sungai pada dchit b;mjir desain. Pelindung atau mengakibatkan hcrkurru1gnya kapa<>il
terschut di ata'\ dapat ditentukan dengan metoda yang sungai di hulu bangunan.
telah umum dipakai. (ii) Bangunan harus mcmpunyai ruang
2.6 Tra<>e tanggul terhadap tebing sungai harus ditetapkan menurut kctcntmm yang hcrl<lku, sehingg~
berdasarkm1 kondisi setempat, dengru1 memperhalikru1 air sungai pada debit banjir dcsain-
faktor teknik, dan non tcknik: ekonomi maupun sosial. mcnycntuh sctiap hagian atau komj
1arak an tara trasc tanggul dengan tebing sungai bangunan ata'\. ·
sedapat mungkin diusahakan cukup jauh sehingga (iii) Bangumm harus stcthil secant parsial a
longsoran atau erosi tebing sungai tidak menyeluruh tcrhadap gerusan loka
mempengaruhi stabilitas tanggul. degrada"i dasar sungai.
(iv) Setiap bagian bangunan tidak bolch rusak
(3) Dimensi

276 BagiaTI 8: BeTidung. Bendungan, Sungai, Jrigasi, Panrai.


SKBI- 1.3.10.1987
uoc: 626.12 (083.7)

LAMPIRAN I
DAFTAR ISTILAH
,i,ukur arus

= current meter

f:lllg sill geometri = bentttk. ukuran dan elevasi


l utan m uatan dasar = bed load transportation geruse:m lokal = local scour
tutan muatan layang = suspe1uled load tran.\]JOrtation hidraulik = s(lat-s(fat yang berhuhungan
,jumm atas = upper structure dengan a/iran
tunan bawah = bottom structure jagacm = free board ( ~vaking)
wumm pengendali d;m kala ulang = return period
lr1dung U<L.;ar sungai = bottom controller kavitm;i gejala mengelupasnya
permukaan, hangunan akibat
f!'Ull<Ul sadap beb<L" = free illfake structures
tersedot o/eh tekanan negat(f
,IJ c;mdi = blok b(lfll keras yang dibentuk a/iran yang melampaui ba/(ls
dengan ukuran tertentu. untuk kekuatan material bangunan.
melindungi bangunan dari
bahaya henturan dan abrasi
limpasan permukaan = surface run-o.tf

t.~lung = weir mutakhir = up date

= barrage pemut.:1.khiran = up dating


•dung gcrak
l1Uk = ripe denganttkurannya pelepas bm1jir = flood way
I
hrading
pelintas ikru1 = fish way
~alin
f::luncur = chute block pelintas perahu = rqfi way
pelontar ski jump
ti = discharge
lain hidraulik = menentukan rata /etak,- hentuk
pipa hisap = heuvel
(tipe ukuran) hangunan dan peluape:m = overtoppint:
atau bagian bangunan yang pembilas = flush wav
terkena a/iran (permukaan) pengcndapan setempat = shoaling
sain struktur = desain yang berkaitan dengan penggerowongan tebing = bank caving = undermined
stabilitas, kekuatan, dan
pengikis<m = erosion
susunan komponen bangunan
peristiwa = accident
tding halcmg = cutoff = bagian jondasi yang
dimasukan lebih dalam ruang bcbas = clearance
daripada bagian lainnya untuk saluran bilas bawah - undersluice = saluran di dasar
menghalangi remhesan bangwwn untuk menvedot atau
•ding pcngarall = guide wall memisahkan an~-:kutan sedimen
dari a/iran air
~i buluh = piping = gejala lwnyutnya
material anah akibat rembesan tembok pangkal bendung = abutment
di bawah atau di samping ternpat (bangumm) = site
bangunan tinggi cmpangan = pond level
l:tor bobot weighting factor
1ala = phenomena, phenomenon

Bagian 8: Bendtmg. /Jendtmgan. Sungai. lrigasi. l'antai. 279


SNI 03·1724·1989

pengaruh peruhahan morfologi sungai terhadap masalah harus dikonsultasikan dcngan cara mcnyer.
hidraulik y;mg erat kaitannya deng<m fungsi d<m kemmman laporan desain kepada instansi yang mcmp
h;mgunan. Masalah yang harus dipehjari antara lain: wewcnang dan tanggung jawab pcmhinaat
2.1 Gcjala dan panuneter aliran (tinggi air, kecepatan, sungai.
debit, tekan;m. arah alinm). 2.2 Instansi yang mcmpunyai wewenang dan .anJ
2.2 Pcnggerusan lokal, jawah pembinaan atas sungai wajih memc
2.3 Pengm·uh dcgradasi d;m agradasi, dan gcjela <mgkutml kelayakan dcsain tersebut, khususnya
muat;m yang lain. mcny<mgkut kcserasi<m atas hal-hal tcrsehut
2.4 Angkutan dan pcngenda.lian muatan dan henda padat ayat ( 1) pa..o;al ini. Berdasarkm1 dcsain y<mg dis
lainnya. instansi tersebut juga w<~jih mclakukan penga
2.5 Exploitasi dan pengoperasi;m, atas pelaksanaan konstruksinya.
2.6 Bcherapa kocfisien rumus alinm d<m muat<m untuk 2.3 Bila timhul masalah dalam pelaksanaan 4
perhitungan teoritis. tersebut di atas, dan tida.k lapat diselcsaikaJ
instansi yang mempunyai wewenm1g d<m taJi
(3) UMH Matematik adalah suatu penyelidikan/pengujian jawab pcmhinaan atas sungai, maka masalah te
deng;m model matematik atau secara numerik, dengan harus di~jukan kepada piha.k herwenang yoo~
tuju:m smna deng;m UMH Fisik yaitu untuk menghitung tinggi.
parameter aliran dan angkutan muatan dengan
mempergunak;m rumus a.Iiran dan <mgkutan muat<m di Pasal39
m;ma koefisiennya ditcntukan mclalui proses kalihrasi dan Pemantauan Untuk Perngelolaan Sungai
<malisis kepekaan.
(1) Untuk menjaga kelestarian hangunan dan sm
(4) Desain hangunan yang penting, d<m atau mal1al, dm1 atau sendiri, instansi yang mempunyai wewemmg dan t<
mempunyai masalah teknis berat dm1 atau mcmerlukan jawab pembinaan alas sungai wajih mel:
teknologi canggih harus dipcriksa dengm1 UMH. pcm<mtauan berkala ten tang perubahan perilaku sm
morfologi sungai, karena didirikmmya hangunan.
nAn to
KORDINASI PENGELOLAAN UANGUNAN DAN (2) Para pemilik bangunan w~jib melakukan pem:
SUNG AI berkala tentang gejala yang dialami oleh ha
miliknya ataupun gejala yang ditimhulkan olch b~
Pasal 38 tersebut terhadap sungai, -dan mclaporkannya
Koordinasi instansi yang mempunyai wewemmg dan t<mggun
pcmhinaan atas sungai.
( 1) Setiap pcnyiap;m rencmm mcndirikm1 suatu hangumm atau
menguhah suatu h<mgumm yang sudah ada, harus ditinjau (3) Hasil pemantauan seperti tersehut dalmn ayat (1)
dalam satu sistem sungai, dan mempertimbangkan pasal ini sclanjutnya harus dievaluasi, dengan 1
pengaruh ncgatif tcrhadap bangunan lain, terhadap agar:
sungainya scndiri maupun terhadap lingkungan sekitarnya. 3.1 Sedini mungkin dapat dilakukan usaha pen~
Pengaruh tersehut mcliputi antara lain: atau usalm penanggulang<m, jika diperkiraki
1.1 Kcamanan dan fungsi hangunan yang tclah ada tet:iadi perubahan yang merugikm1 d<m mcnye
maupun yang direncmmkan akan dibangun, persyaratan hidraulik hangumm yang hersa'
1.2 Eksploitasi dan pemcliharaan bangunan tersehut di tidak memenuhi persyaratm1 lagi.
atas, 3.2 Dapat digunakan sehagai data masukar
1.3 Kclcstarhm lingkung<m. perencanaan, desain, dan konstruksi hangun
at<m perbaikan bangunan lmna.
(2) Untuk mcmenuhi maksud tersebut pada ayat (1) pasa.l ini,
maka:
2.1 Setiap desain (tcrmasuk rcncana pclaksanaan
konstraksi d<m rencana eksploitasi dan pemeliharmm)
hmtgumm baru atau desain perubahm1 h<mgunan lmna,

278 Baxian 8: Bendung. Uendungcm. Stmgai. lrigasi. Pamai.


SNI. 03-1731-1994
•) Air Waduk :_ Pasal6
4. I M uka Air Maksimum adalah elevasi muka air yang Re1,ru lnspeksi
diijinkan dalam waduk yang ditentukan terhadap (1) Komisi maupun Pemilik atau Pengclola Bendungan
jagaan minimal yang telah disepakati. membentuk regu inspeksi tetap untuk setiap bendungan.
4.2 M uka air normal adalah elevasi muka air maksimum lnspeksi dilaksanakan sekurang-kurangnya mengikuti
dalam waduk pada kondisi eksploitasi normal. buku Panduan Inspeksi Keamanan Bendungan yang
berlaku secara resmi.
:') Sun~ai:
5.1 Daerah fJengaliran Sungai (disingkat DPS) adalah (2) Regu Inspeksi Komisi:
suatu kesatuan wilayah lata air yang terbentuk secant 2.1 Untuk setiap bendungan dan waduk harus dibentuk
alamiah dimana air mercsap dan atau mengalir sebuah regu inspeksi yang tetap. Regu ini diketuai
(dalam suatu sistcm pengaliran) melalui lahan, anak oleh seorang ahli bendungan (generalis) discrtai
sungai, dan sungai induknya. sekurang-kurangnya seorang wakil dari pihak
5.2 Sungai perhatasan adalah sungai yang menjadi batas Pendesain dan, seorang wakil dari Pemilik atau
an tara 2 negam/ propinsi bertetmgga atm sungai yang Pengelola Bendungan (periksa sub ayat 3.1 ayat (3)
mcngalir mclalui lebih, dari satu negaralpropinsi. pasal ini). Semua anggota regu harus mengenal secara
rinci bendungan d:'Ul waduk y<mg alam diinspeksi regu
BAB2 tersebut dapat ditugasi untuk menginspeksi lebih dari
KETETAI)AN UMUM satu bendungan dan waduk.
Pasal4 2.2 Di samping para <mggota teUtp regu inspcksi seperti
Komisi tersebut dalam sub ayat 2.1 ayat (2) pasal ini, rnaka
Pemerintah herda,.arkan peraturan pcrundang-undang~m jika dipcrlukan harus tersedia ahli untuk menyclidiki
akan menetapkan satu Komisi yang berumggung jawab masalah khusus (spesialis).
untuk mengkoordinasikan dan mcnerapkan peraturan 2.3 Regu inspeksi dan anggoUt-anggotanya berumggung
kcamanan bendungan beserta pengkajian desain, jawab untuk menyusun rekomendasi mengcnai
pelaksanaan konstruksi, eksploitasi dan pcmeliharmm, tindakan yang pcrlu diadakan untuk menjaga,
serta pcnghapusan bendungm1 dan waduk. memperbaiki, atau mengcmbalikan keamanan
e) J ika ketentuml tersebut dalam ayal (1) pasal ini bel urn dapat bendungan. Karcna itu, rcgu inspeksi mcmpunyai
dilaksanakan, maka l.c'lllggungjawah, kekuat~m hukum, dan wewenang untuk mencntukan setiap jenis
segala jenis tindakan dari sctiap Komisi ditegask<m d<m penyelidikan dcm atau pcngujian yang dipcrlukan
ditentukm1 dengan jchtS oleh lnstmtsi Lebih Tinggi untuk untuk dapat mcnarik kesimpulcm y<mg dctinitif, dan
menghindari kontradiksi d<m tump<mg tindih wewenang,. meminta tindak<m perbaikm1 y<mg diperlukm1. Dalmn
3) Ketetapan dan perintah Komisi harus ditaati oleh Pcmilik kcadaan bahaya atau kcaduan darurat regu inspcksi
d<m Pengelola Bendungm1, dan oleh Inst<msi Pcmcrintah dapat mcminta pcnurunan muka air dan atau
di semua tingkat<m. pengosongan waduk. Rcgu inspeksi mclaporkan
4) Scmuajabatm dalmn Komisi yang dibcri wewenang atau secant tcrtulis setiap kcgiatm inspcksinya lcmgsung
kekuasaan untuk membuat ketetapan dan keputusan, kcpada: Komisi, dcngan tcmbusan dismnpaikan
dijabat oleh ahli ymtg diangkal oleh Insumsi Lebih Tinggi. kcpada: Pcmilik dan Pcngclola Bendungan, scrta
~) Sehelum peraturan perundang-undangan seperti yang Pcndcsain.
dimaksud dalam ayar (4) pasal ini ditetapk~m dm1 bcrlaku 2.4 Terhadap sctiap bcndungan d:m utau waduk diadak<m
resmi, maka semua pcjabat Komisi ditunjuk oleh lnstansi inspeksi hesar deng:m scl:mg waktu y:mg tcratur y<mg
Lebih Tinggi. tidak melebihi 5 tahun. Pada waktu tcrjadi bmtjir hcsar
atau setelah tcrjadi Suatu pcristiwa luar bicL'\a scpcrti
PasaiS gcmpa, usaha-usaha sabotasc atau lain-lain scgcra
Pemilik dan Pengelola Bendungan diadak<m inspcksi khusus pada komponcn bcndung:m
't) Dalmn sctiap perubahan atau peralilum pemilik<m a tau ymtg rus<ak.
Umggungjawab tcrhadap eksploita"i suatu bcndung<m atau 2.5 Tcmuan d:m hasil sctiap inspcksi disajikan dalam
waduk, maka Pcmilik scgcra melaporkan kepada Komisi Iaporan rcsmi. Sctiap hagian dari laporan itu
mengenai kondisi yang baru. dit:mdatangani olch :mggota tctap rcgu inspeksi dan
~) Pengalihan tanggungjawab Pcmilik dan Pcngclola atau ;mggota khusus (spcsialis). Kctidakscp:akatan
Bcndungan kcpada pihak kctiga akan diatur olch instansi yang mungkin tcrjadi mcngcnai tcmuan atau
Pemerintah yang herwenang. simpulan di antara anggota dil"antumkan dalam
3) Eksploitasi bendung<m d<m waduk bukcm milik Pcmcrintah laporan. Jika scorang anggota rcgu inspcksi
dilaks<makan oleh ahli yang disctujui olch Komisi. mcrup<akan w:akil dari instansi Pcmcrintah. badan
4) Pengelola Bendungan scgcra mcmbcritahukan kcpa<.hr hukum, a tau pcrusaha;m, maka t:mdatangannya juga
Komisi, lnsumsi PcmcrinUth yang tcrkait, dan Pengclola mcwakili instansi Pcmcrintah, hadan hukum. atau
Bendungan, di hilimya tcntang setiap kcjadian, kcadmm pcrusahaanya
hahaya, atau kekurangsempuma<m yang, mcmpcngaruhi 2.6 Biaya inspcksi ditanggung olch Pcmilik atau
atau dapat mcmpengaruhi kcamanan bcndungan alma Pcngclola Bcndungan .
waduk. 2. 7 Kc:mggotaan rcgu inspcksi ditctapkan Sl'dl'mikian
rupa agar dapat mcnghindarkan kcpcntingan prihadi
yang dapat mcrugikan Pemilik atau Pcngdola
Bcndungan.

llaxian: X lkndung. Jkmhmgan, Sunxai. lrigasi, l'cmfai. 281


SNI. 03-1731-1989

TATA CARA KEAMANAN BENDUNGAN


A. ASPEK UMUM
BAB 1
PENDAHULUAN
Pasall
Maksud dan Tujuan

(I) Pedoman ini dimakstJ<.lk;m schagai pcgangan dalmn: 1.7 Panel Behas adalah organisasi atau peronmgl
1.1 kcgiatan dcsain. konstruksi, cksploitasi dan ditunjuk olch Komisi atau Pcmilik Bcndungi
pcmclihar<Ul, scrta pcnghapusan hcndungan; d<m disctujui olch Pcmilik Bendungan/ Komi1
1.2 Pcngawasan pclaksana<m kcgiatan tcrschut dalmn sub Pcngclola Bcndungan, untuk mcmherikaii
ayat 1.1 ayat (1) pasal ini. mcngcnai masala.h khusus.
(2) Tujuan pedmnan ini adalah untuk mcnjmnin kcmnanan
hcndungan (2) Bangunan:
Pasal 2 2.1 Hendungan adalah sctiap pcnahan huata
nuang Lingkup urug<:m atau jcnis lainnya, y<:mg mcnampung
(I) Pedoman ini herlaku untuk: dapat mcnampung air baik sccarct almniah
I. I Bcndungan dcngan tinggi 15 m atau lchih diukur dari huat<m, tennasuk londa-;i, bukit/tehing tumpu
dasar lcmhah tcrdalam dan dcngan tampungan hangunan pelcngkap dan pcralatannya.
sckurang-ktmmgnya 100.000 m\ atau pengcrtian ini termasuk juga hcndungan
1.2 Bcndungan sctinggi kurang dari 15 m y;mg volume galicm tetapi tidak tennasuk hendung dan tal
air waduknya sckurang-kunmgnya 500.000 m 3 ; atau 2.2 Bangunan pelengkap dan atau fasilitas
1.3 B;mgun;m pcnahan air lainnya di tum kctcntu;m y<mg scmua bangunan atau komponennya, clan
dischut dahun suh ayat 1.1 d;m 1.2 ayat (I) pasal ini yang secant fungsional hcrhuhungan 1

yang ditctapk;m olch K nmisi. hcndungan antara lain: pelimpah, ha1


(2) Pcdoman ini di).! .nak<m hcrscuna dcngan scmua standar pcngcluar<m, bangumm sadap utmna dan I
yang hcrkait;m. pintu air, dan fasilitas pemhangkit tenaga
Pasal3 tcnna...,uk: pcralattm hubung dan saluran tr<
Pengertian walaupun loka.-;inya terpisah dari hcndungm1
( 1) Kelemhagaan; 2.3 Waduk adalah wadah y<:mg dapat mcmunp
1.1 Instansi Lehih Tinggi adalah Mcntcri scpcrti yang baik secant alamiah maupun huatan
dimaksud dalmn ayat ( 1) pasal5 Undang-undang No. dihangunnya hcndung<:m.
11, 1~74 tcntang Pcngairan. Menampung air adalah mcngisi air kc dalcun
1.2 Komisi adalah Komisi Kcmnanan Bcndungrui yang pengisi<mnya scbcsar sclisih antma ali rem ma
dihcri tanggungjawah untuk pengawasan umum aliran keluar untuk pcmanfaatan.
mcngenai kemmman desain, pelaksana<:m konstruksi, Air waduk adalah air y;mg tcrtarnpung dalcun
cksploitasi dan pemcliharaan, serta penghapusan
hendungan dan waduk. (3) Kegiatan
1.3 Pemilik Hendungan adalah lnstansi Pemerintah, 3.1 Rehahilitasi adalah tindakan mcrnpc
organisasi, hadan usaha, badan hukum, atau bcndung<m atau waduk yang rusak. mcmhuJ1
pcrorangan yang mcmpunyai hak milik yang sah yang kurang amrm untuk mcngamankan 1
mcnurut hukum alas tcmpat hcndung;m, bcndung;m, struktu·ral dan atau opcrasional, ter
dm1 atau waduk. pcrckayas<um, pclaks;macm pckcrja<m pcrhaik
1.4 Pengelola Bendungan adalah Instansi Pemcrintah, uji perilaku.
organisasi, hadan usaha, badan hukum, atau 3.2 Peruhahan adalah sctiap pcnyimpangan dm
pcrorangan yang hcrtanggung jawah tcrhadap asli y;mg mcnghasilk<m atau yang akan rncngl
pcngawasan, cksploitasi dan pemcliharaan modilikasi struktural.
hcndung<m dan atau waduk bcrdasark<m kctctapan 3.3 Perluasan adalah sctiap pcruhahan te
rcsmi dari Pcmilik. hcndungan, dalam arti pcrluasan da
1.5 Pendesain adalah lnstansi Pcmcrintah, hadan usaha, pcnamhahan yang dapal mcningkatk2
hadan hukum, atau perorangm1 yang bertanggung mcmungkinkan pcningkatan clcvasi
jawab untuk mcndcsain hcndungan d;m atau waduk maksimurn atau pcnarnbahan, tinggi jagaan.
sccma kescluruh<:m atau sehagi;m. 3.4 Penghapusan hendungan adalah mcngh
l.o Pemhorong/Pelaksana Konstruksi adalah Instansi pcnggunaan hcndungan untuk sclamanyl
Pcmcrintah, org<misasi, hadan usaha, hadan hukum, dcngan mcngosongkan waduk dan mcm1
atau pcronmgan y;mg hcrt<mggung jawah tcrhadap sungai mcmhcntuk rcjim aliran alamiah den~
pclaksanaan konstruksi hcndungan d;m atau waduk tanpa mcm hongkar hcndung<m.
secant kcscluruhan atau schagim1.

280 Bagian R: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


SNI. 03-1731-1994
t<mggung jawah yang _jelao; untuk setiap unit ker:ia dalam (2) Jika catatan hidrologi yang tcrscdia sedikit atau tidak ada,
organisasi y<mg hersangkutan: maka dat<t y<mg di_jadikan d<tsar dcsain dapat diperoleh
dari korel<Lo;i dengan camtan hidrologi d<m meteorologi
PasallO DPS teta.ngga. Akan tetapi penentuan faktor hubung<m d<m
Jlemutakhiran l,eraturan dan Tata cara konversi harus dilakukan dengan teliti. Besaran yang
t;Spek yang herhuhungan dengan kcamanan seharusnya dipcrolch diperiksa di lap<mgml dcngan pengukuran debit,
!ifOgikuti kcnaajuan teknologi, karemmya secara hcrkala perlu ciri yang ditinggalk<m banjir, dm1 lain-lain.
.rttngkaji ulang kc<unanan hendungan dan memutakhirkan (3) Debit h<mjir dcsain untuk hendungm1 dm1 waduk harus
.e.Joman d<m lata caranya. dirunbil sesuai dengan standar yang berlaku. Sebelum
standar yang dimaksud di atas tersedia penentmm debit
Pasalll ban_jir dcsain dia_jukan oleh Pendesain dan disetu_jui
Pemhiayaan Komisi.
;) Progrmn y<mg herhuhungan dengm1 kcmmuum hendungan (4) Untuk meningkatkan kapasitas waduk y::mg ada dapat
d<m waduk ditctapkan herkcsimunhungan dan dibiayai dipertimbmlgk<m suatu patok<mlain berd<Lo;arkan hidrograf
secara w~jar oleh Pemilik atau Pengelola Bendungm1. Hal yang tercatat/tersedia. Patokan tersebut ditetapkan
ini hcrlaku untuk prognun semua instm1si Pemerinta.h, bersmna-sama oleh: Komisi Pemilik atau Pengelola
organisasi, dan hadan y<mg tcrlibal. Bendungm1 Pendcs::tin d<m instm1si lctin yang berkaitan.
·:) Progrmn pcngawas<m kemmman direnc<mak<m sedemikia.n
rupa sehingga hanya terpusat pada poknk-pokok yang Pasi114
terpenting s<tja. Kondisi Air-Hilir
•) Mengingat pcntingnya progrcun pengawasa.n kemnanan, (1) Untuk mengurangi pengaruh muka air pcmhcndungan
maka dana untuk pelaksanaannya harus dij<unin. akibat bru1gumm di hilir bcndung<Ul maka kondisi air hilir
bendung<m harus dianalisis pada ruas sungai y<mg cukup
Jl. DESAIN p:,njan,t!.
BAB3 (2) Pola arus air-hilir y<mg ter:jadi scwaktu h<mjir (s<unp<ti pada
DESAIN HIDROLOGI DAN HIDRAULIK banjir desain) harus dianalisis dengan memperhatikan
l,asal12 kcmungkimm ter:jadinya muka <tir pemhendung<m akibat
Metoda dan Patokan Desain bangunan di hilir karena pola arus ini dapat menimbulkan
~) Metoda dan patokan desain harus sesuai dengan kcadaan erosi sehingga membahayak<m stabilitas bendungan.
perkcmh<mg<m teknologi mutakhir. Untuk itu disarank<m pengujim1 hidraulik dengan model
f) Sehelum memulai pekcr:jaan desain, patokan yang fisik deng<m memperhatikan kombinasi y<mg paling tidak
merupakan dao;ar dcsain hidrologi dan hidraulik harus mcnguntungkan antara aliran di sungai dan operasi
ditctapkan dan didokumentasik<m. Di dahun memilih dan pelimpah serta bm1gmum pengeluar<m.
menetapkan patokan dcsain, pcrlu mempcrhatikan hal-hal
sepcrti: _jumlah dan ketepatan dat<t hidrologi d<m data lain PasallS
yang herhuhungan;_ tersedianya cara dan peralatan Penggenangan di Hilir
pengolahm1, tingkat ketelitian cara perhitungm1 termmmk (1) Pengaruh dan akibat alinm b<mjir dm'i bendung<m diselidiki
penmgkat lunak komputer ym1g dipakai; dan kemungkinan scpanj<mg ruas sungai di hilir dcng<m perhatian khusus
pcruhalum yang besar di dalam DPS yang mungkin tcrhadap kcmungkinan bahaya atau kcrusak<m terhadap
mempengaruhi kondisi limpasru1 dan pola h<mjir. kehidupan dan harta hcnda. Penyelidikan ini
~ Patokan desain dipilih sesuai dengm1 stan dar y<mg bcrla.ku. mempertimbangkan debit tertinggi yaitu gabungan debit
Scbclum tcrsedia standar yang berlaku, maka patokan pclimpah pada kapasitas penuh dengan jumlah luaran
des<tin y<mg dipak<ti harus disctu_jui olch Komisi. maksimum yang lain seperti dari: hangunan pcngeluaran
Dalmn hal klmsus tata letak dan hentuk hidraulik y<mg bawah d<m pemhm1gkit tenaga listrik.
ber.asal dari pcnjabanm teoritis pcrlu diu_ji dcngan model (2) Pengopcrasi<m pclimpall d<m semua h<mgunml fasilii<L"
tisik hidraulik. layamm produksi dapat menimbulk<Ul gcn<mgan di dacrah
Jika dianggap perlu, tata letak hidraulik dan desain hilir hendungan. Pcnggenangan di hilir harus
memperhatikm1 kcmungkinm1 perluasru1 di masa depm1. dipertimbangkcm dahun merenc<make:m pcngguna<m lahan.
Sebelum bcndungm1 diserahterimakan kepada Pemilik Daerah gen<mgan terschut ditctapk<m berdasark<m debit
Bendungan, Pcndesain menetapkan program untuk banjir dengan kala ulang tertentu.
menguji pcmunpilm1 hidraulik dan pcrilaku operasional (3) Untuk sctiap hidrograf, perlu dihuatkan suatu hagan
dari prototipe. opcrasi pinlu pclimpah yang sesuai dengan tindakan
pengamanan di hilir yang Lelah ditelapkan. Bagan
Pasal13 pengoperasim1 scpcrti itu scring, dapat memperkcdl tinggi
Debit Banjir Desain puncak b<mjir, tctapi akan mcmperp<mj<mg lmmmya aliran
Ketepat<m dan keandalan data hidrologi yang dijabark<m banjir hilamana dibandingkan dengan kondisi
dari catatan lmna perlu dipcriksa dcngan perhitungan penggcmmg<m scbclum hcndungan dibangun.
teoritis. Untuk maksud ini dapat digunakan tata cant
berdasarkan catatan curah hujan, perbandingan deng<m
data linpasan dari DPS tcta.ngga dan lain-lain. Scbaliknya,
harga yang diperoleh dari perhitungan tcoritis yang mumi,
harus diperiksa dengan teknik perbandingan sejcnis
terhadap catatru1 data y<mg tersedia.

Baxicm : 8 Hendtmx. Jlemlwlxcm. St~nxai, lrigasi. Pcmtoi. 283


SNI. 03-1731-1989

(3) Re~u lnspeksi Pemilik atau Pen~elola Bendun~an: Pasal8


3.1 Pcmilik atau Pcngclola Bendung<m mcmhentuk rcgu Sungai Perbatasan
inspcksi untuk mcngawasi kcamanan selama (1) Untuk mcnghindarkan kemungkinan kecelakaan ,
konstruksi, scna ckploitasi dan pemcliharaan. disebahkan oleh pcnerapan atau interpretasi pat;
Anggota rcgu ditunjuk olch Pemilik atau Pen!!clola kcamanan yang tidak sama, maka pembang1
Bcndungan dan dikctuai oleh wakil Pemilik atau bendung<m pada sungai perbatas<m memcrluk<m koord
Pcngclola Bcndungan yang menjadi <mggota regu ymtg scksmna mengenai m;pek yang bcrhuhungmt deJ
inspeksi Komisi dihantu olch sekunmg-kur<mgnya kcamamm ..
dua onmg <mggota (pcriksa suh ayat 2.1. ayat (2) pasaJ (2) Jika perlu, koordinasi terscbut merupakan persct1
ini). bilateral ant<rra Pemerintah dengan ncg<rra tctar
3.2 Rcgu inspeksi Pemilik atau PcngeloJa Bendungan Kordinasi yang menyangkut sungai perbatasan pro
hcrtugas melaksanakm1 inspeksi rutin, mencatat dan diatur oleh Komisi dan inst<msi Pemcrintah di pusa
melaporkan pemhacaan instnunen dan tcmmm yang daerah.
dapat mempengaruhi kemmman hcndung<m (mll<mt (3) Kordinasi di tingkat opera<;ionaJ y<mg menyangkut ~
lain: banjir, gempa, longsoran, kemacetan pintu, keamanan bcndungan di sungai perbatasan ne
modifikasi konstruksi terhadap desain). Laporan ditangani berdasarkan persctujuan Pcmerintah de
tertulis dismnpaikan kepada Komisi, Pemilik dan neg::U"a tetan!!!!a, scdan!!kan di sunl!ai perbatas<m pro
Pengelola Bendungmt, scrta instansi Pemerintah lain diatur oleh K~misi dar~ inst<msi P~merintah di pusa
ymtg terkait di pusat dan daerah. dacrah.
(4) Sctiap anggota regu inspeksi Komisi dan Pemilik atau (4) Usaha kordinasi meliputi, ant<rra Jain: penetap<m pat
Pengelola Bendungan dianjurkan mcngikuti program ymtg serag::llll, mengenai kcmnamm, pert<mggungjawl
latihan dan peningkatan keahli<m. peraturm1 eksploitasi, dan persyaratan keadmm daro
(5) Inst<msi pcmerintah d<U'i ncgara bersangkut<m atau
Pasal7 propinsi bersangkut<m yang diwakili dalmn kclo~
Dok umentasi koordinasi h<rrus selalu membina hubungan tctap.
(1) Dokumen hendungan:
Catat<m lengkap mcngcnai desain, pelaksmta<m konstruksi, Pasal9
d<m pcrilaku hendungm1 d<m waduk, heserta setiap k~jadiml AspekHukum
yang mempengaruhi atau dapat mempengc:rruhi kcmnanan (1) Mengingal rekayasa bendung<m merupak<m suatu di:
bendung<m d<m atau waduk, h<rrus disimpm1 d<m diarsipkm1 yang seJalu berkembang, maka peraturan perum
dengan rapih selmna umur layan hcndung<m. Catalan ini undangmt y<mg berkenaan dengan kemncman bcndll
meJiputi ant<rra lain: dokumen desain (seperti: patokan d:m waduk tid<tk mcnyangkut r.incian t<1ta cara atau ri
desain, data mm;ukan, Japorm1 penyelidikan lap<mgmt dan teknis, telapi bcrupa kerangka yang menent
pengujian model, pcrhitungmt, gmnh<U' d<m spesifikasi), kehijaksanaan dan kebutuhan umum sehin"•'a ee c

catatan pelaksanaan konstruksi (seperti: dokumcntasi mcng::unhil mant~tat sepenuhnya dari kem<~juan ilm1
mcngenai cara konstruksi dan hahan bangunan, catatan tcknologi.
mcngenai pengendali<m mutu, pengujian di laboratorium, (2) Untuk memudahkan pelaksmla<m operasional pera
inspeksi selama konstruksi, ohservasi dan perilaku perundang-undangan mcngenai ke::unanan hendu
struktural, dan satu set lengkap gambar catatan pcrlu disusun pedom<m kemnamm tcrsendiri; dan hila!
pelaksanaan konstruksi), semua petunjuk (ant<U'a lain: untuk setiap bcndung<m. :
untuk eksploitasi dm1 pemeliharaml), catatan mengenai (3) Kewenanl!an......
Komisi dalam men.,amhil
0
lclll"k"h
c ~
perilaku struktural d<Ul operasionaJ (seperti: pemhacaan keputusan untuk mengawasi keamanan hendUJ
instrumen bcserta interpretasinya, catatan inspcksi, dan berdasark<m semua stand<U' yang herlctku.
evaluasi kcamanan), sctiap catatml mcngenai perubahm1, (4) Pedoman Keamamm Bcndungan ini dru1 st<md<U' Jai11
peker:iaan perluasan dan atau rehabilitasi; dan catatan berlaku tidak membehaskan Pemilik dan Pen~
mengcnai kejadian luar hiasa atau kcjadian yang Bcndungan dari s<mksi hukum, kcwajihru1, tlan t<illi
berhuhungan dengan kemnamm hcndungan. jawah yang melckat pada kepcmilikan
kcpcngclolaan ya.
(2) Penyimpanan dokumen: (5) Komisi dihcri wcwenang untuk memerintahkan :
2.1 Sekunmg-kunmgnya 4 set dokumen bendml!!<Ul harus tindakan atau ketentuan yang dlanggap perlu 1
tetap tcrsedia masing-masing satu set di kantor menjrunin atau memulihkan kcrunamm suatu hendt
Pemilik, Pengclola Bcndung<m, di tempat bcndungan, atau waduk, tcnnasuk mcnurunkan air atau tnCII!!OSOI
d<Ul y<mg lain di kmltor Komisi. Pcngelola Bcndung<m waduk, dan hila perlu mcmhongkcrr bendungcu~. P~
bcrtmtggung jawah atas pemutakhiran, pcngarsip<m, Komisi dilaksanakan olch Pemilik atau Pen!
dm1 tersedianya satu set dokumcn tli kmltornya dan Bcndungan. Apahila Pcmilik at<m Pen!!clola Bend
juga bcrt<mggung jawah menyampaikan catatan tidak sependapat dcngm1 perintah Kon~isi, m<tka Pc
pcmutakhinm kcpada Komisi. atau Pcngelola Bendungan dapat mcmpclajari ~
2.2 Dokumen hendungan harus tetap hcrada di tcmpatnya y<mg ada. Dal:un hal ini pcrintah Komisi tclclp dijal
scl<una umur laymt bcndungan. kecuali apahila Komisi setuju untuk nie11
pehtksanaannya s;unhil menunggu kcpulusan hi
Lchih Tinggi.
(o) Sctiap org;misasi ywtg terti hat dahun kcaman;UJ hcnd
mcmpunyai slruktur. urai<m kcrja, fungsi tlau tug~

282 llagian 8 : Bendung. Bendungan .•"iungai. Jrigasi. J>anrai.


SNI. 03-1731-1994
.Jcu_;!all kondi~i
schenarnya. Untuk mcnghindarkan besar, meskipun berada di daerah ym1g tidak mcmpunyai
penyclc~ai<m kon~crvatif yang
tidak perlu dan mahal, pcrlu sejarah kegempa<m, dilakukan analisis tcntang Jitologi,
Jipikirk;m teknik yang cocok untuk mengata-;i ma-;alah stratigrati, gcologi, struktur tektonik dan penneabiliL<L"
::ang akan tirnbuL Jika temyata diperlukan perbaikan bawah permukaan sctempat dan regional. Untuk
Jonda~i y;mg lehih rumit dan lchih kuat dapat diijinkan mengcvalua'\i potensi kcgempaan perlu ditcliti dengan
adanya hiaya de~ain tamhalum. cermat mengenai catatan gempa bescrta pengaruh
penyesarcm atau ciri tektonik lainnya tcrhadap: prakiraan
Pasal19 kejadian, besar<m, dan lokasi aktivit<L" gcmpa.
Oeformasi Bangunan
Untuk memungkinkan pcmeriksaan perilaku struktrural BABS
bendung<m, hcsamya defonna-;i akihat peningkatan beban PEMANTAUAN
mali selmna konstruksi dan akibat berbagai kondisi P~1sal 23
pemhehm1an akhir, dapat ditentukan dengan perhitungan Sistem Pengamatan Hidrologi
dan atau pengujian model struktur. (1) Apabila tidak dapat diandalkan, sumber semua data yang
Kernungkinan pcngaruh dcformasi fondasi dan bukti merupakm1 dasar desain harus dipcriksa. Pemeriksaan
tebing tumpuan terhadap deformasi hangunan barus mcliputi: pos duga air di sungai dan pcnakar hujan di
disclidiki. tempat y<mg tcrpencil atau juga di tcmpat yang sulit
dijangkau, serta Lata cara pengiriman dan pengolahan data.
Pasal20 Kadang kala kesalal1an da'iar telal1 lmna dijumpai dalmn
Kemerosotan Mutu Bahan rangkai<m data, scbagai contoh yang herhubung<m deng<m:
Dokurnen desain harus mcncantumkan instruksi mengcnai datum, tata cara pcmbacaan, atau pcralatan yang
perlindungan terhadap kemerosotan mutu bahan dan perbaikannya Lidak mcmadai.
komponen struktural bcndungan. (2) Peningkatan mutu atcm penmnbahan sistcm pengmnatcm
Dalarn rnendcsain komponen struktural baja untuk yang ada dilaksanakan dcngan cara menyesuaikan
bendungm1 harus disediakan kclcga<m y<mg cukup terhadap peralatan dan tala cara pengolahan y<mg baru terhadap
korosi. yang lama, demikian juga kescragaman data yang
Apahila keamanan bendungan secara keseluruhan diha'\ilkan olch komponen sistem ym1g baru dengan yang
tergantung dari komponcn atau hagian b<mgumm tcrtcntu Imna.
seperti sekat kedap air atau drainasi, maka harus (3) Sistem pcngamalan hidrologi dipcriksa secant berkala
dipertimhangkan pembuatan komponen atau unsur untuk kebutuhan pengujicm kemhali.
pengmnm1 y<mg lain.
Tingkal kedalmnan penyelidikan hahan harus sesuai Pasal24
dcngan ukuran dan jenis hangunan; dan mencakup Pemantauan Struktural ·
penguji<m untuk mcnentuk<m sifat atau unsur yang, dapat (1) Pemantauan keamanan hendungan dihatasi pada
menimbulk;m kcrusakan karena penuaan hangunan. pengmnatan pada hal pokok untuk evalmL"i kcstabilan
struktural dan keterpaduan dalam penyelcnggaraan
l'asal21 pemhacaan, pcnanganan, dan pcngolahan data. jika
Remhesan diperlukan untuk keperluan pcnelitian, maka pemmg<man
Prakirwm teoritis penneahilitcL" fondasi dan urug<m, dan pembacaan, pengolahan, dan peny<~jian data dari dua
. besamya aliran rembcsan disiapkan oleh Pendesain. sis tern pem<mtamm terse but dipisahkm1 sccara fungsional.
Alat ukur aliran akibat rembesan merupakan bagian (2) Dalam hal khusus sebaiknya disediakan sistem
peke~jacm desain bangumm heton dan urugan. pemantamm cadcmgan. Jika pcm<mtaucm dilakuk;m deng<m
Suatu sistem draimL"i d<m atau teknik lain (misal: injeksi, sistem pantau jarak jauh, maka cadm1gannya mcliputi
dinding diafragma, blanket) untuk mcmpcrkecil dan peralat<m dcm kahel transmisi.
mengalirkan rembesan/bocoran dengan aman melalui (3) Pemusatan instrumcn di dalcun satu potongan mclintang
fondasi dcm tubuh bendung<m disiapkan dalam dcsain. tertentu perlu dihindarkm1.
(4) Sistem pcmmllauan d<Ul rcnc;manya harus cukup luwcs
Pasal22 untuk mcmheri kcmungkinan pcruhahan kondisi yang
Kegempaan dapat timhul, haik scl<una konstruksi maupun eksploitasi.
Perhitungan pengaruh goncangan gempa dalmn desain Sistcm pem<mtauan d;m rcncmanya menentukan tingkat
untuk bendungan y<mg akan dihangun harus dilakukan. pcndidikan, ketnunpilan, d:m kehiasaan orang ym1g akan
Analisis tanggapan terhadap goncangan gempa pada mclaks<makan eksploitasi waduk.
bendungan herpedomm1 pada stml(lar yang bcrlaku d;m (5) Pcndesain menyediakan pclunjuk tcrinci tcntang
berdasark<m cara mutakhir. pcmas<mgan dm1 pemhaca<Ul instnuncn pantau.
Dalmn dekade terakhir terdapat banyak petunjuk ak;m (6) Dokumen yang lcngkap tcntang dcsain, pcmasangan,
k~jadim1 gempa yang dischabkan oleh waduk di daerah pengujian, perhaikan, dan pcnmupil<m untuk sctiap alat
yang sebelumnya mcmpunyai kegcmpaan s<mgat rendah panlau disimpan dcngan haik.
atau hehas sama sekali (gempa irnhas). Walaupun
penyehah langsung dan mek<misrnc geja.lcmya hclurnjelas, Pasal25
tctctpi kcholcl~jadi<mtimhulnya gempa irnh<L" ini rneningkat Pemantcman Seismik
scb<mding deng<m kedalmnan d<m volume waduk, serta (1) Di semua tempat hcndungan di dacrah yang mcmiliki
derajat penyesaran setcmpat dan regionaL Karena itu scjarah kcgempa<m atau yang mcnunjukkan kcmungkinan
disarankan supaya untuk bendungan dan waduk yang te~jadinya gcmpa imhas, sistcm pcmantauan scismik harus

/Ja~;ian : 8 lkndung. /Jcndungan. Sungai. Jrigasi. l'alllai. 285


SNI. 03-1731-1989

UAI\4 (7) Pcrh.tungan, pcrtimbangan, penyclidikan, pcng1


I>ESAIN STIHJKTUR kcsirnpulan, saran, dan kcputusan dcsain didoku
Pasal 16 tm;ik<m dcngan tcliti.
Metoda. Patnkan. dan Ancan~an I>esain on Dcsain tcrinci lcngkap untuk scmua b<mgunan rek
(I) Metoda dan patokan dcsain harus scsuai dcngan kcadaan sipil disiapk<m olch Pcndcsain untuk tcnaga pela
pcrkcmhangan tcknologi dan discsuaikan dcngan konstruksi. Pckcr:jaan tcrsehut harus dilakukan
kondisi tctap. Pcndesain dan tidak bolch dilimpahkan kc
(2) Schclum mclalui pckcrjaan dcsain. patokan yang Pemhorong,
mcrupakan dasar dcsain slruktural h;mJs ditcgaskan dan Pcmilik, atau Pcngclola Bcndungan. Pcndesain
didokumcntasikan. Pcmilihan dan pcncntuan patokan mcmpcrsiapkan spcsilikasi pcralat<m mckanik dan •
dcsain hams mcmpcrtimhangkan cara analisis struktural scrta mcmcriksa dokumcn desainnya yang dipcrs~
yang akan digunakan. ting.kat kctclitiannya. d;m pcmakahm olch pahrik pcmhuatnya.
program komputcr yang dih;u·apkan. (Y) Pcndcsain harus mempunyai tcnaga berpengalaman
(3) Patokan dcsain dipilih scsuai dcngan stcuular y<mg hcrlaku. desain dan pelaksanaan konstruksi jenis proyck
Schclum lcrscdia standar yang hcrlaku maka patokan sedm1g didesain, supaya dapa mengenal kesulitm1/m
dcsain yang dipakai disusun nlch Pcndcsain, dan disctujui y<mg mclckat pada operasi dan tala cant tcrtentu,
olch Komisi. mcnghindarkan pcrsyaratan spcsilikasi yang tidak
(4) Scmua hangunan pclcngkap yang mcnahan air dan
hangunan lain atau sctiap komponcnnya, y;mg jika rusak Pasa117
alau runtuh dapat mcmhahayakan slahilitas hcndung;m, Behan dan .Faktor Keamanan
didcsain dcng;m palokan kcmmman yang scuna scpcrti ( 1) Komponen dan rincian struktur dari bendung<m dii
hendungan utama. untuk dapat menahan kombinasi paling berbaha~
(5) Ancangan dcsain harus mcmpcrtimh<mgkml persyaratan paling lidak mcnguntungkm1 dari hehan statik dm1 diJ
khusus yang hcrhuhungan dcngan kccunanan sebagai tcnnasuk yang h<mya mungkin, atau h<mya dapat l
hcrikut: selmna-konstruksi. Namun demikian faktor keaJJ
5.1 Pclaksanaan pckcrjmm dcsain dilakukan olch suatu dapal disesuaikan dengan kebolehjadian terj~
rcgu yang ahli dalam dcsain dan pcngawasan komhinasi terscbut.
pclaksanaan konstruksi hcndungan. Rcgu ini (2) Dalam analisis stabilitas struktural tidak
dipimpin langsung olch sconmg ahli rekayasa umum mcmpcrhitungkan pengaruh pipa lepas tckan I
hendungan. Pemimpin rcgu scyogyanya tclah hiasa elisiensinya kurang dapat dim1dalkm1 akibat pemelil
mclakukan kordinasi pekcrjaan suatu rcgu ahli dan usia. Dalmn hal khusus pcngaruh terscbut
sehingga dapat mcnghindarkan kckurangsera~ian diperhitungkan dalam imalisis, tetapi d1
dalmn kcrjasmna <mtara bcrhagai hidang keahliall. mcnggunakan t~tktor kcamamm yang discsuaikan.
5.2 Konscp dan rinci<m struktur yang rumit dan ya.ig (3) Pada waktu menentukan bchan dan komi
tidak dipcrlukm1, scharusnya dihindarkan. pemheb<man pcrlu mcmperhitungkan adanya peru
5.3 Kcscsuaian desain dengan pengctahum1 pelaksanaan akibat pcnuam1 bendungan.
konstruksi, tcknologi, d<m peralatan konstruksi.yang (4) Karena alasm1 ekonom i desain sebaiknya didasarkl
tcrsedia. kondisi ym1g paling besar kebolcl~jadi<mya dcmtida
5.4 Pcnyelidikan teoritis dan eksperirnental yang didasarkm1 padct kondisi paling ekstrim. Schmjutnyl
seksmna dilaks<mak<m terhadap konscpsi desain yru1g desain dipersiapkan sarana dan tindakan
haru d<m atau metoda, dan bah<m konstruksi yang memecahkan masalah y<mg mungkin timhul.
tidak konvensional.
5.5 Pcnyediacm fasilitas untukjahm-masuk y<mg cukup Pasa118
ke dalmn bagi<Ul dcm komponen struktur yang penting Stabilitas Fondasi
dari hcndungan untuk mempennudah pengawasan (1) Cakup<m penyelidikan fondasi disesuaik<m dcngan
kccunamm d<m kemungkinan pekerjaan rehabilitasi ~lm1 pentingaya bangunan, tingkat kerumitan kardki
di masa y<mg akan datang. tektonik d<m geologi setempat. Program penyelidild
5.6 Pengaturan tata letak hangunan yang dapat an~tlisis dm1 desain geoteknik harus berpedomaJ
~ I

mempennudah perbaik<m di masa ym1g akan datcmg pe1syaratan dan kebutuhan setempat dan cukup
d<m atau penggm1tian peralatcm listrik dan mekml,l.k umuk diu bah sesuai dengan keadaan rum sintt alamd
y<mg telah rusak atau telah <ms. terungkap.
5.7 Penyediaan vcntilasi yang cukup bagi lorong, (2) Bar.•;unan beserta fondasinya harus dianggap :
sumuran, terowongan, saluran air tertutup atau sebuo. h kesatmm dalam <malisis stabilitctsnya.
rmmgan tertutup lainnya untuk beker:ja atau inspeksi, (3) Penatsiran basil pengujian di laboratorium dl
atau untuk tempat yang dapat menmnpung gal\ yang penguj;an di lapm1gan sebaiknya selalu mengingal
mudah terbakar basil itu hanya bcrkaium dengan contoh. Untuk me
5.8 Penyediaan l~asilitas untuk mcngadaki:m cksploitasi dcm basil terse but menjadi data numcrik yang dapat 1
pemeliharrum sesedcrluma dan scmudah mungkin. dasar desain, pcrlu mempcrhitungkan huhungaJ
(6) Selmna penyusunan rcncana d<m desain suatu hcndungan, contoh dengan struktur geologinya sccara kesclu
Pendesain perlu memikirkan kemungkinan perluasan (4) Selama konstruksi dapat dipcroleh infonnasi ya1
hendungan, kebutuh<m penggantian komponen bm1gumm, diandalkan tentang kondisi yang sebenarnya.
dan peralat<m di masa datcmg, dcm menggabungk<m semt!'l \condisi fondasi scbcnamya lebih huruk daripada
kebutuh<m terschut dahun desain. Y<l;llg mendctsari desain, maka desain harus disc:

284 Bagicm 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /ri:~asi, Pantai.


SNI. 03-1731-1994

Panduan atau rcncana menginspcksi sclama konst.ruksi, dapat mint£1 pendapat Komisi y<mg selm~jutnya mengmnhil
,rennasuk pcngawa-;an mutu, disiapkan olch pihak yang langkab untuk menetapkan patok<m yang dapat diterima
'hertanggungiawab alas pcngawasan pclaksana:.lll semua pihak yang terlibat.
,J~onst.ruksi, hcrd<L<iarkan spcsilika-;i dan dokumcn dcsain (2) Perjanjian pengembangan sungai pcrhatasan yang
)aill. berkenaan dengan desain mencakup pokok-pokok <mtara
Pasal33 lain:
IV ctoda dan Tata Cara Pengawasan (i) Sistcm pcngamatan hidrografi, Lata cara, dan
Petunjuk tcnt;mg pcngawasan kcmnanan bcndung;;m harus perlengkapan scrta pengiriman, pcngolahan, dan
menctapkcm dcngan jclas: tujuan, sasaran, d<m maksud ketersedia~m data hidrologi;
akhir yang harus dicapai, d<m tidak terikat pada metoda (ii) Penentuan debit banjir dcsain dan kemampuan
atau tala cara yang dapat heruhah sclama masa Iayan pelimpah;
bendung<m. (iii) Penggunaan datcrran b<mjir;
Pendcsain bekc~ja-;cuna dcngan Pcmilik Bendungan dan (iv) Falsafah dcsain dasar d<m patokan kc;unanan;
Komisi, mcngcmhangkan pctunjuk untuk mcnangani, (v) Penggunaan air dan kegiat<m persungaian;
mcngolah, scrt.a mcngcdarkan data dan kcterangan yang (vi) Patok<m d<Lo.;<rr cksploita-;i dan pengeluar<m air d<rri
didapal dahun inspeksi. waduk;
(vii) Perlindungm1 lingkung<m.
UAB8 (3) Jika tidak ada sm·an atau pclm~juk, Pcndesain mcncntukan
RENCANA DARURAT DAN TATA CARA sendiri pencegahan yang perlu guna mcnghindari
pengalihan resiko atau bal1aya ycu1g tidak perlu kc wilayah
Pasal34 tepi sungai lain.
Rencana Operasi Darurat
Pendcsain mempcrtimhangkan kemungkinan keadaan Pasal37
darurat y;mg akan mcmpengaruhi kcmnanan bendungan, Kordinasi Sistcm Gawar Darurat
sehingga memerlukan operasi darurat. Pendesain (1) Sistcm gawar darurat di scluruh lcmbah sungai di hilir
hekerjascuna dcngan Komisi dan Pemilik Bendungan bcndungan paling udik scbaiknya dipasang melalui
memcriksa dcng<m tcliti keperluan, kelayak<Ul, penycdi<L:'lfl ketja'\ama langsung <mtcrra Komisi dcng<m negma tet;;mgga,
sarana untuk mengosongkan waduk secara darural. atau antcrr propinsi yang tcrlibal. Suatu Komisi dapat
Keputusan untuk tidak mcngosongkan waduk harus mewakilkan secara resmi scluruh atau scbagian tugas
beralas<m d<m tcrtulis resmi. Sumhcr tenaga list.rik darurat, kepada suatu kelompok kc~ja atau p<mitia klmsus, tetapi
jalan darurat mcnuju tcmpat bcndungan, komunikasi harus tctap hcrtanggungjawab, mcngarahkan, dan
darural intemal danjarakjauh,jalan keluarkaryawan, dan meninjau scluruh pekc~jacu1.
sebagainya pcrlu mcndapat pcrhatian dalmn dcsain. (2) Jika pclaksana<m konst.ruksi bcndungan dan waduk yang
Renccma operasi darurat tcrinci disusun oleh Pendesain didcsain memcrlukcu1 pcnycsuaian dm1 pcmhahan sistem
bekerjasmna dcngan Pemilik Bcndung<m. Rencana itu gaw<rr d<rrurat yang ada di ncgcrra/ propinsi lain, Pcmilik
harus siap pada saat bendungan dan waduk mulai dan Pcndesain h~rrus mcnycdiakan scmua data dan
eksploitasi. · keterang<m kcpada negcrra/propinsi lain mclalui Komisi.
Rincian lihat bab 2 I . (3) Sistcm gaw<rr darurat ditetapkan atau diuhah scdini
mungkin schingga cukup waktu untuk saling
Pasal35 mcnyesuaikan diri. Sistem itu h;rrus bcropcrasi waktu
Gawar Darurat mulai mcmbangun bcndung<m.
Sistcm gawar darurat ditetapk<m bcrs<una oleh Pcndcsain,
Pcmilik Bcndungan, dan Komisi. BAB 10
Ketcntmm klmsus desain gawar darurat pcrlu dipadukcm PERENCANAAN DAN DESAIN UNTUK PERLUASAN,
dalam dcsain. PERUUAHAN, REHAUILITASI, PERBAIKAN, DAN
Studi untuk mcnentukan persyaratw1 sis tern gawar darural PENGHAPUSAN UENDUN<;AN
disarankan mcncakup analisis bobolnya bendungan.
Ketentuan yang menyangkut tcntang analisis boholnya Pasai3X
bendungan ak<m disusun olch Komisi. Tata cana Dcs.ain
(1) Untuk mempcrluas, mcnguhah, mcrchahilitasi atau
BAB9 menghapuskw1 hcndung<m atau s;rrana y<ulg ada. maka
~SPEK KEAMANAN DESAIN YANG UERKAlTAN dokumcn dcsain asli dan scmua pcn<unhahan scl<una
DENGAN SUNGAI PERBATASAN konst.ruksi, d<m catat;m cksploitasi pcrlu dipclaj;rri dcngan
seksama. Kclakuan, pcnampilan opcrasional, dan
Pasal36 kckokolum hmlgun;m harus ditcliti scccrra ccrmat dcngan
Keamanan Bangunan dan Eksploitasi pcnyclidikan tcrinci di Iapangan d;m mcmpcrtimhangkan
Segala aspek kemnanan desain scmua bcndungan dan laporan inspcksi tcrdahulu, schclum mcmulai dcsain
waduk yang Uk<m dib<mgun di sungai perbata-;an harus tcrinci.
berscsuaian satu smna lain. Karcna itu dalam mcnctapk<m (2) 1ika pcrluasan a tau pcmhahan pcrlu h;myak pcnycsuai;m,
konsepsi dan patokan Pcndcsain pcrlu mcngctahui a tau j ika anggapan das:rr dan kcadaan lingkung;ul yang
persyaratcm klmsus, standar, larm1gan, dan pcraturan lain mendas<rri dcsain tclah hanyak hem bah. maka kcm;mtap<m
yang ditetapkan dalmn perjanjian untuk pcngcmb<mg<m bangunan pcrlu dianalisis ulang sclmulmya.
sungai. Jika pc~j<mjian semacmn itu tidak ada, Pcndcsain

/Jagian: 8 lkndtmg. lkmlungwt, S11ngai. lri,L;asi. l'cmllti. 287


SNI. 03-1731-1989

dipasang scdini mungkin untuk menycdiakan data (3) Prakira<m tingkat pcngendapan di waduk digunakaJ
pcmhanding schanyak mungkin schclum konstruksi pertimbangan desain untuk sar<ma pemhila._, dan
dimulai. perhitungan gaya desak lapisan endapan s~
(2) Karcna pcnafsiran yang tcpat alas catatan gcmpa menentukan beban desain bendungan.
mcmhutuhkan pcngalaman khusus, sistem pcmantauan (4) Di dacrah yang dapat timhul gempa, untuk metJ
harus didcsain dcngan hantuan ahli. Pcnafsiran keputusan desain pengrunamm terhadap dinding ba
pcmhacammya harus dikc~jakm1 oleh ahli seismologi alau sadap utama, dan sebagainya, Pendesain
instansi Pemcrintah yang hcrwcnang. mcmpcrtimbangk<m kemungkinm1 penyumbatan ba
pengeluaran oleh liquefaksi deposit endapan.
UAU6 ( 5) Lubang pengura" dan b<mgunan pengeluaran y<mg U
PERENCANAAN DAN DESAIN WADUK rendah didesain dan direncanakan jadwal opeJ
sedcmikian rupa sehingga dapat menguranj
Pasal26 mengendalikan pola pengendapan lumpur dan 'l
Penanganan Uanjir dasar di sekitar bangunan tersebut. Desain m~
(1) Dchil mclalui pcmhangkil tcnaga (listrik), pintu, atau analisis masalah tentang abrasi beton dan baj~
sarana produksi lain tidak holch dipcrhitungkan dalmn pengikisan endapan dalam jumlah besar mil'
mcncntukan atau mcmcriksa kcmampuan pelimpah. bangunan, dan mcncakup tindakan pcrbaikru
Dalam hal khusus di mana sarana produksi terpaksa mungkin dapat dilakukan
dipergunak;m untuk memhantu kemmnpuan pelimpah,
maka desainnya harus mcndapat pcrsctujmm Komisi. Pasal29
(2) Dakumcn dcsain mcncakup petunjuk terinci tentang Benda Padat Mengambang
opcrasi pclimpah dm1 gawai pengeluar yang lain, seperti: Desain mencakup anal isis tentcmg: jenis, ukuran, d<m bm
tala cara pemhukaan d<m pcnutupan pintu, serta urutannya benda padat mengambang dan melayang yang m
diuji di Iapangan dengm1 skala penuh. tenmgkut, terutama sclmna banjir besar. Jika data yan
(3) Dismnping sistcm pcmhcri tenaga listrik utmna untuk diandalk.:'ln tidak tersedia atau tidak memadai, mungki
menjalank<m gawai kcndali hanjir, harus tetap tersedia diperoleh dari DPS teumgganya yang terletak di ling
sumher dm1 sistem pemhangkit tenaga Iistrik cadangan almn serupa. Desain bendungan d<m hangunan pelen~
yang hchas. harus memungkinkan untuk dapat mengumpulk
membuang benda padat semacmn itu atau mclimpall
Pasal27 tm1pa menghmnbat atau membahayakan fungsi pelimj
Kemantapan Tehing Waduk h<mgunan sadap utmna.
(1) Daerah tcpian waduk yang kritis, yang diperolch dari
pcnyclidikan, harus diselidiki terhadap kcmungkinan Pasal30
mcnjadi tidak man tap selama a tau setelah waduk diisi atau Keamanan Lingkungan
surut cepat, dan terhadap keruntuhan yang dapat (I) Desain harus mencakup penilaian kemnamm lin,
mempengaruhi keammum bendungan a tau setiap bangunan seluruh daerah waduk dan dacrah sckcliling:
atau sar<ma lain di sekitar waduk. cekungan sungai di hilir bendung<m. Penilaian m
(2) Upaya y<mg memadai terhadap daerah tepian waduk yang antara lain: pembersihan waduk, pelcstarian n
tidak mantap ditentukan Pendesain untuk menghadapi bahaya kesehatan, dan perikanan.
Iongsoran tcbing yang membahayakan bcndungan alau (2) Apabila diperkirakan dapat timbul keadaan liDJ
keamamm umum. J ika ada kemungkimm terjadi longsoran merugikan di caJon waduk, maka hal itu dapat
hcsar ke dalam caJon waduk, harus didesain dengan aturan tepat yang ditentukm1 Pendcsain.
penangulangannya dan dilengkapi dengan sistem
pemantauan yang scsuai. Pasal31
(3) Bilrunana perlu Pendesain menentukan tindakan untuk Gawar Uanjir
mencegah pcngikisan tehing. (1) Suatu pedoman gawar hanjir ditetctpkan bersaJ
Pemilik . Pengelola Bendungan, sertct Pcndesl
Pasal28 disetujui oleh Komisi.
Pengendapan di Waduk (2) Dcsain gawar banjir yang kh<L" harus tcrcantull
(1) Perencanaan waduk mencakup kegiatan menyelidiki desain bendungan.
pengangkutan hahan padat oleh sungai dan bakal
sumbemya di dalmn DPS di hulu tern pat caJon bendungan, UAU7
Apabila perlu d<m memungkinkan, ditentukan sarmm ym1g PETUN.JUK INSPEKSI KEAMANAN
memadai guna mencegah pengendapan yang berlebihan Pasal32
di waduk. .Jadwal Inspeksi
(2) Ketepatan d<m keandahm rangkaian data muatcm layang (1) Pendesain menyediakan petunjuk tcrinci untuk :
dan muat<m dasar ym1g diturunk<m dari rekaman searah, keamanan berkala hcndungan selama ckploil
diperiksa deng<m memh<mdingkml data di DPS tetangga pengisi<Ul pertmna, seperti ditentukan dalam I
yang ciri hcntang alamnya serupa dan terletak dalmn Kctentuan itu mcncakup rencana tindakan hila JlCDl
fonnasi gcologi y<mg sama. Asal dan keandalan semua menunjukkan dapat timbul keadaan gawat.
data harus diperiksa guna menghindari kesalahan dasar (2) Semua hal pokok yang akan diinspcksi diU
y<mg herasal dari pcngamatan dan sistem pengolahan data, Pendesain; sed<mgkan urutan d<m kehi<N~LUl mengi
dan tala canmya. ditetapkan Pendesain hersama Pcmilik Bendungl

286 Bagian R: Bendung. Bendungan. Sunxai. lrigasi. Pantai.


SNI. 03-1731-1994

Pemilik Bendungan. Pengaraban ini herupa hantuan pelaksanaan konstruksi, basil penyelidikan dan pengujian
konsultasi teknik herkesinamtmngan dan kunjungan pemetaan geologi pada penggalim1, serta laporcm perbaikan
flcrkaJa oleh Pendcsain senior; dan hila perlu mcnempatkan dan pemeriksaan fondasi.
wakil Pcndcsain secara tctap di tempat kcr:ja. (9) Pembacaan instrumen pantau harus dimulai sedini
mungkin agar dapat dipcriksa fungsi serta keandalannya
Pasal44 sehingga dapat menyediakan data pembanding secara
Supervisi dan lnspeksi Konstruksi maksimal. Hasil pembacaan instrumen ini dilaporkan
Supcrvisi ilim inspeksi selama konstruksi dike lola oleh ahli kepada Pendesain sehingga Pendesain dapat mengk~ji
bendungan yang mempunyai keahlian umum dengan kembali desain hila diperlukan.
·pengalmn;m yang cukup dalmn melak.-.anakan konstruksi (1 0) Setiap pcnyimpangan dari desain asli harus scgera dicatat
dan mcndesain sehingga dapat memahami keterkaitan pada gambar dan catatan pclaksanaan konstruksi untuk
antara teknik konstruksi dengan a-.as dan tujuan desain. digunakan sebagai acuan di kcmudian bari.
Peker:jmm seyogyanya sering dikunjungi oleh Pendesain (11) Informasi yang mungkin herguna di kemudhm hari barus
untuk mclakukan inspcksi umum tentang: keadaan dicatat pada gambar dan catatcm pelaks~macm konstruksi.
lapangan, kcm;~jmm, dan mutu konstruksi. Wakil Pemilik Informasi ini meliputi antara lain: jenis, mutu d<m merck
Bendungan di tcmpat ker:ja harus selalu diberitahu bahan, penghentian pengcconm hcton y;mg, tclk teratur,
mengcnai n1Isal~th. patokan, dan putusan desain agar Iebih ketidaktcraturan tcknik pcngcring;m, retakcm y<mg ditemui
mem;thmni konsepsi dan rincian dcsain, dan pentingnya dan lain-lain. Catalan tersehut mungkin dapat berguna
persyaratan khusus. Pemilik Bendungan harus untuk perbaikan yang mungkin dipcrlukan, mcmpcr-
memhcritahu Pendesain mengenai kcadaan krisis, kinlkan jalur remhesan, mcmpcrtimhangkan keamanan
kekurangan atau peruhahan mutu atau sifat bahan hendungan, dan lain-lain. G<unhar d;m catat<m pel<lksmuum
·bangunan, a tau sctiap kccurigaan terhadap perub~than konstruksi yang lengkap kemudian diarsipkan.
keadaan y;mg tidak sesuai dengan desain. (12) Pelaksanaan pekcrjaan injcksi diawasi dan
Supcrvisi konstruksi dilaksanakan secara cermat dan didokumentasikan. Hal-hal khusus dicatat dan diarsipkan
mencakup kesesuaian antara mutu konstruksi dengan agar dapat digunakan sebaga.i acmm di kcmudian hari. Hal
spesilik<L"i dan dokumen desain, serta kesesuaian keadaan khusus tersebut meliputi <Ultara lain: profil hor, hasil asli
lapmlg<m dengm1 anggap;m desain. Petugas supervisi harus pcnguji~m tekan;m air, lmna w;lktu pclaksml<l<Ul, tcmpcratur
mmnpu menget;thui apahila ;mggapan desain tidak sesuai sctempat, cmnpunm bab;m injeksi, tckmum ir~jeksi, volume
dengan keadaan yang dijumpai, dan harus mengawasi bcthan injeksi, tahap;m injeksi, kcluarnya adukan injeksi
ketaatan tcrhadap peraturan kemnamm selama konstruksi melalui luhm1g udara, peruhahan hcntuk, atau retakcm bila
untuk menghindari kecelakaan. ada pada bangunan at:"J fondasi yang diinjeksikan dan
Pemctaan geologi teknik harus dilanjutkan selama basil pcngujicm tckamm scsudahnya.
pengali;m dan hasilnya dinilai dan dik;~ji oleh Pendesain. (13) Supcrvisi dan inspcksi harus dilanjutkan hingga pada
Sehelum memulai konstruksi bangunan, Pendesain pcmas<mgan dm1 pcngujian pcralat;m cksploitasi waduk.
memeriksa fonda-.i d<m perbaikannya scrta memherikan (14) Selama hcrlangsungnya pclaksanaan konstruksi
persctujuannya. hendungan, inspcksi herkala dihlkukan scsuai jadwal
Defonnasi hangumm, fondasi, dan bukitltcbing tumpuan tahapan konstruksi y;mg pcnting. lnspcksi ini dil:lkukan
akibat peningkatan beban mali bendungan, begitu juga olch regu Komisi dan atau P;mcl Bch<L'i, dan ditctapkan
peningkatan tegmlg<m d;m regangan, harus diperiksa secara hcrsama dcngm1 Pemilik Bcndungan.
rerus menerus; serta dibandingkan dengan besaran y;mg (15) Inspcksi khusus setelcth tcrjadinya pcristiwa luar biasa y;mg
didapal hcrdasarkan perhitungan desain. mungkin timhul selmna masa pchlksanaan konstruksi.
Selmna pelaksana<m konstruksi, volume rembesan air serta dilaksanclkan sckurang-kurangnya olch Rcgu lnspcksi
tek;mannya harus diukur dan dibandingkan dcngan hasil Pcmilik Bcndungan (ayat (I) d;m (2) pasal 6). misalnya:
perhitungan rcmbes;m dan tekamm angkat. Sumhcr air banjir besar, gcmpa, kch;lkar;m, atau pcmbah;m mcndadak
remhesan dan kualitasnya (jemih alau berlumpur) perlu dari pemhacam1 instrumcn. Rcgu ini harus mcmhcrikan
diselidiki oleh Pendesain. Analisis kimiawi untuk laporannya kcpada Komisi.
menentukan kandung<m zat terlarut mungkin dipcrluk;m (16) Schelum hcndung;m discrahtcrimakan kcpada Pcmilik
bila ada hahaya tcr:jadinya crosi pelarutan, misalnya Bcndung;m, Pcmilik Bcndungan mchlksanakan pcngujian
terhadap tinli injeksi. Aliran remhcsan harus diwnati pcnmnpihm hidraulik dan pcrilaku opcrasional prototipc.
sehingga efisiensi injeksi pada fond<L"i dapat dicvaluasi. Pcnguji<m ini hams dilaksanakan scsuai dcng;m progr;un
Bagan kcr:ja, fungsi, t<mggung jawah dan tala cara untuk yang tclah ditctapkan dalam ayat (6) Pasal 12.
pengcndali<m mutu diciptakcm secararesmi schagai hagi;m
dari sistem pengaw<L-.<Ul pelaksanmm konstruksi. Hal-hal nAn u
rutin, cara pcnguji<m, scrta patokan untuk mcnyctujui suatu PENANGANAN SUN<;AI DAN PEN<;ISIAN WADllK
pekerjmm ditctapk<m bersmna olch Pcndcsain dan Pcmilik
'Bangungan. Pas~•l45
Pcngcndalian mutu dan inspcksi konstruksi diatur Pt.>nJ,.telakan SunJ,.tai
lberdasark<m spesitikasi konstruksi, dokumcn dcsain, d;m ( 1) Patokan dan konscpsi dasar dcsain untuk pcngdakan
'atau ketentuan lain yang ditctapkan oleh Pcndcsain. Hasil sungai, scpcrti: kcmungkinan tcrjadinya hanjir yang
pengcndalian mutu dan pcmcriksaan konstruksi pcrlu tcrulang, hidrograf hanjir dcsain untuk pcngalihan sungai.
didokumcntasikan scrta diarsipkan schagai catatan rcsiko yang dapal ditcrima. dan schagainya. ditcntukan
)lelakswm;m konstruksi. Catatcm terschut mcncakup, <Ultara olch Pcndcsain dan Pcmilik dan disctujui okh Komisi.
lain: informasi tcnlang hahan hangunan dan cara

!JaNian : 8 11£-ndung. lkmhtngwt ..\'ungai. lrigll.l"i. l'antai. 289


SNI. 03-1731-1989

Pasal39 Jlasa1 41
Asas dan Patokan Dcsain Pekerjaan Desain Untuk Memperluas, Meng
( 1) Asas dan patokan dcsain yang garis hcs:ultya diuraikan dan Memperhaiki Uendungan.
da1am hah 3 dan 4 harus mcnjadi pcdoman mcndcsain: (1) Untuk mcmcriksa dan mcnyctujui dokume
pcrlu:1san. pcruhahan. rchahi1itasi. pcrhaikan, dan mcngcnai pcrluasan, pcrubahan dan atau re
pcnghapusan hcndungan dan waduk scjauh masih dapal bcndung;m dan waduk yang ada, <LI\CL" yang d
ditcrapkan. dal<un pasa140 ditcrapkan sepcrti mcmbangun b
(2) Schc1um mulai mcndcsain tcrinci. kcadaan schcnarnya baru.
ha_!!ian atau komponcn hangunan yang akan dipcrluas, (2) Apabila bcndungan tidak aman karcna Pe11
diuhah. atau dipcrhaiki harus disurvci dan dicalal. Hasil Pcngclola gaga] mclaks;makcm pcrbaik;m y;mg di
pcncatalan dimasukkan dalam ;u·sip dokumcn hcndungan. maka Komisi dapat mcnctapkan pcrbaik;
mcmulihkan kcmnanan bcndung;m. Pcrbaikan
BAH 11 dan dilaksanakan konstruksinya dalam wa
PEN<;t.:SAHAN DESAIN ditctapkan oleh Komisi.
Pasal 40 (3) Pcristiwa dan musibah yang mcmpcngaruhi }
llcsain Asli bcndungan d;m waduk harus dicatat secant cen
( 1) Alas dasar pcraturan pcnmdang-und;mgan yang hcrlaku mcncntukan cara pcnanggulangannya. Pclaja
maka tala cara pcmcriksaan dcsain ha.rus discpakati dimnhil dari kcjadi<m semacmn itu dipcrtimh<mgl
hcrs;una anlara Komisi, Pcmilik. d;m Pcndcsain. Apahila mcndcsain bcndung;m baru serta mcrchabilitasi b
dipandang pcrlu. maka dapal dilakukan pcmcriksaan y;mg ada.
tamhahan olch Panel Bchas.
(2) Sclanjutnya tala cara dan pcrsyaratan mlluk pcngcsahan C. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
rcsmi tcrhadap dokumcn dcsain dan ijin mcmh<mgun akan
diatur dcngan pcraturan pcrundang-und;mgan tcrscndiri. BAB12
(3) Dcsain dan konstruksi hcmlung;m yang herukurcm dan ASPEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI TERI
mcmpunyai ciri istimcwa harus dikaji sccara hcrkala oleh DES AIN
P;mcl Behas. Jadwal kcrja P<mel Bchas ditctapk;m herscuna Pasa142
olch Komisi. Pcmilik, dan Pcndcsain sctclah Peruhahan Konstruksi Terhadap Desain
mcmpcrtimh<UJ!' ,;:;m kondisi proyck. Scmua ;mggola P;mcl (1) Pcrubalum dan atau perg;mtian sclmna konstrt
Be has harus dit. ritahu pada waktu tcratur mcngcnai hasil dapat mcngubah sccara mcndw;ar d~m a tau bcsar
pcnyclidikan dan pcngujian, patokan dcsain, putusan, tala dcsain asli, akihat ditcmukannya kondisi Iapan,
cara konslruksi, kcmajuan, hasil inspcksi sclama herbcda tcrhadctp prakiraan yang mendasari desai1
konstruksi, pcrg;mtian kcadaan atau tala cant, rcncana y;mg dihuat untuk memudahk;m pelaksanaan k<
pcngclakan (sungai), pcngaturan cksploitasi waduk, hanya balch dibuat oleh Pcndesain dan diset1
rcnccma pcngisi;m waduk, renc;ma kcdmurat<m, rum semua Pemilik Bendung;m. Perubah~m itu harus dilal
scgi lain yang dapat mcmpcngaruhi hmgsung atau tidak scsuai dengan patok;m, konscpsi, d;m <LI\CLI\ asli; d
langsung kcamanan hcndungan. Panel Bebas harus analisisnya scrta didok;unentasikan. Pcrubah
mclapor kcpada Pcmilik yang selanjutnya mcmberitahu konstruksi, yang dia.kibatkannya dirundingkan
Komisi dan. Pendesain mengenai temuan dan oleh Pcmilik dan Pemborong Pclaksana Konstn
simpulannya. Suatu Panel Bebas diharapkan dapat (2) Pcrubahan kecil selama konstruksi dibuat olt
mcncapai kcscpa.kat<UJ wa.laupun masing-masing ~mggota Pcndesain di tempat kerja dan disetujui olch
mempunyai Jatar hclakang dan pcngalaman hcrbcda. Bendungan.
Simpul;m harus dicapai lcwat diskusi scksmna mengcnai (3) Penyelidikan geoteknik dilakuk<m berhmjut sejala
masalah yang belum terpeca.hkan dcngan memper- kemajuan penggalian untuk membandingkan
timb;mgk<m kepentingan proyck secara menyeluruh. ;mggapan y;mg mendai\Ctri dcsain atau mempcrc
(4) Pemeriksaan dokumen d;m lata cara desain tidak terhat<L" dan keterangan yang dibutuhkan untuk me
pada rincim1 komputasi numerik dan struktural. Perhatian perubahan y;mg diperlukan.
khusus ditujukan kepada pengkajian kritis tcrhadap:
patokan dcsain, konsepsi tata leta.k, ciri danbcsaran Pasal43
struktural d;m hidraulik, dm1 ke;mdal;m operasional proyek. Metoda Konstruksi dan Peralatan
Pokok pembahas;m mencakup, m1tara lain: aspek hiciologi ( 1) Metoda konstruksi d;m peralatan h;rrus cocok unl
dan geotcknik yang menentukan konsepsi dcsain, mencapai mutu peketjaan seperti yang ditentu1
keseragam<m patokan, hampinm metodologi, keputusan hal itu tidak dapat dipcnuhi karena hcbcrapa
dalam proses desain, pemborosan struktural, adanya perubahan mungkin dapat diusulk;m kcpada Pe
tindak;m tamhahan y<mg s<mgat penting untuk kemmman Perubahan itu tidak berlaku scbelum disetujui re
menyeluruh, kesinmnhung;m pemeliharaan b;mgunan, d;m Pemilik Bendungan.
masalal1 lain yang umumnya tidak Iangsung berkaitan (2) Pendesain harus sclalu mcmbina hubungan te!al
dengan pcrhitung;m desain. wakil Pemilik Bendungan di tempat kcrji
menghindarkan resiko yang tida.k perlu karen
pendapat antara maksud desain dcngan kcmamJ
metoda konstruksi. Jika Pendesain tidak diberi tug
melakukan supervisi konstruksi, Pendesain :
tidaknya ditugasi memhcri pengarahan tcknik

288 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai, lrigasi. Pantai.


SNI. 03-1731-1994

Pasal SO terhadap pr·~·•hahan Lata guna tanah yang mungkin tcr:jadi


Tindakan Sanitasi di DPS. Peru. ,di<Ul tersehut ake:mmempengaruhi: kondisi
·1(-mpal hcscrta sarana konstruksi harus dilcngkapi dcng;m drainasi pcrmukacm. muatan dasar dcmmuat<mlay<mg, d<m
:.B'ilitw;. pcralatan, dan pelayanan yang dipcrluk;m scpcrli: hidrograf debit banjir desain. Hasil dari penaksiran
tt ngolahe:m air, pcngolahan dan pengumpulan limhah, dihandingk<m dengm1 patokan dan data masukan dcsain
ttrta pcngumpulan dan pengendalian sampah dan limbah asli. Jika ada peningkatan puncak hanjir yang hesar,
~ainnya. kemampuan bangunan pelimpah dan bangunan
film tcrjadi pcrtamhahan pcnduduk akihat adanya proyek, pengeluaran harus diselidiki.
J;aka lasilitas dan pclayanan kcschatan scrta sarana (2) Pengukuran muka air, aliran ke luar dan masuk, serta
;;mitasi y;mg mcmadai discdiakan olch instansi Pcmcrintah sedimcn harus dilakukm1 berlanjut untuk mcmperoleh data
f';Ulg hcrwcnang. masuk;m guna mengkaji anggapan ym1g mendasari desain
;..imhall y;mg ditimhulkan olch proyek harus ditanggulangi asli.
:tJteh Pcmilik Bcndungan sejak tahap awal konstruksi untuk (3) Peraturan d<m Lata cara eksploita'\i waduk harus ditinjau
lttenghindari penccmaran lingkungan sekitarnya dan kembali jika diperlukan perubahan kchiasaan sehubugan
ltlaerah hilir. dengan tujum1 utamanya, karena: tmuunan pengganggu,
tffempal pckcrja harus dihcri distrihusi air bersih, dan sedimentasi, atau kcbutuh<m keam<man fungsi sckundcr
dilengkapi dcng;m sanma MCK (mandi, cuci, kakus) oleh waduk.
i>emborong/Pelaksana Konstruksi.
Pasal 54
HAH16 Debit Banjir
KER.JAAN KONSTRUKSI UNTUK PERUBAHAN (1) Bangunan pelimpah dan bangunan pengeluaran harus
ATA U PERBAIKAN bebas dari setiap pemasangan apapun tanpa ijin atau dari
BENDUNGAN DAN WADUK YANG ADA gawai yang dapat mengurangi kapasitas dan atau
keandalan opercL'\ionalnya.
Pasal 51 (2) M"'skipt:n telah bcrfungsi dahun j;mgka panjang dengan
Kegiatan Konstruksi memuaskan, cksploilasi waduk dan operasi fasilitas
!Kegiatan konstruksi utama untuk pekcr:jaan perluasan, produksinya dapat mulai meninhulkan hmnhat;m terhadap
!Jleruhahan, atau pcrbaikan bendungan d<m waduk y<mg kemampuan mcngalirkan banjir. jika hal ini terjadi,
··~da, mengikuti semua kepcrlucm tcrdahulu dalmn pcdom;m hambatan tersehut harus segera dihilangkan, dan
1tjni mcngcnai pemhangunan bcndungan dan waduk barn. pemulihan kemhali kapasitas mengalirkan hanjir
'Tindak;m dan pcrhalian klmsus diadakan untuk mclindungi dilaporkan kepada Komisi.
hangunan dan fasilitas yang ada dari bahaya kcruntuhan (3) Tinggi air hilir harus diinspeksi secant bcrkala d;m, jika
:~ian kerusakan yang mungkin dapat ditimbulkan oleh diperlukan, halum runtuhan yang dapat menycbabkan
1Jkegiat<m konstruksi sepcrti: peledakan, pcnggalian, dm1 penggerusan atau mengganggu aliran banjir harus
~ebagainya. dibersihk;m.
J~ika pekerjan yang· dilaksanakan memerlukan
~1engosongan sebagian atau seluruh waduk, maka Pasal 55
!'~J_Cngisian kembali harus memperoleh persetujuan lebih Gawar Banjir dan Pengendalian Banjir
~ttllmlu dari Komisi. (1) Perubahan sifat aliran masuk, sedimentasi waduk, dan
perubal1an tata guna tanah sepanjang ruas hilir sungai,
Pasal 52 mungkin memerlukan pcnyesuaian kapasitas ruang
Pekerjaan Perhaikan Kecil tmnpungan banjir di waduk. Dcngan demikian, pcrlu
Pekcr:ia<m perbaik<m kccil yang dilaksanakan baik olch diadak<m penafsiran tentang kapasitw; rmmg hanjir dan
Pemborong/Pclaksana Konstruksi maupun olch Pcmilik kebutuh<mnya secara berkala, peruhah;m surut muka air,
Bendungan harus diatur dengan memperhatikan syarat dan peraturan eksploitasi jika dipcrlukan. Pcrubahan
keamanan, standar teknis yang berkaitan, peraturan peraturan eksploitasi dan peruhahan kapasitas ruang
kesehal<m ker:ja, d<m semua ketcntuan yang diuraikan di tampungan bm1jir dilaporkm1 kepada Komisi.
dalam pasal terdalmlu sep<mj<mg dapat diterapkan (2) Dacrah di sebclah hilir harus diinspeksi secara hcrkala oleh
Jika peker:jaan perbaikan diperlukan untuk meningkatk<m Pengelola Bendung<m untuk mcngetahui: peruhah<m tala
kemnanan cksploitasi, peker:jaan dapat dinyatakan selcsai guna tanah, rintangan aliran di dataran; hanjlr, dan
apabila telah disetujui oleh Pemilik Bendungan dan kerusakan kehidupan dan harta hcnda yang mungkin
kemudian dilaporkan kepada Komisi .. terjadi, jika perlu dengan anggapan pelinpah bckcrja
dengan kapasitas pcnuh. Scmua peruhahan yang dijumpai
D. EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN pada keadaan sebclumnya dilaporkan kcpada Komisi.
Pcmusnahan rintang;m di dataran hanjir mungkitl dapat
BAB17 dihindari dcngan cara mercndahkan muka air waduk
i>EBIT BAN.JIR DAN PENGENDALIAN BAN.JIR nonnal untuk mcningkatk<m kapasitas rmmg tmnpungan
b;mjir schingga mcngurangi puncak banjir. Pcngatunm
Pasal 53 semacmn itu harus mendapat pcrsetujuan resmi dari
Pola Banjir dan Eksploitasi Waduk instcmsi Pemcrintcth yang hcrsangkutml.
Muatm1 dasar dcmmuatm1layang dari aliran, kondisi alinm (3) Taut cara gawar h<mjir d<m gawainya harus dipcriksa pada
almniah, pola hanjir, dm1 hidrograf debit bm1jir desain harus setiap pcnnulacm musim banjir.
ditaksir secant bcrkala. Pcrhatian khusus dibcrikan

Bagian : 8 Bendung. Benchmgan. Stmgai. lrigasi. Pantai. 291


SNI. 03-1731-1989

(2) Rene ana pcngclak;m sungai harus didasark;m pad a cat at an (2) Renc<ma penccgahan kcadaan darural mcnc<lku
sifat hanjir y;mg ada, scrtacatai<Ul hujan mm, limpasmmya. 2.1 Situasi darurat yang mungkin timi
(3) Tahap pcngclakan sungai hcrhuhung;m crat dcng<m tahap kcsclmnatan ke~ja;
awal pclaksanaan konstruksi d<m kcadaan limpasan pada 2.2 Keada<m hahaya rum situasi darurat yan!J
sctiap musim. Karcna itu kcscsuaian antara sctiap f<lktor herkcmhang <lkihat kcgiat<m konstruksi y
tcrschut dcng<m rcncm1a pcngcl<lk<m yang tclah ditctapkan mcngancmn kcsclmnatcm pih<lk lain;
h:u·us dik<~ii ulang sctiap kali pcngcl<lkan <lkan hcralih kc 2.3 Kea<.l<mn bcncm1a besar y;mg mungkin te~ja
tahap hcrikutnya. Pcnyimpangan dari rcncana yang Lelah <lkibat bcncana almn (luar kuasa);
ditctapkan hiasanya hcrupa: pcnundaan konstruksi, 2.4 Keadaan luar biasa yang dapal diseba1
pcruhah:m waktu pcngchlk:m, opcrasi, atau pcngurangan kcrusuhan, sabotase, atcm kegiat<m krimim
kapasitas sistcm pcngcl<lk:m. Jika pcnyimp<mg<m scmacmn Disrunping petunjuk: operasi dcu1 tind<lka
itu tcrjadi, konsckucnsi yang mungkin timhul harus hagan penyelmnatcm, ketersedimm d;m pe
di:malisis kcmhali. peralatan darurat, perawatan mcdis, p
keselmnatan umum dalmn keadaan luar 1
Pasal46 sebagainya; rencana terscbut harus me
Pen~isian Pertama Waduk tcntang: wewenang, dan tata cant pen
(1) Pcngisian pcrtama waduk hcu·us dilclksanakan dcngan kcputusan yang harus diikuti dalcun kcadru
mcmpcrhatikan kcpcntingan pilulk lain scsuai dcngan (3) Pctunjuk keadaan darurat tcrinci, dan tertu
pcraturan pcrundang-undangan yang hcrl<lku. Instansi susunm1 kata y<mg mudal1 dimengerti, discrallki
Lchih Tinggi mcmhcri ijin schclum pcngisian semua satuan kerja, dan juga disebarkan scdern
di laksanak<m. schingga petunjuk terse but <lk<m mudah dipcrolel
(2) Schclum pcngisian pcrtama waduk dimulai, scmua y<mg ditugasi untuk mel<lksanakan pengcumm~
pekcrjaan di dacrah waduk harus disclesaikan sesuai harus mendapat latilum yang tepat.
spesifikasi dan pcrsyaratan keammmn. Pcrhati<m khusus
dihcrikm1 tcrhadap pcmusnahan atau penutupan smnpah, Pasal48
sanitasi. dan atau huangan limbah yang hcrbahaya. Pengamatan dan I)emheritahuan Keadaan D2
Khususnya di dalmn pcngisi<m waduk bcsar harus disusun (1) Pcmborong/Pel<lksana Konstruksi dm1 Pemilik I
rcncana pcnyclamatan pcnduduk dan margasatwa. bcrsmna-smna menyusun suatu renc;ma pengan
Scbelum mulai pcngisian, waduk harus diinspeksi oleh dapat diru1dalkcm. Deng<m renc;ma ini pctug<L" pt
Pendcsain hcrsama Pcmilik Bcndung<m. konstruksi akcm segera mengetalmi tentcmg perk
(3) Sclmna pcngisian waduk pcrihlku struktural bendungan banjir di hulu tempat bendungan, schin!
harus dipantau dan diinspeksi terus menerus untuk mengmnbillmlgkah pencegall<Ul sccepatnya.
mcngamati: pcrgcrakan, rembcsan, bocoran, tekanan (2) Pcmilik Bendungan melakukan kordinas
angkal, atau pcrilaku mcnyimpang. Pemantauan dan pengmnatru1 kcadcmn darurat dan rcncana kcda
inspcksi dil<lksml<lk<m sesuai pctunjuk tcrinci yang disusun dalmn sistem keadaan darurat yru1g telah ada (c
oleh Pcndesain. Scmua kcgiatan pcngisian mengikuti sistem pertahanan sipil) dan rencana gawar ya
renc;ma terinci yang ditcntukcm scbelumaya. Jika mungkin, Jika tempal konstruksi terlctak di sungai pt
pcngisian waduk dil;lksanclkan dengan tahapan yang kordinasi dilaksan<lkan sesuai ketcntum1 yang
diselingi dcngan inspcksi yang teliti. Semua kegiatan pada pasal 8 pedoman ini.
didokumcntasikcm dengan baik. Catatan mencakup, <mtara
Jain: deskripsi tcrinci tcntang kondisi dan tata cara BABtS
pcngisian, pcnyinpm1gan tcrhadap dcsain asli, hasil dan KESEHATAN MASYARAKAT DAN RESl
tcmuan inspcksi, data permmtauan dan interpretasinya, d<m LINGKUNGAN
dokumentasi fotografi. Pasal49
(4) Apahila dipcrkirclkan ;lkan timbul gempa imbas, m;lka Pemeliharaan Kesehatan
sistcm pcmantauan dengan scismograf harus sclalu (1) Pemborong/Pelaksana Konstruksi mer
dilakukcm. Pengalcumm menunjuk<m hahwa gempa imbas pengawasan medis di daerah pcnyakit end1
akibat waduk yang bcsar terlihat dari mcningkatnya menular lewat air.
kegcmpaan selama bcrminggu-minggu atau berbulan- (2) Semua pekc~ja dan keluarg<mya yang hcrtcmp
bulmL Pcmantaucm seismik harus dilaks<mak;m menurut tempat konstruksi harus menjadi sasaran pc
kctcntuan dalmn Pasa125. medis gunamcnghindari penulanm d;m pcnycbl
pcnyakit yru1g hersifat endcmis.
nAn t4 (3) Apabila peny<lkit telal1 muncul di tempat kons
TINDAKAN PENCEGAHAN KEADAAN DARURAT sekitarnya, maka Pcmhorong dibantu instansi I
SELAMA KONSTRUKSI. yang berwcnang mcngurus kesehatan mw.;yarl
Pasal47 menyediakan alat y;mg dipcrluk;m d<m mcngcunl
Pence~ahan Keadaan Darurat untuk membasminya.
(I) Schclum mcmulai kcgiatan hcsar, pcrlu disusun rencm1a (4) Pelayanan kesehatan harus bcrlangsun,
tindak<m pcncegahan untuk mcmmgguhmgi kcmungkinan pel<lksanaan pcmindahan pcnduduk dan <lk<ml
timbulnya kcadmm darurat. Renc;ma tcrscbutharus disusun bagian <.lari proyck pemukiman kemhali.
hcrsama olch Pcmhorong/Pclaksana Konstruk~i.
Pcndcsain, dm1 Pemilik Bendung<m dan dikirimkan kepa<.la
Komisi.

290 Bagian 8: Bl·ndung. Bendungan, Sungai. Jriga.si. Panwi.


SNI. 03-1731-1994

2.10 Sistcm gkllcrator cadang dan transmisinya bantu untuk pengopcrasian pintu dan katup harus sclalu
2. I I Stw;iun transformator dan saklar diperiksa sebelum mulainya musim hujan
2.12 GawaJ kendali lokal dan jarak jauh, dan sistemnya (2) Tempat kritis daerah sekeliling waduk harus diinspeksi
2. I 3 Sistcm pcncrangan hiasa dan darurat setiap tahun pada lima talmn pertama, dan selanjutnya
2. I 4 Perala tan pcmadam kcbakaran paling sedikit setiap tiga tahun. Inspcksi ini mencakup
2. I 5 Gawai tclckomunika-;i dan sistemnya antara lain.: longsoran, penurunan jalan raya atau hadan
2.16 Pcralatan hcrgerdk tennasuk kendaraan, mesin derek, jalan kereta api, munculnya lubang hcmun, dan indikasi
pcrallU, dan lain sebagainya yang diperluk<m bagi berkembangnya masalah yang mungkin akan
pckcrjaan pemeliharaan dan darural. mempengaruhi keamanan bendungan atau waduk, seperti
Pelayanan dan sumber Lenaga cadang serla jaringan lereng utama yang menjadi tidak stabil Perhati<m khusus
tr<msmsinya harus diperiksa dcngan perhatian khusus pada harus ditujukan terhadap runtuhan ke dalam waduk.
generator cadang pada kondisi bcncana alam besar; seperti: Tempat potcnsial mcmpunyai masalah harus diselidiki
kcbakaran hutan, hanjir, dan badai. Pemanasan generator setelah eksploitasi luar biasa (mis<ll sctelah b;mjir) dan
cad<:mg untuk maksud pemeriksaan dilakukan sctiap bulan. khususnya setelah penurunan cepat muka air waduk.
Petunjuk pengoperasian yang Jelas dan mudah dimengerti (3) Petunjuk keamanan dipasang di tempat yang mudah
untuk scmua pelayanan darural dan peralatan cadang hmus terlihat di daerab rekreasi sekitar waduk dan bagian hilir
telah tcrsedia pada seluruh stasiun operasi. Peralatan bendungan. Gawai gawar kcmnanan dipasang di udik
opcrasi dikunci atau dilindungi dari kegiatan yang tidak bangunan sadap utama, sertajuga di hagian udik dan hilir
scngaja dilakuk<m maupun oleh orang-orang yang tidak pelimpah dan bangunan pcngcluaran. Pada pengisian
herwen;mg. pertama gawar harus sudah dipasang di daenm rekreasi
Pasal61 dan pemukiman di tepian waduk sehclum tampungan
Fondasi dan Bukitffehing Tumpuan waduk naik di atas muka air waduk .. onnal.
Bila galcri (drainasi, injeksi, dan pengamatan dan korok) Pasal64
di hawah bendung;m atau bukitltebing tumpuannya tidak Pengawasan Keamanan Lingkungan
dapat digunakan untuk mcmantau langsung perilaku dan (1) Waduk dan sekitamya, selalu bcrada di hawah pcngawa<>an
dcfonnasi fondasi dan bukit/tebing tumpuan, maka tetap di biilimg kesehatan. Bila tc~jadi pcngcmhangan pusat
inspeksi harus mengandalkan pada pengamatan secara wahah, yang diakibatkan olch adanya gcmmgan air maka
tidak lcmgsung. Penurunan berlebihan, pergeseran puncak hal ini harus segera ditangani oleh in~umsi pemerintcm
bcndungan, atau pergeseran sambungan beton dapat yang berwenang. Pengendalian wabal 1 >cnyakit sehaiknya
menjadi suatu indika.si adanya kcluluh<m fondasi. dilakukan sccara biologi karena cara tersebut tidak
;', Munculnya rcmbcsan pada atau di dekat kaki hilir menyebabkan kekebala11 pada penyehah penyakitnya
bendung<m atau rembesan yang berlebihan melalui draina<>i scperli yang dapat teijadi pada cara kirniawi. Pengendalian
fondasi dapat menjadi Landa ad<mya bukaan dari retak<m pcnccmaran hcsar harus dikonsultc1sikan kepada instansi
atau rekahan pada batuan fondasi. Perubahan debit yang pcmcrintcili yang bcrwenang di pusat dan dacnm.
cepat; dan besar dari aliran drainasi fondasi dapat (2) Pencemaran tropikasi waduk akan dapat menutup
mengakibatkan tcr:jadinya dcformasi. Rembesan air yang kemungkincm penggunaan air bagi manusia d;m hewan,
keruh dapat mer~jadi itidikasi terbawanya butiran hal us dari sertctdapat mcrusak kchidup<m hiologi dari ik<:m d<:m hew;m
fondasi atau bukitltebing tumpuannya atau berkem- air lainnya. Mcskipun hia."cu1ya pencemarcm hukcm menjadi
- bangnya erosi buluh. tanggung.jawab langsung dari Pcngelola Bcndungan,
;) Bukit/tebing tumpuan bendungan harus diperiksa terhadap namun Pengelola perlu mclakukan setiap us<llla untuk
munculnya mata air, longsoran, atau retakan pennukaan menemukcm sumber penccmaran agar inst<msi Pemerintcth
yang mcnjadi tanda berkembangnyaketidakstabil<m lereng yang berwenang di pusat dan dacral1 ili1pat mengawasi
waduk. pencemanm tersebut.
Pasal62 (3) Sctelah konstruksi selcsai, pcnutupan deposit limbah
Tanggapan Terhadap Kegiatan Gempa galim1 agar diikuti dengan tindakan penceg<:lll<Ul timhulnya
t1) Bila sistem pan tau gempa imbas telah dipasang, maka h<lllaya dcbu dcng<:m cara :stahilis<L"i pcnnukaan dengan
pcngamat<m dilakukan mencrus scunpai paling scdikit 20 pcmbihitan d<m penghijauan, dan lain-lain. Lim hall gal ian
tahun scsudah pcngisian pertama, mcskipun bclum ada yang mengandung racun harus dikend;llikan sedcmikian
aktivitas gempa yang telal1 tercatal. sehingga kcpcntingan umum tcrlindungi. B<llmn beracun
· (2) Pemeriksaan berfungsinya gawai ukur jarak jauh dan yang hcrbahaya mcmhutuhk;m tindakan pcngmncman dan
Lelekomunikasi yang menjadi hagian dari sistcm pcngawasan y;mg clcklif ilimtctap untuk mcnjmnin hahwa
pem<mtauan kcgcmpaan harus dilakukan secara berkala. kandungan h<lll<Ul tidak ak;m mcnccmari air t<mah atau
[3) Bila dipcrlukan, tanggapan terhadap gempa bcndungm1 tua udara sclmna hah;m tcrschut masih hcrh;llmya. Hal ini
ditinjau kemhali dengan menggunak<m cara modem scsuai memcrlukcm sclcmg waklu yang sangat p;mj;mg. Dengan
dcngan tcknologi mutakhir. dcmiki<:m maka org<:misasi y<mg pert; una k;lli tcrlibat d<ll<un
pcnyusunan rcncana ilim hcrtcmggunjawab atas tindakan
BAB 19 pcngcunanan diharuskan untuk mcncruskan konscpsi.
EKSPLOITASI WADUK DAN KEAMANAN rcncana, dan pctunjuk kcpada pcnggantinya. Rcncana
LINGKUNGAN untuk mcnjmnin kclangsungan tindakan pcngamanan
Pasal63 harus disctujui sccan1 rcsmi dan diawasi oleh instansi
Keamanan Exploitasi Waduk Pcmcrint<lll y;mg bcrwcn;mg di pusat dan dacr;lll.
( 1) Bcrfungsinya pclimpah dan bangumm pengcluaran sccan1 (4) Kccunanan l<:llu Iintas air di waduk ak;m diatur olch instansi
sempurna, tennasuk penyediaan tenaga listrik utcuna d;m pcmcrint<lll yang hcrwcnang di pusat dan dacr;lll.

Bagian : 8 /Jendung. Bendungcm. Stmgoi. Jrigasi. l'cwtcli. 293


SNI. 03-1731-1989

BABIH (3) Bila r'ari pcmcriksaan visual ini nampal


KEKOKOHAN STRUKTURAL DAN KEAMANAN kcmcrosotm1 mutu hall<lll, atau perilaku strukt
<WERASIONAL mcngkhawatirkan, atau Limhulnya kes<mgsi:m 1
Pusul56 kcamanan struktural dan atau pcluluha
Pl•mheluman dan Defurmasi Ban~umm pcnyelidikan lebih lanjut harus scgcra dil
(I) Pcnampilan struktural dari hcndungan harus diuji dan Pcnyelidikan ini dapat mencakup antara lain: 1
dcfonnasi struktural diukur pada waktu wmluk pcnuh dan inti, sumuran uji, pengujian di lapangan y~
pada waktu hangunan dihch<Uii sccara pcnuh. mcrusak dan atau cara yang lain ym1g lcbih ses1
(2) Bch<m dan sistcm pcmhch<UJ<UI sck<u-cmg y<mg bckc~ja pada
hcndung.u1 hmus dih:mdingkan dcng:m y:mg digunakan Pasal58
dalam dcsain asli, pada: Penyelidikan di Bawah Air
2.1 Sclang waktu tcrtcntu. kur.u1g lchih 20 tahun (I) Bagi<m dari lereng udik atau permukaan bendm
2.2 Tc1jadinya pcruhahan hcsar kondisi external selalu terendmn, sehingga tidak dapat diinspe
2.3 Ad:mya kcm<~juan hcsar dalmn rckaya<>a visual, lurus diinspcksi secara berkala
2.4 Ad:mya pcngahun:m menggunakan: pemeruman, penyclidikm
Pada waktu y<mg hcrsmnaan palokan dcsain asli dan penyelmmm, dan atau pemeriksaan dengan men
cuH:angan kc<unanan pcrlu ditinjau kcmhali dengan kmnera televisi bawah air.
pcnckanan pada pcnycsuaian tcrhadap tcknologi (2) Inspeksi teratur bawa.h air pada: (1) kolam pcred
mutakhir. Tcmuan dis<~jikcul dalmn laporan rcsmi d<m dm1 kolmn loncat air ditekankan pada erosi dru
dismnpaikan kcpada Komisi. (2) lercng udik ditujukan pada lub~mg bcmun, l
(3) Dcfonnasi l(mdasi, bukillumpuan, dan hcndung<m harus dan kemerosotan mutu pelindung atau pclapi
diperiksa sccm·a hcrkala. Kctclitim1 data yang diperoleh Selm1g waktu inspeksi ditentukru1 bersmna oleh l
dari pcmbacaan instrumcn pcngukur defonnasi yang Pemilik Bendungan, dan Pengclola Be
tcrt<mmn harus dipcriksa seliap tahun sclmna dua atau tiga herdasarkan pengalaman yang terdahulu da
tahun scsudah hcndungan dieksploitasik<m dan kcmudian setempat, tetapi tidak boleh melebihi lima ta.hu
dcngan scl<mg waktu lchih pm~j<mg. Pcmeriksam1 Lerscbut (3) Pemeriksaan muka udik bendungan beta
harus dilakuk<m pada musim kcmarau d<m .hujan, dengan diperlukan bila tet:iadi peningkatan rembesm1 ata
menggunakan alai pcnyipat datar, triangulasi atau yang mcnunjukkan kemungkinan herkemb~mgn)
pcngukunm prcsi~: lainnya, bcrdasarkan pacta sistcm tilik kemerosotan mutu ba.han, atau bukmm s~Uilhun
refcrcnsi tctap. S ·tern Lilik tctap ini juga harus dipcriksa
dcngw1 mcnggu .akml pcngukuran prcsisi dengan selang Pasal59
waktu Lidak lchih da.ri 10 Lahun. Rembesan dan Drainasi
(1) Sistem drainasi d<m pelepas tekmum angkat ha11
Pasa157 terhadap kemungkinan adanya: gm1gguan, ke.
Pemeriksaan Visual Bendungan atau kerusakan akibat reaksi kimiawi atau bakteJ
(l) Perm ukaan yang tcrlihat pad a bendungan beton dan rembesan harus ditunjukkan dengan tepat;dcbit:
bangunan bcton pelcngkapnya, harus diperiksa secara kualitasnya diselidiki untuk dibandingka~
visual <mtara lain terhadap: rctakan, remukan, pelarutan, pengamat<m sebelumnya dm1 dengm1 perhitung~
boconm, indika<>i kemerosot.:'UI mutu atau reaksi kimia. dan (2) Pemeriksaan debit rembesan dan kecepatan!
kcrusakan akihat erosi atau kavitasi. drainasi .harus di hubungkan dengan pcruhahmJ
Smnbung<m kontraksi harus diperiksa kekedapan aimya, waduk. Gcjala yang menyimpang pada debit,
serta tanda ekspansi atau kontraksi yang besar, dan perlu scgera diselidiki.
perbedaan gerak dari blok beton yang berdekatan.
Kelurusm1 puncak bendungan, kanlilever, dinding topang, Pasal60
kolom, atau dinding lainnya diperiksa dengan Peralatan Listrik dan Mekanik
menggunak<:lll ha<>il pembacacm terdahulu sebagai patokan (1) Scluruh peralatml mekanik dan listrik hcndu11
untuk dapat menemukan alihan bangunm1. Lubm1g aerasi diperiksa tentang kebenaran akan fungsi
serta buka<m lainnya pada peluncur pelimpah atau pada pemeliharaannya yang harus mcmadai. Di
pintu harus hehas dari lumpur dan endapan lain. Bila ketelitian dari penampilan operasinya, inspeks:
mungkin, kolmn peredam energi, kolam loncat air, dm1 ke perihal pelumas~m dan bcrfungsinya perala
peredmn energi lainnya, serta saluran buri dikeringkan menyeluruh. bagim1 yang berkarat, rusak, dan
secara berkala untuk keperluan inspeksi visual. Perhatian diganti. Suku cad<mg harus selalu tersedia sepa11
ditujukan pada masalah yang mungkin tet:jadi akibat layan bendungan.
gerusm1 dan abrasi. Pengosongan muka air waduk dengan (2) Inspeksi terhadap peralatan meliputi, antara lai
selang waktu 10 tahunan untuk keperluan inspeksi visual 2.1 Kisi sampah d<m pembersilmya
diharuskm1 bilmnana hal itu memungkinkan secara teknis 2.2 Pintu, tennasuk sekat air dm1 duduk:mnya
dan ekonomis. 2.3 Balok sekat, peralatan pcngangkat, dan dti
(2) Bendung<m urugan harus diperiksa terhadap: retakan, 2.4 Pengangkat dan mesin angkat
bocoran, basalmn, mata air, lubang benam, kejadian erosi 2.5 Tali h<~,ja dan rantai
buluh, gcrusan, abrasi, tumbuhnya tanaman yang 2.6 Katup
berlehihan, kelurusan puncak, tonjolan atau amblesan 2.7 Sistem hidraulik dan udara bertckanan
lereng d~m berem, li<mg binatang, dan kemerosotm1 mutu 2.8 Peralatan ventilasi
riprap maupun bahan pelindung lereng lainnya. 2.9 Pompa

292 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai, /rigasi, Pantai.


SNI. 03-1731-1994
sipil, polisi, rumah sakit. dan sebagainya) mengajukaP -.ennintaan ijin khusus dari pimpimm. Pemilik
(v) Kesiapsiagaan danirat oleh sarana umum Bendungan menyediakan biaya yang diperlukan.
(vi) Pengangkutan darurat (2) Petunjuk kedaruratan yang jelas d<m mudab dimengerti
(vii) Jalan masuk darurat untuk mencapai tempat disebarkan ke semua satuan kerja dan sta<;iun eksploiutsi.
terpencil Petunjuk yang memuat detinisi ten tang satuan pengawasan
(viii) Tala cara dan proses pengambilan keputusan yang berwcnang untuk menyebarkan perintah pada kondisi
r)arural. darurat, harus dapat diperoleh dengan mudah. Untuk
3.2 M asalah teknis: penyesuaian petunjuk tersebut perlu dirnutakhirkan secara
(i) Pcngamatan hydrograf, dan hagan gawar banjir berkala, setelah adanya perubahan: administratif,
(ii) Penurunan muka air dan opera'>i pengendalaian operasional, dan kelembagaan. Salinan petunjuk
banjir di sebuah atau lebih dari satu waduk kedaruratan harus tersedia di kantor dan rumah setiap
(iii) Pengosongan darurat dari waduk petugas yang terlihat.
(iv) Pela prakiraan daerah genangan untuk aliran (3) Berfungsinya peralatan darurat secara benar diperiksa
sampai dengan debit banjir desain, serta untuk secara berkala mengenai: kepentingan, kerumitan, dan
kondisi bencana alam akibat bobolnya keandalan.
bendungan (4) Petugas Pengelola bendungan harus dilatih dan secara
(v) Opcrasi darurat pada: pusat tenaga listrik, berkala diberi latihan ulang untuk pengoperasian darurat.
suplesi air atau jaringan irigasi, pintu air, dan Program Iatihan dan taut caranya selalu dimutakhirkan
sebagainya yang berhubungan dengan dengan kemajuan tehnologi dan perubahan pada tindakan
bendungan. darurat.
(vi) Gawat darurat Pasal69
(vii) Komunikasi darurat Kordinasi Operasi Darurat di DPS yang Memotong
Rencana tersebut harus mempertimbangkan Propinsi/Negara
juga kemungkinan pengaruh bobolnya (1) Bc~dasarkan asas yang digariskan dalam Pao;al 8, 37, 67,
bendung<m di hulu. da11 68 gawar darurat dan pola rencana operasinya harus
'Ji Rencana tindakan darurat dapat dibuat dalam beberapa ditetapkan dan dikelola di bawah kordinasi bersama an tara
jenis d<m cara, dapat dianalisis dari kemungkimm y<mg Komisi dengan negara tetangga untuk sungai perbat<L'>an
paling buruk yaitu bobolnya bendung<m yang sangatcepat. negara. Sedangkan untuk sungai perbatasan propinsi,
i) Rencana tersebut meliputi pencegahan dan kemungkinan kordinasi semacam itu dilaksanakan oleh instansi
perbaikan darurat di tempat bendungan, serta gawar dan Pemerintah di pusat dan.daerah.
tindakan penyelamatan darurat didaerab hilir bendungan. (2) Kesesuaian antara persyaratan darurat dan tindakan
Bilamana terdapat beberapa bendungan pada sungai yang pencegahan di setiap propinsi/negara harus diperiksa
sama, maka analisis untuk bencana harus memper- secara berkala. Operasi darurat j<mgan sampai terhalang
timbangkan kemungkinan bobolnya bendungan secara oleh batas propinsi/negara.
berurutan.
6) Perhatian ditujukan pada perluasan genangan, BAB22
perkembangan, dan peruntukan tanah yang akan terkena KLASIFIKASI KERAWANAN; PERlSTIWA DAN
banjir, serta waktu yang tersedia untuk tindakan darurat. MUSffiAH
Infonn<L"i mengenai resiko akibat bobolnya bendungan Pasal70
perlu discbarlua'\kan kepada organisasi bantuan bencana Klasifikasi Kerawanan Bendungan yang Ada
alam tergantung pada keadaan. Instansi Pemerintah yang (1) Klasitikasi kerawanan sebagai cara untuk menentukan
bertanggungjawab atas kepentingan umum di daerah hilir, persyaratan keamanan bendung<ID yang ada merupakan
badan, dan organisasi diberitahu tentang penanggubmgan suatu yang bermanfaat. Keadaan dan kenyataan dari suatu
basil analisis bobolnya bendungan. daerah yang menjadi dasar klasifikasi kerawanan
m Bagan gawar darurat dan gawar banjir harus diperiksa bendungan, mungkin dapat berubah dengan ccpat terutruna
keandalan dan efisiensinya sebelum mulainya setiap di daerah yang herkemb;mg pesat; sehingga dibutuhkan
musim hujan. hagan klasitikasi ym1g luwes yang dapat diubah secara
tE9 Tindakan pencegahan dan pengamanan sebaiknya mudah dalam kurun waktu yang singkat bahkan perubahan
disiapkan untuk kemungkinan adanya ·keadaan darurat setempat atas karakteristik ,Iembal1 sungai, terutama yang
yang diakibatkan oleh: huru hara, terorisme, atau berhubungan dengan pemukiman dan penggunaan lalmn
peperangan. memerluk kaji<ID ulang tcrhadap resikonya yang dapat
!9) Rcncana tidakan darurat harus sudah mencakup pctunjuk mengubah tingkat kerawanannya. Pengabaian atau
yang harus diikuti oleh staf setempat Pengelola Bendung<m kekeliruan penafsiran berkala terscbut dapat
pada saat terputusnya komunikasi dengan satuan mcmpengaruhi konsckucnsi runtuhnya bendungan. '
pengcndali induk. (2) Uraian dalam ayat ( 1) pasal ini ten tang klasifikasi
Pasa168 kerawan<m sangat berguna untuk menyusun skala prioritas
Persyaratan Operasi Darurat dalam mengkaji dan merehahi!it<L"i hendungan tua.
(l) Di dalam hal adanya bahaya yang mengancam atau (3) Patokan yang digunakm1 untuk pencntuan klasifikasi
musibah besar, maka tindakan penanggulangan harus kcmwmlilll d<m klarilikasi rcsiko harus scragam di scluruh
segera dilakukan, dan dapat menyimpang dari tala cara DPS. Hal ini sangat penting teruuuna hila DPS mclalui
yang biasa. Petugas tcknik tingkat atas dari Pengelola Icbih dari satu wilayal1 propinsi/ncgara.
Bendungan dibcri wewenang untuk melaksanakan
tindakan pcnccgah<m darurat atau tindakan perbaikan umpa

Bagiafl : 8 Bendung, Bendtmgan, Sungai. Jrigasi. Pcmtai. 295


SNI. 03-1731-1989

BAU20 mcmuat tenumg semua hal pokok yang akan diim


PEM ANTA UAN DAN INSPEKSI d<m tentang pcng~jiru1 at<m pcmeriksaan setiap hal:
Pasal 65 y<mg ak<m dilakukan. Dafrnr simak terse but ditinjau
Pemantauan oleh Pengeloha Uendungan dengan seksama dan dimutakhirkan schclum in1
(I) Pcndcsain scdapat mungkin ikut mnhil hag ian dalmn hesar, dengan memberi perhatian khusus pada
inspcksi d<m cvaluasi kcmnamm. Bilmnana hal terschut pcristiwa, pcruhahan, atau pcnyesuaian operasiomi
tidak mungkin maka Pcndcsain sclalu dihcri infonnasi mungk.in telah lctjadi s~jak inspeksi terakhir. Regu in
mcngcnai tcmuan inspeksi dan cvaluasi kcmnanan. Di harus memeriksa apakah sanm yang diberikan sebelt
smnping itu sclmna umur layan bcndungan dan waduk tclah dilaksanakan. Bila haltersehut belum dilaksaJ
Pcndcsain diminta pcndapatnya mengcnai pekcrjaan maka alas<m-alas<mnya harus diarsipkan serta dicata
pcrhaikan d<m rchahilitasi. apakah mungkin dan dapat laporan inspeksi.
di laksanakan. (5) Pei~jelas<m mengenai metoda dm1 tala cara yang d
(2) Fungsi yang henm· dan mcmuaskm1 dari instrumen dan dalam inspeksi dan hasil temuannya, scrt<l saran
gawai pantau dipcriksa paling scdikit dua tahun sekali dihasilk<m diringkaskan pada laporan inspcksi (p
scsuai dcng<mjadwal y<mg Ielah ditcntukan lehih dahulu. dokumen hendungan p<t,.al7). Di mana diperlukan, 11
Kctclitian dan hcrfungsinya sccan1 hcnar Sistcm, tcrsebu 1dilengkapi deng<m gmnhar, sketsa a tau graftk
pcngmnatan hidrografi, tcnnasuk pcngukuran jarak jauh dokumentusi foto harus digunakan scbanyak mm
dan transmisinya, harus dipcriksa sehelum musim hujan Catat<m peristiwa alau musibah y<mg mungkin bar
mulai d<m hahaya h;mjir datang. tcr:jadi harus disert<lk<m, analisis penyebab d<m akit
(3) Urut<m dan frckucnsi pcmhacacm instrumcn pantau dan juga harus dicantumkan dalam laporan Ketid<lk ter.
gawai pengamatan mcngikuti petunjuk khusus yang ym1g ditcmukan dipctakan untuk acuan dan perband
dihcrikan oleh Pendcsain. Petunjuk ini dapat sewaktu- di masa yang akan datang. Bila tindakan perb
waktu discsuaik<m dcng<m peruhah<m prioritas menurut dianggap perlu, mclka tindak<Ul tersebut diusulkan 1
umur h<mgumm. sarru1 yang jelas. Lapor<Ul terse but harus dipersiapla
(4) H<Lo;il pcmhacaan instrumen p<mtau dan gawai pengamatan diterbitkan scgcra sesudah selesainya inspcksi.
segera dikirimkan kepada unit kerja pengolah data. (6) Program latilum dru1 latihan ulang perlu diadakan
Pengolalum dan penafsirm1 data segera diker:jakan. Data para petugas yang melakukan pekerjaan rutin s
d<m infonnasi diidentilikasi sccara hati-hati dan diarsipkan pengamatan dan sistem inspeksi, dan juga t
untuk penafsiran dan bah<m acuan pada waktu inspeksi mcningkalk<m kealllian para petugas ahli.
bcrkala. Penyimpangan hesar dari basil pengamatan
scbelumnya atau dari pcrilaku prakiraan bangunan harus BAH21
segcra mcnjadi perhati<m utmna regu inspeksi. TINDAKAN PENCEGAHAN DAN OPERAS I DARt
Pasal66 Pasa167
lnspeksi Tindakan Pencegahan dan Perlindungan
(1) Jadwal inspcksi disusun hersama oleh Pengelola (1) Rcncrum tindak:an darurat terinci ditetapkan bagi :
Bendungan dan regu inspeksinya. Jadwal ini disusun, hcndungan y<mg terlet<lk dalam satu DPS atau dalaiJ
sesuai dengan kebutuhan dan kelancaran eksploitasi. sis tern operm•i (Pengelola bendungru1 sis tern tenaga I
Jadwal kegiatan inspeksi pokok sebaiknya disusm. dan lain-lain); d<m juga harus ditet<1pkan unluk kcselo
hcrtepat<m deng<mjadwal pelaksanaan pemeliharaan besar sistem. Bila terdapat lebih dari satu sislcm operm;i di c
untuk memudahkan inspeksi peralatan dan pengeringan satu DPS, maim rencana tind<lkan darurat hams dikoo
konduit, sumunm pompa, d<m sebagainya. oleh satu panitia bersmna yang tcrdiri dari W<lkil-'
(2) Setiap bendungan dan atau waduk harus diinspeksi bcsar semua Pengelola Bendungan.
dcngan sclang waktu teratur y<mg tidak melcbihi 5 tahun. (2) Resiko, dan konsekuensi yang dischahkan
Sewaktu terjadi peristiwa luar biasa (banjir, gempa, kemungkinan runtuhnya bendungan hcrt<unha.h de
sahotasc, dan lain-lain maka segera diadakan inspeksi bcrkcmbangnya pembangunan dacrah hilir. Ret
klmsus pada komponen bcndungan y<mg rusak. lnspeksi tindakcm darurat, dengan demikian, perlu diadalGm till
rutin terhadap perlengkapan, instalasi, dan peralatan yang ulang pada setiap selang waktu yang teratur 1
diperlukan untuk eksploitasi dan menjamin perilaku pemutakhiran dan penyesuaian terhadap pcrub
bendung<m dilakukan olch Pcngelola Bendungan dengan lingkung<m fisik dan sosial. Selang waktu yong cocol
selang waktu yang pendek. ti1~jamm uhmg rencana terse but disarmlk<m tidclk lebil
Tata cara inspcksi, ohyek yang diinspeksi, dan kebiasaan 5 tahun di daerah yang bcrkcmhang pcsat, d<m 10 I
inspeksi pcrlu dikaji ulang secara berkala untuk untuk daerah lainnya.
menghindari kclalahm yang mungk.in tcr:jadi. (3) Rencana tindakan darurat mcnyangkut, <mtara lain nul
(3) Inspeksi seperti ditentukan dalam ayat (2) pasal ini haru~ berikut ini:
diperluas smnpai pada komponen struktural bendungan, 3.1 Masalah non-teknis:
fond<L"i dan bukit/tching tumpmumya, pcralatan listrik dan (i) Pcngungsian penduduk dari daerah
mekanik, air hilir dan waduknya, Perkaka._, instrumcn, d<m tcrkcna banjir
peralat<m y<mg dipcrlukan harus tersedia lehih dahulu agar (ii) Operasi penyelamaum dan tindak<m (b
inspeksi dapat dilaks<makan dengan bcnar d<m efisien. lainnya
(4) Sctiap inspeksi didahului deng<m mcmpclajari laporan (iii) Pcra.lat<m, hahan, dan hantuan y<mg tel
inspeksi sehelumnya serla penentuan susunan kegiatan untuk pcnyelamat<m darurat.
yang hurus diikuti dilapangan. Untuk kcperluan ini (iv) Kordinasi lindakan penyclamalan da
disarank<m agar disusun sehuah daftar simak tcrinci yang dengan pihak ketiga (misalnya: pcrtall

294 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pamai.


SNI. 03-1731-1994

lriRAN I
DAFTAR ISTILAH

l.gan = strategy korok = shaft


= principle limbah galian = tailings = ba.h<m terbucmg dari basil
= scheme penggalia.n termao;;uk tamb<mg
~kat = stop log limpasan = run off= sejumlah air (hujan) yang
mengalir baik di da.Irun maupun di
tman pengmnan = fuse plug= bangunan yang dibuat permukacm tanal1 (subsurface and
sedemiki<m rupa sehingga mudah surface run ofl)
runtuh atau diruntuhkan untuk luap' = overtop
melewatkan banjir sebagai peluapan = overtopping

I fwn
ran pengeluanm =
ptan pengeluaran

sadap uuuna :
penambah kapasitas pelimpah
outlet structures

bottom outlet structures


intake structures
load = sesuatu yang memberi
tekamm/gaya ke bidang tumpuan/
Iuar kuasa
lubang benam
mesin angkat
mesin derek
muatan dasar
muatan laycu1g
=
=
=
=
=
force m<~jeure.
sink hole
hoist motor
crane
bed load
suspended load = seclimen yang
terangkut mclayang dalcun aliran
landasan air.
= berm = bagia.n suatu lereng mukaairpe
(urug<m atau galicm) yang (hrunpir) bendungan = backwater
horizontal, biasanya berfungsi musibah = accident
untuk mencunba.h kestabilan. mutakhir = up to date
•'"g al<un = geomorphology opera.o;;i (pintu, mesin,
tltebing tumpuan = abutment.;; = bukit di kiri kanan dsb) = (gate, machine) operation
lembah di mana bendungan panduan = manual
bertumpu patokan = criteria
simak
II' = checklist pelapis = lining
ing topang = buttress peralatan hubung = .vitch yard
foitasi waduk = reservoir operation pemerum~m = sounding= bendugacm kedalcumm
buluh = piping air (waduk)
= device pemugaran = restoration- rehabilita.o;;i banguncu1
· ukur jarak jauh = telemetering devic, ke bentuk dan fungsi aslinya
= tanda peringatcu1 bal1aya penelusuran banjir = llood routing
gawar banj ir = tanda peringatan bahaya banjir pengangkat = hoist ( periksa mesin angkat)
= toree pengelakan sungai = river diversion
gaya angkat = uplift force penggerusan lokaJ = local scouring
~a, = 1) earthquake penghapus<m
2) seismic bendungan = dcun ab<mdorunent

f . gempa imbas
kegempaan

ulcmg:

ehjadian
=
=
=
=
inducedearthquake
seismicity

freeboard
review
valve
probability
peraiatan
peredam energi
peristiwa
pipa lepa.o;; tekun
pola rencana
regu
=
=
=
=
=
=
equipment
energy dissipator
incident
relict"well
scheme
team
= rencana = plan
acm = allowance = suatu tambahan ruas (sungai) = (river) reach
dimensi/hesaran untuk cadangcu1 saluran buri = tailrace
kecuncu1an, misal terhadap korosi sekat = seal
pada besi, selimut beton, dan selcu1g waktu = interval
sebagainya untuk cadangan tanggapan terhadap
kemncman; misa 1 terhadap korosi gempa = earthquake response
pada besi, selimut beton, dan tata cara = procedure
sebagainya. tebing (waduk) = (reservoir) hank
uh<m fondasi = foundation yielding = keruntuhan tempat (bendung<m) = (d<m,)site
fondao;;i tepicm( waduk) = (reservoir) rim
= detcreration = penurunan kualitas umur lay<m = service life
karena proses penuaan
(scunpah = trash rack
am loncat = plunge pool
!Struksi = construction

Baxian : X /lendtmg. Hendtmgmt. Sungai. lrigasi. l'antai. 297


SNI. 03-1731-1989

l•asal 71 (3) Opcrasi penghancuran tidak boleh mcnutup


Peristiwa dan Musih~th menghalangi ali ran banjir almniah yang dapat tc~jadi
(I) Pcnychah dan konsckucnsi pcristiwa dmt musibah dapaL saat.
disclidiki olch Panel Bcbas. hasil pl:nyelidikan scrta (4) Kcstabilan bangunan yang tertinggal dianalisis d
tcmuannya hm·us dicatat di dalcun Iaporan rcsmi dan mcmpcrhitungkan kemungkinan pengaruh dan ~
dismnpaikan kcpada scmua pihak yang tcrlibat dalmn gcrusan erosi dan atau kemerosotan mutu fonda'>i.
pcngawasan kcmnanan. Bila tcmuan Lcrscbut cukup
pcnting, maka Pcmilik Bcndungan pcrlu mcmpcrtim- BAB24
hangkan kcmungkinan mcncrhitkan Iaporan tcrschut. ALIRAN SUNGAI DAN DEBIT BAN.J IR
Laporan tcrschut sangat hcrguna schagai masukan Pasal74
kcamanan hcndungan unt uk mcnccgah pcngulangan Pemugaran Keadaan Alamiah
kcsaJahan y;mg s;una: atau untuk mcnghilangkan kcadaan ( 1) Bag ian bendungan dan b<mgunan pelengkapnya yang
y<mg dapat mcnimhulkan pcristiwa dan musibah yang menghalangi aliran sungai almniah sebesar debit I
smna pada hcndungan atau waduk lainnya. desain, harus disingkirkan seluruhnya.
(2) Bila suatu hagian hcndung;m rusak akihat suatu pcristiwa (2) Daerah y;mg ditinggalkan akibat penghapusan bend1
atau musihah, maka bcndungan harus dipcrhaiki perlu dipugar kc keadaan semula. Dacrah ter:
seccpaUtya sampai dapat bcrtungsi dcngan mnan. mencakup: daerah yang ditentukan oleh syarat keam
dan dacrah lingkungan di sekitarnya. Sebelum ru
E. PENGHAPUSAN BENDUNGAN peraturan pcrundang-undangan yang berlaku, In:
BAB23 Lcbih Tinggi mcnctapkan batas-batas daerah yrutg di
BANGUNAN YANG TERTINGGAL terakhir.
Pasal72 Hambatan almniah yang mungkin ada di da'><tr sung~
Persetujuan Menghentikan Kegiatan daerah dataran bmtjir sebelum bendungan dibangun
( 1) Bendung;m a tau waduk Lidak dapaL dihapuskan scbelum perlu dipugar.
penghcntian kcgiatan dan rencana tcrinci pcnghentian
eksploitasi d;m pemhongkanmnya mendapat persetujuan Pasa175
secant rcsmi dari instansi Lehih Tinggi. Pacta waktu Banjir dan Sedimentasi di Hilir
meminta pcrsetujuan mcnghentikan kegiatan, maka (1) Setelah bendungan dihapus, maka aliran sungai seb
tanggung jawah teknis dan keuangan yang berkcnaan akan kembali kepada rejim alamiahnya scmula. Vc
dengan penghar .ts<m hendungan (misal: pembongkanm, dan lamanya banjir, serta angkutan muatan
pcmugaran kear' dan alcunia.h, keamanan, dan sebagainya) mcningkat, tergantung pada tindak;m pengendaJian 1
tetap herada di Pemilik Bcndungan. oleh bendungm1 yang dibrutgun didaeral1 hulu. Ha
(2) Di samping anaJisis mengenai kestabilan b<mgunan yang hcrrus diperhilungkan dalrunmengadakan penyelil
Lertinggal. maka rencana menghentikan kegiatan .harus mengenai kemungkinan akibat pembongkar;m bendt
mcnc<mtumk<m analisis dcm sanm scsuai basil penyelidikan tcrhadap rua'> sungai di hilir.
tcrinci di hidang hidrologi dan hidraulika akibat (2) Kesesuaian dan elisiensi sistem gawar banjir yan~
penghapusru1 bendungan. Penyelidikan tersebut terutama a~a dipelajari dengan memperhatikan a
mencakup: pemhuatan a1ur sungai yang baru di dalrun p~mbongkaran bendungan.
waduk y;mg kosong, pengendaliru1 banjir, akibat banjir dru1
kekeringan di hilirnya. Demikian pula mengenai resiko BAB25
barn yang dctpat terjadi oleh peningkatmt angkutmt sedimen PENGAWASAN KEAMANAN TEMPAT BENDUN
dari waduk yang ditinggalkan. YANG DIHAPUSKAN
(3) Kemungkinan terjadinya pembebanan pada bangunan Pasal76
tertinggal yang tidak diper.hitungkan pada desain asli, lnspeksi Keamanan
diselidiki secara rinci. (1) Pengawtsa~ keamanan bagi bendungan yang
(4) Penduduk tidak diijinkan masuk ke bangunan yang dihapusk<l., tetap dilanjutkan, kecuali bila bendung~
tertinggal. bangunan pclengkapnya telah dibongkar seluruhny
(5) Kemungkinan yru1g Limbul oleh penghapusan bendungan (2) Bangunan y<mg tertinggal harus diadakan inspcksi
atas eksploitasi hendungan dan waduk yang terletak di oleh Pemilik Bendungan seperti pada bendungan
hilirnya dipeh~jari bersama dengan para Pengelolanya, masih berfungsi. Inspeksi dilakukan sesuai deng<m
terutmna mengenai aspek keadaru1 darurat. 66 pedoman inL
(6) Tanah dan barang inventaris lainnya akibat penghapusan (3) Apabila pada inspeksi ditemui keadaan yang tidak
bendungcu1 tetap menjadi hak Pemilik Bendungan. l!l~a bangunan yang bersangkutan dibongkar dan
b9leh diperbaiki.
Pasal73 Pasal77
Penyingkiran Bangunan Pengamanan Dokumen
(1) Pembongkaran bendungan atau pcnyingkiran sesuatu ( 1 ) Ha~l inspeksi pada sisa-sisa bangunan dari bcnd1
komponennya atau peralatan tidak boleh dimulai sebelum yang telah dihapuskan diarsipkan dan dicatat c
waduk dikosongkan. laporan resmi, serta segera disebarlua-;kan kepa<b
(2) Opemsi pembongkanm didasarkun atas praktek yang baik petuga'> dan satuan kelja yang bertanggung jawab tet1
dan mnan dan dilaksanakan tanpa mengganggu kestabilan keamanaynya.
dan kekokoh<m bangunan tertinggal. (2) Arsip leng~ap tentang catatan bendungan harus 4
dalrun keadaan baik.

296 Bagian R : Bendung. Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-2400-1991

BAB II
DATA DAN INFORMASI

Data dan lnformasi Perencanaan Sungai Secara 4) Berdasarkan lellik pcmas<mgannya terhadap muka
Terpadu air:
Rencana Teknik (1) Krib yang mercunya setinggi hatas bantaran;
Untuk mcmhuat rcne<ma tcknik krih diperlukan data d<:m (2) Krih yang diletakkan didwmr sungai sebagai
infonnasi yang dipcroleh dari kegiatan survai maupun pengaral1 cUllS y::mg disebut p::mil d:ctsar;
invcstigasi sehagai hagicm dari fungsi mam~jemen teknik
SID KOP (Survai-Investigasi-Desain-Konstruksi- 5) Berdasarkan usia d<m tujuan pemasangannya:
Operasi-Pcmcliharaan). (1) Krib pennanen;
(2) Krib semi pennanen;
~ Survai dan lnvestigasi (3) Krib darurat;
Survai dan investigasi lapangan dilakukan untuk
mcmpcroleh data d<:m infonnasi yang terkait dengan
6) Berdasarkm1 susunan d<m deretan krib: satu deret.cm
keterpaduan perencanaan sistem sungai secant
tiang at.ctu Iehih;
menyeluruh; data d<:m infonnasi y;.mg terkumpul dari
hw;il survai d::m invcstigasi ini akan digunakan untuk
7) Berdasarkan bahan penyusunnya:
memhuat rencana teknik krih, ::mtara lain berupa:
(1) Satu macam bahan penyusun;
I) Kcada<m morfologi sunga.i d<m karakterislik sungai;
(2) Komhinasi dari herbagai macam bahan
2) Perkiraan daerah krih;
pcnyusun, misalnya tiang pancang dikom-
3) Kcrusakan yang telah dan akan terjadi, dan
hinasikan dengan bronjong;
hangunan atau fw;ilitas lain y<mg perlu dilindungi
dengan krih;
4) Pcrkiraan pola alinm di daerah krib; X) Berdasarkan pembuat.cmnya:
5) Kcmudah;m untuk mendapatkan bahan bangunan. (1) Dibuat di lap<mg::m;
(2) Ti<mg p::mc::mg yang dibuat di pabrik.
Data dan Informasi Pemhuatan Krih
~.1 Pemilihan .J en is Krih 2.3. Data dan Informasi Morfologi Sungai
Pcmilihan jcnis krib harus sesuai serta 2.3.1 Jenis Sungai ·
memperlimh<mgk;m data d<m infonnasi tent.cmg tujmm Sungai perlu dihedakan sesuai jcnisnya dengan
pcmhuatcm krib yang mcliputi: memperhatikan aspek-aspek:
1) Fungsi krib sehagai pelindung tebing tidak 1) Jenis dan ukuran: alur, palung, dan lemhah;
langsung, scbagai pengarah arus at.ctu herfungsi 2) Kemiringan dao;ar sungai: sungai te~jal dan landai;
untak mcmperbaiki alinycmen sungai seperti 3) Lok<L<>i daerah aliran (regime): udik, tengah, hilir;
disyarat.kan dafmn tatcl cara ini; 4) Jenis sit~1t lapisan dcm material d<L->ar sungai, tebing,
2) Jenis dan nilai kegunaan bangunan yang akan dan lcmhah (kohesif: lunak smnpai kents; tidak
dilindungi dcngan krih; kohesif: urai sampai padat);
5) Perubalum geomet.ri hadan sungai ke arah vertikal:
2.2 .J en is Krih sungai beragradasi, sungai berdegradasi, sungai
Jenis krih, dapat dibedakan: seimbcmg;
1) Bcrdw;ark<m bahan pembuatannya: 6) Perubahan geomctri hatlan sun!.!ai ke arah
(1) Krib be ton bertuhmg;
horisonml: sungai-sungai berliku, ;clatif lurus,
(2) Krib kayu; berjalin.
(3) Krib pasangan batu;
(4) Krib bronjong; 2.3.2 Geometri Sungai
Yang dimaksud dengan geomet.ri sungai adalah alur,
2) Berda->arkan sifat hidrauliknya: palung, d;m lemhah sungai y;mg diukur secara vertikal
(1) Krib lulus air; dan horisontalldenah, di mana parameter yang
(2) Krib kedap air; dipcrlukan adalah: panjang, Iebar, kcmiringan,
(3) Krih semi lulus air;
kctinggian (clevasi)
Parameter geometri dapal diperolch antara lain dcngm1
cara:
3) Berd<L->arkan arab pcmasangannya: 1) Pcngukuran langsung di lapangan, yaitu untuk
(l) Krib mclint.cmg; krih dipasm1g dengan arah membual peta situasi mctlan dan sungai,
mclinlcl11g aliran dan dihcdakan menjadi: krib penampang memanjang scrta penampang
~jam, krib tcgak serta krib tumpul; mclintang sungai;
(2) Krib memanjang; krib dipasang dengan arab 2) Pengindcra;m jauh untuk pcta mcd;ul.
sejajar aliran;
Hubung<m krib melint.cmg dcngan krib mem:cmj::mg
2.3.3 Geoteknik Sun~ai
dapat mcmbentuk huruf T atau L dan disebut krih
Datc1 geotcknik sungai yang diperlukan adalah data
T atau krih L;
tcntang kcadaan tanah dan hatuan dalam kaitannya

Baxian 8: Berulung, /terulungan. Stmgai. lrigasi. l'mttai. 299


SNI 03-2400-1991
SK SNI T-01-1990-F

• RA PERENCANAAN UMUM KRIB DI SUNGAI

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud da 4) Medan krih adalal1 dacrah di sekitar bar


1.1.1 Maksud yang arall dan atau bcsar kccepatan
Tata C<U":I r· un ini di maksudkan schagai dipcngaruhi oleh krib tersebut;
pcgangan )CfCllCCUUUUl tcknik krih y<mg 5) Daerah krih adalall daerah sepanj~
aman d;1 ,g£111 haik scrla herwawasan sungai tempat serangkaian krib dipasar
lingkun· 6) Letak krib mcnunjukkan tcmpat se
dipasang;
1.1.2 Tu.il' 7) pelindung tehing adalah bangunan ycmJ
Tujt -.:<Ul<l£111 umum ini adalah untuk untuk melindungi tebing sungai terhadaJ:
me· . . akan akihat arus dan uapat akibat serangan arus;
llll 1 di sungai. 8) Perkuatan tehing adalah bangunan yan:
untuk memperkuat tebing terhadap
1.2 akibat gerakan tanah tebing seperti
.m umum ini mcliputi: tebing, runtuhan tebing;
llli melengkapi buku Tata Cara 9) Arah krih, arah yang dinyatakan det
an Hidrologi dan Hidraulik untuk <mtara as krib dan arah aliran;
·li Sungai (SNI-1724-1989-F) khususnya 10) Krih tajam adalah krih yang arahnya I
nci mcngcnai pcngarah arus (krib) atau kc hulu;
. Lcbing tidak langsung; 11) Krib tegak adalah krib y::mg arahnya 1
alinm;
mgan dengan hal tcrscbut pada butir 1) 12) Krih tumpul adalall krih y<mg aralmyat
.<m bcbcrapa kclcnlmm yang mcncakup: ke hilir;
.riteria pcnggunam1 krib; 13) Panjang ef'ektif krih adalal1 pm1jm1g
~enentmm jcnis d<m pcnempatan krib; dari ujung krib sampai pertengahan 1
?crcncanaan tcknik; yang direnc<makan akan dibentuk;
Pengujim1 model; 14) Krih lulus air adalall krih yang diant
'5) Ketentuan ten tang pelaksanaan dan bagian konstruksinya uapat uilew
pcmantauan; sehingga kecepatannya akan berkun
terjadinya gesekan dengan hagian kon:
T:1ta cara ini dipakai hersama standar spesifik lain tersebut dan memungkinkan adany
bcrlaku. angkutan muatan di tempat ini;
15) Krih kedap air adalah krih y<mg diem
konstruksinya tidak dapat dilewati alir:
1.3 Pengertian
secara efektif mengarahkan aliran ke ten,
Bchenpa pcngertian yang berkaitan dengan tata cara
jenis krib ini dibedakm1 antara y<mg l
pcrcncanaan umum krib di sungai:
tidak limpas;
1) Perencanaan teknik merupakan rangkaian proses
16) Krib semi lulus air ad<tlah krih ym1g dil
1 :mikiran ym1g dituangkan dalam bentuk analisis susunan pasangan batu kosong schinggl
dan g<cunbar dalam hal pcnentuan loka..,i, tipe dan
air ma..,ih dapat terjadi dian tara hatu-ba
ukurm1 bangunan dengan segala perlengkapan y<mg
17) Sungai etimeral adahtll sungai yanJ
diperluk::m, sehingga dapat dibangun, dioperasikan
berasal dari air hujm1 saja, sehingga p:
dan berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki
kemarau sungai tersebut keriiH!'
sccara <umm, kuat, stab it terhadap segala gangguan 18) Sungai intermiten adalah sung;ti y<mg l
' ·1g akan bcrpengaruh Lerhadap bangunan
diantara sungai efimeral dan sungai pel
.chut;
19) Sungai perenial adalah sungai yang
•'ra rencana teknik adalah rangkaian kegiatan
an tara debit maksimum dan debit minio
persiapm1 dan analisis terhadap data primer dan
20) Sungai hermeander adalah sun!.!ai bet
sckunder untuk: menentukan jenis bangunan,
adanya gerusan ditikungan lu:tr da•
pilihan lok<L..,i, macam krib yang akan uigunakan
ditikung<m dalmn;
serta pcrlengkapan lain yang diperlukan;
21) Sungai herjalin aua1 sungai yang
3) Krih adalah hangumm mcnyilang atau sejajar arah
komhinasi gejala hcrliku dan per
ali ran yang ditujukm1 guna mengubah pol a dan sit~tt
setempat yang han yak jumlahnya.
aliran untuk sua.Lu tujuan tertentu;

298 '~adem 8: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pamai.


SNI 03-2400..1991

4J Kocfisicn dalam rum us rencana tcknik hidraulik, pemboran disertai u_jung tusuk baku (SPT) harus
ditctapkLm sesuai dengan tipe dan ukuran h<mgunan dilakukan pada lokasi pemancangan untuk
serta unsur morfologi sungai: koefisien ini dapat memperkirakan jenis, pclapisan tanah a tau batuan
dipcrolch dari hao;il analisis penyelidikLm/pengujian serta kemungkinan dapat dilaksanakannya
di Jahoratorium dan atau di lapangan. serta dengan pemancangan;
mcmhandingkan/mcngamhil d<tri pustaka yang 2) Data sifat-sifat fisik seperti berat _jcnis, berat isi,
umum digunakan dan sudal1 teruji keabsahannya. kcpadatan maupun sifat teknis scperti, sudu t
tahanan gesek, kohesi, konpresibilitas dMi material
9 Unsur Lingkungan tebing dan dasar sungai, dapat diperoleh dari
Data lingkungan yang dipcrlukan, antara lain: penelitian laboratorium geoteknik.
1) Tcmpat d<m _jenis/tipc scmua bangumm persungaian 3) Data lain yang perlu dikumpulkan ant<tra lain:
maupun h<mgunan umum lain y<mg mcmpcngaruhi tekstur tanah dan struktur tanah.
at<m yang akan terpcngaruh oleh krib;
2) Pcng<truh lingkungan tcrhadap fungsi krib seperti: 2.5 Data Bahan Uangunan
pcnamhangan bahan galian golongan C, pckcrjaan Bahan yang akan dipakai baik untuk bangunan utama
pcngeruk<m, pcrbaikan alur sungai; maupun bangunan pelengkap lainnya pcrlu dipcrhatikan
3) Peng<truh muara berupa kegMaman, sedimcnta<;i mengenai kualitas dan kuantitas bahan y<mg tcrscdia,
dan crosi akibat gclomb<mg arus atau pas<mg surut. sumber bahan serta bahan tmnbahan y<mg diperlukan,
sesuai ketentuan yang berlaku
Data <;eoteknik Pondasi
Dat<t gcotcknik pondasi yang dipcrlukan mcliputi:
1) Data day a dukung tanah seperti penyondiran,

BABITI
PERSYARATAN

Persyaratan Fungsional (2) krib dapat dipa..<;ang paud kiri kanan tebing
Bangunan krib harus dircncana sesuai dengan sungai untuk mcmpcrtahankan lebm dan
persymatan fungsional bangunan krib dan scjalan kedalaman sungai yang dipakai untuk
dcng<m tujmm pcmbuatannya, sepcrti: naviga..si.
I) Kctcntuan yang diperlukan di dalam perlindung;m
tebing sungai sccara tidak langsung dari bahaya 3.2 Kesesuaian Perencanaan Teknik dengan
gcrusan lokal dan atau bahaya g~jala meander: Perencanaan Pengelolaan Sungai Terpadu
(I) Tcbing sw1gai yang pcrlu dilindungi adalah Dalmn percncanaan pemhuatan krih, harus ditinjau
tcbing sungai yang dckat dengan daerah percncanaan dalam satu sistcm sungai yang
potensial; memujudkan konsep pcngclola<m sungai secant terpadu
(2) Krib harus dipasang sedemikian rupa agM dan mcmpcrtimhangkan pcng<IIUh ncgatifnya tcrhadap
keccpatan arus pada tebing tidak mampu bangunan lain, terhadap sungainya scndiri maupun
menggcrus material tebing sungai; untuk terhadap lingkungan sekit<UllY<L
pclindung tcbing sungai secarctlangsung yang
diakibatkan oleh longsoran, akan
Faktor pengaruh terse hut antma lain:
ditanggulangi dcngan konstruksi tersendiri;
I) Kecumman dan fungsi h<mgunan yang ada maupun
y<mg ak<m dircncanakan at<tu dihangun;
2) Pcngatur/pengarah arus sungai sesuai dcngan
2) Gangguan tcrhadap opcrasi tlan pcmcliharaan
tujuannya, misalnya:
b<mguncm yang sudah ada;
(]) Krib untuk mcmperbaiki arah arus pcrlu
3) Kclcstari<m lingkung<m;
dipasang apabila ditudik bangunan
pengmnbilan (hendung, pompa air, pintu air)
terjadi pcruhal1e:U1 mah arus; 3.3 Persyaratan Pemilihan .Ienis Krih
(2) Krib perlu dipa..o;ang untuk mcmperhaiki pola Persyarat<m pcmilih<mjcnis krih didasmkan atas:
aliran pada alur sungai yang <trah alirannya 1) Tujmm pcmas;mgan krih, untuk:
tidak menentu misalnya pada sungai datarcm ( l) Mclindungi tching pada tikungan luctr dan
rendah, sungai elimeral dan intenniten; untuk mcmpcrtahankan alur bagi navigasi
dapat digunak<m serial krib dari ti<mg p<Ulc<mg;
(2) Mclindungi tching tl<m atau pcngatunm alur
3) Perhaikan alinyemcn sungai untuk kcpcrluan
sungai yang mcmcrlukan faktor cstctika
tertentu, dcngan mempertimhangkan hal-hal
scpcrti pcngaturan sungai dalam kota
schagai herikut :
disarankan digunakan serial krih tlari
(]) Alinycmcn sungai baik vcrtikal maupun
pas<mg<m hatu;
horisontalluiiUs selalu dimnati agar peruhah<m
(3) Mclindungi tching y<mg hcrsifat semen tara
<trah ali ran sungai dapat dikctahui;
dapal digunak.an krih dari kayu;

1Jagia11 8: JJe11dung. /Jelldungan, Su11gai. lrigasi. Palllai. 301


SNI 03·2400-1991

dengan perubahan morfologi sungai antara lain potensi dalam dimensi ruang dan waktu. Gejala an
angkutan sedimen; gerakan tmuth di tebing alur, palung, sedimcn yang biasa dijumpai:
serta lcmbah sungai; medan disekitar hangumm yang 1) Angkutan muatan/sedimen ( sedimen tr'
saling mempengm·uhi. load) berupa muatan dasar, muatan laylj
Parameter yang penting diketahui adalah jenis, wash load dengan parameter: jenis m:
pelapism1, tekstur struktur material pembentuk hadan diameter butir dm1 volume atau berat pe
sungai serta sintt lisik dan sifat tcknik. waktu;
2) Degradasi atau penurunan dasar alur ru
2.3.4 Hidrograf Sungai palung sungai, dengan parameter : p:mjanJ
Hidrograf sungai diperluk<m herupa. hidrograf debit d<m dan dalam
hidrograf muka air. Hidrograf debit merupakan luaran 3) Agradasi atau kenaikan dasar alur dan atau
hidrologi di dalam daerah pengaliran sungai dengan sungai dengan parameter: panje:mg, Iebar dal
gejalanya, yaitu aliran kecil dan hesar. yang ada kaitannya dengan satucm volume
Data hidrograr sungai yang diperlukan untuk renc;ma rum saat;
teknik antara lain: 4) Penggerusan lokal sebagai akibat gar
1) Alinm hesar/hanjir, dipcrlukan untuk kemnanan terhadap aliran sungai oleh struktur alam/
struktur tcrhadap: halutya pelimpasan, tekanan dengcu1 parameter: panjang, lctak, dan dala
statik d<m tekanan dincunik aliran; faktor-faktor tempat yang ada kaitcmnya dengan satuail
aliran besar y<mg pcrlu diketahui adalah: dan saat;
( 1) Debit puncak; 5) Penggcruscu1 tebing akibat aliran helicoid
(2) Scl<mg waktu untuk mencapai puncak alircu1; spiral dan atau pusaran air yang
(3) Kecepat<m naik turunnya aliran; mengakibatkan longsoran tebing; param
(4) Tinggi muka air; meliputi: panjang, Iebar dan dalmn;
6) Gejala berlikunya sungai didaerah:
2) AI iran keci I a tau sedang diperlukan untuk mcm<mjang; pardllletemya: pcu1jcu1g dan leb~
mempelc~jari p•'ngaruh aliran terhadap geomctri tertuang pada denal1; .
sungai y<mg berkait<m deng<m hangunan krih; 7) Pengcndapan lokal (shoaling, point bars),
pengcndapan material yang terjadi me~
3) Frekuensi ~~jadian de hit dan muka air sungai, haik proses pcnggcrusan lokal atau penggero"
untuk deb hesar maupun kecil; dua hal yang lazim tebing atau berlikunya sungai;
dipcrgmMk<m untuk memperoleh data debit, yaitu: 8) Bcrjalin, yaitu kombinasi gcjala mcand
( 1) An.tlisis data alinm sungai bcrdasarke:m basil pengendapan setcmpat dalmn jumlah yang·
pcngukuran hidrometri dan atau hasil parameternya adalah panjang, Iebar, C::
perhitungcu1 hidraulika sungai; bcsarannya umumnya lebih panjang da
(2) Analisis data hujan, yang harus dilakukan mce:mder;
sccara saksama mengingat banya!<:nya 9) Bentumn dan ahrcL'\i terhadap struktur han:
anggapcu1 yang digunakan di dalam in.:>del tebing d<m d£L'\£lf sungai oleh material hatu ata
hidrologi, dalmn hal ini hiasanya diperlt:l(an kcras yang tcrbawa alircm.
kalibrasi dan pengecekkan kcjadian di
Iapcu1gan, serta dibantu dengan pcnyelidikan 2.3.7 Bangunan Air di Sungai
di lape:mg<m d<m atau uji model tisik. Data y<mg dimaksudkan adalah tempat dan jenis
bangunan air serta bangunan umum lainnya
2.3.5 Hidraulika Sungai dih<mgun di dalam sungai yang mempunyai d:
Kekasaran dasar, tebing, alur, dm1 palung sungai dapat timbal balik tcrhadap morfologi sungai haik d
ditetapkan berdasarkan perhilungan dengan maupun di hilir bangunan tersebut.
menggunakan hasil pcngukuran, keada.:w material dasar
sungai, pcnyelidikan hidraulik khusus atau dengan :t.3.8 Hidraulika Bangumm Air Oi Sungai
menggunakm1 referensi yang sudal1 ada. Data bidraulik Data hidraulika banguncm air di sungai memeg<m~
ycu1g dikailkan dengan pcrubahan morfologi sungai, y<mg cukup penting seperti:
meliputi parmneter geomctri, aliran dan angkutan I) Dalcun pcncntuan hcntuk hidraulik y<mg e:uru
sedimen dalmn dimensi ruang d<m waktu antara lain: bangunan dan atau bagian-bagiannya,
debit, tinggi air, kecepatan aliran,kekasaran, tckancu1, dipcrhitungk<m pcrubah<m morfologi sung
gaya seret, arab aliran de:m jenis aliran yang berkaitan sifat hidrauliknya yang sudal1/akan terjadi;
dengan keadacm geometri sungai (protil basah, keliting 2) Sifat hidraulik hangunan terccnnin dalcun I
basal1, dan jari-jari hidraulik). Besaran parameter ini rumus yang menyatakan hubung<m :mtara
diperolch berdasarkan basil pcngmnatan, pengukuran dan parameter aliran; sifat tcrsehut s
dan perhitung<m hidraulik. bergantung kepada tipc dan ukurcm hangun:
3) Rumus yang dimaksudk<m dalmn hulir 2 c
2.3.6 Angkutan Sedimen adalah: pcnggerusan setempat. lcngkung
Data angkute:m scdimen yang diperlukan adalah data pengendalian angkutan scdimen dan penj
ym1g ada kai tlmnya deng<m gejala, panuneter dan ukuran gclomh<mg:

300 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi, Pantai.


SNI 03-2400-1991

padasuatu daerah krib, harus mempcrtimbangkan rr ·~jari berbagai masalah hidraulik yang
perencanaan sungai secara keseluruhan, dalam muu.!O._Ifl timbul karena didirikannya suatu
rangka mewujudkan konsep pengelolaan sungai bangunan di sungai dan pengaruh perubahan
secara terpadu; morfologi sungai terhadap mm;alah hidraulik yang
erat kaitannya dengan fungsi dan keamanan
2) Letak krib di daerah lokasi krib: bangunan;
C \ Krib dipasang deng<m jarak optimal;
(2) Lctak krib deng<m arah tegak paling efektif 2) Untuk pelaksanaan UMH Fisik bangunan krib
untuk menciptak<m medan krib, sehingga krib diperlukm1 data survai lapangan guna menunjang
tegak paling sesuai untuk pelindung tebing kesamaan antara model dengan prototipe;
dan pengatur alinyemen horisontal alur 3)dalmn UMH Fisik dipel<Jjari masalah-masalah
sungai; hidraulik yang timbul akibat dihangunnya
(3) Pangkal krib diletakkan pada tehing yang bangunm1 krib antara lain sebagai berikut:
mantap mlluk menghindari terobosan arus (1) Gejala dan parmneter aliran, berupa tinggi
dibclakang krib dan agar tahan terhadap muka air, kecepat<m, debit, macam arus, aral1
longsoran tehing; aliran, tekm1an, dan lain-lain
(4) Krib untuk pendalaman alur hagi navigasi (2) Penggerusan lokal/setempat;
diletakkan pada kedua tehing sungai (3) Pengaruh degradasi, agradasi, dan gejala
sep<mjang alu_r yang dikehendaki dengan arab angkutan muatan yang lain;
tegak (bisa ditmnbah krib mem<mj<mg pada (4) Angkutan dan pengendali<m muatan henda
ujung krih) atau aralll<~jmn; padat lainnya;
(5) Peletak<m krib sepanjang daerah krih, diamhil (5) Pengoperasim1;
berdasarkan panjang tebing yang perlu (6) Beher<tj1a parameter dan koefisien rumus
dilindungi dengan memperhitungkan alinm dan muatan untuk perhitung<m teoritis.
kemungkimm perubahan arus pada kea.daan
krih terpasang. 4.3 Perencanaan Teknik Hidraulik
Pemilihan jenis d<m ukuran hidraulik, disarankan:
.2 Penyelidikan Hidraulik dengan Model 1) Merupakan hasil penyempurnaan pra rencana
Uji Model Hidraulik (UMH) adalall suatu pcnyclidikan hidraulik yang telcili dilaks<mak;m deng<m bantum1
pengujian hidraulik sebagai alat bantu yang dapat uji model fisik;
memantapkan suatu perencana.an teknik atau gagasan. 2) Berdasarkan gamhar rencana hidraulik apahila
UMH dapat dilakuk<m deng<m model matcmatik maupun dip<md;mg perlu dilakukan pcnyelidikctn geoteknik
deng<m model fisik di lahoratorium. lengkap dan detail untuk menunjang perhitung<m
kestahil<m susunan krih rum hagi<m-hagi;umya;
.2.1 Kegunaan UMH
Kegunaan UMH, anlara lain: 4.4 Perencanaan Teknik Struktur dan Pundasi
I) Menguji kcscmpuma.an pra perenc<maan teknik Perhitungan renc<ma teknik struktur dihedakan dua
hangunan krib yang direncanak<m dengru1 m1alisa hagian, yaitu perhitungan rencana teknik struktur
teoritis; hangunannya sendiri dan struktur tanah dasar pondw;i.
2) Mencari renc<ma tipikal hangunan krih y<mg sccar;·
hidraulik dianggap lebih haik scsuai dengan ..... .4.1 Dimensi Krih
maksud dan tujmm pcmbangunan krib; Dimensi krib y<mg perlu dipcrhatikan:
3) Mencari huhungan antara parameter aliran, 1) Elcvasi mercu krih, dapal dihuat:
sedimen/morfologi sungai, posisit lokasi dan (I) Smna tinggi dcngan devasi muka air pada
jumlah h<mgunan krih; dchil alur pcnuh (hunk jill/ drsclwrge );
4) Mencari menentukan metoda pcrbaikan pada (2) Miring kcara.h ujung;
kerusakan krih. (3) Jika panj;mg liang lcrhalas. misalnya ti;mg
p;mc:mg kayu. mcrcu krih hi sa dihual hcrtingkat.
·1.2.2 UMH Matematik
UMH Matematik adalah suatu pcnyelidikm1 pcngujian 2) Panj;mg krih; ikll\val y;mg pcrlu dipcrhatibn:
dengan model matematik yaitu simulasi keadaan alinm (I) Panjang krih untuk pcng;u·a.h arus ditcntuk;m
ym1g didasark<m pada hasil hubung<m matematik dcng<m scdcmikian rupa schingga didapatkan pola
prinsip-prinsip hidraulik. Penentu<m par<unctcr aliran a.Jir;m haru scsuai dcngan yang diharapkan;
rum kocfisien-koefisien lainnya dilakukcm melalui proses (2) Pcrhandingan panjang krih dan jarak krih
kalihrasi dan analisis kepekaan anlara model dan dihual scdcmikian rupa sching).!a kcccpalan
prot.otipe. arus di tcpi tching cakup aman untuk
kcslahil;m lching;
(3) Untuk krih y;mg hcrt"uu).!si mcmp~·nlal;un alur
4.2.3 UMH Fisik hagi na\'igasi, paujang krih ditcntukan okh
lkhwal yang perlu diketahui: faklor khar dan kcdalamau alur yang
I) UMH Fisik adalah suatu penyelidikan pengujim1 dipcrlukan unluk uavigasi. material scdimcn
di laboratorium dengan peniruan secant fisik dan sit"al alirau sungai;
keadacm di lapang<m dengan skala tertentu, untuk

/lagia11 H: Ut·ndung. Jkndungan. Sungai. Jrigasi. l'tlllllli. 303


SNI 03·2400·1991

(4) Mcngarahkan aliran kc tcngah sungai 3.4.2 Keamanan Struktural


disarankan mcnggunakan krib kcdap air; Keamamm yang ada huhungannya dengan kckuru
kcstahihm struktural secara hagian perhagi:m m
2) Kondisi tanah. untuk: mcnyclumh meliputi:
( I)Tching y:mg mudah longsor dapal digunakan l) Kestabilan:
krih Li<mg panc;mg; ( 1) Aman terhadap guling;
(2) Dasar sungai yang lunak disarankan (2) Aman terhadap geser;
mcnggunakan krih t.i;mg pancang; (3) Aman tcrhadap pcnurumm;

J) Kondisi lap<mg:m, untuk: 2) Kckualan:


(I) Tcbing sungai yang tinggi disarankan (1) Aman tcrhadap rcgangan dan tcg:mgm:
mcnggunakan krib liang pancang dcngan tetjadi;
pen imh:mg:m kcmudahan pclaksanaan; (2) Aman tcrhadap deformasi yang diizinkl
<2> Tching y:mg rcndah atau alur sungai Lidak kimiawi: runan tcrhadap pengaruh 1
dal:un dapat digunak:m krib pas:mg:m d:m krih kimia dru1 air a-;in.
hronjong;
(J) dacrah yang hanyak mcmiliki hahan 3.4.3 Keamanan Lingkungan
pcmhuatan krih scpcrti: hatu-batu hcsar, Keamanan lingkungan yailu keamanan terl
hutan/kayu disarankan mcnggunakan krih gangguan angkutan sedimen dan benda pada
scsuai dcngan potcnsi yang dimiliki dacrah (s<unpah, kayu-kayu dan sebagainya).
sctcmpat dcng:m tidak m~;;~ahaikan faktor
tuju:m pcmhuatan. 3.5 Persyaratan Pelaksansan
Persyaratllil pclakscmaan, cmtara lain:
3.4 Pers_yaratan Keamanan dan Kestahilan 1) Pelaksanaan pembuatan krib di lapangan
3.4.1 Keamanan Hidraulik mengikuli peluf1juk yang ada dalam syarat-:
Kc:unamm hidraulik krih, mcliputi: tcknik pelaksanaan yang Lelah disctujui
1) Kcamancm tcrhadap gcrus;m lokal, degradasi dasar inslansi y:mg mempunyai wcwemmg dan LanJ
sungai dcm pcnggcrowong;m tching; jawah pembinaan alas sungai;
2) Kcamanan terhadap henturan dan ahrasi oleh 2) Tala cara alau pcraturcm pelaksanacm yang be:
muatcm d<m hcnda padatlain, pemilih:mjenis krib di Indonesia ycmg berkaitllil dengcm pembuata
yang scsuai pcrlu dipcrlimhangkan terhadap arus dapat digunakcm kecuali jika dalmn syarat-1
sungai yang mcmbawa muatan dan alau benda teknik pelaksanaannya ada hal khusus
padatlainnya yang dapal merusak; dinyatakan tidak berlaku;
3) Keam:man terhadap lingkungan. 3) Pelakscmaan pembangunan krib hams dilakul
bawah pengawasan instansi yang memp1
wewenang dcm tanggung jawab pembinaai
sungai.

BABIV
PERENCANAAN TEKNIK

4.1 Pra Rencana Teknik 4.1.2 Penentuan Debit Rencana


4.1.1 flenentuan Karakteristik Aliran Debit rencana ditentukan bcrdasarkcm:
Karaktcristik alinm yang perlu ditentukan: 1) Perhitungan bcmjir rcnccma ycmg harus dipe1
1) Debit rencana adalah debit y<mg digunakan untuk dikontrol terhadap dalamorfologi sungai, into
mcrcncanakm1 krib; historis dilokasi renccma krib, keam<m<mlkestal
2) Pola dan keccpatan aliran sungai terutama resikotkonsekuensi dcm ekonomi
ditikung:m pcrlu diketc1hui untuk menentuk:mletak 2) Cara perhitungcm debit bC1.11iir rencana. dapat d
dan jcnis krih; pada SNI tentcmg Metoda Perhitung:m Debit E
3) Degradasi penurunan da'>ar alur dan atcm palung dcm SNI ten lang Metoda Pengukuran De hit S1
sungai dcngan parameter: panjang, Iebar dan dcm Saluran Terbuka.
dalmn;
4) Agradasi/sedimcntasi dengan parameter: p<mj<mg, 4.1.3 Penentuan Tata Letak
Iebar, d<m tinggiltchal; Penentmm lata lctak krib harus ditcntuk<m hcrdasl
5) Penggerusan lokal akibat g<mggmm alinm; ketentmm pada Tatcl Cara Perenca.naan Hidrolog
6) Penggerowongan tehing akibat alinm helicoidal, Hidraulik untuk B<mguncm di Sungai (SNI-1724-1
spiral dan atau pusaran air; F), deng<m meninjau hal-hal sebagai berikut:
7) Geja.la bcrlikunya sungai; 1) Pertimhangan terhadap perencanaan so
X) Keccpat<m ijin yaitu kecepatan alircm maksimum terpadu, pemascmgcm konstruksi krih haik ~
yang tidak mcnggerus bahan da-;ar dcm atau tehing perlindungan tcbing maupun pcrbaik<m arab a
sungai.

302 Baxian 8: 13endung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


SNI 03-2400-1991

bcrtangga. dengan mempertahankan tangga- (5) Kerusakan-kerusakan pada krib;


tangga dari krib yang satu dcngan lainnya (6) Pengaruh perubahan morfologi sungai;
sama tinggi dan terlelak dalam satu garis;
(5) Apabila terpaksa dilakukan penyambungan 4) Hasil pemantauan di atas barns diinventarisasikan
pada krib tiang pancang dari bahan kayu, secara rapi dan selanjumya harus dievalua..o;i dengan
maka pelaksanaan penyambungan harus maksud agar:
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku: (1) Sedini mungkin dapat dilakukan usaha
pencegahan atau usaha penanggulangan, jika
2) Untuk kcleslarian bangunan krib dan sungainya diperkirakan akan terjadi perubahan yang
sendiri, pcmilik bangunan krib wajib melakukan merugikan dan mcnyebabkan persyaratan
pcmantauan berkala tentang gcjala yang dialami hidraulik bangunan yang bersangkutan
olch bangunan miliknya maupun gejala yang maupun pengaruhnya tidak memenuhi
ditimbulkan oleh bangunan tersebut terhadap persyaratan Iagi;
ANDAL morfologi sungai dan melaporkannya (2) Dapat digunakan sebagai model
kepada instansi yang mempunyai wewenang dan penyelididkan skala 1: 1 yang bertujuan
tanggung jawab pembinaan atas sungai; mencari masukan parameter-parameter untuk
perencanaan, perencanaan teknik dan
3) Ikhwal yang perlu diperhatikan dalam pemantauan pelaksanaan bangunan baru atau perbaikan
berkala ialah: bangunan lama;
(1) Gerusan yang teljadi disekitar ujung krib:
(2) Sedimcn yang tertahan oleh krib; 5) Instansi yang mempunyai wewcnang dan tanggung
(3) Pengaruh krib terhadap sifat-sifatalirdll untuk jawab pemeliharaan atas sungai bertanggungjawab
berbagai debit; sepenuhnya atas kelancaran jalannya pemantauan
(4) Pengaruh krib terhadap bangunan yang lain ini dan mempunyai wewenang untuk memberikan
dalam satu kesatuan sistem sungai, scperti: peringatan jika teljadi kealpaan
bendung. tanggul, sudetan dan jembatan;

BABV
LAIN-LAIN

Pengorganisasian 5.2.2 Penanggung Jawab Laporan


••• Untuk memenuhi ketentuan yang telah disebutkan, maka Perencana bertanggungjawab atas lapordll perencanaan
diperlukan pengorganisasian sebagai berikut: kepada pemilik pekeljaan.
1) Setiap perencanaan teknik (termasuk nota
pelaksanaan, pemeliharaan, dan pemantauan) 5.2.3 Bentuk dan L-.i Laporan
pembuatan krib atau perbaikan krib, harus Laporan perencanaan terdiri dari:
dikonsultasikan dcngan caramenyerahkan laporan 1) Ringkasan perencanaan bcrupa keterangan
perencanaan teknik kepada instansi yang sclcngkapnya mengenai perencanaan yang ditulis
mempunyai wewenang dan tanggung jawab secara ringkas dan jelas schingga dapat
pembinaan atas sungai; menggmnbarkan keseluruhan perencmman;
2) Instansi yang mempunyai wewenang dan tanggung 2) Laporan utama terdiri dari:
jawab pembinaan atas sungai wajib memeriksa (1) Kriteria perencanaan yang memuat metoda
kelayakan rencana teknik terse but, khususnya yang perencan.:'laJl, rumus-rumus sert.cl pendekatan
menyangkut keserasian dalam satu sistem sungai; yang dilakukan;
berda'\arkan rencana teknik yang disetujui, inst.cmsi (2) Perencanaan umum yaitu perencanaan
tersebut juga wajib melakukan pengawasan atas pencntuan jenis dan pcncmpatan krib ymtg
pelaksanaan konstruksinya; dihubungkan deng~m pcrcncanaan b~mgunan
3) Bila timbul ma'\alah dalam pclaksanaan rencana pcrsungaian sccanl tcrpadu, scrt.cl mcncakup
teknik tersebut di atas, dan tidak dapat diselcsaikan pula skala priorit.cls pcmbangummnya;
oleh instansi yang mempunyai wewenang dan (3) Nota perhitungmt bc.rupa rincimt pcrhitungmt
tanggung jawab pembinaan alas sungai, malca lcngkap meliputi; dimcnsi, stabilitas krib,
masalah tersebut harus diajukan kcpada pihak pcrhitung~m konstruksi dan sct>againya;
berwenang yang lebih tinggi.
3) Laponm pcnunjang dapat bcrupa:
5.2 Laporan ( I) Laporan pcnyelidikan lapmtgan;
5.2.1 Maksud dan Tujuan Pembuatan Laporan (2) Laponm data par~unetcr percncanaan;
Sebagai pertanggungjawaban suatu pckcrjaan (3) Laporan pcnyclidikan uji model hidraulik;
percncanaan scrta untuk menelusur kronologis sistcm (4) Gmnbar-grunbar konstruksi;
pcrencanaan, diperlukan suatu laporan yang mcmuat (5) Spcsifikasi tcknik pclaksanaan;
perencanaan krib secara lengkap dari awal hingga akhir. (6) Pcrcncanaan anggaran biaya scrta jadwal
pclaksanaan.

Ba~:icm 8: Bendii11J:, lle11dllnJ:cm .•\'ungai. lrigcui. Pcmtai. 305


SNI 03-2400-1991

3) jarak krih: dihual scdcmikian rupa schin~~a akihaL smnpah dengan arah sejajar as su
sus11nan krih mcn~hasilkan sualu model krih yan~ (5) Liang pancang dianggap didukung de
palin~ elcklif: tmluk mcmaslikan hal ini dapal scndi pada puncak (kecuali Liang luar
digunakan pcnyclidikan hidraulik dcngan model: tcmpa tmnhahan Liang arah tcgak lurus all
didukung hchas pada puncak) d<mjepit
4) di mcnsi 1ian~: d ill'lllukan hcrdasarkan pcrsyaralan tcmah sedahun faktor kckakmm relatif (
hidraulik krih dan pcrsyaralan slahililas konstn1ksi: hawah dasar sungai;

5) jarak anlar lian~: pada pangkal krih, susunanliang 3) stahilitcts dan kekuatan krih pas<mg<m balu;
dihual khih rapal. makin jarang kc arah ujung; ditinjau terhadap:
( 1) teg<mgan y<mg terjadi akihat krih. Lidak
(,) panjang liang: dilcntukan hcrdasarkan elcvasi mclmnpaui daya dukung pond<L<>i;
mcn.:u krih dan kcdaltunan pcmancangan liang (2) slahilitcts terhadap longsonm tching kc
mcnurul pcrsy;u·alan kcamanan dan slahililas. alur sungai harus dipcrhiLungk<mjuga;

-'.4.2 Stahilitas dan Kekuatan Krih 4) sLahililas dan kekuatan krih hronjong; ikhwal
Konslruksi krih Jischul stahil, jika mampu mcnahan perlu dipcrhatikan pada krih hronjong batu:
scn111a hchan alau gay a yang hckcrja pada krih, schingga (I) kawaL hronjong yang digunakan J
lidak lllCII~alami pcruhahan rungsinya, <Ullara lain: mcngikuLi sL<mdar y<mg herlaku;
I) Macam-macam pcmhchanan alau gaya yang (2) anymnan dibuaL dcngan lilitclll gand
hckcrja pada krih: lilitcm pada kawaL sisi dihuaL sedcmikim
( I) Tckan;m krih; dipcrhitungk<m schagai tck<m<m schingga dapaL mcnahan gaya-gaya
lanah akli r alau Lckcman akihaLiongsoran dari scgala jurusan;
material cnuapan haru; (3) ukuran batu pengisi harus lebih hcsaJ
( 2) Tckanan arus air: lcrjadi akihat kcccpaLan ukur;m <mycumm;
ali ran: (4) krih hronjong harus dilcngkapi pclin
(3) Unluk krih Liang pancang harus dasar y<mg lentur:
dipcrhilungkan adanya Lamhahan Lckanan
akiha' pcnumpuk;m smnpah y<mg mcnyumhaL 4.4.3 Stahilitas Tanah Dasar Pondasi
sela- ~Ia ljang; T;mah dw;ar pondasi harus diperhitungkan terhad:
( 4) Unl• ....: mcncnLukcm dimcnsi Li;mg he ton, sclain 1) Gem san loka.l y<mg Lcr_iadi akibat pen em patal
dipcrhiLungkan pcmhchanan akihaL hcraL mcrupakan akumulasi dari gerusan
scnuiri, juga dipcrtimhangkan pada saa~ diakibalkan olch penycmpiLan alur dan ge1
pcng;mgkuLan dan pcmmKang;m; akibal pencmpaLan liang pada dasar sung1
(5) Pcrlu dipcrtimhangkan gaya-gaya dimunis samping pcnurunan dasar sungai sc
lainnya; mcnycluruh;
2) Pcrkira.an gerusan dan bcsarnya rip-rap sel
2) Stahilitas dan kckuaL<m krih Li<mg pancang; krih pclindung d<L-.ar dcng;m menggunak;m rumus
harus dilinjau kcstahilan masing ma.-.ing tiangnya hcrlaku;
(single or pile) maupun sccara kcsatmm (group or 3) Lokasi maupun besarcm gem scm y<mg tcrjadi a
piles): pencmpatan krib/Liang pancang, haik ge'
(I) Krih tcrdiri dari Liang-Liang yang bisa sctcmpat pada Li<mg-tiang krih, gerus;m set~
dikclompokk;m mcnjadi schagai hcrikut: Li<mg rcu1gkai<m krib maupun gerus<m akihaL dcgnj
Pcnah<m. yailu Liang-Liang yang dipanc<mg disarcmkan dilakukan uji model hidraulik t~
pada Lehing herrungsi unLuk menahan krih lahoratorium.
agar tjdak miring ke arah as sungai; Liang luar,
yaitu Liang yang dipancang pada daerah 4.5 t'llota Pelaksanaan, Pemeliharaan, dan Pemanl
panjang cfcklir krih, herrungsi unLuk n.hwal yang pcrlu dipcrhatik;m:
memecah arus; Liang antara, yaiLu Liang yang I) Apahila tcrjadi keLcrhalasan dana, waktu
dipancang diantara Lim1g pcnahan dan Liang ba.han maka pclaksanaan pemhuaLan krib
luar, herrungsi sehagai LempaL pcngcndapan; dilakukan secant hcrtahap, de
(2) Pada ujung krih hisa dilambah saLu atau nlemperlimhangk<lll:
hehcrapa Li<mg dcng<m arah tcgak lurus as krib (1) PcncmpaLan krib diutmnakan pada te
yang hcrrungsi untuk mcnmnhah sLahilitas Lcbing y<:mg Lelah kritis terlehih dahulu;
tiang luar terhadap Lek<man arus; (2) Dapat dilakukan pengunmgan panj311S
(3) Puncak-puncak Liang dihubungkan dcngan J<:tri p<mjang rencana, dengan mcmpert
pclaL pcnghuhung unLuk mcnmnbah kekakuan k<m ujung-ujung krih dalcun satu garis (si
konstruksi dan agar Li<mg-Liang bisa bckerja Line);
hcrsmna scbagai satu kcsaLum1; (3) Larat dilakukan pcngunmg<:m tinggi kr
(4) pada Li;mg pcnahan d<m liang ;mtara di;mggap Linggi rcncana, dcngan mcmpcrtah
h;mya hckcrja muatcm tcmah dcng;m arah Legak mcrcu-mcrcu krib pada kclinggi;m y<Ulg
lurus Lching, pada Li<mg luar dianggap h<mya (4) Dalam hal keLcrbatasan hal1an untuk
hckcrja gaya Lckanan arus air dan tck;man pancang dari kayu, krih dapat ~

304 Bagian X: Bendung. Bendungan. Stmgai. /rigasi, Pantai.


SNI 03-2400..1991

LAMPIRAN C
LAIN-LAIN

GAMBAR
GAMBAR KRIB SEBAGAI PELINilUNG TEBING

KRIB TIANG PANCANG BETON

GAMBAR
KRIB TIANG KAYU DOLKEN GAMBAR
KRIB SEBAGAI PENGARAH ARUS

GAM BAR
KRIB BROJONG KAWAT BATU
GAMUAR
KRIU SEUAGAI PERBAIKAN lliNYEMEN SUNGAI

- --r--

GAMBAR
KRIB PASANGAN BATU KALI

GAMHAR
KRIU SEUAGAI PEN<;ENI>ALII>EIHT

/la)!ian H: /lnulun~t. /lendtm~tan. Sllnl!ai. lriutsi. l'muoi. 307


SNI 03-2400-1991

LAMPIRAN B
DAFIAR ISTILAH

alinycmcn ri1·er alignment, adalah hcntuk dan model matcmatik mathematical models, adalah
arah sungai penyclidik<UI/pcngujim1 deng<m~
arah krih grovne position, adalah arah yang matematik yaitu simulasi ke~
dinyatakan dcngan sudut anima as aliran yang didasarkan pada
krih dan mah alinm huhungan malcmatik dcng<m pri
prinsip hidraulik
dacrah krih gmrne area, adalah dacrah scp;mj;mg
tching sungai tcmpal scr<mgkai<m ktih p<mil dw;ar bottom panels, adalah scjenis
dipasang yang dilctakkan di dasar s~
sebagai pcngaral1 arus
cstctika adalah scsuatu yang bcrhuhungan
dcngan kcindahan p<mj<mg cfektif krib groyne effective length, a(
panjang krih mulai clari ujung
gcnts<m lokal lo('(i/ scouring. adalah gcrusan smnpai pertengahan tehing baru
sctcmpal dircncmmkan akan dibentuk
kala ui<mg retum period, adalah sclang waktu pclinclung tching bank protection, adalah banQ
pcngulangan suatu kcjadian pada yang dimaksucl untuk melin~
kurun waktu tcrLcntu (T) tcbing sungai tcrhadap keru~
kcmanlapan stability, scgala scsuatu yang akibat scrang;m <trus ·
hcrhuhungan dcngm1 kescimb<mg<m pclindung dasar nwtrass, adalah bangunan
ketaluman resiswnce, adalah kc,kuatan untuk ditcmpatkan pada dasar u
mcnahan scsuatu mclindungi tcrhadap gcrusan,
krih melint<mg transversal groyne, adalah krib yang bersifat tleksihcl
ditcmpatk<m mclinL<mg sungai pcnggerowong<m caving, aclalah gcrus;m akihat ~
krih memanjang longitudinal grovne, adalah ktih yang smnping
ditcmpatkan mcmanjang arah aliran pem<mtm.<m monitoring. aclalah pcngam
sungai kcada<m setclah pclaksanacm
krih taj;un upward grovne, adalah krih yang perkuat<m tcbing bank reve-tment, adalah hangj
arahnya mcnycrong kc hulu yang clitujukan untuk mempej
krih tcgak right angle gro_vne, adalah krih yang tcbing tcrhadap kerusakan al
arahnya tcgak lurus aliran gcrak<m tcmah tching scpcrti longi
krih tumpul downward groyne, adalah krib yang tebing, runtuhan tcbing
arahnya mcnycrong ke hilir sungai efimeral ephemeral rivers, adalah sungai,
lctak krih J.:royne situation, adalah menm~jukk<m dchitaya hcrasal dmi air hujan
tcmpat schuah krih dipas<mg schingga pada musim kcmarau St:
tersehut kering
longsonm slopefailure, adalah batas kcadaan
suatu tching mcnjadi longsor sungai intennitcn intermittent rivers, adalah sungai
kondisinya diantara sungai ctiJl
medan krib grovnefield, adalah dacrah disckitar dan sungai pcrcnial
hangunan krih yang arah dan atau
bcsar keccpatm1 alir<mnya dipengmuhi uji model hidrolik hydraulic model test, adalah S
olch krih tcrschut penyelidikan/pengujian hidr~
::cbagai alat bantu yang ~
model risik physical models, aclalah suatu mcmantapkan suatu rencana
pcnyeliclikan/pengujian di gagasan
lahoratorium deng<UI pcniruan secant
fisik kcadaan di lapangan dcngan ukuran kri b panjang ll<m tingginya krib.
skala tertcntu

306 Bagian X: Bendung. Bendtmgan. 5iungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-2402-1991
SK SNI T-03-1990-F

TATA CARA PERENCANAAN UMUM IRIGASI TAMBAK UDANG

BABI
DESKRIPSI

Maksud dan Tujuan tet:jadi karcna pencampuran antara air taut dengan
Maksud air tawar baik secara alamiah maupun huatml;
Tata <.:ara pcrcncanaan umum ini dimaksudkan sehagai 2) Air Asin adalah air dengm1 salinitas lebih tinggi dari
pcgang<Ul pokok untak mcndesain iri!.!a<;i tmnbak udall!.! pada air payau;
dengan mcmperhatikan kcterpadua~l, kescimhangm~ 3) Air Tawar adalah air dcngm1 salinitas tehih rcndah
keserasi;m lingkungan dalmn pcngclolmm sumhcr dava atau smna dengan 0,5 promil;
air, lahan dan aspek-aspek yang herkaitan deng~n 4) Air Baku adalah air untuk kehutuhan air tmnbak
pemhanguncm hcrwaw<L'ian lingkungan. tcnnasuk sumbemya;
5) Tambak Udang adatah kotam air payau yang
Tu.juan digunakan untuk memelihara udang;
6) Jaringan Irigasi Sederhana Tamhak Udang adalal1
· Tujuan tala <.:ara perencanaan umum ini adataJ1 a"ar
jaringan irigasi dengan saluran dan pintu untuk
petaks<ma<m irigasi L:'Uilbak udang dalmn mema-;ok ~lir
pembawa dan pemhuang air payau tidak terpisal1;
baku hcrhasil dengan haik sesuai dengan keperluan
pencmnpuran an tara air as in deng<m air tawar tct:iadi
budidaya udang.
secara alamiah, dan jumlal1 serta mutu air betum
terkendali;
f. uang Liogkup
khwal y:mg dihalla<> datam lata cara perencanaan umum
. ni mcn<.:akup:
7) .Jaringan Irigasi Semi Teknis Tamhak Udang
a<k'llah jaring<m irigasi deng<m salurm1 d;m pintu untuk
pembawa dan pembuang air payau tidak terpisah;
0) Dcsain, persyaratan dm1 data yang dipcrtukm1 untuk
pencampuran an tara air asin deng<m air tawar tet:iadi
mcndesain irigasi teknis dan semi teknis dalam
secara alamiah di salunm pencmnpur; bangunan air
mctayani atau menunjang hudidaya udang pada
hclum pennancn, d<Ul jumlal1 serta mutu air betum
umumaya;
terkendali sepenuhnya;
fl) Behcrapa ketentuan yang mcnunj<mg ayal I) pasat ini, 8) .Jaringan Irigasi Teknis Tamhak Udang adataJ1
antara lain:
jaringan irigasi dengan saturan dan pintu untuk
(1) Sistcm teknik irigasi tamhak udang dan
prasanmanya; pembawa dan pembuang air payau tetah tcrpisah.
(2) Survei pemilihan toka<>i; Pencampuran antara air asin dcn .. an air tawar
dilakukan di hangunan pcncmnpur;e bangunan air
(3) Pengumputan data, penyelidikan dan pengujian;
sudah tcngkap dan pcrm<.men, dan jumlah scrta mutu
(4) Analisis dan evaluasi data;
air dapat sepcnuhnya dikcndalikai1;
(5) Dcsain bangunan d<m jaringan irigasi tambak
9) Krib Tamhak adatah hangunan air di pantai hcrupa
ud<.mg.
salunm tcrhuka y<.mg hcrfungsi untuk mcm<L'iukkan
Pengertian air !aut kc saturan pcmhawa air asin;
10) Kolam Tanda adatah kolmn yang dilcngkapi pintu
Beberapa pengertian yang herkaitan dengan tala cara
percn<.:anacm umum irigasi tambak ud<mg: untuk mcnampung air !aut pada saat tct:iadi pas<.mg,
kemudi<m mengalirkmmya kc salunm pemhawa air
1) Air payau adalah air y<mg salinitasnya tebih rendah
dari pad a salinitas rata-rata air taut normal (< 35 <L<>in pada s<.utt dipcrtuk<m;
ll) Kolam Jlengendap adataJ1 kolcun y<mg dihuat untuk
promil) dan lebih tinggi dari pada 0,5 promil, d<m
mcngendapkan angkutan scdimc dalam aliran
sehclum air mcmasuk jaringan iriga-;i tmnhak.

