You are on page 1of 13

Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR TAPPING LEBIH BAIK DARI PADA ULTRASOUD SAJA


UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA KASUS PLANTAR FASCITIS

Siti Muawanah1) Iit Selviani2)


1,2)
Program studi D-III Fisioterapi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Jl. Riau Ujung no. 73 Pekanbaru
Email :1)siti.muawanah@univrab.ac.id

ABSTRACT
Plantar fascitis is a condition of inflammation that occurs due to overstretch in the plantaris fascia. This is due
to the stretching or overloading of the longitudinal arch or and the loss of the longitudinal arch. Factors that
can cause prolonged or longitudinal loss are: Obesity, abnormal foot, overuse or over training, tigthness calf
muscles and degenerative processes that lead to lack of flexibility of the plantarise fascia so as to induce
attraction or stretching of the plantar fascia. The purpose of this study was to analyze whether the addition of
Neuromuscular Tapping is better than Ultrasoud alone to reduce pain In the case of Plantar Fascitis This
research method is pure experimental with randomized pre-test and post-test group design. In this study 7
respondents were given an intervention with ultrasoud modalities and neuromuscular taping and 7 respondents
were given ultrasound intervention alone for 6 times therapy. pain intensity values are measured and evaluated
using Visual Analogue Scale (VAS). Results of parametric statistical analysis with Paired sample t-test. The
result of hypothesis test showed two samples significant test of two paired sample that is pain in plantar fasciitis
before and after group I treatment with paired sample t-test. Data with result p = 0,001 (p <0,05), mean there is
difference before and after Treatment in Group I. while group of treatment II Test significance of two paired
sample that is pain at plantaris fasciitis before and after Treatment in Group II with test paired sample t-
test.Data with result p = 0.000 (p <0,05), mean there is difference before and after Treatment in Group II. And
on the difference test there is value P = .0,495 (p <0,05). It is aimed to find out hypothesis III test that will use
the difference data from each group by using independent sample t-test. Conclusions in this study that the
addition of Neuromuscular Tapping and ultrasound is better than Ultrasoud alone to reduce pain In Plantaris
Fascitis Case

Keywords: ultrasound, neuromuscular taping, pain, VAS, plantar fasciti

ABSTRAK
Fascitis plantaris adalah suatu kondisi terjadinya peradangan yang terjadi akibat overstretch pada fascia
plantaris. Hal ini dikarenakan terjadinya penguluran atau adanya beban yang berlebihan pada arkus
longitudinal atau dan hilangnya arkus longitudinal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa apakah
Penambahan Neuromuscular Tapping lebih baik dari pada Ultrasoud saja untuk menurunkan nyeri Pada Kasus
Plantar Fascitis Metode penelitian ini adalah Eksperimental murni dengan randomized pre-test and post- test
group design. Dalam penelitian ini 7 responden diberi intervensi denganmodalitas ultrasoud dan neuromuscular
taping dan 7 responden diberi intervensi ultrasound saja selama 6 kali terapi.nilai intensitas nyeri diukur dan
dievaluasi dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS). Hasil analisis statistik parametrik dengan Paired
sample t-test. Hasil uji hipotesis menunjukkan kedua sampel Uji signifikan dua sampel yang saling berpasangan
yaitu nyeri pada fasciitis plantaris sebelum dan sesudah perlakuan kelompok I dengan uji paired sample t-test.
Data dengan hasil p=0,001 (p<0,05), berarti ada perbedaan sebelum dan sesudah Perlakuan pada Kelompok I.
sedangkan kelompok perlakuan II Uji signifikansi dua sampel yang saling berpasangan yaitu nyeri pada
fasciitisplantaris sebelum dan sesudah Perlakuan pada Kelompok II dengan uji paired sample t-test.Data dengan
hasil p=0,000 (p<0,05), berarti ada perbedaan sebelum dan sesudah Perlakuan pada Kelompok II. Dan pada uji
selisih terdapat nilai P =.0,495 (p < 0,05). Dengan Hal tersebutditujukan untuk mengetahui uji hipotesis III yang
akan menggunakan data selisih dari masing-masing kelompok dengan menggunakan uji independent sample t-
test. Simpulan pada penelitian ini bahwa Penambahan Neuromuscular Tapping dan ultrasound lebih baik dari
pada Ultrasoud saja untuk menurunkan nyeri Pada Kasus Fascitis plantaris

