You are on page 1of 11

c c

  

   
Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh
sampai pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih mineral,
pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan
sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian
untuk pembuatan produk rekayasa tertentu. Berdasarkan tahapan rangkaian
kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu metalurgi ekstraksi dan
metalurgi fisika. Metalurgi ekstraksi yang banyak melibatkan proses-proses kimia,
baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada temperatur
tinggi dengan cara proses peleburan utuk menghasilkan logam dengan kemurnian
tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia. Meskipun sesungguhnya metalurgi
kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang luas, antara lain mencakup juga
pemaduan logam denagn logam lain atau logam dengan bahan bukan logam.
Beberapa aspek perusakan logam (korosi) dan cara-cara penanggulangannya,
pelapisan logam secara elektrolit,dll. Adapun proses-proses dari ekstraksi
metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri antara lain adalah ˜  (proses
ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi),
 (proses
ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara
pelindian dengan media cairan), dan   (proses ekstraksi yang
melibatkan penerapan prinsip elektrokimia, baik pada temperatur rendah maupun
pada temperatur tinggi).(agoespoenyagawe-cat.blogspot, 2010)


  c
Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari
endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali
ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat
sebagai kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite,
0     dan   . Kadang kala dapat berupa mineral:   
 
     dan 
  Dari mineral-mineral bijih besi, magnetit
adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah
kecil. Sementara hematit merupakan mineral bijih utama yang dibutuhkan dalam
industri besi.(id.wordpress.com, 2010)
Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material bahan
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (   )
yang umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal,
bahan galian utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian
Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk :
1. Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut
Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung
digunakan. Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain
dengan diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan
konsumen untuk langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus
mengeluarkan cost untuk pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat
membeli bahan galian dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan sebelum pengolahan awal.
2. Memaksimalkan jumlah daya angkut
Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat
proses pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat
pengotornya, sehingga jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan
menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi pada  transportasi
pemindahan bahan galian (0  ) yang semakin rendah.
Dari segi teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa
keuntungan,diantaranya :
1. Memudahkan dalam pengolahan lanjutan

Dengan sudah terpisahnya konsentrat dan    , maka pengolahan


lanjutan untuk konsentrat ini akan menjadi lebih mudah.
2. Kemungkinan mendapatkan mineral ikutan
(laporanp.blogspot.com, 2010)


 
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses
meliberasi bijih. Yang dimaksud dengan proses meliberasi bijih adalah
proses melepaskan bijih tersebut dari ikatnnya yang merupakan gangue
mineral dengan menggunakan alat 
 atau      . Kominusi
terbagi dalam 3 tahap, yaitu ˜   
     
 dan 

 




 V  
    dan     adalah pengelompokan berdasarkan ukuran
dengan metoda pengayakan. Contoh alatnya adalah   ,   
   dan ˜   

   merupakan proses pemisahan bahan galian berdasarkan


ukuran. Berat atau ringannya ukuran material disebabkan karena berat jenis
dari material itu sendiri, dan juga gaya gravitasi yang mempengaruhinya.
Mineral yang dapat melewati lubang ayakan sering disebut  
sedangkan mineral yang tidak lolos dari lubang ayakan disebur   .
Tujuan dari proses pengayakan ini adalah:
1. Mempersiapkan produk umpan ( ) yang ukurannya sesuai untuk
beberapa proses berikutnya.
2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam
peremukan (   
 ) atau   ke dalam proses
pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses
peremukan tahap berikutnya (    
 ).
3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk
akhir.
4. Mencegah masuknya    ke permukaan.


  
Konsentrasi adalah klasifikasi mineral berdasarkan kelompoknya.
Kelompok ini dibagi menjadi dua yaitu mineral berat dan mineral ringan.
Umumnya mineral berat adalah mineral berharga dan mineral ringan adalah
mineral tak berharga. Produk dari konsentrasi adalah konsentrat dan tailing.
Pada konsentrat persen mineral berharganya lebih besar dibandingkan
mineral tak berharga. Sedangkan pada tailing persen mineral berharganya
lebih kecil dibandingkan mineral tak berharga.

Konsentrasi adalah tahap akhir dalam preparasi bijih secara fisik.


