You are on page 1of 2

Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan bukan hal yang asing lagi ditelinga kita, salah satunya di Negara Indonesia. .Hingga detik ini
pun kemiskinan masih menjadi permasalahan yang terberat karena memang tidak mudah bagi suatu
Negara untuk melepaskan permasalahan ini dari penduduk. Upaya perentasan kemiskinan terus
dilakukan oleh pihak pemerintah.Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang
dilakukan BPS, persentase penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen, menurun 0,25
persen poin terhadap September 2018 dan menurun 0,41 persen poin terhadap Maret 2018.

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap
September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018. Tercatat masih cukup besar yakni,
sekitar 32,5 juta jiwa atau lebih kurang 14,2 persen.

Kemiskinan suatu negara sendiri terjadi akibat beberapa faktor mulai dari faktor internal maupun
eksternal.dalam faktor internal pemerintahlah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya
kemiskinan,hal ini terkait dengan kebijakan seperti harga komuditas barang,upah miminum
regional,tingkat pengendalian inflasi dan masih banyak lagi..sedangkan dalam faktor eksternal ekonomi
global yang berperan penting dalam peningkatan maupun penurunan tingkat kemiskinan suatu
negara.seperti pada kasus kirisis moneter global yang terjadi pada tahun 1998 dan 2009 yang
mengakibatkan peningkatan kemiskinan dalam jumlah besar secara global.Kedua penyebab diatas
adalah segilintir faktor yang mempengaruhi kemiskinan suatu negara.Pada dasarnya penyebab
kemiskinaan akan selalu berkaitan satu dengan yang lain baik itu faktor internal maupun faktor
eksternal,dalam hal ini peran pemerintah akan sangat berdampak minim jika warga negara tidak selaras
dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan penanganan kemiskinan

Dengan adanya kondisi seperti ini banyak sekali dampak yang dihasilkan seperti diantaranya tingkat
kesehatan yang buruk , kriminalitas yang tinggi, pengangguran semakin banyak, serta banyaknya anak
yang putus sekolah.

Kemiskinan menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan karena masyarakat tidak mampu


mendapatkan makanan yang bergizi seimbang. Kebanyakan masyarakat yang sudah masuk dalam
kategori kemiskinan tidak memperhatikan gaya hidup sehat dan dengan mudah terserang berbagai
penyakit.Jika sudah jatuh sakit masyarakat tersebut tidak akan sanggup membayar
pengobatan/perawatan di RS misalnya.

Namu jika masyarakat memiliki kesehatan yang baik , maka bias mengurangi pengeluaran untuk berobat
dan biasanya digunakan untuk hal yang lain seperti membeli bahan pokok atau kebutuhan lainnya.

Dari segala rentan usia, anak-anak menjadi titik focus utama dampak kemiskinan ini, dikarenakan pada
rentan usia 0 – 17 tahun anak-anak sangat rentan terhadap hal tersebut misalkan 80% anak yang berasal
dari keluarga miskin mengalami beberapa hal seperti putus sekolah , melakukan tindakan kriminalitas
karena faktor keadaan yang mengakibatkan mereka melakukan hal tersebut dan hal itu mengakibatkan
tingkat pengetahuan atau SDM di Indonesia semakin rendah dan dapat mempengaruhi masa depan
mereka.
Berdasarkan data yang tercatat sebanyak 23,09% anak yang tidak bersekolah memang berada di bawah
garis kemiskinan,oleh karena itu pemerintah membuat program pendidikan yang dapat membantu
generasi muda bangsa untuk memperoleh pendidikan yang layak. Namun beberapa program pendidikan
yang telah diselenggarakan pemerintah Indonesia telah disalahgunakan seperti contoh KIP di Ibukota
yang seharusnya digunakan untuk pembayaran alat-alat sekolah terkadang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kedua orang tuanya

Seperti halnya banyak sekali anak – anak dibawah umur yang harus putus sekolah karena
memiliki keterbatasan ekonomi dan harus menjadi tulang punggung keluarga. Demi
kelangsungan hidup , mereka pun rela berjualan jajanan di area pendidikan atau bahkan meminta
sumbangan pada daerah-daerah tertentu dll. Hal ini menunjukkan……….

You might also like