ID Performansi Traktor Tangan Roda Dua Modi PDF

You might also like

You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No.

1, Maret 2017

PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI


RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK
KACANG TANAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Performance of Two-Wheel Hand Tractor Modified to Four Wheel Multifunction (Soil


Processing and Weeding) for Peanut in West Lombok Regency

Zulpayatun1, Cahyawan Catur Edi Margana1, Guyup Mahardhian Dwi Putra1,*)


1
Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram
Email*): guyupmdp@gmail.com

Diterima: 1 Januari 2017


Disetujui: 2 Februari 2017

ABSTRACT

Purpose of this study was to test the performance of multifunctional four-wheel hand
tractors through testing on its two functions, as tillage and weeding machine. This
research was conducted in the village of Aik Ampat District of West Lombok Gerung using
four-wheel hand tractors. The method used was an experimental method that carried out in
the field. Measured parameters were the actual field capacity, theoretical field capacity,
time losses, efficiency of tillage and weeding by using four variations of speed and three
replications for each speed. The results showed that, the lower the speed, the theoretical
value of field capacity (Kt) was lower. The actual value of field capacity (Ka) was highest
at 6 km/h speed of 0.143 ha/h for 1 plow and 0.113 ha/h for 3 plows. The highest time
losses on the land processing with 3 plows at 4.44 km/h speed was 45.57% and the lowest
with 1 plow at 5.29 km/h speed was 4.23%. The depth of the highest plow rate at 5.29 km/h
speed using 3 plow tillage, the lowest was 0,076 m on the left plow and at 6 km/h speed
was 0,012 m on the middle plow. Land processing with 6 km/h speed has the highest
efficiency among other speed, either using 1 plow or 3 plows, respectively 91.74% and
72.53%. The weeding efficiency, 6 km/h speed has the highest efficiency of 92.67% than
other speed.

Keywords: efficiency, field capacity, four-wheel hand tractors

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji performansi traktor tangan roda
empat multifungsi melalui pengujian pada dua fungsi, yakni sebagai mesin pengolahan
tanah dan penyiangan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Aik Ampat Kecamatan Gerung
Kabupaten Lombok Barat dengan menggunakan traktor tangan roda empat. Metode yang
digunakan adalah metode eksperimental yang dilakukan di lapangan. Parameter yang
diukur adalah kapasitas lapang aktual, kapasitas lapang teorotis, waktu hilang, efisiensi
pengolahan tanah, dan efisiensi penyiangan dengan menggunakan empat variasi kecepatan
dan tiga kali ulangan untuk tiap kecepatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semakin
rendah kecepatan, nilai kapasitas lapang teoritis (Kt) semakin rendah. Nilai kapasitas
lapang aktual (Ka) tertinggi terdapat pada kecepatan 6 km/jam, sebesar 0,14312 ha/jam
untuk 1 bajak dan 0,11314 ha/jam untuk 3 bajak. Waktu hilang tertinggi pada pengolahan
296
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017

tanah dengan 3 bajak pada kecepatan 4,44 km/jam sebesar 45,57 % dan terendah dengan
satu bajak pada kecepatan 5,29 km/jam yaitu 4,23 %. Kedalaman pembajakan tertinggi
pada kecepatan 5,29 km/jam pengolahan tanah dengan tiga bajak yaitu pada pada bajak
sebelah kiri sebesar 0,076 m dan terendah pada kecepatan 6 km/jam pada bajak tengah
sebesar 0,012 m. Pengolahan tanah dengan kecepatan 6 km/jam memiliki efisiensi yang
paling tinggi diantara kecepatan lainnya baik pengolahan tanah dengan satu bajak maupun
tiga bajak masing-masing sebesar 91,74% dan 72,53%. Pada efisiensi penyiangan,
kecepatan 6 km/jam memiliki efisiensi penyiangan paling tinggi dibandingkan kecepatan
yang lain yaitu sebesar 92,67%.

Kata kunci: efisiensi, kapasitas lapang, traktor tangan.

