You are on page 1of 10

Volume

Jurnal 4, Nomor 2,Manarang


Kesehatan Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...
Volume 4, Nomor 2, Desember 2018, pp. 104 – 113
ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861 (Print)
Journal homepage: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSONAL HYGIENE


SAAT MENSTRUASI

Andri Setiya Wahyudi, Candra Panji Asmoro, Ira Suarilah


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history Adolescents are a transition to adulthood with changes in growth and
development, adolescents are at risk of reproductive health especially
Submitted : 2018-07-27 during menstruation. Personal hygiene during menstruation is the issue
Revised : 2018-09-19 of determinants of adolescent health that affect the life of old age.
Accepted : 2018-09-27 Management of disorders at the time of menstruation is to familiarize
themselves hygienic behavior. The aim of this research is to know
Keywords: factors related to Personal hygiene during menstruation. Such as
knowledge, peer communication, menarche age and belief in mythology
Personal Hygiene at siswi in MI Miftahul Ulum Pamekasan. Quantitative research type
Knowledge with cross sectional approach. Respondents in the study were MI
Communication Miftahul Ulum Pamekasan as many as 117 student. The measuring tool
Myth used is questionnaire and tested using Chi Square Sampling is done by
Menstruation purposive sampling method. The results showed that 76.1% of
respondents have enough Personal hygiene categories and as many as
23.9% of respondents into the category of Personal hygiene is less. The
Chi Square test shows that there is a relationship between knowledge (p
= 0.001), peer communication (p = 0.002), and mythic belief (p= 0.001)
with Personal hygiene during menstruation, and menarche age (p=
0.473) Personal hygiene during menstruation. Teenagers are expected to
increase Personal hygiene during menstruation by providing knowledge
gained from mass media, parents, health workers and books. Schools
apply health education methods to improve Personal hygiene during
menstruation like SGD (Small Group Discussion).
 Corresponding Author:

Andri Setiya Wahyudi


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
Telp. 081939395449
Email: andry_remas@yahoo.co.id; andri.setiyawahyudi@fkp.unair.ac.id

PENDAHULUAN reproduksi (ISR). Peningkatan kasus ISR


Mayoritas persoalan yang dihadapi para dilaporkan terjadi pada 3.952 gadis dan wanita
remaja adalah persoalan kesehatan reproduksi. dari dua distrik pedesaan di India tahun 2016
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia (Baker. et all. 2017).
pada tahun 2000, jumlah persentase penduduk Perilaku higienis merupakan tema
Indonesia golongan usia 10 – 24 tahun (definisi penting yang perlu ditelaah secara mendalam.
WHO untuk young people) adalah 64 juta atau Berdasarkan kajian teoritis yang ada, salah satu
sekitar 31% dari total seluruh populasi, upaya mengurangi gangguan pada saat
sedangkan khusus untuk remaja usia 10 – 19 menstruasi yaitu membiasakan diri dengan
tahun (WHO, 2007). Banyak fenomena pada perilaku higienis, namun perilaku higienis pada
remaja yang menstruasi akibat dari rendahnya saat menstruasi tidak akan terjadi begitu saja
personal higiene. tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari
Perempuan menghadapi tantangan yang karena individu mengerti dampak positif atau
lebih besar daripada laki-laki dalam mengakses negatif suatu perilaku yang terkait dengan
air, sanitasi, dan kebersihan dalam pemenuhan keadaan menstruasi. Jika remaja putri
kebutuhan sehari-hari mereka. Kondisi ini melakukan perilaku higienis pada saat
diperberat dengan rendahnya personal hygiene menstruasi maka akan terhindar dari kanker
yang meningkatkan risiko infeksi saluran rahim, merasa nyaman beraktivitas sehari-hari

