You are on page 1of 8

Jurnal Sains Farmasi & Klinis

p-ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435


homepage: http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id

ORIGINAL ARTICLE Vol. 5 No. 2 (Agustus 2018) | pp. 134–141 |

Survei Risiko Penyakit Diabetes Melitus


Terhadap Masyarakat Kota Padang
(Risk Survey of Diabetes Melitus Against Padang People)

Rahmi Yosmar*, Dedy Almasdy, & Fitria Rahma


Fakultas Farmasi, Universitas Andalas

ABSTRACT: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder with multiethiology characterized by high levels of glucose in
the blood. According to data from the Padang City Health Office in 2013, there were 11,769 patient with diabetes spread in 22
health centers and included in the list of the 10 most common causes of death. This study has been conducted on the risk survey
of diabetes mellitus against 348 peoples in Padang city who have never suffered from DM. This study aims to determine the
level of community risk for DM in Padang and to find out the risk factors that influence the DM. This study uses a cross sectional
survey method with prospective data collection. Data collection used the questionnaire of CANRISK (The Canadian Diabetes Risk
Questionnaire) and analyzed using Mann-Whitney test and Kruskal-Wallis test with a significant level of α<0.05. The result showed
that 57.7% of respondents included in the high risk category, 34.5% moderate risk, and 7.7% low risk of DM. Risk factors that have
an influence on DM are gender, age, BMI (Body Mass Index), waist circumference, history of hypertension, history of high blood
glucose, positive family history of diabetes, and level of education. While, the risk factors that have no effect on diabetes are
physical activity, daily consumption of fruit/vegetable, and ethnicity of parents. It can be concluded that the Padang people are
quite at high risk of developing diabetes.
Keywords: diabetes mellitus; CANRISK; risk category; factor risk.
ABSTRAK: Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa dalam darah. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan jumlah penderita
DM sebanyak 11.769 pasien yang tersebar di 22 puskesmas dan termasuk kedalam daftar 10 penyebab kematian terbanyak. Telah
dilakukan penelitian mengenai survei risiko penyakit diabetes melitus terhadap 348 orang masyarakat di Kota Padang yang belum
pernah menderita DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko masyarakat terhadap penyakit DM di Kota Padang
dan untuk mengetahui faktor resiko yang berpengaruh terhadap DM tersebut. Penelitian ini menggunakan metoda cross sectional
survey dengan pengambilan data secara prospektif. Pengumpulan data mengunakan kuesioner CANRISK (The Canadian Diabetes
Risk Questionnaire) dan dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Kruskal-Wallis dengan tingkat signifikan α<0,05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 57,7% responden termasuk kedalam kategori risiko tinggi, 34,5% risiko sedang, dan 7,7%
risiko rendah terhadap penyakit DM. Faktor risiko yang memiliki pengaruh terhadap penyakit DM adalah jenis kelamin, umur, BMI
(Body Mass Index), lingkar pinggang, riwayat hipertensi, riwayat gula darah tinggi, riwayat keluarga positif diabetes, dan tingkat
pendidikan. Sedangkan faktor risiko yang tidak berpengaruh terhadap penyakit diabetes melitus adalah aktivitas fisik, konsumsi
buah/sayur setiap hari, dan etnis orang tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Padang cukup beresiko tinggi terkena
penyakit Diabetes.
Kata kunci: diabetes melitus; CANRISK; kategori risiko; faktor risiko.

Pendahuluan 2012 melaporkan sebanyak 53% penduduknya memiliki


tinggi terhadap penyakit diabetes melitus [1].
American Diabetes Association (ADA) melaporkan Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu
bahwa tiap 21 detik ada satu orang yang terkena diabetes. penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
Prediksi sepuluh tahun yang lalu bahwa jumlah diabetes multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
akan mencapai 350 juta pada tahun 2025, ternyata sudah gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
jauh terlampaui. Lebih dari setengah populasi dunia yang karbohidrat, lipid dan protein
menderita penyakit diabetes berada di Asia, terutama di sebagai akibat insufisiensi fungsi Access this article

India, China, Pakistan, dan Indonesia [6]. Sementara itu insulin. Insufisiensi insulin dapat
suatu studi yang dilakukan di ibukota Saudi Arabia tahun disebabkan oleh gangguan atau

