Professional Documents
Culture Documents
net/publication/277115769
CITATIONS READS
3 747
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Reginawanti Hindersah on 17 November 2015.
ABSTRACT
ABSTRAK
Aplikasi pupuk organik dan pupuk fosfat anorganik yang intensif dapat mening-
katkan konsentrasi kadmium (Cd) tanah. Dengan demikian, budidaya sayuran
akumulator Cd seperti selada meningkatkan resiko paparan Cd di tajuknya. Aplikasi
pupuk hayati Azotobacter di lahan tersebut berpotensi meningkatkan serapan Cd
karena Azotobacter memproduksi EPS yang memobilisasi Cd. Penelitian ini
dilakukan untuk memastikan efek inokulasi Azotobacter terhadap produksi selada
dan peningkatan Cd di tajuk selada yang ditanam di tanah Andisols terkontaminasi
ringan oleh Cd. Penelitian lapangan dirancang dalam rancangan acak kelompok yang
menguji beberapa konsentrasi inokulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
inokulasi pupuk hayati Azotobacter sp. LKM6 dengan konsentrasi 0,1–1,5 %
meningkatkan berat tajuk selada yang ditanam di lahan dengan 1,17 mg kg-1 Cd.
Namun demikian, tanpa maupun dengan inokulasi, tajuk selada mengandung Cd
sebesar 2,25–2,50 mg kg-1, lebih besar daripada ambang batas minimal Cd di sayuran
daun menurut FAO/WHO sebesar 0,02 mg kg1.
Kata kunci: Andisol, Azotobacter, Kadmium, Eksopolisakarida, Selada
171
Jurnal Agrikultura 2009, 20(3): 171-175 Pengaruh Inokulasi Azotobacter terhadap Produksi, Reginawanti Hindersah
petani telah membuktikan bahwa tanpa penambah- C/N 26, P total 45,0 mg kg -1, total 16 % mg 100
an bahan organik dan pemupukan intensif, produk- kg-1, KTK 28, 35 cmol kg -1, Cd 1,17 mg kg -1).
tivitas sayuran dataran tinggi termasuk selada akan Azotobacter sp. isolat LKM 6 diperoleh dari
menurun. Di tanah Andisol pemupukan organik Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah
berupa pupuk kandang menjadi keharusan. Pupuk Fakultas Pertanian Unpad yang diisolasi dari rizosfir
TSP dan SP-36 dengan intensif diberikan untuk tanaman kubis merah di tanah Andisols Lembang.
mengantisipasi fiksasi fosfat oleh liat amorf alofan di Bakteri ini memfiksasi N2 pada media Ashby bebas N
Andisol. dan menghasilkan EPS pada media Vermani.
Salah satu efek negatif aplikasi bahan Inokulan bakteri dibuat pada media Ashby bebas N
organik dan pupuk anorganik terutama TSP dan SP- untuk menekan produksi EPS.
36 adalah masuknya kontaminan logam berat Cd Percobaan lapangan ini menguji empat
dari bahan tersebut ke dalam tanah (Alloway, 1995b; konsentrasi inokulan Azotobacter sp. isolat LKM6
Chien et al., 2003), Saat ini Cd total di tanah dengan kepekatan 3.4x109 cfu mL-1 (inokulan
pertanian Lembang ada yang mencapai lebih dari 1 cair:air, v:v) yaitu 0,1 %, 0,5 %, 1,0 % dan 1,5 %.
mg kg -1 padahal tanah Andisols alami di Lembang Perlakuan kontrol tidak mendapatkan inokulan.
hanya mengandung 0,1 mg kg-1 (Sudirja & Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak
Hindersah, 2007). Pada era pupuk hayati, mobilisasi Lengkap dengan dengan lima ulangan. Petak
Cd di dalam tanah dapat meningkat akibat aplikasi percobaan berukuran 2 m x 3 m dengan jarak antar
pupuk hayati yang memproduksi eksopolisakarida petak 50 cm. Bersamaan dengan pengolahan tanah,
(EPS) seperti pemfiksasi nitrogen Azotobacter. EPS setiap petak diberi 12 kg (20 t ha-1) pupuk kotoran
bakteri ini membentuk ikatan koordinasi dengan Cd kuda (pH 7,4, C organik 26,75 %, N organik 0,71 %,
(Chen et al., 1995) sehingga Cd tersedia dan lebih P2O5 1,54 %, K2O 0,42 %, Cd 1,6 mg kg-1, kadar air
mudah diserap tanaman. 16,24 %). Petak yang telah diolah kemudian ditutup
Beberapa hasil penelitian menunjukkan memakai mulsa plastik yang selanjutnya diberi
konsistensi peningkatan serapan Cd oleh tanaman lubang berdiameter 15 cm pada jarak tanam 30 cm ×
akumulator Cd, selada, setelah aplikasi Azotobacter 30 cm.