104 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

dan percaya diri, bersemangat dan tidak malas- Pengumpulan data dilakukan tanggal 3 April
malasan lagi, tidak dijauhi teman-teman karena sampai dengan 1 Mei tahun 2016 di MI
bau badan amis dan tidak mempercayai mitos- Miftahul Ulum Pamekasan.
mitos yang beredar di masyarakat karena sudah
memahami kebenarannya (Indriastuti, 2009). Populasi dan sampel
Personal hygiene menstruasi pada Populasi dalam penelitian ini adalah
remaja merupakan isu kritis sebagai determinan semua siswi Madrasah Aliyah yang telah
status kesehatan remaja yang akan berpengaruh mengalami menstruasi yakni sebanyak 124
dalam kehidupan masa tua. Buruknya Personal orang. Sampel penelitian sebanyak 117 siswi.
hygiene menstruasi berpengaruh besar terhadap Teknik pengambilan sampel dalam
morbiditas dan komplikasi (Uzochukwu, 2009). penelitian ini adalah teknik non probability
Oleh karena itu, remaja harus dipersiapkan baik sampling dengan pendekatan purposive
pengetahuan, sikap maupun tindakannya ke sampilng yaitu pengambilan sampel yang
arah pencapaian reproduksi yang sehat. didasarkan atas pertimbangan dan sesuai
Hasil penelitian Ansuree (2014) bahwa dengan kriteria penelitian yaitu siswi yang
kurang dari setengah remaja perempuan menstruasi, tidak mengalami penyakit kelamin
memiliki pengetahuan yang baik tentang lain dan ada saat penelitian.
kebersihan menstruasi, hal ini mengidentifikasi
bahwa masih kurangnya pengetahuan yang Analisa Data
memadai mengenai kebersihan menstruasi di Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
kalangan remaja perempuan. Dengan demikian, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat
perlu program pendidikan kesehatan untuk dengan menggunakan uji statistik Chi Square.
meningkatkan pengetahuan tentang kebersihan
menstruasi. Tempat terbaik untuk memberikan HASIL PENELITIAN
pendidikan tentang kebersihan menstruasi Pada tabel 1 tentang karakteristik
untuk remaja perempuan adalah sekolah. responden di MI Miftahul Ulum Pamekasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan 2016 dapat dijelaskan bahwa dari hasil
oleh Suryati (2012) bahwa faktor utama yang penelitian pada 117 responden, mayoritas kelas
berpengaruh terhadap perilaku kebersihan diri responden yaitu pada kelas IV sebanyak 46
saat menstruasi adalah teman sebaya. Hasil orang (39,3%) dengan nilai ρ: 0,561>0,05 yang
SDKI 2012 menunjukkan dari setengah artinya data homogen, sebagian besar berusia
responden wanita membicarakan menstruasi 10 tahun sebanyak 46 orang (39,3%) dengan
sebelum menarche dengan teman (53%) atau nilai ρ: 0,780 >0,05 yang artinya data homogen,
dengan ibunya (41%) (Kemenkes, 2013). usia Menarche terbanyak yakni usia 10 tahun
Berdasarkan hasil wawancara dengan sebesar 62 orang (52,9%) dengan nilai ρ: 0,721
pihak Pesantren dan siswi di MI Miftahul Ulum >0,05 yang artinya data homogen, kategori usia
diketahui bahwa kegiatan pembinaan terhadap Menarche sebagian besar kategori ideal sebesar
kesehatan reproduksi belum pernah dilakukan. 77 orang (65,8%) dengan nilai ρ: 0,061 >0,05
Berdasarkan uraian tersebut dan karena belum yang artinya data homogen. Adapun
dilakukannya penelitian tentang Personal pengetahuan tentang menstruasi menunjukkan
hygiene menstruasi di pesantren tersebut maka bahwa dari 117 responden, sebanyak 84 orang
peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam (71,8%) memiliki pengetahuan cukup dan
lagi faktor yang berhubungan dengan Personal sebanyak 33 orang (28,2%) memiliki
hygiene saat menstruasi pada siswi di MI pengetahuan kurang, dengan komunikasi teman
Miftahul Ulum Pamekasan. sebaya yaitu sebanyak 104 orang (88,9%)
memiliki komunikasi cukup dan sebanyak 13
METODE PENELITIAN orang (11,1%) memiliki komunikasi kurang.
Jenis Penelitian Personal hygiene responden saat
Penelitian ini merupakan penelitian analitik menstruasi yaitu sebanyak 89 orang (76,1%)
pendekatan cross sectional study. memiliki Personal hygiene yang cukup dan
sebanyak 28 orang (23,9%) memiliki Personal
Lokasi dan Waktu Penelitian hygiene kurang, sedangkan kepercayaan
responden terhadap mitos yaitu sebanyak 61
orang (52,1%) tidak percaya terhadap mitos,

105 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

sedangkan responden yang percaya terhadap sedangkan responden yang memiliki


mitos sebanyak 56 orang (47,9%). pengetahuan kurang dan Personal hygiene yang
Pada tabel 2, hubungan antara kurang sebesar 48,5% dari 33 responden
pengetahuan tentang menstruasi dengan dengan nilai p=0,001. Karena nilai p<0,05
Personal hygiene saat menstruasi menunjukkan maka dapat diinterpretasikan bahwa ada
bahwa dari 84 responden yang memiliki hubungan yang bermakna antara pengetahuan
pengetahuan cukup dan Personal hygiene saat responden tentang menstruasi dengan Personal
menstruasi yang cukup yakni sebesar 85,7% hygiene responden saat menstruasi.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden pada Siswi di MI Miftahul Ulum


Pamekasan

ρ (uji
Karakteristik n %
Homogen)
Kelas
IV 46 39.3
0.561
V 40 34.2
VI 31 26.5
Total 117 100
Umur (tahun)
10 46 39.3
0.780
11 42 35.9
12 29 24.8
Total 117 100
Usia Menarche (tahun)
9 55 47.1 0.721
10 62 52.9
Total 117 100
Kategori Usia Menarche
Ideal 77 65.8 0.061
Tidak Ideal 40 34.2
Total 117 100
Pengetahuan
Cukup 84 71.8
Kurang 33 28.2
Total 117 100
Komunikasi Teman Sebaya
Cukup 104 88.9
Kurang 13 11.1
Total 117 100
Personal Hygiene
Cukup 89 76.1
Kurang 28 23.9
Total 117 100
Kepercayaan tehadap Mitos
Tidak percaya 61 52.1
Percaya 56 47.9
Total 117 100

