You are on page 1of 10
1 | AZAS POMP. 1.1 Kerja Pompa Sentrifugal LL Head Zat Cair Pandanglah aliran suatu zat cair (atau fluida inkompresibel, misalnya air) melalui ‘suatu penampang saluran seperti diperlihatkan dalam Gb, 1.1. Pada penampang tersebut zat cair mempunyai tekanan statis p (dalam kef/m+), kecepatan rata-rata v (dalam m/s), dan ketinggian Z (dalam m) diukur dari bidang referensi. Maka zat cair tersebut pada penampang yang bersangkutan dikatakan mempunyai head total W (dalam m) yang dapat dinyatakan sebagai 2 att a di mana g (dalam m/s) adalah percepatan gravitasi, dan y adalah berat zat cair per satuan volume (kef/m?). Pipa 22 fokanan mai b: Kee 2: Retinggian Gb Al in melalul pipa, Adapun masing-masing suku dari persamaan tersebut di atas, yaitu ply, &*/2g, dan Z, berturut-turut disebut head tekanan, head keeepatan, dan head potensial, Ketiga head ini tidak lain adalah energi mekanik yang dikandung oleh satu satuan berat (kgf) zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan, Satuan energi:per satuan berat adalah ekivalen dengan satuan panjang (atau tinggi). Maka head total yang merupakan jumlahan dari head tckanan, head kecepatan, dan head potensial, adalah energi mekanik total per satuan berat zat cair, dan dinyatakan dengan satuan tinggi kolom zat cair dalam meter. ‘Dalam satuan SI (Le Systéme International d"Unités), head H sering kali dinyatakan sebagai energi spesifik Y, yaitu energi mekanik yang dikandung oleh aliran per satuan masa (1 kg) zat cair. Satuan Y adalah J/kg. Dengan satuan ini, energi spesifik tekanan, ecepatan, dan potensial dapat dinyatakan berturut-turut sebagai p/p, v*/2, dan gZ. Maka persamaan energi spesifik total dapat ditulis sebagai 1 Azas pompa Ei 2 Yagil yt oz . 2) di mana p adalah masa zat cair per satuan volume (kg/m*) 14.2. Kerja Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal, seperti diperlihatkan dalam Gb. 1.2, mempunyai sebuah impeler (baling-baling) untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Nosel keluar Poros pompa ‘udu impeler Rumah volut Gb. 1.2 Bogan aliran fluida di dalam pompa sentrifugal. Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan impeler di dalam zat cair, Maka zat cair yang ada di dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu ikut,ber- putar, Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeler ke Tuar melalui saluran di antara sudu-sudu, Di sini head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi. Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan, Zat cair yang keluar dari impeler ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) di keliling impeler dan disalurkan ke luar pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan. Jadi inipeler pompa berfungsi memberikan kerja kepada zat cair sehingga energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih energi per satuan berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut head total pompa, Dari uraian di atas jolas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head tckanan, head kecepatan, dan head potensial pada zat cair yang me ngalir secara kontinyu. Hokum Kesebangunan Jika ada dua buah pompa sentrifugal (poma No. I dan No. 2) yang geometris seba- ngun satu dengan yang lain, maka untuk kondisi aliran yang sebangun pula, berlaku hubungan sebagai berikut; Q, _ nD} @.” nD} 0 1.3 Kecepatan spesifik (nomor jenis) dan klasifikasi 5 Hi tnt Fy ~ iD} aay Pi _mD? P, ry nzDy as di mana, D: Diameter impeler (m) Q: Kapasitas aliran (m°/s) ‘Hi: Head total pompa (m) P: Daya poros pompa (kW) nz Putaran pompa (rpm) dan indeks 1 dan 2 menyatakan berturut-turut pompa No. I dan pompa No. 2. Hubungan yang dinyatakan di atas disebut “Hukum Kesebangunan Pompa”. Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performansi pompa bila putaran \bah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performansi pompa yang direncanakan apabila pompa tersebut geometris scbangun dengan pompa yang sudah diketahui performansinya. 1.3. Kecepatan Spesifik (Nomor Jenis) Dan Klasifikasi 1.3.1 Kecepatan Spesifik Jika D, dan D, dihilangkan dari Pers, (1.3) dan Pers. (1.4) yang menyatakan Hukum Kesebangunan, maka akan diperoleh hubungan berikut ini: ove 2 nA A (1.6) Hubungan dalam Pers. (1.6) akan berlaku pada pompa No. | dan No. 2 yang geometris sebangun jika aliran di dalam kedua pompa adalah sebangun satu dengan yang Kondisi aliran yang scbangun tersebut terjadi pada kapasitas aliran Q, dan Q;, head Hi, dan Hy, serta putaran m, dan nz, untuk pompa No. | dan No. 2 Berdasarkan Pers. (1.6) tersebut di atas maka orang mendefinisikan n, yang dinama- kan “kecepatan spesifik” dalam persamaan 1a 1, =i an di mana x, Q, dan H adalah harga-harga pada titik efisiensi maksimum pompa. Kecepatan spesifik yang didefinisikan dalam persamaan tersebut di atas adalah sama untuk pompa-pompa yang sebangun (atau sama bentuk impelernya), meskipun ukuran dan putarannya berbeda. Dengan lain perkataan, harga n, dapat dipakai sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa. Jadi jika n, suatu pompa sudah ditentukan maka bentuk impeler pompa tersebut sudah tertentu pula, Dalam menghitung », untuk pompa sentrifugal jenis isapan ganda (double suction) harus dipakai harga Q/2 sebagai ganti Q dalam Pers. (1.7) karena kapasitas aliran yang melalui sebelah impeler adalah sctengah dari kapasitas aliran keseluruhan, Adapun ‘untuk pompa bertingkat banyak, head H yang dipakai dalam perbitungan «, adalah head per tingkat dari pompa tersebut. Perlu diperhatikan bahwa ni, adalah bukan bilangan tak berdimensi. Jadi untuk bentuk impeler yang sama, besarnya angka 7, dapat berbeda tergantung pada satuan yang dipakai untuk menyatakan m, Q dan H. Dalam Tabel 1.1 diberikan faktor-faktor 1 Azas pompa Tadel 1.1 Tabel konversi untuk a. Satuan yang dipakai ik ms, m, tpm 0129 ite ™ fem 198 . {Jmin, fhe tpm 244 Ta, ft rpm pais USgpm, fy tm 667 impgpm, ft, pm 6.09 x | mis, Ske, rads, (Ky | ato ay ataw K = ka, (m/min, , spm) konversi yang harus dipakai untuk mengubah harga n, dari satuan yang satu kepada yang lain. Menurut ISO, sebagai ganti n, dapat dinyatakan dalam persamaan: ua K= lanka (18) pakai “Nomor Jenis” K yang tak berdimensi dan di mana, K: Nomor jenis ni: Putaran per detik, (s"*) Q: Kapasitas aliran, (m*/s) Y: Spesifik energi total, per tingkat untuk pompa sentrifugal, (J/kg) Di dalam Tabel 1.1 juga diberikan faktor konversi antara K dan n,. 1.3.2. Putaran Spesifik Dan Bentuk Impeter Dari pers. (1.7) dapat disimpulkan bahwa pompa dengan head total yang tinggi dan kapasitas aliran yang kecil cenderung mempunyai harga n, yang kecil. Sebaliknya dengan head total yang rendah dan kapasitas aliran yang besar, harga 1, pompa akan menjadi besar. Selanjutnya, apabila kapasitas aliran dan head total tetap sama, harga n, akan berubah jika putaran n berubah, Dalam hal ini n, akan bertambah besar jika putaran n menjadi lebih tinggi. Gb. 1.3 memperlihatkan harga , dalam hubungannya