You are on page 1of 7

ARTIKEL PENELITIAN

Hubungan antara Pengetahuan, Pendapatan Keluarga dan Kebiasaan


Makan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Siswa Kelas V dan VI
pada Sekolah Dasar di Tuminting

Correlation Between Knowledge, Family Income And Habits Of Eating


Cariogenic Food With Dental Caries In Grade V And VI Elementary School
In Tuminting

Yosua Randa 1) A. J. M Rattu 2) G. D. Kandou 2)


1)
Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak oral health, lack of attention from people parents


about the oral health of children and the lack of
government attention, especially health care
Tingginya angka karies gigi di Indonesia workers in preventing dental caries. The aim of this
terutama anak sekolah dasar disebabkan oleh study was to determine the relationship between
banyak faktor seperti kegemaran anak yang sering knowledge, family income and cariogenic eating
makan makanan yang lengket dan manis, habits with dental caries experience (DMF-T index)
ketidaktahuan anak tentang cara menyikat gigi yang in class V and VI in primary schools in Tuminting.
benar, kurangnya pemahaman dan pengetahuan This type of research is research with cross
anak tentang kesehatan gigi dan mulut, kurangnya sectional study. Samples were students of grade V
perhatian dari orang tua tentang kesehatan gigi dan and VI were aged 10-12 years as many as 83
mulut anak serta kurangnya perhatian pemerintah students. Data analysis using Chi-square test and
khususnya petugas kesehatan dalam mencegah logistic regression. The results showed that
terjadinya karies gigi. Tujuan dari penelitian ini knowledge, family income and cariogenic eating
ialah untuk mengetahui hubungan antara habits associated with the incidence of dental
pengetahuan, pendapatan keluarga dan kebiasaan caries (DMF-T index). Dominant variable influence
makan kariogenik dengan kejadian karies gigi on the index DMF-T is knowledge.
(indeks DMF-T) pada siswa kelas V dan VI pada
sekolah dasar di Tuminting. Jenis penelitian ini Keyword: Knowledge, Family Income, Cariogenic
ialah penelitian dengan rancangan cross sectional Eating Habits, DMF-T Index.
study. Sampel dalam penelitian adalah siswa SD
kelas V dan VI yang berumur 10-12 tahun
sebanyak 83 siswa. Analisis data menggunakan uji
Chi-Square dan uji regresi logistic. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan, pendapatan
keluarga dan kebiasaan makan kariogenik
Pendahuluan
berhubungan dengan kejadian karies gigi (indeks
DMF-T). Variabel yang dominan berpengaruh
Karies gigi adalah sebuah penyakit
terhadap indeks DMF-T adalah pengetahuan. infeksi yang merusak struktur gigi dan
menyebabkan gigi berlubang. Karies
Kata kunci: Pengetahuan, Pendapatan Keluarga,
Kebiasaan Makan Kariogenik, merupakan suatu penyakit jaringan keras,
Indeks DMF-T. yaitu email, dentin dan sementum yang
disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam
Abstract suatu karbohidrat yang dapat
difermentasikan. (Arvin, 2012)

The high number of dental caries in Indonesia Menurut organisasi kesehatan dunia
especially primary school children is caused by diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak
many factors such as the craze children who often usia sekolah pernah menderita karies.
eat food that is sticky and sweet, child ignorance Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia
about the correct way of brushing teeth, lack of dan Amerika Latin, sedangkan prevalensi
understanding and knowledge of children about