PENDAHULUAN lambat. Dibandingkan dengan sebagian


besar Negara Asia lainya, perkembangan
Komoditi tanaman pangan
mekanisasi pertanian di tanah air masih
memiliki peranan utama sebagai pemenuh
relatif tertinggal (Akbar dkk, 2004). Pada
kebutuhan pangan, pakan, dan industri,
kondisi dimana sumber tenaga manusia di
yang setiap tahunnya cendrung meningkat
sektor pertanian semakin berkurang, peran
seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
tenaga mekanis (traktor) dalam pengolahan
berkembangnya industri pangan dan
tanah sangat membantu dalam
pakan. Sehingga dari sisi Ketahanan
meningkatkan produktivitas lahan, serta
Pangan Nasional mempunyai fungsi
pola penanaman sesuai dengan jadwal
penting dan strategis.
tanam dapat terpenuhi (Akbar dkk, 2004).
Salah satu komoditi tanaman
Pengkajian tentang teknologi
pangan yang memiliki peranan penting
budidaya kacang tanah menyangkut
adalah kacang tanah. Kacang tanah
mekanisasi pertanian saat ini sedang
memiliki peran yang cukup besar terutama
dikembangkan dan sudah diaplikasikan,
untuk memenuhi kebutuhan protein, bahan
yaitu sebagai pengolahan tanah dan alat
baku industri pangan olahan dan pakan
penyiangan gulma untuk tanaman kacang
selain kedelai.
tanah menggunakan inovasi teknologi
Komoditas kacang tanah
traktor tangan roda dua.
memegang peranan penting sebagai
Sebagai alat pengolahan tanah,
sumber pendapatan bagi petani di
traktor tangan memiliki daya adaptasi yang
Indonesia. Akan tetapi peningkatan
tinggi dengan kondisi alam Indonesia.
produksi kacang tanah saat ini tidak diikuti
Dilihat dari segi teknis, penggunaan garu
oleh perbaikan kualitas (mutu). Penurunan
dan cangkul untuk alat pengolahan
kualitas kacang tanah ini dikarenakan
memberikan kapasitas kerja dan tingkat
teknologi budidaya dan penanganan pasca
kenyamanaan kerja sangat rendah
panen yang kurang tepat, sehingga kacang
dibandingkan dengan penggunaan traktor
tanah lebih mudah terkontaminasi penyakit
tangan (Santoso dkk, 2007).
dan serangan mikroorganisme (Andrianto
Produktifitas traktor tangan roda
dkk, 2004).
dua masih sangat kecil dibandingkan
Pengkajian tentang teknologi
dengan traktor roda empat (Santoso dkk,
budidaya produksi kacang tanah,
2007), sehingga saat ini sudah
menyangkut mekanisasi pertanian juga
dikembangkan traktor tangan roda dua
merupakan salah satu hal yang di-support
menjadi roda empat sebagai alat
demi peningkatan produksi pertanian.
pengolahan tanah, alat penyiangan gulma
Walaupun mekanisasi pertanian telah
dan pemanenan kacang tanah agar
diintroduksikan secara intensif, efektifitas
diperoleh traktor tangan dengan stabilitas
dan perkembangannya masih dirasa sangat
297
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017

yang lebih baik, lebih ergonomis, serta mempermudah perhitungan yang dipakai
pengoperasian alat yang lebih baik. dapat diselesaikan dengan program
Berdasarkan uraian diatas telah menggunakan Microsoft Excell.
dilakukan penelitian yang berjudul
“Performansi Traktor Tangan Roda Dua HASIL DAN PEMBAHASAN
Modifikasi Menjadi Roda Empat
Waktu hilang karena tumpang tindih
Multifungsi (Pengolahan Dan Penyiangan)
pengolahan tanah
untuk Kacang Tanah Di Desa Aik Ampat
Waktu hilang merupakan variabel
Kecematan Gerung Kabupaten Lombok
yang paling sulit dinilai dalam
Barat”.
hubungannya dengan kapasitas lapang.
Waktu lapang bisa hilang akibat
METODOLOGI PENELITIAN
pengolahan tanah yang tumpang tindih,
Bahan slip pada roda traktor, serta pembelokan.
Bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lahan olahan 14 12.31
dengan luas 0,0011 ha. 12

waktu hilang (%)


10
Alat 8
4.62 5.38
6 4.23
Alat-alat yang digunakan dalam
4
penelitian ini adalah satu set peralatan 2
perbengkelan, traktor tangan roda empat, 0
bajak singkal, meteran, dan stopwatch. kec. kec. kec. kec.
tinggi sedang rendah sangat
rendah
Prosedur Penelitian kecepatan (km/jam)

