You are on page 1of 5

Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi ISSN: 2443-2393

Volume 03 Nomor 2 Desember 2018

POTENSI DAUN KAYU LUBANG (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) SEBAGAI


ALTERNATIF MENGATASI JERAWAT

Cici Nasya Nita1*, Rosha Kurnia Fembriyanto2, Nur Annis Hidayati1

1
Jurusan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Bangka, Indonesia
*
Corresponding author: cici.asya23@gmail.com
2
Akademi Keperawatan Pangkalpinang, Pangkalpinang, Indonesia

ABSTRACT

Kayu lubang are plants which one traditionally used to acne treatment. Scientifically acne is caused bacteria’s such as
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus infection. The growth of Propionibacterium acnes and
Staphylococcus aureus be inhibition with phytochemical compounds contained leaves of kayu lubang. The purpose of this
research was to identification phytochemical compunds from rude extract ethanol leaves of kayu lubang and which
consentration extract that shows the optimum to inhibition growth of Propionibacterium acnes dan Staphylococcus
aureus in antibacterial activity test. Phytochemical test conducted qualitative and antibacterial activity test using disc
diffusion with concentration 15%, 20%, 25%, 30%, 35% dan 40% in 3 replication. Based on the results showed that in
general those leaves contain alcaloid, phenol, tannin and steroid. The optimum inhibition zone results of extract
inhibition bacterial growth at concentration of 40%, inhibition zone Propionibacterium acnes inhibition zone of 6,83 mm
while Staphylococcus aureus bacteria was 5,53 mm. Based on the results of statistical tests DMRT effects of extracts
leaves of kayu lubang against the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus showed significant
differences among for 95% confidence.

Keywords: antibacterial, rude extract leaves of kayu lubang, Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan ini sering digunakan masyarakat
tumbuhan yang berpotensi menjadi tumbuhan obat pendesaan untuk mencuci wajah di sungai saat
yang dapat menyembuhkaan berbagai penyakit. mandi. Secara fitokimia, belum ada laporan tentang
Tumbuhan obat ini banyak diketahui masyarakat kandungan kimia tumbuhan kayu lubang, tetapi
berdasarkan pengalaman secara turun temurun tumbuhan mengkudu (Morinda citrifolia L.) memiliki
masyarakat suatu daerah yang diwariskan oleh famili yang sama dengan tumbuhan kayu lubang,
generasi terdahulu kepada generasi berikutnya dilaporkan mengandung flavonoid, fenol dan
(AgroMedia, 2008). Tumbuhan di dunia 12% dari terpenoid (Nirawati, 2014).
250.000 terdapat di Indonesia (Ersan, 2004). Tumbuhan kayu lubang belum diketahui
Kotranas (2006, diacu dalam Puspitawati et al., bagaimana mekanisme secara ilmiah yang digunakan
2013) menambahkan bahwa sekitar 25% diantaranya masyarakat sebagai pengobatan jerawat secara
merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tradisional. Jerawat merupakan proses peradangan
tumbuhan obat. Masyarakat Indonesia menggunakan kronik kelenjar-kelenjar pilosebasea yang ditandai
tumbuhan obat dalam melakukan pengobatan secara dengan adanya komedo, papul, pustul dan nodul
tradisional. Penggunaan obat tradisional memiliki (Harper, 2007). Menurut Vats et al., (2012), produksi
efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan sebum berlebih, diferensiasi folikular yang abnormal,
obat dari bahan kimia. Selain itu, keuntungan hormon, nutrisi, dan bakteri menjadi faktor yang
penggunaan obat tradisional adalah bahan bakunya dapat menyebabkan jerawat. Bakteri yang dapat
mudah diperoleh dan harganya yang relatif murah menyebabkan jerawat adalah bakteri
(Putri, 2010). Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus.
Masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Propionibacterium acnes merupakan bakteri
Belitung menggunakan obat tradisonal dari penyebab jerawat, tidak patogen pada kondisi normal,
tumbuhan yang dibudidayakan, hidup liar di pinggir tetapi bila terjadi perubahan kondisi kulit, maka
jalan maupun tumbuhan yang tumbuh di dalam hutan. bakteri tersebut berubah menjadi invasif
Salah satu tumbuhan yang sering digunakan untuk (Wasitaatmadja, 1997). Menurut Brooks et al.,
mengobati permasalahan diwajah adalah tumbuhan (2007), Staphylococcus aureus terdapat pada saluran
kayu lubang. Tim Penulis Ristoja (2013) melaporkan pernapasan dan pori-pori dan permukaan kulit,
bahwa masyarakat suku lom Bangka menggunakan kelenjar keringat dan saluran usus. Infeksi yang
tumbuhan kayu lubang dalam pengobatan jerawat dan disebabkan Staphylococcus aureus diasosiasikan