Baxian X: lle11chmx. /Jemlu11,~cm. ,\'tmgai. lriga.l'i. l'mlfai. 309


SNI 03-2400-1991

KETER/\N(I/\N
I. Jalan raya
2. "[iu1ggnl kriti-'
.~. S.:rial krih
4. Me-dan krih
5. Daaah krih
6. "ll.·hing tikungan lnar
7. Pol a al iran
KETER/\N(I/\N
I. Snngai hcrliku
2. Sungai h<'rialin

GAM BAR GAM BAR


SERIAL KIUB SUNG AI IlERLIKU DAN IlE.JALIN

KETER/\NG/\N
I. Krih tajam
2. Krih tcgak
3. Krih tnmpnl
4. Td>ing tikungan lnar

GAMBAR
ARAH KRffi

308 Bagia11 S: Rt•fldtmg. RcT!dtmgaTI. S11ngai. /rigasi. Pmllai.


SNI 03·2402·1991

5) Dcsain struktur harus memenuhi persyaratan 3) Sumher air dan sistem jaringan pengairan (keadaan
kekuatan dan kestabilan· secara parsial maupun hidraulik dan hidrologi) yang ada, dengan
mcnyeluruh haik untuk stroktur bawah dan alas memperhatikan perencanaan intensifikasi dan
maupun perlengkapan lainnya; ekstensifikasi wilayah;
6) Harus memenuhi persyamtcm kemudahan eksploitasi, 4) Keadaan kelautan, pesisir dan lingkungrumya;
pcrPantauan, pcmeliharaan. pengrunanan terhadap 5) Keadaan kuantitas dru1 kualitas air sumber yang akan
gejala atau mwmlah yang akm1 timbul. dipergunak<m;
6) Keadaan geoteknik tanah yang terkait dengan
Pemilihan I,okasi persyaratan budidaya d<m pembangunan prasarana
Pemilihan lokasi dan clcvasi tamhak sertajaringm1 irigasi yang diperlukcm;
harus ditinjau dari bcrhagai aspek. yaitu: 7) Prasarana penunjang yang ada atau yang dapat
1) Sesuai dengan perencanaan wilaya.h; discdiakan an tara lain jalan, Iistrik, pompa;
2) Sesuai dengan keadaan geomctri wilayah pesisir atau 8) Memperhatikan dampak yang mungkin timbul
pantai; (AMDAL).

BAB IV
DES AIN

Sistem Teknik Irigasi Tamhak Udang 1) Dcngan bendung pada pengmnbihm air tawar;
J Sistem Memperoleh Air Payau 2) Tanpa bendung pada pengambilan air asin.
Sistcm memperolch air payau, terdiri dari:
1) Pcncampurm1 secara alruniah; pencrunpuran <mtara 4.1.5 Cara Pengamhilan Air Laut Secara Terpisah dari Air
air asin dan air tawar menjadi air payau secara Tawar
alcuniah, keadaan salinitmmya tidak bisa diatur; Arr laULiangsung dimnbil dari pantai atcm laut d~m air tawar
2) Pencampurcm buatan; pencampuran antara air asin dimnbil dari sungai atau d<rri salurm1 air t<:tw<rr (irig<L"i at<:tu
dan air La war menjadi air payau sccara huat<m, y<mg kolektor drain).
salini tasnya dapat diatur dan dapat dilaksanakan
dcngan cara: 4.2 Komponen .Jaringan lrigasi
( 1) Kolmn pencampur terpusat; air laut dan air Lawar Komponen jaring<m irigasi meliputi:
dari saluran utama dicampur pada kolam 1) Komponenjaringan irigasi tmnbak scdcrhana, terdiri
pencampur, kemudian dialirkan ke saluran dari:
induk, sekundcr, tersier, atau pcrtcunhakm1; (1) Bangunan pengmnhil air payau alcuni yang
(2) Kolmn-kolmn pencmnpur tersebar ditiap blok sederhana;
atau unit tcunbak; air asin dan air tawar dicunhil (2) Salunm pemhawa air pay au yang herfungsi juga
l<mgsung dari masing-masing saluran utcuna Jalu sebagai salunm pembnang air limhah tmnbak;
dicampur di kolam pencampur dari tiap-tiap
hlok atcm unit. 2) Komponenjaring<m irigasi tmnbak semi tcknis,tcrdiri
dari:
ir2 Sistem Pengaliran Air Laut (1) Bangunan pencmnpur air as in yang bents<tl d<rri
Sistm pengaliran air laut ke jaringan irigasi tmnbak pcngambilan sumber air asin dcng<m air tawar
mcnggunakan saluran tcrbuka atau tertutup: ym1g herm;al dari pcngmnhilan sum her air tawar;
1) Secant gravitasi dcng<m mengandalk<m pwmng surut (2) Salurm1 pembawa air pay au yang hcrfungsi juga
tanpa kolmn tcmdo; perolehan air Iaut tidak te~j<unin, sebagai saluran pemhuang air limh<tll tmnhak;
baik ketepatcmjumlah maupun waktu sesuai dengan
kebutuhm1; perhitung<m sulit d<m hasil perhitungan 3) Komponcnj<uingmi irigasi tamb<tk tcknis tcrdiri dmi:
bel urn tcntu cocok deng<m keadaan yang sebcnarnya; (1) Bangunan utcuna pcngmnhil air asin;
2) Secant gravitasi deng<m mengandalk<m pasang surut (2) Bangunan utmna pcngamhil air tawar;
d<m dilcngkapi kolmn tcmdo dm1 pintu-pinlu pcngatur; (3) S<tluran pcmbawa air <L-;in;
3) secant pompa dengan mempergunakan saluran di (4) S<tluran pcmhawa air tawar, yang tcrpis<tll dari
dasar pantai at<:tu bcrupa Lalang yang dilengkapi s<tluran pcmhawa air asin;
dcngan perm1cah penyangga; (5) Bangunan pencmnpur;
(6) S<tluran pcmhawa air payau;
l.3 Cara Pengaliran Air Tawar (7) Sctlurcm pcmbuang air tmnh;tk, yang tcrpisah tlari
Cara pengalirm1 air La war kc jaring<m irigasi tmnbak: s<tluran pcmhawa air payau;
1) Secant gravit<:tsi tcmpa atctu dengan menggunakan on Bangunan tanggul. jalan inspcksi/pclayan<m;
bendung; (Y) Bangunan pclcngkap, pcngatur dan pcngukur;
2) Sccara pompa dari sungai atau air t<mah; (10) Kolcun tando/pcngcntlap (rcscrvoar, waduk
3) Sccara gravita.-;i dilcngkapi dcngan pompa; lapangan).

1.4 Cara Pengamhilan Air Asin atau Air Tawar


Cara pcngmnbilm1 air asin atau air tawar dari satu sungai:

Bagian 8: /lcrultmg. /lemltmgcm ..\"ungai. /rigasi. /'cmtai. 311


SNI 03·2402·1991

UAU II
nATA DAN INFORMASI
Dalam mcndcsain iri!!asi tamhak udang pcrlu dipcrhatikan 3) Data hidrologi, mcliputi hesar debit Lerma
kchijakan pcngcmhan!!an tcntang wilayah. wilayah pcngainm, hmtjir rcnc:ma d<m debit desain, tinggi muka
danj:u·ingan pcngairan tcnnasuk drainascnya. dan tinggi muka air pennukcum;
4) Data hidraulikct sungai, meliputi parameter~
2.1 nata Kl•hi.iakml Pl•rencmman <hm nesain angkut<m sedimen;
Dcsain irigasi tamhak udang agar dipcrtimhangkan 5) Data kelautan, meliputi pasang surut, gel
tcrhadap pcrcncanaannya yang terkait dan terpadu kc arus, <mgkutan scdimen, dan hutan hakau; ·.
dalam kchijakan p1.'mh:mgunan yang lchih luas, yaitu: 6) Data kuaJitas tanah, air tawar dan air a'iin~
I) Kchijakan yang dituangkan kc dalmn: sifat fisik, kimiawi dan biologi sesuai
(I) Pcrcncanaan wilayah: spcsifikasi kualita-. air untuk budidaya uda
( 2) PcrcnGmaan wilayah pcngainm; 7) Data hidrometeorologi, meliputi hujan, pe
(3) Pcrcncanaan dan dcsain jaringan pcngairan temperatur, kecepatan angin, kelcmbaban t
tcnnasuk drainascnya: pcnyinaran matahari;
2) Kchijakan y:mg hcrkait:m dcng:m hudidaya: X) Data gcotcknik, meliputi geologi dacrah ~
J) Kl'hijakan yang hcrkaitan dcngmt irigasi tmnhak; sifat d<m parmneter teknis tcmah serta bahan tl
4) Kchijakan yang herkaitan dengan lingkung<m. IJ) Data lingkungan, meliputi sumber, jenis da
bah<m pencemar y<mg dapat memasuki lo~
2.2 naha 1\udidaya d:m kcad<um sosial, ekonomi, budaya sete~
Data hudidaya dipcroleh dari hasil stmli kelayakan dan
studi lainnya mclalui survei dan investig:t-.i di Iapangan 2.4 Data Siap Pakai
maupun pustaka. antara lain mcngcnai Jokasi tmnbak dan Data siap pakcti mcrupakcm data basil mmlisis dall
keperluan airnya. tcrhadap data yang terkumpul haik dari data 1'
maupun dari data desain irigasi tam bak.
2.3 Data untuk Desain lrigasi Tsmhak
Data dcsain yang herkait<m dcngan tcknik irigasi tmnhak 2.5 Data Pelengkap
diperolch dari hasil survei. penyelidikan, pengujian dan Data pelengkap yang diperlukcm dapat diperolel
cvalua-.i data mcliputi: cara:
I) Data gcomctri mcdan. sungai, mnara, pcsisir atau 1) Memakai referensi tambak lain yang sudah
p:mtai dan laut. dengan parameter antara lain situ:t'>i, 2) Mengambil dan menganalisis data tmnbak:
kcdalmnan d<Ul profit; di loka-;i dan di sekitar caJon tambak;
2) Data sumher air, meliputi air payau, air asin dan air 3) Mcngcmalisis data ymtg tersedia;
tawar, air tmmh d<m air pcnnukacm; 4) Mengumpulkan ketenmgan dari penduduk s
5) Mengkaji kondisi atau masalah khusus
penyelidikan setempat.

BAB Ill
PERS~ARATAN

3.1 nata 3.3 Teknik Desain Irigasi Tamhak Udang


Data budidaya, data desain irigasi tcunbak, data siap pakai lkhwal yang bcrkaitcm dengan persyaratcu1 ini:
dan data pelengkap ymtg akcm dipergunakan untuk dcsdn 1) Aman, efektif, efisien, dan optimal
harus mcmcnuhi persyaratcm atau stcutdar yang bcrlaku memperhatikan kelestarian lingkunga
dcngan mempcrhatikan refcrensi pertmnbak<mlain. penggunaan sumber air dan lahan, dalan
pelaksanacm, ekploitasi maupun pemelihar.
3.2 Budidaya 2) Terpadu dengan perencanaan wilayah,
Desain irigasi tcunhak ud<mg harus mcngikuti persyaratan pengairan dan jaringan pcngairan tl
budidaya <mtara lain: drainasenya dalmn hal pemanfaatan, per
1) Tipe dan ukuran tmnbak; pengmnanan dan konservasi potensi sum
2) Jenis udang yang dibudidayakan; alam umumnya dan potensi sumber 1
3) Kchutuhan air baik kualit<L", maupun kmmtit<L'>; khususnya;
4) Pola budidaya; 3) Desain irigasi tmnbak udang yang mclipu
5) Keamanan lingkungan, antara Jain pencemaran, hidraulik dan desain struktur harus mt
predator, smnpah dan scbagainya. pcrsyaratan kemnanml, ekonomis dan rung:
4) Desain hidraulik harus memenuhi per:
budidaya dan kcmncman terhadap pcrubal
teljadi akibat gejala aliran dan angkutcm se

31 0 Bag ian 8 : Bendun,f?, Bendungan .•\'ungai, Jrigasi, Pantai.


SNI 03-2402-1991

DSaluran Pemhuan~ Air l'ayau (untuk menghadang int.rusi air <L"in lcwat sungai), dan
lkhwal yang hc·rkaiLan dengan salunm ini, sehagai herikut: t.anggul (untuk menghadang intrusi air asin dari
J) Secant periodik air.payau dari kolam t.mnhak harus tamhak ke sa wah); hendung maupun t<mggul age:u· di
diganti. kurang lehih sehanyak volume yang desain sesuai dengan ste:mdar yang herlaku.
ditentukan dalmn spesilikasi hudidaya udang setiap
harinya; air buangan tadi dialirkan kc saluran 4.12 Bangunan Pelengkap
pemhwmg air payau. Be:mgumm pelengkap terdiri de:tri:
2) Saluran pemhuang air payau terdiri dari saluran 1) Kohun te:mdo dihangun untuk menmnpung air yang
pemhwmg tersier, saluran pemhuang sckunder dan ::tkan digumtk<m pada saat dipcrluk<m secant gravitasi;
saluran pembwmg primer; kolam tando agm dilengkapi dengan pintu-pintu
3) Sistem pemhuange:m air payau dapat dilakukan haik pengatur untuk pemasukmt dan pengcluaran aimya;
secara pompa maupun secant gravitasi; 2) Pcngendap dan penguras lumpur atau sedimen
4) Kap<L"itas pompa, tenmL"uk tipe. ukurmt,jumlah de:m dibangun untuk mengendapkan sedimen sehelum air
efisiensi pompa,.dapat dihitung atau ditentukan masuk ke jaringan irigasi; endapan yang terjadi
hcrdasarkan tinggi tekan dan debit yang diperlukan. dihuang melalui hangunan penguras; bangunan
pengcndap dan penguras lumpur atau sedimen
1 Tanggul, .Jalan lnspeksi dan Penghadang Intrusi Air dihangun apabila sumher aimya hanya menge:mdung
Asin scdimen;
Ikhwal yang herkaitan dengan konstruksi ini, scbagai 3) Pengolah limhah tamhak, dihangun untuk meal
berikut: t.amhe:tk ye:mg luas dan herfungsi untuk menet.ralkan
1) Tmtggul tmnbak, salurcm dan pengmnan be:mjiJ· agm air limhah tmnhak sehelum dihwmg kc !aut;
didcsain dcngan memperhitungke:m pcrsyarat<m teknis 4) Be:mgunan untuk menghindari proses penutup<lll a tau
yang herhubungan denge:m sil~tl te:mah dasar dmt te:mah pcndangkalan akihat adanya angkutan sedimen
hahmt tiJnhunan yang dipakai. set1a titktor kelautan; sejajar p<mlai;
2) Perhitungan kcamanan dan kestahilan tanggul 5) Sifon merupakan saluran yang Llihangun untuk
dilakukan dengan menggunakan standar dan melintaskan aliran air di hawah atau di alas jalan,
pedome:m yang hcrhtku; sungai, salure:m dan bangumm lainnya; dimensi sifon
3) Jahm inspeksi atau produksi agar didesain denge:m agar dihitung henlas;trkan standar y<mg herl<tku;
mcnggune:tkan standar yang bcrle:tku;
4) Penghadang intrusi air asin dapat hcrupa hcndung

BAnv
LAIN- LAIN
Laporan (5) Gcunhar lcngkap:
Ikhwal yang ncrlu diperhatike:m: (o) Dokumen tender lcngkap:
I) Setiap perencana atau hadan lainnya schagai pihak (7) Panduan untuk cksploitasi. pcmcliharaan d;m
yang mclaksmwkan peket:iaan survei, penyclidike:m pemantauan.
dan desain harus memhual dan menycrahkan hasil
pekerjaannya berupa laporan kcpada pernheri 5.2 Kordinasi dan Tan~~un~ jawah Pet·encanaan dan
pekct:iaan dan pcngelola, baik secara hertahap Desain
maupun secara menycluruh setelah sclcsainya seluruh Seluruh peker:jaan desain agar dilabanakan di hawah
peket:iaan; konlinasi dant;mggungjawah scorang ahli yang kompctcn.
2) .Ienis laporan yang harus diserahkan ke pemheri dibantu tim ahli terpadu yang hcrpcngalarnan dan
pckerjaan atau badan lainnya herupa lapor;m aw<tl, herpcngctahuan luas dal;un pckcrjaan yang hcrkaitan
laporan kenwjuan ket:ja, Iapormt khusus dan laporan dengan irigasi tarnhak udang.
akhir,
3) Lapore:m <Ull<mt lain terdiri de:u·i: 5.3 Pen~organisasian
(]) Laporan penyelidikan/studi; Orgcutis;L"i y;mg tcrlihat dalam studi kclayakau dcsain d;m
(2) Ltporan utama yang dilengkapi dengan nota pelaksanaan sarnpai tahapan OJ1L'rasi, pcrncliharaan.
pcnjcle:L"an; pernantauan dan pcmhinaan. antara lain hadan yang
(3) Krileria dcsain; mcnang<mi cu·ing;m irigasi tamhak. inst;lllsi tcrkait dan
(4) Nota perhilunge:m; organicasi pctamhak.

Ba~hm R: Ucndun~. Uendtmgon. Sungai. /rigasi. l'antai. 313


SNI 03-2402-1991

4.3 Bangunan lltama Pengamhil Air Asin (3) Pipa h:trus dilctakkan dengan pondasi kt
Air as in dapal diamhil dari latll atau dari tanah. Bangunan discsuaik:m dcngm1 kcadaan gcotcknik
utama pcn_!!amhil air asin d<u·i tanah didcsain scsuai dcngan das<tr ag:tr stahil d:m kuat;
standar dan pcraturan yang bcrlaku. Bangunan utama (4) Tidak terjadi pcnyumhatan baik oleh s
pcngamhil air asin dari air latll dapattcn.liri dari hangunan maupun gangguan binatang !aut (tritip);
pcn_!!:unhil dan saluran pcmhawa yan_!! hcrupa saluran ( 5) Talum karat;
tcrhuka. salur:111 tcrltllup atau kornhinasi saluran tcrlmka (6) Mudah dipcriksa dru1 di pclih:tra;
Jantcrltllup. (7) Tahan tcrhadap pcrubah<m tckamm;
(X) Dapat mcnghindarkan scdimentasi di
4.4 Bangunan Pcngamhil Air Asin pipa;
Pcncntttan lokasi titik pcngamhilan air asin pcrlu (9) Bisa ditempatkan di das<tr tanah atau.
dipcrhatikan syaral- syaral schagai hcrikut: tanah di.lcngkapi dcng<m tiru1g peny:mg~
I) Salinitas atau kualilas harus cukup haik; (1 0) Dilcngkapi deng<m pom pa isap tek<m d
2) air tidak kcruh dan cukup hchas Jari angkutan laut, atau dcngan pompa isap di darat;
scdirncn; (11) Untuk pcngaliran scc<tra gravitasi pa'iail
J) Bchas polusi dan s:unpah; diperluk<m kolmn tando yang dilcngkapi
4) Kcadaan gcomctri pantai J:m unsur kclautan harus pintu pcngatur d<m volume kolclfl1 yan~
slahil; dcng<m kchutuhan air untuk budidaya, d
5) Schaiknya titik pcngamhilantidakjauh darijaringan pas<mg surut;
twnhak (saluran pcmhawa. kolam pcncwnpur); 4) Komhinasi saluran terbuka dan tertutu~
6) Efcktif dan crisicn. memcnuhi pcrsyarat<m saluran terbuka dan~

4.5 Saluran Pemhawa Air Asin 4.6 Bangunan Utama Pengamhil Air Tawar
lkhwal y<mg hcrkaitan dcng<m salunm ini, schagai bcrikut: Air taw<tr, dapat diambil d<tri air pcrmukaan (air
1) Salur:m pcrnhawa air asin hcrhmgsi mcngalirk:m air y<mg dipengmuhi pasang surut, air irigasi) atau a.i1
asin dari hangunan pcngamhil kc hangunan B<mgumm ut<Ulla pengmnbil air tawar dari tanah di
pcncampur a tau l<mgsung kc jaringan irig:t'\i tamhak; scsuai dengan standar dan pcraturan yang b~
tipc d:m dimcnsi salur:m pcmhawa air asin ditcntukan B;:mgunml utmna pengamhil air tawar d<tri air penl
hcrdasarkar. kchutuh<m air, sifat alir:m dan <mgkut<m dapat berupa: bcndung tetap, bendung gerak, ko~
scdimcn; '2) saluran tcrhuka harus memcnuhi bendung tctap dan hendung gcrak, penyadap airi
pcrsyarat:m: pompa air tanah dan pompa air sungai atau
(1) Kapasitas cukup dapat mclcwatkan debit y:mg Iapangan.
dipcrlukan scsuai dcngan kcadaan pasang surut
dan atau kapasitas pompa yang digunak<m; 4.7 Saluran Pemhawa Air Tawar
(2) Dinding salunm harus tcrhindar d<tri pemasukan Salumn pembawa air taw<tr berfungsi untuk men~
scdimcn dari samping, baik yang berupa air tawar d<tri bangunan pengambil air ta.war kcba
angkutan sedimen dasar maupun sedimen pe'lcrunpur. Tipe d<m dimensi sa.Jurru1 pembawa a
lay:mg; dcsain konstroksi agar dipertimbangkan dit~ntukan berda.;;arkrul sifat aliran d;:m angkut:m sc
tcrhadap kcadaan geoteknik tanah dasar,
kcmnanan, kckuatan dan kestabilan struktur, 4.8 Bang:man Pencampur
kcmudahan bahan/material dan kemudahan Ikhwa. yang berkaitan dengm1 bangunru1 ini:
pc laksana<m; 1) Pembuatan bak pencampur at:m saluran pet
(3) Dinding salunm dapat berupa dua krih ~jajar, di~akukan untuk mendapatk<m air dengan .
dinding heton, konstruksi pancang, tumpukan tertentu;
hatu almn atau blok-blok beton; kecepat<m aliran 2) Pengaturan besar debit air dapat dilakukan
di salur:m ag:tr diatur sedemikian hingga tidak pintU-}Jintu yang berfungsi pula sehagai alat p
teijadi pengcndapc:m atau penggerusan; atau dengan pompa pengatur;
(4) Salunm terbuka dapat diletakkan di tengah atau 3) Ukuran bak pencrunpur disesuaikml dengw1
per<mcah di atas air (talang terbuka dilengkapi yang perlu dicampur dan kapa.;;it:ts pompa;
dcngan pompa);
(5) Agar dilcngkapi dengan rambu-rambu 4.9 Saluran Pembawa Air Payau
pengaman lalu lintas air; Ikhwal yang berkaitan dengan saluran ini, sebagai
(6) Bila kandungan sedimen dalrun aliran masih 1) ; Air pay au dialirkm1 d<tri bangunan pen call
tinggi, diperlukan kol<lfl1 pengendap sebelum air bangunan pembagi la.lu dia.lirkan secara gravi
ma'\uk ke jaringm1 irigasi tClfl1bak; · dipompa ke saluran pemhawa air payal
d,idistribusikan ke kolrun tambak;
3) Saluran tcrtutup harus memenuhi persyaratan: 2) 'P~ngaturan jumlah air yang mengalir ke
(1) Kapasitas cukup dapat melewatkan debit yang pcmbawa maupun ke tambak diatur denga
diperlukan sesuai dengan keadaan pasang surut pigt~ yang dilengkapi dengan alat ukur;
dan atau pompa y<mg digunakan; 3) Di~ensi hidraulik saluran terscbut agar ~
(2) Dinding salunm harus terhindar dari pema'\ukan dengan memperhatikan standar dcsain
sedimcn dari smnping, baik yang berupa angkutan tertutup atau terbuka.
sedimen da"ar maupun sedimen layang;

312 Baxian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-2851-1991
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

Tata Letak t) Lebar sayap bagian atas maksimum smna


Tata letak hendung penahan harus memenuhi ketentuan- dengan Iebar mercu, minimum ditcntukan
ketentuan. sehagai herikut : Berdasarkcu1 gaya-gaya akihat hcnturan.
1) Lokasi ditetapkan agar dapat menghasilkan bangunan (4) Tubuh:
yang paling ekonomis sehingga hiaya pembuatan per a) Kemiringan hagian hilir ditentuk<:m agar aliran
daya tampungnya menghasilkan nilai yang paling tid<tk menyusur permuka:m hagicm hilimya, per
kecil; b:mdingan tegak dan datar 1 : 0,2, m<tksimum
2) Sumhu hcndung penahan harus tcgak lurus arah aliran 1 : 0 (teg::tk) ;
di hagian hilimya; b) Kemiringan hagicu1 hulu dari hendung utcuna
3) Apahila lok<Lo.;i hendung penahan pada tikung<m sungai, dam harus ditentukan berdasarkan syarat
harus di lakukan tinjauan hidraulik terhadap stabilitas bangunan, dan untuk itu dapat
kcmungkinan limpasan dan gerusm1 pada tebing luar digumtkan rumus (3) dan (4);
tikungM haik di hulu maupun di hilir hangunan. c) Tinggi bendung penah<:m :
(a) Tinggi efektif hcndung penahan
Bentuk Dan Dimensi ditentukan agar pcn_!.!endap;m di hagi::m
Bentuk dan dimcnsi hendung utama beserLa hulu tiilitk menggangu b<mgunan lain di
kelengkapannya hm·us memenuhi ketcntuan-ketentuan, sungai;
schagai herikut : (h) Tinggi cfektif itu ditentukan juga
1) Panjang Ben dung Penahan Seluruhnya : bcrdasarkan patla kapasitas tampung
(1) Bentuk hcndung penalum ke arah Iebar sungai renc::ma;
disesuaikan dengm1 bcntuk penmnp<mg melint<mg (c) Tinggi total hendung penahan ditentukan
sungai d:m sifat tanal1 dasamya; deng<m mempcrhatikcu1 pencntuan lokasi
(2) Panjang hendung penah;m harus dapat mcnutup hendung pcnahan:
scluruh Iebar sungai dengan haik; ( tl) Dcngan memperhitungkan tinggi sa yap
(3) Bag ian pang kat hendung pcnah<m harus didcsain pada tehing sungai. tinggi hendung
agar h<mgunan aman tcrhadap hahaya gerusan d<m penahan harus Jihuat agar bagian alas
erosi huluh. sa yap lebih rendah dari pada tehing sungai.
2) Bendung Utama; d) Lehc;r dasar hcndung utmna h;mJs ditentukan
(1) Peluap: bcrd<;sarkan pada analisa dan perhitungan
a) Pcluap harus dihuat bcrhcntuk trapesium stahi •: i:ts. serta day a dukung tanah dasar.
tunggal; 3) Bendung Pemh,mtu :
b) Lebar peluap harus lehih kecil daripada Iebar (1) Bentuk mucu dan kcmiringan hilir hcndung
sungai: pcmb<mtu s<una tleng;m hentuk hcndung utwna:
c) Tinggi pcluap tlitcntukan hertlasarkan debit (2) Dimensi hendtl!lg pcmhantu discsuaikan deng<m
desain dan tinggi jagaan; gaya-gaya yang i1ckcrja:
d) Tinggi jagaan harus dimnhil scsuai dengan (3) Tinggi hendung pt·n bantu ditcntukan hcnhL..;arkan
Tahel 1; persamam1 empins :
e) Perh<mdingan antara Iebar d;m tinggi pcluap H 2 = (1/3 s/d I/4J :·H .............................. (I)
ditentukan agar dapat terbentuk alur aliran kctcrangan :
yang stahil dan terkendali, dan harus H 2 = tinggi hcnduug pcmh:mtu:
diperLimbangkan pula gerusan lok<tl pada H = tinggi total hcndung utama.
waktu debit dcsain. ( Iihat contoh Gamh:u· : Lampir:m B l
(2) Mereu:
4) Kolam Olak:
a) Mereu harus herhcntuk amhang Iebar, dan
(I) Bcntuk kol;un olak harus dihuat hcrdasarkan gaya-
sudutnya tid<tk dihulatkan;
gaya yang diakihatkan okh tcrjunan ( lihat contoh
h) Lebar mercu ditentukan herdao.;arkml Tahel 2.
Gmnhar 3-dan 4 pada Lampiran B):
(3) Sayap:
(2) Lebar kolan1 olak ditcntuk:m scsuai dcngan Iebar.
a) Kemiring<m sayap ke aral1 tching minimum
tinggi, dan kemiringan dinding pcluap (lihat
sama dengan kemiringan d:Lo.;ar sungai di huh1
contoh Gamhar lJ pada Lampiran B).
hcndung pcnalum, d<m m<tksimum 10~;
(3) P<mj:mg kol:un olak ditcntukan mcnumt nun us ( IS).
h) P::mj:mg sa yap schelah kiri d<m k<man holeh
( 16 ). (17). ( I X). (llJ ). ( 20). <2 I ). 122 ). ( 23 ). dan I2-l):
tiilitk sama, dan ditentuk<m hcrdao.;ark<m letak
(4) Tehal l<mtai kol:m~ olak dill'ntukan scsuai dcng:m
sumhu aliran;
rum us (25) dan ( 26 ).
c) Lehar sayap harus sama mulai dari pangkal
5) Bangunan Pelengkap : ._
s<unpai ujungnya;
(I) Tcmhok tcpi ha111s didcsain:
d) Sisi hulu sayap harus dihuat teg<:tk:
a) hcnlasarkan gaya-gaya yang hckcqa:
e) Sisi hilir sayap holeh teg<tk atau miring, tlan
h) cukup uat tcrhadap gaya-gaya akihat aliran air
dihuat scuna dcngan kemiringan sisi hilir main
d<UI scdimcn.
dcun;

Uagian 1\: 1/endung. lkndungan. Swtgai. /rigusi. l'ontoi. 315


SNI 03·2851·1991
SK SNI T-19-1991-03

TATA CARA PERENCANAAN TEKNISI BENDUNG PENAHAN SEDIMEN

BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian


1.1.1 Maksud Bchcrapa pcngcrtian yang berkaitan dcngan tatac
Tata cara percncanaan teknik ini dimaksudkan sehagai meliputi:
acuan dan pcg;mg<m untuk memhuat pcrcncana.cm tcknik 1) Bendungan Penahan Sedimen, sclanjutnya<
hcndung pcnahan scdimcn. bendung penahan ialah hangunan di 1
I. 1.2 Tujuan herbentuk hendung deng<m kclcngkapmmyl
bcrfungsi untuk mengcndalik;m kcccpatm1, de
Tujmm tata cara pcrcnc;ma<m tcknik ini adalah untuk
aral1 aliran scdimcn di palung sungai; '
mcndapatkan pcrcncanaan tcknik bcndung pcnahan
scdimcn y<mg haik dm1 herfungsi sebagaimana mestinya. 2) Desain ialah pcrcncanaan teknik:
1.2 Ruang Lingkup 3) Desian Hidraulik ialal1 tahapan kegiatan,
herupa tinjauan hidraulik terhadap rencan~
Tata cant ini mcmhahas :
hcntuk, dan dimcnsi hendung pcnahan t
I) Pcrsymatan, dan kctcntucm-kctcntuan; kelcngkapmmya serta Japism1 t<mah fondasl
2) Cara pcngerjaan pcrencanaan teknik bcndung mendapatkan bcndung pcnahan b
penahan sedimcn tipc gravitasi dengan peluap kelengkapmmya yang stabil;
herbentuk trapesium. 4) Desain Struktur ialal1 tahapan kegiatan'
herupa tinjauan gaya-gaya yang hckerjj
bangunan dan tanal1, fondasi, untuk mend~
Ietak, hentuk, dan dimcnsi hangunan b
kelengkapmmya sehingga aman dan stahil.
BAB II
PERSYARATAN-PERSYARATAN
2.1 Data dan lnformasi (4) Tidak boleh terjadi teg<mgan tarik padc1 tal
Untuk mcmbuat perencanaan teknik bendung penal1an, pada tuhuh hanguncm.
diperluk<m : 2) Pcluap bendung pcnal1m1 harus mmnpu mele
1) Parmnetcr dcsain meliputi parameter desain topograti, dchit dcsain;
hidrologi, dm1 geoteknik ym1g mcrupakan basil <malisis 3) Mereu dan tubuh hcndung penahan harm
data; terhadap ahrasi dan bentunm:
2) Data lain yang dipcrlukan scperti bal1an hangunan 4) Sayap bcndung penahru1 harus <UTI<Ul tcrhadap b
tcrsedia, sarana dan prasarana, serta tenaga kerja d<m gerusan;
tersedia. 5) Lantai kolam olctk harus mnan tcrhadap tc~jut
2.2 Fungsi benturan;
Bcndung penahan sedimen yang direncanakan harus 6) Bendung pcnahan harus aman tcrhadap gcrusa
hcrfungsi: rembesan, dcm erosi buluh;
1) Dapat mempcrkecil kemiring<m dasar sungai di hulu; 7) Tembok tcpi harus tcrhindar dari tcr:junan.
2) Dapat mengarabk;m aliran di hilir; 2.4 Tanggung .lawah
3) Dapat memunpung sedimm1 secara tetap dcm scmentara; Ikhwal yang pcrlu dipcrhatikan adalah :
4) Bila dimanhtatkml untuk kcpcntingan lain, tidak akan 1) Seluruh pekcrjaan pcrcncanaan tcknis bt
mcngubah dan mengganggu fungsi utmmmya. penalmn harus dilaksamtkan di hawah koordil
2.3 Keamanan Dan Stahilitas tanggung jawah scorm1g ahli pcngcndalian e1
Hasil dcsain bcndung pcnahan harus menghasilkan sedimcn bidang tcknik sipil, dihantu olch I
h<mgunan yang memenuhi pcrsyaratml, sebagai herikut : tcrpadu yang karena pendidikan, latib~
1) Bendung pcnah<m dm1 kelengkaprumya harus mmn)"u pengalamannya cukup ahli untuk mclaks
menalum gaya-gaya y;mg hcker:ia : pekcrja;m pcrencana.an tcknik hcndungan pc._
( 1) B<mgumm tidclk holch mengguling; 2) Petugas, pctugas pengawas. dan pcmmggunt
(2) Bangunan tidctk boleh mcnggeser; pekcr:iaan harus jehL" dan discrtai tcmda t;mgaj
I
(3) Tekcman pada tanah fondasi akibat bangumm tidclk
holeh lehih hesar daripada daya dukung tcmah h~L'\il
penyelidikan laboratorium;

314 Ra.~ian 8: Bendung. Bendtmgan, ,\'unf.:ai. lrixasi. Pa11tai.


SNI 03-2851·1991

t:eam<man tcrhadap gescr :


r . e V + 'to . b2
Vl = V 2.g ( H 1 + h3 )j ............................. (21)
~F gcscr ..... :.............................. (11)
EH
Fl = vI ~ .............................................. (22)
~tcnmgan:
5F gcscr = Angka keamanan terhadap geser yang H2 = hj - h2 .................................................... (23)
disesuaikan dengan Tabel4;
v = Jumlah gaya vertikal scluruhnya (ton); Keterangan ;
fH = Jumlah gaya horizontal seluruhnya (ton); Iw = Jarak tcrjunan (dalam meter);
F = Koclisien gescr antara fondasi dcng<m tanah x = Pru1jang olahan (meter);
dasar, yang disesuaikan dcng<m Tabel 5; b2 = Lebar mercu hendung utruna;
qo = Debit per meter pada pcluap (m31dellmeter);
'tO = Tcgangan geser bendung utcuna pada tanah h3 = Tinggi air di atas mercu hendung utcuna (meter);
dasar (ton I m2 I meter);
HI = Tinggi bendung utcuna dari lantai kolom olak (me-
b2 = Lebar dw.;ar fonda-.;i hcndung utama (meter) ter);
Masalah rembesm1 dm1 crosi huluh; 13 = Kocfisien bcs;Ullya antara 4,5 - 5,0;
Q = k.A.i. .................................... (12) hj = Tinggi muka air dari lantai kolam olak pada
bendung pembantu (meter);
Kctenmg:m :
ht = Tinggi air pada titik jatuh ter:jumm (meter);
Q = Dchit rcmhes<m (cm31detik); q 1 = Debit aliran tiap meter Iebar pada titikjatuh ter:junml
k = Koetisicn penneahilitas tanah (cmldelik); (m31detiklmeter):
A = Luas pcmunp<mg tanah (cm2); VI = Kecepatml jatuh pada ter:junan (mldetik);
FI = Angka Froude aliran pada litik ter:junan.
= Kcmiringan hidraulik ( HIL);
(lihat contoh Gambar 7 pada Lmnpiran B);
AH = Selisih kelinggi<m muka air (meter);
(2) Rumus Empiris :
L = P;mjculg Iintasan alinm air tanah (meter).
L = (1,5 s/d 2.0) x (H1 + h3) ............................. (24)
Rumus untuk menentukan p<mj<mg lintasan kritis :
Keterangan :
CC= _I+
_ 2_d _ ................................................... (13)
L = Jarak hendung utama dan bcndung pcmhantu;
h.H HI = Tinggi hcndung utama dari lcmtai kolmn olak.
ketcrangan : (lihat contoh Gmnbar 7 pada Lampiran B);
I
= panjang lintasan aral1 horizontal (m); 5) Rumus untuk mcnentukcm tcballantai kolom olak;
d = panjang lintasan arah vertikal (m); ( 1) Untuk kolmn olak tanpa ;unbang :
AH = selisih kelinggian muka air (m); t = 0,2 (0,6 HI + 3.hJ- 1.0) ............................ (25)
cc = koctisien iembes<m yang disesuaikan dengan (2) Untuk mercu bendung utmna yang memhentuk kolom
Tabel6. olak:
13+ 2 d ....................................................... (l4)
CC= _I_ __ t = 0,1 (0.6 HI+ 3.hJ- 1.0) ............................ (26)
h.H
Kcterang<m Keterangan :
CW = Kocrisicn remhesan disauaikan dengan = Tehallcmtai kolmn olak (meter);
Tabel6; H 1 = Tinggi bcndung pcnahan dari pcrmuka.an l<mtai
Rumus untuk menentukan Iebar kolmn olak : kolmn olak (meter);
(1) persmnaan hidraulik : In = Tinggi muka air di atas mcrcu (meter).
= =
L lw + x h2 ..................................................... (15)
3.5 Uji Model Hidraulik
lw = Vo [ 2 (HI: 112 ha)] ~!.:...................... 06 ) Untuk lchih mcningkalk:m kc;un;ulml, efcktivitas. clisiensi
dm1 kchersihm1 tu_iuan pemhuai<Ul bangunan, maka hila
vo = -qo .......................................................... (17) pcrlu dilaksanakan uji model hidraulik.
h3
X = 13 . hj ....................................................... ( 18)

= h1 V 1+8·,·2-1 .............................. (19)


2
= -Q1 ............................................................. (20)
VI

Ba,r;icm 8: Bemltmx. lklld1111,r;cm. SIIIIJ.:Cii. lrixcl.fi. l'cmrai. 317


SNI 03-2851-1991
(2) Lubang dminasi: Yw =
Bcrat volume air ( 1,0 ton/m'>;
a) Bcntuk dan pcnamp:mg lintang lub<mg drainasi f.l =
Koetisien uplift;
dapilt dibuatlingkaran atau segi cmpat; £ = Ra.~iio dari h2 dru1 H;
h) .lumlah dan ukurm1lubang draina"i ditentukan w = Rasio dari h2 dru1 h;
bcrdasark:m pada debit domimm. Cs = Koetisicn tanah endap<m, bcsam:
3.3 Gaya-~aya yan~ hekerj;t 0,3 - 0,6 sesuai deng~m sudut ge..~~t
Gaya-gaya y<mg hckerja pada hendung pcnahan ditentukan (lihat contoh Gamb~lf 6 pada Lampiran 1
scha!!ai hcrikut :
I) Bcntuk tekanan air d<m sedimcn, bcrat sendiri hendung 3) Rumus untuk menW.itun~ stahilitas:
pcnahan. serta tckanan t:mah: ( 1) Rum us penggulingrut :
2) Harus scsuai deng;m Tahcl 3.
3.4 Rumus yan~ diJ.,rtmukan. Sf guling = _e.:.....:.-M.;..v,....::.a:........
Rum us y<mg digtmakan untuk percncanaan teknik hcndung eMha
pcnahan sebagai herikut :
I) Rum us untuk menet<1pkan dimcnsi peluap adalah : Kcterangan :
Q =- 2/15.C.VT.ii.f3.Ut + 2.1h J. hj, :v 2 ••••••••••••••• (2)
A = Titik pcnggulingan depan;
Keteran~an : · eMva = Jumlah momen penahan;
Q = Debit desain (m3/dctik); eMha = Jumlah momen penggulingan;
C = Koelisien peluapan ((),60- 0,06): Sf guling = Angka kemnanan terhadap guling (:
(2) rumus untuk mcnentukan tck<man dinmnik air 1
g = Perccpatan gravitm;i (m/dct2-l),X):
gcmpa Crumus Z<mglclf) :
B = Lehar pcluap pada mercu hcndung penahan:
Px = Cd. Yw.K.ho.
B2 = Lebar muka air tertinggi (m);
h3 = Tinggi air pcluapan (m).
Oihat contoh Grunbar 8 pada lampiran B)
Cd = Cm [ hx
2
hx
ho (2 - ho ) +
v hx hx ]
ho (Z - ho ) ...
2) Rumus untuk mcnentukan kemiringan tuhuh bendung
utama: Pd = 11 . C2m . Yw.K.ho2.sec 0 ..................... ..
a) Kemiringan habrian hulu (untuk tingJ.,ri hendung hd = A. hx ........................................................... .
penahan < 15 meter ) :
keterangan :
(1 + n ) m 2 + l 2(n + ~ ) + n( 4 n + ·r) + 2. n. ~ J m - = Titik tempat pcrmuka:m sedimentasi;
X
1 + 3. n) + n. ~ (4n + ~) + y. (3n.~ + ~ 2 .+ n1 = 0. Px = Tck<man air dinamik pada titik X;
............. - ..... (3) Pd = Tek<man air dimunik seluruhnya dari mu1
Keterangan : sampai kedalam<m titik X;
m = Kcmiring<m tubuh hcndung utama bagian Yw = Berat volume air;
hulu; K = Koetisien seismic;
n = Kemiring;m tubuh bendung utama bagian ho = Kedahunan air dari permukaan sampai fo
hilir; hx = Kcdalaman air dari pennukaan smnpai tit
a = Rasio tinggi peluapan dan tinggi hendung Cm = Koctisien yang dicari dari gratik pada Ga
penah<m; 11 b Lrunpiran B;
hd = Jarak titik t<mgkap Pd ke titik X;
13 = Rasio panjang dasar peluap dan tinggi 11. A = Koelisien yang dicari dari gratik pada Gru:
bendung penahan;
y = Raliio Yc d<m y.,; Lampinm B;
Cd = Koetisien tekanan air dinamik.
Y,. = Berat volume bendung penaban; (lihat contoh Grunbar 11 pada Lmnpir<m B)
Y.. = Berat volume alinm (besamyakira-kira 1,0
- 1,2 ton/m 3 ). (3) Tekanan pada trutah fondasi:
Oihat contoh Gambar 6 pada Lampiran B)
b) Kemiringan bagian hulu (untuk tinggi hendung cr 12 = ~v [ 1 + 6b. e ] .................................... ..
pcnahan > 15 meter) : 2 2
{(I + n- ro)(l ·J.l.) + 0.(2.£2- £3)} m2 + [ 2(n + ~){1 + ketcrangan :
o.£2 -11 (1 + n- ro)- ro} + n (4. n + y) + 2. a.~] m <J1 = Tekrutan tanah normal maksimum (10/m2]
- (1 + 3. n) -11 (1 + n- ro)(n + ~)2 - o. Cs. £2 + n. ~
<J2 = Tekru1an tanah normal minimum (ton/m2);
EV = Jumlah gaya vertikal yang beketja (ton);
(4n + ~) +y(3n. ~ + ~2 +n2)- ro( ~ +n~ =0........ (4)
b2 = Lebar dasar fondasi hcndung utama (meteJ
Ketcnmg;m : e = Eksentrisitas resultan gaya yang bekerja (I
() = rm;io dari Ys dan Yw; Oihat contoh Grunbar 10 pada Lampi ran B):
Ys = herat olume sedimcn dalrun air;

316 Bagian X : Bendung. Bendungan. Stmxai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-2851-1991

LAMPIRANA
DAFfAR ISTILAH

agradation

am bang .'till

hendung penabm1 sedimcn check dam


hendung utama main tlam

bcndung pemb<mtu sub dam


debit desain design discharge
degradation
lantai kolam olak drip hole

gcrusan lokal local scouring

jagam1 freeboard
kala ulm1g return period
pclimpasilll over topping

pcluap I pelimpah spillway. overflow


pcmanlaucm monitoring
pcme lihara;-m nutint enance
penggerus<m tebing bank caving, undermined
pcredmn energi (ru<mg energy dissipator,
olakan) stilling basin
sayap bendung penahan wing
tata letak lay out
tekanilll air ke atas upliji pressure
tekamm statik static pressure
tekancm dinamik dinamic pressure
uji model hidraulik hydraulics model test

Bagian8: Bendung. Bendunga11. ,\'ungai. lrigasi. Panrai. 319


HAJJ IV
CAI{A fJENGER.JAAN

4.1 l>es~•in Hidruulik X) Rencanak<m L.inggi hendung pcnalum sesuai


Unluk dcsain hidraulik ini, kcrjakan kcgialan dcngan ketentuan 3.2 2) (4);
urutan sehagai hctikut : 9) Selidiki masalah rcmhcs:m d:m erosi hulu~
I) Rcm:anakan lokasi hcndung pcnalum scsuai dcngan dcngan rumus (12), (13), dan (14);
kctcntuan 3.1 I) dan 3.1 3); I 0) Rcncanak<m h:mgun:m pelengkapnya sesua.i
2) Rcm:;umkan sumhu hcndung pcnalum sesuai dcngan kctentuan 3.2 5).
kclcntuan 3. I 2 ) dan 3.1 3);
3) Tcntukan dchit dcsain scsuai dcngan SNf-03-2415- 4.2 Desain Struktur
llJlJ I lcntang Mctodc Pcrhitung;m Dchit Bm~jir; Untuk dcsa.in struktur hendung pena.han, k.ct:jak.:m It
..J) Rcnl:<Ulakan p;mj:mg hcndung pcna.hm1 scsua.i dcngan deng<m urut:m sebagai herikut:
kctcntu:m 3.2 I); 1) Rcncanak<m hcntuk dcm dimensi hendung p
5) Rcncanak.an hcntuk dan dimcnsi hcndung utmna sesuai deng<m ketentuan 3.2 1), 3.2 2) (3) d~
mcliputi: (4);
(I) Pcluap scsuai dcng<m kctcntmm 3.2 2 ) (I) dan 2) Tcntukan gaya-gaya yang beket:ia sesuai
rumus (2); Tahcl 3;
(2) Mcn.:u scsua.i dcngan kctcntu:u1 3.2 2) (2); 3) Sclidiki stabilitas hcndung pcnahan scsuai
(3) Sayap scsuai dcng;m kctcntmm 3.2 2) (3); pcrsyaratan 2.3 1), rumus (5), (6), (7), (X), (~
(4) Tuhuh scsuai dcngan kctcntuan 3.2. 2) (4); (11 ), d<m Tahel 2 s/d 9;
6) RctKanakan hcndung pcmhantu sesuai dengan 4) Selidiki bagian temhok t.cpinya berdasarkat
kctclllmm 3.2 3); gaya yang bckct:ia baik hcrupa tckmum taml
7) Rcnc;makan kolmn olak scsua.i dengan kctcntuan 3.2 maupun gaya lainnya.
4);

318 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. Irigasi. Pantai.


Cl851-1991

.'--------------------
c _______ !

GAMBAR2
,.
GAYA-GAYA YANG BEKERJA GAMBARS
PADA RENDUNG
POTONGAN MEMANJANG

p panjang bendung penahan;


p-1 dan p-2 p:mjang sayap hendung penahan;
lp Iebar peluap;
pm panjang mercu bendung penahan;
tp tinggi peluap (= tinggi peluapan h3 + tinggi jagaan
sesuai Tabel 1);

GAMBAR3

fMBAR STEREO METRIK DAN ISTILAH-ISTILAH


PADABENDUNGPENAHAN

H tinggi total bendung ut:una;


HI tinggi efektif hendung utama;
hi tinggi air dari da"ar;
112 tinggi air bagian hilir;
113 tinggi peluapan;
bi lehar mercu bendung ut:una;
WBAR4 b2 Iebar dasar hcndung utama;
IYI'ONGAN MELINTANG BENDUNG PENAHAN h5 tinggi sedimcn;
m kcmiring<m bagian hulu;
Iebar mercu; n kcmiringan bagian hilir;
tinggi jagaan;
tinggi peluapan rencana;
tebal lantai kolam olak;

GAMUAR6
NOTASI PAI>A UENI>UNG UTAMA

322 Bagian 8: Bendunx. Be1ulunxan, ,C.,'unxai. /rixasi, Pa!llai.


SNI 03-2851-1991
TABEL5
LAIN- LAIN BEBERAPA HARGA KOEFISIEN GESER TANAH D.&
I .TAUEL-TABEL jenis l<mah dasar (fondasi) koefisien Jli
TAUEL1 ke::ras dcngan sc-
TINGGI .JAGAAN PADA PELUAP dikit rctakan 0.7
hatuan kcras dcngan belli- 0.7
Dchit dcsain (hasc rock nvak rctakan
...
(m· /dctik) 50 50-100 100-200 200-500 500-200 lunak atau 0.7
Tinggi jaga:m "mudstone"
lapisan keri- padat dan kompak 0.6
(meter) 0,6 o.x 1,0 1,2 1,5
kil (gravd kurang padat I
lave tidak kompak 0.6
TAUEL2 · padat dan kompak 0.6
lapisan her-
I'ENENTUAN LEBAR MERCU pasir (sandy kurang padc1l I
lavl!r kompak 0.5
lchar mcrcu : h 1,5- 2 meter 3-4 meter sangat keras 0.5
lapisan lem-
Pasir dan kerikil hatu-hatu hesar pung (clay
Sedimen atau kerikil dan laver! kcras 0.45
hatu-hatu kecil
TABEL6
Sifat hidraulik Gerakan mandiri gerak<m massa NILAI Cc DAN Cw UNTUK MENENTUKAN PAN.JANG
alirctn Oepas) (debris tlow) LINTASAN KRIKIL
TAUEL3 material tanah dasar Cc cwl'.
GAY A-GAYA YANG BEKER.JA PADA BENDUNG lumpur atau pasir sangat 18 8,5
PEN A HAN hal us
pasir halus 15 7.0
tinggi hendung pada debit nonnaJ pada debit banjir pasir - 6,0
pasir kasar 12 5.0
1 beral sendiri; kt:rikil halus - 4,0
< 15 meter 2 tekanan air kcrikil - 3,5
stalik; campuran pasir dan kcrikil 9.0 -
kcrikil kasar tcrcampur 4-6 3.0
I beral sendiri; 1 berat sendiri; kl!rakal
2 tekamm air sta- 2 tekanan air kcrakal dan batu-batu besar - 2.5
tik; statik; TABEL 7
~ 15 meter 3 tekamm tana.h/ 3 tekanan tana.h CONTOH GAYA-GAYA YANG BEKER.JA PADA BENUUNG PEN4i
sedimen; sedimen; TINGGI < 15 METER (KEADAAN BIASA DAN BAN.JIRI
4 tekanan air ke 4 tekmmn air ke
ata" atas be ban not:~si gaya v H h:n~an

5 tekamm air bcrat sendiri w


dinamik; WI 112.'Yc.m.mH2 + 2/3.m.H
6 gaya inersia W2 'Y c.bl.H. + mH + l/2b
W3 112.'Yc.n.H2 mH + hl +
TABEL4 113 nH
tekt111 an air
ANGKA KEAMANAN TERHADAPGESER YANG statik p
DISARANKAN Pvl 1/2. 'Yw.m.H 2 + I13.m.H
Pv2 'Yw.m.h3.H + l/2.m.H
jenis tana.h dasar angka ke<unanan Sf tinggi bendung Pv3 'Y.w.bl.h3 mH+ll2.bl
+ ;
batuan cukup kompak 4 Phl l/2.'Yw.H 2 + I/3.H
'
ponda'\i apung 1,2 <15m Ph2 'Yw.h3.H. + 112.H
pondao;i apung 1,5 >15m ketenmgan :
Yc = Berat volume tubuh bendung pena.han;
m = Kemiringm1 bagian hulu bendung utama;
H = Tinggi bendung ut:una;
bl = Lebar mercu bendung ut<una;
n = Kemiring<m bagian .hilir ·bendung ut<una;
Yw = Berat volume air;
b2 = Lebar dasar bendung utama;
h3 = Tinggi muka air di atas mercu;
Catat<m : 1engan momen diperhitungkan terhadap titik pcng_.
depan (titikApada Gambar6, 7 dan 10 Lampimn B).


320 Bagian X : Bendung, Bendungan, Sungai, /rigasi. Pamai.
SNI 03-2851-1991

_ __,,11-L- I.
NUkA LANTAI

GAMUAR 7
t'J'ASI PADA IU~NDUNG UTAMA, KOLAM OLAK
DAN UENDUNG
~c=:=::r
GAMUAR 10
TAKANAN PADA TANAH DASAR

·~ --~~~}.-=-=--~--
~ . .:~-~ ·--·-- ---- -. ,· - - ..

GAMUAR8
RAGlAN JJELUAP UENDUNG PENAHAN

--- ·-- Cm

GAMBAR 11a GAMBAJ{ llh


GAMnAR NOTASI GJ{AFIK 0 DAN Cm·

.. ....
,,
~: ;I

..
" "
••• - .
r- - ·-r-. -,
f-- . --
L•••r 1,4 . - -·· -
1,2
.. 1·- - - ~-·
7
--- '/ v
0.411
1-

l
? •.o 0,40]...
-- - .. 1-'::p. 1--'-
o.• I-- - ?"~ - ·I-- o.s• j
o,• )? -f- - -1-
0.3. r
0,4 i""v -
jt__~- -
0,2 ·H-
!-"" o,se
GAMBAR9 0,0

'-- 0.18
PAN.IANG DAN LEBAJ{ KOLAM OLAK o o.r 0.2

------
o,:s 0.4 o,tJ
••
o.• 0,1 o.• o.• 1.0

c;AMHAR lie
GRAFIK HUBUN<;AN All DAN hxlho

c;AMHAR II
GRAFIK-<;RAFIK UNTUK MENENTUKAN
TEKANAN DINAMIS
PAllA WAKTU c;EMPA 1\UMI

Ba1:ian X: Bnulung, /lendtmgan .•'i1111gai. /rigasi. Pa11tai. 323


SNI 03.121
TAHELX dacra.h gempa hukanJi
CONTOII <;AYA-<;AYA YAN<; HEKEIUA PADA
HENDlJN<; PENAHAN, dacra.h hatuan
TIN<a;12 15 METER (KEADAAN IUASA) hiasa 0,12 0,1]

I>L'I>an nol;1~i v H h:ngan 1110111\! I


dacra.h rctak<m
~aya
dacra.h kurcmg
''L'I';tl SL'Ildiri \V padat 0,15 o.•
WI 112. Y c.m.H 2 + 2/3.m.H +
\\'2 ychi.H. + mH + l/2hl + Jl -- Kocfisicn tekmum air kc alas hcsarnya 0,3 -
W.' I/2.Yc.nH 2 + mH+hl + + praktek diamhil 0,33);
I /3 nH Cm = Koefisicn tekmutn air dimunik pailit s<tat g~~
IL'k;IIJan ;1ir hesarnya ditcntukan dengan gra.lik. pada G
sLit ik p - d<m 11 h Lcunpircm B.
Pv 1/2. Yw.m.H~ + l/3.m.H +
Ph 1/2. Y w.H 2 + I/3.H + TABEL9
CONTOH GAYA-GAYA YANG BEKER.J\1
BENDUNG PENAHAN, TINGGI 2 15 ME I
IL'kn;lll lanah Ps
(KEADAAN BAN.JIR)
I SL·di llll"ll Psv I /2.Ys.m.hs 2 + l/3.m.hs +
Psh I /'2Y.Cs. Ys + l/3.hs +
.hs he han notasi gay a v H lenga:
bcrat scndiri w
gaya ke alas u Wl 112. Y c.m.H 2 + 2/3.m:
Ul I /2.Yw.J.l.b2. Y c.bl.H.
W2 + mH + II
(H- h2) - l/3.h2 - W3 112. Y c.n.H 2 + mH + b
U2 y \\'.h2.h2 - 112.b2 - 113 nf
ll:kanan air
gaya inersia statik p
karena gemp;J I 1/2. Y w.m.H='-
Pvl + 113.!11.
II I/2.K. Yc.m. Pv2 Yw.m.h3.H + 1/2.111.
H2. + I/3.H + Pv3 Yw.hl.h3 + mH+l/2
12 K. Yc.h2.H. + I/2.H + Phl 112. Yw.H='- + I/3.H
13 I/2.K. Yc. 112.H
Ph2 Yw.h3.H. +
II. H2 + l/3.H +
leknan lanah
tekanan air I scdimcn Ps
dinamik Pd 112. Y s.m.h/
Psv + l/3.m.b
Pdv 1.2/n . CM.K. Psh 1/2. Cs. Y s
Yw.m.H 2 + A..m.H + . hs2 + I/3.H
Pdh 112. 11· Cm.K.
Yw.H 2 + A..H + gaya ke alas u
Ul 1/2. Y W.J.l.b2.
keteran!!an : (H+h3-h2) - l/3.b2
Yc ~ Berat volume hendung penahan; U2 w.b2.h2 - l/2.b2
rn Kemiringan hagim1 hulu hcndung utmna (main iliun);
H Tinggi total hcndung utmna;
b1 = Lehm mcrcu hcndung utmna; II. GAMRAR-GAMBAR
n = Kcmiringan hagi<m hilir hcndung ut<Una;
Yw Bcrat volume air;
b2 Lebar dasar bendung ut<una;
h~ Tinggi muka air di atas mcrcu;
Ys Bcrat volume scdimcn;
Cs Kocrisicn tanah ctH.Japan, hcs<mlya mllara 0,3 - 0,6
scsuai dcngan sudut gcser dahun;
K Kocrisicn sciosmik, hes<mlya sepcrti herikut:

GAMBAR 1

GAYA-GAYA YANG REKER.JA


PADA BENDUN<;

/Jagicm 8: Bendung. Bendungan. Stmg£ti. /rigasi. Palfl


SNI 03-3432·1994

BABII
PERSYARATAN- PERSYARATAN
2) Apabila di daerah hilir terdapat eagar budaya dan
Konsekuensi l>aerah Hilir atau eagar alam yang dapat terkena banjir, maka
Bchcr.tpa hal harus dipertimbangkan tcntang konsekuensi kelas konsekuensi harus ditentukan bersama oleh
di daerah hilir hcndungan seperti berikut ini : pihak-pihak terkait
1) Konsekuensi daerah hi1ir yang kemungkinan dapat
terkena hanjir apahila hendungan runtuh, dibagi 2.2 Jenis dan Kelas Bendungan
dalam dua kelas, yaitu: Bendungan dibagi dalam dua jenis utama, yaitu
I) Bendungan urugan, termasuk komposit, terbagi
( 1) Konsekuensi besar, bila terdapat kelompok
dalam tiga kelas :
pemukiman penduduk (contoh : desa, (1) Bendungan rendah, yang tingginya dari
kecamatan, kota), dan atau daerah usaha maupun 40,00m.
industri baik yang sudah berkembang maupun (2) Bendungan sedang, yang tingginya antara40,00
yang akan dibangun; m sampai 80,00 m.
(2) Konsekuensi kecil, bila tidak terdapat atau ( 3) Bendungan tinggi, yang tingginya lebih besar
terdapat sedikit rumah penduduk, dan atau dari 80,00 m.
daerah usaha maupun industri 2) Bendungan beton, yang karena sifatnya tahan
terhadap peluapan,tidak d:~)agi dalam beberapa
kelas.

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai, lrigasi, Pcmtai. 325


SNI 03-3432-1994

TATA CARA PENETAPAN BANJIR DESAIN DAN KAPASITAS PELIMPAH


UNTUK BENDUNG

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1 .3 Pengertian


I. 1.1 Maksud Beberapa pengertim1 yang berkaitan dcngan ta
Tala Cu·a Pcnctapan Banjir Dcsain untuk Bcndung<m dan 1) Komisi adalah organisasi yang diberi
Kapasilas Pclimpah dimaksudkan scbagai acuan dan jawab untuk pengawasan umum 1
pcg<mg;.m eli dalmn mcnctapkan h<mjir dcsa.in, tmnpung<m kcamanan desain, pelaksanaan kc
hanjir pada hcndungan. dan mcnclapkan kapasilas cksploitasi keamanan desain, pel
pclimpah yang dipcrlukml. konstruksi, eksploitasi dan pemelihar:
penghapusm1 bendungan dan waduk;
1.I.2 Tujuan 2) Banjir Desain adalah alir<m banjir y<mg
Tujmmtala cara ini unluk mcnctapk<m debit b<mjir desain waduk dalam jangka waktu terbat<L" (beb
suatu hcndungm1 untuk mcnjmnin kcmnamm bcndungan, atau hari) yang dipakai dalmn desain ben
tcpi waduk, d;m hangunan lainnya terhadap banjir. 3) Debit Banjir Desain adalah aliran pun
desain;
1.2 Ruan~ Lin~kup 4) Dehit Banjir Maksimum boleh jadi ~
Tala cant ini : BMB) adalah debit b<mjir terhcsar yang
I) Bcrlaku untuk : tetjadi dengan mengandaikan scmua fak
(I) Bendung;m dcng;m hatas<m scsuai SNI 03-I731- kebctulan menghasilk<m curah huj<m dan
IlJXlJ Tala C ... ct Pcdoman Keamanan terhesar d<m tidak akan terlmnpaui.
Bend· lg<m, Bah I pasal 2. 5) M uka Air Waduk Maksimum adalah ele
(2) Ben<' .ngan yang tidak bcrfungsi scbagai air yang di izinkan dalam wadi
pen~·endali banjir, atau lidak berfungsi sebagai ditentukanterhadap tinggijagaan minimal:
pemunpung limbah gali<m d<m industri. disepakati;
(3) Bendungan yang akan dibangun maupun 6) Muka air waduk normal adalah elcvasi
bendung<m ym1g sudah ada, yang ditetapkan oleh maksimum dalmn waduk pada kondisi e
Komisi. normal;
2) Terkait dengan SNI 03-1731-1989, "Tata Cara 7) Penelusuran Banjir adalah proses pclacal
Pedoman Kemnancm Bcndungan", terutmna pa'\all3 untuk menentukan waktu kejadi<m, mukaa
ayal 3. waduk, dan debit masuk waduk maup1
melalui pelimpah sccara herurutan; !
X) Tampungan Banjir adalah ruang did~
untuk menmnpung banjir, yang besarl
dengan selisih antara muka air maksiiJ1
waktu banjir dan muka air nonnal

324 Baxian 8: Bendunx. Bendungan. Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-3432-1994

BABIV
CARA PENETAPAN

tapan hanjir dcsain, dan kapa-.ita" pclimpah dilakukan yang besar antara basil penelusuran de:m kapasita-.
an cara. schagai hcrikut : minimal pelimpah menurut ketentuan tabel, kapasita."
· Hitunglah ~anjir dcsain menurut ketentuan pada BAB III pelimpah harus diambil minimal sebesar :
ayat 3.1 (i) Untuk bendungan rendah : 15% BMB bila
Tetapke:m jcnis hendungan (urugan atau beton), dan bila konsekuesi besar, dan 15% Q1 ooo a tau 15% x
jenis urugan tetapkan kcla" hendungan (bendungan rcndah, 0,5 BMB bila konsekuensi kecil;
sedang. de:m Linggi) sesuai dcngan persyaratan pada BAB (ii) Untuk bendungan sedang :25% BMB bila
II ayat 2.2 kon~ekuesi besar, dan 25% Q10oo atau 25% x
Tetapkan kelas konsekucnsi daerah hilir bendungan 0,5 BMB bila konsekuensi kecil ;
(konsekucnsi hesar atau kecil) sesuai dengan persyaratan (iii) Untuk bendungan tinggi : 35% BMB hila
pada BAB Jl ayal 2.1 konsekuensi besar, dan 35% Q10oo atau 35% x
Tetapke:m patokari dan hcsaran banjir desain berda"arkan 0,5 BMB bila konsekuensi kecil ;
ha"il kcgiatan hutir 1), 2), dan 3), dan menurut ketentuan (2) Untuk bendungan beton tidak perlu dilakukan analisis
tabcl. penelusuran banjir tetapi kapasitas pelimpah
Tentukan kapasitas pelimpah dan tampungan banjir ditetapkan menurut ketentuan BAB III ayat 3.2 butir
sebagai hcrikut : 1), 3), dan 4) serta tabel, dimana kapasitas pelimpah
(I) Untuk bendungan urugan perlu dilakukan analisis sekurang-kurangny a harus didesain sebesar 125%
penelusuran banjir desain sesuai dengan ketentuan debit banjir desain
Bab III ayat 3.2 butir 1), 2), dan 4), kemudian pjlihlah

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. lrigasi. Pantai. 327


SNI 03·3432·1994
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Meturle Perhihm~an Uan.iir kctcntuan dalmn tahcl "Patokan B<mjir Desai
lhwal yan~ hams dipcrhatikan ualam mclodc pcrhilun~an Kapasit~L" Pclimpah untuk Bendungan"
dchil hanjir adalah hahwa analisis hanjir dcsain pada Tinggi muka air waduk maksimum y<mg dip
hcndun~an harus mcng~unakm1 salah satu alau lchih di dari hm;il anal isis tcrscbut di tetapkan dengm1 ke
anlara hehcrapa l:ara herikul ini : (1) Adanya pemukiman, daerah usaha ml
I) Met ode cmpiris. conloh : hidrog:raf satuan, "soil con- industri, eagar hudaya rum almn di sekelilil
servation scrvil'c- USA ··. waduk yang tidak dapat di pindahkan ;
2) Mclodc slalistik. nmtoh : lntitutc of hyurolo~y (2) Kondisi geologi yang mempunyai p4
Wallingford (IOH). GAMA I. longsorilll y<mg dapat memhahayakan hedl!
3) Model Matcmatika. (3) Tinggi jag<t.:'Ul y<mg di ijinkan, menurut st
yilllg herlaku
3.2 Kapasitas flelimpah dan Tampun~an Banjir 3) Kapasitas pelimpah untuk hendungan ·1
Ihwal yang harus di pcrhatikan ualam mcncntukan ditctapkan tanpa penelusuran h<mjir, dan di:
kap~L-.itas pclimpah dan tmnpungan hanjir scpcrti herikut sesuai kctentucm dalam tabel; sedilllgkml tampi
ini hanjirnya dihitung dcngan rum us hidraulik limj
I) Bmtjir dcsain harus uapal dialirkmt mclalui pclimpah scsuai stillldar yang berlaku
dan uitmnpung dalam waduk. 4) Debit melalui bangunan pengeluaran (CI
2) Kapasitas pclimpah dan tampungan banjir pada pcmhilllgkit tenaga listrik, atau sarm1a produksi
hcndungan urugan uitctapkan dcngan mclakukan dan bangunan pengeluaran hawah tidak I
~malisis pcnclusuran hanjir ucsain yang dimulai pada dipcrhitungkan dalam mencntukan atau mem1
muka air waduk nonnal. kapasitas pclimpall, dan tmnpungan banjir (St
Bcsamya hanjir dcsain uitctapkan scsuai dcngan 1731-19XlJ).

PATOKAN BAN.JIR DESAIN DAN KAPASITAS PELIMflAH UNTUK BENDUNGAN


Jcnis dan Konsekucnsi Besar Konsekucnsi Kecil
Kclas
Bcnuung;m Banjir Dcsain Kapasitas Pelimpa.h Banjir Dcsain Kapasitas Pcli.mpah
I. Hendungan
URUGAN

( 1) < 40 M Qwoo * dan BMB** 1) Ditentukan dengan pilih yg. besar I) Ditentukan dengan peo
(rcndah) masing-masing pcnelusuran banjir antar Qwno lusuran banjir
dengm1 tinggi dan 0,5 BMB
jagaan sesuai 2) Minimal 15% debit 2) Minimal 15% debit pu
standar yg ber- puncak BMP cak banjir desain
laku

I) Ditentukan dengan Sda I) Ditentukan dengan pen


(2) 40- HOm Sda penclusuran banjir lusuran banjir
(scdang)

2) Minimal 25% debit 2) Minimal 25% debit pUl


puncak BMP cak banjir desain

(3)>H0m Sda 1) Ditentukan dcngan Sda I) Ditentukan dengan pet


(tinggi) penelusuran banjir lusuran hanjir

2) Minimal 35% debit


puncak BMP 2) Minimal 35'.*, debit pu
cak banjir dcsain
II. Aendungan QJOO*** minimal 125% Q10o 0.5 QIIKJ minimal 125';¥ x 0.5 Q1o0
BETON

* Q11Xlll hanjir dengan kala ulang 1000 tahun


** BMB Aanjir Maksimum Boleh Jadi
*** QiiKJ debit puncak hanjir dengan kala ulang 100 tahun

326 Ba.~ian 8 : Bendung. Beruiun.~an. 5iungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-3432-1994
LAMPIRANB
Contoh Penggunaan Tabel

tatokan Uanjir IJesain dan Kapasitas Pelimpah untuk bendungan sedang yang tingginya an tara 40,00 m sampai
adun~an" 80,00 m (BAB II ayat 2.2).
bagai contoh pcnggunaan tabcl, diuraikan bcrikul ini dengan
nggunakan parameter desain bcndungan Kedungombo : 4) Berdasarkan kelas konsekuensi ( butir 2 : konsekuensi
tan pelak.-.anaan : besar), dan jenis dan kela" bendungan ( butir 3 : jenis
Banjir Desain (Inflow Design Flood) urugan dengan kela<; bendungan sedang ), maka menurut
tabel debit banjir yang harus dipakai didalam desain adalah
Ban.iir dcsain bcndungan Kedungombo dihitung ~-engan
Banjir Maksimum Boleh jadi (BMB ) ; menurut butir I
me lode hidograf saluan, dan diperolch puncak banJrr sbb:
Q10oo = 2860 m2 I del BMB lhari = 7800 mp 31 del sebesar 8.000 m3 I det.
Q1oooo = 3900 m31 del BMB 15 hari = 8000 m 3 1 del
5) Penentuan Kapasitas Pelimpah dan Tampungan
Banjir:
Kelas Konsekuensi :
Pcnclapan kelm; konsekuensi dacrah hilir bendungan di Menurul tabel kapasilas pclimpah bendungan
tentukan menurul BAB II ayat 2.1 Bendungan Kedungombo ditentukan deng:an analisis penelusuran
Kcdun••ombo lennasuk mcmpunyai konsekuensi besar, banjir. di Kedungombo pelimpah lerdiri alas pelimpah
karcna"'hila bendungan runtuh, maka daerah hilir yang utama dan pelimpah darurat yang harus mampu
kemungkinan dapat lerkena banjir adalah daerah melewatkan banjir sehingga tidak ak<m tetjadi pelimpahan.
pemukiman yang padal penduduk serta sudah berkembang Hasil analisis penelusuran tcrsch. . ( periksa gambar )
menunjukan debit yang melalui kcdua pelimpah (outllow)
(bebcmpa kecamatan)
sebesar 5.540 m 3 1det = 5.54018000 =69% > 25%. Kedua
Jeni-. dan Kelas Bendungan: pelimpah terse but harus didesain dengm1 kapasitas sebesar
'$) 5.540 m31det.
Bcndungan Kedungombo didesain sebagai bcndungan
urugan dengan tinggi 61,00 m, maka tenna<;uk dalam kelas

Bagian 8: Bendung, Bendungcm. S11ngai, /rigasi. Pcmtai. ::529


SNI 03-3432·1994

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

pcluapan overtopping

h<mjir maksimum holch jadi PMF (probable maximum.flow)

pcnclusunm h<mj ir .flood routing

patok<m criteria

h<mj ir dcsain desig .flood

limpahan over.flow

b<mgunan pengeluaran outlet structures

tnmgunan pengeluaran hawah bottom outlet structure

tcpi waduk reservoir rim

muka air waduk normal normal reservoir water surface

muka air waduk maksimum maximum reservoir water surface

tinggi jagaan .freeboard

limpasan run ofl

328 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi, Pamai.


SNI 03-3441-1994

BABIII
KETENTUAN-KETENTUA~

Data 3.3 Keamanan


.J Geometri Sungai Ihwal ycmg pcrlu dipcrhatik<m adalah :
Data gcomctri sungai tcrdiri dari : alur, paJung d<m lcmbah 1) amm1 terhadap gerus<m lokal, degradasi dasar sungai, dan
sungai yang diukur secara vertikal dan horizontal, penggerowong<m tebing;
dituangkan daJam gamhar sebagai herikut : 2) mnan terhadap gcmguan angkutm1 benda padat lainnya;
1) Pcta topograJi dengan skala 1 : 100.000, 1 : 50.000, 3) lercng dan bcmgumm tet<tp stabil tcrhadap bebm1-beban
1 : 25.000; yang timbul
2) gamhar situasi dengan skala 1:1.000, 1:2.000
dilcngkapi letak pcnampang melintang, titik elevasi,
3.4 Dimensi Hidraulik
garis kontur;
Ihwal ym1g perlu diperhatikan adalal1 :
3) gcunhar pcnampang memanjang dengan skala tcgak
1 : 100, 1:200, skaladafur 1:1.000, 1:2.000, dilcngkapi 1) tinggi muka air rencm1a di sungai diatur sebagai berikut :
ukuran jarak, nomor protil, elevasi datar, tebing,
tanggul dan elcvasi hcmgunan Iainnya; laban ym1g dilewati debit rencana
4) gmnbar penampang melintang dcngan skala tegak Iadang 15 tahun
I : 100, 1:200, skala menclatar 1:200, 1:400 dilcngkapi
ukunm jarak, t.ilik duga dm1 bangunan Iainnya; sawah 20 Wmn
5) jarak an tara penampang melintm1g untuk sungai lurus pemukimm1 25 tahun
50 meter, scdang pada bclokan dan atau lokasi
rcncana bangunan jarak mltar penampang 25 meter; 2) b:tt<lS pclindung tebing detentukan sebagai berikut :
6) untuk hal khusus seperti : muara, sungai untuk IaJu 1) untuk keamanan terhadap Iimpasan atas dibuat
Iintas air, diperlukan skala tersendiri; setinggi tebing y<mg dilindungi;
)41.2 Geoteknik 2) untuk keamana.n terhadap gerusa.n smnping dibuat
. Tehing harus stahil secara geoteknik (stabil tcrhadap setinggi 2/3 sampai 3/4 tinggi muka air;
qngsorm1). Hal tersebut bisa diketahui dari karakteristik tanah 3) untuk keamanan terhadap gerusan Iokal atau
.tada tebing sungai tersebut bisa diketahui dari karakteristik degraclasi yang tidak lebih dari 2,00 m dibuat sedaJam
. 1ah pada tebing sungai ycmg meliputi : tekstur da struktur 1,00 m sampai 1,50m dibawah da-.ar gerusan lokal
f 1ah, daya dukung tanah, kekuatan geser, tegangm1 air pori
uang Iongsoran tanah.
atau degradasi;
4) bila degradasi sulit diperhitungkan maka kedalaman
1.3. Hidrologi Sungai degraclasi diasumsi sebesar 2,00 m;
!~ Data hidrologi yang dperlukan adalah data tinggi muka air 5) panjm1g pelindung tebing minimum separ~jm1g tebing
yang perlu dilndungi;
·t4
fncmm
Gejala Angkutan Sendimen ihwal yang harus
perhatikan :
6) kedalaman pondasi pclindung tebing diletakkan
an tetra 0,50 - 0, 75 m kedalmnan gerusan lokal at<m
gejala degradasi atau agradasi degradasi terdalmn yang terjadi, diperoleh dengan
adm1ya gejala penggerusan lokal dan atau penggerowangan analisa atau studi lain
tebing;
kemungkinan adanya benturan material keras yang 3.5 Bentuk dan Dimensi Bangunan
tenmgkut aliran; Bentuk dan dimensi b<mgumm sesuai deng<m gmnh<tr 4
air tanah. d<m5, ihwal y<mg harus dipcrhatik<m adalah :
1) kemiringan maksimum 1 : 2
12· Bahan Bangunan
,2.1 Agregat Halos dan Kasar 2) ketinggi<m maksimum 5 m, jika lehih hcsm d<tri 5 m
Penggunaan bahan agregat halus dan kasar harus diberi berm, lcbctr brem <mt<tra 0,5 - 1 m
cmperhatika.n pertauran dan st<mdar lain yang berlaku 3) dihcri rib tiap 5m
4) tehal pelindung tebing 0,40 m- 1,00 m
2.2 Batu
5) tchaJ mortCtr untuk pclctak<m hatu tidak holch lehih
Penggunaan batu dengan mempertahtika ihwal sebagai dari Scm
l_erikut :
·~ Berasal dari batuan yang baik dcngan massa yang 6) j<trak anl<tra hatu satu dcngan lainnya diisi mortm
homogcn; deng<m tehal antma 1 em - 5 em
l) untuk tcbal pasangan batu lebih kecil dari 40 em ukuran 7) sambungan gcrak dipas<mg jika panjang pclindung
batu maksimum 2/3 x t em. tcbng lchih bcs<tr d<tri 20m;
1.2.3 Bahan Lain X) Jenis si<tr adalah :
Penggunaan b<than lain misalnya PC,air, ijuk pipa pralon 1) si<tr cekung (masuk ±em dmi pcrmukacm batu)
Jmus memperhatik:m peraturan atau stcmdar yang hcrlaku. 2) si<tr rata (satu hid<mg dcngan muka batu);

Baxian 8: Bendtmx. Bnulunxan ..\"unxai. lrixasi, Panwi. 331


SNI 03-3441-1994

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK PELINDUNG TEBING SUNGAI DARI


PASANGAN BATU.
BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tu.iuan semula (sehigga terpisah dari massa yang manta
1.1.1 Maksud karena pengaruh gravitasi, serangan arus, gempa~
Tata Cerra Pcrencanacm Tcknik Pelindung Tebing Sungai lain-lain, dengan jenis gerakan berbentuk rotasi ~
Dari Pas<mgan Balu ini dimaksudkem sebagai acuan dan translasi;
pcgemgm1 untuk mcmhuat pcrencemacm teknik pelindung 5) Pelindung kaki tehing adalah bangunan unl
tching sungai detri pasangan hatu agerr Lahem terhadap melindungi kaki tebing terhadap penggerua
serangan arus, dan hal-hal lain yang menyehabkan maupun degradasi dasar sungai ;
kcrusak<m tching. 6) Penggerusan adalah pengikisan setempat pada de
sungai;
1.1.2 Tu.iuan 7) Penggerowongan adalah pengikisan setempat p.
Tujuan tala cara ini untuk mcndaptkan tahapan tcbing sungai ;
pcrencanacm teknik bangunan pelindung tebing sungai 8) Pelindung tebing sungai adalah bangunan on
yang haik dan henar. melindungi tebing sungai secara langsung terha~
kerusakan akibat serangan arus;
1.2 Ruang Lingkup
9) Perencanaan adalah kegiatan yang mencakup sur
Tata cara Pcrcncm1aan ini : penyelidikan dan desain ;
1) memhahas pcrsyaratan,kctentuan,se rta cara 10) Perencanaan teknik adalah rangkain pro.
pengerjacm; pcmikiran dalcun hal penentuan lokasi, type c
2) herlaku untuk tehing sungai yang sudah stabil secara ukuran bangunan beserta segala periengkapan yl
geoteknik. dipcrlukan schingga dapat dibangun. dioperasil
d<m hcrfungsi sesuai dengan yang dikchendaki sec
1.3. Pengertian aman, kuat, stabil terhadl:lP gangguan yang al
Bcherapa pengertaicm y<mg berkaitcm dengan L<1ta cara ini: bcrpeng<rruh terhadap bangunanlersebut;
1) Agradasi adalah kenaikan dasar sungai degan II) Tekstur tanah adalah keadaan hubungan tisik ai
panunctcr panjemg, lebelf dan tebal; butir tanal1;
2) Degradasi adalah penurunan daserr sungai degan 12) Rib adalah pasangan batu yang ditanarn masuk
p<rrmneter pemjemg,lebar, dem dalmn. dalam tebing, yang berfungsi memperkuat pclindt
3) Kemiringan tehing adalah perbemdingan anl<lfaj<rrak tebing agar tidak berub<ill bentuk;
vertikal deng<m jarak horizontcll; 13) Siar adalah tebal diatara batu pada pcrmula
4) Longsor adalal1 suatu proses perpindahan massa pelindung tebing.
tcmal1 atau batmm den gem anlh miring iliui kedudukm1

BAB II
PERSYARATAN

2.1 Data terhadap hal-hal yang menyehabkan kcrusakan tebi


Untuk pembualcm perenccuman hangunan pelindung tebing kerusakan yang disebabkan oleh gangguan a
sungai dari pas<mgan hatu diperluk<m dam : binalc:Ulg,manusia atau cuaca.
1) situasi sungai sertc1 alinyemennya ; 2.3 Lokasi
2) keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi Pelindung tebing sungai direncana pada hagian-bai
alinyemen sungai conloh adanya penambangan tebing sungai yang akan maupun sudah rusak kru
balmn; senmgan <rrus.
3) dam invenlelfisasi kcrusakan tebing ynag terjadi dan
b;mgumm di sungai yang perlu dilindungi; 2.4 Petugas/Perencana
4) datc1lain : hal1cu1 b<mguncm,tcnaga kerja,lokasi dacnll1 Nama petuga.-; perenc<ma dan penanggung jawah b
bmmg<m. ditulis dan dibuhuhi tanda tangan serlc1Lcmggal yangjc

2.2 Fungsi
Pelindung tcbing bcrfungsi sebagai lapisan pelindung

330 Ba,~ian 8 : Bendung. Bendungan. ,\'ungai. /rigasi. Pantcli.


SNI 03-3441-1994

SAMSUNCOAN GERAK
LAMPIRAN 8
Tlop 2.0m
t·----------+-
I I
I A
I
I I

I
I I

I l
I

L: :
I I I 1 I
I I I
I
--- ~finytmer. lama I I I

- - - Arus loma
I 1 I
- - - - Allnyemen Daru
I 1 I
---. · - A rue boru ~-----Ll-------LL-------~---L---~~~

~---~-m----~---5~m~--~--~5~m----t---~--m--~r-~~~m~--~
GAMBAR I
SITUASI

0,30 m

~
-,_,;,..~··· .. ···----
) o.~o m

>0,15m

RIB

~----
Jiko diporlukan RIB oollap 5 m

GAMBAR 2 DETAIL A- A
POT. 1-I !LAMA!
GAMBARS
CONTOH RIB DAN SAMBUNGAN GERAK

Potonoon botu
GAMBAR 3
POT. I - I ( BARUl

arou bambu 0 5 em

~-PIPA A;:;-5-~
lpm Korlkll borpaolr
I lobol 15 em

robol • 15 em

GAMBAR4 c;AMBAR 6
I&NTOH
,.· PELINBUNG TEBING PASANGAN BATU CONTOH PEMATUSAN

Baxian ~: Bendtmg. Hendtmxon .•\'11rtgoi. lrigasi. l'mllai. 333


SNI 03-3441-1994

~) siar ccmhung (lirnhul ± I ern. lchar ± 2 ern pada 4) lakuka•t survci d<m pcnyclidikmt untuk mcmpcroleh
pcnnuk;t;m ); (1) data gcomctri sungai dengan mcngaeu pada Ba
l)) pipa alus dcngan kclcnlttan schagai hcrikul : pas<tl 3. I . l ;
I
I) diameter pipa + 5 em: (2) data gcotcknik dcngan mcngaeu pada Bah III 1
2) jumlah dan lokasinya rncmpcrhalikan dchil air 3.1.2. I
tanah yang dialirkan;
~) hagian hclakang pipa ujungnya dlcngkapi
dcngan saring;m y;mg dihual dari ijuk alau hah;m 4.2. Desain Hidraulik
sinlclik lainnya dan lapisan kcrikil hcrpasir Dahun pckc~jacm desain hidraulik kerjak<m urutan ke~
dcngan tchal minimum 15 ern: sehagai hcrikut :
4) gradasi kcriki I hcrpasir harus rncngikuti stan dar I) tcntukmt debit dcsain deng;m mengaeu SNI 03-~
yang hcrlaku: 1991 tcnlmlg Metodc Perhitungan Dchit Banjil
5) tchal minimum lapisan ijuk = 2 ern, lapisan 2) rcneanakan panjang pclindung tebing mini1
kcrikil = 15 em scpanjang tebing yang perlu dilindungi
I) lakuk;m invcnt;u·is dan analisis data gcornclri, gcotcknik. tergantung kondisi lapangan;
hidrolika. angkuln scdimcn. scrta kcrusak;mtching sngai; 3) rcncanakan tinggi pelindung tehing dan til
2) lakukan survci dan pcnyclidikan untuk rnencntukan jagammya scsuai dengn ketentmm;
karaktcristik ;trliran sungai mclipuli : 4) rcneanakan dimcnsi pclindung kaki atau pol
< 1) dchit sungai dcngan mempcrhalikan degradasi dan gcrusan 1
(2) clcvasi rnuka air tinggi dan muka <lfi rcndah;
4.3 Desain Pelindung Tebing
(3) dcgradasi. agradasi. pcnggcrowongan tcbing, dan
gcrusan lokal: Da.lam dcsain stuktur ker:jakan urutan kegiatan sei
berikut:
(4) pnla dan kcecpatan ahran
I) rcncanakan bentuk dan dimensi pelindung te
~) lakukmt pcninjamm lapang;m untuk menentukan atau letak
mengacu pad a Bah III pasal 3.5 del
h;mgun;m dcngan mcperhatik;m :
memperhatikan ihwal sebagai berikut:
(I) gcomctri sungai; (I) kemiringan dan tinggi tehing yang H
(2) morfologi st·.tgai: dilindungi;
(3) hidraulik; (2) ukunm batu yang dipergunak<m;
(3) jenis siar yang dipilih.
(4) ;mgkutan scdimcn;
2) reneanakan smnbungan genlk;
(5) tnpgrali;
3) rencanakan pipa atus.
(6) adanya bangunan sungai yang akan berpcngaruh
pada keleswian pelindung tebing yang direncana;
4.4 Desain Akhir
(7) serta ad<mya bangumm sungai yang kelestariannya Dalam tahapan akhir desain ini lakukan urutcm ke~
akan diperahruhi olch pelindung tebing yang sebagai herikut :
dircneana; 1) buat gambar-gambar desain yang meliputi ga
demil basil pra desain dan desain pelindung tel
2) buat nota desain yang berisi : nota penjelasru
penyelidikan yang diketjakan

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH
agradasi agradation
Degradasi Degradation
gerusan lokal local scoring
koperan toe wall
longsor slope failure
lirnpasan tebing bank protection
pelindung kaki tebing toe protection
mta letak lay out

332 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, Irigasi. Pantai.


SNI 03-3444-1994

BAB II
PERSYARATAN

l)ata 2.2 Penanggung .Jawah


A1ata yan_!! harus tcrsedia dalam perhitungan linggi muka Nama petugas d<m pemmggung jawah harus ditulis dan
Jir sungai mi mcliputi : dibuhuhi tanda Langan serta tanggal y<mg jelas.

~ 1 Pcnmnpang mclintang
' 1 Pcn<unp<Ul" mcman).<Ul"
~ -
sungai;
e.sunnai
:=. ·'
91 Dchit;
l4J Dacrah hitung;
-~) Pcng<unatan lap<mg<m;

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN

5) Penampang melintang tmnhahan, apahila terjadi


·nata penyempitm1 alur karena hangunan disungai seperli:
Data y<mg diperlukan dalam perhitungan tinggi muka air pangkal jemhatan, pilar jembatan,krib atau
!>~ungai ini mclipuli : penycmpitm1 tebing setempat (lihat g<unhar 2);
1) Tahcl a tau gratik pemunpang melintang sungai yang 6) Peng<unaL:'ln lapangan antara lain kondisi geometri,
mcnunjukan : vegetasi, material aiur dan h<mtaran, sehingga dapat
( 1) Huhung<m <mtara tinggi muka air sungai ilimluas digunakan untuk menaksir nilai kocrtsien Manning.
pemunpang hasal1
(2) Hubungan antara tinggi mukaair sungai danjari-
jari hidraulik;
2) Beda jarak pcmunp<mg mclint<mg sungai dari data
penmnpang memanjang sungai dengan :
(I) Kcteli li<m yang diinginkan pada perencanaan;
(2) Ketelitian yang diinginkan di dekat titik awal
hitungan;
GAMBAR 2
3) Debit yang tetap terhadap waktu;
CONTOH LETAK PENAMPANG MELINTANG TAMBAHAN
4) Daerah hitungan yang memuat (gambar 1);
( l) Ruas atau ruas- ruas sungai; 3.2 Titik Awal Hitungan
(2) Pertemuan dan percabangan sungai; Perhitung<m tinggi muka air sungai ini dimulai dari hilir
ke hulu dengan menetapkan suatu litik tertcntu sebagai
(3) Bangunan di sungai seperti : bendung, d<un titik awal hitungan yang dapat hcrupa :
penahan sedimen;
1) Badan air scpcrti laut, d<mau d<m waduk;
2) Bangunan di sungai scpcrti bcndung atau dam

.~..·-~'
pcnah<m scdimen, penctap<m linggi muk£1 air dihitung
deng<m rumus pcluapan y<mg hcrlaku;
aenduno 3) Pos duga air yang mcmpunyai lcngkung debit dan
herada di hilir dacral1 hitungan;
I~ i ~---~y--~-=-n_-~,__- 4) Tilik awal scbarang, jika lidak da litik acuan scpcrti
1: . I r \)u-
pada l ), 2) dan 3) diatas dengan mcmpcrhalik<mjarak
i ~----~,~------~-L <mtara tili awal schanmg dcngm1 hitung<m cukupjauh.
lluao. :S Auat. 2 I j Auo 1. I
3.3 Rumus yang digunakan
QA!:AAH HITUHQAH
Rumus yang digunakan untuk mcnghitung tinggi muka
air sungai ini mcliputi :
Rumus- rum us y<mg digunak<m untuk mcnghitung tinggi
GAMBARI
muka air sungai ini mclipuli :
CONTOH DAERAH HITUNGAN
I) Rumus untuk menghitung kemiringan garis energi
ekivalen dan pcmbagian debit y<mg lewat alur dm1
bantaran dcngan kcdckatan scperti hcrikut : (lihat
gmnhar 3 ilim 4)

Bagicm 8: Bendtmg, Bendungcm .•\'tmgai, lrigasi, Pcmtai. 335


SNI 03-3444-1994

TATA CARA PERHITUNGAN TINGGI MUKAAIR SUNGAI TAMPANG GANDA


DENGAN CARA PIAS BERDASARKAN RUMUS MANNING.

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan gelomhang, ~chingga perubahan ~i 1


1.1.1 Maksud mempengaruh1 keadaan d1 hulu, atcm ahrmj
Tata cara ini dimaksudkan schagai salah satu acuan dan hilangan Froude lebih kccil dari sattu;
pcgangan dalmn mcnghitung tinggi muka air sungai 2) Aliran tetap tidak seragam heruhah~
penmnp<mg ganda dcngan cant pia.; hcrd£L'\£trk<m rumus adalah pengaliran dengan debit tetap pada
manning. basah yang berubah sepanjang £trah · ·
berangsur-angsur;
1.1.2 Tujmm
Tujmm tala cara ini untuk mcndapalk<m hm;il perhitungan
3) Alur sungai adalah cekungan sungaJ;
bantctran:
linggi muka air sungai sepm~j<mg dacrah hitung<m tcrtentu
bcrdas<trkan dchit yang Lelah ditcntukan. 4) Bantaran sungai adalah lahan pada kt
spenjang palung sungai dihitung dari tepi~
1.2 Ruang Lingkup sampai dengan kakai tanggul sebelah dlml
Tata c<tra pcrhiLUng<m ini membahas : 5) Daerah hitungan adalah ruas - ruas suns
I) Pcrsyaratan, kelentuan - ketentuan dan cara yang akan dihitung tinggi muka ai~
perhitung<m; memperhitungkan adanya bangunan di s~
2) Pcndckalan dalmn perhitungan yang berlaku pada 6) Penampang ganda adalah penmnpang:
sungai dengan kedaan : sungai yang terdiri d£tri alur sungai dan bj
I) Aliran tetap tidak seragmn; 7) Perhitungan cara pias adalah sua1
perhitungan matematik untuk mcnghit
2) Aliran heruhah Imnbal hum;
fungsi dalam potongan-polongan vertik
3) Aliran sub-krilik; jardk. tertentu sesuai ketelilian yang diingi
4) Penmnpang mclintang sungai tcrdiri d<tri alur dan 8) Ruas sungai adalah panjang sungai tertell
b<mtcrran tidak ada bangunan mclintang sun
mengakibatkan perubahan linggi muka ~
1.3. Pengertian bendung, dan penahan sedimen, bangunaJ
Beherapa pengerli;m ycu1g berkaitan deng<m tcttct cara ini dcu1 dianggap lidak.adaperubah::m dehitse~
antclfa lain : pcnelusuran;
1) Aliran suh-kritik adalah aliran yang kecepatan 9) Tinggi muka air sungai adalah elcvao;i m~
alirannya lehih kecil dari kecepatan rambat suatu penampang melintctng sungai tcrfuj
datum tcrtentu.

334 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-3444-1994

BABIV
CARA PERHITUNGAN

, tJ:an tahapan pcrhitungan tinggi muka air sungai sebagai 8) Bandingkan ~ilai Zj+ 1 basil hitungan pada butir 7) dengan
iut: Zj+ 1 awal buUr 5)
Tcntukan till"!!i muka air (Z·)
e~ J pada penampan!! melintano
~ e 9) Ulangi langkah-langkah bitungan dari butir 5) sampai butir
(Xi) schagai litik awal bitungan, sepcrti pada bah 3.2; 8) dengan menggunakan nilai Zj+ 1 yang didapat pada butir
· Hitungan lua.o; pcnampang hao;ah ( Ai) dan jari-jari bidraulik 7) sebagai nilai Zj+ 1 awal butir 5)sampai didapat selisih
(Ri) alur dan hantaran dari grafik atau label pada butir 1) (.I:) dengan ketelitan sesuai kebutuhan;
sub hab 3.1 10) Lakukan Jangkah-langkah perbitungan seperti diatas pada
Taksir nilai koefisicn kckasaran Manning (ni) alur dan penmnpang-penamapang melintang berikutnya dcngan
bantanm scpcrti tabel pada Iampiran 2; menggunakan nilai (Zj+ 1) pada butir 7) yang sudah benar
sebagai tinggi muka mr awal pada butir 1);
Hilung kcmiringan garis energi ekivalcn (Sek) dengan
rumus (3), kcmudian bitung besarnya debit alur dan 11) Lakukan kalibrasi basil-basil perbitungan tinggi muka air
bantaran dcngan rumus (4) sungai yang didapat dari perbitungm1 diatas apabila pada
daerah bitungan terdapat pas duga air yang dilengkapi
Tentukan scmbarang tinggi muka air (Zj+ 1) pad a
lengkung debit sebagai berikut :
pcmunpang mclintang (Xj+l) kemudimllakukanlangkah-
langkah hitungan scperi pada butir 2) smnpai (4); (1) Bandingkan hasil pcrbitungan tinggi muka air sungai
pada lakasi pas duga air dengan yang terbaca pad
Hitung kcmiringan garis cnergi rata-rata (S) antara
lengkung debit untuk debit yang sama;
penmnpang mclintang (Xj) dm1 (Xj+l) dengan rumus (5)
(2) Sesuaikan nilai kaefisien kekasaran Manning
Hitung tinggi muka air (Zj+l) dengan rumus (6);
sehingga diperoleh selisih tinggi muka air dengan
ketelitan sesuai kebutuhan.

KETERANGAN:

m r }umlah peno"'pont "'e -


lift1GftiJ IUnfDi
tid 0\ l I motik •1 intt i mu~a oir y anv di
baca pacla lon'k'"'' dobil

GAMBAR5
BAGAN ALIR PERHITUNGAN TINGGI MUKA AIR SUNG AI
PENAMPANG GANDA

Bagian X: Bendung, Bnultmgcm, .\'tmgai. /rigasi, Pcmtai. 337


SNI 03-3444-1994

Sck = 112 { ( Sek )j + (Sek)j+l } ·······················

Keterangan :
= kemiringan garis energi rata-rata
= kemirigan garis ekivalen pada pem
melint.cmg kc-j
= kemiringan garis energi ekivaleJ
penampang melintang ke-j+ 1

3) Rumus untuk menghitung tinggi muka air sung


GAMBAR 3 diturunkan dari persamaan energi dan rum us Manning,
CONTOH SUNGAI DENGAN PENAMPANG GANDA berikut :
1 k Q? k Q?
Z·J+ 1 = Z·-
J
( L ( ------- ) -L ( -----) ) + S. A:
2g i+l A? j+l i=l A? j
Keterangan :

:=t·•
:: f -=-~~~.:::2-::=..-=::::- ~1
. s2
zj+l = tinggi muka air pada pcnmnpang mclint.l
+ 1 (m)
= tinggi muka air pada penampang ke j (DI
Zj
K = jumlah bagian penampang basah dengail
I -v-v- yang berbeda
= debit pada bagian penampang basah ke·
I ~.I detik)
= luas penampang basah penampm1g kc-i I

L,_____· - = kemiringan garis energi rata-rata


= bedajarak (m) .
= percepatan gravitasi (mlact2 )

GAMBAR4 3.4 Kalibrasi Hasil Perhitungan


GARIS-GARIS ENERGI ANTARA Kalibrasi basil perhitungan dapat diakukan deng
PENAMIJANG MELINTANG X.i DAN Xj+t membandingkan tinggi muka air hasil perhitungan
tinggi muka air yang dibaca dari lengkung debit p
duga air yang terletak di daerah hitungan untuk del
sama, dengan card menyesuaikan nilai koefesien ke
sek = sj = si+l + sk ····················································· (1) Manning.
Ihwal yang perlu diperhatikan antara lain :
k
1) pos duga air dan penampang sungai terik
Q = L Qi···············································································-(2)
datum yang sama;
i+1
2) pada debit- debit besar yang tidak terbaca pad
k A lengkung debit, penyesuaian nilai koetisien 1\!
I 2/3
Sek112 = Q I ( L -------- Ri ) .................................. (3) dapat dilakukan pada debit kecil yang terukt
i= 1 mi

Ai
Qi = --------R?13 X Sek 112 ............................................ (4)
ni
Keterangan :
Sek = kemirangan garis energi ekivalen.
Q = debit (m3 I detik)
A = luas penampang basah (m2 )
n = koetisien kcka.:;aran Manning
R = jari-jari hidraulik (m)

2) Rumus untuk menghitung kemiringan garis energi rat-rata


an tara penampang melintang xj dan xj+ 1 seperti be'rikut :

336 Bagian 8 : Bendung, Bendungan. Sungai. /rigasi, Pantai.


SNI 03-3444-1994

LAMPIRAN B

T ABEL PI.RBinJNGAN TINGGI MUKA Alit SUNG AI


P&NAMPANG GANDA

: - . , .. . . Bolo
-: Pd-c-t . &bot
: " --.,_; 1911 Q • 1000 aLl I cldik

N- a.lo T-al Naaw LaM .Iori • .Iori Koa ICaDiriapa Dot>it Kaairmpa Tiagj Kdditi.>
,.............._ "*- a..-, r......,.., HichldJk M.mm11. Doria~ a.p.. Oario EGa» Mub t
.......... X(m) Air ,....._. 8Moll Ekivolm ~ ~ Air (l,j+l-l,j)
l4 Ai Jti(m) a We Qi S l,j+l (m)

<m> (m2) c• io..l > (mlldol) <•• o~ <•>


IUD ~ I 6:15 4.10 0.019 0.130 960.31
~)" :1 60 :1.30 0.030 39.7:1
IDO ll97.4 w I 601 4.01 0.019 O.U7 9-47.41 0.134 4.9:1 0.07

1790 ,.1.4
..f.n
~
:1
I
:1
I
2
.
16
640

6l0
10
:1.16
4.11
:UI
4.20
2.41
0.030
0.019
O.OlO
0.019
0.030
0.116

0.113
n.n
9-41.63
n.J7
948.00
52.00
O.lll

0.114
4.91

'-22
0.01

0.02

1760 2107.7 ~ I 640 4.11 0.019 0.111 949.13 0.115 '-'2 0.0:1
2 16 :1.46 0.030 50.17
17)0 2731.5 U1 I no 4.14 0.019 0.1~ 956.54 0.121 '-IJ 0.03

Ul
2

2
''
640
70
2.40
4.17
2.43
O.OlO
0.019
0.030
0.119
43.46
9,,90
46.10
0.111 Hl 0.01

1700 3071.9 ..t...a2 I 6:15 4.U 0.019 0.126 !167.91 0.122 6.20 0.00
2 50 2.25 0.030 32.09
1670 3037.5 6.60 I 610 4.11 0.019 0.130 970.17 0.121 6., 0.01
2 45 2.2l 0.030 29.13
1640 2921.11 7.00 I 621 4.10 0.019 0.13:1 972.01 0.131 6.91 0.02
l 43 2.:11 0.030 l7.92
1610 2973.6 7.30 I 610 4.03 0.019- 0.140 !162.41 0.136 7.40 0.10
J7,,9
7.40
l
I ''
625
O.ll
4.09
2.l6
0.030
0.019
0.030
0.129 955.70
44.30
0.131 7.39 0.01

]510
( Bollll)
:1153.7 7.76
l
I
l
"
620
60
4.07
l.21
0.019
0.030
0.133 960.0%
39.91
0.131 7.77 0.01

SlljaDG. BE.
lr.~CI!S. Suuk.uto,

Bagian 8: Bendung, Berulungan. Sungai. /rigasi. Pcmtai. 339


SNI 03-3444·1994

LAMPIRANA
DAFfAR ISTILAH

Aliran bcrubah lmnbat laun Gradually varied flow


Aliran Kritik Critical flow
Aliran Sub Kritik Sub critical flow
Aliran Super Kritik Super critical flow
Aliran tetap seragmn Steady uniform flow
Aliran tetap tidak scragmn Steady rwt uniform flow
Alur sungai River chanel
Bad<m air l*ller body
Bmltaran Floods plain
Bilm1gan froude Froud number
Debit Discharge
Garis encrgi Energy line
Jari-jari hidraulik Hydraulic radius
Keccpatml alirm1 Flow velocity
Keccpatan rmnbat gelombang Celerity
Keliling bwmh l*llted area
Koelisien kekasaran Roghness cuefficient
Luas Pemunp<mg basah Watted area
Lengkung debit Rating curve
Penmnpang ganda Devided channels
Pcmunpang melintang Cross-section
Penmnpang memanjang Longitudinal section
Tinggi muka air Water level
.Titik awal hitungan Initial Point

338 Ba.~ian 8 : Bendung. BendunKlln. Sungai. Jrigasi, Pantai.


SNI 19-6459-2000
ft&all mclakukat.l pcngulurcm ulang waduk yang ada. Data (ton/hari) dalam skala logaritma. Suatu asumsi yang hakiki
· i pcng<unatan satelil dapat digunakan sebagai pcnguji dalarn penggunaan lengkung debit sedirnen adalaJl baJlwa suatu
idita.vkcahsahan dari rnetode-rnetode tersebut. nilai Qw tertentu mernpunyai sebuah nilai tunggal yang
.· mbaran pcnting pada inspeksi awal di lapangan adalah mewakili Qs Lazirnnya tidak ada hubungan tunggal antam Qs
ua.-.i mcngcnai kcbutuhan untuk rnenentukan program dan Qw karena terbatasnya porsi rnuatan kikisan dah1rn rnuatan
1gamhilan <.:ontoh sedirnen di sungai atau sungai-sungai yang layang. Sungai hampir selalu rnempunyai kernarnpuan
ogaJir kc waduk. Pada waktu yang sama. dapat ditentukan rnernbawa bahan halus sedangkan angkutan butiran yang lebih
nfaat pcl.aksanaan dari pengukuran waduk untukrnenghitung kasar dipengaruhi oleh sifat-sifat hidraulika alumya. Karena
Jumc scdimcn yang rncngendap di antara beberapa itu diperlukan banyak titik untuk rnenentukan sebuah kurva
1 ~gukuran. aliran sedirnen yang rncwakili. Suatu lcngkung debit sedirnen

1 .1 Pen~amhilan Contoh Sedimen


juan suatu program pcngamhilan <.:ontoh sedirnen di sungai
tlah untuk mcngurnpulkan contoh sedirnen dalarn jurnlah
'ng cukup, haik scdirnen yang tcrangkut berupa rnuatan
yang rnernpunyai jurnlah titik terbatas h<mya boleh digunakan
dengan data debit yang dipergunakan pada saat tersebut.
Garnbar I adalah sebuah contoh dari dua kurva yang
rnenggambarkan variasi rnuatan sedimen yang tet:iadi di seluruh
kisaran aliran air. Biasanya diperluk<m .pengmnbilan contoh
pJirncn layang maupun muatan sedirnen dasar, layang untuk sekurang-kurangnya 5 talmo yang rnencakup seluruh kisaran
fcnentukan jumlaJ1 seluruh sedirncn yang terangkut. Pada aliran air secaramernadai untuk rnenghindari ekstrapolasi kurva

E
~tktu pcngmnhilan contoh, pcngukuran debit dan suhu air yang berlebih. Periode yang lebih pendek rnungkin saja
pakml hal yang penting. Debit air Qw (dalarn m 3/dt) jika digunakan jika kisaran debit air dan debit sedirnen telah
lik~m dcngan total konscntrasi sedirnen Jayang, C (daJam tercakup. Hal ini penting karena satu kejadian debit besar
I) daJmn pcrsmmum: rnungkin rnernbawa sedirnen yang jurnlahnya sama dengan
produksi sedirnen selmna beberapa tahun nonnaJ.
Qs = 0,0864 C Q w Lengkung debit sedirnen lay~mg dapat digabungkm1 dengan data
debit air untuk menentukan sentllan sedirnen, rata-rata dalmn
fenghasilkan Qs, yaitu muatan sedirnen layang dalmn ton (1 Q3 jangka panjang. Makin panjang data alirannya, rnakin baik basil
~)per hari. yang diperoleh. Jika ada data yang rnencakup suatu periode
~rct.latan dan teknik yang digunakm1 untuk peng~U11bilan contoh yang panjang di pos pengukuran, maka tekniknya adalah
· dimen Iaym1g sangat berbeda di lapangan. Sebagian besar rnernbuat suatu kurva durasi aliran dari debit harian. Kurva ini
at pengmnbil contoh dirancang untuk rnengambil contoh sebenarnya rnerupakan suatu plot frekuensi kurnulatif y<mg
trnpunm air-scdirnen yang rnewakili. Hal penting yang perlu mernperlihatkan persentase waktu di mana debit spesitik. sama
lakukan adalaJ1 mengintegrasikan contoh-contoh tersebut atau dilampaui selama suatu periode data. Jika kurva tersebut
•ng<mlcbar aJur dan juga dengan kedalaman dari rnuka air ke rnewakili aliran sungai jangka panjang, rnaka dapat dianggap
•tsar sungai. Sepenmgkat alat pengarnbil contoh terintegrasi sebagai kurva probutirilitas dan digunak<m sehagai gamharan
lah dikernh~mgk<m di USA dm1 digunakan dibanyak negara kondisi yang akan datang. Dengan asurnsi ini, kurva
ttuk mengmnbil contoh pada berbagai kondisi sungai dengan probutirilitas tersebut dapat digabungkan dengan lengkung
enggunakan "internal sampler container". Karakteristik alat sedirnen layang seperti yang diuraikan olch Miller untuk
·ngarnbil sedimen Iayang berikut metode pengukurannya yang rnenentukan rata-rata serahan sedimen lay~mg dahU11 jangka
aim telal1 diterbitkan oleh "The International Organization panj~mg tahun berapa taJlun ke depan, misalnya I 00 tahun.
1.r Standardization". Pendekatan baru untuk pemantauan Metode alternatif untuk mempcrkirakan serahan scdimen
'enerus konsentrasi sedimen layang sedang diuji dan melayang adalah membuat plot kurva ma,.sa-ganda dari debit
igunakan di berbagai negara. sedirnen kurnulatif terhadap debit air kumulatif Metode ini
rogrcU11 pengambilan contoh sedimen di suatu sungai akan mernberikan keuntungan tambal1an untuk mcnunjukk<m setiap
erbeda dengan di sungai lain tergantung pada variasi sesaat perubahan kecenderungan serahan sedimcn dan juga
uatan scdimen d<m distribusi ukuran partikel sedimen layang rnenentukan seraJlan sedirnen jangka pm1jm1g. Jika kondisinya
an sedimen dasar. Frekuensi pengarnbilan contoh sedimen tetap, plot pada koordinat tegak akan tamp~tk seperti sebuah
·tyang harus cukup untuk mendapatkan gambaran yang garis yang relatif lurus, kerniringannya merupakan konsentrasi
1ewakili nilai-nilai konsentrasi sedirnen yang signifikan. sedimen rata-rata. Setiap penyimp<mgan yang nyata dari garis
ejadian h<mjir biasanya mernberikan porsi yang besar total lurus menunjukkan adanya perubahan dalmn kantkteristik
uatan sedimen Iayang karena nilai debit dan konsentra'\i pada serahan scdirnen di dacrah pcngaliran. Data mencrus sclmna 5
aat banjir cendcrung tinggi, sedangkan aliran dasar hanya tahun dianggap minimum untuk mcmpcrolch pcrkirmm yang
ernhawa sebagian kecil dari total debit sedimen layang. anda.l.
. eket:jaan pengmnbilan dan analisis contoh sedimcn dapat Selain dari scdirncn lay<mg, hasil ana !isis scrahan scdimcn total
pikurangi dengan membata.'\i banyaknya contoh selama pcriode dari suatu daerah pcngaliran adalah muat<m ~tk tcrukur atau
aliran rendal1. Frekuensi tipikal dari pengambilan contoh muatan dasar. Kctika mcnyusun prognun pcngmnhilan contoh
sedimcn yang diperlukan untuk pemantauan sedimen yang sedirnen di suatu lokasi klmsus pcrlu dihtku~m cvalU<L'\i dimnbil
henar bcrvariasi an tara satu kali sehari untuk daeraJl pengaliran contoh klmsus untok mencntukan besamya muatan scdimcn
yang sangat lua" dan seka.li setiap bcberapajarn selama banjir dasar di dalam rnua~m sedimen total. Em pat met ode ym1g umum
untuk daeral1 pcngaliran yang kecil. digunakan untuk mcnentuk<m hcrapa bcsar bagi~m muat<m WL'\<lf
Tujuan utama sctiap program pengambilan contoh sedimen di dalam mual<m scdimcn total adalah: (I) korcksi (%) tcrhadap
layang adalah untuk menentukan debit sedirnen rata-rata. HaJ muatml layang bcrvariasi ant<lfa 2 - 150%; (2) contoh khusus
ini sering dilakukan dengan menggunakan suatu lengkung debit yang dimnbil dari lapangan untuk digumtkan dahun satu atau
sedirnen layang. Lengkung tersebut biasanya rnerupakan lcbih pcrsamaan angkutan dasar yang andal atau dalam
hubungm1 antara debit air Qw (m 3/d) dan debit sedimen Qs pcrhitungan dcngan rumus Einstein yang dimodifikasikan;

Baxian 8: Bendtmx. Bendtmxtm ..'l'tmxai. Jrigasi. Pantai. 341


SNI 19-6459-2000

TATA CARA PENGONTROLAN SEDIMENTASI PADA WADUK

1. Ruan~ Lin~kup mcngcndap karena menurunnya kecepatan.


Tala cara ini mcnguraik;m scgi-scgi utmna tcntang pcngcndaliml Dengan bertmnbahnya scdimen di dalmn waduk, k
scdimcntasi pada waduk hcrhuhungan dcngan dcsain tampungan waduk berkurang. Pengendapan sedimi
hcndungan. pcngclolaan, pcmcliharaan hcndungan, yang tc~jadi terus-menerus, dan membentuk pola distribusii
mcncakup schagai hcrikut: waduk, yang dipcngaruhi oleh operasi waduk maupu
(a) Scrahan scdimcn; masuknya air pada saat tcgadi banjir bcsar. Bila u1111
(h) Pcngcndapan scdimcn: waduk dipengaruhi oleh scdimen, maka pcrlu di
(l') Pcngcndalian scdimcn; pcrubaban pcngelolaan waduk atau tindakan penangs
(d) Pcngaruh sckundcr. lain. Dalam desain perlu juga diperhitungkan p~
sckunder sedimentasi seperti endapan delta di ul
2. Acuan pcrubahan sungai di hilir akihat terhambatnya pasokani
SNI 03-6737-2000 Mctodc Pcrhitungm1Awal Laju Sedimcntasi dan mcnurunya debit banjir.
Waduk S tm1dar ini akan memherikan pengertian yang lehih hail
masalah sedimcn yang kompleks yang berhuhungaQ
3. Pengertian desain dan opcrasi bendungan dan waduk. Prosed
Bchcrapa pcngcrti<m ym1g hcrkaitm dengm1 ttta cara ini, schagai diuraikan di sini mewakili teknologi mutakhu
hcrikut: penanganan mao;alah sedimentasi dengan sejumlab h1
I) Serahan sedimen adalah sedimcn y<mg mengalir masuk empirik yang dibuat berdasarkan pengukuran berhaga
dan di<mgkut kc dalmn sehuah waduk berasal dari daerah yang ada.
drainasc/pcngaliran di hulunya (mm/tahun); Perlindungan tanah pengendalian erosi di daerab pe1
2) Kapasitas waduk adalal1 kapasitas dalam keadaan muka sungai merupakm1 faktor penting yang mempenga111
air cksploitasi tercndah untuk peri ode yang akan dianalisis sedimen dan endapan yang dihasilkan.
(m~):
3) Aliran masuk adalah aliran rata-rata harian yang masuk 5. Serahan Sedimen
selama periode studi (m 3/dt). Sedimen yang mengalir masuk ke dalam sebuab wadul
4) Periode retensi adalal1 kapa<;itas waduk.dibagi olch aliran dari daerab drainase/ pengaliran di hulu dan terangkutl
mmmk (detik, menit ataujam); waduk melalui alur sungainya. Hanya sejumlah kecil s
5) 1-anjang waduk adalah panjang pada muka air eksploitasi datang dari aliran permukaan disekitar waduk. Jumlah
tcrendah: di atao; tampungan mati dari schual1 waduk (m); dari seluruh daeral1 pengaliran tergantung pada kara
6) Kecepatan aliran terendah adalal1 kecepatan terendah erosi dan angkutan sedimen dari daerah terseb
(m/dt), yang dicapai dengm1 memhagi alinm masuk dengan karakteristik dari alur sungai yang mengalir ke waduJ
luao; penampang ratt-rata (m 2 ). Luas penampang rata-rata Faktor-faktor utama yang mempengaruhi serahan sedil
ditentukan dari kapasitas dibagi panjm1g; suatu daerab pengaliran adalab:
7) Indeks sedimentasi adalah periode retensi dibagi a. Intensitas, dan jumlab curclh huJan b. tipe tanah;
kecepatm1; c. Penutup laban (vegetasi, sampab, dan serpihan b
8) Rehound adalah mengembangnya kembali; d. Tataguna laban (pengolaban tanab untuk pertaniall
9) Cutting in adalal1 metodc untuk mengatur posisi perahu rumput, kegiatan konstruksi, dan laban konserva
ketika bergerak melintasi waduk. e. Topograti;
10) Silt dam ada.lab bendungan untuk menahan lumpur; f. Sejarab erosi (sifat alami jaringan dminase - kc
11) Suction dredging adalah pengerukan dengan isapan; kemiringan lereng, bentuk, ukuran, dan alinyem~
12) Detritis adalah runtuh<m, bahan rombakan g. "run-on· atau larian air;
h. Karakteristik sedimen (ukuran butir, mineralogi,
4. Kegunaan i. Sifat hidraulik aliran sungai.
Waduk yang terbentuk oleh bendungm1 pada aliran air alami Dalam mengevaluasi seraban sedimen dari daerah Jlf'!
akan menerima aliran dan endapan sedimen. Kerusakan di atlS sebuab bendungan dan waduk, diperlukan suat11
lingkungan dan kerugian ekonomi akibat akumulasi sedimen lapangan oleh allli sedimentasi untuk menentukan p
di dalam waduk dapat san gat besar, sehingga sangat sulit untuk ke-9 faktor di atas dalam mempengaruhi serahan :
ditanggulangi, terutama di daerah kering atau semi-kering. Setelah inspeksi selesai, dibuat laporan dengm1 men
Standar ini merupakan pegangan bagi perencana. perancang, prosedur yang dianjurkan seperti:
dan operator bendungan dari waduk besar untuk (1) Pengukuran yang diperlukan untuk mengetahui
memperkirakan, mengakomodasi, dan mengurangi masalah sedimen;
yang berhubungan dengm1 sedimentasi waduk. (2) Teknik yang tersedia untuk memperkirakan
Sedimentasi waduk yang dimaksud dalam standar ini adalah sedimen;
karakteristik sedimentasi yang dianggap kritis di dalam desain (3) Perkiraan serahan sedimen di daerah pengaliran
dan eperasi sebuah hendungan dan waduknya. Bagian penting yang tidak mempunyai alat ukur.
yang berkaitan dengan sedimen sebuah desain bendungan
adalal1 proses pengangkutan, pengendapan, dan degradasi. 5.1. Pengukuran Serahan Sedimen
Deugau terhentuknya waduk akibat pembangunan sebuah Pengukuran lang sung dianggap metode yang paling all
bendungan, proses sedimentasi menjadi cukup rumit. Sedimen menentukan serahan sedimen. Pelaksanaannya adala
yang terangkut oleh sistem sungai dari hulu ke dalam waduk pengambilan contoh muatan sedimen dari suatu su

340 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai, Jrigasi, Pantai.


SNI 19-6459-2000
p memhandingkan volume ~pungan yang diperoleh yang .khusus bergern.k dalam bidang tersehut. Dalmn hal seperti
dua kali pengukuran. ini, semua aspek pe.kerjaan harus disetujui oleh kedua belah
tode Garis Tingbri (Contour Method) pihak sebelum pengukuran dilaksanakan. Hal penting y<mg
fJJk keb<myakan waduk, pengukuran awal pada kebanyakan perlu diperhatikan dalcun menganalisa atau membandingkan
duk mcnghasilkan suatu peta garis kontur areal waduk data yang diperoleh dari dua pengukurcu1 adalal1 kesammm dan
!Jan interval garis kontur yang bervariasi dari 1 sampai 5 keandalannya jehL'i.
,ter. Untuk pcngukuran waduk yang sudah berfungsi, Hal y<mg penting dipertimb<mgkan pada saat mempersiapkan
I ObUatan pCla garis linggi yang barU bia-;anya hanya dibuat pengukuran adalah memeriksa kemungkinan adanya pcnurunan
wk waduk ·.kccil sqja atau waduk yang dapat dikosongkan atau deformasi kerak di dalam tcunpungan waduk. Deformasi
ak:tuwaktu sampai muka airnya sang at rendah. Biaya untuk ini dapat disebutirkan oleh berat air yang tertampung di dalmn
: buat suatu peta batimetri atau peta garis kontur, biasanya waduk al<lu aktitita-; geologi regionallainnya. Mengemb<mgnya
: ~adi kendala kccuali untuk waduk yang sangat kecil. Jika kembali setelah penurunan pertama juga pcrnah terjadi,
~ah waduk dapat diturunkan ke muka air rendah, maka sehinggajaringan kontrol vertikal waduk harus dipcriksa seliap
IJgukunm dapat dilaks<makan dengan menggunakan prosedur kali pengukuran ulang. Perubahan kecil datum dapal
pr tcmah y;mg konvensional atau metode photogrametrik. Saat berpengaruh besar tcrhadap kapasil<ls waduk sclanjutnya.
"jb<myak waduk yang dipetakan menggunakan metode garis Pengukuran suatu waduk, yang baru scbagian at<m sudah
gi k<rrena makin berkembangnya peralatan ukur tanah d<m sepenuhnya diisi memerlukan pcrahu atau rakit. Pcralat<m
tografi y<mg canggih. Sebuah peta garis tinggi yang baru dapat pemeruman somrr sangal han yak digunakan untuk pcngukunm

E
r,uat dari titik kontrol darat "(ground control points) yang waduk karena dapat membcrikan data ataupun gratik d<L.;<tr
rbatas jumlalmya untuk diukur dengan metode ukur tanah waduk yang berkesimunbungan scjahm dengan bergeraknya
kemudi<m dihuat p;mcl-p<mel untuk identilikasi deng;m foto. perahu sepanjang rcntang garis yang Lelah ditentukan
1ru sehuah waduk tidak dapat dikosongkan sama sekali, maka sebelumnya. Bila pengukunm dilakukan dcng<m menggunakan
fPLU pengukuran batimetri dilakukan di pemunpang yang alat pemerum sonar dan dib<mdingkan dcngan h<L'iil pcngukuran
!lb"ada di bawah muka air untuk mclengkapi topogra.ti di atas lain y<mg mcmakai alat pcmeruman tipc Imna, maka peralat<m
'QJuka air yang diperlukan untuk menggmnbar peta garis tinggi sonar yang ak<m digunakm1 harus dikalibrasi terlebih dahulu.
W,aduk yang lengkap. Hal tersebut dilakukan dcng<m menyctcl alat sonar sehingga
Metode Rentang Garis diperoleh dclinisi clcvasi da.;<tr ym1g smna. Dalmn mcngukur
\)otuk sebagi<m waduk berukurm1 sedang dan besar dilakukan suatu rcnt;mg g<tris, pcrahu bergcnlk d;tri satu tcpi waduk kc
p~gukuran batimetri atau pemeruman di bawah muka air di tepi di scbcnmgnya dcngan kcccpat<m yang hmnpir tctap ant<tra
scpanjang suatu rentang garis yang Lelah ditentukan. 2 - 5 knot. Bcrhagai met ode untuk mcngatur posisi perahu kctika
S~r.mgkaim1 rcntm1g g<rris diidentifikasi dari peta garis tinggi bergerak melintasi waduk y<mg digunakan scpcrti "cutting in"
.awal sehingga mcnca.kup seluruh luas waduk dan biasanya dengan mengguna.kan metode pengukunu1 t<ma.h yang standar,
ditentukan scbclum pengisi<m waduk. Rambu-nunbu pcnmmen mctode mekanik scpcrti kawat at<m kabcl yang dika.lihmsi. a tau
ditempatkan di ujung setiap batas d<m suatu profil <L'ili atau sistem pengukur jarak clcktronik yang canggih. Sistcm
pengukuran batas garis tersebut dibuat sebelum pengisian pengukur clektronik ini m<lkin lazim digumlk<m k<trcna mudah
waduk a tau pada saat konstruksi bendungan. S uatu peta tipikal mengumpulkan data dan hemat waktu. Dena.h tipikal untuk
yang memperlihatkan lokasi rentang dan rambu-rambu di perahu pcngukunm yang mcnggunclkan alat ukur clcktronik
ujungnya diberikan dalmn Gambar 2. dipcrlihatkan dalam Gambar 4. dan contoh grafik hasil
'fujuan utama dari metode rentang garis adalah untuk pemerurmm dibcrik<m dalmn Gmnb;rr 5.
menghitung pcrubal1an volume tampungan di antara dua Penclitian dan pcngcmhangan mutakhir teknologi laser
pengukuran. Pcrubalmn yang tetjadi di sebual1 rent<mg garis mungkin ak<m scgera mcnghasilkan teknik h<tru pcngukur<Ul
akibat pengendapm1 sedimcn dianggap mewakili peruhal1an di waduk dari ud<tra.
antara seluruh rentang garis. Mctode y<mg dikemb<mgkan olch
BUREC dan dijelaskan oleh Pemberton mencakup penyesuai<m Analisis Data Pengukuran Waduk
areal garis tinggi yang asli di antara dua batas dengan Tujmm utmna pengukunm waduk auala.h untuk mencntukm1
menerapkm1 perubah<mlcbar di bat<L'i hulu dan hilir. Suatu skctsa kap<L'iil<ts tmnpung waduk. Bila h:L-;ilnya dihandingk<ut Jcng<ut
yang menggambarkan pendckatan ini digunakan untuk hasil pcngukuran tcrdahulu maka <lk<m dikctahui kap<L'iilas
membuat ;rrea.l garis tinggi yang baru bcrdasarkan perubah;m tmnpung scdimcnnya. Perhitung;m volume tmnpung;m hi:L-;:mya
Jebar diperlihatkan da.lam Gmnbar 3. bcnhL-;arkan pada pcla kontur topografi dcng:ut menggunak<m
Prosedur Pengukuran metoda luas kontur rata-rata ataup modifikasinya scperti
Kualitas pengukuran waduk mcrupakan faktor yang sangat "Modijied Prisnwida/ Rule" atau ".'iimpscm's J<ult"'. Luas dari
rnenentukan dalam membuat pcrkira.an yang benar mcngcnai setiap kontur dahun pcta diukur dcngan planimeter untuk
volume sedimen yang mengcndap yang tcrukur di dalmn waduk mcnghitung kapasit<L'i penamha.hannya dan dijumlahk:muntuk
dalam waktu ant<rra dua pengukuran. Pcrcncmman pcketjacm mcmpcrolch kapasitas total waduk. llal ini Jilakuk:u1 dahun
Japangan yang patut dan pcnyediaan pcralatan yang bcnar pcngukunm awal d;mjuga pengukuran sclanjutnyajika metodc
merupakan bagian penting dari sehual1 pengukunm. Pcmilihan garis tinggi y;mg dipilih untuk pengukunul-pcnguktu·<mtcrschut.
metode pengukuran, haik mctodc garis tinggi ataupun mctodc Bila mctodc rentang garis digunakan dalam pcngukuran
rentang garis harus diikuti olch percncanaan pcralatan dan lanjutan, maka diperlukan suatu lan~kah tamhahan untuk
personel yang dipcrlukan di da.lam pcngukunm. Jika mctodc- mcnggmnh:tr areal kontur. Areal kontur yang haru hias<utya
metode fotognunctrik ak<m digunak<UI di da.lam pcngukuran, dihitung dcngan prosedur pcnyesuaian khar Sl"Pl~rti yang
malca persyarat<m mcngcnai data-lap<mgan h;rrus diubah. dipcrlihatkan da.lam Gamh:u· 3. Hasil akhir d:u·i perhitungan
Pengukunm waduk yang lcngkap, tcnnasuk ukur tmmh dan kapasitas <lfc<t.l adalah plot d<tri :treal-<trealtcrschut dan kapa-;itas
l>athimetri, sering discral1kan kepada pcrusahwm-pcrusahacm pcngukunm awa.l dan pengukur:ut limjutan. Contoh plot-plot

Uagicm 1'1: lkmlung. lknclungcm. Sungai. /rigcai. l'clfiiCii. 343


SNI 19-6459-2000
(3) contoh muatan das<u· yang diamhil mcnggunak<m pcrangkap Jika bah<m dasar herupa pasir kasar > 0,5 mm, hahan ben
scJimcntipc kcr;mjang scpcrti yang dihoat olch Hcllcy-Smith kerakal, kerikil maka harus dihuat perkirmm mnatm dasa
a tau Arnhcm: dan. (4) analisis hut iran scdimcn y<mg mcngcndap lehih teliti, sehingga dipcrlukan suatu progrmn pengai
di dalam waJuk atau prolil t:mah aluvial yang tcrsingkap di contoh khusus. Hal tersehut meliputi pengukunm hahan
dacrah pcngalinm. deng<m alat pengmnhil contoh yang dapat lm1gsung meti
Pcmilihan mctodc yang akan digunak<m untuk mcnghitung muaum dusar (direct measuring sampler) sepcrti Helley·
muatan dasar Jilakukan pada saat program pcng;unhilcm contoh atau menghitung muatm1 dm;ar dengm1 menggunak<m du
scdimcn sudah ditcntuk:m. Suatu pcdoman yang mcmadai untuk lehih persmna~m muatan dasar y<mg ada. Contoh hahan
korcksi muatan das:u· dan mcncntukan pcmilihan mctodc yang y<mg mewakili dasar sungai herikut kemiringan alur d<m hi~
tcpat dihcrikan dal;un Tahcl I. alur untuk suatu kisarcm dehit rendah smnpai t.inggi dipeJ
Tahcl tcrschut mcmpcrlihalkan hahwa gcrakan muatan dascu· dalmn persmna~m bah~m dasar dan muaum da~ar seperti:
tcrgantung pada konscntrasi scdimcn layang. hahan dasar Meyer-Peter, Muller
sungai. dan ;malisis ukunm hutir scdimcn lay<mg. Kondisi I Schocklitsch
dan . 2 dal:un Tahcl I dcngan das;u· sungai y:mg scdimcnnya Ackers d<m White
hcrukuran pasir ani<U"CI O,Oo2 - 2,0 mm mcnunjukk:m hahwa Kccepat<m - xi Adjustment to Einstein
muat<m Jas:u· dapat mcncapai jumlah I 0 - 150% dari muatan Engclund dan Hansen
scJimcn layang. Dalam kondisi scpcrti ini disarankan Yru1g
mclakukan suatu program pcngamhilan contoh khusus. Parker
ProscJur moJifikasi Einstein yang diura.ikan oleh Colhy d<m Laursen
Mcmhrcc aJalah suatu contoh metode yang menggunakan Bagnold
pengukuran muatan sedimen layang sehagai dasar untuk Jika metode perscntase muatan dasar dari Tabel 1
menghitung muatan seJimen total. digunakan, maka muaum da.sar t1.hunm1 rata-rata j<mgka pa
dihitung menggunakan kurva lmnanya aliran smna de
Tahell perhitung<m sedimen layang. Lengkung muatan dasar
Koreksi Muatan Dasar dibuat dari titik ("data points") yang terbatas jumll
misalnya mllara 5 smnpai I 0 perhitung<m. Jika "data J
KonJcntrasi Analisis ukuran Prosc.nta~
Kondisi Srdimcn Jay.:~n~ nahan d;uar butir scdimtn muatan dasar tersehut tersehar eli seluruh wilaya.h renumg dehit alira11
(mg/1)
sung:li l:ayang terhadap scdimen
layang
Muat<m sedimen lay~mg jangka panjang diuunhahkan}
muatan dasar tahunan rata-rata jangka panjang
I (I) < 1000 Pasir 20. 50%pas.ir 25 ·ISO
mencntukan seralum sedimen toull pada dacrah penga~
2 (I) < 1000-7500 Pasir 20 - SO'Yo pam 10- 35 hulu pos pengmnatm1. Dalmn berbagai kondisi, seperti
J > 7500
- Pasir 20 • 5·%pasir 5 renc<ma waduk, perlu dilakukm1 konversi muat:m sedii
4 Konscnlr3si tak Lcmpung padr~lan. Scdikit, 5. 15
pos pengukunm dari massa ke volume. Hal tersehut dila
tcrb~tas kcrilul, sampai 25% pasir deng~m menentuk~m distrihusi ukuran butir darijumlal1 se
kcf<'kll.
masuk dm1 menghitung kerapat<m sedimen yang meng
5
i Konscntrasi L1k
bongkoh

Lcn~pung dan Tidak ada pasir <2


-
dengan menggunakan hubungan empiris dari data
dikumpulk~m di waduk-waduk y<mg ada. Data y<mg digu
I tcrbatas l:\llan

dalmn perhitung~m kerapatan terdiri atas ~malisis ukurm


dari contoh-contoh sedimen layang yang terpilih. l
(I) Progrmn pengmnhilan contoh khusus perhitung<m dengan mcnentukan distrihusi ukuran hutir yang mewakili se
rum us Einstain tennodifikasi y<mg diperlukan pada pcrsyaratan y<mg akan masuk, bia~anya diperlukm1 I 0 smnpai 15 c
ini. sedimen layang per tahun. Contoh-contoh yang dimnb
(2) Alat pengmnhil contoh angkuum sedimen dasar sperti alat suatu kisanm debit air untuk diana! isis distrihusi ukunm bt
Halley-Smith yang digunakan atau dilakukan perhitungan maupun analisis ukuran butir balum dasar.
dengan 2 atau lehih persmnaan ~mgkutan sedimen dasar bila 5.1.2 Pengukuran Waduk
material das~m1ya herukur:m kerikil atau koral. Pengukunm akumulasi sedimen dalmn waduk di:mggap Sj
Prognun pcngmnhilan contoh khusus untuk pcrhitung<m deng~m metode terbaik untuk menentukan serahan sed
Rum us Einstein yang dimodifikm;i paling sedikit memerlukan Pengukur:m waduk-waduk y~mg ada untuk menentukan vi
data 5 - 1 0 de hit al iran hesar. tmnpung yang hilang dan distrihusi endapan sedimen di~
waduk, selain untuk keperlum1 opcrasi juga memherika
Pengukuran debit: • luas pemunpang melint<mg, Iaju seralum sedimen.
• Iebar d~m dalrun alur sungai, K.etika pembangunan sebua.h hendungan Lelah s
• kecepatan rata-rata, dilaksanakan, perlu dibuat rencana pengukural
• aliran pemantauan akumulasi sedimen. Bahkan sel
Contoh sedimen: • contoh sedimen layang yang tclah pemhangumm.selesai, perlu dimnhil keputus<m tenumg II
dianalisis untuk mengetahui konsentrasi dwmr yang akan dipilih untuk pcngukunmnyad<mteknika
dan distribusi ukuran hutimya, akumuht"i sedimen.
• contoh hah~m dasar y:mg tela.h di~malisis Dua metode pengukurm1 pemhanding lainnya untuk'
untuk mengetahui distrihusi ukuran hesar ad<llah (l) metode garis tinggi) atau (2) metodc II
hut.imya. !!aris. Pemili.han metode biasanya akan tergantung pa~
• suhu air. pcngukuran aw~ll. operw;i waduk, ukurm1 waduk, tl<m k~
dahun perhitungan perubahan volume tampungan. Pcrbl
volume akumulasi sedimen yang sehenarnya, JilakSII

342 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pamai.


