You are on page 1of 2

KABUT ASAP MELANDA

Oleh : Hidayatur Rasyidin


NIM : (1306113684)

Kebakaran hutan dan lahan terus terulang setiap tahunnya ditanah Riau maupun tanah
Kalimantan. Namun, sekarang kejadian pahit ini dampaknya tidak hanya di Kalimantan dan
Riau tetapi juga mencangkup Sumatera dan tidak terkecuali Jambi dan Palembang.

Tercatat hingga Senin, 16 September 2019, pukul 16.00 WIB jumlah titik panas di
Riau ada 59 titik, sedangkan di Jambi terdapat 222 titik panas yang puncak terparahnya pada
hari Sabtu 21 September 2019 siang sekitar pukul 10.42 WIB hingga pukul 14.00 WIB langit
di jambi terlihat merah seperti di sore hari karena tingkat indek pencemaran udara (ISPU) di
kota Jambi mencapai angka 1175. Sedangkan di Sumatera Selatan terdapat 366 titik panas
dan di Kalimantan sendiri terdapat 527 titik panas yang berada di Kalimantan barat, 954 titik
di kalimantan tengah, dan 119 titik di Kalimantan Selatan menurut data BNPB sehingga
indeks pencemaran udara (ISPU) tidak jauh jauh dari 1000.

Sangat disayangkan sekali bencana kabut asap ini adalah ulah dari tangan tangan
manusia yang sangat haus atas uang, sedangkan ia lupa kabut asap yang disebabkan oleh
pelaku pembakaran hutan dan lahan ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat apalagi
terhadap balita dan ibu hamil, ataupun bagi pengidap sakit pernapasan. Karena terdapat
kandungan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair seperti sulfur dioksida (SO2), karbon
monoksida (CO), dan nitrogen dioksida (NO2) yang sangat membahayakan tubuh terumata
pernapasan. Sehingga dalam jangka waktu satu bulan ini di Indonesia terdapat sebanyak
919.516 pengidap penyakit ISPA di enam provinsi tempat titik api berada tersebut.

Dimulai pada hari Rabu, 25 September 2019 tepat pada pukul 17.00 WIB dan disusul
dua hari setelahnya hujan mengguyur kota-kota di Riau termasuk pada daerah titik api,
sehingga udara di Riau jauh lebih baik yang mencapai indeks pencemaran udara (ISPU)
dibawah 100 atau dalam kategori sehat. Bukan hanya Riau saja yang diguyur hujan tetapi
juga sumatera dan tidak terkecuali Jambi dan Palembang sehingga Sabtu 28 September 2019
ISPU di daerah tersebut terbilang dalam kategori sehat. Sedangkan di Kalimantan sendiri
hujan hanya menguyur di daerah tertentu sehingga kabut asap tidak pulih sepenuhnya tetapi
dalam tiga hari terakhir ISPU di Kalimantan menurun dan sekaranga berada di kategori
sedang.

Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa dalam penanganan kabut asap
sangatlah susah, karena kabut asap sendiri tidak akan hilang apabila disiram saja tetapi sangat
membutuhkan hujan untuk menghilangkannya ataupun untuk mengembalikan udara kedalam
keadaan semula atau kedalam indeks sehat. Penanganan kabut asap bisa saja dilakukan oleh
manusia itu sendiri tetapi yang perlu diingat dalam penanganan itu sendiri memerlukan dana
yang banyak dan berujung pada menghabiskan uang negara karena di Indonesia sendiri
peralatan dalam penangan kabut asap masih dibilang minim. Maka dari itu hendaklah kita
sebagai masyarakat Indonesia untuk selalu menjaga hutan dan tidak mengikuti hawa nafsu
untuk memperkaya diri sendiri dengan membakar hutan atau lahan karena Indonesia adalah
setengah dari paru paru dunia.

You might also like