You are on page 1of 13

GAMBARAN EFEK SAMPING OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

LINI KEDUA PADA PASIEN TUBERCULOSIS-MULTIDRUG


RESISTANCE (TB-MDR) DI POLIKLINIK TB-MDR
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

Qurratul Aini
Indra Yovi
M. Yulis Hamidy
qurratulaini06@yahoo.com

ABSTRACT
Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) is one of tuberculosis resistance to at least
two anti tuberculosis drugs rifampicin and isoniazide. Second line drugs used in MDR-
TB treatment had a greater toxicity compared with first line and a lot of adverse event, it
causes patient would have symptoms of side effect during treatment . The purpose of this
research had to know adverse event of second line anti-TB drug in MDR-TB patient in
MDR-TB polyclinic Arifin Achmad General Hospital of Riau Province. This research was
used as mixed methods with quantitative and qualitative approachment. Adverse event
was also discussed in qualitative data as a complement. Samples in this research were
obtained by total sampling method as many as 12 MDR-TB patient were diagnosed
between April 2013 to Juni 2014 . Quantitative study results showed that adverse event
were experienced by 100% patient. Prevalence of nausea and vomiting was 100%,
headache 100%, arthralgia 91,67%, injected location pain 91,67%, peripheral
neuropathy 83,33%, depression 83,33%, sleep disturbance 83,33%, allergic reaction
75%, anorexia 75%, gastritis 66,67%, hearing distrubance 66,67%, vertigo 58,33%,
tendinitis 58,33%, psychosis 50%, visual disturbance 50%, minor electrolite disturbance
(hypokalemia) 41,67%, diarrhea 16,67%, severe electrolite disturbance 16,67%, gaster
bleeding 8,33%. Qualitative study results showed that patient had difference adverse
event experienced. Management of adverse event by clinical officer in MDR-TB
polyclinic have done their duty based on standart operational procedures.

Key word: multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB), adverse event of second line anti-
TB drug, adverse event of MDR-TB treatment.

PENDAHULUAN Emergency.1 Pada tahun 2013


Tuberkulosis (TB) adalah diperkirakan 9 juta orang di dunia
penyakit infeksi kronis yang menderita TB dengan angka
disebabkan oleh Mycobacterium kematian sebanyak 1,5 juta.2
tuberculosis.1,2 Organ yang paling Indonesia sendiri merupakan negara
sering diserang TB adalah paru dengan pasien tuberkulosis terbanyak
(pulmonary tuberculosis) tetapi TB ke-3 di dunia dengan prevalensi 10%
juga dapat menyerang organ lain setelah India (30%) dan Cina (15%)
yang disebut TB ekstra paru .4 Pada tahun 2013 angka prevalensi
(extrapulmonary tuberculosis).3 TB di Indonesia adalah 0.4% dari
Tuberkulosis dianggap masih jumlah penduduk yaitu 400 orang per
menjadi masalah kesehatan yang 100.000 penduduk.5
penting di dunia. World Health Tuberculosis Multidrug
Organization (WHO) pada tahun Resistance (TB-MDR) merupakan
1992 telah mencanangkan salah satu jenis TB yang resisten
tuberkulosis sebagai Global terhadap Obat Anti Tuberkulosis

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 1


(OAT) sekurangnya dua OAT yang dari Asri) yang melibatkan 39 orang
paling ampuh yaitu rifampisin dan dilaporkan bahwa 41% mengalami
isoniazid.6 Pada tahun 2013 WHO efek samping dan 21% harus
memperkirakan terdapat 480.000 menghentikan dan mengubah
kasus TB-MDR dengan angka regimen pengobatan.9
kematian 210.000.2 Penelitian yang dilakukan di
Data dari seluruh dunia Makassar oleh Munawwarah dkk
menyatakan ada 27 negara dengan mengatakan dari 15 pasien yang
status High Burden of TB-MDR mendapatkan pengobatan TB-MDR,
dimana sekurang-kurangnya ada 100% pasien menyatakan adanya
4.000 kasus TB-MDR setiap tahun efek samping setelah mengkonsumsi
dan 10% dari kasus TB baru yang obat TB-MDR. Efek samping yang
terdaftar adalah TB-MDR. Negara dirasakan pasien adalah mual,
Asia yang diperkirakan memiliki pusing, nyeri sendi, gangguan
kasus TB-MDR terbanyak adalah penglihatan, gangguan pendengaran,
India dengan 64.000 kasus dan China dada panas dan sebagainya.10
dengan 59.000 kasus. Indonesia Penelitian gambaran efek
sendiri menempati urutan 9 dengan samping OAT lini kedua pada pasien
jumlah kasus 6.900 kasus.2 Untuk TB-MDR di Poliklinik TB-MDR
kasus TB-MDR di Riau berdasarkan Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
data dari RSUD Arifin Achmad pada Achmad Provinsi Riau masih belum
April 2013 sampai Juni 2014 dari pernah diteliti serta RSUD Arifin
104 suspek penderita sebanyak 24 Achmad Provinsi Riau merupakan
orang dinyatakan positif TB-MDR.7 pusat rujukan pengobatan TB-MDR
Resistensi terhadap OAT dengan tingkat kunjungan pasien
sangat erat hubungannya dengan yang tinggi. Hal inilah yang
pengobatan sebelumnya. Pasien TB menyebabkan peneliti tertarik untuk
yang sudah mendapatkan pengobatan melakukan penelitian tentang
memiliki kemungkinan 4 kali lebih gambaran efek samping OAT lini
tinggi untuk terjadi resistensi dan 10 kedua pada pasien TB-MDR di
kali lipat terjadinya TB-MDR. Kasus Poliklinik TB-MDR RSUD Arifin
TB-MDR merupakan kasus yang Achmad Provinsi Riau.
sulit untuk ditangani karena efek
samping yang lebih banyak, biaya METODE PENELITIAN
yang lebih besar dan hasil yang Desain penelitian
kurang memuaskan.8 Pengobatan Penelitian ini bersifat
untuk penderita TB-MDR juga deskriptif dengan pendekatan cross
memerlukan waktu yang lama yaitu sectional dengan menggunakan
sekitar 18-24 bulan dengan obat metode gabungan (mixed methods)
suntik selama minimal 6 bulan.6 dengan pendekatan kuantitaf dan
Obat yang digunakan untuk kualitatif terhadap efek samping
pengobatan TB-MDR yaitu OAT lini OAT lini kedua pada pasien TB-
kedua yang memiliki toksisitas MDR di poliklinik TB-MDR RSUD
melebihi obat lini pertama yang Arifin Achmad Provinsi Riau. Data
menyebabkan timbulnya efek kuantitatif digunakan untuk
samping pada penderita selama mendapatkan distribusi frekuensi
pengobatan.6 Penelitian yang efek samping OAT lini kedua pada
dilakukan oleh Prasad dkk (dikutip pasien TB-MDR, sementara data

