Professional Documents
Culture Documents
Jurnal
Jurnal
ABSTRACT
The aim of the study was to discover the comparison between vena blood glucose and
capillary blood glucose and factors affecting the carbohydrate metabolism disorder.
The number of samples was 134 people who came as outpatients at the hospital selected by
nonrandom sampling. The analysis used in the study was sensitivity and specificity with vena blood
ad golden standard.
The results of the study indicate that the subject who have normal vena and capillary blood
glucose are 50%and 20,1% respectively. The correlation value of vena and capillary blood glucose is
89,9% (p = 0,000). The result of the analysis indicate that the new device has sensitivity and
specificity 0,985 and 0,388 respectively at the glucose threshold level of blood glucose according to
golden standard < 110 mg/dl. There are three significant correlation between vena blood glucose and
capillary blood glucose in which each increase of 1 capillary unit will cause an increase 1,063 vena
units. The cross point at the capillary device is104,5 with sensitivity 0,806 and specificity 1- 0,075.
Several Factors affecting the carbohydrate metabolism are gender, age, other disease, family history
with the value of significance 0,079, 0,049,0,032, and 0,003. Whereas the contraceptive pills, diet
pattern, and nutritional status have no effect on the incidence of carbohydrate metabolism with the
values of significance 0,105, 0,179,and 0,177 respectively.
Diagnostic testing for blood level vena and capillary glucose and analyzed of carbohydrate disorders metabolism
Satriono1, suryani a. Armin2, nusrah ningsih3,1,2 fakultas kedokteran unhas makassar 3 rsup.dr. Wahidin sudirohusodo makassar 1
pengukuran kadar glukosa darah dengan cara Analisis faktor gen dan lingkungan yang
vena dan kapiler dan menganalisis faktor yang mempengaruhi gangguan metabolisme
mempengaruhi untuk pengkajian masalah gizi karbohidrat pada seseorang.
karbohidrat.
Penelitian yang dilakukan oleh Bilen Habib b. Waktu dan Lokasi Penelitan
(2007) untuk mengevaluasi penggunaan Penelitian ini akan di laksanakan pada
glukometer dibandingkan dengan alat yang bulan Juli 2008 di Rumah Sakit Dr. Wahidin
digunakan di laboratorium dengan mengukur Sudirohusodo Makassar
glukosa darah puasa pada pasien Diabetes
Melitus tipe II didapatkan hasil tidak ada c. Populasi dan sampel
perbedaan antara kedua metode pengukuran Populasi adalah semua pasien rawat jalan
tersebut (p>0,05). yang ada di rumah sakit Dr. Wahidin
Penelitian yang dilakukan oleh Carstensen B Sudirohusodo. Sampel adalah pasien rawat
(WHO,2008) yang membandingkan glukosa jalan yang memeriksakan gula darah di
darah dan jenis specimen lain dengan mengambil laboratorium Rumah Sakit Dr. Wahidin
sampel darah dari 74 subjek untuk dianalisis Sudirohusodo Makassar.
menggunakan plasma vena, serum dan darah
kapiler didapatkan hasil pengukuran dasar yang d. Teknik dan Analisa Data
menggunakan darah kapiler mempunyai variasi Data yang diperoleh diolah dan di analisis
yang luas dibandingkan dengan metode lain. dengan menggunakan program SPSS versi 11,5
Pengkuran darah vena memberikan hasil 0,5 for Windows. Pada tahap ini dilakukan dengan
mmol/L lebih rendah dibandingkan dengan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan
metode yang lain. variable dependen dan independen. Jenis uji
Sebelum ditemukan tes glukosa darah statistik yang di gunakan pada penelitian ini
kapiler, pengukuran glukosa darah digunakan yaitu korelasi Spearman untuk melihat
dengan mengambil sampel dari vena, Hingga hubungan linear antara pengukuran glukosa
saat ini pengukuran glukosa darah vena masih darah vena dan pengukuran glukosa darah
dianggap sebagai standar baku emas/ gold kapiler, jika korelasi antara pengukuran glukosa
standard untuk mengukur kadar glukosa darah. darah vena dan pengukuran darah kapiler