50
© 2018-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Nita, C.N., Fembriyanto, R.K. dan Hidayati, N.A. (2018). Potensi Daun Kayu Lubang (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) sebagai Alternatif Mengatasi Jerawat.
Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 03(2):50.54.

menjadi suatu kondisi patologi, salah satunya adalah disaring menggunakan kertas Whatman nomor 41,
terbentuknya jerawat. Berdasarkan hal tersebut, maka kemudian larutan dilakukan evaporasi dengan rotary
penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui evaporator pada 60°C untuk menghasilkan ekstrak
potensi tumbuhan kayu lubang sebagai alternatif kasar tumbuhan.
mengatasi jerawat dengan cara secara ilmiah dalam
menghambat pertumbuhan atau membunuh 2. Pengujian senyawa fitokimia
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus Pengujian senyawa fitokimia dilakukan secara
penyebab jerawat, sehingga dapat menjadi alternatif kualitatif meliputi uji alkaloid, uji flavonoid, uji
pengobatan jerawat. fenol, uji tanin, uji saponin, uji triterpenoid,dan uji
steroid.
METODE PENELITIAN
3. Pengujian aktivitas antibakteri
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengujian aktikvitas antibakteri dilakukan
Pengambilan daun kayu lubang di sekitar
pada pertumbuhan optimum (nilai absorbansi 0,6-
perkebunan lada milik masyarakat di Desa
0,8) diambil 1 mL dan diletakkan pada cawan petri,
Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten
kemudian ditambahkan 20 mL media NA dengan
Bangka. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
suhu 40° C lalu dibiarkan hingga dingin. Kertas
Dasar dan Biologi Fakultas Pertanian Perikanan dan
cakram direndam dengan ekstrak daun dengan
Biologi Universitas Bangka Belitung. Penelitian
berbagai konsentrasi (15%, 20%, 25%, 30%, 35%
dilaksanakan pada Juni hingga Oktober 2018.
dan 40%) selama 15 menit kemudian cawan petri
diinkubasi selama 24 jam. Pengujian dilakukan
Alat dan Bahan
dengan ekstrak kayu lubang, kontrol negatif dan
Alat yang digunakan ialah cawan petri,
kontrol positif. Pengujian kontrol negatif yaitu
erlenmeyer, gelas ukur, jangka sorong, pH meter,
dengan aquades, yang bertujuan untuk mengetahui
pipet volume, refractometer, dan rotary evaporator,
ada atau tidaknya pengaruh aquades terhadap
sedangkan bahan berupa daun kayu lubang (Timonius
penghambatan pertumbuhan bakteri. Pengujian
flavescens (Jacq.) Baker), kertas cakram, tetrasklin
menggunakan kontrol positif yaitu tetrasiklin 50
dan media NA, isolat bakteri Propionibacterium
mg/mL, sebanyak 3 kertas cakram direndam dalam
acnes dan isolat Staphylococcus aureus.
tetrasiklin yang telah dilarutkan dengan aquades
untuk membandingkan zona hambat tetrasiklin
Cara Kerja
dengan zona hambat ekstrak (Hambali, 2016).
Penelitian ini dilakukan dengan metode
Pengujian dilakukan sebanyak tiga ulangan (triplo)
eksperimen menggunakan RAL (Rancangan Acak
dan pengamatan dilakukan setiap jam sampai
Lengkap) dilakukan sebanyak 3 kali ulangan (triplo).
terbentuk zona penghambatan. Hasil zona hambat
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah :
dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjutan DMRT
1. Ekstraksi Daun Kayu Lubang (Duncan's Multiple Range Test).
Ekstraksi tumbuhan kayu lubang (Gambar 1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan menggunakan metode maserasi atau
perendaman. Perendaman dilakukan dengan Hasil
melarutkan sampel daun kering 173,02 gram Analisis senyawa fitokimia dilakukan untuk
menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 1730 mL mengetahui keberadaan senyawa-senyawa aktif
selama 72 jam pada suhu ruang dan perbandingan secara kualitatif yang terkandung dalam ekstrak daun
yang digunakan antara sampel dan pelarut, yaitu kayu lubang dalam menghambat pertumbuhan
1:10. Larutan yang telah selesai proses maserasi bakteri (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil pengamatan uji fitokimia pada ekstrak kasar daun kayu lubang
Senyawa Hasil Uji
Alkaloid +
Flavanoid -
Fenol +
Tanin +
Saponin -
Terpenoid -
Steroid +
Keterangan : (-) Uji dinyatakan tidak mengandung senyawa fitokimia
(+) Uji dinyatakan mengandung senyawa fitokimia

