You are on page 1of 18

LAPORAN HASIL AUDIT MUTU INTERNAL

PUSKESMAS BANJARAN KOTA


TAHUN 2016

TIM AUDIT MUTU INTERNAL


PUSKESMAS BANJARAN KOTA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat-
Nya, kami dapat melaksanakan Audit Mutu Internal Puskemas dan Laporan Audit Mutu
Internal puskesmas Banjaran Kota dapat kami selesaikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam kagiatan tersebut sehingga proses persiapan, pelaksanaan sampai terselesaikannya
laporan ini, diantaranya:
1. Kepala BLUD Kecapmatan Banjaran yang telah memerikan dukungan dan
pendanaan dalam kegiatan ini.
2. Kepala Puskesmas Banjaran Kota yang telah memberikan arahannya.
3. Penanggung jawab Unit Pelayanan Farmasi dan Unit Pelayanan Laboratorium
sebagai Auditee yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk di audit
disela-sela kesibukan mereka melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
4. Para Ketua Pokja UKP, UKM dan Pokja Admen yang telah membantu Tim
Audit dalam pelaksanaan Audit Internal.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebautkan satu persatu yang telah
membreikan kontribusinya dalam pelaksanaan kegiatan Audit Internal.
Pelaksanaan audit dan penyajian laporan hasil audit mutu internal ini masih
banyak kekurangan, sehingga masukan dan umpan balik yang bersifat membangun sangat
kami butuhkan.

Banjaran, Aguatus 2016

Tim Pernyusun.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

Bab II Hasil Audit Mutu Internal

Bab III Kesimpulan

Lampiran:
Rencana Audit Internal
Instrumen Audit Mutu Internal Unit Pelayanan Farmasi
Form Ringkasan Temuan Audit dan Rencana Tindak Lanjut
Instrumen Audit Intrernal Unit Pelayanan Laboratorium
Form Ringkasan Temuan Audit dan Rencana Tindak Lanjut.
Dokumentasi Pelaksanaan Audit
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan penjaminan mutu disetiap Unit Pelayanan Puskesmas Banjaran Kota
merupakan gambaran kualitas layanan yang diberikan sehingga pelaksanaannya harus
dipantau dan dipastikan berjalan sesuai dengan pedoman dan standarisasi. Tim Audit
Mutu Internal Puskesmas yang bertanggung jawab atas pelaksanaan penjamin mutu
disetiap unit memandang perlu mengaudit pelaksanaan layanan khususnya di Unit
Pelayanan Farmasi dan Unit Pelayanan Laboratorium sesuai dengan Standar/Kriteria
yang ada dalam penilaian Akreditasi Puskesmas.

B. Tujuan Pengukuran
Tujuan dari kegiatan Audit Mutu Internal adalah untuk mengukur tingkat
pelaksanaan penjamin mutu dalam Standar/Kriteria Akreditasi Puskesmas disetiap Unit
Pelayanan terutama Unit Pelayanan Farmasi dan Unit Pelayanan Laboratorium,
sehingga aspek-aspek mana yang perlu dipertahankan dan aspek-aspek mana yang
perlu ditindaklanjuti.

C. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Audit Mutu Internal ini dilaksanakan pada minggu ke I bulan Juli 2016
untuk penilaian Unit Pelayanan Laboratorium dan minggu ke II bulan Juli 2016 untuk
Unit Pelayanan Farmasi.

