You are on page 1of 12

Ghufroni et al.

/ Effects of Patient and Physioterapist Characteristics

Effects of Patient and Physioterapist Characteristics


on Perceived Quality of Physiotherapy Care
at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta
Afif Ghufroni1,2), Rita Benya Adriani2), Didik Tamtomo1)
1)Masters Program on Public Health, Sebelas Maret University
2)School of Health Polytechnics, Surakarta

Background: Nowadays patients demand quality and safe hospital care. Quality of care depends
on the roles of the government as quality of care regulator, hospital management, health care
providers, patients, and the community. The study aimed to examine the effects of patient and
physioterapist characteristics on perceived quality of physiotherapy care.
Subjects and Method: This was an observational analytic study with cross-sectional design. The
study was conducted at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta, Central Java, from June to July, 2017. A
total sample of 122 physiotherapy patients were selected for this study using exhaustive sampling.
The dependent variable was quality of physiotherapy care. The independent variables were
patient’s education and income, duration of treatment, insurance status, years of services,
physiotherapist training, and salary. The data were collected using a set of questionnaire and
analyzed by multiple linier regression.
Results: The quality of physiotherapist care was affected by patient’s income (b= -0.18; 95% CI= -
0.35 to 0.001; p= 0.052), patients education (b= -3.32; 95% CI= -6.59 to 0.04; p= 0.047), duration
of treatment (b= -0.07; 95% CI= -0.14 to -0.01; p= 0.020), insurance status (b= 3.41; 95% CI= 0.15
to 6.68; p= 0.041), years of services (b= 0.55; 95% CI= 0.15 to 0.97; p= 0.010), physiotherapist
training (b= 0.90; 95% CI= 0.09 to 1.71; p= 0.030), and salary (b= 0.38; 95% CI= -0.12 to 0.77; p=
0.061).
Conclusion: Quality of physiotherapist care is affected by patient’s income, patients education,
duration of treatment, insurance status, years of services, physiotherapist training, and salary.

Keywords: quality of care, physiotherapy, insurance status, duration of treatment, years of


services

Correspondence:
Afif Ghufroni. School of Health Polytechnics, Surakarta, Central Java.
Email: apip.physio@gmail.com. Mobile: +6285725000769.

LATAR BELAKANG undang No. 80 tahun 2013 berisikan


Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kese- tentang standar pelayanan fisioterapi yang
hatan yang ditujukan kepada individu dan mengatur bagaimana pelayanan fisioterapi
atau kelompok untuk mengembangkan, seharusnya diberikan pada pelayanan kese-
memelihara dan memulihkan gerak dan hatan. Ikatan fisioterapi Indonesia menge-
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan luarkan buku panduan praktik klinik ter-
dengan menggunakan penanganan secara baru Februari 2017. Meski semua peraturan
manual, peningkatan gerak, peralatan telah ada tetapi belum mencerminkan pela-
(fisik, elektro-terapeutis dan mekanis), yanan fisioterapi yang bermutu (Imron,
pelatihan fungsi, komunikasi (Permenkes, 2016).
2013). Ikatan fisioterapi Indonesia selaku Berdasarkan profil kesehatan Jawa
organisasi profesi telah melakukan ber- Tengah tahun 2015, seluruh rumah sakit
bagai upaya untuk menjamin mutu pela- yang berada di Kota Surakarta tidak mela-
yanan fisioterapi (Imron, 2016). Undang- porkan sejauh mana pencapaian kualitas

e-ISSN: 2549-0281 (online) 67


Journal of Health Policy and Management (2017), 2(1): 67-78
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.01.06

pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit pasien yang berkunjung ke layanan kese-
termasuk RSUD Dr Moewardi Surakarta, hatan maka penilaian terhadap kualitas
sehingga tidak dapat diketahui seberapa layanan juga akan berbeda-beda. Pasien
baik kulaitas pelayanan kesehatan yang dengan tingkat pendidikan rendah merasa
diberikan. Akan tetapi berdasarkan laporan puas terhadap pelayanan yang diberikan
indikator mutu instalasi rehabilitasi medik akan tetapi, bagi pasien dengan tingkat
RSUD Dr. Moewardi, Surakarta periode pendidikan yang lebih tinggi akan mem-
November 2015 sampai Agustus 2016, berikan penilaian yang lebih rendah.
kualitas pelayanan di rehabilitasi medik Lama pengobatan yang dijalanani
meskipun menunjukkan peningkatan setiap pasien akan mempengaruhi terhadap peni-
bulannya tetapi belum mencapai target laian pelayanan kesehatan yang diberikan.
yang diinginkan yaitu 90% (RSUD Dr Lama pengobatan merupakan salah satu
Moewardi, 2016). faktor keberhasilan pelayanan kesehatan
Faktor yang mempengaruhi kualitas untuk mencapai pelayanan yang baik
pelayanan kesehatan fisioterapiantara lain (Revans, 2004; Wartawan, 2012). Banyak
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, teori yang mengatakan bahwa, terdapat
lama pengobatan, status asuransi, pengala- hubungan antara lama pengobatan pasien
man bekerja fisioterapis, pelatihan fisio- terhadap kepuasan pasien sebagai gambar-
terapis dan gaji fisioterapis. an kualitas pelayanan yang diberikan.
Pendapatan pasien mempengaruhi Semakin banyaknya kunjungan atau peng-
kualitas pelayanan yang diterima oleh obatan pasien, maka semakin benar pula
pasien. Pendapatan keluarga merupakan pemahaman pasien terhadap kualitas pela-
jumlah penghasilan riil dari seluruh ang- yanan kesehatan (Wartawan, 2012; Bar-
gota rumah tangga yang diterima baik itu bara, 2006; Chriswardani, 2006).
dari pen-dapatan pokok, pendapatan sam- Status asuransi yang dilakukan oleh
pingan atau pendapatan lainnya (Nuralam pasien berpengaruh terhadap layanan yang
et al, 2015). Pendapatan keluarga yang diterima. Metode pembayaran merupakan
rendah mengakibatkan ketidakmampuan bagian yang penting dapat mempengaruhi
dalam membeli obat, membayar transport baik buruknya kualitas pelayanan kese-
dan lain sebagainya sehingga seseorang hatan karena akan berdampak kepada pola
kurang dapat me-manfaatkan pelayanan perilaku pelayanan kesehatan yang terkait
kesehatan (Sutrisna, 1994). Sebaliknya pen- (Agyepong et al., 2014). Berbagai jenis
dapatan keluarga yang tinggi akan mem- metode pembayaran memiliki pengaruh
berikan kesempatan untuk memperoleh terhadap perilaku pelayan kesehatan se-
gizi yang baik dan pelayanan kesehatan hingga dapat mempengaruhi baik buruknya
yang baik (Suryati, 2005). suatu kualitas pelayanan kesehatan (Tris-
Tingkat pendidikan pasien yang ber- nantoro, 2007). Pada saat ini terdapat 2
beda-beda akan mempengaruhi penilaian cara pembayaran pada layanan kesehatan
kualitas pelayanan kesehatan yang diteri- yaitu badan pengelolaan jaminan sosial dan
ma. Tingkat pendidikan adalah tahapan bayar sendiri. Melalui 2 metode pemba-
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan yaran tersebut dimungkinkan terdapat per-
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan bedaan layanan kesehatan yang diterima.
yang akan dicapai, dan kemampuan yang Pengalaman bekerja berpengaruh ter-
dikembangkan (UU Sisdiknas No 20, hadap pemberian kualitas pelayanan kese-
2003). Bervariasinya tingkat pendidikan hatan. Sebagai gambaran tenaga fisiotera-

