You are on page 1of 6

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

KETUA UMUM
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG MALANG
KOMISARIAT SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PERIODE 1424-1425 H/ 2004-2005 M
Disampaikan dalam Rapat Anggota Komisariat (RAK) ke-XXIII HMI Cabang Malang Komisariat Teknik
Universitas Negeri Malang pada tanggal 24-25 Maret 2005.

If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result on a hundred battles…

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

I. PENDAHULUAN

Puji syukur patut kita serukan kepada Dzat Yang Maha Segalanya, Allah Tuhan
segala kebenaran yang telah menanugerahkan segenap kekuatan kepada kita sekalian untuk
memenuhi panggilan tugas-Nya. Limpahan rahmatNya merupakan energi utama di tengah
keterbatasan yang kita miliki sebagai umat manusia.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada pejuang revolusioner kita,
Muhammad SAW, lentera umat yang membebaskan kita dari jaman jahiliyah menuju jaman
yang ilmiyyah.

Saudara-saudara peserta RAK yang saya hormati

Rapat Anggota Komisariat (RAK) adalah forum pengambil kedaulatan tertinggi


organisasi di lingkungan HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri Malang
sebagai momentum paling strategis untuk membuka ruang komunikasi dan evaluasi secara
dialogis untuk mengukuhkan khittah perjuangan organisasi. Momentum kali ini juga sangat
berpengaruh signifikan dalam menentukan proses gerakan HMI Cabang Malang Komisariat
Sastra Universitas Negeri Malang satu periode kedepan. Kesempatan kali ini juga dapat
dijadikan sarana untuk memperkuat kebersamaan diantara perbedaan, sesuatu yang hampir
luntur dalam moralitas berorganisasi.
Bagi kami, forum ini penting karena tiga hal. Pertama, adalah melakukan evaluasi
secara jujur dan obyektif atas perjalanan komisariat yang akan dijadikan landasan bagi
penentuan visi organisasi kedepan. Evaluasi adalah entitas positif bagi keberhasilan
organisasi. Mengakui potensi kesalahan jauh lebih penting daripada terjebak pada
keberhasilan-keberhasilan masa lalu. Kedua, Rapat Anggota Komisariat sebagai sarana
pembentukan visi bersama secara luas. Visi yang dipahami bersama akan lebih
mensinergiskan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Ketiga, momentum RAK adalah sarana
regenerasi perkaderan organisasi secara struktural yang setidaknya menandakan reproduksi
komisariat ini masih cukup sehat. Secara alami kita mengakui adanya seleksi alam, daun
yang kering akan berguguran, ranting kering akan patah, bergantikan dengan tunas-tunas
baru yang tumbuh dengan hijau warnanya yang lebih segar.

Saudara-saudara peserta RAK yang dimuliakan oleh Allah

Perjalanan kepengurusan HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri


Malang periode 2004–2005 yang sangat terasa telah satu periode berlalu, hari ini saatnya
saya sampaikan laporan pertanggung jawaban untuk dievaluasi bersama sekaligus upaya
merefleksi terhadap perkembangan dinamika organisasi. Sadar ataupun tidak dalam
perjalanan periodesasi kepengurusan HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas
Negeri Malang, kerja organisasi dengan segala dinamikanya mengalami peluang, hambatan,
dan tantangan yang merupakan ikhtiar organisasi. Oleh karena itu keberanian untuk
melakukan evaluasi dan instropeksi sebuah keharusan. Dengan harapan akan terwujudnya
tujuan dan cita-cita organisasi. Namun kami meyakini bahwa tidak ada usaha yang menjadi
sia-sia. Tidak ada satupun pengorbanan yang tak berarti. Hari ini segenap evaluasi serta
proyeksi secara total dan menyeluruh sebuah keharusan dilakukan dalam RAK kali ini,
sehingga diharapkan dapat menghasilkan rumusan-rumusan kebijakan strategis konseptual
dan implementatif bagi dinamika perkembangan organisasi. Laporan kali ini semoga
menjadi miniatur yang cukup dapat mewakili gambaran umum satu periode dinamika
organisasi di lingkungan HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri Malang
yang dirangkai dalam sistematika sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN
II. KONDISI OBYEKTIF ORGANISASI
III. KEBIJAKAN UMUM
IV. EVALUASI DAN PROYEKSI
V. PENUTUP

