Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
ABSTRACT
Gambar 1. Kromatogram hasil identifikasi senyawa kurkuminoid secara kromatografi yang dilihat pada
UV366. B = baku; C = campuran (ekstrak hidroalkoholik); S = soxhlet (ekstrak alkohol);
M = maserasi (ekstrak air)
dengan bobot 500 mg per tablet. Tablet masing- Tabel I. Hasil uji organoleptis ekstrak
masing formula kemudian diuji sifat fisiknya hidroalkoholik rimpang kunyit
meliputi uji keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan, daya serap air, waktu larut, dan Parameter Deskripsi
tanggapan rasa. Rasa Pahit sengir
Bau Khas aromatik
HASIL DAN PEMBAHASAN Warna Coklat kekuningan
Karakterisasi ekstrak Konsistensi Kental
Hasil ekstraksi serbuk kering rimpang
kunyit diperoleh ekstrak kental air Tabel II. Hasil uji daya lekat ekstrak kental
denganrendemen sebesar22,57 % sedangkan rimpang kunyit
ekstrak alkohol dengan rendemen sebesar Percobaan Waktu lekat (menit)
13,95%.
1 0,9
Hasil penetapan kadar kurkuminoid dengan
2 0,83
KLT densitometry diperoleh informasi yaitu 3 0,85
ekstrak air mempunyai kadar kurkuminoid 1,39% 4 0,82
sedangkan ekstrak alkohol 59,82%. Ekstrak air 5 0,9
dan ekstrak alkohol kemudian dicampur sehingga X 0,86
didapatkan ekstrak hidroalkoholik dengan kadar SD 0,04
kurkuminoid ~ 25%.
Berdasarkan dari hasil uji kromatografi
Tabel III. Hasil uji viskositas ekstrak kental
lapis tipis dapat disimpulkan bahwa ekatrak
rimpang kunyit
kental rimpang kunyit memiliki kandungan
berupa senyawa.kurkuminoid yang terdiri dari Percobaan Viskositas (dPa.S)
kurkumin, desmetoksikurkumin dan 1 700
bisdesmetoksi kurkumin, hal ini dibuktikan 2 700
dengan adanya bercak berwarna kuning dengan 3 700
nilai hRf 68, 55, dan 45 pada sinar tampak, sinar 4 700
UV254, dan UV366 (Gambar 1). Menurut Wagner 5 700
dkk.(1984) hRf kurkumin adalah 60, X 700
desmetoksikurkumin 50, dan SD 700
bidesmetosikurkumin 40. Selain itu uji
organoleptis ekstrak diperoleh informasi seperti Susut pengeringan ekstrak yang dihasilkan
table I. pada penelitian ini dapat dikatakan relatif tinggi
Pada penelitian ini diketahui bahwa yaitu sebesar 26,79 ± 0,48%. Nilai susut
semakin kental konsistensi suatu ekstrak maka pengeringan tersebut menunjukkan banyaknya
daya lekatnya semakin tinggi, hal ini dapat dilihat kandungan zat-zat menguap dalam ekstrak.
dengan waktu lekat yang semakin lama. Daya lekat Dari hasil penelitian diketahui bahwa
yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebesar viskositas ekstrak kental rimpang kunyit adalah
0,86 ± 0,04 menit (Tabel II). 700 ± 0,0 dPa.S (Tabel III). Ekstrak hidroalkoholik
Tabel IV. Hasil uji sifat fisik granul ekstrak kental rimpang kunyit dengan kombinasi bahan pengisi
manitol-amilum manihot
Tabel V. Hasil uji formula optimum tablet hisap ekstrak kental rimpang kunyit
Prediksi Signifikansi
Parameter Percobaan Kesimpulan (uji –T)
SLD (α = 0,05)
Tanggap rasa 2,02 2,15±1,53 0,78 Berbeda tidak bermakna
Kekerasan (kg) 10,41 13,32±2,15 0,039 Berbeda bermakna
Susut pengeringan (%) 2,00 1,60±0,55 0,178 Berbeda tidak bermakna
Waktu larut (menit) 7,64 7,88±0,38 0,277 Berbeda tidak bermakna
kunyit memiliki viskositas yang tinggi sehingga persamaan SLD. Harga densitas granul cenderung
ekstrak sulit mengalir. naik dengan bertambahnya proporsi manitol
dalam campuran (Tabel IV). Hal ini mungkin
Granul ekstrak temulawak dan kencur karena manitol mempunyai ukuran partikel yang
Granul ekstrak rimpang kunyit dibuat besar bila dibandingkan dengan amilum manihot.
menggunakan campuran bahan pengisi manitol- Bertambahnya kadar amilum manihot
amilum manihot.Pada penelitian ini dibuat tablet menghasilkan granul dengan ukuran relatif lebih
hisap ekstrak kunyit dengan bobot tiap tablet kecil, sementara daya ikat amilum manihot lebih
adalah 500 mg. Ekstrak yang digunakan dalam rendah, akibatnya porositas massa granul menjadi
pembuatan tablet hisap ekstrak kental rimpang lebih kecil dan profil densitas massa menurun.
kunyit adalah 10 mg pertablet, yang mengandung Uji kompaktibilitas dilakukan dengan
kurkuminoid 26,5%. menggunakanpunch bawah 10 dan punch atas 7.
