You are on page 1of 16

F -X C h a n ge F -X C h a n ge

PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

ANALISIS KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA KECAP MANIS


DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.

OLEH :

Putu Wijayanti (1703051001)


Putri Inda Sari (1703051010)
Ida Ayu Putu Adinda Deviana P. (1703051015)
Komang Alit Warsana (1703051020)

PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2019
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

ANALISIS KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA


KECAP MANIS DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menentukan kadar pengawet natrium benzoat dalam kecap manis
dengan metode spektrofotometri UV-Vis, dan menentukan kesesuaian kadar natrium benzoat tersebut dengan
standar yang ditetapkan. Sampel penelitian ini berupa kecap manis kemasan dengan merk ABC dan Sedaap yang
dibeli dari warung sekitaran Singaraja. Untuk menentukan kandungan pengawet natrium benzoat, maka terlebih
dahulu dilakukan ekstraksi senyawa benzoat dalam suasana asam dengan kloroform sehingga terekstraksi sebagai
asam benzoat. Ekstrak kloroform dikeringkan lalu dilarutkan dengan etanol. Kemudian diukur serapannya dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 260 nm. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar
pengawet natrium benzoat yang dihitung sebagai asam benzoat pada masing-masing sampel adalah sampel A
sebesar 9.674 mg/kg dan sampel B sebesar 9.217 mg/kg. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kandungan pengawet natrium benzoat dalam dua sampel kecap manis yang dianalisis memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam SNI 01-2543-1999 dan Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013 yaitu tidak lebih dari 600
mg/kg.
Kata kunci : kecap manis, pengawet natrium benzoat, spektrofotometri UV-Vis

PENDAHULUAN
Dewasa ini, makanan dan minuman yang dihasilkan oleh industri makanan diolah
sedemikian rupa sehingga makanan dan minuman dapat disukai oleh konsumen, salah satunya
yaitu dengan menambahkan bahan kimia sebagai bahan tambahan makanan. Bahan Tambahan
Makanan (BTM) atau sering pula disebut Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Menkes,
2012). Berkembangnya produk pangan awet saat ini, hanya mungkin terjadi karena semakin
tingginya kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis makanan yang praktis dan awet.
Kesalahan teknologi dan penggunaan bahan tambahan yang diterapkan, baik sengaja maupun
tidak disengaja dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan keamanan konsumen
(Anggrahini, 2012).
Kecap merupakan salah satu produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik
ditambahkan dengan makanan maupun tidak. Kecap dijadikan oleh masyarakat Indonesia
sebagai menu harian, sehingga dari tahun ke tahun kebutuhannya semakin meningkat. Asam
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

benzoat sering digunakan sebagai bahan pengawet pada produk kecap agar waktu simpan produk
lebih lama (Afrianti, 2008).
Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet
ini dalam produk kecap adalah untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk
makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Jumlah maksimum benzoat yang boleh digunakan
pada kecap manis adalah 600 mg per kg sesuai dengan spesifikasi persyaratan mutu kecap manis
(SNI 01-2543-1999). Jumlah maksimum yang sama yaitu 600 mg/kg yang dihitung sebagai asam
benzoat, juga disebutkan dalam Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013 tentang batas
maksimum penggunaan bahan tambahan pengawet (BPOM, 2013)
Pembatasan penggunaan asam benzoat bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi
asam benzoat yang berlebihan dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat
pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambahdengan semakin banyak dan seringnya
mengkonsumsi. Hal tersebut akan diperparah jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan
lain yang mengandung asam benzoat (Lutfi, 2009).
Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya karena kelarutannya lebih
baik daripada bentuk asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak digunakan adalah
natrium benzoat. Benzoat dan turunannya dapat menghancurkan sel-sel mikroba terutama
kapang. Natrium benzoat bekerja efektif pada pH 2,5-4 sehingga banyak digunakan pada
makanan atau minuman yang bersifat asam (Winarno, 1990).
Analisis kadar asam benzoat dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu metode pengukuran berdasarkan interaksi radiasi
elektromagnetik dengan sampel di daerah panjang gelombang 200-800 nm (Mulia, 1990).
Berbagai publikasi telah melaporkan analisis kadar asam benzoat pada saos tomat secara
spektrofotometri UV-Vis (Kaunang, 2012).
Kebanyakan kecap manis (bahkan produksi industri besar) tidak mencantumkan
kandungan (label) terkhusus bahan pengawet pada kemasannya secara jelas, sehingga belum
diketahui apakah kadar senyawa benzoat yang digunakan melebihi ambang batas yang
ditentukan oleh Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013 maupun oleh spesifikasi
persyaratan mutu kecap manis (SNI 01-2543-1999) atau tidak. Dalam Undang-Undang Nomor
18 tahun 2012 tentang pangan disebutkan bahwa setiap orang yang melakukan produksi pangan
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan tambahan pangan yang melampau ambang batas
maksimal yang ditetapkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar pengawet natrium benzoat dalam
kecap manis produksi industri besar seperti PT ABC Central Food atau PT Wings Food dan
menentukan kesesuaian kadar natrium benzoat tersebut dengan standar yang ditetapkan dalam
spesifikasi persyaratan mutu kecap manis (SNI 01-2543-1999) danPeraturan Kepala BPOM RI
No. 36 tahun 2013 yaitu 600 mg/kg.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yakni dapat memberikan
penjelasan secara ilmiah atas asumsi masyarakat terhadap bahan pengawet dalam kecap manis
juga memberikan informasi apakah penggunaan natrium benzoat pada kecap manis produksi
industri besar seperti PT ABC Central Food atau PT Wings Food sesuai dengan standar Nasional
Indonesia serta juga dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang terkait
dengan penelitian ini.
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

