You are on page 1of 13

Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2008, Hal. 67 - 79 Vol. 15, No.

1
ISSN: 1412-3126

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


VOLUNTARY DISCLOSURE LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN

OLEH: PANCAWATI HARDININGSIH


Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

ABSTRACT

Management have accurate information about unknown company value by external


investor, meaning that management generally has more complete and accurate information
compare to outside party of the company about the company value. Voluntary disclosure
information published by a company will possibly give information about the company in such a
more detail way. This research aims to test influence of the ownership of public share, company
bases, ROI, size of a company and leverage ratio towards the scope of voluntary disclosure.
The research sample are 66 manufacturing companies which release voluntary disclosure
in 2004 and 2005. The result of the study shows that the ownership of public share influences
significantly the scope of voluntary disclosure in the annual report of company ( p = 0,037 <
0,05). Company bases own positive influence which is significantly to the scope of voluntary
disclosure in the annual report of the company ( p = 0,029 < 0,05). Ratio of ROI probability does
not own significant influence to the scope of voluntary disclosure in the annual report of the
company ( p = 0,686 > 0,05). The size of the company owns positive influence and significant to
the scope of voluntary disclosure in the annual report of the company. ( p = 0,001 < 0,05) and
ratio of company leverage does not own significant influence to the scope of voluntary disclosure
in annual the report of the company ( p = 0,129 < 0,050)
Keywords: Size ,ROI, Public Ownership,Leverage,Voluntary Disclosure.

PENDAHULUAN pengungkapan sukarela yaitu pengungkapan


informasi melebihi yang diwajibkan karena
Latar Belakang Masalah dipandang relevan dengan kebutuhan pemakai.
Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi (Meek,et al, 1995). Seperti informasi tentang
banyak berpengaruh pada dunia usaha. proyeksi jumlah penjualan, proyeksi laba,
Perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat proyeksi aliran kas tahun berikutnya dsb.
lebih transparan dalam mengungkapkan Dalam peraturan tersebut juga menyoroti
informasi perusahaannya, sehingga dapat bentuk dan isi laporan tahunan yang terdiri dari
membantu pengambil keputusan dalam ketentuan umum, laporan manajemen, bagian
mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting,
Dalam bisnis yang makin kompetitif, informasi Bagian mengenai Analisis dan Pembahasan
yang termuat dalam laporan tahunan adalah Umum oleh Manajemen, dan bagian mengenai
sangat penting dalam mengefisiensikan Laporan Keuangan
pengalokasian dana investasi untuk pemakaian Selama ini, kebijakan luas pengungkapan
yang paling produktif (Susanto, 1992). Laporan sukarela dapat berbeda antara satu perusahaan
Tahunan yang disajikan setransparan mungkin dengan perusahaan lain. Perbedaan luas
yaitu apa adanya, tidak dibuat-buat, jujur, netral pengungkapan sukarela tersebut dapat
dan objektif. Informasi yang diungkapkan dalam dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan
laporan tahunan ada dua, yaitu pengungkapan seperti: budaya perusahaan, bidang usaha, proses
wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan produksi, pasar, sumber daya dsb. Menurut Lang
sukarela (voluntary disclosure). Informasi yang dan Lundolm (1993) dilihat dari aspek laporan
dimuat dalam Laporan Tahunan ada dua jenis, keuangan karakteristik perusahaan ditentukan
yaitu laporan tahunan dengan pengungkapan berdasarkan 3 pendekatan, yaitu: karakteristik
wajib sebagaimana diatur dalam ketentuan berkaitan dengan struktur, kinerja
Bapepam no. Kep-38/ PM / 1996 tanggal 17 (performance), dan pasar (market).
Januari 1996 dan laporan tahunan dengan
68 Pancawati Hardiningsih Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Struktur meliputi ukuran (size) merupakan rasio antara jumlah item informasi
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk yang dipenuhi dengan jumlah item informasi
melunasi kewajiban. Kinerja (performance) yang mungkin dapat dipenuhi. Makin besar
meliputi likuiditas perusahaan dan laba (profit). indeks voluntary disclosure berarti semakin luas
Sedangkan dari pendekatan pasar meliputi pengungkapan dalam laporan tahunan.
faktor-faktor kualitatif seperti tipe industri, tipe Penelitian terhadap luas voluntary
auditor dan status perusahaan. Menurut Zarzeski disclosure laporan tahunan perusahaan oleh
(1996) pendekatan pasar dapat juga dilihat Susanto (1992) pada 98 laporan tahunan dan
secara kuantitatif yang meliputi jumlah Subiyantoro (1997) pada 64 laporan tahunan
penjualan ekspor, total aktiva dan total perusahaan.
kewajiban. Termasuk didalamnya proporsi Bambang Suripto (1999) meneliti
pemegang saham dan umur perusahaan. pengaruh karakteristik perusahaan seperti size,
Foster dalam Meek et al, 1995 leverage, likuiditas, dan basis perusahaan pada
menjelaskan bahwa manajemen memiliki sektor industri. Temuannya menunjukkan bahwa
insentif untuk menyediakan voluntary disclosure size berpengaruh terhadap voluntary disclosure.
. Perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di Yuniati Gunawan (2000)
suatu pasar modal menghadapi persaingan merekomendasikan bahwa size perusahaan dan
dengan perusahan lain dalam hal jenis sekuritas, debt to total assets berpengaruh terhadap level of
termin dan return yang ditawarkan. Para disclosure . salamon dan Dhaliwal (1990)
investor, di lain pihak, juga menghadapi merekomendasikan bahwa perusahaan yang
ketidakpastian tertentu mengenai kualitas dan melakukan diversifikasi dengan mendapat modal
keamanan surat berharga yang ditawarkan oleh jangka panjang dari kesternal secara sukarela
perusahaan. Investor membutuhkan informasi mau melaporkan data financial segmental. Hasil
untuk menaksir ketidakpastian aliran kas di masa penelitiannya menunjukkan bahwa jenis industri
yang akan datang untuk dapat digunakan dalam manufaktur memiliki tingkat pengungkapan
menilai saham perusahaan. Voluntary disclosure lebih luas dibandingkan dengan jenis industri
diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan di lain.
atas. Mei Tan, Hossain dan Adain (1994)
Ketika krisis moneter terjadi di Indonesia merekomendasikan terdapat hubungan positif
mulai pertengahan tahun 1997 mengakibatkan dan signifikan voluntary disclosure terhadap size
suku bunga pinjaman berkisar 60 persen dan perusahaan, foreing listing status dan struktur
depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar kepemilikan . Sementara Cow dan Wong Borrn
Amerika sekitar 300 persen. Dalam situasi krisis (1987) dalam Nor Hadi dan Sabeni (2002)
seperti itu banyak perusahaan mengurangi merekomendasikan bahwa size perusahaan
produksi bahkan berhenti total. Akibat lebih jauh berpengaruh terhadap voluntary disclosure.
volume dan nilai penjualan turun, kredit macet, Sementara hasil penelitian Nor Hadi dan
jumlah karyawan berkurang dsb. Di lain pihak Sabeni (2002) menunjukkan bahwa size, basis
krisis tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan berpengaruh terhadap voluntary
perusahaan berorientasi ekspor dengan disclosure. Sedangkan solvabilitas, likuiditas,
kandungan bahan baku lokal seperti perusahaan dan kepemilikan publik tidak berpengaruh
pengolahan hasil hutan. Dalam situasi krisis terhadap voluntary disclosure.
perusahaan eksportir tersebut dapat Yularto dan Chariri (2003) hasil temuan
meningkatkan volume dan nilai penjualan. menunjukkan bahwa size selama 3 tahun
Krisis moneter yang berkepanjangan dengan berturut-turut secara konsisten menunjukkan
akibat merugikan atau menguntungkan bagi bahwa semakin besar size perusahaan akan
perusahaan diperkirakan akan memberikan semakin luas voluntary disclosure. Demikian
pengungkapan yang lebih luas dibandingkan juga status perusahaan selama 3 tahun berturut-
dengan sebelum terjadinya krisis tersebut. turut secara konsisten menunjukkan bahwa
Indikator luas voluntary disclosure perusahaan BUMN lebih luas mengungkapkan
adalah berupa indeks voluntary disclosure, yang voluntary disclosure dibandingkan perusahaan
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 69