Tabel 1 menunjukan hasil uji fitokimia yang positif mengandung senyawa fitokimia berupa
dilakukan bahwa ekstrak kasar daun kayu lubang alkaloid, fenol, tanin dan steroid sedangkan senyawa

51
© 2018-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Nita, C.N., Fembriyanto, R.K. dan Hidayati, N.A. (2018). Potensi Daun Kayu Lubang (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) sebagai Alternatif Mengatasi Jerawat.
Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 03(2):50.54.

flavanoid, saponin dan terpenoid dinyatakan negatif lubang bahwa diameter zona hambat yang terbentuk
tidak terkandung. terhadap bakteri Propionibacterium acnes lebih besar
Pengujian aktivitas antibakteri ini dibandingkan Staphylococcus aureus. Diameter zona
menggunakan 2 kontrol yaitu kontrol negatif hambat bakteri yang dihasilkan oleh perlakuan
menggunakan aquades dan kontrol positif kontrol positif (tetrasiklin 50 mg/mL) memiliki
menggunakan tetrasiklin. Pengujian aktivitas kemampuan aktivitas antibakteri yang lebih besar
antibakteri dilakukan sebanyak 3 ulangan (triplo). dibandingkan ekstrak kasar daun kayu lubang.
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar daun kayu

Tabel 2. Rata-rata diameter zona penghambat yang terbentuk dari ekstrak daun kayu lubang, kontrol positif
(tetrasiklin 50 mg/mL), dan kontrol negatif (aquades)

Konsentrasi Diameter zona penghambatan (mm)


P. acnes±SD S. aureus±SD
15% 2,70±0,260ij 2,22±0,336j
gh
20% 3,65±0,350 2,31±0,211j
ef
25% 4,61±0,213 3,01±0,166hi
e
30% 4,88±0,403 3,48±0,514gh
d
35% 6,03±0,294 4,06±0,170fg
c
40% 6,83±0,597 5,53±0,463d
a
Kontrol (+) (Tetrasiklin 50 mg/mL) 18,88±0,704 10,14±0,441b
k
Kontrol (–) (Aquades) 0± 0±k
Keterangan : SD = nilai standar deviasi