II. KONDISI OBYEKTIF ORGANISASI

Sebagai bagian dari kekuatan progresif revolusioner, Himpunan Mahasiswa Islam


(HMI) dalam perjalanannya telah banyak memberikan kontribusi positif dalam proses
dinamika berbangsa dan bernegara di republik tercinta. Hampir tidak terbantahkan oleh
komponen lain, bahwa kader-kader HMI cukup banyak mempunyai peranan penting dalam
memainkan ruang publik (public sphere) berbagai sendi dan jaman di bangsa ini. Sementara
HMI sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan juga memberikan sumbangsih
pemikiran yang cukup berarti bagi pembetukan kader-kader bangsa, dan secara
kelembagaan HMI telah menjadi bagian dari kontrol sosial yang kokoh, dengan
didudukkannya kaidah-kaidah kebenaran dan keadilan sebagai nafas perjuangannya.
Dalam perjalanannya, HMI selalu dihadapkan dengan dinamika internal dan
eksternal yang beragam sebagai dinamika dan konsekuensi perjuangan HMI, keadaan ini
berimplikasi pada tampilan kiprah HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang mengalami
pasang surut kejayaannya. Dalam kinerja kepengurusan setiap periode tentunya
dipengaruhi oleh kondisi eksternal setempat yang berdampak signifikan pada internal
organisasi, dimana periode ini dituntut untuk kerja ekstra dalam melakukan pembenahan-
pembenahan, apa lagi awal kepengurusan periode ini pada saat menjelang agenda suksesi
organisasi mahasiswa (ORMAWA) periode 2004 di intra kampus khususnya di lingkup
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Kondisi ini juga diakui telah banyak memeras
pikiran dan tenaga untuk mempersiapkan konsolidasi internal komisariat dalam waktu
relative singkat. Disamping pada saat itu juga belum terbentuknya struktur komisariat
secara de jure, telah ikut memperlemah proses konsolidasi dan pengambilan kebijakan
internal. Tetapi masa-masa kritis itu secara pasti telah terlewati dengan keberhasilan
terebutnya kembali hegemoni dan dominasi HMI di intra kampus.
Sebagai konsekuensi, tantangan kedepan haruslah senantiasa memaksimalkan
peranan dan fungsi kampus sebagai wadah dinamis gerakan pembaruan kaum muda HMI.
Dengan usaha memperbesar pengaruh HMI melalui kadernya baik melalui penguasaan
struktural pos strategis intra maupun gerakan kultural yang mampu memimpin gerakan
grass root sebagai kontrol sosial. Kondisi ini mungkin hanya tercipta dengan adanya
pemahaman mendalam atas orientasi dan gerakan oleh kader HMI sebagai energi positif
dalam melakukan perubahan di dalam kampus.
Saudara-saudara peserta Rapat Anggota Komisariat yang saya hormati
Kita ketahui bersama, kebijakan pendidikan tinggi cenderung mengarahkan pada
pengebirian ruang kedaulatan mahasiswa telah menyebabkan sebagian mahasiswa harus
fokus terhadap orientasi akademisnya saja. Kondisi tersebut berimbas implisit pada anggota
HMI sebagai mahasiswa pragmatis yang dituntut untuk segera menyelesaikan studinya
dalam waktu sesingkat-singkatnya. Akibatnya kerja organisasi tidak berjalan dengan
maksimal dan moralitas aparatur organisasi pun diragukan. Moralitas dan komitmen
anggota dan aparatur organisasi saat ini masih menjadi persoalan mendasar bagi organisasi.
Disamping itu hal ini diperparah dengan lemahnya daya survival perjuangan yang mungkin
dikarenakan kurangnya pemahaman, inisiatif, semangat, atau kompilasi apologi yang
menegasikan semuanya.
Disisi lain, pemikiran brillian kader HMI memang hampir tidak disangsikan akan
tetapi seringkali hanya gara-gara persoalan teknis, gagasan dan ide-ide tidak dapat
terlaksana dan terimplementasi dengan baik dan optimal. Sehingga wajar kalau HMI kaya
akan gagasan, ide, konsep, dan pemikiran selalu terdepan akan tetapi lambat dalam
melakukan percepatan perubahan. Dan pada hari ini, bila ‘tradisi’ ini subur terpelihara, HMI
harus siap tertikam percepatan derap perubahan itu sendiri.
Jumlah presidium HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri
Malang rata-rata sudah hampir menyelesaikan masa studinya dan cenderung mempunyai
orientasi lain didukung dengan jajaran struktur di bawahnya dalam hal ini departmen-
departemen yang tidak berfungsi, sehingga proses konsolidasi dan koordinasi organisasi
terhambat dan mempengaruhi kinerja organisasi. Apalagi banyaknya individu-individu
anggota HMI yang belum tahu tugas dan wewenangnya ketika berada dalam struktur HMI
menyebabkan perjalanan roda dinamika organisasi mengalami disorientasi dan disfungsi
organisasi.
Yang pasti terkikisnya nilai-nilai ke-HMI-an dalam perilaku kehidupan dinamika
organisasi menyebabkan HMI tidak lagi sakti dan citra HMI pun semakin terpuruk di
masyarakat Indonesia ataupun masyarakat kampus. HMI seolah-olah tidak mempunyai nilai
tawar dan cenderung didiskriminasikan, yang seharusnya HMI adalah Harapan Masyarakat
Indonesia yang harus kembali khittah perjuangan dan menyatu dengan ummat dan bangsa.