Hasil dari proses inilah yang akan digunakan dalam proses ekstraksi.
Konsentrasi dibagi menjadi enam bagian, yaitu:
1. [ 
2. 0  ˜
3. Pemisahan berdasarkan gravitasi (    )
4. Pemisahan berdasarkan sifat magnet (  ˜ )
5. Pemisahan berdasarkan sifat elektrostatis (   ˜ )
6. Flotasi
(brownharinto.blogspot.com, 2009)


   !
Bijih merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang diolah dengan
teknologi pada saat itu dan bernilai ekonomis sedangkan mineral adalah kumpulan
bahan anorganik yang memiliki sifat tetap. Sebelum melakukan proses ekstraksi
logam, bijih harus terlebih dahulu melewati proses praolahan atau preparasi bijih.
Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar bijih dapat diolah secara sempurna pada
proses berikutnya.
Dalam proses pirometalurgi bijih mengalami suatu proses yang dinamakan
proses ³Pra olahan´. Tujuan dari proses ini adalah mengubah senyawa logam
menjadi bentuk senyawa lain yang lebih sesuai untuk proses berikutnya. Proses
Pra olahan dilakukan pada temperatur tinggi sebelum mencapai titik leleh. Pada
proses ini bijih mengalami dua perubahan baik perubahan bentuk ataupun
perubahan sifat.
Ada beberapa macam proses pada ´Pra Olahan´, yaitu:
1. Π , proses penghilangan kandungan air atau moisture pada bijih dan
terjadi pada temperatur yang tidak terlalu tinggi.
2. Kalsinasi, proses penghilangan kandungan air kristal pada suatu bijih,
temperatur yang digunakan dalam proses ini lebih tinggi dari pada proses
drying tapi tidak melebihi temperatur leleh.
3. !  , proses pemanggangan senyawa sulfida menjadi senyawa
oksida.
4. Aglomerasi, proses penggumpalan dari material halus menjadi lebih besar
ukurannya, yang terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. " 
b. #   
c.   
d.   

Tidak semua unsur yang ada di alam terdapat dalam bentuk oksida atau
senyawa murni. Ada juga yang membentuk ikatan dengan air kristal. Hal yang
seperti ini tidak diinginkan dalam industri karena membutuhkan energi dan biaya
yang lebih besar lagi. Oleh karena itu untuk menghilangkan ikatan air kristal pada
senyawa karbonat (contoh : CaCO3.nH2 O) dan hidrat maka dilakukan proses
kalsinasi yang juga merupakan salah satu proses yang ada di Pra Olahan.
Batu kapur tidak dapat langsung bereaksi dengan terak di  , sehingga
harus diubah menjadi oksida (CaO), dengan jalan di panggang. Di alam batu
kapur berikatan dengan air secara kimia (CaCO3. nH2 O) sehingga harus
dihilangkan, karena selain tidak diperlukan juga memerlukan energi besar untuk
memisahkannya sehingga dalam proses peleburan besi memerlukan  yang
lebih besar. Proses penghilangan air kristal tersebut dinamakan kalsinasi.
Proses kalsinasi digunakan dibanyak proses pada industri peleburan besi
baja dan logam lainnya. Karena digunakan sebagai $, yaitu sebagai pengikat
pengotor±pengotor yang muncul pada proses peleburan besi baja dan logam
lainnya, sehingga hasil dari peleburan akan terbebas dari pengotor±pengotor yang
tidak diinginkan.
Mengingat bahwa proses kalsinasi sangat besar pengaruhnya pada proses
peleburan besi baja maupun logam lainnya, maka sudah menjadi kewajiban
seorang mahasiswa metalurgi untuk mengerti dan memahami dengan baik proses
kalsinasi.(belajarmetalurgi.blogspot, 2010)

 Π 

Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.


Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap
denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada
beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas
yang secara tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar
o
120 C.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut, sushu
pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.(www.senyawa.com, 2010)

 
Kalsinasi adalah proses penghilangan air, karbon dioksida atau gas lain yang
mempunyai ikatan kimia dengan bijih. Contoh; hidrat, karbonat.
Kalsinasi adalah 
 yang dilakukan terhadap bijih dalam hal
ini batu kapur agar terjadi dekomposisi dan juga untuk mengeleminasi senyawa
yang berikatan secara kimia dengan batu kapur yaitu karbon dioksida dan air.
Proses yang dilakukan adalah pemanggangan dengan temperatur yang bervariasi
bergantung dari jenis senyawa karbonat. Kebanyakan senyawa karbonat
berdekomposisi pada temperatur rendah. Contoh, MgCO3 pada temperatur 417oC,
MnCO3 pada 377oC, dan FeCO3 pada 400oC. Tetapi untuk kalsium karbonat
diperlukan suhu 900oC untuk melakukan dekomposisi hal ini dikarenakan ikatan
kimia yang cukup kuat pada air kristal.
Kalsinasi adalah proses yang endotermik, yaitu memerlukan panas hal ini
dapat dilihat dari nilai ǻHo yang postif. Panas diperlukan untuk melepas ikatan
kimia dari air kristal karena dengan panas maka ikatan kimia akan menjadi
renggang dan pada temperatur tertentu atom-atom yang berikatan akan bergerak
sangat bebas menyebabkan terputusnya ikatan kimia. Panas juga diperlukan untuk
mengoksidasi batu kapur menjadi oksidanya.
Reaksinya :
CaCO3 (800oC) = CaO (1000 oC) + CO2 (900 oC) , ǻHo = 42,5 Kcal (1)
Panas mengalir secara konduksi ke seluruh bagian batu kapur. Laju kalsinasi
batu kapur memiliki persamaan dengan reaksi yang dikendalikan oleh difusi.
Dengan ukuran dan bentuk butiran yang sama, semakin tinggi temperatur semakin
cepat proses dekomposisi. Waktu yang diperlukan dalam proses kalsinasi
bergantung pada ukuran dan bentuk dari butiran batu kapur. Dengan temperatur
yang sama semakin kecil ukuran semakin cepat proses kalsinasi, bentuk yang
bulat akan mempercepat proses kalsinasi.


   "  c #
Pada saat proses kalsinasi, batu kapur dipanaskan hingga mencapai
900oC. Energi panas yang dihasilkan oleh furnace mngalir secara konduksi
ke seluruh bagian permukaan batu kapur. Panas tersebut cukup untuk
menguraikan batu kapur menjadi oksidanya dan gas karbon dioksida. Proses
penguraian tersebut menyebabkan massa dari batu kapur berkurang. Panas
tidak hanya bergerak kepermukaan tetapi juga berdifusi kedalam batu kapur.
Laju dari kalsinasi batu kapur sangat bergantung pada bentuk dan
ukuran dari butiran batu kapur serta temperatur dan lama pemanasan yang
digunakan. Semaki bulat bentuk butiran maka proses pemanasan akan
semakin efektif karena panas dapat berdifusi secara bebas dari segala sudut
permukaan butir sehingga distribusi panas merata dan reaksi kalsinasi dapat
maksimal. Semakin tinggi suhu maka waktu yang diperlukan untuk reaksi
dekomposisi semakin cepat.


   #  
Kalsinasi adalah suatu peralatan yang digunakan dalam industri
semen untuk mengakomodir proses kalsinasi, yaitu proses penguraian
partikel bahan baku yang bersenyawa karbonat menjadi senyawa oksidanya
dan karbondioksida. Proses kalsinasi tersebut diintensifkan di dalam kalsiner
dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar.
Dalam penelitian ini, kaji numerik tentang proses di dalam kalsiner
dilakukan dengan mensimulasikan proses kalsinasi dan proses pembakaran
di dalam kalsiner tipe Ê (Ê    ) di PT. Semen Cibinong
Narogong III. Fenomena-fenomena yang terlibat di dalamnya seperti
perpindahan massa, spesies, momentum, dan energi disimulasikan dengan
menggunakan paket program perhitungan numerik  5.4. Simulasi
tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan pola distribusi besaran-besaran
fisik dan data-data yang terkait di dalamnya.
Hasil simulasi digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari kalsiner.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa masih terdapat 3,42% komponen char
dari batu bara yang belum terbakar di dalam kalsiner sehingga menyebabkan
kurangnya sumber panas yang tersedia untuk proses kalsinasi. Selain itu,
hasil simulasi juga menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan panas menjadi
berkurang dikarenakan adanya daerah berkecepatan tinggi dimana gas panas
kurang efektif dalam memindahkan panas untuk proses kalsinasi. Kedua hal
tersebut menyebabkan derajat kalsinasi yang dihasilkan dari proses di dalam
kalsiner hanya 69,78%.