Kata Kunci :ultrasound, neuromuscular taping, nyeri, VAS, Fascitis plantaris

47
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

1. PENDAHULUAN pagi hari di bagian belakang tumit dan


pada saat berjalan maka nyeri akan
Dikaji secara biomekanik, kaki dan
meningkat. Hal ini dikarenakan terjadinya
pergelangan kaki mempunyai unsur
penguluran atau adanya beban yang
sebagai stabilitas dan mobilitas yang
berlebihan pada arkus longitudinal atau
terletak pada ujung ekstrimitas
dan hilangnya arkus longitudinal.
bawah.Dasar penyangga dan shock
absorber (peredam kejut) adalah fungsi Faktor-faktor yang dapat
dari stabilitas. Stabilitas dibutuhkan untuk menyebabkan terulur atau hilangnya arus
mendapatkan mobilitas yang baik. Sebagi longitudinal adalah :Obesitas, abnormal
contoh stabilitas sangat diperlukan saat foot, over use atau over training, tigthness
seseorang menapakkan kakinya dalam calf muscles dan proses degeneratif yang
proses berjalan.Dikarenakan kaki dan menyebabkan kurangnya flexibilitas dari
pergelangannya memilik unsur stabilitas fascia plantaris sehingga dapat
dan mobilitas pada proses berjalan dan menimbulkan tarikan atau penguluran
berlari (gait) maka kaki dan pada fascia plantaris. Tarikan dan
pergelangannya merupakan CoP (Center penguluran yang lama akan
of Pressure) atau sering kita sebut mengakibatkan kerobekan pada fascia
sebagai pusat tekanan yang terletak pada plantaris dan diikuti inflamasi serta
tumit dan telapak kaki serta pada kaput adanya nyeri.
metatarsal, sehingga kaki sangat rentan
Bentuk penanganan fisioterapi untuk
untuk mengalami patologi gerak dan
mengurangi rasa nyeri pada kondisi
fungsi salah satunya adalah plantar
plantar fascitis adalah menggunakan
fasciitis.
modalitas Neuromuscular Tapping dan
Fasciitis plantaris adalah suatu Ultraosund. US (ultra sound) mempunyai
kondisi terjadinya peradangan yang efek fisika seperti efek mekanik dan
terjadi akibat overstretch pada fascia heating serta efek biologis. Gelombang
plantaris. Fasciitisplantaris biasanya ultrasonik pada saat diserap oleh jaringan
timbul secara bertahap, tetapi dapat juga tubuh akan menyebabkan kompresi dan
terjadi dengan tiba-tiba dan langsung ekspansi dengan gaya maksimal 4 Bar
nyeri hebat. Fasciitis plantaris biasanya dalam jaringan tubuh dengan frekuensi
unilateral tetapi diatas 30% kasus yang sama dari gelombang ultrasonik
dijumpai bilateral plantar fasciitis. Nyeri yang masuk. Sehingga terjadi variasi
pada fasciitis plantaris sering terjadi pada tekanan dalam jaringan sehingga
48
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

