ID Hubungan Pemberian Imunisasi Dasar Denga PDF

You might also like

You are on page 1of 8

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DENGAN


TUMBUH KEMBANG PADA BAYI (0 – 1 TAHUN)DI
PUSKESMASKEMBES KECAMATAN TOMBULU
KABUPATEN MINAHASA

Melisa Citra Kaunang


Sefti Rompas
Yolanda Bataha

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Email :melisacitrak@gmail.com

Abstract :Primary Immunization is very important to give towards the babies around 0-12 months
in order for them to gain defense from preventing diseases with immunization which are
Tuberculosis, Diphtheria, Pertussis, Tetanus, Polio, Hepatitis B and Measless. Provision of primary
immunization is extremely affect against the baby grow development process. Grow and
development are the things that very matters towards organism as an survival defend attempt and
preserve the descent. Purpose, analyze the relationship between provision of primary immunization
and growth of the baby and analyze the relationship between provision of primary immunization
and development of the baby. Research Design, is an analytic observation, with cross sectional
approach. Sample, taken by Total Sampling technic total 45 respondents. Results, the research on
these two analyses is using chi-square test attained p value = 0,000 which is smaller than a = 0.05.
The conclusion in this research that is there are relation between provision of primary
immunization toward the baby’s growth and there is relation also between the provision of primary
immunization with the baby’s development. Suggestion, can be useful as an information against the
parents that has baby in order for them to know the importance of the provision of primary
immunization toward baby that very impact the growth and development of the bab.

Keywords : Primary Immunization, Growth, Development

Abstrak :Imunisasi dasar sangat penting diberikan pada bayi berusia 0 – 12 bulan untuk
memberikan kekebalan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain
Tuberkolosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B dan Campak. Pemberian imunisasi dasar
sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang bayi. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup yaitu sebagai upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan melestarikan keturunan. Tujuan menganalisis hubungan
pemberian imunisasi dasar dengan pertumbuhan bayi dan menganalisis hubungan pemberian
imunisasi dasar dengan perkembangan bayi. Desain penelitian adalah observasional analitik,
dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling yang berjumlah
45 responden. Hasil penelitian pada kedua analisis tersebut menggunakan uji chi-square diperoleh
nilai p value = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat
hubungan pemberian imunisasi dasar dengan pertumbuhan bayi dan terdapat hubungan pemberian
imunisasi dasar dengan perkembangan bayi. Saran dapat digunakan sebagai informasi kepadaorang
tua yang memiliki bayi tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Kata Kunci : Imunisasi Dasar, Tumbuh, Kembang.

