You are on page 1of 9

JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO.

2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

Received : September2017 Accepted : September 2017 Published : Oktober 2017

Menentukan Condition Grade Kerusakan Struktur Bangunan Beton


Dermaga Dengan Inspeksi Teknik dan Metode Perbaikannya
Sulardi
Prodi Teknik Sipil Universitas Tridharma Balikpapan
e-mail: sulardikm61@yahoo.com

Abstract

This research aims to provide an overview of condition grade of existing concrete of port have been
used for 30 years and visually dull concrete conditions and indicated damage in the form of concrete blanket
lamination, spalling, open concrete reinforcement and the condition has been corroded[4].The research
method uses the test method of technical inspection in the form of visual condition inspection and rebar test,
hardness test and compressive surface concrete with hammer test, compressive strength test of cordrilled core
concrete, ultrasonic core quality test, concrete reinforcement concrete test and concrete carbonation test[2].
The results showed a decrease of compressive strength of existing concrete 18%. The laminating depth
reaches a depth of 14 mm and spalling reaches a depth of 24 mm with corrosive concrete reinforcement
conditions. The quality of concrete core with UVPT is 3.6-4.2 and in good condition, the thickness of concrete
cover is 22 Cm and concrete blanket carbonation in splash zone has reached 6.8 mm and diarrhea is not
splashed water 1.5 mm.With regard to the findings of condition of damage and degradation of condition
grade, it is recommended to improve the structure of concrete of port with chipping method of carbonated
concrete surface, corrosion reinforced concrete reinforcement, grouting using flowable microconcrete
material specification, concrete bond fixation with bonding agent and concrete protection with mastic coat
material specification.

Keywords : Technical inspection, material degradation, splash zone.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran condition grade bangunan beton dermaga eksisting
yang telah digunakan selama 30 tahun dan secara visual kondisi beton kusam dan terindikasi kerusakan
berupa laminasi selimut beton, spalling, tulangan beton terbuka dan kondisinya telah terkorosi [4].Metode
penelitian menggunakan metode pengujian yaitu inspeksi teknik berupa pemeriksaan kondisi visual dan rebar
test, uji kuat kekerasan dan tekan beton permukaan dengan hammer test, uji kuat tekan beton inti hasil
cordrilled, uji kualitas inti betondengan ultrasonic, uji posisi tulangan beton terpasang dan pengujian
karbonasi beton terpasang[2].Hasil penelitian menunjukan penurunan kuat tekan beton eksisting 18%.
Kedalaman laminating mencapai kedalaman 14 mm dan spalling mencapai kedalaman 24 mm dengan kondisi
tulangan beton korosif. Kualitas inti beton dengan UVPT 3.6-4.2 dan dalam kondisi baik, tebal selimut beton
rata-rata 22 Cm dan karbonasi selimut beton diarea splash zone telah mencapai 6.8 mm dan diarea tidak
terpercik air 1.5 mm. Terhadap temuan kondisi kerusakan dan penurunan condition grade telah direkomendasi
perbaikan struktur bangunan beton dermaga dengan metode chipping permukaan beton terkarbonasi,
penggantian tulangan beton terkorosi, grouting menggunakan spesifikasi material flowable microconcrete,
perbaikan ikatan beton dengan bonding agent dan proteksi beton dengan spesifikasi material mastic coat.

Kata Kunci : Inspeksi teknik, degradasi material, splash zone.