menghasilkan efek mekanis. Dengan tingkat nyeri, agar evaluasi pengukuran


adanya variasi tekanan inilah kemudian tingkat nyeri setelah pengobatan yang
timbul efek mekanik yang dikenal dilakukan sebagai kontrol secara tepat
dengan istilah micromassage yang dapat diukur. Banyak sekali metode atau
berfungsi sebagai penurun intensitas cara pengukuran/evaluasi terhadap nyeri
nyeriakan menghasilkan efek heating. namun pada penelitian ini pengukuran
Serta dapat merangsang reinflamasi nyeri yang peneliti pergunakan dalam
fisiologis dengan adanya pengaruh dari penelitian ini adalah Visual Analogue
kerusakan jaringan yang dapat Scale (VAS).
merangsang penyembuhan luka.
Rumusan masalahyang akanditeliti
Neuromuscular Tapping dapat
sebagai berikut: Apakah penambahan
mengurangi problematica nyeri pada
intervesi Neuromuscular Tapping dengan
kasus Facitiis Plantaris NeuroMuscular
Ultrasound lebih baik dari pada Ultrasound
Taping akan menstimulasi permukaan
saja pada Fasciitis Plantaris terhadap
kulit dengan cara mengaktifasi
penurunan nyeri?
mekanoreseptor yang berada
Tujuan dari penelitian ini adalah
dipermukaan kulit, dengan menggunakan
untuk mengetahui penambahan intervesi
gerbang kontrol akan melewati serabut
Neuromuscular Tapping dengan
saraf berdiameter besar (A beta) dan
Ultrasound lebih baik dari pada Ultrasound
serabut saraf kecil (A delta dan C) serabut
saja pada Fasciitis Plantaris terhadap
tersebut nantinya akan berkumpul
penurunan nyeri.
ditingkat substansi agelatinosa dari
medulla spinalis. Apabila stimulus nyeri
2.TINJAUAN PUSTAKA
dan stimulus mekanik seperti yang
2.1. Defenisi Fasciitis Plantaris
dihasilkan oleh NeuroMuscular Taping
Fasciitis plantaris adalah suatu
ditransmisikan secara bersamaan,
kondisi terjadinya peradangan yang terjadi
transmisi stimulus nyeri akan diinhibisi
akibat overstretch pada fascia
sebagai akibat dari tindakan ransangan
plantaris.Inflamasi pada fascia plantaris
yang diberikan oleh serabut A beta pada
sering terjadi pada olahraga yang banyak
neuron inhibisi di substansi gelatinosa
melakukan lompatan dan pada pendaki
(Blow, 2012).
gunung Fascia plantaris (aponeurosis)
Untuk mendapatkan hasil yang adalah serabut fibrous dari jaringan ikat
optimal diperlukan pengukuran terhadap yang berasal dari medial tuberositas

49
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

kalkaneus berjalan longitudinal ke Nyeri tumit yang timbul setelah berdiri


metatarsophalangeal joint membentuk lama atausetelah duduk lama kemudian
arkus longitudinal medial pada kaki. Pada bangkit dan berjalan maka timbul nyeri
suatu penelitian dilihat dari radiograpi tumit. (4) Nyeri tumit yang timbul setelah
1000 pasien ditemukan 13,2 % heel spurs berolahraga, tetapi tidak timbul pada saat
atau calcaneus spurs. sedang berolahraga. (5) Pembengkakan
Plantar fasciitis biasanya timbul ringan di tumit. Plantar Fascitis juga bias
secara bertahap, tetapi dapat juga terjadi tejadi pada pria maupun wanita, namun
dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat. frekuensi yang besar terjadi adalah pada
Fasciitis plantaris biasanya unilateral wanita umur 40-60 tahun.
tetapi diatas 30% kasus dijumpai bilateral Fascia merupakan bagian dari
plantar fasciitis. Nyeri pada fasciitis jaringan penyambung (connective tissue)
plantaris sering terjadi pada pagi hari di yang komposisinya terdiri atas dua tipe
bagian belakang tumit dan pada saat serabut yaitu : serabut collagen yang
berjalan maka nyeri akan meningkat. Hal sangat kuat dengan elastisitas yang sangat
ini dikarenakan terjadinya penguluran atau kecil, sedangkan serabut kedua adalah
adanya beban yang berlebihan pada arkus serabut elastik yang dapat terulur yang
longitudinal atau dan hilangnya arkus berfungsi membantu penguluran dan
longitudinal kontraksi otot dan pembuluh darah vena.
Menurut Dr. Suryo Wibowo, Dari dua gambaran tadi, fascia yang
MKK, SpOK. (2011) Plantar fasciitis terdapat dalam tubuh dapat dijelaskan
biasanya timbul secara bertahap, tetapi sebagai suatu lembaran yang tidak
dapat juga datang dengan tiba-tiba dan terputusputu dari jaringan penyambung
langsung nyeri hebat. Dan meskipun dapat yang terbentang tanpa adanya hambatan
mengenai kedua kaki, akan tetapi lebih dari bagian atas kepala sampai ke ujung
sering hanya pada satu kaki saja. ibu jari kaki
Perhatikan adanya (1) Nyeri tajam Efek dari penguluran yang
dibagian dalam telapak kaki di daerah berlebihan tersebut yang terus menerus
tumit, yang dapat terasa seperti ditusuk dalam waktu yang lama dapat
pisau pada telapak kaki. (2) Nyeri tumit menyebabkan kerobekan pada fascia
yang cenderung bertambah buruk pada plantaris yang dapat merangsans pelpasan
beberapa langkah pertama setelah bangun “P” substance dan zat algogen sehingga
tidur, pada saat naik tangga atau pada saat menstimulasi saraf Að dan C menjadi aktif
jinjit (berdiri pada ujung-ujung jari). (3) dan menimbulkan nyeri.Selain itu efek
50
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