D. Lingkup Audit
Sesuai dengan jadwal dalam rencana Audit Mutu Internal UKP Puskesmas
Banjaran Kota tahun 2016 unit layanan yang terlebih dahulu dilakukan penilaian
adalah Unit Pelayanan Farmasi dan Unit Pelayanan Laboratorium, untuk pelaksanaan
penilaian unit lainnya akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
E. Objek Audit
Aspek yang diukur sesuai dengan Standar/Kriteria dalam Intrumen penilaian
Akreditasi Puskesmas yaitu:
1. Unit Pelayanan Laboratorium, standar yang dinilai adalah Standar 8.1 terdiri dari:
a. Kriteria 8.1.1 Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas syang
kompeten dan berpengalaman untuk melakukan dan/atau
menginterprestasikan hasil pemeriksaan.
b. Kriteria 8.1.2 terdapat kebijakan dan prosedur spesifik untuk setiap jenis
pemeriksaan laboratorium
c. Kriteria 8.1.3 hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam
waktu sesuai denga ketentuan yang ditetapkan
d. Kreteria 8.1.4 ada prosedur melaporkan hasil tes diagnostik yang kritis
e. Kriteria 8.1.5 reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukansehari-hari
selalu tersedia dan dievaluasi untuk memastikan akurasi dan presisi hasil
f. Kriteria 8.1.6 ditetapkan nilai normal dan rentang nilai yang digunakan untuk
interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium
g. Kriteria 8.1.7 pengendalian mutu dilakukan, ditindaklanjuti dan
didokumentasikan untuk setiap pemeriksaan laboratorium.
h. Kriteria 8.1.8 program keselamatan (safety) direncanakan, dilaksanakan dan
didokumentasikan.

2. Unit Pelayanan Farmasi, standar yang dinilai adalah Standar 8.2 terdiri dari :
a. Kriteria 8.2.1 berbagai jenis obat dikelola secara efisien untuk memenuhi
kebutuhan pasien
b. Kriteria 8.2.2 peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dipandu kebijakan
dan prosedur yang efektif
c. Kriteria 8.2.3 ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam penyimpanan,
penyiapan dan penyampaian obat kepada pasien serta penatalaksanaan oabt
kadaluwarsa/rusak.
d. Kriteria 8.2.4 Efek samping yang terjadi akibat pemeberian obat-obat yang
diresepkan atau riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu harus
didokumentasikan dalam rekam medis pasien
e. Kriteria 8.2.5 Kesalahan obat (Medication Errors) dilaporkan melalui proses
dan dalam kerangka waktu yang ditetapkan oelh puskesmas
f. Kriteria 8.2.6 obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana
disimpan diluar farmasi

F. Auditor
Auditor adalah orang-orang yang tergabung dalam Tim Audit Mutu Internal
Puskesamas sesuai dengan SK Kepala UPTD Pelayanan Kesehatan Kecamatan
Banjaran Kota No. 440/kep.025.A-UPTD/2016 tentang Tim Audit Internal Akreditasi
Puskesmas Banjaran Kota Kec. Banjaran Kabupaten Bandung Tahun 2016. Tim Audit
Internal Puskesmas Banjaran Kota terdiri dari:
Ketua : dr. Hj Rina Agustina
Anggota : dr. Susi Infantriani
Eri Erawan, SE
Yayat Rohayati, AmKeb
Cucu Saibah, AmKeb
Indri Yusiana, AMD.Kep
Teti Mulyati, AMD.Kep
Novi Angga Permana, APT
Yuni Sri Hartini, Skep
Lilis Rohaeti, AMD.Kep
Yuyun Yuanasih, AmKeb
Diah Fatoni, S.Gz
Drg. Risna
N. Yulia ernawati, AmKeb

G. Proses Audit
Proses Audit dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati (jadwal
audit terlampir), metode yang digunakan dalam proses penilaian adalah metode
wawancara untuk meminta penjelasan dari auditee, auditor melakukan telaah dokumen
terhadap kebijakan, pedoman dan standar yang tersedia di setiap unit pelayanan, selain
itu auditor juga meminta bukti atas suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh auditee.

