Professional Documents
Culture Documents
Effects of Patient and Physioterapist CH (Analitik)
Effects of Patient and Physioterapist CH (Analitik)
Background: Nowadays patients demand quality and safe hospital care. Quality of care depends
on the roles of the government as quality of care regulator, hospital management, health care
providers, patients, and the community. The study aimed to examine the effects of patient and
physioterapist characteristics on perceived quality of physiotherapy care.
Subjects and Method: This was an observational analytic study with cross-sectional design. The
study was conducted at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta, Central Java, from June to July, 2017. A
total sample of 122 physiotherapy patients were selected for this study using exhaustive sampling.
The dependent variable was quality of physiotherapy care. The independent variables were
patient’s education and income, duration of treatment, insurance status, years of services,
physiotherapist training, and salary. The data were collected using a set of questionnaire and
analyzed by multiple linier regression.
Results: The quality of physiotherapist care was affected by patient’s income (b= -0.18; 95% CI= -
0.35 to 0.001; p= 0.052), patients education (b= -3.32; 95% CI= -6.59 to 0.04; p= 0.047), duration
of treatment (b= -0.07; 95% CI= -0.14 to -0.01; p= 0.020), insurance status (b= 3.41; 95% CI= 0.15
to 6.68; p= 0.041), years of services (b= 0.55; 95% CI= 0.15 to 0.97; p= 0.010), physiotherapist
training (b= 0.90; 95% CI= 0.09 to 1.71; p= 0.030), and salary (b= 0.38; 95% CI= -0.12 to 0.77; p=
0.061).
Conclusion: Quality of physiotherapist care is affected by patient’s income, patients education,
duration of treatment, insurance status, years of services, physiotherapist training, and salary.
Correspondence:
Afif Ghufroni. School of Health Polytechnics, Surakarta, Central Java.
Email: apip.physio@gmail.com. Mobile: +6285725000769.
pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit pasien yang berkunjung ke layanan kese-
termasuk RSUD Dr Moewardi Surakarta, hatan maka penilaian terhadap kualitas
sehingga tidak dapat diketahui seberapa layanan juga akan berbeda-beda. Pasien
baik kulaitas pelayanan kesehatan yang dengan tingkat pendidikan rendah merasa
diberikan. Akan tetapi berdasarkan laporan puas terhadap pelayanan yang diberikan
indikator mutu instalasi rehabilitasi medik akan tetapi, bagi pasien dengan tingkat
RSUD Dr. Moewardi, Surakarta periode pendidikan yang lebih tinggi akan mem-
November 2015 sampai Agustus 2016, berikan penilaian yang lebih rendah.
kualitas pelayanan di rehabilitasi medik Lama pengobatan yang dijalanani
meskipun menunjukkan peningkatan setiap pasien akan mempengaruhi terhadap peni-
bulannya tetapi belum mencapai target laian pelayanan kesehatan yang diberikan.
yang diinginkan yaitu 90% (RSUD Dr Lama pengobatan merupakan salah satu
Moewardi, 2016). faktor keberhasilan pelayanan kesehatan
Faktor yang mempengaruhi kualitas untuk mencapai pelayanan yang baik
pelayanan kesehatan fisioterapiantara lain (Revans, 2004; Wartawan, 2012). Banyak
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, teori yang mengatakan bahwa, terdapat
lama pengobatan, status asuransi, pengala- hubungan antara lama pengobatan pasien
man bekerja fisioterapis, pelatihan fisio- terhadap kepuasan pasien sebagai gambar-
terapis dan gaji fisioterapis. an kualitas pelayanan yang diberikan.
Pendapatan pasien mempengaruhi Semakin banyaknya kunjungan atau peng-
kualitas pelayanan yang diterima oleh obatan pasien, maka semakin benar pula
pasien. Pendapatan keluarga merupakan pemahaman pasien terhadap kualitas pela-
jumlah penghasilan riil dari seluruh ang- yanan kesehatan (Wartawan, 2012; Bar-
gota rumah tangga yang diterima baik itu bara, 2006; Chriswardani, 2006).
