You are on page 1of 20
nus uote Up Se eee ee eee POLA DIURNAL METABOLIT TESTOSTERON SERTA KORTISOL DI DALAM FESES DAN URINE OWA JAWA (Hylobates moloch) JANTAN DI PENANGKARAN ABSTRAK, Pemeritsean metabo! homon testosteren dan orto! secara non- -vasi bal dlam feses maupun urine dlokukan untuk mengetahu 1) pola ural Kedua hormon tersebut sebaga ndkasiaktvias tests seca harmon. Jnfok aan Rormon dalam feees, sampel yang cigunakan dalam peneltan _-alah 77 sampel feses yang berasal dan ekor Owa Jawa jartan yang beroda GirPSsP-PPNEIPB, Bogor (1 eka serta 2 ekor dant Kebun binateng Ragunan, = akara, Kooks feses dlakukan eetiap hai entra pukul 08.00 sampel dengan © 8.00, Sampo yang terkumpulcikstraksi dengan menggunakan pelart metanol 510% kemuslan dasal dengan melode ELISA (Enzyme Linked Immunoserbont Assay. Data” yang diperich menunjlkan bahwa Konsentas! tering estostron teal pada pagi har yak sebeum atau pada pul 08.00 (23,617 9 bara feses Kerng) Kemucian menurun secara gradual sampal mencapal “tk terendah pada pukil 1418 (6/544 nglgfeves Kein). engan penghiungan NOVA’ foktor nampak bahwa penurunan kadar homon teeth secara iqnifkan dalam setiap periode (p<0.05) Kecuall pada perode <06.00 sampal 300-1000 (p>0.01). Untuk kori, Konseiasitertinggi pada jam 05 00-10.00, 197,04 ng feses ering) Keraiian menutun sampal Kedar terendah pukul 14.00-18.00 yn (225,73 ngig feB0s Kerng). Dongan penghtungan ANOVA 2 aftornarpak bahwa penufunan kadar hormon tenadi secara signfican dalam setiap perode (p=0,08). Untuk mongkaj metabo testsieron den Korisol Jaiam tie, telah digunakan 88 sampel urine yang beresal dai 4 ekor Owa Jawa jantan yang borada di PSSP-LPPALIPB, Bogor (1 ekon Kebun binatang Zegunan, Jakarta (1 ekor)_ sorta dar Kebun Binatang Taman Sar, Bandung (2 20), Kok urine diakukan sep hari entara pukul 06.00 sarmpei dengan 220, Sampel yang lerkumpul dhisross dengan enim glkoroigeso seria dieses! "dengan menggunakan-metanal 60%. Data yang. dperolch "enurjikkan bahwa Konsentrasi ering! tststeron trad pa pag har yak Jobolum atau pada pukul 08.00 2.260 1,088 ugimg’krea) Kemuan menurun Secara.gradualsampal moncapal titk.torenéah peda put 06.00-10.00 (0,40820,188 ugimg kreat), Dengan penghtungan ANOVA dua fator nampak >afwa penurunan kadar hormon teststeron trad secara sigan (90,036). SntukKotsol, kadar tertingg!deapai pada jam 10.00-1400 (6,62253,157 ugimg seat). Kemudian mencapal tk trendah pada pukul 06,00-10.00 (146840.531 sgimg krea). Penghtungan statistik menuniukkan bahwa penurinan Kedar Drormon tap perode teradi eocarasignitkan (p<0,006)kecualperbedoon kode Dsl artara pukal 10.00-14.00 dan %4.00-16.00 (px0,076). Pola chtnal pada 5 Hyobates motoch balk pada sampe feses maupun urine mempunyal Tuktuas yang soritksn dan serupa dengan jnis primata yang tin (Chimpanzee, gorila Sean manus). (G0b0g uotueveg imnsup ge Kota kunci: feses, urine, testosteron, korisol, Hylobates moloch Ausseqtun jesnynoub easel ABSTRACT Fecal and urine steroid hormone levels were measured in the captive Iyiobates moloch to determine how predictable diutnal patterns and to monitor nadal activity In this study, fecal testosterone and cortisol munoreactve were Uantfied in 77 (fecal) and 88 (uine) samples from § male Hylobates moloch tring the course of 3 months. The samples were collected noninvasively frm 5.00 10 18.00 hr ( fecal) and 06,00-22,00 (urine). These data showed that the ighest concentration of fecal testosterone Occuted in the morning 18,00-08,00 236 nglg dried feces) then declined gradual, reaching the lowest levels in the wening (6,64 ngig dried feces). Using two-factor ANOVA without replication, nean fecal testosterone level was associated with the time of