You are on page 1of 16

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
“WIRAUSAHA SOSIAL”

OLEH
KELOMPOK 8

1. Hilma Yunis (16029011)


2. Ulfi Waddani Yuni (16029038)
3. Rahmadhani Fajriyati (16029071)
4. Septia Pratiwi (16029051)
5. Yulhefina (16029092)
6. Khairani Fuad Fatardha (16029114)
7. Afnita Sandini (16029054)

DOSEN PEMBIMBING
Dra. Media Rosha, M.Si

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Wirausaha Sosial”. Makalah ini penulis ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah
Kewirausahaan yaitu Ibu Dra. Media Rosha, M.Si dan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dalam pembuatan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, baik materi maupun teknik
penulisannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan sebagaimana mestinya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca khususnya
terhadap penulis. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis ucapkan terimakasih.

Padang, September 2019


Tim Penulis

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
Abstrak...........................................................................................................................................3
BAB 1............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Konsep Wirausaha Sosial (Social Entrepreneur) 5
B. Prinsip Wirausaha Sosial 6
C. Wirausaha Sosial sebagai Tanggung Jawab dalam Membangun Ekonomi Masyarakat 7
BAB III........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

i
Abstrak

Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) adalah penciptaan nilai


sosial yang dihasilkan dari kolaborasi bersama orang-orang dan organisasi
lain dari lingkungan masyarakat yang terlibat dalam penciptaan inovasi sosial
dalam kegiatan ekonomi. Kewirausahaan sosial ini ditujukan untuk kepentingan
masyarakat bukan sekedar memaksimalkan keuntungan pribadi. Prinsip wirausaha
sosial itu adalah sebagai agen perubahan sosial, kreatif dan inovatif, disiplin dan
bekerja keras, altruis, dan kesediaan berbagi keberhasilan. Kewirausahaan sosial
memiliki empat elemen utama yaitu social value, civil society, innovation, and
economic activity.
Wirausaha sosial sebagai tanggung jawab dalam membangun ekonomi
masyarakat memiliki arti kewirausahaan sosial memainkan peran penting berupa
terobosan dalam upaya pengurangan kemiskinan. Manifestasi social business semakin
menguatkan bahwa kewirausahaan menjadi pengungkit ekonomi bagi masyarakat
untuk memperbaiki perekonomian dan meningkatan pendapatan. Selain itu,
kewirausahaan sosial mendorong pada pembangunan ekonomi meskipun masih dalam
jangkauan yang terbatas, namun dalam jangka panjang agenda pengentasan
kemiskinan dapat terwujud. Jadi diporeleh kesimpulan bahwa wirausaha sosial memili
peran membantu mengentaskan kemiskinan, Membantu menciptakan lapangan
pekerjaan, Membantu penerapan adanya inovasi dan kreasi gagasan usaha,
Membantu meningkatkan sektor pertumbuhan ekonomi.

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata Kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari kata to undertake yang
berarti melakukan. Kewirausahaan merupakan suatu proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir
dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko
atau ketidakpastian.
Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang wirausahawan, yaitu: memiliki sikap
mental yang positif, memiliki keahlian di bidangnya, mempunyai daya pikir yang
kreatif, rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif), memiliki semangat juang
(motivasi), dan mampu mengantisipasi berbagai resiko dan persaingan.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dan prinsip-prinsip wirausaha
social, serta wirausaha sosial sebagai tanggung jawab dalam membangun ekonomi
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa konsep dari wirausaha sosial?
2. Apa prinsip-prinsip dari wirausaha sosial?
3. Bagaimana wirausaha social sebagai tanggung jawab dalam membangun
ekonomi masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan konsep dari wirausaha sosial
2. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip dari wirausaha social
3. Mampu menjelaskan wirausaha sosial sebagai tanggung jawab dalam
membangun ekonomi masyarakat

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Wirausaha Sosial (Social Entrepreneur)