(Hindersah & Kalay, 2006; Hindersah et al., 2007; Benih selada daun (Leaf lettuce) varietas
2007 a). Kemampuan EPS Azotobacter secara in Green Orient dibibitkan di rak pembibitan plastik
vitro untuk mengadsorpsi Cd telah dibuktikan dengan media pupuk kotoran kuda dan tanah (1:1;
(Hindersah, 2008). Namun, pada penelitian tersebut, v:v). Satu batang bibit selada daun (Leaf lettuce)
inokulan Azotobacter diproduksi pada media varietas Green Orient berumur 21 hari ditanam di
penginduksi produksi EPS. Dengan pertimbangan setiap lubang tanam. Tanaman diberi pupuk NPK
bahwa Azotobacter adalah pupuk hayati yang Phonska (15-15-15) dengan dosis 400 kg ha-1. Pada
banyak digunakan dan pupuk organik cair sering saat tanam, diberikan 1/3 bagian NPK dan tiga
mengandung bakteri pemfiksasi N2 ini, maka minggu setelah tanam diberikan 2/3 bagian lainnya.
keamanan penggunaannya perlu diperhatikan. Inokulasi Azotobacter dilakukan tiga hari setelah
Penggunaan inokulan Azotobacter yang diproduksi tanam saat tanaman sudah tumbuh baik. Selanjutnya
pada media yang tidak terlalu menginduksi produksi inokulan diberikan kembali seminggu kemudian.
EPS seperti media bebas N, adalah salah satu Setiap tanaman diberi 50 ml inokulan Azotobacter
alternatif menekan efek negatif Azotobacter. untuk setiap aplikasi dengan konsentrasi inokulan
Penelitian ini bertujuan untuk memastikan efek sesuai perlakuan. Tanaman kontrol disiram dengan
inokulasi Azotobacter terhadap produksi selada dan air dengan volume yang sama dengan inokulan.
peningkatan Cd di tajuk selada yang ditanam di Tanaman disiram satu sampai dua kali sehari
tanah terkontaminasi ringan oleh Cd. tergantung keadaan cuaca, dan dipelihara sampai 36
hari.
BAHAN DAN METODE Saat panen dilakukan pengamatan terhadap
konsentrasi Cd tersedia di sekitar perakaran, berat
Penelitian dilaksanakan di lahan Balai Besar crop selada, dan konsentrasi Cd di tajuk selada.
Pelatihan Pertanian Lembang, (± 1000 meter dpl) Sampel tanah dan tanaman berjumlah lima buah dari
pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus tahun setiap petak percobaan dan diambil dengan cara acak
2007. Tanah di lahan penelitian adalah Andisol tanpa mengikutsertakan tanaman di sisi petak.
(Lempung, pH 4,9, C organik 5.72 %, N total 0,22, Konsentrasi Cd tanah dan tanaman ditentukan
172
Jurnal Agrikultura 2009, 20(3): 171-175 Pengaruh Inokulasi Azotobacter terhadap Produksi, Reginawanti Hindersah
dengan Atomic Adsorption Spectrometry setelah tanaman mencapai 3.4×107 cfu mL-1. Populasi
destruksi dengan asam nitrat dan asam klorida Azotobacter di rizosfir tanaman umumnya hanya
(Sulaeman et al., 2005). mencapai 103 – 104 cfu mL-1, maka penambahan 3,4 ×
107 cfu mL-1 meningkatkan populasinya selama
HASIL DAN PEMBAHASAN pertumbuhan selada dalam jangka waktu 36 hari dan
selanjutnya meningkatkan berat basah tajuk selada.
Berat Basah Tajuk Selada Penurunan hasil pada perlakuan 1,5 % dapat
Inokulasi pupuk hayati Azotobacter meningkatkan disebabkan interaksi negatif dengan mikroba lain di
berat tajuk selada (Tabel 1). Aplikasi 0,1 % inokulan rizosfir atau perakaran tanaman.