dari pen-dapatan pokok, pendapatan sam- Status asuransi yang dilakukan oleh
pingan atau pendapatan lainnya (Nuralam pasien berpengaruh terhadap layanan yang
et al, 2015). Pendapatan keluarga yang diterima. Metode pembayaran merupakan
rendah mengakibatkan ketidakmampuan bagian yang penting dapat mempengaruhi
dalam membeli obat, membayar transport baik buruknya kualitas pelayanan kese-
dan lain sebagainya sehingga seseorang hatan karena akan berdampak kepada pola
kurang dapat me-manfaatkan pelayanan perilaku pelayanan kesehatan yang terkait
kesehatan (Sutrisna, 1994). Sebaliknya pen- (Agyepong et al., 2014). Berbagai jenis
dapatan keluarga yang tinggi akan mem- metode pembayaran memiliki pengaruh
berikan kesempatan untuk memperoleh terhadap perilaku pelayan kesehatan se-
gizi yang baik dan pelayanan kesehatan hingga dapat mempengaruhi baik buruknya
yang baik (Suryati, 2005). suatu kualitas pelayanan kesehatan (Tris-
Tingkat pendidikan pasien yang ber- nantoro, 2007). Pada saat ini terdapat 2
beda-beda akan mempengaruhi penilaian cara pembayaran pada layanan kesehatan
kualitas pelayanan kesehatan yang diteri- yaitu badan pengelolaan jaminan sosial dan
ma. Tingkat pendidikan adalah tahapan bayar sendiri. Melalui 2 metode pemba-
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan yaran tersebut dimungkinkan terdapat per-
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan bedaan layanan kesehatan yang diterima.
yang akan dicapai, dan kemampuan yang Pengalaman bekerja berpengaruh ter-
dikembangkan (UU Sisdiknas No 20, hadap pemberian kualitas pelayanan kese-
2003). Bervariasinya tingkat pendidikan hatan. Sebagai gambaran tenaga fisiotera-
pis yang bekerja sudah lama, maka akan 1990). SERVQUAL terdiri dari 5 dimenti
lebih terampil dalam memberikan layanan. antara lain tangibles, reliability, respon-
RSUD Dr Moewardi Surakarta terdiri dari siveness, assurance dan empathy (Van et
19 tenaga fisioterapis dengan rata-rata lama al., 2003). SERVQUAL merupakan alat
pengalaman lebih dari 20 tahun. Semakin ukur yang sering digunakan dalam meng-
lama masa kerja seorang tenaga kesehatan ukur kualitas pelayanan kesehatan kepada
maka pengetahuan dan keterampilan se- pengguna layanan (Gronroos, 1982; Lewis
makin meningkat, dengan bertambahnya dan booming, 1983; Parasuraman et al.,
pengetahuan dan ketrampilan akan me- 1985).
ningkatkan kualitas pelayanan yang diberi-
kan (Kim et al., 2017). SUBJEK DAN METODE
Pelatihan yang diadakan Ikatan 1. Desain penelitian
Fisioterapi Indonesia (IFI) belakangan ini Jenis penelitian ini merupakan analitik
semakin banyak. Dari data IFI setiap bulan observasional dengan pendekatan cross
rata-rata terdapat pelatihan fisioterapi se- sectional yang menekankan pada proses
banyak 10 kegiatan sehingga dalam satu pengambilan data variabel independen dan
tahun terdapat lebih dari 100 pelatihan. dependen selama dua kali dalam waktu
Akan tetapi, fisioterapis dalam mengikuti yang berbeda. Peneliti menggunakan pen-
pelatihan tersebut bukan untuk mengem- dekatan ini dengan tujuan menjelaskan
bangkan pengetahuan yang akan memberi- seberapa besar pengaruh personal pasien
kan dampak kepada kualitas pelayanan dan fisioterapis terhadap kualitas pelayan-
kepada pasien. Banyak fisioterapis meng- an fisioterapi di RSUD Dr. Moewardi
ikuti pelatihan tersebut hanya sekedar Surakarta.
untuk memenuhi kebutuhan memperpan- 2. Tempat dan waktu penelitian
jang surat tanda registrasi (Imron, 2016). Tempat penelitian dilaksanakan di poli
Begitu juga dengan gaji fisioterapis, fisioterapi RSUD Dr. Moewardi di Kota
setiap pegawai di rumah sakit RSUD Dr Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan
Moewardi Surakarta menperoleh pendapat- bulan Juni dan Juli 2017.
an rata-rata setiap bulan melebihi dari 3. Populasi dan sampel
upah minimum regional (UMR). Surat Populasi target dalam penelitian ini adalah
Keputusan Gubernur Jateng No 560/50/ pasien yang berkunjung ke poli fisioterapi
2016 tentang upah minimum pada 35 dan fisioterapis yang bekerja di RSUD Dr.
Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Tengah Moewardi di Kota Surakarta yang ber-
Tahun 2017 tanggal 21 November 2016, jumlah 720 pasien.
upah minimum Kota Surakarta adalah Rp Populasi terjangkau dalam penelitian
1,534,985. ini adalah pasien yang berkunjung ke poli
Penelitian Zarei et al., (2012) di Iran fisioterapi RSUD Dr. Moewardi di Kota
menunjukkan hasil bahwaservice quality Surakarta dengan jumlah 720 pasien.
(SERVQUAL) adalah alat ukur kualitas Pengambilan besar sampel dalam
pelayanan yang valid, dapat diandalkan dan penelitian ini menggunakan rumus variabel
fleksibel. Metode SERVQUAL merupakan independen dikali 15-20 (Murti, 2013).
alat ukur yang akan digunakan untuk Penelitian ini terdapat 7 variabel bebas,
mengukur kualitas pelayanan yang telah sehingga didapat sampel 105-140 subjek
diterapkan dan dikembangkan secara luas penelitian. Peneliti menggunakan subjek
(Parasuraman et al., 1985; Zeithaml et al., penelitian sebanyak 122 orang.
Tabel 2 menunjukan statistik deskrip- an variasi yang relatif kecil, atau adanya
tif masing-masing variabel eksogen dan kesenjangan yang kecil antara lama
endogen diantaranya minimum, maksi- pengobatan terendah dan tertinggi.
mum, mean, dan standard deviation. Variabel gaji fisioterapis memiliki
Variabel pendapatan pasien memiliki nilai nilai rata-rata 44.17 (Rp 4,417,000) dengan
rata-rata 20.72 (Rp 2,072,000) dengan stan-dar deviasi 3.82 (Rp 382,000), nilai
standar deviasi 9.62 (Rp 962,000), nilai minimum 37 (Rp 3,700,000), dan nilai
minimum 3 (Rp 300,000), dan nilai maksi- maksimum 50 (Rp 5,000,000). Standar
mum 40 (Rp 4,000,000). Standar deviasi deviasi relatif kecil (kurang dari 30% dari
besar (lebih dari 30% dari mean) menun- mean) menunjukkan keberagaman variasi
jukkan keberagaman variasi yang besar, yang relatif kecil, atau adanya kesenjangan
atau adanya kesenjangan yang besar antara yang kecil antara gaji fisioterapis terendah
skor pendapatan pasien terendah dan dan tertinggi.
tertinggi. Variabel pelatihan fisioterapis me-
Variabel lama pengobatan memiliki miliki nilai rata-rata 2.08 dengan standar
nilai rata-rata 27.43 (bulan) dengan standar deviasi 1.86 (kali), nilai minimum 0, dan
deviasi 23.93 (bulan), nilai minimum 1 nilai maksimum 5. Standar deviasi besar
(bulan), dan nilai maximum 102 (bulan). (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan
Standar deviasi relatif kecil (kurang dari keberagaman variasi yang besar, atau ada-
30% dari mean) menunjukkan keberagam-
nya kesenjangan yang besar antara maka semakin rendah penilaian kualitas
pelatihan fisioterapi terendah dan tertinggi. pelayanan fisioterapi (r= -0.29; p= 0.001).
Variabel masa kerja fisioterapis Terdapat pengaruh negatif lama
memiliki nilai rata-rata 24.11 (tahun) pengobatan terhadap kualitas pelayanan
dengan standar deviasi 3.58 (tahun), nilai fisioterapi. Semakin lama pengobatan maka
minimum 12 (tahun), dan nilai maksimum semakin rendah penilaian kualitas pelayan-
32 (tahun). Standar deviasi relatif kecil an fisioterapi (r= -0.27; p= 0.002).
(kurang dari 30% dari mean) menunjukkan Terdapat pengaruh positif status
keberagaman variasi yang relatif kecil, atau asuransi terhadap kualitas pelayanan fisio-
adanya kesenjangan yang kecil antara masa terapi. Semakin tinggi status asuransi maka
kerja fisio-terapis terendah dan tertinggi. semakin tinggi kualitas pelayanan fisio-
Variabel kualitas pelayanan memiliki terapi (r= 0.07; p= 0.428).
nilai rata-rata 149.52 dengan standar Terdapat pengaruh positif masa kerja
deviasi 9.32, nilai minimum 120 dan nilai fisioterapis terhadap kualitas pelayanan
maximum 165. Standar deviasi relatif kecil fisioterapi. Semakin lama masa kerja fisio-
(kurang dari 30% dari mean) menunjukkan terapis maka semakin tinggi kualitas pela-
keberagaman variasi yang relatif kecil, atau yanan fisioterapi (r= 0.25; p= 0.006).