SNI 19-6459-2000
Rdur kon\'cr~i <mgka/jumlah di dalam tahcl tcrschut kc laju kuantitas tanah yang ditutupi lapisan pclindung (mulch) atau
J:m scdimcn yang schcnamya. vegeu1si dengan t<mah d<rri loka"i yang telah terganggu dan
dibiarkan terbuka terhadap kekuat~m erosi.
Tahel2 P: faktor tindakan konservasi; memperhitungkan tind<lkan
,f>aftar Peringkat Faktor-faktor yang Berpengaruh pengendalian erosi sepcrti penanaman lereng, pemhuatan
; Terhadap Serahan Sedimen kontur. atau teras.
Kocfisien untuk menggumlkan persmnaan USLE dal;un satmm
metrik diberik~m dalmn beberapa literatur.
Tingkat Scrahan Seclimen
5.2.3. Penerapan Persamaan Angkutan Sedimen
ttor Tinggi Scdang Renclah Banyak perscunaan angkutcm bahan das<lf dapat digunakm1
Jumlah clan intcn~itas hujan 10 5 0 sebagai pendekatan kasar dalam memperkinlkan serahan
Tipc tanah clan informasi geologi 20 10 0 sedimen. Metode tersebut hanya berhtku jika bah<m dm;m di
Penutup Jahan 10 0 -10 sungai merupak<m bag ian terhesar d<rri angkutan sedimen total.
Tata )!Una Jahan 10 () -10 Dengan kata lain, ball<Ul yang lchih halus berukur<m lanau dan
Topografi 20 10 0 lempung (< 0,062 mm) tidak penting dalam desain suatu
Erosi eli pcgunungan I dataran 25 10 0 bangunan air. Hal tersebut berlclku di waduk di mana hah<m
tinggi halus (< 0,062 mm) tetap melay<mg d<m digelontork<m atau
dibilas air melewati bendungan.
Runoff 10 5 ()
Semua persmnaan m1gkut<m sedimen y<mg diheri~m dalmn butir
5.1.1 dapat digunakan untuk memperkirakm1 angkutan bah<m
o:;i alur sungai dasar di sungai. Data yang diperlukan untuk penerap<m setiap
Karakteri stik scclimcn persamaan tersebut atau persmnam1 lain yang sejenis adalah
Hidraulika alur sungai 10 0 contoh bahan dasar dan pengukuran penmnpang sungai.
Penampang sungai yang telah di ukur digunakan untuk
p lima pendckatan yang hcrbcda dalam mempcrkirakan menggmnh<lfk<m hidraulika satu rua" sungai. Perhitung<m pro til
•ahan scdimcn suatu daerah pengaliran, terutama untuk muka air pada ruas sungai tersebut dan di seluruh kisaran debit
,itlnakan dalcun perencanaan dan desain bendungan dan air yang dikehend<lki <lk<m memberi~m g<unhanm hidraulika
duk. Dahun heherapa kondisi, salah satu atau beberapa dari alur sungai yang diperlukan seperti Iebar, kedalcunan, dan
ulekat<m tersebut dapat digunakan untuk waduk lmna di mana kecepatan. Distribusi ukuran butir contoh bahan dasar
11gukuran tidak langsung tak mungkin dilakukan karena digumlk<m untuk menghitung m1gkut<m hah<m das<lf senmg~ti<m
·tdala waktu atau hiaya. Ke lima pendekat~m untuk perkira~m hidraulika alur sungai tertcntu. Asumsi penting dalam
11hm1 sedimen tersebut adalah sebagai bcrikut: pendekat~m ini adalah ukuran hahan das<lf deng<m perubahan
Evaluasi l) (sembilan) f~tktor y<mg mempeng<mlhi seralum debit.
sedimen, Langkah berikutnya dalmn perhitung<m adalah pembuat<m kurva
Evaluasi pers<unacm h~ju erosi bruto, Jengkung muat;m hahan das<lf. Hubungan <mtara debit air (m 3 I
Penerapan perscuna<m <lngkutan sedimen, dt) terhadap muatan hahan (ton/hcrri) biasanya berupa plot log-
Huhungan empiris dari pengukur<m, log dan suatu kurva y<mg dihitung dengan analisis <lkar terkecil
(least sqwrre). Kurva ini digabungk<m deng<m data debit air
~.z. Evaluasi Persamaan La_ju Erosi Bruto y<mg ada untuk menentuk<m seralum sedimen di atas ruas sungaj
namaan "the Universal Soil Loss Eq11ation" (USLE) y<mg diambil contoh sedimennya. Kurva ini dapat digabung~m
·gunakan untuk menentukan laju erosi bruto. Persmnaan dengan kurva durasi ali ran dalmn perhitungan serahan rat<t-rata
1jSebut merupakan <mali sis komprehensif erosi yang mencctkup j<mg~l p<mjang dari ball<m dasar y<mg terk<mdung dalmn muatan
!BlU anal isis regresi lcbih dari 10.000 tahun-plot data dari sedimen total.
1~1vsion plots" di 42 stasiun pcrcobacm di 23 negara hag ian di 5.2.4. Huhungan Empiris dari Pengukuran
1)A. Model tipe regresi linicr lain telah dikemhangkan, Metode perkiraan serahan seclimen memerlukan data yang
~~~agian besar berupa usaha untuk menyederhanakan paling sedikit jumlahnya munun jika dievalusi olch seorang
•:!rsamaan USLE. Suatu prosedur empirik untuk ahli sedimen <lk<m b<my<lk mengunmgi hiaya investigasi. Dalmn
~enggabungkan laju erosi bruto dan perbanding<m bawaan evalmL"i terse but dat<t hasil pcngukur<m memberik<m suatu dasar
:jjimen tclah dikembangkan oleh Jansen dan Painter. Pcrlu untuk ekstrapola"i bagi daerah pengaliran yang serupa.
'Werhatikml bahwa sctiap metode empiris untuk mcnghitung Pengukunm untuk memperoleh muatan sedimcn mclay<mg rata-
1tbsi bruto merupak:m pendekat<m d<m harus dianggap sebagai rat<tj<mgka p<mj<mg d~m muat~m total menghasilkan muat;m total
tllitu perkiraan kw;ar. sedimcn di atas sebuah pos pengukuran. Serahan sedimen
J'•~rsmnaan USLE ditulis: tersebut dinyat;tkan dal;un ton/km 2/tahun dapat dibcrlakuk;m
A = R X K X LS X c X P' terhadap daerah pengalinm lain y<mg mempunyai kanlkteristik
mana: erosi dan runoff sedimen yang sama. Dua mctode untuk
r: Kehil<mg<m tanah rata-rat~t tahunan (ton/ha), mengalih~m suatu serah;m scdimen tcrukur d;ui satu dacrah
':.Faktor erosivitas hujan, biw;<mya smna cleng;m indeks erosi pengaliran ke lainnya yaitu I) Penerap;m serahan sedimcn
~kal (El) par<uneter huj~m untuk suatu periode w;tktu tcrtentu, secant langsung 2) Menyesuaikan serahan sedimen tersehut
;·: Faktor erodibilitas t~mah, yaitu ukuran kwmtitatif laju en, ..;i dengan suatu f;tktor koreksi y<mg s;una dengan perhmtding;m
;mah, serahan air. Contoh kedua metode tersehut paling haik
.S: F~tktor topografi. suatu penyesuaian persmnaan untuk diillustr<L"ik;m deng<m daerah pengaliran hipotesis seperti yang
llcmperhitungk<m panjang dm1 kemiringan lereng. diperlihatkan dalam sketsa untuk Tabel3. Daerah pengaliran A
:~: Faktor pengelolaan ummnan, menunjukkan perbanding<m hcntkhir di suatu pos pengukur;m deng;ut suatu serah;m scdimcn

Baxian R: Bcndung. Uendungan. Sungai. lrigosi. l'anrai. 345


SNI 19-6459-2000
tcrschut dapat dilihat di dal:un laporan pcngukuranulang waduk mungkin sama dengan pengamhibm contoh sedimen layal
yang dihuat olch Lara dan Sanders. sedimcn dasar di hulu sungai. Di air yang dalam, ~
Pcrhandingan antara kapasitas yang dipcrolch dari dua endapan sedimcn dapal dimnhil dengan alat peng~unhil ~
pcngukuran mcmhcrikan volume akumulasi scdimcn yang piston atau "~ravity core sampler" untuk <malisis kenl
tcrukur. Hal pcnting yang pcrlu dipcrhatik:m dal:un menghitung ukunm hutir, dmt mt~tlisis minerctl. Untuk pengukunm ke~
\"olumc scdimcn ini adalah pcrhitungan kapasitas areal kontur pengukuran di tempat dapat dilakukan deng<m menggd
yang hams dilakukan dengan mctode yang sama untuk kedua alat pemeriksa kerapat<m sedimen radioaktil".
pengukuran yang akan dihandingk:m. Dengan demikian, jika
digtmakan "Modified Prismoidal Rule" ataupun salah satu 5.2. Perkiraan Serahan Sedimen
metndc komputer lainuntuk mcnghitung kapasitas awal waduk. Schagimt hesar metode untuk memperkirakan sentlum se
maka metnde itulah yang harus digunak<Ul untuk perhilungan- adahtl1 mctode l<mgsung alau tidak langsung heni<L"ark~
perhitungan sclanjutaya. Hal ini mcmhantu mcnghilmtgkan pengukuran sentlum scdimcn dari pengamhilan contol
pcrhcdaan-pcrhcdaan teknik yang dapat mempengarulli herdasarkmt pengukunm waduk seperti y<mg diuraikan I
pcrhitungan volume scdimcn. hutir 5.1 "Pengukuran Serahan Sedimen". Metode"
Analisis lain yang layak dilakuk<Ul dari pcngukunm sedimcntasi digunakan untuk memperkirak<m serahan sedimen untuk
waduk adalah untuk memhuat suatu plot pcrsentase kcdalmnan daerah aliran terg<mlung dari ev::tluasi y::mg dilakukat
waduk tcrhadap pcrscntase endap:m scdimen atau suatu plot seorang ahli sedimentasi setclah inspeksi lapangru
proril pcngendapan sedimen di sepanjang waduk. Plot pemeriksaan semua data yang ada secant teliti. {
pcrsentasc kedalaman terhadap pcrsentase sedimen (G:unhar menentukan metode perkiraan yang paling tepat 1
(i) digunakan dal:un studi perencanaan untuk memhual kurva ditcrapk<m di daent11 pengaliran tertentu. Semhilmt faktOI
rcncana yang digunakan untuk mempcrkirakan distrihusi herpengaruh terhadap scrah<:m sedimen seperti digmnbrul
endapan scdimcn. Plot yang lain atau profil pengendapan awal hutir 5 harus dianalisis oleh <tllli tersehut. '
mcmherikan informasi hcrharga untuk untuk menentak<m delta, Ada lima pcndekatan yang herheda dalmn memperld
kcmiring:m depan endapan (foresct slope) untuk mengetahui serahan sedimen suatu daerah pengaliran, terutmna 1
kemungkinan adanya kerapatan arus, dan kedalaman digunakan dalam perencanaan dan desain bendungru
pcngendap<m sedimen di hcndungmt. Contoh plot umpa dimensi waduk. D<tlam heherapa kondisi, salalt satu atau heherap
dari protil pengendapan sedimen di Danau Mead diberikan pendekat<m tersebutdapatdigunakcm untuk waduk lrunadi
dalmn Gmnhm· 7. pengukuran tidak langsung tak mungkin dila.kukan lei
kendala waktu atau hiaya. Ke lima pendekat<m untuk per]
Pen~amhilan Contoh Endapan Sedimen scrah<:m sedimen tersebut adalctll sebagai herikut:
Pada saat dilakukan pengukuran waduk, diperlukan data 1. Evalua.,i 9 (sembilan) faktor yang mempengaruhi se
karakteristik sedimen, baik sedimen yang Lelah mengendap sedimen,
maupun y:mg bergerak ke waduk. Contoh endapan sedimen 2. Evaluasi persmnaan laju erosi bruto,
idcalnya di<:unhil dari jarak-jarak tertentu di selumh waduk. 3. Penerapan pcrsmnaru1 ru1gkutan sedimen,
Analisis terhadap contoh yang terkumpulterdiri ala..., kerapatan, 4. Hubungan empiris dari pengukunm,
distrihusi ukuran hutir, tegangan geser, dan komposisi 5. Model matematik.
mincralnya. Data endapan sedimen digunakan urituk Pemilih<m metode yrutg paling tepat akrut tergantung pru:
mengetahui sumher-sumher sedimen yang ma.,uk ke waduk, studi, rindan yang diperlukan,biaya studi, kemanfl
studi "density current" atau studi kemampuan bilas melalui kecocok<m, dan keandalan metode tersebut jika diterapl
bangumm pemhmmg verifikasi model gerakan sedimen melalui suatu area tertentu.
waduk y<mg sedrutg dikemh<mgk<m, dan untuk mengemh<mgkan
hubungan empirik yang akan digunak<:m dalam perencanaan 5.2.1 Evaluasi Semhilan Faktor yang Uerpengaruh terl
dan desain waduk yang lain. Sehl.in kegunaan di atas, data Serahan Sedimen
karakteristik sedimen hila digahungkan dengan data pengukurrut Prosedur ini mencakup s~jumlah penilruan dan pengal
kedalrunan sedimen dekat bendungan dapat dipakai untuk yang herhubungan dengan semua fa.ktor ymtg menyebu
mengidentifikcLI\i ma....alah pengendapan sedimen yang mungkin erosi dan angkutan sedimen dari suatu daent11 peng~
ter:jadi sehuhungan aliran masuk ke pembangkit listrik atau Persyaratan d<L.,arnya adalah pengukuran lapangan oleh se
penyumbatan bangunan pembuang. ahli sedirnentasi untuk mengevalmL.,i faktor-faktor terseb
Data sedimen yang diangkut melalui bendungan dapat mencntukan laju serahan sedirnen, hiasanya dalam toll
digunakan untuk memperkirakan masalah yang mungkin tahun. Kebanyakan para ahli sangat mengandl
terjadi. Sehuhungan dengan gerakan sedimen di bawalt kondisi perbandingan faktor-faktor erosi atau produksi sedidl
kecepatan tinggi dan turbulensi sehingga dapat mengakibatkan daerah pengaliran lain yang kondisinya serupa dengan ~
perubahan opera.,i waduk. Data yang sarna akan mcmberikan yang akan diteliti dan di daerah tersebut Lelah diperoleh d
informasi mengenai efisiensi tangkapan waduk untuk serahan sedimen yang sebenamya bai.k dari pengrunbilan c
membantu identifikasi masalah operasional dan juga sedimen ataupun pengukuran waduk. .
memherikan data untuk perencrutaan waduk lain. Pengukuran Tabel2 memperlihatkan faktor-faktor dan sistem pcm~
sedirnen yang melewati bendungan dapat dilakukan dengan cara yang digunakan dalam laporan di atas. Faktor-faktotl
pengambilan contoh sedimen layang pada sungai di hilir diberikan dalam Tabel2 sama seperti yang diidentifika~i ~
bendungan atau pengarnbilan contoh debit melalui bangunan butir "Serahan Sedimen ". Nilru numerik untuk herhagru ~
pelimpah, saluran pemburutg bawah, atau pada bangunan sadap. serahan sedimen yang diperlihatkan dalam Tahel 2~·
Alat untuk mengumpulkan contoh sedimen di dalam waduk berhubungan dan dapat diuhah sedusi kondisi sctempa
cukup bervarial\i. Di hagian waduk sehelah hulu, di bendungan, Dalam acuan diberikan urruan mengenai kondisi lapang
atau pada alur sungai di hilir hendungrut, alat yang digunakan mengarah pada penerapan faktor-faktor dalam Tahcl 2 d

344 Bagicm 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Panuli.


SNI 19-6459-2000
lidak holeh dipandang sebagai perhandingan dari berbagai persamaan pemadatan yang dikembangkan oleh Miller.
ode. Pcdoman yang umum adalah menggunakan metode Eksploitasi waduk paling besar pengaruhnya karena
e untuk waduk bertampungan besar atau normal, dan kurva menentukan jumlah konsolidasi atau pengeringan yang dapat
• rchill untuk kolam pengendap, waduk kecil, bangunan teijadi pada lempung yang terkandung dalam bahan endapan
alum hanjir, waduk semi-kering, atau waduk yang aimya jika waduk sering disurutkan. Ukuran hutir sedirnen yang masuk
s menerus dialirkan melalui pintu-pintu (sluiced). ke dalam waduk juga berpengaruh terhadap kerapatan seperti
1 akumulasi sedimen yang diperkirakan akan mencapai yang ditnjukkan oleh peruhahan massa awal. Massa awal sekimr
sentase tinggi dari kapasitas waduk, maka efisiensi 1300 contoh dianalisis secara statistik oleh Lara dan Pemberton
gkapan sedimen perlu dianalisis pada periode-periode untuk menentukan persamaan matematik dari perubahan massa
entu sejalan pertamhahan umur waduk. Secara teoritis, awal dengan tipe cksploitasi waduk. Data tamhahan mengenai
· :-.iensi pemmgkapan waduk akan terus menurun begitu kerapatan bahan endapan dari pengukuran ulang waduk
lall1pungan dimulai; namun untuk kebanyakan waduk mendukung persamaan-persamaan yang dikembangkan oleh
·sis penangkapan sedimen hanya efisien hila dilakukan Lara dan Pemberton serta Lane dan Koelzer.
am interval kurang dari 10 tahun. Keragaman aliran sedimen Eksploitasi waduk diklasifikasikan menurut tipe sebagai
suk talmnan merupakan alasan yang cukup untuk tidak berikut:
· 'nggunakan peri ode analisis yang lebih singkat.
TaheiS
Perkiraan Laju Konsolidasi Tipe 2 Klasifiksi Eksploitasi Waduk
ntoh sedirnen yang terendapkan di waduk Lelah memberikan
·ormasi yang bcnnanfaat tentang kerapatan endapan. Tipe Eksploit<L<>i Waduk
rapatan hah:m yang tcrendapkan dalam arti massa kering 1 selalu terhenam atau hmnpir terbemun sedimen
r satucm volume digunak<m untuk mengkonversikan total 2 waduk biasanya disurutkan secukupnya at<m banyak
ran mm;uk sedimen kc dalmn waduk dari suatu massa ke 3 waduk biao;;anya kosong
atu volwne. Konversi ini diperlukanjika total aliran sedirnen 4 sedirnen dasar sungai
asuk dihitung dari suatu program pengmnhilan contoh
dimen melayang d<:m contoh bahm1 dmmr. Faktor dao;;ar yang Pemilihan tipe waduk biasanya dapat ditentukan dari studi
~mpengaruhi kcrapatan endapan scdirnen di dalam waduk eksploit<:L'>i yang telal1 dipersiap<m untuk sehuah waduk.
· alah (a) cara cksploitasi waduk, (h) tekstur dan ukuran hutinm Begitu tipe waduk telah ditentukan, kerapat<m awal endapan
dimen yang diendapkan, (c) laju pemadatan atau konsolidasi sedimen dapat diperkirak<m menggunakan persamaan herikut:
dimen yang telah mengendap.
sploitasi waduk mungkin merupakan faktor yang paling wl = WCPC + WmPm + WSPS (3)
:rpengaruh. Sedimen yang telah mengendap di dalmn waduk Dengan:
mg sering disurutkan ak<m menjadi terbuka dalmn periode WI adalah kerapat<m (kg/m3);
mg lcuna dan akan Iebih banyak mengalmni konsolidasi. Pc, Pm, ps adalah prosentase lempung, lmum, d<m pasir dari
'aduk yang dieksploitasi dengan muka air nonnal tidak sedimcn m<Lo;;uk
emungkinkan terjadinya pengeringan dan konsolidasi Tahel4
1dapan scdimen yang sama seperti yang terjadi pada waduk W c• W,ll' W s adalah koefisien lempung, lanau, d<m pw;ir yang
ang sering surut. diperoleh dari tahulasi herikut:
. lkuran butir sedimen masuk mempunyai pengaruh y<mg nyata
adap kerapatm1. Endapan sedimen terdiri al<L'> l<mau d<m p<Lo;;ir Tipe waduk We Will Ws
kan mempunyai kerapat<mlehih tinggi daripada cndap:m y<mg
ebagian besar terdiri dari lempung. Klasifikasi sedimen 1 416 1120 1550
enurut sehagai berikut: 2 561 1140 1550
3 641 1150 1550
Tahel4 4 Y61 1170 1550
Tipe sedimen dan kisaran ukuran inti
Kerapat<m cndapan scdirnen akan mcningkat setiap tahun
Tipe Sidimen Kisar<m ukuran butir (mm)
selmna endapan tersehut hcrada di dalmn waduk. Pcrs;una:m:
Lempung kur<:mg dari 0,004
W = WI + K log 10T (4)
Lanau 0,004 - 0,062
dengan:
Pasir 0,062- 2,0
W adalah kerapatan sctelah pcmadatan T tahun;
W 1 adalah kcrapatan awal dari pcrs;unaan (3);
AkumuhLo;;i endapan sedimen yang baru di al<L" endapm1 lmna K adalah konst<mta tergantung pada analisis ukuran hutir
mengubah kcrapatan endapan lama. konsolidasi ini scdimen.
mempcngaruhi kerapat<m rata-rata sclmna umur Jayan waduk
.yang diperkirak<:m, misalnya periode 100 tahun. Contoh y<mg Perscuna<m ini diherik<m untuk rncncntuk:m kcrapatan endapan
baik mengenai konsolidasi endapan sedimen mengenai sedimcn di dalcun waduk sctelah satu pcriodc cksploitasi.
kerapatm1 sedimen di suatu lokasi pengmnhilcm contoh di Danau N<unun sehagi<m sedimcn ak:m mengcndap di dalam waduk
Mead yang seluruh hahannya herukuran lempung. setiap tahun scl:una T-tahun cksploilasi d:m masing-masing
Metode ym1g memperhitungkan ketiga faktor di alas dahun endapan tahunan akan mempunhai waklu pcmadatan yang
menentukan kerapatan endapan scdimcn yang ditunjukkan hcrhcda. Pendekatan intcgraluntuk mene111ukan kcrapat:m rata-
berikut ini diamhil dari Biro Rcklamasi dan herdasarkan rata

/lagian X: lkmlung. Ucmlun,.;afl. Sungai. lrigasi. l'mllui. 347


SNI 19-6459-2000
tcmkur. Dacrah pcn!!aliran B dan C dapat herada di scunping pcmhuangan air. Komponcn kedua dari model
atau di meal yang smna scccu·a umum Gcunhar lJ. Pengujian mcnghuhungk<m <mgkutcm scdimen oleh sungai ym1g teq
untuk mcmilih mctodc m:ma yang ak:m digunakcu1 terg<mtung pada runoff d<m ukunm butir sedimen dengan karak
pada kcyakin:m pencliti hahwa konsentn1si sedimcn rata-rata hidraulika alur sungai tcrsehut
tahunan akan smna untuk kcdua daerah pengalir:m (metode II) Dcngan hcrtmnhah banyaknya model matematik s
atau hahwa laju scrahan scdimcn sama (metode I) lanpa sedimcn yang scd<mg diperiksa atau diuji tcrhadap peng
mcmpcrhitungkan pcrh:mdingan scrahan air di kedua daerah waduk yang sebenarnya, maka potcnsi pcnggunaan1
pengaliran. makin h<myak. Karcna model matematik memcrlukan d3
Metnlk lainuntuk mcmperkirakan serahan sedimen mencakup smtgat h<myak dcm hiaya hesar, mal<a model tersehut lebil
pcngcmhangan suatu huhungan antara scrahan sedimcn unluk masalah serahan sedimen yang lehih kompleks.
tcrhadap luas dacrah pcngalir:m dari serahan sedimen terukur
yang dipcrolch dari pcngamhilan contoh maupun dari 6. Endapan Sedimen
pcngukuran waduk seperti yang diuraikan dalam hutir 5 Aliran scdimen yang masuk ke tampungan wadu
".\'emlum Sedimen". Di dacrah semi kering di huhungan seperti dicndapk<m atau dialirkan melalui bcndungm1. Sedimc
dalam Gamhar X paling haik dikemhangkan dengan diendapkan secant pennanen, atau dalcun beherapa
mcnggunakan data pcngukuran dari daerah pengaliran yang tcrtcntu scperti pcngcndapan oleh a.lircm banjir yang tin;
mempunyai k:u·akteristik erosi d:m e:mgkut<Ul sedimen yang smna akihat rcndahnya muka air waduk dapat diangkut lebib
dengan dacrah y:mg akm1 diukur serah:m sedimennya. Metode dalam waduk atau mungkin juga dihilas mclalui
ini dipakai sehagai suatu pcnguji untuk metode lain atau untuk pcmhucmg. Sedimen yang diangkut mclalui bendung<m t
pcrkiraan kas:u· scrah:m scdimen; munun l:~ju serahan sedimen bcrupa hal1an yang lchih halus (< 0,062 mm), diangku
tidak sclalu mcnurun dengan hcrtamhah luasnya daerah kcada.an mclaymtg atau dipindal1k.an oleh arus kerapa
· pengaliran. Sehclum menerapkan metode ini penting sekali waduk masih dalam usia dini. Dengan bertcunbalmya s
untuk memhandingkan faktor-faktor sera.lum sedimen. di dalam waduk, schagi<m dari ball<Ul yang lebih kasar (
5.2.5. Model Matematik mm) mungkin diangkut melalui bendungan. Ada k
Ban yak pencliti mengemh:mgk<m model matematik yang lebih kondisi khusus scpcrti pintu geser di bendung<m didesai
nmggih dan lebih luas (komprehensil) untuk mempcrkirakan alinm h<mjir hcsar harus mengalirk<m lebih banyal: s
serahe:m scdimen dengan komputer modem. Faktor-faktor yang tennasuk pccahm1 ym1g lebih besar dari 0,062 mm m
brut yak atau variabcl model mem<mfaatkan yang tcrpenting dari hendung<m.
ke-Y fakor ymtg diherike:m dalmn Butir 5 "Seralwn Sedimen". Karakteristik endapan sedimen berheda dari waduk ke
Model-model tersebut harus diuji dengan scraltan scdimen Dari pcngukuran waduk dan pengumpulan data e:
terukur ym1g diperolch haik dari pengmnhilan contoh sedimen sedimcn, bcu1yak karakteristik pengendapcm sedimen ym
mclayang ataupun dari pcngukur:m waduk. diketalmi dm1 sckarang diperhitungk.an dalmn dcsain ben
Penerapm1 model y<mg tclah lcruji sepenuhnya terhadap suatu d<m waduk. Hubungan empiriskarakteristik pengendap:
daerah tangkap<m tcrg<mtung pada perbmtdingmt ;mtara daerab telah dikembangkan dari pengukuran waduk da
tangkapan yang telah mempunyai data pcngukuran yang pengamhilan contoh scdimen yang telah ada adalah me
dipcrlukm1 untuk penguji;m deng:m daerah pengaliran yang efisicnsi pemmgkapan sedimen, kcrapatcm endapan sc:
sedang diselidiki. Untuk hal ini diperlukan keputusail dari pola distribusi, dan kedalaman sedimen di waduk.
seonmg al1li sedimentasi mengcnai dapat atau Lidaknya suatu
model ditcrapkanlcmgsung di dacrah tangkapan lliinnya. Suatu 6.1. Ef'isiensi Penangkapan Sedimen
metode pcngujian cukup penting karena setiap variahcl atau Etisiensi pemmgkapan sedimen sehual1 waduk didefi
faktor y<mg tcrlibat harus dianalisis untuk mengetahui bohot sebagai perb<mdingan dari kuantitas sedimen ym1g diel1
setiap faktor yang diketalmi terhadap seralum scdimen total. dengan total sedimen ycmg masuk. Perbandingan.~
persenk'lse bahan yang t.Crtangkap tergantung pada volq
Tahel3 anal isis ukuran butir scdimen yang ak<m masuk, debit al
Sketo;a dan tahel daerah pengaliran yang herdekatan dan mengalir melalui waduk, dan muka air cksploitasi
serahan sedimen . Hubung<m empiris efisiensi pcnangk.ap<m sedimen ini diJ
di kcbmtyakan waduk bertampungan hesar. Mctode
Lua• Mctode I Modell menggunak.an hubungm1 kapasitctS tmnpungmt waduk
o.~m~~,
Aliran
O.croh
Aliran
larian Scralutn
Air Toni Ton Kot\$cn. Ton/ Too Kanxn. aliran masuk seperti yang diperlihatk<m dalam Gcunbar
k:Jnz/ bn2/
km' lo'm,/th mJlan11dt u.hun t.mhun Mllil tah"" lahun Mllil Hubungan etisiensi penangkapan sedimen yaitu pel
A' 1000 100 100 10(1) 10.000 400.000 10 10.000 100.000 sedimcn masuk yang mengalir mclalui waduk terhadaJ
B 300 20 66.7 10(2) 3.000 150.000 6,67 ()) 2.000
16 7 (3) 20.000
100.000
100.000
sedimcntasi. Indeks sedimentasi didcfinisikan l
.c Al•lukur
1200 200 166.7 10 (2) 12.000 60.000
perhandingan <mtara periode penahanan (retention)
(I) Scr-dhan scc:Jjmcn terukur
(2) Scrnlwa sc::dimcn dianggap s.,ll\,'\ unluk dae"'h pcng.aliran A
kccepatan debit air Lerendah yang melewati waduk
(3) SeraiWI sc:dimen ;;::.. ~rnhan i!ir yntuk Jl ali'll C x (Ser-dhom sc:dlmen unluk A)
Sernh;m air untuk. A
Churchill telah dikonversikan menjadi suatu
dimensionless expression" melalui pcrkalian indeks sedi
Keb<myakan model matematik pada dasarnya memakai faktor- dengan percepatm1 akibat gravitao;i. Kurva Churchill y~
faktor ye:mg Sallla seperti yang diuraik<m dalcun laponm ini, tetapi bcrdimensi ini juga diperlihatkan dalmn Gamhar 1~
membagi analisisnya menjadi dua komponcn. Satu komponen persamaan untuk menghitung etisiensi pcn:mgkapan ,
mcnsyaratkan pcngembm1gm1 suatu model matematik untuk menggunakan kurva Churchill dan Litik-titik plot tmnb
menentuk<m pasokm1 sedimen atau erosi dari daerah pengaliran ditanlhallkcut olch BUREC dari data studi waduk.
di pegunungan yang dipengaruhi oleh curah hujcu1, jenis tcmah, Gambar 10 merupakan suatu ilustrasi metode Br1
gc •. iogi, pcnutup lalmn, La tag una lal1m1, topograti, dcu1 jaringan Churchiill untuk menghitung efisiensi pemmgkapan :

346 Bagian 8: Bendung. Bendungcm, Sungai. lrigasi. Pamai.


SNI 19-6459-2000
tJtaLau hapan Ci}(Japan :-.cdimcn yang palmg hulu mcrupak<m dengan masukan sedimcn yang sangal tinggi dan didcsain
.ian yan_;! palm,g krili~ dan di:-.trihusi scdimcn sccara dcngan pintu-pintu (sluice gales) yang diopcrasikan untuk
'lUdlllal karcna dapal hcrpcngaruh lCrhadap protll air batik mcngalirk<m hanjir. hanya mcmpunyai tmnpung;m mali y:mg
-waJcr 1. Suatu :-.tudi rinci dipcrlukanjika cndap:m scdimen sangat rcndah atau tidak sama sekali. Namun untuk
aenth hulu waduk mcnychutirkan mcJua.,nya gcnang;m kc mempcrkintk<m waduk scpcrti ini dipcrluk:m <ma.lisis y:mg lchih
an at<wpun hangunan scpcrli jcmhatan atau hunian haik mcngenai fXJla cksploit<L'>inya, masukan sedimcn. ctisicnsi
iduduk. Pcmhaha:-.an yang lchih lcngkap tcntang penangkapan sedimcn. kcrapatm1. dan bcntuk endap:m. Dahun
nlukan della dihcrikan daJam hulir X. I. situasi tersebut mungkin dipcrlukan studi tahunan untuk
mcmpcrkirakan laju pengendapan maupun bcmuk endapcumya.
Tahel8 Dalam hchcrapa kasus klmsus di m<ma sedimcn dihilas scta.hun
Tipe kun·a rencana distribusi sedimen sckali mclalui hendungan, diperlukan lchih hanyak data
mengenai waduk-waduk lain yang ada untuk mcmpcrolch
;spht~ta.'l W;tduk lkntuk Tip.: mctode perkira<m yang <mdal.
Kda.' Tip.: Kela.> T1p.: P.:mhobola
dim.:u y;m~ krh.:uam I Dan au I I 6.5. Perhitungan Gaya-Gaya yang Bekerja pada
Bantaran hanjir- 2 I atau 2 Bangunan Akihat Adanya Endapan Sedimen
kak.i hukit Ada dua kriteria dasar y<mg digunakan untuk mcnghitung gaya-
Buk.it dan gaya yang bckctja pada muka udik hcndung<m yang ditimbulkan
jurang/palung 3 2 oleh akumulasi sedimen. Kritcria pcrtama jika waduk
.lurutan~.:dang 2 Dan au I I atau2 mempunyai kapasitas yang cukup untuk mcnmnpung m<L'>uk;m
Hantaran hanjir- sedimen selama 100 ta.hun dan/ataujika scdimcn y;mg mcncapai
kak.i hukit 2 2 bendungan butirnya berukuran lempung atau hmau, maka gaya-
Bukit dan jurang 3 2 atau 3 gaya yang diperhitungkan akan samal dcngan air yang
JIIJ'Ulan ting~i/hanyak 3 Dan au 2 ditampung di at<ts bendungan. Kriteria kedua adalah jika
Hantaran hanjir- sedimen yang lebih kasar butirannya atau sedimen yang
kak.i hukit 2 2 atau 3 mcncapai suatu kerapatan kcring sampai 1550 kg/m 2
Huk.it danjurang 3 3 diperkirak:m akan mengcndap di muka bendungan. Di dalcun
~iasanya kosong 4 Scmua b.:ntuk 4 desain h;rrus diperhitungkan gaya-gaya yang lchih besar akibat
kerapatan endapan y;mg lcbih tinggi.
~. Pen~aruh Sedimen Terhadap Desain dan Umur
ayan Waduk 6.6. Evaluasi Resiko Di Bangunan Pemhuang Bawah
~tor utama yang berpengaruh terhadap cndapan scdimen Sedimen yang hergerak melalui waduk dan lamhat laun
perti: aliran scdimcn yang masuk, efisicnsi penangkapan mencapai muka bendungan dapat mempengaruhi operasi
dimcn, kcrapat<m cndapan, volume endap<m sedimen, dan bangunan pembuang atau, dalmn beberapa kasus, operasi
Jkiraan hent uk cndapan, dapat mengurangi kapasitas saluran atau bm1gunan sadap pcmbangkit listrik. Jika aliran
npung<m waduk. karcna itu mempengaruhi umur layannya. sedimen disertai scunpah atau bahan runtuhan, maka ada potensi
pperti ditunjukkan dalam butir 6.3, sedimen didistribusikan penyumbatan di bangunan sadap ut<una ke pemb<mgkitlistrik,
· scluruh kc dalaman waduk; sedimen yang lebih kasar saluran, atau saluran pembmmg (river outlet). Potcnsi lain di
ondapkan di dclt<t dan yang lcbih halus diendapkan dekat bendungan yang mempunyai kemmnpuan membilas adalah
:1\o ndungan. Ditrihusi inilah yang mempengaruhi pcrkiraan abrasi pcrmukaan bcton bangumm pemhila" olch pasir atau
.• nur hcrbaga.i fungsi sebual1 waduk. bahan lain yang berukuran > 0,062 mm yang bergentk dcngan
· 'aduk pcnmnpung y<mg besar dengan kapasitas yang lebih dari kecepatan tinggi.
kup untuk mcnampung volume sedimen selama 100 tahun, Situasi yang sering tidak diperhitungkan dalcun desain bangumm
tgian hawa.h h<mgumm pemhucmg bias<mya dipas;mg di atas pembuang sedirnen adalah y<mg dialmni selmna periodc konstruksi
~vasi scdimcn yang terendapkan selmna 100 tahun yang bendungan. Selmna periode konstruksi berl<mgsung, sejumlah
'perkirakan di bendungml. Dengan demikian, pertirnbangan besar sedimen, tcrmasuk muatcm dasar y;mg lebih kcL'\ar, akcm
·. ain ini mcngurangi kemungkinan penyumbat<m bangunan mengendap di atas bcndungan pengelak. Masalal1 y;mg mungkin
.unbuang oleh smnpal1 at<tu sedimen. Tmnpungm1 mati yang timbul akibat admlya endapcu1 tersebut ada dua masalab pcrtcuna,
ditentuk;m dalcun dcsain ini akan mempunyai kapasitas untuk bahan dasar yang diangkut oleh sungai selcuna periode konstruksi
~nemunpung volume sedimen yang terendapkan selmna 100 dapat bcrgerak melalui terowong;m simpang atau pcngclak dcm
llihun. Umur mukaair untuk bcrbagai alokasi sepert.i tampungan abrasi baban tersebut dapat merusak pclapis terowong<m. J ika
cadangan yang diperlihatkan dalam Gambar 11 dapat terowongan tersebut kemudim1 <tkml diuhah menjadi saluran
diproyeksikan d;tri serangkaian studi distribusi untuk analisis pembucu1g rendal1 ke sungai, maka diperlukm1 pcrbaikan. Masalah
5 tahun atau lehih. kedua akibat endap;m sedimen di ata" hendungan pengclak akm1
Dj daerah kcring atau semi-kering di mana tujuan utama tergantung pada stabilitcts dcm rencana pcmbongkctr<Ul bcndung;m
pmb;mguncm waduk adalal1 untuk persediacm air j<mgka panjang, pengelak terse but Pada saat pengisi;m pcrtmna waduk, atau dalcun
1nemhelokkcm sehagim1 bcsetr air larian (run off) tahunan untuk eksploitasi bcrikutnya. longsorcm bawah mukct air atau gcrakm1
menggelontork<m sedimen melalui waduk bicL'\anya tidak layak sedirnen dapat bcrgcrak menuju salurcm pemhmmg ke sungai y<mg
dilakukan. Karena itu dalmn desain scdapat mungkin harus rendah letaknya dm1 menyumbaU1ya.
diusahakm1 agar volume endapan sedirncn ym1g diperkirakan Pada waduk mencapai penurunan total akibat pengendapan
selama umur ckonomi waduk dapat ditampung tanpa sedimen, maka endap<m sedimen dapat juga mempengaruhi
mengganggu kelayak<m ekonominya sebagai penampung air. kemampucu1 pengaliran pelimpah banjir.
Waduk yang herada di daeral1 beriklim kering atau semi-kering Dalam desain bendungan masalah-masalah di atas yang

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai, lrigasi. Parucli. 349


i :: :· ,. 1: ~ •I ·• 1: • . I .• : 1 . , ; t 1r · ..1 ' ~ \ •· 1 ' i . ,. 11 · • ! , : t : •· 1 ! : .• ! •. i : ·; \. · •• ,t

Pa...,~r,.l,) Lanau Lcmpung


;.,,f.,. ,'I ,~,.; 1 ,;,\). j ; ,. ,!.';..- 1 ~_1.: :: ,111 ;r256
, .. ·-· ___ ..... .JL ·-·- _ .. JY ____ _: __ L3.:I._. __ ...
.' 0 l'!o ..• f),, .ltr·:·o,;j(~ ·:~ i: .
-· -· ·-·· ----- ___ ...... -- ..------- ..... --------.. ---· -~-- ---·
..
( !·! 1.·, 11' ·: 1 i!.: I, !'i·.u; !~I;.J:·_.r~: ·! ll1.l~;~. 1 ;

Nil~~}~<af~-l!T·~~~~¥'f!l.tfii~5 tc,il,i~\\W~T@} m~fp~IQTff~®}'cf.~k<Tiij


.1lf .- i;;rr . .·tn·.,.....l:t\1" 11 1.I1J11.
1ha:-.sa
. sclluncn ..van!!'- masut;: kc yntu~:g-lllrnu rt;ttctJIJidlf11Yci
_ 1.
~rdnt:un·waduk·sctctah tf)(~-~ 1-:-:·;; ·,,: · ~-;-::;--
...- - : - - - ]

6.-l,- M~k~Untuk--~•t~~k~.uultuid~iilia'Paa ··-


QaLa, Y<ll,l¥ lJ!p~m~ciHI:Lfi -P,Ol,lg~~!-.1_. ~;m }V~.!qB~-}va~u}<tX'HWi ,'ffla_;l
scpcrt i y.a•.~g. tl,i;~qiU!g ~J/:~I·~'rl~'. ·tllr'~~' :~ 1 ~~-~- ,l~~\4,1. ~~~~W~·541.;
un~ L1lCIIJ.;ip,la~<l)! )IUP~pg~ut,cm,pi~j~ /p~ l}il~!nJiFii\.~#ft~' ~y!,~J
lli~l!H1ufi, ~-~~li!nc1~ .tl\, :~~·u,u Y·i·~~l\'k.J:?.~tt.f·lc;~ni~, ~tl\~ i P..<!N.~~,;
ummn digunakan· unluk mcnggamharkan pola dislrihusi
scdimc,l)_ :in llalam wadu~ <,l)tlasarkal) 'P..itda· P.Jpt..kc~•lmnan
tcrhallap volume scdimc1i. lfim pldr'k~U:Jmil:hi t~rhadap:WW)fl~}~
waduk scpcrti yang dipcrlihit~U~;d~~~~G•~)111f!{~,d<m7. Kcdu;.y
tc~nik i1~~ m9~lgga.Q:l\'l:.l!~: ~mqlf!~ ..P.i-~Hi~pJ .~Fdimen. Yflhg1
scdang dicndapkan k:l.rcna mcnunl,l.llPXa)q~C.trPiJlan ait' dah
pcruhahan pusaran yang terj:u.Ji :di scluruh kcdalmnan dan
P~~j~ulg. '11''{'~-k . , .J<q~~·~. !P~~qoc, ~w~m.~ jf-f~tJ:Il.enu.~Jv~aw
hahwa pcngcndapan scdimcn tic.Jf*~lflJWf!..l.'tftWAllat';P~~~J
rcunruv_g_an w_<_!2.l!.I:£.>.:<~~-~£JE_!)il! ~~~~ah sc.:.·ct..,_i<~a.'----.-----.
Sualu ~liagJ:~lW skcmali~ 1 <)ari pcr~iJJum pe~u~~~<J;te~;se4imen
(Gam~ar II) mcnunjukkan pcngaruh sedimcn lcrl,adap
lmnpufga~>:J)~tlmn sll;l~_i: dislrih~~~~sedimcn, a~a dua b~tgian
yang l~trUI':~bpch~jmi. YJ<l.Jlg pcrl<~W~ adalah pc~bualan kurva
clcvasc lcFI~itP kapat"iia.~ untuk: §~huna umurdayan w~duk,
dal<un jhaJ; itii oiam hil! i.QQ lahUl' .~~pcrli diperl~mlkan 4i sisi
kiri Oam.hm-.. l.L..D.i.slrihusi ini.Jllcmhc.ti.kan ..infQ.Illllasi
b~~W<lllg.ly.a ~~~P.w1gm~ ·~.~ ~mm~d~mp!H¥_s<f~P.r{H~~
l<~mmuwn ·~g[t~t.ah f.J~:IP~J'IJs•mj~A~'' fW.],_ ~.utHffinffil ~9ill!PFJ~
yang Lelah dipcrkirakan di hendungan. Bagian kedua, lidak
~·'·'. 1 li·\:.l·~~i!J:!dll Tahel7 ~,,,, . ;,,:·.J
lliperlulmn ur~~ scmua wa;~~,~f},W<.~hi.W-1~ ,nrom scdimen
sepcrti yang dipcrlihalkan dr 'sisi k<man Gambar l:L'MW·Jf. Tip~<'Witd.JJtlaan ukuran dominan ~udin*n
. ~ f. - ·~ r·· fI I '

mencntukan m:rng~ndWj>;<;tfH':\ 1~~~.:'.!~~l.'lr: ... ;;r;.TJ; r!i;;,,Lt; '//


Scdimen yang t~~w:m.J!HS~:9\~~~)lj~ ~~w~.~~ 1'!Y,~H~ 9}
l;>#wfm,p~~wgk.Ji)}ggj ,<,tif,Jlh<f~l~liY.<f!iVJ{z~: tp~ -9-lUff:> !i·on~:~f1YP,t io~
pool) alau muka air nonnill. Nmnuii, jika waduk,p]ffffipJ!.nyai
muka air hanjir (flood coni rot pool) yang lcrisi dalmn jangka
»:4,!#, ,:i()JH~,:~~k~_p,i~f:~m~·J~~-!~Rf+!Pf~i·P,W~J ~~~ilflf?f~~Y.-'\l_l&
l~J.~fl1~~"i)~P.~l~f.i~)r 1~je/~J?~~ll:~ p~;;~_c~I'IP}; 1-\<;~l<ffil 1 ~<jf~1ilJJ
9fPJlb~ ,lA fl#<~Jir,lq~~~n~M<lf~ ~~: w~lf.,G..f€?tH-rfm~H· HUl~~
¥~m;_ ~~tr%9;,g¥n~~l .st1J?.qgr,i.PP}R~Pcf:IP ~·~Hmrl!l-emn~.t;}c¥j~
ljp~~~~~·. -~'f);~~ qJ~); .~~~~'HI1tf11t~PH~ 1 ~~~~;[l'f~~fH1~'l:Y~J~· M
~'ff'~iffmk,#~~;':lJ.t Wf.% m~J~~. ~;~~5mJ¥Hr.~\m m~ ,~rr:~5¥~!tJ ;, . ~q
schag<u pedoman un~um s<~Ja, d<m perkiram1 y<mg dtperoleh .;ffi'~
___________________________.. ________________
plot lerschut luarus <.hsempumak<m bcrd<L'\<trkml rencana operasr

~··, '\ l: .. · \\ '.· :',.-\',,·• .··· ··~·.~. \,~•-·)···;, '.'~\\::..~·~(~•. [, ~,·u~',..: :~~
Bl(~ian 8: Rendung. Bendungcm. Stin.~ai. /rigasi. Pantai.
SNI 19-6459-2000
ter sehagai herikut: sedimcn masuk waduk. N<:mwn:
nmcu dcngan pengertian arus kerapan.
·- y2
s t --::2-
CR
dengan:
v adalah kecepatcm arus rata-rata
)atall Arus C adalah koefisien kckasaran Chezy
mtan arus tcrjadi apahila suatu Iapisan cairan hergerak kc R adalah jari-jari hidraulik
b lapisan lainnya yang lehih rendah kerapatannya. Batu
tidak jclas antara cairan atas dan hawah merupakan a tau:
VZn2
ristik kcrapatan arus yang sehenamya. Suatu contoh
k variasi konsentrasi yang dihuhungkan dcngan arus
alan y<:mg ditimbulkan olch scdimen adala.h y::mg teramati
6-p. S. 2 • 13 )
anau Mead pada tanggal 3 September 1940. Sehagai - - - = 6-p SoC2 R ( atau 6-p.S.R
2 2
t: p .Sr pv pv n
Dengan:
Tahel9 n adalah koetisien kekasaran Manning
Contoh konsentrasi sedimen dan kerapatan arus Karena itu, perbcdaan kerapatan berpcng<:truh besar terhadap
suspensi turbulen jika nilai
Tinggi (m) Konsentra<;i sedimen (persen) p<:trameter:

317 (pcnnukaana.ir)
.dp SoC-
---=----=2
2
Llp.Sn R 4 n
R- ( atau --=---:--- J
214.27 0.14 pv pv 2 n 2
214.12 21.3 tinggi, yaitu dalam hal:
213.96 27.0 a. perbedaan kerapatan bes<:tr,
213.05 28.2 b. kedalaman alinm hes<:tr,
190 (d<L<;<tr) c. kemiring<m dasar waduk curam,
d. kecepatan aliran rendah.
· patm mus h::mya akan berfungsi mcngangkut sedimen Kcrapatan arus yang umumnya terjadi di waduk hesar, tcrutcmla
jumlah besar jika sedimen konsentrasi tinggi masuk ke pada delta yang curmn longsoranlereng pada kcmiring::m yang
k. Hal ini tcr:jadi jika aliran yang cukup besar masuk, dan tetjal. Jika suatu pcnyangga yang mcnalmn sedimen (misalnya
lalam waduk. Kmena itu, penm kerapat<m arus tidak hisa pintu pemhilas (sluice gate) diangkat, maka bagian muka
tba<> terpisah dari aliran turhulcn tetapi harus diheri bobot sedimen runtuh dan hergcrak maju sampai tcrcapai
adap suspensi turhulen dalmn pergerakan sedimen. keseimbangan mekanika tanah. Laju aliran sedimen yang
disi ym1g kondusifuntuk terhentuknya kerapatm arus dapat temmati dalam kondisi ini cenderung jauh mclehihi laju yang
1alisis schaga.i herikut: · diha<;ilkan oleh penggclontonm hidraulik selanjutnya. Selain
: kemiringan energi p kerapatan massa itu ada juga potensi terjadi likuifaksi endapan sedimen di muka
caimn atas pintu pembilas akibat gempa humi.
: kemiring::m gmis permuka<:m p+Llp kerapatml massa
arus kerapatan 7.2. Tindakan Alternatif Untuk Mengendalikan
!k . .
· emmng<:m dasar sungm. Sedimentasi Waduk
u elemen cairan dengan kerapatan p + Llp di bawah suatu Tindakanan pencegahan yang paling nyata untuk
san cairan tidak seragam yang mempunyai kcrapatan p. mengendalikan sedimentasi waduk kadangkadang terabaikan
am kondisi aliran turbulen nonnal, elemcn tersebut yang oleh perencana. Bagian hulu dacrah tangkapan biasanya
Jangnya Llx di dorong ke depan akihat perbedaan tekanan mcmherikan sebagian hesar air pennuka<Ul dan hehm1 sedimen
~ada di seluruh pennukaannya, dalmn perhandingan y::mg lehih kecil.
Ditinjau dari segi sedimcntasi, pcmh::mgumm hchcrapa waduk
kecil di hagian hulu daerah pengaliran dapat Ichih
menguntungkan d<tripada memhangun bendungan tugggal
'tliun situa-;i dim::ma kerapatan arus sangat menentukan, maka daerah pengaliran yang luas.
.fll ss kecil dan Sf· Sehingga, tekanan "turbulen" pada elcmen: Beherapa tindakan lain untuk mengendalikan sedimcntasi
waduk adalah scbagai herikut:
pg Sf. LlX.
t perbedaan kerapatan yang ada, suatu perbedaan tckamm a. Mencmgkap sedimen di hulu waduk,
1an Limbul di seluruh elemen. Perbedaan tekan::m tersebut b. Mengalihkan sedimen yang ak<:m masuk waduk,
c. Mclewatkan scdimen yang masuk mclalui waduk,
~<Apgs 0 ilx.
d. Menggelontorkan akumulasi endapan sedimen dari
waduk,
?erbandingan:
e. Mcmhuang endapan y<mg ada dari waduk menggunakan
tekm1an "kerapatan" = Llp. so
peralat<:m mekanik.
tekm1an "turbulen" p. Sr Ma<;ing-mm;ing tindak::m terschut hanya hisa dilakukan sec<tra
benar dalmn kondisi-kondisi tertentu.
DCDunjukkan pentingannya kerapatan dalam mendorong 7.3. Menangkap Sedimen di Hulu Waduk
"Bendungan lumpur" tclah dih<mgun secan1 hcsar-hes<tr<Ul di

Bagian 8: Bendtmg. Bendtmgan. ,\'tmgai. /riga.1·i. Pantai. 351


SNI 19-6459-2000
hcrhuhungan dcngan scdimcn maka sangal renting ccndcrung tctar tcrsuspcnsi dalmn pcriode w<tklu par
dircrhatikan. Palla saat mcngcvaluasi rcsiko. rcnanggul<mgan kccuali jika gaya-gaya intentktifnya dinetralk;m, misalnyl
masalah yang mungkin timhul hisa saja dirutuskan hanya suatu sungai yang membawa h~my<tk sedirnen mcmasuki
dcngan mcngandalkan tindakan pcrhaikan. Bila tcrjadi kerapat<m arus, m<tka partikcl suspensi koloidi
y;mg ak:m mclcwati waduk besar. Umumnya, jumlah btl
7. PenJ!endalian Sedimentasi yang mclcwati waduk terse hut mcrupakan pcrsentase yangj
7.1. l\:lekanisme AnJ!kutan Sedimen Di Dah1mWaduk dari muat<m scdimen yang masuk ke daJmn waduk. l
Adanya scdimcn scring mcrupakan faktor rcngcndali dalam .'·ill.\pensi turbulen. Mckanisme suspensi hutinm scdimend
mcncntukan muatan scdimcn suatu sungai rada saat tcncntu. alir;m sungai dan waduk yang paling renting adalah per3i
Dal;un hal ini. tidak ada huhungan ttmggal ;mtara konscnlrasi turbulcnsi.
scdimcn dcngan variahcl arapun yang mcnggamharkan Variasi vcrtikal konsentrasi sedimcn mclalui suatu ~
kapasitas angkutan. Gamhar 14 mcnunjukk;m schcu·;m (yang turbulcn dapat dinyatakan dengan persmnacm difusi.
tipikal) yang tcramati di sungai-sungai dcng;m muatan scdimcn
layang yang hcsar. Kc J(l) titik mcnunjukk;mnilai konscnlrasi ...L..,'
(a = [D-y
.V .,, a
f)-a ]z •••....•••••••••.•.....•.••......... (6
harian rata-rata yang tcrakur dalcun satu tahun kalcndcr.
Pcngamatan y;mg lchih tcliti mcnyimpulk;m hahwa kctcrscdia;m dcng<m:
scdimcn mcmpunyai pcranan pcnting dalmn pcncntmm muatan C adalah: konscn!Ia-.i sedimen padajarak y di alas dasars
scdimcn scpanjang waktu. B;mjir pcrtcuna sctclah periodc kcring Ca adala.h: konscnlrasi acuan padajarak a di alas d<L-.<If s1
yang ranjang rada umumnya dircnuhi muatan scdimcn. Dari deng;m:
sudut pcngcndalian scdimcn, rcrlu juga dircrhatikrnl bahwa vss
Z=---=== ••••••••••.......•••••.•••...•••..•. (7)
knnscntrasi scdimcn dahun satu kcjadian tnmjir ccnderung kvgD...
s;mgat 1-,crvm·iasi. Karcna aliran pcnnukmm awal mcndaralkan
lchih h;myak hahan yang tcrangkut dari pada aliran pennukaan vssadalah: kccepal~Ul mengendap bulirml
awal selrn1jutnya. maka konscntrasi scdimcn cendcrung lcbih k adalah: konstanta universal Von Kanmm
tinggi saat h<mjir naik dari pada kclika h<mjir surul. Jika mungkin D adala.h: kedalmmm aJiran
dilakuk;m. lchih haik pcngisi;m waduk ditunda selmna mungkin s adalah: kemiringan energi
schingga yang tcrhcndung h;mya air y<mg mcng<mdung scdimcn g adalaJ1: pcrccrat<m gravita-.i
rclatif sedikit. atau lehih akuratlagi dengan menggunakan persmna.an be
Sctclah hcndungan sclcsai dihangun di sungai d<m kap<L-.itas
angkut;m scdimcn rada ali ran masuk sangat kurang, maka akan
C(0-y •
Ca= -y- D-a
a ):r.
tctjadi huhung;m tunggal <mtara konscntr<L-.i sedimen dengan
dengan
kapasil<L" <mgkut.
Gamhar 15 dan 16 menunjukkan muatan sedimen yang ~ji;r.v.
terangkut aliran hanjir melalui Vcrwocrd Reservoir yang z; 6~ ··················-········-··························-·<8)
lctaknya scdikit kc hilir dari Bethulic (B<mdingkan dengan gDs
Gcunhar 14). Meskirun hentuknya waduk ini sangat tidak Aliran turbulcn melalui sungai dan waduk bias
tcratur. huhungm1 ;mtara konscntrasi sedimen rata-rata di sebuah dihubungkan deng<m kondisi batas turbulen di sep<mj<mg'
rcmunpang dengan nilai minimum satuan kekuatan aliran sungai. Dalam kondisi ini, konsentrasi sedimen Ia
kcccrat;m x gradicn di hulu pcnmnpang terse but. Sangat jelas bervariasi sehagai herikut: Jika buliran sedimen layang·
sewaktu kapasitas <mgkut scdimen di zona arus balik menurun, dibandingkan dengan kapasitas angkutm1 sungai:
kontrol kctersediacm sedimen y<mg ditmnrilk<m daJmn Gmnbar
14 hcruhah mcnjadi suatu situasi dimrnm kapasitas angkutnya
menjadi f<tktor rcnentu yang terbatas G;unhar 15. Dengan
hertmnbahnya jarak maka muatan sedimen berkurang secara
(/si>s ~o)
cerat dan hanya bahan koloida melayang yang mencapai konsentrasi sedimen akan hervariasi kecil di penrnnpanJ
bendungm1 Gmnhar 16. ak;m diperoleh suatu suspensi yang hrunpir homogcn (misi
Varia-.i ruang konsentrasi scdimen, perbedacm variasi vertikal Gmnb<tr 16). Dalmn hal butiran sedimen yang dicmgkut Sl
dan horisontaJ y<mg tcrmnali di renmnp;mg melintang sangat bes<tr dih<mdingkan dengru1 kapasitas angkutan sungai:
tidak terlampau besarnya Gcunbar 17. Perbedaan konsentrasi
sedimen seperti terjadi di pemunrang waduk Verwoerd h<unpir
semua menunjukkan kondisi yang sangat turbulen dengrn1 ada (~~~3)
a tau tidak adanya sedimen koloidallayang. Di beberapa waduk
lain, kadang-kad;mg termnati perbedacm konsentrasi sedimen konsentrasi sedimen di sepanjang dasar sungai menjad
yang besar Gmnbar 18. besar daripada di dekat pennukaan dan dalrun keadaan e•
Perhedaan konsentr<L-.i vertikaJ yang besar di suatu penmnpang angkutan butiran sedimcn hanya teijadi di sepanjang
dijumpai pada saat sedimen menimbulkan kerapatan arus di sungai.
dalmn waduk. Ketika kondisi kritis dilampaui:
Susrensi koloida diartikcm sebagai suspensi partikel yang sang at
kecil dm1 tcrpisah akibat interaksi telah ditentukan elektro-
magnelik pada ukuran molekul. Konsentrasi sedimen dalam (~>8,3)
hentuk suspensi koloida ketersedia<m hutiran kecil dan juga
kantkterislik kimia dan fisika suspensi tersebut. gerakan sedimen melalui suspensi turbulen berhenti. Su
Bulinm yang srn1gat kecil hiasanya berukunm beberapa mikron turbulen dengan perhedaan konsentra-.i hcs;rr ditanda

350 Bagian X: Bendung. Bendungan. Sunxai. lrigasi. Pantai.


SNI 19-6459-2000
ratan tdah dib"llnakan schagai pcmbuang lumpur yang 7.6. Penggelontoran Akumulasi Endapan Dari Waduk
f•f latau ha11y<1 mcngandung sedikit scdimcn) di heherapa Sedimen yang terperangkap di dalcun waduk dapat digelontor
tk dcn.~;m dip<l"angnya hcherapa pintu klep kecil yang ke luarjika kapct<;ita'> angkut mencukupi untuk maksud terse hut.
Ja scsu;u cvolusi kcrapatan arus yang tcramati di dekat Hal ini berarti hcuus tersedia alirah pcnnukacm yang cukup untuk
tn hulu hcuduugan. Bcrhagai kriteria tclah dikemhangkan penggelontoran dan maupun mampu menggerus dan
f mcmpcrkirakan kapan tcrjadinya kerapatan, arus (lihat mengangkul endapan sedimen.
tJs dal<un Label IOJ.
j.; dipcrhatikan hahwa semua kriteria di al<l-. secara otomatik Tahelll
Jai!.Jukkau kondisi yang menguntungkan hagi terbentuknya Perbandingan air penggelator dan sedimen untuk
~~rapaum j ika kecepatan ali ran rendah. Karena itu, kepada berhagai cara penggelontoran dan pengerukan
ntucm ini harus ditambahkan bahwakriteria tersebuthanya dengan isap<m
ku schuna ada mct-.ukan sedimen yang cukup besar ke (Ning Qicu1, 1982)
ll waduk.

Waduk Lokasi Car.a. Operasi Pcrl>andingan endapan


Tahel10 dalamair
Kriteria terjadinya Kerapatan Arus Rata-rata dari Uni Soviet Saluran pembuang bawah, penu· Umum: 30-50
6 waduk dengan runan tinggi muka air Malcsimum : I 00
Parameter Keterangan mukaair
medium
v adalah kecepatan a Iiran rata-rata Waduk Grimsel Swiss Saluran pembuang bawah, penu-
runan tinggi muka air 20-50
-----<0,6 p,..,. adalah kerapatan massa arus kerapatan Waduk Gebidc:m Swiss Saluran pembuang bawah, penu-
p adalah kerapatan di atas arus kerapatan runan tinggi muk.a air 42
---gh h adalah kedalaman cairan Tanpa menarunkan ringgi muka air I&
Waduk·waduk Austria Kombinasi pcnggclontoran dengan
p..,.., adalah lereng dasar rata-rata di daerah penurunan tinggi muka air dan
AI pen '"suction dredging" 17-20

Waduk Nebeur Tunisia Penggelontoran oleh saluran pem·


------<Ito buang bawah dengan penurun.an
2 tinggi muka air dan pelepasan oleb
p....-p asus kcr.apatan 9
---gh Waduk Tianjiawan Cina "Suction dredging" dengan
kemampuan tinggi 6,4
C adalah koefisicn kekasaran Chezy
D adalah kedalaman waduk rata-rata
> Q adalah debit
0.000
Hal yang menarik untuk diperhatikan adalah dengan tidak
adanya kcrapatan <uus atau alat pemhuang sedimen mekanik,
nilai-nilai konsentrasi tipikal yang melewati bangunan
:a kcbutuh<m untuk mengumpulkan lebih banyak data gerakan pembuang mempunyai den~jat y<mg sama dengan yang ditemui
dmen olch arus kerapaum, teruuuna untuk waduk-waduk pada saat ter:jadi h<mjir di bcrbagai sungai di dunia. Hal tersebut
ag scdimcnnya harus dialirkan melalui bagian bawah waduk memhuktikan hahwa diperlukan volume aliran masuk untuk
jgan cara pembila..'>an melalui bendungan. Pengambilan melaksanakan pcnggelontoran. Dengan tcrsedianya aliran
•l.oh arus kerapat<m ini terdiri atas konsentrasi gerakan permukaan untuk keperluan penggclontoran, maka harus
~men, lokct"i scdimen yang bergerak terhadap lereng delta dihasilkan kap<L'>itas angkut yang cukup untuk mcngh<myutkan
~uk, hcntuk dascu· waduk yang mempengaruhi turbulen, dan sedimen. Kriteria pertcuna ycu1g harus dipenuhi adalah kap<L'>itas
oran sedimen yang terangkut. Data tersehut akan hennanfaat angkut sungai penggelontor sedimen harus melehihi nilai kritis
~1k memeriksa hcherapa model matematik y<mg sekarang sedimcn yang akan dihanyutkan. Dalcun hal sedimen tidak

'!
~nakan atau untuk mengemhangkan rumus empiris y<mg herkohesi, huhungan yang relatif sederhana menunjukkan
~lah diterapkan. Waduk-waduk yang tlidesain dengan kondisi kritis Dari G<unhar 20 jika
tasitas yang cukup untuk menmnpung sed1men selama 100
m, kcrapat<m arus tidak mempunya.i manfaat praktis y<mg )gDsr
t:a karcna gerakan sedimen dari hagian atas waduk tcrjadi ......:...,_--. dso>l3
. epanjang lercng dep<m cndapan sampai kc lereng bawah v
ke hagi<m waduk yang lebih dalcun. Gerakan t(;fsebut hanya (Lapiscul halct'> turbulen, umumnya ditemui dalmn waduk) mak.a
!ftpa pergesercm scdimen dari suatu lokasi di dalarn waduk angkut<m sedimen akan terjadi kctika dan jika:
"okasi lainnya. Ketika endapcul delta mempeng<uuni kapasitas
: · pung<m, gcrakcu1 sedimcn tersehut menjadi lebih kritis di
.Jg D .r
-'---> 0,12
tp-tahap pengendapan selanjutnya. Saat itu, kerapatcu1 arus Vu
at mengalirk<m lchih banyak sedimen melalui h:mgunan
., 1buang yang tcrlctak di elevasi lebih rendah di muka Jgo.r
-'----.d~o < 0,13
dung<m. v..
'tkerapat<m arus benar-benar terjadi berkembcu1g dcu1 dapat (Lapis<m batas lmniner,janmg ditcmui di sungai ataupun waduk)
watkan melalui hendungan, maka pengcluaran sedimcn maka angkutcul sedimen akan terjadi jika:
tk boleh mclebihi laju perpindal1cu1 m£L'\sa arus kerapatan. Keterangan: en
ini dischutirkan oleh karena lc~ju debit .yang lchih hesar vgD" I6
- - - > --;:=~·=-=
at menyehutirkan interaksi turbulen mendominasi
· 1isme angkut<m sedimcn. sehingga ter:jadi penccunpurcm
Vss JgD:.dso

/Jaxian 8: Bendllllf.:, /Jerulungan. Sungai. lrigasi. l'antai. 353


SNI 19-6459-2000
Afrika Sdatan. lkndungan tcrschut dihangun khusus untuk Angkutm1 scdimcn ym1g mclatui waduk hmnpir selal
ml'nangkap scdinwn di alm-alur yang dalam karena terkikis hcntuk suspcnsi turbulcn dan suspcnsi koloida. Kerapl
crosi. Scwaktu delta tcrhcntok dan mcluas kc alur sungai di hanya hcrpcngaruh di dalmn kondisi tcrtcntu s:~ja daJI
hulu cckungan. volume scdimcn yang tcrakurnulasi scring dua koloida ccndcrung tcrhawa alinm scdimcn mclcwati 1
sampai tiga kali kapasitas awal "initial level pool" dari 7.5.2. Suspensi Turhulen
cck ungan. K:trcna konscntrasi scdimcn dahun a.liran masuk kc
l\kskipunlwndungan di alas dcktil'untuk menangkap sedimcn, sangat hcrvariasi, maka y:mg tcrbaik adalah mcnahm~1
tctapi hangunan tcrschut tidak ckonomis ditinjau volume rclatif hchm; scdimcn saja di da.lcun waduk dan mete~
t:unpunganuntuk mcngl~ndapkan scdimcn waduk yang tcrlctak y:mg dipcnuhi scdimcn kc tum. Sctctah ditcrapkan !
yang tcrktak di hilirnya. Sccara umum. makin hcsar waduk, y:mg scsuai mcna.han alinm masuk y:mg konscntrasi·:
makin kccil hiaya yang dipcrlukan per satuan volume rcndah maka dapat. dkapai l<~ju scdimcntasi hasil XO ~
tampungan. Pcmhangunan hendungan lumpur kurang Scdimcn hanya hi sa dialirkcm kc tmtr dcngan cfcktif bil~
mcnguntungkan jika dihangun di daerah kering karena kapasitas pcngatinm yang cukup di h:mgumm pcmbu~
mcnccgah scjumlah lwsar air larian menl:apai waduk Kapasitas pcngaliran hangunan pembuang tcrschut akJ
pcnampung. Bagaimanapun juga hcndungan ini sangat dektif mengalirk:m h:mjir tcrhes<tr tcmpa tcrhal<mg olch hcndu11
untuk mcnccgah hcrkl·mhangnya crosi alur d:m rnemhangun Digunakan kritcria alinm masuk scunpai sehcs:tr alira
kcmhali dasar kmhah. serta mcnaikk:m muka air tan:1h. rata-rata I kali 5 tahun h<trus hisa mclcwati h:mgumm
.lika puncak pdimpahnya tcrlalu tinggi, maka delta akan dengan cndap:m scdimen sedikit. Elevasi y<mg tepat dalj
tcrhcntuk di alas dasar lemhah lama. Kernudian scpasang a.lur pcmhuang hawa.h dan tinggi muka air yang dipcrlukall
ham tcrhcntuk dcnganmudah di kcdua sisi delta terse hut. Alur- waduk harus dipcrtahank:m pada wa.ktu yang smna. Pii
alur tcrschut dapat menemhus sisi tuhuh hendungan lumpur. adatah atinm masuk yang lcbih hcs<tr cenderung mengel
Untuk mcnccgahnya. dianjurkan agar punl:ak pclimpah dihuat scdimen tetapi endapan tersebut harus digetontorkm~
cukup rcndah schingga hanjir y<mg terjadi rata-rata I kali 20 waduk pada pcriodc hanjir yang sama schctum
talum dapat rndimpasi tehing. konsolidw;i.
Vcgctasi (misalnya Praghmites attStralis dan herhagai jcnis Scgcra sctcta.h diputuskan periodc utang hanjir yru
rumput-rurnputan) sangat efektil' untuk merangsang ditcu1gani tutrus ditcntukan kondisi angkut:m sedimen
pemhcntuk:m delta. Pohon-pohon tertcntu y:mg henyak turnhuh dal:un waduk. Pada prakteknya dengan ditcntukcmnJ
di delta dan sehagainya cenderung kurang cfektif dalam renl:ana, maka kapasitas angkut scdimcn dihitun
men:mgkap sedimen karena mengh:unhat pertumhulum rum put pcncunpang waduk yang paling kritis untuk herbaga
di hawahnya. muka air di bcndungan. Dengan demikian diperolel
maksimum y:mg mcmungkink:m behan sedimen masu
7.4. Mengalihkan Sedimen Yang Akan Masuk Waduk dim1gkutlangsung mctcwati waduk. Dengan diketahuin
Pcngalihan sedimen Ielah herhasil dilaksanak:m di sejumlah renc:ma dm1 tinggi mukct air di bendungan, maka dapa
waduk. Sebagi:m hesar dari waduk terschut topogralinya yang desain bangunan pcmbuang dcngan kapasitw; pengalir:
memungkinkan dilaksanakan pengalihan air hanjir yang cukup.
mengandung scdimcn l:ara ini paling herhasil ditcrapkan pada Jika scdimen h:UlJs dialirkcm melewati waduk, lokasi bell
waduk yang dih:mgun di lum· alur sungai utmna dan di airi oleh y<mg tcrhaik adalah di hulu air terjun atau pemunp:mg
sungai utmna mclalui saluran pemasok. yang l:unun, schingga, kapasitas pcngaliran yang tingj
Karcna l'asilitas pcngalih h:mjir luUlJs mmnpu melewatkcm hanjir diperoteh deng<m hiaya yang mural1.
hcsar dcng:m efektif. mai-m Lipe ini ccndcrung sangat mahal. Kccuali palung sungai sangat sempit, sedimel
Pcngalihan sedimen dcngan memhuat saluran scpanjang sisi terakumuhL"i di sepanjang tebingtebingnya. Lebar alur
waduk jarang dilakuk:m. yang efektif dihitung dengan bantuan "regime formula
Kapasitas pengaliran harus sedemikian schingga 20%:
7.5. Melewatkan Sedimen Masuk Melalui Waduk 10% d::tri banjir dapat ditampung oleh atur sungal
7.5.1 Pendahuluan menggenangi dat:tran banjir.
Scdimen non-kohesif y:mg Lelah lmna mcngcndap dapat digerus Pcrlu dipcrhatikan bahwa hanya rumus-rumus ym
dari waduk, tctapi tidak dcmikian hahan y:mg sm1gat kohesif dikalihrm;i di bawa.h kondisi-kondisi yang schm1ding s::
yang terkonsolidasi. Apabila sedimentw;i pcrlu dikendalik:m, digunakan untuk menghitung :mgkutcm sedimcn. Ht
scdimen hal us ini sch:myak mungkin harus dialirkm1 dari waduk sepcrti pada gmnb<tr 15 dapat diterapkan di waduk pad2
dan tidak dihiark:m mcngcndap. bcmtr terjadi, dan h:mya botch digunakan bila ukuran
S~jumlal1 waduk diopcrasikan untuk mengalirkan scdimen ke scdimen relatif kecit (0,2 mm).
I uar dcngm1 bcrbaga.i tingkat kcberhasil:m. Tiga aspek tcrpenting Di dalam kondisi luar hi<L'\a, kcrapatan arus yang ditir
untuk mcncapai kehcrhasilan adalah scbagai berikut: olch sedimen, akan menyebutirkan lcbih hanyak aJ
a. Air aliran pcrmukaan tcrsedia cukup besar untuk sedimen ke bendungan daripada yang dipcrtihatk
mengalirkan scdimen kc luar waduk; hubungan untuk suspensi turbulen. Jika terscdia b~
b. Bangunm1 pembuang harus mempunyai kapasitw; yang pembuang yang scsuai, aliran herkonsentrasi scdime
cukup untuk mengalirk:m alinm masuk t.:mpa pengendflpan dapat dialirkan ke luar melalui hcndungan.
bahm1 kohesif ym1g berlebihan, menggerus bahan endapm1 7 .5.3. Arus Kerapatan
pada tingkat y:mg diinginkan. Mekanisme arus kcrapatan telah diuraikan dalam b1
c. Waduk harus diopcrasikan olch pctugas yang terlatih. Disebutkan bahwa kondisi yang cocok untuk terhentukl
Opcrasi waduk merupakan bagian ym1g paling penting kerapatan adalah jika aliran yang dipenuhi scdimen me
dalam pengaliran scdimen ke luar waduk. waduk yang dalam dengan Jereng dasar yang curam.
diperoleh dari pengalaman di Afrika Utara di ma

352 Bagian 8 : Bendung. Bendungcm. Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 19-6459-2000
pmyak JiaJ:uni diilam pelak~ pengerukan di herhagai tersehut terjadi di tahap awal.
~.i dan hanyaknya pengetahuan yang diperoleh dari Titik hulu delta untuk percohaan pertama ditentukan dekat
::llam:m tcrsehut Ielah tersedia untuk dimanfaatkan. pertemucm antara muka air ma.ksimum dan d::L-.ar sungai y<mg
Jtt itu. pengcruk;m harus dipertimhangkan hersama-sama asli. Lereng Iapisan endapan ata.-. diproyeksikan ke depan dari
::111 tindakan lain yang tclah disebutkan di atas untuk titik tersehut kc elevasi median opera-;i waduk dmt volumenya
~la-.i m: alah sedimentasi. dihitung. Jika diperlukan suatu peruhahan ukuran delta yang
nyata, maka titik puncak dapat dipindahkan ke depan atau ke
tngaruh Sekunder belakang pada clevasi operasi median dan lercng lapisan
1 pengcuuh lisik utama dari pcngendap<m sedimen terhadap endapan atas diproyeksikan kembali dari lokasi tititk pusat baru
'li waduk yang diinginkml, ada behcrapa dmnpak sekunder tersebut. Endapan delta di atas muka air maksimum dapat
:· berkcmhang jauh dari batas-batas waduk atau yang dihasilkan dari prosedur ini. Hal ini tidak umum dilakukan
ttugaruh terhadap ha.l-haJ lain di luar fungsi u~un~ waduk. terutama di waduk-waduk kecil.
lifo hal bcrtambah atau herkurangnya kmeqa yang Persamaan berikut untuk memperkirakan lereng lapisan
epkan dari waduk a.kibat dampak tersebut, perlu dilakukan endapan atas delta:
usi perhitungkan di dalam pcrencanaa.n, desain, dan
tmksinya.
T.~.BEL
t)eformasi Alur Sungai dengan:
sungai dapat menjadi tinggi akibat pengaruh aJiran balik J 1 adaJah lereng lapisan endapan atcL'\ delta ymtg diperkirakan;
:~dap kcmampuan sungai mengangkut sedimen. A* adalah suatu koetisicn yang bervariasi dari 1,21 x 104
.cmbangnya delta waduk, maka pengaruh aliran halik smnpai 1,68 x 104 untuk herbagai sungai di Cina;
lradi semakin bcsar dan melua.-. jauh ke hulu. Kemiringan S* adalah konsentrasi rata-rata muatan material dasar di
wngai menjadi lehih datar, luas pemunpang saJurannya musi:~ banjir (kg/m3);
·~ecil, banjir lchih sering terjadi, dan muka air tanah tertall<ID 050 aJaJah diameter median material da-;ar melayang (m);
'ngkat y<mg lcbih tinggi sehingga menyehutirkan masalah d50 adaJah diameter median material da-;ar (m);
Q adaJah debit rata-rata di musim banjir (m3/d);
rlase. . h d. . d. h I . .
iak: mcngm1ahsa pengaru se Imentasi 1 u u m1, pertama- B adalah Iebar aliran (m)
, :1 harus diperkirakan tcrhentuknya delta sehuhungan
~genangan waduk. Perkiraan ini kompleks karena variabel Suatu lereng lapisan endapan atas smna dengan 1,6 kali lereng
operasi waduk, ukuran, dan l4ju sedimen yang sedang sungai yang asli.
,gkut ke daJcun waduk. dan tetjadinya perubahan kapasitas Jika lokasi delta telaJt ditentukan, diperlukan perhitungan aJiran
tmlik seperti terjadinya agradasi. balik untuk menganalisa pengamh pengendapmt di waduk
imen yang diendapkan pada elevasi waduk yang tinggi terhadap elev<L'>i banjir di hulunya. Alur sunga.i yang asli dan
'!lg terambil dan diangkut jauh ke dalmn waduk pada saat penampang melintang waduk ha.rus diubah agar cndapan delta
~a air lebih rendah. Karena. itu, usaha-usa.ha. untuk membuat dan proiil aliran balik yang diperoleh dari perhitungan da.pat
d0l matcmatik atau fisik dari pembentukan delta di waduk dibandingkan dengan kondisi sebelum penggcnangan. Semua
rtpunyai tingkat keberhasilan yang berbeda-beda. perhitungan protil muka air harus dimulai cukup jauh ke hilir
fil tipikal delta dipcrlihatkan daJa.m Gambar 22. Gmnbar waduk agar kecepatan kecepatan dapat diabaikmt.
ebut memperlihatkml delta yang dibatasi oleh lcreng lapisan DaJam anaJisis aJir::m baJik endapan deltct yang penting sehingga
b.pan atas, lereng lapisan endapan depan, dan lereng talweu dapa.t diharapkannya pertumhuhan tanaman yang cepat.
I!! asli. Titik pcrtemum1 ;mtara lereng lapis<m depan dengan Endapan sedimen yang subur dan muka air yang tinggi
1lllg lapisan atas disebut sebagai titik punca.k. Elevasi titik merupakan kondisi yang ideal untuk pertumbuhan tcmmncm,
~~t ditcntuk:m sehagai median dari muka air operasi waduk. terutama jenis "phreatophytes". Pertumbuh;m lebat dan cepat
:tume material di dalam delta dianggap berukuran pasir atau yang telaJt diantisipa"i ini a.k;m berpengaruh menaltmt aliran
1ih kasar (> 0,062 Irun) y<mg memasuki waduk daJam periode banjir dmt harus digunakan daJmn menghitung kekasaran di
;llisis. Lapisan endapan bawah menunjukkan material dalam pcrhitungan aJinm balik.
..-men y;mg lebih hal us yag Lelah tenmgkut jauh ke dalam Tumbuhnya "phreatophyte" di area delta akan meningkatk<m
-Jiuk. Suatu prosedur coha-coba mengguna.kmt penampang evapotranspirasi dari sumbcr air waduk, tetapi hal terscbut
Jjntang yang ditentuk<m berdasarkan topograii waduk dipakai menjadi seimb;mg jika dapat dijadika.n habitat satwa liar atau
•'lk menghitung volume endapan delta dari "average end eagar alam, atau dikemb;mgkmt untuk rckre::L-.i.
(~ts".
fl[eng lapisan endapan atas dapat ditentukan dengan 8.2. Pcrubahan Kualita" Air
1lnghitung lereng angkutan 0 (nol) untuk sctiap persmnaan D::unpak scdimcn terhadap kualitas air waduk Jmt air di hilirnya
tkutan dasar dan dengan menggunakan karakteristik belum sepenuhnya dikctaJmi dan scbagi<m hcsar masih bcrsifat
~raulik sungai dan sifat-sifat material dasa.r. Gambar 23 spekulatif. Eutrophikasi adalah suatu istilah pada air yang
fjrupa.kan perbandingan anta.ra lereng dasar sungai yang asli terbendung (impounded) untuk mcnggambarkan proses
lrigan lereng lapis;m endapan ata'i delta heberapa waduk di pcmatangan yang ditandai olch mcningkatnya unsur hara
tJterika. Suatu lcreng lapis;m endapan atas y<mg scuna deng<m (I~utricnt), kckurangan oksigcn tcrlarut, dan mcningkatnya
tcngah lereng cL'\linya sering digunak<m berdasark;m data-data produktifitas hiologis. Danau dan waduk tliklasifikasikan
i. Lereng lapisan endapan depml ditentukan secant empirik berdasarkan ukuran konscntrasi relatif unsur hara dan
5 kaJi dari lereng lapisan cndapmt ata.s. Apabila lereng lapis<m produktifitcL" biologiknya. Proses pemat::mg<m mulai J<tri tingkat
idapan atas mencapai bcndungan, maka lereng lapisan kandung<m unsur h::tra ymtg rendah (oligotn~fik), mclalui suatu
ltlapan depan tidak ada lagi. Di waduk-waduk kccil hal tahap ant;tra ( mesotn~/ik) mcningkat mcnjadi produktifitas

/Jagian 8: /lendllllg, /Jt•lldunga/1, ,\"1111gai. lrigasi. l'a11tai. 355


SNI 19-6459-2000
g adalah pcrccpatm1/grafitasi scdimen awal mungkin sangal cepat, terutmna ketik
D adalah kcdaJmmm aliran muka sedimen runtuh. Selanjutnya, kemiringan gari
Sf adalah kcmiringan garis cncrgi v2fC2R (Chczy) atau awal yang s<mgat curmn mcnurun terhadap waktu diil
y2n2fR·W (Mcuming) mcnurunya debit scdimcn, lmnbat-laun menuju keseiu
v adalah kckcntal;m kincmatik (untuk air) = I o-6 m2/d Pelcpasan sedimen dari waduk di hulu dapat digunakJ
ll 50 adalah median ukuran hutir scdimcn mcnggclontorkan scdimen dari waduk di hilir. Contol
vss adalah kcccpatan cndap partikcl/hutinm tcrhcsar yang scmacmn ini adalah waduk-waduk Jiaojiazhucu1g, den!
harus dihanyutkan. dari waduk hulu kc waduk hilir 2 km. Waduk
Pcrs;unaan di alas hcrlaku untuk hutiran-hutiran yang tidak dicksploilasikcm sedemikian sehingga hanya menah~
tcrkonsolidasi. Untuk mcnghanyutkan cndapan scdimcn ham mw;uk y<mg mempunyai kandungm1 sedimen rendah, se
dipcrlukantcg;mgan gcscr 0.3 kgfm2 (3 Nfm2), scd;mgk<m untuk waduk yang lehih rendah (hilir) menangkap sehagil
mcnghanyutkan hahan yang sama sctclah tcrakumulasi sedimen y<mg masuk ke dala.mnya. Pada waktu-waktu
dipcrlukan 0.5 kgfm2 (5 Nfm2)_ Dal;un kasus partikcl scrpilmn air dilcpaskan dari waduk di hulu untuk mcnggel<l
sckis (sdlisl) yang tcrdapal di scpanjang Sungai Iscrc, scdimcn dari waduk hilir.
dipcrlukan kcccpalan antara 1,2 sampai 1,3 m/d untuk Sarana pcmbuang harus dipelihara schaik mungki
mcnghanyulkan kcmhali parlikcl ini sctclah pcngcndapan. mcnccga.ll penyumbalan yang mungkin tcljadi di anlal
Pcngcndapan pmtikcl ini hm1ya tcrjadi jika kcccpatan a.liran penggclmllonm scdimC'n y<mg salu dcngm1 y<mg lain.
hcrkurang dm·i 0.4 - 0,5 m/d. Kcccpatan aliran yanr linggi pada waklu penggel
Nilai-nilai tcrschul mcnunjukkan hahwa untuk hahan non- scdimcn dan sifal scdimcmlya yang ahrasi. maka bl
kohcsif. nilai 'l'gDs scpcrti yang diperolch dari Gmnhar 20 alau pcmhuang mengalcuni ahm"i herat. Dimasa lalu, lapi~
diagram yang scrupa harus dikalikan dua atau tiga untuk Lelah herhasil mencegaJ1 abrasi bcrat di b<mgunan pel
mcnjmnintcrjadinya penggcrus<m. Untuk menentukcm kuantitas scmcnlara itu penggunaan pelapis dari epoxy
yang ak;m digcrus olch herhagai debit aliran, harus digunakan berkemhm1g.
rumus-nunus mna1m1 sedimcn scpcrti yang dikemukak<m oleh Pelapis b<~ia hiasa tidak selalu herhasil dalam mcncegal
GraL tctapi pelapis h<~ia yang ditutupi olch selapis h<~ja Lah
Jika di handingkan. hcrhagai rum us muatan sedimcn tcla.lllcrhukti lchih talumlerhadap ahm-.i _Scl<mjutnyad
memhcrikan hasil yang sangat hervariasi, sehingga harus lapisan dari resin sctelah.lapis<m terschut menjadi aus:
digunak;m schuah rumus y<mg sudah dikalihrasi pada kondisi
yang dapat pcrh<mdingk<m. Huhungan dalcun Gcunhar 7-2 tclaJ1 7 .8. Pt!ngerukan Endapan Sedimen
ditcntukanuntuk waduk hesar dcng<m angkul<m scdimen halus Kescpakat<m umum menunjukk~m bahwa untuk me1
<.hm dapat diterapkcm di tempatlain deng<m kondisi yang scrupa. kembali tampungan di scbagian hcsar waduk
Schuah rumus yang telah digunakan untuk mcnghitung pengerukan tidak ekonomis.
kapasita-. <mgkul sedimcn di wadukwaduk yang lehih kedl di Biaya untuk mempertinggi bcndung<m atcm mcmb<mgu
Jcpang dcngan scdimen ycu1g jauh lebih kasar dihcrik<m oleh waduk pcmunpung yang baru, jika mungkin, diyak
Takasu. Disehulk;m ba.hwa rumus tcrsebut mcmbcrikan hasil murah per salmm volume tampung<mnya daripada t
a.man unLuk perhitungan jenis ini. satuan pengeruk<m.
Karena telaJ1 diuji di berbagai kondisi waduk, rumus ini lebih Murray mcngacu kepada beberapamasalah dalmn pell
andaJ dari rumus muatan scdimcn lainnya: pengerukan. Salah satu dari ma<>alah yang terhcsar u
meny<mgkut pembuangan bah<m h<l'\il pengcruk<m.
Qs =lOg 112n312 Q312 Sf'714 Hn·l/2 d-1 (ps/p-1) Pengerukcm h<mya terbatas pada waduk-waduk keci
kapasil<ls tampungan air sangat penting alau meri;
keteran!!<m: masalah akibat endapan yang terlokalis<l"i dalmn di \1
Qs adaJ7th debit scdimcn (m 3/dt) Pendapat tenl<lng pengeruk<m terse but di alas scring me
g ada.lah pcrccpal<Ul gravitasi (Y,8 m/dt2) sa.lah pengertian khususnya mengenai potensi peral
n adalah kocfisicn kckascu·<m Mcumin!! (s/m 113) operasinya. Industri pengerukan hmnpir sclalu me
Q adalah dchit air (m3/dt) ~ desain khusus tapi dalam kenyataannya, setiap
Sf adalah kemiringan garis encrgi pcngeruk<m mcmpunyai suatu sifat tcrsendiri dari 1
Bn adalah lchar pemunpang (m) faktor seperti: sifat-sihtt Lanah, kedaJcumm air. lingkuo
d adalah diameter rata-rata butinm (m) kendala logistik. Akihatnya, penelitian ilim pengcmbanj
ps ada.lah kerapatan m<l'\Sa sedimen (tipikal: 2650 kg/m 3 ) dilaksanakan dalmn industri pengerukan s;mgat bell
p adalah kerapatcm massa air (I 000 kg/m3) kepailit proyek dan telah mencapai tingkat kcc<:mggil
Untuk alur y;mg dihcntuk melalui cndap<m sedimen, Takasu tinggi.
menyarankan sualu rumus regime untuk menghitung lehar Masill ada keragum1 mcngcnai sejauh mcu1a polcnsi
pemunpang saluran: telah dikemhangkan agar pekerjaan pengerukan
ekonomis dan untuk memecahkan masalah hesal
Hn =a Qll2 (H 0 dalam m, Q dalam m3/dt)
pembuangan limhah pengerukan. Sehuhungan del!
dcngan 5 ~ a ~ 7. teknik pembuangan limbah yang diara.llk<m pada pe~
7. 7. Eksploitasi dan Pt!mt!liharaan Fasilitas Pt!lt!pas Sedimen. sccara maksimal volume tampung<m y<mg ada d<Ul ~
Pada laju pcnggelontoran, herapa scdimcn sebcnarnya mendptakan laban yang hermanfaat, tampaknya hclu
digclontork<m dari waduk. Gmnbar 21 menunjukk<m basil uji diperhitungkan da.lam proses evaluasi.
modcf rum dcngan jcl<l" mcnggcunbark<m hagaimana laju debit Setiap aspek pengerukan waduk sepcrti: kedl
sedimen seringkali mcnurun terhadap waktu. konsolidasi sedimen; bahan yang terbawa h<myut scpe1
Bchcrapa saal setelah pintu pelcpas scdimcn dihuka, laju dchil kerikil, baLang pohon; keterbata-.an dala.m pemhuang2

354 Ba~ian ~ : lkndung. Bendungan .•\"tmgai. lrigasi. Pantai.


SNI 19-6459-2000
pak ckolo!.!i di hitir scbuah waduk dapat diperkirakan yaitu untuk menghitung degradasi di bawah bendungan, adalah
rnbah kasamya material dasar sungai dan dalam beberapa metode "armoring control" Metode ini sangat bermanfaat
5 potcusi pclcharan alur sungai dan erosi tebing. Banyak terutmnajika ada material berukuran besar atau ka'\ar di dasar
·a1 tclah di Jadikan tcmpat pembiakan ikan air ding in karena ctlur yang tidak dapat diangkut oleh aliran sungai normctl dan
Jrkannya. air he has sedimen dari kedalaman waduk. jika material terse but cukup ban yak tersedia schingga menjadi
lia;;nya vcgcta.-.i di tepi sungai dapat mengganggu kehidupan lapisan pelindung.
{-a di sckit.amya. Dalam proses pembentukan Iapisan pelindung (armoring),
materictl yang lebih halus yang bisa diangkut akan dipisah, dan
fJeruhahan Alur Di Hilir degrada'\i vertikctl akan berlm1gsung terns dengan laju yang lebih
~rangkapnya scdimcn dalam waduk yang disertai dengan lambat sampai lapisan pelindung mempunyai kedalaman yang
[.d>annya air jcmih dari bendungan mengganggu sifat-sifat cukup untuk mengendalikan degradasi lebih lanjut. Lapisan
:lllmgai di hilir. Suatu sungai yang mengalirdan mengangkut pelindung biasanya diharapkan terhentuk jika i 10% dari
~en sccara almni hiasanya seimbang tanpa kecenderung<m materictl dasar mempunyai ukurm1 yang sama deng<m pertmna
Ia panjang ke arah agradasi ataupun degradasi. atau lebih besar. Perhitungan lapis pelindung di asumsikan
. De~radasi bahwa lapisan pelindung akan terbentuk seperti yang
pasan air jcmih, yang mmnpu mencunbah hcban sedimen, diperlihatkan dctlmn Gambar 25:
1 mcnyehutirkan terganggunya kestabilan alami sungai

t1t degradasi dasar dan tebing sungai di hilir. Proses (11)


·11dasi bcrgcrak tcrus ke hilir sampai mencapai suatu titik
1a;ma sedimen yang diangkutnya membentuk suatu alur dengan:
wu ym1g stabil at.au scimbang. Setiap sedimen ka'lar yang Ya adlliah tebctl lapis pelindung
aras mclalui bcndungan akan memberik<m kesimbangan y adctlah kedctlaman dari dasar sungai semula ke d~L"ar lapisan
adap alur sungai yang mengalami degradasi. pelindung
rad<L-.i dapat berakibat buruk terhadap lingkung<m di hilir Yd adalah kedalaman dari dasar sungai semula ke puncak
cai. B<mguncm-h<mgumm yang berada di alur sungai seperti lapisan pelindung atau kedalaman degradasi d<m oleh detinisi.
,,atan at au jaringm1 pipa yang berada di bawah alur sungai
1n terpcngaruh oleh penurunan dasar sungai sehingga Ya = (.:1P)Y (12)
dmnm1 st.ruktumya terancam. Jika tebing alur mengalami dengan:
,~ada-;i, malru yang term1cam adalah lahan pertm1ian, industri, .:1p adalah proscnta'\e desimal dari material ycu1g lebih besar
~!pUll hunian, kecuali jika dilakukan tindakan pengamanan. daripada yang lapisan pelindung
~radasi juga mempunyai beberapa aspek positif seperti
turunnya clcv<L'>i tinggi air hilir (tailwater) pada fa-;ilitas Kedua persmnaan terschut digabungkan menjadi:
~bangkit. Iistrik dan drainase bantaran banjir yang
'(lpunyai muka air tanah tinggi. Komunitas hiologi di hilir
,.· sungai akan sangat terpengaruh oleh beruunbah kasamya (13)
-erial dasar d~m tct:jadinya perubahan vegetasi di sepanjang
1ing. Erosi alur anak sungai dapat meningkat karena
nurunnya kontrol alur di mulutnya. Beberapa model Kedalaman, Ya• yang harus dilapisi akan bcrvariasi sesuai
nputer tclall t.ersedia atau sedang dikembangkan untuk ukuran part.ikcl yang dibutuhkan untuk memhcntuk lapis<m
.:.1simulasi hidraulika alur sungai dan persamaan angkutan tersebut, tetapi biasanya bervariasi diantara tiga di<uneter
~men sehingga proses degradasi dapat dipcrkirakan. Sclmna partikelnya atau 0,5 kaki (0, 15 m), y<mg m:ma yang lebih kccil.
rdel-model tersebut disempumakm1, menggunakm1 mct.oda Ukuran parlikel sedimen yang dipcrluk<m untuk mcmbentuk
·flwring" atau analisis kestabilan lcreng sebagai alat untuk lapisan pelindung dapat dihitung menggunakan heherapa
1!lnperkirakan degradasi. metodc. Mctode-metode tersebut dapat digunakan untuk
1~1m hal da.-;ar sungai t.erdiri alas material y<mg dapat di<mgkut mengontrol satu sama lainnya. Sctiap metodc akan
ti material terse but mencapai kcdal<unan lebih jauh daripada menghasilkan ukuran partikcl yang herbcda schingga
1btlcunan alur yang mungkin mengahuni degradasi, malca diperlukan pcngalcunan dan pemikinm untuk mcmilih ukuran
.•ttlekatan yang paling efektif adalal1 dengan menghitung ym1g pctling tepat Data dasar y:mg dipcrluk<muntuk pcrhitungan
;Jng lliur y<mg stabil atau lereng pembatas (limiting slope), tcrsehut: I) contoh material d<L'><lf s<Ullpai kc ruas ymtg dipilih
:rnperkirakan volume degradasi ym1g mungkin t.er:jadi, dan d<m pada kcd<tlmmm zona gcrus<m y<mg diperkirak<m. 2) sclcksi
;Jlentukan suatu protil ctlur sungcri tiga-lercng yang scsuai debit domimm bias:mya sckitar dchit puncak hcrfrckuensi 2
!!ligan nilai-nilai h<L'>il perhit.ung<m terscbut. Namun jika ada tctlmn, dan 3) sifat-sifat hidraulika :tlur sungai rata-rata untuk
!!ll0rial herukuran bcsar atau k<L'>ar dahun jumlah besar ycu1g debit dominan yang diperolch d:1Ti pcrhitungan <Lliran halik
,.k hisa tcrangkut oleh aliran sungai nonnal, mal<a suatu t.unak di rua-; sungai y<mg dipilih. Mctodc y<mg digunak;m untuk
lii"an pelindung akcu1 terbentuk ketika matcrictl yang lebih menghitung ukunm partikcl y<mg tidak dapat di:mgkut hiasanya
uus terpisah dari mat.crictl yang lebih besar dan tcrangkut ke hcrdas<lf pada beberapa pcrsmnaan angkutan scdimcn atau
:dt. hubungan yang akan mcmhcntuk lapis:m pclindung.
f~gradasi vcrtik<tl akan terjadi secara herl<tlum-l<tlum smnpai
~1lindung (armor) cukup dalam menghamhat dcgradasi Metode Leren~ Stahil
.:ijUtcul. Metode pcrhitungan lcrcng stahil untuk mcncntukan dcgradasi
di haw<tll bcndung<m digunak<mjika matcri<tl kasar y;mg terscdia
lietode Armoringlpelindun~ tidak cukup untuk mcmhcntuk lapisan pclindung. Mctodc ini
tllttu prosedur y<mg lebih ringkas, yang sebclumnya harus diuji digunak<m unt.uk mcnghitung kcdalcunan gcrusmttcpat di haw;tlt

/Jagian X: /Jendtmg. /Jnulungcm. ,\'tmgai. lriga.l'i, J>cmlai. 357


SNI 19-6459-2000
hiolo!!ik yan!! lin!!gi (l'lltn~/ik). Dalam proses pcnuaan inilah diperhitungkan di dalmn perencm1aan serta konstn
scdimcn yang masuk sangal hcsar pcngaruhnya lerhadap akan dilaksm1akan oleh proyek-proyek pemhanguna
kualilas air. Dalangnya scdimen serla pe11gcndapmmya dapat Dalmn butir X.2 Lelah dihahas pengaruh sedimentasi
hcrdampak posit if dan ncgalif lcrhadap proses culrorikasi. kualitas air waduk. Jika dicmalisis pcngaruh kualitas ail
J ika lcrdapall'Ukup unsur hara, karhon, dan sinar malahari, akan pengemb<mgml perik<man di waduk, maka huhung~
1c1jadi pcnumhuhan gangang alau gulma. J ika perlumhuhan dan akihatnya dengan sedimentasi dapat dilac:
ini cukup hcsm. kualilas air ak:m mcnunm karcna hesarnya permukaan muka air menyehutirkan vegetasi
hiaya yan!! dipcrlukan unluk pcmulihan dan menghilangkan sekclilingnya tenggclmn dan pada akhimya memhus1
hau. lingkal lanllan oksigcn akan mcnurun dalam proses hara yang dihm;ilkan dari pemhusukan itu menghasillc
pcmhusukan. kondisi anacrohik akan mengarah pada yang hanyak. Populasi ikan herkemhang dengan 1
pcmhclllukan hidrogcn sulrida. mclan, amoniak. dan pclarulan kemudi<m menurun dengm1 habisnya unsur hara di (
lo!!alll hera!. Penurumm populasi ikan dapat herlangsung hehen
Sccara lcorilik. fosfor dan nitrogen merupak;munsur hara yang y<mg kemudim1 diikuti oleh suatu peningkat<m ketiJ
mcmhalasi siklus pcnumhuhan lanaman di waduk, tell1pi dalmn waduk menuju kcseimhangan. Dengan demikicm
sludi limnologi umumnya fosforlah yang paling hesar sedimcn terhadap proses fotosintesa terkait dengcm
pcngamhnya. Fosfor diangkul kc dalam waduk di da.lmn larulan ikan di waduk.
dan lcradsorpsi pada partikcl scdimcn. Fosfor yang lcradsorpsi Beherapajenis ikcm herkemb<mg-hiak di tepi<m waduk.
ada scdimcn akan lcrschar scsuai gcrakan dm1 pcngendap<m sedimen di daerah ini dapat herpengaruh huruk:
sedimen di dalam waduk. Mcskipun ada heherapa pendapat pcmhiakan dan kel<mgsungml hidup jenis ikan terset
yang hcncnlang:m mengcnai akhir dari fosfor yang terserap Endapan sedimen dapat mer~jadi hahilllt hagi heber
lcradsorpsi pada cndapan scdimen di dalmn lileratur, pada tumhuhan dan organisme binalllng yang merupak
umumnya dapat disimpulkan hahwa fosfor y;mg teradsorpsi makanan penting bagi sebagian dari populasi ikcu1 di
pada cndap;m scdimen yang terlulup lidak akm1 bermanfaat Di masa lmnpau pengaruh banjir herupa pcmhentw
tctapi fosfor y;mg teradsorpsi pada sedimen pada bid;mg batas dan penyuhurannya di anggap sangat baik, terutarru
(interface) antara sedimcn-air akan tcrsedia untuk dilepaskan ujung sungai-sungai besar. Nyatanya, terbentukn
dan dapal memhmllu proses eutrofikasi. Senyawa fosfor yang tersebut pada awalnya terg~mtung pada bes<mlya bebar
teradsorpsi pada partikcl scdimen yang lchih halus, ma.lm dapat yang terkandung di dalam air hanjir; namun p
diperkirakan hahw;• pada umumnya pcnycbar;m maksimum penyuhuran laban setelah penggenangan mungki
akan terjadi di da" m waduk dan pada hidang barns anlllra berlebihan dan jika diperhitungkan kerugian akib
sedimcn air. Surur· .ya waduk akm1 menggcrus dan membuka sehingga basil akhirnya akan negatif. Sedimen y;mg di1
sedim1 n yang ~ :helumnya terlutup sehingga memunbah di hulu waduk tidak dapat lagi memhentuk dclut. H;
kemungkimm unl'ik terjadinya pelarut<m. yang menychutirkan kekhawatiran di daerah pant
Kekeruh<m d<m produksi g;mg<mg atau gulma di dalmn waduk hilru1gnya sedimen herukunm pasir yang terangkut I
berh<mding tcrhalik. Pengaruh terhalangnya cahaya matahari secara alami yang diperlukan untuk pcmeliharaa
oleh sedimen melay;mg mempunyai dmnpak terhadap proses tersebut tcmpa pengisian pasir (beach nourishment) dari
fotosintesa. Meningkatknya kekeruhan dapat berdampak yang dialirkm1 oleh sungai-sungai ke panuti, maka
terhadap proses hiologi karena mengubah suhu air. Pengmnat<m besar pasir harus didatcmgkan untuk pemeliharaaJ
menunjukkm1 hahwa air di pennukaa.n waduk y;mg keruh sangat Tindakan pengmnanan pa.nllli lainnyajuga diberikcm
menghcunhat naiknya suhu air pada lokasi rendah di dalam laporan.
waduk. Sebaliknya, menara sungai-sungai yang ada bcndll
Kadar logmn (Fe, Mn, Zn, Mg, Cu, Cd, dan Ph) berinteraksi cenderung lebih sering tertutup oleh beting-hcting p~
dengan air dan sedimen, meskipun ion logmn-logmn tersebut spit). Hal ini ter:jadi di tempat y;mg alinm di hilir hendt
kadang-kad<mg dilepask<m ke dalcun air, pengaruh yang lcbih terlalu kecil untuk menembus beting yang terben
besar d<m menentukan adalah reaksinya dengan sedimen yang gelombang di sisi yang mengarah ke taut. Peny
mengcndap, schingga, delta sehuah waduk dapat menjadi semacmn-ini hisa mempunyai dmnpak ekologi ym
pcra.ngkap pcnting terhadap sisa-sisa logmn yang tcrapung dan terulllmajika di muara ada tempat pemhiakan ikan la
terlarut yang bias<mya terlumyut dalmn air. Sebelumnya telah disebutkan bahwa habitat herbagai s
Sedimen juga hisa menjadi alat transporta'\i bagi pcstisida. ummnan liar dapat berkemba.ng di delta waduk. Sedill
Meskipun hubungan an tara sedimen dan pestisida lebih sedikit baru dicndapkan merupakan habilllt ym1g ideal, terutal
dibal1as daripada huhungan sedimen deng;m unsur hara d<m tm1mmu1 jenis phreatophytes. Daerah delta ini sering 1
logmn, uunpaknya ada kemungkinan bahwa endapan sedimen suaka almn dm1 tcmpat rekrea'\i.
dapat mengikat pestisida yang terbawa oleh sedimen yang Sedimen yang tertiup angin kadang-kadang men~
masuk ke dal<un waduk. mao;;alah di luar cekung<m waduk. Jika sedimcn mengel
Sedimenlllsi kecil pengaruhnya terhadap salinitas air waduk, sedimen cekungan cukup mengandung material b
telllpi terurainya kalsium karbonat secara permanen dapat kondisi angin lokalnya kritis, maka suatu crosi a:1
meningkat dengan hertcunbahnya pelapisan endapan sedimen. gangguan debu yang hesar bisa ter:jadi. Resikonya menj
besar jika pertumhuhan llUlaman pelindung terham
8.3. Dampak Ekolo~i hempascu1 gclomh;mg, surut cepat atcm terbat<L". {Ill. Sua
Dampak ekologi dari sedimentasi waduk pada umumnya hersifat yang terdiri dari tanggul rcndah tclah digunaka
sekunder. D<unpak sedimentasi ini sulit dipisahkan alllupun mempertahankan kolcun dangkal di atas areal yaDJ
ditemukan di antam besamya dmnpak yang ditimbulkan oleh tererosi. Kolmn ini mempunyai fungsi sekunder sehagl
pembuat<m sehuah waduk. Nrunun ada beberapa dampak ekologi ungga" air.
yang nyalll, yaitu yang herhubungru1 dengan sedimen dan hams

356 Bagian 8: Bendt11w Hendunxan .•\"unxai. lrixasi. Pantai.


.a nyata ..BuiJran ka~r dicndapkan dcngan cepat jika
&pat<tll artl'· hcrkurang. ~cdangkan hutiran kecil hanya
SNI 19-6459-2000
dengan material basil pengerukan. Saat ini hanyak ncgara telah
memiliki peraturan mcngenai kualitas air yaitu dengan
•Iapkan p ka kcccpalan ali ran mcnjadi san gat lam bat. pcngembalian material hasil pengerukan kc sungai asli telah
: 1~'W1 dcnuk1an tck~tur ~cdimcn di dataran banjir dapat dibuat rencana untuk pcna.mpungan campuran air dan scdimen
'hah karcna adanya hcndungan. dari pengerukan. Konsep dasarnya terdiri ata.-; suatu areal y<mg
t'>ahan c •1logi tcrschut tcrutama dipicu olch pcrubahan diberi tanggul dengan volume dihuat sedemikian sehingga
~mh;mg;.n tala air tclapi juga dipcngaruhi olch pcrubahan permukaan areal tersebut cukup luas untuk menguapkan air
'pcngcndapan scdimcn. yang masuk ke dalamnya. Material padat yang tertinggal
l 1 emhuan~an Sedimen Hasil Galian menjadi material timbunan. Penanaman tumhuhan di laban
•ouangan akhir dari sedimcn yang dikcruk merupakan tersehut pada tahap awal mcrupak<m hal yang umum diketjakan
j;Jah tcrhad;mg ckonomi lingkungan. Di masa lalu, sedi.men untuk mcningkatkan penguapan melalui evapotnmspirasl.
f tcrkcruk dihu;mg kc alur sungai di hawah bendung<m atau Pengerukan yang bertujuan memulihkan volume ta.mpungan
41rkan kc rcmpat pcmhuangan yang terdckat tanpa sering tidak ekonomis. Pengecualian utama adalah kolam
ltpcrtimhangkan estctika maupun dampak ckologinya. penampung material banjir di daeral1 tangkapan hujan yang
!lbuangan scdimcn kc alur hilir dapat menyehulirkan herlereng curam di atas daerah padat penduduk. Kolam
rruhan air yang luar biasa tinggi schingga mengganggu pcnampung material tersebut didesain untuk mengendalikan
,•ogi dan fuNgsi rckrca.-;i sungai. Sclain ilu, pemakai air di sedimen; airnya dikeluarkan sesegcra mungkin setelah
1I:Ul hilir akan mcndapatkan air yang lcbih keruh. Buang<m ter:jadinya banjir. Material yang. tertinggal dibiarkan mengering
:imen di daralan mcnjadi timhunan yang jelek d<m drainasc dan dikcluarkan sesegera mungkin menggunakcm alat berat yang
: material hucmgan terscbut hcrda.mpak huruk tcrhadap air biasa digunakan di daratan. Karena daeral1 sekelilingnya padat
amka<m dan air tanah lokal. penduduk maka sedimen, dan buangan tersebut-herguna sebagai
'ayak ncgara mcmperolch ta.nah pertanian yang mempunyai material urugan bagi peker:jaan konstruksi di sekitamya.
ti yang tinggi mclalui penimbunan lahan rendal1 atau herawa

Bagian 8: Bendung. Bendungcm. Sungai, lrigasi. Pantai. 359


SNI 19-6459-2000
hcndun!!an untuk keperluan desain hendungan dan desain
pl'lindung hilir terhadap gerusan vcrtikal dasar sungai. Sclain A=-
v .......................... (15)
itu metodc ini juga digunak;m pada tahap awal dcsain.jika data T n
lapan!!an yang tersedia terhatas dan hiaya yang litlak l:ukup
untuk melakuk;m sludi yang lchih rind. Perhilung;m dcngan Setclah nilai AT dikelabui, m<tk.a kcdal<unan degrad
komputcr dilakukan hila ada data untuk mcnguji model dihitung menggumtk.<m persarnaan berikut:
mat em at ik. hidraulika alur sungainya haik/idcal, dan dcgradasi
yang mcmpcngamhi morfologi alur sungai sepanjang hehcrapa
km di hawah hendungan. ) =[ 64 AT ~S ] 112
••••••••.••.••••••••...•.• (16)
I 39
Mctodc lcrcng stahil diilustrasikmt deng;m sketsa Gmnhm· 26.
LcJ\~ng y;utg stahil didcfinisikan sehagai lcreng sungai di mana dengm1:
tidak terjadi lagi angkutan material dasm·. Sepcrti dipcrlihatkan ~S adalah beda <mtara lereng y<mg ada dengm1 Iere1
G;unhar X-5. met ode ini juga disc hut sehagai met ode liga-lcreng dan panjang ruas sungai yang terdegradasi dapat
karcna ,·;u·iasi diperkirakan terjadi antara lcrcng yang stahil dan deng<m: -
lcrcng yang ada jauh di hilir. Perhitungan lcrcng stahil dapal
dilakukan dcngan hchcrapa mctodc: (I) Pcrsamaan muatan
t3 n ........................................... (17)
L=
dasar (/Jt'cl load) untuk kondisi angkutan Llasar nol, (2) 8 DS
Pcrsamaan muatan dasar untuk angkutan sedimcn awal (3) Jika diantisipasi hahwa degradasi ke smnping atau late
Diagram Shield untuk gerakan. d;m (4) Huhungan L<UIC untuk menjadi suatu faktor yang penting, m<tk.a diperluk
gay a t;u·ik kritis Llcngan asumsi alir;m air jernih dalcun saluran. tamhahan untuk menentukan lehar alur sung:
De hit y;mg Lligunakan unt uk satu Lli antara metodc di alas adalah lerLiegradasi. Karcna sebagian dari material <tk.an be~
Llehit Llnmin;m d;m hiw;;mya Llitentukan olch Llehil kapw;itas tehing sungai, maka degradasi verlikal tidak <tk.an
alur <channel bankfull flow) atau Llehit hanjir punl:ctk. dua degradasi lateral. Gerak<mlateral harus selalu diantisi
tahun;m. Dengan dikcndalikannya alir;m sungai oleh hendungan tebing sungai terdiri dari material yru1g smna dengan
di hulu. maka masalah mcnjaLii lchih kompleks karcna data dasar d<m pada tehing tersebul tidak l:ukup tumhuhl
rind tentang pdcpasan alir Lli kemudi;m hari hias;mya Lid<tk. menahan materialnya.
aLia. J ika pelepas;m air dari waLiuk l:ukup seragcun, dcu1 at iran Jika ada titik kontrol hidraulik permanen di suatu tc
hanjir rclatif jarang teJjaLii. maka dehit harian rata-rata dapal dalmn ruas yang terdegradasi, maka persmnaan 1
digunakan sehagai Lie hit Llmnin;ul. Tetapi jika pelcpasan air dari Iangsung digunakru1 untuk memperoleh kedalmnan df
waduk sangat herlluktuasi akihat hanjir, maka debit punl:<tk. Metode tiga-lcreng atau lereng stabil untuk men
y;mg Llismnai atau dilchihi rata-rata I kali Llalmn dua tahun dapat kedalaman degradasi di hendtmgan dan profil al
Lli;mggap schaga.i debit dominan. terdegradasi hergantung pada pemenuh<m asumsi beri
Langkah sclanjutnya dalam pcrhitungan dcgradasi dengan 1. Ruas yang mengalami degradasi l:ukup serag<un ~
metoLic Iereng stahil adalah meneillukan sifal rata-rata memungkinkcm digumtk.~mnya penarnp<mg dan ler1
hidraulika a.lur sungai untuk mcngetahui dchit domincm. Data rata di scluruh ruas;
terschut hias<mya dipcrolch dari pcngmnat<m alinm di hlir y<mg 2. Material d;_,sar dan tebing sungai di scluruh rua
dilaksan;tk.an untuk kcpcrlu;m pcmh;mgumm henLiungan. Sifat- l:ukup sruna sehingga suatu komposisi rata-ra1
sifal scmua pcnampang aliran hilir ketika membawa debit digumtk.an dru1tid<tk. ada material yang tidctk. dap~
domimm Llirata-ral<tk.<Ul untuk memperoleh suatu penmnpang Lli lcreng ataupun di tebing yru1g dapat mengh<unbl
umum yang akan mcwakili ruas sungai yang mengalcuni mencapai penmnpang mta-rata di lereng stahil;
dcgradasi. Lcreng muka air Llapal dianggap sama dengan 3. Degradasi ak<m sedemikiru1 sehingga komponen
gradien hidraulik. akan lebih berpengaruh dan gerakan horison
Deng<m metode lcreng stahil. volume material yang tergerus terhata-; pada longsoran tebing akibat degradasi 1
dapat ditentukan dengan heherapa l:ara. Dari Garnhar 26 dapat Model tisik hidraulikct dari <mgkutan sedimenjq
dinyat<tk.<m sehagai: b<myak digunakru1 oleh h<my<tk. peneliti untuk ~
perkiraan degradasi di hilir bcndungan sel:<tra le~
(14)
8.4.2 Agradasi
dengan: Agradasi sering tetjadi di hilir daerah yang terdegrw
V adalah volume material y<mg terdegradasi (m3 ) terse hut ter:jadi jika punl:<tk. brutjir diredrun oleh wadul
AT adalah luas degrada-;i mem<mj<mg (m 2 ) Debit puncak yang lehih rendah schanLiing denJ
B adalah Iebar alur yang terdegraLiasi (m) penampang hasah yang lehih kedl, maka akall
Jika tidctk. ada titik kontrol hidraulik di hilir alau tidak ada batas pengendapan di dasar dru1 di tehing sungai. Jika Leija
p<mjang (L) degraLiasi maka dua cara menghitung volume yaitu: yrutg hes<tr m<tk.a pcngaruh redarnru1 debit <tk.C:Ul herku
1) <mggap sungai ~tk.cu1 mengamhil he han sedimen kasar (> 0.062 cenderung ter:iadi hanjir besar dan penggeruscm ka:l
mm) sruna dcngcu1 hagim1 sedimen tercatat herukunm > 0.062 sungai yang meny~mpit tidak mcunpu lagi mcnrunpu
mm sehelumnya, atau 2) hitung alinm ke luar (out tlow) dari yru1g besar.
ruw; sungai y<mg tcrdcgradasi dengan kurva lcngkung sedimen, Karena h<mya butiran sedimen terkedl saja yang ter~
metodc kurva durasi-aliran. Untuk nomor 2, kurva lengkung waduk bcsar sedcmgkan material das<tr tercunhil dan hill
sedimen akan dihual menggumtk.an satu atau lchih persarnaan maka distribusi uk~rru1 bulir yang ter:jadi s<mgal herhed
muat~Ul dasar dcm kurva durasi-aliran dari pelepasan air waduk distribusi pada sungai sebelum dihendung (semula).
yru1g dihampkru1 tcr:jadi. Dengan menyusun kembali persrunaan sedimen terse hut kurcmg mcngru1dung hutinm hcrukuJ11!
(14) maka luas dcgra<.lm;i memrutjang adalah: alau medium, d<m pola pengendapan di datctr<Ul hanjit

358 Bagian 8 : Bcndung. Bendungan, .\'ungai. lrigasi, Pantcli.


SNI19-6459-2000
tanB
~an Gamhar

;,~

ft!H., -,-
[:;;>

~ i:: '!;'. ·. ...... -

.!~~HP f• u ll-"

'~-;;_, 0~.

~
I
~:I-=

. 11 1
-.. .•. "
Debit (m1/dt)
Keterangan :
Gambar 1 ( 1) kisaran sedimen
(VB lengkung sedimen melayang, sungai San Pedro (2) aliran
di hawah Aravaipa Creek, Arizona (3) Segmen skematik waduk
Pengukuran awal :
A0 luaskontur
W' o : Iebar hilir
Wo" : Iebar udik
Pengukuran bam :
A' 1 luas kontur (dinding)
W"l Iebar hilir
W"l Iebar udik
Gamhar3
Prosedur penyesuaian Iebar untuk memperhaiki
areal kontur antara batas garis

rangan:
iAlur sungai di hilir bendungan Keterangan :
Wur sun!!ai lmna (1) Pos awal pengukunm (koordinat dikctahui)
'natas waduk untuk elevasi muka air maksimum normal (2) Garis dasar
Areal delta waduk (3) Pos akhir pengukuran
.AJur sungai di udik waduk (4) Kisaran
Kisaran sedimen (5) Kisaran yang telah ditentukan sebelumnya
Alur sungai yang terbenam
Gamhar4
Gambar2 Operasi kapal pengukuran dengan sistem pengatur posisi
Lokasi batas garis waduk elektronik

Bagi'm 8: Bendung, Bendung(m, Sungai, /rigasi. Panwi. 361


SNI 19-6459-2000
LampiranA
Daftar lstilah

Serahan sedimen : sedimen tyield


Depresi : depression
Beting-beting pasir :sand spit
Air larian :run Off
Aliran ma.<;uk :inflow
Kapasita<; waduk : reservoir capacity
Sedimen layang : suspended load
Scdimen dasar :bed load
Tampungan mati : dead Starage
Bendungan lumpur :silt dam

360 Bagian 8: Bendung. lkndungan. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI19-6459·2000

.... ~
'

-
1-
v v·/ l7
// ~

.1-
V~- ~_} 7/
·~ v v v;_
-... v
/
. -
- / @) 7 / I
.1-
/ / ~ ~v v -
f-/
vv / v~v @. v
i ·•an.
:si~1s
}I /
- J. / v
V."' v
/
v -

tvasi
jsar sungai
Vf_ 1-,-
./

I I
- I
.. I
'

- :' t !

pncak t.ampungan mali Keterangan : CD


oncak tcunpungan t.ak akt.if (1) Prosentase sedimen yang diendapkan
(llpasitas awallasli (2) Prosentase kedalaman waduk
~ pasit.as set.elah 100 t.ahun (3), (4), (5), (6) : Tipe I, Tipe II, Tipe III, Tipe IV (biasanya
~ncak uunpung<m cadangan akt.if kosong)
"ncak kontrol h<mjir (7) Pertambah<m luas
cvasi muka ai~ maksimum
f mpungan matt
mpung<m t.ak akt.if
mpung<m cadangan
Gambar 13
Kurva rencana distribusi sedimen

f otil sedimen 100 talmn


uka air h<m jir
uka air han:j ir t.ert.inggi di alas pelimpah
Gamhar 11
pagram skematik. Alo~asi waduk, pengendapan
sed1men.

II
",,'-;;,.;--,..L._LLJ--Ulf:l::-....L...Ll..Lll.l.lf:--L...J..JI....I.lJI.J..U..,-L.l..l.J
(j)
Keterangan :
(1) Konsentrasi sedimen (% x m<L-.sa)
(2) Debit (m3/d)
Gambar 14
Sungai Orange di bethulie, Konsentrasi sedimen harian
rata-rata terhadap dehit (1969) .
. 1------r
..
·'
.~· -~
t}-.-;;""
o0
·- ~·-

nG
~
.;> 0
~·~~
-=---to !

v
0
t-·-
0
.
~.0

CD
I

II. I
...I ...I . .
~
gan:

o~~ntase sedimen yang tertangkap pada muka air


.'
all.Jlr Keterangan :
deks tinggi muka air banjir : (1) Kekuatan sungai rata-rata SV (tn/s)
(2) Q/Q (% x massa)
Kedalaman rnuka air ban 'ir x prosentase waktu dalarn - kosentrasi sedimen rata-rata
aman di bawah rnuka air banjir rnuka air banjir
Gamhar 15
Gambar 12 Waduk Henrik Verwoerd. kekuatan sunl(ai rata-rata
lUmen yang diendapkan pada tinggi muka air han,jir sv (m/d)

Bag ian 8: Bendung, Bendungcm, Sungai. Jrigasi. Pamai. 363


SNI 19-6459-200 0
10000

·111·1~ .f---·-· •

·::----. ·-..-·
,.1 .... ~ --
I I

I' I ' I I .. : '·.


·--,.l--;1 -~-,--~ -=;-·r:=t--;:; ;~ F !' I
i . i. . . ! :; I • :1: •. -,-.--i:l~.-.~I-+--- Luas DPS dalam km2

Gamhar 5 Gamhar 8
Grafik peme•·uman so~} di sepanjang batas garis Serahan sedimen dari survei waduk
di daerah iklim semi-kerin g di USA
Gamhar 5
Grafik pemeruma n sonar di sepanjang hatas garis

100 !lt'JM41nl Dedit" .....-:


(1915-1969/--......._ _,-'7
> . . . /,
/oJ.t Mrod ,..."" ~·
80 (/9Js -196~'x"" ~
/ _,__,-· / Horr1 SfrtJnk toJt
GvNnSty /----:.· • (1949·1962}
(192!-1951} 7-? / /
60 • / / /.
1i / / .. ..(
~ • // • / . '-John JJortin
~ /
""' .. / ' / / /
/
/ (194J·19l2}

"~ 1// "/ /


--------- ------
-------
'/ /
g.. II ,./ . . . . . . . . . . .
¥- , ' /
-'/
v
Gamhar 9
20 •o 60
Sketsa sub DPS dan serahan sedimen
Persen scdin1cn tcrencbpkan

Gamhar6
Distrihusi sedimen herdasarka n pengukura n waduk

100-
''
~ _J~== .....
- l_rr'--
oo
' I

®-/ i I I
I ,'
I /

~/
.. ·
//
/

,.,/.., ' '


..::---- ---- -_L~LL~~-L~~~~~~~~~~-L~~~·~~~~~~~~--~LU- ~
•0

(1)

Kctcrangan :
(I) Perbanding<m kap<L<;il<L" waduk tcrhadap alir::m ~~
Ketcrmu!an : tahunan rata-rata
(1) Pn~<;cntasc jm·<l.k (0) (dari hendung<m kc tinggi muka air
(2) Sedimen yang tertangkap ('k.)
operasi pm1cak) J anl.k total (0) = 195 km (3) K = SI (lndkes Scdirncntw;i Churchill) x g
(2) Proscntasc kcdahunan (H)- Kcdalmnan total H =177m
(4) Kurva medium Brune
(3) (4) (5): 1935 (awal), 1949, 1964
(5) Efisiensi penangkap<m sedimcn mcnurut Churchill;
(6) 50c7< clcvw;i muka air (1935- 1964) 100- (1600 k-0.2- 12)

Gamhar7 Gamhar 10
Profil pengendap an sedimen di danau !\lead. USA Kun·a efisien.-;i penangkap an sedimen

362 Bt1gian 8: Bendzmg. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panwi.


SNI 19-6459-2000

10 j ~ ?(J
2> JO "IS 40

Jp CD Gamhar 24
Gamhar 21 Delta anak sungai Bill Williams pada Danau Havasu
Peruhahan dehit sedimen sesuai waktu

(1) Jam

~~---- (0 ~ (i)
T-

0~ -\:® ~-
G) "..~
fterang:;m : .--@ ~,., ~-
~ Kcmiting:<m atas ~ - ® (I) alircm
. k ~ '"" 9
-~ B uttr;m 'asar ® · ~'=~ (2) dasar sungai semula
Kcmiring:<m thalweg asli '-!1'--=''-..., (3) material das;u· asli
Tilik poros
(4) dasar sungai y;mg mengalmni degradasi
Kemiring<m muka
y kedahun;m kc dasm lapisan pclindung:
Kcmiring:<m hawah
Yd kedalmn<m degradasi
Muka air nonnal
Ya lapisan pclindung
Muka air maksimum
De.: di<unetcr material pcmhcntuk lapis;m pclindung
Pcngcluanm
~p proscntase desimal material dasar asli yang lchih
)) Butiran kasar
Gamhar22 hesar daripada De
Formasi delta khusus tipe delta Gamhar 25
- . - - . ,'IIT-'1-,----r-1---,,..-------,---,---.,.,,.-,---,---17"T-,
•t--
Sketsa def"inisi lapisan pelindunJ.!
lr--

!,
i!S:i!tercmg;m : CD
{l) Kcmiring<m aliran aw;tl, m/m
(2) Kcmiring;m dasar atas, m/m
'(3) Curva I : kcmiring;m dasar atas dahtm '/, tcrhadap
kcmiring:m1 awal : 100
Kctcran_!!an :
f4) Cur\'a II : kcmiring<m dasar alas dal;un '/, tcrhadap
SL lcrcng stahil/pcmhatas
kcmiring;m awal : 50
Sh lcrcng: das;u· sun~ai a lam i
(5) Curva III : kcmiring;m dasar atas dal;un '/, tcrhadap
dg: kedalmnan dcgradasi di hcndun_!!an
kemiring;m awal : 20
(;amhar 23 (;amhar 26
KemirinJ.!an atas terhadap kemirinJ,!~lll aliran awal Alur yanJ.! h•rdeJ.!t·adasi dt•IIJ.!~lll ml'todt• tiJ,!a-lt•t"t•ng

Uagia11 8: Urllclllllg. llt'llclllllgllll, Su11,-.;ui. lrig<ni. /'ulltlli. 365


SNI 19·6459-2000

-T]II(.' ~-:[I]-· ..
-~~.... ''~ ' "'
. '"
...............
·~ .
--- ~ ). . . . rI ··-"'
........
.........

o --, 1 , .._ r- - - - i----~

)1.0~.19~1

...
a ' ' ' •• FILn::: i;r..o;:---.-- r---r-.----ll~<o

~-"'----11
Ill

'"
...

~"' :--;---:--:-------:----:---, -. .:"'" ~


I
I
! I
Cl 1
CI.Ot..l9~1
l ~"'

j
I I JLOL 19~2

IS i I
I

~~
I I
I I .
F !:-.: ~~
b:rr.-o-.--r-,---------1 ,.,
...
(i) 10

i~ :~ i~ V "' ~I 110

·z
/
100

12
16
.~
,o..
·6
l,t
l~
0..·
,qlC.
...
__ _j_,
...
I
I

.
,
I
l,. ~ i
)0
v ~--
16 Jan 197M

60
I
70
!;------;--;--:----:----:-----:'' ...

Ol.OL.19~1

Gambar 18
...
26.10.19!11

Keterangan : Variasi konsentrasi sedimen dalam waktu dan rua


(1) Jarak dari bendunge:m (km) (Sautet Reservoir, Perancis)
(2) Muatan sedimen total (tid)
(3) Skala
T--
(4) Bendungcm
Gambar 16
Waduk Hendrik Verwoerd. Muatan sedimen terhadap
jarak dari bendungan

Gambar 19
Sket~a detinisi arus kerapatan

'·'

\
[Jm----
~·~
\\ ~-"
<D ].~r. ··t~
20·1-l:.
.
-:: ; 1;;: ~~:__
E-=--J.IDl- --::-_
I - --~ '·' ---L --- 1-----
G) 1 '»00 •'J-. L ' lSI ••J\ G) \';.'» •'I~ 2 '•'" .
.

f1~~ll·~- i)ter!;~-~"-'"k
..
.. ~ ~· 0.11

LG)----,~•,_;,.-,;7.- 0 .... ~.,,


(2) Alirankeluar
(3) Konsentrasi% x massa . -
-. ....
Gambar 17
Waduk Hendrik Verwoerd. Variasi konsentrasi sedimen Gambar20
dengan waktu dan ruang Kondisi kritis bagi sedimen tanpa kohesi

364 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai_


SNI 03-6460.1-2000

,aan. atau
~t;tlnya
pekerjaan insidental non struktural seperti
kerangka untuk bekerja, tangga ma<;uk, jalan masuk,
secara kontinyu") oleh personil yang ditugaskan direksi, dapat
sangat bermanfaat dalam menjamin bahwa aspek keamanan
1 sebagainya. Scmua pekerjaan ini sangat penting untuk tidak diabaikan. Hal ini terutama penting bahwa inspeksi harian
Jt;sain tcpat. gambar, kornputasi dan spesifikasi yang oleh personil yang dipercaya yang ditugaskan oleh kontraktor)
"rnadai akan disiapkan sebelumnya, harus melalui hendaknya dilakukan pada saat pekerjaan sedang tidak
,;Jleriksaan secara independen untuk dikerjakan. berlangsung, misalnya pada akhir pekan, hari-hari libur atau
'1ubahan hendaknya dibuat hanya sesudah dikonsultasikan waktu-waktu kosong lainnya. Dalam segala hal, tindakan
l,~an pihak pcrcncana. Kontrc:tktor utama wajib menugaskan pengamanan harus diperhatikan seperti dikemukakan pacta butir
,li teknik dari staf ahli teknik lapangan sebagai koordinator 8.4 hendaknya diobservasi dengan baik.
1!i pekcrjaan sementara untuk menjamin adanya kesesuaian Personil yang bertanggung jawab terhadap desain harus
ll;tra desain dan pengecekannya dengan syarat-syarat melaksanakan tugasnya dengan baik di lapangan. Setiap
•manan. Hal ini terutama berkaitan untuk kontrak yang modifikasi yang diakibatkan oleh adanya perubahan sifat-sifat
tuilai besar, dan melibatkan bcberapa subkontraktor untuk tanah hendaknya dicatat sesegera mungkin dan dilaporkan
terjaan sementara. kepada direksi.
Jb.tU aspek khusus dalam penerowongan adalah kurang
emadainya penyangga sernentara yang mungkin kritis 4.3.4 Peraturan perundang-undangan yang herlaku.
•hadap pcmbebanan dan tegangan dalam struktur yang Pengendalian pekerjaan yang diperlukan dalmn pelaksm1aan
rmanen. konstruksi harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-
,-c>sedur untuk penyanggaan muka dengan kayu, peratumn mengenai Kesehat.:1.n dan Keamanan Pekerjaan yang
i[lyambungan, dan pelaksanacm konstruksi bukaan harus berlaku. Administrasinya dilaksanakan oleh Komisi Kesehatan
d~sain dcngan baik dan mendapatkan supervisi yang sama dan Keamanan melalui Dinas atau instansi Kesehatan dan
perti halnya pacta konstruksi permanen, dan sesuai dengan Keamanan. Inspektorat Bangunan hendaknya diajak
tndar pekerjaan yang berlaku. bcrkonsultasi tentang catatan-catatan, register-register, formulir-
fonnulir dan notifikasi-notifika<>i yang relevan.
3.3 Supervisi dan Inspeksi Penanggungjawab peke~jaan diharuskan untuk mengumumkan
antraktor harus bertanggung jawab scpenuhnya aL:'lS kemmman penetapan Pengawa<; Daerah dalam 7 hari dari awal peke~jacm,
tkerjaan yang berada di bawah pengendaliannya, sedangkan kecuali apabila pekerjaan tersebut akm1 dapat selesai dalmn 6
'!Pervisi dan inspeksi lapangan secara independen oleh staf minggu.
reksi ataupun staf klien yang berpengalaman mempunyai Apabila melebihi persyaratan minimum, kepada inspektur
.eran yang penting dalmn melaksanakan peke~jam1 yang cukup hendaknya diberikan sejak 7 hari sebelumnya suatu infonnasi
flaD. untuk memulai: (a) penerowongan; (b) pembuatan sumuran
enilaian mengenai kondisi tanah yang bervariasi adalah untuk terowongan; (c) penggunaan udara yang bertekanan.
J)erluk<m pacta setiap tahap pembangumm terowongan dan Peraturan yang baku memerlukan sertitikat-sertiftkat, laporan-
~nting untuk keamanan dalam mengantisipasi bahaya dan laporan dan dokumen lainnya yang dibuat untuk keperluan
atuk memutuskan dengm1 segera tindakan yang tepat. Inspektorat Bangunan. Tentu s~ja ada kew~jiban baku lainnya
eringnya inspeksi (atau, bilakondisi tanahnyajelek: "inspeksi yang tidak khusus untuk konstruksi tcknis.
Tahell
Penyebah utama kecelakaan
P enye b a b utnma k ece I a k ann
Kategori kc:celaklllln Contoh-contoh terinci Pcneegahan dan refc:rensi Refercnsi lain
utama
1. Jatuh dari kctingginn Jntuh ke dnlam sumllrt\Jl. Penyongga-penyangga yang 7.6 (Bag. 3)
tcrtentu Jotuh dnri J'lCI'lUlcnh. tcpat.
Pembuatan geladnk yang ko-
koh.
Penyangga-penyangga (bila
oraJ..1is)~
Tergelineir atau terpeleset pa- Palang pegangan, pennukaan 10 (Bag. 2),
2. 1otub di tcmpat da jnlnn kCJjn. tak licin yang mta. pcmbcr- 10.3 (Dng.3)
,, sihon pcrmuknan. penerangan
vant culcuo.
3. Material jatuh dari Alat dan perJengkapon keeil Popan pijokan kaki. 7.6 (Dag. 3)
kctinggian tcrtcntu. jatuh ntou tertendong .d.1ri otns Penempotnn yang tepot. Alat-
l~'rnltcnh ainu dnri p\Ulc:Jk alal kceil dilcngkapi dcngnn
S\lmur. sabuk/tali,
Bcban/muaton ayunon jntuh Pengoyunan dan pcmuatan 7.6, (Bng. 3),
yang tepol Area pemuntan 8.2 (Bag. 3)
hpnlS tetno bersih
4. Material jatuh dari tim- Runtulu1ya timbunan mis. Fondosi timbwtan yang kuat.
bunan atau kendornan balok, potongnn, semen Peletakan don pcmelihnmnn
dnlmn kanm~t timbunnn ','111\Jt sistcmntik.
Muntnn jntuh dnri kcnd.1rnnn. Muntnn ditimbw1 dengnn bnik
don kokoh. Pennuknan jalnn
atau jaJan kceil terpc:lihnrn
< T,.rt,."'"''""' "''-"
_................ n .. _, __ , ____ -~ --- -•-. •
dennnn bnik
- .. --

Bagian 8: Bendung, Bendtmgan, ,\'ungai. lrigasi, Pantai. 367


~-----~~----~---- ----------

SNI 03-6460.1-2000

TATA CARA KEAMANAN PENEROWONGAN UNTUK KONSTRUKSI SIPIL


BAGIAN 1 : PERENCANAAN DAN ORGANISASI

I. Ruang Lingkup Staf kemnan:-m yang dipcrlukan d:-m org<misasinya serta syam
Tata e<ml ini mencakup rekomcndasi tentang pctunjuk praktis syarat medis dan fasilitas keamanan lain agar dibua:
mengenai penerowongan yang memenuhi syarat-syarat spesifikasinya sccara rinci dalam dokumen kontrak, beriku:
ke:unanan penerowong<m, tidak tennasuk rekomendasi ten tang harganya ma..-;ing-ma..-;ing.
pcnerowongan dengm1 pemotongan d<m penutupan ataupun Schagai hagi<m dari tender, para kontraktor diharuskan untul
pcnerowongan deng<m pipa y:-mg dibenmnk:-m maupun yang mcnyerahkan curiculum vitae staf inti y<mg akan ditugaskan d:
ditcrapkan dalcun konstruksi dengan tujmm penmnbangan. lapangan. Keterampilan dan pcngalaman yang memada:
mcrupakan syarat utmna dari keamanan peket:iaan. Prognun
2. Acuan rinci ten tang pelatihan keamanan oleh kontraktor untuk tenaga
British Standards Institution, 1982. Safety in Tunneling in the kcrja baru pcrlu diusulkan. Standar yang sama tcntang
Construction Industry, British St<mdard Code of Practice No. kcterampilan dan pengalaman, serta kualifikasi terkait, juga
BS () 164: llJX2. dipcrlukan hila pcmilik peket:jacm mempeket:jakan tenaga secara
lcmgsung.
3. Pengertian :
Kemmman Pencrowongan adalah kondisi am:-m atau tidaknya 4.3. Pelaksanaan Kontrak di lapangan
pclaksanaan pekerjaan pcnerowongan, baik keamanan 4.3.1 Manajemen Pelaksanaan Kontrak
hangunan tcrowongannya herikut peralatannya maupun Kontraktor wajib menunjuk seorang pengawas kemnanan
keselcunatan kerja para pelaksana pekcrjaan serta pengunjung lapangan sesuai dengan peraturan yang herlaku.
terowong<m tcrsehut dikemudian hari. Dalcun hal yang menyangkut kemnanan, sangat penting hallWa
personil yang ditugaskan hendakuya diberi otoritas yang
4. Organisasi dan Administratif memadai, dengan dukungan dari perwakilan kontraktor di
4.1. Umum lapangan dan direksi pekerjaan.
Standar ini terutama dimaksudkan untuk memelihara keamanan Perhatian terhadap hal menyangkut kearnanan pada semua
dalam pelaksaniwn pekerjaan konstruksi terowongan dan tingkat harus diberi dukungan, misalnya dcngan cara pemberiali
lingkungan sekitarnya. Semua persiapan mengacu pada insentif dan hadial1 bagi catatan keaman:m lapmtgan yang bail
perenc:-maan d:-m desain. serta pcnggunmm papm1 pengummmm guna membandingkaD
jumlal1 kecelakacm yang tet:iadi dalam bcrbagai satuan hari ke~ja
Pihak-pihak yang umumnya terkait adalah sebagai berikut. Pekerjaan lapangan yang bet:ialan dengan baik, diharapkaD
(a) Pemilik pekerjaan adalah orang atau badan usaha yang kontlik antara target pekcrjaan dan kearnanm1, asalkan dalam
berwenang atau bertanggung jawab keseluruhan pra perencanaan mempertimbangkan kedua hal itu dan bahwa
pekerjaan; standar keamanan dasar dipenuhi secant teratur. Pimpinan
(b) Direksi pekerjaan adalah orang atau suatu badan usaha manajemen berpegang teguh pada kedua a..-;pek ini dan menamh
yang bertanggung jawab tcrhadap desain dan supervisi perhatian secm·a aktif dalam menjamin bahwa staf lapang;Ul
pekerjaan, untuk menjamin kesesuaiannya dengan mereka akan menangani pekerjaan maupun ke:-unanannya
spesifikasi, dan diwakili di lapangan oleh pengawas dengan baik.
lapangan; Kontraktor bertanggung j awab terhadap pemilihan tenaga kerja
(c) Kontraktor adalah orang a tau suatu badan usaha yang yang memadai baik kualitas maupun pengalcunannya delfll
bertanggung jawab terhadap pelaksanmm peket:iaan, dan kemnanan pelaksanaan pekcrjaan, untuk terselcnggaranya
menyediakan tenaga kerja proyek serta sarana fisik bagi supervisi y<mg memadai pada semua kapC:L'iitas.
keperluan konstruksi, dan diwakili di lapangan oleh Lokasi pekct:jaan hendaknya disurvei olch kontraktor untuk
perwakilan kontraktor di lapangan. mengantisipasi bahaya yang mungkin tet:iadi sedini mung.kin.
(d) Instansi herwenang yang menerapkan aturan-aturan dengan setiap penyelidikan dan pengujian yang perlu
administratif menurut peraturan yang berlaku. dilakse:mak..:'ln, dan perencanaan untuk mcnghadapi hal yang tak
terduga. Kondisi yang berbal1aya hcndaknya dipantau sescrill£
4.2. Pengaturan Prakontrak mungkin dan pencegahm1 kecelaka<m dik<~ii ulang secara riDCI
Sebelum suatu Kontrak dibuat oleh Pemilik peket:iaan dan (lihat butir 4.4.1).
direksi pekerjaan dalmn merencanakan proyek. Konsultasi Rangkaian kewenangan dan komunika..<>i sangat penting unblk
kepada instansi yang herwenang harus dilakukan apabila ada ditetapkan sejak awal, sehingga infonna..-;i yang tcrkait dapal
balmya khusus ataupun kondisi abnormal. diberikan dengan cepat kepada mereka yang herumggung jaw~
Pada setiap pelelangan peket:iaan harus dijela..<>kan tanggung untuk mengevaluasi dan menindak la~jutinya. Hal ini tcrutalQl!
jawab khusus dari kontraktor tentang aspek-aspek kearnanan pcnting dalam hubungcmnya dengan informasi y<mg herkait.:fl
dari perenc<ma<m atau desain. deng<m kearnan<m pada muka terowongan.
Pemilik dan direksi peket:jaan perlu menyadari bahwakeamanan
memerlukan biaya. Kontrak hendakaya disusun sedemikian 4.3.2 Pekerjaan Sementara
rupa, sehingga kontraktor menyediakan dana persiapan yang Dalam konstruksi terowongan, pekerjaan sementara den5'
memadaiguna penycdian biaya tersebut. Khususnya. persaingan karakter yang mendasar adalah merupakan hal pentit
dalam pelelang<m pekerjaanjangan ditekankan pada rendahnya Pekerjaan itu terdiri atas tahap penting dari pemhua
harga penawaran tetapi pada usulan keamanan yang memadai konstruksi terowongan, seperti pada terowongan pem~
(lihat butir 6). sumuran keJja, atau pemasangan kerangka untuk pemb~

366 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03·6460.1·2000

;.4.3 Or~anisao;i pertolongan pertama. pengganti yang dapal mengusung pasien harus tersedia di lokasi.
frsyaratan pcnolongan pcrtama dijelaskan dalam pcraturan Informasi lentang almnat rumah sakit sehubungan dcngan
;erundang-undangan yang ada. Beberapa di antarapersyaratan keadaan darurat harus ditempelkan dengan haik.
:ii LCr<.:akup sc<.:ara singkat pada butir 4.4.4 s/d 4.4.8 (Bagian Di lokasi terowongan, keperluan tcntang hal ini harus
~~ dan dalam hcherapa hal dilengkapkan, namun refcrensi diapli.ka-;i.kan sekalipun personil yang terlibat hanya kunmg dari
.fllgsung scharusnya dibuat untuk peraturan yang lebih rinci. 25 orang. Dal;:un hal klmsus, perhatian harus diherikan untuk
jthaya y<mg potcnsial dalam pcncrowongan mengharuskan menjmnin agar kendaraan siap dipuncak dari setiap sumuran
~anya pclatihan pcrsonil dalam hal penolongan pertmna kerja ataupun adil dalmn keada<m darurat.
J<:njadi cukup pcnting; pada sctiap giliran selmna periode 4.4.7 Ruang Pertolongan Pertama.
_;.IIIla konstruksi, seorang pcrsonil dengan y<mg berpengalaman Suatu rmmg pertolongan pcrtmna y<mg dibm1gun dm1 dilengkapi
. tiirus discdiakan untuk memheri hantuan pertolongm1 pertama dengan baik harus discdiakan, untuk ruang perawatan dan
J.la dipcrlukan. Kontraktor dan direksi pekerjaan harus istirahat. Rum1g tersebut harus menjadi tanggung jawab dari
jcmpcrtimbm1gk<m untuk mengirimkan pcrsonil mereka yang personil yang telah terlatih dahun pertolongan pertcuna, yang
"uor secant proporsional, tennasuk pula mandor dm1 inspektur, harus hadir pada saat-saatjmn ker:ja.
.da pclatih<m pcrtolong<m pcnama, baik yang penuh waktu 4.4.8 Pelatihan Pertolongan Pertama
jl;aupun yang selama masa tak bcrtugas dengan mendapatk<m Kualit1kasi minimum yang nonnal dari pelugas P3K adalah
~sentif fin<msi. memiliki scrtifikal pertolongan pertmna yang dikeluarkan oleh
;omunikasi yang haik an tara areal pekerjaan dengan fasilitas organisasi pelatihan yang telah diakui.
li pennuka<m betul-bctul pcnting. Rencana kegiatm1 yangjelas 4.5. Pekerja: Perekrutan dan Pelatihan
1~s dirumuskan, untuk mempcrcepat pemindal1m1 pcrsonil 4.5.1 Perekrutan
1yang bisa terkena hahaya) dari areal peker:jaml dan untuk Pada perekrutan pekerja untuk peker:jaan penerowongan,
penjamin agar mobil ambulans dapat mencapai puncak penting diperhatikim ad.:"llah bahwa stcmrutr kesehatcm Jisi.k yang
wmuran kcrja ataupun loka-;i-lokasi pintu masuk. Perencanacm tinggi perlu dijamin. Dal<un hubungan dengm1 personil di bawah
fbmhuatan lift dalam sumuran harus mempertimbangkan umur 18 tahun, disanmk<m ag<tr yang berwemmg membuat
k.lanya hal-hal itu. Jnstruksi yangjela-; harus diberikan kepada sertitikat medis tentang kehugaran fisik.
~mua pcrsonil tentang prosedur yang dilaksanakan pada saal Untuk opcrasi tertcntu seperti misalnya pcngcmudi derek dan
filakukannya evakuasi dari terowongan dalam keadam1 darurat, pemberi isyaral, ada ketentuan sesuai dengan yang diperlukan
tm juga untuk menjmnin agar personil yang celaka tidak untuk memperkerjakan personil yang bcrumur lebih dari 1g
rotinggalan untuk diselamalkan. tallUil. Umumnya, diinginkan agar semua opcrasi di bawal1
J.4.4 Kotak Pertolongan Pertama pennukaan diker:jakan oleh personil yang hcrumur lehih dari
lotak Penolongan Pertmna (P3K) dalam jumlah yang cukup 18 tahun.
jJ:m diheri tulis<m pertolongan Pcrtama" harus discdiakan. Kotak Prinsip y<mg diterapkm1 pada semua pclakscmacm penerowongan
*u hendaknya dilengkapkan dengan memadai sehagai mcncakup inspeksi reguler olch pcrsonil y<mg herkompcten rum
~elengkapan y<mg disebutk<m dalmn peraturan y<mg berlaku. herpengalarn<m, pclaksanmm pcker:jaan di hawal1 pengaral1an
leotak itu hendaknyajuga siap untuk dibawa ke areal peker:jacm dan supcrvisi oleh personil tcrsebut, dm1 pclaks<maan pekerjaan
dan harus mcnjadi tanggung jawab dari petugas pertolongan oleh pekcrja y<mg kompeten dan memiliki pengahunan yang
IJertmna yang ditunjuk p<tda setiap gilirm1. memadai. Oleh kmena itu sangat pcnling diperhalik<m bal1wa
4.4.5 Tandu onmg y<mg tcpat dihcri tanggung jawah sebagai:
J~du -Jengkap dengan selimut yang memadai untuk di<mgkal (a) Inspcksi;
iengan derek a tau pun kait derek harus terscdia dalam keadaan (b) Supcrvisi;
tcrpelihara. Tandu itu harus siap dihawa masuk ke areal (c) Direksi.
pekerjacm dalmn keadacm darurat, rum harus dilindungi terhadap Pengalaman dalam pekcrjaan yang dilakukan harus
kot.oran d<m kondisi basah. Dalmn hal spesial, apahila jalm1 dipcrtimbangkan cukup penting sebagai suatu ukunm y<mg
masuk ke dalam terowongan harus melewati sumur ker:ja, utama dari onmg yang dirckrut. Apahila pcrekrutcm pcrsonil
usung<m harus secara pmktis disirnpan di tingkatan terowongan. yang bcrpengalaman dan kompctcn temyalct sulil, suatu kursus
Sarana untuk mengangkut onmg ym1g mengalmni kecclakaan pelatih<m harus diadakim, dengan Lckamm khusus pada pclatihan
ke pennuka<m tanah harus dijmnin dengan baik (lihat butir 8.2.5 pcngawas gilinm ker:ja y<mg mcrupakan pcrsonil kunci dalmn
Bagi<m 3). program kcmnanm1 hmian.
Dalam kasus kecelakaan dengan luka yang serius, seorang 4.5.2 Pelatihan
pasien tidak boleh dipindahkan smnpai datangnya pcrsonil Pcrsy<tralclll umum untuk menyelcngg<trakan pclatih<m yang
medis yang cakap kc areal kecelakaan, kecuali hila ada dipcrlukim bagi semua pckcr:ja h<trus sesuai dcngan pcraluran;
kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih lanjut secara seperti pclatihan operator khusus misalnya pengcmudi derek
mendadak. dan pemberi isy<trat, operator pcngalur katup mlara tcrtck<m,
4.4.6 Amhulans pengemudi lnkomotif, d<m pcrsonil pcrtolong<m pertmna (P3K).
Peraturan memerlukan adanya ketentuan hahwa perlunya Pelatilum tentang pcncrowong<m, di luar industri pcrtcunb<mg<m,
pelayanan mnbul<ms lokal harus diumumk<m sccara tcrtulis bagi di masa lalu hampir scmuanya mcrupakan pcngalmnan
Jokasi proyek yang membawal1i lchih dari 25 personil. lapangan, tcmpa mclalui kursus pclatihan y<mg khusus.
Seomng pcrsonil ym1g hertanggungjawab (seomng depuli y<mg Kecakapan tcntang aplikasi y<mg lcbih umum, scpcni misalnya
dinomina"ikan y<mg siap hertuga") ditunjuk untuk mengatur penyanggaan lubang pcnggal ian dcngan kayu, mcrupakan
kendaracm mnbulans hila diperlukan. Suatu pcngumuman harus subyek pclatih<m, nmnun kccakapan tcntang pcncrowong<m
ditempatkm1 di lok<L"\i yang herisi nmna petuga-; tersebut, d<m seperti tersebut di alas Ielah dipclcjari di lap<mgml. Sumbangan
instruksi tcntang cara-cara pemanggilan darural. Apahila yang paling utcuna mengcnai kc<muuum di sctiap tcrowongan
pengaturan scmacmn itu Lidak praktis, sehuah kendaraan adalah tenaga kcr:ia yang tcrlatih dan disiplin.

Bagicm 8: /JelldUilX, /Jemltmgcm .•11tmgai. lriga.~i. l'alllcti. 369


SNI 03-6460.1-2000
~ -

). 1 erll:ubur olch nmtuhnn Runluhnvn nmkn kcrjn Lihnl : 7 dnn 9 (J)ntl. I)


mntcrinl Runh~lnn bntu Pcnynnggnnn tcrhndnp bntu- 7.8 (Dngian I)
bntu ynng lepos. Penynnggnan
sc~crn.

Runtu.hnyn limbun:m ntnu Lihnt it~m 3 (Bng. I)


tumpuknn hnhnn
6. Banjir atau genrutgan air DraiJ1ose ntnu pipn yang Lihot : 4 (Bng. 2)
pecah, air tnnnh dll.
7. Alnt pengangkat Derek dnn mesin pengnngknt Lihnt : 8 (Bag. l)
Pengnngkntrut dan penempnt- Perlengkapnn terkait dipeli- 9.3.3(Bag. I)
nn potongnn padn muka kerja hnra dengan bnik.
Prosedur yang oman diterap-
knn.
8. Mesin lninnya Mesin pcnggnli pekerjn hnrus diungsikan dnri
zone penggalian. Prose-dtU'
yang aman ditetapkan drut
ditcranknn. Lihnt : 1. (Bop,. I).
Mcsin "grouting" Pcrlengkapmt ynng kunt dipc-
lihnm dcngnn bnik. Operasi
dilnkuknn oleh personil ynng
tcrlatih
Don J>Cnl!nn~kut Lihnl: I 0.2.1 (Bng. 3)
9. Kendararut Lokomotif dnnlori Lihnt : I 0.1 (Bn~. 3)
Kcndnmnn Lihnt: 10.2.4 (Bog. 3)
10. lnstnlnsi listrik J.ihat: 1.1 (Bug. 3) 6 .. 3 (Bug. 2)
11. Api dan lednkan Lihnl : (Bag. 2) 10.3 (Bog 1),
11 (811~ 1)
12. Polusi udara Lihnt: S(Bng. 2). 8 CBn2. 2) 10.4 (Bn~. 1)

4.4. Kecelakaan dan Kejadian-Kejadian yang Herhahaya digunakan setiap waktu; dalcun terowongan y<mg basah
4.4.1 Kecelakaan scpatu boot karet y<mg smnpai ke lutul cukup mcmadai.
Semua kecelakaan, haik yang mengakihatkan maupun yang (c) Pelindung tangan; Sarung Iangan yang memadai harus
tidak mcngaki\Jatkan tcrjadinya luka-luka pada scseorang, digunakan apabila seseorang mudah terkena (hahaya) terpotong,
hendaknya dilaporkan kepada manajemen lapangan dari api, tersctrum listrik, karatan, dan zat yang menirnbulkan irita~i.
kontraktor oleh personil yang terlihat ataupun oleh atasan Sarung tangan sampai ke siku harus digunakan apabila
langsungnya. Catatan kecelakaan disimp<m dan kecclakaan itu melakukan "grouting". Krirn pelindung juga harus tersedia.
dilapork<m dahun kaitan deng<m adanya peratunm yang bcrlaku. (d) Pelindung mata; Peraturan ten tang pelindung mata barm
Catalan ini hendaknya dipclajari dan dianalisis oleb kontraktor dicermati. Kacmnata pelindung, perisai muka, dan perisai
dan komisi kc:umman dengan scl<mg scsering mungkin, guna yang sesuai dan mantap digunakan sebaik mungkin.
menitik heratkan frekuensi dan penyebah kecelakaan, sehingga sehagai pelindung terhadap partikel-partikel yaD~
dapat dimnbil Iangkah-langkah untuk mencegah terulangnya melaym1g di udara, zat y<mg berbahaya, ataupun berb
kemhali kecelaka<m yang serupa. sinar yang membahayakan. Pelindung mata harus selalu
Pengunjung hendaknya melaporkan tentang kedatangannya dikenakan oleh operator, hila dia sedang melakuk;UJ
kcpada kontraktor dan mereka telah mendapat persetujuan dari "sandblasting" pcledak.an, pemhersihllil dengm1 udaraatUJ
kontraktor tentang kunjungan ke lapangan itu. Pengunjung air, penyemprotan cmnpuran beton, pcnggurindaan atw
hendaknya juga mengccek apakah asunmsi yang dimilik.i oleh pemotongan logam, pcngapian dan pcngelasan.
kontraktor mencakup mereka juga apabila terjadi kece1akaan pencampuran dan penempatan "grout mix". Apabila aJa
di da.lam lingkung<Ul proyek. risiko bahaya yang dapat diprediksi, pclindung-pelindtDI~
Penyebah utama dari kecelakaan personil dapat dilihat mata tersebut harus digunakan oleh operator-operator
kategorinya pada tabel 1, bersarnaan dengan contoh-contoh pemecah, pemotong atau pengebor heton, batu, atauptDI
khusus yang menggambarkan relevansinya dengan material yang serupa, dan oleh operator-operator yang
penerowongan. Bahaya yang umum tercakup pada bagian- menginjeksikan cairan dengan tckanan.
bagian dari peraturan yang digunakan, narnun hendaknya (e) Pelindungtuhuh; Pakaian pelindung sehaiknya kedapair
ditekankan hahwa hahaya yang khusus justru cukup serius pada bila diperlukan. Pakaian khusus mung kin diperlukan IDlt'*
bagian tertentu. menanggulangi adanya zat yang berhahaya.
4.4.2 Perlengkapan Pelindung/Pengaman (t) Pelindung telinga; sesuaikan butir 6 (Bagian 3).
Perlengkapan pelindung pengarnan pribadi hams digunakan (g) Pelindung paru-paru; Perlengkapan pernafasan y~
oleh setiap orang y<Ulg dapat menghadapi resiko bahaya sebagai memadai hams digunakan apabila babaya terhisapnyaas~
herikut. atau debu yang berlebihan tak terhindari. PenghilanJII
(a) Pelindung kepala; Semua personil hams mengenakan babaya hendaknya merupakan tujuan utaina, kcmudill
pelindung kepala (helm) setiap waktu. ventilasi untuk memindahkan zat terkait ke tempat lil
(b) Pelindung kaki; Sepatu boot yang kuat, lehih bagus bila dan mengurangi bahayanya, dan terakhir penggu~
solnya berpelat baja dan berpelindung jari kaki, harus perlengkapan pernafasan yang memadai.

368 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.1·2000
,.uentara yang rumtinya dibuang setelah tidak digunakan lagi luhang bor atau untuk menyambung horizon ym1g sama ncunun
Jtluk kepcrluan konstruksi, harus diSelidiki sepenuhnya. Seperti scbenarnya semu.
·tlnya adanya llahaya terhadap penerowongan ataupun Untuk penerowongan, penting diperhatikan agar beberapa
:,:,nungkinan tcrjadinya kerusakan pada bangunan yang ada lubang bor ycmg dihuat mencapai kedalmncm dasetr terowongan
:tillat pcngaruh dari pekerjaan pcnerowongan itu. yang diantisipasi, dimnhil sampelnya dalam jumlal1 yang
"fftimb<mgan yang sama akan berlaku terhadap tiang pancang memadai dan dicatat perlapisannya dengm1 baik. Untuk itu,
;•• catat<tn tent<tng tiang p<mcang yang harus dikonsultasikcm teknik pencatatcm data secara otomatis pcrlu dipcrtimbangkcm.
tiLl tcrdapat di dacrah yang akan ditcrowong. Contoh-contoh tcmah bawa.h pcnnukaan d<m air tanah harus
'eiiCiiti<UI hcndaknya dilakukcmterhadap catatan ten tang sumur diidentifikasi dengan baik, diheri label d<m dipotret apabila
1111 Jullang bor di dacrah terkail, untuk meminimumkan diperlukan serm disimpan scbaik mungkin untuk pengujicu1
.cmungkinan tcJjadinya bahayajebolnya terowongan ke dalam selanjutnya bila diperlukan. Pakar supcrvisi dalam opcrasi
· amur huna, dan juga untuk mendapalkan informa-.i tentang pemborcu1 dan pengmnhilan sampcl sm1gat diperlukan, ag<tr
tllka air tanah. Catatan tentang konstruksi terowongan basil ket:ianya dapat dimanfaatkan. Bila mcmungkinkan,
~rdahulu dapat menjadi informasi yang sangat berharga. intormasi tambahcm ym1g berh<trga hisa dipcroleh dari pemborcm
alonna-;i dari yayasan/lembaga d<m perpustakaan yang ada "auger" berdiameter hesm, yang deng<m pcmhorm1 itu bisa
apat memllerikan hukti tcntang Lata guna t.anah terdahulu. dilakukcm pengujian langsung di lap<mg<m tcrbadap lapism1 y<mg
Ji areal peruunhang<m, infonnasi y<mg lengkap tenumg ruhmya dibor, atau detri sumur uji, ataupun sumunm ker:ja. Tindakm1
:unh<mg (yang masih maupun y<mg sudah tidak berfungsi) perlu pengmnamm terhadap ha.lmya yang bisa ditimbulk<m oleh mnal1
!Jiperolch. wa.laupun mungkin untuk pckc~jaan terowongan yang urai, air, ga-. d:'Ul kcmungkimm bahaya lainnya s<mgat perlu
·.una masih kurang lcngkap. Penclitian juga harus dibuat di.lakukan, apabila luhang bor dan sumur uji itu ak<m diinspeksi.
acngcnai kemungkinan ad<mya gas meum. Catcllan tentang 5.3.2. Pendugaan dengan "Probe" Secara Kontinyu
ertmntnmg<m jenis mineral lainnya ataupun "kuari" tcrdapat Pendugaan dengan "probe" secma horisontal pada muka
4 Di~jen Pcrtmnb<mgml Umum (y<mg mcnm1gani pertambang<m terowongan akan menghasilkan informasi tambahan yang
l(JO batuhara) dan juga BUMN/ perusahaan pertambangan berharga. Untuk terowongan ym1g hesar autupun sulit, suatu
amnya (a.J. PT. Aneka Tcunbang). Pengeuthuan tentcmg sumur- terowongan pem<mdu bolehjadi merupak<m mctodc ycmg tepat.
umur uji, adit dm1 pekeJja<m-pekct:iaan .loka.l boleh jadi bisa Terowong<m pem<mdu dapat meny<~iikan haik informasi Lenumg
tidapatkcm, dan hisa dilcngkapi deng<m mempel~jari foto-foto jenis dan sit~tt-sifat tcula.lllhatmm yang ak<m diterowong, maupun
J(lara daerah yang dipe.Iajari. tcntang fasilita'l uunhahan untuk konstruksi, penyangga tana.l1,
nformasi lcngkap y<mg praktis tenumg saranalfasilitas hawah serta perhaik<m tcu1a.l1.
1trmukacm hisa didapalkan antctra lain dari PT. Te.lkom, PLN, Pcndugaan dengm1 "probe" tcrhadap muka ket:ja yang scdang
•,~rusahaml Gas Negara, PDAM dan Dinas-dinas Tata Kota dilaksanakan sedapat mungkin dilakukan pada semua
·~mg mcnang<mi drainw~e kota, maupun instcmsi lain. Perlu terowongan. Luasnya daerah yang akan didugaldiselidiki
fjcatat hahwa pipa/saluran dan setrana utcuna dapal menjadi tergantung pada bahaya yang mungkin terjadi dan pada
anggung jawah secctra nasional dctripada tanggung jawab peminima.l<m hcunbatan kem<~jmm pckcr:jmm.
temcrintah daerah. Ba.haya yang dapat dijumpai pada penyelidikan semacmn ilu
!.2.5. Cuaca ada.lah mencakup scsar, rekahan, rongga-rongga, air tcma.l1,
9cngaruh kondisi cuaca setcmpat da.lcun konstruksi terowong<m hilangnya penutup di bagian atas, dan gas meum. Pada kondisi
larus diperhitungk<m secetra cennat. ym1g s<mgat buruk, pendugacm dcngm1 "pro he" ke berbagai arab
J.J. Studi Lapan~an Khusus mungkin diperlukan, dikomhinasikan dcngan pcrbaikcm tanah/
5.3.1. Luhang Uor batuan, namun harus lcbih berhati-hati apabila melakukan
-~uhang hor, haik yang vertikal maupun miring, harus ditentukm1 pemboran untuk menentukan penutup guna menghindari
{(1kasinya untuk mclengkapi informasi khusus mcngcnai pcnctrasi akifer di alas terowongan. Pcrlengkapan yang
trowongan yang scdang dihangun, dan untuk mclcngkapi memadai h<trus digunakan untuk menccgah tcr:jadinya arus air
rnformasi mengenai kondisi geologi dan hidrologi yang mendadak; apabila ter:jadi mus air mcndadak, h<trus disumhat
4iperoleh d<tri peta dan catatcm-catcttan. Luh<mg hor hendaknya deng<m segera untuk mencegah pcrlengkapan yang dipakai
ditentukan cukup dekat dengan terowongan, namun jangan terdorong ke ctrah sehaliknya oleb tekmum air.
l-ria.Iu dekat sehingga menemhus terowongan, kecua.li untuk 5.3.3. Penyelidikan Geotisik
lllascm tcrtentu. Suatu luhang bor yang terlampau dckat atau Metode geotisik y<mg siap diterapkm1untuk mcnyelidik.i kondisi
~tenemhus terowongan akan menimhulkan bahaya ycmg cukup tcrowongan adala.h metode seismik, geolistrik dan metodc
:~rius apahila ada air di situ dan terutama hila udara tcrtek<m .lainnya. Kcgunaannya sesungguhnya tcrbatas, nmnun dapat
!~igunakan di meal itu. Da.lcun sctiap kwms, semua luhang hor mclengkapi informasi yang didapatkan dari luhang hor,
Jlendak.nya diisi kemha.Ii scbaik mungkin, termasuk pula dcng<m terutmna dabun menelusuri bata-. lapis<m tanah dcng<m lcbih
lnenggunakan campuran beton sebagai sumhat. Penentuan haik apabi.Ia hatas lapisan pada dalmn lub<mg hor sudah hisa
lokasi luhang hor di mana sebuah sumuran ket:ia terletak, diidentifikasi dengan jelas. Penggunaan metode geolistrik
imemungkink<m dihuatnya korelasi an tara data luhang bor d<m dikomhinasikan dcngan pendugaan dengan "prohe" scc;tra
lkondisi nyata tanah di tempat itu menurut penga.lmmm. horisontal kcmungkincm sangat penting. Di <trca.l perkotaan,
Jum.lah luhang hor yang harus dibuat tergantung pada pm1jang metode geotisik tidak sclalu hisa ditcrapkcm, kcl·uali untuk lmL"
h..'Towongan dan karakter serta vetriahilitas mnah. Umumnya y<mg sangat tcrhatas, olch schah adanya gangguan dari f<L-.ilit<L",
diinginkm1 untuk menentukan pola .lokasi .luhmtg-lubang hor bangunan dm1 lalu- lintas y<mg ada.
dengan me.lengkapinya dengan luhang bor tcunha.I1an untuk Untuk terowongan di haw<th muka air, survci seismik marin
mengecek lokasi yang meragukan dan untuk memeca.hkan seperti misalnya: survei dapat juga mcmhantu dalam
tnasa.Iah k.lmsus ym1g muncu.l pada uthapan konstruksi. Tidak memetakan das<tr sungai, penentmm pcnnukmm hatum1 dasar,
y.>ema.I1 mnm1 untuk mengasumsikan kontinuirns lapisan <mtctr pcncmian sa.Iuran yang tertimhun, sertct mcncntuk;m luhang-

Bagian 8: Bendunx. Bendunxcm .•1iunxai. lrixasi. Pcmtai. 371


SNI 03-6460.1-2000

Apabila pcrsonil yang bcrpcngalmnan tcrbatas, pelatihan di kegiat<m yang menerus selarna konstruksi.
tcmpat hcndaknya disclcnggarak<m. Ke<un~man dapat tergantung secant kritis pada penyelidikan
Dalam sctiap kcgiatan. tcnaga kcrja baru harus dibcri pclajaran y<mg memadai d<:m interpretasi yang tepat tentcmg intonna~
tcnt<mg tahap awal dari tugas y:mg harus mcrcka kcrjakan, y<mg didapatk<m. Harus ada pemahmncm sepenuhaya sccara
tcrutmna yang hcrkaitan dcng;m kcmnanan. Pcmilik pckcrjmm praktis tentang semua informasi yang relevan, ataupun
dan dircksi pckcrjaan hcndaknya mcndorong kontraktor dalcun kesenjang<m infonnasi, oleh mereka yang hert<:mggung jawab.
pcnyclenggara<m progrmn pclatih;m deng;m mcngcmukak<mnya Keperlmm-k:eperlmm yang dik:emukak:an pada butir 5.2 dcm5.3
sccara rinci dalam dokumcn pclclang;m pckcrjaan Oihat hutir (Bagiml 1) harus diperlakuk:an sehagai suatu daftar sirnak: dan
4.2 Bagian I), schingga kontraktor dapat mcncakupnya dalcun tidak: boleh dianggap sebagai sualu spcsitikasi yang lengkap.
harga penawanm !clang.
Operator mcsin pcncrowongan yang bcrpcngalcunan untuk 5.2. Studi Pendahuluan
mcsin pcnggali "culling head and.fitllface", "lining erector" 5.2.1 Topografi
tcrmasuk alat pcnarik (winch) dan "grout pan" cukup Peta rupa humi dan denah biasanya lengkap dengan rincian
hcrpcngalaman dalam proscdur umum pcmbuatan y<mg memadai untuk studi pendahuluan dan untuk penentuan
pcncrowong:m. Mercka hcndaknya Ielah hcrpcngalmncm paling lokasi pekcrjaan. Infonnasi mutakhir yang belum tercak:up
scdikit o bulan bekcrja di bawah tanah dalcun lingkungan yang dalcun peta yang sudah diterbitkan bisa diperoleh dari instcmsi
sempa. Bila mungkin. stafy;mg ditugask<m untuk pcmcliharaan tcrkait.
mcsin mck;mik hams bcrpcngahunan y<mg scsuai ataupun Ielah Pcta-pcta edisi lcuna menjadi penting apahila mencantumkan
mcngikuti pclatihan yang scrupa; N<unun dcmiki<m, scorang pckerjaan-pek:e~jaan dan hangunan serta saluran air yang
staf dcng<m kelas y;mg tcpat dapat mcnjadi pescrta pclatihan sekanmg tidak: berfungsi lagi atau yang tersemhunyi. Foto-foto
dcngan baik. Rcfercnsi harus dibuat untuk klw;ifikw;i rcgistrasi udara dari banyak: daerall dipotret oleh BAKOSURTANAL,
yang operatiC untuk tingkat kompetensi yang tepat yang Ielah otoritas Iokal, dan perusaluum survei udara.
tercapai. Di daerah-daerah pantai ataupun yang terpcngaruh air pasang-
surut, petct-peta Angkatan/Perhubung<:m Laut!Geologi Kelautan
4.6. Catatan dan Laporan memperlihatkan topografi dasar laut dan kondisi almniahnya.
4.6.1. Aspek Ji'isik dari Konstruksi Terowongan. 5.2.2 Geologi
Pengarsipan catatan y<mg tepa! d;m mernadai ten tang w;pek tisik Pcta-peta yang ditcrhitkcm, baik: dal<:un edisi baku maupun yang
dari konstruksi terowongan betul-hetul mcmpal<:<m hal yang belum baku, oleh instansi geologi terkait, dilengkapi dengan
scmgat penting. Hal ini tidak: hanya untuk kecunanan selmna infonnasi ekstra yang cukup bcmyak: dan diperoleh d<ui catcttan·
konstruksi, n<ununjuga untuk kearnamm pada setiap pekc~j<wn catat;m yang diterbitkan/tak: diterbitk:<:m olch instansi geologi
perbaikan dan pcmeliharaan yang dipcrluk:m dan juga pada y;mg ada, melengk.:'lpi latcrr bclak:ang, pcnting untuk penentuan
setiap penerowong:m pada masa mendat:mg ataupun pekerjaan lokasi d<:m konstruksi terowong<:m.
lain di sckitamya. Material lain yang dapat digunakan mencakup petct-peta tcmah
Pckerjaan pencatat;m untuk referensi d<m pcnggunaan eli masa d;m catatan d<:tri instcmsi penyedia peta tanah serta pcta tala
mendat<mg menjadi tanggungjawab pcmilik terowong<m, yang guna tanah.
dapat didelcgasikan pembeb<man tanggung jawabnya dalarn 5.2.3 Hidrologi
kegiatan penyelengganwn dari setiap arsip regional ataupun Catalan tentang muka air permukaan dan banjir biasanya
pusat untuk keperluan sesuai tujuannya. Setiap k:ontrak didapatk:an dari Instansi pengairan di daerah. Tentcmg air
konstruksi harus dilengkapi catatcm semac;un itu yang harus pasang-surut, peta-peta Angkatan/Perhuhungan Laut dan
disiapk:;m dan diserahk:an oleh k:ontraktor. publikasi-publikasinya melengkapi informa-;i ycmg penting,
Catalan minimum yang harus disimpan adalah berupa y;mg dapat dilengkapi dengcm catat<m tent<:mg otoritas pelabuhan
pencunpcmg mem<mjang berdwmrk<m catcttcm harian dari lapisan lokal. Prediksi tentang pas;mg-surut yang termuat dalcun label
yang ditemukan, dikorelasikan terhadap setiap catat<m lubang pasang-surut yang dikeluarkan oleh Dinas Hidrograri TNI
bor yang ada d<:m muka air tcmal1, muka air pa-;;mg-surut, muka Angkat<m Laul san gat penting untuk pekerjaan pada atctu dckat
air sungai, dan curah hujan y<mg abnormal. Penurumm dan muk:a air laut. Besarnya debit untuk sungai-sungai di lndonesill
pergerakan penyangga terowongan dan tanah di atas diterbitkan oleh antara lain Puslitbang Teknologi SDA.
tcrowong<m adalah mcrupak:an hal yang sangat penling dcm B<mdung. Semua catcttcm dan predik:si yang rncmadai hendaknya
harus dicatat dcngan baik. diuji sepenuhnya pada kasus daerah-dacrah yang terbuka.
Kemajuan pekerjaan penggalian dan pembuatan "lining"' 5.2.4. Bangunan, Fasilitas, dan Pekerjaan Lama yang Ada
dengan catatan mcngenai tipe "lining " y<mg digunak:cm, harus Pengetalmcm tentcmg banguncm dcm pekclj<wn tcmah hendaknya
dicatat paling sedikiL setiap minggu, termasuk "overbreak:" dan dic<tri dalarn setiap zone yang mungkin terpengaruh oleh
kesulit<m lainnya. penggalian terowongan. Garnbar renc<:ma hcmguncm gedung dar1
Sctiap datct yang dipantau secara kontinyu ataupun diuk:ur bcmgumm lain ycmg dimiliki oleh pemilik b;mgumm gedUIIf
dengan frekuensi tinggi seperti misalnya penurumm permuk:aan, atau tersimpcm pada otorita lokal hendaknya ditcliti, haik dar•
temperatur udara y<mg kering d<:m hasa.h, kondisi herdetm, kadar aspek sistim pandang penyangga tcmah yang diperluk<m dt
meum dal<:un udara, harus dicatat semuanya. dalam terowongan, maupun dari aspek hahaya terhadap
hcmguncm ycmg ada (kernungkinan terjadinya penuruncm).
5. Informasi dan Penyelidikan Pekerjaan-pekeljaan industri d<m lokasi pembuangan Iimbal.
5.1. Umum dalarn keadaan masih bisa beropemsi maupun ycmg tidak dapll
Semua infonnasi ycmg tepat dan relev<m dengan konstruksi menirnbulkan bahaya khusus terhadap pencrowongcm, teruUdl
terowong<m harus didapatkan sehelum dimulainya konstruksi. apabila ada unsur ycmg merusak dan merembcs ke dalarn lap~
Studi loka-;i secarct khusus harnpir selalu sangal penting sebelum yang diterowong. Angker tanah, baik cmgker pcrm<:men yalf
konstruksi terowongcm dapat herl<mgsung, dan merupakan suatu merupakan penycmgga bagi hcmguncm yang ada. maupun anglltf

370 Bagian R: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pamai.


SNI 03-6460.1-2000

•Kcrusakan pcnyangga scmentara ataupun permanen pacta pertimhangan pertmna hendaknya adalah untuk meminimalkan
heherapa jarak Lcrtentu di helakang muka kerja, yang risiko bagi personil yang bckcrja di dalam terowongan;
.disusul oleh mcngalimya air mwmk kedalam terowongan kemudian, untuk mengur<mgi kerusak<m y<mg mungkin dialmni
t lihat hutir 7 I Bagian 1 ]). oleh pekerjaan itu, serta untuk menjmnin agar sarm1a untuk
Banjir di dalam terowongan dari muka kerja atau dari pipa memperhaiki muka ker:ja dan memperbaiki bangunan y<mg
~dr yang pccah, kerusakan pompa atau oleh adanya rusak dapat tersedia di loka<;i tcrsehut.
penggenangan di dalam sumuran Oihat hutir 4 [Bagian B<myaknya orang di setiap hagian khusus dari terowong;-m
2). sangat perlu diketahui. Perencanmm hendaknya memhcrikan
Ga.-; d:-m lcdakan scring ter:jadi akihal timhulnya g<L<; meum tanggung jawab kepada seseonmg untuk menyimpan caultan
Ji dalam lapis<m organik, atau di dalam lapisan dekat tentang tiap onmg y<mg masuk ke (atau kelmtr dari) hagian
f}Crmukaan Lanah akibat ad<mya bocoran dari pipa fcL-;ilita.<; terowong<m tersehut.
umum, tcrutama olch sehab tcr:jadinya mnblesan pada Pada suatu keadaan darurat yang mcnimhulkan resiko hagi
pekcrjaan di lapangan (lihat hutir 5 [Bagian 2). tcnaga ker:ja, dis<lfilllkml untuk melakukm1 evakuasi keluctr dari
Kekurangan oksigcn (lihat hutir 10.4.2 [Bag ian 1J). tcrowong<m, namun perencm1acm itu hcndakuya untuk tahap
Kehakaran pada material yang disimpan dalmn gudang, evakuasi parsial atau seluruhuya ( sesuai dengan jenis dan
pcnyangga-pcnyangga kayu, instalasi listrik, bahan kckuatan hencana tersehut), dcngan demikian hm1ya personil
pelumas, atau gas Oihat hutir 6 dan 7 [Bagian 2]). yang sm1gat penting kaitannya dengan kemnanan ker:ja yang
Kecelakaan dari mesin y<mg bergerak, di dalam ruang holeh tetap berada di dalmn tcrnwongm1.
tcrhatas dalam tcrowongan, dapal mcningkatkan Prioritas suplai tcnaga listrik untuk pelayanan harus
konsckuensi kctidakseimbangan yang berpengaruh dikcmukakan dcng<mjclao.;, sirkuit-sirkuit didesain, diberi label
terhadap keselamaum semua personil dalrun terowongan dan diisolasi dengan haik, misalnya lmnpu-lmnpu darurat,
aumpun kcamanan struktural dari tcrowongan. pemompaan, suplai ud<rra bertekanan, dan ventilasi.
Kcrusakan mcsin dan tenaga listrik, khususnya hila
terowongan tergantung pada suplai ud<tra bcrtekanan, 6.6 . .I alan Masuk Darurat
kapa.-;itas pcmomparu1 atau ventihL<;i, hila fasilitas cadangan Jalcm masuk untuk semua keadaan d<trurat y<mg mungkin ter:jadi
h<trus dipa-;;mg. harus dipertimbangkan schelumnya. Ticlak selalu
Rintangan dcngan pcnyehah apapun, yang dapat mcmungkinkan untuk menjmnin dapat ditentukmmya rule jalan
menimhulkan ter:jadinya keadaan darurat menyebabkan masuk altematif, nmnun S<trana jelan mCL-;uk scperti misalnya
perlunya menambah penyangga ataupun memunbah t<mgga dcm g<mg y<mg bebas dari lift ataupun peralatm1 mekanik
tindakan masalall b<mjir. lainnya, harus disediakm1 untuk semua kasus.
Rutc jalan masuk dan jalan keluar yang direnc<:makan dengan
Huhungan Kewenangan baik dcm mnan dapat hcrperm1 hesar tcrhadap kc<trnilllan pcrsonil
11pa memperhatikan ukuran aumpun cakupan pcker:jaan dan terowongan, sepcrti halnya peker:jaan dmurat pada titik
11(JWongan di tiap lokasi, seharusnya ada hubungan bal1aya yang kcmudi<m dapat berl<mjut untuk periode ym1g lebih
1 "emmgm1 yang terdetinisikan deng<mjelcL" untuk tindak<m lruna.
·1tfat. Ada kcwajiban bagi setiap personil untuk melaporkan Pada keadmm d<trUrat, tim-tim pekcrja yang tidak akrah dengan
;1p kondisi lingkungan yang abnormal yang mungkin dapat pekerjaan terowongan mcmerlukan jalan masuk untuk
L:ningkat menjadi kcadaan darurat. CataLan tentang prosedur penyelmnatan, pcmadmmm kehakaran ataupun alasan lain.
tuk menghadapi keadacm d<trurat y<mg rinci lutrUs disajik<m Diagram dctri pekcr:jaan bawah tmmh y<mg jcl<L-;, tal1an lmna,
ngan baik di semua lokasi di meum konsentrasi pekerjmm mutakhir, dcm bisa dima-;uki dari sctiap sumttr<m h<mJs dip<L<;<Ulg
:tarapk;m ter:jadi, misalnya pada: puncak d<m dasar sumuran, pada pintu masuk sumuran.
::·Jka kerja, udara yang tersumbat dan ruang pengendali. Rute kcluctr harus diberi tanda deng<m papm1 tanda, dml rule
';Uatan scmacam itu harus berisi nama personil yang jalan ma-;uk yang lain juga dihcri l<mdct. M;-mdor lap<mg<m senior
!rtanggung jawab, prosedur pelaporan, dafutr nomor telepon hendaknya herumggung jawah untuk menjmnin agar tanda-
!llting untuk keadmm d<trurat, dan juga gambar rinci pintu- t<mda tcrsebut terpelihara supaya tetap dahun kondisi mutakhir.
l!ltu ke lmtr yang terdckat. Apabila rcgu pcmadam kchakanm, tim cunhulcms atau org<mis<L"i
1J1ggung jawah utmna untuk mcngevaluasi d<m menentukan luctr ym1g lain dipanggil untuk masuk kc dalmn terowong<:m,
11dak<m y<mg h<trus segera dilakuk<m untuk menang<mi laponm rencana harus dihuat untuk mcrcka yang pcrlu memasuki
:macarn itu hendaknya dihebankan kepada seorang pcrsonil, tcrowong<m dan mengenali rute jalcm masuk dan prosedur yang
!1isalnya mandor lapangan yang senior, dan hal ini harus harus ditempuh. Sclama kunjungan scmacam itu pada suatu
:l<emukakan dengan jelas kepada pihak terkait. Mandor keadaan d<trurat, setiap tim hmus ditcmui dan disertai olch
~pangan senior harus mempunyai seorang wakil yang seonmg yang bcrtanggung jawah pada lokasi tersebut y<mg
11Jlresentatif. betul-hctul akrah dengan kondisi lokasi itu. Percnccma<m pada
:ewen<mgan terbatas untuk perencanmm hal tak terduga dan pekerjaan yang bcsar h<trus dibuat untuk tim semac<ml itu. ag<tr
J!lluk penentmm tindakan d;-trurat harus diherik<m kepada agen hisa digunakan oleh pengendali keadc<m d<trttral mercka.
.au personil senior lain yang dinomina-;ikan. M<mdor Japang<m Mm;alah khusus dapal meningkat dcngan adanya pcker:i<um
enior harus melapork<m sepenuhnya kepadanya sesegera mcnggunak<m ud<tra bertckmum; kccuali apahila org<misasi luar
fungkin. Pengawas lapangan ataupun pcrsonil lain yang terkait mcndapatkan tugas untuk masuk, dan mcnyiapkan
·ertanggung jawah atas supervisi dan inspcksi harus diberi personil-personilnya scsuai dengan hal itu, maka kontraktor
nlonnasi sepcnuhnya, dm1 lutrUs diajak berkonsultasi. harus bertanggung jawab untuk mclatih dm1 mcnycdiakan tim
kcadaan darurat untuk pcmadam kchakaran, dan keadaan
':.5. Prioritas daruratlain yang dapat diprcdiksi sebelumnya.
·~alam perencanaan hal tak terduga untuk keadaan d<trurat,

Bagian 8: Bendung, Rendungcm, ,\'ungai. lrigasi. Pcmwi. 373


SNI 03-6460.1-2000

luhang hor untuk pcnyclidikan lapangan. juga hahaya yang dapat terjadi pada permukaan yan~
5.3.4 Survei Tnpngmfi dan Permukaan diterowong.
Suatu survci lapangan yang teliti sangal dipcrlukan guna 5.3.9. Penyelidikan Tanah Selama Konstruksi
kcpcrluan pcrcncanaan dan konstruksi tcrowongan, dan Selama konstruksi,. perlu melcmjutkc-m penyclidik::m tanah, dan
hiasanya dipcrlukan dahun pcmhuatan kontrak. Survci ini harus kegiatan ini merupak::m
dapat mcncntukan huhungan y;mg akurat antara terowong<m kegiatcm dari operasi pendeteksian dengcm "probe" Oihat butir
dcngan scnwa hangunan yang ada di sckitarnya dan 5.3.2 fBagian I] ).
kcnampakan lain yang mungkin s;lling mempengamhi. 6. Perencanaan Hal Tak Terduga
Survei udara dapal mcnyajikan informasi tamhahan yang 6.1. Penilaian Adanya Bahaya
hcrharga tcmtama untuk kepcrluan skema pcrenc;maan y<mg Apahila kejadicm hahaya lidak: dapat diperkiralam, hahayayang
luas. Titik rckrcnsi harus dihuhungkan dengan litik-tilik mungkin terjadi harus dipcrlimhcmgkcm d::m perencanam1 haru1
rcfcrcnsi BAKOSURTANAL pada sistem grid koordinat dari dihuat, haik untuk mengunmgi b<ll1aya yang mungkin
survci udara harus ditctapk:m dan dipclihara, sepcrti h;llnya titik terjadi, maupun untuk mengunmgi pengaruhnya apahila bahaya
tctap (benchmark) y:mg mcmadai untuk keperluan pcngukuran itu tid<tk mungkin dihindari.
clcvasi.Di antara kcnampakan yang ada (yang harus Pada t::map awal, kontr;tktor, (lchih disukai d;.llmn kctit..an dengan
diidentilikasi dan dicatal) adalah luhang pcriksa (manhole) dan supcrvisi olch pcmilik h;mgumm), harus menyiapkan m1alisis
pcnutup kat up. yang memh;mtu d:llam pcnentu;mlokasi sclokan hc-ll1aya penerowongan y;mg mempertimhangkan pertanyaan·
dan fasilitas tcrtimhun yang ada. pcrt;myaan sehagai herikut.
5.3.5. Survei Hawah Permukaan (a) Bahaya apa yang mungkin ter:jadi di s::ma?
Sehagai tamhahan terhadap topografi pcrmukaan, sctiap (b) Bagaimmm kemungkinan dari setiap h<ll1aya itu ?
hangunan hawah pcnnuka;m harus akurat proscsnya terhadap (c) Apahila hahaya tidak dapal dihindari. ap<tkah yang
terowong:m y:mg diusulkan. Smtlu survci rinci s:unpai kc tingkat mcmhahay<tkan kehidupan ?
ketclitian lcrtentu merupakan pcrsyaratan kontrak sehclum (d) Scherapa hesar kerusakan pada ternwongan yang
dilakukannya konstruksi tcrowongan.Di antara struktur di;tkihalkan olch hal1aya itu ?
hangunan y:mg disurvci ant..ara lain: ruangan hawah tanah dan (e) Kcrusakc-m apa yang dapat ditimhulkan olch h<maya iUJ
fondw;i yang ada (rencana yang dihuat olch pemilik h;mgunan, pada fm;ilit<L"/ b;mgunan lain di luar terowongan '!
hila mungkin. divcritikasi dcng;m survei y;mg aktual), h;mgunan (t) Tind:tkan pcngmnancm ap::tk::ll1 yang p::lling tepat untuk
portc-ll y;mg ada, pekerjac-m terowong;m dan pckcrjaan hawah dilaksanakan dan hilamanakah tindakan itu akan
pcnnukaan. sclok;.m utama. d;m rasilitas hawah pcnnuka;m pada dilaks::makan?
umumnya. Sctiap kahel angker lanah y;mg dapat ditcntukan Mungkin, hahkan jika sangat mustahil sckalipun, keadaan
lokasinya harus disurvci dengc-m akural. darural harus dipertimbangkan dan masing-masing dapHI
Apahila ada slflll(tur h;mgunml ataupun fasilitas yc-mg mcmotong merup::tkan suhyck dati perencanacm hal t::tk tenluga scdcmikian
jalur terowong;m, atau s<mgal dekat dcngan tcrowongan yang rupa, sehingga semua y<mg hcrkcnaan dengan hal tersebut
diusulkan. hahaya khusus yang mungkin tcr:jadi harus ditclili dipersiapk;m terlchih d<llllllu dan t<lllll mcncntukan tindakan
dcngc-m ccnnat dc-m hati-hati serta tindc-tk peng:unamumya harus y<:mg tepat.
hetul-hctul dil:tkukan. Amllisis ini harus dipertimhangk::m olch pimpimm di Japangan
5.3.o. Survei Struktur Hangunan di atas Terowongan sehuhungan dengan tanggung jawahnya sesuai Peraturan
Semua gcdung dan struktur hangumm yang dapat terpengaruh mengcnai Kesehaum d<m Kemrum::m Pekcrjacm, rum olch Komi\i
olch konstruksi tcrowongan harus disurvei untuk menentukc-m Kemnan:m Lapang::m hila sudah dihentuk.
kondisinya haik sehelum, sclmna, maupun sesudah pcl::tksanaan
6.2. Keperluan Mengkaji Ulang Metode Kerja ,
penerowongan.
Kondisi di d::llrun terowongan dapal dipcrlimhangkan sebagai
5.3.7. Pengujian Air Tanah.
suatu hal y~mg abnonnal, apabila suatu ha.haya almniah terjadi
Apahila muka air t:mah eli areal terowongan cukup variahel
umpa diharapkan scbelumnya. Apahila kondisi semaccun ilu
a tau dapattcrpengaruh oleh pelaks::mc-um pcnerowong::m, sumur-
dijumpai, situasinya harus segcra dievaluasi dan tindakan
sumur ohservasi untuk mengmnali dan mencatal setiap variasi
pcng::un~man y~mg tcpat harus segera dilak:s<mc-tk;m.
muka air t..anah s;mgal diperlukan dm1 s::mgal dibutuhkc-m untuk
Suatu f::tktor y<mg pen ling adalah lmna berlangsungnya kond~,j
dibuat dan dimnati sehelum ataupun selmna konstruksi. Muka
abnonmll dm1 rcsiko terulangnya kemhali kondisi ahnormal iUJ.
air tanah di dalmn luh;mg bor harus dicatal, dan setiap muka
Apahila durasinya singkal, lindakan semen tara seperti m is<llnya
air t..anah yang terpcrangkap (perched) atau artesis sedapat
pencrowongcm dcngan tangan secantlchih herhali-hali rnungldo
mungkin harus diidcnt..irikasi.
cukup memadai. Namun jika kondisi abnormal itu mungldll
Dc-llam tm1ah y::mg mengm1dung air t..anah, uji pcrmeahilii<L" ruiliun
akan berlanjut atau terulang kembali, maka diperlukaD
luhcmg hor dapat memherik;.m infonna"i y;.mg herharga.
pengkajian ulang secarct lcngkap terhadap metod~
Apahila vari<L"i air pas::mg-sUnJt menjadi hal y;.mg krilis, seperti
penerowongc-m d~m peralatcm yang digumtkan.
pacta pckerjmm menggunakcm udam bertekamm maka pcngujhm
hams dilengkapi deng::m alat ukur kelinggian pa..'><·mg-surul. 6.3 . .Ienis Keadaan Darurat
Dalmn lingkungan khusus, penguji;.m air d;.~pat dilakukan untuk Keadaan darurat yang pcrencanaan hal tak terduga hafll
memeriksa salinit..as, ke::L"mrum at..au polusi, serta untuk pemeriksaan disiapkcm, tidak hanya dischahk::m terut<una oleh bahaya alaJ111
kcmdungm1 kimiawi haik y::mg ahuniah maupun <utitisial. tetapi juga disebahkan oleh kecelakaan, serut olch kcrus~
5.3.X. Gas mesin dan tcnaga listrik dan disebahkan oleh arumya h;ll;mg~
Apahila ada alasan y<mg mcngkhawatirk::m bahwa gas alam rinumgcm.
ataupun gas lain mungkin terdapat di dahun tanah yang akan (a) Runtuhnya umah pada muka kerja yc-mg mungkin disUSU
digali mehjadi terowongan ataupun sumuran, ma.ka harus oleh mengalimya air kedalam terowongan (Jihat hutif
dilakukcm pcnguji<m untu.k menetapkm1 modus kejadimmya dan [Bagicm 1]).

372 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03-6460.1-2000

,.:ntuk pada u_jungnya. Pengolesan papan t.erpancang dengan "grouting" ataupun tindakan darurat khusus lainnya perlu
,Jen, mortar ataupun lcmpung pudel dapat bermantaat, karena dilakukan terulama pada penerowongan di bawah air.
·JJen "grouting" di bclakang papan dapat mcmperdekat muka 7.4. Metode Penyangga Tanah Awal
~1a papan terpancang itu. Karakterislik plastis dari lempung Tabel 2 menyajikan tipe utama pencrowongan d<m sistem
c>at mcngakihatkan terjadinya perkcmbangan gangguan penyangga tanah. Penyangga awal dapat merupakan taJmp
;ara gradual. pertama dari sistem pcnyangga tanah sehagai contoh pada
J1yangga yang dip<L"ang dengan segera dapat mcngurangi penggunrum beton semprot yang mungkin merupakan satu-
ligguan seminimal mungkin. Pcruhahan kadar air dalam satunya "lining" yang berfungsi sebagai penyangga pada
11pung akihat tcrsingkapoya pcrmukaan dan pcruhahan be ban, terowongan yang telah sclesai dibuat.
pal mcnyehahkan tcr:jadinya pengemhangan dan penyusutan
11lam waktu yang lama) dengan konsekkucnsi perlu 7 .5. Kepala Terowongan Kecil
:lakukan pcrhaikan pada pcnyangga. 7.5.1. Umum
1~tla tcrowongan yang mencmhus lcmpung atau jenis tanah Kcpala terowongan kccil umumnya hersifat semcntara yang
:jn yang mullah longsor, yang siklus pelaksanaannya digali unluk mengeksploira"i tanah sehelum terowongan ulmna
hnterupsi olch aJasan tcrlcntu, pcrlunya pembuat<m penyangga digali guna memudahkan pelaksanaan scperti misalnya
"r-ncnlara lmnhahan herslandar tinggi harus diketahui scperli peletak:m pipa atau untuk pembuat<m akses di rutt<rra dua tempat.
alnya menutup pennukaan lcmpung guna mengurangi "Lining" yang pcrmanen tidak: diperluk:m di sini kcrrena kcpala
:rubahan kadar air. Pcngisian dan grouting ke dalam scmua terowongan itu akan ditutup kern bali atau akru1 "tcrm<lkmt" oleh
•ngga alau pori-pori harus mengikuli standar prak:tis yang terowongan ut<una. Nmnun dcmikian penyangga semcntara
t,ungkin mcngahuni intcrupsi sepcrti misalnya pada akhir hmus cukup memada.i agar aman selama kepala terowongan
1inggu atau hari lihur. itu pada k:ondisi terbuka serta untuk mclindungi tanah di
.3.5. Lanau sekitamya terhadap pcnurunan at<m runtuhan .
c111au secara khusus hcrbaJtaya karena kohesinya berkurang Hal yang perlu ditekru1kru1 adalah bahwa risiko keruntuhan amu
1:cara mcndadak: dcngan ad<mya air atau hila k:cring kcmhali. pcnurumm yang, berlebihan akcmlebih bcs<lf terjadi pad a kcpala
~nyangga kayu yang rapat pada semua muka kclja mcnjadi terowongan kecil y<mg disangga dengan kayu dib<mdingk<m
.•cnsial, kccuali apahila wak:tu tcrsingkapnya singk:at, lmt-. yang dcngan hentuk lain dari konstruksi tcrowongan. Hanya tenaga
i rsingk:ap k:cci I, alau k:ohesinya his a dijamin. A pahila k:er:ja cakap d<m bcrkuaJilas tinggi dalam pembuat<m peny<mgga
rowongan yang mcncmhus hmau tcrlet<lk di bawah muka air awal dari k:ayu dm1 pengisicmnya kern bali y<mg hi sa menjcunin
IIIClh. perlu dilakukan pcnggunaan udara hcrtckanan, kcamrutan terowongan.
::mbekuan, atau tindakan stabilisasi lain pcrlu dilakukan. Man~jemen lapangan senior h<rrus mencntuk:an tcknik apa ymtg
J.6. Kapur diterapkan dru1 menjmnin bahwa peker:ja.an <lk<m dilaksanakan
tagi:m alas kapur hi<L-.anya hanyak: mengandung rekahan dan dengan cunan.
tr dan hcuus dimtggap schagai hatuan lunak. Bagian tengah 7.5.2. Khusus
11pur mengandung lcbih banyak napal dan hiasanya lcbih Ukuran kayu yang digunak<m ak:an tergantung padajcnis L<mah
ompcten. Bagian hawah k:apur hagian bawah sesungguhnya dan ukuran dari kcpala tcrowongm1, kayu dengan tehal 38 mm
jalah napal dan dapal dic~tggap sebagai lempung yang k:eras . tidak boleh digunakan. Scmua kayu hmus diperiksa untuk
.3.7. Kelongsoran Hatuan mengct<1hui apak:ah ada yang jclck yang dapal mengurangi
esudah pcnggali<m al<IU pelcdakan pada batuan bi<L"<mya terjadi kekuat<umya. Kayu yang digunak<m h<rrus tcla.h diawetk:an alau
efek husur" pada alap terowongan yang baru terbuka ym1g diberi cainm pengawet yang bertekmtan.
!iperk:ual bcherapa peny<mgga. Nilai dcui pcnyangga ini s<mgat Semua material yang dipcrlukan untuk pembuatan kepala
~rgantung pada arah d<m k:emiring:m dari hid<mg lemah di terowongan harus terscdia dan siap pakai sedekat mungkin
ekitar lokasi tcrkait oleh karena itu kemiring<m dcmjurus hid<mg dengan muka ker:ja. Perhalian khusus lurrus diberikan pada
;!Cflapisan spasi dan pola k:ekar adanya sesar serta adanya pclctak<m rei dan menjaga jarak diant<rra gerbong, dan kayu
1:ek:ahan dan pcremukan scmuanya itu pcrlu dijadik<m sebagai penyangga.
,!nahan pcrtimhmtgan. Efek pelcngkungan tersehut diikuli oleh T<mggung jawah utama untuk tenaga ker:ia teknik penyanggaan
"11Crubahnya distrihusi tegangan dan pergerakan dari blok-blok dari kayu yang aman terletak: pada lenaga yang hcrkompctcn
hatu yang memungkinkan tcr:jadi penetrasi air kedalmnannya yang mcnger:iak:<Ul muka kerja. Pelugas tersebut mempunyai
~·ang berfungsi sehagai pelumas. Gangguan sccara progresif pcngalaman dalmn hal memilih jenis kayu y<mg digunakan.
'rlapal mengakihatk:an runtuhnya atap terowong<m dan proses Pcngisicm kemhali kepaJa terowongan kecil dengan bcton lurrus
rerschut dapat terulang pada bagian yang lehih al<L-.. Pada batuan dikerjakan scc<rra hati-hati. Bagian alas kcpala terowongan
ltmak yang banyak mcngandung kckar-kekar horisonlal hal herukunm 600 mm hmus diisi ccunpunm heton bcrtekcuum atau
:terse but dapat menyehahkm1 tcrjadinya rongga berbcntuk konus diisi deng<m tangan dcng<m cmnpunm hcton kcring. Apahila
:'Hng linggi heherapa meter di atas terowong<m. Slah-slah batum1 tindak<m pcnccgahan ter:jadinya pcnurumm pcmmka:m cukup
:~:mg terdapal pada mahkota terowongm1 dapal runtuh akibat krilis, kcpala terowongm1 h<rrus digrauling kern bali hagian per
entur hila slab tersebut relatif tipis dengan lapis<m material hag ian, untuk menjamin ag:rr semua rongga lerisi deng<m baik.
:unak yang cukup tehal di atasnya. Terowongan hatu yang
tiHakukan dengan mcmecahkannya sehingga mahkotanya 7 .6. Terowongan Kecil
·JI!rbentuk persegi barus dilaksanak:an dengm1 s<mgat hati-hali. 7 .6.1. Umum
Pada sctiap saat hahaya pccahnya halmm mcnjadi sesar rck:ah<m Terowong:m yang mcmpunyai luas muka kc•:ia kurang dari 2
!ltaupun rongga yang dapat terisi air harus dikctahui. pada scsar m2 tenmL-.uk dalcun kalegori ini scdcmikicm rupa sehingga
mungkin tcrjadi peruhahan lapisan yang dijumpa.i mcnjadi zona tenaga kcrja hisa hckerja di dalamnya untuk mclakukan
rekah:m yang ckstensif dcngan cermin sesar serl<l rekahan yang penggalhm d<m melaksanak:m konstruksi.
terisi oleh lapis:m lunak. Eksplora"i lebih lanjut diikuti deng<m Prinsip kccunanan penerowong<m seben:rrnya senna, ncunun

/Jagian X: /Jendrmg. /Jendw1.~m1. Sun.11ai. lriga.l"i. P{lflfai. 375


SNI 03·6460.1·2000

6. 7. Kelen~kapan Cadan~an Pcngalcunan d<m penilaian yang tcpal sangat penting


Kclcngkapan kapa.sita.s mc.sin cadangan, mcrupakan hagian mcnentukan schcrapa bes<tr t<mall dapat digali dcngan •
yang normal dari pcrcncanaan kon.struksi, untuk d<m hcrapa lmna kemmmannya bisa ter:jamin. Untuk itu,
mcmpcrlimhangkan kcpcrluan suplai tcnaga cadang:m (lihat mungkin untuk menguraikan pcngujian y<mg hcrlaku
hut ir II. I I Bag ian 3D dan untuk mcnjmnin tcrscdi<mya suku umum sccan1 spesilik. Pada semua kasus, hila peruhahan
cadang dan pcrkngkapan hagi kcadaan darurat dan kcrusakan mcndadak dijumpai, pcnyangga sementara yang se
yang kccil. Untuk pcncrowong:m. suahJ st;mdar tinggi yang dipasang dan <.:<tra pencegahan hahayanya menjadi c
khusus harus dioh.scrvasi; dalam hchcrapa kasus tcrjadi penting. Pada tanah urai di mmut lanau atcm pasir hisa
duplikasi scpcnuhnya tcntang kcpcrhJ:m maksimum. hcrgcrak, cepatnya pcnyumbatan dcngan karung, jer
Schagai tamhahan. pcrcncanaan haltak tcrduga hams mcnjmnin Icmpung pudcl, paking kayu, ataupun material lain y
hahwa pnkngkapan pcnting untuk kcadaan damrat y<mg he hal tcrscdia, dapat herpcran clektif dalrun menjaga kerunanm1 ·
dapat dipcrolch hila dipcrlukan. Barang-harang atau suku kc~ja. Tindak<m "pcrtolongm1 pcrtmna" ini harus diikuti de lll
ctdang pcnting h:m1s tcrscdia di tcmpat. tctapi harang tcr.schut pcny<mggaan dcngan kayu dcngan cma yang lebih seder....
dapat dipcrolch dari tcmpat lain atau dari pahrik. Apahila smnpai ke c<rra ym1g mcnggunakcm stand<trtinggi. Apabila m6ka
rcncana scmacun itu dihuat. catat:m mutakhir y;mg tcpal tcnt<mg ke~ja itu dibuka kemhali, maka perlu dilakukm1 secara ceopl
stok harang hams tcrscdia untuk semua pihak yang herpenm d<m hati-hati.
dalam rcncana tersehut.
7 .3. Karaktaristik Tanah
7. Pelll-!1-!~•li~m dan Penyallj.!j.!a Awal 7.3.1. Tanah Tak Uerkohesi.
7.1. Umum Kelongsorru1 pada tcmah lclk berkohesi dapat disebabkan oleb:
Oleh karcna pcnyangga tanah d<m metnde penggali<m seringkali (a) Perubalum menjadi bersifat lepa.." scc<tra lambat amupun
merupakan hagian dari suatu pclaksanaan, maka pcrlu dihuat cepat, ketika material mengering akibat proses urai ataupm
pcn:unpang y<mg mcmadai schagai rcfcrensi. akibat pcmhehanan y<mg berlebihan;
7 .2. Prinsip D~asar (b) Aliran, pada material non kohesif yru1g kering, Lidak ada
Escnsi dari pcnggali:m y<mg aman adalah untuk menggali lumya kohcsi;
scjumlah volume tmm.h tertcntu sehingga dapat meny<mgga oleh (c) Pengalinm scbagai cmnpuran yang setengal1 cair, ketika
dirinya sendiri scunpai penyangga lainnya dapat dipasang. material non kohesif yang ha.'\ah hcrcmnpur dcngan ai
Penggalian semaccun itu hcrvariasi dcng:m kisaran yang cukup d<m dapat mengisi ruangru1 disepanjang terowongan.
luas, dari luhang kel:il yang digali dengan tangan dan 7.3.2. Pasir dan Kerikil
memerluk<m penyangga y<mg langsung dipasang pada lempung Pada pasir dan kerikil hersifat tid<tk plastis dcu1 regangannya
lunak ataupun pasir urai, sampai ke keseluruhan areal kccil akibat bcban, tetapi suatu runLuhml kecil dari material
terowong<m pada hatmm kents yang kuat y<mg hisa tctap mnan yang urai dapat merusak dengm1 cepat "efek husur" y<mg sedal,
t<mpa penguat sclmna heherapa minggu atau hahkan secan1 meny<mgga beban, dru1 mcngakibatkan kerusakan yang le~ih
pennanen. Waktu mcrupakan escnsi dalmn pcnerowongan. hesar serm progresif. Oleh karena itu, peny<mggacmlurrus seg~
Selang waktu yang mnan antara penggalian, pcnyangga dilakuk<m untuk mencegah ter:jadinya awal pergerak<m. Apablla
l<mgsung pasang dan pcnguat akhir adalah merupakan hal yang terdapat air, cara pengendali<m adalah merupakan hal Y811&
kritis terhadap proscdur dan hiaya konstruksi secan1 penting dan perlu dil<tkukan tindakan pengamanan unt~
kcseluruhan. Dalarn waktu singkat, setclah tanah digali, mencegah terhawanya material halus, yang akhirnya dapat
tegang<m t<mah y<mg beker:ja menjadi terlepask<m dan beban menjadi urai sec<tra keseluruhru1. Apabila kemct,jmm pcke~jltjJI
tcrsehut segera dipindahkan ke bagian tanah yang lain. Behan terganggu, cara pengisim1 dan grouting kedalrun pori/ronJ!;a
baru tcrsehut mengawali tcr:jadinya pergerakan dalmn tanah, pcrlu dilakukan.
yang berhcnti dcngan cepat pada batuan keras, atau dapat 7.3.3. Tanah Kohesit'
bcrl<mjut sccara perlahm1 pada Iempung, atau sccara cepat pada Pada tanah ym1g mempunyai kohesi dan plcL'\lisil<L", yaitu tallf•
pasir atau kerikil. Apabila efek tersehut harus dilokalisir, maka lm1au s/d lempung, kerusakm1 dapat disebabkrul oleh: :!i
penyangga harus segera dipasang untuk mcnccgah kerusak<m (a) Perubahan menjadi bersitat lepa.._, pada srutt tcmah dibeb#f
yang herlcmgsung secara cepat. secara berlebihm1, namun rekah<mlebih domimm daripail
Apabila waktu terhukanya tcmah/hatu yang cunm1 berkisar ant<tra alircu1; ~;
detik smnpai h<tri atau minggu, dan pembebcu1cu1 herkisar mltctra (b) Bila lempung yang plastis dibebani secara herlebihan 4f
sesaat sampai penuh, kepcrluan peny<mgga sementara sangat secara perlahan terdorong ke luar tcmpa terlihat ac.laJ\'f
hervariasi tergantung dari kekuatan dan sin1tnya. retakan;
Ukuran terowongan merupakan faktor utama dalam (c) Aliran dari lempung "sensitif oleh adanya air; .
menentukan bebm1 yang harus diambil dalmn sistem penyangga (d) Pengembcu1gan d<tri lempung padakondisi prakonsoli~
tcmal1. Pada tcmal1 deng<m muka ker:ia berukumn kecil mungkin yang menyerap air dari atmosfir yang menambl6
cunan hila dibiark<m melampaui waktu yang huna, penym1gga volumenya.
yang ekstensif dan menerus mungkin diperlukan apabila muka 7.3.4. Lempung
kerjanya hesar. Pada tcmal1 lunak dan kadang-kadang pada Pada terowongan yang lapisan tanahnya berupa lempung lunf
batmm ym1g rcmuk, muka ker:ja yang besar dapat menimbulkan atcm lempung kaku yang keberadacu1 cermin ses<tr menycbab.lf
hahaya yang biasanya dapat dikurangi tingkat bahayanya terjadinya perlemal1an, perlu dipasang penyangga un~
dengan konstruksi terowongan pem<mdu satu huah atcm lebih menahan pergerakan sesegera mungkin. Penyangga y~
yang dimasuk.kan di depan muka ker:ia utcuna. Terowongan terbuat dari kayu barns dipasang sedekat mungkin dcngari w*
pemm1du sebaiknya diperkuat menenus secara struktural, seperti yang digali, dan harus dipcrkuat dengan haji, schin~
misalnya hesi tucmg yang diperkuat dengm1 baut (lihat butir penym1gga terpa."<mg kuat pada posisinya dengan sis~1
7.5.1 dan 7.17.2 [Bagiml 1). penopm1g yang memadai yang dipotong sccara akurat. 4.

374 Bagian 8: Bendung, Bendungcm. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.1-2000

IJerio,;ai PenenJwongan 7. 7 .2.2 Khusus


.Umum Pekerjaan pembuatan penyangga tanah harus dilaksanakan
~ai pcncrowongan adalah suatu silindcr haja kaku yang platform kerja yang direncrn1akan deng<:m memadai. Dengan