calection (90.08) Ger cortisol, the highest concentration occured at 06.00 ~ 10.00 (687.64 no's ted feces) then decined gradually in the evening (226,73 ngig dried feces) p06. Both testosterone and corso urine concentration fuctusted significantly ‘uth time of collection. Statistically, Our test showed that mean urine testosterone ‘Sse was higher at 18.00-06.00 than at any other time of collection (p<0,050). highest concentration occured at 18.00-08.00 (2,2741,06 ugimg cx), the west at 08.00-10.00 (0,40840,183ugimg cr). The highest of urine cortisol = encentration occured at 10.00-18.00 (6,82253,157 ugimg er), and lowest isin 1318.00-10.00 (7,46820,531 uging cx). These pattems bolh fecal and urine of Festosterone and cortisol are fuctuated significantly with tine of collection that an be used as indicators of testcuiar activity (ey words: urine, fecal, testosterone and cortisol, Hylabales moloch PENDAHULUAN (080g uequenog im (wa Jawa (Hobie malboh) marslan sl sti Jie prima Jergon satus ricaly endegre. Berge pay tlh sllukan untuk ert al In Melipun drier, pop eas feb seas aa Jonlin mamprhaintan 0b parangkaren. alah eats poyeab perrunan replat fi kare be ahatahanye data werang bob ep Deh farena heehee! oghah aval aan dian situ peroombargen {Desrik ent merge ings tent secare enim degen menppinetan S metode non-invastf. ee Bed pelanian, ng ee meniskan suas hal yang pening unk (Bisa cari kaberretan wits pranghaten Rnd! aed dept chet Beengan mengamati pola diumal testosteron. Testis yang berfungsi secara 2romal akan menpunj! ple erent dan tafe! secre koriston. Seprt E iketahui bahwa sekresi testosteron berfluktuasi secara diumal dan mempunyai 3 AISIONIUN [24 lungs antara lan untuk merimbukan Ito, perkembengan kelerarasesorus serta berperan dalam poses perpanjangan bentuk spermatid, Oleh Karena fs 2ola ciumal yang bertukues! socara signifkan merupakan salah satu indikesi optima aka ests dan spermatogenesis Fuktues! homen testosteron timbul karena adanya mekanisme unpon balk dalam hall adanyerangsangan hoon LH dar hipotsis seta GnRH dar nipotalamus. Pada umurnya dalam wakts 24 jan, GnRH dal iptalamus akan disekresikan secara episod 90 merit sekat (Grook & Marshal, 1906), sedangkan dar tess akan dlepaskan puis tstosteren sebanyak 12 samp ~ 24 kal (Hackney, 1990) Pada hormon kod, pulse trad antara 7 sampal 9 kali selama 24 jam, ekbot adanya stinulan AGTH secara episod (Lila & Ekreger, 1890). Sebagel penanda sires, kajan tentang pola sekres! Koro! manusia oi diam pasa eah ketahulsecara past yak tenga pada jam &~ = 10 pai (50-250 ngf) sedanakan kadar terendsh ccapei pada jam 16.00 (60 3 150 ng/m), Unt testosteron di dalam plasma manusa, kadar tering! dicapel pada malam het yakni sektar Jam 24.00. Pada sebagian besar hewan (kan, = repli, burung don mamala) kone tersebut sanget berhubungan dengan £ tingkeh taku, pola kewin, dan sistem sosie, Khusus pada primate, Kedar Korot 5 an tetestoron ipengauh ole status soil, penempatan di dlam kandang. ‘ptransportasi, serta umur. Dikatakan bahwa pejantan muda memiliki Kader < tesiostorn rendah dan karts tina, sedangkan pada yang dewasa testosteron ~ Goria gorita beringe! cenderung meningkat namun kortisol menurun. Dalam dang reproduks,ngginya kadar Koro! dapat menekan eekresitetostron (Virgins & Sapolsky, 1997). Sepert! dinyatakan oleh Smith & French (1997) hwo primata dengan status sub-orinat mempunya status frit yong lebih fendah terutama pada Old World monkey dan Hominid, Dithjau dat peta sosial, ada keconderungan kera atau monyet dengan status sosial dominan Imempunyal kadar testosteron yang lebih tinggi dibendingkan dengan sub- ‘dominan (Robbins & Czekata, 1997). Peneitian in beryjuan untuk: 1) mengetahul