68 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Ghufroni et al./ Effects of Patient and Physioterapist Characteristics

pis yang bekerja sudah lama, maka akan 1990). SERVQUAL terdiri dari 5 dimenti
lebih terampil dalam memberikan layanan. antara lain tangibles, reliability, respon-
RSUD Dr Moewardi Surakarta terdiri dari siveness, assurance dan empathy (Van et
19 tenaga fisioterapis dengan rata-rata lama al., 2003). SERVQUAL merupakan alat
pengalaman lebih dari 20 tahun. Semakin ukur yang sering digunakan dalam meng-
lama masa kerja seorang tenaga kesehatan ukur kualitas pelayanan kesehatan kepada
maka pengetahuan dan keterampilan se- pengguna layanan (Gronroos, 1982; Lewis
makin meningkat, dengan bertambahnya dan booming, 1983; Parasuraman et al.,
pengetahuan dan ketrampilan akan me- 1985).
ningkatkan kualitas pelayanan yang diberi-
kan (Kim et al., 2017). SUBJEK DAN METODE
Pelatihan yang diadakan Ikatan 1. Desain penelitian
Fisioterapi Indonesia (IFI) belakangan ini Jenis penelitian ini merupakan analitik
semakin banyak. Dari data IFI setiap bulan observasional dengan pendekatan cross
rata-rata terdapat pelatihan fisioterapi se- sectional yang menekankan pada proses
banyak 10 kegiatan sehingga dalam satu pengambilan data variabel independen dan
tahun terdapat lebih dari 100 pelatihan. dependen selama dua kali dalam waktu
Akan tetapi, fisioterapis dalam mengikuti yang berbeda. Peneliti menggunakan pen-
pelatihan tersebut bukan untuk mengem- dekatan ini dengan tujuan menjelaskan
bangkan pengetahuan yang akan memberi- seberapa besar pengaruh personal pasien
kan dampak kepada kualitas pelayanan dan fisioterapis terhadap kualitas pelayan-
kepada pasien. Banyak fisioterapis meng- an fisioterapi di RSUD Dr. Moewardi
ikuti pelatihan tersebut hanya sekedar Surakarta.
untuk memenuhi kebutuhan memperpan- 2. Tempat dan waktu penelitian
jang surat tanda registrasi (Imron, 2016). Tempat penelitian dilaksanakan di poli
Begitu juga dengan gaji fisioterapis, fisioterapi RSUD Dr. Moewardi di Kota
setiap pegawai di rumah sakit RSUD Dr Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan
Moewardi Surakarta menperoleh pendapat- bulan Juni dan Juli 2017.
an rata-rata setiap bulan melebihi dari 3. Populasi dan sampel
upah minimum regional (UMR). Surat Populasi target dalam penelitian ini adalah
Keputusan Gubernur Jateng No 560/50/ pasien yang berkunjung ke poli fisioterapi
2016 tentang upah minimum pada 35 dan fisioterapis yang bekerja di RSUD Dr.
Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Tengah Moewardi di Kota Surakarta yang ber-
Tahun 2017 tanggal 21 November 2016, jumlah 720 pasien.
upah minimum Kota Surakarta adalah Rp Populasi terjangkau dalam penelitian
1,534,985. ini adalah pasien yang berkunjung ke poli
Penelitian Zarei et al., (2012) di Iran fisioterapi RSUD Dr. Moewardi di Kota
menunjukkan hasil bahwaservice quality Surakarta dengan jumlah 720 pasien.
(SERVQUAL) adalah alat ukur kualitas Pengambilan besar sampel dalam
pelayanan yang valid, dapat diandalkan dan penelitian ini menggunakan rumus variabel
fleksibel. Metode SERVQUAL merupakan independen dikali 15-20 (Murti, 2013).
alat ukur yang akan digunakan untuk Penelitian ini terdapat 7 variabel bebas,
mengukur kualitas pelayanan yang telah sehingga didapat sampel 105-140 subjek
diterapkan dan dikembangkan secara luas penelitian. Peneliti menggunakan subjek
(Parasuraman et al., 1985; Zeithaml et al., penelitian sebanyak 122 orang.

