You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di berbagai negara masalah penyakit dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat
sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan
perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit, baik karena
kualitas lingkungan. Sehingga insiden dan prevalensi penyakit yang berbasis lingkungan di
Indonesia relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat bereran penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam
lingkungan sehat,dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. (Permenkes no 75 tahun 2014)
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih diprioritaskan
pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa meninggalkan kegiatan kuratif dan
rehabilitatif, telah mendorong upaya dari dinas kesehatan umumnya dan dalam bidang
penyehatan lingkungan permukiman serta tempat-tempat umum dan industri pada khususnya
untuk lebih menggali kemampuan dan kemauan masyarakat untuk dapat meningkatkan dan
memecahkan permasalahan kesehatannya sendiri.
Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
Mobilitas dan Peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih, pemanfaatan jamban,
pengelolaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah
pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersedian obat, polusi udara, air dan tanah dan banyak
lagi permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit.

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 1


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas
puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
2. Penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
(PERMENKES 75 TAHUN 2014)
Pencegahan Penyakit merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas termasuk di
Puskesmas Sibela yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan pencapaian
target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Hal ini
dilakukan untuk mewujudkan VISI Puskesmas yaitu :
“MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEHAT, MANDIRI MELALUI PELAYANAN
YANG BERMUTU PARIPURNA”
Dengan MISI :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat
3. Memberdayakan dan mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat
4. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor dan jejaring kesehatan dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat
5. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen kesehatan yang bermutu
6. Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen

B. Tujuan Pedoman
Meningkatnya upaya penanggulangan pemberantasan penyakit sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan di masyarakat. Serta menurunkan frekuensi angka kesakitan, jumlah kasus
suatu wilayah khususnya Puskesmas Sibela

C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga P3 Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
3. Pengambil kebijakan tingkat Kota

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 2


D. Ruang Lingkup Pelayanan sesuai RPK
Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
Pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan peran
pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Sibela .

E. Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam penanggulangan penyakit, maka puskesmas bertugas
mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerjasama dengan
semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen progam penanggulangan penyakit
meliputi : perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber
daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas
pokok dan fungsi uraian kegiatan progam P3, maka strategi operasional yang dilakukan dalam
penanggulangan pemberantasan penyakit diantaranya melalui :
1. Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta dalam penanggulangan penyakit.
2. Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
3. Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, institusi
pendidikan, dan lain-lain.
4. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah kesehatan.

Kegiatan yang dilakukan progam P3 di Puskesmas adalah :


1. Meningkatkan upaya penemuan penderita di Puskesmas.
2. Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui Posyandu.
3. Meningkatkan penemuan penderita di tempat kerja melalui Posbindu.
4. Meningkatkan petugas PTO dan pengelola Program TBC dengan strategi DOTS

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 3


Beberapa ketentuan perundang- undangan yang digunakan sebagai dasar
Penyelenggaraan Upaya Pencegahan Penyakit di Puskesmas adalah sebagai
berikut
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2010 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949 tahun 2004 Pedoman
Penyelenggaraan sistem Kewaspadaan Dini KLB
3. KepMenkes RI N0 279/2006 Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan
kesehatan Msyarakat
4. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 158 ayat 1
yang menyatakan bahwa pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanganan PTM beserta akibat yang
ditimbulkan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Survailance Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/2014 Tentang Jenis Penyakit
Menular yang dapat Menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 4


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang diijinkan berprofesi minimal
berijazah Diploma Tiga ( D III ). Tenaga program P3 yang ada di Puskesmas Sibela adalah :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

P3 Minimal D III Diampu oleh 1 orang petugas


dengan latar belakang
pendidikan S.Kep

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab P3 di puskesmas dikoordinir oleh
Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan.
.
Kegiatan Petugas Unit terkait

P3 Ratinah S.Kep Kepala Puskesmas


UKP
UKM
ADMIN
Lintas Sektor
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya P3dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam
kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan
kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan Program P3dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down
dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan Program P3 di koordinasikan
oleh Kepala Puskesmas Sibela

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 5


4. BAB III
STANDAR FASILITAS

A. StandarFasilitas

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 6


Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 7
1. Panduan bagi setiap pemegang program: 1 buah
2. Kit Penyelidikan Epidemiologi (PE) :
 Surat Tugas
 Buku
 Pulpen
 Refleks Hummer
 Form PE
 Pot tempat specimen : 2 buah
 Label
 Kantong plastik
 Spesimen carrier dengan ice pack
 Senter
3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4. Kit audiovisual audividual, yang terdiri dari:
 Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
 Microphone: 4 buah
 Speaker: 2 buah
 Laptop
 LCD projektor

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 8


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Berikut uraian rincian kegiatan program P3 seksi pencegahan dan pemberantasan
penyakit :
1. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data program salah satu jenis penyakit
dari puskesmas.
2. Menyiapkan bahan rencana renstra program P3.
3. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor yang terkait
dengan program P3.
4. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor untuk
mendukung program P3.
5. Melaksanakan fasilitas teknis program P3 di puskesmas.
6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P3 .
7. Menyelenggarakan pertemuan monev .
8. Monev hasil pertemuan dengan lintas sektor dan lintas program.
9. Melaksanakan kajian pencapaian program P3.
10. Membuat laporan kegiatan program P3.

B. Metode
Metode dalam program pemberantasan penyakit melalui beberapa kegiatan yaitu :
1. Pengumpulan data kesakitan
2. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan
benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab
penyakit.

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 9


C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Diseminasi informasi program pemberantasan penyakit tingkat Kecamatan
dan pihak lain yang terkait.

b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan pemberdayaan masyarakat bidang


kesehatan tingkat Kecamatan

2. Perencanaan

a. Merencanakan teknis kegiatan program pemberantasan penyakit dengan lintas


sektor terkait

b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program pemberantasan penyakit


yang bersumber dari dana BOK dan SOP.

3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading sektor
dari Puskesmas (penanggung jawab program pemberantasan penyakit)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan
program pemberantasan penyakit di tingkat Kecamatan.
4. Melaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai dengan jadual yang
telah disusun.
5. Monitoring evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masayarakat.

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 10


BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan
dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer
Perencanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana dibuat oleh koordinator
kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang. Rencana pengadaan
sarana dan prasarana dibahas di dalam minilokakarya Puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan Kepala Puskesmas.
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang
meliputi :
 Surat Tugas
 Buku
 Pulpen
 Refleks Hummer
 Form PE
 Pot tempat specimen : 2 buah
 Label
 Kantong plastik
 Spesimen carrier dengan ice pack
 Senter

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 11


Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator Program Pencegahan
Penyakit berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini
lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of
Action).

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 12


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 13


dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 14


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil
kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta
penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana
dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk
itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan
desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi
tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, mengelola limbah infeksius dengan
benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 15


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 16


BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan Upaya Pencegahan Penyakit ini dibuat untuk memberikan


petunjuk dalam pelaksanaan Upaya Pencegahan Penyakitdi Puskesmas Sibela , penyusunan
pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional.
Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan
yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
Upaya Pencegahan Penyakitdi puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan
dari kebijakan yang telah ditentukan.

Petugas Pencegahan Penyakit

UPT Puskesmas Sibela

Pedoman Pencegahan & Pengendalian Penyakit UPTD Puskesmas SIBELA Page 17

You might also like