III. KEBIJAKAN UMUM

Periode kepengurusan HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri


Malang ini bukanlah waktu yang lama, untuk itu aktifitas dalam menjalankan amanah RAK
ke-XXII diperlukan upaya-uapaya yang serius dan produktif. Karena singkatnya waktu
kepengurusan tersebut maka perlu adanya langkah-langkah strategis dan perhitungan yang
tepat dan akurat dalam menghadapi percepatan-percepatan proses dinamisasi organisasi
dan dalam penyelesaian persoalan-persoalan yang ada.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebijakan umum kepengurusan
HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri Malang periode 2004-2005 yang
berkaitaan perjalanan organisasi satu periode. Secara garis besar, dalam kebijakan umum
tersebut terbagi dalam dua wilayah yaitu internal dan eksternal.

I. INTERNAL
a. Melakukan penguatan internal di tingkat pengurus akan integritas kinerja
pengurus sebagai lokomotif gerakan pembaruan organisasi.
b. Membumikan kembali iklim intelektual di lingkungan komisariat, yang
diharapkan akan menciptakan penguatan nilai ideologis secara emosional.
c. Meningkatkan pemahaman konstitusional sebagai rule of the game
d. Menciptakan dinamisasi organisasi yang sehat, jujur, transparan dan
demokratis dalam mewujudkan dan mengembangkan profesionalitas anggota
yang berbasis pada kompetensi dan keilmuan.
e. Membuka lebar ruang kreatifitas anggota yang sesuai dengan nilai-nilai
keislaman dan ke-HMI-an, mengingat bahwa potensi anggota sangat variatif dari
berbagai disiplin ilmu.