dari pelepasan “P” substance dan zat berat badan pasien. Nyeri pada pasien
algogen juga dapat menyebabkan kurang sebelum di provokasi diukur terlebuh
baiknya sirkulasi darah di sekita facia dahulu dengan visual analogue scale dan
plantaris. Adanya inflamasi atau setelah provoksai juga tingkat nyeri diukur
peradangan akan mempengaruhi otot otot dengan visual analogue scale (VAS)
tertentu yang merupakan otot otot
instrinsik menjadi lemah akibat dari 2.3 Mekanisme Nyeri Fungsional pada
kompensasi nyeri yang dirasakan terus Fasciitis Plantaris
menerus. Timbulnya rasa nyeri tersebut Pengaturan nyeri pada tingkat saraf
akan menyebabkan pasien berusaha untuk perifer, yaitu berupa sensasi yang
mengurangi gerakan pada kaki sehingga dihantarkan oleh serabut saraf nyeri yaitu
terjadi inaktivitas. Efek dari inaktivitas ini serabut Aδ dan C. Rangsangan nyeri ini
akan memunculkan masalah-masalah baru. bisa timbul akibat adanya gangguan
Salah satunya adalah terjadinya mal posisi metabolik dan penjepitan pada polimodal
(elongasi) sehingga akan menyebabkan disekitar jaringan. Pada fasciitis plantaris
terjadinya penurunan jaringan kontraktil diawali karena adanya iritasi pada
yang akan mengakibatkan terjadinya jaringan lunak disisi tempat perlekatan
kelemahan otot otot instrinsik kaki. plantar apponeurosis yang letaknya
Inaktivitas juga akan menyebabkan dibawah tuberositas kalkaneus. Pada
terjadinya penurunan kadar air dan matriks kondisi ini akan terjadi iritasi pada tendon
sehingga terjadi penumpukan serabut fascia plantaris akibat penekanan dan
kolagen yang mengakibatkan terjadinya penguluran yang berlebihan karena fascia
abnormal crosslink yang akan plantaris ini merupakan penutup semua
menyebabkan perlengketan Pada jaringan. struktur jaringan lunak pada kaki maka
apabila teriritasi akan menimbulkan
2.2 Provokasi Nyeri pada Fasciitis kerusakan pada jaringan lunak.
Plantaris
Pada fasciitis plantaris nyeri dapat 2.4 Modalitaas dan Intervensi
di provokasi dengan memberikan ganjalan a. Ultrasound (US)
disepanjang arkus longitudinal dengan UltraSound merupakan salah satu
membentuk gerakan dorsal fleksi modalitas fisioterapi yang secara klinis
pergelangan kaki sehingga akan terjadi sering diaplikasikan untuk tujuan
peregangan pada fascia plantaris dan terapeutik pada kasus-kasus tertentu
penekanan pada arkus tersebut dengan termasuk kasus musculoskeletal. Dengan
51
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

pemberian ultrasound jaringan yang digunakan adalah Randomized


mengalami cedera akan di proses dengan AlocationPre and Post Test Group
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah Design yaitu membandingkan antara
sehingga meningkatkan supplay bahan perlakuan dua kelompok. Masing-
makanan pada jaringan lunak dan juga masingkelompok terdiri dari 7
terjadi peningkatan zat antibodi yang pasien.Kedua kelompok diberikan tes
mempermudah terjadinya perbaikan awal pemeriksaanVisual Analogue Scale
jaringan yang rusak (VAS). Pada Kelompok Perlakuan I diberi
intervensi ultrasound dan neuromuscular
b. Neuromuskular Tapping taping dan kelompok Perlakuan II
Neuromuscular Taping merupakan diberikan ultrasound saja.
salah satu metode terapi biomekanikal
B. Tempat dan Waktu Penelitian
yang inovatif dengan stimulasi compressi
dan decompressi untuk menghasilkan efek Penelitian dilakukan diKlinik
yang positif pada sistem musculoskeletal, Fisioterapi Universitas Abdurrab
neurologi, vaskular dan limfatik (Blow, PekanBaru.. Pelatihan pada kedua
2015). kelompok diberikan selama 6 kali dalam
Teknik koreksi otot dalam bentuk 2minggu dengan frekuensi 3 kali
decompressi, dengan teknik ini kulit seminggu.
diatas area yang nyeri dan infamasi
diangkat untuk mengurangi C. Populasi dan Sampel
hypersensitivitas receptor, hal ini juga
Populasi penelitian ini adalah
dapat memulihkan ketegangan otot,
populasi terjangkau penderita fasciitis
memfasilitasi perluasan otot, dan
plantaris yang dapat mengikuti program ke
menormalisasi alastisitas otot,
klinik Fisioterapi Universitas Abdurrab,
mengurangi kelelahan otot dan
Pekan Baru selama waktu penelitian,
meningkatkan kontraksi pada otot (Blow,
dengan kriteria : 1) jenis kelamin laki-
2012).
lakidan perempuan, 2) Usia 27 – 50 tahun,
2) Pasien yang bersedia ikut dalam
3. METODE PENELITIAN
penelitian, dengan perlakuan sebanyak 6
A. Rancangan Penelitian
kali.
Penelitian ini adalah penelitian
eksperimental dengan rancangan yang