1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

PENDAHULUAN melestarikan keturunan. Pertumbuhan dan


perkembangan secara umum memiliki
Imunisasi merupakan upaya pengertian yang sama namun secara khusus
pemerintah untuk mencapai Milennium keduanya berbeda (Yuniarti, 2015).
Development Goals (MDGs) yang salah satu Hasil penelitian yang dilakukan oleh
tujuannya adalah untuk menurunkan angka Prayogo (2009) didapatkan bahwa angka
kematian anak (Kemenkes, 2010). Angka cakupan kelengkapan imunisasi dasar pada
kematian bayi merupakan indikator utama anak usia 0 – 1 tahun 47,1 %. Rendahnya
yang digunakan untuk menentukan derajat hasil kelengkapan imunisasi dasar pada
kesehatan masyarakat baik ditingkat provinsi penelitian ini antara lain dapat disebabkan
maupun nasional. Berdasarkan kondisi tidak lengkapnya pencatatan imunisasi pada
tersebut, program – program di Indonesia buku KIA ataupun KMS. Pada penelitian ini
menitikberatkan pada upaya penurunan angka juga terdapat hubungan yang bermakna antara
kematian bayi melalui imunisasi, sebab anak urutan anak dan jumlah anak dengan
merupakan investasi masa depan (Depkes, kelengkapan imunisasi dasar. Hasil penelitian
2009). juga yang dilakukan oleh Winarsih (2013)
Imunisasi dasar sangat penting berdasarkan hasil penelitian dari 47 responden
diberikan pada bayi berusia 0 – 12 bulan menunjukkan bahwa bayi mayoritas
untuk memberikan kekebalan dari penyakit mendapatkan imunisasi dasar tidak lengkap.
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) Penelitian berbeda juga dilakukan oleh
antara lain Tuberkolosis, Difteri, Pertusis, Sambuari (2013) menunjukkan status gizi
Tetanus, Polio, Hepatitis B dan Campak anak usia 5 tahun di TK Tunas Bhakti
(Depkes, 2005). Sementara itu, berdasarkan Manado berdasarkan Indeks Berat Badan
indikasi pencegahan penyakit, hak anak Menurut Umur (BB/U) pada umumnya
Indonesia untuk mendapatkan imunisasi juga kategori gizi baik, dan mempunyai
masih belum sepenuhnya optimal. perkembangan sosial yang baik. Maka
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat hubungan status gizi anak dan
cakupan Universal Child Immunization (UCI) perkembangan yang terjadi pada anak.
pada tahun 2010 adalah 75,3 %. Sedangkan Berdasarkan wawancara awal yang
pada tahun 2011, pencapaian UCI turun dilakukan di Puskesmas Kembes kepada 5
menjadi 74,1% (Kemenkes, 2010). orang Ibu yang salah satunya memiliki bayi
Fakta tersebut juga diperkuat oleh berumur 5 bulan dengan berat badan 10 kg
laporan yang disampaikan organisasi medis menunjukkan bahwa bayi tersebut memiliki
kemanusiaan dunia, Medicines Sans gizi baik (-2 SD s/d 2 SD), dan
Frontieres (MSF) atau Dokter Lintas Batas, perkembangannya sesuai dengan usia karena
yang menyebutkan bahwa Indonesia termasuk itu juga peran dari Ibu yang membawa
1 dari 6 negara yang teridentifikasi memiliki anaknya secara tepat waktu untuk
jumlah tertinggi anak – anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap
terjangkau imunisasi. Menurut MSF, dan memberikan gizi yang sesuai. Berbeda
sebanyak 70% dari anak – anak yang tidak dengan salah seorang Ibu yang memiliki bayi
terjangkau program imunisasi rutin tersebar di berumur 11 bulan dengan berat badan 5 kg
Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia dan hasilnya bayi tersebut tergolong gizi
dan Pakistan. Oleh karena itu, semua proses kurang (-3 SD s/d <-2 SD) dan
tumbuh kembang harus mendapatkan perkembangannya meragukan.
perhatian dan penanganan yang lebih serius
(Fida & Maya, 2012).
Pertumbuhan dan perkembangan METODE PENELITIAN
merupakan hal yang sangat penting bagi
makhluk hidup yaitu sebagai upaya untuk Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
mempertahankan kelangsungan hidup dan hubungan pemberian imunisasi dasar
2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

