You are on page 1of 20

DIMENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM GERAKAN SALAT

( KAJIAN Q.S. AL-HAJJ AYAT: 77)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan
Dalam Rangka Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1)
Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:
NUR ZIADATUL KHASANAH
NIM: 2015010023

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2019

1
ABSTRAK

NUR ZIADATUL KHASANAH, NIM : 2015010023. DIMENSI


PENDIDIKAN ISLAM DALAM GERAKAN SALAT (KAJIAN
Q.S. AL-HAJJ AYAT: 77). Skripsi, Wonosobo: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur’an Jawa
Tengah di Wonosobo, 2019.

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa salat harus diperhatikan lebih
utama agar mendapat keberuntungan di dunia hingga akhirat. Adapun
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana
kontekstualisasi pendidikan Islam dalam gerakan salat pada kajian al-Qur’an
surat Al-Hajj ayat: 77. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi kandungan
Q.S. Al-Hajj Ayat: 77, dan mengetahui kontekstualisasi pendidikan Islam dalam
gerakan salat.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian
kepustakaan. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sumber data
primer yaitu berupa al-Qur’an surat Al-Hajj ayat: 77, dan data sekunder yang
berupa buku-buku dan literature yang relevan dengan judul penelitian ini. Untuk
pengumpulan data menggunakan metode penelitian kajian ayat yang
pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data-data dari berbagai
sumber literature yang sudah ada. Sedangkan untuk analisisnya, penulis
menggunakan analisis isi dan metode Tahlili.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan musholi harus
mempersiapkan secara sempurna seperti memenuhi syarat, rukun dan sahnya
salat, sunah-sunah salat, dan menghayati bacaan gerakan salat agar mendapat
ketenangan dalam salat yaitu tercapainya keberuntungan dunia dan akhirat. Dan
hasil dari salat yang sempurna akan dirasakan ketika menjalani kehidupan sehari-
hari. Seperti yang terkandung dalam Q.S. Al-Hajj ayat: 77, hasil dari patuh kepada
Allah dalam menjalankan ibadah dan berbuat baik adalah keberuntungan di dunia
dan akhirat.

Kata Kunci: Pendidikan Islam, Gerakan Salat, Al-Hajj ayat:77

2
ABSTRACT

NUR ZIADATUL KHASANAH, NIM: 2015010023. (STUDY OF AL-


QUR'AN LETTERS OF AL-HAJJ OF VERSES 77). Thesis,
Wonosobo: Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Central
Science of Al-Qur'an Central Java In Wonosobo, 2019.

The background of this research is that prayer must be paid more attention
in order to get luck in the world to the hereafter. The problems raised in this study
are how the contextualization of Islamic education in the prayer movement in the
study of the Qur'an Al-Hajj verse: 77. This study aims to determine the content of
Q.S. Al-Hajj Verse: 77, and know the contextualization of Islamic education in
the prayer movement.
This research is a qualitative research with library research method. Data
sources used in this study are primary data sources, namely in the form of the
Qur'an Al-Hajj verse: 77, and secondary data in the form of books and literature
relevant to the title of this study. For data collection using the verse study research
method whose data collection is done by collecting data from various existing
literature sources. As for the analysis, the author uses content analysis and the
Tahlili method.
The results obtained from this study show that the musholi must prepare
perfectly such as fulfilling the conditions, harmony and the validity of the prayer,
the prayers of the Sunnah, and living the recitation of the prayer movement to
obtain peace in prayer, namely the achievement of the world and the hereafter.
And the results of perfect prayer will be felt when living everyday life. As
contained in Q.S. Al-Hajj verse: 77, the result of obedience to Allah in carrying
out worship and doing good is luck in the world and the hereafter.

Keywords: Islamic Education, Prayer Movement, Letter Al-Hajj Verse: 77.