H. Metode Analisa Data


Hasil Audit Mutu Internal akan dianalisa dengan metoda analisis deskriptif untuk
mendapatkan gambaran tentang setiap aspek/kriteria yang dinilai dalam Audit Mutu
Internal.
BAB II
HASIL AUDIT MUTU INTERNAL

A. Deskripsi Hasil Audit di Unit Pelayanan Laboratorium


Tabel 2.1 Instrumen Audit Internal Unit Pelayanan laboratorium
No Kriteria Daftar Pertanyaan Fakta Temuan Rekomendasi
audit lapangan audit audit
1 Standar Apakah jenis-jenis pelayanan
8.1 yang tersedia di laboratorium
Kriteria sesuai dengan yang ditetapkan
8.1.1
Apakah tenaga yang
memberikan pelayanan sesuai
dengan standar kompetensi
Apakah pelaksanaan
interpertasi dilakukan oleh
petugas yang terlatih
2 8.1.2 Apakah tersedia kebijakan
dan prosedur untuk
permintaan pemeriksaan,
penerimaan spesimen,
pengambilan dan
penyimpanan spesimen
Apakah tersedia SOP
pemeriksaan laboratorium
Apakah dilakukan
pemantauan secara berkala
terhadap pelaksanaan SOP
pemeriksaan laboratorium
Apakah dilakukan evaluasi
terhadap ketepatan waktu
penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium
Apakah tersedia kebijakan
dan prosedur pemeriksaan
diluar jam kerja
Apakah ada kebijakan dan
prosedur untuk pemeriksaan
yang beresiko tinggi
(misalnya spesimen sputum,
darah dan lainnya)
Apakah tersedia SOP
kesehatan dan keselamatan
kerja, dan alat pelindung diri
bagi petugas laboratorium
Apakah dilakukan
pemantauan terhadap
penggunaan APD dan
pelaksanaan prosedur
kesehatan dan keselamatan
kerja.
Apakah tersedia SOP
pengelolaan bahan berbahaya
dan beracun, dan limbah
medis hasil pemeriksaan
laboratorium
Apakah tersedia SOP
pengelolaan reagen di
laboratorium
Apakah dilakukan
pemantauan dan tindak lanjut
terhadap pengelolaan limbah
medis
3 8.1.3 Apakah waktu untuk laporan
hasil pemeriksaan sudah
sesuai dengan kebijakan
Apakah ketepatan waktu
melaporkan hasil pemeriksaan
yang urgent/gawat darurat
sudah diukur
Apakah hasil laboratorium
dalam kerangka waktu guna
memenuhi kebutuhan pasien
4 8.1.4 Apakah metode kolaboratif
digunakan untuk
mengembangkan prosedur
untuk pelaporan hasil yang
kritis dan pemeriksaan
diagnostik
Apakah prosedur tersebut
menetapkan nilai ambang
kritis untuk setiap tes
Apakah prosedur tersebut
menetapkan oleh siapa dan
kepada siapa hasil yang kritis
dan pemeriksaan diagnostik
harus dilaporkan
Apakah prosedur tersebut
menetapkan apa yang dicatat
di dalam rekam medis pasien
Apakah proses dimonitor
untuk memenuhi ketentuan
dan dimodifikasi berdasarkan
hasil monitoring
5 8.1.5 Apakah ada kebijakan yang
mentetapkan reagensia
esensial dan bahan lain yang
harus tersedia
Apakah reagensia esensial dan
bahan lain tersedia, dan
apakah ada proses untuk
menyatakan jika reagen tidak
tersedia

