You are on page 1of 7
= Fiko- DEPARTEMEN KEHUTANAN : > DIREKTORAT JENDERAL BINA PROD! ThE UKSI KEHUTANAN Menimbang Mengingat PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN Nomor : P.4/VI-BRpuK/203 1 TENTANG ron Fecmce ceNa ST) DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN, * & Dahwa berdasarkan Pasal 16 ayat (1) huruf d angka 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/Menhut-Il/2011 tentang Pedomen Pinjam Pakai Kawasan Hutan, ditetapkan bahwa dalam hal kawesen hutan yang diberikan persetujuan prinsip penggunaan kawasan huten berada pada areal yang dibebani izin pemanfaatan hutan, kepada Pemegang persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan diwajibkan mengganti biaya investasi pengelolaan/pemanfaatan hutan kepada Pemegang izin pemanfaatan, b. bahwa sesuai Pasal 17 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P-18/Menhut-Il/2011, pedoman penghitungan penggantian biaya investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf d ‘angka 1 tersebut huruf a, diatur dengan peraturan tersendiri; ©. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan tentang Pedoman Penghitungan Penggantian Biaya Investasi. 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undana-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412); in . Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaai 2 Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452); turan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan ae Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Hutan (Lembaran Negara cs 3) in Lembaran Negare Republik Indonesia Nomor 4453), oe fi Peraturan Pemerintah Nomor 60 sebagaimana telah diubah oot ke stl 7 "2008 Tahun 2009 (Lembaran Negare Republik Indonesia Tahun, SOM Nomor 137, Tambahan Lembaran Negare Republik Indonesia 5056); 4, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007’tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Jenis Dan Tarif ‘Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal Dari Penggunaan Kawasan Hutan Untuk Kepentingan Pembangunan Dj Luar Kegiatan Kehutanan Yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 15, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4813); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penagunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112); 8. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu It; 9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Dan Organisasi Kementerian Negara; 10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-I1/2008. tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan Areal Reklamasi aan Revegetasi untuk Perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penagunaan Kawasan Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 49); 11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-Il/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010, Nomor 405); 12, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011. tentang Izin Pemanfaatan Kayu (Berita Negare Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142); 13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/Menhut-II/2011. tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 191). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGGANTIAN BIAYA INVESTASI. BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan the 1 ey Selanjutnya disingkat(IUPHHK 3 Bin usaha yang aiberikan untuk memanfaatkan hasit hutan berupa keyu aa Hutan Produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan’ pemeliharaan, dan pemasaran, 2 yang selanjutnya disingka jah izin yang diberikan’ ut faatkan hasil hutan bukan kawasan Hutan Produksi melalui kegiatan pemanenan atau. penebangan pemetinaraan, dan pemasaran, wo Slats 3. danyPinjamPakaiKewasan tiutan yang selanjutnya disingkat{IPPKH alam peraturan in win Penggunaan alas Sebagian kawasan Hutan “Prodjks! untuk kegiatan eksplorasi dah/atau operasi produksi pertambangan, 4. Lzin_ Pin adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah urtuk menggunakan sebagian kawasan hutan produksi untuk memperoieh informasi secara anc Gon teiti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualtas dan sumber daya terukur dari bahan gain 5. Izin Pinjam Pakai adalah izin yang diberikan untuk meggunakan k kegiatan eksploitasi pertambangan, termasuk junan sarana