You are on page 1of 9

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA TEKANAN


ANALISA PVT MINYAK

OLEH :
NAMA : M RIDWAN HADI SYAHPUTRA
NIM : 113160132
PLUG : E

STUDIO PRAKTIKUM ANALISA TEKANAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA TEKANAN
ANALISA PVT MINYAK

DISUSUN OLEH :
NAMA : M RIDWAN HADI SYAHPUTRA
NIM : 113160132
PLUG : E

Studio Praktikum Analisa Tekanan


Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

Disetujui untuk Laboratorium


Analisa Tekanan
Oleh :
Asisten Praktikum,

Harry Racmadi
(113140076)
2.4. Data dan Hasil Perhitungan
2.4.1. Well Testing Data
1. Mengkonversi waktu
dt2 = ((T2-T1) x 24) + dt1
2. Memplot harga dt dengan Pressure dan dt dengan Temperature

Tabel II-2
Hasil Perhitungan dt TM#3
NO DATE TIME P T dt
1 30/11/2008 6:15:47 14.46 82.65 0
2 30/11/2008 6:16:47 14.49 82.69 0.016666667
3 30/11/2008 6:17:47 14.51 82.72 0.033333333
4 30/11/2008 6:18:47 14.53 82.75 0.049972222
5 30/11/2008 6:19:47 14.55 82.77 0.066638889
6 30/11/2008 6:20:47 154.05 82.8 0.083277778
7 30/11/2008 6:21:47 156.22 82.91 0.099944444
8 30/11/2008 6:22:47 156.4 83.01 0.116611111
9 30/11/2008 6:23:47 156.29 83.09 0.13325
10 30/11/2008 6:24:47 156.17 83.15 0.149916667
dst dst dst dst dst dst

2.4.2. Analisa Fluida


1. Menghitung nilai x untuk perehitungan Rs
x = 0.0125 API – 0.00091 (T)
x = 0.0125 (31.1) – 0.00091 (270)
x = 0.14305
2. Menghitung nilai Rs dengan Metode Standing
Rs = 𝛾g [((P/18,2)+1,4)x10x ]1,2048
Rs = 1[((1813/18,2)+1,4)x100,14305]1,2048
Rs = 386,57
3. Menghitung Bo dengan Metode Standing
𝛾𝑔
Bo = 0,9759 +0,00012 x (Rs x (𝛾𝑜 )0,5 +1,25x T)1,2
1
Bo = 0,9759 +0,00012 x (386,57 x (0,87 )0,5 +1,25x 270)1,2

Bo = 1,315
4. Menghitung kompresibilitas oil dengan korelasi Vasquez-Beggs
−1433+5𝑅𝑠𝑏+17,2 (𝑇−460)−1180𝛾𝑔𝑠+12,61 𝐴𝑃𝐼
Co =
10^5 𝑃

−1433+5 (386,57)+17,2 (270)−1180(0,94390)+12,61(31,1)


Co =
10^5 (1813)

Co = 801751
5. Menghitung Dead Oil Viscosity
(a) Mencari nilai Z
Z = 3.0324 – 0.02023 API
Z = 3.0324 – 0.02023 (31.1)
Z = 2.4032
(b) Mencari nilai Y
Y = 10z
Y = 102.4032
Y = 253.07369147855

(c) Mencari nilai x


x = Y(T)-1.163
x = 253.07369147855 (270)-1.163x = 0.3763
(d) Mencari nilai μod
μod = 10x -1
μod = 100.3763 -1
μod = 1.3787 Cp
2.5. GRAFIK
Elapsed Time (dt) vs Tekanan (P)

2500 300
2 3

250
2000
E

200

Temperatur (degF)
Tekanan (Psia)

1500
B C
150
4
1000 D A – B = RIH
100
1 B – C = Penutupan valve
500
C – D = Release Tekanan di Annulus 50

D – E = PBU Start
A
0 0
0 10 20 E30– F = P.O.O.H 40 50
Elapsed Time (Har i)
Tekanan Temper atur