Apakah semua reagensia


disimpan dan didistribusi
sesuai pedoman dari produsen
atau instruksi penyimpanan
dan distribusi yang ada pada
kemasan
Apakah tersedia pedoman
tertulis yang dilaksanakan
untuk mengevaluasi semua
reagensia agar memberikan
hasil yang akurat dan presisi
6 8.1.6 Apakah ada kebijakan yang
menetapkan nilai/rentang nilai
rujukan untuk setiap
pemeriksaan yang
dilaksanakan
Apakah rentang nilai rujukan
ini disertakan dalam catatan
klinis pada waktu hasil
pemeriksaan dilaporkan
Apakah pemeriksaan yang
dilakukan oleh laboratorium
luar sudah mencantumkan
rentang nilai
Apakah rentang nilai
dievaluasi dan direvisi berkala
seperlunya
7 8.1.7 Apakah tersedia kebijakan
dan prosedur pengendalian
mutu pelayanan laboratorium
Apakah dilakukan kalibrasi
atau validasi instrumen/alat
ukur tepat waktu dan oleh
pihak yang kompeten sesuai
prosedu
Apabila ditemukan
penyimpangan, apakah
dilakukan tindakan perbaikan
Apakah dilakukan
pemantapan mutu eksternal
terhadap pelayanan
laboratorium oleh pihak yang
kompeten
Apakakah terdapat bukti
dokumentasi dilakukannya
pemantapan mutu internal dan
eksternal
8 8.1.8 Apakah terdapat program
keselamatan/keamanan
laboratorium yang mengatur
risiko keselamatan yang
potensial di laboratorium dan
di area lain yang mendapat
pelayanan laboratorium.
Apakah program ini adalah
bagian dari program
keselamatan di Puskesmas
Apakah petugas laboratorium
melaporkan kegiatan
pelaksanaan program
keselamatan kepada pengelola
program keselamatan di
Puskesmas sekurang-
kurangnya setahun sekali dan
bila terjadi insiden
keselamatan
Apakah terdapat kebijakan
dan prosedur tertulis tentang
penanganan dan pembuangan
bahan berbahaya
Apakah dilakukan
identifikasi, analisis dan
tindak lanjut risiko
keselamatan di laboratorium
Apakah staf laboratorium
diberikan orientasi untuk
prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja
Apakah staf laboratorium
mendapat
pelatihan/pendidikan untuk
prosedur baru dan
penggunaan bahan berbahaya
yang baru, maupun peralatan
yang baru.
Dari 8 kriteria penilaian pada tabel 2.1 didapatkan temuan hasil audit untuk
unit pelayanan laboratorium sebanyak 3elemen yang tidak sesuai dengan
standar/kriteria yang telah ditetapkan, kelima elemen tersebut dipaparkan dalam
tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2 Form Hasil Temuan Audit dan Rencana Tindak Lanjut
Ketida Standar/
Tindaka
Uraian Bukti- ksesuai Kriteria Waktu
n
No ketidaksesuai Bukti an thd yang Analisis Penyel
Perbaik
an Objektif standa digunak esaian
an
r an
1 SOP tentang APD untuk APD SOP Penyediaa Pengadaa I minggu
kesehatan dan penutup harus kesehatan n APD n APD setelah
keselamatan kepala, tersedia dan tidak terutama dilakuka
kerja, dan alat sepatu dan lengkap keselamat sesuai penutup n audit
pelindung diri kaca mata sesuai an kerja dengan kepala, internal
bagi petugas tidak tersedia dengan bagi SOP yang sepatu
laboratorium SOP petugas tersedia dan kaca
sudah ada, mata bagi
namun alat petugas
perlindungan lab
diri tidak
tersedia
lengkap
2 Pemantauan Limbah Limbah SOP Tempat Tempat 2
dan tindak medis medis pengelola pembuang pembuang minggu
lanjut terhadap disimpan harus di an limbah an limbah an limbah setelah
pengelolaan ditempat simpan medis. medis medis dilakuka
limbah medis yang tidak ditempat sementara sementara n audit
belum aman, tempat yang belum harus di internal
dilakukan pembuangan aman tersedia buat
limbah medis dan sehingga
sementara dikelola sampah
belum dengan medis
tersedia baik disimpan
ditempat
yang
tidak
aman
3 Belum Intrumen/alat Intrume SOP Instrumen Lakukan 2
dilakukan ukur yang n/alat kalibrasi yang kalibrasi minggu
kalibradi atau ada ukur tersedia dengan setelah
validasi dilaboratoriu yang dilaborato melibatka dilakuka