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 2


kualitatif digunakan sebagai Keabsahan data
penunjang untuk membahas efek Untuk menguji keabsahan
samping OAT lini kedua pada pasien data (validitas data) yang
TB-MDR. dikumpulkan dilakukan triangulasi
Lokasi penelitian dan waktu data yaitu:
penelitian 1. Triangulasi metode, dilakukan
Penelitian ini dilakukan di dengan cara cross check data
Poliklinik TB-MDR Rumah Sakit dengan informan yang berbeda
Umum Daerah Arifin Achmad (key informan)
Provinsi Riau pada bulan Mei- 2. Triangulasi sumber data,
November 2014. dilakukan dengan cara
Populasi dan sampel membandingkan data dari data
Populasi pada penelitian ini rekam medik
adalah seluruh pasien yang Analisis data
terdiagnosis TB-MDR di Poliklinik Analisis data dilakukan
TB-MDR RSUD Arifin Achmad dengan analisis univariat pada setiap
Provinsi Riau pada bulan April 2013 variabel yang dinyatakan dalam tabel
sampai Juni 2014. Sampel adalah distribusi frekuensi.
semua pasien yang merupakan Etika Penelitian
bagian dari populasi yang memenuhi Penelitian ini telah
kriteria inklusi. dinyatakan lolos kaji etik oleh Unit
Kriteria inklusi Etika Penelitian Kedokteran dan
a.Pasien yang telah di diagnosis TB- Kesehatan Fakultas Kedokteran
MDR oleh dokter spesialis paru di Universitas Riau dengan nomor:
Poliklinik TB-MDR RSUD Arifin 73/UN19.1.28/UEPKK/2014
Achmad Provinsi Riau.
b.Pasien TB-MDR yang telah HASIL PENELITIAN
mendapatkan pengobatan dengan Hasil penelitian ini
regimen obat anti tuberkulosis lini menunjukkan bahwa terdapat
kedua. sebanyak 24 pasien TB-MDR yang
Pengumpulan dan pengolahan telah dinyatakan positif TB-MDR di
data poliklinik TB-MDR RSUD Arifin
Data yang dikumpulkan Achmad Provinsi Riau periode April
merupakan data pasien TB-MDR di 2013 sampai Juni 2014. Penelitian ini
Poliklinik TB-MDR RSUD Arifin menggunakan 12 data rekam medik
Achmad yang terdiri dari usia dan hasil wawancara dengan 12
penderita, jenis kelamin, diagnosis, pasien dari total keseluruhan pasien
OAT yang digunakan, efek samping TB-MDR tersebut yang ditetapkan
yang dirasakan. berdasarkan total sampling yang
Data yang telah dikumpulkan memenuhi kriteria inklusi dengan 1
akan diolah secara manual dan akan pasien drop out karena meninggal
disajikan dalam bentuk tabel dunia, serta wawancara dengan satu
distribusi frekuensi yang dihitung orang informan kunci (key
dalam satuan persen berdasarkan informan) yaitu perawat di Poli TB-
wawancara dan catatan rekam medik MDR RSUD Arifin Ahmad Provinsi
pasien TB-MDR. Riau.