106 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

Dari 104 responden yang memiliki dengan nilai p=0,473. Karena nilai p>0,05
Komunikasi dengan teman sebaya yang cukup maka dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada
dan Personal hygiene saat menstruasi yang hubungan antara usia menarche dengan
cukup yakni sebesar 80,8%. Responden yang Personal hygiene saat menstruasi.
memiliki komunikasi dengan teman sebaya Pada tabel 2 juga menunjukkan bahwa
yang kurang dan Personal hygiene yang kurang dari 56 responden, sebesar 90,2% diantaranya
sebesar 38,5% dari 13 responden dengan nilai tidak percaya terhadap mitos dan memiliki
p=0,002. Karena nilai p<0,05 maka dapat Personal hygiene saat menstruasi yang cukup
diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang dari 61 responden. Responden yang percaya
bermakna antara komunikasi teman sebaya terhadap mitos dan memiliki Personal hygiene
dengan Personal hygiene responden saat yang kurang sebesar 39,3% dari 56 responden
menstruasi. Dari 77 responden yang memiliki dengan nilai p=0,001. Karena nilai p<0,05
usia menarche ideal dan Personal hygiene saat maka dapat diinterpretasikan bahwa ada
menstruasi yang cukup yakni sebesar 74% hubungan yang bermakna antara kepercayaan
sedangkan responden yang memiliki usia terhadap mitos dengan Personal hygiene
menarche tidak ideal dan Personal hygiene responden saat menstruasi.
yang kurang sebesar 20% dari 40 responden

Tabel 2. Hubungan antara Pengetahuan, Komunikasi, Usia dan Kepercayaan


dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi pada Siswi di MI Miftahul
Ulum Pamekasan

Personal Hygiene
Jumlah Uji Statistik
Variabel Cukup Kurang
(ρ)
n % n % n %
Pengetahuan
Cukup 72 85.7 12 14.3 84 100 0.001
Kurang 17 51.5 16 48.5 33 100
Komunikasi
Cukup 84 80.8 20 19.2 104 100 0.002
Kurang 5 38.5 8 61.5 13 100
Usia
Ideal 57 74 20 19.2 77 100 0.473
Tidak Ideal 32 80 8 61.5 40 100
Kepercayaan
Tidak Percaya 55 90.2 6 9.8 84 100 0.001
Percaya 34 60.7 22 39.3 33 100

PEMBAHASAN berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual,


Hubungan pengetahuan tentang menstruasi termasuk vagina. Cara membersihkan alat
dengan Personal hygiene saat menstruasi kelamin wanita: secara teratur bersihkan bekas
Menjaga kesehatan vagina harus keringat yang ada disekitar alat kelamin dengan
dimulai sejak dini karena Indonesia merupakan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun
daerah yang beriklim tropis. Udara panas dan lembut terutama setelah Buang Air Besar
cenderung lembab, kondisi cuaca panas akan (BAB) dan buang air kecil. Cara membasuh alat
membuat produksi keringat berlebihan terutama kelamin wanita yang benar adalah dari arah
dibagian tubuh yang tertutup dan lipatan kulit, depan (vagina) ke belakang (anus), jangan
seperti di daerah alat kelamin. Kondisi ini terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus
menyebabkan mikroorganisme jahat terutama bisa terbawa ke dalam vagina. Setelah
jamur mudah berkembang biak, yang akhirnya dibersihkan gunakan handuk bersih atau tisu
bisa menimbulkan infeksi (Syatriani, 2011). kering untuk mengeringkannya (Tapparan,
Secara umum menjaga kesehatan 2013).
berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini Hati-hati ketika menggunakan kamar