78
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

1. Pendahuluan Kegiatan penelitian ini dilakukan juga


1.1 Latar Belakang Masalah dalam rangka menunjang kesiapan operasi
Keberadaan dermaga menjadi bagian yang (readiness) dan kehandalan operasi (reliability
sangat penting dan vital dalam menunjang performance) peralatan operasi kilang
kelancaran operasi PT. Pertamina RU V mendukung program nasional penyediaan
Balikpapan. Pada saat ini PT. pertamina RU V bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
mengoperasikan 11 (sebelas) dermaga type 1.2 Permasalahan
jetty dengan fungsi guna mendukung kegiatan Selama ini pemeriksaan kondisi bangunan
loading-unloading (bongkar buat) crude oil dermaga dilakukan dengan pengamatan visual
(minyak mentah) dan bahan bakar minyak saja dengancara mengamati kondisi fisik
(BBM) ke kapal tangker untuk melayani bangunan beton. Namun hasil pemeriksaan
kebutuhan bahan bakar wilayah Indonesia visual ini tidak efektif karena metode visual test
bagian tengah dan wilayah Indonesia bagian hanya dapat memberikan gambaran visual saja
timur. Kapasitas bangunan dermaga/ jetty dan tidak bisa menggambarkan kondisi internal
terpasang adalah untuk kapal tangker. 25.000 – betonnya. Untuk itu diperlukan pengujian lanjut
50.000 DWT. seperti uji non destructive test (NDT) dan hasil
Dermaga milik PT. Pertamina RU V pada uji destructive test (DT) sebagai evidence yang
awalnya adalah peninggalan pemerintah Hindia dapat mendukung kesesuaian antara
Belanda (BPM) yang dikembangkan pada tahun rekomendasi dengan metode perbaikan. Hasil
1971 dan pada tahun 1983 oleh Pertamina uji NDT dan DT juga sangat bermanfaat untuk
menggunakan spesifikasi material mutu beton ketepatan analisis dan diagnosa faktor dan
K-250. Pengembangan (refurbishment) penyebab permasalahan.
dermaga dilakukan dalam rangka memenuhi Untuk itu diperlukan inspeksi teknik
tuntutan kebutuhan pengembangan kilang terhadap kondisi bangunan beton dermaga yang
dengan kapasitas sandar kapal tangker dengan meliputi pengamatan visual test, terhadap
kapasitas hingga 25.000 DWT [2]. seluruh elemen struktur dermaga, pipe rack,
Permasalahan yang dihadapi oleh struktur bangunan trestle dan bangunan breasting
bangunan dermaga Pertamina RU V adalah dolphin. Pengujian kuat tekan beton inti dengan
masalah degradasi material beton dermaga dan metode core drilled, pengujian kekerasan
fasilitas penunjangnya seperti struktur pipe permukaan dengan metode hammer test,
rack, face fender dan breasting dolphin. Secara pengujian ultrasonic dengan metode UPVT,
visual truktur beton terlihat kasar dan kusam metode pengujian posisi tulangan beton dengan
akibat terpapar bebas dilingkungan uap air laut. alat profometer dan metode pengujian
Kondisi beton yang kusam dan kasar karbonasi dengan larutan phenopthalein.
mengindikasikan bahwa struktur beton telah 1.3 Identifikasi Masalah
mengalami degradasi material (korosif) [4], Kondisi visual struktur beton dermaga,
Degradasi material beton bukan saja terjadi beton pipe rack dan struktur beton breasting
dibagian permukaan tetapi diprediksi telah dolphin yang secara visual terlihat kusam,
mencapai segmen selimut beton dan tampilan permukaannya kasar dan mengalami
dikawatirkan telah merusak ikatan beton serta perubahan warna beton. Hasil pemeriksaan
telah pula mengakibatkan terkorosinya tulangan visual lebih lanjut menemukan indikasi
beton [3] [4]. permukaan beton telah mengalami
Penelitian ini penting untuk dilakukan pengelupasan selimut beton (lamination),
guna mengetahui kualitas struktur beton tersebarnya agregat dipermukaan dan rompal
dermaga eksisting agar dapat ditentukan derajat (spalling). Kondisi ini menunjukkan bahwa
kerusakannya (condition grade) dan dapat struktur bangunan beton telah mengalami
ditentukan spesifikasi material, peralatan dan penurunan kualitas, pengurangan dimensi, tidak
metode perbaikan yang akan digunakan.