dan prasarana pendukungnya, == (Bdalah dana yang dipungut dan 6 yang selanjutnya disingkat ‘zin usaha pemanfaatan hasil hutan dalam hutan alam pada hutan produks) meret in. ent 5 — %: Ng selanjutnya disingkat adalah In yang enganti nilal intrinsik dari hasil futan dipungut dari hutan negara. eee ae ute itanami namun belum 8. yang selanjutnya disingka jah jumiah ee atas rapan tanaman pada areal kerja IUPHHK atas_nilai_keuntungan tebar tau pr dan/atau TUPHHBK, yang tidak terealisasikan dan ‘sebagai akibat dari kegiatan pertaml fi. 10. yang selanjutnya_disingkat” PNPH ) jumlah kerugian akdbat penagunaian_s2rene_dan_prasarang berupa : jalafT"angkutan kayu, pelabuhan, jembatan, kantor, base camp, menara pengintai dan sarana lainnya yang telah dibangun oleh pemegang IUPHHK dan/atau TUPHHBK, yang harus diganti 11, selanjutnya disingkat (PNI adalah jumiah atas adanya bik | tambahan_ yang pemegang gra’ ” dan/atau IUPHHBK, misainya: Bartanbehne biaya operasional akibat re scoot angkutan kayu dan logistik, yang harus diganti oleh pemegang IPPKH sebagai adanya kegiatan pertambangan. BAB IT MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (2) Maksud penetapan pedoman Penghitungan penggantian biaya investasi ini adalah untuk memberikan panduan kepada pemegang IUPHHK dan/atau IUPHHBK dan Pemegang persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan dalam menentukan ils, fa investasi Penggantian biaye ‘secara proporsional. (2) Tujuan pedoman Penghitungan penggantian biaya investasi ini adalah untuk menjamin Sinergl antara kegiatan 1UPHHK dan/atau IUPHHBK dengan rencana kegiatan inn penggunaan kawasan hutan, dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan don kelestarian usaha, BAB IIT PRINSIP DAN RUANG LINGKUP Pasal 3 (@)__Pelaksanaan penggantian biaya investas| akibat adanya kegiatan penggunaan kawasan hutan produksi pada sebagian areal kerja TUPHHK dan/atau TUPHHKBK dilaksanakan dengan prinsip kelestarian hutan, keberianjutan usaha, keadilan, kelayakan/kepatutan, transparansi dan bertanggung gugat. (2) Ruang lingkup IPPKH dalam Peraturan ini Gibatasi hanya untuk kegiatan pertambangan mineral, batubara, panas bumi, minyak dan gas bumi, untuk Izin Pinjam Pakal Opera Produksi pada kawasan Hutan Produksi yang telah dibebani TUPHHK dan/aten TUPHHBK BAB IV PENGGANTIAN BIAYA INVESTASI Pasal 4 (2) Pemegang persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan yang aken menggunakan Sebagian kawasan hutan produksi yang telah dibebani IUPHHK dan/atau TUPHHBK, wajib memberikan penggantian biaya investasi kepada pemegang 1UPHHK dan/atau IUPHHBK secara proporsional. Gimaksud pada ayat (1), untuk IUPHHK dan/atau IUPHHBK imeliputi = Penggantian Nilai Harapan yang b. Penggantian Nilai Harapan Keuntungan (PNHK} <. Penggantian Nilai Prasarana Yang Hilang (PNPH); d. Penggantian Nilai Inefisiensi (PNI). Sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk @G) IUPHHK pada Hutan Alam, meliputi a. Penggantian Nilai Harapan Keuntungan (PNHK); b. Penggantian Nilai Prasarana Yang Hilang (PNPH); c. Penggantian Nilai Inefisien (PNI), 2) BABY PENGHITUNGAN PADA IUPHHK DAN/ATAU IUPHHBK PADA Bagian Kesatu Penggantian Nilai Harapan Yang Hilang (PNHH) Pasal S (1)IBABiberiakukan terhadap hasil hutan kayu dan/atau hasil hutan bukan kayy pada hutan fanaman yang tidak dapat dimanfaatkan oleh pemegang UHR e dan/atay TUPHHBK-HT Karena adanya kegiatan pertambangan oleh emegang IPPKH, (2) SESSERVAIPNHH cihitung berdasarkar hasil hutan kayu danjatau hasit hutan bukan_kayu dari tebangan dan/atau pensneAan dengan Valu masak tebang pada sebagian Rutan yang dipinjam pakaikan dengan harga yang berlaku saat tus Bagian Kedua Penggantian Nilai Harapan Keuntungan (PNHK) Pasal 6 (_)/BRHRQbiberiakukan atas seluruh hasil hutan kayu dan/etau hasi hutan bukan kayu yang diharapkan dapat ditebang dan/atau dipane g p fF Q) untuk daur_kedua dan seterusnya, dihitung (tujuh pulun perserat Gari taksiran keuntungan hasil penjualan hasil hutarkayu dan/atau hasii hutan bukan kayu, dengan menggunakan satuan harga yang beriaku saat itu, Bagian Ketiga Penggantian Nilai Prasarana Yang Hilang (PNPH) Pasal 7 (2) Nilai prasarana dan sarana yang hilang yang diberi penggantian adalah sarana dan Prasarana yang telah dibangun oleh emegang IUPHHK-HT dan/atau IUPHHBK-HT, » yang tidak dapat