METODE PENELTIAN

Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasi laboratorium yang dilakukan untuk menentukan
kadar pengawet natrium benzoat dalam kecap manis merk ABC dan Sedaap, dan menentukan
kesesuaian kadar natrium benzoat tersebut dengan standar yang ditetapkan dalam spesifikasi
persyaratan mutu kecap manis (SNI 01-2543-1999) dan Peraturan Kepala BPOM RI No. 36
tahun 2013 yaitu 600 mg/kg.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret 2019 di Laboratorium Analis Kimia,
Universitas Pendidikan Ganesha.

Alat dan Bahan Yang Digunakan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, neraca analitik, rotary
evaporator, corong pisah, dan Spektrofotometer UV-Vis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel kecap manis, besi (III) klorida,
aquadest, natrium klorida, natrium hidroksida, asam klorida, kloroforom, etanol, amoniak,
indicator universal, dan kertas saring.

Pengambilan Sampel
Sampel penelitian ini adalah dua sampel kecap manis kemasan dengan merk ABC dan Sedaap
yang dibeli di warung-warung terdekat.

Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan pereaksi
a. Larutan HCl 3 M
Diukur 12,5 mL HCl pekat, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL yang telah berisi
aquadest 25 mL. Dikocok, kemudian dicukupkan volumenya dengan air suling hingga
tanda.
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

b. Larutan NaOH 10%


Ditimbang 5 g NaOH dalam gelas piala 50 mL, ditambah 25 mL air suling. Diaduk
hingga NaOH larut, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Dicukupkan
volumenya dengan aquadest hingga tanda.
c. Larutan NaCl jenuh
Diukur aquadest sebanyak 100 mL, dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL.
Ditambahkan NaCl sedikit demi sedikit sambil diaduk, penambahan NaCl terus dilakukan
sampai penambahan NaCl tidak dapat larut lagi. Kemudian larutan dipisahkan dari kristal
yang tidak larut dengan cara disaring.

2. Pembuatan larutan sampel


Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 5 g dan ditambahkan 1 g NaCl, kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml. Selanjutnya ke dalam labu takar tersebut ditambahkan 20
ml larutan NaCl jenuh dan 20 mL NaOH 10% hingga diperoleh larutan yang bersifat alkalis
(mengubah lakmus merah jadi biru). Larutan tersebut diencerkan dengan larutan NaCl jenuh
sampai tanda batas dan dibiarkan selama 4 jam. Larutan tersebut selanjutnya disaring dengan
kertas saring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian ditambah
HCl 3M hingga larutan bersifat asam (mengubah lakmus biru jadi merah). Kemudian diekstraksi
dengan pelarut kloroform dengan volume berturut-turut 15; 10; dan 5 mL. Lapisan kloroform
ditampung dan diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 50°C hingga kering. Ekstrak kering
dilarutkan dengan etanol sampai 5 ml.

