You are on page 1of 7
JURNAL MEDIK RSUP H. ADAM MALIK ISSN : 2407 - 4160 Volume 1, Nomer 1, November 2014 COMMITTEE OF JOURNAL (TIM REDAKSI JURNAL) Penasehat + Direktur Utama RSUP H. Adam Malik ‘ksi RSUP H. Adam Malik Pemimpin Redaksi = Prof. Dr. Emir T. Pasaribu, SpB (K) Onk Redaksi + Seluruh Ka, SMF RSUP H. Adam Malik: ling Yuliastuti, SKM, Mkes Sekretaris + Dra Rustin Editorial + Roslita, SKM, MKes Design Grafis + Fredy Sitinjak, S Kom Khairal Kontributor Jurnal : Dokter/ Dokter Gigi dl seluruh SMF dt RSUP H. Adam Malik: 1) SMF Kebidanan 2) SMF Psikiatr Jiwa 3) SMF Anak 4) SMF Neurologi 5) SMF Pulmotogi ©) SMF Kardiologi 7) SMF Bedah 8) SMF Bedah Orthopaedi & Traumatologi 9) SMF Bedah Sarat ] 10) SMF Penyakit Dalam 11) SMF Kulit Kelamin 12) SMF THT -KL 13) SMF Kesehatan Mata 14) SMF Paiologi Anatomi 15) SMF Radiologi 16) SME Mikrobiologi Klinik 17) SMF Gigi dan Mulut 18) SMF Anesthesiologi & Reanimasi 19) SMF Kedokteran Kebakiman Circulating Marketin Seluruh Staf Litbang RSUP H. Adam Malik JURNAL MEDIK RSUP H. ADAM MALIK ISSN : 2407-4160 Volume 1, Nomor 1, November 2014 PENGANTAR REDAKSI DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI Pencitraan Waktu Pengosongan Lambung Dengan Teknik Hal. 1-5 Kedokteran Nuklir dr. Edison Vitamin D Dalam Dermstologi Hal. 6-9 ‘Trinanda Syafitri, Chairiyah Tanjung ‘Transplantasi Organ Ditinjau Dari Sudut Hukum Di Indonesia Hal. 10-14 Nasib Situmorang ‘Menentukan Penyebab Kematian Dari Alur Luka Wal. 15-17 Arsan Petrus Diagnosis Laboratorium MERS-Cov Hal. 18-21 R. Lia Kusumawati Insidensi Dan Outcome Hydronephrosis Pada Bayi/Anak Di RSUP Hal. 22-23 H. ADAM Malik Medan Oke Rina Ramayani JURNALMEDIK | Volume 1 | Nomor1 | Hal: 1-24 | Medan, November 2014 | ISSN: 2407-4160 TRANSPLANTASI ORGAN DITINJAU DARI SUDUT HUKUM DI INDONESIA (Legalitical Transplantation Aspect In Indonesia Country) Nasib Situmorong ‘SMF Kedokteran Forensic Dan Medikolegal FK-USU Medan ‘e-mail :nasibsitumorang@ gmail.com Absiract: Nowadays @ medical knowledge and technology has developed vigorously. One of the development is in the organ transplant technic . organ transplantation is a sublitution of a non functional organ from a human body with another organ from a healthy human being. Since 1954, kidney transplantation hhas successfully dane ina patient with kidney failure. Uneil now research i transplantation ts still rigorously done, deman of organ transplantation has increased even beyond the organ donar that is supplied. In China at 1998, there were 24 cases of liver transplantation . but in the year 2000 the cases reached 78 cases, and in 2003 there was 356 cases. The cases still increased and reached 507 cases in 2004 Keywords: Transplantation 1. PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan feknologi di bidang kedokteran seperti ansplantasi organ’ merupakansuatu teknologi medis yang cukup berkembang saat ini, Tujusn transplantasi organ yaitu ‘untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang Tain. sejak kesuksesan transplantasi ginjal_periama terhadap pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasimaju dengan pesat. Dalam beberapa Kepustakaan disebutkan bahwa transplantasi_ organ sudah dilakukan sejak tahun 600 SM, dimana saat itu Susruta dari India telah melakukan transplantasi kulit’? John Hunter (1728-1793) dianggap sebagai pioneer dalam bedah ekspereimental termasuk transplantasi atas keberhasilannya dalam membuat eriteria teknik bedab untok menghasilkan jaringan transplantasi yang tumbuh di tempat yang bam. Namun angka Keberhasilan dari transplantasi tersebut masih minimal arena tidak didukung dengan adanya system golongan darah_ dan hisiokompatibilitas. Seiring dengan ditemukanaya golongan darah system ABO dan Rhesus olch Wiener dan Landsteiner pada abad ke-20, angka keberhasilan transplantasi mengalami peningkatan™ imu transplantasi moder semakin berkembang dengan ditemukannya meiode- 10 metode —_peneangkoksn, — misalnya pencangkokan arteris mammaria intema didalam operasi lintas koroner oleh dr. George E Green, pencangkokan jantung dari Jantung kera kepadz manusia oleh dr.Cristian Berard, walaupun kemudian resipiennys meninggal dalam = waktu 18 hari. Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita Parkinson oleh dr.Andreas Bjorknlund, pencangkokan ginjal, pencangkokan hati, pencangkokan ae pancreas *. saat ini penelitien tentang ena ‘masih terus dilakukan permintsan untuk transplantasi organ terus mengalami —peningkatan —__-melcbihi ketersediaan organ donor yang ada. Sebagai contoh di China pada tahun 1999 tercatat hanya 24 kasus transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 kasus, tahun 2003 angkanya bertambah hingga 356 asus. Jumlah semakin meningkat, tahun 2004 ada 507 kasus. I, PEMBAHASAN sebagian atau seluruh jaringan atau organ dari satu individu pada individu itu senditi atau pada individu lainnya , baik yang sama maupun berbeda spesies. Saat ini yang lajim di kerjakan di Indonesia adalah pemindakan suatu jaringan atau organ antar _manusia, Jornal Medikt RSUP H. Adam Malik Vo. 1 No. | November 2014 sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan selurub atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang Jain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubub yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada pencrima dengan orang Iain dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor’, Berdasarkan UU No23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal | (5) transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk ‘memindahkan organ dan atou jaringan tubuh ‘manusia yeng beresal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan sta jaringan ‘ubuh yang tidak berfungsi dengan bail” Transplantasi adalah terapi Pengganti (altermatif) yang merupakan upaya tecbaik untuk menolong pasien dengan kegagaln organnya karens hasilaya lebih memuaskan dibandingkan dengan terapi konservatif. Kendala. yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan ‘erapi_ transplantasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Li Donor, LRD) dan don: ‘mendukung antara pera pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka _agema, Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan tubuh, maka ‘ansplantasi dapat dibedakan menjadi = 1, Transplantesi dengan donor hidup Transplentasi dengan donor hidup adalah pemindahan jeringan atau ‘organ tubub seseorang ke orang Iain ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam Kesehatan. Donor hhidup ini dilakukan pada jaringan atau organ yang bersifat tegenerative, misalnya kulit, darah dan sumsum tulang, serta organ: organ yang erpsangan mistinys sinjal. Jika transplantasi dilskuken pada orang yang sama dimana donor dan resipien adalah orang yang sama, maka tindakan ini tidak mempunyai implikasi hukum, namun jika donor dan resipien orang. yang berbeda maka akan memilikiimplikasi hokum dan diperiukan undang- undang yang mengetur”! 2. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah ‘Transplantasi dengan donor mati ‘atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan dari tubuh Jenazah ke twbuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ yang biasanya di donorkan adalah organ yang tidak memiliki kemampasn ‘untuk regenerasi misalnya_jantung. komea, ginjal dan pancreas. Tindakan ini juga —berimplikasi hokum, Biasanyn organ terbaik donor jenazah berasal dari jenazahj uusia muda dan tidak mengidap ‘penyakit, maka donor jenazah terbaik biasanya —merupakan —_Korban kkecelakaan, bunah diri_maupun pembunuhan.entuk —_ pengambilan ‘organ tau jaringan ini dokter forensic bisa dibantu atau diawasi ‘oleh dokter dari bidang lain sesuai dengan organ yang akan diambil. Sebelum —pengambilan organ dilakukan informed consent dari eluarga atau abli warisnya. Namun jike tidak diketahui identitasnya maka jenazah tersebut dianggap milik Negara sehingga dokter forensic dapat mengambil organ atau jsringan tubuh untuk kermudian diserahkan pada tank ofgan dan jaringan tubuh. Sedangkan ditinjau dari sudut penerima organ atau resipien, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi: 1. autotransplantasi yaitu pemindahan suata jaringan atau organ ke tempat tsin dalam tubuh orang itu sendin”, Biasanya dilakuken pada jaringun berlebih atau pada —jaringan yang dapat beregenerasi kembali, sehagai contoh tindakan skin graft pada penderita fuka baka", 2. homotransplantasi yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang Ke tubuh ‘orang lain 2 Misinya pemindahan jantwng dari seseorang yang telah dinyatakan meninggal ke orang lain yang masih hidup. 3, heterotransplantasi Yaitu pemindshan sata jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubub orang lain, contohnya pemindahan organ dari babi ke tubub manusia untuk menggantikan organ manusia yang telah rusak atau tidak berfungsi baik*, Dalam 2 dasa warsa terakhir ini telah pt dikembangkan teknik transplantasi seperti fronsplantasi arteria mamaria interna dalam ‘operasi lintas koroner oleh George E Green dan transplantasi sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal kepada pasien penyakit Parkinson. Semua upaya dalam bidang transplantasi tubub, jaringan dan sel manusia itu tenta memerlukan peninjauan dari sudut hhokum dan etike kedokieran’. ©. Aspek Hukum Transplantasi. ‘Aspck hukum transplantasi organ, jatingan dan sel tubuh dipandang sebegai suatu usah mulia dalam upaya menyehatkan dan menyejahterakan manusia, Dalam PP No. 18 tabun 1981 tentang bedah mayat Klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh ‘manusia, tercantum pasal-pasal tentang transplantasi yaitu Pasal 1 ayait ¢ yang menyatakan: jaringan tubuh manusia yang berasal dari fubuh orang Iain dalam ~—rangkaian pengobatan untuk menggantikan alat dan ‘atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. Selanjutnya dalam PP tersebut di atas terdapat pasal-pasal berikut. Pasal 10 Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia dilakukan dengan ‘memperhatikan —ketentuan-ketentuan ‘yang harus dengan persetujuan tertulis pasien dan / atau keluarganya yang terdekat setelah pasien meninggal dunia Pasal 11 1. Transplamiasi alat dan atau jaringan tubub manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang dituajuk oleh Menteri Kesehatan, Nasib Situmorang : Transplantasi Organ 2, Transplantasi lat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan Pasal 12 Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan oleh 2 (dua) orang dokter yang tidak ada sangkut paut medic dengan dokter yang melakukan Pengambilan alat dan atau jeringun tubuh manusia untuk —_keperluan transplantasi atau bank mata dari korban kecelakaan yang meniggal dunia, dilakukan dengan persetujuan tertulis keluarga yang terdekat, Pasal 15 Sebelum __persetujuan tentang fransplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diberikan oleh donor hhidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang merawainya, termasuk dokter ‘Konsultan mengenai operasi, akibst- akibamya = dan—-kemungkinan- ‘kemungkinannya yang dapat terjadi, Pasal 16 Donor atau Keluarga donor yang ‘meninggal dunia tidak berhak atas Kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi. Pasal 17 Dilarang memperjualbelikan alat atau jacingan tubuh manusia . Pasal 18 Dilarang mengirim dan menerima alat ddan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ked an dari luar negeri. Sebagai penjelasan pesal 17 dan 18 disebutkan bahwa alat dan atau jaringan ‘tubuh manusia sebagai anugerah Tuban Yang. Maha Esa kepada setinp insan tidsklah sepantasnya dijadikan objek untuk mencari