Grafik 2.1.
Elapsed Time (dt) vs Tekanan (P) & Temperatur(T)
2.6. PEMBAHASAN
Pada Praktikum Analisa Tekanan minggu pertama yang berjudul
“Pengolahan Data dan Analisa PVT Minyak”. Dengan mengolah data sumur
UPN#3 yang betujuan untuk memahami dan mengerti data apa saja yang diperlukan
untuk mendukung dalam melakukan analisa data uji tekanan serta bagaimana
mendapatkan data tersebut.
Pada pengolahan data, diberikan data berupa Well Testing Data, Sequence
Operation, dan Analisa Fluida. Pada Well Testing Data terdapat data time, pressure,
dan temperature. Dimana dari data tersebut kita dapat mengolah data untuk mencari
nilai elapsed time (dt). Elapsed time (dt) merupakan lamanya waktu yang
dibutuhkan selama pengujian sumur itu dilakukan, yang mana diperhitungkan
dalam satu hari yang sama. Setelah memperoleh nilai elapsed time (dt) maka kita
meghitung nilai dp pada seluruh sumur. Selanjutnya membuat grafik Pressure vs
Elapsed Time (dt) dan Temperature vs Elapsed Time (dt) pada satu grafik yang
sama. Grafik tersebut berfungsi untuk menganalisa tekanan dan temperaturnya
selama pengujian sumur dilakukan, serta mengetahui menggunakan metode
Pressure Build Up (PBU) atau Pressure Draw Down (PDD). Pressure Build Up
(PBU) merupakan uji tekanan dimana sumur pada awal diproduksikan dengan
selang waktu tertentu hingga laju produksinya konstan kemudian sumur ditutup
hingga tekanan konstan atau sama dengan tekanan reservoirnya. Sedangkan
Pressure Draw Down (PDD) merupakan uji tekanan dimana pada dasarnya sumur
yang awalnya ditutup sampai tekanannya konstan atau sama dengan tekanan
reservoirnya, kemudian sumur diproduksikan hingga laju produksinya konstan.
Grafik tersebut disingkronkan dengan data Sequence Operationnya.
Sequence Operation merupakan data yang menggambarkan kegiatan apa
saja yang dilakukan dalam pengujian sumur dari awal sampai tahap akhir. Analisa
data Sequence ini dipadukan dengan grafik yang dihasilkan pada Well Testing atau
dengan grafik Pressure vs Elapsed Time (dt) dan Temperature vs Elapsed Time
(dt). Dimana setiap kenaikan atau penurunan kurva pada grafik dapat disingkronkan
dengan data Sequence Operation. Pada Grafik Well Testing sumur UPN#3 dapat
dilihat bahwa metode yang digunakan pada pengujian sumur ini yaitu metode
Pressure Build Up (PBU), pada titik A menggambarkan rangkaian dimasukkan ke
dalam sumur sehingga temperatur dan tekanan akan semakin meningkat seiring
bertambahnya kedalaman, titik A-B menunjukkan sedang dilakukannya kegiatan
RIH (Running In Hole) hal ini ditunjukkan dengan naiknya tekanan sebanding
dengan naiknya dt. Hal ini disebabkan karena alat perekam tekanan diturunkan,
dimana kita tahu semakin dalam formasi maka tekanannya semakin besar akibat
adanya gradien tekanan statis. Titik B menggambarkan saat rangkaian telah
mencapai zona produksi yang akan diuji pada kedalaman 2109 m, titik B-C
menggambarkan kondisi saat penutupan valve injeksi gas. Hal ini didasarkan pada
penurunan tekanan yang sangat kecil pada titik C-D dan titik C-D menggambarkan
tekanan pada annulus mulai dirilis, titik D-E menggambarkan kondisi saat Pressure
Build Up mulai dilakukan serta menghentukan blendoff dan penutupan wing valve,
yang didasarkan pada tekanan yang tiba-tiba naik pada titik D. Pada titik E pada
tekanan ±1717,5 psia menggambarkan akhir dari test Pressure Build Up (PBU)
karena tidak terjadi kenaikan tekanan yang mengidentifikasikan bahwa tekanan di
sumur sama dengan tekanan di reservoir, jika pada analisa tekanan sudah konstan
berarti sudah mencapai boundary reservoirnya, kurva E-F menggambarkan kondisi
saat rangkaian mulai dicabut dari lubang sumur keatas (Pull Out Of Hole (POOH))
sehingga tekanan dan temperature akan semakin turun.
Dari data fluida yang diberikan dapat dilakukan analisa fluida pada sumur
UPN#3 untuk mengetahui sifat fisik minyaknya. Dikarenakan tidak ada harga Pb
maka diasumsikan harga Pb > Pres yaitu Pb sebesar 2250 psia dan Pres sebesar
1813 psia, dengan kondisi tekanan reservoir lebih kecil daripada tekanan
gelembung menggambarkan kondisi gas terlarut dalam minyak sudah terlepas dari
larutan sehingga harga Rs dapat dihitung. Hal ini didasarkan pada data API minyak
sebesar 31,10API, sehingga tergolong minyak sedang. Kandungan gas yang ada
diperkirakan merupakan gas yanglarut dalam minyak pada kondisi reservoir
kemudian lepas akibat penurunan tekanan hingga dibawah Pb saat berada di
permukaan. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa harga kelarutan gas
dalam minyak (Rs) sebesar 386,57 SCF/STB, harga Bo sebesar 1,3152 BBL/STB,
harga Co sebesar 80,1751 dan harga viskositas minyak sebesar 0,5455 cp. Serta
harga Dead oil viscosity sebesar 1,3787 cp, yang mana dengan harga viskositas
tersebut minyak sudah tidak dapat mengalir.
2.7. KESIMPULAN
1. Nilai Pb diasumsikan sebesar 2250, yang artinya Pb > Preservoir
2. Besarnya API minyak sebesar 31,10API yang termasuk minyak sedang
3. Dari hasil perhitungan diperoleh :
- Kelarutan Gas (Rs) = 386,57
- Faktor Volume Formasi Minyak (Bo) = 1,3152 bbl/stb
- Viskositas Minyak = 0,5455 cp
- Dead oil viscosity = 1,3787 cp
4. Dari analisa grafik dapat diketahui bahwa jenis Pressure Test yang
digunakan pada sumur UPN#3 adalah PBU test.

You might also like