Professional Documents
Culture Documents
205 1 559 2 10 20170316 PDF
205 1 559 2 10 20170316 PDF
Farmakognosi Akfar
ABSTRACT
Plants kerehau empirically used to treat swelling, abdominal pain and diarrhea. Kerehau leaf research
data related to quality botanicals have not done, this causes the botanicals and extracts do not have a
standard. The purpose of this study to determine the chemical characterization and the compound leaf extract
botanicals and kerehau.
The research object leaves kerehau obtained from the village of Muara District Muara Aloh Muntai,
made crude drug samples are extracted using maceration method by ethanol 70%. Then examined the
macroscopic, microscopic, these characterizations include: water assay, assay of soluble extract in water,
soluble extract assay of ethanol, the determination of ash content and assay of acid insoluble ash is then
performed phytochemical screening. Data were analyzed using descriptivemethods.
The characterization results simplicia, macroscopic kerehau has green leaves, pointed leaf tip, leaf base
tapering, serrated leaf edge, the shape of elongated leaves, a single leaf, leaf arrangement pinnate, pinnate
leaves arrangement of bones, flesh soft thin leaves, leaf length 10,5- 14 cm and 4-6 cm wide leaves.
Microscopic hair bulbs discovered fragment identifier cover, file vessels, glands hair, and stomata calcium
oxalate crystal anisositik. The water content of 9.6%, water soluble extract content of 17.7% ethanol soluble
extract content of 11.3%, ash content of 6%, acid insoluble ash content of 1%.
The characterization results extract ethanol, 15% water content, water soluble extract content of 40.4%
ethanol soluble extract content of 39.9%, ash content of 3.5%, acid insoluble ash content of 0.3%. While the
results of the identification of classes of chemical compounds, known kerehau leaf contains flavonoids,
tannins, saponins and terpenoids.
Fitokimia Daun Kerehau (Callicarpa longifolia mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan
Lamk.)”. Karakterisasi pada penelitian ini kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut
meliputi uji makroskopik, uji mikroskopik, etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan
penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut kadar abu tidak larut asam dilakukan menurut
dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, prosedur [2].
penetapan kadar abu, penetapan kadar abu tidak Pemeriksaan Makroskopik
larut dalam asam, selanjutnya dilakukan skrining Uji makroskopik bertujuan untuk
fitokimia. menentukan ciri khas simplisia dengan
pengamatan secara langsung berdasarkan bentuk
METODOLOGI PENELITIAN simplisia dan ciri-ciri daun kerehau (Callicarpa
Alat longifolia) menurut literatur secara umum.
Alat yang diperlukan dalam penelitian Pemeriksaan Mikroskopik
iniadalah seperangkat alat maserasi, penangas, Simplisia yang diperiksa berupa serbuk
cover glass, objek gelas, gelas ukur, beaker gelas, daun kerehau dilakukan dengan cara meletakkan
erlenmeyer, corong, batang pengaduk, labu ukur, serbuk simplisia daun kerehau di atas objek gelas
tabung reaksi, mikroskop, timbangan analitik, yang ditetesi air dan kloral hidrat di atas lampu
krus porselin, cawan, sikat tabung, penjepit spiritus. Diamati di bawah mikroskop untuk
tabung,pipet tetes, rak tabung, spatel, kertas saring melihat fragmen pengenal dalam bentuk sel, isi sel
bebas abu, kertas label, lampu spiritus. atau jaringan tanaman serbuk simplisia daun
Bahan kerehau.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam Penetapan Kadar Air
penelitian ini, yaitu; Serbuk simplisia daun Di timbang 5 gram serbuk serbuk simplisia
kerehau, aquades, kloralhidrat, asam klorida 2N, didalam cawan dangkal berdasar rata yang telah
asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, besi(III) diketahui beratnya, kemudian dikeringkan dalam
klorida 1%, etanol 95%, etanol 70%, pereaksi oven pada suhu 105ºC selama 5 jam, kemudian
mayer, pereaksi bouchardat, pereaksi dragendrof, didinginkan dalam desikator dan ditimbang
serbuk magnesium, n-heksan, kloroform P. hingga bobot tetap. Kadar dihitung dalam persen
terhadap bahan yang dikeringkan diudara.