79
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

dalam kondisi solid dan kemunduran mampu kelembaban dan kemungkinan adanya paparan
layan. uap air laut yang mengandung klorida. Respon
Berdasarkan prinsip service life and life beton terhadap kondisi lingkungan secara
cycle of building structures tergambarkan umum berupa penyusutan, pemuaian dan
bahwa dengan bertambahnya umur pakai maka kembang susut akibat merespon kondisi suhu
struktur beton akan cenderung mengalami dan kondisi kelembaban, kedalaman karbonasi
kemunduran mampu layan (requirement dan penetrasi klorida. Klasifikasi paparan
performance) dan jika tidak ada upaya lingkungan telah diberikan pada standar EN
perbaikannya requirement performance struktur 1990. Dimana fokusnya ada pada struktur beton
beton akan melampaui critical limit dan pada dan interaksinya dengan lingkungan termasuk
akhirnya struktur beton akan mengalami diantaranya lingkungan air laut [4]. Penting
keruntuhan (failure) [1]. untuk mencegah pengaruh negative lingkungan
uap air laut dan menyesuaikan respon struktur
beton dengan penyesuaian pada kualitas beton
yang digunakan, semakin daktil beton maka
semakin sulit lingkungan mempengaruhinya,
sebaliknya semakin porus dan kualitas
betonnya maka semakin mudah lingkungan
merusaknya dengan apa yang dikenal dengan
istilah degradasi material beton.
Dua fase kemunduran mampu layan
struktur beton terpasang adalah [1]:
a. Fase awal (periode) dimana tidak ada
pelemahan komponen beton yang nyata,
kecuali lapisan pelindung selimut beton yang
Gambar 1. Life cycle struktur beton terpasang
terjadi setelah beton berumur >15 tahun.
Kerusakan yang terjadi berupa degragasi
1.4 Tujuan Penelitian material selimut beton permukaan yang
1. Memberikan gambaran metode inspeksi disebabkan oleh paparan klorida yang sering
teknik yang digunakan dalam pengujian kita sebut dengan karbonasi
kondisi bangunan beton dermaga eksisting b. Fase propagasi atau fase lanjut yang terjadi
2. Memberikan gambaran condition grade dalam bentuk mekanisme kemunduran aktif
kerusakan bangunan beton dermaga yang semakin berkembang dan semakin
eksisting meningkat bersamaan dengan berjalannya
3. Memberikan gambaran rekomendasi dan waktu.
metode perbaikan yang akan dilakukan
terhadap kerusakan bangunan beton
dermaga.

2. Tinjauan Pustaka dan Kerangka


Pemikiran
2.1 Tinjauan Pustaka
Menurut hasil penelitian Radomir Folic
[1], Struktur beton yang berinteraksi dengan
lingkungan secara mikro maupun makro.
Untuk menggambarkan dampak yang Gambar 1. Model fase kemunduran
ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan perlu mampu layan struktur beton
untuk mengetahui kondisi suhu permukaan,

80
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

Periode propagasi terdiri dari propagasi perbaikan menggunakan spesifikasi material