instrumen/alat m belum ada rium n pihak n audit.
ukur tepat pernah dilabora belum ke-3 yang
waktu dan oleh dilakukan torium pernah berkopete
pihak yang kalibrasi/vali harus dilakukan n
kompeten dasi, belum dilakuka kalibrasi
sesuai ada n
prosedur. kerjasama kalibrasi
dengan pihak /validasi
ke-3 yang secara
berkopeten berkala
untuk
melakukan
kalibrasi
instrumen
B. Deskripsi Hasil Audit di Unit Pelayanan Farmasi
Tabel 2.3 Instrumen Audit Internal Unit Pelayanan laboratorium
No Kriteria Daftar Pertanyaan Fakta Temuan Rekomendasi
audit lapangan audit audit
1 Standar Apakah tersedia pedoman/SOP
8.2 penilaian, pengendalian,
Kriteria penyediaan dan penggunaan obat
8.2.1
Apakah terdapat kejelasan
prosedur penyediaan dan
penggunaan obat
Apakah ada kejelasan siapa yang
bertanggung jawab terhadap
pelayanan obat
Apakah ada kebijakan dan
prosedur yang menjamin
ketersediaan obat-obat yang
seharusnya ada
Apakah tersedia pelayanan obat-
obatan selama tujuh hari dalam
seminggu dan 24 jam pada
Puskesmas yang memberikan
pelayanan gawat darurat
Apakah Tersedia daftar
formularium obat Puskesmas
Apakah dilakukan evaluasi dan
tindak lanjut ketersediaan obat
dibandingkan dengan formularium
Apakah dilakukan evaluasi dan
tindak lanjut kesesuaian peresepan
dengan formularium.
2 8.2.2 Apakah terdapat ketentuan
petugas yang berhak memberikan
resep
Apakah terdapat
ketentua/kebijakan petugas yang
menyediakan obat dengan
persyaratan yang jelas
Apabila persyaratan petugas yang
diberi kewenangan dalam
penyediaan obat tidak dapat
dipenuhi, Apakah petugas
tersebut mendapat pelatihan
khusus
Apakah tersedia kebijakan dan
proses peresepan, pemesanan, dan
pengelolaan obat
Apakah terdapat SOP untuk
menjaga tidak terjadinya
pemberian obat yang kedaluwarsa
kepada pasien
Apakah dilakukan pengawasan
terhadap penggunaan dan
pengelolaan obat oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota secara
teratur
Apakah terdapat
kebijakan/ketentuan siapa yang
berhak menuliskan resep untuk
obat-obat tertentu (misal
psikotropika dan narkotika)
Apakah ada kebijakan dan SOP
penggunaan obat-obatan pasien
rawat inap, yang dibawa sendiri
oleh pasien/ keluarga pasien
Apakah ada bukti pelaksanaan
pengawasan Penggunaan obat-
obatan psikotropika/narkotika dan
obat-obatan lain yang berbahaya.
3 8.2.3 Apakah terdapat SOP/
persyaratan penyimpanan obat
Apakah penyimpanan dilakukan
sesuai dengan persyaratan
Apakah Pemberian obat kepada
pasien disertai dengan label obat
yang jelas (mencakup nama,
dosis, cara pemakaian obat dan
frekuensi penggunaannya)
Apakah petugas memberikan
penjelasan tentang kemungkinan
terjadi efek samping obat atau
efek yang tidak diharapkan.
Apakah petugas menjelaskan
petunjuk tentang penyimpanan
obat di rumah
Apakah tersedia kebijakan dan
prosedur penanganan obat yang
kedaluwarsa/rusak
4 8.2.4 Apakah tersedia SOP pelaporan
efek samping obat
Apakah efek samping obat
didokumentasikan dalam rekam
medis
Apakah tersedia kebijakan dan
prosedur untuk mencatat,
memantau, dan melaporkan bila
terjadi efek samping penggunaan
obat dan KTD, termasuk
kesalahan pemberian obat
5 8.2.5 Apakah terdapat prosedur untuk
mengidentifikasi dan melaporkan
kesalahan pemberian obat dan
KNC
Apakah kesalahan pemberian
obat dan KNC dilaporkan tepat
waktu menggunakan prosedur
baku
Apakah ditetapkan petugas
kesehatan yang bertanggung
jawab mengambil tindakan untuk
pelaporan diidentifikasi
6 8.2.6 Apakah obat emergensi tersedia
pada unit-unit dimana akan
diperlukan atau dapat terakses
segera untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat
emergensi
Apakah ada kebijakan yang
menetapkan bagaimana obat
emergensi disimpan, dijaga dan
dilindungi dari kehilangan atau
pencurian