Wirausaha sosial atau dalam bahasa Inggris disebut Social entrepreneurship.
merupakan sebuah istilah turunan dari entrepreneurship. Gabungan dari dua kata,
social yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya
kewirausahaan. Pengertian sederhana dari social entrepreneur adalah seseorang yang
mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk
melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan
(welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare).
Kewirausahaan Sosial secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya yang
bermisi sosial namun memanfaatkan praktik bisnis sebagai kendaraannya. Atau
dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kewirausahaan sosial adalah sebuah praktik
kewirausahaan (bisnis) yang bertujuan untuk sebesar-besarnya kebermanfaatan sosial
(Wibowo: 81-82).
Social entrepreneur adalah agen perubahan (change agent) yang mampu untuk
melaksanakan cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial dan menjadi
penemu berbagai peluang untuk melakukan perbaikan (Santosa, 2007). Seorang social
entrepreneur selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran
yang terus menerus bertindak tanpa menghiraukan berbagai hambatan atau
keterbatasan yang dihadapinya dan memiliki akuntabilitas dalam
mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya kepada masyarakat.
Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah
model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang
ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan
bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat.
Mereka seperti seseorang yang sedang menabung dalam jangka panjang karena usaha
mereka memerlukan waktu dan proses yang lama untuk dapat terlihat hasilnya.
Social entrepreneurship terdiri dari empat elemen utama yakni social value,
civil society, innovation, and economic activity:

4
1. Social Value. Ini merupakan elemen paling khas dari social entrepreneurship
yakni menciptakan manfaat sosial yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar.
2. Civil Society. Social entrepreneurship pada umumnya berasal dari inisiatif
dan partisipasi masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial yang
ada di masyarakat.
3. Innovation. Social entrepreneurship memecahkan masalah sosial dengan cara-
cara inovatif antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial.
4. Economic Activity. Social entrepreneurship yang berhasil pada umumnya
dengan menyeimbangkan antara antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis.
Aktivitas bisnis/ekonomi dikembangkan untuk menjamin kemandirian dan
keberlanjutan misi sosial organisasi.
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kewirausahaan
Sosial (Social entrepreneurship) adalah penciptaan nilai sosial yang
dihasilkan dari kolaborasi bersama orang-orang dan organisasi lain
dari lingkungan masyarakat yang terlibat dalam penciptaan inovasi sosial
dalam kegiatan ekonomi. Kewirausahaan sosial ini ditujukan untuk
kepentingan masyarakat bukan sekedar memaksimalkan keuntungan pribadi.
Kewirausahaan sosial biasa disebut ‘pengembangan masyarakat’ atau
‘organisasi bertujuan sosial.
B. Prinsip Wirausaha Sosial
1. Agen perubahan sosial
Mengadopsi misi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai sosial
(bukan nilai hanya pribadi); Mengenali dan mengejar peluang baru untuk
mewujudkan misi tersebut; Melakukan proses inovasi yang berkelanjutan,
adaptasi, dan belajar; Bertindak berani tanpa dibatasi oleh sumber daya yang
dimiliki; dan Meningkatkan akuntabilitas pada konstituen yang dilayani dan hasil
kerja
2. Kreatif dan inovatif
Kreativitas merujuk kepada pembentukan ide-ide baru, sementara inovasi
adalah upaya untuk menghasilkan mengatasi masalah dengan menggunakan ide-
ide baru tersebut. Dengan demikian, kreativitas merupakan titik permulaan dari
setiap inovasi. Inovasi adalah kerja keras yang mengikuti pembentukan ide dan
biasanya melibatkan usaha banyak orang dengan keahlian yang bervariasi tetapi
saling melengkapi.
5
3. Disiplin dan Bekerja keras
Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian.
Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia
dihadapkan pada rintangan yang mustahil diatasi. Menjalankan organisasi sosial
bukan hal yang mudah. Ada banyak hambatan akan dihadapi seperti
mengidentifikasi akar masalah sosial,mendapatkan modal, pendanaan, mengelola
program, membangkitkan partisipasi masyarakat, mengkomunikasikan
ide/gagasan pada pihak lain dsb. Seluruh masalah itu hanya dapat diatasi dengan
mental disiplin dan bekerja keras.
4. Altruis
Sikap moral yang memegang prinsip bahwa setiap individu memiliki
kewajiban membantu, melayani dan menolong orang lain yang membutuhkan.
Tujuan tindakannya adalah kesejahteraan masyarakat secara umum. Wirausaha
sosial harus memiliki sifat altruis ini karena seluruh tindakannya didorong oleh
keinginan mengatasi masalah sosial. Tentu saja karena bekerja, ia mendapatkan
imbalan material namun imbalan ini bukan menjadi pendorong utama.
5. Kesediaan berbagi keberhasilan
Artinya, ia tidak menganggab kesuksesan kegiatan wirausaha sosial semata-
mata sebagai karya atau jerih payahnya sendiri. Sebab para wirausahawan sosial
sejatinya adalah orang yang rendah hati, dan diliputi semangat mengabdi pada
kepentingan masyarakat, dan ditangannyalah dunia menjadi lebih bercahaya
karena mereka bekerja dengan spirit cinta kasih. Mereka lebih dari sekedar
berkarya, melainkan membangun kekuatan perubahan yang berkelanjutan.

