Professional Documents
Culture Documents
156 495 1 PB PDF
156 495 1 PB PDF
2, September 2015
ISSN: 2338-7246 87
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 88
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 89
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
hidup lanjut usia, agar merasa tetap kesehatan pun banyak terjadi, dan
dihargai dan tetap berguna baik bagi menurut petugas posbindu menyebutkan
dirinya sendiri, keluarga maupun orang sebagian lansia mengalami kesulitan
lain, upaya preventif : upaya pencegahan tidur. Kualitas tidur terganggu salah
terhadap kemungkinan terjadinya satunya dapat disebabkan karena rasa
komplikasi terhadap penyakit-penyakit khawatir / cemas yang berlebih. Dan
yang disebabkan oleh proses penuaan, berdasarkan hasil wawancara dengan 10
upaya kuratif : upaya pengobatan bagi orang lansia, 8 lansia memiliki masalah
lanjut usia dimana penanggulangannya kesulitan tidur. Mereka mengeluh sering
perlu melibatkan banyak multidisiplin terbangun pada malam hari dan sulit
ilmu kedokteran, upaya rehabilitatif : untuk memulai tidur kembali. Menurut 6
upaya untuk mengembalikan fungsi orang lansia hal ini disebabkan karena
organ tubuh yang sudah menurun adanya rasa khawatir, tegang serta takut
(Dinkes Kabupaten Bandung Barat, yang berlebihan yang sering mereka
2012). alami, 2 orang lansia lainnya mengatakan
Di wilayah Dinas Kesehatan karena adanya rasa nyeri yang mereka
Kabupaten Bandung Barat terdapat 242 rasakan, sedangkan 2 orang lagi
posbindu dari 31 puskesmas. Tetapi tidak mengatakan tidak mengetahui
semua posbindu aktif dalam kegiatan penyebabnya, sehingga mereka juga
lansia. Posbindu yang aktif salah satunya sering merasa mengantuk pada siang hari
terdapat di wilayah kerja puskesmas dan hal tersebut dapat mengganggu
Cimareme, Cikole, Cisarua, Cipendeuy aktivitas lansia pada siang hari.
dan Gunung Halu. Dan posbindu yang Berdasarkan data dan fenomena
memiliki banyak lansia yaitu Cimareme yang didapat, maka peneliti tertarik
dengan jumlah lansia 850, Cikole 668 untuk mengadakan penelitian tentang
lansia, Cisarua 565 lansia, Cipendeuy “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
486 lansia dan Gunung Halu 362 lansia. Kualitas Tidur Lansia di Posbindu
Sedangkan untuk gangguan emosional, Anyelir Desa Kertawangi Kecamatan
ada 17 lansia yang mengalami gangguan Cisarua Kabupaten Bandung Barat”.
emosional di Cisarua, 10 lansia di
Gunung Halu dan yang lainnya tidak 1.2 Perumusan Masalah
memiliki gangguan emosional (Dinkes Berdasarkan uraian diatas penulis
Kabupaten Bandung Barat, 2012). merumuskan masalah penelitian
Tidak semua desa memiliki yaitu“Bagaimana Hubungan Tingkat
posbindu, dan tidak semua posbindu aktif Kecemasan Dengan Kualitas Tidur
dalam kegiatan lansia. Oleh karena itu Lansia di Posbindu Anyelir Desa
peneliti memilih posbindu yang paling Kertawangi Kecamatan Cisarua
aktif dalam kegiatan lansia. Berdasarkan Kabupaten Bandung Barat ? ".
survei pendahuluan yang telah dilakukan
oleh peneliti, posbindu anyelir memiliki 1.3 Tujuan Penelitian
jumlah lansia terbanyak dan merupakan 1.3.1 Tujuan Umum
posbindu yang paling aktif di wilayah Mengidentifikasi hubungan
kerja Puskesmas Cisarua. Posbindu tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
Anyelir memiliki data 198 lansia. Terdiri pada lansia di Posbindu Anyelir Desa
dari 86 orang laki-laki dan 112 orang Kertawangi Kecamatan Cisarua
perempuan (Puskesmas Cisarua, 2012). Kabupaten Bandung Barat.