sebanyak 50 mL bahkan dapat meningkatkan berat Pada penelitian ini, inokulan diproduksi
basah tajuk sebesar 20,4 %. Meskipun peningkatan pada media Ashby bebas N yang tidak terlalu
ini tidak signifikan secara statistik, tetapi pada jarak menginduksi produksi EPS tetapi di dalam inokulan
tanam 30 x 30 cm peningkatan hasil dalam hamparan tetap didapatkan EPS sebesar 0,8 g L-1. Dua faktor
kecil 100 m2 (populasi sekitar 1.000 tanaman) sudah utama peran Azotobacter sebagai pupuk hayati yaitu
meningkatkan hasil sekitar 11,74 kg. Peningkatan ini fiksasi nitrogen dan produksi fitohormon memerlu-
secara ekonomis cukup berarti. kan kondisi bebas N (Subba Rao, 1982; Taller &
Peningkatan tertinggi dicapai pada apilikasi Wong, 1982). Peningkatan hasil selada ini dapat
inokulan dengan konsentrasi 0,5 dan 1 %, disebabkan oleh kapasitas di atas. Fiksasi gas
selanjutnya terjadi penurunan berat basah ketika dinitrogen dan produksi fitohormon telah dipastikan
inokulan diberikan pada konsentrasi lebih tinggi menginduksi pertumbuhan karena ketersediaan N
yaitu 1,5 %. Berat basah tajuk mencapai 68,2 % dan meningkat dan fitohormon menginduksi pertum-
63,1 % lebih tinggi daripada kontrol untuk buhan akar (Hindersah & Simarmata, 2004). Dilihat
perlakuan 0,5 dan 1 %. Meskipun menurun, aplikasi dari produksi EPS oleh Azotobacter, peningkatan
inokulan dengan konsentrasi 1,5 % masih mening- hasil dapat disebabkan oleh: 1) peningkatan porositas
katkan hasil 44,4 %. di sekitar rizosfir dan dan zone perakaran akibat
adanya EPS, 2) peningkatan serapan unsur hara
Tabel 1. Pengaruh Azotobacter sp. isolat LKM6 mikro dan trace element akibat kompleksasi oleh
terhadap berat basah tajuk selada EPS yang mobil.
Konsentrasi inokulan Rata-rata berat basah Alami et al. (2000) telah menjelaskan efek
(g tanaman-1) EPS yang diproduksi bakteri Rhizobium terhadap
Kontrol (tanpa inokulan 57,52 a perbaikan agregasi dan porositas tanah setelah
Azotobacter) inokulasi. Agregasi tanah ini menyebabkan unsur
Dengan Azotobacter 69,26 ab hara nitrogen terserap lebih optimal. Penelitian
konsentrasi 0,1 % Hindersah et al. (2006) pada pot dengan tanah
Dengan Azotobacter 96,79 cd Inceptisols memperlihatkan bahwa Azotobacter
konsentrasi 0,5 % dapat meningkatan berat basah tajuk sebesar 10 %.
Dengan Azotobacter 93,82 cd Aplikasi di lapangan ternyata lebih meningkatkan
konsentrasi 1 % hasil, karena percobaan pot tersebut dilakukan di
Dengan Azotobacter 83,10 c ketinggian 730 m dpl yang kurang cocok untuk
konsentrasi 1,5 % pertumbuhan optimal selada.
Keberadaan EPS telah diketahui dapat
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf berperan dalam mengkhelat unsur hara mikro dan
yang sama tidak nyata menurut Uji Jarak trace element dan meningkatkan mobilisasinya di
Berganda Duncan pada taraf 5 %.
dalam tanah (Chen et al., 1995). Eksopolisakarida
Azotobacter terbukti dapat mengadsorpsi Fe, Zn
Inokulan yang digunakan, sebelum pengen-
dan Cu (Emtiazi et al., 2004), dan mengadsorpsi Cd
ceran, mengandung 3.4 × 109 cfu mL-1. Kepadatan ini
tanah, memobilisasi Cd tanah serta meningkatkan
termasuk tinggi sehingga pengenceran 0,1 % berarti
serapan Cd selada (Hindersah, 2008). Meskipun efek
menurunkan populasi bakteri menjadi 3,4×106 cfu
EPS terhadap peningkatan mobilisasi dan serapan
mL-1. Dengan aplikasi dua kali 50 ml, maka
unsur hara mikro maupun trace element esensial
Azotobacter yang ditambahkan pada setiap
belum banyak dipelajari, mekanisme kompleksasi
173
Jurnal Agrikultura 2009, 20(3): 171-175 Pengaruh Inokulasi Azotobacter terhadap Produksi, Reginawanti Hindersah
EPS-Cd di atas diduga dapat terjadi untuk unsur hara Tabel 3. Pengaruh Azotobacter sp. isolat LKM 6
mikro esensial tersebut. terhadap Cd tajuk Selada
Cd Tersedia Tanah Konsentrasi inokulan Cd tajuk
Konsentrasi inokulan Azotobacter tidak berpengaruh (mg kg-1)
terhadap Cd tersedia tanah (Tabel 2). Azotobacter sp.