dipergunakan karena adanya kegiatan pertambangan. (2) BesamyasPNPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung dengan menggunakan nilai sarane dan prasarana berdasarkan nilal yang berlaku saat itu. Bagian Keempat Penggantian Nilai Inefisiensi (PNI) Pasal 8 (1) Nilal Inefisiensi yang diberi_penggantian adalah apabila terjadi pertambahan biaya ‘operasional IUPHHK-HT dan/atau IUPHHBK-HT yang disebabkan oleh adanya kegiatan usaha pertambangan di dalam kawasan yang dipinjam pakaikan, (2Y Pertambahan biaya operasional Sebagalmana dimaksud pada ayat (1), tidak termasuk tambahan biaya yang tidak terkait dengan kegiatan operasional IUPHHK-HT dan/atau TUPHHBK-HT, BAB VI HK PENGHITUNGAN BENGGANTTAN BIAYA INVESTASEPADA TUPH HUTAN ALag, Bagian Kesatu: Penggantian Nilai Harapan Keuntungan (PNHK) Pasal 9 (2) Nilai harapan keuntungan yang diberi penggantian adalah yang diharapkay Gipanen pada daur kedua dan seterusnya (2) Besarya PNHK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung 50% Cima pu, Perseratus) dari taksiran keuntungan dari hasil penjualan kayu, dengan menggunai Satuan harga yang bertaku saat itu. Bagian Kedua Penggantian Nilai Prasarana, Yang Hilang (PNPH) Pasal ¥0 (2) Nilai sarana dan prasarana yang hilang yang dapat diberi penggantian adalah sarana dan Presarana yang telah dibangun oleh pemegang IUPHHK-HA, yang tidak dapat dipergunakan karena adanya kegiatan pertambangan. (2) Besarny PNPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diitung dengan mengcunakan nilai sarana dan prasarana berdasarkan nilai yang beriaku saat itu. am Bagian Ketiga Penggantian Nilai Inefisiensi (PNI) Pasal it (2) Nilai Inefisiensi yang diberi penggantian adalah apabila terjadi_pertambahan biaya Operasional IUPHHK-HA yang disebabkan oleh adanya kegiatan usaha pertambangan di dalam kawasan yang dipinjam pakaikan. (2) Pertambahan biaya operasional Sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak termasuk tambahan biaya yang tidak terkait dengan kegiatan operasional IUPHHK-HA_ PENYELESATAN KESEPAKATAN Pasal 12 (1) Besamya Nilai penggantian biaya investasi sebagaimana dimaksud datam Pasal 5 sampei dengan Pasal 11 i atas dihitung oleh pihak Pemegang TUPHHK dan/atau IUPHHBK vA Dersetujuan prinsip in hutan, setsiahterbtnye parsetijuan pins penggunaoe kawasan hutan (operas! produks) dar (2) Kesepakatan tentang besarnya Nilal Penggantian biaya investasi dan tata care Pembayarannya antara pemegang TUPHHK dan/atau IUPHHBK dengan pemegand persetujuan prinsip penggunaan i dituangkan dalam akte yang dibuat di hadapan Notaris. (3) Dalam hal pemegang persetujuan prinsip penggunaan TUPHHK dan/atau TUPHHBK tidak mencap esa et e799 Demecang tian Diaya investast sebagaimana dina My MENENtUKaN ies esta” "it nda besarmya nitai peng (4) Dalam menetapka: Watlan biaya investas) < pada ayat (3), Direktur Jenderal Kare ts! Sebagaimana dak Segala blaya yang timbut dibebankan kepada kedua belah pihak a BAB VITT KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 (1) Dalam hel pemegang TUPHHK dan/atau IUPHHBK dengan Pemegang IPPKH talah prencapal_kesepakatan Nilai Penggantian biaya investasi ‘sebsicn ditetapkannya Peraturan ini, maka kesepakatan tersebut tetap beriaku, (2) Dalam hal sampai' dengan ditetapkannya Peraturan ini belum tercapai kesepakatan, make penghitungan penggantian biaya investasi IUPHHK danjatau TUPHHBK akibat adanya IPPKH mempedomani ketentuan daiam Peraturan ini. (3) Dalam fal IPPKH telah diterbitkan sebelum diterbitkannya Peraturan ini Mencapal kesepakatan nilai penggantian biaya investasi, Pemegang IPPKH dilarang melaksanakan kegiatan di lapangan atau dihentikan kegiatannya di lapangan sampa ‘dengan tercapainya kesepakatan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini Pasal 14 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan ini mufai berlaku sejak tanggal . Ditetapkan di: Jakarta pada tanggal: 21 april 2011 DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN, feat ttef hh - IMAN SANTOSO NIP 19530922 198203 1 001 Tembusan kepada Yth: . Menteri Kehutanan; 5 ‘Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan; 4, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan; Alam; Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam; Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial. on

You might also like