Professional Documents
Culture Documents
ID Performansi Traktor Tangan Roda Dua Modi PDF
ID Performansi Traktor Tangan Roda Dua Modi PDF
ID Performansi Traktor Tangan Roda Dua Modi PDF
1, Maret 2017
ABSTRACT
Purpose of this study was to test the performance of multifunctional four-wheel hand
tractors through testing on its two functions, as tillage and weeding machine. This
research was conducted in the village of Aik Ampat District of West Lombok Gerung using
four-wheel hand tractors. The method used was an experimental method that carried out in
the field. Measured parameters were the actual field capacity, theoretical field capacity,
time losses, efficiency of tillage and weeding by using four variations of speed and three
replications for each speed. The results showed that, the lower the speed, the theoretical
value of field capacity (Kt) was lower. The actual value of field capacity (Ka) was highest
at 6 km/h speed of 0.143 ha/h for 1 plow and 0.113 ha/h for 3 plows. The highest time
losses on the land processing with 3 plows at 4.44 km/h speed was 45.57% and the lowest
with 1 plow at 5.29 km/h speed was 4.23%. The depth of the highest plow rate at 5.29 km/h
speed using 3 plow tillage, the lowest was 0,076 m on the left plow and at 6 km/h speed
was 0,012 m on the middle plow. Land processing with 6 km/h speed has the highest
efficiency among other speed, either using 1 plow or 3 plows, respectively 91.74% and
72.53%. The weeding efficiency, 6 km/h speed has the highest efficiency of 92.67% than
other speed.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji performansi traktor tangan roda
empat multifungsi melalui pengujian pada dua fungsi, yakni sebagai mesin pengolahan
tanah dan penyiangan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Aik Ampat Kecamatan Gerung
Kabupaten Lombok Barat dengan menggunakan traktor tangan roda empat. Metode yang
digunakan adalah metode eksperimental yang dilakukan di lapangan. Parameter yang
diukur adalah kapasitas lapang aktual, kapasitas lapang teorotis, waktu hilang, efisiensi
pengolahan tanah, dan efisiensi penyiangan dengan menggunakan empat variasi kecepatan
dan tiga kali ulangan untuk tiap kecepatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semakin
rendah kecepatan, nilai kapasitas lapang teoritis (Kt) semakin rendah. Nilai kapasitas
lapang aktual (Ka) tertinggi terdapat pada kecepatan 6 km/jam, sebesar 0,14312 ha/jam
untuk 1 bajak dan 0,11314 ha/jam untuk 3 bajak. Waktu hilang tertinggi pada pengolahan
296
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
tanah dengan 3 bajak pada kecepatan 4,44 km/jam sebesar 45,57 % dan terendah dengan
satu bajak pada kecepatan 5,29 km/jam yaitu 4,23 %. Kedalaman pembajakan tertinggi
pada kecepatan 5,29 km/jam pengolahan tanah dengan tiga bajak yaitu pada pada bajak
sebelah kiri sebesar 0,076 m dan terendah pada kecepatan 6 km/jam pada bajak tengah
sebesar 0,012 m. Pengolahan tanah dengan kecepatan 6 km/jam memiliki efisiensi yang
paling tinggi diantara kecepatan lainnya baik pengolahan tanah dengan satu bajak maupun
tiga bajak masing-masing sebesar 91,74% dan 72,53%. Pada efisiensi penyiangan,
kecepatan 6 km/jam memiliki efisiensi penyiangan paling tinggi dibandingkan kecepatan
yang lain yaitu sebesar 92,67%.
yang lebih baik, lebih ergonomis, serta mempermudah perhitungan yang dipakai
pengoperasian alat yang lebih baik. dapat diselesaikan dengan program
Berdasarkan uraian diatas telah menggunakan Microsoft Excell.
dilakukan penelitian yang berjudul
“Performansi Traktor Tangan Roda Dua HASIL DAN PEMBAHASAN
Modifikasi Menjadi Roda Empat
Waktu hilang karena tumpang tindih
Multifungsi (Pengolahan Dan Penyiangan)
pengolahan tanah
untuk Kacang Tanah Di Desa Aik Ampat
Waktu hilang merupakan variabel
Kecematan Gerung Kabupaten Lombok
yang paling sulit dinilai dalam
Barat”.
hubungannya dengan kapasitas lapang.
Waktu lapang bisa hilang akibat
METODOLOGI PENELITIAN
pengolahan tanah yang tumpang tindih,
Bahan slip pada roda traktor, serta pembelokan.
Bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lahan olahan 14 12.31
dengan luas 0,0011 ha. 12
298
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
10
Waktu hilang karena slip roda 0
Slip roda ditentukan oleh jumlah kec. tinggi kec. sedang kec. rendah kec. sangat
rendah
putaran roda, jarak tempuh, diameter roda.
kecepatan (km/jam)
1 bajak (%) 3 bajak (%)
14 12.9 12.9
Gambar 4. Hasil perhitungan waktu
waktu hilang (%)
12 10.29 10.29
10 hilang karena belok di ujung lapangan
7.6 7.6 7.6
8
6 4.74 Gambar 4 menunjukan bahwa
4 perbandingan waktu hilang karena belok di
2 ujung lapangan menggunakan tiga bajak
0 rata-rata memiliki waktu hilang yang lebih
kec. tinggi kec. sedang kec. rendah kec. sangat
rendah banyak dibandingkan dengan
kecepatan (km/jam) menggunakan satu bajak karena beban
1 bajak (%) 3 bajak (%) mengolah tanah mengunakan tiga bajak
lebih besar dibandingkan dengan satu
Gambar 3. Hasil perhitungan waktu bajak. Waktu hilang pengolahan dengan
hilang karena terjadinya slip roda satu bajak dari kecepatan tinggi ke
kecepatan rendah semakin kecil. Namun,
Perbandingan waktu hilang karena dengan menggunakan tiga bajak terjadi
slip roda menggunakan satu bajak dan tiga sebaliknya, semakin rendah kecepatan,
bajak menunjukkan bahwa nilai rata-rata semakin tinggi waktu hilangnya. Hal ini
persentasi waktu hilang menggunakan tiga disebabkan karena beban pada traktor.
bajak lebih besar dibandingkan Dengan menggunakan satu bajak, karena
menggunakan satu bajak. selain beban traktor tidak terlalu besar dengan
disebabkan oleh kelengketan tanah pada kecepatan yang semakin rendah akan
roda lebih banyak dan jarak tempuh mempercepat waktu belok. Sedangkan
pengolahan tanah, juga disebabkan oleh dengan menggunakan tiga bajak, beban
beban pada traktor menggunakan tiga yang dihasilkan akan semakin besar
bajak lebih besar dari pada menggunakan sehingga saat belok dengan menggunakan
satu bajak. kecepatan yang semakin tinggi akan
mepermudah atau mempercepat waktu
Waktu hilang belok di ujung lapangan belok.
Waktu belok adalah waktu yang
dibutuhkan bajak pada saat membelok Kedalaman pembajakaan
pada akhir suatu lintasan sampai memasuki Kedalaman pembajakan diketahui
lintasan berikutnya. Kehilangan waktu dengan pengukuran pada lahan yang telah
pada saat belok di ujung lapangan diolah dengan membenamkan alat ukur
ditentukaan oleh perbandingan antara kedalam tanah dengan melihat nilai
waktu belok dan waktu total pengolahan kedalamannya pada meteran sampai pada
tanah. permukaan tanah.
299
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
Kt (ha/jam)
0.045 0.12
kec. kec. kec. kec. 0.1
tinggi sedang rendah sangat 0.08
rendah 0.06
0.04
kecepatan (km/jam) 0.02
0
Gambar 5. Hasil pengukuran kedalaman kec. tinggi kec. kec. kec. sangat
sedang rendah rendah
pembajakan dengan satu bajak
0.076
kecepatan (km/jam)
0.08 Kt 1 bajak (ha/jam) Kt 3 bajak (ha/jam)
kedalaman bajak (m)
0.066 0.064
0.07 0.06 0.062 0.058
0.06 0.054
0.05 0.04 0.038
Gambar 7. Hasil perhitungan Kt
0.036
0.04 pengolahan tanah
0.026
0.03
0.02 0.012 Nilai Kt pada pengolahan tanah
0.01
0
dengan satu dan tiga bajak tidak berbeda
kec. tinggi kec. kec. kec. pada masing-masing kecepatan. Hal ini
sedang rendah sangat disebabkan nilai kecepatan kerja dan lebar
rendah
kecepatan (km/jam) kerja pengolahan tanah yang merupakan
kanan tengah kiri faktor penentu kapasitas kerja teoritis tidak
Gambar 6. Hasil pengukuran kedalaman berbeda pada tiap kecepatan untuk satu dan
pembajakan dengan tiga bajak tiga bajak.
Gambar 5 dan 6 menunjukkan hasil 0.16
kedalaman pembajakan dengan 0.14
0.12
Ka (ha/jam)
300
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
penyiangan (%)
efektivitas
pengolahan tanah merupakan 60 50
perbandingan antara kapasitas lapang
40
aktual dengan kapasitas lapang teoritis
yang dinyatakan dalam persen (%). 20 11.11
0
100 91.74
0
81.67
73.82 kec. kec. kec. kec.