adanya kesenjangan yang kecil antara skor Terdapat pengaruh positif pelatihan
kualitas pelayanan terendah dan tertinggi. fisioterapis terhadap kualitas pelayanan
2. Analisis bivariat fisioterapi. Semakin banyak pelatihan fisio-
Tabel 3. Analisis bivariat pengaruh penda- terapis yang dilakukan maka semakin
patan keluarga, tingkat pendidikan, lama tinggi kualitas pelayanan fisioterapi (r=
pengobatan, status asuransi, masa kerja 0.16; p= 0.072).
fisio-terapis, pelatihan fisioterapis dan pen- Terdapat pengaruh positif gaji fisio-
dapatan fisioterapis terhadap kualitas terapis terhadap kualitas pelayanan fisio-
pelayanan fisi-terapi. terapis. Semakin tinggi gaji fisioterapis
Variabel R p yang diterima maka semakin tinggi kualitas
Pendapatan pasien -0.26 0.004 pelayanan fisioterapis (r= 0.21; p= 0.020).
Tingkat pendidikan -0.29 0.001 3. Analisis multivariat
Lama pengobatan -0.27 0.002 Pendapatan pasien mempengaruhi penuru-
Status asuransi 0.07 0.428 nan penilaian kualitas pelayanan fisioterapi
Masa kerja fisioterapi 0.25 0.006 dan pengaruhnya secara statisik signifikan.
Pelatihan fisioterapi 0.16 0.072 Setiap kenaikan satu poin pendapatan
Gaji fisioterapi 0.21 0.020 pasien menurunkan 0.18 poin kualitas
pelayanan fisioterapi (b= -0.18; 95% CI= -
Terdapat pengaruh negatif penda- 0.35 hingga <0.001; p= 0.052).
patan pasien terhadap kualitas pelayanan Tingkat pendidikan mempengaruhi
fisioterapi. Semakin tinggi pendapatan penurunan penilaian kualitas pelayanan
pasien maka semakin rendah penilaian fisio-terapi dan pengaruhnya secara statisik
kualitas pelayanan fisioterapi (r= -0.26; p= signi-fikan. Setiap kenaikan satu poin ting-
0.004). kat pendidikan menurunkan 3.32 poin kua-
Terdapat pengaruh negatif tingkat litas pelayanan fisioterapi (b= -3.32; 95%
pendidikan terhadap kualitas pelayanan CI= -6.59 hingga 0.04; p= 0.047).
fisio-terapi. Semakin tinggi pendidikan Lama pengobatan mempengaruhi pe-
nurunan penilaian kualitas pelayanan
fisioterapi dan pengaruhnya secara statisik pelayanan fisioterapi (b= 0.55; 95% CI=
signifikan. Setiap kenaikan satu poin lama 0.15 hingga 0.97; p= 0.010).
pengobatan menurunkan 0.07 poin kualitas Pelatihan fisioterapis mempengaruhi
pelayanan fisioterapi (b= -0.07; 95% CI= - kenaikan kualitas pelayanan fisioterapi dan
0.14 hingga -0.01; p= 0.020). pengaruhnya secara statisik signifikan. Se-
Status asuransi mempengaruhi ke- tiap kenaikan satu poin pelatihan fisiotera-
naikan kualitas pelayanan fisioterapi dan pis menaikkan 0.90 poin kualitas pelayan-
pengaruhnya secara statisik signifikan. an fisioterapi (b= 0.90; 95% CI= 0.09
Setiap kenaikan satu poin status asuransi hingga 1.71; p= 0.030).
menaik-kan 3.41 poin kualitas pelayanan Gaji fisioterapis mempengaruhi ke-
fisioterapi (b= 3.41; 95% CI= 0.15 hingga naikan kualitas pelayanan fisioterapi dan
6.68; p= 0.041). pengaruhnya secara statisik mendekati
Masa kerja fisioterapis mempenga- signi-fikan. Setiap kenaikan satu poin gaji
ruhi kenaikan kualitas pelayanan fisioterapi fisioterapis menaikkan 0.38 poin kualitas
dan pengaruhnya secara statisik signifikan. pelayanan fisioterapi (b= 0.38; 95% CI= -
Setiap kenaikan satu poin masa kerja 0.12 hingga 0.77; p=0.061).
