MENINGIOMA
dr, Tri wahyuliati M.Kes.* dr Pernodjo Daklan 5p.5 (K)**
Bagian Iimu Penyakit Saraf- Fak, Kedolteran - Univ. Muhammadiyak Yogyakarta
Bagian [eu Penyakit Saraf- Fak. Kedokteran - Univ, Gadjak Mada
PENDABULUAN
‘Tumor intra kranial
Tumor yang tumbuh didalam rongga kepala atau tumor intra kranial, dapat
berasal dart tulang tengkorak, selaput otak atau meninges, nervus cranialis, pembuluh
darah, glandula pituitari atau parenkim otak itu sendiri. Angka insidensi tumor intra
kranial pada penderita dari semua golongan umur mencapai sekiter 4,2 - 5,4 / 100,000,
‘Tumor intra kranial bisa bermanifestasi dalam berbagai variasi, dari ketuhan minimal
yang tidak khas sampai pada keluhan berat atau ditemukannys tanda sbnormalitas
yang berat seperti kelemahan etau kejang. Berbagai manifestasi tersebut yang berupa,
tanda dan gejala, berhubungan dengan lokasi tumor. Meskipun secara umum tidak ada
kelompok gejala yang patognomonik untuk tumor intra kranial.?
Tanda trias yang khas untuk tumor intra kranial meliputi nyeri kepala, mutah
proyektil dan papil edema yang bermanifestasi pada keluhan pandangan kabur yang
dirasakan pendezita. Hal itu terutama disebabkan karena adanya obstruksi saluran
cairan cerebrospinal oleh desakan masa tumor. Trias tersebut terutama muneul paling
sering pada anak — anak.? Pemeriksaen Ct scan dan MRI kepala merupaken
pemeriksaan penunjang yang sangat membantm dan handal dalam menepakkan diagnosa
tumor otak. Diagnosa pasti tumor otak, seperti halnys tumor dari organ atau jaringan
Jain adalah dengan biopsi.*
‘Tumor otak
‘Tumor otak terbagi dalam dua golongan berdasarkan asal timbulnya yaitu
tumor otak primer dan tumor otak metastasis, yang merupakan penyebaran ke otak
dari tumor ganas. yang berasal dari organ atan jaringan di uar kepala, Tumor otak
primer berasal dari jaringan otak itu sendirl. Tumor bisa berlokasi disemma area, invesif
(menyebar ke area disekitamya ), jinak ataupun ganas. Tumor otak peimer biasanya
“Mutiara Medika, Vol. 3, No. I, Samwart 2005di kelompokkan berdasarkan jenis jaringan asal pembentuknya ( misalnye : astrocy-
toma, meningioma, ependymoma, oligadendrogloma, medulloblastoma }. Penyebab
tumor otek primer sampai saat ini mesih belum diketahui. Tumor dapat secara langsung
merusak sel—sel otak. Tumor secara tidak langsung juga dapat merusak sel =sel otak
melalii prodicks? material inflamasi, penekanan jaringan sekitar akibat pertumbuhannya,
memicu timbulnya edema danmengakibatken kenaiken tekenan intra kranial ( tekanan
didalam rongge kepele }.
Tumor otek primer mengakibatkan gejala maupun tanda yang spesifik dan
non spesifik. Gejala non spesifik seperti nyeri kepala serta gejala kenaiken tekanan
intra kranial seperti mual dan mutah muncul pada hampir setengah kasus tumor otak.