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Berbicara soal pendidikan, sama halnya membicarakan tentang
kehidupan sebab pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh setiap
individu menuju kearah yang lebih baik sesuai dengan potensi
kemanusiaannya, proses yang akan dilakukan itu akan berhenti ketika roh dan
jasad telah berpisah. Dalam ajaran Islam setiap orang wajib untuk
mendapatkan pendidikan, dengan pendidikan manusia dapat membedakan baik
buruknya sesuatu dan pendidikan itu juga akan memberikan perkembangan dan
perubahan pola hidup manusia kearah yang lebih baik, tentunya pendidikan
yang dilaksanakan diharapkan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah
SWT.
Tujuan pendidikan adalah memuliakan manusia sebab orang tersebut
berpendidikan, artinya orang yang mengerti dan memahami nilai-nilai
kemanusiaan dari pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi bekal untuk
meninggikan harkat dan martabatnya.1 Harkat dan martabat tersebut dapat
digambarkan dari keimanan dan keluhuran budi pekertinya. Ukuran budi
pekerti yang dimaksud adalah yang serasi dengan tuntunan agama, peraturan
yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Setiap manusia mengharapkan kesuksesan, kemenangan,
keberuntungan didalam hidupnya. Namun untuk mencapainya tidaklah
mudah, manusia perlu usaha keras, dan perjuangan yang sungguh-sungguh.
Allah telah menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk manusia agar sampai
kepada kemenangan yang hakiki yaitu didunia dan akhirat.
Banyak orang melakukan salat, namun lalai dalam salatnya, tidak
khusyuk, yang di ingat malah dunia dan menganggap hanya sebuah
kewajiban belaka. Tanpa memandang salat sebagai sebuah pendidikan,
sebuah kebutuhan untuk bekal dunia dan akhirat. Ada juga diantara muslim
yang terjebak dalam perbuatan zina, riba, dan mezhalimi orang lain, baik

1
Hamdani, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm.68.

4
dengan lidah, tangan maupun dengan lainnya. Semua itu akibat tidak adanya
kekhusyukan dalam ibadah salat. Seharusnya umat muslim yang telah
melakukan ibadah salat menyadari serta dapat mengaplikasikan nilai-nilai
pendidikan dalam ibadah salat, sehingga hidup menjadi tentram.
Allah sudah menjanjikan dalam al-Qur’an surat al-Hajj ayat 77
bahwasanya yang mematuhi perintah Allah akan mendapat kemenangan di
dunia dan akhirat. Salah satunya dalam perintah salat. Namun tidak sekadar
salat untuk memenuhi kewajiban seseorang saja, tetapi yang salatnya
khusyuk, memaknai setiap gerakannya karena dalam setiap gerakan
mengandung sebuah pendidikan yang mana akan semakin menikmati setiap
gerakannya mana kala mengetahui dasarnya.
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis memilih judul
“DIMENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM GERAKAN SALAT (KAJIAN
Q.S. AL-HAJJ AYAT 77).
 
 
 
 
 
  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan.2
B. Landasan Teori
1. Kajian Pustaka
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menggunakan
beberapa kajian pustaka sebagai perbandingan dan acuan penelitian, kajian
pustaka yang digunakan adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Rohmat, program studi Pendidikan Agama Islam
IAIN Syekh Nurjati Cirebon (2012) yang berjudul “PENDIDIKAN

2
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi Baru, (Surabaya:
Mekar Surabaya, 2002), hlm.474.

5
SHOLAT PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN (Studi Matan Hadits Imam
Abu Daud Nomor 242 Menurut Zakiyah Darajat)”.3
2. Skripsi yang ditulis oleh Parsiti Asih, program studi Pendidikan Agama
Islam Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo (2016) yang berjudul
“NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT”.4
3. Skripsi yang ditulis oleh Wiwik Lestari, program studi Pendidikan Agama
Islam Universitas Al-Qur’an Wonosobo (2016) yag berjudul “KONSEP
PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (KAJIAN
Q.S. AT-TAUBAH AYAT 122)”.5
4. Skripsi yang ditulis oleh Dewi Arini, program studi Pendidikan Agama
Islam Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo (2017) yang berjudul
“NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SYAIR TURI PUTIH
KARYA KI NARTOSABDO”.6
2. Kajian Teori
a. Teori Pendidikan Islam
a) Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah sebuah sistem yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan
agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif,
sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam pada
hakikatnya merupakan usaha manusia untuk dapat membantu, melatih

3
Rohmat, Pendidikan Sholat Pada Anak Usia 7-12 Tahun (Studi Matan Hadits Imam
Abu Daud Nomor 242 Menurut Zakiyah Darajat), (Cirebon: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2012).
4
Partisi Asih, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Shalat, (Wonosobo: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, 2016), hlm. Xiii.
5
Wiwik Lestari, Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Q.S. At-
Taubah Ayat 122), (Wonosobo: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah di
Wonosobo, 2016), hlm.XV.
6
Dewi Arini, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Syair Turi Putih Karya Ki
Nartosabdo, (Wonosobo: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah di
Wonosobo, 2017), hlm. Xiii.