(variabel independen) dengan tumbuh Minahasa. Tahap pelaksanaan : Setelah


kembang (variabel dependen) pada bayi (0 – 1 mendapat ijin dari Ibu responden, peneliti
tahun) di Puskesmas Kembes Kecamatan mengajukan pertanyaan nama ibu, umur, dan
Tombulu Kabupaten Minahasa. Rancangan alamat. Peneliti menjelaskan maksud dan
penelitian ini menggunakan desain penelitian tujuan serta manfaat dari penelitian yang akan
observasional analitik dengan pendekatan dilakukan kepada Ibu responden, peneliti
cross-sectional. Penelitian ini telah dilakukan menjelaskan prosedur pelaksanaan, dalam
di Puskesmas Kembes Kecamatan Tombulu langkah awal, pastikan Ibu responden
Kabupaten Minahasa pada tanggal 15 membawa Kartu Menuju Sehat (KMS),
Desember s/d 18 Desember 2015. Populasi melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) yang
dalam penelitian ini adalah bayi 0 – 1 tahun dimiliki oleh Ibu responden untuk mengetahui
dengan teknik pengambilan sampel secara status imunisasi dasar apa saja yang sudah
total sampling yang berjumlah 45 responden. dilakukan, mengukur berat badan bayi dengan
Adapun pemilihan sampel didasarkan pada menggunakan timbangan bayi kemudian
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi diinterpretasikan dalam antropometri status
dalam penelitian ini adalah : ibu yang gizi anak (BB/U) menggunakan rumus Z-
memiliki bayi berumur 1 tahun dan tercatat score, selanjutnya mengukur/menggunakan
sebagai anggota puskesmas dan memiliki Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Kartu Menuju Sehat (KMS). Sedangkan (KPSP) kepada bayi. Dan tahap akhir : semua
kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : data – data yang terkumpul secara lengkap
ibu yang tidak bersedia anaknya menjadi dianalisis dan diinterpretasikan.
responden dan bayi yang dalam keadaan sakit. Analisa data dalam penelitian ini
Instrumen penelitian yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
dalam penelitian ini adalah Kartu Menuju Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui
Sehat (KMS), antropometri status gizi dan karakteristik responden berdasarkan jenis
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan kelamin, karakteristik responden berdasarkan
(KPSP). Peneliti menggunakan Kartu Menuju umur, karakteristik pemberian imunisasi
Sehat (KMS) untuk menilai status medik dari dasar, karakteristik pertumbuhan bayi/ status
bayi dalam pemberian imunisasi dasar gizi bayi, karakteristik perkembangan bayi.
(Hepatits B, BCG, DPT, Polio dan Campak) Dan analisa bivariat dilakukan untuk melihat
secara lengkap atau tidak lengkap, kemudian adanya hubungan antara variabel dan
mengukur pertumbuhan bayi menggunakan digunakan uji statistic. Setelah itu data di
antropometri status gizi dengan indeks BB/U input dengan software komputer untuk
dengan menggunakan rumus z-score dan dianalisa dengan mengunakan uji statistik
didapatkan hasil ; gizi buruk : <-3 SD, gizi menggunakan uji chi- square dengan nilai p =
kurang : -3 SD s/d <-2 SD, gizi baik : -2 SD α<0.05, dimana jika p = α< 0,05, maka
s/d 2 SD, gizi lebih >2 SD dan terakhir terdapat hubungan antara kedua variabel. Jika
menggunakan Kuesioner Pra Skrining p = α> 0,05, maka tidak ada hubungan antara
Perkembangan (KPSP) untuk mengetahui kedua variabel.Etika penelitian bertujuan
perkembangan bayi dengan menjawab untuk menjaga kerahasiaan identitas
beberapa pertanyaan. Skor 1 : jika jawaban responden akan kemungkingan terjadinya
“ya”, skor 0 : jika jawaban “tidak”. Dari ancaman terhadap responden. Masalah etika
perhitungan tersebut didapatkan hasil : sesuai ini terutama ditekankan pada: Informed
= 9 – 10, meragukan = 7 – 8, ada Consent, Anonymity (tanpa nama) dan
penyimpangan 6 atau <6. Confidential (kerahasiaan).
Prosedur pengumpulan data pada
penelitian ini terdiri dari tahap persiapan :
mengurus surat izin penelitian dari insitusi
pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan,
kemudian diajukan ke Kepala Puskesmas
Kembes Kecamatan Tombulu Kabupaten

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

HASIL PENELITIAN Status Gizi


n %
Bayi
1. Analisa Univariat
Gizi Baik 27 60,0
a. Variabel Jenis Kelamin Gizi Kurang 18 40,0
Jumlah 45 100
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Sumber : Data Primer 2015

Jenis Kelamin n %
e. Variabel Perkembangan Bayi
Laki – Laki 26 57,8
Perempuan 19 42,2 Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan
Perkembangan Bayi
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer 2015 Perkembangan
n %
Bayi
Sesuai 28 62,2
Meragukan 17 37,8
b. Variabel Umur
Jumlah 45 100 %
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Sumber : Data Primer 2015
Umur