non BUMN. Sementara rasio leverage, yang bersangkutan. Tersedianya informasi yang
likuiditas, dan pemegang saham publik tidak benar-benar dapat dipercaya, lengkap, dan tepat
berpengaruh terhadap voluntary disclosure. waktu, akan memungkinkan investor untuk
Adapun penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengambilan keputusan investasi
menganalisis pengaruh porsi kepemilikan saham secara rasional, sehingga yang diperoleh sesuai
oleh publik, basis perusahaan, Return On dengan harapan yang diinginkan investor. Salah
Investment (ROI), size perusahaan, rasio satunya adalah informasi yang diungkapkan
leverage terhadap tingkat voluntary disclosure dalam laporan keuangan perusahaan. Imhoff
dalam laporan tahunan perusahaan. mengatakan bahwa tingginya kualitas informasi
akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat
Permasalahan kelengkapan.
1. Bagaimana pengaruh porsi kepemilikan Menurut Foster (1986) bahwa suatu
saham oleh publik terhadap luas voluntary informasi dikatakan bermanfaat jika memiliki
disclosure ? information content dan informasi tersebut
2. Bagaimana pengaruh basis perusahaan memiliki makna bagi pengguna informasi
terhadap luas voluntary disclosure ? tersebut. Makna dari pemakai informasi
3. 3. Bagaimana pengaruh Return On dipengaruhi oleh 3 hal:
Investment (ROI) terhadap luas voluntary 1. Ekspektasi pasar modal mengenai makna
disclosure? dan waktu penyajian informasi
4. Bagaimana pengaruh size perusahaan 2. Implikasi dari informasi yang disajikan
terhadap luas voluntary disclosure ? terhadap distribusi return di masa yang akan
5. Bagaimana pengaruh rasio leverage datang.
terhadap luas voluntary disclosure ? 3. Kredibilitas sumber informasi akuntansi
melalui laporan keuangan, dimana sumber
KERANGKA TEORI DAN informasi ini merupakan salah satu jenis
PENGEMBANGAN HIPOTESIS informasi yang diperlukan pemodal dalam
proses pengambilan keputusan.
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan menggambarkan Disclosure
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa Disclosure berarti memberikan data yang
lain yang diklasifikasikan dalam beberapa bermanfaat kepada pihak yang memerlukan.
kelompok besar menurut karakteristik Dalam laporan keuangan, disclosure
ekonominya. Kelompok besar tersebut mengandung arti bahwa laporan keuangan harus
merupakan unsur dari laporan keuangan. memberikan informasi dan penjelasan yang
Laporan keuangan adalah dua daftar yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha.
disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk Informasi yang diungkapkan harus berguna dan
suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca tidak membingungkan pemakai laporan
dan rugi laba. Dan terakhir ini banyak perseroan keuangan dalam membantu pengambilan
yang menambahkan daftar ketiga, yaitu daftar keputusan ekonomi.(CHARIRI, 2001 : 235).
surplus atau daftar laba yang ditahan. Darrough (1993, dalam Na’im dan
Binsar dan Lusy (2004) menyatakan Rakhman, 2000) mengemukakan dua jenis
bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir pengungkapan dalam hubungannya dengan
proses akuntansi, yaitu proses pengkomunikasian persyaratan yang ditetapkan oleh standar, yaitu
laporan. Laporan keuangan merupakan pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure)
mekanisme yang penting bagi manajer untuk dan Voluntary Disclosure. Mandatory
berkomunikasi dengan investor luar, yaitu Disclosure merupakan pengungkapan informasi
investor publik di luar lingkup manajemen serta yang diwajibkan dalam suatu laporan tahunan
tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan. dan diatur oleh suatu peraturan pasar modal yang
Informasi merupakan sinyal bagi para berlaku. Berapa banyak informasi tersebut harus
investor dalam memberikan prospek perusahaan diungkapkan tidak hanya bergantung pada
70 Pancawati Hardiningsih Jurnal Bisnis dan Ekonomi

keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar strategi bisnis manajemen. Perusahaan dapat
yang dibutuhkan (Hendriksen, 2002). Ada tiga menarik perhatian lebih banyak para analisis
konsep pengungkapan yang umum diusulkan, dengan meningkatkan akurasi ekspetasi pasar
yaitu: dan menurunkan ketidaksimetrisan informasi
a. Adequate disclosure (pengungkapan pasar dengan pengungkapan yang lebih luas
cukup) (Lang and Lundham, 1996).
Konsep yang sering digunakan Pertimbangan manajemen untuk
adalah pengungkapan yang cukup, yaitu mengungkapkan informasi secara sukarela
pengungkapan minimum yang dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat.
disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, Manajemen akan mengungkapkan informasi
dimana angka-angka yang disajikan dapat secara sukarela apabila manfaat yang diperoleh
diinterprestasikan dengan benar oleh dari pengungkapan informasi tersebut lebih besar
investor. dari biayanya. Karena informasi merupakan
b. Fair disclosure (pengungkapan wajar) sinyal bagi para investor dalam memeberikan
Pengungkapan yang wajar secara prospek perusahaan yang bersangkutan, maka
tidak langsung merupakan tujuan etis tersedianya informasi yang benar-benar dapat
agar memberikan perlakuan yang sama dipercaya, lengkap, dan tepat waktu, akan
kepada semua pemakai laporan dengan memungkinkan investor untuk melakukan
menyediakan informasi yang layak pengambilan keputusan investasi secara rasional,
terhadap pembaca potensial. sehingga yang diperoleh sesuai dengan harapan
c. Full disclosure (pengungkapan penuh) yang diinginkan investor.
Pengungkapan penuh menyangkut Biaya pengungkapan informasi oleh
kelengkapan penyajian informasi yang perusahaan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
diungkapkan secara relevan. 1. Biaya Langsung
Pengungkapan penuh memiliki kesan Biaya pengungkapan langsung adalah
penyajian informasi secara melimpah. biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Sehingga beberapa pihak perusahaan untuk mengembangkan dan
menganggapnya tidak baik (Na’im dan menyajikan informasi, seperti biaya
Rakhman, 2000). pengumpulan, biaya pemprosesan, biaya
pengauditan, dan biaya penyebaran
Item – item yang harus diungkap oleh informasi.
perusahaan berdasarkan SAK seperti dalam 2. Biaya Tidak Langsung
penelitian Na’im (2000) berjumlah 79 item Biaya pengungkapan tidak langsung
(lampiran). Sedangkan Voluntary Disclosure adalah biaya yang timbul akibat
merupakan pengungkapan butir-butir yang diungkapkannya maupun tidak
dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diungkapkannya informasi, seperti biaya
diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Litigasi (biaya ini timbul karena
Menurut (Meek, at al, 1995) menyatakan pengungkapan informasi yang tidak
voluntary disclosure adalah pengungkapan mencukupi / pengungkapan informasi
informasi melebihi yang diwajibkan karena yang menyesatkan).
dipandang relevan dengan kebutuhan pemakai
laporan keuangan. Healy dan Palepu (1993) Indeks Voluntary Disclosure
mengemukakan meskipun semua perusahaan Suatu skor yang diberikan pada suatu
public diwajibkan untuk memenuhi laporan tahunan sebagai ukuran terhadap luas
pengungkapan minimum, mereka berbeda secara pengungkapan sukarela perusahaan. Ditentukan
substansial dalam hal jumlah tambahan berdasarkan perhitungan skor pengungkapan
informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah total perusahaan dan merupakan prosentase dari
satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan skor pengungkapan total yang mungkin
adalah melalui voluntary disclosure secara lebih dilakukan oleh perusahaan. Total skor
luas dan membantu investor dalam memahami pengungkapan dari suatu perusahaan ditentukan
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 71

dengan menjumlahkan nilai rerata dari bobot Hubungan Return On Investment (ROI)
bagi setiap item pengungkapan sukarela yang dengan Voluntary Disclosure
dapat diaplikasikan pada perusahaan tersebut Rasio ini digunakan untuk mengukur
(Susanto, 1992) kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih sesudah pajak dengan
Pengembangan Hipotesis menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
Hubungan porsi kepemilikan saham oleh baik kemampuan perusahaan dalam
publik dengan Voluntary Disclosure mengoperasikan keseluruhan aktivanya,
Alasan yang dapat dikemukakan bahwa demikian juga sebaliknya. Semakin baik kinerja
semakin besar jumlah saham yang dimiliki perusahaan, maka diharapkan semakin baik juga
masyarakat akan semakin besar informasi yang kualitas pengungkapan laporan keuangan.
dapat diungkapkan adalah tuntutan dari publik Manajemen cenderung mengungkap
terhadap transparansi perusahaan seluas-luasnya. informasi secara rinci ketika perusahaan
Ainun dan Fuad (2000) mengemukakan mengalami tingkat return yang tinggi. Tetapi jika
bahwa adanya perbedaan dalam proporsi saham perusahaan mengalami tingkat return yang
yang dimiliki oleh masyarakat dapat rendah, manajemen cenderung untuk
mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh menyembunyikan alasan penurunan tersebut
perusahaan. Hal ini karena semakin banyak dengan mengungkap informasi lebih sedikit.
pihak yang membutuhkan informasi tentang H3 : Return On Investment (ROI) berpengaruh
perusahaan, semakin banyak pula detail-detail positif terhadap indeks voluntary
butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan disclosure laporan tahunan
demikian pengungkapan perusahaan semakin
luas. Hubungan Size Perusahaan dengan
H1 : Porsi kepemilikan saham oleh publik Voluntary Disclosure
berpengaruh positif terhadap indeks Ukuran perusahaan berkaitan dengan
voluntary disclosure laporan tahunan pengungkapan yang dilakukannya dalam rangka
penawaran umum (go public) secara umum,
Hubungan Basis Perusahaan dengan perusahaan besar akan mengungkapkan
Voluntary Disclosure informasi yang lebih banyak daripada
Perusahan berbasis asing mengungkap perusahaan kecil karena menyangkut beberapa
lebih luas dibanding perusahaan domestic. Hal hal (Fitriany, 2001) yaitu: Teori keagenan yang
tersebut didasari oleh beberapa argument bahwa, menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki
pertama, perusahaan berbasis asing mendapatkan biaya keagenan lebih besar daripada perusahaan
pelatihan yang lebih baik, seperti dalam bidang kecil. Pengungkapan informasi yang lebih
akuntansi dari perusahaan induknya di luar banyak akan mengurangi biaya keagenan
negeri. Kedua, perusahaan berbasis asing tersebut (Jensen and Meckling, 1976). Hal ini
kemungkinan mempunyai system informasi dikarenakan bahwa,
manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi a. Perusahaan besar menghadapi biaya
pengendalian intern dan kebutuhan informasi politis yang lebih besar daripada
perusahaan induknya. Ketiga, kemungkinan juga perusahaan kecil dan merupakan entitas
terdapat permintaan informasi yang lebih besar yang banyak disorot oleh public secara
kepada perusahaan berbasis asing dari umum. Pengungkapan lebih banyak
pelanggan, pemasok, analisis dan masyarakat informasi merupakan bagian dari upaya
pada umumnya (Susanto, 1992) perusahaan untuk mewujudkan
H2 : Perusahaan berbasis asing berpengaruh akuntabilitas public.
positif terhadap indeks voluntary b. Perusahaan kecil pada umumnya berada
disclosure laporan tahunan pada persaingan yang lebih ketat dengan
perusahaan lain. Dengan mengungkapkan
jati dirinya kepada pihak eksternal dapat
72 Pancawati Hardiningsih Jurnal Bisnis dan Ekonomi

