You are on page 1of 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN DURIAN


(Durio zybethinus) TERHADAP PERTUMBUHAN
Candida albicans SECARA IN VITRO

Fryano Kandoli1), Jimmy Abijulu2), Michael Leman1)


1)
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran UNSRAT
2)
Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT

ABSTRACTS

Candidiasis is fungi infection that common found in dentistry practice. The cause is Candida where
seventy percent of Candida species that infecting is Candida albicans. Durian (Durio zybethinus) is
original tropical fruit from Indonesia that enriched with many benefits. Durian leaf contains Saponin
and Flavanoid compound that can be used as antifungal agent. The purpose of this research is to find
out the effectiveness of durian leaves against Candida albicans. This research is experimental
research with Post test only control group design plan. The method in this antifungal test is
Kirbybauer modification method using Paper disk. The concentration of durian leaf used in this
research is 100%, positive control Ketokonazole, and aquades as negative control. The Candida
albicans are taken from the fungus storage in Chemistry laboratory of Mathematics and Science
Faculty of Sam Ratulangi University Manado.The result of this research showed that the extract of
durian leaf contains antifungal activity from the inhibition zone that formed around the paper disk
contained durian leaf’s extract. This research conclude that durian leaf extract has antifungal activity
in inhibiting Candida albicans’s growth as the main cause of Candidiasis.

Key words: Durian leaf (Durio zybethinus), Candida albicans, antifungi

ABSTRAK

Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran
gigi.Penyebabnya adalah jamur Candida dimana sekitar tujuh puluh persen spesies Candida yang
menginfeksi adalah Candida albicans. Durian (Durio zybethinus) merupakan tanaman buah tropis asli
Indonesia yang kaya akan beragam manfaat. Daun durian memiliki senyawa Saponin dan Flavanoid
yang memiliki efek antijamur. Tujuan penelitian ini untuk meneliti efektivitas ekstrak daun durian
dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan rancangan penelitian Post test only control group design. Metode yang
digunakan sebagai uji antijamur adalah metode modifikasi Kirbybauer menggunakan Paper Disk.
Konsentrasi ekstrak daun durian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu 100%, kontrol positif
Ketoconazole, serta kontrol negatif menggunakan aquades. Jamur Candida albicans diambil dari stok
jamur Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ekstrak daun durian mempunyai efek anti jamur yang ditunjukan dengan
terbentuknya daerah zona hambat di sekitar paper disk yang diberi ekstrak daun durian. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun durian memiliki efek antijamur dalam
menghambat pertumbuhan Candida albicans sebagai jamur penyebab Kandidiasis.

Kata kunci: Daun durian (Durio zybethinus), Candida albicans, antijamur

46
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN a. Alat pembuat ekstrak: Petridish, kertas


Kandidiasis adalah infeksi primer saring, corong kaca, sendok stainless
atau sekunder dari genus Candida, steel, timbangan, tabung Erlenmeyer,
terutama Candida albicans (C.albicans). kompor listrik, vacuum evaporator,
Kandidiasis telah menjadi masalah oven.
kesehatan yang penting karena semakin b. Alat pengujian jamur: Petridish,
meningkatnya pasien yang mengalami micropipet, kertas saring, sterilisator
penyakit immunodeficiency seperti pasien dry heat, inkubator, api bunsen, jangka
HIV, pasien yang menjalani perawatan sorong, timbangan, tabung erlenmeyer,
kemoterapi, dan pasien yang kompor listrik.
mengkonsumsi obat-obatan antibiotik c. Lain-lain: kamera, masker, handskun,
dalam jangka waktu yang lama. Candida perforator, jas lab
adalah flora normal penghuni rongga
mulut yang bersifat oppurtunistik dan Bahan-bahan yang digunakan dalam
dapat menjadi dominan dan menginfeksi penelitian: Daun durian, etanol 96%, jamur
apabila keseimbangan flora dan kebersihan Candida albicans, agar Potato Dextrose
mulut terganggu atau daya tahan tubuh Agar, aquades, kloramfenikol,
melemah (immunodeficiency). Lebih dari ketokonazol.
150 spesies candida telah teridentifikasi Pembuatan Jamur
dan sebanyak paling sedikit tujuh puluh Jamur diperoleh dari laboratorium
persen kandidiasis disebabkan oleh Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sam
Candida albicans. 6,7 Ratulangi Manado, berupa sediaan jamur
Berbagai jenis obat antijamur telah murni Candida albicans yang didapatkan
diciptakan untuk mengobati infeksi dengan cara mengambil hapusan pada
candida (kandidiasis) dalam rongga mulut, rongga mulut pasien penderita kandidiasis
namun obat-obatan tersebut mempunyai oral. Jamur dioleskan pada media agar
efek samping yang berat, spektrum Potato Dextrose Agar yang telah dimasak
antijamur yang sempit, penetrasi yang bercampur kloramfenikol yang dimasukan
buruk, dan munculnya jamur yang dalam petridish kemudian diisolasi
resisten.8,9 Daun durian memiliki senyawa menggunakan isolasi band dan diisi pada
flavanoid dan saponin yang bersifat coolbox steril kemudian dibawa ke
antijamur sehingga perlu diteliti laboratorium penelitian
efektivitas daun durian dalam menghambat Sterilisasi alat
Candida albicans. Ekstrak daun durian
perlu diteliti sebagai obat herbal antijamur Petridish, pinset, kertas saring dan tabung
untuk mengobati kandidiasis yang lebih Erlenmeyer dicuci terlebih dahulu dengan
aman dan efisien untuk dikonsumsi menggunakan sabun antiseptik kemudian
masyarakat. dimasukkan kedalam sterilisator dry heat
bersama dengan corong kaca dan kertas
saring untuk disterilkan dengan suhu 200
METODOLOGI PENELITIAN o
C selama 10 menit.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian Pembuatan ekstrak daun durian
ini yaitu:

47
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Pembuatan ekstrak daun durian Penanaman jamur pada media agar


(Durio zybethinus) dilakukan di Potato Dextrose Agar
Laboratorium Kimia Fakultas M-IPA
Universitas Sam Ratulangi Manado Jamur yang diambil dari biakkan
dengan cara sebagai berikut: Daun durian kemudian dicampurkan dengan akuades
segar berumur satu sampai dua bulan dan lalu dioleskan secara merata pada media
telah berwarna hijau tua dicuci dan agar Potato Dextrose Agar. Selanjutnya
dikeringkan dengan cara dianginkan di cakram kertas saring dicelupkan dalam
dalam ruangan. Setelah kering, dilakukan ekstrak murni daun durian dan diletakan
penggilingan. Serbuk yang diperoleh dengan pinset pada satu bagian petridish.
ditimbang seberat 200 g.Serbuk yang telah Setelah itu cakram kertas saring kelompok
ditimbang kemudian dilakukan maserasi kontrol yang tidak mengandung ekstrak
menggunakan pelarut etanol 96 % daun durian diletakan pada dua bagian
sebanyak 1000 mL selama 72 jam. yang lain. Setiap pekerjaan laboratorium
Kemudian filtrat disaring menggunakan dilakukan di dekat api Bunsen agar
kertas saring. Filtrat hasil saringan sterilitas terjaga. Setelah itu dimasukan
diuapkan dengan evaporator selama lima kedalam inkubator dan diinkubasi pada
jam dengan suhu 70 oC. Setelah itu, suhu 37 oC selama 24 jam.
dimasukkan kedalam oven dengan suhu 40 Metode Pengujian
o
C selama dua hari untuk membuang sisa
air. Ekstrak murni kemudian dimasukkan Metode yang digunakan adalah
kedalam petridish steril. metode difusi lempeng agar (Kirby-Bauer)
yang merupakan metode uji kepekaan
Pembuatan media agar Sabaoud’s langsung. Agar Potato Dextrose
Dextrose disediakan sebanyak lima petridish.
Aquades sebanyak 500 mL dimasukkan Candida albicans diambil dari sediaan dan
kedalam tabung Erlenmeyer kemudian dioles pada permukaan agar Potato
dimasukkan 21 gram Potato Dextrose Dextrose, lima cakram kemudian diberi
Agar. Setelah itu, campuran digoyang- ekstrak daun durian, lima cakram diberi
goyangkan agar tercampur merata. Setelah akuades sebagai kelompok kontrol negatif,
itu, campuran dipanaskan di kompor listrik dan lima cakram diberi ketokonazol
selama 15 menit. Kemudian disterilkan sebagai kelompok kontrol positif. Cakram
dalam sterilisator dry heat selama 15 tersebut lalu diletakan di media agar
menit. Setelah itu, tuang campuran agar Sabaroud’s Dextrose yang sudah
cair yang sudah disterilkan tersebut dioleskan jamur Candida albicans
kedalam wadah petridish steril kemudian diatasnya kemudian dimasukan kedalam
dicampurkan kloramfenikol 10 mL pada inkubator dan diinkubasi selama 24 jam
setiap wadah petridish, lalu dinginkan pada pada suhu 37 oC. Setiap petridish terdiri
suhu ruangan. dari satu cakram kelompok intervensi, satu
cakram kelompok kontrol negatif, dan satu
cakram kelompok kontrol positif.
Diameter zona hambat dihitung dalam
satuan millimeter (mm) menggunakan
jangka sorong. Kemudian diameter zona

