PEMBUATAN KARET RIKLIM DARI BAN BEKAS DENGAN
MICROWAVE DITINJAU DARI KARAKTERISTIK
VULKANISASI KOMPON
(PREPARATION OF RECLAIMED RUBBER FROM USED TYRE USING MICROWAVE
OBSERVED FROM VULCANIZATION CHARACTERISTIC OF THE COMPOUND)
Rumpoko Wicaksono”, Sutardi”, dan Herminiwati”
ABSTRACT
The research is aimed to study the effect of heat of microwave in the preparation of reclaimed rubber
from used tire and the application of rubber compound observed from the characteristics of its vulcanization,
Reclaimed rubber is found from used tire treads that ground and shifted using 10 mesh of shifter
Devlcanization was carried out in microwave with power output from 0, 100, 200 watt. The reclaimed rubber
vwas used as the natural rubber substitute, with proportion of 20, 40 and 60 paris per hundred of rubber The
characteristic of the compound was rested by using Rheometer whereas the reactivity ofthe rubber against the
Vuleanizing agents was observed by using Fourier Transform Infrared Spectrophotometer. The results showed
that reclaimed rubber prepared by heating in microwave with power output of 100 and 200 wait as well as
withoud heating treatment shoved significan effect to characteristic of vulcanization. Proportion of wilization
of reclaimed rubber asmuch as 20, 40 and 60 parts showed significant effect to characteristic of vulcanization.
Proportion of #0 part reclainied rubber prepared by microwave heating with power output 100 watt showed the
best characteristic of vuleanization.
Keywords: reclaimed rubber, microwave, used tire, vulcanization.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh panas microwave pada pembuatan karet riklim
dati ban bekas dan penerapannya untuk kompon karet ditinjau dari karakteristik vulkanisasinya, Karetriklim
dibuat dari kuret telapak ban bekas yang diperkecil ukurannya hingga lolos ayakan 10 mesh. Proses
devulkanisasi dilakukan dengan daya microwave mulai dari 0, 100 dan 200 wart, Karetriklim yang dihasilkan
digunakan untuk bahan substitusi karet alam dengan proporsi 20, 40 dan 60 bagian perscratus karet
Karakteristik vulkanisasi kompon diuji dengan rheometer sedangkan reaktivitas karct terhadap pemvulkanisasi
diamati dengan Fourier Transform hnfrared Spekirofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karet rik lim
yang dibuat dengan pemanasan microwave 100 dan 200 watt serta tanpa pemanasan berpengaruh terhadap
Karakteristik vulkanisasi kompon. Proporsi karet riklim sebesar 20, 40, dan 60 bagian berpengaruh terhadap
karakteristik vulkanisasi kompon. Proporsi 40 bagian karet riklim yang dibuat dengan pemanasan microwave
100.watt merapakan karetriklim yang mempunyéii kurakteristik vulkamisasiterbaik,
Katakunci: karetriklim, microwave, ban bekas, vulkanisasi
PENDAHULUAN Komponen pendukungnya yaity ban. Peningkatan
Kendaraan bermotor sudah menjadi salah kebutuhan ban akan menambah volume penjualan
satu kebutuban pokok untuk menunjang aktivitas Karet terutama karet alam, namun di sisi tain
masyarakat. Peningkatan kebutuhan kendaraan — pembuangan ban bekas dapat menimbulkan masalah
bermotor seeara tidak langsung mempengaruhi —lingkungan yang cukup serius mengingat karet ban
kebutuhan kafet yang digunakan sebagai salah satu bekas sulit terdegradasi secara alami, menimbulkan
Fak, Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto|
* Pak. Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta
PEMBUATAN KARET RIKLIM DARI BAN BEKAS DENGAN... [Runpoko Wics¢0)0) a" 29masala polusi udara apabila dibakar dan dapat
‘menjadi habitat nyamuk untuk berkembang biak
Salat satu upaya untuk menekan masala
limba ban bekus yaitu dengan cara didaur wlang, Bat
bekas tidak dapat digunakan secara langsung untuk
diolah menjadi barang karot schinggs diperlukan
proses pengolahan yang dischut dengan proses
pembuatan karet riklim, Pembuatan karet riklim
‘merupakan suatu prosedur pengubahan karet sia atatt
Timbah karet dengan menggunakan enengi mekanik
ddan panas menjadi suatu bentuk yang dapat dicampur,
iolaht, dan divulkanisasi lagi. Ada beberapa metode
pembuatan karetriklim, metode tertua yang dilakukan
‘adalah dengan cara menggiling karet bekas menjadi
butiran-butiran Karel. Butiran tersebut kemudian
dicampurkan ke dalam karet baru sebagai bahan
pengisi (Stafford dan Wright, 1961). Selanjutny’
metode pembuatan karet riklim berkembang dan
melibatkan penggunaan bahan kimia (reclaiming
agent) dan energi panas untuk mendegradasi karet.