Papiledera muncul kurang dari 10 % kasus, meskipun telah tampak gejala kenaikan
tekanan intra kranial. Gejala dan tanda yang spesifik biasanya mengacu pada lokasi
tumor. **
Meningioma
Meningioma diperkirakan sekitar 14 — 19 % dari tumor otak primer. Insiden
tertinggi terjedi pada usia 45 hun, Perbandingan insiden pada laki—laki dan perempuan
1: 2,8. Lokasi paling sering adalah didaerah parasagital. Meningioma bisa muncul
discmua area dimana scl arachnoid berada ( diantara otak dan tulang tengkorak,
tenmasuk ventrikel dan sepanjang medula spinalis ). Biasanya tumbuh lambat, berbentuk
‘tulat ( mon — infiltrating ), jinak, bisa tanpa pejala, Schenarnya meningioma tumbub
dari sel yang meliuti arachnoid (bukan dura). Gambaran Ct scan meningioma adalah
hhomogen, tampak masa hiperden yang jelas dengan dasar sepanjang batas dural. Pada
60 - 70 % meningioma akan tampak kalsifikasi yang menyebabkan timbulnya
hiperostosis tulang didekatnya. Berikut ini adalah gambaran Ct scan Meningioma :
Gamberan CT scan Meningioms :
Gor la Gbrib
Meningiomadiserehelopontin angel Memingiopma di tentoriam
Meningioma hanya mengakibatkan sedikit edema otak. Reseksi total tumer
merupakan terapi pilinan. Angks harspan hidup selama 5 tahun adalah se&itar 91,33
% setelah mendapatle: reselesi total. Seoara keseluruhan, dengan terspi pilihan prog-
nosis meningioma dapat diket=ken baik.
‘Metiara Medita, Foi. 5. Ne 1, Jammerd 2005‘Terdapat 3 kategori utama meningioma atau sering disebut meningioma klasik
yaitu : (1) Meningotheliomas / angiomatous, (2) Fibrous atau fibroblastik, (3)
‘Transtitional. Bertuk veriannya adalah microcystic, psammomatous, myxomatous,
xanthoratous, lipomatous, granular, secretary, chondroblastic, osteoblastic, melanotic.
Disamping meningioma kiasik ditemukan bentuk lainnya yaitu angioblastik ( heman-
gioblastoma ), atypical meningioma, malignant meningiomas ( anaplastik, baik papilary
atau sorcomatous },
Pertumbuhan meningioma terganting pada tipe sel. Meningothelial mempunyai
cciri beriobul, terdapat kelompck chromatin dibagian tem, dan pseudoinclusions (invaginast
‘sel dan nuclear membrane), Fibroblastik mempunyai ciri spindle-shaped cells yang
‘tersusun paralel, terdapat kolagen interseluler dan reticulin. Bentuk transisional tumbuh:
dengan gambaran campuran dari kedua bentuk yang sudah discbutkan diatas dan
umumnya berbentuk lingkaran dengan psammoma bodies yang biasanya tidak terapat
pada kedua tipe lainnya.
WHO 1993 menggolongkan meningioma berdesarkan malignansinya yaitu
(1) Benigna - grade I, dengan rekurensi rate 6.9%, Meskipan menginvasi tulang
didckatnya, meningioma gradc I tidak menginvasi parenkim otak. (2) Atipikal —grade
I, dengan rekurensi rate 34.6%. Pada tipe ini setingkali ditemukan mitosis dan
peningkatan rasio nukleus — sitoplasma. (3) Malignan - grade TT dan TV, dengan
rekurensi rate 72.7%, Tipe ini menunjukkan adanya mitosis yang lebih banyak, nekrosis,
dan invasi ke parenkim oiak, Gambar dibawah ini adalah gambaran makroskopis men-
ingtoma :
Operasi pad meningioma
Gbr 2a Gbr 2b
Meningioma di parietal sebelum dizngkat —_‘Setelah dianpkat
‘Muciare Medite, Vil J, Ne. 1, Janwart 2005LAPORAN KASUS
Penderita seorang perempuan 45 tahun, acne keluhan nyeri kepala yang
dirasakan sejak 3 tabun lalu. Keluhan diseriai pandangan kabur den mutah, namun
tidak sampai mengeangeu aktifitasnya sebagai pura SLIP. Keluhan sedikitdemi sedikit
makin memberat dan menctap terutama dirasakan saat pagi hari, serta mulsi
menggangeu aktifitasnya sehari = hari. Sekitar dua tahun yang lalu penderita mulai
mencari pengobetan ke beberapa dekter umum, namun tidak sembuh. Akhimya
penderita periksa ke dokter abli suraf'yang menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan
CT sean namun penderita menolak.
Sekitar 1 tahun sebelum mondok keluhan makin berat ditkuti dengan rasa
berputar, tampa kejang, gangguan.memori atau perubahan tingkah laku. Penderita
bersedia melakukan CT scan yang hasilnya ditemukan ada tumor tak. Enam bulan
sebelum mondok yang sekarang, penderita menjalani VP shunt di bagian bedah saraf
RS. Sardjito. Setclah dipasang VP shunt dilakukan CT scan yang ke dua. Sctclah
mondok selama 2 mingeu penderita pularig dan bisa melakukean aktifitasnya kembali
seperti bias.