dengan indikasi kerusakan minor dan periode sejenis namun dengan kualitas material yang
percepatan terutama pada struktur yang telah lebih baik
memiliki durasi pemasangan >15 tahun dan 2. Kualitas hasil perbaikan dipengaruhi oleh
setelah itu diikuti dengan periode akselerasi spesifikasi material perbaikan, ketersediaan
dengan meluasnya retak (crack) dan rompal peralatan kerja, metode kerja yang sesuai,
(spalling) selimut pelindung beton. quality control dan acceptance criteria yang
sesuai serta dilakukan oleh pekerja yang
2.2 Kerangka Pemikiran memiliki pengetahuan dan pengalaman
Dari uraian permasalahan diatas dapat melakukan pekerja sejenis dengan hasil yang
diketahui bahwa akar penyebab maalah (bad baik.
actor) degradasi material beton dermaga adalah Dengan kualitas material beton yang baik
lingkungan uap air laut. Namun hal ini bersifat dan sistim proteksi yang baik berpotensi
keharusan (given), yakni struktur bangunan memiliki umur pakai (service life) struktur
dermaga harus dibangun dikawasan pantai. beton yang lebih panjang.
Rekayasa enjiniring diperlukan untuk 3. Metode Penelitian
mengupayakan agar dapat menghambat 3.1 Lokasi Penelitian
degradasi beton eksisting dengan spesifikasi Penelitian dilakukan pada bangunan
material yang berkualitas baik, peralatan kerja dermaga (jetty) PT. Pertamina RU V
yang sesuai dan metode kerja yang sesuai untuk Balikpapan dalam rangka menunjang kesiapan
menghasilkan hasil perbaikan yang kualitasnya operasi (readiness) dan kehandalan operasi
baik dan sesuai syarat-syarat keberterimaan (reliability performance) peralatan operasi
(quality acceptance criteria). kilang mendukung program nasional
penyediaan bahan bakar minyak (BBM) di
Indonesia. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode inspeksi teknik yaitu dengan
metode pengujian. Bangunan beton dermaga
berada dikawasan pantai Teluk Balikpapan
dengan type bangunan dermaga jetty yang
menjorok sejauh 120 meter kearah laut dan
dilengkapi dengan fasilitas pipe rack, face
fender dan breasting dolphin.
Segmen bangunan yang dipilih adalah
bangian bangunan beton yang terpercik (splash
zone area) yakni area dibawah pelat lantai
Gambar 2. Life Cycle of Structure Preventive beton dan area diatas pelat lantai (upper zone
Maintenance of Concrete area). Penentuan lokasi ini didasarkan pada
kenyataan bahwa bangunan beton diarea splash
Berdasarkan gambar life cycle of structure zone memiliki kecenderungan lebih cepat
preventive maintenance of concrete structure mengalami degradasi (rusak) dibandingkan area
(gambar 2.2) dan gambar potential functional yang tidak terpengaruh percikan air laut. Secara
working life concrete dapat dikembangkan khusus pengujian dengan ultrasonic (UPVT)
rekayasa enjiniring tindakan perbaikannya dilakukan pada segmen beam dan pier head
sebagai berikut : saja.
1. Penurunan mampu layan struktur beton 3.2 Metode Inspeksi Teknik
eksisting (sebelum mencapai crticial limit) 1. Pengamatan Visual
dapat ditingkatkan kembali performance-nya Pegamanatan visual bertujuan untuk
sebagaimana kondisi desain dengan metode mengetahui kondisi visual bangunan. Metoda