Dari 6 kriteria penilaian pada tabel 2.1 didapatkan temuan hasil audit untuk unit
pelayanan farmasi sebanyak 5 elemen yang tidak sesuai dengan standar/kriteria
yang telah ditetapkan, kelima elemen tersebut dipaparkan dalam tabel 2.4 di bawah
ini.
Tabel 2.4 Form Hasil Temuan Audit dan Rencana Tindak Lanjut
Uraian Bukti- Ketidakses Standar/Kri Waktu
Tindakan
No ketidakses Bukti uaian thd terian yang Analisis Penyeles
Perbaikan
uaian Objektif standar digunakan aian
1 Tidak Tidak ada evaluasi dan SOP Belum Tim Mutu 1 minggu
dilakukan dokumenta tindak lanjut Penyediaan dilakukan puskesmas setelah
evaluasi dan si tentang ketersediaan Obat yang dokument bersama dilakukan
tindak lanjut evaluasi obat dengan menjamin asi untuk petugas obat audit
ketersediaan dan tindak formularium ketersediaan kegiatan melaksanaka internal
obat lanjut harus obat, evaluasi n evaluasi
dibandingka ketersediaa dilakuakan Formularium dan dan tindak
n dengan n obat secara Puskesmas tindak lanjut
formularium dengan berkala lanjut ketersediaan
formulariu sesuai ketersedia obat dengan
m dengan SOP an obat formularium
dengan
formulari
um
2 Tidak Tidak ada evaluasi dan SOP Belum Tim Mutu 1 minggu
dilakukan dokumenta tindak lanjut Peresepan, dilakukan puskesmas setelah
evaluasi dan si tentang kesesuaian Formularium dokument bersama dilakukan
tindak lanjut evaluasi peresepan asi untuk petugas obat audit
kesesuaian dan tindak dengan kegiatan melaksanaka internal
peresepan lanjut formularium evaluasi n evaluasi
dengan kesesuaian harus dan dan tindak
formularium peresepan dilakuakan tindak lanjut
dengan secara lanjut kesesuaian
formulariu berkala kesesuaia peresepan
m sesuai n dengan
dengan SOP peresepan formularium
dengan
formulari
um
3 Petugas ada satu Semua SK tentang Terdapat pengajuan 1 minggu
yang tidak orang petugas persyaratan satu orang pelatihan setelah
memenuhi petugas dibagian unit petugas yang petugas di khusus bagi dilakukan
persayaratan dengan pelayanan berhak unit petugas non audit
tidak latar farmasi harus menyediakan farmasi farmasi yang internal
mendapat belakang memenuhi obat, SOP PKM bertugas di
pelatihan pendidikan standar peresepan, Banjaran unit
khusus bukan sesuai pemesanan Kota yang pelayanan
farmasi dengan dan tidak farmasi
kebijakan pengelolaan sesuai
puskesmas obat, SOP dengan
menjaga agar bidang
tidak terjadi keilmuan.
pemberian
obat
kadaluarsa
4 kesalahan Tidak ada Kesalahan SOP Kesalahan setiap setiap ada
pemberian dokumenta pemberian Identifikasi pemberia kejadian kejadian
obat dan si tentang obat dan Kesalahan n obat dan kesalahan kesalahan
KNC tidak pelaporan KNC harus Pemberian KNC pemberian pemberia
dilaporkan kesalahan dilaporkan Obat dan belum obat dan n obat dan
tepat waktu pemberian segera ke KNC dilaporka KNC KNC
sesuai obat dan Tim Mutu n kepada dilaporkan
dengan KNC PKM Tim Mutu segera dalam
prosedur Banjaran Pukesmas waktu 1X24
Kota 1X24 berhubun jam kepada
Jam g Tim Tim Mutu
kemudian Mutu Puskesmas,
didokumenta Pkm dan
sikan banjaran didokumenta
Kota baru sikan
terbentuk
pada
bulan Juli
2016
5 Obat Obat Obat Kebijakan obat-obat pengajuan pengajuan
emergensi emergensi emergensi tentang emergensi pembelian 2 minggu
tidak masih harus penyimpanan seharusny troli setelah
tersedia tersimpan tesimpan di obat a berada emergensi audit
pada unit- di ruang tempat yang emergensi ditempat dan membuat internal
unit dimana apotek, mudah yang kesepkatan
akan lemari obat dijangkau mudah bersama
diperlukan emergensi oleh setiap diakses untuk tempat
atau dapat belum unit, oleh penyimpanan
terakses menggunak penyimpanan setiap obat
segera an segel obat orang/pet emergensi
untuk emergensi ugas
memenuhi sebaiknya disetiap
kebutuhan menggunaka unit
yang n troli pelayanan
bersifat emergensi sehingga
emergensi dan setiap memudah
obat tersegel kan untuk
memenuh
i
kebutuhan
pasien
yang
bersifat
emergensi
BAB III
KESIMPULAN