lllak<m sehagai penyangga awal dan pengaman selama diameter antara 2,5 m s/d 5 0 m plau·onn harus terhentang
!gaJian dan pcmasangan "lining" pada semua jenis tanah melintang perisai memberikan akses ke muka kerja smnhil
Jali hatucu yang kerao;. Gam bar 9 memperlihatkan perisai membiarkan ha<;il gaJianjatuh melalui cel<Lil yang ada. Pcnmcah
;an diamc ter Iuar 4 m yang digunakan pada kondisi yang a tau semacamnya tidak tepat digunakan untuk tujuan ini karena
::tg buruk. Pcrisai hi<Lo;anya digunakan hersama-sama dengan tiang-tiang tegak dapat terkena pukul<m (y<mg hisa merohohk..cJ,n)
in heton ataupun dncin segmental dari hesi tuang. akibat adanya runtuhan material y<mg menimpanya. Apahih1
-.;ai terse hut hi<Lo;anya meliputi ujung pemotong ~jam (yang ada tudung pada perisai diperlukrnl adanya platfonn ket:ja yang
1.tjcnis ta.nah y<mg sesuai) dapal digunakan untuk memotong mudah dipindahkan agar platform itu dapat ditempatk<:m dekat
!ian sckcliling penggaJian. Pada umumnya pcrisai terscbut muka kerja. PlaU'orm kerja seringkali bersifat semen tara h<:mya
~!una untuk mempcrlmLo; kc dep<m ujung pcmotong pada dipasang saat penym1ggaan awaJ dan pemhuangan tanah gal ian
Jkota untuk mcmhcntuk tudung. Tuhuh pcrisai yang kaku dari siklus penerowongan dan setelah i tu disingkirkan.
i'i piston yang mcndongkrak perisai kc dcpan mcnjauhi Pema<;angan yang tepat d<:m aman merupakan tcmggung jawab
mg" scgment<LI y<mg Lelah selesai dip<Lo;ang. utclma d<:ui mandor giliran ket:ia lap<mg<m senior. y<:mg umumnya
telum mcmasukan pcrisai penggalian tahap yang tidak menjadi pimpinan pekerja tambang ataupun pimpinan
:nerlukan tckanan piston yang herlehihan harus selesai pcnggilinm ket:ja.
,ehih d<LIJUiu. Jika lining digunakan "tail skm" dipao;<mg pada Pema<;angan lining terowongan hiasanya dilakukan dengan
Itan helakang pcrisai. H<LI tersehut dapat mcnjadi pcngaman tcmgan, dengan atau tcmpa menggunakm1 aJat penarik (winch).
)rna pcm<Lo;ang<m hagian lining. Sctclah pcm<.sangan cincin Apabila plau·orm sementara diperlukan, rmm<~jemen lapm1gan
ng pcrisai dongkrak kedepan dan tcrjadilah ruangan radial senior bcrtanggung jawab terhadap pemasangannya dengrn1
i kctehalmt "tail skin" ditamhahjarak antara tmmh d<mlining. benar. Desain dan pcngujian terhadap alat penarik, hlok-blok
1Ulg<m tersehut cenderung diisi oleh pergerakm1 tanah dan pembc.:llu, haut-baut dan pcnguatannya pada "lining" ad<Liah
us diminimalkan dcngan grauting sccepat mungkin. Scmua merupakan tanggung jawab manajemen Iapangan senior.
·isai harus mempunyai tempat untuk pcnymtgga muka ket:ia Perhaticm khusus harus diherikan terhadap dcsain aw<:LI drn1 tali
1g mungkin diperlukan setcrusnya sclama pcncrowongan kawat (sling) yang digunakan pada pemas<mg<:m "lining" hal
u hmtya digunak<m sebagai tindakan darurat. tersehut harus diperiksa secara teratur terhadap h<:Limya sohek
ilggunaan pcnyanggamukakcrja secara tcrus-menerus pada atau rus<lk.
1t pendorongan perisai bcrarti peket:iaan pcmbuangan tanaJ1 Penggunacm y<mg benar dari alat penarik udara. hlok pemhantu,
(as g<Liian dilakukan mcnggunakm1 t<mg<m. Apabila perisai bautroller d<m lain-lain adlliah mcnjadi tm1ggung jawah m<mdor
lang mendorong segmen cincin petuga<; ymtg hcket:ia sebagai giliran kerja.
<!rator pcrisai menjamin hahwa tidak ada orang yang 7.7.2.3 "Cutter Hoom" atau ekskavator mekanik lain
perangkap diantara piston d<m lining. Cutter hoom digunak<m h<:mya pada tamL11 hila penyangga muka
laksanaan dcngan mcnggunakan tcknik pengkantongan ket:ia lidak diperlukan. Namun demikiml, satu set kayu yang
npung mcrupakan prosedur yang mnm1 sedangkan perisai telah dipotong dan disesuaikan ukunmnya harus discdi<lk<m
!Unakan hersmna-srnna dengrn1 udara bcrtekanan pada lapis<m untuk keperlmm darurat.
sir ataupun kerikil. 7.7.2.4 Pipa Dongkrak
Proses pipa dongkrak adalcLil suatu sistem di mana pipa atau
7.2. J>erisai Terhuka struktur yang serupa didorong melalui tamt.l1. Matcrict.l pada
.7.2.1 Umum muka ket:ia yang digali dihmmg melalui pipa tersehut. Pipa
:risai tcrhuka digunakan hersmna-smna deng<m penggali<m pengarah did<Limlui oleh perisai pendongknlk y<mg mcnjaga agar
cara manmt.l dan metode penyangga tamili dapat digunak<m pipa dapat sei<Liu terlctclk pas pada sumhu dan ketinggi<m yang
1
tJakondisi trnuili yang bcrvmiasi. Bilapeny<mggamukaket:ja tepat dengcm h<:mtuan dongknlk y<:mg dapat dikendalik<m.
perlukan hiasanya dilakukan menggunakan dongkrak Gaya yang besar yang diperlukan untuk mendorong pipa
draulik y<mg memherikan tek<m<m pada penyangga muka kedep<m dapal dilclkuk<m dari sualu tumpum1 atau hlok heton
:~ja dari kayu dcngrn1 tertmnbatnya kemhaJi setelct.lt perisai dalam suatu sumur kerja. Piston hidraulis d<m hlok spasi atau
rdongkrak ke dcpan. Sebagai alternatif apahila kepcrluan packer harus tc~jmnin am:m. scmua pcnnukaan y<mg dihchani
·ltuk memhuat penyangga muka kerja jarang dilakukan harus hetul-bctul teg<:lk Iums terhadap gaya dornng. Pada saat
~nymtgga dapat dipasrn1g kemhali melalui perisai sampai ke pendongkrakan dilakukan. orang-orang yang tidak
ming"segmental y<mg dipasmtg. Hal ini mengakihatkcm perisai hcrkepentingan y<mg ada di dekat lokasi harus disingkirk<Ul.
:tpat terdongkrak ke depan tanpa mempengaruhi pcnyangga Papa hidraulis, khususnya slcmg flcksihcl harus dilindungi dari
;tyu. hentunm ymtg merusak.kan.
<•da beherapa hatmm yrn1g kondisinya remuk atau apahilajenis Penggunacm graut hen ton it dan pclumas lain y:mg diinjcksikan
itn<Lil muka ket:ia terdiri dari tmut.l1 cmnpuran misalnya tenliri kc d<Liam pennukaan longsor:m dapat mcmh;mtu mcngunmgi
Hri hatuan dan tamt.11 Iunak hatumt tersehut akan perlu digali gaya dorong.
:ampai hersih dari hagian ujung yang tajam. Selanjutnya Pada saat pendongkrak<m pipa mclalui tanah yang urai atau
·ea.daan tersehut pcrlu dilengkapi deng<m peny<mgga m<Lilkota yang lapisan pemhawa air, pcngamanan harus dilakukan
.;m penyangga h<LIJU hcrhentuk pap<m-papan ymtg tcrentm1g terhadap "larinya" material yang urai dari muka kcrja, yang
.Htara bagian ujung tc~jmn perisai d<m peny<mgga muka ket:ia dapat menyehahk<m nmtuhnya t<m:Lit di hagi<m atas tcrowong:m.
:!ari kayu. Hal semacmn ini seringkali merupakan saJah satu Apahila pendongknlk<m pipa dilclkukan pada Icmpung yang
·ituasi penerowong<m yang plliing bcrh<Limya. teguh atau kaku, teknik yang dipakai hcndaknya
mempertimh<mgkan adanya pcrgenlk<mtmut.lt akihat masuknya

Bagian X: Bemlung. Bemltmgan. ,\'tm.~ai. /riga.,·i. l'alllai. 377


SNI 03-6460.1-2000

km·cmt m<mg ym1g s<mgattcrhatas. mungkintct:iadi hahaya y<mg Legak dan dua orang sulit herpapasan satu sruna lain. Jadi secar.
lchih intcnsir Scpcrti kasus y:mg scring tct:iadi hahwa proyek- praktis penggalian muka kct:ia cukup digali oleh satu orang S8)a
proyck yang mang. waktu, dan sum her daya mmmsi<mya s:mgat meskipun orang kedua harus scla.lu ada di dckatnya.
tcrhatas. maka sangat tjdak praktis untuk mencrapkan sistcm Pcngaluran harus diLentukan terhadap masalah-masalah
yang Llidcsain untuk proyck y<mg lehih hcsar. Oleh karena itu pcnyelmnalan dan evakuasi peket:ia muka terowongan dui
s:mgat pcnting hahwa mcrcka yang hckct:ia pada tcrowongan hahaya kccelakaan, luka-luka, alau sakit.
scmaccun itu, hams Llilakuk<m olch pclugas yang hcrtanggung Ventilasi ada.lah mempakan masa.lah dengan kesulitan khuSII~
jawah dan s:mgat hcrpcngalmmm scrla mengcnal dcng<m haik haJ itu disebahkm1 karena sedoou1ya sirkulasi udara sccaraalatni
hahaya yang aktual maupun potcnsial, dan bahwa prosedur atau hahkan smna sekali tidak ada. Terowongan dangkaJ yiBlg
kcmnananuntuk tcrowongantcrtcntu harus didclinisik<m secant mcnemhus jenis tanah yang bervaria._i, sering melewati tanah
tcliti scbclum pckcrjaan dimulai dan diohscrvasi dcngan di dekatnya yang mengandung organik, atau dengan
scksama. kontaminasi zal lain yang hisa mencemari udara dalam
tcrowong<m. Supl<u udara scgar ke muka kelja betul-hetul sangat
7.6.2. Khusus pen tin g.
Pada tcrowongan kccil, onmg tak dapal hcrjalan dcng:mtuhuh

Tnbcl2.
Metode penynne:sm tana h awn
No. Jenis penerowongan Kisaron ukuron Jenis tanah Penyangga awal
(perkirann) (yang biosa digunakan)

1. Kepola terowongnn kccil 1,0 m x 1,3 m samp.1i Scnma jenis tnnah Kayu
2,5 m X 2,5 m kecuali batuan kerns
2. Terowomtan keci1 s/d diameter 2 0 m Tanah lunnk "lining" see.mental
3. Perisai terbuka
dengan penyangga muka ·Diameter 1,0 m s/d 5,0 Lempung sangat 1unak "lining" segmental
m sampai batuan lunak
atauremuk
(b) "-;utter boom" Diameter 2,0 m s/d 6,0 Pasir padat atnu kerikil "lining" segmental
Ill dcngan pcreknt.
Lempung knku atmt
lcguh tnnpa
diskontinuilas.
naht.111 humk
4. Pioa yang di.donl!.krnk s/d 3,0111 Tannhlunnk Pirm hcton
s. J>crisni dcngon pcnyanggn Diameter 4,0 m s/d Lcmpung snngat lunok "lining" segmental
nmkn 10,0 11\ snmpni bntuan lunnk
ntnu rcnmk
6. Bor mesin ~ntuk terowongnn Diameter 1,5 m s/d 5,0 Lempung knku atnu "lining" segmental
tnnah hmnk m lCl!.\lh
7. Digali dengan tangan tanpa Diameter 1,5 m s/d Scpcrti pnda tit~ 3 "lining" segmental
pcrisni d!!ttgnn pcnyunggu IO,Om
muka
8. Penerowongnn bat\uan
dengnn busur bnjn dru\ s/d bcnlnng 12.0 m Tiduk bcrlnl.."\t pad.,
onkin2 bnht.1n lnouk
(b) dengan beton semprot > 2,5 Ill Tidnk bcrlnku padn
batuan 1apuk
(c:) dengan baul bntuan Scnma ukuran Tidnk bcrlal..-u pnd:l
baluan 1apuk
9. Mcsin penerowongnn untuk Diameter 2,0 m s/d UmunU\ya batmm l..·uat
tanah kerns 11,0 11\
10. Perisai bentonit dan adonru\ Diameter > 2,5 m lannh granuler di "lining" segmental
bawah muka air tannh
11. Udara bcrteknnan Scmltn ukurnn T'lnnhlunak "lining" SCI!.menlnl
12: Proses geoteknik
pembcl.."\tan tnnah Semua ukuran Tanah granuler

1~rbaiknn tnnah secnra Semua ukuran


.
menctnndung air
Tanah granulcr
kimiawi

penurunnn muka air Semua ukuran Pasir & kcrikil


lnnah mcngnndung nir

376 Bagian 8: Rendung. Rendungcm. Sungai. lrigasi. Pamai.


SNI 03-6460.1-2000

r.gga.h atau mcsi11 hor ruuus didcsain dcngan baik untuk situasi Pcngangkeran y;mg mnan pada kedalmnan yang mcmadai
tJSIJ'-. Aksc" kc s;unhung;m (joi's) yang dihautkan dan untuk adalah merupakan hal renting. Pcrkuatan scccpat mungkin
t·~cpakan ("paking') harus dari platform dan panggung yang adalah pcnting dilakukan untuk mencegah awal dari pcrgerakan.
~.:sain dcngan haik. Semua sistem harus dilaksanakan sesuai dengan y<mg telah
direncanakan oleh ahli y;mg kompetcn. herdasarkml prinsip
12. l'en:remprotan Beton mekanika batu<m dan mengenal dcngan haik kondisi geologi
ilah ini dirnaksudk;m untuk mcncakup sernua penggunaan setempat. Kondisi baturu1 pada atap tcrowong;m harus dipclajari
wpuran antara semen, air, zat aditif dan agrcgat yang sccara ccnnat. Pctugas harus dilindungi secant memadai
!ng~unakan tck;m;m, tcrrnasuk heton semprot d;m ·~gunite". sehelum pemboran dimulai.
'ala hatuan yang ccnderung untuk mengalami kondisi menjadi
di sccara progcsiL pcrrnukaan hatuannya harus discmprot 7.14. Mesin Penerowongan Tanah Keras
:11g<m ccunpuran heton scgcra sctclah dilcdakkan. Efek dari Mesin penerowongan menghadapi kondisi yang sangat
oJ ini adalah tcrhcntinya kcrusakan permukaan hatuan, bervariasi mengenai kekenL"-:"Ul hatucm, kekar-kekar, air d<mlain-
:ngurcmgi material yang urai d<m mcngurangi pcrubahan pola lain; hanya ada sedikit standarisasi mesin pcralatan. Pada
!~angan pcnyanggaan scndiri pada batuan di sekitar umumnya, muka kcrja tcrowongan sulit dimasuki pada saat
·owongan. Pcngcumman perlu dilakukan hila menggunakan pcnggali;m sedang herlangsung, sehingga para pekerja harus
ralatan mcsin pcnyernprotan bcton dikemukan dcng<m rinci menyingkir dari bagian yang bcrgerak, petugas yang
~Ia hutir Y.2 (Bagian I). menghadapi bahaya pada titik penggalian harus diminimalkan.
Pengmnanan yang diperlukan untuk masuk ke muka kerja
13. Pemhautan Hatuan (rock holtin~) terowong<m diuraikan secara rinci pad a hutir 7. Y (Bagicm 1)
:mhaut<m hatuan, y;mg mencakup baut yang di<mgkerkan ke untuk mesin bor pada t<:mah lunak. Bahaya tcrhadap terowongan
dmn luhang-luh;mg hor dalam batuan, berfungsi terutama dapat timhul apahila terjadi perubahan mendadak pada kondisi
1hagai met ode pcnyangga dengan menjaga massa batuan
batuan di muka kcrja, dan apahila tindakan darurat sulit
darn satu satuan. Pcmhautan hatuan dapat merupakan dilakukan karena tid;tk ad<mya akscsibilita-;.
:ny<mgga scmentara ataupun dapat membentuk suatu unsur Kcmungkimmtcrhadap hallak tcrduga dan pertimb;mgan untuk
tri peny;mgga pcnnanen. Ada beherapa sistcm pemhautan mengatasi harus dipclejari scbclum mcsin mulai hckerja hila
Jtuan yang umumnya dapat dibagi mcnjadi dua jenis. Jcnis dipcrlukan, pcrlengkapan untuk hor dan alat duga harus
~rtarna terdiri dari pcngangkeran, haik mekanis ataupun ditamhahkan untuk memastikan ad;mya rckahan, sesar atau
miawi, yaitu pada hagi<m ujung luhang hor, d;m sclanjutnya perbedaan lain dalmn t<mah di depan muka kctja. Pendugaan
Jakukan pcnarik;m haut pada pelat dipcnnuka<m batuan. Baut rutin harus dil<tkukan pada siklus pelaksanaan, setclah studi
1tuan tipc ini dapat digraut sesudah dip;L-;ang. Jcnis kcdua dari secara keseluruhan mengenai inforrnasi yang telah diperoleh
1.ut hatuan diangkerkan sepanjang hatangnya dengan beserta rcsikonya telah selesai dil<:tkukm1. Apabila penutup y;mg
~nggunak;m resin atau mortar semen dalmn suatu tahung aman dangkal dan tidak mcnentu, pendugmm harus dilakukan
~rluhang. Efck dari adanya rekatan sepanj<mg hatang baut di alas d<m di dcpan mahkota mcsin dan harus segera ditutup
latah mengikat massa-massa batuan menjadi satu kesatuan setalah selcsai.
mg terpisah-pisah deng<m adanya kekar alam. Pada bebcrapa kondisi hatuan, ada risiko runtuhnya tanah Jerri
l!tika haut hatu diguna.lam 'untuk mengikat sleb batu y<mg lepas at<:tp terowongan di bcl<tk<mg muka kerja dan di dep:m "I ining"
mg dapat runtuh, pcnggunaan yang menda-;ar dari haut batu yang sudah selcsai dihuat, kccuali apahila pcnyangga y;mg
n adalah untuk menjaga tekmum pacta bidang diskontinyuitas kontinyu digahungk;m langsung di hchtkang kcpala pemotong
~pcrti kckar, rckah<m dan hid;mg perlapisan sedemikian rupa, ('the cutter head); Jaring kawat ym1g memadai hmus dipasang
~hingga "efek husur" dapat ditaJum oleh massa hatmm. untuk menghind<tri resiko bagi m:musia serta kerus;tkan alat.
t:masangan yang aman dan membuat herfungsinya sistem Mcsin penerowong juga dilengkapi dcngan alat pcmascmgan
:·mhautan hatuan tcrgantung dari desain yang tepat untuk "lining' di helakang muka kerja, haik untuk pcmasangan
,tenycsuaikan dcngan karakteristik batuan dan metodc penyangga yang dihtkukan dcngan scgcra. sepcrti rangka
enggalian serta metode "lining". penyangga, atau untuk"lining' yang tclah dicetak secant
11 <mtara tindakan pcngmn<man yang dipcrlukan antara lain pcrmancn. Bagi;m y<mg hcrgcntk untuk pclaksanaan tcrtcntu
~bagai hcrikut. tid:tk dapat dibatasi dan sclalu mcmcrlukan pctugas untuk
1) P<mjang haut harus paling scdikit dua kali ketebahm batmm menangani elemcn struktur yang scdang dipasang.
y:mg dilindungi. Bahaya kJmsus tcrtcntu untuk mcsin pcnerowong:m timhul d;rri
,,) Sistim pcngangkeran harus didcsain untuk hisa mcnaJum ruang kcrja yang tcrkurung dan kcgaduh:m y:mg tidak dapat
kckuatan baut sepcnuhnya t<mpa ad;mya gcscran dalcun diccgah, scrta pcl;tks;ma;m y;mg tump:mg tindih d;m pcnggalian.
lub<mg hor ataupun tru1pa ada peremuk<m hatmm setempat. pembmmgan tanah hckas gali;m, pcmw.;ang;m pcnyangga atau
Uji pcmhehml<m sccara insitu harus dilakukru1 pada haut "lining" penn;mcn, dan grauting.
y<mg representatif. Pctugas yang sedang hckcrja pada atau Iangsung di hclakang
(:) Jarctk (spasi) harus smna pada kedua arab, ym1g didasark;m mcsin harus mcmpunyai tanggungjawah yangjchL-.;, dan harus
pada perkiraan pemhehanan serl<t dimnetcr dm1 kekuat;m mcncrima instruksi tcntang tugas mcrcka (d:m juga tcntang
haut. kcada<m bahaya) schclum mcmulai pckcrjammya .
.:cl) Pemhautcm harus diselcsaikan seccpat mungkin scsudah
pcnggalian. 7. 15. Perisai Uentonit dan Adnnan (slurry)
:f-) Apahila hatuan secara kcseluruh<m mudal1 hancur, kawat Jcnis khusus d:tri mesin pcncrowong tcrtutup adalah pcrisai
metal harus dipasang di antara baut-baut untuk hentonit atau pcrisai adonan yang didesain untuk digunakan
mclindunginya, pcnnukummya diberi lapisan "gunite" hila pada t.anal1 pcmhawa air yang non kohcsif (misalanya pasir,
dipcrluk<m. lanau pasir, kcrikil, d:m lain-lain). Bcntonit atau adonan lain

Ba~;ian 8: Bendung. /lendungan .•')111/g(Ji, /rigosi. l'onf(li. 379


SNI 03-6460.1-2000

pipa. dan kcmungkinan lcrjadinya pcnggcmhungan pada 7.10.2 . .<husus


pcnnukaan lanah. Pada terowongan deng;m dimneler hesarjmnincm y<mg pan.tn~
Pcrha11an khusus pcrlu dihcrikan palla saal mclakukan peranca.h akses yang pcnmmen harus didesain dan clihuattm~
pcndongkrakan pipa di hawah jalur rei kcrcla a pi. hergerak pada "roller brackets" yang lerpasang kuat ~iliL
"lining" yang Ielah selesai dipasang. Perancah akses!inr
7 .X. Perisai Kompartemen hendaknya hehas d<tri setiap penyangga<m kayu muka k~ia
7.X.I. llmum Apahila panjang tcrowongan lidak dapat mcnjaiilir,
Pada lcrowongan yang lchih hcsar di l.laJam I< IIIah lunak, pcrisai lerpasangnya sistim scgmen sccma mekanis, manajelller.
silindcr dihcri pcrkualan horisonlal dan vc11ikal mcmhcnluk lapangan senior harus mendesain peralatan dan memtit~a'
klllllparlcmcn. Kllmpartcmcn-kompartcmcn alau "kolak-kolak" prosedur kerja metode pemas<:mg<m scgmen.
ini mcmhcnluk lcmpal kcrja untuk pcnggalian muka kcrja dan
pcnyanggaan kayu. Dongkrak muka kcrja alau susunan lain 7.11. Lengkung Ba.ja dan "Paking"nya
unluk pcnyanggaan muka kcqa harus digahungkan. Pcrlu 7.11.1 Umum
dicalal hahwa alai pcnopang alau alai pcndongkrak harus Pada terowong<m l.laJmn hatmm yang memcrlukan peny<mgga
mcnjaga gaya dorongan apahila pcrisai secant kcscluruhan hentuk umum d<u·i peny<:mgga lcmgsung ada.lah rusuk husurbHja
didongkrak kc dcpan dan mcmhi;u-k;m pcrisai dan platfonn Apahila pcny;mgga ini digahung deng<m Liang kayu atau hy;
hcrgcrak scc;u·a hchas. Akscs kc muka kcrja mcnggunakan dapat dipask;m, ditmnhatkan deng;m h;~ji a tau di hungkus dengar.
langga d;m gang y;mg di lcngkapi dcngan rei pcgangan t;mgan "paking" secara cepat dan mcmadai scsudah penggalian dcngar
dan papan kaki scpcrti pada pcr;mca.h. cukup mnm1. Penyangga husur sangat hcrvmiasi dalcun ukurat
d<m geometrinya penggunaan penyangga Lersehut herkenaar
7 .8.2. Khusus deng<m t.ipe ym1g s;mgat umum dan jenis hahaya Lertenlu. Desair
Pcrisai harus didcsain scdcmikian rupa schingga pctugas dan jmak lcngkungan adalah merupakan tanggung jawar
lcrlindung dari kcjatuhan material hasil gal ian d;m agar mcrcka manajcmen lapangan senior. Pada kondisi batuan yani
hisa dcng;m muda.h mcnc;u·i jal;m kcluar hila lcrjadi kcadaan hervariw;i, harus selalu ada petugas yang kompeten di htp<mg;u,
ha.haya. Pcmasangan scgmcn pada pcrisa.i pada kondisi ini yang mempunyai pcngalaman dan otoritas dalam hai
hiasanya dilakukan dcngan lcngan crcklor yang dilcngkapi penggunaan pcnym1gga busur.
llcngan sualu alai pcringat;m y;mg hcrhunyi, Sclmna pcnggalian
hanya orang dcngan tugas khusus yang hcrkailan dcngan 7.11.2. Busur dua hagian
kcmn<m<m pclaks;m· ,UJ ( lcrmasuk mcmcriksa pcnyangga kayu Busur herhentuk U terhalik dengan satu smnhungan dihautkar
muka kcrja) diijin~ .n hcrada di dahun pcrisa.i. pada mahkola hiasa digunakan pada tcrowongan sampar
set.inggi 3,5 m.
7.1J. l\~esin Bur fanah Lunak Sesudah pelcdak;m, pcmhucmg<m hcka-; gali<:m, ilim pcngupa.'>lUJ.
J en is me sin hor ini umumnya dipasang pada terowongan tujuan awalnya adalah untuk mcnempatkan busur paJa
panjang y;mg menemhus lempung kents d;m rcsiko rusaknya posisinya l.lengan hcherapa "paking,', untuk memherikan
penyangga adalah kccil. Scpcrti halnya pada semua mesin perlindungan sesegera mungkin. "Paking', perkuatan b~ji.
pcncrowongan y;mg "full face", akses kc muka terowong;m maupun "fixing" selanjulnya dapat dilakuk;m sesua.i keperluan
dipcrlukan sctiap waktu unluk kepcrluan inspeksi, Perhali<m hmus diherikan untuk menjcunin ag<tr husur didirilcm
pcmelihara<m, pcrha.ik;m, alaupun tujuan lain. pada halmm ym1g mcunpu mcneri.ma heh;m vert.ikaJ. Busur harJJ)
Aluran pengamanan yang ketat perlu ditegakkan untuk hclul-hetul eral huhungannya satu sama lainnya menggunalcm
menjmnin mesin til.lak akan mula.i heropcrasi selcuna masih ada ikatan d<m penopang. Sist.im hauL hatuan (rock holt) atau pas:tk
orang yang ada di muka kerja. Mcsin tcrsehul harus dilengkapi haja sepanjang sisi lengkungan perlu dilakukan untuk
dengan alat pengunci atau sckering utmna dimnhil. Seorang rnenghcnt.ikan gerak<m yang mungkin Lerjadi sclcuna pelcdakan
pctugas yang kompcten harus dilunjuk untuk menjmnin agar hcrikutnya. "Pak.ing' antara husur dan hatuan h<trus diperkllat
pergerakm1 mesin dicegah, scunpa.i semua yang masuk ke dahun deng<m haji dcul busur harus dipak dengan cunan, Lcruuuna pada
terowong;m dicck kemhaJi. level tertenlu untuk menghentikan gerakan menymnping path!
titik tersebut.
7.1 0. Terowungan yang Digali dengan Tangan Apahila bagian kaki husur mmnpu menah<m hehan s;unpin~.
7.10.1. llmum kaki busur harus diikutkan ke daJmn hatuan den!!<m haul batu.
Besi Luang atau heton pracetak scring digunakan dalam Busur herbcntuk tapa! kuda t.idak holeh digunakm; sehelum kaki
penerowongan tanpa menggunak;m pcrisai. Tcrowongan yang husur ditahan terhailitp adanya pergerak<m smnhung<m yavg
dihangun dengan cara ini sangat hcrvariasi dalam ukuran tidak dibaut pada mahkota h<trus dihuat deng<m henctr dengtill
maupun kondisi tanahnya; hehcrapa aturan dapat hcrJaku secara semua baut Lelah diperkuat mcnggunakan plat yang telah.Ji
keseluruhan. Pada kondisi yang sangat umum, proscdur desain. Rangka pcny;mgga husur y<mg herdekat<Ul deng<m muka
penggalian tcrowongan muka kc~ja pcnuh pada tcu1a11 Junak ke~ja hmus diperiksa secan1 teratur.
adalah dengan menggali dari puncak ke bawah dan
mcngam<:mkan puncak d<m muka kerja y;mg Lerhuka dengan 7.11.3. Busur Besar
segera. Muka kerja terowong;m digaJi hcrhentuk tangga atau Semua kriteria untuk pcmas;mgan busur dua hagi<m yang beocf
hm1gku. Lmnpircul B menyajikcul prosedur tenl<mg penyanggaan herlaku pula untuk husur hcs;tr, nmnun hut.ir-hutir hcrikut iJ1i
kayu pada muka kerja terowongan berdimnetcr 3,5 m tm1pa perlu ditmnhahk<m.
perisai pada tanaJ1 lunak. Pada tanah yang lehih baik ada Prosedur pcm<L'><mg<m husur hes<tr. yang dihuat dmi hcherll(t
kemungkinan untuk menggali muka ke~ja menerus secan1 pcnampang yang dihaul (holtcd) harus ditentukan old
vcrtikal, dengan sedikit atau tanpa penyanggaan kayu dan mam~jemen lapangcu1 senior dan perlu ditaati. Perlengkapi'
memhuat cincin dalcun waktu ym1g leb.ih singkat. pemasangan yang scringkali dapat dipasang pada meSJt

378 Bagian 8: Bendung, Bendtmgan. 51ungai. lrigasi. Pamai.


SNI 03-6460.1-2000

.Tckanan hcrlchihan y<mg dapat mengakihatk<m ter:jadinya Deng~ metode penggali~ ini. hahaya y;mg langsung ter:jadi
JlCII,!.!,!.!Cmhungan tanah dan kcrusakan pada hangunan pada muka kerja terowongm1 (sclain bahaya ym1g terkait dengan
dipcnnukaan tanah. · pelcdakan) adalah runtuhan hatuan. Derajat risikonya
terg<mtung dari karakteristik batum1 dan struktumya serta pada
. t Ptm~erin~an teknik yMg digunakM yMg mungkin perlu dimoditik<L"i sepcrti
I. tcrowongan dangkaJ yang mcncmhus pa-.ir d<m kerikil yang diperoleh pengalaman pada terowongan khusus
:!ai lapisan pcmhawa air adalah mungkin untuk schelumnya.
~ tahilkan tanah dcngan cara pcngeringan dcngan Bahaya dari runtuhnya hatum1 scring tcr:jadi setelah peledakan
~roints". Saran pakar s<mgat pcnting.tctapi proses da-.amya sehclum penyanggaan semcntara selain dilaksanakan.
1 i at.;t-.; pcnurunan muka air taruth di sep<mjang terowongan, Pengupa-.an terhadap batucm y<mg lep<L" h<lfus dilakuk~ sccma
~an mcnggunakan pola "wcllpoints" yang dipasangi sistcmatis pada muka ker:ja. Periksa dm1 pemcriksmm kcmhali
:~an dan dihuhungkan kc pipa utama yang disamhungkan harus dilakukM tcrhadap hagian yang tidak diledakan atau baru
,;an pompa volume. Saringan pada setiap "wellpoint" dikupas. Pcngupasan batu he:lfus dilakuke:m olch pctuga-. yang
'!'hcntikan m<t-.uknya matcriaJ haJus masuk ke dalam sistem. hcrpcngaJaman dan dipcriksa olch mandor Iap;mgan senior.
~an mcnggunak;m pompa sumur dalam dan pompa yang Petugas yang mclakukan pcngupas<m harus bcrdiri di satu sisi
asukkan kc daJ;un sumur, t~mal1 dapat distahilkan smnpai dari daerah yang sedang dikeljakan. Hal terse hut herclfti baJ1wa
;edalmnan yang lchih dalam daripada yang mungkin hatcmg pengupas<m memerlukan p<mjmtg ym1g cukup de:m dapat
tl>ilkan dcngan mcnggunak<m "well points". dipcrp<mjang bila diperlukan.
!•ya utama dari sistem ini adalah sehagai berikut. Pcnggunaan pemboran <mgin a tau kaki pcndorong memcrlu~
, Penuruncm pennukaan akihat penurunan muka air t~maJ1. kekuatM d<m keahlian. Apabila beherapa alat bor digunakm1
Kcrusakan sistcm pcngcringan pada saat tcrowongan pada muka kelja bila diperlukan, hal tcrsehut harus ditangani
scd;mg diga.li. Hal ini mengakibatkan tan~th akan kembali secara sistematis di hawa.h pcngawasan d<lfi petugas yang
kc kondisi scmula yang tidak stabil d~m yang bisa diikuti bcrpengaJmmm.
oleh hihmgnya t;mah masif dcngm1 ccpat. Pcrlu ditek~mlam Batu yang scdang melayang jatuh dapat tcrsangkut dengan
bahwa sistcm tcrsehut dipasang dengm1 menggunakan mudah pada pipa uilimt bertekmum at..:'lu mcsin utamanya. Pipa
mesin dan pcralatan yang terbaik, dengan bagian- dmi mcsin terse but harus diperiksa sebclum dismnbungkan ke
hagimmya hila mungkin dibuatklli1 duplikatnya; peker:jaml- sistcm udma bcrtekamm dan dibcrsihkan schelum digunakan.
pcker:jmm pipa y~mg ada di pennukam1 pcrlu dilindungi
dari kcmungkincm adm1ya ha.haya kecelaka<m. 8. Pengelolaan Air
8.1. Pengendalian Air Tanah
~- Metode Penggalian dan Pemuatan 8.1.1. Umum
"1.1. Penggalian dengan Tangan Bahaya akibat ailimya air bisa terjadi herkali-ka.li. Di muka ker:ja
:a,ggali~m pada bcrbagai jcnis d<Ul ukuran terowong;m dapat tcrowong<m tekanm1 air ccnderung mcmbawa material lepas
tkuk<m dcngan l<mgml menggunakan belincong, sekop, atau yang halus dan olch karcna itu dapat mcmbuat runtuhnya
~ pcnggali lain yang menggunakm1 tenaga udara. Bahaya seluruh muka kelja terowongm1. Apahila ada gemmgan air yang
ma dari jcnis pckcr:iaan ini adalal1 jatuhaya orang dan cukup berclfli, scpcrli misa.lnya pada tcrowongan di hawah air
terial. Plau·onn ker:ja sangat penting dibuat uengan baik, atau apabila dijumpai mala air di bawah muka tanah, seliap
·~rti dikcmukak<m rinciannyapada butir7.7.2.2 7.8, 7.10.2 aliran air pada muka kclja ilitpat menycbabkan ter:jadinya crosi
1 7. I 1.3 (Bagimt I). Pcralatm1 ym1g rusak atau Lida!< dipelihara buluh drn1 pembcs<mm alur air akhimya bisa menimhulkan
·lg'all baik dapat mcnjadi berbahaya, tidak h;mya k :!:·cna alat- ter:jadinya pcnggcnangan. Pada kondisi yang kurang hcrat
,t itu tak dapat digunakan, namun juga ol.. ~ scbab mungkin masih hisa terjadi pcnurunan yang scrius dan
rt~rlukannya tenaga yang berlchihan oleh operat~· · dalmn kehil<mgan stahilitcts pada tanah di dcpannya.
nggunakan alat-alat itu. Pada batucm, rekahan dapat tercrosi yang mcn;unbah besarnya
,tmveyor" kcdl scringkali digunak<m sehuhungan ~ngan alinm air. Air y;mg terdapat discp<mjang hagi<m hclakang lining
;i<erjaml pcnggali<m dcng;m tm1gan. dapat menychahkan tcr:jadinya hahanay akihat tcrgcrusnya
! ~.i. Alat Gali dan Pemuat Mekanis rongga. Air mungkin mcrupakan pcnychah terbcs<lf tunggal
1at gali dan pcmuat mckanis yang digunakan d. lam teljadinya hahaya pada tcrowongan. Dahun scmua pckcrjaan
,·owongan adalah hcrvariasi. Hanya personil ~ mg untuk menangani masa.lah air tcrschut. h;lfus dipcrhitungkan
:rpengalaman dan tcrlatih baik yang diizinkan UL ,_,k mcngenai tc1:jadinya ha.ltak tcrduga akihat pcnggcnang;m.
,mgoperasikmt pcralat~m itu. Operator mcsin ym1g diheri Lui ::.s Schuna pcnggali<m air y;mg tcrdapat di sckcliling tcrowongan
,rus hertanggung jawab tcrhadap ke~umman opcra-.i dari CU<''· hclfus dikclola sccma tcrkcndali atau dcng;ul sistcm lata sair
11 dan harus dijmnin h<thwa semua pcrsonil h<JfUS mcnjaul. yang haik.
ui hagicm-hagi<m yang hcrgcrak. Schclum sctiap hagian dari 8. 1.2. Penggunmm Penutup yang Kedap Air.
4nncsinm1 dipas<mg, a.lat pcringatcm y<mg dapat berbunyi harus Apabila air tcrdapat di alas lapisan tak tcntu yang kcdap air
,1ipas<mg. Tcnaga scring ditmnha.lk<m pada pcralatcm pcnggali yang dilcwali tcrowong;m ymtg digali. kctcha.lmmya di alas
;:;m pcmuat mcnggunakan sl;mg lcntur atau kabcl lis\.fik. pcnggalian h<lfus dipcrkirak<m dcngm1 alat duga scc;lfa diagonal
/engaturan ymtg haik harus dihuat untuk menjmnin agar Lidak ke dcpan dan kc arah alas, yang sctclah dilakukannya
;:-:rtlapat gaya tclfik yang hcse:lf pada sclcmg atau kabet: R<mleli pengcborcm dcng<m auger h<lfus langsung disumhal lagi dcngan
~·~ngmmm harus terpm;ang dcngan baik pada schmg atcm kabcl haik. Kadang-kadang, ;mcmn:m air datang d:lfi hagian hawah
•:ida tempaU1ya ke mcsin. dan hal ini pcrlu pcrhati;m yang hcsar saat pcndugaan untuk
'.18.3. Pengehoran dan Peledakan mempcrkirak<m kondisi air didcpannya. Apahila lcmpung atau
•ktodc pcngchonm dan pelcdak;m digunake:m scbagia salah pcnulup lain yang kcdap air lcnlapal pada dasar sungai di alas
;iliU mctodc ililfi pcmhuatan tcrowongan pada batuan. tcrowongan yang di bawah air, pcrlu unluk mcningkalkan

1Jaxia11 X: /Jemlung. Jlencltmgan, ,\'tmgai. Jrigasi. l'mttai. 381


SNI 03-6460.1-2000

dilah;m pada lckan;mlcrlenlu di muka diafragma dalam perisai d;m pola dari lingkungannya yang s;mgat klmsus, memerlukan
silindcr. Sualu '\:uuer head yang oerpular dahun ruang adonan sanm dari pakar.
dan matetial yang digali dihum1g kc bagi;m bclalmng melalui Apabila dipcrkirabm ditemui p<L"ir d;m kerikil pada muka kelja
sistem kat up. Pada pclaksana;m y<mg normal, muka kerja ditutup terowongan, terulmna lapise:m pembawa air, permeabilil<L"DJa
sclumhnya dan lining penahan y;mg seoelumnya Ielah dicelak dapat oanyak dikurangi dengan penginjeksian cmnpuran
<pracctak) dipasang pada oagi;m hclakang, sehingga oahaya grauting yang memadai, kekuatan lohesif dapat ditingkatk41
runtuhnya t;mah dapal dihindm·i. Gaya dorong sepcnuhnya dmi dan apahila lerowongan digali dengan menggunakan udalt
adon;m terhadap sclumh luas pcnggahan dikemhalikanmelalui hertekanan m;tka kehilangan udara abm dapat dikunmgi. ;;
slntklur pantai kc lining yang Ielah selesai. Pemilihan campuran grauting, jarak/spasi dan pola luba!J
Untuk mcnangani adanya kcadaan darural scl;una konstruksi penginjeksi;m, sangatditentuk;m oleh ukurcm butircm dari se~
alau pcrhaikan muka kerja tcrowongan, penggunaan udara lapis;m seoagai contoh, campuran semen tidak ;tke:m terba,a
hertckanan kc dalcun lcrowongan yang dilengkapi dengan jauh alau tcrbukti cfektif, kecua.li pada lapism1 kerikil. Campurau
pcngatur udara y;mg dapat memoerikan akses ke arah muka semen y;mg lebih halus dengan kekentalm1 yang lebih rendah
kerja. luu·us dilakukan. (lehih cair) diperlukan untuk lapis;m pasir halus. Lehih su)il
dil;tkukan dctri semmmya adalah lanau y;mg hi<L"anya hanla
7. 16. Udara 1\ertekanan ~apat diperh<_liki de~1~an menggumtk;m "_dacquage". lempu'
Udara hcrtck<UJ<UJ ak;m meny;mgga muka kerja terowongan dan ltdak dapat dtperhatkt. Kclulus;m atr d<trJ tanah adalah hmnPJr
juga akan mengunmgi pcnummm y;mg disehahk<m olch gerabm konsisten dan kemungkinan terdapalnya k;mtong-k;mtong y~
t;mah untuk mcngisi rucmg herhcntuk cincin di oclak<mg perisai lidak lerperhaiki jangan diahaik;m. Kualitas air tanah har0s
sehclum c;unpuran "grout" mengisinya. Penggunaan udara diperhatike:m dalcun mendesain ccunpurcu1 grauting. ., ·
hcnekanan untuk meny;mgga muka kerja tidak disarankan, Apahila batuan ye:mg mengandung banyak rekal1;m diperbaiki,
kecuali ada tindakan allematif y;mg dapal dilakubm apabila cukup sulit untuk mclokalisir dcm memperbaiki scmua rekahan
lckamm udara menurun alau dihcntikan. yang signifikan, terutcuna hila rekahan tersehut tcrisi oleh
lcmpung lun<tk.
7.17. Proses (; euteknik Jika perhaik<m l<mah deng<m grauting dianggap perlu, mak;1
7.17.1. Pemhekuan dapal dilctkuk<m dengan salal1 satu cara di hawah ini.
Lapisant<mah pembawa air dapal dibual menjadi kedap air dan
diheri kckuatan kohesir hila dapat diockukan dan dijaga
(a) O;tri pcnnukaan dengan memasukkan pipa grauting
bawah (ke level perhaikan y<mg dingink;m).
'e
keockuannya. Pemockucm bim;anya diakioatkan oleh sirkulasi Catatan: Bila metode ini digunakan sesudah udan
air garcun pada suhu di hawah lilik heku dalmn sistem pipa hertekanan sclesai digunakan di dalcun terowong3fl,
tcrtulup. Pemhekuan air t;mah herlangsung pcrlah<m d;m tidak scringkali letjadi ccunpuran gniut terdcsak kc scunpi.rij
mungkin terjadi apahila ada alir;m air lanah y;mg memhawa selmna dilakukannya injeksi. .
p<:mas deng;mlaju y;mg tinggi. Bahaya ini mungkin tidak terlihat (b) Secant radial dari terowongan pemandu, unt~
scunpai pcnggalian dilakuk;m. hila tcrjadi pcningkatan risiko mempcrbaiki' kondisi guna penggali;mterowong;m utanjl
tcrjadinya erosi y;mg sangal ccpal. Pengujian yang henar harus (c) Melalui muka kc~ja terowongan selmna konstruksi. ~~
dilakubm dan tindak;m pcngcun;man harus dilaks;makan untuk Padct semua kasus. btr.;tkteristik'kimiawi d<tri ccunpuran grafi!
mcngat<L"i hcrkemoangnya keadwm darurat. Pembekuan dcngan yang digunak;m h<trus ditetapkan dan tinde:tkm1 pcngcunan4Jj
nitrogen cair juga dapat dilakuk;m d;m berlangsung leoih cepat, yang hemtr harus dilctkuk;m.
munun proses ilu mengakioatkan timoulnya problema kl1usus Bahaya yang hmus dihindari adalah sebagai hcrikut:
seperti misalnya herkunmgnya oksigen dalmn tcrowongan. (I) Polusi dan kerus;tkan pada pcnnukaan akihat lua~
Pemhekuan dapal menjadi sualu teknik y;mg efektif pada lcmau limbah. Pengaturan tentang pengumpulan d •
dan kerikil dengcu1 lapisan-lapisan lanauan yang sangat sulit pembuangcu1 air limbah harus dilakukan sehclumnya
untuk diperhaiki dengan cant grauting. harus disctujui oleh semua otoril<L" ycu1g relevan, tennas '
Penggahungan t;mah dapal terjadi akibat ekspansi air pada tentcmg air bersih d;m air buang;m.
pemhekuan dan dari mcncairnya lapisan es. Hal terse but dapal (2) Polusi air bawah te:mah, oleh berpindahnya dari lapiS$1
menimhulkan hahaya terhadap struktur diatasnya; sumber- y;mg telah diperbaiki.
sumbcr air di dalcun zona pemhekuan perlu dihentibm. (3) Risiko terhadap manusia yang memmgani material selaJ1
Jika suatu pcndorong, sepcrti schuah pipa, didorong ke dalmn dan sesudah pencampuran, termasuk risiko akibl
t<mah y;mg membeku, maka peny;mgga kayu dapat terpengaruh pecahnya pipa dcu1 selcmg yang digumtkan.
oleh es. Perhatian ye:mg tinggi perlu dilakuk;m dalam pengisian (4) Adanya racun pada beberapa cmnpuran graut khua·
kemhali untuk menjcunin bahwa tid;tk ada es yang tertinggal menamhah risiko dahtm penanganan material d
y;mg dapat mengakibatbm timhulnya rongga d;m menyehahkan menambah perlunya pcningkalan tind;tk<m peng;una
penummm. Apahila es tidctk dctpat dikeluarkcm seluruhnya, perlu tennasuk pula melengkapinya dcng<m p<tkaian pclind ·
diisi dcng;m grauting melalui pipa-pipa y<mg sebelumnya tclah dcu1 fasilit<ts pencucian y;mg lengkap.
dipasang pada daerah-daerah yang kritis. (5) Apabila grauting dilakukan d;tri dctlmn terowongan,
klmsusnya di dalcun terowongan pemandu yang ke
7.17 .2. lnjeksi Tanah rum1g yang tertutup memhuat menjadi penting un ·
Perhaikan tanah secant kimiawi sehelum penerowongan melakubm tindakm1 pengcunamm yang diperlukml, g
digunakan untuk mempertinggi keamanan penggalian. menerapkan st<mdar kehersih;m y;mg tinggi dan un
Pelaksanaannya dihtkukan langsung dengan memperhaiki menjamin agm sistcm ventil<L"i mcnyedi<tk<m suplai u
karakteristik tcmah yang digali, dcm secara tidak langsung dctpat segar yang cukup.
mcmhuatlapis;mlchih kedap air atau memperkuat lapisan tcmah (6) Gangguan dari fasilitas dan kepemilikan yang _.
atcts at<m di sekit<trnya. Desain sistem grauting y;mg memadai didekatnya.

380 Bagian 8: Bendunx. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.1-2000

it-• •• rtungkan rucru:akup informasi yang tersedia dan 9.3. "Lining" Pracetak
·la-.arkan hasil penyclidikan yang diuraikan pada hutir 5 9.3.1. Umum
;!i<Ul I L "Lining" pracetak paling umum digunak<m untuk terowongan-
rncnt vcrtikaJ dm1 horisontat altcmatif dari terowongan akan terowongan herhentuk hulat d<m kadang-kadang digumlk<m
:·rtimhangkan dcngan cermaL untuk terowong<m berpcnamp<mg oval atau hentuk penmnpang
ode pcla ·-;anaan yang praktis akan dapat mcmherikan lain Jenis "lining" ini dapat dibagi menjadi dua katctgori umum,
r.bar<m ya 1g jclas. tetapi pilihan lain mm;ih terhuka untuk yaitu:
crtimhangkan. (a) Sistem baut atcm sistem y<mg struktumya kaku yang dapat
l!m penyangga yang ditentukan akan di desain terhadap menyangga diri scndiri d<m di luar di mmm graut harus
uheh<man tanah dan tekanan hidrostatik yang heker:ja serta diinjeksikCUJ untuk menyangga tcmah;
thchanan teknis haik dari luar maupun dalam yang timhul (h) Sistem-sistem yang diperluas dan dimasukkan ke dalmn
1 faktor-faktor adanya fondasi, tiang, tekanan air dCUJ be ban tanah dengcm dorong<m d<m sekelilingnya dan mcneruskan
·J linLas didckau1ya. Persyaratcm untuk mengatasi hal tcrsebut tahanan langsung ke t<mah.
:us dipcrtimhangkan sebagai hagian dari perencanaan 9.3.2. Segmen
!ustruksi di tempat tanpa mengalmni kerusakm1. Pada kedua kasus, "lining" ini tcrdiri d<tri scjumlah unit
(segmcn) y<mg memhentuk cincin
· !. "Linin~" di tempat Unit-unit ini lazimnya tcrbuat d<tri hesi luang atctu heton, munun
ininJ.:" di tcmpat pada umumnya bcrupa lapisan beton yang h<~ja atau hah<m-balmn lain bisajuga digunakan. Bentuk scgmen
empatk<m di helak<mg penutup atau disemprotkm1 (shotcrete) dari unit-unit tersehut memerlukan pcnycsuaian terhadap
l da pcnnuka<UJ dalmn dari tcrowong<m. peralat<m yang biasa de:m perlcngkapan alat-alat klmsus untuk
nutup lazimnya dibuat sedemikian rupa :;ehingga bisa keamcman, penang<m<m y<mg ctisien dan pcma..,e:mgcm.
;"~indahkan discpanjang terowongan dan hisa digunakan Masalah-masalah pengangkatcm dan transportasi unit-unit
mha.li. Ke:trcna itu. pcnutup ini dihuat scringan d<m scmudah tersehut dapat discderh<me:Lkan, jika dipertimbe:mgk<m sehelum
:tngkin untuk dihawa, nmnun kckuat<m d<m kekakummyc- p\!rlu pembuatannya dan bertalian dcngan pcralatan untuk
1 nctr-hcnar mcmadai untuk mencmggule:mgi hch<m-heh:m y<mg menanganinya, yang hcnd<Lknya disusun scdcmikian rupa
·kerja haik pada heton hm;ah maupun proscdur pcncmg<mmmya. sehingga setiap pelaksanaan dapat dilakukan dcngan mmm.
:nutup y<mg lemah akan menimhulk<m han yak sckali kesulitcm Segmen-segmen hen<L:'lknya dilcngkapi denge:mluhe:mg atau alat-
tda terowonge:m dan dapat diatasi lumya dcng<m improvisasi alat pelengkap l<trnhahan yang mcmadai untuk melakukan
:ihat situasi yang tclk tercnc<ma dan bcrbahaya scntra tak penangm1an y<mg aman.
rpisahlam scrta huruknya kualitm; "lining". Semua peralatan harus diuji dan digunakan sesuai dengan
. ~ralatan yang digunakan untuk mcngendapkan heton di persye:tratan yang hcrlclku (Iihat hutir 7. [Bagian 3]).
:la.l«.mg pcnutup dapat herupa pompa beton atau alat pemhawa Tumpukan segmen pada pennukmm lutrus diatur sedemikian
·?ton lain. Mesin-mcsin bcton tcrsehut scring mcngclwtrkan rupa, schingga tid<Lk mcnimbulkan pcmhebe:m<m tcunhah<m pada
·?ton dcng<m kecepatcm tinggi. Ujung pengclmtrcm (nozzle) terowong<m yang digali atcm beb<m berlchihan pada tanah yang
:trus dipasang deng<m hemtr de:m diperkuat; pipa-pipa pembawa ditempatinya. Setiap lapisan dan tumpukm1 papan h<trus diberi
i setiap smnbungan jug<! h<trus diperkuat untuk mencegah papan untuk menjamin stabilitasnya dan memudahkan
1paya tidak "terhang", bila suatu sambungan pecah selmna pen gam hilann ya.
engcconm hcton. Di sckitctr tcmpat pipa pcngccoran heton Suatu alat tambahan yang dengan ccpat dapat dilcpas dan
aug mcmpunyai keccpatan tinggi tersebut. orang tidak dipasang, misalnya ']ari-jari pengangkat" hmus discdiak<m,
iijink<m hckcr:ja. apahila tclah di dcsain untuk mcnccgah kecclakaan scutt
lengan menggunclkan bcton scmprot, bahaya tcrschut di atas membongkamya.
apat dikurangi dan dilokalisir, karena pcker:jaan shotcretc 9.3.3. Transportasi dan Pemasan~an
~rsehut tidak mcmcrlukan penutup schagai tamhahan, Transportasi atau pcngangkutan segmcn-scgmcn hiasanya
·.tmpuran kimia aktif sering digunakan. Operator harus dil<Lkukan dcng<m Iori. Bcberapa alat pelcngkap atctu Iori yang
iperlengkapi dcngan p,tkaian pclindung d<m penutup hidung, dibuat sccara khusus h<trus disedi<Lk<UJ scdcmiki<m rupa schingga
pabila proses memerlukannya. Kondisi kulit ye:mg terbuka muat<m tid<Lk dapat hcrgescr selama peng<mgkutan .
.arus dilindungi dcngan krim pelindung. Dalmn tcrowong<m y<mg hesctr dan dcng<m unit-unit yang hcrat
l;asilitcts ruang cud dan ganti p<lkai<UJ harus disediakan. Di sistcm crcksi scgmcn klmsus hm11s discdiak<m, tetapi alat-alat
1ape:mgan lchih sering mcngatur kru dihe:mding "nozzleman ", alau cara-c<tra pcnanganan di muka kcr:ja hmnpir sclalu tak
'antuk hcker:ja jauh d<tri tempat pcngeconm jadi akan dapat tcrhind<trkan untuk mclibatkan pclctksanaan sccara manual,
uemperhaiki Iingkungan kcJja. sctid<Lk-tidctknya dalcun mcm<mdu unittcrschut pada posisinya.
: atatan: Acrum hendaknya juxa dibuat untuk lmtir 16 mengenai Proscdur yang digumtkan untuk pcmasangan unit-unit tcrsehut
1engenda/ian dehu. Pipa penvalur betrm sempmt hendaknya dikaitkan harus dipcrtimhangkankan hcrdasarkan instruksi yang
11au dira111ai pada samlmngan (joint) untuk mencegah agar tidak dikclmtrk<m scsuai dcng<m tanggung jawahnya.
1erhang ', jika te1jadi kerusakan (pecah) pada .wmbunganya. Luka pada t<mg<m d:m kaki scring tcrjatli, hila t:mg<m dan kaki
Kusuk husur dcngan lapis lindung, atau sistcm lain, hisa dip<Lkai tcrschut tcr:jepit dimllm·a unit-unit atau tlicmt<tra unit dcngan
sehagai peny<mgga scmcnt<tra dal<trn schuah terowong<m ym'g pcralat<UJ. Alat-alat pcmhantu Iangan h<trus tlisctli:Lkan untuk
memcrlukan "lining" di tempat scce:tra pcnmmen. Dalmn kwms mcngunmgi hahaya tcrschut. Bahaya tcrtcntu dapat tcr:jadi saat
demikicm, "1 ining" ini pada umumnya <Lk<m dihangun schagai mcngcncangkan haut-haut tcrnwongan. apahila kum:i yang
hagian dari "lining" pcrmancn, mungkin dcngan rusuk digunak<m tcrpclcsct dcngan mcnggunak<m tangga yang hes:tr.
tamhah<m atau pcrkuata11 t<trnhah<m schagaim<ma dicmjurk<m. Operator hctrus mcmastik<m dirinya scntliri cara hcrdiri dan
Pemakaian kayu lunak yang bclum dipcrhaiki umumnya pclindungnya tcrhatlap tcrpclcsct atau jatuh.
rlihindctri ()ihat hutir 7 5.1 dml 7.5.2 rsagian 1 ]).

Ba.~ian 8: Jlendung. Jlendungan. ,\'ungai. Jrigasi. Pantai. 383


SNI 03-6460.1-2000

k.ck.cdapan aimya alau mcmpcrhaik.inya dcngan mcmhuat Lubang (sump) seringkah tcrlctak pada dasar terowongany.rr;
sclimul Icmpung dari alas. mudah tcrcniliun, luh;mg-luh<Ulg itu bcrhahaya hagi orangy&:
8.1.3. Pemhekuan Tmmh hcrjalan di scpanjang tcrowongan dan hmus diheri tmu:
Pcnyumhalan air lanah dapal dilakuk<m dcng<m pcmhckuan; Pcnutupnya harus tcrjcunin tclap tcrtcmpcl di dasar tcrowooc.:
rincian dari proses ini disajikan pada hutir 7.17.1 (Bagian 1). l<mpa adanya cclah dan h<trus tcrpasang kuat sehingga ti~.
8.1.4. Pengin.ieksian Tanah tcrapung hila tcrcndmn air. Tutup terse hut mudall dihuka UO!u,
Air di dalam lanah dapal juga disumhal dcngan injcksi pcrnelihara.<m ilimjahm masuk hagi pompa, oleh k<trcna itu bill:
"grouting" k.c dalam lapisan pcmhawa air dcngan tcrscbut dibcri cngscl alau jika tidak h<trus dihuat pada su.~:
mcnggunak.an campuran dan tcknik injck.si yang lcpal. Dcsain tcmpat yang mudal1 terlihat bila dihuka dan dapat ditmu-
tirai "grouting" unluk liap siluasi khusus yang spcsial dan kcmhali dengan haik. Lubang pcngumpul yang terendan.
harus dipcrcayak.an hanya kcpada pak.ar yang hclul-hctul scpcrti rnisalnya sumunm pemhcrsih di iliL'>ar lubm1g pengumpL
hcq1cngalaman. Rincian lcnlang pcrhaik.an lanah disajikan utcuna, h;trus ditutupi dengan kisi-kisi yang haik. Luban:
pada hulir 7.17.2 (Bagian I). pengumpul dcng;m akses ilitri sisi terowongm1 h<trus mempun1 ..
H. 1.5. Udara Bertekanan pcgangan lllilg<m yang memadai.
Air lchih mudah dik.cndalik.an dihandingkan dikcluarkan 8.2.3. Kapasitas Pemompaan
mcnggunak.an udara hcrtckanan hal ini hcrkailan dcngan Dalmn semua lcrowong<m yang scdang tercndmn air akih,
pcnjclasan yang lchih lcngk.ap diuraik;m pada hulir I 0 d<m hutir h<mjir, pompa-pompa harus disiapk<m dcng<m kapasilas cuku:
7.16(Bagianl). hcsar untuk mcngalasi kondisi dilmtr perkiraan d<m kerusakrtt
8.1.6. Perisai Bentonit dan Adonan p<trsial. Scmua tcrowongan yang arahnya menurun ham
Pcrisai hcnlonil d<m adon;m diuraik<m pada hulir 7.15 (Bagian dianggap mmlah tcrcnlhun air, dan hmus dij<unin kelersedi;,ar
I) unluk mcnghindari air dcng;m mcnyumhat muk.a k.crja yang pompa cad;mg<m yang memadai untuk kcada<m darurat. Pomp.
scdang Jikcrjakan. yang tcrlctak dckal muka kerja tcrowong;m hams hcrupa pomp
8.1.7. Regulasi selarn schingga akscs ke muka kerja dapat dipulihkm1 kem~a 1
Apahila aliran air k.ccil, hal tcrschut lchih haik dihalasi alau kondisinya setelah hanjir.
mengcnJalikmmya dari paJa mcnyumhalnya, guna mcnghindari 8.2.4. Drainasi Bawah Tanah (Suhdrain)
lcrjadinya pcngumpulan tck.anan sehclum tcrowongan sclcsai Suhdrain di hawah dasar tcrowongm1 dapat digunakan unM
dip<L"angi "lining". menghuhungk<m anl<lf luhang pengumpul satu smna lain ata1
Pada l<mah y;mg granular (hcrhutir kasar) pcny;mggaan k.ayu dapat mcmhmllu pcnurumm muka air t<mah. Apahila sudah tid<L·
yang rapal pada muka kcrja dan pcnggunaan lcmpung pudel dipcrluk;m lchih lmna lagi, suhdrain tcrsebut harus ditutur
kcdaJ;un kckar d;mjcr;uni kc dalam rongga-rongga kccil dapal dcngan "grouting", kccuali hila ada alasan kuat uniUf
mcnccgah tcrhawanya hutiran lanah. mcmhiarkmmya tclap terhuka.
Pengguna;m sistcm drainasi pada hag ian dasar al<L" tcrowong<m 8.2.5. Udara Bertekanan
drainasi y<mg mcnemhus muka kc~ja dapat mcnurunk;m muka Apabila pekcrjaan dilakuk<m pada kondisi udma hertekanan
air t<mah dan mcngcringkan hagian muka kcrja. Pcmhonm y<mg air pada muka kc~ja hi<L'>anya dapat dihersihk<m dcng<m sua!t
dilakukan pada muka kcrja untuk memhual air keluar alat pengcluar uJma menggunakan udma bertckanan unluf
(tcrdrainasi) dapat mcrupakan cara yang efcktif untuk memhawa air dan adonan melalui sehuah pipa yan~
mengcringkan muka kcrja yang sedang dikcrjakan. Dalmn memhawanya kc udara hchas.
penerowongan halmm ym1g tcrtentu, adanya alinm air dapat 8.2.6. "Lining'" yang Tahan Air
diperbolchk<m d;m dialirk<m mclalui mcmhnm "lining" schingga Air yang masuk kc dalam terowongan mclalui "linil1~
tidak tcrjadi- tck<m<m. Akhimya, alir<m yang memhentuk seperti segmental dapat dikurangi smnpai sesedikit mungkin dengaJ
terschut dapat tcrsumhat d<m di "grouting" kcmhali, alau Japat "grouting" y<mg bemtr, penempat;m sumhat grout y<mg tepa!
dihiarkan schagai scsuatu yang pcnmmcn, tcrgmllung pada pemas<mgan baut batuan dan penutupan kck<lf scrt£1 denga1
keada;m. mcmperbeiki atau mengganti segmen-scgmen yang relltl
8.1.8. Drainasi Eksternal Lubang sement<tra untuk melepas tckanan air dapat membaillt
Muka air t<mah dapat Jiturunkan dengan drainasi air ke luar proses pclaksanaannya. Pada "/i ni ng" beton ditempat aliran :ll:
dengm1 "well pointing"dari pennukam1, at<m deng;m luhang dan rongga-rongga dihclakang "lining" disumbat dengaL
drainasi dalam "shaft" atau sumuran, mungkin dapat grouting melalui luh;mg-luh<mg hor pada beton d;m metalu
dikomhinasik<m dcngan ujung JraimL"i. "Cut off Yilllg dihuat pipa-pipa yang tclah dipasang untuk mengontrol air s;w
smnpai ke lapis<m kedap air mungkin diperluk<m apabila ada pengeconm.
sumher air. Den~jat kekedapan air tergantung dari jenis t<mall, tckanan 11ir
material dan mctode konstruksi, serta pcrgcrakan akira
8.2. Penanganan Air Dalam Terowongan : hekerj<mya tegang<m-teg<mgilll atau tempcratur scrta rcksi kiJD~I
8.2.1. Kemiringan Dasar Terowongan
Pada kondisi hasah umumnya ak<m Jipcroleh keuntung;m hila 9. Penyangga Permanen
penggalian terowong<m dilakuk<m dcng<m gradicn yang menaik, 9.1. Umum
karcna scmua air akan mcngalir kcmbali J<tri muka kerja Sehagi<m besm terowongan mcmerluk<m "lining" pennanei
tcrowongan. Sistem luhang pengumpul dan pompa akan atau sarana penyangga. Smana ini dapat hcrupa pcnyanJ~;,
diperluk;m, kecuali hila terowong<m kondisinya kering at<m sementara, disusul dcngan pemhuat<m "lining" pcnmmen,atJL
aimya terdrainasi dengan haik dcngan cara gravitasi kembali "lining "primer y<mg dapat mcnyangga tanal1 secant pcrrnall:fl
ke mulut lerowongan. Suhdrainasi yang menuju ke lubang Desain sistem pcny<mgga tcrowon!!an, baik hcrsifat seme!Cf•
pcngumpul alau dihuhungkan dengan luhang pengumpul atau pcnmmcn, harus Jilakukan l~anya oleh pma ahli te.,i
hcrikutnya dapal hcnmmfaat. y<mg herpengalarnan pada hid;mgnya.
8.2.2. Luhang Pengumpul. Dalam menyiapkan dcsain terowongan. hal-hal yill:'

382 Bagian 8: Bl'ndunx. Bendungan. Sungai. /rigasi. Panwi.


SNI 03-6460.1-2000

rlepa.,kan mcm~uka jaJur yang dipcrbesar melalui tanah di dapat menjadi cairan. J adi.sangat penting untuk mengkontrol
f!snya yang mcngakihalkan tcr:jadinya kchilangan tekanan kadar airnya; tetapi tidak ada pengganti untuk penyangga
'hra dan ma.,uknya air kcdalamnya. tertutup yang merupakan hal yang penting karcna adm1ya air.
ta tck:man udara yang digunakan tcrlalu rcndal1. tcrjadi aJiran Lcmpung boleh dik.atak<m kedap air dan udara, tetapi mungkin
f pada dasar tcrowongan sccara hcrlchih.tm dan menyehabkan mengandung rckah<m atau mungkin hcrsifat lunak dan plastis
JPltuhan muka kcrja apahila muka kctja itu tidak disangga sccara berlcbihm1.
l:il~CUI mcmadai. Pada batuan lunak, misalnya kapur (chalk). udara hertekanan
~Ji kcscimhangan hidrostatis terschut hersifattidak stabil. Pada digunakan untuk mengkontrol masuknya air mclalui kekar dan
·a;l.lU medium yang cair sepenuhnya keseimbangan tak mungkin rckahan. Pada kapur, khususnya dck.at puncak lapis.tm. ba.haya
riadi; kcscimhangan hcrgantung pada lapisan yang khusus timhul akibat ad.tmya "kapur dempul" lunak dan dari
1ll!mpunya.i kohcsi d<UJ rcsistcnsi tcrhadap aliran air dan udara. lubang-lubang lmna yang terisi oleh kcrikil
··.;lhaya yang lcbih hcsar mungkin timhul dari tekanan udara 10.2.5. Bocoran Eksternal
ang hcrlchihan dan oleh karena itu dapal dilakukan sccara Pada hmnpir semua pcnggalian terowongan dcngan udara
1.-aktis mcnjaga kondisinya seimh.tmg mungkin, bal1kan pada bertekm1an, bocoran udara di muka ker:ja dan mclalui "lining'
...ugkungan di alas mal1kota terowongan dcng;m memhiark;m di belakang muka kcrja terscbut cukup hesar. Udara yang
"ondisinya hasah dan mcmpcrkuatnya dengan penyangga. terlcpas dapat merusak hangunan di sckitarnya, dan jika
~ontrol tcrhadap tekanm1 udara harus dilakukan olch petugas tcrakumulasi di bawah membrm1 kedap air maka ak<m tcrjadi
<Ulg hcrpcngalam<m. Tckcm<m tidak holeh dina.ikkan hegilu s~ja gaya angkat (uclift). Sehagai altematif lain jalur udara yang
.utuk mcmhuat kondisi pada muka ker:ja yang nyaman tanpa memindallkan air, dapat memperlemal1 fonda-.i dm1 mungkin
ocmpcrtimh.tmgk;m dengm1 cennat pengaruh lainnya. dapat menyebabkan penurunan ti<mg, terutmna dekat tebing
; lt.2.2. Tekanan Penyangga. sungai, dan juga bisa mcngganggu sistem pcmbuang.tm d<m
\pahila udara hcrtckanan digunak.an pada lapis.tm tanah y<mg drainasi.
:1!dap air. tckanan udara terse but menimhulkan ad;mya tckamm Kecunanan dapat ditingkatkan dengm1 mengurangi kehilmig<m
1)l!ny<mgga pada tanah. Hal ini tidak dapat diandalkm1 pada udara scminimum mungkin.
.•l'aktu mcndesain penyangga tanah sccara langsung, karcna ,Udara dengan ventila-.i terpisah perlu disediakan seperlunya
.t'kmum udara scpcnuhuya ak.tm ter:iadi pada setiap rekah.tm oleh 'smnpai keperlu.tmtertentu (lihat hutir 10.4.1 [Bagian 1]) .
;ehah udara hisa masuk kc dalamnya, yang dapat Terowongan dcngan udara bertckanan sclalu dilaksanakan
uenghihmgk<UJ tekamm cfektif pada muka ker:ja terowong<m. dengan lining segmental pracetak dari hesi tu.tmg atau heton
t\.pahila suatu tcrowongan kenyataannya tidak terletak pada yang dipasang sedekat mungkin di helakang penggalian
.apis.tm pcmhawa air tetapi mungkin menemhus lapisan tanah sedemiki.tm rupa untuk menutup bagian tanah y<mg terbukcl.
;crscbut (sepcrti misalnya hila lapisan penutup berupa lcmpung Kehilang<m udara di belak;mg lining dapat dm1 .harus dikunmgi
:tdalah dangkal), maka mungkin dapat merupakan suat.u dcngan grouting melalui lining y<mg telah sclcsai atau dengan
tmdakan pengamamm untuk menggunakan udara bertckan.tm pendempulan d<m pcngisiru1 kekar serta perkuatml deng<m baut.
pada tekc-mm1 nominal y.tmg rcndah y<mg dalam keadaan darurat Cara perhaikan terse but harus memadai untuk mcnab<m tek.tman
dapat ditingkatkan dengan ccpat. air, bila tekanan udara dikunmgi d<m ter:jadi pergerakm1 pada
10.2.3. Pemhehanan Tanah lining.
i\pabila suatu tcrowongan sedang digali di bawah lapisan Pcnyemprotan dengan bentonit pada muka kcrja dapat
penutup ym1g d.tmgkal, halmya sembumn bisa dikur;mgi deng<m dipcrtimb<mgk<m.
tindakan pengamanan berupa pembebanan tanah, yakni 10.2.6. Penghilangan Tekanan Udara dari Ruang Kerja
. pembuatan urugan rendah di atas terowongan di pennukaan (Depressurizing)
atau deng<m memhuat selimut lempung di dasar sungai. Pcngalaman menunjukkan hahwa pcnghihmgan tck<man udara
10.2.4. Perilaku Tamth Lunak dari rmmg kcr:ja sccara ccpat dapat mcnyehabkan tekamm luar
Apahila pcnggalian terowongan melalui kerakal atau pasir yang lebih besar pada "lining" dari sumuran d<m tcrowongan.
1-ebagai lapis.tm pcmbawa air, pcnggunaan udara hertekanan Dalrun bcherapa kasus, sum bat graut semen tara dari kayu telah
;id.alah dimaksudk.tm untuk mcnahm1 masuknyaalirm1 air. Udara terti up kcm bali masuk ke dalmn terowong<m y.tmg menycbahkcu1
yang lolos di bagian alas mukcl kerja, memindahk<m air di dalmn masuknya lanau lunak atau pasir ke dalam tempal pcker:ia
.rongga mllar hutir kerikil dan secara progresif mempcnnudah terse hut, sehingga menimbulk<m kehilcmgm1 t<mah di luar tempat
terjadinya jalur pclepasan udara dan menarnbal1 kepcrluan peker:ja terschut.
volume udara yang disuplai. Pada waktu ym1g sama, pengaliran Disanmkan bahwa penghil<mgcui tek<man tcrschut dilakuk<m
air yang mwmk ke hagi.tm bawal1 mukcl ker:ja itu cenderung berangsur-angsur sedemikim1 rupa sehingga mcmungkinkan
membawa masuk lcmau dan pa-.ir halus y.tmg dapat mcmhuka udara yang terperangkap dalam tanah sekclilingnya
alur ym1g dapat meningkatkan alir<m air ma-.uk ke hagi<m muk.a terhembusk<m kc luar dari tcmpat kcr:ia (lihatjuga hutir 10.4.2
ker:ja. [Bagian 1 ]).
Kerm~jmm yang menerus dari muka ker:ja smnpai pada tanah Berdasarkcm hasil pengamatan, khususnya dahun terowong<m
tak terganggu dapat mcniadakan tendensi tersebut. Ncunun di hawah sungai, hahwa gelembung udara terus muncul sclmna
disanmkcm untuk melakuk.tm perbaik.an deng.tm cara menyumhat hcberapa Sa.tlt setelah tekanan udara di dc-llam terowongan
alur air dengc-mlempung, hentonit, graut atau material lain serta dihil.tmgk<m, schingga dapat dikonfinnasikcm hahwa udara Lidak
·pemhuatan penyangga kayu, hila kondisinya menjadi sulit atau hilang seluruhnya.
perbaik;m tersehut penting dilakukm1, hila kcmajuan peker:jmm 10.2. 7. Penurunan Sumuran ;
tertunda oleh suatu ahL'><UJ. Lrumu adalal1 bersifat lebih lulus air Apabila sumunm diturunk<m dengm1 menggunakm1 kunci udara
dcm mempunyai kohesi yang cukup scull dihcunpar, tetapi kad:!.f vertikal, dua posisi dek udara bisa dipertimb<mgk<m sebagai
air mcnjadi t'aktor yang kritis, yaitu pada kondisi kering lanau berikut :
menjadi mudah mcnggumpal dan pada kondisi ba-.all lanau (a) dckat dcngan pcnnukmm;

Bagian 8: Bendung. Bendungcm .•\'ungai. lriga.1·i. Pmuai. 385


SNI 03-6460.1-2000

9.3.4. (;routing. 9.5. Pe1.mntauan terhadap Hehan dan Deformasi


Groutin~ yan~ hcnar pada "lining" yan~ dihaut adaJah penting Untuk kcmnmum pada setiap tahap<m konstru.ksi tero
sckali untuk menjamin kchandalan struktl'rnya. Kontak penuh berdi;unctcr hcsar, atau ditempat-tcmpal dimana gcr·
dan scragam antara "lining" dcn~an tanah mcrupakan sasaran penuruncm mcrup<tkan hal khusus y<mg scnsitif, m<tka i
dari "gmuting". Dal;un kasus-kasus di mana tanah itu ccndcrung yang s<una tcrhadap "lining "yang sudah sclcsai dibu
untuk hcrgcrak tlcngan ccpat. dan pcnghindaran penurunannya scorang ahli y<mg sudah tcrbiasa deng<m jenis pckerj
mcrupakan hal yan~ pcnting. maka "gciling grout" harus pen ling dilaJmkcm. DaJam bchcrapa !casus, "lining" yan
tliin1cksikan scsc~cra nHm~kin patla tekanan tertcntu untuk selcsai dihuat pcrlu diperiksa tcrhadap pcnurun
mcnj am in agar scmua ron~~a tcrisi. peruhah<m bcntuk. Rincian tcnlang scgala rctctkan yan
Apahi Ia pcncrowongan mclalui material yang kohesif a tau pasir hendaknya juga dicatal dan tetap diamati, bocomya ·
yan~ tcrscmen secara lcmah. atau hila penurunan bukan material halus harus dicatal, haul-haul longgar, sumbat;
merupakan hal yan~ pcntin~. hcrdasarkan saran seorang ahli serta luhang graul y<mg kosong luUl.ls dil<mdai dan dica
tcknik yan~ hcrpcngalaman. injcksi hisa ditangguhk;m hingga Penuruncm pada pennukaan d<m dckat fondasi dari ban
hchcrapa cincintclah tcrpasang. Hal tcrschut kcmudi<m digraut lain dapal mcmpcngaruhi sccara serius tcrhadap .ke
dalam suatu opcrasi tunggal. terowongan. Penurunan di alas terowongan hampir tidak
Graul yang kcntal. tcnliri dari semen, campuran semen. dihindari pada t;mah lun;tk d<m pada kcdalcunan terbata8
cmnpur;m llyash atau ccunpur;m benton it. diinjeksi mclalui pipa- terse but bias<mya dapal dikunmgi smnpai pada tingkat te.
pipa pada tahanan tertcntu. mcnggunak;m hej<ma graut dan deng<m metoda dan tcknik khusus. Biaya perhaikan ter ·
pompa gratll serta mengisi ruan~;m dari hawah ke alas. Tckamm pcnuruncm ini harus dinilai sebclum dilctks<makan dan
yang dikehendaki tergant ung dari kckentalan graut. dihandingkan terhadap biaya lain, seperti biaya perb ··
penncahilitas tanah. kedalcunan overburden d<m keberadaan tcrhadap hangunan yang berpengaruh olch pcnuru a
bangunan hawah tanah. Pcrbcdaan penurunan di antara hagian-bagian berbedar a
Pemhcrian tek<man terschut hcu·us ditentukan oleh a.hli yang banguncm yang smna dapal menjadi m<:L'ialah y<mg scrius.
berpengalaman. Kehocoran graut dapat terjadi, apabila Pemcri.ksacm rutin terhadap sctiap b<mgumm y;mg tcrpen
ccunptmm seger pada tck;m;m tertentu. terutcuna pada ujung pipa olch pcnurumm hcnd<tknya tcrdiri alas pcmotrct<m, inspeks.·
injeksi. Alat injeksi h<mJs diguna.k<m sedemiki;m rupa, sehingga pencatat<m rct<tk<m-retctkan d<m kerusa.k<m sebclum dan ses
alat khusus dihuat pada lining, misalnya konektor y;mg ada penggaJian tcrowongan, dcng<m mclctkuk<m pcngukuran
dradnya. atau kcr;L" terhuat dari karet. tcliti hcrd<L'iarkml titik-titik acuan di luar zone pergerak· .
Pada kondisi tettent • . sistem dua hagim1 grauting dapal menjadi Dalcun kasus-.kasus khusus dimana suatu struktur s~.'
efektif: kerakal h adar yang dinjeksikan saat pclindung scnsistif tcrhadap pcnurunan, ma.ka pemantauan yang lfl
didoron_. dima.kstukan ullluk membuat pcnyanggmm sccepal cennal mungkin diperlu.k<:m deng<m menggumtkan inklinoJl\tl
mung¥ ill; rongg;, y<mg terdapal pada kcntkal hundar dinjeksi d<m pengukur reg<mg<m dalam lubang bor atau ti<mg.
dengan semen at:· tJ ha.han grautlain y<mg smna.
Bany<tk cunpur;m graut yang meng<mdung material yang dapat 10. Pekerjaan dengan Udara Bertekanan
mempengaruhi kulit dan mala. Pa.kaian d<m pclindung mala 10.1. Umum
adaJah ;1enting, apabila,diperluk<m, alat penutup hidung harus Butir ini dim<tksudkan untuk mcnghadapi ma-;alah keamaDI
dip;tkai guna mclindungi terhadap debu. dalam pckerjaan dengan udara bcrtekan<m dari sudut asJl'
Bejana graut bertekanan udara yang merupa.kan suatu alat teknik sipil.
bertckcuuu1. adala.h suatu peralatan y<mg berpotensi berba.haya Pcraturan sesuai dengan hukum yang herlaku dalj
d<m harus dioperasik<m h<mya oleh petuga-; yang tela.h memahami mengendalikan pekerjaan dengan udara berteka4c
instruksi penggunammya. Mesin granting harus dibcrsihkan dikemuka.kan di bawal1 ini sebagai "Peraturan-perawr4,t
segera setela.h digumtkan dan dipeli.hara secara teratur. Balang- Standar ini berasal dari peraturan-pcraturan tersebut nan)\
batang y<mg mempunyai drad untuk memperkuat tutup perlu sifatnya hanya sehagai .keterangan dan tambahan S$.i
diperiksa setiap hari, dan harus dig<mti segera kaJau suda.h nyata- Pcraturan-peraturan itu tidak diulangi secant terinci 4<
nyata aus. Kisi-kisi hmus discdia.kan untuk mencegah agar t<mg<m henda.knya diarahkan secant langsung. Perbaikan-perb~<
operator tida.k terkena mata-pisau mesin pencmnpur. Tindak<m utama y<mg telal1 disarank<m bagi peraturan terscbut aru¥<
darurat mungkin diperluk<m, tatapi s<mgat bervariasi, terg<mtung pemak.aian I bar (1 bar = 105 N!m2 = 100 kPa (0,981) allll
dari jenis dm1 pahrik pemhuat bcj<ma dcu1 pomp<mya. sebagai tek<mml kritis yang rnerupak;m harga batas minim~!
yang harus ditcrapkan lcbih ketctt, dikombimL-;ikan deng<m ~
9.4. Konstruksi Bukaan dckomprcsi banu (Black pool tables), dan umumD)
Apabila hukacm yang berukur<m besar diperlukan agar bisa ke memerlukcm supervisi medis y<mg lchih terinci hagi orang-oJ'lll
luar dari tcrowongan, maka sebaiknya memb;mgun terowongm1 y<mg bekerja dalmn lingkung<m udara hertekml<UL
utama terlebih dahulu dan kemudi<m bukammya.
Penopang dan rangka sementara yang memadai untu.k 10.2. Udara Bertekanan: Efek Fisis
menyangga kescluruh<m beb<m yang diperkira.kan (tcnmL-;uk 1 0.2.1. Keseimhangan Hidrostatis
yang ada pada cincin yang memhentuk ticmg pintu pada bukmm) Da.lam pcnggali<m terowong<m melalui lapisan tanah pcmb4'1
harus didesain terlebih dabulu dan dileta.k.k<m pada tempatnya. air, salah satu cara untuk mengurangi volume air y<mg men,;.l
Pengalcunan luas tenlang jenis pekerjaan ini diperlukan, baik ke muka kerja, adalal1 memasukk<m ke dalam terowong~~
untuk dcsain maupun pelaksanaannya. Adala.h penting sekali tekanan udara yang discimhangkan. Pada setiap muka Jr.fi
untuk menjmnin adanya hubungan antara bagian pekcrjaan tinggi tckanan pada da-;ar terowongan lcbih bcsar di handingl~
sementara dan pekerjaan permanen. Semua penopang pada mahkota.
hendaknya dikencangkan kuat-kuat dengan baji terbuat dari Jika tekanan udara yang diguna.kan terlalu tinggi, maka('
kayu keras atau haja. terse but dapat meningkctlkcm ba.haya semhuran yaitu ud<tra yiJ

384 Bagian 8: Bendung. Bendungan .•\"ungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03·6460.1·2000

~rah yang hcrtclcanan udara, rcgu pemadam kebakaran hams tekanan almosfir dengan pintu keluar dalam keadaan terbuka
:::oyediakan pcrlengkapan dan pelayanan penunjangnya. dan bagian dalam tertutup, atau pada tekanan yang ada di dalmn
1aatau tidaknya pctuga-. kcbakanm dalam ruangan hertekanan terowongan dengan pntu bagian dalmn harus terbuka dan pintu
:~&ra, Lindakan wal harus segcra dilakukan dan regu pemadam luar tertutup.
;'hakaran di lapangan hams tetap ditugaskan dan hams diberi Peraturan memerlukan agar apabila setiap orang yang berada
;Jatihan mcngcnai pcmadam kebakaran. dalam ruang kelja, pintu bagian dalam terbuka sebagai jalan
keluar, kecuali hal tersebut tidak praktis. Setiap pintu yang
tt.3.5. Metan digunakan adalah dijaga tertutup oleh tekanan udara yang lehih
ia pcnggalian lcrowongan dalam udara tertekan melalui tinggi dan dibuat kedap udara oleh strip penyumhat yang
risan batu bara, atau lapisan lain yang scrupa. maka ada tieksibel.
~ningkatan risiko pcmbakaran, dan penting untuk Penanganan terhadap pintu pengunci yang kurang hati-hati
<:minimumkan atau menghilangkan aliran udara ke luar dengan segel yang rusak, pembukaan atau penutupan udara yang
..clalui lapisan tcrsebut dengan menutupnya sesegera mungkin. tidak benar, atau bocornya katup-katup udara, dapat
"lanya gas met.an pada tckanan rcndah di dalam tanah dapal mengakibatkan tei:jadinya situa'\i yang berbahaya bila rmmgan
!Cngurangi bahaya, apabila tekanan udara cukup tinggi tet.api ini tak tersedia supaya orang dapat lolos keluar, atau untuk
,,!tan dapat let:iadi pada tekanan yang tinggi dan dapat masuk ke tempat kelja. Oleh sehab itu sangat perlu bagi orang
1embcntuk cmnpuran yang dapat meledak bila tercampur yang menggunakan ruang tersebut, kunci guna masuk ke dalam
engm1 udara hcrtekmtan dalmn rumtgan ketja atau bocor keluar terowongan diinstruksikan agar:
ari lapis~m. Kemungkinan adanya metm1 tersehut memerlukan (a) Menutup pintu bagian dal~un setelall ma-;uk dan kembali
.udi ymtg tcliti mcnggunakan alatdeteksi dan pengukunm yang dengan memeriksa ruangan ke arah bagian luar dari kunci
1emadai diikuti oleh tindakan pcngamanan. udara yang ada; atau
(b) Membiarkan pintu bagian dalam terbuka Iebar sehingga
41.4. Suplai Udara bila terkunci dari dalmn ia mempunyai jalan masuk
1 U.4.1. Kuantitas langsung ke ruang kunci udara tersebut.
'l!raturan tcntang kepcrluan suplai udara scgar minimum 10.5.2. Penguncian Dalam
.cng<m h~ju 0,3 m3/menit per omng pada kondisi tekanan kerja. Apabila orang menggunakan ruang kunci udara untuk masuk
.aju y<mg lcbih tinggi akmtlebih haik seperti yang dikehendaki ke tempat peker:jaan dengan udara tertekan, mereka pertama-
•ada tcmah grmmlar kehilangan udara tertekan melalui muka tama mema.<;uki ruang kunci udara dan pintu luar di helakangnya
:crja dan "lining" hersmna dengan debit melalui udara y~mg ditutup. Udara tertekan dikontrol oleh petugas pengunci bagian
erkunci mungkin melehihi nilai minimum, namun tet:jmninnya luar atau oleh petugas yang telah diberi kuasa di bagiru1 dalam
Jl!rsediacm ud<u·a scgar. lehih disukai dilewatkan mclalui pipa kunci udara.
.:unpai kc debit muka kelja, hams disediak<m jika cukup praktis, Petugas yang tidak herpengalaman tidak holeh melewati
crutama pada lapisan lempung atau organik atau pada ruangm1 kunci udara send irian dm1 hanus ditemm1i oleh petugas
lelaksanaan "grouting" dalmn terowongan berdiruneter kecil. yang bertanggung jawab dan telah herpengalamm1.
I0.4.2. Udara yang Terhilangkan Ok...igennya. Jika ruang kunci udara ini diperlukan untuk masuk lebih jauh,
'3ahaya yang hcrkailan dengan peket:jaan dengan udara maka pintu bagim1 dalmn harus ditutup setela.h petugas m~L'\Uk
'erlekmum adalah herupa udara yang terhilangkan oksigennya. sebagaimm1a dijelaskan di aLas.
,.fdara yang terhilangkan oksigennya ini bisa mcmasuki Tanggung jawab untuk kembali atau tidak kembali ke ruang
•ICI'Owongan hehas y~mg tertiup ke dalamnya dengan adanya kunci udara tersebut, harus sccara khusus discrahkan kepada
tl!kanan yang herasal dari terowongan udara tertekan di pctugas yang tclah hcrpengalmmm yang melcwati ruang kunci
:lekatnya, atau apabila tekanan udara b.erkurang akibat adanya udara tersebut, kccuali apabila di tempat itu ada pctugas
penurunan tekanan baromctrik. Serupa dengan itu, dalmn pengunci bagian dalam.
tcrowongan udara tertekan pengurangan tekanan udara hisa 10.5.3. Penguncian Luar
anenarik kembali udara yang terhilangkan oksigennya dari Supaya petugas dapat masuk kc ruru1g kund luar, pintu hagiru1
dalmn tanah. Ud<u-<1 di dalmn terowongan itu kemudian menjadi dalmn dari ruang kunci udara ini pcrlu dibuka dan pintu bagian
tekunmgan oksigen, dan onmg-orang yang ada di dalamnya luar ditutup, mang pengunci herada pada kondisi hertek~man
Nsa kehilangan kesadaran at.au pingsan. Tindakan pengaman udara. Kecuali dalam keadaan darurat, penguncian luar
ttarus dilakukan dengm1 hati-hati dalmn menghadapi hahaya diherlakuk<m di hawah kontrol pengaw<l" pengunci.
·lersehul. Hal tcrsehut dapat diatasi dengan membuat sistem Prosedur penghilangan tekanan udara adalah kcmudian
\'Cnlila-;i y~mg tcrpisah. merupakan kebalikm1 dari prosedur pemhcri<m tckamm udara,
tetapi harus diatur dengm1 ketal di hawah kontrol hmgsung dari
:10.5. Prosedur Penguncian Udara pengawas pcngunci, sesuai dcngan waktu dm1 tck<m<m pada
10.5.1. Umum laju yang tepat mcnurut Label y~mg Lelah disctuju
Kunci udara mencakup adanya lorong bagi personil dan baltan Ruang kunci udara harus selalu bcrada di hawah pcngawasm1
supaya dapat ma-;uk ke dalcun dan ke luar dari tempat peket:iaan petugas pcngunci yang sudal1 berpcngalcumm scliap smlt, kita
dengan udara tertekan. Kunci udara adalah ruang yang setiap orm1g hcrada di tempal pckct:iaan dcngan udara tertek<m.
\,Jilcngkapi dengan dua pintu masing-masing di tiap ujungnya, 10.5.4. Arloji Ukur dan Kontrol
berengsel agar dapat tcrbuka ke dalam dari arah udara bebas Arl(~ji ukur yang mcnunjukk<m dengm1 tcliti tck;uum udara di
ke dalam udara y~mg tertekan. dalam ru~mg kcr:ja dan di dalcun ruang kunci udara scrta schuah
Ma'\uknya udara tertekan ke dalam kunci udara ini dikendalikm1 jam harus discdialum di tempat y<mg mudah dilihat olch pctug<L"
oleh katup, seperli keluamya ke aunosfir luas. pengunci seliap waktu smnhil mclakukmtlugas-Lugasnya. Arl(~ji
Kecuali, hila penggunaan lorong untuk gang dan material, ukur y<mg mcnur~jukkcul tckmum udara dalmn m;mg kunci udara
ruangm1 yang terkunci tersebut dapat bcrada dalmn kondisi serta sebuah jmn y<mg tmnpak dcng<m jelas dari dalmn ruang

Baxian 8: Bendtmx. BendtmJ:aTI, ,\'tmxai, lrixasi. J>amai. 387


SNI 03·6460.1·2000

(h) jauh di hawah sumur;m. - slcmg oli yang terkupas ak£m mudah 'tcrbakar atau rusak dapat
Dcsain "lining" sumuran dan distrihusi material pcmhcral harus mengakibalkan pccahnya slang yang mcngeluarkan oli
mcmadai untuk mclawan gaya tarik yang tcrjadi pada "lining" tcrhakar dalmn jumla.h besar.
sumuran akihat gaya angkat pada hagian hawah dari dck udara Schagai tamhahan, kayu dapat menjadi jenuh dengan oli
dan olch tckanan radial. sehingga mcngakibalkan l<mtai kc~ja dari b<~ia dan jalan kerjlt
Tckanan udara akhir yang dipcrlukan untuk mcnyclcsaikan mcnjadi licin. Dengan alasan ini, dipilih sistem hidrauli~
konstruksi sumuran d<m tcrowongan hcrikutnya (kalau ada) mcnggunakan cairan yang mudah terbakar. Oli di dalam
harus dihcrikan. Dalam kasus (a) scharusnya mcrmmg hcgitu, transformator atau peralatan listrik lain mcnimbulkao
yang Icpasnya ud;u·a mclalui samhung;m "lining "dari sumur<m pcningkatan hahaya yang memcrlukan penilaian terhadap
(dan tcrowongan hcrikutnya) hisa mclcmahkan pcnyangga tindakan pcngamanan, baik pcrlindungan terhadap kerusakarl
tanah di hclakang "lining" tcrschut. yang olch km·cna itu mck<mis maupun elektris.
schamsnya l.'Ukup kuat untuk mcmhiark;m tcrjadinya hal ini. Pcnggunaan alat-alat pembakaran d<m pengclas~m dalam udara
Dcngan volume udm·a y<mg kccil dahun surmmm d;mjalur ccpat tcrtekan dapat menimbulkan hahaya kehakaran. Tindakan·
ud;u·a mclalui material ada pcruhah;m tcmpcratur yang ccpal tindakcm pengmmman yang dikemukakan pada butir 5.2 (Bagian
tcrjadi di hagi;ul puncak sumuran. Efck ini ak;m mcnychahkan I) harus dilakukan secara ccrmat. Tidak ada pekerjaan
samhungan ini tcrhuka dan Lcrtutup yang mcnychahkan pcrnbakaran atau pcngelas<m dilakukcm dalam udara tertekan,
tcrjadinya kchocoran udara. jika tidak ada pelugas pengawas kebakaran yang diperlengkapi
Pada kondisi kctika tckanan di dalmn sumuran hcrkurang deng<m alat untuk mcngcluarkan bunga api "Acetylene" tidak
smnpai pada tckmum aunosfirjuga pcrlu'dipcrtimh<mgkan. Pada holch digunakan untuk tujuan apapun dalam udara tertekan.
kasus (a) kcdal~unan seluruhnya dari lining ak<m mcnah;m massa 10.3.2. Kchakaran Pada Muka Ketja Kayu
dari dck udara dan pemhcral. Pada kasus (h) dck udara ak<m Apabila udara terlcpas pada muka kcr:ja, kayu penyangga yang
mcnah;m massa pcrnhcrat scpcnuhnya dan pcnjangkau;m pcrlu mcmpunyai perscdiaan oksigen yang kontinyu dan oleh karena
dilakuk;m. Kctika penurumm sumunm dilakukcm, tcrutama pada itu dengan sangat rentan terhadap bal1aya kebakaran.
Lanah yang urai. akan dihadapi rcsiko hilangnya tanah Jalan masuk (akses) menuju tempat kebakaran mungkin sulit
dihclakang "lining" dm1 hal terse but tidak selalu dapal diganti dicapai dan kekuatan struktural dari penyangga kayu di muka
oleh grauting. Kehihmgan tersebul dapat herakumulasi saal ke~ja dapat terancam oleh kebakaran. Pemadaman api dengao
pembuatan cincin sampai tcrbcntuknya rongga-rongga bahm1 graut, lcmpung atau material lain dikombina.-;ikan dengan
dihelakang "lining". Kondisi terscbut dapat mcnckan "lining" pcngurmlg<m tekcman udara (sampai pada tingkal yang runan)
yang mcnyehahkan kerusakan yang tcrjadi akibatterlcpasnya untuk mengurangi persediaan udara dan mcnamhal1 lebih
udara kcluar dari sumuran y<mg dapal memhahayakan orang hmly<lk air, merupakru1 tindakan y<mg tepat.
yang sedang hcker:ja di dm;ar sumuran. 10.3.3. Perlengkapan Pemadam Kehakaran
Pcnggunaan suatu perisai sumuran dapal mengurangi hahaya Air adalah merupakan somber utama, bersama dcngan
tersehul di alas. Inspeksi y<mg hcrulang-ulang terhadap "lining" pcnggunaan pasir, lumpur dan selimut kebakaran untuk
sumuran dengan cara mengetuk-ngctuk "lining" dapal mcmadamkan api. Perlu dicatal bahwa api yang telah padam
mcngetahui dengan pasti apakah penyangga di belakang dapat tcrbakar kembali dan perlu dijaga agar tetap didinginkan
"lining" cukup padal. Apahila terdapal rongga di belakang dengan air dalam jangka waktu lama, dan setelah itu harus
"lining", grouting harus dilakukan untuk membuat penyangga diamati secara kontinyu.
lehih kuat dan padal. Alat pemadam api yang bertckanan tidak dapat berfungsi
efcktif, jika tidak terbukti cukup memadai untuk kondisi yang
10.3. Kehakaran dan Penyelamatan Dalam Udara <lktual, karena tekanan udcrra melawan tekanan y<mg te~jacli.
Uertekanan Alat pembantu pemafas<m dalmn a.o.;ap h<rrus digunakan hanya
10.3.1. Bahaya Khusus oleh mereka yang telah terlatih. Oksigen mumi tidak boleb
Udara y<mg tertckan mcmberikan konsentrasi udara mutlak yang digunakan pada kondisi adanya pcningkatan tekanm1. Hanya
lehih besar dan olch sebab itu memperhesar tcrjadinya risiko alat pembantu pcmafasan yang klmsus boleh digunakan (alai
kebakaran. Semua tindakan pengamanan dan lindakan ini tidak mempunyai h<mtalan penyombat udam pada m<L'\ker).
pencegahan yang diuraikan pada butir 10.3 harus diamati Pabrik pembuat alat harus dikonscntrdsikan terhadap lamanya
dengan cermat dan tindakan pengamanan tambahan harus dari unit terhadap tekanan yang bekcrja di dalam ruangan.
dilakuk<m. 10.3.4.llelatihan Khusus
Bahan-bah<m yang relatif mnan pada'udant be bas met~jadi s.:'lllgat Pemadaman kebakaran dahun udara tertekan memerlukaJI
mudah terhakar dalam udara tertekan. Kayu merupakan bahan pelatihan khusus, karena adru1ya bahaya yang lucrr biasa daD
dasar untuk konstruksi, tetapi kayu berat pun bahkan dapat bahaya tambahan. Regu pemadam kebakaran lokal daD
mudah tcrbakar, tidak hm1ya sekedar menjadi hangus. Percikan- inspektorat pabrik harus diheritalm tentcmg penggunaan udara
pen;ikml api y<mg tcrhang di udara terus terbakar lebih lama tertekan dan diundm1g untuk ikut serta dalam perenc<mmm hal-
dan dapat dengan mudah terbakar karena adanya limbah min yak hal yang tak terduga.
ataupun perca benninyak. Nilon menyala dengan cepat dan Sesuai dengan peraturan regu pemadam kebakaran tidak wajib
dapat melekat di kulit. Pada umumnya plastik menimbulkan untuk melakukan operasi dalam udara tertekan. Pengcrti<m y3DJ
asap tebal, kadang-kadang bercampur dengan racun. Batere- jela..:: perlu dicapai dalam pelayanan bahwa regu terse but dapf'
batere pada mcsin-mesin seharusnya jang<m diisi dalam ruang atau akan disediakan untuk meru!atasi kebakaran Oihat butl
kcr:ja yang hertekmmn udara; 7.1 [Bagian 2]). ~ tr
Mesin hidraulik y'<mg mengandung oli dengan tekanan tinggi Petugas kebakaran yang bertuga.-; dalam udara bertekanan hanli
dapat menjadikan hahaya dalam 2 cara, yaitu: diberikan latihan mengenai pelaksanaan "locking-i~ dll~
- Kebocoran kecil dapat menghasilkan semburan halus dcm locking-out" dan harus siap menghadapi bal1aya-bahaya y~
oli yang telal1 terbakar; atau dicatat di atas. Meskipun petugas kebakaran tidak ma-;uk Jt!

386 Hagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai, Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.2-2000
Pd T-25-2000
TATA CARA KEAMANAN PENEROWONGAN BAGIAN 2: BAHAYA
DARURAT DAN LINGKUNGAN KERJA

!Huang Lingkup 4.2. Genangan Pada Muka Kerja


L cara ini mcrupakan slandar yang digunakan sebagai 4.2.1 Kejadian
1tduan atau pcdoman olch tcknisi praktis dalam melakukan Pada terowongan yar1g digali di bawah sungai atau laut dan di
.i: 1atan pckerjaan terowongan, tcrutama yang menggunakan bawab muka air tanall, bahaya genar1gan selalu diikuti oleh
}- Llatan mckanis dengan memperhatikan keselamatan dan lepasnya butir tanab pada muka ketja. Dcng<m adanya sumber
:tmanan kerja. Tcrutarna pada terowongan untuk konstruksi air dan sungai/laut dalarn jumlab yang tak tcrbatas, ali ran akan
}il. misalnya tcrowongan untuk pcmhangkit tenaga Iistrik, dibatasi oleh penggenangan tetapi aliran tersebut juga
'wongan pcmhuang air hanj ir dan terowongan bawah tanah menyebabkan terbawanya material dalam jumlah yang besar
,nya. yang akhimya dapat menyumbat bukaan.
Keselamatan kerja tergantung pada teknik penggalian dan
\cuan teknik penyanggaan (lihat bah 8),mltisip<L..;i serta cara eksploit<L..;i
tish Standard BS-5Y30, I Y81: Site and Investigation. dimasa mendatang dan akhimya, pada tindakan penccgahan
yang segera dilakukan hila situao;;inya menjadi kritis.
J»engertian 4.2.2 Tindakan Pencegahan
i:hcrapa pengcrtian yang pcnting diketahui dalam standar ini Tindakan pencegallan sepcrti yang diuraik<m pada hab 8.2 untuk
· ntar<mya adala.h: sistem pcnyanggaan tanah adalall merupakcm hal y<:mg bahkan
Sumuran adalal1 suatu tcrowongan yang digali secara lebili penting pada peketjaan yang dilakuk<m dihawah air, dengan
vertikal (yang menycrupai sumur besar), dimana pada mengutamakan penyumbat<m meskipun terhadap tetcsan air yang
dinding atau dasar sumur tadi dapat digali lubang-lubang mungkin te~jadi pada t<mall urai. Hal y<:mg lebih pcnting adalah
kc arab horisontal; melakukan menyaringan sedemikian rupa, sehingga material
Selimut lempung adalall lapisan tipis y<mg dibuat dari halus dapat tertaharl dibar1dingkan dengan menghentikannya
lempung kedap air untuk mcngatasi kebocomn air; sama sekali, terutama bila tek:anan air cukup tinggi.
Muka kerja adalab hagian ujung dari terowongan yang Pada penerowongan dengan udara bertekanan, hahaya
sedang digali; penggenang<m timbul dari ketidakst<tbihm sistem (lihat butir
Dinding terowongan adalall bagian sisi/samping kiri dan 11.2.1 ), apabila udara yang keluar dari tanah menggerus
kanan dari terowongan; sedemikian rupa sehingga, membentuk salur<m y<mg bert<unhall
Atap terowongan adalah hagian atas dari terowongan; lama bertambab besar. Proses ini mcngakibatk<:m hilanganya
Lantai terowongan adalah bagian bawah/dasar tek<man udara yang dapat memhahayakan d<m menimbulkan
tcrowongan; penggenangan. Tindakan pencegahan adalah meliputi
Adit adalal1 terowongan tidak tembus untuk tujuan penggunaan tek<man udara minimum secara praktis, inspeksi
tertcntu; terhadap kebocoran udara pada muka ketja dengan menyalakan
Sistem ventilasi adalal1 sistem pemberian udara di dalam Jilin, (bila tidak ada gas meum), menyumbat setiap kehocoran
terowongan, sehingga kualitas udara selalu tetjaga dan dengan lempung pudel, karung atau bahan penyumhatlain dan
memenuhi syarat yang diperlukan untuk bekerja dengan pengisicm klmsus inspeksi pada hari Minggu dan hari libur lain
armm: juga pcrlu dilakukan sebagai tindak<m penccgahan.
Penerowongan satu arab adalah cara penggalian Tudung penerowongan yang disamhungkan dengan alat
terowongan y<mg dike~jakan atau digali darisatu arah saja pembuang hekas galian dapat digunakan scbagai tindakan
(hias<mya, terowongar1 dike~jakan pada dua arab). pencegahan hila timhul hahaya terhadap kemungkinan
runtuhnya kerakal yang jenuh air. Apahila memhabayakan
Genangan daerah ke~ja, runtuhan tersehut harus dihuang sejauh mungkin
\1. Umum dan secepat mungkin dari muka kc~ja. Hal tersebut dilakukan
'Ileana y<mg disebahkan oleh genang<m pada terowongan supaya tidak mengganggu peke~ja<m penerowongan.
alah sering terjadi dibar1dinkang dengan penyebab tunggal 4.2.3 Sesar (Patahan)
rnnya. Genangan mungkin juga terjadi dcngan runtuhnya hatuan
!fJahila terowongan digali menurun, air dari bcrbagai sum her karena adanya sesar, sungai yang tcrkubur, maul air atau
,_,m mengalir kc arab muka kerja dan berakumula..o;;i pada dasar ret<lk<m-retakan pada hatucm ym1g bcrhuhug<m dcng<m sumher-
dian, kecuali pemompaan air dilakukan dengan efektif. sumber air di bawah t<ma.h, scpcrti sungai atau akifcr dim<ma
pabila terowongan digali menanjak, air akan mengalir dari scjumlah hcsar air pada tekamm tinggi (kadang-kadang pada
uka ketja d<m herakumulasi pada sumunm atau pada suatu tcmperatur tinggi) dijumpai. Hal ini dapat diantisipasi dengan
rnpat rendah lainnya di dalam terowongan. Untuk itu perlu mela.kukan studi gcologi dan gcofisik secara cermat serta
sediakcm unit pompa air yang mempunyai kapa..;itas memadai pcnyclidikan menggunakan hor sccara sistematis.
10g selalu siap di tempat. Pompa harus diletakan sedemiki<m Sungai yang terkubur dapat ditemui yang arusnya memotong
pa sehingga tidak tcrganggu oleh genarlg<m air dan dapat terns cukup dalam pada pcnnukaan purha dan lctap mcmpunyai
:ke~ja selarna te~jadinya genangan. dinding yang curarn; haltersehut mungkin Lid<lk dilemui pada
1laTan: Penanxf?ulangan masalah, air dalam temwongan dibahas lubang bor yang memherikan sangat scdikit indikasi, jika
lam butir 9.2 menggunak<m alat duga yang modem dan cennat sekalipun.
Bentuk lain dari saluran yang terkuhur tcrsebut adalah
penggerusan dasar sungai y<mg terlalu dalmn, tipik<tl tc~jadi

Baxian 8: Bendung, Bendungan, Stmgoi, lrigu.1·i, l'antai. 389


SNI 03-6460.1-2000

kunl'i udara, juga disediak<m. (a) Kekuatan untuk menahan setiap tekanan udara apapun
Katup pcngontrol untuk pemasuk<m dan pcngeluanm udara ke inteman atau ekstemal, yang terhadapnya, suatu st:ruktui
dan dmi rucmg kunci udara htmus dipas<mg, setal akan digunakcm dapat terpengaruh dabun pemakai;mnya maupun dalan
olch pcngawas rmmg. Katup tcrschut dapat mengatur sesuai keada.:'Ul darurat. Pintu-pintu ruang kunci udara tcrhuatdar
deng<m laju tckmum dan penghilangantekcm<m y<mg diperlukan. baja.
Sehagai tamhahan, sebuah katup pengukur udara ke dalam (h) Dimensinya cukup untuk sejumlah orang yang mungkii
ruangan luu·us dipasang di dalam ruang kunci udara supaya akan menggunakcm ruang kunci udara di setiap waktu.
dapat digunakan oleh pctugas hcrwenang. Sebuah katup (c) Tcmpal pcngangkcran rmmg kunci udara untuk mengat&
pclepasan udm·a dcui ruangan kunci udara y<mg harus dipasang dorongan akibat tekanan udara pada ujung-ujung ruan~
di dal<un.ruangan, tclapi hanya botch digunakan sm1t Lekruum kunci udara, dengan tempat pengangkeran didcsain unbJI
di bawah I bar atau dal<un keadaru1 darurat. menyangga semua behan dengan runan.
Alat kontrol otomatis bisa digunakcm tergantung pada adanya (d) Kekedapan udara dari ruang kunci udara itu sendiri, daJ
alat pengatur y<mg cukup teliti mengenai tckcman dan waktu, peralatan yang memadai untuk menutup pintu-pint1
nmnun katup kontrol manual yang siap digunak<m sehagai tcrsebut, hahkru1 pada tekanan yang rendal1.
cadanganjuga harus disediakru1. Tclepon juga perlu discdiakcm (c) Pembuatan dinding bagian dalam kunci udara untul
(lihat hutir 10.2lBagi<m 21). mcnghilangkan hilangnya udara dalamjumlah yang besar
1 0.5.5. Konstruksi sekat dan kunci udara serta (t) Bahan-bahan ta11an api yang digunakan s<unpai ke tingkll
perlen~kapannya tertinggi yang dapat digunak<m dal<un praktek.
Setiap sekat atau diafragma kedap udara yang menahan udara Kunci dari haja tuang harus terdiri konstruksi dua rucmgm:
tcrtekan dalmn suatu Lerowong<m atau sumunm, perlu dapat seperti halnya kunci medis.
memhawa gay a dorong udara tcrtekcm sepcnuhnya pada tekcman
maksimum. LampiranA
Jika saat terlctak melintang di terowongan, tampak Daftar Istilah
pegangkcrannya kcdalam dinding Lcrowongan harus cukup
memadai untuk mcny<mgga hehan total serta setiap ruang kunci Tahung ga" gas cylinder
udara atau luhang tertutup lainnya harus diangkerk<m deng<m Tah<m api Plame proof
memadai ke dalam sckat. Tanah hekas galian muck
Pcnguji<m terhadap ruang kunci udara harus dilakukan pada Tandu stretcher
tekamm udara yang digunakan untuk bekerja dan tidak holeh Tcrowongan pemandu pilot tunnel
melcbihinya. Pengujian sekat (bulkhead) di tcmpat harus Tidak terlindung exposure
dilakukcm pada tck<m<m udara untuk heketja d<m tidak holeh Tindak<m pengmnanru1 precaoution
melehihi kapasit'L" desainnya. Titik tetap benchmark (b.m)
Apahila sekat mcngambil tern pat dari dek udara horisontal yang Tudung shield
terletak melintang sumuran, harus dipilih massa yang cukup Ujung alat las torch
kuat untuk menah<m gaya dorong akibat gay a gravita"i di:Ul harus
disesuaik<m terhadap kekuatan tarik dari h~ja luang atau be ton.
Dck udara harus di desain untuk memikul semua beban mati,
ketika sumunm sedang dalam keadaan tertekc:m.
Kehutulum dasar konstruksi ruang kunci udara adalah sebagai
herikut.

388 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.2-2000

1-o segera di periksa dan segera diperbaiki. Setelah terendam, 5.4. Pendugaan dan Pengujian
ua peralatan memerlukan pemeliharaan yang cermat serta Bila terowongan digali pada tanah yang dicurigai mengandung
tgembaJikannya pada kondisi semula Khusus kabellistrik gas metan, perlu dilakukan pengambilan contoh dan pengujian
~ pem.Iatan memerlukan kecermatan saat dikeringkan dan pada interval tertentu sehingga keberadaannya dapal dideteksi.
1s
!
diuji
.
coba kcmbali. Penggunaan alat pendugaan gas harus dilak.ukan secara rutin,
dan hila keberadaan ga-. terse but terindika.,i, sifat dan intensita~
Gas Metan aliran gas tersebut harus diuji secctra spesifik.. Alat deteksi gas
Umum tersebut harus dipelihctra secctra teratur, kctrena hal tersebut
:tya mendasar dari metan adalah ter:jadinya ledak.an dan bila sangat penting. Perlu diingat bahwa alat tersebut hanya
e.:iadi, tindak.an darutat harus dirunbil untuk mencegah mengukur konsentrasi gas pada atau dekat ujung alat pengambil
:"~ulnya kchakaran. Tindakan yang diperlukan termasuk dan pengambilm1 hctrus dilak.ukan pada mahkota terowong~m
,rtonitor timbulnya gas, penipisan udara, pcnarikan keluar dimana lapisan me~m diduga berada. Pencata~ tertulis juga
\n vcntilasi, penggunaan sistem saluran metan serta harus dilakukan yang menunjukkan konsentrasi dan posisi
!gguna~m mcsin atau perala~m khusus yang di desain untuk pengambilan, hctri, tang gal dan ban yak ali ran udara pada setiap
1gurangi bahaya percikan hunga api dan temperatur tinggi tempat pengambilan.
gao pcrala~m listrik pelindung Jedakan (lihat butir 25.2.6)
!!tan: keteran~:an lebih /anjut men~:anai gas metan ( lihat bab 5.5. Tingkat Bahaya
5.3.4) Bila konsentrasi metan telah dilemukan atau diketahui,
pemantauan adalah merupakan suatu proscdur teratur yang
;. Kejadian. harus dilakukru1. Semua sumber api, seperti korek. api, lilin,
~tan (CH4) adalah gas yang mudah mcnyala yang dihasilkan alat pemotong atau lao;;, dan lain-lain harus dilarang; Apabila
A:tra almniah oleh proses penguraian bahan organik. Hal hahan peledak digunakan, harus memperoleh ad vis dari tenaga
~ebut biasanya dijumpai pada atau dekat batuan yang ahli.
ugandung karbon, teru~una sisipan hatu-bara, serpih dan Apabila konsentrasi gas tidak dapat diperta.llankan secctra
isan pembawa minyak, juga dijumpai pada gambut. lanau k.onsisten di bawah 0,25% dalam sebagian besar udara,
ng~mdung org~mik dm1 bal1ru1 OftJanik y~mg Lelah membusuk diperlukan alat pelindung terhadap ledakan. Apahila terdapat
Ja kondisi basah. Gas tersebut dapat mercmbes secara k.onsentrasi scbesar 1,25%, p~tra pekerja kecuali petugas
:rison~tl pada jarak tertcntu mehtlui kekar d~m rekah~m atau keselmnatan harus di~trik dari semua hagian terowongan.
':talui hatmm yang porus. Kumpulan gas dapat dijumpai di Scmua baltan pelcdak dan sumber api dilarang digunakan;
.vall drutau atau air, apahila terpcrangkap pada lapisan yang perala~m Iistrik diputusk.:"ln, srunpai konsentrasi gas berkurang
dap air. Pada daerah urban, gas dapal ditcmukan pada di hawah 1%. Scmua peker:ja dan pcrsonil h~trus diwik, hila
1mgm1 smnpal1, di hawctll timbumm, air buangan atau lumpur kandung<m metan melehihi 2%.
;mgan a tau hoconm dari sum her gel'\. Metm1 timbul pada suatu
nggalian sehagai hct-.il infiltmsi tetap, cmisi berat a~m tiupcm 5.6. Sumher Api
ng mendadak, apabila kantong g<l" ym1g bcrtckamm dapat Setiap sumber api, titik panas, bunga api atau loncatrul listrik
temhus. Hctltcrsehut juga dapal ter:jadi akihat suatu ledakcm dapat membak<tr campuran ga-. yang mudal1 meledak. Titik-
ng hehal (hiasanya hcrsmna-sama dcngan s~jumlah bcs<tr titik panas dapat ditimbulk<m oleh gesekan mesin (termasuk
hu batu h<tra) yang dikaitk~m dengan adanya gangguan pengeremcm), pembchmum yang herlebihan, pcmutus<m kabel
ologis pada lapisan batu h<tra. listrik atau lrunpu yru1g tidak memadai, kesalahan pemasangan
:apisan metan dapat tcrhcntuk pada mahkota terowongm1 d<m ante d~m kehocoran arus di dalam ~all a~m pemotong<mlogmn
':rgerak d<tri sumbcr ma-.uknya menuju suatu titik y<mg cukup dan penggurindaan. Bunga api dapat ditimhulkan oleh henturan

l
uh, tcru~una di a~1s tcmpal y<mg mendaki, hal ini dapatterjadi k.eras antctra logam dengan batuan. Mcsin potong, sehagai
:rlaw<man deng<m aliran nonnal dari ventilasi. Jadi, suatu contoh harus dioperasikan pada keccpatan rendah dcngan
dakan dapat ter:jadi jauh thtri sumber masuknya ga-. me~m. disiram air.
Ja ter:jadi pcncmnpurru1. Logmn cmnpuran <tlumunium (alloy) dapat mengh<L.,ilk<m bunga
r!lpisan mctm1 dapat dihilangkan dengan hcrhagai mctode api yang intcnsif, hila herhenturan dengan logmn lain atau
lmcampunm sccara turhulen, yaitu dengan mengarahkan aliran batuan, oleh karena itu logam cmnpuran ini harus dilarm1g
jara ke arah mahkota terowongan dengan menggunakan digunakan.
:mhar~m a~m plat pengatur arus. Pcrcikan api Iistrik dapat timbul dalam pcmhuatan dan
pemutus~m km1~lk d<tlmn j<tring~m etrus listrik atau d<tri kontak
.3. Sifat Ledakan yang longg<tr. Dengan adanya pcrcikan api listrik terschut •
ahaya ga..., metan adalah hahwa gas tersehut akan segera diperlukan peralatan pelindung terhadap lcd<lk<m, hila hekcr:ja
aeledak hila bercampur dengan udara; rentru1g batas ledakan pada kondisi yang mengm1dung gas metan.
dalah antard 5% dan 14%. Kepadatru1 metan adalal1 sekiw Bunga api listrik dapat. dihasilkm1 olch muatm1 listrik statis
,6lebih ringm1 dari udara dm1 akibatnya ccnderung terkumpul dapat tcr:jadi pada matcri<tl isolasi <lkibat gesckan, misalnya
ada langit-langit terowongan memhentuk lapisan yang sabuk karct, nilon atau matcri<tl non-mctc.tlik lainnya. Muatan
.1enetap, hila tak terganggu. statis juga diha-.ilk<Ul, sebagai contoh, hila digunakml uilitra
;'pabila tercmnpur dengan udara, gas tersebut tidak dapat bertekanan campur material kering pada alat pembuang
erpisahkan kern bali dan oleh karena itu dapat ditangani dengan pneumatis.
:unan dalam sistem ventila-.i, bila dikurangi konsentrasinya.
_edakan me tan dapat mengawali ter:jadinya Jcdak.ru1 debu hatu- 5.7. flencegahan Terhadap Ledakan (lihat hutir 5.5)
'ara. Perlu diperhatikan, istilah "taha11 api" dan "aman" adalct11
menjclask.an bahwa pcralatan Iistrik dan sirkuit hcrkaitan

Bagian 8: Bendllnf:, Bendungcm. S11ngai. Jrigasi. Pcmwi. 391


SNI 03-64160.2·2000

pudH kondisi mtmru dimmm alur sungui lcrgerus lcbib duhun 4..3.• 3 r.~- 'iamurao
pudca kondisi mukca air hmt renduh dcm <kemudicm ter.i~ web Tu.juall .cbllli 1U11duk~m ~danurat ad<dah uutuk. m.e~cunin 'WIIWi
nutleriul uluvial. sumurun .dik.ct;)akan dengun hemtr dau ~emua ibukaan !Ill~
...z... Jaalaa1 OatA~raat bu,!,!li~u• aaws ~umumu :aalau huluuu1 hti:u ,paclhtllOWw.Qngan, illaru.
Octlam scmua kc1sus peuggenangan. pereucmm.au yclll.!:! maumg terJeulk di uuts level tel'tinggi de:u-i air y~mg ·letlibat. SeLiaQ>lt'JI
meugeuai jalau keluar darumt cuilalul• mer-upalum hal y<mg scmgut peJ.indung ·C!lisellci:UUinya hC:tr·US ·di.bang:ull lOtik:up unum •aJ
pt·ntiug. Apahila orang yau_g scdan_g hc•kerjcl dj dnhtm nunh&nya .dill:i:nCihm,!,!li ileJlhitGI~ ilunyu~nya material.
tcrowougau .dipu.... Lik~l mempuuyui :iulcm kcluur yuug aunau, Apubi!la .e:levatsJ ·ya:ug. aman ters.ebut su!Li.t :GLi{Pertabali'am
.n\creka ak<Ul scmggup duu .~ncunpu terus hckcrja ·lcbib -hunu d<m pereucaomut seliiap btJkmw !barus melipulii k.ellemgkapao mallh
.lt-,hih efekl:il dcu~au Lindukun ·pcnccgclbuu duruntt. Lubaog dan pcralulctll serta rindao ,peker;jat untuk me.Djjamiu w"~
darumt hcu~us tc•:i<unin cuncm. C!latl l!l.i'buat ·lchrb tiu_ggi duri ·level bukaau d<da1111 :keae!lman:tertutup :pada willm:u 1terjadi habay.a.
han:iir serta di.lengkapi dCI·l,!,!cUl pencraugcu1 secukupuya. 1Pada Be:utg·uuaw pe!li:tlcihmg ihal'us d.ilbum. pae!la !I.Ciba,paB .aw.al dar
·leu,pat kelja dcngcu1 111dan• lcrteluu.l, julcu.1 keluctr darurat ·lersebut koo~Wuk:Sii -swnunw ·Cibw :bwus ,C!li!p.eJ:fuara !le11u~ ~clama -~
:memerlukan JX"rcnc<lll<tcm yan_g ceRllat umuk membcrike:m !iadan ler;iadj !b4llbaya. KeJ'Iil!li1111g)bllau 'lerliacl:Wya 1lnat1~:i:r di C!Wrtll
'kt'.!lu<tr lcrlmdap ud<tra ye:u1g •lcrpercu•gkap. Pada ·lerowOil,!,!cUl sekiUtnlya akibm. ~iliratl bcd:ik mclaJ,IJli -teJiOW.OiilgaB C!lao mdal~
yang hcrdiametcr keoil. pC11lu diperlimbculgk<w penggumum melaJ.u,i swnur •Utama :bai'I!IS ·d:i=per11im!bara·gl<.ara -s.ecw:a ,e,etai~
jau<m kol·uar udara vcrlikccl y<Ul.!:! posis.inya iebih ·memherik<m demikiar.• juga .CIIMgw~ rti:nelbl!k.un .dar:ur411t y:an.g ~<!Li:ammt
fclsiliU1s ,ial<m <:icY"ure:tt <:1-i.baud:ingkm• deu~an jalan 'keluctr ude:u-a Pema~aDgcw .piutw s.ebt yaog :kedap :air Jll.erltJtdi[l.ent.iawban].la
pada ten>wong<•n. Pada terowou.gcm yang menuruu, paella pembuatcw lebib ·duni -satu lten<>w.oogam paella .SID.•
peugguuaan' ~l<~ia .k.edap ud.ara pada ba_gicm seteugab alas PeJ.na~·a:s·g41!B p-.W!llu·pifil!fll!l terse:bu:t ·Cll41jpat m:en·gaikib:aldta
tcrowougau pada ·i.nlorval y~wg memaellai .dapat u1eujaw·in r:etcnsi ter:iad.Wya habaya .te.rperao~~ya peker)ict .C!ti telbd_. ltea.fll
udara. dimaua ort~~t,lg dapat teU.p bidup sawpai lekanau udara yara~ ters.eJkat 1ter-s.ebut 1l!lllll.'lllik. irtu:; f.lii'Os.eciw yao.g ik.et:at bl
dapat ciipcrhcliki atau sampai uudi:d<.au pcn-yelamctlall diil~ukan. ,C!Libwat W!lfllil!k menceg(ib :k~ja<!Li•Jttersebli1t.
4.2.§ MJimut •~•upuag 4A]_A f(jeatifibsl llaJw~ . .jtr
Pada penemwouge:u1 di ih<:~wah air, dim<wa iapisan d:i hawah dasar Peri~de dari 'babaya baajir yang til!l·ggj :batr1us l()J:iidem.ti!f~ da
d::ulau e:ttau sw1gai diauggap u<iak memadai, Ulllilak::u~ dctr·W'at Sl:l!Wber ba:r~jir !bar~ <blnot~. t\.erltltama pa<!l:a p.eriod.e ter.-d•
diiakukcw den.gau membuat "selim.ut IRmpung" scp::u•:iang jaii:H' Pada <sttau dekalt .e!Leva.~ ml!llka _. btlil!t, penmilcaao pasq llall11
ter.owongcul. tni juga dapat tner~.~pakan suat.u ·t:indakau perh<l:i:kan dipe:lajari, dan ap<dJila m.em~ ~arlh~iir:bamsdin
unt.uk mengatasi kebocoran. Tujucu1 dar~ sclimut lempuu.g iui oleb otoritas pebiblilhatl ata111 wn:g.ai. Mat p.efteoY!tillk!lilf' tlemwba
ada.lah memnuat ~atu scliuwt yang l<.edap air diant.ara sungai pasan·g :Wut harus dipaS<s~Dg dan di~ pada ilc.oadm y:u
dan temwongau. Lemp.mg. dipihb yaog plastis. tet.api cukup me:rnadaL
te~>ub, dan harus d•wnpar -socar.a merat.a d:i.bculd.ingk.cw deugan Pennulcasn air suagi:ci ju~a banls tdim.oinit<K, Kuboo~ 1111k
diWmpahkan sebag<:ti massayaBg besaroleb <dal herat "hopper", .airpada loka."i temwO:Ogan ted~tmdcataif' wo.g-.ai. :dan halji
yang muug,kin dapat membabayal<.an pennukaall tanah yao·g :ada. yaog tercatat harus dipeict,jari lebih laoju..t. Per~atan baojjr~
Halter~ mern.eduk:an ·wakw Oldwp tama su,my.a lempu.ng ak.an !leJjadi llar'~ ,d1peroleb t>..ec.-a teratur ·dalri pitlak. ol.CdJ
dapat melek:at ~um pe.JJef':<>wo.r~an dihllwl<au.. Kew~ suugW. :a.tau inst.ausi lain, t.ergan.tuo~ pada tlngk;atarmya. tqltfl
tambah<;lll <lapat djperolejt kafe.w t>la~Jlcet t.er-sebut dapat PLTA ata·.u industrl lain yang mem.oniwr t>ungai yau
JBerupakan beb<UJ dima.ta tekaDall ®¥4 yang lebih tinggi (japat ber~glwtatl.
digurlakall dengan aJnaJl. Apabil.a oorah bujan, rnerupakaJ1 fcil.<1or y.q til_gnjtil<ao ~
P~gg1,1uaau buall~dJl baw b<H"'ci ataA.t;ahu hams dianggap ·sebag<:ti resiko banji.r, peram..alw~ met.eorotogi l~rU:l> dipemleh d1
.aJtematit' atau sebagai IY.db.3n tambAiblm p-.4da lempuog, .dengan dipelej.ari seau:a leT~.
.wjuan untuk mengjsi celah atau ret:akau yang terdapat. di dasar 4..l..S '0..-bbn Danr.-t
sungai. Orang ywtg bek.erja .di dahtm sumur.m.. dan tecowoogao fall
4,1. Gena~n dari SuJmJran Bt.P 'lwmt>oor.~n DWebtnya dilenglaij>i dengan ~i~leln Jromuni.kasi yang merna.daj .,.,
4•.1.1 K.~jadi.an membuat. efektif periogatan tr.mji.r. Tindakan cepat, bila &etjMI
Resiko c.erjadinya baujir berasaJ dari suaw soou.:raul<..e.ja, jatan genangan di d.alam sumuran tegak. a.dabili sebagaj beriJrut
masl,lk hun wau terowOJlg<UJ yang terdekat b.arus di.pertim- a) Menjamin ke-~ orang yang ada dt lr.<lwab tad
b.angkaJJ/sehelumnya. PeJJyebab yang memungkinkau, menyelalnalkan mereka bila perlu~
~asuk genangao suugai. air {Jasaug y.ang ti.nggi atau piP'ci air b) Menutup semua buk.aall sampai di lr.tWah level b.aiMI1
recah sec.ara men.<Jadalc men.~b.atk.au air rnelimpas dan d,afY.U banjir. setelah semua orang diselamaakan;
m.euggerus be:utgmmu p.elindung. c) Mem.antau muk.a air t;e<.:ara menenu. dan rnelak.,
M~"'-<ipun air t>anjir yaJJg •~td.c m.elalui ~nll,ll"dJl k.erja dap'at in~pek.si P'..tda tempaHemp-.cil yang r.<lwan; J'
menyooabkall l<.ero~ y.au~ ~~,~s ~tl<aootuhan ftellYOO:gga d) Memperkuat tempat-tempat yang. ru.;ak, deoJ.
kayo ymJg li.dak mem.a.dai., r~iko ml.lk.a k..erja terowongan ymJg pengarnarum karung pasic dilempal yang dipeclukao. · ~
rl.lntuh ~ara simultau. tid.$ terj~i sec.ara bersmnaan. e) Menyiapkalt dan meoemp-atk.an pompa-pompubrurata;
4.•..J.Z J~bln llarurat alai ~iap pakai lainnya unhJk mengoolasi li,.tcik Jllf
Pek.erj.a yang IUpet:an~kafl air ltanjir adaJah m..erup-.clk.an re6ilro daerab kerja. .'
ya.ng serh.1s . Ap-.dbil.a JUowoopn menaik k..ear.ab wmuran yang 4.3.6 Tindakan Perbalkan ~
Jergemulg, merek# dapat ~an~k!Jr r:4da j.aWl bt.lnbJ. bila Setelah terjadi gen.ang.an. pada prinsipnya. tindalcan pe
tMowoJlg~UJ menurun ~ar~ sumuran. air akan rnengallr dan dilakululn dengan cara memomp-.t air lreluar dari terow
~r~m.ul~i. Para ~~rja lwu6 ber~r$ me\awatl Wllti air dan membersibkan lumpur, lanau dan koforan lainnya.
d~• bilxt. jahm k..elu.ar tidltk berada p-4levet yan.~; tinggi., meteka Semua siilem penyangga dan pertuatan yang ada di da.
tid.ld.c ~JUU.npu rnenyelamalkan dm. terowongan ter'IJlalruk jalan kerja, tangga dan rangk.a kefel{l

JIO llflHifm ll : Bendun.g, Bendungon, Sun.goi, /rigo6i, Pan.Jai.


SNI 03-6460.2-2000

.an !'.Cildiri;m, karcna petuga.-; tersebut mungkin tidak diperbaiki, sehingga tidak mcnimhulkan hahaya tcrscngat listrik .
r dari adanya api dan atau tidak mampu menangani
:uan yang mungkin tcrjadi. Orang yang tidak
Jaringan kahel harus direncanak<m sedemiki<m rupa, sehingga
sumber pemadrun kehakaran, tcnna-;uk pompa. pcnerangan dan
k!Utingan tidak diijinkan masuk kc tcmpat pckerjaan. vcntila'ii tidak terputus dalmn pengisol;L-.icm pcralatan y;mg
·Ji t;unhah<m lcrhadap hahaya kchakaran atau ledakan mengalami p<mas bcrlebih.
·rjadi karcna pcmhakar<m, tahung ga.-. dapat menimbulkan Di daerah tempat pcnyimp<man tahung atau gas hertekamm,
1karcJI<I kc<.:elakaan hcnturan mekanis. Ga.-; yang kcluar saklar listrik harus cukup terlindung, d;m sehaiknya mcmenuhi
ho<.:or atau rctaknya tahung yang kcmudian meledak standar taJmn api, schingga tidak mcrup;tkan sumher pcmatik.
mcrusak ru;-mg dari schuah tcrowongan. Olch karena itu, 6.4. Peralatan Pelindunl{ Kehakaran
~ gas harus dihungkus dengan wadah y;mg khusus pada 6.4.1 Umum
1hawa, disimpan di tcrowongan; scrta sclalu dijaga Schelum mcnentukan jumlah jenis dan letctk dari peralatan
ap rcsiko jatuh d<UJ hen luran. pelindung kebakar<m perlu dilakukcul konsultasi terlebih daJmlu,
am1 pcmbakar<UJ d<UJ pengclas<m di dalam terowongan dengan instansi y;mg berwenang.
mcnimhulkan hahaya yang lchih hesar dib<mdingkan 6.4.2 Penyimpan dan Penyamhung Selang
11 pckc1jaan yang s;una pada udara tcrhuka. Ujung aJat Selang-sclang pcnymnhung, dan lain-lain harus mcmenuhi
~~a harus dismnhunglam dcngm1 katup selang km·ct pada syamt, kecuali insumsi yang hcrwemmg mcnsyaratkan pcraturan
. suplai gas. Regulator harus dismnhungkan dengan atau standar lain. Air untuk untuk memadamk<UJ kcbakaran
ldruumya. harus tcrsedia sepanj;mg terowongan dan hidrcm harus dibuat
·pi yang Berasal dari Peralatan Listrik sedemikian rupa schingga mud<lh dkapai.
1si dan peralatan listrik dapal menyehabkan kebakanm Perscdiaan air hmus cukup, baik dahunjumlah maupun tck<man
. pamas y<mg berlchih atau per<.:ikan hunga api. Apabila untuk mengopcrasikan selang pen yam hung d<Ul pcralatan lain.
11an <.:ukup mcmadai ullluk mcngalirkan bchan yang Pcralatan harus dilempatkml cukup stralegis scsuai dengan
ukan dalam hatas yang <.:ukup dimana alat tcrsebut kem;~juan peker:jmm tcrowongan d;m harus diuji secara teratur
ang, digunakm1 d;m dipclihara dcngan henar, maim resiko serta dipelihara dcngan baik. Pada k<L'iUS keb;tkaran akihat aliran
.lap kchakaran adalah kecil, terkc<.:uali bila terjadi listrik atau miny~. jang;m sekali-kali mcnggunak<m air.
tkan akibat kc<.:clakaan atau kemasukan air. Sehclum 6.4.3 Alat Pemadam A pi
1damkan kcbakaran aJiran harus diputuskan terlcbih Alat pcmadam api harus discdiakan hila dipcrlukan. Alat
.1. pcmadmn api jcnis <.:airan yang hcrsifat mudah mcnguap tidak
a jaringan an1s listrik dapat menimbulkan panas, botch digunak<m di dalmn tcrowongan karcna racun cairannya
ling dcngan tahmum dan nilai kuadrat arus y<mg lcwat; dapat mcnimbulkan h<lhaya pada rmmg yang tertutup.
tcrsehut pcrlu diseharkan. Alat pcmadam api y<mg menggumtkan air. atau husa jangml
banm udara se<.:ara aJmni hia-.;mya <.:ukup memadai untuk digunakan pada pcralatan y;mg scd;mg diaJiri listrik. Pemilihan
nginkan kahcl hila tak tcrhalang, tetapi kondisi tertck<Ul alat pcncegah terse but diuraikan pada Tahcl I di bawah.
am tcrowongan memerlukan tindakan darural untuk Catatan : X = Cukup memadai
.JStikan pendingimm y<mg memadai. PmUL'i berlehih dapat T~ahel 1
:ung menycbahkan kebakaran, tetapi lcbih sering Pemilihan alat pemadam api
·ehahkan kcrusakan yang tcrus berkembang tcrhadap
Bahaya api Selang Pasir Alat pemadam api
:i yang diikuti oleh macetnya sistem, dengan ter:jadinya air busa C02 Bubuk Air Halons
,:oran arus d<m loncatan hunga api.
•'herlehih dapat ter:jadi, bila: :::::o:r 5tiUj.Jj'",,:

Jaringan arus mcnanggung be ban berlchih akibat Penyimpanan kayu, X X X - - - X o·


pemakaian tinggi atau kondisi kabel yang tidak mcmadai. penopang dinding
Pcndinginan kurang lancar atau tcrhalang. Bila kahel dan atap kayu
pemhawa arus tcrgulung ketat mungkin ter:jadi panas o· o·
herlehih.
Peralatan listrik, D - D X X D
termasuk medin
Arus listrik mcngaJami keboconm ke humi sehingga te.Jjadi
p<mas y;mg tidak beraturan dalmn kabcl atau pada arus kc Oli hidraulik - - X o· X X - o·
humi. Loncatan api listrik tc.Jjadi hila logam y<mg Lerbuka
padajaring<m arus listrik aktifmembuatatau mcmutusk;m Tempat pengisian D - D o· X X D o·
kont~tk dcng;:m konduktor lain at au berhubung<m langsung baterai
atau tidak langsung dcngan humi. o· o·
, behcrapa kondisi, lon<.:atan api yang tcrus mencrus
Penyimpanan - X X X X
bahan bakar cakir
£-kin saja dapat ter:jadi. Smnhungan yang kurang kuat,
uk antar kahcl y<mg tcrhuka d;m pcnekanan saklar/tomhol Buangan sampah X X - o· X X X o·
I menycbahk<m tcljadinya loncatan api. Loncat<m api ak<m
.utik gas yang mudah mcnyala dan lon<.:atan api yang tcrus D = /Jalwya
1erus dapat menimhulkan pamL'i untuk mematik bahan lain lJ * = halwya di clalam lt'IVII'OII,t.:all. tapi digtuwkall
:;~ mudah terhakar. d ipe mtukaa n
,aya khusus yang disehabkan oleh asap hasil pemb;tkaran PVC = 1idak mcmcula i

1 kahcl yang sama sifatnya harus diperhatikan. Pctugas yang hclum cukup tcrlatih tidak dianjurkan untuk
l1:na ruang yang tcrbatas di dalam tcrowongan dan kondisi yang mcmadmnk<m api y<mg dischahkan g<L'i yang kcluar dari tahung,
~mmya sangat lcmhah, maka perlu dipcrhatikan hahwa walaupun tahung dapat didingink<UI olch air. Sclimut pcmad;un
:lbungan isolasi kahel atau pcralatan yang tidak sempurna harus api dapat digunak<m untuk mcmad<.unkan api kccil.

.·------------------- -------------------- ----


8: 1Je11dun,t.:. Jriga.1·i. /'cmtai. 393 /Ja~icm /Je11dun~cm. Stm~ai.
SNI 03·6460.2·2000

dcngan scrtifikasi llllluk gas-gas tcrtcntu dan kondisi tertcntu ga<; yang mudah menyala, misalnya acetylene, propane, botin
dari hahaya y:mg dihadapi. Tcrutmna pada motor listrik, kontak dal::un tabung tidak boleh disimp<m herdekatan dcngan caif'dl
an tar gigi-gigi. sistem pcnenmgan d<m samhungan-sambung<m yang mudah menyala atau material ym1g mudah terbakar. Ham:
kahcl mcmcrluk:m suatu st.andar pcrlindungan y<mg ketal, baik sedikit tahung dengan ukuran terkecil sesuai dengan peke~;~
tcrhadap potcnsi timhulnya hunga api maupun kecelakaan dapat disimpan di dalmn terowongan.
kcrusakan mck<mis. Perlu disediakan suatu alat apapun untuk menmnpung denp11
Pcralatan yang mullah p:mas atau mcnghasilkan hunga api, mn:m limpas::m cairan y<mg mudah menyala. Panci penadal
scpcrti yang diuraikan pada hutir 5.6 tidak holeh digunakan. dapal digunakan untuk mencunpung hocoran dari kontaincrd<u
Scmua instalasi listrik dan pcralatan yang digunakan pada panci tersehut dikosongkan seperlunya untuk mence~al
kondisi y<mg mudah tcrhakar, h:u·us scsuai dcng<m st:mdar atau melimpahnya cairan ke Jantai. Lantai di sekita.r pm1ci penadal
peraturan yang herlaku. harus ditirnhuni deng<m pasir atau material s~jenis yang tidal
mudah terhakar dan harus sering diganti. Apahil.
6. Pencegahan Keh~akaran mcmungkinkan, pcnggunaan cairan hidraulis yang modal
6.1. Penyimpanan Material mcnyala hmus dikurangi.
6.1.1 Umum 6.1.4 Lampu Penerangan
Hal pokok dari pcnccgah;m kchakaran adalah mcniadak:m atau Lampu di dacrah penyimpanan material y:mg mudah terbaka
mcngontrol material yang mudah menyala. Di dalam atau cairan yang mudah menyala harus dipasm1g, ditempatkll
tcrowong:m yang ruang:mnya terhat:Ls, pengawasan y:mg ketal d:m dijaga sedemiki<m rupa, sehingga material yang modal
dari tindak:m pcnccgah<m adalah merupakan hal y<mg mcnda.sar. tcrhakar terschut tidak dapat menyala oleh panas yan
.lurnlah d:u·i material y:mg mudah terhakar (kayu,jermni. kcrtas, dihasilkan lmnpu-lmnpu.
karct. dan lain-lain) dan cairan yang mudah menyala (oli. 6.1.5 Penumpukan Sampah
parafin. asctilin dan gas lain) dalam terowongan harus Semua jenis smnpah yang mudah terbakm harus dibuang dru
dipertahankan sesuai dengan kepcrlmm minimum, konsisten terowongan secara herkala sesuai deng:m kcperluan, palin:
dengan pcrsyaratan konstruksi dan kcamanan. Beherapa tidak sekali satu shift (gilinm), untuk menccgah tct:iadiny
material y:mg tidak dipcrluk<m dalcun suatu periodc tcrtentu, potensi hahaya kehakaran. Ini merupakan persyarata1
urnumnya saat perganti<m kcrja h<u·us dipindahk<m ke daerah minimum, hahan tersehut harus dibuang selama pro~e
penyimpanan pada pcnnukaan di Juar tcrowongan, kecuali peket:iaan herlangsung. Sarnpah yang mudah tcrhakar tidal
hcherapa hal. sepcrti kayu-kayu penopang darurat d<m pada holch disimpan herdekatan dengan material lain yang modal
heberapa kasus. jer:uni diperlukan untuk kecumman. terbakm.
6.1.2 Material yang Mudah Terhakar Sampah yang mudah tcrhakar dan yang tidak dapat dihuan:
Material mudah tcrhakar yang disimpan di dalmn terowongan h<rrus disimp<m dalmn wadah terbuat dari logmn yang tertutu]
harus dilengkapi dengan pcralatan pcmadam api yang rapat dan diletak<mjauh dmi lmnpu yang tidak terlindung dar
ditempalkan secant menyolok didekatnya. Sehagai t:unhah:m, sumher api lainnya. Pcralatan pemadam kchakman haru
dacrah pcnyimpanan tersehut harus mcmpunyai Ianda disimpan dekat tcmpat penumpukkan smnpal1. Di smnping ill
peringatan hahaya kehakaran yang ditempatkan dcngan baik juga perlu dipas<mg tanda bahaya kehak<rran maupunlarangru
serta Landa "dilarang merokok". Bilcunana memungkinkan, merokok (lihat butir 6.2).
tern pat penyimp<m<m terse hut harus dipisahkm1 d<rri tempat ket:ia 6.2. Pemhakaran dan Pengelasan
umum olch suatu konstruksi yang mempunyai periode Pekerjaan pembakman dan pengelasan mempunyai tingka
ketah<man terhadap api. tidak kunmg dari 30 menit. resiko tinggi; apahila memungkinkan, peket:jacmtcrsehut hanJ~
Material y:mg mudah terhak;rr dan cainm yang mudah mcnyala dilakuk<m di atas pennuka<m t<mah. Apahila dilakuk:m di dalllll
harus disimpan di sckit<lf sumunm atau hukaan terowong<m. terowongan, peralatan hanya digunakan hanya selant
Struktur d<m hanguncu1 yang ada dipennukn:m t<mah pada atau diperluk:m untuk peket:iaan tertentu d::m tahung ym1g digunakaJ
dekat dcngan sumuran atau bukaan tcrowongan sedapat harus mempunyai ukuran terkecil yang praktis.
mungkin hmus tah:m api. Penggunaan propane atau acetylene untuk pemhak<rran logllll
Tingkal mudah terbakarnya kayu dapat dikurangi dengan dapal memhahayak<m; jadi hila memungkink:m pelaksanaru
menmnbahkan hahan pemperlcunhat nyala api. Pada tempat pekerjaan dilakukan dengan alat pemotong yang tida1
dimana kayu dapat mcnirnhulkan balmya khusus, dengcu1 ah.san mcnimbulkan panas, misalnya cakrmn pemotong (istilall).
mudah terhak::rr atau konsekuensi d<rri api yang serius, kayu pemotong haul, gergaji besi dcu1 lain-lain.
tersebut harus dig:mti dengan hcsi, hila memungkinkan. Bila Acetylene adalah gas yang mudah melcdak yang terurai olet:
jerarni disimpan sehagai bal1an pengisi darurat pada dinding, p<mas d::m dapat meledak tm1pa oksigen. Tahung acetylene yanf
sehaiknya diikat herhentuk ikatan dalmn kondisi lembab; jcnuni terhual dmi besi cor dapat hancur akihat lcdakan.
terschut harus disimpan dalam suatu kontainer baja. Bahan Propane adalal1 gas yang mudal1 menyala y<mg memerlukll
pengganti seperti wool hcrserat dapat dipertirnbangkan apabila oksigen untuk mcnyala atau meledak. Tahung propane terbUII
mcm ungkinkan. dari pclat atau lcmbm baja yang tidak ak::mlumcur tetapi ~
6.1.3 Cairan yang M udah Menyala membelah. ,
Cairan yang mudah menyala h::rrus selalu disimpan di dalam Suatu sistim izin ket:ja.diperlukan schelum dilakukan pekcJj"
kontainer haja y<mg ditutup dan disekat dcngan kuat. Cairan pembakcrran dan pengei:LS<Ul. Bila pekeJjacm telah selcsai, daer#
terschut harus disimp:m tcrpisah dari material lain yang mudah kerja harus diperiksa untuk mcmastikan hahwa tidak a
terbakar pada jarak yang arnan dari dacrah-dacrah yang sesuatupun yang memb::rra. Bila ditemui bahcu1 yang m
mempunyai aktivitas tinggi, instalasi listrik d:m tcmpat bahan terbakar, dacrah terse but hmus dijaga dan diarnati sclama 3 ·
pcledak. Penyediacm cairm1 terse but di dalarn terowongan tidak sctelah pckeijaan selesai. Jika tingkat bahaya kehak<rran cuk
holeh lehih dmi satu hari, kecuali penyediaan khusus untuk tinggi pcrlu ditugaskan seorang y<mg mcngawasi pekeJj
bahan bakar lokomotif diesel. Bagaimanapunjuga, oksigen dan pembakaran atau pcngelasan. Peket:iaan terschut tidal<

392 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai. Jrigasi, Pantai.


SNI 03-6460.2-2000

tiukkall kctlal<unan ~umuran, dcnah terowon!!an d<m penting pada terowong::u1 ym1g pm~j::u1g, dim::u1a kchoconm pada
pcralatan pcniatlam kchakaran. tcrmasuk -rincian pipa salurcm s<mgat mempcngaruhi efisiensi sistem ventilasi.
;nai cera pcmhcritahuan kcpatla dinas pcmadam 8.1.2 Persyaratan Udara Segar
;H<Ul . Si:-tcm vcntilasi yw1g tligunakan termasuk scmua Pcrsedia.<Ul uililfa segar untuk sctiap orm1g atla.lah tiilil.k kunmg
:angin dan pipa ~aluran scrtasetiap luhang/celah dan pintu, d<lfi 0,3 m 3/menit d<m nilai sebesar 9 m3/menit I m2 penrunp<mg
;,laJ<un kcadaan siap tligunak<Ul oleh pctugas pematlam terowongan pada kondisi y::u1g smna deng<m pcmberian udara
H<Ul atau pctugas lain ym1g bcrwewcncmg. pada tamhru1g. Kebutuh::u1 udcrra tcrsebutlehih ked! dari petlom<m
y<mg disyaratklm d::u1 terutarna pada tempat y<mg mengm1dung
ilat Jlenerangan dchu aum gas beracun, kehutuhan ud<lfa tersehut dapat met~jadi
~ncrangan yang mcmatlai harus tlipeJihara supaya tctap Jchih bcsar. Tingkat polusi <lktua.l harus diukur secara sistematik.
1gsi :-ctiap saat. tcrutmna pada tern pat rawan kchakaran, Pemhagian ud&a seg<lf ke daerab kc~ja ada.lah merupak::u1 hal
tlarural, pintu tlarurat dan jalan masuk kc tlalam yang sangat penting dcm dalmn sistem terowongan y<mg rum it,
ongan. Lunpu Iangan dcngw1 baterai harus disctliakan seluruh sistem ventilasi harus di desain terlehih dahulu yang
, rcngguna<m tlarurat. apahila scmua aliranlistrik tcrputus dikaitkan dengan progrmn penggali<m.
1 kchakaran atau karcna atlm1ya gas mctan. Apahila ditemuk<m gas meum. diperluk<m pertimhangan yang
herheda; angka yang ditetapkan di alas Lid<lk herhl.ku lagi.
•:'engemh1lian Asap Balmya led<lkml menjadi yw1g penling d<m perlu diperhatikan
I; atlalah mcrupakan hal1aya utmna dalam kehakar<m karcna hahwa persediaan udara dapat menjamin pengurangan
I memhuat scsak napas. Ha.ltcrscbut tlapat mcnychahk<m konsentra-.i g<Lo.; y::u1g ada. Hal tersebut akan membuat tingkat
~ 1ggunya penglihat<Ul y<mg mcngakihatkm1 kchil<mg<m arab mnan tli hawah hatas ledakan yang lcbih rendah.
· <cpanikan. Bahaya tcrschut dapat tlikurangi tlengan 8.1.3 Kualitas Udara
t:gunak.cm sistcm vcntilao.;i. Masalah tcrschutharus dipelcjari Udara scgar meng<mdung oksigen seb<my<lk 20,93%, nitrogen
•1unnya hcrswna-smna tlengan pctugas kchakaran yang 79,04% dan k<lfbon dioksida 0,03(/c,. Volume nitrogen tersehut
kngaJaman sehingga udara tlapat diarahkan untuk mengandung argon 0,94% dan gas-gas lain dalmn jumlalt
1hu;mg panas dan asap, L<mpa te~jatli pcnycbarm1 api. Pcrlu kurang d<lfi 0,1%. Konsentr<L"i oksigen minimal sebes<lf 19%
ritahukan kcpada semua pekc~ja bahwa hila terjadi sering digumlk<m di dcLimn penerowong<m.
km·:m, utlara paling bersih dm1 paling tlingin tertlapal dckat SelanjuUlya, Lingkat hahan pencemar tid<lk holch melehihi nilai
lj. mnbang batao.; (lihat hutir X.1.5 di hawah).
c, kondisi huruk akibat asap, diperlukan alai bantu Aspek-aspek lisik y<mg penting adalah temperatur, kelembaban
:a1~1san. dan kecepatan udara. Ud<lfa yang tersedia harus dingin dm1
kering; tet<1pi selmru1 dia.lirk.<m ke dalmn 1erowongm1. temperatur
.t;asilitas Penyelamatan cendcrung menymruu temperatur dinding terowongm1 dan <lk<m
1Jat<m pcrtolongml pcrtmna, tennasuk tmulu, harus tcrsedia mcnyerap kad<lf air di dal::un terowong<m. Apahila uililfa tcrsehut
kap scpcrti patla y<mg disyaratkan. dialirkan mclalui pipa sa.Iuran ke dinding, kehilmlg<m akibat
I, bahaya kcbakanm, peralaum harus Iengkap d<mlcrpelihara kehocor<m dapal te•:iadi, teruL<Una pada perenc<ma<m d::u1 sistcm
·~m1 haik, sehingga siap digunak<m oleh pctugas kehakaran pemcli.Il<lfa<m ym1g huruk. Apahila memungkink;m, temperatur di
~ tcrlalih dengan haik. dalmn tcrowong<m Lidak bolch mclchihi 2rc. hila elisiensi kelja
•eua peralat<m penyclmnatml harus disimpan dalmn wadah Liilil.k ditekank.<m. Temperaturjauh lcbih rcndcLh, misalnya 20-25°C
r dibuat klmsus yang terlindung dari kondisi merugikan ak£m membuat kondisi kelja y<mg lehih nymnm1 d<m elisien.
g disehahk:m olch pelaks<macm pcke~jaan. Apabila per.Iu untuk menerusklm pekerjmm pada temperatur
ruangan lehih d<lfi 27°C, perlu disedi<lkan petugas yang schat
Lingkungan Kerja dan y<mg te.Iah menyesmlik<m diri dcng<m kondisi terowong;m
Ventilasi di hawah pcngawas<m pctugas medis yang herpcngahumm.
:J Umum 8.1.4 Terowongan y<mg Tidak Terp<akni d<m Daerah yang
'iu<m pengguna.cm venlilasi di dalrun tcnl'vongan adalah untuk nuntu
1:~ycdiak<m ud<lfa segar y<mg menjrunin liugkungan ker:ia yru1g Bahaya tertentu dapal te~jadi pada daerah yang mempunyai
\o1etmhi syarat. Ak<m tetapi ud<lfa scgar fail£ disediakan di sirkulasi udara yang minimum. Gas-g<L" heracun, kekurmlg<m
:.ilm terowongan bias<mya Lidak ditentuk<m oleh kebutuhan c::unpuran dahun oksigen atau cmnpunm hah;m pelcd<lk dapat
1;ua unluk hcmafas, teu1pi untuk keperlmm pengunmgm1 bah<m tenl.kumulasi dal:.un tcrowongan tanpa: ventilasi, sumuran,
"cemar dan pendingin. sumur pengumpul dan hagian alas terowongml. Lapisan gas
:;tedisi schenarnya di dalam terowongan adalab herbeda yang lehih padat dari ud<lf<l, sepcrti karhon dioksida, ak;m
1~g<m di luar. terg;mtung dclfi ada tidaknya herbagai gao.;-gas cenderung mengalir kc hagi<m y;mg rendah d<m telap terkumpul
tucun, gas yang menyesakk::u1 dm1 gao.; yang mudah meledak di tempat tersehut. Gas mctan adalah lchih ring:m dari udma
1ta keperluan pengunmgan dan pengelmlf<Ul gas tcrsehut. dan terkumpul pada haghm al<L" terowongan.
•llakm1 lehih hmjut adalah bagaimana membuat kondisi di Tingkat hahaya menjadi sangal tinggi, hila mcmasuki
~11n terowongan y<mg p;mas d::u1 lembah menjadi lehih baik. terowong<m aum sumuran y<mg tilblk terpak.<u atau dilingga.lk.cm,
Uemhabmt ym1g tinggi adalah mcrupak<m sih1t yang khao.; dari Bahaya tersehut juga dapat terjadi pada tcrowongan atau
•iwongan dan kenaikan temperatur udara dapat disebabk<m sumurm1 y<mg akan dimwmki kemhali pada waktu y<mg pcndek,
~il peralat<m dan bahm1 pelcdak yang digunakan di dal::un sepcrti w<lktu <lkhir minggu. Suatu terowongan yang tidak
pwong<m. Tempcratur tanalt ahuni yang ada juga berpcngaruh terp<lkai Lid<lk holch dim<Lo.;uki senderian sehclum dipastikan
S<lf lerhadap temperatur udclfa. Etisiensi scliap sistcm ventilasi terlcbih dabulu bahwa sistem ventilasi masih heke~ja dcngan
rus diperiksa secara teratur umuk menjmnin tcrpclih<lfanya h<lik, kondisi udara telah dipmllau sel:m·a sistemalis d;m tcrbukti
ndisi ke~ja yang memmLo.;kan. Hal tersehut merupakan faktor cunan untuk pcmafas<m.

Ba~:ian 8: Bendunx. /lendunxon. Stmxoi. Jrigasi. l'cmtoi. 395


SNI 03·6460.2·2000
6.5. Meroknk Mcreka harus memherikan hallluan dan petunjuk
Mcrokok dapat mcnimhulkan hahaya kchakaran dan olch mencapai jalan masuk ke tcmpat kebakaran di
karcna itu scdapal mtmgkin hams dil:cgah. Larangcu1 mcrokok terowongan.
pcrlu dihcrlakuk:m pada tcmpat y;mg diduga atau mcngandung
gas mctan atau gas lain yang mudah mclcdak; dcmikian juga 7.2. Prosedur Tanda Bahaya
pada lcmpat pcnyimpan;m hahan y;mg mudah tcrhakar, cairan Apahila ditcmukan api atau ba.h~m yang memhara di i
alau kain yang mudah mcnyala. haik pada lcmpat pcnyimp<m~m. tcrowongan, maka tindakan berikut harus dilakukall
di 1cmpat pcmhuangan scmcntara atau pada s<mt pckc~jaan mcrcka ym1g hcrada di tempat kchakaran yaitu:
pcmhakanm dan pcngclasan scdang hcrhmgasung. a) Padmnkan api, apahila memungkinkan dan pada 1
yang hcrsamaan hunyikan tanda bahaya di ~
6.6. Daerah Rawan Api tcrowongan;
Dacrah-dacrah yang mudah mcnimhulkan kchakaran, haik h) Laporkan kehakanm ke kantor, y~mg mcnyatakan:'
karcna mudah tcrhak;u· dan api sulil dipadcunkan, maupun 1) Tcmpatlloka"i terjadinya kchakaran
karcna konsckucnsi dari api y<mg dapat mcnimhulkan hcncana. 2) Apa yang terhakar
harus diidcntilikasi dan dilindungi. 3) Bcsamya kebakaran
Dacrah-daerah raw<m lcrsehul. dicullanmya adalah: 4) Apa yang sedang dilakukan untuk mengatasin
a) Kayu pcnyangga muka kc~ja d;m ujung lcrowongan c) Apahila kcadacm memhahayakan bagian tcrowongaJI
h) Pcnyimp;m;m atau pcnumpukkan: lain, anjurkan supaya mcreka yang sedang beke
I) kayu dan potongm1 kayu. tcmpat tersehut mengosongkan hagi<m tersebut.
2) kcnas karung semen, Pctugas yang mencrima infonnasi di kmHor, harus s
3) jcrmni. bcrtindak schagai berikut:
4) kain lap dan rmni y<mg mcng<mdung oli, d) BcritaJmkan kchakaran tersebut kepada pcngawru
5) caimn dan gas y<mg mudah tcrhakar. petugas y<mg hertanggung jawah sepcrti diuraikan
c) Ban hc~jahm: butir 7 .3, yang harus mcnggerakkan rcgu pem
d) Kahcl dan kawat: kehakaran sctempat dan memberikan perintah 1
c) lnstalasi listrik, tcnnasuk transformator dan instalasi mclakukan cvakmL"i dari terowong<m.
kontrol; e) Memanggil dina." pemadam kebakaran.
t) Sistcm oli hidraulik; Prosedur k.husus harus di atur terlebi.h dahulu untuk sctiapl
g) Tcmpat pcmotongan dan pcngela."<m yang menggunaJam api; dcngan tanggung jawah masing-masing petugas yang.
h) Semua pcke~jmm ycutg menggunakan udara tertckan; ditcntukan serta harus dibcritahukan kepada semua orani)
i) Semua lapisan hatmm pemhawa gas meum; hckc~ja di lokasi.
j) Penyimpmum hah~m peledak; Apahila dipandang perlu untuk melakukan evakuasi
k) Sumunm dan luhang pada tcrowongan; terowongan. maka perlu digunakan tanda hahaya dengani
I) Sisip;m hatu hara y<mg mudah terhakar. kllUSUS.
Kontraktor harus bcrkonsulta.<;i deng<m instansi-insl<Ulsi ~
6. 7. Jlemeriksaan dan Pemeliharaan Alat Pelindung setcmpat untuk meminta saran mcngenai proscdur kebal
Kehakaran. dan cvakua."i. Tata cara yang akan dipakai harus dircnc~
Semua pcraJat~m pemadcun kehakanm harus diperiksa seperti seandainya te~jadi kcbakamn pada tcmpat kerja. Pcren~
dirckomcndasikan olch pahrik dan dipclihara dengan haik tersebut harus mencakup pengaturan pemadamaq
supaya dahun kondisi siap digunak~m. pcnyelamatan dan cvakuasi serta pcngawas<m yang dip~
untuk melaksanakan hal tersehut.
7. l)emadaman Kebakaran dan Penyelamatan
7 .1. Pasukan dan Regu Perna dam Kebakaran 7 .3. Pelatihan di lokasi
Schclum pekcrjaan konstruksi dimulai, perlu dilakukan Perlu untuk menunjuk seomng pengawas yang bcrtanj
koordinasi dengan instansi yang herwcnang mengcnai jawab terhadap regu pemadam kcbakaran di lok<L"i Penj
pengaturan pcncegah<m, tindakcu1 pcmadmmm kebakanm dan dan regu pemadam kebakanm tersebut harus diJatih dala
pcnyelamatannya, serta cara pcmanggilan pctuga.-. d<m regu menggunakan dan memclihara peralatcu1 pemacbun kebal
pemadam kchakaran. Bantuan instansi yang berwenang Dinas pemadam kebakanm setempat dapat diminta bantui
khususnya dipcrlukan mcngcnai jumlah regu pemadam dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut. Semua petuj
kchakaran dan pelati.hannya. lapangan harus dibuat tcrhiasa dengan prosedur d~
Pclaksanaan pcker:ia<m yang menggunakan udara kompresor kebakaran yang hcrlaku dan latihan kebakaran harus dial
bertck<m<m memerluk<m tindakan pencega.han dan pengaturan untuk membiasakan scmua yang herkaitan dcngan pel~
k.husus. sistem ker:ja.
Kunjungan kc loka.-.i olch pctugas kchakarm1 harus dhmjurkan
secara herkala, sehingga mercka tcrhiasa dengan hahaya, 7 .4. .J alan Masuk
peraJat<m y~mg ada di lokasi sertajalan ma,.uk dmtjalan darurat Jalan masuk menuju ke lokasi untuk alat-alat pen
yang ada. Hal terschut dilakukmt supaya pctugas kcbakaran kcbakaran dan mobil ambulance adalah merupakan ha
menyadari dengan jclas bahwa bahaya kebakaran dan fasilita." penting.Tugas dan pctunjuk demi kelancaran menuj1
jalan masuk dapat beruhah terus-menerus, sesuai dengan ma.,.uk. Sehaiknya tug<L" terse but diherikan kepada suatul
kemajuan peker:jacm. terpisah dari regu kebakaran di lokasi yang sel~
Regu pemadam kehakanm harus dilatih mcngambil tindakan dikoordinasikan dengan instansi-instansi terkait.
awal untuk mema.damkan api dan hekerja sanm di bawah araban Pada gerbang ma.-.uk sumuran atau tempat lain padl
dinas pemadam kehakanm, apahila meraka dipanggil ke loka."i. masuk, harus ditempel diagrdffi mutakhir yang tahan cuac

394 Ba~ian 8: Hendun~. Bendun~an, Sungai, lrigasi. Pamai.


SNI 03-6460.2-2000

;t:lah itu pcnguji;m dilakukan dari waktu kc waktu. dan ledakan. Bocoranllimp<:L'\an y;mg tc~jadi harus ditcunpung
(.5.3.4 (;as Metan (CH"') dan harus dihuhungkan dengm1 udara luar.
'" rnctan ini adalah suatu gas yang mudah menyala yang 8.1.5.3.10 Asap basil pemhakaran dan las
1j:tdi sccara aJ;uni da.l;un sisipan hatu hara. lapisan lain yang Asap ini hiasanya bersifat racun d<m tidak dapat dikla..-.ilik<L"ikan
·.:!l1,!<mdung karhon d;m lapisan gamhut. dengan rnudal1. Komposisi dan banyak asap. tergantung dari
., rnctan juga dapat ditcmui pada lapisan tanah yang jenis logam campunm yang di Ia-. dan diproscs. unsur utcunanya
.:ng;mdung material organik. scpcrti lanau sunga.i. Bila mct;m adalah kandungan oksida dari nitrogen, ozon dan karbon
·:;ehut hcrc;unpur dengan gas lain yang mudah tcrhakar, monoksida deng<m logmn oksida d<m tluorida. Ventilasi Iokal
"1Jtama hidrokarhnn, c;unpuran tcrsehut dikcnal dcngan nama hicL<;mJya perlu dilengkapi. Pctugas yang tidak mengcnakm1 alat
\t but api ". pelindung dilanmg masuk Oihat butir. 6.2).
ahaya y;mg utama adalah hila terjadi kehakar;m dan ledakan. 8.1.5.3.11 Gas heracun lainnya
,rahila mct;m di_jumpai, sistem vcntilasi harus diopcmsikan Unsur-unsur heracun lainnya mungkin dapat ditcmui, telapi
:rmk mcnj;unin pengurangan konscntrasi ga.<; tersebut smnpa.i tidak hegitu signilik<m di dahun terowongan. Behcrapa jenis
('ncapai hatas mn;m dan mcnjmnin pcngalirannya keluar dari gas beracun yang pcnting dapat dihasilkan sclcuna proses
rowongan. Gas tcrschut sehcnamya hukan racun, tet;tpi pada pcmhakarm1, khususnya material plastik, yang menghasilkan
~rkcmh;mgannya, gas tcrschut dapal mcngunmgi proporsi dari hidrogen klorida, hidrogin sian ida dan isosicmat y<mg hcracun.
l<sigcn dan akhimya hal tcrschut dapat menyesakk;m. (konsultasikan dengan instc-u1si tcrkait mcngcnai panduan nilai
·1.5.3.5 Hidrogen Sultida (H 2S) mnbang bat<L-.).
·as ini adalah s;mgat hcracun dan mcmpunyai hau yang khas, 8.1.6 Persyararatan Pendinbrinan
311 mud all tcrhakar. Palla konscntrasi dimltara 4,3%-46%, gas Pendinginan jarang dilakukan pada temperatur batum1 yang
:rsehut dapat mclcdak, mcskipun konscntrasi tersebut masih tinggi, kecuali pada tempat y<mg dalmn. Kehutuhcu1 pendingimm
i hawah kondisi normal dari tcrowongan. Gas tcrschut di dalcun tcrowong<m yang dekat pennukaan adalah umumnya
ijumpai sccara alami schagai hasil pcmhusukan material diakibatkan oleh p<mas yang dikeluarkan dari mesin-mesin
rg<mik y;mg mengandung sulfur at;m aksi dmi air a.<;mn ke mekanis d<m gardu listrik ym1g tidak dapat diserap secara cepat
irit. oleh t<mah di sekitar dinding terowongan yang sedang digali.
;as ini dapat mcngganggu pcrnafasan dan mata yang Temperatur udara mcnjadi meningkat dan aliran udara yang
1enyehahkan pcnyakit hronkitis d;;m penyakit mbun de kat pada memadai hams diherik<m untuk mer~jaga temperatur dalam bat.<L'\
Jata. G<L" terse hut juga dapat memhuat tidak sadar dm1 hcrakhir yang dapat diterima. Pada penentuculjumlall udara segar yang
~tda kcmati<m akihat kclumpuhml pada sistem pemat~tsan. Nilai diperlukan untuk pendingincm,jumlah p;mas y<mg imbru1g harus
mhang hatasnya adalah 10 ppm. dipeb~jari secara cermat Oihat X.l3).
U.5.3.6 Sulfur Dioksida (S0 2 ) 8. 1.7 Sistem dan Perala tan Ventilasi
:las ini adalah bcracun. y<mg mcnyenmg paru-paru dan tcrdapat 8.1.7.1 Umum
:.ecara alami pada dacrah vulk<mik, yaitu tenlapat pada <L-.ap Mctode ventilasi yang dipcrlukan tcrgantung dari masalah dan
iebagai h<L-.il pcmbakanm hah<m bakar y<mg mengandung sulfur. problema yang ada pada setiap situasi terowongan. Hal tersebut
')i dacrah industri, hiasanya tc~jadi kont;uninasi udara. Hal meliputi jumlah pekcrja, panjang, ukuran dan kcmiringan
.crschut dapat didctcksi dcngan mudah olch banyak orang (tcrowong<m) yang digali, keberad<um air. dcbu d.<m <L-.ap; apakah
<arena hau dm1 rasanya yang khas, hila gas tersehut terhisap. akan dilakukan pcngehoran atau pelcdakan dan apakah
?ada nilai amhang hatas schcsar 5 ppm gas ini tidak pelaksanaan terowongan schagian atau seluruhnya
tnenimhulkan gangguan sistem pcmafas<m dari para pekerja, menggunak<m mesin.
~ecuali pacta pekcrja yang sensistif. Sistem ventilasi harus diusahakan sesederh<ma mungkin d.<m
S.1.5.3. 7 Udara )'ang kurang oksigen (Iihat Butir 8.1.5.3.2) di desain dengan mengantisipasi atau disesuaikan dengan
Pcrisliwa ini Lc~jadi akihat hcrkurangnya proporsi normal kcmajuan terowongan itu sendiri. Sistem pemasukan
oksigcn yang terkandung dalmn udara yang tidak scimhm1g konvensional, sistim pcmhucmg;m atau sistim "overlap" yang
dengan tingginya kandungan nitrogen. Hal terschut dapat digunakan pada banyak terowongan disesuaikan dengan
te~jadi, kctika oksigcn pada udara nonnal terserap kedalcun keperluan tertentu dari kondisi mesin dan lingkungannya, akan
tndapan organik yang porus; sisa udara yang kehilangan menentuk;m mana yang paling cocok.
oksigen tersebut tertarik atau dipaksa masuk ke dalam Apabila dipandang pcrlu untuk mcngurangi konscntrasi g<L"
terowongan. patla hagian atas/atap, alat pcnghcmhus ml<mt lokal dapat
Tindak<m pcnccgahan harus dimnhiljika dijumpai lapis<m porus digunakan, misalnya kipas :mgin hidraulis yang discunhungk<Ul
yang tidak mcngandung air, terutmna jika tckamm udara di kc mcsin.
tempat kerja tcrsehut turun menjadi lehih kecil dari tekamm Apahila dchu mcrupak<m problema pcnting. sistcm vcntilasi
harometrik atau penychah lain atau hila tckanan udara y;mg harus di desain untuk mengontrol dchu dan mcnggunakan
Jigunakan disckil.<Ullya menjadi hilang atau berkurang. saringan untuk mcmhersihkan ml<u-:t yang mcng.<mdung dcbu
8.1.5.3.8 Gas yang mudah menyala schclum dimasukk<m kc dalcun ala! pcngalir utlara. Palla h;myak
Prop<m, hutan d<m a-.etilan yang digunakan untuk pcrnhakaran kasus, dipcrluk<m saringan di dalmn sistcm pem.<L'\Ukan mlara.
atau las dapat hersifat mudah meledak. Tahung-tahung y<mg Bertmnhahnya pan:L" pada udara dari pcralat:m mcsin yang
berisi g.<L'\ ini dapat rusak/sohck jika tcrkcna paneL'\ d;m tabung dip;L'\cUJg d<m pcningkat:m kelembahm1 udara pada kondisi almni
a<;etilrul yang terkena panas mnat rawan setelah didinginkan. serta adanya air yang dim<L"ukkan, mungkin dapat dikunmgi
Bahaya tertcntu timhul dari prop;m d<m hutcm, karena gas-gas dcngan menggunak.<m vcntilasi pcmasukan y:mg mcmpunyai
tersebut lehih herat dm·i udara d<m dapat bcrakumulasi pada kecepatan udara lokal yang tinggi atau dcngan mengontrol
tempat-tempat yang rendah di dalmn tcrowongm1. sccara cennat h<myaknya utlara kotor y:mg tligunak:m.
8.1.5.3.9 Uap hensin/disel 77 Sistcm vcntilasi tcrschut di atas mcliputi satu atau lchih dcu·i
Uap ini meng;mdung racun, menimhulkan hahaya kehakanm hal-hal bcrikut:

Bagian 8: Bemlung. 11£'/Ultmgwl, S:illgai. lrigasi. l'antlli. 397


SNI 03·6460.2·2000

Pcrlu dipcrsiapk<Ul 1cnaga l:unhahan yang siap hcrtugas, dan 8.1.5.3 Gas Reracun dan Gas Mudah Meledak yang string
pclaksana<m pckcrjaan harus hcrdasark:m "ijin kerja". Oi,jumpai di Dalam Terowongan (lihat tahel 2)
Faklor-faklor yang hams dipcrlimhangkan, adalah: 8.1.5.3.1 Karhon Monoksid~J (CO)
a) Apakah jal<m tcrowongan yang dimasuki mcngandung Gas ini mcngandung racun yang tinggi dan j:rr<mg ditemui
gumpalan gas: secant alamiah, telapi timhul di dalam suatu lingkungan
h) Sifal lanah dan polcnsi gas hcrhahaya alau gas y<mg mudah lmnhang k<rrena sifat pemhakaran batu hara dan kayu yang
melcdak: rendah, atau lebih scrius, hasil dari pembak.aran spontan. G.!i
c) Luna waklu lcrowongan tidak dipakai d<m kondisi a.-;Ji ini selalu terjadi pada pemhak.aran material yang mengandun!
vcnh lasi; karbon, tcrutmna pada api dengan perscdiru:m udara terbata:.
d) Kcsulilan yang dihadapi. hila dipcrlukan pcnycl:unalan. BicL'\<Utya, sumbemya berasal d<rri pemhakar;m intemallliui
Pipa pcmhuang. haik yang masih lcrpakai maupun yang mesin. Asap pemhuangan mesin hcnsin meng:mdung karbon
Ielah dilinggalkan mungkin mcnjadi s:mgat hcrhahaya pipa monoksida sampai 10%, tetapi mesin diesel mengcluarkan a.lajl
lcrsehul h<mya dapal dimasuki dcng:m pcrsclujmm otoril.as dcng<m konsentrasi lehih rcndah yang jumlahnya tergantung
yang hcrwcnang. dari kapasit:ts mcsin dan pola pengoperasiannya.
( ·aratan: Rekorrfl•ndasi dan instansi terkait horus diperhatikan: Mesin hensin tidak holeh digunakan pada pekerjaan
Lampu pcngaman yang hiasa digunak<m olch pclmnhang, dapat pcnerowongmt; mcsin diesel cukup cunan, asalkan pcrbati:m
digunak:m schagai pclunjuk hcrkurcmgnya k;-mdungan oksigcn. yang bemrr diherikan kepada gas yang dibuang disampinl
Saal ini Ielah 1crscdia pcralai<Ul y<mg dapal mcmhcrikan l:mda pemcliharaan mcsinnya. Bahan peledak yang digunakanpada
pcringalan haik secant visual maupun dalcun hcntuk hunyian pelcdakan juga mengeluarkan karbon monoksida dan perlu
akihal hcrkurangnya nksigcn. Alai lcrsehutjuga dapat mcncalal perhatian dalam pemilihm1 hahan peledak, pemasangan dan
konscntrasi oksigcn schcnamya yang ditunjukk<Ul pada suatu peledak<mnya. Nilai arnhang hat:tsnya adalah 50 ppm, tetapi
alai ukur. penyimpangan dapat diijinkan (tahel 2). Setiap indika)i
Pada lcmpat y<mg mcngandung gas mcl<m. pcralal<m tersehut dilcmukan k<rrhon monoksida di dalmn tcrowongan harm
akan menunjukkan konsentrasi yang schenarnya atau disclidiki olch pimpimm lcrtinggi di lapangan dmt hila perlu
mcmherikan Ianda visual alau hunyi pada hatas hahaya peke~ja:m penerowongan ditunda semen tara.
konsentrasi y;mg Ielah dilcnlukan (misalnya: 1,25(~ ). 8.1.5.3.2 Karhon Dioksida (C0 2)
8.1.5 Gas Berhahaya Gas ini terjadi secant almniah, terutmna hila batuan beku
8.1.5.1 Umum menemhus lapisan k:trhon dan hila air asmn hereaksi padaha1u
Gas-gas di dalmn terowongan dapal mcmbahayakan karcna kapur atau hatu gmnping lainnya. Gas tersehutjuga dapat te1iaJ1
beracun. mudah menyala atau menyesakkan perm•fasan. akibat gas hwmgan d:rri pembakaran mcsin d<m pembakanill
Dis:unping itu. konsentrasi k<mdungan gas lidak pemah tctap material yang mcng:mdung karbon. K:rrhon dioksida lebih hef<:l
selama salu hari kerja. dari udara dan dcngan demikian dapat terkumpul pada dacr<tll
Peratur:m dari i.tst:msi yang berwenang, mcnguraik:m s ~cara y:mg lcbih rcndah d;m tempat pcmbmmg<m udara. Gas terschul
komprehcnsif hahaya gas yang ada di udara dan jumlah mcnycsakk<m d;m meng:mdung racun di aieL'\ 10%. Nilai amban:
maksimum konsentrasi zat-zat kimia dimmut semua pci<cr:ja batasnya adalah 5000 ppm. tetapi penyimpangan dap<t!
terkcna secant berulang-ulang selama bekerja tanpa diijinkan. Apabila k:rrhondiaokasida terjadi seccu·a alami d1
mcnimhulkan pengaruh yang merugik<m. hawah tanah, maka hal tcrsehut scring dikaitkan dengan
Bebcrapa nilai am hang hatas tersehut merujuk pada hubungan pcngunmg:m oksigen dan "kabur hiram'; kahut hitmn tersch1t
waktu vs bobot konsentrasi untuk S jmn hari kerja a tau 40 jan I adalah udara yang mcngm1dung karbon dioksida d:m nitrogc
minggu kcr:ja. Penyimpangmt di alas nilai tcrsehut diijinkaL melebihi jumlah persentasc normal.
hanya unluk periode y:mg pcndek. Sehagian bcsar nilai-nilai 8.1.5.3.3 Nitrogen Oksida
tcrsehut akan merupakmt kontrol tcrhadap bahaya keschatan Oksida y;mg lerkmtdung pada nitrogen adalalt nitrit oksida (NC
dan tidak boleh digunak:m sehagai garis hatas <mtara konsentrasi d:m nitrogen dioksida (N02). Gas-gas terscbut tcrjadi akih
yang am:m dan y:mg memhahayak:m. pelcdak:m, pengclas<m dan gas bmmg:m mesin.
Setiap or:mg mempunyai tingkat kcraw:man dan kerentanan Kcdua gas terse but sangat bcracun. terulmna nitrogen diok.\id.
yang herheda terhadap zat hcracun; faktor-faktor yang yang menycnmg jaring:m p<rru-paru t:mpa gejala awal tetar
mcmpengaruhi perheda:mterschut tidak dapat difahmni.secara dapat menycbabkan lcmahnya tuhuh yang diikuti ole
benar. Anggapan hahwa pada suatu kondisi aman untuk kemungkinan gejala hronkitis akut.
seseormtg, mnan pula untuk y:mg lain, mcrupak:m :mg~tp:m Nitrogen dioksida. karena pcngaruhuya tcrhadap paru-paru) w,,
yang keliru. Meskipun sakit yang serius hukan merup;:tk<m akut, ditetapkan pada nilai mnb:mg hatas sehcs:rr 5 ppm. Sa.
:tkibat mnhang hatw; konsentrasi, tindakan praktis terbaik adalah ini, nilai mnhang hat<ts ycu1g dapal diterima dari nitrit ok-;ilC.
memperlahankan konsentrasi semua udara yang tercemar adalah 25 ppm, karena g:L" tersebut heruhah sccara spontan'
serendah mungkin. udara menjadi nitrogen dioksida; nitrogen dioksida te!<J'
8.1.5.2 Zat Penyesak Nafas Ringan ditemukcu1 ketika nitrit oksida ditemukcu1.
Beberapa gas d:m uap air tcrtentu y<mg terdapat di udara dap:\t Asap setelah pelcdakan atau pcngci:L'\cUl dapat mcmba.hay~tb
menyesakkan t:mpa menimbulk:m pcngaruh tisik yang benrrti 1 kesehatan dan harus diminirnalkan dcngan melak:uka
Suatu nilai cunbang hata" tidak dianjurkan untuk setiap zat penghisapan langsung hasil pembakaran atau den~a
penyesak karcna t"aktor ycu1g memhat:tsi adalah kadar oksigen melakuk:m pcngunmg:m secant cfektif smnpai pacta tingkal~IBI,
yang tersedia. aman; serta melakukan penyelmnatan orang-onmg ke dal".t
Beberapa g<L" yang meyesakkan menunjukkan kemungkinan yang kondisi udaranya aman sampai tcrowongan hersib ~
timbulnya bahaya lcdakm1. Hal tersebut perlu diperhatikan asap.
dalmn hal memhatasi konsentra"i gas penyesak tersehut. Pengujian untuk menjmnin etisiensi venhla-;i dcm tindctkannlr
harus dilakukan dengan segera setelah proscdur ditctapk:•lti

396 BaJ?ian 8: BendtmJ?, Bendungan. Sungai, lriJ?asi. Pantai.


SNI 03·6460.2·2000
ngha.,ilkan debu daJam pcngangkulannya. Bubuk aditif yang Nilai Ambang Bata.-; (NAB) dcbu yang mcngakihalkm1 sesak
t:ombahkan pada semen. memerlukan Lindakan pcncegahan napa<; dcm mengcmdung kristalin silika adalah:
!J,..u~.

~ .2 Ashe.o; 10
a a.'hc~ digunakan. mi.-.alnya untuk pcndempulan, perlu hati- S + 2 (mglm3) mglm 3
.1 terhadap penanganan atau material yang terkandung
L:damnya. Ttmhulnya hemhusan kotoran yang mcngandung S adalah persentase krisrnlin silika ycmg menycsakkan.
s harus dihindari d<m hila mcmungk.inkan, hal tersehut harus Metode pengukuran debu yang dapat mcnyesakkan dan
R ontrol dcngan vcnlilasi atau pcnutup<:m.
cara terse hut Lidak dapat dilaksanak<m, pemlatcm pelindung
mengandung silika adalah hcrdasarkan pada pemilih<m ukuran
contoh debu yang dilanjutkan dengan teknik <:malisis yang
f:nafa.-.cm dan h<Jju pelindung harus disediak<m dan digunakan. memadai.
11 aturan pcrs yaratan mcngenai a.<;hes, harus dilaksanak<:m Catalan : Pedoman.mengenai Nilai Am bang Bat as yang dikeluarkan
)ng<m ketal. o/eh instansi yang terkait hams dikonsu/Tasikan /ebilz rinci.

!.3 Pengaruh Dehu 9.2.4 Pengambilan Contoh


.!.3.1 Pen~aruh fisik Pada pelaksanaan pencrowongan siklik, sulil dilakukan
1 ngaruh langsung dari dehu terhadap fisik adalah penilaian secma umum tcrhadap hatas ketcrbukaan rata-rata .
:' kunmgnya pandangan yang mcningkatkan resiko kecelakaan Ketcrbukaan tersebut sec<:tra individu dapat diukur pada suatu
I llig melihatkan mesin d<m pcralatan yang sedang hcrgerak;
,lhu tcrschut juga memhual cepat usang pada kendaraan
periodc oleh petuga.." khusus pengmnbil contoh, dim<:ma udara
d<tri zona pcngguna pcrnafasm1 dikunmgi sampai pada le:~ju
hentu. Dchu hatu hara mcnimhulkan bahaya khusus, karena aliran y<mg didesain dengan mcnggunakan pompa udara kccil
.• tm tcrschut dapat menjadi hersifat meledak bila melay<mg di yang dilakukan pada sabuk atau tcmpat khusus. Kondisi pada
1 ara. Penghal<mg dchu hatu hara harus dipasang pada jalan muka ketja terowong<:m setelah peledak<:m tctap tidak mmm,
, nmut dchu halu hara diendapk<m schingga pcnyebanm d<tri nmnun pada saat itu, petra pekcrja tidak bcrada di tcmpal
:.lakan dapat dikonlrol dan selanjutnya dihentikan. Suatu tersebul. Selang waktu setelah pclcdakan dm1 schelum kcmha.li
Jakan "kabul api awal" dapat membuharkan debu yang kc muka kctja, menjadi bah<m pcrlimb;mgml yang hertanggung
~kumpul dan memicu tc~jadinya lcdakml sekundcr yang lebih jawab bcrdasmkan pengalmmm dalmn mclakuk<:m monitoring
rius yang intcnsitasnya tergmuung d<tri kehalus<m parlikclnya. tcrhadap konsentrasi nitrogen oksida. Pcngmnbilan contoh
:·hu hatu yang halus mcnyelimuti ledakan dan mcncegah secma teratur perlu dilakukan di dalam terowongm1 yang sccma
:nyeh<mumya. kontinyu mengandung dchu untuk mcnjamin,bahwa
2.3.2 Pen~aruh fisiologis dehu mineral pemeriksam1 dan pengmnanan dilaks<makan dengan benm.
r:mg y;mg Lidak terlindung dmi herhagai dcbu-dcbu mineral 9.2.5 Kontrol dan Pemhuangan Dehu
-.an menderita hcrhagai g<mggu;m pmu-paru. Gm•ggu<m y<mg Penyemprol<:m air berlekanan Linggi pada rckah-reka.h hatu
, rius adalah "pnetllnoconiosis", yaitu suatu istilah yang adalah mcrupak<:m suatu cara y<:mg cukup cfektif d<:m positif
gunakan dahun mcnjclaskan pcnyakit p;rru-p<:tru y<mg kronis untuk mengurangi dcbu. Pada pemhoran, mala bor yang
mana scbagian paru-p<U'U mcnjadi berscrabul, yailu tidak berlubang dengan pcmhcrian. air ym1g tcrus-mcnerus dapat
~rsifat clastis d<m Lidak dapat hcrfungsi sccma cfisien. mempengaruhi pengurang<:m dchu sec<:tra suhstansia.l. Ujung
ilah satu pcnyebah y<:mg lchih serius dari pneumoconiosis adalah pemotong dari mcsin pencrowong harus dibcri a.ir bertek<:m<m
illka dan pendcrit<mya discbul scbagai silikosis. Debu yang tinggi dcng<:m l~ju y<mg tclah ditcntuk<:m sebclumnya. S ualu
.:!ng<mdung silika. merupak<m hahaya y<mg serius, tcrutcuna hila alat berbcntuk konus yang solid kad<:mg-kadang digunak<:m
eng<:mdung kristalin silika pada proporsi lcbih dari 1%. sebagai alat penycmbur; penggunaan hahan cmulsi dan
.·aksi dchu dapal mcngakihatkan tcrganggunya pcmafa..'\<:m; pembasah yang ditmnbahkan dalmn air dapal menjadi lebih
.1da umumnya p<:trtikel tersetml mempunyai ukuran cfcktif efcktif; Lirai air mungkin dapal mcrupakan hal yang mcmadai
.Jnmg d<:tri 5 J..Un. Kch;myakan debu Lerscbut mampu masuk pada kondisi yang bentt. Dchu yang mcnycsakkan dan
·~ dalmn saluran halus d<:tri p<:tru-p<tru dm1 hal terscbul dapal melayang di udara tidak dapal dikontrol dcngan sir;,unan air:
rhil<mgk<:m dcngan proses almni. Nmnun, kctidakterlindung<m nmnun sinumm tcrscbut digunak<m dalcun pcmhuang<:m kotoran
:mg tcrus mcnerus tcrhadap konsentrasi dcbu yang bcrlcbih<:m untuk mcngurangi dchu dcngan mcncegahnya mclay<mg di
apal mengakibatkan kcrusak<m pada paru-paru. Timbulnya udara.
cnyakil bronkitis dapat mcningkal, kctrena bckc~ja pada ud<tra Pada kondisi yang bcrdchu. penghisapan udara Jcngan
~mg bcrdchu. pemasangan saringan adalah mcrupak;,m hal pcnting; pcrlu
engaruh mcdis akihal mcnghisap dcbu ashes, termasuk diperhatik<:m bahwa ujung pcnghisap ud<:mt h;rrus dijaga scdckat
~bestosis, adalah bcntuk dari pneumoconiosis dan mungkin deng<m muka kc1:ja supaya pcn;rrikan ud<tra mcnjadi
t.:mungkinan hcrhagai kankcr, tcnn<L'\Uk bronsial karsinoma cfektif d<:m alat h<trus digcrakk:m kc dcpan scscring mungkin
~Ul hcntuk kcmkcr y<mg dikcnal schagai "d({fitse mesothelioma". scsuai dcngan kcmajmm pckcrja<m. Udara yang kotor dapat
.2.3.3 Standar Kesehatan dalam Pekerjaan bcrsifat crosif; olch karcna itu kipas angin dan pipa h;mJs di
ahan pcnccmar yang Lcrscbur ke udara yang dapat dcsain scsuai dcngm1 fungsinya (Lidak mudah tcrgcrus kotoran)
1'empengaruhi keschatan dari seliap orang yang Lidak dmllurrus dipelih<:ml dcng<m hcnm· Ujung-ujung pcnghisap dapal
:rlindung lidak botch melchihi nilai mnhang bal<L'\. dismnbungkan pada mcsin pcncrowong. Pclindung/kcrudung
:ilai cunbang hat<L" dchu y<:mg dapat mengganggu pemara..,an dchu, harus dipasang pada sumhcr-sumhcr dcbu yang tclah
ang dapat mcnimhulk<:m hahaya khusus, tenn<L'\Uk dchu yang dikctahui, scpcrti pada Lcmpat-tcmpal tr<msfcr dari h;m hc~jalcm.
1engm1dung 1% kristalin silikct, adalah 5 mg/m 3 . Pada pemhoran dan pcledakan. pcnghisapan udara untuk
hchcrapa saat setclah pelcdak<m penting dilakukan pada sctiap

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. lrigasi, Pontai. 399


SNI 03-6460.2-2000

a) Persediaan udara scgar yang dimasukkan, pemouangan dengm1 sumner oah<m polul<m dan dckat dcngan muka ter1d
yang scdang dilakukan mclalui lerowongan dan jalan yang diga.li.
masuk; Pipa hisap lerscout dapallerouat dari konstruksi y<mg kakuatJu
h) Pcnghisapan udara yang lcn:cmar dati 1erowongm1, udara spiral oerlulang y<mg rteksioel. ·
hchas y;mg scdang dilarik sccara alami dari 1erowongm1; 8.1.7.4 Ventilasi Pergantian .
c) Pcrganl ian pl~rscdiaan dan pcmhuangan; Sislcm pa..•;okan dan sistem penghisapan kadllilg-kad<mg claPa1
d) Sisrcm yang khih kompleks dari komhinasi sislcm suplai digaoungk<m dengan menggunak<m kipas angin sedemikb
dan pcmhuangan yang di:-.chul sislem "m·erlap"; rupa, schingga deou dm1 <mtp dapat dilarik oeherapa waktu
l' l Tcknik sirkulasi ulan_!! yang lcrkonlrol; sclelah pcledak<m d;m udara segar dapal dialirkan k.e muka ~
ll "Nfoll't•r" lllllllk mcmhanlu d;m mcnghil;mgkan kalllong- y;.mg diga.Ji sclcuna saat pcrgmlli<m gilinm. Sistem lerscbulc~r
kanlong udara y;mg liuak mcngalir: namun pada konuisi kompleks dan kurang efisicn serla lidak praklis untp~
rcncnlu hal ini dapal mcnychaok;m sirkulasi y;mg oeruhmg lcrowongan y<mg panjang.
yang mcnychaokan hcrkunmgnya mulu mlara. Pada sualu 8.1.7.5 Sistem "overlap"
lcrowongan scdcrhana yang dikcrjakan pada salu arah saja, Sislcm "overlap" adalah sualu sistim penggaoung;m <mtarapip~
pcrscdiaan udara scgar kcpada pckerja adalah merupakan pemasukan dengan pipa pemouculg<m, saal ini, sislim tersebul
pcnimhangan ulama. lclapi pada sislem y;mg kompleks; scring digunak.an pada pcnamoangan modern. Ujung pjpl
scpcni jaringan hidro-clcklrik, hanyak daerah kerja pcmouang harus dijaga letap berada di depm1 pipa pemasu~u:
mengalami pcruhahan dalam hal pcngalur;mjalan peker:ja (alau pipa pemasuk.an disambungk.an dengan suatu aJal
dan saluran/pipa scsuai Jcngan kcmaju;m pckcrjaan. penyeoar) karena peroedmm mendasar dari pola alinm dp.Ji
lubang pcma.-;ukml d<m pcmbum1gan. ·
·n.hel2 8.1.7.6 Teknik Sirkulasi Ulang yang Terkontrol
RinJ,!kasan J.!&lS-J.!&lS herhaha~·a ~·anJ.! scrinJ,! dijumpai Sistcm vcntilasi, hicL'\anya di desain untuk mcncegah tc~jaditm
Gos Kcpad.•lan Bohaya NAB Balas melcdok Sun1ber sirkula."i ulcmg udara. Ncunun, sirkulcL"i ulm1g yang terkonqul
relolif (ppm) (%
bawah alas
dapal digunakan dimana gas, deou, tcmperatur tinggi di,111
Karbon monoltsi<b co {),97 Racun 50 - - Ledakanlmcsin kclemoao;m menjadi problema da.lcun terowongm1 ym1g panjll!l~
Karbon dioksicla co, 1,53 Scsol.: sooo - - Alemilmesin
alau hila Jijumpa.i sc:jumlah besar deou/kolOran atau gas dalaln
Nitrosen oksicla
Ni1r0aen diolasi<b
NO
N01
1,04
1,60
Racun
Sansol
25
s
-- - Lc:dalwVmesin
l..eclakanlmcsin lerowongan y<mg dike~jak.an scc<ml mekanis.
bcnlcun
Melon CH. 0,60 Ledakan - S,l 14 Alami 8.1.7.7 Sistem lain
Hiclrogin sultic14 II,S 1,70 Racun 10 4,3 46 Alomi
clan
Pada sislim terowong<m yang kompleks, sludi harus dilakulam
lc<bkan secara menyeluruh, lermasuk stuui pada setiap tahap dari
Sulfur dioksi<b
Propan
so, 2,30
I,SS
Recun
l..edakan
s
1000
-
2.2
-
9,S
AI ami
Kebocoran progrcun unluk mc1~jmnin tersedhmya udara beba." k.e setiap
don
sesnl.:
daerah ke~ja. ·
Bulan - 2,10 Lcdukon
don
600 I,S 8,S Kebocoron Kipas <mgin unluk mema."ukkan d<m mengeluarkml udara yallg
scsok ditempalkan di luar tcrowongan,harus dilengkapi dengan kiptS
Aselilon - 0,91 l..edoknn
clAn
2,S 81,0 Kcbocnran pcndorong pada sislem serla pcnyekat a tau lub<mg udara unlilk
SCS.1k mengonlrol aliran udara.
Ucl4ra yg
kekurangan oksigcn
N, ScAAk - Alamilimbas.1n

Uop bensinldisel
NAB. Mlo1 Ambnng Bnlfls
- lcd.1knn - I3 75 lumPIIh 9. Delm
9.1. Umum.
8.1.7.2 Pasokan Udara Pada prinsipnya, deou (kotoran) di dalmn rerowong;m ter:iat~
Pasokm1 uuara yang disalurkan ke tempal kcr:ja, dapal menjmnin sebagai akioat d<ui proses pengga.lim1 oatuan. Bertmnoahnp
lcrscdim1ya udara scg;u· kepada para peke~ja. Pada saal udara dcbu harus dikunmgi seprak.lis mung kin; pcnyeharannya h;utJ~
keluar kcmhali dmi lerowongan, udara lcrsebul menjadi di kontrol dengan meloda tertentu, misalnya deng<m penyiraman
tcn:cmar secant progresiL Pada tcrowongan y<mg mcnggunak<m air. atau pcnghisapan. Deou terlenlu, misalnya dehu oalu-bai11
sislcm pclcdakm1 alinm udara memhawa kemoali "gumpa.lan" adalah bersifat mudah meledak bila lerschar di udara.
uuara tcn:ema.r hera! yang mcnyehar secara ocrtahap dan
ocrpotensi mcnimoulkan oahaya, lerutama hila nilrogen 9.2. Sumher Dehu
mcngandung oksida cukup linggi. Pada ocoerapa kasus, dapal 9.2.1 Umum
digunakan rcnaga lokal sebagai pcke~ja lcrowongan yang Debu dapal dihasilk<m Jangsung pada muka k.er:ja ternwongao
dilengkapi dengan pasokan udara scgar selama periode ym1g digali ak.ioat proses pcngchoran dllil pemecallllil batual~
pemoum1gan "gumpa/an" lerscoul di alas. meskipun pada kondisi basah. Bila digunakan teknik
8.1.7.3 Penghisapan Udara pengeboran dm1 pelcdak<:m, produksi dehu ak<:m terpulus-putlti.
Sistim pipa untuk mengalirkm1 udara kcluar dari suatu lempat Pcnggunaan mesin penggali cendcrung menyeoahkan deto
dckal muka kcr:ja yang digali harus diguna.kcm mlluk mcmbum1g diproduksi Jebih kontinyu. ·,
langsung deou oeroahaya yang diJUL'\iJkllil sclmna pcnggalian Palla penerowongan halmm lunak, produksi hmgsung dari de~·
lerowongan dan juga memhuang asap yang timbul ak.ioat adalalllebih sedikit dihandingkan pada lempung dan kapur yall~
pengguna.an Jedakan. mengalmni pcngeringan dm1 kemudi<m digali. ':
Pasokan udara yang dialirkan ke dalmn terowongan, dapat Pemuat.an, pengangkatan dan pcmhuangan kotoran dengt!.
lcrcmnpur deng<m hah<m pencemar, lermasuk deou dan p<mas memukul-mukul ujung huckel dapat menimhulkan de ~ ·
yang ak<m meningkalkan kelcmbaoan sclmna pengalinumya. terutama pada tempat perhcntian sementara dan tern~
Ujung penghisapan yang hckerja secara setempat harus penyimpanan. ~
dipasang didekat sumner polutan. Ujung-ujung pcnghisap Semen kering yang digunakan pada setiap proses, tcrmasD
rersehul harus dipindahkan sesering mungk.in agar selalu dekat grauting, heton, beton penyiram dan pendempulaJ.f

398 Bagicm R: Bcndung. Bendtmgcm. Sungai. lrigasi. Paltlai.


SNI 03-6460.2-2000

LampiranA
Daftar Istilah

Ttndakan pencegahan precaution


Pckerjaan di hawah air sub aqueous work
Tanah heka-. galian muck
Sesar/patahan fault
Penggenangan imundation
Luhang darurat wei/it walkways
Selimullempung clay blanket
Celah/relakan cavity/fissures
Tcrowongan pemandu pilot tunnel
Bunga api Jistrik electric spark
Talum api .flame pro(~{
Cair<:m mudah menyala .flame mable liquid
Material mudah tcrbakar combuslible material
Buangan/sampah refuse material
Memhara smailaildering
Logam ccunpuran alloy
Ujung alat las torch
Tabung ga-. gas cylinder
Kabel yang cacat defective cable
Scngalan listrik elecetric shock
Hubungan pendek short sircuit
Sclang karet pcnghubung hose
Ban berjalan conve_ver belt
Gardu listrik elect rica I plant
R<:mgka kcrckan gantry
Cakran pemotong disccutter
Pcmolong baul bolt cropper
Gergaj i hesi hacksaw
Kabut hi tam black damp
Kabul api .fire domp
Bukaan/Iuhang opening
Sisipan halu bara coal seam
Scsak(dada) {/.\phyxiate
Pcmafao.;an respi ratio
Sembunm udara air born
Nilai Amb<mg Batas (NAB) Threshold Limit value (TLV)
Alat pcnggcrak udara air movers
Pclindung/kcrudungdebu dust/wad
Tidak terlindung exposure
Pencal1ayaan illumination
Lmnpu penenmgan lumin aire
Lampu/pencnmgan cadangan stand by lighting
Atap terowongan tunnel crown
Dasar terowongan tunne(llow
Dinding tcrowongan tunnel wall
Sumuran pengamanan shqfi
Murka kerja face
Kem<lllan pcnerowongan sqfety in tunneling
Gilir<Ul sh(ft
Tudung/perisai shield
Tandu strectcller

BaJ:ian 8: Bel/(hmg. Bendungan. Sungai. lrigosi. l'antai. 401


SNI 03·6460.2·2000

kondisi. tidak h;mya untuk men~uran~i konsenlrasi dehu, lclapi y<mg.dilengkapi dengan pedestrian dan semua jenis angkutar,
111~a tmtuk mcmhuan_!! nilro_!!cn oksida yang.hcrhahaya dari asap mcnggunakan kendaracm hermotor, pcnerangm1 y<mg dipasan~
lcdakan. pcrmancn dapat diahaikan, karcna scmua kcndaraa;,
•J.2.h Alat Pelindung Pcrnafasan mcmpunyai dan mcnggunakm1 lmnpu dcp<m y<mg cukup tcrang.
Alar ini tidak hanya digunakan untuk pclindun_!! pcrm:men. namun harus dipcrtimhangkan untuk lctap memasan~
rctapi pada jan_!!ka pcndck tindakan pcrhaikan tidak dapal pcncnmg1m darurat yang minimal. Lampu pcringatan hcrw~
nwn~ur<m_!!i tm~kal dchu sccara dcklif di tcmpat kcqa; alat mcrah harus dipasang terutarna pada hagicm penyempitan,!:
pclmdun_!! dchutcrschul hams di_!!tmakan. kctika limhul hahaya.
Pcralatan pclindun_!! tcrschul harus dipakai scsuai dcngan 10.3. Tern pat Pcmasangan :!
instruksi pahrik; pcrhatian khusus pcrlu dipcrhatik:m dal;un hal Semua l:unpu penerang<m harus dipasang sctinggi mungkiddi
pcnyimpan;m. pcmcliharaan. pcmhcrsihan scrta pelatihan yang clalmn terowong<mnntuk mcmpcrolch kcscragmmm pcnenmkan
hcnar. y<mg maksimum, mengunmgi hal y<mg dapat mcngg<mggu, ~11.1
disesuaikan dengan lokasi pemasang:m, pemeliharaan dan
HI. Kualitas Pctu.:;•ha)'aan perhaikmmya. r
HI. I. llmum Cahaya mcnyilaukan dari lampu y<mg mempunyai intensita'
Lampu JK'ncrang;m yang haik mempunyai pcran:m y<mg hesar linggi hmus diminimalkan deng<m menempatk<mlmnpu tersehlt
tcrhadap kcsclamat;m. Tin).! kat penerangan umum harus dihuat sccara hcnar dan menggunakan alal penychar cahaya. ·~
scdcmikian rupa. schingga sctiap hahaya pada jale:m dan trek Lmnpu sorot hcndaknya Lidak diarahkm1 mendatar, tetapi:kc
kcrja dapal dilihat dcngan jclas. Pcnerang:m y;mg lchih kuat arah hawah dan harus diatur scdemiki<m rupa, sehingga sitw
diperlukan pada tempat-tcmpal tcrtcJllu. terutama pada muka yang jatuh sating tumpang-tindih. Pada jalan masuk yan1
kcrja yang digali atau tcmpat kerja lainnya. Bah ini herkcnaan didal:unoya tcrdapatjal:m ke1ja danjalan ret, pcncrangan haru)
dcng:m pemas;mg<m l:unpu listrik. sed:mgk:m pcrsyarat<m listrik ditempatkan sedcmikian rupa, sehingga kendaraan tidal
sccara rinci diuraikan pada hutir6. Bila pencnmgan listrik tidak mcmhuat hay<mgml pada jalan ke~ja.
praktis. d;tpat diganti deng:m nyala api y:mg harus memcnuhi Dalcun jarak 50 m atau pada jarak tcrtenlu pada daerah yang
standar pencrangan. Tindakan penccgahan ekstra hanrs mcnggunakan hahan peledak d<m detonator, scmua penenmga11
dilakukan untuk mcngurangi resiko terjadinya kchak<mm dan harus mcnggunakan lmnpu dari jcnis tcrlutup.
pclcdakan. Apahila laser digunakan di dalmn terowongm1, alat tersehut
harus dipas<mg pada level di ata-. pandang<m mala.
111.2. Standar Cahaya
lnlensitas cahaya y<mg jatuh pada suatu hidang pcnnukaan 10.4. l'cnerangan Cadangan
diukur dal:un satuan luks. Sumher cahaya harus dipasang Karcna pckcrjaan pemhuatan terowongan scluruhnya
sctinggi mungkin y<mg dapat dilaks<mak:mn:unun intcnsitasnya tcrg:mtung pada cahaya huatan, sistem pcncnmgan harus dibu<il
tidak holeh niLtinya di hawah (perhandingan kontras Lidak seaman mungkin dan harus dilcngkapi dengan sumbcr
mclchihi 3: 1 y;mg di<mggap schagai pcrhandin~an nonnal). pcncrangan cadangan yang mcmadai. Aliran listrik yang
- Jalan dan trek kcrja : I 0 l uks pada jal<m kcrja terputus dapat diakihalkan oleh huhung<m pcndek atau rusaknya
- Tcmpat kerja umum : 100 I uks pada pcnnukaan kerja gardu listrik.
Pada daerah muka kcrja tcrowong:m y:mg digali, tempat <mgkat- Pencr:mgan cad<mgm1 yang terpisah d<m memadai harus claJam
men~<mgkat dari alai hcsar crane dan tempat-tempal pcnggalian kondisi siap pakai, scsuai dengan skala dan lingkup proyck
scrla mesin angkat yang sedang hckcrja. harus disinari deng<m dcngan mempertimhangkan aspck kemnanan d:u·i jcnis al;il
lampu sorot minimal dari dua sumhcr tcrpisah dcng<m jarak pencrangannya. Bebcrapa jcnis alai yang cukup memadw
scjauh mung kin pad a intensitas tidak kurang dari I OOluks. tcrscbut adalah:
Pencrangan terschut hmus ditingkatkm1. apahila tcrjadi kahut a) Generator disci, sebaiknya dipilih starter rum pcngisianoy;t
akihat adanya pcrhedaan tckan:m di tempat kerja hcrtckanan otomalis;
udara. h) Penenmgan dcngan haterai, yang bekerja secara otomatb:
Kualitas pencrangan tcrgantung dari permukaan yang c) Lcunpu Iangan atau Imnpu topi, siap terscdia pada pckeqa
dipantulkan: tingkat pcnerangan yang lehih tinggi harus y~mg heradajauh di dalmn dari sumur masuk alau adit:
diherik:m pada pcnnukaan yang mempunyai daya scrap kecil. d) Lampu pneumatis/clcktris yang dinyalakan dengar
Schagai perkccualian, pacla terowongan panjang tek<man udara.

400 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.3-2000

tevisi lunak, sumbcr kebisingcm hicL'\clllya hcmsal dari skop pncumatik


~n tcrtutup televisi memungkinkan operator mampu atau pemlatan sejenis. Bor atau mesin pemccah kadcmg-kadcmg
~tau daerah kerja dapat meningkatkan keamanan dan digunak~m untuk bongkah batu atau perint;mg lainnya. Pada
:: yang efisicn tetap, suatu sistem pemberian Landa y<mg terowongan berhatu kera.-;, pengehonm. pclcdak<m d<m mesin
;1arus sclalu dipclihara dan selalu tersedia. pembuang tanah dapat menimbulkan tingkat kehisingan dengan
karakteristiknya sendiri-sendiri. Alat pelindung telinga untuk
~hising<m operator mesin hor dan peketja disekitarnya harus digunakan.
num Suara ledalGm adalah merupa.kan suatu bunyi mcndadak (impuls)
ngan dapat mcnimbulkan hahaya dalam pelaks<man yru1g bcrlangsung sebentcrr. Pcketja-pcketja harus dil<lfik d<m
,1ksi yailu : dijauhk<m dari muka ketja padajamk y<mg cukup cunan.
.l!rusak<m langsung pada pcndcngaran; Mesin penerowongan dapal dibagi menjadi tiga tipe:
1enychahkilll kesulitilll komunika.o;i dan persepsi tanda (a) Mesin untuk lapisan tanah lunak ycang tidak
nyal; menimbulkan kehisingan. Pcngurangan kchisingan
1engganggu ke<un<Ulilll pekct:iarnl. merupakan masalah utama mcndcsain dclil mcsin, dcngan
salahan kchisingan di dalrnn tcrownngan akan meningkat menggunakan cara seperti alat pcredmn dan pcnyaring
gema yang tct:iadi dalam rurutg yang tcrLutup dan orang hunyi. Pemclih<lf<Ulll yang hcnclf adalah sangat pcnLing
'ekct:ia di dekat mcsin y<mg hising. sepcrti pelumas<m.
lam situasi di mana pertimbangan risiko gangguan (h) Mesin penerowongan hatuan. Operasi pcmccahan hatu
nganm. maim perlu dilakuk<m pengujian-pengujian y<mg dapal menjadi sum her kchising<m; transmisi suara melalui
nuhi syaral. Penggunaan lain juga perlu dilakukan yailu struktur mesin sulit diprediksi. Pcny<lfingannya hclfUS
'crkaitan dcngru1 aspck kehisingan y<mg timhul di seluruh digunak<m dalmn desain. Operator mesin hcsar hias<mya
an dan lingkungan disckitamya. Kesclmhatan dalmn dilengkapi dengm1 kahin akustik yang kcdap suara.
ongan dapat ditingkatkan dcngan mengurangi tingkat (c) Mesin-mesin yang secara pro~resif menggali muka
ngan di daerah ket:ia. kerja dengan alat pemecah y<mg Ichih kcdl hiasanya
tidak dapat dilengkapi dcngan alat pcny<lfing suara.
ingkatan Kehisingan Bahk<m hila operator di lengkapi dcng<m alai pcnutup y;mg
8atasan. mcmadai. orang lain tctap harus dilcngkapi dcngan alat
dcngan intcnsitas s<mgat tinggi dapat memekakkan dm1 pclindung Lclinga. Sumhcr kchising:an lain yang pcrlu
~hahkan kerusakan langsung pada tclinga. Pada intcnsitas diteliti adalah alat pcny<lfing atau e<lfa Jain termasuk
lehih rcndah. suara y<mg herhunyi terus-mencrus dapat kchoconm ud<lfa hcrtckancm tinggi, pipa pcnyalur udma,
ehahkilll kctulian, mcskipun intensitasnya masih dapat pompa, pcmhawa material, han hetjalan. derek. kcrck<m,
:rir. Angka ckivalcn maksimum tingkal suara yang terus pcralat:m disci. lokomotif disci, pcnc:unpur he ton, pompa
rus (L eq) didasarkan pada X jmn/hari kct:ja, ditetapkan hcton dan komprcsor.
.ar YO dB (A) untuk Lclinga yang lak terlindung, pada
isi tcrtentu sehcsar 135 dB d<m untuk bunyi ymtg Lidak 6.4. Jlenguran~an Kehisin~~m
unm schcsar 150 dB. Di alas hatasm1 tersebul pclindung Di dalam mcng::unhil kcputus;m aw<tl pad a mctml~ y<mg dipakai
!a harus digunak<m. · dan pcmilihan pcralatan mcsin. kchi:-.ingan merupakan :-.atu
faktor yang harus dipcrtimhmtgkan. P~nguran~an k~hising:;m
Muka ker.ia terowongan. harus dipcrhiltmg:kan di dalam d~:-.ain detil pcralatan scrta
. ali yru1g: s<mgat sulit supaya kehisingan dapat dikurangi inslai<Lo;inya. Dalcun hal ini, motor hidraulik. atau l!l~ktrik. lchih
1h dacrah muka ket:ia terhatwmya ruang :.ehingga percdmn disukai daripada mcsin disci.
1 tidak mungkin dip;Lo;<mg. Scmua mesin harus discleksi Kchisingan dapat dikuran~i dcngan mcmasan~ pcralatan
m1 l:ennat tcrhadap tingkal suara dan hcu·us dipilih y<mg pcrcdam suara yang: rclatil' jauh dari pckcrja dcngan
