You are on page 1of 7

MODUL 01

PENENTUAN NILAI EFISIENSI MESIN UAP PANAS


Nita Juli Yanti, Balya Elfata, Faisal Ghifari, Ighfar Hasbi
10217007, 10217001, 10217090, 10217057
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: nitajuliyanti091@gmail.com

Asisten: Faris Yudza / 10216054


Tanggal Praktikum: (17-09-2019)

Abstrak
Pada praktikum ini dilakukan percobaan menggunakan mesin uap panas yang bertujuan untuk mengetahui nilai
kerja pada mesin, kalor yang ditransfer ke air dingin, dan efisiensi mesin uap panas yang digunakan. Percobaan
dilakuakn sebanyak dua kali, yaitu tanpa beban dan menggunakan beban. Dimulai dengan memasang alat sesuai
skema lalu menyiapkan gelas beker dan stopwatch. Dilanjutkan dengan menyalakan cooling water, transformer, dan
mesin uap panas dengan memutar flywheel. Kemudian diukur nilai temperatur, volume air, dan kecepatan rotasi
dalam selang waktu lima menit. Lalu diulangi untuk tegangan yang berbeda. Percobaan kedua metodenya sama
namun tegangan dibuat tetap dan variasinya adalah massa beban. Setelah semua data didapatkan, data diolah yang
kemudian bisa mdidapatkan nilai kerja, kalor yang ditransfer, dan efisiensi mesin. Didapatkan bahwa nilai kerja
bergantung pada tegangan dan massa beban. Begitu pula dengan nilai kalor yang ditransfer ke air dingin dan besar
efisiensi juga bergantung pada tegangan dan massa beban. Untuk meningkatkan efisiensi bisa dengan meningkatkan
massa beban pada mesin uap panas.
Kata kunci : Efisiensi, Mesin Uap, Panas, Termodinamika

I. Pendahuluan Hukum kedua termodinamika dirumuskan


Pada praktikum ini dilakukan percobaan dalam banyak cara, tetapi pada dasarnya adalah
menggunakan mesin uap panas yang bertujuan hukum yang -tidak seperti sebagian besar
untuk menentukan nilai kalor yang ditransfer ke hukum lain dalam fisika -segala bukan dengan
air dingin serta menentukan nilai kerja dan cara melakukan sesuatu, tetapi lebih berkaitan
efisiensi pada mesin uap panas. sepenuhnya dengan menempatkan batasan pada
apa yang bisa dilakukan.
Studi tentang panas sebagai bentuk energi
yang berbeda dimulai pada sekitar 1798 ketika Ini adalah hukum yang mengatakan bahwa
Sir Benjamin Thompson (juga dikenal sebagai alam membatasi kita untuk mendapatkan jenis
Count Rumford), seorang insinyur militer hasil tertentu tanpa menempatkan banyak
Inggris, memperhatikan bahwa panas dapat pekerjaan ke dalam itu, dan dengan demikian
dihasilkan secara proporsional dengan jumlah juga terkait erat dengan konsep konservasi
pekerjaan yang dilakukan. Fisikawan Prancis energi, seperti hukum pertama termodinamika
Sadi Carnot pertama kali merumuskan prinsip adalah. Dalam aplikasi praktis, hukum ini
dasar termodinamika pada tahun 1824. Prinsip- berarti bahwa setiap mesin pemanas atau
prinsip yang digunakan Carnot untuk perangkat serupa berdasarkan prinsip-prinsip
mendefinisikan mesin cycleheat Carnot termodinamika tidak dapat, bahkan dalam teori,
akhirnya akan diterjemahkan ke dalam hukum menjadi 100% efisien. Prinsip ini pertama kali
termodinamika kedua oleh fisikawan Jerman diterangi oleh fisikawan dan insinyur Prancis
Rudolf Clausius, yang juga sering dikreditkan Sadi Carnot, ketika ia mengembangkan mesin
dengan perumusan hukum termodinamika siklus Carnot pada tahun 1824, dan kemudian
pertama.Tidak mungkin bagi suatu proses diformalkan sebagai hukum termodinamika
untuk mentransfer panas dari suhu yang lebih oleh fisikawan Jerman Rudolf Clausius[1].
dingin ke yang lebih panas secara spontan.
Mesin uap adalah jenis mesin pertama yang terdiri dari tangki air berlubang dengan pipa.
digunakan secara luas. Mereka pertama kali Gas panas dari api batu bara atau kayu mengalir
ditemukan oleh Thomas Newcomen pada tahun melalui pipa untuk memanaskan air di dalam
1705, dan James Watt (yang kita ingat setiap tangki. Dalam boiler tabung api, seluruh tangki
kali kita berbicara tentang "bola lampu 60 watt" berada di bawah tekanan, jadi jika tangki
dan semacamnya) membuat peningkatan besar meledak itu menciptakan ledakan besar. Yang
pada mesin uap pada tahun 1769. Mesin uap lebih umum saat ini adalah boiler tabung air, di
memberi tenaga pada semua lokomotif awal, mana air mengalir melalui rak tabung yang
kapal uap, dan pabrik, dan karenanya bertindak diposisikan dalam gas panas dari api. Dalam
sebagai fondasi Revolusi Industri. Gambar boiler nyata, segala sesuatunya akan jauh lebih
berikut menunjukkan komponen utama dari rumit karena tujuan boiler adalah
mesin uap piston. mengekstraksi setiap kemungkinan panas dari
bahan bakar yang terbakar untuk meningkatkan
efisiensi[2].