Sckitur tiga bulan sebelum mondok keluhan kembali terasa makin hari makin
‘erat disertai gangguan menclan, gangguan pendengaran, dan pelo, sampai akhimya
penderita masukrumah sakit yeng sekarang, dan pada hari pertama mondok dilakukan
CT scan yang ke tige.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum penderita masih baik, kesadaran compos mentis, vitel sign
dalam batas normal, status interus din psikiatri dalam batas normal. Pemeriksaan
neurologis ditemmken parese nervus VIII, IX, X dan NII, refick fisiologis keempat
anggota gerak meningkat, tidak ditemukan reflek patologis. Pemeriksaan neurologis
Jainnya dalam hats nocmel-
Pemeriksaan penanjang
Pada hesil laborat dari Jenckap ditemukan angka leucocyt dan kolesterol
sedikit meningkat yeit 12.600 dan 223, lainnya dalam batas normal, Konsultasi ke
agian mata ditemuken papiledemm bilateral 4 dioptri. Rontgen thorak dan EKG dalam
‘batas normal.
Hasil CT scan yang pertirm diagnosa mengarah pada astrositoma grade [Il
oleh radiolog. CT scaa yang ke tiga disimpulkan adanya lesi hiperden yang
mengikibatkan hidresciaies obsruktivus yang cenderung ke arah meningioma.
Dibandingkan CT scam jane ike dus besar masa relatif tetap, hidrosefalus relatif
menurun dengan Ujting WF simam-tampak setinggi commu posterior dani ventrikel lateralis
‘kanan.
Mutiare Medic, Vet 4, Na 2 dammed S05Berikut ini adalah gambaran ketiga hasil CT scan tersebut :
tampa kontas Gb. Sb. CT scan IT — dengan kontras
= Matas Media, Tok 6 NaH Jannar 008Gb, 6a, CT sean I~ edema serebri, Gb, 66, CT sean Ll — edema berkuurang
Ujung VP stunt texproyeksi setinggi comm posterior dari ventrikel lateralis kanan,
Diskusi dan Konsultesi yang dilakukan dengan bagian bedah saraf didapatkan
javaban diagnosa dengan DD : Tumor metasiase, Astrocytoma, Meningioma / He-
Mmangioma persistent. Disaranken untuk pelacakan tumor primer ( mamae, gynecol-
ogy dan tumor marker ), saat ini tidak direncanakan operasi. Jika ditemukan tumor
pumer akan dinencenakan Gndakan operasi. Penderita saat ity menolsk dilakukan
pelacakan tumor melalui berbagai pemeriksaen karena alasan biaya, disamping itu
setelah mondok 6 hari penderita merasa gejala membaik.
FEMBAHASAN
Pada kesus ini, snemnesa ditemuken nyeri kepale kronis progresif lambat,
disertai mutalt dan pandangan kabur. Hal ini merupakan trias tumor intra kranial, Karena
progresinya lambat diperkiraken tumorjinak.’ Disamping im ditemmukan tanda obyekuf
dari kenaikan tekanan intrakranial yaitu adanya papiledema.* Sedangkan vertigo
merupaka tand2 tumor infratentorial
Pada pemerikssan fisik ditermukan multi cranial nerve palsy dan hasil CT
scan masih kontroverst. Penelashan cermat lebih lanjut pezlu dilakukan guna penegakan
diagnosa, karena penatalaksanamn kasus astrositama tent saja berbeda dari menin-
gioma, Demikian pula prognosisnya. Tabel dibawah ini membantu menyingkirkan
diagnosa bandiag. Tulisan merah menunjukkan kesesuaian karakteristik antara pasien
dengan diagnosa, Tampak: meningioma paling banyak memilild kesesuaian dengan
karakteristik penderita, Gembarsn CT scan juga menunjukkan, meningioma paling
sesuai dengan karakteristik CT scan penderita.