Umur (Bulan) n %
2. Analisa Bivariat
9 Bulan 14 31,1
10 Bulan 5 11,1 Tabel 6 Hubungan Pemberian Imunisasi
11 Bulan 6 13,3 Dasar Dengan Pertumbuhan Bayi
12 Bulan 20 44,4
Pemberian Status Gizi Jumlah OR P
Jumlah 45 100 % Imunisasi Bayi
Sumber : Data Primer 2015 Dasar Gizi Gizi
Baik Kurang
n n n

c. Variabel Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap 22 4 26


15.4 0
48,9 8,9 57,8
,
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan 0
Pemberian Imunisasi Dasar Tidak 5 14 19
0
Lengkap 11,1 31,1 42,2
0
Pemberian Total 27 18 45
n % 60,0 40,0 100
Imunisasi Dasar
Lengkap 26 57,8 Sumber : Data Primer 2015
Tidak Lengkap 19 42,2
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer 2015

d. Variabel Pertumbuhan Bayi / Status Gizi


Bayi
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan
Status Gizi Bayi
4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

Tabel 7 Hubungan Pemberian Imunisasi 3. Karakteristik Responden Berdasarkan


Dasar Dengan Perkembangan Bayi Pemberian Imunisasi Dasar
Berdasarkan hasil penelitian pada bayi
Pemberian Perkembangan Jumlah OR P di Puskesmas Kembes menunjukan responden
Imunisasi Bayi
Dasar Sesuai Meragu dengan pemberian imunisasi lengkap
kan berjumlah 26 responden (57,8%) dan
n n n responden dengan pemberian imunisasi tidak
lengkap berjumlah 19 responden (42,2%).
Lengkap 24 2 26 Imunisasi sangat diperlukan demi
45,0 0
53,3 4,4 57,8 memberikan perlindungan, pencegahan,
,
0 sekaligus membangun kekbalan tubuh anak
Tidak 4 15 19
Lengkap 8,9 33,3 42,2
0 terhadap berbagai penyakit menular maupun
0 penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan
Total 28 17 45 kecatatan tubuh bahkan kematian (Supartini,
62,2 37,8 100
2012).
Sumber : Data Primer 2015
Pemberian imunisasi secara lengkap
PEMBAHASAN dan sesuai jadwal bukan hanya bermanfaat
untuk menghasilkan kekebalan tubuh
A. Analisa Univariat terhadap penyakit, melainkan juga mencegah
penularan penyakit atau wabah (Fida & Maya,
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis 2012).
Kelamin
Berdasarkan penelitian yang telah 4. Karakteristik Responden Berdasarkan
dilakukan pada bayi di Puskesmas Kembes Pertumbuhan Bayi / Status Gizi Bayi
menunjukan bahwa dari 45 responden, Berdasarkan hasil penelitian pada bayi
didapati jumlah responden dengan jenis di Puskesmas Kembes menunjukan responden
kelamin laki – laki berjumlah 26 responden berdasarkan status gizi bayi dengan gizi baik
(57,8%) lebih banyak dari yang berjenis berjumlah 27 responden (60,0 %) dan
kelamin perempuan berjumlah 19 responden responden berdasarkan status gizi bayi dengan
(42,2%). gizi kurang berjumlah 18 responden (40,0 %).
Hasil wawancara dengan kepala Status gizi erat kaitannya dengan
Puskesmas Kembes bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan, sehingga untuk mengetahui
jumlah bayi laki - laki lebih banyak dari pertumbuhan bayi, status gizi diperhatikan
jumlah bayi perempuan. (Yuniarti, 2015). Menurut Riskesdas (2010),
menunjukkan bahwa angka anak di bawah
2. Karakteristik Responden Berdasarkan usia 5 tahun yang kurang gizi mencapai 17,9
Umur %. Selain faktor kekurangan gizi, kurang
Berdasarkan penelitian yang telah baiknya kondisi anak di Indonesia juga
dilakukan pada bayi di Puskesmas Kembes dikarenakan kurangnya tenaga medis yang
Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa siap memberikan pelayanan kepada
menunjukkan dari 45 responden, didapati masyarakat (Supartini, 2012).
responden terbanyak berumur 12 bulan
(44,4%) kemudian berumur 9 bulan (31,1%) 5. Karakteristik Responden Berdasarkan
dan berumur 11 bulan 6 responden (13,3%) Perkembangan Bayi
serta yang paling sedikit berumur 10 bulan 5 Berdasarkan hasil penelitian pada bayi
responden (11,1%). di Puskesmas Kembes menunjukan responden
Hasil wawancara dengan Kepala berdasarkan perkembangan bayi dengan
Puskesmas Kembes mengatakan bahwa pada perkembangan sesuai berjumlah 28 responden
tahun 2015 bayi yang berada di Puskesmas (62,2%) dan responden berdasarkan
Kembes meningkat dari tahun sebelumnya. perkembangan bayi dengan perkembangan
meragukan berjumlah 17 responden (37,8 %).