dengan bentak impeler yang bersangkutan. Di sini juga diperlihatkan jenis pompa yang sesuai dengan harga n, yang ada. Jika harga n, kecil, impeler akan berjenis sentrifugal (atau radial). Lebar saluran di dalam impeler akan bertambah besarjika harga n, bertambah besar. Bila 2, bertambah lebih lanjut, maka akan dicapai bentuk aliran campur. Di sini aliran melalui impeler akan mempunyai arah diagonal (menyudut) terhadap sumbu poros. Jika 1, diperbesar lagi maka aliran akan berarah aksial atau sejajar dengan sumbu poros, Dari gambar tersebut dapat dimengerti bahwa pada dasarnya bentuk impeler ditentukan oleh harga »,-nya. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua faktor tergantung pada n, saja, karena pada beberapa daerah tertentu dia buah pompa dengan jemis yang berbeda dapat dirancang dari harga 1, yang sama. 1.3 Kecepatan spesitik tnomor jenis) dan Klasifikasi 1 Pompa alira d LAWNS Gb.1.3 A, dan bentuk impeler. 1.3.3 Klasifikast Pompa Jika kapasitas dinyatakan dalam m*/min, head total dalam m, dan putaran dalam rpm, maka harga m, pompa sentrifugal akan berkisar antara 100 sampai 700. Pompa sentrifugal dapat digolongkan lebih lanjut atas pompa volut dan pompa difuser. Sebagai- mana ditunjukkan dalam Gb. 1.4, aliran yang keluar dari impeler-pompa volut ditam- pung di dalam volut (atau rumah spiral), yang selanjutnya akan menyalurkan ke nose! keluar. Harga n, dari pompa volut bervariasi pada daerah yang cukup luas, yaitu antara 100 sampai 700, Adapun pompa difuser mempunyai difuser yang dipasang mengelilingi impeler seperti diperlihatkan dalam Gb. 1.5. Guna dari difuser ini adalah untuk menurunkan kecepatan aliran yang keluar dari impeler, sehingga energi kinetik aliran dapat diubah menjadi energi tekanan secara efisien. Pompa difuser dipakai untuk memperolch head total yang tinggi. Harga n, pompa ini berkisar antara 100 sampai 300. Impeler Rumah volut Gb. 1.4 pompa volut. Gb. 1.5 Pompa difuser. Gb. 1.6 Pompa jenis Isapan ganda. Sudu antar Tmpeler \ Sudu antar Gb. 1.7 Pompa aliran campur (aulxed-flow), Impeler Gb.1.8 Pompa aliran aksial. Pompa sentrifugal juga dapat menggunakan dua macam impeler, yaitu jenis isapan tunggal dan isapan ganda (Gb. 1.6). Selain itu pompa sentrifugal juga dapat disusun dengan satu tingkat atau bertingkat banyak. Susunan bertingkat banyak di- pakai apabila diingini head total pompa yang tinggi Untuk head yang sedikit lebih rendah, dapat di pompa aliran campur (Gb. Tabel 1.2 Klasifikasi pompa turbo. Pomy senutugal Pompa difuser ‘Pompa aliran [eens ‘Pompa Aliran L_frm L___} Pompa aliran aksial 1.5 Kavitasi 9 1.7). Harga r, pompa jenis ini berkisar antara 350 sampai_1300. Pompa ini umumnya mengeunakan rumah difuser dengan sudu antar seperti terdapat dalam gambar. Jika pompa menggunakan rumah volut untuk menampung langsting aliran yang keluar dari impeler, maka disebut “pompa aliran campur jenis volut”. Pompa jenis aksial dipakai untuk head yang lebih rendah lagi. Aliran di dalam pompa ini mempunyai arah aksial (sejajar poros) seperti diperlihatkan di dalam Gb. 1.8. Untuk mengubah head kecepatan menjadi head tekanan, dipakai sudu antar yang berfungsi sebagai difuser. Kadang-kadang jenis-jenis pompa tersebut di atas (pompa sentrifugal/radial, pompa aliran campur, dan pompa aksial) disebut pompa turbo. Sccara skematis, klasifikasi pomipa ini diperlihatkan dalam Tabel 1.2. 