*Corresponding Author: Rahmi Yosmar


Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Jalan Universitas Andalas, Limau Manis, Pauh,
Kota Padang, Sumatera Barat 25163| Email: rahmi.yosmar@gmail.com

134
Sur vei Risiko Penya k i t D i a bete s M e l i tus Te r ha d a p. . . Yo s m ar et . al.

defesiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans Metode Penelitian


kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin [8].
Penentuan Responden
Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila pada
Pemilihan responden dilakukan secara random
pemeriksaan darah dari pembuluh darah halus (kapiler)
sampling. Populasinya adalah masyarakat Kota Padang
glukosa darah lebih dari 120 mg/dL pada keadaan puasa
dan/atau lebih dari 200 mg/dL untuk 2 jam setelah berusia 45 – 74 tahun yang belum pernah terkena penyakit
makan. Bila yang diambil darah dari pembuluh balik (vena) Diabetes Melitus sebanyak 348 orang dimana jumlah ini
maka kadar glukosa puasa lebih dari 140 mg/dL dan/atau didapatkan dari penentuan jumlah sampel berdasarkan
200 mg/dL untuk 2 jam setelah makan. Glukosa darah jumlah populasi menurut Isaac dan Michael dengan taraf
yang kurang dari 120 atau 140 mg/dL pada keadaan puasa kesalahan 5%.
namun antara 140–200 mg/dL pada 2 jam setelah makan
disebut sebagai Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) yang Metodologi Penelitian
tidak memerlukan pengobatan tapi tetap memerlukan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei –
pemantauan secara berkala [3]. Agustus 2016 dibeberapa tempat umum di kecamatan
Indonesia merupakan salah satu dari 10 besar negara Kota Padang dengan menggunakan metode cross sectional
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Pada tahun
survey. Pemilihan responden dilakukan secara random
1995 negara yang tergolong tengah berkembang ini baru
sampling, dengan memberikan kuisioner CANRISK yang
menempati peringkat ke – 7 dengan jumlah penderita
telah diterjemahkan, dimodifikasi, dan divalidasi.
diabetes sebanyak 4,5 juta jiwa. Peringkat ini diprediksi
akan naik dua tingkat (menjadi peringkat ke – 5) pada
tahun 2025 dengan perkiraan jumlah penderita 12,4 juta Analisis Data
jiwa [2]. Namun kenyataannya Indonesia telah menduduki Analisis data secara statistik deskriptif digunakan
ranking keempat jumlah penyandang diabetes terbanyak untuk frekuensi dan persentase jawaban serta untuk rata-
setelah Amerika, China, dan India. Berdasarkan dari data rata dan standar deviasi dari total skor. Uji Mann-Whitney
Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penderita diabetes digunakan untuk data dengan 2 kelompok variabel
ditahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang [4]. independen (bebas) dan uji Kruskal-Wallis digunakan
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang untuk data dengan variabel independen (bebas) lebih dari
prevalensinya cukup tinggi akibat pola makan yang 2 kelompok dengan satu variabel dependen (terikat) untuk
tidak seimbang dan pola hidup tidak sehat. Makanan mengetahui hubungannya yang signifikan pada kategori
yang dikonsumsi masyarakat di Kota Padang sehari-hari
total skor CANRISK.
umumnya mengandung kalori yang tinggi seperti daging,
Total skor kuesioner digunakan untuk mengetahui
baik itu berupa rendang, sate, bakso, dan lain sebagainya,
tingkat risiko responden terkena penyakit diabetes melitus.
makanan yang digoreng, serta yang mengandung santan
seperti gulai. Makanan yang mengandung karbohidrat Dikategorikan berisiko rendah apabila total skornya
tinggi seperti nasi juga merupakan pemicu penyakit kurang dari 21. Jika total skor antara 21 sampai 32 maka
diabetes, baik itu berupa nasi goreng, lontong, bahkan nasi dikategorikan berisiko sedang. Dan skor yang melebihi 33
yang dimakan bersama mie instan. Selain itu, menurut data dikategorikan sebagai risiko tinggi
Dinkes Kota Padang pada survei Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) 2014, 46% warga Padang merokok. Hasil dan Diskusi
Tingginya prevalensi dan persentase kematian akibat
diabetes melitus menyebabkan perlunya penelusuran Responden Penelitian
mengenai survei penyakit diabetes melitus agar morbiditas Setelah dilakukan penelitian tentang studi prospektif
dan mortalitas disetiap tahunnya dapat diminimalisir. risiko penyakit diabetes melitus di masyarakat kota Padang
Beberapa penelitian mengenai penyakit diabetes yang dari bulan Mei – Agustus 2016, didapatkan data dari
telah diteliti sebelumnya dilakukan terhadap orang-orang 348 responden yang memenuhi kriteria inklusi dengan
yang telah terkena penyakit tersebut, namun masih belum
rincian responden laki-laki sebanyak 162 orang (46,6%)
ada penelitian di Kota Padang yang dilakukan terhadap
dan responden perempuan sebanyak 186 orang (53,4%)
orang yang belum terkena penyakit diabetes melitus
(Tabel. 1).
dan memprediksi tingkat risikonya dimasa yang akan
datang. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dilakukan
penelitian mengenai survei risiko penyakit diabetes melitus Data Karakteristik Responden
pada masyarakat di Kota Padang. Penderita Diabetes Melitus tipe 2 pada umumnya