penggunaan sampelfeses dan urine sebagei metode untuk menentukan aktivtas tests secara fendoksinologi; 2} mengetahul bentuk pola diumal ekskres! steroid (testosteron dan Korsol) pasa Hiylobates moloch sebagai indksior aktvitas testis; 3) ‘membendingkan penggunean sampel feses dan urine dalam monitoring pola diurnal ekskres! stro 32 Alsieatun jesnynouBy 1060g “Gel tm Sor wong wonfncs eppr rosa BAHAN DAN METODE ‘Tempat dan Waktu Penolitian Peneltian ini ilakukan oi Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) LPPMHPE, roger, Kebun Binatang Ragunan, Jakarta dan Kebun Binatang Tamen Sari Jandung, Pengambilan sampel urine den feses beriangsung dari bulan Jun 2003 ‘ampai dengan Januari 2004, Setelah sampeldiperoeh, ditakukan pengolahan di API, Cibinong, dan selanjutnya asai hormon menggunskan ELISA dskuken di _aboratorlum Virologi dan Mikrobiologi PSSP-LPPM, IPB, Bogor. @ © Bahan Penelitian ‘Sampel peneliian yang digunaken adalah 77 sampel feses dan 68 spel urine yang berasal dari § ekor Owa Jawa (Hylobates moloch) jantan 3rumur antara 612 tahun berat dengan badan 6-9 kg. Kelima ekor satwa yang ligunakon mempunyai warna bul mengkiat, letak dan ukuran Kedua testis nan den Kir relatif sama, nafsu makan balk, aktfitas sehari-hari normal. Test Lerkuln dan pemberian obat cacing ditakutan paling tidak sekal dalam waktu 6 bulan, sehingga secera fisik dapat dkategorkan sebagal satwa yang sehat. 2 Ova ekor Owa Jawa diletakkan dalam kandang individu (PSSP dan ‘9 uang reaks! kaca ukuran 16 ml ‘Aiatalat yang diguneken dalam peneltian antara lain: freeze dyer, ‘teks, mikropipet dalam berbagal ukuran, freezer, dan sents. © ® Metode Penelitian Ertotat sanpol Face 5 Koleksi feses dilakukan setiap hari selama lebih kurang tiga bulan, antara 5 cut 0600 pag sampal dengan 16.00. Selantya, sampe dsimpan dalam ‘Bezer -20°C. Untuk mendapatkan homogenitas yang tinggi, pangamblan feses atckan socereteeebrten “Gel tm Sor wong wonfncs eppr rosa sstrakaiFesen e Feses yang telah disimpan di dalam freezer diambil kemudian masing- Easing dipndahkan ke dam tabung platk unui seannya diakuken Zoriicast dan pubvedeas. Powder yang telah trent dmb 50 mg bert Biring Kenan dllaatsi dengan menggunakan pelonit rotanal 80% Deanyek 3 mi. Selanne, nan dimesuktan ke dl ‘abun poipropiene rukuran 15 mi, verte slama 10 ment. Senigasi dengan Kecopatan 800 elem 10 ment (Monon et at 1098) dlakukan segerasetelah lun ‘ovis, Superman dian ke dalam tabung miko 15 i, dsinpan oi dalam yozor -20% sampai dlakukan asai menggurakan ELISA (Enzyme Link rrnoeorbent Asse w Borers sampet wine g ‘Koleksi urine dilakukan setiap hari selama lebih kurang 3 bulan, antara: > cu 98.00 pag sami dengan 2.00 WI (ergantung kepada Kodi kandang ‘Ditwa). Selanjutnye, urine yang telah diekskresikan langsung diisap Benoqnaton spit ton. Sekeuh sampot ete pada eu €C, dengan e-cepatan 600 g elana 16 ment, Kemudan dbag ke dalam beberapa allquct Ean simpan sompa lautanenalsis beskutrya (Epple ot. 1881) Aissonun jn ‘idrotsis ‘Sebanyak 50 ul sampel urine dlinkubas! di dalam buffer sodium asetat 2,1 M, pH.4,7)ditambah dengan 15 ul enzim beta glukoronidase/suifatase (2500 ), Deele al 100.000 unit dlarutkan ke dalam 4 mil ar. Kemudian lartan atutup lengan paraflm, divorteks selama 23 menit, Sebelum dinkubasikan pada suhu 7°C selama 18 jam, urine dijustifkasl pada pH 7 dengan cara menembahken 1aQH (Epple etal. 1991; Heistormann et al, 1993) Sele Rest dtl! drgan eration 100-180 NOH Sontuk netralisasi, kemudian ditambah lagi dengan 7 mi dietil eter, di vorteks haa 1 met. Slrnye van emp omen dn dan bel lon ot ting, Lapen ea ng, eta ean con m van ala 2 ber 0.05 M somata, “Gel tm Sor wong wonfncs eppr rosa 3m NaC 0.1% NaNO 