Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Pada praktikum ini dilakukan percobaan menggunakan mesin uap panas yang bertujuan untuk mengetahui nilai
kerja pada mesin, kalor yang ditransfer ke air dingin, dan efisiensi mesin uap panas yang digunakan. Percobaan
dilakuakn sebanyak dua kali, yaitu tanpa beban dan menggunakan beban. Dimulai dengan memasang alat sesuai
skema lalu menyiapkan gelas beker dan stopwatch. Dilanjutkan dengan menyalakan cooling water, transformer, dan
mesin uap panas dengan memutar flywheel. Kemudian diukur nilai temperatur, volume air, dan kecepatan rotasi
dalam selang waktu lima menit. Lalu diulangi untuk tegangan yang berbeda. Percobaan kedua metodenya sama
namun tegangan dibuat tetap dan variasinya adalah massa beban. Setelah semua data didapatkan, data diolah yang
kemudian bisa mdidapatkan nilai kerja, kalor yang ditransfer, dan efisiensi mesin. Didapatkan bahwa nilai kerja
bergantung pada tegangan dan massa beban. Begitu pula dengan nilai kalor yang ditransfer ke air dingin dan besar
efisiensi juga bergantung pada tegangan dan massa beban. Untuk meningkatkan efisiensi bisa dengan meningkatkan
massa beban pada mesin uap panas.
Kata kunci : Efisiensi, Mesin Uap, Panas, Termodinamika
U (V)
rotasi f dan temperatur T juga diukur dan
dicatat. Percobaan diulangi untuk tegangan U = 9
10 V, 12 V, dan 14 V. 8
Percobaan kedua adalah percobaan
7
menggunakan Prony brake. Untuk percobaan
ini, Prony brake yang telah disiapkan dipasang 6
di antara pemutar flywheel dan pengukur 2 4 6 8
frekuensi lalu digantungkan beban yang f (Hz)
pertama, yaitu sebesar 50 g. Lalu diukur nilai
kecepatan rotasi f dan temperatur T setiap 5
menit. Dan untuk setiap 5 menit tersebut Gambar 3. Grafik tegangan pemanas
ditambah beban dengan penambahan 50 g terhadap kecepatan rotasi
hingga tiga kali percobaan. Setelah semua data
didapatkan, dapat dihitung nilai torsi (N), nilai Untuk percobaan kedua dengan
kerja (W), kalor (Q2), dan efisiensi pada mesin menambahkan beban menggunakan Prony
uap (η). Hipotesa pada percobaan ini adalah brake sepanjang 𝐿 = 0,25 m, didapatkan data
nilai kerja bergantung pada torsi yang dalam hal
ini ditentukan oleh massa beban yang digantung kecepatan rotasi mesin uap (f), dan selisih
pada Prony brake, nilai kalor yang ditransfer ke temperatur (∆𝑇) pada tegangan 8 V sebagai
air dingin dipengaruhi oleh tegangan yang variasi beban sebesar 50 g serta perhitungan
diberikan, dan efisiensi bergantung pada nilai torsi sesuai persamaan (3) sebagai berikut.
kerja dan kalor yang ditransfer. Efisiensi pada
mesin tidak akan mencapai 100 %. Tabel 2. kecepatan rotasi, dan perubahan
temperatur, massa beban, dan nilai torsi dalam
IV. Data dan Pengolahan data selang waktu 5 menit pada tegangan 8 V
Pada percobaan pertama, yaitu tanpa f (Hz) ΔT (˚C) m (kg) 𝝉 (N.m)
disertai beban, selang waktu yang diberikan 3,4 13,3 0,05 0,125
adalah ∆𝑡 = 5 menit atau 60 s. Didapatkan data 3,1 11,6 0,1 0,25
berupa perubahan volume air per selang waktu
∆𝑉
3 11,2 0,15 0,375
( ∆𝑡 ), kecepatan rotasi mesin uap panas (f), dan
selisih temperatur (∆𝑇) pada variasi tegangan 8
Kemudian, dapat dilakukan plot grafik nilai
V, 10 V, dan 12 V adalah sebagai berikut.
torsi (𝜏) terhadap kecepatan rotasi (f) sebagai
Tabel 1. Nilai perubahan volume air per berikut.
selang waktu, kecepatan rotasi, dan perubahan
temperatur pada tegangan 8 V, 10 V, dan 12 V 0.4
untuk percobaan tanpa beban
∆𝑽
0.35
U (V) ∆𝒕
(m3/s) f (Hz) ∆T
0.3
𝝉 (N.m)
0.15
12
panas. Semakin besar massa beban, nilai kerja
10
akan semakin besar dan efisiensi juga akan
8
semakin besar.