Persiapan penelitian Gambar 1. Hasil perhitungan waktu


Persiapan meliputi observasi lahan, hilang karena terjadi tumpang tindih
penyediaan dan pengecekan alat dan pengolahan tanah dengan 1 bajak
bahan, konsultasi teknis dan pengarahan
terhadap metode pengoprasian traktor 25 22.31
tangan roda empat, dan penentuan pola
20
waktu hilang (%)

pengolahan tanah. 16.15 16.15


15 14.61 11.54
11.54
11.54 10.77 10 10
Pengambilan data 10 8.46 7.69
Uji kinerja traktor tangan roda
5
empat dilakukan di lahan dengan
melakukan pengamatan indikator yang 0
kec. tinggi kec. kec. kec.
akan diukur sebagai berikut: kecepatan sedang rendah sangat
teoritis traktor, panjang lintasan, waktu rendah
kecepatan (km/jam)
berjalan maju, waktu belok, lebar bajak,
kanan tengah kiri
kedalaman pembajakan, putaran roda dan
efektivitas pengendalian gulma. Gambar 2. Hasil perhitungan waktu
hilang karena tumpang tindih pengolahan
Analisis Data tanah dengan 3 bajak
Data yang diperoleh pada
penelitian ini akan dianalisis menggunakan Dari Gambar 1 dan 2, dapat dilihat
pendekatan matematis untuk mendapatkan bahwa rata-rata waktu hilang
nilai-nilai dan data-data tambahan yang menggunakan tiga bajak lebih besar
diperlukan dengan menggunakan dibandingkan waktu hilang menggunakan
persamaan matematis. Untuk satu bajak. Hal ini disebabkan karena

298
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017

traktor memiliki beban yang lebih besar 50 45.57


40.71 40.74
pada pengolahan tanah menggunakan tiga 40

waktu hilang (%)


bajak daripada satu bajak sehingga 31.43
30 25.19
operator kesulitan dalam pengoprasian
18.07
traktor dengan tiga bajak. 20 14.54 15.07

10
Waktu hilang karena slip roda 0
Slip roda ditentukan oleh jumlah kec. tinggi kec. sedang kec. rendah kec. sangat
rendah
putaran roda, jarak tempuh, diameter roda.
kecepatan (km/jam)
1 bajak (%) 3 bajak (%)
14 12.9 12.9
Gambar 4. Hasil perhitungan waktu
waktu hilang (%)

12 10.29 10.29
10 hilang karena belok di ujung lapangan
7.6 7.6 7.6
8
6 4.74 Gambar 4 menunjukan bahwa
4 perbandingan waktu hilang karena belok di
2 ujung lapangan menggunakan tiga bajak
0 rata-rata memiliki waktu hilang yang lebih
kec. tinggi kec. sedang kec. rendah kec. sangat
rendah banyak dibandingkan dengan
kecepatan (km/jam) menggunakan satu bajak karena beban
1 bajak (%) 3 bajak (%) mengolah tanah mengunakan tiga bajak
lebih besar dibandingkan dengan satu
Gambar 3. Hasil perhitungan waktu bajak. Waktu hilang pengolahan dengan
hilang karena terjadinya slip roda satu bajak dari kecepatan tinggi ke
kecepatan rendah semakin kecil. Namun,
Perbandingan waktu hilang karena dengan menggunakan tiga bajak terjadi
slip roda menggunakan satu bajak dan tiga sebaliknya, semakin rendah kecepatan,
bajak menunjukkan bahwa nilai rata-rata semakin tinggi waktu hilangnya. Hal ini
persentasi waktu hilang menggunakan tiga disebabkan karena beban pada traktor.
bajak lebih besar dibandingkan Dengan menggunakan satu bajak, karena
menggunakan satu bajak. selain beban traktor tidak terlalu besar dengan
disebabkan oleh kelengketan tanah pada kecepatan yang semakin rendah akan
roda lebih banyak dan jarak tempuh mempercepat waktu belok. Sedangkan
pengolahan tanah, juga disebabkan oleh dengan menggunakan tiga bajak, beban
beban pada traktor menggunakan tiga yang dihasilkan akan semakin besar
bajak lebih besar dari pada menggunakan sehingga saat belok dengan menggunakan
satu bajak. kecepatan yang semakin tinggi akan
mepermudah atau mempercepat waktu
Waktu hilang belok di ujung lapangan belok.
Waktu belok adalah waktu yang
dibutuhkan bajak pada saat membelok Kedalaman pembajakaan
pada akhir suatu lintasan sampai memasuki Kedalaman pembajakan diketahui
lintasan berikutnya. Kehilangan waktu dengan pengukuran pada lahan yang telah
pada saat belok di ujung lapangan diolah dengan membenamkan alat ukur
ditentukaan oleh perbandingan antara kedalam tanah dengan melihat nilai
waktu belok dan waktu total pengolahan kedalamannya pada meteran sampai pada
tanah. permukaan tanah.