Mesin uap panas tidak menunjukkan sifat


ideal seperti yang dijelaskan tersebut karena
dioptimasi untuk kebutuhan pembelajaran.
Bagian transparan dari mesin memungkinkan
observasi pada saat pengoperasian dan pada
bagian kop silinder tidak terdapat insulator
termal. Selain itu, bagian dari energi listrik
yang diberikan juga hilang dalam bentuk
konduksi dan radiasi panas.

Gambar 1. Komponen mesin uap

Mesin yang diperlihatkan adalah mesin uap


kerja ganda karena katup memungkinkan uap
tekanan tinggi untuk bekerja secara bergantian
di kedua sisi piston. Anda dapat melihat bahwa
katup geser bertugas membiarkan uap tekanan
tinggi ke kedua sisi silinder. Batang kendali
untuk katup biasanya dihubungkan ke
hubungan yang terpasang pada head-cross,
sehingga gerakan head-cross menggeser katup
juga. (Pada lokomotif uap, hubungan ini juga
memungkinkan insinyur untuk membalikkan Gambar 2. Skema mesin uap panas
kereta.) Anda dapat melihat dalam diagram ini
Dalam mesin uap panas, panas Q2
bahwa uap hanya dibuang keluar ke udara.
ditransfer ke cooling water yang menyebebkan
Steam tekanan tinggi untuk mesin uap berasal
kenaikan temperatur. Akan tetapi, kenaikan
dari boiler.
temperatur juga disebabkan oleh gaya gesek
Tugas boiler adalah menerapkan panas ke WR mesin uap panas, yaitu dari gesekan piston
air untuk menghasilkan uap. Ada dua dalam silinder. Gaya gesek ini perlu
pendekatan: tabung api dan tabung air. Boiler diperhitungkan sebagai bagian dari kerja
tabung api lebih umum di tahun 1800-an. Itu mekanik pada kesetimbangan energi. Dalam
eksperimen, Prony brake memberikan torsi 𝑄𝟐 = 𝑄′𝟐 − 𝑊𝑹 (10)
sebesar N pada poros engkol dari mesin uap Keterangan:
panas. Prony brake memperlambat kecepatan Q2 : Panas yang kembali ke siklus
perputaran mesin uap panas menjadi f. Kerja Sedangkan untuk nilai efisiensi mesin panas
mekanik yang ditransimisikan ke poros engkol pada umumnya dapat dihitung dengan
bernilai, persamaan
𝑊 ′ = 2𝜋. 𝑁 (1) 𝑊
Keterangan: 𝜂= (11)
𝑄1
W’ : Kerja mekanik pada poros engkol Keterangan:
N : Torsi η : Efisiensi
Dan total kerja mekanik per perputaran adalah Namun untuk mesin uap panas, nilai efisiensi
akan lebih tepat menggunakan persamaan
𝑊 = 𝑊 ′ + 𝑊𝑅 (2)
Keterangan: 𝑊
𝜂= (12)
W : Total kerja mekanik 𝑄2 + 𝑊
WR : Kerja referensi
II. Alat dan Bahan
Dalam menentukan nilai torsi, digunakan Pada praktikum ini, dibutuhkan alat dan
persamaan berikut: bahan dengan jumlah sebagai berikut.
1. 1 Cooling Water
𝑁 = (𝐹 + 𝑚. 𝑔). 𝑟 (3)
Keterangan: 2. 1 Termometer
F : Gaya 3. 1 Bejana
m : Massa beban 4. 1 Power Supply
g : Percepatan gravitasi 5. 1 Pompa air
r : Jari-jari prony brake 6. 1 Dinamometer
Daya yang ditransfer ke cooling water 7. 1 Voltmeter
ditentukan dari perubahan temperatur ∆𝑇 : 8. 1 Ammeter
9. 1 Transformer
∆𝑉 10. 1 Mesin uap panas
𝑃 = 𝑐. 𝜌 ∆𝑇
∆𝑡 (8) 11. 1 Stopwatch
Keterangan:
12. 1 Gelas beker
P :Daya pada cooling water
c : Kapasitansi panas
III. Metode Percobaan
n : Volume Langkah pertama yang harus dilakukan
t : Waktu adalah merangkai alat sesuai dengan skema
T : Temperatur percobaan pada Gambar 2. Tidak lupa dengan
prosedur keselamatan agar percobaan berjalan
Dari persamaan tersebut diperoleh nilai panas
dengan baik. Setelah alat selesai dirangkai,
yang ditransfer ke cooling water sebesar gelas beker dan stopwatch disiapkan. Gelas
𝑃 beker digunakan untuk menampung air dan
𝑄′𝟐 = (9)
stopwatch untuk menghitung waktu. Percobaan
𝑓 pertama adalah percobaan tanpa beban. Supply
Keterangan: cooling water dinyalakan. Air akan mulai
Q’2 : Kalor pada cooling water mengalir dan ditunggu hingga kembali melalui
P : Daya tabung outlet. Temperatur awal diukur dan
f : Kecepatan rotasi dicatat kemudian transformer dinyalakan
dengan tegangan 12 V. Mesin uap dinyalakan
dan panas yang kembali ke siklus
dengan memutar flywheel hingga piston
termodinamika bergerak stabil. Setelah stabil, tegangan
diturunkan menjadi 8 V dan dibiarkan hingga 13
10 menit. Gelas beker disiapkan untuk
12
menampung air. Setelah lima menit, gelas beker
diganti sehingga volume air pada gelas beker 11
pertama dapat diukur. Selain itu, kecepatan 10