Berdasarkan hasil uji DMRT interaksi antar aureus sebesar 5,53 mm. Konsentrasi terkecil
konsentrasi ekstrak terhadap bakteri menghambat pertumbuhan bakteri adalah konsentrasi
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus, 15%, pada bakteri Propionibacterium acnes sebesar
bahwa ekstrak daun konsentrasi 40% menghambat 2,70 mm sedangkan Staphylococcus aureus sebesar
pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes lebih 2,22 mm, dari hasil tersebut ekstrak kasar daun kayu
baik dibandingkan Staphylococcus aureus. Hal ini lubang lebih dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sesuai dengan Tabel 2 bahwa ekstrak daun Propionibacterium acnes. Daun kayu lubang dapat
konsentrasi 40% menghambat bakteri Staphylococcus menghambat pertumbuhan bakteri dikarenakan
aureus tidak berbeda nyata dengan konsetrasi 35% mengandung senyawa fitokimia, daun kayu lubang
tapi berbeda nyata dengan konsentrasi 40% ini berfamili Rubiaceae sama dengan daun mengkudu
menghambat bakteri Propionibacterium acnes. (Morinda citrifolia) yang mengandung senyawa
antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan
Pembahasan bakteri (Karmila, 2016).
Uji senyawa fitokimia dilakukan untuk Peningkatan konsentrasi ekstrak kasar daun
menentukan senyawa aktif yang terkandung pada kayu lubang dalam penelitian ini hanya sampai 40%,
daun kayu lubang, berdasarkan hasil penelitian ini apabila peningkatan konsentrasi menyampai 100%,
senyawa fitokimia (Tabel 1) yang terkandung dalam akan dapat menghambat lebih efektif. Hal ini sesuai
ekstrak daun kayu lubang adalah senyawa alkaloid, dengan pernyataan Lingga dan Rustama (2005),
fenol, tanin dan steroid sedangkan senyawa semakin tinggi konsentrasi suatu bahan antibakteri
flavanoid, saponin dan terpenoid tidak terkandung. maka aktivitas antibakterinya akan semakin kuat.
Senyawa saponin dinyatakan positif apabila ada busa Selain itu, juga didukung oleh pernyataan Prawata
setinggi 3 cm dalam waktu kisaran 10 menit, akan dan Dewi (2008), bahwa efektivitas suatu zat
tetapi pada daun kayu lubang yang diamati antibakteri dipengaruhi oleh konsentrasi zat tersebut.
mengandung busa tidak sampai 10 menit setelah Hal ini berarti meningkatnya konsentrasi zat
dikocok hanya kisaran 1 menit, maka tetap menyebabkan meningkatnya kandungan senyawa
dinyatakan negatif akan tetapi senyawa ini aktif yang berfungsi sebagai antibakteri, sehingga
mengandung saponin dalam jumlah sedikit. Senyawa kemampuannya dalam membunuh suatu bakteri juga
saponin mempunyai peranan sebagai antibakteri semakin besar.
(Kayce et al. 2014). saponin merupakan glukosida Perlakuan uji antibakteri dengan kontrol positif
yang larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut (tetrasklin 50 mg/mL) menunjukan zona hambat lebih
dalam eter. tinggi dibandingkan ekstrak kasar daun kayu lubang,
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar pada bakteri Propionibacterium acnes sebesar 18,88
daun kayu lubang (Tabel 2), bahwa konsentrasi 40% mm sedangkan Staphylococcus aureus sebesar 10,14
menghambat bakteri Propionibacterium acnes mm. Tetrasiklin merupakan antibiotik spektrum luas
sebesar 6,83 mm sedangkan bakteri Staphylococcus yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi

52
© 2018-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Nita, C.N., Fembriyanto, R.K. dan Hidayati, N.A. (2018). Potensi Daun Kayu Lubang (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) sebagai Alternatif Mengatasi Jerawat.
Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 03(2):50.54.