membahayakan posisinya dalam H4 : Size perusahaan berpengaruh positif


persaingan sehingga perusahaan kecil terhadap indeks voluntary disclosure
cenderung untuk tidak melakukan laporan tahunan
pengungkapan seperti perusahaan besar
(Shingvi dan Desai, 1971). Alternatif Hubungan Rasio Leverage dengan
proksi yang digunakan dalam penelitian- Voluntary Disclosure
penelitian sebelumnya adalah: Tingkat pengelolaan hutang
1) Ukuran asset (leverage) berkaitan dengan bagaimana
Aktiva yang dimiliki dan digunakan perusahaan didanai, apakah perusahaan
perusahaan dalam kegiatan usahanya didanai lebih banyak menggunakan hutang
atau operasi terdiri dari aktiva lancar atau modal yang berasal dari pemegang
dan aktiva tetap. Aktiva tetap yang saham. Menurut Sehipper (1981), tambahan
besar menunjukkan bahwa suatu informasi diperlukan untuk menghilangkan
perusahaan memiliki aktiva atau asset keraguan pemegang saham terhadap
yang besar sehingga dapat menunjang dipenuhinya hak-hak mereka sebagai
kegiatan operasi perusahaan yang kreditur. Semakin tinggi tingkat leverage
semakin besar pula yang dapat dilihat suatu perusahaan maka akan semakin besar
dari revenue yang diperoleh pula agency cost atau dengan kata lain
perusahaan. semakin besar kemungkinan terjadinya
2) Penjualan transfer kemakmuran dari kreditur jangka
Analisis penjualan selama ini panjang kepada pemegang saham dan
memberikan perhatian kepada manajer. Sehingga untuk mengurangi hal
pertumbuhan permintaan produk tersebut perusahaan dituntut melakukan
perusahaan sebagai hal yang penting pengungkapan yang lebih luas guna
terhadap kesuksesan investasi. memenuhi kebutuhan informasi kreditur
Namun, pertumbuhan dalam jangka panjang (Meek, Robert dan Gray,
kemampuan menghasilkan laba, 1995) dalam Sitorus (2001). Untuk
bukan penjualan per unit merupakan mengatur tingkat leverage dapat dilakukan
tujuan yang ingin dicapai. melalui 3 pendekatan (Syamsudin, 2001)
3) Kapitalisasi yaitu:
Kapitalisasi digunakan untuk a. Debt Ratio (Rasio Hutang)
menentukan baik batasan dimana Utang mencakup kewajiban /
perusahaan memperdagangkan utang lancar (jangka pendek) maupun
ekuitasnya maupun pengungkit jangka panjang. Kreditur pada
keuangan yang dihasilkan. Semakin umumnya menyukai rasio hutang yang
besar stabilitas industri dan laba serta rendah karena dalam keadaan demikian
arus kas perusahaan, maka berarti tersedia dana penyangga yang
perusahaan semakin dapat menerima besar bagi kreditur apabila terjadi
risiko yang berhubungan pula dengan likuidasi pada suatu perusahaan. Bagi
rasio hutang terhadap kapitalisasi pemilik (insider) rasio hutang yang
yang diizinkan (total jumlah uang tinggi dapat melipatgandakan laba atau
dari sumber dana jangka panjang mungkin dapat juga mengurangi kendali
pada neraca) (Fabozi, 1999). Hasil atas perusahaan karena adanya
penelitian Gunawan (2000) penjualan saham ke pasar modal. Rasio
membuktikan bahwa semakin luas ini mengukur berapa besar aktiva
ukuran perusahaan maka semakin perusahaan yang dibiayai oleh kreditur
luas pula pengungkapan informasi yang diperoleh dengan membandingkan
yang dilakukan oleh perusahaan pada antara total hutang (Total Liabilities)
laporan tahunannya. dengan total aktiva (Total Assets).
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 73