,.punyai tingkat tercndah dcng:m pcmcliharaa.l ymtg mudah mcnggunak<m alat pcnyaring. pcnutup pcrcd;un suara. Scmua
1Jap peralatan pcmhatas sccara memadai. aspck h<lftJS dipcrtimh:mgkan dcngan l.'Crmat schdum p~ralatan
ntuan tcntcmg alat pclindung telinga diuraikc. .1 dal<un hutir dipcL'\<Ulg. Apahila pcnyaring<m atau pcr~dam aku:o.Lik dig:unak;m,
Perlu dicatat ha.hwa siklus alamiah dari i•Claksanaan maka pcrsyaratan \'Cntilasi d;m risiko api h;u·us diperhitungkan
I.V<mgan dapat mcngakibatkan Lingkal kchisHtgan yang dcng:an ccnnat. Pcmcliharaan hcrkala dari p~ralatan dcn~an
'uktuao;i. mcngg<mti atau mcmpcrhaik.i hagian-hagim1 yang rusak dapat
4 Rute .ialan masuk. mcmhcrikan kontrihusi dalam pcnanganan pcngurangan
1an manapun di dalmn Lcrowongan atau ruLe jala.1 masuk kchising<m.
tli sumuran, kchisingm1 harus dihal<L'\i dengrn1 alaL pcredmn,
1aringm1 atau cara lainnya scunpai Lingkal tertcntu dimana 6.5. Jlerlindun~~m Jlenden~caran

lmdungcut tclinga tidak dipcrluk<m, kccuali untuk kchising<m


~ tingkatnya tinggi (sepcrli pemhoholan atc1U pcmecah<Ul
•n). di mana dacral1 kerja y<mg hcrhat<NU1 dcng<m areal kctja
, ,harus dircdcun.
Apahila hunyi Lidak dapat dikurangi sampai kctingkat ;un;m,
tclinga h<lfUS dilimlungi dcngan pl:makaian pclindung: yang
mcmadai. Tipc yang paling haik pclindung pl:tHkngaran
tcrgcultung pada kondisi, apakah digunak:m pckaja Latcntu
pada gilir:m kcrja atauuntuk pckcrja:m scmcnt:lfa yang schcnt<lf.
; Sumher Kehisin~can Pcralatan Lcnnasuk pcnyumhat tclin~a scmcnt;u·a. pcnyumhat
..41 prinsipnya sumhcr-sumbcr .kcbisingan yan~ tcrjadi pada tclinga pcnnancn, ikal kcpala dcngan lapisan k:lfct. s:mmg
.Ka kcrja adalah cukup hcrvariasi scsuai dcngan mctodc tclinga d:m pclindung khusus dcngan amplitudo yang scnsitif.
·crowongan dcu1 lahap si.klus opercLo;inya. Pclimlung tclinga harus dipakai Sl:l:ara pcrorangan dan dipw;ang
:.~L Lcrowong<m yang dig ali dcng<mlmmh mclalui Japisan tanah orang yang tcrlatih. Kchcrsihan dalam pcn~~una;umya adalah

Jlagia11 X: Jlemlung. Ht·mltmgcm. Swt,lltti. lrigCI.~i. l'c1111oi. 403


SNI 03-6460.3-2000

TATA CARA KEAMANAN PENEROWONGAN BAGIAN : 3 KOMUNIKASI,


KEBISINGAN DAN TRANSPORTASI

llMUM bcrwarna cukup memadai untuk komunikasi rutin, sepert


t. RuanJ! LinJ!kup pcnnintann segmen lining atau material Jainnya yang barui
St<mdar ini mcnguraik<m dan mcmhcrikan rckomendasi supaya scgcra dikirimkan ke muka ke~ja.
pcncrowongan dapat dilaksanak<m dcng<m mmm. Standar ini Sistcm telepon yang harus di dcsain dcngan baik, akan r,lil
tidak tcnnasuk rckomendm;i untuk pcncrowong<m dengan cara efektif jika dijaga tetap beke~ja dengan haik dan harus sei,>en
"gali dan rutup". tcrowongm1 pipa hcnmn atau mcnggunakan dipasang setelah muka kerja sclesai. Perbaikan kh~SU!
konstruksi tcrowong<m untuk pcnmnh<mgan mineral. diperluk<m untuk mcnjmnin penyarnpaian pesan dcnganjela!
Cmatan: /Jc.wi11. pemlmatan dan pcnggunaan mcsin yang diperlukan dan tidak dilindungi terhadap kebisingan disckelilingnya
di Ia/.:u/.:an dengan mcng 111 am aka 11 kcselamatan Sistcm telepon harus terpisall dari pasokan daya di dalan
terowon<>an
e sehing<>a
._ e tidak menogan<>•~u
e ee pen<><>una
ee tel;· ,
2. Acuan Apabila digunakan udara bertekanm1 harus menggunJI
Judul-judul yang dipuhlikasi mcrujuk sk'Uldar ini tertcra pada telepon yang cukup memadai sehingga komunikasi s~
hagian helakang huku ini. langsung tctap dapat dilakukan di antara tempat ke~ja f~
hcrtekanan, dan di antara petugas dalam ruangan tertlljoj
3. Detinisi-Definisi dengan orang di luar. J~
Tidak ada definisi-dclinisi ldmsus y<mg digunakan di dalarn Altematif mengenai cara pemherian tanda dan dari:= s, ,.·
standar ini. Istilah-istilah yang digunak<mjuga istilah yang bia"a tempat harus tersedia setiap saat. Untuk itu, harus'.
digunak<m pada pelaksanacm pcnerowong<m. sambungan langsung dengan tempat kontrol dengan t 1 ·
kontrol kompresor. ~~
4. Perundang-Undangan Sctiap me sin penerowongan harus dilengkapi dengan pe~
Pokok-pokok perundang-undangan yang bcrlaku mengcnai komunikasi yang kedap suara d<m dihubungk~m dcngan ruanj
masalah kemnanan dan pelaksanaan penerowongan adalah kontrol.
scjalan deng<m standar ini. Detil tanda sinyal benupa suara atau tanda lain ha3.
Apahila pada suatu kondisi lapangan dim<ma pcraturan yang ditempatk<m pada puncak dan dasar masing-masing sum
berlaku tidak dapat diterapkan untuk peke~jaan terowongan, tegak atau miring dm1 di tempat yang muda.h dilihat opera
hagaimanapun juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan
selama pelaksanaannya masih mcmungkink<m. 5.3. Sinyal Bunyi
Sinyal bunyi dengan bel, peluit, gong atau alat lain dapat di~~
KOMUNIKASI DAN KEBISINGAN untuk operasi yang rutin seperti menaikm1 d<m menurun~!
sumuran a tau untuk pemakai tali penggerak pada tern pat j
5. Komunikasi : miring. Setiap sinyal harus dapat ber.hubungan cukup keras.
5.1. Umum berheda-beda untuk menghindari kenmcuan k~jadian insidt
Komunikasi y<mg haik yang dapat menjangkau seluruh lokasi atau adanya kecelakaan.
pekerjaan adalah merupakan hal yang mendasar tcrhadap Semua sinyal kecuali tanda "berhenti" d;.m dm11rat harus di~"
kearnanan dan ctisiensi peke~jaan proyek terowOI!gan. Salah oleh operator mesin sebelum dilaks<mak<m untuk memberibl
satu a"pek adalah penyarnpaian informasi dan ins.ruksi dari waktu koreksi.
dan ke lokasi peke~jaan. Aspek lain adalah melakuk,m kontrol Kode/tanda yang diusulkan adalah sebagai herikut:
tcrhadap pelaksanaan pekeryaan seperti misalnya penanganan Stop satu tanda
beban derek di dalam sumuran. Pada peke~jaan dengan skala Turunkan duatanda
kecil dan sederhana yang melihatkan tenaga kerja sedikit, Naik tiga tanda
komunikasi dengan suara ma"il1 dapat dilakukan, teta1 i untuk Turun empat tanda
proyek-proyek yang lebih hesar dan lehih komplek, sistem Darurat menerus
sinyal dan telepon menjadi penting untuk keamanan.
5.4. Sinyal Visual
5.2. Informasi dan Instruksi Sinyal ke operator mesin bias<mya diberikan hanya oleh pe
Peralatan komunikasi harus tersedia supaya peke~ja yang pemberi isyarat atau onmg Jain yang diberi wcwcmmg w
ditugaskan di hag ian muka kerya dapat herkomunika"i mengenai melaksanakan pekeryaan tersebut, semua pekeryaan y<mg lej
material dan pcralatan yang dipcrlukan dan memberikan dalam peke~jaan, harus terbiasa dcngan kode yang .
peringatan terhadap bahaya yang tidak diharapkan serta ®~~an. ;
menerima instruksi-instruksi penting. Sistem yang diambil Untuk operasi derek di dalam lingkung<m di mana pe_~
tergantung dari ukuran dan panjan & terowong~n, jumlah isyarat terlihat jelas oleh petugas pemberi isyarat, pcm11
pekerja di terowongan serta sistem penerowongap, potensi kode/tanda harms diherik;m sesuai dengan ketcntuan. i
risiko dan kecepatan pelaksanaan. Di dalam terowoogan kecil Sinyal cahaya dapat dilaksanakan dcngan mcnggu
atau yang disangga dengan kayu, komunikasi dengan suara sejumlah lampu dan menggunakan kode yang sama scpe ·
mungkin mcmadai, ldmsusnya yang kondisinya merata dan suara. Altematif lain adalah dengan menggunak<m hun
suatu siklus opcrasinya telah selesai. Di dalmn terowongan yang warna deng<m k(xlc tertcntu atau dengan pcncahayaan 1·
lehih besar dan lehih panjang komunikasi yang lehi\1 cepat pada panel.
sangat diperlukan. Sistem sinyal dengan bel atau cahaya

402 Hagian 8: Rendung. Bendungan. Sungai, Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.3-2000

'al dari crane dapat disalah artikan, misalaya dari pctugas daemb yang sensitif, hila perlawanan (daya dukung) tanah tidctk
11bantu di dasar ·sumuran, suatu kode (sandi) yang jelas cukup memadai. Bila udara bertekanan digunakan, be ton harus
' nasuk tanggungjawahnya) harus direncanakan dengan baik dilengkapi dengan ventilasi udara.
dihcritalmkan kcpada semua petugas yang hersangkutan. 8.2.2 Jarak Behas
kodc (sandi) tcrscbut bcrupa hunyi-hunyian, harus sesuai Bilajarak h• ·,··~yang disyaratkan tiilitk dapat dipenubi di sekitctr
~an pcraturan yang ada. Pada sumuran dengan kedalaman crane, pada saa: crane beroperasi, pekerja tidak diperholchkan
h dari 40 m, disarankan untuk menggunakan sistem hunyi. masuk ke daerah ke~ja.
nda sandi yang tclah disetujui harus dibcrikan (dibunyikan) 8.2.3 Gigi Pengangkat
11:tgian puncak dan dasar terowongan serta di setiap.tempat Peraturan mensyaratkan penggunaan mntai yang tidak diuji,
r~g pengangkut y<mg dikontrol oleh operatomya. tali dan gigi pengangkat, diberi Umda behan ke~ja yang mnan

J.;:,. Uahaya Khusus.


dan penggunaan kait dari jenis yru1g cumm.
Semua beban harus diangkat menggumtkm1 kawat sling yang
memadai. Cara pengangkatan dengan sling ym1g tergantung dari
hatian harus diherikan untuk menjamin bahwa:
1 Behan tidak herayun atau berputar yang dapat gesekan sling untuk memegang behan tidak bolch digunakan.
menyehahkan te~jadinya benturan pada lining sumunm Bila tidak ada alasan hagi orang yang hekerja di tempat
atau struktur lain. pengangkatan, ha.nya petugas yang berkait<m deng<m operasi
Behan atau tali penggantung tidak menyinggung tonjohm pengangkatan yang diijinkan berada di sumuran selama
pada saat penurunan atau pengangkatan, yang dapat pekerjaan pengangkatan berlangsung. Petugas harus hcrada
menycbabkan bchan menjadi miring dan isinya ke luar. pada posisi yang mnan.
Tali tidak kendur hila hehan diletakkan pada dasar atau 8.2.4 Behan Panjang
panggung dan diikatkan dihagian struktur sumurdll dengan Pada beban panjang yang harus diangkat vertikal karena
kerusakan y<mg kecil. keterbatasan ruangan, pengaturan sling harus direncanakm1
Behan diangkat beherapa meter kemudian dihentikan, dengan matang untuk menjmnin bahwa hehan tidak lepas
diperiksa dan dimnati sehelum pengangkatan diteruskan. (merosot) dan be han tidak berayun Umpa kontrol. Apabila be han
sulit diangkat, hanya petugas pengangkat yang holeh bcrada di
Alat Peng-angkat sumuran selarna pengangkatan berlangsung; Petugas h<trus
. Umum berada pada posisi yang arnan .
.rnua operasi pengangkatan harus mengikuti peraturan yang 8.2.5 Korban Luka
:laku.di Indonesia. Alat pengangkut yang mnm1 untuk memhawa kc luar korban
1 raturan itu harus digunakan dalam hal pemasangan, luka harus disediak:an, seperti usungan (tandu) ym1g dapat
;11ggunam1 dan pemhongkarm1 crane diimma pemasangannya mengm1gkat korhan pada usungan da.lcun posisi horisontal. Sling
1:merlukan penopang, ru<mg y<mg mnan serta jarak pan dang khusus d<:trurat untuk memhuat korhan terikat aman, misalnya
1ng jelas. usung<m (t<mdu) Neil Robertson, hanya balch digunakan di
j:rek (hoist) adalal1 merupakan alat peng<mgkat yang hekerja bawal1 pengawasan petugas P3K yang hcrpengalaman yang
,~·ara mekanis, tenaga listrik atau bukan serta alat pcmhawa suilith tcrhiasa menggunakcumya.
1m "sangkar". Pergerakannya dihatasi oleh suatu alat
~Jl!!C:trd.h. . 8.3. Alat Angkat "Hoist"
rr~k ini hukan merupakan alat pengangkat yang digunakcUl Jalan/alur alat angkat harus dilindungi dan dipagmi sec<tra
rerti pada truck atau wagon yang bergerak melalui lintas<m efektif pada semua titik scpmlj<mg alur dimana orang mungkin
, LU rel. Derek terse but biasanya diangkat dan diturunkan masuk aum tertahrak oleh hagian yang hergenlk atau oleh
ngan tali menggunakan alat penarik dcmlumya didcsain untuk material yang jatuh dari alat angkat. Pcrlindung<m lehih lanjut
:tterial atau orang. Bila derek tersehut digunakan, harus mungk:in dipcrlukan untuk menjmnin hahwa alur alat angkat
::ngikuti peraturan dan stc-mdar yang herlaku. tid:tk holeh terganggu oleh kayu y;mg p;mj<mg atctu material
:raturan tersebut mencakup persyaratan untuk inspeksi, lain saat scdang diangkut di sekelilingnya.
:meriksacm dan pengujian yang cermat tcrhadap peralaL:'ln
,gkatnya. Pemeriksacm yang cermat dan mcnyeluruh perlu 8.4. Pengang-kutan Petugas
;lakukan lehih sering, hila ditemui suatu kondisi yang dapat 8.4.1 Umum.
~~ngakibatkan karat<-m (korosit). Crane tid<tk digunclk<m untuk meng:mgkut orang, kecuali alat
angkat (hoist) tidak dapat digumtk<m. Pada sumur<m yang dihuat
2. Derek untuk terowong:m alat :mgkat hoist hclum tcntu dapat digunak<m
:2.1 Derek pada sumuran untuk semua pengangkutcm, tctapi hila sumunm telah sclesai
crane yang lcbih sering digunakan untuk sumuran dihuat dan dim<:mfaatkan sehagai jalcm m;L-;uk keterowong;m,
l~nis
rowongan adalah crane, gantry dan derek mobil. Alat penggunaan hoist dapat dipcrtimh<mgkan. Ukuran sumur;m
1 !1lg<mgkat yang mobil tersebut lebih sesuai digunakan pada masuk scmentctra h:trus cukup hcs;tr supaya alat angkat hoist
nnuran dangkal, karena kesulitan pengontrolannya. Untuk dapat dipasang.
~dalmnan lehih dari 40 m, alat pengangkat "hoist" harus 8.4.2 Penggunaan Crane.
igunakan, terutmna hila digunakan hersmna-sama untuk Jika crane digunakan untuk memhawa onmg, pcratunm hmus
1engangkat pekerja. diherlakukan dengan ketal dan mengikuti hal-hal sehagai
•i sekeliling setiap sumuran, tindakan pencegahan harus herikut:
iambil untuk meminirnalkan penurunan dan memhuat heban (a) Crane yang dilengkapi dengan mcsin yang dapat
rane tersebar selehar mungkin serta mencegah gaya lateral mengontrol penuruncm hehan;
:mg herlehihan dari umah terhadap lining sumuran. Perkuatc-m (h) Tomhol kunci opcrasi, untuk mcmindahkan d<tri mode
cton hertulang atau balok beton harus dilakukan pada sctiap hchan jatuh hehas ke mode pcnurunan hchan, harus

/Jagian X: llendung, /krulungan. ,\'tlllgai. /rigasi. l'amai. 405


SNI 03-6460.3-2000

mcrupak<m faktor y<mg pcnting. Peraturan Departemen Tenaga membuat cincin pertama dari besi atau beton di dalam sllliul
Kerja atau pcraturan y<mg hcrlaku harus diikuti dan dipatuhi. Sebagai altematif lain, bag ian muka kerja ymtg kecil digafidal
sumuran, kemudian terowongan ukuran pendek d i b .
6.6. Komunikasi jarak yang aman jika tanah yang tak tcrgmtggu; bagian ht
Kehising<m memhuat komunika.o;i mcnjadi sulit, penggunaan kemudi<m diperbesar dengan arab mundur kesumuran '
pclindung tclinga dapat mcmunhah kesulium. Untuk pekct:jaan
rutin di dalam ruangan yang hising, tmtda-tanda visual harus 7 .6. Perlindungan Sumuran
dihuat secan1 sistcmatis. Jika mungkin, pckcrjaan yang 7.6. 1. Perundang-undangan
mcnimhulk<m kchisingmt y<mg herlehihan dihcntik<m sementara Perundang-und::mg~m untuk melindungi sumuran disesuib
sehingga pengarahan dapat diherikan denganjelas dan pasti. dengmt peratur::m yang berlaku. -
Untuk tanda alann. hunyi merupakan sarana paling efcktif, 7 .6.2. Puncak sumuran.
tctapi di da.hun dacrah yang bising. penguji<m harus dilakukan Tala letak d::m detil puncak sumuran harus sedemikian ~
dcngan peralatan harus dimodifikasi, sehingga tanda cukup schingga dapat mencegah kecelakaan jatuhnya orang, ala
kcras dan hcrheda untuk menarik perhatian. Tanda visual material keda.lam sumuran. Untuk mengata.~i ha.l tersebutdibu
tmnhahan mungkin dapat membantu. pagar dengan penahan yang kuat.
Penumpukan dan penyimpanan material harus ditempalka
.I ALAN MASUK DAN TRANSPORTASI padajarak y::mg cukup dari puncak sumunm sehingga telrima
7. Sumuran tana.lt yang berlebih<m tidak mempengaruhi sumuran t.erSeb
7.1. Umum d<m material yang jatuh akibat penumpuk::m tidak masuk I
.Jalan masuk sumuran dapat terdiri dari: dalam sumuran. ;
(a) Sumuran sementara yang khusus dibangun untuk ja.lan Dacrah di sekitar masing-masing sumur::u1 harus rata, boo
ma.o;uk; rint::utgan, terdrainase dengan baik dan mempunyai ruang ka!
(b) Sumuran permancn dilcngkapi denganja.lan masuk selama y<mg aman d<m cukup terang. Air permukaan harus dicq~
pclaks<maan: langsung masuk ke dalam sumuran dengan membuatcaJ
(c) Komhinasi (a) dan (b). memhcndungnya, membuat sistem tata salir atau bila ~
membuat sistem pcmompaan. ·-
7.2. Disain 7 .6.3. Tangga sumuran.
Jika digunak<m sumuran pennanen linningnya harus didesain Sctiap sumuran harus dilengkapi dengan tcmgga masuk s~
untuk pckcrjaan pcrmanen. Jika sumuran dibangun mungkin,kecuali jahm ma~uk altematif yang mnmt ke d$51
menggunakan pcnyangga struktural sementara, harus sumuran. Tangga tcrsebut harus dilengkapi dengan "botd,:
diperlakukan sebagai pekcrjaan sementara. pada sctiap interval 9 m. t<mgga terse but harus kokoh, dile~
deng<m peg::mg<m, rei pcngmmm d<m pijakan kaki. Buka::mmil
7 .3. Sumuran Tak Terpakai tcmgga harus sekecil mungkin supaya praklis d<m diikal d~f.
Jika sumuran tak tcrpakai d<m tidak bcrfungsi lagi, bagian dcck- kuat pada d<L"ar dan bagian ata.~ "hordes". Tmtgga terse but~
nya harus di desain d<m di p::Lo;ang dengan memadai. Jika terdapat di buat minimal 1, 1 m di atao; hordes bag ian at as, jika tida
rongga, vcntilasi yang cukup memadai harus dibuat untuk dilengkapi pegmtgan tangga lain. Injakan pada setiap pi
keam<man da.lmn inspeksi. tcmgga harus rata (tidak terhahmg). Tambatmt t::mgga di "~
Pencatatan yang memadai harus disimpan untuk semua sumuran sumuran h::m1s terlindungi dengan perintcmg dari ayumm beoo
tertutup atau ja.lan masuk, yang memberikan gambaran detil ymtg sedmtg di<mgkut ke dalam sumunm. i' ~
sumuran atau terowongan dan metode penutupan dan Tangga vertikal harus sampai pe.lindung yang ditmuun Jail
pengisiannya. ketinggimt 2.5 m dari landa.lian (hordes). '
7.6.4. Komunikasi (Iihat hutir 5).
7 .4. Dasar Sumuran Komunikasi y::utg baik diantara pennukmm tcmah d<m t~
Jika dasar sumuran diisi dengan bcton cordi tempal diperkuat kerja adalah penting untuk mengontro.l pengang:kutan?da
dcngan penulangan hila pcrlu; .harus diperhitungkan terhadap penurunan bcb<m serta saling tukar informasi mcngenai';llll
kemungkin::m adanya gay a angkat hidraulis atau kemu:tgkinan pen::mganan beban tersebut. Hal yang penting diperhatikaO(
ad::mya "heave" dan lapis::m lempung. dalam bahwa pergerakan beban oleh alat ::mgkat selainlall
angkat otomatis pada setiap taltap harus di bawah pengataha
7.5. "Mala Terowongan" dari satu orang. ,'
J ika pintu mac;;uk berada di dao;ar sumunm dimana pengga.lian Pada kondisi dimana penglihatan operator terhahmg beban )fl
terpecah di terowongan atau dipennukaan pintu harus terdukung sedang diangkut di dalam tcrowong<m, operator tersebut lft'i
secara baik sebagai struklur buka::m terowongmt (.lihat butir 10.4). dibantu dengan seorang petugas lain dari suatu tern pat di p~f3
Jika suatu "mala tcrowongan" harus dibuat di dekat dasar sumuran yang dapat melihat situasi beban terse but dengan ·
terowongan dimana penggalian untuk membuat terowongan Operator dan pembantu yang berdiri di puncak sumuran .
atau bag ian depan terowongan harus dilakukan struktur sumuraTt dapat saling melihat dan saling berkomunika.~i. B ila diper1;4J
harus diperkuat dengan penyangga yang memadai seperti ha.lnya pembantu kedua dapat ditempatk::m pada dwmr ga.lianj.-
membuat suatu lubang terowongmt. dapat memberikan tanda kepada pengemudi crane ·
Pelaksanaan penggali<mlpemecahan tanahlbatuan yang aktual pengemudi alat penarik (winch) atau dapat juga mcm · ·
harus dilakukan dengan hati-hati, karena tanah pasti akan petunjuknya kepada pembantu pertama di puncak su
terganggu akibat galian sumuran dan air mungkin m~ngalir ke Pada kondisi penggunaan dua pembantu tersebut, tan :
bawah melalui dinding sumuran, meskipun Lelah di graut. jawab masing-masing petugao; harus ditentukan denganjt
Penyangga yang rapat harus segera di ban gun. Pada taJ¥ili yang Sistem visual dari tanda (sinya.l) crane harus digunakan,
jelek, disarankan untuk memasang penyangga pertama atau hila petuga~ pembantu dapat dilihat dari suatu tern pal r

404 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. /rigasi. Pantai.


...
SNI 03-6460.3-2000

sdan kaki dan pct_ugas yang sedang hckelja di dekatlintasan memadai serta lantai tahan racun dan dra.inasi ymtg haik.
Js dihcrikan sepcrti pada orang yang hekelja pada hagan Perhatian hams dibcrikan terhadap timbulnya hahaya
~ a yang tmggi atau pada ccruk yang terhuat dari kayu.
1gkalan kcrcta atau Iori yang digerakk<m olch lokomotiftidak
kebak.aran dari emisi hidrogen selama pcngisian.
Lokomotif dengan suplai tenaga listrik tidak hiasa
h tc. rlalu panjang sehingga pengcmudi mengalami gangguan digunakan untuk pekerjaan terowongan, karena
~ dangan saat mclewati lengkungan terowongan atau
,J~tgan lain.
terhatasnya ruang, kondisi yang hao;;ah d.:1J1 hahaya runtunya
hatu. Keuntungannya ada.lah interval waktu pemeliharaan
1.3. Lokumotif. yang panjang dan tidak. adanya polusi. Apabila lokomotif

t :omotif hiasanya menggunakan tenaga disel atau baterai


g digerakkan secara cleklrik.
komotif yang digunakan di dalam terowongan harus
l:menuhi hchcrapa hal sehagai berikut:
listrik ini digunak.an, perhatimt khmms harus diherikan
kepada petugas ymtg tidak. terlindung terhadap sengatan
listrik. dan kabel yang dia.liri listrik. Kawat-kawat listrik
harus dilengkapi dengan sirkil pengaman sehingga
Rem yang memadai siap diopera-;ik.an oleh pengemudi peralatm1-peralatan yang telah terp<L<;<mg tidak dapal dialiri
p<tda sctiap saat dan lebih baik menggunakan rem yang listrik oleh kawat yang rusak.
hekcrja secara otomatik pada kondisi darurat. ; 10.1.4. Gerbong
Lampu dcpan yang cukup panjang supaya pengemudi Gerhong untuk pengangkutcm hekas galian atau pcngiriman
dapat mclihat setiap rintangan jika tcrowongan dalarn material ke muka k.erja biasanya didesain supaya mudah
kondisi tidak haik tetapi tidak menyilaukan orang yang ditumpaltk.an dan apahila menggunakansumuran sebagai jalan
ada di dcpan lokomotif di dalam terowongan. masuk, gerbong dapat tersebut harus diangkat dengan creme
Percmgkat klakson atau alat hunyi yang lain. atau alat derek lain. Alat penumpa.lt harus didesain supaya
Kursi pengcmudi diatur sedemikian rupa sehingga dapat terkunci aman saat tid<lk ditumpa.ltkan. Alat penguk.ur mualmt
mcmhcrikan pandangan yangjelas baik ke depan maupun untuk. sctiap ja.lcm masuk terowongan harus dipasmtg, schingga
kc helakang serta pcngcmudi dapal mengoperasikan jarak sisi antara muatan dengan struktur terowongan cukup
lokomotif dcngan nymnan aman. MuaL:'ln pada dasar gerhong atau wagon tidak. holch
Pcra.latan roda <:mli sclip tcrutama pada kondisi ha.sah atau melehihi a.lat pengukur yang dipa-;ang, kecuali pada muatan
mclewati l<mjakan. ymtg tidak hiasa rum hcUUS di hawah pengaWcL<;C:Ul pCIUgC:L'\ khUSUS
Tom hoi untuk menghcntikan tenagajika pengemudi tidak yang mengikutinya. Gcrbong dapat juga dari jcnis ymtg non
da.lam kondisi siap mengontrol. tumpa.ll yang dibagian bawahnya di.lengkapi deng<m alat untuk
a.lat pcmadmn kchakanm dari tipe yang memadai. mengosongkan muatan supaya dapat ditumpa.l1kan melalui
Tcrbuat dari hahan yang tidak mudah terbakar dan deng<:m "hoper" atau dipasang pada ban herjalan untuk pcnumpa.ltannya.
kontaincr y<mg di desain kuat serta cukup ventilasinya Semua alat harus aman terhadap operasi pekerjaan yang
untuk scmua zat cair, khususnya ak.ihat uap dari olie hahan mcmhahayakan.
hakar dan hahan racun haterai. Mcsin disci mengk.onsumsi Untuk mengangkut segmcn-segmcn konstruksi dari terowongan
oksigen d<m gas huangnya mengandung baltan beracun, dapat digunakcm gerhong datar ymtg harus dilengk.api deng<m
tcnnasuk nitrogen oksida dan karbon monoksida. Emisi alat pengmnmt muatcm tcrhadap ha.ltaya tcrgelincir ataujatuhnya
gas huang lainnya tidak hcracun, meskipun kadang-k.adang muatan tersehut. Bcban/muat<m tidak holch ditumpuk parut satu
mcmhual mala pedih. Ventilasi udara harus dibuat tempat atau satu sudut saja d<m h<uus ditempatk<m secara merata.
scdcmiki<m rupa sehingga dapat mengunmgi gas racun Gerhong tcrsebut tidak holeh digunak<m untuk mengangkut
sampai pada kondisi yang aman. Mesin disel yang orang dan orang harus diangkut menggunakcm kendaraan yang
digunakan di dalam terowongan harus dipelihara dcngan dilengkapi deng<m kursi pengmmm dan ditarik. oleh lokomotif
haik. pcngujian tcrhadap udara harus dilakuk.an seperlunya yattg dilengkapi den gem rem otomatis y<mg dapal segera heket:ia
untuk mcnjamin polusi udara seminimal mungk.in. hila keretct terpisah. Flens atau profil dari roda harus berhentuk
Penyimpanan dan pengisian bahan bakar disel, dapat kerucut den gmt kemiringan 1:20.
meningkatkan resiko kebak.aran. Di dalam terowongan, 10.1.5. Alat Peredam Tumhukan dan Alat Perangkai
harus di dcsain tempat k.lmsus untuk parkir lokomotif disel, Alat percdarn tumhukan dan alat perangk.ai hm·us didesain
tcmpat pengtstan hahan hakar dan tempat sedemikian rupa, sehingga pctug<L<; dapal mcnm1gat1i alat alat
penyimpmumnya. Jumlah penyimpanan halmn hakar harus perangkai tanpa menimbulkan hahaya tct:jepitnya tangan,
dimnbil seminimum mungkin untuk penggumum tidak bahkmt saat wagon bergcntk, yang juga memungkiilk<m pctug<L<;
lebih dari 24 jmn. Semua k.onstruk.si d<m tempat-tempat untuk. melak.ukan perangkaian saat kedua alat peredam
y<mg didesain terse but harus terhuat dari bahcm yang tidak tumbukan hersentuhan. Celah sebcsar 40 mm diantara alat
mudah terbakar dengan sekat pemisah dan pintu-pintu peredarn selama penarikan dianggap cuk.up; celah ym1g lehih
untuk. mengisolir api serta dilengkapi dengan ventilasi yang besar dapat menimhulkan sentakan diantara wagon dan
cukup. Merokok dilar<mg sampai jarak. 10 m dari tempat teljadinya tegmtgan yang tidak dipcrlukan pailit alat pcrmtgkai.
bahan bak.ar. Peralatmt pemadam kebak.aran yang memadai Untuk. itu diperlukan suatu sistem dimana hagian-hagian
harus dip<L-;ang dan dipelihara ditempat k.erja. 1alan masuk k.omponen tidak mudal1 tcrlepa-; yang dapat memicu terjadinya
ke tempat penyimpanan hahan hak.ar harus herada di hahaya.
bawalt k.ontrol orang yang herumggung jawah pada setiap Alat peredam tanpa pega-; dapat digunak.an untuk m<tssa ringan
saat. Lokomotif haterai tidak mengkonsumsi ok.sigen dan seherat sekitar 1,5 - 2 ton. Untuk massa y<mg lchih bcsar ilitri
tidak. mengeluarkan asap huang. Bahaya utama dari itu, diperlukrut alat peredatn tumbuk<m hcrpcgas, terutama pada
penggunamt haterai ini adalah keluarnyaracun hateraijika rangka.i<m keretc1 yang panjattg, dim<ma a.lat pcrcruun pcruunalah
terjadi kecelak.aan atau saat melepas atau mengisi haterai yang ak.att menerima akumulasi reg<mgan. Bagimt sisi yang
tersehut. Untuk itu perlu dilengkapi dengan stasiun k.lmsus herhenturan dari setiap a.lat pcrcruun harus hcrhcntuk mcmhulat,
pengisi haterai yang dilengk.api dengan ventilasi yang k.arena hagian tersehut hampir tid<tk pcmah menahmt bcban

Bagian 8 : Bendung, Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai. 407


SNI 03·6460.3·2000

ditempatkan pada posisi yan~ mcmuuahk:m pcngcmuui 9.4. .Jarak Uehas


mcnjan~kaunya: Jarak bebas dan jalur jalan kaki untuk suatu jalan masuk
!c) Tomhol kunci opcrasi harus dihuat scdemikian mpa untuk terowongan harus sesuai deng~m hutir 9.3 y<mg berkaium dengan
mcnl·c~ah lx~rpindahnya kunl'i dari posisi jatuh he has. dan peker:jmm utmna.
mcmindahkan kmll·i hcrpindah ke posisi pcnurunan hchan;
!d) Sistcm kontrol tali pcnarik "hoist". hila pada mode 10. Transport.
pl'IHJnlllan hchan harus Llihuat sedemikian rupa. schingga 10.1. Pengangkutan dengan Rei
rem tali pcnarik dapal hekcrja SCGira otomatis.jika tongkal IO.l.t.Umum.
pcngatur tidak tcrjangkau saal hcropcrasi. Keterhauasan ruang di dalam terowongm1 mcminta tanggun~
!c) Lampu ~awar yang haik harus dipasang di da.l;uH kahin jawah yang lebih hesar tcrhadap pengopera"ian pengangkutan
pcngcmudi yang dapat mcnyala. hila l:rane dal;un posisi mcnggunak;m rei, memerluk~m kew;L-.padaan yang tinggi, sena
pcngcrcman otnmatis. hal terschut untuk mcgingalkan pengawa-.an yang ketal terhadap pcratunm keamamm Ruang
pcngcmudi hahwa pcngercman otomatis scdang y;mg ~ukup hclfUS tersedia, terutcuna pada kedua sisi jalan kerct<t
diopcrasikan pada tali penarik. untuk mcncegah onmg Letjebak a tau tertahrak kereta, truck atau
1n Lampu gawar hams discsuaikan posisinya pada "nane" wagon.
dimana hal tersehut terlihal olch pcnumpang maupun J ika jarak he bas sepanjang lintasan tidak sesuai, maka
pctugas di sekitar ~ranc. terowong<m h<lfus dilengkapi Llcng<m ccruk pengcunan padt
Hal terschut hanyak mcmhcrikan petunjuk kcpada penumpang sctiap j<lfak 18 m dan dilcngkapi dengan hunyi peringatan
hahwa kondisinya telah aman untuk mcngopcrasikan apahila Iori atau truck mendekatinya.
"keranjang J'l'llgangkul omng ". J<lfak sisi <mtara setiap bagian kendaraan atau a.lat bcrat lain
Kunmgan khusus y;mg dimouilikasi harus disediakan d;m dapat untuk memhucmg atau mengayun adalah minimal 500 mm.
mcmhcrikan pcrlindungan kepada penumpang terhadap Perlu dipcrhatikan adala.l1 .i<lfak bchas di atw; kepala antara
hcnturan dari henda-henda yang jatuh. serta perlindungan pcngcmudi lokomotif dengan atap terowong<m tidak kurang
tcrhadap miring d:m putaran. d<lfi 1.1 m apahila pengemudi duuuk di atas kursi kcmudi dan
Apahila kumng;mterschuttertutup selumhnya IHU11s dilengkapi tidak kurang d<lfi 2 m di ai<L" pijakan kaki apahila pengemudi
dcngan pintu kcluar ;un;m terhadap hahaya tcrhukanya pintu, hcrdiri. Pcngcmudi d;m penumpang harus diheri peringatan
tctapi dapal dihuka d;u·i hagi:m Lla.lmn kurungan. apahila akan memasuki tcmpat yang langit-langitnya remJah.
Apahila mcnggunakan ru;mg khusus yang telah dimodilikasi, 10.1.2. Tnack
maka tali kawat harus dipasang sedemiki;m rupa, sehingga hila Track h&lfus dism1gga dcngan kuat terhadap adanya pergerakan
ruang tersehut di;mgkat olch hatang pcngangkat tali tcrsehut dahun terowongan; rei harus berupa profit yang memadai
dapal mcngikutinya. tcrletak pada permukaan yang te.lah direncanakan yang
H.4.3 KurunJ!an kerekan. dismnbung mcnggunak<m baut aum alat pen yam hung Jain yang
Sehagai pcrsyaraum tmnhah<m. kurungan harus mcmpunyai kuat.
pintu dml.Irat. p<mel aum alat lainjika pintu masuk tidak dapat Sehagai petunjuk protil yang memadai dari rei pada landa...ar1
Jinpcrasikan. hc~j<lfak tidak lchih dari 900 mm berat rei disarank<m sebesar
20 kg/m untuk heban g;mdar smnpai 3,5 ton deng~m suatu
9. .Jalan Masuk TerowonJ!~m tmnhahan untuk hehan gand<lf y<mg iehih tinggi pada sctiap
9.1. Umum lc~ju pcmunbahan 5 kg/m untuk setiap ton bch<m g<mdar. Besar
Jalcm masuk terowongan dapat hcrupa: kehilangan heral y<mg diijinkan akihat keausan d<m koro.'i
(a) Tcrowongan scmentara ym1g dih<mgun sccara khusus atau adalah sehcse:lf 25(/L
hagian dcp;m terowongan yang digunak<m sehagai jalan KclfCma terowong<m digali dengan suatu kemiringan tertenlU
m;L-.uk: perhaticu1 tcrhadap jalur lintasm1 wagon atau lokomotif perln
(h) Tcrowongan pennanen yang digunakan sebagai jalan di.lakuk<m k<lfcma ruang yang terbatas. A.lat pengrnmm supaya
ma-.uk sclcuna konstruksi; lc~ju Iokomotif dapat dihentik<m/dikur<mgi hmus dipas<mg pada
(<.:) Komhinasi dari (a) d<m (h). atau mc.lint<Ulg lintascu1 dimana lintasan tersebut mendekati
9.2. Disain muka ketja at<m tempat lain pada kemiringan ym1g menurun
J ika digunakan terowongan pcrmanen, desain ulang harus sches<lf 1% dcngan pm~jang yang cukup supaya gerhong atau
dicmggap sehagai suatu pekerjmm penmmen. Jika terowong;m lokomotif dapat bcrgerak. Alat pengatur lintas<m (track) lebib
sementara (hutir a) dihangun mcnggunakan penyangga baik menggunak.an tongkat (lengan) yang lculknya cukupjauh
struktural sementara, maka bangunan terscbut harus dari track untuk mencegah pengoperasiannya dari kabin
diperlakuk<m sehagai peketjacm semcntara lokomotif.
Ukuran terowongan harus cukup untuk menangguhmgi situcL"i Supere.levasi diperluk<m pada husur lintas<m y<mg kecepaumnya
d<lfurat y;mg mungkin te~jadi. melebihi 10 kln~jrnn dan harus diberik<m sec<lfa bertahap pada
9.3. KemirinJ!~m kcdua bagian awed dan akhir busur untuk mcnghindarkan
Apahila kemiringan terowongan sedemikian rupa sehingga puntinmtiba-tiba y<mg dapat mengurangi stabi.litas roda. JarU
h<lfUS menggunakan tali penarik, perlu pcrhatian khusus sisi bebas dari linta.-.<m h<lfus ditarnhah di daerah busur linw.san
terhadap peng<mgkenm alat untuk mengontrol tali dan menjmnin tersebut. Keluamya Iori d<lfi rei adalah merupak<m resiko yallg
beker:j~mya rem. Kcndaraan atau lintas~m h<lfus mencakup alat biasa pada pengangkutan dalam tcrowongan <lkihat huruicnyil
seperti rem otomatis d<m alat khusus untuk mengontro! jal~mnya konstruksi dcu1 pemelihmacumya kecepaum yang berlebihaD
kercta. hila Utli aum nmgkaian putus. Pijakan kaki pada umgga pada tikungan d<m tempat kritis lain kecerobohrn1 dcm bcbtl
dapat ditolcrir deng;m kemiringan30°. Jahu1 masuk terowong<m yang berlebih<m serta ha.Icmg;m dan umah huang<m pada Jinl<Lo;all.
lehih curam dari 30°, hanya dapat digunakan dengan Hal-hal yang dimaksud di alas harus dipcrhatikan saal
menggunakcm alat khusus seperti b<m be~jalan. melakukan inspeksi. Sebagai uunbah<m per.lindung<m b~

406 Bagian X : Hendunx. Bendungan. ,\'ungai. lrigasi. Pmuai.


SNI 03-6460.3-2000

tanptkan yang dapat dcngan mullah diupcrasikan oleh Di dacrdh tern pat curahm1. e levasi ym1g mcmadai d<m jalan y;mg
pengcmudi: tcrpelihara dan dipadatkaJl dengan haik (cukup kents) harus
Rem Iangan yang mampu mcllahan kcndaraan yang tetap dijaga, supaya kendaraan pengangkut dapat heropcrasi
bcnnuat<Ul pcnuh pada tanj<tkan; dengan lancar. Bila pcnumpahan dilakukan pada daerah yang
Pcnahan angin yang harus dilcngkapi dengan alat menurun, kendaram1 harus diheri ganjal atau penghalm1g yang
pemhcrsih: kuat supaya kendaram1 tidak bcrgerak turun.
Jp truk harus mcnjadi tanggung jawab pcngcmudi yang Bila penumpahan dilakukan di Iuar daerah pckerjam1, kendardan
retcn, yaitu scscurang yang mempunyai SIM kendaraan pengangkut harus disesuaikan dengan pcrsyaratcm lalu lintas
1 y<mg tcrkait. Pcngcmudi harus memcriksa muat<:m dan jalan. Kendaraan perlu dilengkapi dengan pcmhcrsih roda
pcrlu meratakannya schclum meninggalkan tcmpat sebelum kendaram1 menuju jalm1 umum.
uatan. PEMBANGKIT DAN PERALATAN
daraan harus diparkir dalcun kondisi mcsin dimatik<:m pada 11. Instalasi Listrik
~i gigi rcndah atau gigi mundur. Apabila digunakan lcbih 11.1. Samhungan Suplei Utama:
' <;atu truk padajalurjal<:m satu arah harus dilengkapi deng<m Pada pekcrjam1 penerowongan, tamhahan pclindung terhadap
·Ja-l<mda untuk mcngatumya, supaya efisicn. Hal tcrsehut resiko tersengatnya Iistrik,keb<tkarml d<:m peled<tk<m, kccunanan
at dilakukan dengan menggunakan tclcpon atau radio. orm1g dan pekerja menjadi sangat penting, tcrgantung dari
;mtung dari komplcksnya sis tern jaring::Ul jalcm terse but. kesinambungm1 pasokml tenaga listrik, tcrutmna yang herkaitan
~. .Jalan Orang dengan penerangan, pemompaan, ventilasi dan udara
agai jahm m;L<;Uk orang umumnya dilcngkapi dcng<m lajur bertek<mml.
1lan kaki, meskipun untuk tcrowongan yang panjang; Pcntingnya dari setiap pckerjaan tersebut dan waktu untuk
dara<m pcngangkut yang ditarik lokomotif dapat digunakan memutuskan p<L<;okan terg<mtung dari kondisi terowongan doo
1k mcng<mgkut or<mg. Pada umwnnya, l<\iur lintas<mtersebut metode pclaksmmmmya. Pada pengaturm1 pm;olam tenaga Iistrik
npunyai ukuran minimum deng<m tinggi l.XOO mm d;mlcbar yang utcuna, harus dipel(\jari secant cennat dan didiskusikan
I nun dengan 1<\jur jalan minimal selcbar 400 mm. Bila l(\jur dengan instcu1si pemasok. Pcmboogkit Iistrik cadang<m pcrlu
;cbut bcrdckatan dengan lajur rei, harus diperhatikan disiapkoo y<mg dihubungkm1 deng<m penyambung utcuna kedua.
dmnatcm orang y<mg sedang mcnggunakannya saat kercta Tombol pemindah dan rangkaian listrik harus dirancang
lintas. jika tidak, harus diecgah hertemunya orm1g dcngan scdemikian rupa, sehingga nmgkaian yang penting tid<tk rus<:tk,
~ta yang lewat. Jika ruangannya memungkinkan jarak apabila rcmgkaian yang lain putus atcm rusak. Semua rangkaian
asan kercta dan orang harus dilengkapi dengan ruang harus diberi isola'\i, schingga pemasangan, pcmcliharaan dan
1bahan akibal berayunnya kercta scrta kemungkinan perbaikannya dapat dilakukan deng<m mnm1.
uarnya kereta dari rei. 11.2. Pemasangan di lapangan
a tidak mungkin membuat ruang<m tcunhahan y<mg mencrus, 11.2.1. Umum
tpat khusus harus discdiakan pada interval tertentu Pemasoog<m di lap<:mg<m dan sistem distrihusinya di atur sesuai
,:<mtung dmi tikungm1, kcmiring<m, kcccpatcm lalu lint<L<; d<m dengan peraturm1 yoog dikcluark<m olch inst<msi terkait.
.tk pandang. Tcmpat pelindung terscbut meliputi hal sebagai Untuk instalasi bawah t<mall, t:unhah<m untuk kemn<m<m yang
ikut: disesuaikan dcngan kondisi disekclilingnya meliputi hal-hal
Ceruk harus dihuat di l_uar garis lint<L-;an; schagai herikut:
Penghalang yang kuat antara posisi y<mg arnan dcng<m (a) Tcgangan tinggi diperluk<m untuk distrihusi tcnaga yang
rule pengangkutcm; ekonomis;
Pada tingkat yang am<m dari setiap bahaya. (h) Karcna ruang<m di dalam terowong<mterbata-;, instcua-;inya
, nnukaanjalcm pcjal<m k<tki harus rat<t d<m cukup kasar untuk scdapat mungkin harus kompak,oleh karcna itu rnudah
njak telap<tk kaki. Lintctsan jalm1 y<mg terlct<tk di atas 2 m rusak;
.u lehih dari muka tanah harus diheri pcgm1gan tangan ll<Ul (c) Kondisi bas<lll dcng<m kelemhahan udara yang tinggi harus
pan pijak. Semua jalan tangga harus dilcngkapi dengan dipcrhitungkan;
\!angan tcmgan. Air hdctk holeh tergenang di setiap tcmpat (d) Pada pcristiwa kehakaroo, bahaya asap dapat meningkat
da lintasan jalan at<tu diatasnya. Sctiap bahaya akibat dengan cepat;
1pasnya tcmah hekas galian at<tu kotoran lain pada linl<L<;<Ul (c) Adanya gas yang dapat menirnhulkan keh;tkaran dan
;m harus segcra dihersihkan. ledak<m;
.mpu pcner::Ulg<m harus diherikan sesuai persyaratan. Lunpu (t) Pcrlunya kesinmnhungan p<N>kan ke muka kerja:
nenmgan disepm~jm1g lintasan jalan ini tidak hm1ya pcnting 11.2.2. Tegangan
tuk penggunajalm1, tetapijuga supaya pengemudi kendara<m Pa-;okan tegangan tinggi di al<L<; 650 Y dm1 tcg<mgml nominal
ngangkut dapat melihat dengm1 jclas. yang direkomendasikan ad<llah: 3.3.1.1 6.6 II .00 k scmmmya
tmpu penerangan harus ditcmpatkan sedemikian rupa 3 ph<L<;a 50 HZ. Pasok<m teg<mgan rcnd<lll s:unpai scdang adalah
hingga ti(f<tk mcnggooggu kendara<m yang lewat. antara 50 V sampai 650 V dan tegangan normal yang
1.4. Penumpahan dan Pemhuangan direkomendasik<m adalah: 550 Y atau 415 V, 3 phasa 50 HZ
lkasi dari sctiap penumpalum dan pcmbuangan di tcmpat (550 V ban yak digunak<m untuk percuat<m lmnhang), II 0 V
rus dipilih dengan hati-hati. Loka-;i tersehut seharusnya tid<tk dihubungk<m kc hurni (CTE), phase tunggal (55 - 0 - 55) atau
Lempatkan .sedemikian rupa, sehingga tidak membehani 3 ph<L<;C d<m netrcu (II 0/65) 50 HZ. Untuk l;unpu pcncrcmg<m
'npat penggalim1 ym1g <tkml datcmg, kecuali tcu1ah al<lu hatum1 dan pcralatctn l<mg:m (portable), lcgang<m ke tanah tidak lchih
tempat tersehul dapat mcndukung hcban t:unbah<m tersehut. dari 55 V Percual<m tr<msportasi y:mg lehih herat mcmerlukan
thaya akihat pcnyimp<m<m adomm y<mg dipompa dapat ter:jadi 3 phase y<mg h:u·us dipasok pada tcgangan II 0 V
~ini. Perlindungm1 hanjir pada sctiap sumunm harus dihuat Dengan pemeliharaan pcngawasan yaang hcn:u·, sistcm II 0
at<L<; elevasi pemunpung adonm1. YCTE dcngan protcksi hocoran ket<mah (ELP) dapat Jihuat

Bo~ia11 8: /Jendllng. Jlellllllngoll. S1111goi. /rigosi. l'ontoi. 409


SNI 03-6460.3-2000

ll'Jl1U~al. A Iat pcrangkai mcmpunyai dua jcnis, yailu sistcm dilakuk<m dari satu posisi, hiasanya pada tempat curahan yant
rantai dcn!!an pin alan sistcm palang (drawhar). Sistcm rante~i dikontrol olch sconmg pelugas. Sehclum mcmulai pcnya.laao.
dan pin dapat nu.'n!!gnnakan rantai yang kcndor yang tenliri gawar harus dihunyikan dengan interval tertentu untuk
dari satn rantai. scpasan!! rantai alan dna rantai dcngan dncin keamamm.
( tiga rantai). Si~ll'lll tiga rantai mcmmlahkan mclakukan Pcnggunaan yang mnan dari konveyor scmgat tergcmtung dari
pcrangkaian pada lintasan yang mcnikung ymtg tidak rata. tctapi inspcksi yang henar (minimal sekali sctiap giliran ket:ja) dall
mcmpunyai kclcmahan. yaitn khih hanyak mcngakihatkan perncliharaannya. Bagian-hagicm yang us<mg dan rusak harm
~cntakan saat hcrhcnti alan mnlai hcrjalan. Rant;li dapat segera dig<mti. Kotonm-kotoran d<m tanah hekas huangan yans
dipasang di ha!!ian alas alan hawah rangka wagon. Rantai yang mcnempcl pada han dan hal<mg pemutm harus diperiksa daD
dipasang di hagian hawah \\'agon lchih sulil dipasang, karcna dihcrsihkan karena hal terse hut dapat menimhulk<m panas yan~
Jll'lngas hd;crja pada hagian yang gclap. Batang hcsi yang hcrlchih<m pada motor. Tindakan pencegah kehakaran ham'
nJJKmg dapat digunakan dcn!!an hchcrapa sistcm pcnmgkaian dilakukan, terut:una pada semua lokasi motor.
atau Sl'ha!!ai altcrnatif dapat dilcngkapi dcngan gigi pcrangkai Konveyormemerluk<m sisi y<mg tinggi untuk mcnccgah kotoran
yan)! tcrkcndali. Apahila wagon tclap dalam kondisi tcrangkai, mclimpas kcda.lamnya. Bongkah hesar mm material gaJian ham~
lchih haik llll'll!!!!llllakan halang perangkai yang hal us dan polos. dipecah di tempat ga.lian sebclum dimuat ke dalam konveyor.
Di ll'lllpat yang m i1ing pcrlu ditamhalk:m alai pen gait dan rantai Bila pcmecahan tcrscbut tidak dilakukmt, hal tersehut kccuali
pcngaman pada alai pcrangkai ntama. Sistcm palang schagai memhuat pekerjaan tidak rapi, hongkah tersehut dapat
altcrnatil cara pcnyamhungan yan,g dapal menccgah mcrnhentur atau melukai petugas serta dapat mengakihatkan
kcmtmgkinan tcrjadinya distorsi pada rangka wagon. Palang rusaknya mesin. Konveyor y<mg menanjak yang tidak panjang.
tcrschut dapal hcrpcgas. tcrpusat dcngan scndirinya alan poros harus dilengkapi dcngan alai pencegah supaya han tidak
hcrputar tporos yan!! lateral lchih haik dihandingkan poros hcrhalik arah menuju muka ket:ia. saat tet:iadi matinya tenaga
wrtikal. mcskipun ada sistcm yang mcn,ggunakan kcduanya). listrik. Operator yang hekerja di dekat konveyor haru~
Sistcm palang dcn!!an titik pusal yang hcrputar cukup haik menggunakan pakaian yang pas dan tidak terlalu longgar .serta
digunakan eli dalam tcrowon,gan. karcna mcngurangi rcsiko pclindung kepala. sehingga resiko ters<mgkutnya pakaian dan
kcluamya wagon dari rei. Palla tcmpal kcrja y:mg miring,sistcm ramhut dapat dicegah seminimal mungkin. Orang tidak
palang dalam satu satu;m adalah cukup haik ullluk dipilih. Untuk dipcrholchkan naik konveyor. Pada saat menangani tanah
kcrcta hcrkcccpatan tinggi. schaiknya mcnggunakan alai huangan yang kering, dehu dapat mcnimhulkan masalab
pcrangkai otomatis. Sistcm pal:mg dan alat pcnmgkai akan khususnya pada tcrnpat pencurahan. Pcnyinunan air dapal
mcnahan hchan hcnturan yang tinggi. olch karcna i.u harus dilakukan mcskipun akan menimhulkan kcsulitan dalam
tcrhuat dari material y:mg mcmadai: hcsi tcrnpa schaiknya tidak menangani material yang hasah. Pcmasangan Jokal yan~
digunakan. Baja tcmpa yang mcrncnuhi syarat rnungkin dapal dikomhinasikcUl dengclll penghisap<Ul udara akml mcmberikall
digunakan dcng:'n campuran 1.5 1/t. mangan. Tidak scpcrti haja lm-;il ymtg lchih haik.
yang mcngandung m:mgan. hila mcnggunak<m haja tcrnpa. haja 10.2.3. l,emompaan Adonan
tcrschut h:u·us mcngal:uni proses pcmanasan dan pcndingimm Untuk memompa galian tm1ah kclmu· dm·i terowongan. dapaL
~ccara hcrkala tcrlchih dulu. Untuk tcmpal pijak<m dan bckcrja dilakukan menggunak<m cair<m, hias<mya air. metn<L'>mtg mcsin
pada tern pal yang miring yang mcngandung rcsiko tcrputusny.t pcmccah dan pencampur scrta instalasi pompa dan
rangkaian. sistcm paJ:mg hams terhuat dari hesi mangan. Gigt pemipaannya sampai ke permukaan. Pcrhandingan antant
pcnarik ll<m aJat pcrcdmn turnhuk;m harus didesaian scdemikian volume adonan (air+ lmmh) dengan hahmt padat ada.lah 12:1.
rupa untuk mcnghindari tcrkuncinya alat percdam dan gaya Bagi<m-hagi<Ul y:mg bergcrak pada mesin pemecah atau sistem
lateral y<mg tak layak atau tcrjadinya arus halik. pornpa luu·us dijaga dan dilindungi. Tek<man pemompacm y<UJg
digunakan ada.lah cukup tinggi, untuk itu perlu perhati<m untuk
10.2. Alat Angkut Lain melindungi jaring<m pipa terhadap kerusakan teruuuna pada
10.2.1. Umum sambungan-samhungannya. Jaringan pipa harus ditopang
Alai <mgkut lain dapat hcrupa alat tmnhah<m pada alat :mgkut dengan kuat pada interval yang teratur, terutama padll
dcngan rei atau sehagai a.lternatif lain, seperti alat ang~ut darat bengkokmt.
(ja.lan). B<m hcrja.lmt (konveyor) adalah alat pemhuang yang 10.2.4. Kendaraan .J alan
prinsipnya digunak<m di dalmn terowongan utmna alau .lumya Pada terowong<m y<mg lehih hesar, truk diesel dapat digunakan
sehagai tmnhahmt pada tempat tertentu. untuk transportasi material hahan. Jarak sisi yang .lehih besar
10.2.2. Ban Ber.jalan (Konveyor) diperluk<m antara truk dengmt onmg, peralatan dru1 dinding
Konveyor yang digunakan di da.lam ruang tcrbatas seperti pada terowongan dihmldingk<m dengan kendara<m rei. Jalan haru~
terowongan dapat herpotensi membahayak<m tmmusia ya~1g ditentuk<m jelas dengan garis nunhu.
bekerja. Semua rantai; jentera gigi. dan titik jepitan haru~ Sepcrti pada lokomotif disci, perhatian khusus harus dibcrikall
tertutup seluruhnya. Titik jepitan antara han ber:jaJan d~m drum terhadap pengunmg<m g<L'> hwmg dan sistcm ventilasi. Truk tidal:
adalah merupakan faktor pcnting dan harus dipasang pada boleh digunak<m pada kemiring:m lebih cunun dari 1: 10, kccuali
tcmpat-tempat pemuatan, pencurahan dan alat penarik yang pada kondisi khusus. Pada saat. muat<m dicurahk~m. truk haru.'-
dipasang. Pcmcliharamt scperti pelumascm. penyetehm posisi berada pada posisi y<mg datar d:m pengemudi keluar dari kabin.
han dan lain-lain peket:ia.an pcrhaikan tidak boleh dilakukan Setiap truk harus dilengkapi dcngan pera.latmt, sehagai herikut
s<tal konvcyor hergerak. Tombol isolator digunakan pada (a) Alat gawar yang dapat herbunyi;
keadacm tertentu. Saklar pemutus darurat harus dipasang pada (h) Dua buah lmnpu dep<m warna putih yang mempunyai jardl:.
tcmpat kerja, pada interval yang memadai discpanjang ban pandang 60 m; ''
konvcyor. Scmua saklar tcrsehut harus diheri tanda ym1gje.las. (c) Dua lampu helak<mg herwarna merah yang dapat terlibat
Kahel saklar pemutus yang menerus adalah merupakan padajarak 60 m;
alternatif yang lehih haik. Penyalaan ulang konveyor harus (d) Sistcm pengcrcman yang cukup handal, terutama pacii

408 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6460.3·2000

ilungku~ alluminium memcrlukan perlindungan yang tinggi Hubungan ke bumi harus dilakukan melalui tabung
11adap koro.si di dalam kondisi Jembab dan kemungkinan penyambung ycmg dipcrkuat haul dengan menggunak<m suatu
41nya salinitas di dalam terowongan. alat pengikat ke tanah, misalnya di-klcm-kan hagiru1 pelapis
'a kahel tegangan tinggi digunakan di dalmn terowongan, pada setiap sisi tabung penymnbung.
1perlukan insula.-;i dan perlindungan mekanis dengan standar
;;r•g tinggi. 11.4. Transformator dan Tomhol Pemindah
.-.is kahcl yang mcmadai meliputi: 11.4.1. Transformator .Tenis Standar
•:ross Linked Polyethylene (XLPE) Perkembangan pengguna<m pembangkit pada konstruksi
'aper insulated lead covered (PILC) terowongan tergantung pada pasokan daya listrik melalui
:lhylenc propylene rubber (EPR) transformator yang ditempatkan sedekat mungkin ke
.abel suplai dcngan tcgmlg<m 3,3 kV atau dibawalmya dapat pembangkit serta rnempcrtimbangkan jenis yang mnan pada
:~Jupa PVC, SWA, PVC yang tcrdiri 3 (tiga) inti dengan pelapis rcntang standar yang dikehendaki. Kondisi pcmasangan
ang digunakan scbagai hubungan halik kc tanah pada kondisi konstruksi terowongan yang bersifat semcntara dan rmmg<m
mana kahcl dircntangkan secant mcncrus, tetapi hegitu yang sangat terbatas di dalam terowongan harus diperhatikm1.
·.rcntangkan, tidak tcr:jadi pergcrakm1 yang menerus setelah Di bawah adalah 4 (empat) pokok pcncmpatan transformator,
;m<Nlllg<m atau hila suplai dihuhungkan ke suatu Litik tetap. yaitu:
1.3.2. Resiko Kehakaran a) Cab<mg-cabang pada pennukacm;
.·ada peristiwa kehakaran, insulasi kaheJ dapat menyala b) Cabang-cahang tetap di dalam terowongan, hiasanya
~mudian menyeharkan api dan akan mengeluarkan asap dikendalikctn dari tempat hekerja;
.myak. Untuk itu lehih haik menggunakan kahel yang tidak c) Pemasangan sementara untuk menyctcl mcsin mobil;
tudah terhakar atau yang tidak mcngandung racun dan d) Transformator yang dipasang atau merupakan bagian
tengeluarkan asap y<mg sedikit. Kelompok kahel khusus yang integral dari suatu mesin.
audah rusak pada sumunm tegak harus dicatat dan ditandai; Jenis transfonnator kering yang bcrpcndingin udara (A/N)
emisalum nmgkaian y<mg pen ling disanmkan supaya dilakukcm adalah jenis yang paJing cocok untuk semua cabang di dalam
ntuk mcngurangi rcsiko d<Ul akihat dm·i pcnyebarcm api. terowongm1, tcrutama pada daerah kcr:ja. Insulasi min yak tallan
.1sulasi yang rusak dapat mcnimbulkan percik<m atau bunga api lebih haik digunakcm pada situasi dim<ma dampak kehakaran
pi yang dapat mengakibatkan kebakar<Ul dan hahaya tcrsengat akm1 mcnimhulkcm hahaya yang scrius. Cara pemisah<m sisi
1strik. Rangkaian yang mengalami bchan lehih atau utmna dari setiap utmna dari sctiap unit, schaiknya dilakukan
{'.ny<unhungan yang huruk dapat menyehahkan timhulnya dengan tomhol pcmindah, pemccaJ1 udara, vakum atau jcnis
ana.-; yang dapat merusak insulasi dan akhimya mengakibalk<m yang diisi ga... Transfonnator mcnggunakan min yak dingin (0/
~rputusnya aliran. N) hanya digunakm1 di dalcun cahang tetap ym1g dikendaJikan
1.3.3. Pemasangan Kahel dari tempat ker:ja d<m harus ditcmpatkm1 dal;un suatu tcmpat
:emua kctbcl harus disimpan d<m dil iii tk<m pad a drum a tau pada ym1g mcmpunyai kapa..,it<L" cukup untuk menahm1 semua bah<m
:oil, hila drum sulit diperoleh. pendingin pada saat tcrjadi kehocoran. Pcnggunaan
~abel tcrscbut harus hcbas dari puntirm1. Bila aJiran Jistrik tr:msformator y<mg diisi <L'ikarcl (PCB) tidak dianjurkan, karcna
ne1a1ui kahel pada koil, pcrlu hati-hati terhadap pcngaruh panas. kcmungkimm pcngaruh dari hocornya hah<m pcndingin
{abel di dalmn terowongan harus dilindungi tcrhadap bcntunm, Dalam mcndcsain skema distrihusi, pcngclompokan
~li d<m air. Kabel-kabel tcrsehut,harus dipa..,ang di ata" jaJ<m transformator tegangan tinggi/tcgangan rcndah harus
~Ju lintas dan harus ditopang kuat dengan memadai dan dipcrtimb<mgk<m dcng<m teliti tcrhadap hal-hal schagai hcrikut:
.ebaiknya mudal1 terlihat. Saat dilakukan pckcr:jacm las atau 1) Memastikan ha1twa sistcm tclah dilcngkapi dcngan ardc
,,embakaran didekatnya, kabel-kabel terse but harus dilindungi dihehcrapa tcmpat y<mg hcnar untuk mcnce~ah tcgangan
•kngan saringan pcngmnan. pada setiap ba~ian mcningkat sampai tingkat yang
Apahila memungkink<m, kahel tidak holeh tcrendmn air, kabcl mcmhahayakm1.
1;mg mcmasuki rum1g atau tcmpat tertutup lain hmus dilindungi 2) Mencegah sirkulasi arus;
·.erhadap resapm1 air. 3) Memhcri t:mda "hintang" pada hch<Ul tcrakhir dari sistcm;
11.3.4. Samhungan 4) Mcmastikan opcrasi panllcl yang mn<m;
?anjang kahel diantara samhungan-samhungan, kalau Sctiap lumdcl pcnguh<Lil sclcktor y:mg tcrlctak di hagian luar
ltemungkink<m dihuat semaksimal mungkin. Pertemuan kabcl harus dalmn kondisi tcrgcmhok dcng<m ;una11.
t'ang bcrtcgang<m 11.000 V harus tcrbuat dari kompon atau 11.4.2. Tempat Kedudukan Transf'ormator
resin dingin, sehagai altematif dapat mcnggunakan tahung Transformator harus ditcmpatk;m scdcmikian rupa, schingga
penymnbung yang dipcrkuat deng<m haul. resiko kcrusak<Ul dapal dihual scminim;LI mungkin d;m dihcri
Pcnyambung kahcl untuk 6.600 V, 3.300 V dan 1.100 V harus pcrlindungan yang mcmadai dari ohjck Bcrgcrak untuk
lcrbuat dari tabung y<mg diperkuat dcngan haul. kcmmman. Jcllm1 masuk harus dihuat scdcmikian rupa. schingga
. Pada tcmpat yang mudaJ1 terbakar, scmua alat penyamhung inspcksi, perawatan dan keadaan darural dapat dilakukan
llarus terhuat dari jenis tahan lcdakan. dcngan haik.
:1Kabeljenis PVC.SWA.PVC 3-inti harus mempunyai koncktor 11.4.3. Tomhol Pemindah
3-pin. Kahcljcnis 321 dm1 331 harus mcmpunyai koncktor 3- Tomhol pemindah harus dipasang pada sistcm untuk
ipin yang dilengkapi dcng<m ardc (kctwat huhung kc lCUlah). Bila mcngisolasi dan mclindungi kahcl, transformator dan unit
'digunak<mjcnis kabcl multi-inti yang tidak lcntur, huhungan distrihusi lainnya. Scmua kahcl harus mcmcnuhi stand;tr dan
ke bumi harus dilakukcm melaJui pclindung lapis haja (armour). sesuai dcng:m sistem tcg:mg:m dan hch;m rangkai<Ul scrta h;uus
Pengujian kontinyuita" ke humi harus dilakukan sccara herkctla dilindungi tcrhadap hahaya yang dipcrkirakan tcrjadi,
:tcrhadap semua kahcl dan dilakukan juga scgera sctiap tcrgantung d:tri situasinya, yang mclipuli hal-hal schagai
penggantian, pcmunbahan panjang dan kahcl yang rusak. hcrikul:

Baxim1 X: Bendtmx. Benclunxmt, Sunglli. /rigasi. l'clfltlli. 411


SNI 03-6460.3-2000

am:m di dalcun scmua kondisi. yang paling mcmhahayakan Scnsitifitas pada Tahel 1 dicmggap kondisi nonnaJ yang dapat
sistcm tcgangan rcndah dipcrluk<m dim<ma tcgang<m kc tmmh dicapai, tetapi penyetclan Jchih scnsistif dapat dilakuk<m bila
atau tq!angan diantara konduktor lidak lchih dari 50 V. mcmungkinkan. Pada rangkaian tcgangan rcndah dan
Tcgangan schcsar 240 V phase tunggal tidak holch dipakai, mcncngah, pcrhcdaannya adalah penting. Bila RCD dipasang,
kccuali untuk pasokan tcnaga kc pcralatan tctap yang mcmakai pcrhedmm yang herkaitan dcng<m hubung<m ke tanah dapat
kahcl pclindung. Pcralatan harus dipilih sehuhungan dcng<m ditingkatk<m dcngan mcmilih waktu opcm.;i dari alat ELP harus
tingkat kcgagalan rangkaian dan dalam scmua kasus m<L.;ih dipas<mg sebagai herikut:
mampu hartahan sclama 3 dctik. Tingkal kegagalcm hcrikut, (a) pada rangkaian pemasukan dari unit distribusi utama, hanya
hiasa tct:jadi pada pcrlcngkap:m industri, lClCipi jika nmgka.ian hila semua tempat pengeluaran pasokan, dipasang melaJui
di dcsain untuk mcnggunakan pcraJatCin dari jcnis pclindung kahel-kahel tetap;
lcdak:m. hcrhagai tingkat (h) Pada rangkaian pcma-;okan dari unit distrihusi utmna dan
tcgang:m yang pcnting. juga pada tempat pengeluaran yang memasok peraJatan
II kY 250 MVA mohil;
6.6 kV 150 MVA (c) Pada hagian sekunder dari transfonnator step-down yang
3.3 kV 50 MVA meliputi tidctk lehih dari cmun rangkaicm pengeluaran;
1.1 kV 50 MVA (d) Pada semua tempat pengeluanm pasokan ke nmgkaian
415 kV 30 MVA lmnpu penerangan.
Pcnctap:m dan pcm:mtauan mcngcnai proscdur izin kerja adalah Apabila transformator step-down dikcndalikan dari unit
mcrupakan hagian pcnting d:u·i pcdom<m kcmmman petugas distribusi utmna, semua rangkaian sekunder 110 V setiap
yang hckctja pada tcg<mgan tinggi. kutuknya harus dilindungi dengan sekering atau alat penutup
11.2.3. Huhungan ke Tanah (Arde) rm1gkaian.
Huhungan kc daJam tanah atau arde dan pengikatan adaJah 11.2.5. Perlindungan terhadap Air dan Dehu
pcnting untuk scmua instalasi dan peralatan listrik, untuk Semua hahan yang digunakan untuk pemhuatan tombol
mcnccgah kcmungkincm rusak akihat naiknya tegang<m dan pemisaJ1, gigi pengontrol, motor dan peralatan lain ycmg
mcnjmnin ha.hwa kcgagaJcm dcng<m ccpal diatasi olch pclindung digunakan di dalam terowongan harus sedemikian rupa
rangkaian yang Lelah tcrpa.;ang. sehingga kinet:ia dan keamanannya tidak dipengaruhi oleh
Akibat dari herbagai macmn sckering dcm pemascmgan aJat lingkungan ketjanya. Terutama di tempat y<mg mengandung
pelindung y<mg hcrkaitan dcng<m rekomendcL.;i dari pabrik maka garam, logmn alluminium tidak boleh digunakan, kecuali
pcrlu dipcrtimb:mgk<m rekomendasi d:m peratur<m dari instansi dilindungi terhadap korosi.
tcrkait. Untuk peralatan listrik yang digumtkm1 di dalam terowongan
Bila gardu pemh<mgkit harus dilindungi terhadap Iistrik slalis yang digali tanpa menggunakan peled<tk<m, tenmL.;uk udara
atau pctir dengan mcnggunak<m sistcm yang dihuhungk<m ke hertekanan, peralatan harus dibungkus sedemikicm rupa untuk
tana.h, hubungan ke tanah tcrsehut harus dilakukan pada melindungi terhadap debu dan air.
bcberapa tcmpat untuk menjamin ba.hwa scmua bagicm logam 11.2.6. Kondisi M udah Terhakar dan M udah Meledak
dari gardu pemb<mgkit mempunyai potensi ycmg smna: Pada terowongm1 yang telah atau sedcmg diket:iakcm melalui
(a) Hubungan yang solid untuk mcngunmgi haJmya sengatan t<mah yang banyak mengcmdung gas metcm atau gas lain yang
listrik dengan mencegah naiknya teg<mg<m, atau; mudaJ1terbakar, semua peraJatan listrik yang digunak<m dalam
(b) MelaJui aJat pcmbatas y<mg memadai untuk mengunmgi terowongan harus dibuat, dipasang dan dilindungi tcrhadap
kemungkinan penccgahail detenator yang sensitif dan bahaya ledakan. Peralatan Iistrik harus diisolasi untuk
pcngaruh dari pancaran bunga api. melindunginya terhadap gas yang mudah terbctkar.
11.2.4. Perlindungan Rangkaian Akibat Kerusak<m Listrik Pada ventila'>i yang merupakan cara penting untuk melindungi
Sebagai tmnbah<m persyarat<m penggunacm peraJatan pelindung, terhadap ledakan, harus ada ym1g mempersamhungk<m antara
adaJah seperti tahcl di hawah. kipas ventiJa.;i dengan peraJatan lain, sehingga tcnaga listrik
Residual Current Device (RCV) tidak membatasi ma.;uknya tidak dapat dihidupkan sampai kipas ventilasi bekerja
arus y:mg saJah. tetapi memutuskcu1 hubungan dengan rangkaian secukupnya untuk mengurangi konsentrasi ga'> yang mudab
yang gagal, bila arus ke humi melebihi nilai RCD yang sedang terbakar smnpai pada tingkat ycmg am<m. Kegagalan kipa.; akaD
bekerja. memutuskan hubungan ke peralatan secara otomatis.
Tabcl 1 Pengaktip<m alat waktu (timer) untuk' pemhericm tenaga pada
Perlindungan kc Tanah koil pengkontak harus diatur melalui alirdll udara di dctlam pipa
Tcgangan rangkaian Perlindungan bocoran ke tanah udara d:m bukan dari alat pemm;ukcm dari starter motor kipas.
Motor kipas ventilasi harus dari jenis yang tahcm ledakan:
Tinggi (650 V dan Tidak lebih sensitif dari relay bumi pad a 5 Pasokan listrik kepada scmua peralatan, kecuali yang tahall
lebih) Ampere atau 15% dari arus maksimum ledakan, harus dihentikcm, jika ditemui ga.; metan lchih dali
kerusakannya. mana yang terjadi lebih 1,25% VN.
dahulu 11.2.7. Penerangan yang Tahan A pi
Residual Current Device (RCD) Penerangan yang tahan api tidak holeh digunak<m pada kondii
Rendah dan Tidak lebih sensitif dari 750 m A dalam ruangan yang mudah meledak di dalam ruang kerja yanf
menengah (lehih sirkuit. bertekanan udara. Hal tersebut harus dikonsulta-.ikan dengall
dari 110V) Residual Current Device (RCD) pabrik pembuatanya.
Rendah ( 110 V) Peralatan pmtable 250m.A 11.3. Kabel
Penerangan tetap 150m.A 11.3.1.Pemilihan Kabel
Penerangan portahd : 30m.A
Kabel harus dipilih setelah mempertimbangkan dengan matatlf
Peralatan Langan 30m.A mengenai kondisi dan spesifikasinya. Khususnya kahel Yallf

41 0 Ba.s:ian 8: Bendung, Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


SNI 03-6460.3-2000

·k.an di~ini. Pcnggunaan peralatan lao; dari pemhakar di 12.4.3.Mesin dengan pembakaran internal yang ditempatkan
fJlcrowongan harus dihatao;i seminimal mungkin. Silinder
lin-lain hanya diangkut mcnggunakan trolley yang di
pada permukaan tanah harus diletakkan sedemikian rupa,
sehingga ga-; huang tidak masuk ke dalam sistem ventilasi, ke
n untuk itu. pipa masuk udara hertekanan atau ma..,uk ke dalrun terowonl!an
.\lat Pneumatis sumuran atau bukaan lain. ~
!rlat pncumatis sering digunakan untuk hckerja di dekat
1 kcrja., yaitu sckop, pcmccah dan bor batuan. Slang 12.5. Peralatan Mobil
:--ok, tcrutama slang fleksibcl dapat menimbulkan sum her Peralatrul mobil yang digunakan di dalam terowongan dapat
ya dan tindakan penccgahan harus diambil untuk berupa kendaraan beroda, rantai baja atau rei yang dilengkapi
.i!Stikan hahwa semua pcralatan tclah dilindungi dengan dengan handel pengaman. Peralatan tersebut harus dilengkapi
Rantai pengaman harus dipasang pada semua slang yang dengan:
tpunyai diamctcrdi ata" 20 mm. Slang berdiameter 50 mm a) Rem yang dapat berfungsi, meskipun dihebru1i penuhi;
:<;hi h harus dilcngkapi deng<m kawet pengaman pada setiap b) Lampu depan dan belakang;
ungannya. c) Gawar (alat tanda peringatan) yang dapat herbunyi atau
pcralatan pneumatis ini scring menimbulkan tingkat menyala;
I,Jilg<m yang tinggi d<m dapat menghasilkan dehu yang d) Jalan masuk ke tempat duduk pengemudi y<mg aman dan
.ak dan mcngganggu. Oleh karena itu pcralatan harus dilengkapi dengan tudung pcngrunan;
lgkapi dcngan alat peredam kchising<m dan penah<m de bu. e) Setiap jendela dilengkapi dengan kaca yang aman dan
ltila terjadi hahaya ledakan, pcnccgahan khusus tcrhadap harus selalu dibersihkan;
.1lnya hunga api perlu dilakukan. f) Pada setiap tempat ker:ja, dimana kereta api lokomotif
Mesin Hidraulis dilepas dan disambungkan, harus dilengkapi dengan
1ak hidraulis yang mempunyai titik nyala yang melebihi ganjal, blok dan lain-lain.
eeratur tcmpat kerja tidak boleh digunakan di dalam Perhatian klmsus harus diherikan untuk menj<unin adanya
:mng<m. Bila memungkink<m, lehih haik menggunakan perlindungan yang memadai terhadap pejalan kaki di dalmn
J•ak yang enccr, terutama di dalmn tempat kerja yang terowongan.
l1:kanan udara.
ls yang herlehihm1 harus dikeluarkan dengan menggunakan 12.6. Pengangkutan Segmen
lilasi ekstrak atau alat kontrol lain. Hanya slang dan Alat pendiri atau pemasang segmen bangunan adalah
;unhung hcrtekanan tinggi holeh digunakan dan slcmg harus merupakan alat khusus pada pelaksanaan terowongan. Ada
dungi deng<m hcnar. beberapa jenis yang dapat dipasang baik pada perisai maupun
g hidraulis pada temperatur di atas 70°C harus dilindungi pada panggung yang digm1deng.
~:an insula"i atau alat saringan lain, supaya ridak ter:jadi PemiJihan sistem yang digunakan akan ditentukan saat
•ak langsung deng~m orang. mendesain lining yang <lkan dipasang serta ruangan yang
tcrsedia untuk pemas<mg<m scgmen. Dalam suatu terowongan
I, Mesin dengan Pembakaran Internal yang kecil, segmen dapat diker:jakan dan dipa..,ang keposisinya
•. t. Mesin Diesel oleh tenaga m<musia. Pada semua ka.'\us, penting diperhatikan
·in diesel untuk pengangkutan, alat mobil lain atau peralatan bahwa prosedur penanganan dan pemasangan segmen harus
l:n y<mg tidak hergenlk yang menggunakan mesin diesel direncanakan dengan cennat. Regu pemasang harus dilatih
; holeh digunakan, jika tid<lk dilengkapi dengan ventila."i dengan benar untuk menjaga tcmpat-tempat yang berbahaya
I
.\~ dilengkapi dengan tempat penyimpanan dan penanganan dalam kondisi bcrsih dari harm1g-harang yang tidak diperlukan .
'an h<lkarnya. Petugas lain y<mg tidak bcrkepentingan harus dijauhkan dari
. -in dengan pcmhakaran internal tcrsebut harus tcrbuat tempat ker:ja. Petuga.o; alat atau tali pendiri harus hcrdiri di tempat
! mikian rupa, sehingga memcnuhi beherapa hal sebagai dimana dia mempunyai pendangan heh<L<; terhadap seluruh
'!Cut: opera.o;i pclaksanaan dan dapat dengm1 segera menghentikannya,
Ttidak ada udara masuk ke dalam mesin, kecuali sed<mg hila diperluk<m. Regu pendiri harus dilengkapi dengan alat dan
dihcrsihkan; kunci pemegang untuk memasang segmen dan dilengkapi
Ttd~lk ada gao; huang yang tersehar, t<mpa didinginkan atau dengan pm;<lk dan ganjal dari kayu atau hesi, hila diperluk<m.
dikurangi; Kerekan pendiri harus dihangun dcngan fonda'\i yang kuat d<Ul
Ttdak ada nyala a pi atau bunga api y<mg keluar dari mesin. <unan yang dapat terhuat dari kayu, (hila mcmungkinkan) dan
ilatan ta11m1 api harus digunakan hila ditemui bahaya deng<m herdiri pada elevasi yang paling scsuai dcngan proscdur
~ya gas yang mudah meledak. pcndiri<m segmen.
::.2. Mesin Hensin
:;in hcnsin tidak holeh digunakan di dalam terowongan, 12.7. l'eralatan Udara Bertekanan
vali dalam keadaan darurat hila alternatif lain tidak Untuk tcmpat ker:ja bcrtckmum udara, komprcsor hcrtekmmn
11\Ungkinkan. rendah, alat pcncrima, alat pengikat dcm alat pending in bi<L"<mya
1 menggunakan peralatan jenis ini, tindakan perbaikan ditempatkan pada pcnnuka<m d<m harus discsuaikan dcngm1
·lkut harus dilakukan, yaitu: kepcrluan alat pcmbawa tckanannya. Hal yang perlu
Banyak orang di dalam terowongan dihatasi; diperhatikan dari daerah ini adalah daerah kcr:ia harus bchas
Ventilasi y<mg layak harus dibuat, dari a."ap y<mg bcnniny<lk, kondisi yang kcring dm1 hertekmum
Waktu heroperasinya mesin harus dibatasi; udara rcndah.
Pengangkutan ke permukaan harus dapat dilakukan deng1m Cukupnya pasokm1 dengm1 duplikasi dari elcmcn yang mudah
segera setelah opera'\i di dalam terowongan henlkhir. rusak dmi sistcm harus dipcrhatik<m. Sumhcr pemcL'\Ok udara
ke dal<un ruangm1 kcr:ja dan tempat pcnyimp<man udara harus

Baxian 8: Bendunx. Bendunxcm, ,\"ungai, lriga.1·i, Pcmtai. 413


SNI 03-6460.3-2000

a) Kcsalahmt arus; yang kurang menguntungkan dapat dilakukan den&an


h) Masuknya air dmt dchu; menggunakan kawat pengmn<m atau alat lain. Kabel-kabel bb
c) Adanya gas mctan dan gas lainnya: dilindungi dengan tcmpat dudukan yang haik dan dilengi~
d) Kerusakan akihat hcnturan mesin dan kcnd<mum; dengan saringan, pcnghalang atau pipa karena pentin~~'il
e) Kcrusakan akihal pclcdak<m. penerowongrut tcrschut pada kondisi darurat. Kabel berl~~
Pcnggunaan tomhol hcrisi minyak tidak dianjurkan, hahan pclindung dapat digunakan di daeralt yang rawan elm
karcna.hahaya api: akan lchih haik menggunakan pcmutus mcmpunyai rcsiko tinggi. ::
udara. pcnghisap udara atau tom hoi yang diisi gas. 11 .6.5. Bahan Peledak
11.5. Outlet Pada pcnggunaan ba.han pcledak, hahaya yang mungkin teljikli
Pen yam hung tcg<mg<m tinggi d;m smnhung<m hcrhentuk T harus adalah s<utt pengapian awal dari detonator listrik sel;ilila
mcmcnuhi syaral dan harus dari jcnis yang dihaut. Soket outlet pengisian rum pcnyamhungmmya. Sebelum detonator dan baban
tcgang<m rcndah juga harus memcnuhi syaral. Operasi pada peledak dilctakkan pada muka kerja, semua pcncrangan dan
tcgangan rcndah yang lehih hcsar dcui 110 V harus dilengkapi nmgkai<mnya harus dit.arik pada jarak yang mmm dari muka
dcng;m suatu alatlistrik atau mck<mis untuk mencegah putusnya ker:ja scrta harus dimatikan atau diisolir. Jarak aman tergantiing
aliran; rangkaian pengukur harus dilengkapi dcng<m ELP. dari lingkung<m sekitar, tennasuk peralatan hor dan peralatan
Iainnya serta hmnhat<m lain dimuka kerja. Pada siluasi yans
11.6. Pemasangan L~1mpu dapat mcnimhulkan ad<mya ga..<; y;mg mudah meledak, perhatilm
11.6.1. Umum khusus dipcrlukan berkenaan dengan cara pemas<mgan dim
Palla umumnya. penerang<m ymtg digunakan saat pclaksana<m pcmbcrimt arde peralatcm listrik; untuk itu diperlukmt sarandiri
terowongmt menggunak<m lmnpu listrik. Bahaya yang harus tenaga ahli. '1
dihindm·i adalah scngat<m listrik, terhakar atau kcbakanm akihat
pcrcikan api dan akihat kondisi yang mudah menyala atau 11.7. Motor Listrik
ledak<m. tt.7.1..Jenis
11.6.2. Tegangan Pada umumnya, motor listrik untuk mesin pencrowongan hams
R<mgkaian lampu pcncnmg<m harus tcrpisah dari rangkaicm lain scsuai untuk pasokmt tegang<m 415 V - 3 f<t._e, 50 Hz. Sistan
harus scsuai dcngan hutir 11.2, tcgangan tidak holch melchihi ardc harus scsuai dengan butir 11.2.3 dan 11.2.4. Jenis motor
55 V y<mg dihuhungkan ke humi (ardc), kccuali hila pm;okan y<mg didingink<m olch f<m y<mg tcrtutup seluruhnya biasariya
dilakukan kesatu tcmpat yang telap dan hila fitting tclah digunakan. Jenis motor y<mg hcrvcntilasi tcrhuka tidak boleh
terpasang dcng<m kuat pada posisinya. Pada lokasi y<mg terhatm; digunakan.
sepcrti tcrowong<m kccil yang dilaksmtak<m mcnggunakan alat 11.7.2. Kontrol dan Perlindungan Motor
hor dengan dimnctcr luhmtg kunmg dari 1,5 m, dianjurkmt untuk Motor harus dilengkapi dengan perlindungan tcrhadap arus
mcnggunakan renerangan scmentara yang dipasok dcng<m lehih bcrhtsc tunggaJ. Pada motor dcng<ut stcutcr tcg<mg<m tinggi
sistem tegang<,n tidak melcbihi 60 Yac dcngan tegangan harus dilengkapi dengmt suatu perlindungan kcsalahmt arde
maksimum tidak melchihi 25 Yac. yang dapat bckcr:ja dengan segera. Perlindungan terhadap
Pada kasus dimana tegangan turun pada 50 Yac akan hubungan pcndck dapat dilakukan dengan menggunakan
menimhulkan masalah pada tcrowongan yang panjang. sekering yang dapat memutuskan atau menghcntikan kecepamn
Kchandalan pcncrangan 25.0.25 V yang dipasok dari motor yang tinggi atau alat pcmutus rangkaian lainnya.
lr<utsfonnator yang dipasmtg di lapangan 55.0.55 VI 25.0.25 Sckering yang rusak yang kawatnya diganti tidak holeb
harus dipcl<tjari d<ut dikemhmtgk<m scndiri olch pcmakai. Ruang digunakmt lagi. Suatu isolator yang merupakan hagian dari
yang terhatas dari penempatan rangkaiannya memcrlukan starter yang mmnpu memutuskan arus motor yang tcrhambaL
perencanamt yang tcliti, sepcrti halnyalingkungmt y<mg terbatas harus dip<t<;ang pada posisi yang mudah dUmtgkau oleh operaror.
yang dapat meningkatkan rcsiko akibat kontak dengan Bila digunakan y<mg ada hubung:mnya dengan starter, ala!
konduktor tegangan tinggi, karcna kurang hati-hati. pengam<m harus dipasmtg untuk mencegah akscs kc hagi<m yallg
Pad a scmua Iokasi ymtg terbatas atau silmL"i lain di bawah tmtah, bcraliran listrik, tetapi harus dihuat kelcngkap<m supaya rmunru
dimana pemasangan yang haik, kemampuan cadangan dan mengontrol rangkaian ym1g diuji dengm1 isolator pada poshi
kelengkapan darurat adalah mcrupakan hal yang kritis. aliran dimatikan. Rangkaian kontrol motor harus dioperasikllll
Penggunaan topi herlampu yang dijalankan haterai, harus pada tegangan screndah mungkin, tetctpi rcmgkaian tidak boleh
dipcrtimhmtgkmt saat mercncanak<ut persyaratmt pemasangan. dipasok dari sistem CTE (lilmt hutir 11.2.2).
11.6.3. .J en is Fitting 11.7 .3. Alat Pemherhentian Darurat
Penerangan harus mempunyai tingkat pcrlindungan yang baik; Peralatan mesin harus dilengkapi dengan alat kontrol
hila diperlukan, dapat menggunakan lmnpu penerangan yang pemherhenli<m darurat yang dapat diopera.."ik<m dengan mudall
tahan air, tahan api dan tah<ut debu dmt harus sesuai dengmt digunakan oleh operator atau pctug<L" lainnya.
butir 11.2.5. Lampu pcnerangan yang berhubungan dengan
suatu transtonnator step-up dapat digunakan, bilajalan masuk 12. Perlengkapan Lain
kc fitting dilakukan oleh petugas yang hcrwenang. Untuk 12.1. Umum
pencrangan jalan masuk, dapat digunakan titling terbungkus Selain alat pclindung, alat pendiri scgmen dan mesin penggj~
karet dengan lampu pijar ymtg dilengkapi dengan peg<mgan ada beberapa peralatan lain yang herkaitan dengan kons~i
lampu yang tcrhungkus dcngmt baltan insulasi dan dibungkus terowongan. Nmnun, hila digunakan perlu pcrhali<m khtdll
permanen dengan suatu hahan yang mempunyai mutu setarap terhadap keamanan, karena kcterhatasan ruangan akU
dcngan pemhungkus kabel. meningkatkan bahaya dalam pengoperasiannya. Tind~
11 .6.4.J:»erlindungan Mekanis pencegahan yang tepat dalam pengoperctsianya harus dipeJa.Pi
Pcrlindungan mekanis dari peralatan dan fitting lampu dengan cermat. Hal tersebut tidak. diuraikan sccara rinci d~
pencrangan terhadap kerusakmt akibat benturan pada situasi tetapi aspek kemnanan khususnya terhadap pcncrowonli

412 Ba,~ian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. Irigasi. Pantai.


SNI 03·6460.3·20 00

I (a) Penyetelan sedang (b) Pcnyctolan yang telah


.. -I scles.1i
(c) Pcnampang nlelintnng
berlancsunc
(a) Penampang memanjan£ (b) Poton£an A·A
Keterangan :
(I) Bolok penopang at as
leterangan : (2) Balok pengikat
·n Papan sudut (3) Tiang samping
(4) Balok pengikat
Gnmbnr 5
Doks penynnggn knyu
.

:2) Balok penopang atas


::n Bcsi atau kayu penyiku Boks Penyetir
:4) Balok pengikat terdiri
:s) Tiang samping Balok penopang atas
:<i) Kemiringan lbanding tiang samping
:7) Blok kaki kaki
<8) Balok pengikat

Gambar3
Penyangga muka kerja : papan atas
dan papan samping didorong seluruh
panjang papan

Benar Salah
(a) Baji lipal

(b) Sambun&an pad.• pcnemunn

(a) Pen;unpana mem.anjan£

Keterangan :
Keterangan : ( 1) Balok penopang atas
(1) Papan atas (2) Besi penyiku
(2) Ruang b<~ji (3) Tiang samping
(3) Balok penopang (4) Kayu penyukur
(4) Besi penyiku
(5) Balok pengikat Gamhar6
(6) Tiang samping
Detil penyangga kayu
(7) Papan samping
(8) Balik pengikat
(9) Blok kaki

Gambar4
Penyetelan penyangga kayu

Baxian 8: Bendung, Bendun.~cm. Stmgtti. /ri,~asi. l'afiiCii. 417


SNI 03-6460.3-2000

dilindungi. Apahila kcgagalan akan mcmhahayak<m ruangan LampiranA


kcrja. harus dilakukan pcnggantian. Komprcsor yang Daftar lstilah
mcnggunak;m tcnaga listrik schaiknya digunakmt disini.
Uuara hcr1ckanan tinggi untuk pcngopcrasian alat d<m mcsin Penyangga muka kerja dari kayu :Timbered heading
hiasanya dipasok dari pcnnukacm. Siklus pclaksanaan/oprasi : Cycle (~f operation
Pasokan udara hcrsih yang hchas minyak atau hahan Udara bcrtckanan : Compressed air
kontaminasi lain adalah mcrupakmt hal yang sangat pcnting, Sumuran :Shaft
k;u·cna pasokmt udara terse hut dihisap olch orang yang hckcrja Mala terowongan :Tunnel eye
didalmn tcrowongan. Sumuran tak terpakai : Obsolete slwji
Kccuali pada kcadaan darurat. penggunaan mcsin dengan Muka kcrja tctowong<m : Tunne~face
pcmhakaran intcmal harus dihindari lihat hutir 12.4). Bmt het:jalan : Belt conve.vor
12.H. Grautin~ dan Perhaikan T~mah Mcsin pcngangkat :Hoist
Bcjana ala! grautjng adalah alat atau tcmpat yang hcrtck<man Tali pcnarik :Winch
dan harus Jilindungi kcmanannya.Bahaya-hahaya Lcrschul, Knm :Crane
antara lain: Gcrbong/lori :Skip, bogy
a) Pccahnya hcjana grauting atau slang pcmasukannya, Rmmg~jarak bebas : Clearance
karcna pcmcliharaan yang tidak mcmadai, pcngcncangan Ceruk :Recess
tutup y;mg kunmg hcnar dan pengcndap<m hah<m graut. Lmnpu dcpm1 :Head light
Sctiap sclcsai digunakan pcralatan grauting harus Gawar : "ilrning device
dihersihkmt dcngan scgcra Tanah hasil galian/hckas gali<m :Muck
h) Semhunm pada ujung pipa injcksi karena smnbungan yang Curalt :Tipping
kurang kuat atau alat hcrtckamm lainnya; Peredam benturan :Buffer
c) Alinm halik dari bahan graut setclah pcnginjeksian, untuk Alatpenmgkai/penycunbung : Coupling
itu harus dipcrlcngkapi dcngan keran khusus bila Batmtg palang :Draw bar
dipcrlukmt, tcrutmna hila h<lhan graut mcmpunysi sifat Bcsi tempa : Wrought iron
hcracun atau hila pori-pori lapisan t;ma.h/batmm ym1g diisi Gigi jcntera :Sprocket
cukup hcsar. Adonan lumpur :Slurry
Pcngmncm yang smna juga diperlukan terhadap pompa yang Mesin pcmbuat/pcmhangkit :Plant
digunakan pada grauting. Kenm-kcnm yang memadai, by-pas:;, Huhungankebumi (ardc) :Earthing
alat ukur tekmtan harus disediakan untuk menjamin kontro: Insulasi : lnsu lat ion
kctclilian tekanan. Rekomendasi dari para ahli pakaian Isolasi : Isolation
pclindung dan pelindung peralatmt harus diperhatikmt. Rm1gkaim1 listrik : Electric circuit
Tombol pcmindal1 : Switchgear
12.9. Mesin Pencampur Ueton Kunci gembok :Padlock
Penggunamt dari slang a tau pipa untuk pengccormt pompa dan Hubungan pendek : Short c:ircuit
alat penekan harus memenuhi syarat. Pipa pengecoran harus .\1esin pendiri : Erector machine
diperiksa tcrhadap adanya kerusakan atau sobek; pemeriksaan Tabung pcnyambung diperkuat : Bolted barrel £:tJ'up~
juga harus dilakukan pada tempat-tempat hengkokan. deng~m baut
Pcmhcrsihan pipa dapat dilakukmt dengan menggunakm1 alat Pa·tggung ker:ja :Staging
khusus (catlting basket). Bah)k pcnopang atas : Headtree
Pap<·n atas : Head board (top poi
12.1 0. Pompa board)
Kehandalan dan kelayakan dari pompa adalah mcrupakan hal Balok/tiangsamping :Side tree
ymtg pen ling. Pompa mungkin dapat tersumhat oleh bahan hal us Penyangga moka kerja : Piled heading
atau bocoran bahan graul. Pipa pengalir mungkin dap<~t Besi penyiku : Yankee brob
tersumbat atau pecclh d<m pompa dapat tcrendam seluruhnya, Batanglbalok pengikat :Stretcher
Ba.haya-ba.haya di atas harus dipertimbangkan deng<m-cennat Blokkaki :Foot blok
pada l<lhapan awal sehingga tinda!Gm pcngaman yang perlu Ti<mgsandamn :Prop
dapat dilakukan. Papankaki :Leg
Balok dinding :Waling
B~ji :Wedge
~aji kecil :Page
Balok penguat :Kicker
Penopang :Strut
Pe'tlyangga :Support
Kaqtong lcmpung : Claypocketin~.:
PapanI
muka kerja
. : Faceboard
Lempung pudel : Puddle clay (pug)
Balok penguat :Soldier
Perisai : Shiekl
Ujung pemotong : Cullin~.: ed~.:e

414 Baxian R : Bendun~. Bendun;:an. Sunxai. Jrigasi, Pantai.


SNI 03-6465-2000
Pd T-17-2000-03
TATA CARA PENGENDALI AN MUTU BENDUNGAN URUGAN

Ruang Lingkup bendungan urugan yang dib<mgun sehuna 25 ta.hun


Tata cara ini memuat pedoman untuk melaksanakan pertama abad ke 20 ini yang runtuh/gagal pada saat
program mutu selama konstruksi di Jokasi konstruksi pengisian pertama waduknya. Catatan yang ada
bendungan urugan (tanah atau batu) terutama untuk memperlihatkan bahwa bendungan-bendu ngan
material urugan. tersebut dibangun tanpa pembasahan material dan
pemadatan yang benar.
Acuan Perkembangan yang pesat dalam pengetahuan
SNI 03-1731-1989: Tata Cara Kearnanan Bendungan UU mekanika tanah s~jak tahun 1925 telah menghasilkan
No. 18 - 1999: Jasa Konstruk.<;i. ban yak kemajuan ke arab pemahaman herhagai f<lktor
yang berkaitan dengan pengubahan tanah dan batu
Pengertian lepas menjadi material struktur yang efcktif. Nmnun
Beberdpa pengertian yang berkaitan dengan tata cara ini dalam periode yang sama perkembangan mesin
adalah sebagai berikut: pemindah L:'lnclh yang besar dan ekonomis telah
1) Program Mutu: Program menyeluruh untuk meningkatkan laju pengh<unparan material urugan
menjamin tercapainya mutu baku material tana.h dan beberapa kali Jebih cepat dari sebelumnya. Hal
batu seperti disyaratkan pada desain dan yang tersebut telah memungkinkan bendungan urugan
dilaksanakan selama konstruksi bendungan urug<m. yang sangat besar dapat dikonstruksi dengan cepat
Program mutu ini terdiri atas dua aspek terpisah dan tctapi sekaligus memperbesar masalal1 pengendalian
spcsit1k yaitu jaminan mutu dan pengendalian mutu. mutu selama pelaksanaannya. Di masa dcpan
2) Jaminan Mutu: Suatujaminan bahwa pengendalian kemajuan desain bendungan urugan y<mg ekonomi
mutu bcrtujuan untuk mencapai baku mutu pada tidak hanya tergantung pada kemajuan dalam
bendungan urugan bahwa prosedur pengujian atau mek<mika tanah dan teknik fondm;i tetapi sebagian
inspeksi dilaksanakan dengan benar bahwa rencana besar juga tergantung pada kcmajuan dalam
pcngcndalian mutu berjalan baik dan ba.hwa catat<m pelaksanaan konstruksi sesuai spesifikasi y<:mg henar
dan laporan diperiksa dan disirnpan baik. d<m pengendalian mutu yang baik.
3) Pengendalian mutu: Menetapkan baku mutu Di satu pihak buku ini disusun sehagai suatu
menyusun rencana pengendalian mutu mencntuk<:m kompilasi dari gabungan pengetahuan teoritik dan
prosedur pcngujian atau inspeksi untuk mengukur praktis yang diperlukan untuk pelaks;maan konstruksi
sejauh mana baku mutu yang disyaratkan telah yang bermutu dan di pihak lain sebagai sebuah
tcrcapai pelaksanaan pengujian atau inspeksi untuk katalog standar pengujian dan prosedur yang
menentuk<m tercapai atau tidaknya baku mutu. digunakan di heberapa ncgara untuk mcnjamin suatu
4) Direksi (*): Onmg atau badan hukum yang ditunjuk hangunan selesai dihangun dengan cunan sesuai
oleh pcmberi pekerjaan untuk mengawasi konsef desain dan spesifikasinya. Memhahas
pelaksanaan konstruksi dan melaksanakan pengendali;m mutu y<mg dapat dil<lkscuutkan saat ini
administrasi kontrak. Direksi mungkin pihak yang tidak hcrarti hahwa pcngendalian mutu hclum
membuat desain bendungan yang akan dibangun atau dilaksanakan dalam konstruksi hendung<m urugan di
pihak lain. ma-;a lalu. Dalam kcnyatacmnya dalcun konstruksi
5) Pemilik (*):Orang atau otoritas yang secara hukum masa lalu inilah standar pengujian dan proscdur
merupakan pemilik bendungan yang akan dib<mgun. dikembangkan untuk memcnuhi kcbutuhan para
6) Pedoman keamanan hendungan (*): suatu profesional dalam mengukur mutu material tmmh d<m
pedoman yang dipakai untuk desain dan pelaksanacm batuan dalcun konstruksi untuk dihandingkm1 dengan
konstruksi suatu bendungan serta pengoperasiannya. persyaratan spesifikasi. Dimasa lalu masalah timhul
7) Konstraktor: orang dalmn suatu badan hukum yang jika standar pcngujian dan proscdur yang tclah
bertanggung jawab dalam suatu pelaksanaan ditentuk<m dcnganjclas dan tcpal tid<lk dilaks<makan
konstruksi bendungan. deng<m bcnar dalmn semua hal sclcuna konstruksi dan
8) Pendesain: orang atau suatu badan hukum yang berakibat tidak tercapainya tingkat mutu yang
bertanggung jawab dalmn suatu desain bendungan. dikehcndaki atau hcrakihat sengketa kontrak
konstruksi. Mclalui penerapan praktek pengawasan
Kegunaan mutu yang ketal dan konsistcn maka kepcntingan
4.1 Latar Belakang Pemilik/Dircksi dan kcpcnting<m Kontraktor akan
B uku ini disusun sebagai suatu pedoman pelaks<ma<m sangat tcrlindungi.
pengendali<m mutu material urugan tana.h d<m urug<m
batu untuk konstruksi bendungan urug<m agar konscp 4.2 Tujuan Standar
desain yang bcnar dapal diterapkan. Perlunya Standar ini hanya memuat pchlksanaan prognun
pengendalian mutu material urugan tanah dan batu pcngcndali<m mutu sclama konstruksi di lok<L<;i.
dalam konstruksi bendungan urugan pena.han air telah Dengan scpcnuhnya mcmanfaatkan pengctahuan
diakui selama herta.hun-tahun. Pada ta.hun 1932 Justi gcoteknik mutakhir dalam desain dan konstruksi
(1) menulis: pengendali<:m mutu materialurug<m tanah dan urug;m
Akibat tidak mengctahui atau mengabaikan batu y<mg baik rncrup<lkan hal yang mutlak. Buku
pengendalian mutu ditunjukkan oleh sejumlah hcsar ini disusun dcngan maksud mcmhcrik<m scpcnmgkat

Baxion 8: Bendunx, Bendunxon .•\"ungai. lrigasi. P(m/ai. 419


SNI 03-6460.3·2000

dari 6 mm dan dihual supaya pas dcngan balok kaki (2) l) Ganti pap<m alas sejauh mungkin selarna kondisi~~
unlltk mcnccgah pcrgcrakan arah kc daJcun dari bagian mengijinkan, kcmudi<m topang dcngan sementaralcd~
alas halok kaki. ujung papan atas menggunakan penopang yang.~eb~
d) Blok hag ian hawah-(hlok kaki) diganjaluntuk mcndukung p;mjang;
he han vcrlikal d;u·i halok alas thm mcmindahkan kc hcnn. g) Ulcmgi prosedur di ala-. pad~ muka ker:i.a sec~~ men~-~,
Pcny;mgga horisonta.l kc sisi dcpan hcnn sangat penting pcmbualan luh;mg kmllong dt Jakukan d1 sekehhng peru·
mlluk mcnccgah kcnnlluhan akihal gcscr. h) Pasllilg ha.lok penguat untuk menahan papan muka,k ·
e) Balok dukung dipolong di hagian ujung memhcntuk dru1 perkuat dengan b;~ji dan empat piston pendorong;
lcngkung dilop;mg dan dipcrkuat dcng;m haji (7) segmcn j) Ba.lok penop<mg sement<lfa y<mg pru1jang sekarang ~
juga disangga pada hagian ujungnya penop;mg dari bcsi diambil karena beb.cm muka ker:ja tc.laJ1 dipindahkan~
schagai pcnggmlli juga dapal digunakan. Papan muka 0{) piston pendorong
dig<mjal pada dinding.
n Tiang pcnopang dipotong segicmpal Scunpai panjang Catat;m 1: Bit a melakukan penggalian per cincin, panjanj
tcrtcntu supaya dapal dipas;mgi deng<m sepas<mg b~ji-lipat ba.lok penopang akan satu cincin lcbih pa~jang ~
dari kayu kcras pada kcdua ujunguya. Tiang ini dapal baJok pcnuj<mg yang pendek.
digunak:m pula untuk menop;mg p<mggung/hagan untuk Catat<m 2: Piston muka kc~ja distcl keposisi menutup pa
pcnggalian dan pem huatan lining hila Lelah ditt-pang tekanan yang lebih rcndah dmi piston pengg
sccukupnya lihat (lJ) dan (II). BaJok pcnop.cmg klmsus (gun struts) kad<mg- ..
g) Balok pcnguat (kickers) dipotong supaya pas dengan digunak.an alau peny.cmgga muka ke~ja ditop~ • ·
segmen lining dihaji pada posisinya dan diganjal pada ke .lining yang Lelah selcsai.
tcmpal pcrtcmmumya. Hal tcrschul dilakukan maju kc Catat<m 3: Plat pengkaku kcrudung bagim1 alas muka ke ·
dcp<m setelah rangka sclesai digali. dapal mencega.l1 semua papan muka kc~ja menc
h) Bagian muka papan alas dijaga supaya bcrada di bag ian hagian keliling. Satu metodc untuk menyang~
helak<mg dinding (5) d<m dihcntuk mclengkung di hagian kelompok papan di depan plat pengkak.u terse
hawah. Papan-pap<m tersebul di susun menjadi 2 rangka. adalah dengan mcnggunakan plywood yan
Rangka hagi:m alas dapat diga.li dan diperkuat sebelum kemudian dipecahkan oleh pengkaku sclam
rangka hagian bawah tcrdahulu terganggu. Hal ini penggalian.
mengurangi luas muka kerja yang lidak diperkuat '!engan
penyangga pada sctiap satu waklu.
i) Ti<mg t<mah unluk mencegah ha.lok dinding hergcrak tarun.
j) Blok kaki untuk mcnyehar hehan vertika.l dari Liang kc
tanah.
k) Balok pen,,p<mg d<m ha.lok dinding dipcrkuat deng<m paJ'ail Ketenmg<m :
pengual y<mg dipak.uk;m pada kedua halok tersehut. (1) Ba.lok penopm1g alas
(2) Papan alas siap dipancang
Lampiran () (3) Balik atas trunbah:m
Kantong Lempung (4) Jarak anima
Kantong lempung hiasanya hanya digunakan pacta lapisan (5) Papan muka
kerikil a tau pasir kasar sehubungan dengan pengguna.cm perisai (6) Tiang smnping
serla pada udara hertekanan. Hal tersebut dilakukan untuk (7) Papan s;unping
mencegah kehilcmg<m udara y<mg berleblhan pada muka ke~ja Gamhar 1
dan bagi.cm belak.ang perisai. Kantong lcmpung terscbutjuga Penyangga muka kerja : papan atas
harus meny;mgga lanah s<unpai cincin terak.hir Lelah :selesai siap dipancang
digraut. Bila pergcrakan t<ma.l1 te~jadi, cara k.cmtong letppung
<>ering digunakan smnpai tanah y.cmg tak terganggu tercapai.
?ada awalnya, alat gali yang digunakm1 adala.l1 dua at<m ]ebih
per cincin. .
Gmnhar 9, menunjukkan posisi sehelum dilakukllil satu gaJiru1.
Urulan pc.laksana.cm satu gal ian terse but adalah sebagai berikpt:
a) Lak.ukan pengga.lian deng;m perisai; ·
b) Top<mg bagi.cm alas pap<m muka ker:ia pada setiap ujungnya
dengan penop<mg semen tara yang pendek, yaitu 100 mm
x 75 mm dari diafragma. Lepaskan baji yang berada Ketenmgan :
di.cmtara papan muka ker:ja dcngan kedua balok 300 mm x (1) Papan alas didorong sejauh mungkin
150 mm. Ulangi untuk papan muka kerja lainnya. melewati setengah ja.lan
Lepask<m balok penguat 300 mm x 150 mm tersebut. (2) Pap<m samping didorong smna dengru1
c) Lepaskan bagian at<lS papan muka kerja dm mulai dari papan ata.s
bagian atas perisai, buatlah lubang kru1tong sejauh dan (3) Papan muka
selehar mungkin selarna kondisi tanah dan kebilangan (4) Rangka lliltara sementara
udara memungkinkan.
d) lsi kantong dcngan lempung pudcl yang baik; Gamhar2
e) Ulru1gi prosedur di alas di sekitar bagi<m atas perisai sejauh Penyangga muka kerja : papan atas
mungkin setelah papan atas diarnbil; didorong sejauh mungkin

416 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


SNI 03-6465-2000

raktor hanya bertanggungjawab melaksanakan konstruksi Pemilik/Direksi biasanya menggabungkan spesit1kasi teknik
;11 mctode yang diuraikan dalam spesifikasi. Tanggung tipe metode dengan spesifikasi teknik tipe kinerja untuk
,b untuk memcriksa material yang digunakan dan basil menghindari ma.;;alall ini. Contohnya adalah dengan membuat
!ll jian lapangan yang dilakukan untuk memastikan bahwa spesitlka<;i metode pemadatan yang menyehutkan tipe peralatan
;nratan dcsain telah dipenubi menjadi tanggung jawab pemadat, teballapisan, kad.::1r air, danjumlal1lintasan minimum
'Jik/Dirchi. Pemilik/Direksijuga bertanggungjawab untuk yang harus dilalui alat pemadat dan, tingkat pemadatan yang
Jubah peralatan material atau prosedur yang disebutkan dikehendaki. Namun jika metode ini tidak memberikan ha<;il
flt spcsifikasi jika persyaratan desain tidak terpenubi. Jika seperti yang dikehendaki, maka spcsit1kasi teknik tipe ini hisa
:·• dilakukan perubahan maka biaya konstruksi barus menimbulkan sengketa antara Pemilik/Dircksi dengan
'11dingkan kembali seperti dibahas dalam butir 7. Dalam Kontraktor mengenai kesesuaian an tara spesit1ka..;;i deng<m ha<;il
11isika.-;i tipc ini pengendalian mutu pada umumnya menjadi ketja Kontraktor.
wn!! jawab Pemilik/Direksi.
J~Jh dari spesifikasi teknik tipe metode yang diberikan di 6. Pengendalian Mutu Di Lokasi Kontruksi
:a.ctalall mengenai penempatan tanah berbutir halus yaitu Pengendalian mutu adalah aspek dari program mutu secara
njuk mengenai: keseluruhan yang menetapkan:
: Sumbcr material; 1) Baku mutu;
' ·npe pengolahan dan pengaturan kadar air; 2) Rencana pengendalian mutu;
Teballapisan-lapisan yang ditempatkan di atas urugan; 3) Pengujian atau prosedur inspeksi untuk mengukur sejauh
Tipe alat pemadat; mana baku mutu telah dicapai, termasuk menentukan
Jumlah lintasan yang barns dilalui alat pemadat. tercapai atau tidaknya baku mutu;
:na Pemilik/Direksi menetapkan kriteria di atas di dalam 4) Ahli untuk mcnentukan tercapainya baku mutu atau
ifika.-;i teknik maka basil pekerjaan Kontraktor konstruksi menolak peker:jaan yang tidak scsuai dcngan spesitikasi.
1adi tanggung jawab Pemilik/Direksi. Hak dan tanggung
th Pemilik!Direksi dan Kontraktor/Penyedia Jasa harus 6.1 Prinsip Pengendalian M utu
1apkan dalam Kontrak Ker:ja Konstruksi sesuai UU Rl No. Pengendalian mutu bcrda..;;ar pada hal-hal herikut :
I
:1bun 1999 tentang Jasa konstruksi 1) Penetapan kriteria yang layak, yang dengan jelas
menerangkan dan menyebutkan ukunm mutu y<mg harus
.2 Spesifikasi Teknik Tipe Kinerja atau Hasil Akhir. dihasilkan, berikut peralatan untuk menghasilkannya. Hal
·I ;ifikasi teknik kinerja•
atau basil akhir menguraikan basil ini menghilangkan ketidakpastian yang menyebahkan
! harus diperolch oleh Kontraktor. pengcndalian mutu sulit dijalankan, menghindari
1
;ilib<m material peralatan dan metode dan perolehan basil persyaratan yang terlalu ketat yang menunjukkan kesia-
~ disebutkan dalmn spesifikasi menjadi tanggung jawab siaan, atau persyaratan tidak memadai yang dapat
traktor. Jika ha.-;il yang dicapai tidak memenuhi pcrsyaratan menimhulkan bahaya;
i~ifikasi maka Kontraktor bertanggung jawab untuk 2) Penetapan formulir dokumentasi umuk memudal1kan
tgubah metode pentlatan dan pengolahan material sampai pembuatan dokumen tertulis ringkas ur,tuk mendukung
:roleb ha.;;il seperti y<mg disebutkan dalam spesifikasi tindakan yang telah dilakukan, terutama mengenai tingkat
ttob dari spesifikasi ini yang diberikan di sini adalah mutu yang harus dicapai, pengujian untuk tujuan
1genai penempatan tanah berbutir balus yaitu petunjuk pengendalian yang telah dilakukan, dan basil yang dicapai
tgenai: dari pengujian tersebut;
Gradasi; 3) Pembakuan ukuran dan prosedur ptmgendalian untuk
Pla.-;tisitas; meningkatkan etisiensi kegiatan pengendalian mutu dan
Kadar air; memungkink<m dibuatnya perhandingan dengan basil dari
Tingkat pemadatan. proyek yang dibangun sebelumaya;
idasarkan kriteria di atas·jela.;; terlibat bahwa Kontraktor 4) Meringkas basil inspeksi dan pengujian sedemikian
·~mggung jawah atas ha.;;il ker:janya. sehingga perkembangan pekerjaan konstruksi dapat
ditentukan dengan jelas dan cepat .<antara lain grafik,
:.3 Kombinasi Spesifikasi Teknik Tipe Metode dan statistik, kcmajuan rata-rata, dll.). ·
~terja.
1la umumnya, spesifikasi teknik tipe kinerja lebib 6.2 Rencana Pengendalian Mutu
;flmngkinkan Kontraktor untuk. bekcrja dengan fleksibilitas Rencana pengcndalhm mutu adalah proses d<m pengatunm dan
t(simum dan menggunakan metode serta prosedur lainnya. pengorganisasian yang di huat untuk .mclaksanakan
tsalall yang timbul dengan digunakannya spesit1kasi teknik pengendalian mutu menggunak<m inspcksi visual, pcngujian
f: kinerja ini yaitu kesulitan dalmn mengukur kesesuaian ha.;;il untuk mcnentukan kinerja dokumcntasi, dan laponm. Renc<ma
kcrja<m sampai pekcrjaan selesai. Begitu pckerjaan selesai ini termasuk penyusunan rencana inspeksi, pcnentuan uji
It temyata tidak memenuhi kinerja y<mg disyaratkan, maka pengendalian baku yang harus dilaksanakan, frekuensi
erlukan biaya sangat tinggi untuk memperbaikinya d<m ada penguji<m, da.;;ar simak teknik, pencatatan/dokument<:L<;i anal isis
~:saan untuk menerima pekerjaan dengan kualitas terbatas atas basil pengujian, d<m prosedur pelaponm.
rena pertimb<mgan bukum dan ekonomi.
b peketjaan desain dan penyusunan spesit1ka.-;i teknik tipe 6.2. 1 lnspeksi
:ttode, mcmerlukan jauh lehih hanyak usaha dari pihak Kebaikan konstruksi ditentukan dcngan pcmeriksaan visual,
milik/Direksi karena metode yang dipilih harus menjamin pengukuran, dan pcngujian. Scjauh mana masing-masing
.!twa metode dan material yang disyaratkan di dalam proscdur terscbut dilaksanakan ak<m tergantung pada kondisi
t~sifikasi memuaskan dan memenuhi pcrsyaratan desain. sctempat, kepentingan dan nilai pckcrjaan yang sedang

Bagitm 8: Bendung, Bendungan. Sun,~;ai, lrigasi. Panfai. 421


SNI 03·6460.3·2000

II)~
I I
I I
I I
n.
~
'''
'\ ··- ~­
:•:,
.........
\\.... ;,_.
I.,
~~:x~~:t
Potongan A-A
Kctcrangan :
(I) Kantong lempung terbentuk oleh penggalian
scbelumnya
(2) Pengkaku dibagian dalam ujung pemotong dari
Gamhar7 perisai
Terowongan yang dilining dengan hesi (3) Kantong yang tclah terali dan diisi dengan
cor herdiameter dalam 3,5 m lempung pudel.
(4) Kerikil atau pasir kasir
(5) Batang penggali dari perisai
(6) Pipa tempat batang penggali muka kt.'rja
(7) Batang piston muka kerja yang telah dikeluarkan
{8) Diafragma belakang.
(9) Diafragma depan
(10) Papan muka kcrja 225 nun x 75 rrun
(11) Bagian belakang persai
(12) Dasar dari lubang masuk melalui diafragma
belakang
(13) Bagian atas lubang masuk melalui diafragma
depan.
(14) Balok penguat 300 x 150 mm.
(15) Ujung pemotong perisai (sebelum penggalian)
(16) Ujung pemotong perisai (sesudah penggalian)
(17) Lining dengan diameter dalam 3.66 m.
(18) Bagian luar dari perisai.
(19) Ujung dari lubang masuk melalui diafragma
(a) Penampana meman,Pnc
depan.
(bl l'enomPIJII melh•nna
(20) Keliling diafragma depan.
(21) Keliling papan muka kerja yang disesuaikan
Keterangan : dengan kondisi tanah dan dimensi balok pengikat
(1) Papan kayu perisai.
(2) Papan ba,ja
(3) Rib lengkung baja
(4) Batang pengikat
(5) Balok pengikat melintang
(6) Blok kaki Gambar9
Pembuatan kantong lempung menggunakan
perisai berdiameter luar 4 m
Gambar8
Terowongan berbentuk busur

418 Baxian 8: Bendung, Bendungan. Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-6465-2000

aktor kurang berpengalaman mengerjakan bendungan pada umumnya ada dua kombinasi yang sering digunakan untuk
11 atau sedang mengalami kesulitan dalam mencapai basil melaksanakan program mutu dalam konstruksi bendungru1
disyaralkan. urugan. Untuk kemudahan kedua kombinasi tersehut disebut
aun-lahun terakhir kerikil dan batu bcsar sampai ke ukuran sebagai Metode A- Pengendalian Mutu oleh Pemilik atau
imum I (satu) meter telah umum digunakan dalam urugan Direksi dan Metode B - Pengendalian Mutu oleh
dipadatkan. Hal tersebut telah mendorong Kontraktor. Metode A adalah yang paling konvensional dan
nbangkannya prosedur pengujian khusus untuk lehih, umum digunakan di masa lalu yaitu Pemilik/Direksi
::ndali<m mutu material sepcrti itu karena standar pengujian memegang tanggungjawab utama dalrun pelaksanaan program
hia-.a h<mya cocok untuk material yang ukuran maksimwn mutu termasuk a-;pek Jaminan Mutu dan Pcngendalian Mutu
:elnya kira-kira 4 em. Bebempa prosedur pengujian yang dan Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan
umum dibal1a-. dalam Lampiran B. konstruksi sesuai dokumen k.ontrak.
Metode B adalal1 metode lebih barn yang sedang dikembangk.:w
Laporan oleh industri luar angkasa dan nuklir. Dalam metode ini
•mentasi/catatan lengkap harus terns dilaksanakan untuk keamanan merupakan kebutuhan mutlak. dan hal tersebut telah
:a kegiatan konstruksi b<mgunan urug<m. Dokumentasi ini memberik<m tanggung jawab lebih besar kepada Kontrak.tor
hcrharga pada saat diperluka.n perbaikan atau modit1kasi untuk melaksanakan pengendaliru1 mutu selama konstruksi.
1unm1 di kemudian hari. Dokumentasi juga diperlukan jika Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan
~!:!ugatan dari Kontraktor ataupun dari Pemilik bahwa konstruksi sesuai dokumen kontrak dru1juga bertm1ggungjawab
~:rjaan yang dikchendaki (oleh Pemilik) atau telah melaksru1akan aspek-a-.pek pengendaliru1 mutu y~mg tercak.up
:.-.amlkan (oleh Kontraktor) tidak sesuai deng<m kontrak. dalam program mutu selama konstruksi herlangsung. Pemilik
lumen dasar pekerjaan konstruksi adalah desain dan atau Direksi biasanya bertanggung jawab melaksan<lkml aspek
;ltika-.i modifik<Lo.;;i yang telah dilaks<mak.an yang dianggap jaminan mutu dari program mutu.
1. tcrcakup di dal<un ketentuan kontr<lk amandemen kontrak Dalrun konsepkonstruksi "Turnkey", Kontraktorjuga berperan
~rti y<mg herkena<m dengan perintah penambahru1 peket:iaan sebagai pembuat desain. Penerapan yang ekstrim dari konsep
: perintah untuk mengadakan perubahan proses basil "turnkey construction" adalah hila Kontraktor memegang
~~ujim1 pcngukuran pekerjaan yang telah dilaksanak.a.n dan tanggung jawab atas semua aspek desain dan konstruksi
~hayaran kontrak. termasuk seluru.h program pengendalian mutu. Pengalaman
1k mema-.tikan pelaks<maan dokumentasi deng<m benar dm1 menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan konsep turnkey
rsedimmnya sclmna tahap konstruksi pcrlu dibuat berbagai contruction mumi hiasanya dilakukan heherapa modifikasi
ran bcrkala. Dengan memhahao.;; laporan-laporan tersebut untuk melibatkan Pemilik dalam desain dan konstruksi
a petugas pengawao.;; dapat menentukan kiner:ja ym1g baik bendungan urugm1. Dalmn situasi seperti ini Pemilik dapaL
1 tercapai atau tidak atau ada kekunmgan atau sala.h pahmn. menugaskan orgm1isasi tcknik lain bertindak scbagai konsultm1
:Jasarkan laporan ini dapat dilakukan perbaikan jika yang mcnetapkm1 persyaratan d<L'\ar des~Lin d<m tujuan inspeksi
: rluk<m. Laporan kemaju<m memungkinkan dilak.smulka.n- sclmna konstruksi agar mutu konstruksi te~jcunin. Org<misa-.i
·koordimL-.i herbagai pekerjaan ym1g diperluk<m agar kontrak teknik lain tersebut hanya holeh melaksanakan peninjauan
1at terlaksana dengan tepat waktu dan efisien. Setiap umum terhadap program mutu atau seluruh aspekjmninan mutu
~ujian yang dilakukan di lahoratorium dan di lapangan hams dari prognun terscbut
:1at laporannya. Inspektur harus memhuat laporan .harian 7.2 Metode A- Pengendalian Mutu Oleh Pemiliklllireksi
tgenai kelaik<m kem<~juan dan tanggapan atas keputus<m- Seperti telah disebulkan sebelumnya dalam metode ini Pemilik/
utusan yang telah dibuat. Laporan hariru1 ini mutlak untuk Direksi menjadi penanggung jawab utama prognun mutu dan
,Jentuk<m tind<lka.n selanjutnya. Laporan tentang keputusan- mehlks<makan <L<;pck Jaminm1 Mutu scrta Pcngendalian Mutu
utus<m yang tclah dibuat bia-.anya berdasarkan pada catalc'Ul dari program tcrsebut Pemilik jika mampu scringkali
1an yang dibuat oleh petugas pengawas dan inspekur/ mel<lksanakan scndiri aspek Jamimm Mutu atau dalmn heherapa
gawas lapangan. Catalan hariru1 ini dan laporan penguji<m hal holeh menunjuk organisasi teknik lain untuk
.IS dibuat ringkas<mnya secara herkala berupa informasi dan melaksanakannya atas nama Pemilik. Dengan demikian
)nm hulanm1 rcsmi yang juga mencakup semua keputusan Pemilik/Direksi yang hertanggung jawab aLas investiga-.i dan
g telah dihuat mcngenai bal-hal yang kontrovcrsial. pemilih<m dan pengujhm sumher-sumher material tanah d~m
,Ia akhir konstruksi harus dihuat sehua.h lapomn akhir yang hatu untuk bendungan urugan serta melaksanakan dcs<Lin d<m
mherik.an ringkasan dari semua metodc d<m pemlatan yang menyusun spesifika-;i hertanggung jawah mehlksanakan aspck
unaka.n d<m hao.;;iJ peng~jian yang diperoleh selama konstruksi Pengendalian Mutu. Kontraktor hertanggung jawah
langsung. melaksru1akan pekeljaru1 konstruksi sesuai dokumen kontrak
dengan menggunak.ml material umah dan hatu y<mg ditentukan
Tanggung Jawah Pengendalian Mutu oleh Pemilik/Direksi. Kontrak:tor hcrtanggung jawah untuk
Urn urn memenuhi pcrsyaratan haku mutu serta harus mempunyai
1ggung jawah untuk melaksanak<m progrmn pengendalian prognm1 pengendalian mutu tingkat pcngawas<m intcm<ll untuk
tu dapat diserahkm1 kcpada Pcmilik Direksi Kontraktor atau meyak.inkan bahwa peke~jammya telah memcnuhi hak.u mutu
mbinasi dari ketigm1ya. Ada s~jumlah besar kemungkinm1 yang disehutkan dahun spcsifikasi. Bagan organisasi yang
1tuk membagi herbagai aspck program pengendalian mutu memunpilkru1 orgm1isasi Metodc A heserta tanggungjawahnya
:ara Pemilik. Direksi dan Kontraktor. Situasi yang ekstrim diperlihalkan dalmn Gamhar l. Dcngan demikim1 Pcmilik atau
dal1 Pemilik memeg<mg tm1ggung jawah total alas scmua Direksi h~mya hert~mggung jawah menctapk<m program mutu
'Ji!k desain dm1 konstruksi ym1g dilaksamlkan oleh staffnya berik.ut kedua <L"pcknya Jmnimm Mutu d~m Pcngcndalian Mutu.
ndiri deng<m peralatan scndiri atau Kontr<lktor memeg<mg Jadi seperti diunl.ik~m dalam Bah X Pemilik/Direksi harus:
ltggung jawah semua aspek dcsain d<m konstruksi. Namun

Baxian 8: Rendung. Bemlungan. ,\'tmgai. /riga.1·i. Pmttai. 423


SNI 03-6465-2000

pcdoman umum untuk menetapkmt suatu program dibandingkan dengan urugan lain yang telah
pcnjarninan dan pcngcndalian rnutu hendungan dibangun deng<m material yang sama dan kinerjanya
urugan yang cfektif dan menyeluruh hagi teknik telah termnati. Pengujian tersebut menentukan ~
terkait. Pedoman untuk mengendalikmt mutu material isi kuat gescr kelulusan air karakteristik konsolidi~i
urugan tanah d;.m hatu dalam konstruksi hendungan ukunm butir beratjenis dan herbagai sitat teknik-fiSik
urugan dapatjuga digunakmt oleh kontr.tktor Direksi yang lain. Pengujian yang sama akan dilaksanabn
dan Pemilik Bendungan. Karena tahap konstruksi selruna taltap konstruksi terhadap material urugan
mcrupakm1 langka.h akhir dalmn pcnerapan konsep yang terpilih untuk digunakan dalam desaiu.
dcsain maka sehelumnya perlu dipikirkan secant Pcngujimt haku yrutg dilaks<makan sclcuna konstruk'fi
singkat aspek rnutu. akmt mencakup pengujian untuk pengendalian mdfu
Ke:unan:m sehuah hendungm1 tergantung pada mutu dan catatan uji pclaksanaan.
dcsain konstruksi dan eksploitasi serta Untuk material yang ak;m diuji berupa hatu besar
pemeliharaannya. Pemilihan material dan lunak atau lemah atau material lain y;.mg sulit diuji
penggunaannya merupakan hagian penting dari dapat dihuat suatu urugan contoh atau urugan uji
seluruh proses konstruksi. Pengendalian mutu sehingga sifat-sifat fisik material tersebut dapat
material urug:m tanah dm1 hatu di lokasi konstruksi ditentukan dmt metodc konstruksi dapal ditetapkan
merupak:m salah satu kunci dahun proses penjmnin;m sehclum penyusunan spesifikasi teknik dan
kecun;m;m sehuah hendung;m. Penekmtan utmna huku pclaks~maan konstruksi yang sebenamya.
ini adalah menjclaskm1 pengendalimt mutu selmna Sifat-sifat lisik material yang ditentuk~m sclama tahap
konstruk.-;i. Pedornan ini juga dipand;mg sesuai untuk investigasi d;.m desain digunakan untuk mendesain
sehagian hesar h<mgunan urugan t:.mah dan hatu y;mg hangunan.
dihuat secara teknik terutmna jika keheradaan atau Kemudahan pelaksanaan konstruksi bendungan
eksploitasi hangunan tersehut mempengaruhi sangat penting untuk dipcrtimbangk<m pada tahap
kesclmnat;m masyarakat di sekitamya. Pedmmm ini terschut di dalmn pemilihan material Lanah dan batu
tidak dimaksudkan scbagai sehuah pedoman haku metodc konstruksi serta peralatan yang akan
yang harus dikutip dalarn spcsilikasi konstruksi disediakan tcrrna-;uk pula penggunaan material dalam
sehuah proyek. Pedmmm inipun tidak herrnaksud desain scrta aspek pengendalian mutunya. Prosedur
menctapkan suatu stand;tr minimum pengendalian pengendalian mutu konstruksi bendungan mutlak
mutu yang bcrlaku untuk scmua hcndung;m urugan harus dilaksanakan untuk menjmnin persyaratan
karena sctiap hcndungan urugan mcrnpunyai material y<mg disebutkmt dalmn desa.in dipenuhi pada
keunikan tersendiri yang harus dipertimbangkan m;.L-;a konstruksi. ·
k<L'>US per kasus.
Proscdur umum yang dihah;L-; dalmn huku ini .h::trus 5.2 Spesifikasi Teknik
di laksanakan dengan hati-hati karen a dapal Penyusunan spesitikasi teknik konstruksi sebuab
menimbulkmt masalah jika ada material hennasalah bendungan urugan besar merupak;.m langkah penting
kltusus atau unik seperti y::mg Lelah ter:jadi di beberapa scbelum konstruksi dilaksanakmt. Spesitikasi tekniJ-
neg;.tra. menentukan persyaraL:'Ul tisik material yang alcan
Kehingungan dan bahkan pertentangan terjadi di digunak<m bagaimana dmt di m<ma material tersebuE
aJll<tra para ahli teknik profesional mengenai istilalt ak;.m ditempatkan cara mcncapai baku mutu stmHJar
yang hcrkaitmt dengan pengendalian mutu selmna pengujian dan prosedur ymtg akan digunakan untuk
konstruksi. Hal ini dikemukakan karena definisi mengevaluasi kiner:ja hanguncm yang telal1 selesa1
tanggung jawab dan peran spesilik dari Pemilik, konstruksinya cara pemhayanm konstruksi d<m hal·
Direksi, dan Kontmktor dalmn mengevalU::L'\i mutu hal lain yang berkaitan dengan konstruksi.
selama konstruksi berlangsung harus diperjelas. Keragaman bawaan dari material tanah dan batu
Nmnun, fungsi-fungsi pengendalian mutu yang telalt menyebabkan berbagai perlakuan dalmn desain agar
umum dilaksanakan oleh industri teknik dan karakteristik material ymtg beragmn tersehul dapat
konstruksi selama hertahun-tahun masih tetap dimanfaatk<m.
diperlukan. Fungsi-fungsi tersehut terrnasuk inspeksi, Penggunacm desain prosedur konstruksi dmt standari
pengujian material d<m penger:imm (workm::mship) pengujian yang telah diakui dalmn penyusun~f
untuk mencntukan kesesuaian pcker:jaan yang telah, spesifikasi teknik mengurangi kemungkinaJII
selesai dengan persy<tratan desain yang ditentukan teijadinya perbedaan pendapat dan tujuan
dahun spesitik<L'\i. Ada 3 tipe utmna spesitikasi teknik:
1) Metode (prosedur);
5. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi 2) Kiner:ja (produk/hasil akhir).
5.1 lnvestigasi dan ))esain. 3) Kombinasi 1) d<m 2)
Selcuna tahap investigasi dan desain untuk konstruksi
schuah bcndung<m urugan bes<tr loka"i bendung<m 5.2.1 Spesifikasi Teknik Tipe Metode atau Prosedur
diperiksa dan dievaluasi. Suatu aspek evaluasi yang Spesitikasi teknik tipe metode atau prosedur mengurai~·
penting adalah ( 1) menentukan ketersediaan berbaga.i bagaimana konstruksi akan dilaksmtakan secara fisik unt .'
tipe material tanah dmt batmm yang diperlukan untuk mencapai baku mutu yang telah ditetapkan dalam tahap des~
konstruksi dan menentukan sifat-sitat teknik-tisiknya. Spesitika-;i ini membcrikmt persyaratan mengenai material y
(2) Pengujian material harus dengan metode yang harus digunakan peralatan dan prosedur konstruksi kep· ·
baku penting dilaksanak;.m sehingga ha<;ilnya dapat Kontraktor.

420 Ba~:ian 8: Bendun~:. Bendungan, Sun~:ai, Jrigasi, Pantai.


SNI 03·6465-2000
.4. Huhungan l'engendalian Mutu- Kontrak (2) Ditemukan selama konstruksi;
cndungan urugan tanah, dan batu yang didesain oleb Pemilik (3) Ditemukan setelah peker:iaan selesai.
~IU Dircksi bia-;anya dibangun atas perjanjian kontrak antara J ika kesesuaian tidak; dapat terwujud di dalmn konstruksi yang
;milik dcngan kontraktor. telah selesai, maka ketidaksesuaian menjadi sebuah anomali.
asar kontrak tcrsebut adalah sepemngkat persyaratan umum Prosedur yang harus diikuti jika terjadi hal seperti itu tergantung
.au komcrsil yang membentuk aspek bisnisnya dan suatu pada tingkat ketidaksesuaiannya dan pengaruhnya terhadap
tdwal waktu penyelesaian konstruksi. Kontrak tersebut juga baku mutu. Tindakan perbaikan yang perlu dipertimbangkan
~risi rencana dan spesifikasi teknik yang menjelaskan dimensi dapat berupa:
endungan urugan, menjelaskan sumber dan sifat material yang (1) Tuntutan pelaksanru:m spesitikasi dan baku mutu yang ada;
arus digunakan, persyaratan baku mutu, prosedur konstruksi, (2) Baku mutu baru yang lebih tinggi daripada yang semula
an hasil pengujian yang barus diperoleh. Berdasarkan ditetapkan dan pelaksanaannya tidak memerlukan
1formasi yang diberikan di dalam dokumen kontrak, persetujuan terdahulu dari Pemilik atau Direksi;
cngala111an Kontraktor dan peralatan yang dimilikinya serta (3) Baku mutu baru yang mungkin lebih rendah dari semula
~ncana Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan, maka tetapi memerlukan persetujuan Pemilik/Direksi sebelum
:ontrakor menga,jukan usulan harga untuk pelaksanaan bagian- digunakan dalam pekerjaan.
:agian peke:tjaan. J ika telah disetujui oleh Pemilik, maka harga- Anomali dikaji oleh Pemilikt Direksi atau Kontraktor,
arga tersebut menjadi bagian dari kontrak antara Pemilik tergantung siapa yang bertanggungjawab membuat keputusm1
Gllgan Kontraktor. Meskipun Pemilik atau Direksi telah akhir. Tindakan yang mungkin dilakukan adalah:
,1enyusun rencana dan spesitik.asi yang menguraikm1 peke:tjru:m (1) Menyetujui urugan yang telah dibangun jika memenuhi
;;mg harus dilaksm1akan, tetapi begitu kontrak ditandatangani kriteria yang ditetapkan dalam desain;
·leh Pemilik dan Kontraktor maka tidak satupun di antara (2) Modifikasi desain semula sehingga memungkinkan
.cduanya mempunyai hak untuk mengubah ketentuml manapun digunakannyamaterial urugan yang berbeda baku mutunya
Jli dalam kontrak secara sepihak, tanpa persetujuan pihak tetapi tetap menjaga baku mutu keseluruhan yang
)ainnya. ditetapkan dalam desain agar kiner:ia dan keamanan
.~einginm1 Pcmilik atau Direksi untuk mengubah desain scla111a konstruksi tetap terjaga;
:•elaksanaan konstruksi dapat terjadi akibat adanya: ( 1) (3) Menghancurkan bagian urugan yang tidak sesuai dan
f.(ebutuhan baru dari Pemilik atau Direksi, (2) Pemilik atau membangunnya kembali scsuai baku mutu semula jika
ij)ireksi menetapkan baku mutu yang lain, (3) akibat adanya desain tidak dapat diubah agar kiner:ja dan kecunanan
.untutan dari pihak berwenang yang berbeda dengan ketentuan konstruksi tetap ter:jaga.
}:ontrak semula. Kebanyakan kontrakkonstruksi mengantisipasi Prosedur yang harus diikuti tcrgantung pada tingkat
>erubahan dan penambahan peker:jaan yang bcrbeda dcngan ketidaksesuai<m yang tcr:jadi dan biasm1ya mcnyangkut proses
1ang semula discbutkan dalmn kontrak dengan mengeluarkan dua tahap. Tahap pertama adalah menentukan kelas setiap
'erintah penguballan. Kontraktor dan Pemilik perlu ketidaksesuaian berda'\arkan tingkat keparahannya sehingga
nengadakan perundingan untuk menyesuaikan kuantita-;, baku dapat dipilih dan dapat diperbaiki tanpa tindakan klmsus y<mg
nutu, jadwal, dan berbagai ketentuan pembayaran akibat memerlukan pcrubahan kontrak Tahap kedua menyangkut
)erubahan atau pena111bahan peker:j<utn. Kadang-kadang, di kctidaksesuaian y<mg memerlukan penyelidikan dan evaluasi
ap<mg<m berkembang suatu kondisi yang jauh berbeda dengan rind untuk menentukan perlu tidaknya mengubah desain baku
,·!mg telah diantisipasi oleh Pemilik atau Direksi ketika mutu atau kontrak sebelum mcncapai kcputusan akhir.
nenyusun desain dan spesitik.asi teknik dan oleh Kontraktor Pengubahan tersebut tidak bolch dilaksanakan hanya
(etika membuat us ulan pelaksanaan pekerjaan. Karena Pemilik berda.-;arkan persct~jum1 wakil pemilik atau Dircksi di Iap<mgan
:1tau Direksi adalah pembuat desain bendungan urugan, maka saja tetapi harus disetujui oleh Pemilik atau Direksi terlebih
ta mempunyai tanggung jawa untuk: ( 1) Mengevalusi kmulisi dalmlu.
,oersebut, (2) Menentukan diperlukan a tau tidaknya perubahan Prosedur administrasi untuk perubahan y<mg harus dilakukmt
:lesain at au baku mutu, dan ( 3) Memberikan pengaralwn selama konstruksi dan kondisi Iokasi yang bcrbeda harus
~epada Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang diuraikan dengan jelas olch Pcmilik atau Direksi di dahun
ditentukan semula, atau (4) Melaksanakannya dengan desain kontrak d<m pada awal konstruksi. Bcgitu Ielah dibuat keputusan
atau baku mutu alternatif. Sekarang irti dokumen kontrak yang untuk mcmbuat pcrubahan maka pekerjaan yang tcrkait
menyertakan ketentuan mengenai perbedam1-perbed<utn y<mg dilaksanakan dcngan baku mutu yang sama scpcrti yang
mungkin terjadi di lokasi konstruksi sudah lebih umum sehingga ditetapkan untuk konstruksi scmula al<IU dcngm1 haku mutu
dapat dilakukan negosiasi dan dibuat persetujuan bcrsa111a yang baru jika pcrintah pcrubahan dibcrik<m. Kctidaksesua.ian
<mtara Pemilik dengan Kontraktor mengenai penyesuaian dcngan spesifikasi harus ditentukan hcrdasarkan kontrak.
terhadap; kuantitas, baku mutu, jadwal, dan kctcntuan Proscdur administrasi ymtg dipcrlukan untuk mclaks<makmt
pembayaran. perubahan perlu dipcrhatiiGm agar tcrcapai kcscimbang<m mttara
kebutuhml mclm~jutkan konstruksi tleng<m ccpat tl<m keharus<m
7.5. Ketidaksesuaian memcnuhi persyarat<Ul tlcsain.
Pada pelaksanaan konstruksi yang dih.:ngkapi rcncana
pengendalian mutu rinci, kasus ketidakscsuaian dengan Lmnpiran A
pengujian atau prosedur yang disebutkm1 di dala111 spesitikm;i Daftar Istilah
dapat diidentitikasi dan ditcmgani lebih cepat dari pada ym1g Pcmilik pekerjaan Owwcr
tidak memiliki proscdur formal. Dalam suatu proyek, Pcngcnda.lim1 mutu Quality control
ketidaksesuaian dapat te:tjadi di berbagai tahap sebagai berikut: Bemlungm1 unugan Emb<mkmcnt dmn
(1) Ditemukan ketika peker:jaan konstruksi smna sckali bel urn Kemajuan rata Running average
dimulai;

Bagitm 8: Bendtmg. IJerultmgcm. Stm,a:ai. lrigllsi. PmtWi. 425


SNI 03·6465·2000

diinspcksi, dan kcahli<Ul pcla.ksmm inspcksi. Jumlah setiap lipe sccara acak dengan kek.erapan minimum y<mg dianjur~J~
inspcksi ak;:m hcrag:un scsuai kcmajuan pckcrjaan. Sclmna cara ini dilak.sanak.an, maka hasil pcngujiannya akaD ;ttl
tahap konstruksi awal, pcngujian dan pengukuran untuk mcwak.ili kondisi rata-rata pekerjaan konstruksi yang
mcmpcrkuat pcnilaian olch pclaksana inspcksi harus lehih dilaksanakan. Kiscu-an k.ineija pekeijaan konstruksi tidak ..
scring dilakukan. smnpai kcmampuan untuk mcnentukan yang dihasilk.an dengan ccu-a pengambilan contoh dari
kclaikan konstruksi scnu-a visual dapat diandalk<Ul. Dalam pekerjaan yang tampak. tidak. laik seperti yang diseQ
hchcrapa k.asus, hanyaknya pengukunm d<Ul pcngujian dapat sebelumnya. il
dikurangi scsuai kcmajuan pckcrjaau, tctapi tidak boleh Dalam evaluasi basil pengujian, metode yang digunakan
dihil;mgk<m smna sckali. pcmili.han contoh harus diketahui. Hal-hal yang!menye .
Pclaksanaan inspcksi mcncntukan tcrpcnuhi at.au lidaknya ha...,il pengujian berada di bawah persycu-atan minimu~
pcrsy;u-atan yang dischutk;m di dahun rcnccma d;m spcsifikasi; diperbaik.i; jika terdapat sejumlah besar basil pengujiao ill
lnspcktur y;mg hcrkualitas mutlak dipcrluk;m hagi tcrcapainya bcrada pada g:.ms hata." mak.a harus segera dicari penyeb¥o)~
konstruksi hcnnulu tinggi. Inspcktur diheri tanggung jawab dan kemudian diperbaik.i. Cara pengambilan contoh yang ~pill
untuk mcmastik<Ul hahwa pekcljaan konstruksi yang discrahkan untuk. masing-masing proyek harus ditentukan di~~
kcpad;mya disclcsaik;m scsuai spcsifikasi tckniknya dml bahwa k.onstruksi dan dapat diubah agar sesuai dengan kQf1l)ii
proscdur pcngcndalian mutu yang tclah ditetapkan telah lap:.mgan ycu1g schcnarnya. •2
dipcnuhi. Untuk mclaksanak<m tugasnya dengan etisien, maka Selain pengujian untuk pengendalian mutu, dapat pula<ijpill
inspcktur h;u-us sepenuhnya mcngerti kctentuan-ketentuan contoh pada interval yang lebih besar untuk menguji be~
spesifikasi dan proscdur pcngcndalian mutu menyangkut karakteristik. teknik. seperti kuat geser, k.elulusan airrdai
pckcrjaan konstruksi y;mg akan diperiks;mya. Inpektur harus k.onsolidasi. Pengujian tersebut masuk. dalam cata~ uj
mcngcrti a.<;umsi-asumsi yang digunakan dalcun desain atau ia pelak.sanaan (record test) dan digunak.an untuk mem~
h<trus dibcullu secara pcriodik oleh perenccu1a terutama dalam bahwa parameter material yang dipakai di dalam <JA~·.:
mclaks;mak.an inspeksi k.ondisi pondasi. menccnninkan kondisi puma laksana yang sebenarnya. 0. ·.
Meskipun fungsi dasar inspeksi adalah menentukan. diterin).a uji pclaksanaan ini bersama~sama dengan data k.inerja · ·.
a tau tidaknya pekeijwm konstruksi yang tclah dilaksanakan oleh Linggi muka air pisometer, d~ta penurunan dan gerak.~ ~ ,
Kontraktor, biasanya diminta juga menentukan sejauh q~ana data kuantitas remhesan digunakan untuk. mengev;~
pek.erjaan tidak. dapat diterima seccu-a ek.onomis. k.elayakan dan k.eamanan bendungan urugan yang telah sel~
Untuk. mempermudal1 pcngendalian mutu kontruk.si, perlu dibangun ..
dibuat hubungan sccara visual antara sifat-sifat desain teknik
yang disycu-atkan dengan peker:jaan konstruksi yang telah 6.2.2 Pengujian
selesai. Hal ini diperlukan karena tidak mungkin menguji Terdapat dua tipe dasar pengujiaQ,_yang dilaksanakan . ,
seluruh peker:jaan k.onstruksi yang telah selesai. Jik.a hubungan tahap k.onstruksi, yaitu pengujian untuk pengendalian m~
visual an tara pckeijaan atau material yang dapat atau lidak. dapat catatan uji pelak.sanaan. Tujuan pengujian untuk pengeq .
diterima tampak jelas, hanya perlu dilakuk.an pengujian mutu adalah untuk mengukur sifat-sitat material yang,
secukupnya saja untuk mernperoleh konfirmasi. Apabila dibangun untuk memastikan bahwa persyaratan desait1u
dijumpai perhedaan antara desain dan basil pek.eij~, maka terpcnuhi seperti yang disebutkan di dalam spesifikllil\
jumlah pengujian barns ditingkatkan, Da1am hal apapun,jumlah dokumen pengendalianteknik lainnya. Pengujim1 i~ ·
penguj ian harus cuk.up dcmi terlak.sananya pepg~ncJali;;m mutu umumnya berupa pengu~uran indeks teknik atau rm:11i'
yMg memadai dan untuk melengkapl catata.ninspeksi permanen desain dan dapat dilakukan dengan cepat (satu hari atau k ·
yang diperlukan. :,:·,, sehingga prosedur pemilihan material atau prosedur kon.
Pengujian terhadap seluruh pekerj~n tidak praktis untuk. yang salah dapat segera diperhaiki. pada umumnya pen
dilaksanak.an. Prosedur ycu1g biasa cJilakukan ;;1d~ah memilih ini terdiri atas pengujian kepadatan lapangan, pemadatai1,
contoh-contoh yang mewakiii beberapa satuan peker:jaan air, gradasi, dan batas Atterberg, dan dilaksanakan di
konstruksi atau material untuk diuji .. Catatan uji pelaksanaan pada umumnya berlangsung
Ketelitian prosedur semacam ini tergantung pada: beberapa hari atau beberapa minggu dan meru
1) Hubungan cu1tara ukuran contoh dengan ukuran satuan pengukuran langsung dari sit~lt-sifat teknik scperti k.uat'
yang diwak.ilinya; statik dan dinamik, k.elulusan air, kons.olidasi, dan pepgf
2) Prosedur pemilihan contoh; khusus lainnya. ,:i.
3) Kekerap;m pengambilan con~Qh. Kekerapan pengujian bervariasi, tergantung pada j
Untuk sebagian bescu- konstruksi bangunan tanah, perbandingan material yang-harus ditempatkan dan ukur:an partikellll
antctra Qkuran contoh dengan satuan pekerjaan konstruksi atau terse but Biasanya, makin besar partikelnya, mak.in. ·
material_ yang diwakilinya sangat k.ecil. Berdasarkan hal ini dilakukan pengujian D dalam k.enyataan. proyek kecij
penggunaan satu contoh saja untuk mewak.ili suatu satuan mempergunakan urugan batu berpartikel besar tidak 1
pekerjaan konstruksi atau material. tidak. memadai. Untuk mela.ksanakan pengujian. untuk ,proyck he~arpun
memperbaiki hal tersebut, harus digunakan prosedur khusus diperlukanbeberapa pengujian sajakarena diperlukan
untuk pemilihan contoh. Karena tujuan utamanya adalah khusus untu~ penanganan dan pengujian. Kekerapan pe
memastikan kelaikan pekerjaan konstruksi, maka. cara yang tipikal untuk berbagai bendungan yang telah selesai di
dilakukcu1 adalah memilih contoh dcu-i bagian-bagian pekeijaan diperlihatkan dalam Lampiran B. . 1~
konstruk.si yang trunpak.nya paling tidak. laik. Jika beberapa Kekerapan pcngujian pada umumnya dilingkatkan JJa(]llllo'tPI
contoh terse but menun_jukkan. tingkat kinetj<t yan.g memenulti. konstruk.si; peningkatan dapat juga dilakukan jika
persyaratan minimum, maka k.elaikan pekeJjaan konstruksi bendungan dapat menimbulkan korban jiwa dan h~
tersebut secard umwn dapat diterima. yang besctr bila terjadi kerunLuban atau jika ada kondisi'
Ccu-a lain pemilihan contoh dalam inspeksi adalah memilih menyebabkan resiko keruntuhan menjadi tinggi atMt

422 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungm. Jrigasi, Pantai.


SNI 03-6467.1-2000
SK-SNI.T-30-1999-03
TATA CARA PENGUKURA N ALIRAN BENDA CAIR PADA SALURAN
TERBUKA DENGAN BANGUNAN UKURAMBAN G LEBAR HORIZONTAL
DAN UJUNG HULU BULAT

Ruang Lingkup h) Kestabilan tanggul serta perlu tidaknya perbaikan dan atau
. l Stand<tr ini mencakup pengukuran aliran langgeng di perkuatan tebing sungai .
sungai dan saluran terbuka dengan menggunakan am bang i) Keseragaman pen<trnpang melintang pada saluran
Iebar horizontal ujung hulu bulat Oihat gambar 1 dan 2). peng<trah.
.2 Kondisi aliran hanya dibatasi untuk aliran langgeng yang j) Tiupan angin, yang bes<II peng<JIUbnya terhadap aliran
sangat tcrgantung pada tinggi energi bagiau hulu. Aliran sungai, atau di atas am bang atau bangunan ukur, terutama
tenggclmn, yang tcrgantung pada elevasi muka air hilir apabila sungai, ambang atau bangunan ukur tersebut leb<II
maupun hulu tidak tcrcakup dalam stand<tr ini. dan tinggi energinya kecil dan hila <tr<th tiupan angin
.3 Bangunan ukur ambang leb<tr horizontal dan ujung hulu berlawanan <trah aliran .
bulat mcmpunyai kis<tran debit dan batasan modul<tr yang k) Pertumbuhan gulma air.
baik, scrta <.:ocok digunakan pada instala<>i ukuran kecil I) Angkutan sedimen.
dan sedang.
4.1.3 Apabila lokasi yang ada tidak memenuhi kondisi yang
Acuan diperlukan untuk pengukuran yang memuask<m, atau apabila
Standar-stand<tr bcrikut mcncakup ketcntuan-ketentua n pengamatan terhadap aliran pada saluran pengarah
·:mg mcnjadi a<.:uan dalmn penyusunan stand<tr ini. menunjukkan adanya penyimpangan distribusi kecepaL:111 yang
ISO 772: 1988, Liquid tlow mea<>urement in open chanels- cukup bes<tr d<tri yang dijelaskan pada lampiran B, maka lokasi
Vocabulcu-y and symbols. tersebut tidak dapat dipakai kecuali dilakukan perbaikan yang
ISO 5168:1978, Measurement of tluid now-Estimation of memadai. Sebagai altematif, kinetja instahL<>i dapat diperiksa
uncer-tainyty of tlow-rate measurement. dengan melak:uk<m pengukuran aliran dengan metode lainnya.

I. Definisi Dan Simhol 4.2 Syarat-Syarat Pemasangan


Untuk kcpcntingan stand<JI ini digunakan dcfinisi-dcfinisi 4.2.1 Persy<tratan Umum
rang terdapat dalam ISO 772. Daft<tr simbol yang lengkap
>eserta satucmnya, dapat dilihat pada lampiran A. 4.2.1.1 Pemasangan bangunan ukur y<mg lengkap terdiri d<IIi
saluran peng<IIah, bangunan ambang dan saluran hilir.
Kondisi dari ketiga komponen ini mempengarahi
•· Pemasangan Hangunan Ukur
J.l Pemilihan Lokasi ketelitian pengukurm1 secant kcseluruhan. Persy<u-atan
l.1.1 Bangumm ukur harus ditcmpatkan pada ruas saluran pemasangan tcnnasuk bentuk seperti bentuk akhir
?<mg lurus, tcrhind~tr dari g<mgguan-gangguan setempat serta pennukaan dari amh<mg, bentuk penampang mel in tang
<ekasaran atau kctidaktcraturan d<L<;ar sungai/saluran. saluran, kekas<tran salurcm d<m peng<JIUh dari peralatcm
pcngontrol yang terdapat di hulu dan di hilir dari
t 1.2 Studi pendahulucm h<trus dilakukan terhadap kondisi bangumm alat duga muka air.
.:isik dan gamharan hidraulik dari usulan lokasi untuk
p1emeriksa apakah lok<L<>i terse but memenuhi persy<tratm1 yang
4.2.1.2 Distribusi dan arah ke<.:cpatan akan sangat
mempengaruhi kinerja dari mnb<mg (lihat hutir 4.2.2
Jipcrluk<m untuk pengukuran debit dengan bangunan ukur ini.
Dahun pemilihan loka<>i, hal-hal yang harus diperhatikan adalah dan hunpiran B).
5ebagai herikut:
4.2.1.3 Begitu hangunan ukur dih:mgun, maka setiap peruhah<m
a) HC~Ius terscdia panjang saluran yang memadai dengan
pcnamp<Ulg melintang yang tcratur (Iihat butir 4.2.2.2). pada sistem yang mempcngaruhi das<tr perenc<maan
ak:m mcngubah k<trakteristik dchitnya.
h) Terdapat keseragam<m distribusi kecepat<m (lihat lampiran
B).
c) Harus dihindari salunm terjal (lihat hutir 4.2.2.6). 4.2.2 Saluran Pengarah
d) PengMuh peninggian muka air hulu akibat bangunan ukur 4.2.2.1 Bila aliran pada saluran pengarah terganggu oleh
ketidakteraturan bentuk saluran, misalnya adanya
terse but.
c) Kondisi bagi<m hilir (tennasuk pengMuh-pengaruh sepcrti bongkall batu bes<II, singkap<m batuan yang bes<tr, atau
oleh adanya tikung<m, pintu sorong, at<tu gangguan
pasm1g surut, pertemuan dengau salur<m lain, pintu sorong,
bcntuk-bentuk lain yang dapal mcngakibatkan tidak
bendungan-bendun gan dan bangunan pengontrollainnya
simetrisnya penampang debit saluran sehingga
yang mungkin mengakibatkan alinm tenggelam).
berpengaruh terhadap kcteliti<m pengukuran. Alinm
t) Kekcdapml fondasi bangunan ukur serta perlu tidaknya
pada saluran pcng;u-ah h<IIus mempunyai distrihusi
peman<.:angan, grauting atau usaha lain untuk
kecepat<Ul y<mg simctris (lihat lcunpinm B). Hal ini dapat
mengendalikan rembesan.
tcrpcnuhi apahila salunm pcngarahnya lurus dan cukup
g) Pcrlunya tcmggul banjir untuk membatasi debit maksimum
p<mjangnya sert<t mcmpunyai pencunp<mg melintang
di dalam saluran.
yang seragam.

Bagian 8: Bendung, Bcndungan, Sungai, lrigasi, Pmllai. 427


SNI 03-6465·2000

I) Mcmbuat definisi dan spesifikasi baku mutu serta yang akan digunakan di dalam konstruksi dan baku muru ~fa!
mcnjamin keabsahannya; sifat tek:nik yang harus dihasilkan. Rencana pengendalianmon
2) Mcnetapkan prosedur pengujian atau inspeksi untuk yang dibuat oleh Kontraktor dan telah disetujui oleh Per4ilil
menentukan tercapai atau tidaknya baku mutu yang atau Direksi harus merupakan dokumen formal yang tJeri.l
ditetapkan dala.m spesitikasi; uraian tentang hal-hal sebagai berikut: ~
3) Memastikan ba.hwa prosedur pcngujian dan inspeksi I) Prosedur pengendalian mutu y<mg harus dilaksanabl
dijalankan dan dilaksanakan dengan bcnar serta termasuk metode uji spesitik dcm inspeksi sertakekedpa
mengara.hkan proscdur pengujian dan inspeksi untuk pengujian;
menentukan tercapai atau tidaknya baku mutu yang 2) Penentuan material tanah dan batuan spesitik yang f11111
ditctapk<m dala.m spesitikasi; diuji dan diinpeksi serta prosedur konstruksi spesiftkyan:
4) Memastikan dan mengusahakan agar baku mutu yang harus diperiksa; ;
ditetapkan dalam spesifikasi tercapai atau menolak 3) Penentuan kriteria kesesuai<m/ketidak sesuaian sefjaj
peker:jaan yang tidak scsuai. metode pengujian untuk pengendalian mutu yang sJXtilil
5) Melaksanakan dokumcntasi dan membuat laporan atau prosedur konstruksi; ~
pengujian dan inspeksi. 4) Laporan pengujian dan inspeksi pros6dw
6) Mema-.tikan bahwa rcncana Pengendalian Mutu dapat pendokumentasian dan distribusi laponm serta kekernp;l
hcr:jalan serta catatan dan lapomn diperiksa dan disimp<m pelaporan. r:
dengan baik Karena itu Kontraktor mempunyai tanggung jawab utarna dalao
menjalankan rencana pengendalian mutu deitgan melaksanfb
pengujian dan inspeksi sesuai deng<m rencana yang telal
disetujui. Kontraktor mengusulkan memperba.haruiJ(IJm
menghasilkan lembar data yang diperlukan melaksrut4U
pengujian sebelum material urugan ditempatk<m memberitlll
persetujuan penempatan material urugan mengawasi prosatu
konstruksi selama penempatan material urugan dan memeli.bl
prosedur perlindungan material urugan setelah matc:Dai
Pclaksan."lo111 ditempatkan. Kontraktor dapat melaksanakan renqan
rc:ngcndalian M\IIU
pengendalian mutu atau menunjuk laboratorium gcoteknili\
perusahaan penguji untuk melaksanakan peker:jmm te~· .
Pcloks.1na.1n Konlr.~k
Kontraktor akan menjalankan program pengendalian motu
Admin.islrnsi tingkat pengawasan untuk meyakinkan bahwa peker:jaan II
dilaksanakannya memenuhi baku mutu y<mg ditetapkah
Gamharl dalam spesitika.;;i. !
Bagan Organisasi Pemilik atau Direksi diwakili oleh seomng ahli konstru · ·.
Metode A - I)engendalian Mutu oleh Pemilik/Direksi staf pendukungnya yang ditugaskan khusus di loka-.i. P · ·
atau Direksi melaksanak<m administrasi kontrak te ~
7.3Metode B- Pengendalian Mutu Oleh Kontraktor menentukan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksan '
Dalam metode ini Kontraktor mempunyai tanggung jawab mernpersiapk<m pembayar<m pekerjaan yang telah sel Pi
utama melaksanakan proses pengendalian mutu. Namun menjelaskan persyaratan spesifikasi mempersiapkan: 4a
hiasanya Pemilik/Direksi melaksanakan Jaminan Mutu dan merundingkan perubahan-perubahan akihat ad. Y'
berpartisipa.;;i dalam menetapkan dan menyetujui pengujian penambahan a tau akibat perubalt~m desain pekcr:jaan t<un
pengendalian mutu serta rencana prosedur inspeksi yang harus yang diminta oleh Pemilik atau akibat kondisi tak ter
dipatuhi Kontraktor selama konstruksi berl<mgsung. Dalam Pemilik atau Dircksi juga bertanggung jawab melaks·
metode ini suatu rencana pengendalian mutu diterapkan oleh inspeksi untukjaminan mutu pengkajian dan pemeriksaan
Kontraktor dala.m berbagai operasinya. Tugas pengendalian untuk catatan uji pelaksanaan material tanah dan hatuan
mutu ini merupakan tambahan tanggungjawab bagi Kontraktor memastik<m bahwa material yang telalt ditcmpatkan di
dan merupakan pengganti Metode A yang lebih tradisional. urugan mempunyai sifat-sifat tcknik yang ditetapkan di
Bagan organisasi yang menampilkan organisasi Metode B desain. Dalam kondisi normal inspeksi dan pengujian .·
berikut tanggung jawabnya diperlihatkan dalam Gambar 2. Pemilik atau Direksi tidak boleh menggantikan :_
Dalam Metode B Pemilik/Direksi bertanggung jawab atas menduplikasi prosedur pengendalian mutu yang dipakaii
investigasi d<m pemilihan serta penguji<m sumber-sumber Kontraktor.
material tanah dan batuan untuk bendungan urugan
melaksanakan desain dan menyusun spesifikasi. Pemilik atau
Direksi juga bertanggung jawab untuk menyetujui rencana
pengendalian mutu yang diusulkan Kontraktor dan biasanya
melaksanakan aspek Jaminan Mutu dari progmm pengendalian
mutu. Kontraktor mempunyai tanggung jawab utama dalam
menetapkan rencana pengendalian mutu bersama-sama dengan
Pemilik atau Direksi untuk memenuhi persyaratan yang
disebutkan di dalam spesifikasi dan akan dipatuhi oleh
Kontraktor selama melaksanakan konstruksi. Dalam hal ini Gambar2
spesifikasi menetapkan suatu gambaran teknik tentang Bagan Organi-.asi
bendungan urug<m yang akan dib<mgun material tanah dan batu Metode B- Pengendalian Mutu oleh Kontraktol'
SNI 03-6467.1-2000
kcrangkanya herfungsi sebagai pembatas atas mempunyai ukuran dan kedalaman untuk memberi
amhang gentk. ruang: bebas yang cukup di sekeliling pelampung pada
c) Amhang gerak dihubungkan dengan dua lajur baja seluruh tinggi muka air. Jarak antara dinding sumuran
kc balok pengangkat horizontal. Mereu am bang Iebar ke pelampung minimal 0,075 m.
horizontal. Ujung hulunya dibentuk bulat agar tidak 6.2.4
tcr:jadi pcmisahan aliran. Pipa atau celah harus mempunyai salunm balik paling
sedikit 0,06 m di bawah eleva<>i muka air terendah yang
Gambar 2 menunjukkan ambang Iebar horizontal
harus diukur, dan harus rata dengan batas saluran
dengan ujung hulu bulat yang berfungsi sebagai
bangunan pcngukur dan pengatur aliran. pengarah dan dengan arah tegak lurus. Batas saluran
pengarah harus rata dan halus (sama dengan beton
.ondisi Bagian Hilir diplester) dalam jarak I 0 kali dimneter pipa atau Iebar
celah yang dihitung dari garis sumbu pertcmnan. Pipa
Uisi di hilir hangunan ukur sangat penting, karena
itu dapat dimiringkan ke dinding jika pas dengan tutup
f::ntukan cleva.o;i muka air hilir. Elevasi muka air hilir ini
atau plat yang dapat dilepas d<m dipasang rata dengan
pakan salah satu faktor yang mencntukan kondisi aliran
dinding tempat pembuatan lubang-lubang. Ujung lubang
akan melalui ambang, apakah alinmnya sempuma atau
itu tidak boleh dibulatkan atau dipendam .
.~elmn. Oleh karcna itu pcrlu menghitung dan mengamati
.~i muka air hilir pada kondisi debit kecil sampai debit
6.2.5 Penambahan kedalmnan sumuran yang cukup perlu
· dan pcrlu membuat kcputusan berdasarkan tipe ambang dilakukan untuk mcnghindari bahaya kandasnya
yarat-syarat geometri yang diperoleh, dari basil tersebut. pelampung pada dasar atau pada endapan lumpur atau
sampah. Penempatan sumuran duga dapat dengan
varat Umum Pemeliharaan memberikan ruang antara dengan ukuran dan
';liharaan terhadap bangunan ukur dan salunm pengarah perbandingan yang serupa dengan sumuran dan saluran
-1t penting untuk mcnjaga ketelitian dan kesinambungan pengarah agar lumpur dan sampah mengendap di tcmpat
1
ukuran. Saluran pengarah harus d~jaga bersih dan bebas yang mudalt dilihat dan dibersihkan.
: umpur d<m tanarnan sampai jarak minimal tertentu seperti 6.2.6 Diameter pipa penghubung atau Iebar celah harus cukup
,.mt pada butir 4.2.2.2. Sumuran pelampung dan mulut agar muka air di dalmn sumuran dapat mengikuti naik
<m pengarahnya juga harus dijaga bersih dan bebas dari turunnya tinggi- muka air di saluran tmtpa ada selisih
pan. waktu, tapi kalau pun ada harus sekccil mungkin, untuk
!Unan mnbang ukur harus dijaga bersih dan bebas dari mcmudahkmt selmna pcmeliharaan, d<m meredarn osilasi
lab dan perlu hati-hati dalam pembersihan endapan agar gclomb<mg pendek.
terjadi kerusakan pada mercu arnbang. 6.2.7 Tidak ada aturan pasti untuk mencntukan ukunm pipa
penghubung, karcna tergantung pada situa.-;i instala-;i
'engakuran Tinggi Muka Air setcmpat. Schagai contoh, apakc'lh situasinya terbuka dan
:~etentuan Umum dipcngaruhi gelombang, dan apakah dimncter sumuran
yang cukup bcsar diperlukan untuk menempatkan
Bilamana pengukuran-pengukuran sesaat diperlukan, pelampung-pelampung alat pencatat. Akan lcbih
tinggi muka air di hulu mercu ambang dapat dinkur mewakili hila pipa pcnghubung mcmiliki ukurmt ymtg
dengan menggunakan papan duga vertikal atau miring, cukup bcsardari pada tcrlalu kecil, karcna penyempitan
jarum ukur, titik pengukur, bandul dengan kawat ukur dapal dilakukan kcmudian apahila pcredaman
atau pita ukur. Bilamana pengukuran menerus gel om bang pendek dirasa kurang memadai. Pipa
diperlukan, alat pencatat otomatis harus digunakan. diameter 100 mm biasanya cukup untuk pcngukuran
Lokasi penampang penguk.uran tinggi muka air aliran di lapangan. Pipa dimnetcr 3 mm mungkin scsuai
diuraikan dalam butir 7 .2. untuk ketclitian pcngukunm tinggi muka air pada aliran
Dengan menurunnya ukuran arnbang dan tinggi muka tctap di lahoratorium.
air, kesalal1an kecil pada saat pembuatan dan pencnturut
titik nol serta pembacaan alat pengukur tinggi energi 6.3 Penentuan Datum Nul
menjadi lebih besar dan relatif penting. 6.3.1 Penentuan datum nol awal ym1g tcpat tcrhadap alat ukur
tinggi muka air deng<m mcmperhatik~m clcvasi mcrcu
Sumuran Pencatat mnbang. Pemcriksam1 ulang scc..:ara teratur datum nol
Umumnya penguk.uran tinggi muka air dilakukan di ini, sangat penting apabila kctclitian pcngukuran
dalam sumur pencatat untuk memperkocil pengaruh kcseluruhannya ingin dic..:apai.
tluktua.'ii muka air di saluran. Apabila cara ini diterapkan, 6.3.2 Alat-alat ym1g tcpat untuk pcncntuan datum nol harus
perlu juga dilakukan pengukuran tinggi muka air di disediakan. Datum nol harus dimnhil limgsung llcng~m
salunm pengarah sebagai pengontrol. refcrensi mcrcu cunbang, d<m alai pcnc..:atat harus llihuat
2. Sumur pencatat harus dibuat vertikal dan cukup tinggi/ pada waktu pcnyetclan di saluran pcngarah dan Ji
dalam untuk mencakup selumh kisaran tinggi muka air sumuran duga. Pemcriksaan datum nol berdasm·kan
dan tinggi minimumnya 0,3 m di atas muka air clcvasi muka air (pada saat alinm hcrhcnti atau haru
maksimum yang diperkirakan. Pada lokasi yang mulai tcr:jadi) ada keccndcrungan salah hcsar, karcna
disarankan sumunm duga harus dihubungk<m dcngan cfck tcg<mgmt pcnnukaan dcu1 tillak llapat digunakan.
saluran pengaral1 dengan pipa atau celah. 6.3.3 Dabun hal cunh<mg ukur gcrak, ada vmi<L<;i elcv<L<;i muka
3 Sumuran maupun pipa atau celah penghubung harus air hulu dan elevasi mcrcu ambang. Elcvasi mcrc..:u
k.edap air dan sumuran digunakan untuk mcnempatkan ambang dapat dibaca di papan lluga yang dipasang
pclampung alat pencatat muka air, sumuran harus pcnncmcn. Mctodc pcngukunm clcv<L'ii mcn:u cunb;mg

Baxian 8: Bendunx. Jlendunxcm. Su11gai. Jriga.l"i. Pwuai. 429


SNI 03-6465-2000

Lam1>iran n PenJ,rtlkuran Tak Langsung. Sebuab lubang berbentuk pirmnid


PenJ.,rtljian Khusus terhalik yang sama kedalamannya dengan lapisan untuk
dipadatkan digali di dalam urugan y<mg helum dipadatkan. Di
Lampinm B memhahas heherapa pengujian untuk pcngendalian tengah parit terse hut dipas<mg sebuab alat pengukur penurunan.
kualitas yang tidak tmmm digunakan; karena itu disehut Kemudian parit tersebut diisi dengan material yang telah
pengujian khusus. Pengujian khusus ini diherikan sehagai <Jitimhang diratakan dan dilapisi dengan jala kawat halos.
infonnasi. Pada mnmnnya pengujian tersebut dikemhangkan Setelah satu lintasan alat pemadat volume baru dihitung dan
untuk menangmti situasi khusus karena adanya material atau kemudi<m disimpulk<m kepadatannya. Metode ini digunakan
kondisi lokasi konstruksi yang tidak lazim. di Austria untuk materiallepa<> dengan partikel berukuran.besar
Kepadatan atau 1\erat lsi LapanJ..!an (hatu atau kerikil).
PenJ.,rtljian dengan : Metode lain yang digunakan untuk mengukur kepadatan atau
Penetrometer. Metode ini terdiri at:L" pengukunm kepadatan hcrat isi lapang<m untuk hatu atau urugan kerikil pada umumnya
Jengan menggunakan schuah "prohe" herhentuk khusus atau sama seperti y<mg dipakai untuk material herbutir hal us keeuali
penetrometer yang ditemhuskan ke dalam suatu urug:m dengan alat ukumya dipcrbesar seperti kerucut p<L'\ir hesar (sand cone)
dihcri he han tertcntu. Korclasi antara keJalmnan penetrasi dan d<m metode volume air y<mg besar yang menggunakan cincin
tingkat kepadatan diperoleh dengan cant penetrasi ke dalam herdiameter 2m. Makin hesar ukuran partikel yang akan diuji
urugan y:mg diketahui tingk<tt kepadatmmya. Metode ini dapat makin besar pula volume contoh uji yang dibutuhkan dan karena
Jigunak;m dcngan cepal tetapi terhat<L" pada material herhutir itu alat uji serta biayanyapun menjadi makin besar pula
halus y;mg sangat seragmn kadar aimya. Keputusan mengenai pelaksanaan pengujian semacam ini harus
PenJ.,rtlkuran LanJ.,rstmg. Metode ini pada umumnyadigunakan dibahas kasus-per-kasus. Tujuannya agar tercapai
pada urugan hatu y<mg ukuran hatmmnya mclehihi 300 mm. keseimbangan yang benar an tara perolehan hasil uji yang seeara
Material hatu y<mg akan dipasang ditimhang di dalam alat realistik sesuai dengan karakteristik urugan dan parameter
angkutnya dan volume material yang ditempatk<m ditentukan desain yang digunakan dengan biaya dan kesulitan
melalui survey topograJi y<mg teliti. Perb<mdigan berat/volume pelaksana<mnya. Material yang mempunyai kandungan partikel
memherikan hesanm kepadat<m atau herat isi lapangan rata- besar lebih dari 30 - 40% memerlukan prosedur pengujian
rata. klmsus.

426 Ba~ian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03-6467.1-2000

ini a. dapat diamhil sama dcngan 11atu, dengan dan Rc > 2 x J(}"i (Rc adalah hilangan Reynolds), l)fL dianggap
E
~samaan
Jcransi yang diherikan pada hutir-hutir hcrikut dan sama dcngan 0,003 dengan tidak mcmhcrikan kcsalahan yau!!
ngan mcmpcrhatikan ketcntuan-ketcntuan yang hcrarti. Pcrsamaan (6) menjadi:
rdap;ll pada hulir 4.2. dan lampiran B. O,CJ06L O,CJ03L 312
Cu =(1 - b ) (1 - h ~ .................. ((;a)
Dari pcrsa1naan herikut dan (2), (3), dan (4), diperolch:
Contoh yang menjelac;kan mctcxlc lebih tcpat untuk menghitung
::v V2 _ 1)112 2CDh H Cu dengan konsep dao;ar tebal lapisan hata.s diberikan pada
A ..................... (5) lampiran C. Nilai Cv herlaku haik untuk mercu dengan bagian
Cv hulu tertutup (mcrcu tctap) dan mcrcu dengan bagian hulu
ngan: terbuka (mcrcu gcrak).
alah luw; pcna1npang mclintang hasah pada saluran
:·tJgarah, di tcmpat pcngamatan muka air. 8.3 Batasan Pemakaian
M.3.1 Batac; bawah dari h mcmpunyai kaitan dcngan bcsarnya
~\II aka Cv dapat dinyatakan sciYdgai fungsi Cn hh/A. Untuk pcngaruh sifat-sifat fluida d<m kekasaran lapis batas.
ilenghindari kcl->ulitan dalam mcnyclcsaikan pcrsamaan ($) BattLe; hawah yang disarankan adalah 0,0(; m atau 0,01
f:ambar 3 mcnyajikan hubungan antara Cv da11 CD hh/A. L, diambil yang hcsar.
~<!stamya c, dapal dipcrolch dari pcrsamwm (()) atau (6.a). X.3.2 Pcmbatao;an H/p muncul akibat kcsulitan-kcsuliliUl yang
dialami, hila Bilangan Froudc dari saluran pcngarah
•>Rurnus-rumus yang diherikan daJam St;mdar ini dipcrolch lcbih dari 0,5, dikaitkan dengan kcterbatasan hasil
ari pcrcobaan-pcrcohaan, dimana distrihusi kcccpatan pcrcobaan pada nilai-nilai H/p yang tinggi. Batas
Jiran dHt.an~ scragam dHn mcndckati 1. Jik;a kcccpatan yang ala." yang disarankan adalah H/p = 1,5.
'llukur pada stasiun pcngamatan mcrnbcrikan harga ct > X.3.3 H/L tidak bolch lcbih dari 0,57 d<m pcmbala.'\cUl H/L
' ,25 rnaka stasiun pcngamatan tcrschut tidak mcmcnuhi muncul karcna pcrlunya mcnjmnin aliran scjajar pada
;etcntuan yang tcrdapal dalam suh hab 4.2 dan pcrlu pcnampang kritis di attJs mcrcu.
1ilakuk;m pcningkatan kondisi dari salunm pcndckatnya. X.3.4 Tinggi cunhang, p, lidak botch kurang dari 0,1.5 m. Lebar
ferukur pada potongan rnclintang dimana pcngukuran rncrcu, h, tidak holch kurang dari 0,3 m atau tidak lchih
mggi rnuka air dilakukan. kccil dari Hrnab atau lidak lcbih kccil ililri L/.5.

J•erhitunJ(an J>ehit 8.4 Ketelitian


Ada dull mctodc yanp umum digunHkan untuk X.4.1 Kctclitian rclatif tcrhadap pcngukuran aliran yang
mcnghitung hcsarnya dchit dari hasil pcmbacmmtinggi dilakuk;m dcngan amhcu1g Iebar horizontal hcrujung hulu
muka air. Mctodc pcrtama rncnggunakan tcknik bulat tcrgantung pada kctclili<m pcngukur;m tinggi muka
pcndckatan dan pcrsarna;m dasar tiuggi cncrgi total. air dan pcngukuran dimcnsi ;unhang scrta kctclitiau
Mctodc ini <htpat dilakukan dcngan mcnggunakan pcmilih<m koclisicn debit tcrhadap tipc cunhang yang
komputcr dan akan cfisicn hila pcrhitunpannya rumil digunak;m.
dan hcrulang-ulang. Mctodc kcdua mcnggunakan M.4.2 Dcng;m kchati-hatian dan kcahlian y<mg cukup dalarn
huhungan yang dipcrolch dari hasil pcngukuran dan pclaksanaan hangunan ukur, kcsalahan sistcrnatis pada
tinggi cncrgi total untuk tipc am hang dan gcornctri alinm kocfisicn debit (dalcun %) dapat dipcrolch dcngan
tcrtcntu. Kocfisicn pada kcccpattm alirau datang Cv padH pcrsarnmm hcrikut:
pcrsarnwu1 dchit dipcrolch dari tahcl-tabcf dan grafik-
grafik.
Pcrsarnaan dasar dchit diuraikan pada hutir X.1. dcngau Xc" = ± (2 + 0,15 ~)
rncnggunakHn faktor-faktor tinggi cncrgi tottd d;mtinggi
cncrgi tcmkur. Pcrsamwm (2) dapat digunakan untuk Kcsalahan acak y<mg hcrhuhungan dcng<Ul pcncntmm koclhicn
mcngcvaluasi dchit, dcng;m nilai Cv y;mg scsuai, ymtg dchit dapat diamhil
dapat. dipcrolch dari gamhar 3.
:l Untuk air pada tcrnpcratur hiasa, CD rncrupakan fungsi Xc"=±1%
tinggi rnuka air, h. panjang mcrcu amh;mg dalmn arah
aliran, kck;L"ar;m pcnnukwm mcrcu, d;m pcrbandingan Koclisicn kcccpal<UJ datang Cv dapat hcruhah pada pcmunpang
hh ym1g dinyatakan dalarn pcrsmnwm. linttmg pcngukuran muka air. Apahila pcmcliharaan salurm1
pcngarah dilakukan sccara rutin kclidaktclitian Cv dapat
·= ( I - 2~L )(I - ~L )~~........................ (6) diahaikan.

l•.mmgan: X.4.3 Mctodc yang mcncntukan kcsalahan dalam


. : B/L adalah faktor karcna pcngaruh lapisan batas pada mcrcu pcnghitungm1 koclisicn dchit hams digahungk<m dcngan
sumhcr kcsalah;m lain, scpcrti dihcrikan pada Bah Y.
: tcb;d lapisan hatas
: panjang pcnampaJlg horisontal pada arnbang scarah ali ran. 9 Ketidakpastian Ualam t•enJ.rukuran Aliran
Bah ini dirnaksudkan untuk mcmhcrikan infonnasi kcpada
lla ambang yang dihangun dcnga11 pcrmukmm ym1g halus pcmakai standar untuk rncrnpcrkirakan kctidakpastian ha...,il
r,,j 6/L sccara praktis tcrlctak antara 0,002 smnpai 0,004. pcngukunm dchit.
iJngingat hahwa 4000 < L/k < to·'~ (k adalah nilai kckasaran)

Haxicm H: flendunx. flemlunJ<tlfl, ,\'unxai. /rixt~.~·i. l'cmltli. 431


SNI 03-6467.1-2000

4.2.2. P<mj<mg saluran pengarab yang lurus biasanya cukup Ambang harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah
lima kali Iebar permukaan air pada kondisi aliran aliran dan bentuknya barus sesuai dengan ukuran.
maksimum, asalkan aliran tidak masuk ke saluran ukuran yang diberikan berdasarkan hal-hal yang
pengarab dcngan kecepatan tinggi melalui tikungan berkaitan.
tajam atau pintu sorong berujung tajmn. Namun,
panjang saluran pcngarab yang lebih panjang lebih 4.3.2 Permukaan ambang dan dinding san1ping harus halos,
mewakili apabila kondisinya memungkinkan. yang dapat dibuat dari konstruksi beton diplestcr halos
dengan semen, atau dilapisi dengan bal1an halus tahan
4.2.2.3 Panjang saluran pcngarab yang scragam sepcrti karat. Di laboratorium, pengbalusan pennukaan hams
disyaratkan pada butir 4.2.2.2 mengacu pada jarak ke scuna dengan pennukaan dari plat b~ja atcm papan kayu
hulu diukur dari posisi pengukunm tinggi muka air. yang diamplas dan dicat. Kehalusan pennukaan akhir
Nmnun pada sungai akan tidak ekonomis apabila dasar masuk hal penting pada ambang horisontal terutama
dan tebing dilapis dengan beton sep<mjmlg syarat bata'> selebar 0,5
tersebut d<m mungkin diperlukan adanya penyempitan Hmak~ ke arab hulu dan hilir an1bang.
hila Iebar datar dinding-dinding vertikal dari saluran
pengarab ke arab an1bang lebih sempit dari Iebar sungai. 4.3.3 Untuk memperkecil kesalahan pengukuran aliran,
Saluran tcmah di bagi<m hulu dari bagian penyempitan toleransi penyimpangan selama pelaksanaan yang
harus mcmenubi persyarat<m butir 4.2.2.1 dan diizinkan adalah sebagai berikut:
4.2.2.2. - Lebar anlb<mg 0,2 % dari Iebar rencana ambang dan
maksimum 0,01 m
4.2.2.4 Dalam tala letak dinding vertikal samping san1pai efek - Pada permukaan horisontal, kemiringannya 0,1 ~
penyempitan barus disusun sccara simetris dengan atcm I mm/m.
memperhatikan sumbu saluran dan dianjurkan dibuat Konstruksi harus diukur setelah selesai
lengkung dengan jari-jari R lebih besar atau sama pembangunan dan dalam jangka waktu tertentu
dcngan 2 kali nilai maksimum tinggi energi total, sesudal, bangunan tersebut berfungsi d<mjika terjadi
Hmaks. perubah<m ukuran dari desain ycu1g melebihi tolcransi
Titik t<mgensial hulu harus berada minimal sama dcngm1 yang diizinkan, dcbitnya harus dibitung kembali.
Hmaks di hulu penampang pengukunm tinggi encrgi.
Tinggi dinding smnping harus ditentukan sedemikian 4.4 Bangunan Ukur Gerak
rupa scbingga debit maksimum renc<ma dapat ditmnpung. 4.4.1 Untuk kepcrlucm pcngelola<m air, pada loka-;i y<mg sarna
perlu adanya pengukuran aliran dan pcngaturan tinggi
4.2.2.5 Pada sal•mm yang alirannya beba'> dari smnpab yang muka air atau ctliran. Gabungan konstruksi pcngukunm
mengapung atau melayang, pcngarab yang baik dapat dan pengaturan akan membcrik<m cant yang paling
jugadicapai deng<m memas<mg kisi-kisi dari hilah-bilab ekonomis. Amh<mg Iebar ujung hulu bulat ym1g dapal
tegak, yang ditempatkan pada jarak lebih bcsar atau dipasm1g di atas pclat penop<mg dcng<m pel at penopang
smna dcngan 10 (scpuluh) kali Hmaks dari titik y<mg fapat dinaikkan atau diturunkan menurut elevasi
pengukuran tinggi muka air. ambang yang diinginkan dan pclat pcnopan~
ditcmpatkan pada salah satu cehtll/alur di dinding.
4.2.2.6 Pada kondisi-kondisi tertentu, loncatan hidraulik Dinding pengarah vertik<tl dipasang pada da.-;<lf saluran
mungkin tcr:jadi di bagian hulu bangunan pengukur d<m st:i~iar plat pendukung mnbang herfungsi sebagai
misalnya hila kemiringan salurm1 pengarahnya terjal. dinding kedap air pada cunhang yang dapat hcrgcrak.
Bila lokasi loncatcm bidraulik ter:jadi di hulu padajarak
tidak kurang dari 30 Hmaks pengukuran alinm masih 4.4.2 Apabiladiperlukan pemhilasan scdimcn scc<tra tcratur.
dianggap Iayak, asalkan dapat dikonfirmasikan konstruksi hangunm1 ukur gcrak dapat di bangun dengau
distrihusi kccepatan pada tempat pengukuran sudah dua celal1 dinding. Am hang ukur gerak ditcmpatkan dt
merata. celah hilir dan pintu hawah dilctakk<m di cclah hulu.
Selan1a pcngukuran alirm1, pintu bawah diturunkan kc
4.2.2.7 Kondisi pada saluran pengaral1 dapat diperiksa dengan das<tr sc:tluran. Untuk mcmhilas cndapan yang telah
pcngamatan visual atau pengukuran-pengukuran mengendap di hulu bangunan ukur dapat dilakukall
dengm1 hcherapa metoda y<mg ada seperti alat pengukur deng<m mcmhuka pintu hawah dan menghuhungkllt
kecepatan tipe baling-haling, pelan1pung, tongkat ukur serta mengangkat mnh<mg ukur gerak. hcrsmna-sama.
kecepatan, dan konsentra'>i larutan pewarna yang juga
dapat hennanfaat untuk melihat kondisi dasar saluran. 4.4.3 Bangunan ukur gerak yang sering digunakan, yailn
Penaksiran distribusi kecepatan secara lengkap dan dengan dua celah di dinding vertikal. Bangunan ukur
kuantitatif dapat dilakukan dengan alat ukur kecepatan teleskopik terdiri d<tri dua plat geser dan scbuah cunb~
tipe haling-baling. Distribusi kecepatan harus gerak yang dipasang pada rangka ba,ja pengarah sebapi
ditentukan dengan mengacu pada Ian1piran B. berikut:
a) Pintu hawah dimatikan pada k.ondisi pengopcrasiall
4.3 Konstruksi Bangunan Ukur dan bcrlaku scbagai pcmbatas bawah dari amball
4.3.1 Konstruksi hangunan ukur harus kokoh dan kedap air gerak.
serta mcunpu menal1cu1 alimn banjir tanpa mengalan1i b) plat gcscr atas dihuhungkan dcngan pintu bawd
kerusakan akihat rendan1an hanjir atau gerusan di dengan cara dua lajur h~ja ditempalk<m di dalam alt1
hilimya.

428 Bagitm 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI 03-6467.1-2000

metodc pcngukuran Iebar am bang dapat memungkinkan 9.6.5 Presentasae ketidakpastian sistematik, X"Q, dari laju
pemakai menentukan ketidak pa<;tian besaran ini. aliran dapat dihitung dari persamaan berikut:
.3 Kctidakpastian tinggi alat duga muka air harus
ditentukan dari perkiraan beherapa sumber X"Q = +JX."
- c
2 + X"b2 + 1' 5 2 x·h2
ketidakpa-;tian yang terpisah, misalnya ketidakpastian
dalam pcnetapan datum nol, pengaruh angin, sensitivita<; Keterangan:
alar ukur dan ketidaktepatan alat penunjuk (bila X"c : adalah presentase ketidakpastian sistematis C 0
memadai) dan kctidakpa'\tian sisa dari rata-rata suatu X\ : adalah presenta'\e ketidakpastian sistematis b
seri pengukuran. X\ : adalal1 presentase ketidakpastian sistematis h
t Komhinasi dari Ketidakpastian
'>. 1 Total ketidakpastian sistematik atau acak merupakan
penjumlahan dari beberapa ketidakpa<;tian, yang ma'\ing-
masing dapat merupakan gabungan ketidakpastian. Jika Keterangan:
kontribusi kctidakpasti<m tidak saling bergantung. kecil 1X"h+2X"h, ..... adalah prescntase ketidakpastian sistematik dari
dan hanyak, ketidakp<L'\tian dapat digabungkan untuk pengukuran tinggi muka air (lihat butir 9.5.3).
mcmherikan ketidakpastian secara keseluruhan yang
hersifal acak (atau sistematik) pada derajat keandahm 9.7 Penyajian Hasil
95%. Meskipun lebih sering digunakan dan seringkali diperlukan,
(),2 Semua sumber kontribusi ketidakpastian akan pencatat:'ln total ketidakpastian acak dan total ketidakpastian
mempunyai komponen acak dan sistematik. Namun sistematik secara terpisah, dipahmni bahwa peny<~jian ha<;il
pada hcberapa kcL'\US salah satu dari komponen tersebut secara lebih scderhana mungkin diperlukan. Untuk itu,
akan 1ebih dominan dan komponen 1ainnya dapat ketidakpa-;tian acak dan sistematik dapal digabungkan seperti
diabaikan. yang tercantum dalmn
.6.3 01eh karena pcrbedaan sifat dari ketidakpastian acak ISO 5168.
d<:m sistematik, keducmya seharusnya tidak digabungkan
I '2 "2
satu sama lainnya. Nan1un, deng<m persyaratan yang XQ = ±v XQ+XQ
terdapal dalmn hutir 9.6.1, ketidakpastian acak dari
sumher-sumher yang herbeda dapat digabungkan dengan 10 Contoh
metode akar jumlal1 kuadrat, ketidakpasti<m sistematis Berikut ini merupakan contoh perhitungan debit dan kaitannya
dari sumber-sumber yang berbeda digabung dengan dengan ketidakpastian pengukuran tunggal pada ambang
metode yang sama. dengan tinggi mercu, p = I m di ata" dasar saluran pengarah
•.6.4 Presentase kctidakpastian acak, X'Q, dari laju aliran dan pengopcrasian tinggi muka air, h = 0,67 m, Iebar ambang,
dapat dihitung . b = 10 m dan panjang mercu, L = 2 m. Sepuluh pcmbacaan
tinggi muka air secara berurut<m memhcrik<m devi<L"i standar
(Q = ± vx} + X~2 + l,5 1 x;; terhadap rata-rata sh = 1 mm.
10.1 Debit dihitung menggunakan pcrsamaan ( 1). yang
':<eterangan: diherik<m pada hutir 8.1
·~·c : adalah presentase dari ketidakpastian acak C 0 10.2 Nilai dari koefisien debit CD ditentukan dari persmnaan
1K'b : adalah prcsentase dari ketidakpastian acak b (6a) sebagai berikut:
jK'h : adalah prcsentase dari ketidakpastian acak h.
CD = ( 1_ O,O:L )(1- 0,0~3L ) 312
x·h =too( ~)
dan = ( l- 0,006 X ~( 1 - 0,003 X 2 )3/2
10 0,67
•X , h = (X'
I h-" + "X'
- "+
h- .............. + X' m 2 ) 112
0,9853
Keterangan:
l.!h adalah ketidakpastian acak dari pengukumn Iebar Koefisicn kecepatan aliran datang ditentukan dengan
~x·h·2x·", adalah presentase ketidakpastian acak dari mcnggunakan gambar 3.
pengukunm tinggi muka air (lihat butir 9.5.3).
adalah presentase ketidakpastian acak dari nilai C 0 b.h I A= 0,9853 x 10 x 0,67 I (10 x 1,67) = 0,395
rata-rata hila pembacaan tinggi muka air
dilakukan berturut-turut pada elevasi muka air Yang mcnghasilkan Cv = 1,038.
yang konstan. Dengan mcnggunakan persmmum (2):

X'm dapat dengan mudall diperkirakan hila, scbagai contoh, Q = ( ~ ) vg Co Cv b h 112


jarum penunjuk digunakan untuk pengukuran tinggi muka air.
Untok pencatatan secara kontinyu atau pcmbacaan sccara = 1,705 X O,lJX53 X 1,03X X 10 X (0,67)3/2
digital, ketidakpa'\tian acak pembaca<m pada satu kondisi muka
air dapat dipero1eh dengan me1akukan kalibra'\i a1attersebul di = lJ,56 m31dctik
1aboratori urn.

JJagian 8: JJendung. Bendungan. Sungai, lrigasi, J>amui. 433


SNI 03-6467.1-2000

dilakukan dcngan pcmasangan alat duga yang kondisi sub kritis dan total tinggi energi .hilir tidakr
ditcmpatkan pada dinding d<m scj;~jar halok peng~mgkat melebihi batas prcscntase terhadap tinggi energi ~
tcmpat indikasi clcvasi mcrcu dcngan garis-garis (H). Jika tuhuh mnhang bagian hilir vertikal, rc
horizontal. Amhang ditcmpatkan pada suatu clcvasi presentasenya tergantung pada H/Pd• hila H/Pd k:
tct1cntu. pcmhacaan papan duga pada dinding dicatat, d<m prosentasenya adalah 63 %, untuk H/Pd = 0,5, r.
pcncmpatan datum not yang diurai~m pada hutir 6.3.2 prcsenta"enya adala.h 75 % dan untuk H/Pd 2:: I, n_
dapat dilakukm1. Pcmhacaan limgsung dapat dilakuk<m presentasenyaadalah 80%. Nilai tersehutdapatdir,
dcng;m mcmhuat sumurcm pcncmmg dckat dcng<m halok juga pada cunbang gerak. Pada cunhang tetap der.:
pcngangkat. Papan duga dihuhungkan kc halok kemiringcm tubuh mnh<mg hagian hilir lehih kecil.
pcngangkat, schingga papm1 duga air dapat hergcrclk di I: 5, batcL'\ presentasenya dapat dinaikkan sebesar:
da.Jam sumur pcncn;mg dcngm1 titik no I- hcrimpit dcng;m untuk ketiga kondisi tersebut di atas. 1-alam halini
garis y;mg mclalui mcrcu ;m1h;mg. Tala cara ini dapat adala.h tinggi mercu diukur dari dasar saluran li:
juga digunakan untuk pcngukuran sccara kontinyu. Dengan anggapan kondisi ali ran di hilir am bang ad'
sub kritis, akan terjadi aliran sempumajika elevasitin
7 Amhang Lehar Hnri:wntal Uerujung Hulu Uulat muka air di hilir cunbang tidak naik sampai present
7.1 Deli nisi tertentu terhadap H. Jika pennukaan hilir amr:
7.1.1 Amhang st;mdar tcrdiri dari mcrcu dcngan elevasi y<mg vertikal, presentase ini tergantung dari H/pd. pdadl
hcnar dan horizontal yang hcrada di antara dinding tinggi mercu ambang di ata'\ elevasi dasar salura;
p;mgkal h;mgunml. Ujung hulu dibulatkan agar tidak sebelal1 hilir.
teriadi pcmisa.han aliran. dan di hilir mnh<mg horizontal
dapat dihuat: 8 Rumus Dehit
a) Bulat 8.1 Rumus Dasar
h) Miring kc hawa.h 8.1.1 Teori kedalaman kritis, y<mg diporeh dari data percoh
c) M uka tegak menunjukkan bahwa debit Q, yang melimpasi amb:
Amhang harus ditempatk<m dcngan ara.h tegak lurus lehar horizontal berujung hulu bulat dapat dibill
ter.hadap arab alinm di saluran pcngara.h. dengan rumus sebagai berikut:
7.1.2 Dimensi <unh<mg dan dinding p<mgkal hangunan harus
dihuat memenuhi pcrsyaratan yang ditunjukkan pada Q = (} f~o.h'ig.H312 ............................................. (I)
gamhar 1.
Jari-jari r, pada mcrcu hulu tidak holeh kurang dari 0,2 Keterangan:
Hmak.•· Panjang mcrcu mnhang horizontal tidak kunmg C 0 : adalah koetisien debit (tanpa dimensi)
dari 1,75 Hmak.' atau panjang total mercu d<m jari-jari h : adala.h Iebar mercu ambang
ujung hulunya tidak kurang dari 2,25 Hmaks g : adalah percepatan gravita.."li
7.1.3 Dalam hal mnb<mg gcrak, tuhuh mnhcmg dapat dibuat H : adalah total tinggi energi
dari pelat baja atau alumuinium. Jika ambang
mempunyai mcrcu tetap, dapat dibuat dari pelat logam 8.1.2 Karena tinggi energi total H, tidak dapat diu!
atau heton yang diplestcr. Bila bangunan digunakcm langsung, maka persamaan debit dalam kaitan den:
untuk mengatur d<m mengukur aliran, seperti banyak tinggi muka air teramati, h, terhadap elevasi me:
digunakan da1mn keperluan irigasi, maka akan dipilih ditulis sebagai berikut:
bangunan pelimpa.h y<mg dapat bergeser dalam arah
vertikal, yang dapat digerakkan dengan tangan atau Q =( ~ )2~nCvb Vg.h312 ......................................... (2)
mesin.
Keterangan:
7.2 Lokasi Sumur Pencatat Cv : koefisien tanpa dimensi yang mengikuti peng<u
7.2.1 Tinggi muka air pada cunhang hams diukur pada sumur kecepatan aliran datang pada elevasi muka air di b1
pencatat yang letaknya di .hulu mercu, bebas dari am bang.
pengaruh penurunan muka air, dan kehilangan energi h : tinggi muka air di ata"l mercu ambang
yang tcr:jadi antara lokasi pengukunm dan ujung hulu Menurut detinisi :
amb<mg masih dapat diabaikan. Dianjurkan agar tempat
pengukuran tinggi muka air ditempatkan pada jarak Cv = ( ~ )2~....................................................... (3)
antara 3-4 kali Hmaks di hulu cunbang.
7.2.2 Tinggi mercu pada ambang gerak, harus diukur 8.1.3 Tinggi energi total herhubungan dengcm tinggi muka
berscunaan dengan pengukuran elevasi muka air di te~Fati diberikcm dengan pcrsamaan.
hulunya Oihat hutir 6.3.3). Tinggi muka air, 11, (lillat v
gam bar I) harus berada dalam ketelitian yang absolut H=h+a 2 g .................................................... (4)
yaitu dengcm ketentuan sampai dengan milimctcr (liliat
suh hal 9.2). Pemeriksaan danpemelilharaan harus Keterangan:
dilakukcm secara leratur tehadap keseluruhan bangunan v : adalah kecepatan rata-rata di saluran pengarab pa
ukur. pencunpang melintang tempattinggi muka air diuk1J.
7.3 PersyaralcUl Untuk Aliran Sempuma a : koefisien (energi kinetik atau koefisien Coriolis) :r.1
AI iran dalam kondisi sempuma apabila aliran itu tidak memperhitungkan kenyataan bahwa tinggi energi kiJII
di pengaruhi oleh perubahan muka air hilir. Agar ini lcbih besar dari v212g jika distribusi kecepalcUl meliflll
terjadi, maka aliran dibagian hilir dianggap dalam saluran teratur tapi tidak seragcuni). Dalam pene£f

430 Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai, Jrigasi, Pantai.


SNI 03-6467.1-2000

tmpiran n (Ketentuan)
.1 Nutasi-Nutasi dan Satuan-Satuan

ugukur;m-pengukuran diherikan dalarn meter elan dctik atau lumnannya.

NOTASI URA:IAN SATUAN


A Luas penampang basah saluran pengarah {A= b (h+p)} m"
b Lebar mercu ambang m
Co Koefisien debit tanpa dimensi
Cv Koefisien kecepatan aliran datang tanpa dimensi
d Kedalaman aliran m
eh Ketidakpastian acak pengukuran Iebar m
g Percepatan gravitasi m/det~
H Tinggi energi total [H = h + v 4 /2g} m
H.., .... Nilai maksimum tinggi energi total [Hmolu- h..,.ks+ v"mnlu 12gl m
h Tinggi muka air terukur di atas mercu ambang m
hmu• Tinggi muka air maksimum di atas mercu ambang m
k Koefisien kekasaran m
L Panjang ambang searah aliran m
n Jum lah pengukuran tanpa dimensi
p Tinggu mercu am bang di alas dasar saluran hulu m
Pd Tinggi mercu ambang di alas dasar saluran hilir m
Q Debit total m·tdetik
R Jari-jari belokan dinding tegak sayap hulu m
Re Angka Reynolds [R~-vl-/0) t;mpa dimcnsi
r Radius bulatan rncrcu bagian hulu m
Sy Deviasi standar -
Sv Deviasi standar dari nilai rata-rata -
Xo Prosentase kelidakpastian keseluruhan %
xb Prosentase ketidakpastian b o;o

Xc Prosentase ketidakpastian C 0 %
xh Prosentase ketidakpastian h %
X Faktor pengaruh lapisan batas tanpa dimensi
Vmah Kecepatan tertinggi yang teramati pada penampang lintang pada saat m/detik
pengukuran tinggi muka air
v Kecepatan rata-rata di saluran pengarah m/detik
Kecepatan rata-rata maksimum pada saluran pengarah pada laju ali ran m/detik
Yrn•h maksimum
a. Koefisien yang memperhitungkan ketidakseragaman distribusi kecepatan tanpa dimensi
8. Tebal lapisan batas Ill

Eb Ketidakpastian pengukurnn Iebar Ill

u Kekentalan kinematis m"/detik

H.2 l>istrihusi Kecepatan B.2.2 Dislrihusi keccpatan normal didcfinisikan schagai


B.2.1 Distrihusi kcccpaum y<mg mclalui pcnampang mclint<mg distrihusi kcccpatan yang dil:apai pada ruas sa luran yang lurus.