3. Pembuatan larutan standar asam benzoat


a. Pembuatan larutan baku induk asam benzoat
Ditimbang 0,005 g asam benzoat, dilarutkan dengan 25 mL etanol dalam gelas kimia, lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Ditambahkan etanol hingga tanda batas dan
dikocok agar larutan homogen.
b. Pembuatan larutan baku standar
Larutan standar dibuat dengan mengukur saksama 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 mL larutan
induk asam benzoat 100 ppm ke dalam labu ukur 10 mL kemudian masing-masing
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

diencerkan dengan etanol sampai tanda batas. Konsentrasi larutan standar yang diperoleh
berturut-turut ialah 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm.

4. Penentuan panjang gelombang maksimum


Larutan baku kerja 100 ppm diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 200-400 nm menggunakan blanko pelarut etanol.

5. Pembuatan kurva standar


Larutan baku kerja asam benzoat 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm, masing-masing diukur serapannya
pada panjang gelombang maksimum. Selanjutnya dibuat kurva standar yang menghubungkan
absorbansi dengan konsentrasi dari masing-masing larutan standar.

6. Penentuan kadar asam benzoat pada kecap


Larutan hasil ekstraksi diukur sebanyak 1 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
diencerkan dengan etanol hingga tanda. Kemudian dikur 1 mL larutan tersebut, dimasukkan
kembali ke dalam labu ukur 10 ml dan dicukupkan volumenya hingga tanda dengan etanol.
Kemudian larutan sampel dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang maksimum, kemudian konsentrasi asam benzoat dalam sampel
ditentukan berdasarkan kurva standar.
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

DATA PENGAMATAN

Berikut adalah hasil pengukuran standar asam benzoat dalam 5 variasi konsentrasi yang
berbeda dengan alat spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 260 nm.
Tabel 1. Nilai absorbansi asam benzoat pada konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm.
Konsentrasi Standar
Absorbansi
Asam Benzoat (ppm)
2 0.135
4 0.258
6 0.362
8 0.448
10 0.507

Adapun nilai absorbansi pada sampel A (Kecap ABC) dan B (Kecap Sedaap) yang diperoleh
dari hasil pengukuran sampel dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 260 nm.
Tabel 2. Nilai absorbansi sampel A.
Absorbansi Sampel A
0.423
0.547
0.548
Rata-rata 0.506

Tabel 3. Nilai absorbansi sampel B.


Absorbansi Sampel B
0.401
0.526
0.527
Rata-rata 0.485
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

ANALISIS DATA

Dari data hasil pengukuran standar asam benzoat tersebut diperoleh kurva kalibrasi sebagai
berikut.

KURVA KALIBRASI ASAM BENZOAT


0.6
0.5
y = 0.046x + 0.061
0.4
Absorbansi

R² = 0.982
0.3
Absorbansi
0.2
Linear (Absorbansi)
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)

Kurva kalibrasi ini menunjukkan nilai R2 yaitu 0.982, artinya data dapat dipertanggungjawabkan.
Persamaan yang diperoleh dari kurva kalibrasi tersebut yaitu = 0.046 + 0.061, persamaan
ini dapat digunakan untuk perhitungan kadar asam benzoat dalam sampel kecap.
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kadar pengawet natrium benzoat dalam sampel
kecap manis yang sering digunakan di masyarakat dengan spektrofotometri UV-Vis, maka
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil analisis kadar pengawet natrium benzoat dalam sampel kecap manis yang sering
digunakan di masyarakat.
Kode Sampel Nama Sampel Kadar rata-rata asam benzoat (mg/kg)
A Kecap ABC 9.674
B Kecap Sedap 9.217

Pembahasan
Sampel kecap yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecap ABC dan kecap Sedaap.
Sampel kecap yang digunakan yaitu dua jenis kecap yang berbeda. Dari dua jenis kecap tersebut,
telah tertera bahwa kedua sampel memang mengandung pengawet natrium benzoat. Oleh sebab
itu, dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan analisis kualitatif natrium benzoat dalam sampel
kecap tersebut. Sampel langsung dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui kadar pengawet
natrium benzoat yang terkandung dalam masing-masing sampel karena pada kemasan tidak
dijelaskan berapa banyak kadar pengawet natrium benzoat tersebut. Adapun metode yang
digunakan dalam analisis ini adalah metode spektrofotometri UV-Vis.
Analisis dimulai dengan menimbang sampel masing-masing sebanyak 5 gram. Kemudian
masing-masing sampel yang sudah ditimbang ditambahkan dengan 1 gram Natrium Klorida
(NaCl). Tujuan penambahan NaCl pada sampel adalah untuk memecah emulsi kecap manis ,
karena emulsi dapat dipecahkan dengan elektrolit. Selanjutnya, sampel ditambahkan 20 mL
larutan NaCl jenuh. Penambahan larutan ini bertujuan untuk menambah tingkat ionisasi dari air
menjadi lebih polar sehingga nantinya air tidak akan bercampur dengan kloroform. Hal ini akan
mempermudah saat proses pemisahan fase. Selain dilakukan penambahan larutan NaCl jenuh,
sampel juga ditambahkan dengan larutan NaOH 10% sebanyak 20 mL. Penambahan NaOH
10% menyebabkan larutan bersifat basa yang ditunjukan oleh perubahan kertas lakmus merah
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

