You are on page 1of 13

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 2, Agustus 2009, 75 - 87

ANALISIS PEMBERIAN ANTIBIOTIK


BERDASARKAN HASIL UJI SENSITIVITAS
TERHADAP PENCAPAIAN
CLINICAL OUTCOME PASIEN
INFEKSI ULKUS DIABETIK DI RSUD
DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG
Ardiansyah Kahuripan*, Retnosari Andrajati**, Tetty Syafridani*
*
RSUD DR. H. Abdul Moeloek Lampung
**
Departemen Farmasi, FMIPA-UI

ABSTRACT
The administration of antibiotic at RSUD dr. H. Abdul Moeloek Lampung is based
on sensitivity test result and empirical therapy on diabetic ulcer. Therefore, the
objective of the research is to analyze the effectivity of various antibiotics adminis-
tration based on the sensitivity test result on clinical outcome reached by consider-
ing influenced factors. On the other hand, total evaluation of the resistances of
empirical antibiotic used by considering germ and sensitivity test feature was done.
The research was conducted at dr. H. Abdul Moeloek Regional Hospital from April
- July 2008 by applying cross sectional design retrospectively. Data was taken by the
diabetic ulcer patients medical record which were treated from January 1st 2005 to
Mei 30, 2009. Requirement of patient inclution are patient with diabetic ulcer
infection, receiving antibiotic recipe, antibiotic given is based on sensitivity test
result, patient was cured until getting the doctor approval to go home. The research
which involved 98 patient inclution showed that clinical outcome of diabetic ulcer
patient who was administered antibiotic based on sensitivity test result was influ-
enced by chronic level of patient and age.
Key words : Diabetic ulcer, antibiotic, sensitivity test.

ABSTRAK
Pemberian antibiotik di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Lampung didasarkan pada
hasil tes sensitivitas dan terapi empiris ulkus diabetik. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dari berbagai macam antibiotik
berdasarkan hasil tes sensitivitas terhadap clinical outcome yang dicapai dengan
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi clinical outcome tersebut. Di samping
itu, dilakukan juga evaluasi total resistensi penggunaan antibiotik empiris yang
digunakan dengan melihat pola kuman dan pola sensitivitas kuman isolat pus pasien

Corresponding author : E-mail : ardi_by@yahoo.com

75
ulkus diabetik terhadap beberapa antibiotik. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
dr. H. Abdul Moeloek pada bulan April-Juli 2008 dengan menerapkan metode cross
sectional secara retrospektif. Data yang didapat diperoleh dari medical record
pasien ulkus diabetik yang diobati sejak 1 Januari 2005 sampai 30 Mei 2009.
Persyaratan pasien yang diikutsertakan adalah pasien dengan infeksi ulkus diabetik,
menerima resep antibiotik, antibiotik yang diberikan berdasarkan hasil tes sensitivitas,
pasien diobati sampai mendapatkan pesetujuan dokter untuk dipulangkan. Penelitian
yang mengikutsertakan 98 pasien menunjukkan clinical outcome dari pasien ulkus
diabetik yang diberikan antibiotik berdasarkan hasil tes sensitivitas dipengaruhi oleh
tingkat keparahan dan usia pasien.
Kata kunci: Ulkus diabetik, antibiotik, tes sensitivitas.