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 02 | A g ust us 2 0 1 8 135


Sur vei Risiko Penya k i t D i a bete s M e l i tus Te r ha d a p. . . Yo s m ar et . al.

berumur 45 – 74 tahun. Hal ini dikarenakan semakin kaitan yang erat dengan resistensi insulin sehingga
tua seseorang semakin berkurang pula kerja dari organ menghalangi absorbsi glukosa ke dalam otot dan sel lemak
tubuhnya sehingga semakin meningkat pula risiko terkena sehingga glukosa dalam darah meningkat. Hiperglikemia
penyakit (CANRISK, 2011). Hal ini sesuai dengan data ini dapat meningkatkan perlawanan terhadap insulin dan
IDF tahun 2013 yang menyatakan sebagian besar penderita memperberat hiperglikemia. Begitu juga dengan resistensi
diabetes berada pada rentang umur 40 – 59 tahun dan insulin yang meningkat dengan adanya obesitas [11].
80% dari pasien diabetes melitus pada kelompok umur ini Pada penelitian ini lingkar pinggang berpengaruh
berada pada negara berkembang seperti Indonesia. Namun secara signifikan dengan penyakit diabetes dan kategori
tidak menutup kemungkinan jika orang yang berumur lingkar pinggang yang memiliki peluang paling besar
kurang dari 45 tahun bisa terkena penyakit diabetes. Maka terkena penyakit diabetes melitus tipe 2 adalah lingkar
dari itu kuesioner CANRISK membagi kategori umur pinggang laki-laki yang lebih besar dari 102 cm atau
menjadi 4, yaitu 40 – 44 tahun, 45 – 54 tahun, 55 – 64 perempuan yang lebih besar dari 88 cm. Hal ini sesuai
tahun, dan 65 – 74 tahun dimana tiap kategori memiliki dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Trisnawati
skor yang berbeda. Semakin tua umur responden, semakin dkk pada tahun 2013 di puskesmas Kecamatan Denpasar
tinggi pula skornya. Pada penelitian ini, jumlah responden Selatan, Bali menunjukkan bahwa orang yang mengalami
dengan kategori umur 65 – 74 tahun adalah yang paling obesitas abdominal berisiko 5,19 kali menderita penyakit
berpeluang terhadap penyakit diabetes melitus. Hal ini juga diabetes melitus tipe 2 dikarenakan obesitas sentral
sesuai dengan yang dinyatakan oleh Gusti dan Erna (2014) khususnya di perut yang digambarkan dengan lingkar
bahwa usia tua mempengaruhi diabetes karena fungsi pinggang lebih sensitif dalam memprediksi ganggungan
tubuh secara fisiologis menurun dan terjadi penurunan resistensi insulin pada diabetes melitus tipe 2 [7].
sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi Pada faktor risiko melakukan aktivitas fisik tiap hari
tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi minimal 30 menit, didapatkan bahwa tidak ada pengaruhnya
kurang optimal [9]. secara signifikan terhadap penyakit diabetes. Hal ini tidak
Pada penelitian ini juga ditemukan pengaruh sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa dengan
antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit tiap harinya
risiko terkena penyakit diabetes. Dan juga didapatkan atau 150 menit setiap minggu dapat menurunkan berat
hasil bahwa laki-laki lebih berpeluang terkena diabetes badan dan menurunkan kadar gula darah sehingga dapat
dibandingan dengan perempuan (Tabel. 1). Hal ini memperkecil kemungkinan risiko terkena diabetes [12].
sesuai dengan CANRISK yang menyatakan bahwa laki- Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani di Kota Cilegon
laki memiliki risiko yang lebih besar terkena diabetes tahun 2012 juga menyatakan bahwa ada pengaruh yaitu
melitus dibandingkan perempuan, begitu juga menurut orang yang aktivitas fisik sehari-harinya ringan memiliki
International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, risiko 2,68 kali lebih besar untuk terkena penyakit diabetes
menyatakan bahwa penderita laki-laki diabetes 14 juta melitus tipe 2 dibandingkan dengan orang yang melakukan
lebih banyak dibandingkan penderita perempuan. Berbeda aktivitas fisik sehari-harinya sedang atau berat [13].
dengan CANRISK maupun IDF, penelitian yang dilakukan Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh antara
Ahmad Alghadir, dkk di Riyadh, Saudi Arabia tahun 2012 faktor risiko konsumsi buah/sayur terhadap penyakit
menyatakan bahwa perempuan memiliki risiko yang lebih diabetes melitus. Padahal seperti yang telah diketahui
tinggi terkena diabetes dibandingkan dengan laki-laki [1]. jika mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah dan
Begitu juga pada penelitian yang dilakukan di Manado sayur setiap hari maka lemak pada tubuh dapat berkurang
pada tahun 2011 menyatakan bahwa perempuan lebih sehingga seseorang dapat terhindar dari obesitas yang
berpeluang terkena diabetes melitus tipe 2 [10]. Perbedaan dapat menyebabkan tingginya risiko terkena diabetes.
ini dapat bisa jadi disebabkan karena adanya perbedaan Peningkatan serat telah dilihat sebagai alasan umum untuk
jumlah ataupun kondisi responden pada masing-masing peningkatan konsumsi buah dan sayuran. Peningkatan
penelitian tersebut. asupan serat dapat memperbaiki kontrol glikemik pada
Dari faktor risiko BMI, pada penelitian ini dapat diabetes [14]. Hal ini dapat disebabkan karena walaupun
dilihat bahwa BMI berpengaruh secara signifikan terhadap masyarakat Kota Padang sebagian besar mengonsumsi
diabetes melitus dan yang paling berpeluang terkena buah atau sayur setiap hari tetapi juga banyak mengonsumsi
penyakit diabetes adalah BMI dengan rentang 30 – 34 makan-makanan yang kaya akan karbohidrat dan lemak
dimana termasuk kedalam kategori obesitas. Sesuai dengan yang dapat memicu terjadinya penyakit diabetes.
yang telah terdapat pada literatur bahwa obesitas memiliki