Kontrol (tanpa inokulan 2,25
LKM6 dapat memproduksi EPS dalam jumlah yang
Azotobacter)
signifikan (Hindersah et al., 2006) dan menurut
Chen et al. (1995), EPS berperan sebagai ligan Dengan Azotobacter 2,31
organik yang memobilisasi logam berat. Kedua fakta konsentrasi 0,1 %
tersebut dapat menyebabkan ketersediaan logam Dengan Azotobacter 2,31
berat di dalam tanah meningkat. konsentrasi 0,5 %
Hasil penelitian yang terlihat pada Tabel 2
jelas bertolakbelakang dengan penelitian pot yang Dengan Azotobacter 2,50
memperlihatkan peningkatan ketersediaan Cd tanah konsentrasi 1 %
setelah aplikasi Azotobacter sp isolat LKM6 pada Dengan Azotobacter 2,30
tanah Andisol dikontaminasi 10 mg kg-1 Cd konsentrasi 1,5 %
(Hindersah et al., 2007a). Pada penelitian tersebut,
inokulan diproduksi pada media Vermani yang
Selada adalah tanaman akumulator Cd
menginduksi optimasi produksi EPS (Vermani et al.,
(Maier et al., 2003) yang mengakumulasi sebagian
1997). Selain itu, pada penelitian pot, Cd tanah
besar Cd di bagian tajuk (Alloway 1995a). Pada
terakumulasi di zone perakaran sehingga perubahan
tanah yang dikontaminasi dengan 10 mg kg-1 CdCl2,
kelarutan Cd oleh EPS`Azotobacter menjadi lebih
selada di dalam pot dapat mengakumualasi sampai
intensif. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
5,85 mg kg-1 Cd tanpa memperlihatkan gejala
inokulan cair Azotobacter yang diproduksi di dalam
keracunan (Hindersah et al., 2007a). Nilai ambang
media Ashby dan diaplikasikan pada tanah
batas Cd dalam tanaman yang dapat ditoleransi
terkontaminasi Cd ringan (1,17 mg kg-1) tidak
fungsi fisiologi tanaman adalah antara 5 – 10 mg kg-1
berpotensi meningkatkan ketersediaan Cd tanah.
(Mengel & Kirkby, 1987). Ambang batas Cd di
sayuran daun untuk konsumsi yang
Tabel 2. Pengaruh Azotobacter sp. isolat LKM 6
direkomendasikan oleh Codex Alimentarious
terhadap Cd tersedia tanah
Commission FAO/WHO adalah 0,02 mg kg-1 (Ittana,
Konsentrasi inokulan Cd tersedia tanah 2002). Namun perlu diperhatikan bahwa asupan
(mg kg-1) maksimum Cd bagi manusia adalah 200 mg kg-1 berat
Kontrol (tanpa inokulan badan per hari (Alloway, 1995b) sehingga asupan Cd
Azotobacter) 0,015 dari selada pada diet sehari-hari terhadap resiko
keracunan Cd tidak signifikan. Namun demikian,
Dengan Azotobacter kadar Cd di dalam selada ini dan juga di tanaman
konsentrasi 0,1 % 0,014 sayuran akumulator Cd seperti Brassicaceae perlu
Dengan Azotobacter dicermati. Perhatian terhadap peningkatan serapan
konsentrasi 0,5 % 0,010 Cd di sayuran akumulator dapat menurunkan
keamanan pangan.
Dengan Azotobacter
konsentrasi 1 % 0,014 SIMPULAN DAN SARAN
Dengan Azotobacter
konsentrasi 1,5 % 0,010 Inokulasi pupuk hayati Azotobacter sp. LKM6
dengan konsentrasi 0,1–1,5 % meningkatkan berat
tajuk selada yang ditanam di lahan dengan 1,17 mg
Cd Tajuk Tanaman
kg1 Cd. Namun demikian, tanpa maupun dengan
Tidak adanya peningkatan ketersediaan Cd tanah
inokulasi, tajuk selada mengandung 2,25–2,50 mg
menyebabkan setiap perlakukan tidak menyebabkan
kg-1 Cd yang lebih besar daripada ambang batas
perbedaan jumlah Cd yang diserap oleh tanaman.
minimal Cd di sayuran daun menurut FAO/WHO
Tabel 3 memperlihatkan bahwa konsentrasi Cd di
sebesar 0,02 mg kg1.
tajuk tanaman berkisar antara 2,25–2,50 mg kg-1.
174
Jurnal Agrikultura 2009, 20(3): 171-175 Pengaruh Inokulasi Azotobacter terhadap Produksi, Reginawanti Hindersah
175
Jurnal Agrikultura 2009, 20(3): 171-175 Pengaruh Inokulasi Azotobacter terhadap Produksi, Reginawanti Hindersah
176