Mutlara Medika, Vol 5, Nes fy Tamamri 2005Karakteristik: [Low-grade [Meningioma | High-grade | Pasien
Astrocytoma Astrocyioma
Puncak insiden [20-40tahun | 40-50tzhun | 40-54 tahun | #2 tahun
Loki: wanila [3:2 1:28 a2 ;
[Progresifitas | Kronis Kronis [ Sub aku
[Nyeri kepala [5036 +
Defisit fokal [30-40% =
Papil edema | sere a_i
Keng *
[Prediicka Parasagital
(= |
Head Ct scan Calcifict/erasi
Smooth ring.
Homegen
Hiperden
Edema Minimal
Lesi Soliter
Ro Thorax Nommal Normal
Schingga ditentukan etiologi paling mungkin pada kesus ini adalah meningioma
di daerah serebelum.
Penatalaksanaan meningioma terutama bertujuan menurunkan tekanan
intrakranial yang ada, Gejala akan membaik seiring dengan penunman tekanan intra
kranial. Kortikosteroid memberikan perbaikan gejala secara cepat. Efek terapeutik
kortikostcroid terbatas sampai 6 — 8 minggu. Dosis standard yang diberikin pechari
adalah 16 - 24 mg untuk deksametason dan 80 - 120 mg untuk metilpredniselon. Namun
Adam dkk, 2001 menyetutkan, dosis sampai 96 mg untuk deksametason dan 500 mg
untuk metiprednisalon memberikan perbaikan gejala secara bermakna dengan efek
samping sangatminimal.’ Sedangkan Lindsay dkk, 1997 menganjurkan bolus intravena
100 ml manito! 20 % sclama 15 menit, tcrutama jika ada kontraindikesi pemberian
kortikostreoid."
‘Terapi pembedahan merupakan pengobatan pilihan, yaitu dengan reseksi to-
tal. Dengan angka harapan hidup 5 tahun 91,33 %6. Angka rekurensi setelah reseksi
total schesar 11-15% dan setelah reseksi parsial atau inkomplit adalah 37 % - 85%.
Secara keseluruhan, angka rerata rekurenst dalam 20 tahun dalam suatu penelitian
menyebutkan 19 % sementara penelitian yang lain menemukan sekitar 50%.
Efck radioterapi pada meningioma tidak jclas, meskipun suatu penclitian
retrospektif menyebutkan meningioma relatif radioresisten. Partial reseksi dengan
radioterapi mempunyai angka rekurensi 29%, tanpa radioterapi 74 %. Efek samping
radiasi sering timbul setelah dilakukan radioterapi rutin? Kemoterapi tidak memberikan
manfaat.
Prognosis tumor otak primer tergantung pada hasil histopatologis, lokasi tu-
mor, dan volume masa tumor! Prognosis untuk meningioma dengan terupt pilihun
(total reseksi) adalah bail,
64. Muiiare Medika, Fal. 5, No. 1, Sanvar? 2005Kepustakaan :
|ABTA, 2002, Brain Tumot Basic in Reseach Resources Inforntation, American Brain Tumoe Associa
tion (ebte-org}
2. Gilroy, J,, 1992 Basic Neurology, Second Edition. Me Graw-Hill Inc, Singapore
3. Bemat, [L., Vincem, FM., 1987 Back and Neck pain in: Neurology by Medical Beonomics Com
pany Inc, United States of America
ae, eee 2002, Metastatic Disease to The Brain in eMedicine Journal, volume 3, number
5. sis FLW, 2002, Primary sain Tumors in Medical Encyclopedia, July, Number 7
6 Deng LM 2001, Brain Tumors in The New England Journal of Medicine, volume 344 number
% eg MS, 2001 Handhool: of Nearsaurpery, fifth edition, Thieme, Now York
& Duus, P, 1997 Diagnosis Topik Neurologi (terjemahsnjeditor. Penerbit Buku Kedokteran BGC,
Jakarta
9. Adams, B.D., Victor, ML, Ropper, A., 1997 Principle of Neuralogy, * ed. Mc Graw-Hill Inc,
Singapore
10. Lindsay, KW. Boag, L, Callander, R., 1997 Neurology and Neurosurgery IWustrated, 3th ed.
Churchill, Livingstone, Tokyo
Mutlara Medike, Vol 5; Ne 1, Janmaet 200%