You are on page 1of 9

PENGARUH KEIKUTSERTAAN IBU DI KELAS IBU HAMIL TERHADAP

PRAKTIK INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA BAYI USIA 6-8 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SISIR KOTA BATU
1
Elsa Budi Sihsilya. R, 2Kuntoro, 3Bambang Trijanto
Kesehatan Ibu dan Anak FKM UNAIR
Program Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
E-mail: elsa_budi@yahoo.co.id

ABSTRACT
Prenatal classes are structured learning method in pregnant women that is designed to enhance
the knowledge and skills of mothers about pregnancy, prenatal care, childbirth, postnatal care, and
newborn care. The success of early initiation of breastfeeding is one of the goals of the prenatal
classes. Design research is retrospective cohort study which aims to analyze the influence of prenatal
classes to the practice of early initiation of breastfeeding, the factors that influence the behavior of
early breastfeeding initiation, and duration of breastfeeding. The study subjects are 32 women who
follow and never follow a class of pregnant women during the last pregnancy. The subjects are taken
by Systematic Random Sampling. Data is taken by using a questionnaire and is analyzed by using
Fisher's Exact Test with α = 0.05. Prenatal classes influence the level of knowledge of mothers p-
value=0.03 (p<0,05), prenatal classes influence on attitudes of mothers p-value=0.016 (p<0,05).
Factors influence the early initiation of breastfeeding is paritas p-value=0,011 (p<0,05), mother's
knowledge p-value=0,047 (p<0,05), birth attendant p-value=0,017 (p<0,05), place of delivery p-
value=0,003 (p<0,05) and type of delivery p-value=0,021 (p<0,05), and the counseling to pregnant
mothers (p=0,010). Factors that influence duration of breastfeeding is mother's job (0,029). The
conclusion is mother’s participation in prenatal classes influences the mother's knowledge and
attitudes, but it has not been able to change the practice of early initiation of breastfeeding. Early
initiation of breastfeeding is influenced by birth attendants, place of delivery, and counseling during
prenancy. Research suggestions to public health care can enhance the role of cadres to promote of
prenatal classes activities so that all pregnant women are able to know and follow the prenatal clasess
activities. Birth attendants are expected to provide support and advice that can help mothers in
carrying out the practice of early initiation of breastfeeding.

PENDAHULUAN dan konsisten. Strategi yang dapat dilakukan


Angka kematian bayi (AKB) adalah dengan menyelenggarakan kelas ibu
merupakan indikator yang penting untuk hamil. Kelas ibu hamil adalah suatu kelas yang
mencerminkan keadaan derajat kesehatan di ditujukan untuk meningkatkan pemahaman
suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir perempuan, pasangan dan keluarga tentang
sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan persiapan kehamilan, kehamilan, persalinan dan
tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat nifas serta perawatan bayi baru lahir. Salah satu
kaitannya dengan status sosial orang tua bayi. output yang diharapkan dari kelas ibu hamil
Kemajuan yang dicapai dalam bidang adalah peningkatan pelaksanaan Inisiasi
pencegahan dan pemberantasan berbagai Menyusu Dini (Kemenkes, 2011).
penyakit penyebab kematian akan tercermin Berdasarkan penelitian Tinah (2013)
secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. didapatkan hasil adanya pengaruh yang
Dengan demikian angka kematian bayi bermakna antara pelaksanaan program kelas ibu
merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua hamil terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil
upaya intervensi yang dilakukan oleh dalam deteksi dini resiko tinggi. Berdasarkan
pemerintah khususnya di bidang kesehatan Dyah (2012) pemberian intervensi berupa kelas
(Efendy, 2009). lbu hamil mampu meningkatkan pengetahuan
Upaya untuk menurunkan AKB dapat dan sikap tentang kehamilan dan persalinan
dilakukan dengan upaya preventif dan promotif pada ibu hamil. Penelitian Edmond, dkk (2006)
dengan melibatkan semua unsur dalam di Ghana menunjukkan bahwa Inisiasi
masyarakat dan dilakukan secara terus menerus Menyusui Dini dapat mencegah kematian