0.1% gl pH 8. San easton 2 bun putin ul krestnin certian ke dla 180 ule (gengencren 10 Ea, kecian dinkubesian oi dal su nuangen selma 16 ment. Tahap “periatrya adalah pengisian tartan ke dalam soi suman dengan ketentuen sebagai berkut: blank: air: 150 uf Zoro: 50 ul Hy © + 100 ul (NaOH + asam ~ nikal) standard: 60 ul + 100 ul ( NaOH + asam pikrat); sample: 50 ul+ 100 ul [NaOH + asam pikrat). Berbeda dengan uj hérmone, uj keatinn tidsk peru Hiokukan secara duplo (Hodges, unpublished, 2000). Asal HomonTestosteron Diam penelln sh gutan kt etostern EIA dengan pnp Ka cet ereratetsteron yong na dali sarpe dengan tester HRP Dlonuat unt berkatan dengan entetcteron ka! dalam nih yang conton lecheck, 200), Untan ean alah sebagal bork: ebanyak 10 Ci stan, compa dn ort! demon fe dalam suman, karan Ziarten dengan 100 ul korg testosteronsR seria £0 ul reagen ant S etosacn one Slane agen yang baad clam mop dearer Grecia pafahan menggunskan shaker slana 20 det, dan dikiteskan ‘Eselama 90 menit pada suhu 37° C, Pencucien sebanyak 5 kali dlakukan setelah as AISIOAIUN [2d oroses inkubast selesa,dianjutkan dengan penambehan TMB 100 ul ke dalam setiap sumuran, Tahap berkutnya adlah proses inkubas! kedua selama 20 ‘enit dl dalam temperatur Kamar, sampai akhimya diber larutan asam sulfat sebagai larutan penyetop reaksi. Hasil OD (oplical density) dibaca dengen ™enggunakan ELISA reader dalam panjang gelombang 450 nm. Asal Hormon Kortisol ‘Sampel feses meupun urine yang telah didrolsis dan diekstraksidlambil (@ iAH eezr, Kamien dost dengan menggunakan prosedur kaj sebepl ~berkut: semua sampe! dan kt Kortsoldletakkan dalam temperaturrvangan (25° F.0), Sebanyak 20 ut tabrasi dan sampel dimaaukkan ko dolom sumua, “E kemucian dtambatkan dengan 200 ul Konjugat HRP ke dalam sellap sumuran. roses berkutnya ash merbarkan sampel dan Konjgat i dalam tempera E ruanganeclara 60 est tonpa dibe tv. Inaba lrebut dimakoudkan 3 untuk member Kesempatn spel dan Konugt unis sing bern. Sian Zo ment, daikon penccan dengan emenggootan ivi pencie Kus = ela rec cla kt dergonperbancngn onsen 40 ka Perel 2 diakukan seta tga kai menggunakan ELISA washer dengan ukuran 260 5 weumuren,langng dkcrngkan dengan cara membaikkansuran. Sth = Mikroplat benar-benar kering, dan diberi 100 ul kromogen/substrat. Mengingat 4 suber sargotrenantahado caaya, maka dalam thap i lantan dimpan ~ Gi dalam ruangan yang bebas cahaya dan diinkubasikan lagi dalam waktu 15 menit. Reaksi diakhiri dengan menambahkan ‘iarutan penyetop (stop solution) sebanyak 10 ul Selanne, wel dmasukan ko dam ELISA reer dengan pariang gelomtang 480 nm. Has peolchan deta yang berupa opal density (00) dinoroiaskan scar computerized dengan merggunatan rams um yr-atnga +b i : é i i ‘Reaks! Sllang Testosteron dan Kortisol pada ELISA (Enzyme Link Immunsorbent Assay) Hormon testosteron yang digunakan mempuryal reaksi sang dengen Doberapa derivat antara lain: testosteron 100%, dihidrotestosteron 0,86%, ndrostenecion 0,89%, androsteron 1,0%, 17 estradiol 0,05%, progesteron s 0, RReaksi slang pada hormon Kortisol adalah: Kortsol 100%, koctikosteron 45%, 6 Alsieatun jesnnouBy 1o60g FOr, 9%, dooksikortisol < 2%, deksametason < 2%, estriol < 0.01%, 0,0-1%, testosteron 0,01%. Persamaan kurva standar untuk hormon il on aacdalih: y=-0,144Ln (x) + 0.4871; y= 0,1447 Ln(x)40,4766, dengan | spear ©,998, sedangkan hormon korisoldierolehpersamaan Y=-0.4107 £72190)? BEAD can y=-0,2463Ln(9 + 1,7821 dengan #: 0.989, it ae Analisis Data TEE] Untuk —mengevaluasi apekah ekskresi steroid berfuktuasi secara (hee (Qh ciigunnakan anaiisis statistk ANOVA 2 faktor tanpa replikasi. Faktor 1 2bo8 aciattah satwa percobaan, sedangkan waitu penganblan sampel |e