II. EKSTERNAL
a. Memperbaiki citra institusi HMI Cabang Malang Komisariat Sastra
Universitas Negeri Malang yang selama ini oleh masyarakat kampus (FT UM),
HMI dipandang negative karena terlalu structural oriented.
b. Membuka ruang publik (public sphere) seluas-luasnya sebagai upaya
membangun jaringan kerja (networking building) yang riil dan produktif sebagai
wujud aktualisasi dan pengabdian HMI kepada masyarakat.
c. Meningkatkan pembangunan perkaderan struktural pada level pasca
komisariat sebagai penguatan jaringan dan wujud stabilitas komisariat.
d. Memperkuat akomodasi kepentingan HMI di kampus sebagai bagian dari
media perjuangan kader.
e. Back to campus, dilakuan dalam beberapa tahapan yang tersusun dalan
rencana strategis (renstra) sebagaimana tersebut dibawah ini secara singkat :
► Memaksimalkan peranan dan fungsi kampus sebagai wadah dinamisasi
gerakan kaum muda HMI
► Memberikan panduan gerakan yang lebih sistematis, terarah dan terukur bagi
kader-kader HMI dalam melakukan gerakan di kampus
► Merebut kembali hegemoni dan dominasi HMI di intra kampus
► Memperkuat pengaruh HMI di kampus baik melalui penguasaan struktural
ORMAWA maupun mengendalikan gerakan grass root-nya
► Menjadikan HMI sebagai energi positif bagi kalangan civitas akademika
dalam melakukan perubahan

Saudara-saudara peserta RAK yang saya hormati

IV. EVALUASI DAN PROYEKSI

Secara umum telah banyak yang kita lakukan selama satu periode demi menjaga
eksistensi organisasi bukan semata-mata untuk bertahan hidup tetapi juga agar HMI masih
senantiasa dapat melanjutkan perjuangannya demi agama dan bangsa. Selama dalam
kepengurusan HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri Malang dirasa
masih belum maksimal dan optimal dalam menuntaskan dan merealisasikan kebijakan
umum. Masih banyak rumusan program kerja dan rekomendasi RAK yang belum dapat
dilaksanakan. Beberapa persoalan mendasarnya adalah keterbatasan pengurus baik energi,
waktu ataupun material, selain faktor-faktor lainnya yang juga mempengaruhi kinerja
kepengurusan.
Pembangunan infrastruktur perkaderan di lingkungan komisariat yang telah
dilakukan dalam periode kali ini sudah menjadi keharusan untuk terus dilanjutkan, karena
bagaimanapun juga dalam proses-proses perkaderan dan pembinaan anggota akan
maksimal apabila bangunan infrastruktur perkaderannya lengkap dan sistemik.
Menyelenggarakan Basic Training (LK I) sebagai gerbang perkaderan formal dan Follow Up
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman anggota akan jati diri kader
HMI.
Pembinaan terhadap aparatur organisasi dilakukan dengan melaksanakan Up
Grading kepengurusan di komisariat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas aparatur
dalam pengelolahan organisasi. Namun demikian semangat untuk berorganisasi masih saja
lemah, hal ini disebabkan ketidak aktifan sebagian pengurus dalam kerja organisasi sebagai
dampak dari tuntutan kondisi agar segera menyelesaikan studinya. Di kepengurusan HMI
Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri Malang telah dilakukan reshuffle dan
perampingan struktur pengurus pada bulan Desember 2004 dengan maksud untuk
penguatan kinerja di tingkatan internal komisariat. Adapun posisi yang di-reshuffle adalah
PPPA, Kekaryaan dan Bendahara Umum, beberapa Wasekum dan departemen. Hal ini
dikarenakan sebagian pengurus tersebut adalah mahasiswa Diploma III yang hampir
menyelesaikan studinya. Bidang UPP untuk sementara di-non aktifkan dengan
pertimbangan belum memungkinkannya SDM putri untuk menggerakkan sektor tersebut
secara riil, disamping itu karena Ketua Bidang UPP juga telah menyelesaikan studinya.
Pendistribusian kader ke level yang lebih tinggi diatas komisariat yaitu Korkom,
Cabang dan Badko sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan dan stabilitas perkaderan
yang ada di lingkungan HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Universitas Negeri Malang
dalam upaya untuk melakukan penguatan eksistensi institusi komisariat.