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 3


Karakteristik pasien Tabel 4.4 Distribusi frekuensi efek
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jenis samping yang dirasakan pasien TB-
kelamin MDR
Jenis kelamin n % Efek samping n %
Laki-laki 8 66,67
Perempuan 4 33,33 1. Reaksi kulit alergi 9 75
Total 12 100 ringan maupun alergi
sedang dengan atau
Berdasarkan karakteristik tanpa demam
umur di dapatkan bahwa kelompok 2. Neuropati perifer 10 83,33
umur yang terbanyak adalah pada 3. Mual muntah ringan 12 100
kelompok umur 44-54 tahun dan berat
sebanyak 33,33% dengan umur yang 4. Anoreksia 9 75
termuda 27 tahun dan tertua 63 5. Diare 2 16,67
6. Nyeri kepala 12 100
tahun.
7. Vertigo 7 58,33
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi umur 8. Atralgia 11 91,67
Kelompok n % 9. Gangguan tidur 10 83,33
umur 10. Gangguan 5 41,67
25-34 tahun 3 25 elektrolit ringan:
35-44 tahun 3 25 Hipokalemi
45-54 tahun 4 33,33 11. Depresi 10 83,33
55-64 tahun 2 16,67 12. Perubahan perilaku 6 50
>64 tahun 0 0 13. Gastritis 8 66,67
Total 12 100 14. Nyeri di tempat 11 91,67
suntikan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi OAT 15. Metalic taste 0 0
yang dikonsumsi 16. Kelainan fungsi 0 0
Jenis OAT lini n % hati
17. Kelainan fungsi 0 0
kedua
ginjal
Pirazinamid 11 91,67
18. Perdarahan 1 8,33
Etambutol 12 100
lambung
Capreomicyn 3 25
19. Gangguan 2 16,67
Kanamisin 9 75
elektrolit berat
Sikloserin 12 100
(Bartter like
Etionamid 12 100
syndrome)
Levofloksasin 12 100
20. Gangguan 8 66,67
Distribusi frekuensi efek samping pendengaran
OAT lini kedua 21. Gangguan 6 50
penglihatan
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pasien
22. Gangguan psikotik 0 0
TB-MDR yang merasakan efek (suicidal tendency)
samping. 23. Kejang 0 0
n % 24. Tendinitis 7 58,33
Ya 12 100 25. Syok anafilaktik 0 0
Tidak 0 0 26. Reaksi alergi 0 0
Total 12 100 menyeluruh dan
SJS (Steven
Johnson
Syndrome)
27. Hipotiroid 0 0

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 4


Gambaran hasil wawancara 4. Petugas yang terlibat dalam
1. Merasakan adanya efek penanganan efek samping
samping Dari hasil penelitian
Dari hasil penelitian didapatkan beberapa informan
didapatkan semua informan mendapatkan perawatan langsung
merasakan adanya efek samping dari petugas kesehatan tetapi tidak
selama menjalani pengobatan seperti semua informan mendapatkan
mual dan muntah, pusing, reaksi perawatan dari petugas kesehatan
kulit alergi, depresi, atralgia, seperti yang berada di luar daerah
neuropati perifer, vertigo, anoreksia, yang mendapatkan perawatan di
dan lainnya. Efek samping yang puskesmas.
dirasakan juga berbeda pada setiap Hasil cross check dengan key
pasien. Hasil cross check dengan key informan didapat bahwa yang terlibat
informan didapat bahwa setiap dalam penanganan efek samping
pasien memang merasakan adanya pasien di RSUD Arifin Achmad ada
efek samping dan efek samping perawat, dokter dan tim ahli klinis.
yang dirasakan berbeda-beda. 5. Obat Anti Tuberkulosis
2. Waktu merasakan efek (OAT) yang diminum
samping Dari hasil penelitian
Dari hasil penelitian didapatkan beberapa informan hanya
didapatkan semua informan mengetahui jumlah dan jenis yang
merasakan efek samping setiap hari berbeda dilihat dari ukuran maupun
selama menjalani pengobatan warna obat. Ada beberapa informan
terutama dirasakan setelah minum mengetahui OAT apa saja yang
obat, tetapi waktu dan lama efek dikonsumsinya lengkap dengan
samping pada setiap orang berbeda. nama obatnya tetapi hanya sedikit
Hasil cross check dengan key sekali. Hasil cross check dengan key
informan didapatkan bahwa yang informan didapatkan bahwa tidak
dikatakan informan adalah benar. semua pasien mengetahui OAT yang
3. Penanganan pasien terhadap efek diminumnya hanya beberapa orang
samping yang mengetahui nama-nama OAT
Dari hasil penelitian yang diminuminya tergantung
didapatkan beberapa informan antusias dan rasa ingin tahu pasien
melaporkan langsung kepada petugas terhadap obat yang diminum.
kesehatan yang bertugas jika 6. Waktu minum obat
merasakan efek samping tetapi ada Dari hasil penelitian
beberapa informan yang tidak didapatkan semua informan setiap
melaporkan efek samping yang hari minum obat beberapa informan
dirasakan dikarenakan kurangnya minum obat di pagi hari dan sebagian
perhatian dan tanggapan dari petugas informan minum obat di siang hari.
kesehatan. Hasil cross check dengan Hasil cross check dengan key
key informan didapatkan bahwa informan bahwa waktu pasien
pasien ada yang langsung meminum obat berbeda tergantung
melaporkan efek samping yang waktu pasien datang ke Poli TB-
dirasakan dan ada yang tidak karena MDR RSUD Arifin Achmad poli
dipengaruhi kondisi dan penilaian buka dari jam 8 pagi.
subjektif masing-masing pasien.