299
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017

0.055 0.054 0.054 menjadi dua, yaitu kapasitas lapang teoritis

kedalaman bajak (m)


0.054
0.053 0.052 (Kt) dan kapasitas lapang aktual (Ka).
0.052
0.051
0.05
0.049 0.048
0.048 0.18
0.047 0.16
0.046 0.14

Kt (ha/jam)
0.045 0.12
kec. kec. kec. kec. 0.1
tinggi sedang rendah sangat 0.08
rendah 0.06
0.04
kecepatan (km/jam) 0.02
0
Gambar 5. Hasil pengukuran kedalaman kec. tinggi kec. kec. kec. sangat
sedang rendah rendah
pembajakan dengan satu bajak
0.076
kecepatan (km/jam)
0.08 Kt 1 bajak (ha/jam) Kt 3 bajak (ha/jam)
kedalaman bajak (m)

0.066 0.064
0.07 0.06 0.062 0.058
0.06 0.054
0.05 0.04 0.038
Gambar 7. Hasil perhitungan Kt
0.036
0.04 pengolahan tanah
0.026
0.03
0.02 0.012 Nilai Kt pada pengolahan tanah
0.01
0
dengan satu dan tiga bajak tidak berbeda
kec. tinggi kec. kec. kec. pada masing-masing kecepatan. Hal ini
sedang rendah sangat disebabkan nilai kecepatan kerja dan lebar
rendah
kecepatan (km/jam) kerja pengolahan tanah yang merupakan
kanan tengah kiri faktor penentu kapasitas kerja teoritis tidak
Gambar 6. Hasil pengukuran kedalaman berbeda pada tiap kecepatan untuk satu dan
pembajakan dengan tiga bajak tiga bajak.
Gambar 5 dan 6 menunjukkan hasil 0.16
kedalaman pembajakan dengan 0.14
0.12
Ka (ha/jam)

menggunakan tiga bajak lebih besar 0.1


dibandingkan dengan menggunakan satu 0.08
bajak. Hal ini disebabkan beban saat 0.06
0.04
menggunakan tiga bajak lebih besar dari 0.02
pada satu bajak, sehingga tekanan 0
menggunakan tiga bajak lebih besar dari kec. tinggi kec. kec. kec.
sedang rendah sangat
pada satu bajak. rendah
kecepatan (km/jam)
Ka 1 bajak (ha/jam) Ka 3 bajak (ha/jam)
Efisiensi pengolahan tanah
Efisiensi pengolahan tanah
Gambar 8. Hasil perhitungan Ka
dipengaruhi oleh kapasitas kerja suatu alat.
Kapasitas kerja alat didefinisikan sebagai pengolahan tanah
suatu kemampuan kerja suatu alat atau Nilai Ka pada pengolahan tanah
mesin memberikan hasil (hektar, kilogram, menggunakan satu bajak lebih tinggi
liter) per satuan waktu. Jadi kapasitas kerja daripada pengolahan tanah menggunakan
pengolahan tanah adalah berapa hektar tiga bajak pada tiap kecepatan. Hal ini
kemampuan suatu alat dalam mengolah disebabkan waktu pengolahan tanah
tanah per satuan waktu, sehingga menggunakan satu bajak lebih singkat
satuannya adalah hektar per jam atau jam dibandingkan dengan menggunakan tiga
per hektar atau hektar per jam per HP bajak. Hal ini dikarenakan traktor memiliki
traktor (Suastawa dkk, 2000). Kapasitas beban yang lebih besar pada pengolahan
lapang suatu alat atau mesin dibagi tanah menggunakan tiga bajak daripada
satu bajak.

300
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017

Nilai efisiensi lapang pengolahan 100 92.67


tanah dipengaruhi oleh kapasitas lapang
80
pengolahan tanah, karena efisiensi

penyiangan (%)
efektivitas
pengolahan tanah merupakan 60 50
perbandingan antara kapasitas lapang
40
aktual dengan kapasitas lapang teoritis
yang dinyatakan dalam persen (%). 20 11.11
0
100 91.74
0
81.67
73.82 kec. kec. kec. kec.
e f i s i e n s i (%)