PENDAHULUAN superfisial di kulit pada penderita


diabetes disebut infeksi ulkus dia-
Prevalensi DM di RSUD dr. H. betik. Apabila infeksi ulkus diabetik
Abdul Moeloek propinsi Lampung tidak segera di atasi dapat ber-
untuk pasien rawat inap pada tahun kembang menembus jaringan di
2006 adalah 5,43% dan pada tahun bawah kulit seperti otot, tendon, sen-
2007 mencapai sekitar 8,73% sedang- di dan tulang, atau bahkan menjadi
kan untuk pasien rawat jalan pre- infeksi sistemik. Secara klinis bila
valensi DM pada tahun 2006 adalah ulkus sudah berlangsung lebih dari
14,51% dan pada tahun 2007 menca- 2 minggu harus dicurigai adanya os-
pai 17,80%. Pada bulan Januari 2008, teomyelitis (2). Infeksi ulkus diabetik
78% diantara pasien DM yang jika tidak ditangani dengan serius
dirawat di RS dr. H. Abdul Moeloek akan berkembang menjadi gangren
mengalami komplikasi ulkus dia- dan amputasi bahkan kematian
betik. Jumlah kematian akibat kom- apabila berkembang menjadi infeksi
plikasi DM mencapai kurang lebih sistemik (American Diabetes Associa-
9,09% terhadap jumlah penderita DM tion, 1999).
yang dirawat di RS dr. H. Abdul Rumah Sakit ini belum memiliki
Moeloek selama tahun 2007. Ulkus standar terapi untuk penanganan
diabetik merupakan komplikasi ulkus diabetik sehingga pemberian
penyakit diabetes melitus yang antibiotik didasarkan atas hasil uji
sering dijumpai pada kaki. Suharjo, sensitivitas, sedangkan untuk pengo-
B. (2007) menyatakan bahwa “Sekitar batan secara empiris didasarkan atas
15% penderita diabetes melitus (DM) pengalaman masing-masing dokter.
dalam perjalanan penyakitnya akan Penelitian ini bertujuan untuk meng-
mengalami komplikasi ulkus diabetik analisis efektivitas penggunaan
terutama ulkus di kaki yang disebut berbagai jenis antibiotik yang berda-
juga ulkus kaki diabetik” (1). Infeksi sarkan hasil uji sensitivitas terhadap

76 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


clinical outcome yang dicapai dengan c. Antibiotik yang diberikan sesuai
melihat faktor-faktor yang mem- dengan hasil uji sensitivitas
pengaruhi clinical oucome tersebut. d. Pasien dirawat sampai mendapat
Untuk mengevaluasi total resistensi persetujuan dokter untuk pulang.
penggunaan antibiotik empiris, di-
lakukan dengan melihat pola kuman Kriteria eksklusi sampel adalah:
dan pola sensitivitas kuman isolat pus a. Pasien pulang paksa
pasien ulkus diabetik terhadap b. Pasien dengan catatan rekam
beberapa antibiotik. medis yang tidak lengkap dan
tidak dapat dibaca.
METODE PENELITIAN
Kerangka penelitian ini terdiri
Rancangan penelitian yang di- dari variabel terikat, variabel bebas
pilih adalah rancangan studi potong dan variabel pengganggu. Variabel
lintang (cross sectional). Pengambilan terikat dalam penelitian ini adalah
data dilakukan pada bulan April – Juli clinical outcome yang dicapai meliputi
2008 secara retrospektif terhadap kriteria memuaskan yang diukur
data sekunder yang berupa data berdasarkan pasien sembuh dalam
rekam medis pasien. Data yang waktu kurang dari satu minggu se-
dikumpulkan dari data rekam medis telah pemberian antibiotik berdasar-
adalah identitas pasien, riwayat kan hasil uji sensitivitas. Apabila
penyakit, tingkat keparahan penya- pasien sembuh dalam waktu lebih
kit, data hasil uji sensitivitas kuman dari satu minggu maka clinical out-
terhadap beberapa antibiotik, pemi- come dinyatakan cukup memuaskan
lihan antibiotik empiris dan antibiotik sedangkan jika pasien semakin
yang digunakan berdasarkan hasil uji bertambah parah atau meninggal
sensitivitas serta lamanya terapi. maka clinical outcome-nya dinyatakan
Populasi terjangkau dalam pene- tidak memuaskan. Hal ini didasarkan
litian ini adalah semua pasien yang karena secara klinis bila ulkus sudah
didiagnosa menderita infeksi ulkus berlangsung lebih dari 2 minggu
diabetik yang dirawat di RSUD dr. maka ulkus akan meluas dan di-
H. Abdul Moeloek Lampung dari khawatirkan akan mengalami osteo-
tahun 2005 sampai dengan tahun myelitis. Bila ulkus disertai osteomy-
2008. Sampel diambil secara total sam- elitis penyembuhannya menjadi lebih
pling berdasarkan populasi terjang- lama dan sering kambuh (2). Variabel
kau yang memenuhi kriteria inklusi. bebasnya adalah jenis antibiotik
berdasarkan hasil uji sensitivitas
Kriteria inklusi sampel meliputi: yang diberikan untuk pasien infeksi
a. Pasien menderita infeksi ulkus ulkus diabetik. Variabel pengganggu
diabetik yang disertakan dalam analisis ini
b. Pasien menerima resep antibiotik adalah jenis kelamin, umur, tingkat