Sehingga peneliti sangat tertarik untuk 1.3.2 Tujuan Khusus
melakukan penelitian di wilayah kerja 1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan
Puskesmas Cisarua, karena memiliki data pada lansia di Posbindu Anyelir Desa
lansia cukup banyak dan juga paling Kertawangi Kecamatan Cisarua
banyak lansia yang memiliki gangguan Kabupaten Bandung Barat
emosional. 2. Mengidentifikasi kualitas tidur pada
Seiring dengan penurunan fungsi lansia di Posbindu Anyelir Desa
fisik pada lansia maka gangguan
ISSN: 2338-7246 90
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 91
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 92
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 93
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 94
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 95
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 96
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 97
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
ISSN: 2338-7246 98
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
Kabupaten Bandung Barat ini dapat anatara variabel bebas dan variabel
dilihat sebagai berikut : terikat, maka menggunakan analisis
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat sebagai berikut :
Kecemasan Lansia Tabel 4.4 Hubungan Tingkat
N Kecemasan dengan Kualitas Tidur
Kecemasan F %
o Lansia di Posbindu Anyelir Desa
1 Tidak ada Kertawangi Kecamatan Cisarua
0 0 Kabupaten Bandung Barat
kecemasan
2Kecemasan Variabel Variabel
5 7,6 % s value Α
ringan bebas terikat
3Kecemasan Tingkat Kualitas
,765 ,000 ,001
40 60,6 % kecemasan tidur
sedang
4Kecemasan
21 31,8 % Dari tabel 4.4 diatas, data
berat
menunjukan bahwa terdapat hubungan
5 Panik 0 0
antara variabel x (tingkat kecemasan)
Jumlah 66 100 %
dengan variabel y (kualitas tidur) yang
ditandai dengan p < 0,001 dan nilai rs =
Dari tabel 4.2 di atas dapat
0,765. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
terlihat bahwa dari 66 responden, tidak
hubungan antara tingkat kecemasan dan
satupun dari responden yang tidak
kualitas tidur lansia. Makna nilai korelasi
mengalami kecemasan, sangat sedikit
Spearman pada penelitian ini 0,765,
responden yaitu 5 responden (7,6 %)
berdasarkan tabel interpretasi makna nilai
termasuk kedalam kategori kecemasan
korelasi spearman dapat diartikan bahwa
ringan, sebagian besar responden yaitu
koefisien hubungan antara tingkat
40 responden (60,6 %) termasuk kedalam
kecemasan dan kualitas tidur lansia
kategori kecemasan sedang, sebagian
bermakna hubungan yang kuat.
kecil responden yaitu 21 responden (31,8
%) termasuk kategori kecemasan berat,
4.3 Pembahasan
dan tidak satupun responden yang
4.3.1 Tingkat Kecemasan Lansia di
termasuk kedalam kategori panik.
Posbindu Anyelir Kertawangi
Kecamatan Cisarua
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Kabupaten Bandung Barat
Kualitas Tidur Lansia Berdasarkan hasil penelitian
N
Kualitas Tidur F % (tabel 4.2) terhadap 66 responden, tidak
No
1 Baik 30 45,4 % satupun dari responden yang tidak
2 Buruk 36 54,6 % mengalami kecemasan, sangat sedikit
Jumlah 66 100 % responden yaitu 5 responden termasuk
kedalam kategori kecemasan ringan,
sebagian besar responden yaitu 40
Dari tabel 4.3 di atas, responden termasuk kedalam kategori
menunjukan hasil bahwa sebagian dari kecemasan sedang, sebagian kecil
responden yaitu 30 responden (45,4 %) responden yaitu 21 responden termasuk
mengalami kualitas tidur yang baik dan kategori kecemasan berat, dan tidak
sebagian lagi responden yaitu 36 satupun responden yang termasuk
responden (54,6 %) mengalami kualitas kedalam kategori panik.
tidur yang buruk. Pernyataan kecemasan didukung
dengan sebuah teori bahwa kecemasan
4.2.2 Analisa Bivariat merupakan kekhawatiran yang tidak jelas
Dalam penelitian ini uji statistik dan menyebar yang berkaitan dengan
yang digunakan adalah uji spearman perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
rank dengan menggunakan fasilitas Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek
komputer program SPSS 13, untuk yang spesifik. Kecemasan dialami secara
menggambarkan keeratan hubungan subjektif dan dikomunikasikan secara
ISSN: 2338-7246 99
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 2, September 2015
jiwa, dengan memberikan terapi sampai bangun tidur yang teratur, kontrol
keadaan koping individu menjadi positif. lingkungan seperti jaga kebisingan tetap