fisioterapis menaikkan 0.55 poin kualitas
Tabel 4. Hasil analisis regresi linier ganda faktor personal asien dan fisioterapis
terhadap kualitas pelayanan fisioterapi di rumash sakit Dr. Moewardi Surakarta
CI 95%
Variabel b p
Bawah Atas
Constant 101.17 144.49 < 0.001
Pendapatan keluarga -0.18 -0.35 0.00 0.052
Tingkat pendidikan -3.32 -6.59 -0.04 0.047
Lama pengobatan -0.07 -0.14 -0.01 0.020
Status asuransi 3.41 0.15 6.68 0.041
Masa kerjafisioterapis 0.55 0.13 0.97 0.010
Pelatihanfisioterapis 0.90 0.09 1.71 0.030
Gajifisioterapis 0.38 -0.02 0.77 0.061
Jumlah subjek n = 122
p < 0.001
cenderung akan menilai rendah kualitas (2016) harapan yang tinggi memberikan
pelayanan. Persyaratan pelayanan demi dampak pasien akan memberikan penilain
mencapai kesembuhan pasien yang tidak yang rendah terhadap kualitas pelayanan.
dapat terpenuhi oleh rumah sakit, memun- Sebaliknya pasien dengan harapan yang
culkan kualitas pelayanan yang rendah rendah akan lebih menerima pelayanan
(Dengjuin et al., 2009). yang diberikan guna mencapai kesembuh-
Penelitian kawachi et al., (2010) an. Sehingga pasien cenderung memberi-
menyebutkan bahwa pendapatan, kekayaan kan penilaian yang tinggi terhadap kualitas
digunakan untuk mencapai kesehatan yang pelayanan yang diberikan.
lebih baik. Masyarakat dengan pendapatan Penelitian diperkuat oleh penelitian
rendah cenderung tidak dapat memilih Mulisa et al., (2017) mendapatkan bahwa
kualitas suatu pelayanan kesehatan. Se- pasien yang berkunjung ke pelayanan
mentara pendapatan tinggi akan memilih radiologi dengan pendidikan lebih tinggi
standar kualitas yang baik untuk men- cenderung memberikan nilai kualitas
dapatkan kesembuhan (Braveman et al, pelayanan yang lebih rendah dibandingkan
2011). pesien dengan pendidikan yang lebih
B. Pengaruh tingkat pendidikan rendah. Penelitian lain Fletchera dan
pasien terhadap kualitas pelayan- Frisvol (2012) bahwa pendidikan tinggi
an fisioterapi. mempengaruhi berbagai macam tindakan
Hasil analisis regresi linier ganda menun- medis yang dilakukan. Semakin tinggi
jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat pendidikan pasien maka semakin tinggi
negatif antara tingkat pendidikan pasien keinginan, harapan, dan kepercayaan dari
terhadap kualitas pelayanan fisio-terapi. pasien/keluarga pasien terhadap segala
Tingkat pendidikan pasien mempeng-aruhi tindakan medis yang akan dilakukan. Demi
penurunan penilaian kualitas pela-yanan keselamatan dan kesembuhan pasien,
fisioterapi dan pengaruhnya secara statisik pasien berpendidikan tinggi akan semakin
signifikan. Semakin tinggi tingkat pendidik- berpikir kritis dan memiliki tuntutan yang
an pasien maka semakin rendah penilaian lebih tinggi. Sehingga apabila seorang
kualitas pelayanan fisioterapi yang pasien kurang berkenan terhadap tindakan
diterima. medis yang dilakukan oleh tim medis, maka
Penelitian ini sejalan dengan yang pasien dapat menolak tindakan medis
dilakukan Almeida et al., (2013) penelitian tersebut. Sedangkan pasien berpendidikan
dilakukan pada departemen fisioterapi me- rendah cenderung menerima tindakan yang
nemukan bahwa semakin tinggi tingkat akan diberikan guna mencapai kesem-
pendidikan maka penilaian terhadap kua- buhan. Sehingga pasien berpendidikan
litas pelayanan fisioterapi akan semakin rendah merasa kualitas pelayanan yang
rendah. diberikan lebih baik dibandingkan dengan
Penelitian di Turki (Bakar et al., pasien berpendidikan lebih tinggi.
2008) dan Taiwan (Dengjuin et al., 2009) C. Pengaruh lama pengobatan pasien
pasien dengan tingkat pendidikan tinggi terhadap kualitas pelayanan
memiliki harapan dan keinginan yang lebih fisioterapi
tinggi terhadap kualitas layanan kesehatan Hasil analisis regresi linier ganda menun-
yang diterimanya dibandingkan pasien jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat
dengan tingkat pendapatan rendah. Pene- negatif antara lama pengobatan terhadap
litian yang dilakukan oleh Fraihi et al., kualitas pelayanan fisioterapi. Lama peng-