e-ISSN: 2549-0281 (online) 69


Journal of Health Policy and Management (2017), 2(1): 67-78
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.01.06

4. Teknik pengambilan sampel Gaji fisioterapis adalah pendapatan


Teknik pengambilan sampel yang diguna- yang diterima oleh fisioterapis setiap bulan
kan dalam penelitian ini adalah exhaustive sesuai dengan standar Upah Minimum
sampling, pencuplikan non-random. Pene- Kabupaten/Kota (UMK) Kota Surakarta.
liti mengambil semua subjek dari populasi Kualitas pelayanan adalah kesenjang-
sumber sebagai sampel untuk diteliti an antara ekspektasi yang diharapkan oleh
(Bhisma, 2010). Sampel merupakan semua pasien terhadap layanan yang diberikan
pasien yang berkunjung ke poli fisioterapi oleh fisioterapis.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan mela- 7. Subjek penelitian
kukan terapi selama bulan Juni-Juli 2017. Subjek penelitian ini adalah pasien rawat
5. Variabel penelitian jalan di poli fisioterapi RSUD Dr Moewardi
Variabel dependen dalam penelitian ini Surakarta. Kriteria inklusi penelitian ini
adalah pendapatan pasien, tingkat pendi- adalah semua pasien yang melakukan
dikan pasien, lama pengobatan, status terapi di poli fisioterapi RSUD Dr.
asuransi, masa kerja fisioterapis, pelatihan Moewardi Surakarta dan bersedia menjadi
fisioterapis dan gaji fisioterapis. Variabel subjek penelitian.
independen adalah kualitas pelayanan 8. Instrumen penelitian
kesehatan. Data penelitian yang digunakan dalam
6. Definisi operasional penelitian ini adalah observasional kepada
Tingkat pendidikan adalah jenjang pen- pengguna pelayanan kesehatan yang dila-
didikan formal terakhir yang telah ditem- kukan secara langsung oleh peneliti.
puh oleh pasien berdasarkan ijazah terakhir Kuesioner diberikan pada pasien
yang dimiliki. untuk memperoleh gambaran terhadap
Pendapatan keluarga adalah peng- pelayanan yang dirasakan oleh pasien. Data
hasilan yang berbentuk uang maupun sekunder diperoleh dari bagian DIKLAT
dalam bentuk yang lain yang dapat diuang- rumah sakit, penelitia terdahulu dan refe-
kan dari hasil usaha yang dilakukan oleh rensi yang terkait. Data sekunder meliputi
anggota keluarga, yang sesuai standar UMK jumlah kunjungan dan profil rumah sakit.
Kota Surakarta. Kualitas pelayanan dinilai mengguna-
Satus asuransi adalah cara pemba- kan kuisioner service quality dengan 5
yaran pasien terhadap pelayanan fisioterapi dimensi pengukuran yaitu tangibles,
yang telah didapatkan. reliability, responsiveness, assurance dan
Lama pengobatan adalah seberapa empathy. Kualitas pelayanan yang didapat
lama pengobatan yang dilakukan oleh kemudian dilihat pengaruh terhadap faktor
pasien rawat jalan ke pelayanan fisioterapi personal pasien berupa pendapatan pasien,
RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. tingkat pendidikan, lama pengobatan, sta-
Lama pengalaman fisioterapis adalah tus dan personal fisioterapis berupa masa
periode waktu lama kerja sebagai fisio- kerja fisioterapis, pelatihan fisioterapis, dan
terapi yang terhitung sejak mulai bekerja di gaji fisioterapis. Kuesioner telah dilakukan
rumah sakit. uji reliabilitas terhadap 20 orang pasien
Pelatihan fisioterapis adalah banyak- rawat jalan yang berkunjung ke poli fisio-
nya pelatihan yang diikuti oleh seorang terapi sebelum digunakan saat penelitian.
fisioterapis selama 5 tahun terakhir.

70 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Ghufroni et al./ Effects of Patient and Physioterapist Characteristics

Tabel 1. Hasil uji reliabilitas pertanyaan variabel kualitas pelayanan


No Variabel Cronbach's Alpha Keputusan
1 Tangible /fasilitas fisik 0.78 Reliabel
2 Reliability /kehandalan 0.96 Reliabel
3 Responsiveness/daya tanggap 0.91 Reliabel
4 Assurance/jaminan kepastian 0.84 Reliabel
5 Empathy/empati 0.90 Reliabel

HASIL besar 95 subjek penelitian (77.9%). Karak-


1. Analisis univariat teristik pendidikan pasien sebagian besar
Hasil karakteristik subjek penelitian me- pasien berpendidikan lebih atau sama
nunjukan pasien yang menjalani rawat dengan SMA sebesar 63 (51.6%) serta
jalan di poli fisioterapi Rumah Sakit Dr. sebagian besar pekerjaannya adalah lain-
Moewardi sebagaian besar berumur ≥50 lain (pensiunan dan ibu rumah tangga)
tahun sebesar 115 subjek penelitian sejumlah 96 orang (78.7%). Pendapatan
(94.3%). Sebanyak 122 subjek penelitian pasien sebagian besar memiliki penda-pat-
mayoritas berjenis kelamin perempuan se- an ≥UMR sejumlah 72 orang (56.9%).
Tabel 2. Data deskriptif variabel penelitian
Variabel Min. Maks. Mean SD
Pendapatan pasien 3 40 20.72 9.62
Lama Pengobatan 1 102 27.43 23.93
Gaji Fisioterapis 37 50 44.17 3.82
Pelatihan Fisioterapis 0 5 2.08 1.86
Masa Kerja Fisioterapis 12 32 24.11 3.58
Kualitas Pelayanan 120 165 149.52 9.32