107 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

mandi umum. Apabila akan menggunakan dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan
kloset duduk maka siramlah terlebih dahulu busa sabun yang lembut. Rambut di daerah
untuk mencegah terjadinya penularan penyakit kewanitaan berguna untuk merangsang
menular seksual. Bakteri, kuman, dan jamur pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi
bisa menempel di kloset yang sebelumnya masuknya benda kecil ke dalam vagina
digunakan oleh penderita penyakit menular (Syatriani, 2011).
seksual (Depkes RI, 2010). Tidak perlu sering Personal hygiene saat menstruasi
menggunakan sabun khusus pembersih vagina. merupakan kebersihan perorangan dalam usaha
Vagina sendiri sudah mempunyai mekanisme memelihara, mempertahankan, memperbaiki
alami untuk mempertahankan keasamannya. kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
Keseringan menggunakan sabun khusus ini kesejahteraan fisik maupun psikologis melalui
justru akan mematikan bakteri baik dan memicu implementasi tindakan hygiene yang dilakukan
berkembangbiaknya bakteri jahat yang dapat saat menstruasi (Tartowo, 2010). Personal
menyebabkan infeksi (Depkes RI, 2010). hygiene pada saat menstruasi tidak akan terjadi
Jangan sering-sering menggunakan begitu saja, namun merupakan sebuah proses
pantyliner. Gunakan pantyliner sesuai dengan yang dipelajari karena individu mengerti
kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan dampak positif atau negatif terhadap perilaku
yang banyak sekali. Gunakan pantyliner yang yang terkait dengan keadaan menstruasi
tidak berparfum untuk mencegah iritasi, sering- (Indriastuti. 2009). Banyak faktor yang
sering mengganti pantyliner saat keputihan berpengaruh terhadap Personal hygiene saat
(Syatriani, 2011). menstruasi. Diantara faktor tersebut yakni
Kebersihan daerah kewanitaan juga pengetahuan individu. Hal tersebut sesuai
bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dengan hasil analisis dalam penelitian ini.
dalam, minimal mengganti pakaian dalam dua Berdasarkan hasil analisis hubungan
kali sehari. Untuk menjaga vagina dari antara pengetahuan tentang menstruasi dengan
kelembaban yang berlebihan (Tapparan. 2013). Personal hygiene saat menstruasi menggunakan
Bahan celana dalam yang baik harus menyerap analisis Chi Square di peroleh nilai p=0.001
keringat, misalnya katun, hindari memakai (p<0.05) yang berarti bahwa pengetahuan
celana dalam atau celana jeans yang ketat kulit tentang menstruasi memiliki hubungan yang
jadi susah bernafas dan akhirnya menyebabkan signifikan dengan Personal hygiene saat
daerah kewanitaan menjadi lembab, berkeringat menstruasi pada siswi di MI Miftahul Ulum
dan mudah menjadi tempat berkembang biak Pamekasan. Hal ini sesuai dengan teori Patricia
jamur yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi (2005) bahwa dalam Personal hygiene terdapat
sering kali terjadi akibat celana dalam yang faktor yang berpengaruh diantaranya
tidak bersih (Tapparan, 2013). pengetahuan yang dimiliki oleh individu
Haid merupakan mekanisme tubuh tersebut. Pengetahuan yang dimaksudkan
untuk membuang darah kotor, waktu haid merupakan pengetahuan yang bersangkutan
sering ganti pembalut karena pembalut juga dengan Personal hygiene diantaranya
menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti. pengetahuan tentang menstruasi, pengetahuan
Apabila dipermukaan pembalut sudah ada kesehatan reproduksi pada wanita dan
segumpal darah haid meskipun sedikit, pengetahuan mengenai kebersihan diri pada
sebaiknya segera mengganti pembalut. wanita, baik saat menstruasi maupun dalam
Gumpalan darah haid yang ada di permukaan keseharian.
pembalut menjadi tempat sangat baik untuk Hasil penelitian ini didukung oleh
perkembangan bakteri dan jamur. Oleh karena penelitian Rahmawati (2011) bahwa
itu gantilah pembalut setiap kali terasa basah pengetahuan tentang menstruasi berpengaruh
atau sekitar tiga jam sekali (Syatriani, 2011). terhadap perilaku Personal hygiene saat
Rambut yang tumbuh disekitar daerah menstruasi pada siswi remaja. Hal yang sama
kewanitaan pun perlu diperhatikan juga diperoleh dari hasil penelitian Suryati
kebersihannya, jangan mencabut-cabut rambut (2012) yang mengungkapkan terdapat beberapa
tersebut, lubang ini bisa menjadi jalan masuk faktor yang berperan dalam perilaku kebersihan
bakteri, kuman dan jamur yang dikhawatirkan remaja saat menstruasi, diantara faktor tersebut
dapat menimbulkan iritasi dan penyakit. yakni pengetahuan. Hal tersebut juga didukung
Perawatan rambut di daerah kewanitaan cukup dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetya

108 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

(2014) bahwa pengetahuan menstruasi memiliki komunikasi dengan orang tua atau yang lebih
hubungan dengan Personal hygiene selama dewasa dari pada remaja (Desmita, 2009).
menstruasi pada siswa kelas V MI Miftahul Hasil penelitian ini terhadap 117 siswi
Ulum dengan hasil uji hipotesis product di MI Miftahul Ulum Pamekasan menggunakan
moment p=0.001 (p<0.05). uji Chi Square diperoleh p=0.001 (p<0.05)
Berdasarkan perolehan skor yang berarti terdapat hubungan yang signifikan
pengetahuan tentang menstruasi pada siswi di antara komunikasi teman sebaya dengan
MI Miftahul Ulum Pamekasan didapatkan hasil Personal hygiene saat menstruasi. Hasil analisis
dari 117 siswi, sebesar 71.8% responden tersebut sesuai dengan teori Hovland dalam
memiliki pengetahuan yang cukup dan sebesar Efendy (2011) bahwa komunikasi merupakan
28.2% responden memiliki pengetahuan yang sebuah proses dalam mengubah perilaku orang
kurang. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan lain seperti halnya Personal hygiene saat
pula siswi di MI Miftahul Ulum yang memiliki menstruasi.
pengetahuan tentang menstruasi yang cukup Hal tersebut juga didukung dengan
tetapi memiliki Personal hygiene selama penelitian yang dilakukan oleh Prastya (2014),
menstruasi yang kurang yakni sebesar 14.3% terhadap 102 siswi kelas V MI Miftahul Ulum
dari 84 responden. Hal ini disebabkan karena bahwa terdapat hubungan komunikasi teman
responden tersebut belum memiliki kesadaran sebaya dengan Personal hygiene saat
untuk merubah perilaku. Sesuai dengan menstruasi dengan hasil uji p=0.001 (p<0.05).
pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa individu Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang
akan merubah perilakunya dengan melalui signifikan antar variabel tersebut.
beberapa tahap, salah satunya adalah tahap Hasil penelitian yang dilakukan peneliti
kesadaran. Sehingga meskipun responden juga didukung oleh penelitaian Suryati (2012)
memiliki pengetahuan tentang menstruasi yang di Jakarta yang berkaitan dengan perilaku
cukup akan tetapi jika belum memiliki kebersihan remaja saat menstruasi, yang
kesadaran untuk mengaplikasikannya maka menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
tidak akan terwujud perilaku Personal hygiene signifikan antara dukungan teman sebaya
yang baik. dengan perilaku kebershan siswi pada saat
Ada banyak faktor yang berpengaruh menstruasi. Dukungan teman sebaya terhadap
terhadap pengetahuan. Menurut Notoatmodjo responden sebesar 86%, dari hasil analisis
(2011) tingkat pengetahuan seseorang bivariat didapatkan hasil p=0.024, hasil analisis
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, multivariat didapatkan ada hubungan antara
pengalaman, usia, informasi, lingkungan teman sebaya dengan perilaku kebersihan saat
budaya dan sosial ekonomi. menstruasi pada penelitian ini dengan nilai
p=0.027 dan nilai OR=2.963 artinya bahwa
Hubungan komunikasi teman sebaya dengan dukungan teman sebaya 2.963 kali
Personal hygiene saat menstruasi kemungkinan teman sebaya mendukung
Faktor lain yang cukup erat terhadap perilaku kebersihan siswi pada saat
berhubungan dengan Personal hygiene saat menstruasi dibanding dengan teman sebaya
menstruasi yaitu faktor eksternal. Lingkungan yang tidak mendukung. Dengan demikian dapat
dan sosial sebagai faktor eksternal sangat disimpulkan bahwa dukungan dari teman
mendukung terhadap perubahan Personal sebaya memberikan pengaruh yang besar
hygiene individu. dikarenakan lingkungan terhadap Personal hygiene saat menstruasi.
sebagai tempat perkembangan perilaku individu Penelitian Rahmawati (2011) terhadap
(Sunaryo. 2013). siswi SMP di Jakarta memperoleh hasil bahwa
Perkembangan kehidupan sosial remaja ada hubungan sumber informasi dengan
ditandai dengan meningkatnya pengaruh teman perilaku Personal hygiene saat menstruasi yang
sebaya. Remaja lebih banyak menghabiskan berasal dari teman sebaya. Berdasarkan
waktunya untuk berinteraksi sosial dengan perolehan skor komunikasi teman sebaya pada
teman sebayanya. Teman sebaya memberikan siswi di MI Miftahul Ulum Pamekasan,
pengaruh yang besar terhadap sikap, minat, didapatkan hasil dari 117 siswi, sebesar 88.9%
penampilan dan perilaku remaja. Hal tersebut responden memiliki komunikasi dengan teman
dikarenakan komunikasi diantara teman sebaya sebaya yang cukup dan sebesar 11.1%
lebih mudah dicerna dan diterima daripada responden memiliki komunikasi teman sebaya

109 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

yang kurang. Ada banyak hal yang kemungkinan akan memiliki Personal hygiene
mempengaruhi efektivitas komunikasi teman saat menstruasi yang cukup. Hal ini terlihat
sebaya. Menurut Efendy (2013) faktor yang berdasarkan hasil penelitian didapatkan 4
berpengaruh terhadap komunikasi antara lain responden yang memiliki usia menarche yang
penyampaian pesan, situasi dan kondisi, media, cepat tetapi memiliki Personal hygiene saat
tujuan pesan. menstruasi yang cukup yakni sebesar 100% dari
4 responden. Hal ini dikarenakan keempat
Hubungan usia menarche dengan Personal responden tersebut memiliki pengetahuan yang
hygiene saat menstruasi cukup sehingga akan mempengaruhi Personal
Usia menarche dalam penelitian ini hygiene yang dimilikinya.
adalah usia responden saat pertama kali Untuk itu, jika individu tahu hal apa
mendapatkan haid atau menstruasi. Menarche saja yang harus dilakukan pada saat mengalami
adalah siklus haid pertama bagi seorang wanita. menstruasi, misalnya bagaimana cara mengatasi
Menarche merupakan hal yang sangat penting keluarnya darah menstruasi yang dapat terjadi
bagi seorang wanita dan perlu mendapat sewaktu-waktu. Bagaimana cara memakai dan
perhatian khusus karena menarche merupakan mencuci pembalut, serta bagaimana cara
hal yang menandai awal kedewasaan biologis perawatan diri pada saat menstruasi, maka
seorang wanita. Usia menarche dapat bervariasi dapat diharapkan setiap individu berperilaku
pada setiap individu tergantung faktor internal higienis ketika mengalami menstruasi.
dan eksternal yang mempengaruhinya.
Adapun hasil analisis yang diperoleh Hubungan kepercayaan terhadap mitos
bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan Personal hygiene saat menstruasi
menarche dengan Personal hygiene saat Menurut Notoatmodjo (2010)
menstruasi dengan nilai p=0.473. Hal ini Kepercayaan atau budaya mempengaruhi
menunjukkan bahwa usia menarche seseorang pengetahuan dimana sistem sosial budaya yang
tidak dapat menentukan praktik hygiene ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
menstruasinya. Hasil penelitian ini sejalan pengetahuan remaja. Secara tidak langsung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariene kepercayaan seseorang juga mempengaruhi
(2012) mengenai faktor yang berhubungan Personal hygiene yang dimiliki.
dengan praktik hygiene menstruasi pada siswi Berdasarkan tabel 2. menunjukkan
SMA Negeri 1 Sesean Kabupaten Toraja Utara. bahwa dari 117 responden yang percaya
Hasil uji bivariat antara usia menarche dengan terhadap mitos sebesar 47.9% sedangkan yang
praktik hygiene menstruasi dengan nilai tidak percaya terhadap mitos yakni sebesar
p=0.945 atau tidak ada hubungan antara kedua 52.1%. Hasil analisis hubungan antara
variabel tersebut. kepercayaan terhadap mitos dengan Personal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hygiene saat menstruasi didapatkan nilai
dari 117 responden sebesar 65.8% mempunyai p=0.001 (p<0.05) sehingga dapat diartikan
usia menarche yang ideal. Akan tetapi hal bahwa ada hubungan yang bermakna antara
tersebut tidak berhubungan dengan Personal kedua variabel tersebut. Hasil penelitian ini
hygiene saat menstruasi responden. Karena mendapatkan hubungan negatif antara variabel
semakin ideal usia menarche seseorang tidak kepercayaan terhadap mitos dengan Personal
menjamin bahwa akan semakin baik pula hygiene saat menstruasi yang dapat
Personal hygiene yang dimilikinya. diinterpretasikan bahwa semakin responden
Hal tersebut dikarenakan tidak semua tidak percaya terhadap mitos maka akan
responden mendapatkan informasi yang cukup semakin baik Personal hygiene selama
mengenai praktek hygiene menstruasi yang baik mentruasi yang dimilikinya.
sebelum mereka mendapatkan menarche. Hal Hal ini sesuai dengan penelitian yang
ini dapat dilihat dari hasil crostabulasi antara dilakukan oleh Dina Dwi Nuryani (2012) yang
usia menarche dengan pengetahuan responden, melakukan penelitian pada remaja putri saat
dari 117 responden hanya 56 diantaranya yang menstruasi di MTs Al-khairiyah Bandar
mempunyai usia menarche ideal dan memiliki Lampung dengan menggunakan uji Chi Square
pengetahuan yang cukup. didapatkan nilai p=0.001. Hal ini menunjukkan
Demikian pula sebaliknya, yang bahwa tidak ada hubungan kepercayaan
memiliki usia menarche cepat tidak menutup terhadap mitos dengan perilaku hygienis remaja