81
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

pemeriksaan secara visual dilakukan pada ketidak pastian dalam estimasi kekuatan tekan
lokasi-lokasi yang telah ditentukan atau pada beton. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
lokasi-lokasi kritis yang terindikasi mengalami pelaksanaan pengujian hammer test adalah
kerusakan fisik yang dapat terlihat jelas untuk elemen struktur beton yang akan diuji harus
diamati. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memiliki ketebalan minimal 100 mm dan
menginventarisasi segmen-segmen kerusakan terkoneksi erat dengan struktur bangunan dan
fisik yang terjadi pada elemen struktur yang area uji berdiameter 150 mm. Hasil uji dengan
disertai pengambilan dokumenatasi, sehingga menggunakan alat Hammer Test tergantung
diharapkan semua data-data tersebut dapat kepada rata dan tidaknya permukaan, basah
tercatat dengan baik. Hal ini untuk mendukung keringnya bidang uji dan sudut inklinasi 0o, -
dilakukan pemeriksaan lanjutan bilamana 90o; +90o dan sudut 45o.
diperlukan ataupun sebagai basis data untuk 4. Uji Kualitas dengan Ultrasonik (UPVT)
pekerjaan baikan yang akan dilakukan. Tujuan pengujian adalah untuk
2. Uji Kuat Tekan Beton Inti memperoleh gambaran kualitas beton mulai
Tujuan pengujian kuat beton inti adalah dari permukaan hingga didalam inti beton.
untuk mengetahui kondisi beton inti yaitu Prinsip kerja pengujian ultrasonik adalah
kondisi internal beton eksisting. Prinsip metoda metode ASTM C597-83 dan BS 1881 : Part
pengujian beton inti (core-drilled) dilaksanakan 203: 1986 dengan mengubah energi gelombang
menurut standar BS 1881, “Concrete Testing listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit
fir Strength” dan Standar Nasional Indonesia pulsa tranducer pengirim (T) menjadi energi
(SNI 03-2492-2002, Metode pengambilan dan gelombang mekanik yang selanjutnya
pengujian beton inti dan SNI 03-6898-2002, merambat pada beton. Setelah sampai pada
Tata cara pelaksanaan pengambilan sampel dan probe receiver (R) energi gelombang tadi
pengujian kuat tekan beton inti. Tujuan diubah kembali menjadi energi gelombang
pengujian core-drilled adalah menentukan kuat listrik yang selanjutnya melewati penguat dan
tekan beton sebenarnya (actual strength) dihitung / ditampilkan waktu tempuh tersebut
dengan cara melakukan pengujian kuat tekan di dalam pencacah digital.
laboratorium terhadap sampel yang diambil di Pengukuran kecepatan rambat gelobang
lapangan. Pengambilan contoh spesimen benda ultrasonik pada beton dinyatakan persamaan ;
uji dilakukan dengan cara coring, yaitu V = L/T. Dimana, V adalah kecepatan rambat
mengambil benda uji beton dari bagian struktur gelombang ultrasonik (km/sec); L adalah jarak
dengan ukuraan diameter 7,5 cm menggunakan tempuh (mm) dan T adalah waktu tempuh
mesin bor khusus. gelombang ultrasonik (µ sec) .
3. Uji Kekerasan Permukaan Beton
(Hammer Test) Tabel 1. Kualitas beton berdasarkan Uji UPVT
Tujuan pengujian adalah untuk Kecepatan Rambat Kondisi/ Kualitas
mengetahui kekerasan permukaan beton Gelombang Ultrasonik Beton
dipermukaan dapat dilakukan dengan alat uji (UPV) (km/sec)
palu beton (Hammer test) sesuai dengan standar > 4.5 Sangat Baik
ASTM C805-2. Metode uji ini diterapkan untuk 3.5 – 4.5 Baik
menilai dan menguji keseragaman beton yang 3.0 – 3.5 Cukup Baik
terpasang di lapangan, memberikan gambaran 2.0 – 3.0 Buruk
zona struktur beton yang memiliki kualitas < 2.0 Sangat Buruk
buruk atau mengalami degradasi serta dan
untuk mengestimasi pertumbuhan kuat tekan di 5. Uji Posisi Tulangan
lapangan. Metode uji hammer test ini tidak Metoda pengujian ini bertujuan untuk
dimaksudkan sebagai dasar untuk penerimaan menentukan posisi tulangan, tebal selimut
atau penolakan mutu beton, karena adanya beton dan diameter tulangan menggunakan alat
82
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