keuntungan. Pengiriman alat dan atau Jjaringan tubuh manusia ked an dari Iuar harusiah dibatasi dalam rangka penelitian ilmiah, Kerja sama dan saling menolong dalam keadzan tertentu °, Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dicantumkan beberapa pasal tentang transplantasi sebagai berikut: Jurnal Medic RSUP H. Adam Malik Vo. 1 No. 1 November 2014 Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang keschatan pasal 64 ayat 1 yang berbunyi -penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui ‘ransplantasi organ dan / atau jaringan tubuh, implant obat / atau alat Kesehatan, bedah plastic dan rekontruksi, serta penggunaan sel pu Pasal 66 berbunyi : transplantasi sel, baik yang beresal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat dilakukan apabila telah ‘erbukti keamanan dan kemanfaatnnya Ketentuan-ketentuan pelaksangan ‘ansplantasi organ diatur pada Undang- Undang Republik Indonesia No, 36 tahun 2009 tentang kesehatan ;pacal 64 ayat 2 dan 3 yang berbunyi : 1. transplantasi organ dan / atau Jaringan —tubub, _sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersilkan, 2, organ dan / atau jaringan tubuh dilarangdipesjualhelikan dengan dalih apapun, D. Aspek Etik Transplantasi Transplantasi —merupaken —upaya teratchir untuk menolong seorang pasien dengan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi_etika kedokteran, tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi, berlandaskan beberapa pasal dalam KODEKI, yaitu : Pasal2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan —profesinya sesuai dengan standar profesi yang i, Pasal 7d Setiap dokter_harus mengingat akan melindungi bidup insan. Pasal 10 Sting doer waib bea tabs lan segala ilmu dan a ‘untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak —mampu melakukan suatu pemeriksaan atau Pengobatan, maka atas persetujuan pasien ia wajib merajuk pasien kepoda ddokter yang mempunyai keablian dalam penyakittersebut. Rertitik tolak dari pasal-pasal tersebut di atas, para dokter harus menguasai, ssenantiasa kewajibannya mengembangkan, dan memanfuatkan iptek ‘ransplantasi untuk kemashlahatan pasiea dan kkeluarganya. Pasal-pasal dalam PP No. 18 hhakikatnya telah mencakup aspek etik, terutama ——mengenai_——_dilarangnya ‘memperjualbelikan alat atau jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi ataupun meminta kompensasi material Isinnya, Namun timbul pertanyaan jika tidak boleh diperjualbetikan atau diganti rugi, bagaimana caranya ‘meningkatkan jumiah donor. —Apakah imbelan nonmaterial dibolebkan?: Misainya, meminta narapidana menjadi donor dan Kkepadanya diberikan pengurangan masa pidana atau remisi sebagai imbalan. Agakaya fransaksi ini bukan-mustahil dilaksanakan kkarena tidak ada yang dirugikan, bahkan saling menguntungkan. Hal lain yang perlu diperkatiksn dalam tindaken transplantasi adalah penentuan saat mati seseorang akan diambil ‘organnya, yang dilakukan oleh 2 (dua) orang dokter yang tidak ada sangkut paut medic dengan dokter yang melakukan transplant Ini berksitan dengan —_keberhasilan transplantasi kareas bertambah segar orgen lat” Sage Vidaaigl Wie inlay! ‘Namun jangan sampai terjadi penyimpangan, yaitu pasien yang hamper meninggal, tetapi tbelum = meninggal telah diambil organ tubuhnya Penentuan saat meninggal sescorang di rumah sakit modern dewasa ini dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan dinyatakan meninggal jika telah terdapat mati. batang tak dan Secera pasti tidak terjadi lagi pomapasan dan denyut jantung secara sponten, Pemeriksaan ini dilakukan oleh para dokter lain yang bukan _pelaksana transplantasi agar benar-benar objektif, Dalam decade terakhir ini telah mutai diteliti kemungkinan dilakukannya transplantasi wajeh (face transplants), sesuatu hal yang = baru dalam teknologikedokteran. Transplantasi wajah bukan “bertyjuan untuk Kosmetik