C. Wirausaha Sosial sebagai Tanggung Jawab dalam Membangun Ekonomi


Masyarakat
Kewirausahaan sosial memainkan peran penting berupa terobosan dalam
upaya pengurangan kemiskinan. Manifestasi social business semakin menguatkan
bahwa kewirausahaan menjadi pengungkit ekonomi bagi masyarakat untuk
memperbaiki perekonomian dan meningkatan pendapatan. Selain itu, kewirausahaan
sosial mendorong pada pembangunan ekonomi meskipun masih dalam jangkauan
yang terbatas, namun dalam jangka panjang agenda pengentasan kemiskinan dapat
terwujud. Di sini, gagasan inovatif dan keberanian mengambil risiko atas apa yang
dilakukan karena menggabungkan konsep sosial dan bisnis serta memanfaatkan
peluang kewirausahaan memberikan harapan pada upaya penyelesaian masalah sosial.
6
Social entreprenuership memiliki peran yang cukup membantu dalam
mengentaskan permasalahan sosial. Dampak dilakukannya kegiatan kewirausahaan
sosial hampir sama dengan yang dirasakan oleh berbagai negara. Bentuk dari
kewirausahaan sosial mengenai nilai-nilai sosial tercantum dalam beberapa point yang
dikemukakan oleh Santosa (2007) sebagai berikut:
1. Membantu mengentaskan kemiskinan
Kegiatan kewirausahaan mengandalkan kegiatan usaha yang kemudian
mendapatkan keuntungan dan hasil dari keuntungan tersebut diberikan sebagian
kepada masyarakat sebagai bantuan untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pokok hidup masyarakat. Bantuan yang diberikan oleh lembaga kewirausahaan
sosial tersebut dapat berupa bantuan pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Kegiatan kewirausahaan sosial yang dilakukan oleh lembaga social
entrepreneurship tidak sama halnya dengan adanya bentuk bantuan CSR
(Corporate Social Responsibility). Kegiatan kewirausahaan sosial bersifat
memenuhi kebutuhan dengan tetap memperhatikan bagaimana keberlangsungan
bentuk kegiatan usaha tersebut tetap berjalan dan terus membantu pengentasan
kemiskinan.
2. Membantu menciptakan lapangan pekerjaan
Kegiatan kewirausahaan membuka peluang usaha melalui kepedulian pelaku
kewirausahaan dalam melihat kesempatan usaha yang ada di masyarakat, sehingga
kewirausahaan mampu meningkatkan produksi usahanya berdasarkan keperluan
dan kebutuhan masyarakat. Melalui peningkatan produksi masyarakat ini maka
wirausaha akan membutuhkan banyak sumberdaya manusia sehingga dapat
memberdayakan tenaga kerja yang ada disekitar lingkungan kewirausahaan sosial.
3. Membantu penerapan adanya inovasi dan kreasi gagasan usaha
Bentuk kewirausahaan berperan dalam pereknomian sebagai sesuatu
yang mampu untuk menciptakan dan mewadahi kreasi peluang usaha. Adanya
gagasan dan kratifitas dari para social entrepreneur menjadi peningkat adanya
produktifitas barang dan jasa karena permintaan dari masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Seorang social entreprenuer akan mampu untuk mewujudkan
hal tersebut karena adanya dedikasi yang tinggi terhadap kondisi sosial yang
dilakukan dalam kewirausahaan berdasarkan permintaan kebutuhan masyarakat.
4. Membantu meningkatkan sektor pertumbuhan ekonomi

7
Adanya kewirusahaan sosial akan dapat membantu perekonomian
sosial yang ada di lingkungan. Kegiatan kewirausahaan melalui pemberdayaan
masyarakat akan mampu untuk mendukung adanya pertumbuhan ekonomi secara
keberlanjutan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam social entrepreneurship
juga menjadikan bentuk bantuan yang akan diberikan dari lembaga social
entreprenuer itu menjadi lebih bermakna dan dapat dilakukan secara terus menerus
hingga masyarakat dapat merasakan pemenuhan kebutuhan hidupnya bukan untuk
sekali saja. Selain itu, melalui pemberdayaan juga akan membantu dalam
menyeimbangkan komposisi sumber daya manusia yang ada serta dapat
mengoptimalkan sumber daya manusia tersebut sehingga tidak ada lagi
penumpukan angkatan kerja yang tidak produktif.

