Professional Documents
Culture Documents
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PNEUMATIK
2.1.1 Umum
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau
angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam
bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja yang
disebut pneumatik. Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak
digunakan sebagai sistem otomatis.
Dalam suatu rangkaian pneumatik, udara diluar dihisap kedalam
kompresor dan mengalami kompresi, sehingga memiliki bentuk energi
yang kemudian dirubah menjadi gerak piston.
Berkaitan dengan ilmu pneumatik yang terus berkembang maka
pada kesempatan kali ini kita mencoba untuk mempraktekkan bagaimana
sebenarnya udara itu dimampatkan, dengan alat bantu apa sehingga
semua gagasan mengenai pemanfaatan udara ini bisa diwujudkan.
Kelebihan sistem pneumatik antara lain :
- Fluida kerja yang mudah didapat untuk ditransfer.
- Dapat disimpan dengan baik.
- Penurunan tekanan relatif lebih kecil dibandingkan dengan
hidrolik.
- Viskositas fluida yang lebih kecil sehingga gesekan dapat
diabaikan.
- Aman terhadap kebakaran.
Kekurangan sistem pneumatik antara lain :
- Gangguan udara yang bising.
- Gaya yang ditransfer terbatas.
- Dapat terjadi pengembunan.
3
Laporan Akhir Praktikum 4
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Dimana :
P = Tekanan (Pa)
V = Volume yang dibutuhkan oleh gas (m3)
M = Massa molar
R1 = Konstanta gas spesifik (287 J/kg.K)
T = Temperatur absolute (°K)
Simbol.
Model Roller
Model Pedal
Simbol :
Rangkaian 2
Kerja rangkaian, rangkaian ini bekerja jika tombol katup 3/2 A
model push button ditekan udara masuk dari kompresor ke katup 3/2
A melalui lubang 1. Kemudian katup 3/2 A pindah ruang dan udara
dipompa masuk ke lubang 2, kemudian dari lubang 2 udara bergerak
menuju katu 5/2 melalui lubang 1.4 kemudian katup 5/2 pindah ruang
udara mengalir ke lubang 4 menuju tabung silinder DAC, sehingga
mendorong piston DAC maju ke depan. Jika katup 3/2 B model push
button ditekan udara dari kompresor masuk melalui lubang 1
Laporan Akhir Praktikum 9
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Rangkaian 3
Pada tekan tombol katup 3/2 model push button, udara
dari kompresor dipompa masuk melalui lubang 1, katup 3/2 pun pindah
ruang, udara dipompa dari lubang 2 katup 3/2 menuju katup gerbang
logika “AND” melalui lubang 1.2 katup gerbang logika “AND”, namun
Karena hanya diinput dari sisi kanan maka katup gerbang logika “AND”
tidak bekerja. Pada karena tombol katup 3/2 model roller sudah
dalam posisi tertekan oleh DAC, maka katup gerbang logika pun
bekerja, karena sudah ada 2 input dari lubang 1.2 dan 1.4 dari katup
gerbang logika “AND”, kemudian dari katup gerbang logika “AND”
udara dipompa menuju katup lubang 1.4 katup 5/2, katup 5/2 pindah
ruang, udara dipompa ke katup “One Way Flow Control” melalui
lubang 4 katup 5/2. Dari “One Way Flow Control” udara dipompa
menuju DAC dan menggerakkan piston DAC maju ke depan, maka
tombol roller pun terlepas, dan roller pada katup 3/2 model roller pun
tidak bekerja.
Pada tekan katup 3/2 model push button, maka udara
dipompa dari kompresor masuk melalui lubang 1 katup 3/2, katup 3/2
pun pindah ruang, udara dipompa melalui lubang 2 katup 3/2 menuju
ke SAC, sehingga piston SAC bergerak maju ke depan. Pada
karena piston SAC maju ke depan, maka roller pada katup 3/2 model
roller pun terlepas dan katup 3/2 model roller pun tidak bekerja.