52
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

D. Teknik Pengambilan Sampel 2. Persiapan Sarana dan Prasarana


Mempersiapkan ruang/tempat
Dari populasi pasien fasciitis
untuk administrasi dan pelaksanaan ,
plantaris didapatkan 14 pasien yang
mempersiapkan alat-alat penunjang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
kegiatan administrasi dan alat-alat
dengan tehnik simplerandom
keperluan pengobatan, mempersiapkan
samplingkemudian dibagi menjadi dua
konsumsi.
kelompok dengan random alokasi masing-
3. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan
masing 7sampel pada setiap
kelompoknya. Kelompok I akan mendapat Kelompok I dan II :Wawancara:
intervensi ultrasound dan neuromuscular peneliti mencatat identitas sampel meliputi
taping dan kelompok II akan mendapatkan nama,umur,pekerjaan, pendidikan dalam
intervensi ultrasound saja. kartu identitas diri sampel. 2 Melakukan
pemeriksaan tentang kondisi sampel
E. Prosedur Penelitian termasuk tekanan darah, denyut nadi,
pernafasan, dan suhu tubuh, berat badan,
Langkah-langkah yang diambil
tinggi badan.Sampel menanda tangani
dalam prosedur penelitian ini dibagi
formulir persetujuan tindakan sesuai
menjadi tiga bagian yaitu: Persiapan
dengan perilaku yang diberikan yang
Sumber Daya Manusia, Persiapan Sarana
dilakukan sebelum awal pelatihan.
dan Prasarana, Prosedur Pelaksanaan
Assessment fasciitis plantaris dan
Pelatihan.
mengukur nyeri sebelum diberikan
1. Prosedur persiapan sumber daya
intervensi dan setelah 6 kaliterapi.
manusia.
1) Persiapan alat
Peneliti mengumpulkan pasien 2) Persiapan Pasien
yang menderita fasciitis plantaris 3) Tekhnik Aplikasi
pemeriksaan fisioterapi, mendapatkan Intensitas : 1,0 watt/cm2
persetujuan pasien, memberikan Gelombang : Contineous.
penjelasan tentang pemberian ultrasound Waktu : 5 menit.
dan neuromuscular,subyek bersedia untuk Repetisi : 3 kali seminggu selama 2
berpartisipasi, mendatangani persetujuan minggu.
tindakan terapi (informed consent). b. Pemasangan Teuromuscular taping
Neuromuscular Taping adalah teknik
pengaplikasian elastic tape pada