110 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

putri saat menstruasi. terhadap mitos namun memiliki Personal


Personal hygiene yang baik juga hygiene selama menstruasi yang cukup. Hal ini
didukung oleh kepercayaan individu terhadap dikarenakan responden tersebut memilki
mitos. Jika seseorang tidak mempercayai mitos pengetahuan yang cukup sehingga
yang tidak benar secara ilmiah maka mempengaruhi Personal hygiene yang
pengetahuan yang dimiliki juga akan semakin dimilikinya. Hal ini terbukti berdasarkan hasil
baik, sehingga hal ini juga mempengaruhi analisis crostabulasi antara variabel
Personal hygiene yang dimiliki oleh setiap kepercayaan terhadap mitos dengan
individu. pengetahuan menstruasi yakni dari 56
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang percaya terhadap mitos terdapat
didapatkan alasan responden dalam 37 siswi (66.1%) diantaranya yang memiliki
mempercayai dan tidak mempercayai suatu pengetahuan tentang menstruasi yang cukup.
mitos yakni dari 61 reponden yang tidak Percaya terhadap sesuatu hal yang tidak
percaya terhadap mitos. Alasan terbanyak yakni terbukti manfaatnya merupakan tindakan yang
“karena tidak terbukti alasannya jika melanggar merugikan diri sendiri. Demikian pula
mitos tersebut” sebesar 70.5% sedangkan dijelaskan dalam Surah Al-Israa’/17 ayat 36.
alasan paling sedikit yakni alasan lainnya Terjemahnya: “Dan janganlah kamu mengikuti
sebesar 6.6%. apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
Mitos dan kesalahpahaman yang tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
berkaitan dengan menstruasi sering dikaitkan penglihatan dan hati, semuanya itu akan
dengan beberapa tingkat penderitaan dan rasa diminta pertanggungan jawabnya (Kementerian
malu di kalangan remaja. Hasil Penelitian Agama RI, 2012).
Rabbani et all tahun 2018 diketahui bahwa usia Surah Al-Israa’/17 ayat 36 merupakan
rata-rata menarche adalah 13 tahun 9 bulan. tuntunan universal. Ayat ini memerintahkan:
Sekitar 17.3% anak perempuan memiliki siklus lakukan apa yang Allah perintahkan di atas dan
menstruasi yang tidak teratur, 40.7% anak hindari apa yang tidak sejalan dengannya.
perempuan menderita dismenore dan 34.7% Jangan berucap apa yang engkau tidak ketahui,
mengalami sakit punggung. Pengetahuan jangan mengaku mendengar apa yang engkau
tentang menstruasi cukup memadai pada 37.3% tidak dengar. Sesungguhnya pendengaran,
anak perempuan, sekitar 73.3% menghindari penglihatan, dan hati, yang merupakan alat-alat
pengumpulan sosial dan 54.3% tidak teratur ke pengetahuan, semua itu, yakni alat-alat itu,
sekolah selama menstruasi. Sekitar 16.7% siswa masing-masing tentangnya akan ditanyai
tidak menggunakan pembalut wanita. Sekitar tentang bagaimana pemiliknya menggunakan
26% anak perempuan memiliki kebersihan atau pemiliknya akan dituntut untuk
pribadi yang baik dan 54.6% peserta merasa mempertanggungjawabkan bagaimana dia
malu menonton iklan mengenai pembalut menggunakannya (Shihab, 2009).
wanita di depan anggota pria. Penelitian Dari satu sisi, tuntunan ayat ini
menyimpulkan bahwa prevalensi mencegah sekian banyak keburukan, seperti
ketidakteraturan menstruasi, dismenorea tuduhan, sangka buruk, kebohongan, dan
menyebabkan ketidakhadiran yang kesaksian palsu. Di sisi lain, juga memberi
mempengaruhi prestasi akademik dan kualitas tuntunan untuk menggunakan pendengaran,
hidup siswa. Kesadaran mengenai kebersihan penglihatan, dan hati nurani sebagai alat-alat
menstruasi juga ditemukan rendah. Rendahnya untuk meraih pengetahuan (Shihab, 2009).
tingkat partisipasi sosial juga terlihat selama
menstruasi (Rabbani et all. (2018). KESIMPULAN
Adapun alasan responden percaya Berdasarkan hasil penelitian ini
terhadap mitos yakni dari 56 responden, alasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan
percaya yang terbanyak adalah “tidak ada dengan Personal hygiene saat menstruasi pada
ruginya mengikuti nasehat orang tua” yakni siswi di MI Miftahul Ulum Pamekasan
sebesar 62.5% sedangkan alasan paling sedikit Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba,
memiliki alasan lainnya sebasar 5.4%. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
Berdasarkan hasil penelitian pada siswi di MI hubungan antara pengetahuan tentang
Miftahul Ulum Pamekasan, didapatkan pula menstruasi dengan Personal hygiene saat
sebesar 60.7% dari 56 responden yang percaya menstruasi, komunikasi teman sebaya dengan