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 5


7. Kemampuan pasien minum obat penelitian ini sejalan dengan
sendiri penelitian yang dilakukan oleh
Dari hasil penelitian didapat Chandra di RS Dr.Soetomo Surabaya
bahwa semua pasien dapat minum tahun 2013 kelompok umur
obatnya sendiri tanpa bantuan orang terbanyak yaitu 41-55 tahun
lain kecuali obat injeksi dilakukan sebanyak 59%.12 Diketahui bahwa
oleh petugas kesehatan. Hasil cross kelompok umur yang rentan terkena
check dengan key informan TB adalah usia produktif dan dari
didapatkan bahwa pasien dapat berbagai penelitian didapatkan
menghabiskan obat nya sendiri bahwa penderita TB terbanyak
kecuali untuk obat injeksi dilakukan berjenis kelamin laki-laki karena
oleh perawat. sebagai kepala keluarga laki-laki
banyak melakukan aktifitas di luar
PEMBAHASAN rumah sehingga mudah berinteraksi
Karakteristik responden dengan orang lain menyebabkan
Dari hasil penelitian mudahnya untuk tertular TB dan juga
menunjukan penderita TB-MDR di menularkan TB. Aktifitas yang
RSUD Arifin Achmad terbanyak banyak juga dapat menjadi penyebab
adalah berjenis kelamin laki-laki kelalaian dalam menjalani
yaitu sebanyak 8 orang (66,67%) pengobatan sehingga menjadi TB-
dan perempuan 4 orang (33,33%). MDR10,11
Pada penelitian ini jenis kelamin Obat anti tuberkulosis lini
laki-laki didapatkan lebih banyak, kedua yang dikonsumsi pasien TB-
kemungkinan karena secara MDR di Poli TB-MDR RSUD Arifin
prevalensi penyakit TB paru lebih Achamad adalah pirazinamid
banyak menyerang pada laki-laki dikonsumsi oleh 11 orang (91,67%),
serta adanya perbedaan aktivitas etambutol 12 orang (100%),
keluar rumah terutama untuk bekerja, kanamisin 9 orang (75%),
sosial dan bermasyarakat antara laki- kapreomisin 3 orang (25%),
laki dan perempuan juga berbeda. sikloserin 12 orang (100%),
Hal ini sejalan dengan penelitian etionamid 12 orang (100%) dan
yang dilakukan oleh Munir, levoflokxacin 12 orang (100%).
didapatkan proporsi jenis kelamin Terdapat variasi rejimen untuk
pasien TB-MDR RS Persahabatan pengobatan TB-MDR dalam
dari 1 Januari 2005 sampai 31 penelitian ini karena disesuaikan
Desember 2007 adalah 53 orang dengan kondisi pasien. Terdapat 5
(52,5%) laki-laki dan 48 orang golongan obat yang diberikan kepada
(47,5%) perempuan.11 pasien TB-MDR yaitu OAT lini
Umur pasien TB-MDR di pertama yang masih sensitif, obat
poli TB-MDR RSUD Arifin Achmad injeksi, kuinolon, OAT lini kedua
Provinsi Riau didapatkan terbanyak dan obat yang belum tentu
pada kelompok usia 45-54 tahun efikasinya. Setidaknya paling sedikit
sebanyak 4 orang (33,33%), diikuti 4 jenis obat yang efektif harus
kelompok usia 25-34 tahun sebanyak diberikan kepada pasien TB-MDR.
6,9,13
4 orang (25%) dan kelompok umur
35-44 tahun 3 orang (25%) dan Efek samping OAT lini kedua
kelompok umur 55-64 tahun Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 2 orang (16,67%). Hasil ada atau tidaknya efek samping yang

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 6


dirasakan pasien didapatkan bahwa laboratorium yang direkomendasikan
100% yaitu 12 orang pasien TB- (pemeriksaan darah tepi lengkap, faal
MDR yang pernah dan sedang ginjal, faal hati, gula darah, kalium
menjalani pengobatan di Poliklinik serum, thyroid stimulating hormone,
TB-MDR RSUD Arifin Achmad gula darah dan asam urat),
merasakan adanya efek samping dari pemeriksaan kejiwaan, tes
OAT yang dikonsumsi. Hasil kehamilan, foto thoraks, pemeriksaan
wawancara dengan key informan audiometri, pemeriksaan EKG dan
disebutkan bahwa telah ada 2 orang tes HIV.6,9
yang mengundurkan diri dari Jenis efek samping OAT lini
pengobatan dikarenakan efek kedua
samping yang dirasakan. Hasil Berdasarkan hasil penelitian
penelitian ini sejalan dengan ini didapatkan data bahwa dari 12
penelitian yang dilakukan oleh data rekam medik dan hasil
Munawwarah di RS Labuang Baji wawancara dengan pasien TB-MDR
Makassar tahun 2013 setelah di Poliklinik TB-MDR RSUD Arifin
mengkonsumsi obat TB-MDR 15 Achmad Provinsi Riau periode April
pasien (100%) merasakan adanya 2013 sampai Juni 2014, jenis efek
efek samping dan pada tahun 2011 samping yang dirasakan pasien
sudah lebih dari 7 pasien terbanyak adalah mual muntah
menghentikan pengobatan karena ringan dan berat 12 pasien (100%)
efek samping yang dirasakan.10 Hasil dan nyeri kepala sebanyak 12 pasien
penelitian ini juga mendukung (100%). Diikuti dengan efek
penelitian yang dilakukan oleh samping atralgia 11 pasien (91,67%),
Sagwa dan kawan-kawan di Namibia nyeri ditempat suntikan 11 pasien
pada tahun 2012 yang melibatkan 59 (91,67%), neuropati perifer 10 pasien
pasien TB-MDR yang sedang (83,33%), depresi 10 pasien
menjalani pengobatan menunjukan (83,33%), gangguan tidur 10 orang
hasil dari 59 orang pasien 53 (83,33%), reaksi kulit alergi ringan
diantaranya (90%) mengalami efek dan berat 9 pasien (75%), anoreksia
samping obat.14 9 pasien (75%), gastritis 8 pasien
Dosis OAT yang diberikan (66,67%), gangguan pendengaran 8
kepada pasien TB-MDR lebih tinggi pasien (66,67%), vertigo 7 pasien
dibandingkan OAT lini pertama (58,33%), tendinitis 7 pasien
selain itu efek samping OAT lini (58,33%) perubahan perilaku 6
kedua lebih banyak dibandingkan pasien (50%), gangguan penglihatan
efek samping OAT lini pertama 6 pasien (50%), gangguan elektrolit
sehingga pasien TB-MDR akan ringan: hipokalemi 5 pasien
banyak merasakan adanya efek (41,67%), diare 2 pasien (16,67%),
samping setelah mengkonsumsi OAT gangguan elektrolit berat 2 pasien
lini kedua.6 Efek samping yang (16,67%) dan perdarahan lambung 1
dirasakan pasien juga berbeda antar pasien (8,33%).
satu orang dan orang lainnya Hasil penelitian ini
tergantung dari kondisi awal pasien mendukung penelitian yang
oleh karena itu perlu dilakukan dilakukan oleh Sagwa dan kawan-
persiapan awal. Persiapan yang kawan di Namibia pada tahun 2012
dilakukan meliputi riwayat penyakit, yang melibatkan 59 pasien TB-MDR
pemeriksaan fisik, pemeriksaan yang sedang menjalani pengobatan