80 72.53
65.13 tinggi sedang rendah sangat
58.3255.22 rendah
60 53.32
kecepatan (km/jam)
40
Gambar 10. Hasil perhitungan efektivitas
20
penyiangan
0 Gambar 10 menunjukan bahwa
kec. tinggi kec. kec. kec. sangat jumlah gulma serta tingkat
sedang rendah rendah
kecepatan (km/jam) pertumbuhannya. Semakin tinggi
1 bajak (%) 3 bajak (%) kecepatan yang digunakan untuk
Gambar 9. Hasil perhitungan efisiensi penyiangan maka efektivitas penyiangan
pengolahan tanah akan semakin tinggi, hal ini disebabkan
jika kecepatan semakin tinggi, gulma akan
Nilai efisiensi pengolahan tanah
lebih mudah terpotong atau terangkat.
dengan satu bajak lebih tinggi
Traktor tangan roda empat yang digunakan
dibandingkan dengan pengolahan tanah
dalam penelitian ini mencapai batas
menggunakan tiga bajak. Hal ini
maksimun dalam penyiangan pada
disebabkan beban pada traktor
kecepataan sedang, sehingga pada
menggunakan tiga bajak lebih besar dari
kecepatan tinggi efektivitas penyiangan
pada menggunakan satu bajak. Selain itu,
menurun.
waktu hilang pengolahan tanah dengan
satu bajak lebih kecil dibandingkan dengan
KESIMPULAN & SARAN
tiga bajak, sehingga efisiensi pengolahan
tanah dengan satu bajak lebih tinggi Kesimpulan
dibandingkan dengan tiga bajak. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
Efektivitas Penyiangan sebagai berikut:
Penyiangan termasuk pengendalian 1. Semakin rendah kecepatan, nilai
mekanis secara manual, yaitu dengan cara kapasitas lapang teoritis (Kt) semakin
merusak sebagian atau seluruh gulma rendah.
sampai terganggu pertumbuhannya atau 2. Nilai kapasitas lapang aktual (Ka)
mati sehingga tidak menganggu tanaman tertinggi terdapat pada kecepatan 6
(Rukmana dkk, 1999). Pada penelitian ini, km/jam, yaitu 0,14312 ha/jam untuk 1
efisiensi pengolahan tanah ditentukan bajak dan 0,11314 ha/jam untuk tiga
berdasarkan perbandingan antara gulma bajak.
yang tercabut dengan alat dan gulma yang 3. Waktu hilang tertinggi pada pengolahan
tercabut secara manual. tanah dengan tiga bajak pada kecepatan
4,44 km/jam yaitu 45,57% dan terendah
dengan satu bajak pada kecepatan 5,29
km/jam yaitu 4,23%.
4. Kedalaman pembajakan tertinggi pada
kecepatan 5,29 km/jam pengolahan
tanah dengan tiga bajak yaitu pada pada
301
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017

bajak sebelah kiri sebesar 0,076 m dan Padi Sawah. Jurnal Keteknikan
terendah pada kecepatan 6 km/jam pada Pertanian. Vol. 18 No. 3: 178-190.
bajak tengah sebesar 0,012 m. Bogor.
5. Pengolahan tanah dengan kecepatan 6
km/jam memiliki efisiensi yang paling Andrianto, T.T., Indarto, N. 2004.
tinggi diantara kecepatan lainnya, baik Budidaya dan Analisis Usaha Tani
pengolahan tanah dengan satu bajak Buncis, Kacang Tanah, Kacang
maupun tiga bajak, masing-masing Tunggak. Yogyakarta: Absolut.
sebesar 91,74 % dan 72,53 %.
6. Pada efisiensi penyiangan, kecepatan 6 Rukmana dan Saputra. 1999. Gulma dan
km/jam memiliki efisiensi penyiangan Teknik Pengendaliannya. Kanisius.
paling tinggi dibandingkan kecepatan Jakarta, dalam Sitompul, S.M. dan
yang lain, yaitu sebesar 92,67 %. B. Guritno, 1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman. Gadjah
Saran Mada University Press.
Saran yang dapat Yogyakarta. 407 p.
direkomendasikan adalah diperlukan
penyempurnaan model traktor tangan roda Santoso, Andasuryani, Rinaldi S, Dede P.
empat agar lebih baik sehingga diperoleh 2007. Modifikasi Rotary Tiller
hasil pengolahan tanah yang lebih baik, sebagai Implement pada Traktor
dapat mempersingkat waktu kerja, dan Tangan. Jurnal Keteknikan
menekan kerugian waktu saat pengolahan Pertanian. Vol. 5. No. 1: 66.
tanah.
Suastawa, I. N., W. Hermawan, dan E. N.
DAFTAR PUSTAKA Sembiring. 2000. Konstruksi dan
Pengukuran KinerjaTraktor
Akbar ARM, Pramudya B, Herodin S,
Pertanian. Teknik Pertanian. Fateta.
Astika IW. 2004. Pemodelan
IPB. Bogor.
Faktor Ergonomi terhadap
Produktivitas Kerja pada
Pengolahan Tanah Pertama Areal

302

You might also like