53
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

kulit, saat Neuromuscular Taping perlakuan kelompok I dengan uji


berikan cara yang benar akan dapat paired sample t-test. Data dengan hasil
mengurangi nyeri (Blow, 2012) p=0,001 (p<0,05), berarti ada
perbedaan sebelum dan sesudah
F. Pengolahan dan Analisis Data Perlakuan pada Kelompok I.
4. Uji signifikansi dua sampel yang saling
Data yang diperoleh sejak
berpasangan yaitu nyeri pada
persiapan dan pelaksanaan (pre test dan
fasciitisplantarissebelum dan sesudah
posttest) diproses dengan SPSS for
Perlakuan pada Kelompok II dengan
windows.Data yang ada sebagai berikut :
uji paired sample t-test.. Data dengan
Data yang diperoleh sejak hasil p=0,000 (p<0,05), berarti ada
persiapan dan pelaksanaan (pre test dan perbedaan sebelum dan sesudah
posttest) diproses dengan SPSS for Perlakuan pada Kelompok II.
windows.Data yang ada sebagai berikut : 5. Uji beda dari nilai sesudah kedua
kelompok untuk mengetahui signifikan
1. Mendeskripsikan rerata dan standard
dilakukan uji parametrik (Independent
deviasi terhadap umur, berat badan,
sample t-test), p = 0,049 (p<0,05). Hal
tinggi badan dan IMT. Uji normalitas
tersebut ada perbedaan yang bermakna
data dengan Saphiro Wilk Test pada
antara Perlakuan pada Kelompok 1 dan
semua variable pre test dan post test
Perlakuan pada Kelompok II.
pada kedua kelompok, bertujuan untuk
mengetahui distribusi data masing-
HASIL PENELITIAN
masing kelompok perlakuan. Data
1. Analisa Deskriptif
dengan interpretasi p>0,05 berarti data
Karakteristik subjek penelitian
berdistribusi normal.
meliputi: umur, berat badan, tinggi badan,
2. Uji homogenitas data dengan Levene’s
indeks masa tubuh.
Test, bertujuan untuk mengetahui
Tabel 1
variasi data pada semua variable pre
test pada kedua kelompok. Batas Distribusi Sampel Berdasarkan
kemaknaan data yang di hasilkan p > Umur, Berat badan, Tinggi badan,
0,05 maka data homogen. IMT pada Kelompok Perlakuan 1
3. Uji signifikan dua sampel yang saling dan Kelompok Perlakuan 2
berpasangan yaitu nyeri pada fasciitis
plantaris sebelum dan sesudah Karakteristik

54
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

Rerata±SB kelompok I dengan uji paired


P* sample t-

3+ 0.750 test. Data dengan hasil


0,000p=0,001 (p<0,05),
Jenis Kelamin
Usia 3+ 0.750 0,000
berarti ada perbedaan sebelum dan sesudah
Berat Badan 3+ 0.750 0,000
Tinggi Badan 3+ 0.750 Perlakuan pada Kelompok
0,000 I.
IMT 3+ 0.750 0,000

3. Uji Perlakuan sebelum dan sesudah


Tabel 1 memperlihatkan kelompok II
karakteristik responden terkait umur, berat
Uji signifikansi dua sampel yang saling
badan, tinggi badan, dan indeks massa
berpasangan yaitu nyeri pada
tubuh baik pada Kelompok Ultrasound dan
fasciitisplantaris sebelum dan sesudah
Neuromuskular Tapping (Kelompok I),
Perlakuan pada Kelompok II dengan uji
maupun pada Kelompok
paired sample t-test.. Data dengan hasil
Ultrasound(Kelompok II).
p=0,000 (p<0,05), berarti ada perbedaan
Hasil uji uji homogenitas dengan sebelum dan sesudah Perlakuan pada
menggunakan uji Levene’s Test of varian Kelompok II.
pada semua variabel pre test pada kedua 4. Uji beda dari nilai sesudah kedua
kelompok data adalah p > 0,05 maka data kelompok
disimpulkan homogen. Dengan demikian
Rerata perlakuan Kelompok I dan
pada pengolahan data berikutnya
Kelompok II menunjukkan adanya
dilakukan Uji Beda menggunakan data
perbedaan yang signifikan p =.0,495 (p <
sebelum (pre) Kelompok I dan data
0,05). Dengan Hal tersebutditujukan untuk
sebelum (pre) Kelompok II dengan
mengetahui uji hipotesis III yang akan
menggunakan uji Independent sample t-
menggunakan data selisih dari masing-
test. Hal tersebut ditujukan untuk
masing kelompok dengan menggunakan
mengetahui uji hipotesis III dengan
uji independent sample t-test.
menggunakan data sesudah perlakuan atau
menggunakan data selisih. 3. Pembahasan
3.1 Penambahan Neuromuscular
2. Uji perlakuan sebelum dan sesudah
Tapping Lebih Baik Dari Pada
perlakuan 1
Ultrasoud Saja Untuk Menurunkan
Uji signifikan dua sampel yang saling Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis
berpasangan yaitu nyeri pada fasciitis Penelitian ini bertujuan untuk
plantaris sebelum dan sesudah perlakuan mengetahui perbedaan pemberian