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 7


didapat bahwa jenis efek samping seizure 28 orang (11,5%), gangguan
yang dirasakan oleh pasien adalah ginjal 24 orang (9,8%) dan neuropati
gangguan pendengaran dan tinitus 10 orang (4,1%).15 Hasil penelitian
sebanyak 37 orang (70%), gangguan tersebut menunjukan efek samping
pencernaan sebanyak 34 orang (64%) yang terbanyak di rasakan adalah
yang terdiri dari mual 23%, sakit mual dan muntah, sejalan dengan
perut 17%, muntah 11%, diare 9% hasil penelitian ini meskipun terdapat
dan konstipasi 4%, nyeri sendi beberapa perbedaan distribusi efek
sebanyak 15 orang (28%), sakit samping yang lain. Penelitian yang
kepala 11 orang (21%), neuropati 4 dilakukan oleh Nathanso dan kawan-
orang (8%), mudah lelah 10 orang kawan yang melibatkan 818 pasien
(19%), pusing 8 orang (15%), TB-MDR dari beberapa negara
demam 3 orang (6%), gangguan berbeda juga mendapatkan bahwa
penglihatan 3 orang (6%) dan efek samping terbanyak yang
lainnya.14 Hasil penelitian ini juga dikeluhkan pasien adalah mual dan
sejalan dengan penelitian yang muntah sebanyak 268 pasien
dilakukan Munir di RS Persahabatan (32,8%), diikuti diare sebanyak 173
terhadap 101 pasien TB-MDR pada pasien (21,1%), atralgia 134 pasien
tahun 2010 bahwa efek samping (16,4%), vertigo 117 (14,3%),
yang terbanyak adalah gangguan gangguan pendengaran 98 pasien
pencernaan 21 orang (20,8%, diikuti (12%) dan lainnya.16
dengan gangguan hepar 4 orang Efek samping yang paling
(4,0%), gangguan pendengaran 1 banyak terjadi adalah mual dan
orang (1,0%) dan nyeri sendi 9 orang muntah serta sakit kepala. Obat anti
(8,9%). Pada penelitian Munir hanya tuberkulosis lini kedua yang
menggunakan data rekam medik mungkin menyebabkan adalah
pasien sehingga 66 orang (65,3%) etionamid, PAS, lefofloxacin. Pasien
pasien tidak dituliskan efek juga masih memakai pirazinamid dan
sampingnya, karena itu pada keluhan etambutol OAT lini pertama sebagai
nyeri sendi hanya didapatkan 1 hasil regimen standar TB-MDR maka
pemeriksaan laboratorium yang penyebabnya juga dapat disebabkan
memeriksakan asam urat.11 oleh pirazinamid dan etambutol.6,17
Penelitian lain yang Perbedaan hasil penelitian
mendukung penelitian ini adalah terhadap efek samping yang
penelitian S.S. Shin dan kawan- dirasakan pasien memang belum
kawan pada tahun 2007 di Tomsk, dapat dipastikan penyebabnya tetapi
Russia dimana dari 244 pasien TB- mungkin dapat dipengaruhi oleh
MDR didapat bahwa yang terbanyak beberapa faktor seperti: perbedaan
adalah merasakan mual dan muntah defenisi dari terminologi efek
yaitu sebanyak 184 orang (75,4%), samping yang digunakan, efek
diikuti diare 113 orang (46,3%), samping merupakan gejala sehingga
atralgia 115 orang (47,1%), akan terdapat perbedaan antara
hipokalemi 84 orang (33,2%), laporan pasien (subjektif) dan hasil
hipotiroid 42 orang (17,2%), pemeriksaan (objektif), perbedaan
gangguan hepar 41 orang (16,8%), objek penelitian apakah semua atau
reaksi kulit (rash) 39 orang (16,0%), hanya efek samping yang parah saja
gangguan pendengaran 38 orang yang diteliti, adanya variasi dalam
(15,6%), psikosis 29 orang (11,9%), penggunaan OAT dan mungkin