Profil kompaktibilitas granul diperoleh
Sifat alir, densitas, kompaktibilitas dan susut berdasarkan SLD. Campuran manitol dengan
pengeringan granul amilum manihot akan memberikan kenaikan
Uji sifat alir granul diukur secara tidak kompaktibilitas dengan semakin bertambahnya
langsung dengan metode pengetapan (indeks tap). kadar manitol dalam campuran (Tabel IV). Hal ini
Berdasarkan hasil uji sifat alir diperoleh karena pada proses penabletan, manitol dapat
persamaan simplex lattice design (SLD). berfungsi sebagai pengikat yang baik sehingga
Semakin besar kadar manitol maka indeks tablet yang dihasilkan tahan patah dan kikisan
pengetapan semakin kecil, sebaliknya semakin (Voigt, 1984).
besar jumlah amilum manihot dalam campuran Nilai susut pengeringan granul semakin
granul akan meningkatkan indeks pengetapan tinggi dengan bertambahnya jumlah
granul tersebut (Tabel IV).Hal ini disebabkan amilummanihot dalam granul (Tabel IV). Granul
karena formula dengan jumlah manitol semakin dengan jumlah manitol lebih banyak mempunyai
tinggi menghasilkan granul berukuran besar, dan ukuran yang lebih besar sehingga kandungan
kontak antar granul menjadi kecil sehingga indeks airnya rendah dan juga mudah kering selama
pengetapan yang dihasilkan juga kecil.Semakin proses pengeringan. Pada formula dengan jumlah
kecil nilai indeks pengetapan maka sifat alir amilum manihot 100% memberikan nilai respon
semakin baik. kadar air sebesar 3,25 sedangkan formula dengan
Profil densitas granul ekstrak kental manitol 100 % sebesar 1,5. Kemampuan amilum
rimpang kunyit diperolehdengan menggunakan manihot untuk menyerap lembablebih besar
dibandingkan manitol sehingga nilai susut Penambahan jumlah amilum manihot pada
pengeringan pada granul dengan kandungan tablet hisap akan menyebabkan penerimaan rasa
amilum lebih banyak bernilai lebih besar. tablet menjadi menurun. Hasil penelitian
menunjukkan komposisi manitol 100%
Keseragaman bobot, kerapuhan, daya serap, memberikan nilai respon sebesar 1,90, lebih besar
waktu larut dan penerimaan rasa tablet dari pada respon yang dihasilkan pada komposisi
Dalam penelitian ini tidak ada satu tablet amilum manihot 100% yaitu 1,3. Hal ini karena
pun yang bobotnya menyimpang lebih dari dari manitol mempunyai rasa manis, sedangkan
5% maupun 10% dari bobot rata-rata tablet amilum manihot tidak berasa.
(Tabel V). Dapat disimpulkan bahwa ketiga
formula memenuhi syarat keseragaman bobot Formula optimum
menurut FI edisi III (Anonim, 1979). Hasil penentuan formula optimum
Hasil uji kerapuhan menunjukkan bahwa berdasarkan SLDdisimpulkan bahwa formula
secara umum semua formula memenuhi dengan komposisi bahan pengisi 80% manitol
persyaratan kerapuhan, karena kerapuhan tablet dengan 20% amilum manihot merupakan formula
kurang dari 1% (Rosanke, 1990).Formula dengan optimum diantara yang lain. Respon yang dihitung
kadar amilum manihot 100 % mempunyai berdasarkan persamaan menunjukkan nilai paling
persentase kerapuhan sebesar 0,02 sedangkan tinggi diantara formula yang lain, yaitu sebesar
formula dengan kadar manitol 100 % mempunyai 0,38.
nilai kekerasan lebih tinggi yaitu sebesar 0,13. Hal Formula optimum yang terpilih yaitu
ini dimungkinkan karena sifat manitol yang lebih manitol-amilum manihot 80%:20% kemudian
higroskopis, sehingga menghasilkan tablet yang dibuat tablet hisap dan dilakukan uji sifat fisik
lebih lembab. granul maupun tablet (Tabel V). Berdasarkan hasil
Kekerasan tablet pada formula dengan uji-T yaitu signifikansi sebesar 0,039 dapat
kadar manitol 100% sebesar 10,06 kg, sedangkan disimpulkan bahwa pada parameter tanggap rasa,
pada formula dengan 100% amilum manihot yaitu susut pengeringan, dan waktu larut formula hasil
6,68 kg. Penambahan amilum manihot pada tablet percobaan tidak menunjukkan adanya perbedaan
hisap akan menyebabkan kekerasan tablet yang bermakna dengan hasil prediksi
menjadi berkurang. SLD(p>0,05). Dapat dikatakan bahwa persamaan
Ukuran granul pada formula dengan jumlah SLD yang diperoleh valid (dapat dipercaya), dan
manitol lebih banyak dari amilum secara visual dapat digunakan untuk memprediksi tanggap rasa,
lebih besar daripada granul pada formula dengan kadar air, dan waktu larut dari campuran manitol
jumlah amilum manihot lebih banyak. Semakin dan amilum manihot pada berbagai perbandingan.