Prosedur Penelitian
Determinasi Tumbuhan ( )
= 100%
Determinasi tumbuhan kerehau dilakukan
di Laboratorium Anatomi dan Sistematika
Keterangan:
Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu
a : Berat cawan
Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman
b : Berat sampel
Samarinda.
c : Berat cawan + sampel [3]
Pembuatan Simplisia
Daun kerehau yang telah dikumpulkan,
dilakukan sortasi basah untuk memisahkan Penetapan kadar sari larut dalam air
Ditimbang 5 gram serbuk simplisia,
kotoran atau bahan asing lainnya dari bahan
dimaserasi dengan 100 ml kloroform P (2,5 ml
simplisia, kemudian dicuci di bawah air mengalir
kloroform dalam 1000 ml aquadest) selama 24
menggunakan air (PAM). Setelah dicuci langsung
jam menggunakan labu bersumbat sambil sekali-
ditiriskan agar sisa air cucian terbuang kemudian
kali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian
dilakukan perajangan dengan lebar 1,5 cm agar
didiamkan selama 18 jam. Di saring cepat, 20 ml
proses pengeringan berlangsung lebih cepat dan
filtrat diuapkan dalam cawan dangkal berdasar
disebarkan di atas kertas koran sehingga air
rata (yang telah ditara) di atas penangas air hingga
terserap. Simplisia dikeringkan dengan cara
kering, sisa dipanaskan pada suhu 105ºC hingga
diangin-anginkan pada tempat yang terlindung
bobot tetap. Kadar dihitung dalam persen terhadap
dari sinar matahari.Simplisia yang telah kering
bahan yang telah dikeringkan diudara.
dibuat serbuk untuk dilakukan penelitian dengan
100
cara menggunakan alat blender agar lebih = 100%
mempermudah penyerbukan, kemudian diayak 20
dengan pengayak mesh 60.
Keterangan :
Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
a : Berat sari
Penetapan karakterisasi simplisia seperti
b : Berat simplisia
pemeriksaan makroskopik, pemeriksaan
tercantum dalam monografi terbitan resmi larut asam dilakukan untuk mengetahui kadar
Departemen Kesehatan. Hasil karakterisasi senyawa yang tidak larut asam, misalnya
simplisia dan ekstrak etanol daun kerehau dapat silika, logam-logam berat seperti Pb, Hg.
dilihat pada Tabel 1 berikut. Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia
dan Ekstrak Daun Kerehau
Tabel 1. Hasil Karakterisasi Serbuk Simplisia Skrining fitokimia terhadap simplisia
dan Ekstrak Daun Kerehau dan ekstrak dilakukan untuk mendapatkan
Kadar Kadar informasi golongan senyawa metabolit
Uraian
Simplisia Ekstrak sekunder yang terdapat didalamnya.Hasil
Kadar air 9,6% 15% pemeriksaan skrining fitokimia dapat dilihat
Kadar sari pada Tabel 2 dan 3.
larut dalam 17,7% 40,4%
air Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Serbuk
Kadar sari 39,9% Simplisia Daun Kerehau
larut dalam 11,3% Hasil
etanol Uji
(warna/end
Kadar abu 6% 3,5% Senyawa Pereaksi
apan)
Kadar abu Mayer ( - )Tidak
tidak larut 1% 0,3% ada endapan
asam Alkaloid Bouchardat ( - )Tidak
ada endapan
Hasil penetapan kadar air yang
Dragendrof ( - )Tidak
diperoleh pada simplisia lebih kecil dari 10%
ada endapan
yaitu 9,6%, memenuhi persyaratan yang
Serbuk Mg (+)
ditetapkan Materia Medika Indonesia IV
Flavonoid + HCl pekat Warnajingg
(MMI IV) [7], sedangkan pada ekstrak
+ Amil apada
diperoleh 15%. Menurut Voigt [8], ekstrak
alkohol lapisan amil
cair lebih dari 30%, ekstrak kental 5-30%,
alkohol
ekstrak kering kurang dari 5%. Kadar air yang
+ 1-2 tetes (+) Warna
besar dapat menyebabkan pertumbuhan
Tanin pereaksi hijau
mikroba karena air merupakan media
FeCl3 1% kehitaman
pertumbuhan mikroorganisme dan juga
Air panas, (+) Busa
sebagai media terjadinya reaksi enzimatis
Saponin dikocok + permanen
yang dapat menguraikan senyawa aktifnya.