136 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 2 | Ag ust us 2018


Sur vei Risiko Penya k i t D i a bete s M e l i tus Te r ha d a p. . . Yo s m ar et . al.

Tabel 1. Hasil materi spesifik CANRISK dan total skor antara laki-laki dan perempuan
Laki-laki Perempuan Total
No. Materi CANRISK
% % %
Umur
40–44 7,8 12 19,8
1 45–54 15,5 22,4 37,9
55–64 18,1 11,2 29,3
65–74 5,2 7,7 12,9
2 Jenis kelamin 46,6 53,4 100
BMI
<25 25 26,7 51,7
3 25–29 20,7 23,3 44
30–34 0,9 3,4 4,3
≥35 0 0 0
Lingkar pinggang
Laki-laki <94/Perempuan <80 19,8 10,4 30,2
4
Laki-laki 94–102/Perempuan 80–88 25 31,9 56,9
Laki-laki >102/Perempuan >88 1,7 11,2 12,9
Aktivitas fisik setiap hari ≥30 menit
5 Ya 31,9 23,3 55,2
Tidak 14,6 30,2 44,8
Konsumsi buah/sayur setiap hari
6 Setiap hari 35,4 42,2 77,6
Tidak setiap hari 11,2 11,2 22,4
Riwayat hipertensi
7 Ya 17,2 9,5 26,7
Tidak 29,3 44 73,3
Riwayat gula darah tinggi 4,3 2,6 6,9
8 Ya 42,2 50,9 93,1
Tidak
Riwayat diabetes gestational
9 Ya 0 7,8 7,8
Tidak atau tidak tahu 46,5 45,7 92,2
Riwayat keluarga positif diabetes (ibu,
ayah, saudara, anak)
Salah satunya 8,6 6,9 15,6
10 Dua diantaranya 0 0 0
Tiga diantaranya 0 0 0
Semuanya 0 0 0
Tidak ada atau tidak tahu 37,9 46,5 84,4
Etnis orang tua
Arab 0 0 0
Cina 2,6 0,9 3,5
11
India 0 0 0
Melayu/Indonesia 44 52,5 96,5
Dan lain-lain 0 0 0
Pendidikan
12 SMA atau yang sederajat 37,9 38,8 76,7
Diploma atau Sarjana 8,6 14,7 23,3
Total skor
Risiko rendah (<21) 0 7,7 7,7
Risiko sedang (21–32) 11,2 23,3 34,5
Risiko tinggi (≥33) 35,3 22,4 57,7