Tabel 2 menunjukan statistik deskrip- an variasi yang relatif kecil, atau adanya
tif masing-masing variabel eksogen dan kesenjangan yang kecil antara lama
endogen diantaranya minimum, maksi- pengobatan terendah dan tertinggi.
mum, mean, dan standard deviation. Variabel gaji fisioterapis memiliki
Variabel pendapatan pasien memiliki nilai nilai rata-rata 44.17 (Rp 4,417,000) dengan
rata-rata 20.72 (Rp 2,072,000) dengan stan-dar deviasi 3.82 (Rp 382,000), nilai
standar deviasi 9.62 (Rp 962,000), nilai minimum 37 (Rp 3,700,000), dan nilai
minimum 3 (Rp 300,000), dan nilai maksi- maksimum 50 (Rp 5,000,000). Standar
mum 40 (Rp 4,000,000). Standar deviasi deviasi relatif kecil (kurang dari 30% dari
besar (lebih dari 30% dari mean) menun- mean) menunjukkan keberagaman variasi
jukkan keberagaman variasi yang besar, yang relatif kecil, atau adanya kesenjangan
atau adanya kesenjangan yang besar antara yang kecil antara gaji fisioterapis terendah
skor pendapatan pasien terendah dan dan tertinggi.
tertinggi. Variabel pelatihan fisioterapis me-
Variabel lama pengobatan memiliki miliki nilai rata-rata 2.08 dengan standar
nilai rata-rata 27.43 (bulan) dengan standar deviasi 1.86 (kali), nilai minimum 0, dan
deviasi 23.93 (bulan), nilai minimum 1 nilai maksimum 5. Standar deviasi besar
(bulan), dan nilai maximum 102 (bulan). (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan
Standar deviasi relatif kecil (kurang dari keberagaman variasi yang besar, atau ada-
30% dari mean) menunjukkan keberagam-

e-ISSN: 2549-0281 (online) 71


Journal of Health Policy and Management (2017), 2(1): 67-78
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.01.06

nya kesenjangan yang besar antara maka semakin rendah penilaian kualitas
pelatihan fisioterapi terendah dan tertinggi. pelayanan fisioterapi (r= -0.29; p= 0.001).
Variabel masa kerja fisioterapis Terdapat pengaruh negatif lama
memiliki nilai rata-rata 24.11 (tahun) pengobatan terhadap kualitas pelayanan
dengan standar deviasi 3.58 (tahun), nilai fisioterapi. Semakin lama pengobatan maka
minimum 12 (tahun), dan nilai maksimum semakin rendah penilaian kualitas pelayan-
32 (tahun). Standar deviasi relatif kecil an fisioterapi (r= -0.27; p= 0.002).
(kurang dari 30% dari mean) menunjukkan Terdapat pengaruh positif status
keberagaman variasi yang relatif kecil, atau asuransi terhadap kualitas pelayanan fisio-
adanya kesenjangan yang kecil antara masa terapi. Semakin tinggi status asuransi maka
kerja fisio-terapis terendah dan tertinggi. semakin tinggi kualitas pelayanan fisio-
Variabel kualitas pelayanan memiliki terapi (r= 0.07; p= 0.428).
nilai rata-rata 149.52 dengan standar Terdapat pengaruh positif masa kerja
deviasi 9.32, nilai minimum 120 dan nilai fisioterapis terhadap kualitas pelayanan
maximum 165. Standar deviasi relatif kecil fisioterapi. Semakin lama masa kerja fisio-
(kurang dari 30% dari mean) menunjukkan terapis maka semakin tinggi kualitas pela-
keberagaman variasi yang relatif kecil, atau yanan fisioterapi (r= 0.25; p= 0.006).
adanya kesenjangan yang kecil antara skor Terdapat pengaruh positif pelatihan
kualitas pelayanan terendah dan tertinggi. fisioterapis terhadap kualitas pelayanan
2. Analisis bivariat fisioterapi. Semakin banyak pelatihan fisio-
Tabel 3. Analisis bivariat pengaruh penda- terapis yang dilakukan maka semakin
patan keluarga, tingkat pendidikan, lama tinggi kualitas pelayanan fisioterapi (r=
pengobatan, status asuransi, masa kerja 0.16; p= 0.072).
fisio-terapis, pelatihan fisioterapis dan pen- Terdapat pengaruh positif gaji fisio-
dapatan fisioterapis terhadap kualitas terapis terhadap kualitas pelayanan fisio-
pelayanan fisi-terapi. terapis. Semakin tinggi gaji fisioterapis
Variabel R p yang diterima maka semakin tinggi kualitas
Pendapatan pasien -0.26 0.004 pelayanan fisioterapis (r= 0.21; p= 0.020).
Tingkat pendidikan -0.29 0.001 3. Analisis multivariat
Lama pengobatan -0.27 0.002 Pendapatan pasien mempengaruhi penuru-
Status asuransi 0.07 0.428 nan penilaian kualitas pelayanan fisioterapi
Masa kerja fisioterapi 0.25 0.006 dan pengaruhnya secara statisik signifikan.
Pelatihan fisioterapi 0.16 0.072 Setiap kenaikan satu poin pendapatan
Gaji fisioterapi 0.21 0.020 pasien menurunkan 0.18 poin kualitas
pelayanan fisioterapi (b= -0.18; 95% CI= -
Terdapat pengaruh negatif penda- 0.35 hingga <0.001; p= 0.052).
patan pasien terhadap kualitas pelayanan Tingkat pendidikan mempengaruhi
fisioterapi. Semakin tinggi pendapatan penurunan penilaian kualitas pelayanan
pasien maka semakin rendah penilaian fisio-terapi dan pengaruhnya secara statisik
kualitas pelayanan fisioterapi (r= -0.26; p= signi-fikan. Setiap kenaikan satu poin ting-
0.004). kat pendidikan menurunkan 3.32 poin kua-
Terdapat pengaruh negatif tingkat litas pelayanan fisioterapi (b= -3.32; 95%
pendidikan terhadap kualitas pelayanan CI= -6.59 hingga 0.04; p= 0.047).
fisio-terapi. Semakin tinggi pendidikan Lama pengobatan mempengaruhi pe-
nurunan penilaian kualitas pelayanan