Namun sekarang orang lebih memilih mempunyai hubungan sangat erat, maka nilai
pengukuran glukosa darah yang sampelnya koefisien (r) mendekati nilai -1 atau +1 dan bila
berasal dari kapiler dengan alasan karena tidak ada hubungan akan mendekati nilai 0 (nol)
berbagai macam kelebihan yang dimiliki test Untuk menganalisa faktor-faktor yang
glukosa darah kapiler ini seperti alatnya praktis, mempengaruhi kadar glukosa darah
murah dan mudah dibawa kemana-mana, cepat menggunakan uji Kai-Kuadrat
memberikan hasil, kenyamanan pasien, serta
bisa digunakan sendiri oleh pasien untuk e. Kontrol Kualitas
mengontrol glukosa darahnya di rumah, Pada Kontrol kualitas merupakan upaya control
penelitian ini, kami membandingkan hasil terhadap keseluruhan aspek operasional
pengukuran kadar glukosa darah dengan cara penelitian mulai tahap penentuan tenaga
vena dan kapiler dan menganalisis faktor yang lapangan sampai dengan tahap manajemen
mempengaruhi untuk pengkajian masalah gizi data. Langkah yang akan dilakukan untuk
karbohidrat. mencapai hasil tersebut adalah pemeriksaan
pengukuran glukosa baik melalui vena dan
METODE PENELITIAN kapiler. Sedangkan untuk control kualitas
a. Jenis Penelitian pengambilan glukosa darah kapiler, langkah
Jenis penelitian ini adalah studi analisis yang akan dilakukan untuk mencapai hasil
dengan pendekatan cross sectional dan tersebut adalah :
retrospektif untuk melihat korelasi glukosa darah a). Melakukan penimbangan berat badan
vena dan pengukuran glukosa darah kapiler. sebanyak 10 X pada orang yang sama
Data-data variabel independen dan dependen dengan 2 orang peneliti berbeda. Intra
akan di kumpulkan dalam waktu yang observer Coefficient of Variation = 0,092 dan
bersamaan. inter observer Coeffisien of Variation = 0,090
b). Melakukan pengukuran tinggi badan
sebanyak 10 X pada orang sama dengan 2
Diagnostic testing for blood level vena and capillary glucose and analyzed of carbohydrate disorders metabolism
Satriono1, suryani a. Armin2, nusrah ningsih3,1,2 fakultas kedokteran unhas makassar 3 rsup.dr. Wahidin sudirohusodo makassar 2
orang peneliti berbeda. Intra observer b. Kriteria Eksklusi
coeffisient of varian = 0,21 dan inter observer 1. Menolak untuk diwawancarai
coeffisien of variation = 0,19 2. Menolak untuk diambil darah vena dan
c). Melakukan pengambilan darah sebanyak 10 X kapiler
pada orang yang sama dengan 2 peneliti Besar Sampel
berbeda. Intra observer coeffisient of n1 = z 2 (0,75 x 0,25)/0,102 = 1,962 x 0,75 x
variation 7,09 dan inter observer coeffisient 0,25/0,01 = 72
of variation = 6,79 n2 = z 2 (0,80 x 0,20)/0,102 = 1,962 x 0,80 x
0,20/0,01 = 62
f.Populasi dan sampel Dengan demikian diperlukan sejumlah (72 + 62) =
Populasi adalah semua pasien rawat jalan 134 pasien
yang ada di rumah sakit Dr. Wahidin Keterangan :
Sudirohusodo. Sampel adalah pasien rawat jalan Sensitivitas uji diagnostik yang digunakan adalah 75%
Spesifisitas uji diagnostik yang digunakan adalah 80%
yang memeriksakan gula darah di laboratorium
Penyimpangan ± 10%
Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Interval kepercayaan yang dikehendaki adalah 95%
Makassar. (=0,05)
Proses Pengumpulan Data
a. Kriteria Inklusi 1. Data primer
1. Semua penderita yang datang berobat Data primer di peroleh dengan wawancara
rawat jalan dan memeriksakan gula darah menggunakan kuesioner dan data hasil
di laboratorium Rumah Sakit Dr. Wahidin pengukuran kadar glukosa darah vena dan kapiler
Sudirohusodo Makassar diperoleh melalui hasil pengukuran darah di
laboratorum.
2. Penderita yang datang berobat rawat
2. Data Sekunder
jalan dan memerksakan gula darah di Data sekunder meliputi gambaran umum Rumah
laboratorium Rumah Sakit Dr. Wahidin Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo dan laboratoriu
Sudirohusodo Makassar dan yang diperoleh langsung dari institusi tempat penelitian.
bersedia diwawancarai.