111 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

Personal hygiene saat menstruasi, kepercayaan in india. PLoS ONE. 12(12) e0188234.
terhadap mitos dengan Personal hygiene saat https://doi.org/10.1371/journal.pone.0188
menstruasi dan tidak ada hubungan antara usia 234
menarche dengan Personal hygiene saat Budhathoki, S. S.. Bhattachan, M.. Castro-
menstruasi pada siswi di MI Miftahul Ulum Sánchez, E.. Sagtani, R. A.. Rayamajhi,
Pamekasan. R. B.. Rai, P.. & Sharma, G. (2018).
Bagi siswi agar tidak terjadi Menstrual hygiene management among
kesalahpahaman mengenai personal hygiene women and adolescent girls in the
saat menstruasi, hendaknya mencari informasi aftermath of the earthquake in nepal.
yang benar dengan mengikuti pendidikan BMC Women's Health. 18(1)
kesehatan atau sosialisasi dari puskesmas. Https://doi:10.1186/s12905-018-0527-y
Komunikasi teman sebaya dapat dijadikan Chandra-Mouli, V.. & Patel, S. V. (2017).
metode pendidikan kesehatan dalam Mapping the knowledge and
meningkatkan personal hygiene saat menstruasi understanding of menarche. menstrual
pada siswi, salah satu metode yang dapat hygiene and menstrual health among
digunakan yaitu SGD (Small Group adolescent girls in low- and middle-
Discussion). Bagi sekolah hendaknya fungsi income countries. Reproductive Health.
UKS lebih dioptimalkan dengan mengadakan 14(1) Https://doi:10.1186/s12978-017-
pendidikan kesehatan, konsultasi bagi siswi 0293-6
tentang masalah kesehatan. Bagi perawat Chayatin. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia.
diharapkan perawat komunitas dapat Jakarta: EGC
melakukan pendidikan kesehatan mengenai Christensen, P & Kenney, J. (2009). Proses
kesehatan reproduksi remaja kepada siswi-siswi Keperawatan Aplikasi Model Konseptual
yang mulai menginjak masa pubertas, agar (ed 4). Jakarta: EGC
siswi tersebut tidak salah dalam menjaga Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan.
kesehatannya. Adapun harapan peneliti kepada Bandung: Remaja Rosdakarya.
peneliti selanjutnya yakni untuk memfokuskan Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan
penelitian pada variabel usia menarche serta Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik
lebih memilih variabel lain untuk diteliti. Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
DAFTAR PUSTAKA Effendy. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan
Anusree. (2014). Knowlwdge Regarding Praktik.Bandung: PT. Remaja
menstrual Hygiene amoong Adolescent Rosdakarya.
Girls in selected school. Mangalore with Hurlock. (1999). Psikologi Perkembangan:
a view to Develop an Information Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Booklet. IOSR Journal of Nursing and Kehidupan (ed 5). Jakarta:Erlangga
Health Science (IOSR-JNHS): Volume 3. Indriastuti, D. (2009). Hubungan Antara
Issue 1. Ver. X. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Ardani. (2010). Perilaku remaja putri dalam Dengan Perilaku Higienis Remaja Putri
perawatan kebersihan alat kelamin pada Pada Saat Menstruasi. Skripsi (Tidak
saat menstruasi di SMP 3 Pulau Rakyat. Diterbitkan). Solo: Fakultas Psikologi
Medan: Universitas Sumatera Utara. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Arifin, Z. (2012).Pengembangan Pembelajaran Indriastuti. (2009). Hubungan antara
Aktif dengan ICT. Yogyakarta: PT. Pengetahuan kesehatan Reproduksi
Skripta Media Creative. dengan Perilaku Hygienis Remaja Putri
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. pada saat Menstruasi. Surakarta:
Jakarta: EGC Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baker, K. K.. Padhi, B.. Torondel, B.. Das. P.. Kemenkes. (2013). Survei Demografi dan
Dutta, A.. Sahoo, K. C..Panigrahi, P. Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan
(2017). From menarche to menopause: A Reproduksi Remaja. Jakarta: Kemenkes.
population-based assessment of water. Kementerian Agama RI. (2012). Al-Qur’an dan
sanitation. and hygiene risk factors for Terjemahannya. Bandung: Diponegoro.
reproductive tract infection symptoms Kusumawardhani, A., Hartati, S., Setyawan,
over life stages in rural girls and women Imam. (2010). Hubungan Kemandirian