1
neonatal. Dalam studi tersebut membuktikan terhadap praktik IMD di wilayah kerja
adanya hubungan antara waktu menyusui dan Puskesmas Sisir Kota Batu.
kelangsungan hidup bayi baru lahir. Bayi yang
diberi kesempatan menyusu dalam satu jam BAHAN DAN METODE
pertama dengan dibiarkan kontak kulit bayi ke Jenis penelitian ini adalah analitik
kulit ibu, maka 22 % nyawa bayi berumur dengan desain cohort retrospektif. Waktu
kurang dari 28 hari bisa diselamatkan. Dengan penelitian dimulai bulan Mei 2015 sampai Juni
Inisiasi Menyusu Dini, bayi akan segera 2015. Tempat penelitian di wilayah kerja
mendapatkan kolostrum yang terbukti mampu puskesmas Sisir Kota Batu. Pada penelitian ini
meningkatkaan kekebalan tubuh bayi baru lahir. yang menjadi populasi adalah semua ibu yang
Tingkat immunoglobulin pada kolostrum memiliki bayi usia 6-8 bulan (102 ibu). Sampel
menurun tajam setelah hari pertama kehidupan penelitian yang memenuhi kriteria inklusi: Ibu
bayi, konsentrasi tertinggi pada hari 1, menurun yang memiliki bayi berusia 6-8 bulan, Ibu yang
50% pada hari kedua dan setelah itu akan terus pernah mengikuti kelas ibu hamil pada sesi
menurun secara perlahan-lahan. Oleh karena itu pemberian materi terkait IMD, Ibu dengan berat
Inisiasi Menyusu dini merupakan langkah badan bayi lahir normal (>2500 g), ibu yang
pencegahan yang nyata dalam penyelamatan melahirkan cukup bulan (aterm), Ibu yang
bayi baru lahir dan akan mengurangi beban bersedia menjadi responden, tanpa memandang
pelayanan kesehatan kuratif (Edmond, 2006). jenis persalinan. Kriteria eksklusi dalam
Pencapaian ASI Eksklusif Kota Batu penelitian ini meliputi:Ibu yang bayinya
tahun 2011 sebesar 73,83% berada diatas target mengalami lahir mati, Ibu yang melahirkan
(67%) dan mengalami penurunan di tahun 2012 premature, Ibu dengan berat badan bayi baru
yaitu 56,27% berada dibawah target (70%). lahirnya < 2500 g, ibu yang menolak menjadi
Tahun 2013 pencapaian ASI Eksklusif responden.
mengalami peningkatan 68,7% akan tetapi Pengambilan sampel dilakukan dengan
masih berada dibawah target (75%). menggunakan teknik sistematik random
Kemungkinan hal ini dikarenakan kurang sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan
digalakkannya pelaksanaan Inisiasi Menyusu eksklusi. Sampel penelitian dibagi menjadi 2
Dini (IMD) di Rumah Sakit atau tempat kelompok yaitu kelompok study dan kelompok
pelayanan kesehatan yang menolong persalinan. kontrol. Kelompok studi adalah ibu yang pernah
Selain itu masih gencarnya promosi susu mengikuti kelas ibu hamil, kelompok kontrol
formula ke petugas kesehatan terutama bidan adalah ibu yang tidak pernah mengikuti kelas
yang menangani persalinan dengan pemberian ibu hamil. Masing-masing sampel diambil
bonus yang menggiurkan (Dinkes Kota Batu, secara acak dan didapatkan 12 ibu pada
2013). Dari survey yang dilakukan peneliti pada kelompok studi dan 20 ibu pada kelompok
13 April 2014 di Posyandu Sisir pada 12 Ibu kontrol berdasarkan rasio besar kelompok studi
bayi usia 0-6 bulan. 8 diantaranya melahirkan dan kelompok kontrol dilapangan (1,75). Ibu
secara normal dan 4 ibu melahirkan secara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
sectio caesarea. Dari 8 ibu yang melahirkan diberikan penjelasan tujuan penelitian ini dan
secara normal, 4 diantaranya berhasil diminta pernyataan bersedia menjadi responden.
melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 2 ibu Kemudian responden diminta untuk mengisi
melakukan Inisiasi Menyusu Dini tetapi tidak kuesioner yang telah diuji validitas dan
sampai menemukan puting susu (IMD reliabilitasnya, sebagian kuesioner dibacakan
dilakukan sampai tenaga kesehatan selesai oleh peneliti yaitu kuesioner terkait praktik IMD
menjahit perineum), dan 1 ibu tidak melakukan untuk menganalisa apakah responden benar-
Inisiasi Menyusu Dini karena mengalami benar melakukan IMD sesuai prosedur atau
perdarahan pasca persalinan, dan 1 ibu tidak tidak.
melakukan Inisiasi Menyusu Dini karena tidak Variabel bebas dalam penelitian ini
difasilitasi untuk melakukan Inisiasi Menyusu adalah keikutsertaan ibu di kelas ibu hamil
Dini. Dari 4 ibu yang melahirkan secara sectio (skala nominal) dan variabel bebas dalam
caesarea, tidak ada yang melakukan Inisiasi penelitian ini adalah praktik IMD dengan
Menyusu Dini. variabel perancu usia, pendidikan, pekerjaan,
Penelitian ini bertujuan mengetahui pendapatan, paritas, pengambil keputusan
pengaruh keikutsertaan ibu di kelas ibu hamil pengetahuan, sikap, akses informasi, riwayat
persalinan, penolong persalinan, tempat