menjadi biru akan menyebabkan molekul asam benzoat yang tidak terdisosiasi menjadi garam
benzoat yang merupakan senyawa ion yang mudah larut dalam air.
Perlakuan selanjutnya adalah pengadukan yang berfungsi untuk membuat larutan
menjadi homogen. Setelah larutan dibiarkan beberapa jam, partikel-partikel terdispersi yang
tidak larut dalam air seperti lemak akan dapat mengendap dalam bentuk garam asam lemak.
Penyaringan dilakukan agar partikel-partikel yang tidak larut air dapat dipisahkan dari larutan.
Benzoat akan berada dalam larutan air pada filtrat dalam bentuk garam. Setelah larutan sampel
disaring, lalu sampel diasamkan dengan HCl 3 M masing-masing sebanyak 20 mL. Tujuan
pengasaman ini yaitu untuk membuat senyawa benzoat kembali menjadi asam benzoat yang
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti kloroform. Dengan demikian
ketika dilakukan ekstraksi cair-cair yaitu dengan corong pisah, pengawet benzoat tersebut berada
pada fase organik (kloroform) tersebut, sehingga mudah dipisahkan.
Ketika telah memperoleh hasil ekstraksi yang mana pengawet benzoat telah berada pada
fase organik, langkah selanjutnya yaitu hasil ekstraksi dikeringkan dengan rotary evaporator.
Tujuannya yaitu untuk menguapkan pelarut organiknya (kloroform) sehingga diperoleh
pengawet benzoat yang murni atau tanpa campuran pelarut organik. Setelah benar-benar kering,
selanjutnya sampel dilarutkan dengan etanol dan diencerkan sebanyak 100 kali. Sampel yang
sudah diencerkan bisa dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis.
Kadar pengawet natrium benzoat dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis.
Panjang gelombang maksimum ditentukan mengukur nilai absorbansi larutan standar asam
benzoat 100 ppm. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum, pengukuran absorbansi
dilakukan pada rentangan panjang gelombang 200-400 nm. Penentuan panjang gelombang
maksimum nantinya akan digunakan untuk mengukur larutan standar asam benzoat dan larutan
sampel. Hasil pengamatan untuk absorbansi maksimum adalah pada panjang gelombang 260 nm.
Setelah panjang gelombang maksimum ditentukan, selanjutnya dilakukan penentuan nilai
absorbansi pada standar asam benzoat dengan lima konsentrasi yang berbeda (2, 4, 6, 8, dan 10
ppm) yang selanjutnya digunakan sebagai kurva standar untuk menentukan kadar pengawet
natrium benzoat dalam sampel. Dari kurva standar yang telah dibuat yaitu antara absorbansi
terhadap konsentrasi larutan standar, diperoleh persamaan garis linier yang merupakan hubungan
antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x) yaitu : = 0,046 + 0,061 dengan nilai r yaitu
0,982. Hal ini menyatakan bahwa kurva kalibrasi memiliki keakuratan sebesar 0,98% sehingga
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