619
JIKMU, Vol. 5, No. 3 Juli 2015

terendah terdapat di Afrika. Menurut hasil gigi baik gigi sulung maupun gigi
Riskesdas 2007, tingkat prevalensi karies permanen dan gigi sulung yang tanggal
yaitu sebesar 90,05% dan prevalensi karies sebelum waktunya. Hal ini sangat
gigi pada murid sekolah dasar (SD) 72,1%. disayangkan mengingat kondisi gigi pada
(Anonimous, 2007) masa kanak-kanak akan mempengaruhi
kondisi gigi saat dewasa nanti
Prevalensi karies aktif di Indonesia
sebesar 46,5% dan Sulawesi Utara sebesar
82,8%. Indeks DMF-T secara nasional
sebesar 4,85 dan Sulawesi Utara memiliki Metode
indeks DMF-T 5.01 (Anonimous, 2007)
hal ini berarti penduduk Sulawesi Utara Jenis penelitian yang digunakan dalam
rata-rata memiliki kerusakan gigi 5 buah penelitian ini yaitu jenis survei analitik
per orang. dengan pendekatan cross sectional study.
Penelitian ini dilaksanakan di enam
Biasanyaa anak-anak di usia sekolah
sekolah dasar yang berada di Kecamatan
mempunyai resiko karies yang tinggi,
Tuminting yaitu SDN 12, SDN 26, SD
karena pada usia ini anak-anak biasanya
GMIM 25 SDN 22, SDN 48 dan MI AL
gemar makan makanan yang bersifat
Hijrah. Penelitian ini dilaksanakan pada
kariogenik dan malas untuk menyikat gigi.
bulan Januari sampai dengan Mei 2015.
Berdasarkan survei terdahulu yang Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa
dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa kelas V dan VI SDN 12, SDN 26, SD
sekolah dasar di Kecamatan Tuminting GMIM 25, SDN 22, SDN 48 dan MI AL
didapati bahwa sebagian besar sekolah Hijrah yang berjumlah 579 siswa.
dasar tidak memiliki usaha kesehatan gigi Pengambilan sampel yaitu dengan
sekolah (UKGS), kurangnya perhatian dari menggunakan rumus Lemeshow (1997)
pemerintah terbukti dari petugas kesehatan dimana didapati sampel yaitu sebesar 83
dalam hal ini petugas kesehatan di sampel.
Puskesmas Tuminting yang tidak pernah
mengadakan penyuluhan kepada siswa- .
siswi serta tidak pernah mengadakan
pelatihan kepada guru-guru sekolah dasar Hasil dan Pembahasan
tentang kesehatan gigi dan mulut.
Usaha kesehatan gigi sekolah a. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
merupakan program yang dalam Kejadian Karies Gigi
pelaksanaannya dibawahi oleh puskesmas.
Puskesmas Tuminting merupakan sebuah Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat
puskesmas di Kecamatan Tuminting kota dilihat bahwa responden dengan
Manado yang membawahi 37 sekolah pengetahuan baik terkait kejadian karies
dasar baik negeri maupun swasta dimana gigi yaitu sebanyak 71,1% responden. Dari
tiga sekolah diantaranya memiliki UKGS 71,1% responden, yang memiliki kejadian
dan tiga puluh empat lainnya tidak karies gigi kategori baik sebesar 47,0%
memiliki UKGS (Anonim,2015). dan yang memiliki kejadian karies gigi
Dari hasil skrining terdahulu yang kategori buruk sebesar 24,1% dan dapat
dilakukan oleh peneliti beserta teman- dilihat pula bahwa hubungan pengetahuan
teman dari kedokteran gigi terhadap dengan kejadian karies gigi memperoleh
beberapa sekolah dasar di Kecamatan nilai p=0,002 sehingga ini dapat
Tuminting memperlihatkan bahwa dinyatakan ada hubungan antara
sebagian besar siswa sudah terpapar karies pengetahuan dengan kejadian karies gigi.

620
Randa, Rattu dan Kandou, Hubungan antara Pengetahuan

Tabel. 1 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kejadian Karies Gigi

Indeks DMF-T
Pengetahuan Buruk Baik OR Nilai
Total
(95% CI) p
n % n % n %
Kurang Baik 18 21,7 6 7,2 24 28,9
5,850 0,002
(2,007-
17,050)
Baik 20 24,1 39 47,0 59 71,1
Total 38 45,8 45 54,2 83 100