2
persalinan, penyuluhan saat hamil sekaligus
sebagai variabel bebas. Pengumpulan data pada HASIL
penelitian ini menggunakan kuesioner dan Karakteristik Ibu berdasarkan
mengambil data dari kelas ibu hamil. Analisis Keikutsertaan Kelas Ibu Hamil di Wilayah
data dengan chi square jika memenuhi syarat, Kerja Puskesmas Sisir Kota Batu.
bila tidak menggunakan exact fisher exact test.
Tabel 1 Karakteristik Ibu berdasarkan Keikutsertaan Kelas Ibu Hamil
TIDAK IKUT
Variabel IKUT KIH
KIH N=32 % Nilai P
N=12 % N=20 %
Pengetahuan
Baik 11 91,7 9 45 20 62.5
Cukup 1 8,3 9 45 10 31,3 0,03
Kurang 0 0 2 10 2 6,2
Sikap
Baik 11 91,7 10 50 21 65,6
Cukup 1 8,3 10 50 11 34,4 0,016
Kurang 0 0 0 0 0 0
Praktik IMD
IMD Sesuai SOP 5 41,7 2 10 7 21,9
IMD Tidak Sesuai SOP 3 25 6 30 9 28,1 0,27
Tidak IMD 4 33,3 12 60 16 50

Berdasarkan tabel 1 Dari 32 responden kelas ibu hamil berpengaruh terhadap sikap ibu
Ibu yang mengikuti kelas ibu hamil 91,7% tentang IMD (p value 0,016). Akan tetapi
berpengetahuan baik sedangkan yang tidak keikutsertaan ibu di kelas ibu hamil tidak
pernah mengikuti kelas ibu hamil 45% berpengaruh terhadap praktik IMD (p=0,27)
berpengetahuan baik. Keikutsertaan ibu di kelas
ibu hamil mempengaruhi pengetahuan ibu
terkait IMD (p value 0,03). Keikutsertaan ibu di
Tabel 2 Pengaruh Faktor Presdiposisi terhadap Praktik IMD
KRITERIA IMD NILAI
VARIABEL JUMLAH
IMD SP IMD TSP TIDAK IMD P
USIA N=7 % N=9 % N=16 % N=32 %
Berisiko (< 20 tahun dan >35 tahun) 0 0 2 22,2 2 12,5 4 12,5 0,229
Tidak berisiko 20-35 tahun 7 100 7 77,8 14 87,5 28 87,5
PENDIDIKAN
Tinggi 5 71,4 5 55,6 11 68,8 21 65,6 0,179
Rendah 2 28,6 4 44,4 5 31,2 11 34,4
PARITAS
Primipara 0 0 5 55,6 7 43,8 12 37,5
0,011
Multipara 6 85,7 4 44,4 9 56,3 19 59,4
Grandemultipara 1 14,3 0 0 0 0 1 3,1
PENGETAHUAN
Tinggi 6 85,7 6 66,7 8 50 20 63
0,047
Sedang 1 14,3 3 33,3 6 37,5 10 31
Rendah 0 0 0 0 2 12,5 2 6,3