HCl 2 N
Penetapan kadar sari larut air untuk
Asam asetat
mengetahui kadar senyawa kimia bersifat
Terpenoid anhidrat + (+) Hijau
polar yang terkandung di dalam simplisia dan
H2SO4 kebiruan
ekstrak, yang hasilnya diperoleh 17,7% pada
pekat
simplisia 40,4% ekstrak. Kadar sari larut
dalam etanol dilakukan untuk mengetahui Serbuk simplisia yang ditambah dengan
kadar senyawa larut dalam etanol, baik pereaksi Mayer, Bouchardat dan Dragendrof
senyawa polar maupun non polar diperoleh tidak menunjukan adanya endapan yang
hasil 11,3% pada simplisia 39,9% ekstrak. berarti simplisia tidak mengandung alkaloid.
Kandungan sari larut dalam air lebih tinggi Menurut Harborne [9], apabila pada saat
daripada kadar sari larut etanol, ini berarti penambahan pereaksi mayer terbentuk
senyawa kimia yang larut dalam air lebih endapan putih atau kuning, pereaksi
banyak dibandingkan larut etanol. Penetapan bouchardat terbentuk endapan coklat sampai
kadar abu dilakukan untuk mengetahui kadar hitam, pereaksi dragendrof terbentuk endapan
senyawa anorganik dalam simplisia dan jingga sampai merah coklat menandakan
ekstrak, misalnya logam K, Ca, Na, Pb, Hg, adanya alkaloid. Sedangkan pemeriksaan
silika, sedangkan penetapan kadar abu tidak
Kimia FMIPA Unmul 94
Supomo, dkk Karakterisasi dan Skrining
Farmakognosi Akfar
ekstrak etanol satu dari tiga pereaksi yaitu pekat dan amil alkohol pada simplisia dan
dragendrof membentuk endapan merah ekstrak memberikan warna jingga pada
coklat. lapisan amil alkohol menunjukkan adanya
flavonoid.Pereaksi FeCl3 1% memberikan
Table 3. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak warna hijau kehitaman menunjukkan adanya
Etanol Daun Kerehau senyawa tanin. Menurut Robinson [10],
Hasil senyawa tanin membentuk kompleks dengan
Uji
(warna/end larutan feriklorida (FeCl3) menghasilkan
Senyawa Pereaksi
apan) warna hitam biru sampai warna hijau yang
Mayer ( - )Tidak berarti adanya senyawa fenol. Skrining
ada endapan saponin yang dilakukan pada simplisia dan
Bouchardat ( - )Tidak ekstrak menghasilkan busa yang stabil dan
Alkaloid ada endapan tidak hilang dengan penambahan HCL 2 N.
Dragendrof ( + )endapan Sifat busa saponin disebabkan adanya struktur
merah amfifilik saponin mengakibatkan sifat fisika
coklat saponin sebagai surfaktan yang sifat ini sama
Serbuk Mg (+) seperti sabun dan deterjen, penambahan HCL
Flavonoid + HCl pekat Warnajingg 2 N mengakibatkan kestabilan busa semakin
+ Amil apada lama.
alkohol lapisan amil Pemeriksaan terpenoid simplisia dan
alkohol ekstrak membentuk warna hijau kebiruan
+ 1-2 tetes (+) Warna pada saat penambahan asam asetat anhidrat
Tanin pereaksi hijau dan asam sulfat pekat . Menurut Harborne [9],
FeCl3 1% kehitaman jika mengandung senyawa terpenoid apabila
Air panas, (+) Busa ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam
Saponin dikocok + permanen sulfat pekat akan terbentuk warna hijau atau
HCl 2 N hijau kebiruan. Berdasarkan hasil skrining
Asam asetat fitokimia yang dilakukan diketahui bahwa
Terpenoid anhidrat + (+) Hijau daun kerehau mengandung senyawa
H2SO4 kebiruan flafonoid, tanin, saponin dan terpenoid.