72 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Ghufroni et al./ Effects of Patient and Physioterapist Characteristics

fisioterapi dan pengaruhnya secara statisik pelayanan fisioterapi (b= 0.55; 95% CI=
signifikan. Setiap kenaikan satu poin lama 0.15 hingga 0.97; p= 0.010).
pengobatan menurunkan 0.07 poin kualitas Pelatihan fisioterapis mempengaruhi
pelayanan fisioterapi (b= -0.07; 95% CI= - kenaikan kualitas pelayanan fisioterapi dan
0.14 hingga -0.01; p= 0.020). pengaruhnya secara statisik signifikan. Se-
Status asuransi mempengaruhi ke- tiap kenaikan satu poin pelatihan fisiotera-
naikan kualitas pelayanan fisioterapi dan pis menaikkan 0.90 poin kualitas pelayan-
pengaruhnya secara statisik signifikan. an fisioterapi (b= 0.90; 95% CI= 0.09
Setiap kenaikan satu poin status asuransi hingga 1.71; p= 0.030).
menaik-kan 3.41 poin kualitas pelayanan Gaji fisioterapis mempengaruhi ke-
fisioterapi (b= 3.41; 95% CI= 0.15 hingga naikan kualitas pelayanan fisioterapi dan
6.68; p= 0.041). pengaruhnya secara statisik mendekati
Masa kerja fisioterapis mempenga- signi-fikan. Setiap kenaikan satu poin gaji
ruhi kenaikan kualitas pelayanan fisioterapi fisioterapis menaikkan 0.38 poin kualitas
dan pengaruhnya secara statisik signifikan. pelayanan fisioterapi (b= 0.38; 95% CI= -
Setiap kenaikan satu poin masa kerja 0.12 hingga 0.77; p=0.061).
fisioterapis menaikkan 0.55 poin kualitas
Tabel 4. Hasil analisis regresi linier ganda faktor personal asien dan fisioterapis
terhadap kualitas pelayanan fisioterapi di rumash sakit Dr. Moewardi Surakarta
CI 95%
Variabel b p
Bawah Atas
Constant 101.17 144.49 < 0.001
Pendapatan keluarga -0.18 -0.35 0.00 0.052
Tingkat pendidikan -3.32 -6.59 -0.04 0.047
Lama pengobatan -0.07 -0.14 -0.01 0.020
Status asuransi 3.41 0.15 6.68 0.041
Masa kerjafisioterapis 0.55 0.13 0.97 0.010
Pelatihanfisioterapis 0.90 0.09 1.71 0.030
Gajifisioterapis 0.38 -0.02 0.77 0.061
Jumlah subjek n = 122
p < 0.001

PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan oleh Ola-


A. Pengaruh pendapatan keluarga leye et al., (2015) keluarga pasien miskin
terhadap kualitas pelayanan dengan anak-anak penyandang cerebral
fisioterapi. palsy lebih merakan kualitas pelayanan
Hasil analisis regresi linier ganda menun- fisioterapi dibandingkan keluarga kaya.
jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat Keluarga miskin menunjukkan pendapatan
negatif antara pendapatan keluarga ter- keluarga yang rendah sehingga menilai
hadap kualitas pelayanan fisioterapi. Pen- kualitas pelayanaan yang didapat lebih
dapatan keluarga mempengaruhi penurun- tinggi. Selain itu pasien dengan pendapatan
an penilaian kualitas pelayanan fisioterapi tinggi mempunyai persyaratan yang lebih
dan pengaruhnya secara statisik signifikan. tinggi terhadap layanan yang (Khuong et
Semakin tinggi pendapatan keluarga maka Al., 2013). Ketika penyedia layanan tidak
semakin rendah penilaian kualitas pelayan- dapat memberikan pelayanan sesuai
an fisioterapi yang diterima. dengan harapan pasien maka pasien

e-ISSN: 2549-0281 (online) 73


Journal of Health Policy and Management (2017), 2(1): 67-78
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.01.06

