Professional Documents
Culture Documents
ID Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Pre 1 PDF
ID Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Pre 1 PDF
Mei 2015
Ireine Kaunang
Esrom Kanine
Vanri Kallo
Abstact:Medication adherence that is the level of accuracy the behavior of an individual with
medical or health advice and describe the use of drugs in accordance with the directions on the
prescription and include uses at the right time. Prevalence of recurrence ie how often a disease or
condition occurs in a group of people. The purpose of this study was to determine the relationship
of medication adherence with the prevalence of schizophrenia patients relapse in the Polyclinic
Hospital Prof. Dr V. L. Ratumbuysang. This type of research is observational research with
descriptive analytic method using cross sectional approach. The population in this study families of
patients with schizophrenia and the samples were obtained as much as 88 respondents, which is
determined by using one of the methods of non -probability sampling with purposive sampling
technique. Data were analyzed using chi-square test with significance level ( α ) : 0.05. The results
showed an association between adherence to the prevalence of schizophrenia patients relapse. With
the results obtained value ( ρ = 0.000 ) less than the value ( α = 0.05). Patient medication
adherence in schizophrenia outpatient clinic of the soul, a good impact for schizophrenia patients
so that the prevalence of schizophrenia patients relapse 1 year subs never, this is due to routine
patient and outpatient treatment at the clinic Mental Mental Hospital Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang
Manado.
Key Words: Soursop leaf, Pain of Gout
Abstrak: Kepatuhan minum obat yakni tingkat ketepatanperilaku seorang individu dengan nasihat
medis atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan obat sesuai dengan petunjuk pada resep
serta mencakup penggunaannnya pada waktu yang benar. Prevalensi kekambuhan yaitu seberapa
sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan prevalensi kekambuhan pasien
skizofrenia di Poliklinik RumahSakit Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian observasional dengan metode deskriptif analitik menggunakan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini keluarga dari pasien skizofrenia dan
sampel yang di dapatkan sebanyak 88 responden, yang ditentukan dengan menggunakan salahsatu
metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Data dianalisa dengan
menggunakan uji statistic chi-square dengan tingkat kemaknaan (α) : 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan antara kepatuhan minum obat dengan prevalensi kekambuhan
pasien skizofrenia. Dengan diperoleh hasil nilai (ρ = 0,000) kurang dari nilai (α = 0,05). Kepatuhan
minum obat pasien skizofrenia yang berobat jalan di poliklinikjiwa, membawa dampak yang baik
bagi pasien skizofrenia sehingga prevalensi kekambuhan pasien skizofrenia selam 1 tahun tidak
pernah, hal ini di karenakan rutinnya pasien melakukan pengobatan dan rawatjalan di Poliklinik
Jiwa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado.
Kata Kunci : Kepatuhan Minum Obat, Prevalensi Kekambuhan
1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 2. Mei 2015
3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 2. Mei 2015
Tabel 6. Hubungan kepatuhan minum obat mengalami cedera kepala pada pria
dengan prevalensi kekambuhan pasien dibandingkan wanita. Itulah sebabnya
skizofrenia di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit mengapa prialebih dahulu untuk mendapatkan
Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado perawatan dibandingkan wanita. Namun on set
tahun 2014 yang cepat dari pasien schizophrenia
Prevalensi Kekambuhan (misalnya pada pria) biasanya menunjukan
Kepatuhan Tidak < 2kali > 2 kali Total p- penyakit lebih berat.
minum Pernah (Rendah) (Tinggi) Value
obat N N N frekuensi pendidikan dari yang paling
% % % tertinggi yaitu pendidikan PT (Perguruan
Tidak Patuh 1 1 6 8
1,1% 1,1% 6,8% 9,1% Tinggi) sebanyak 3 responden, pendidikan
Patuh 66 14 7 80
0,000 SMA sebanyak 58 responden, pendidikan
75% 14,8% 1,1% 90,9%
67 14 7 88 SMP sebnayak 24 responden, dan pendidikan
Total
76,1% 15,9% 8,0% 100 % SD sebanyak 3 Responden. Berdasarkan hasil
Data Primer, 2015 penelitian dari Dyah (2012) berpendapat
terkait dengan tingkat pendidikan bahwa
B. Pembahasan pasien dengan tingkat pendidikan rendah
Berdasarkan karakteristik responden cenderung kurang memperhatikan kualitas
didapatkan frekuensi jenis kelamin laki-laki hidup sehat, sehingga berpengaruh juga pada
sebanyak 49 responden dan frekuensi jenis terapi pengobatan. sebaliknya pasien dengan
kelamin perempuan sebanyak 39 responden. tingkat pendidikan tinggi cenderung untuk
Frekuensi umur 20-30 tahun sebanyak 8 kritis terhadap kesehatan mereka. Sesuai
responden, umur 30-40 tahun sebanyak 37 dengan penelitian yang dilakukan cenderung
responden, umur >41 tahun yaitu sebanyak 43 pasien berpendidikan tinggi sehingga
responden. berdasarkan pada teori yang memperhatikan kualitas kesehatan dan terapi
dikemukakan oleh Yosep (2011) mengatakan jiwa mereka.