atau kecantikan, melainksn suatu terapi untuk mengubah wajah yang telah rusak berat, misalnya Karena trauma, luka baker dan kanker mulut yang melibatkan mata, dan pipi. Melalui transplantasi wajeh dan metode bedah rekonstruksi diharapkan penampilan \wajahnya lebit noma, tentang —trnsplantasi tahun 1981, pada Dari segi_medis, masalah utama adalah bagaimana agar pasien _memiliki Kemampuan menoleransi terapi imunosupresi agresif’ yang sangat dibutuhkan untuk ‘mengatasi reaksi penolakan tubuh terhadap kulit dan organ yang dicangkokkan. Obat- bat ini harus dikomsumsi seumur hidup oleh resipiens, padahal selain harganya mahal, dapat menimbulkan efek samping yang berat seperti gagal ginjal. Hal lain yang ‘mencemaskan adalah jika obat-obat tersebut dibentikan dapat ‘mengakibatkan yang fatal ‘Masalah medis lainnya adalah bahwe prosedur operasionalnya belum sempurna, terutama mengenai penyambungan pembuluk darah dan saraf di wajah, yang dapat mengekibatkan ckspresi dan _pergerakan ‘wajah tidak sepenuhnya ideal, bahkan terlihat seolah-olah “topeng belaka’” E.Sanksi Hukum Pada Pelanggaran Undang-Undang Transplantasi Organ Adanya ketimpangan yang cukup bosar antara ketersediaan dengan kebutuban ‘organ memungkinkan timbulnys berbagai pelanggaran terhadap —peraturan yang bberlaku. Masalah komersialisasi organ, Jurangnya informed consent, sera pelaksans yang tidak berkompeten dapat ee ‘Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang keschatan BAB XX mengenai ketentuan pidana pasel 192 berbunyi : setiap orang yang dengan sengaja ‘memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dali apa pun sebagaimana dimaksud dalam pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda banyak Rp.1.000,000.000,00 (satu: ‘rupiah)*, ‘Dalam peraturan pemerintah RI No.18 tahun 1981 tentang bedah mayat Klinis dan bbedah mayat anatomis serta transplantasi alat dan /atau jaringen tubuh manusia BAB IX ‘mengenai ketentuan pidana .pasal 20 berbunyi 1. Pelanggaran atas ketentuan dalam Bab II, Bab ill, Bab V, Bab Vi, Bab VII dan Bab VIII, diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 7,500,- (iujub ribu lima ratus rupiah).. Nasib Situmorang : Transplantasi Organ. 2, Di samping ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat pula diambil tindakan administrative '. KESIMPULAN Penyembuhan _penyakit dan pemulihan Kesehatan dengan melakukan transplantasi organ dan / atau jaringan sebagai salah satu altemative pengobatan ‘menggunakan tcknologi _medis modern ‘merupakan hal yang membanggakan bagi dunia kedokteran dan perlu disebarlueskan namun kemersialisasi arena dapat ‘memberikan organaya bukan untuk tajuan kemanusiaan tetapi oleh karena desakan kesulitan ekonomi keluarga. terjadi pendonor organ IV. DAFTAR PUSTAKA. Hanafiah MJusuf, A.Amri, Etika Kedokteran ddan Hukum Kesehatan, Edisi 4. Penerbit: EGC, Jakarta, 2008, Hal : 122-127. Kaldjian, L. Are Individuals Diagnosed With Brain Death Really Dead? . Available at Itp//veww JHASIM.com (Accessed: May 30,2008) Karthi,L-P.Aghnihotri, AK Corneal “Transplant ‘Available at: (Accessed: May 29, 2008) Plueckhahn, —V.CordnerS.Ethics, Legal “Medicine & Forensic Pathology, Human “Tissue Transplantation and The Law, 2™ Edition. Melbourne University Press. ‘Melbourne. 1991 Suprapti, SR. Ftika Kedokteran Indonesia. ‘Transplantasi. Edis’ 2. Yayasan Bina Pustaka Sarvono Prawirobandjo, Jakarta, 2001 ‘Triana, N. Menengok Transplantasi Organ di China. ‘Available at ‘htp:/Awww jurnalnasional com (Accessed: May 29, 2008) ‘Terest, LNilat Etika Transplantasi Organ, ‘Available at: (Accessed: may 30, 2008) Undang-undang Republik Indonesia No.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan penerbit. Fokusmedia, Bandung. 2008 H. 64. Undarg-undang Republik Indonesia No36 ‘tahun 2009 dan peajelasaanya, penerbit. SL Media, Jakarta, 2011 H. 34-36, 88.

You might also like