cenderung akan menilai rendah kualitas (2016) harapan yang tinggi memberikan
pelayanan. Persyaratan pelayanan demi dampak pasien akan memberikan penilain
mencapai kesembuhan pasien yang tidak yang rendah terhadap kualitas pelayanan.
dapat terpenuhi oleh rumah sakit, memun- Sebaliknya pasien dengan harapan yang
culkan kualitas pelayanan yang rendah rendah akan lebih menerima pelayanan
(Dengjuin et al., 2009). yang diberikan guna mencapai kesembuh-
Penelitian kawachi et al., (2010) an. Sehingga pasien cenderung memberi-
menyebutkan bahwa pendapatan, kekayaan kan penilaian yang tinggi terhadap kualitas
digunakan untuk mencapai kesehatan yang pelayanan yang diberikan.
lebih baik. Masyarakat dengan pendapatan Penelitian diperkuat oleh penelitian
rendah cenderung tidak dapat memilih Mulisa et al., (2017) mendapatkan bahwa
kualitas suatu pelayanan kesehatan. Se- pasien yang berkunjung ke pelayanan
mentara pendapatan tinggi akan memilih radiologi dengan pendidikan lebih tinggi
standar kualitas yang baik untuk men- cenderung memberikan nilai kualitas
dapatkan kesembuhan (Braveman et al, pelayanan yang lebih rendah dibandingkan
2011). pesien dengan pendidikan yang lebih
B. Pengaruh tingkat pendidikan rendah. Penelitian lain Fletchera dan
pasien terhadap kualitas pelayan- Frisvol (2012) bahwa pendidikan tinggi
an fisioterapi. mempengaruhi berbagai macam tindakan
Hasil analisis regresi linier ganda menun- medis yang dilakukan. Semakin tinggi
jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat pendidikan pasien maka semakin tinggi
negatif antara tingkat pendidikan pasien keinginan, harapan, dan kepercayaan dari
terhadap kualitas pelayanan fisio-terapi. pasien/keluarga pasien terhadap segala
Tingkat pendidikan pasien mempeng-aruhi tindakan medis yang akan dilakukan. Demi
penurunan penilaian kualitas pela-yanan keselamatan dan kesembuhan pasien,
fisioterapi dan pengaruhnya secara statisik pasien berpendidikan tinggi akan semakin
signifikan. Semakin tinggi tingkat pendidik- berpikir kritis dan memiliki tuntutan yang
an pasien maka semakin rendah penilaian lebih tinggi. Sehingga apabila seorang
kualitas pelayanan fisioterapi yang pasien kurang berkenan terhadap tindakan
diterima. medis yang dilakukan oleh tim medis, maka
Penelitian ini sejalan dengan yang pasien dapat menolak tindakan medis
dilakukan Almeida et al., (2013) penelitian tersebut. Sedangkan pasien berpendidikan
dilakukan pada departemen fisioterapi me- rendah cenderung menerima tindakan yang
nemukan bahwa semakin tinggi tingkat akan diberikan guna mencapai kesem-
pendidikan maka penilaian terhadap kua- buhan. Sehingga pasien berpendidikan
litas pelayanan fisioterapi akan semakin rendah merasa kualitas pelayanan yang
rendah. diberikan lebih baik dibandingkan dengan
Penelitian di Turki (Bakar et al., pasien berpendidikan lebih tinggi.
2008) dan Taiwan (Dengjuin et al., 2009) C. Pengaruh lama pengobatan pasien
pasien dengan tingkat pendidikan tinggi terhadap kualitas pelayanan
memiliki harapan dan keinginan yang lebih fisioterapi
tinggi terhadap kualitas layanan kesehatan Hasil analisis regresi linier ganda menun-
yang diterimanya dibandingkan pasien jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat
dengan tingkat pendapatan rendah. Pene- negatif antara lama pengobatan terhadap
litian yang dilakukan oleh Fraihi et al., kualitas pelayanan fisioterapi. Lama peng-

74 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Ghufroni et al./ Effects of Patient and Physioterapist Characteristics

obatan mempengaruhi penurunan penilai- positif antara status asuransi terhadap


an kualitas pelayanan fisioterapi dan kualitas pelayanan fisioterapi. Status
pengaruhnya secara statisik signifikan. Se- asuransi mempengaruhi kenaikan kualitas
makin lama pengobatan pasien maka akan pelayanan fisioterapi dan pengaruhnya
menurunkan penilaian kualitas pelayanan secara statisik signifikan.
fisioterapi yang diterima. Penggunaan asuransi kesehatan
Penelitian yang dilakukan oleh masih terjadi pertentangan terhadap
Sarwar et al., (2014) pasien kunjungan kualitas pelayanan yang diterima oleh
rumah sakit lebih memilih berkunjung ke pasien. Pengguna asuransi BPJS PBI
rumah sakit dengan mempertimbangkan seharusnya dapat memakai kesempatan
biaya, kualitas pelayanan, jenis pelayanan untuk berobat tanpa membedakan kualitas
dan ketersediaan layanan yang diberikan. pelayanan kesehatan. Persepsi pengguna
Kualitas pelayanan yang baik akan BPJS terhadap kualitas pelayanan yang
mempersingkat pengobatan yang diberikan diberikan memberikan dampak kepada
kepada pasien. Sehingga pasien dengan penggunaan BPJS dalam melakukan peng-
lama pengobatan yang lama akan cende- obatan (Rumengan et al., 2015). Ketika
rung menilai kualitas pelayanan yang penyedia layanan memberikan pelayanan
rendah. Penelitian lain yang dilakukan yang berbeda antara pengguna asuransi
Mulisa et al., (2017) menyebutkan bahwa BPJS PBI dengan BPJS Non PBI, maka
pasien yang membutuhkan waktu terlalu akan menimbulkan penilaian yang berbeda
lama untuk masuk keruang pemeriksaan diantara keduanya. Pengguna BPJS PBI
radiologi menunjukkan penilaian terhadap akan menilai kualitas pelayanan kesehatan
kualitas pelayanan yang rendah dibanding- cenderung rendah. Sedangkan pengguna
kan pasien dengan waktu tunggu yang BPJS Non PBI akan menilai kualitas pela-
sebentar. yanan yang lebih tinggi karena merasa
Penelitian ini didukung oleh peneliti- mendapatkan pelayanan yang lebih diban-
an Gupta et al., (2012) meneliti tingkat dingkan pengguna BPJS PBI. Pasien
kualitas yang diterima oleh pasien kanker dengan menggunakan asuransi BPJS Non
terhadap tingkat kematian (mortalitas) PBI mereka meiliki harapan yang lebih
pasien kanker. Menunjukkan bahwa pasien tinggi dikarenakan kewajiban setiap bulan
dengan tingkat pengalaman kualitas pela- untuk membayar premi telah mereka
yanan yang diterima tinggi kemungkinan penuhi (Mulyani, 2017). Sedangkan peng-
untuk tingkat kematian jauh lebih rendah guna dengan BPJS PBI lebih cenderung
dibandingkan dengan tingkat pengalaman lebih menerima pelayanan yang diberikan
kualitas pelayanan yang lebih rendah. Dari karena tidak dibebani dengan kewajiban
penelitian tersebut dapat dilihat bahwa membayar premi setiap bulan.
kualitas pelayanan yang baik mempenga- E. Pengaruh pengalaman kerja fisio-
ruhi hasil pengobatan. Apabila hasil peng- terapis terhadap kualitas pelaya-
obatan baik, maka lama pengobatan akan nan fisioterapi
semakin singkat. Hasil analisis regresi linier ganda menun-
D. Pengaruh status asuransi pasien jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat
terhadap kualitas pelayanan fisio- positif antara lama bekerja fisioterapis
terapi terhadap kualitas pelayanan fisioterapi.
Hasil analisis regresi linier ganda menun- Lama bekerja fisioterapis mempengaruhi
jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat kenaikan kualitas pelayanan fisioterapi dan