foogean talks kedue (18.00-0600, 0800-1000, 1000-1400 dan 14.00- £ £5 0) alarm peneliian ini, rerata konsentrasi korsolRestosteron dari sean sel u 19 Seba variabo alam ANOVA ajian Validasi [\ji Vallidasi terhadap respon-dosis diiakukan dengan membuat Emme haan dan berlangsung secara terus menerus dapat meniadakan ritme jean. 20 as 20 0900 18,00-06.00 060040.00 10.04.00 14,008.00 Jam Pengambitan nero ©) ‘Gambar 7. Pola dural testosteron di dalam feses (nglg fees kering). ‘Seiresi tering teradi pada jar 18.00-08.00; fm af i & >» 33 FES Es = = 100 2 ° rwooe0 — og0-1000 | 000-1400 Jam Pengamblan Sorriibar 8. Pola diumal homon kortisol di dalam feses (nglg fetes kering) Sekresitertinagteyadi pada pukul 05.00 10.00 Bema testo, i ratoneabotene face marmot sch 6-24 jam Ge fasciewlaris 22 jam dan pada chimpanzee 26 jam (Bahr ot al, 2000). Dore test sucha betece cangen Wiaen ot at (S600) yng ‘Qteakan bahwa pada chimpanzee, respon sires akibat anasthesia dapat “Grvsi melalui pemeriksaan feses 2 hari setelah perlakuan, sedangkan pada Zrerrvya har seta prenatal perlian yang luton sorta ‘GG _pemyataan terakhir dapat diduga bahwa ekskres! kortikoid pada Etees inhi bi 42 jam, mengngat Keduanya (Chnparze don ogttes moioch) juga berasal dari superfamili yang sama yakni Homincidea. & a easel ioe ©) (060g uequeveg imneu) aa Alsieatun jeannouBy 1o60g ‘Terdapat hubungan yang senget erat antara pola pakan dengan time lags. Pekan dengan kandungan serat yang rendah menyebabkan transit gastrointestinal yang Jabin lama (Whitten et al. 19980). Kadar hornon di dalam urine maupun feses rmerupakan refleksi status endotrn beberapa jam sebelum sampling (Whitten et al 19908), Dar has yang Gidapat serta dari beberapa perbandingan antar primata éapat diambil beberapa simpulan bahwa Ipola diumal ekskres testosteron dan kodisol imnunoreakt’ pada feses mempunyai pola dengan fluktuas! yang signitkan. Untuk hormon festosteron, Kader maksimum dlcapal pada jam 18.00- 06,00 sedangkan hornon korisol kadar tertinggi pada pukul 06.00-10.00 kemudian mencapal tlk terendah pada pukul 14.00-18.00. Terdepat dugaan bbahwa waktu sekresi kortkoid sampal dlestreskan ke dalam feses (time lags) rmembutunkan waktu 48 jam. Pola Diurnal Metaboli Testosteron dan Kortisol Dalam Urine Rerata konsentrasi metabolit testesteron dalam urine adalah sebagai bert: 2,2721,08 (am 18,00-08.00); 0,4140,18 Gam 08,00-10.00); 1,6720,94 {Gam 10.00-14,00) dan 2,1610,74 ugimg er Gam 14.00-48.00) (Tabel 4). Kedar tertinggl metabolt testosteron dalam urine dicapai pada pukul 18.00-06.00 (00.05), kernudian menurun sampai titk terenda pada jam 06.00-10.00 (Gambar 9). Untuk Korisol, kadar tertinggl dicapai pada pukul 10.00-14.00 (6,8228,16) ugimg or, Kemucion menurun secara berturuturt pukul 14.00-18.00 (66949,04); 18.00-08.00 (2.2840,88); dan 06.00-10.00(1,47#0,53). Dengan ANOVA didapatkan bahwa penurunan kadar Kortisol teladl secara signtkan Untuk tap periode pengambilen sampel (p<0,006), kecuall pada pukul 10.00- +4.00 dan pukul 14.00-18.00 (90,076) (Tabel 5 dan Gambar 10) Pola diumat testosteron dalam urine dapat dlthat pada Gambar 8. Dari heel tersebut nampak kadar tertinggi cicapel pada jam 18,00-06.00. Moudgal et 41 (1993) menyatakan bahwa pada Macaca radiata dan Squirel monkey (Coe & Levine 1996), sekrest tertinggl testosteron dalam plasma terjadl pada pukul 22.00.2400. Selanjutnya. di dalam tubuh,testosteron akan diambll dar aliran erah Kemudian didegradasi ci dalam hai, Dalam peristva ini tejadi konversi ati testosteron menjadi 17-4etosteroid dan glukoronidase yang selanjutnya akan lokskresikan ke dalam urine (Hackney 1968) Di sini testosteronterdapat dalam 42 @ tuk yang terkorjugasi dengan glukoronat