A. Unit Pelayanan Laboratorium


1. Alat Perlindungan Diri bagi petugas laboratorium harus tersedia lengkap sesuai
dengan standar. APD yang ada dan digunakan oleh petugas laboratorium saat ini
baru sarung tangan dan celemek, sementara penutup kepala, kaca mata dan
sepatu khusus belum tersedia. Maka dari itu untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan diri bagi petugas laboratorium sesuai dengan kriteria yang
dipersyaratkan perlu adanya pengadaan bagi kelengkapan alat perlindungan diri
khususnya bagi petugas laboratorium.
2. Pengelolaan limbah medis khususnya limbah medis yang berasal dari
laboratorium belum dikelola sesuai dengan standar, limbah medis yang ada
disimpan ditempat yang terbuka dilokasi sekitar laboratorium, hal ini beresiko
menyebabkan terjadinya pencemaran dan penularan penyakit lain yang berasal
dari limbah medis tersebut. Untuk mencegah terjadinya resiko yang ditimbulkan
dari limbah medis tersebut, maka perlu diadakannya tempat pembuangan limbah
medis sementaran dengan persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan
standar.
3. Instrumen/alat ukur untuk pemeriksaan spesimen di laboratorium harus
dilakukan kalibrasi/validasi secara berkala agar ketepatan hasil pemeriksaan
tetap terjaga. Instrumen yang ada di laboratorium sampai dengan saat ini belum
pernah dilakukan kalibrasi/validasi sekalipun, sehingga untuk tetap menjaga
ketepatan hasil pemeriksaan maka tim audit merekomendasikan untuk dilakukan
kalibrasi/validari secepatnya oleh pihak yang kompeten sesuai dengan standar.

B. Unit Pelayanan Farmasi


1. Evaluasi dan tindak lanjut untuk ketersediaan obat dibandingkan dengan
formularium yang ada di puskesmas belum pernah dilaksanakan oleh tim mutu
puskesmas.
2. Evaluasi dan tindak lanjut kesesuaian peresepan dengan formularium belum
pernah dilakukan, sehingga menyebabkan pemeriksa sering kali meresepkan
obat yang ada di luar formularium.
3. Petugas lain yang berlatarbelakang keilmuan diluar kefarmasian tidak mendapat
pelatihan khusus, hal tersebut tidak sesuai dengan kebijakan dan standar yang
ada.
4. Kesalahan peberian obat dan KNC tidak dilaporkan tepat waktu sesuai dengan
prosedur.
5. Obat emergensi tidak tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau akan
mudah terakses segera sesuai dengan kebutuhan yang bersifat emergensi.

You might also like