1.4 Performansi Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada n,. Jadi dapat dimengerti bila karakteristiknya juga akan tergantung pada n,. Karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam kurva-kurva karakteristiky, yang menyatakan besarnya head total pompa, daya poros, dan efisiensi pompa, terhadap, ‘kapasitas. Kurva performansi tersebut, pada umumnya digambarkan pada putaran yang tetap. Gb. 1.9(a) sampai dengan (c) memperlihatkan contoh kurva performansi untuk tiga jenis pompa dengan harga n, yang jauh berbeda-beda. Di sini semua besaran kurva karakteristik dinyatakan dalam persen. Titik 100% untuk harga kapasitas, head total porpa, dan daya pompa, diambil pada keadaan efisiensi maksimum." Dari gambar terlihat bahwa kurva head-kapasitas menjadi semakin curam pada pompa dengan harga #, yang semakin besar. Disini head pada kapasitas nol (shut-off head) semakin tinggi pada n, yang semakin besar. Dalam hal pompa aliran aksial, kurva karakteristiknya memperlihatkan kondisi tak stabil pada head total di sekitar 140 sampai 160%, Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran sama dengan nol pada pompa sentrifugal dengan n, Kecil. Sebaliknya, pada pompa aliran campur dan pompa aliran aksial dengan n, besar, harga daya mencapai maksimum pada kapasitas aliran sama dengan nol. Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugal umumnya berbentuk mendekati busur lingkaran. Harga efisiensinya hanya sedikit menurun bila kapasitas berubah menjauhi harga optimumnya, Dalam memilih pompa yang tepat bagi keperluan tertentu, karakteristik pompa seperti diuraikan di atas sangat penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. 1.5 Kavitasi Kavitasi adalah gejala menguapnya zat eair yang sedang mengalir, karena tekanan- nya berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya, Misalnya, air pada tekanan 1 atmosfir akan mendidih dan menjadi uap jenuh pada temperatur 100°C. Tetay tekanan direndahkan maka air akan mendidih pada temperatur yang lebih rendah. Jika tekanannya cukup rendah maka pada temperatur kamarpun air dapat mendidih. * Perla dicatat bahwa harga efsiensi maksimum pompa yang sebenarnya, tidak pernah sama dengan 100%, melainkan selalu lebih kecil dari 100%. a s |, efsiensi, dan days sensi, dan daya /hazga normal 3 8 poros, dalam % harga normal Head tot . T 7 | t Crt T 0 3 4 6 80 1 820 140 Kapasites (4) 0 2 40 6 BO 100 120 140 Kapasitas (%) Gb.1.9 (6) Kurva karakteristik pompa aliran camput. Tor r T T Gb.1.9 (a) Kurva karakteristik pompa velut. 200 180] 4 t Gb.1.9 (©) Kurva karakteristik pompa 0 20 40 6 80 100 120 140 aliran aksial. Kapasitas (74) Apabila zat caic mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengdlir di dalam pompa maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah danjataw yang berkeccpatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi akan timbul bila tekanan isap terlalu rendah, Jka pompa mengalami Kavitasi, maka akan timbul suara berisik dan getaran. Selain itu performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba, schingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam jangka lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran yang berkavitasi akan mengalami kerusakan, Permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus-menerus. 