profometer yang terdiri dari : 1 buah probe Luas area kerusakan bangunan beton dermaga,
universal untuk menentukan letak tulangan; bangunan beton pipe rack, bangunan beton
tebal selimut beton dan dimensi tulangan. trestle dan bangunan beton breasting dolphin
Prinsip pengujian adalah gunakan probe untuk adalah seluas 526,84 m2 atau 13.94 % dari luas
mengetahui letak dari tulangan, setelah total struktur beton terpasang.
diketahui beri tanda dengan pensil / kapur.
Kemudian cari letak tulangan berikutnya yang 2. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Inti
bersebelahan / sejajar sampai terdapat beberapa Benda uji beton inti adalah hasil cor
titik yang ada, lakukan pengukuran jarak pada drilled sebanyak 6 sampel dengan titik
titik-titik tersebut. Dari letak tulangan tersebut pengambikan di area splash zone 3 sampel dan
ukur juga ketebalan selimut beton dengan diarea atas sebanyak 3 sampel. Pengujian kuat
menggunakan probe dan untuk mengetahui tekan aktual yang dilakukan Laboratorium uji
dimensi tulangan letakkan probe pada lokasi beton, B4T Bandung.
yang sudah ditandai.
6. Uji Karbonasi Tabel 3. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Aktual
Metoda pengujian karbonasi bertujuan
untuk mengetahui tingkat kedalaman karbonasi
beton terpasang. Uji karbonasi untuk
menentukan indikasi bahwa beton telah
terkarbonasi dengan larutan Phenopthalein
(C20H14O) sebagai indikator. Pengaruh
karbonasi pada beon dapat diketahui dengan Hasil uji beton inti (actual strength) yang
cara menyemprotkan larutan phenopthalein tersebar pada 6 lokasi titik pengambilan
pada hasil core drill. Pengaruh phenopthalein sampel, kuat tekanya bervariasi, dari hasil
pada beton adalah jika larutan phenopthalein pengujian diatas dinyatakan bahwa mutu beton
pada beton berwarna merah, apabila inti pH memenuhi syarat > 90% dari mutu renana
beton > 8 maka beton bersifat basa) dan beton (K250).
belum terkarbonasi. Sedangkan jika larutan 3. Hasil Uji Kekerasan Permukaan Beton
phenopthalein pada beton tidak berwarna maka (Hammer Test)
pH inti beton < 8 maka beton bersifat asam dan Pengujian hammer test diambil pada
beton telah dalam kondisi terkarbonasi. lokasi-lokasi yang terdapat indikasi retakan dan
pada lokasi disekitar pengambilan sampel core
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan drilled.
4.1 Hasil Pemeriksaan dan Pengujian
1. Hasil Pengamatan Visual Tabel 4. Hasil Hammer Test
Hasil pemeriksaan visual ditemukan
permukaan beton dermaga dengan kondisi
agregat tersebar, selimut beton terlaminasi,
beton spalling dan tulangan beton telah
terkorosi.

Tabel 2. Hasil pemeriksaan visual Hasil uji kekerasan permukaan dengan


metode hammer test pada elemen struktur pier
head memiliki tingkat kekerasan permukaan
yang relatif lebih baik. Sedangkan pada elemen
struktur beam melintang mempunyai nilai
kekerasan permukaan terendah dibandingkan
dengan elemen struktur yang lain.
83
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

4. Hasil Uji Kualitas dengan Ultrasonik 6. Hasil Uji Karbonasi


Hasil pengujian dari kepadatan beton Karbonasi dari beton merupakan hasil
dimasing-masing elemen struktur beton dari reaksi oksida kalsium dan penyimpangan
menunjukkan tingkat kepadatan rata-rata dari pasta semen dengan udara yang
tertinggi terdapat pada elemen struktur beton mengandung karbon dioksida untuk
pier head, hal ini sesuai dengan nilai uji membentuk kalsium karbonat yang mana akan
keseragaman permukaan beton pada beberapa mengurangi pH inti beton. Hal ini akan memicu
lokasi yang menunjukkan kecenderungan lebih beton secara kondusif untuk mengalami
tinggi dibanding elemen struktur pier head dan kerusakan. Kedalaman karbonasi terukur
longitudinal beam pada Dermaga No. 5 dengan menyemprot bagian beton yang baru
PT.Pertamina RU V Balikpapan. terekspos dengan indikator larutan
Phenolpthalein. Hasil uji karbonasi permukaan
Tabel 5. Hasil Uji UPVT beton terpasang beton sebagaimana tersaji pada tabel. 6.