·~aluran pengarah di dacrah stasiun pcngmnallm adalah pcrlu panjang dan hcrpcnmnpang scrag;un. Sil"at alinm pada saluran
tmluk mcndapatkan kctclili<m yang tinggi dari pcngukunm debit itu, kcccpatannya maksimum pada + 0,() kali kcdalaman air
dcngan hangunan mnhang !char. cunhang lajmn dan saluran diukur dari dasar aliran dcngan kcccpatmt rata-rata tcrjadi pada
percoh;t<m (flume). Hal ini perlu karcna koetisien-koefisicn 0,4 kali kcdal;unan air diukur dari dasar aliran.
y<mg diusulkan merupak;m nilai-nilai empiris yang diperolch
oleh hcherapa pcngmnal dcu1 umumnya dipcrolch dari kondisi B.2.3 Suatu pcnyimpangan dari kondisi ideal haik pada
tdeal di Jahoral<lrium. Penyelidikan di lahoratarium dislrihusi kcccpatan aliran yang hcnar-hcnar scragam atau
menggunakan kisi-kisi mlluk mcnghasilkan kcccpatan yang distrihusi kcccpatan normal. akan mcngakihatkan kcsalahan
merata pada penampang linlang atau scpanjang saluran pada pcngukuran aliran, akan tctapi inrormasi kuantitatir
r>engarah y<mg lurus untuk mcnghasilk<m distrihusi kcccpatan mcngcnai pcngm11h distrihusi kcccpatan tidak mcncukupi untuk
normal. mcncntukmt hatas-hatas y<mg dapat ditcrima yang hcrasal dari

/lagian 8: 11£-mlung. /lendungon. Sungai. lrigasi. l'clllfoi. 435


SNI 03-6467.1-2000

9.1 Umum
9.1.1 Sebagai acmm harus digunakan ISO 5168 _!: (yi- y/]1/2
9.1.2 Total kctidakpasti<m pada sctiap pengukuran aliran dapat Sy= [ ~•=....:..1_ _
dipcrkirak:m hila ketidakpasti:m itu digabungk<m dari n-1
bcrhagai sumhcr. Pada umumnya kontribusi pada
kctidak pastian total dapat dipcrkirakan dan akan dengan y adalah nilai rata-rata aritmatik dari n pengukura.
mcnunjukkan apakah dchitnya dapat diukur dengan Dcvia-;i standar dari nilai rata-rata kemudian dihitung den[
kctcliti~m ym1g cukup untuk tujmm yang dikehcndaki persrunaan:
9.1.3 Kcsalah<m dapat didcfinisikan scbagai perhedaan antara Sy
Jaju aliran schcncm1ya d:m laju alinm yang dihitung Sy- = \[il
dengan pcrscunam1 untuk <unbang yang diasumsikan ~i
dihangun d<m dipasang sesuai dengan standar ini. Istilah dcm ketidakpastian dari nilai rata-ratanya adalah 2 Sy(p
"kctidakpastian" akan dipakai untuk menunjukkan derajat andalan 95% ). Ketidakpastia.n ini merupakan kon~l
dcviasi dari laju aliran yang sebenarnya, yang dari kesalahan-kesalahan acak pada setiap seri penguku
pcngukurannya dihasilkan 19 kali dari 20 kali pcrcobaan terhadap ketidakpastian total.
pengukunm (untuk hata-; kcpcrcayaan 95 %).
Catatru1:
9.2 Sumher Kesalahan Faktor 2 dengan anggapan bahwajumlah n besar.
9.2.1 Sumber kcsalahan dalam pengukuran debit dapat Untuk n = 6 faktomya adaiah 2,6; n = 8 membutuhkan fal
diidentifikasikan dengan memperhatikan persamaan 2,4; n = 10 membutuhkan faktor 2,3; n = 15 mcmbutuh
debit: f<tktor 2, 1.
( 2 )3/2
Q = \3 CnCvh Vg h3/2 9.3 .3 S uatu pengukuran juga dapat dipengaruhi oleh kesalill
sistematis; rata-rata dari banyak nilai pengukuranm
Ketcrangan sebenarnya akan berbeda dari yang sed::mg diul
(2/3) 312 : adalah konstanta yang tidak mengandung kesa.Jahan. Sebagai contoh, kesalahan dal::un menentukan datum
dari papan duga muka air tcrhadap clevasi me
g adalah perccpatan gravitasi (yang berbcda dari satu
menghasilkan perbedaan kcsalah<m sistematis ani
tcmpat pada tcmpat lainnya, umumnya variasinya
nilai rata-rata sebenamya dari pengukuran tinggi IDI
cukup kecil y<mg dalam pengukuran a.Jiran dapat
air d<m nilai yang diperoleh. Pcngulangan penguku
diabaikan.
tida.k akan menghilangkan kesa.Ja.Jmn sistcmatis. N
Cv adalah kocfisien kecepatan aliran datang, yang yang sebcnarnya hanya dapat ditentukan denl
kes::tlahannya dapat diahaikan (lihat butir 8.4). pengukuran tersendiri yang lebih teliti.
9.2.2 Sumbcr kesa.Jah<m y<mg perlu diperhitungk<mlebih l~jut 9.4 Ketidakpastian Nilai-Nilai Koefisien
ada.Jah: 9.4.1 Kesalahan-kesalahan dala.m kategori ini merupal:
a) Koelisicn debit. C 0 (perkiraan ketidakpa<>tian C 0 kesalahru1 acak dan sistcmatis.
dibcrikan pada butir 8.4). 9.4.2 Nilai koefisien debit. C, yang dibcrikan dal<un stallt
b) Pengukuran dimensi bangunan ukur, misalnya Iebar ini berdasarkru1 pena.ksinm dari hasil percoba::u1 p
mnbang, b. diangap tclah dilakukan dengan hati-hati deng
c) Tinggi muka air yang diukur, h. pengulangan pembacaan yang cukup untuk menjan
9.2.3 Ketidakpa-;ti<m h rum h harus dipcrkirakan oleh pcmakai. ketelitian yang memadai. Namun, apahila pengukur
Ketidakpastian dari dimensi bangunan, akcm terg<mtung dilakukan pada ::unbang lain yang sejcnis, perbe<b
pada ketelitian di mana alat ukur yang dibangun dapat kesalahan sistematik antara kocfisicn-kocfisicn de
diukur; dalrun praktek, kctidakpastian ini tidak berarti pasti ter:jadi, yang dapat discbabkan oleh perbeda
hila dibandingkan dengan ketidakpastian lainnya. kualitas plesteran pennukaan dan pem<L<;angcm alatuL
Ketidakpa-;tirul dari tinggi muka air akcm tergantung pada kondisi saluran pengarah, pengaruh ska.Ja an tara moe
ketelitian alat pengukur tinggi muka air, penentuan dan prototip, dsb.
datum nol papan duga, dan teknik pengukuran yang 9.4.3 Kctidakpastian nilai koefisien debit. seperti ycmg dikU'-'
dipakai. Ketidakpastian ini dapat diperkecil apahila dalam butir 8.4, dihitung berdasarkan deviasi dari J;:.
digunakan a.Jat ukur vemier atau mikrometer dengcm percobaan (dari berbagai sumber) terhadap persarruki
pencnturu1 datum nol yang cukup akurat. persamacm teoritis yang diberikru1. Nilai kclid::tkp&O.::
yang diusulkan merupa.k<m penjumlahan kcnyataand.::
9.3 Jenis-.Jenis Kesalahan pengalaman y::mg ada.
9.3.1 Kesalahan-kesalahan dapat diklasifika<>ikan sebagai
kesalallilll acak atau kesalahru1 sistematis. Kesalahan 9.5 Ketidakpastian Pengukuran Oleh Pemakai
pertama mempengaruhi pengulangan (ketelitian) 9.5.1 Kesalahan ac::tk dan kesa.Jahan sistcmatik akilll ter)<J·.
pengukuran dan kesalahan kedua mempengaruhi pada pengukuran yang dila.kukan pema.kai.
ketelitiru1-yang sebenamya. 9.5.2 Selarna tida.k ada metode pengukur::m atau tiilitk ada~
9.3.2 Devi<L<;i standar, sy, dari satu set pengukurcm, n, terhadap untuk menspesifikasikan kesalahan-kesalahan )J:
besanm y pada kondisi tetap dapat diperkirakan dengan dila.kukan, nilai numerik ketidakpastian pada ~fl
pers::unaan berikut: ini tak dapat diherikan. Kesalaha.n-kesalahru1 itu llJt
diperkira.kan oleh pemakai. Sebagai comoh pemi)i

432 Bagian 8 : Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi. Pantai.


SNI 03-6467.1-2000

TABELH.3.1
Nilai Kekasaran, k

Klasifikasi Pcrmukaan . Nilai k


--- naik (mm) Normal (mm)
Plastil<,.dll
Fleksiglas, PVC, atau plastik j~nis lain dengan
Permukaan halus
-
0,003
Semen ashes
Fiberglas dengan ikatan damar dicetak pada pelat
- 0,015

Logam permukaan halus atau pada kayu diampelas dan dicat. 0,03 0,06
Logam
Logam dipoles halus 0,003 0,006
Pelat logam tanpa pelapis, bebas karat 0,015 0,03
Pelat logam dicat 0,03 0,06
Logam digalvanis 0,06 0,15
Logam tuang dilapis awu dic;1t 0,06 0.15
Logam tuang t~npa l~pis<tn 0.15 0,30
Beton
Beton pracctak atau cctak ciitcmpat dcngan cetakan pclat hajn
dan pcrmukaannya dihaluskan 0,06 0,015
Beton pracctak atau cctak di tcmpat dc~gan cctakan kayu
lapis, a tau kayu dipasah Plcstcrun semen dcngan cctakan 0,30 0,60
hal us 0.30 0,60
Beton dengan lapis limbah tipi.s 0,60 1,50
Kayu
Papan kayu atau kayu lapis 0,30 0,60
Kayu diampelas haJus dan dicat 0,03 0,06

Tabcl B.3.2
Kckcntalan Air

Suhu uc Kekentalan Kinematis, u (m"/dctik)

0 1,79 X 1o· ·
5 1,52 X 1o· ·
10 1,31 JQ",
X

15 J,14 X 1o·"
20 I ,01 x 1o-t•
25 0,90 X JQ·u
30 0,81 X 10"0

Bagian 8: Bendung, Bendtmgcm. Stm,~ai, Jr(~a.1·i. l'mllai. 437


SNI 03-6467.1-2000

10.3 Untuk menghitung ketidakpastian nilai Q, (dalam oleh karena itu,


prcsen) nilai koefisien debit terlebih dahulu ditentukan sebagai
bcrikut :
O,OOJ X 100=0,15%
x·c = ± I (k (dari butir X.4). 0,67

x··c = ( ± 2 + 0,15 ~ ) (dari butir X.4) 0 •0025 X 100 = ± 0,37%


0,67

= ± ( 2 + 0. 15 0.~ 7 ) 10.7 Kombinasi dari ketidakpastian individual untuk


mcndapatkm1 ketidakpastian total dalam debit dapat dilakukan
= ±2.4Y'tf sebagai berikut:
B ila dimisalkan bahwa X'm diabaikan, ketidakpastian
10.4 Jika dianggap bahwa bcberapa pengukuran Iebar pengukuran tinggi muka air
dilakukm1. komponen ketidakpasti<m acak dari pcngukurcm Iebar adalah:
dapat diabaikmL Kctidakpastian sistematik dari pcngukuran
Iebar dal<un hal ini diambil 0.01 m. x·h = ± <1X'h 2+2X'h 2) 112 = + {O + <0,15) 2 }112 = ±0,15%
Oleh karena itu,
X"h = ±(IX"h2+2X"h 2) 112= ± {(0,45) 2+(0,37) 2 }112=±0,58%

Ketidakpa'\tian acak total pada pengukuran debit


X"h = ± O,Ol X 1()() = ± 0,10 %
10
10.5 Bcsar<m ketidakpastian yang berkaitan dcng<m alat ukur
tinggi muka air tergantung pada jenis peralatan yang dipakai. Ketidakpastian sistematik total pada pengukuran debit
Telah ditunjukkan bahwa datum not pada alat perckmn digital
dapal disetcl dengan ketelitian + 3 mm. Ini mcrupakan X" Q=±(X"c2+ X" b2+1,52X" h2)1 12X'' h2) Ill:± { 2,452+0.12±2,25x0,582)112
ketidakpastian sistematik. Dalam kasus ini tidak tcrdapat
ketidakp<L'iti<m acak y<mg hcrhubungan dcng<m kcsalahan datum = + 2,60%
nol karcna, scunpai datum not ditetapkan ulang, datum not
sebenamya mempunyai nilai dan t<mda yang sama. oleh karena Untuk memberikm1 gambaran sederhana ketidakpastian acak
itu, dan sistematik dapat - digabungkan dengan metode akar dari
jumlah kuadrat sebagai berikut:
X' h = 0
XQ =+(X' Q2 + X"Q 2) 112 = ± ( 1,022 + 2,602)112 = ± 2,79%
X"h ± O,OQ3 X 100 - ± 0,45%
0,67 Oleh karena itu laju aliran Q adalah 9,56 m3fdetik ± 2,8%
Ketidakpasti<m acak adalall ± 1,02%
10.6 Ketidakpm>tian yang berhubungan dengan perbedaan
jenis-jcnis pcralatm1 pengamatan muka air dapat ditentukan Lampiran A
dengan uji coba secara hati-hati dalarn kondisi terkontrol. Daftar istilah
Komponen kctidakpastian acak dapat ditentukan dengan
melakukan pembacaan berturut-turut terhadap tinggi muka air, alircm Icmggeng : steady.flow
akan tetapi untuk membedakan ketidakpastian ini sumber
ketidakpastim1 lain, perlu pengujian pembacaan tinggi muka alirm1 tenggelmn : drowned.flows
air yang dilakukm1 dengan kondisi muka air y<mg selalu naik
(atau turun). Untuk alat ukur yang digunakan dalam contoh mnbang Iebar
ini, komponen ketidakpa"tian acak dalarn pengukuran tinggi horizontal ujung
muka air adalall ± 1 nun. Ketidakpastian sistematik dalarn hulu bulat round-nose horizontal Brad-crested
pengukuran tinggi muka air ter:jadi karena pengaruh batik, weirs
(backlash), memanjangnya pita ukur dan lainlain. Bila
memungkinkm1, koreksi perlu dilakukan, tetapi uji kalibrasi
terhadap tipe alat tertentu akan menunjukkan bcsaran
ketidakpastian sistematik. Dalam hal ini, bila digunakan alat
perekmn digital besamya ± 2,5 mm.

434 Baxian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai, lrigasi. Pantai.


SNI 03-6467.2-2000
SK-SNI.T-22-1999-03

TATA CARA PENGUKURAN ALIRAN AIR PADA SALURAN TERBUKA


SECARA TIDAK LANGSUNG DENGAN METODE KEMIRINGAN LUAS

, Ruang Lingkup
.1 Tata cara ini meliputi perhitungan debit (laju volume aliran)
,ir pada saluran terbuka atau sungai dengan menggunakan
;ar.akteristik penampang yang representatif, kemiringan muka
m
1: ( --~k:)
i=I a :
ir, dan kocfisien kekasaran saluran, sebagai masukan pada
:~rbitungan aliran herubah lambat laun.

2 Tata cara ini mengha'iilkan pengukuran debit tidak langsung


Huk satu kt:iadian, hiasanya banjir tertentu. Ha'iil perhitungan dengan:
:bit ini bisa digunakan untuk membentuk segmen banjir kdana adalah day a han tar dan lmL'i setiap sub bag ian sebuah
Jbungan antara debit terhadap tinggi muka air (lengkung penampang melint<mg yang ditunjukkan dengan
~bit). subkripi dan
KdanA adalah seluruh dayallantar d<mlua" penampang total
. 3 Setiap nilai dinyatakan dengan satuan SI (Satuan dari sebuah penampang melintang .
Jtema'iional). m adalah b<myaknya sub penampang

.Acuan 3.2.2 Daya han tar (k): adalah ukuran kapasitas tampang salunm
ASTM D 513 () - 90 Standard Test Method for Open Channel dan dinyat<tkan dengan satuan meter kuhik per detik. Daya
1 low-Measurement of Water Indirectly by Slope-Area hantar dihitung dengan rumus:
Method
ASTM D 1129 Terminology Relating to Water. K = -AR2f3
ASTM D 2777 Practice for Determination of Precision and
Bias of Applicable Methods of Commite D-1 9 on Water. dengaq:
ASTM D 3558 I'ractice for Open Channel How Measurement n ad;Nah koefisien kekasaran Manning.
of Water by Velocity-Area Method. A adalah luas penampang melint<mg (m2), dan
ISO 748 Liquid How Measurement in Open Channels R adalah jari-jari hidraulik (m).
Velocity-Area MetHod.
ISO 1070 Liquid How Measurement in Oleh Channel Slope- 3.2.3 Penampang Melintang (setiap penampang ,melintang
Area MetHod. ditandai dengan nomor urut mulai dari hulu ke arall
SN1 03-3413-1994 Mctode Debit Puncal Sungai Dengan llilir): ruas saluran yang dipilih sedapat mungkin tegak
Cara tidak Langsung. lurus dengan arab alinm. Setiap pcmunpang mclint<mg
ditentukan dcngan mclaksanak<m pcngukunm sctiap titik
Pengertian koordinatjarak; Horisont<tl dan elcv;L'ii da'iar saluran dari
.1 De.finisi: Definisi yang digunakan pada metode ini suatu titik yang diketahui elevasinya. Titik titik
mengacu pada Terminologi pengukuran dasar salura.11 harus cukup ban yak sehingga
ASTM D 1 129 dan SNT 03-341 3/SK SNI M- I 3- I dapat diperoleh hubungan garis lurus yang cukup
992-03. mencerminkan geometri penampang melint<mg yang
.,1.1 Sungai adalah torellan alami dipennukaan bumi yang sebenamya. Jika di sepanjang ruas saluran yang dipilih
merupak<m wadah dan penyalur aliran air dari hulu ke terdapat perubaha.11 y;mg jelas dari pro tile muka air banjir,
bagian Hir secara periodik atau kontinyu dan dapat rmtka pada titik perubahan itu dijadik<m sebagai lokasi
bermuara ke sungai lain, ke danau atau ke laut. pengukuran pcnmnpang-pcnmnp<mg mclintang.
:..1.2 Saluran terbuka adalah torehan alami/buatan
dipermukacm bumi yang merupakan wadah dan penyalur 3.2.4 Luas Pcmunpang Melintang (A): adalah lmL" penmnp<mg
alir<m air dari hulu ke hagian hilir secara periodik atau ba'iah di haw<tll pcrmukaan clev<L'ii muka air hanjir yang
kontinyu d<m dapat bermuara kc sungai/saluran terhuka dapat dihitung deng<m mcngasumsik<m intcrpolasi garis
~~ lain, ke danau atau ke laut. lurus anwra elcvasi pada sctiap tehing. Luas dihitung
J2 Diskripsi istilah khusus padametode ini: Beberapa istilah dcngan cara mcnjumlahkan hasil pcrkalian antara
khusus yang dipakai pada metode ini dis~jikan pada kedalmnan <tliran rata-rata dcngan Iebar di antara sctiap
Gam bar 1, meliputi: dua titik pcngukuran yang hcrdekatan daiam suatu
12.1 Alfa (a) : adalal1 sehuah koefisien tinggi-tekan kccepatan pcn;unp<mg melintang.
yang menyatakan perhandingan antara tinggi-tekan
kecepatan yang scbenarnya tcrhadap linggi-tekan 3.2.5 Kchilcmg<m cnergi karcna hcunhatan alir<m (hi): adalah
kecepatan yang dihitung al<L'i dasar kcccpatan alir<m rata- kchil.mgan cnergi <lkihal hcunhatan yang dischahkan
rata. Apahila pcnampang melint<mg tidak dibagi-hagi karcna gcsckan air di sepanj<mg dinlling ruas salur;m dan
maka nilai dianggap sama dengan I ,0. Apabila sctara dcngan:
penampang melint<mg dibagi-bagi malca nilai oc dill itung
dcngan pcrsamaan: ~h + Ahv - k (Ah)

Bagia11 H : Bendtmx. Uendun,.;a11. Stmgoi. /rigasi. l'mtrai. 439


SNI 03-6467.1-2000

distrihusi ideaL Dcngan kctidakpastian nilai koefisicn debit Dapat dilihat pada gmnbar C.1 hahwa 6*/L pada keadaan krill'
yang tcrdapat pada hutir X.4. gamhar B 1 mcmhcrikan hchcrapa tcrgantung <mgka Reynolds, maka nilai v pada angka Reynol<h
pctunjuk mcngcnai jcnisjcnis distrihusi kcccpatan d<m masih dapat di<unbil kurcmg Iehih s<una dengan:
dapat ditcrima dalam praktck.
2 ~1/2
8.2.4 Dahun gmnhm· B.l, dihcrikan hcrhagai polagaris kontur (
3gl)
kcccpatan. Garis-garis kontur mcrupakan garis yang
mcmpunyai kcccpalml yang s<una da.lcun arah aliran.
C.2 Contoh bcrikut mcnujukkan mctode yang lcbih tepat untuk
8.2.5 Garis kontur kcccpatan pada gmnhar B. I, d, c, d<m f mcnghitung koetisien debit
adalah contoh-contoh distrihusi kcccpal<m nonnal pcng;unatmL CD, hcrdasarkan konsep tebal Iapisan batas.
Gamhar B.la) mcnunjukkan distJ·ihusi miring namun m;L-;il1
mctH.lckati distrihusi normal. Gamhar B. 1, h) dan c) Suatu mnbang Iebar dengan Iebar 110 m dan panjcmg 2m.
mcnunjukk;m pcnyimpangan kcscragaman alinm yang cukup diopcra"ikan pada tinggi muka air pcngukurcm h =0,67 m, bahan
hcrarti dan dianggap mcwakili pcnyimpangan maksimum yang mnh<mg yaitu pelestcrcm semen dengan kek<Lo;anm k = 0,3 mm
masih dapat diterima dari syarat-syarat ideal kctidakpastian
ICt1CiliU.

8.2.6 J ika kondisi saluran pcngarah tidak mcmcnuhi


Co= 1--b- ( 2xl)(1-h
xL) 3 2
'

pcrsyaratan. aliran spiral yang kuat akan tcrjadi. Walaupun


diagr;un garis kontur kcccpatan aliran yang mcnunjukkan vl
komponen mcm;mj;mg mungkin masih di;mggap dapat ditcrima, Re=-
dapat mcnimhulkan komponcn kcccpatan mcnyilang yang
v
cukup hcsar yang ak;m mcnychahkan instalasi alat ukur tidak
ditcrima. V ~ (29 h )1'2 (2J
J ~ X 9,81 X 0,67
)1/2
B.3 Contoh perhitungan koef-sien dehit Cn herdasarkan v ~ 2,1 m/detik
ketehalan lapisan hatas
Re - , 2,1xX 2 _ (su h uairdianggap20°C)
8.3.1 Nilai ketchalcm lapisan hai<L" rclatif <5*!L dapat dihaca 1 01 10 6
dari gmnbar C. 1.
Re = 4,16 X 10 6
Pada gmnhar C. 1 <5*!L diplotkan tcrhadap angka Reynolds
dengan heherapa angka kckasaran rclatif mcrcu, Llk. Nilai-nilai L 2000
kckasaran k dihcrikan pada tahcl 8.3. 1 k = ---=6667
0,3
Dimensi karaktcristik dal;un angka Reynolds adalah panjang o.
mcrcu, L <mgka kekentalan kincmatis air diherik<m dalam tabel L = x = 0,0038 dari grafik gambar C.1
8.3.2

Co.= ( 1 - 2 X 0,0038 X 2) ( 1 - 0,0038 x 2) 312

10 0,67
= 0,9985 X 0,9829
Co= 0,981

436 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI 03-6467.2-2000

teks dan laporan-laporan yang menyajikan nilai-nilai canggih lainnya dapat pula digunakan. Rambu standar,
kocfisien kekasaran untuk digunakan pada kondisi rambu teleskop 7,6 m, hand level, pita ukur terhnat dari
sungai dan ahran yang serupa. Oihat butir 9.3) metal atau baja, tag line (pita kecil bertanda tertentu untuk
mengetahui jarak), bendera wama, patok ukur, kmncra
linggi-tckan kecepatan (hv): dihitung sebagai berikut: (dianjurkan yang stereo), film wama, meteran. kertas tulis
sesuai dengan keperluan.
6.2 Peralatan tambahan yang dapat dibawa survei antara lain:
Iampak, skop. meja gambar portabel, perahu dengan
dayung dan motor, sepatu laras, b~ju merawas, j<L" hujan,
:n: paku, alat ukur kedalaman aliran, radio komunikasi dua
:clalah kocfisien tinggi tekan kecepatan arab, tali dan payung.
dalah kcccpatan aliran rata - rata (m/det) 6.3 Peralatan keamanan meliputi baju pelampung, kotak
Jalah pecepatan graviasai (m/det2) PPPK, air minum dan pisau saku.

Kcliling basah (P): keliling basah dari penampang


,.~ 7. Pengamhilan Contoh
· saluran. 7.1 Pengambilan contob seperti yang didefinisikan dalam
terminologi ASTM D 1129 tidak digunak<m pada metode
hgkasan Metode ini.
:de Kemiringan-luas digunakan untuk menentukan debit
a tidak Iangsung dari suatu ruas saluran, biasanya setelah 8. Kalibrasi
1~r ter:jadi dengan menggunakan tanda bekao;; banjir dan 8.1 Alat ukur pemetaan, alat ukur penyipat datar dan alat ukur
_:teristik fisik penampang melintang ruas saluran tersebut. penyipat ruang dan sebagainya, setiap akan digunakan
ti lapangan dilakukan untuk menentukan jarak an tara dan hams diperiksa bagian pengatumya, dan bila dipakai secara
.si tanda hekas hanjir dan menetapkan penampang sungai. terus-menerus maka bagian pengatur tersebut dianjurkan
itu selanjutnya digunakan menghitung heda tinggi muka dilakukan pemeriksaan setiap hari atau sesudah dipakai
iantara dua pemunpang melintang yang berdekatan dan untuk keperluan tertentu dari yang menyebabkan
'- menetapkan sifat-sifat tertentu dari penampang tersebut. berpengaruh pada pemakaiannya.
ma.-;i terse but digunakan bersama dengan nilai n Manning 8.2 Pemeriksaan standar alat ukur pemetaan adalah
1 persamaan Manning untuk menghitung debit. Persamaan menggunakan uji "dua-rambu". J ika kesalahan lebih dari
ning yang digunakan untuk menghitung debit (Q) sebagai 0,90 em padajarak 30,5 m maka alat ukur pemetaan harus
:ut: dikalibrasi ulang. Uji dua rambu dan cara mengkalibrasi
alat ukur tersebut telah ditulis pada banyak buku teks
1
-
·n
AR
2B
s1In, atau,Q = KStIn pemetaan dan tata caranya telal1 diberikan petunjuk oleh
pabrik pembuat alat ukur pemetaan tersebut.
:1ol-simbol pada ruas kanan persamaan tersebut telah 8.3 Jika pemetaan dilaksanakan dengan teknik pengukuran
,linisikan pada butir 3. "muka-belakang", cara pengukuran ini adalah sepadan
dengan uji "dua-rambu" antara setiap dua titik patok
Kegunaan pengukuran.
Metode ini k.husus berguna untuk menentukan debit bila 8.4 Rambo ukur (yang terdiri dari beberapa bag ian) dan jenis
tidak dapat diukur secara langsung (yaitu menggunakan rambu ukur teleskopis harus dicek secara visual sesering
alat ukur arus guna mengukur kocepatan aliran dan mungkin, untuk memastikan apakah bagian-bagian dari
menggunakan alat pemberat untuk mengukur penampang rambu ukur itu tidak terlepas. Ketepatan sambungan tiap
melintang). rambu harus dicek dengan mengukur sambungan itu
Pada kondisi optimumpun tim pengukur selama banjir menggunakan meteran baja.
besar tidak dapat mengukur debit di semua titik 8.5 Semua catatan lapangan mengenai data pemetaan harus
pengukuran yang diperlukan. Tim pengukur tidak selalu dicek sebelum diteruskan dengan perhitungan dilanjutkan.
mendapatkan hasil pengukuran debit yang teliti dengan
cara pengukuran langsung (jika tinggi muka air berubah 9. Prosedur
naik atau turun sangat cepat, dan jika sampah atau lumpur 9.1 Pemilihan ruas saluran merupakan langkah awal yang
mengganggu pengukuran kedalaman aliran atau kecepatan terpenting untuk memperoleh basil yang terpecaya J arang
aliran). ditemui ruas saluran yang ideal, oleh karena itu berbagai
Pada kondisi terburuk, yaitu jalan menuju lokasi elemen pada ruas saluran harus dievaluasi dan harus
pengukuran tertutup, kabel gantung danjembatan hanyut, dipertimbangkan sehingga dapat dipilih yang terbaik dari
dan pengetahuan ten tang banjir sering kali terlambat untok ruas yang ada. Disarankan pemilihan dilakukan segera
.dapat dilakukan pengukuran cara langsung, perlu setelah terjadi b<mjir karena tanda bekas banjir dapat rusak
pengukuran debit dengan cara tidak langsung. Metode oleh hewan, manusia, hujan deras, dan longsoran tebing.
Kemiringan lua.-. adalah, metode yang umum digunakan. 9 .1.1 Tanda bekas banjir yang bag us merupak<m hal yang
penting untuk mendapatkan basil yang baik. Kadang-
Perala tan kadang terpaksa menggunakan tanda bekas banjir
Disarankan menggunakan peralatan untuk pemetaan. Alat berkualitas buruk karena disebabk<m taktor lain yang
ukur penyipat ruang, alat ukar penyipat datar dengan alat kompleks, misal adanya aliran masuk,jarak terhadap pos
baca azimut, peralatan pemetaan yang terbaru yang duga air dan sebagainya. Contoh data pcngukur<Ul elevasi
dilengkapi sistem elektronik atau peralatan pemetaan tanda beka-. banjir tercantum pada Gambar 2.

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sunglli, lrigasi, Panwi. 441


SNI 03-6467 .1-2000

1.25'
05. 06. 07
!
08 09

L
I-

1,2
L
o"~·L
1,15 ,t-"' L
.....
u>

1,1 [/

1,05 ........ ~
.. o.•
~~·" . . . . r--
~
I I l
11111 1
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Co bh
A
Gamha r 1. Gamha r 3.
Amhan g Lehar Horiso ntal Ujung Hulu Bulat Koefisi en Kecepa tan Aliran Datang , Cv
Susuna n Umum

lb~?JI
(:.:. -}oo-o....
~~"'-··- ~~--· ......,... ,.,.. .•,"""".
....
•:....
, .............,... .
l i- I+ f
~-----····
: ... ·--7-~---
··"'··

1 I r .....""'~··•
r·---·---------· _h _______ · ---:;·.......--ftf-"" '7"-....__ _-..:'_r--- -.;r- e

j
~i

I
I

I
f

II

....
....-·~
....'
...... I,M7
I.
....
,•• IP'..-:"":
'··,~

1·--...·~ Lll ,1

~.1eoo
cl ....,.' ~~~···-(lk . . . .
.......
·~ ... '
--- - -::ti ·-=- --IJI..
,. - ..
I
.~.

Gamha r2. ...


Kombi nasi Bangu nan Pengat ur dan Penguk ur
dari Bangu nan Ukur Amhan g Lebar Horiso ntal Ujung Gamba r B.3.1
Hulu Bulat Peruba han Keteba lan Lapi-.a n Batas Relatif

438 Bagian 8 : Bendung , Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai.


SNI 03-6467.2-2000

S Hamhatan. scpcrti hatu-hatu yang tcn.;char tidak tcratur kepada pemakai suatu tambahan wawasan tentang
a tau tcrptsah akan dapat mcnahan ali ran lebih hesar jika hubungan anL:'U"a berbagai f<lktor dan merup<lk<m dasar
dihanding hatu-hatu itu tcrseharmcndekati seragam. Oleh yang baik untuk evalwL-;i yang dapat dipercaya detri hasil
karcna itu harus digunakan angka n yang lebih besar. perhitungan komputer.
6 Alur yang herhcntuk melengkung aum mcmhelok dapat I 0.2.I Perhitungan karakteristik pen am pang seperti: luas
mcningkatkan <mgka n kurang dari 0,003, kecuali kalau pcnarnpang basa.h jetri-j<lfi hidraulik daya hanli.lf dan
mclcngkung utjam. Alur yang mclcngkung/membclok koefisien tinggi-lekan kecepatan dapat dilakukan
utjmn harus dihindari. menggunakm1 formulir serupa seperti ditunjuk:k:an pada
*) Schagai contoh digunak<m nilai n Manning menurut G<trnhetr. 7.
Yen Tc Chow scperti pada Lampiran B. 1 dan rumus
untuk mcnghitung n Manning 1 0.2.1.1 Untuk memudahkan perhitungan komputcr luas
•.7 Karaktcristik aliran pada sungai me<mder akan berubah penampang melint<mg dihitung dengan metode nilai
mendadak, hila mclimpas banutran memotong meander tengah pemtrnp<mg. Da.lam metodc ini, lua-; dari sctiap
tersebut dt.m a.linmnya mengikuti arab umum lembah. bag ian penarnpang adalah sew.ra dcngan rata-raL:'l dari
Angka n bisa hcrtambah besar. tergantung dari pada dua kcdalmnan aliran yang berdekatan dikalikan
kondisi limpas;m yang memmpengaruhi MenurutChow, dengan jetr<lk horisontal di antetra dua k:edalaman
hila alinm sepenuhnya masih tert<trnpung di da.lmn alur, tersebut lihat Gmnb<tr 8.
maka meander dapal memtrnhah <mgka n 30 %. 1 0.2.1.2 Penjumlahan dari seluruh luas bagian-bagian
.8 Contoh: Kisaran angka n Mmming untuk sungai deng<m penmnp<mg adalal1 merupak<m luas total penmnpang
material d<L"<lf kerak:al yang hersih adalaJ1 0,028-0,035. y<mg bersangkutan.
Bila dianggap sehesar 0,030 k:emudicm ditmnhah 0,003 10.2.1.3 Keliling basah atau jar<lk miring di an tetra dua titik
karena tching tidak: teratur. dan deng<m meninjau veget.asi pada d<L'i<tr sa.lunm dihitung sebagai sisi miring detri
dit<unhah 0,01 0, scrta tida.k ditmnhal1 apapun karena alur suatu segitiga siku-siku yang sisinya terbentuk oleh
lurus dan kcdalmnan aliran tid<lk berpcngmuh m<lka jarak horizontal setiap dua titik penguk:uran
angka M adalah = 0.043. kcdalmn<m dan elev<L'ii da-;;tr saluran. Scbagai contoh
~.lJ Bila terdapat dua orm1g atau lehih memilih <mgk:a n maka dalcun Gamb<tr 7 penampcu1g no. 2: kcliling hasall
sama sekali tidak holeh merata-ratakan angka itu <mtara rai 3,353 d<m 3 658 adalah akar d<tri jumlah
herdasmk;m kesepakali.ul. Diskusi hers<.una tent<mg (.hL.;;<lf- k:uadrat data j<.trak: horizonutl dcu1 bcda elcv<L'ii detri
dasar dari Illi.L'iing-masing orang memiliki suatu angka dat<t rai 3,353 dan 3,658, yaitu (3,658-3,353) dan
harus dil;lk:ukan di lapangan, alas das:tr diskusi itu maka (4,267- 3,536) atau (0,305 2 + 0,7312)1/2 = (0,627)1 1
disepakati sualu angka n. 2 = 0,792. Cctra lain untuk menghi-tung keliling
b<L<ictli dilakuk<m dengan menggumlk<m data tabel I.
ltl. Perhitungan 10.2.1.4 J<tri-jetri hidraulik R smna dengan luas pemunpang
l.1 Sejumlah perhitungan data lapangan htrus dil<lkuk:an basah dibagi dcngan keliling basah scperti
secant manual sehelum data itu digumlk:an sebagai ditunjukk<m pada Gcunbm lJ.
m<L<iukan progrmn komputer untuk perhitungan lebih 10.2.1.5 Suatu formulir serupa dengan Ccunbm.lJ merinci
lanjut. Semua angka perhitungan pada metode ini pcrhitung<m day a han tar K dan koelisicn tinggi-tckan
digunakan keteliti<m dengm1 3 angka 5 belak:ang koma. kecepatan. a Perhitungan cukup mudah seperti
'!.1.1 Sesudah daut pengukuran lapangan diperiksa selm~jutnya ditunjukkan pacta Gmnhm. 9. Perhitunganjuga lebih
dilakukan penggambaran denah (Gambar.4) dan scderh;ma K3fa2 dihitung debagai ( K 3/o )2 K scbagai
penmnp<mg melintang (Gt.trnnh<tr.5), protiltanda bekas semua pcrhitungan harus dicek oleh orang kc dua
banjir (Gambar.6), posisi penampang melintang y<mg Lelah herpengalcunan deng<m metode ini.
diplotkm1, k:emudian dilakukan perhitungan beda tinggi 10.2.1.6 Debit dihitung deng<m mengasumsikan suatu debit
muka air, Dh, diant<tra dua pemunpang. Bcda tinggi tertentu kemudi<m dari debit asumsi itu hi tung tinggi-
muka air dihitung d<tri raut-rata elcv<L'ii muka air pacta tek;m kecepat<m kehihmg;m energi kmena hcunbatan
kedua sisi tehing di tiap pcmunpang. Elcvasi m<lka air kemiringan garis energi dan kcmudi;m dihitung lagi
hulu dikunmgi elev<L'ii muka air- hilir adalah beda tinggi debit. Jika debit y;mg diasumsikan tadi smhtl1 scuna
muka air pacta ruas saluran yang hcrsangkutan. dengan debit pcrhitungan maka diperoleh hasil debit
Perhitungan heda tinggi muka air ditunjukk:an pada akhir. Persamaan dalam Gamhar 3 untuk 2
lemb<lf profil t<mda bckas b;mjir. pcmunp;mg dapal digunak;m untuk mcnghi-tung debit
[J.1.2 Pmlj<mg ruas salunm di<mli.lfa dua penmnp;mg melinumg y<.mg di;L-;umsikan tadi.
dihitung d<tri pcnetapan ujung pcnmnp<mg dengan cma
mengukur panjang menggunakan dcnal1 yang tclah 10.3 Perhitungan komputer dapal dilakukan jika pokok-
disiapkan, asalkan a.lumya lurus atau hampir lurus. Jika pokok pada butir 10. 1.1 d<m 10.1.2 Ielah ditcntukan. Data
alur tcrscbut melcngkung dan berkedalcunan h<unpir pada hutir itu dapal digunakan untuk mcnghitung
seragcun ukurlah p<mj<mg ruas salur;m pada gmis lcngkug masukan program komputcr dalam mcngllitung
sep<mjang sumbu alur. Bila alur utcuna lebih dekat pada kmakteristik pemunp;mg daya hantar all"a kcmiringan
sisi lum ukur pculj<mg ru<L" saluran pacta alur y;mg sumbu g<tris energi total kehilang;m cncrgi dan debit untuk
alur y<mg terda.lmn. Perhitungan p<mj<mg rwL" sa.lunm senwa kemungkinan komhinasi 2.3, ..... N huah
h<trus ditunjukk<m pada lemb<tr prolil umda bekas banjir. pen:unpang dim<ma N adal:tl1 jumla.h pen;unp<mg.
10.2 Pcrhitung<m debit secara manual tid;lk:lah cfisien 10.3.1 Hasil perhitungan dehit yang tidak konsisten antara
dan tidak ckonomis, namun melalui pcngctahuan bcrbagai kombinasi pcnampang mcmcrlukan
lcngkap d<tri perhitungan manual itu <lkan memberik;m pemeriksaan ulang tcntang intcrprctasi proril hanjir

Hagian R: Hendung, Rendungmr. Surrgoi. /rigosi. l'onroi. 443


SNI 03-6467.2-2000

dcngan:
~h adalah hcda tinggi muka air. I Penampanq~
1 Penampang 1
~hv I .....
adalah sclisih tinggi-tekmt kcccpatmt hulu dcngan I
hilir.
adalah kchil<mgmt cncrgi dischahk<m pcrccpat<m atau OENAH
pcrlamhatan dan arus aliran sckundcr pada
pcnycmpit<m atau pclcharan ruas salunm, dcngan k
adalah kocfisicn.
Scmua pcrsamaan yang dis<~jikan pada standar ini herdasarkan
anggapan hahwa hila mas saluran mcnycmpit malca nilai k =
nol d;m hila ruas saluran rnelchar maka nilai k = 0,50.

3.2.6 Bcda tinggi rnuka air (Ah): adalah hcda tinggi muka air
dihitung schagai pcrhcda<m rnuka air rata-rata dari setiap
dua pcmunpang mclintang ymtg hcrurut<m.
DATUM

3.2. 7 Kcmiringan garis cnergi (Sr): adalah kehil<mgmt cnergi


dihagi deng;m panjang ruas salunm y<mg dimnati atau: \-----------------------L--------------------__,
PENAMPANG MEMANJANG
hr
Sr=-L- Gmnbar 1. Sket Ruas Pcnerapan Metode Kcmiringan - Lw
Jika Llhv negatif (untuk ruas saluran mcnyempit) maka:
Sr= ~h + ~h'"
L
Jika &tv positif (untuk ruas saluran mclebar) maim:
&ly 5.124
&t+- 38.578 5 038 1
43282: 5023.
Sr= 2 so.292 I 4.99:
L 57.912 jconp 11;
S7.912j 4.96~.
3.2.X Bilcmgmt Froudc (F): adalalt suatu indck yang menyatakan 116.44E I 4.923.
sifat aliran dari saluran. Pada salurmt Prismatik jika nialai F 12.2:1e 1 4.84~
81.3821 4.788;
kurang dari 1,0 maka aliran relatif besipat tenang atau subrikitik, 88.583, 4.781.
9~.098 :(gnp 2)
Tetapi jika nilai F lehih dari 1.0 maka alliran relative bersipat 95.098 i 4.851 178.308
cepat atau super kritik, bil<mga Froude dihitung dengan rumus 103.0L; 4 621
, , 25. 4.551 = 0388 4.727. 184 0~~. .
G418 ·,·(pnp.2l! 191 , 13
196 291 3
; I

96.93 4.7181

F=
v 105.2; 4.897. 203.6081 3
206.483: 3
'

Vgd111 I 1/
I
i I

LillJ___ j ---~·~l.
deng<m: I
i
V adalah kocepatan alinm rata-rata (m/det)
d 111 adalah kedalaman aliran rata-rata penampang
melintcmg (m) L----..1..-l..----1

" adalah percepatan gravitasi (m/det2)


0
______. -· _. . ~. ________ :~~¥o~h~~~!~~·:~:~=9se=----
3.2.Y Tanda bekm; banjir: adalah hukti nyata dan bcnar dari Lembar:13 . -·-- _ - - · - - - - - - -....·--------· . __ _____..2.
tinggi muka air tcrtinggi yang tercapai dari suatu banjir. Gam bar 2.-.._<;on~~~-~erhitung~E~t!~ !~!td<~_ Bekm; Ba!!
lenis-jenis umum yang dap digunakcm sebagai tcmda G•mbar 2. Contoh Perhilung.iJn Data Yanda Beh•s Banjlt
banjir adalah lumpur, sampah, garis-garis kotor dan
kikisan air banjir. Kemiringan muka air bat~jir ditentukan 3.2.10 Jari-jari hidraulik (R): didefinisikcut scbag<.ti Iuas~
dari lCUlda bekas hat~j ir. penampang melintcutg atau sub pcnampang melid~
dibagi dengan kcliling basahnya atau R = A I P. ·

3.2.11 Koefisien kekasaran (n) atau Manning: adalah ~.r.


hambatan aliran pada saluran. Faktor yan
mcmpengaruhi besarnya hambatan terhadap lit.
adalah sifat material dasar saluran, kctidak te , -
penamprutg melinlatlg, kedalrunan aliran, vcge ·
alinycmen saluran. Ketepatan perkirc~an hambatan
tergantung dari pada pengalaman orang cfWa:
menetapk<m kuelisien kekasaran dan acuan pada lli.

440 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 03·6467.2-2000

Ske~lol=='-=..._==;,=."o':',.,::--"--~
..o.•a ..

Gmnhar 4 : Contoh perhitungan denah rua<;

Banj lr 21 F ebruerl 1958 S Creek de kat Cornell Banjlr 21 Februarl1956

-----------+-------+-------r---:- ..
N :;-

---------1-------t------t----=- N
::-
-------+-----+---t--- 2- ~~
N

.~
c:
....... 2----~ 2-
lie~ ~ ro--.

'
------::!i~---f::.....O~r---t--!!-
!! !!-
------~+----t-----r-~ !!-

\
} !!
~

!!-
-----~+----t----r--t ~- ;>
--- ·----- 1-:!--· .... ·-··· -------- t- ~-
(
----------N-Hr------r------T--1-~
~ ~ ~
~
...en £1-
9
~H----+----t-1-r-- 2 ~ "'"'c
.. ...
.,
:!
~ t--~
.,.
n
:.-e
"'
2 ...., a.
~

..
~
-....
o!!
....,
----·-------++------+-------H~-· ·-
c
a.
"'
a.
·-
p I -/
lP
.,_
~~+-----+-r-9-r·--------~--~~---Tr-­ v "'
L
~mlh-4--~~lt~--+N--------~,F_,-----r-- j_
lo-----" •
'
·-
~~v- _j N N-

~~a~.--~o- ~o------~----±---~-- ~v ~~
r----t-j__ __f~~---~4M------------+---~~~----+-----~ ..,
0 - ~
0
0
0-

"j313 ~ 1 i i f i- i.
!SCft~13 15w"a13
J I
Gmnhar Sa : Contoh Perhitungan Penmnpang Mclint;mg
Gmnhar 5h : Contoh Pcrhitungan Pcnmnpang Mclintang

Bagian X: B£'11dung, /Jendungan, Sungai, /rigasi. l'antcli. 445


SNI 03-6467.2-2000

Y.l.2 Suatu ruas saluran yang menendekati seragam adalah 9.2 Pcmunp<mg-pemunpang melintcmg harus mcwakili geomc
lehih haik dengan peruhah<m yang nyata harus dihindari ruas salunm. Sebagai contoh: pe11arnpm1g melintang 2 bar
karena dipand;mg tcrjadi kctidak pasti<m tcnt;mg, angka scmpa dc11g;m nt<L" salunm scparo arab hulu mc11uju pcnampa:.;
koclisien kchilangan energi y;mg herhuhungan dengan I dm1 scrupa dcngan separo arab hilir ke pcmu11pang 3. Sanu
pcleharan/pcnycmpitan saluran dan kehilangan cnergi dis;mmkan minimum 3 penmnp<mg mclintm1g. '
karcna hamhat;m saluran. Pcruhah<m daya lumtar saluran
harus mcndckati scrag;un dari penampang sebelah hulu 9.2.1 Lctakk;m pcncunpang mclintang pada protil muka a1
kc pcn;unp;mg schelah hilimya, dengan m1ggap<m bahwa banjir yang pcrubahannya besar. Untuk mcncntuli
daya hmllar rata-rata sctiap dua pcnampang adalah smna pcrubahan itu, tanda bckas banjir harus diplot dJ
dcngan nilai rata-rata gocmetrik dari daya hantar di lapangan, dan profil muka air banjir tiap sisi tebir~
penamp;mg pcngukur;m yang paling hilir. digmnbar sebclum me11entukan letclk dan pengukur;rr
Y.l.3 Sualu ruas salur;m dcng;m alir<m yang tertmnpung pada penmnp<mg melint<mg. Beberapa tanda hck<L" bcmjirdek.!
saluran hcrhentuk mcndekati trapcsium lchih disanmkan, penarnp<mg akhir dipilih untuk mcncntuk<m elevasi ban;~
karcna pada saluran dcngan hentuk trapesium angka pada titik itu.
koerisicn kekasarannya telah ditentukan. Walaupun
dcmiki;m ruas salurcm hcrhcntuk susun ganda y<mg aliran Y.3 Kocfisicn kekasaran ditentukan pad a penmnpang a~1:
hm1jir mclimpas, dapat pula digunak<mjika dapat dibagi- sub.bagian pcnmnpang, n yang dipilih harus mewakili kond1)
hagi secant haik menjadi hchcrapa hagian luas yang bagian ruas saluran yang penampangnya scrupa. Beberdr
hcrhentuk trapesium. faktor berpengaruh pada ;mgka n d<ui suatu saluran. Faktoryan:
9 .1.4 Lehih disukai ruas saluran yang lurus d;m menyempit di paling penting adalal1 jenis dc:m ukurcu1 pembentuk dasar d~
bagian hilimya, nmnun kcdua kondisi tersebut jarang tebing alur serta hcntuk alur. Cara-cara mencntukan angka1
dijumpai pada ruas saluran yang sama. Apakal1 ruas diberikan dalam berbagai buku teks hidrolika. Salah san
salunm menyempil atau melchar tergantung sepenuhnya rujukcu1 y;mg sangat mcmhantu ada.lah menggunakan fotod1
atas selisih tinggi-lekan kcccpatan (Ahv) antara diskripsi alur sungai y<mg menggambarkan m1gka n. Cow;J
pemunpm1g mclintang. Ruas saluran menyempit jika menggarnbarkan prosedur menaksir faktor y<mg berpenganU
sclisih tinggi-tekan kecepatan negatif. Ruas saluran untuk menentuk;m angkt'1 n suatu alur.
mclchar jika sclisill tinggi-tek;m kecepatcm positif Dahun prosedur ini angka n dapat dibitung dcngan:
1).1.5 Pcmunpang mclintcmg di;mggap mengalirkan air sesuai
dcngan kapasitw; dayah<mtclr tiap bagim1 sub pcnampang.
Oleh kcu·ena itu, pada jarak tertcntu dari ruas salurcm,
bentuk alr r bagicm hulu harus serupa dengan hcntuk ruas deng;m:
saluran tersebut. Selanjutnya debit akan terdistribusi nh adalah suatu angka dasar n untuk saluran yang Juru)
menurut kedalaman aliran, kekasaran, dan bentuk seragmn d<m halus pada kondisi material ahuni<~l *).
penarnpcu1g mclintcmg. Jika penmnpang melintcmg hulu n 1 adalah suatu angka ym1g ditcunballk<m untuk mcngkorek)
terlctak pada belokan tajam, jcmbatan yang dapat pcngaruh kctidak teratunm dasar salunm.
mengurcmgi Iebar alur, atau penyempitan alc:uniah, alinm 11 2 adalal1 suatu angka y<mg bes<Ullya tergantung dari bentul
lamhat, atau bahkan pusaran air tetjadi pada bagian dan ukuran pemunpang alur.
penmnpm1g melint;mg maka pemunpang itu tidak efektif 11 3 adalal1 suatu angka untuk larnbatan.
mengalirkan air kearal1 hilir y;mg sehanding dengan daya n4 adalah suatu angka untuk kondisi vcgetasi d;m aliran. iD
hanllir terhitung. adalah suatu faktor koreksi untuk meander alur.
9.1 .6 Alur di daerah pegunung<m dapat san gat kasar dan terjal
dan dapat terjadi air tetjun diams bebatuan. Persmnaan 9.3 .1 Angka n ditentukcm pert.:"Uila-tmna oleh ;mgka dasar untal
Manning tidak dapat digunakan jika tetjadi ter:junan. ruas saluran yang lurus, dan hcrbentuk seragmn, dengJD
Namun demikian adanya air terjun tersebut dapat material dasar yang ada yang membentuk keliling b~Jb
ditunjukkan amu tidak dapat ditunjukkan oleh profil d;m kemudian menyesuaikannya dengan kondisi lwJ
muka air bm1jir atclu deng;m pengmnatan hmgsung bagicm yang mempengaruhi aliran.
salura11. Posisi pe11arnpang melintang harus diletclkan
pada suatu ruas yang diindikw;ikan tetjadi air terjun. Jika 9.3 .2 Ketidak teraturan tebing dapat menarn bah angka n da-J
rua" yang bersm1gkutru1 tcrdapat air tetjun yang mungki11 sebesar 0,020. Tebing yang beruhah lmnbat laun keL1
pernah ter:jadi saat banjir maka debit yang dihitung tidak pengaruhnya tcrhadap angka n.
dapat dipercaya.
9 .1. 7 Rua-; saluran harus cukup panjang, dimaksudkan untuk 9.3.3 Vegemsi dapat menambah angka n dasar maksimuJn
mendapalk;m beda tinggi elevasi muka air yang cukup sebesar 0,040, tergantung dari pada besarnya prosent,..:
besar agar tidak ter:jadi kesalal1an pengukuran, kesalahan penampang yang tcrtutup veget<L-;i, jenis dan kcrapallf•
i11terpretasi profil ba11jir, amu ketidak pastian dalam serm tinggi tumbuh vegetasi tcrhadap kcdalaJllan alir<1·
kaitannya de11gan perhitungan tinggi tekan kecepatan.
Suatu kriteria yang dim1jurkcu1 adalah bahwa beda elevasi 9.3.4 Kedalarnan aliran selalu tidak berpcngaruh terha!:If
muka air harus atau lebih dari 0,15 m. a11gka n dal\ar. Sebagai contoh: schagai yang mempuli•JJ
material dasar kerikil ilim kerakal scrm kekasar<Ul teiJill;
kurang dari kekasaran dasar su11gai itu maka hila till;f
muka air naik angka n dapat berkurang.

442 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai, Jrigasi. Pantai.


1.52! 1.22
14.71
14.7 0.1831 0.091 1.219
!' 0.61
1,52
4.2, 4.2061 0
0.91
0.111' 1 0.911 4.206 4.0841 0.1221 0.0611 0.06
3.o5! 1.52 I 4.1761 030Sj 0.244 0.372i 1.524 ! 305 1.52! ; 4.023• 0.1831 0.152; 0.23; 1.52 0.1A9

I;
I !
i 4.2711.221 14.711 4023i 0.457: 0.366
I 0.4461 1 , .219 4.57 1.52: 3.993' 02:3! 0.183· 0.28i I 1 52i

I 4.88 o.s1! 14.8


I
3.627! 0.8841 0.671 0,409, 0.732 6.1 1.s2j o ! 3.64j 3ssl
o.Josi o.4611 1:521
I 6.1 1 1.22 3.4441 1.0671 0.975 1.189;
I
1.219 II 6.71 0.61: !
3.261: 0.9451 0.671! 0.41 0.85
; 7.62/ 1.52!
I
3.292 i 1.2191 1.158 1.765j 1.524 1 e.23 1.52j 2.957 i
1.25 1.097, 1.67j ~.ss!
l
I I

9.141 1.52;
1

10.7 1.521
I 3.2, 1.311 t.26
3.2 1.311 1.311
1.951 i
1.997
1.524
1.524 1.167 I
I 9.45 1.22;
10.7 1.22
2.696 1.311 1.28 i 1.56
2.835 1.372 1.341 1.64
1.22
1.22
12.21 1.521 14.81 3.17 1.341 1.341 2.044 1.524 12.2 1.52 2.804 1.402 1.402 2.14 1.52 1.14
13.711.521 14.91 3.2 1.341 1.341 2.044 1.524 13.7 1.52 2.865 1.341 1.372,2.09 1.52
15.211.521 3.17 1.372 1.341 2.0441 1.524 15.2 1.52 2.957 1.25 1.28 1.95 1.52
16.8,· 1.521 3.2 1.341 1.341 2.044. 1.524 . 16.8 1.52 2.957 1.25 1.251 1.9 1.52

;:s· 18.3
19.21
1.52!
0.91!
3.261 1.28 1.311
3.505 1.0361 1.158
1.997!
1.059j
1.524
0.945, ;
118.3 1.52
' 19.5 1.22
2.957 1.25 1.2511 1.9
3.21 1.006 1.126- 1.37
1.52
1.25
:::1
20.11
I 0.91;
!
3.719 0.623. 0.914 0.836! 0.945l I I• 20.4 o.91 l
1 3.231 o.97s o.9751 o.a9 i I
o.91
Co 1
1 20.11
o.61: I 4.298 0.2441 0.549 0.334i
I

0.853 1 i 1
: ') 211 0.611 !
3.671! 0.335 0.6711 0.41 0.88
t:e i
I...
~
I t.219 1.91 0.911 4.206 4.084! 0.122 i 0.244 0.22 0.94 0.168
:::1 1 21.9! 1.22! 14.91 4.45 0.0911 0.183 0.2231 0.155j
~ i 22.31_Q:~: 14.95·I 4.572 01 0.061 0.019:
I
0.335 22.6[ _ 0.611 4.191 I 4.206!. 0 0.0611I 0.04[ I 0.61
:::1 i I __,

i I i !! i ' .I i; II II
~
t:e
~ ' 121.9' 219

~
:::1
:>c
:::, !
I
!
i
I ' I

I
j
I
·
.
i' ~ I
II .!
! : I !

l
i
_:::!
l I

~
:::1
:>c
:::,
!
I :1-:--.= .. - .:_ ---o=:!·-~::-.:..,=0:-....;.:..-,:...,!=,-·
I
I
.I .• •.
I
I ==·::-=~
i i
iL,.. " ..l.,.-=-..,·~"-l.;-,;";:' ..7'':.=:L:-:::--· .,.,.
; i
·=~L=L--=. ----
J l=:=:!:===d

~ (/J
~-
:::, ~
~- Gam bar 7. Contoh Pcrhitunganl Karakteristik Penampang
"'C .,8
I

:::,
.,
.Do
-
::!

~.
-...!
;.:,
;.,
~
~
...., 80
SNI 03·6467.2·2000

kocfisicn kckasaran dan kemungkinan kcsalahan pada 11 .4 Bm1dingkan bilangm1 Froude ym1g dihasilkml dari seliaJ'
saat input data. Pada umumnya debit tcrhitung untuk penamp<mg.
scluruh ujung penmnpm1g ganda harus digunakan. 11.4.1 Perubahm1 hilm1gm1 Froude dari lebih besar 1 0 (alira1:
super-kritik) menjadi kurang dari 10 (a/iran sub-kritik.
11. Evaluasi-Hasil menunjukk<m kemungkinan terjadi loncat air pada ru&
II. I Debit dihitung sccara manual atau dengan menggunakan salurm1 yang hersangkutml. Ruas saluran semacmn ini
progrmn komputer kedua duanya hams dievaluasi apakah harus dicurigai karena kehilangan energi tidak dapat
hasilnya dapat dipercaya. Pertimbangm1 herikut disc~jikm1 ditentuk<m secara teliti dengm1 metode ini.
pada bagi;m ini. 11.4.2 Sebaliknya perubahan alirm1 dari sub kritik menjadi
11.2 Hasil-hasil yang konsistcn dari scmua kombinasi dua super-kritik menunjukkan adanya suatu kontraksi atan
penmnp<mg sub ruas salunm mungkin menunjukk<m ha<;il air ter:iun didalam ruas saluran itu. Kedua kondisi ibJ
y<mg dapat dipcrcaya. Bila heda debit diantara sub ruas Lidak diperhitungkan dalam metode ini oleh karena ibJ
lchih dari 25% mal<a h<L'\il debit ini harus dim1ggapjelek. ha<;il perhitungm1 debit itu tidak dapat dipercaya.
11.3 Debit untuk ruas y<mg melchar dibagi<m hilir dihitung 11.4.3 Jika bilmlg<m Froudemenunjukk<m ad<Ulyama<;alahmaka
dengan k = 050. Untuk evaluasi mengenai kepekaan harus periksa ulang data profil. Ter:iunan mungkili
angka 0 50 terscbut hitung kembali debit dengan terlihat untuk kondisi lmtir 11.4.2. Pcrubah<m lmnba1
mcnggunakan k sebcsar 0 dan I 0. Hitung bcsamya laun dari subkritik ke supcr-kritik mungkin dapat ter:jadi
pcrsentase perbedacm scbagai bcrikut: (]<m akan men.!•h:•~.;ilkan proriltanda bek<L" b<mjir secarn
kontinyu d<m haJ, 1s p;··la kcjadian ini debit ym1g dihitunr
dapat berlaku.
Oo ~QI.O X 100
11.5 Fe:tklor lain ym1g pcrlu dipertimbangkan adalah stabilita.'
Q0 adalah debit yang dihitung dcngan k =o da<;ar dan tebing sungai kecukupan t<mda beka<; banjir
Q 1.0 debit yang dihitung dengan k = 1,0 jumlal1 ter:junan hesamya tinggi-tekan kecepatml dalam
kaitannya dcngan beda Linggi muka air dan apakab
Q adalah debit dihitung dcngm1 k = 0.5 vcgetasi tersapu habis selama baqjir.
J ika perhcdaan itu lebilh dari 15 % maka kchilmlg<m encrgi
akibat pclchanm alur bclum ditcntukan dengan haik oleh karcna
itu debit yang terhitung tidak dapal dipcrcaya.

Jumlah Penampang

2 a = K. 1----~--6-h--:------'"'"
K.L + _K._z_
K, 2gA.Z
-a{ A.)
A.~' (1-k)+a.(1-k)

3 O=K. 1----------------~-----~-6-h______~~------------~
K.(K.-L·-•+L•-•
v (A.)2
K.-2-[-a,-
)+2g.A. (1-k•.•)+a{A-,)2
2 - (k•. ,-k.. a)+a.(1-k. .•)
~ K, A, A.

Ganda(n)

A = K.." --+""
L.. • v 3 L.. •
--+.....
K... L.. . ,. .... II K... L.......
+----
K.K. K.~ K... a. K.•. ,, K... ,J<.

K..l
..B=-- [ '12{A. (A..)~
2- - -a-) (1-k .. ,)+a.- (k•.• -k •.•)+a-
A. 2g A. ~ A,
(k •.• -k,.,)+ .... {A..)z
+a,. ·•(_!::__)
A.. .• ,
2
(k.. ..•.• -k.. ........,)+a..(1-k.. ......)]

444 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 03-6467.2-2000

·-
.,"•
••
~J

·n Air pennukaan

-
... ......

Keterang<m
1,2,3 ................................. n titik pengukuran
- bp b2 , b 3 ..................................... bn jarak dari titik awa.l
d 1, d2 , d 3 ..................................... dn keda.laman air

Gambar 8 . Sket Metode Penampang Tengah, untuk Perhitungan


Kemiringan - Luas

Bt~xicm H: BencltmJ.:, Bendtmxcm, Sunxai, lriga.1·i. J•cmleli. 449


SNI 03-6467.2-2000

S Creek dckat Cornell Banjir 21 Februari 1956

J
(

Lembar No.-4 dari 13 01gambar oleh : ELS tahun 1956 Oi cekoleh : EGP 14-5-1956

Gambar 6 : Contoh Perhitungan, Pofil Muka Air Banjir

446 Bagian R : Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Panwi.


SNI 03-6467.2-2000

Tabel 1 Penambanan ja~k trli~ng te-th~ap jar~~ hcti:tontat untak ~hltt~~


lte*tllng bf.Sah

P~Uf\ lt!bar penampano


•"'*vui
diaUf ~
" 4 I
' 1
• • 1$ u lf l~ t .. l~
,, n ,. 1'f N
IU ~'
o.J O.l IH
t.6 u O.t u
f:,7 ~u
~-·
0:.-~ fn
•••
o.f
1.0C
.l-..3
lU
o..t
u
u
fU
~'
~~
~-~
f!>-1
,,.u 'u,_,
e-,t

0.~
u 0.1
0-' 0-' ~--~ 1U O.t
t.t o.s M u· ~-' (1.1 f.lt O.t ... ! !U ~-f ~-.!
u u u u
~-1 C.f
e.:z
~,,
IU IU at ~-l c.:1 ~u (l.l
...,
..,
~~ (1..4- (1.~ ~..) t.1 o,~ o.-t =IM 0 ..1 ~u O;l Q.l O.t (1-t ~).1
l.-4 12."1 (1-.~ Q.:i o.:t &.2 !t.l Q.l 0.1 IU IU 0.1 1U •• i -cu
~-·
(I,. I 0.1 O.• ...1
u u o.s tu
,_ .. G,,
u ~· u
o-~ u u #.1 1t1 #.1
.J
#.1 cu .. t u o.r iU C.t Cld

,
1.$
..
\.7
~-'
•h
'···
u
u
(J,:t
u
.,
(!.#.
11'
0.1
e.J
c.~
0.4
Cl-~
~;~
e.,
u
·U
0.~
O.l
1,1,~
u
u
u
Q.~
O.;t
•. t.
0.1
u
(1.~

O.t
O;~

...."'t
0,1.
~u
u•
·-~
o.-,
fH
0.~
tn
O:.t ..,
O.t
~M
o.t
at
•t
:0.1
~-~
O.!
~-t

·-~
~l
o.•
C!. t
O.t
IU
•. l
(M
11-.1
4.1
~p
0.1
;.e u o.• u tu.
fil.-1
u (1,3
0-:t:
C.l 0.~ e.:
Cf.•t
e:z
(l.t <U 13.~ 0.1
:e.t
fH
··* 0..1

o·-~
C:f ~-~ (!.t
~-·
:0.~ (!.! . l'M !i),l
l.\ l-3 11-$ (1.}' &.S ... 0.~ il.:l :1!-.3: a.t 0.3: 0.3: 0.-t .. :t e.: (l.i e.:i u C. I C.t u
u u » u o.: u .,_,
~.:t
t,<f
•. $
Ui
u~
u
u
O.:l' ~-G
0.~
ti.l
·-~
o,s
0.:4:
fU
0.$.
C:A iU
e.•
~:l
u
._,
0:.:
~._; ~::.
u
~-l .,.t
• ..2
~.1
=U
0.~
0-.J
~.:
1U
u
(I.. I
~-~
~u
o.•
o. t
'·'
:.~

~-" *'uo· f.~


o.~
0-$ #.1
u
C<.$:
u u
u
--~
·-~
M e.l 0-.)

u
~~)
-~-1
u
"CI.:l
0.2
Ol
~-2
fU:
u
0.1:
u:
C:t
u
~-2
¢,2
o:t
0""
-~
"$1.1
u
;t.f l.l l.l) ~ 'U ~-·
0.4 «U O.l 0~ u o: e.: O.l ~u fU u
~-"1 t.4 tH c..:s. u V.;t
~-·
U1 G--.1 ~.5 ~H

..,,
t •• f..f. •..4. C.3 iU ~--f O.l 1U ~.:t 4U
tl~ ••1 u u o. , fl.,
~-··
U· 1,4 t.l O.f (U Cl:.~ IU. O.l f.:l t.-2' IU ft.f ~:t O:t
:1.1! 2.~ t ...S t.t O.f & ..• ~u lUi ~.S ~-~ a. .- &.$ (IJ (I..:J ~-l f:.;l fU O;t 4.:} o.:z
:lh u
,...,
U: u $,1)
••• c. : M 0.. 5- 0.$ 0,>1 ct.. ~ o..• Q,;a Ol ~-l u. tU O.l ~-~ •.2
3..1

u
3=~ 1.,4
1,-f
1.1
u
1,1
--~
*-~
u.
'·'
).,,
t.l
tilt

~-·
t."(l:
u
li.AI
u
(J,:t
o.:r
-o.:r
O.l{l.
CUl
(1.1
r:t.'ti
:U
0.~
0-$
(U
u.
0.~
c.:S
u
~-'
!'U
0.*
~u
O.o&
c..•
0.3
o..•
041
.,
~.3

$4
0.~
!t.l=
0.~
u
0.3
u
~u
~u
o.-s
fU
fU
·U
Ol
o•• u ~-·' 0.3
).-«
:u
~~
::~ '···
:u
$.$- t ..l" t,.;l: 0.11
u
o.t 0.1
O,:t
~-~
o..-
(UI -os
u
0-" (1.4 04 0~ 0.) ~..) ~.,

~-·
U· \.::l ~-~ Q,:t (!.~ :G.$ 0.-« 0:.4 0.* O.t 0.:3 0.) 0.-:3
J.f u u u u u o.• o.s o.,
~-
2,1 1-~ Ut 0.1 (1.$ 1U {1:.4 (1.~ Cl.<l
·~
0.1
•• u. ••• o.c .......
• .a
.,.
~-"' Lt. l2 o.:'f (l.t
~-·
1.-1" 11).7

... ...
f-" -~::4 t.C (1 .• e~ {.i.~ 0.-' ~
~-~~ J",, u• l.t
,,,
1,~ ,_,:$ 1.-f t.-4 (1.8! o.• 0.7 o.• 0.~ 0;$ ~s f."J f.oi ~u ~u O•.t
-;I.I'P ~0 •.c:
~- u t.:$ 1~ 1~ u 0-' O.t o.• {),$ 0.$ o.s o.~ 0..~ 0,4
•-t -l-.J ~u 2..f 1..,
*···· u *--1 ••• ••• fUI O.t
••• 0 .• ¢,15 e,s u u
~-·
0 .. 4 f:4

A. Uniu~~ mMdtpaUr.:~m k~ oas~h !am~hkan le~r denoan rul3i dat3n'11abOJ

*) Contoh:

Jika Iebar diantam titik kcdalaman = 4 m


Perbcdaan eleva.si 3,0 m maim diperolch penambafum jarak miring 1,0 m
dan keliling ba.,ahnya = 4 m + 1 m = 5 m

Baxicm X: /Jt•ndtmx. llt•ndtmxcm. Sungai. /riga.1·i. J>antcti. 451


en
.lloo ~
.lloo
co 8
I
en
tl:1 ~
t:l en
J_:,
t:l
:::: ""N
I
N
::r.
80
~
~

§.
5 }~-.1!"1:~"""1:~~'''~'""''t't't.,"'"t~';'t"',__~.........._........ -
~Q f~!ft'''l"..,"'" ~ .. .... ---.
..... w

tl:1
~ S. Creek dekat Cornel! Banjir 21 Februari 1998
~ - - - -~i'TI::~~~~~:!t:~~:::,.::~:~;-.-. ~y;~~'"-"!~U;-.x~·:·

§ ~l;]:·'·;··~''
f~ki'l;

mlllllvt\t1!
J¢ ~=x:.
t:l
;::: .-.11t1~~----~~---.-.-. ----~~~;:;:;:.::::;;:·
. ,._._. ,·r,::.~~-·-, ..::~~:~
·::~:-
r:~!!~.>;:·
~
0.305 4.9681 4.968 0 . '
i
5 I
Je
12191 0.9141 , 4.5721 0.396 0.183' 0.1671 ! 1.005 i 1./.19 1 0.61 4.653 4.542 1 0.122 1 0.0611 0.037 0.51
~-
2.~=811.219
I
....
.., 2.134 0.914
I
4.115:0.853 l 0.61, 0.5571
!
! 1.036 4.369 0.274 0.183 0.22: , .219
;:·
t:l
3.048 0.914 I 40231 09-45 09141 0.836 I 0.914 3 .... :,3 0.914 4.267 0.396 0.335 0.301 0.914 0.207i
'
~· 4.572 1.524 ! 3.993: O.S75 0 975! 1A86 , : 1.524 . 3.65aji o.3os 3.536 1.121;1 o. lo2 o.232 0.792
~ 1 ~ 4.572 C.914
t:l 6.096 1.s24 1 3.9321 1.036 1.oos i 1.533 I 1.s24 J.5'36 1.128 1.128 1.031 0.914
::. 7.52 1.524 3.962: 1.006 .1.035: 1.579! 1.524 1 6.0951 1.s24 3.597 1.001 f.C97 1.672 1.524 j
~- I
3.5~7 ~ .067
' .
9.144 1.524 4.968 3.932; 1.036 1.036~ 1.5791 1.524 0.942 7.62 1.524 4.663 L067 1.6261 1.524 I
10.G7'
12.19
1.524
1.5241
4.9~9 3.7Ai 1.219 1.128! 1.7191
1 3.81 1.189 1.219~ 1.858 i
1.524
1.524
9.144
10.67
1.524
1.524
4.694 3.5051 1.189 1.128 1.719
3.444 1.25 1.219 1.858
1.524
1.524
i!
13.72 1.524 I
3.688, 1.311 ~ .25: 1.904 1.524 12.19 1.524 . 3.383 1.311 1.28 1.951 !.524
i
I
I
15.24 1.524 3.81! 1.189 1.25: 1.9041 1524 13.72 1.524 :!.383 1.311 1.311 1.997 1.524 1.05Bj
I . I
16.76 1.524 I 3.8~l USE! 1.1~: 1.7651 I 1.524 15.24 1.524 4.694 3.383 1.31t 1.311 \.997 1.524
18.2911.524 1 . ! 4.17ul 0.823 0.9t5 . 1.486i 11.554 15.76 1.524 4.724 3.505 1.219• 1.28 1.951 1.524
t9.51 1.21s!
' I . .
: 4.(m: o.356
.
o.61, o.743i
I . . I unl
I
17.98 1.219 3.719 \.006 1.0971 1.~38 1.25
20.42~0.914i 4.999i 4 ggg: 0 0.183:. 0.167: f 09751 19.2 1.219 3.9GJ 0.732 O.i\53j U14 1.25
I 20.12] i I I 20.511
I l II .-19.29!
I '
I
I
; 201:2
I 20.4:?
0.914 4.7241 4.602
0.305j 4.7271 4.724
0.122
0
0.427!
0.06il
0.39
0.019
1.097
0.335

L..l~·~L~L. ,i_,
I I

I~
_jj~_,~
! I I : 19.91

. __j__l
Gambar 7. Contoh Pehitungan·, Karakteristik Penampang
SNI 03-64 67.2-2 000

NILAI n MANN lNG MENUR:JT VENT E CHvW

kuran g darl3 0 m)
I. Alur kecll (Iebar muka a[r pada saat ban}lr

"- Alur dl data ran :


1. Bersit'i luruc, terisl penuh, lanpa rekahan. 0.025 0.03 0.033
k l>alu-batu, 0.03 0.035 0.041
2. Be~h lurus, terlsl penuh, tanpa rekahan, b111nya
tanaa n pengganggu.
3. Beraih berkelok-kelok, berceruk, bertebing 0.033 0.04 0.045
deng.-n tanaman 0.035
4. Be~ih berkelok-kelok, bercer:Jk_. bertebing,
pengg anggu , batu-batu
nengan tanaman 0.04 0.048 0.055
5. Bersih berkelok-kelok, berceruk, bertebing,
tidak terisl penuh , uanya k kemioinr;an
pengg anggu , batu-batu,
dan penam pang yang lurang efektif
deng.:n tanaman 0.045 0.05 0.06
6. Bersih berkelok-kelok, berceruk, bertebing,
pengg anggu , berba tu lebih banya k.
anggu, ceruk banya k 0.05 0.07 o.pe
7. Tenan g pada bagian lurus, tanaman pengg
pen(lg anggu , ceruk dalam atau jalan air J:.enuh 0.075 0.1 0.15
8. Banya k tanaman
kayu dan ranting.
n, tebing umum nya
B. Alur di pegun ungan , tanpa tetumbuhan di salura
sepan jang tebing.
terjal, pohon dan semak-semak:
r: kerikil, keraka l dan sed;kit batu besar. 0.033 0.04 0.05
1. Oasa
0.04 0.05 0.07
2. Oasa r: kerakal dengan batu besar

11. Banta ran Banji r

A Padan g rumpu t tanpa belukar


1. Rump ut pende k 0.025 0.03 0.035
0.03 0.035 0.05
2. Rump ut tinggi

B. Oaert!h pertanian
0.02 0.03 0.041
1. Tanpa tanam an
0.025 0.035 0.045
2. Tanam an dibariskan
3. Tanam an tidak dibariskan 0.03 0.04 c.os

C. Beluk ar
0.035 0.05 0.07
1. Beluk ar terpencar, banyak tanc.man rengg anggu
0.04 0.06 0.08
2. Beluk ar jarang dan pohon -poho n 0.05
0.03 0.04
3. Beluk ar cedan g sam pal rapat

0. Pohon -poho nan


tunas 0.03 0.04 0.05
1. Tanah telah dibersihkan, tungg ul kayu lanpa
dengan
2. Tanah telah oibersihkan, tunggul kayu tanpa tunas, 0.06 0.08
tunas Iabat 0.05
-ranting,
3. Banya k batang kayu, beberapa tum bang, ranting o'.12
tarat banjir di bawah caban g pohon 0.08 0.1
g-ranting,
4. Banya k batang kayu, beberapa tumbang, rantin
banJir di bawah caban g pohon , t2raf banjir mencapai
tarat O.HI
caban g pohon
0., 0.12

30m)
Ill. Alur besar (Iebar muka air banjir leblh darl
n leblh kecll darl alur kecll denga n pe~lncian yang sarra ,
Nilal
scbab teblng memb erikan yang leblh kecil.
r 0.025 0.08
A Penam pang beraturan tanpa batu besar atau beluka
0.035 0.1
8. Pent~mpang tidak'b eratur an dan kasar.

i. /'untu i. 453
1/agia n X: 1/end ung, lll'ndu ngan. Sungu i. lri.a;tH
SNI 03-6467.2-20 00

S. Creek dekat Cornell No ...... .

Banjir: tanggal 21 Februari 1956

Run antar pemompang ................... ..... 1-2 2-3 3·4 Tinggi muka air .................. .............. m ··-
Panjang ruu (L) .................. ................. 36,88 27,43 36,27 Debit ............. 39,054 m,/del
Bed a muka air anl&r ruas (/\h) .................. 030 016 0 33 Luas OPS ......... 296,70 km~

KAREKTERIS TIK PENAMPANG

1 1 K' 2 3 ·--
Penampang - r:lll v
n
n
~ r K • - - arloll -at a q
n
1 ral 1·67 0,0<5 22.22 19,32 0,!14 0,!160 411,765 . 1,00 39,054 2.02
2 2-11 0,060 12.50 0,56 0.20 0,348 2,547 0,059 0,226 0,399
11·67 0,0<:5 22,22
f-~~ \,05 1,037 4134 122 267 000 38,771 2,05
\9,41 436,669 267,059 .. 1,04
3 1-14 0,080 12.5 0.92 0,23 0."300 4,528 0,124 0,367 0,39
\4-68 0,045 n.:n 19,69 \,16 1,109 485.0G2 341,960 38,488 1,95
68-73 0,045 22,22 0 2< 0,15 0,28!:1 1 415 0056 0,113 0,45
?0,86
,. 491,005 342.166 1 .oa
4 2-20 0,080 12,5 \,03 0,19 0,330 -4,245 0,083 0,367 0,35
20-69 0,045 22.22 17,93 1,15 1,10 438,084 303,580 38,488 2,14
G9-7 4 0.045 22.22 6 25 0,16 0,303 1 698 0083 0,113 0,43
19,22 444,027 303,745 1,10

\-2 2-3 3-"'


Hanl~r 1n rata-rata 4 (Kw) 422.519 462,988 466,95 Rum us
2
u"'l::(K'Ja'J•K ', .. .JA '~o~.,
Perhitunga·. debit
3
q:Q(K/K... .,)
5 6 7 4
Ruas perkirun s'"
'j t\,. C>h. t'lj S=h,IL a hilun~ K... "' -/ K..... )( K.. ..
- ., K...S' 5
Hulu
0 193 .0,006 0,2111
h.. • a v3 120
0,007&a O,OU7 37,639
1·"2 37,63!1 Hi'r
6
0.~9 t.h... " h.,. ow, - h.,.'*
Hulu 7
2-3 37,356 0196 0,0111 0,177 0,006.(7 o.oao~ 37,356 jika t.h... positif
Hi~•
0 102
=
h( t.h + ~ t.h.,.
jika t.h... negatiH
Hulu
0 033 .0.0~3 0,282 0,00780 0,0883 -41,318 "' & 6h + t.h,
3-o4 .C1,316 Hi~r
0 "250

DEBIT

Ringkasan faklor yang mempengarun i penQukuran


(Ianda beku banjir, penggerusan, pengend&Ran, konfigurasl alur, aruh aUran, n, dan sebagalnya

No. Lembar: 11 dari 13 Dihitung oleh : ELS tangg-,1 19-3-t 956


Dieck oleh: EGP langgal 14-5-1956

Gambar 9. Contoh perhitung an debit Metode Kemiringa n-Luas

450 Bagia11 8 : Be11drrng. Bendrmgan. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI19.6471.1-2000
SK SNI-T-20-2000
TATA CARA PENGERUKAN MUARA SUNGAI DAN PANTAI
BAGIAN 1: SURVEI LOKASI DAN INVESTIGASI
~{uang Lingkup 17) Tiang jangkar adalall tiang untuk menahan kapal keruk
:a cara ini meliputi ketentuan-kelenluan survei dan investigasi stationer agar tetap di tempat yang diinginkan dan pada
tuk kcperluan kegiatan pcngerukan muara sungai dan pantai saat akan memul<lf.
r
Dg dilakukan dengan bantuan wahana apung.
4. Survei Lokasi dan Investigasi
Acuan 4.1. Umum
H T-21-2000, Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan Kinerja setiap alat keruk secara langsung berkaium dengan
Pantai Bagian 2, Perlimbangan Perlimbangan karakteristik tanah atau batuan yang akan dikeruk dan
yang Mempengaruhi Pekerjaan Pengerukan. lingkungan dimana pekerjaan dilakukan. Hanya dengan
.;'J T-22-2000, Tala Cara Pengerukan Muara Sungai dan pengetahuan yang cukup mengenai karaktcristik tanall atau
Pantai Bagian 2 Peralatan. batuan, dapat dipilih alat keruk yang paling sesuai sehingga
lt~ju produk<>i serl<L durasi peke~jaa.n dapat diperkirakan.
\I T-23-2000, Tala Cara Pengerukan Muara Sungai dan
Pantai Bagian 4, Pelaksanaan dan Pengawasan. Hal tersehut diatas diterapk<m pada semua jenis pcngerukan,
terma-;uk pengerukan pemeliharacm. Pengetahuan yang cukup
Pengertian mengenai kondisi lokasi merupakan suatu pra-;yarat untuk setiap
~berapa pengertian yang herkaitan dengan tata cara ini: pengerukan al<Lu pekeriaan reklamasi. Beberapa informasi
mungkin ada, scbagai basil dari peke~jaan terdahulu pada al<Lu
Pengerukan agitasi adalah pengerukan endapan dari dasar di sekitar lokasi, dan jika memang ada, basil tersebut h<:trus
Jaul dan dengan pengadukan oleh aliran setempat. dievaluasi terlebih dahulu. Bagaimanapunjuga,jika informasi
Kapasitas emher adalah volume maksimum cairan yang yang cukup tida.k. tersedia, maka perlu dilakukan investigasi ke
dapat dimuat oleh ember hila diisi pada elev<L"i ujung lokasi.
pemolongan. Disamping persyaraum yang lchih lengkap d<m jelas untuk
Faktor penambahan adalah faktor yang menunjukkan mencntukan kondisi batimetri d<m l<mall, hal lain y<:mg harus
penamhahan volume material hasil kerukan relatif ditelili meliputi pcngujian sebagai berikut:
dih<mdingkan dengan volume material sehclum dikeruk. (1) Sisa reruntuhan y<mg herlebihan (excessive debris) al<Lu
Penutupan adalah penggunaan suatu material keruk yang henda-benda asing;
hersih sebagai penutup material keruk tercemar yang (2) Fa.,ilita-; umum;
dihuang ke dalam-perairan bebas untuk menghmnbat
(3) Amunisi;
material tercemar darj lingkungan kelauum.
(4) Struktur-struklur sensitif al<Lu inslalcL-;i lain;
Alat penyehar adalah adalah alat yang dipasang di bagian
luar pipa pembuang untuk mengurangi kecepatan aliran (5) Air dcmgkal y<mg mungkin terjadi atau pcmhat<L'i lch<tr pada
keluar dan turhulensi. pengerukan atau at<tt-alat hantu pengcrukan
Selat kapal adalal1 jarak vertikal dari garis air ke titik
terdalmn Junak kapal. 4.2. Survei Hidrografi
Kapal keruk adalah peralaum mekanik, hidraulik aum 4.2.1. Umum
Iistrik ym1g digunak<m unluk pengeruk<m. Tujuan survei hidrograli dalarn huhungcumya dcng;m pckcrjaan
Pengerukan ada.lah pcmindallan tanah, hatum1 atau debris pengeruk<m adalah untuk mengetahui elevasi dasm-d<L"<lf sccctra
dari hawal1 air dan diangkat mclalui air ke atas. detail. Elev<L'ii das<tr laut h<trus diketahui schclum mclakukan
pengeruk<m, sehingga dapat dipcrkirakan rcncana kcdahunan
Bongkar muatan kapal adalah pemindahan muaum d<tri
kapal kc tcmpat pcmhuangan. pengerukan yang akan dilaksanakan dan kuantitasnya.
Pemilihan alat keruk, waktu kcrja dan kcmnanan pclayar;m,
0) Kapasitas hopper adalah kapasita-; tot<tl maksimum hop- semuanya dipcngmuhi olch keadaan clcvasi das;tr laut. Survci
per haik dari kapal kcruk hopper atau longkang. hidrograli dapat pula meliputi pcngukuran arus. gclomh;mg.
,[) Rapat massa lapangan adalah rapat massa material das<tr sifat-sifat air, karakteristik dasar latll. till. Dalam suh hah ini.
taut dalmn keadaan tak tcrgm1ggu. h<mya dihahas mcngenai pcncntu;m clcvasi tlasar laut patla
l2) Reklamasi lahan adalah peninggi<m elcv<L'ii daerah-daerah Iok<L'ii khusus.
yang semula terendmn atau hmnpir tcrgenang dcngan Gcunh;rran umum laut dihcrik;m dalam pcta laut yang tlitcrhitkan
material lm-;il kerukan dari d<L'i<lf taut, atau muma sungai. oleh Dinas hi tiro oscanogran TN I AL. lnfonnasi yang khih
fi3) Pengerukan pemeliharaan adalal1 pengerukan untuk menycluruh dapat dipcrolch d;u·i ahli hitlrografi yang juga dapat
mcmpcrhaiki atau menjaga kedalcun<m semula y<mg telah memherikan informasi t;unhahan misalnya kapal karam. dan
mengahuni pendangkalan kmena endap<m. lain-lain. Peta dasar laut hanyak digunakan tlalam pday;u·an
d;tripada dahun pckcrja<lll tcknik. lnformasi dl.'tail mengl.'nai
14) Pengerukan herlehih adalah pengeruk;m material y<mg
keadacm pantai sangat j;rrang tl;m infornlasi survei y;mg ada
mclehihi d<tri tempal y<mg ditcntuk<m. mungkin sudah kadaluwarsa. Untuk tujuan tcknik. h;rrus
:1 5) Dasar laut adalah tanah das<tr di hawah m<L-;sa air laut. dilakukan survei yang lchih haik.
· J6) Pelumpuran adalah proses pengendapan sedimen dalam
air.

Baxitm X: Bendunx. Bt·ndungan. Sungai. Jrigasi. l'cllltai. 455


SNI 03-6467.2-2000

LampiranB

Lain- lain

Rumus untuk perhitungan n Manning

Altematiflain untuk menghitung nilai n Manning rata-rata pada suatu ruas dengan jumlah penampang 1,2,3, ......... M -1, M buil'
menurut B<mlcs, H.H, Jr. adalah *)

(h + hv),- (h + + (kllhv)~3 + .... + (kll.hv)c~~- 1)\1)


hv)~-~- [(~hv)1 ~
Ll~ L~3 UM- 1)~1
- - + - - + ...... - - - -
z,z~ z~z3 Z<t-1- l>Z.m

Ketemagan:
Z AR 213
Q = dehitjterukur (m 3 /dct)
h = tinggi muka air diukur dari datum (m)
hv tinggi-tck<m kecepatan (m)
Ahv = selisih tinggi-tekan hulu deng<m hilir (m)
k = koefisicn, hila ruw.; sungai menyempit nilai k = 0
dan hila melehar ma.k.a nilai k = 0,50
A = luw.; penmnpang basah (m2)
R = jari-jari hidraulik (m)
L = panjang ruw.; sungai diantara dua penmnpang (m)

452 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Panrai.


SNI 19.6471.1-2000

Tabcll.
Kcsalahan yang mungldn tcrjatli dalam pcngulmntn kcdalam;m
Kondisi alat pcnduga Alat Pcrum Gcma
(m) (m)
A Akibat material das.1r taut
Dasar bcrbatu ± 0,05 ± 0,05
Das.1r bcrpasir ± 0,10 ± 0,10
Dasar lanau ± 0,15 ± 0,15
Dasar lwnpur Junak ± 0,30 ± 0,20
B Akibat arus
Kecepatan arus :
1,0 knot -++ (0,05 d)
(0,20 d)
0,00
0,00
2,0 knot -
c Akibat gelombang
Tinggi gelombang
0,3 m : diasumsikan kapal kccil
0,5 m : diasumsikan untuk panjang kapal dengan
-+ 0 20
± 0,30
. ± 0,20
± 0,25
panjang 10 m atau lcbih
1,0 m : diasumsikan untuk panjang kapal dcngan - -+ 0 ,50 I± 0.30
panjang 15m atau lcbih
Cl\ TAT AN I. Kctclitian nkml memmm dcngan bcrkurangnya utau bcrubahnya grndien das:lf Inul.
Ketclitinn dnpnl ditingbtknn dcngan mcnggunnknn nlnt pcnun gcmn hcrfrckucnsi ganda.

CAT ATAN2. Echo sounder tid:1k dipcngan1hi olch nnas. Kctditian ala! duga cblnm nms lxrg:mtung pada kenhlian
pcnggunanya. Kc~lahan yang h:1jadi 1111111gkin lchih l1o.:sar daripada yang dipcrlihalkan dalam tahcl di alas, jika ala!
digunakan okh orang yang tidak ahli. Alnl dugatid1k dianjurkanjika kcdll:unan pcrairan mclnbihi 10m. d mlalah
kedalaman perairan d.1lam meter.

CAT ATAN3. Kesalahnn rekaman akan lcbih ~snr daripad.1 hasil yang dipcrlihatkan, temtama jika terjadi swell,
tetapi hal ini rckaman dapnt dijx:rhaiki dcngnn kemamplL.1n mengin!CJl)fC!asikan rekmnan analog,jika dasar laut rata
dan pcrioda gelombanya p.::ndck. Akurasi rckamnn echo sounder dalam gclombang atau swell d:apat dipcrbaiki dcngan
mcnggunnkan filter d.1n kompcns.."llor swell.

CATATAN4. Semua p:ngamh tcrscbut d."ln yang lainnya dapat bcrakumulasi sehinggn menghasilkan kcsalahan lebih
besar darip.1da hasil van!! diperlihntknn

Beberapa echo sounder dengan frekuensinya diberikan pada tabel 2 sebagai berikut

Tabel 2
Frelwensi dnn penetrnsi echo sounder
Frekuensi Pcnctrasi
(kHz) Lumpur (m) Pasir (m)

10 2,0 sampai 5,0 0,5 sampai 1, 5


15 I ,0 sampai 3,0 0,5 sampai 1,0
50 0,5 sampai 2,0 0, 1 sampai 0,5
100 0, 1 sampai 1,0 0,0 sampai 0,5
200 0,0 sampai 0,2 0,0 sampai 0,1

Bagian 8: Bendtmg. BendtmgaTI, .\'tm,a:oi. lrigosi. J'cmwi. 457


Rumus untuk menghitung Daya Hantar

Rumus untok menghitung nilai dayahanuu·jikadihitung dengan


satmm cfs:

K = 1,4X6 AR213
11

Keterangan:
K = daya hanurr (ft3fdet)
11 = koetisien kekmmnm Mmming
A = luas penampang melinumg (ft2)
R = jari-jari hidraulik (ft)

454 Bagitm 8 : Bendun.~. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Panlai.


SNI19.6471.1-2000

alaman perairan lehih dari 10 m atau pada lokasi survei rendah. Sistem ini membutuhkan kalibra"i terhadap medium
;;an arus sedang atau kuat. Kecepatan kapal survei harus yang telah· diketahui. Untuk hal ini perlu dikeUthui komposisi
-ahakan selmnhat mungkin. Alat duga mungkin berguna lapisan lumpur, tenna..;uk analisis ukur~m hutinm dan k~mdungan
a situasi herikut: organik dengan analisis pengambilan contoh secant
Sepanjang struktur, dimana sinyal yang dipantulkan konvensional dan ru1alisis laboratorium. Sistem ini juga dapat
mungkin ak~m memberik~m pengaruh yang berlawanan digunakan dari posisi yang telah ditentukan untuk menghasilkan
terhadap echo sounder; protil kerapaum terhadap kedalaman.
Untuk mencek echo sounder; terutama jika dasar laut Pada sistem tersebut yang m~unpu melakukan pengukuran
hcrupa tmlah lunak; densitas yang berkelanjutan, penarikan alat pemberat yang
Untuk menentu~m kedalaman yang dapat dilayari, dengan berbentuk ikan-ikanan secara otomatis otomatis dinaikkan dan
asumsi hahwa kedalaman yang dkapai oleh Alat duga diturunkan melalui lapisan lumpur cair, kemudian mencamt
adalal1 kedalmnan yang dapat dilayari; variasi kempatan terhadap kedal~an. Analisis berikuU1yadapat
Palla suatu daerah yang kecil dan dangkal, echo sounder memberikan informasi mengenai elevasi dengan kerapatan
tidak terlalu dipcrlukan tertentu sepanj~mg area yang disurvei .
.. t duga, terutama y~mg terhuat dari mngkaian mntai mungkin
a put us dan hiasa disamhung kembali sehingga panjangnya 4.2.5. Penentuan Posisi
·kurang. Oleh karena itu dianjurkan bahwa panjang 4.2.5.1 Umum
;cluruh~m d~m posisi tanda-tanda pembagi harus diperiksa Metode dan ketelitian dalrun penentum1 posisi di perairan agak
1 sebclum digunakan dengan pita ukur baja berkualitas baik. ketinggalan jika dibandingkan dengan metode yang Lelah
dikembanglGm untuk pengukuran di darat. Survei hidrografis
·..4. Kerapatan flengukuran Kedalam Berdasarkan Masa dilakukan dari kapal yang bergentk pada permukaan yang
:.4. l.Umum bergerak, oleb karena itu sistem penentuan posisi bersifat
a elevasi da-.;ar laut tidak dapat ditentukan secara haik dengan dinamis. Jikc'l herhagai komponen pengukuran posisi tidak diatur
::nggunakan metode sederhana. sepcrti hahlya pada daerah dengan haik terhadap w~tktu, maka akan menimbulk<m sumber
,npur lcmbut atau lumpur cair, mungkin lcbih tcpat kesalahan. Jika dasar taut tidak horizontal, maka akan
:nentukan tingkat kerapatan dan menggunakan data tersebut menyehabkan kesalahan dalam penentuan posisi akan
1agai dasar untuk menentukan kedalmnan y~mg mnan unluk menghasilkan kesalah~m dalmn penentuan kedalmnan. Harus
layanm navigasi. Pei1gukuran tersebut dapal digunalGm untuk dicatat hahwa di perairan teluk dm1 posisi da-.;ar laut lain yang
:ngurangi frckuensi dm1 kuantitas pengerukan di pclabuhan serupa, rnctode survei sederhana mungkin lehih sesuai.
n alur pelayaran. Alat density meter, yang mengukur Penerapan metode penentuan posisi yang smna atau serupa
rapaum material da-.;ar laut pada elevw;i dimmm alat terse but dengan y<mg digunakan selmna survci dan investiga..;i ~tk<m
.empatkan, dapat digunakan untuk keperluan itu. Perlu menguntungkan meskipun mungkin tid<tk pntktis. Dengan
'1erhatik~m bahwa pemakai harus cukup herpengalmnan dan demikian tingkat ketelitian dan titik kontrol tetap di darat
um1 pengukuran dimengerti dengru1 haik. konsisten dari awal smnpa.i <tkhir peker:ja<m.

Z.4.2 Sistem Berdasarkan Radiasi Gamma 4.2.5.2 Sudut Sextant


11U ini tcrdapat dua jenis alat pcngukur kekerapatan Pengguna<m sext<mt untuk survei dijelask<UI pada SK SNI M-
rdasark~m radiasi gmnma, yaitu backscatter dan transmis- 11-191J4-03.
m. Backscalter meter, yang memiliki sumher radiasi d~m Sextmll memhcrik<m metode penentuan posisi di pcrairan yang
·nghitungan radiasi disusun secara vertikal dalmn tahung paling sederhana dan paling ekonomis asalkan jarak pandang
·rhentuk silindris (cvlindrical housing), secara umum lehih y<mg pendek,jarak pcnglihaum haik. kctdliti:m y;mg tinggi tidak
udall digunakan. Kedua jenis tersebut dikalihrasi dengan diperluk<m, dan di panuti ada tmula-tanda rmnhu ukur atau
emhemunk~mnya pada medium y~mg telah diketahui rapat nunbu-rmnbu terse hut mullah dihuat. R:unhu ukur dahun jumlah
a,..; sa. yang hanyak diperlukan untuk mcnjaga kctelitian dalam
tda penggunaannya, instrumen tersehut diturunk~m ke mate- pekerjaan survci di area y<mg panj;mg dan scmpit scpcrti muara
tl da-.;ar laut d~m laju pcruhalum rapat massa schagai fungsi atau alur sungai. Hal ini mungkin tidak praktis dan tidak
:dalmnan dicatat. Variasi rapat m~L'isa dari material dasar taut ekonomis.
r·hadap kedalcunan dapat ditentukan dengan relcnmsi pada Bi<Lsm1ya Scxt;mt l:ocok unLuk mcncntuk:m posisi alai kcruk
rrvakalihra..;i. Hal ini hm1yacocok untuk pengukunm setempat y<mg; tidak bergcnlk hutir 4.7 scunpai 4.11 pada Tata Cara
.m profit kedalmnan. pengerukan Muara Sungai dan Pantai Bagian 3 Pcmilihan
:lluk pengukunm rapat massa dalmn area lumpur cair, sistem Peralatcul, tetapi tid;lk praktis untuk kapal kcruk y:mg hcrgcrak.
:rdiri dari alat ukur transmisi sinar gmnma y<mg untuk dacrah Sextmll tidak cocok untuk survci yang sangat tcliti kcl:ualij;u·;Lk
~ng lehih luas dipasang pada alat pemherat menyerupai kc nunhu-ramhu ukur yang relatir pcndck.
:anikan (lopfish). Kcdalmmm dan posisi alat diukur dengan
~etode scderluma. 4.2.5.3 Alat Pusisi elektronik jarak jmah
Prinsip utama dari sistcm pcncntuan posisi dengan meng-
1.2.4.3.Metode Sonik gunakan gelomhang radio, tcrmasuk system transponder.
:.\!rhagai sistem dapat digunakan untuk pcngukunm kerapat:m dijehL..;kan pada hutir 6.3.3.
:~Lsar laut secara menerus di area herlumpur cair dengan Sislem transponder tcnliri alas dua atau khih stasiun di pantai
11!nggunak~m metode sonik. Sum her suara dan pcnerima suara yang diketahui koordinatnya dan stasiun utama lwrada diatas
jsimpan dalmn schua.h alat pemhcrat yang herhentuk ik;m- kapal survei. Posisi dipcrolch dari perputaran dua atau lchih
kanan, y<mg ditarik melalui lapis<m dasar taut dengm1 kerapatan hcsar secara simultan jarak.

/tagian X: Hnulung, llt•1ultmgan. Sungai. lriga.1·i. l'antai. 459


SNI19.6471.1·2000

4.2.2. Betil 1\nthinwtri Akurasi pengukuran kcdaJmnan, dipcngamhi olch karakterisllk


Surn·i detail harus mcnccnninkan tujan ut:una d:u·i survci itu material dasar Iaut. J ika dasar Iaut lunak dan mudah tergan~u
scndiri . .lika smvci ditujukan untuk mengukur kuanlilas seperti yang sering ditemui selcuna d<m scsudah pengeruka~
pcngcrukan yang dipcrlukan untuk mcnghitung pemhayanm maka pengukunm secant akurat s<mgat sulit d<m perlu perhaliill
kcpada kontraktor. maka jalurnya harus cukup rapat schingg:i lehih untuk mendapatkan hasil y<mg haik. Pada pumpur Jtit\a:;
,·ariasi pcnampang dan dan dcvasi dapat dikctahui . .laJur survei echo sounding tidak dapat dilakukan. Agar hasil pemerian
an tara I 0 dan 25 m. a tau yang lchih Iebar dilakukan unluk konsisten, mctode sounding yang digunakan seJamo
pckcrjaan dcngan skala hcsar. .I ika tujuan survci cukup pclaks;ma;m pekerja<m Lidak holch heruhah-uhah, misaJnyajen~
scdnhana yaitu untuk mcmhcrikan pclunjuk detail untuk pcrumgema yang digunakan harus smna selcuna pclaksanam
navigasi dan pcmasangan a lat. maka jarak jalur survei + I 00 m pckerja;m.
masih cukup haik. Dalam hal ini. gamharan di antara setiap Pengukur<m kedalaman yang dilakukan kctika kapaJ bergetal
Jalur suJYci harus dihuat dengan mcnggunakan side-scan so- melintasi daerah y<mg miring harus dilakukan dcng<m kecepalal
nar. Survci dcngan kcrapatan rcndah (kurang detail) tidak minimum. Untuk mendapat.kan hm;il y<mg hajk seluruh jalu
dian1urkan untuk tujuan pengukuran. pengerukan harus dilewati dari arah yang scuna.
Scl.·ara praktis. jalur :-.un·ei harus diusahakan lcgak lurus Keteliti;m pengukur<m kcdahumm hanya mungkin dilaktOOJ
terhadap kontur dasar latll. kanal. atau kcmiring:umya. pada kondisi lautten;mg. Keteliti<m pengukunm ak<m berkuran:
dcng<m hcrtmnha.hnya Linggi gelomh<mg/swcll. (Lihal TabellJ
4.2.3. PenJ..'llkuran Kedulaman
4.2.J.I Ummn 4.2.3.2. Echo sounder
Elcvasi dasar laut pada umumnya ditcntuiGm deng;m mengukur Echo sounder yang herheda ak<m heroperasi dengan silly~
kedalaman air di atas dasar !aut dan sekaligus mengukur muka rrekucnsi sena sudut-sudut pancaran gclomban:
latll yang tenlekat. tcrhadap datum yang ada. Elcvasi muka !aut elektromagnetik yang herbcda. Sudut-suclut pancan11
seharusnya diukur pada satu lokasi sccara akurat selama pcriode gelomh<mg clcktromagnetik meliputj sudut seh<tr d<tri siny;1
survei. dimana- muka air sama a tau tidak terlalt1 hcrheda dengan y<mg dip<mcark<m dari Lr<msduscr Oihat gmnhar I) Echo soundt·
area :-.urvci: Kondis1 !aut di titik pcngukuran hmus memenuhi y<mg hcroperasi pada rrekuensi y<mg relatiftinggi tetapi rend;u
pcrsy;u·atan untuk melakukan pcngukur;m yang tcliti. energi pada umumnya cukup ringan d<m hemat cncrgi. AJatin
itu sangat haik digunak<m dalcun survei hidrograli terutcunajik
Kedalmnan perairan dapat diukur deng<m alai perum gema. atau
harus dipindah-pindah. Sinyal d<tri echo sounder semacam ill
alai duga. Mctode yang lchih cepat dan cukup haik adala.h
dapat dip;mtulk;m d<tri material das<tr Jaut yang kerapatanny;
dengan menggunakan echosounder. Jika sounding dilakukan
rcndah. Sehaliknya, echo sounder yang heroperasi pad<
de kat strukt ur. maka echosounder akan dipengaruhi oleh gema
frekuensi rendah d;m cncrgi tinggi dapat melakuk<m penetf3.,
dari sisi sekitarnya. maka lehih hajk digunak<Ul "leadline" atau
melalui lapisan pennukaan yang kerapatannya rendah da1
"sounding pole". Akurasi yang diperoleh dal;un penentmm
sinyalnya akan dipantulkan oleh lapisan sub-bottom
elevasi dasar !aut lehih rendah hila dih:mdin!!kan den!!<Ul hasil
K<trakteristik echo sounder dapal mempengmuhi hasil survei
survci y;mg dilah1kan di darat. - ~
OJeh kmena itu perlujenis echo sounder yang ak<m digunaka1
harus dipilih hcrdw;ark<m tujuan surveinya

456 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI19.6471.1-2000

: dimana pengerukan dilaksanakan. Walaupun begitu Terdapat tiga frekuensi yang umum digunakan adalal1 50 kHz,
.rapa sistem dihuat untuk mengukur _jarak dan azimuth I 00 kHz, dan 500 kHz. Frekuensi 50 kHz biasanya digunakan
a hersamaan. Kinerja alat tergantung pada_jarak pandang untuk peke.r:jaan survei pelacakan. Khususnya pailil kedalaman
bch<L'i. lehih dari 200 m, trm1duser dipasang pada kcdua sisi lampu
mi lcbih sering digunakan pada peker:jaan pengerukan kiri dan kanan. Sedangkan frekuensi I 00 khz biasanya
;usnya pc ~erukan pada paritan untuk pipa ilim pembmmg): digunakan untuk pekerjaan survei yang lebih umum, khususnya
r· dapat di,,pmakan sccara efektif untuk mengontrol tinggt pada kcdalamm1 200m dm1 500kHz bi<L-;anya digunak<m untuk
1rugm1 dalmn peker:jaan reklmna-;i. pemeriksaan rinci, khususnya pada kedalmnm1 sampai dengan
50 m (lihat gam bar 3 untuk pemilihan frekuensi) .
. Side-scanSonar
Side-scan sonar memberikan rekamm1 grafis dari permukaan
-scan adalah echo perum gema dengan pancaran ke dasar laut dimana adanya ketiililkteraturan dan bentuk-bentuk
,ing ymtg Iehih Iebar. Pailil keadaan normal, dua transduser yang_jelas biasanya diindikasikm1 dengan baym1gm1 ymtg lebih
. dipm;ang pada arah dalam "alat pemberat yang berbentuk gelap. Bayangan yang lebih gelap mcrupakan hasil dari
1-ikanan, yang dapat ditarik dibelakang kapal survei. pemantulan yang lebih kuat ililri bentuk yangjei<L-; k'ldi, sehingga
matif lain, pada kapal yang akan digunakan, transduser sinyal balik yang diha-;ilkan lebih kuat. Dcng<m pcngalaman
j1t dilctakan di bagian bawah kapal. Sinyal tranducer mcnginterpretasi dan ditunjm1g oleh mutu rekam<m yang baik,
I .Ihkan dengan sudut kecil dibawah lumL'i kapal pada kedua
.;.apal. Lebar cakupan tergantung pada kedalam<m air d<m
dasar lautalami yang berbeda, scperti lumpur, pa-;ir atau kerikil,
dapat diketahui. Sistem ini juga terutam sangat berguna untuk
iJalan sinyartctapi untuk kebanyakan aplii-:asi pengerukan, mengidentifika-;i bentuk pcrmukam1 y<mg tidak umum, ilim y<mg
's di kedalmnan 75 m pada perairan dangkal atau 150m di dapat membahayakan navigasi, seperti reruntuhan-atau
·irm1 dalmn. Kedua dimensi sebagai acmu·, umum, lajur singkapan batum1. Side-scan sonar juga memberik<m metode
ei harus sedikit lebih sempit daripada cakupan pancaran yang baik untuk mengevaluasi hasil pengerukan. Data sonar
ngga diperoleh overlap 100 %. Dengan demikian setiap dapat Jisimpan dalrun pita magnctik (magnetic tape). Rekmnan
.uk dapat dilihat dari dua arah termasuk yang tepat br.n•da pemetaan dasar laut yang terak.hir dapat digunakan untuk
:lwall alat pemberat ym1g berbentuk ikm1-ikmum. mengubah kecepatan kapal dan distorsi rekaman schingga
:.nggian alat pemberat yang berbentuk ikm1-ikanan di atas menghasilk<m rekamm1 pailil skala tertentu. Deng<m pemrosesan
11r dasar laut dapat diubah dengan meman_jangkan atau lebih lanjut masing-masing gambar dapat digabungkan
:nendekkan kabel pengerek atau meruhal1 kccepatm1 kapal mengh<L'iilk<Ul gmnbaran mozaik dasar laut. Karena side-scan
·ei. Alat pemberat yang berbentuk ik<m-ikanan biasmtya sonar memberik<m met ode sederhmm y<mg mcncakup area dm;ar
rik pada ketinggian di atas ililsar laut kurm1g lebih sebmtding laut yang luas sccanl cepat dan murah, maka mctode ini
~an 10 % kedalam _jarak. Walaupun bcgitu, tekstur dasar sebaik.nya digunakan terutama jika hasil rekaman akan
-akan tergambar baik bila alat pemberat berbentuk ikan- digunakan untuk desain atau memantau pekerjaan pengerukm1,
Ian ditarik mendekati dasar laut. side-scan sonar dapat dilakukan pada saat yang bersmnmm
dengan perum gema atau sub-bottom prolilling.

Ha1:ian H: IJnultmg. Ht•ndtmgan .•\'un,&:ai. lrixa.1·i. Pcmtai. 461


SNI19.6471.1-2000

Alat perum gcma dapat mencatat. kedahumm hasil pengukuran haik untuK diinterpret<L-.i. Jika digunakm1 rekmrum digitasi, mal;;.
dalmn hentuk grafik sehagai rekmnan menerus pada suatu dia- harus dilakukan bcberapa pemilihan data. Proses pemilib31
gram dalmn hcntuk analog atau dalmn hentuk digital pada pita mungkin akan mempengaruhi hasilnya. Proses pemilihan h311Jl;
magnetik atau piringmt magnetik. Jika digunak<m hasil rckaman dilakuk<m dengan haik dan setiap praduga ymtg bcrtent<mgan
analog, maka skala vcrtik<tl pada diagrmn hm11s mcmakai ullluk dengllil tujum1 survai harus dihil<mgk<m.
mclakuk<m menginterpretasi yang haik. Skala I : 100 cukup

alat po!mcrum
di oownh pcnnuknnn

1.-.:dalaman
suuut pnncar:.m -------1 yung tcrd.:tcksi

. penulup !~;t:~=l=l:~}~t:=~::~:~u~:~:~=r:m~~:~~g~:~t::M~~=~=r:h

pcriode h.'llik
pengamh lerhadnp kemiringnn }'ilng paling awol
sisi yang mungkin tcrjndi
aknn mcnjadi lebih bcsar
dcngnn sudul mcningkal

posisi yang terdcleksi

Gambar 1
Echo sounder dengnn tnmsduser sudut pancnrnn gelombang elektromagnetik
nngle dan side echo dari slope

KalihrtL'\i ulang y<mg herkala hmus dilakukllil terhadap echo (g) Frekuensi sinyal;
sounder dcng<m suatu harcheck. Kalihrasi harus dilakukan pada (h) Kecepat<m kertas rekmnan; (i) arah jalur pclayanm;
awal dm1 akhir setiap periodc-pcriode survai, ilimjik<t perlu pada (j) Muka air di daerah survei. 4.2.3.3. Alat pcndu_!!a
interval di<mtanmya.
Alat duga terdiri dari tali ymtg llcksihel, non claslik, hi<L"aoj•
Berikut ini daftar pengecek<m di lapangan ymtg harus dilakuk<m kahel at<m rantai ilim diikatk<Ul pada h~ja pcmherat. Tali tcr~l
jik<t menggunak<m echo sounder: dit<mdai dengan interval tertcntu, bia-.anya 0,1 m. .
(a) Kccocok<m dan kcstabihm sumber listrik dcngan alat; Alat duga digunakan untuk mcngukur kcdalmnan sccaP
(h) Kcdalmmm transduser dibawah pcrmukaan air (mungkin m<mual, oleh karcna itu dahun pclaksanaan perlu wa.ktu dr1
hervariasi terhadap perpindahan kapal atau kecepat<m); memerlukan han yak pekcrja terutmnajika kedalaman pcrairf•
(c) Perpindahan horizontal posisi tr<msduscr relatif terhadap hcrtamhah. Dcngan pcngalaman, keadaan da~ar daftl
sistem posisi tetap (position fixing); ditcntukcm, misalnya. lunctk. ~<Ul!!at luna.k. a!!ak kerw-. atau ~
(d) Letak kert<L" diagnun mtalog, lctapi perlu kctcliti;m dahun mclakukan ev~ua.-.i tcrhadapbiiJ
(e) KalihnL-.i echo sounder bar check): yang dipcroleh. '
(t) Karaktcristik dasar !aut: Alat duga tidak hia~a digunakan sehagai alat ~urH:i ~

458 Bagicm 8: Bt•ndun.~. Bendungan .•"iungai. /rigasi. Panrai.


SNI19.6471.1-2000

5 -- -f- 500

resolusi dasar laul kesalahan pcngnmata.n


t.. dalam arah satu..1n alat (m)
sonar), (m]

100

0.5 -- ->- 50

I I I
I I I

so 100 200 500


frckuensi alat [kHz)

Pcnggunaan grafil<

Tentukan resolusi dasar laut yang diinginkan dan ikuti grnfik untuk mcngetahui jarak yang berhubungan. Sebagai
altematif, tentukan kisaran jarnk garis dan lihat jika resolusi yang diperoleh dapat ditcrima. Jika kedua nilai tclah
dipcrolch, ambil pcrpotongan vertikal dcngan sumbu untuk mcnd.1patkan frckucnsi optimum bagi opcrasi sonar
alat pcmbcrat yang berbcntuk ikan. Grnfik ini hanya berlaku jika arnh panah diikuti.

CATATANI. Resolusi dasarlaut berdasarkan pada lcbar"kertas, biasanya 127 nun perchmUlcl.
CATATAN2. Frekuensi tcrtinggi akan mcmbcrikan rcsolusi sinyal yang lebih bcsar, tetapi sinyal akan lebih cepat
berkurang dengan pertmnbahan kcdalan,1nn.
CATAT AN3. Grafik mencakup penggunaan "alat pcmberat" yang bcrbentuk ikan-ikancm secara umum. Jika hasil
yang dibutuhkan pekerjaan tidak dipcroleh. pcrlu alat sonar alat pcmbcrat" yang berbcntuk ikan yang lebih
khusus dan/ atau alat pcnrekam lain dan hal ini dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli geofisika atau
surveyor hidrografi.

Gambnr 3
Pemilihnn side-scan sonar alnt pemberat ynng berbentuk ilmn-il<annn

Kekurangan utruna dari metode sonar adalah kctidakp<L'itian scanning pada kccmpal sisi dari ohjck yang diamati untuk
posisi alat pcmhcrat yang bcrbcntuk ikan terhadap kapal survci. mcmpcrhaiki hasil identifikasi posisi ditcliti. Kompas dan
Jika ohjck yang ak<m ditclili Lelah diidenlitikasi. goyangan kc transponder dapat ditmnhahkan pada alat pcmherat yang
scunping alat pemhcrat yang berhentuk ikcu1 dapal dikorcksi berhentuk ikan untuk mcmhcrik<m oricntasi dan posisi yang
deng<m met ode "husur ohyek". Dalmn praktck baik melakuk<m aktual.

Hagian 8: /Jemltmg. Hemltt11gan. Stt11gai. lri,t;tl.l'i. l'allfai. 463


SNI 19.6471.1-2000

.larak dapat dit;unpi lk;m pada mont tor y;m gada di stasiunutuna. kecil Jan hiasa (regular) pengecekan pada dua titik hias
.I ika dihutuhkan. sehuah mikrokomputer dapat uihuhungk;m cukup untuk menunjukkan apaklli1 sistcm tersehut dikalil
untuk menguhah jarak ke koordinat X- Y. yang kemudi;m dapat deng;m haik dan heha.-; dari gangguan atau tidak. Pengeo
dipindahkan ke track plotter atau Iayar monitor, yang lchih lanjut dapat dilakukru1 kctika melalui jlliur poligon:
memherikan petunjuk visual posisi yang sedang ditentuk;m tchtl1 diket~tlmi.
lcmgsung di atas kapal survei. Sistem ini juga merupak;m sanma Pengccekan herikut ini harus dilakukru1 sebelum melaksan
bantu penting untuk pengoperasian Trailing suclion hopper survci:
dredgers yang clisien. Periode pcngamhilan jarak yang lehih a) Koordinasi posisi titik tetap di pm1tai
singkat dih;mdingk;m ueng;m sextant, mcmungkinkan dengan
h) Geometri pcrpotongan husur jarak diseluruh area st
kcccpatan kapal tanpa pengurangan y:mg hcrarti, pengumpulan
(hias<mya tidak kurang dari 60°)
infonnasi kerapatan yang.terkumpul. Penggunaan alat juga
tnetlllJIH!kinkan dilakukannya penentuan posisi Jengan c) Kalihrasi alat (stttis d~m dinmnis)
keteliti:;n yang haik pada d;~erah luas secant lehih detail. u) Alat y;_mg hchas gru1gguru1
Pcnggunaan track plotter mcmungkink:m pelaks;ma:m survci c) Koreksi untuk posisi horizon ttl an tara antena penerirru
pada garis yang telah ditentukan schelumnya, yang dapat transaduccr echo sounder
diluruskan scpertj dalam pemhuatan pen:unp:mg mclint;mg.
I) Koreksi jarctk karcna auanya perbedaan elevasi ar
Ketelitian dari jarak penguliuran individual hervariasi menurut stL<;iun utmna dan stasiun p;_mtai jika diperlukan.
sistem spesilik y:mg uigunak;m tetapi dapat herada ;mtara ± l
m Jan ±5 m. Ketclitian posisi sdalu lebih kccil dari kctclitian
4.2.5.4. Alat Posisi Electronic .Jarak Azimuth
jarak indiviuual seperti suatu fungsi geometri jardk pcrpotongan
Sistem jarak-azimuth terdiri dari satu stasion di pantti ~
husur. Bahk;m dcngari mempcrkirakan sudut perpotongm1 y;mg
diket<tllUi koordinatnya dan stasiun di kapal utuna. P4
scm puma (lJOO). kesalahanmaksimum dalcun pcnentu:m posisi
ditcntukan dcngan pengukuran jarak dan sudut se1
dapat menjadi tiga kali lehih hesar daripada kesalahan jarak
bersamaan. Jar;_tk d;m azimuth ditampilkan pada sehuah m
maksimum (lihat gmnhar 2). hesarnya potensi kcsalahan
tor di alas kap~tl survei. Jika dibutuhkm1 sebuah mikrokom~
maksimum potensial mcningkat scjalan deng:m pcnyimpangan
dapat dihuhungkru1 untuk mengub<tlljarak dan azimuth ru
sudut perpotongan husur jarak dari lJ0° Oihat tahel 3).
koordinat X- Y. H~tl ini kemudian c.k'lpat dim~L-;ukk;_m d<tlmn t
plotter atau layar monitor untuk memberikan indikasi.
Tahcl 3 catatm1 menerus mengenai posisi kap::tl relatif terhadap
Kcsalahan penuekatan ualmn penentuan posisi sudut nasional atau lokal. Fasilitas ini dapat digunakan ui
pcrpotongan yang kurang haik menggunakan menentukan h~jur survci pada peta tr~tck plotter grafik.
alai pengukur jarak
Ketelitian sistem jarak-azimuth meningkat den
merambahnyajarak sainplli jarak m~tksimum kunmg lehih s
Sudut pcrpotong;m Kesalahan pendekatan deng<m jar:tk penglihatm pada j:tlur ym1g telah ditetapka
Jokasi. Tid<ik seperti sistem jar<ik-j;_mtk kualitas fix ti
J m·:tk kesalah<m Janik kesal:dt;m dipengaruhi olch sudut potong dari sistem ini. Kctelitian se.
m:tksimum ± lm maksimum ± 3 m langsung berhuhungan dengan jantk oleh karcna itu sisten
de raj at Ill m Jebih tepat digunakan pada jarak yang rclatif pen~
l)() 3 X Penggunaan titik tetap tunggal.menyederhanakan prose
xo 3 9 pemasangan alat asal mampu menjangkau seluruh daf
pengukuran. ·
70 3 11
Sistem ini harus diklliibrasi paua jarak minimum dan j
60 4 12
m:tksimum yang dibutuhkan dan harus dicek pad<t awal
50 5 14 pada ::tkhir setiap periodc survei. Bcberapa sistem mcng;
40 6 18 suuut vertikal seperti halnya sudut horizontal y
mcmungkinkan ditentukannya elevasi kapal survci re
terhadap titik tctap pantlli.
Kehany;_tkan sistem jarakjantk membutuhkan garis pandang
yang jclas antara stasiun pmltai d<m sistem uttma diatas kapal Pengecekan berikut ini harus dil<tkuk;_m sehelum melaksaru
survei, dan untuk tujuan ini stasiun pantai harus ditempatkan survci:
dengan tepat Akur~si jantk masing-masing titik tetap dapat a) Koordinat posisi titik tettp p;_mtai;
dipengaruhi oleh kondisi atmosfir, cuaca, refleksi dari b) Kalibrasi alat (stttis d<m dinamis);
pennukaan ka-;ar dan keras, seperti kapal dan gedung, serta c) Kemungkinan gangguan pada lliat;
gangguan alat pemancar seperti radar. d) Koreksi untuk posisi horizontal antara antcna receiver
echosounder transducer;
Posisi semua titik tetap di p:mtai harus ditentukan koordinatnya c) Koreksi jarak <ikibat perhedcan clevasi dari stasiun ut
dan disesuaikan dcngan grid nasiomtl atau lokal. Pada.awlli dan dan st.:'lsiun pantai jika diperluk<m.
setiap periode survei posisi kapal survei harus yang diketahui
koordinatnya d:mjarak y~mg diperkirakan harus dibandingkan 4.2.5.5. Laser memherikan indikasi visual mcngcnai pc:
dengan jarak h<L<;i] perhitung:m.
yang dibutuhkan dan ucngan hcherapa sistcm dapat J
Scbaglli llitematif Jain pengukuran jarak dapat dilakukan dcngan mengukur jarak dari sta-;iun pantai sertt mcnunjukkann~
pengukurjarak elektronik (electronic distmce me~L-;urer- EDM) pada monitor di kapal. Sistem yang lchih scdcrbi
dapat digunak:m untuk mengecck jantk. Untuk area survei yang men•><>unakan
e:= ti tik tettp tun•"'ID
ez:::: yan eo diban e••un pada arah 11""j

460 Bagian R: Bendung, Bendungan. Sungai, Jrigasi. Pantai.


SNI19.6471.1·2000

ar. Konscntra-;i scdimen harus diukur dcngan pengambilan energi akustik melalui dasar laut. Untuk mendapatkannya, suatu
1toh pada titik-titik kedalaman selama siklus pasang surut. pulsa energi akustik dilepa.,kan dengan bah<:m peledak, sparker,
.·~anya pcngamhil<m contoh pada hcherapa lokasi dalam area air gun, dll. Sumber energi akustik dapat dipa.,angLan pada
'yck pekcrjaan pcrlu-dilakukan untuk membcntuk pola rangkaian hydrophone, diikatkan pada hydrophone atau
1l(lsi lokal yang mungkin tcr:jadi d<m untuk mencntukan arah dilel<lkan secara bebas di dasar laut. Pemilil1m1 sumher energi
i!kutan scdi1 :en primer. akustik dan rangkaian hydrophone hergmltung pada kondisi
lokasi peker:jaan dan harus dipertimbangankan pada tahap
perencanaan dan pertimbangan kebutuhan pada tahap
0. An~kutan Sedimen
perencanaan.
ilain angkutan scdimcn dalam hentuk suspensi, terdapat Kecepatan nyata yang terekam dian tam dua hydrophone adalal1
jl!kutan yang signifikan di atau dekat dasar laut. Hal ini kecepatan ram bat dalam suatu lapism1 dari m<:ma encrgi tersebut
:utama tcr:jadi untuk scdimcn butinm yang berada di daerah direfraksikan. Deng<:m cara ini profil vertikal dapat ditentukan
~cah gclomhang atau dalam daerah yang dipengaruhi dan kedalaman pada titik perubal1an kecepatm1 dapat dihitung.
Iom bang. Keuntungan metode ini adalah bahwa kecepatan encrgi yang
1gkutan scdimcn di dasar laut biasanya tidak mempengaruhi direfraksikan akan berkurang ketika melcwati sesar atctu zone
1t kcruk. Walaupun begitu, hal terschut hcrpengaruhi bcsar retakan. Hal ini memungkinkan untuk diperkirakmmya kualii<L"
,da kelayakan pcmeliharaan k<mal dan area yang dikeruk batuan sepanj<mg arab horizontal dari rangkaian hydrophone
nnya. terse but.
asalah khusus dapat timbul di daeral1 dekat pantai dimana Metode refraksi melengkapi metodc retleksi dapat membcrikan
gkutan sejajar pantai dilintasi oleh alur pelayaran atau hasil yang memmL'\kan jika metode retleksi memiliki tingkat
nguncm pclabuhan. Jika h~ju angkutan tinggi, akan menjadi penetrasi yang lemah alau resolusinya kurang haik akibat
a.hal dan mungkin tidak praktis untuk mempertahankan ad<mya sedimen org<mik, permukaan dasar laut yang herbutir
dalaman kanal yang memadai. Masalah Jebih jauh dapat kasar, burukuya kua.lit<L'> retlektor, vari<L'\i geologi y::mg beruhah-
nhul jika aktivitas pengerukan yang diper_Jukan untuk ubah <uau g<mgguan dari retlektor di pcrairan d<:mgkal.
cmclihara kcdalmnan k<:mal mcnycbabk<m "downdr(ft shore- Kelcmahan metode ini adalal1 sulitnya pema-;<mgan sumber
le" tidak mendapa.l<£m material urug<m sehingga ter:jadi regresi energi akustik d;m nmgkaian hydrophone di dasar laut pada
tris pantai dengan menghilangk<m "downdr(ft shore-line dari posisi yang diketahui. Gelomb::mg, arus, angin dan kedal<umm
aterial renouris!Jment deng;m regresi subsekue"t shore-line. perairan, d<:mlain-lain membuat pekcrjacmlchih lmnhat daripada
metode metode seismik retlcksi. Kekurang<mlain adalah bahwa
11. Penyelidikan Tanah data lap::mg<m tidak dapat diinterpretc1sikan secarc1 langsung,
11.1. U mum tetapi harus diproses Jagi untuk mendapatk<m hasil terbaik.
·1fat-sifat gcoteknik tana.h yang ak;m dikeruk, pada dasamya Keuntungan metode ini adalah dapal memherik<m petunjuk
.;.an mempengaruhi kiner:ja alat keruk. mengenai material tanah y<mg dapat dikeruk secan1 langsung
atau mungkin memcrlukan pcndekatan pendahuuan. 4.11.2.3
ada bm1yak kasus yang mcmerlukan pengeruk<m, kedalaman Seismic Reflection Profi.ling Pada metode retleksi, suatu pulsa
ma.h yang harus dipindahk<:m terhata-; hanya beberapa meter. energi ::lkustik diretleksikan oleh dasar laut dan Japisan di
'alam hal ini, metode penyelidikan tanah yang relatif bawahnya yang memherikm1 hasil akustik herlawanan akihat
.~derh<ma, seperti vibrocoring, mungkin cukup. Sebaliknya,
bertambahnya kerapat<m batuan d;m/atau kecepat<m.
ka yang harus dikeruk berupa material sulit, seperti batuan,
'Ulka tak ada altematif lain yaitu harus mendapatkan contoh Energi akustik dilcpaskan oleh suatu piezoelectric atau
,cng<m cara pembonm dari b<:mgunan terapung. tnmsduser elektromekanik, sparker, air gun, dll., d<m memiliki
nama generik 'echo sounder', 'pinger', 'boomer'. 'sparker', d;m
cnyelidikm1 harus dilakukan dalam daera.h yang direncanak<m 'airgun' dan secara progresif output energi akustik meningkat
'·kctn dikeruk. Pada umumnya, kita tidak dapat menggmltungkcm
dari yang terlemah sampai terkuat. Sinyal energi yang
ada penyelidikan lain di Juar daerah ym1g diusulkan, meskipun diretleksikan dideteksi oleh transduser atau olch sehuah
asil dari penyelidikan tersebut harus diperiksa dan dan rangkaian hydrophone yang diikatkan di huritan kapal d<m
igunakan hila perlu.
dilewatkml pada kertas pencatat, atau digitisasi.
'rofil geologi batas pantai hampir selalu kompleks. Lapisan di hawah dasar laut ditampilkan sccara grafis olch ala!
'enyelidik<m t<mah yang kurm1g baik clkan meningkatkan biaya perekmn seperti rek<unan perum gema dalmn atau geophysical
1iaya y<mg timbul darimunculnya pekerja;m tamba.han karena time section dengan heherapa reflekstor seismik y;mg dapat
ondisi tcmah y<mg tidak diketalmi lcbih dulu. Petunjuk awal
liidentilikasi sehagai lapis;m geologi.
iapat dilihat pada Tabcl 4.
Kelcbihan metode ini adalah kecepatan pcngmnhil;m data dan
presenta-;i real-time data sehagai atu hagian. Olch karcna itu.
1.11.2. Metode survei dan penyelidikan lokasi
perlu dimengerti sepenuhnya diketahui huhungan ;mtara cnergi
1:1.11.2.1 Umum kustik, frekuensi sinyal, resolusi dan penctrasi, untuk memilih
~~an yak metode dan alat-alat y<mg digunakan pada penyelidik<m peralatan yang optimum di lokasi penyclidikan. G<unhar-4
11anal1 di darat<m, dapat digunclkan pada pekerja<m di laut. Untuk memperlil1atkcm suatu huhungan urnum mllma scjumlah faktor-
penyelidikan tm1a.h, metode yang hiasa digunakan adalah shell faktor ersebut y<mg dapat digunak;m untuk rncrnh;ullu pcmilihan
dan auger. awal sumher akustik.
Frekucnsi y;mg lehih tinggi akan rncnurun tcrhadap kcdahunan
4.11.2.2 Profil Seismik Refraksi oleh karena itu penetrasi lumya dapat dicapai pada frckuensi
Dalmn metode refraksi, diukur sebagai kccepat<m penunbat<m rendah. Makin rendah frekuensi, rnaka rcsolusi dari lapismttipis

JJaxian 8: Bendunx. /Jendungtm, ,\'tmgai, /rigasi. J'cmtc1i. 465


(/)
~
en ~
N ....
ID
to ;,
::l .co
Clc
t;· ...."'-I
::z ....
I
:.0 1\)

80
to
11>
::z -·-----· I I 1----1 I
~
:::s
~
::;;
"'::zt:...

\!i, }fiMJti!";iunj~~:tctap
1::
~C)
;:s
~
~ stasiun jarak antnrn 2
.e. st:L<;iun jarak nntara I
%C)
i\ ..,.c 1- I 1----·-

2'::z
~.

·I ·------·--·---· ..

titik pcrtcmuan ynng


kurang baik

Gamhar 2
llustrasi mengenai sistem penentuan posisi secara elektronik dengan metode jarak-hearing dan
jarak-jarak dan sumher kesalahan (error) jika hanya diunakan dua lokasi jarak-jarak yang haik
~ .-. . ~ ... ~
.. ······ t--·· .. -· u ......
.l~ni~ hatu I Rotary drillin~ r~n~chor.an Pcr.alal11n Contoh lak Gan~~uan Pcn::uJinn Pt'n::uJinn Ptn~ujilln vane Metodt ceolislk.l
I)
'"""" d;~l;tm •lr
( <f :IS :If Ia uf)
tngmn~::u 2) lrrh;~dap
!l:lniJllr 2)
pt'neln~sl
dinamlkJ)
pcnc:tr.ul st :.Ilk In sllu

n~tu Metode lerbail.: NA 11 Berguna untul.: Inti menunjul.:l.:a" Pemotongan pada Hanya digunal.:an NA NA
untuL: ITI<'n.Upalhn ~emperoleh contoh batu pada nuida drill dapal BcrJ~~n• untuk mcncuphn
untuk tanah h.,at
contoh inti deng~n conloh inti dengan dasamya yang tak dilakuL:an untul.: keadaan aeoloai pada suatu
at:ou batuan pada
sanpuma pada penetrasi terbatas mengalami mengidentifil:asi l.:arang area YIIIJ bcser. Dap~t
l.:ondisi insitu gan&&uan lapiun tal.:-tenutup membantu unluk
(non-recnvered)

O.Ht!;k~hlkcr~k D•r•• di~;unabn Pern~hatan N.'\ Kcril.:il dipcrolch NA NA NA NA menentul.:an arid lubang bnr
al unl ul.: me nembus diperlukan untul: sebagai conloh dan mengisi details ant an
d:lll memperoleh mcncmbus bat a~ boring! dan drillings.
contoh inti Ia pi san

Kcrikil kccil NA Mctode yang NA Keril.:il sebagoi Digunal:an dengan NA Tclapi. m<lodc semacam itu
digllllohn p•da sampel t•k d•r•t cone membcrihn m111ih mcmerhd:an
dilal:ukan l.:ecu•li prakiraan l:epadat· interprctasi lebih jauh.
penclitian loka~i
untul: memperoleh dal;vnl:ondisi an (cornpaelness)
conloh yang lcrscmcn in situ

!'~sir NA represcntatif dan Tcrsedia contoh Sangat bcrcuna jika l:ondisi


tal.: lcrgansgu dan Tcrscdia Dip.:rolch d~ri Berguna untul: Sangat sulit untuk NA
patent. sui it mcmperkirakan rnencmbus batuan lanahlbatu relatif sederhana.
untul: memperoleh b...-rmacarn·macarn pengeboran pada
memperolch kcpadatan in situ ~cril:ill:asar Jikl te~adi perubahan l:ecil
hasil pcngujian alat untul: tins atau b11gs.
sampel pada pada waL:tu yang dalarn strata dcnsitu, perlu
lapangan (insitu) mcmperoleh HaNs reprcsentati(
contoh yang l.:ondisi lcrcanssu (yai\U hanya dari sama dcngan
reprcscntatif. horizon tunggal ) perolehan contoh
NA tetapi pada umum- Jika l:ol!ni(. dapat McNpal:an dasar hati-hati dalam mcllkul:an
Lumpur Dapat digunal:an Mctode yang lkrguna untuk
n)"l mcmbatasi mcnggunakan untul: identilil:asi tapi perlu interprelui.
betguna untuk mempcr\:inkan
l:crnampuan contoh inti untu~ vatiasi strah
interpretasi secara
::::
~
p.:netrasi tanAh liat. selain itu
mcnentul:an sifat in kekullan IC'Cr tapi
:r. hati-hati situ dan tingkat perlu hati·hati
t;· lihat pa:sir l:el:crasan lapisan. dalarn melakukan
;:: inlerprctasi
Oc
NA Tcrsedia varia.'i Di area dengan Sangat bcrguna
Ltmrung
tz::: contoh inti tal; variasi tanah sangat untuk cvaluasi
<1:
;:: sedikit, munal:in kel:uatan gcscr
g. terg•nggu
berguna
~ Glmbut, dll NA Tencdia varia.•i
untuk mcnambah Bcrguna uncul:
::::
~
contoh inti tal: informasi tenlang mcmpcr\:iral.:an
::: terganggu lubangbor l:cl:ualan gcscr tapi
§-- perlu hlli-hati
::: dalarn mclal.:ul:an
:r.
~ intcrprctasi

§ NA'" t.ak dapat digunakan


I). Biasan)'l ukuran inli naksimum (a tau mcndckati) yang digunakan unluk baluan masif adalah 55 mm dan minimum 70 mm biasanya dianjurkan untuk batuan yang lemah Ibn mudah hancur. Meskipun
:r.:
~
<Umikian, untuk hasil yang lebih baik dianjurican penggunun batu berukuran 100 sampai ISO mn1.
~ 2). Pcrhatian lebih perlu diberilcan dalun penelitian dan pengambilan contoh. Jik.a memungldnkan. conloh batuan harus dip-ertahankan dalam kondisi hampir sama dmgan kondisi semula. Contoh tanah yang
--·
~ tcrganggultak terganggu, terutama contoh inti material kohesifharus dilindungi dan
kchilangan kclembaban alaminya. Jangan lupa membcri nama pada setiap contoh.
(/J
~
~
...
-g
~· CD

i!
......
-..!
-.
~
-~

N
~
Q)
....., 8
SNI 19.6471.1-2000

4.3. Sistem Survei Otomatis 4 6. Tinggi dan Arab Gelomhang


Kemajmm clektmnika modem. tingkat otomatisasi yang s<mgat Rekmnan gelomhang harus dikumpulkan selmna mungkin.
tinggi dapat dilakukan. Untuk ;u·ea survei kecil, kemajuan sebelaum pelaksm1mm pekc.rjaan pengerukan. Jika tidal< dapa1
tersehut tidak hiasa dilakuk:m. tctapi untuk survei herul<mg pada diperolch data periodc y<mg p<mj<:mg, maka rek<:unan selama
;u·ea y;mg luas ak;m didapat manmafaat y;mg positif. Sistcm peri ode musim barat d<m timur, atau pcriode yang secara nor-
otomatis pcnuh sangat herguna untuk otoritas pclahuh;m yang mal tennasuk kondisi gclomhang y<mg sangat ganas, hams
hertanggung jawah untuk mempertahankan kedal;unan dengan tersedia.
cara pengerukan eli area pelahuh;ut yang luas atau daerah eli Jika kemarau, maka data gelomb<:mg selama musim kemarau
sekit<mtya. d;m untuk kontraktor y;mg mclaks;mak;m pekeljaan harus diketahui. Rekcunan harus meliputi data detail mengenai
pengcrukan skala hesar. Walaupun hegitu, kehati-hati;m sangat tinggi, pcriode d;m aral1 gelomb.c:mg serta durasinya terutama
diperlukan ketika sistem otomatis digunakan. selmna kondisi ekstrim.
Dalam perangkat lunak yang mengintcrpretasikan dan Tinggi d<m periode gelomhang diukur deng<m menggunakan
mengolah data tersehut pcnyesuaian mungkin dilakukan- alal pelmnpung atau yang dipasm1g di dasar. Alat yang lebib
sehingga mempengaruhi hasil akhir. Sehagai contoh, suatu pro- canggih dapat mcngukur aral1 gelomb.c:mg. Jika te~jadi kondis1
grcun yang didesain untuk pengukuran kedalcunan ymtg cumm gelomhm1g yang kompleks, ;u·ah gelombang sehagai altematif
untuk pclayaran cenderung memhcrikmt kcdalam;m minimum dapat diukur dengan radar y<mg dip.c:L-;<:mg di p<mtai atau dengan
y;mg tercatat d;m oleh karena itu perlunya volume cndap;m y;mg sate lit.
lehih hcsar tidak terpercaya. Beherapa tingkal ketcliti<:m atau
pcnyimpangan dapat muncul selmna digitisasi pengukuran
4.7. Pasang Surut
kedalmn<m dengan echo-sounder.
Mengingat kehanyakan peketja<m pengerukmt herlokasi dalam
Pcngecekan penyimpangan yang terjadi pacta pengukuran
pcrairan dekat pantai yang tcrmasuk perairan dangkal dan
kedalmn<m dapat dilakukan dcngan interpretasi d<m plotting
sempit. maka variasi muka !aut yang dihasilkan dari fluktuasi
manuai dari rek;un;m <malog echo-sounder dan dari koreksi
pasang surut merupakan hal yang sangat pcnting. Pacta
pasang untuk suatu area survei secara acak.
umumnya, untuk pelahulum stm1dar, catatan data pasang surut
tclah tcrsedia dan permnahm pasang surut tclah dipuhlikctsikan
4.4. Kondisi Dasar Laut dahun bentuk tahcl. Koreksi terhadap ramalan pasang surut
Keada<m dasm· laut yang almni merupakan hal y<:mg penting, untuk pelahuhml utcuna dapat dilakuk;m menggunak<:m metode
untuk peketja.c:m desain y;mg mcliputi pengcruk<m d;m pemilihan dasar sehingga menghasilkan perkiraan pasang surut di
alat keruk. pelahuh;m sekunder.
Beherapa karekteristik kondist dasar laut dapat diukur secara 1ikct tidak ada ln-;il pencatat<m a tau permnalcm, makc1 muka pasut
langsung menggunakan alai sepcrti scan-sonar dan echo- harus diamati sel;una beberapa siklus pa'\ut untuk menunjukan
sounder. Kma.lcristik lanya tidak mcnmhutuhk;ut penyelidikan hubungan schenarnya antara kondisi lokal dan kondisi
secara visual olch para penyel<un. pelahuh<:m st<mdar terdekcL Pengmnatan minimum p<:L.-;ut dapal
Tekstur d<L-;ar Iaut dapat diperlihatk<m oleh side-scm1 s1· ''II. Alat - dilakukan pacta .'eriode p.c:L.-;ut perhani selmna minimal 24 jam
ini juga mengindikasikan adanya singkapan hatuan, kemudi;m pada pt:riode pasut punlmna selama 24 jmn juga.
pemhentukmt heting, di dasar lautjaringan pipa, bangkai kapal secant ideal, ohservasi pasang kontinu hm·us dihuat untuk
kanm, smnpah atau debris umum. periode sctidaknya 15 hari dan lchih haik 29 hari. Catatan
pasang surut dapat diperolch dengan pemasangan AWLR,
Pemetaan terumhu karang, rumput !aut, dan lain-lain dapat
pcilskctl sederhana yang dipas<:mg di p;mtai a tau <tlat ukur pasang
dilakukan dengan menggunakan citra satelit. Teknik ini
surut pncumatik y.c:mg diikatk<:m ke suatu hid;mg datum yang
menganalisis pantulan sinar matahari dari dasar !aut pacta
telah ditcntukan.
kedalamm1 3 m hingga 25 m. tergmllung pada kcjemihan air.
Pacta umumnya, hentuk pennuka<:m dasar !aut yang lehih rinci
4.8. Temperatur dan Salinitas air
pcrlu dipastikan olch penyelmn atau kcunera hawah !aut.
Di daerah tropis pengaruh temperatur air yang tinggi dan
salinitas y;mg tinggi rclatif penting dalmn huhungmmya dengan
4.5. Pengukuran Arus
pekcrja<m eli Jokctsi pengerukan.
Penentuan kecepatan dan arah arus perlu dilakukan untuk Temperatur d<:m salinita-; air juga mcmpengaruhi kerapat<Ul air
mengetahui kemungkinan distribusi sedimen tersuspensi, dan mempengaruhi kedalaman dan kinerja alal survei
kinerja alat keruk dmt stahilitas dasar !aut. Yariasi kecepatan kedalmnan seperti echo sounder.
dm1 arah arus terjadi dari dasar ke pennukacmlaut pada keadaan
pasang yang herheda, yang dipengaruhi olch lluktuasi debit Investigasi lokctsi untuk proyek dalcun daerah tropis atau dacrab
sungai d<:m pacta musim yang herheda dahun setahun. dengan temperatur tinggi harus mcliputi pengukuran secara
teratur dari temperatur dm1 kadar garam; khususnya selcuna tase
Current meter dapat digantung dari kapal atau dapat dipasang musim y<mg Jebih ckstrim.
pada pelmnpung berj.c:mgkar d<:m ditinggalk<m untuk merekcun
secara otomatis. Rekmn;m yang mcliputi pas<:mg pumama dan
perhani harus diperolch selama satu periode sctidaknya 2 4.9. Padatan Tersuspensi
minggu untuk mcnllapatk<:m petunjuk mengenai kcccpat;m dan Sedimen dalam suspensi. dapat mempengaruhi aspek-<L~ipek
arah arus Pada h;myak kasus, kecepatan arus paling hesar terjadi desain dalmn pekcrjrum pcngeruk<:m. Fonnasi alat kcruk yanr
ketika tunggang pasang tertinggi. Pcngukuran arus dapat memotong jalur deposit yang hergerak akan mcmicu lajll
dilakukan dengan metode lain. seperti.floar tracking. pelumpunm y<mg hesar. sehingga pemcliharaan alai mcnjad

464 Ha.~ian li: Hendung. Hl'lldungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI19.6471.1-2000

-
Tabcl5
J>cncntp:m dari sistcm ecofisil<a
Tujuan survci Sistcm yang akan Jarnk Kontrol Kontrol vcrtikal Hubungan antara
digunakan garis horizontal pcngambilan
contoh dengan
pengujian in situ

•enyelidikan pada Echo sounder 500m2 Pcnent uan posi si Pcramalan pasut Angkutan udara
nnah dan kcrikil Boomer dcngnn radio pada pclabuhan Vibrocore
,:ecil Sparker jamk-panjang standar Grab
Side-scan sonar S<~lclit navigasi
Radar

:'engcrukan untuk Echo sounder SO-100m Pencntuan posisi Pengamatan pasul Grab
·~mbuatan kanal Boomer dcngan dcngan radio pada lokasi tertentu Vibrocore
I Sparker gnris lintas jarak-scdang Borehole
I; Side-scan sonnr pnda 200- Opt is Dutch cone
Magnetometer 500 Ill
-
Trenching dan Echo sounder 20m Pencntu.1n posisi Pengamatan pasut Gravity
pcmilihan rute Pingcr dcngnn dcngan radio pnda loknsi tertcntu Vibr~ore
untukjalur pipa. Boomer garis lintas jarak-sooang atau pemasangnn Borehole
,sea outfalls dan Side-scan sonnr pr~da 100 dengnn proses palcm posut setinp Dutch cone
jalur knbel Magnetometer m komputer 20 km sepanjang Pressuremeter
n1te.

..:bagai suatu atunm umum, sebua.h magnetometer .harus Japat Kckunmg<m sistcm ini adalah daya tcmbus yang kccil paJa
• encatat ;momali Jari I 00 kg bcsi padajarak 10m dari tmnhatcm material sclain kerw;, schingga contoh y<mg dipcrolch sangat
at penangkap ikan. Dcngan dcmiki<m, ada banyak faktor yang terganggu.
1Cmpengaruhi pengukunm. Side-scan sonar mcrupakan alat yang cukup baik untuk
lctoJe yang digunakan untuk mcncarian harus dip<mdang penyelidik<mlokasi, dan juga yang dilakukan pada pengukuran
~cara kualitatif d<Ul semua anoma.li yang dapat diukur harus ba.hmetri.
i~elidiki olch penyelam. Jika anomalinya tidak: terlihat,
mngkin pcriu mcnyingkirkan sedimen Jengan semprotan yang 4.1 1.2.6 Vibrocoring
1enghalangi sehingga obycknya terbuka. Mctodc pcngambilan contoh dcngan tahung terhuka ini
memanfaatkan fakta ba.hwa matcril grmmlar alGUl mcncairjika
. 1 1.2.5 Gravity sampling tervibra<;i, schingga tct:iadinya pcnctrasi tahung lchih muJah.
lravity sampler adalah alat yang berat, bcrupa tctbung tcrhuka, Dcng<m dcmiki<m contoh, material gnmular atau material lunak
aug diturunkan kedasar taut dengan kahel atau dijatuhkan yang relatif tak tcrganggu ak<m tcnunpil sccara lchih ccpat.
::cara beba.; sc.hin!!!!a mcma.<;uki dasar taut dengan suatu mo- Kurangnya kontrol posisi vibrocorcr Ji taut mcrupakan salah
hentum yang met;~sa contoh untuk masuk ke da.lam tabung. satu kckurang;m. Kckunmg<mlebih lainnya aJalah kctcrhata.-;<tn
~elebihan utmna dari sistem ini adala.h biaya y<mg rendah, scrtct pcnctrasi Jan pcngamhilan contoh hclum tentu herhasil I
•elaksanaan yang ccpat dan, pada lumpur aluvium y<mg sangat contohnya hclum tcntu tcnunhil dan kcrapat<m Jari contoh y<mg
unak mampu menembus cukup jauh dan mungkin mcncapai tcnunbil mungkin hcruhah akibat vihrasi.
.ooa.laman material6 m.

Baxicm X: BendiiTIJ.:, /letulun.a:cm, ,\'ungai. lrigasi. l'cmtai. 469


SNI 19.6471.1·2000

punnakin rcndah. Makin kasar materiallapis:m di hawah dasar dilakuk:u1 unluk menentuk<m kcu.:pal<m kapal, perputanm bal·
Iaut. maka pcnycrapan energi lchih hesar dan penclrasinya lchih ing-baling, dm1 penyusunan inslrumcn sehingga dihasilkaL
sedikil. rckmnan data scismik yang paling jelas s~jelas mungkin.
Sinyal echo sounder tidak akan menemhus jauh ke dasar latll Kondisi laut, temtmna gel om hang, akan mcmherik<m pcngaruh
yang dapal diukur. kccuali lumpur halus. Sualu sinyal pinger terhadap kualitas rekmnan. Peker:jmm lidak dapat dilaks<mabn
akan mcncmhus pasir. telapi cncrginya yang rendah akan deng<m haik jika keadacm laut melehihi 3 pada skala Beaufort.
terscrap lengan cepal dan hanya mcmhcrikan penetrasi heherapa Jika tnmsduser dilctakan dihawah pennukacu1, maka pcnganih
meter. meskipun resolusi lhm akurasi ang dihasilkan cukup gclomh<mg dapat dikurangi, tel<tpi ketakstahilan kapal survei
tinggi. Sinyal dm·i sehuah hoomer akan menemhus pasir smnpai akan mengurangi kualitas rckaman. Dalarn hal ini dapdt
kedalaman hehcrapa puluh meier dengan resolusi dm1 akurasi digunakml kompensator swell untuk mernperluas kemungkilllil
y:mg cukup haik. Metodc ini nerupak<m gahung<mtcrhaik m1Lara ke~ja jika digunak<m peralatan y<mg diletakm1 di pcnnu~
hiaya. massa dan kinerja untuk sehagi<m hesar penyelidikan Luhang hor untuk korelasi harus dibuat posisi terpilih untuk
akasi dan pckerjaan survci. Schuah sparker dapat memhcrikan memhuklik<m kondisi geofisiknya.
kckualan y:mg lchih hesar ihandingkan boomer d:m mampu
mclakuk:m penctrasi lchih jauh. meskipun solusinya rendah. 4.11 .2.4 Marine magnetometer proliling
Karena salu sistem memhcrikan intcrpretasi lcngkap, maka Magnetometer laut mendetcksi d<m merckmn rncd<m magnelil
sehaiknya digunakm1 dua cant at au lehih sekaligus. Komhinasi tolal humi di de kat dw.;ar !aut.. Logam hesi y:mg terdapat Cfi
yang hiasa digunakan untuk penetrasi yang lehih dalmn adalah dasar !aut atau sedikit di hawah dasar !aut akan mempcngarufli
echo ounder. hoomer dan sparker. scd:mgk:m unluk pcnelrasi me dan magnctik terse hut dm1 mcnyebabkcu1 :momali magnelikl
dangkal adalah cdw sounder. pingcr an boomer. y<mg dapat dideteksi oleh magnetometer lerscbut;
Percohaan yang dilakukan di iaut sclmna hehcrapa jmn perlu Anomali magnetik dapat disebabkan oleh ad<mya t<mggul yaJli
kaya k<mdung:m bcsinya dan corak geologi yang serupa. ·

466 Bagian 8 : Bendung. lkndungan. Sungai. Jrigasi. Parllai.


SNI19.6471.1-2000

l!bihan vibrocorcr adalab penanganan contob yang relat.if perbedaan kondisi dasar laut antara tanah dan batulbongbh
at dan murah dibandingkan dengan shell dan auger bori'-g batuan, dan berguna untuk memastikan tekstur dasar laut dari
dapat digunakan untuk rhelengkapi contoh dari beberapa penelitian dengan side-scan sonar dan penentuan profil seisimik
;~ng bor untuk memperoleh informasi yang lebih banyak refleksi. Dengan menggunakan grab berukuran besar, dapat
·1genai loka.'>i dengan biaya lebih murah. dilakukan pengambilan contoll yang dapat diambil dan tidak
ada aturan baku ten tang tekanan yang harus diberikan. Karena
I .2. 7 J ct probing keterbatasan tersebut, metode ini seharusnya hanya digunakan
sebagai pelengkap dari metode lain yang lebih baik.
Jelitian dengan sebuah jet dilakukan dengan suatu pipa tip is
1g mengeluarkan udara atau air pada tekanan tinggi,
pembus dasar laut lunak dengan panjang pipa yang dapat 4.11.2.9 Uji Pengerukan
!Js ditambah hingga mencapai lapisan yang tidak dapat Uji pengerukan mungkin merupakan cara yang paling baik
::mbus. Jenis yang mudah dipindah-pindah secara umum untuk memperkirakan kinerja alat keruk yang akan digunakan
)uat terfabrikasi dari pipa air atau pipa gas dengan sebuah pada suatu lokasi tertentu. Kecualijika sudah tersedia alat yang
Jut diujungnya. Alat sangat berguna untuk menentukan sesuai di lokasi, biaya uji pengerokan mungkin cukup tinggi,
ang antar muka sedimen alluvium lunak dimana sedimen tetapi pada situasi tertentu dimana cara tersebut dianjurkan
1viallunak terletak diatas material yang lebih padat atau lebih untuk dilakukan.
;L'\. Jika kondisi tanal1 di area yang akan dikeruk sangat kompleks
mtungan utama metode ini adalah dan biasanya dioperasikan dengan jenis dan kekuatan tanah yang bervariasi, maka pola
i kapal kecil. Salah satu kekurangan adalah mungkin saja pengambilan contoh dengan lubang bor atau metode lain yang
adi hal-hal tak berguna, misalnya adanya lapisan tipis shell serupa, mungkin tidak memberikan gambaran yang cukup
11 yang tak penting. Bergantung pada kedalaman perairan representatif, sehingga dianjurkan untuk digunakan metode uji
1 ketebalan sedimen, akan terjadi deviasi dalam arab vertikal pengerukan. Pada lokasi paritan atau kanal melewati sedirnen
,ingga ter:iadi kelebihan per kiraan ketebalan materiallunak. dengan stabilitas yang diragukan atau melintasi jalur angkutan
kurangan lain adalah tak ada contoh yang dapat diambil dan sedimen pembuatan suatu penampang uji coba dengan
lk ada aturan baku tentang tekanan yang harus diberikan. pengerukan mungkin menunjukan cara terbaik untuk
rena keterbatasan tersebut, metode ini seharusnya hanya memperkirakan kinelja bangunanjadi dan pemantauan terhadap
unakan sebagai pelengkap dari metode lain yang lebih baik. pengujian tersebut akan memberikan suatu peramalan yang
akurat mengenai fonnasi akhir.
1.2.8 Grab sampling Uji pengerukan harus dilakukan pada situasi dimana tidak ada
tb sampler merupakan sebuah spring-load atau pengambil metode penyelidikan tanah konvensional yang dapat mengambil
1toh yang diberi pemberat, yang diturunkan dengan contoh yang menggunakan kondisi tanah sebenamya. Hal ini
nggunakan kabel sampai ke dasar laut. Ketika menyentuh IJleliputi lokasi-lokasi yang mengandung butiran beruknran
;ar laut, alat tersebut mengambil material permukaan dan yang tak dapat ditangani secara langsung dengan mctodc
1ahanannya sampai dibawa ke kapal. pengambilan contoh normal, misalnya pada lokasi yang
mengandung kerikil kasar, kerakal atau bongkah, terutama
ra ini relatif cepat dan alat yang kecil dapat digunakan dari
glacial origin.
)al kecil di perairan dangkal. Operator dapat mengetabui

Bagian 8: Bendrm;.:, Bendung(m, .\'urrg(li, lrigasi, Pantai. 471


,.en VJ
;!!':
OCI
....CD
Komentar - Komentar Anda
O:l
Q ,......
i:n
~. ....
Q
;:s Komentar Umum ....
Oo
Prosedur lnvcstigasi
...,
I

~
§
Pada umumnya, pcnyelidikan lokasi hams dilakukan oleh orang yang Scbagian bcsar prosedur pengambilan contoh dan investigasi telah diturunkan
~ bcnar-bcnar ahli, mulai dari pcncliti pcmerintah scbagai organisasi sampai bcrdasarkan teknik yang bcrlaku di darat. Beberapa teknik telah digunakan dan
~ ahli gcotcknik dari pihak kontraktor. Siapapun yang mclakukan pckcrjaan, dalam pcngcrnbangan lebih lanjut untuk operasi di bawah air di dasar taut dengan
~ hal yang utama adalah bahwa pckcrjaan diawasi dcngan baik, dan ahli menggunakan pcnyclam atau menggunakan remote control dari pcrmukaan.
~ gcotcknik atau ahli geologi dan balm•a pckcrjaan ditangani olch km yang Pcrhatian pcrlu ditujukan pada vibrocores dan grnvitasi contoh scbagai metode
~ tcrlatih scrta pcrlatan yang tcrawat dengan baik.
Q pengambilan contoh untuk lapisan atas berscdimcn halus. Saat ini, contoh ldtusus
::s
Pcnyclidikan untuk pckcrjaan pcngemkan biasanya meliputi pckerjaan di dari bawah air tclah dikembangkan untuk invcstig.1si pcngerukan. Alat tcrsebut
~
~ alas air d:tn pcrlu dipcrhatikan bahwa ahli dan pckcrja yang biasa bckcrja mcliputi remote control untuk mclakukan uji pcnctrnsi atau mcngambil contoh
~· dcngan pcralatan di darat, belum tentu dapat bckerja dengan alatterapung. tanah dan batuan dcngan coring (pemboran) atau pcnetr3si.
~ Self-elevating platforms
~. Di:mjurkan untuk mencari informasi scbanyak mungkin mcngenai elcvasi
dan konfigurasi enci1pan dan asalnya. End;tpan dari struk1ur yang Scbagian bcsar pcnyclidikan lokasi untuk pckcrjaan pcngcmkan dilak11kan dari
~
;:s
iS kompleks mcmerlukan penyclidik:m yang lcbih detail daripada cndapan pontoon ;ltau kapal taut. Mcskipun demikian pcnggunaan self-elevating platforms
l'"
yang memiliki profit dan struktur umum. Jumlah pcnyclidikan juga merupakan cara yang hampir sama dengan penyelidikan dcngan lat-alat di darat
bcrgantung pada luas daerah kajian yang akan dikeruk. (land-base) dan mcnimbulkan mutu infonnasi yang dipcroleh.
Pcngujian pcngcboran hams mcncapai jaralt tertentu di bawah kcdalaman
yang akan dikcmk.
Uji pcngcboran hams mcncapai jarnk tcrtentu di bawah kcdalaman yang
akan aikcruk; hal ini mempcrtimbangkan pcngcrukan ulang atau
pcnambahan kcdalaman yang mungkin dipcrlukan dikemudian hari
dilakukan. Pada dacrah bcrpasir (rnisalnya untuk tujuan rcklamasi),
pcngeboran harus rnencmbus sampai kcdalaman yang cuk-up.
Percobaan Pcngcmkan
Mungkin ada bcbcrapa pckerjaan dengan kondisi geologi yang rumit atau keadaan
khusus lainnya schingga dipcrlukan pcngujian pengerukan. Pada kasus lain, hasil
pcngerukan terdahulu mungkin berguna. Pada scmua kasus, harus diketahui
kondisi yang rdcvan sccara detail, mcliputi infonnasi iimbah
pcngerukan/buangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan pendekatan
rrana yang akan digunakan. Pcrlu perhatian lcbih untuk para pckerja dalarn
mcnggunakan infonnasi yang ada, dan bagi kontraktor dalam menginterprctasi
infonnasi ini.
Dircksi/pcmbcri kclja harus mcmbcrikan infonnasi yang keran dan kontraktor
hams bcrhati-hati dalam mcnginterprctasikan infonnasi yang diterimanya.
SNI19.6471.1-2000

entar terhadap tabel 6 mengenai kandungan boulder dan cobbles sangat penting.
jelasan mengenai tanah Prakiraan tak langsung mengenai kandungan boulder dan
cobbles dapat dilakukan dengan menganggapnya sebagai suatu
urn bentuk formasi, komposisi dari sample laboratorium dan basil
a prakteknya. tak ada runtuhan tanah yang secard tepat sounding.
uentukan jenis t.anah ut.ama. oleh karena itu perlu penjelasan Sebagai referensi, dapat dilihat yang meliputi pokok-pokok
,g lebih akurat dan dapat dipahami. berikut:
,I tersebul mungkin sa,ja dilakukan dengan menggunakan (a) Modeformasi. Modelbentuk formasi memberikan indikasi
uah kata benda untuk menunjukkan komponen ut.ama dari yang baik mengenai kandungan boulders dan cobbles dalam
-ah kompleks dan kat.a sifat untuk nienunjukkan komponen tanah. Sebagai contoh, kandungan boulder dalam tills (yaitu
1 yang terdapat dalam jumlah kecil. Kata benda harus material yang dipindahkan oleh lapisan echo sounder ketika
yat.akan sebagai penunjuk komponen dasar, yaitu salah satu echo sounder mencair) dapat diasumsikan sebagai berikut :
tentu sifat tanah. Jenis till Kandungan boulder
iap penjelasan mengenai tanah harus mengandung beberapa Butir kasir Tinggi
· ikao.;i mengenai karakteristik berikul : Butir campuran Sedang sampai tinggi
struktur (yaitu ketahanan terhadap penetrasi, kepadatan); Butir halus Rendah sampai sedang
, untuk tanah yang berbutir-butir, distribusi kuantitatifukuran Perlu diperhatikan bahwa tills berbutir halus dapat memiliki
ir, dapat dinyatakan sebagai kurva ukuran dan menunjukkan kandungan cobbles yang tinggi bahkan jika kandungan
.ikasi mengcnai bcntuk butir, bouldernyarendah. Untuk pembahasanyang lengkap mengenai
untuk tanah kohesif, kekuatan geser (shear strength); harga-harga petunjuk untuk pembagian tanah mineral
bau dan warna berdasarkan kandungan bermacam-macam fraksi, dapat dilihat
untuk peats, penambahan dekomposisi. pada tabel, 5,6 dan 7.
lain itu, untuk tanah komposit, karakteristik ut.ama harus (b) Komposisi pada sampel laboratorium. Komposisi pada
:etahui berdasarkan bahan yang mendominasi t.anah. sampel di laboratorium juga dapat memberikan keterbasan
a mungkin, kurva derajat ukuran harus ada. tetapi jik akurva kapasit.as alat pengambil sampel, maka sampel tidak dapat
uran tidak ada atau sangat terbatas, maka hal yang perlu memberikan indikasi langsung mengenai kemungkinan ada/
:et.:'lhui adalah prosentase massa dari beberapa fraksi t.anah. tidaknya kandungan boulder/cobble dalam tanah. Meskipun
:njelasan yang harus diberikan meliputi: demikian, dapat dilakukan penggambaran dari kesirnpulan yang
keras, pecah, tanah liat kelabu; ada.
1lepa<;, kuning, bulat, kerikil berukuran sedang dan pasir kasar Jika sampel tanah diklasifi.kasikan sebagai gravel atau jika
ng· mengandung kulit kerang; sampel mengandung sedikit cobble, maka ada alasan untuk
t) lunak, kelabu/biru, tanahl iat berpasir, mencurigai adanya kandungan cobble dan boulder dalam
·) lunak, hitaJn, clayey, berserat, bau yang kuat; jumlah besar. Tanpa adanya penyelidikan dan perencanaan
1 coklat, bulat, padat, pasir halus; (misalnya pasir aeolian), bahkan pasir sekalipun tidak dapat
;) dipadatkan, kasar, pasir bersudut bercampur dengan kerikil diasumsikan benar-benar bebas dari cobble. Meskipun
ak; demikian, kandungan boulder biasanya sangat rendah. Jika
: ii) keras, tanah liat coklat mengandung pasir dan kerikil; koefisien keseragrunan Cu (yaitu 0 60 /0 10) tinggi gmvel cobble
·,cskipun telah dibuat penjelasan lengkap mengenai tanah, dan boulder perlu dicurigai, bahkan dalmn suatu endapan
'.api sampel yang representatif harus disediakan dalam suat.u sedimen.
npat yang berudara. sehingga dapat dilakukan penelitian lebih (c) Hasil pengujian penetrasi. Berd<Lo.;arkml peneliti<m, sinar dan
1jut pada sampel yang tetap segar. suara dapat dihenlik<m oleh boulder d<m cobble besar. Berikut
ini petunjuk untuk mengindikasik<m adanya boulder ilim cobble:
mah halos (1) jika penghentian terjadi beda kedalmnan y<mg bervariasi
1da tanah halus, perlakukan teknis seharusnya dihubungkan dalam lubang yang bcrdek<tt.<m;
ngan suatu penjelasan yang memperhitungkan pengaruh yang Dalmn pcmbahao.;<m ini, t.rumh hal us bi<Lo.;anya dik<ttcgorisasikan
·lihat pada fraksi tanah liat (silt atau clay). Sebagai contoh berdasarkan sifal plao.;Lisit.<Lo.;nya, pada suatu dao.;ar hubungan
oporsi kecil material berukuran tanal1 liat (clay) dapat anmra batao.; plast.is dan batas liquid. Unt.uk kcperlmm terse but,
cnyatakan sifat kohesif untuk suatu tanah komposit dan cukup dapat. digunakan diagnun palstisit.as ditmma mineral d<m t.~mal1
tluk memperkuat penjelasan mengenai tanah sebagai suatu organik dibagi oleh suatu garis .. A.. (set.clah C<Lo.;agmnde). T<mah
nah liat (clay). Pembedaan antara fraksi silt dan clay yang dip lot dibawah garis A didomimLo.;i oleh silt dru1 L<mah yru1g
crupakan faktor penting karena perilaku keduanya berbeda. diplot diatas garis A didominasi oleh clay.
!bagian besar penunjuk sifat dalam suatu proporsi relatif silat. (2) jika pemunbah<m t.ahamm t.cr:jadi sccara m:ak.
~n clay adalah plastisitasnya. (3) jika penghent.ian t.crjadi pada kedalaman di bawah
I
kedalaman bed rock.
irakiraan kandungan boulder dan cobble Penyelidikan tiililk scpcrti unt.uk menjumpai cobble atau boulder
ada banyak kasus (terutama di Scnadinavia), kandungan jik<l keduajcnis baturu1 terse but h<mya tctjadi untuk suat.u dcn~jat.
:mlders dan cobbles menyebabkan masalah dalam pekerjaan kecil. saja. Hanya sedikit. penghcntian yang t.elah dilakukan
~ngerukan. Sayangnya. penelitian mengenai endapan terse but dapat mengindik<tsikan kandung<m cobble dm1 boulder.
angat sulit dilakukan. Me ski pun demikian prediksi yang tepal

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Stmgai, lrigo.vi. Pcmwi. 473


... rn
......
0

b:l
-
~
co
;,
~
Oo
~-
;:s
Oo
'•
--
A
""4

I
N

b:l Material halus 80


[
;::
memberikan
1000
pcnctrasi yang
cfJ I 10
lcbih bt.-~r
b:l 500

~
;:s
?........
5 Material halus
mcmbcrikrut
Oo
~
;s c:: rcsolusi yang 100
~ ~ kurrutg
;:s ;:: 50
".J
Oo ;..
~- ·u;
Pcnctrasi di bawah da!iLir laut, (m)
5:
Oo
0 =
~ "'
'J
~- c::::: 10
~ 0s
;:s 5
~-
0.25 ~~"'"' 2
,_/'
~q.\ 77 Material ka..~ mcmbl!rikrut
0.5
0.1 a'l~ r / pcnctmsi yang kurang
D '7 / Material yang hal us mcmbcrikan
v-~ 7 resolusi yang basnr 0.1
7
100 000 10 000 5000 1000 500 100 50 10 5 Hz
500 100 so 10 5 1 kHz
Frck1lcJtsi opcrasi dari suatu sistcm

Pen::unnan cnOk
Tentukan penctrasi dibawah dasar laut 'yang diinginkan dan ikuti grafik untuk nlcngdahui rc:solusi yang umumnya diperol.:h di pasir. Sc:bagai alternatif, tentukan resolusi dan lihat apaklh penctrui di pasir
memungkinkan. Jika kcdua nilai dapat ditcrima. mobil pcrpotongan dengan gralil.: untuk mcnd:lpatkan sistem profiling dan perpotongan vcnikal dengan sumbu untuk mcndapatkan frckuensi opcrasi scrta lcekuatan yang
harus digunakan pada sistcm profiling tcrsebut. Grafik ini hanya berlakujika arah panah diikuti.
CATATAN I. Jib scdimen lcbih kasar daripada pasir, maka penctrasinya lebih kecil, resolusi kurang haik dan diperlukan kckuatan yang lebih bcsar untuk dapat mcncmbus dasar laut.
CAT AT AN 2. Jika scdimen lebih hal us daripada pasir, maka pcnetrasinya lebih bcsar, rc:solusi lcbih baik dan kekuatan yang dipcrlukan lcbih kecil untuk nlencmbus dasar Iaut.
CAT ATAN 3. Kcrikil atau material kasar di permukaan d:lsar laut akan menga.:ak energi sehingga dipcrlukan kckuatan yang lcbih besar atau n1ungkin sumber energi dari sparker alau airgun untulc menapai
penctrasi yang diinginkan.
CAT ATAN 4. Tanah liat mcngandung malcri organik dan gas yang mcnyerap cncrgi schingga tidak nmngldn untuk mcnembus di bawahnyL
CATATAN 5. Grafik ini mcrupakan gcneralisasi dari pcnentuan P.f'Ofil dengan seismic reflection dan mencakup konsep yang luas mengcnai pcngangan data. Jika diperlukan prakirun yang lebih detail dianjurkan
untuk ber\onsultasi dcngan ahli geofisika.

Gambar 4.
Sistcm IJcncntuan IJOsisi dengan seismic reflection (bcrdasarkan IJada pcralatan yang biasa digunak.an pada material bcrpasir)
··-- -· ·-- --- - .......
Tire tanah Di5tribusi fkntuk part ike I O.:n.,itas in situ IXnsilas rclatif 1\cpadatan Kandungan Sampah plastilt 1\ckualan £CSCI 1\andungan Kandungan
utan1a ukuran partikel I bulk d.:nsitas d.1ri partikcl (in situ) kelcmbaban dan !quid (shw strength) kapur organik
padat alami
llould~ dan Pcngamalan di Pcmcriksaan di NA 11 Pcngujian NA NA NA NA NA NA
Cohhlc 2) 1.\p:mgan lapang;'" lal>oratoriun1
(dalam b.:ntuk
fragmcnt:ui)
Gravel (kcrikil) r~"t:"iin" Pengujian NA Pcngujian P~IIJ:IIjinll in NA NA NA Pcngujian NA
l..t~hornrnri11m LAhoro/orium laboratorium ,;,, labontoriun1 3)
l'a~ir r~ll/:lljinll P~ngujian r.:ngujian Pcngujian l'rmgujin11 ;,, P.:ngujian NA NA Prng11jlan Pcngujian
T.nbnrnrnrium lAboroloriunr l..aboratoriun1 lal>oratorium silu laboratorium loboratorillm laboralorium
p.1cb S.1RI(lCI
yangtak
t.:r-::~n~gu 4)
Tanah li.1tlsilt 5) l'<!lll:lljinn r.:ngujian /'eng11jinn l'.:ngujian l'.:u;:ujinn iu l'engujron /'engujion r~ngujion r.:ngujian rengujian
T.n/Jnrnrori11m L1N>ratorium /.nhnrntnri11m bhoralorium si111 nrnu lobornto_rium 6) loborolorium lohorolorillm laboralorium bboratoriun1
pntln rnmpel p~rr;:ujinn

...
1"011"(0/;

t~r;:a11:1:"
/nlmrnlnrium
pntfn sample
)"OIIf: Ink
UTftOIIfU!II
Tan:~h lialfclays Pengujian NA re,::ujinll NA P~ngrtjiarr in l'mg11jin11 . l't11gttjin11 r~"'"ji11" ;, NA Pengujian
Labor:llorium 7 l..t~hornlorium situ 01011 /nhorntori11m 6) /nbort1tori11m Iiiii 111011 laboratorium
prrdn romp~/ peng11jion pe,rujinll
J'OII/: lllk loborotori,:m /nhor11toruun I)
fef/:nll/:1:" Podosamplt
~
~ yangtok

i)c
~
:::s
Gan1but dan NA NA P~ngrrjion NA
lttr]lon.t'/.11
P~ngrljian in Pcngujian Pengujian Pengujian In NA Pengujian I
I
:lc
tanah organik. Laboro1ori11m sit11 laboratorium laboratorium silll ot011 labontorium
~
'\ pada sompel penpjlon !
:::s
~
1::
:::s
~
J.:und
yang tole
ltrgon}U!II
l11borotorium
I
I
~
:::s P(ngujian dcngan tulisan miring dan tcbal merupakan priorilas pert~n1a unluk memp.:rkirakan karaktc:ristik Ia naii untuk tujuan pcng~ukan; pcngujian dalam tulisan ntiring merupakan prioritas kcdua, Kdangkan
I

~ pengujian dalam tulisan biasa dapal dib:at.ui menjadi bebenpa contohlsampel yang repreKntatifunluk n1asing-n1Jsing tipe tan~ h.
:::s
~ 11 NA • tidalt dapal digunak.an
~
:: I. Untuk proscdur pengujian hhat label 8
~ 2. Diuji scbagai batuan
:::s J. Dapal digunabn scbagai ltumpulan hasil kerukan unluk IUJUin konstruksi
~- 4. Turut dianjutbn pcnenruan densitas ltcring maksimum dan minimum.
~ l Silt sering mcngandung scjumlah panibl day, yang memiliki pengaruh lmat terhadap karaklcri~tik unah. Pada ~b~Yapa kuu~. ham~ dilakuk;m pcngujian pacb sill sebagllim11na yang dilakukan pada clay.
.-· 6. Pengujian hatus dilakukan pada sampel dalam kondisi natural dan lcbih bail; pada contoh yang lak m.:ngalami gangguan (undisturbed samples)
rn
~ 3!:
~- 7. Mungkin ada £Un&nya mclakuk&n pcrbitunr:an distribusi ukuran partikcl untuk pasir/fraksi silt dalam sampcl clay tela pi juga mcnyalakan proscntasc rclatiftcrbadap total eontoh. ...
-
§w K. Pcngujian hanas meliputi kcadaan represcntalif contoh yang scnsiti(
CD

...:..."""'~
~-
- - -

~
...... ~
Ul 8
,......., en
N

Dasar umum untuk men2identifikasi dan men~klasifikasi tanah untuk tujuan pengerukan
-
~
ID
i:n

--
tl: .co.
~ .....
~.
~
:::! Tlpetanah Ukuran partlbl untuk ldrntlfikasl Keadaan partlkc:l dan Kanklerlstlk bkuatan dan struktural I

plastlsllas N
:>:: utama men~ldentlfikasl nnlan~
ukuran(mn1)
8
0
tl:
'\
:::!
t:l...
;::: Batu besar dan Lebih bcsar dari 200 Peny.:lidikan dan pengukuran visual I) Bentuk Partikel Tidak lersedia
:::: kmkil 200 samf)_ai 60 Bul:~t
~:
Mudah diidentifikasi dengan Acak Mungkin ditemukan dalam bentuk tersemen pada dasar kerikil yang
tl: Kmkil besar Kasar 60 S3mpai 20
'1>
Sedang 20 sampai 6 p.:nyelidikan visual Ekrsudul nt.:rupakan batu konglomerat lunak.. Kerikil kcras mungkin terdapal dalam
§. Berbpis nntpuran dengan puir
s Halus 6 santpai 2
Cl;
Kasar 2 sampai 0,6 S.:n111a partikcl mudah dilihal d.:ngan Panjang Krkualan endapan bervariasi, dari end.1pan lcpaJ, padat s.1mpai endapan
~
;:: Pasir (I ihal
P:~njang dan bcrlari~ t.:rscmentasi. Stn•ktur mungkin homogcn at au ltrstratifikui. Campuran
calalan 2) Sedang 0,6 sampai 0,2 mala biasa
~ dcngan tan:th liat atau luntpur mungkin menghasilkan pasir keras.
s Hilus 0,2 sampai 0,06 Kohesi sangal kecil kctika kering
~:
;:. r~n~h lial (sill) Kasar 0,06 s.1mp:~i 0,02 Pada IIOIIIIIIOya rmtik.:l snlit dilihal dan Tak-rla!itis arau rada d:t~1nl)':l lidak rla!itis lo:lapi karakt.:ristikn)'a munsJc.in s.:n•pa d.:ng:m
(lih~t cat~t~n 2) S.:dang 0,02 S3tnpai 0,006 hanya tanah lial hcrbntir kas:~r yang rl~stisila~nya r.·ndah p:t~ir jika didomin~si ol.:h p11sir. Jika h:tlns, m.:nycrup:~i tanah liat d.:ng~n
%~
llalus 0,006 s.1mpai 0,002 dapal dilihat d.:ngan mala. P.:n.:ntnan l.::trakt.-r plasti~. S:tngat juang tctjadi pcrcampuran dc:ngan rasir halus al:tU
~· l.:rhaik adalah pengujian dil:tl:msi 3 ). tanah liat. Konsist.:n~i bcr\•:~riasi d:tri lumrur ·c:tir S30l(l3i lumpur keras
";:, Mat.:rial mungkin b.:rsifal plastis,l.:l:tpi hinssa • balu lumpur •
~
i:! tanah lial dapal dihan.:urk.an kclika
~- kering dan dihubukan d.:nt:an tant:an
Tanah liat (clay) Kurang dari 0,002. Tan:~h lial m.:mperlihatkan k.:kualan Plasitisit:~my:~ stdang (tanah Kekmttan Kckualan geser 4)
P.:mbed:~an anlara silt d:m kohesi dan plaslisitas yang kuat lanpa lial kun1s • lean clay)
clay tidak hanya d.1ri dilalansi. Conloh yang lun:~k mcnempd San gal D:tpal ditekan dcngan mutbh kurang dari 20 kN/m 2
ukuran butir S3ja, kar.:na pad:~ t:mgan dan nt.:miliki s.:nluh:~n y:mg lun:tk di:tnlara jari
yang
lrbih penling adalah sifal hah1s. Gump:~lan kering lidak m.:njadi l..unak Mudah dibentuk dengan tang:tn 20 kN/m2 • 40 kN/m 2
fisisnya. bubuk akan n11:ngalami p.."llgcmtan dan Plastisita'fnya tinggi (tan.1h S.:d:tng Mcntcrlukan lckanan k.ual untuk 40 kN/nt2 • 7S kN/m 2
p.:rp.:cahan sdam:~ proses p.:ngeringan liat gc:mnk • fat clay) mentbentuknya deng:tn jari
d.:ngan kckuatan yang tinggi. Agak keras Tak cbpal dihcntuk do:ngan Iangan 7S kN/m2 • ISO kN/m2
dapal ditekan dcngan ibu jari
Keras Tctap tegar, sulit ditekan bahkan diatas I SO kN/m2
olth kuku ibu jari
Stmklur nmngkin po:cah, sempuma, homo gen. ltrstratifikasi atau hancur
dimakan usia.
Peats dan lanah Bc:rv.ariasi Pada umumnya diidcntifik:tsi d.1ri wama Di alam, mungkin agak kcras atau berongga. Stnll1ur dan kekuat&Mya
organik coklat atau hitam, alau deng11n bau bervariasi bergantung pada arah horizontal dan vertikal. Pcrtu dipcrbatikan
bahan organik yang kual d.1n adany:~ ada atau tidaknya g:ts.
malcril berlcayu

Catalan I. M.:skipun mungk.in dilakukan d.:ngan penyclidikan dan pengamatan s.:cara visual, t.:tapi satu indikasi harus dibcrikan t.:rhadap partikcl scp..-rti pros.:nlasc d.1ri ukunn yang berb.:da.
Catatm 2. •Pasir' dan 'tanah liat' menunjuklan ukuran partikel. Bcnluk pasir ticbk tcrbatas hanya padA pasir kuarsa, tctapi juga pasir kapur, logam besi, dll. Tanah liat juga mcnunjukkan ukuran butir,
bukan scbuah ltonsistensi. Bcntuk ltonsislcnsi, seperti 'fresh harbour silts, muds', scharusnya tidak digunakan.
Cauun l. Dilatansi adalah sikap yang diperlihatkan oldt tanah liat sebagai reaksi dari pengadukan. Jika santpel yang agak lcntbab dilttakan di Iangan lcrbuka dan diaduk, maka air akan muncul ke
permultun sampel mcnampakan permukaan yang mengk.ilat. scdangk.an tanah liat yang plastis tidak akan menunjuldtan reaksi demikian.
Cat&W14. Keltuatan geser didefinisikan sebagai keltuatan geser sek.etika ditentukan dengan pencrapan prosedur pengujian di lok.ui atau di laboratorium.
SNI19.6471.1-2000

Tahel9
Proscdur pengujian tanah di lapangan dan Iahoratorium untuk tujuan pengcrukan
Nma Pengujian Tujuan Pengujian Penjela">an Lab. (L)
atau in
situ (S)
fenyelidikan visual Prakiraan ma~sa hatuan Menunjukkan keadaan ma~sa batuan in situ S atau L
(nol)
lft~gian tipi.~ ldentifikasi
Hubungan volume/massa
Membantu penentuan komposisi mineral
Pengujian kering dan ba~ah
L
ulk L
Pros ita.< Pengukuran luhang Harus dihitung secara langsung dari densita~ L
menunjukkan prosentase bulk kering dan basah
~
voids terhadap volume total
Bcndungau Karbona! Berguna untuk identifikasi L
batuan kapur. dll
.
Kekerasan Pcrmukaan Penentuan kekerasan Penentuan ukuran terhadap skala Moh's dari I L
(talk) sampai 10 (berlian)

Kompresi unixial Kekuatan terakhir dibawah Pengujian dilakukan terhadap sampel yang L
pengaruh stress uniaxial tersaturasi sempurna Dimensi pengujian piece
dan arah stratifikasi bcrhubungan dengan arah
I stress harus ditetapkan. Dianjurkan rasio 1:2
panjang/diameter untuk model silindres

azilian .<plit Kekuatan tetL~ile (diturunkan Sama dengan pengujian diatas, kecuali untuk L
dari pengujian uniaxial) rekomendasi perbandingan

i Load Pengujian Indikasi kehtatan Pengujian yang mudah dan cepat tetapi harus L
sesuai dengan pengujian kekuatan kompresif
uniaxial

otodiaknov lndikasi ketahanan terhadap Pengujian telah dirancang untuk hatu yang L
muatan dinamik paling keras. Perlu hati-hati terhadap
pelaksanaan dan interpretasi hasil pengujian
terhadap batuan lunak, terutama jenis
konglomerat herbutir kasar.

standar Penetration lndikasi kel.:uatan Diterapkan pada karang (coral) dan pada batu s
Pengujian (SPT yang mengalami peruhahan akibat cuaca

Kecepatan seismik Indikasi stratigrafi serta Berg una dalam mengek.<tropola<i pengujian s
retakan ma~sa hatu laboratorium dan pengujian lapangan untuk
I perilaku massa hatuan

Kecepatan ultrasonik Kecepatan longitudinal Pengujian terhadap sampel inti yang tersaturasi L

Modulu.< statis Laju stres/strain Memberikan indikasi mengenai kcru~akan L


a~tisitas

riability Prakiraan massa hatuan Pengukuran parameter drilling meliputi laju s


penetrasi. torque, tekanan fluida, dll., dan
pernyataan mengenai spe.<ifika.<i serta teknik

Angularity Penentuan IA?ntuk partikel Mungkin dengan pcrcohaan visual L


dibandingkan terhadap model standar

:Kunci
IPengujian dalam humf tchal dan miring dipertimhangkan sebagai prioritas pcrtama untuk mcmperkirakan karaktcristik tanahuntuk tujuan pc>ngerukan;
'l'engujian dalam huruf miring mempakan prioritas kedua dan pengujian dalam huruf tidak miring dapat dihatasi untuk hd1c>rapa sampd yang prt·sentatif dari
masing-masing tipe tanah .
.-\STM =American Society for. T and Materials.

Foto herwarna untuk pendataan sangat herguna


Catalan ringka< tidak tersedia untuk pengujian Protodiakonov. Referensi yang memherikan modifika<i terhadap prosedur ini untuk mc>ngata.<i kd,:urangan metodt•
awal, seperti penyimpanan material pulverized adalah Evans dan Pomeroy.

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi. Pcmwi. 477


SNI19.6471.1-2000

Kinerja alat keruk dan formasi hasil keruk;m hams dipantau Kualitas y<mg penting dalam pcngerukan adalah kekera'lan.
sclama uji coha dan parameter kunci harus ditentukan abrasiveness d<m kekuatan. Ahli geoteknik harus memberikan
sehclumnya dengan haik dan dicatat deng;.m hati-hati selama pctunjuk mengenai pcngujian apa y<mg diperlukcm scbag11i
pclaksanaan pekerjaan. Peruha.han cuaca selcuna pcrcobaan infonmL"i untuk pcke~jacm pengemk<m d<m bagailmma informa'i
tersehut. harus dilihat untuk memperkirakan kinerja alai yang ini harus diinterpret<L"ik<m.
digunak;m.
4.13.3 Pengujian lapangan dan deskripsinya.
4.11.3 Klasifikasi tanah Prakiraan y;mg akurat serta deskripsi mengenai kondisi batuan
Klasirikasi tanah dilakukan dengan mengelompokkan tanah (kcadaml rctakan d<m kualitas batuan) merupakan hal yan~
yang memiliki sifat-sifal scrupa. The British Soil Class(fication pen ling ketika a.kan dilakukcul pengeruk;m batuan, den gem atau
.'lvstem ( BSCS) untuk tujuan tcknik diperlihatkan pada Tahel l<mpa pengolahan pendahulmm .
X. Jhe Permanent International Association of' Navigation Sejumlah pengujian ini alau prakiraan di lapangan dapat
Congresses (PlANC) Lelah menghasilkan klasifikasi tanah dilakukan, terutama pada batuan sediman, untuk
khusus untuk pcngerukan, yang meliputi kekuatan tanah dan memperkirakan kekuatcm atcm ketah;m;m terhadap pemotongan.
karakteristik stmktur (lihat Tahcl 6). Untuk tujuan pcngerukan Hal-hal pengujian mcliputi :
dianjurkan mcnggunakan klasifikasi dari PlANC atau BSCS. borlog;
Semua klm;ifikasi tanah memiliki keguna;m d;m penerapan kcadaan retakan;
masing-masing sehingga muna klasifikasi yang digunakan frekuensi retakan;
untuk menggcunharkan contoh tanah perlu disehutk<m. pemulih;m kcteguhan inti;
pemulilum inti total;
4.12. PenJ!ujian tanah di lahoratorium dan di Lapangan pcngujian kualitas batucm
4.13.1 Umum keutuhan inti;
Karena hanyaknya sifat hatuan yang mempengaruhi bagaimana kccepatan rmnbat suara;
hatu akan di hor. dilcdak<m. atau dikcmk. maka perlu dilakukan pengujian st<mdar penetrasi.
klasitlkasi ycmg henar terhadap hatucm d;m pcnguji<m ycmg akan
dilakukan terhadapnya untuk menentukcm sil~tt-sifatnya. Tujuan pengujian yang dilakukan atau untuk menentukllo
pengaruh dari herbagai jenis t<mah d<m kondisi batmm terhadap
4.13.2. Pengujian di lahoratnrium penggalian dan pengerukan. Jika retakan cukup dekat dan
Silat-sifat hatuan herikut ini merupak<m infonnasi y;mg penting terbuka, maka perbllik<m pendahuluan tidak perlu dilakukalt
untuk memperkirak<m apakah, hatuan dapat dikeruk dan cant Jika pcrhaikan pendahuluan perlu dilakukan, maka retak8n
pengcrukan dcngan atau t<mpa perh;uk;m pcndahulucm: batuan dapal mcnghalangi pekerjaan pcmboran. Kekuatan
(a) kerapatan batuan mempcngaruhi energi yang diperlukan untUk
(h) kekeras;m; mengcmknya dcm abr<L"iveness mempengaruhi Jaju kcausan dari
(c) Ketah;man terhadap aharasi (abrasi veness) komponen pcngeruk. '
(d) porositas;
(e) tmik (tensile strength);
(d) porsitas;
(e) tarik (tensile strength);
(t) kuat tekan.

474 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI19.6471.1-2000

LampiranA
Daftar Istilah

Pengerukan agitasi/pengadukan Agitation dredging


Kapasitas ember Bucket capacity
Faktor pengembangan Bulking factor
Penutupan Capping
alat penyebar Diffsuer
Daya muatan kapal Draught
Kapal keruk Dredger
Pengerukan Dredging
Bongkar muatan kapal Haul distance
Kapasitas "hopper" atau palka Hopper capacity
Kepadatan setempatflapangan In situ density
Reklamasi laban Land reclamation
Pengerukan pemeliharaan Maintenance dredging
Pengerukan berlebih Overdredging
Dasar !aut Sea bed
Pengendapan lumpur Siltation
Tiang jangkar spuds
Terowongan menerus Continuous tunnel
Kincir Tumbler
Tinggi basah p onton Draught
Bahan rombakan Dentritus
Alatgaruk Drehead
Aliran sampah bahan Spoil
Pompa angkat antara Buster
Bangunan krib mengjorok ke Jaut Jetti
Palka hopper
Pompa pemb;:mtu buster
Potong hisap Cutter suction
Tongkat barges
Kapal keruk hisap berpalka yang Trailing suction hopper
bergcrak
Kapal keruk hisap stainoer Stationary suction Jwpper dredger
berpalka
Jangkar Anchors
Kepala pisau Entterheads
Kapal keruk roda berember Bucket chain dredger
Kapal keruk rantai berember Bucket chain dredger
Kapal keruk side casting atau Side casting or boom dredger
liang
Pompa semprot Jet pump
Tek<m angkat udara Air lift
Batu api Flints
Bonggol Nodules
Hutan rusher
Pelengkugan arching

Bagian 8: Bendtmg, Bendungon, Stmgoi. lrigosi, Pamoi. 479


SNI 19.6471.1-2000

Tabel8
Prosedur pengujlan tanah dl lapangan dan lahoratrolum untuk tujuan pengerukan
KardktNistlk <~tau l'('ngujlan In situ Pengujlan labordtorium (pada lab di
air tanah lokasl atau dl pusat)

Analisis ukuran NA Pcngayakan pada tanah berbutir.


;ur Sedimcnta.~i pada tanah kohes.•if.
Kombina.~i pada tanah kompsoit seperti
clays berpasir. Suatu evaluasi kasar
membandingkan dengan sampel tanah,
dcngan mikroskop atau dengan grid
counter

llntuk partikt>l NA Perbandingan dengan sampel standar


dan foto

Kapa.<itas Bulk atau Tak dapat dilakukan di ata.< air kecil Satuan massa tanah seperti ditemukan in
kapasita.• air .<itu untuk ~ngukuran boulder dan cobble situ dan dinyatakan .sehagai rasio antara
massa total dan volume total tanah.

Kapa<it<L< partikd NA PD ditentukan sebagai perbandingan


(air) untuk hut iran antara satuan masa partikel tanah dan
pad at satuan ma.~sa air.

kcpadatan (in .<itu) Dapat dilakukan hcbcrapa pcngujian in


situ. misalnya :
(a) Standar pcnctraion pengujian
(SPD
(h) Static cone penetration pengujian
(CPT)
(c) Dynamic probing (DP)

Kandungan air (a) Metode radioaktif meter di tanah (h) Penentuan kandungan kelemhahan
kelemhahan

kualitas NA) Penentuan batas liquid dan pla.<tik

kekuatan geser Dapat dilakukan heberapa pengujian in (e) Baling-baling lahoratorium


situ. m.isalnya : (f) Tak dibatasi alat kompresi
(a) Penetrometer tangan atau baling- (g) kompresi triaxial
haling Iangan
(h) Static cone penetration pengujian
(CPT)
(c) Dynamic probing (D)

Kandungan kapur NA (a) Pengukuran kandungan karbonat


(h) Pengujian/uji visual dengan
menggunakan Hcl encer untuk spesimen
(benda uji) untuk menunjukkan adanya
pemuaian

Bcndungan organik NA Penentuan kandungan bahan organik

A = tak dapat diterapkan

Komentar terbadap Tahel K pengujian ini. Skala yang digunakan dalam hentuk nilai-N, sebagai berikut:
Pengujian in situ dan laboratorium Bentuk Ni/ai-NSPT
Tabel terschut menunjukkan jarak pengujian in situ dan laboratorium yang bertiup/penetrasi 300 mm
saat digunakan untuk menentukan sifat atau karakteristik tanah. sangat lepas 0 sampai 4
Pengujian di Jahoratorium harus d.ilakukan terhadap sampel segar dan pengujian Jepas 4 .<ampai 10
haru.< dilakukan se.<egera mungkin setelah sampel diperoleh. Tetapi, karena kepadatan sedang 10 sampai 30
ke.sulitan pelaksanaan dan Jogi.stik, kadang-kadang terjadi keterlambatan padat 30 sampai 50
penerimaan sampel d.i )ahoratorium. hal ini penting. jika terjadi. maka pengujian sangat padat di ata.~ 50
lapangan sederhana (misalnya dengan metrometer atau hand vane) harus Pengujian lain
dilalcukan eli lokasi kemudian dibandingkan dengan pengujian di lahoratorium. Harus diperhatikan bahwa, terutama dalam hubungannya dengan aspelc
Kepadatan in situ dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu pengujian lingkungan, mungkin perlu dilakukan pengujian .secara kimia terhadap heherapa
termasuk Standar Penetration Pengujian (SPD. sampel yang terpilih. Pengujian yang tepat akan herhuhungan dengan k!!adaall
Satu nilai penting yang digunakan dalam pekerjaan geoteknik adalah densita.< proyek dan keperluan khusus.
rdatif pasir dan kerikil. yang telah dikemhangkan dengan menggunakan

476 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. lrigasi, Pantai.


SNI 19-6471.2-2000

~tan an gin y<mg tinggi bcrpcngaruh terhadap kondisi laut, diputar dari satu sisi ke sisi lainnya, sepcrti alat keruk tipe cut-
apat menirnhulkan gangguan pada opemsi pengcrukan. ter suction, maka Iebar penggalian sedemikian rupa sebingga
eandang yang pcndek dapat pula menimhulkan masalah penggalian terjauh dari ujung penghisap (suctioning head) d<m
i dan meningkatkan resiko tabrakan. ujung pemotong (cutter head) dapat mencapai jarak melebihi
anjungan (leading corner of the hull) harus mencapai puncak
suction head atau cutterhead, memanjm1g sampai melebihi
tdalaman Perairan
ujung hull (Iihat butir 3.5.2 dm1 gmnbar I) .

!
.cdalam<m air maksimum d<m minimum dimana alat keruk
Jika digunakan alat keruk tipe bucket, yang secara normal dapat
II dapat hcroperasi secara efisien. Seperti diketalmi, alat
mencapai loka'\i pembuangan deng<m pengangkutan oleh) hop-
ruk harus tctap terapung untuk dapat bekerja secara
per barger (tongkang bermesin), maka Iebar minimum
1. Pada kasus peminm dangkal, alat keruk harus membuat
penggalian di perairan dangkal harus cukup untuk akomodasi,
jsmm yang cukup sehingga dapat mulai bekerja. Alat keruk
tidak hanya alat kcruknya, tetapi juga sebuah atau lebih
:aanya harus tctap terapung, tetapi, akses untuk tongkang
tongkang yang ditambat.
looded hcrrges) dan hopper hams tersedia agar produksi
Berapapun selain kcdalaman perainm, ada Iebar penggalian
crg<mggu. optimum y<mg mempengaruhi etisiensi operasi pengeru~1.n.
tasil pengerukan diangkut dengan tongkang, perlu Untuk alat keruk tipe cutter suction, pemutaran alat keruk
.atikan hahwa pergerak<m tongkang harus lancar setiap sebaiknya tidak lebih dari 45°, di kedua sisi sumbu pcngga.lian.
,lika pemindahan dilakukan melalui pipa, maka perlu Oleh karena itu, jika Iebar kanal hanya beberapa meter lebih
ltatikan saat- muka air rendah, karena dapat menyebabkan besar daripada sudut putar<m maksirnum alat keruk, maka perlu
;snya pipa yang membatasi pergerakan alat keruk. dibuat potongan kedua sejajar deng<m potong<m pertama untuk
1•Gberapa alat keruk y<mg dapat beketja pada kedalaman mendapatkan potongan yang diinginkan. Potongan kedua
dari 30 m. Beberapa diantaranya mampu sampai tersebut, mungkin tidak ekonomis. Bahkan jika Iebar total
lman 40 m, d<m hanya scdikit yang dapat beker:ja sampai potongm1 yang diperoleh dibagi dua, maka efisiensi keseluruhan
~man XO m. Alat keruk semacmn itu hanya dipakai pada operasi akan berkurang. Pcrtimbangan yang smna digunakan
iaanpckcrjaan klmsus. untuk alat keruk tipe grab dm1 backhoe karena keterbatasan
I
u-oduksi yang diperlukan tidak tcrlalu banyak dan mate- jangkauan.
tng dikeruk bersifat Iepas (loose), maka pompa (submers-
atau pompa jet dengan pipa lleksibel dapat digunakan 4.4. Kekuatan Tanah
ai kedalaman lcbih dari 100m. Kckuat<m tanah at<tu batmm yang akm1 dikeruk merupakan
faktor penting yang mempcngaruhi produksi pengerukan.
,ebar Kanal atau Alur Kekuat<u1 dapat ditunjuk<m d<Llam berbagai bentuk. Pada pasir
: pengga.lian maksimum atau minimum y<mg ckonomis deng<m tingkat konsolidasi y<mg tinggi, memiliki pengaruh y<mg
ntung pada tipc alat kcruk dan kedalmnan peraircm di kurang baik tcrhadap kemampuan pcngerukan. Pada t<mah liat,
i pengerukan. J ika kcda.laman air pada suatu waktu tertentu kekuatan gescr yang tinggi akan mcngurangi produksi.
-dangkcl.l dari sarat (draft) alat keruk maka Iebar penggalian Sedangkan pada batuan yang lcmah, dcng<m kekuat<m hancur
boleh kurang dari Iebar pcngeruk itu sendiri (ditambah yang lebih besar akan mcngurangi produksi pengeruk<m.
.~ tongkang,jika perlu). Padakasus alatkeruk yang dapat

Bagian 8: Bendung, Bendungcm. ,\'ungai, lri.~a.fi. Pantcli. 481


SNI 19.6471.1-2000

Komentar terhadap tahel 9 Kekuatan material hatuan


Km·aktcristik tcknik hatmm Bangunan antara kekuatan material hatuan dalam uni1zial
Pcndckatan yang dilakukan saat ini dilakukan untuk kompression pcngujian terhadap skala umum kekuatan <Lpat
mcmhcrikan pcrtimhmtg<m tcrhadap material dan karaktcristik mclalui sebagai herikut:
massa hatuan.
Mcskipun dcmikian. dalam huhungmmya dcngan pckcr:jrum Uentuk Kekuatan kompressif
pcngcrukan dimana hatuan y<mg akan dikcruk hcrada di hawah (MN/m2)
air. hiasm1ya pcrlu untuk mcnggmnharkan dan mempcrkirakan Sangat lcmah < 1,25
hatuan dcngm1 pcncliti<m inti yang hcrm;al dari pcnyclidikan Lcmal1 1,25 sampai 5
lapangan mcngcnai keadaan almni material hatuan. Massa Sedang lemahnya 5 sampai 12,5
hatuan hmtya dapat dikctahui dcng<m pcndckat<m natural dan Sedang kuatanya 12,5 sampai 50
pcmhukaan huatan scrta pcnggalian tanah. Meskipun hasil Kuat 50 sampai 100
pcnyclidikan lokal hcrguna pckcrjaan pcngerukan, tctapi Sangat kuat 100 sampai 200
diperlukan perhatian lchih hanyak, karcna terisolasi, maka Sangat kuat sekali >200
pcmhukaan almni tjdak pcrlu rcprcsentatifmcnjelask<m massa
hatuan di lokasi untuk pengalim1 yang akan datm1g. Pcrlu dipcrhatikan baltwa kekuatan material hatuan ditentuk<m
dalmn uniaxial compression pengujian dan bergantung pada
Material Uatuan krutdungan air (kelembaban) dari contoh hatuan, <misotropy dan
Untuk tujmm pengcrukan. dipcrlukan prakirmm karaktcristik prosedur pengujian yang digunakan.
unik. Pcnyclidikan gcologi akan menentukan material dan Untuk kepcrlmm pengcrukan, jarak kckuatan dalam bentuk
mcmherikan ifnromasi dasar mengenai jenis batuan deskriptif hiasnaya lcbih besar sehingga s<mgat penting ketika
karakteristiknya. memberikan bentuk deskriptif, basil pengujian harus sudah
Infonnasi kcadaan hatmm akihat pengaruh cuaca juga perlu tersedia.
mengetahui untuk menentuk;:m skala deskriptif mengenai disi
cuaca yang bcrhuhungan dengan kerusakan material pckeljmm. Keadaan Retakan
Keadrum batuan in situ s<mgat penting, oleh karena itu perlu:
Kerusakan material hatuan oleh cuaca ditetapk<m metode yang akan digunakan dan ukunm batuani
Pertama deskriptik mengenai kerusakan material hatmm olch y<mg akan dikeruk. Sebagai tambahan, untuk memperkirakani
cuaca dapat dinyatak<m sehagai berikut : kekcrasan batmm, h<myak kriteria yang dapat digunakan untukl
menentukan keadmm rctakan dari inti batuan; yaitu recovery!
Untuk Deskripsi inti total, recovery inti solid, fracture log dan Rock Qualit~
Tak terlihat tanda mengenai kerusakan Designation (RQD). Semua hal tersebut harus termasu14
material batuan oleh cuaca kcdalaman log dari lubang bor.
coloured Warna material hatuan yang fresh akan Recovery inti total dinyatakan sebagai jumlal1 panjang tot<
herubah dan ditandai oleh cuaca. Derajat inti yang dicover scbagi suatu prosentase dari panjang inti.
perubahan dari warna asal seharusnya Recovery inti solid ditentukan sehagai jumlah panjang toui
ditentukan. Perlu diperhatikanjikaperubahan inti yang direcover sebagai silindcr solid d<m dinyatakan sebag~
warna ter:jadi pad komponen mineralnya. prosentase dari panjang inti.
Komposed Batu akan berubah menjadi tanah dimana Penentuan RQD merupakan pengukuran kuantitatif dar
material asalnya tetap, tetapi beberapa bagian keadrum retakan batuan. RQD adala.h penjumlahan p<mjang dal
mineralnya akan memisal1. seluruh bagi<m inti (100 mm atau lehih), diukur sepanjang ari
Integrated Batu akan heruhah menjadi tanah dimana pusat inti, dinyatakan sehagai suatu prosentase inti y<mg digali
material asalnya tetap. Batu menjadi mudah Tahap pertama, bersamaand eng<m penentuan RQD, dilakuka!
pecah, tetapi butir mineral tidak memisah. juga pengambilan foto berwarna dari inti hatuan.
Mungkin juga dilakukan perbandingan <mtara kecepatan seismil
tetap perubahan dapat dibagi-bagi dengan menggunakan di lapangan dengan kecepa.tan seismik di lahoratorium, sebaga
hentuk-bentuk yang terhitung, misalnya melumutnya bagian inde retakan k:uantitatif daripada ma-.sa batuan in situ. J
warna, dll.

478 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai, /rigasi, Pantai.


SNI 19-6471.2-2000

barus diketahui bahwa jenis alat tertentu mungkin tidak pengerukan harus mempertimbangkan volume tarnbahan yang
untuk pcker:jaan ini. Pada daerah lain, sangat penting terjadi akibat pengerukan berlebib. Hal ini penting mengingat
1 membalasi pengerukan yang berlebihan, desain sepanjang volume yang hams dipindahkan, khususnya jika pembuangan
~nan laut dan caisson. dilakukan di daerah pantai. Peningkatan kuantitas yang timbul
h pengerukan pada umwnnya meliputi areal yang sangat dari overdredging mungkin dapat menambal1 waktu kelja.
pengaruh pengerukan berlebib bia<;anya menimbulkan Apabila tujuan pengerukan adalah pemeliharaan kedalaman
gkatan volume pengerukan yang besar, khususnya apabila kanal, ada keuntungan yang diperoleh deng<m diperbolehkannya
1e pengerukan minimum awal yang dipindahkan kecil. pengerukan berlebihan, sebagai hasilnya adalah interval an tara
~aan volume pcngerukan pada tahap desain dari pekeljaan pengerukan yang berikutnya dapat diperpanjang.

Tabel3
f Akurasi vertikal untuk alat keruk pada berbae:ai kondisi lokasi
Kondlsl Lokasi Trailer T~ilcr Cutter Bucket Orab Orab Bucket Bachoe Dipper
~ at:lndar ringan auction whell hopper pontoon
~.erial dasar
Lanau lepas (loose si It)
mn1 Jftnl rnrn 'l'nnl rnm nun
"'"' nun mm
200 200 200 200 200 200 200 1.50 200
jl.an.au kohesif 300 300 I .SO 1!50 250 250 ISO 150 150
J"'a&ir halus 200 200 150 150 200 200 1!10 1!10 1!10
~ir sedang (medium sand)
crikil )gravel)
200
200 . 20_0
200
150
l.SOO
1!50
150
200
200
200
200
1!10
1!10
1!10
1!10
1!10
1!10
n1pung lunak (son clay) 2!10 2!10 1.50 I !50 250 2!10 1!10 1!10 1!10
;JLernpung acd:ang 300 300 1.50 1!10 300 300 150 1!10 1!10
>Lempung keras (stiff clay) 2.50 2!10 I .SO 150 2.50 2!10 200 1!10 200
'liatu aangat lunak (very weak) 300 N 300 2.50 N 300 300 3!10 300
I;J)atu lunak (weak rock) N N 300 2!10 N 3!10 300 3!10 300
.Batu sedans lunak (moderaltely) N N 300 N N N N 3!10 3!10
'oBatu denaan pasir perlakuan 3!10 N 350 3!10 3.50 3!10 3!10 3!10 37!1
Tj11c11usus {oretreated roek).

'~·csunlnn dengan kondisl


~mpat
I
:-~disi 1nut
airan tcrlindung
Alat kcnlk kecil 125 150 150 150 175 175 100 100 100
Alat kcruk scdang 100 150 125 125 150 150 100 100 100
Alat kenlk besar 75 150 100 150 150 150 75 75
airan tcrbuka
Alat keruk kecil 300 350 N N 500 N N N N
Alat lceruk sedang 250 350 350 350 400 400 350 300 300
Alat kcnlk bcsal" 200 350 300 300 350 300 300 250 250
lS

$cdang (0.5 m/dct) 0 0 0 0 100 100 0 0 0


Kuat ( 1,0 m/dct) JOO 100 50 0 200 200 100 0 0
' biasanya tidak scsuai
alan l. Aku.-asi adalah plus alau 1ninus
'.atan 2. Penyesuaian kondisi srterupat harus ditan1bahkan terhadap angka-angka untuk material da$ar
"''"" 3. Talc satupun anglca-anglca n1<en.1pakan bal:LS absolut., tetapi kesulitan n>unglcin tin1bul jika batas tcrc:ndah tc:lah ditc:ntukan

1Cedalaman y<mg dapat dilayari Perkiraan mungkin dipcrlukan dalmn tahap desain untuk
.Iaman yang dapat dilayari adalah air yang diperbolehk;m menentuk<m metodc dalmn pcncntmm kedalmnan yang dapat
i; navigasi yang aman. Kedalaman kanal diuraikan pada dilayari. Jika ditetapkan bahwa material atau e<unpur<m dengan
=-:ara Pengerukan Muara Sungai d<m pantai Bagai<m 1. kerapat.an kurang dari ;mgka yang Lelah ditcntukan lebih dahulu,
~i Lokasi dan Investigasi. misalnya 1,2llm\ tidak mengg;mggu alaumemhatasi navigw;i,
lah pengerukan, pcngukuran harus dilakukan untuk maka pcngukuran kedalaman yang dapal dilayari harus
:ntukan apakah kedalaman y;mg dapat dilayari telah tercapai. dilengkapi dengan instrumcn yang mcngukur kcrapat.an insitu
ukuran ini biasanya diukur dengan echo sounder (lihat hutir dari material y<mg memhcntuk dasar latll (hutir 4.2.4 Bagian
.2 Bagian 1 ). 1) Pembuktian kedalaman yang dapat dilayari dcngan
antung pada karakteristik echo sounder, rekaman penyelesaian pcngerukan sangat pcnting dan mcmhuluhkan
Iaman secara signifikan dapatlehih sinyal dari jcnis echo tanda kl1usus (lihat hutir 2.2.4 Bag ian I)
Jer tertentu, khususnya dengan frekuensi tinggi dm1 rendah
[i dapat diretleksikan dari permukaan material dengan 6. Toleransi Horizontal
'atan yang sangat rendah. Hal ini mungikn benar dalmn
Pada kondisi operasi nonnal, akurasi horizontal y;mg dcngm1
:elesaikan pengerukan di areal sedimen halus, sepcrti
mudah dapat dicapai dengan alai pcngcruk<m sccara signifik:m
;->an Im1au lempung, dan pa<;ir halus, dimana pada saat ini
lebih kecil dari ha.;;il y;mg dipcrolch dengan pcnggalian di darat.
1ukaan endapan dalam keadaan yang agak encer
Tingkat akurasi yang dapat dicapai lchih hcsar untuk alai keruk
iliquid) Kapal dapat herlayar melalui material ini tanpa
terse but, y<mg sccara positif dipenuhi oleh spuds. dati alat kcmk
rengaruh merugikan dalam pemeliharaan karaktcristik
yang rclatif hchw; dalmn hcrgcrak, hiasanya lmiling _,·ucllion
I.

Bagian 8: Beruhmg. Berulungan. Stmgai. /rigasi. Panrai. 485


TATA CARA PENGERUKAN MUARA SUNGAI PAN.P:AN;I'AI
l'·· ·. . ;_;J:- 1 ., .,

BAG IAN 2: PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN YANG


MEMPENGARUHI PEKERJAAN

1. Ruang Lingkup 10) Pengerukan pe.melihar~~J. adalah pengerukan t


1) Tata cara ini meliputi ten tang karakteristik kapal keruk be..;;~rta memperb<ti~i ataq rrtt~njagak(xlalaman semula ycmg
jenis-jenis kapal keruk, kelebihan dan kekurangannya, petunjuk mengalami pendaJ1~ ~ena endapan.
pemilihan kapal keruk besertajenis dan metode yangdigunakan, 11) Pengerukan berlebih adalah pengerukcm material
mobilisasi alat dell pembiayaannya; pengerukem besar beserta melebihi qaP. tempat yang ditentukan.
persyaratan khusus pcngoperasian di Iapangan dan ~ondisi 12) Dasar laut ada:lah: tanah dasat di bawah massa air b
balull kerukan.
13) Pehimlmran ~d3.tah prose~ pengendapan sedimen d
2) Tata cara ini dimaksudkan untuk memberikan acuan ten tang air. ·' · ' · · · '·' -·.
14) Tiang jangkal" a~ah ti~g ~ntuk menahan kapal •
pemilihan jcnis kapal kcruk yang umum digunakan sesuai
dengan persyaratan kemampuan alat dan metodenya, mobilisasi
stationer agar tetap 'cti. teni.P&t· yang diinginkan dan
alat keruk dan kondisi sctempat, scrta pemeliharaan program
saat akan ,D;le.rnuup-.. . . . . · · ·
kerja pengcrukan dell pembiayaannya.
"1: _i' •
3) Tata cara ditujukan untuk memudahkan para perencanadan
4. Faktor-Faktor yan~ Mempengaruhi Penggunaan
pclaksemaell di bidemg pengerukan sungai, muaia dart p~ntai
Keruk ., ... :, •
dalcun mempcrtimbangkan pcmilihanjenis kapal ken.Jkdetlgan·
4.1. Keadaan Laut- ~., ..... ;
metoda kcr:ja, program dan pemeliharaan sesuai dengaii bahan
kerukan dan kondisi setempat, agar dapat diperoleh basil Batasan umum yang:.betlakii untnk semua jenis alat k
kerukan yang efisien, ckonomis dan optimal. · '•. '· 1 dibaha-; secara mendetail :pada :bagiem 3. Batasan pener
untuk semua jenis alat· mruk ~lbCrikan pacta Tabel I, set
petunjuk praktis mnuk inemilihralat jenis keruk yang sc
2. Acuan
dengan kondisi tertentu. · r •• "
I) T-20-2000, Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan ,Paptai,