yang diakibatkan bakteri (Sylvia, 2008). Perlakuan zona hambat yang dikategorikan kuat akan tetapi
menggunakan kontrol negatif (aquades) tidak penggunaan antibiotik secara rutin memiliki efek
memberikan pengaruh penghambatan terhadap samping dalam penggunaannya sebagai anti jerawat
bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus antara lain iritasi, sementara penggunaan antibiotika
aureus, hal ini dikarenakan aquades steril tidak jangka panjang selain dapat menimbulkan resistensi
mengandung senyawa kimia yang dapat menghambat juga dapat menimbulkan kerusakan organ dan
pertumbuhan bakteri. imunohipersensitivitas (Djajadisastra, 2009), maka
Senyawa fitokimia yang terkandung dalam untuk meminimkan resiko penggunaan antibiotik
ekstrak kasar daun kayu lubang adalah alkaloid, tersebut lebih baik menggunakan alternatif dengan
fenol, tanin dan steroid. Alkaloid memiliki tumbuhan yang dapat mengobati jerawat.
kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme
penghambatan bakteri oleh senyawa ini dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada
sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak Kesimpulan
terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ekstrak
tersebut (Robinson, 1995) diacu dalam (Pradana, daun konsentrasi 40% merupakan konsentrasi terbaik
2013). Fenol memiliki mekanisme kerja yakni dalam menghambat pertumbuhan bakteri
berinteraksi dengan dinding sel bakteri, pada Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus.
konsentrasi rendah akan mendenaturasi protein Zona hambat Propionibacterium acnes sebesar 5,62
sedangkan pada kadar tinggi akan menyebabkan mm sedangkan bakteri Staphylococcus aureus
koagulasi protein sehingga sel akan mati, sebesar 3,52 mm.
terdenaturasinya protein akan menyebabkan
kerapuhan pada dinding sel bakteri sehingga mudah Saran
ditembus oleh zat-zat lain yang bersifat antibakteri Penelitian ini perlu dilanjutkan tentang
(Pelzar & Chan, 1986). pengaruh daun kayu lubang terhadap bakteri
Tanin mampu menghambat kerja protein pada Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus
dinding sel, sehingga sel kehilangan aktivitas pada konsentrasi yang lebih tinggi.
fisiologisnya dan lisis. Tanin terhidrolisis
menghasilkan asam galat dan asam prokatekuat yang DAFTAR PUSTAKA
akan terurai menjadi pirogalol dan katekol. Pirogalol
AgroMedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat.
dan katekol berfungsi sebagai antibakteri dengan
Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
adanya gugus –OH yang bersifat polar dan mampu
Brooks, G.F., Carroll K.C., Butel J.S. and Morse S.A.
bereaksi dengan dinding sel bakteri dan mengganggu
2007. Jawetz, Melnick, Adelberg’s Medical
permiabilitas dinding sel (Tyler et al., 1998).
Microbiology. London: McGraw-Hill Medical.
Keberadaan senyawa steroid sebagai antibakteri
Dewi, F.K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak
adalah yaitu merusak membran sel sehingga
Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia,
stioplasma akan ke luar dari sel yang kemudian
Linnaeus) terhadap Bakteri Pembusuk Daging
menyebabkan kematian sel (Rohyati et al., 2015).
Segar [Skripsi]. Surakarta: Universitas
Uji DMRT pengaruh zona hambat terhadap
Sebelas Maret.
bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus
Djajadisastra, J. 2009. Formulasi Gel Topikal Dari
aureus berbeda nyata. Hal ini dikarena rata-rata zona
Ekstrak Nerii folium dalam Sediaan Anti
hambat Propionibacterium acnes lebih besar
Jerawat. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4
dibandingkan rata-rata zona hambat Staphylococcus
Fakultas MIPA Universitas Indonesia..
aureus, diduga senyawa fitokimia yang terkandung
Ersan, T. 2004. Keunggulan Biodiversitas Hutan
didalam ekstrak kasar daun kayu lubang lebih efektif
Tropika Indonesia dalam Model Molekul
menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium
Alami. Seminar Nasional Kimia V.
acnes, hal ini dikarena ekstrak daun kayu lubang
Harper, J.C. 2007. Acnes Vulgaris. Birmington:
tidak mengandung senyawa flavanoid. Menurut Dewi
Department of Dermatology University of
(2010), menyatakan bahwa flavonoid bersifat polar
Alabama.
sehingga lebih mudah menembus lapisan
Hernani, Marwati T., Winarti C. 2007. Pemilihan
peptidoglikan yang juga bersifat polar pada bakteri
Pelarut pada Pemurnian Ekstrak Lengkuas
gram positif seperti Staphylococcus aureus dari pada
(Alpinia galanga) secara Ekstraksi. J
lapisan lipid yang nonpolar.
pascapanen 4(1):1-8.Ackermann, H. 2012.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa
Bacteriophage Electron Microscopy. Advances
konsentrasi 40% sudah berpotensi dalam
in Virus Research 82:1-32.
menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat
Karmila. 2016. Daya Hambat Ekstrak Daun
menyebabkan jerawat, peningkatan konsentrasi lebih
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap
tinggi dapat mengoptimalkan pencegahan jerawat
Pertumbuhan Bakteri Penyebab Diare[Skripsi].
yang disebabkan bakteri Propionibacterium acnes
Makasar. Universitas Alaudin.
dan Staphylococcus aureus. Penggunaan kontrol
Kayce, P., Sarikahya, N.B. and Kirmizigul, S. 2014.
positif (tetrasiklin 50mg/mL) memang menghasilkan
Two novel saponins from Cephalaria