Vol. VI, No.2, Agustus 2009 77


keparahan penyakit, penyakit pe- HASIL DAN PEMBAHASAN
nyerta, masa waktu pemberian
antibiotik empiris dan jenis antibiotik Hasil
empiris. Berdasarkan kriteria inklusi
Data terlebih dahulu dianalisis dalam penelitian ini, 37 pasien
secara univariat untuk memperoleh dikeluarkan dari penelitian. Sembilan
hasil secara deskriptif mengenai pasien dikeluarkan dari penelitian
gambaran karakteristik pasien, karena pulang paksa 2 pasien di-
tingkat keparahan penyakit, masa berikan antibiotik yang tidak sesuai
pemberian antibiotik empiris dan dengan hasil uji sensitivitas dan 26
profil penggunaan antibiotik empiris. pasien karena catatan rekam medis-
Selain itu diukur persen total resis- nya tidak lengkap. Dengan demikian,
tensi antibiotik empiris terhadap sampel yang digunakan dalam
isolat kuman dari sampel untuk men- penelitian ini berjumlah 98 pasien.
dapatkan gambaran nilai resistensi (Lihat Tabel 1).
antibiotik empiris yang digunakan Dari hasil penelitian diketahui
dalam perawatan pasien ulkus antibiotik empiris yang digunakan
diabetik selama ini. Soebandrio (2000) dalam pengobatan pasien ulkus
membuat rumus perhitungan total diabetik yang dirawat di RSUD dr.
resistensi sebagai berikut (3): H. Abdul Moeloek Lampung meliputi
n antibiotik ciprofloxacin (18,4%),
∑ ( Ap × Bp) / 100
p =1
cefotaxime (68,4%), ampicilin (10,2%),
ceftazidime (2,1%) dan meropenem
A : persentase kuman ke-n (1,0%).
B : persentase resistensi antimikroba Pemberian antibiotik empiris
ke-n terhadap kuman ke-n dalam penelitian ini ditemukan rata-
P : jenis ke-n rata 87,06% resisten dan diganti
dengan antibiotik yang berdasarkan
Analisis bivariat dilakukan untuk hasil uji sensitivitas (lihat Tabel 2).
mengetahui efektivitas berbagai jenis Dari Tabel 2 ditemukan 7 kasus
antibiotik berdasarkan hasil uji pemberian antibiotik empiris yang
sensitivitas yang diberikan pada masih sesuai dengan hasil uji sensi-
pengobatan infeksi ulkus diabetik tivitas yaitu cefotaxim, ciprofloxacin
terhadap clinical outcome yang dan ceftazidim.
dicapai. Metode analisis statistika Dari hasil uji sensitvitas ditemu-
yang digunakan adalah metode Chi- kan bahwa bakteri Staphylococcus
Square untuk uji independensi. aureus merupakan kuman yang
Variabel bebas dianalisis secara banyak menginfeksi pasien ulkus
statistika dengan analisis multivariat diabetik sebesar 27,45% dari 102 jenis
menggunakan metode regresi nomi- kuman hasil isolat pus pasien ulkus
nal. diabetik yang dirawat selama tahun

78 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 1. Karakteristik Pasien Infeksi Ulkus Diabetik yang Dirawat
di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Lampung (1 Januari 2005-30 Mei 2009)
yang Memenuhi Kriteria Inklusi

Karakteristik Jumlah Pasien Persentase


Jenis kelamin
• Laki-laki 34 34,7
• perempuan 64 65,3

Umur
• < 30 tahun 0 0
• 30-50 tahun 49 50
• 51- 64 tahun 35 35,7
• > 65 tahun 14 14,3

Tingkat Keparahan
• Sedang 38 38,8
• Berat 57 58,2
• Berat dengan osteomyelitis 3 3,1

Penyakit penyerta
• Penyakit makrovaskuler 18 18,4
• Penyakit non-makrovaskuler 3 3,1
• Tidak ada penyakit penyerta 77 78,6

Masa waktu pemberian


antibiotik empiris
• < 7 hari 78 79,6
• > 7 hari 20 20,4

Antibiotik empiris
• Cefotaxime 67 68,4
• Ciprofloxacin 18 18,4
• Ampicillin 10 10,2
• Ceftazidime 2 2,0
• meropenem 1 1,0

