You are on page 1of 8
PENGUKURAN KINERJA KIPAS PENDINGIN RADIATOR, DENGAN METODA FREE INLET DUCTING OUTLET Subagyo, Basir Balai Besar Teknologi Aerodinamika Aeroclastika dan Aeroakustika (BBTA3) -BPPT Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Sclatan, Indonesia subagyo@bppt.go.id INTISARI Mesin kendaraan pada saat dioperasikan menghasilkan panas yang harus dibuang ke lingkungan dengan cepat. Hal ini dilakuken ager kinerja mesin dapat dipcrtahankan terkait dengan temperatur kerja mesin, Kipas pendingin dirancang dan diperkirakan kinerjanya dengan simulasi perlu diverifikasi dengan metoda eksperimen, Dalam tulisan ini dipaparkan metoda pengukuran, yang digunakan dan hasil pengukuran kinerja kipas pada Rotation Per Minute (RPM) 1000 dan. 1500. Perbandingan basil perkiraaan dan pengukuran menunjukkan nilai yang berdekatan dengan kapasitas alir 0.48 m3/s pada RPM 1000 dan 0.75 m3is pada RPM 1500. pas pendingin, mesin kendaraan, metoda eksperimen, Rotation Per Minute, kapasitas alir ABSTRACT Vehicle engine when operated generates heat that must be removed to the environment quickly This is done so that the engine performance can be maintained relating to the working temperature of the engine. The cooling fan was designed and estimated performance by the simulation needs to be verified with the experimental method. In this paper described the measurement methods used and the results of performance measurement at the fan Rotation per Minute (RPM) 1000 and 1500. Comparison of estimates and measurements showed values of flow capacity adjacent to 0.48 m3 /s at 1000 RPM and 0.75m3 /s at RPM 1500. Keywords: Cooling fan, vehicle engine, experimental methods, Rotation Per Minute, flow capacity 1, PENDAHULUAN Mesin otomotif merupakan sistem penggerak kendaraan. Prinsip kerja!'! mesin adalah siklus periodik dengan salah satu langkabnya adalah menyemprotkan uap bahan bakar didatam ruang bakar kemudian dibakar oleh sistem pembakaran, Hasil pembakaran berupa ekspansi kemudian diteruskan oleh piston dan memutar sumbu crank. Tasil pembakaran di dalam mesin selain menghasilkan energi gerak juga menghasilkan panas ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43 1 yang sangat tinggi sehingga diperlukan sistem pendingin yang memadai agar mesin dapat berfungsi secara terus menerus. Prinsip kerja sistem pendingin berupa aliran fluida yang bersuhu lebih rendah melewati jaket pendingin™ perhatikan Gambar 1, mesin melepaskan panas kepada fluida kemudian mengalir menuju radiator yang berfungsi sebagai penukar kalor ke lingkungan. ‘Agar pertukaran panas dari fluida kepada lingkungan terjadi dengan baik dipasang kipas pendingin radiator. Kipas pendingin dirancang sedemikian rupa agar mempunyai kinerja dengan kapasitas aliran seoptimal mungkin biasanya dengan menggunakan perangkat Tunak CFD") Gambar 1. Diagram sistem pendingin mesin Selanjutnya untuk memperoleh kinerja kipas pendingin secara faktual dipertukan pengukuran secara eksperimen, Pengukuran dilakukan dengan merujuk dan memenuhi standard AMCA 210-07"), Pengukuran dengan menggunakan fasilitas uji fan yang, dirancang dan dibuat oleh BBTAS sejalan dengan standard AMCA 210-07. Pengukuran kinerja kipas dilakukan pada RPM 1000 dan 1500. Peralatan shrotle digunakan untuk mensimulasikan aliran udara di downstream. 