KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL .
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS
‘Yang terhormat,
1.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia
2.Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indonesia
3.Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
‘SURAT EDARAN
NOMOR: 5@. 04.04/11 /820 /2019
TENTANG
KEWASPADAAN DAN RESPON TERHADAP KLB-
POLIO VDPV TIPE 2
Sehubungan dengan adanya Press Release 19 September 2019 yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan Filipina terkait telah terjadinya kejadian VOPV tipe 2 di Filipina, berikut
disampaikan beberapa hal untuk mencegah transmisi dan meminimalkan risiko sirkulasi virus
polio di Indonesia, dan sebagai langkah - langkah kewaspadaan dan respon terhadap kejadian
luar biasa Polio VDPV tipe 2
1. Dinas Kesehatan se-Indonesia
a. Meningkatkan cakupan imunisasi polio rutin baik BOPV dan IPV yang tinggi (lebih 95%)
dan merata di setiap desa, dengan melakukan Sweeping dan Drop Out Follow Up
(DOFU).
b. Menjaga kualitas imunisasi dengan memonitor secara berkala kualitas vaksin dan rantai
dingin.
¢. Meningkatkan kinerja surveilans lumpuh layuh akut (Surveilans Acute Flaccid Paralysis-
AFP) yang harus kuat dan sensitive sesuai standar intemnasional, yaitu Non Polio AFP
rate lebih 2/100.000 anak usia <15tahun.
d. Meningkatkan surveilans AFP dengan penemuan kasus di puskesmas, rumah sakit
‘maupun fasyankes lainnya.
e. Melakukan surveilans aktif rumah sakit dengan melakukan Hospital Record Review
(HR) di seluruh rumah sakit setiap minggu.
f. Meningkatkan Kelengkapan, ketepatan pelaporan SKDR dan melakukan verifikasi
terhadap alert khususnya AFP yang muncul dalam sistem.
9. Penguatan SDM dan anggaran dalam penemuan kasus AFP di semua fasyankes
dengan mengalokasikan anggaran dari APBD maupun APBN.
h. Melakukan koordinasi dengan KKP setempat dalam hal kesiapsiagaan penanggulangan
polio termasuk kecukupan vaksin dan logistik imunisasi lainnya untuk penyelenggaraan
imunisasi di pintu masuk.
i. Melakukan koordinasi dengan B/BTKL-PP setempat dalam pelaksanaan kegiatan
surveilans polio lingkungan
j. Melaksanakan upaya komunikasi risiko kepada seluruh masyarakat melalui kerjasama
dengan lintas sektor terkait
k. Segera melaporkan kepada Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI bila ditemukan
kasus lumpuh layuh akut melalui sarana PHEOC dengan nomor telp. 021-4257125,
‘Whatsapp: 0878-0678-3906, email: poskoklb@yahoo.com dan epidata@amail. com2. Kantor Kesehatan Pelabuhan
a, Meningkatkan pengawasan dan kesiapsiagaan terhadap penyakit polio di seluruh pintu
masuk (bandara, pelabuhan, pos lintas batas negara) melalui
1) Berkoordinasi dengan imigrasi di wilayah Kerja masing-masing di setiap pelabuhan
dan bandara untuk menyeleksi setiap orang yang datang dari Filipina sudah
divaksinasi polio dengan dibuktikan International Certificate of Vaccination or
Prophylaxis (ICV)
2) Meningkatkan pengawasan alat angkut, orang maupun barang khususnya berasal
dari daerah terjangkit (Filipina)
3) Melakukan skrining/ penapisan setiap kasus lumpuh layuh akut yang ditemukan.
4) Memastikan pelaku perjalanan yang masuk dan keluar ke Negara Filipina sudah
mendapatkan imunisasi polio minimal 4 minggu terakhir dengan menunjukkan
Intemational Certificate of Vaccination or Prophylaxis (ICV). Bila belum
mendapatkan vaksinasi polio, harus diberikan imunisasi IPV atau OPV, dan
diterbitkan ICV di tempat, bila menolak diberikan vaksinasi akan dilakukan deportasi
dan penundaan keberangkatan.
5) Melakukan tata laksana kasus dan rujukan sesuai prosedur kekarantinaan
Kesehatan jika ditemukan pelaku perjalanan dengan gejala lumpuh layuh akut
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat dan lintas sektor terkait.
6) Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder di pintu masuk negara terhadap
pengawasan penyakit polio.
7) Melaksanakan upaya komunikasi risiko terhadap pelaku perjalanan dan
masyarakat.
8) Menyiapkan logistik sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai standar. Khusus
penyediaan vaksin agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
b. Segera melaporkan kepada Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI bila ditemukan
kasus lumpuh layu akut dalam waktu 1(satu) x 24 jam melalui sarana PHEOC dengan
nomor telp. 021-4257125, Whatsapp:0878-0678-3906, email:poskoklb@yahoo.com.
3. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Meningkatkan kegiatan surveilans polio lingkungan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
setempat
Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Atas
kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih.
‘Tembusan
Menteri Kesehatan RI
Gubernur se-Indonesia
BupatiWalikota se-Indonesia
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM
Ditjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri
Seluruh Eselon | di Lingkungan Kementerian Kesehatan
N@asens