2005-2008. Berdasarkan perhitungan Hasil tes sensitivitas menun-


total resistensi antibiotik empiris jukkan bahwa netilcimin dan mero-
terhadap seluruh kuman isolat pus penem masih sensitif terhadap kuman
pasien ulkus diabetik selama tahun yang menginfeksi pasien ulkus
2005-2008 ditemukan bahwa total diabetik (lihat Tabel 3).
resistensi cefotaxime 24,96%, ciprofloxa- Hasil Evaluasi terhadap clinical
cin 22,23%, ampicilin 27,41%, cefta- outcome yang dicapai menunjukkan
zidime 17,66% dan meropenem 7,74%. clinical outcome yang memuaskan 40,8

Vol. VI, No.2, Agustus 2009 79


Tabel 2. Persentase Resistensi Pemberian Antibiotik Empiris
Tahun 2005-2008

Jenis Jumlah Hasil sensitivitas % R terhadap


Antibiotik Penggunaan (n) Resisten Sensitif n
cefotaxime 67 63 4_ 98,44
ciprofloxacin 18 16 2 86,89
ampicilin 10 10 - 100
ceftazidime 2 1 1 50
meropenem 1 1 0 100
Jumlah 98 Rata -rata resistensi: 87,06%

pemberian antibiotik empiris dan


Tabel 3. Total Sensitivitas Antibiotik jenis antibiotik empiris. Variabel
yang Diujikan Terhadap Isolat Pus dinyatakan mempengaruhi clinical
Pasien Ulkus Diabetik
outcome jika menggunakan P < 0,05.
Totas Sensitivitas Hasil analisis dengan taraf keper-
No. Antibiotik
% cayaan 95% menunjukkan bahwa
1 netilmicin 10,71 faktor yang berpengaruh adalah
2 mero enem 10,38 tingkat keparahan (P=0,000) dan usia
3 cev: vime 8,77 (0,003) sebagaimana yang disajikan
4 amikacin 8,29 dalam Tabel 11.
5 amox clave 7,37
PEMBAHASAN
%, cukup memuaskan 42,9 % dan
tidak memuaskan 16,3 % (lihat Tabel Sebanyak 64 pasien (65,3%) dari
4). sampel adalah pasien perempuan dan
Secara berturut-turut, clinical out- sisanya (34,7%) adalah pasien laki-
come yang dicapai berdasarkan jenis laki. Hal ini sesuai dengan penelitian
kelamin pasien, kelompok umur, yang dilakukan oleh Santoso, Lian
tingkat keparahan, penyakit penyer- dan Yudi (2006) di RSUD Koja pada
ta, masa pemberian antibiotik empiris tahun 2002-2004 yang melibatkan 284
dan jenis antibiotik empiris dapat pasien dan menemukan bahwa pasien
dilihat pada Tabel 5-10. perempuan berjumlah 61,97% dari
Untuk mengetahui faktor apa keseluruhan sampel (4). Frank B., et.
saja yang secara bersama-sama mem- al. (2001) menyatakan bahwa “perem-
pengaruhi clinical outcome, telah puan cenderung beresiko terkena
dilakukan analisis statistika dengan diabetes khususnya diabetes tipe 2
regresi nominal dengan melibatkan karena beberapa faktor yaitu Body
variabel pengganggu jenis kelamin Mass Index (berat badan dalam sa-
pasien, kelompok umru, tingkat ke- tuan kg dibagi dengan kuadrat tinggi
parahan, penyakit penyerta, masa badan dalam satuan meter) kurang

80 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 4. Clinical Outcome yang Dicapai dari Pemberian Antibiotik
Berdasarkan Hasil Uji Sensitivitas

Cukup Tidak
Antibiotik Memuaskan Total
memuaskan memuaskan
meropenem Jumlah 14 17 3 34
% total 14,3% 17,3% 3,01% 34,7%
ampicilin Jumlah 3 1 0 4
% total 3,1% 1,0% 0,00% 4,1%
cefotaxime Jumlah 8 3 2 13
% total 8,2% 3,1% 2,0% 13,3%
ciprofloxacin Jumlah 5 2 3 10
% total 5,10% 2,0% 3,1% 10,20%
amikacin Jumlah 4 3 6 13
% total 4,1% 3,1% 6,1% 13,3%
cepepime Jumlah 2 7 2 11
% total 2,0% 7,1% 2,0% 11,2%
ceftriaxone Jumlah 0 3 0 3
% total 0,00% 3,1% 0,00% 3,1%
chloramphenicol Jumlah 1 3 0 4
% total 1,0% 3,0% 0,00% 4,1%
ceftazidime Jumlah 3 3 0 6
% total 3,1% 3,1% 0,00% 6,1%
Jumlah
40 42 16 98
total
% total 40,8% 42,9% 16,3% 100%