Kondisi !aut yang buruk dapattilempcngaruhi kestabilaJI
Bagian 1. Survei Lokasi dan Investigasi.
keamanan suatu alat kehlk; sepl:!rti pengaruh terhadap wa
2) T-22-2000, Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dan Pantai apung (t1oating plant), rilelipuii (cipal dan bangunan.
Bagian 3. Pemilihan Peralatan.
Secaraumum. alat keruk tidak. ill'<ksain untuk terus berop
3) T-23-2000, Tata Cara Pengerukan Muara Sungai dai1 Pantai • dalam kondisi I~ut'y~gburu~.·-·.··'
Bagian 4. Pelaksanaan dem Pengawasan
Resiko ker-usakan yang terjadi pada alat keruk akibat bent
dengan dasar !aut tergantung pad~keadaan da<;ar !aut itu set
3. Pengertian .. . .., . . .. . amplituda pergerakan serta percepatan massa alat k1
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan tata car~ lrii -~da!ah · tersebut, amplituda, periode serta arah datang gelombang
sebagai berikut:
IL,...;
' "'. · · . ' l ·' .·:
) !,... • ' - • •' • \ • -. • ~ • ·: • • swell.
1) Pengerakan agitasi adalah penge~ en$pall dari dasar Penempatan posisi alat keruk sangat penting, sepcrti sel
Iaut dan dengan pengadukan ole~ aliran seteiJ1pat. alat keruk yang mungkin tidak dipengaruhi dem dapat bel
2) Faktor penambahan adalah faktor yang menunjukkan dengcm aman, sedangkan jika broadside (tebing bagiru1 d
penambahan volume material basil kerukan relatif diletakkan pada sisi }'Hhg sarna, maka akem menimbu
dibandingkan dengan volume material sebelum dikeruk. kesulitan dan mungkin tidak dapat-dilakukru1.
3) Penutupan adalah penggunaan suatu material kerukyang Sehubungan dengan posisi laut, angin jardk pan dang, dan
bersih sebagai penutup material keruk tercemar yang !aut merupakan faktorfaktor yang perlu dipertimban!
dibuang ke dalam perairan bebas untuk menghainbat · apabilamemilih alat dan teknikpengoperasian. Arus yang.
material tercemar dari Iingkungan kelautan. akan menimbulkan gangguan terhadap (mooring) tambatan
4) Sekat kapal adalah jarak vertikal dari garis air ke titik keruk stasioner.
terdalrun Iunak kapal. Masing-masing jenis alat kcruk dapat dipengaruhi dengan
5) Kapal kerak adalah peralatan mekanik, hidraulik atau yang berbeda:
Iistrik yang digunakan untuk pengerukan. (a) Alat keruk tipe cutter suction harus dihatasi pull
6) Pengerakan adalah pemindahan tanah, batuan atau de- sudutnya untuk menghindari pengaruh arus melinl
bris dari bawah air dan diangkat melalui air ke ata-;. yang menimbulkan gaya yang kuat terhadap sis
tambatan.
7) Bongkar muatan kapal adalah pemindahan muatan dari
kapal ke tcmpat pembuangan. (b) Arus melintang akan menyulitkan untuk pr(
pengerukan pada alat keruk tipe trailinR suction hoi
8) Kapasitas hopper adalah kapasitas total maksimum hop-
karena posisi ujung pengeruk (draghead) rclatif be
per baik dari kapal keruk hopper atau tongkang. terhadap kapal.
9) Reklamasi laban adalah peninggian eleva-;i daerah-daerah
(c) Untuk alat keruk gmb yang beroperasi pada kcdalal
yang semula terendmn atau hampir tergenang dengan cukup dalam, arus akan membawa grab kcluar 1
material hasil kerukan dari dasar !aut, atau muara sungai.
posisinya schingga proses pengerukan akan sulit dikoli

480:. Bagian8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


SNI 19-6471.2-2000

.2 Pcmotongan Scrtangga/Bertcra...,; Endapan tanah yang tenggelam dibawah permukaan air


:otuk ala..'ian praktis, scringkali dilakukan serangkaian langkah- mungkin tidak dapat terkonsolidasi secara kescluruhan.
tngkah pengcrukan untuk membentuk kemiringan yang Endapan dalam keadaan terkonsolidasi secara normal
1perlukan. Pada tanah yang lunak (week soid), profil vertikal ditunjukan oleh kelebihan tekanan air pori. Endapan semacam
'ari tiap langkah pengerukan akan runtuh lcbih cepat. Hal itu memiliki kekuatan Iebih rendah dan tidak stabil pada
:rschut akan menghancurkan struktur tanah sebingga kemiringan yang sama curamnya dengan endapan yang
, cmiringan akhimya akan lebih rata. Sudut kemiringan akhir terkonsolidasi secara penuh.
ang diha..-;ilkan dari pengerukan pada tanah lemah bias~nya
:hih kccil dari harga teoritisnya. Pada banyak kasus, b.aya 8. Pembnangan Material Hasil Pengerukan
.mhahan untuk membentuk kemiringan tertentu tanpa 8.1. Umum
Jelewati tahaptahap yang Lelah ditentukan mungkin sulit Cara pembuangan material basil pengerukan adalah salah satu
j•perkirakan. pertimbangan yang paling penting dalmn tahap perencanaan
,.pahila kemiringan akan dibentu_k dengan pengerukan, ada pada segala pekerjaan pengerukan. Apabila ahli teknik telah
ll!herapa pertimhangan herkallan dengan ukuran dan memutuskan suatu jenis cara pembuangan tertcntu, perlu untuk
ionfigurasi y<mg harus diarnhil untuk mema.'\tikan cara yang mendapat Jisensi dan ijin y<mg sesuai peraturan yang berlaku
:aling ckonomis. sebelum peker:jaan dilaksanakan.
,enggalicm bertangga secara urn urn tidak akan menimbulkan Pada kegiatcm pembuangan ha."il pengerukan deng<m apapun,
1asalah di perairan dalarn, tetapi di perairan dangkal ponto~n pemikiran yang seksama harus dilakukan d<rri memindal1kan
Jat keruk yang bergerak dari satu tebing ke tebing yang lam material pengerukan ke lokasi pembuangan. Apabila
ada saat pen~~ruka_n, dapat menyentuh ~ebing yang telah pembuangan dilakukan di darat, perhatian terhadap cara
J ikeruk atau s1s1 dan alur sebelum mekcu11sme pemotongan
ang sehenamya mencapai titik yang harus dipotong (lihat
pemasangan hubungan antara pipa y;mg terapung dan pipa di
dasar laut sangat penting.
jam bar I). Pada umumnya, tinggi tcmgga tidak boleh terlalu
,ceil untuk mcngunmgi produksi pengeruk<m. Tinggi tangga
1-•ga harus dibatasi untuk m~nghindari pembentukan protil 8.2. Material Terkontaminasi
Tindakan pencegahan khusus perlu dilakukan dalam
I.ertikal tinggi yang berleb1han, yang dapat ~untuh dan pembuangan material terkontaminasi. Apabila material basil
tenimhun suctio" i"take atau bucket ladder dan alat keruk
~rsehut.
kerukan yang berbahaya akan dibuang dengan metode
ebagai1mma petur~juk umum, tinggi t<mgga tidak boleh kurang pembuangan tertentu, harus disediakan isolasi terhadap
·ari 0, 75 m dan tidak Jebih besar dari 2,5 m. Tiap kasus klmsus Jingkungan sekitamya. Hal ini terkaitjuga dcng<m pemhmmgan
arus dilihat kegunaannya dengan mempertimbangk<mjenis alat di darat dalam areal penampungan yang dibuat untuk mencegah
;ang digunakan, karekteristik khusus dari tcmal1 da'i<tr I aut dan lepasnya material berbahaya, atau pemhuang<m ke laut dalarn
.Jim gelombang dimana alat ini dioperasikan. Jube:mg ha.'\il galian dengan menggunakan selimut material yang
stahil. Pembuatan metode pembmmgan y<mg memmL'\kan belum
ditcntukan, maka direkomcndasikcm hahwa agar setiap ka.'\us
.3. Stahilitas Kemiringan Tehing khusus h<rrus dipcrtimbangkan dengan hati-hati .
tctbilitas kemiringan dalain air akibat pengerukan tergantung
ada karakteristik tcmah dasar Jaut dan Jingkungan dinamis yang
anyak terdapat di daerah tersebut. 8.3. Pembuangan di Laut
~emirinoan tebing di daerah bergelombang besar, arus yang
Pembuangan di laut adalah C<tra y<mg biasa dilakukan untuk
eras a~u arus akibat serahan propeler yang melintcL'\i zone membuang material yang diha'\ilk<m d<tri pekcljae:m pengerukcm
.ltertidal mungkin akan stabil pada kemiringan yang Jebih rata yang bes<rr. Pada umumnya, material kcruk<m dapat dibuang
;rripada yang dibcntuk olch material serupa dalam situasi y<mg ke areal y<mg telal1 ditentukan.
:·bih tenang. Dalam situasi ini, kemiringan Jcbih baik Dalmn pemilihan tempat pcmhuangan untuk peker:jaan bcs<rr,
iperkirakan~dengan membandingkan dengan dasar laut almn pertimbangan hmus dilakukan pada proses pendangkalan yang
.1kal atau proJil pantai dengan material yang scrupa. berlangsung cepat, akibat adanya bal1an bmmgcu1 tcrsebut.
:)itinjau dari segi ekonomi, umumnya ditctapkan kemiringan Level d<L.,<tr laut pada lokasi pcmbmmgan h<rrus mmm untuk
ang. paling curam yang mcmiliki stabilitw; jangka panjang. kapal pcmbuang pada semua keadaan pasang-sumt d<m kondisi
'crl~atian harus dilakukan untuk mcnghindari kemiringan y<mg Jaut selmna peke~jaan dilakukm1.
.c<:<rra tidak realistis sangat curam d<m mudah runtuh, schingga Apahila sedimen herbutir kctsar dipindahk:m dengm1 pcngcruk<m
tengurangi luas alur. dari system transport sedimen pantai, scpcrli dalam
i'ada pcngerukan yang bersifat semcnt<rra untuk meletctkk<m pemclillare<m kcmal y<mg menalum e:mgkutcmlitoral. sctiap usaha
,ipa atau bangunan, keruntuhan teb;ng ak<m menyebabkan alur hetrus dilakuk<m untuk mcngcmbalikan scdimcn kcrukm1 kc
:tenjadi sempit, sehingga menyulitkan pcma..,angan pompa atcm areal bagian downdr{fi dalam sistcm scdimcn. Dcn_gan ca~a ini.
peng<rruh buruk y<mg potcnsial di L'OCL'\tlinc dapat thlundan atau
l'angumm.
~~emiringan khusus untuk beragarn jcnis kondisi tcmal1 diherikcm
setidaknya dikurangi. Proses ini dikcnal dcngan sand b\' pass-

l lalam Tabel 2.
;(abilitas kemiringan tebing dalam air tenang dapal
ing. Di Inggris, apabila metodc sand hypass dilakuk;ut sccara
tidak langsung dan tidak kontinu. dipcrlukan ijin _khusu~.
Pcnentum1 lokasi sehagai tcmpat pcmhuangan matcnal hastl
lipcrkirakan dengan menggunakan metodc slip circle normal,
.ctapi kemungkinan lain harus dibuat untuk peng~rangan kerukan yang praktis dan dckat dcngan lokasi pcngcrok;m
lckanan tanah akibat berkurangnya massa tanah d1 bawah seringkali bukanmerupakan solusi y<mg paling ckonomis atau
l>ermukacm air. Hal ini dapat mengha.'\ilkcm kcmiringan stabil paling memuask<Ul untuk lingkungan.
/'aJlg jauh lebih curam daripada yang mungkin ter:jadi diatas
tir.

/Jaxian 8: /lendunx. Bendunxw1. Sunxoi. lrigt~si. l'mlllli. 487


rJ)
~
00
N
-
3:
ID
0,
~
~
t;·
:!

..
Oo
Tabell -
A
""4

N

N

Petunjuk penggunaan alat keruk 80


~

~ Unit Jenis alat keruk


~ Parameter opcrasional Trailer Suction Cutter Bucket Stationary Grab Grab Bucket Hydraulic Dipper
~
<II suction suction wheel suction hopper pontoon chain backhoe
~ Kedalaman minimum air untuk opcrasi nt 4 3 1 3 l.S 3 3 3 2 1.S
~
tl
,?1 Kedalaman maksimum air untuk operasi m 35 35 35 20 85 45 80 . 3S 2S IS
~ Tinggi gelombang maksimum untuk operasi m 3 2 2 1.5 1.5 I.S l.S I.S I.S l.S
~
~­ Tinggi swell maksimum untuk operasi m 2 l.S I 0.6 I I 1 1 0.7 0.7
~
r;o· Arus lintas maksimum wttuk opernsi Knots 3 2 2 2 2 l.S l.S I.S l.S .o.s
tl
.-·"' Lebar potongan minimum m - - 5 5 - s 5 100 2 3
~ Lebar potongan maksimum m . . 175 105 . 15 70 200 so 2S
:!
iS
:-· Putaran minimum m 75 75 . . . 75 - . - -
Konsumsi air maksimum m'ltohun - - 300 350 450 - . . - -
Ul£9ran pnrtike1 maksimum nun 500 200 500 450 ISO 450 3500 2500 3000 2500
K~uatan gescr tanah maksimum kN/m 2 75 . 500 400 - tOO 300 3SO 450 500
Kckuatan p:nghancur batuan (lihat catalwt l) kN/n1 2 100 - 30000 10000 - 500 1000 3000 10000 sooo
- = tidak ada data
Catalan I . Kekuatan maksimum pcnghancur (crrulri11g stretrgtll) sangant bcrgantung pada kua1itas batuan
Cawtan 2. Terpisoh dari arus lintas (cross curntrts). harga minimum yang "diterapkan \Ultuk alat jenis kecil dan harga maksimum untuk alat bcsar
Catalan 3. Tak satupun d.1ri an!ka-angka tcrsc.but mcrupakan batas absolut, tetapi OJ"lC..Tasi diluar parameter-parameter terscbut tidak biasa dilai.."Ukan dan mungkin mcnvulitkan.
atau semua material diatas ukuran spesifik tertentu ~g :h~t1s !

~
. l!raira_n yan~ terlindung. Pertim?apgan~.} dilakukan jalur
;me dllewall p1pa pembawa ha"ll fcerukan::. ditahan dalam areal. ·1\;dliot;; 1. ·u tlrr;.:, ')
~ 1 I ~-,

)i beherapa tcmpat di darat. muqg~in~ t~,d~di bah~a hahan Tingginya tanggul penutup qarus cukup untuk menampung
rganik yang terkandung dalam mateni k~f~an memmbulkan semua material kerukan yang l1~lJS dibuang ke dacrah terse but,
. au y<mg tidak scdap. Tidak hijakdnaj~~ ~_tnempatkan areal dan juga kedalam~n air !'~n~; memungkin~an terjadinya
1'embuancan dckat deno<m areal bejrpoptll~'l~khususnya areal pengendapan matenal h_astl;;~ll1ompaan aklm ke areal dan

l ~ . e . d ,!, ate~··· h
,opulasi scarallJUr~san angm en~m . . 1.. -_: m uangan.
)ertimhangan pentmg dalam men~esmn ~al pencunpungan
mtuk pemhuangan material ~lalus_a'f}lahpj!'fu_(Ja<;~m uap lembab
tambah.au . Ji. •_><•i jaoa,a!~ -lflitiht.:_~nghindark<!!l terjadinya
limpa<;an atau·pe.-- ii"Mfirfti(JPlirljaoa·bagi~· atas t<mggul.
Secara praktis, tin)g.iJi~~-~~~J9..~ 5Q _cn(cukup tinggi.
, . ·····~·· ..
.
/iari cndapan. U~p l~mh~t~ ~my .dll~~~p.~abtla pennukaan 8.7.5. Drainase 4eal Penampungan
iueal dari cndapathbfatlf-1elJIH bes<U e~p kedalamannya. Drainase dari areJl penampungan terdiri dari drainase air su-
I ! I I ..
i ~ ~-I per air superrnatafV,t selama prose~·p~t)gi'siartawal dan drainase
.:..7.3. Kedalaman Pengendapan : .. ~; jangka panjang jyapg terjadi ~e11ingga memungkinkan
.Jntuk material free-drc;ining granufar tid&Jc Lhlalu perlu untuk konsolidasi yang cuktip unt6k'nyiterial infilled. Desain dari areal
nengatur ked<~lcun<m pcngendapap (lih~~agian 8). Untuk pembuangan harqs rhe¢per~~6awpm w;peka<;pck Drainase
naterial halus, khususnya y<mg terdiri ~4ksi partikel tanah dalmn air supern(~tarit/selrun~~-pro;;es pengisi4n dapat dicapai
;cmpung, diperlukan pembatas<m jil<.a drai~<!--"F dan konsolidasi dengan struktur Henaun£<~n :y,ang semen tara 1at<m penmmen.
1erlu dicapai dalmn waktu pendek.: , :~~::.. Bentuk umum dar(K~~~trukst'semsntara tcrdiri dari bendung<m
Adalah tidak mungkin untuk memb~~!::t.~ukan peraturan baja fabrikasi, segi..~pafdalmn pcrenc<tnaan, dcngan tiga
mengcnai kedalaman optimum d<lrj<·(1ndapan tetapi, tebing solid dan/ biig'ia!t dep<lll dikonstruksi untuk
~ebagaimana tcrtera dalmn_petunj~um'ufn~)etiap areal ~<mg mengakomodasi /tJt'op-7)oards, yang: memungkinkan
akan diisi endapan melalm prose~nw~~-:seharusnya tl(Jak bcrt.:1.mbahnya lev~l; hendungan sejalan dcpgan kemajuan
melchihi kedalaman akhir setinggi t,}'ffi. Untuk tempat pengisi<m di areal 'pettmnptmgan. _ - / i
pengisian pennanen, pengisian yang progresif dapat ditetapkan Untuk struktur o'l{erflow peniumeii, dicuncter hcsar, precast
ditmma dahun suatu kasus tiap intent_--:-_edt'aic lift dari elevasi concrete manhol~rin_gs m~mh_~r~kan m<.?_toqe yang nyam<m
areal yang dipcnuhi harus mencapai kurang lchih 1 m. dalam mencapai level over J~nv yang_mcningkat secara progresif
Kedalaman ini herdasarkan.:kctetlalan endap<m yang segcra d<m pcrmukaan hcndungm\ Y<iiig' panj<mg dal<.un <\feal yang
Ji,ip1ti ·p~n~cwuh,d¢.wuteriilg·dawkon:sonda:-li:yang,rapatLr•l.'l relatWk:e'cifdM\' U-irbht'-J\( ;: '' "·'!I,' ' 11 : ·c.'' ·'': · '·'' 1· • · -· · :, · •
Kapat>'ita!-1 w;chlipJq!UllWUUgUndreselurubun, hill:usdebtb bfsar Pelcpasan ua~ 1 ·fetriWaW d~li"i''th!c\tefiid soh~eqdent menjadi
Jari•v,~lli.MJlC!lnateriuL-k~ukan ¥,ang:Ukan.ditmnpung; Sadilpen endap<m dapat dicapai dcngan evaporasi, drainase vertikal dan
hal us yang di ti·ansfer ke areal penampungan dcngan_ lateral. Dari ketiganya. evaporasi adalah yang terpenting. oleh
pemompacm akan mclepaskcm uap lcmbah secant s<mg.at l<i!~~_af:, · _' .kittcna itu harus mempert.a.h<mkcm kerapatan hingga minimum.
sebagai konsekuensinya densitasnya bertmnhab bes<if· p~;' ·•:'f.~roses- eV'aporasi' dapat perce pat dengan men ingkatkan
lokasi material yang dikcruk. . . · . :_ _.•. ,:'-h·_'_ ;_:_·.... f>tilnUk<k'hf.areat yang tcrlihat dari aunosfir. Hal ini dapat
Bulking y<mg asli adalah hulking yang lehth llngg• ~q!lt <t<l@l.Y.~\:; ~ ':(ifla~.·;;anakaQ dcng<m regular parit pad a jarak yang sang at de kat
pcningkatan kadar air, relatif terhadap kondisi bul~P.<ld4~'l§_i ~- i · -~men'tmbulldw: bagi~u1 beromhak-om hak pada endap:m. peralat;m
pengeruk<m tergantung pada karakteristik dari m~u~ri#_~~~~~m~: ·\~"@lu;iiij~:dlr¢tl:4kan-untu~ proses parit (ditching J ini.
Pada material halus, pengendapan bcrlangsuu:g 'S~a,t~~.t~;/;-_'!J.taiJ)asc <la!':a!r dapat tcrjadi scl:arct alami apahila areal
disertai dcng<m munculnya airjemih, diikuti deng<m k?O~Q~)i!!i~t::: t "P~Qatn(1ung.cU1 dltempatk.cm di subsoil free-draining d.;m hcrhutir-
i endapan padat yang lebih lam bat. Deng<m mengamau pcnlillm .. h:ul!r.kccil (grmnufar). Altematir lain, heherapa hcntuk dnunasc
material dalcun tes sedimentasi sederhana, dapat dilakuk:a:n '(lasn.r d4pat dit,cntuk sehelum pcngisi;m dimulai. Walaupun
'perkiracu1 deng<m kapasitas maksimum areal pencunpungan d:m hegitu, hal ini harus dikenali hahwa pada han yak kasus
kedalaman air y<mg harus dipcrtahank<m diatas level endap<m penneabilitas d;_u·i endapan material keruk:m ak:m sangal kec:il
padat untuk memastikan bahwa alinm ccunpunm y<mg masuk d<m konsekuensinya sistem drainase apapun perlu umuk herada
secant kontinu akan mengalcuni proses pengendapan yang dekat untuk menjadi crcktiL Metodc drainasc tJ·aJisional. scpcrti
cukup sehelum draina-;e dari air hersih supernatant dari areal. drains t;mah lempung atau uhin, tidak dapat hckerja dcugan
Beragcun metode dapat digunakan untuk menentukan kap<L-;itas efektir kccuali tindak<m pcnccgah:m dihuat untuk mcnccgah
areal pencunpungcu1. ingress material hal us. Pengukuran seperti ini dapat
mengikutscrtakan penggunaan mcmhr:m filter sintctis.
8.7.4. Penutup<m Areal Penampungan
Umunya material pemhuangan di darat ditcunpung dalam suatu
LampiranA
areal dengan pembuatan tanggul-tanggul sebagai penahan.
Untuk praktisnya, secaraekonomis pemhuatan tanggul-tanggul Daftar lstilah
dapat dilakukan deng<m menggunakan material y<mg ada di Ujung pcnghisap : Suction head
tempat tersebut. Jika tempat itu dilapisi dcnganlapiscu1 pcnutup Ujung pcmotong : Cutterhead
yang kedalamannya cukup, perlu pcmhersihan Iapisan ini
Mclehihi anjung:m :Leading corner o(lhe hull
sehelumnya. J ika sesuai, material hm.nus dapat digunakan untuk
mengkonstruksi tanggul penutup. Tongkang hcnnesin : HoJIJ1l'r /Jlllger
. '.
Areal pcnampungan secara kcscluruhan dapat dihagi menjadi Alat kcruk : /)redga
bagian-bagian UntUk memungkinkan, pengisian SCCaf·a'J. 1 : :.,,.:.I 'I,, 1 1 .:,!
herturutan. Lua-;nya hagian-hagimf 'Uitelil1ik~ln oleh · ulh1rHiJ'
minimum areal tertutup y:mg semua mtt'tcriarhal1Js terciUiaJ'kiDa;' . I: . ! .__ i! ' l! :; '~; II,( l (:!: ' '. . I . '
1
J I ! • : ! .
SNI 19-6471.2-2000

Pada lokasi yang diajukan schagai tcmpat pemhucmgan di taut, dihMuskmt memperlihalkm1 cahaya atau sinyal yang s
pert imh<mg;m yang ~cksmna h<Ul.ls dilakuk£m untuk menentuk£m tepat untuk menghindari tabrakan apabila hekerja sec~
lokLtsi pemhuangml. Percncmm tidak hi sa dcng<m hcb<L'I memilih Apabila persilangan antara pipa dengan jalur pelayarad
areal pcmhuangan y;mg dalmn hal ini h<Ul.IS ideal schagai tcmpat dapat dihindmk<m, mungkin perlu menempalkan sebagia
pcmhuangan. Pcngaruh pada pcngguna laul, tcrutmna industri didasar laut.
pcrikamm. harus dipcrtimhangk<m schclum keputus<m akhir
mcngcnai tcmpat pcmhuangan dihual. S. Toleransi Vertikal
Pcmnmpaan jarak jauh mclalui pipa diatas air harus dihindari 5.1. Umum
jika mcmungkinkan. Pipa yang mengapung sangat rentan Dalarn semua pekerjacm pengeruk<m, hebentpa tolcrcmsi VI
tcrhadap scrangan omhak. dipcrlukcm. Besamya toleransi tergantung pada jenis mi
y;mg ak;m dikeruk, keadam1 alat keruk dan aktivitas cmgj
4. 7. Kaitan den~an Pelayanan Lainnya gelomb<mg di daeral1 tersebut. Toleransi vertikal yang ~
4.7.1. Umum kecil dapat mengakibatkan kesulitan dalam keg
Pcngaruh opcrasi pengcrukan pada alur navigasi lainnya pcngerukan.
disekitar areal pcngeruk<m tergantung sepenuhnya pada jenis Pada umumnya, alat-alat keruk tersebut dengan m
alat kcruk. Pada umumnya, penggunaan jcnis trailing suction opemsinya, mcnyapu bagicm das<lf laut dapat membcrikal
hopper yang mclakukan pengcruk<m smnhil hergcrak, tidak akhir y<mg paling akurat. Hal ini termasuk bucket chair df
akm1 menimhulkan masala.h karena terdapat ruang kerja cukup dan cutter suction dredger.
untuk kapal untuk mclewati alat kcruk, dimana apahila Akurasi vertikal y<mg langsung dapat dicapai akan her~
mengcruk hias<mya herger;lk lehih hun hat daripada kapal-k£tpal sebanding dengan peningkatcm tleksibilit<L'I sistem pengeJ
lain. Konsekuensinya, grab dredger tidak dapat diharapkan
Alai kcruk yang dilengkapi dengan spuds, seperti backhoe dm1 bckcrja pada tingkat akurasi tinggi dalam kondisi nd
heherapa gray, walaupun tidak hergenlk tidak memhutuhkan khususnya apabila beket:ia dengan material yang kohesij
kahcl, hiasanya tidak menimhulkan masalah serius pada Faktor-faktor herikut mempengMuhi akurasi dari fol
navigasi. pengerukan ycmg dapat dicapai:
Curter suction dredgers y;mg hia'lanya heropenL'Ii d<m tertarnbat a) tinggi, p<mj<mg, <lfah d;m frekuensi arus dan swell;
dcngan menggunakan komhimL'Ii alat spuds dan kahelj<mgkar
h) jenis dan sifat tanah, misalnya kekuatan, kepad
pada dua sisi, hanya herl::lku apabila alat kcruk beropcrasi,
scmcntcL'Ii dan kohesi;
bi<L'I<mya bcrada di d<L'I<lf laut.
Asalkan ruang behas dibawah luas kapal memadai, maka c) jcnis dan ukuran alat keruk;
pengcruk<m ini tidak mcnimbulk<m hahaya tcrhadap pelay<lfml. d) pengalam;m personel yang mengoperasik£m alat;
Pembuangan melalui pipa dmi culler suction dredger atau e) kedalmmm pengerukan d<mjenis alat penunjuk kedal
pumping dredger yang lain dapat menimbulkan masalah. pada panel alat keruk;
Kcseksamaan h<lfus dilakukan untuk mema<;tikan bahwajalur- 1) l~ju perubahan p<L'Iang surut;
jalur pipa diatur sedemikian rupa sehingga gangguan terhadap g) kckuatcm p<L'Iang atau arus sungai;
navigasi pada pengopcrasian dapat dikurangi. Altematif untuk h) keberadaan peralatan kontrol otomatis pada alat ke
melepaskan pipa setiap kali ada pergerakan kapal perlu Kisaran <lkurasi vertikal yang secara normal dicapai d
dilakukan h;mya dalcun sitUCL'Ii dimana pergerakan kapal sangat jcnis alat keruk y<mg berheda dalmn situa'li tempat y<mg b~
jarang. dis<~jikan pada Tahel 3.
Bucket chair dredge1; yang tertclfllbat pada pola enmn j;mgkar Pap<m pencatat pasang surut yang sesuai untuk mengindilq
dm1 alat tmnhatan untuk beroperasi, menimbulkan masalal1 kedalcunan pengerukan yang diperlukan diperlihatkao
besar pada navigasi lainnya. Tidak hanyajumlah kawatnya y<mg gcunb<lf 3.
lehih b;myak untuk digumlk<m kahel, tetctpi kabel tersebut h<lfus Keputusm1 akhir mengenai bcsm dan pengatunm (yait~
dian!!kat dari iliL'I<lf laut ke alat keruk dm1 konsekuensinva adalah dan minus, atau .h;mya minus) dari toleransi vertikalterga
herk~rangnya luas perairan untuk jalur pelayaran.' Banyak pada tujuan yang ingin dicapai. Apabila tujuan yang
bucket chain dredger dilengkapi dengan under water fair leads dicapai yaitu membuat kedal<lfllan air minimum untuk na
untuk menamhah kedalaman garis tambatan dibawah perkapalan, sangat pcrlu untuk menspesifik<L'Ii tingkat
pennukaan air pada lokasi awal pengerukan. dim;ma semua material h<lfUS dipindahkan. Batas lehih r
Pada hcherapa situa<;i, kontlik antara opera'li pcngerukan dan dibawah dimana tiililk ada material dapat dipindahkan
navigasi nonnal dapal dihindari dengan perencanaan dan dispesifikasi jika perlu. Hal ini dibutuhkan, misalny~
pcngaturan w;lktu kerja yang seksama. Pcrtimbangan pada kedalarn<m berlcbih<Ul dapat menimbulk<m penga.ruh men
pelabuhan deng;m lalu lintcts y;mg pailitt. Hal ini merupakan pada stahilitcL-; lereng atau bangunan-h;mguncm yang hcrde
hal yang standar otoritas pelabuhan untuk memberikan Hal y;mg perlu diperhatikm1 adalah bahwa heherapa pengc
pcngumuman kepada para pelaut tentang adanya kegiatan ycmg berlebih<m tiilitk dapat dihindarkan dan tid<lk m~
pengeruk<m pada areal tcrtcntu. untuk jenis dredger apapun untuk memproduksi pada ~
4.7.2. Sinar dan sinyal y<mg ditampilkan tertentu tanpa toleransi plus atctu minus sarna sekali.
Ada sinyal yang sudal1 dihentuk rum distcmdaris<L'Iikan dengan 5.2. Pengerukan ym1g herlehihan
konvensi intemasional untuk menunjukkan perhaticm para Pengeruk£m yang herlebihcm tet:iadi jika kedalarnan m
pelaut terhadap operasi pengerukan dan metode navigasi yang y<mg dikeruk berada di hawah level yang ditunjukkan
bemlf apahila melewati areal dimana pengerukan sedang desain. Pengerukan yang berlehihan perlu dilaku•
dil;lkuk<m. sepcmjang struktur sepcrti dinding dermaga dan caisson.
Scmua alat pengcrukan statis dan tidak dapat bergerak diinginginkan untuk spesifikasi khususnya dcngan t~

484 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI 19-6471.3-2000

TATA CARA PENGERUKAN MUARA SUNGAI DAN PANTAI


BAGIAN 3: PEMILIHAN PERALATAN

Ruang Lingkup 5) Alat penyebar aclalah adalal1 alat y<mg dip<Nmg di bagie:m
' Standar ini membahas tentang karakteristik kapal keruk lmu- pipa pembuang untuk mengurcmgi kecepat<m aliran
.\!rtajenis-jenis kapal keruk, kelebihan dan kekurangannya; keluar dan turbulensi
unjuk pemilih<m kapal keruk hescrtajcnis dan metode yang 6) Sekat kapal aclalah jar<lk vetikal cl;:u-i g<u-is air ke titik
iUnakan, mobilisasi alat dan pemhiayaannya; pengerakan terclalmn lunak kapal
.ar heserta persyaratcm khusus pengoperasian di Iapangan 7) Kapal keruk adalah peralatan mekanik, hiclraulik atau
1 kondisi hal1an kcrukan; dan pengerukan pcmeliharaan listrik yang digunclkan untuk
;erta progrcun dan kondisi halmn pengerukan dan kondisi 8) Pengerukan adalah pemindahan t<mah, hatmm atau de-
:.:mpat. bris dari bawal1 air dan di::mgkat melalui air ke at<L'\.
Standar ini dimaksudk<m untuk memherikan acuan tentcmg 9) Bongkar muatan kapal adalal1 pemindahan muatan dari
nilihan jcnis kapal keruk yang umum digunakan scsuai kapal ke tcmpat pembmmg<m.
1gan pcrsyaratan kemampuan alat dan metodenya, mobilisasi 10) Kapasitas hopper adalah kapasitas to tell m::lksimum hop-
1, kerukan d<m kondisi setempat, serta pemeliharaan pro- per baik d;:u-i kapal keruk hopper atc1u tongk<mg.
,m kcrja pcngerok;:m dan pembiayaannya. 11) Rapat mnssa lapangan adalah rapat m;:L-;sa material de:L'\<Lr
Standar ini ditujukan untuk memudahkan para perencana !aut dalcun kcadaan lak terganggu.
1 pelaksana di bidang pengerukan sungai, muara d<m p<mtai 12) Reklamasi lahan adalah peninggi<m elcva"i daerah-daerah
lam mempcrtimhangkan pemilihan kapal keruk dengan yang semula terendmn atau harnpir tergenang dengan
:tode kcrja, progrcun dan pemeliharaan sesuai dcng<m hahan material hasil keruk<m dari clas;:u- taut, atau muara sungai.
:uk<m dan kondisi setcmpat, agar dapat diperoleh kerukan 13) Pengerakan berlehihan adalah pengerukan untuk
ng cfisien, ekonomis d<m optimal. memperbaiki atau menjaga kedalmmm semula yang telah
mengalmni pend;mgkal<m k;:u-ena cndapan.
Acuan 14) Pengerukan herlehih adalah pengerukan material yang
. Stand<u- N<L-;ional Indonesia: melchihi dari tempat yang ditentukan .
SK SNI M-38-1993-03: Metode Pengukuran Bathimetri 15) Dasar laut adalah t<mah dasar di hawal1 massa air !aut.
Menggunak<m Alat Perum Gema. 16) Pelumpuran adalal1 proses pengcndapan sedimen dalmn
SNI 03-3417-1994: Metode Pcnentuan Posisi Titik Perum air.
Menggunak<m Alat Penyipat Ruang. 17) Tiang jangkar adalah ti<mg untuk menah<m kapal keruk
SK SNI M-11-1994-03: Metode Penentucm Posisi Titik stationer agar tetap di tempat y<mg diingink<m dan pada
Perum Menggunak;:m Dua Buah Sextcmt. saat <lk<m mcmutm.
SK SNI M-12-1994-03: Metode Penentuan Posisi Titik
Perum Menggunak<m Trisponder. S) SNI 03-3241-1Y94: 4. Karakteristik Kapal Keruk
Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembucmgan Akhir 4.1. Pendahuluan
Scunpah. Setiap jenis kapal kcruk didesain dan disesuaikan untuk
Pd. M -14- 1Y97 -03: Metode Pengukuran Teba1 Endapan memenuhi kehutuh<m khusus. Sehagai contoh, hcherapa jenis
Gmnhut. kapal keruk h<mya sesuai digun<lk<m untuk lingkup terhatas,
Pd. M-OY-1998-03: Metode Pengujicm Kepadatcm T;:mah semcnt<u-ajenis lain penggunaannya lehih umum. Jenis kapal
di Lapangan dengan Cara Selongsong. keruk tertentu kadang-kadang ticlak dapat digumlk<m untuk
kepcrlucmtertentu, tetapi dapat pula digunak<Ul deng<m clisiensi
I. British Standar: yang mudah. Oleh karena itu, perlu ditentukan metode
~.634Y, Purts 1991: Code of Practice for Dredging and Lmcl pcngeruk:m y<mg <lk<m dil<lkukan sesuai penimh;mgan selmna
:clmnation tahapan desain dan pcrcncanaan yang diusulkan. Biaya
mohilisasi kapal kcruk merupak<m hagi;m yang hcsar d<u-i hiaya
pcngeruk:m secma kescluruh;m.
Pengertian
Smna dengm1jenis-jenis peralatan teknik sipillainnya. produksi
·~berapa pengertian y;mg herkaitan deng;m l<ll<l c;:u-a ini:
hmian kapal keruk Lidak semata-mata merupakan produk dari
Pengerukan agitasi adalah pengeruk<Ul enclap<m d<u-i das;:u- kapasitas rata-rata dengan jam dan jumlah kcrja. Waktu
Iaut clan dengan pcngacluk;:m olch aliran setempat. pengerukan mungkin herkurang karena heherapa sehah.
Kapasitas emher adalah volume maksimum cairan y<mg misalnya cuaca huruk, kondisi !aut. kcrusakan mcsin,
dapat dimuat oleh ember hila diisi pada elcvasi ujung pcmelihma<m, permuka<m pas;mg taut. ;u-us hcrlaw;man (mus
pemotongan. halik), gangguan pelayar;m, logistik, perhckal;m, pengg;uuian/
Faktor penamhahan adalah f<lktor y<mg menunjukk<m awak kapal, dan kerusakan pipa hisap atau emhcr.
pcnamhahan volume material hasil kerukan relatif Olch k;:u-ena itu, waktu pengeruk;mlchih mmlah d;u-ipada waktu
dihandingkcu1 deng<m volume material sehclum clikeruk. yang dihitung sec;u-a teoritis.
Penutupan adalal1 penggunaan suatu material keruk y<mg Mcmperhatikan kondisi lingkungan kclautan. proscntasc
hersih schagai penutup material keruk tercemar yang kehilcmg<m w<lktu ak<m lehih hesar d;u-ipada yang dilakuk;m di
dihuang kc dalmn pcrairan hehas untuk menghmnhat dar at.
material tercem<Lr dari lingkungan kclaut<Ul.

Baxian H: /kndllnx. lkmlltngan. S11ngai. lrigasi. l'anwi. 491


SNI 19-6471.2-2000

lwpf1<'1" dredger. dimana tidak ada sistem tmnhat.:m yang haik 7. Kemiringan Tehing (Side slopes)
ala! keruk hergerak secara kontinu apahila mengeruk. 7.1. Umum
Tingkat akurasi y;mg dapat dicapai olch alat keruk dengan spuds Dengan beherapa-pengecualian, sulit untuk mem1Jt1
ak;m lchih tinggi d;u·i pada alat kcruk y<mg gerakmmya lehih kemiring;m tebing yang akurat dengan mcnggunakan alatl
hchas. tcrut<una dal;un situasi tcrtcntu mungk.in pcrlu untuk Pada dasarnya, terdapat 3 pilihan yang tersedia G1
mcmhatasi pcngerukan dcngan toleransi y;mg ketal. mcmbentuk kcmiring<m tebing scbagai berikut:
Faktor-faktor dihawah ini mempengaruhi tingkat akurasi yang a) Hasil kerukan berbentuk segi empat dan kemiringant
dapat dicapai: dapat diruntuhkan untuk menguhah posisi pada'
a) jcnis ala! keruk: almninya.
h) tinggi. p;mjang. dan ara.h swell hesar d;m kckuat<m pasang b) Kemiring;m stahil dapat diperkirakan dalam ta11ap.
disehahkan arus atau mus sungai: dan perkiraan pada kemiringan ini dicapai ~
c) mctodc mcnetapk;m posisi d;m kualitas kontrol survei; rangkai<m galian beWmgga atau segi empat (lihaUI
d) pengalmnan personel y<mg menggerakkan alat; 3.5.2 Bagi<m 1).
c) pcralatan yang tcrsedia untuk mcncntukan posisi alat c) Kemiring;m stabil dapat diperkirakan dalmn tahap ~
pcnggali atau suction intake rclatif terhadap pennuka;m d<m kern iring an in i dapat d ipotong pad a proses peng
air; dengan kombinasi menggerakkan alat keru
t) tingkat otomatisasi y<mg tersedia pada dredger; mcngangkat cutter head sccara sirnultan untuk
g) kcdalcun;m maksimum pengerukan di hawa.h air; praktis scringkali perlu memhentuk kcmiringan ,
h) jcnis material yang dikeruk. dengan bebcrapa seri pengerukan sehingga meq
lndikasi dari akurasi horizontal yang dapat dicapai tanpa kemiringan yang diperlukan. Hasil yang!
mcmpcngaruhi secara scrius dalmn penggunaan ala! keruk dimungkinkan deng<m metode ini apahila mcngg ;
sccara ekonomis disajik<m pada Tahel 4. tcnaga yang berpengalarnan, atau apabila dredger it
dcngan profil penggalian dalarn kontrol komputer.
'
Tabcl 4
Akurasi horizontal untuk alat keruk pada berba_gai kondisi lokasi .
Kondisi Lokasi Traikr Trailer Cutter Bucket Grab Grab Ducke Dachoe Dipt
standar ringan suction whcll hopper pontoon 1

Material dasar 111111 mn1 nun nun nlnl nlnl mm n1m mm


Lanau Jcpas (loose silt) 2500 2000 .500 .500 .500 .500 .500 2.50 500.
Lanau kohcsif 2500 2500 .500 500 .500 .500 .500 2.50 500
Pasir halus 2500 2000 .500 500 .500 .500 .500 2.50 .500
J'asir sedang (medium sand) 2000 2000 .500 .500 500 .500 .500 2.50 .500
Kerikil )gravel) 2500 2000 .500 500 .500 500 .soo 2.50 .500
Lcmpung lun;:k (sol\ clay) 2.500 2.500 .500 500 700 700 .500 2.50 50(}
Lempung &edang 2500 2.500 .500 500 700 700 .500 2.50 500
Lempung keras (stiff clay) 2500 2.500 .500 .500 700 .500 500 2.50 500 .
Datu sangat lunak (very weak) 2.500 N .500 500 N 700 700 2.50 700
Datu lunak (weak rock) N N 500 500 N 800 600 700 600
Datu scdang Junak (mod~raltcly} N N 600 600 N N 700 800 700
Bat11 dcn~an p.:rlakuan khusus 2500 1000 &00 1000 1000 1000 700 &00
( r>r.:tr.:at cd rock} _.._

Pcnycsuni:m dcngan kondisi


sctcmp~t

Kondisi laut
Pcrnimn tcrlindung
Alat kcruk kccil 500 700 700 700 1000 700 700 400 400
Alat kcruk scdang .500 700 .500 .500 100(1 .500 700 3.50 3.50
Alat kcnlk bcsar .500 700 .500 500 1000 .500 700 300 300

Pcrairan tcrbuka
Alat keruk kecil 2000 2500 N N 2000 N N N N
Alot kcruk scdang 1750 2500 1000 1000 17.50 1.500 1.500 700 lOaf
Alat kcruk bcsar 1500 2500 1000 1000 1750 1.500 1500 700 7ooJ
Arus .
Sedang (0,5 m/det) 1000 1500 .500 500 1500 1000 1000 200 30CJ
Kual (1,0 m/dct) .
2.500 3000 1.500 1800 3000 2000 2000 700 7o0
·~

N - biasanya tid:lk sesuaiCatalan 1. Akurasi ad."llah plus atau minus


Catalan 2. Penyesuaian kondisi s.::t.ampat harus dit:unbahlc.an terhadap angka-angka untuk material dasar.
Catalan 3. Tak satupun angka-angka terse but adi ~.tas men.~pakan bat.a5 absolul, 1elapi kesulit.an mungkin timbul jika baas lerendah till
ditentukan
......

486 Bagian 8: Bendung. Bendungan, Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 19-6471.3-2000

dcngan diameter _jalur pipa. Jalur pipa dapat dibagi atas 4.5. Kapal Keruk Roilit Berember
tlagori : Kapal keruk roda heremhcr pada dm;arnya adalah kapal kcruk
lur pipa di p<uJtai. Jalur pipa ini hiasanya terhuat dari baja potong hisap dengcu1 pengaturan pisau yang herhcda. Schagai
:ngan samhungan Olcns) yang dibaut dan dilengkapi ganli sehuah pisau mahkota, digunakcm sehuah pisau roda. Pisau
'kct untuk mcnccgah kehocoran. Apahila terdapat roda tcrdiri dari ember-ember tanpa dasar, yang dipasang
:rhcde<m elevw;i yang hesar disepanjang linta..;anjalur pipa, dicmtara pompa hisap dan pompa keruk sekeliling lingkaran.
·lka diperlukan katup udara untuk mengeluarkan udara Apabila roda herputar selama menyentuh pennukacm material,
mg tcrperangkap. Udara yang terpcrcmgkap tersebut dapat maka material tersehut dipotong dan dibum•g secant radial ke
cnurunk<m kiner:ja dan menghindari terbcntuknya ruang arah dalam akibat gaya gravitasi dan aliran air ke ru<mg hisap.
mpa herlehih yang dapat merusak pipa. Karena roda potong memerluk<m pisau roda untuk material
lur pipa apung. Pipa harus kuat menahan tekanan yang hal us, maka kapal keruk roda herember pcrlu dilengkapi dengan
tggi dan pembengkokan. Pcrsyaratan ini umumnya dudukan ti;mg j~mgkar d.:'lfi pada Li<mg jangkar tetap.
venuhi oleh penggunaan pipa haja dengan sambungan Saat ini ada duajenis kapal keruk roda herem her y<mg hcrbcda.
· •alljoi nt". Ketahamu1 tcrhadap ahrao;i atau palalum adalah Jenis pertama terdiri dari seperangkat ember, yang dip::L..;ang
l:nting, tetapi untuk mendapalkan kelcntunm sehagian mengelilingi roda pcnggerak (lihat Gmnbar 7), d;;mjenis yang
ltrus dikorhank<m. Konstruksi jalur pipa yang paling lentur lain tcrdiri dari pisau-pisau yang dipas<mg berdekalml secant
•Jalali y<mg terhual dari karct hertulcmg. Biwmnya diselimuli berlapis, sehingga memhentuk"lintas<UJ yang kontinyu" yang
!:ngan hahan apung sehingga mcnghasilkan pipa tclap
~ngapung jika pipa dimuati deng<m hm;il kerukan dengan
akan dilalui hasil kerukcm.
Kelebilum jenis roda herem her adalah dapat mengurangi bah an
1:rapat<U1 massa y<mg Linggi. Pemhiayaan y<mg Linggi dari huangan dan kemungkinan pengurangan pada pengerukan
!Jur pipa tersehul dapal dikunmgi dengan menggunakan berlebil1 yang diperlukan untuk menilitpatk<m kedalmnan akhir
lllstJ·uksi komposit yang menggahungk<m jelur pipa baja yang yang direncanakan, efisiensi pemotongan tanpa
111 kmel. terpengaruh arah pengeruk~m dan meningkatkcu1 konsentrasi
hasil huangan hasil kerukan berupa material kohesif. Untuk
Jangkar beherapajenis material, konsentrasi hah<m hutiran padat yang
lil1an jangkar y<mg akan digunakan dahun kapal keruk dapat dicapai dengan menggunak<UJ jenis roda herem her pada
.tg hisap han1s didasarkcm pada kondisi Lmuth setempat. dasarnya lehih besar dari pada yang diperoleh dcngan
·mya peke~jaan kapal kcruk potong hisap h;m1s dilakukan menggunakan pisau mahkota deng:m kekuat<Ul penggerak y<mg
an menggunakan salah satu jenis jangkar agar tctap scuna, tetapi kelehih<m terschut Lidak herlaku untuk material
nhat pada d<L'\cu·laut. Kapal keruk potong hisap hesar y<mg lainnya. Manfaat penting lain adalah hcrkurangnya
·ja pada hatucm dapat menimhulkan tarik:m derek lehih keccnderungan penyumhatml hila pengerukan di daerah yang
,:o ton harus ditcunhahk<m pada heb<m dinmnik <lkibat reaksi mengandung hutiran-hutiran besar atau smnpah (debris),
, pemotong dml gaya omhak. Kadang-kadang, hila dasar herkurangnya hehm1 derek rum m<mfaatlainnya y<mg dihm;ilkan
.eras, diperlukan jenis jangkar besar, yang mengandalk<m oleh kapal keruk potong hisap (lihat hutir4.4) dan kapal kcruk
massa dan gesek:m untuk menahcu1 tarikan derek. rantai herem her Oihat hutir 4.9).
Kekurang<m kapal keruk roda herem her adalah mencakup massa
Kepala Pisau yang lehih hesar, sehingga memerlukan hm1gunan pendukung
umumnya kepala pisau yang digunakan adalah jenis yang lehih kual dan daya apung yang lehih hesar, mesin-mesin
,;ota. Bagian utcuna kepala pisau dihuat dari b<~ia Luang. yang kual d<m modal yang lchih hcsar, memerlukan t::unbahan
;-jenis pisau adalah sehagai herikut: pengawas:.m dan pengaturcm pada dudukan Liang j<mgkar, serta
lata pisau rata. Mala pisau rata hanya digunakan pada pcnyumhat<m.
taterial yang lunak. sepcrti lanau, pasir dan lempung.
rjung-ujung mala pisau hiasanya dapal dig<mti. Jumlah 4.6. Kapal Keruk Hisap
lata pisau dipilih sesuai dengan penggunammya. Konstruksi umum dari kapal kemk hisap hmnpir scuna deng::UJ
'lata pisau hcrgerigi. Mata pisau bergerigi terutama kapal keruk potong hisap (lihat hutir 4.4), tctapi kapal keruk
igunakan pada material seperti lempung sed<mg smnpai hisap tidak mcmiliki kepala pisau. Olch karena itu, h;;mya sesuai
l!ras, pasir pailitl sedang atau kadang-kmhmg pada hatucm untuk pengerukan material halus atau hutiran lepas karena
:mg mnat lunak atau lapuk bcrat. Ujung-ujung mala pisau semburan air. Jenis ini Lid::lk sesuai untuk pengcruk<m material
apat pula diganti apahila aus. dengan ikat<UJ hah<Ul hutiran padat yang kual.
isau hatuan. Pisau batmm adalah gahungan dari s~jumlah Kapal kcruk hisap terutmna diopcrasikan untuk mengcruk pasir
1ata pisau. Mata pisau tcrsehut digahung secant utuh ym1g urugan alau untuk agrcgal konstruksi. Kadang-kadang
ilengkapi deng<m alur-alur y<mg dapat digunakan untuk digunakan dalam pemhangunan saluran-saluran. tcmpat
'1engganli jenis gigi. Bentuk mata pisau diranc<mg untuk pelahuhan dan kolmn ( pe labuhan).
:tenjcunin jumlah gigi maksimum yang hersinggungan Kelebihan kctpal kcruk hisap adalah rclatif scdcrhm1a, h;mgunan
~ngan permuka<m tanpa kedalcumm pcngerukan. Gerigi cukup ring<m, yang herarti modal dan hiaya operasional lchih
:..:rsehut herkisar <mtara bentuk palmt untuk lcmpung keras kedl. Kadang-kadang kapal kcruk hisap dapat didcsain untuk
Jan hatuan sangat lunak, sampai bcntuk taring untuk pengerukan sangat dalcun atau untuk pcngerukan material
•engerukan batucu1 lunak smnpai sedang. Gerigi tersebut hutircm padat di hawah Lim hunan halumlanau atau kohcsif (lihat
libuat dari baja ccunpuran yang sangal tahcu1 aus dan hutir 4.3).
1iasanya dipasang dengan cara menjepil sehingga KekurculgCUJ kapal keruk hisap adalah kcnuunpmumya tcrhat<L".
nenghemal waktu. Pada umumnya penj<mgkanm kapal kcruk dilakukan dcng:.m
cara pemas;;mgm1 j::mgkar tanah secara scdcrhana (lil1at hutir
4.4.3). Karenajenis kapal kcruk ini umumnya digunak:m untuk

Bagian 8: /Jendung, Jlt-ndullgt/11, Sungai, Jrigasi. l'clllllli. 493


SNI 19-6471.2·2000

X.4. Pemi lih;m Tehing (side casting) berdekatan dengm1 estuari atau sungai. Pergcrakan pao;;<mg surut
X.4.1. Umum atau arus sungai seringkali dimanfaatkan untuk menyeb<rrkan
Pemhuang;m material hasil pengeruk;m deng<m side casting ha..;il pengerukan ke Clfeal ym1g lua<> deng<m sedikit atau tanpa
mcliputi pengcluaran material kerukan sepanjang areal pengaruh ncgatif. Metodc ini dapat menganggulangi masalah
pengerukan dengan pengcluaran langsung menggunakan locking in and out r~f docks dengan tongkang d<m alat keruk
dredger buckel atau pemompaan. tipe hoper dengan barges atau holder dredger dan
Sistem tcrschut dapal digunakan untuk mcmpertahankan memungkinkan proses pengerokan herjalan terus. Mungkin
pcngeruk:m pada situasi tertcntu (lihat Bagi;m 4) . .\'ide cosling perlu untuk membatasi waktu pengerjaan dalcun kcadaan
hanyak digunakan untuk pekerjaan haru apahila formasi klmsus, biao;;<mya saat air surut.
pcngeruk:m h;mya sementara, seperLi dalcun pengerukan parit
mlluk mcm:L..;;mg pipa atau kahel. Hal ini juga herlaku dalmn 8.6. Agitasi
kasus pengeruk;m ulang material side CQSl, yang jika sesuai Pengerukan dcngan c<tra agitasi yaitu dengcu1 mendorong ma-
dapal digunak.an sebagai hah<m pengisi pari! bekas gali<m. terial menjadi suspensi sec<tra mekanis atau hidraulis dengan
tujuan agar dapat terbawa oleh arus air, hanya dapat digunakan
8.4.2 Jarak Side Cast dalmn pcnger:jacm pengcrukan pada endapan Iepas (loose) rna·
Apahila material keruk;m ak;m dihmmg dengan side casting, !erial hal us di <trcal pa..;ut tinggi atau <UUS fluvial y<mg memadai.
perlu dip<t..;tikan hahwa endap<m hasil pemhmmg<m cukup jauh Suspcnsi sedimen dasar dapal dicapai dengan beragcun alat
d;rri fonna..;i keruk<m dan hcrada di hagi<m downdr(ft dcui daerah pengcrukan, tennasuk trauklig suction hopper dredger, cuter
pengeruk;m, untuk meminimalkan resiko masuknya material suction dredger, dustpan dredger, boom dredger, dan dengan
side cosl ke :treat pengerukan. bottom scrapping atau ala! raking seperti bed-leveller.
Untuk material grcmular. tempat pembuangm1 hCifus berada di Kebcrhasilan metode agilasi tergantung pada jarak antara
lum hat<L" kemiring<m almni dCifi <treal pengerukan. Material endapan tersuspensi ycu1g akan dipindahkcu1 dengan lokasi
gr:1'1ular halus dapat menyeh<tr luas selmna terjadi proses endapan tersebut akan disebCifkan. Hal ini tcrgantung pada
mclalui kolmn air dan jika kolcun air, kedalmnan air lebih d<tri tingginyakenaikan dasar sedimen di kolom air, kecepatm1jatuh
beherapa meter, sejumlah material kerukan dapat masuk partikel serta arab d<m kekuatan arus air selcuna tersuspensi.
kembali ke daerah pcngerukan. Namun demikian, pengeruk<m agitasi ini sec~rra lingkungan
Untuk pmtikcl endap<mlmutu dan lempung, dengan kecepatan tidak dapat diterima di hanyak lok<tsi.
pcngendapm1 yang lebih rendah dm1 sudut repose yang sangat
ke<.:il, side casting hanya efektif jika ada ClfUS almni untuk 8.7. Pcmompaan Kc D<lfal
memindahkan material endapan hasil kerukan dari areal 8.7.1. Umum
pengeruk<m. Peng<lfub ini disebutjuga dengan "dispersi" (lihat Material dapat dipompa ke d<lfat jika kondisi ternpat dan situ~
butir 8.5). mempcrkencmkan untuk pembuangan atau rcklam<L..;i daraum
Pembuang<m material cndap<m lanau halus dan lempung yang
8.5. Dispersi secarcl umum tcr:jadi dalmn pelaksanaan pengerukan untuk
8.5.1. Umum pemelihara<m dapat dilihat pada hutir 8.7 .2. hingga 8.7 .5. unt~
Pada situasi tertentu mungkin lehih praklis untuk membuang reklama<>i darat<m dan pengisian lihat Bagian 8. ·
material basil pengerukan dengan menyebarkan material Material dcngan ukunm butir memiliki pcnganuh penting pa .
tersebut ke Clfeal y<mg lua..;. jCifak pemompaan (lihat gamhm 2). Pada umumnya, tid
.I ika hal ini akan dilakukan, material hao;;il pengeruk;m h<rrus praktis untuk menempatkcm fasilitas tmnbatan Jepas pmllai leb
s<mgat halus dengan kecepatan pengendapan yang rendah dan d<tri I 500 m dari g<lfis pantai, kecuali jika digunakan porn
tcrdapat <trus deng<m kekuatan dan durasi ym1g cukup untuk penggerak (booster). Tempat tambatan harus dipil'
mentransfer sedimen keluar dCifi Clfeal pengerukan ke areal pcrlindungan maksimum terhadap alat tambatml dctri ang·
sekitamya dimana material basil pengerukan akan mengendap. bes<tr dan kondisi Jaut. Hubungan pipa untuk pemhum1gan
Yang perlu menjadi pertimbangan adalal1 bahwa areal ini tidak dmat dibabas lehih dctil pada Bagian 8. Scdemikian nu
sensitif terbadap peng<lfuh material endapan. sehingga dapat memungkink<m perlindungm1 sccma maksirn~
Pada umumnya, dispersi paling efektif terjadi di estu<lfi dengan pada alat tmnbatan perahu (moored craft) d<lfi Clfah <mgin utarni
energi tinggi, dimm1a besamya volume sedimen yang bergerak dan kondisi laut
terjadi secCifa alami.
Sebelum metode dispersi digunakan, sangat penting untuk 8.7.2. Areal Penampungan
melakukan studi untuk menentukan pola dispersi yang akan Istilah areal penan1pungan yang dirnaksudkan disini ad.alah m~
terjadi. Metode dispersi sebaiknya tidak digunakan di areal yang tcrtutup di pantai yang khusus dibangun untuk menampunf
sensitif terhadctp kontmninasi sedirnen balus. Areal tersebut material basil pelaksanaan pengerukan (penampungaf
meliputi tempat penmnpungan alat ekstraksi air. reklamasi daratan disajikan pada Bagian 8). DraincL..;e dCifi mJt
teria.I endapan lanau.dan lempung ba.lus dapat mcnimhullaf
8.5.2. Penggunaan suclion dredger untuk menyebarkan mate- masalah, dan yang harus diketahui adalal1 hahwa setiap mef
rial ke alinm pasang ym1g akan dipergunakan sehagai tempat pembmmgan matefitl
Suction suction dredger atau cutter suction dredger yang basil kerukan biasanya dibuat steril untuk pcriode yang cuklf
bekerja menggunakan pipa untuk mengeluarkan basil panjang. Jika material basil pcngerukan ma..;ib dalan1 rentallf
pengeruk<mnya, dapat digunakan untuk meminda.Ilkan mate- pasir, ma<>a.lah draina..;e ini tidak akan muncul.
rial kerukan keluar dari areal ketja ke tidal stream atau perairan Untuk praktisnya Clfeal penampungan sebanusnya hent4
yang dalmn. Metode semacam itu biasanya diterapkan untuk sedekat mungkin dengan lokasi dimana kapa.l pembuangan haS
perpindahan sedimen yang terkumpul da.Iam suatu basin yang kerukan akan ditambatkan dan sebarusnya berdekatan den~:

488 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI 19-6471.3-2000

'on ton yang tcrikat dengan kuat ·dan tahan getaran penting, 4.12. KapaJ Keruk"Dustpan"
ilea potcnsi penggaJian akan digunakan sepenuhnya. Kapal keruk dustpan adalah kapal keruk hisap yang bias<mya
.okasi tiang jangkar ponton diperlukan untuk membantu mengalirkan material melalui jalur pipa apung pendek tetapi
l!giatan pengerukan secara hidraulik, khususnya bila kadang-kadang membuangnya ke tongkang. Pada umumnya
,-cngerukan dilakukan pada tanah keras. kapal ini sama dengan kapal keruk hisap Oihat butir 4.6).
:apal keruk "backhoe" biasanya dioperasikan sesuai dengan Perbedaan yang paling mencolok antara kapal keruk dustpan
kuran maksimum ember penggaJian sebesar 23m3 untuk kapal dan kapal keruk hi sap adalah desain kepala hi sap (lib at Gam bar
eruk yang paling besar. Ukuran ember yang digunakan 14). Kepala hisap ini tidak mempunyai gcrakan memotong
~rgantung pada sifat material yang akan dikeruk dan kedaJaman secara mekanik, sebalikuya dia mengandalkan semburan air

j laksimum pengerukan. Kedalaman maksimum pengerukan


oerkisar antara 4 m-24 m.
~elehihan kapal keruk "backhoe" adalah mampu me~geruk
untuk melepa-. dan mengencerkan endapan dasar.
Pada umumnya kelebihan kapal keruk dustpan akan diperoleh,
jika mempunyai baling-baling sendiri. Kapal keruk dustpan
•oerhagai jenis material terma-.uk yang mengandung debns atau tidak dijal<mkan dengan ti~mg jang.kar, tetapi ditmnhatkan dan
l-ongkaJ1-hongkaJ1 hatu. Material keras seperti lempung lekat dipindahkan dengan derek (lihat Ggambar 15). Pada
'an hatuan lunak, lapuk atau retak, dapat dikeruk dengan kapal pengoperao;;ian normal material yang dikeruk dibucmg ke dalmn
~ l!ruk lehih hesar, a-.alkan kedalaman maksimum pengerukan air yang lebih dala.m dan air yang mengalir cepat berjarak
';:mg diperlukan tidak berlebihan. beberapa ratus meter dari tempat pengerukan.
~:ekurangan kapal keruk "backhoe" terutama karena laju Kapal keruk dustpan khususnya digunakan untuk membuang
{jroduksinya rendah hila dihandingka~l- dengan ka~al keruk cndapan dangkal material romba.kan di daeral1 yang relatif luas.
j1innya, dimmm proses pengerukan relat.Jt menerus (mtsal kapal Kekurangan kapal keruk dustpan ini adalah tidak adanya
ll!ruk cutter suction dan kapal keruk ember) dan sangat mekanisme pemotongan mckanik, yang mempengaruhi
i:rgmltung pada keahlian operator (petugas). etisicnsi pengopem-.ian pengcrukan endapan Jepas yang masih
J~apal keruk backhoe sangat etisien hila bekerja dari belakang
baru.
·ennukarul, yang berarti bahwa ponton dapat ditempatkan di Semua metode penambatan kapal keruk dengan derek
;tas daerah yang akan dikeruk. J ika kedalmnan air suatu saat mempunyai keluwesan yang tinggi, sehingga ketelitian
1emungkimm berkurang dari tinggi ba-.ah maksimum ponton, pengerukan biasanya tidct.k: bisa dicapai.
1:taka pengerukm1 menjadi tidak praktis. Kapal keruk dustp<m yang didcsain k.husus dapat digunakan
untuk menghasilkan penyelesaian da.o;;ar taut secara teliti untuk
, .11. Kapal Keruk"Dipper" bal1ru1 hangunan pracetak.
i:apal keruk dipper yang tradisional (lihat Gambar 13) adalah
,apal dengan konstruksi berat yang dioperasikan dengan kabel. 4.13. Kapal Keruk "Side Casting" atau Tiang
: ampai tingkat tertentu kapal tradisional ini digantikan oleh Kapal keruk "side casting" jarang dita.mpilkan. Pada dasarnya
1ekop pennukaru1 hidraulik yang dapat menimbulkan peruhahan kapal k.eruk "side casting" berupa kapal keruk hisap herpalka
!:tpal keruk dipper secar-c1 hidraulik (Jihat butir 4.1 0). yang bergerak (Iihat butir 4.2), tctapi t<mpa palka atau hopper.
11aik dengan menggunakan kabel maupun dipper hidraulik, Sebagai pengganti pembuang<m hasil keruk<m kc dalcun hop-
;apal dioperasikan dengan cara mcngcruk ke depan dan per, bahan terse but dibmmg satu sisi tongk.cmg mclalui pipa y<mg
iangkat ke atas permukaan. Kedua-duanya dipasang pada ditempalkan lehih tinggi yang didukung oleh tiang. Untuk
10nton y;mg dilengkapi Liang untuk membantu membuang isi kapal-kapal keruk hesar, pemhuangan hasil kerukan dapat
mber ke kapal disampingnya. mencapai 90 m dclfi sumbu badcm kapal.
:elehilum.kapal keruk dipper adalah mampu mengeruk bahan Sebagai pengg:mti satu atau dua buah pipa hisap hcrgenlk yang
eras tcrmasuk hatuan lunak, lapuk, atau rctak lcmpung lekat dipa-.ang secara konvensional pada kapal keruk hi sap herpalka
:m lempung bongkal1. Ponton dengan konstruksi berat dan yang bergenlk, dapat dipasang sampai empat huah pipa. Satu
ang jangkar dari jenis kabel memungkinkan pengoperasicm buah dipasang pada sisi kiri, satu huah pada sisi kamm dan dua
i taut yang ombalmya sedm1g atau besar. K<lfena kapaJ .keruk buah di tengah-tengah kapal atau di atm; huritan.
arus sela.lu bergerak maju ke depm1, maka h<lfUs ada kedalmmm Kapal kerukjenis ini kerap kali digumlkan dalmn pcmelih<mtan
1r yang cukup untuk bisa beroperasi. rule pclay<lf<m ym1g panjang dimana pcngcndap<m cepat te~jadi
:ekurcmgmmya meliputi l~ju produksinya rendal1 dibmldingk<m dan pemhuangan secant konvcnsional kc lu<lf Iokasi tidak
cng<m kapal-kapal keruk dengan kegiatan pengeruk<m yru1g ekonomis. Metode pengcrukan terg<mtung pada material yang
cmtinyu, dan kedalaman pengerukannya terbatas. <Lkan dibmmg d<lfi saluran dcng<m laju produksi lebih ccpat
1esin yang diopcrasikan dengm1 kabcl dapat mcngcruk lebih dclfipada material y<mg akan kcmhali secclfa ahuni. K;~rcna tidct.k:
alam daripada mesin hidraulik. Konstruksi mesin yang perlu untuk herlayar ke Jokasi pemhuangan. d<m pnxluksi tetap
iopem-;ikml dcngan kabcl bia.-.anya tidal< rata dcm relatif kurcmg herjalan terus, mal<a perlu diatur kapasitas pompa kcruk dan
aik. Selain itu, wa.ktu opcrasinya lchih lmnhat dan hiaya koi1sentrasi material padat yang dapat llipompa schagai
wdalnya lchih hcsar daripada mesin sccara hidraulik. Dcsain persy<lfatan produksi.
<Ill konstruksi cenderung untuk tidak diul<mg, scdcmgk<m untuk Kclebihan kapal kcruk "side casting" adalah laju produksinya
1esin hidraulik dihuat d<lfi model das<lf, hanya ponton d<m tinggi scc<lfa menerus. Kckurangannya adalah hahwa hasil
~ngan penggalian dibuat herdasarkan pada tujuan
kerukan h<mya dctpat dihucmg tida.k jauh ll<lfi tcmpat pcngcrukm1.
cnggunammya. Mesin ym1g diopcrasik<m dcngm1 kabel hanya schingga material cepat kemhali. Sclain itu juga dapat
apat hckc~ja satu arah pcngungkit y<mg diluL-.ilkml olch lcng<m menimhulkan dmnp;t.k: negatif lingkung;m, k:~rcna kckeruhan
ippcr, tctapi mcsin hidraulik dapat mcngisi scluruh ember, dan air <Lkihat hut.inm halus cukup tinggi.
1engangkat bongkah-hongkah batu hesar atau membelah
ntongan hidang batuan.

BaJ;ian X: Bendung, JJendun.~cm .•\'ungai. lri.~tl.l'i. Pcmltli. 495


SNI 19·6471.3·2000

ing dalam pemilihan kapal keruk, khususnya untuk memompa pembuangan, yaitu jenis-jenis dasar kapa.l keruk
.-jaan-peker:jean kecil. Pada umumnya hanya kapal-kapal hisap yang bergerak (lihat butir 4.2), kapa.l keruk cutter suction
. : di laut yang dapat berputar sendiri dan berpindah dengan (lihat butir 4.4), kapal keruk roda berember Oihat butir 4.5),
-1h tanpa bantuan kapal penarik dan kapal pendukung. dan kapal keruk hisap (lihat butir 4.6). J en is kapal keruk lainnya
hihan ini terutama untuk jenis kapal keruk hisap hopper yang memuat tongkang bermuatan dapat digunakan, tetapi
1!rab, dan kapal keruk cutter suction yang amat besar (lihat sebaiknya digunakan tongkang tidak bermuatan secara terpisal1.
4.2, 4.3, 4.4, dan 4. 7). Pada pengerukan bukan untuk pemeliharaan pantai, kadang-
kadang basil kerukan dapat langsung dibuang dengan
Debris pemompaan pada kondisi pasang yang tinggi.
,.ah dengan tumpukan sampah seperti tempat tambatan Petunjuk pemi.lihan kapal keruk yang biasa digunakan, disa,jikan
pah dan tebing sungai akan sukar dikeruk dengan dalaill tabel 3.
ggunakan kapal keruk jenis hisap kecuali jika daerah itu
.rsihkan dahulu dengan penggaruk dasar (lihat butir 4.17). 5.9. Kapal Keruk Untuk Pengerukan Batu
Ilk daerah tersebut jenis, kapal keruk grab lebih sesuai Pengerukan batu secara .langsung hanya mungkin dilakukan
~1akan. dengan menggunakan kapal-kapal keruk yang sangat kasar d<m
ltan: perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan resmi tentang berat serta sangat kuat. Beberapa jcnis batum1 mungkin dapat
huangan "smnpah" atau debris (lihat butir 6.4). langsung dikeruk, sedangkan yang lainnya mcmerlukan
perlakuan awal (lihat butir 9).
Ruang Ketja Terbatas Batuan yang dapat dikeruk tanpa perlakuan awal sebaiknya
al keruk hisap hopper yang bergerak (Iihat butir 4.2) dikeruk dengan menggunakan kapal keruk "cutter suction" yang
i mnya scsuai digunakan di daerah y~mg relatif luas. Namun
besar (lihat butir 4.4), kapal keruk "dipper" Oihat butir 4.11 ),
·mg-kadang kapal keruk ini digunakan jika ketentuan kapa.l keruk "backhoe" (lihat butir 4.1 0) atau kapal keruk rantai
~!gunmm sudah terpenuhi, walaupun pengerukannya relatif
berember (lihat hutir4.9). Kadmlg-karumg dapat digunakanjuga
II dan kurang etisien perlu dilakukan di daerah yang sempit. kapal keruk ponton gmh yang sangat bcsar. Petunjuk untuk
memudahkm1 pengeruk~m batuan dis<~jikan dalmn Gambar 18.
Jika daerah pengerukan secara terus menerus dipengaruhi
Kapal Kcruk Pemeliharaan hempm;cm ombak sedang atau besar, maka kapal keruk stationer
;erukan pemeliharaan (lihat tabel 1) biasanya meliputi kemungkinan tidak dapat digunakan selain kapal keruk grab.
buangan endap~m ha.lus yang baru diendapkan. Oleh karena Kapa.l keruk hisap hopper hergerak y<mg bergentk yang bcsar
kapal keruk ini tidak perlu dibuat kuat sckali atau s<mgat yang digabungkan dengan alat pcnghancur dari kepala
.t. Jika jarak ke tempat pembuangan cukup jauh, mal<a
pengeruk; dapat digunakan dalam herhagai keadacm batuan
::patan maksimum gerakan kapal keruk akan sangat sangat lumtk dan lapuk ben1t.
.entukan. Untuk kapal kcruk hopper ak<m menguntungkan Petunjuk pemilihan kapa.l keruk y<mg biasa digumtk~m disajikan
'hopper di desain khusus untuk pemuatan dan pcmbuangan dalaill tabel 4.
pengangkutan material balus
.ak pcngcrukan pcmeliharaan yang tcratur, ragmn jumlah
::rial y<mg harus dikeruk y<mg ditunjukan pada lc'lbel I adalah 6. Pengeru kan Uesar
ak. setiap kumpulan terpisah. Apabila jumlal1 ini mewakili 6.1. Pendahuluan
Faktor-f~tktor khusus scbagai tmnhah<m persyaratan tanah dan
ntuan pengcrukan pemcliharam1 tahunan, ma.l<a penggunaan
tl keruk bergcrak yang kecil dan ringan akan lcbih sesuai. lain-lain yang dihah<L" di bagi<mlain y<mg mungkin herpengamh
pada peker:jaan pcngerukan hesar, harus diperhitungkan dalmn
desain, pemilihan kapal keruk dan pengopem..,ian di lapangm1.
Kapal Kcruk Untuk Pengcrukan Bcsar Persyaratan-persyaraum klmsus ini dihahas dalcun hutir 6.2
:lln bcberapa hal, pcngerukan bcsar mencakup pcngcrukan s/d 6.10.
1agai jcnis material yang herhcda. Untuk itu diperlukan
yelidikm1tanal1 yang baik. Ketentuan-ketentuan pengerukan
gat bervariasi. Maka sangat diperlukan kcmampuan 6.2. Amunisi
1agatasi berbagai kondisi tanah dan altematif cara penger:iacm, Pembucmg<m perlengkap<m hah<m peledak ycu1g tidak diingink<m
1alnya pengguna.an berbagai metode pembuangan smnpah dengan penimhumm pada daerah pantai tcrtentu sudah hiasa
1 debris.
dilakukan. Selain itu juga dengan kunmg adanya pengawas<m
a umumnya kapa.l keruk untuk pengerukan hcsar berupa polusi akihat jenis pemhuangan terschut sclmna perang dan
struksi besar dan herat dengan kekuatml yang lehih besar timhulnya kchakar<m. Pada umumnya pcrkira:m pnsisi tcmpat
pemhuang~m yang khusus dkatat (didata) dm dapat ditcntukan
ipada jenis kapal keruk yang di desain khusus untuk
gerukan pemeliharaan. dari daftar survei laut setempat atau data lokal atma kcmilitenm.
mjuk tcntang kapal keruk yang hiasa digunakan dis<~jik<m atau dari h<L..,il pcnyelidik<m pada hadan/instansi yang terkait.
:liD tahel 2. Posisi pclcdak<m y<mg di;tkihatk;m olch kur;mgnya kcgiatan
pengawas:m mungkin tidak diketahui.
Kapal Kcruk Untuk Rcklamasi Lahan J ika keheradaan pclcd<tkan sudah dapat dipcrkirakan. maka
digumtk<m alat magnetometer Oihat hutir 2.10.2.4) yang dapat
pal kcruk yang digunakan dalam peker:jaan reklamasi lah<m memhmltu pendetcksi:m, <L"a.lkcm mnunisi itu mempunyai kadar
,us mampu bekelja pada beberapa tahap~m pencmpatan basil logam besi y<mg tinggi. Alum tctapi, jika komposisinya terdiri
:ukan di atas laban atau untuk pembcntukan lalum. Hal ini dari Jog~un hukan hesi atau plm;tik, maim kegiatan yang dapat
:~anya paling etisicn dicapai dengan pemompaan mclalui
memhm1lu ada.lah inspeksi sel:un untuk mengidcntifikcL"i ad.!mya
'tl!rapa pipa Oihat butir 8).
tempat-tempat cununisi.
nya hebcrapajenis kapal keruk tertcntu yang dapat langsung

/Jagicm X: 11£-ndung. lkmlungcm. ,\"ungai. Jrigctsi. Jtwtlcti. 497


SNI 19-6471.3-2000

Palla umumnya kapal keruk mcmerlukan pclayanan (sarana Kclcbihan kapal kcruk jcnis ponton (lihat butir 4.6) a
pcmmjan!! ). kccuali hi Ia di lakukan de kat dinding dennaga a tau bahwa hangunan kapal ini memberi kebcbasan heropet:1
jeti. Contoh-contohjcnis tipikal sarana penunj<mg dipcrlihatkan taut he has. Beherapa jcnis kapal keruk hisap stationer be~
dalam Gam har I dan 2. dapat diopcra."ikan mcnjadi kapal kcruk hisap berpalka:
hergcrak dan sehaliknya.
4.2. Kapal Ken1k Hisap Berpalka Berger;tk Proses pcnghamhluran dan pcnghisapan tanah yang l
Kapal kcmk hisap hcrpalkan yang hergerctk (libat Gmnhar 3) dikcruk dapat dibantu olch semprotan bertekanan ~
adalah kapal yang scsuai di!!unakan di sungai, pantai atau taut sckcliling pipa hisapan. Prinsip ini dapat dikembangkan 1
dalam. Jan y~mg m;unpu mcmuat hasil kerukan sendiri dalam mcrnindahk<m material y<mg tidak diinginkan, seperti le~
suatu ruang yang disehul palka (hopper). Pengerukan dan a tau g<unhut dari material yang terdapat dibagim1 bawah I~
pcmuat;m basil keruk<m Jilakuk;m dengan menggumtkcm pompa teratas.
scnLrifugal d;m di l;tkuk;m sclmna kapal hcrjahm. Bongkar muat
hias~mya dilakuk;m Jeng;m cara memhuka hagi;;m Jasar palka 4.4. Kapal Keruk Potong Hisap
alau kadang-kad~mg dihuang dcng;m pompa ke pantai. 4.4.1 Umum
Kclchiban kapal keruk jcnis ini adalah relalif tah<m terhadap Bcntuk umum bangunan kapal keruk potong hisap ~
cuaca huruk Jan kondisi taut, pengoperasiannya tanpa alat herbentuk ponton segiempat (lihat g<unbar 5), walaupun l
pcnunjang lain, mcmherik;m dmnpak yang keciljika digunakan keruk yang san gat bes<rr dapat berupa kapal. Kapal keruk ~
Jacrab y;mg pclayarannya rcunai, mcunpu mcng<mgkut basil hisap dapat dilengkapi baling-baling, walaupun umumnyaj
kcrukan cukup jauh. produksivitasnya rclatif tinggi, serta mempunyai baling-baling. Pengerukan hanya hisa dilaM
mohilisasinya scdcrbana dan murah. pada s<tat kapal keruk ditambatkan dengan cara tertentuJ
Kckurm1g:mnya adalah tidak mmnpu untuk mengeruk material terdiri dari kegiatan awal pemotongan, penghisapan
kcrw;. tidak mcunpu hckcrja Ji Jacrah navigasi yang terhatas, pemompaan ke tongkang atau lehih lazim melaluijalur pij
pcka tcrhadap kehcrada<Ul pcnumpukan smnpah atau debris, daeral1 pantai yang jauh untuk pembuangan atau rekla
Jan ccndcrung untuk mcngh<unhurkan material halus selama lokasi. ~
proses pcmual<Ul. Kelebih<m kapal keruk potong hisap adalah sebagai bern
Kcm<unpuan kapal keruk jenis ini hiasanya dikclompokkan 1) Mcunpu mcngcruk material yang sang at heragcun term
mcnurut kapasitas maksimum palka, yang bias;;mya herkisar batuan lunak dan mcngangkutnya dengcu1 pcmompaan term
antara 750 m~ smnpai 10.000 m~. air y<mg dihisap langsung ke tempat pembuangan atau ill
Ujung pengmnhilan dari pipa hisap disamhungkan dengan alat reklmnasi.
garuk atau dragbcad yang didesain untuk memaksimalkan 2) Mcunpu beroperasi di pcrairan dangkal, dan menghasi
jumlab hutiran yang dibisap d<rri dasar taut. Alat g<rruk bias<mya da"ar yang cukup rata dengan laju produksi ycu1g relatiftii
dikonLrol dengan sistcm pengatur yang bekerja an tara alat garuk
Kapal keruk potong hisap biasanya digolongkan mell
dan derek. Sistem ini dapal juga mengurangi pengaruh
dicuneter pipa yang berkisar an tara 150 mm-11 00 mm,
pcrgerakan vcrtikal kapal relatif tcrhadap dasar taut akibat
berdasarkan tenaga penggerak kepala pisau y<mg berkisar aJ
gclomhang.
20.000 tenaga kuda, atau untuk kasus kapal keruk yang~
Untuk memperolch kincrja y<mg optimum, "draghead" harus
besar hcrdasarkan total daya terpasang.
dipilih menurutjenis material y<mg akan dikeruk d;;mjenis kapal
Kepala pisau dapat digerakkan secara elektrik atau hidra
keruk yang akan digunake:m. Jika basil kerukan yang barus
mencakup mulut pipa hi sap dari pompa kapal keruk sentrifl
di<mgkut bcrsifat sangat kohcsif atau berisi butiran yang relatif
Kepala pisau dipasang pada bagian ujung sLruktur h~ja:
hesar, maka kcterbatas<Ul buka<m pintu pembuang atau katup
disebut tangga, yang juga digumtkan scbagai pendukung
pembuang ak<m sangat mempcrp<mjang waktu pembuangan.
hisap. Tangga dipasang pada bagian utarna bangumm del
Kapal kcruk hcntuk helah telah dikembangkan untuk
sendi yang kuat y<mg memungkinkan pergemkan dalmn bij
mengurangi masalah ini. Seperti ditunjukkan dalam
aral1 vertikal. Tangga diturunkan dan dinaikkcu1 dengan ban
Gambar 3.
derek (atau kadang-kadang dengan silinder hidraulik) J
Apabila tujuan pcket:jaan adalal1 untuk reklmnasi laban, maka
dikendalikan dari jembatan.
lebih baik dilakukan pemompaan basil kerukan dari palka
langsung kc daeral1 reklcunasi. Bcberapa kapal keruk bisap Bangunan ponton utama terdiri dari pompa kerok, mesin ul
herpalka yang hergerak dirancang secara khusus untuk dan mesin tambal1an, penggentk dan peralatan lainnya.
membantu kegiatan ini. Karena pompa kcruk jenis ini biasanya Pengaturan posisi dan pengendalian kapal keruk bias~
mempunyai tinggi tekcu1m1 yang rendal1, maka kapal keruk ini dilctkukan dengm1 penggabungan operai tiang jangkar (
tidak dapat mcmompa basil kerukan secara normal melalui Gamb<lf 6) dan derek. Kadang-kadang hanya arab dan
jaringan pipa yang panjang kecuali jika digunakan pompa dioperasikan dengan menggunakan derek S<~ja, tctapi s~
pembantu. jarang hanya tiang jangkar yang dipakai.
Pembuangan basil kerukan dari pompa keruk ke par
dilakukan melalui burit<m kapal ponton ke pipa karet yangl
4.3. Kapal Keruk Hisap Stationer Berpalka
atau penyambung ye:mg lentur, yang selanjutnya dis<unbuniJ
Scuna seperti kapal keruk bisap berpalka yang bergerak (lihat
ke pipa apung, yang discunbungkan ke pipa di p<mtai. Kadt
butir 4.2), kapal keruk hisap stationer berpalka (lihat Gambar
kadang dapat digunakcul 1alur pipa dasar laut.
4) adalal1 kapal ycu1g memiliki beberapa sifat kapal keruk hisap
berpalka yang bergerctk. Biasanya fungsi kapal keruk bisap sta-
tioner berpalka adalall untuk mengeruk material pasir dan ma- 4.4.2 Jalur Pipa
terial butircm padat untuk penggunaan reklcunasi atau agregat Jalur pipa dapat mendukung efisiensi operasional kapal kt1
bcton. potong hisap. Proses angkutan cairan dapat berjalan efL'

492 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 19-6471.3-2000

1, maka kapal-kapal tersebut hanis dimoditkasi terlebih LampiranA


)J. Daftar lstilah
ab batuan yang tidak dapat dikeruk oleh kapal keruk hisap
lllg telah di dorong ke sam ping oleh kapal keruk mekanik, Pengerukan agitasi/
harus dibuang. Kadang-kadang bongkah batuan amat pengadukan Agitation dredging
-;ehingga pemhuangan harus dilakukan dengan altematif Kapasitas ember Bucket capacity
Faktor pengembangan Bulking factor
~e yang bial\a digunakan adalah sebagai berikut: Penutupan Capping
'eledakan yang diikuti dengan pengerukan meng- Alat penyebar Diffuser
Junakan "grab". Daya muatan kapal Draught
wengerukan sepanjang bongkah batuan dilakukan dengan Kapal keruk Dredger
1
j<J.embuat lubang sehingga bongkahan tersebut jatuh ke Pengerokan Dredging
Jalam lubang tersebut yang terletak di hawah tempat Bongkar muatan kapal Haul distance

l
:•engerukan (hal ini kemungkinan dapat menimbulkan
nasalah pada peker:jaan pengerukan yang akan datang).
·>enjaringan bon. gkah batuan dengan menggunakan jaring
:abel dari kapal penangkap ikan yang disesuaikan secara
:husus (hal ini hiasanya akan berhasil bila dalam keadaan
deal atau baik).
Kapasitas "hopper" atau
palka
Kepadatan setempat/1
pangan
Reklamasi laban
Pengerukan pemcliharaan
Pengerukan berlebih
Hopper capacity

In situ density
Land reclamation
Maintenace dregdging
Ove rd redg ing
Pengerukan Pasir Bergradasi Baik Secara Alami Dasar laut Sea bed
hergradasi baik secara alami biasanya terjadi di lapangan Pengendapanlumpur Siltation
~gga material memadat bersama-sama dengan butircm lebih nang jangkar Spuds
~yang mengisi sebagian hesar pori an tara butiran yang lebih Terowongan menerus Continuous tunnel
1 Pasir almni tersebut mempunyai ketahanan penetr<LI\i yang
Kincir Tumbler
(. dan hila dihuang dari dasar laut ke "hopper" akan Tinggi basah ponton Draught
1hentuk kemhali ke massa padat yang sulit untuk dibuang. Bahan rombakan Dentritus
J keruk yang tidak dapat mendesak dan mendorong angkat Alatgaruk Drehead
· waktu penggalian, seperti kapal keruk grab kahel kawat., Aliran sampah bahan Spoil
akan berhasil dengan baik untuk pasir bergradasi Pompa angkat antara Buster
secara almni. Bangunan krib menjorok
rial terse but akm1 sulit mengalir dari "hopper". Dalam ke laut Jelti
per" yang dioperasikan dengan pintu berantai, pasir di Palka hopper
:tr rantai akan mengalami pemadatan (konsolidasi) dan Pompa pembantu buster
mbulkan tegangan rantai sehingga pintu-pintu tersebut Potong hisap Cutter suction
tetap tertutup. Tongkang barges
~ngkinan pelengkungan massa pa'>ir akan mengganggu Kapal keruk hisap berpalka
~rukan, sekalipun pintu-pintu dasar terbuka, atau jika "hop- yang hergerak Trailing suction lwpper
terpisah, maka badan kapal sebagian akan terpisah. Kapal keruk hisap staioner
berpalka Stationary sucction hopper
dredger
Jangkar Anchors
Kepala pisau Entterheads
Kapal keruk roda herm her Bucket elwin tlredgerr
Kapa.l keruk nmtai
berember Bucket chain dredger
Kapal keruk side casting
atau tiang Side casting orr boom dredger
Pompa scm prot Jet pump
Tekan angkat udara Air l{ft
Batu api Flints
Bonggo.I Nodules
Hutan rusher
Pclengkungan arching

Bagian 8: Bendung, Bendungon ..\'ungoi, lrigasi, Pcmtoi. 499


SNI 19-6471.3-2000

mengemk pasir. dimana kemampuan bergeraknya lebih cepat sempuma, terutmna di perairan dalam atau dalam arus ai
ke daerah yang belum dikeruk. maka pola penempatanj<mgkar sangat k.uat. Ragam bahan yang secara ekonomis dapatdl
lebih disukai dari pada yang kombinasi jangkar dan Liang tm1pa perlakmm awal s~mgat terbat<ts.
s~mgkcu·. Kapal keruk ponton ini biasanya digolongkan menurut kaJ
maksimum grab ymlg berkisar antara 0,75 m3- 12m3.
4. 7 Kapal Kcruk Grab Hopper
Seperti halnya kapal kcruk bcrpalka ym1g bcrgerak hisap (lihat 4.9. Kapal Keruk Rantai Berember
hutir 4.2). kapal keruk grab hopper juga berhcntuk kapal (lihat Fungsi kapal kerok ini (lihat Gmnbar 10) dapat dicapai ~
Gmnhar X), tetapi pemuatmmya deng<m menggunak<m derek menggunak.<m rangkaian ember yang menerus, untuk mel
hesar yang dipasang di geladak kapal dan tidak dengan material dari d<L"<If laut smnpai ke atas air. Ember-ember te
mcnggunakan pompa-pompa hisap. Pemuatan dilakukan dibalik pada waktu melewati puncak kincir dan mcnump
l:mgsung dalmn kead<1m1 dimn deng<m j<mgkar d<m jumlah derek muatan ha'\il k.eruk.an ke dalmn k.apal-k.apal dismnpingo
hiasanya tidak lcbih dari empat. Kapasitas palka (hopper) R<mgk.ai<m ember yang berat didukung oleh t<mgga b~
hias:mya scd<mg dan tidak lcbih dari 1500 m\ Satu-satunya penggerak.listrik atau hidraulik. melalui puncak k.incir.1
cara pcmhuang:m dilakuk<m deng<m pembuka<m pintu yang ada tcrsebut disusun pada sumbu sebuall ponton segiempal
di dasar kapa.l. p<mj<mg. Penempat<m dan pergerakan ponton dilakukan d
Kapal keruk grah hopper memiliki hchcrapa kelebih<mtertentu. c<lfa pola 6 buall derek d<m jangkar (lihat Gmnbar 11). •
Kapal itu mcmuat hm;il kemk.an hm1ya dengm1 sedikit gangguan utcuna biasanya memberikan reaksi sangat kuat pada
atau pengenceran dan karena itu hopper dapat diisi penuh penggalian d<m digunakan untuk melanjutkan k.apal k.eJ
dcngan hahan hutinm padat. Pemuatm1 deng<m grab juga lebih pennukam1. Keempat sisi derek digunakan untuk meDJ
hanyak digunak:m dari pada dengan pemompaan yang dapat kapal keruk. melintcmg melintasi pennukaan. Derek b
mengur:mgi pengaruh smnpah atau debris. Oleh karena itu, mengatur k.eseimbangan menyeluruh gaya-gaya pl:L'\ang
sampah atau debris dapal diatasi lebih mudah, walaupun atau perubahan reak.si penggalian.
hehcrapajenis sampah tertelllu, seperti kabcl, kabcl tmnbat dan Kapal keruk. rantai berember bicL'\anya memuat lcmgsu
rantai.dapat menimbulkan masalah selama pembuangan, pcralm, tetapi dalam aplik.a"i khusus digunak<m pompa
misalnya menjerat d<1sar bm1gunan pintu sehingga pintu-pintu mengangkut air, atau dalam aplikasi pertambangan ·
sukar ditutup. Masalah ini dapat diatasi oleh tim kerja langsung disalurkan k.e tempat pemroses<m yang herdek
hcrpengalcumm y<mg hcketj a deng<m memisahk<m material yang Gaya penjebol yang beket:ia melalui ujung pemotong 1
amal sulit dan memuatnya di atas geladak. sebagai smnpah atau gigi-gigi mungk.in cuk.up besar. Apabila penge
buan!!an di pmllai. Kisi-kisi lo!!mn hcsar yan!! dipasan!! di atas dilak.uk.an pada material keras, sepcrti lempung lck.at a tau 1
palk<;dapat mencegah debris, t~tapi mungkin dapat mer~gunmgi lunak., mak.a k.apal k.erok. harus cuk.up kuat dan dile~
laju produksi. Grah dapat juga dipas<mg dengan baik pada dengan ember-ember khusus yang k.onstruk.si lebih
pengerukm1 daerah yang terbatas, seperti sep<mjang dennaga, k.apasit<1snya lebih k.ecil rum rangk.aiannya lcbih lmnbal
jalan m<L-;uk kc galangan, d<m sekitarjeti. Pcngcrukan ini tidak
dapal dilakukan dengan jenis kapal keruk lain, kecuali Kadang-k.ad:mg untuk. pengcruk.an batuan, dapal digu
dilcngkapi dengan alat perata d<L'\:If. Kedalmnan operasi grab gigi-gigi garpu belah sebagai pengganti untuk. setiap du
hanya dibatasi oleh kemmnpuan kabel b<~ja yang dililitkan pada ti!!a ember. .
gulungan derek. Oleh karena itu, kadang-k.adang dapat K~lp:L'\ilas ember dapat berkisar <ml<rra 150 L-± 1250 (
dilak.ukan deng<m mengeruk smnpai k.edalmnan tertentu dengan k.ecepatan ember berkisar antara 0-30 cmher per 11
menggunak.<m k.apal k.eruk. grab, y<mg tidak mungk.in dilak.uk.an tergantung pada material yang akan dik.eruk.
menggunak<m k.apal k.eruk lain dengan uk.unm s<:una. Konstruk.si berat k.apal keruk rantai bercmber,
Kekunmg<m kapal keruk grab hopper adalah laju produksinya digabungk.an dengan sistem tambat<m derek lentur. memb!
relatif rendah dibandingkan dengan jenis k.apal k.cruk lainnya k.emungk.inan pengoperasi<m di perairan pesisir pantai d
d<m untuk. mendapatk.cm penyelesaicm da'\ar yang datar d<m teliti k.ondisi ombak yang tenang smnpai sedm1g.
sm1gat suk.ar dicapai. Kek.urangan k.apal keruk. ember ini adalah j<rrak rantai j~
Kapal k.eruk grab hopper biasanya digolongkan menurut cuk.up jauh sehingga mengganggu pelayaran; tcrgcullun~
volumenya. muatan perahu sehingga mengurangi kescimb~
pengopera'\ian daerah rek.lmnasi atau pengurugan; etisie.
4.X Kapal Keruk Ponton Grab rendah hila diperlukan hanya untuk mcmbuang ~
Peralatan pengeruk.an d<rri kapal k.eruk. ponton grab (lihat dangk.al; tingk.at k.ebisingannya cuk.up tinggi diband~
Gam bar 9) pada dasamya sama dengan kapal k.eruk. grah hopper k.apal keruk lain sehingga pcrlu dipertimb<mgk:m, dan
(lihat butir 4.7). tetapi k.apasitas mak.simum ember grab dan material k.ohesif tertentu yang cenderung Jek.at mcmungli
dereknya jauh lebih besar. Kapal. k.eruk ini memuat perahu k.egagalan ember dalmn membuang basil keruk<m.
hopper terpisah Oihat lmnpiran B). Hal ini memungk.ink.an
pengoperasian pengeruk.an yang terus menerus dan 4.10. Kapal Keruk"Back.hoe"
mengh:L'\ilk:m h~ju produk.si k.eseluruhan yang lebih tinggi. Kapal keruk. ini (lihat Gambar 12) telah dik.cmb<mg.lca!
Kelebihan kapal k.eruk. ponton ini adalah dapat mengeruk tanall alat penggali "backhoe" untuk pek.et:jaan di udara. sedai
k.eras tcmpa dipeng<lfllhi debris atau k.adang-kadang bongk.ah- mesin di darat bia'\CUlya dipa'\allg di ala'\ dudukan llcroda,
bongkah k.ecil. k.eruk dipa'\allg dipa'\CUlg pada dudukan yang terletak. pat
Kekurangannya adalah lc~ju produk.sinya relatif rendah dan tiang jmlgkar ponton.
penyelesaian da'\amya jelek. Kadang-k.adang. mesin yang bia<;a digunakan di darad
Penyelesa.i:m d<L'\<If pengerukan sangat tergantung pada opera- digunak.an dalmn pek.erjaan pengerukan di taut. Bag ian t
tor k<rrena kesulit<m untuk mencapai pertcunpalan dasar yang ini sebagian tidak. tcrpak.ai untuk. aplika.;i pengerukan pe~

494 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


Pcrsyaratan ·lapangan Pcnank
~==============~~~~~~~~~~ag
Pcnarik Cutter Roda
............................................................I
Grab Grab Ember Backhoe D1ppcr
Mi. .~
fongkangtak
Standar Ringan suction bcrcmbcr hopper pontoon bcrmuatan
---
Bahan dasar
• Lanau lepas l l I I 2 2 2 2 3 I
- Lanau kohcsif I l 1 I l
- Pasir halus
I I 2 3 I
I I I 1 2 2 I 2
- Pasir scdang 3 I
I 1 I I 2 2 I 2
- Pasir kasar 2 I
1 I I 12 I I 2 2 I
- Kerikil 1 2 1 I I 1 I I 1 I
- Lcmpung lunak 1 2 3 I I 2 I 2 2 I
• Lcnipung scdang 2 3 3 2 2 2 I I 2 2
- Lempung kaku 3 N 3 2 3 3 I I I 3
- Bongkah batuan N N 3 3 2 2 2 I I N
- Batuan sangat lcmah 3 N I 2 3 3 2 I I J
- Batuan lcmah N N I 3 N N 3 I 1 N
- Batuan lcmah scdang N N I N N N N I 2 N
- Batuan dengan 2 N 3 N 3 2 2 I I N
perla~-ukan awal

K,~disi laut
- t5trairan tcrtutup
- Pcrairan tcrpcncil
- Pcrairan bcbas
N
I
I
3
I
2
I
I
I
2
I
I
I
I
l
2
I
I I
2 I 3I
3 3 3 N 3 2 3 N
t::::l Pcmbuang ke :
::;:,
:>Q - Pantai 2 I I N N N N N I
::;:,
;:: - Pasang I 2 I N N N N N N
Oc - Laut I 3 3 I I I 1 I N
t::::l
"'
;::
§-
Jumlah
;:: < 100.000 m3 2 I I I I I 2 I I I
~
< 250.000 m3 I 2 l 1 2 2 1 1 2 I
:;::,
< 500.000 m3 I 3 I I 3 3 I 2 3 I
"'
~
;::
> 500.000 m3 l 3 l 1 3 3 1 3 3 I
:r.: Lalu-lintas berat I l 2 2 2 3 3 2 2 2
::;:,
::: Pekerjaan terbatas 3 3 3 3 I I 3 1 2 2
:r.
;;:
K.WlCI
;::
:r. l =cocok; 2 =dapat ditcrima: 3 = kccil; N = tidak sclalu cocok
::;:,

Catatan: Faktor-faktor lain yang tidak dirujuk dapat mcmpengaruhi pemilihan kapal keruk; Tabcl hanya mcmbcrikan pctunjuk tcknik awal
---:;-::;:, rn
...~
.r;

~-
~
...,.,.
'"':::
::;:,
~
::;:,
...
~
1\)
U1
0
...II. 8
SNI19-6471.3-2000

4. 14. Kapal Kcmk Pompa Scmprot 4.17. Alat PeraLa Dasar dm1 B<~jak.
Pompa scm prot (lihat Gamhar 16) dapat digahungk<m kc jcnis Alal peratct das<lf (lihat Gmnbar 17) k.adang-kadang disebut
kapal kcruk apa saja yang hckcrja dcngan prinsip pcnghisap<Ul. h~jak. hukan kapal keruk, tetapi adanya pcrgerakan material
tctapi hiasanya tcrhatas pada jcnis hisap<Ul datar, scpcrti kapal dao;ar laut atau yang menyebabk<ID meninglmb1ya larut<ID harus
keruk hisap stationer hcrpalka (lihat hutir 4.3) dan kapal kcruk dapat diangkut oleh alir<ID air alami.
lusap <lihat hutir 4.6). Kapal-kapal tcrschut dapat juga Fungsi alat perata dao;ar sangat baik bila dibandingkan dengan
di!!unakan untuk mcmhucmg gas dcu·i hasil kcrukan dcng<m fungsi huldozer atau a.lat perata t<mah. Smna seperti mesin-mesin
pcrlakuan utmna produksi ha.han-hah<m y<mg mcng<mdung gas untuk tanah, alat perata dasar juga hanya dapat heker:ia efektif
dalam jumlah yang hcrarti. Pompa scmprot hiasanya mclint<tsi jarak yang pendek. + 100 m. Apabila hasil k.erukao
ditcmpatkan pada ujung pipa hisap. pcrlu dibuang lebih jauh, maka urnumnya lebih ekonomis
Kclchihan pompa scmprot adalah kcmmnpuan mcngcruknya dcngan mcngeruk dan mengm1gkut basil k.eruk~m dalmn sebuab
lchih dal;un dan dapat mclanjutkan pcngcruk<m dcngan grab "hopper" atau dengm1 pemompaan.
hisap hclakang tanpa rcsiko kavitasi yang tidak diinginkan Alat pcrata dasar kerap k.ali digunak.an bersama-sama deng111
< asumsikan sistcm yang didcsain dapat digunak.an untuk kapal keruk hisap "hopper" y<IDg bergerak hisap (libat budr
pcngnpcrasian dahun kcadacmtcrhcnmn), rcsiko hmnhat<m pada 4.2). Alat ini dapat digunak.an untuk. menyedot basil k.erukal
jalur pipa y<mg pcndck lchih kcdl jika dilakuk<m pada jalur dari daeral1 ymtg bclum dik.eruk k.e k.apal k.eruk. hisap "boppe(
pipa yang panjang llm1 hiayanyapun scdikit hila digunakan y<mg hcrgerak., at<m untuk meratakan bagirul-bagi<m y<mg masill
dal;un pcnycdotan hahan ahrasif. tcrtinggal oleh k.apal k.eruk. hisap "hopper" yang bergerak. karenll
Kckurang<m pompa scm prot adalah mcnurunnya ctisiensi secara lintasan atau sebah Jain.
menyclumh. hila dih<mdingkml dcngan pompa scntrifugal ymtg
mcnycdnt material hutinm padat, dan hagi<m ujungnya h<mya 5. f»etunjuk Pemilihan Kapal Keruk
untuk mcmhmmg hasil kcrukan mclalui jalur pipa. Olch karcna 5.1. Pendahuluan
itu,jarak pcmhmmgan maksimum mcnjadi lchih kedl dmipada Pengerti<m tcnt<IDg kapal keruk dm1 metode-metode yang biai
dcngan mcnggunakan pompa scntrifugal. digunakan dapat memherik<m rna'\ukcm pada desain ym1g etisiE
Untuk jarak pcrnhucmgan y<mg lchih panjang atau tinggi tek.an d<m lebih ekonomis.
yang tinggi. pcrlu digunakan pompa scntrifugal konvcnsional Pemilih<m kapal keruk dipengarubi an tara lain olch faktor-thlcb
yang menycdot material hutiran padat, sehingga dapat tisik sepcrti jenis pckct:ia<ID, jcnis tanah, kondisi setempat da
memhcrikan tmnhalum tinggi tckan. volume material yang ak.an dikcruk.
Ada berhagaijenis kctpa.l keruk y;.mg dapatdigunakcm dilakuk.
4.15. Kapal Kcruk Tekan Angkat Udara untuk pcngerukan. Dalam beberapa hal, khususnya pa~
Kapal kcruk tekan <:mgkat udara Oihat Gmnbar 17 untuk metode pekct:imm skctla kccil, pemilih<m kctp<Ll kerok. s<mgat dipcngarn
pemuatan) dapat mcnycdot hasil kcrukan mclalui pipa dengan oleh ketersediaan kapal k.eruk. atau pcrtimbangan ek.onomis.
cara injcksi tekan udara hingga bagicm pipa tcrbcnmn yang Keputusan pemilihan kapal k.eruk. barus diperhitungkJ
paling jauh. Deugau adanya udara yang ikut masuk, maim terhadap kondisi sctempat dan persy<Lrat<m secara kescluruhli
kerapatan cmnpuran material akan mcnurun sebingga basil
Petunjuk awal pemilih<m kapal kcruk untuk pekcrja<m-pekerje
pcmhucmgan meningkat.
k.husus ditunjukk<ID dalam tabel 1 s/d t<tbcl 4.
T;.ma.h Icpw; yang halus tennasuk. Ianau dan pasir balus, dapat
mcngalmni crosi d<:m tcrbawa Iarutan dalam aliran air. Hal ini
ak.<:m tcr:jadi deng<m lancar, hila pcmbmmgan material halus 5.2. Penggunaan Tabel 1 s/d Tabel 4
dialirk.an ke air yang dalmn. Tabel-tabel 1 s/d 4 telah mengak.omodasi pengalmnan dl
Kelebihan sistem itu adalal1 sangat sederhana dan adanya berbagai kondisi lapang<m, dalam rncnentukan jenis kapal ker
bagian-bagian bergerak. yang terbemun. Penggunaan k.apal y<IDg sesuai untuk digunak.an. Kesesuaian tersebut ditunjukk
kcruk yang kedl tcntunya akan s<mgat ring<m dan scsuai untuk dalmn tabel dcngan angk.a 1 smnpai 3, atau hurui"'N" Yll!
digunak.<m juru selcun. menunjukk.an bahwa kapal keruk tcrschut tidak. sclalu sestJ4
Pada umumnya kapaJ keruk tekcm <mgkat udara digunak.an untuk Penilaian <IDgka rendal1 menunjukk.an bahwajcnis kapa.l ketJ
membersihkcm cndapan di dalcun air secara scderhana yang ada tersebut scsuai dcnganjenis pekcr:jacmnya. Faktor-faktor klnJ!l
di sekitclf rongsok<m atau hmtguncul, dan untuk membcrsihk<m juga harus dipertimbangkan terhadap jenis kapal keruka·
pondasi tcrbemun dcu1 sebagainya. menunjukkan "tidak selalu sesuai". Karena tabcl-tabcltcrse
h<mya mcmberikan petunjuk umum tentang k.esesuaian ·
k.eruk.
4.16. Kapal Keruk Amphibi
Kapa.l kcruk bias<mya tidak diperhitungl;an secard pasti, tef.t
KapaJ keruk cunphibi umumnya lcbih kecil d<ID dapat bekcrja
dengan pendekatan sederhana terhadap beherapa fak.tl
dalmn air d<IDgkal, yang bia'\mlya tidak rapat dioperasik<ID oleh
sehingga diperoleh basil keija kapal keruk. yang optimum unll
kapal-kctpal konvensional.
sebuab pekcrjaan k.husus.
Pada umumnya kermunpu<ID mnphibi dibatasi h<IDya untuk k.apal
Beberapa aspck haik dari peker:ia<m pcngcrukcm k.ltusus d
k.eruk ponton grab y<mg k.ccil Oihat butir 4.8) dan kapal k.cmk.
jenis kctpal k.eruk yang memerlukan pertimb<IDg<m khusus tidl
cutter suction yang kedl (lihat butir4.4), y<IDg memungkinkan
disajikan dalam tahel-tabel tersebut di atas. Hal ini diballl
kapal tersehut untuk menghindari bangun<ID yang menghambat
dalam butir 5.3 s/d 5.9.
saJuran selama kapal digunak.<ID untuk pemeliharaan saluran
dan kcu1al.
5.3. Mobilisasi Kapal Kcruk.
Kemudah<ID mobilisa"i kapal keruk atau pemlx>angan aura
tempat pengerukan yang herbeda merupak<m pcrtimhan8

496 Bagicm X : Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pcmtai.


----- ·-- ---
---·

Tabel 4. Petunjuk pemilihan kapal kcruk untuk pcrlakuan awal batuan dan pcn~erukan -
Persyaratan lapangan Driver Floating Jack up Pcnarik Culler Roda Ponton Ember Backhoe Dipper
driller pontoon pontoon standar suct!on bercmber grab

Bahan dasar
- Batuan sangat lunak N N N N I 2 2 1 I I
- Batuan lunak 2 N N N I 3 3 2 1 I
• Batuan lcmah scdang 2 N N N I N N 3 3 2
- Batuan dcngan N 1 1 2 2 3 2 2 I 1
pcrlaku:m awal

Kondisi laut
- Pcrairan tcrtutup 1 1 3 N 2 2 1 2 1 1
- Pcrairan tcrpcncil 2 I 2 1 1 1 1 1 1 1
- Perairan bcbas· 3 3 1 1 2 3 3 2 3 2

Pcr@uang kc ·
PVJ .
- &Atat N N N N I 1 N N N N
- Pasang N N N N N N N N N N
- Laut N N N I 2 2 1 1 1 1
t.:::
~
(>:

§" Jundah
Oo:

t.::: < 100.000 m3 I 1 2 3 2 2 1 2 1 2


~
§- < 250.000 m3 2 1 1 2 1 1 2 I 2 1
~ < .500.000 m3 N 1 1 1 1 1 3 1 2 2
~
~ > .500.000 m3 N I 1 1 I I 3 1 3 2
::::
~ La1u-lintas berat N 2 I I 2 2 2 3 2 2
::::
:r:
§ Pekerjaan terbatas 1 I 3 3 3 3 1 3 2 2
:r Kunci
~-
:;:
~ I • cocok; 2 = dapat ditcrima: J =kccil; N =tidak sclalu cocok
:::- (/)
~-
~

Catatan : Faktor-faktor lain yang tidak dirujuk dapat mcmpcngaruhi pcmilihan knpal kcmk Tabcl ini hanya mcmberikan pctunjuk tcknik awal ...'P~
-

::.~

::.
,.
01

...
""-I
-.
~
Cf
1\)
U'l
0
(.,) 8
SNI19-6471.3-2000

Di daerah-daerah y~mg sudah diketahui adanya amunisi, dapat 6.6. Tmmh Gambut
dicoha metode penjm·ingan untuk menemukan amunisi di Tanah gambut mungkin sukar dikeruk karcna kepadatan
permukaan dan hawah pcrmukaan sehelum pengerukan rcndah, mengandung kadar gas dm1 cenderung mengemb
dilakuk:m. dengan cepat pada waktu pemhuangan tana.h y<mg berlehil
Pcrtimh<mgan-pcrtimbmlgan yang harus dilakukan sebelum Bila pemuatan material ke dalam "hopper" dilakukan den
pcngeruk<m adala.h: pemompaan, maka heb<m maksimum ditentuk<m oleh Ia
(a) Divisi militer klmsus yang t.erkait harus dihubungi agar t<mah gmnbut dalmn material cmnpurm1. Pada pemompa::m y
dapat mcmhcrikan nasihal, dan hila mungkin untuk kontinyu, tidak ada tamba.han heban pada hopper setela.h <
memhersihkan agar tidak memhahayakan setiap dengan material c<unpuran. Jika dilakukan pemompaan
perlengkapan hahan peledak di Japangan. Biasanya pantai, maka yang terpenting .k.:'lpasitas daerah pembuan
peledakan di hawah taut ditangani oleh <mgkat<m taut, dan hasil keruk<m harus cukup hesar.
hah<m pelcdak di daratan, atau yang diletakkan di darat Dalam hal ini metode hisap sebaiknya dihindari.
sehagai hasil pengerukan ditangani oleh <mgkatilll darat.
(h) Pengawalan harus dipersiapk~m pada pengmnhilan dengan 6. 7. Balu Api
kapal keruk hisap untuk mencegah masuknya material Batu bulatatau honggol y::mg herkadar tinggi batu api dan t~
dengan volume hcrlebih. pada pennukaan endapan kapur lapuk, bias<mya hersifat sail
(c) Prosedur yang jelas untuk pelaporan dan kegiatan ahrasif atau muda.h rusak dan dapat menyehabk::m gm1gg:
pengeruk<m harus direncanak<m (disusun) d<m diikuti. Jaju pemompacm dan pembuangan material melalui jalur pi
(d) Bila herisik.o tinggi maka daera.h pengeruk<m yang peka Pengerukl:m akl:mlebih ekonomis hila menggunakl:m kapal ke
sehaiknya dilcngkapi dengan lapis haja pelindung untuk. jenis ember.
melindungi pegawai d:m kapal-k.apal k.eruk. dengan ciri-
ciri kemmman khusus. 6.8. Vegetasi (Tumbuh -Tumhulum)
Vegetasi ym1g lebat, dalmn bentuk. ganggang laut, alang-al~
6.3. Rongsok<m hutan, pohon bakau dan lain-lain dapat menimbull
Lokasi rongsok<m dengan volume tertentu hias<mya ditandai permasalah<m pada kl:tpal keruk jenis hisap.
pada peta kelautan, atau diketahui yang herwenang oleh Jumlah rumput liar yang hanyak dapat menyehabJ
pelahuhan lokal atau pelahuh<m umum. pcmompaan terputus atau mcnimbulk<m masalah pada sisl
Semua rongsokm1 di dalmn atau di sekitar dacrah pcngeruk<m, pendingin<m kapal kcruk atau kapal lain di lap<mg<m.
atau di dalam rute pelayanm antara daera.h-daerah pengerukm1. Bila jumla.h rumput liar yang cukup hcsar diperkirak<m <
tennasuk daerah pemhmmg<m harus diheri tanda deng<m jelas terjadi, maka lebih haik menggunak<m.kapal kerukjenis en
pada gcunhar k.etja, dan hila perlu deng:m memheri pelmnpung atau peralat~m y<mg terpisah untuk memhersihk::m rumput
di lapangan. segcra sehelum pengerukan dilakukan. Pemhuangan ~
Bila keheradmm rongsok<mlclah diperkirakm1 walaupun hclum k.eruk<m dari "hopper" dapat menimhulkan masalah. ·
diketahui dengan pasti. maka pendeteksian dapat dilakukan
dcngan cara penyclidik<m perum gema (side-scan sonar) (Jihal 6.9. Pengeruk<m Batu Bulat dan Bongkah Batmm
hulir 2.2.6).jlka rongsok<m herada di atas dasar taut, atau dcngm1 Batu-hatu hulat dan hongkall hatmm hiasanya tidak mu1
jalan magnetometer. dal:unjumlah y<mg hesar. Untuk itu dipcrluk<m pemilih<Ul k:
keruk yang sesuai. Akan tetapi, hatu-hatu itu hiasanya het
6.4. "Debris" dari daerah sungai es atau daerah gunung api, y:mg umum
Keheradaan "debris' atau scunpah seperti k.abel, rantai, han dan scbagai unsur utmna sungai es yang mengcndap a tau kumpl
rongsokl:u1 dapat mcnimbulkl:m dmnpak lingkung<m y<mg negatif agglomerate, dimmia identitikasi bongkah hatuan sangat l
pada pengcrukan, tcrut.ama yang menggunakan k.apal keruk dilakuk.an. Karena sebagai unsur utama dari mate.
jenis hisap. pengerukan, malca hatu-hatu itu merupakan hagian pen1
"Debris" dapal muncul di galangan kapal, tempat-tcmpal dalam pengerukan.
pelahuhan. saluran, sungai dan timhumm tanah dasar. "Debris" Kapal keruk y<mg s<mgat efeklif untuk mengeruk hatu-hatu b
di pennukaan dapat diperiksa dcngan alat pcrum gcma (li.hat dan hongkah batmm adalah kapal keruk mekanik jenis elll
butir 2.2.6), televisi bawah air, inspeksi pelayaran atau yang dapat digunak::m untuk batuan pccah. Tetapi hiasa
penggarukan Oihat hutir 4.17). material tersehul merupakan lempung kompleks 'fi
Daerah yang mengm1dung hanyak "debris" hias<myaak<mlehih mengandung selain hatu-hatu hulat dan hongkah hatuan, j
efisicn hila dikeruk dengm1 menggunakl:m kapa.l keruk. grab a tau ba.han lempung, pasir dan kerikil yang sehaiknya dike
"dipper". Walaupun k.emmnpuannya terbata" secant altemalif dengm1 kapal keruk hisap, cutter suction atau yang herge
percohaan pembersihan daerah dapat dilakuk.an dengan yang tidak sesuai untuk digunakan pada hatu-hatu hulal
penggarukl:m segera sehclum pengeruk.an. bongka.h batuan. Oleh karena itu, material yang mcngan~
batu-batu bulat dan hongkah hatmm dapal dikeruk seb
6.5 T<ma.h Lempung m<L'\Sa komposit dalmnjumlah kccil dengmimenggunak<m Ic
Tmmh lcmpung deng:m sit~1t plaslisita" linggi akm1 melek.at pada keruk mekanik, dengan persentasi ke<.:il hongkah hatucm; i
ember-ember kapal k.eruk. Akihatnya. bahan itu sukar dibuang dikeruk dengan kapal kcruk hisap, "cutter suction" atau J
dari "hopper" ke tempat pembuangan. Bila hal ini telah bergenlk dalam jumlah cuk.up hesar. ll<L-.il keruk::m dahun jUI
diperkirakmi, maka disarmlkm1 untuk menggunakm1 "hopper" besar terscbut dapat menurun secara mencolok hila pcrset
y::mg konstruksi hag ian dahunnya bersih d::m mempunyai cela.h- bongk.a.h batuan mcningkat dan dengan hcrrc!->iko I<Ulj•
celah Iebar untuk pembuangan sampa.h basil kerukm1. bahwa hongka.h batum1 yang hcsar tidak dapat dikcruk.
Apahila digunak<m k::tpal keruk hi sap,." cutter suction" at.au J
hergerak untuk mengcruk material yang mengam.lun~ lxmJ

498 Ba.~ian 8 : Bt•ndtmg. Bendungan. Sungai. lriga.~i. Pantai.


SNI 19·6471.3-2000

Busur penggerak
Pemandangan
pada geladak utama

Gambnr 2
Kapal keruk peluncur tipiknl

Ba.~itm H : Bendun.t:. llentlun,t:tm. Sun,t:tli. /rigcui. Pcmllli. 505


(/)
Ul
0
0
Tabel dan Gambar ....10~
tx: '
en
.A.
........,
~
:Jo:
~ Tabell. PctunJuk pcmilihan kapal kcruk untuk pcngcrukan pcmeliharaan (.,
::!
Oc Pcrsyaratan Pcnarik Pcnarik Cutter Rod a Grab Grab Ember Backhoe Dipper Tongkang tak N '
80
tx:
~
lapangan standar ringan suction bcrcmbcr hopper pontoon bcrmuatan
::!
::-.
9
~
Bahan dasar
tx:
~
::!
~
• Lanau lcpas I I I I 2 2 2 2 N I
§ • Lanau kohesif I 2 I I I I I 2 N I
~
~
.::~ - Pasir halus I I I I 2 2 2 2 N I
~ 2
~
::! • Pasir sedang I I I 1 2 2 2 N 1
~
:-· - Pasir kasar I 2 I I 2 2 2 1 N I
~

~
~. Kondisi laut
"':l
~
:: • P~rairan tertutup 3 2 1 1 1 2 2 .2 N 1
~
:"'•
- Pcrairan tcrpcncil I I I 1 l I I I N 2
- PCAiran bcbas 1 2 3 3 3 N 3 3 N N

Pcmbuang kc :
- Pantai 2 2 I I N 2 2 2 N l
- Pasang I I I 1 N N N N N N I
- Laut 1 1 N N l 1 1 1 N N I

Jumlah
< 100.000 m3 2 l 1 I 1 I 2 1 N l
<2SO.OOOm3 l 2 l l I 2 I 2 N l
<SOO.OOOm3 I 2 I I 2 3 I 3 N 1
> SOO.OOOm3 I 2 I .1 3 3 I 3 N l
Lalu-lintas berat 1 l 3 3 2 2 3 l N 2
PekeJjaan terbatas N 3 3 3 2 1 3 2 N 2
Kunci '
I
1 =cocok; 2 =dapat diterima; 3 =kecil; N =tidak sclalu cocok

- . . . -"· . . . ....
.. -• .. · r.M,......._i_h• ..,. ...................,...............:••., ......._
Bagian kantilever pengalur sistem
hanya untuk beban penghalang

~~-'4r -J

tl:l
~
:>:

~
::
oc
tl:l
'\
::
§- Contoh sislem aliran
:: Pengaturan pipa hisap permukaan depan
~ benluk belah Pipa hisap tarikan untuk penggunaan
untuk penggunaan pengerukan permanen
'::1::
!\ pengerukan bila bergerak maju secara perlahan
::
s.
:;
:>:
~
!::!
:,
§~

:>:
;:.
Gambar 4
.~
-· Kapal keruk hisap "hopper" bergerak yang disambung deng en
an batang beban penghalang ~
.1";

~. dan pip a hisap alternatif pennukaan depan yang digunakan ...


-=t
~
untuk pengerul\an permnncnbahan pasir.
t
...~
~. ~
Cll
0
.....
§
U1 C/l
0 1 ahcl J. t'ctunJuk llCmlllhan kapal kcruk untuk rckl:1mas• l:ahan tl:m pcrlcngk:apan panta1 ~
I\)
1 Persyaratan lapangan Penank Pcnank Cutter Rod a urab urab t.mbcr Hackhoe uapper ·lon~ng tak ...
CD
tl;l
~ Standar Ringan suction bcrcmbcr hopper pontoon bennuatan I
01
:r.
c;·
;::
........""'w
Oo Bahan dasar N
I

- Pasir halus 1 I I I N 2 2 2 3 I I 80
tl;l
~
;:: - Pasir scdang 1 1 I I N 2 1 1 3 I I
I
:;:,.. 3 I
§ - Pasir kasar 1 2 I I N 2 I I I

~ - Kerikil I 3 I I N 2 I I 3 I
tl;l
~ - Batu bulat 2 N 2 2 N 2 2 1 2 3.
~
;::
- Batuan sangat lunak 3 N 1 2 N 3 2 I I 3
()e - Batuan lunak N N 2 3 N N N l 3 N
t:l
::
~ Kondisi laut I

~ - Pcrairan tcrtutup N 3 1 I N 1 2 2 2 2
¥=.
::;- - Pcrairan terpcncil I l 1 1 N 1 1 1 I 1
r)Q' - Perairan bebas l 3 3 3 N N 3 3 3 N
t:l I
F.
"'o
t:l
Penempatan dcngan: I
I
;::
t.l - Pemompaan langsung 3 2 N N N l l 1 I N
:""·
- Pcmompaan langsung N N 1 I N N N N N 1
Pengangl.:utan dan pcmompaa 1 2 N N N 2 2 2 3 N
pompa dan pompa I 1 N N N 1 1 1 I N
I

Jumlah I

< 100.000 m3 2 1 1 I N l 2 1 2 2
<250.000 m3 1 2 1 I N 2 I l 2 1
< 500.000 m3 1 2 1 I N 2 l l 3 1 I

> 500.000 m3 1 3 1 1 N 3 2 2 3 2
Lalu-lintas berat 1 1 3 3 N 2 3 2 2 2
Pckeljaan terbatas 3 3 3 3 N 1 3 2 2 2
Kwtca
1 =cocck; 2 =dapat diterima; 3 =kecil; N =iidak se1alu cocok

Catatan : Faktor-faktor lain yang tidak dirujuk dapat mempcngaruhi pemilihan kapal kcruk; Tabel hanya mem!>erikan petunjuk teknik awal
SNI19 -6471. 3-2000

6 6
s 5
4 4
3 3
2 2

Tongkang pcnggcrak Tiang sayap penuh

6
5
7
4

3 5
2 3

0 s
4
3
2

Satu t!ang Tiang sayap sebagian

Gam bar 6
.l\1ctode alten tatif dari kcm ajua n pada kapa l kcru k "cut
ter suct ion,
yang dilen gkap i tiang jang kar

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Stmgai. lrigaxi. l'anwi . 509


SNI19·6471.3·2000

Derek hidrnulik

Kapasilas langki Busur penggerak

Pemandangan
pada ge!adak utama

- --B--+-f-+-.H---4--
D Ruang kerja atau
ruang muatan kapal.

DO€:])
Gambar 1
Kapal keruk jenis ponton untuk menunjang kapal keruk stationer,
khususnya jenis "cutter suction"

504 Bagian 8 : Bendung. Bendungan, Sungai. lriga.ri, Pantai.


SNI19-6471.3-2000

Grab berember ·

--- -~-

Tambatan

- t::c

Gnmbnr 9
Knpnl kenJI< ponton grnb bcsnr dengnn sistem tnmbntnn derek

flaxian 8: /JemllltiJ:. lkndunxcm, Sun.~ai. lrigasi. l'cmtai. 511


(A U'J
0 ~
~ ...
U)
I
1:1:! en
:::.
:r.
t;·
::s
...c,
~
I
0:: N
g
1:1::1 0
~

~::s
~
1:1:!

~::s
()c
t:l
.?1
~
~

....

:::.

"tl
:::.
::s
~- -:.

e
1
\\\ i'r.~-~
;.~f(
'\.').;: Busur penolak
\~ ;;":.f ' Silindcr derek
Pemasuknn scmburnn air
~'I'
iP Pompa keruk terbenam
bcntuk hclnh

Ala! pengg<rak ~

Ga mb ar3
Kapal kernk "hopper" bcrg-crak moder
n dengan pompa keruk
bentuk bclah dan tcrbenam
Kenaikan
--------------------- /i
I
I
I I

Jangkar kepala __ _
I~- '{I
~...r J----4
-----,
----r1 Jangkar be~kang
~
/
,_--- - --
___ ...--- --- - r----.=Jt---·j
--
I
'lr'

' r-=" """""'--o,-- '


I -------

..!_ -:_-=._-=._·:::::.:d-
---
------ - -----...
'-
I
.

Pergerakan menyilang
permukaan Kapal keruk ember

~
t:::1 Ttongknng
~
t:;·
;::
Oc

::;:;
~
;::
§-

~
;::
:>-:
::;:;
~
;:: Jangkar san •ping
§-
;::
:>-:
~
;:::
~
;::
:>-:
-.
~

::;-
.-. Gambar II
r. en
~ ~
Pola jangkar dan metode l<erja dari kapal keruk rantai berember ....
-~-

§"
.,
ID
I

....,
....""
~.
~
CJt
..a.
w §
U'l VJ
Q
co ~
....
ID

~
t::l
1:> ,.a,
t;· ....
"'-ol
::! c.,
Oc I
1\,)
D..:rck pdaynn;m Ru:~ng dcrck
Alai angkalliang 80
t::l
~
::!
~
:;:::
::!
~
t::l
~

~
§
:>o
1:>
.::!

~
:=!
i)o
_e.
::;- Tinng jangkar bantu Ta;.gga
r;o· Pompa lerbenam
_§.
~
:=! Tiang Jnngkar
....
1:>
:""·

Perahu penggerak i<epala pisau


D

Tinng jangkar

Gam bar 5
Kapal keruk "cutter suction" modern yang disambung dengan
pompa tangga terbenam dan tongkang penggerak
SNI19-6471.3-2000

liang tarik punlir

I
I

I
I
I
~!I ~kkabd
Tinng jnngkar utanlll

Jaluh beban dari Longan·--


pemeeah balu pahat
1 angkat

p;ntu engselalas -ilL Embe<

Gambar 13
Kapal keruk "dipper" bertali

Mulut pipa semprot

Penyedotan air

Penyedolan air

Hisapan

a. Elevasi samping

b. Rencana

Gambar 14
Kapal keruk "dustpan" de~gan 'perjgaturan kepala hisap

Bagian 8: /Jendung, Bendtmglm, Stmgai, Jrigasi. l'tmtai. 515


SNI19-6471.3-2000

Gambar7
Kapal keruk roda berember maju ke muka galian
menggunakan tongkang pcnggerak

Mcsin derek tnmbat.1n


burilan Mcsin derek tambatan dcpan

Hopper

Gambar 8
Kapal Keruk "grab hopper" berbaling-baling kecil dengan derek tunggal

51 0 Bag ian 8: Bendrmg. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI 19-6471.3-2000

Tekanan linggi untuk mulut


pipa semprot

Pembuangan carnpuran
keluar

Bilik pencampur

Lubang inspeksi

Mulul pipa semprol utama


Tanpa rumah (kotak)

Penyedotan bahan \ Aliran semprot bebas untuk


Pembuangan penghancuran tanah

Gambar 16
llustrasi pompa semprot dengan grab hisap yang digabungkan
dengan pengaturan pcnycmprotan air

llagicm X: Uendtmg, /Jendungwt. Sungai. lrigasi. /'alllai. 517


~....
Ul
~
N
CG
I
tJ:j en
£:)
Oo
::;· ~
....
:s c.,
Oo

tJ:j
§
"
~:s
~
tJ:j

"~
.,-1=: .~a~ak
'f- 7
alas dan ran~i penggerak
\
:s
Oo
£:)
?I
~
:s
Oo
~.

~
~.
~
:!
Q
:"'"·

Tangga

Timah hitam terang yang lerbenam

Kincir dasar

Gambar 10
Kapal keruk rantai berember
SNI 19-6471.3-2000

Perata dasar
Derek pengangkat

Mala pisau

Dasar lerbuka

Gnmbnr 18
Metode penyebnran untuk pemasnngnn perata dnsnr
dan pet·atn dnsnr tipikal

Butiran halus, baluan pecah sedang

6000 Butiran kasar, batuan pecah semprotan


Koral dan batuan endapan lunak
5000
Mungkin

4000

HP pada
Mata !:lisau 3000

2000

Tidak mungkin
1000

0 ~-----~-----~-----~-----~~-----~-----~-----------------~-----~---------------------------
10 20 30 40 so 60 70 80 90
Kuat tekan bebas, MNim2
,~
Nilai kekasaran

Kekuatan beban lilik MN/rii2

Gambar 19
Petunjuk untuk mempermudnh pengerukan batuan bila
menggunnknn knpal keruk ''\.:1tttcr suction" yang cocok

/lagian X: /lend11ng. Ut·milmgtm. S1tngai. lrigasi. l'antai. 519


SNI 19-6471.3-2000

Tiang Backhoe
jnngknrk

Jangknr
tctnp
---tJ
(a) M~tode pengoperasian

(b) Siklus produksi dari kapal keruk "backhoe" hidraulik

Gambar 12
Kapal keruk "backhoe" hidraulik

514 Bagian X: Bendtmg. Bendungan. Sungai. /rigasi. Pantai.


SNI19-6471.4-2002

engcruk.an dilakuk.an lcbih dalam dan kcrapatan materiallebih atau dapat menggambarkan tingkat kesulitan atau kemudahan
nggJ. galian batu. Hal tersebut dipengaruhi oleh kenyataan bahwa
metode pengerukan yang berbeda akan mcmberikan
l'en~erukan Batuan keuntungan yang berbeda pula, tergantung dari sifat batuan.
.I. Pcndahuluan Sifat dari batuan yang mudah digali dengan metode dapat
'cngcruk.an batuan adalah merupakan jcnis pcngeruk.an yang membuat galian lebih susah, apabila menggunakan metode lain.
.•aJing mahal dilaksanakan di laut dan muara sungai. Dalam
1tandar ini, batuan tidak hanya didefinisikan sebagai batuan 5.2. Pengerukan Langsung
,,cku, hatuan mctamorf serta batuan lumpur saja, melainkan Kapal keruk yang mempunyai kemampuan memecah dan
)•Jga sebagai hutiran-hutiran tersementao;i yang menyatu dan memisahkan batuan selama proses pengerukan; tanpa pra
lncmhcrituk schagai suatu matriks. pengerukan untuk memecahkan batuan selama proses
1:·idak ada cara umum yang dapat digunakan untuk penggalian.
mempcrkirakan cara yang paling mudah untuk mengerukjenis Tabel 1 menunjukkan jenis-jenis alat penggali yang mampu
~)atuan tertcntu . mengeruk batuan dalam kondisi tertentu tanpa pra pengerukan
. lal ini dikarenakan tidak satu sifat hatuan tertentu yang beserta metode-metode operasionalnya. Tabel 2 memberik<m
'ncnunjukkan apakah hatuan terse but mudal1 atau susah digali. petunjuk yang lebih umum mengenai pemilihan alat untuk
!'-Imnun demiki<m scnmgkaian sifat batuan akan mcmpengaruhi pengerukan batuan.

Tabell.
Karakteristik alat/mesin pengeruk yang mampu mengeruk heberapa batuan tanpa pra pengerukan.

Jenis Pcngeruk Pemecahan/Penggalian Jenis batuan yang dikeruk

Cutter suction Batuan dibelah dengan gigi-gigi Batuan sedimen dengan kekuatan
pemotong. Produksinya relatif sedang, yang cukup kuat,
tinggi bahan biasanya diangkut misalnya batu pa._ir, batu lantau,
melalui jaringan pipa, tetapi bisa batu lmpur, kapur dan gamping,
dimuat ke dalam tongkang juga koral dan batu gamping
dengan kehilangan sebagian yang lunak.
bal1an halus

Bucket wheel Batuan dibelah dengan mangkok Batu pasir yang sangat lunak,
bergigi. Produksi baik hanya gamping lunak, korallunak,
pada batuan-batuan yang sangat konglemerak lema.h, endapan-
Iunak. Bahkan biasanya diangkut endapan mineral tertentu
melalui jaringan pipa tetapi ada
kemungkinan diangkut dengan
tongkang.

Bucket dhain Tinggi beban terpusat bekerja Kebanyak;m untuk batuan


pada gigi mangkok, proses secara sedirnen sampai deng<m kekuatan
kontinu. Kecendrungan untuk sedan g.
memecahkan lempengan batuan
dalam kondisi perlapisan tertentu.
Biasanya hanya digunakan untuk
beban/muatan yang besar.

Dipper Behan sangat tinggi pada gigi Lcnsa-lensa tipis batuan sediment
mangkok bergigi beker:ja d<m konglomcrat tcrsemenl<L"i
terpusat. batuan diangkut keluar, lunak, kapur masif, gmnping,
yang cenderung menghasilkan batucm pasir lunak, koral dan tufa
pembentukan slab-slab besar vulkanik.
pada pelampisan tertentu. Hanya
digunakan untuk dirnuat dalam
tongkang

Bagicm 8: Bendung, Bendungcm, Sungai. lriga.l'i, Pamai. 521


SNI 19-6471.3-2000

Arah pembuangan

I I
I I
f t
t I I I. : It I
I I I. . I
I
,.,.....
I
-" I
'\,../

Gambar 15
Pola kerja tipiknl.dari kapal keruk "dustpan"

516 Ragian R: /kndun<.: ·,.,,./tmgan. Sungai. lrigasi. Panwi.


SNI 19-6471.4-2002

·.!tiap kapal keruk yang digunakan pada suatu pekerjaan harus 5.3.2 Karakteristik batuan:
1scsuaikan dengan bcrat, kekuatan, daya dan lain-lain. Parameter pengoperasian yang berhubungan dengan
atuan yang langsung dapat dikeruk adalah batuan sedimen karakteristik. batuan mcmpunyai pengaruh yang hesar terhadap
an koral, schaliknya hatuan heku atau batuan metamorf harus kemampuan keruk dan hasil yang dicapai.
llakukan tindakan pra pcngerukan sebelum pengerukan Akibat san gat bervariasinya batuan tidak mungkin menentukan
llakukan. bagian kapal keruk yang digunakan hanya dengan
mengidentitikasi jenis batmm.
lcskipun dcmikian, kondisi setempat dari hatuan sangat
JCmpcngaruhi kemudahan dalam pengerukan. Kekuatan, pelapukan, perlapisan, kekar, dip, arab orientasi
semuanya mempengaruhi kine~ja pengerukan.
arcktcristik batuan yang pcrlu diperhatikan adalah sebagai Tabel 2 menunjukkan data yang herhubungan dengan
~rikut: kemudahan pengerukan batuan dengan menggunakan alat
Tcha.llapisan hatuan pengeruk mek::mis.
Lapisan tipis atau lensa hatuan walaupun berkekuatan
scdang, mungkin dapat dikeruk jika kapal keruk dapat
5.3.3 Keadaan laut
mencapai lapis::m bawah permuka::m untuk memecahkan
Pada lokasi pengerukan y:mg terbuka, akibat pengaruh cuaca
massa hatuan terschut.
dan gelombang Iaut merupakan faktor penting untuk pemilihan
Pclapukan
alatkeruk batuan. Pada lokasi ini efek gelomh::mg pada lambung
1ingkat pclapukm1 mempcngaruhi kekuatan batuan. Batuan
alat keruk dapat mengakibatkm1 kapal naik dan turun, sehingga
terlapuk kuat scring rapuh dan mudal1 digali. Lapisan-
menimbulk.an gaya tmnbahan terhadap ujung kapal keruk. Hal
Iapisml y::mg tcrlapuk mungkin mudah digali, tetapi lapisan
ini dapat menyebabkan kerusakan dan kcrugian hasil kerukan
lain mungkin tidak..
pada pengerukan batuan j ika dibandingkan dengan pengeruk.an
Kekar dan hidm1g k.eruntulum
batuan lunak.
Kek.ar dan disk.ontinuitas dari batuan merupakan faktor
penting untuk menentukan dengan alat apa batuan terse hut
dapat mudah dikeruk.. Spasi, orientasi, kontinuitas, 5.3.4 Kedalam::m air
kcrapat<:m dan tekstur permuk.aan serta bidang kcruntuhan Sehuna standar batasan-hatasan kedalmnan air yang pcrlu
scmwmya mcmpengaruhi kemudahan pengerukan hatuan. diperhatikan hahwa backhoe lehih rent::m terhadap hatasan air
Kekuatan hatwm yang dal<:un, yang disebahkan oleh gaya puntir pada lengan alat
Kckuatan hatuan hiasanya dinyatakan oleh kuat tekan selama pcnggalian dalam siklus pengerukm1.
aksial. Nmnun demikian, indeks kekuatllil heh::m terpusat
Oihat tabel 2) d::m m1gka Protodiakonov juga digunak::m 5.3.5 Kcdal::unan pcnggalian
sebagai panuneter untuk menilai kekuatan hatuan yang Pengg;Llian yang dangkal lebih menguntungk:m kapal keruk.
herkaitan deng::m kemudahan kapal keruk yang digunakan. Namun demiki<m, pada lapis<m y;mg teh::Ll akan lchih sulit digali
dengm1 menggunak.an backhoe dan dipper karena mesin ini
'i.3. Faktor Pembatas merupak<m <Llat pemhelah lempeng::m hatmm; ::Llat tersehut lebih
'1.3.1 Umum cocok untuk lempcngan y<mg tipis.
~aktor pcmbatas yang diuraikan di bawah ini ad.Llal1 faktor- Bucket dredger dan cutter suction memecah fragmen batuan
aktor y:mg herhubung::mlangsung dengan pengeru:~<m batuan. yang lebih kecil dan menguntungkan pada ked<:Llam<:m gali<m
:~aktor-faktor pemhatas yang lebih umum untuk alat ?engeruk. yang tepat. Bucket dredger dapat mcmotong batwm sampai
kedalam::m 2 m, tctapi kedal::un::m potong<:m optimum sangat
tergantung sifat ::Llami material Perlu diperhatikan bahwa hiaya
pra pengeruk::m per satuan volume akan herkurang deng<m
semakin d<Llamnya pengg<Lli<m.

Tahel3.
Kemudahan Pengerukan hantiJan menggunakan alat pengeruk mekanis

Jen is alat pengeruk Uraian I kcterangan

Cutter suction Mampu digunak<:m untuk hcrhagai jcnis batmm lunak,


pasir, lumpur, batu lanau, koral dan hatu gmnping
lunak, umumnya tidak mcrupakan masalah untuk
kap<Ll kcruk besar.
Tidak. dapat digunak<m untuk hongkahan hatu atau
hatuan, yang pcc<Lll menjadi kcping-hongkah<:m hcsar.

Bucket wheel H:mya cocok untuk hatum1 yang sangat lunak, yang
telal1 pecah menjadi keping:m-hongk<:Ll1an kccil (<200
mm); sedikit y<mg terccccr schingga cocok untuk
peke~jaan fondasi, pekcrjacm pcrsiapan lainnya.

Baxian X: Jlendunx. Jlendunxan. Sunxai. lrigusi. Ponllli. 523


SNt 19-6471.3-2000

Tekanan udara
tinggi
I luaran campurcin
dengan kecepatan rendah

j
Pc·mbuangan meningkal

injeksi "anular"
tekanan udara tinggi

Oasar taut Masukan bahan butiran padal

Gambar 17
llustrasi dnri prinsip tekan angkat udara

518 Bagim1 X: Bendung. Bendun~an ..\'ungai. lrigasi. Pantai.


SNI 19-6471.4-2002

Backhoe 3 111 · Sampai 500 mm, bongkahan yang lebih besar 10-20
r rock huckcl) dapal diambil tcrgantung pada ukuran
mangkok d;m daya y<mg tcrscdia.

Grah pontoon 5m 3 Sampai 500 mm, kadang-kadang dengan 20-30


(rock hm:kct) hongkahan yang lehih hcsar.

Tr<tilcr :-;uction Kurang dari 100 mm, bongkahan bcsar dapal 25-40
(XOO mm suction) menyarnhut mulut pipa hisap.

1tan 1 : Tahcl mcrujuk pada pra pcngcruk;m mclalui pcngehoran dan peledakan
'ltan 2 : Pcmhongkah;m hcrarti pcningkat:m volume hatmm (atau pengangkatan) d<tri rongga yang diakibalk;m olch ledakan .
.1tan 3 : Ukuran hisapan dan m;mgkok dati jenis kapal keruk tidak mullak, namun pelaks;maml mcnggunak.an ukurm1 yang
lchih kecil akan sulit dilakk<m.

Pra Pengcrukan Umumnya pcketjaan pengcrukan mcnggunakan alat penggaruk


Umum batu umumnya berlangsung lambat. Alat pengeruk dengan
menggunakan backhoe produksi menurun tajam deng<m
uk halu;m heku. mctmnorf dan sedimen y;mg kents, perlu
meningkatnya kedalarnan air.
kukan pckcrjaan pra pengerukan schelum melakukan
~:galian. Kchutuh:m pekcrjam1 pra pcngcrukan tcrgantung
keadaan hatmm dan jcnis kapal keruk yang digunak:m. 5.5.4 Pcmhelah<m batuan
Selain hahan ledak deng:m daya ledak tinggi, pemhelahan
•utus:m untuk mclakukan peket:iaan pra pengcrukan dapat batuan dapat dilakukm1 dengan cma mekanis, hidrolik atau
·ng;rruhi juga olchjumlal1 hah<m yang ak<m dikcruk. Untuk
kimiawi melalui lubang pemhoran. Mctode ini memerlukan
llah yang kccil pra pengcrukan lehih hemal, hila
kecennatan yang tinggi d~m biw;anya j<mmg digunakan. Pada
1ggunakan kapal kcruk ym1g lebih mudah herpindah.
kondisi tertentu, penggunaan mctodc ini mungkin dapat
pcngcrukan dapat dilakukan pada hcrhagai kondisi scbagai menguntungk:m tcnnasuk situasi dimana pcnggunaan hah<m
kut: peledak tidak diijinkan dan ketepatan yang tinggi sangat
Pcrkusi atau pcmecahan batmm. diperlukan.
Penggarukan batmm.
Pcmbelahan balmm. 5.5.5 Pclcdakan pcnnukacm
Peketjaan pra pengcrukml batmm di bawah air dapat dilakukan
Peledakm1 permukaan pada kasus tertcntu dengan peledakan pcrmukaan. Pada
Pengcboran d<m pcledakan peledakan pcnnukaan, bah<m peledak diletakk<m pada hiilimg
lode pra pengcruk<m yang dipilih tergantung d<tri volume, kontak pcnnukaan.hatuan dan didetonasi scdemikian rupa
tl hatuan, pemccahan dan sehingga gelomb:mg ledakan tetjadi pada pcnnuka:m batwm.
11bongkahan yang diperlukan untuk kapal kcruk yang Etisiensi metode ini tergantung pada kcilill<trn<m air d<m kontak
llllak<m. Metode-metodc pra pcngeruk<m pada bagian (a) antma bahan peledak dan batuan. Mctodc ini hanya dapat
1pai (c) di atas dapat dilak.ukan pada kasus-kasus dim;ma digunak:m pada hatucm y<mg terbuka a tau hila t:mah penutup dapat
guna<m bah<m pelcdak tidak. diijinkan. Metode-metode pada dibersihk:m sebclum halum peledak diletakk:m pada posisinya.
i<m (d) dan (e) hersifat lebih umum. Pengaruh lcdak:m makin bcs:tr dcng<m bert<unhah kcdalmmm air
k<trcna tmnbalum tckmum air dapat memperhcs:tr cfck ledakan.
Karcna lcdak<m pennukaan mclepask:m encrgi ke scgala <tr<tll,
.2 Pcrkusi atau pcmccahan batmm scbagian energinya hilang masuk kc dalam sckeliling
,necahan hatuan melalui c<tra pemukulan merupakan salah menycbahk;m timhulnya gclomhang kejut. Pada air dangkal
'1 cctra pra pcngerukan tertua. Cara y:mg paling sederhana mcnyehahk<m scmhur:m dm1 gelombang kcjtll akibat tck:man
:m. Iingg is atau pahal hesar, yang eratnya 5 t- 30 t dijatuhk<m udma.
::tra vcrtikal pada batmm tersehut. Metodc ini hcketja lmnb:m. Pclcdak;m pcnnuka:m dapat mcrupak;m t::tra yang efcktir untuk
Ira yang lehih canggih adalah dengan menggunakan alat mcmccah hongkahan batu, batuan scdimcn lunak dan lapisan-
lnccah yang sccma pncumatik atau hidraulik, mcndorong lapis:m hatucm y:mg Lipis serta tan:tll y:mg tcrsementasi, tcmt:una
Hlt masuk kc dalcun fonnasi batuan. pada matcriallunak yang hcrlapis-lapis.
Bah:m pclcdak diletakkan pada suatu pola teratur dcng;m massa
;.3 Pcnggmukan hatmm sebes<tr lO kg - 25 kg pada kondisi tcrtcntu. Scrasi hcrv:triasi,
nggmukan dilakukan dcngan memodifikasi kapal kcruk tergantung dari jenis hatuan dan pemhcntukannya tctapi
tgml meng:unhil satu atau lchih gigi pengg:truk, atau dip:L"<mg bias;mya mempunyai rasio (masa lcdakan tcrhadap lu:Lo.; batmm)
:!a alat gali siand:tr. Contohnya adalah gigi tunggal y;mg hi sa sekitm 3,5 kg/m2- 7 kg/m2.
'a"ang mangkok pada backhoe hidraulik atau bucket dredger Bahan peledak perlu diletakkan sccara tepa! dcngan
n dengan mcmas:mg sedcretan gigi pada ujung hisap trailing menggunakan rangka yang dihual khusus dan harus kuat
:Lion hopper dredger. menah<m mus supaya tidak mudah hcrpindah.

llagian X: Hnulung. 1/t-ndtmgml. Sungai. lrigasi. l'mlfai. 525


SNI 19-6471.4-2002

TATA CARA PENGERUKAN MUARA SUNGAI DAN PANTAI


BAGIAN 4: PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN

1. Ruang Lingkup 4.2 Kepadatm1 T<mah


I) Pcngcrukan pcmcliharaan hcrlujuan untuk mcnjaga Pada hcherapa dacrah y<mg pekerja<m pengerukan pemeliharaar,
kcdalaman scmula yang tclah mcngalami pcndangkahm tersehut sudah merupak<m kcgiatan rutin, material yang dikeruk
cndapan. dan dipcrgunakan dcngan alat yang ringan Jcngan dapat bcrwujud semihuida terdiri dari partikel-partikel sangat
sclang waktu paling ccpat hchcrapa minggu dm1 paling lmna halus herupa campuran padat yang kadang-kadang dap;u
hchcrapa tahun. hcrpindal1-pindah. Kepadat<m endapan tcrsebutrendah dibagian
2) Pcngcrukan hatuan yaitu kcgiatan pcngcrukan yang permukaan dan mcningkat kepadatannya sesuai dengar.
mcmpcrgunakanjcnis pcralatan pcngcruk y<mg discsuaikan kedal<unan. Dalam hcbcrapa kondisi, perubahan dari air lau
dcngan jcnis hatuan yang dikcruk. y<mg bersih ke air laut yang mengandung sedimen tidak begilt
3) Pcrtimhangan lingkungan hcrtujuan untuk mcmpcrkecil herheda. Pada kondisi ini pcnentuan kedalaman yang dilayar
dampak yang dischahkan adanya kegiatan pengerukan. sangat sulit dilakukan dengan menggunakan perum gem;
4) l\1ctodc pcngcmkan. hcr1uju;m untuk memberi.kcm gmnbaran konvcnsional. Jika pcnentuan kedalaman dilakukan dengar
tcnt;mg mctodc pckcrjaan pengukuran. pcrekam analog yang dihasilkan dari perum gema, khususny'
oleh perum gcma y<mg mempunyai frckuensi tinggi dan energ
2. Acuan rcndah pengerukan dilakukan pada selm1g waktu yang leM
I) BS 634Y. part 5- llJlJ I : Code of Practice for Dredging and pcndck d<tri pada y<mg dihitung berdasarkan basil alat tersebut
Lmd Rccl<unation. Kedalaman yang aman untuk berlay<tr ditentukan bcrdasarkar
2) SK SNI M-3X-IYY3-03: Metode Pengukunm Bathimeteri kerapatan yang telah ditcntukan sebclumnya dan bukar,
Mcnggunak;ul Alat Perum Gema. berdasarkan basil alat pemerum.
3) SNI 03-3417-1994: Mctodc Penentucm Posisi Titik Perum Dalmn hal ini, kepadatan maksirnum dari lumpur berda<;arkan
Mcnggunak;m Alat Penyipat Ruang. a<;pek navigasi harus ditcntukan berdasark<mjenis kapal yang
4) SK SNI M-11-llJlJ4-03: Metode Penentuan Posisi Titik melcwatinya scrta pergerakan-pergerakan dari kapal tersebul
Pcrum Mcnggunak<m Dua Buah Sext<mt. Bila bat<L<;aB kepadal<Ul telah ditentukan, pengukuran kedalama£
5) SK SNJ M- 12- IYY4-03 : Metode Kctentuan Posisi Titik dapat dilakukan dcngan menggunakan suatu tali timbal uku
Perum Menggur tk.<m Trisponder. dimana mcmpunyai dimensi dan kcpadat<m tertentu untul
6) Pd M-OY-1Y9X- 3: Mctodc Pcngujian Kepadatan T;mah di membat<tsi penetrasi sampai tercapai kedalaman sesuai dengat
Lap: .1gan den•_an Cara Selongsong. kepadatan yang telah ditentukan sebelumnya at<m menggunakaf
alat ukur kepadal<Ullain. D<tri pengalmnan menunjukk<m bahM
kekent<thm/viskositas lumpur juga merupakan sifat penting yan!
3. Pengertian
dapat mempengaruhi navitasi.
Beherapa pengertim1 yang herkaitan dcngan lata cara ini:
1) Pengerukan pemeliharaan adalah pengerukan untuk
4.3. Metode
memperhaiki atau menjaga kedalaman semula yang telah
Metodc pengerukan danjenis alat tertentu yang ak:m1 digunab
mengahuni pendangkalan akibat pengendapan.
ditentukan bcrdasarkan persyaratan pengerukan dar
2) Pengernkan hatuan adalah kegiatan pengerukan khusus karakteristik lap<mgan.
yang hcrupa pcmindaltan hatuan beku, hatuan metamorf,
hatuan lumpur serta hutiran-hutiran tersedi.mentasi yang
4.4. Frekuensi
menyatu dan memhentuk sehagai suatu matrik. Frekuensi pengerukan pemeliharaan sangat ditentukan olch llf
akumulasi sedimen pada suatu daerab yang akan dikeru}
4. Pengerukan Pemeliharaan Namun pcrlu diupayakm1 untuk memperpanjang selm1g waif
4.1. Pendahuluan pengerukan antara lain dengan pengerukan lehih a!f
Pengerukan pemeliharaan adalah kegiata:1 khusus herupa mengmnbil suatu keputusan berkenaan pem hat<tsan kepadatJI
pemindahan tanah yang haru terendapkan, yang terdiri dari material dasar laut sepcrti yang diuraikan pada hutir 4.2.
sedimen hal us. Biasanya material yang dipinJahkan tidak tebal Pada kehanyakan kasus, penghcmat<m terbesar dapat diperof
dan lunak. Namun pengerukan di dekat dennaga at:'lu pelahuban dari selanob waktu penoerukan
:::
terpanjano
. e yan!!
. . . . dapat ditolej
-~
terutmna di kawasan galangm1 kapal, tanah sedimen dasamya diantara program pengerukan. Jika h1ju pcngcndap<m hanf
tercemar oleh keping logam, tali plastik, sampah dan lain-lain. berpengarub, selang waktu dapat diperpanjang. Akan tetfl
Selang waktu antar program pengerukan pemeliharaan perlu diingat, pengerukan berlebih dapat mengakibatkf
ditentukan paling cepat heherapa minggu dan paling lama peningkatan laju sedimentasi pennukaan. Me. tode aplikf
beherapa tahun. kerapatan masa maksirnum yang dapat diperholchkan aJft
Pada pekerjaan pengcrukan pemeliharam1 kekuatan tanah yang memperoleh basil akhir yang smna pada bebcrapa keadfl
dikeruk adalah cukup rendah sehi'ngga alat keruk yang diperbolehkan untuk mengambil elevasi das<tr yang lehih tinf:
digunakan tidak perlu berdaya besar. Hampir setiap jenis alat dari elevasi yang diperkirakan dari data alat pcmerum. t
keruk dapat digunakan untuk pengerukan pemeliharctan. Namun Penghematan terbes<tr dipcrolch dari memperpanjang sel"1
pada umumnya hanya digunakan alat keruk seperti trailling waktu an tar pcngerukan, k<trena pcngurangan biaya mobili~
suction hopper, bed leveller, grab dredger, kadang-kadm1g juga alat keruk secara keseluruhan; penghcmatan hiaya adminisUJ'!
digunakan bucker dredger dan suction dredger. d<m supervisi dapat dilakukan. Penghematan pcnting Iainnp
hisa dihasilkan dengan peningkatan produksi kerukan, j•'

520 Bagian X: Bendung. Hendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI19-6471.4-2002

111an peledak dengan kecepatan detonao;i yang tinggi (Veloc- suspensi dari partik:el basil penyebaran selanjutnya suspensi
of detonation, VOD) umumnya Jebih disukai karena tersebut tergantung pada pola pergerakan air setempat.
·rnherikm1 efek pccah yang kuat pada hatuan kerao;. Pada daerah-daerah dimana partik:cl halus hias<mya terdapat
han peledak mempunyai dua jenis Vf"'!), yaitu yang dalam material yang lehih k:asar atau tersementasi seperti pasir
: kekuatan tinggi dan yang berkekuatan rendah. berlumpur atau k:apur, k:egiatan pengerukm1 dapat melepaskan
1kanan air •ang tinggi dapat mempengaruhi kemudahan partik:el-partik:el hal us kelingkungan dalam jumlah sedikit. Hal
lona-;i, d<m dapat menyebahlam bah<m pcledak itu berdetonasi ini tidak: akan menimbulk<m drunpak: yang merugik:an. Namun
da kecepatan yang Jebih rendah. Pada kondisi demikian, demik:ian apabila jumlah partikel halus yang dilepaskan dan
ostcrs pcrlu dipa-;ang pada sistcm detona-;i. diendapkan besar, mak:a kerusak:an terhadap kehidupan laut
dapat terjadi dalam jangk:a pendek: atau tetap.
!latml bahan pclcdak mampu memicu bahan peledak lainnya
ng bcrada disekitamya, hal ini disebut "detonasi simpatik" Konsentrasi partikel hal us yang tinggi dapat juga merupak:an
n tcrgantung pada sensitivitas bah<m pclcdak, jarak dan media dampak: negatif terhadap instalasi setempat dimana
!Jomb<mg kejut hahm1 pclcdak. Efek ini harus dihindari, karena pengoperasiannya sangat tergantung pada tenaga air, misalnya
:tona~i yang tidak terkendali dari lohang hor menyehabkan sistem pendinginan pada stasiun-pembangkit dan usaha
:!.!a"ahmledakan a tau e••ctaran ym1g berlehihan ' bila pemicuan perikanan jik:a diadak:an pencegab y<mg tepat dilakuk<m mal<.a
r- e pelepasan jumlah partikel hal us herlehih dapat dihindari.
•ng tertunda telah dirancang untuk membata.;i getaran. Pada
~ milihm1 sistcm pelcdalam dan detcmao;i, sebaiknya mclakuk<m Jika perlu dibuat suatu studi model untuk memperkirak:an pola
nsult<L~i dcngan pabrik pembuatnya. penyebaran partikel hal us dm1 akibat yang mungkin ter:jadi pada
Jingk:ung<m sek:itar dan suatu program monitoring sehaiknya
dilak:ukan selmna k:egiat<m pengeruk<m.
·).2 Perlengkapan
1.da sistem pemkmm awal perlu tindakan yang hati-hati. Dua 6.3 Pelepasm1 Bahan Berbahaya
;nis utmna dari sistem ini adalah "detonating cord" dan Umumnya konsentrasi hahan berhahaya yang tinggi paling
'ctonator electric" yang mempunyai kabel panj<mg. sering ter:jadi di daeral1 industri atau hag ian hilir daerah industri
·~abila menggunakan "detonating cord", perlu dipcrhatikan
yang terkena polusi, bahan-bahan herhahaya merupak:an bahan
J1wa hagi<m ujung "Cord" tersebut tersambung semmmya yang mungk:in bcsar tcrdapat dalmn endapm1 ha.lus; scbagian
rhadap "cartridge" yang dipao;ang dalam lub<mg hor. "Cord" dari bahru1 tcrsehut bcrsatu dengm1 partikcl sedimen d<m tet<1p
tri sctiap luhm1g harus dismnbungkan bersmna-smna pada menyatu walaupun adanya goncangan sclmna pengerukan
(fffiUiatcm tanah. Perlu diperhatilam bahwa "cord" tidak saling dilakuk:an; Bahan lainnya seperti logcun berat mungkin terlcp<L-;
lcnyihmg yang dapat mengakibatkcu1 kerusakan. sebagai ha-;il pengeruk<m.
•etodc yang dianjurkan adalah menggunakan detonator
,:.!ktrik yang dapat mengunmgi risiko lubang bor terdetonasi Hal pcnting y<mg perlu dipcrhatik<m pada pcngeruk<m bahan
rn bila menggunakan detonator dengan waktu pcnundrum yang tercemar adalah mcngurangi volume bahan yang
dilep~L.;kan menjadi suspcnsi d<m oleh karena itu pengcruk:an
~ndek, getaran/vibrasi dapat dikontrol. Sistem detonator
~ktrik tersebut terdiri dari bermacam-macamjenis. Jenis dan agitasi dalrun bcntuk apapun tidak diperbolchlam.
<!rk bahan pelcdak dan perlengkapannya harus dikonsultasikan Limpao;<m hoppers harus dikurangi atau diccgah. S istcm tertutup
1tuk mcncntukan sistcm terbaik ycu1g digunakm1 sesuai dengan dimrum hah<Ul kerulam dihuang deng<m mempcrgunakan pompa
mdisi lapangan dm1 pola peledakan yang diusulkan. kedalmn, suatu daeral1 tertutup y<mg diaw<L<;i sccara hati-hati
dapat mengakibatkan beberapa masalah, tctapi penimbunan
Pertimhangan Lingkungan smnpal1 di laut deng<m sar<m al11i mungkin mcrupak<m pilihan
I Pcndahulmm lain untuk mengurangi d<unpak. lingkung<m.
~~rtimhmlg<m yang cennat perlu diberilam kepada dampak y<mg
ungkin timbul terhadap lingkungan sekitarnya selama 6.4 Kebising<m
:~giat<m pengeruk<m berlangsung agar dmnpak: tersehut dapat Umumnya kebising<m yang timbul ak.ibat kcgiatan pcngcrukan
tek<m sekecil mungkin. tidak berlebihan. Mcskipun dcmikian frckucnsi emisi
nalisa mengcnai dmnpak lingkungan harus dibuat terlebih kcbising<m d<tri berbagai jenis pcralat<m tcrtcntu scpcni bucket
thulu sebclum k:egiat<m pengeruk:an dimulai. Apabila tidak chain dredger mungkin mengganggu permukiman yang ada
'rcapai tingkat drunpak lingkungru1 maka diperlulam saran dari didckatnya.
.naga ahli analisa mengenai dampak lingkungan. Bia-;<mya peralatan pcngcruk<m hckcr:ja schuna 24 j:un sehari.
cntingnya dampak yang ditimbulkan akibat pekerjaan Tingkat kebising<m y<mg dapat ditolcransi pada waktu siang
:.:ngerukru1 tcrhadap lingkung<m disek:itamya s<mgat tergantung hmi mungkin tidak. dapat ditcrima pada waktu malmn hmi.
ada kondisi alrun dari lingk:ungan itu sendiri. Penentuan tingkat emisi kchising;m yang dapat ditolcransi
lrnnpak yang mungkin ter:jadi dari pckcrjaan pengcrukan sebagai suatu pedoman adalah mcrupak;m hal yang mustahil
iantarru1ya adalah kckcruhan air, pcrgcrakan dm1 pengcndap<m dilakuk<m.
~dimen halus (kadang-kadang dapat dicemari oleh hahan
~rbahaya), kebisingan d<m goncangm1 atau gct<m111. 6.5 Gunnmgm1 dan Gct<mm
6.5.1 Umum
.2 Pelcpw; Partikcl Hal us Ter:jadinya gelombang kcjut air d<m gctm·;m dalam tanah akihat
artikel halus kemungkinan tcrbang dm1 tersuspensi dal<un air bahan pelcdak dalmn air harus dipclajari tcrlcbih dahulu
kihat herbagai jenis k:egiat£111 pengerukan. Adanya proses- sebelum hah<m pcledak. ini di lokasi. ·
roses scpcrti pcngcrukm1 agitasi menyebahkan terbentuknya Dahun kesehunat<m lingkung<ul dan kchidupan di laut. mak.a

/Jagian 8: llemlung. Jkndungcm ..\"ungai. Jrigosi. l'cmlai. 527


SNI19·6471.4·2002

.Ienis Pcngcruk Pcmecahm1/Penggali<m Jenis hatmm yang dikeruk

Hydraulic hackhoc Mangkok hckc~ja dengm1 daya Lensa-lcnsa tipis hatuan sediment
kcruk ym1g hcsar deng<m hantmm d<m konglomerat tersementw~i
lcngan ym1g kuat memotong lunak, kapur masif, gamping,
dcngan tajmn pada pencunbah<m batmm pasir lumtk, koral dan tufa
kcdalcun;m. vulkanik.
Metode cenderung mcnghm;ilkan
lcmpcngan hcsar dalmn kondisi
pelapis;m tcrtentu.

~~ rad pontoon Bucket sangat herat dari Batuan scdimen s<mgat lunak dan
kapasitas yang herkunmg yang koral.
diperlukan untuk mcm:apai
penetrasi awal dari gigi. Hasilnya
s:mgat hervariasi d<m scring tidak
dapat diprcdiksi. H<mya
digunak<m untuk pcmnat:lll dalcun
tongkang.
Produhi rcmlah

Tahel2
Skala tin~kat pelapukan massa hatuan

Kondisi Uraian Tingkat

Segar Tidak tcunpak l<mda-lmlda pclapukan hatuan, mungkin


tc~jadi peruhahan wm1ut pada permuka::m hid<mg
diskontinuitas.

Terlapuk ringan Pcruhah<m wcu 11:1 mcnunjukkan pelapuk<m dari bah<m II


hatwm dan pcnnuka<m-permukaan diskontinuitas.
Scmua hahan-bahan b. mungkin mengalmni
pcruhahan warna akibat pdapnkan.

Terlapuk sedang Kunmg dari setengah bahan batuan terurai atau terpisah III
menjadi tanah. Batuan yang telah mengalmni pcruhal1m1
warna (y<mg segar) dapat berupa suatu stua.n ym1g
menerus atau hatuan inti.

Tcrlapuk kuat Lchih dari separuh bah<m hatuan terurai atau terpisah III
menjadi tanah. Batuan yang Ielah mengalami peruhahm1
warna (ym1g scgar) dapal berupa suatu satum1 yang
mcncrus alau hatuan inti.

Tcrlapuk sempuma Scmua bahm1 batuan tcrurai atau terpisal1 menjadi tanah. v
Struktur massa asli sehagim1 besar masih utuh.

Tanal1 residual Semua bah<m batuan beruhall menjadi tanah. Struktur VI


massa dan serat bal1an menjadi hancur/rus<tk. Volume
herubal1 cukup besar, tetapi tanah tidak mengalmni
transportasi.

522 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Pantai.


SNI19-6471.4·2002

agcmu posisi alat pengerukan kepada Master pengerukan. keselurnhan tergantung pada ketelitian pengukuran dan
tode terscout juga tidak memadai jika dipergunakan pada bagaimana ketinggian dasar laut yang diukur terwakili.
lam hari atau pada _jarak pandang yang jelek. Frekuensi dari "echo sounder" yang digunakan sebaiknya
tuk paritan atau saluran lurus yang bcrada di dekat pantai, disesuaik<Ul dengan kondisi tertentu dan setelah itu frekuensi
.tsi scpanjang garis dapat ditentukan dengan menggunakan tersebut harus sama untuk semua survey terkait ditempat yang
ar laser dari pantai yang menandai sumber dari pengerukan, sam a.
11gan pcnamoahan laser dengan warna berbeda untuk galian. Bila dipandang penting untuk menentukan permukaan sedimen
I
•1agai allematif; tanda yang dipasang dipantai juga dapat yang sangat lunak, "echosounder" yang mempunyai frekuensi
tinggi dapat digunakan; sedangkan untuk kondisi yang
l·crgunakan. Metode yang bia~a digunakan adalah sistem
nge-range" dan sistem "nmge bearing" seperti yang diuraikan
Ia survey hidrographis.
sebaliknya digunakan alat dengan frekuensi rendah Penetrasi
signal dari "echo sounder" ke dasar laut sangat dipengaruhi
oleh kepadatan dasar laut yang sangat bervariasi.
Komunika~i
Selama melakukan peker,jaan sounding, tinggi pasang surut
~1aya manajemen pengoperasian pengerukan menjadi efektif dilokasi yang dekat dengan daerah survey dicatat baik secara
·erlukan komunikao;i yang baik dan terpercaya Hal ini hanya terns menerus maupun dalam j<mgka waktu tertentu dengan
1at dilakukan dengan menggunakan radio. Sebagian besar interval tidak lebih dari 15 menit.
sin-mesin pengeruk dan mesin-mesin tambahan yang Jalur survey yang berturut-turut harus dilayari pada arab yang
kcmampuan navigasi bebas, dilengkapi dengan radio yang sama, dan kecepatan kapal seminimum mungkin.
·!,er.ja pada frekuensi yang cocok dengan kondisi dilaut (ma- Kecepatan kapal survey sedapat mungkin konstan pada saat
l! band). melakukan sounding, walaupun ini tidak mudah dilakukan,
i
~ .tuk mencapai basil komunikasi yang memuaskan perlu untuk terutamajika garis berakhir pada bangunan atau di air dangkal.
, nggabungkan antara kapal kecil dengan operasi kerja yang Bila variasi kecepatan kapal tidak dihindari maka interval antara
,;umpulkan dipantai seperti pengawasan daerah reklamasi ke posisi yang tet.ap dapat dikurangi sewajar mungkin.
't;un suatu sistemjaringan kerja. Hal ini membutuhkan lisensi Posisi yang ditentukan dengan metode elektronik atau optik,
·tombang VHF. Selain itu berlaku mengadakan kontrol secara harus diperiksa secara teratur dengan mengacu pada tanda-tanda
':nyeluruh, seperti pentingnya pelaksanaan sistem fungsi
l,elamatan.
di darat pada beberapa titik sepanjang jalur survey. Untuk
kemiringan yang curam dibuat potongan melinL:mg tegak lurus,
dengan kecepatan kapal konstan. Jalur sounding diperpanjang
1 i Pengelolaan Proyek dan Pengawas<m secukupnya melewati batas daerah survey yang diperlukan.
· rbedaan utama an tara pekerjaan pengerukan dengan Jika menggunak<m sistem survey otomatis yang meliputi
kerjaan konstruksi sipil didarat adalah lingkungan kelautan penggunaan "echo sounder digital", maka pencatatan secara
.11 penerapan pekerjaan secam terus-menerus, yang merupakan analog juga perlu dilakukan. Selcuna ploting, harus dilakukan
~I yang biasa dalam industri pengerukan. Waktu kerja biasanya interprctao;i secant manual sebagai perbanding<m tcrhadap plot
~rlangsung terus mencrus'24 jrun selama 7 hari kerja. Oleh yang dihasilkan dari alat digital otomatis.
rena itu, pengelolaan dan pengawasan dilakuk<U1 tidak hanya
tuk mengadakan pengawasan dan kontrol survey yang baik, 8.3 Survey Tanah Daerah Rekbunasi
api dalrun hal pengelolaan peker,jaan yang juga mencakup Untuk daerah timbunan yang diusulkan untuk reklrunasi yang
meliharaan, perbaikan, dan perlengkapannya. bemda di atas muka air laut rat.a-mta, atau jika air terlalu dangkal
da tempat peketjaan yang terbuka manajemen harus untuk pekerjaan survey hidrograti, maka metode survey yang
~mperbatikan secara seksama keadaan perubahan cuaca biasa dilakuk<m pada tanah harus digunakan.
ngan maksud untuk pencegahan sebelum cuaca yang buruk Sebelum dilakukru1 penimbunan, survey harus dilakuk<m pada
pat merusak dan membahayakru1 mesin.
jalur ber,jarak antara 10 m dan 25 m, tcrgantung pada variasi
,wtinggian t.anah disekitarnya.
) Keselamatan
~ ika kondisi t.anah dilokasi yang akan ditimbun berupa lapisan
ngat penting untuk memberikrul perhatian serius untuk semua
~anal1 lunak atau endapan yang kompresibel alat atau plat
1 yang menyangkut keselamat<Ul, terutruna mengenai resiko
penerimaan dcngan sistcm grid schelum penimhumm dimulai.
usus yang terdapat pada cara ker,ja yang dilakukan di atas
Alat settlement sangat mudah terganggu sclcuna penimhunan,
dan merupakan konstrksi yang pcnting. Suatu alternatif
penggunaan alat untuk mcncatat pcnurunan sebclum
Metode Pengukuran Pekerjaan
pcnimbunan adalah dcng<m pemasmtg<m slab ycu1g rata atau
I Pendahuluan
plat b<~ja. Alattcrsebut dapat dipasm1g pada grid sccm·a tcratur
1juan dari bagian ini memberikan gambaran tentang metode
di daerah yang ditimhun.
ngukuran peker,jaan pengerukan.
Setelah penimbunru1 selesai, ketinggi<m pel at dapat ditentukan
dengan cara mcngukur mclalui timhunan. Perhitungan
2 Survey Bathimetri pada Daerah Pengerukan
banyaknya pcnimhumm dapat discderh<mak<Ul jika survey pm;ca
tthimeteri adalah untuk menentukan ketinggian dasar laut
pcnimbunan dilakuk<m pada jalur atau grid yang smna scperti
.ng umumnya dilakukan dengan menggunakan alat "echo
pada survey awal.
unding". Untuk pekerjaan pengukuran sangat penting
Gngetahui ketinggian dasar laut sebelum dan sesudah
ngerukan. Jarak as jalur survey tidak lebih 25 m. Ketepat.an

Bagian 8: Bendung, Bendtmgcm, Stmgai, lrigasi, Pcmtai. 529


SNI 19·6471.4·2002

h~nis alai pcngcruk Uraian I kcterangan

Grad pontoon Hanya cocok untuk hahmn yang paling lunak d<m
dipasang pada mangkok gigi. Kontrol keda.lmmm
jelck dan dasar galian tidak heraturan.
Cocok sekali untuk mcngga.li hatuan pra pengeruk<m
y;mg proses pcmecahan dm1 pcnggumpalm1 cukup
haik.

Bucket Agak sensitif tcrhadap perlapisan d<m kemiringan


lapis;m hatuan. Mmnpu menangani kcpingan-
hongkahan hesar dih<mdingkan deng<mjenis suction
d;m cocok sekali memindallk<m hatuan pra
pengemkan.

Hydraulic hackhok Sensitif tcrhadap pclapisan dan kemiringan lapis<Ul


hatum1. Bcrkcmmnpuan sama dengan dipper tetapi
deng<Ul siklus waktu yang lchih cepat. Kinc~ja
merosot tajam deng;m meningkaU1ya kedalmnan
pengcmkan.

Dipper Sensitif terhadap pcrlapisan dan kemiringan dari dip.


Cocok untuk hatuan lunak tennasuk pada hatuan
deng<m sit~tt mudah pecah dan hahan-hall<Ul yang
mengm1dung bongkah hatu. Hasil pcngeruk<m relatif
remla.l1. Cenderung memhentuk alur pertcuna pada
ujung potongan.

5.4 Pengerukan Batu;m deng<m Pra Pengeruk<m yang dapat dikeruk tergantung dari ukuran alat, jadi y~
Scbclum melakuk<m penggalian, dapat dilakukan pcke~jmm pra merupak;m f;~tor penting adalal1 bahw~t hatuan memen ..
pengerukm1 hatmu: terlchih dulu. Tingkat pra pcngerukan yang ukuran y<mg dJtentuk<m. 0 9 5 dan 0 9 9 dan ukurm1 butinm b
dipcrluk<m tergm1tung dari jenis, tenaga dan ukuran kapal keruk lebih penting dihmldingk<Ul 050. Lebih haik memcmfaatkan aiJ
serta bellluk dm1 kekuatm1 hatuan. Dua faktor pcnting da.lam yang ada untuk mengemk pecah<m yang lehih besar atau uk~
menentukan kcmudahan pengerukan hatuan dengan pra yoog masih ditolcrir. Perlu tidaknya untuk memunbah pera.latff
pengerukan adalah pemeca.lum d<m keadmm hongkahanny<L twrg<mtung dari bcsar/kecilnya proyek. Tahel 4. memberikf
Pcmecahan pada hatucm hervaria.o;i dan ukunm rata-rata peca.lmn petunjuk terhadap pentingnya proses pemecahan Yati
y;mg dihasilkan tidak hegitu penting. Ukunm maksimum hatum1 diperlukm1 untuk herbagai a.lat pengeruk.

Tahel4
Proses pemecahan daa: honJ:kahan hatuan yang biasa diperlukan
untu~-:: pengerukan yang haik

Jcnis kapa.l keruk P.~cahan yang disyaratkan Bongkahcm ym1g


(dimnetcr 095) diperlukan (%)
Cutter suction Sampai 300 mm, makin kedl makin baik lO- 15
(lWO mm suction) untuk pemompaan. Bono-•·:1han hcsar tidak
teramhil.

Bucket whcll Sampai 150 mm. makin kedl makin baik 15-20
(700 mm suction) untuk pemompaan. Bongkahan besar tidak
tcrambil.

Bucket Smnpai 600 mm, bcberapa bongkahan yang 10-20


650 L rock bucket lehih besar diambil jika tidak terlalu bcsar
mclewati lub<Ul"
ee~>alian.
1

Dipper 5m3 bucket Smnpai 806 mm. bongkahoo ycmg lehih hesar to- 20
dapat dimnbil hergantung dari ukur:m
m;~ngkok dan daya ycmg tcrscdia.

524 Bagian 8 : Bendung. U 11tiungan, Sungai. Irigasi. Pantai.


SNI 19·6471.4-2002

aman dengan ketelitian kunmg dari 0,10 m pada umumnya diperkirakan dengan berbagai macam cara. Cara yang paling
mungkin dilakukan. sesuai adalah dengan menggunakan density meter, untuk
menentukan profit kepadatan vertikal.
Pengukuran dengan Hopper Sebagai altematif, contoh tanah dapat diperoleh dari beberapa
ukuran dengan Hopper melibatkan perkiraan kandungan kedalaman pada hopper dan dianalisa di laboratorium untuk
:raJ padat yang dimuat dalam "Hopper of a barge" atau menentukan kandungan solid atau kepadatan. Pengukuran hop-
'ing suction hopper dredger". Walaupun digunakan secara per tidak memperhitungkan material yang dipindallkan dengan
metode tersebutjarang memberikan gambaran yang akurat cara pengadukan dan menghasilkan perkiraan yang kurang dari
.ng jumlah material yang digali dari da..<;ar laut dan hanya produksi yang dicapai. Pergerakan alat pengeruk tidak mudah
lnakan jika survey pengukuran dasar laut tidak praktis diukur dan akan bervariasi sesuai dengan kecepatannya dan
kukan. perubahan waktu saat pengisian bahan-ballan, air dan lain
sebagainya.
Jk material berbutir ka..<;ar yang cepat mengendap, isi hopper
i•gkin ditentukan dengan memperhitungkan jumlah
•ding, dan fix bidang persamaan terhadap material padat. 8.11 Pengukuran dengan Instrumentasi
:r:jaa.n sounding seharusnya dilakukan tidak kurang dari 5 Hasil material padat dari kapal keruk hidraulis seperti "trailing
pada tiap sisi hopper. suction hopper dredger", "cutter suction dredger", dan "suc-
tion dredger" ditentukan oleh penggahungan dengan waktu
gi permukaan rata-rata ditentuka.n dengan menambahka.n pencampuran aliran dan konsentra-;i material padat.
ua basil pengakuran, dan membaginya de.ngan jumlah
,gukuran, yang dihubungkan dengan volume timbunan Kapal keruk hidraulis yang paling modern adalah yang
~:ntu yang diteL:"lpkan berda-;arkan kalibrasi hopper (vilage
dilengkapi deng<ill pengukur kecepatan aliran dan pengukur
kepadatan di dalam pipa aliran.
1 ~) untuk kapal.
tbila material pengerukan mengandung butir halus dalam Tapi sayanguya, ketelitian ma-;ing-m<Lo;ing alat, tidak lebih baik
:lal1 cukup banyak akan ada gradien kepadatan vertikal dari 10%, oleh karena itu akurasi keseluruhan menjadi kurang.
1un hopper. Jika air tertaban di dalam hopper, kepadatan Kesalahan terbesar terjadi dalam campur<ill material j ika aliran
'nukaan akan mendekati 1 ton/m3 dan material campuran tidak seragam. Pengukuran kepadatan dan kecepatan
n melebihi 2 ton/m3 pada dasar hopper. Hal ini akan mengakibatkan kesalahan yang serius.
1yebahkan sangat sulit menentukan ketelitian isi hopper. Jika pelaksanaan peker:jaan di daerah tertentu berl<Ulgsung lama
.tu perkiraan jumlal1 dapat ditetapkan dengan sounding dan material yang dikeruk cukup konsistcn, korelasi antara
adap pennukaan y<mg padat, seperti diuraikan pada material pencatatru1 basil produksi dapat dicatat oleh instrumcn dan
1utir kasar untuk menghitung volumenya. survei. Setelah itu, pembacaan dengan instrumen dapat
t volume suspensi atau material yang sangat urai dapat
digunakan untuk memperkirakan basil produksi diantara
kemajuan survey.

:mpiran A
ftar Istilah

,1adal<ill density
apukan weathering
cdakan blasting
i timbal ukur lead line

Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai. Jrigasi. Pafllai. 531


SNI19-6471.4-2002

Salah satujcnis hahan pclcdak khusus untuk pcrmukacm tersedia pengeboran dapat herupa segicm,uat atau scgitiga, tergm
dalmn kcmas<m tertcntu. Bah<m pclcdak terse hut metmmfaatkan dari pergerakan ponton dan alat pengeboran (lihat Gamb
cfck Munroe yang mcngkonscntrasikan gelombang kejut
kcdalmn suatu pusat lcdak schingga mmnpu mencmhus batmm. 5.5.6.4Lingkup pengeboran dan peledakan
Pada umumnya, pclcdakan pcnnukacm mcnghasilkm1 pccahan Pengeboran dan peledakan hmus diperlua.<> sampai di luat'l
yang ked I dan tidak hcraturan atau hahkan tidak mcngha.o;ilkan daerah pengeruk<m batu~ (lihat Gambar 4). Keperlu~ ~
hongkahan hatu sama sckali. Pclcdakan sckunder sering melakukan peledakan yang lebih dalam detri batas penger
dilakukan untuk mcncapai hasil yang mcmuask<m. Namun, batu~ tergantung pada sifat batuan selama peledakan. B1
kadcmg-kad.<mg hal tcrschut lchih menguntungkcm untuk volume dekat daerah ledakan dapat dibuat retak sehingga pennu
hatuan yang kccil tcrutama pada lokasi tcrpencil dimana batuan tersebut naik.
mohilisasi pcralat<m hor sulit dilakuk~m.
5.5.6.5Kedalaman batuan
5.5.6 Pcngchoran dan pcledakan
Kedalaman batuan yang diledakkan dalam satu ga
5.5.6.1 Umum tergantung pada kondisi setempat. Sehubungan dei
Pengchorcm dan pclcdak<m mcrupak<m cara pra pcngerukm1 bertambahnya kctcbalan batmm, maka pcrlu perhatian 81
yang paling scring digunakan pada pcnggalian batmm untuk ccrmat terhadap ter:jadinya penyimpangan dari pemb
pcnggali<m hcrhcntuk hongkah. Luhang-luhang pemboran pada vertikal. Penyimpangan yang berlebihan akan mempeng1
hatuan dihuat teratur sesuai dengan pola dan kedalaman yang jarak beban dan spasi dari bahan peledak yang akhi
telal1 ditcntuk<m. Luhm1g terschut diisi dengan sejumlah hahan mempengaruhi pcmccalum batuan. Hal ini mcnyebal
pelcdak. haik yang dapat melcdak dengan seketika maupun terjadinya detonasi imbas di antara lubang-luhang. J
dalmn selang waktu mili detik. Luh<mg-luhang bor bias~ya diperhatikan, pada batuan yang tipis, juga memerf
vcrtikal tctapi pada kcadaan tcrtcntu pcngeboran dapat pemboran lebih dalam dan hahan peledak y<mg s<Ulla d(
dilakukcm sccara horisontal. batuan yang tebal; jadi biaya pengebonm d<m peledakan
Pengehoran hi<L<;<mya dilakuk<m dari ponton baik ym1g tempung batuan tipis dapatmenjadi sangat tinggi. Urutan dari pcnge
maupun tidak. tetapi pada dacrah yang scm pit dan sulit dicapai diperlihatkan pada Gmnhctr 5.
dapat dilakukan olch para pcnyclam. Pola pengeboran
disesuaikan dcng<mjumlah bah<m pelcdak yang diperlukan dan 5.5.6.6Sistem pemborm1
diameter luh<mg hor, supaya dapat mcnghasilkan pecahan hatu Pemhoran untuk peledakan di bawah air dilakukan df
yang dikehendaki. menggunakan salah satu d<tri metode-metodc di hawai
Ponton tipikal dan landasan pcngeboran dapat dilihat pada meskipun y<mg diuraikcm pada (a) merupak<m sistcm y<mgl
Gambar 1 dan 2. digunakan.

5.5.6.2Ra.<>io ledakan a. Pclaksana<m pada permukaan taut


Jumlah hal1an pclcdak y<mg diperlukm1 dinyatak~ sebagai msio Pelaksanaan pemboran pada permukaan taut dilakukaJI
ledak<m B (dalmn satmm kg/m3) yang dihitung dari persamaan: ponton terapung atau ponton tetap. Pada pcrairan yang dml
dapat digunakm1 peralat<m yang berp<mgkabm di d<trat; <!(
w cara mengurug sampai pada muka sedikit di atcLo; mul
B=---- tertinggi.
LvS Meskipun penyelmn mmnpu melakuk<m pengcboran tant
w = bahan peledak per luhang (kg) bawah air, namun ak~ menemui kesulitan dai~Ull pcne
posisi d~ laju penetrasi lambat. Selain itu, dacrah tet
L = p<mjang luhang y<mg dihor (m) blasanya tidak mempunyai lapisan tanah penutup atau Ia
v = jarak hehan (jarak antara harisan lubang, (m) ) tanah penutupnya tip is. Kondisi terse but akan lebih ellsie
S = jarak spa.o;i (m) menggunakan crawler rig dibandingkan dengan penj
Rasio ledakan biasanya herkisar antara 0,45 kg/m3 - 2 kg/m3 dengan bor tangan. Kcrugian pcmakaian crawler rig ~
tergantung pada jenis, pemhentukan dan pemecahan batuan dasctr Iaut harus cukup rata yangjctrang dijumpai hila dae~
yang diperlukan. atau berupasingkapan batuan asli. Karenaitu perlu adap~
dasar laut sebelum alat crawler rig digunakan.
Semua sistim di bawah air dipengmohi oleh gclomhang
5.5.6.3 Pola pengehoran besetr, arus yang kuat dan kekeruhan yang tinggi. Hi
Pola pengeboran dibuat sedemikian rupa sehinggajarak beban menyebabkan kesulitan dalam penentuan posisi yang a
dan spasi adalah sama panjangnya dimana lubang harus dibor sehingga dapat menurunkan produksi.
lebih dalam dari y<mg direnc~akan yaitu sama deng~ jarak
beban atau spasi yang terhesar. Tambahan kedalaman
pengeboran ini diperlukan untuk memastikan bahwa pola 5.6 Bahcm dan Perlengkapmmya
segitiga lebih memungkink<m terjadinya pemecahan secara 5.6.1 Ballan
konsisten kctrenajarak maksimum setiap luhang peledakan pada Untuk penggunaan di bawah air, bahan-hahan pclcdak.
setiap pola dapat diperpendek. Nmnun, pola segiempat sering berupa gelatin atau cairan ken tal yang berkekuatcm tinggi~
digunakm1 kctrcna lebih mudall dilaksanak<m, dan lebih sesuai et1siensi dan keselarnatan, bahan pclcdak harm. cukup
untuk tujuan tcrtcntu misalnya pra pengerukan untuk paritan. air ketrena terendam dalarn air selama 24 jam tanpa men
Pola pengeboran yang digunakan dan peristilahan terlihat kerusakan. Bahan pclcdak yang dipilih harus ~c~uai
pemccahan hatuan terjadi dengan yang diinginkan. Pola metode pemicmm awal yang dipilih.

526 Bagian 8 : Bendung. Bend1mgan..\'ungai, Irigasi. Pantai.


SNI 19-6471.4-2002

!
I\
'-----~1
\ --' .;£
u
....
0

I\ / '"0

'
~-
X ....
,.
f
~
- - l;jrt-- 0
c;::
X ---~ ......

D ..____.II~...-.-~ X

. ---~~-
:o+A,I ....
---~-- ~
'i
-eo
.D
i E
~
0

-~

./

Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai, Jrixasi, P£lntai. 533


SNI 19-6471.4-2002

intcnsitas-intcnsitas gctaran hingga tingkat tcrtcntu pcrlu herkunu.5nya penetrasi cahaya matahari atau oksigen kare
dihatasi. Pada hchcrapa kasus scpcrti ini mctode pengcrukan hertcunhahnya kekcrulum air atau tcrbentuknya sclaput dl
hams dirohah untuk mcngurangi uampak yang ditimhulkan. enuapan-enuapan halus.
Hal ini dapat dilakuk;m misalnya dcngan mcmperkedlukuran Scluruh hentuk kehidup<mlaut dapat dipengaruhi oleh pelepz·
gali;m y;mg dihuat pada sctiap put;u·an pckcrjaan .. hahan berbahaya dalam jumlah yang cukup besar tel
Karcna intcnsitas dan pcngaruh pcledakan dalmn air adalah pencemanm yang umumnya kecil pada dacnlh perikamm 'l
mcrupakan lokasi khusus pcrh1 mclihatkan para ahli yang renting. .
hcrpcngalmnan. Pcngcruk;m hatu;m sccara lcmgsung di dekat Sebelum peke~jaan pengerukan dimulai, lokasi perikai
hangunan dapat mcnychahkan tctjadinya gctaran pada struktur setempat harus diidentifika-.i d<m tempat yang mungkin tinj
a tau pondasinya tapi hiasanya hanya hcrpengaruh jika struktur akibat peke~jaan pengeruk<m terhadap lokm;i pcrik<man bj
atau pondasi tcrschut sangat pcka. uitaksir. Harus uiperhatikan bal1wa peketjaan pengerukan ~
akan dilakukan tidak akan merusak sumber makanan
6.5.2 Gclomhang kcjut air habitat perikanan. Mungkin dapat dicari suatu mel
Gclomh;mg kcjtll air yang hcrasal dari lcdak;m y<mg tcrsuspensi pengerukan yang tidak membahayakan perikanan. I
sccara hchas dalam air digamharkan dcngan scsuatu beberapa contoh mctode ini mengakibatkan biaya pengen
pcmunntlan yang ccpat hingga kctckanan paling tinggi y<mg lebih tinggi.
kcmudian diikuti dcng;m pcngcmhali;m hcntuk secara pcrlahan
kc tckanan nonnal. 7 Pekerjaan Pengerukan Di lapangan
Gclomh;u·lg kcjut hcrikutnya ucngm1 intcnsitas rcndah dapat 7 .I Pemcriksacm
te~jaui yang dischahkan olch pcngembangan dan pecahnya Pekc~jaan pcngcruk<m adalal1 suatu peketjaan teknik sipil
gclomhang gas hahan pclcdak yang uilcpas kc dalam air biasa dilakukan dimuara sungai atau laut. Kcbutuhan
schclum pclcuakan tcrjadi. memulai pckc~jaan dan pcmeriksmm dimensi sama seperti
Tek<man pccah d<Ul kcccpat<m dimana inpuls terjadi mcrupakan berlaku pada pekerjaan di darat, tetapi kesamaan me
nilai renting yang harus uitetapk;m. tersehut tidak mudah untuk diimplement<L-;ikan.
Pengaruh tckmwn puncak lUUl impuls tcrhadap kapal, kehidupan Sarmm komunik<L-.i memerlukan pertimbangan khusus kJ
laut dan man usia Ielah mcnjadi suhyck bchcrapa pcnclitian dan jalan masuk ke proyek hanya dimungkinkan de1
smnpai saat ini hclum ada pcdoman umum yang disusun menggunakan kapal yang memenuhi syarat untuk kondis
berkenaan dengmlj<•. ak y<mg mmm antara suhyek deng<m b<lhan tertcntu. Olch sehab itu komunikasi radio menjadi Sl
peledak yang akan diledak;m di dalrun air. pen tin g.
Jam kerja pada peket:jaan pengerukan, khususnya
6.5.3 Gctarm1 pcnnuka.an tamlh tercantum dalmn pekcrjaan pengeruk<m bias<mya jauh
Gctaran pcnnukaan tcmah ditransmisik<m dari tcmpat ledakan panjang dari pada jmn ke~j a pada kegiat<m didarat. Penga\\
ke bangumm di dekatnya melalui tanal1 d<m batu. Amplitudo, dan pelaksanaan pekerjaan pengerukan harus menc
frekuensi dru1 kecepat<m nunbat getaran tergantung pada masa kedaan-keadaan yang klmsus tersebut.
balmn pelcdak yang diledakkan sekctika dan kantkteristik lokasi
tempat peladakm1. 7.2 Pemeriksaan dal<Un Arab Vertikal
Gctaran pennukaan truulh dapal membahayakan man usia yang Biasanya digunak<m untuk pengukuran vcrtikal dihubull
bcrtempattinggal atau hekc~ja dckat dengan loka-.i ledakan dan sampai kepennukaan air, yang berhubungan dcng<m dl
hal ini menjadikm1 aktivitas tersebut dikatagorikan sebagai Datum tersebut mungkin datum dari Survey Tanclh Nal!
gangguan. seperti pada Ordnance datum Newlyn di lnggris, atau dibru
dan pelabuhan, mungkin datum peta laut yang bias
Jika getaran di pennukann tanal1 cukup kenL-., maka getaran ketinggian menggunakan pasang surut air laut y<mg tereJ
terse hut dapat menyebabk;m kerusakan kecil bahkan kerusakan Kesulitan menggunakan data peta laut untuk hal peke
struklur bangunan. Perkiraan tingkatan getaran yang dapat teknik adalah tidak terdapatnya keseragmnan datum.
menyebahkan timhulnya masal<lh tersebut merupakan masalah
Peny~jian datum pcta laut yang baik untuk perkapalan a
yang kompleks dan oleh karenanya dibutuhkan rekomendasi
para <lhli. menyajikan suatu hubungan antara ketinggian dasar lau
kc1 in!.!gi<m pasang surut kira-kira konstm1 di daeral1 pant
Tingkat getaran pada lokw;i pclcuakan dapat dikunmgi dengan mClllfh..:rhitungk<m variasi pas<mg surut y<mg dapat terJa(
cara mengunmgi berat balmn pcledak untuk tembakan seketika
atau menggunakan b<lh<m pcledak yang memakai bilangan tunda Penting diperhatikan yailu di dalam memilih datum yang
yang akan memberikan interval penundmm yang layak. dipergunakan klmsusnya bila pekerjmm pengerukan uilal!
pada arab mem<mjang atau melint<mg dari vari<L'>i pasang
yang signifika-;i. ·
6.6. Perikanan
Umumnya populasi ikan tidak tcrpengaruh oleh peket:jaan
pengerukru1, kecuali bila pengerukan atau dampak pengerukan 7.3 Pemeriksaan dalam Arah Horisontal
tersebut mcrusak tanah atau tempat dimana makanan ikan Posisi alat pcngerok stationer atau bergerak lmnhat akm1 111
tersedia. dapat dikontrol dengm1 mengikatkan pada patok tetap
dipasang dipantai yakni berupa garis-garis tr<msit.
Populasi yang tidak berpindah-pindab tempat sepcrti kerang-
kenmg dan telur ik<m akan terancam, baik. secara langsung Posisi alat pengerukan dapat juga dicek dari pantai del
dengan adanya pekerjaan pengerukan pada tempat menggunakan alat Theodolit atau EDM. Independent"~
kehidupannya, maupun secara tidak langsung dengan based method" tidak dengan segera memberik<m infot

528 Bagian 8: Bendung. Ul!ndrmgan. Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 19-6471.4-2002

Spasi
0

~
0 0

Jarak baris
0 0 0

0 0 0 0 0

Pola scgi cmpat


' Amh pcngcmk:m pontuu
Alai \Utit pc:mbawa mcsin bor

Spnsi
0

1 Jarnk baris
0

0 0 0

Pola scgitiga

Gambar 3. Pola pemboran pra-pcrbaikan dan terminologi

Baxian 8: Bendung. Beru/ut1gan. Stmgai. lrigasi. Pamai. 535


SNI19·6471.4·2002

S.4 Saluran Navigasi Scmuaja.lur potongm1 melintang harus dilayari da.lcun duaarah
Untuk tujuan pengukuran. saluran navigasi harus disurvey dengan sudut yang kira-kira tegak lurus terhadap paritcm dan
menggtmakan pcralatan "narrow he~un echo sounder" dengm1 setiap perhcdam1 potongan melintilllg akibat kesalahan suoo1
pnsisi Slllhll "transduser heam" kurang dari 10°. jalur "echo sounder" atau kesalahan posisi yang tidak dapat dihindari
pcnampang mclintang hams dihuat dekat dengan pusat dengan harus diratct-ratakan.
tamhahan jalur mcmanjan_!! untuk mcn_!!ccek kedahun minimum Apahila pergerak<m secara a.lcuniah membuat paritm1 cepat terli,
saluran navigasi. survey ulang hams dilakukan pada selang waktu yang teratbr
Alat "narrow heam echo sounder" dapal menghasilkan dcgan posisi dari semuajalur survey tidak holeh berubah.
pcnampang mclint<mg y<mg lehih tclili, nmnun kunmg memadai
untuk mcngidentilikasi tempat-tcmpat yang tinggi. 8.6 Tolcransi
Bila mcnggunakan sistem "range-range electronic position Tolcransi adalah sesuatu yang hiasa dilakukan da.lmn pr~
fixin{'. schaiknya satu stasion ditempatk;m tidak lehih dari 500 mcskipun huk<m merupakan ha.l mendcL'\ar untuk mcngurailli
m di luar dacrah survey atau mendekati sumhu sa.lurcm. tolcransi mengenai pembayaran pekerjaan pengukuri.
Bila memungkinkan stasion kedua ditempatk<m tidak kurang Tolcransi kerja ad<tlah merupakan hal yang pcnting.
Jari 1000 m di luar daerah survey dengan posisi sedemikhm Cara pemhayaran toleransi untukjumlah pengerukm1 terganbll
rupa sehingga sudut potongm1 husur range mendekali 90° dan pada pertimh<mgan komcrsia.l setempat.
tidak holch kurang dari 600 .
Saluran yang panjang atau herhelok-helok. memerlukan 8.7 Daerah Pra Pengerukan
scjumlah posisi di darat yang hcrheda. Posisi stm;ion yang smna Dacrah pra pengcrukan hiasanya diperlua<; melehihi dae
dapat digunakm1 untuk keperluan survey sehelum dan sesudah dim<ma hatuan akan dipindahkan. Pemhayaran biasanya dib
pengeruk<m. Bila memungkink~m posisi sepanjang ja.lur dapat herdasarkan meter persegi luas untuk kedalaman peeal
dicek terhadap garis pcrsilangan dari garis transit pantai. batum1 yang ditentuk.:m.
Sehagai altemalif, alat , "range-tinder" dapat digunakan untuk Dacrah pengukuran yang mencakup pra pengerukan h~
keperlum1 pcngecekan. Behcrapa pcralatilll "rm1ge-finder" dapat ditentukan deng<m memastikan posisi yang teratur dari pon~
dipcrgunakan untuk mcngukurpennukacm y<mg tegak d<m kent.-; pra pengerukm1 selama tiap pola pengeboran dilakuk<m ~
seperti temhok dermaga, sedangk<m y<mg lain memerlukan pada awa.l d<m akhir dari setiap urutan pergerakan pontoo~
pera.la~m retlektor khusus. Keduajenis pcra.lal<m ini mempunyai Posisi pontoon ym1g pmai dapat dilakukan dengan "shore b~
tingat akurasi yang lehih haik dihandingkan "metode rcmge- tri<mgulation" yang ditcmpatkan dipantai deng<m menggun~
range" atau "range hearing" untuk jarak ym1g pendek. peralatan optik atau "shore based range" dan "bearing sysu=
Untuk ketelitian survey dari saluran yang dangkal atau saluran Sebagai altematif, posisi dapat ditentukan dari pontoon de~
dengan kemiring<m lereng y<mg cunun, lihat hulir 8.5 menggunakan sex tcmt dan tanda yang dipa-;ang di pmltai. D~
ha.l ini akura<;inya dapat diperbaikijika tanda dipantai tersd
8.5 Pari run didirikan di atm> sumbu dari setiap dacrah pra pengerukan u~
Pengukuran paritan yang teliti memhutuhkm1 perhatian yang mclakukan hal tersebut dapat juga digunakan sistem nul
k.lmsus. Sudut "transducer echo sounder" tidak lehih dari 5°. range elektronis.
Posisi sepanjang paritan harus diukur dengan sistem nmge
dengan "single shore s~ttion positioned" pada sumhu paritml. 8.8 Kemka.l
Sebagai a.ltematif, sistem "shored base range bearing" dapat Adanya kerakal menimhulkan masalah khusus da
digunak<m dan untuk paritan yang pendck dekat p<mtai, dapat pengukuran. Sejumlah kerakal batu yang relatif kecil d
diperoleh posisi y<mg akurat sepanjang pantai. matriks, yang meskipun mudah dikeruk akm1 s<mgat meng
produksi pengerukan secara serius. Ada.lah merupakan ha.l
Bila menggunakan sistem "range-range" kesulitilll mungkin wajar untuk mcngukur kerakal secara interval den
timhul dalam penentuan stasion pantai geometri daerah
pembayaran yang sed<mg dibuat dengan jumlah dalcun r
perpotongan busur yang haik, kecuali posisi stasion yang
ukuran tertentu, tetapi untuk kerak<tl dengan ukunm maksi~
menunjukkan geometri ym1g haik dapat ditetapkan, maka sis tern
kurang dari 350 mm tidak dim1jurkan diukur secara indivi~
"range-range" tidak harus dipergunakan.
Sistem pengukuran yang dianjurk<.m adalah hcrdasar.
Untuk menentukm1 akura<;i posisi melintcmg paritcmla.,er yang perhitungan keraka.l pada range yang teht.l1 ditentukan.
ditempatkan dipantai atau tanda transit (hanya untuk parit yang setiap kasus dimensi maksimum mengg<unharkan hcsarl
pendek) dapat lehih posisitip dm1 lebih akurat. ukurannya.
J ika menggunakan penentuan posisi secara elektrik, akan Keraka.l yang tidak tercunbil, tetapi tersapu kesmnping 4
menguntungkan jika digunakan yang dikaitkan dengan alat tertanam tidak dapat diukur. Dalam hal ini pembay~
automatic data logging supaya nmge atau "range and bearing" berdasark<m pada waktu yang hi.lang akan lebih tepat.
dapat dibaca dilog pada interval yang sang at pendek. Membaca
range secar.a manual pada interval yang cukup pendek mustahil 8.9 Perhitungan Kuantita<; Ha-;il Pengeruk~m
untuk memperoleh penampang melintang yang benar dari Terbatasnya ketelitian yang mungkin didapat dcngan l:ara(l'
paritm1. vey hidrografi biasa akan tercermin dalam kcteJitf'.:
Hal ym1g menentuk<m ada.lah tergantung pada kondisi khusus perhitungan kum1titas. Lebihjauh, dacrah yang relalif daW~.'
di lapangan. Bila kecepatan ja.lur kapal survey mendekati ga.lian atau timbunan pada pekerjacm pengerukm1, kesa~
konstan pada jalurnya, penentuan secara manual dapat secara konsisten beberapa sentimcter dari kedalcunan af.i!
memberikan hasil yang memucL<;kan. menghasilkan kesa.lahan yang serius pada pcrhitungan kucm~
terutama pada pengerukan yang dangkal. Pengcrut;

530 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai, Jrigasi. Pantai.


SNI -03-6720.1-2002
· Pd T-26-1999-03
TATA CARA PEMASANGAN GEOTEKSTIL SEBAGAI FILTER DAN TRANSISI DALAM
BENDUNGAN URUGAN

Ruang Lingkup Spesiflkasi sitat mekaniknya adalah seba!!ai berikut:


mdar ini mencakup tala cam pemasangan geotekstil sebagai
Ler dan transisi dalam bcndungan urugan dan meliputi Sifat Metode Uji Nilai Minimum
.nnasalalum konstruksi geotekstil dan persyaratan kekuatan
rta ketahanan geotckstil TipeA Tipe B
Ketebalan Diukur di bawah tekanan 4mm 6mm
Acuan 0,75 kN/m2
)TM D.751-19X9: Test Methods for Coated Fabrics
Kuat tarik ONGC 4-GP-2 (1952) 180 kg 300 kg
revisi (1962) metode 9.2
Masalah Konstruksi dan Syarat Kekuatan Pcmanjangan 80% 80%
11 Sifat dan Uji Mekanik saat robek
urray d<m McGown (1982) telah menunjukkcm peranan relatif Kuat robek ONCG 4-GP-2 (1957) 60 kg 70 kg
!'at-sifat mekanik geotekstil dalam kaitannya dengan fungsi metode 12.2
.sar: scparasi, filtrasi dan drainase, serta perkuatan. Kuat robek
, ,.;.aldan r<unbatan robek diberikan sebagai sifat-sifat mekanik Kuatjebol ONGC 4-GP-2 (1955) 3,9 MN/m2 7.4 MN/m2
ng menentukan dalam filtrasi dan drainasc yang memadai mctode 11.1
11isal: geotekstil harus menahan dan mendistribusikan kern bali
'han lokal). Merekajuga menunjukkan hal1wa penguji<m y<mg P~e (19XO) menguraikan tindakan pencegahan yang harus
. 1gsung herhubung<m deng<m fungsi harus dibedakan den!!an dtlakukan ag<rr kerusakan selama penghmnparm1 minimum. Hal
.as dari pengujian yang berhubungan deng<m pengenda.tim1 tersebut_meliputi pembatasan tonjolan dan lekuk<m sampai 300
jlalitas. mm dart pennuka<m umumnya pada geotekstil seleh<rr 3 m.
Kesimpulannya bahwa salah satu f<tktor penting untuk mencapai
keberhasilan kinerja geotekstil adalah pada tala cara
,z Penghamparan dan Penutupan Bahan pemasangannya.
:nghmnparan geotekstil harus dilaksanakan sedemikian
,1lingga tidak menyebabkan pembebanan lon!!itudinal y<m!!
1 rlebi~an di atasnya. Pada umumnya gulung~1 hall<Ul dap<rt Penutupan geotekstil hisa menyehahkan distorsi lokal,
kehocorm1 atau sohekan. Kerusak<m semacam ini ter<•mltuno
,cangam oleh dua orang, tetapi penghmnpar<m secara mck<mis
pada tanah di mana geotekstil dipasang, sifat dan ":'nctod~
ah dispesifikasikan d<m nampaknya herlmo.;il den••an haik.
1esifik<Lo.;i teknik (Societv d'Energie de Ia Baie jam:..'), 197l)) penghcunp<rran material penutup dan kemungkincm lalu-Iintas
•tuk pemasokan geotekslil harus discdiakan untuk di atasn~a. Calhoun dkk. (1971) Lelah melaporkan proyek-
proyek dt USA y<mg menggunakan geotckstil sehagai kain filter
~~~-erik_an informasi kepada calon pemasok tentang
di bawah rip-rap untuk melindungi lcreng dan pantai. Bcrat
esthkast pemasangan geotekstil. Di bawah muka air,
maksimum batu pada umumnya lehih dari 50 k!! dan hatu-hatu
otekstil harus dibuka dari gulungannya secant utuh (tidak
·potong-potong) dari atas ke hawah, secant manual atau tersebut dijatuhkan d<rri ketinggian sampai 1.5 m. (Seha!!ian
ngan peralatan mekanik yang disetujui. Di al<Lo.; muka air hesar geotekstil dip<Lo.;ang di alas material "subgrade" hcra~am
dmi pao;;ir halus sampai lempung). Perl<tkuan V<Ul!! kcts<~ ini
nte~sti~ dapal dibuka d<rri gulungm1i1ya dan dihamp<rrkar~
~ngtkutt lereng, dalmn keada<m utuh ataupun dalmn potongcm.
meny~hahkan roheknya sehagian kain geotekstil. Ltporan
tmhungan potongan-potongannya dapat dijahit atau menyunpulkan hahwa di mana hatu atau hahan runtuhan
umpang-tindihkan minimum 0,6 m. Batu dapat digunak<m dijatuhkan di at<L" kain ~eotekstil m;tka:
( i) Kuat tarik minimun~ di arah y<mg terkuat d<m terlcmah tid;tk
.tuk menahan geotekstil tetap di tempat sepanjm1g lereng atau
boleh kurang d<rri masing-masing l,t'l kN dan O,lJ kN.
sak untuk mengikatkan geotekstil di puncak lereng. Geotekstil
ms dipasok dalam bentuk gulungan paling sedikit seleh<rr (Metode y<mg pasti tid;tk disehutkan tetapi "metode Grab"
dis<rrank;m untuk memperkir;tk;m "kekuatl/11 e(ekri(' van!!
~0 m ~aik dalmn satu Iem bar utuh maupun potong<m-potongml
digumtk<m. Dalmn metode ini hch;m patah dite.tapk.;m pad~t
.ng dtsambungkan menjadi satu dengan cara dijahit.
suatu potongan sclchar 100 mm yang di~o:cngknun olch
Ll~~ungan jahitan harus mempunyai sifat mekanik paling
jepitm1 scleh;rr 25.4 mm. Penguji;m ini mempcrhitungkan
dtklt sama dengm1 material induknya.
suatu tmnhah<m kckuga atmt dari hcn;ut!! van!! tcl!ak lums
"RliURt' lenRth"); - . - •
(ii) Perp;mjm1gan saal robck tidak holdt Ichih dari 35'/( ;
(iii)Kuat jehol minimum (ASTM D 751-t'l(l) harus 3,o
MN/m 2 .
Nmnun, di mana pcnempatan hatu-hatu dilakukan dcngan
sangat hati-hati, pcrsyaratan kekuatan di atas dapat
dilonggarkan. Ruddock ( Jl)77) mclaporkan dua kasus di
Skotlandia di mm1a hatu;m Lelah ditempatk<Ul hmgsung di at<L"