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 02 | A g ust us 2 0 1 8 137


Sur vei Risiko Penya k i t D i a bete s M e l i tus Te r ha d a p. . . Yo s m ar et . al.

Pada data riwayat hipertensi, riwayat gula darah India, Melayu/Indonesia, dan lain-lain). Namun tidak
tinggi, dan riwayat diabetes gestasional lebih dari setengah ditemukan pengaruh antara faktor risiko etnis orang tua
jumlah total responden menjawab tidak. Dimana menurut dengan risiko penyakit diabetes melitus pada penelitian
penelitian ini didapatkan hasil bahwa hipertensi dan gula ini. Tidak seperti yang dinyatakan dalam literatur bahwa
darah tinggi memiliki pengaruh terhadap risiko penyakit ras kulit putih merupakan ras dengan prevalensi diabetes
diabetes melitus tipe 2. Namun diabetes gestasional paling sedikit di Amerika. Dan ras yang paling banyak
menunjukkan tidak ada hubungan terhadap timbulnya terkena penyakit diabetes adalah ras pribumi amerika,
penyakit diabetes. diikuti dengan ras kulit hitam, hispanik, dan Asia-Amerika
Hipertensi memiliki hubungan dengan risiko terkena [19]. Hal ini dapat dikarenakan kurang beragamnya etnis
penyakit diabetes melitus tipe 2 dapat dikarenakan pada responden penelitian ini jadi tidak terlihat jelas beda
konsumsi obat hipertensi yang memicu terjadinya antar etnis yang satu dengan yang lainnya terhadap risiko
diabetes, seperti penggunaan obat Calcium Channel Blocker penyakit diabetes.
[15]. Diabetes gestasional dimungkinkan berperan pada Pada penelitian ini diketahui terdapat pengaruh faktor
hiperglikemia maternal. Ada kemungkinan bayi lahir risiko tingkat pendidikan terhadap risiko terkena penyakit
besar atau makrosomia (lebih dari 4 kg) mengindikasikan diabetes melitus tipe 2. Dan yang memiliki peluang
hiperglikemia pada wanita, sehingga bisa berkembang yang paling besar terhadap penyakit diabetes melitus
menjadi diabetes melitus tipe 2 [16]. Peran diabetes adalah tingkat pendidikan SMA atau yang sederajat. Hal
gestasional dalam peningkatan kejadian diabetes melitus ini sesuai dengan literatur yang menyatakan rendahnya
tipe 2 berhubungan dengan kegagalan sel beta untuk tingkat pendidikan dan pengetahuan merupakan salah
mengimbangi resistensi insulin yang sedang berlangsung satu penyebab tingginya angka kasus suatu penyakit.
[17]. Pengetahuan bisa diperoleh melalui upaya promosi
Pada penelitian ini untuk data riwayat keluarga kesehatan [20]. Promosi kesehatan yang meliputi
yang positif terkena diabetes (baik tipe 1 maupun tipe pendidikan kesehatan, faktor ekonomi dan lingkungan
2), hanya memiliki responden yang menjawab salah satu mendukung terbentuknya perilaku sehat dan dapat
anggota keluarga dan tidak ada atau tidak tahu. Sedangkan menurunkan faktor risiko diabetes mellitus [21,22].
pada penelitian yang dilakukan di Saudi Arabia jawaban Dari data hasil penelitian, lebih dari setengah
respondennya lebih beragam yaitu ada yang salah satunya, masyarakat Kota Padang memiliki kemungkinan yang besar
dua diantaranya, tiga diantaranya, semuanya, dan tidak untuk dapat menderita penyakit diabetes di 10 tahun yang
ada atau tidak tahu [1]. Risiko diabetes sangat berkaitan akan datang. Saat ini saja angka kejadian penyakit diabetes
dengan riwayat keluarga yang memiliki hubungan darah melitus telah tinggi pada masyarakat Kota Padang dan
seperti ibu, ayah, saudara, dan anak. Selain hubungan masuk kedalam daftar 10 penyebab kematian terbanyak
darah atau genetik, keluarga juga memiliki kebiasaan pola di Kota Padang [23]. Jadi jika tidak ada perubahan pola
makan dan pola hidup yang sama. Risiko seorang anak makan dan pola hidup pada masyarakat Kota Padang maka
mendapat penyakit Diabetes Melitus tipe 2 adalah 15% angka kejadian dan kematian karena penyakit diabetes
jika salah satu orang tuanya memiliki penyakit diabetes melitus akan meningkat lagi dimasa yang akan datang.
tersebut dan risikonya meningkat menjadi 75% jika kedua
orang tuanya yang memiliki penyakit diabetes melitus tipe Analisis Tingkat Risiko Responden Terkena Diabetes
2. Pada umumnya apabila seseorang menderita diabetes Berdasarkan total skor kuesioner CANRISK pada
maka saudara kandungnya juga mempunyai risiko sebesar tiap-tiap responden pada penelitian ini, lebih dari setengah
10% [18]. Begitu juga hasil yang didapatkan dari penelitian dari total responden memiliki risiko tinggi terkena penyakit
ini menyatakan bahwa riwayat keluarga positif diabetes diabetes melitus yaitu 201 orang (57,7%), sebanyak 120
dengan salah satu diantaranya lebih berpeluang terhadap orang (34,5%) dengan risiko menengah, dan 27 orang
risiko diabetes melitus tipe 2 dibandingkan dengan yang (7,7%) dengan risiko rendah (Gambar. 1).
tidak ada atau tidak tahu. Uji homogenitas terhadap semua variabel bebas
Etnis orang tua dapat mempengaruhi risiko terkena dengan variabel terikat diketahui bahwa data yang
diabetes bisa dikarenakan hormon maupun kebudayaan didapatkan adalah homogen dimana nilai P >0,05. Uji
yang berbeda. Pada CANRISK tidak terdapat pilihan untuk normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa
etnis Indonesia sehingga peneliti memodifikasi pilihan data tidak normal karena nilai P <0,05 yaitu sebesar 0,046
jawaban sesuai dengan etnis yang ada pada masyarakat pada variabel jenis kelamin dan 0,000 pada variabel lain
Kota Padang yaitu menjadi 5 pilihan etnis (Arab, Cina, (Tabel. 2).