Tabel 5. Clinical outcome yang Dicapai Berdasarkan Jenis Kelamin


Clinical outcome
Jenis Kelamin total
Cukup Tidak
memuaskan
memuaskan memuaskan

26 30 8 64
Perempuan
(26,5%) (30,6%) (8,2%) (65,3%)
14 12 8 34
Laki-laki
(14,3%) (12,2%) (8,2%) (34,7%)
40 42 16 98
Total
(40,8%) (42,9%) (16,3%) (100%)

Vol. VI, No.2, Agustus 2009 81


Tabel 6. Clinical outcome yang Dicapai Berdasarkan Usia
Clinical outcome
Usia total
(tahun) Cukup Tidak
memuaskan
memuaskan memuaskan
< 30 0 0 0 0
21 26 2 49
30-50
(21,4%) (265%) (2,0%) (50%)
12 13 10 35
51-64
(12,2%) (13,3%) (10,2%) (35,7%)
7 3 4 14
> 65
(7,1%) (3,1%) (4,1%) (14,3%)
40 42 16 98
Total
(40,8%) (42,9%) (16,3%) (100%)

Tabel 7. Clinical Outcome yang Dicapai Berdasarkan Tingkat Keparahan

Tingkat Clinical outcome


Cukup Tidak total
Keparahan memuaskan
memuaskan memuaskan
37 1 38
Sedang
(37,8%) (1,0%) (38,8%)
3 39 15 57
Berat
(3,1%) (39,8%) (15,3%) (58,2%)
Berat dengan 0 2 1 3
osteomyelitis (2,0%) (1,0%) (3,1%)
40 42 16 98
Total
(40,8%) (42,9%) (16,3%) -100%

Tabel 8. Clinical Outcome yang Dicapai Berdasarkan Penyakit Penyerta

Penyakit Clinical outcome


Cukup Tidak total
penyerta memuaskan
memuaskan memuaskan
35 31 11 77
Tidak ada
(35,7%) (31,6%) (11,2%) (78,6%)
1 2 3
Non-makrovaskuler
(1,0%) (2,0%) (3,1%)
5 3 18
Makrovaskuler
(5,1%) (10,2%) (3,1%) (18,4%)
40 42 16 98
Total
(40,8%) (42,9) (16,3%) -100%

82 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 9. Clinical Outcome yang Dicapai
Berdasarkan Masa waktu Pemberian Antibiotik Empiris
Clinical outcome
Waktu Cukup Tidak total
memuaskan
memuaskan memuaskan
35 29 14 78
< 7 hari
(35,7%) (29,6%) (14,3%) (79,6%)
5 13 2 20
> 7 hari
5,1% (13,3%) (2,0%) (20,4%)
40 42 16 98
Total
(40,8%) 42,9% (16,3%) (100%)

Tabel 10. Clinical Outcome yang Dicapai


Berdasarkan Jenis Antibiotik Empiris
Clinical outcome
Antibiotik total
Cukup Tidak
Empiris memuaskan
memuaskan memuaskan
8 9 1 18
ciprofloxacin
(8,2%) (9,2%) (1,0%) (18,2%)
27 28 12 67
cefotaxime
(27,6%) (28,6%) (12,2%) (68,4%)
1 1 2
ceftazidime
(1,0%) (1,0%) 0 (2,0%)
1 1
meropenem
0 1,0% 0 (1,0%)
4 3 3 10
ampicillin
(4,1%) (3,1%) (3,1%) (10,2%)
40 42 16 98
Total
(40,8%) (42,9%) (16,3%) (100%)

Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Nominal Untuk Analisis


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Clinical Outcome
Variabel yang diikutsertakan signifikansi Variabel yang Berpengaruh
• Antibiotik sensitivitas 0,393
• Jenis kelamin 0,513
• Usia 0,003 Tingkat keparahan
• Keparahan 0,000 Usia
• Penyakit penyerta 0,885
• Masa Pemberian antibiotik 0,776
empiris
• Jenis antibiotik empiris 0,181