SIKAP
Baik 5 71,4 5 55,6 11 68,8 21 66
0,893
Cukup 2 28,6 4 44,4 5 31,3 11 34 3
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan faktor predisposisi Ibu
yang melakukan IMD sesuai prosedur mayoritas dibandingkan ibu primipara. Ibu yang
adalah multipara sebanyak 6 ibu (85,7%), melakukan IMD sesuai prosedur mayoritas
sedangkan ibu yang tidak IMD mayoritas adalah berpengetahuan baik sebanyak 6 ibu (85,7%),
multipara (56,3%). Berdasarkan uji koefisien sedangkan ibu yang tidak IMD mayoritas
kontigensi didapatkan nilai signifikansi 0,08 > berpengetahuan baik sebanyak 8 ibu (50%). ada
0,05yang artinya tidak ada hubungan antara hubungan antara pengetahuan ibu dengan
paritas dengan praktik IMD. Variabel paritas praktik Inisiasi Menyusu Dini dengan kekuatan
berpengaruh terhadap praktek IMD (p hubungan lemah (value 0,263). Ibu yang
value=0,011). Ibu pada kelompok usia tidak melakukan IMD sesuai prosedur mayoritas
berisiko memiliki kecenderungan melakukan memiliki sikap baik terkait IMD sebanyak 5 ibu
IMD sesuai prosedur. Pendidikan tidak (711,4%), sedangkan ibu yang tidak IMD
berpengaruh terhadap praktik IMD (p value mayoritas memiliki sikap yang baik sebanyak11
0,179). Variabel paritas berpengaruh terhadap orang (68,8%). Berdasarkan uji Somers’D
praktek IMD (p value=0,011). Ibu multipara/ didapatkan Approx. Sig. 0,893 > 0,05 sehingga
grandemultipara memiliki kecenderungan H0 diterima yang artinya tidak terdapat
menerapkan IMD pada saat persalinan hubungan antara sikap dengan praktik IMD.

Tabel 2 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Praktik IMD


KRITERIA IMD
VARIABEL TIDAK JUMLAH P Value
IMD SP IMD TSP
IMD
PENOLONG PERSALINAN
0,017
Dokter 0 0 6 66,7 9 56,2 15 46,8
Bidan 7 100 3 33,3 7 43,8 17 53,2
TEMPAT PERSALINAN
RS/RB 0 0 7 77,8 12 75 19 59,4
0,003
Puskesmas/Polindes 2 28,6 0 0 0 0 2 6,2
BPS 5 71,4 2 22,2 4 25 11 34,4
JENIS PERSALINAN
Spontan 7 100 9 100 10 62,5 25 78,1
0,021
SC 0 0 0 0 6 37,5 7 21,9

Ibu yang melakukan IMD sesuai prosedur Ada pengaruh antara penolong persalinan
keseluruhan mendapatkan informasi terkait IMD dengan praktik Inisiasi Menyusu Dini dengan
dari petugas kesehatan sebanyak 7 ibu (100%). kekuatan hubungan sedang (value= 0,578).
Sedangkan ibu yang tidak IMD mayoritas tidak tempat bersalin yang memfasilitasi ibu IMD
mendapatkan informasi terkait IMD sebanyak 7 sesuai prosedur adalah BPS (71,4%). Tempat
orang (43,7%). tidak ada hubungan antara akses bersalin yang tidak menerapkan IMD adalah
informasi dengan praktik IMD.p value 0,472 > RS/RB (75%). ada hubungan antara tempat
0,05. Semua ibu yang melakukan IMD sesuai persalinan dengan praktik Inisiasi Menyusu Dini
prosedur ditolong oleh bidan pada saat dengan korelasi sedang (p value 0,578). jenis
persalinan sebanyak 7 ibu (100%). Mayoritas persalinan berpengaruh terhadap praktik IMD p
penolong persalinan yang tidak menerapkan value 0,020.
IMD sesuai prosedur adalah dokter (66,7%).

4
Pengaruh faktor pendorong (reinforcing)
terhadap praktik IMD:
Tabel 3Distribusi Responden berdasarkan Faktor Reinforcing dengan Praktek IMD
KRITERIA IMD
VARIABEL TIDAK JUMLAH NILAI P
IMD SP IMD TSP
IMD

Penyuluhan saat Hamil oleh Nakes

Mendapat penyuluhan 7 21,9 5 15,6 7 21,9 19 59,4


0,010
Tidak mendapat penyuluhan 0 0 4 12,5 9 28,1 13 40,6

Ibu yang IMD sesuai prosedur keseluruhan pada responden yang mendapat penyuluhan
mendapatkan KIE terkait IMD dari petugas tentang IMD saat hamil dan responden yang
kesehatan sebanyak 7 orang (100%). Sedangkan tidak mendapat penyuluhan saat hamil dengan
ibu yang tidak IMD mayoritas tidak mendapat praktik Inisiasi Menyusu Dini saat persalinan
KIE terkait IMD sebanyak 9 ibu (56,3%). anak yang terakhir (p value 0,010)
Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan

PEMBAHASAN Penelitian Yustina (2012) menunjukkan ada


Pengaruh Keikutsertaan Ibu di Kelas Ibu hubungan bermakna antara paritas dengan
Hamil terhadap Praktik IMD Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Perilaku yang
Keikutsertaan ibu di kelas ibu hamil didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari
mempengaruhi pengetahuan ibu terkait IMD (p pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
value 0,03). Keikutsertaan ibu di kelas ibu hamil Ibu multipara telah memiliki pengalaman
berpengaruh terhadap sikap ibu tentang IMD(p melahirkan sebelumnya. Bila di kehamilan saat
value 0,016). Dengan adanya penyuluhan dan ini telah mendapatkan informasi terkait IMD ia
berbagi pengalaman antar peserta kelas ibu akan cenderung melakukan IMD pada
hamil dapat memudahkan ibu dalam menerima persalinan saat ini, meskipun di persalinan
informasi terkait IMD. Akan tetapi sebelumnya tidak melakukan IMD karena telah
keikutsertaan ibu di kelas ibu hamil tidak mengetahui manfaat dari praktik IMD sehingga
berpengaruh terhadap praktik IMD (p=0,27). ibu multipara lebih termotivasi untuk
Suatu sikap tidak selalu terwujud dalam melakukan IMD dipersalinan berikutnya.
perbuatan. Menurut Lawrence Green (1980) Disamping itu kesiapan ibu saat persalinan juga
sikap masih menupakan perilaku tertutup dan berpengaruh terhadap praktik IMD (Yuliarti,
belum tentu menjadi perilaku terbuka. Untuk 2010).
merubah sikap menjadi sebuah perilaku Terdapat pengaruh pengetahuan ibu
dibutuhkan faktor predisposisi seperti kesiapan terhadap praktik IMD (p value 0,03). Sejalan
mental ibu untuk IMD, faktor pemungkin dengan penelitian Tinah (2013) bahwa ada
seperti sarana-prasarana yang memungkinkan pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap
untuk melakukan IMD, penolong persalinan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam deteksi
yang memfasilitasi IMD, faktor pendorong dini risiko tinggi. Keikutsertaan ibu di kelas ibu
seperti adanya KIE terkait IMD, kebijakan hamil dapat meningkatkan pengetahuan ibu,
tempat persalinan (Maulana, 2010). semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang
kesehatan akan memudahkan seseorang untuk
Pengaruh Faktor Presdiposisi terhadap berperilaku sehat dalam hal ini adalah praktik
Praktik IMD IMD. Faktor usia tidak berpengaruh terhadap
Berdasarkan faktor predisposisi praktik IMD (p value 0,229). Usia berhubungan
diketahui bahwa variabel paritas berpengaruh dengan faktor risiko terjadinya komplikasi
terhadap praktek IMD (p value=0,011). Ibu dalam kehamilan maupun persalinan dan bukan
multipara/grandemultipara memiliki pendorong ibu melakukan IMD. Pendidikan
kecenderungan menerapkan IMD pada saat tidak berpengaruh terhadap praktik IMD (p
persalinan dibandingkan ibu primipara. value 0,179). Pendidikan bukan merupakan