2. TEORIDASAR Pengukuran kinerja fan pada dasarya mengukur jumlah udara yang dapat dipindabkan oleh kipas persatuan waktu. Hal tersebut dapat diukur dengan teknik menghitung kecepatan udara V m/s melalui penampang ducting dengan luas A m° bila diketahui densitas udara p (kgim'), Kecepatan V dapat dihitung dengan mengukur tekanan total Pix di bidang ukur. Apabila berdasarkan pengukuran di bidang ukur tekanan total Py ( N/m’) maka kecepatan V"! dapat dihitung dengan rumus; 2 ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43 Dengan didapatkannya kecepatan alir V_ selanjutnya kinerja kipas yang dinyatakan dengan kapasitas alir Q (m'Ydetik) dapat dihitung berdasarkan hubungan: o-av 2 Berdasarkan prinsip tersebut pengukuran kinerja kipas distandardkan dengan empat skema teknik pengukuran standard AMCA 210-07 yakni: + Free inlet free outlet * Free inlet ducting outlet * Ducting inlet free outlet + Ducting inlet ducting outlet Dengan mempertimbangkaan biaya pembuatan dan kehandalan alat ukur skema pengukuran fasilitas uji fan BBTA3 menggunakan skema Free inlet ducting outlet. Skema yang digunakan memiliki aliran yang diseragamkan dibagian downstream fan dengan straightener sehingga pada bidang pengukuran berupa besaran tekanan total, tekanan statik, temperatur kering dan basah menjadi lebih akurat dibandingkan dengan skema free inlet free outlet. 3. METODOLOGI Metoda pengukuran kinerja kipas dengan fasilitas yang dimiliki oleh BBTA3- BPPT seperti terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Dengan PL.1, PL.2 dan PL.3 adalah bidang 1, bidang 2 dan bidang 3. PLT PL2 PLS MPefof be Z Gambar 2. Diagram fas ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43 3 Berdasar pada instalasi fasilitas uji seperti pada Gambar 2 data yang diukur tertera pada Tabel 1 berikut ini; abel 1. Variabel yang diukur dalam pengujian Kondisi lingkungan bervariasi Ftdo(°C), tea(°C), Po Tekanan dinamik dan statik Pv3r, Ps3r Jka tekanan < 1 KPa, maka td3 tidak perlu diukur td; tetapi tdo Selanjutnya dengan menerapkan teori dasar untuk pengukuran aliran didalam duct pada Gambar 2 rumus untuk aliran dan tekanan dapat dilihat pada Tabel 2. ‘Tabel 2. Rumus pada aliran dan tekanan dalam pengujian Tekanan dinamik di bidang 3 Kecepatan di bidang 3 Laju aliran udara di bidang 3 Laju aliran udara kipas Tekanan statik di bidang 3 ih ‘Aay? (pa Tekanan dinamik ki = ‘ekanan dinamik kipas P= Pa) (2) (laa, h Tekanan total di bidang Pa= Pat Pat f(p2+5*) a Dra Tekanan total kipas FeaH, ta Tekanan statik kipas * Catatan: Py = 0, and ps= p2 4 ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43 Gambar 3, Fasilitas pengujian kinerja kipas BBTA3-BPPT Instrumen pengukur yang diperlukan adalah PCE PFM 2 micro manometer, airflow TA460, temperature sensors, speed of rotation sensor, dan ducting. Instalasi peralatan pengujian seperti dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah instrument dipasang kemudian diaktifkan sehingga pengukuran siap dijalankan. Metoda pengukuran pertama-tama fan atau kipas dioperasikan hingga mencapai RPM 1000. Data Acquisition engineer mengatur throttle yang ada dibagian belakang fasilitas uji seperti terlihat pada gambar 3. Throttle diatur untuk membuka dari 10% hingga 100% dengan kenaikan bertahap sebesar 10%, Kemudian pada kondisi tersebut dilakukan pengambilan data. Setelah selesai seluruh kondisi bukaan throttle kemudian dilanjutkan untuk kondisi RPM 1500. Sedangkan secara ringkas simulasi numerik perkiraan nilai kapasitas alir diterangkan sebagai berikut!!, A. Geometri kipas perancangan digunakan sebagai masukan untuk membuat grid. B. Kemudian dibuat domain komputasi_ yang sesuai dan diberikan kondisi batas seperti bidang inlet, wall, outlet, kipas. C. Perhitungan diberikan dengan masukan RPM kipas dan dimonitor hasil simulasi berupa output kecepatan angin, tekanan, kapasitas alir dan parameter lainnya, ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran besaran-besaran yang dicantumkan pada Tabel 1 kemudian dihitung dengan persamaan - persamaan pada Tabel 2 sehingga diperolch kinerja kipas Q, Pt, dan Ps seperti pada Tabel 3 dan Gambar 4, Nilai yang diberikan tanda penekanan ‘merupakan hasil interpolasi liniet untuk RPM 1000 dan 1500 yang dibandingkan dengan nilai rancangan. bel 3. Hasil Pengolahan data Kinerja Kipas 000 0 RP “Umny Peay COPPA) QTY) Ti a on 23.06 11.14 