53
© 2018-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Nita, C.N., Fembriyanto, R.K. dan Hidayati, N.A. (2018). Potensi Daun Kayu Lubang (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) sebagai Alternatif Mengatasi Jerawat.
Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 03(2):50.54.

davisiana (Dipsacaceae). Phytochemistry [Skripsi]. Surakarta.Jurusan Biologi FMIPA


Letters 10:324-329. UNS.
Lingga M.A dan Rustama M. 2005, Uji Aktivitas Prawata, L.M.O.A. dan Dewi, P.W.S 2008. Isolasi
Antibakteri dari Ekstrak Air dan Etanol dan Uji Antibakteri Minyak Atsiri dari
Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.),
Bakteri Gram Negatif dan Gram Positif yang Jurnal Kimia 2(2): 4-10.
Diisolasi dari Udang Dogol (Metapenaeus Putri, Z.F. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
monoceros), Udang Lobster (Panulirus sp.), Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap
dan Udang Rebon (Mysis acetes)[Skripsi}. Propionibacterium acnes dan Stapylococus
Bandung. Jurusan Biologi FMPA Universitas aureus multiresisten [Skripsi]. Surakarta:
Padjajaran, Bandung. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadyah.
Nirawati, C. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Rohyati, I.S., Aryanti, E. dan Suripto. 2015.
dan Buah Mengkudu(Morinda citrifolia) Kandungan Fitokimia Beberapa Jenis
Terhadap Pertumbuhan BakteriEscherichia Tumbuhan Lokal yang Sering Dimanfaatkan
coli[Skripsi]. Aceh: UIN. sebagai Bahan Baku Obat di Pulau Lombok.
Pelczar, M.J. and Chan E.S.C. 1986. Dasar-Dasar Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1 (2): 388-
Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta : UI press. 391.
Pradana, D. 2013. Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Sylvia, T dan Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Batang Rhizophora mucronata Terhadap Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila, Tim Penulis Ristoja. 2013. Tumbuhan Obat Suku
Streptococcus agalactiae dan Jamur Lom: Seri Tumbuhan Obat Bangka Belitung.
Saprolegnia sp. Secara In Vitro. Departemen Pangkal Pinang: UBB Press.
Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Tyler, V.E., Brandy, L.R, Robbers, J.E., Lea and
Utara. Medan. Indonesia. 20155. Febiger. 1998. Pharmacognosy 9th edition.
Puspitawati, Ekomika, S., dan Hasanah, N. 2913. Philadelphia.
Etnomedisin Sebagai Solusi Alternatif pada Vats, A. and Sharma, P. 2012. “Formulation and
Permasalaham Ekonomi dan Kesehatan Evaluation of Topical Anti Acnes Formulation
Masyarakat Di Desa Bagan Kecamatan Percun of Coriander Extract”: Research Article. ISSN
Sel Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Juppis 0976 –044X.
5(1); 116-12. Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun ilmu kosmetik
Pratiwi, I. 2009. Uji Antibakteri Ekstrak Kasar Daun medik. Jakarta: UI- Press.
Acalypha indica terhadap Bakteri Salmonella
choleraesuis dan Salmonella typhimurium

54
© 2018-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung

You might also like