Pada tekan katup 3/2 model pedal, maka udara dipompa
dari kompresor masuk melalui lubang 1 katup 3/2 model pedal, katup
Laporan Akhir Praktikum 10
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Rangkaian 4
Bila katup 3/2 model push button ditekan secara bersamaan,
pada kedua katup melalui lubang 1, udara dipompa dari kompresor,
kemudian katu pindah ruang, udara dipompa dari lubang 2 katup 3/2
model push button menuju lubang 1.2 dan 1.4 katup gerbang logika
“AND”, karena mendapat tekanan yang sama dari kedua lubangnya
maka katup gerbang logika “AND” pun bekerja. Dari katup gerbang
logika “AND” udara kemudian ditekan menuju katup gerbang logika
“OR”, karena mendapat tekanan dari salah satu lubangnya, maka
katup gerbang logika “OR” pun bekerja. Kemudian udara ditekan
menuju lubang 1.4 katup 5/2, katup pun pindah ruang, udara ditekan
menuju DAC, dan menggerakkan piston DAC maju ke depan,
kemudian menekan roller pada katup 3/2 model roller. Ketika katup
3/2 model roller bekerja, katup pindah ruang, udara ditekan menuju
“Time Delay Valve” dan udara ditahan untuk jeda waktu tertentu,
kemudian udara ditekan kembali menuju lubang 1.2 katup 5/2, katup
pun pindah ruang, udara ditekan melalui lubang 2 katup 5/2 menuju
DAC, sehingga menggerakkan piston DAC mundur kembali seperti
pada posisi semula secara otomatis secara beberapa saat. Sisa
fluida (udara) kemudian menuju lubang 4 katup 5/2 dan dibuang
melalui lubang 3 dan 5 katup 5/2.
Laporan Akhir Praktikum 11
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Rangkaian 5
Tekan tombol katup 3/2 model push button katup pun
pindah ruang, udara dari kompresor dipompa melalui lubang 1,
kemudian ditekan melalui lubang 2 katup 3/2 menuju lubang 1.4
katup 5/2, katup 5/2 pun pindah ruang, udara ditekan melalui lubang
4 katup 5/2 menuju lubang A katup “One Way Flow Control”
kemudian udara diatur debit alirannya dan ditekan melalui lubang B
menuju DAC, untuk menggerakkan piston DAC maju ke depan
secara perlahan.
Tekan tombol katup 3/2 model push button katup pun
pindah ruang, udara dari kompresor dipompa melalui lubang 1,
kemudian ditekan melalui lubang 2 katup 3/2 menuju lubang 1.2
katup 5/2, katup 5/2 pun pindah ruang, udara ditekan melalui lubang
2 katup 5/2 menuju lubang A katup “One Way Flow Control”
kemudian udara diatur debit alirannya menuju DAC untuk
Laporan Akhir Praktikum 12
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Rangkaian 6
Tabung DAC berada pada posisi awal mundur menekan
katup 3/2 model roller , dengan demikian katup pindah ruang,
udara ditekan menuju lubang 1.4 katup 5/2 sehingga katup 5/2
pindah ruang, udara ditekan melalui lubang 4 menuju DAC ,
sehingga posisi awal piston DAC berada pada posisi maju ke
depan.
Tekan tombol katup 3/2 model push button, udara dari
kompresor dipompa masuk melalui lubang 1, katup pun pindah ruang,
udara di tekan melalui lubang 2 katup 3/2 menuju katup 5/2
melalui lubang 1.4. Kemudian katup 5/2 pindah ruang, udara tekan
melalui lubang 4 menuju tabung DAC sehingga menggerakkan
piston DAC maju ke depan menekan tombol katup 3/2 model roller ,
kemudian katup 3/2 model roller pindah ruang, udara ditekan melalui
lubang 2, menuju lubang 1.2 katup 5/2 . Katup 5/2 pun pindah
ruang, udara ditekan melalui lubang 2 katup 5/2 , menuju tabung
DAC sehingga menggerakkan piston DAC , mundur dan
menekan katup 3/2 model roller kemudian katup 3/2 model roller
pindah ruang, udara ditekan melalui lubang 2 menuju lubang 1.2 katup
5/2 . Kemudian katup 5/2 pindah ruang, udara ditekan melalui
lubang 2 menuju DAC sehingga menggerakkan piston DAC
mundur seperti semula dan piston DAC pun maju seperti pada posisi
awalnya, ketika tombol pada katup 3/2 model push button dilepas.