5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

Setiap tahapan perkembangan anak tetapi mengalami gizi baik. Menurut


merupakan masa yang sangat penting. Chomaria (2015), ada faktor lain yang bisa
Namun, setiap anak memiliki tahapan yang menentukan status gizi bayi tersebut
berbeda – beda (Soetjiningsih, 2012). Oleh dikatakan baik adalah seorang Ibu yang
karena itu, ketelitian dari orang tua sangat dengan rajin dalam pemberian Air Susu Ibu
diperlukan untuk mendorong anak supaya (ASI) karena bayi dengan asupan ASI yang
mencapai puncak perkembangan optimal prima terbukti memiliki kemampuan yang
(gain moment) terutama pada periode emas sangat berbeda dibandingkan anak yang
kehidupannya (Fida & Maya, 2012). Pada asupan ASI-nya tidak ada sama sekali.
periode emas, anak membutuhkan nutrisi dan Selain itu pada tabel di atas juga
stimulasi yang tepat supaya otaknya terdapat 4 responden yang mendapatkan
berkembang secara maksimal dan pada imunisasi dasar lengkap tetapi mengalami gizi
umumnya anak yang memiliki pola kurang. Menurut Yuniarti (2015), nutrisi
pertumbuhan dan perkembangan normal termasuk salah satu komponen penting dalam
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang menunjang keberlangsungan proses
mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor
perkembangannya (Yuniarti, 2015). gizi juga harus diperhatikan terutama sejak
dalam kandungan.Beberapa zat gizi yang
B. Analisa Bivariat penting, seperti protein, lemak, vitamin
(vitamin A dan D), serta mineral (zat besi,
1. Hubungan Pemberian Imunisasi Dasar kalsium, seng dan iodium) (Fida & Maya,
Dengan Pertumbuhan Bayi 2012).
Hasil Penelitian ini sejalan dengan
Hasil penelitian pada bayi yang hasil penelitian Vidya (2012) dengan judul
berjumlah 45 responden yang pemberian penelitian “Hubungan Kelengkapan Imunisasi
imunisasi dasar tidak lengkap dan mengalami Dengan Status Gizi Pada Balita Usia 1-5
gizi baik berjumlah 5 responden (11,1%) Tahun Di Kelurahan Watonea Wilayah Kerja
sementara pemberian imunisasi dasar tidak Puskesmas Katobu Kabupaten Muna” ia
lengkap dan mengalami gizi kurang menemukan hasil penelitian menunjukan
berjumlah 14 responden (31,1%), sedangkan bahwa diketahui bahwa dari 44 responden
pemberian imunisasi dasar lengkap dan dengan imunisasi lengkap, terdapat 28
mengalami gizi baik berjumlah 22 responden responden (40,0%) yang memiliki gizi baik
(48,9 %) sementara pemberian imunisasi dan 16 responden (22,9%) yang memiliki gizi
dasar lengkap dan mengalami gizi kurang kurang. Dari 26 responden (37,1) dengan
berjumlah 4 responden (8,9 %). imunisasi tidak lengkap, terdapat 2 responden
Hasil uji chi square (X2) pada tingkat (2,9%) yang memiliki gizi baik dan 24
kepercayaan 95% menunjukan nilai p = responden (34,3%) yang memiliki gizi
0,000. Nilai p ini lebih kecil dari nilai α = kurang.
0,05 menunjukan bahwa terdapat hubungan Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
antara pemberian imunisasi dasar dengan berpendapat bahwa imunisasi merupakan
pertumbuhan bayi berdasarkan status gizi bayi domain yang sangat penting untuk memiliki
di Puskesmas Kembes, dengan demikian Ha status gizi yang baik.Imunisasi yang lengkap
diterima dan Ho ditolak.Pada analisis biasanya menghasilkan status gizi yang
hubungan dua variabel didapatkan OR = baik.Sebagai contoh adalah dengan imunisasi
15.400 artinya pemberian imunisasi dasar seorang anak tidak mudah terserang penyakit
lengkap mempunyai 15,4 kali peluang untuk yang berbahaya, sehingga anak lebih sehat,
gizi baik dibandingkan pemberian imunisasi dengan tubuh / status sehat asupan makanan
tidak lengkap. dapat masuk dengan baik, nutrisi pun terserap
Pada hasil analisis berdasarkan tabel di dengan baik.Nutrisi yang terserap oleh tubuh
atas, terdapat 5 responden bayi yang bayi dimanfaatkan untuk pertumbuhannya,
pemberian imunisasi dasar tidak lengkap sehingga menghasilkan status gizi yang