6 Pada percobaan menggunakan Prony
4 brake, dilakukan variasi terhadap massa beban
2 dan tidak dilakukan variasi terhadap yang
0 lainnya sehingga hanya dapat dianalisis
2 3 4 5 6 7 pengaruh massa beban terhadap efisiensi. Dapat
f (Hz) dilihat nilai efisiensi berbanding lurus dengan
massa beban sehingga untuk meningkatkan
nilai efisiensi pada mesin uap panas dapat
Gambar 5. Grafik kerja terhadap kecepatan dilakukan dengan menambah massa beban.
rotasi (warna merah) dan kalor yang masuk Nilai kalor yang ditransfer pada mesin
terhadap kecepatan rotasi (warna biru) berbanding lurus dengan kecepatan rotasi pada
percobaan tanpa beban maupun pada percobaan
menggunakan beban. Semakin banyak kalor
V. Pembahasan yang ditransfer, maka kecepatan rotasi akan
Temperatur akan berbanding lurusn semakin besar. Kalor yang ditransfer akan
dengan waktu. Semakin lama mesin uap panas meningkatkan tekanan pada piston sehingga
beroperasi, maka temperatur akan semakin mempercepat rotasi pada poros engkol. Pada
tinggi. Hal ini bisa disebabkan karena semakin percobaan pertama, nilai kecepatan rotasi
banyak kalor yang diserap kemudian ditransfer dipengaruhi oleh tegangan yang diberikan.
ke cooling water. Bisa juga disebabkan oleh Artinya, kalor yang ditransfer berbanding lurus
gaya gesek pada piston yang semakin besar. dengan tegangan. Pada percobaan kedua, nilai
Tegangan yang diberikan pada mesin uap kecepatan rotasi dipengaruhi oleh massa beban.
panas akan mempengaruhi nilai temperaturnya. Artinya, kecepatan rotasi berbading terbalik
Semakin tinggi tegangannya maka semakin dengan massa beban.
tinggi nilai temperaturnya. Tegangan akan Nilai kerja pada mesin berbanding terbalik
meningkatkan tekanan di dalam tabung yang dengan kecepatan rotasi, baik pada percobaan
terdapat piston. Temperatur akan berbanding pertama tanpa beban maupun percobaan kedua
lurus dengan tekanan sesuai persamaan gas menggunakan beban. Pada percobaan tanpa
ideal sehingga tegangan akan berbanding lurur beban, kerja oleh torsi bernilai nol tetapi
dengan temperatur. Begitu pula dengan nilai terdapat kerja oleh gaya gesek pada piston.
frekuensi atau kecepatan rotasi pada mesin uap Kerja oleh gaya gesek tersebut memperlambat
panas akan berbanding lurus dengan tegangan piston yang menyebabkan rotasi semakin
lambat. Ketika ditambah beban, kerja tersebut
bertambah besar karena adanya torsi oleh beban
tersebut sehingga semakin menghambat
pergerakan piston dan rotasi pada poros engkol.
VI. Kesimpulan
1. Nilai kalor yang ditransfer ke cooling
water dapat dilihat pada Tabel 3. Kalor
bergantung pada tegangan yang
diberikan serta penambahan beban
pada Prony brake. Misal untuk
tegangan 8 V tanpa beban, nilai kalor
yang ditransfer adalah 13,25 J. Dan
ketika ditambah beban bermassa 50 g
kalor menjadi 18,81 J.
2. Nilai kerja ypada mesin uap panas
dapat dilihat pada Tabel 3. Kerja
bergantung pada tegangan yang
diberikan serta penambahan beban
pada Prony brake. Misal untuk
tegangan 8 V tanpa beban, nilai kalor
adalah 2,6 J. Dan ketika ditambah
beban bermassa 50 g kalor menjadi
3,38 J.
3. Nilai efisiensi mesin uap panas dapat
dilihat pada Tabel 3. Efisiensi
bergantung pada tegangan yang
diberikan serta penambahan beban
pada Prony brake. Misal untuk
tegangan 8 V tanpa beban, nilai
efisiensi sebesar 16,4 %. Dan ketika
ditambah beban bermassa 100 g
efisiensinya menjadi 18,87 %. Maka
untuk meningkatkan efisiensi mesin
kalor salah satunya dengan
meningkatkan massa beban.