6
dan mengarahkan kehidupannya sesuai dengan fitrah manusia dalam
upaya untuk membentuk kepribadian manusia agar lebih baik dan
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
b. Konsep Pendidikan Islam
Kata “Islam” dalam “pendidikan Islam” menunjukkan warna
pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam,
pendidikan yang Islami, yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam.7
Dalam wacana ke-Islaman pendidikan lebih populer dengan istilah
tarbiyah, ta’lim, ta’dib, riyadloh, irsyad, dan tadris.8 Dari masing-
masing istilah memiliki keunikan makna tersendiri, tetapi semua
istilah itu terkadang digunakan secara bergantian dalam mewakili
peristilahan pendidikan Islam.
c. Dasar-dasar Pendidikan Islam
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk
mencapai suatu tujuan harus mempunyai tempat landasan berpijak
yang baik dan kuat. Sehingga pendidikan Islam sebagai suatu upaya
membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua
kegiatan dan perumusan tujuan pendidikan Islam diarahkan. Dalam
hal ini dasar pendidikan Ialam yaitu al-Qur’an, hadits, dan ijtihad para
ulama.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Apabila menggunakan paradigma dan asumsi dari ungkapan
rosul yang menganjurkan untuk menuntut ilmu dari ayunan sampai
liang lahat dan menuntut ilmu adalah kewajiban pria dan wanita, maka
ruang lingkup pendidikan Islam tidak mengenal batas umur dan
perbedaan jenis kelamin bahkan tempat dan masa.
e. Tujuan Pendidikan Islam

7
Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam, (Cet.2; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm.24
8
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011),
hlm.1.

7
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap
dan statis, tetapi merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian
seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Dalam
pendidikan Islam sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang
mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian
seseorang yang membuat menjadi “Insan kamil” dengan pola takwa
Insal kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena takwa kepada Allah
SWT.
f. Pengertian Salat
Salat secara bahasa berarti doa. Dalam Al-Qur`an dan hadis,
kata salat mempunyai tiga pengertian. Pertama; apabila kata salat
datang dari Allah, maka maknanya pujian dan pemberian rahmat.
Kedua; apabila kata salat dari malaikat, artinya adalah doa
memintakan ampun. Yang ketiga, apabila kata salat datang dari orang
mukmin, maka bermakna doa memohonkan rahmat, mengagungkan,
serta memuliakan. Sedangkan menurut istilah ahli fikih, salat adalah
suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.9
g. Hakikat Sempurnanya Salat
Untuk mencapai tujuan salat yang sebenarnya, diperlukan
penyempurnaan dan pendalaman. Kesempurnaan elemen lahiriah
harus disertai dengan kesempurnaan elemen batiniah agar salat tidak
hanya dinilai sebagai upaya pemenuhan kewajiban, tetapi juga
memberikan isi yang menyampaikan kepada tujuan salat. Agar bisa
mewujudkan kesempurnaan salat setiap musholi harus menyelami
elemen-elemen batin yang terkandung dalam salat yaitu sebagai
berikut: kehadiran hati, kekhusyukan, khuduk, dan taffahum.
h. Makna dalam Gerakan-gerakan Salat