1.6 Momen awal n Karena kavitasi sangat merugikan, yaitu mengakibatkan turunnya performansi, timbulnya suara dan getaran, serta rusaknye pompa, maka gejala ini harus dicegah dengan segala cara. Hal ini akan diuraikan lebih lanjut kemudian, 1.6 Momen Awal Pada waktu pompa mulai dijalankan, maka besarnya momen tahanan Karena beban zat cair yang terpompa adalah berbanding lurus dengan kuadrat putarannya. Namun untuk dapat mulai berputar dari Keadaan berhenti diperlukan momen permulaan ‘yang sedikit lebih besar untuk melawan gesekan statis pada bantalan dan paking. (70) 120 100, 80 60. 40. 20 0 ‘pl Tid kdria normal ‘Momen puntir (74) 29 40 60 BO 100%.) Putaran—= 0 20 40 60 80 100 120422) Katup ‘Kapasitas tervutup penuh Gb. 1.10 Kura momen puntir awal (start) dari pompa sentrifugal. Keadaan di atas digambarkan dalam Gb. 1,10, Besarnya putaran dinyatakan pada skala absis sebelah kiri diagram untuk menunjukkan hubungan dengan momen pada saat percepatan putaran, Dj sebelah kanan diagram, skala absis menyatakan besarnya Kapasitas untuk menunjukkan hubungan dengan momen yang terjadi setelah putaran normal tercapai dan zat cair mulai dialirkan dengan membuka katup penutup. Sebagaimana terlihat dalam diagram, momen mula-mula akan menurun setelah pompa mulai berputar dari keadaan berhenti. Kemudian momen akan naik sebanding dengan kuadrat putarannya, seperti diperlihatkan dengan garis terputus-putus. Namun jika pada sisi keluar dipasang katup sorong dan pompa distart dalam keadaan katup ini tertutup, maka putaran akan mencapai putaran normal dengan momen lawan yang lebih kecil (ditunjukkan dengan garis penuh). Jika pompa diperlengkapi dengan katup kepak (flap valve) pada sisi keluarnya (untuk mencegah aliran balik), momen akan naik seperti pada start dengan katup tertutup, sampai katup terbuka oleh tekanan pompa. Setelah katup kepak terbuka, zat cair akan mulai mengalir, dan momen akan bertambah sampai mencapai titik operasi normal, seperti diperlihatkan dalam diagram. Karena bentuk kurva daya terhadap kapasitas aliran tergantung pada jenis dan rn, pompa, maka cara start juga harus disesuaikan dengan bentuk kurva tersebut. Dalam hal pompa sentrifugal, harga minimum pada kurta momen biasanya tetjadi pada titik kapasitas aliran sama dengan nol, Dengan demikian, pompa jenis ini dalam banyak hal distart dalam keadaan katup sorong tertutup. Katup dibuka setelah putaran normal tercapai. Untuk pompa aliran aksial, seperti terlihat dalam Gb. 1.9(c), yang mempunyai daya 2 1 Azas pompa besar pada kapasitas aliran yang rendah, cara tersebut seperti diuraikan di atas adalah kurang ekonomis, Jika pompa semacam ini distart dengan katup tertutup maka akan diperlukan daya yang lebih besar dibandingkan dengan yang diperlukan pada kapasitas normalnya, Jadi cara start yang terbaik untuk pompa aksial ialah dengan terlebih dahulu membuka katup sorongnya. Untuk mencegah aliran balik dapat digunakan katup kepak pada sisi keluarnya. Jika pompa distart dengan cara ini, mula-mula momen akan naik sepanjang kurva momen terhadap putaran, seperti halnya pada keadaan katup tertutup (Gb. 1.11). Tekanan keluar juga akan naik hingga melebibi tekanan dari Iuar yang bekerja pada katup kepak. Dengan demikian katup kepak akan terbuka sebelum putaran normal tercapai. Jadi, seperti diperlihatkan dalam Gb. 1.11, kurva momen. terhadap putaran akan menyimpang ke momen pada titik putaran normal. Dengan demikian momen yang berlebihan dapat dicegah dan daya motor penggerak yang diperlukan dapat dikurangi menjadi sebesar daya yang diperlukan pada titik putaran normal. Katup kepak terbuke io isis BEBE SEREERE 2 $0 80100 Gg Prtaran—— 020.49" 90. 120 Kapasitas Gb. 1.11 Kurva momen puntir awal dari pompa ‘aliran aks

You might also like