48
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

hambat tersebut dikategorikan kekuatan


daya antijamur berdasarkan penggolongan
Davis dan Stout (1971), yaitu sebagai
berikut:

a. Diameter zona hambat diatas 20


mm artinya daya hambat sangat
kuat
b. Diameter zona hambat 11 - 20 mm
artinya daya hambat kuat
c. Diameter zona hambat 5 - 10 mm
artinya daya hambat sedang Keterangan:
d. Diameter zona hambat 0 - 4 mm
artinya daya hambat lemah : Zona hambat
Diameter zona hambat diukur Dv : Diameter vertikal
dengan rumus: Dh : Diamater horizontal
Dc : Diameter cakram

Gambar 1. Luas zona hambat yang


terbentuk menunjukkan adanya efek
antifungi dari ekstrak daun durian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cawan petri yang telah diinkubasi


selama 24 jam pada suhu 37oC dalam
inkubator diambil lalu dilihat
zona hambat yang terbentuk,
kemudian zona hambat tersebut
diukur dengan menggunakan jangka
sorong dalam satuan milimeter dan
dimasukan dalam tabel pengamatan.
Zona hambat yang terbentuk dapat Gambar 1. Zona hambat yang terbentuk
pada media PDA (A) Zona hambat
dilihat pada Gambar 1.
antijamur ekstrak daun durian (B) cakram
ekstrak daun durian (C) zona hambat
ketokonazole (D) cakram kontrol positif
ketoconazole (E) cakram kontrol negatif
Aquades

49
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Tabel 1 menunjukan bahwa positif antijamur ketokonazole sebesar


diameter rerata zona hambat ekstrak 19,2 mm dan kontrol negatif aquades
daun durian sebesar 5,6 mm, tidak menunjukan adanya zona
sedangkan zona hambat kontrol hambat.

Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambat bakteri Staphylococcus aureus

Diameter zona hambat (mm)


Ekstrak daun
durian Kontrol positif Kontrol negatif
Pengulangan
{Durio (Ketokonazole) (aquades)
zybethinus}
1 3 24 0
2 4 22,5 0
3 4 21 0
4 3 21 0
5 3,75 25,5 0
Rerata 3,55 22,9 0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil pengamatan yang


ekstrak daun durian memiliki zona hambat dilakukan sebanyak lima kali pengujian,
yang ditandai dengan terbentuknya zona diameter zona hambat yang terbentuk
hambat yang terlihat bening dibandingkan bervariasi. Diameter zona hambat yang
dengan daerah sekitarnya. Zona yang terbentuk pada masing-masing
bening menandakan pertumbuhan jamur di pengulangan 3 mm; 3,75 mm; dan, 4 mm
sekitar ekstrak daun durian terhambat pada dengan rata-rata hasil uji daya sebesar 3,55
daerah tersebut. mm. Penilaian kekuatan daya hambat
Terbentuknya daerah yang bening ini menggunakan kategori Davis dan Stout
karena ekstrak daun durian memiliki dan didapatkan bahwa efek antijamur dari
kemampuan menghambat pertumbuhan ekstrak daun durian memiliki daya hambat
jamur, sehingga dalam kurun waktu 24 yang lemah karena memiliki diameter zona
jam terbentuk zona hambat di sekitar hambat dengan rerata 3,55 mm.
kertas cakram yang mengandung ekstrak Zona hambat yang terbentuk
daun durian. Hal ini berbeda dengan kertas disebabkan karena adanya zat-zat aktif
cakram yang mengandung akuades dimana yang terkandung dalam daun durian seperti
tidak terdapat zona hambat di sekitar Saponin dan flavonoid yang berfungsi
kertas cakram yang menandakan terjadinya sebagai antijamur. Daya hambat yang
pertumbuhan jamur di kertas cakram lemah dari ekstrak daun durian
tersebut. Jika dibandingkan dengan zona menandakan kurangnya konsentrasi
hambat yang dimiliki ketokonazole, senyawa Saponin dan Flavanoid yang
terlihat bahwa ketokonazole memiliki zona terkandung di dalamnya sehingga tidak
hambat yang lebih luas dan jernih, memiliki daya hambat yang kuat terhadap
menandakan pertumbuhan jamur telah jamur Candida albicans. Hal ini juga
dihambat. dikarenakan belum diketahuinya kadar