113 46.96 17.85 0.7 19.31 9.35, att 50.27 na 0.64 20.59 11.36 1.07 53.99 28.12 0.7 28.2 20.95 035 70.33, 49.2 0.82 39.64 23.54 0.86 23.93 m2 136.23 124.73 0.60 21.26 203.20 02 87.54 59.49 Selanjutnya apabila hasil pengolahan data pada Tabel 3 disajikan dalam bentuk sgrafik karakteristif kipas dapat dilibat pada Gambar 4 untuk RPM 1000 dan Gambar 5 untuk RPM 1500, © Stati Pressure = Total Pressure 0.00 Renow'rite mf? __ 98° Gambar 4, Grafik Tekanan Total dan Tekanan Statik terhadap Q untuk RPM kkipas 1000 Grafik karakteristik tersebut relatif lurus karena variasi pembukaan peralatan throttle hanya dilakukan pada titik operasi kipas tertentu saja karena yang menjadi 6 ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43 pethatian adalah karakteristik kipas di sekitar data prediksi. Hal ini menyebabkan kinerja kipas pada kondisi shut-off tidak diukur dimana lajur aliran udara adalah nol. Penginterpolasian dilakukan dengan membuat persamaan linear dari hubungan P, tethadap Q dan P, terhadap Q. Dari hasil linerisasi tersebut diperoleh nilai P-48.83 Pa, P.=43.61 Pa pada Q-0.48 m’/s untuk RPM 1000 dan P;=125.60 Pa , P=112.75 Pa pada Q-0.75 m/s untuk RPM 1500. Sementara harga prediksi pada P,-43 nilai Q-0.48 m*is, Hasil pengukuran dapat dirangkum seperti dapat dilihat dalam tabel 4, Static Pressure Total Pressure Linear (static Pressure) —tinear (Total Pressure) obo 9; apo: Airflow Rate (m?!s) kanan Total dan Tekanan Statik terhadap Q untuk RPM kipas 1500 ‘Tabel 4. Perbandingan Hasil Pengukuran dan CFD untuk RPM 1000 dan 1500 Pengukuran Prediksi CFD RPM P.(Pa) ‘Q(m"7s) P.(Pa) ‘Q(m"7s) 1000 43.61 0.48 a3 0.48 1500 112.75 0.75 114 0.76 5. KESIMPULAN DAN SARAN Standard AMCA 210-07 untuk mengukur kinerja kipas pendingin dengan metoda Free inlet ducting outlet dapat dibuat dan dilaksanakan di BBTA3-BPPT. Pengukuran besaran-besaran yang diperlukan untuk menentukan kinerja kipas pendingin, dengan instrumen yang dimiliki BBTA3 berjalan sesuai harapan. ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43 7 Perbandingan hasil pengukuran dan prediksi memberikan nilai yang sangat akurat, Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas uji kipas dengan metoda pengukuran Free inlet ducting outlet dapat diterapkan untuk mengukur kinerja kipas dengan baik. Hasil pengukuran pada RPM 1500 memiliki nilai kinerja Q=0.75 m’s, Hal ini menunjukkan semakin tinggi RPM memberikan kinerja yang lebih tinggi. Selanjutnya dalam waktu dekat akan dilakukan pengukuran untuk RPM 2000 dan 3000 untuk memverifikasi kinerja kipas yang dirancang. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasi kami tujukan kepada rekan-rekan BBTA3-BPPT yaitu Ir Wahjoe Widodo MBA., Khoirul Anwar ST., F. Andree J. ST. MT., Malinda S. ST., dan Sahran yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini, 7. DAFTAR PUSTAKA. [1] Richard Stone and Jeffrey K. Ball, 2004, Automotive Engineering Fundamentals. SAE International. Warrendale USA. [2] http://seno1983.blogspot.co id/2012/09/sistem-pendingin. htm! [3] Subagyo. 2014. Rancangan dan Optimasi Fan Blade untuk Peningkatan Kapasitas Aliran, Bunga Rampai Penguasaan Teknologi Acrodinamika Untuk Penguatan Industri Nasional. Halaman 129-136, Trim Komunikata Publishing House. Cimahi, [4] ANSIAMCA STANDARD 210-07, ANSI! ASHRAE STANDARD 51-07. 2008 Laboratory Methods of Testing Fans for Certified Aerodynamic Performance Rating, AMCA International and ASHRAE. Atlanta USA. en H. Collicott and Daniel T. Valentine. 2006. [5] E.L. Houghton, P.W. Carpenter, S Aerodynamies for Engineering Students. Butterworth-Heinemann, Waltham USA. HASIL DISKUSI Nama penanya: Dodi Rusjadi Pertanyaan ‘Apakah uji noise pada penelitian ini tidak dilakukan? Jawaban Kami melakukan juga pengukuran noise, tapi disini tidak disebutkan, 8 ISSN 0852 - 002 X, PPI KIM KE-43

You might also like