U (V)
rotasi f dan temperatur T juga diukur dan
dicatat. Percobaan diulangi untuk tegangan U = 9
10 V, 12 V, dan 14 V. 8
Percobaan kedua adalah percobaan
7
menggunakan Prony brake. Untuk percobaan
ini, Prony brake yang telah disiapkan dipasang 6
di antara pemutar flywheel dan pengukur 2 4 6 8
frekuensi lalu digantungkan beban yang f (Hz)
pertama, yaitu sebesar 50 g. Lalu diukur nilai
kecepatan rotasi f dan temperatur T setiap 5
menit. Dan untuk setiap 5 menit tersebut Gambar 3. Grafik tegangan pemanas
ditambah beban dengan penambahan 50 g terhadap kecepatan rotasi
hingga tiga kali percobaan. Setelah semua data
didapatkan, dapat dihitung nilai torsi (N), nilai Untuk percobaan kedua dengan
kerja (W), kalor (Q2), dan efisiensi pada mesin menambahkan beban menggunakan Prony
uap (η). Hipotesa pada percobaan ini adalah brake sepanjang 𝐿 = 0,25 m, didapatkan data
nilai kerja bergantung pada torsi yang dalam hal
ini ditentukan oleh massa beban yang digantung kecepatan rotasi mesin uap (f), dan selisih
pada Prony brake, nilai kalor yang ditransfer ke temperatur (∆𝑇) pada tegangan 8 V sebagai
air dingin dipengaruhi oleh tegangan yang variasi beban sebesar 50 g serta perhitungan
diberikan, dan efisiensi bergantung pada nilai torsi sesuai persamaan (3) sebagai berikut.
kerja dan kalor yang ditransfer. Efisiensi pada
mesin tidak akan mencapai 100 %. Tabel 2. kecepatan rotasi, dan perubahan
temperatur, massa beban, dan nilai torsi dalam
IV. Data dan Pengolahan data selang waktu 5 menit pada tegangan 8 V
Pada percobaan pertama, yaitu tanpa f (Hz) ΔT (˚C) m (kg) 𝝉 (N.m)
disertai beban, selang waktu yang diberikan 3,4 13,3 0,05 0,125
adalah ∆𝑡 = 5 menit atau 60 s. Didapatkan data 3,1 11,6 0,1 0,25
berupa perubahan volume air per selang waktu
∆𝑉
3 11,2 0,15 0,375
( ∆𝑡 ), kecepatan rotasi mesin uap panas (f), dan
selisih temperatur (∆𝑇) pada variasi tegangan 8
Kemudian, dapat dilakukan plot grafik nilai
V, 10 V, dan 12 V adalah sebagai berikut.
torsi (𝜏) terhadap kecepatan rotasi (f) sebagai
Tabel 1. Nilai perubahan volume air per berikut.
selang waktu, kecepatan rotasi, dan perubahan
temperatur pada tegangan 8 V, 10 V, dan 12 V 0.4
untuk percobaan tanpa beban
∆𝑽
0.35
U (V) ∆𝒕
(m3/s) f (Hz) ∆T
0.3
𝝉 (N.m)