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 8


adanya perbedaan dari faktor muntah, sakit kepala dan nyeri sendi.
komorbid dari penelitian.14 Efek Hasil penelitian ini sejalan dengan
samping yang terjadi dapat juga penelitian yang dilakukan
dipengaruhi oleh emosi seperti dalam Munawarrah dan kawan-kawan di
kasus mual dan muntah.9 RS Labuang Baji Makassar tahun
Banyaknya efek samping 2013 setelah mengkonsumsi obat
serta waktu yang lama TB-MDR 15 pasien (100%)
mempengaruhi angka keberhasilan merasakan adanya efek samping.10
pengobatan pada pasien TB-MDR. Obat anti tuberkulosis lini kedua
Angka kesembuhan TB-MDR memiliki efek samping yang lebih
menurut WHO di seluruh dunia banyak dan diberikan dengan dosis
<60%. Study cohort yang dilakukan yang lebih tinggi karena itu pasien
pada tahun 2009 menyatakan bahwa akan merasakan efek samping yang
angka kesembuhan hanya 48%, lebih banyak dibandingkan OAT lini
angka putus berobat atau kasus yang pertama.6,9 Hal ini juga didukung
tidak terevaluasi lebih lanjut sebesar dalam wawancara dengan key
28% dan angka kegagalan 10% informan bahwa semua pasien TB-
adalah tinggi meskipun hasil MDR merasakan adanya efek
pengobatan di beberapa pusat samping. Efek samping terbanyak
kesehatan cukup memuaskan tetapi yang dilaporkan oleh pasien adalah
pasien TB-MDR diseluruh dunia mual dan muntah. Keluhan lain yang
dihadapkan pada kemungkinan juga sering dilaporkan adalah nyeri
kuman yang resisten menjadi lebih sendi, tetapi setiap orang berbeda
banyak sehingga menjadi TB-XDR karena tidak setiap hari mereka
atau bahkan total resisten. Penularan melaporkan adanya efek samping.
TB-MDR kepada individu yang lain Terkadang pasien baru akan
dan resiko terjadinya efek samping melaporkan jika petugas sudah
akibat penggunaan obat-obatan yang bertanya. Semua obat yang
bersifat toksik menjadi lebih lama digunakan dalam pengobatan TB-
sesuai dengan durasi pengobatan.18 MDR mempunyai kemungkinan
Berbagai penelitian telah untuk timbulnya efek samping
dilakukan untuk menemukan obat ringan, sedang maupun berat.
TB-MDR yang lebih efektif, Deteksi dini untuk mengetahui efek
berdurasi singkat dan berbiaya samping harus dilakukan setiap hari
murah. Hal ini dilakukan agar dapat dan sangat penting karena semakin
diterapkan di negara-negara cepat ditangani prognosis akan
berkembang yang mempunyai semakin baik. Petugas kesehatan
keterbatasan material maupun harus mengetahui gejala efek
manajemen. Telah ditemukan samping yang dirasakan pasien serta
regimen pengobatan TB-MDR harus memberikan penjelasan kepada
jangka pendek yaitu 9 bulan yang pasien dan keluarga pasien.6
disebut regimen Bangladesh.19 Setiap hari pasien merasakan
Hasil wawancara gejala efek samping yang berbeda,
Berdasarkan dari hasil seringnya pasien merasakan efek
penelitian diperoleh bahwa semua samping adalah setelah minum obat
pasien mengalami efek samping. atau setelah diberikan injeksi obat.
Efek samping yang sering Hal ini didukung dalam wawancara
dikeluhkan pasien adalah mual dan dengan key informan bahwa semua

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 9


pasien setiap hari merasakan adanya klinis (TAK) yang merupakan bagian
efek samping tetapi waktu mereka dari tim DOTS rumah sakit yang
merasakan efek samping berbeda. khusus melaksanakan
Sebagian pasien merasakan setelah penatalaksanaan pasien TB resistan
minum obat dan ada yang merasakan obat di RS rujukan.6 Dari hasil
pada malam hari seperti gangguan penelitian didapat bahwa pasien yang
tidur jadi tergantung gejala yang berada di RSUD Arifin Achmad
dirasakan. sebagai pusat rujukan TB-MDR akan
Berdasarkan hasil penelitian ditangani oleh perawat dan dokter
didapat bahwa pasien ada yang yang ada di poli TB-MDR dan untuk
langsung melaporkan efek samping efek samping berat pasien akan
kepada petugas kesehatan dan ada dirujuk ke TAK untuk mendapatkan
yang tidak dikarenakan kurangnya pemeriksaan dan penanganan lebih
kepedulian petugas dan ini terjadi lanjut. Hal ini juga didukung dalam
pada pasien yang menjalani wawancara dengan key informan
pengobatan rujukan di daerah bahwa pasien awalnya akan
masing-masing. Efek samping OAT dilaporkan ke dokter yang bertugas
lini kedua yang dirasakan pasien di poli TB-MDR jika menurut dokter
jarang yang mengancam nyawa pasien harus di rujuk ke TAK,
tetapi tetap dibutuhkan perhatian perawat atau petugas akan membantu
khusus karena akan mempengaruhi pasien untuk menemui TAK.
kepatuhan pasien dalam minum obat Pengetahuan pasien terhadap
karean itu tata laksana dini sangat OAT yang dikonsumsi sangat
dibutuhkan dalam penanganan efek sedikit, dari hasil penelitian
samping OAT lini kedua ini. didapatkan bahwa pasien tidak
Biasanya efek samping mudah mengetahui nama obat yang mereka
dikenali oleh pasien dan secara suka minum hanya sedikit pasien yang
rela pasien akan melaporkan namun mengetahui nama obat, mereka
harus tetap ada metode wawancara hanya mengetahui perbedaan bentuk
yang baik karena tidak semua pasien atau warna obat saja. Hal ini
akan melaporkan efek samping yang didukung dalam wawancara dengan
dialaminya ke tenaga kesehatan. key informan bahwa kebanyakan
Sebelumnya pasien juga akan pasien hanya mengetahui warna saja
diberikan edukasi mengenai potensi karena dipengaruhi faktor antusias
efek samping dari pengobatan TB- mereka terhadap obat yang mereka
MDR dan kapan harus minum.
9
melaporkannya. Dari hasil penelitian didapat
Petugas yang terlibat dalam bahwa pasien datang setiap hari ke
penanganan efek samping adalah poli TB-MDR RSUD Arifin Achmad
dokter yang ada di fasyankes hanya pasien yang sudah memasuki
(fasilitas pelayanan kesehatan) satelit fase lanjutan tidak akan datang pada
TB-MDR untuk penanganan efek hari minggu hanya waktu datang
samping ringan dan sedang, untuk mereka berbeda-beda tergantung
pasien dengan efek samping berat kesibukan. Pasien TB-MDR
atau yang tidak mendapat perbaikan menjalani pengobatan selama 18-24
harus dirujuk ke RS rujukan TB- bulan yang terbagi dalam 2 fase yaitu
MDR. Di pusat rujukan TB-MDR fase awal (4-6 bulan) dan fase
pasien akan ditangani oleh tim ahli lanjutan. Pada fase awal obat oral di