staupun sulfa. Kondlsi yang mkian ini dbutuhican agar testosteron dapat laut datam air (Steimer, 2003). mentara fi Mote et al. (2002) melaportan bahwa dengan menggunakan Jiometabolsme, pruncak ekskresi testosteron dalam urine chimpanzee, Macaca rclouaris, an Cormmion marmoset dapat terdeteksi kurang lebin2 jam setelah ryuntiken, Dari pernyataan-pemyataan i atas dapat dlasumsikan bahwa mmungkinan sekresi testosteron dalam plssma Hyobates motoch juga teach da malar hari, rrarniun baru diekresikan beberapa jam kemudian sehingga © sexs. conan usenet eee nat F ‘raupan relomoc egg) = Wes ye.0o—onco _onoo-so00 aeoam —_s4a0an0 ee ee ms Bate —oauam sama? ——avaanse 3 (nea (o=) (ont) = 19) 2 - cneioe tots «tas Eda - oro =) a 5 - 0.7840:57 4:5083,26 7 = (w=0) =) oa 5 te eman om = m= Sum «22 7H1OS —atanNO tans a4 Sty torts) ot remy Tel 5. Konsetas! metabot kris win scar invita maupun Kelonpok ogg) Tama Guta 48.00 0880 oncootnoo —Yountann —_vaonteon mw easisS temas —SaraTS (nu) ro) owt om sae : i7mos — ronza2 748180 =o 3 =) 3 aasanes —sarater ast, ered n=) (3) m2) =) pup STOTT - ~ ~ cozy wo oy oo mun «2208089 TAOS OMNIS ——_—see4 (om eis = 29 Alsieatun jesmnouBy 1060g ‘pada puk! 10.00-1400. Hab yang perth nampak sed berbede congon beberapa penltan sebelsrye, Czskala tof (1984) melaprkan sha pada goa, prc Keil apa pada put 6-12 sian, Squire! ronky 08.00-12.0) dengan kad terend pada jam 100 Penton supa tah aporkan ooh Robbin & Crekala (1867) yng menyaakan bahwa Gia ora, adr torsel ine. setotim Jam 1200 sang lbh tog oandngkan dergan sang ha yak! sotelah pu 12.0 san, sedangkan Buk crimpanze, kadar Koel une pada pag har (ebelum pu 10.00) “an lbh tro bandngan ergan slang har (eth pu 10.0) lr 8 ‘Epson 2003), Ketidaksesuaian hasil penelitian antara Hylobates moloch dengan ns praia yang. lah komunginan ceebabn len perbedsan ‘Gengelompokan waktu dalam koleksi sampel, sehingga sebaran sampel menjadi sk sama, Bab o 2060) melapotan baa dengan redemetncione Beek Be uu ae ee ate i: une aie affie TEEEE O —cartare meant wt tan uo a igs 2, ne tt ie be: pea 2d: ing oe ine Par 3 2 FE 5 camaro, Pla dua oman Karisol dalam ute apn ce Sees FH g sacar a att ges & zg u uuneak testosteron di dalam urine terjadi pada pagi har. § a Berbeda dari testosteron, puncak kortisol dalam urine Hylobates moloch iat i ‘ye ne vn noe He ORR cS o dar kortigol di dalam urine Pan troglodytes, Macaca fasoleularis serta Callin, =chus terdapat dalam bentuk terkonjugas! (lebih dari 80%) dan dapat terdeteksi nq ox Gambarlt. Pola diumal testesteron pada feses dan urine. Tanda panah menurjukkan puncak teststeron. ‘Adanya perbedaan waktu eksresi steroid pada feses dan urine, terkadang enyebabkan terjadinya pergeseran puncak ekskresi metabolit dalam pola urmal (Gambar 12), Dalam gambar nampak bahwa puncak sekresi Kotsol pada Bses dari pukul 06.00-10.00 bergeser menjadi pukul 10.00-14,00 pada urine. Bonaisi demitian ini barangkali dapat djelaskan sebagai berlat: keder raksimum hormon kortisol dalam plasma sebagai pembanding teradi pada Grkui 08.00-10.00 (ORG, 2004), Ekskresi metaboiit kortisol fees terjadi selama EE lam waktu 5,5 jam setelah injeksi, Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa_ eH dar kortisol yang diperoleh dalam penelitian kemiungkinan merupakan kondisi agit fez 9 uh pada saat §,5 jam sebelum urine diekskresikan. Hal tersebut didukung oleh i Rh 5 \cnyatean bahwa di dalam plasma, kadar kortsoltrtinggi pada Macaca fuscato [1512 capt pata put 8 00-1200 sang (Suz ta! 2003), sedngtan pada EYEE] vanusia deapai pada jam 08.00-10.00 (ORG, 2004). Dengan demikian. dapet ©. Qasumsikan bahwa pola diurnal kortisol pada Hylobatos moloch adalah serupa es2 = eH Enngan jens primata lain