112 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Faktor yang Berhubungan dengan Personal Hygiene ...

Dengan Adversity Intelligence Pada Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan
Remaja Tuna Daksa Di SLB-D YPAC Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat
Surakarta: Konferensi Nasional II Ikatan Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Gizi
Psikologi Klinis - HIMPSI. 5 - 6 Februari Klinik Indonesia. Vol 4. No 2. pp.69-77
2010. Yogyakarta https://doi.org/10.22146/ijcn.17478
Monk, J. (2007). Psikologi Perkembangan Rimawati, E., Kusuma, A. P., Sunaryati, S.
(Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya). (2012).Kebersihan Organ Reproduksi
Yogyakarta. Gajah Mada University Pada Perempuan Pedesaan Di
Press Kelurahan Polaman Kecamatan Mijen
Notoadmojo, S. (2005). Promosi Kesehatan Semarang. Semarang: Universitas Dian
Dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta Nuswantoro http://publikasi.dinus.ac.id/
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat index.php/visikes/article/view/658/451
Ilmu dan Seni . Jakarta: Rineka cipta. Shihab. M. Quraish. (2009). Tafsir Al-Misbah:
Patricia. (2005). Buku Ajar fundamental Pesan. Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.
Keperawatan konsep Edisi 4. Jakarta: Jakarta: Lentera Hati.
EGC. Steinberg. (2002). Adolescence (ed 6). USA:
PKBI DIY. 2000. Perilaku Higienis Saat McGraw Hill Higher Education
Menstruasi. Yogyakarta: Lentera Sahaja Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk
PKBI DIY Keperawatan.Jakarta: EGC.
Rabbani, H., Swarupa, M. S. K., Ahmed, M. S., Suryati, B. (2012). Perilaku kebersihan remaja
& Chandrasekhar, A. (2018). A cross saat menstruasi. Jurnal Health Quality,
sectional study on menstrual pattern and 3(1), 54-65.
hygienic practices amongst school going Tapparan, F., Lampus, B.S., and Pandelaki,
adolescent girls in urban health centre A.J., (2013). Gambaran Perilaku
practice area. Indian Journal of Public Kebersihan Organ Genitalia Eksterna
Health Research and Development. 9(1). Siswi Kelas X Sekolah Menengah Atas
104-107. Https://doi:10.5958/0976- Negeri 1 Kawangkoa. Jurnal Kedokteran
5506.2018.00020 Komunitas dan Tropik. 1(2).
Rahmawati, T., & Kusmawati. (2011). Tartowo dan Wartonah. (2010). Kebutuhan
Hubungan Antara Sumber Informasi Dan Dasar Manusia dan Proses
Pengetahuan Tentang Menstruasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Dengan Perilaku Personal Hygiene Saat Tracy. J.. Grover. S.. & Macgibbon. S. (2016).
menstruasi Pp: 240-248. Prosiding Menstrual issues for women with
Seminar Nasional “Peran Kesehatan intellectual disability. Australian
Masyarakat Dalam Pencapaian MDG’s Prescriber. 39 (2). 54-57.
Di Indonesia. FKM UNSIL. Lampung https://doi:10.18773/austprescr.2016.024.
Syatriani, S. (2011). Faktor Risiko Kanker Aniebue, U. U., Aniebue, P. N., & Nwankwo,
Serviks di Rumah Sakit Umum T. O. (2009). The impact of pre-
Pemerintah Dr. Wahidin Sudirohusodo menarcheal training on menstrual
Makassar. Sulawesi Selatan. Kesmas: practices and hygiene of Nigerian school
National Public Health Journal. 5(6). girls. The Pan African medical journal, 2,
pp.283-288. http://dx.doi.org/ 10.21109/ 9.: http://www panafrican- med-
kesmas.v5i6.125 journal.com/ content/article/2/9/full .
Rahmawati, I. (2007). Pengaruh Penyuluhan Wahyudi. A.S., Wahid, A. (2016) Ilmu
dengan Media Audio Visual Terhadap Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra
Peningkatan Pengetahuan. Sikap dan Wacana Media.

113 Jurnal Kesehatan Manarang

You might also like