Contoh Wirausaha Sosial


Wirausaha sosial
(Bank Sampah)
Organisasi pengelolaan sampah yang sekarang sedang marak yaitu Bank
Sampah. Contoh Bank Sampah yang sudah berdiri dan berkembang cukup lama
antara lain Bank Sampah Gemah Ripah di Badegan (Bantul, Yogyakarta), Sukunan
Bersemi di Yogyakarta
Tidak mudah untuk selalu menjaga konsistensi masyarakat dalam menjaga
lingkungan. Sebagai contoh, terkadang seseorang sadar jika harus membuang
sampah pada tempatnya, tetapi terkadang juga akan melalaikannya. Diperlukan
pengertian yang benar- benar memunculkan mindset untuk mengelola sampah. Tidak
berbeda halnya dengan pengorganisasian Bank Sampah. Pengelola Bank Sampah
juga harus benar-benar sadar akan arti pentingnya mengelola sampah. Mengelola
sampah disini termasuk mulai proses pengumpulan sampah, memilah sampah,
pengangkutan sampah, sampai proses daur ulang sampah.
Bank Sampah menjadi upaya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat dengan sistem pengelolaan sampah yang baik. Dengan memilah sampah,
harapannya sampah dapat terpisah dan terurai sesuai dengan bahan produksi sampah
(organik dan anorganik). Selain itu, Bank Sampah juga membuka peluang untuk
meningkatkan pendapatan warga melalui aksi menabung sampah dan dimanfaatkan
sebagai barang kerajinan. Pemanfaatan sampah yang dibuat menjadi kerajinan

8
dilakukan oleh Komunitas Karya Bunda. Dengan demikian, sampah yang
dikumpulkan mempunyai nilai ekonomis.
Bank Sampah mempunyai proses interaksi seperti halnya Bank Konvensional.
Adanya nasabah yang menabung dengan menyetorkan sampah, dicatat dengan buku
tabungan, dan sampah yang disetorkan akan dihargai dengan uang. Sampah yang di
terima di Bank Sampah ini adalah sampah yang sudah bersih dan terpilah.
Berdasarkan klasifikasinya, sampah yang diterima untuk di daur ulang adalah
berbagai macam kertas, botol (alumunium dan kaca), dan berbagai macam plastik.
Untuk proses daur ulang, Bank Sampah di Desa Paseban ini mempunyai wadah
khusus yang berpotensi untuk mendaur ulang sampah menjadi barang kerajinan yaitu
Komunitas Karya Bunda. Hal ini tak hanya dapat menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat, juga akan meningkatkan ekonomi warga dengan daur ulang sampah
menjadi barang- barang yang dapat dimanfaatkan kembali
Sampah sebagai Sumber Daya Ekonomi
Keberadaan sampah merupakan akibat dari perilaku masyarakat itu sendiri.
Termasuk perilaku konsumsi yang menjadi salah satu faktor penyumbang sampah
dalam kehidupan manusia. Paradigma yang masih ada di benak sebagian besar
masyarakat memandang sampah sebagai barang yang sudah tidak berguna. Sampah
harus disingkirkan dan dijauhkan dari kehidupan manusia karena bisa mendatangkan
penyakit. Tetapi sekarang, paradigma itu dapat diubah dengan paradigma baru yang
memandang sampah sebagai sumberdaya yang mempunyai manfaat dan nilai
ekonomi. Dalam penjelasan UU Nomor 18 Tahun 2008, Pengelolaan Sampah
dilakukan dengan proses pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi proses pembatasan sampah, penggunaan kembali dan
daur ulang. Sedangkan proses penangangan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Dalam konteks ini, pengolahan sampah melalui proses pengumpulan,
pemilahan, sampai mendaur-ulang yang dilakukan Bank Sampah dan Komunitas
Karya Bunda, menunjukkan bahwa sampah sebagai sumberdaya yang dapat
digunakan kembali menjadi “new product”. Produk hasil daur ulang Bank Sampah
dan Komunitas Karya Bunda biasanya menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Seperti
misalnya, tas, sandal, rangkaian bunga, tempat pensil, topi, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, akan meminimalisir penggunaan barang beli baru yang pada