55
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

kelompok control dan perlakuan terhadap (Independent sample t-test), p = 0,049


penurunan nyeri pada kasus plantar (p<0,05). Hal tersebut ada perbedaan yang
fasciits. Didalam penelitian ini terdapat bermakna antara Perlakuan pada
hasil yang mana terhadap umur, berat Kelompok 1 dan Perlakuan pada
badan, tinggi badan dan IMT. Uji Kelompok II
normalitas data dengan Saphiro Wilk Test Pemberian kelempok control dan
pada semua variable pre test dan post test kelompok perlakuan yang mana perbedaan
pada kedua kelompok, bertujuan untuk yang di tunjukkan dari hasil yang telah di
mengetahui distribusi data masing-masing dapatkan terhadap penurunan nyeri dengan
kelompok perlakuan. Data dengan melakukan sesuai dengan prosedur yang
interpretasi p>0,05 berarti data ada. Yang mana satu kelompok diberi
berdistribusi normal. Uji homogenitas data intervensi ultrasound dan
dengan Levene’s Test, bertujuan untuk neuromuskulartapping dan satu kelompok
mengetahui variasi datapada semua lagi diberi ultrasound saja.
variable pre test pada kedua kelompok.
Ultrasound merupakan salah satu
Batas kemaknaan data yang di hasilkan p
modalitas fisioterapi yang secara klinis
> 0,05 maka data homogen.
sering diaplikasikan untuk tujuan
Uji signifikan dua sampel yang saling
terapeutik pada kasus-kasus tertentu
berpasangan yaitu nyeri pada fasciitis
termasuk kasus musculoskeletal. Terapi
plantaris sebelum dan sesudah perlakuan
Ultrasound menggunakan energi
kelompok I dengan uji paired sample t-
gelombang suara dengan frekwensi tinggi
test. Data dengan hasil p=0,000 (p<0,05),
yang tidak mampu ditangkap oleh telinga
berarti ada perbedaan sebelum dan sesudah
atau pendengaran. Tujuan dari ultrasound
Perlakuan pada Kelompok I. Uji
ini yang mana dapat terdiri dari Efek
signifikansi dua sampel yang saling
Ultrasound yaitu 1. Efek Mekanik Bila
berpasangan yaitu nyeri pada
gelombang Ultrasound masuk ke dalam
fasciitisplantaris sebelum dan sesudah
tubuh maka akan menimbulkan
Perlakuan pada Kelompok II dengan uji
pemampatan dan peregangan dalam
paired sample t-test.. Data dengan hasil
jaringan sama dengan frekuensi dari mesin
p=0,000 (p<0,05), berarti ada perbedaan
Ultrasound sehingga terjadi variasi
sebelum dan sesudah Perlakuan pada
tekanan dalam jaringan. Dengan adanya
Kelompok II. Uji beda dari nilai sesudah
variasi tersebut menyebabkan efek
kedua kelompok untuk mengetahui
mekanik yang sering disebut dengan istilah
signifikan dilakukan uji parametrik
56
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

micro massage yang merupakan efek mengurangi kelelahan otot dan


terapeutik yang sangat penting karena meningkatkan kontraksi pada otot (Blow,
hampir semua efek yang timbul oleh 2012).
Ultrasound disebabkan oleh micro Pada pemberian intervensi pada
massage.Ada juga Efek Panas.yang mana kelompok control serta kelompok
Micro massage pada jaringan akan perlakuan diatas, terdapat perubahan
menimbulkan efek friction yang hangat. ataupun dampak efek terhadap penurunan
Panas yang ditimbulkan oleh jaringan nyeri dan adanya perbedaan antara
tidak sama tergantung dari nilai acustik ultrasound dan neuromuscular tapping
impedance, pemilihan bentuk gelombang, dan ultrasound saja.
intensitas yang digunakan dan durasi
pengobatan. yang sangat bermanfaat bagi
KESIMPULAN
dimulainya proses regenerasi jaringan.
Pada fase akut nocisensorik akan teriritasi Berdasarkan uraian hasil penelitian
oleh reaksi kimia akibat aktifnya “P” yang telah dilakukan, maka penulis
substance disekitar lesi. Dengan demikian mengambil kesimpulan sebagai berikut:
pada fase akut suatu peradangan akan
Perbedaan penambahan
ditandai dengan nyeri yang hebat.
Neuromuskular Tapping dengan
Neuromuscular Taping merupakan Ultrasound dan hanya ultrasound saja
salah satu metode terapi biomekanikal terhadap pengurangan nyeri akibat Cedera
yang inovatif dengan stimulasi compressi plantaris fasciitis terdapat ada nya
dan decompressi untuk menghasilkan efek perbedaan antara dua variable tersebut.
yang positif pada sistem musculoskeletal,
REFERENSI
neurologi, vaskular dan limfatik (Blow,
[1] Albuquerque, NM:KMS. LLC 7.Guo,
2015).
S., DiPietro, L.A., 2010.Factor
Teknik koreksi otot dalam bentuk Affecting Wound Healing. J Dent Res,
decompressi, dengan teknik ini kulit 89 (3): 219-229
diatas area yang nyeri dan infamasi [2] Briem, K., Eythorsdottir, H.,
diangkat untuk mengurangi Ragnheidur, G., Magnusdottir.,et al.,
hypersensitivitas receptor, hal ini juga 2011. Effects of Kinesio Tape
dapat memulihkan ketegangan otot, Compared With Nonelastic Sport
memfasilitasi perluasan otot, dan Tape and the Untaped Ankle During
menormalisasi alastisitas otot,
57
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