Vol. VI, No.2, Agustus 2009 83


dari 25 serta diet yang tinggi ter- penyerta 77 pasien (78,6%). Penyakit
hadap fiber cereal dan lemak polyun- penyerta makrovaskuler yang dia-
saturated dan rendah terhadap lemak lami pasien dari sampel ini adalah
trans sehingga makanan tersebut hipertensi dan CRF (chronic renal fail-
akan meningkatkan level glukosa ure). Penyakit non makrovaskuler
darah” (5). yang dialami pasien adalah gastritis
Dari hasil pengelompokan dike- dan cholelistiasis. Tingginya jumlah
tahui jumlah pasien pada kelompok pasien yang tidak memiliki penyakit
umur C 30 tahun (0%), 30-50 tahun penyerta kemungkinan karena tidak
(50%), 51-64 tahun (35,71%) dan > 65 lengkapnya pencatatan di rekam
tahun (14,3%). Data ini menunjukkan medis pasien.
bahwa pasien terbanyak dari kelom- Jumlah pasien yang mendapatkan
pok umur 30-50 tahun. Penelitian dari antibiotik empiris < 7 hari adalah 78
Rosa Perez Perdomo (2004) di Puerto pasien (79,6%) dan yang > 7 hari
Rico pada tahun 2003 menunjukkan adalah 20 pasien (20,4%). Ini menun-
hal yang sama yaitu persentase pasien jukkan bahwa sebagian besar pasien
diabetes berdasarkan kelompok telah mendapatkan antibiotik ber-
umur 18-34 tahun (12,8%), kelompok dasarkan hasil uji sensitivitas sesuai
umur 35-45 tahun (19,7%), kelompok dengan standar waktu yang telah
umur35-45 tahun (19,7%), kelompok ditentukan oleh pihak RSUAM Lam-
umur 55-74 tahun (38,5%) dan yang pung yaitu sekurang-kurangnya 7
lebih dari 74 tahun (38,5%) (6). hari.
Berdasarkan tingkat keparahan, Tingginya angka resistensi
sebanyak 38 pasien masuk dalam kuman terhadap antibiotik empiris
klasifikasi tingkat keparahan sedang (87,06%) dimungkinkan karena
(38,8%), 57 pasien tingkat keparahan pasien pernah menggunakan anti-
berat (58,2%), 3 pasien tingkat kepa- biotik secara tidak tepat. Faktor lain
rahan berat dengan osteomyelitis (3,1 adalah karena kuman-kuman yang
%). Pasien dengan tingkat keparahan umum ditemukan pada pasien ulkus
berat memiliki persentase yang tinggi diabetik seperti Staphylococcus
dibandingkan yang lain, hal ini di- aureus dan P. aureginosa cenderung
mungkinkan karena pasien yang cepat mengalami resistensi, untuk itu
masuk ke ruang perawatan di RSUD tes kepekaan harus dilakukan sebagai
dr. Abdoel Moeloek Propinsi Lam- standar untuk pemilihan terapi anti-
pung umumnya merupakan pasien mikroba (Jawetz, 1996).
rujukan dari puskesmas. Staphylococcus aureus ditemukan
Jumlah pasien yang memiliki pe- paling banyak resisten terhadap
nyakit penyerta makrovaskuler ampicillin (24,5%) clan cefotaxime
adalah 18 pasien (18,4%), penyakit (25,5%). Hal ini disebabkan oleh
non makrovaskuler 3 pasien (3,1%) kemampuan Staphylococcus aureus
dan yang tidak memiliki penyakit untuk membentuk enzim penisilinase