Rasio ini merupakan rasio yang METODE PENELITIAN


paling menyeluruh karena memasukkan
proporsi hutang jangka pendek maupun Populasi dan Sampel
hutang jangka panjang terhadap aktiva. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Semakin tinggi rasio ini maka semakin perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ
besar perusahaan tersebut didanai oleh pada tahun 2004-2005. Sampel terpilih dengan
kreditur. purposive sampling dengan kriteria hanya
perusahaan yang memperoleh laba dan memiliki
b. Debt to Equity Ratio ekuitas positif saja, sehingga diperoleh sebanyak
Rasio ini menunjukkan suatu 66 perusahaan. (lampiran)
upaya untuk memperlihatkan proporsi
relative dari klaim pemberi pinjaman Operasional Variabel & Pengukuran
terhadap hak-hak kepemilikan dan
digunakan sebagai ukuran peranan Voluntary Disclosure
hutang. Merupakan variabel dependen yang
Versi ini menganalisis proporsi diukur dengan instrumen indeks disclosure
hutang yang melibatkan rasio total seperti yang digunakan oleh Arifin (2001),
hutang, biasanya kewajiban lancar dan dengan skor 0-2 dan skor total yang dapat
semua jenis hutang jangka panjang diperoleh antara 0-146. Daftar item
terhadap total ekuitas pemilik. Rasio ini pengungkapan memiliki 73 item pengungkapan
juga menunjukkan hubungan antara yang terbagi menjadi 10 bagian dengan masing-
pinjaman jangka panjang yang masing bagian mempunyai komponen tersendiri.
diberikan oleh kreditur dengan jumlah Tolok ukur yang digunakan dalam pemberian
modal sendiri yang berasal dari skor pada setiap item yaitu 0-2. Skor rendah
pemegang saham. Rasio ini diperoleh sebesar 1 diberikan terhadap pengungkapan
dari rasio total liabilities terhadap informasi sekilas (tanpa adanya data kuantitatif
stockholders equity. pendukung) dan skor tinggi sebesar 2 akan
c. Debt to Total Capitalization Ratio diberikan terhadap pengungkapan informasi
Rasio ini merupakan versi yang lebih terinci (adanya data kuantitatif
analisis proporsi hutang yang lebih pendukung). Semakin banyak item voluntary
mendalam yang melibatkan rasio disclosure yang dimuat dalam laporan tahunan
hutang jangka panjang terhadap berarti semakin besar indeks tingkat voluntary
kapitalisasi. Kapitalisasi didefinisikan disclosure perusahaan. Perusahaan dengan angka
sebagai jumlah klaim jangka panjang indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa
terhadap perusahaan baik hutang perusahaan tersebut melakukan praktek
maupun ekuitas pemilik yang tidak pengungkapan secara lebih komprehensif
termasuk didalamnya kewajiban jangka relative dibanding perusahaan lain.
pendek (hutang lancar). Rasio ini Alasan penggunaan indeks disclosure dari
mengukur berapa besar modal jangka Arifin ini karena instrument tersebut sesuai
panjang perusahaan (Total dengan peraturan Bapepam tentang laporan
Capitalization) yang dibiayai oleh tahunan perusahaan dan pernyataan standar
kreditur. Rasio ini diperoleh dari akuntansi sehingga item-item tersebut cukup
perbandingan long term debt dengan relevan untuk dipakai dalam penelitian ini.
total capitalization Selain itu daftar item pengungkapan yang
H5 : Rasio leverage berpengaruh digunakan oleh Arifin ini sudah dimodifikasi
positif terhadap indeks (terdapat beberapa item yang dihilangkan)
voluntary disclosure laporan karena item-item tersebut sudah dianggap
tahunan pengungkapan wajib.
74 Pancawati Hardiningsih Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Saham Publik Tabel-1


Diukur dengan rasio dengan membagi antara Deskripsi variabel Penelitian
jumlah saham yang dimiliki masyarakat N Minimu Maximum Mean Std.
m Deviation
(publik) dengan total saham. PUB 130 1.4100 79.0000 26.4085 16.7923
ROI 130 .0011 .2855 .0752 .0611

Basis Perusahaan TOTAL 130 27720 46985862 2810683.154 6342766.203


ASET
Basis Perusahaan dalam penelitian ini LEVERAGE 130 .1045 .9652 .4348 .1960
diukur dengan menggunakan variabel dummy, VOL_DISC 130 .2466 .4178 .3432 .0333
dimana kategori 1 untuk perusahaan berbasis
asing (PMA) dan 0 untuk perusahaan berbasis
domestic (PMDN). Data mengenai basis
Kepemilikan saham oleh publik dari
perusahaan diperoleh dari Capital Market
Directory 2005 yang disusun oleh Bapepam. sampel penelitian menunjukkan rata-rata sebesar
26,4085. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dari
perusahaan sampel . rata-rata 26,4085%
Tingkat Return On Investment
sahamnya dimiliki oleh publik. Karena
Dalam penelitian ini variabel tingkat return
diukur dengan menggunakan rasio laba bersih kepemilikan publik pada umumnya merupakan
kepemilikan oleh investor secara individual,
terhadap jumlah aktiva.
maka semakin besar kepemilikan publik tersebut
LABA BERSIH SETELAH PAJAK akan memungkinkan perusahaan untuk
ROI = ——————————————— memberikan informasi yang lengkap agar tidak
TOTAL AKTIVA memberikan asimetri informasi kepada para
investor.
Size Perusahaan Dari kemampuan perusahaan dalam
Variabel size perusahaan dalam penelitian menghasilkan laba dalam penelitian ini
ini diukur dengan menggunakan log.natural total ditunjukkan dengan rasio ROI. Nilai rata-rata
asset. ROI selama periode pengamatan (2004 - 2005)
diperoleh sebesar 0,0752 atau 7,52%. Dengan
Rasio Leverage melihat angka rata-rata ROI sebesar 7,52%
Rasio Leverage dalam penelitian ini diukur tersebut, maka hal ini menunjukkan bahwa rata-
dengan cara membagi jumlah kewajiban / hutang rata perusahaan mampu mendapatkan laba bersih
(Total Liabilities) dengan jumlah aktiva. Data sebesar 7,52% dari seluruh aset yang dimiliki
mengenai jumlah kewajiban / total hutang dan perusahaan. Kondisi laba yang tinggi
jumlah aktiva, diperoleh dari laporan tahunan menunjukkan kemampuan atau kinerja
perusahaan tahun 2005. perusahaan yang semakin besar.
Variabel ukuran perusahaan (SIZE)
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN disajikan dengan nilai total aset. Rata-rata total
aset perusahaan sampel diperoleh sebesar Rp.
Statistik Deskriptif 2810683,154 juta. Total aset terendah adalah
Data keseluruhan sebanyak 132 observasi sebesar Rp. 27720 juta dan total aset tertinggi
dan 2 buah data tidak diikutsertakan karena adalah sebesar Rp. 46985862 juta. Karena
terjadi penyimpangan normalitas . Statistik adanya perbedaan yang sangat besar dari total
deskriptif dari variabel yang sudah berdistribusi aset perusahaan sampel, maka selanjutnya
normal diperoleh sebagai berikut: ukuran perusahaan disajikan dalam bentuk
transformasi Ln (logaritma natural).
Nilai rata-rata rasio leverage selama
periode pengamatan (2004 - 2005) diperoleh
sebesar 0,4348 atau 43,48%. Hal ini berarti
bahwa besarnya hutang yang dimiliki perusahaan
sampel secara rata-rata hanya 43,48% dari
seluruh aset yang dimiliki perusahaan.
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 75