138 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 2 | Ag ust us 2018


Sur vei Risiko Penya k i t D i a bete s M e l i tus Te r ha d a p. . . Yo s m ar et . al.

Gambar 1. Persentase tingkat resiko responden terhadap penyakit diabetes mellitus berdasarkan
kuisoner CANRISK

Tabel 2. Hasil materi spesifik CANRISK dan total skor antara laki-laki dan perempuan
Nilai P Nilai P
No Faktor Risiko Rata-rata Standar Deviasi
Homogenitas Normalitas
1. Jenis Kelamin 0,4700 0,500 0,096 0,046

2. Umur 8,4052 5,16190 0,136 0,000


3. BMI 2,1466 2,43623 0,070 0,000
4. Lingkar pinggang 3,0517 2,11150 0,116 0,000
5. Aktivitas fisik 0,4397 0,49706 0,730 0,000
6. Konsumsi buah/sayur 0,4310 0,82355 0,393 0,000
7. Riwayat hipertensi 1,0690 1,77263 0,114 0,000
8. Riwayat gula darah tinggi 0,9655 3,55264 0,114 0,000
9. Riwayat diabetes gestasional 0,0690 0,25376 0,070 0,000
10. Riwayat keluarga diabetes 0,3276 0,74124 0,607 0,000
11. Etnis orang tua 10,9655 0,18273 0,070 0,000

12. Tingkat pendidikan 3,8362 2,11599 0,686 0,000

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 02 | A g ust us 2 0 1 8 139


Sur vei Risiko Penya k i t D i a bete s M e l i tus Te r ha d a p. . . Yo s m ar et . al.