terutama untuk memutus ikatan silangny
Prinsip proses pembuatan karetriklim adalah
dovulkanisasi. Devulkanisasi-merupakan proses
penutusan jaringan karet, pembentukan rantai karbon
yang lebih pendek dan ikatan ganda baru sehingga
imudah untuk divutkanisasi Kembali (Franta, 1989).
Pemutusan yang terjadi dapat berupa permutusan
ikatan C-C dari rantai_hidrokarbon asal_ atau
pemutusan jembatan belerang yang menghubungkan
antar polinter karet, Pemutusan ikatan silang belerang
atau Karbon menyebabkan karet bersifit plastis
sehingga memungkinkan untuk diolah kembali
‘menjadi barang karet yang baru,
Energi panas untuk pembustan Karet riklim
dapat berasal dari vap panas atau timbal akibat proses
mekanis selama pengolahan. Sumber energi panas
Tain yang berpotensi untuk digunakan dalam proses
pembuatan karet riktim adalah mieronrave
pembuatan karet riklim dapat dipereepat dengan
menggunakan microwave sebagai sumber energi
pans serta dapat menekan pengguraan bahuan-bahan
kimia yang berpotensi-mencemari_lingkungan.
Metode ini Kurang mempengarulikatan C-C karena
ikatan ini lebih kuat daripada C-S- atau S-S:
Pemutusan ikatan C-S dan S-S merupakan tujuan
twtama dari proses devulkanisasi. Frekuensi yang
digunakan sebesar 915-2450 MHz dan waktu
devulkanisasi biasanya $-menit (Makarov dan
Drozstavski, 1991)
Tujuan penclitian ini adulah untuk mengkaji
pengaruh panas microwave pada pembuatan karet
riklim ban bekas dan penerapannya dalam pembuatan
Kompon karet ditinjau dari karakteristik
vulkanisasinya
TWAJALAH KULIT, KARET, DAN PLASTIK Vol20 Not Jul 2004
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan penclitian terdiri_atas karet alam
ribbed smoke sheet (RSS 1) berasal dari PTPN 1X
Semarang, karet telapak ban bekas jenis light truck
yang diperoleh dari pasar ban bekas di Purwokerto,
ZnO, asam steurat, karbon aktit ukuran 200 mesh,
tetramethylihiuram disulphide (TMTD), dan
bel
Alat
Peralatan_penelitian tendiri atas micronave
“Hitachi” MR-S750, ayakan 10 dan 60. mesh,
spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
(FTIR) "Shimadzu" 82101 PC, so roldmilhipe SCX)
K 160 A ¢ 160 X 320 mm) kapasitas 1-2 ky, an
rheometer Hungiatipe HT-A756.
Raneangan Percobaan
Raneangan percobaan yang digunakan adalah
raneangan acak lengkap faktorial. Faktor yang ditlit
yaitu’: 1) besarnya daya microwave untuk
Uevulkanisasi ban bekas (D) dan 2) proporsi
penguunaan ban bekas terhadip karet alam (B)
Faktor D terdiri atas 3 ras yaitu tanpa devulkanisasi
(D0), devulkanisasi bon bekas menggunakan panas
microwave dengan daya sebesar 100 watt (D100) dan
200 watt (D200). Faktor B cerdici aus 3 aras yaitu
Perbandingan penggunaan karet riklim ban bekas
{erhadap Karet alam RSS 1 sebanyak berturut-trut
20:80 (B20), 40:60 (B40), dan 60:40 (B60).
Kombinasi_perlakuan dan formula kompon yang
digunakan disajikan pada Tabel 1
‘Tabel 1. Formula kompon campuran karet alam dan
karet riklim ban bekas
| susan | 30 | 20 ” 2
te | sos] 226] 228 ss | 226
1: Do Iv > DIG9B20 VUE: 200820
Ws De Y= DiogBaa Vil: ‘200840
MI: DoBeo VE DIGNBeO IX 200860Parameter yang diamati meliputi_ waktw
scorch (182), waktu vulkanisasi optimum (te90),laju
valkanisasi, dan modulus tors (9. Data yang
Giperoleh dianalisis dengan wii F dan didanjutkan
;an Duncan Multiple Range Test dengan p=0,05.