bahwa faktor yang berpengaruh terhadap Adapun hasil dari penelitian dari
penyakit skizofrenia yaitu jenis kelamin dan prevalensi kekambuhan didapatkan bahwa
umur skizofrenia mempunyai prevalensi yang pasien yang berkunjung ke poliklinik jiwa
hampir sama pada pria dan wanita, tetapi sebagian besar tidak pernah mengalami
kedua jenis kelamin ini mempunyai perbedaan kekambuhan, pasien dan keluarga yang
permulaan dan perjalanan penyakitnya. Laki- berkunjung di poliklinik antara lain yakni
laki mempunyai permulaan skizofrenia yang hanya untuk menambah resep dokter, serta
lebih cepat daripada wanita. Lebih separuh melakukan konsultasi dengan dokter. Adapun
dari penderita skizofrenia adalah laki-laki. hasil teori yang di ungkapkan Keliat bahwa
Umur puncak untuk terjadinya skizofrenia klien dengan gangguan jiwa Skizofrenia
pada laki-laki antara; 5-25 tahun, sedangkan biasanya sukar mengikuti aturan minum obat
pada wanita 25-35 tahun. Onset skizofrenia, karena adanya realitas dan ketidakmapuan
sebelum umur 10 dan sesudah 50 tahun adalah mengambil keputusan. Saat klien berada di
jarang terjadi. Lebih kurang 90% pasien rumah sakit, yang bertanggung jawab dalam
skizofrenia yang di rawat di RSJ adalah pemberian dan pemantauan obat adalah
berumur antara 15-55 tahun. perawat. Pada klien yang sudah keluar dari
Hal tersebut telah dijelaskan pada jurnal rumah sakit, tugas perawat digantikan oleh
Seeman(2004)mengatakan bahwa diagnosa keluarga. Jika keluarga tidak memantau klien
skizofrenia biasanyadibuat antara umur 15-25 saat minum obat maka klien mungkin tidak
tahun. Berselang 10 tahuntersebut, skizofrenia akan minum obat secara teratur. Tetapi dari
didiagnosa diderita pada 12 pria dan 10 hasil penelitian yang dlakukan peneliti
wanita. Hal tersebut karena terjadinya terhadap keluarga pasien ternyata pasien
kemunduran onset pada wanita. Alasanyang teratur minum obat, dan keluarga selalu
dikemukakan untuk menjelaskan kenapa mendukung dan mengawasi pasien dengan
terjadi kemunduran onset padawanita, yaitu baik, hal ini membawa dampak yang baik bagi
adanya efek perlindungan atau neuroprotektif pasien sehingga prevalensi kekambuhan dari
dari hormon wanitadan potensi tinggi untuk pasien berkurang selama 1 tahun pasien tidak
4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 2. Mei 2015
menunjukkan gejala kekambuhan saat dirawat patuh pada pengobatan, keluarga yang
keluarga di rumah, keluarga pasien selalu rutin mendamping penderita saat minum obat,
membawa pasien ke poliklinik walaupun tidak dengan dukungan dari keluarga penderita
mengalami kekambuhan, pasien tetap di skizofrenia akan patuh pada pengobatan,
anjurkan berobat dan kembali ke poliklinik sehingga prevalensi kekambuhan pada pasien
sesuai anjuran dokter. skizofrenia akan berkurang.
Dari hasil uji statistik Chi-square (𝑥𝑥 2 )
di peroleh nilai ρ-value = 0,000 lebih kecil dari SIMPULAN
nilai α = 0,05 yang menunjukan bahwaH 0 1. Kepatuhan minum obat pasien
ditolak maka terdapat hubungan yang skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit
bermakna antara kepatuhan minum obat pasien Jiwa Rumah Sakit Prof. Dr. V. L.
skizofrenia dengan prevalensi kekambuhan di Ratumbuysang sebagian besar
Poliklinik Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. responden patuh pada pengobatan.