8 0,00000144 2,9 7,6


0.25
10 0,00000132 4,8 13
12 0,00000131 6 18 0.2

0.15

Kemudian, dapat dilakukan plot grafik nilai 0.1


2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
tegangan pemanas (U) terhadap kecepatan
f (Hz)
rotasi (f) sebagai berikut.
Gambar 4. Grafik torsi terhadap kecepatan sesuai dengan Gambar 3. Hal ini karena yang
rotasi menyebabkan piston bergerak dan bisa
memberikan putaran pada poros engkol adalah
Dari data tersebut, didapatkan nilai kerja (W) tekanannya yang berbanding lurus dengan
dari persamaan (2), nilai Q2 dari persamaan tegangan.
Nilai efisiensi mesin uap panas lebih tepat
(10), dan efisiensi pada mesin kalor (η) dari
menggunakan persamaan (12) karena pada
persamaan (11) yang terdapat pada tabel 3 pada persamaan tersebut bergantung pada kerja (W)
lampiran. dan kalor yang ditransfer ke cooling water (Q2).
Kalau perhitungan efisiensi menggunakan
Dari data tersebut dapat dilakukan plot grafik persamaan (11), nilai efisiensi kurang tepat
nilai kerja (W) dan kalor yang masuk (Q2) karena terdapat energi listrik yang hilang dalam
terhadap kecepatan rotasi (f) seperti gambar bentuk konduksi dan radiasi panas sehingga
berikut. yang menyebabkan perhitungan Q1 kurang
tepat.
20 Massa beban yang diberikan pada
18
percobaan menggunakan Prony brake akan
16
mempengaruhi nilai torsi. Nilai torsi tersebut
akan digunakan untuk menghitung kerja dan
14
akan mempengaruhi nilai efisiensi mesin uap
W (J), Q2 (J)