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 10


konsumsi setiap hari (7 hari dalam usia 45-54 tahun. Obat anti
seminggu) dan suntikan diberikan 5 tuberkulosis yang digunakan
hari dalam seminggu. Pada fase pasien adalah pirazinamid,
lanjutan obat oral hanya diminum 6 kanamisin, kapreomisin,
hari dalam semiggu dan tidak ada sikloserin, etionamid dan
injeksi.6 Hal ini juga didukung oleh levoflokxacin.
pernyataan key informan bahwa 2. Distribusi frekuensi pasien
pasien datang setiap hari tetapi dalam yang merasakan efek samping
waktu berbeda, poli TB-MDR RSUD adalah semua atau 100% pasien
Arifin Achmad buka setiap hari TB-MDR yang pernah dan
dimulai dari jam 8 pagi. sedang menjalani pengobatan
Hasil penelitian menunjukan di Poliklinik TB-MDR RSUD
bahwa pasien dapat meminum Arifin Achmad merasakan
obatnya sendiri kecuali untuk obat adanya efek samping dari OAT
injeksi akan dilakukan oleh petugas. yang dikonsumsi.
Hal ini didukung dari hasil 3. Distribusi frekuensi jenis efek
wawancara dengan key informan samping yang dirasakan pasien
bahwa pasien dapat meminum terbanyak adalah mual muntah
obatnya sendiri tanpa bantuan orang ringan dan berat serta nyeri
lain karena pasien kebanyakan kepala, efek samping lain yang
datang sendiri tanpa keluarga. dirasakan pasien adalah
Karena keterbatasan tenaga petugas atralgia, nyeri ditempat
hanya akan mengawasi saja tetapi suntikan, neuropati perifer,
tidak memperhatikan pasien satu depresi, gangguan tidur, reaksi
persatu. Dalam tahap awal kulit alergi ringan dan berat,
pengobatan, obat akan diberikan di anoreksia, gastritis, gangguan
hadapan PMO oleh petugas pendengaaran, vertigo,
kesehatan tetapi untuk tahap rawat tendinitis, perubahan perilaku,
jalan obat oral hanya akan ditelan di gangguan penglihatan,
hadapan petugas kesehatan yang gangguan elektrolit ringan
berfungsi sebagai PMO, untuk obat (hipokalemi), diare, gangguan
injeksi harus diberikan oleh petugas elektrolit berat, dan perdarahan
kesehatan.6 lambung.
4. Dari hasil wawancara
SIMPULAN DAN SARAN didapatkan
Simpulan Semua pasien yang sedang
Berdasarkan penelitian yang menjalani pengobatan maupun
dilakukan terhadap 12 data rekam yang pernah menjalani
medik pasien dan hasil wawancara pengobatan TB-MDR
pasien TB-MDR di Poliklinik TB- mengalami efek samping dan
MDR RSUD Arifin Achmad efek samping terbanyak adalah
Provinsi Riau didapatkan simpulan mual dan muntah.Waktu dari
bahwa: setiap pasien mengalami efek
1. Karakteristik pasien TB-MDR samping berbeda, yang paling
berdasarkan jenis kelamin lebih sering terasa adalah sesaat
banyak berjenis kelamin laki- setelah minum obat.
laki. Usia pasien TB-MDR Penanganan pasien terhadap
terbanyak adalah kelompok efek samping yang dirasakan