e f i s i e n s i (%)
80 72.53
65.13 tinggi sedang rendah sangat
58.3255.22 rendah
60 53.32
kecepatan (km/jam)
40
Gambar 10. Hasil perhitungan efektivitas
20
penyiangan
0 Gambar 10 menunjukan bahwa
kec. tinggi kec. kec. kec. sangat jumlah gulma serta tingkat
sedang rendah rendah
kecepatan (km/jam) pertumbuhannya. Semakin tinggi
1 bajak (%) 3 bajak (%) kecepatan yang digunakan untuk
Gambar 9. Hasil perhitungan efisiensi penyiangan maka efektivitas penyiangan
pengolahan tanah akan semakin tinggi, hal ini disebabkan
jika kecepatan semakin tinggi, gulma akan
Nilai efisiensi pengolahan tanah
lebih mudah terpotong atau terangkat.
dengan satu bajak lebih tinggi
Traktor tangan roda empat yang digunakan
dibandingkan dengan pengolahan tanah
dalam penelitian ini mencapai batas
menggunakan tiga bajak. Hal ini
maksimun dalam penyiangan pada
disebabkan beban pada traktor
kecepataan sedang, sehingga pada
menggunakan tiga bajak lebih besar dari
kecepatan tinggi efektivitas penyiangan
pada menggunakan satu bajak. Selain itu,
menurun.
waktu hilang pengolahan tanah dengan
satu bajak lebih kecil dibandingkan dengan
KESIMPULAN & SARAN
tiga bajak, sehingga efisiensi pengolahan
tanah dengan satu bajak lebih tinggi Kesimpulan
dibandingkan dengan tiga bajak. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
Efektivitas Penyiangan sebagai berikut:
Penyiangan termasuk pengendalian 1. Semakin rendah kecepatan, nilai
mekanis secara manual, yaitu dengan cara kapasitas lapang teoritis (Kt) semakin
merusak sebagian atau seluruh gulma rendah.
sampai terganggu pertumbuhannya atau 2. Nilai kapasitas lapang aktual (Ka)
mati sehingga tidak menganggu tanaman tertinggi terdapat pada kecepatan 6
(Rukmana dkk, 1999). Pada penelitian ini, km/jam, yaitu 0,14312 ha/jam untuk 1
efisiensi pengolahan tanah ditentukan bajak dan 0,11314 ha/jam untuk tiga
berdasarkan perbandingan antara gulma bajak.
yang tercabut dengan alat dan gulma yang 3. Waktu hilang tertinggi pada pengolahan
tercabut secara manual. tanah dengan tiga bajak pada kecepatan
4,44 km/jam yaitu 45,57% dan terendah
dengan satu bajak pada kecepatan 5,29
km/jam yaitu 4,23%.
4. Kedalaman pembajakan tertinggi pada
kecepatan 5,29 km/jam pengolahan
tanah dengan tiga bajak yaitu pada pada
301
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017
bajak sebelah kiri sebesar 0,076 m dan Padi Sawah. Jurnal Keteknikan
terendah pada kecepatan 6 km/jam pada Pertanian. Vol. 18 No. 3: 178-190.
bajak tengah sebesar 0,012 m. Bogor.
5. Pengolahan tanah dengan kecepatan 6
km/jam memiliki efisiensi yang paling Andrianto, T.T., Indarto, N. 2004.
tinggi diantara kecepatan lainnya, baik Budidaya dan Analisis Usaha Tani
pengolahan tanah dengan satu bajak Buncis, Kacang Tanah, Kacang
maupun tiga bajak, masing-masing Tunggak. Yogyakarta: Absolut.
sebesar 91,74 % dan 72,53 %.
6. Pada efisiensi penyiangan, kecepatan 6 Rukmana dan Saputra. 1999. Gulma dan
km/jam memiliki efisiensi penyiangan Teknik Pengendaliannya. Kanisius.
paling tinggi dibandingkan kecepatan Jakarta, dalam Sitompul, S.M. dan
yang lain, yaitu sebesar 92,67 %. B. Guritno, 1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman. Gadjah
Saran Mada University Press.
Saran yang dapat Yogyakarta. 407 p.
direkomendasikan adalah diperlukan
penyempurnaan model traktor tangan roda Santoso, Andasuryani, Rinaldi S, Dede P.
empat agar lebih baik sehingga diperoleh 2007. Modifikasi Rotary Tiller
hasil pengolahan tanah yang lebih baik, sebagai Implement pada Traktor
dapat mempersingkat waktu kerja, dan Tangan. Jurnal Keteknikan
menekan kerugian waktu saat pengolahan Pertanian. Vol. 5. No. 1: 66.
tanah.
Suastawa, I. N., W. Hermawan, dan E. N.
DAFTAR PUSTAKA Sembiring. 2000. Konstruksi dan
Pengukuran KinerjaTraktor
Akbar ARM, Pramudya B, Herodin S,
Pertanian. Teknik Pertanian. Fateta.
Astika IW. 2004. Pemodelan
IPB. Bogor.
Faktor Ergonomi terhadap
Produktivitas Kerja pada
Pengolahan Tanah Pertama Areal
302