Tabel 3. Uji non-parametrik antara faktor risiko dengan 2 kelompok variabel independen dan variabel dependen
kategori risiko diabetes

No. Materi CANRISK Nilai P Peringkat Rata-rata

Umur
40–44 45,30
1 45–54 0,000 154,11
55–64 247,12
65–74 267,80
Jenis kelamin
2 laki-laki 0,000 209,42
Perempuan 144,09
BMI
<25 140,22
3 25–29 0,000 204,32
30–34 281,60
≥35 -
Lingkar pinggang
Laki-laki <94/Perempuan <80 131
4 0,000
Laki-laki 94–102/Perempuan 80–88 182,95
Laki-laki >102/Perempuan >88 238,80
Aktivitas fisik setiap hari ≥30 menit
5 Ya 0,717 172,77
Tidak 176,71
Konsumsi buah/sayur setiap hari
6 Setiap hari 0,779 175,29
Tidak setiap hari 171,62
Riwayat hipertensi
7 Ya 0,000 247,56
Tidak 147,85
Riwayat gula darah tinggi
8 Ya 0,000 330,88
Tidak 162,92
Riwayat diabetes gestational
9 Ya 0,985 174,88
Tidak atau tidak tahu 174,47
Riwayat keluarga positif diabetes (ibu,
ayah, saudara, anak)
10 0,000
Salah satunya 236,47
Tidak ada atau tidak tahu 162,36
Etnis orang tua
11 Cina 0,111 129,12
Melayu/Indonesia 176,12
Pendidikan
12 SMA atau yang sederajat 0,000 189,26
Diploma atau Sarjana 125,83

Keterangan :
*signifikan jika p<0,05
1 = Uji Mann-Whitney
2 = Uji Kruskal-Wallis

140 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 2 | Ag ust us 2018


Sur vei Risiko Penya k i t D i a bete s M e l i tus Te r ha d a p. . . Yo s m ar et . al.