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 11


berbeda-beda, tidak semua pihak yang telah memberikan
pasien langsung melaporkan dukungan baik moril maupun materil
efek samping kepada petugas dalam melaksanakan penelitian ini.
kesehatan. Petugas yang
terlibat dalam penanganan efek DAFTAR PUSTAKA
samping adalah perawat, dokter 1. Perhimpunan Dokter Paru
dan tim ahli klinis (TAK). Indonesia. Tuberkulosis:
Untuk pengetahuan pasien Pedoman Diagnosis dan
terhadap OAT yang diberikan, Penatalaksanaan di Indonesia.
kebanyakan tidak mengetahui 2006.
apa saja OAT yang mereka 2. Worl Health Organization
konsumsi, pasien hanya (WHO) [homepage on the
mengetahui warna dan bentuk Internet]. Global Tuberkulosis
obat saja. Pasien minum obat Report 2014 [updated 2014;
setiap hari dengan waktu yang cited 2014 Nov 4]. Available at
berbeda setiap orang. Dalam www.who.int/tb/data.
hal minum obat pasien dapat 3. Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis
minum obat sendiri kecuali Paru. Dalam: Sudoyo AW,
untuk obat injeksi diberikan Setiyohadi B, Alwi I, K M S,
oleh petugas kesehatan. Setisti S, editor. Buku ajar ilmu
Saran penyakit dalam jilid III. Edisi
Berdasarkan hasil penelitian V. Jakarta: Balai Penerbit
ini, penulis memberikan saran yaitu: FKUI; 2009. Hal. 2230-2239
1. Dilakukannya penelitian lebih 4. Departemen Kesehatan
lanjut tentang efek samping Republik Indonesia. Pedoman
OAT lini kedua pada pasien Nasional: Penanggulangan
TB-MDR di rumah sakit Tuberkulosis. Cetakan ke-2.
rujukan TB-MDR di daerah 2008; 8-14.
lain. 5. Kementrian Kesehatan
2. Diharapkan kepada petugas Indonesia. Profil Kesehatan
kesehatan untuk lebih Indonesia Tahun 2013. Jakarta;
meningkatkan edukasi ke 2013:127-132
pasien mengenai efek samping 6. Kementerian Kesehatan
OAT lini kedua. Republik Indonesia. Petunjuk
3. Diharapkan kepada petugas Teknis Manajemen Terpadu
kesehatan yang berada di Pengendalian Tuberkulosis
puskesmas untuk lebih Resistan Obat. 2013:153
meningkatkan kepedulian 7. Data pasien TB-MDR.
terhadap terjadinya efek Poliklinik TB-MDR Rumah
samping pada pasien TB- Sakit Umum Daerah Arifin
MDR. Achmad Provinsi Riau. 2014.
8. World Health Organization.
UCAPAN TERIMA KASIH Guidelines for The
Penulis mengucapkan terima Programmatic Management of
kasih kepada pihak Fakultas Drug Resistant Tuberculosis.
Kedokteran Universitas Riau, dosen Emergency Update 2008. 2008.
pembimbing, pihak RSUD Arifin 9. Asri SDA. Masalah
Achmad Provinsi Riau serta seluruh Tuberkulosis Resisten Obat.

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 12


Jakarta: Universitas Islam 16. E. Nathanson, R. Gupta, P.
Negeri Syarif Hidayatullah. Huamani,V. Leimane, A. D.
2014;41(4):247-249. Pasechnikov et all. Advarse
10. Munawwarah R, Ida L, events in treatment of
Whiddudin. Gambaran Faktor Multidrug-Resistant
Risiko Pengobatan Pasien TB- Tuberculosis: Result from The
MDR RS Labuang Haji Kota DOTS-Plus Initiative. INT J
Makassar 2013. Makassar: TUBERC LUNG DESEASE
Bagian Epidemiologi Fakultas 2004; 8(11):1382–1384
Kesehatan Masyarakat 17. Istiantoro YH, Setiabudy R.
UNHAS. 2013. Tuberkulosis Dan Leprostatik.
11. Munir SM, Nawas A, Soetoyo Dalam Gunawan SG, Setiabudy
DK. Pengamatan Pasien R, Nafialdi, Elysabeth, editor.
Tuberkulosis Paru dengan Farmakologi Dan Terapi. Edisi
Multidrug Resistant (TB-MDR) V. Jakarta: Balai Penerbit
di Poliklinik Paru RSUP FKUI; 2003:613-632.
Persahabatan. Respir Indo 18. Worl Health Organization
2010; 30 (2): 93-104 (WHO) [homepage on the
12. Chandra IM, Baktiar A, Internet]. Global Tuberkulosis
Kusmiati T. Profil Of MDR-TB Report 2012 [updated 2012;
Patients in DOTS Out Patient cited 2014 Nov 5]. Available at
Clinic, Dr. Soetomo Hospital www.who.int/tb/data
Surabaya, From January 2010 19. Van Deun A, Maug AKJ, Salim
to March 2011. 2013:49(3): MAH, Das PK, Sarkes MR, Daru
177-181 P, Rieder HL. Short Highly,
13. Araứjo-Filhon JA, Effective, And inexpensive
Vasconcelos-Jr AC, Sousa EM, Standardized Treatment of
Silveria C, Sousa PTP et all. Multidrug-Resistant
Multidrug-Resistant Tuberculosis. Am J respir Crit
Tuberculosis: Case Report Care Med 2010;182:684-92
Study in a Central State of
Brazil. 2008;12(1): 94-98
14. Sagwa E, Mantel-Teeuwissse
AKM, Ruswa N, Musasa JP,
Pal S et all. The Burden of
Adverse Events During
Treatment of Drug-Resistant
Tuberculosis in Namibia.
Southern Mer Review 2012;
5(1): 6-13
15. S. S. Shin, A. D. Pasechnikov,
I. Y. Gelmanova, G. G.
Peremitin, A. K. Strelis et all.
Adverse Reactions Among
Patients Being Treated for TB-
MDR in Tomsk, Russia. INT J
TUBERC LUNG DIS 2007;
11(12):1314–1320

JOM FK Volume 1 No. 2 Februari 2015 Page 13

You might also like