Saudara-saudara peserta RAK yang saya hormati

Upaya gerakan back to campus terus digalakkan dan tidak hanya dimaknai dengan
penguasaan kuantitas pos strategis yang ada di kampus melainkan peran tersebut diperluas
wilayahnya dalam melakukan pewarnaan kampus HMI dituntut lebih proaktif dan kreatif
untuk penciptaan kultur kampus yang sesungguhnya yaitu kampus sebagai basis kaum
intelektual. Kelesuan gerakan HMI yang tak dapat diantisipasi dengan kemunculan berbagai
kekuatan baru sebagai agenda besar yang sampai kini belum tuntas. Di wilayah gerakan,
kini HMI mesti lebih memperhitungkan sepak terjang saudara baru kita –KAMMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang cukup solid dan concern dalam merespon berbagai
isu aktual, baik isu keummatan maupun isu nasional.

Saudara-saudara peserta RAK yang saya hormati

Realita yang ada bahwa program-program tersebut masih jauh dari harapan kita
semua. Beberapa program masih terlaksana pada semester terakhir ini. Secara umum tidak
terlaksananya program disebabkan beberapa pengurus relatif tidak aktif sehingga sulit
dikoordinasikan untuk rapat-rapat dalam pengambilan keputusan.
Saya menyadari bahwa dalam pencapaian visi organisasi bukan hal yang mudah.
Dalam ikhtiar kami untuk melaksanakan tahapan-tahapan rencana stategis belum mencapai
pada semua tahapan yang kami rumuskan seperti diatas. Adapun proyeksi kedepan dalam
upaya pengembangan organisasi agar lebih progress dan dinamis adalah perlu kiranya
gerakan kesadaran kolektif dan proaktif pada semua elemen yang ada, dan tidak
memandang sebelah mata terhadap program yang ada sehingga visi organisasi dapat
terlaksana dengan komprehensip. Dan juga harus didukung dengan pembuatan sistem
informasi yang terpadu sehingga semua lini dapat mengakses informasi secara cepat.
Terhadap pengurus, kedepan seharusnya lebih bersikap progress dalam menyikapi
persoalan-persoalan yang ada, selain itu juga perlu adanya bangunan komitmen yang kuat
pada personalia pengurus dalam konsistensi membangun komisariat agar tidak terjadi
disorientasi kader. Diskusi-diskusi di lingkungan komisariat baik formal ataupun non
formal harus tetap berjalan sebagaimana mestiya karena hal ini merupakan upaya
peningkatan kualitas insan cita HMI.

Saudara-saudara peserta RAK yang saya hormati

V. PENUTUP
Demikian laporan pertanggung jawaban ini saya sampaikan secara tertulis dengan
harapan adanya masukan-masukan yang bersifat membangun agar kedepan ada suatu
perubahan yang signifikan dan lebih baik selama kepengurusan kedepan. Kami menyadari
terdapat banyak kekurangan yang kami lakukan. Kami telah mencoba apa yang kami bias
akan tetapi kerja memang belum selesai. Sebagai ketua umum saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya mengemban
amanah organisasi. Khususnya kepada segenap pengurus HMI Cabang Malang Komisariat
Sastra Universitas Negeri Malang periode 2004-2005 M atas kerjasamanya, jalinan diantara
kita bukan hanya jalinan kontraktual yang akan selesai pasca RAK kali ini tapi telah
menjelma menjadi jalinan emosional yang semoga akan abadi. Akhirnya apabila ada yang
baik yang kami lakukan semoga bermanfaat bagi organisasi dan apabila ada kekurangan
saya atas nama pribadi dan mewakili segenap pengurus memohon maaf yang sebesar-
besarnya.

“Struggle is selfless effort which done continuously to reach the target of together with overruling all
apologi”

Billahittaufiq Wal Hidayah


Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 09 Shafar 1425 H


20 Maret 2005 M

PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG MALANG
KOMISARIAT SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

AVRIL
KETUA UMUM

You might also like