9
Hasan el-Qudsy, Rahasia Gerakan dan Bacaan Shalat, (Surakarta: Ziyad Visi Media,
2012), hlm.19.

8
1. Niat (ruh salat)
Dalam fiqih Syafi’i niat salat harus memenuhi tiga unsur:
qashd (menyengaja), taa’rrudh (penentuan jenis salat), dan ta’yin
(penentuan jumlah rakaat).
2. Qiyam (takdhim di hadapan Allah)
Qiyam dalam salat bukanlah ibadah yang hampa makna,
melainkan mengandung lapis-lapis makna yang sangat dalam.
Lapisan-lapisan makna itu bisa dirasakan oleh sufi sesuai dengan
maqamnya masing-masing. Ada tiga tingkatan makna qiyam,
yaitu qa’im (yang berdiri), qawwam (penegak, tiang, junjingan),
dan qayyum (maha mandiri)..
3. Takbirat al-ihram (tenggelam dalam kebesran ilahi)
Sesungguhnya kalimat takbir mengandung makna penegasan
bahwa Allah adalah pemilik sifat keagungan yang sesungghunya.
Keagungan yang dsifatkan kepada selain Dia hanyalah keagungan
semu, karena keagungan itu bergantung kepada sesuatu yang lain.
Seperti keagungan karena jabatan, kekayaan, pengetahuan, dan
sebagainya. Allah maha agung bukan karena sesuatu dinisbatkan
kepad diri-Nya.
4. Doa iftitah
Segenap raga mushali menghadap ke arah kiblat sementara
hatinya menghadap kepada Allah, menyerahkan seluruh dirinya,
segala miliknya kepada Allah. Selama salat mushali memutuskan
urusan duniawinya demi mengahadap kepada Allah.
5. Al-fatihah (dialog antar abid dan ma’bud)
Surat al-fatihah mengandung makna yang luas sehingga
dijuluki umm al-kitab (induk kitab). Menurut ibnu Arabi manusia
tidak akan mampu memilih secara tepat apa yang pantas
disampaikan dan dikatakan dalam munajatnya kepada Allah.
manusia memiliki keterbatasan untuk memilih ungkapan yang
bermakna dan indah untuk menyeru Tuhannya.

9
6. Rukuk (patuh dan pasrah dihadapan Allah)
Secara harfiah, kata ruku’ berarti tunduk. Secara syara’
rukuk adalah menundukkan kepala dan leher sejajar dengan
punggung dan pantat, sementara tangan ditumpukan pada lutut
dengan pandangan ke arah tempat sujud. Puncak makna rukuk
adalah ketika ketundukan mushali telah sampai pada titik
terendah sehingga ia kehilangan dirinya sekaligus mengantarkan
keharibaan Tuhan.
7. I’tidal
I’tidal mengandung makna penundukan kesombongan,
nafsu, dan ego, seraya mengakui ketidakbermaknaan diri
dihadapan Allah. Bertolak dari dua maqam ini, i’tidal
mengandung makna tajdid al-iman (pembaruan iman) yakni
membarui keyakinan akan kebesaran Allah dan kehinaan diri
yang telah ditanamkan ketika rukuk.
8. Sujud
Dalam sujud menundukkan kepala sampai ketanah atau
lantai sehingga posisi pantat dan pinggul lebih tinggi daripada
kepala. Ini mengisyaratkan bahwa asal-usul jasad bukanlah
sesuatu yang tinggi dan mulia, melainkan benda yang setiap hari
diinjak-injak. Karena kesempurnaan diri hanya akan tercapai jika
mampu memperlakukan diri sebagai tabiat tanah.
9. Duduk antara dua sujud
Mushali duduk diantara dua sujud layaknya budak
dihadapan tuannya. Duduk merendahkan diri dan siap diperintah
apapun oleh tuannya. Seorang hamba duduk dengan perasaan
hina dan lemah serta siap menerima perintah dan belas kasih. Ia
tidak berada dalam posisi memberi. Ia hanya layak menerima dan
bahkan meminta. Karena itulah ketika duduk diantara dua sujud
mushali meminta dengan berdoa.
10. Tasyahud

10
Tasyahud mengandung makna batin yang mendalam baik
dari posisi duduknya maupun dari bacaan yang dilafalkan
mushali. Duduk tawarruk menempatkan posisi tubuh lebih berat
ke kiri bermakna bahwa kebatilan dan kebohongan ditempat yang
lebih rendah, sementara kebenaran berada ditempat yang lebih
tinggi. Selain posisi duduk tawaruk, diangkatnya telunjuk kanan
yang mengandung keteguhan keyakinan bahwa tidak ada tuhan
selain Allah atau bermakna penegakan tauhid yang menjadi
fondasi keyakinan setiap mukmin.
11. Salam
Di awal salat, mushali menyadari kekerdilan dirinya dan
bahkan kekerdilan segenap makhluk. Dan di akhir salat mushali
mengucapkan salam seraya menoleh ke kanan dan kiri.10 Ucapan
salam adalah doa keselamatan. Keselamatan bagi siapa pun yang
mendengarkannya, termasuk para malaikat yang sedang mencatat
dan menyaksikan salat.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dimensi pendidikan Islam dalam gerakan salat. Adapun
tujuan yang lebih spesifik dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan Islam dalam al-Qur’an
surat al-Hajj ayat 77 .
2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam berdasarkan al-Qur’an
surat al-Hajj ayat 77.
3. Untuk mengetahui kontekstualisasi pendidikan Islam dalam gerakan
salat pada kajian al-Qur’an surat al-Hajj ayat 77.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Penulis