e-ISSN: 2549-0281 (online) 75


Journal of Health Policy and Management (2017), 2(1): 67-78
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.01.06

pengaruhnya secara statisik signifikan. tihan fisioterapi mempengaruhi kenaikan


Semakin fisioterapis berpengalaman maka kualitas pelayanan fisioterapi dan penga-
semakin tinggi nilai kualitas pelayanan ruhnya secara statisik signifikan. Semakin
yang diberikan kepada pasien. sering seorang fisioterapi melakukan pela-
Penelitian yang dilakukan Schembri tihan maka akan semakin meningkat
(2014) menceritakan pengalaman pasien kualitas pelayanannya.
ditangani dengan peralatan yang baik dan Peneltitian yang dilakukan Hasmoko
dilakukan dengan cekatan menunjukkan (2008) faktor yang mempengaruhi kinerja
penilaian kualitas pelayanan kesehatan tenaga kesehatan salah satunya adalah
yang tinggi. Seorang fisioterapis yang peningkatan ketrampilan klinis melalui
berpengalaman akan memberikan terapi pendidikan lanjut, pelatihan maupun semi-
kepada pasien secara cekatan. Sehinggi nar. Ketika dilakukan pelatihan sebaiknya
pasien yang ditangani oleh fisioterapis yang dilakukan pre test dan post test supaya ter-
berpengalaman akan cenderung memberi- lihat perkembangan kemampuan keteram-
kan penilaian terhadap kualitas pelayanan pilan klinis. Keterampilan klinik yang me-
yang tinggi. ningkat akan memberikan dampak kepada
Menurut Kim et al., (2017) semakin kualitas pelayanan yang diberikan. Pene-
lama masa kerja tenaga kesehatan akan litian ini diperkuat oleh Handayani et al.,
bertambah keterampilan dan pengetahuan (2009) menyimpulkan faktor yang diang-
yang dimilikinya. Pasien akan merasa puas gap penting dalam peningkatan kinerja
jika ditangani oleh tenaga kesehatan tenaga kesehatan pembelajaran berlanjut
dengan keterampilan dan pengetahuan termasuk pelatihan dan seminar.
yang memadai. Krishna-samy et al., (2001) G. Pengaruh gaji fisioterapis ter-
menyatakan bahwa keterampilan dalam hadap kualitas pelayanan fisio-
berkomunikasi sangat penting untuk mem- terapi
berikan pelayanan yang berkualitas. Komu- Hasil analisis regresi linier ganda menun-
nikasi ini dianggap penting terlebih diberi- jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat
kan kepada pasien yang memiliki penyakit positif antara gaji fisioterapis terhadap
degenerasi. Informasi yang disampaikan kualitas pelayanan fisioterapi. Gaji fisio-
kepada mereka berguna untuk mengetahui terapi mempengaruhi kenaikan kualitas
kompleksitas penyakit yang dihadapi, pelayanan fisioterapi dan pengaruhnya
kepastian kesembuhan pasien dan tindakan secara statisik mendekati signifikan.
yang dilakukan untuk menangani masalah Menurut penelitian Bardach et al.,
tersebut. Komunikasi yang baik dilakukan (2014) pedapatan tenaga kesehatan yang
dengan menggunakan bahasa yang mudah diterima sangat efektif dalam meningkat-
dipahami oleh pasien supaya infor-masi kan kualitas kinerja tenaga kesehatan
tersampaikan dengan baik (Herqutanto et secara maksimal. Kinerja tenaga kesehatan
al, 2011). baik berperan aktif dalam meningkatkan
F. Pengaruh pelatihan fisioterapis hasil penyembuhan sehingga akan mening-
terhadap kualitas pelayanan fisio- kat kualitas pelayanan yang diberikan.
terapi Roland dan Dudley, 2015 menyebutkan
Hasil analisis regresi linier ganda menun- bahwa penambah insentif akan mempenga-
jukkan bahwa ada pengaruh yang bersifat ruhi kualitas kerja tenaga kesehatan dalam
positif antara pelatihan fisioterapis ter- memberikan pelayanan.
hadap kualitas pelayanan fisioterapi. Pela-

76 e-ISSN: 2549-0281 (online)