50
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

konsentrasi senyawa fitokimia dalam daun terhadap Candida albicans lebih baik
durian yang dapat menghambat jamur dibandingkan dengan ekstrak daun durian.
Candida albicans. Di sekitar kertas cakram Rerata diameter zona hambat yang
yang diberikan akuades sebagai kontrol terbentuk pada ekstrak daun durian lebih
negatif tidak ditemukan terbentuknya zona kecil dibandingkan dengan antijamur
hambat. ketoconazole. Hal ini mungkin disebabkan
Hasil penelitian ini didukung oleh karena belum diketahuinya konsentrasi
penelitian sebelumnya tentang aktivitas dari senyawa aktif pada daun durian yang
antimikroba yang dimiliki ekstrak daun bertanggung jawab memberikan efek
durian. Hasil dari penelitian sebelumnya antijamur, sehingga rerata zona hambat
menunjukkan adanya kemampuan daya dari ekstrak daun durian yang terbentuk
hambat daun durian terhadap bakteri tergolong lebih kecil dibandingkan dengan
Staphylococcus aureus (Maradona, 2013), rerata zona hambat yang terbentuk dari
tetapi kemampuan daya hambat terhadap antijamur ketokonazole sebagai kontrol
jamur Candida albicans lebih kecil. Hasil positif.
ini mungkin dipengaruhi karena belum
adanya standarisasi dalam pembuatan KESIMPULAN
ekstrak sehingga bila dilakukan di 1. Ekstrak daun durian memiliki daya
laboratorium yang berbeda dengan cara hambat dalam menghambat
ekstraksi yang berbeda, mungkin dapat pertumbuhan jamur Candida
menyebabkan hasil yang berbeda pula albicans.
(Diassanti,2011). Faktor-faktor yang dapat 2. Rerata diameter zona hambat
mempengaruhi mutu ekstrak yaitu jenis Ketokonazole lebih besar
dan jumlah senyawa kimia, metode dibandingkan dengan rerata diameter
ekstraksi, dan pelarut yang digunakan zona hambat dari daun durian.
(Anonim, 2000). Selain perbedaan tempat
dan metode ekstraksi, faktor-faktor SARAN
lingkungan seperti suhu udara,
Diharapkan dapat dilakukan
kelembaban relatif, radiasi matahari,
penelitian lebih lanjut meneliti manfaat
angin, suhu tanaman, ketersediaan air,
akar dan kulit batang pohon durian
ketercukupan cahaya dalam proses
terhadap jamur dan bakteri lainnya, efek
fotosintetis sangat mempengaruhi fungsi
ekstrak daun durian terhadap jamur atau
fisiologis, bentuk anatomis dan siklus
bakteri lain yang dapat menimbulkan
hidup tumbuhan (Hilmanto, 2015). Faktor-
masalah kesehatan gigi dan mulut, efek
faktor inilah yang dapat mempengaruhi
ekstrak daun durian terhadap jamur
senyawa metabolit sekunder yang
Candida albicans dengan menggunakan
dihasilkan oleh daun.
metode sumuran.
Hasil penelitian menunjukkan rerata
zona hambat ketokonazole lebih besar
yaitu 22,9 mm, dibandingkan dengan
rerata diameter zona hambat ekstrak daun
durian yang tergolong lemah yaitu 3,55
mm. Perbedaan ini menunjukkan bahwa
efek antijamur yang dimiliki ketokonazole

51
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

DAFTAR PUSTAKA http://ejurnal.bppt.co.id diakses pada


tanggal 6 september 2015.
Anonim. 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta: Maradona D. 2013.Uji aktivitas antibakteri
Depkes RI,. h. 10-11. ekstrak etanol daun durian (Durio
zybethinus L), daun lengkeng,
Diassanti A. 2011. Uji ekstrak etanol daun (Dimocarphus longan Lour), dan
mengkudu (Morinda citrifolia) daun rambutan (Nephelium
sebagai antimikroba terhadap lappaceum L) terhadap bakteri
Methicillin Resistant Staphyloccocus staphylococcus aureus ATCC 25925
aureus) secara in vitro. Skripsi. dan Escherichia coli ATCC 25922.
Malang: Universitas Brawijaya. Skripsi. Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. p.33
Hilmanto R. 2015.Indikator Ekologi pada
waktu tanam sebagai inovasi
masyrakat lokal dalam menghadapi
dampak negatif perubahan iklim.

52

You might also like