Sifat
Perihal
‘Tembusan
1, Menteri Agama RI; (sebagai laporan)
2) Kepala Badan Kepegawaian Negara, Jakarta;
3. Kepala Kantor Regional BKN se-Indonesia;
4) Kepala Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara se-Indonesia|
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKRETARIAT JENDERAL
Jalan Lapangan Banteng Barat
Telepon 3811642, 3811654, 3811658, 3811
B.I/2/Kp.02,3/00245 /2016
Penting
Status Jabatan Fungsional Penghulu dan
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)
pkarta,12 Januari 2016
Kepada
Yth. 1. Sckretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Agamb;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Bimas Islam Kemenferian Agama;
3. Para Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi;
4. Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota,
Seluruh Indonesia
Bahwa untuk memperjelas Surat Edaran Dirjen Blmas Islam Kementerian Agama,
Jakarta Nomor D.J.ll/PW.01/2734/2015 tanggal 28 Oktober 2015 tentang status Jabatan
Fungsional Penghulu dan Kepala KUA Kecamatan di lfigkungan Kementerian Agama,
dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :
1, Berdasarkan | Keputusan | Menteri Pendayagunaa
Per/62/M.PAN/2005 tentang Jabatan Fungsional Pdnghulu dan Angka Kreditnya,
dijelaskan bahwa Penghulu adalah PNS sebagai pegalvai pencatat nikah yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara pknuh oleh Menteri Agama atau
pejabat yang ditunjuk’ sesuai dengan peraturan perndang-undangan yang berlaku
untuk melakuken pengawasan nikah/rujuk menurgt agama Islam dan’ kegiatan
kepenghuluan, selanjutnya Pengangkatan serta kenajkan pangkat/jabatan Penghulu
dipersyaratkan dengan menggunakan angka kredit;
2, Berdasarkan Ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Berpama Menteri Agama dan Kepala
BEN Nomor 144 dan, Nomor, 20 Tahun 2000, tentang petunjule pelaksanaan jabatan
fungsional Penghulu dan angka Kreditnya dijelaskan Hphwa PNS yang diangkat dalam
jabatan Penghulu tidak dapat menduduki jabatan Fangkap, baik dengan jabatan
fungsional lain maupun dengan jabatan struktural, fselanjutnya ketentuan ayat (2)
dalam Peraturan yang sama dinyatakan bahwa Pengiulu dapat diberi tugas tambahan
sebagai Kepala KUA;
3, Berdasarkan ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 jo. Nomor
13 Tahun 2002 ditegaskan bahwa Pegawai Negeri fipil yang menduduki Jabatan
Struktural tidak dapat menduduki jabatan rangkap, bai dengan jabatan struktural lain
maupun dengan jabatan fungsional;
4, Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah|Nomor 47 Tahun 2005 tentang
Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Rangkap ditegaskan bahwa Pegawai
Negeri Sipil dilarang menduduki jabatan rangkap;
5. Berdasarkan Ketentuan Pasal 14 Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001
tentang penataan organisasi Kantor Urusan Agama Kecfmatan dijelaskan bahwa Kepala
Kantor Urusan Agama Kecamatan berubah eselonisasinga dari V.a menjadi IV.b;
6. Schubungan dengan hal tersebut, bahwa status jabafan fungsional Penghulu adalah
Jabatan Rungsional Tertentu (FT), Pengangkatan dalajn jabatannya mempersyaratkan
dengan perolehan jumlah angka kredit tertentu dah status Jabatan Kepala KUA
Kecamatan adalah Pejabat Struktural eselon IV.b, pengangkatannya dilakukan melalui
penilaian kompetensi (assessment) berdasarkan Keputfsan Menteri Agama Nomor 207
Tahun 2013 dan hasil Sidang Badan Pertimbanghn Jabatan dan Kepangkatan
(Baperjakat) sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nbmor 9 Tahun 2007;
7, Bagi Pejabat Fungsional Penghulu yang diberi tugas|tambahan sebagai Kepala KUA
Kecamatan Kedudukannya adalah’ sebagai Pejabat ional Tertentu, kenaikan
pangkat/jabatannya mempersyaratkan perolehan angkel kredit;
8, Bagi KUA Kecamatan yang dipimpin oleh Pejabat Fungsjonal Penghulu yang diberi tugas
tambahan sebagai Kepala KUA Kecamatan, agar Kepdia Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi segera melaksanakan penataan dan pehilaian kompetensi (assessment)
untuk pengangkatan dalam Jabatan Struktural esflon IV.b sebagai Kepala KUA
Kecamatan.
Aparatur Negara Nomor
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima k4sih.
‘Dr. Nur Svam,M.Si_
9580807 1986031002,”