Ghufroni et al./ Effects of Patient and Physioterapist Characteristics

REFERENCE Dengjuin L, YaHsin L, JarYuan P, IngCheau


Agyepong IA, Aryeetey GC, Nonvignon J, S, Glen R, MingJen C (2009): Chronic
Boadi FA, Dzikunu H, Antwi E, kidney-disease screening service qua-
Ankrah D (2014). Advancing the lity: questionnaire survey research
application of systems thinking in evidence from Taichung City. BMC
health: provider payment and service Health Serv Res. 9: 239-10. Doi:
supply behaviour and incentives in 1186/1472-6963-9-239.
the Ghana National Health Insurance Eygen LV, Lerberghe V, Blaise P, Woelk G,
Scheme – a systems approach. Health Criel B (2006). The Challenge of
Research Policy and Systems: 12:35. Measuring Quality of Care at Health
Almeida RS, Nogueira LA, Bourliataux- Centre Level in Africa: the Example of
Lajoine S. (2013). Analysis of the user Tsholotsho Health District in Mata-
satisfaction level in a public physical beleland North, Zimbabwe. Interna-
therapy service. National Center for tional Journal of Health Planning and
Biotechnology Information. DOI: Management: 22: 63–89. DOI:
10.1590/S1413-35552013005000097 10.1002/hpm.859.
Bakan I, Buyukbese T, Ersahan B. (2013). Fletchera JM, Frisvol DE (2012). Higher
The impact of total quality service Education and Health Investments:
(TQS) on healthcare and patient Does More Schooling Affect Preven-
satisfaction: An empirical study of tive Health Care Use?. (2): 144–176.
Turkish private and public hospitals. doi: 10.1086/645090.
The Interna-tional Journal Of Health Fraihi KJA, Famco D, Famci F, Latif SA
Planning And Management Int J (2016). Evaluation of outpatient ser-
Health Plann Mgmt: 29: 292–315. vice quality in Eastern Saudi Arabia
DOI: 10.1002/-hpm.2169. Patient’s expectations and percep-
Bakar C, Akgün HS, Al Assaf A (2008): The tions. Saudi Med J.37(4): 420–428.
role of expectations in patients' doi: 10.15537/smj.2016.4.14835.
hospital assessments: A Turkish uni- Gupta D, Lis CG, Rodeghier M. (2012). Can
versity hospital example. Int J Health patient experience with service quality
Care Qual Assur. 21: 503-516. Doi: predict survival in colorectal cancer?.
10.1108/09526860810890477. US National Library of Medicine
Barbara J, Billie F, Pendit B (2006). Buku National Institutes of Health. DOI:
Ajar Perawatan Perioperatif. Kedok- 10.1111/j.1945-1474.2012.00217.x
teran EGC. Cetakan I. Jakarta. Handayani L dan Sopacua E.(2009). Peran
Braveman P, Egerter S, Barclay C (2011). tenaga kesehatan sebagai pelaksana
Exploring The Social Determinants Of pelayanan kesehatan puskesmas.
Health. Robert Wood Johnson Foun- Buletin Penelitian Sistem Kesehatan –
dation Commission To Build A Vol. 13 No. 1 Januari 2010: 12–20
Healthier America. 12: 4. Hasmoko EV (2008). Analisis faktor-faktor
Chriswardani S (2006). Penyusunan Indi- yang mempengaruhi Kinerja klinis
kator Kepuasan Pasien Rawat Inap perawat berdasarkan penerapan Sis-
Rumah Sakit di Provinsi Jawa tem pengembangan manajemen ki-
Tengah. Jurnal Managemen Pelaya- nerja klinis (spmkk) di ruang rawat
nan Kesehatan. inap Rumah sakit panti wilasa cita-

e-ISSN: 2549-0281 (online) 77


Journal of Health Policy and Management (2017), 2(1): 67-78
https://doi.org/10.26911/thejhpm.2017.02.01.06

rum semarang. Program Pascasarjana Permenkes No. 80. (2013). Penyelengga-


Uni-versitas Diponegoro Semarang. raan Pekerjaan dan Praktik Fisio-
Imron A (2016). Peningkatan Kapasitas terapis. Jakarta.
core competency pada prodi fisio- Revans R (2004). Researh Into Hospital
terapi dalam inisiasi performance Management and Organization.
assesment (penilaian kerja) fisio- Health Services Research Study Sec-
terapi muskuloskeletal. Pusat pendi- tion of the United States Public
dikan sumberdaya manusia kesehatan HealthService. New York.
kementrian kesehatan republik indo- Roland M, Dudley A (2015).How Financial
nesia. Ikatan Fisioterapi Indonesia. and Reputational Incentives Can Be
Bali. Used to Improve Medical Care.
Kim CU, Shin JS, Lee J, Lee YJ, Kim M, Health Serv Res. 50(2): 2090–2115.
Choi A, Park KB (2017). Quality of doi: 10.1111/1475-6773.12419.
medical service, patient satisfaction Schembri S (2014). Experiencing health
and loyalty with a focus on inter- care service quality: through patients’
personal-based medical service eyes. National Library of Medicine
encounters and treatment effective- National Institutes of Health. DOI:
ness: a cross-sectional multicenter 10.1071/AH14079.
study of complementary and alterna- Suryati C. (2005). Memahami Kemiskinan
tive medicine (CAM) hospitals. BMC Secara Multidimensional. Fakultas
Complement Altern Med. 17: 174. Kesehatan Masyarakat dan Magister
doi: 10.1186/s12906-017-1691-6. Ilmu Kesehatan Masyarakat Universi-
Mulisa T, Tessema F dan Merga H (2017). tas Diponegoro, Semarang, Jawa
Patients’ satisfaction towards radio- Tengah. JMPK, 08(03).
logical service and associated factors Sutrisna B (1994). Pengantar Metoda Epi-
in Hawassa University Teaching and demiologi. Jakarta: PT Dian Rakyat.
referral hospital, Southern Ethiopia. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun
BMC Health Services Research (2017) (2013). Sitem Pendidikan Nasional.
17:441 DOI 10.1186/s12913-017-2384- Jakarta.
z Wartawan IW (2012). Analisis Lama Hari
Murti B (2013). Desain dan Ukuran Sampel Rawat Pasien yang Menjalani Pembe-
untuk Penelitian Kuantitatif dan Kua- dahan di Ruang Rawat Inap Bedah
litatif di Bidang Kesehatan. Gadjah Kelas III RSUP Sanglah Denpasar
Mada University Press: Yogyakarta. Tahun 2011. Universitas Indonesia:
Olaleye, Olubukola A. Hamzat, Talhatu K. Jakarta.
Oloso, Modinat O (2015). Perceived Zarei A, Arab M, Froushani A R, Rashidian
quality of physiotherapy services A, Tabatabaei SMG (2012). Service
among informal caregivers of children quality of private hospitals: The
with cerebral palsy in Ibadan, Nigeria. Iranian Patients’ perspective. BMC
Journal of Pediatric Rehabilitation Health Services Research 2012,
Medicine, 8(3): 227-234, 2015. DOI: 12:31http://www.biomedcentral.com/
10.3233/PRM-150339. 1472-6963/12/31 doi:10.1186/1472-
6963-12-31.

78 e-ISSN: 2549-0281 (online)

You might also like