9
akhirnya akan menjadi sampah kembali.
Menciptakan lingkungan yang bebas sampah atau zero waste, juga untuk
menciptakan wirausaha masyarakat yang dirintis oleh Komunitas Karya Bunda
dalam mendaur-ulang sampah untuk dijadikan barang kerajinan.

Relasi-relasi yang terjalin melalui Bank Sampah dan Komunitas Karya


Bunda menjadi lebih menonjol karena masyarakat mempunyai satu tujuan yang
sama. Jadi, tidak ada salahnya jika terdapat proses produksi, distribusi dan
konsumsi melalui kegiatan pengelolaan sampah selama kegiatan tersebut positif
dan tidak merugikan bagi sesama manusia dan lingkungannya.
Pengelolaan sampah berbasis kewirausahaan sosial ini tidak melulu
berorientasi pada bisnis yang mengedepankan profit, namun juga dapat menciptakan
ekonomi yang mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Kewirausahaan sosial
lebih menekankan pada nilai-nilai sosial yang dihasilkan. Seperti dalam bidang
bisnis, kewirausahaan sosial disini juga memiliki peran dalam menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan produktivitas dan pendapatan warga. Kewirausahaan
sosial yang diterapkan juga harus mampu mengatasi permasalahan sampah,
menciptakan inovasi baru, menumbuhkan semangat kewirausahaan serta
menciptakan perubahan sosial.
Pengembangan pengelolaan Komunitas Karya Bunda akan menunjukkan
bagaimana wirausaha tersebut berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Dalam hal ini, Komunitas Karya Bunda yang sudah terbentuk terlebih dahulu
digambarkan sebagai fokus kewirausahaan sosial, sedangkan Bank Sampah
Pandanaran sebagai lembaga pendukung sistem pengelolaan sampah

10
12
1
12
2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) adalah penciptaan nilai
sosial yang dihasilkan dari kolaborasi bersama orang-orang dan organisasi
lain dari lingkungan masyarakat yang terlibat dalam penciptaan inovasi sosial
dalam kegiatan ekonomi. Kewirausahaan sosial ini ditujukan untuk kepentingan
masyarakat bukan sekedar memaksimalkan keuntungan pribadi. Prinsip wirausaha
sosial itu adalah sebagai aden perubahan sosial, kreatif dan inovatif, disiplin dan
bekerja keras, altruis, dan Kesediaan berbagi keberhasilan.
Kewirausahaan sosial di Indonesia telah memberikan jalan bagi sektor ekonomi
yang inklusif yang mengatasi permasalahan sosial, di mana bentuk usahanya
berdasarkan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat bagi mereka yang merupakan
penyandang difabilitas, perempuan berpendidikan rendah, dan penduduk setempat
yang bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan.
Social entreprenuership memiliki peran yang cukup membantu dalam
mengentaskan permasalahan sosial. Dampak dilakukannya kegiatan kewirausahaan
sosial hampir sama dengan yang dirasakan oleh berbagai negara. Bentuk dari
kewirausahaan sosial mengenai nilai-nilai sosial tercantum dalam beberapa point yang
yaitu: membantu mengentaskan kemiskinan, membantu menciptakan lapangan
pekerjaan, membantu penerapan adanya inovasi dan kreasi gagasan usaha, dan
membantu meningkatkan sektor pertumbuhan ekonomi.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan khalayak yang
membacanya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca, agar kedepannya kami bisa lebih
baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.akmindonesia.org/article/14/potret-kewirausahaan-sosial-di-indonesia
http://indonesia-berwirausaha-sosial.blogspot.com/2014/12/sekilas-tentang-
kewirausahaan-sosial.html
Tan, Wee-Ling., Williams, John., dan Tan, Teck-Meng. (2005). ‘Defining the ‘Sosial’
in ‘Sosial Entrepreneurship’: Altruism and Entrepreneurship’. International
Entrepreneurship and Management Journal 1, pp 353-365

13

You might also like