Koping yang membaik dapat dilihat dari minimum, menggunakan medikasi,
tanda dan gejala kecemasan meliputi memperhatikan faktor fisiologis atau
fisiologis, kognitif, dan perilaku yang penyakit, serta perhatikan faktor
ditunjukan oleh lansia. psikologis dengan menggunakan tekhnik
4.3.2 Kualitas Tidur Lansia di relaksasi (Potter & Perry, 2005).
Posbindu Anyelir Desa
Kertawangi Kecamatan
Cisarua Kabupaten Bandung
Barat 4.3.3 Hubungan Tingkat Kecemasan
Dari hasil penelitian menunjukan dengan Kualitas Tidur Lansia
bahwa sebagian dari responden yaitu 30 di Posbindu Anyelir Desa
responden (45,4 %) mengalami kualitas Kertawangi Kecamatan
tidur yang baik dan sebagian lagi Cisarua Kabupaten Bandung
responden yaitu 36 responden (54,6 %) barat
mengalami kualitas tidur yang buruk. Berdasarkan hasil penelitian
Kualitas tidur berarti kemampuan (tabel 4.4), hasil uji statistik dengan
individu untuk dapat tidur tahapan REM menggunakan korelasi Spearman Rank
dan NREM secara normal. Waktu tidur kemudian dianalisis dengan
menurun dengan tajam setelah seseorang menggunakan fasilitas komputer program
memasuki masa tua. Pada proses SPSS versi 13 dengan nilai rs sebesar
degenerasi yang terjadi pada lansia, 0,765 yang berarti bahwa bahwa kedua
waktu tidur efektif akan semakin variabel memiliki hubungan yang kuat
berkurang. Sehingga tidak tercapai dan nilai p sebesar 0.000 (α < 0,001). Hal
kualitas tidur yang adekuat dan akan ini menunjukan bahwa hipotesis yang
menimbulkan berbagai macam keluhan diajukan diterima, yaitu Ho ditolak dan
tidur. Disamping itu juga mereka harus H1 diterima. Berdasarkan kriteria uji
menyesuaikan diri dengan perubahan- tersebut maka dapat disimpulkan terdapat
perubahan secara fisik, fisiologis, dan hubungan antara tingkat kecemasan dan
psikologis yang cenderung bergerak ke kualitas tidur pada lansia di Posbindu
arah yang lebih buruk (Kozier, 2010). Anyelir Desa Kertawangi Kecamatan
Hal ini didukung oleh hasil Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
penelitian Khasanah (2012), yaitu Hal ini didukung oleh hasil
sebagian besar responden berumur 60-74 penelitian Susanti 2011, hasil penelitian
sebanyak 75 responden dan yang menunjukkan hampir setengahnya
memiliki kualitas tidur buruk berada pada (43,5%) responden mengalami
usia 60-74 tahun sebanyak 49 responden. kecemasan, dan sebagian besar (65,2%)
Artinya 65,3 % mengalami kualitas tidur responden mengalami insomnia. Hasil
yang buruk. Seseorang mengalami penelitian menunjukan ada hubungan
penurunan pada fungsi organnya ketika antara tingkat kecemasan dengan
memasuki masa tua yang mengakibatkan kejadian insomnia pada lansia usia 60-85
lansia rentan terhadap penyakit seperti tahun. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
nyeri sendi, osteoporosis, parkinson. Usia hasil penelitian Wahyu & Arif 2010,
memiliki pengaruh terhadap kualitas bahwa terdapat hubungan antara
tidur seseorang yang dikaitkan dengan kecemasan dengan kecenderungan
penyakit yang dialami dan kesehatan insomnia pada lansia di Panti Wredha
yang buruk. Hal ini yang menyebabkan Dharma Bakti Surakarta.
lansia mengalami gangguan tidur seiring Seiring dengan proses menua,
dengan bertambahnya usia. tubuh akan mengalami berbagai masalah
Hal ini sesuai teori bahwa kesehatan di antaranya adalah masalah
intervensi keperawatan untuk kebutuhan fisik dan psikologis. Masalah fisik pada
tidur pada lansia yaitu dengan pola tidur lansia adalah mengalami penurunan
bangun seperti pertahankan waktu semua fungsi organ tubuh. Sedangkan