Dilihat dari nilai signifikansi sebesar Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat
0,002 dengan demikian probabilitas dilihat bahwa sebagian responden
(signifikansi) lebih kecil dari 0,05 memiliki pendapatan keluarga kategori
(0,002<0,05), maka terdapat hubungan rendah terkait kejadian karies gigi yaitu
yang signifikan antara pengetahuan dengan sebayak 68,7% responden. Dari 68,7%
kejadian karies gigi. Dilihat dari OR (Odds responden, yang memiliki kejadian karies
Ratio) menunjukkan bahwa responden gigi kategori baik sebesar 31,3%
yang memiliki pengetahuan yang baik responden dan yang memiliki kejadian
berpeluang memiliki indeks karies gigi karies gigi kategori buruk sebesar 37,4%
kategori baik sebanyak 5 kali lebih besar responden dan dapat dilihat pula bahwa
dibandingkan responden yang memiliki hubungan pendapatan keluarga dengan
pengetahuan kurang baik. kejadian karies gigi memperoleh nilai
p=0,036 sehingga ini dapat dinyatakan ada
Pengetahuan anak adalah segala
hubungan antara pendapatan keluarga
sesuatu yang diketahui oleh anak terkait
dengan kejadian karies gigi.
dengan kesehatan gigi dan mulut berupa
karies gigi, penyebab karies gigi, akibat Dilihat dari nilai signifikansi sebesar
karies gigi, makanan yang baik untuk 0,036 dengan demikian probabilitas
kesehatan gigi, makanan yang tidak baik (signifikansi) lebih kecil dari 0,05
untuk kesehatan gigi, tindakan pencegahan (0,036<0,05), maka terdapat hubungan
karies gigi, perawatan gigi. Menurut yang signifikan antara pendapatan
Riyanti (2005) bahwa pengetahuan sangat keluarga dengan kejadian karies gigi.
penting dalam mendasari terbentuknya Dilihat dari OR (Odds Ratio)
perilaku yang mendukung atau tidak menunjukkan bahwa responden yang
mendukung kebersihan gigi dan mulut. memiliki pendapatan keluarga kategori
rendah berpeluang memiliki indeks karies
gigi kategori buruk sebanyak 3 kali lebih
b. Hubungan Antara Pendapatan
besar dibandingkan responden yang
Keluarga Dengan Kejadian Karies Gigi
memiliki pendapatan keluarga kategori
tinggi.
Hasil tabulasi silang antara pendapatan
keluarga dengan kejadian karies gigi dapat
dilihat pada Tabel 2.

621
JIKMU, Vol. 5, No. 3 Juli 2015

Tabel 2. Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Karies Gigi

Indeks DMF-T
Pendapatan Buruk Baik Total OR Nilai
keluarga (95% CI) p
n % n % n %
Rendah 31 37,4 26 31,3 57 68,7
3,236 0,03
(1,177- 6
8,897)
Tinggi 7 8,4 19 22,9 26
31,3
Total 38 45,8 45 54,2 83 100

Pendapatan adalah seluruh penerimaan dengan konsumsi diet yang mengandung


baik berupa uang yang diterima seseorang lemak dan gula.
dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba
dan lain sebagainya maupun berupa barang c. Hubungan Antara Kebiasaan Makan
(beras, transportasi, perumahan,dll). Kariogenik Dengan Kejadian Karies
Pendapatan akan mempengaruhi gaya Gigi
hidup seseorang dan keluarga, sebab
keluarga dengan pendapatan yang tinggi Hasil tabulasi silang antara kebiasaan
akan cenderung bergaya hidup mewah dan makan kariogenik dengan kejadian karies
konsumtif karena mampu untuk memenuhi gigi dapat dilihat pada Tabel 3.
semua kebutuhan primer, sekunder dan
tersier mereka dibandingkan keluarga Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat
dengan pendapatan rendah. dilihat bahwa sebagian responden
memiliki kebiasaan makan kariogenik
Tingkat pendapatan keluarga yang kategori baik terkait kejadian karies gigi
tinggi memungkinkan anggota keluarga yaitu sebayak 56,6% responden. Dari
untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan- 56,6% responden, yang memiliki kejadian
kebutuhan yang lebih baik, misalnya karies gigi kategori baik sebesar 37,3%
dibidang pendidikan dan kesehatan. Bila responden dan yang memiliki kejadian
pendapatan tinggi maka pemanfaatan
karies gigi kategori buruk sebesar 19,3%
pelayanan kesehatan dan pencegahan responden dan dapat dilihat pula bahwa
penyakit juga meningkat dibandingkan hubungan kebiasaan makan kariogenik
dengan keluarga berpenghasilan rendah. dengan indeks karies gigi memperoleh
Pendapatan orang tua sangat nilai p=0,026 sehingga ini dapat
berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan dinyatakan ada hubungan antara kebiasaan
sehari-hari keluarga. Status ekonomi makan kariogenik dengan kejadian karies
mempengaruhi asupan makanan, maka gigi.
kemungkinan bahwa perbedaan dalam diet Dilihat dari nilai signifikansi sebesar
dan asupan gula khususnya dapat menjadi 0,026 dengan demikian probabilitas
penentu indeks DMF-T antara siswa dari (signifikansi) lebih kecil dari 0,05
keluarga dengan pendapatan tinggi dan (0,026<0,05), maka terdapat hubungan
rendah. Menurut Hidayanti (2005) yang signifikan antara kebiasaan makan
mengemukakan bahwa ada hubungan yang kariogenik dengan kejadian karies gigi.
kuat antara status ekonomi keluarga anak