Ratumbuysang Manado. 2. Prevalensi kekambuhan pasien
Hasil penelitian ini sejalan dengan skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit
penelitian yang dilakukan oleh Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang
Ruspawan,(2009) di Poliklinik Rumah Sakit sebagian besar responden tidak pernah
Jiwa Propinsi Bali.yang menyatakan bahwa kambuh.
ada hubungan yang signifikan antara peran 3. Terdapat hubungan kepatuhan minum
keluarga pada kepatuhan minum obat dengan obat dengan prevalensi kekambuhan
frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia pasien skizofrenia yang berobat jalan
dengan hasil ρ = 0,000. di Poliklinik jiwa Rumah Sakit Prof.
Kepatuhan minum obat dari pasien Dr. V.L. Ratumbuysang Manado.
skizofrenia tidak lepas dari peranan penting
dari keluarga, sehingga pasien yang patuh
pada pengobatan prevalensi kekambuhannya DAFTAR PUSTAKA
berkurang, maka pasien tidak akan dirawat Andri. 2011. Penatalaksanaan Skizofrenia.
lagi di rumah sakit, dan hanya perlu online: http://www.news-
melakukan rawat jalan di poliklinik. Walaupun medical.net/health/Schizophrenia-
skizofrenia adalah suatu penyakit yang tidak Medication-%28Indonesian%29.aspx, di
dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol akses tanggal 2 Maret 2014, jam 09.45
dengan terapi farmakologi dan psikoterapi. Hal WITA
ini berarti dengan pengobatan yang tertaur dan Andri. 2008. Kongres Nasional Skizofrenia V
dukungna dari keluarga, masyarakat dan orang Closing the Treatment Gap for
Schizophrenia, (online),
disekitar klien besar kemungkinan klien dapat (http://www.kabarindonesia/berita,
bersosialisasi dan memiliki aktivitas seperti diakses 23 Februari 2011).
orang normal, dengan demikian maka
prevalensi kekambuhan pasien dapat Arif Iman Setiadi. 2006. Masalah Psikiatri.
berkurang ataupun pasien tidak akan kambuh Refika Aditama. Bandung.
karena proses pengobatan pasien dilakukan
sesuai dengan anjuran dan petunjuk dokter, Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu
sehingga kepatuhan pasien minum obat baik, Pendekatan Praktik, Edisi Revisi.
dan prevalensi kekambuhan pasien berkurang Jakarta: Rineka Cipta
bahkan tidak pernah kambuh dalam kurun
Carpenito. 2000. Diagnosa Keperawatan
waktu 1-2 tahun.
Dari hasil penelitian ini bahwa Aplikasi pada Praktek Klinis. Jakarta:
kepatuhan minum obat pasien skizofrenia EGC
perlu mendapatkan dukungan penuh dari
keluarga, karena keluarga merupakan orang Dyah Lesmanawati. 2012. Analisis Efektivitas
terdekat dengan penderita skizofrenia. Biaya Penggunaan Terapi Antipsikotik
Keluarga yang mendorong penderita untuk Pada Pasien Skizofrenia Di Instalasi
5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 2. Mei 2015
Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Keliat. 1996. Peran Serta Keluarga Dalam
GrhasiaYogaykarta Perawatan Klien Gangguan Jiwa. EGC :
online:http://grhasia.jogjaprov.go.id/ima Jakarta
ges/grhasia/pdf/shintadr2.pdf diakses
tanggal 2 Maret 2014, jam 10.15 WITA Natalia, Tineke, Damajanty. 2013. Jurnal
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dee. 2009. Prevalensi Skizofrenia. Keluarga dengan Kepatuhan Minum
online : http://cybermed.cbn.net.id/cbprt Obat Pasien Skizofrenia di Poliklinik
l/cybermed/detail.aspx?x=healthnews& Rumah Sakit Prof. Dr. V. L.
y=cybermed|0|0|5|5674, di akses 2 Ratumbuysang Manado.
Maret, jam 10.00 WITA online : http://ejournal.unsrat.ac.id/index
.php/jkp/article/view/2211/1768. diakses
David, A.T. 2003.Buku Saku Psikiatri. tanggal 2 Maret 2014, jam 12.30 WITA
Jakarta: EGC.