TABEL 1
Distribusi Responden menurut Karakteristik Variabel Penelitian
di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, 2008
Variabel Karakteristik n. %
Jenis Kelamin Laki-laki 62 46.3
Perempuan 72 53.7
Pendidikan Terakhir Tidak Tamat SD/MI 1 0.7
Tamat SD/MI 13 9.7
SMP/MTS/Sederajat 12 9.0
MA/SMU/SMK/Sederajat 50 37.3
Diploma/DIII/DIV 15 11.2
Universitas/S1/S2/S3 43 32.1
Pekerjaan Petani 1 0.7
Buruh Harian 3 2.2
Pegawai Negeri 45 33.6
Pegawai Swasta 1 0.7
Wiraswasta 5 3.7
Ibu Rumah Tangga 31 23.1
Lainnya 48 35.8
Risiko Usia Risiko 132 98.5
Tidak Berisiko 2 1.5
Diagnostic testing for blood level vena and capillary glucose and analyzed of carbohydrate disorders metabolism
Satriono1, suryani a. Armin2, nusrah ningsih3,1,2 fakultas kedokteran unhas makassar 3 rsup.dr. Wahidin sudirohusodo makassar 3
Jumlah 134 100.0
Sumber : Data Primer, 2008
Diagnostic testing for blood level vena and capillary glucose and analyzed of carbohydrate disorders metabolism
Satriono1, suryani a. Armin2, nusrah ningsih3,1,2 fakultas kedokteran unhas makassar 3 rsup.dr. Wahidin sudirohusodo makassar 4
Korelasi Gula Darah Vena Puasa dan kapiler maupun glukosa darah vena. Hasil
glukosa Darah Kapiler Puasa penelitian ini diketahui bahwa glukosa darah
kapiler umumnya abnormal sebanyak 107
a. Karakteristik Gula Darah Vena Puasa dan orang (79.8%) dan menurut glukosa darah
Gula Darah Kapiler Puasa vena normal 67 orang (50%).
Salah satu ciri yang dapat dijadikan prediktor
gangguan metabolisme karbohidrat adalah
kadar glukosa darah baik glukosa darah
TABEL 2
Distribusi Responden menurut Glukosa Darah Vena Puasa dan Glukosa Darah Kapiler Puasa
Jenis Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah n. %
a. Uji Korelasi Gula Darah Vena Puasa dan Gula Darah Kapiler Puasa
TABEL 3
Hasil Analisis Uji Korelasi Spearman Gula Darah Vena Puasa dengan Gula Darah Kapiler
Puasa
Variabel Nilai Korelasi ® Signifikansi (p)
Gula Darah Kapiler 0.899 0.000
N 134
Sumber: Data Primer, 2008
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui b. Uji Sensitivitas dan Spesifisitas Gula
bahwa ada korelasi postif antara gula darah Darah Vena dan Gula Darah Kapiler Puasa
kapiler puasa dengan gula darah vena puasa antara Metode (A) dan Metode (B)
dengan nilai korelasi sebesar r = 0,899 atau
89,9%. Hal ini juga berarti bahwa peluang hasil Telah disebutkan diatas bahwa penentuan
pengukuran yang tidak konsisten antara standar emas untuk jenis sampel darah yang
keduanya sebesar 10,1%. Tidak konsistensi ini diambil perlu memperhatikan konsep teoritis
sebesar 10,1% membuktikan bahwa untuk yang diakui secara ilmiah representative. Uji
melakukan pengukuran secara akurat sebaiknya sensitivitas (se) dan spesifisitas (sp) perlu
memakai sampel darah pada lokasi yang secara dilakukan khususnya terhadap alat uji diagnostic
teoritis lebih repsentatif yaitu pada darah vena. baru (B) terhadap sebuah alat uji standar emas
Jika sampel darah kapiler yang kemudian (A).
dipilih maka dengan alat yang baik sekalipun
peluang kesalahan masih ditemukan sebesar
10,1%.
TABEL 4
Hasil Analisis Sensitivitas dan Spesifisitas Gula Darah Vena Puasa dengan
Gula Darah Kapiler Puasa
Standar Emas
Uji Sensitivitas
Normal Ab
dan
Total
Normal
Spesifisitas % % %
Hasil Pengukuran
Baru Abnormal 66 98,5 41 61,2 107 79,8
Normal 1 1,5 26 38,8 27 20,2
Total 67 100 67 100 134 100
Sumber: Data Primer, 2008
Usia
Berisiko 28 21.2 104 78.8 132 100 0.049*
Tidak berisiko 2 100 0 0 2 100
Penyakit Lain
Ada 13 16.3 67 83.8 80 100 0.032*
Tidak Ada 17 31.5 37 68.5 54 100
Riwayat Keluarga
Ada 6 10.3 52 89.7 58 100 0.003*
Tidak Ada 24 31.6 52 68.4 76 100
Pil KBn
Ada 9 33.3 18 66.7 27 100 0.105
Tidak Ada 21 19.6 86 80.4 107 100
Status Gizi
Obesitas 7 13.2 46 86.8 53 100 0.177
Lebih 15 26.3 42 73.7 57 100
Normal 7 35 13 65 20 100
Kurang 1 1 3 75 4 100