5
faktor yang mendorong ibu melakukan IMD. yang didapatkan ibu saat hamil berdampak
Pendidikan merupakan faktor yang positif pada pengetahuan ibu, dan berpengaruh
memudahkan seseorang dalam menerima pada praktek IMD pada saat ibu bersalin. Hal ini
informasi tentang IMD yang diberikan baik menunjukkan bahwa ibu yang mendapatkan
melalui kelas ibu hamil maupun pada saat ANC edukasi atau informasi tentang IMD lebih
untuk meningkatkan pengetahuannya, akan banyak melaksanakan IMD daripada ibu yang
tetapi belum tentu dapat merubah perilaku tidak pernah mendapatkan edukasi atau
seseorang. Faktor sikap tidak berpengaruh informasi tentang IMD.Oleh karena itu peran
terhadap praktik IMD (p value 0,893). Sikap petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk
masih merupakan convert behavior artinya memberikan informasi tentang IMD tertutama
masih menjadi perilaku tertutup dan belum tentu pada ibu yang datang memeriksakan kandungan
terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). agar termotivasi untuk melakukan IMD dan
Untuk mewujudkan sikap menjadi overt tentunya tak lepas dari dukunganpetugas
behavior diperlukan faktor pendukung dan kesehatan. Hal ini sejalan dengan teori
situasi yang memungkinkan seperti kesiapan ibu Lawrence Green (1980) menyatakan bahwa
menghadapi persalinan, kesiapan ibu untuk factor pendorong (reinforcing factor) yang
IMD, adanya fasilitas IMD, dukungan penolong terwujud dalam perilaku petugas kesehatan atau
persalinan, dsb (Maulana, 2010). petugas lainnya yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku ibu, yaitu dalam hal ini
Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap ibu mau melaksanakan IMD karena sudah
Praktik IMD mempunyai pengetahuan tentang IMD
Penolong persalinan berpengaruh sebelumnya (Maulana, 2010).
terhadap praktik IMD (p value 0,017). Penolong
persalinan merupakan kunci utama keberhasilan KESIMPULAN DAN SARAN
pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah Kesimpulan
melahirkan (Rahardjo, 2009). Pada 1 jam 1. Pada faktor presdiposisi: faktor paritas
pertama setelah persalinan peran penolong mempengaruhi praktik IMD, pengetahuan
persalinan masih sangat dominan, akan terjadi mempengaruhi praktik IMD. Faktor yang
atau tidaknya praktik IMD sangat ditentukan tidak berpengaruh terhadap praktik IMD
oleh penolong persalinan. Meskipun pada saat adalah usia, pendidikan dan sikap.
hamil ibu mendapat penyuluhan tentang IMD 2. Faktor pemungkin, variabel penolong
dan memiliki pengetahuan serta sikap yang persalinan berpengaruh terhadap praktik
baik, praktik IMD tidak akan terjadi bila tidak IMD, variabel tempat persalinan
difasilitasi oleh penolong persalinan.Tempat berpengaruh terhadap praktik. Variabel yang
persalinan berpengaruh terhadap praktik IMD (p tidak mempengaruhi praktik IMD adalah
value 0,003). Tempat persalinan berperan dalam akses informasi.
memberikan fasilitas dalam bentuk sarana, 3. Faktor Pendorong, variabel pemberian KIE
prasarana yang menciptakan suasana yang saat ibu hamilmempengaruhi praktik IMD,
mendukung untuk terlaksananya Inisiasi pemberian KIE dalam KIE IMD sebelum
Menyusu Dini. Jenis persalinan berpengaruh proses persalinan mempengaruhi praktik
terhadap praktik IMD (p value 0,021), dimana IMD. Variabel yang tidak berpengaruh
ibu dengan persalinan spontan cenderung dapat terhadap praktik IMD adalah pengambil
melakukan IMD dibanding persalinan SC. Baik keputusan.
persalinan spontan maupun SC sebenarnya 4. Variabel keikutsertaan Ibu di Kelas Ibu
memiliki peluang yang sama untuk melakukan Hamil tidak berpengaruh terhadap praktik
IMD, akan tetapi terlaksana atau tidaknya IMD IMD, akan tetapi kelas ibu hamil
juga dipengaruhi oleh dukungan sosial terutama berpengaruh terhadap pengetahuan ibu yang
dari penolong persalinan, fasilitas tempat dapat mempengaruhi pelaksanaan IMD.
persalinan serta kebijakan tempat persalinan
tersebut (Rahardjo, 2006). Saran
1. Bagi Dinkes Kota Batu
Pengaruh faktor pendorong (reinforcing) Advokasi Kelas Ibu Hamil kepada IBI
terhadap praktik IMD tingkat cabang untuk meningkatkan
Penyuluhan terkait IMD pada saat hamil dukungan dalam pelaksanaan Kelas Ibu
berpengaruh terhadap praktik IMD.Penyuluhan Hamil dan Inisiasi Menyusu Dini.Bidan