yang telah diketahui sebelumnya, HEE Bo ree a HEE E thy = 3 pe is f i P| i ge i z 2 fo . . i i é i 2 i 0 jam, sedangkan pada urine hanya 6.5, jam. Apabila dari puncak harmon omtigo! dari masing-masing sampel dikonversikan berdssarkan eksices! Setabolt, meka akan didapatkan hasil yang identi. Demikian pula untuk Shetabolt testosteron. Puncak testosteron plasma terjaci pada pukul 08.00-10.00 GG, 2004) semeniara waktu ekshres! tstosteron fees 22 jam; pada wine «2 ieee ee let eet 4s AUSIOAI 1, maka puncak ekstresifetap pada waktu yang sama meskipun terjadi ‘edaan waktu dalam ekskres steroid dalam feses dan urine (Gambar 11) Dibandingkan feses, penggunaan sampel urine mempunyai beberapa Uuntungan dan Kerugian antera lain: 1) sampe! lebih homogen; 2) dalam satu 11 dapat diperoleh beberepa sampel dari hewan yang sama, sehingga has! 19 diperoleh mempuryai galat yang lebih rendah; 3) untuk hormon tertentu i langsung (tampa hiolsis dan ekstraksi) masih memungkinkan; 4) ndungan pakan tidak mempengaruhi asaihormon sedangkan kerugiannya Qian: 1) satwa harus dietakken dalam kendeng indvidual, 2) dalam Eosarasinya, sebagian besar hormon membutuhkan hideoisis dan ekstraksi Srebin dahutu. ? 3 tt rat i i 3 i 3 t 3 ‘Gambar 12. Pola diumalkotso pada feses dan urine Tanda peneh menunjukkan 3 ‘uncak Koriso 5 i a 5 ; 8 Dari hasil peneliian secara keseluruhan, nampak bahwa pengukuran salt testoseron bak da sampe!feaes maupun une dapat dgunakan Boagl sara untuk mengetah tung txts; dmion pula untuk metab ‘Q rtisol dari sampel feses maupun urine dapat digunakan sebagel indikator stres Sida Hylobates moloch. Mskipun demikan, terdapat beberapa hal yang perks Bomati yao) sl pengdaran metabolt harmon pada une th bervatias a sandingkan feses; 2) berdasarkan teknik pelaksaan (koleksi sampel, persiapan. ‘ei hormon), pngukuran melabolthormon testosteron dan Kosa dalam une Soin umitcibandingkan feses. Dengan demkian, penggunaan sampel fetes ‘Sotuk pengukuran metabo testosteron dan kortso lebih dlsaranakan nay “6 AsIONUA “Gel tm Sor wong wonfncs eppr rosa (b080g uequerieg im Alsieatun jeannouBy 1o60g SIMPULAN DAN SARAN Dar has serta pembahasan yang ada, dapat cibuat beberapa simpulan ‘sobagal berkut 4. Samp feses maupun urine dapat digunekan untuk mengamati pola diurnal testosteron 2. Sampel feses maupun urine dapat digunakan untuk mengamat! pola dual kortso! 3, Sesuai analisis kadar festosteron dalam feses, Owa Jawa jantan memproduks!testosteron tertinggi (yang berpengaruh tertadap fungs! tests) ‘pada malam hari dan menurun pada siang har. Sebalknya, produksi kortisol (yang berpengaruh terhadap stres)tertinggl pada pagi hari dan menurun pada siang har 4. Analisis metabolt testosteron dan korsol di dalam urine memperihnatkan hall yang hampir sama dengan di dalam feses ‘SARAN 4. Bordasarkan permbangan sampling, toknis pelaksanaan analss , sorta variasl hasil yang diperoteh, maka penggunaan sampel feses lebih disarankan dibandingkan urine DAFTAR PUSTAKA DRG, 2004. Cortso Elsa. User's manual. DRG Instrument GmbH, Germany Biocheck, 2004. Testosterone Enzyme Immunoiassay Test Ki, Biocheck, Inc '383 Vintage Park Dr. Foster ciy, CA 94406 ‘Bahr NI, palme R, Mohle U, Hodges JK and Helstermann M. 2000. Comparative ‘Aspecs of The Metabolism and Excretion of Cortisol in Three Indvduat Nonhuman Primates. Gen Com Endocrinol 117:427-438 Brook CGD and Marshall NJ.1986. Essential Endocrinolgy, 3" Eaton Blackwel, Great Brain, the University Press, Cambridge ‘Clarke MR, Harrison RM and Didier ES. 1998, Behavioral, Immunological and Hormonal Responses Associated With Social Change in Rhesus onkeys (Macaca mulatta). Am J Primatol 38:223-233. Coe CL and Levine §.1995. Diumal and Annual Variation of Adrenocortical ‘Activity in the Squire! monkey. Am J Prieto! 