2.2 HIDROLIK
2.2.1 Umum
Laporan Akhir Praktikum 13
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
1. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan suatu fluida adalah sifat yang menentukan besarnya
daya tahan terhadap gaya geser atau dapat didefinisikan sebagai
ketahanan terhadap aliran. Kekentalan ini dipengaruhi oleh gaya tarik
antara molekul-molekul dalam fluida tersebut. Pada standar internasional,
koefisien kekentalan didefinisikan sebagai koefisien kekentalan kinematik,
dan dilambangkan dengan (υ ). Sedangkan koefisien kekentalan mutlak
dari fluida dilambangkan dengan (µ ), kedua koefisien ini memiliki
hubungan sebagai berikut :
υ=µ ρ
Dimana :
Ps= tekanan hidrostatis (Pa) ρ = densitas cairan (kg/m3)
G = percepatan gravitasi (m/s2) h = tinggi cairan (m)
Dimana :
P = Tekanan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m2)
4. Debit aliran
Debit aliran didefinisikan sebagai volume air yang melewati pipa
dalam satuan waktu tertentu. Debit aliran dirumuskan :
Q = A.V
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan aliran (m/s)
6. Penurunan tekanan
Pada suatu aliran dalam pipa, tekanan fluida yang dihasilkan
tidaklah selalu konstan. Faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan ini adalah :
Viskositas cairan
Panjang pipa
Tipe dan kecepatan aliran
Besarnya penurunan tekanan memenuhi persamaan :
λ. L ρ 2
∆P = .V
D 2
Laporan Akhir Praktikum 16
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Dimana :
∆P = Penurunan tekanan (Pa)
D = Diameter pipa (m)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
λ = Konstanta tahanan (75/Re)
L = Panjang pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
Dimana :
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Kerja piston akibat gaya (WF)
Wf = Fm × L
Dimana :
L = panjang langkah (m)
Daya kerja piston (Pp)
Pp = Wf t
Tanpa Beban
Gaya tekan (Fp)
Fp = p × A1
Dimana : A1 = 0,785 ( D2 − Db 2 )
Tekanan akibat gaya tekan (pF)
pF = Fp A 2
Dimana : A2 = 0,785 ( D2 )
Volume silinder (v)
v = A1 × L
Dimana : L = panjang langkah (m)
Laporan Akhir Praktikum 17
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Simbol.
A B
2. Silinder hidrolik
Silinder hidrolik berfungsi untuk mengubah energi yang dimiliki oleh
cairan menjadi energi gerak/mekanik. Jenis silinder hidrolik terbagi
menjadi dua, yaitu :
3. Motor hidrolik
Pada motor hidrolik ini, berfungsi untuk mengubah energi
tekanan cairan hidrolik menjadi energi mekanik/putaran, ukuran dari motor
ini dinyatakan dengan kapasitas perpindahan geometrik (cm3) (V).
Simbol :
Dimana :
P = Tekanan (Pa)
Q = Debit aliran (L/min)
M = Torsi (Nm)
N = Kecepatan putaran (rpm)
V = Perpindahan geometrik (cm3)
4. Pompa
Pompa digunakan untuk sejumlah volume cairan yang digunakan
agar suatu cairan tersebut memiliki bentuk energi. Berdasarkan prinsip
kerjanya pompa dibagi dalam :
Positive displacement pump
Pompa dynamic
Simbol HPP (Horse Power Pack) :
Laporan Akhir Praktikum 21
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
P T
Dimana :
A B
P T
P T
Rangkaian 2
DAC
A B
P T
Katup 4/3
T
Flow Control Valve
P
Preassure
Relief
P T
POMPA (HPP)
Data percobaan :
D : 10 mm
L : 200 mm
V : 61,2 mm2/s
Qpump : 333000 mm3/s
Rumus dasar :
Laporan Akhir Praktikum 24
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
5. Efisiensi (η )
Qpompa × Qr
η= × 100 %
Qpompa
Qr Vkec W
Katup t (s) Re η (%)
(m3/s) (m/s) (Watt)
I
II
III
Rangkaian 3.
DAC
M assa
A B
P T
K atup 4/3
P T
POM PA
Perhitungan :
Spesifikasi komponen.
1. Motor hidrolik.
Daya (P) : 650 Watt
Putaran : 1320 rpm
Momen puntir : 0,002 N mm
2. Pompa hidrolik.
Debit aliran : 2,2 L/min
Tekanan pompa : 5-60 bar
3. Siliinder hidrolik.
Diameter silinder : 6 mm
Diameter rod : 10 mm
Panjang langkah : 200 mm
Tanpa beban :
No P (bar) T (s) Fp pF v Qs V W P
Laporan Akhir Praktikum 29
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
1
2
2.3 Pompa
2.3.1 Umum
Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memberikan energi kinetik atau energi potensial pada fluida. Setiap
pompa memiliki karakteristik sendiri tergantung pada desain dari pompa
tersebut. Berdasarkan prinsip kerjanya pompa terbagi atas dua jenis :
1. Positive displacement pump
Pada pompa Positive displacement, aliran fluida didasarkan
atas mekanisme penghisapan dan kempa/desak. Contoh pompa ini
adalah pompa ulir, pompa roda gigi, pompa torak dan lain-lain. Pompa
jenis ini dapat digunakan untuk mengalirkan fluida dengan viskositas yang
relatif besar. Salah satu jenis pompa ini yang banyak digunakan adalah
pompa roda gigi. Karakteristik dari pompa roda gigi sangat dipengaruhi
oleh putaran dari motor yang digunakan.