7
Dianggap paling berpengaruh dalam proses Tahun 2007. Diakses dari:<
IMD karena bidan merupakan salah satu ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/p
partner ibu dalam melaksanakan persalinan gm/article/view/1351/2988> (Sitasi
baik di tempat praktik swasta maupun di tanggal 19 Februari 2015)
rumah sakit sehingga perlu mengadakan Aprilia, Y. 2010. Hipnostetri, Rileks, Nyaman
advokasi untuk bidan agar mereka mau dan Aman saat Hamil dan Melahirkan.
melaksanakan IMD sesuai dengan prosedur Jakarta. Gagas Media
dan memberikan informasi dan edukasi Badan Pusat Statistik. 2014. Angka Kematian
kepada ibu hamil ataupun kepada Bayi (AKB) dan Angka Harapan Hidup
keluarganya. Dinas kesehatan dapat (AHH) Penduduk Jawa Timur Menurut
memperkuat adanya kebijakan implementasi Kabupaten /Kota, Tahun 2010–
IMD untuk setiap stakeholder di bawahnya 2012.Diakses
seperti puskesmas dan rumah sakit/rumah dari:<http://jatim.bps.go.id/index.php?hal
bersalin. =tabel&id=68> ( Sitasi 19 Desember
2. Bagi Puskesmas Sisir 2014)
Pihak Puskesmas dapat meningkatkan peran Citra, K. 2010. Faktor-Faktor Yang
kader dalam promosi kegiatan kelas ibu Mempengaruhi Need Dan Demand Ibu
hamil sehingga semua ibu hamil dapat Hamil Terhadap Pelaksanaan Inisiasi
mengetahui dan mengikuti kegiatan kelas ibu Menyusu Dini (Imd) Di Rsia Pertiwi Kota
hamil. Mengikutsertakan suami atau Makasar. Universitas Hasanudin Program
keluarga minimal 1 kali dalam kegiatan kelas Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
ibu hamil terutama materi terkait IMD dan Masyarakat. Diakses
ASI Eksklusit/Laktasi sehingga pihak dari<http://repository.unhas.ac.id/bitstrea
keluarga dapat memotivasi ibu dalam m/handle/123456789/11299/FEBRIANA
pelaksanaan IMD dan proses laktasi. %20SALAMBA%20K21110254.pdf?sequ
3. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan ence=1> (Sitasi 30 Januari 2015)
Penolong persalinan diharapkan memberikan Depkes RI. 2004. . Keputusan Menteri
KIE terkait IMD baik kepada ibu hamil Kesehatan RI No.
maupun ibu yang akan bersalin sehingga 450/Menkes/SK/IV/2004 Tentang
dapat memotivasi ibu untuk melaksanakan Pemberian ASI Secara Eksklusif Pada
praktik IMD serta memfasilitasi ibu bersalin Bayi di Indonesia. Jakarta. Depkes RI
untuk menerapkan IMD. Tempat persalinan Depkes RI. 2007. Pedoman Rumah Sakit
diharapkan dapat memberikan informasi Obstetri Neonatal Emergensi
disetiap tempat dalam bentuk majalah Komprehensif (PONEK) 24 Jam. Jakarta.
dinding/ poster dalam mengajak ibu agar Depkes RI
dapat melaksanakan IMD dan diharapkan Depkes RI. 2009. Pedoman Fasilitator Kelas
dapat menciptakan suasana yang mendukung Ibu Hamil. Jakarta. Depkes RI
dalam melakukan praktik IMD kepada ibu Depkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia
bersalin. 2013. Diakses
4. Bagi Peneliti Lain dari:<http://www.depkes.go.id/resources/
Diharapkan ada penelitian lanjut tentang download/pusdatin/profil-kesehatan-
pengaruh pelaksanaan Kelas Ibu Hamil indonesia/profil-kesehatan-indonesia-
terhadap Peningkatan ASI Eksklusif dengan 2013.pdf> (Sitasi 15 Oktober 2014)
menggunakan desain kohort prospektif. Dyah.P. 2012.Pengaruh Kelas Ibu Hamil
terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
DAFTAR PUSTAKA dalam Kehamilan dan Persalinan di
Amalia, L. (2007). Faktor-faktor yang Wilayah Puskesmas Gurah Kabupaten
berhubungan dengan Pemberian ASI Kediri., Surakarta. Tesis, Universitas
Segera pada Bayi Baru Lahir di RSUD Sebelas Maret. Diakses
Kabupaten Cianjur. Tesis. Depok: dari:<http://pasca.uns.ac.id/?p=2812>
Fakultas Kesehatan Masyarakat (Sitasi 12 Januari 2015)
Universitas Indonesia Edmond KM, Zandoh C. 2006. Delayed
Anies, A. 2010. Inisiasi Menyusu Dini dan Breastfeeding Initiation Increases Risk of
Faktor Determinan pada Anak Balita di Neonatal Mortality. Pediatrics.
Indonesia: Analisis Data Sekunder SDKI 117(3):e380-6