35:282-292 i : é i 2 : Erte) (060g uequeveg imneu) aa Alsieatun jeannouBy 1o60g CCzekala NM, Lance VA and Sutheriand-Smith M.1994. Diumal Urineary Cortcoid Exeretion in The Human and Gorilla. Am J Primatol 24:20-34 pple G, Kudering |, Belcher AM, Schafer A and Lerch! A. 1991. Estimation of Immunoreactive Testcular Androgen Metabolies in The Urine of Saddle- back tamarins. Am J Primatol 23:87-88 Hackney AC. 1998. Testosterone and Reproductive Dysfunction in Endurance- {rained Men. Internet Society for Sport sclence:htpilsportsc.org 20 sept 1998 Heistermann M, Tari $ and Hodges JK. 1998. Measurement of Faecal Steroids {or Monitoring Ovarian Function in New World Primates, Callivichidae. J of Reprod and Fert 99:243-251 Lotta AS, Krieger DT. 1890. ACTH and Related Peptide. in; Baulieu EE, Kolloy PA, editors. Horones: from molecules to disease, New York: Champman and Hall Mingoti GZ, Pereira RN and Monteiro CMR. 2003. Fetity of Male Adult Rats ‘Submitted to Forced Swimming Stress. Braz J Med Bio! Res 36(6)'877- 682 Mohle U, Heistermann M, Palme Rand Hodges JK. 2002. Characterization of LUrineary and Fecel Metabolites of Testosterone and Their measurement for assesing Gonadal Endocrine Function in Male Noahuman Prenates. Gen Comp Enndocrina!128:195-145 Monfort SL, Mashbum BS, Brewer BA and Creel R.1998. Evaluation Adrenal ‘activity in Afrcan Wikd Dogs (Lycaon pictus) by Fecal Corticosteroid ‘Analysis. J Zoo and Wicl Med 292:129-133 Moudgal NR, Revindrenath N, Rao AJ, Arevinden GR. 1999. Tha Regulation of “Testosterone Secrtio in Bonnet Monkeys (Macace radiata) Muller MN and Lipson SF. 2003. Diumal Patterns of Urneary Steroid Exeretion in Wild Chimpanzees. Am J Primatol 60: 161-165, Robbins MM and Czekala NM. 1997.8 Preliminary Investigation of Urineary TTestostorone end Cortisol Levels in Wiki Male Mountain Gorilas, Am J Primatol 43:51-64 ‘Smith TE and French JA 1997. Social and Reproductive Conditions Modulate Urineary Cotisl Excretion in Black Tufled-Eer Marmosets (Calitrix kun). Am J Prato! 42:28 267 Steimer Th. 2008, Steroid Hormone Metabolism, hiip:lewew afmer ehvpooksirepraduetive serold hormone metabo ‘Stoinski TS, Czekata N, Lukas KE and Maple TL. 2002. Urineary Androgen and Cortosid Levels in Captive, Male Western Lowiand Gorillas (Gorlla 9 48 “Gol tm Sor wnoenday wont eppr rosa tn voeynbing 2 isd wogppuod bind nq ox ieee ee let eet Alsieatun jeannouBy 1o60g gaia); age-and Social Group-Related Diference. Am J Primatol 68:73- a ‘Sution W.2005. Respon Stres dengan Penanda Kortisol dalam Urine Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicuars) setelah Mengalami ransporasi Tesis. Sekolah Pascasayjana, Institut Pertanian Bogor ‘Suzuk J, Obkura S and Terao K. 2002. Baseline and Stress Level of Cortisol in Conscious and Unrestrained Jepanese Macaques (Macaca fuscata). J Mod Primatol 31:340-344 ‘Todd HE, Shideler SE, Laughlin LS, Overstreet JW, Pohl CR, Byrd W and Lasley BL. 1999. Application of an'Enzyme Immunoassay for Urieary Folicie- Stimulating Hormone to describe the Effects of an Acute Stressor at ferent Stages of The Manstraul cycle in Female Laboratory Macaques, ‘Am J Primatol 48:135-151 Virgin CE and Sapoleky RM. 1997. Styles of Male Social Behavior and Theie Endocrine Cortiates Arnong Low-ranking Baboons. Am J Primalot 42:25- 3 Whitten PL, Stavisky R, Aureli F and Russel E, 1998a, Response of Fecal Cortisol to Stress in Captive Chimpanzees (Pan troglodjtes). Am J Primatol 44:57-9 Whiten PL, Brockman DK, Stavsky RC. 1996b, Recent Advences in noninvasive “Techniques to monito Hormone-bahavior interactions. Phys Antropol 4-23 ry

You might also like