10
Yunasril Ali, Agar shalat jadi penolongmu, penyejuk hatimu, hlm.197.

11
Penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada penulis bahwa
terdapat kandungan pendidikan Islam dalam gerakan salat. Dengan
melaksanakan salat secara sempurna, maka seorang musholi akan
melahirkan pribadi yang taat dan unggul dalam menjalani
probelematika kehidupan.
2. Bagi lembaga
a. Sebagai bahan kajian bidang pendidikan Islam
b. Merupakan salah satu masukan bagi pendidik untuk lebih
memperhatikan anak didiknya dalam menjaga salatnya dan
kepemahaman tentang salat yang dikerjakannya karena
sesungguhnya apabila seseorang memperbaiki salatnya maka ia
juga memperbaiki hidupnya.
E. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini penulis menggunakan beberapa
penelitian yang berisi ulasan tentang metode yang dipergunakan dalam
tahap-tahap penelitian yaitu penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif. Dan kajian kepustakaan merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses penelitian dan akan memberikan kontribusi yang sangat
berharga terhadap hampir keseluruhan langkah dan tahap dalam
penelitian.11
Menggunakan sumber data primer berupa al-qur’an surah al-Hajj ayat
77 dan sumber data sekunder yaitu buku-buku yang relevan dengan
pembahasan penelitian. Teknik pengumpulan datanya dengan studi
kepustakaan dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis datanya dengan
metode deskriptif, metode tahlili, dan metode analisis isi.

11
Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),
hlm.119.

12
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Profil Objek Penelitian


Surah al-Hajj termasuk surah-surah Madaniyah, terdiri atas 78 ayat,
menurut pendapat sebagian mufasir, surah ini termasuk golongan surah-surah
Makiyah. Sebab perbedaan pendapat ini ialah karena sebagian ayat-ayat ini, ada
yang diturunkan di Makkah dan sebagian lagi diturunkan di Madinah.
Pada ayat 77 yang dikaji penulis Allah memerintahkan orang-orang yang
beriman untuk menyembah Allah, mendirikan salat, berbuat kebaikan agar
mendapat kemenangan. Dan penulis memfokuskan untuk mengkaji surah al-Hajj
ayat 77 tentang salat.
B. Deskripsi Data
1. Tarkib Ayat Q.S. Al-Hajj ayat: 77
Tarkib adalah susunan kalimat (kata). Dalam pembahasan ini tarkib
dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan masing-masing kata yang ada
pada ayat ini, sehingga dapat dipahami susunannya.
 
 

 
 
   

‫حرف النداء‬ ‫ياءيها‬


‫اسم موصول جمع مذكر المخاطب‬ ‫الذين‬
‫ فعل امر جمع مذكر‬,‫نعت‬ ‫أمنوا‬
‫فعل امر جمع مذكر‬ ‫اركعوا‬
‫ فعل امر‬: ‫ اسجدو‬,‫ واو عطف‬: ‫و‬ ‫واسجدوا‬
‫ فعل امر جمع مذكر‬,‫ واو عطف‬: ‫و‬ ‫واعبدوا‬