84 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


yang resisten terhadap ampicillin clan juga Enterococcus”.
cefotaxime (Edberg & Berger, 1986). Kuman yang ditemukan dalam
Ampicillin merupakan golongan peni- penelitian ini adalah kuman aerob
silin yang cenderung resisten ter- seperti Staphylococcus aureus, P. Au-
hadap kuman Staphylococcus aurous. reginosa, Acinetobacter dan kuman
Cefotaxime merupakan antibiotik anaerob fakultatif seperti genus
golongan sefalosporin generasi III Enterobacteraceae. Tidak ditemukan-
yang memiliki spektrum bakteri yang nya kuman anaerob (seperti Clostri-
luas. Golongan sefalosporin umum- dium) kemungkinan karena mem-
nya resisten terhadap isolat-isolat butuhkan waktu yang cukup lama
yang memproduksi penisilinase se- untuk membawa isolat pus pasien ke
perti Staphylococcus aureus (Katzung, tempat pemeriksaan sehingga bakteri
1995). kuman Staphylococcus aureus anaerob mati.
cenderung sensitif terhadap netil- Dari hasil penelitian menunjuk-
micin (25,5%). kan clinical outcome yang memuaskan
Keseluruhan kuman hasil isolat 40,8%, cukup memuaskan 42,9% dan
pus pasien ulkus diabetik sensitif tidak memuaskan 16,3 %. Hasil ini
terhadap netilmicin (10,71%) clan menunjukkan bahwa walaupun su-
meropenem (10,38%). Netilmicin dan dah diberikan antibiotik yang sesuai
meropenem aktif terhadap kuman dengan hasil uji sensitivitas masih
Gram negatif seperti Pseudomonas sp, ada yang tidak memuaskan. Hal ini
Enterobacter sp, E. Coli clan Gram terjadi karena kemungkinan pasien
positif khususnya Streptococcus tersebut mengalami derajat infeksi
(Katzung, 1995) yang banyak di- berat.
temukan pada hasil isolat pus pasien Hasil analisis regresi nominal
ulkus diabetik dimana jumlah total dengan taraf kepercayaan 95% (P <
keseluruhan kuman tersebut men- 0,05) secara multivariat menunjukkan
capai 59,8%. Penelitian di RS Sura- penggunaan antibiotik berdasarkan
baya ditemukan imipenem paling hasil uji sensitivitas memberikan hasil
sensitif terhadap mayoritas kuman yang tidak signifikan terhadap clini-
yang diteliti yaitu Enterobacfer sp cal outcome pasien (P=0,393). Ini ter-
(34,29%). Menurut Sarwono Was- jadi karena clinical outcome pasien
padji (2009),” Untuk antibiotik sangat dipengaruhi oleh variabel
empiris kasus baru dari luar rumah tingkat keparahan (P=0,000) dan usia
sakit harus dipakai antibiotik yang (P=0,003).
sensitif Staphylococcus sp dan Strepto- Semakin ringan derajat infeksi
coccus sp (7). Untuk kasus berat atau pasien maka semakin besar peluang
kasus yang sudah diobati terlebih untuk mencapai clinical outcome yang
dahulu, harus memakai antibiotik memuaskan. Sarwono Waspadji
spektrum lebih luas yang mencakup (2005) mengatakan bahwa “pemberi-
juga kuman batang Gram negatif dan an antibiotik bagi pasien ulkus dia-

Vol. VI, No.2, Agustus 2009 85


betik yang terinfeksi harus memper- derajat beratnya infeksi pasien ulkus
hatikan derajat beratnya infeksi diabetik.
karena pada infeksi akut umumnya
didapatkan kuman Gram positif DAFTAR PUSTAKA
aerobik dan untuk luka kronik atau
berat didapatkan mikroorganisme 1. Suharjo JB. 2007. Manajemen
multipel sehingga perlu diberikan Ulkus Kaki Diabetik. Jurnal
antibiotik spektrum luas, jadi pem- Kedokteran dan Farmasi. Dexa
berian antibiotik perlu mempertim- Medica. No. 3, Vol. 20, Juli-Sep-
bangkan tingkat derajat infeksi ulkus tember 2007. Diakses dari http:/
diabetik” (7). /www/dexa-medica.com/im-
Faktor usia yang lebih muda ages/publicationupload0710269
cenderung lebih cepat mengalami 97350001193390257Dexa%20Medica
perbaikan luka oleh pemberian anti- %20Jul-Sept07.pdf. Pada tanggal
biotic berdasarkan hasl uji sensi- 11 April 2008
tivitas. Santoso, Lian dan Yudi (2006) 2. Lipsky BA, & Berendt AR. (5-8
menyatakan bahwa “pada usia di Mei 1999). Principles and practice
atas 30 tahun kadar gula darah of antibiotic therapy of diabetic foot
cenderung meningkat dan progresif infections. Third Intemational Sym-
pada usia di atas 50 tahun” (4). posium on the Diabetic Foot. Neth-
erlands,. Diakses dari http://
KESIMPULAN DAN SARAN www3.interscience.wiley.com/
iournal/74000081 pada tangqal
Pemberian antibiotik berdasar- 10 Maret 2009.
kan hasil uji sensitivitas sangat 3. Gitawati R, Isnawati A. 2004. Pola
dipengaruhi oleh tingkat keparahan Sensitivitas Kuman dad lsolat Hasil
dan usia. Staphylococcus aureus me- Usap Tenggorok Penderita Tonsi-
rupakan kuman yang paling banyak lofaringitis Akut terhadap Beberapa
ditemukan dari 11 kuman yang Antimikroba Betalaktam di Puskesr-
ditemukan dari hasil isolate pus rras Jakarta Pusat. Cermin Dunia
pasien ulkus diabetic. Total resistensi Kedokteran No. 144 Hal; 20-23.
kuman terhadap antibiotik empiris Diakses dari http: //www.
adalah cefotaxime 17,66% dan mero- kaskus. Us /showthred php?t =
penem 7,74%. Seluruh kuman yang 897607 pada tanggal 12 Maret
ditemukan dalam penelitian ini 2008.
sensitif terhadap netilcimin (10,71%) 4. Santoso M, Lian S, & Yudi. 2006.
dan meropenem (10,38%). Perlu Gambaran pola penyakit diabetes
dilakukan analisis clinical outcome mellitus di bagian rawat inap RSUD
pasien ulkus diabetik yang diberikan Koja 2002-2004. Cermin Dunia
antibiotik berdasarkan hasil uji Kedokteran No. 150. Diakses
sensitivitas dengan memperhatikan dari http://www.kalbe.co.id/