aSudden Inversion Pertubation in [10] Willis, B., Lopez, A., Perez, A.,
Male Athletes. Journal of Sheridan, L., Kalish, SR.,2009. Pain
Orthopaedic&ml scale for plantar fasciitis.The foot and
[3] Sport Physical Therapy, 41(5) pp.328- ankle journal, 2 (5): 36.
335 [11] Pocock, 2008.Clinical Trial, A
[4] Buchbinder, R., 2004. Plantar Practical Approach. New York: A
Fasciitis.The New English Journal of Willey Medical Publication
Medicine, 350: 2159-2166 Pusdiknakes Depkes R.I. 1993.
[5] Dufour, B.A., 2009. Foot Pain: is Sumber Fisis. Jakarta: Progam Studi
Current or Past Shoewear a D III Universitas Kristen Indonesia.
Factor?.Arthritis Care & Research, [12] Siburian, 2008.Penyakit Plantar
Vol.61(10): 1352-13584. Fascitis. Dalam: Soeparman,
[6] Ordine, Romulo Renan, dkk. 2011. Waspadji S,eds. Buku Ajar Ilmu
Effectiveness Of Myofascial Trigger Penyakit Dalam. Jakarta: Balai
Point Manual Therapy Combined Penerbit FKUI.
With a Self-stretching Protocol For [13] Sugiri, A. 2010. Weblog: Sekilas
The Management Of Plantar Heel tentang Fisioterapi pada Cidera
Pain : A Randomized Controled Olahraga. Available
Trial.Journal Of Orthopaedic and from:file:///H:/massageolah- raga-
Sport Physical Therapy. Volume 41 manfaat-danefeknya. html. diakses
Number 14-1-2011
[7] Kase.K,, Hashimoto, T., Okane, T.
1996. Kinesio taping perfect Siti Muawanah, memperoleh gelar Ahli
manual.amazing therapy to eliminate Madya Fisioterapi pada tahun 2003 dari
pain and muscle disorder. Akademi Kesehatan Siti Hajar Medan dan
[8] Pollard C A., 1984. Preliminary melanjutkan jenjang S1 di Universitas Esa
Validity Study of the Pain Unggul Jakarta Barat Tahun 2012. Telah
DisabilityIndex.Percept mot skill, 59 menyelesaikan program Magister Fisiologi
(3): 974 Olahraga Konsentrasi Fisioterapi dari
[9] Riggs, A., Grant, K.E.,2008. Universitas Udayana, Bali Tahun 2015.
Myofascial Release. In: Modalities for Saat ini sebagai Dosen program studi
Massage and Bodywork. Elsilver Fisioterapi Fakultas Kedokterandan Ilmu
Health Sciences, 149-161 5. Kesehatan Universitas Abdurrab Riau.

58
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

Iit Selviani, memperoleh gelar Ahli


Madya Fisioterapi pada tahun 2011 dari
Universitas Abdurrab dan melanjutkan
jenjang S1 di Universitas Esa Unggul
Tahun 2011. Saat ini masih
prosesperkuliahan program Magister
Fisiologi Olahraga Konsentrasi Fisioterapi
dari Universitas Udayana, Bali Tahun
2017. Saat ini sebagai Dosen program
studi Fisioterapi Fakultas Kedokterandan
Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Riau.

59

You might also like