622
Randa, Rattu dan Kandou, Hubungan antara Pengetahuan

Hasil dari OR (Odds Ratio) menunjukkan dihasilkan cukup banyak sehingga dapat
bahwa responden dengan kebiasaan makan membantu membersihkan gula dan bakteri
kariogenik yang baik berpeluang memiliki yang menempel pada gigi (Kartikasari dan
kejadian karies gigi kategori baik sebanyak Nuryanto, 2014).
3 kali lebih besar dibandingkan responden Kebiasaan makan yang salah pada anak
dengan kebiasaan makan kariogenik sekolah dasar sering terjadi, seperti
kategori buruk. kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan
Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan secara berlebihan. Makanan jajanan yang
makan kariogenik yang baik berpengaruh sering dikonsumsi anak SD banyak bersifat
terhadap kejadian karies gigi. Makan kariogenik, seperti makanan manis dan
makanan manis dan lengket akan lengket. Efek yang terjadi dari seringnya
dinetralisir oleh air ludah setelah 20 menit, anak mengkonsumsi makanan manis dan
maka apabila setiap 20 menit sekali lengket ialah pada kesehatan gigi. Hal ini
mengkonsumsi makanan manis dan disebabkan karena makanan kariogenik
lengket akan mengakibatkan gigi lebih memiliki kecenderungan melekat pada
cepat rusak. Makanan manis dan lengket permukaan gigi dan bila sering terjadi
lebih baik dimakan pada saat jam makan tetapi dibiarkan akan menyebabkan karies
utama seperti sarapan, makan siang dan gigi dan jika karies gigi dibiarkan akan
makan malam, karena pada waktu jam mengakibatkan karies pulpa yang berakhir
makan utama biasanya air ludah yang pada pencabutan gigi.

Tabel 3 Hubungan Antara Kebiasaan Makan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi

Indeks DMF-T
Kebiasaan Buruk Baik OR Nilai
Total
Makan (95% CI) p
n % n % n %
Buruk 22 26,5 14 16,9 36 43,4
3,045 0,026
(1,236-
7,501)
Baik 16 19,3 31 37,3 47 56,6
Total 38 45,8 45 54,2 83 100

d. Variabel Yang Paling Dominan Terhadap Kejadian Karies Gigi


Hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Logistik

95% C.I
Variabel S.E Sig OR
Lower Upper
Pengetahuan 0,576 0,001 6,552 2,121 20,242
Kebiasaan makan 0,505 0,013 3,491 1,296 9,403

Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa paling berperan terhadap kejadian karies