86 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


files/13_150_Polapenyakitdm 11. Cuzzel Jan. 2003. Wound assess-
rawatinap.pdf. pada tanggal 4 ment and evaluation: Diabetic pro-
Maret 2009 tocol. Dermatol Nurs 15(2):153.
5. Hu, Frank B, et. al. (13 Septem- Diakses http://www.medscape.
ber 2001). Diet, lifestyle, and risk com/content/2003/00/45/36/
of type 2 diabetes mellitus in woman 453695/art-dn453695.fig1.fig.
(vol. 345:790-797). Diakses dari pada tangal 24 Maret 2009.
httpa/content.nejm.org./cgi/ 12. Dinh TL, Veves A. 2005. A Re-
content/short/345/11/790 pada view Of The Mechanisms Impli-
tanggal 5 Maret 2009. cated In The Pathogenesis Of The
6. Perdomo, Rosa Perez. 2009. Epi- Diabetic Foot. Lower Extremity
demiology of Diabetes: Prevalence, Wounds. 4(3):154-159.
Complication and Health Services 13. Joshi N, Caputo G, Weitkamp
Disparities. Medical Science Cam- MR, Karchmer AW. (16 Desem-
pus Puerto Rico. Diakses dari ber 1999) Infections in patients with
http://www.Minority.Unc.edu/ diabetes mellitus (vol 341:1906-
institute/2005/materials/slides/ 1912). Diakses dari www.nwjm.
2005sphrimh-peretdis.ppt. pada org pada tangal 5 Maret 2009.
tanggal 28 Maret 2009. 14. Misnadially. (n.d). Permasalahan
7. Waspadji, Sarwono. 3 Februari Kaki Diabetes dan Penanggulangan-
2009. Pemilihan Antibiotik pada kaki nya. Diakses dari http://www.
diabetes dengan selulitis/ulkus. kalbe.co.id/files/cdk/files/
Yoga Buana (16): 17. Diakses dari cdk_o62tuberkulosis_(i).pdf
http://medicalborneo.com/ pada tanggal 18 Juni 2008.
index.php?option=com_content& 15. WHO. 2009. Guidelines for the pre-
view=category&layout=blog&id=85. vention, management and care of dia-
Pada tanggal 16 Maret 2009. betes mellitus. (ISBN 978-92-9021-
8. Becker, Kenneth L. 1995. Prin- 404-5). Diakses dari http://
ciples and practice of endocrinology whglibdoc.who.int/emro/2006/
and metabolism. Second edition. 9789296214045.eng.pdf. pada
Philadelphia: J.B. Lippincott tanggal 28 Maret 2009.
Company. P. 1313-1316
9. Belchetz P & Hammond P. 2003.
Diabetes and Endocrinology. New
York: Mosby. p. 117-139
10. Cunha, Burke A. 2008. Diabetic
Foot Infection. Diakses http://
emedicine.medscape.com/ar-
ticle/237378-overview pada
tanggal Maret 2009.

Vol. VI, No.2, Agustus 2009 87

You might also like