     $  %  %   &   
# # ' c (     ' 
.

Nikel ferit (NiFe2 O4 ), adalah material ferit lunak yang mempunyai


struktur kristal kubus berpusat muka. Nikel ferit dapat digunakan dalam
peralatan  % yang membutuhkan sifat ferimagnetik dan resistivitas
tinggi. Serbuk nikel ferit yang dihasilkan melalui metoda kopresipitasi
relatif lebih halus dan homogen dibandingkan dengan metoda konvensional.
Serbuk kopresipitat tidak memerlukan temperatur yang tinggi saat kalsinasi.

Dalam percobaan ini serbuk nikel ferit diperoleh melalui tahap


kopresipitasi dan kalsinasi. Pada tahap kopresipitasi diperoleh kopresipitat
besi-nikel oksalat dengan rasio besi/nikel tertentu. Variabel percobaan pada
tahap kopresipitasi adalah konsentrasi sulfat, konsentrasi amonium oksalat,
temperatur, penambahan kalium oksalat, dan rasio Ni/Fe. Variabel
percobaan ini berpengaruh terhadap ukuran butiran kopresipitat dan
prosentase unsur Ni-Fe tertinggal dalam filtrat. Kopresipitat dikalsinasi pada
temperatur 400 , 500 , 600 , dan 1000°C selama 2jam, sedangkan pada
percobaan pendahuluan dilakukan kalsinasi pada 300°C selama 1jam.
Serbuk kalsinasi diidentifikasi fasanya dengan &!Πdan diamati ukuran
butirannya dengan mikroskop optik dan  . Serbuk nikel ferit basil
kalsinasi dikompaksi sehingga membentuk disk dengan tekanan 172 MPa,
kemudian disinter pada temperatur 1200 °C selama 4 jam. Disk hasil
sintering didentifikasi fasanya. Prosentase unsur Ni yang tertinggal dalam
filtrat selalu lebih besar dibanding Fe. Hal ini terjadi karena kopresipitat
nikel oksalat tidak stabil dalam larutan yang mengandung amonium oksalat.
Pada rasio Ni/Fe 2/5 dan 2/3 dengan penggunaan amonium oksalat 7,5696 g
dan 6,7586 g, prosentase unsur Ni tertinggal adalah 33,25 % dan 26,75 %.
Prosentase unsur Ni dan Fe tertinggal dapat dikurangi dengan menambahkan
0,04 % mol kalium oksalat. Peningkatan konsentrasi ion oksalat dan 0,0613
M, 0,0695 M, dan 0,0804 M dapat menurunkan ukuran butiran kopresipitat
sampai rata-rata di bawah 5 gm. Pembentukan fasa nikel ferit yang ekstensif
terjadi pada temperatur 300-400°C. Fasa nikel ferit yang homogen diperoleh
pada temperatur kalsinasi 600°C, sedangkan pada 1000°C muncul fasa
ĮFe2 O3. Pada saat sintering fasa nikel feat semakin. banyak. Nikel ferit yang
dihasilkan mempunyai parameter kisi 8,339 0,03 A°.
(belajarmetalurgi.blogspot, 2010)

) å  
Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan pada
bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan ini tidak
mencapai titik leleh (didih).
Kegunaan   adalah :
- Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
- Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
- 2ZnS + 3O2 = 2ZnO + 2SO4
- Membentuk material menjadi ˜
- Menguapkan ˜  yang  .
Dapur yang digunakan pada proses   , yaitu :
- 0 [
- Suspensi   
- '    

* V 
Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam
,eleleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.
Oven yang digunakan, yaitu :
a. 

[
b.  [(  ' )

c.   [(   ' )
Dalam pemakaian oven yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Ketahanan mekanis dari  
b. Kemurnian dari bahan bakar.
  terbagi beberapa jenis, yaitu :
a. Reduksi  
b. Oksidasi  
c. Netral  
d. Sementasi  
e. Sulfida   
f. Presipitasi  
g. '
  (peleburan semprot)
h. Ekstraksi timbal dan seng secara simultan.

+ " 
Pemunian adalah pemindahan kotoran dari material dengan proses
panas.(www.senyawa.com, 2010)

You might also like