8
Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan diterbitkan. Fakultas Kesehatan
Komunitas, Teori dan Praktik dalam Masyarakat Universitas Hasanuddin
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika Rochayah. 2012. Hubungan Kelas Ibu Hamil
Fikawati. 2003. Hubungan Antara Menyusui dengan Pemilihan Penolong Persalinan di
Segera (Immediate Breastfeeding) dan Wilayah Puskesmas Bruno Kabupaten
Pemberian ASI eksklusif Sampai Dengan Purworejo Tengah. Skripsi. Universitas
Empat Bulan. J Kedokter Trisakti. Mei- Indonesia
Agustus, Vol.22 No.2 Rahmawati, Elsa. 2015. Analisis Pengaruh
Fikawati, S. dan Syafiq, A. 2010. Kajian Implementasi Kelas Ibu Hamil terhadap
Implementasi Dan Kebijakan Air Susu Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan Durasi
Ibu Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini Pemberian ASI pada Bayi 6-8 Bulan di
Di Indonesia. Makara Kesehatan vol. 14, Wilayah Kerja Puskesmas Sisir Kota
no. 1 Batu. Tesis. Fakultas Kesehatan
Fishbein. 1975. Belief, Attitude, Intentions and Masyarakat Universitas Airlangga
Behavior: an introduction to theory and Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI
research. California: Addison- Eksklusif. Jakarta: Kompas Media
WesleyPublishing Company, Inc Nusantara
Hastuti. 2012. Efektifitas Pelatihan Kelas Ibu Rosmini, M. 2001. Determinan pemanfaatan
Hamil Untuk Meningkatkan pelayanan persalinan oleh tenaga
Pengetahuan, Sikap, Ketrampilan Dan kesehatan di kecamatan Cimalaka
Kunjungan Antenatal Care. Jakarta. Kabupaten Sumedang. Universitas
Suara Forikes Volume II Nomor 2 Indonesia. Tesis
JNPK-KR. 2007. Pelatihan Asuhan Persalinan Swarjana, 2012. Metodologi Penelitian
Normal dan Lampiran Inisiasi Menyusu Kesehatan. Yogyakarta. ANDI OFFSET
Dini. Jakarta : JNPK-KR Tri Y. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Kemenkes. 2012. Peraturan Pemerintah RI dengan Pemberian ASI pada Satu Jam
No.33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Pertama Setelah Melahirkan (Studi
Susu Ibu Eksklusif. Jakarta. Kemenkes RI Kualitatif di RSBN, Kabupaten Boyolali).
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Skripsi. Universitas Diponegoro
Kesehatan Ibu di Fasiitas Kesehatan World Health Organization. 2010. Early
Dasar dan Rujukan. Jakarta. Kemenkes Initiation of Breastfeeding: the Key to
RI Survival and Beyond
Maulana, D.J. 2010. Promosi Kesehatan. William, R. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi &
Jakarta. Penerbit Buku EGC Fisiologi Persalinan. Yogyakarta.
Namora. 2010. Dukungan Sosial pada Pasien Penerbit ANDI
Kanker. Medan. USU Press Yulianti. 2008. Studi kualitatif mengenai
Notoatmodjo S., 2010. Promosi Kesehatan gambaran niat ibu hamil dalam penerapan
Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta proses inisiasi menyusu dini di Rumah
Ogulensi, T. 2009. Maternal Socio Demograpic Sakit Islam Jakarta tahun 2008. Diakses
Factors Influecing the Initiation and dari:http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/
Exclusive of Breastfeeding in Nigerian detail.jsp?id=122571&lokasi=lokal
Semi Urban Setting. Matern Child Health (Sitasi 10 Januari 2015).
Journal 2010 Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI, Makanan
Purnamawati. 2008. Q&A Smart Parents for Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan
Healthy Children. Jakarta. Gramedia dan Kelincahan si Kecil. Yogyakarta.
Rahardjo, S. 2006. Faktor-faktor Yang Penerbit CV Andi
Berhubungan dengan pemberian ASI Satu Yustina, V. 2012. Faktor-faktor yang
Jam Pertama Setelah Melahirkan. Jurnal Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi
Kesehatan Masyarakat Nasional 1 Menyusu Dini (IMD) oleh Bidan di 12
Rocha, M. 2012.Faktor yang Berhubungan Puskesmas Agam Timur Wilayah Kerja
dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Dinas Kesehatan Agam Provinsi
di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Sumatera Barat Tahun 2012. Universitas
Raya Makassar Tahun 2011. Skripsi tidak Indonesia. Skripsi

You might also like