13
‫مفعول به‬ ‫رب‬
‫اسم ضمر‬ ‫كم‬
‫فعل امر جمع مذكر‬ ‫وافعولوا‬
‫مفعول به‬ ‫الخبير‬
‫عامل نواسح‬ ‫لعل‬
‫اسم ضمر‬ ‫كم‬
‫فعل مضارع‬ ‫تفلحون‬
2. Pendapat para Mufassir tentang Q.S. Al-Hajj ayat: 77
a. Tafsir Munir
)‫ (ار َكعُوا َوا ْس ُجد ُوا‬Disini terdapat majaz mursaal, yakni menyebutkan
sebagian dari sesuatu (yaitu salat) tetapi yang dimaksudkan adalah
keseluruhannya, yakni, “shallu” (salatlah kalian) atas dasar
pertimbangan rukuk dan sujud termasuk rukun terpenting salat.
)‫ (ار َكعُوا َوا ْس ُجد ُوا َوا ْعبُد ُوا َرب ُك ْم َوا ْفعَلُوا ْال َخي َْر‬Disini terdapat penyebutan
kata yang bersifat umum, yaitu )‫(وا ْفعَلُوا ْال َخي َْر‬ َ setelah kata yang bersifat
lebih khusus dan spesifik, yaitu )‫(ار َكعُوا َوا ْس ُجد ُوا َوا ْعبُد ُوا َرب ُك ْم‬
ْ karena hal-hal
ini sebenarnya sudah tercakup ke dalam pengertian kebjikan.12 Hal ini
dimaksudkan untuk menggaris bawahi dan memberi perhatian spesial
pada sesuatu yang bersifat khusus dan spesifik tersebut, baru kemudian
menyebutkan kata yang lebih bersifat umum.
)‫ (ار َكعُوا َوا ْس ُجد ُوا‬Salatlah kalian. )‫(وا ْعبُدُوا َرب ُك ْم‬
َ Dan esakanlah Tuhan
kalian dan sembahlah dia dengan berbagai bentuk ibadah lainnya.
)‫(وا ْف َعلُوا ْال َخي َْر‬
َ Dan berbuatlah yang lebih baik dan lebih utama menyangkut
yang kalian lakukan dan tinggalkan, seperti amal-amal ketaatan sunnah,
menyambung tali persaudaraan dan akhlak mulia. ) َ‫(لَعَل ُك ْم ت ُ ْف ِلحُون‬
Lakukanlah semua itu dan kalian senantiasa mengharap-harapkan
keberuntungan dengan tidak memastikannya supaya kalian selalu dan
senantiasa mengerjakan semua itu.

12
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir jilid 9 (juz 17-18), (Jakarta: Gema Insani, 2016),
hlm. 281.

14
Ayat ini menurut ulama Syafi’iyah termasuk ayat sajdah
(disunahkan untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca ayat ini)
karena zahir ayat ini berisikan perintah untuk bersujud.13
b. Tafsir an-Nuur
Wahai mereka yang beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, dan kepada hari kiamat. Laksanakanlah sembahyangmu,
dengan sebaik-baiknya, dan sembahlah (taatilah) Tuhanmu dengan
mengikuti semua dan menjauhi semua larangan, serta melaksanakn
segala macam kebajikan karena kebajikan sendiri, baik kebajikan itu
kembali kepadamu maupun kembali kepada umum manusia seperti
menghubungi (silatuhim), berbakti kepada orang tua dan berbudi luhur,
supaya kamu mendapat kemenangan dan memperoleh pahala dari Tuhan.
Ayat ini adalah suatu ayat yang mencakup segala macam
keutamaan yang kita digerakkan untuk menjalankannya. Sembahyang
adalah suatu ibadah, dan ibadah suatu kebajikan. Semua itu dilakuka
untuk mendapat kemenangan.14
3. Pokok Isi Kandungan Q.S. Al-Hajj ayat: 77
Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dalam
surah al-Hajj ayat 77 sebagai berikut:
a. Perintah salat
Salat merupakan kebutuhan akal-pikiran dan jiwa manusia, dan
untuk mewujudkan masyarakat yang diharapkan oleh manusia
seutuhnya. Pada surah al-Hajj ayat 77 salat disebut rukuk dan sujud,
karena rukuk dan sujud merupakan ciri khas dari salat dan termasuk
rukun-rukunnya.
b. Menyembah Allah
Segala aktivitas kehidupan kita dapat dimaknai ibadah manakala
dalam memulai dengan niat beribadah kepada Allah. Namun apabila

13
Ibid. hlm. 281.
14
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur 3,
(Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm.2716.