pekat
Keterangan : KESIMPULAN
1. Karakteristik simplisia daun kerehau,
+ : Mengandung senyawa kimia secara makroskopik merupakan daun
- : Tidak mengandung senyawakimia tunggal, susunan daun menyirip, bentuk
memanjang, pangkal meruncing, ujung
Serbuk simplisia yang ditambah dengan meruncing, tepi bergerigi, susunan tulang
pereaksi Mayer, Bouchardat dan Dragendrof daun menyirip, daging daun tipis lunak,
tidak menunjukan adanya endapan yang panjang 10,5-14 cm dan lebar daun 4-6
berarti simplisia tidak mengandung alkaloid. cm.Pengamatan mikroskopik serbuk
Menurut Harborne [9], apabila pada saat simplisia memiliki fragmen rambut
penambahan pereaksi mayer terbentuk penutup, berkas pembuluh bentuk tangga,
endapan putih atau kuning, pereaksi hablur kalsium oksalat, stomata tipe
bouchardat terbentuk endapan coklat sampai anisositik dan rambut kelenjar. Kadar air
hitam, pereaksi dragendrof terbentuk endapan 9,6%, kadar sari larut air 17,7%, kadar sari
jingga sampai merah coklat menandakan larut etanol 11,3%, kadar abu 6%, kadar
adanya alkaloid. Sedangkan pemeriksaan abu tidak larut asam 1%.
ekstrak etanol satu dari tiga pereaksi yaitu 2. Karakteristik ekstrak etanol daun kerehau
dragendrof membentuk endapan merah diketahui bahwa kadar air 15%, kadar sari
coklat. larut air 40,4%, kadar sari larut etanol
Penambahan serbuk Mg, asam klorida
39,9%, kadar abu 3,5%, kadar abu tidak [3] Andarwulan, Nuri., Feri Kusnandar dan
larut asam 0,3%. Dian Herawati, 2011. Analisa Pangan.
3. Golongan senyawa kimia metabolit Jakarta: PT. Dian Rakyat.
sekunder simplisia dan ekstrak daun [4] Departemen Kesehatan RI, 1985. Cara
kerehau mengandung senyawa flavonoid, Pembuatan Simplisia. Departemen
tanin, saponin dan terpenoid. Kesehatan RI: Jakarta.
[5] Departemen Kesehatan RI, 2000.
SARAN Parameter Standar Umum Ekstrak
1. Pada pengujian identifikasi senyawa kimia Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan
hendaknya menggunakan Kromatografi RI: Jakarta.
Lapis Tipis agar didapatkan hasil yang [6] Departemen Kesehatan RI, 1986. Sediaan
lebih baik. Galenik. Departemen Kesehatan RI:
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan Jakarta.
dapat meneliti bioaktifitas daun kerehau. [7] Departemen Kesehatan RI, 1989. Materia
Medika Indonesia Jilid V.
DAFTAR PUSTAKA [8] Voigt, 1994.Buku Pelajaran Teknologi
[1] Setyowati, F. M, 2010.Etnofarmakologi Farmasi. Diterjemahkan oleh S.
dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Noerono, UGM Press: Yogyakarta.
Dayak Tunjung Kalimantan Timur. [9] Harborne, J. B, 1987. Metode Fitokimia
Media Litbang Kesehatan Volume XX Pennuntun Cara Modern Menganalisis
Nomer 3: Jakarta-Bogor. Tumbuhan. Penerbit ITB: Bandung.
[2] Departemen Kesehatan RI, 1995. [10] Robinson, T, 1995. Kandungan Organik
Farmakope Indonesia, ed, IV. Tumbuhan Tingkat Tinggi. ITB:
Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Bandung.