Tabel 6.Hasil Uji Karbonasi beton dermaga

Secara umum, hasil pengujian


menunjukkan tingkat kepadatan beton pada
seluruh elemen struktur masuk dalam kategori
baik, hal ini terindikasi dengan kecepatan Dari hasil uji karbonasi di elemen struktur
rambat gelombang ultrasonik berada pada pada beton yang telah ditentukan pada permukaan
kisaran 3,8 hingga 4,2 km/sec, inti beton dalam elemen struktur dermaga telah terindikasi
kondisi baik. karbonasi. Elemen struktur yang diuji pada
5. Hasil Uji posisi tulangan umumnya adalah elemen struktur beton yang
Dari hasil penelusuran drawing design, terpasang cukup, terpapar bebas dengan uap air
didapat data kedalaman tulangan utama pada laut dan tanpa proteksi coating.
kisaran 26 mm. Tebal lapisan selimut beton
akan sangat mempengaruhi ketahanan struktur 4.2 Pembahasan
beton terhadap penetrasi klorida dari air laut. Dari analisis faktor dan penyebab
Semakin tebal lapisan selimut beton akan permasalahan dapat disimpulkan bahwa faktor
memperlambat kecepatan korosi pada tulangan penyebab degradasi material beton dermaga
dalam beton, hal tersebut akan berpengaruh terpasang adalah faktor lingkungan, yakni
pada usia layannya. Hasil uji posisi tulangan lingkungan uap air laut yang bersifat korosif.
beton menunjukan posisi tulangan sebagai Dengan tools analisis 5 why’s diketahui bahwa
tersaji pada tabel. 5. akar penyebab masalah (bad actor) korosi
material beton terpasang adalah adanya
Tabel 5.Hasil Uji Profometer beton dermaga kandungan Chloride (Cl-) didalam uap air laut.
Selanjutnya dari gambaran peta kejadian
degradasi material beton diketahui pula
tahapan degradasi material beton terpasang
meliputi tahapan karbonasi atau korosi
permukaan beton, lanut dengan penetrasi
Chlorida kedalam inti beton merusak sifat pasif
inti beton, korosi tulangan beton dan kerusakan
*) Syarat SNI Beton 03-2847-2002, selimut beton untuk lanjut yang mengakibatkan beton mengalami
bangunan mMarine/ didaerah laut minimal 50mm. kerapuhan dan penurunan mampu layan.
84
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

Gambaran tahapan degradasi material beton dibandingkan dengan preventive maintenance.


sebagaimana tersaji pada gambar. 3. Spesifikasi material perbaikan, peralatan kerja,
metode pelaksanaan perbaikan dan
pengalaman melakukan pekerjaan sejenis
sangat besar pengaruh terhadap kualitas hasil
perbaikan sesuai requirement performance
yang diharapkan.

5. Penutup
5.1 Kesimpulan
1. Metode inspeksi teknik dengan visual test,
Non destructive test dan destructine test
terbukti cocok dan sesuai digunakan untuk
menentukan condition grade kerusakan
beton dermaga terpasang karena hasil
Gambar 3. Tahapan degradasi material beton
pengujian dapat mendukung dalam analisa
dan penyusunan rekomendasi tindak lanjut
Proteksi permukaan beton dengan coating
2. Condition grade kerusakan bangunan beton
adalah upaya menghambat proses karbonasi dan
dermaga terpasang dapat menjadi guidance
chloride penetration kedalam beton. Untuk itu
dalam penentuan tindak lanjut maintenance
diperlukan spesifikasi material proteksi yang
yang akan dilakukan, meliputi :
cocok dan resistance terhadap sifat korosif uap
a. Penurunan condition grade < 5% dengan
air laut agar material beton terpasang memiliki
metode preventive maintenance
umur teknik yang lama. Proteksi beton
b. Penurunan condition grade < 10% dengan
dikawasan marine dapat dilakukan dengan
repair maintenance
mempertebal selimut beton, menggunakan
c. Penurunan condition grade sampai 20%
spesifikasi material beton yang daktil dan
dengan metode repair maintenance and
menggunakan material mastic shield coating
strengthening.
atau dengan dengan memadukan ketiganya
3. Rekomendasi perbaikan pada kerusakan
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
beton dermaga PT. Pertamina RU V adalah :
Inspeksi teknik dengan visual test, Non
a. Lakukan perbaikan dengan chipping
destructive test dan destructive test sangat
permukaan beton yang terkarbonasi
penting dilakukan untuk mengetahui derajat
b. Lakukan grouting dengan spesifikasi
kerusakan (condition grade) material beton
material flowable micro concrete dengan
eksisting, memetakan jenis kerusakan beton
kuat tekan (CCS) min. 650 kg/Cm2
eksisting sebagai evidence yang sangat peting
c. Lakukan perbaikan ketahanan terhadap
menentukan rekomendasi perbaikan yang akan
korosi dengan penggunaan selimut beton
dilakukan. Didalam maintenance strategi dapat
> 50 mm dan proteksi permukaan selimut
dilakukan dengan dua kegiatan yaitu
beton dengan Anti Ultra Violet
preventive maintenance (PM) dan repair
MasticSurface Tolerance coat
maintenance (RM).
d. Setelah perbaikan selesai dilaksanakan,
Preventive maintenance bersifat
lakukan pengujian kualitas beton hasil
temporary maintenance atau cosmetic
perbaikan sebagaimana metode uji diatas
maintenance digunakan untuk tingkat
dengan menambahkan uji kuat
kerusakan ringan, sedangkan repair
tariksambungan beton lama dan beton
maintenance bersifat permanent maintenance
baru.
dan digunakan untuk tingkat kerusakan
sedang. Requirement performance yang
dicapai pada repair maintenance lebih baik
85
JURNAL SAINS TERAPAN VOL. 3 NO. 2 OKTOBER 2017 ISSN 2406-8810