Indeks voluntary disclosure dalam ditunjukkan dengan nilai sig Z > 0,05 pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan 73 observasi sebanyak 130 emiten.
item. Indeks pengungkapan sukarela ini
disajikan dalam bentuk indeks. Variabel Asumsi Klasik
pengungkapan wajib menunjukkan rata-rata
sebesar 0,3432. Hal ini berarti bahwa 34,32% Pengujian Multikolinearitas
dari voluntary disclosure dilaporkan oleh Uji multikolnieritas dapat dilihat dari nilai
perusahaan sudah dilaporkan oleh perusahaan VIF yang terdapat pada masing – masing
sampel. Nilai minimum menunjukkan sebesar variabel seperti terlihat pada tabel 3 berikut:
0,2466 atau masih terdapat perusahaan yang Tabel 3
melaporkan 24,66% laporan keuangan yang Pengujian multikolinieritas dengan VIF
wajib dilaporkan, sedangkan nilai maksimum Variabel Tolerance VIF
adalah sebesar 41,78 % dari laporan keuangan PUB 0.827 1.209
yang sukarela maksimal yang dapat Basis Perusahaan 0.805 1.243
dipublikasikan. ROI 0.699 1.431

Penyajian voluntary disclosure tersebut SIZE 0.742 1.347


LEVERAGE 0.688 1.454
untuk memberi informasi tambahan kepada
investor mengenai kondisi pecapaian keuangan Sumber : data sekunder yang diolah
emiten.
Dari item-item voluntary disclosure yang Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua
dilaporkan, secara umum pengungkapan ikhtisar variabel bebas memiliki nilai VIF yang rendah
keuangan menunjukkan yang paling sering berada di bawah angka 10. Dengan demikian
disajikan yaitu mencapai 92,75%, sedangkan diperoleh tidak adanya masalah
yang paling jarang diungkapkan adalah item multikolinieritas dalam model regresi.
informasi perbaikan produk dan pelayanan yang
hanya 7,38%. Pengujian Heterokedastisitas
Basis perusahaan domestik dari sampel Pengujian Heterokedastisitas dilakukan
penelitian menunjukkan lebih banyak dibanding dengan menggunakan Scatter Plot maupun uji
perusahaan asing yaitu 105 perusahaan domestik Glejser. Pada prinsipnya uji Glejser dilakukan
(80,8%) dan 25 perusahaan asing (19,2%). dengan meregresikan semua variabel bebas dari
model regresi dengan nilai mutlak residualnya.
Analisis & Pengujian Hipotesis Tidak adanya masalah heteroskedastisitas
Pengujian Syarat Penggunaan Regresi ditunjukkan dengan tidak adanya pengujian
Uji Normalitas hubungan prediktor dengan nilai mutlak residual
Pengujian normalitas dilakukan dengan Uji yang memiliki signifikansi yang kurang dari 0,05
Kolmogorov – Smirnov yang dilakukan seperti pada gambar 1 berikut :
terhadap data residual model regresi. Gambar 1
Tabel 2 Uji Heteroskedastisitas
Uji normalitas Scatterplot
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PUB ROI SIZE LEVERAGE VOL_DISC Dependent Variable: VOL_DISC


N 130 130 130 130 130
3
a,b
Normal Parameters Mean 26.4085 .07523913.660916 .4348 .343204
Regression Studentized Residual

Std. Deviation 16.79229 .06105101.4920099 .19601 .0333168 2

Most Extreme Absolute .113 .112 .063 .073 .102 1


Differences Positive .113 .099 .063 .073 .089
0
Negative -.068 -.112 -.033 -.056 -.102
Kolmogorov-Smirnov Z 1.290 1.280 .714 .829 1.159 -1

Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .075 .687 .498 .136 -2

a. Test distribution is Normal.


-3
b. Calculated from data.
-4

Hasil pengujian normalitas menunjukkan -3 -2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value


2 3

bahwa semua variabel mencapai normal yang


76 Pancawati Hardiningsih Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Dari gambar tersebut diperoleh bahwa scatter plot Tabel-5