Q =n. v
Dimana :
Q = Debit aliran (cm3/waktu)
n = Putaran pompa (rpm)
v = Volume yag dipindahkan (cm3)
2. Dynamic pump
Pada pompa dinamik, energi ditambahkan pada fluida dengan
cara melewatkan fluida pada sudu yang berputar cepat. Contoh pompa ini
adalah pompa radial/sentrifugal, pompa aksial.
Pada pompa sentrifugal energi yang ditambahkan pada fluida
tergantung pada sudu dari impeller. Kecepatan yang keluar tersebut
merupakan kecepatan absolut dengan komponen kecepatan putar
(tangensial) dan kecepatan yang mengikuti impeller (relatif).
Laporan Akhir Praktikum 30
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Kecepatan fluida ini kemudian berkurang dan menjadi tinggi kenaikan (H)
disudu pengarah atau pada rumah spiral pompa.
2) H = Pw ρg Q = I g ( u2 Vt 2 − u1 Vt 1)
Sehingga : V t= 1
2 ( V2 + u2 − w2)
Disubstitusikan pada persamaan (2).
P : 125 Watt
Gambar rangkaian
G1
K4 P1
K3
K5
G2
FLOW K2
METER P2
K1
H2O
= kran terbuka.
P : 100 Watt
Gambar rangkaian
G1
K4 P1
K3
K5
G2
FLOW K2
METER P2
K1
H2O
= kran terbuka.
N : 2850 rpm
P : 125 Watt
Pompa 2 (Wolley pump)
Head : 47 m
Q : 45 L/min
N : 2900 rpm
P : 100 Watt
(+) dipakai jika muka air disisi keluar lebih tinggi dari pada sisi
isap.
(-) dipakai jika muka air disisi keluar lebih rendah dari pada sisi
isap.
v2 diperoleh dari harga Head kerugian gesek ( hf = λL v 2 /
D·2g)
karena kerugian gesek pada percobaan ini kita anggap kecil,
maka persamaan Head total kita anggap menjadi:
H=P/γ+h
Efisiensi pompa (η p)
WHP
ηp =
BHP
Dimana : WHP = Water Horse Power (Watt)
BHP = Blade Horse Power (Watt)
K4 P1
Gambar rangkaian K3
K5
G2
FLOW K2
METER P2
K1
H2O
Laporan Akhir Praktikum 36
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
= kran terbuka.
K1
H2 O
Laporan Akhir Praktikum 37
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
= kran terbuka.
b. Motor listrik.
Pembuat : Tabung 3 phase 220-380 V
Daya : 2,2 kW
Putaran : 600-1200 rpm
Rumus Dasar.
Pengolahan data :
1. Torsi yang dihasilkan (output toque).
T =F . L
( Σx 2 ) ( Σy) − ( Σx ) ( Σy )
a=
n ( Σx 2 ) − ( Σx ) 2
FHP = b a
yang dikembangkan dari dunia fisika, model khusus dan juga hukum yang
digunakan untuk memecahakan masalah dan sistem rancangan. Massa
dan energi merupakan dua konsep dasar yang menjadi titik tolak
perkembangan sains rekayasa (engineering science). Hukum pertama
dan kedua thermodinamika, dan persamaan laju perpindahan kalor
merupakan contoh yang tepat untuk hal ini.
Sifat thermodinamika, bagian yang penting dalam
menganalisis dalam sistem thermal adalah penemuan sifat
thermodinamika yang bersangkutan. Suatu sifat adalah karakteristik atau
ciri dari bahan yang dapat dijajaki dalam hal perubahan sifat-sifatnya,
tetapi keduanya bukan merupakan sifat itu sendiri, melainkan merupakan
hal yang dilakukan terhadap suatu sistem untuk merubah suatu sifatnya.
Kerja dan kalor dapat diukur hanya pada pembatas sistem atau jumlah
energi yang dipindahkan tergantung pada terjadinya perubahan.