15
dalam berniat kita niat karena Allah tetapi tujuannya bukan selain
Allah, itu tidak di benarkan dalam Islam.
c. Berbuat Kebaikan
Mengerjakan perbuatan-perbuatan baik merupakan implementasi
manusia yang mengerjakan tiga macam perintah diatas, maka mereka
akan berhasil dalam kehidupan memperoleh kebahagaian ketentraman
hidup, dan diakhirat nanti mereka akan memperoleh surga yang penuh
kenikmatan.
C. Analisis Data dan Interpretasi Data
1. Analisis dan Interpretasi Dimensi Pendidikan Islam dalam Gerakan
Salat (Kajian Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat:77)
Salat menurut arti bahasa adalah doa, sedangkan menurut terminologi
syara adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali denga takbir
dan diakhiri dengan salam. Disebut salat karena salat menghubungkan
seorang hamba kepada pencipta-Nya, dan salat merupakan manifestasi
penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah. Dari sini maka, salat dapat
menjadi media permohonan, pertolongan dalam menyingkirkan segala
bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya. Manusia
adalah makhluk bersifat sosial membutuhkan orang lain. Orang kaya
membutuhkan orang miskin. Orang miskin membutuhkan orang kaya. Orang
kuat membutuhkan orang lemah. Dan orang lemah membutuhkan orang
kuat.15
Satu sama lain, manusia saling melayani, baik kaum pedesaan dan
kaum urban perkotaan, meskipun mereka tidak menyadarinya, karena watak
kehidupan meniscayakan interaksi dan pergaulan. Hubungan antar sesama
manusia, dan antar sesama kelompok harus dikuatkan dan ditingkatkan
ketingkat yang lebih baik dari aspek spiritualitas (ruhani) sebagai
kendalinya. Karena tanpa aspek spiritualitas, pemanusiaan manusia akan
menjadi lemah dan menurun, bahkan rasa cinta, kasih sayang, kelembutan,

15
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Zadul Ma’ad, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2008),
hlm.145.

16
dan keadilan menjadi tidak ada. Jika hubungan antar manusia hanya ditinjau
dari aspek materil saja, maka ia hanya akan menimbulkan kesewenang-
wenangan, melepaskan keinginan menurut hawa nafsu, dan memunculkan
naluri kemanusiaan yang liar tanpa ikatan maupun kontrol.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pokok pembahasan di atas yang diajukan dalam
skripsi ini, serta didukung oleh hasil analisis tafsir al-Qur’an, maka penulis
dapat menyajikan kesimpulan sebagai hasil akhir dalam penelitian ini.
Adapun kesimpulan yang diperoleh dan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Ruang lingkup pendidikan Islam tidak mengenal batas usia, jenis
kelamin, tempat dan masa. Oleh karena itu dalam kajian surah al-Hajj
ayat 77 perintah tersebut diperuntukkan orang-orang yang beriman.
Dimana pun tempatnya, waktunya, entah itu laki-laki maupun perempuan
seseorang yang mengaku beriman ketika datang waktu salat maka dalam
keadaan apapun harus melaksanakan salat, meskipun ia berada ditempat
yang sempit, dalam waktu yang sibuk, ia harus melaksanakan salat.
2. Konsep pendidikan Islam berdasarkan surah al-Hajj ayat 77 meliputi
tarbiyah, ta’lim, ta’dib. Ketiga hal tersebut ketika digabungkan
berdasarkan surah al-Hajj ayat 77 akan membentuk manusia yang
sempurna. Yakni orang beriman yang patuh kepada Allah menjalankan
salat secara baik dan benar, menyembah Allah, dan
mengimplementasikannya dengan perbuatan baik kepada sesama
makhluk maka seseorang tersebut akan mendapat kemenangan dunia dan
akhirat.
3. Kontektualisasi pendidikan Islam pada era sekarang sangat diperlukan.
Karena menempatkan sesuatu yang tidak pada porsinya akan

17
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Pada al-Qur’an surah al-Hajj ayat
77 Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk
menjalankan salat, menyembah Allah dan berbuat kebaikan.
B. Saran
Setelah mengamati fenomena di masyarakat dan diri penulis sendiri,
hendaknya sebagai seorang muslim menyadari bahwa salat bukan sekadar
kewajiban tetapi sebagai kebutuhan diri sendiri. Bahwa manusia tidak bisa
lepas dari Allah, manusia membutuhkan Allah untuk menolongnya dari
masalah dunia dan keselamatan di akhirat. Dan salat merupakan sarana yang
tepat untuk mengutarakan maksud hati seorang muslim. Dengan salat
seseorang dan berusaha memperbaiki salatnya berarti ia juga memperbaiki
kehidupannya. Karena salat merupakan awal dari baik tidak nya kehidupan
seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Ahmad Sudirman.2008.The Power of Tahajud.Jakarta: QultumMedia.