membentuk titik-titik yang menyebar secara acak Hasil Regresi
Std.
dengan tidak membentuk pola yang jelas. Hal ini Variabel Koef SE
Koef
t sig t
menunjukkan tidak ada masalah Konstan
0.2404 0.0258 9.327 0.000
ta
heteroskedastisitas. Sementara hasil uji Glejser PUB 0.0004 0.0002 0.187 2.107 0.037
nampak pada tabel 4 Basis
Perusah 0.0167 0.0076 0.199 2.206 0.029
Tabel-4 aan
Uji Heteroskedastisitas Glejser ROI 0.0214 0.0528 0.039 0.406 0.686
a
Coefficients SIZE 0.0073 0.0021 0.325 3.467 0.001
LEVER
Unstandardized Standardized -0.0253 0.0166 -0.149 -1.529 0.129
AGE
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .043 .015 2.771 .006 Hasil pengujian terhadap variabel
PUB 9.16E-005 .000 .083 .867 .388
Basis Perusahaan -.009 .005 -.187 -1.926 .056 kepemilikan saham publik (PUB) menunjukkan
ROI .036 .032 .118 1.129 .261 nilai t sebesar 2,107 dengan probabilitas sebesar
SIZE -.002 .001 -.187 -1.855 .066
LEVERAGE .016 .010 .173 1.651 .101
0,037 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
a. Dependent Variable: | e | kepemilikan saham publik (PUB) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap voluntary
disclosure ( Hipotesis 1 diterima). Arah positif
Hasil uji Glejser juga menunjukkan tidak
menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh
satupun variabel bebas yang memiliki
publik yang lebih besar cenderung memberikan
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yang
voluntary disclosure yang lebih banyak. Hal ini
berarti tidak terdapat adanya gangguan model
menunjukkan bahwa emiten menganggap bahwa
yang signifikan. Hal ini berarti bahwa model
voluntary disclosure yang dicantumkan menjadi
regresi pada model ini tidak memiliki masalah
salah satu pertimbangan dalam penyusunan
heteroskedastisitas.
laporan keuangan . Sehingga dengan jumlah
pemegang saham publik yang semakin besar,
Pengujian Autokorelasi
emiten dituntut untuk melaporkan kondisi
Uji autokorelsai dilakukan untuk
perusahaan menjadi semakin luas untuk
mengidentifikasi apakah terdapat autokorelasi
dilaporkan kepada publik sehingga diharapkan
antara error yang terjadi antar periode yang
tidak muncul asimetri informasi. Temuan ini
diujikan dalam model regresi. Untuk mengetahui
mendukung penelitian Ainun dan Fuad (2000).
ada tidaknya autokorelasi harus dilihat nilai uji
Hasil pengujian terhadap variabel basis
D-W. Berdasarkan hasil analisis regresi
(PMDN/PMA) perusahaan menunjukkan nilai t
diperoleh nilai D-W sebesar 1,901. Sedangkan
sebesar 2,206 dengan probabilitas sebesar 0,029
nilai du diperoleh sebesar 1,76 dan 4-du = 2,24.
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa basis
Dengan demikian diperoleh bahwa nilai DW
perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
berada diantara d u yaitu 1,76 dan 4-dU yaitu 2,24.
terhadap pengungkapan sukarela ( Hipotesis 2
Dengan demikian menunjukkan bahwa model
diterima). Arah positif menunjukkan bahwa
regresi tidak terdapat problem autokorelasi.
basis perusahaan PMA cenderung memberikan
voluntary disclosure yang lebih luas dibanding
Pengujian Hipotesis
perusahaan PMDN. Hal ini mendukung
Hasil estimasi regresi pada tabel 5 dapat
pernyataan Sutanto (1992) dimana perusahaan
dijelaskan sebagai berikut :
asing cenderung memiliki pelatihan tenaga kerja
akuntansi yang lebih baik dan memiliki sistem
informasi perusahaan yang lebih luas. Selain itu
permintaan informasi yang lebih luas akan
sangat besar dilakukan oleh investor asing
sehingga menuntut manajemen harus
menyajikan pengungkapan laporan keuangan
secara lebih luas.
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 77

Hasil pengujian terhadap variabel berukuran kecil. Sehingga variabel size


profitabilitas ROI menunjukkan nilai t sebesar mempunyai hubungan positif terhadap tingkat
0,406 dengan probabilitas sebesar 0,686 > 0,05. pengungkapan.
Hal ini menunjukkan bahwa ROI tidak memiliki Hasil pengujian terhadap variabel
pengaruh yang signifikan terhadap voluntary leverage menunjukkan nilai t sebesar -1,529
disclosure (Hipotesis 3 ditolak). Hasil ini dengan probabilitas sebesar 0,129 > 0,05. Hal ini
mendukung penelitian Shingvi dan Desai (1971). menunjukkan bahwa luas voluntary disclosure
Tidak adanya pengaruh ROI terhadap voluntary tidak tergantung pada besarnya hutang yang
disclosure disebabkan karena dengan dimiliki oleh perusahaan ( Hipotesis 5 ditolak).
diperolehnya laba yang positif sebagaimana Dalam hal ini perusahaan akan cenderung
sampel penelitian ini, maka informasi laba mengungkapkan mengapa kondisi hutang
tersebut nampaknya sudah merupakan suatu mereka berada pada angka tersebut kepada
informasi yang informatif bagi investor. publik sehingga diharapkan investor mengetahui
Hasil pengujian terhadap variabel ukuran kondisi hutang perusahaan secara lebih jelas.
perushaan (SIZE) menunjukkan nilai t sebesar Sementara pengujian secara simultan
3,467 dengan probabilitas sebesar 0,001 < 0,05. menunjukkan hasil sebagai berikut :
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Tabel 6
voluntary disclosure ( Hipotesis 4 diterima). Hasil Uji F
Arah koefisien regresi bertanda positif Statistik Nilai
menunjukkan bahwa perusahaan besar F 5,814
cenderung memberikan voluntary disclosure Sig. F 0,000
yang lebih banyak. Penelitian ini memberikan Adjusted R2 0,157
dukungan empiris bahwa perusahaan yang besar
lebih banyak memiliki informasi yang lebih Hasil pengolahan data terlihat bahwa
besar daripada perusahaan kecil. Dalam hal ini nilai F = 5,814 dengan probabilitas sebesar 0,000
perusahaan yang besar memandang arti < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa indeks
pentingnya voluntary disclosure dalam voluntary disclosure dapat dijelaskan secara
menjelaskan kemungkinan-kemungkinan biaya signifikan oleh jumlah kepemilikan saham oleh
competitive disadvantage yang lebih rendah publik, basis perusahaan, ROI, Ukuran
daripada perusahaan kecil. Ada dugaan bahwa perusahaan dan leverage. Sementara nilai
perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan
rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan nilai adjusted R2 sebesar 0,157 yang berarti
yang lebih besar hal ini karena ketiadaan sumber hanya terbatas sekali sebesar 15,7% variasi
daya dalam pembuatan laporan tahunan. Alasan indeks pengungkapan sukarela dapat dijelaskan
mendasar atas lebih besarnya item secara signifikan oleh variasi variabel
pengungkapan pada perusahaan besar kepemilikan saham publik, basis perusahaan,
disebabkan karena adanya masalah keagenan ROI, Ukuran perusahaan dan leverage.
dimana perusahaan besar cenderung memiliki Sementara masih banyak faktor lain yang
biaya keagenan yang lebih besar daipada memiliki kemampuan menjelaskan lebih besar.
perusahaan kecil. Dengan adanya pengungkapan
informasi yang lebih banyak akan mengurangi KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN
biaya keagenan tersebut. Hasil ini mendukung IMPLIKASI
penelitian penelitian Suripto (2000), Zarzeki Kesimpulan
(1996), Kasmadi dan Djoko Susanto (2000), Penelitian ini bertujuan untuk
Ngatini (2005) maupun Yuniati Gunawan (1998) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam penelitiannya di pasar modal Indonesia, luasnya voluntary disclosure oleh perusahaan
bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung yang terdaftar di BEJ. Sampel penelitian terdiri
memiliki public demand akan informasi lebih dari perusahaan manufaktur yang mengeluarkan
tinggi dibanding dengan perusahaan yang voluntary disclosure. Hasil penelitian
78 Pancawati Hardiningsih Jurnal Bisnis dan Ekonomi