coating anti UV Mastic tolerance coat


5.2 Metode Perbaikan dengan tebal min. 300 micron DFT.
1. Siapkan spesifikasi flowable microconcrete 5.3 Ucapan Terimakasih
marine type dengan concressive strength Dengan telah selesainya inspeksi teknik
min. 650 kg/am2, anti korosi tulangan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada
beton, bonding agent dan Anti UV Mastic Bapak Dedi Rachman dari Laboratorium uji
Mastic Surface Tolerance Coating beton B4T Bandung, Bapak Agung Wahyono
2. Lakukan chipping selimut beton yang dari PT. BASF Chemical Construction Jakarta
terkarbonasi dengan material hammer drill dan Bapak Syafriansyah dari PT. Pertamina RU
dan pastikan inti beton dalam kondisi baik V Balikpapan yang telah banyak membantu
dengan larutan phenopthalane. Chipping sehingga lancarnya penelitian ini.
selimut beton dilakukan dengan metode
papan catur untuk mencegah kegagalan Daftar Pustaka
struktur (failure) [1]. Radomir Folic, 2009, Durability Design of
3. Pasang bekisting (form work) dengan Concrete Structure, Analysis Fundamentals,
spesifikasi multiflex yang dilapisi film, dan Faculty of Technical Sciences Facta
dengan bentuk, dimensi, konfigurasi Universitatis, Serbia.
[2]. Sulardi, 2014, Inspeksi Teknik Struktur
menyesuaikan kondisi aktual disite
Bangunan Dermaga, Seminar Nasional
4. Lakukan injeksi mortar dengan mesin Industri Dermaga Di Indonesia, B4T,
sagola chamber dan pastikan mortar Bandung
flowable microconcrete dapat mencapai [3]. Sulardi, 2012, Metode Pelaksanaan
lokasi perbaikan beton terjauh Perbaikan Laminating, Gouting, Injection &
5. Bekisting dilepas setelah mortar beton Strengthening Struktur Bangunan Dermaga,
mengeras dengan baik, lakukan curing PT. Pertamina Corporate, Jakarta
dengan menjaga kelembaban beton sampai http://ptmkppwab81.pertamina.com/komet/sea
dengan ikatan beton sempurna rchResult.aspx?ptm;Kodefikasi AB9961
6. Lakukan preparasi permukaan beton, [4]. Sulardi, 2011, Analisis Panca Mutu Metode
bersihkan dengan angin dan lakukan Perbaikan Struktur Dermaga PT Pertamina
RU V Balikpapan, Thesis Magister Teknik
Sipil Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya

86

You might also like