Adil, Abu Abdirrahman bin Sa’ad.2017Ensiklopedi Shalat.Jakarta Timur:
Aqwam.
Ali, Yunasril.2009.Agar shalat jadi penolongmu, penyejuk hatimu.Jakarta:
Zaman.
Al-Asy’ari,Abdurrahman.2014.Al-Qur’an dan Terjemahnya.Bogor:Yayasan Al-
Asy’ariyyah.
Anggota IKAPI dan Tim Aswaja Center UNSIQ Wonosobo.2017.Pengantar Studi
Aswaja An-Nahdliyah.Yogyakarta: LKiS.

Anwar, Rosihon.2012.Pengantar Ulumul Qur’an.Bandung: Pustaka Setia.


Arini, Dewi.2017.Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Syair Turi Putih Karya Ki
Nartosabdo.Wonosobo: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa
Tengah di Wonosobo.
Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
Rineka Cipta.

18
Asih, Partisi.2016.Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Shalat.Wonosobo:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi.2000.Tafsir Al-Qur’anul Majid An-
Nuur.Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
Asrori, Achmad Labib.Terjemah Hadits Arba’in Nawawi.Surabaya: Al-Miftah.
Azwar, Saifuddin. 2010.Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Az-Zuhaili, Wahbah.2016.Tafsir Al-Munir jilid 9 (juz 17-18).Jakarta: Gema
Insani.
Daradjat, Zakiah.2016.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara.
Dewa, Syakur.Roy Fadli.2015.Terjemah Fathul Qarib Masa Kini.Kediri: Pustaka
‘Azm.
Depatemen Agama RI.2009.Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 6.Jakarta: Departemen
Agama RI.
Depatermen Agama RI.2009.Mukadimah al-Qur’an dan Tafsirnya.Jakarta:
Departemen Agama RI.
Departemen Agama RI.1993.al-Qur’an dan Tafsirnya.Jakarta: PT. Citra Effhar
Semarang.
Departemen Agama RI.2022.al-Quran dan Terjemahnya Juz 1-30 Edisi
Baru.Surabaya: Mekar Surabaya.
El-Qudsy, Hasan.2012.Rahasia Gerakan dan Bacaan Shalat.Surakarta: Ziyad
Visi Media.
Forum Kalimasada.2013.Kearifan Syariat.Kediri: Lirboyo Pres.
Ghazali, Imam.2014.Rahasia shalatnya orang-orang makrifat.Mitrapress Studio.
Hadi, Amirul dkk,.1998.Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung: Pustaka
Setia.
Hamdani.2011.Dasar-Dasar Kependidikan.Bandung: Pustaka Setia.
Hamka.Tafsir Al-Azhar juzu’ XVII.Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hasan, Ali.2011.Hal-Hal Yang Membuat Salatmu Batal.Yogyakarta: Najah.
Hasbullah.2013.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Hatta, Ahmad.2009.Tafsir Qur’an Per Kata.Jakarta: Maghfirah Pustaka.

19
Islam, Nur.2007.Sukses Berinvestasi Shalat.Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2007.
Lestari, Wiwik.2016.Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an
(Kajian Q.S. At-Taubah Ayat 122).Wonosobo: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo.
Mahmud.2011.Pemikiran Pendidikan Islam.Bandung: CV. Pustaka Setia.
Muhammad, Manshur Abdul Hakim.2011.Berobat dengan Shalat.Grogol: Al-
Hambra.
Moleong, Lexy J.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung, PT Remaja
Rosdakarya.
Nafis, Muhammad Muntahibun.2011.Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta: Teras,
2011.
Quthb, Sayyid.2008.Fi Zhilalil Qur’an.Depok: Gema Insani.
Rohmat.2012.Pendidikan Sholat Pada Anak Usia 7-12 Tahun (Studi Matan
Hadits Imam Abu Daud Nomor 242 Menurut Zakiyah Darajat).Cirebon:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Rosyadi, Khoiron.2009.Pendidikan Profetik.Cet. II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roqib, Moh.2009.Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta: LkiSYogyakarta.
Saebani, Beni Ahmad.2008.Metode Penelitian.Bandung: CV.Pustaka Setia.
Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:
CV. Pustaka Setia.
Shihab, M.Quraish.2017.Tafsir Al-Misbah.Jakarta: Lentera Hati.
Tafsir, Ahmad.2011.Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam.Cet.2; Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tantowi, Ahmad.2009.Pendidikan Islam di Era Transformasi Global.Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra.
Uhbiyati, Nur.2002.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam.Semarang: PT.Pustaka
Rizki Putra.
Widi, Restu Kartiko.2010.Asas Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Graha Ilmu.

20

You might also like