/tagia11 X: /Jemltmg. lk11dtmgcm. Stmgai. Jrigosi. l'mrtai. 537


SNI19-64 71.4-200 2

Lampiran U
Gamhar-Gamhar

~
....
(.)
0
"'0
....
~
;:?-
~~~
c
.....
(.)

,,,·I -
ra
~
0
II "'0
-
§
.t:;
0
II 0..
g>
--c
· .:

~
~
0
c;::

-~
en

r -
en
~
~

"'0

:P ....
"'
....
~

0
,..
=
...."'
el)

u
0..
f.=
-....
"'
-
.D
E
"'
~0

1074

532 Bagian 8 : Bendung. Bendunga n. Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI -03-6720.1-2002

~ekcnyalan pada gcotckstil akibat pengaruh cuaca, terntarna 5. Kesimpulan


· . inar malahari, sclama lehih dari dua Lahun. Ia menyimpulkan Geotekstil modern telal1 berkemhang penggunarumya sejak
' bahwa untuk pcmakaian permanen geotekstil tidak boleh tahun 1960-1970 dan pemakaian pertama di dal<un hendungan
·fihiarkan terhukal terkena cahaya langsung. Perlu diperhatikan urugan sejak tahun 1972. Di dalam bendungan, gcotckstil
~~ahwa gcotekstil yang digunakan di dalam hendungan dipakai sebagai tamhahan atau pengganti filter hutiran.
terlindung dari sinar matahari dan ditutup segera setelah Geotekstil tidak beker:ja sepenuhuya sam a dengan tilter butirm1,
llipasang. dan kestabilan hidang kontak di m1tara tanah yang herbeda di
' . otton ( JYX 1) menguraikan uji labonttorium yang ketat untuk bawah aliran hidrolik menyangkut mekanisme yang rnmit.
1
rnemperkirakan ketahanan tekstil polypropylene terhadap Kehati-hatian di dahun memilih geotekstil untuk digunakrul di
l~larntan HCI cair (pH 3) dan larutan cair NaOH (pH 12). dalam bendung<m menunjukkan keragmm tcrhadap material
t(ehilangan kuat tarik dan pemanjangan pada tegangan tarik yang barn dan asli. Pada awalaya gcotekstil h<myak dipakai di
'ilelch tidak lehih dari 5% setelah perendaman di dal<un larutan tempat-tempat yang tida.k kritis, seringkali di tempat yang
'tersehul selcuna 1 Lahun pada suhu 20°. Sotton, Leclercq, Paute, mudah diperiksa dan diperhaiki. Bru1yak penga.lmnan diperoleh
'dan Fayoux ( 1Y82) dan Sotton dan Leclercq (1982) juga dari penggunaan di bawah pelindung lereng. Kincr:ja bidang
!rncJaporkan uji. Ketahanan yang dilakukan olch Perancis. kontak yang tertan<un tidak dapat dip<mtau di tempat dan karena
;Mcskipun sehagi<m besar material yang digunakan di dalmn hal inijuga harns hati-hati. Kemudah<m dan kebaruan geotekstil
;gcotckstil scuna ketahanannya tcrhadap basa dan <L-;<un yang kadang-kad<mg hisa mengarah ke penggunaan yang sia-sia.
11mungkin tcrkandung di dalam tanah, pH tanah tctap harns
Berbagai kriteria desain filter geotekstil telah diusulkan. Tidak
1 ~dipcriksa. Pahrik pcmbuat geotekstil harus memastikan scmuanya konsisten tetapi prinsip-trinsip umum tclah ditetapkm1
1iketahanan geotekstil tcrhadap pH yang teramati. Pada
yang memungkink<m desain y;mg handal untuk lok<L"i-lokasi
fumumnya, plastik memperlihatkan ketahanan yang cukup yang tidak kritis di dalmn bangunan penmmcn dan sementara
~ terhadap scrangan mikro-biologi meskipun ada bcberapa hukti scperli misalnya kofferdam. Geotekslil helum banyak
~~enmgan terhadap nylon, polyester, dan polyvinyl chloride
digunak<m untuk mencegah erosi di dalmn hid<mg kontak yang
<Rankilor, 1981). Ionescu, dkk. (1982) mematangk<m emun terancam remhesan dari waduk dalam hal ini perlu
I <:onloh gcotckstil di dalmn berbagai media y<mg mcngandung pertimbangan yang matang dalmn mcnggunak<m geotekstil.
'hakteri selruna 5 - 17 bulan. Meskipun ter_jadi pcnyumbatan, Keberhasibm kiner_ja tilLer geotekstil di lokasi non-kritis tidak
1tidak ada geotekstil yru1g menunjukkan tanda-tanda penguraicm
dapat digunakru1 untuk mcmbenarkan pcngguna<mnya di lokasi
'hiologi dan sifat mekanik serta strukturnya tampak tidak yang tcgangannya lebi.h tinggi di m<ma mckanismc perilakunya
'1teruhah. S~jumlah uji terbuka olch pabrik pembuat dan pemakai mungkin berbeda. Belum pcrnah dihuktikan hahwa geotekstil
!l,aeotckstil dcngan tidak menyinggung masalah penguraian dapat memberikan ha"il smna seperti titter butircm y<mg didesain
~hiologis merupakan hukti hahwa hal itu tidak mungkin ter:jadi
khusus untuk keperluan itu, tcrutama jika diperlukan
-dalmn schagicm besar kondisi. perlindungan terhadap rctakm1 atau pengarah gcmpa.
1
Kurangnya bukti scrangan kuman hisa mcnunjukkan Geotekstil terhukti s~mgat efektif sebagai bah<m pemisah untuk
pemas<mgan di lingkungan yang tidak menguntungk;m bagi mencegah tercmnpurnya bcrhagai tanah yang hcrheda selmna
kuman-kuman tersehul Tampaknya tidak mungkin, misalnya, konstraksi. Kernsakan y<mg ter_jadi pada waktu pemas<mg<m
· hal1wa sctiap geotckstil akan me~jadi suatu penghalang yang tercunati di mmm terdapat material herbutir kasar dan bersudut.
: t..:'lk tertemhus oleh hinatang penggcrek di dalam tanah, seperti Kerusakan lokal mempunyai pengaruh kecil terhadap efektifnya
1 tikus. Bcrllcl Rohbertze dan Smith (1982) mclaporkan geotekstil scbagai balmn pemisah, tctapi kontinuit<L-; diperlukan
kerusakan geotckstil oleh hinatang penggerek dan oleh jika geotekstil dijadikan titter ym1g hctul-hctul efcktif. Kad<mg-
·, pertumhuh<m tanaman liar saat geotekstil dibiarkan selama 6- kadang perlu tindakan untuk mclindungi geotckstil tcrhadap
12 bulan di hawa.h lapisan penutup pasir dangkal di dalam kerusakan selama pemasangannya schingga mcmbuat
1 .trairm-;e untuk buangan limhah. penggunaannya kurang ekonomik. Perlu herhati-hati dalam
. Akcu· hisa menembus geotekstil yang digunak<m pada lcreng memasang dan mcmantau gcotckstil agar tidak menjadi
luar hendung<m. Geotekstil nonanymn, ditutup dcng<m rip-rap pcnychab kcrusakan y<mg tidak dikchendaki.
melindungi lereng udik hendungan (Giroud, dkk., 1977). Pcngalmnan tclah menunjukkan hahwa kctahamm geotckstil
Pemeriksacm setelah pcmakai<m sclmna dua tahun menunjukkcm yang ditcmam adalah haik. d<m mungkin sch<mding dcngan beton
bahwa akar tclah tumhuh menemhus gcotckstil di bebcrapa atctu baja dm1 material konstruksi lain y<mg urnum dipakai tctapi
tempat. Spesitik<L-;i geotekstil yang dipasok harus mencakup tidak sehanding dcng<m titter hutiran. Pcncliti<m masih bcrhmjut
beberapa aspek ketahanan. Di bawah "Sifat-Sifat Kimia" pada pcnyclidikan topik yang pcnting ini dan pcngmnatan
!disebutk<m: "membran llarus total anti-pembusukan dan tahan jangka p<mj<mg ak<m tcrus hcrtmnhah maju.
'rerlwdap semua zat kimia dan biologi yang urnum ada di a lam".
lSyarat pengiriman menyangkut pcrlindungm1 tcrhadap sinar
matahari, kotoran, debu, dan bahan lain yang bisa
mempengaruhi perilakunya. Ditentukan pelindung geotckstil
dari bahan polytllene kedap cahaya.
Kesimpulannya, smnpai sactt ini gcotckstil yang dit<mam sama
buatan sepcrti material buatm1 lainnya. Sinar matahari dapat
mempercepal dcteriorasi/pelapukan, yang perlu
dipertimbangkan dan dicegah di dalmn sctiap penggunaan
spesitik. Studi pclapukanj<mgka pm1jm1g terns berlangsung dm1
jumlah organisasi yang diketahui terlihal dalam penelitian
mengenai m<L"alah ini terns herkcmh<mg.

Bagicm 8: /Jendtmg, /Jendungcm, Stm,l(ai. Jriga.~i. Pcmtai. 539


(II
(/)
w ~
~ ....
CD
tl;) a,
:;:) ~
~c


....
"""
::: ~
I
Oe N

tl;)
8N
'1>
::: Mennrn pcngnrah kerekm1
Cl.
§
~

--
~1-E­
~
::t
~ Tiang bor
~
?I
J)
;::
::t
~


:;-
r;c·
~

--~· q- ,,-.--J
~
~
:;:)
!""·
·:

.:.al.&.::...<.i~..=!-.::Ji:'.=:.o::i::::-&!::=~':!iE''"-"IQ'i'==s:=;:;,;·.a=c::;;;;;;:$!11.

Kaki dongkrak

Dnsar !aut
Susunan pont on berbclltllk 1-1

Gambar 2. Bagan pemboran berbcntuk H yang dapat mcngangkat sendiri


SNI 03-6720.2-2002
Pd T-25-1999-03
TATA CARA PENGUKURAN DIAMETER LUBANG
DAN PERMEABILITAS GEOTEKSTIL SEBAGAI FILTER DAN TRANSISI DALAM
BENDUNGAN URUGAN

·l. Ruang Lingkup Andrei, Skunga, Antonescu dan Pctrica (1982) menjelaskan
:ltandar ini mencakup tata cara pengukuran diameter luh<mg penggunakmm variasi ::mtara volume air yang tertahan di dal<un
tlan penneahilitas geotekstil sebagai filter dan transisi dalam gcotekstil dan besarnya pengisapan air terscbut untuk
hendungan urugan untuk memenuhi persyaratan permeabilitas memperkirakan distribusi ukunm pori dari suatu model kapiler.
,r;eotekstil sebagai filter. Cole ( 11}7 5) mengacu kepada metode ym1g serupa Masounave
dkk. (1980) menjelask::m pemakllian teknik analisis citra (image
k.:- Pd T 26- t}lJY-03
Acuan
1 : Tata Cara Pemas<mg<m Geotekstil
analyser) ym1g mmm bahm1 dijenuhkan deng<m resin trllilspanm,
dip<L"<mg dan dipoles penmnp::mgnyakemudi<m di "sc<m" secara
optik menggunak<m pcralat<m otomatik. Porositas d<m disllibusi
sehagai Filter dan Transisi dalam
ukuran pori kemudian disimpulkan teoritik dcngan teori
Bendungan Urugan.
probabilitik dari kerapatm1 serat bahannya (bm1yaknya serat per
- ACI St<mdar 318/318 R : Building Code RequiremenL-; for satuan luas) yang tclah teramati. Studi morfologi yang
Reinforced Concrete and dilaksanakan dengan mikroskop optik dan elektron terhadap
CommenL:try penamp<mg, ym1g tipis dm1 sm1gat tipis, dari contoh tekstil-tllilall
utuh a.kbir-akhir ini lebih ban yak dilakukan seperti dilaporkm1
3. Pcngukuran Dimensi Luhang Geotekstil oleh Sotton, Leclcrq, Federoff cl::m Paule (1982).
\!let ode yang paling umum digunakan menyangkut penymingan Rollin dkk (1980) d::m Masounave ( 1980) membahas hubung<m
tanah standard atau contoh tanah dengan gcotekstil, yang sama dan menyarankan suatu huhungan empirik <:mtara
menggunakan getaran atau beberapa metodc untuk tcrus kerapatan serat dan penneahilitas bahan non-anymn deng::m
men!!!!Crakk<m tanah di dalam saringan. Bellotti d<m Puccio teballebih dari 1,5 mm. Hal ini memungkink<m kcrapatan serat
(llJ82) mcnggunakan pcnyaringan hasah. d<m mcndcfinisikan disimpulkan dari pengukuran pcrmeabilitas, dan dengan
ukuran maksimum luhang gcotekstil adalah 98% ukur<m tanah demiki<m porosi tas dan distri husi ukunm pori hi sa disimpulkm1
;yang mclalui luhang itu. Hcerten ( 11}81) mcnggunaka~ tanpa pengmnatan langsung kerapatan serat.
, penyaringm1 hasah ti<m mendctinisik<m ukunmluh<mg geoteksul
Perbedam1 ukurcm Iubm1g untuk suatu gcotekstil tertentu yang
. dengan cm·a yang smna sepcrti Bellotti dan Puccio. Fayoux
dihasilkan dari berhagai metodc pengujian d::m definisi bisa
· (1981) mcnganjurkan penyaringan basah, dan mcnggmnbil
sangat ban yak. Misalnya, Schober d::m Teind! ( l 1}71}), untuk
ukuran luhang yang efektif' 95% dari ukuran tanah yang
suatu geotekstiltipikal, menemuk<m hal1wa Oso = 0;14 mm, 090
melcwatjnya.
= 0,19 mm, d<Ul o!)S = 0,22 mm. Kriteria filter y::mg herlainan
Ogink (1lJ75) mcmakai ·pcnyaring<m kcring, d::m scrangkaian didasark<m pada herbagaj definisi ukuran luhang. Kerag<umm
f'raksi pasir dcngan ukuran yang bcrbeda, masing-masing antara berbaglli contoh kecil geotekstil mungkin juga hmly<tk
disaring sclmna 5 menit. Kemudian ia mcnggunak::m mctode (Ruddock, 1977) dan pada umumnya perlu dilakukan penguji<m
· prohahilistik untak mcmpcrkirakan kisaran ukuran luhang terhadap sejumlah contoh d<m mengmnhil suatu nilai rata-rata
gcotckstil dcngan mcmbuat grafik huhungan logaritma bobot secara konscrvatif.
pcrscntasc dari masing-masing fraksi pasir yang mclcwati
Metode sedcrhana yang paling efektif' untuk mengukur hesamya
geotckstil daJmn 5 menit tcrhadap logariuna dari 50"'/r ukunm
lubang yang sckarang hiasa dilakukan tampaknya adalah
fraksi pasir. Kcmudian ia menetapk<m ukuran luhang n'Yr (n%
menentukan ukuran luhang maksimum dengan cara
luhang lebih kccil daripada ukuran ini) schagai 50o/r ukur::m
penyaringan basah. Suatu perbanding<m menarik tent<mg hasil
fraksi pasir yang n% di <mtanmya lotos dari gcotckstil dahun
penclitian hmu dari herbagai laboratorium tent<mg penentuan
waktu 5 mcnit, y<mg hisa diinterpolasikan dari grafik terscbut.
karakteristik t'iltrasi geotekstil disampaikan pleh Fayoux,
Metodc ini juga didukung oleh Schober dan Teind! (llJ7lJ).
Cazzulli. clan Faure ( 1984 ). Dalmn kesimpulan ditegaskan
, Ruddock ( 11}77) menggunakan metode yang serupa, tetapi
hahwa metode dengan t'iltrasi hidrodin;unik lehih disukai
deng::m ukuran fraksi yang herhcda hcrclasarkan standar "gelas
daripada penyaringan dengan getar<m karena hehcrapa alasan
· ballotini" dan menyaring masing-masing f'raksi schuna 10
herikut:
menit. Dept. of Army, US Corps of Engineers (1977) juga
mengm1jurkan penyaringan dengan "hal lotini" dihagi menjadi a) Metoclc pcrcohaan lehih dekat kepada kenyataan.
fraksi-f'raksi sesuai kisman saringan standar USA. Mereka h) Mctode sedikit dipengaruhi oleh distrihusi ukuran partikcl
mencntukan ukuran luhang gcotekstil (Oe) sama dengan tanah yang digunakan di clalam pcngujian dan scdikit
saring<m yang menah<m fraksi hallotini y<mg 5<Y..) di <mtaranya dipengaruhi oleh peralat<m: kem udahan pengganda<m dari
mclewati geotekstil. Rollin eta!, ( 1980) mengkritik pcnggunwm satu Iahoratorium ke lahoratorium lain adaJah memuask<m.
metode pcnyaringan untuk geotckstil tchalnmHmymn, deng<m c) Metode getaran l<unpaknya memherikan hasil y<mg lehih
menyatak::m hahwa geotekstil jenis ini tidak scpcnuhnya bckelja menyehar : sifat getaran tcrkait dcngan contoh yang diuj i
deng::m cara ym1g kompleks dalam pcnghcnti<m partikcl. Metode tid<tk hanya tergantung pada alatnya saja, tctapi juga pada
st<mdar untak pengujian semacmn ini s<unpai sekanmg masih sclumh pcnmgkat pengujian, termasuk tempat contohnya.
diperde hatk<m.
Calhoun ( 1972) menggunak<m mctode optik untuk mengukur 4. Pengllkuran Permeahilitas Melintang (;eutekstil
bcsamya luh<mg anymn geotckstil. Paule dan Chene (1977) d<m Permeahilitas untuk air pada umumnya di tentuk<m olch pahrik.

Baxian X: lknd11ng. /k~~tilltlgan. S11ngai. lrigw·i. l'antui. 541


SNI 19·6471.4·2002

Pcnnukmm :.ir

Singlwpan ha1w111

Lubang bor
I

'
I
Kelebihan p_emboran

Batas daerah p~mboran

Gambar 4. Contoh dari pcmboran dan pckcrjaan pra·pcrbaikan yang lebih dalam

Pennukmmlanlai kerjn (deck)

Pipa pcrlindungan

Dasar lubang yang lelah sclcsai

Gambar 5. Jlustrasi umtan dari metoda pemboran

536 Bagian 8 : Bendung. Bendungan. Sungai. Jrigasi. Pantai.


SNI 03·6720.2·2002

:h National Committee (Loudiere, dkk. 1982) Ciri kedua yang terlihat dalam permeabilitas beberapa jenis
mjurkan kriteria yang sangat kctat, disebutkan bahwa geotekstil adalah ketergantungan-nya kepada tegangan normal
Kstil hams mempunyai permeabilitas paling sedikit 100 yang membebaninya (Bourdillon, 1976; Gourc, Gaure, Rollin
>ermeahilitas tanah, dengan alasan bahwa di dalam dan LaDeur, 1982; McGown, Kabir, and Murray, 1982).
ngan dituntut kinerja ketahanan yang sangat tinggi. Penurunan sampai 0,2 dari nilai a<;alnya sering teramati akibat
1 aknya tidak ada perbedaan prinsip antara penyumbatan penerapan suatu tegangan normal 100 kNtm2 dan penurunan
~stil dan penyumbatan lapisan permukaan t1lter butiran. selanjutnya tetjadi pada tegangan yang makin tinggi. Ciri ini
Jmbatan pada filter butiran lebih mudah diamati karena perlu dipertimbangkan di dalam desain. Perlu diperhatikan
.i secara tcrpusat pada jarak yang pendek. Hoogendoom bahwa ukuran lubang efektif geotekstil cenderung berkurang
•'an der Meulen (1977) melakukan uji perbandingan dengan menurunnya permeabilitas. Namun, mungkin banyak
•umhatan geotekstil dan filter hutiran dan hasilnya keragaman lokal yang bekerja sebagai tegangan normal pada
11njukkan hahwa penyombatan pada kedua tipe filter geotekstil yang tertanam dan karena itu mungkin tidak
'ut sebanding. konservatif suatu desain tilter yang mengandalkan huhungan
antara berkurangnya ukuran lubang dengan tekanan.
tarik geotekstil mungkin besar di tempat yang dangkal.
J tekanan angkat pada geotekstil yang tersumbat dapat Secara ringkas, adalah bijaksana untuk menggunakan geotekstil
rja di atas areal yang luas dan mengangkat material di yang permeabilitas transversalnya sama dengan tanah dasar,
Iya seperti misalnya batu kosong. Dalam suatu filter butiran setelah membiarkan terjadinya penyumbatan yang akan terjadi
,a kuat tarik tekanan yang sama lebih cenderung dalamjangkapanjang danpengaruh tegangan normal terhadap
Jmbulkan rekahan setempat yang melepaskan tekanan permeabilitas. Anjuran French National Committee bahwa
but tanpa mcnimbulkan kerusakan yang sama pada lapisan permeabilitas awal dalam keadaan be bas tegangan harus 100
rial di atasnya. kali lebih besar daripada tanah da<.;ar cukup konservatif dalam
memastikan hal tersebut.

LampiranA
Daftar Istilah

Bendungan urugan fill dam


Diameter lubang opening size
Analisis citra image analyser
Gradien hidraulik hidraulic gradient
Batu karang pelindung lereng rip-rap slope protection
Faktor penyumbatan clogging factor

llaxian X: 11£-ndtmg. /lemlungan. Sungai. /rigasi. l'mllai. 543


SNI-03-6720.1-2002

gcotckstil. Dal;un kasus pcrtarna, gcotekslil dihampark<Ul di alas untuk perlindungan lcreng udik, di mana tercakup areal yang
pasir urai dan pasir lanauan scrla ditutup dcngan hatu<UI lu<L<;, geotckstil dapat terhuka dalcun jangka waktu lama sebelum
hcrgradasi kurang dari 200 mm yang kcmudian diikuti dcngan ditutup dcngan rip-rap. Hal ini hisa menimbulkan menurunnya
urugan hatuan kasar yang mcmhcnluk schuah tanggul. kualita-; akihat sinar ultra violet
Kchocoran tnjadi di hchcrapa lcmpal yang lmnpak pada s<tcll
mcnggali luhang uji. Dal;un kasus kcdua. hatuanlcpas hcrsudut 3.3 Konsolidasi dan Aktifitas Seismik
sampai ukuran 500 mm dilimhunkan di alas gcolckstil yang Reg<mg<m tek<m dan regang<m tarik yang tim bul dari permulaan
dipasang di atas g;unhut s;unpai sclchal 4 m. Sclain hchcrapa konstruksi d<m konsolidasi bendungan urugan tidak mungkiD
hocoran. tidak lcrjadi kcmsak;m yang parah. melehihi masing-masing 5% dan 2,5%. (Pengisian ~
Couch ( llJX2) mcnguraik;m pcncmpalan rip-rap sctchal 300 rnm menirnhulk<m reg<mgan lagi tetapi kecil dibandingkan deng.
di atas gcotckslil yang dihamparkan pada lcrcng di alas pasir regangan awal). Reg<mg<m tek<Ul tidak bcrakibat buruk kecu~
lanauan halus. Kcrusakan gcotckstil yang hcrat tcrjadi ketika dalcun j<mgka p<mi<mg hisa mempengaruhi permeahilitas ill
rip-rap dipasang dcngan mcnggunakan "clam shell, hack-hoe karakteristik filtrasi geotckstil selmna pemakai<m. Pemanjang~
atu11 drug line". dan schuah kcrangka dipasang unluk geotekstil pada tegang<m tarik bata-; elastis (ullimate) jar~
mcmungkinkan pcncmpatan riprap 1ar1pa rnenjaluhkannya. lehih kecil dari 5% dalam arah yang paling tid~
Sotton dan Leclercq ( llJX2) juga rncncrnukan kcrusakan herupa menguntungkan d<m umumnya lcbih dari 15%. Meskipun d
hocor;m pada gcotckstil any;un yang Ielah digunakanlehih dari mungkin hahwa konsolidasi dan pengisian akan rnenimb~
12 tahun mcskipun sifat mek;miknya tidak h;myak heruhah. rohekan akibat tarikan, maka harus hati-hati untuk me ·
Ruddock ( JlJ77) mcnychulkan dua sludi lapangan di mana geotekstil dengan pemanjangan sedang sampai tinggi p ·
kerusakan Jischahkan olch lalu lintas. Lalu lintas untuk kondisi teg~mg<m batas elaslisnya. Rcgangan lokal bisa j .
rncmadalkan inti-kcras di alas gcotekslil yang dihmnparkan di 'lehih hesar dari angka-angka yang disebutkan di atas j~
alas "s11h-gradc" yang sangat lcrnah rnenyehahk<m bocoran. digunakan material urugan atau fondasi y<mg dapat merna
Karcna itu "s11h-hase" kemudian dispesifikasikan. Ruddock dan kemungkimm regang<m dalam urugan harus diperhitung
juga mcngulip laporan rahasia dari Central Water Planning Unit jika ak<m menggunakan geotekstil. Di mana aktivitas ge
Ji lnggris yang rnenguraikan uji lalu-lintas di mana intikera-; yang besar mungkin ter:jadi, geotekstil dengan kemamp
Jan rip-rap Jip;t-;ang pada herhagai kain gcotekstil. Batu hulat pemanjangan tinggi lebih mungkin mempertahan
hergradasi Jcngan ukuran antara I 0 rnm smnpai 150 mm keutuhannya sehagai media pemisah. Penggunacm geote
Jiharnparkan di atas kain geotekslil smnpai kcdalaman 250 mm untuk menahm1 filter butiran dalam kcada.:-u1 scperti itu mun•
dan 500 mm. Pemadatan olch "tracked excavator" diikuti olch menguntungkan.
lintas;m kendar<.tcln truk. Kcrusakan jauh herkurang Jcngan Jika geotekslil digunakan sebagai media filter utcuna, pot('l
memunhah kedalmn;m hatu dari 250 mm kc 500 mrn, seperti penambahan regangan tarik akibat aktifitas gempa p~
yang Jitunjukk·m oleh hanyaknya luh<mg per meter persegi. diperkirakan. Pengaruh regangan tarik total tcrha~
Pengalcunan di at<t<; menunjukk<m bahwa geotekstil y<mg biasa penneahilita-; geotekstil harus diperhitungkan karena regan~
Jigunakan dalmn konstruksijalan mya dan perlindungan Jereng y<mg diakibalkan aktifitas gempa mungkin Lidak dapat kern~
dapat digunak<m sebagai media pemisal1 di dalam konstruksi ke keada;m semula. Memang mungkin ter:jadi bal1wa regan~
hendung<m. Dengan pema-;angan dan pelapisan yang memadai, akibat serangkaian kejadi<m gempa bisa tcrakumulasi te~
kerusakan yang Lidak w~jar tidak akan terjadi. Bocoran kecil tidak ada bukti langsung mengenai gejala ini ditemukanj
tidak akcm berpengaruh besar terhadap kinet:ja geotekslil sebagai dalcun literatur. Regang<m gempa bisa tcrjadi seliap s<mt set~
bahan pemisah (separasi). konstruksi, dan ada kemungkinan hilangnya daya reg~
Namun, jika geotekslil dimaksudkan sebagai filter pencegah geotekstil karena pengamh umur. Jadi penggunaan geote~
erosi akibat aliran hidraulik, maka bocoran harus dihindari. sebagai media filter utama di tempat yang memungkinl!
Perlu pertimbangan dengan baik mengenai material yang geotekstil tersebut mengalarni regangan gempa rna!
ditempati geotekstil, material penutup, dan metode penempatan diragukan, terutarnajika ada retak<m y<mg dapat menimbulli
material penutup terse but Sebaiknya dilakukcm percobaan skala regangan lokal yang parah.
penuh. Mungkin diperlukan pengambilan material butiran
bergrad<t<;i Jari tempat lain baik sebagai material da<;ar maupun 4. Ketahanan Geotekstil
sebagai penutup langsung di atas geotekstil. Tergantung pada Rankilor (1981) memberikan suatu ulasan infonnasi menge]
kualitas dan kuantitas material yang didatangkan, nilai degradasi plaslik yang digunakan di dalam geotekstil, seb~
ekonomik penggunaan geotekstil bisa jauh berkurang. Selain besar berasal dari pengalaman pemakaian Jain sepq
itu, jelas terlihat bahwa untuk mengurangi kerusakcm, material pembungkus kabel yang ditanam. Calhoun dkk. (191
penutup harus dipasang dengan hati-hati dan dipadalkan lapis menyimpulkan bahwa geotekstil yang terbuat dari s~
demi-lapis sampai kedalaman yang cukup sebelum lalu lintas polypropylene, polyvinylide chloride, dan serat-s~
diijinkan bet:jalan di ata-;nya. Hal tersebut mungkin tidak sesuai polyethylene tidak tarnpak melapuk pada berbagai kon
dengan pola konstruksi bendungan secara keselurahan dan ada Namun, semua tekslil yang dievaluasi terpcngaruh oleh s·
pengaruh ekonomik yang timbul dari penggunaan geotekstil. matahari. Pandangan itu didukung oleh sejumlah penulis
Geotekstil yang dihamparkan di atas lereng mungkin perlu (Giraud dkk., 1977, Heerten, 1981, dan Sotton, Leclercq, P
diangker pada sisi atasnya agar tidak turun. Pasak besi telah dan Fayoux, 1982). Sotton (1981) menyatakan bal1wa "d
digunakan sebagai angker meskipun cara ini tidak selalu kondisi penggunaan yang benar, geotekslil tampak menua
memadai (Calhoun, dkk, 1971 ). Sisi atas geotekstil seperli bahan bangunan tradisional lainnya". Pernyataan
dimaksudkan di antara lapisan-lapisan urugan horisontal berdasar pada pengamatan rinci terbadap contoh geotehtil y.
merupakan suatu pilihan meskipun cara ini mungkin diambil dari bangunan setelah umur layan di atas 12 ~
memerlukan tambahan geotekstil yang banyak. Lebihjauh lagi, Raumann (1982) menegaskan kehilangan kekuatan d

538 Bagian 8: Bendung, Bendungan, Sungai, lrigasi, Pantai.


SNI 03-6720.3-2002

lchth k<Ntr. mc~ktpun lidak tcrjadi kcruntuhan akihat 2. Harus tahan terhadap kerusak<m saat ditimhun.
~c,cran yang mcncampurkan kcduanya dan saat tidak 3. Harus mampu menahan regangan akihat tckanan di
;Kti )!radicn hidraulik. Lapi~ gcotckstil pemisah dapat dahun urugan di sekitamya t<mpa rohck atau mengalcuni
rncncc~ah tcqadinya haJ tcrschuL dan juga memherikan peruhahan yang tidak dikehendaki menu rut karakteristik
pcrkuatan lokal untuk mcnahan kcruntuhan akihat desainnya. Regangan scpcrti ini ak<.m terjadi selama
~c ... cran karcna hchan lalu linta~. yang mungkin konstruksi rum sesudahnya. sehagai contoh akihat hehan
rncrupakanlung~i dc~ain pcrmancn. sepcrti pada dasar gempa. Pentingnya kincrja yang haik selama gcmpa
1alan raya dan rei kcrcta api. D1 dalcun hcndungan dapat terg;uHung pada hcsarnya kcrusakan y;mg dapat
urug<m lung~i im hcr~ifat semen tara. dan hiasanya akan mengakihatkan hcncana. kcmudahan untuk dapat
rncnyangkut pcncrnpatan umah hcrhutir k<L"<tr di at<Js mcmeriksa kcrusakan pasca-gcmpa. dan kcmudahan
tanah lunak yang lchih halus agar tidak tcrjadi perbaikan kerusakan tersehut.
pcnc:unpuran dan kont<Jminasi. Jika tanah kasamya 4. Setclah dipasang, tidak boleh mcngalmni kcmcrosot<m
mcmadai schagai filter d;m drainasc di dalam situa"i di mutu yang tidak dapat diterima akihat kctidakstabilan
mana tanah tcrschut ditcmpatkan, fungsi geotckstil material, pengaruh hall<m kimia, atau terhuka tcrhadap
hcrhcnti sctelah lapisan kasar tcrpasang dan tcrhenam. cfek pclapukan lainnya.
Namun, gcotckstil yang tctap ada tidak holch 5. H<:lflls tcth<:mterhadap kcrusak<m akihat hinat;mg pcngcrat
mcngg;mggu kincrja t<mah k<L"<lf sehagai filter draimL._c, atau tumhuhnya akar-akm. Kriteria 1 chm 2 merupakan
dm1 karcna itu harus tctap mcmpunyai permcahilit<Js fungsi kckuatan tmik d<m kctahamm tcrhadap rohckan
;mt<lfa t<mah k<L"<lf dan tanah halus. dan tusukan.
Fungsi pcnn;mcn gcotckstil di dalmn urugan umumnya Kriteria 3 akan merupakan fungsi sifat tcgangan tarik -
schagai filter. Prinsip dcsain schuhungan filtrasi dibaha..'i rcgangan dari geotckstil, dcngm1 mempcrhitungkan Ic~ju
hcrikut ini. Kincrja filter terhadap kcamanan dm1 k.incrja pembebanan. Kriteria 4 akan merupakan fungs 1 dari
hcndungan dapat dihuhungkan dcngan sifat dan durasi stabilitas fisik dan kimianya dari scmna komponcn
ali ran yang harus dijaga, dengan tingkat kcgagal;m filter gcoteksti l.
pada kondisi kritik tcrhadap kcmnamm hangunan, dan Berbagai kemerosot<:m mutu sejalcm dengan waktu tidak
dcng;m kcmudall<Ul pcrhaikan jika terjadi keruntuhan. dapat dihindari dan bisa diterima jika hal tcrsebut tclah
Kchati-hatian di dahun dcsain harus mencennink<m hal- diperhitungkan di dal<lfll desain. Material urugm1 almni,
hal di alas. Hal terschut harus dilaks<:makan dalam setiap beton, dan haja yang biasa digunakan di dalmn konstruksi
kasus d;m mcmasukan pcnilaian dari perencananya. hendungm1 tirutk bchas dmi kemerosot<m mutu untukj<mgk<t
Pcnilaim1 ini hi sa s<:mgat hcrh<trga di mana material ym1g panjang, dan keawetan material termoplastik dalam
rclaril· haru dan hclum tcruji scpcrti geotckstil Iingkungan y<mg mungkin dapat dib<mdingkan. Nmnun,
dipcrtimhangkan pcnggunaannya di dalam schuah waktu ycmg rclatif pendek sejak tennoplastik tcrscdia dan
hcndung;m. digunakan dalam teknik sipil menunjukkan bahwa
Ada hchcrapa pcncmpatan gcotckstil di dalam pengalaman rutlam mengk<tiji kincrjaj<mgk<t p<mj<mg masih
hcndungan urugan ym1g tipikal di mana prinsip filtra"i sangat terhatas. Kesulitan khusus hisa terlctak pada
scring ditcrapkan agar aliran hidraulik tidak hilangnya kelenturan scjalan w<tktu, ketika filter harus
mcnychahkan pcrpindahm1 partikel. Misalnya, alinm didesain untuk t<than terhadap rcg;mgan mendadak <:tkibat
kc alas dari fondasi hilir ke dalmn drainase atau urug<.m gempa bumi yang dapat tcrjadi kapan saja sclama
hilus air mcnym1gkut gradien hidraulik ym1g tcrlalu bendungan mw;ih ada.
rcndah untuk mcnggcrakkan partikel melawan gaya Kesulitan mendcsain transisi di dalmn setiap h<mgunan
gravitasi. Kriteria dcsain filter yang lazim tidak perlu urugan penah<m air adalah kmcna kinerjanya tidak dapat
diterapk<m pada pcncmpat<m semacmn ini. Demikicm dipant<lu di tempat Tanda-t:mda kemcrosotan mutu, paling
juga kchcrhasilan pcnggunaan geotekstil pada sedikit, dapat tcrlihat hanya setehth te~jadi kcrusak<:m parah,
pencmpal<m tilter scpcrti itu, di mm1a tegangan hidraulik dcm, di dalmn lml<th yang mullah tcrerosi, keruntuh<m akihat
sangat rendal1, atau di mana penempat<ln filter telah crosi intemaJ berkcmbang cepat. Karcna itu perhaticm ym1g
cukup stahil t<Jnpa geotekstil, tidak hisa dipakai untuk besar diperlukan dalam dcsain transisi di tempat yang
mcnunjukk<m kecocokan gcotckstil pada tilter bid;mg mudah terkena remhcsan kontinyu dari genangan.
kontak ym1g mcngalcuni aliran yang hesar. Karena itu
pengaJ;umm harus diintcrprctasikan dengan hati-hati. 6. Prinsip Filtrasi
Filtrasi menyangkut penetapan bidm1g kontak y<mg st<tbil
Geotekstil sehagai Filter di dalam Bendungan Urugan antara tanall herbutir hal us (tamth d<L"<lf) dan t<mah berbutir
Kemungkimm pcmakaian gcotckstil sebagai filter di dalmn kasar atau geotekstil (filtcrnya) jika di bidang kontak
hendung<m urugm1 dibcrikan pada Tabel 1 d<m kemungkinan tersebut te~jadi aliran d<tri tanah dasar ke tilter atau se.i<U<lf
pencmpatannya dipcrlihatk<:m di dalam G<lfllhm 1 Lampirm1 dengan bidang kontak yang cukup kecepatannya untuk
.B. Selain kincrja sehagai memhnm tilter, geotekstil ym1g menimbulkan perpindahan partikcl. Gcrakan tcrtentu
digunakan di dalam sehuah hendungan harus partikel halus dari t<mal1 da"<lf ke dalam tiller dapat tc~jadi
mempertalumkan kontinuit<Js dan sifat yang disymatkan sebelum tercapainya kondisi stabil, tet<tpi besmnya gerak<tn
selama pcmasangan dan sel<lflla fungsinya tetap diperlukan tersebut harus dalmn bat.:'ls yang masih hisa diterima dan
seperti dcsainnya. Untuk itu diperlukan sebagai berikut: tanah berbutir halus yang memasuki filter sclmna fasc
1. Geotekstil harus dihampmkan l<lnpa kerusakan, atau transisi ini tidak mengganggu fungsi draimL"e dmi tiltcr
dengan kerusakan yang ditolerir, dengan S<lfllbungan sampai ke tingkat yang tidak dikehend<:tki. Beberapa faktor
yang mcmadai; juga harus terpasang kuat pada terkait memegang pcranan seperti arut tidaknya kohesi di
penempatan di lereng tanpa terlalu hm1yak kesulitan. dal<lfll tanah rutsm, kepadatan t<:mah dasm dan filter, yang

Bagian 8: Bendung, Bendunxcm, Sungai. /rigasi, Pantai. 545


SNI-03·6720.1·2002

LampiranA
Daftar lstilah

Bendungan urugan fill dam


Kuat robek tearing strength
Kuatjebol bursting strength
Ketahanan durability
Akti"itas seismik seismic activity
Tegangan tarik batas elastis ultimate tensile strength

540 Ragian R: Rendung. Rendungan. Sungai. lri,~asi. Pamai.


SNI 03-6720.3·2002

rclakan tcrhuka ctm ownpcrt.ahankan kontinuitasnya sccara kikisan secara internal mungkin tielak stltbil. Sufosi
otomatik jika. misaJnya retakan mcncmbus inti kohesif di dapat teijadi di dalarnnya. Kegagalm1 tilter di dalam
hulu. Gcotckslil tidak mcmpunyai sifal seperti itu dan jika bendungan karena kegagal<:m mckanisme swa-filtrasi
rctakan mcncmhusnya, kontinuitas gcotekstil tidak akan telah teramati terutarna terjaeli eli elalam UU1al1 kohesif
hcrt.ahan kccuali jika dapat meregang secara lokal menutup bergradasi baik elengan retakan y<:mg telah terjadi
retakan tcrschul. sebelumnya (Sherard, 1979). Lowe (1978) melaporkan
erosi selimut hulu di Bendungan Tarbela elisebabk<m
•. 7 Sufosi: Stabilitas Erosi Internal Tanah Berhutir oleh sufosi eli dalam material yang tererosi.
Aliran air daJam tanah kadang-kadang hisa mcnyehabkan
perpindahan menerus partikcl-partikel halus, proses itu 7. I)erbedaan antara Filter Geotekstil dengan Filter
yang scring dischut scbagai ".n~{osi". Sufosi tcrjadi ketika Butiran
umah hcrbutir ka."ar mcngandung rongga yang hanya tcrisi Filter butiran biasa dipakai elalmn bendungan urug<m dan
scbagian olch partikel-partikcl y;mg jauh lebih haJus, dan t.elah banyak pengalaman dalmn penggunaannya. Filter
bisa melewati rongga tlmah kasar tersehut. Perpindahan geotekstil mungkin mempunyai fungsi yang s<una tetapi
partikel hal us ini dapat terjadi pada saat gradien hidraulik ada perbedaan dalam sifat dan kerja yang relcvan hila
kritis tcrl<unpaui. Jika aliran menuju ke biilimg kontak filter, dipertimbangkan penggantian filter butiran dengan
maka tergantung pada ukunm pori filter, partikel hal us dapat geotckslil. Perbeelam1 tipikal aelalah:
terbawa melewati filter, atlm tertahan oleh filter tersehut.
Pada k;L<;us pert;una filter mungkin akan tersumbat. Hal ini 7.1 Keseragaman
memerlukan perhatian khusus di dalam desain, seperti Keseragaman geot.ekstil tergantung olch toleransi
peningkat<m pemeabilitas dan kemungkinan bcrkurangnya pembuatmmya tet<:tpi hal tersehut dijaga menurut kondisi
volume pada tlmah ilitsar akibat hilangnya partikel hal us. pabrik. Filter hutiran, jik.:1. tid<:tk diproses <:tkan mengalcuni
Dalam kasus kedua, l<:mal1 dasar y;mg berdekatan dengan perubahan yang tidak hisa elihindari dalmn tlmah alami.
hidang kontltk akan tersumbat seluruhnya oleh partikel- Filter hutiran juga akan mengalcuni perubahan akihat
partikel halus, pemeabilitasnya <:tk<m bcrkurang d<:m ak<:m pemisalmn selama penempatan berlcmgsung.
ada peningkat<m tinggi tek<:m di de kat filter serta penurumm
cfektivita<>nya sebagai drainase. Sufosi dapat juga terjadi 7.2 Pemeliharaan Kontinuitas
hila hilangnya partikcl hal us ilitri umah dasar terjadi pacta Geotekstil menganelalk<:m paela kem<:unpu<:m meregcu1g dan
bidang kont<tk filter. Jika l<Ulah dasar terdiri alll<; dua frctksi, kekuatannya untuk tetap herada ditempat selama
salah satu dapat menembus yang lainnya, dan fraksi y;mg pemasangan dan deformasi sesuelah itu. Filter butiran
hal us dapat mclewati tilter, kemudian proses berlanjut dan nonkohesif secant tipikal tielak hisa menal1an retakan
menjauhi hidang kontak filter. Mekanisme ini dapat terbuka pada keadaan jenuh air. Jaeli filter ini menjaga
dipandang sebagai suatu proses filtm"i otomatik. Kondisi keheradacmnya dengan runtuhan internal. Dapat dicawt
yang menyebabkan ter:jadinya sufosi Lelah diselidiki olch hahwa Jilter hulinm hisa mcnimbulkcm kohesi sejalcm w<tktu
Luhochkov (1965 dan I Y6Y), Kovacs et al. (1973 ), ctkibat sementasi oleh g<:trmn yang diendapkm1 d<:tri air
Molenkmnp er at. (1979), dan Lowe (1 Y78). rembcs<:m dan mungkin olch rayapan d<m penempelan paela
Kriteria yang paling sederhana untuk menyelidiki risiko kontak bertegangm1 tinggi antara partikel bulinm.
"sufosi" (Kovacs et al. I973; De Mello, 1975; Kezdi, 1979,
Shentrd, I Y7Y) meliputi pembagian umah dasar ke dalam 7.3 Ketehalan
elua fntksi sembarang dan pemeriksa<:m deng<m kritcria filter Geotekstil jauh lehih tipis elaripada lilter butiran. Scperti
ym1g relev<:m apakah fntksi kasar hmus berperan efektif disebutkan sehelumnya, hilangnya tinggi t.ekan aliran
scbagai filter terhaelap fraksi halus. Hasil pengujian melcwali geotekstil y;mg mempunyai penneabilit<L" seperti
menunjukkcm bal1wa prosesnya kompleks, dan kriteria di filter hutinm akan jauh lcbih kecil. Partikel yang scdang
atlts hanya scbagai pedoman saja. Sufosi mungkin lid<:tk berpindah mungkin elihenlikcm pada suatu ked.ahunm1 filter
terjadi jika kriteria itu tcrpenuhi dan bisa te~jadi jika kritcria butiran. Pcnguji<m oleh Atmatzidis ( llJ73) terhadap pasir
itu tid;tk tcrpenuhi. Risiko paling baik disclidiki dengan yang konutk langsung dengan Iiiier kcrikil tidak memenuhi
uji langsung. Faktor-faktor bcrikut ini relevan dalam kriteria filter konvensional dan diuji pada gradien hidraulik
memperkirakan risiko: rendal1 menunjukkm1 hahwa stabilitas dicapai saat penetrasi
(a) Tanal1 hergradasi lidak mcncrus beresiko bcsar. pasir ke elalam kerikil mcndekati 1 m. Witunann ( llJ7lJ)
(b) Tanah setempat y<:mg mungkin mcngandung kelid<:tk juga mempunyai kesimpulan scmpa ten tang filter hutiran.
seragaman mempcrbesar rcsiko. Jadi pengujian Wittmann (llJX2) menyelidiki perilaku geotekstil
menggunakan contoh tanah scmacam ini yang menggunakan metode teoritik yang serupa. Ia
dipaelatkan mungkin kurang hati-hati. mengasumsik;m bahwa h;myaknya hmnbatan y;mg hams
(c) Resikonya lebih besar pada tanah bcrgraelasi haik dilalui partikcl yang sedang hcrgcrak sepmtjang hidang
(umumnya didefinisikan schagai l<Ulah dcngan nilai herpori y<mg menerus sebmtding dengan hanyaknya scrat
koefisien kcscrgmnm1 U = d 60/d I 0). Tmmh hcrgraelasi (at<tu hutiran paela filter butircm) yang dilaluinya. Dcngan
sangat baik hiasanya mcngandung partikcl halus d;m mempertimbangkan probahilitas stastistik bahwa
cendcrung kohcsif. Kohesi dalam tanah utuh ;tkan penyusut;m cukup kecil untuk menghentik;m parlikcl, ia
mencegal1 sufosi. J adi rcsiko utmna ada pada tlmah non mcndapatkan hahwa hanya diperlukan geotckstil (dengan
kohesif ym1g bergrailiL<>i baik. Dalmn tmwh kohcsif yang sentt scuna hesamya dengan porinya) sclch;tr l/X - I /25
mempunyai retakan, material y;mg tcrkikis hisa terbawa d;tri Iebar filter hutinm (partikclnya mungkin 10 kali lchih
ke bid;mg kontak filter sebagai parlikcl-p<:trtikcl Jcp<:L<;. besar dari porinya) untuk mcncapai prohahilitas
Karena itu, pengaruh kohcsi hisa hilang dan material menghcntikcm parlikcl yang smna. Ncunun Iiller hutiran

Baxian 8: Bendunx. !Jemhmgan ..')tmgai. lrigasi. l'afllai. 547


SNI 03-6720.2-2002

Pcnncallllitas tcrschut nlltll!!kin dinyatakan scha!!ai aliran Pcngaruh penyumhatan terhadap pcnneahilitas dapat di;unati
mclalttt ~cotckstil per satuan luas pmla suatu tinggi tckan jika gcotckstil diuji scndiri setclah mengalami aliran dari tanah
standar. hiasanya 100111111. atau schagai koefisicn pcrmeahilitas yang .o,;esuai (Giroud dkk,llJ77; Rollin dkk, llJXO). Hii<Ulgnya
tckmk. "k" . .lika pcnncahihtas schcnarnya hams dipcrolch rnaka tinggi tek;m melalui filter geotesktillchih hesar daripada yang
:\ngb Reynold kritik yang mcmhatast aliran lamincr tidak ditunjukkan oleh permcahilitasnya dalam kondisi hcrsih yang
hokh dilampaui di dalam pcngujian ((rroupc de Travail du disehahk;m pemnnpuk;m partikel hal us di mukcmya (RoiJin dkk.,
Comllc FratKais des Grands Rarragcs. llJX2 ). Ogink ( 1'175) I'JXO). Heerten (JlJXI, llJ82) menemukan hahwa pcnurunan
mcnyarankan JX'n).!!!llllaan suatu hcntuk modifikasi dari H ukum pcrmcahilitas gcotekstil non-anymn akihat pcnyumbat;mjauh
Dan·y untuk mcmpcrhitungkan aliran turhulcn: lehih hcsar dalam contoh yang didapat dari hawah pelindung
lereng daripada dalmn pcnguji<Ul pcnyumbal<Ul jangka pendek
tl 11 = kf. A. i
di lahoratorium. Berdasarkan pcngamatan terschut ia
dcngan : q adalah de hit mcnyar;mkan faktor penurunan penneahilitas yang disehahkan
11 adalah laktnr yan_!.! hcrkisar dari 1.0 untuk aliran penyumhatan geotckstil any;un dan non-any<tm yang keduanYl
bmitwrr sampai 2.0 untuk aliran tmhukn digunakan di hawah pclindung lereng untuk melindungi pasi
kt adalah kodisicn turhulensi dari pcrrmeahilitas lananan. Huhung;m Hcerten untuk hahan non-;my<tm dapa1
A adalah luas. dan i adalah _!.!radicn hidraulik dinyatakan dal;un hentuk:
Pcn,!!llli;m hisa dolakukan tcrhadap masing-masing lcmharan Faktor penunm;m pcnncahilitas = 0, I (n.d.Dw)0.7JKf2
_!.!cotcbtil tr-.kC~o\\n l'tol. JtJX2). atau pada tumpukan lcharan dcngan kr adalah penneabilil<L'istandarfilterhcrsih
1Rourdi lion .. Jl)7(, l. Yan,!! tcrakhir ini mcmpcrmudah pencrapan D ..... adalah ukuran Juhang cfektif bahan dengan
tckanantcrhadap tumpukan dan pcnyclidikan tcntang pcruhahan penyaring::m
pcnncahtlitas dcn_!.!an tckanan nonnal. d adalah tchaJ hahan pada tcgangan normal 2kNI
m2
5. Persyaratan Pt•rmeahilitas Filter n adalah porosilas hahan
Scrin,!! dikchcndaki a_!.!ar filter lchih lolos air daripada t:mah Contoh y<mg diuji menm~jukkan hanyak keragmnan mengcnai
dasar yan_!.! dilindtlll_!.!inya. untuk menyakinkan a_!.!ar filter huhungan ini. Pcnentuan Ow termasuk pcnyaringan basab
tcrsehut hcrpcran lll,!!:t scha_!.!ai drainasc. Untuk filter hutiran. selcuna 15 menit. Tingkat penyumbat;m di hawah pelindung
scrin,!! dipcrlukan pcnncahilitas lchih dari I0 kali pcnncahilitas Iereng mungkin tidak s;una dcng;m penyumbatm1 y<Ulg terjal
tanah dasarnya. Hal ini dapat dinyatak:m dcng:m huhungan pada geotekstil yang tcrtanmn jauh di dalam tanall.
pcndckat:m _!.!radasi. scpcrti yang disehutkan di dalam kriteria Metodc uji alternatir y::mg diusulkm1 olch Dept. or Anny, U\
Tertaghi. yan_!.! mcnsyaratka;mukunm D 1~tiller paling sedikit Corps or Engineers ( llJ77) mencakup pcnguji;m kombina~
cmpat kali lchih hcsar daripada ukuran D 1:-; t;mah dasar. Pada tanah/geotckstil dalam aliran ke hawah dalam, sualu
umumnya. pcm.cahilitas y;mg disyaratk;tn di dal:un suatu filter pennc<tmctcr yang disesuaikan, dcng<:m pisometcr pada 25 I11lll
paling haik dilcntukan langsung dari hilangnya tinggi tekan d;m 75 mm di atas geotekstil dihagi oleh gradien hidraulik dan
dalam sistem gahungan filter/drainase. Kemungkinan 25 smnpai 75 mm di alas geotekstil. Suatu nilai perbandingan
menurunnya permeahilitas akihat penyumhatan atau maksimum 3 y::mg dicapai saat kondisi alinm stabil di;mggap
kemerosotan mutu jan_!.!ka panjang harus diperhitungkan. dapat ditcrima. Haliburton dan Wood ( 1982) memherikan
Situasi serupa di mana digunak<m geotekstil. Nmnun, karena inronnasi sclanjutnya mengcnai pendekatan cara ini. Koerner
geotekstil itu tipis hilan_!!nya tinggi tek;m ak;m kecil meskipun rum Ko ( JlJ82) menm~jukkm1 hahwa perb;mding<m gradien stnbil
permeahilitasaya jauh lchih kecil daripada tanah yang tidak tercapai dalam tanah Jempung lcmauan s<tmpai pengujian
dilindunginya. Hal ini menunjukkan hahwa untuk penggunacm be~jalm1 sekitar 2000 jmn. Stahilitas tlicapai dalmn 200 jam
gcotekstil j;mh pada kedalmmm tertentu, syarat untuk suatu atau kurang di dalmn tanal1 Janau. Hal ini mcnggmnbarkan
pcnneahilitas melint;mg y;mg tinggi tidak kritis. Namun akan pentinguya tanal1 dasar dalmn mencntukan persyaratan uji
jauh lchih kritis pada tcmpat y;mg ilimgkaJ d;m tegm1gan normal pcrmeahililas. Diperlukan pengujian yang luas untuk
yang rcndah, seperti dal;un pengguna;m geotckstil di hawah menerapkan metode ini ke dalam situasi yang praktis.
pelindung lereng. Suatu tekanan angkat yang kecil akihat Pendekatan ini mungkin konservatir (Glen, Simons, dan
perlawanan terhadap aliran di hcntangan geotekstil dapat Demery, 1981 ). ,
menyehahk<Ul keruntuhan dalam situasi seperti itu. Calhoun Giroud dkk. ( 1977) melaporkan hal1wa penneabilitas geotekstil
( llJ72) melaporkan dua kasus kerusak;m hatu kosong pelindung non-an yam telah berkunmg sampai 0,1 ilitri nilai asaloya scte~
lercng y<mg dialasi olch geotekstil di tempatterhuka y<mg relatif digunakan heberapa tahun di bawah pelindung lereng unqjl
kccil dapatjuga tersumbat oleh material halus. Haliburton dan melindungi kerikil pasir-lempungan yang agak kohes~.
Wood (llJX2) juga mclapork;m temuan y::mg smna. Veldhuizen, van Zanten, dan Thabet (1982) mclaporklf
Penyumhatan adalal1 suatu ciri umum dalam penggunaan penyumbal<Ul yang luas pada geotekstil berumur 7 talmo~·
geotckstil sebagai filter. Pcnyumhatan terscbut mungkin bawah pelindung lercng di atas l<Ulah pasiran, dm1 peruhahill
pcnn<Ulen atau partikel halus yang menyumbatmungkin h<Ulyut pada tanah di bawahnya sampai kedalaman 70 mm.
tcrbawa air jika aliran membalik (Rollin dkk, 1980). Heerten (1981) menyarankan bahwa permeabilitas hah
Penyumbatan olch presipitasi scnyawa besi juga tclah setelah modifikasi oleh faktor penyumhatan ya
dilaporkan oleh Scheurcnherg (1982) dan telah dik~ji olch dikemukakcmnya, tetap harus lebih besar daripada penncabili
Veldhuizen v;m Zanten rum Thabet (1982). Penyumbat<Ul oleh tanah ycmg akcm dilindungi. McKeande (1977) menga~jur
akitifitm; haktcri ilitpat dilihat dalam Pd T-26-1999-03: Tata cara permeabilitas filter hersih paling sedikit harus lima
Pemasangan Geotekstil sebagai Filter dan Transisi dalam penneabilitas tanah ycmg ak<Ul dilindungi. Sar<Ul ini ailitlah un
Bendung;m Urugan. geotekstil ycmg digunakan pada kedalamcm ycmg dangkal.

542 Bagian 8: Bendung, Bendungan. Sungai, /rigasi, Pantcli.


SNI 03-6720.3-2002

1 Kriterian Desain Filter untuk Geotekstil geotekstil ke dalam suatu hubung<m t<mall butiran antara
Berhagai k.riteria desain filter yang telah diusulkan untuk d50 dk, dan U. koefisien keseragaman, yang berasal d<:tri
geotekstil diringka-. di dalam Tahcl 2 Larnpiran B. Ziems. Mereka menggunakan hubung<m filter butiran dari
Pengkajian ulang yang berrnanfaat dari beherapa diantara Cistin-Ziems antara ukuran-ukuran 50~. umah dasm dan
k.riteria tersebut diberikan oleh Rankilor (1981), Hoare filter, dan koetisien keseragaman tanah das<tr dan tilter.
(]9X2), dan Lawson (1982), serta Fayoux, Cazzufti, dan Hubungan yang dihasilkannya kompleks, karena baik
Faure (1 YX4). Beherapa k.riteria untuk tanah dasar lak ukuran hal us dari tiller butiran maupun ukurm1 kasar tanah
berkohesi telah diturunkan dari, atau berhubungan deng<m dasar ym1g bersama-sama mengontrol kerja pcnymingan
ketentuan desain untuk filter butiran. Ukuran lubang (tiltering) tidak secara langsung diperhitungk<m. Persmnacm
ekivalen diperoleh dari suatu ukunm lubang yang smna Ziems ootara dk d<m d 50 untuk suatu tiller butirm1 dapat
untuk filter butiran. McKeande (1Y77) dan ICI Fibres dikonversikan dengan hubung<m antara dk dan d 15 jika
(1978) mengikuti Atterberg dan mengasumsikatl bahwa dk diasumsikan suatu gradasi g~tris lurus. Konversi seperti ini
=0,2 x d 15 , yang mana dk adalal1 ukurmllubmlg ekuivalen untuk suatu t<mah berkerapat<m medium membcrikm1 dk/
dari tanah dan d 15 adalah 15% ukuran butir tanah. d 15 dalam kisar<m 0,4 sampai 0,45 untuk I< U < 20, yang
McKeande kemudian mengasumsikan kctentuan filter jauh lebih tinggi daripada nilai eksperimental yang
untuk tanah da-.ar non-kohesif y<mg terkenal, d 15 filter~ 5 dijelaskan sebelumnya. Jadi hubungan yang diperoleh ini
x d 15 umah da-.ar (Dept. of Ann y, US Corps of Engineers, tamp<tknya tid<tk konservatif bila dibandingkan dengan
1941). Dengan menyamakan kedua hubungan tersebut dcsaintilter butiratl yang konvensional. Namun, hubungan
McKc<mde mcnyimpulkatl bahwa ukuratllubang geotekstil tersebut didukung oleh percobaan. Hal y<mg lebih mencolok
harus lebih kecil daripada ukuran d 15 hutiran tanah y<mg lagi adalah kriteria terscbutmemungkinkan digunakannya
akatl dilindungi. McKcande menggunakan ukuran lubru1g geotekstil dengan ukuran lubang lebih bcsm dctripada
rala-rat<t ym1g disimpulkan dari uji saringan mcnggunakatl partikel terbesar yang terdapat di dalmn tanah dasar.
gelas ballotini, seperti diterangkan tcrdalmlu. Ukuran M isalnya, untuk suatu tanah seragmn ( U = I) dengan ukunm
luhang maksimum akan lebih hesar daripada nilai y<mg butir d, ratio 0 90 /d adalal1 3 untuk jenis geotekstil non-
digunakan di dalam kriterianya. anyam d<m 1,6 untukjenis anymn.
Vaughn dan Soares (1982) dan Ofoegbu (1981) melaporkan Kriteria Ragutzki, Zitscher dan Giroud juga membolehkan
pengujian di mana partikel halus yang tersuspcnsi ukuran lubang geotekstil lebih bes<tr daripada partikel
dilewatkan melalui pasir. Mereka mendapatkan bahwa terbesm tanah dasar jika tanah dasm tersebut seragrun
ukuran partikel yang Jolos berkisar an tetra 0,1 sampai 0,06 ukuran butir-hutir kasarnya. Kriteria Ogink
x d 15 • Penguji<m filter pada pasir seragam (lihat, misalnya memperbolehkan untuk geotekstil non-anyam. Pada
Bertram, 1940) secara tipikal menunjukkan bahwa kondisi tersebut stabilitas harus tergantung pada
pcnetrasi bes<tr tidak tcljadi smnpai d 15 tilter melebihi 10 x ters~mgkutnya p<trtikel tanah das~tr di alas pori geotekstil,
d 85 umah das<tr, mcnunjukkan bahwa dk hmnpir sama dan memtrik untuk diketahui bahwa ters<mgkutnya pc:trtikcl
dengm1 0, I x d 15 . Selanjutaya ditunjukkcm bahwa hubung<m tersebut Lelah dibuktikan pada pengujian filter yang
yang dibuat oleh US Anny (d 15 filter~ 5 x dst umah das<tr) dilakukc:m pada celah saringan surnur dan pipa draioase
mempunyai f<tktor kemnanan terpasang mendekati 2,0. (Dept. or Anny, Corps of Engineers. llJ4X; Nettles d<m
Persamaan McKeande mempunyai faktor keamanan Schornacher, 1Y67).
setengah dari US Army jika dibuat asumsi yang lebih Stahilitas di dalam alircm satu mah tclah di:unati dengan
rcalistik bal1wa dk = 0,1 x d 15 dalam tilter butiran alami. leb<tr cclah sampai tiga kali diameter partikelterhcsar ym1g
Hal ini mcnandakan bahwa filter butiran mungkin ada di dalmn tanah. Tiilitk lazim untuk mcng:mdalkan cfck
menunjukkan variasi yang Iebil1 besar daripada geotekstil busur di dalam dcsain tiller konvensional. dan hal itu
buatml pahrik, tetapi, meskipun sudah mcngikuti f<tktor ini, tampaknya tidak biasa dilakukan jika menggunakan
tampaknya suatu f<tktor kemnanan lutrus menggumtkan geotekstil.
persamaan McKeande dan lainnya yang bcrtipe sama, Bebcrapa kriteria membed<tk<m ~mtcu·a geotekstil :my:un dc:m
apabila h<trus dkapai keamamm y<mg smna dengan filter non-anycun. d:m Schober dan Teindcl (I !J7!J) scc:tra spcsitik
hutinm. memisahkan ,geotekstil anyam dan geotekstil tipis non-
F<tktor kcmnanan pada umumnya tid<tk secant spesifik anyam d<tri tckstil non-anyam yang-lcbih tcbal hcrtipc
diterapkan dalmn desain filter. Namun kemungkinan lubangjarum, yang kritcrianya kurang konservatif.
rentang gradasi yang terkait dan bcntuknya harus Et"ektit"nya gcotekstil sehagai hiler dapal Lliharapkan
dipertimh<mgkan. Jika dimnhil suatu kriteria yang berdas<tr tergantung pada ukuran partikel y:mg akan ditahannya.
pada d 15 dan pmtikel di dalam rentang ukuran kasar Penneabilitas geotekslil dapat dihmapkan menjadi fungsi
bergradasi haik (koefisen keseragaman besar) maka ukuran rongganya, yang lainnya sama, scperti dibahas
diperluk<m gradasi y<mg jauh lcbih halus sehclum semua sehelumnya. Telah dikenal Oihat. misalnya. Schober dan
partikel tcmah dasar lebih kecil daripada ukurm1 dcsainliltcr Teind!, I !J7!J) hahwa pcnneabilitas geotckstilluhang j:trum
tertal1an. J ika tanah dasamya seragmn dan diterapkan yang kompresibcl ccpal berkurang deng;m mcningkatnya
kriteria yang sama, maka h<mya gradasi y<mg sedikit lebih tegangan normal. Ukuran lubang geotekstil biasanya
halus dari pmtikel tanah dasar ak<m loins melalui filter. dilentukan pada teg:mgan normalnol, d:m tampaknya ada
Jadi tanal1 y<mg hcrgradasi baik dalmn rentm1g ukunm kas<tr penguran,gan yang nyata dalam ukuran luhang llengan
secara intrinsik lebih mnan terhadap kesalalum gradasi sedikit pcningkatmllcgang<m nonnal y<mg dihcrikan dahun
desain a-.umsi d<tripada t<mah yang seragmn. Hal ini perlu pcngujian filter tipikal. Jadi nyata kccfcktifan yang lcbih
dipertimbangk<m j ika dimnbil/ menggumtkan gradasi tm1ah besar d:tri geotekstil luhang jarum bisa akibat pengccilan
dasar desain. ukunm luh<mgnya akibat pcng<truh tcgangan.
Schober dan Teind! (llJ7Y) menghubungkan dcsain Giroud (I !JX2) mempcrolch kriteri:mya dmi pcrtimbangan

/Jagian H: Bemllmg, /Jendtmgan, .\'tmgai. /rigasi, l'cmtai. 549


SNI 03-6720.3-2002
Pd T-24-1999-03
TATA CARA DESAIN GEOTEKSTIL SEBAGAI FILTER DAN TRANSISI DALAM
BENDUNGAN URUGAN.

1. RunnJ.! LinJ,!kup (iii) Drainasc memungkinkan adanya permeabi


Standar ini mc•u.:akup tala l·m·a dcsain geotekstil yang sep;mjang hi dang geotekstil sehingga berfungsi •
digunakan schagai filler d;m transisi da.I;un hendung;m urugan sehagai tilter sewaktu air mengalir memasukiny
dan mdiptlli uraian tentang penggunaan geotekstil secara sehagai drainase sewaktu air mengalir sep
llllllllll. geotekstil schagai filler d;m wmsisi dalmn hcndungan geotckstil tersebut. Penggunaan sebagai filte ·
urugan. prinsip prinsip fillrasi. kriteria dan penggunaan draimL'\C ini hanya terbatas pada urugan rendah (
!!l'Otekstil sehagai hidang pcnnukaan geser. maksimum sckitctr 10m). Kebutuhan akan kern·
tinggi untuk tegangan lateral tinggi dalam
bcndungan sangat pcnting. S tudi teoritik te
2. Ac.:uan
penggunaan gcotekstil sehagai lapisan dra·
Pd T-25-IIJIJlJ-03 Tala Ctra Pengukuran Dimensi Luhang
horisontal untuk mempercepat konsolid<L'ii urugan
dan Permeahilitas Geotekstil sehagai
selruna konstruksi tclah dilakukan (Bourdillon,
Fillcr dan Transisi dalam Bendungan
Auriault, Borne dan Cordary, 1982). Perl
Urug;m.
penncahilitas ctrah horizontal yang tinggi menunj
perlunya gcotekstil dibuat secara berlapis, seperti
3. PenJ.!J.!Unaan Geotekstil Sec.:ara llmum digunakan di belakang tembok penahru1 t<mah.
Potensi penggunaan geotekstil di dalam hendungan dapat
Tcrgrullung struktur gcotckstilnya, permeabilitas
dihagi menjadi penggunaan scmentctra selama konstruksi bisa sangat scnsitif terhadap tckanan nonnal.
dan penggunaan pcnnancn. Pcnggunacm sementara yang (1982) mcmherik;m infonnasi tent<mg pennca
dimaksud meliputi :
terschut. dan pcrubahan pcrmeabilitas de
- Ja.l;m angkut semcnt;tra: penekanan untuk tiga jcnis material pada hi
- Pclindung pclimpah scment;tra: gradicn hemilai satu. L<~ju alinm pada drainasc p
- Drainase urugan untuk mempcrcepat konsolidw;i; berkurang dari 10,4 Lldctik menjadi I, 11 U
sewaktu tekanan normal dinaikkan dari no! ke 5 ·
- Media filter atau drainasc untok mcnjaga profil yang y;mg kedua dilaporkan mengalami penuruncu1 l;~ju
diinginkan. d<tri 0,51 L/detik menjadi 0,4 Lldetik ketika te
Pcnggunacm geotekstil di atas tidak hcrpengaruh tcrhadap nonnal dinaikkan ke 100 kPa y<mg ketiga, y;m
fungsi utruna hendungan. Penggunaan permanen dapat alirannya 0,43 Lldetik tidak herubah di bawah te
dihagi lagi menjadi geotekstil yang rclatif mullah diganti normal srunpai sekitar 95 kPa. Tidak ada info ·..
dan y;mg sulit atau tidak praktis, tcnna.-;uk: mengcnai hilangnya permeabilitas pada tipikal t
(i) yru1g mudah diganti : normal ycu1g lcbih tinggi pada urugan tinggi.
- lapisan tipis pclindung lereng hulu tentang persyaratan permeabilitas untuk la
- lapisan tipis pelindung lcreng hilir drainase horisontal oleh Gibson & Shefford (1
Giroud (1983), dan Sills (1974) dapat juga dU
- pemhungkus drainase kaki di hilir
acmm. Demikian juga studi oleh Gourc, Faure,
(ii) yang sulit dig<mti: dan Latleur (1982) yang memberikan nilai
- jahm pennancn atau urugan permeabilita'> yang hilang pada tegangan di ata-.
- perkuatan tcma.h dalrun urugan kPa. Lembaran-lembaran geotekstil telal1 dip
- pemisah (sep<trasi) material, dan tiltrasi: cukup luas sebagai drainase verLikal u
- draina.-;e dalcun tuhuh hendung<m mempercepat konsolidasi lempung lunak. Lem
- draimL-;e dalcun d;L-;<tr urug<m lembanm tersehut tidak perlu berpenm sebagai d
permanen yang menghrunbal alir;m dari waduk,
Kecuali untuk jalan penncmen di puncak hendungan dan dapat dipastikan, bahwa metode des~tin stand<tr
pcrkuatan tanah, semna pernakaian permanen di dalcUil dapat digunakan sebagai sumbu penyerap
hcndung;m menggahungkan fungsi pcmisa.h (sep<tra.'>i) dan dipasang di bawah urug;m penahan air.
filtra.-;i, dan menitikhcratkan terhadap kem<Uilpurul geotekstil
melaks~makan fungsi tersebut.
(iv) Perkuatan mekanik dalam penggunaan geo
dimaksudkcul untuk memberikan kekuatcm tcun
kepada sis tern komposit tanal1 geotcksti l d;m di
4. Penggunaan Geotekstil dalam Bendungan Urugan kontak ru1tctra urugan d<m fonda'\i. Ini adalah tekn·
Fayoux (1981) menguraik;m fungsi utruna gcotekstil dalrun telah umum, lebih cocok untuk hangunan r
teknik sipil sebagai: daripada urugan besar seperti bendungan. Fun
(i) Pemisah dan antikontcuninasi hisa menyangkut tiltr<L'>i, berada di luar lingkup bahasan ini. Perkuatcm
tetapi hisa juga menyangkut ketahanan terhadap geotekstil telah digunak<m di dalrun suatu urugan
tegangan akihat pembebamm. limpahan (Kem, 1977).
(ii) Filtr<L-;i adalah pencegah<m migrasi partikel tanah dasar
ke dalam tilter akibat gaya seret pada partikel oleh air Tegangan siklik akibat penghmnparan dan pe~
yang mengalir. Dalam heherapa situasi harus lapisan urugan tcmah oleh musim di atcL-; tcmah lai .
dipertimb<mgkrul adanya aliran membalik. mempunyai ukunm pori lebili bcsardapat menye
penetrasi tcmah yang lehih halus ke dalmn tanab

544 Baxian 8: Bendung. Bendungan. Stmgai. lrigasi, P(mtai.


SNI 03-6720.3-2002

(d) Pengujian tersendiri harus selalu dilaksanakan di alat uji geser dari box". Digunakan tegangan normal rendall
mana tanah dasarnya bergradasi tidak menerus kurang dari 100 kN/m 2 • Untuk pasir lepas (p' = 35°)
atau mempunyai bentuk gradao;i yang tidak biasa. pengunmgan kekuatan jika pasir digeserkan terhadap
scrta harus diterapkan sifat konservatisme. ge~tekstil tidak melebihi 20%, dan pad a umumnya kurang
Pengujian tcrsendiri juga dianjurk.an untuk dan 10%. Untuk pasir yang mpat (p' =50°) pengurangannya
penggunaan yang penting. sebanyak 40%. Namun, nilai yang berkurang terse but tidak
pernah kurang dari nilai untuk pasir yang bergeseran
(3) Untuk aliran holak-balik at.au turbulen dengan tanah internal. Myles (1982) melaporkan basil yang sama dengan
dasar tak herkohesi diperlukan jauh lebih banyak tegangan normal sampai 140 kPa pada pasir dan butiran
kriteria yang konservatif. abu bahan bakar bubuk. Hasil ini menunjukkan bahwa
pengurangan kekuatan akibat longsoran kontak sangat
(4) Untuk tanah dasar kohesif non-dispersif pada bidang b~ragam dan tergantung pada tipc geotekstil yang
kontak filter, dan tanpa aliran terkonsentrasi menerus drgunakan serta kekasaran butiran tanahnya.
melalui rekahan atau kelemahan yang serupa, Tidak ada data yang diketahui untuk geser terdrainase suatu
penggunaan geotekstil berpori hal us cukup memuaskan. bidang kontak tcmah kohesif dengan geotekstil. Christie
(1982) melaporkan uji geser langsung tak terdrainase
(5) Jika aliran menerus hisa ter:jadi melalui suatu rekahan terhadap beberapa tanal1 kohesif. Ia mcnunjukkan bahwa
at.au bukaan yang sesuai di dalam tanal1 berkohesi, maka pengaruh geotekstil adalah merusak penyerapan air pori
teknik yang ada sekarang menjadi tidak pasti, suatu pada tegangan normal, sehingga memherikan kekuatan
tilter herukuran pa.'\ir pada umumnya lebih konservatif bidang kontak yang jauh lebih rendah daripada kekuatan
untuk dijadikan pelindung terhadap erosi internal tanah tak terdrainase. Tampaknya ada kecenderungan
daripada geotekstil dan saat ini penggunaan geotekstil cukup tinggi bahwa kekuatan terdrainao;;e lempung yano
untuk maksud tersebut belum pasti dapat diandalkan. digeserkan terhadap geotekstil akan sedikit lebih rendah
daripada geseran lempung dahun dirinya sendiri. Sejauh
mana geotekstil dapat membentuk pennukaan geseran
Geotekstil sehagai Pilihan Permukaan Geser
lemah tergantung pada sejauh mana geotekstil tersebut tetap
Suatu lapisan geotekstil di dalam suatu massa tanah ak:m
dalam keadaan datar setelah dipasang. Di mana geotekstil
memhentuk bid<mg diskontinuitas (ketidakselarasan). Hal
digunakan kontak dengan urugan hatu atau tcmah kasar yang
ini mungkin menunjukkan kelemahan geser jika tahanan
serupa, maka perubahan bentuk (distorsi) pada kontak
gesek antar lembanm geotekstilnya sendiri, ataupun kuat
gesek <mtara geotekstil dan berdekatan kurang dari kuat dengan partikel yang besar akan menimbulkan pengmician.
Bukti yang ada menunjukk<m bal1wa terbentuknya bidang
geser.
lemah tcunpaknya bukan ma'\C:tlah besar, tetapi hal tersebut
Berhagai pengujian telah dilakukan terhadap longsoran
harus dipertimbangkan di dalam desain.
pasir<m di atas geotekstil di dalam studi perkuatan tanah.
Jika karena suatu alasan digunakan dua lapisan geotekstil
Andrawes, McGown dan Wilson-Faluny (1980) menguji
16 geotekstil yang berbeda terhadap dua jenis pasir di dalain
maka geseran antargeotekstil harus juga diperbitungkan.

LampiranA
Daftar Istilah

Kandungan urugan fill dam


Pelimpah spillway
Pemisah separation
Filtra.-;i filtration
Waduk reservoir
Swa tiltrasi sel.filtering
Bidang kontak interface
Sufosi suffosion
Efek busur arching
Abu bahan bakar bubuk pulverized fuel ash

Bagian 8: Bendung, Ber~dungcm, Sungai, lrigasi. Pcmtai. 551


SNI 03-6720.3-2002

sehagi;m ak;m dikendalik;m oleh tegang;m nonnal efektif sewaktu filter dari tcu1al1 herbulir ka"ar diterapk<m. Hal
yang tcrjadi, kcmungkinan alir;m halik di hidang hatas, dan akan sangat tergantung tenutcuna pada pengmnat<m vis!
kcmungkinan di tanah dasar yang dilindungi terdapat sclama pengujian. Tidak adanya kriteria haku tenia
rctakan terhuka atau alur yang hisa dilalui oleh aliran keherha"ihm atau kegagalm1 mungkin merupak<m penyeb
terkonscntrasi dan crosi setempat serta angkut;m material utama banyaknya peraturan desain filter yang telah ada
dari t;mah das;u·. Stahilitas intemal tmtah dasar. hila terdapat
a Iiran didalamnya. harus juga dipertimhangkan. Beherapa 6.5 Kohesi Tanah Dasar
faktor tersehut akan ditinjau disini. Ada gaya ta.rik anta.r pa.rtikel yang hesar pada parliltl
partikcl halus di dalam tanah kohesif. Hal ter ·
6. I :nmah Non-Kohesif mcnyebahkan tanah ini mempunyai kuat tclfik y<mg
Kerja filter menyangkut suatu filter dengan ukur;m pori dalmn a.rti tegm1gan efektif, dan memungkinkannya '
maksimum yang mencrus cukup kecil untuk menahan memhentuk efek jemhatcm pada pori filter (David
hchcrapa p:utikcl tanah dasar. Partikel tersehut tertahan 1lJ55; Zalslavsky dan Kassif, 1965). Gaya tersehut .
pada atau dekat kc hidang kontak filter. Penyumhatan pori dimnali dalmn partikel hmau herukunm medium dan
filter oleh pat1ikel hentkur;m semakin kecil y;mg herpindah lcbih halus (M<mtz, 1977). Hal itu mempunyai arli
disehut swa-filtrasi yang kemudian dapal menimhulkan apabila terletak di antara partikel mineral lemp
kondisi stahil. P:u·tikcl-p:u-tikel tanah dasa.r dapat juga Ketentuan tcntang filter y<mg didasa.rkan pada peri
menimhulk:m efck husur di alas pori filter. Swa-filtrasi ak;m menghentikm1 perpindahm1 parlikel individual sepcrti
menyehahkan hilanguya material halus tanah dasar di telah dikembangkcm untuk tcmal1 non-kohesif Lidak he ·
sckitar filter d;m terkumpulnya material halus ini dalmn untuk t<mah kohesif.
filter disckit:u- t:mah dasar. Banyaknya gerakan partikcl Filler dengan pori yang jauh lebih bcsar dari
ak;m terg:mtung pada huhungan awal antara gradasi tanal1 diperkirakan menurut ketentucm terse hut dapat digun
dasar dan distrihusi awal ukuran pori filter, yang akan Gaya terschut tergantung d<lfi sifat kimiawi air d<Ul
merupakan fungsi pemadatan dan tegangan. Penetrasi d<lfi tanah dm;ar rum air yang meremhes. Bila k<mdu
partikel ke dalam filter Lelah Jikaji secan1 teoritis misalnya kimianya mcnyehahkan dispersi (Aicheson dan
oleh Lawson ( ICJX2). Silviera ( llJ65), Th;mikachalmn d<m 1965; Craft dan Accia.rdi, 1984, dan Shcn~rd dan D
Sakthirvadivel (JCJ75), d<m Wiltmmm (JCJ71J, llJX2). 1lJ77), pcmhcntuk;m cfek jemhatan pad a pori filter k ;·
Swa-litu·asi Jalcun tanah Jasar mcmpak<m mekanisme y;mg kuat ta.rik t<mah kohcsif tidak perlu dipercaya lagi. '
kompleks ilim rincimmya helum hisa sepenuhnya diketalmi. Suatu mctodc untuk mcngukur erodihilitas t
Masalah ini Jihahas lehih l;mjut pada bah herikuU1ya. berdasark:m pcnggunaan tcgang;m geser kritik, Tc,
dikemb<mgk<m herd<L"arkml alintn hidraulik di dahm1
6.2 Tanah Dasar dan Kerapatan Filter retakan hcndung<m telah diherik<m olch Amlananda
Peningkatm. kerapat.:m ak;m memperhaiki sil~lt-sifatliltrasi Perry (] lJX3).
haik pada t:mah ili1sar maupun filter. Meskipun pemaili1tm1
y<mg haik pada setiap hid;mg kontak sangat dikehendaki, 6.6 Retakan dan Sumher Lain dari Aliran Terpusat
tetapi sulit untuk menjmnin hahwa kerapatan yang tinggi Kemungkinan ad<mya alur terbuka melalui tanah
(atau teg;mg;m nonnal y;mg Linggi) a.kan terjaga di semua menimbulkan masalah khusus. Alur ini dapat ter
Lilik pada setiap kondisi pelakscmaan konstmksi rum operasi. internal Jan aliran memhawa material melalui hi
K<~rena itu tidak dism<mkcm untuk selalu mendasmi Jesain kontak. Hal ini merupakan masalal1 khusus dalcun d
tr:msisi pada kerapat<mtinggi dan atau tegang;m nonnal akcm pelindung filter untuk inti hendungan yang mungkin
sclalt1 herlaku/terjadi. mengalmni retakan. Potensi penggunmm gcotckslil u
maksud ini dibatasi olch masalah pcnempatannya
6.3 Pengaruh Aliran Balik dan Getaran suatu bidang kontak y;mg hias<mya hmnpir verlikal di
Sejumlah percohaan (misalnya untuk filter butiran, Dept. bendungm1 dan kcmungkin;m <U\.... 1 sohck di sekitar re
of Army, U.S. Army Corps or Engineers, llJ53; Hollingworth dan Droyts ( llJX2) mcmhcrikan co
Belyashveskii et al., llJ72; Molenkcunp et al., 1lJ7lJ; dan penggunaan untuk hal itu. List ( IYX2) mclapo
untuk filter geotckstil, Ragutzki, 1lJ73; Ogink, 1lJ7 5; penggunam1 geotekstil di muk£1 hilir dari kcdua inti ve
Zitscher, 1lJ75; Schober d<m Teind!, 1lJ7lJ; Hcertcn, 1lJ81; tcngah tcmal1-semen.
1lJ82) Lelah menunjukkan hahwa alir<m halik atau geta.ran Tanah non-kohesif jenuh tidak dapat mcnahan re
eksternal Japat hanyak mcngurangi mekanisme filtrasi terhuka tcmpa mengalclflli kemntuhan d<m menutup se
otomatik. Diperlukan kehati-hatian yang besar Jalcun ilim hal itu merupakcm salah satu JillL"alall utcuna untuk
mcndesain filter untuk situasi demikian. Hal ini da"m kohesif. Material erosi hisa mengalcuni pemi
dipcrlihatkm1 di dahun peraturan desain sepcrti yang akan (Vaughn dcm Soares, llJ82) dan filtr<L"i otomatik tidak.
dihal1as !chill lanjut. dapat tercapai. Kondisi tanah yang sangat disp
mcmbuat masalah ini semakin pmah. Dapat dicatat h
6.4 Gerakan Partikel yang Dapat Diterima dan Detinisi tidak diketahui adanya kasus tentang kcruntuh<m ·
Keherhasilan dan Kegagalan Pengujian Filter erosi intemal inti hcndungan yang telah dilindungi
Jumlah gcrakan partikel yang hisa diterima sebelurn filter pasir herbutir scdang atau halus (Shcrc~rJ, I
tercapainya hidang kontak yang stabil harus Ncunun kehati-hali<m dipcrlukan dalcun dcsain filter
Jipertimhangkan dalarn setiap kasus khusus. Hal ini menjcunin terlindungnya tanal1 kohesif dari erosi in
menyehahkan kesulit:m hesar dalmn penentuan kriteria didalcun retakan terbuka akihat aliran menerus Jidal·
yang pa"ti tcntang kehcrh<L"il;m atau kegagalan pengujian Filter huliran non-kohesif runtuh bila tercndam (Va
y<mg dilakuk;m pad a kombinasi lilter/tcmah dasm, terutcuna dm1 Soares, 1982). Jadi filter tcrsehut tidak dapat me

546 Bagian 8: Bendung. Bendungmz. Sungai. lrigasi. Pamai.


SNI 03-6720.3-2002

tipikal scpcrti yang hiasa dipakai tchalnya akan lehih dari Beberapa kriteria untuk. tanah d<L"ar tak herkohesi telah
100 kali tchal gcotckstil yang sama. dan karcna itu secant diturunkan dari, atau berhubungan dengan ketentuan desain
hakiki lchih konscrvatif. Pcnguji;m dan studi tcoritik olch untuk filter hutiran. Ukunm luhang ekivalen diperoleh dari
Atmazidis ( 1973) tentan_g penctrasi pasir ke dalmn Iiller suatu ukuran luhang yang sama untuk filter butiran.
kcrikil mcndukung kcsimpul<m di alas. McKeande (1977) dan ICI Fibres (1978) mengikuti
Atterhcrg d;m mengm;umsikan hahwa dk = 0,2 x d 15 , yang
7.4 Transisi MenenJ.!ah mana dk adalah ukunm lub<mg ekuivalen dari tanah dan
Suatu filter scring digunakml sehagai transisi ;mtara L<mah d 15 adala11 15% ukuran hutir tanah. McKeande kemudiaJJ
halus dan tana.h kasar. Transisi tcrschut hcrpcrcm sehagai mengwmrnsikan kctentucm filter untuk tcmah da<;ar non
filter t;mah hah1s dan schagai alas tanah kasar. Jika suatu kohcsif yang terkena1, d 15 filter::::;; 5 x d 85 tcmal1 dasar (Dept
tanah hutinm Jigunakan schagai transisi, mckanisme yang of Army, US Corps of Engineers, 1941). Dengan
hckcrja di kcdua hidang kontak s;una. Perpindahan l<mah menyamakan kedua huhungan tersebut McKeande
tr:msisi kc Ja1mn t:mah kasar dilindungi oleh tcrtahannya menyimpulkan hahwa ukuran lub<mg geotekstil harus lebill
partikcl di Jalam pori t;mah kasar, d;m olch cfck husur d<m kecil daripada ukuran d 85 butiran tanah yang akan
swa-filtrasi pada hidang kontakya. Hal ini tidak hcrlaku dilindungi. McKe<mdc menggunakan ukuran lub<mg rata-
jika mcnggunakan gcotekstil. Masing-masing serat ratct yang disimpulkcm dari ~ji saringm1 menggunakan gelas
gcotckstil secant tipikal smna dcngan dimnctcr porinya. ballotini, seperti diterangkan terdalmlu. Ukuran lubang
Gcrak;m serat gcotckstil kc Jalmn tanah kasar dicegah oleh maksimum akan lchih besar daripada nilai yang digunakan
tcrjaJinya cfck jemhat.an paJa pori-pori tanah kasar da1mn di dalam kriterianya.
kcaJacm tarik<m. d;uipada olch ukurmmya. Secant tipikal Vaughn dan Soares (1982) dan Ofoeghu (1981) melaporkan
kual tarik yang Jiperluk;m akml kccil tctapi kcberhasilan pengujian di mana partikel halus yang tersuspens~
jangka p;mj;mg ak:m tcrgantung paJa ketahamm herlanjut dilewatkan melalui pasir. Mereka mendapatkan hahw~
Jari serat ilim kuat tarik yang cukup. Penggunaan geotekstil ukuran partikel yang lolos berkisar an tara 0,1 smnpai O,()(j
ini hcnmalogi kepaJa lanah kohcsi. Dcng<m penggunaan x d 15 . Penguji<m filter pada pasir serag<un (lihat, misaln}'f
gcotcksti I Jistribusi pori lehih mudah dik.ontrol tanpa Bertram, 1940) secara tipikal menunjukkan bahwa
mempcngaruhi stahilitas filter. Kerja gcotekstil sebagai penetrasi besar tidak te~jadi sampai d 15 tilter melebihi 16
memhrcm tarik hisa mcrugik;m. KcaJa;m hal terschut Japat x d<L" tcmah d<L<;ar, menunjukkm1 bahwa dk harnpir sm~
merentangkan deprcsi di dalam tanah dasar dimana dengan 0,1 x d 15 . Sclanjutnyaditu~jukkan bahwa hubungaD
Jitcmpatkan, hahk:m setela11 ditutupi dengan lapisan t<mah yang dibuatoleh US Army (d 15 tilter::::;; 5 x d 15 tana.h da.._a;)
herikutnya. Akihatnya akan ada celah <mtara tcmah dasar mempunyai faktor keamanan terpasang medekati 2,Q
Jan geotekstil, dan celah tersehut hisa dilalui aliran Persamaan McKeande mempunyai faktor keamanal
terkonsentrasi dan mengalmni erosi. Misalnya, keruntuhan setengah dari US Army jika dihuat asumsi yang leb·
hi sa terjaJi jika geotekstil dipas<mg pada tcmah da."ar kohesif realistik bahwa dk = 0,1 x d 15 dalmn filter butiran ale
Ji hawah rap-rap pelindung lereng, jika sebelumnya di Hal ini menandakan bahwa filter butiran mungk·
tanah tersebut telah terbentuk alur erosi oleh air hujan. Air menu~jukkan variasi yang lebih besar d<uipada geoteks
permuk.aan dapat terus mengalir di dalam alur di bawah buatcm pabrik, tetapi, meskipun sudah mengikuti faktor it
geotekstil dan menyebabkan erosi dan, mungkin, tmnpaknya suatu faktor keamancm harus menggun·
mengumpulkan partikel hal us yang hisa menyumbat filter pcrsarnaan McKeande dan lainnya yang bertipe sam
dan mcnyehabk<m gaya angkat yang cukup besar untuk apabila harus dicapai keamanm1 y<mg sama deng<m tilt
mcrusak rip-rapnya. Dalmn hal ini, tanpa penutup dari butiran.
kcrikil hcrgradasi yang scsuai, geotekstil henar-bcnar Faktor keamanan pada umumnya tidak secara spesif
mcrugikan akibat bcratnya tidak cukup untuk diterapkan dalam desain filter. N<unun kemungkin
memperta11<mkan kontaknya dengan lapisan penyangga. rentang gradasi yang terkait dan bentuknya haru
Jadi pemasang;m rip-rap l<mgsung di atas geotekstil pada dipertimbangkan. J ika dimnbil suatu kriteria yang bercL"lS ·
umumnya tidak disukai k.arena geotekstil tidak berfungsi pada d 15 dan partik.el di dalmn rent.:1.ng ukuran kas
haik sehagai tilter dim<ma geotekstil tidak melekat erat pada bergradasi baik (koefisen keseragaman besar) mak
tanah dasamya, yaitu dal<un ruang antar butir rip-rap. diperlukan gradasi yang jauh lebih halus sebelum scm
Kellner, Bally, and Matci (1982) melaporkan bahwa partikel tcmah dasar lebih kecil daripada ukur<m desain Iii
partikel koloidallehih dapat tertahan dalmn beberapajenis tertahan. Jika tanah dasamya seragam d<m diterapk
geotekstil oleh tenaga elektro-kimia daripada oleh faktor kritcria yang sama, maka hanya gradasi ym1g sedikit leb·
geometrik. Bcsarnya terg<mtung pada sifat partikel terse but ha1us dari partikel tanah dasar a1Gm lolos mela1ui tilt
dan pada tipe polimer y<mg digunakan di da1am geotekstil. Jadi tanal1 yang bergradasi baik dalmn rentcmg ukur
Mekanismenya mirip dengan tcnahannya lempung geotekstil tidak melekat crat pada tcJna11 da.,.amya, yai
terkelompok di da1mn tiltcr pasir. Hal ini bisa menjelaskan da1am ruang antar butir rip-rap.
penyumbat:m geotckstil oleh t<mah lempung:m. Kellner, Bally, and Matei (1982) melapork.an bahw
partikel koloidallebih dapat tcrtahan dalmn behcrapaje
>;, t--~riteri<in Desain Filter untuk Geotekstil geotekstil oleh tenaga elektro-kimia daripada oleh fak
; , :rhagai kriteria desain filter yang t~lah diusulkan untuk geometrik. Besarnya tergantung pada sifat partikel terseb
otek.stil diringkas di dalam Tabel 2 Lampiran B. dan pada tipe polimer yang digunakan di dalmn geoteksti
ngkajian uhmg yang bcrmanfaat dari beberapa di antara Mekanismenya mirip dengan tertahannya lempun
:~riteria tersebut diberikan oleh Rank.ilor (1981), Hoare terkelompok di dalam filter pa.<;ir. Hal ini bisa menjela.-.
(1982), dan Lawson (1982), sertct Fayoux, Cazzuffi, cau penyumbatcm geotekstil oleh tanah lempungan.
Faure (1984).

548 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai, Jrigasi. Pantai.


SNI 03-6720.3-2002

gcomctJ·ik. dan mcnyertakan pcngm·uh kerapatan Lanah bcrhcda pula Oihat Pd T-25-1999-03: Tata Cara Pengut
das;u·. Karcna kerapan tanah dasar yang herdekatan dengan Dimensi Lubang dan Permeahilitas Geotekstil sell
geotekst.il hukan merupakan kerapalan Lanah pada Filter dm1 Tnmsisi dalrun Bendungan Urugan). Suatut
umumnya. dan ak;m sulit sekali ullluk mer~jmnin kerapatan dasar yang bcrgradasi baik mungkin mengandung pari
tinggi di scnllla tj(jk pertemnan hidang konlak, tmnpaknya ka'\ar. DaJmn kasus sepert.i ini, penggunam1 kurva de
tidak hijaksana untuk mcng;mdalkan kerapatan tmmh dasar tanal1 dwmr di rmma partikel yang lebih besar dari 20
yang t.inggi dalcun desain y<mg penting. tidak discrtakan.
Ada hanyak ragam pandangan mengenai pengaruh Pengaruh kohesi tanah memungkinkan tanah daS~l)i
kocfisien kcscragaman lanah dasar terhadap desa.in litter utuh memheri efek jembatan pada lubang pori geotll
hutiran. Untuk tanah dasar y<mg menunjukkan distrihusi tidak tergmllung pada kisarm1 ukurm1 part.ikelnya. IWi
gradasi yang relatif lurus, penah;man part.ikcl y<mg lehih dipcrhitungkan dalam k.riteria ICI Fibres, McK
kasar olch filter scc;mt umum harusnya memungkinkan Hcerten, French Working Group, dan dalam Iingkup
te~jadinya swa-filtrasi scndiri d<m stahilitas hidang kontak. lcbih kecil, Calhoun. Kriteria tersebut pada urn
.ladi kriteria yang didukung oleh Terzaghi atau Dept. of menunjukkan bahwa ukunmlub<mg y<mg halus/kccl
Anny, US Corps of Engineers ( llJ41) Ielah digunakan digunak.an, pada orde 50 mikron. Sangat mcnarik
secant herhasil untuk tanah hergradasi baik. Namun, Dept. ofAnny, US Corps of Engineers, telah meng,
pcr1imh<mg<m geomeu·ik menunjukk<m hahwa makin hesar pcnggunacm filter pasir atau pa.,ir/kerikil dengan d 1'
kocfisien kcserag<umml<mah dasar makin hcsar pulajumlah mm. Ukunm effektif pori tilter sepcrti ini mungk·
perpindahan partikcl yang cenderung terjadi sehelum orde 40 mikron, dan karena itu sehanding d
hid;mg kontak menjadi stahil. Berhagai kritera filter (Dept. rek.omendasi desain gcotekstil. Pengalaman mcngg
of Anny, US Corps of Engineers, 1lJ53; Karpoff, llJ55, filter but.inm (Davidenkof, 1955; Zalslavsky d<m
Sherard dkk llJX4 a. Sherard dkk., 1984 h; dan Vaughn dan 1965) menunjukk.an bahwa tipc kriteria ini urn
Soares, llJX2) memperlihatkan hal terse but dan konservat.if, dan ini tidak memadaijika tilterlhidcmg.
memerlukan gradasi filter y<mg lehih konscrvat.if dengan tcmah mempunyai sil~tt dispersif.
meningkatnya koefisien kescragaman tanah dasar. Bel urn ada publikasi tentcmg penggunaan geoteksil
Pendekatan y<mg sama telah diterapk<m untuk desain tilter filter untuk melindungi tcu1aJ1 kobcsi yang rekaJ
geotekst.il oleh Schober d<m Teindl, Heerten dm1 Giroud. aliran terkonsentrasi menerus melalui rekahan t
Ada kesepakatcm umum bahwa alirm1 ym1g beruha.h-ubah Vaughan dan Soares (1982) telah mcmpertimb
hisa mengganggu proses tersm1gkutnya part.ikel dan swa- penggunaan tilter tanah butiran untuk situa"i sep
tiltrasi, d;mlchih haik menggunakcm carakonservat.ifdaJmn Mereka mengusulk<m metode desain ikatcm am·
mendesain filter jika menyangkut hal ini. Pengaruhnya konservatif, yang t.idak mengm1dalkm1 swa-tiltrasi.
terhadap filter hut.inm telah dimnati (Dept. of Army, US tersebut berdasarkan penguk.uran lubang efekt"
Corps of Engineers, llJ53) dan dipertimhangkan dala.m berbutir dengan mengukur nilai permcabili
kriteria untuk tanah non-kohesifyang dibuat oleh Ragutzki, Geotekstil yang setctra akan memerlukan suatu
Ogink, Zitscher, Schober d<m Teindl, dm1 Heerten. Pengaruh lubang 10 mikron. Geotekst.il semacrun ini t.idak t
gewm1 bisa diharapkan smna deng<m pcngaruh aliran y<mg Mengingat pengctahuan saat ini y<mg tidak pasti
bolak-halik. Kondisi aliran yang bolak-balik bisa mek.m1isme erosi tipe ini, pada tahap ini tcunpakny
disimulasik<m dala.m pengujian filter, dan untuk aplikasi bijak.sana untuk bersru1dar pada gcotekstil sebagai p
yang penting, pengujian semacam ini mungkin merupakan utcuna. Perckahan bukan merupakm1 suatu risiko
cara terbaik untuk menetapk<m kriteria desain yang andal dalmn tcumh dasar non-kohesi, karena rekahan ba
(Loudierc dan Fayoux, 1lJ82). ak.ru1 tidak stahil dan tertulup oleh runtuhan (Vaug
Hanya ada sedikit petunjuk mengenai oskilasi besamya Soares, 1982).
lluktuasi alinm ym1g diperluk<m agar kriteria konservatif Berikut ini adalah k.esimpulml tentantif tcntcmg desailfl
bisa ditcrapkan. Heerten menyarankan babwa tluktuasi bendungan yang menggunakan gcotekstil
yang knat sepcrti yang bisa terjadi ak-ibat bantaman (1) Kondisi hidraulik dm1 sifat kritis da.ri bidang 1r1t
gelomhang pada pelindung lereng memerlukan kehati- terkait harus dipertimb<mgk.an dengan henar bll
hatian, seperti juga setiap situasi di mana aliran bisa fungsi tilter yang telah ditetapkan.
mengalami turbulensi. Perubahan arah alinm-perlahan- (2) Untuk t<mah dasar tak berkohesi daJmn alinm satd!l
lahan, seperti yang terjadi selama menyurutnya suatu (a) Geotekstillutrus dapat menclhan ukuran d~·
tanggul, dapat perlakukan scbagai aliran searah. dasar. Syarat ini tidak begitu konservatif
Harus diperhatikan bahwa pengujian tilter yang mcnjadi ketentuan tipikal untuk filter hutiran.
dasar berbagai kriteria titter menyangkut konfigurasi yang menyangkut ukuran partikel tana.h.dasar dti-
sangat sederhana. Mekanisme erosi yang lebih kompleks (b) Jika tanah dasar bcrgradasi baik mul;
bisa ditemui di lapangan. Hampir semua pengujian diperlukan geotekstil berlubang lehih halus-'
dilakukan dengan tanah dasar yang bentuk gradasi umum mencegah gerakan partikel yang beri<f
ditemui. Kriteria yang diperoleh mungkin tidak berlaku sehclum hidang kontak mencapai kondisi
terhadap tanall yang bentuk kurva gradasinya tidak. biasa, (c) Penentuan gradasi desain tanah dasa
terutcuna hila menyangkut grada'\i tidak menerus. Situasi bergradao;i seragam diperlukan kcccrmatcm
seperti ini harus diperiksa dengan pengujian tersendiri. k.arena kesaJahan kecil bisa mengakiha ·
Pengujim1 terscndiri juga disarank.an pada penggunaan yang partikel tanah dasar akan lebih kecil
sangat kritis. ukuran lubang geotekstil; tanah da.,ar
Juga harus diperhatik<m bahwa kriteria yang berbeda ba.ik lebih k.ecil risik.onya.
mengambil dct1nisi untuk ukuran lubang geotek.stil yang

550 Bagian 8: Bendung. Bendungan. Sungai. lrigasi. Panrai.


ISBN 979 - 98123 · 0 - 5

...II.

You might also like