menunjukkan bahwa voluntary disclosure belum perusahaan akan cenderung mengungkapkan


sepenuhnya dapat dijelaskan oleh variabel mengapa kondisi hutang mereka berada pada
kepemilikan saham publik, basis perusahaan, angka tersebut kepada publik sehingga
profitabilitas ROI, ukuran perusahaan, dan rasio diharapkan investor cukup jelas mengetahui
leverage karena hanya 15,7% . kondisi hutang perusahaan.
Kepemilikan saham oleh publik yang
lebih besar cenderung memberikan voluntary Implikasi
disclosure yang lebih luas. Hal ini menunjukkan Keberadaan saham oleh publik dapat
bahwa emiten menganggap bahwa voluntary mengontrol dan menuntut upaya manajemen
disclosure yang dicantumkan merupakan suatu untuk memberikan laporan keuangan seara lebih
hal yang penting dipertimbangan dalam luas. Untuk itu disarankan bahwa investor dalam
penyusunan laporan keuangan . Sehingga jumlah hal ini publik dapat meminta manajemen untuk
pemegang saham publik yang semakin besar, memberian voluntary disclosure nya secara lebih
menuntut emiten melaporkan kondisi perusahaan luas agar tidak menjadi asimetri informasi.
secara detail untuk diketahui kepada publik Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
sehingga diharapkan tidak muncul asimetri dengan menambahkan beberapa variabel ke
informasi dalam model persamaan regresi diantaranya
Perusahaan PMA cenderung memberikan adalah asimetri informasi yang menunjukkan
voluntary disclosure yang lebih luas dibanding perbedaan informasi yang dimiliki oleh
perusahaan PMDN. Dalam hal ini perusahaan manajemen dan pemegang saham.
asing cenderung memiliki pelatihan tenaga kerja Perlunya peraturan oleh BEJ yang
akuntansi yang lebih baik dan memiliki sistem mengatur syarat minimal dari voluntary
informasi perusahaan yang lebih canggih. Selain disclosure yang harus disajikan oleh emiten
itu permintaan informasi yang lebih luas akan untuk memberikan informasi yang lebih kepada
sangat besar dilakukan oleh investor asing investor untuk memperkecil asimetri informasi .
sehingga menuntut manajemen harus
menyajikan pengungkapan laporan keuangan
secara lebih luas. REFERENSI
ROI tidak berpengaruh terhadap Baridwan, Zaki. “Intermediate Accounting”.
voluntary disclosure, hal ini disebabkan karena
Edisi 8. BPFE. Yogyakarta. 2004.
dengan diperolehnya laba sebagaimana dalam
sampel penelitian ini, maka informasi laba Belkouli dan Ahmed Riahi. “Accounting
tersebut nampaknya sudah merupakan suatu Theory”. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta.
informasi yang cukup baik bagi investor. 2006.
Perusahaan besar cenderung memiliki Fitriani. “Signifikansi Perbedaan Tingkat
informasi yang lebih banyak daripada Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan
perusahaan kecil. Hal ini memandang arti Sukarela pada Laporan Keuangan
pentingnya voluntary disclosure dalam Perusahaan Publik Yang Terdaftar di
menjelaskan kemungkinan-kemungkinan biaya Bursa Efek Jakarta”. Makalah di
competitive disadvantage yang lebih rendah presentasikan dalam Symposium Nasional
daripada perusahaan kecil. Alasan mendasar atas Akuntansi IV. 2001.
lebih besarnya item pengungkapan pada
perusahaan besar disebabkan karena adanya Ghozali, Imam. “Analisis Multivariate dengan
masalah keagenan dimana perusahaan besar Program SPSS”. UNDIP. Semarang.
cenderung memiliki biaya keagenan yang lebih 2005.
besar daipada perusahaan kecil. Dengan adanya Hanafi, Mamduh dan Halim. “Analisis Laporan
pengungkapan informasi yang lebih banyak akan Keuangan”. Edisi Kedua. UPP AMP
mengurangi biaya keagenan. YKPN. Yogyakarta. 2005.
Leverage perusahaan tidak berpengaruh
terhadap luas voluntary disclosure. Dalam hal ini Harnanto, Drs. “Akuntansi Keuangan
Intermediate”. Liberty. Yogyakarta. 1995.
Vol. 15, No. 1, Maret 2008 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 79

Marwata. “Hubungan antara Karakteristik Pengungkapan Sukarela dalam Laporan


Perusahaan dan Kualitas Pengungkapan Tahunan Perusahaan di BEJ”. Jurnal
Sukarela dalam Laporan Tahunan Maksi Vol.1/Agustus/2002. PP. 90-104.
Perusahaan Publik di Indonesia”.
Pramudoyo Anton Yularto dan Anis Chariri.
Makalah dipresentasikan dalam “Analisis Perbandingan Luas
Simposium Nasional Akuntansi IV. 2001.
Pengungkapan sukarela dalam laporan
Naim dan Rachman. “Analisis Hubungan Tahunan Perusahaan yang Terdaftar di
Antara Kelengkapan Pengungkapan BEJ Sebelum Krisis dan pada Periode
Laporan Keuangan dengan Struktur Krisis”. Jurnal Maksi Vol.2/Januari/2003.
Modal dan Tipe Kepemilikan PP. 01-19.
Perusahaan”. Jurnal ekonomi dan bisnis
Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. “Analisis
Indonesia. Vol. 15. No. 1 PP. 70-82. 2000.
Laporan Keuangan”. UPP AMP YKPN.
Nor Hadi dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor- Yogyakarta. 2002.
Faktor yang Mempengaruhi Luas

You might also like