12
panas. Semakin besar massa beban, nilai kerja
10
akan semakin besar dan efisiensi juga akan
8
semakin besar.
6 Pada percobaan menggunakan Prony
4 brake, dilakukan variasi terhadap massa beban
2 dan tidak dilakukan variasi terhadap yang
0 lainnya sehingga hanya dapat dianalisis
2 3 4 5 6 7 pengaruh massa beban terhadap efisiensi. Dapat
f (Hz) dilihat nilai efisiensi berbanding lurus dengan
massa beban sehingga untuk meningkatkan
nilai efisiensi pada mesin uap panas dapat
Gambar 5. Grafik kerja terhadap kecepatan dilakukan dengan menambah massa beban.
rotasi (warna merah) dan kalor yang masuk Nilai kalor yang ditransfer pada mesin
terhadap kecepatan rotasi (warna biru) berbanding lurus dengan kecepatan rotasi pada
percobaan tanpa beban maupun pada percobaan
menggunakan beban. Semakin banyak kalor
V. Pembahasan yang ditransfer, maka kecepatan rotasi akan
Temperatur akan berbanding lurusn semakin besar. Kalor yang ditransfer akan
dengan waktu. Semakin lama mesin uap panas meningkatkan tekanan pada piston sehingga
beroperasi, maka temperatur akan semakin mempercepat rotasi pada poros engkol. Pada
tinggi. Hal ini bisa disebabkan karena semakin percobaan pertama, nilai kecepatan rotasi
banyak kalor yang diserap kemudian ditransfer dipengaruhi oleh tegangan yang diberikan.
ke cooling water. Bisa juga disebabkan oleh Artinya, kalor yang ditransfer berbanding lurus
gaya gesek pada piston yang semakin besar. dengan tegangan. Pada percobaan kedua, nilai
Tegangan yang diberikan pada mesin uap kecepatan rotasi dipengaruhi oleh massa beban.
panas akan mempengaruhi nilai temperaturnya. Artinya, kecepatan rotasi berbading terbalik
Semakin tinggi tegangannya maka semakin dengan massa beban.
tinggi nilai temperaturnya. Tegangan akan Nilai kerja pada mesin berbanding terbalik
meningkatkan tekanan di dalam tabung yang dengan kecepatan rotasi, baik pada percobaan
terdapat piston. Temperatur akan berbanding pertama tanpa beban maupun percobaan kedua
lurus dengan tekanan sesuai persamaan gas menggunakan beban. Pada percobaan tanpa
ideal sehingga tegangan akan berbanding lurur beban, kerja oleh torsi bernilai nol tetapi
dengan temperatur. Begitu pula dengan nilai terdapat kerja oleh gaya gesek pada piston.
frekuensi atau kecepatan rotasi pada mesin uap Kerja oleh gaya gesek tersebut memperlambat
panas akan berbanding lurus dengan tegangan piston yang menyebabkan rotasi semakin
lambat. Ketika ditambah beban, kerja tersebut
bertambah besar karena adanya torsi oleh beban
tersebut sehingga semakin menghambat
pergerakan piston dan rotasi pada poros engkol.

VI. Kesimpulan
1. Nilai kalor yang ditransfer ke cooling
water dapat dilihat pada Tabel 3. Kalor
bergantung pada tegangan yang
diberikan serta penambahan beban
pada Prony brake. Misal untuk
tegangan 8 V tanpa beban, nilai kalor
yang ditransfer adalah 13,25 J. Dan
ketika ditambah beban bermassa 50 g
kalor menjadi 18,81 J.
2. Nilai kerja ypada mesin uap panas
dapat dilihat pada Tabel 3. Kerja
bergantung pada tegangan yang
diberikan serta penambahan beban
pada Prony brake. Misal untuk
tegangan 8 V tanpa beban, nilai kalor
adalah 2,6 J. Dan ketika ditambah
beban bermassa 50 g kalor menjadi
3,38 J.
3. Nilai efisiensi mesin uap panas dapat
dilihat pada Tabel 3. Efisiensi
bergantung pada tegangan yang
diberikan serta penambahan beban
pada Prony brake. Misal untuk
tegangan 8 V tanpa beban, nilai
efisiensi sebesar 16,4 %. Dan ketika
ditambah beban bermassa 100 g
efisiensinya menjadi 18,87 %. Maka
untuk meningkatkan efisiensi mesin
kalor salah satunya dengan
meningkatkan massa beban.

VII. Daftar Pustaka


[1] Selvi, N., Sugumar, P. Concepts of
Termodynamics, Journal of Pure and
Applied Mathematics, 119(12), pp.
1675-1683, 2018.
[2] Brain, Marshall, 2008. How Steam
Engine Works,
https://science.howstuffworks.com/tr
ansport/engines-
equipment/steam2.htm diakses
tanggal 19 September 2019
Lampiran
Tabel 3. Nilai tegangan, kecepatan rotasi, torsi, kerja, kalor yang masuk, dan efisiensi pada percobaan perama
tanpa beban dan percobaan kedua dengan beban

U (V) f (Hz) 𝜏 (N.m) WR (J) W (J) Q2 (J) η (%)


8 2,9 0 2,6 2,6 13,25 16,4
10 4,8 0 1 1 13,63 6,835
12 6 0 1 1 15,51 6,058
8 3,4 0,125 2,6 3,385398 18,81 15,25
8 3,1 0,25 2,6 4,170796 17,94 18,87
8 3 0,375 2,6 4,956194 17,47 22,1

You might also like