Oleh karena itu, thermodinamika berkisaran pada energi maka
seluruh sifat-sifat thermodinamika berkaitan dengan energi. Dalam hal ini
sifat-sifat thermodinamika yang diutamakan adalah tekanan, suhu, rapat
massa, volume spesifik, kalor spesifik, entalpi, dan sifat cair uap dari suatu
keadaan. Suhu (t), dari suatu bahan menyatakan keadaan thermal dan
kemampuannya untuk bertukar energi dengan bahan lain yang
bersentuhan dengannya. Jadi suatu bahan yang suhunya lebih tinggi akan
memberikan kepada bahan yang suhunya lebih rendah. Titik acuan bagi
skala Celcius adalah titik beku air (0°C) dan titik didih air (100°C).
Suhu absolut (T), adalah derajat diatas suhu nol absolut yang
dinyatakan dengan skala Kelvin (K) yaitu = t°C + 273. Oleh karena itu,
interval suhu pada kedua skala suhu tersebut identik maka beda suhu
pada Celcius dinyatakan dengan Kelvin.
Tekanan (P), adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan
oleh suatu fluida persatuan luas benda yang terkena gaya tersebut.
Tekanan absolut adalah ukuran diatas nol (tekanan yang sebenarnya
berada diatas nol). Tekanan pengukuran (gauge preassure) diukur diatas
Laporan Akhir Praktikum 45
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Dimana :
P = Tekanan (Pa)
v = Volume spesifik (m/kg)
R = Terapan gas = 287 J/kg.K ; untuk udara
= 426 J/kg.K ; untuk air
T = Suhu absolut (k)
Persamaan gas ideal berlaku pada udara kering dan uap air
dengan derajat panas lanjut yang tinggi sekali dan tidak berlaku bagi uap
air serta refrigran yang suhunya dekat dengan kondisi jenuh.
Konservasi massa, massa adalah suatu “konsep” yang
mendasar, karena itu tidak mudah untuk didefinisikan. Definisi massa
sering dirumuskan dengan menunjukan pada hukum Newton, yaitu :
Gaya = m . a = m . dV dt
Dimana :
m = Massa (kg)
V = Kecepatan (m/det)
Laporan Akhir Praktikum 47
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
a = Percepatan (m/det2)
t = Waktu (det)
Pemanasan dan pendinginan, pada kebanyakan proses
pemanasan dan pendinginan, misalnya pada pemanas air, pada ketel,
perubahan beberapa bagian energi diabaikan. Seringkali perubahan
energi kinetik sebesar V2/2 dan energi potensial dari titik yang satu ke titik
yang lain sebesar 9,81 z dapat diabaikan jika terlalu kecil dibandingkan
dengan besarnya perubahan entalpi, kerja yang dilakukan atau
perpindahan kalor. Apabila dalam proses tidak ada kerja yang dilakukan
oleh pompa kompresor atau mesin, maka W = 0 karena itu persamaan
energi disederhanakan menjadi :
Q = m . h1 = m . h2 atau q = m ( h2 − h1)
Artinya laju perpindahan kalor sama dengan laju aliran massa dikalikan
dengan perubahan entalpi.
Proses adiabatik, adiabatik berarti tidak ada kalor yang
dipindahkan, jadi q = 0. Proses adiabatik dapat terjadi jika pembatas
sistem diberi sekat penahan aliran kalor. Tetapi walaupun sistem tidak
disekat asalkan laju energi total didalam sistem jauh lebih besar
dibandingkan dengan energi yang dimasukan atau dikeluarkan ke
lingkungan dalam bentuk kalor, maka proses tersebut dapat dikatakan
dengan adiabatik.
Kerja kompresi, suatu contoh yang dapat dijadikan sebagai
model proses adiabatik adalah pengkompresian suatu gas. Perubahan
energi kinetik dan potensial serta laju perpindahan kalor (q) didapat :
Q = m ( h1 − h2 )
Artinya, daya yang dibutuhkan sama dengan laju aliran massa dikalikan
dengan perubahan entalpi. Kerja W berharga negatif untuk kompresor dan
positif untuk mesin.
Kompresi isentropic, merupakan bahan lain yang
tersediauntuk memperkirakan perubahan entalpi selama proses
Laporan Akhir Praktikum 48
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
Gambar rangkaian
S IG H T F IL T E R
G LASS H .P G A U G E
L .P G A U G E
PREASURE
CONDENSOR GAUGE
TEMP.
CONTROL
POW ER
ON
O FF
L IQ U ID COMPRESOR
R E C E IV E R
TANK
Laporan Akhir Praktikum 49
Fenomena
Dasar dan Prestasi Mesin
D. Sight Glass
Dalam sight glass akan memberikan informasi keadaan dari
refrigeran (bercampur dengan air, kualitas dari refrigeran, dan lain-lain)
alat inin dipasang diantara pipa cairan refrigeran diantara kondensor dan
expantion valve.
Simbol.