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

baik.Anak yang tidak mendapatkan imunisasi berlangsung dalam beberapa tahap (Fida &
tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap Maya, 2012).
serangan penyakit infeksi tertentu, sehingga Selain itu pada tabel diatas terdapat 2
anak akan jatuh sakit, mungkin akan responden dengan imunisasi dasar secara
menyebabkan turunnya status gizi. Hal ini lengkap tetapi mengalami perkembangan
karena penyakit infeksi dan fungsi kekebalan yang meragukan.Menurut Soetjiningsih
saling berhubungan erat satu sama lain, dan (2012) salah satu contoh pemberian imunisasi
pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi yang sangat berpengaruh terhadap
berupa penurunan status gizi pada anak. perkembangan bayi yaitu pemberian
imunisasi polio yang bertujuan untuk
2. Hubungan Pemberian Imunisasi Dasar mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis
Dengan Perkembangan Bayi pada anak yang bisa menyebabkan
Hasil penelitian pada bayi yang kelumpuhan.Faktor – faktor yang
berjumlah 45 responden, yang pemberian mempengaruhi perkembangan seorang anak
imunisasi dasar tidak lengkap dan mengalami adalah terdiri atas faktor dalam dan faktor
perkembangan sesuai berjumlah 4 responden luar.Pada faktor dalam, keluarga (genetik)
(8,9 %) sementara pemberian imunisasi dasar sangat berpengaruh dalam perkembangan
tidak lengkap dan mengalami perkembangan anak karena seorang anak memiliki
bayi meragukan berjumlah 15 responden kecenderungan berpostur tubuh tinggi,
(33,3 %), sedangkan yang pemberian pendek, gemuk dan kurus sesuai dengan
imunisasi dasar lengkap dan mengalami kondisi orang tua dan keluarganya (Fida &
perkembangan sesuai berjumlah 24 responden Maya, 2012).
(53,3 %) sementara pemberian imunisasi Hasil penelitian ini sejalan dengan
dasar lengkap dan mengalami perkembangan hasil penelitian Moonik (2015) yang
bayi meragukan berjumlah 2 responden (4,4 dilakukan di wilayah Kecamatan Passi Timur
%). Kabupaten Bolaang Mongondow dengan
Hasil uji chi square (X2) pada tingkat judul penelitian “Faktor – Faktor Yang
kepercayaan 95% menunjukan nilai p = Mempengaruhi Keterlambatan Perkembangan
0,000. Nilai p ini lebih kecil dari niali α = Anak Taman Kanak – Kanak” ia menemukan
0,05 menunjukan bahwa terdapat hubungan berdasarkan penelitian kepada 94 responden
antara pemberian imunisasi dasar dengan bahwa 53 responden mengalami
perkembangan pada bayi di Puskesmas perkembangan normal dengan pemberian
Kembes, dengan demikian Ha diterima dan imunisasi lengkap dan 16 responden tidak
Ho ditolak.Pada analisis hubungan dua diberikan imunisasi lengkap. Sedangkan,
variabel didapatkan OR = 45.000 artinya keterlambatan perkembangan dialami 23 anak
pemberian imunisasi dasar lengkap dengan pemberian imunisasi lengkap dan 7
mempunyai 45,0 kali peluang untuk anak tidak diberikan imunisasi secara
perkembangan sesuai dibandingkan lengkap.
pemberian imunisasi tidak lengkap. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
Pada hasil analisis berdasarkan tabel berpendapat bahwa aspek kognitif pada bayi
di atas, terdapat 4 responden dengan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
pemberian imunisasi tidak lengkap tetapi memberi hasil yang baik dibandingkan
mengalami perkembangan yang sesuai. dengan bayi yang tidak mendapat imunisasi
Menurut Yuniarti (2015), aspek dasar secara lengkap.
perkembangan mencakup aspek kognitif,
aspek fisik, aspek bahasa, sosio-emosional,
moral dan spiritual. Meskipun pemberian KESIMPULAN
imunisasi tidak lengkap namun
Berdasarkan hasil penelitian yang
perkembangan tidak hanya berpatokan dalam
dilaksanakan di Puskesmas Kembes
satu hal saja karena pola perkembangan
Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa

7
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

pada tanggal 15 – 18 Desember maka dapat Fida & Maya. 2012. Pengantar Ilmu
disimpulkan bahwa :
Kesehatan Anak. D-
1. Prevalensi pemberian imunisasi dasar
pada bayi di Puskesmas Kembes Medika : Yogyakarta.
Kecamatan Tombulu Kabupaten
Minahasa sebagian besar sudah Kemenkes RI. 2010. Antropometri Status Gizi
lengkap. Pada Anak. Dalam online:
2. Prevalensi pertumbuhan bayi gizi.depkes.go.id/wp-
berdasarkan status gizi bayi (BB/U) di content/uploads/.../buku-sk-
Puskesmas Kembes Kecamatan antropometri-2010.pdf.
Tombulu Kabupaten Minahasa
sebagian besar dalam kategori gizi Moonik. 2015. Faktor – Faktor Yang
baik. Mempengaruhi Keterlambatan
3. Prevalensi perkembangan bayi di Perkembangan Anak Taman Kanak –
Puskesmas Kembes Kecamatan Kanak. Manado : Universitas Sam
Tombulu Kabupaten Minahasa Ratulangi.
sebagian besar sesuai perkembangan.
4. Terdapat hubungan signifikanPrayoga,
antara A. 2009. Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak
pemberian imunisasi dasar dengan Usia 1 – 5 tahun. Jakarta : Universitas
pertumbuhan bayi di Puskesmas Indonesia
Kembes Kecamatan Tombulu
Kabupaten Minahasa Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
5. Terdapat hubungan signifikan antara Kesehatan. Mitra Cendikia :
pemberian imunisasi dasar dengan Jogjakarta
perkembangan bayi di Puskesmas
Kembes Kecamatan Tombulu Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan
Riset Keperawatan. Edisi 2. Graha
Kabupaten Minahasa.
Ilmu : Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak.


Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Aziz, A. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi & Jakarta.
Balita. Penerbit Buku Kedokteran EGC
: Jakarta. Supartini. 2012. Konsep Dasar Keperawatan
Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Chomaria. 2015. Panduan Terlengkap : Jakarta.
Tumbuh Kembang Anak Usia 0 – 5
Tahun. Menebar Cinta Menuai Vidya. 2012. Hubungan Kelengkapan
Hikmah : Surakarta. Imunisasi Dengan Status Gizi Pada
Balita Usia 1-5 Tahun Di Kelurahan
Depkes RI. 2006. Kuesioner Pra Skrining Watonea Wilayah Kerja Puskesmas
Perkembangan (KPSP). Dalam online Katobu Kabupaten Muna. Makassar :
: STIKES Nani Hasanuddin.
www.depkes.go.id/resources/downloa
d/pusdatin/lain.../glosarium-2006.pdf Yuniarti. 2015. Asuhan Tumbuh Kembang
Neonatus, Bayi – Balita, dan Anak Pra
Dony. 2014.Keperawatan Anak & Tumbuh – Sekolah. PT.Refika Aditama :
Kembang. Nuha Medika : Bandung.
Yogyakarta.

You might also like