persamaan garis linier tersebut dapat digunakan untuk menentukan kadar pengawet benzoat
dalam sampel.
Penentuan kadar pengawet natrium benzoat dalam sampel dilakukan dengan pengukuran
absorbansi larutan sampel sebagai asam benzoat yang merupakan hasil ekstraksi. Konsentrasi (x)
asam benzoat dalam sampel diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai absorbansi larutan
sampel terhadap persamaan yang telah diperoleh dari kurva kalibrasi yaitu : = 0,046 +
0,061. Kemudian dilakukan perhitungan kadar pengawet natrium benzoat per kg sampel (1000
g). Perhitungan ini didasarkan pada persyaratan yang dicantumkan dalam Peraturan Kepala
BPOM RI No. 36 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa kadar pengawet benzoat dan garamnya
dihitung sebagai asam benzoat.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar asam benzoat rata-rata pada masing-masing
sampel kecap manis yang dianalisis adalah: sampel A sebesar 9.674 mg/kg dan sampel B
sebesar 9.217mg/kg. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua sampel yang
dianalisis, kandungan pengawet natrium benzoatnya tidak melebihi ambang batas yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 Tahun 2013 dan SNI 01-2543-1999
tentang persyaratan mutu kecap manis yaitu 6000 mg/kg yang dihitung sebaga asam benzoat,
dengan demikian kedua sampel tersebut aman untuk dikonsumsi.
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar pengawet natrium benzoat yang dihitung sebagai asam benzoat dalam masing-
masing sampel kecap manis yang dianalisis adalah: sampel A sebesar 9.674 mg/kg dan
sampel B sebesar 9.217mg/kg.
2. Kandungan pengawet natrium benzoat dalam kedua sampel kecap manis memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 Tahun 2013 dan
SNI 01-2543-1999 yang tidak lebih dari 600 mg/kg

Saran
Untuk melengkapi data penelitian tentang keamanan kecap manis khususnya kecap
manis kemasan ulang, produk home industri maka perlu dilakukan penelitian lanjutan
tentang persyaratan mutu lainnya seperti cemaran logam berat dan mikroba.
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini, Sri. 2012. Keamanan Pangan Kaitannya dengan Penggunaan Bahan Tambahan dan
Kontaminan. Diakses di :http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/732_pp0906016.pdf pada
tanggal 2 April 2019.
Afrianti, LH. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung : Alfabeta.
BPOM, RI., 2013, Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013, tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Jakarta.
Kaunang, J. 2012. Identifikasi dan penetapan Kadar Pengawet Benzoat pada
Saos Tomat Produksi Lokal yang Beredar di Pasaran Kota Manado. Manado :
Program Studi Farmasi Universitas Sam ratulangi.
Lutfi, A. 2009. Asam Benzoat. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-
aditif/asam-benzoat/, Diakses 2 April 2019.
Menkes, 2012, Permenkes Nomor 033 Tahun 2012, tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta.
Mulia, M., Syahrani, A., 1990. Aplikasi Analisis Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : Mecphiso
Grafika.
Winarno, F. G., 1990. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Perhitungan kadar asam benzoat dalam 10 x 10 = 100 x V2


sampel. = =1
Kadar Sampel A c. 8 ppm : M1 x V1 = M2 x V2
y = 0.046x + 0.061 8 x 10 = 100 x V2
0.506 = 0.046x + 0.061
= = 0,8
0.046x = 0.506-0.061
d. 6 ppm : M1 x V1 = M2 x V2
0.046x = 0.445
6 x 10 = 100 x V2
x = 0.445/0.046
= = 0,6
x = 9.674 ppm = 9.674 mg/kg
e. 4 ppm : M1 x V1 = M2 x V2

Kadar Sampel B 8 x 10 = 100 x V2

y = 0.046x + 0.061 = = 0,4


0.485 = 0.046x + 0.061 f. 2 ppm : M1 x V1 = M2 x V2
0.046x = 0.485-0.061 2 x 10 = 100 x V2
0.046x = 0.424 = = 0,2
x = 0.424/0.046
x = 9.217 ppm = 9.217 mg/kg
Perhitungan pembuatan larutan HCl 3 M
10. %. 10 37% 1,19
= = = 12
Perhitungan perbuatan larutan standar asam 36,46
benzoat M1 x V1 = M2 x V2
,
a. 100 = = 12 x V1 = 3 x 50
150
b. 10 ppm : M1 x V1 = M2 x V2 = = 12,5
12
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD

!
W

W
O

O
N

N
y

y
bu

bu
to

to
ww

ww
om

om
k

k
lic

lic
C

C
.c

.c
w

w
tr re tr re
.

.
ac ac
k e r- s o ft w a k e r- s o ft w a

LAMPIRAN GAMBAR

Larutan standar asam benzoat Larutan sampel kecap Larutan sampel kecap
dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ABC Sedaap
ppm

Proses ekstraksi sampel Proses penguapan pelarut Sampel setelah diencerkan


kecap dengan pelarut organik organik (kloroform) dari dan siap dianalisis dengan
(kloroform) sampel dengan rotary spektrofotometer UV-Vis
evaporator

You might also like