Variabel faktor risiko yang berpengaruh terhadap [5] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet]. Depkes.go.id.
2013 [cited 19 May 2016]. Available from: http://www.depkes.go.id/
penyakit diabetes adalah jenis kelamin, umur, BMI, lingkar
resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
pinggang, riwayat hipertensi, riwayat gula darah tinggi, [6] Tandra, H. Life Healthy with Diabetes-Diabetes Mengapa &
riwayat keluarga positif diabetes, dan tingkat pendidikan. Bagaimana. Yogyakarta: Rapha Publishing; 2013.
[7] Trisnawati S,Widarsa T, Suastika K. Risk factors of type 2 diabetes
Hal ini dapat dilihat dari nilai P dengan tingkat kepercayaan mellitus of outpatients in the community health centres of South
95%, lebih kecil dari 0,05 (Tabel. 3). Denpasar Subdistrict. Public Health and Preventive Medicine
Archive. 2013: Vol. 1(1):1-6.
Faktor risiko yang tidak berpengaruh atau
[8] World Health Organization (WHO). Pencegahan Diabetes Mellitus.
berhubungan dengan penyakit diabetes melitus adalah Jakarta : Hipokrates; 2000.
aktivitas fisik setiap hari, konsumsi buah/sayur setiap hari, [9] Jelantik I usti MC, Haryati E. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis
Kelamin, Kegemukan dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes
dan etnis orang tua. Hal tersebut dinyatakan dengan nilai Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. ISSN Media
P yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,717, 0,779, dan 0,111 Bina Ilm. 2014;
[10] Awad N, Langi AY, Pandelaki K. Gambaran Faktor Resiko Pasien
(Tabel. 3).
Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Bagian/SMF FK-UNSRAT
Sebagian besar variabel pada CANRISK digunakan RSU Prof. Dr. R.D Kandou Manado Periode Mei 2011 – Oktober 2011,
untuk memprediksi risiko terkena penyakit diabetes melitus Jurnal e-Biomedik. 2013: Vol. 1 (1) : 45 – 49.
[11] Baradero M. Klien Gangguan Endokrin : Seri Asuhan Keperawatan,
tipe 2 sepuluh tahun yang akan datang berkaitan dengan Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.
gaya hidup. Dengan mengetahui hasil dari penelitian ini, [12] Canadian Task Force on Preventive Health Care. Recommendations
on screening for type 2 diabetes in adults. Canadian Medical
pemerintah dapat melakukan tindakan pencegahan untuk
Association Journal, 184(15), 1687-1696; 2012.
menurunkan angka kejadian diabetes. Observasi dilakukan [13] Fitriyani. Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas
dengan menghitung total skor pada tiap-tiap kuesioner Kecamatan Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak Kota
Cilegon, Depok : Skripsi UI; 2012.
yang telah diisi oleh responden dimana tiap jawaban dari [14] David JA Jenkins, Cyril WC Kendall, Augustine Marchie, Alexandra L
pertanyaan kuesioner memiliki skor tertentu Jenkins, Livia SA Augustin, David S Ludwig, Neal D Barnard, James W
Anderson; Type 2 diabetes and the vegetarian diet, The American
Journal of Clinical Nutrition, Volume 78, Issue 3, 1 September 2003,
Kesimpulan Pages 610S–616S.
[15] Armenia, Lusianti F, Harismen. Type Two Diabetes Mellitus Is
Associated with The Calcium Channel Blocker Therapy
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
On the Diabetic Hypertensive Patients of the Dr M Djamil General
57,7% masyarakat Kota Padang memiliki risiko tinggi Hospital Padang Indonesia, RJPBCS, Vol. 7 (6) : 1136–1141; 2016.
terhadap penyakit diabetes melitus. Jenis kelamin, umur, [16] James-Todd TM, Karumanchi SA, Hibert EL, Mason SM, Vadnais MA,
Hu FB, et al. Gestational Age, Infant Birth Weight, and Subsequent
BMI, lingkar pinggang, riwayat hipertensi, riwayat gula Risk of Type 2 Diabetes in Mothers: Nurses’ Health Study II. Prev
darah tinggi, riwayat keluarga positif diabetes, dan tingkat Chronic Dis. 2013;
[17] Ratner RE. Prevention of type 2 diabetes in women with previous
pendidikan merupakan faktor risiko yang signifikan
gestational diabetes. Diabetes Care. 2007;
terhadap penyakit diabetes melitus tipe 2. Sedangkan [18] Ditjen, D. K. Petunjuk teknis pengukuran faktor risiko diabetes
faktor risiko aktivitas fisik, konsumsi buah/sayur, riwayat melitus-[BUKU]. 2008;
[19] Ariza MA, Vimalananda VG, Rosenzweig JL. The economic
diabetes gestasional, dan etnis orang tua tidak berpengaruh consequences of diabetes and cardiovascular disease in the United
secara signifikan States. Reviews in Endocrine and Metabolic Disorders. 2010.
[20] Notoatmodjo, S. Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar.
Rineka Cipta; 1997.
[21] Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (Eds.). Health behavior and
Referensi health education: theory, research, and practice. John Wiley & Sons.
2008.
[1] Alghadir A, Awad H, Al-Eisa E, Alghwiri A. Diabetes risk 10 years [22] Green, L. W., & Kreuter, M. W. (1991). Health promotion planning:
forecast in the capital of Saudi Arabia: Canadian diabetes risk an educational and environmental approach. In Health promotion
assessment questionnaire (CANRISK) perspective. Biomed Res. planning: an educational and environmental approach. Mayfield;
2014;25(1):88–96. 1991.
[2] Arisma, M. B. Obesitas, diabetes melitus, & dislipidemia: Konsep, [23] Hasil Riskesdas Tahun 2013 [Internet]. Depkes.go.id. 2013 [cited 19
teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2011. May 2016]. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/
[3] Fransisca, K. Awas Pankreas Rusak Penyebab Diabetes. Jakarta: download/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf
Penerbit Cerdas Sehat; 2012.
[4] RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes Terbanyak Dunia
2011 [Internet]. Pusat Data dan Informasi PERSI. 2016 [cited 19
May 2016]. Available from: http://www.pdpersi.co.id/content/news.
php?mid=5&nid=618&catid=23

Copyright © 2018 The author(s). You are free to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the
material for any purpose, even commercially) under the following terms: Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if
changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use; ShareAlike — If you remix,
transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 02 | A g ust us 2 0 1 8 141

You might also like