pengetahuan merupakan variabel yang gigi dengan nilai OR = 6,552 (CI 95% =

623
JIKMU, Vol. 5, No. 3 Juli 2015

2,121-20,242). Hal ini berarti bahwa makan yang baik dan perlindungan
responden yang memiliki pengetahuan terhadap gigi anak yang diberikan.
kategori baik berpeluang memiliki Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
kejadian karies gigi baik sebesar 6 kali mulut anak sangat perlu ditingkatkan agar
dibandingkan dengan responden yang anak mengerti dampak apabila tidak
memiliki pengetahuan kurang baik. menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
Selanjutnya variabel kebiasaan makan Pengetahuan anak tentang kesehatan gigi
kariogenik berperan terhadap kejadian dan mulut yang baik secara langsung akan
karies gigi dengan nilai OR = 3,491 (CI mempengaruhi perilaku anak dalam
95% = 1,296-9,403). Hal ini berarti bahwa menjaga kebersihan gigi dan mulut yang
responden dengan kebiasaan makan pada akhirnya akan mencegah terjadinya
kariogenik kategori baik berpeluang karies gigi dan menurunkan angka
memiliki kejadian karies gigi kategori baik kejadian karies gigi
sebesar 3 kali dibandingkan dengan
responden yang memiliki kebiasaan makan
kariogenik kategori buruk.
Hasil uji multivariat menunjukkan Kesimpulan
bahwa variabel pengetahuan merupakan
variabel yang paling berperan terhadap Kesimpulan yang bisa diambil dari
kejadian karies gigi. Hal ini berarti bahwa penelitian ini adalah :
variabel yang dominan berhubungan
dengan kejadian karies gigi adalah variabel 1. Terdapat hubungan antara pengetahuan
pengetahuan, jadi pengetahuan yang baik dengan kejadian karies gigi siswa kelas
akan menurunkan angka kejadian karies V dan VI pada sekolah dasar di
gigi sebesar 6 kali dibandingkan dengan Tuminting
pengetahuan yang kurang baik. 2. Terdapat hubungan antara pendapatan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu keluarga dengan kejadian karies gigi
dan hal ini terjadi setelah orang melakukan siswa kelas V dan VI pada sekolah
penginderaan terhadap suatu objek dasar di Tuminting
tertentu. Ada beberapa faktor yang 3. Terdapat hubungan antara kebiasaan
mempengaruhi pengetahuan seseorang makan kariogenik dengan kejadian
antara lain pendidikan, sosial budaya, karies gigi siswa kelas V dan VI pada
pekerjaan, dan pengalaman. .Pengetahuan sekolah dasar di Tuminting
atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2007).
Peningkatan pengetahuan anak harus Saran
dilakukan secara komprehensif dengan
1. Bagi sekolah
melibatkan semua pihat yang terkait dari
pendidikan di sekolah terutama guru Diharapkan untuk lebih
pendidikan jasmani dan kesehatan, media memperhatikan kesehatan gigi dan
massa maupun elektronik, lingkungan, mulut siswa misalnya dengan
orang tua dan terkhusus pada ibu, karena menerapkan sikat gigi massal sebulan
pada anak-anak usaha untuk melakukan sekali menggunakan pasta gigi
pencegahan primer karies gigi diberikan berfluoride dan memberikan
kepada ibu karena anak lebih dekat pada pengetahuan tentang kesehatan gigi
ibunya sehingga penting untuk dan mulut pada siswa.
meningkatkan pengetahuan ibu tentang 2. Bagi Puskesmas Tuminting Manado
menjaga kebersihan mulut anak, kebiasaan

624
Randa, Rattu dan Kandou, Hubungan antara Pengetahuan

a. Diharapkan kepada dokter gigi, Direktorat Pelayanan Medik.


perawat gigi dan petugas kesehatan Direktorat Kesehatan Gigi. Jakarta
lainnya untuk lebih __________. 2015. Laporan Dinas
memaksimalkan berjalannya Kesehatan Kota Manado
program UKGS.
Arvin, B. 2012. Karies Gigi pada Anak.
b. Diharapkan agar diadakan program Jakarta : Penerbit EGC
UKGS pada sekolah-sekolah yang
belum memiliki UKGS karena Hidayanti, L. 2005. Hubungan
sebagian besar sekolah dasar di Karakteristik Keluarga Dan Kebiasaan
Kecamatan Tuminting belum Konsumsi Makanan Kariogenik
memiliki UKGS. Dengan Keparahan Karies Gigi Anak
Sekolah Dasar. Tesis. Universitas
3. Bagi Siswa Diponegoro. Semarang
Diharapkan agar siswa meningkatkan Kartikasari, H.Y., dan Nuryanto. 2014.
pengetahuan tentang kesehatan gigi Hubungan Kejadian Karies Gigi
dan mulut dan selalu memelihara Dengan Konsumsi Makanan
keehatan gigi dan mulut dengan cara Kariogenik Dan Status Gizi Pada Anak
menyikat gigi minimal 2 kali sehari, Sekolah Dasar. Journal of Nutrition
banyak makan sayur dan buah dan College. Volume 3, N. 3 h. 414-421.
senantiasa memeriksakan gigi ke Semarang
dokter gigi minimal 6 bulan sekali.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rhineka
Daftar Pustaka Cipta.
Anonimous. 2007. Pedoman Upaya Riyanti, E. 2005. Pengenalan Dan
Pelaksanaan Kesehatan Gigi dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak
Mulut. Departemen Kesehatan RI. Dini. Jakarta: EGC.

625

You might also like