besar ukuran granul maka porositas semakin
besar sehingga sulit membentuk tablet yang KESIMPULAN
kompak, sebaliknya semakin kecil ukuran granul Penggunaan kombinasi bahan pengisi
maka porositas semakin kecil sehingga memiliki manitol-amilum manihot pada berbagai proporsi
kemampuan yang baik untuk membentu tablet berpengaruh terhadap kualitas dan sifat fisik
yang kompak. tablet hisap ekstrak rimpang kunyit yang meliputi
Secara umum semakin besar kemampuan kekerasan, kadar air, waktu larut, dan tanggap
menyerap air maka semakin cepat pula tablet rasa. Tablet hisap dengan kombinasi jumlah bahan
hisap melarut dalam mulut. Profil daya serap pada pengisi manitol yang lebih banyak dari jumlah
penelitian ini menunjukkan bahwa bahan yang amilum manihot akan meningkatkan kekerasan,
paling menentukan pada uji daya serap yaitu dan penerimaan rasa, serta memiliki waktu larut
amilum manihot. Pada penelitian ini, tablet yang lebih lama, tetapi dapat menurunkan kadar
dengan komposisi amilum manihot 100% akan air.
lebih mudah hancur dalam mulut dari pada tablet Hasil penelitian menunjukkan kombinasi
dengan komposisi manitol 100%. Hal ini manitol 80% - amilum manihot 20% sebagai
dimungkinkan karena sifat amilum manihot yang bahan pengisi merupakan formula optimum untuk
mempunyai kemampuan menyerap air lebih besar tablet hisap ekstrak rimpang kunyit.
daripada manitol.
Waktu larut tablet hisap sangat dipengaruhi DAFTAR PUSTAKA
oleh kekerasan dan kecepatan penyerapan air. Alderborn, C., 2002, Tablets and Compaction,
Tablet dengan kadar manitol lebih banyak dalam Aulton, M.E., (Ed), Pharmaceutics The
mempunyai waktu larut yang yang lebih besar bila Science of Dosage Form Design, 2nd Ed.,413,
dibanding tablet dengan kadar amilum manihot Churchill Livingstone, Edinburgh
yang lebih banyak.
Anonim. 1979.Farmakope Indonesia, Edisi III. Quiles, J.L., M. Dolores, M., Cesar, L., Ramirez-
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Tortosa, Concepcion M., Aguilera, Maurizio,
Jakarta. pp.654. Battino, Angel Gil and M. Carmen Ramirez-
Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 4-15, Tortosa, 2002, Curcuma longa Extract
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Supplementation Reduces Oxidative Stress
Jakarta. and Attenuates Aortic Fatty Streak
Armstrong, N. A., 2006, Mannitol, dalam Rowe, R. Development in Rabbits,
C., Sheskey, P. J., dan Owen, S. C., (Eds.), Arterioscler.Thromb.Vasc. Biol.
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th 2002;22;1225-1231.
Ed., 449-453, Pharmaceutical Press, Rahayu, D.Y., 2004, Pengaruh Perbandingan Bahan
London. Pengisi Manitol-Dekstrosa Terhadap
Galichet, L. Y., 2006, Starch, dalam Rowe, R. C., Kualitas Tablet Hisap Ekstrak Rimpang
Sheskey, P. J., dan Owen, S. C., (Eds.), Temu Mangga (Curcuma mangga Val.),
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Ed., 725-730, Pharmaceutical Press, Mada Yogyakarta.
London. Rosanske, T.W., 1990, Granulation Technology and
Gohel.M.C., Parikh, R.K., Brahmbhatt, B.K., dan Tablet Character in Lieberman H.A.,
Shah, A.R., 2007, Preparation and Lachman, L., Schwartz, J.B., (Eds.),
Assessment of Novel Coproceesed Pharmaceutical Dosage Forms Tablets,
Superdisintregant Consisting of Volume II, 327-330, Marcel Dekker, New
Crospovidone and Sodium Starch Glycolate: York.
A Technical Note, AAPS PharmSciTech., 8(1), Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi
1-13. dan Mikroskopi, diterjemahkan oleh Kosasih
Necel, 2009, Atherosklerosis, Padmawinata & Iwang Soediro, 3-4,
http://atherosklerosis.html, 3 Mei Penerbit ITB, Bandung.
2009.Anonim.1985.Tanaman Obat Voigt, R., 1984, Buku Ajar Teknologi Farmasi, 167 –
Indonesia I. Departemen Kesehatan RI, 168, 199 – 200, 579 -580 Gadjah Mada
Jakarta.pp 45. University Press, Yogyakarta.