Prosedur Percobaan
Pembuatan karet il
identifikasi gugus fungsionalnya
Prinsip pembuatan karet riklim dari ban bekas
ilakukan yaitu pengecilan ukuran dan
menggunakan microwave.
lapak ban bekas dipotong-potong_berbentuk
nbaran dengan ketebalan | em dan panjang 30-em
sekaligus dilakukan pembuangan benang ban,
Selanjuinya digiling menggunakan ‘wo rolf wf dan
iayak menghasilkan partikel karet lolos ayakan 10
mesh, Partikel Karet tersebut dibagi tiga bagian,
‘agian pertama tidak diberi perlakuan pemanasan,
Bagian kedua dan ketiga beturut-turut-dibeti
perlakuan pemanasan menggunakan sicrowave 100
dan 200 watt. Bahan yang akan dipanasi ditimbang
sebanyak 70, dan diletakkan dalam beaker glass $00
ml. Waktu pemanasan-masing-masing perlakuan
selama 5 meni
Wdentifikasi gugus fungsional dilakukan
dengan metode spektroskopi inframersh. Pengujian
dilakukan dengan cara menghaluskan sampel hingga
Jolos ayakan 60 mesh kemudian diambil sebanyak 1
mg dan ditambah KBr sebanyak 200-300 mg.
Campuran sampel dibuat pelet dan ditipiskan dengan
alt pres, selanjuinya diamati- spekirum serapan
inframerahnya dengan menggunakan
spektrofotometer FTIR,
dari ban bekas dan
pemanasan dengan
Te
Pembuatan kompon dan uji rheometer
Pembuatan kompon secara umum mengacu
ccara pencampuran menurut ASTM D 3184, Standard
Test Methods for Rubber-Fvaluation of Natural
Rubber (ASTM, 1993), Panas rol saat penggilingan
berlangsung dipertahankan pada suhu 70s5°C.
Kompon dikondisikan pada suhu 2722C dan
kelembaban ruangan 625% sclama 24 jam. Sampel
diambil sebanyak 7 gram untuk diuji karakieristik
‘vulkanisasinya menggunakan rheometer det n
pengujian 150°C dan tekanan rotor sebesar 150
kw
HASILDAN PEMBAHASAN
Hasil Penclitian
Hasil pengamatan terhadap parame!
karakteristik vulkanisasi kompon disajikan pada
Tabel 2
Yabel 2. Pengaruh pet
uasan microwave
terhadap — karakteristik vulkanisasi*
“ oo se | esha
|
‘Rata-rata dari tiga ulangan pengujian sampel
1. Waktu scorch ((s2)
Evaluisi waktu scorch dilakukan untuk
mengetahui waktu yang ditempuh kompon dari awal
pemanasan hingga awal vulkanisasi, atau disebut juga
waktu induksi vulkanisasi, Pengaruh pemanasan
microwave dan proporsi karct riklim terhadap waktu
scorch (ts2) dapant dilibat pada Gambar 1
me
Gambar 1, Pengaruh pemanasan microwave dan
propotsi karet riklim terhadap waktu scorch (182)
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa karet
riklim dengan atau tanpa pemanasan microwave
memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap 12
PENBUATAN KARET RIKLIM DARI BAN BEKAS DENGAN
[Rompoko Wicak=on0) Aa 25Meskipun demikian, perbedaan terscbut tidak
berbeda nyaia secara statistik. Keadaan demikian
diduga berkaitan dengan reaktivitas campurun karet
alam dan karet riklim antar perlakuan ida
bbetbeda jauh terhadap bahan pemvulkanisasi, yang
dipengaruhi oleh adanya ikatan rangkap C dalam
karet alam dan karet riklim. Hal ini seswai dengan:
pendapat Amir (1987). yang menyatakan bahwa
Teaktivitas karettehadap bahan_ pemvulkanisasi
dipengacubi oleh ikatan rangkap C dalam karet. Karet
‘alam mempunyai ikatan rangkap C dalam tiap unit
‘monomernya. Ikatan rangkap C juga terdapat dalam
kkaret rilim yang digunakan. Pendapat ini didukung
ich hasil pengamatan spektrum infiamerah karet
riklim yang dihasitkan dari ban bekas (Gambar 2),
Pada gambar tersebut tampak bahwa ada serapan pada
bilangan gelombang 1600-1680 cm’. Menurut
Sastrohamidjojo (1992), daerah tersebul merupakan